Novia

15
Perlunya Berpikir Kritis dalam Suatu Tindakan Novia Kartina 10.2013.149 B8 30 Oktober 2013 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731 [email protected] 1

description

mantap

Transcript of Novia

Page 1: Novia

Perlunya Berpikir Kritis dalam Suatu Tindakan

Novia Kartina

10.2013.149

B8

30 Oktober 2013

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021)

563-1731

[email protected]

1

Page 2: Novia

Abstrak

Setiap tindakan haruslah disertai dengan cara pikir yang kritis dan logis. Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan logika, rasional dan masuk akal.Sedangkan berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut.Dalam melakukan tindakan dengan berpikir kritis dan logis ini diperlukan penggunaan tiga dimensi dasar dalam melakukan aktifitas,pemikiran terhadap pandangan benar dan salah menurut pandangan Sokrates,sekaligus dengan landasan asas-asas pemikiran yang seharusnya dilakukan oleh dokter Jack Kevorkian dalam melakukan suatu tindakan kepada pasien.Seperti dalam kasus,tindakan Euthanasia yang ia lakukan harusnya diperlukan berpikir kritis dan logis.

Kata kunci : Berpikir Kritis,Berpikir Logis,Tiga Dimensi Dasar,Asas-asas Pemikiran,Euthanasia.

Abstract

Every action must be accompanied by critical thinking and logical. Thinking logically is a process of thinking with logic, rational and critical thinking akal.While enter a deepening of consciousness and intelligence compare several issues that are and will be so as to produce a conclusion and ideas that can solve the problem shall make an action with think critically and logically this required the use of three basic dimensions in doing activities, thinking of the views of right and wrong in the eyes of Socrates, as well as the foundation of the principles of thought that should be done by a doctor Jack Kevorkian to perform an action to pasien.as well as in the case, the action euthanasia he did should be required to think critically and logically.

Keywords: Critical Thinking, Logical Thinking, Three Dimensional Basic, Principles of Thought, Euthanasia.

2

Page 3: Novia

Pendahuluan

Di dalam kehidupan sehari-hari,manusia tidak lepas dari pola tindakan

atau aktifitas yang ada.Ada yang disibukkan oleh pekerjaan dan ada pula yang

disibukkan oleh aktifitas lainnya.Oleh sebab itu,manusia diharapkan agar dapat

mengatur kehidupannya agar dapat berjalan mulus sesuai keinginan masing-

masing pribadi.Salah satunya adalah pola berpikir kritis dan logis.Berpikir kritis

dan logis menuntut setiap orang untuk dapat menangani masalah atau tindakan

yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.Kemampuan dalam berpikir

kritis ini sangatlah dibutuhkan dalam pemecahan masalah/pencarian solusi

maupun tindakan lainnya.Memilah mana yang dikatakan baik dalam suatu

tindakan maupun buruknya itu tergantung dari pengetahuan setiap

orang.Berpikir logis juga menuntut pemikiran yang sistematis.Pemikiran yang

sistematis ialah rangkaian pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau

saling berkaitan secara logis.Tanpa berpikir yang logis-sistematis dan

koheren,tak mungkin dapat diraih kebenaran yang dapat

dipertanggungjawabkan.Berpikir kritis berarti membakar kemauan untuk terus-

menerus mengevaluasi argumen-argumen yang menganggap diri benar.Seorang

yang berpikir kritis tidak akan mudah menggenggam suatu kebenaran sebelum

kebenaran itu dipersoalkan dan benar-benar diuji terlebih dahulu.

Tindakan yang dilakukan setiap manusia baik atau buruknya tindakan

tersebut didasarkan oleh realitas yang ada,pengetahuan masing-masing

pribadi,sekaligus etika yang dimiliki.Tindakan dapat dikatakan baik tetapi belum

tentu benar menurut pandangan orang lain,oleh sebab itu perlu cara berpikir

yang kritis dan logis agar tindakan yang dilakukan dapat dikatakan benar dalam

pandangan oranglain.Tindakan juga didasari oleh asas-asas pemikiran pada

manusia yang bertindak.Sehingga tindakan selalu menggunakan cara pikir atau

pola pikir dalam melakukan suatu tindakan.

3

Page 4: Novia

Isi

Berpikir Logis

Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan

logika, rasional dan masuk akal.Secara etymologis logika berasal dari kata logos

yang mempunyai dua arti yaitu pemikiran dan kata-kata. Jadi logika adalah ilmu

yang mengkaji pemikiran. Karena pemikiran selalu diekspresikan dalam kata-kata,

maka logika juga berkaitan dengan “kata sebagai ekspresi dari pemikiran”.1 Dengan

berpikir logis, kita akan mampu membedakan dan mengkritisi kejadian-kejadian

yang terjadi pada kita saat ini,apakah kejadian-kejadian itu masuk akal dan sesuai

dengan ilmu pengetahuan atau tidak. Dan kita juga harus mampu berpikir kritis

sehingga kita mampu mengolah fenomena-fenomena yang diterima oleh sistem

indera hingga dapat memunculkan berbagai pertanyaan yang berkaitan dan untuk

dicari jawabannya.Cara berpikir logis yang biasa dikembangkan, dapat dibagi

menjadi dua, yaitu berpikir secara deduktif dan berpikir secara induktif. Logika

deduktif adalah penarikan kesimpulan yang diambil dari proposisi umum ke

proposisi khusus.Sedangkan logika induktif kebalikan dari logika deduktif. Jenis

logika ini harus mengikuti penalaran yang berdasarkan pengalaman atau kenyataan.

Artinya, jika tidak ada bukti maka kesimpulannya belum tentu benar atau pasti.1

Berpikir Kritis

Berpikir kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan

(decision making), perencanaan strategi (strategic planning),proses ilmiah (scientific

process), dan pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis merupakan

upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa

masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan

dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut.Setiap orang memiliki pola

pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis,

masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari

solusinya.Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses penilaian atau

pengambilan keputusan yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri.

Peter Facione, mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan proses perumusan

alasan dan pertimbangan mengenai fakta, keadaan, konsep, metode dan kriteria.

Richard Paul mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses merumuskan alasan

yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep,mengaplikasikan,

4

Page 5: Novia

menganalisis,mengintegrasikan(sintesis),atau mengevaluasi informasi yang

dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan

(reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.Kritis adalah

memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan.

Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu

langsung kepada sasaran dan juga merupakan bentuk berpikir yang perlu

dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan,

mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika

menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe

yang tepat.Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi,

mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa

faktor pendukung untuk membuat keputusan.1

Pandangan Sokrates

Suatu tindakan dikatakan benar jika tindakan yang dilakukan adalah tindakan

yang baik.Sokrates,ia menentang ajaran sofis.Ia membela “Yang Benar dan Yang

Baik”,sebagai nilai-nilai obyektif universal.Metoda yang dipakai oleh Sokrates

adalah metode bertanya,supaya ditampilkan pengetahuan tentang “Yang Benar dan

Yang Baik”dalam batin masyarakat Athena.

Sokrates di lahirkan di Athena (469 SM-399 SM). Ayah sokrates adalah

seorang pemahat dan ibunya phainarete adalah seorang bidan. Sokrates adalah

seorang murid dari arkhelaos. Tetapi kemudian memutuskan untuk berbalik dari

filsafat alam dan mulai mencari pemikirannya sendiri.

Semula sokrates seorang sofis yang ternyata adalah musuh yang paling

sengit. Sofisme merupakan suatu aliran atau suatu gerakan dalam bidang intelek. Hal

ini di sebabkan beberapa factor pada zaman itu. Sebutan “sofis” mengalami

pekembangan sendiri. Sebelum abad ke 5 istilah itu berarti sarjana, cendikiawan.

Namun pada abad ke-4 para sarjana atau cendikiawan bukan lagi di sebut

“sofis”,tetapi “filosofos”,filsuf, sedangkan sebutan sofis di gunakan kepada guru

yang berkeliling dari kota ke kota untuk mengajar. Para guru yang berkeliling ini di

anggap telah menipu orang lain dengan 5articu-alasan yang tidak sah,selain itu juga

mereka di tuduh sebagai orang-orang yang meminta uang untuk ajaran mereka.

Sokrates menentang ajaran sofis dengan sekuat tenaga. Ia membela “yang

benar”dan “yang baik” sebagai nilai-nilai obyektif yang harus di terima dan di

5

Page 6: Novia

junjung tinggi oleh semua orang. Sokrates menghasilkan metode filsafatnya sendiri

yang digunakan untuk menujukan keterbatasan filsafat baru para sifis tentang

filistinisme. Metode ini dinamakan elenchus (artinya penyangkalan). Elenchus

adalah suatu cara bertanya kepada seseorang untuk menampakkan kontradiksi dalam

pertanyaan-pertanyaannya. Metode skorates ini dirancang untuk menciptakan suatu

kebingungan (aporia) bagi orang-orang filistin. Metode bertanya ini supaya di

tampilkannya pengetahuan ‘’yang benar dan yang baik’. Dari metode skorates ini

dapat di jelaskan bahwa, hal yang baik tidak selalu dapat di 6articul benar. Namun

jika hal yang kita lakukan itu benar maka secara tidak langsung juga menunjukan

bahwa hal itu baik.

Dari skenario di atas dapat disimpulkan,Dokter jack merasa perbuatan

euthanasia yang ia lakukan itu adalah mulia karena ia 6art membantu pasiennya

untuk melepaskan beban hidup pasiennya.Perbuatan dokter Jack dapat dikatakan

baik,namun secara hukum atau pandangan lain,perbuatan Euthanasia itu adalah

perbuatan yang melanggar.2

3 Dimensi dasar dalam setiap aktifitas berbahasa dan kegiatan:

1.Ontologi(ontos=sesuatu/realitas)

Dunia kenyataan/realitas pada dirinya;atau: realitas sebagaimana

adanya yang sesungguhnya.

Menggunakan prinsip pertanyaan ‘what’ atau mengenai kejadian

sesungguhnya.

Contoh : Keadaan saat macet merupakan keadaan realitas kemudian

mencari info dari media sosial.

Dari skenario diatas,realitas yang ada adalah pada awal April 1998,di Pusat

Medis Adven Glendale California,diduga puluhan pasien telah “ditolong” oleh

dr.Jack Kevorkian untuk melepas ‘beban’ hidup mereka di RS tersebut.

2.Epistemologi(Episteme=pengetahuan)

Pengetahuan tentang kenyataan/realitas;atau: cara bagaimana manusia

dapat mengetahui kenyataan/realitas.

Menggunakan prinsip pertanyaan ‘why dan how’ atau mengenai

pemikiran bagaimana cara mengindari realitas yang ada.

Contoh : Saat macet,ketika mengetahui hal itu yang dilakukan ialah

balik arah atau menghindari jalan macet tersebut.

6

Page 7: Novia

Terdiri dari berbagai aspek:

- Indra( bisa salah)

- Intuisi(real dari pengalaman,tidak diragukan

kebenaran bagi individu itu sendiri)

- Akal( pemikiran sebelum ada pengalaman)

- Wahyu(Dasar teologis<agama>)

Dari skenario diatas,pengetahuan yang ada adalah bahwa dokter itu telah

memberi pertolongan kepada pasiennya untuk melepas hidup mereka.Dalam aspek

dari segi intuisi,perlakuan dokter Jack ini merupakan tindakan yang baik namun

tidak dikatakan benar.Dari segi akal,sebenarnya dokter Jack bisa dikatakan

benar,karena telah membantu pasien yang menderita hidupnya atau tidak sanggup

lagi untuk hidup.Namun karena dalam hukum dan dalam segi wahyu

sendiri,tindakan dokter Jack merupakan tindakan pembunuhan.Seperti halnya,Tuhan

tidak menyuruk kita untuk membunuh atau merampas hidup oranglain walaupun

dalam kondisi apapun juga.

3.Axiologi/etika(Axioma=prinsip;ethos=prinsip dasar tindakan)

Prinsip-prinsip dasar mengenai tindakan/perbuatan yang sebaiknya

dilakukan oleh manusia.Atau mengacu pada realitas yang ada

Menggunakan prinsip pertanyaan ‘what to do’ atau mengenai apa

yang harus dilakukan.

Dari skenario di atas,prinsip tindakan yang dilakukan dokter Jack tidak sesuai

dengan etika hukum,kedokteran,ataupun etika keagamaan sendiri.Karena dalam etika

tersebut,pembunuhan yang dilakukan oleh dokter Jack itu telah melanggar meskipun

dari segi apapun juga. 3

Asas-asas pemikiran

Merupakan dasar yang terdalam dari setiap pemikiran dan

pengetahuan.Terdiri atas asas primer dan asan sekunder.

Asas-asas Primer:

a. Asas Identitas

Merupakan dasar dari semua pemikiran. Azas identitas ini menunjukkan bahwa

sesuatu itu bagaimana adanya dan bukan yang lain. maksutnya di sini adalah

7

Page 8: Novia

bahwa benda ini adalah benda ini bukan benda yang lain. Dalam logika

pernyataan ini berarti apabila sesuatu di akui, semua kesimpulan yang di tarik

dari pengakuan itu harus di akui. Apabila sesuatu di akui, lalu kesimpulan yang

di tarik dari padanya di pungkiri, hal itu menyatakan bahwa pengakuan itu di

batalkan. Sesuatu yang sudah di akui tidak dapat secara serentak pula di

pungkiri.

b. Azas kontradiksi

Azas ini merupaka perumusan negative dari asas identitas. Dalam logika hal ini

berarti menaati azas identitas dengan menjauhkan diri dari kontradiksi. Atau

tidak boleh membatalkan atau memungkiri begitu saja sesuatu yang sudah di

akui.

c. Azas kecukupan penalaran

Azas ini menyatakan segala sesuatu yang ada memiliki mempunyai alasan yang

cukup yang untuk adanya. Segala sesuatu itu dapat di mengerti.tapi janglah

memperluas azas ini untuk semua yang ada. Pnerapan azas ini tidakboleh di

kenakan pada sesuatu yang hanya satu saja. Sebab tidak semua kenyataan dapat

di mengerti dengan cara yang memadai. Pikiran manusia sangat terbatas.

d. Azas Non-kontradiksi

Azas ini merupakan sebuah keputusan tidak dapat sama-sama salah atau sama-

sama benar. Karena apabila ada dua keputusan yang kontradiktoris, pastilah

salah satu diantaranya salah. Sebab keputusan yang satu merobohkan keputusan

lainnya.

Asas-asas Sekunder:

a.Dari isi keputusan:

- Azas kesesuaian: Jika A = B, dan B = C, maka A = C.

- Azas ketidaksesuaian: Jika A = B, dan B ≠ C, maka A ≠ C.

b.Dari luas keputusan:

- Dari pengertian universal, dapat ditarik kesimpulan universal.

- Dari pengertian 8articular hanya dapat ditarik kesimpulan yang juga

8articular, bukan universal.

c.Dari modal keputusan:

- Jika premis mutlak, kesimpulan juga mutlak.

8

Page 9: Novia

- Premis yang mustahil dapat membawa pada kesimpulan yang benar atau

salah.

- Dari apa yang ‘Ada’ dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang ‘Mungkin

Ada’. Tetapi, dari apa yang ‘Mungkin Ada’ tidak dapat ditarik kesimpulan

tentang apa yang sesungguhnya ‘Ada’.

- Dari apa yang ‘tidak mungkin’ dapat ditarik kesimpulan tentang apa yang

‘tidak ada’. Tetapi, dari yang ‘tidak ada’ tidak dapat ditarik kesimpulan

tentang apa yang ‘tidak mungkin’.4,5

Penutup

Dari pembahasan kasus dokter Jack diatas,diperlukanlah berpikir kritis

dan logis untuk memperoleh suatu tindakan yang baik dan benar.Dalam

pandangan Sokrates,haruslah seseorang mampu bertindak mana yang bisa

dikatakan benar atau baik dengan menggunakan 3 dimensi dasar dalam aktifitas

dan atas dasar asas-asas pemikiran yang ada.

Daftar Pustaka

1. Praja,Juhaya s, 1997,Aliran-Afilsafat dan Etika. PT Yayasan

Piara:Bandung

2. Hatta,Mohammad.1986.ALAM PIKIRAN

YUNANI,Jakarta:Timtamas

9

Page 10: Novia

3. Burhanuddin, Salam. 1997, Logika Materil, Filsapat Ilmu

Pengetahuan, Reneka Cipta:Jakarta

4. Mundiri,Logika,Rajawali Press bekerja sama dengan Badan

Penerbitan IAIN Walisingo Press,Cetakan keempat,2000

5. Edith Hamilton.The Greek Way to Western Civilization(New

York: The New American Library,n.d.),h.207-9

10