No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis,...

211
Oleh: Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan Malang Balai Diklat Keuangan Malang 1 PENGANTAR PERPAJAKAN

Transcript of No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis,...

Page 1: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Oleh:Oleh:Abu Samman Lubis, SH.,MM. Abu Samman Lubis, SH.,MM.

Program D1 Keuangan Spesialisasi Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan CukaiKepabeanan dan Cukai

Balai Diklat Keuangan MalangBalai Diklat Keuangan Malang 11

PENGANTAR PERPAJAKAN

Page 2: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

22

Page 3: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

33

Pengertian Pajak menurut para ahliPengertian Pajak menurut para ahli

Dr. Suparman Soemahamidjaja, Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dlm mencapai kesejahteraan umum

Prof. Dr. P.J.A. Adriani, (Guru Besar Hukum Pajak Universitas Amsterdam), Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut prt2, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas-tugas negara harus menyelenggarakan pemerintahan.

Prof. Dr. Rachmat Soemitro, Pajak adalah iuran pajak kepada kas negara berdasarkan uu (yang dapat disahkan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yg langsung dapat ditujukan dan yg digunakan ut membayar pengeluaran umum.

Page 4: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

44

Pengertian Pungutan Selain PajakPengertian Pungutan Selain Pajak

2) Sumbangan: iuran yg dibayarkan oleh rakyat yg digunakan ut membantu kelompok masy. tertentu (pengertian sumbangan yg diatur pemerintah).

1) Retribusi: pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa/ pemberian izin tertentu yg khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

l

Retribusi Sumbangan1) Dipungut berdasarkan UU dan aturan

pelaksanaannya,2) Adanya imbal balik secara langsung

kepada pembayar retribusi,3) Uang retribusi dipergunakan bagi

pelayanan umum terkait retribusi bersangkutan,

4) Pelaksanaannya dapat dipaksakan bagi pelayanan umum terkait retribusi ybs.

1) Dipungut berdasarkan prt peruu2) Kontraprestasi yg diperoleh, tidak scr

individual tapi scr kelompok,3) Dapat dipaksakan tapi tidak scr

ekonomis, tapi scr yuridis.

Perbedaan retribusi dan sumbangan

Page 5: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

55

Fungsi PajakFungsi Pajak

Fungsi Tambahan

3)Fungsi demokrasi dari pajak: Berkaitan dengan hak seseorang apbl akan memperoleh pelayanan dari pemerintah;

4)Fungsi distribusi: fungsi yg lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dl masyarakat.

Fungsi Utama

1) Fungsi Penerimaan (Budgeteir) Pajak berfungsi sbg sumber dana yg diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran pemerintah. Sbg contoh yaitu dimasukkannya pajak dalam APBN sbg penerimaan dalam negeri.

2) Fungsi Mengatur (Reguler), Pajak berfungsi sbg alat untuk mengatur/ melaksanakan kebijakan di bid sosial ekonomi (fiscal policy). Contoh, dikenakan pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras.

Page 6: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

66

Pengertian PNBPPengertian PNBP

PNBP dikelompokkan: (Pasal 2 UU No. 20 Tahun 1997) 1)Penerimaan yg bersumber dari pengelolaan dana pemerintah;2)Penerimaan dari pemanfaatan SDA;3)Penerimaan dari hasil2 pengelolaan kekayaan negara yg dipisahkan;4)Penerimaan dari kegiatan pelayanan yg dilaksanakan pemerintah;5)Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan denda administrasi;6) penerimaan berupa hibah yang merupakan hak pemerintah;7)Penerimaan lainnya yang diatur dalam uu tersendiri.

Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan (UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP).

Page 7: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/2377

Pengertian Hukum Pajak

Bohari

Hukum Pajak (Hk. Fiskal) keseluruhan dr prt2Yg meliputi wewenang pemerintah ut mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkannya kembali ke masy dgn melalui Kas negara.

Hukum Pajak adalah suatu kumpulan prt2 ygMengatur hub antar pemerintah sbg pemungut pajak dan rakyat sbg pembayar pajak

.

Dgn Kata Lain Hkm Pajak menerangkan:

1) Siapa yg menjadi WP2) Objek apa yang dikenakan pajak3) Kewajiban WP terhadap pemerintah4) Timbul dan hapusnya utang pajak5) Cara penagihan pajak6) Cara mengajukan keberatan dan banding

pada peradilan pajak.

Bagian 2: Hukum Pajak di Indonesia

R. Santoso Brotodihardjo

Page 8: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/2388

Sumber Hukum Pajak

1) Rochmat Soemitro

Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU

Kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik

.2) R. Santoso Brotodiharjo

1) Hukum Pajak merupakan bagian dari hukum administrasi

2) Namun demikian tdk berarti hk pajak berdiri sendiri terlepas dr hukum lainnya.

Bagian 2: Hukum Pajak di Indonesia

UUD 1945 Pasal 23A

Kedudukan hk pajak dl Tata Hukum Nas.

Prof. PJA. Adriani

1) Hukum pajak harus dipisahkan dr HAN, krn hk pajak ikut menentukan npolitik perekonomian suatu neg. yg mana fungsi ini tdk dimiliki hk adm.

2) Hukuk pajak memiliki istilah2 tersendiri.

Page 9: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/2399

1) Hukum Perdata Hk Perdata: mengatur hub antara orang2 Pribadi Kebanyakan hk pajak mencari dasar kemungkinan pemungutannya atas kejadian, perbuatan2 hukum. Banyaknya istilah yg digunakan dlm Peruu perpajakan

.

2) Hukum PidanaDalam prt administrasi memerlukan sanksi2

pidana

Kedudukan Hk Pajak dengan hukum Lainnya

Sebaliknya hukum mempunyai pengaruh besar terhadap hukum perdata.

Page 10: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/231010

1) Hukum Pajak Materil, Memuat norma-norma yg menerangkan:

1) Keadaan, perbuatan2, dan peristiwa2 hukum yg harus dikenai pajak (objek). 2) Siapa yang harus dikenai pajak (subjek pjk)3) Berapa besaran pjk yg dikenakan,4) Segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak,5) Hubungan hukum antara pemerintah dan WP

.

2) Hukum Pajak FormalSerangkaian norma yg mengatur cara ut

menjelmakan hukum pajak materil:1) Pendaftaran objek pjk dan WP,2) Prosedur penetapan suatu utang pajak,3) Hak-hak fiscus ut mengawasi WP pajak4) Kewajiban WP sp pembukuan/pencatatan,

lap,5) Hak2 WP sp pengajuan keberatan, banding,6) Penagihan pajak.

Pembagian Hukum Pajak

Page 11: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/231111

1)Berbentuk kerajaan: pungutan semacam pajak yg berupa persembahan,2)Zaman jajahan oleh Raffles, pajak atas tanah disebut Landrent (sewa tanah) th 19073)Ordonansi Landrente, 1939,4)Zaman Jepang disebut Pajak Tanah,5)Merdeka: Pajak Bumi, dan selanjut menjadi pajak hasil bumi. Th 1952—1959 pajak hasil bumi dihapus, 6)Dng UU No. 11 prp 1959 pajak hasil bumi dipungut lagi dgn UU No. 1 th 1960,7)UU no. 5 th 1960, hk atas tanah berlaku atas semua tanah di Indonesia.8)Th 1965, pemberian otonomi daerah dan desentralisasi berubah menjd IPEDA.

.

Sejarah dan Perubahan Hukum Pajak

Page 12: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/231212

1)Menalaah keadaan2 dl masy yg dapat dihubungkan dg pengenaan pjk2)Merumuskannya dalam prt2 hukum , dan3)Menafsirkan peraturan2 hukum ini.

.

Fungsi dan Tujuan Hukum Pajak

Tujuan Hukum Pajak

Memberikan jaminan hukum dan keadilan , baik untuk negara selaku pemungut pajak (fiscus) maupun kepada rakyat selaku wajib pajak.

Page 13: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/231313

1)Pembaharuan Perpajakan Nasional I (Tax Reform)Lahirlah:a)UU No. 6 Th 1983 KUP dengan mencabut:

Ordonanti Pajak Perseroan 1925 Ordonansi pajak Pendapatan 1944 UU No. 8 th 1967 ttg prb dan penyempurnaan Tata Cara Pemungutan Pajak Pendapatan 1944 Pajak Kekayaan 1932. Pajak Perseroan 1925, UU No. 10 th 1970 ttg Pajak atas Deviden dan Royalty,b) UU No. 7 th 1983 ttg PPh, dengan mencabut: Pasal 15 ke-4 dan ke-5 dan pasal 16 UU No. 1 Th 1967 ttg PMA Pasal 9, Pasal 12 ke-4 dan ke-5, Pasal 13, dan Pasal 14 UU No. 6 th 1968 ttg PMA.

.

Reformasi Perpajakan dan Perubahan UU Pajak

Page 14: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

sambungansambunganc.c. UU No. 8 Tahun 1983 ttg PPN dan PPnBM, dgn UU No. 8 Tahun 1983 ttg PPN dan PPnBM, dgn

mencabut:mencabut: UU No. 35/1953 ttg Penetapan UU Darurat No. 19/1951 ttg UU No. 35/1953 ttg Penetapan UU Darurat No. 19/1951 ttg

Pajak Penjualan sbg uu. Sebgmana beberapa kali diubah dan Pajak Penjualan sbg uu. Sebgmana beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dgn;ditambah terakhir dgn;

UU No. 2/1968 ttg Perubahan dan Tambahan UU Pajak UU No. 2/1968 ttg Perubahan dan Tambahan UU Pajak Penjualan 1951. Penjualan 1951.

1414

Page 15: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

sambungansambungan d) UU No. 12/1985 tentang PBB, mencabut: d) UU No. 12/1985 tentang PBB, mencabut:

Ordonansi pajak Rumah Tangga 1908,Ordonansi pajak Rumah Tangga 1908, Ordonansi Verponding Indonesia 1923,Ordonansi Verponding Indonesia 1923, Ordonansi Verponding 1928,Ordonansi Verponding 1928, Ordonansi pajak Kekayaan 1932,Ordonansi pajak Kekayaan 1932, Ordonansi pajak jalan 1942,Ordonansi pajak jalan 1942, Pasal 14 huruf j,k dan 1 UU No. 11 Drt th 1957 ttg Pasal 14 huruf j,k dan 1 UU No. 11 Drt th 1957 ttg

Peraturan Umum Pajak Daerah.Peraturan Umum Pajak Daerah. Perpu No 11 th 1959 ttg pajak Hasil Bumi yang dgn UU Perpu No 11 th 1959 ttg pajak Hasil Bumi yang dgn UU

No. 1/1961 telah ditetapkan menjadi UUNo. 1/1961 telah ditetapkan menjadi UU

1515

Page 16: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Sambungan Sambungan

e) UU No. 13/1985 ttg Bea Materai dengan mencabut:e) UU No. 13/1985 ttg Bea Materai dengan mencabut: Aturan Bea Materai 1921 telah beberapa kali diubah terakhir Aturan Bea Materai 1921 telah beberapa kali diubah terakhir

dengan UU No.2 Prp tahun 1965 yg telah ditetapkan menjadi dengan UU No.2 Prp tahun 1965 yg telah ditetapkan menjadi UU dengan UU No. 7/1969.UU dengan UU No. 7/1969.

05/14/2305/14/23 1616

.

Page 17: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/231717

2) Pembaharuan Perpajakan Nasional II (Tahun 1994) UU No. 9/1994 ttg KUP, UU No. 10/1994 ttg PPh UU No 11/1994 ttg PPN dan PPnBM UU No 12/1994, ttg PBB

.

Reformasi Perpajakan dan Perubahan UU Pajak

Page 18: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/231818

3. Pembaharuan Perpajakan Nasional III (1997)a) UU No. 17/1997 ttg Badan Penyelesaian Sengketa Pajak,b) UU No. 18/1997 ttg Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,c) UU No. 19/1997 ttg Penagihan Pajak dengan Surat Paksa,d) UU No. 20/1997 ttg Penerimaan Negara Bukan pajak,e) UU No. 21/1997 ttg Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

4. Pembaharuan Perpajakan Nasional IV (2000)a) UU No. 16 /2000 ttg KUP,b) UU No. 17/2000 ttg PPh,c) UU No. 18/2000 ttg PPN dan PPnBM,d) UU No. 19/2000 ttg Penagihan Pajak dengan surat Paksa.e) UU No. 21/2000 ttg Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan,f) UU No. 34/2000 ttg Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

.

Reformasi Perpajakan dan Perubahan UU Pajak

Page 19: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/231919

5. Pembaharuan Perpajakan Nasional V (2002)a) UU No. 14/2002 ttg Pengadilan pajak, mencabut UU No.17/1997: BPSPb) UU No. 28/2007 ttg KUP,c) UU No. 36/2008 ttg PPh,d) UU No. 28/2009 ttg Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,e) UU No. 42/2009 ttg PPN,

Kompetensi Pengadilan pajak menyangkut dua hal penting:1) Dalam hal banding, memeriksa dan memutus sengketa, atau keputusan keberataran kecuali ditentukan lain oleh prt peruu yang berlaku,2) Dalam hal gugatan, memeriksa dan memutus sengketa atau Pelaksanaan penagihan pajak atau keputusan pembetulan atau keputusan lainnya.Putusan Pengadilan Pajak dapat dilakukan upaya hukum luar biasa berupa peninjauann kembali ke MA.

.

Reformasi Perpajakan dan Perubahan UU Pajak

Page 20: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/232020

1)Syarat Yuridis: Pembayaran pajak harus seimbang dengan kekuatan membayar WP. Membayar pajak harus sesuai dengan kemampuannya.2) Syarat Ekonomis: dl Pungutan pjk janganlah mengganggu kehidupan ekonomis Kehidupan ekonomis dari si WP.3) Syarat Financial: Pemungutan pajak hendaknya tidak memakan biaya yang Terlalu besar.

.

Asas-asas dalam Penyusunan UU Pajak

Page 21: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Penafsiran dalam Hukum PajakPenafsiran dalam Hukum PajakPengertian Penafsiran Hukum Pajak:Pengertian Penafsiran Hukum Pajak:Yaitu menafsirkan (menginterpretasikan) UU Pajak dgn Yaitu menafsirkan (menginterpretasikan) UU Pajak dgn

menerapkan prt peruu sesuai dengan peristiwa hukumnya yang menerapkan prt peruu sesuai dengan peristiwa hukumnya yang konkret terjadi. konkret terjadi.

Kegunaannya:Kegunaannya:Untuk memahami maksud dari suatu peraturan yang ada, karenaUntuk memahami maksud dari suatu peraturan yang ada, karenaadakalanya prt itu tidak dapat dimengerti secara jelas atau kurang adakalanya prt itu tidak dapat dimengerti secara jelas atau kurang

jelas shg perlu suatu cara atau upaya penafsiran ut menerobos jelas shg perlu suatu cara atau upaya penafsiran ut menerobos prt yg tidak jelas tersebut.prt yg tidak jelas tersebut.

Page 22: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Penafsiran dalam Hukum PajakPenafsiran dalam Hukum Pajak1)1) Penafsiran Historis: Penafsiran yang berdasarkan pada Penafsiran Historis: Penafsiran yang berdasarkan pada

sejarah baik sejarah terbentuknya undang-undang sejarah baik sejarah terbentuknya undang-undang (proses pembentukan undang-undang dari memori (proses pembentukan undang-undang dari memori penjelasan, laporan sidang di DPR, surat menyurat penjelasan, laporan sidang di DPR, surat menyurat antara menteri dan DPR), maupun sejarah hukum antara menteri dan DPR), maupun sejarah hukum (termasuk penyelidikan terhadap maksud pembentuk (termasuk penyelidikan terhadap maksud pembentuk undang-undang pada waktu membentuk undang-undang-undang pada waktu membentuk undang-undang tersebut) dengan menyelidiki asal usul suatu undang tersebut) dengan menyelidiki asal usul suatu peraturan dikaitkan dengan suatu sistem hukum yang peraturan dikaitkan dengan suatu sistem hukum yang pernah berlaku atau dengan suatu sistem hukum asing pernah berlaku atau dengan suatu sistem hukum asing tertentu. tertentu. 

Page 23: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

2. Penafsiran sosiologis2. Penafsiran sosiologis Yaitu penafsiran atas suatu ketentuan dalam uu yg Yaitu penafsiran atas suatu ketentuan dalam uu yg

disesuaikan dg perkembangan kehidupan masy. Masy disesuaikan dg perkembangan kehidupan masy. Masy dinamis, uu tdk bisa selalu mengikuti perkembangan dinamis, uu tdk bisa selalu mengikuti perkembangan masy. Oleh karena perlu adanya penyesuaian antara masy. Oleh karena perlu adanya penyesuaian antara uu yg sifatnya tertulis dg perkembangan (perubahan) uu yg sifatnya tertulis dg perkembangan (perubahan) kehidupan suatu masy.kehidupan suatu masy.

Page 24: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

3. 3. Penafsiran sistematisPenafsiran sistematis Yaitu penafsiran atas suatu ketentuan dalam Yaitu penafsiran atas suatu ketentuan dalam

uu dengan mengaitkannya dg ketentuan uu dengan mengaitkannya dg ketentuan (pasal2) lain dari uu dimaksud (dl 1 uu) atau (pasal2) lain dari uu dimaksud (dl 1 uu) atau dg mengaitkannya dg ketentuan (pasal2) lain dg mengaitkannya dg ketentuan (pasal2) lain dari uu yg lainnya.dari uu yg lainnya.

Page 25: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

4. Penafsiran gramatikal4. Penafsiran gramatikal Yaitu penafsiran berdasarkan pada bunyi Yaitu penafsiran berdasarkan pada bunyi

undang-undang dengan pedoman pada undang-undang dengan pedoman pada arti arti kata-katakata-kata dalam hubungannya satu sama dalam hubungannya satu sama lain dalam kalimat yang dipakai dalam lain dalam kalimat yang dipakai dalam undang-undang. Penafsiran gramatikal undang-undang. Penafsiran gramatikal semata-mata hanya berdasarkan pada arti semata-mata hanya berdasarkan pada arti kata-kata menurut tata bahasa atau kata-kata menurut tata bahasa atau kebiasaan dalam penggunaan sehari-hari. kebiasaan dalam penggunaan sehari-hari.

Page 26: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

55. . Penafsiran analogis (ekstensif)Penafsiran analogis (ekstensif) Penafsiran dengan memberi ibarat (kias) pada kata-Penafsiran dengan memberi ibarat (kias) pada kata-

kata yg tercantum dl UU, shg suatu peristiwa yg kata yg tercantum dl UU, shg suatu peristiwa yg sebenarnya tdk termasuk dl suatu ketentuan jd sebenarnya tdk termasuk dl suatu ketentuan jd termasuk berdasarkan analogi yg dibuat.termasuk berdasarkan analogi yg dibuat.

Dari peraturan yg ada ditarik ke peraturan yg bersifat Dari peraturan yg ada ditarik ke peraturan yg bersifat umum.umum.

Dl penafsiran ini tdk boleh dipakai dl UU Pajak karena Dl penafsiran ini tdk boleh dipakai dl UU Pajak karena dapat merugikan WP dan tidak adanya kepastian dapat merugikan WP dan tidak adanya kepastian hukum terhadap peristiwa yg terjadi. hukum terhadap peristiwa yg terjadi.

Page 27: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

66. Penafsiran . Penafsiran a contrarioa contrarioYaitu penafsiran dengan cara melawankan Yaitu penafsiran dengan cara melawankan

pengertian antara soal yang dihadapi dengan pengertian antara soal yang dihadapi dengan masalah yang diatur dalam suatu pasal undang-masalah yang diatur dalam suatu pasal undang-undang. undang.

Page 28: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/232828

1)Teori Asuransi Suatu kepentingan orang/masy yg harus dilindungi olrh negara. masy seakan mempertanggungjawabkan keselamatan dan keamanan jiwanya kepada negara. Dengan adanya kepentingan dari masy itu sendiri, maka masy hrs membayar “premi” kepada negara. 2)Teori Kepentingan Negara melindungi jiwa dan harta benda warga negara deng memperhatikan pembagian beban pajak yg harus dipungut dari seluruh penduduknya. Jd semua biaya dibebankan kepada wn sesuai dengan kepentingannya. 3) Daya Pikul (asas keadilan) Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya, artinya pajak dibayar sesuai daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul digunakan pendekatan: a) unsur objektif, dgn melihat besarnya penghasilan atau kekayaan seseorang. b) unsur subjektif, dgn memperhatikan besarnya kebutuhan materil yg harus dipenuhi.

.

Yang Mendasari Teori Pemungutan Pajak/Apa dasarnya negara mempunyai kewenangan memungut pajak dari rakyar? Untuk menjawab hal itu, berikut beberapa teori:

Page 29: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Asas Pemungutan PajakAsas Pemungutan PajakMenurut Adam Smith dalam bukunya Menurut Adam Smith dalam bukunya An Inquiri into the An Inquiri into the Natural and causes of Wealth of NationsNatural and causes of Wealth of Nations, pemungutan , pemungutan

pajak seharusnya didadsarkan atas:pajak seharusnya didadsarkan atas:1) 1) Asas EqualityAsas Equality Adanya persamaanAdanya persamaan hak dan kewajiban di antara hak dan kewajiban di antara

WP dlm suatu negara.WP dlm suatu negara.2) 2) Asas CertaintyAsas Certainty Penetapan pajak harus jelas, tidak dilakukan scr Penetapan pajak harus jelas, tidak dilakukan scr

sewenang- wenang.sewenang- wenang. 3) 3) Asas ConvenienceAsas Convenience Pajak hrs dibayar pada saat yg tepat, yaitu pada saat Pajak hrs dibayar pada saat yg tepat, yaitu pada saat

memperoleh penghasilan.memperoleh penghasilan.4) 4) Asas EconomyAsas Economy Biaya pemungutan pajak hrs seminimal mungkin.Biaya pemungutan pajak hrs seminimal mungkin. 2929

Page 30: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Asas Pelaksanaan Pemungutan PajakAsas Pelaksanaan Pemungutan PajakBBagaimana agar pemungutan pjk itu berjalan dengan agaimana agar pemungutan pjk itu berjalan dengan

baik, adil, lancar, tidak mengganggu kepentingan masy baik, adil, lancar, tidak mengganggu kepentingan masy sekaligus berdampak positif pada negara. Termasuk sekaligus berdampak positif pada negara. Termasuk

dalam asas ini:dalam asas ini:1) Asas Yuridis1) Asas Yuridis Hukum pajak harus dp memberikan jaminan bagi Hukum pajak harus dp memberikan jaminan bagi

tercapainya keadilan dan jaminan ini diberikan kpd tercapainya keadilan dan jaminan ini diberikan kpd pihak-pihak yg tersangkut dl pemungutan pajak yaitu pihak-pihak yg tersangkut dl pemungutan pajak yaitu WP dan fiskusWP dan fiskus

2) Asas Ekonomis2) Asas Ekonomis Pemungutan pjk diupayakan jangan sampai Pemungutan pjk diupayakan jangan sampai

mengganggu lancarnya produksi dan perdagangan, mengganggu lancarnya produksi dan perdagangan, tdk menghalangi rakyat dl usahanya mencapai tdk menghalangi rakyat dl usahanya mencapai kesejahteraan, dan tdk akan merugikan kepentingan kesejahteraan, dan tdk akan merugikan kepentingan umum. umum.

3) Asas Finansial 3) Asas Finansial (bersambung)(bersambung) 3030

Page 31: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Sambungan Sambungan 3) Asas finansial3) Asas finansialBagaimana pajak dapat memasukkan dana Bagaimana pajak dapat memasukkan dana

sebanyaknya ke kas negara, berarti yg diutamakan sebanyaknya ke kas negara, berarti yg diutamakan adalah fungsi anggaran.adalah fungsi anggaran.

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 3131

Page 32: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/233232

1)Official Assessment System (PBB) Kewenangan ut menghitung/menetapkan jumlah pjk terutang ada pada fiskus Ciri-ciri sistem ini adalah:

Wewenang menentukan besarnya pajak ada pada fiskus, Wajib pajak bersifat pasif, Uang pajak timbul setelah dikeluarkannya SKP oleh fiskus.

2)Self Assessment System Memberikan kewenangan kepada WP ut menentukan sendiri besarnya pajak terutang. Ciri-cirinya adalah:

Wewenang menetapkan pajak terutang ada pada WP sendiri, WP sangat aktif mulai dr menghitung, menyetor, dan melaporkan pjk Yg terutang, Fiskus hanya mengawasi benar tidaknya yg dilakukan WP.PPh, PPN, PPn BM, BPHTB.

3) With Holding System Memberikan kewenangan kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan WP) ut menentukan pajak terutang, seperti PPh Pasal 21.

.

Sistem Pemungutan Pajak, tdk hanya menyangkut masalah kapan waktu pemungutan, tetapi juga mengenai kewenangan dan tanggungjawab ut menghitung dan menetapkan besarnya pajak terutang.

Page 33: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Stelsel Pajak dan Sistem Pengenaan PajakStelsel Pajak dan Sistem Pengenaan PajakStelsel pjk sangat berkaitan dengan sistem pengenaan Stelsel pjk sangat berkaitan dengan sistem pengenaan pajak, keduanya saling berkaitan. Sistem pengenaan pajak, keduanya saling berkaitan. Sistem pengenaan

pajak menekankan pada waktu.pajak menekankan pada waktu.1) Stelsel Riil/Nyata1) Stelsel Riil/Nyata Didasarkan pada keadaan objek pajak yg sesungguhnya Didasarkan pada keadaan objek pajak yg sesungguhnya

diterima WP (PPh). Sistem Pengenaan pajaknya diterima WP (PPh). Sistem Pengenaan pajaknya dibelakang.dibelakang.

Kelebihan: pengenaannya dg data sebenarnya shg tdk ada Kelebihan: pengenaannya dg data sebenarnya shg tdk ada yag dirugikan.yag dirugikan.

Kelemahan: Uang pajak terlambat masuk ke kas negaraKelemahan: Uang pajak terlambat masuk ke kas negara2) Stelsel Anggapan 2) Stelsel Anggapan Pengenaan pajak didasarkan pd suatu anggapan huk ttt. Pengenaan pajak didasarkan pd suatu anggapan huk ttt.

Sistem pengenaan pajaknya di depan. Sistem pengenaan pajaknya di depan. Kelebihan: uang masuk ke kas negara lebih awalKelebihan: uang masuk ke kas negara lebih awalKelemahan: dp merugikan salah satu pihak, bila terjadi perubahan Kelemahan: dp merugikan salah satu pihak, bila terjadi perubahan

th berjalan.th berjalan. 3333

Page 34: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Sambungan Sambungan

3) Sistem Campuran3) Sistem Campuran awal th ditentukan ketetapan pajak, dg awal th ditentukan ketetapan pajak, dg

menggunakan asumsi2 th sebelumnya. Selanjutnya menggunakan asumsi2 th sebelumnya. Selanjutnya pd akhir th dikoreksi berdasarkan penghasilan pd akhir th dikoreksi berdasarkan penghasilan sebenarnya (final). (PPh).sebenarnya (final). (PPh).

Kelebihan: tdk ada yg dirugikan, uang pajak lebih awal Kelebihan: tdk ada yg dirugikan, uang pajak lebih awal masuk ke kas negaramasuk ke kas negara

Kelemahan: dua kali melakukan penetapan ut 1 WP dan Kelemahan: dua kali melakukan penetapan ut 1 WP dan 1 th pajak shg kadang tidak efisien. Stelsel ini pada 1 th pajak shg kadang tidak efisien. Stelsel ini pada umumnya dianut di Indonesia. umumnya dianut di Indonesia.

3434

Page 35: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/233535

1)Asas Tempat Tinggal (asas domisili) Negara dimana seseorang bertempat tinggal, tanpa memandang kewarga- negaraan mempunyai hak yg tak terbatas ut pengenaan pajak terhadap orang2 itu atas semua penghasilan yang diperoleh tanpa memperdulikan dari mana penghasilan itu diperoleh

2)Asas sumber Mendasarkan pemajakan pada tempat dimana sumber penghasilan itu berada/berasal. Dikenakan pajak oleh negara tempat penghasilan itu diperoleh.

3) Asas Kebangsaan Mendasarkan pada status kewarganegaraan seseorang sehingga yang dikenakan pajak adalah mereka yang memiliki kewarganegaraan tersebut tanpa memandang dimana dia bertempat tinggal dan darimana penghasilan diperoleh.

.

Asas Pengenaan Pajak: Siapa/pemerintah negara mana yang berwenang memungut pajak terhadap suatu objek tertentu

Page 36: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/233636

Sasarannya/objeknya

1. Pjk langsung: Paja-pajak yang harus ditanggung sendiri oleh WP dan tdk dapat dilimpahkan kpd orang lain. 2. Pjk tdk langsung: pjk yg bebannya dpt dilimpahkan kpd orang lain dan hanya dikenakan pada hal-hal ttt.

1. Pjk subjektif: jenis pajak yg dikenakan dg pertama2 memeperhatikan keadaan pribadi WP, kemudian baru objeknya sesuai daya pikul apakah dpt dikenakan pajak atau tidak. Contoh PPh.2. Pajak objektif: pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri WP. Contoh PPN dan PPnBM

.

Jenis-jenis PajakJenis-jenis pajak yang dapat dikenakan pajak dapat digolongkan 3 gol.

Menurut Sifatnya

Page 37: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/233737

1. Pajak Pusat: pjk yg dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan ut membiayai rumah tangga negara. 2. Pajak Daerah: pjk yg dipungut oleh pemda dan digunakan ut membiayai rumah tangga daerah.

.

Jenis-jenis Pajak (sambungan)

Lembaga Pemungutnya

Pajak Pusat Pajak Daerah Prov. Pajak kab/kota1. Pajak Penghasilan (PPh)2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)4. Bea Materai5. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),6. Bea Masuk 7. Cukai

1. Pajak kenderaan

bermotor,2. Bea Balik Nama Kend. Bermotor,3. Pajak Bahan Bakar

Kend. Bermotor,4. Pajak Air Permukaan,5. Pajak Rokok.

UU No. 28 Tahun 2009

1. Pajak Hotel,2. Pajak Restoran,3. Pajak Hiburan,4. Pajak Reklame,5. Pajak Penerangan Jalan,6. Pajak Miniral Bukan

Logam dan Batuan,7. Pajak parkir,8. Pajak Air Tanah,9. Pajak Sarang Burung

Walet,10.PBB Perdesaan dan

Perkotaan, dan11.BPHTBUU No. 28 Tahun 2009

Page 38: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

05/14/2305/14/233838

2. Tarif Proporsional

Tarif pemungutan pajak yang besar nominalnyatetap tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikandasar pengenaan pajak. Contoh Bea Materai

Tarif pemungutan pajak yg persentase tetap Tanpa memperhatikan jumlah yg dijadikan dasarPengenaan pajak. (PPN dan PPnBM)

.

4. Tarif Degresif (Persentase menurun)

Jenis tarif ini hanya dikenal dalam teori dan pasti

tidak digunakan dalam praktek karena tidak adil.

Persentasenya menurun seiring dg meningkatnya

penghasilan kena pajak, semakin besar penghasilan

seseorang justru beban pajaknya semakin rendah.

Tarif Pajak

1. Tarif Tetap

3. Tarif ProgresifTarif pemungutan pajak yg persentenya semakin besar bila jumlah yg dijadikan dasar pengenaan pajak juga semakin besar (PPh)

Tarif Pajak Lainnya

Tarif proporsional dengan persentase tetap akan tetapi hanya dikenakan atas jumlah yang melebihi batas minimum tertentu. PBB dengan batas minimal NJOPTKP.

Page 39: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

3939

Page 40: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

4040

PENGERTIAN-PENGERTIANPENGERTIAN-PENGERTIAN

PENGUSAHA adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekpor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

BADAN adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk lainya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Page 41: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

4141

PENGERTIAN-PENGERTIANPENGERTIAN-PENGERTIANPENUSAHA KENA PAJAK pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenai pajak berdasarkan UU PPN 1984 dan perubahannya.

TAHUN PAJAK adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila WP menggunakan tahun buku yang sama dengan tahun kalender.

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada WP sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

MASA PAJAK adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi WP untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini.

BAGIAN TAHUN PAJAK adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu) Tahun Pajak.

Page 42: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Syarat, Tempat, dan Waktu PendaftaranSyarat, Tempat, dan Waktu PendaftaranDlDlmm Pasal 2 angka 1 UU KUP dinyatakan Pasal 2 angka 1 UU KUP dinyatakan bahwa:bahwa: ””Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan

objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor DJP yg wil kerjanya perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor DJP yg wil kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat Kedudukan WP dankepadanya meliputi tempat tinggal atau tempat Kedudukan WP dankepadanya diberikan NPWP”diberikan NPWP”

Kewajiban formal 1 WP berdasarkan hukum pajak materil (UU PPh) Kewajiban formal 1 WP berdasarkan hukum pajak materil (UU PPh) mendaftarkan diri dan mendapatkan NPWP mendaftarkan diri dan mendapatkan NPWP

Berdasarkan UU PPN 1984 WP dalam kategori PKP, kewajibannya adalah Berdasarkan UU PPN 1984 WP dalam kategori PKP, kewajibannya adalah melaporkan usahanya ut dikukuhkan sbg PKP.melaporkan usahanya ut dikukuhkan sbg PKP.

Kewajiban formal ini, timbul setelah terpenuhinya hk pajak materil.Kewajiban formal ini, timbul setelah terpenuhinya hk pajak materil. WP orang pribadi yg menjalankan usaha atau melakukan pek bebas WP orang pribadi yg menjalankan usaha atau melakukan pek bebas

wajib mendaftarkan diri ut memperoleh NPWP paling lama 1 bulan wajib mendaftarkan diri ut memperoleh NPWP paling lama 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan. WP orang pribadi yg menjalankan setelah saat usaha mulai dijalankan. WP orang pribadi yg menjalankan usaha atau melakukan pek bebas wajib mendaftarkan diri ut usaha atau melakukan pek bebas wajib mendaftarkan diri ut memperoleh NPWP paling lama 1 bulan setelah saat usaha mulai memperoleh NPWP paling lama 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan. dijalankan.

WP orang pribadi yg menjalankan usaha atau melakukan pek bebas WP orang pribadi yg menjalankan usaha atau melakukan pek bebas wajib mendaftarkan diri ut memperoleh NPWP paling lama 1 bulan wajib mendaftarkan diri ut memperoleh NPWP paling lama 1 bulan setelah saat usaha mulai dijalankan. setelah saat usaha mulai dijalankan. 4242

Page 43: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

4343

Kewajiban Mendaftarkan DiriPasal 2 ayat (1) UU KUP

Wajib Pajak

WajibMendaftarkan Diri

Untuk Mendapatkan NPWP

00.123.456.7-407.000

ABU SAMMAN LUBIS, SH., MM.

Page 44: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

4444

Tempat Mendaftarkan DiriTempat Mendaftarkan DiriPerPer. Dirjen No. P. Dirjen No. PER-44ER-44/PJ./200/PJ./20088

Tempat Pendaftaran

KPP/KP2KP di mana

Wajib Pajak Berkedudukan

Page 45: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

4545

Tata Cara PendaftaranPer. Dirjen No. PER-44/PJ./2008

Wajib Pajak

KPP/KP2KP

MENGISI FORMULIRPENDAFTARAN

MENUNJUKAN SK PENUNJUKAN SBG BENDAHARAWAN

MENUNJUKAN TANDA PENGENAL BENDAHARA (KTP/SIM)

KARTU NPWPDAN SKT (SURAT

KETERANGAN TERDAFTAR

12

3

Tanda TerimaArsip

Nomor Pokok Wajib Pajak terdiri dari 15 (lima belas) digit, yaitu 9(sembilan) digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6 (enam) digitberikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan.01.234.567.8 – 999 . 000Kode WP Kode KPP Kode cabang

Page 46: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

4646

PENDAFTARAN NPWP MELALUI INTERNET

Buka Situs www.pajak.go.id

Pilih Menu E-Reg

Pilih Menu “Buat Account Baru”& isi kolom sesuai yg diminta

Setelah itu masuk ke dalam Menu “Formulir Registrasi Wajib Pajak

Orang Pribadi”Dan isi sesuai dengan KTP

Terbitlah Surat Keterangan Terdaftar Sementara (SKTS)

Dgn NPWP-nya yg juga sementara (berlaku 30 hari)

Cetak SKTS dan “Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang Pribadi” lalu tandatangani

dan kirimkan ke KPP beserta persyaratan lainnya

Kantor Pelayanan Pajak akan menerbitkan kartu NPWP dan SKT

Page 47: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak adalah kewajiban adalah kewajiban bagi WP sebagai pengusaha yang menyerahkan BKP atau bagi WP sebagai pengusaha yang menyerahkan BKP atau JKP atau ekspor BKP atau ekspor JKP yang atas JKP atau ekspor BKP atau ekspor JKP yang atas penyerahan/ ekspornya tersebut terutang PPN sbgmana penyerahan/ ekspornya tersebut terutang PPN sbgmana ditentukan oleh UU PPN 1984.ditentukan oleh UU PPN 1984.

Fungsi pengukuhanFungsi pengukuhan PKP selain dipergunakan untuk mengetahui identitas PKP PKP selain dipergunakan untuk mengetahui identitas PKP

yang sebenarnya juga berguna untuk melaksanakan yang sebenarnya juga berguna untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN dan PPN BM serta untuk hak dan kewajiban di bidang PPN dan PPN BM serta untuk pengawasan administrasi perpajakan.pengawasan administrasi perpajakan.

4747

Page 48: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Dalam UU PPN 1984 pengusaha yang melakukanDalam UU PPN 1984 pengusaha yang melakukanpenyerahan BKP dan atau penyerahan JKP yang tergolongpenyerahan BKP dan atau penyerahan JKP yang tergolongpengusaha pengusaha kecil tidak diwajibkan untuk dikukuhkan sebagai kecil tidak diwajibkan untuk dikukuhkan sebagai PKP, kecuali pengusaha kecil tersebut memilih untuk dikukuhkan PKP, kecuali pengusaha kecil tersebut memilih untuk dikukuhkan sbg PKP.sbg PKP.Batasan Pengusaha Kecil berdasarkan PMK No.68/PMK.03/2010Batasan Pengusaha Kecil berdasarkan PMK No.68/PMK.03/2010adalah pengusaha yg selama 1 th buku melakukan penyerahan adalah pengusaha yg selama 1 th buku melakukan penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau penerimaan bruto tidak lebih dari penerimaan bruto tidak lebih dari Rp600.000.000,00 Rp600.000.000,00

DireratDirerat 4848

Page 49: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Penyampaian LaporanPenyampaian LaporanPasal 3A ayat 1 UU PPN 1984, yang wajibPasal 3A ayat 1 UU PPN 1984, yang wajibmelaporkan usahanya untuk dikukuhkanmelaporkan usahanya untuk dikukuhkansebagai Pengusaha Kena Pajaksebagai Pengusaha Kena Pajak1) Pengusaha yg menyerahkan BKP,1) Pengusaha yg menyerahkan BKP,2) Pengusaha yang menyerahkan JKP,2) Pengusaha yang menyerahkan JKP,3) Pengusaha yang melakukan ekspor BKP dan3) Pengusaha yang melakukan ekspor BKP dan ekspor JKP yang terutang PPN berdasarkan ekspor JKP yang terutang PPN berdasarkan

UU PPN 1984 UU PPN 1984

4949

Page 50: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak tersebut dapat dilakukan dalam hal:tersebut dapat dilakukan dalam hal:

1) PKP pindah alamat ke wilayah kerja KPP lain; atau1) PKP pindah alamat ke wilayah kerja KPP lain; atau2) sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP 2) sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP

termasuk PKP yang jumlah peredaran dan/atau termasuk PKP yang jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak penerimaan bruto untuk suatu tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran dan/atau melebihi batas jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto untuk penerimaan bruto untuk Pengusaha Kecil.Pengusaha Kecil.

5050

Page 51: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

5151

Penghapusan NPWPPasal 2 ayat (6) UU No. 28/2007

WP orang tdk memenuhi syaratSubjektif dan/atau objektif

WP Badan tidak memenuhi syaratSubjektif dan/atau objektif

Permohonan Tertulis/Mengisi Formulir

KP.PDIP.4.1-00

KPP/KP2KP

NPWP Dihapuskan

Page 52: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pertemuan ke 6Pertemuan ke 6Pengertian Pembukuan dan PencatatanPengertian Pembukuan dan Pencatatan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 5252

Page 53: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

MARIO MARIO TEGUHTEGUH

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.sebelum lelah.

Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa Kita menilai diri dari apa yang kita pikir bisa kita lakukan, padahal orang lain menilai kita lakukan, padahal orang lain menilai kita dari apa yang sudah kita lakukan. kita dari apa yang sudah kita lakukan. Untuk itu apabila anda berpikir bisa, Untuk itu apabila anda berpikir bisa, segeralah lakukansegeralah lakukan

Page 54: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

5454

PENGERTIAN-PENGERTIANPENGERTIAN-PENGERTIANPEMBUKUAN adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harta perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi unuk periode Tahun Pajak tersebut) Pasal 1 angka 29 UU No. 28 Tahun 2007 ttg KUP).

Kalau tidak bisa bisa digunakan untuk menghitung besarnya pajak yang terutang, maka secara materiil pembukuan tersebut tidak sesuai dengan pasal 28 UU KUP.

FUNGSI PEMBUKUAN adalah agar dari pembukuan tersebut dapat dihitung besarnya pajak yang terutang (Pasal 28 ayat 7 UU No. 28 Tahun 2007 ttg KUP)

PENCATATAN: terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, penghasilan yang bukan objek pajak, dan/atau penghasilan yang dikenai pajak yang bersifat final.

Page 55: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

5555

WP Orang Pribadi, kegiatan usaha/pek.bebas > Rp 4, 8 miliarWP Badan di Indonesia

Yang wajib melakukan Pembukuan

Page 56: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

5656

WP Orang Pribadi 1) Yang melakukan kegiatan usaha atau pek. Bebas yg sesuai dg ketentuan peruu perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN), < Rp 4.8 miliar 2) Tidak melakukan kegiatan usaha/pek bebasWP Badan di Indonesia

Yang tidak wajib melakukan Pembukuan wajib melakukan pencatatan

Page 57: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

5757

Ketentuan mengenai Pembukuan dan Pencatatan: 1. Diselenggarakan dengan iktikad baik dan mencerminkan keadaan usaha yang sebenarnya;2. Diselenggarakan di Indonesia;3. Menggunakan huruf latin dan angka arab, disusun BI atau bhs asing izin menkeu.4. Menggunakan satuan mata uang rupiah dan mata uang asing yang diijinkan oleh Menkeu5. Dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diijinkan Menkeu6. Diselenggarakan denga prinsip taat asas dan dengan accrual atau cas basis.7. Perubahan atas metode pembukuan atau pencatatan harus mendapat persetujuan dari Dirjen Pajak.

Page 58: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

5858

Penyimpanan Pembukuan/pencatatanSerta dokumen pendukung lainnya

WP Orang Pribadi, selama 10 tahun ditempat kegiatan

atauTempat tinggal

WP Badan, selama 10 tahun di tempat kedudukan

Page 59: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

5959

Sanksi tidak memenuhi kewajiban Pembukuan/pencatatan WP Orang/Badan

a. AdministrasiTidak melakukan pembukuan/penca-tatan, pajak terutang ditetapkan Scr jabatan:50% yg tdk/kurg dibyr;100% dr PPh krg/t’dipot,Krg/t’dipungut, kr/t’disetor; 100% dr PPN BKP/JKP yg t’/krg dibayar.

b. WP dengan sengaja

memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seoalh-olah benar; tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan; tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, dokumen lainnya.

Dipidana dengan penjara serendah 6 bln dan selama-lamanya 6 tahun dan denda paling sedikit 2x jumlah pajak yang kurang atau tidak dibayar, dan paling banyak 4x jmlh pajak terutang yg tdk/kurang bayar.

Page 60: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6060

PENGERTIAN-PENGERTIANPENGERTIAN-PENGERTIANPAJAK YANG TERUTANG adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 angka 10 UU KUP).

SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN (SPT TAHUNAN) adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak (Pasal 1 angka 13 UU KUP).

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) adalah Surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Pasal 1 angka 11 UU KUP).

SURAT PEMBERITAHUAN MASA (SPT MASA) adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak (Pasal 1 angka 12 UU KUP).

SURAT SETORAN PAJAK (SSP) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh menteri keuangan (Pasal 1 angka 14).

Page 61: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6161

Fungsi SPT

A. Bagi WP PPh1.Sbg sarana ut melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan- jumlah pajak yang seharusnya terutang.2. Ut melaporkan pemby/pelunasan pjk yg telah dilaksanakan sendiri.3. Sbg pelaporan harta dan kewajiban yg telah dipotong/dipungut

B. Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP)1. Sbg sarana ut melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhit PPN dan PPn BM.2. Ut melaporkan pengkreditan PM terhadap PK.3. Ut melaporkan pembayaran/pelunasan Pjk yang tlah dilaksnakan PKP/pihak lain

SPT adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

C. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

Page 62: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6262

: 0 3 - 4 5 6 - 7 8 9 - 0 - 0 0 9 - 0 0 0

:

:

4 1 1 1 2 2 9 0 0

2 0 0 8

: / / / /

TTD & CAP KANTOR

LEMBAR

Untuk dilaporkan

Cap dan tanda tanganCap dan tanda tangan

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenan

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Diisi dengan rupiah penuh

Rp 15.000.000,-

Jumlah Pembayaran

10-Sep-08

Jl.H.Juhri, Jakarta

DEPARTEMEN KEUANGAN R.IDIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

Diisi tahun terutangnya pajakNov

Tahun

PPh Pasal 22 atas Pengadaan Alat Pengolahan Data

Masa Pajak

lima belas juta rupiah

Jakarta , tgl

Nama Jelas : Stefano Bambang Yudono

Wajib Pajak/Penyetor

MAP/Kode Jenis Pajak

ALAMAT WP

NPWP

NAMA WP PT Persangingan Sangat Tidak Sehat Sekali

Kode Jenis Setoran

F.2.0.32.01

Nomor Ketetapan

Tanggal ……………………..

Terbilang :

Nama Jelas : ………………………………….

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

Feb Mar Apr

Oleh WP ke KPP

DesJan Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Uraian Pembayaran

3

Contoh Formulir PPh Ps.22 Yg Harus Buat & Dilaporkan ke KPP

Page 63: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6363

1. SPT Masa, adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak.

2. SPT Tahunan, adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Tahun Pajak/bagian Tahun Pajak.

JENIS SPT

Page 64: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6464

1. WP mengambil sendiri formulir SPT pada KPP dengan menunjukkan NPWP.

3. SPT dilaporkan ke KPP dalam batas waktu yang ditentukan dan akan diberikan tanda terima tertanaggal.

PROSEDUR DAN PENYAMPAIAN/PELAPORAN SPT

2. SPT harus diisi dengan benar, jelas, dan lengkap sesuai petunjuk yang diberikan serta di tanda tangani oleh WP.

Dokumen yang harus dilampirkan:1.WP yang melakukan pembukuan: lap keuangan2.WP yang menggunakan norma penghitungan: perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dl tahun pajak/bagian tahun pajak ybs.3.Untuk SPT Masa PPN, sekurang-kurangnya jumla DPP, jumlah PK, jumlah PM, dan jumlah kek atau kelebihan bayar. 4.Bukti setoran pajak atas jumlah pajak yang kurang bayar dalam SPT ybs.

Page 65: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6565

Catatan:

1. WP Orang Pribadi yang dalam satu tahun pajak memperoleh penghasilan neto tidak melebihi PTKP, dikecualikan dari kewajiban SPT Masa PPh Pasal 25 dan SPT Tahunan PPh 2. WP Orang Pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas, misalnya hanya sebagai karyawan, dikecualikan dari kewajiban SPT Masa PPh Pasal 25.

Page 66: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 6666

TATA CARA PELAPORANTATA CARA PELAPORAN

PELAPORAN

SPT MASA/TAHUNAN

1. KE KPP/KP2KP Langsung,2. Dikrim dengan Pos tercatat,3. Secara elektronik: e-filing

BATAS WAKTU PELAPORAN SESUAI KETENTUAN

JIKA JATUH PADA HARI LIBUR

PADA HARI KERJA SEBELUMNYA

Page 67: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6767

SANKSI PERPAJAKAN

SANKSIADMINISTRASI

SANKSIPIDANA

DENDA

BUNGA

KENAIKAN

KURUNGANDAN

DENDA

PENJARADAN

DENDA

ALPA SENGAJA

Page 68: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6868

Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila:1. SPT tidak ditandatangani.2. SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen sebagaimana mestinya.3. SPT yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan WP telah ditegur secara tertulis; atau4. SPT disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan SKP.

Page 69: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

6969

SANKSI ADMINISTRASI

DENDAPs. 7 UU KUP

BUNGAPs.8(2), 13(2), 14(3), 19(2)&(3) UU KUP

KENAIKANPs. 13(3), 15(2) UU KUP

Rp 100.000

Rp500.000

• SPT MASA PPh Ps.21/22/23/26 TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN

• SPT MASA PPN DAN PPnBM

TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN

2%/BULANmaks 24 BULAN

• PEMBETULAN SENDIRI SPT

• HASIL PENELITIAN SPT AKIBAT SALAH TULIS DAN/ATAU SALAH HITUNG

• HASIL PEMERIKSAAN (SKPKB)

• DITERBITKAN NPWP DAN PKP SECARA JABATAN

• IZIN PENUNDAAN PENYAMPAIAN SPT

• IZIN MENGANGSUR ATAU MENUNDA PEMBAYARAN

50%SPT TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN SETELAH

DITEGUR TERTULIS

100%PPh TIDAK / KURANG

DIPUNGUT/ DIPOTONG/ DISETOR

100%KARENA DITERBITKAN

SKPKBT

PAJAK YANG TIDAK/KURANG DIBAYAR

DARI

Rp 100.000• SPT TAHUNAN PPh Ps. 21

TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN

(Untuk Tahun Pajak 2007

200% DITERBITKAN SKPKB

KARNA ALPA PERTAMA KALI

Page 70: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

7070

Pengenaan sanksi administrasi berupa denda tidak dilakukan:1. WP orang pribadi yang telah meninggal dunia; 2. WP orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;3. WP orang yang berstatus sebagai WNA yang tidak tinggal lagi di Indonesia;4. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;5. WP badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;6. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi; 7. WP yang kena bencana, yang ketentuannya diatur dengan PMK; atau8. WP lain yang diatur dengan atau berdasarkan PMK 186/PMK.03/2007.

Page 71: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

7171

SANKSI PIDANA

ALPAPs. 38 UU KUP

SENGAJAPs. 39 UU KUP

• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

• MENYAMPAIKAN SPT:ISINYA TIDAK BENARTIDAK LENGKAPMELAMPIRKAN KETERANGAN YANG

ISINYA TIDAK BENAR

• TIDAK MENDAFTARKAN DIRI, MENYALAHGUNAKAN NPWP/NPPKP

• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

• MENYAMPAIKAN SPT :ISINYA TIDAK BENARTIDAK LENGKAP

• MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN PALSU

• TIDAK MENYELENGG. EMBUKUAN/PENCATATAN

• TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANGDIPUNGUT /DIPOTONG

KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI

PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG

PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DANPALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT

2 X DARI JML PAJAK TERUTANG DAN PALINGBANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG

MENIMBULKAN KERUGIANPADA PENDAPATAN NEGARA

• MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK; PENGUSAHA KENA PAJAK;

Page 72: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

7272

SANKSI PERPAJAKANBAGI PETUGAS PAJAK

(Pasal 36 A UU KUP)

DALAM MENGHITUNG ATAU MENETAPKAN PAJAK

TIDAK SESUAI DENGAN UU PERPAJAKAN YG BERLAKU

BERAKIBAT MERUGIKAN NEGARA

DIKENAKAN SANKSI SESUAI PERUNDANG-UNDANGAN YG BERLAKU

PETUGAS PAJAK

Page 73: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pertemuan 7Pertemuan 71. Pembayaran Pajak1. Pembayaran Pajak

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 7373

Page 74: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

7474

Timbulnya atas pajak terutang:1.Ditetapkan oleh WP sendiri melalui SPT,2.Fiskus melalui penerbitan SKP.

Sarana yang dipakai untuk pembayaran pajak adalah SSP.SSP (Surat Setoran Pajak) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir.

Pembayaran Pajak:Kewajiban bagi setiap WP atas pajak terutang yang telah ditetapkan.

Page 75: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

7575

Apabila penyetoran jatuh pada hari libur dapat dilakukan penyetoran pada hari berikutnya.

Sanksi keterlambatan pembayaran.Adalah berupa bunga 2% perbulan yg dihitung dari tgl jatuh tempo pembayaran s.d. tgl pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.

Waktu Pembayaran Pajak:Pembayaran /penyetoran pajak terutang masa pajak masing-masing jenis pajak ditentukan oleh menkeu paling lama 15 hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak.

Page 76: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

7676

WP tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut , diancam dengan pidana penjara.

PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DANPALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT

2 X DARI JML PAJAK TERUTANG/KURANG DIBAYAR DAN PALING BANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG/KURANFG DIBAYAR.

Hak Wajib pajak berkaitan dengan pembayaran pajak:WP mempunyai hak ut mengangsur atau menunda pembayaran pajak khususnya WP yang mengalami kesulitan likuiditas., yaitu dengan cara mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak.

Page 77: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pertemuan 7Pertemuan 72. Pemeriksaan Pajak dan Ketetapan pajak2. Pemeriksaan Pajak dan Ketetapan pajak

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 7777

Page 78: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

7878

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara

Objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untukmenguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk

tujuan Lain dalam rangka melaksanakan ketentuan prt perundang-undangan perpajakan.

Tujuan Pemeriksaan:a.Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada WP.b.untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan perundang-undangan perpajakan.

Page 79: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Jenis Pemeriksaan

Pemeriksaan Kantor

Pemeriksaan Lapangan

dilakukan di tempat kedudukan, tempat usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal Wajib Pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh Dirjen Pajak

dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak

Page 80: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

Pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

Jenis Pajak : satu, beberapa, atau seluruh jenis

pajakMasa/Tahun Pajak : satu atau beberapa Masa Pajak,

Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan

Page 81: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Kewajiban PemeriksaKewajiban Pemeriksa

Kewajiban

Pemeriksa

Kew

ajib

an

Pem

erik

sa

1. menyampaikan surat pemberitahuan pemeriksaan (pemeriksaan lapangan) atau surat panggilan (pemeriksaan kantor) kepada Wajib Pajak.

2. memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan

3. Melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak dalam rangka memberikan penjelasan mengenai: • alasan dan tujuan Pemeriksaan• hak dan kewajiban Wajib Pajak

selama dan setelah pelaksanaan Pemeriksaan;

• hak Wajib Pajak untuk mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan;

4. menuangkan hasil pertemuan dengan Wajib Pajak dalam bentuk berita acara hasil pertemuan;

5. menyampaikan Formulir Kuesioner Pemeriksaan kepada Wajib Pajak;

6. memperlihatkan Surat Tugas kepada Wajib Pajak apabila susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;

7. menyampaikan SPHP8. memberikan hak hadir kepada WP

dalam rangka Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam batas waktu yang telah ditentukan;

9. Memberi petunjuk kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya untuk tahun-tahun selanjutnya agar sesuai dengan ketentuan

10. mengembalikan buku atau catatan, dokumen yang dipinjam dari WP max 7 hari sejak tanggal LHP

11. merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan WP dalam rangka pemeriksaan

NEW

NEW

Page 82: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Hak Wajib PajakHak Wajib Pajak

Hak W

PH

ak W

P

1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan;

2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan surat pemberitahuan pemeriksaan sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan lapangan;

3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan;

4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat tugas apabila susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan; 

5. menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;

6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan;

7. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Quality Assurance Pemeriksaan, sehubungan dengan masih terdapat hasil Pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan;

8. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.

NEW

Page 83: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pem

erik

saan

Ka

ntor

Pemeriksaan

Lapangan

1. Memperlihatkan/meminjamkan catatan/pembukuan.

2. Memberi kesempatan pemeriksa untuk mengakses/mengunduh data elektronik

3. Memberi kesempatan pemeriksa untuk memasuki tempat/ruang yang patut diduga digunakan sebagai tempat menyimpan buku/catatan.

4. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan

5. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP

6. Memberikan keterangan lain yang diperlukan

KewajibanKewajiban Wajib Pajak Wajib Pajak

1. Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan

2. Memperlihatkan/meminjamkan catatan/pembukuan.

2. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan

3. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP

4. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik

5. Memberikan keterangan lain yang diperlukan

Page 84: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pem

erik

saan

Ka

ntor

Pemeriksaan

lapangan

1. Melihat/ meminjam buku atau catatan, dokumen

2. mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;

3. memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, yang diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan

4. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan

5. melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak;

6. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;

7. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui kepala UP2

1. Memanggil WP untuk datang ke kantor DJP

2. Melihat/ meminjam buku atau catatan, dokumen

3. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan

4. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak

5. Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik melalui Wajib Pajak

6. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui kepala UP2

WewenangWewenang Pemeriksa Pemeriksa

Page 85: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

8585

Penyidikan: Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pihak penyidik tertentu di lingkungan DJP untuk mencari dan mengumpulkan

bukti-bukti yang membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan.

Tindak Pidana : a.Kealpaan: WP tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tdk lengkap, atau melampirkan ket. yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. b.Kesengajaan: 1) Tidak mendaftar diri/menyalahgunakan NPWP/NPPKP; 2) Tidak menyampaikan SPT; 3) Menyampaikan SPT dan/atau ket. yang isinya tdk benar atau tidak lengkap; 4) Menolak untuk dilakukan pemeriksaan; 5) Memperlihatkan pembukuan, pencat, atau dok lain yang palsu; 6) Tidak menyelenggarakan pembukuan,/pencat, tdk memperlihatkan/ tdk meminjamkan buku, cat, atau dok. lainnya; 7) Tidak menyetorkan pajak yg telah dipotong atau dipungut shg dpt menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

Page 86: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

8686

Hak dalam pemeriksaan pajak: adalah melakukan pemeriksaan dalam hal WP mengajukan permohonan restitusi pajak.

Kewajiban : adalah menerbitkan SKP, apabila jangka waktu 12 bulan tersebut terlewati , dan SKP belum diterbitkan maka atas permohonan Restitusi pajak tersebut dianggap dikabulkan dan paling lambat bulan berikutnya SKP LB sudah harus diterbitkan.

Page 87: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Alur Pelaksanaan Kegiatan PemeriksaanAlur Pelaksanaan Kegiatan PemeriksaanPemeriksaan Untuk Menguji KepatuhanPemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan

Penugasan/ Persetujuan/Instruksi Pemeriksan

Penerbitan SP2 dan

Pemberitahuan ke WP

Perencanaan Pemeriksaan

dan Audit Program

Peminjaman Dokumen

Pelaksanaan Pengujian (Metode &

Teknik Pemeriksaan)

Pemberitahuan Hasil

Pemeriksaan (SPHP)

Pembahasan Akhir dengan WP (Closing conference)Berita Acara

Hasil Pembahasan

Akhir

Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP)

Nota Hitung

Surat Ketetapan

Pajak (SKPKB,

SKPN, SKPLB)

Pembahasan dengan Tim

QA

Page 88: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

PENETAPAN DAN KETETAPANPENETAPAN DAN KETETAPAN Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajakdengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak

• Jumlah Pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan yang disampaikan oleh Wajib Pajak adalah jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

• Apabila Direktur Jenderal Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan tidak benar, Direktur Jenderal Pajak menetapkan jumlah pajak yang terutang.

Page 89: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

SKPKB

Surat Ketetapan Pajak(SKP)

SKPKBT SKPLB SKPN

Page 90: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

9090

Produk pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan WP

1. SKP;2. STP;3. Dapat juga ditingkatkan menjadi pemeriksaan bukti

permulaan dalam hal hasil pemeriksaan memberikan indikasi adanya tindak pidana di bidang perpajakan.

Secara detil , produk dimaksud adalah:1.SKPKB;2.SKPLB;3.SKP Nihil;4.SKP KBT;5.STP;6.Pemeriksaan dapat ditingkat menjadi pemeriksaan bukti permulaan apabila ditemukan indikasi adanya tindak pidana di bidang perpajakan.

Page 91: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

9191

1. Penerbitan SKPKB dilakukan dalam hal:

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau ket. lain ternyata jumlah pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

2. SPT tidak disampaikan pada waktunya, dan setelah ditegur secara tertulis tdk juga dilaporkan dl waktu yg ditetapkan dl surat teguran.

3. Berdasarkan pemeriksaan mengenai PPN dan PPn BM ternyata tidakharus dikompensasikan selisih lebih pajak, atau tdk seharusnya dikenakan tarif 0%.

4. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan/pencat tdk terpenuhi, shg tdk dpt diketahui besarnya pjk terutang.

Page 92: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

9292

Sanksi

1. Kekurangan pjk yang tertuang dl SKPKB + sanksi adm 2% perbulan paling lama 24 bulan.

2. SKPKB berdasarkan poin 2,3, dan 4, sanksi adm berupa:

1. 50% dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dl satu tahun pajak;

2. 100% dari PPh yg tidak atau kurang dipotong, tdk atau kurang dipungut , tdk atau kurang disetor , dan dipotong atau dipungut tapi tidak atau kurang disetor.

3. 100% dari PPN dan PPn BM yang tdk atau kurang dibayar.

Page 93: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Jangka waktu penerbitan SKPKBJangka waktu penerbitan SKPKB1. Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat 1. Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah saat

terhutangnya pajak, atau berakhirnya masa pajak. terhutangnya pajak, atau berakhirnya masa pajak. atauatau

2. Jangka waktu 5 tahun tersebut dipidana karena 2. Jangka waktu 5 tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan yang melakukan tindak pidana di bidang perpajakan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

9393

Fungsi SKPKB:Fungsi SKPKB:1. Koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT/WP;2. Sarana untuk mengenakan sanksi;3. Alat untuk menagih pajak.

Page 94: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

S K P K Bdapat diterbitkan dalam j.w. > 5 tahun dalam hal : Wajib Pajak dipidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

ditambah sanksiditambah sanksiBUNGA 48 %BUNGA 48 %

Page 95: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Sanksi:Sanksi: Jumlah kekurangan pajak yang dalam SKPKBT + Jumlah kekurangan pajak yang dalam SKPKBT +

sanksi adm berupa kenaikan 100% dr jumlah kurang sanksi adm berupa kenaikan 100% dr jumlah kurang bayar tsb.bayar tsb.

Fungsi SKPKBTFungsi SKPKBT1. Koreksi atas jumlah pajak terutang yg telah 1. Koreksi atas jumlah pajak terutang yg telah

ditetapkan;ditetapkan;2. Sarana pengenaan sanksi;2. Sarana pengenaan sanksi;3. Alat untuk menagih pajak.3. Alat untuk menagih pajak.

9595

2. Penerbitan SKPKBT dilakukan dalam hal:1. Berdasarkan data baru atau data yg semula belum lengkap,

menyebabkan penambahan pajak yg terutang dalam SKP sebelumnya

2. Ditemukan lagi data yg semula belum lengkap terungkap pada saat penerbitan SKPKBT.

Page 96: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Jangka Waktu PenerbitanJangka Waktu Penerbitan1. Dlm jangka waktu 5 th sesudah saat 1. Dlm jangka waktu 5 th sesudah saat

terhutangnya pajak, atau berakhirnya terhutangnya pajak, atau berakhirnya masa pajak. atau masa pajak. atau

2. Jangka waktu 5 tahun tersebut dipidana 2. Jangka waktu 5 tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan yang telah memperoleh bidang perpajakan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. kekuatan hukum tetap.

9696

Page 97: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Fungsi SKPLB: Fungsi SKPLB: Sebagai sarana ut mengembalikan kelebihan Sebagai sarana ut mengembalikan kelebihan

pembayaran pajak atau sebagai dasar untuk pembayaran pajak atau sebagai dasar untuk melakukan kompensasi.melakukan kompensasi.

Tata cara penerbitan SKPLBTata cara penerbitan SKPLB1. Mengajukan permohonan ke Dirjen Pajak;1. Mengajukan permohonan ke Dirjen Pajak;2. Kepala KPP menerbitkan SKPLB jangka waktu paling 2. Kepala KPP menerbitkan SKPLB jangka waktu paling

lama 12 bl, apb tidak diterbitkan dianggap diterima;lama 12 bl, apb tidak diterbitkan dianggap diterima;3. Dlm jangka 1 bl, paling lama KPP menerbitkan SPMKP;3. Dlm jangka 1 bl, paling lama KPP menerbitkan SPMKP;4. Apb punya utang dapat dikompensasi.4. Apb punya utang dapat dikompensasi.5. Apb lebih dari 1 bl baru diterbitkan SPMKP, WP 5. Apb lebih dari 1 bl baru diterbitkan SPMKP, WP

diberikan imbalan bunga 2% sebulan.diberikan imbalan bunga 2% sebulan.9797

3. Penerbitan SKPLB dilakukan dalam hal:

Atas hasil pemeriksaan: Jumlah kredit pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pjk yang

terutang atau telah dilakukan pembayaran pjk seharusnya tidak terutang.

Page 98: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Penerbitan SKPN dilakukan apabila:Penerbitan SKPN dilakukan apabila:1. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, jumlah 1. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, jumlah

kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar = jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar = jumlah pajak yang terutang;pajak yang terutang;

2. Pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau 2. Pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak. tidak ada pembayaran pajak.

9898

Fungsi SKPKB:4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)Atas hasil pemeriksaan: Adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Page 99: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Penerbitan STP dalam hal:Penerbitan STP dalam hal:1. Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tdk atau kurang dibayar;1. Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tdk atau kurang dibayar;2. Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak 2. Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak

sbg akibat salah tulis dan atau salah hitung;sbg akibat salah tulis dan atau salah hitung;3. WP dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga;3. WP dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga;4. Pengusaha yg dikenakan pajak berdasarkan UU PPN terakhir UU 4. Pengusaha yg dikenakan pajak berdasarkan UU PPN terakhir UU

No. 42 th 2009 tetapi tdk melaporkan kegiataan usahanya untuk No. 42 th 2009 tetapi tdk melaporkan kegiataan usahanya untuk dikukuhkan sbg PKP;dikukuhkan sbg PKP;

5. Pengusaha yg tdk dikukuhkan sbg PKP tetapi telah membuat 5. Pengusaha yg tdk dikukuhkan sbg PKP tetapi telah membuat faktur pajak/pengusaha yg telah dikukuhkan sbg PKP tetapi tdk faktur pajak/pengusaha yg telah dikukuhkan sbg PKP tetapi tdk membuat atau tdk mengisi lengkap faktur pajak. membuat atau tdk mengisi lengkap faktur pajak.

9999

Fungsi SKPKB:5. Surat Tagihan Pajak (STP) Adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.

Page 100: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Sanksi Administrasi STP:Sanksi Administrasi STP:1. Jumlah kek. pajak yg terutang pada angka 1 dan 2 + sanksi adm 1. Jumlah kek. pajak yg terutang pada angka 1 dan 2 + sanksi adm

berupa bunga 2% sebulan (maks 24 bl) dihitung sejak saat berupa bunga 2% sebulan (maks 24 bl) dihitung sejak saat terutangnya pajak atau bag. Pajak atau Tahun Pajak s.d. dng terutangnya pajak atau bag. Pajak atau Tahun Pajak s.d. dng diterbitkann STP;diterbitkann STP;

2. Terhadap PKP angka 4 dan 5 dikenakan sanksi adm berupa denda 2% 2. Terhadap PKP angka 4 dan 5 dikenakan sanksi adm berupa denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak;dari Dasar Pengenaan Pajak;

3. Dalam hal STP sudah dikenakan sanksi adm berupa denda dan atau 3. Dalam hal STP sudah dikenakan sanksi adm berupa denda dan atau bunga (angka 3) tdk lagi dikenakan sanksi karena dalam KUP tdk bunga (angka 3) tdk lagi dikenakan sanksi karena dalam KUP tdk diatur bunga atas bunga dan denda.diatur bunga atas bunga dan denda.

Kekuatan Hukum STPKekuatan Hukum STPSTP mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan SKP sehingga STP mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan SKP sehingga dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan surat paksa.dalam hal penagihannya dapat juga dilakukan dengan surat paksa.

100100

Fungsi SKPKB: Fungsi STP: 1. sbg koreksi atas jumlah pajak yang terutang dalam SPT WP; 2. Sarana pengenaan sanksi administrasi berupa bunga dan

atau denda; 3. Alat untuk menagih pajak.

Page 101: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

PAJAK YANG DILAPORKAN DALAM SPT

KEPASTIAN DAN JAMINAN HUKUM SPT

DALAM JANGKA WAKTUDALAM JANGKA WAKTU

5 TAHUN5 TAHUNTIDAK DITERBITKAN SKPTIDAK DITERBITKAN SKP

MENJADI PASTI

Page 102: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Bagian 9 Bagian 9 Penagihan PajakPenagihan Pajak

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 102102

Page 103: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

103103

Penagihan Pajak Serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau mengingatkan, melaksanakan penagihan seketika atau sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakanpenyanderaan, menjual barang yang telah disita.

Dasar Penagihan:STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, SuratKeputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan PK yang menyebabkan jumlah pajak yg masih harus dibayar bertambah. Jadwal Waktu Penagihan:1. Surat Teguran: Apb 7 hr stlah jatuh tempo, blm dilunasi.2. Surat Paksa: 21 hr sejak dikeluarkanny Surat Teguran dan pajak belum dilunasi.3. Penyampaian Surat Perintah Melakukan Penyitaan dl jangka waktu 2x24 jam sejak surat paksa dan pajak belum dibayar.4. Pengumuman lelang dilakukan 14 hr dari waktu penyitaan dan pelaksanaan lelang paling singkat 14 hr saat pengumuman lelang.

Page 104: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

104104

Penagihan Seketika dan sekaligus dilakukan apabila:1. PP akan meninggalkan Indonesia ut selama-lamanya atau berniat untuk itu;2. PP memindahtangankan barang yg dimiliki atau yg dikuasai dl rangka menghentikan atau mengucilkan keg. perusahaan pek yg dilakukan di Indonesia;3.Terdapat tanda-tanda bahwa PP akan membubarkan BU menggabungkan atau memekarkan usaha atau memindahtangankan persh yg dimiliki atau yg dikuasainya atau melakukan prb bentuk lainnya;3. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara; atau4. Terjadi penyitaan atas barang PP oleh Pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan.

Page 105: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

105105

Negara mempunyai hak mendahului untuk utang pajak:1. Pokok pajak, 2. sanksi adm, berupa: bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan.Dikecualikan dari mendahului:1. Biaya perkara yg hanya disebabkan oleh suatu penghukuman ut melelang suatu brg bergerak dan/atau barang tidak bergerak;2. Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang dimaksud; dan/atau3. Biaya perkara, yang hanya disebabkan oleh pelelangan dan penyelesaian suatu warisan.Daluarsa penagihan pajak tertangguh apabila:1. Diterbitkan surat paksa2. Ada pengakuan utang pajak dari WP baik langsung maupun tidak langsung;3. Diterbitkan SKPKB, SKPKBT;4. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.

Page 106: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Sengketa pajakSengketa pajakSengketa pajak adalah sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara WP dengan pejabat yang berwenang akibat dikeluarkannya keputusan

Pengurangan atau penghapusan administrasiDapat dilakukan yang bukan karena kesalah WP, yaitu yang terdapat dalam:1.STP,2.SKPKB3.SKPKBTSyarat adalah SJPKB atau SKPKBT:Tidak diajukan keberatan,Diajukan keberatan tapi telah dicabut oleh WPDiajukan keberatan tapi tidak dipertimbangkan sbgmana dimaksud dalam pasal 25 ayat (4) KUP.Diajukan ke KPP dimana WP terdaftar dengan syarat:1.Satu permohonan 1 STP, SKPKB, SKPKBT2.Diajukan dalam bahasa Indonesia dengan mencantumkan alasan3.WP telah melunasi pajak yang terutang.4.Ditandatangani oleh WPDJP memberikan keputusan paling lambat 6 bulan sejak permohonan lengkap.

106106

Page 107: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

keberatankeberatanApabila WP tidak sependapat atas SKP dapat Apabila WP tidak sependapat atas SKP dapat mengajukan keberatan:mengajukan keberatan:1. Keberatan dapat diajukan kepada Dirjen Pajak atas 1. Keberatan dapat diajukan kepada Dirjen Pajak atas

suatu:suatu:2. Keberatan diajukan secara tertulis2. Keberatan diajukan secara tertulis3. Keberatan harus diajukan dl jangka waktu 3 bl3. Keberatan harus diajukan dl jangka waktu 3 bl4. Keberatan yang tidak memenuhi syarat tidak 4. Keberatan yang tidak memenuhi syarat tidak

dipertimbangkan.dipertimbangkan.5. DJP dalam 12 bl harus hada keputusan: 5. DJP dalam 12 bl harus hada keputusan: a. Mengabulkan seluruhnya,a. Mengabulkan seluruhnya, b. Mengabulkan sebagianb. Mengabulkan sebagian c. menolak,c. menolak, d. Menambah besar jumlah pajak yang terutangd. Menambah besar jumlah pajak yang terutang

107107

Page 108: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Banding Banding

Upaya hukum yang dapat dilakukan WP terhadap suatu Upaya hukum yang dapat dilakukan WP terhadap suatu keputusan keputusan yg dapat diajukan banding berdasarkan prt peruu yg dapat diajukan banding berdasarkan prt peruu yang berlaku.yang berlaku.

1. WP dapat menhajukan banding hanya kepada badan 1. WP dapat menhajukan banding hanya kepada badan peradilan pajak.peradilan pajak.

2. Banding diajukan dl jangka waktu 3 bl dg cara:2. Banding diajukan dl jangka waktu 3 bl dg cara: a. Tertulis dalam bhs Indonesiaa. Tertulis dalam bhs Indonesia b. Alasan yg jelas dan bukti yg diperlukan,b. Alasan yg jelas dan bukti yg diperlukan, c. Melampirkan salinan SK keberatan.c. Melampirkan salinan SK keberatan.3. Putusan badan peradilan pajak putusan akhir dan bersifat 3. Putusan badan peradilan pajak putusan akhir dan bersifat

final.final.4. Banding diterima, kelebihan dikembalikan + bunga 2% maks 4. Banding diterima, kelebihan dikembalikan + bunga 2% maks

24 bulan 24 bulan 108108

Page 109: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

GugatanGugatan Upaya hukum Upaya hukum yang dapat dilakukan WP terhadap pelaksnaan yang dapat dilakukan WP terhadap pelaksnaan

penagihan pajak atau thdp keputusan yg dapat diajukan penagihan pajak atau thdp keputusan yg dapat diajukan gugatan sesuai ketentuan yang berlaku.gugatan sesuai ketentuan yang berlaku.

Gugatan WP terhadap:Gugatan WP terhadap:1. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan 1. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan

Penyitaan, atau Pengumuman Lelang.Penyitaan, atau Pengumuman Lelang.2. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak.2. Keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak.3. Keputusan lain yang berkaitan dg pelaks keputusan, selain 3. Keputusan lain yang berkaitan dg pelaks keputusan, selain

angka 1,2. angka 1,2. 4. Penerbitan SKP tidak sesuai prosedur yang ditentukan.4. Penerbitan SKP tidak sesuai prosedur yang ditentukan.PengajuanPengajuannya adalah ke Badan Peradilan Pajak.nya adalah ke Badan Peradilan Pajak.

109109

Page 110: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Gugatan penanggung pajak atas pelaksanaan penagihGugatan penanggung pajak atas pelaksanaan penagihananGugatan WPGugatan WP atas pelaksanaan surat paksa, Surat Perintah Melakukan atas pelaksanaan surat paksa, Surat Perintah Melakukan

Penyitaan, atau Pengumuman Lelang:Penyitaan, atau Pengumuman Lelang:1. Diajukan kepada kepada Pengadilan Pajak 14 hr sejak SP, SPMP, 1. Diajukan kepada kepada Pengadilan Pajak 14 hr sejak SP, SPMP,

Pengm. Lelang dilaksanakan.Pengm. Lelang dilaksanakan.2. Dalam hal gugatan dikabulkan, pemulihan nama baik, dan ganti rugi maks 2. Dalam hal gugatan dikabulkan, pemulihan nama baik, dan ganti rugi maks

Rp 5 jutaRp 5 jutaGugatan Penanggung Pajak Gugatan Penanggung Pajak terhadap Pelaksanaan Penyanderaanterhadap Pelaksanaan Penyanderaan1. Penanggung pajak yg disandera dapat mengajukan gugatan terhadap 1. Penanggung pajak yg disandera dapat mengajukan gugatan terhadap

pelaksanaan penyanderaan ke PNpelaksanaan penyanderaan ke PN2. Apabila gugatan dikabulkan dan mempunyai kekuatan hukum tetap, 2. Apabila gugatan dikabulkan dan mempunyai kekuatan hukum tetap,

pemulihan nama baik, dan ganti rugi Rp 100 ribu perhati atas masa pemulihan nama baik, dan ganti rugi Rp 100 ribu perhati atas masa penyanderaan.penyanderaan.

3. WP/PP tidak dpt mengajukan gugatan atas pelaksa penyanderaan setelah 3. WP/PP tidak dpt mengajukan gugatan atas pelaksa penyanderaan setelah masa penyanderaan telah berakhir.masa penyanderaan telah berakhir.

110110

Page 111: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

111111

Page 112: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

112112

Page 113: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pengertian PPhPengertian PPhPasal 1 UU PPh “pajak penghasilan dikenakan terhadap Pasal 1 UU PPh “pajak penghasilan dikenakan terhadap

subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.diperolehnya dalam tahun pajak.

Mengandung arti:Mengandung arti:1. Namanya Pajak Penghasilan (PPh)1. Namanya Pajak Penghasilan (PPh)2. Termasuk pajak subjektif2. Termasuk pajak subjektif3. Termasuk kelompok pajak langsung3. Termasuk kelompok pajak langsung..

113113

Page 114: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

WAJIB PAJAKWAJIB PAJAK Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan

yang menurut ketentuan peraturan perundang-yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. (UU KUP Pasal 1, butir 1)(UU KUP Pasal 1, butir 1)

Wajib Pajak :Wajib Pajak : Orang pribadi atau Orang pribadi atau BadanBadan Pemungut pajak atau pemotong pajak Pemungut pajak atau pemotong pajak

tertentutertentu Wajib Pajak dapat dibedakan antara Wajib Pajak Wajib Pajak dapat dibedakan antara Wajib Pajak

Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri

Page 115: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

SUBJEK/WAJIB PAJAK SUBJEK/WAJIB PAJAK PENGHASILANPENGHASILAN

1.1. Wajib Pajak Dalam Negeri, terdiri dari :Wajib Pajak Dalam Negeri, terdiri dari :a.a. Orang adalah WP Dalam Negeri, bila :Orang adalah WP Dalam Negeri, bila :

1)1) Bertempat tinggal di IndonesiaBertempat tinggal di Indonesia2)2) Berdiam di Indonesia lebih dari 183 harin dalam 12 bulanBerdiam di Indonesia lebih dari 183 harin dalam 12 bulan3)3) Berniat untuk tinggal di IndonesiaBerniat untuk tinggal di Indonesia

b.b. Warisan yang belum terbagi, yaitu warisan sebagai satu Warisan yang belum terbagi, yaitu warisan sebagai satu kesatuan digolongkan sebagai subyek pajak dalam negeri.kesatuan digolongkan sebagai subyek pajak dalam negeri.

c.c. Pemotong dan/atau pemungut pajakPemotong dan/atau pemungut pajakd.d. Badan sebagai WP dalam Negeri, bila didirikan di Indonesia Badan sebagai WP dalam Negeri, bila didirikan di Indonesia

atau berkedudukan di Indonesia, termasuk pemotong dan atau berkedudukan di Indonesia, termasuk pemotong dan pemungut pajakpemungut pajak

2.2. Wajib Pajak Luar NegeriWajib Pajak Luar Negeri

Page 116: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

WAJIB PAJAK LUAR NEGERIWAJIB PAJAK LUAR NEGERIa.a. Orang digolongkan sebagai subyek pajak luar negeri, apabila :Orang digolongkan sebagai subyek pajak luar negeri, apabila :

1)1) Tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari Tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, namun menerima atau memperoleh penghasilan dari dalam jangka waktu 12 bulan, namun menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia.Indonesia.

2)2) Tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari Tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, namun menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui dalam jangka waktu 12 bulan, namun menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. [ UU PPh Pasal 2 ayat (4) ] bentuk usaha tetap di Indonesia. [ UU PPh Pasal 2 ayat (4) ]

b.b. Bentuk Usaha Tetap (Permanent Establishment) adalah bentuk usaha Bentuk Usaha Tetap (Permanent Establishment) adalah bentuk usaha atau kegiatan di Indonesia yang dipergunakan oleh :atau kegiatan di Indonesia yang dipergunakan oleh :

1)1) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berkedudukan di Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berkedudukan di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam masa 12 bulan;Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam masa 12 bulan;

2)2) Badan yang tidak didirikan dan tid ak berkedudukan di Badan yang tidak didirikan dan tid ak berkedudukan di IndonesiaIndonesia

Page 117: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Bentuk Usaha Tetap ( BUT )Bentuk Usaha Tetap ( BUT )Bentuk Usaha TetapBentuk Usaha Tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau oleh pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan usaha yang tidak didirikan dan waktu 12 bulan, atau badan usaha yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa :berupa :

a.a. Tempat kedudukan manajemen;Tempat kedudukan manajemen;b.b. Cabang perusahaan;Cabang perusahaan;c.c. Kantor perwakilan;Kantor perwakilan;d.d. Gedung kantor;Gedung kantor;e.e. Pabrik;Pabrik;f.f. Bengkel;Bengkel;g.g. Pertambangan, penggalian sumber alam, wilayah kerja Pertambangan, penggalian sumber alam, wilayah kerja

pengeboran yang digunakan eksplorasi pertambangan;pengeboran yang digunakan eksplorasi pertambangan;h.h. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau

kehutanan;kehutanan;i.i. Proyek konstruksi, instalasi atau proyek perakitan; dll.Proyek konstruksi, instalasi atau proyek perakitan; dll.

Page 118: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

JENIS PEMOTONGAN PAJAK JENIS PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh 21, 23 dan 26)PENGHASILAN (PPh 21, 23 dan 26)1.1. PEMOTONGAN PPh TERHADAP IMBALAN PEKERJAANPEMOTONGAN PPh TERHADAP IMBALAN PEKERJAAN

a.a. Pemotongan PPh terhadap orang pribadi Wajib Pajak Dalam NegeriPemotongan PPh terhadap orang pribadi Wajib Pajak Dalam Negeri1)1) Pemotongan PPh atas penghasilan rutin dari pegawai tetap (Pemotongan PPh atas penghasilan rutin dari pegawai tetap ( umum umum ))2)2) Pemotongan PPh atas penghasilan rutin dari pegawai tetap ( Pemotongan PPh atas penghasilan rutin dari pegawai tetap ( variasi variasi

= kenaikan gaji dan pindah tempat kerja )= kenaikan gaji dan pindah tempat kerja )3)3) Pemotongan PPh atas pembayaran imbalan kerja tidak rutin Pemotongan PPh atas pembayaran imbalan kerja tidak rutin

a)a) Pembayaran kepada pegawai negeriPembayaran kepada pegawai negerib)b) Pembayaran imbalan kerja kepada bukan pegawai negeriPembayaran imbalan kerja kepada bukan pegawai negeri

b.b. Pemotongan PPh terhadap orang pribadi Wajib Pajak Luar NegeriPemotongan PPh terhadap orang pribadi Wajib Pajak Luar Negeri2.2. PEMOTONGAN PPh TERHADAP PEMAKAIAN HARTA ATAU MODALPEMOTONGAN PPh TERHADAP PEMAKAIAN HARTA ATAU MODAL

1.1. Pemotongan terhadap penerima WP DN dan BUT (PPh 23)Pemotongan terhadap penerima WP DN dan BUT (PPh 23)2.2. Pemotongan terhadap penerima WP LN selain BUT (PPh 26)Pemotongan terhadap penerima WP LN selain BUT (PPh 26)

Page 119: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pemungut Pajak PenghasilanPemungut Pajak Penghasilan

♥ Menteri Keuangan dapat menetapkan Menteri Keuangan dapat menetapkan atau atau menunjuk pemungut pajak :menunjuk pemungut pajak :♦ Bendahara pemerintahBendahara pemerintah, termasuk bendahara Pemerintah , termasuk bendahara Pemerintah

Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barangpembayaran atas penyerahan barang/jasa/jasa;;

♦ Badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta Badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.usaha di bidang lain.

Pasal 22, Ayat (1) UU PPhPasal 22, Ayat (1) UU PPh

Page 120: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

120120

Page 121: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Objek Pajak Objek Pajak PenghasilanPenghasilan

Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium, dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktek dokter,notaris, aktuaris, penghasilan dari praktek dokter,notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dsb.;akuntan, pengacara, dsb.;

Penghasilan dari usaha dan kegiatan;Penghasilan dari usaha dan kegiatan; Penghasilan dari modal yang berupa harta gerak Penghasilan dari modal yang berupa harta gerak

atau harta tak gerak seperti bunga, deviden, atau harta tak gerak seperti bunga, deviden, rolayti, sewa, keuntungan penjualan harta dsb.;rolayti, sewa, keuntungan penjualan harta dsb.;

Penghasilan lain-lain seperti pembebasan utang, Penghasilan lain-lain seperti pembebasan utang, hadiah dsb.hadiah dsb.

Page 122: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Latar belakang Pemotongan dan Pemungutan Latar belakang Pemotongan dan Pemungutan pajakpajak

1.1. Sistem pemungutan pajak di IndonesiaSistem pemungutan pajak di Indonesia2. Pajak akan cepat masuk ke kas negara 2. Pajak akan cepat masuk ke kas negara

dengan sistem pemotongan/pemungut dengan sistem pemotongan/pemungut melalui pihak III. melalui pihak III.

122122

Page 123: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pemotong dan pemungut PPhPemotong dan pemungut PPhPemotongan (memotong) Pemotongan (memotong) 1. Kewajiban dilakukan oleh 1. Kewajiban dilakukan oleh

pembayar penghasilan atau pembayar penghasilan atau penerima jasa ut memotong penerima jasa ut memotong sejumlah uang.sejumlah uang.

2.Mengurangi penghasilan 2.Mengurangi penghasilan orang, PPh psl 21.orang, PPh psl 21.

3. Tidak perlu ditunjuk atau 3. Tidak perlu ditunjuk atau dikukuhkan terlebih dahulu dikukuhkan terlebih dahulu cukup terdaftar sbg WP cukup terdaftar sbg WP (untuk badan), ut WP orang (untuk badan), ut WP orang tertentu melalui penunjukan tertentu melalui penunjukan agar bisa sbg pemotong pph agar bisa sbg pemotong pph 23.23.

Pemungut:Pemungut:1. Kewajiban perpajakan ada 1. Kewajiban perpajakan ada

pada yg menerima pada yg menerima penghasilanpenghasilan

2. Mengurangi penghasilan 2. Mengurangi penghasilan badan, PPN, PPh psl 22.badan, PPN, PPh psl 22.

3. WP harus melalui 3. WP harus melalui penunjukan (ut PPh 22 dan penunjukan (ut PPh 22 dan pengukuhan (ut PPN).pengukuhan (ut PPN).

123123

Page 124: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pengertian PPh Pasal 21/26Pengertian PPh Pasal 21/261. 1. PPh adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yg PPh adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yg

diterima/subjek pajak dalam suatu tahun pajak.diterima/subjek pajak dalam suatu tahun pajak.2. PPh 21 pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, 2. PPh 21 pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,

honorarium dalam bentuk apapun orang pribadi subjek honorarium dalam bentuk apapun orang pribadi subjek pajak dl negeri.pajak dl negeri.

3. PPh 26 pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, 3. PPh 26 pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium dalam bentuk apapun orang pribadi subjek honorarium dalam bentuk apapun orang pribadi subjek pajak luar negeri.pajak luar negeri.

4. Pegawai adalah orang pribadi yg bekerja pada pemberi 4. Pegawai adalah orang pribadi yg bekerja pada pemberi kerja, baik sbg peg. tetap maupun tidak, baik tertulis kerja, baik sbg peg. tetap maupun tidak, baik tertulis maupun tdk, ut melaksanakan pekerjan dg mendapat maupun tdk, ut melaksanakan pekerjan dg mendapat imbalan yg dibayarkan berdasarkan periode ttt, imbalan yg dibayarkan berdasarkan periode ttt, termasuk orang pribadi yang bekerja pada jab negeritermasuk orang pribadi yang bekerja pada jab negeri..

124124

Page 125: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Pemotongan PPh pasal 21 dan/atau 26Pemotongan PPh pasal 21 dan/atau 26Kewajiban ut memotong pajak PPh 21 dan 26 meliputi:Kewajiban ut memotong pajak PPh 21 dan 26 meliputi:1. Pemberi kerja, yang terdiri dari orang pribadi dan badan.1. Pemberi kerja, yang terdiri dari orang pribadi dan badan.2. Bendahara atau pemegang kas 2. Bendahara atau pemegang kas 3. Dana pensiun, badan penyelenggara jamsostek, dan 3. Dana pensiun, badan penyelenggara jamsostek, dan

badan-badan lain. badan-badan lain. 4. Orang pribadi yg melakukan keg usaha atau pek bebas 4. Orang pribadi yg melakukan keg usaha atau pek bebas

serta badan yg membayarserta badan yg membayar..a. Honor/imbalan lain ut subjek pajak dalam neg.a. Honor/imbalan lain ut subjek pajak dalam neg.b. honor/imbalan lain ut subjek pajak luar neg.b. honor/imbalan lain ut subjek pajak luar neg.c. honor/imbalan lain kepada peserta pend, lat, dan c. honor/imbalan lain kepada peserta pend, lat, dan

magang.magang.5. Penyelenggaraan keg termasuk badan pemerintah, org 5. Penyelenggaraan keg termasuk badan pemerintah, org

nas dsb yg menyelenggarakan keg yg membayar honor, nas dsb yg menyelenggarakan keg yg membayar honor, hadiah penghargaan dalam bentuk apaun. hadiah penghargaan dalam bentuk apaun.

125125

Page 126: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

126126

Page 127: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

127127

Page 128: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

128128

Page 129: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

129129

Page 130: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Tidak termasuk pemotong PPh pasal/26Tidak termasuk pemotong PPh pasal/261. Kantor perwakilan negara asing1. Kantor perwakilan negara asing2. organisasi-organisasi internasional, sbgmana 2. organisasi-organisasi internasional, sbgmana

dimaksud dl psl 3 ayat (1) huruf c UU PPh yang telah dimaksud dl psl 3 ayat (1) huruf c UU PPh yang telah ditetapkan oleh menkeu.ditetapkan oleh menkeu.

3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan 3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yg semata-mata kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yg semata-mata mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan RT atau pekerjaan bukan dalam rangka pekerjaan RT atau pekerjaan bukan dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

130130

Page 131: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Tidak termasuk penerima penghasilan yang Tidak termasuk penerima penghasilan yang dipotong PPh 21/26dipotong PPh 21/26

a.Pejabat perwk diplomat dan konsul atau a.Pejabat perwk diplomat dan konsul atau pejabat lain dari negara asingpejabat lain dari negara asing

b.Pejabat perwk org internasional yg ditetapkan b.Pejabat perwk org internasional yg ditetapkan oleh menkeuoleh menkeu

131131

Page 132: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Penerima penghasilan yang dipotong PPh 21/26 Penerima penghasilan yang dipotong PPh 21/26 1. Pegawai1. Pegawai2. Penerima uang pesangon, 2. Penerima uang pesangon, 3. Bukan pegawai yang menerima atau 3. Bukan pegawai yang menerima atau

memperoleh penghasilan sehub dengan pek, memperoleh penghasilan sehub dengan pek, jasa atau kegiatan.jasa atau kegiatan.

4. Peserta kegiatan yang menerima atau 4. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehub keikutsertaan memperoleh penghasilan sehub keikutsertaan dl kegiatan. dl kegiatan.

132132

Page 133: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

133133

Page 134: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Penghasilan tidak teratur lainnyaPenghasilan tidak teratur lainnyaPenghasilan tidak teratur lainnya meliputi honorarium, uang saku, Penghasilan tidak teratur lainnya meliputi honorarium, uang saku, hadiah, atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, hadiah, atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam negeri, yang terdiri dari :yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam negeri, yang terdiri dari :

1.1. Tenaga ahli;Tenaga ahli;2.2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,

bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;seniman lainnya;

3.3. Olahragawan;Olahragawan;4.4. Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderatorPenasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator5.5. Pengarang, peneliti, penerjemah;Pengarang, peneliti, penerjemah;6.6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer, dan Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer, dan

sistem aplikasi, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sistem aplikasi, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial;sosial;

7.7. Agen iklan;Agen iklan;8.8. Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu Pengawas, pengelola proyek, anggota dan pemberi jasa kepada suatu

kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lain dalam kepanitiaan, peserta sidang atau rapat, dan tenaga lepas lain dalam segala bidang kegiatan; segala bidang kegiatan;

9.9. Pembawa pesanan atau yang menemukan langgananPembawa pesanan atau yang menemukan langganan10.10. Peserta perlombaan;Peserta perlombaan;11.11. Petugas penjaja barang dagangan, dsb.Petugas penjaja barang dagangan, dsb.

Page 135: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Tidak termasuk dalam pengertian yang dipotong Tidak termasuk dalam pengertian yang dipotong PPh pasal 21PPh pasal 211. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi2. Penerimaan dl bentuk natura dan/atau 2. Penerimaan dl bentuk natura dan/atau

kenikmatan dl bentuk apapunkenikmatan dl bentuk apapun3. Iuran pensiun yg dibayarkan dana pensiun.3. Iuran pensiun yg dibayarkan dana pensiun.4. Zakat yg diterima oleh orang pribadi yang 4. Zakat yg diterima oleh orang pribadi yang

berhak.berhak.5. Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam 5. Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam

pasal psl 4 ayat (3) huruf 1 UU PPh.pasal psl 4 ayat (3) huruf 1 UU PPh.

135135

Page 136: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

136136

Page 137: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

137137

Page 138: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

138138

Page 139: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

139139

Page 140: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

140140

Page 141: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

141141

Page 142: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

142142

Page 143: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

143143

Page 144: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

144144

Page 145: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

145145

Lembar ke-1 untuk : Wajib PajakLembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak

N P W P : 0 1 - 2 3 4 - 5 6 7 - 8 - 0 0 7 - 0 0 0 (3)

Nama Wajib Pajak :

Alamat :

Upah Harian, Mingguan, Satuan, Borongan, Uang Saku Harian 5 % Hadiah atau Penghargaan *) Komisi Petugas Dinas Luar Asuransi *) Komisi Petugas Penjaja Barang Dagangan *) Komisi Distributor MLM/direct selling *) Penarikan dana pada Dana Pensiun *) Honorarium atau Imbalan lainnya *) Honorarium atau Imbalan Lainnya yang dibayarkan kepada Tenaga Ahli 15%

Terbilang :

*) Lihat petunjuk pengisian

Perhatian : 1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang

dipotong di atas merupakan Angsuran atasPajak Penghasilan yang terutang untuktahun pajak yang bersangkutan. Simpanlah

diperhitungkan sebagai kredit pajak dalamSurat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPhOrang Pribadi.

2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabiladiisi dengan lengkap dan benar.

F.1.1.33.01 NIP 07078999991

tiga ratus sembilan puluh lima ribu rupiah

Rp. ……………………...

Rp. ……………………...

Rp. ……………………...

Rp. ……………………... Rp. ……………………...

Rp. ……………………...

Rp. ……………………...

Stefino Bambang Yodono (6)

8.

JUMLAH

Jakarta , 1 September 2008 ……. (4)

Pemotong Pajak (5)

0bukti pemotongan ini baik-baik untuk

0

Rp. 395.000,-

Tanda tangan, nama dan cap

Rp. ……………………...

Rp. ……………………...

Rp. ……………………...

Rp. 395.000,-. 50%

Rp. ……………………...

Rp. ……………………...

Rp. ……………………...

Rp. 5.000.000,-

1 2 3

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

(4)

- 0 0- 7

(6)(5)

8 -

Jenis Penghasilan

(1) (2) (3)

No.Jumlah

Penghasilan

N a m a : Bendahara KPPU Jakarta

0 0- 4 5 6-

……………………………………...…………. (1)

0:N P W P

PPh yang dipotongTarifPerkiraan

PenghasilanNetoBruto

Persaingan Tidak sehat

…………………Jl.Ir.H.Juanda……………………………………………………………

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21

NOMOR : 01/21/09/2008 (2)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK

C a p Kantor

Contoh Formulir PPh Ps.21 Yg Harus Buat & Dilaporkan ke KPP

Page 146: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 146146

Lembar ke-1 untuk : Wajib PajakLembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak

N P W P : 0 5 - 6 7 8 - 9 0 1 - 2 - 0 2 2 - 0 0 0 (3)

Nama Wajib Pajak :

Alamat :

Uang Pesangon, Uang Tebusan Pensiun, Tunjangan Hari Tua/Jaminan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus. *)

Honor & Imbalan lain yang dibebankan kepada APBN atau APBD yang diterima oleh PNS, Anggota TNI/ POLRI dan Pensiunan.

Terbilang :

*) Lihat petunjuk pengisian

Pemotong Pajak (5)

N P W P : 0 0 - 1 2 3 - 4 5 6 - 7 - 8 9 0 - 0 0 0

N a m a :

Perhatian : 1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Tanda tangan, nama dan cap

dipotong di atas bukan merupakan kreditpajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT) TTD & AD CAP KANTORNYATahunan PPh Orang Pribadi.

2. Bukti Pemotongan ini dianggap sahapabila diisi dengan lengkap dan benar. NIP 07078999991

F.1.1.33.02

(2)

Jenis Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto Tarif

(3) (4)

(FINAL)

NOMOR : 01/21F//09/2008 (2)

(1)

No. PPh yang dipotong

Drs Polan Kala

Jl.Terong Gede, jakarta Timur

(5)

PRATAMA GAMBIR I

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK

1.

2.

Rp. …………………………..

Rp. 1.000.000,-

Seratus lima puluh ribu rupiah

JUMLAH

Rp. …………………………..

Rp. 150.000

Bendahara KPPU Jakarta

Stefano Bambang Yudono (6)

15%

Jakarta, 10 September 2008 (4)

Rp. 150.000

Page 147: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 147147

Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak

A. TIDAK FINAL

B. FINAL

Pemotong Pajak (3)

N P W P : 0 0 - 1 2 3 - 4 5 6 - 7 - 8 9 0 - 0 0 0

N a m a :

Tanda tangan, nama dan cap

TTD & CAP KANTOR

D.1.1.32.01 NIP 07078999991Stefano Bambang Yudono (4)

450,00

Jakarta., 1 Oktober 2008 (2)

Bendahara KPPU Jakarta

J U M L A H A + B

150,000

10/9/2008Drs Polan Kala

395,000

05.678.901.2.022 10/21F/09/2008 1.000.000 150,000

395,0005.000.0001/21/9/2008 1/9/200801.234.567.8.007.000/… Persaingan Tidak Sehat

MASA : September TAHUN 2008 (1)

(Rp)

dan atau Pasal 26

(Rp)yang dipotong

PPh Pasal 21 Jumlah Objek PPhPasal 21 dan atauNo. Nama Wajib Pajak

TanggalNomor

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN ATAU PASAL 26

Pasal 26

Bukti PemotonganN P W P / Alamat WP

3.

4.

4.

dst.

J U M L A H A

(7)(4) (5)

J U M L A H B

1.

3.

dst.

2.

1.

2.

(3)(2)(1) (6)

Page 148: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 148148

A. Identitas Pemotong Pajak : N P W P : 0 0 - 1 2 3 - 4 5 6 - 7 - 8 9 0 - 0 0 0 (2)

Nama : Alamat :

B.

1. Pegawai Tetap 411121/1002. Pensiunan dan Penerima

Pembayaran berkala Lainnya 411121/1003. Pegawai Harian/Mingguan 411121/1004. Pegawai Satuan 411121/1005. Pegawai Borongan 411121/1006. Pegawai Honorer 411121/1007. Mantan Pegawai yang menerima

Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasidan Bonus 411121/100

8. Penarik dana pada Dana Pensiun 411121/1009. Petugas Dinas Luar Asuransi 411121/100

10. Petugas Penjaja Barang Dagangan 411121/10011. Distributor MLM/direct selling 411121/10012. Tenaga Ahli 411121/10013. Penerima Honorarium atau

Imbalan Lainnya 411121/10014. Pegawai dengan status Wajib

Pajak Luar Negeri 411127/100

Diperhitungkan kelebihan setor tahun/bulan *) sebelumnya

PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang masih harus disetor/kelebihan setor tahun/bulan *) sebelumnya yang belum diperhitungkan

Terbilang *) coret yang tidak perlu

F.1.1.32.01

KJS Penghasilan (Rp)

PPhMAP/ Penerima Penghasilan Bruto yang dipotong

(Rp)

……………………… ………………………

(5)

Golongan Penerima PenghasilanJumlah Jumlah

(1) (2) (3)

…………………………………………… ………………………

……………………… ……………………………………………… ………………………

……………………… ……………………………………………… ………………………

0

5.000.000 395,000

………………………

5.000.000

………………………

Bendahara KPPU Jakarta

…………

Pajak Penghasilan Pasal 21 dan atau Pasal 26 yang telah dipotong untuk masa Sep tahun 2008 (3)

dan telah disetor tanggal 1/10/2008 (4) adalah sebagai berikut :

Ir.H.Juanda Jakarta

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPh PASAL 21 DAN ATAU PASAL 26

……………………… ………………………(4)

………………………………

…………

………………………

………………………

395,000J U M L A H

………………………

…………

……………………… ………………………

……………………… ………………………

hal 1 dari 2

……………………

tiga ratus sembilan puluh lima ribu rupiah…

……………………

1

395000

………………………

Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong Final:

1. Penerima Uang Pesangon, UangTebusan Pensiun, Tunjangan HariTua/Jaminan Hari Tua yangdibayarkan sekaligus 411121/401

2. Pejabat Negara, Pegawai NegeriSipil, Anggota TNI/POLRI danPensiunan yang menerimaHonorarium dan Imbalan lainyang dibebankan kepadaKeuangan Negara/Daerah 411121/402

Terbilang *) Jumlah PPh yang dipotong

C. Lampiran : (5)

( X ) Surat Setoran Pajak sebanyak 1 lembar. ( ) Surat Kuasa Khusus/Surat Keterangan Kematian. ( X ) Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan atau Pasal 26. ( X ) Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan atau Pasal 26 sebanyak 2 Lembar.

D. Pernyataan : Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap, dan tidak bersyarat.

(6)

Pemotong Pajak/Kuasa (7)

Tanda tangan, nama dan cap

TTD & CAP KANTOR

(8)

NIP 07078999991

F.1.1.32.01

PPhMAP/ Penerima Penghasilan Bruto yang dipotong

Jumlah JumlahPenerima Penghasilan

KJS Penghasilan (Rp)(1) (2) (3) (4)

150,000

……………………… ………………………

(Rp)(5)

…………

hal 2 dari 2

Stafeno Bambang Yudono

Jakarta., 1 Oktober 2008

seratus lima puluh ribu rupiah

1

J U M L A H 1.000.000 150,000

1.000.000

Page 149: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

PPh Pasal 22PPh Pasal 22Atas Penyerahan BarangAtas Penyerahan Barang

149149

Page 150: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

150150

SAAT PEMUNGUTAN

TARIF 1,5% DARI HARGA/NILAI

PEMBELIAN BARANG

PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARANATAS

PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN

JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKATARIFNYA 100% LEBIH TINGGI

Page 151: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 221. Pembayaran atas barang (bukan jumlah yang 1. Pembayaran atas barang (bukan jumlah yang

dipecah-pecah) yang meliputi jumlah dipecah-pecah) yang meliputi jumlah pembayaran paling banyak Rp 1.000.000 tidak pembayaran paling banyak Rp 1.000.000 tidak termasuk PPN dan/atau PPn BMtermasuk PPN dan/atau PPn BM

2. Pembayaran ut pembelian bahan bakar 2. Pembayaran ut pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, benda-minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, benda-benda pos.benda pos.

3. pembayaran/pencairan dana JPS oleh KPPN3. pembayaran/pencairan dana JPS oleh KPPN4. Pembayaran dalam rangka proyek yang 4. Pembayaran dalam rangka proyek yang

dibiayai dari hibah/PLN. dibiayai dari hibah/PLN.

151151

Page 152: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

152152

Page 153: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

153153

BUKTI PEMUNGUTANBUKTI PEMUNGUTAN

WAJIB PAJAK REKANAN

KPP MELALUI KPPN

KPP SBG LAMPIRAN SPTMASA BENDAHARAWAN

KANTOR PENERIMA PEMBAYARAN(BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO)

PEMUNGUT PPh PSL 22

LEMBAR KE-1

SSPKP.PDIP 5.1.98

LEMBAR KE-2

LEMBAR KE-3

LEMBAR KE-4

LEMBAR KE-5

Page 154: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

154154

Page 155: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 155155

: 0 3 - 4 5 6 - 7 8 9 - 0 - 0 0 9 - 0 0 0

:

:

4 1 1 1 2 2 9 0 0

2 0 0 8

: / / / /

TTD & CAP KANTOR

LEMBAR

Untuk dilaporkan

Cap dan tanda tanganCap dan tanda tangan

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenan

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Diisi dengan rupiah penuh

Rp 15.000.000,-

Jumlah Pembayaran

10-Sep-08

Jl.H.Juhri, Jakarta

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

Diisi tahun terutangnya pajakNov

Tahun

PPh Pasal 22 atas Pengadaan Alat Pengolahan Data

Masa Pajak

lima belas juta rupiah

Jakarta , tgl

Nama Jelas : Stefano Bambang Yudono

Wajib Pajak/Penyetor

MAP/Kode Jenis Pajak

ALAMAT WP

NPWP

NAMA WP PT Persangingan Sangat Tidak Sehat Sekali

Kode Jenis Setoran

F.2.0.32.01

Nomor Ketetapan

Tanggal ……………………..

Terbilang :

Nama Jelas : ………………………………….

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

Feb Mar Apr

Oleh WP ke KPP

DesJan Mei Jun Jul Ags Sep Okt

Uraian Pembayaran

3

Contoh Formulir PPh Ps.22 Yg Harus Buat & Dilaporkan ke KPP

Page 156: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 156156

Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Pemungut Pajak

Pemungut Pajak (3)

N P W P : 0 0 - 1 2 3 - 4 5 6 - 7 - 8 9 0 - 0 0 7

N a m a :

Tanda tangan, nama dan cap

TTD & CAP KANTOR

D.1.1.32.04

Jakarta, 2 Oktober 2008 (2)

bendahara KPPU Jakarta

Stefano BYNIP. .xxxxxxxxxxxx .

15.000.000

1.000.000.000 15.000.00001… …..PT Persanginagn …..

4

J U M L A H

(2)(1)

1

5

6

7

dst.

05.678.901.2.009.000 …./,…

PPh Pasal 22

(2)

2

3

(Rp)(6) (7)

NPWP / Alamat WPBukti Pemungutan

(4)Tanggal

(5)Nomor

Nama Wajib Pajak yang dipungut(Rp)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR BUKTI PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22MASA :September s/d September TAHUN : 2008 (1)

No

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Jumlah ObyekPPh Pasal 22

Page 157: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 157157

Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Pemungut Pajak

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak(1)

di

A. Identitas Pemungut Pajak : N P W P : 0 0 - 1 2 3 - 4 5 6 - 7 - 8 9 0 - 0 0 0 (2)

N a m a :

A l a m a t :

B.

1. Badan Usaha Industri/Eksportir

2. Usaha Industri Rokok

3. Pembelian Barang Oleh Bendaharawan/BadanTertentu Yang Ditunjuk

4. Nilai Impor Bank Devisa/Ditjen Bea dan Cukai*)a. APIb. Non API

5. Hasil Lelang (Ditjen Bea dan Cukai)

6. Penjualan Migas Oleh Pertamina / Badan UsahaSelain Pertaminaa. SPBU/Agen/Penyalur (Final)b. Pihak lain (Tidak Final)

Terbilang (6)

*) Coret yang tidak perlu

C. Lampiran : (7)

( X ) Daftar Surat Setoran Pajak PPh Pasal 22 (Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan Pertamina/Badan Usaha Selain Pertamina), ( ) Surat Setoran Pajak (SSP) dan /atau Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak Dalam Rangka Impor (SSPCP) yang disetor oleh Importir atau Pembeli Barang sebanyak………. lembar, (Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan Pertamina/Badan Usaha Selain Pertamina), ( ) Surat Setoran Pajak (SSP) dan /atau Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri (SSCP) yang disetor oleh Pemungut Pajak sebanyak………. lembar, (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu, Ditjen Bea dan Cukai), ( ) Surat Kuasa Khusus, ( ) Daftar Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dan /atau Bukti Pembayaran Pabean, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (BPPCP) (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Importir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai), ( ) Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 dan /atau Bukti Pembayaran Pabean, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (BPPCP), (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai) ( ) Dalam hal ada penjualan retur agar dilengkapi dengan lampiran rincian penjualan dan retur penjualan, ( ) Risalah Lelang, dalam hal pelaksanaan lelang.

D. Pernyataan : Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat.

Pemungut Pajak / Kuasa (9)Tanda tangan, nama dan cap

lima belas juta rupiah

Jakarta., 2 Oktober 20080… (8)

Stefano Bambang Yudonoi (10)

bendahara KPPU

JL>>>>>>>

Pajak Penghasilan Pasal 22 yang telah dipungut untuk masa pajak September (3) tahun 2008 (4)

dan telah disetor tanggal 10-09-2008 (5) adalah sebagai berikut:

PPh yang dipungut

……………………………

Nilai Obyek Pajak Tarif

………………………………………..

………………………………………..

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

U R A I A N MAP/KJS (Rp)(Rp) (% )

15,000,000

…………………………… ……… ……………………………

1,5%

411122/100

411122/900 1.000.000.000

411122/402

………

………

411123/100

15,000,000

……………………………

……… ……………………………

411122/401 ……………………………

……………………………

J U M L A H

……………………………

…………………………… ……………………………

(1) (5)(3) (4)(2)

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

411122/401 ……………………………

411122/100 …………………………… ……… ……………………………

411123/100 ……………………………

Page 158: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 158158

Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak

A. Identitas Pemotong Pajak : N P W P : - - - - - (2)

Nama : Alamat :

B.

1. PPh Pasal 23 yang telah dipotong :

1. Dividen2. Bunga *)3. Bunga Simpanan yang dibayarkan

oleh Koperasi4. Bunga/Diskonto Obligasi5. Royalti6. Hadiah dan penghargaan7. Sewa dan Penghasilan lain

sehubungan dengan penggunaanharta **)

8. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, JasaKonstruksi dan Jasa Konsultan kecuali konsultan konstruksi

9. Jasa lain ex SK Dirjen Pajak No.KEP-305/PJ./2001 : ***)a.b.c.

10.

Terbilang …………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2. PPh Pasal 26 yang telah dipotong :

1. Dividen2. Bunga3. Royalti4. Sewa dan Penghasilan lain

sehubungan dengan penggunaanharta

5. Imbalan sehubungan dengan jasa,pekerjaan, dan kegiatan

6. Hadiah dan penghargaan7. Pensiun dan pembayaran berkala8. Penjualan harta di Indonesia9. Premi asuransi / reasuransi

10. Penghasilan Kena Pajak BUTsetelah pajak

Terbilang

C. Lampiran (5) : ( ) Surat Setoran Pajak sebanyak ………………… lembar.( ) Surat Kuasa Khusus.( ) Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan atau Pasal 26.( ) Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan atau Pasal 26 sebanyak ………………….. Lembar( ) Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 23 atas Bunga Simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi sebanyak ……….

Lembar.( ) Legalisasi fotocopy Surat Keterangan Domisili yang masih berlaku, dalam hal PPh Pasal 26 dihitung berdasarkan

tarif Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).

D. Pernyataan : Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat. *) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi

atau diskonto obligasi **) Kecuali sewa tanah dan bangunan Pemotong Pajak/Kuasa (7)

***) Apabila kurang harap dibuat lampiran tersendiri Tanda tangan, nama dan cap

F.1.1.32.03

……………………………………………...………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………., ……………………… 20… (6)

J U M L A H

411127/100

411127/104

…………

…………………………………. (8)

……… …………………………………………

……… …………………………………………

…………………………………………

Pajak Penghasilan Pasal 23 dan atau Pasal 26 yang telah dipotong untuk masa ………………………….. tahun …………….. (3)

dan telah disetor tanggal ………………………….. (4) adalah sebagai berikut :

……...………………………….……...………………………….

……………………………………………………………………………………

…………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………….. (1)

di ……………………………………..

…………

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPh PASAL 23 DAN ATAU PASAL 26

…………………………………………411127/105 ………… ………

…………………………………………411127/100 ………… ……..% ……………………………………………………………………………………………411127/100 ………… ………

411127/100 ………… ……..% ………

…………………………………………411127/100 ………… ………

…………………………………………411127/103 ………… ……… …………………………………………411127/102 ………… ………

(5) (6)…………………………………………411127/101 ………… ……...

(1) (2) (3) (4)

(%) (Rp)(Rp)

Penghasilan Penghasilan Tarif PPh yang dipotong

…………………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

……..%

15%15%15%15%

15%

……………………

……..%

……………………

…………

…………

411124/104411124/104…………

…………………………………………

411124/104

411124/104

411124/100

411124/102411124/103411124/100

15%15%

411124/101411124/102

411124/401

J U M L A H …………………………………………

Uraian MAP/KJS

Jumlah Perkiraan

Bruto Neto

JumlahPenghasilan

(Rp)(3)

PPh yang dipotongNeto

15%15%15%

……..%……..%……..%

……..% 15% …………………………………………

(6)(1) (2) (4) (5)……………………

……………………………………………………………………………………

Jenis Penghasilan

PerkiraanPenghasilanMAP/KJS Bruto (%) (Rp)

Tarif

CONT

OH S

PT M

ASA

PPh

PS.2

3

Page 159: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 159159

Lembar ke-1 untuk : Wajib PajakLembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak

N P W P : - - - - - (3)

Nama Wajib Pajak :………………………………………………………………………………

Alamat :………………………………………………………………………………

Dividen Rp.………………………... 15 % Rp.………………………... Bunga *) Rp.………………………... 15 % Rp.………………………... Bunga/Diskonto Obligasi Rp.………………………... 15 % Rp.………………………... Royalti Rp.………………………... 15 % Rp.………………………... Hadiah dan penghargaan Rp.………………………... 15 % Rp.………………………... Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta **) Rp.………………………... ………. % 15 % Rp.………………………... Jasa Teknik, Jasa Konstruksi, Jasa Manajemen dan Jasa Konsultan kecuali Konsultan Konstruksi Rp.………………………... ………. % 15 % Rp.………………………... Jasa lain ex SK Dirjen Pajak No. KEP-305/PJ/2001 : a. ……………………………. Rp.………………………... ………. % 15 % Rp.………………………... b. ……………………………. Rp.………………………... ………. % 15 % Rp.………………………... c. ……………………………. Rp.………………………... ………. % 15 % Rp.………………………... ***)

Rp.………………………...

Terbilang :…………………………………………………………………………………………………………………

Perhatian : 1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 23

yang dipotong di atas merupakanAngsuran atas Pajak Penghasilan yangterutang untuk tahun pajak yangbersangkutan. Simpanlah bukti -

diperhitungkan sebagai kredit pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)Tahunan PPh.

2. Bukti Pemotongan ini dianggap sahapabila diisi dengan lengkap dan benar.

Tanda tangan, nama dan cap *) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi **) Kecuali sewa tanah dan bangunan ***) Apabila kurang harap diisi sendiri.

......................................................... (6)

F.1.1.33.06

………………………………………………………………………………………

pemotongan ini baik-baik untukN P W P :

N a m a :

1.

4.

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23

NOMOR : ……………………………………… (2)

7.

JUMLAH

8.

2.3.

5.6.

…………………., ……………………. 20 ……. (4)

Pemotong Pajak (5)

-

(4)

--

(6)(5)

-

BrutoJenis Penghasilan

(1) (2) (3)

No.Jumlah

Penghasilan TarifPerkiraan

PenghasilanNeto

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK……………………………………...…………. (1)

PPh yang dipotong

CONT

OH B

UKTI

POT

ONG

PPh

PS.2

3

Page 160: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 160160

Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak

A. PPh Pasal 23

B. PPh Pasal 26

…………………., ……………………. 20 ……. (2)

Pemotong Pajak (3)

N P W P : - - - - -

N a m a :………………………………………………………………………………………

Tanda tangan, nama dan cap

......................................................... (4)

NIP. ................................................. . D.1.1.32.05

Nomor(6) (7)

(Rp) (Rp)Nama Wajib PajakNPWP / Alamat WP Bukti Pemotongan

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

MASA : ………………….. TAHUN …………… (1)

Ket.Pajak dipotongPPh yangJumlah Obyek

(3)(2)(1) (8)

1.

2.

3.

4.

dst.

JUMLAH PPh PASAL 23

(4)Tanggal

(5)

No

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

JUMLAH PPh PASAL 26

1.

2.

3.

dst.

CON

TOH

DAF

TAR

BUKT

I PO

TON

G P

Ph P

S.23

Page 161: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 161161

: - - - - -

:

:

: / / / /

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

………………………………………………………………………………….

Diisi Tahun terutangnya Pajak

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

Tahun

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Kode Jenis Setoran

Masa Pajak

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

LEMBAR

Untuk dilaporkan oleh WP ke KPP

MAP/Kode Jenis Pajak

ALAMAT WP

NPWP

NAMA WP

Uraian Pembayaran

F.2.0.32.01

Nomor Ketetapan

Tanggal …………………….

………………………….

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

Jumlah PembayaranDiisi dengan rupiah penuh

Terbilang :

Nama Jelas :

Jul Ags Sep Okt

……………………………………………………….

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

DesJan Mar AprFeb Mei Jun

……………………………………………………….

………………………………….

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Nama Jelas : …………………………………..

Nov

Cap dan tanda tangan………………….

Wajib Pajak/Penyetor, tgl……………………..

Cap dan tanda tangan

……………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

3CO

NTOH

SUR

AT S

ETOR

AN P

AJAK

(SSP

)

LEM

BAR

1 &

3

Page 162: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 162162

TIDAK TERMASUK OBJEK PERSEWAAN TANAH DAN ATAU BANGUNAN

OBJEK PAJAK HOTEL DAN RESTORAN (PAJAK DAERAH)

YG MERUPAKAN

YAITU PELAYANAN YG DISEDIAKAN DGN PEMBAYARAN DI HOTEL ATAU RESTORAN, TERMASUK :

1. FASILITAS PENGINAPAN ATAU FASILITAS TINGGAL JANGKA PENDEK;2. PELAYANAN PENUNJANG SBG KELENGKAPAN FASILITAS PENGINAPAN ATAU

TINGGAL JANGKA PENDEK YG SIFATNYA MEMBERIKAN KEMUDAHAN DAN KENYAMANAN

3. JASA PERSEWAAN RUANG UNTUK KEGIATAN ACARA ATAU PERTEMUAN HOTEL

Page 163: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 163163

Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Arsip Pemotong Pajak/Wajib Pajak

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak

di

A. Identitas Pemotong Pajak/Wajib Pajak : N P W P : - - - - - (2)

N a m a :

A l a m a t :

B.

1. Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBIdan Jasa Giroa. Bunga Deposito/Tabungan · Yang ditempatkan di DN 411128/404 · Yang ditempatkan di LN 411128/404b. Diskonto Sertifikat Bank Indonesiac. Jasa Giro

2. Transaksi Penjualan Saham :a. Saham Pendiri 411128/407b. Bukan Saham Pendiri 411128/406

3. Bunga/Diskonto Obligasi 411128/4014. Hadiah Undian 411128/4055. Persewaan Tanah dan atau Bangunan

(Bagi Penyewa sebagai Pemotong Pajak) 411128/4036. Persewaan Tanah dan atau Bangunan

(Bagi Wajib Pajak pengusaha persewaanTanah dan/atau Bangunan):a. PPh yang disetor sendiri 411128/403b. PPh yang dipotong oleh pihak lain

7. Penyerahan Jasa Konstruksi Usaha Kecil (bagi penerima jasa sebagai pemotong pajak) 411128/409

8. Penyerahan Jasa Konstruksi Usaha Kecil(bagi Wajib Pajak pengusaha kecil jasakonstruksi) :a. PPh yang disetor sendiri 411128/409b. PPh yang dipotong oleh pihak lain

Terbilang

C. Lampiran : (5) ( ) Surat Setoran Pajak lembar ke-3 ( ) Daftar Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) ( ) Surat Kuasa Khusus

D. Pernyataan : Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat.

Pemotong Pajak/Wajib Pajak/Kuasa (7)Tanda tangan, nama dan cap

F.1.1.32.04

PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)

Tarif

……………………………

……………………………

……………………………

…………………………… ……………………………

……………………………

……………………………

J U M L A H

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

…………………………… ……………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

(1)

………

(3) (4)(2)

……………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

PPh yang dipotong/dipungut/disetor sendiri

(Rp)(5)

…………………………… ……………………………

……………………………………….. (1)

………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA

Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2) yang telah dipotong/dipungut/terutang untuk masa ……………………………………… tahun ……………. (3) dan telah disetor tanggal ……………………………… (4) adalah sebagai berikut :

MAP/KJSU R A I A N

………

………………

(% )

NilaiObyek Pajak

(Rp)

……………………………

…………………………… ……………………………

………

………

………………

……………………………...…………………………………………………………………………………………………………………………

………………., ……………………… 20… (6)

…………………………………. (8)

………

…………………………… ……………………………

………

………………

………

CONT

OH S

PT M

ASA

PPh

PS.4

(2)

Page 164: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 164164

Lembar ke-1 untuk : yang menyewakanLembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : penyewa

N P W P : - - - - -

Nama Wajib Pajak : (3)

Alamat :

Lokasi tanah dan/ atau Bangunan :

Terbilang :

*) Jumlah PPh yang dipotong

Pemotong Pajak (5)

N P W P : - - - - -

N a m a :

Perhatian : 1. Jumlah Pajak Penghasilan atas Tanda tangan, nama dan cap

Persewaan Tanah dan/atau Bangunan yang dipotong di atas bukan merupakankredit pajak dalam Surat Pemberitahuan(SPT) Tahunan PPh.

2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabila diisi dengan lengkap dan benar.

F.1.1.33.12

......................................................... (6)

………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………... *)

…………………., ……………………. 20 ……. (4)

……………………..…..……………………………………………

(1) (2) (3)

Rp. ……………………………………… …………

ATAS PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNANBUKTI PEMOTONGAN PPh

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

(FINAL)

Rp. ………………………………………

Jumlah Bruto Nilai Sewa PPh yang dipotongTarif

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK……………………………………...…………. (1)

Nomor : ………………………………………… (2)

CONT

OH S

PT M

ASA

PPh

PS.4

(2)

Page 165: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 165165

NPWP :Nama :

D.1.1.32.06

MASA : …………………………………….. TAHUN …………… (1)

1.

Bukti Pemotongan/PemungutanNo.

NPWPTanggal

dst.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh PASAL 4 AYAT (2)

NomorNAMA

(ALAMAT) (Rp)(Rp)Nilai Obyek Pajak PPh yang dipotong/dipungut

6 71 2 3 4 5

1.2.3.4.

6.5.

dst.7.

…………………………………………………………………………

A. PPh pihak lain yang dipotong

B. PPh yang dipotong pihak lainJ u m l a h

2.

J u m l a h

Tanda tangan, nama dan cap

…………………………………. (4)

…………………………………………………………………………

…………………, ……………………… 20…… (2)

Pemotong/Pemungut Pajak/Wajib Pajak (3)

………………………………………………………………………

CONT

OH D

AFTA

R BU

KTI P

OTON

G PP

h PS

.4 (2

)

Page 166: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 166166

: - - - - -

:

:

: / / / /

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

………………………………………………………………………………….

Diisi Tahun terutangnya Pajak

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

Tahun

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Kode Jenis Setoran

Masa Pajak

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

LEMBAR

Untuk dilaporkan oleh WP ke KPP

MAP/Kode Jenis Pajak

ALAMAT WP

NPWP

NAMA WP

Uraian Pembayaran

F.2.0.32.01

Nomor Ketetapan

Tanggal …………………….

………………………….

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

Jumlah PembayaranDiisi dengan rupiah penuh

Terbilang :

Nama Jelas :

Jul Ags Sep Okt

……………………………………………………….

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

DesJan Mar AprFeb Mei Jun

……………………………………………………….

………………………………….

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Nama Jelas : …………………………………..

Nov

Cap dan tanda tangan………………….

Wajib Pajak/Penyetor, tgl……………………..

Cap dan tanda tangan

……………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

3CO

NTOH

SUR

AT S

ETOR

AN P

AJAK

(SSP

)

LEM

BAR

1 &

3

Page 167: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

167167

PENGALIHAN KEPADA PIHAKSELAIN PEMERINTAH

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MENGALIHKAN HAK

ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

JUMLAH BRUTO NILAI PENGALIHANRp 60 jt KEATAS

PPh 5%DARI JUMLAH BRUTONILAI PENGALIHAN

(BERSIFAT FINAL)

DISETOR SENDIRI DENGAN SSP FINALKE BANK PERSEPSI ATAU KANTOR POS

SEBELUM AKTA PENGALIHANDITANDATANGANI OLEH PPAT

Page 168: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 168168

NILAI TERTINGGIANTARA

NILAI BERDASARKAN

AKTAPENGALIHAN HAK

NJOP TANAH DAN/ATAU

BANGUNAN

CATATANJUMLAH BRUTO TDK TERMASUK PPN DAN BIAYA NOTARIS ATAU PEJABAT YG BERWENANG MENERBITKAN AKTA

JUMLAH BRUTO NILAI PENGALIHAN

Page 169: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 169169

Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Arsip Pemotong Pajak/Wajib Pajak

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak

di

A. Identitas Pemotong Pajak/Wajib Pajak : N P W P : - - - - - (2)

N a m a :

A l a m a t :

B.

1. Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBIdan Jasa Giroa. Bunga Deposito/Tabungan · Yang ditempatkan di DN 411128/404 · Yang ditempatkan di LN 411128/404b. Diskonto Sertifikat Bank Indonesiac. Jasa Giro

2. Transaksi Penjualan Saham :a. Saham Pendiri 411128/407b. Bukan Saham Pendiri 411128/406

3. Bunga/Diskonto Obligasi 411128/4014. Hadiah Undian 411128/4055. Persewaan Tanah dan atau Bangunan

(Bagi Penyewa sebagai Pemotong Pajak) 411128/4036. Persewaan Tanah dan atau Bangunan

(Bagi Wajib Pajak pengusaha persewaanTanah dan/atau Bangunan):a. PPh yang disetor sendiri 411128/403b. PPh yang dipotong oleh pihak lain

7. Penyerahan Jasa Konstruksi Usaha Kecil (bagi penerima jasa sebagai pemotong pajak) 411128/409

8. Penyerahan Jasa Konstruksi Usaha Kecil(bagi Wajib Pajak pengusaha kecil jasakonstruksi) :a. PPh yang disetor sendiri 411128/409b. PPh yang dipotong oleh pihak lain

Terbilang

C. Lampiran : (5) ( ) Surat Setoran Pajak lembar ke-3 ( ) Daftar Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) ( ) Surat Kuasa Khusus

D. Pernyataan : Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat.

Pemotong Pajak/Wajib Pajak/Kuasa (7)Tanda tangan, nama dan cap

F.1.1.32.04

PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)

Tarif

……………………………

……………………………

……………………………

…………………………… ……………………………

……………………………

……………………………

J U M L A H

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

…………………………… ……………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

(1)

………

(3) (4)(2)

……………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

PPh yang dipotong/dipungut/disetor sendiri

(Rp)(5)

…………………………… ……………………………

……………………………………….. (1)

………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA

Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2) yang telah dipotong/dipungut/terutang untuk masa ……………………………………… tahun ……………. (3) dan telah disetor tanggal ……………………………… (4) adalah sebagai berikut :

MAP/KJSU R A I A N

………

………………

(% )

NilaiObyek Pajak

(Rp)

……………………………

…………………………… ……………………………

………

………

………………

……………………………...…………………………………………………………………………………………………………………………

………………., ……………………… 20… (6)

…………………………………. (8)

………

…………………………… ……………………………

………

………………

………

CONT

OH S

PT M

ASA

PPh

PS.4

(2)

Page 170: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 170170

: - - - - -

:

:

: / / / /

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

………………………………………………………………………………….

Diisi Tahun terutangnya Pajak

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

Tahun

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Kode Jenis Setoran

Masa Pajak

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

LEMBAR

Untuk dilaporkan oleh WP ke KPP

MAP/Kode Jenis Pajak

ALAMAT WP

NPWP

NAMA WP

Uraian Pembayaran

F.2.0.32.01

Nomor Ketetapan

Tanggal …………………….

………………………….

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

Jumlah PembayaranDiisi dengan rupiah penuh

Terbilang :

Nama Jelas :

Jul Ags Sep Okt

……………………………………………………….

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

DesJan Mar AprFeb Mei Jun

……………………………………………………….

………………………………….

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Nama Jelas : …………………………………..

Nov

Cap dan tanda tangan………………….

Wajib Pajak/Penyetor, tgl……………………..

Cap dan tanda tangan

……………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

3CO

NTOH

SUR

AT S

ETOR

AN P

AJAK

(SSP

)

LEM

BAR

1 &

3

Page 171: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 171171

PENGERTIAN-PENGERTIANPENGERTIAN-PENGERTIANJasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan konstruksi.

Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yg p[rofesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yg mampu menyelenggarakan kegiatannya utk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan dlm model penggabungan perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement and construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build).

Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

Perencanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yg profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yg mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain.

Page 172: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 172172

PENGERTIAN-PENGERTIANPENGERTIAN-PENGERTIAN

Nilai Kontrak Jasa Konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam suatu kontrak jasa konstruksi secara keseluruhan

Pengawasan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang dinyatakan ahli yg profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yg mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.

Pengguna Jasa adalah orang pribadi atau badan termasuk bentuk usaha tetap yang memerlukan layanan jasa konstruksi.

Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan termasuk bentuk usaha tetap, yang kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa kontruksi baik sebagai perencana konstruksi, pelaksana konstruksi, dan pengawas konstruksi maupun sub-subnya

Page 173: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 173173

SUBJEK PAJAK

WP Orang Pribadi BUT

- JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI- JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI- JASA PENGAWASAN KONSTRUKSI

YANG BERGERAK DI BIDANG

SUBJEK PAJAK USAHA JASA KONSTRUKSI

WP Badan

Page 174: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 174174

OBJEK PPh PASAL 26

ATAU TAX TREATY

KETENTUAN KHUSUS UNTUK BUT

PENGHASILAN DARI JASA

KONSTRUKSI FINAL BUT LABA LN

Page 175: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 175175

Lembar ke-1 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-2 untuk : Arsip Pemotong Pajak/Wajib Pajak

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak

di

A. Identitas Pemotong Pajak/Wajib Pajak : N P W P : - - - - - (2)

N a m a :

A l a m a t :

B.

1. Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBIdan Jasa Giroa. Bunga Deposito/Tabungan · Yang ditempatkan di DN 411128/404 · Yang ditempatkan di LN 411128/404b. Diskonto Sertifikat Bank Indonesiac. Jasa Giro

2. Transaksi Penjualan Saham :a. Saham Pendiri 411128/407b. Bukan Saham Pendiri 411128/406

3. Bunga/Diskonto Obligasi 411128/4014. Hadiah Undian 411128/4055. Persewaan Tanah dan atau Bangunan

(Bagi Penyewa sebagai Pemotong Pajak) 411128/4036. Persewaan Tanah dan atau Bangunan

(Bagi Wajib Pajak pengusaha persewaanTanah dan/atau Bangunan):a. PPh yang disetor sendiri 411128/403b. PPh yang dipotong oleh pihak lain

7. Penyerahan Jasa Konstruksi Usaha Kecil (bagi penerima jasa sebagai pemotong pajak) 411128/409

8. Penyerahan Jasa Konstruksi Usaha Kecil(bagi Wajib Pajak pengusaha kecil jasakonstruksi) :a. PPh yang disetor sendiri 411128/409b. PPh yang dipotong oleh pihak lain

Terbilang

C. Lampiran : (5) ( ) Surat Setoran Pajak lembar ke-3 ( ) Daftar Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) ( ) Surat Kuasa Khusus

D. Pernyataan : Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat.

Pemotong Pajak/Wajib Pajak/Kuasa (7)Tanda tangan, nama dan cap

F.1.1.32.04

PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)

Tarif

……………………………

……………………………

……………………………

…………………………… ……………………………

……………………………

……………………………

J U M L A H

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

…………………………… ……………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

(1)

………

(3) (4)(2)

……………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………

PPh yang dipotong/dipungut/disetor sendiri

(Rp)(5)

…………………………… ……………………………

……………………………………….. (1)

………………………………………..

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA

Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2) yang telah dipotong/dipungut/terutang untuk masa ……………………………………… tahun ……………. (3) dan telah disetor tanggal ……………………………… (4) adalah sebagai berikut :

MAP/KJSU R A I A N

………

………………

(% )

NilaiObyek Pajak

(Rp)

……………………………

…………………………… ……………………………

………

………

………………

……………………………...…………………………………………………………………………………………………………………………

………………., ……………………… 20… (6)

…………………………………. (8)

………

…………………………… ……………………………

………

………………

………

CONT

OH S

PT M

ASA

PPh

PS.4

(2)

Page 176: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

176176

Lembar ke-1 untuk : Wajib PajakLembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong/Pemungut Pajak

N P W P : - - - - -

Nama Wajib Pajak : (3)

Alamat :

Jasa Pelaksanaan Konstruksi

Jasa Perencanaan Konstruksi

Jasa Pengawasan Konstruksi

Terbilang :

Pemotong / Pemungut Pajak (5)

N P W P : - - - - -

N a m a :

Perhatian : Tanda tangan, nama dan cap 1. Jumlah Pajak Penghasilan dari Jasa

Konstruksi yang dipotong/dipungut diatas bukan merupakan kredit pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)Tahunan PPh.

2. Bukti Pemotongan/Pemungutan inidianggap sah apabila diisi dengan lengkap dan benar.

F.1.1.33.16

KANTOR PELAYANAN PAJAK

No. Uraian

……………………………………...…………. (1)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh JASA KONSTRUKSI(FINAL)

Tarif

3.

J U M L A H

(1)

2.

1. Rp. ….…………………..…….

Rp. ….…………………..…….

Rp. ….…………………..…….

NOMOR : ……………………………………… (2)

(3)

PPh yang dipotong/dipungut

(4) (5)(2)

Jumlah Nilai Bruto

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……%

……%

…………………., ……………………. 20 ……. (4)

Rp. ….…………………..…….

Rp. ….…………………..…….

Rp. ….…………………..…….

Rp. ….…………………..…….

………………………………………..…………………………………

......................................................... (6)

…………………………………………………………………………………………………………………

……%

CONT

OH B

UKTI

POT

ONG

JASA

KON

STRU

KSI

Page 177: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 177177

NPWP :Nama :

D.1.1.32.06

MASA : …………………………………….. TAHUN …………… (1)

1.

Bukti Pemotongan/PemungutanNo.

NPWPTanggal

dst.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh PASAL 4 AYAT (2)

NomorNAMA

(ALAMAT) (Rp)(Rp)Nilai Obyek Pajak PPh yang dipotong/dipungut

6 71 2 3 4 5

1.2.3.4.

6.5.

dst.7.

…………………………………………………………………………

A. PPh pihak lain yang dipotong

B. PPh yang dipotong pihak lainJ u m l a h

2.

J u m l a h

Tanda tangan, nama dan cap

…………………………………. (4)

…………………………………………………………………………

…………………, ……………………… 20…… (2)

Pemotong/Pemungut Pajak/Wajib Pajak (3)

………………………………………………………………………

CONT

OH D

AFTA

R BU

KTI P

OTON

G

Page 178: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 178178

: - - - - -

:

:

: / / / /

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

………………………………………………………………………………….

Diisi Tahun terutangnya Pajak

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

Tahun

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Kode Jenis Setoran

Masa Pajak

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

LEMBAR

Untuk dilaporkan oleh WP ke KPP

MAP/Kode Jenis Pajak

ALAMAT WP

NPWP

NAMA WP

Uraian Pembayaran

F.2.0.32.01

Nomor Ketetapan

Tanggal …………………….

………………………….

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

Jumlah PembayaranDiisi dengan rupiah penuh

Terbilang :

Nama Jelas :

Jul Ags Sep Okt

……………………………………………………….

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

DesJan Mar AprFeb Mei Jun

……………………………………………………….

………………………………….

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Nama Jelas : …………………………………..

Nov

Cap dan tanda tangan………………….

Wajib Pajak/Penyetor, tgl……………………..

Cap dan tanda tangan

……………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

3CO

NTOH

SUR

AT S

ETOR

AN P

AJAK

(SSP

)

LEM

BAR

1 &

3

Page 179: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 179179

PENGERTIANPENGERTIANPAJAK PAJAK

PERTAMBAHANPERTAMBAHANNILAI (PPN)NILAI (PPN)

PAJAK YG DIKENAKAN ATAS KONSUMSI

BARANG DAN JASA

PAJAK PENJUALANPAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS BARANG MEWAH

(PPn BM)(PPn BM)

PAJAK YG DIKENAKAN ATAS KONSUMSI BARANG

YG BERDSRKAN KMK TERGOLONG BRG MEWAH

WILAYAH RI YG DI DALAMNYA BERLAKU PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN PABEAN

DI DALAM

DAERAH PABEAN

PPN

Page 180: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 180180

SYARAT PEMUNGUTAN PPN : :

ADANYA PENYERAHAN DI DALAM ADANYA PENYERAHAN DI DALAM DAERAH PABEAN;DAERAH PABEAN;

YANG DISERAHKAN BARANG YANG DISERAHKAN BARANG KENA PAJAK / JASA KENA PAJAK;KENA PAJAK / JASA KENA PAJAK;

YANG MENYERAHKAN ADALAH YANG MENYERAHKAN ADALAH PENGUSAHA KENA PAJAK.PENGUSAHA KENA PAJAK.

Page 181: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 181181

BARANG KENA PAJAK (BKP)

BARANGBERWUJUD

BARANG TIDAK BERWUJUD

SIFAT/HUKUMNYA

YANG DIKENAKANPPN

BARANG BERGERAK

BARANG TIDAK BERGERAK

Page 182: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 182182

JASA KENA PAJAK(JKP)

JASA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGHASILKAN BARANG KARENA PESANAN/PERMINTAAN

DGN BAHAN DAN ATAS PETUNJUK DARI PEMESAN

SETIAP KEGIATAN PELAYANANBERDASARKAN

SUATU PERIKATAN/PERBUATAN HUKUM

YANG MENYEBABKANBARANG/FASILITAS/KEMUDAHAN/HAK,

TERSEDIA UTK DIPAKAI

TERMASUK

DIKENAKAN PPN

Page 183: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 183183

PENGUSAHA KENA PAJAKPENGUSAHA KENA PAJAK(PKP)(PKP)

- MENGHASILKAN BARANG;- MENGIMPOR BARANG;- MENGEKSPOR BARANG;- MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;- MEMANFAATKAN BRG TDK BERWUJUD DARI LUAR DAERAH PABEAN;- MELAKUKAN USAHA JASA; ATAU- MEMANFAATKAN JASA DARI LUAR DAERAH PABEAN YG MELAKUKAN PENYERAHAN BKP DAN/ATAU JKP YG DIKENAKAN PPN;

ORANG PRIBADI/BADAN DALAM BENTUK APAPUN

DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN ATAU PEKERJAANNYA

TIDAK TERMASUK PENGUSAHA KECIL

PENGUSAHA KECIL YG MEMILIH UTK DIKUKUHKAN MENJADI PKP.

KECUALI

Page 184: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 184184

PENGUSAHA KECILPENGUSAHA KECILKMK No. 571/KMK.03/2003KMK No. 571/KMK.03/2003

TGL. 29 DESEMBER 2003 Berlaku Mulai 1 Januari 2004TGL. 29 DESEMBER 2003 Berlaku Mulai 1 Januari 2004

PENGUSAHA YG DLM LINGKUNGAN PERUSAHAAN/PEKERJAANNYA MELAKUKAN

PEREDARAN BRUTO TDK LEBIH DARI

Rp 600 JUTA SETAHUN

PENYERAHAN BKP DAN ATAU JKP

Catatan :

Apabila sampai dengan suatu Masa Pajak dalam satu tahun buku peredaran bruto lebih dari Rp 600.000.000,- maka pengusaha ini memenuhi syarat sebagai PKP sehingga wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya.

Page 185: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 185185

DASAR PENGENAAN PAJAKDASAR PENGENAAN PAJAK

HARGA JUAL

HARGAPENGGANTI

NILAI IMPOR

NILAI EKSPOR

NILAI LAINYG DITETAPKAN

MENKEU

SEBAGAIDASAR

PENGHITUNGANPPN

YANGTERUTANG

Page 186: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 186186

PEMUNGUT PPN(Sejak 1 Januari 2004)

KMK No. 563/KMK.03/2003

BENDAHARAWAN PEMERINTAH

PUSAT/DAERAH

BENDAHARAWAN KPKN

Page 187: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 187187

OBJEK PEMUNGUTAN PPn BMOBJEK PEMUNGUTAN PPn BM

PENYERAHANBKP YANG BERDASARKAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TERGOLONG SEBAGAI BARANG MEWAH

PABRIKAN

OLEH

Page 188: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 188188

KELOMPOK BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN

BARANG HASIL PERTAMBANGAN ATAU HASIL PENGEBORAN YANG DIAMBIL LANGSUNG DARI SUMBERNYA, YAITU :MINYAK MENTAH (CRUDE OIL), GAS BUMI, PANAS BUMI, PASIR DAN KERIKIL, BATUBARA SEBELUM DIPROSES MENJADI BRIKET BATUBARA DAN BIJIH BESI, BIJIH TIMAH, BIJIH EMAS, BIJIH TEMBAGA, BIJIH NIKEL, DAN BIJIH PERAK SERTA BIJIH BAUKSIT

MAKANAN DAN MINUMAN YANG DISAJIKAN DI HOTEL, RESTORAN, RUMAH MAKAN, WARUNG, DAN SEJENISNYA, TIDAK TERMASUK MAKANAN DAN MINUMAN YANG DISERAHKAN OLEH JASA BOGA ATAU CATERING

UANG, EMAS BATANGAN, DAN SURAT-SURAT BERHARGA

BARANG-BARANG KEBUTUHAN POKOK YANG SANGAT DIBUTUHKAN OLEH RAKYAT BANYAK, YAITU : BERAS, GABAH, JAGUNG, SAGU, KEDELAI, DAN GARAM BAIK YANG BERYODIUM MAUPUN YANG TIDAK BERYODIUM

Page 189: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 189189

KELOMPOK JASA KELOMPOK JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PPNYANG TIDAK DIKENAKAN PPN

JASA DI BIDANGPELAYANAN KESEHATAN MEDIK, MELIPUTI :• JASA DOKTER UMUM, DOKTER SPESIALIS, DAN DOKTER GIGI, DAN DOKTER HEWAN;• JASA AHLI KESEHATAN SEPERTI AKUPUNTUR, AHLI GIGI, AHLI GIZI, DAN FISIOTERAPI;• JASA KEBIDANAN DAN DUKUN BAYI;• JASA PARAMEDIS DAN PERAWAT DAN• JASA RUMAH SAKIT, RUMAH BERSALIN, KLINIK KESEHATAN, LABORATURIUM KESEHATAN, DAN

SANOTARIUM

PELAYANAN SOSIAL, MELIPUTI :• JASA PELAYANAN PANTI ASUHAN DAN PANTI JOMPO;• JASA PEMADAM KEBAKARAN KECUALI YANG BERSIFAT KOMERSIAL;• JASA PEMBERIAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN;• JASA LEMBAGA REHABILITASI KECUALI YANG BERSIFAT KOMERSIAL;• JASA PEMAKAMAN TERMASUK KREMATORIUM; DAN• JASA DIBIDANG OLAHRAGA KECUALI YANG BERSIFAT KOMERSIAL

PENGIRIMAN SURAT DENGAN PERANGKO

• PERBANKAN, KECUALI JASA PENYEDIAAN TEMPAT UNTUK MENYIMPAN BARANG DAN SURAT BERHARGA, JASA PENITIPAN UNTUK KEPENTINGAN PIHAK LAIN BERDASARKAN SURAT KONTRAK (PERJANJIAN), SERTA ANJAK PIUTAN;

• JASA ASURANSI, TIDAK TERMASUK BROKER ASURANSI; DAN• JASA SEWA GUNA USAHA (SGU) DENGAN HAK OPSI

KEAGAMAAN, MELIPUTI :• JASA PELAYANAN DI RUMAH IBADAH;• JASA PEMBERIAN KHOTBAH ATAU DAKWAH; DAN• JASA LAINNYA DIBIDANG KEAGAMAAN

Page 190: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 190190

KELOMPOK JASA KELOMPOK JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PPNYANG TIDAK DIKENAKAN PPN

JASA DI BIDANGPENDIDIKAN, MELIPUTI :• JASA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN SEKOLAH ; DAN• JASA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI LUAR SEKOLAH, SEPERTI KURSUS

KESENIAN DAN HIBURAN YANG TELAH DIKENAKAN PAJAK TONTONAN, TERMASUK JASA DIBIDANG KESENIAN YANG TIDAK BERSIFAT KOMERSIAL

TENAGA KERJA

PERHOTELAN, MELIPUTI :• JASA PERSEWAAN KAMAR TERMASUK TAMBAHANNYA DI HOTEL, RUMAH PENGINAPAN, MOTEL,

LOSMEN, HOSTEL SERTA FASILITAS YANG TERKAIT DENGAN KEGIATAN PERHOTELAN UNTUK TAMU YANG MENGINAP; DAN

• JASA PERSEWAAN RUANGAN UNTUK KEGIATAN ACARA ATAU PERTEMUAN DI HOTEL, RUMAH PENGINAPAN, MOTEL, LOSMEN, DAN HOSTEL

JENIS JASA YANG DISEDIAKAN OLEH PEMERINTAH DALAM RANGKA MENJALANKAN PEMERINTAHAN SECARA UMUM

PENYIARAN YANG BUKAN BERSIFAT IKLAN DAN TIDAK DIBIAYAI OLEH SPONSOR YANG BERTUJUAN KOMERSIAL

ANGKUTAN UMUM DI DARAT DAN DI AIR, YAITU : JASA ANGKUTNA DI DARAT, LAUT, DAN DI SUNGAI YANG DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH ATAU SWASTA

Page 191: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 191191

KELOMPOK BKP TERTENTU YANG ATAS IMPORNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN

SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGKUTAN DI AIR, ALAT ANGKUTAN DI BAWAH AIR, ALAT ANGKUTAN DI UDARA, KENDARAAN LAPIS BAJA, KENDARAAN ANGKUTAN KHUSUS LAINNYA, DAN KOMPONEN ATAU BAHAN YANG DIPERLUKAN DALAM PEMBUATAN SENJATA DAN AMUNISI OLEH PT. PINDAD UNTUK KEPERLUAN TNI DAN POLRI YANG BELUM DIBUAT DI DALAM NEGERI

VAKSIN POLIO DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN)

PESAWAT UDARA DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PENERBANGAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA, PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL

BUKU-BUKU PELAJARAN UMUM, KITAB SUCI, DAN BUKU-BUKU PELAJARAN AGAMA

KAPAL LAUT, KAPAL ANGKUTAN SUNGAI, KAPAL ANGKUTAN DANAU DAN KAPAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN, KAPAL PANDU, KAPAL TUNDA, KAPAL PENANGKAP IKAN, KAPAL TONGKANG DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN NASIONAL

KERETA API DAN SUKU CADANG SERTA PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN SERTA PRASARANA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PT. KERETA API INDONESIA (KAI)

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENYEDIAAN DATA BATAS DAN PHOTO UDARA WILAYAH NEGAARA R.I YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA NASIONAL INDONESIA

Page 192: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 192192

KELOMPOK BKP/JKP TERTENTU YANG ATAS PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN

JASA YANG DITERIMA OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL YANG MELIPUTI : JASA PERSEWAAN PESAWAT UDARA DAN DAN JASA PERAWATAN ATAU REPARASI PESAWAT UDARA

JASA PERAWATAN ATAU REPARASI KERETA API YANG DITERIMA OLEH PT. KERETA API INDONESIA

PESAWAT UDARA DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PENERBANGAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA, PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL

JASA YANG DISERAHKAN OLEH KONTRAKTOR UNTUK PEMBORONGAN BANGUNAN (RS, RSS, RUMAH SUSUN SEDERHANA,

KAPAL LAUT, KAPAL ANGKUTAN SUNGAI, KAPAL ANGKUTAN DANAU DAN KAPAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN, KAPAL PANDU, KAPAL TUNDA, KAPAL PENANGKAP IKAN, KAPAL TONGKANG DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN NASIONAL

KERETA API DAN SUKU CADANG SERTA PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN SERTA PRASARANA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PT. KERETA API INDONESIA (KAI)

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENYEDIAAN DATA BATAS DAN PHOTO UDARA WILAYAH NEGARA R.I YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA NASIONAL INDONESIA

JASA YANG DITERIMA OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN NASIONAL YANG MELIPUTI : JASA PERSEWAAN KAPAL, JASA KEPELABUHAN MELIPUTI JASA TUNDA, JASA PANDU, JASA TAMBAK, DAN JASA LABUH, SERTA JASA PERAWATAN ATAU REPARASI (DOCKING) KAPAL

Page 193: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 193193

SENJATA, AMUNISI, ALAT ANGKUTAN DI AIR, ALAT ANGKUTAN DI BAWAH AIR, ALAT ANGKUTAN DI UDARA, KENDARAAN LAPIS BAJA, KENDARAAN ANGKUTAN KHUSUS LAINNYA, DAN KOMPONEN ATAU BAHAN YANG DIPERLUKAN DALAM PEMBUATAN SENJATA DAN AMUNISI OLEH PT. PINDAD UNTUK KEPERLUAN TNI DAN POLRI

VAKSIN POLIO DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN)

PESAWAT UDARA DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PENERBANGAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA, PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA NIAGA NASIONAL

BUKU-BUKU PELAJARAN UMUM, KITAB SUCI, DAN BUKU-BUKU PELAJARAN AGAMA

KAPAL LAUT, KAPAL ANGKUTAN SUNGAI, KAPAL ANGKUTAN DANAU DAN KAPAL ANGKUTAN PENYEBERANGAN, KAPAL PANDU, KAPAL TUNDA, KAPAL PENANGKAP IKAN, KAPAL TONGKANG DAN SUKU CADANG SERTA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN ATAU ALAT KESELAMATAN MANUSIA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN NIAGA NASIONAL ATAU PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN NASIONAL

KERETA API DAN SUKU CADANG SERTA PERALATAN UNTUK PERBAIKAN ATAU PEMELIHARAAN SERTA PRASARANA YANG DIIMPOR DAN DIGUNAKAN OLEH PT. KERETA API INDONESIA (KAI)

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENYEDIAAN DATA BATAS DAN PHOTO UDARA WILAYAH NEGARA R.I YANG DILAKUKAN OLEH TENTARA NASIONAL INDONESIA

RUMAH SEDERHANA, RUMAH SANGAT SEDERHANA, RUMAH SUSUN SEDERHANA, PONDOK BORO, ASRAMA MAHASISWA DAN PELAJAR SERTA PERUMAHAN LAINNYA, YANG BATASANNYA DITETAPKAN OLEH MENKEU SETELAH MENDENGAR PERTIMBANGAN MENTERI PEMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

KELOMPOK BKP/JKP TERTENTU YANG ATAS PENYERAHANNYA DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN

Page 194: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 194194

BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPNBKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPN

Atas Impor Barang Kena Pajak, yaitu :a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan

terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang, yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut

b. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan

c. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran atau perikanan

Page 195: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 195195

BKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPNBKP & JKP YANG DIBEBASKAN DARI PPNAtas penyerahan di dalam negeri :

a. Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang, yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak tersebut

b. Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan

c. Barang hasil pertanian yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk hasil pemrosesannya yang dilakukan dengan cara tertentu

d. Bibit dan atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran atau perikanan

e. Air bersih yang dialirkan melalui pipa atau dialirkan dengan cara lain baik oleh Perusahaan Air Minum milik Pemerintah maupun Swasta

f. Listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6600 Watt

Page 196: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 196196

TARIF PPN DAN PPn BMTARIF PPN DAN PPn BM

PPN PPn BM

10 % 10, 2010, 20 30, 4030, 40 50, 7550, 75

DENGAN PERATURAN PEMERINTAH DAPAT DIUBAH

5%

TARIF

10%

15% 75%

SERENDAH-RENDAHNYA

SETINGGI-TINGINYA

EKSPOR

PPN 0 %

Page 197: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 197197

SAAT DAN DASARPEMUNGUTAN PPN DAN PPn BM

SAAT PEMBAYARAN OLEH BENDAHARAWANKEPADA PKP REKANAN

PEMUNGUTANPPN DAN PPn BM

PEMBAYARAN OLEH BENDAHARAWANTERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM

DASAR PEMUNGUTAN

CONTOH

TIDAK TERUTANG PPn BM TERUTANG PPn BM 20%

PPN YG DIPUNGUT10/110

YG DIPUNGUT• PPN 10/130• PPn BM 20/130

DASAR PEMUNGUTAN

Page 198: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 198198

TATA CARA PEMUNGUTANTATA CARA PEMUNGUTANREKANAN MENYAMPAIKAN

TAGIHAN KEPADA BENDAHARAWAN

SSP FAKTUR PAJAK

1

2

3

BENDAHARAWANARSIP PKP REKANAN

KPP

DIISI OLEH DAN ATAS NAMA

REKANAN

DITANDATANGIOLEH

BENDAHARAWANDICAP OLEH BENDAHARAWAN

DISETOR TGL ..... DAN DITANDATANGANI BENDAHARAWAN

Page 199: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 199199

TATA CARA PENYETORANTATA CARA PENYETORANPPN/PPn BM YANG DIPUNGUT

BENDAHARAWAN

SELAMBAT-LAMBATNYA TGL 7 BULAN TAKWIM BERIKUTNYA SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR

DLM HAL TGL 7 BERTEPATAN DGN HARI LIBUR,

MAKA PENYETORAN DILAKUKAN PD HARI KERJA BERIKUTNYA

BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO

DISETOR

SSP1

2

34

5

PKP REKANANKPP MELALUI BANK/POSLAMPIRAN SPT MASA PPNBANK PERSEPSI/POS & GIRO

ARSIP BENDAHARAWAN

Page 200: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 200200

TATA CARA PELAPORANTATA CARA PELAPORANPPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT

OLEH BENDAHARAWAN

LAPORAN PEMUNGUTAN PPN/PPn BM

1

2

3

KPP DGN DILAMPIRIFP LEMBAR KE-3ATASAN BENDAHARAWAN)*

ARSIP BENDAHARAWAN*)

*) DLM HAL PEMUNGUT PPN/PPn BM ADALAH BENDAHARAWAN PEMERINTAH PUSAT, LEMBAR KE-2 ADALAH ARSIP BENDAHARAWAN

SELAMBAT-LAMBATNYA14 HARI SETELAH

MASA PAJAK BERAKHIR

DALAM HAL TANGGAL 14JATUH PADA HARI LIBURPELAPORAN DILAKUKAN

PADA HARI KERJABERIKUTNYA

DLM HAL BANK PEMERINTAH ATAU BANK PEMBANGUNAN DAERAH BERTINDAK SBG “KASIR” DARI BENDAHARAWAN PEMERINTAH (MIS: PROYEK INPRES), MAKA FAKTUR PAJAK DAN SSP DITERUSKAN KE BANK YBS MELALUI BENDAHARAWAN. YG DIWAJIBKAN UTK MEMUNGUT DAN MELAPOR ADALAH BANK YBS

Page 201: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 201201

PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN

OLEH BENDAHARAWAN

TDK MELEBIHI DARI JML Rp 1.000.000,00 TERMASUK PPN DAN/ATAU PPn BM DAN MERUPAKAN PEMBAYARAN YG TDK DIPECAH-PECAH

BBM DAN NON-BBM YG PENYERAHANNYA DILAKUKAN OLEH PERTAMINA

ATAS JASA ANGKUTAN UDARA YG DISERAHKAN OLEH PERUSAHAAN PENERBANGAN

UNTUK PENYERAHAN BKP/JKP YG MEMPEROLEH FASILITAS PPN TDK DIPUNGUT

DALAM HALPEMBAYARAN

ATAS PENYERAHAN BKP/JKP YG MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU, MENDAPAT FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT DAN ATAU DIBEBASKAN DARI PENGENAAN PPN

UNTUK PEMBEBASAN TANAH, KECUALI PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN TANAH OLEH REAL ESTATE ATAU INDUSTRIAL ESTATE

Page 202: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 202202

PEMBAYARAN YANG TIDAK MELEBIHI JUMLAH Rp 1.000.000,00 DAN

MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPECAH-PECAH YANG DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPN/PPn BM

HARGA JUAL Rp 800.000,00PPN= 10 % X Rp 800.000 Rp 80.000,00PPn BM=20 % X Rp 800.000 Rp 160.000,00HARGA JUAL TERMSK PPN/PPn BM Rp 1.040.000,00

HARGA JUAL Rp 800.000,00PPN= 10 % X Rp 800.000 Rp 80.000,00PPn BM= 10 % X Rp 800.000 Rp 80.000,00HARGA JUAL TERMSK PPN/PPn BM Rp 960.000,00

CONTOH

Rp 1.040.000,- > Rp 1.000.000,- DIPUNGUTPPN/PPn BM

Rp 960.000,- Rp 1.000.000,- TIDAK DIPUNGUTPPN/PPn BM

PPN/PPn BM TERUTANGDISETOR SENDIRI

OLEH PKP

DIPUNGUT PPN/PPn BM :- PENYERAHAN OLEH BKN PKP- DENGAN PO/SPK

B

A

Page 203: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 203203

Beri tanda X dalam

Nama Pemungut : NPWP : - - - - -

Alamat : Masa : -

No. Telp : …….. (……………………)

Usaha :

1 Rp …………………………

2 Rp …………………………

Pernyataan

Kuasa Bendaharawan/Pengurus

Tanda tangan :

Nama Jelas :

Pemungut Jabatan :

Cap Perusahaan :

F.1.2.32.02

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN

Rp

PPN yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran

PPn BM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran

Rp

Rp

Rp

SSP

Surat Kuasa Khusus

PPn BM sebanyak …………. Lembar

Pembetulan Ke :

A. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN PEMERINTAH

1

Rp

Rp

Rp

Rp

FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA

Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

s.d.

1107 PUTPAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN)

BAGI PEMUNGUT PPN

yang sesuai

Kuasa

……………………, ……………………………….

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran

Sesu

aiden

ganke

tent

uanPa

sal3

ayat

(7)U

UN

omor6

Tahu

n198

3seb

agai

man

atela

hbeb

erap

akalid

iuba

htera

khird

enga

nUU

Nom

or16T

ahun

2000

,apab

ilaSPT

Mas

ayan

gSau

darasa

mpa

ikantid

akdi

tand

atan

ganiatau

tidak

sepe

nuhn

yadila

mpi

rikete

rang

anda

n/at

au d

okum

en y

ang

dite

tapk

an, m

aka

SPT

Saud

ara

dian

ggap

tida

k di

sam

paik

an.

PPN sebanyak ….………. Lembar

Rp

PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN

Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap, jelas dan tidak bersyarat

…………………………..

DEP ARTEMEN KEUANGAN RIDIREKTORAT J ENDERAL P AJ AK

2

Perh

atia

n

Jumlah PPN dan PPn BM yang dipungut

PPN yang dipungut

B. PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH

PPn BM yang dipungut

PPN yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPPN

Lampiran :

1

2

3

CONT

OH S

PT M

ASA

PPN

BAGI

PEM

UNGU

T

Page 204: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 204204

D.1.2.32.03

Masa Pajak :

4

JUMLAH - dipindahkan ke Formulir 1107 PUT

5

C. JUMLAH (A+B)

dst

NAMA PEMUNGUT

NPWP

JUMLAH - dipindahkan ke Formulir 1107 PUT

dst

A. PPN dan PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH PENERBIT SPM MELALUI KPPN

5

Kode dan Nomor Seri FP Yang Diganti

F O R M U L I R

DEPARTEMEN KEUANGAN RIDIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAMPIRAN 1DAFTAR PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN PEMERINTAH

-s.d.

Pembetulan Ke- : …… (………….)

1107PUT 1

DPP (Rupiah) PPN (Rupiah)

:

:

Kode dan Nomor Seri TanggalNo. Nama Rekanan NPWP Rekanan

F A K T U R P A J A K Tanggal Bayar Tagihan

Tanggal Setor

PPN PPn BM

1

2

3

4

B. PPN dan PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH BENDAHARA PENGELUARAN

1

2

3

PPn BM (Rupiah)

1

2

Page 205: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 205205

D.1.2.32.04

2

3

4

15

7

8

9

10

5

6

F O R M U L I R

1107 PUT 2

DEPARTEMEN KEUANGAN RIDIREKTORAT JENDERAL PAJAK

LAMPIRAN 2DAFTAR PPN DAN PPn BM YANG DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH

s.d. -Masa Pajak :

Pembetulan Ke- : …… (……….……….)

:

:

NAMA PEMUNGUT

NPWP

F A K T U R P A J A KNo. Nama Rekanan NPWP Rekanan

1

Kode dan Nomor Seri

Tanggal Setor

PPN PPn BMTanggalDPP (Rupiah)

Kode dan Nomor Seri FP Yang Diganti

PPN (Rupiah) PPn BM (Rupiah)

JUMLAH - dipindahkan ke Formulir 1107 PUT

dst

11

14

12

13

3

Page 206: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 206206

: - - - - -

:

:

: / / / /

Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

DEPARTEMEN KEUANGAN R.I

DIREKTORAT JENDERAL PAJAKKANTOR PELAYANAN PAJAK

SURAT SETORAN PAJAK

(SSP)

………………………………………………………………………………….

Diisi Tahun terutangnya Pajak

Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki

Tahun

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Kode Jenis Setoran

Masa Pajak

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

LEMBAR

Untuk dilaporkan oleh WP ke KPP

MAP/Kode Jenis Pajak

ALAMAT WP

NPWP

NAMA WP

Uraian Pembayaran

F.2.0.32.01

Nomor Ketetapan

Tanggal …………………….

………………………….

Diisi sesuai buku petunjuk pengisian

Jumlah PembayaranDiisi dengan rupiah penuh

Terbilang :

Nama Jelas :

Jul Ags Sep Okt

……………………………………………………….

Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan

Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

DesJan Mar AprFeb Mei Jun

……………………………………………………….

………………………………….

Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran

Nama Jelas : …………………………………..

Nov

Cap dan tanda tangan………………….

Wajib Pajak/Penyetor, tgl……………………..

Cap dan tanda tangan

……………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

3CO

NTOH

SUR

AT S

ETOR

AN P

AJAK

(SSP

)

LEM

BAR

1 &

3

Page 207: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 207207

SANKSI PERPAJAKAN

SANKSIADMINISTRASI

SANKSIPIDANA

DENDA

BUNGA

KENAIKAN

KURUNGANDAN

DENDA

PENJARADAN

DENDA

ALPA SENGAJA

Page 208: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

208208

SANKSI ADMINISTRASI

DENDAPs. 7 UU KUP

BUNGAPs.8(2), 13(2), 14(3), 19(2)&(3) UU KUP

KENAIKANPs. 13(3), 15(2) UU KUP

Rp 100.000

Rp500.000

• SPT MASA PPh Ps.21/22/23/26 TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN

• SPT MASA PPN DAN PPnBM

TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN

2%/BULANmaks 24 BULAN

• PEMBETULAN SENDIRI SPT

• HASIL PENELITIAN SPT AKIBAT SALAH TULIS DAN/ATAU SALAH HITUNG

• HASIL PEMERIKSAAN (SKPKB)

• DITERBITKAN NPWP DAN PKP SECARA JABATAN

• IZIN PENUNDAAN PENYAMPAIAN SPT

• IZIN MENGANGSUR ATAU MENUNDA PEMBAYARAN

50%SPT TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN SETELAH

DITEGUR TERTULIS

100%PPh TIDAK / KURANG

DIPUNGUT/ DIPOTONG/ DISETOR

100%KARENA DITERBITKAN

SKPKBT

PAJAK YANG TIDAK/KURANG DIBAYAR

DARI

Rp 100.000• SPT TAHUNAN PPh Ps. 21

TERLAMBAT/ TIDAK DISAMPAIKAN

(Untuk Tahun Pajak 2007

200% DITERBITKAN SKPKB

KARNA ALPA PERTAMA KALI

Page 209: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 209209

SANKSI PIDANA

ALPAPs. 38 UU KUP

SENGAJAPs. 39 UU KUP

• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

• MENYAMPAIKAN SPT:ISINYA TIDAK BENARTIDAK LENGKAPMELAMPIRKAN KETERANGAN YANG

ISINYA TIDAK BENAR

• TIDAK MENDAFTARKAN DIRI, MENYALAHGUNAKAN NPWP/NPPKP

• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT

• MENYAMPAIKAN SPT :ISINYA TIDAK BENARTIDAK LENGKAP

• MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN PALSU

• TIDAK MENYELENGG. EMBUKUAN/PENCATATAN

• TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANGDIPUNGUT /DIPOTONG

KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI

PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG

PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DANPALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT

2 X DARI JML PAJAK TERUTANG DAN PALINGBANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG

MENIMBULKAN KERUGIANPADA PENDAPATAN NEGARA

• MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK; PENGUSAHA KENA PAJAK;

Page 210: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 210210

SANKSI PERPAJAKANBAGI PETUGAS PAJAK

(Pasal 36 A UU UP)

DALAM MENGHITUNG ATAU MENETAPKAN PAJAK

TIDAK SESUAI DENGAN UU PERPAJAKAN YG BERLAKU

BERAKIBAT MERUGIKAN NEGARA

DIKENAKAN SANKSI SESUAI PERUNDANG-UNDANGAN YG BERLAKU

PETUGAS PAJAK

Page 211: No Slide Title · PPT file · Web view2012-04-10 · PENGANTAR PERPAJAKAN Oleh: Abu Samman Lubis, SH.,MM. Program D1 Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Balai Diklat Keuangan

Direktorat Penyuluhan Pelayanan Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humasdan Humas 211211

Hubungi kami di:

500-200Kring Pajak

Email : [email protected] [email protected]

Website

: www.pajak.go.id

SMS 0813 178 72525 ( 0813 178 PAJAK )