Non-destructive testing - Qualification and certification ... · dan pengetahuan teknis. Sebagian...

5
Widyanuklida Vol.S No.1, Juli 2004: 32-36 MENINGKA TKAN EFISIENSI PELA TIHAN PERSONEL UJI TAK RUSAK RADIOGRAFI Bagiyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan - BAT AN Abstrak Dalam buku panduan ISO 9712 yang berjudul "Non-destructive testing - Qualification and certification of personnel" tingkat kompetensi personel uji tak rusak (UTR) dibagi menjadi 3 tingkat. Ketiga tingkat kompetensi tersebut memerlukan pelatihan yang akan membedakan tingkat kemampuan personel untuk setiap tingkat dalam hal penguasaan pengetahuan teori dan pengetahuan teknis. Sebagian besar program pelatihan menggabungkan antara pengetahuan teori yang diajarkan dalam kelas dan pengetahuan praktek. Efisiensi dari pelatihan, selain bergantung pada kombinasi yang tepat dari materi tersebut, juga bergantung pada kualitas modul yang tersedia, kualitas pengajar dan organisasi dari pelatihan Abstract The ISO 9712, titled "Non-destructive testing - Qualification and certification of personnel" defines 3 levels of competence. The three levels of competence call for a training program, which shall impart personnel on each level a certain amount of theoretical and practical knowledge to the method. Most training programs combine a relatively short class-room lecture in the theory and practical exercises. The efficiency of the training depends partly on the appropriate combination of these elements, the quality of hand out, the trainers and the organization of the training courses Pendahuluan Uji tak rusak telah menjadi salah satu bagian penting dalam sistem jaminan kualitas dari berbagia macam konstruksi dan komponen. Tujuan utama dari uji tak rusak adalah untuk mendeteksi lokasi dan mengukur ketidak sempurnaan (diskontinuitas) yang terdapat dalam suatu komponen atau sambungan las. Hasilnya digunakan tidak hanya untuk mengevaluasi kualitas secara umum, tetapi juga untuk menjamin bahwa komponen tersebut dapat digunakan sesuai pada saat perancangan. Salah satu karakteristik dari uji tak rusak adalah bahwa hasil pengujian sangat bergantung pada kompetensi personel yang melakukan pengujian. Oleh sebab itu dalam rangka meningkatkan keandalan dari uji tak rusak dan untuk meyakinkan kepada pemilik barang , sebagian besar negara industri telah menetapkan sistem untuk kualifikasi dan sertifikasi personel uji tak rusak. Pada 32 awalnya, antara negara yang satu dengan yang lainnya terdapat perbedaan yang besar tetapi kemudian diadakan kerjasama antar negara untuk menyelaraskan sistem tersebut. The International Standard Organization, ISO, membuat suatu standard untuk skema sertifikasi yang dituangkan dalam ISO 9712, yang berjudul " Non-Destructive Testing - Qualification and Certification of Personnel" yang kemudian diadopsi oleh Standar Nasional Indonesia menjadi SNI 19-6364-2000 tentang Kualifikasi dan Sertifikasi Personel Uji Tak Rusak. Dalam kata pengantar dokumen ini dinyatakan bahwa efektifitas dari uji tak rusak tergantung pada kemampuan personil yang bertanggung jawab dan yang melakukan pengujian. ISO 9712 menggambarkan suatu sistem yang sangat mirip dengan yang digunakan di beberapa negara pada saat ini. Oleh sebah itu, sistem ini diharapkan dapat

Transcript of Non-destructive testing - Qualification and certification ... · dan pengetahuan teknis. Sebagian...

Page 1: Non-destructive testing - Qualification and certification ... · dan pengetahuan teknis. Sebagian besar program pelatihan menggabungkan antara pengetahuan teori yang diajarkan dalam

Widyanuklida Vol.S No.1, Juli 2004: 32-36

MENINGKA TKAN EFISIENSI PELA TIHAN PERSONELUJI TAK RUSAK RADIOGRAFI

BagiyonoPusat Pendidikan dan Pelatihan - BATAN

AbstrakDalam buku panduan ISO 9712 yang berjudul "Non-destructive testing - Qualification andcertification of personnel" tingkat kompetensi personel uji tak rusak (UTR) dibagi menjadi 3tingkat. Ketiga tingkat kompetensi tersebut memerlukan pelatihan yang akan membedakantingkat kemampuan personel untuk setiap tingkat dalam hal penguasaan pengetahuan teoridan pengetahuan teknis. Sebagian besar program pelatihan menggabungkan antarapengetahuan teori yang diajarkan dalam kelas dan pengetahuan praktek. Efisiensi daripelatihan, selain bergantung pada kombinasi yang tepat dari materi tersebut, juga bergantungpada kualitas modul yang tersedia, kualitas pengajar dan organisasi dari pelatihan

AbstractThe ISO 9712, titled "Non-destructive testing - Qualification and certification of personnel"defines 3 levels of competence. The three levels of competence call for a training program,which shall impart personnel on each level a certain amount of theoretical and practicalknowledge to the method. Most training programs combine a relatively short class-roomlecture in the theory and practical exercises. The efficiency of the training depends partly onthe appropriate combination of these elements, the quality of hand out, the trainers and theorganization of the training courses

PendahuluanUji tak rusak telah menjadi salah satu bagianpenting dalam sistem jaminan kualitas dariberbagia macam konstruksi dan komponen.Tujuan utama dari uji tak rusak adalah untukmendeteksi lokasi dan mengukur ketidaksempurnaan (diskontinuitas) yang terdapatdalam suatu komponen atau sambungan las.Hasilnya digunakan tidak hanya untukmengevaluasi kualitas secara umum, tetapijuga untuk menjamin bahwa komponentersebut dapat digunakan sesuai pada saatperancangan.

Salah satu karakteristik dari uji tak rusakadalah bahwa hasil pengujian sangatbergantung pada kompetensi personel yangmelakukan pengujian. Oleh sebab itu dalamrangka meningkatkan keandalan dari uji takrusak dan untuk meyakinkan kepada pemilikbarang , sebagian besar negara industri telahmenetapkan sistem untuk kualifikasi dansertifikasi personel uji tak rusak. Pada

32

awalnya, antara negara yang satu denganyang lainnya terdapat perbedaan yang besartetapi kemudian diadakan kerjasama antarnegara untuk menyelaraskan sistemtersebut.

The International Standard Organization,ISO, membuat suatu standard untuk skemasertifikasi yang dituangkan dalam ISO9712, yang berjudul " Non-DestructiveTesting - Qualification and Certification ofPersonnel" yang kemudian diadopsi olehStandar Nasional Indonesia menjadi SNI19-6364-2000 tentang Kualifikasi danSertifikasi Personel Uji Tak Rusak. Dalamkata pengantar dokumen ini dinyatakanbahwa efektifitas dari uji tak rusaktergantung pada kemampuan personil yangbertanggung jawab dan yang melakukanpengujian. ISO 9712 menggambarkan suatusistem yang sangat mirip dengan yangdigunakan di beberapa negara pada saat ini.Oleh sebah itu, sistem ini diharapkan dapat

Page 2: Non-destructive testing - Qualification and certification ... · dan pengetahuan teknis. Sebagian besar program pelatihan menggabungkan antara pengetahuan teori yang diajarkan dalam

Bagiyono, Meningkatkan Efisiensi Pelatihan Personel Uji Tak Rusak Radiografi

diterima oleh negara mana saja dengan hanyamelakukan sedikit pernbahan saja.

Kompetensi Personel uji Tak Rusak

Pada skema sertifikasi berdasarkan ISO 9712,kompetensi personel UTR dibedakan atas 3tingkat kompetensi yang berbeda untuk setiapmetode dan sektor.

Untuk mendapatkan sertifikasi pada tiap-tiaplevel, setiap peserta hams mengikutiserangkaian pelatihan. Pelatihan yangdianjurkan dibagi atas pengetahuan teori danpraktikum. Bagian teori diajarkan dalamwaktu yang relatif singkat di dalam kelas danberisi materi dasar mengenai pengertian danhukum fisika yang berpengarnh padapengujian radiografi. Pengetahuan praktek-diajarkan melalui praktek pengujian teknikradiografi dan interpretasi film dibawahbimbingan dan pengawasan instruktur yangmempunyai level serendah-rendahnya level 2.

Sebagian besar sistem merekomendasikanatau mensyaratkan jumlah jam minimumyang hams diajarkan didalam pelatihan danjumlah bulan minimum pengalaman kerjayang hams dipunyai peserta sebelummengikuti ujian sertifikasi.

Kurikulum dan silabus yang hams diajarkanbiasanya telah ditentukan secara nasional danberdasarkan kurikulum tersebut, tim pengajarpelatihan menyusun modul yang digunakandalam pelatihan . Modul tersebut dapatdianggap sebagai pengetahuan minimum dibidang pengetahuan teknik radiografi yangharus dikuasai sebelum mengikuti sertifikasi.Salah satu acuan yang dapat digunakan untukmenyusun kurikulum, silabus dan modulpanduan yang di terbitkan oleh InternationalAtomic Energy Agency, IEAE, "IAEA-TECDOC-628IRev.l, Training Guidelines inNon-Destructive Testing, Techniques, 2002Edition."

Prosedur Pengujian SertifikasiPeraturan ujian sangat bervariasi , tetapiuntuk mendapatkan ketidak-berpihakanyang tertinggi, ujian harus diadakan olehsuatu pusat pengujian yang mandiri.Persyaratan lebih lanjut yang diatur dalanskema ISO adalah sebagai berikut :

Pengujian hams mengikuti peraturanyang telah disetujui oleh lembagasertifikasi dan soal serta spesimen ujiyang digunakan dalam ujian tersebutharus dipilih dari koleksi yang telahdisetujui.Pengujian untuk level 1 dan 2 hamsterdiri dari pengetahuan general,pengetahuan spesifik dan ujianpraktikum. Pengujian tersebutdibedakan atas pengetahuan dasar danteknik radiografi.

Pada bagian pengetahuan dasar,peserta harus mendemonstrasikanpengetahuan yang diperlukanuntuk melakukan pengujianmelalui suatu pengujian tertulisyang terdiri dari sejumlah soaldengan pilihan ganda, yang dipilihdari kumpulan soal yang telahdisetujui.Pada bagian praktek , peserta harusmendemonstrasikan kemampuandalam mengoperasikan peralatansekaligus mempersiapkan (set-up)peralatan yang diperlukanberdasarkan teknik yang sesuaiuntuk menghasilkan gambarradiogafi yang memuaskan danmelakukan interpretasi hasiltersebut dengan benar sertamenganalisa informasi dari filmtersebut sampai ke suatu tingkattertentu.

Program Pelatihan Untuk Personel UjiTakRusak

Sebelum seseorang dapat dipercaya untukmelakukan pemeriksaan kualitas dari suatu

33

Page 3: Non-destructive testing - Qualification and certification ... · dan pengetahuan teknis. Sebagian besar program pelatihan menggabungkan antara pengetahuan teori yang diajarkan dalam

konstruksi hasil pelasan, penempaan (forging)atau pengecoran (casting) denganmenggunakan uji tak rusak, personel tersebutmemerlukan pelatihan yang mencakupbeberapa disiplin ilmu.

Sebagai pengetahuan dasar, personel tersebutakan memerlukan pengetahuan fisika,matematika, geometri dan ilmu bahan. Selainpengetahuan dasar terse but, pengetahuanmengenai metode pemrosesan danpenyambungan serta diskontinyuitas yangmungkin timbul dari metode terse but sangatpenting untuk diketahui.

Seperti telah disebutkan bahwa keandalandari UTR sangat bergantung pada ketaatanpersonel dalam mengikuti prosedur. Untukkeperluan tersebut, pelatihan mengenaipenggunaan prosedur tertulis sangat pentinguntuk personellevel 1 dan 2, sedangkan untuklevel 3 perlu dilakukan pelatihan tentangbagaimana cara menulis prosedur tertulisdengan baik. Biasanya, prosedur yang harusdiikuti tersebut mengacu kepada suatu code,standard atau rekomendasi. Oleh sebab itupengetahuan yang memadai mengenaidokumen tersebut juga sangat diperlukan.Semua pengetahuan tersebut dapat diperolehmelalui suatu program pelatihan, yang harusdiikuti oleh setiap personel yang akan bekerjadengan uji tak rusak. Program ini harusdimulai secara intensif pada saat mereka akanmulai bekerja dan diteruskan denganpelatihan berkelanjutan selama mereka masihbekerja sebagai personel uji tak rusak

Tahapan dari program pelatihan tersebutadalah sebagai berikut. :

Personel yang baru akan mulai bekerjadengan uji tak rusak harus diberikanpelatihan pendahuluan, yang berisimengenai filsofi uji tak rusak, teknikpengujian secara umum, peralatan yangdigunakan dan cara menangani peralatantersebut.

Widyanuklida Vol.5 No.1, Juli 2004: 32·36

Selanjutnya pelatihan teknis dapatdimulai dengan cara menjadikansebagai asisten dari operator yang telahberpengalaman untuk beberapa bulan(on the job training)Pelatihan dasar yang berisi metode danaplikasi pengujian dapat diberikansetelah periode yang dipersyaratkanteriampauiSegera setelah mendapatkan pelatihandasar, personel tersebut harusmengambil ujian sertifikasi level 1 danapabila lulus, dapat diberikan sertifikat(surat ijin bekerrja)Apabila personel yang telahmendapatkan sertifikat level telahmemperoleh pengalaman kerja yangmemadai, dan apabiladipertimbangakan relevan, personellevel 1 terse but dapat mengikutipelatihan lanjutan yang diteruskandengan mengikuti ujian sertifikasiuntuk mendapatkan sertifikat level 2.Untuk materi pengetahuan prakteklevel 2, pengetahuan yang diberikanharus lebih dari level 1 denganmenambahkan teknik yang lain yanglebih khusus agar dapat menyelesaikanpermasalahan yang mungkin terjadi dilapangan. Idealnya pengajar untukpelatihan level 2 adalah personel yangtelah memiliki sertifikat level 3 danmempuyai pengetahuan pada bidangdisiplin ilmu lain yang menunjang.Pelatihan untuk personel level 3memerlukan pengetahuan yang khususdan biasanya untuk personel level 3dipersyaratkan mempunyai latarbelakang pendidikan yang lebih tinggidibandingkan dengan personel level Idan 2. Apabila dari segi latar belakangpendidikan formal masih dianggapkurang memadai, maka dipersyaratkantelah mempuyai pengetahuan lapanganyang memadai sebagai level 2.Pelatihan untuk level 3 juga dapatdilakukan melalui cara lain seperti,mengikuti seminar, konferensi atau

Page 4: Non-destructive testing - Qualification and certification ... · dan pengetahuan teknis. Sebagian besar program pelatihan menggabungkan antara pengetahuan teori yang diajarkan dalam

Bagiyono, Meningkatkan Efisiensi Pelatihan Personel Uji Tak Rusak Radiografi

kegiatan lain yang berkaitan dengan ujitak rusak. Oleh sebab itu periodepelatihan minimum untuk level 3 tidakdiatur dalam skema ISO.

Kondisi Yang Penting Untuk Pelatihan UjiTak Rusak Yang Efisien

Pelatihan dalam bidang uji tak rusak dalamprogram pelatihan harus dilakukan denganmembekali peserta dengan pengetahuan yangkomprehensif dari mulai pengetahuan dasarsampai pengetahuan teknis yang berkaitandengan pengujian yang akan dilakukan.Efisiensi dari pelatihan tersebut bergantungpada beberapa faktor dan diantara faktortersebut yang sangat penting adalah sebagaiberikut:

Pengajar haruslah mempunyaipengetahuan yang komprehensif tidakhanya pada metode yang akandilakukannya, tetapi juga pengetahuanmengenai material, prosespenyambungan dan masalah khususlainnya yang mungkin timbul dalampenerapan uji tak rusak. Pengajar tersebutharuslah telah mempunyai sertifikat level3 dan mempunyai tingkat pendidikanformal minimal S 1Pada mata pelajaran praktikum, seorangpembimbing sebaiknya mengawasisebanyak-banyaknya 4 orang pesertapraktikum agar dapat memberikanbimbingan secara intensif dan tuntas.Pembimbing praktikum sebaiknyamempunyai sertifikat minimal level 2 danharus sudah terbiasa melakukanbimbingan kerja praktek.Fasilitas dan peralatan yang diperlukanuntuk melakukan pengujian harustersedia dalam jumlah yang memadai,yang mencakup peralatan pengujian,ruang kelas, alat bantu pendidikan, ruangpemrosesan film, ruang interpretrasi film,film standard yang berisi berbagaidiskontinyuitas dan juga peralatanproteksi radiasi.

Buku bacaan dan dokumen lain yangmenunjang dengan materi pelatihanharus diberikan kepada pesertapelatihan. Idealnya, modul tersebutdapat berfungsi sebagai buku pegangan(handbook) yang dapat dijadikanrujukan setelah peserta menyelesaikanpelatihan.Selama pelatihan, kondisi yangkondusif dan hubungan yang akrabantara pengajar dan peserta sangatmutlak diperlukan untuk meningkatkanefisiensi proses belajar mengajar.Penciptaan kondisi ini haruslah atasinisiatif pengajar/pembimbing dankondisi ini akan dapat tercapai denganbaik apabila peserta pelatihan tidakterlalu banyak, idealnya tidak lebih dari16 orang.Koleksi benda uji yang memenuhisyarat juga penting untukmeningkatkan efisiensi pelatihan.Benda uji tersebut harus mempunyaibentuk yang beraneka ragam sertamempunyai diskontinyuitas yangbervariasi, dari yang tidak mengandungdiskontinyuitas, sampai yang tingkatdiskontinyuitasnya parah. Idealnya,benda uji tersebut harus dibuat olehsuatu perusahaan yang bonafid danmempunyai reputasi yang baik.Disamping itu, diskontinyuitas yangada dalam benda uji tersebut haruslahseal ami mungkin.

Rekomendasi Untuk Organisasi UTRYang Akan Dapat MeningkatkanKompetensi

Dengan tingginya tuntutan kepadaorganisasi UTR untuk lebih andal dalammelakukan pengujian, kompetensi teknikdan kemampuan dalam melakukanpengujian dari personel menjadi sangatpenting. Salah satu cara yang dapatmeningkatkan kompetensi tersebut adalahdengan memberikan pelatihan danpengalaman personel yang terlibat dalam

35

Page 5: Non-destructive testing - Qualification and certification ... · dan pengetahuan teknis. Sebagian besar program pelatihan menggabungkan antara pengetahuan teori yang diajarkan dalam

Widyanuklida Vol.5 No.1, Juli 2004: 32-36

UTR berdasarkan pada skema sertifikasinasional. Pelatihan yang efisienmembutuhkan suatu acuan tertulis yanglengkap yang dijabarkan dalam suatu manualpelatihan, yang selanjutnya dijadikan salahsatu bagian dari manual jaminan mutu dariorganisasi. Selain itu, sangat dianjurkanbahwa semua instruktur yang mempunyailevel 3 harus dilibatkan secara intensif dalampelatihan yang ada dalam organisasi dan jugauntuk membimbing dan menduk.ung personelUTR yang mempunyai tingkat yang lebihrendah.

Acuan:1. IAEA- TECDOC-628IRev.l, Training

Guidelines in Non-Destructive TestingTechniques, 2002 Edition, , InternationalAtomic Energy Agency, 2002

2. ISO 9712, Non-destructive testing-Qualification and Certification ofPersonnel

3. Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6364-2000, Kualifikasi dan SertifikasiPersonel Uji Tak Rusak , 2000

36