Ns.docx

130
Sabtu, 08 Desember 2012 Askep Ca Mammae Laporan Pendahuluan A Latar Belakang Perkembangan Kanker telah dikenal oleh para pemikir sebelumnya dimana Hipokrates memberi nama kanker berasal dari bahasa latin yaitu “cancri atau kepitingkarena penyebarannya kesemua arah seperti kaki kepiting dan pada fase lanjut memberikan riwayat tidak dapat disembuhkan. Terminologi secara umum dipakai sekarang adalah tumor maligna atau neoplasma dimana neoplasma sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti pertumbuhan baru atau pembentukan baru. Sel normal dalam proses pembelahan sel dan membagi diri dalam proses yang teratur dengan tujuan yang khas dari perkembangan sel untuk mengganti sel yang rusak atau cedera sedangkan kalau sel itu membentuk jaringan baru disebut tumor atau neoplasma.(long, 1996) Neoplasma pada masa abnormal terdiri dari sel-sel yang mengalami proliferasi (proses bertambah banyak) bersifat otonom dan tak terkoordinasi, tidak adaptif meskipun rangsang dihilangkan terus tumbuh serta dibedakan atas jinak (benigna) yang sering disebut dengan tumor dan ganas (maligna) yang sering disebut kanker. Sifat neoplasma jinak (tumor) peristiwa lokal/setempat, proliferasi bersifat kohesif, pertumbuhan bersifat sebtrifugal dengan batas nyata, bergerak keluar, menyebabkan desakan jaringan sekitar, tidak menyebar jauh, laju pertumbuhan lambat dan ukuran tetap stabil selama berbulan- bulan/bertahun-tahun sedangkan sifat neoplasma ganas (Kanker) bertumbuh lebih cepat, progresif, tidak kohesif, penyebaran tidak teratur, tidak berkapsul, sukar dipisahkan dengan jaringan sekitar dan menyerbu kedaerah sekitar (infiltrasi), mencari jalan secara destruktif dimana sel neoplasma melepaskan diri dari tumor primer menuju sirkulasi mengakibatkan emboli sel sehingga tersangkut, keluar pembuluh darah berproliferasi menjadi tumor sekunder bersifat metastasis atau pengalihan penyakit dari bagian

description

b nbnnbnb

Transcript of Ns.docx

Page 1: Ns.docx

Sabtu, 08 Desember 2012

Askep Ca MammaeLaporan Pendahuluan

A       Latar BelakangPerkembangan Kanker telah dikenal oleh para pemikir sebelumnya dimana Hipokrates

memberi nama kanker berasal dari bahasa latin yaitu “cancri atau kepiting” karena penyebarannya kesemua arah seperti kaki kepiting dan pada fase lanjut memberikan riwayat tidak dapat disembuhkan. Terminologi secara umum dipakai sekarang adalah tumor maligna atau neoplasma dimana neoplasma sendiri berasal dari bahasa yunani yang berarti pertumbuhan baru atau pembentukan baru. Sel normal dalam proses pembelahan sel dan membagi diri dalam proses yang teratur dengan tujuan yang khas dari perkembangan sel untuk mengganti sel yang rusak atau cedera sedangkan kalau sel itu membentuk jaringan baru disebut tumor atau neoplasma.(long, 1996)

      Neoplasma pada masa abnormal terdiri dari sel-sel yang mengalami proliferasi (proses bertambah banyak) bersifat otonom dan tak terkoordinasi, tidak adaptif meskipun rangsang dihilangkan terus tumbuh serta dibedakan atas jinak (benigna) yang sering disebut dengan tumor dan ganas (maligna) yang sering disebut kanker. Sifat neoplasma jinak (tumor) peristiwa lokal/setempat, proliferasi bersifat kohesif, pertumbuhan bersifat sebtrifugal dengan batas nyata, bergerak keluar, menyebabkan desakan jaringan sekitar, tidak menyebar jauh, laju pertumbuhan lambat dan ukuran tetap stabil selama berbulan-bulan/bertahun-tahun sedangkan sifat neoplasma ganas (Kanker) bertumbuh lebih cepat, progresif, tidak kohesif, penyebaran tidak teratur, tidak berkapsul, sukar dipisahkan dengan jaringan sekitar dan menyerbu kedaerah sekitar (infiltrasi), mencari jalan secara destruktif dimana sel neoplasma  melepaskan diri dari tumor primer menuju sirkulasi mengakibatkan emboli sel sehingga tersangkut, keluar pembuluh darah berproliferasi menjadi tumor sekunder bersifat metastasis atau pengalihan penyakit dari bagian / alat tubuh satu kealat atau bagian tubuh lainnya yang tidak saling berhubungan yang biasanya bersifat lebih ganas dimana produksi sel-sel yang tidak normal dan tidak mengikuti jaringan yang normal.Salah satu neoplasma ganas yang sering terjadi pada beberapa kasus adalah carcinoma mammae dan jaringan sekitarnya

      Sehingga peran perawat dalam memberi asuhan keperwatan kepada pasien sangat besar dan sangat berpengaruh dimana perawat harus memiliki pengetahuan untuk pencegahan, pengawasan, dan pengobatan khususnya mengenai carcinoma mammae atau kanker mammae yang meliputi : 

B       Tujuan Askep Ca Mammae§      Tujuan Umum

1.         Menurunkan angka kematian kanker payudara2.         Meningkatkan kulalitas hidup penderita kanker payudara3.         Mengurangi permasalahan psiko-sosial penderita kankerpayudara.

§      Tujuan Khusus

Page 2: Ns.docx

1.         Mempersiapkan mental penderita preoperatif2.         Mengurangi perasaan nyeri pre d an post operatif3.         Mengurangi bau busuk ulkus yang tidak mengenakan

4.              Melatih pergerakkan sendi bahu supaya tidak mengalami kontraktur5.              Menghindari pembengkakan lengan6.              Mencegah infeksi luka operasi

C.     Konsep Dasar Carsinoma MammaePengertian                  Carsinoma Mammae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada jaringan mammae yang tidak normal/abnormal yang terbatas yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan mamae yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase.Penyakit kanker payudara/mammae adalah penyakit keganasan yang berasal dari struktur parenchim payudara. Paling banyak berasal dari efitel duktus laktiferus (70 %), efitel lobulus (10%) sisanya sebagian kecil mengenai jaringan otot dan kulit payudara, kanker payudara/mammae tumbuh lokal ditempat semula, lalu selang beberapa waktu menyebar melalui saluran limfe (penyebaran sisitemik) keorgan vital lain seperti paru-paru, tulang, hati, otak dan kulit.

EtiologiKarsinoma mammae secara pasti tidak diketahui penyebabnya tapi pencetus yang sering disebabkan olah estorogen yang lebih dikenal sebagai estorogen dependent mengandung eseptor  yang mengikat estradiol, suatu tife esterogen yang pertumbuhnya diangsang oleh esterogen, karena reseptor ini tidak muncul pada jaringan payudara yang normal

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala paling dini adalah berupa tumbuhnya benjolan pada daerah mamae,Klasifikasi TNM Kanker Payudara/mammae

Tahapan ukuran tumor Keterlibatan nodul MetatasisI kurang dari 2 cm Tidak aa NO Tidak ada (MO)II Kurang dari 5 cm (T1 dan T2)

Axillary nodes dapat berpindah (N1)

Tidak ada (MO)

III lebih dari 5 cm dengan invai kulit atau melebar pada dinding dada

Axillary nodes tetap atu dpat berpindah (N dan N2)

Tidak ada (MO)

IV setiap ukuran Setiap nodes Ya (M1)

PrognosaPrognosa kanker payudara dlam hal pencapaiansurvival yang tinggi dan perbaikan kualitas idup dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor prognostik primer antara lain :

1. Status kelenjar getah ening (lympa node  status) : jum;ah kelenjar getah bening invasi kapsul

Page 3: Ns.docx

2. Diameter tumor (tumor size) : diametr tumor mempunyai korelasi dengan penyebarannya kelenjar getah bening

3. Hormon reseptor (HR) status : esterogen reseptor (ER), progesteron reseptor (PR)

4. Histopathology status : nuclear rade, histologic grade

5. S-phase: indeks profilasi sell

6. DNA ploidy : ondeks diploid dan undiploid cell

7. HER-2 /new reseptor(C-er B-2 reseptor

8. P53

9. Epiermal growth faktor reseptor (EGFR)

10. Cathepsin D

11. Angiognesis

12. Umur

13. Staadium panyakit

 Patologi  

Ket :o   Apoptosis                                         : program sel dimatikan kalau abnormalo   Protoencogen                                   : mengatur proses pertumbuhano   Tumor supresor gen                          : yang mengatur pertumbuhano   BCL2 & MDM 2                                            : meregulasi protein yang dihasilkan oleh gen

                                                                 suppresoro   NER : Nucleotine eksesion refair       : gen perbaikkano   P53                                                 : protein yang mengatur expresi P21o   P21                                                 : protein yang menekan CDK4,6o   CDK                                                : Cyclin dependent protein kinase : yang berperan dalam

pembelahan sel 

Patofisiologi Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity

Nursing, 1997: 254). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu: 

Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae .Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker  mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker  mammae dan resiko kanker  mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun. 

Virus,  Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

Page 4: Ns.docx

Genetik-  Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic”  autosomal dominan.- Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17     mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.-  mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002). 

Defisiensi imunDefesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in shtu dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di  kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).  Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan  paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul)Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker. 

D. Penatalaksanaan Ca Mammae/kanker payudara

1.         PembedahanTerapi bedah  bertujuan kuratif dan paliatifJenis terapi : lokal /lokoregionalJenis terapi : terapi utama /terapi tambahanPrinsif terapi kuratif bedahPengangkatan sel kanker secara kuratif dapat dilakukan dengan cara :

·         Modified radikal mastektomi·         Breast conversing treatment (BCT) ± rekontruksi payudara·         Tumorrektomi /lumpektomi /kuadran tektomi /parsial mastektomi ± diseksi axsila

Pengobatan bedah kuratif dilakukan pada kanker payudara dini (stadium 0, I, dan II), dan pegobatan paliatif bedah adalah dengan mengangkat kanker payudara secara makroskopis dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopis  dan biasanya dilakukan pada stadium II dan IV dan juga untk mengurangi keluhan-keluhan penderita baik perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus

Page 5: Ns.docx

Tife-tife  pembedahan untuk membuang ca mammae·         Lympectomi           :

Pembuangan sederhana benjolan tumor·         Mastektomi parsial :

pembuangan tumor dan 2,5 – 7,5 cm (1 sampai3 inci) jaringan sekitarnya ubcutaneoou s·   Mastektomy :

pembuangan seluruh jaringan yang mendasari tumor payudara , meninggalkan /membiarkan kulit, areola dan memasukkan putting intact)

·   mastectomy sederhana         :menghilangkan seluruh payudara tapi tidak dengan nodus axillary

·   modifikasi mastektomy radikal           :menghilangkan seluruh payudara (dengan atau tanpa pectoralis minor) menghilangkan beberapa axilla lympa nodes

·   mastectoy radikal     :menghilangkan seluruh payudara, acillary lympa nodes, pectolaris muscle (besar atau kecil, dan lemak dan fasia yang berdekatan dengan pembedahan

Page 6: Ns.docx

2.         RadioterapiPegobatan radioterapi adalah untu penobatanlokal /lokoregional yang sifatnya bisa kuratif ataupaliatif. Radioterapi dapat merupakan terapi utama , misalnya pada operasi BCT dan kanker payudara stadium lanjut III. Sebagai terapi tambahan/adjuvan biasanya diberikan bersama dengan terapi bedah dan kemoterapi pada kanker stadium I, II dan IIIA . Pengobatan kemoterapi umumnya diberikan dalam regimen poliferasi lebih baik dibanding pemberian pengobatan monofaramasi / monoterapi

3.         Hormon terapiPengobatan hormon terapi untuk pengobatan sistemik untuk meningkatkan survival, yaitu dengan pemberian anti esterogen, pemberian hormon aromatase inhibitor, antiGn RH, ovorektomi. Pemberian hormon ini sebagai adjuvan stadium I, II, III, IV terutama pada pasiien yangreceptor hormon positif, hormon terpi dapat juga digunakan  sebagai terapi p[ravelensi kanker payudara.

4.         Terapi Paliatif dan painTerapi paliatif untuk dapat dikerjakan sesuai dengan keluhan pasien, untuk tujuan perbaikan kualitas hhdup. Dapat bersifat medikamentosa, paliatif (pemberian obat-obat paliatif) dan non medicamentosa (radiasi paliatif dan pembedahan paliatif)

5.         Immunoterapi dan ioterapiSampai saat ini penggunaan immunoterapi seperti pemberian interferon, modified molekuler, biologi agent, masih bersifat terbatas sebagai terapi adjuvan untuk mendukung keberhasilan pengobatan-pengobatan lainnya.Pengobatan bioterapi dengan rekayasa genetika u ntuk mengoreksi mutasi genetik untuk mengoreksi mutasi genetik masih dalam penelitian.

6.         Rehabilitasi fisik dan psikisPenderita kanker payudara sebaiknya setelah mendapat  pengobatan konvensiobnal seperti pembedahan, penyinaran, kemoterapi sebaiknya dilakukan rehabolitasi fisik untuk mencegah timbulnya komplikasi akiabt treatment tersebut. Rehabilitasi psikis juga diperlukan untuk mendorong semangat hidup yang lebh baik.

7.         KemoterapiPengobatan kemoterapi adalah pengobatan sisitemik yang mengguanakan obat-obat sitostatika melalui aliran sisitemik, sebagai terapi utama pada kanker stadium lanjut (stadium IIIB dan IV) dan sebagai terapi tambahan      Pada kasus karsinoma mammae dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan pengangkatan mammae (Mastektomi). Pengangatan tergantung sejauh mana pertumbuhan dan penyebaranya dipilih berdasar stadiumnya.dan chemoterapy

Asuhan Keperawatan klien pra dan pasca bedah Payudara, meliputi :Persiapan dan perawatan sebelum dan sesudah operasi

1         Sebelum dilakukan pembedahan, penderita disiapkan secara optimal antara lain :a.       Persiapan psikologis,

Page 7: Ns.docx

Persiapan psikologis bertujuan untuk membantu klien mempersiapkandiri dalam memhadapi operasi, perawta diharapkan mengetahui informasi dokter kepada pasien maupun keluarga, tentang macam tindakan yang akn dilakukan manfaatdan akibat yang mungkin muncul dan terjadi serta memberikan penjelasan tentang prosedur-prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi.

b.       psikososial,persiapan psikososial di tujukan menghindari adanya gangguan hubungan sosisal dan interpersonal dan peran dimasyarakat, akiabt perubahan kondisi kesehatan dimana klien seolah-olah klien tidak mampu menerima simpati dariorang lain, meraik diri dari pergaulan dan merasa canggung dan bersoislaisasi dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

c.       persiapan fisik yang baik,seperti :Ü  perawatan ulkus pada kanker payudara

adanya bau yangtidak sedap yang dapat mengganngu lingkungan sekitaranya, kaena ituperlu adanya perawatan yang intensif sebelu operasi, bau ini terjadi karena adanya jaringan n ekrotik yangdisertaidengan infeksi sekunde, untuk mengaurangi bau tersebut dapat dilakukan nekrotomi dan pencucian luka, bisa dengan BWC 3 %,  betadine 10%, dan antiseptik lainnya, dan jangan lupa mengerjakan kultur pus dan sensitifitas tes bakterinya.untuk mengatasi kesulitan-kesulitan atau komplikasi yang timbul kerena intervensi anesthesii maupun trauma pembedahannya.

Ü  Mengontrol data-data laboratorium, seperti pemeriksaan darah,  fungsi lever, fungsi normal, faal hemostasis, gula darah, , urine.

Ü  Menontrol kelengkapan data-data radiologi, seperti fhoto thorak, USG mamma, Mammografi, bone scan.

Ü  Pengosongan saluran pencernaan 6-8 jam dipuasakan kemudian 3-4 jam dilakukan lavemen,Ü  Pencukuran rambut ketiak dilakukan 2 jam sebelum operasiÜ  Mandi bersih dan keramas.

2.       Perawatan sesudah operasi

Mastektomi adalah suatu tindakan pengangkatan tumor beserta payudara dan kelenjar axilla.a. Fase pasca anesthesi

Setelah dilakukan mastektomi, penderita dipindah keruang pemulihan disertai dengan oleh ahli anesthesidan staf profesional lainnya.

b. Mempertahankan ventilasi pulmoner

Menghindari terjadiya obstruksi  pada periode anestesi  pada saluran pernafasan, diakibatkan  penyumbatan oleh lidahyangjatuh, kebelakang dan tumpukan sekret, lendir yang terkumpul dalam faring trakea atau bronkhial ini dapat dicegah dengan posisi yang tepat dengan posisi miring/setengah telungkup dengan kepala ditengadahkan bila klien tidak bisa batuk dan mengeluarkan dahak atau lendir, harus dilakukan  penghisapan dengan suction.

c. Mempertahankan sirkulasi

Pada saat klien sadar, baik dan stabil, maka posisi tidur diatur ”semi fowler” untuk mengurangi oozing venous (keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah halus) lengan diangkat untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadinya udema, semua masalah ini gangguan rasa nyaman (nyeri) akibat dari sayatan luka operasi merupakan hal yang pailing sering terjadi

Page 8: Ns.docx

d. Masalah psikologis

Payudara merupakan alat vital seseorang ibu dan wanita, kelainan atau kehilangan akibat operasi payudara sangat terasa oleh pasien,haknya seperti dirampas sebagai wanita normal, ada rasa kehilangan tentang hubungannya dengan ssuami, dan hilangnya daya tarik serta serta pengaruh terhadap anak dari segi menyusui.

e. Mobilisasi fisik

Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk mencegah atropi otot-otot kekakuan dan kontraktur sendi bahu, untuk mencegah kelainan bentuk (diformity) lainnya, maka latihan harus seimbang dengan menggunakan secara bersamaan.Latihan awal bagi pasien pasca mastektomi :

Ü  Pada hari pembedahan, melenturkan dan meluaskan gerakkan jari-jari membalik-balikan lenganÜ  Hari pertema pasca  operasi  harus sudah dimulai fisioterafi pasif dan aktif

Seperti :o   Fisioterapi aktif : melatih gerakkan-gerakkan sendi bahu reduksi, rotasi ssendi bahu jika

fisioteraifiditerapkan sedii mungkin tidak akan terjadi kontraktur sendi bahu dikemudian hari, dan juga dnegan fisioterafi dini, aliran drain lebih aktif dan lancar.

o   Selanjutnya pasien dapat mengosokkan gigi dan menyisir rambut, pasien haurs mengetahui gerakkan apa yang dilakukan dalam setiap latihan, misalnya dapat ,mengangkat lengan keatas, kesamping, dan kedepan, dapat menyisir rambut sendiri dan dapat memakai rambut sendiri, dengan lengan yang sakit, latihan harus kontiyu dan istirahat bila merasa sakit

3.       Perawatan post mastektomia. Pemasangan plester /hipafik

Dalam hal ini pemasangan plester pada operasi mastektomi hendaknya diperhatikan arah tarikan-tarikan kulit (langer ‘line) agar tidak melawan gerakkan-gerakkan alamiah, sehingga pasien dengan rileks menggerakkan sendi bahu tanpa hambatan dan tidak nyeri untuk itu perlu diperhatikan cara meletakkan kasa pada luka operasi dan cara melakukan fiksasi plester pada dinding dada.

§   Plester medial melewati garis midsternal§   Plester posterior melewati garis axillaris line/garis ketiak§   Plester posterior(belakang) melewati garis axillaris psoterior§   Plester superior tidak melewati clavicula§   Plester iferior harus melewati lubang drain§   Untuk dibawah klavicula ujug hifavik dipotong miring seperti memotong baju dan dipasang miring

dibawah ketiak sehingga tidak mengangu grakkan tangan.

b. Perawatan pada luka eksisi tumor

Bila dikerjakan tumorektomi,pakai hipafik ukuran 10 cm yang dibuat seperti BH sehingga menyangga payudara

c. Pemakaian drain redonm harus tetap vakum dan diukur jumlah cairan yang tertampung dalam botol drain tiap pagi, bila drain buntu, misalnya terjadi bekuan darah, bilain drain dengan PZ 5-10 cc supaya tetap lancar. Pada mastektomi radikal atau radikal modifikasi, drain umumnya dicabut setelah jumlah cairan dalam 24 jam tidak melebihi 20-30 cc, pada eksisi tumor mamma tidak melebihi 5 cc

Page 9: Ns.docx

d. Klien yang dikerjakan transplantasi kulit kalau kasa penutup luka basah dengan darah atau serum harus segera diganti, tetapi bola penutup  (thiersch) tidak boleh dibuka. Thiersch umumnya dibuka pada hari ke-7 pasc bedah untuk melihat apakah hidup atau mati

§  Kalau hidup, tutup lagi dengan sofratule dan kasa steril§  Kalau tidak hidup,luka dapat dikompres dengan larutasn boor atau larutan garam fisiologis dan

buang jaringan yang nekrotik.§  Demikian pula halnya kasa penutup donor dan dibuka hari ke 14, keculai kalau ada tanda-tanda

infeksi

e. Pemberian injeksi dan pengambilan darah

Pada klien yang dilakukan mastektomi radikal modifikasi sebagian besar kelenjar dari saluran getah bening axilla dieksisi, yang memudahkan terjadinya oedema lengan. Untuk mencegahnyajangan melkukan injekdi, mamasang infus, mengabil darah, dsb pada sisi yang sakit. Penderita harus menjaga lengn dan tangannya dengan baik supaya jangan sampai terjadi luka atau injeksi yangakan menambah kerusakansluran limfe diketiak yang sudah minimal, karena kalau terjadi oedema lengan sangat sukar mengoreksinya dan mungkin memerlukan operasi trasposisi omentum untuk mengatasinya.

f. Pengukuran tensi

Pemgukuran tensi jaringan pada lengan homolateral dan diseksi axilla karena memudahkan terjadinya oedema lengan.

E.      Dasar data pengkajian keperawatanData pre dan post operasi tergantung pada tipe khusus atau lokasi proses kanker dan komplikasi yang ada.

Page 10: Ns.docx

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGANCA MAMMAE

Pengkajian1.          Biodata

Ca mammae terjadi terutama pada usia lanjut (diatas 50 th), tetapi 80 % terjadi pada usia 35 tahun sampai 65 tahun cendrung meningkat 6 kali lipatJenis kelamin : laki-laki dibanding 1 :100

2.          Keluhan utama        Data SubjektifKlien mengeluh adanya benjolan atau ulkus padapayudara an kadang-kadang timbul nyeri, serta perasaan takut atau cemas.

Data ObjektifPada payudara terdapat adanya borok atau nodul-nodul yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengatKlien tampak enggan bergaul dan berintegrasi dengan pasien lainKlien terlihat  sedih dan sering melamunObservasi gejala memegang payudara dan wajah tampak menyeringai

3.          Riwayat penyakit      Sekarang :           Klien mengeluh adanya benjolan atau ulkus pada payudara dan kadang-

kadang timbul nyeri, serta perasaan takut atau cemas.Pada payudara terdapat adanya borok atau nodul-nodul yang mengeras serta bau tidak enak yang menyengat Klien tampak enggan bergaul dan berintegrasi dengan pasien lainKlien terlihat  sedih dan sering melamun, Observasi gejala memegang payudara dan wajah tampak menyeringai

      Dahulu:                 adanya siklus perubahan hormonal yang lama dan tidak ada heti-hentinya, menarche awal, menopuse terlambat dan tidak ada kehamilan,(long,1996), adanya riwayat kanker sebelumnya, riwayat kehamilan (nullipara, multipara), penggunaan obat-obatan hormonal kontrapsepsi, riwayat menstruasi (early menarce, late menopouse). Adanya papaaran radiasi riwayat peminum alkohol

      Keluarga:             Ibu dan anak prempuan khususnya dengan kanker   premenopuse atau kanker payudara bilateral, adanya anggota keluarga yang menderita ca mammae

4.          Pemeriksaan Ca Mammae/kanker payudara meliputi :o   Pemeriksaan skrening

Tujuan untuk menemukan kanker payudara dini pada penderita asimptomatis (tanpa keluhan) dengan tujuan menurunkan anka kamtian standar pemeriksaan skrining payudara dapat dilakukan denganMammografi        : tebukti lebih akurat mendeteksi kanker payudara berdiameter kurang dari 0,5 cm dengan acuration rate : ± 80-90 %

o   Pemeriksaan DiagnostikMeliputi :

1.       Anamnesa cermat mengenai waktu timbulnya tuor dan ada tidaknya faktor resiko2.       Ifeksi tanda-tanda kecurigaan kanker payudara3.       Palpasi, tanda-tanda kanker payudara.

o       Pemeriksaan ImagingTerdiri dari :

1.       Mammografi

Page 11: Ns.docx

2.       USG3.       MRI

o   Pemeriksaan MikroskopikPemeriksaan mikroskopik terdiri dari :

1.       Pemeriksaan biopsi terbuka (open Biopsy) : insisional biopsi dan eksisional biopsi2.       Pemeriksaan biopsi tertutup (minimal invasif biopsy) : needle aspiration biopsy, trucut biopsy

Needle aspiraton biopsy merupakan piliha utama untuk pemeriksaan diagnostik tumor payudara yang palpable mass, accuration rate ±  95 %

o   Pemeriksaan tambahan1.       Pemeriksaan torak fhoto2.       Pemeriksaaan bone scaning /bone survey3.       Pemeriksaan USG Abdomen /Bone siurvey4.       Pemeriksaan USG abdomen/CT scan abdomen5.       Pemeriksaan  tumor marker6.       Pemeriksaan darah/fungsiliver dan tulang7.       Pemeriksaan head CT-scan

KOMPLIKASI KEMOTHERAPI§  Efek samping :-          nausea, vomiting-          alopecia-          rasa (pengecap) menurun-          mucositis§  toksik-          hematologik : depresi sumsum tulang, anemia-          ginjal, hepar

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A.       Sistem Integumen1.       Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus2.       Inspeksi kemerahan & gatal, eritema3.       Perhatikan pigmentasi kulit4.       Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah

B.       Sistem Gastrointestinalis1.       Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah pemberian kemotherapi2.       Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit3.       Kaji diare & konstipasi4.       Kaji anoreksia5.       Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan

C.      Sistem Hematopoetik1.       Kaji Netropenia§  Kaji tanda infeksi§  Auskultasi paru§  Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe§  Kaji suhu

Page 12: Ns.docx

2.       Kaji Trombositopenia : < 50.000/m3 – menengah, < 20.000/m3 – berat3.       Kaji Anemia§  Warna kulit, capilarry refill§  Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo

D.      Sistem Respiratorik & Kardiovaskular1.       Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non produktif – terutama bleomisin2.       Kaji tanda CHF3.       Lakukan pemeriksaan EKG

E.       Sistem Neuromuskular1.       Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik2.       Perhatikan adanya parestesia3.       Evaluasi refleks4.       Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki5.       Kaji gangguan pendengaran6.       Diskusikan ADL

F.       Sistem genitourinari1.       Kaji frekwensi BAK2.       Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine3.       Kaji : hematuria, oliguria, anuria4.       Monitor BUN, kreatinin

DIAGNOSA KEPERAWATAN1.       Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan netropenia2.       Resiko perlukaan berhubungan dengan trombositopenia3.       Lemah berhubungan dengan anemia4.       Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan efek samping5.       Perubahan selaput mukosa berhubungan dengan stomatitis6.       Perubahan gambaran diri berhubungan dengan alopecia

INTERVENSI KEPERAWATAN1.       Mencegah infeksi2.       Mencegah perdarahan3.       Mengurangi kelelahan4.       Meningkatkan nutrisi5.       Mengurangi stomatitis6.       Meningkatkan koping pada perubahan gambaran diri

THERAPI RADIASITerapi radiasi menggunakan energi tinggi & getaran ion. Dapat menimbulkan kerusakan molekul sel dan perubahan biokimia : mematikan sel kanker

Jenis therapi radiasi :§  Teletherapi : cobalt, lineacc§  Brakhitherapi : dosis tinggi lebih terlokalisasi§  Intra operative radioterapi, hipertermia

Pertimbangan klinis :

Page 13: Ns.docx

§  Indikasi : digunakan tersendiri atau kombinasi§  Perencanaan pengobatan

Komplikasi :Komplikasi tergantung dari lokasi, jenis radiasi, dosis, status kesehatan klien

1.       Efek samping akut 1 – 6 bulan-          eritema-          lemah & lunglai-          nausea, muntah, diare-          oral : kering, mucositis, xerostomia-          dispnoe, pnemonia-          sistitis2.       Efek samping kronis > dari 6 bulan-          Kulit : fibrosis, kehitaman permanen atropi-          Gastro intestinal : fibrosis, obstruksi, ulkus, striktur-          Oral : xerostomia, pengecapan menurun, caries gigi-          Paru : fibrosis-          Ginjal : nefritis, fibrosis-          Kanker lain 5 – 7% leukemia

Pengkajian1.       Sistem terkait2.       Emosi/psikologis klien

Intervensi Keperawatan1.       Mempertahankan perawatan kulit secara optimal-          informasikan tentang reaksi kulit-          jangan menggunakan lotion, minyak kosmetik pada lokasi therapi hanya tepung maizena-          hindari, penekanan, penggosokan, garuk2.       Memastikan terlindungi dari efek radiasi

F.      Prioritas keperawatan pre dan post operasiPREOPERASI      1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pra dan pascaoperasi dan takut akan kecacatan.

       Batasan Karakteristik : Mengungkapkan keluhan khusus, merasa tidak mampu, meminta informasi, mengungkapkan kurang mengerti dan gelisah, menolak operasi.

       Goal : Cemas berkurang atau hilang.       Kriteria Hasil : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, melaporkan

berkurangnya cemas dan takut, mengungkapkan mengerti tentang pre dan post operasi, secara verbal mengemukakan menyadari terhadap apa yang diinginkannya yaitu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya.

       Rencana Tindakan :1.       Jelaskan apa yang terjadi selama periode praoperasi dan pascaoperasi, termasuk tes laboratorium

praoperasi, persiapan kulit, alasan status puasa,obat-obatan praoperasi,obat-obatan posoperasi, tinggal di ruang pemulihan, dan program paskaoprasi. Informasikan pada klien obat nyeri tersedia bila diperlukan untuk mengontrol nyeri.Rasional pengetahuan tentang apa yang diperkirakan membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerjasama pasien.

Page 14: Ns.docx

2.       Jika mastektomi akan dilakukan, konsultasikan dulu dengan pasien dan dokter untuk mendapatkan kunjungan dari tim medis yang bersangkutan. Atur waktu untuk berdiskusi dengan terapi tentang alternatif metoda-metoda untuk rehabilitasi suara.Rasional mengetahui apa yang diharapkan  dan melihat hasil yang sukses membantu menurunkan kecemasan dan memungkinkan pasien berpikir realistik.

3.       Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan pascaoperasi : satu atau dua hari akan dirawat di UPI sebelum kembali ke ruangan semula,. Rasional pengetahuan tentang apa yang diharapkan dari intervensi bedah membantu menurunkan kecemasan dan memungkinkan pasien untuk memikirkan tujuan yang realistik.

4.       Jika akan dilakukan matektomi, ajarkan pasien dan latih cara-cara latihan sebagai berikut :Latihan awal bagi pasien pasca mastektomi :

Ü  Pada hari pembedahan, melenturkan dan meluaskan gerakkan jari-jari membalik-balikan lenganÜ  Hari pertema pasca  operasi  harus sudah dimulai fisioterafi pasif dan aktif

Seperti :o   Fisioterapi aktif : melatih gerakkan-gerakkan sendi bahu reduksi, rotasi ssendi bahu jika

fisioteraifiditerapkan sedii mungkin tidak akan terj`di kontraktur sendi bahu dikemudian hari, dan juga dnegan fisioterafi dini, aliran drain lebih aktif dan lancar.

o   Selanjutnya pasien dapat mengosokkan gigi dan menyisir rambut, pasien haurs mengetahui gerakkan apa yang dilakukan dalam setiap latihan, misalnya dapat ,mengangkat lengan keatas, kesamping, dan kedepan, dapat menyisir rambut sendiri dan dapat memakai rambut sendiri, dengan lengan yang sakit, latihan harus kontiyu dan istirahat bila merasa sakit

2.         Menolak operasi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pre dan pascaoperasi, kecemasan, ketakutan akan kecacatan dan ancaman kematian.      Karakteristik data : kurang kerjasama dan menolak untuk dioperasi,menanyakan informasi tentang persiapan pre dan prosedur posoperasi.Goal : Klien akan bersedia dioperasi.Kriteria hasil : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, mengatakan mengerti pre dan posoperasi, mengatakan berkurangnya kecemasan, klien dioperasi.Rencana tindakan :

1.       Kaji faktor-faktor yang menyebabkan klien menolak untuk dioperasi.2.       Anjurkan keluarga untuk memberikan suport seperti dukungan spiritual.3.       Direncanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan no.1.

Page 15: Ns.docx

POSt OPERASI1.       Mempertahankan jalan napas tetap terbuka, ventilasi adekuat.2.       Membantu pasien dalam mengembangkan metode komunikasi alternatif.3.       Memperbaiki atau mempertahankan integritas kulit.4.       Membuat atau mempertahankan nutrisi adekuat.5.       Memberikan dukungan emosi untuk penerimaan gambaran diri yang terganggu.6.       Memberikan informasi tentang proses penyakit atau prognosis dan pengobatan.

Tujuan Pemulangan1.       Ventilasi atau oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu.2.       Komunikasi dengan efektif.3.       Komplikasi tercegah atau minimal.4.       Memulai untuk mengatasi gambaran diri.5.       Proses penyakit atau prognosis dan program terapi dapat dipahami.

Diagnosa Keperawatan1.       Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan efek dari anestesi, gangguan

kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.Batasan karakteristik : sulit bernapas, perubahan pada frekwensi atau kedalaman pernapasan,penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas tidak normal,sianosis.Goal : Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.Kriteria hasil : bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak sianosis,frekwensi napas normal.Rencana tindakan :Mandiri

1)       Awasi frekwensi atau kedalaman pernapasan.Auskultasi bunyi napas. Selidiki kegelisahan, dispnea, dan sianosis. Rasional perubahan pada pernapasan, adanya ronki,mengi,diduga adanya retensi sekret.

2)       Tinggikan kepala 30-45 derajat. Rasional memudahkan drainase sekret, kerja pernapasan dan ekspansi paru.

3)       Dorong menelan bila pasien mampu. Rasional mencegah pengumpulan sekret oral menurunkan resiko aspirasi. Catatan : menelan terganggu bila epiglotis diangkat atau edema paskaoperasi bermakna dan nyeri terjadi.

4)       Dorong batuk efektif dan napas dalam. Rasional memobilisasi sekret untuk membersihkan jalan napas dan membantu mencegah komplikasi pernapasan.

5)       Hisap selang laringektomi atau trakeotomi, oral dan rongga nasal. Catat jumlah, warna dan konsistensi sekret. Rasional  mencegah sekresi menyumbat jalan napas, khususnya bila kemampuan menelan terganggu dan pasien tidak dapat meniup lewat hidung.

6)       Observasi jaringan sekitar selang terhadap adanya perdarahan. Ubah posisi pasien untuk memeriksa adanya pengumpulan darah dibelakang leher atau balutan posterior.Rasional sedikit jumlah perembesan mungkin terjadi. Namun perdarahan terus-menerus atau timbulnya perdarahan tiba-tiba yang tidak terkontrol dan menunjukkan sulit bernapas secara tiba-tiba.

7)       Ganti selang atau kanul sesuai indikasi. Rasional mencegah akumulasi sekret dan perlengketan mukosa tebal dari obstruksi jalan napas. Catatan : ini penyebab umum distres pernapasan atau henti napas pada paskaoperasi.

Kolaborasi

Page 16: Ns.docx

8)      Berikan humidifikasi tambahan, contoh tekanan  udara atau oksigen  dan peningkatan masukan cairan.Rasional fisiologi normal ( hidung) berarti menyaring atau melembabkan  udara yang lewat.Tambahan kelembaban menurunkan mengerasnya mukosa dan memudahkan batuk atau penghisapan sekret melalui stoma.

9)      Awasi seri GDA atau nadi oksimetri, foto dada. Rasional pengumpulan sekret atau adanya ateletaksis dapat menimbulkan pneumonia yang memerlukan tindakan terapi lebih agresif.

2.       Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan bedah     pengangkatan, radiasi atau agen kemoterapi, gangguan sirkulasi atau suplai darah,pembentukan udema dan pengumpulan atau drainase terus-menerus.Karakteristik data : kerusakan permukaan kulit atau jaringan, kerusakan lapisan kulit atau jaringan.Goal : Menunjukkan waktu penyembuhan yang tepat tanpa komplikasi.Kriteria hasil : integritas jaringan dan kulit sembuh tanpa komplikasiRencana tindakan :

1)       Kaji warna kulit, suhu dan pengisian kapiler pada area operasi dan tandur kulit.Rasional kulit harus berwarna merah muda atau mirip dengan warna kulit sekitarnya. Sianosis dan pengisian lambat dapat menunjukkan kongesti vena, yang dapat menimbulkan iskemia atau nekrosis jaringan.

2)       Pertahankan kepala tempat tidur 30-45 derajat. Awasi edema wajah ( biasanya meningkat pada hari ketiga-kelima pascaoperasi ).Rasional meminimalkan kongesti jaringan paskaoperasi dan edema sehubungan dengan eksisi saluran limfe.

3)       Pertahankan posisi somifowler pada punggung atau sisi yang tidak sakit dengan lengan tinggi dan disokong dengan bantal Rasional memabantu drainase dengan bantuan gravitasi

4)       Awasi drainase berdarah dari sisi operasi, jahitan dan drein.Rasional drainase berdarah biasanya tetap sedikit setelah 24 jam pertama. Perdarahan terus-menerus menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian medik.

5)       Catat atau laporkan adanya drainase seperti susu. Rasional drainase seperti susu menunjukkan kebocoran duktus limfe torakal ( dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh dan elektrolit ).Kebocoran ini dapat sembuh spontan atau memerlukan penutupan bedah.

6)       Ganti balutan sesuai indikasi bila digunakan. Rasional balutan basah meningkatkan resiko kerusakan jaringan atau infeksi. Catatan : balutan tekan tidak digunakan diatas lembaran kulit karena suplai darah mudah dipengaruhi.

7)       Bersihkan insisi dengan cairan garam faal steril dan peroksida ( campuran 1 : 1 ) setelah balutan diangkat. Rasional mencegah pembetukan kerak , yang dapat menjebak drainase purulen, merusak tepi kulit, dan meningkatkan ukuran luka. Peroksida tidak banyak digunakan karena dapat membakar tepi dan menggangu penyembuhan.

8)       Jangan melakukan pengukuran TDm menginjeksikan obat atau memasukkan IV pada lengan yang sakit. Rasional, meningkatkan pontensial konstriksi infewksi, dan limfadema pada sisi yang sakit

9)       Kosongkan drain luka secara periodik catat jumlah dan karakteristik drainaseRasional, akumulasi cairan drainase (cont, limfe, darah meningkatkan penyembuhan dan menurunkan kerentanan terhadap infeksi, alat penghisap (contoh, hemovac, jacsonfart) sering dimasukkan selama masa pembedahan untuk mempetahankan tekanan negatif pad aluka, selang bisanya diangkat sekitar hari ketiga atau bila drainase berhenti.

Page 17: Ns.docx

Kolaborasi10)   Berikan antibiotik oral, topikal dan IV sesuai indikasi. Rasional mencegah atau mengontrol

infeksi.

3.       Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi, kebersihan oral tidak adekuat, kanker oral, penurunan produksi saliva sekunder terhadap radiasi atau prosedur pembedahan dan defisit nutrisi.Karakteristik data : Xerostomia ( mulut kering ), ketidaknyamanan mulut, saliva kental atau banyak, penurunan produksi saliva, lidah kering,pecah dan kotor,bibir inflamasi, tidak ada gigi.Goal : menunjukkan membran mukosa oral baik atau integritas membran mukosa baik.Kriteria Hasil : mulut lembab atau tidak kering, mulut terasa segar, lidah normal, bersih dan tidak pecah, tidak ada tanda inflamasi pada bibir.Rencana tindakan :Mandiri

1)       Inspeksi rongga oral dan perhatikan perubahan pada saliva.Rasional kerusakan  pada kelenjar saliva dapat menurunkan produksi saliva, mengakibatkan mulut kering. Penumpukan dan pengaliran saliva dapat terjadi karena penurunan kemampuan menelan atau nyeri tenggorok dan mulut.

2)       Perhatikan perubahan pada lidah, bibir, geligi dan gusi serta membran mukosa. Rasional pembedahan meliputi reseksi parsial dari lidah, platum lunak, dan faring. Pasien akan mengalami penurunan sensasi dan gerakan lidah, dengan kesulitan menelan dan peningkatan resiko aspirasi sekresi, serta potensial hemoragi. Pembedahan dapat mengankat bagian bibir mengakibatkan pengaliran saliva tidak terkontrol. Geligi mungkin tidak utuh ( pembedahan ) atau mungkin kondisinya buruk karena malnutrisi dan terapi kimia. Gusi juga dapat terinflamasi karena higiene yang buruk, riwayat lama dari merokok atau mengunyah tembakau atau terapi kimia. Membran mukosa mungkin sangat kering, ulserasi,eritema,dan edema.

3)       Hisapan rongga oral secara perlahan atau sering. Biarkan pasien melakukan pengisapan sendiri bila mungkin atau menggunakan kasa untuk mengalirkan sekresi. Rasional saliva mengandung enzim pencernaan yang mungkin bersifat erosif pada jaringan yang terpajan. Karena pengalirannya konstan, pasien dapat meningkatkan kenyamanan sendiri dan meningkatkan higiene oral.

4)       Tunjukkan pasien bagaimana menyikat bagian dalam mulut, platum, lidah dan geligi dengan sering. Rasional menurunkan bakteri dan resiko infeksi, meningkatkan penyembuhan jaringan dan kenyamanan.

5)       Berikan pelumas pada bibir; berikan irigasi oral sesuai indikasi. Rasional mengatasi efek kekeringan dari tindakan terapeutik; menghilangkan sifat erosif dari sekresi.

4.       Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya selang nasogastrik atau orogastrik.

  Karakteristik data : Ketidaknyamanan pada area bedah atau nyeri karena insisi bedah, perilaku distraksi, gelisah, perilaku berhati-hati.Goal : Nyeri klien akan berkurang atau hilang.Kriteria hasil : klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan ekpresi wajah ceria.Rencana tindakan :

1)       Kaji keluahan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas nyeri (o-10). Perhatikan petunjuk verbal dan nor verbal. Rasional membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan

Page 18: Ns.docx

kebutuhan untuk efektif analgesik. Jumlah jaringan, otot, dan sisitem limfatik diangkat dapat dapat mempengaruhi jumlah nyeri yang dialami. Kerusakan saraf pada regio aksilaris yang menyebabkan kebas pada lengan atas dan regio skapula yang dapat ditoleransi daripada nyeri pembedahan catatan : nyeri pada dinding dapat terjadidari tegangan otot, dipengaruhi oleh panas atau dingin ekstrem, dan berlanjut selama beberapa bulan.

2)       Diskusikan masih adanya sensasipayudara normal. Rasional memberikan kenyakinan bahwa sensasi bukan imajinasi dan penghilangan dapat dilakukan

3)       Batu pasien menemukan posisi yang nyaman. Rasional. Peninggian lengan, ukuran baju,  dan adanya drain mempengaruhi kemampuan pasien utuk rilwks dan tidur/istirahat secara efektif.

4)       Catat indikator non verbal dan respon automatik terhadap nyeri. Evaluasi efek analgesik. Rasional alat menentukan adanya nyeri dan keefektifan obat.

5)       Anjurkan penggunaan perilaku manajemen stres, contoh teknik relaksasi, bimbingan imajinasi. Rasional meningkatkan rasa sehat, dapat menurunkan kebutuhan analgesik dan meningkatkan penyembuhan.

6)       Kolaborasi dengan pemberian analgesik, contoh codein, ASA, dan Darvon sesuai indikasi. Rasional derajat nyeri sehubungan dengan luas dan dampak psikologi pembedahan sesuai dengan kondisi tubuh.Diharapkan dapat menurunkan atau menghilangkan nyeri.

5.       Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan payudara, perubahan anatomi tubuh.Karakteristik data :perasaan negatif tentang citra diri, perubahan dalam keterlibatan sosial, ansietas, depresi, kurang kontak mata.Goal : Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri sendiri.Kriteria hasil : menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positip dengan orang lain.Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah terjadi.Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup. Berpartisipasi dalam tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi.Rencana tindakan :

1)       Diskusikan arti kehilangan atau perubahan dengan pasien, identifikasi persepsi situasi atau harapan yang akan datang.Rasional alat dalam mengidentifikasi atau mengartikan masalah untuk memfokuskan perhatian dan intervensi secara konstruktif.

2)       Catat bahasa tubuh non verbal, perilaku negatif atau bicara sendiri. Kaji pengrusakan diri atau perilaku bunuh diri. Rasional dapat menunjukkan depresi atau keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian lanjut atau intervensi lebih intensif.

3)       Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, depresi, marah. Rasional pasien dapat mengalami depresi cepat setelah pembedahan atau reaksi syok dan menyangkal. Penerimaan perubahan tidak dapat dipaksakan dan proses kehilangan membutuhkan waktu untuk membaik.

4)       Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positip yang akan membaik. Rasional penolakan dapat mengakibatkan penurunan harga diri dan mempengaruhi penerimaan gambaran diri yang baru.

5)       Kolaboratif dengan merujuk pasien atau orang terdekat ke sumber pendukung, contoh ahli terapi psikologis, pekerja sosial, konseling keluarga. Rasional pendekatan menyeluruh diperlukan untuk membantu pasien menghadapi rehabilitasi dan kesehatan. Keluarga memerlukan bantuan dalam pemahaman proses yang pasien lalui dan membantu mereka dalam emosi mereka.

Page 19: Ns.docx

Tujuannya adalah memampukan mereka untuk melawan kecendrungan untuk menolak dari atau isolasi pasien dari kontak sosial.

6.         Ganguan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan massa otot/ kekuatan otot akiabt luka bekas operasiKarakteristik data : perasaannyeri pada saatr aktifitas, menolak untuk bergerak, membatasi rentang gerak.Goal : mobilisasi fisik dapat terpenuhi dan berpartisifasi aktif dalam terapi.Kriteria hasil : menunukkan tehnik yang memampukan melakukan aktivitas, Peningkatan kekuatan  bagian dalam tubuh yang sakit.Intervensi :

1)       Tinggikan lengan yang sakit sesuaiindikasi mulai melakukan rentang gerak psif (con : pleksi/ekstensi siku, pronasi/supinasi pergelangan, menekuk/ekstensi jari) sesegera mungkin. Rasional. Meningkatkan aliran limfe vena, mengurngi kemungkinan limfadema. Latihan pasca oerasi dini biasanya muaipada 24 jam pertama untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak/mobilisasi.

2)       Biarkan pasien untuk menggunakan lengan utuk kebersihan diri, contoh makan, menyisir rambut, mencucui muka, Rasionalpeningkatan sirkulasi, membantu meminimalkan edema dan mempertahankan kekuaatan dan fungsi lengn da tangan, aktivitas ini menggunakan lengan tanpa abduksi yang dapat menekan jahitan pada periode pasca operasi.

3)       Bantu dalam perawatan diri  sesuai dengan keperlan. Rasional . menghemat energi mencegah kelelahan.

4)       Tingkatkan latihan ssesuai indikasi, contoh ekstensi aktif lengandan rotasi bahu saat berbaring sitempat tidur, mengpakkan pendulum, memutar tali, mengangkat lengan untuk menyentuh ujung jari dibelakang kepala. Rasional mencegah kekakuan sendi, meningkatkan sirkulasi dan mempertahankan  tonus otot bahu dengan lengan.

5)       Lanjttkan pada tangan (jari berjalan didinding) menjepit tangan dibelakang kepala, dan latihan abduksi penuh sesgera mungkin pasien dapat melakukan Rasional karenakelompok latihan ini dapat menyebabkan tegangan berlebihan pada insisi, sampai terjadi proses penyembuhan lebih lanjut, latihan dihentikan.

6)       Evaluasi adanya /derajat latihan sehubungan dengan nyeri dan perubahan mobilisasi sendi, mengukur lengan atas dan lengan bawah bila terjadi udema.rasional. mengawasi kemujuan/perbaikkan koplikasi dapat memerlukan penundaan untuk meningkatkan adanya latihan dan menunggu  sampai penyembuhan berikutnya.

Page 20: Ns.docx

DAFTAR    PUSTAKA

Dunna, D.I. Et al. 1995. Medical  Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd Edition : WB Sauders.

Long, C. Barbara (1996). Essential Of Medical – Surgical Nursing A Nursing Process Approcach. C.V Mosbx Company St Louis, USA.

PPNI pertemuaan ilmiah perawat bedah Indonesia (2000) “ Pendekatan asuhan keperawtan secara parifurna dalam penanganan kasus bedah” Surabaya

Rothrock, C. J. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.Diposkan oleh laloe Rezan di 21.16 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:Poskan KomentarLink ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Ns.Rezan

laloe Rezan 

curiculum vitae

Nama ; Lalu Rezan Saleh S.Kep.,Ners 

alamat ; mangkung, kec.praya barat. kab. lombok tengah.NTB 

SD 2 mangkung 

SMP 2 praya barat SMA 1 ibrahimy Sukorejo Situbondo

PT.Unipdu jombang 

Lihat profil lengkapku

Page 21: Ns.docx

Arsip Blog

▼  2012 (9)o ▼  Desember (9) askep appendiktomi

ASKEP EFUSI PLEURA ASKEP KISTA OVARI Askep RHD (Rematik heart diseases) Askep Hepatoma Penyakit Jantung Infeksi Konsep Hipertensi Askep Ca Mammae

Basic Live Suport

Daily Calendar

Digital clock

Page 23: Ns.docx

Google+ Badge Total Tayangan Laman

Pengikut

Ns.Rezan. Template Awesome Inc.. Gambar template oleh simonox. Diberdayakan

oleh Blogger.

LAPORAN PENDAHULUAN MASTEKTOMI

         A.   LANDASAN TEORITIS MASTEKTOMI

            Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis

pada keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang

terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit

diatas tumornya disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III

secara en bloc TANPA mengangkat m.pektoralis major dan minor.

Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada beberapa factor

meliputi :

o   Usia

o   Kesehatan secara menyeluruh

o   Status menopause

Page 24: Ns.docx

o   Dimensi tumor

o   Tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya

o   Stadium tumor dan keganasannya

o   Status reseptor homon tumor

o   Penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe atau belum

Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan kedalam tiga kategori : mastektomi

radikal, mastektomi total dan prosedur yang lebih terbatas ( contoh segmental,

lumpektomi ).

1.   Mastektomi preventif ( preventife mastectomy) disebut juga prophylactic

mastectomy.operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh

payudara dan putting atau berupa subcutaneous mastectomy dimana seluruh payudara

diangkat namun putting tetap dipertahankan .

2.   Mastektomi total ( sederhana ) mengangkat semua jaringan payudara tetapi semua

atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.

3.   Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara , beberapa atau semua

nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor.otot dada mayor masih

utuh.Mastektomi radikal ( halsted ) adalah prosedur yang jarang dilakukan yaitu

pengangkatan seluruh payudara, kulit, otot pektoralis mayor dan minor, nodus limfe

ketiak dan kadang-kadang nodus limfe mamari internal atau supra klavikular.

4.   Prosedur membatasi ( contoh : lumpektomi ) mungkin dilakukan pada pasien rawat

jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan sekitarnya diangkat. Lumpektomi

dianggap tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan

putting.prosedur meliputi dignostik ( menentukan tipe sel ) dan atau pengobatan bila

dikombinasi dengan terapi radiasi.

            Berdasarkan tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan menjadi dua

macam yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif. Prinsip terapi bedah kuratif adalah

pengangkatan seluruh sel kanker tanpa meninggalkan sel kanker secara mikroskopik.

Page 25: Ns.docx

Terapi bedah kuratif ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I dan

II).

            Sedangkan tujuan terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat kanker

payudara secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopik.

Pengobatan bedah palliatif ini pada umumnya dilakukan untuk mengurangi keluhan-

keluhan penderita seperti perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan

pada kanker payudara stadium lanjut,yaitu stadium III dan IV.

Prosedur pengangkatan sel kanker dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

1.    Mastektomi radikal, yaitu Mengangkat seluruh payudara, kulit, otot mayor dan minor,

nodus limfe aksila dan jaringan lemak disekitarnya.

2.    Mastektomi radikal modifikasi, seperti mastektomi radikal tetapi otot pektoralis mayor

dipertahankan.

3.    Mastektomi sederhana, Mengangkat payudara dengan mempertahankan otot-otot yang

menyokong.

4.    Mastektomi parsial, Mengangkat lesi dan jaringan disekitarnya termasuk nodus limfe.

5.    Lumpektomi, Mengangkat lesi dan 3 sampai 5 cm jaringan ditepinya, jaringan payudara

dan kulitnya dipertahankan.

Beberapa tipe mastektomi yang ada pada saat ini

1. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)

        Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi ini dapat

berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan puting. Atau

berupa subcutaneous mastectomy, dimana seluruh payudara diangkat namun puting

tetap dipertahankan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker

payudara dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi preventif pada

wanita dengan risiko tinggi.           

Page 26: Ns.docx

MASTEKTOMI

Gambar payudara seorang wanita 25 tahun. menjalani prophylacyic mastectomy dan

telah mengalami rekonstruksi dengan menutup lubang bekas operasi dengan dengan

jaringan yang diambil dari perutnya.

           

2.  Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)

        Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya, namun

simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy terpisah

dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe pertama.

MASTEKTOMI

Total mastectomy

3. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy)

        Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM)-mastektomi

radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih ringan daripada mastektomi

radikal, dan ssat ini banyak dilakukan di Amerika. Dengan MRM, seluruh payudara

Page 27: Ns.docx

akan diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak, tetapi otot pectoral (mayor dan

minor) – otot penggantung payudara – masih tetap dipertahankan. Kulit dada dapat

diangkat dapat pula dipertahankan, Prosedur ini akan diikuti dengan rekonstruksi

payudara yang akan dilakukan oleh dokter bedah plastik.

MASTEKTOMI

Modified Radical Mastectomy

4.  Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy)

        Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’, termasuk puting.

Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot dibawah payudara, serta

simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif namun

merupakan bentuk mastektomi yang lebih ‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.

Page 28: Ns.docx

MASTEKTOMI

4. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental Mastectomy)

        Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker

payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving therapy-

terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara dimana tumor

bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan

sel kanker pada jaringan payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan

ditembakkan pada beberapa bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh

kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.

MASTEKTOMI

Partial Mastectomy

5. Quandrantectomy

        Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini,

dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan

dengan lumpektomi.

Page 29: Ns.docx

MASTEKTOMI

Quandrantectomy

Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk kulit dan

jaringan konektif (breast fascia).  Cairan berwarna biru disuntikkan untuk

mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung sel kanker.

6. Lumpectomy atau sayatan lebar,

        Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan

normal di sekitarnya.  Lumpektomi (lumpectomy) hanya mengangkat tumor dan sedikit

area bebas kanker di jaringan payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker ditemukan di

kemudian hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur ini disebuat

re-excision (terjemahan : pengirisan/penyayatan kembali).

MASTEKTOMI

Page 30: Ns.docx

Lumpectomy

7. Excisional Biopsy

        Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan

normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan jika biopsy dengan

sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.

MASTEKTOMI

Excisional Biopsy

          B.   INDIKASI OPERASI MASTEKTOMI

           Kanker payudara stadium dini (I,II)

           Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu

           Keganasan jaringan lunak pada payudara.

          C.   KONTRA INDIKASI OPERASI MASTEKTOMI

           Tumor melekat dinding dada

           Edema lengan

           Nodul satelit yang luas

Page 31: Ns.docx

           Mastitis inflamatoar

          D.   PERSIAPAN PERIOPERATIF MASTEKTOMI

1.      Fase Preoperatif Mastektomi

Fase preoperatif dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi dan diakhiri

ketika pasien dikirim ke kamar operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu

tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien. Wawancara praoperatif

dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dalam pembedahan

a.   Pengkajian :

      Identitas pasien

      Tanda-tanad vital

      Riwayat penyakit : alergi, penyakit paru (asma, PPOM, TB paru), penggunaan narkoba,

alkoholisme, menggunakan obat seperti kortikosteroid dan obat jantung

      Riwayat kesehatan keluarga : DM. Hipertensi

      Status nutrisi : BB, puasa, tinggi badan

      Keseimbangan cairan dan elektrolit

      Ada tidaknya gigi palsu, pemakaian lensa kontak, atau cat kuku dan implan prosthesis

lainnya

      Pencukuran daerha operasi

      Kolaborasi dengan dokter anestesi tentang pemberian jenis anestesi dan pemakaian

obat anestesi yang akan dilakukan

      Pemeriksaan penunjung : rontgen, EKG, pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, faal

hepar, faa ginjal, masa pembekuan darah), biopsi, pemeriksaan gula darah

      Informed consent

      Penentuan status ASA

                   Diagnosa keperawatan pre operasi Mastektomi

           Cemas berhubungan dengan krisis situasional

           Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan

Page 32: Ns.docx

           Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

Rencana Keperawatan pre operatif   Mastektomi : DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Cemas berhubungan

dengan perubahan

status kesehatan

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan

selama..... pasienmenunjukan anxiety

control dengan kriteria hasil:

·  pasien kooperatif

·  Mampu mengidentifikasikan cemas

dengan bahasa tubuh yang tenang·  Vital sign dbn

Anxiety reduction :

·   Tenangkan pasien

·   Jelaskan seluruh

prosedurt tindakan

kepada pasien dan

perasaan yang mungkin

muncul pada saat

melakukan tindakan

·   Berusaha memahami

keadaan pasien

·   Berikan informasi tentang

diagnosa, prognosis dan

tindakan

·   Mendampingi pasien

untuk mengurangi

kecemasan dan

meningkatkan

kenyamanan

·   Dorong pasien untuk

zmenyampaikan tentang

isi perasaannya

·   Kaji tingkat kecemasan

·   Dengarkan dengan

penuh perhatian

·   Ciptakan hubungan

Page 33: Ns.docx

saling percaya

·   Bantu pasien

menjelaskan keadaan

yang bisa menimbulkan

kecemasan

·   Bantu pasien untuk

mengungkapkan hal hal

yang membuat cemas

·   Ajarkan pasien teknik

relaksasi

·   Berikan obat obat yang

mengurangi cemas

Kurang pengetahuan

tentang penyakit,

perawatan,pengobatankurang paparan terhadap informasi

Setelah dilakukanasuhan

keperawatan selama......,

pengetahuan klien meningkat dengan

kriteria hasil

 Klien mampu menjelaskan kembali

apa yang dijelaskan

Klien kooperative saat dilakukan

tindakan

Teaching : Dissease

Process

- Kaji  tingkat pengetahuan

klien dan keluarga tentang

proses penyakit

-Jelaskan tentang

patofisiologi penyakit,

tanda dan gejala serta

penyebabnya

-Sediakan informasi tentang

kondisi klien

-Berikan informasi tentang

perkembangan klien

-Diskusikan perubahan gaya

hidup yang mungkin

diperlukan untuk

Page 34: Ns.docx

mencegah komplikasi di

masa yang akan datang

dan atau kontrol proses

penyakit

-Jelaskan alasan

dilaksanakannya tindakan

atau terapi

-Gambarkan komplikasi

yang mungkin terjadi

-Anjurkan klien untuk

mencegah efek samping

dari penyakit

-Gali sumber-sumber atau

dukungan yang ada-Anjurkan klien untuk

melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan

Nyeri akut b.d agen injuri biologi Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 1x pertemuan

nyeri klien berkurang dengan kriteria

hasil:

     Nyeri terkontrol

     Klien menggunakan teknik non

farmakologi untuk mengurangi nyeri     Tanda vital dalam rentang normal

       Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi

       Monitor vital sign

       Gunakan teknik

komunikasi terapeutik

untuk mengetahui

pengalaman nyeri

       Ajarkan teknikrelaksasi nafas dalam

Page 35: Ns.docx

untuk mengurangi nyeri

2.      Fase Intraoperatif Mastektomi

Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah dan

berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.

Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4 hal, yaitu :

         a.   Safety Management (Pengaturan posisi pasien)

Faktor penting yang harus diperhatikan ketika mengatur posisi di ruang operasi

adalah: daerah operasi, usia, berat badan pasien, tipe anastesidan nyeri. Posisi yang

diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi, respirasi, tidak melakukan penekanan yang

berlebihan pada kulit dan tidak menutupi daerah atau medan operasi.

-     Kesejajaran fungsional maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat selama

operasi. Operasi yang berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula  supine

-     Pemajanan area pembedahan maksudnya adalah daerah mana yang akan dilakukan

tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini perawat dapat

mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping

-     Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi

dengan tujuan untuk mempermudah proses pembedahan juga sebagai bentuk jaminan

keselamatan pasien dengan memberikan posisi fisiologis dan mencegah terjadinya

injury.

-     Memasang alat grounding ke pasien

-     Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien untuk menenagkan pasien

selama operasi sehingga pasien kooperatif.

-     Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap seperti : cairan infus,

oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.

b.   Monitoring Fisiologis

-     Melakukan balance cairan

-     Memantau kondisi cardiopulmonal meliputi fungsi pernafasan, nadi, tekanan

darah, frekuensi denyut jantung, saturasi oksigen, perdarahan dll.

Page 36: Ns.docx

-     Pemantauan terhadap perubahan vital sign

          c.    Monitoring Psikologis

-     Memberikan dukungan emosional pada pasien

-     Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi

-     Mengkaji status emosional klien

-     Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan (jika ada perubahan)

          d.  Pengaturan dan koordinasi Nursing Care

-     Memanage keamanan fisik pasien

-     Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis

            Obat-obat anestesi :

1.    Obat-obat premedikasi

SA 0,001-0,002 mg/KgBB

Midazolam 0,1-0,2 mg/KgBB

Fentanyl 1-2 mcg/KgBB

Pethidin 1 mg/KgBB

2.    Obat antiemetik

Ondansetron 4mg/2mL

Sotatic 10mg/2 mL

3.    Obat induksi

Propofol 1,5-2,5 mg/Kg/BB

4.    Obat musculorelaksan

Recorium bromide 0,5-1 mg/Kg/BB

Sucynil Colin 1 mg/KgBB

Roculax 0,5-1 mg/KgBB

5.    Obat emergency

Adrenalin injeksi

Epidrin injeksi

Dexamethason injeksi

Page 37: Ns.docx

Aminophilin injeksi

6.    Obat analgetik

Ketorolac 30 mg/ 1 mL

Torasix 30mg/1 mL

7.    Oat antidotum

Prostigmin dan narkan

8.    Cairan yang diperlukan

Kristaloid seperto ringer laktat, aquadest 25 CC untuk larutan obat, assering

Koloid seperti fimahest atau gelofusion 

 

MASTEKTOMI

Prosedur Operasi Mastektomi

Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1.    Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi

diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal tipis.

2.    Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian

bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma

kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas

didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek steril

dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril

3.    Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan kasa

steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.

Page 38: Ns.docx

4.    Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted, insisi

S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian dibuat flap.

5.    Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap

bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus dorsi

dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis

6.    Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan,

terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat sampai

pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan maamma

dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior (mastektomi simpel). Pada

mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai

7.    Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I (lateral

m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level III ( medial m.

pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa aksilaris, karena dapat

mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan mamma diligasi.

Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan thoracalis dorsalis,

interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan akhirnya jaringan

mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en bloc)

8.    Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.

9.    Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga dengan

handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.

10. Evaluasi ulang sumber perdarahan

11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa

aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.

12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis

Komplikasi operasi Mastektomi

Dini :

-        pendarahan,

Page 39: Ns.docx

DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

dengan penurunan

tekanan inspirasi

dan ekspirasi

karena pemberian

agent anastesi.

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan

selama..... pasienmenunjuk

an respiration

control dengan kriteria hasil:

·   Jalan nafas adequat

·   Suara nafas vesikuler·   Saturasi O2 dbn

Airway and breathing management :

·   Monitor ventilasi (jalan dan suara nafas)

·   Lakukan management ventilasi dengan head tilt

chin leaf / jaw trust positioning

·   Pasang alat bantu nafas : mouth

airway/orofaringeal tube, ET, LMA

·   Monitor keakuratan fungsi ET, LMA

·   Lakukan assisted respiration·   Monitor vital sign dan saturasi O2 secara periodik

Resiko infeksi

berhubungan

dengan

pembedahan,

prosedur invasif

dan truma jaringan.

Setelah dilakukanasuhan

keperawatan selama......,

menunjukkan infection

protection, enviroment, host

and agent control  dengan

kriteria hasil

·   Terkendalinya nfection

control

·   Luka dan keadaan sekitar

bersih

Infection control management

·      Kendalikan prosedur masuk kamar operasi

untuk pasien maupun petugas

·      Batasi jumlah personil di kamar operasi

·      Kendalikan sterilitas ruangan dan peralatan

yang dipakai

·      Lakukan cuci tangan bedah, pemakaian jas

operasi, pemakaian sarung tangan dan duk

operasi sesuai prosedur.

·      Terapkan prosedur septik aseptik.

·      Lakukan penutupan luka sesuai prosedur

·      Kolaborasi pemberian antibiotik·      Environment kontrol

Resiko cidera

berhubungan

dengan anastesi

dan pembedahan.

Setelah dilakukanasuhan

keperawatan

selama......menunjukkan

injury neuromuscular

protection dengan kriteria

hasil :

·   Tidak terjadi luka baru

diluar organ target·   Instrument terhitung

lengkap sebelum dan sesudah operasi.

Injury control management

·    Anatomis dan imobil position

·    Pasang groundit kouter dengan benar

·    Melakukan tindakan anastesi sesuai dengan

prosedur

·    Memasang alat bantu pernafasan sesuai dengan

prosedur

·    Hindari manipulasi jaringan berlebihan

·    Penggunaan instrument yang tepat dan benar·    Perhitungan jumlah instrument sebelum dan

sesudah operasi yang

Page 40: Ns.docx

-        lesi n. Thoracalis longus  wing scapula

-        Lesi n. Thoracalis dorsalis.

Lambat : - infeksi

-        nekrosis flap

-        wound dehiscence

-        seroma

-        edema lengan

-         kontrakturkekakuan sendi bahu

Mortalitas

hampir tidak ada

Diagnosa Keperawatan intra operatis yang sering muncul   Mastektomi   :

-   Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan tekanan inspirasi danekspirasi

karena pemberian agent anastesi.

-   Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan, prosedur invasif dan truma jaringan.

-   Resiko cidera berhubungan dengan anastesi dan pembedahan.

Rencana Keperawatan intra operatif   Mastektomi :

 

Page 41: Ns.docx

MASTEKTOMI

3.    Fase Post operastif Mastektomi

a.     Fase pasca anesthesia.

Setelah dilakukan mastektomi, penderita dipindah ke ruang pemulihan disertai dengan

oleh ahli anesthesia dan staf profesional lainnya.

1)    Mempertahankan ventilasi pulmoner.

Menghindari terjadiya obstruksi pada periode anestesi pada saluran pernafasan,

diakibatkan penyumbatan oleh lidah yang jatuh, kebelakang dan tumpukan sekret,

lendir yang terkumpul dalam faring trakea atau bronkhial ini dapat dicegah dengan

posisi yang tepat dengan posisi miring/setengah telungkup dengan kepala

ditengadahkan bila klien tidak bisa batuk dan mengeluarkan dahak atau lendir, harus

dilakukan penghisapan dengan suction.

2)    Mempertahankan sirkulasi

Pada saat klien sadar, baik dan stabil, maka posisi tidur diatur ”semi fowler” untuk

mengurangi oozing venous (keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah halus)

lengan diangkat untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadinya udema, semua

masalah ini gangguan rasa nyaman (nyeri) akibat dari sayatan luka operasi merupakan

hal yang pailing sering terjadi

3)    Masalah psikologis.

Page 42: Ns.docx

Payudara merupakan alat vital seseorang ibu dan wanita, kelainan atau kehilangan

akibat operasi payudara sangat terasa oleh pasien,haknya seperti dirampas sebagai

wanita normal, ada rasa kehilangan tentang hubungannya dengan ssuami, dan

hilangnya daya tarik serta serta pengaruh terhadap anak dari segi menyusui.

4)    Mobilisasi fisik.

Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk mencegah atropi

otot-otot kekakuan dan kontraktur sendi bahu, untuk mencegah kelainan bentuk

(diformity) lainnya, maka latihan harus seimbang dengan menggunakan secara

bersamaan.

b.     Perawatan post mastektomi

1)    Pemasangan plester /hipafik

Dalam hal ini pemasangan plester pada operasi mastektomi hendaknya diperhatikan

arah tarikan-tarikan kulit (langer line) agar tidak melawan gerakkan-gerakkan alamiah,

sehingga pasien dengan rileks menggerakkan sendi bahu tanpa hambatan dan tidak

nyeri untuk itu perlu diperhatikan cara meletakkan kasa pada luka operasi dan cara

melakukan fiksasi plester pada dinding dada.

Plester medial melewati garis midsternal

Plester posterior melewati garis axillaris line/garis ketiak

Plester posterior(belakang) melewati garis axillaris posterior.

Plester superior tidak melewati clavicula

Plester inferior harus melewati lubang drain

Untuk dibawah klavicula ujug hifavik dipotong miring seperti memotong baju dan

dipasang miring dibawah ketiak sehingga tidak mengangu grakkan tangan.

2)    Perawatan pada luka eksisi tumor.

Bila dikerjakan tumorektomi,pakai hipafik ukuran 10 cm yang dibuat seperti BH

sehingga menyangga payudara .

3)    Klien yang dikerjakan transplantasi kulit kalau kasa penutup luka basah dengan darah

atau serum harus segera diganti, tetapi bola penutup (thiersch) tidak boleh dibuka.

Page 43: Ns.docx

4)    Pemberian injeksi dan pengambilan darah.

5)    Pengukuran tensi

Diagnosa keperawatan post operasi yang sering muncul   Mastektomi : :

-        Resiko aspirasi berhubungan dengan status kesadaran, reflek menelan belum optimal

karena pemakaian obat anastesi

-        Resiko cidera berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien

Rencana intervensi keperawatan post operasi   Mastektomi : DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Resiko aspirasi berhubungan dengan status kesadaran, reflek menelan belum optimal karena pemakaian obat anastesi

Setelah dilakukanasuhan

keperawatan selama......,

menunjukkan control 

dengan kriteria hasil

·   Airway terkontrol dan

adequat

·   Reflek menelan efektif

Aspiration Precaution :

·   Monitor tingkat kesadaran dan reflek

menelan

·   Monitor status airway dan bebaskan airway

·   Lakukan suctioning jika perlu

·   Posisikan supinasi atau posisi SIM pada

operasi jalan nafas

Resiko cidera berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien

Setelah dilakukanasuhan

keperawatan selama......,

menunjukkan risk control 

dengan kriteria hasil

·   Pasien terbebas dari cidera·   Pasien komunikatif dan

kooperatif

Environment Management :

·  Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman

·  Posisikan tidur sesuai instruksi medis /

anastesi

·  Memasang side trail tempat tidur

·  Hindari dari perabot yang berbahaya

·  Kaji tingkat kesadaran

·  Dampingi selama pasien belum sadar penuh

·  Lindungi arah gerakan dan jangan lawan

gerakan pasien

Page 44: Ns.docx

·   Rangsang kesadaran pasien ke Compos

Mentis·   Alat invasif terkontrol

DAFTAR PUSTAKA

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St.

Louis :Mosby Year-Book.

Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-

Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi

10.Jakarta:EGC

Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4.

Jakarta. EGC

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :

Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,

NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

ASKEP MASTEKTOMIMASTEKTOMI

          Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat

payudara.di masa lalu, mastektomi radikal dengan pengangkatan seluruh

payudara merupakan penanganan standar kanker payudara.namun

kemajuan medis selama 20 tahun terakhir ini telah memberi lebih banyak

pilihan bagi wanita penderita kanker payudara. Salah satu pilihan tersebut

Page 45: Ns.docx

bernama breast-conservingtherapy ( BCT) atau terapi penyelamatan

payudara. Pilihan ini akan membawa wanita untuk dapat memilih prosedur

yang lebih mengarah pada pencapaian efektifitas penanganan.]

          Pilihan pengobatan untuk kanker payudara tergantung pada tipe,

ukuran, dan lokasi tumor, juga karakteristik klinis ( derajat ). Terapi dapat

termasuk intervensi bedah dengan/tanpa radiasi, kemoterapi dan terapi

hormone.penggunaan transplantasi sum-sum tulang masih dalam penelitian.

          Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada

beberapa factor meliputi :

        Usia

        Kesehatan secara menyeluruh

        Status menopause

        Dimensi tumor

        Tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya

        Stadium tumor dan keganasannya

        Status reseptor homon tumor

        Penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe atau belum

Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan kedalam tiga

kategori : mastektomi radikal, mastektomi total dan prosedur yang lebih

terbatas ( contoh segmental, lumpektomi ).

1.     Mastektomi preventif ( preventife mastectomy) disebut juga prophylactic

mastectomy.operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat

seluruh payudara dan putting atau berupa subcutaneous mastectomy

dimana seluruh payudara diangkat namun putting tetap dipertahankan .

2.    Mastektomi total ( sederhana ) mengangkat semua jaringan payudara tetapi

semua atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.

3.    Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara , beberapa

atau semua nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor.otot dada

mayor masih utuh.Mastektomi radikal ( halsted ) adalah prosedur yang

jarang dilakukan yaitu pengangkatan seluruh payudara, kulit, otot pektoralis

mayor dan minor, nodus limfe ketiak dan kadang-kadang nodus limfe

mamari internal atau supra klavikular.

4.    Prosedur membatasi ( contoh : lumpektomi ) mungkin dilakukan pada pasien

rawat jalan yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan sekitarnya

diangkat. Lumpektomi dianggap tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm

Page 46: Ns.docx

ukurannya yang tidak melibatkan putting.prosedur meliputi dignostik

( menentukan tipe sel ) dan atau pengobatan bila dikombinasi dengan terapi

radiasi.

PERAWATAN PERIOPERATIF MASTEKTOMI

Pengkajian

Riwayat kesehatan mencakup suatu pengkajian tentang reaksi pasien

terhadap diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut.

Pertanyaan yang berhubungan mencakup yang berikut :

        Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis ?

        Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling membantu ?

        Dukungan psikologis atau emosional apa yang ia gunakan ?

        Apakah ada pasangan, anggota keluarga atau teman untuk membantunya

dalam membuat pilihan pengobatan ?

        Bagian informasi mana yang paling penting yang pasien butuhkan ?

        Apakah pasien mengalami ketidaknyamanan ?

PRA-OPERASI

Diagnose keperawatan pra operasi

Berdasarkan pada data pengkajian, diagnose keperawatan yang sering

muncul sebagai berikut :

1.     Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, ancaman konsep diri ,

perubahan gambaran diri , perubahan status kesehatan ditandai dengan :

        Peningkatan tegangan ,ketakutan ,perasaan tak berdaya

        Penurunan keyakinan diri

        Focus pada diri sendiri, gelisah, rangsangan simpatis

        Mengekspresikan masalah sehubungan dengan perubahan hidup potensial/

actual

Rencana tindakan / intervensi keperawatan

1.     Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, harapan intervensi

pembedahan, dan terapi yang akan datang. Perhatikan adanya penolakan

atau ansietas ekstrem.

R/ memberikan dasar pengetahuan perawat untuk menguatkan kebutuhan

informasi dan membantu untuk mengidentifikasi pasien dengan ansietas

tinggi , dan kebutuhan perhatian khusus.

Page 47: Ns.docx

2.    Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostic

R/ pemahaman jelas akan prosedur dan apa yang terjadi meningkatkan

perasaan control dan   mengurangi ansietas.

3.    Berikan lingkungan perhatian, keterbukaan, dan penerimaan juga privasi

untuk pasien/ orang terdekat.anjurkan bahwa orang terdekat ada kapanpun

diinginkan.

R/ waktu dan privasi diperlukan untuk memberikan dukungan, diskusi perasaan

tentang antisipasi kehilangan dan masalah lain.

4.    Dorong pertanyaan dan berikan waktu untuk mengekspresikan takut.

Beritahu pasien bahwa stress sehubungan dengan kanker payudara dapat

menetap selama beberapa bulan dan perlu mencari bantuan/ dukungan

R/ memberi kesempatan untuk mengidentifikasi dan memperjelas kesalahan

konsep dan menawarkan dukungan emosi

5.    Kaji tersedianya dukungan pada pasien. Berikan informasi tentang sumber

komunitas bila ada. Dorong/ berikan kunjungan seorang wanita yang telah

sembuh dari mastektomi

R/ menjadi sumber yang membantu bila pasien siap. Kelompok sebaya yang

mengalami pengalaman serupa bertindak sebagai model peran dan

memberikan keyakinan terhadap pernyataan, harapan untuk sembuh/ masa

depan normal.

6.    Diskusikan/ jelaskan peran rehabilitasi setalah pembedahan

R/ rehabilitasi adalah komponen terapi penting untuk memenuhi kebutuhan

fisik, sosial, emosional, dan vokasional sehingga pasien dapat mencapai

tingkat fisik dan fungsi emosi sebaik mungkin.

PASCA OPERASI

Diagnose keperawatan pasca operasi

1.     Kerusakan integrasi kulit/ jaringan berhubungan dengan pengangkatan

bedah kulit/ jaringan ,perubahan sirkulasi, adanya edema,

drainase ,perubahan pada elastisitas kulit, sensasi, dekstrusi jaringan

( radiasi ) ditandai dengan adanya :

        Kerusakan permukaan kulit

        kerusakan lapisan kulit/ jaringan subkutan

2.    Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan ,trauma jaringan ,

interupsi saraf, diseksi otot. Ditandai dengan :

Page 48: Ns.docx

        Keluhan kekakuan

        Kebas pada area dada

        Nyeri bahu/ lengan

        Perubahan tonus otot

        Focus pada diri sendiri

        Distraksi/ melindungi bagian yang nyeri

3.    Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan biofisikal :

prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psikososial , masalah

tentang ketertarikan seksual ditandai dengan :

        Perubahan actual pada struktur/ kontur tubuh

        Menyatakan ketakutan penolakan oleh orang lain

        Perubahan dalam lingkungan sosial

        Perasaan negative terhadap tubuh

        Selalu memikirkan tentang perubahan atau kehilangan

        Tidak mau melihat tubuh

        Tidak berpartisipasi dalam terapi

4.    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular ,

nyeri / ketidaknyamanan , pembentukan edema ditandai dengan :

        Menolak untuk bergerak

        Membatasi rentang gerak

        Penurunan massa otot / kekuatan

5.    Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis ,dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurang terpajan/ mengingat, salah interpretasi/

informasi ditandai dengan :

        Pertanyaan/ permintaan informasi

        Pernyataan salah konsepsi

        Tidak akurat mengikuti instruksi/ terjadinya komplikasi yang dapat dicegah

Tindakan / intervensi keperawatan

NDx. 1

1.     Kaji balutan /luka untuk karakteristik drainase. Awasi jumlah edema ,

kemerahan dan nyeri pada insisi dan lengan

R/ penggunaan balutan tergantung luasnya pembedahan dan tipe penutupan

luka.drainase terjadi karena trauma prosedur dan manipulasi banyak

pembuluh darah dan limpatik pada area tersebut. Pengenalan dini adanya

infeksi dapat memampukan pengobatan dengan cepat

Page 49: Ns.docx

2.    Tempatkan pada posisi semi fowler pada punggung atau sisi yang tak sakit

dengan lengan tinggi dan disokong dengan bantal

R/ membantu drainase cairan dengan gravitasi

3.    Jangan melakukan pengukuran tekanan darah, menginjeksikan obat atau

memasukkan IV pada lengan yang sakit

R/ meningkatkan potensial kontriksi, infeksi dan limfedema pada sisi yang

sakit

4.    Inspeksi donor/ sisi tandur ( bila dilakukan ) terhadap warna .pembentukan

lepuh. Perhatikan drainase dari sisi donor

R/ warna dipengaruhi adanya suplai sirkulasi .pembentukan lepuh memberikan

tempat pertumbuhan bakteri/ infeksi

5.    Kosongkan drain luka secara periodic.cata jumlah dan karakteristik drainase

R/ akumulasi cairan drainase meningkatkan penyembuhan dan menurunkan

kerentanan terhadap infeksi 

6.    Dorong untuk menggunakan pakaian yang tidak sempit / ketat .beritahu

pasien untuk tidak menggunakan jam tangan atau perhiasan lain pada

tangan yang sakit

R/ menurunkan tekanan pada jaringan yang terkena ,yang dapat

memperbaiki sirkulasi/ penyembuhan

NDx.2

1.     Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, lamanya dan intensitas ( skala 0-10 ).

Perhatikan petunjuk verbal dan non- verbal

R/ membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan

untuk/ keefektifan analgesic. Jumlah jaringan, otot, dan system limfatik

diangkat dapat mempengaruhi jumlah nyeri yang dialami

2.    Diskusikan sensasi masih adanya payudara normal

R/ memberikan keyakinan bahwa sensasi bukan imajinasi dan penghilangannya

dapat dilakukan

3.    Bantu pasien menemukan posisi nyaman

R/ peninggian lengan, ukuran baju dan adanya drain mempengaruhi

kemampuan pasien untuk rileks dan istirahat secara efektif

4.    Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas terapeutik. Dorong

ambulasi dini dan penggunaan tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi,

sentuhan terapeutik

Page 50: Ns.docx

R/ meningkatkan relaksasi, membantu untuk memfokuskan perhatian, dapat

meningkatkan kemampuan koping

5.    Tekan/ sokong dada saat latihan batuk/ napas dalam

R/ memudahkan partisipasi pada aktivitas tanpa timbul ketidaknyamanan

6.    Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal yang teratur sebelum nyeri berat

dan sebelum aktivitas dijadwalkan

R/ mempertahankan tingkat kenyamanan dan memungkinkan pasien untuk

latihan lengan dan untuk ambulasi tanpa nyeri yang menyertai upaya

tersebut

NDx.3

1.     Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan

datang.berikan dukungan emosional bila balutan bedah diangkat

R/ kehilangan payudara menyebabkan reaksi, termasuk perasaan perubahan

gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasien terhadap

perubahan tubuh

2.    Identifikasi masalah peran sebagai wanita, istri, ibu, wanita karir, dsb

R/ dapat menyatakan bagaimana pandangan diri pasien telah berubah

3.    Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan missal; marah,

bermusuhan dan berduka.

R/ kehilangan bagian tubuh, hilangnya bagian tubuh, dan menerima kehilangan

hasrat seksual menambah proses kehilangan yang membutuhkan

penerimaan sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depan.

4.    Diskusikan tanda/ gejala depresi dengan pasien/ orang terdekat

R/ reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan ini dikenali dan di

ukur

5.    Berikan penguatan positif untuk peningkatan / perbaikan dan partisipasi

perawatan diri / program pengobatan.

R/ mendorong kelanjutan prilaku sehat

6.    Kaji ulang kemungkinan untuk bedah rekonstruksi dan atau pemakaian

prostetik

R/ bila mungkin, rekonstruksi memberikan sedikit penampilan tak lengkap,

variasi pada lipatan kulit dapat dilakukan untuk memudahkan proses

rekonstruksi selanjutnya.

Page 51: Ns.docx

7.    Yakinkan perasaan/ masalah pasangan sehubungan dengan aspek seksual

dan memberikan informasi dan dukungan

R/ respon negative yang diarahkan pada –pasien dapat secara actual

menyatakan masalah pasangan tentang rasa sedih pasien ,takut kanker/

kematian

8.    Diskusikan dan rujukan ke kelompok pendukung ( bila ada ) untuk orang

terdekat

R/ memberikan tempat untuk pertukaran masalah dan perasaan dengan orang

lain yang mengalami pengalaman yang sama dan mengidentifikasi cara

orang terdekat dapat memudahkan penyembuhan pasien

9.    Berikan prosthesis sementara yang halus bila diindikasikan

R/ prosthesis nilon dan dakron dapat dipakai pada bra sampai insisi sembuh

bila bedah rekonstruksi tidak dilakukan pada waktu mastektomi.ini

meningkatkan penerimaan sosial dan memungkinkan pasien untuk merasa

nyaman tentang gambaran tubuh pada waktu pulang

NDx.4

1.     Tinggikan lengan yang sakit sesuai indikasi.

R/ meningkatkann aliran balik vena mengurangi kemungkinan limfedema.

2.    Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan

R/ menghemat energy pasien dan mencegah kelelahan

3.    Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur

R/ pasien akan merasa tidak seimbang dan dapat memerlukan bantuan sampai

terbiasa terhadap perubahan

4.    Tingkatkan latihan sesuai indikasi

R/ mencegah kekakuan sendi, meningkatkan sirkulasi dan mempertahankan

tonus otot bahu dan lengan

5.    Diskusikan tipe latihan yang dilakukan dirumah untuk meningkatkan

kekuatan dan meningkatkan sirkulasi pada lengan yang sakit

R/ program latihan membutuhkan kesinambungan untuk meningkatkan fungsi

optimal sisi yang sakit

NDx.5

Page 52: Ns.docx

1.     Kaji proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang

R/ memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi

2.    Tunjukkan penggunaan kompres intermitten sesuai kebutuhan

R/ alat bantu pneumatic kadang-kadang membantu dalam penanganan

limfedema dengan meningkatkan sirkulasi dan aliran balik vena

3.    Anjurkan pijatan lembut pada insisi yang sembuhdengan minyak

R/ merangsang sirkulasi meningkatkan elastisitas kulit dan menurunkan

ketidaknyamanan

4.    Dorong pemeriksaan diri teratur pada payudara yang masihn ada

R/ mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan

adanya / berulangnya tumor baru

5.    Tekankan pentingnya evaluasi medic secara teratur

R/ pengobatan lain mungkin diperlukan sebagai terapi

tambahan .berulangnya keganasan tumor payudara juga dapat diidentifikasi

dan ditangani oleh onkologis

Diposkan oleh Kanrado's   di 17.31Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

A. Konsep Teori Tentang Penyakit

1. Pengertian

Page 53: Ns.docx

Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam

mengendalikan kecepatan pembelahan dan

pertumbuhannya. Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah

sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami

malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus

menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga

membentuk tumor atau berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak

semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen.(Daniele gale

1996).

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada

payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel

ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu

tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar

(metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi

pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang

belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-

paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40)

Karsinoma mammae adalah karsinoma yang berasal dari

parenkim, stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah

RSDS, 1984)

2. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada

pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

a.       Tinggi melebihi 170 cm

Page 54: Ns.docx

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan

lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada

sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

b.      Masa reproduksi yang relatif panjang.

c.       Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.

d.      Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)

e.       Wanita yang belum mempunyai anak

Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah

punya anak.

f.       Kehamilan dan menyusui

Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.

g.      Wanita gemuk

Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.

h.      Preparat hormon estrogen

Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.

i.        Faktor genetik

Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya

atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46).

3. Tanda dan Gejala

Page 55: Ns.docx

Pada tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit atau tidak ada tanda-tandanya

sama sekali. Namun, ketika tumor semakin membesar, gejala-gejala di bawah ini mungkin

muncul (Anita, 2007).

a.       Benjolan yang tidak hilang atau permanen dan menggumpal, biasanya tidak sakit dan terasa

keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di sekitar ketiak.

b.      Perubahan ukuran dan bentuk payudara.

c.       Kerutan pada kulit payudara.

d.      Keluar cairan tidak normal dari puting susu yang berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar

air susu pada ibu tidak hamil atau tidak sedang menyusui.

e.       Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.

4. Patofisiologi

Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung pada jaringan

payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara

ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa menopause

(postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit

berbahaya lainnya.

Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang

mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen.

Reseptor ini tidak manual pada jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia.

Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-

Page 56: Ns.docx

kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap hormone

treatment (endocrine chemotherapy, oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002,

hal : 1589)

5. Komplikasi

Komplikasi utama adalah metastase jaringan sekitarnya yang

melalui kelenjar limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain.

Tempat yang sering terjadi metastase adalah paruparu, pleura,

tulang dan hati.

6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Michael D, dkk (2005), hal : 15-66 pemeriksaan penunjang untuk kanker payudara

meliputi :

a.       Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini

mendeteksi secara dini tumor atau kanker.

b.      Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.

c.       CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain

d.      Sistologi biopsi aspirasi jarum halus

e.       Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada

peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

7. Penatalaksanaan

Menurut Smeltzer, dkk (2002), hal : 1596 – 1600 penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk

penderita kanker payudara meliputi :

Page 57: Ns.docx

a.       Pembedahan

1)   Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai

pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).

2)   Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral

otocpectoralis minor.

3)   Mastektomi radikal yang dimodifikasi Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan

aksial

a)      Mastektomi radikal Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi

aksial.

b)      Mastektomi radikal yang diperluas Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar

limfe mamaria interna.

b.      Non pembedahan

1)   Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada

metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.

2)   Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.

3)   Terapi hormon dan endokrin

Page 58: Ns.docx

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi

adrenalektomi hipofisektomi.

B. Konsep Teori Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan suatu cara berpikir dan bertindak yang spesial (khusus)

dalam melakukan asuhan keperawatan. Dalam proses keperawatan, terdapat beberapa tindakan

yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain yaitu: assessment (pengkajian), diagnosis

(penentuan diagnosa), perencanaan hasil (planning: outcome), perencaan intervensi (planning:

intervention), pelaksanaan (implementation) dan evaluasi (evluation) (Wilkinson, 2007)

1. Pengkajian

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan data subyektif

dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkunagan,

atau kebudayaan. (mc. Forland & Mc. Farlane, 1997).

Pengkajian adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara sistematis,

meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional, perkembangan

ekonomi dan gaya hidup. Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,

pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium dan diagnostik, serta review

catatan sebelumnya.(Dongoes, 2000)

Menurut Rothrock (2000) pengkajian merupakan fase pertama dalam keperawatan yang

meliputi pengumpulan data dan organizing data. Pengumpulan data adalah alat utama pengkajian

Page 59: Ns.docx

awal pasien dan merupakan proses yang kontinyu untuk memperoleh informasi yang diperlukan

untuk memberikan asuhan keperawatan. Informasi aktual atau potensial dapat datang secara

langsung dari pasien, keluarga atau teman, rekam medik, atau tenaga kesehatan lain. Datanya

subyektif (apa yang dinyatakan klien), atau data obyektif apa yang dilihat, dicium, didengar, atau

disentuh oleh perawat.

Data diperoleh dengan wawancara, pemeriksaan fisik, atau dengan membaca laporan

(hasil rontgen, pemeriksaan laboratorium, catatan perkembangan atau konsultasi). Organisasi

data adalah pengorganisasian dan pengolahan informasi penting untuk membantu pengambilan

keputusan yang efesien.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain :

1)      Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara

memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosiokultural dan spiritual yang bisa

mempengaruhi status kesehatannya.

2)      Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan sesuatu

yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data

yang terkumpul berasal dari perawat – klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon,

1987 ; 1994)

3)      Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.

4)      Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan

kesehatan klien.

Page 60: Ns.docx

Metode pengumpulan data meliputi :

1)      Melakukan wawancara (anamnesa)

2)      Riwayat kesehatan sekarang

3)      Pemeriksaan fisik

4)      Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan

(rekam medik).

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk

mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap

masalah aktual dan resiko tinggi.(Dongoes, 2000)

The North American Nursing Diagnosis Association(NANDA, 1992) mendefinisikan

diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon

komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam kehidupannya.

Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik,

mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan

keperawatan. Tipe diagnosa nanda ada tiga yaitu :

1)      diagnosa keperawatan aktual adalah proses respon manusia saat ini terhadap kondisi kesehatan

atau proses kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan karakteristik (tanda dan gejala)

dan termasuk faktor yang berhubungan (etiologi) yang mempunyai konstribusi terhadap

perkembangan atau pemeliharaan kesehatan.

Page 61: Ns.docx

2)      Diagnosa keperawatan resiko adalah menunjukkan respon manusia yang dapat timbul pada

seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan faktor resiko yang memberi

konstribusi pada peningkatan kesehatan.

3)      Diagnosa keperawatan kesejahteraan, adalah menguraikan respon manusia terhadap tingkat

kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai potensi peningkatan derajat kesehatan

lebih tinggi.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah proses dua bagian yaitu :

Pertama : identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk memperbaiki masalah

kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang diharapkan harus spesifik, realistik, dapat

diukur, menunjukkan kerangka waktu yang pasti, mempertimbangkan keinginan dan sumber

pasien.

Kedua : Pemilihan intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam mencapai

hasil yang diharapkan. (Dongoes, 2000)

a. NOC (Nursing Outcomes Classification)

NOC adalah ‘istilah’ standar untuk menggambarkan outcomes pasien.

Pengertian NOC: An outcome is “an individual, family or community state, behavior, or perception, that

is measured along a continuum in response to nursing intervention” (Moorhead, Johnson &

Maas, 2004, p. 25)

Page 62: Ns.docx

NOC (2004) terdiri dari 330 outcomes yang terbagi dalam tujuh domains (Moorhead, Johnson &

Maas, 2004):

1)      Functional health

2)      physiological health

3)      psychosocial health

4)      health knowledge and behavior

5)      family health

6)      perceived health

7)       community health

Component of NOC (Moorhead, Johnson & Maas, 2004)

1)      Label: the broadly state

2)      A definition: concrete, observable, behaviors and states that can be used to evaluate patient

status

3)      List of indicators

4)      Measurement scale: a five-point measurement scale is used to evaluate patient staus on each

indicator

Cara menggunakan NOC adalah dengan membandingkan nilai status dari

setiap indicator sebelum dan setelah dilakukan intervensi

Page 63: Ns.docx

Contoh penulisan NOC:

Aggression self control

140110 Identify when angry (5: consistently demonstrated)

Penulisan secara tradisional

Kontrol diri terhadap agresi, ditandai dengan kemampuan mengidentifikasi kapan saat marah

(ditunjukkan secara konsisten)

b. NIC (Nursing Intervention Classification)

NIC merupakan klasifikasi intervensi keperawatan yang dibuat untuk menyeragamkan bahasa

intervensi yang dilakukan oleh perawat.

NIC edisi ke empat terdiri dari 514 intervention dan edisi ke lima (2008) terdiri dari 542 aktifitas

(mempunyai sekitar 12000 aktifitas) (Bulechek, Butcher, & Dochterman, 2008)

Domain of NIC (Bulechek, Butcher, & Dochterman, 2008)

1)      Basic physiological

2)      Complex physiological

3)      Behavior

4)      Safety

5)      Family

6)      Health system

Page 64: Ns.docx

7)      Community

Komponen NIC, setiap NIC terdiri dari

1)      Label

2)      Definisi

3)      Aktifitas

Cara menggunakan NIC adalah dengan memilih aktifitas yang tepat untuk mencapai outcome

yang diharapkan.

4. Implementasi

Menurut Dongoes (2000), Implementasi adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan

proses keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan.

Menurut (Wilkinson, 2007) Hal-hal yang dilakukan dalam implementasi yang bisa dilakukan

oleh perawat terdiri dari:

1)      Do (melakukan), implementasi pelaksanaan kegiatan dibagi dalam beberapa kriteria yaitu:

a)      Dependent interventions: dilaksanakan dengan mengikuti order dari pemberi perawatan

kesehatan lain

b)      Collaborative (interdependent): interventions yang dilaksanakan dengan professional kesehatan

yang lain

Page 65: Ns.docx

c)      Independent (autonomous) intervention: intervensi dilakukan dengan melakukan nursing

orders dan sering juga sering juga digabungkan dengan order dari medis

2)      Delegate (mendelegasikan): pelaksanaan order bisa didelegasikan hanya saja ada beberapa

tanggung jawab yang perlu dicermati oleh pemberi delegasi yaitu apakah tugas tersebut tepat

untuk didelegasikan, apakah komunikasi tepat dilakukan dan apakah ada supervisi atau

pengecekan kerja

3)      Record (mencatat), pencatatan bisa dilakukan dengan berbagai format tergantung pilihan dari

setiap institusi

5. Evaluasi

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat

menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal (Alfaro-

LeFevre, 1994).

Kegiatan dalam fase evaluasi meliput evaluasi patient outcomes dan nursing process.

Evaluasi patient outcomes dilakukan dengan mereview indicator outcome. Evaluasi nursing

proses dilakukan dengan mereview fase assessment, diagnosis, planning: outcome, nursing order

dan implementation (Wilkinson, 2007)

Menurut Dongoes (2000), Evaluasi merupakan penentu kemajuan pasien terhadap

pencapaian hasil yang diharapkan dan respon terhadap keefektifan intervensi keperawatan.

Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan kelima tahapan tersebut adalah saling

Page 66: Ns.docx

berhubungan dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama membentuk

lingkaran pemikiran dan tindakan yang kontinyu.

C. Konsep Teori Tentang Asuhan Keperawatan Pada Kanker Payudara

1. Pengkajian

1)      Data biografi /biodata

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain :

nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan

alamat.

2)      Riwayat keluhan utama.

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan

payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,

bengkak, nyeri.

3)      Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .

4)      Pengkajian fisik meliputi :

Keadaan umum

Page 67: Ns.docx

Tingkah laku

BB dan TB

Pengkajian head to toe

5)      Pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit

meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan

kreatinin.

Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin

meningkat.

6)      Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma

mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi,

diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.

7)      Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :

a)      Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan

pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji

riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.

Page 68: Ns.docx

b)      Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan

sesudah masuk RS.

c)      Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah

sakit.

d)     Personal hygiene

a.         Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari

b.        Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu

c.         Dikaji sebelum dan pada saat di RS

8)      Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual :

a)      Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap

cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri,

mekanisme koping yang negatif.

b)      Status social

Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan

masyarakat lain.

c)      Kegiatan keagamaan

Page 69: Ns.docx

Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

9)      Klasifikasi Data

Data pengkajian :

a)      Data subyektif

Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup

hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara,

sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari

dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah,

riwayat menikah, riwayat keluarga.

b)      Data obyektif

Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau

penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan

pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.

10)  Analisa Data

Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan

pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan

yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.

2. Diagnosa

1)      Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.

2)      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.

Page 70: Ns.docx

3)      Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

4)      Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

5)      Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.

6)      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya

berhubungan dengan kurangnya informasi.

7)      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan

perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang

telah diketahui.

Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi,

rasional, implementasi dan evaluasi.

1)      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya

penekanan massa tumor

Ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri

menjalar ke kanan.

DO : Klien nampak meringis, Klien nampak sesak, Nampak luka di

verban pada payudara sebelah kiri

Tujuan : Nyeri teratasi.

Page 71: Ns.docx

Kriteria Hasil :

a)      Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang

b)      Nyeri tekan tidak ada

c)      Ekspresi wajah tenang

d)     Luka sembuh dengan baik

Intervensi :

a)      Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan

penyebaran.

Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri

yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan

untuk intervensi selanjutnya.

b)      Beri posisi yang menyenangkan. Rasional : Dapat mempengaruhi

kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat

mengurangi nyeri.

c)      Anjurkan teknik relaksasi napas dalam. Rasional : Relaksasi napas

dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2

ke seluruh jaringan.

d)     Ukur tanda-tanda vital Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital

dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.

Page 72: Ns.docx

e)      Penatalaksanaan pemberian analgetik Rasional : Analgetik dapat

memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak

dipersepsikan.

2)      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi

lengan/bahu.

Ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan., Klien mengeluh

badan terasa lemah. Klien tidak mau banyak bergerak.

DO : Klien tampak takut bergerak.

Tujuan : Klien dapat beraktivitas

Kriteria Hasil :

a)      Klien dapat beraktivitas sehari – hari.

b)      Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :

3)      Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

Ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain. Ekspresi

wajah tampak murung. Tidak mau melihat tubuhnya.

DO :  Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.

Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.

Page 73: Ns.docx

Kriteria Hasil :

a)      Klien tampak tenang

b)      Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :

a)      Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional :

Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan,

sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.

b)      Diskusikan tanda dan gejala depresi. Rasional : Reaksi umum

terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.

c)      Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau

pemakaian prostetik. Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit

penampilan yang lengkap, mendekati normal.

4)      Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah

Ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya

DO : Klien jarang bicara dengan pasien lain, Klien nampak murung.

Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.

Kriteria Hasil :

a)      Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.

Page 74: Ns.docx

b)      Klien dapat menerima efek pembedahan.

Intervensi :

a)      Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien

terhadap penyakitnya. Rasional : membantu dalam memastikan

masalah untuk memulai proses pemecahan masalah

b)      Tinjau ulang efek pembedahan Rasional : bimbingan antisipasi

dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.

c)      Berikan dukungan emosi klien. Rasional : klien bisa menerima

keadaan dirinya.

d)     Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.

Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang

memperhatikannya.

5)      Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi

Ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.

DO : Adanya balutan pada luka operasi, Terpasang drainase, Warna

drainase merah muda

Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil :

a)      Tidak ada tanda – tanda infeksi.

Page 75: Ns.docx

b)      Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :

a)      Kaji adanya tanda – tanda infeksi. Rasional : Untuk mengetahui

secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera

diberikan tindakan yang tepat.

b)      Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur

tindakan. Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman

penyebab infeksi.

c)      Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik. Rasional :

Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.

d)     Penatalaksanaan pemberian antibiotik. Rasional : Menghambat

perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.

6)      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta

pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya

informasi.

Ditandai dengan :

DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

DO : Ekspresi wajah murung/bingung.

Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.

Kriteria Hasil :

Page 76: Ns.docx

a)      Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.

b)      Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan

pengobatannya.

Intervensi :

a)      Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan

harapan yang akan datang. Rasional : Memberikan pengetahuan

dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan

informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.

b)      Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan

dan pemasukan cairan yang adekuat. Rasional : Memberikan

nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk

mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.

c)      Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang

berat. Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan

penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.

d)     Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara

yang masih ada. Anjurkan untuk Mammografi. Rasional :

Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang

mengindikasikan terjadinya / berulangnya tumor baru.

Page 77: Ns.docx

7)      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat

Ditandai dengan :

DS : Klien mengeluh nafsu makan menurun, Klien mengeluh lemah.

DO :Setengah porsi makan tidak dihabiskan, Klien nampak lemah,

Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit, Hb 10,7 gr %.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

a)      Nafsu makan meningkat

b)      Klien tidak lemah

c)      Hb normal (12 – 14 gr/dl)

Intervensi :

a)      Kaji pola makan klien Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan

nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.

b)      Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering

Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi

kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.

c)      Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. Rasional

: agar menambah nafsu makan pada waktu makan.

Page 78: Ns.docx

d)     Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.

Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat

besi penambah tenaga.

e)      Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien Rasional :

partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk

kebutuhan energi.

4.      Implementasi

Merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien. Hal-hal yang

harus diperhatikan ketika melakukan implementasi keperawatan adalah intervensi dilaksanakan

sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal,

intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan efisien pada situasi yang tepat,

keamanan fisik dan psikollogi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan

pelaporan (La Ode Jumadi Gaffar, Skp. ”Pengantar Keperawatan Profesional” : 65-66)

5.      Evaluasi

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang

diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian

mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat

mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.

Page 79: Ns.docx

D. Pathways Kanker PayudaraWanita yang belum punya anakMenarche usia muda kurang darPreparat hormon estrogenMasa reproduksi panjangFaktor genetik

ErTerpapar hormon estrogen lamaRiwayat kanker pada keluargaPenggunaan preparat lebih dari 5 tahunInfeksi virusBerfungsinya onkogenGangg. Mekanisme pengendalianMutasi gen pengendalian pertumbuhan tumor supresorPerubahan parenkhim sel payudara / mammaeGgn. harga diri

 

Jinak (epidermoid, sel besar adeno carsinoma) kohesif, pertumbuhan cepatGanas, kanker (sel kecil/ OAT cell) kurang kohesif, pertumbuhan lambatKurang pengetahuancemasPenekanan reseptor pada parenkhim payudara, prostaglanin, serotonin, bradikininKompetisi pemakaian nutrisi, rangsangan organ viseralMetastase hematogen/ lanRespon neuroendokrinMultiorgan failure sepsis

 

Page 80: Ns.docx

Peningkatan suhu tubuhmaladaptasi

                                                                 Syok sepsisnyeri

                                               Morbiditas & mortalitasResiko infeksiGangguan nutrisiKelemahan/ intoleranGgn. Mobilitas fisik

 

Gambar 1: Pathways keperawatan dengan kanker payudaramodifikasi (Erik T, 2005, hal : 43-46, Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)

Page 81: Ns.docx

BAB III

TINJAUAN KASUS

A.  Pengkajian

I.         Identitas diri klien

Nama pasien                : Ny “S”

Umur                           : 41 Th

Pendidikan                  : SD

Pekerjaan                     : IRT

Agama                         : Islam

Alamat                         : sengerang, soplasari

No. RM                       : 273723

Diagnosa medis           : Ca mammae

Tgl masuk RS              : 18 Mei 2011

Tgl Pengkajian             : 23 Mei 2011

II.      Keluhan utama

Ibu mengatakan perutnya kembung, mual, tidak mau makan, sejak tadi pagi, payudara sebelah

kiri membesar, dan terasa sakit.

III.   Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan kondisi lemah, tidak mau makan sejak tadi pagi, pusing, mual, payudara

sebelah membesar dan terasa sakit.

Page 82: Ns.docx

IV.   Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah             : 140/80 mmHg           Nadi                : 84x/ menit

Suhu                            : 370C                          respirasi           : 26x/menit

V.      Pengkajian tiga belas Domain Nanda

1.      Health promotion

DS     : Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit, klien mengatakan belum

paham tentang penyakitnya dan bertanya kenapa nyeri dan cepat membesar

DO     : Keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, klien tampak meringis, terpasang infus.

2.      Nutrisi

DS     : Klien mengatakan setiap hari makan nasi, sayur dan lauk dengan minum air putih, terakhir

makanan yang dimakan adalah makanan yang diberikan dari Rumah Sakit, pasien mengaku

nafsu makannya kurang baik dan terasa mual, biasanya pasien makan tiga kali dalam sehari dan

minum tujuh gelas.

DO     : Klien badannya agak kurus, warna kulit sawo matang, gerakan ekstremitas atas dan bawah

cepat kembali, kondisi kulit lembab, rambut tumbuh merata.

3.      Eliminasi

DS     : klien mengatakan BAB terakhir kemarin sore, dan saat BAB terasa sakit, tetapi setelah

diberikan obat bisa lebih baik dan terakhir BAK tadi pagi.

Page 83: Ns.docx

DO     : Urine berwarna kuning jernih, tidak terpasang DC

4.      Aktivitas/ Istirahat

DS     : Pasien mengatakan tidur malam mulai pukul 19.30 WIB – 05.00 WIB. Pasien mengatakan tidak

bisa beraktivitas seperti biasa karena sakit dan terpasang infus.

DO     : Tingkat ketergantungan klien pada level 3 (Di bantu orang lain). Nadi teraba teratur 84x/menit,

nafas terdengar pendek apabila sakit bertambah.

5.      Persepsi/ kognisi

DS     : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan panca indra, pasien mengatakan bahwa saat ini

sedang sakit dan harus kuat menghadapi sakit yang dideritanya.

DO     : Orientasi (waktu, tempat dan orang) baik, panca indra baik, kesadaran composmentis,

menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia, kalimat mudah dimengerti.

6.      Persepsi diri

DS     : Klien mengatakan penyakit yang dideritanya sangat berpengaruh terhadap hidupnya dan

terancam kehilangan anggota tubuh sehingga tidak bisa beraktifitas sehari-hari secara maksimal,

klien mengatakan juga merasa malu dan rendah diridengan keadaannya.

DO     : Ada kontak mata, klien gelisah dan tampak cemas sekali mengeluarkan air mata.

7.      Peranan hubungan

DS     : Klien mengatakan dirumah sebagai ibu rumah tangga, klien sering mengikuti acara keagamaan

dan juga bila waktu luang klien ngobrol-ngobrol dengan tetangga sekitarnya.

Page 84: Ns.docx

DO     : Hubungan keluarga dan klien tampak baik, tampak selaluklien didampingi oleh keluarga dan

anak-anaknya.

8.      Seksualitas

DS     : Klien mengatakan menstruasi setiap sebulan sekali, pasien tidak pernah mengalami masalah

serius dengan menstruasinya. Klien biasa menggunakan alat kontasepsi oral (pil).

DO     : -

9.      Toleransi koping

DS     : klien mengatakan sangat cemas dengan keadaan dirinya sekarang. Klien merasa dirinya tidak

berharga dan hanya menyusahkan keluarga klien, klen mengatakan keluarga sangat mendukung

kesembuhannya.

DO     : kontak mata kurang, saat diajak bicara tampak gelisah dan bingung, sedih tampak pasrah, dan

sekali pasien tampak berdoa.

10.  Prinsif hidup

DS     : Pasien mengatakan agamanya islam, klien mengatakan sakit sekarang adalah cobaan agar bisa

berbenah diri, pasien akan berusaha semaksimal mungkin melawan cobaan yang deberikannya.

DO     : Kontak mata kurang, terlihat pasien pasrah dan berdoa.

11.  Keselamatan

DS     : Klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan atau obat.

DO     : Suhu : 370C, terpasang infus RL 20 tpm, dan sekali D5% 16 tpm.

Page 85: Ns.docx

12.  Kenyamanan

DS     : Klien mengatakan merasa ada yang mengganjal pada payudaranya bagian kiri, terasa nyeri,

nyeri sering muncul dengan lama 5-8 menit. Pasien mengatakan skala nyeri 4, merasa mual,

nyeri tetap terasa seperti tertusuk tusuk.

DO     : tampak gelisah, kurang konsentrasi tampak meringis dan nampak nafas pendek terengah-engah,

kadang-kadang mual.

13.  Pertumbuhan/ perkembangan

DS     : -

DO     : -

VI.   Riwayat penanganan

A.    Penanganan yang diberikan di Instalasi rawat Darurat (IRD)

DS     : Tidak ada nafsu makan, perut kembung, nyeri pada payudara kiri.

DO     : Ku sedang, kesadaran komposmentis, GCS E4 V3 M4, Suhu 380C, tekanan darah 140/80

mmHg, terapi : injeksi dolac 1 ampul, ranitidin 1 ampul, infus D5%

B.     Penanganan yang diberikan dibangsal

Terapi : Injeksi ranitidin 2x1 ampul, ceftriaxone 2x1gr, dolac 2x1 ampul, infus RL 20 tpm, D5%

16 tpm, rencana operasi tunggu hasil

Hasil Pemeriksaan Laboraturium

Tanggal          : 18 Mei 2011

Tabel 1. Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny. “S” dengan kanker payudara.

Page 86: Ns.docx

Jenis pemeriksaan Hasil Angka normal

GDS 69,2 mg% 60 – 120 mg%

HematologiBT 2 -

CT 4 -

GinjalUrine 13,8 mg% 10 – 50mg%

Creatinin 0,6 mg% 0,7 – 1,1mg%

Tanggal          :23 Mei 2011

Tabel 2. Hasil pemeriksaan laboratorium pada Ny. “S” dengan kanker payudara

Jenis pemeriksaan Hasil Angka normal

HB 13,4 gr% 12 – 18 gr%

Leukosit 9800 /m3 4300 – 11.400/m3

KGD/BBS 28/50 -

Eos Bas Stab Seg Lim Mon

Page 87: Ns.docx

p

0 0 2 58 38 2

Hemogram

Kimia darahSGOT 16 µ/I 5 – 37 µ/I

SGPT 51 µ/I 5 – 41 µ/I

Ginjal

Urea 20,6 mg/dl 10 – 50 mg/dl

Creatinin 0,7 mg/dl 0,7 – 1,1 mg/dl

Glukosa 105,6 mg/dl 60 – 120 mg/dl

Infeksi Ca         : tampak benjolan sebesar bola tenis, berbenjol-benjol 20x10x10 cm,   papila retraksi

Palpasi Ca         : NT (+)              (-)\(-)                 (-)/(-)

VII.ANALISA DATA

Tabel 3. Analisa Data pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara

Page 88: Ns.docx

No Data Etologi Masalah

1.                 

DS : Pasien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri berasa antara 5-8 menit, seperti tertusuk-tusuk, nyeri tetap.

DO : Massa berdiameter 20x10x10 Cm keluar keringan dingin, nyeri level 5, nadi 86x/menit, respirasi 24x/menit, tekanan darah 140/80 mmhg

Agen injuri : kimia ( proses tumor).

Nyeri akut

2.       

DS : Pasien mengatakan sangat khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi sampai yang membahayakan.

DO :  Pasien tampak cemas, bingung, menunduk sambul menangis.

Status kesehatan Cemas

3.      

  : Pasien mengatakan malu dengan keadaan dirinya, mrasa tidak berguna karena keadaanya dan perubahan pada dirinya.

DO : Bingung, tampak cemas dan tampak malu.

Kerusakan fungsional Harga diri rendah

B.  Prioritas masalah

1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri, kimia (proses tumor) ditandai dengan pasien

mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri terasa antara 5-8 menit. Nyeri seperti

ditusuk-tusuk dan daerahnya tetap.massa berdiameter 20x10x10 mmHg

2.      Cemas berhubungan dengan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan snagat

khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi yang membahayakan. Pasien tampak

cemas, bingung dan menangis.

Page 89: Ns.docx

3.      Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional ditandai dengan pasien

mengatakan malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna karena keadaannya dan

perubahan pada dirinya, bingung tampak cemas, tampak malu.

C.  PERENCANAAN

Nama pasien                : Ny “S”                      Ruang              :14

Dx                               : Ca Mammae              No. Rm           : 273723

Alamat                         : sengerong, septosari

Tabel 4. Perencanaan Keperawatan pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara

No Hari/ Tgl/ JamDiagnosa

keperawatanNOC NIC

1 2 3 4 5

1.        Senin, 23 Mei 2011

Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri kimia (Proses tumor).

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukkan

1) Melaporkan nyeri sudah terkontrol2) Menggunakan analgetik sesuai

dengan kebutuhan (4)3) Menggunakan metode non

analgetik  untuk mengurangi nyeri (4)

4) Melaporkan nyeri sudah terkontrol5) Mengenali gejala-gejala nyeri (4)

1) Menejemen nyeri2) Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan3) Ajarkan tentang teknik non

farmakologi4) Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri5) Tingkatkan istirahat6) Kurangi faktor prespitasi.

1 2 3 4 5

Page 90: Ns.docx

Cemas berhubungan dengan status kesehatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pasien menunjukkan:

1)  Monitor intensitas kecemasan (4)

2)  Menggunakan strategi koping efektif (4)

3)  Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan (4)

4)  Mempertahankan penampilan peran (4)

5)  Menggunakan sport sosial yang memungkinkan (4)

Pengurangan cemas1)   Gunakan pendekatan yang

menenangkan2)   Pahami perspektif pasien

terhadap situasi setres3)   Temani pasien untuk

memberikan keamanan dan mengurangi takut

4)   Identifikasi tingkat kecemasan

5)   Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

Harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan fungsional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukkan

1) Body image (4)2) Sensory function (3)3) Memelihara kontak dengan

sumber komunitas yang tepat (4)

4) Mengenal kejadian (4)5) Kemampuan untuk

memvalidasi diri6) Penilaian diri yang akurat

Berbicara dengan pasien dengan lambat dan suara yang jelas

1)  Memberikan reinforcementpositif kepada pasien

2)  Instruksikan keluarga untuk mensport pasien

3)  Memberikan arti hidup dan berguna bagi pasien.

D.  CATATAN PERKEMBANGAN

Page 91: Ns.docx

Catatan Perkembangan hari I

Tabel 5. Catatan Perkembangan hari I pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.

NoHari/ Tgl/

jam

Diagnosa

keperawatanImplementasi Evaluasi

1.       

Rabu, 25 Mei 201107.30 WIB

Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia (proses tumor)

08.30 WIB : memberikan analgetik09.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam11.00 WIB : melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

S : Pasien mengatakan nyeri mulai berkurang

O : KU baik, analgetik, dulcolax 1 ampil, infus RL 20 tpm, TD 120/80 mmHg, Nadi 82x/menit, respirasi 22menit.

A : Maslah teratasi sebagian dengan kriteria hasil mempu mengenal nyeri (4)

P : lanjutkan intervensi1)      Kolaborasi terapi2)      Teknik nafas dalam 

Cemas berhubungan dengan status kesehatan

08.20 WIB : Menganjurkan keluarga agar selalu mendampingi pasien11.30 WIB : Memotivasi pasien agar yakin dengan tindakan medis yang diberikan12.00 WIB :Menanyakan penyebab kecemasan pasien

S : Pasien mengaku cemas dan takut keadaan dirinya memburuk

O : Klien tampak gelisah, KU sedang, bingung, kurang konsentrasi. 

A : masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi

1)      Menggunakan strategi koping affektif

2)      Mempertahankan penampilan peran.Harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan fungsional

08.30 WIB : memberikan dukungan bahwa klien sangat berarti bagi keluarga10.00 WIB :Menginstruksikan keluarga agar mensport klien

S : Pasien mengatakn bahwa dirinya sudah tidak ada gunanya

O : Bingung kurang konsentrasi , cemasA : Masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensi1)      Body image2)      Penilaian diri yang akurat

Catatan Perkembangan Hari Ke II

Tabel 6. Catatan Perkembangan hari ke-II pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.

No Hari/ Tgl/

jam

Diagnosa

keperawatan

Implementasi Evaluasi

Page 92: Ns.docx

1.        Kamis, 26 Mei 201101.00 WIB

Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia (proses tumor)

08.30 WIB : memberikan terapi nyeri10.00 WIB : mengevaluasi teknik relaksasi nafas dalam11.00 WIB : mengurangi faktor penyebab nyeri

S : pasien mengatakan nyeri mulai berkurang

O : KU sedang, tampak senang kesadaran komposmentis.

A : Masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi

Cemas berhubungan dengan status kesehatan

08.30 WIB : motivasi pasien agar tidak cemas10.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam12,00 WIB : mendampingi klien dan memotivasi

S : pasien mengatakan cemas sudah mulai bisa dikurangi

O : Pasien tampak bisa berkonsentrasi, gelisah berkurang, nadi 82x/menit.

A : masalah teratasi sebagianP : motivasi klien, kesehatan klien dan

keluarga     Lanjutkan intervensi .

Harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan fungsional

08.30 WIB : Motivasi klien agartidak takut09.30 WIB : ajarkan pada keluarga10.00 Wib evaluasi klien dengan keluarga bahwa klien sangat berarti

S : Klien mengatakan dirinya tidak berharga

O : KU sedang, kesadaran composmentis, tampak gelisah , Nadi 82x/menit

  masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensi.

Catatan Perkembangan Hari Ke III

Tabel 7. Catatan Perkembangan hari ke-III pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara.

NoHari/ Tgl/

jamDiagnosa

KeperawatanImplementasi Evaluasi

1.       

Kamis, 26 Mei 2011 08.00 WIB

Nyeri akut berhubungan dengan injuri kimia (proses tumor)

08.30 WIB : memberikan terapi analgetik09.00 WIB : mengevaluasi teknik relaksasi nafas dalam 10.30 WIB : mengurangi kebisingan agar nyeri berkurang11.40 WIB : melakukan

S : Pasien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang

O : KU baik, analgetik dulcolax 1 ampul, infus Rl 20 tpm, TD 110/80 mmHg Nadi 80x/menit respirasi 22x/menit.

A : Masalah teratasi sebagian

Page 93: Ns.docx

pemeriksaan tanda-tanda vitalP : lanjutkan intervensi

Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

08.20 WIB : mengurangi faktor penyebab cemas09.00 WIB : mengajarkan teknik relaksasi nafas panjang11.00 WIB : memotivasi klien dan keluarga

S : Pasien mengatakan sudah mulai bisa tenang

O : KU sedang gelisah berkurang, respirasi 24x/menit, nadi 84x/menit

A : Masalah teratasi sebagianP : Lanjutkan intervensi

Harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan fungsional

08.40 WIB : Memotivasi klien bahwaklien sangat berarti.10.00 WIB : memberikan penkes kepada keluarga agar memberikan semangat kepada klien13.00 WIB :Mengevaluasi keluarga agar mensport klien 

S : klien mengatakan hidupnya sekarang sudah mulai berarti

O : KU sedang banyak kontak mata dan konsentrasi

A : masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi

Page 94: Ns.docx

BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Kanker Payudara dilaksanakan selama tiga

hari. Kasus ini diperoleh melalui tahap proses kepeawatan yang melalui lima tahap yaitu

Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi. Dimana proses

keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan

mendiagnosa status kesehatan klien, menentukan intervensi, melaksanakan dan melakukan

evaluasi hasil asuhan keperawatan.

Pembahasan dilakukan untuk melakukan analisa secara ilmiah terhadapa asuhan

keperawatan yang dilaksanakan, serta menentukan kesenjangan  antara teori dan fakta yang ada

sehingga tercermin suatu analisa antara pengalaman belajar dan teori yang ada dengan aplikasi

yang nyata pada saat studi kasus.

A.    Pembahasan Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 23 Mei 2011 jam 09.30 WIB di Bangsal

Cempaka RSUD Wonosari. Data diperoleh penulis setelah melakukan wawancara dengan pasien

secara langsung dan melakukan wawancara tambahan kepada anak pasien, data yang lainnya

diperoleh dari status pasien dan perawat yang dinas di bangsal Cempaka. Data yang sifatnya

obyektif ditemukan penulis melalui observasi dan pemeriksaan langsung dengan

pasien.  Terdapat data pasien mengatakan Saya sebelumnya belum pernah mengalami sakit

Page 95: Ns.docx

seperti ini dan bila ditekan terasa sakit pada payudara sebelah kiri dan payudara cepat membesar.

Rasa takut pun timbul.

1.      Domain 1: Health Promotion

Pada domain ini di jelaskan dari riwayat penyakit. Pasien belum pernah mengalami sakit seperti

ini sebelumnya, dengan umurnya sekarang klien termasuk belum terlalu tua, pasien sudah sedikit

mengerti dengan penyakit yang di deritanya sekarang. Sehinga dalam pengkanjian domain ini

tidak ditemukan kesenjangan data.

2.      Domain 2 : Nutrition

Dalam domain ini dikatakan bahwa  pasien tidak ada masalah  dalam nutrisinya.dilihat dari

keseharian pasien makan 3x sehari. Sehingga intake yang masuk cukup dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi pasien. Walaupun pasien tidak menggunakan suplemen makanan dalam

memenuhi kebutuhan nutrisinya, nafsu makannya pun tidak mengalami perubahan. Sehingga

dalam pengkajian domain ini tidak di temukan kesenjangan data.

3.      Domain 3: Eleminasi

Dalam domain ini dikatakan bahwa, pasien tidak mengalami kesulitan dalam BAB ataupun

BAK. Yang ditandai dengan pasien tidak menggunakan alat bantu untuk melakukan  eleminasi.

Sehingga dalam pengkajian domain ini tidak ditemukan kesenjangan data.

4.      Domain 4: Aktivity/Rest

Dalam domain ini, di temukan data yang menunjukan bahwa, dalam kemampuan untuk makan,

mandi, bepakaian, berhias, BAB dan BAK dilakukan dengan bantuan dari keluarga. Dalam

Page 96: Ns.docx

pemenuhan istirahat tidur, klien biasanya tidur 7 – 8 jam sehari. Pasien jarang bisa tidur kalau

siang hari tapi malam hari pasien bisa tidur dengan baik.

5.      Domain 5: Perception cognition

Di domain ini menunjukan bahwa dalam dalam hal pengecapan, pendengaran, dan penglihatan

masih baik, tidak ada masalah dalam hal ini. Namun tedapat rasa nyeri yang timbul dari

payudara, yang terletak dari sebelah kiri. yang menunjukan derajat nyerinya 4. Sehingga dalam

pengkajian domain ini, tidak di temukan kesenjangan data.

6.      Doamin 6 : Self-Perceotion

Dalam doamain ini, ditemukan data yang menunjukaan bahwa, pasien menyadari dirinya sakit,

dan butuh dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekatnya, seperti suami dan anaknya.

Namun rasa cemas pasien pun timbul karena mengingat keadaannya seperti sekarang. Selain itu

pasien juga merasa sakitnya sangat berpengaruh terhadap hidupnya dan terancam kehilangan

anggota tubuhnya, malu juga akan dirasakan pasien dengan keadaan yang dialami. Yang ditandai

dengan tampak gelisah, kontak mata kurang, murung, minder dan menangis. Sehingga dalam

domain ini ditemukan kesenjangan data yaitu harga diri rendah berhubungan dengan kerusakan

fungsional.

7.      Domain 7: Peran dan Hubungan

Dalam domain ini menunjukan adanya peran dan hubungan yang cukup baik antara pasien

dengan keluarga dan Pasien-pasien yang lainnya.dan pasien pun merasa puas dengan peranya

Page 97: Ns.docx

sebagai seorang istri dan seorang ibu. dari hasil pengkajian diatas menunjukan tidak adanya

kesenjangan data

8.      Domain 8 : Seksualitas

Dalam domain ini  menunjukan, pasien tidak ada kecemasan terhadap sex. pasien menggunakan

KB Pil sebagai alat kontrasepsinya. Pasien sudah mempunyai anak 2.  pasien merupakan seorang

istri dan seorang ibu, sehingga dalam pengkajian dalam domain ini tidak ditemukan kesenjangan

data.

9.      Domain 9 : Coping/stress tolerance

Dalam pengkajian yang telah dilakukan dalam domain ini, dimana pasien menunjukan rasa  takut

dengan keadaannya dan merasa dirinya tidak berarti. sehingga dalam domain ini menunjukan

adanya data senjang yaitu cemas berhubungan dengan status kesehatan.

10.  Domain 10 : Prinsip Hidup

Di dalam domain ini menunjukan  bahwa, pasien menganut agama islam, dan pasien yakin,

Tuhan pasti akan memberi jalan terbaik  pada dirinya. Dan pasien akan berusaha melawan

cobaan tersebut. Sehingga dalam domain ini tidak ditemukannya kesenjangan data.

11.  Domain 11: Safety/Protektion

Dalam domain ini tidak ditemukannya kesenjangan data, hal ini menunjukan pasien tidak adanya

luka, lecet, dan tidak adanya tanda gejala infeksi pada infus.

12.  Domain 12: Kenyaman

Page 98: Ns.docx

Dalam domain ini menunjukan, adanya ketidaknyamanan pada pasien, diman pasien merasa

sakit pada payudara di sebelah kiri, dengan skala 4.nyeri tetap. Yang di tandai dengan wajah

pasien terlihat meringis menahan sakit, gelisah, dan kurang konsentrasi. Sehingga dalam domain

ini menunjukan adanya kesenjangan data yaitu nyeri akut berhubungnan dengan agen injuri

kimia.

13.  Domain 13: pertumbuhan dan Perkembangan

Dalam domain ini tidak dilakukan pengkajian 

       Dengan melakukan pengkajian penulis menyimpulkan adanya faktor pendukung dan

penghambat,antara lain :

1.      Faktor Pendukung

a.       Pasien dan keluarga koperatif dan bersedia menjawab semua pertanyaan penulis

b.      Adanya rekam medis atau status klien yang membantu penulis dalam melengkapi data.

2.      Faktor penghambat

a.       Penulis kesulitan dalam memahami teori NANDA.

B.     Pembahasan Diagnosa Keperawatan

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisa untuk menemukan masalah  klien, dan

selanjutnya merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. “S“ dan didapatkan tiga diagnosa

keperawatan. Pembahasan perbandingan antara diagnosa keperawatan dalam dengan kasus pada

Ny.”S” adalah sebagai berikut.

Diagnosa yang muncul pada  Ny “S” yang sesuai teori adalah :

Page 99: Ns.docx

4.      Nyeri akut

Pasien mengatakan nyeri pada payudara sebelah kiri, nyeri terasa antara 5-8 menit. Nyeri seperti

ditusuk-tusuk, dengan skala nyeri 4.

5.      Cemas

 Pasien mengatakan sangat khawatir tentang penyakitnya dan takut apabila terjadi yang

membahayakan. Pasien tampak cemas, bingung dan menangis.

6.      Harga diri rendah kronis,

pasien mengatakan malu dengan keadaan dirinya, merasa tidak berguna karena keadaannya dan

perubahan pada dirinya, tampak bingung tampak cemas, tampak malu.

C.    Pembahasan Perencanaan Keperawatan

Tahap perencanaan asuhan keperawatan meliputi penentuan prioritas masalah,

menentukan  tujuan dan menentukan rencana tindakan keperawatan. Penulis menggunakan

kebutuhan dasar manusia menurut Hierarki Maslow dan masalah yang mengancam kehidupan

atau keselamatan.

Perencanaan diagnosa keperawatan yang di susun penulis pada pasien Ny “S” sesuai dengan

NANDA (2005-2006). Prioritas yang akan dicapai adalah :

1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri, kimia (proses tumor), penulis merencanakan 3x24

jam, tingkat nyeri dapat diturunkan atau di hilangkan, dengan indikator yang di

capai :melaporkan bahwa nyeri sudah berkurang, Melaporkan nyeri sudah terkontrol,

menggunakan analgetik sesuai dengan kebutuhan, menggunakan metode non analgetik  untuk

Page 100: Ns.docx

mengurangi nyeri, melaporkan nyeri sudah terkontrol, mengenali gejala-gejala nyeri. Didalam

perencanaan penulis sudah merencanakan tindakan yang akan diambil antara lain : Manejemen

nyeri,, observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, ajarkan tentang teknik non

farmakologi, berikan analgetik untuk mengurangi nyeri, tingkatkan istirahat.

2.      Cemas berhubungan dengan status kesehatan penulis merencanakan 3x24 jam, tingkat nyeri

dapat diturunkan atau di hilangkan, dengan indikator yang di capai : Monitor intensitas

kecemasan, menggunakan strategi koping efektif, menggunakan teknik relaksasi untuk

menurunkan kecemasan, mempertahankan penampilan peran, menggunakan sport sosial yang

memungkinkan. Didalam perencanaan penulis sudah merencanakan tindakan yang akan diambil

antara lain : Pengurangan cemas, Gunakan pendekatan yang menenangkan, Pahami perspektif

pasien terhadap situasi setres, Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi

takut, Identifikasi tingkat kecemasan. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

3.      Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional 3x24 jam, tingkat nyeri

dapat diturunkan atau di hilangkan, dengan indikator yang di capai : Body image, Sensory

function, Memelihara kontak dengan sumber komunitas yang tepat, Mengenal kejadian,

Kemampuan untuk memvalidasi diri, Penilaian diri yang akurat Didalam perencanaan penulis

sudah merencanakan  tindakan yang akan diambil antara lain : Berbicara dengan pasien dengan

lambat dan suara yang jelas, Memberikan reinforcement positif kepada pasien, Instruksikan

keluarga untuk mensuport pasien , Memberikan arti hidup dan berguna bagi pasien.

D.    Pembahasan Implementasi

Page 101: Ns.docx

Asuhan keperawatan pada Ny “S” dilakukan selama 3x24 jam mulai tanggal 23 Mei sampai 26

Mei 2011 di Bangsal Cempaka RSUD Wonosari.

Pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada dasarnya telah sesuai dengan rencana

keperawatan yang telah di buat pada setiap diagnosa keperawatan dan secara garis besar

pelaksanaannya sudah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab. Penambahan dan

pengurangan tindakan yang dilaksankan penulis menyesuaikan dengan kondisi pasien. Penulis

juga melibatkan keluarga di dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan

harapan keluarga dapat merawat pasien secara mandiri.

Adapun pembahasan Implementasi adalah sebagai berikut :

1.      Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri kimia. penulis melakukan implementasi seperti

mengkaji lokasi nyeri, karakteristik nyeri dan kualitas, mengajarkan tehnik non farmakologi

seperti menarik nafas dalam, menganjurkan meningkatakan istirahat. Semua rencana

keperawatan dalam teori dilaksanakan oleh penulis.

2.      Cemas berhubungan dengan status kesehatan penulis melakukan implementasi seperti menemani

pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, mengidentifikasi tingkat kecemasan.

menginstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi, memahami perspektif pasien terhadap

situasi setres

3.      Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional penulis melakukan

implementasi seperti Memberikan reinforcement positif  kepada pasien, menginstruksikan

keluarga untuk mensuport pasien , Memberikan arti hidup dan berguna bagi pasien.

Page 102: Ns.docx

E.     EVALUASI

Dalam hal ini penulis menggunakan evaluasi prosses dan evaluasi hasil, dimana evaluasi proses

mengacu pada setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien, sedangkan

evaluasi hasil mengacu pada tujuan dan indikator yang telah ditetapakn dalam perencanaan yang

dapat memperhatikan keberhasilan dari keperawaratan yang telah di laksanakan.

Hasil evaluasi dan penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Ny “S” dengan Kanker

Payudara  selama 3x24 jam dari tanggal 23 Mei sampai 26 Mei 2011 adalah sebagai berikut :

Masalah teratasi sebagian  :

1.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri kimia.

Masalah ini teratassi sebagian karena setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

pasien mengatakan rasa nyeri sudah mulai berkurang setelah melakukan tehnik relaksasi.

2.      Cemas berhubungan dengan status kesehatan.

Masalah ini teratassi sebagian karena setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

pasien mengatakan sudah bisa merasa tenang setelah mendapatkan motivasi dari keluarga.

3.      Harga diri rendah kronis, berhubungan dengan kerusakan fungsional.

Masalah ini teratassi sebagian karena setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

pasien mengatakan hidupnya sekarang sudah mulai berarti setelah mendapatkan support dari

keluarga dan petugas kesehatan.

 

Page 103: Ns.docx

BAB V

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny “S” dengan Kanker Payudara selama 3

hari dari tanggal 23 Mei sampai 26 Mei 2011, penulis mendapatkan pengalaman yang nyata

tentang perawatan pasien dengan Kanker Payudara di Bangsal Cempaka RSUD Wonosari.

Pengkajian yang dilakukan meliputi pengkajian biologis, psikologis, sosial, spiritual.

Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mengalami hambatan yang berarti karena pasien dan

keluarganya kooperatif sehingga pasien mau mengungkapkan masalah yang dihadapi saat itu.

Diagnosa ynag muncul pada asuhan keperawatan ini adalah Nyeri akut behubungan dengan agen

injuri kimia; Cemas behubungan dengan statusn kesehatan; Harga Diri Rendah Kronis

berhubungan dengan kerusakan fungsional. Penulisan rencana keperawatan masing- masing

diagnosa berdasrakan teori dan sesuai dengan kondisi pasein.

Pelaksanaan keperawawatan pada Ny “S” dengan Kanker Payudara. Evaluasi dari asuhan

keperawatan ini, dari 3 diagnosa yang muncul 3 diagnosa teratasi sebagian.