NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA...

77
NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Dio Mohamad Nurdiansah 109013000120 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA...

Page 1: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

NILAI SEJARAH

DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Dio Mohamad Nurdiansah

109013000120

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

NILAI SEJARAH

DALAN{ NOVEL PULANG

KARYA LEILA S. CHUDORT

DAN IMPLIKASTNYA TBRHADAP PEMBELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA TNDONESIA

SKR1PSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan (S.pd.)

Oleh

Dio l\fohamad Nurdiansah

I09013000120

a

JURUSAN PENDIDIKAI\ BAHASA DAI\ SASTRA INDONESTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IJI\TVERSITAS TSLAM NBGE,RI SYARIF HTDAYATULLAH

JAKARTA

201s

iBar.vah Bimbingan

embimbing

Page 3: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Nilai Sejarah dalam Novel Pulung karya Leila S. Chudori danImplikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia disusun oleh DIOMOHAMAD NURDIANSAH Nomor Induk Mahasisu,a 109013000120, diajukan kepadaFakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telahdinyatakan lulus dalam Ltjian Munaqasah pada tanggalT April2015 di hadapan dervanpenguji Karena itu. penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.pd) dalam bidangPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, 7 April 2015Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Sidang (Ketua Program Studi pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia)Dra. Hindun, M.PdNIP. 19701215 20A9D 2 001

Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesiaDona Aji Karunia Putra, i\{ANIP 1984040920t101 I 01s

Penguji IDr. Siti Nuri Nurhaidah, NrtANlP.

Penguji IlAhmad Bahtiar, M. HumNIP 19760118 200912 I 002

Tanggal

\Ll ,4yn l/uli

tY/01 t5

Mengetahui,

Itas Tarbiyah dan KeguruanSyarif Hidayatullah

ib Raya, M.A)198203 1 007

Page 4: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama

tempat, tanggal lahir

}JIM

jurusan

judul skripsi

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

: Dio Mohamad Nurdiansah

: Jakart4 15 Mei 1990

.109013000120

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Irrdonesia

: Nilai Sejarah dalam Novel Pulang karyaLeila S. Chudori dan Implikasinya terhadapPembela_iaran Bahasa dan Sastra Indonesia

:Drs. Jamal D. Rahman, M.Hum.dosen pernbimbing

Dengan ini menyatakan bahwa:

l. Skripsi ini merupakan karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (Sl) diUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah sayacantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlak-u di Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya ataumerupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersediamenerima sanksi yang berlaku di universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Jaka

mtffimzum.EMPEIL

NIM 109013000120

Page 5: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

i

ABSTRAK

Dio Mohamad Nurdiansah, 109013000120, “Nilai Sejarah dalam Novel Pulang

karya Leila S. Chudori dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dosen Pembimbing:

Drs. Jamal D. Rahman, M.Hum.

Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana nilai

sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori? 2. Bagaimana implikasi nilai

sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori terhadap pembelajaran bahasa

dan sastra Indonesia? Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan nilai sejarah

dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori. Memaparkan implikasi nilai sejarah

dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori terhadap pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif untuk

mendeskripsikan data berupa unsur-unsur pembangun novel dan nilai sejarah

yang terkandung dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik catat karena

data-datanya berupa teks. Teknik penelitian yang digunakan adalah analisis

dokumen yaitu novel Pulang karya Leila S. Chudori dan studi pustaka untuk

mencari dan mengumpulkan literatur yang mendukung penelitian mengenai nilai

sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori dan implikasinya terhadap

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Nilai Sejarah yang diperoleh berupa Tragedi 1965, Masa Pemerintahan Soeharto,

dan Tragedi 1998. Penelitian mengenai nilai sejarah dalam novel Pulang ini dapat

diimplikasikan terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA kelas XI semester 2.

Standar Kompetensi yang sesuai yakni aspek mendengarkan dengan memahami

pembacaan novel. Kompetensi Dasar yang sesuai yakni menemukan nilai-nilai

dalam novel yang dibacakan.

Kata Kunci: Sejarah, Novel, Pulang, Leila S. Chudori

Page 6: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

ii

ABSTRACT

Dio Mohamad Nurdiansah, 109013000120, "The Value of History in Novel Pulang

by Leila S. Chudori and Implications of Learning Indonesian Language and

Literature", Language and Literature Education Majors of Indonesia, Faculty of

Science Education and Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Supervisor: Drs.

Jamal D. Rahman, M. Hum.

This study has a formulation of the problem as follows: 1. How the value of history in

the novel Pulang by Leila S. Chudori? 2. What are the implications of historical value

in the novel Pulang by Leila S. Chudori towards learning the language and literature

Indonesia? Purpose of this study is to explain the elements of the novel builder

Pulang by Leila S. Chudori. Explain the value of history in the novel Pulang by Leila

S. Chudori. Describe the implications of historical value in the novel Pulang by Leila

S. Chudori towards learning Indonesian language and literature.

Methods used in this study is a qualitative method for describing data in the form of

elements builders novel and historical value contained in the novel Pulang Leila S.

Chudori. Data collection techniques used in this study is the technique of note

because the data in the form of text. Engineering research is the analysis of a

document that is novel Pulang by Leila S. Chudori and literature to find and collect

the literature which supports research on the value of history in the novel Pulang by

Leila S. Chudori and its implications for learning Indonesian language and literature.

Historical value obtained in the form of Tragedy 1965, The Reign of Soeharto, and

Tragedy in May 1998. Research on the value of history in the novel can be implied to

learning Indonesian Language and Literature in the Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) in the eleventh grade high school semesters 2. Competency

Standards corresponding to listen to understand the aspects of reading novels. Basic

Competence corresponding if find the values in the novel read.

Keywords: History, Novel, Pulang, Leila S. Chudori

Page 7: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., yang telah

memberikan rezeki dan karunia sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

berjudul Nilai Sejarah dalam Novel “Pulang” karya Leila S. Chudori dan

Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Salawat serta

salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta kerabat,

keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Proses penulisan skripsi ini tidak luput dari berbagai hambatan, namun

dapat dilalui berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A,. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Dona Aji Kurnia, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Drs. Jamal D. Rahman, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi

penulis;

5. Dr. Siti Nuri Nurhaidah, MA., selaku dosen penguji I skripsi penulis;

6. Ahmad Bahtiar, M.Hum., selaku dosen penguji II skripsi penulis;

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan;

Page 8: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

iv

8. Keluarga penulis yakni Bapak Bambang Eddy Usmanto, Ibu Nurochwati,

Geno Mohamad Nurdiansah, dan Amalia Rachmadanty yang senantiasa

mendukung dan memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini;

9. Mba Ivan dan Mas Hendi yang telah memotivasi dan meminjamkan

printernya demi mendukung penulis dalam proses penulisan skripsi ini;

10. Naila Mufidah, M. Ismar Jamal Akbar, Saepul Bahri, Shibgoh, Ahmad

Ridho, Maria Ulfah, dan Wiwien Winarti beserta kawan-kawan Permasi

yang telah meluangkan waktu untuk membelikan kertas A4, memberikan

motivasi, dan tidak berisik disaat penulis sedang mengerjakan skripsi ini;

11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas

partisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua bantuan, bimbingan, ilmu, dan doa yang telah diberikan

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan memberi sumbangsih bagi penelitian di bidang sastra serta bagi

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Penulis juga berharap adanya saran dan

kritik membangun terhadap karya tulis ini.

Wassalamualaikum wr.wb.

Jakarta, Februari 2015

Penulis

Page 9: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 3

C. Pembatasan Masalah ....................................................... 3

D. Rumusan Masalah ........................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................ 4

F. Manfaat Penelitian .......................................................... 4

G. Metodologi Penelitian ..................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 8

A. Nilai Sejarah .................................................................... 8

B. Novel ............................................................................... 10

C. Unsur Intrinsik Prosa ...................................................... 11

D. Pendekatan Mimetik........................................................ 14

E. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia .................... 15

F. Penelitian yang Relevan .................................................. 17

BAB III PENGARANG DAN KARYANYA ................................... 21

A. Biografi Leila S. Chudori ................................................ 21

B. Sinopsis Novel Pulang .................................................... 23

Page 10: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

vi

BAB IV NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG

KARYA LEILA S. CHUDORI DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA INDONESIA ....................................................... 25

A. Unsur Intrinsik Prosa ...................................................... 25

1. Tema .......................................................................... 25

2. Tokoh dan Penokohan ............................................... 26

3. Alur ........................................................................... 33

4. Latar .......................................................................... 36

5. Sudut Pandang ........................................................... 38

6. Gaya Penceritaan ....................................................... 42

B. Nilai Sejarah dalam Novel Pulang karya Leila S.

Chudori ............................................................................ 44

1. Indonesia Periode 1965-1966 ................................... 44

2. Indonesia Periode 1966-1998 ................................... 48

C. Implikasi terhadap Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia ........................................... 59

BAB V PENUTUP ............................................................................ 63

A. Simpulan ......................................................................... 63

B. Saran ................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ vii

LAMPIRAN

Page 11: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra dan kehidupan tidak dapat dipisahkan. Karya sastra menawarkan

berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan.

Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan kesungguhan dan

kemudian diungkapkannya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan

pandangannya. Sastra sebagai cermin dari kehidupan tersebut tentu saja

menawarkan bentuk penyampaian intuitif yang khas. Dengan bahasa yang

menjadi alat dalam sastra, aspek sastra tidak terlepas dari teks atau tulisan. Sastra

sendiri dibangun dari tiga unsur perwujudan bahasa yakni puisi, prosa, dan drama.

Sastra dan sejarah memiliki hubungan yang sangat dekat tapi jauh, jauh

tapi dekat. Paradoks ini tak terhindarkan, karena di satu sisi sejarah kerapkali

menjadi sumber sastra, dan sastra merupakan salah satu sumber sejarah, terutama

ketika sastra dahulu merupakan sumber tertulis utama karena minimnya sumber-

sumber lain dalam merekonstruksi sejarah. Dalam konteks itulah, hubungan sastra

dan sejarah amat dekat.

Namun di sisi lain, sejarah tetaplah sejarah dan sastra tetaplah sastra.

Sejarah berdasarkan faktualitas sedangkan sastra berdasarkan fiksionalitas yang

menjadikan hubungan sejarah dan sastra mengalami ketegangan abadi antara fakta

dan fiksi, membuat jarak antara sejarah dan satra amat jauh. Namun demikian, di

tengah ketegangan abadi itu, sejarah dan sastra tak pernah benar – benar terpisah.

Banyak karya sastra kita hingga sekarang bersumberkan sejarah, atau sejarah

ditulis dalam bentuk karya sastra.

Semua itu menunjukan bahwa sejarah dan sastra memiliki hubungan

penting. Sudah tentu sejarah merupakan salah satu sumber karya sastra dari waktu

Page 12: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

2

ke waktu, dari satu peristiwa ke lain peristiwa. Jikalau karya satra tidak bisa

dijadikan sumber sejarah, ia toh merefleksikan suatu sikap terhadap sejarah.1

Novel dalam ilmu kesusastraan merupakan salah satu bentuk prosa. Novel

memiliki kekhasan yakni jalan cerita yang kompleks. Permasalahan yang

disampaikan seorang penulis novel dapat terdiri dari berbagai macam hal.

Berbagai hal tersebut tentu saja erat kaitannya dengan kehidupan para tokoh yang

dimunculkan oleh penulis. Cerita yang dihadirkan dalam novel tak ubahnya

sebagai sebuah catatan sejarah dari kehidupan tokoh. Lebih jauh dari itu, dapat

pula tokoh memasuki suatu peristiwa penting yang menjadi sejarah.

Beberapa karya prosa baik novel maupun cerpen banyak kita temui bukan

hanya bernilai hiburan dan estetika semata, melainkan juga berisi kandungan

sejarah. Sebut saja beberapa judul seperti novel-novel ‘Tetralogi Buru’ karya

Pramoedya Ananta Toer, novel Kubah karya Ahmad Tohari, cerpen Clara karya

Seno Gumira Ajidarma. Karya-karya tersebut seolah membantu ingatan kita

kembali pada peristiwa-peristiwa penting yang hadir lewat pelataran dalam

penceritaan karya-karya tersebut.

Salah satu novel yang memuat nilai sejarah yakni karya Leila S. Chudori

yang berjudul Pulang. Pada umumnya, pengarang meleburkan fakta dan tema

dengan bantuan sarana-sarana sastra seperti konflik, sudut pandang, simbolisme,

ironi, dan sebagainya.2 Leila S. Chudori menulis cerita Pulang dengan bantuan

sarana-sarana sastra tersebut. Dia menjadikan sejarah sebagai peristiwa kehidupan

tokoh-tokohnya dengan penyusunan konflik yang terjadi, sudut pandang dari

berbagai tokoh yang seolah memosisikan mereka sebagai narasumber, simbol-

simbol pewayangan yang menciptakan nuansa romantisme, dan masih banyak hal

lain yang mengesankan bahwa sejarah bukan hanya dapat dibaca dari buku-buku

sejarah atau film dokumentasi, melainkan juga mampu disampaikan lewat

kandungan nilai sejarah dalam jalinan cerita pada novel Pulangnya tersebut.

1 Jurnal kritik, teori dan kajian sastra. sejarah di hadapan sastra, nomer 3 tahun II, 2012, h. 4

2 Stanton, Robert. Teori Fiksi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 9.

Page 13: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

3

Nilai sejarah dalam novel Pulang dapat dipahami dari latar sejarah yang

digunakan Leila S. Chudori untuk membangun kisah dalam novelnya. Itulah

sebabnya untuk memahami pengalaman yang digambarkan oleh cerita, hendaknya

dipahami terlebih dulu fakta-fakta dan tema yang menjadi elemen-elemennya.3

Nilai sejarah dalam novel Pulang menjadikan novel tersebut memiliki sisi lebih

dalam mencerminkan peristiwa di dalam masyarakat yang saat ini sudah banyak

mengenyampingkan peristiwa-peristiwa bersejarah yang dialami oleh rakyat

Indonesia.

Oleh karena itulah, karya sastra sangatlah penting untuk membuka pikiran

para siswa di Indonesia agar dapat merasakan getirnya perjuangan bangsa yang

berliku dan diharapkan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme yang begitu besar

dan memperjuangkan hingga tetes darah penghabisan dengan terus belajar dan

berkembang memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan sebelumnya,

maka identifikasi masalah penelitian ini adalah:

1. Terdapat novel yang bisa dijadikan salah satu sumber sejarah.

2. Diperlukannya penelitian terhadap nilai sejarah dalam novel.

3. Kurangnya perhatian terhadap pembelajaran nilai sejarah dalam novel

beserta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah peneliti, maka pembatasan masalah yaitu

Nilai Sejarah dalam Novel Pulang karya Leila S. Chudori dan Implikasinya

terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

3Ibid., h. 12.

Page 14: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

4

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya

adalah:

1. Bagaimana nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori?

2. Bagaimana implikasi nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S.

Chudori terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori.

2. Memaparkan implikasi nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S.

Chudori terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoretis maupun praktis.

1. Manfaat teoretis dimaksudkan bahwa hasil penelitian dapat dijadikan

sebagai pengembangan di bidang sastra terutama dalam mengkaji nilai

sejarah yang terkandung dalam novel. Selain itu juga diharapkan dapat

memberikan sumbangsih penelitian ilmiah terhadap karya prosa.

2. Manfaat praktis dimaksudkan bahwa hasil penelitian dapat dijadikan

sebagai pengembangan di bidang pendidikan baik bagi para pendidik dan

mahasiswa kependidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari implikasi

penelitian ini terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode berasal dari kata methodos, bahasa Latin, sedangkan methodos itu

sendiri berasal dari akar kata meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui,

mengikuti, sesudah, sedangkan hodos berarti jalan, cara, arah. Dalam pengertian

Page 15: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

5

lebih luas, metode dianggap sebagai cara-cara, strategi untuk memahami realitas,

langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat

berikutnya. Sebagai alat, sama dengan teori, metode berfungsi untuk

menyederhanakan masalah sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan

dipahami.4

Metode penelitian yang dipakai peneliti adalah metode kualitatif. Metode

kualitatif dilakukan dengan cara memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan

menyajikannya dalam bentuk deskripsi.5 Tujuan dari penelitian kualitatif ini

adalah untuk menyajikan penafsiran secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselediki.

Lebih jauh, para ahli merumuskan penelitian kualitatif sebagai berikut:

Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka,

pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersbeut secara holistik

(utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau

organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.

David Williams menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan

data pada sutu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan

dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Jelas

definisi ini memberi gambaran bahwa peneltian kualitatif mengutamakan

latar alamiah, metode alamiah, dan dilakuikan oleh orang yang

mempunyai perhatian alamiah.

Penulis buku penelitian kualitatif lainnya (Denzin dan Lincoln 1987)

menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian uang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Dari segi pengertian ini, para penulis masih tetap mempersoalkan latar

alamiah dengan maksud agar hasilnya dapat digunakan untuk menafsirkan

fenomena dan yang dimanfaatkan untuk penelitian kualitatif adalah

berbagai macam metode penelitian. Dalam penelitian kualitatif metode

4Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, S.U., Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet-3 2007), h. 34. 5Ibid., h. 46.

Page 16: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

6

yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan

pemanfaatan dokumen.6

Dari kajian tentang definisi-definisi tersebut dapatlah disintesiskan bahwa

penelitian kaulitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.7

Metode penelitian kualitatif yang digunakan penulis yaitu content analysis

atau analisis isi. Penelitian ini berusaha menganalisis dokumen untuk diketahui isi

dan makna yang terkandung dalam dokumen tersebut. Penelitian ini dengan

menggunakan analisis isi mendeskripsikan atau menggambarkan apa yang

menjadi masalah, kemudian menganalisis dan menafsirkan data yang ada. Metode

analisis isi digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen. Dalam penelitian

ini dokumen yang dimaksud adalah novel Pulang karya Leila S. Chudori.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen,

yaitu berupa novel berjudul Pulang karya Leila S. Chudori. Data tersebut

merupakan novel yang diterbitkan pada cetakan kedua, Januari 2013 oleh

Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1. Teknik inventarisasi

Dalam teknik ini peneliti melakukan inventarisasi terhadap novel yang

memiliki nilai sejarah yakni novel Pulang karya Leila S. Chudori.

2. Teknik baca simak

6Dikutip dalam Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Bandung: Rosda Karya, 2011), Cet. 29, h. 4. 7Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda

Karya, 2011), Cet. 29, h. 6.

Page 17: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

7

Dalam teknik ini peneliti membaca, menelaah, memahami, dan

mengidentifikasikan nilai sejarah dalam novel tersebut.

3. Teknik pencatatan

Dalam teknik ini peneliti mencatat hal-hal penting yang mendukung

nilai sejarah dalam novel tersebut.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga

komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi data

Pada langkah ini data yang diperoleh dicatat dalam uraian yang terperinci.

Data-data yang dipilih hanya data yang berkaitan dengan masalah yang

akan dianalisis, yaitu nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S.

Chudori.

b. Penyajian data

Pada langkah ini, data-data yang sudah ditetapkan kemudian disusun

secara teratur dan terperinci agar mudah dipahami. Data-data tersebut

kemudian dianalisis sehingga diperoleh deskripsi mengenai nilai sejarah

yang terkandung dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori.

c. Penarikan simpulan

Pada tahap ini dibuat kesimpulan mengenai hasil dari data yang diperoleh

sejak awal penelitian. Penarikan kesimpulan memuat hasil data berupa

nilai sejarah apa saja yang disampaikan penulis lewat novel Pulang karya

Leila S. Chudori.

Page 18: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Penelitian terhadap novel Pulang karya Leila S. Chudori tentu saja

memerlukan landasan teori. Penjelasan mengenai teori-teori yang berhubungan

dengan penelitian sangat penting dilakukan sebelum menyajikan hasil penelitian.

Teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian terhadap novel Pulang ini

dapat dipaparkan sebagai berikut.

A. Nilai Sejarah

Nilai atau value (Inggris) atau valere (Latin) berarti berguna, mampu akan,

berdaya, berlaku, dan kuat. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu

dapat disukai, diinginkan, berguna, dihargai, dan dapat menjadi objek

kepentingan.1 Filsuf Jerman-Amerika, Hans Jonas menyatakan, nilai adalah the

addressee of a yes, ―sesuatu yang ditujukan dengan ‗ya‘‖, karena nilai selalu

mempunyai konotasi positif sehingga nilai menjadi sesuatu yang kita benarkan

dan kita aminkan.2 Dalam Ensiklopedi Britanica yang dikutip oleh Noor Syam

menyebutkan bahwa nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas sesuatu

objek yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat.3

Sejarah berasal dari kata syajarah yakni dari bahasa Arab yang berarti

pohon. Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan

Indonesia dengan kebudayaan Islam. Dalam kaitan tersebut, hadir bermacam-

macam pengertian ―sejarah‖ yaitu silsilah, riwayat, babad, tambo atau tarikh.4

Sejarah dalam arti sempit mempelajari manusia masa lampau, sepanjang

hal itu dapat diteliti dari keterangan-keterangan tertulis yang berasal dari

1Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak ; Peran Moral Intelektual, Emosional, dan

Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 2, h.

29. 2Bertened, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), Cet. 11, h. 149.

3Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra, (Bandung: Yrama Widya, 2012), h. 46.

4Ibid., h. 27.

Page 19: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

9

zamannya dan kemudian sampai kepada kita. Dalam arti luas sejarah berusaha

mengungkapkan manusia masa lalu dalam menjalani riwayatnya sejak dari mula,

tidak peduli apakah keterangan yang ditinggalkannya berupa keterangan tertulis

atau bukan.5

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sejarah mengandung

tiga pengertian yaitu: asal-usul (keturunan) silsilah; kejadian dan peristiwa yang

benar-benar terjadi pada masa lampau; riwayat; tambo, pengetahuan atau uraian

tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau; ilmu

sejarah.

Beberapa pengertian dari sejarah salah satunya dipaparkan oleh Louis

Gottschalk sebagaimana berikut ini.

Sejarah—dalam bahasa Inggris history—berasal dari kata benda Yunani

istoria yang berarti ilmu. Dalam penggunaannya oleh filsuf Yunani

Aristoteles, istoria berarti suatu penelaahan sistematis mengenai

seperangkat gejala alam, entah susunan kronologis merupakan faktor atau

tidak di dalam penelaahan; penggunaan itu meskipun jarang, masih tetap

hidup di dalam bahasa Inggris yang disebut natural history.6

Pengertian lain mengenai sejarah dapat dilihat dari pemaparan Jan Romein

berikut ini.

Kata history berarti ―masa lampau umat manusia‖. Bandingkan dengan

kata Jerman untuk sejarah, yakni geschichte, yang berasal dari kata

geschehen yang berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu yang telah

terjadi. Peristiwa dan kejadian itu benar-benar terjadi pada masa lampau.7.

Nilai sejarah yaitu pendekatan karya sastra yang melihat satu fenomena

atau gejala sejarah. Karya sastra dipahami selalu berkaitan dengan masa lalu

karena karya satra terlahir sebagai buah karya seorang pengarang, maka

keterkaitan masa lalu itu juga berlaku untuk pengarang, sejarah sastra dengan

implikasi para pengarang, karya sastra, dan periode-periode tertentu.

5 Dra. Sugihastuti, M.S., Teori Apresiasi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet ke-2.

2007), h. 161. 6Dikutip dari Prof. Drs. H. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat

Sejarah, Sejarah Filsafat, dan Iptek. Jakarta: Rineka Cipta. 2002, h. 27. 7Ibid., h. 27.

Page 20: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

10

Nilai sejarah adalah hal-hal yang erat kaitannya dengan sejarah. Waktu

yang telah lewat sudahlah lewat, tidak dapat diraih atau dikejar lagi. Begitu juga

dengan peristiwa-peristiwa yang hanya sekali terjadi. Oleh karena itu, semua

peristiwa yang telah lewat tidak dapat ditemui lagi dan tidak akan terulang

kembali. Peristiwa yang telah lewat itu dapat juga sampai kepada manusia karena

meninggalkan jejak. Jejak tersebut menjadi komponen penting yang tidak dapat

ditinggalkan dalam penulisan sejarah.

B. Novel

Dalam bidang sastra, prosa sering dihubungkan dengan kata fiksi. Kita

sering mendengar kata prosa fiksi. Kata fiksi berarti khayalan atau tidak

berdasarkan kenyataan. Padahal dalam kenyataan, karya sastra yang berwujud

prosa diciptakan dengan bahan gabungan antara kenyataan dan khayalan. Banyak

karya prosa yang justru idenya berangkat dari kenyataan.8

Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga diistilahkan

dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi

tersebut adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu

dengan pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak

dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.9

Karya fiksi lebih lanjut masih dapat dibedakan dalam berbagai macam

bentuk, baik itu roman, novel, novelet, maupun cerpen. Perbedaan berbagai

macam bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar

panjang-pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang

mendukung cerita itu sendiri.10

Bentuk karya fiksi yang terkenal dewasa ini adalah novel dan cerita

pendek (cerpen). Dalam istilah novel tercakup pengertian roman; sebab roman

hanyalah istilah novel untuk zaman sebelum perang dunia kedua di Indonesia.

Digunakannya istilah roman waktu itu adalah wajar karena sastrawan di Indonesia

waktu itu umumnya berorientasi ke Negeri Belanda, yang lazim menamakan

bentuk ini dengan roman.

Di antara para ahli teori sastra kita memang ada yang membedakan antara

novel dan roman, dengan mengatakan bahwa novel mengungkapkan suatu

8 Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. (Jakarta: Grassindo. 2008), h. 127.

9 Aminuddin. Pengantar Apresiasi Sastra. (Yogyakarta: Sinar Baru. 1987), h. 66

10 Ibid., h. 66

Page 21: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

11

konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang, dan pemusatan kehidupan

yang tegas: sedangkan roman dikatakan sebagai menggambarkan kronik

kehidupan yang lebih luas yang biasanya melukiskan peristiwa dari masa kanak-

kanak sampai dewasa dan meninggalkan dunia. Novel merupakan karya fiksi

yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan

disajikan dengan halus.11

C. Unsur Intrinsik Prosa

Berbicara mengenai anatomi fiksi berarti berbicara tentang struktur fiksi

atau unsur-unsur yang membangun fiksi itu. Struktur fiksi itu secara garis besar

dibagi atas dua bagian, yaitu : (1) Struktur luar (ekstrinsik) dan (2) struktur dalam

(intrinsik). Struktur luar (ekstrinsik) adalah segala macam unsur yang berada di

luar suatu karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra tersebut,

misalnya faktor sosial ekonomi, faktor kebudayaan, faktor sosio-politik,

keagamaan, dan tata nilai yang dianut masyarakat. Struktur dalam (intrinsik)

adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra tersebut seperti penokohan atau

perwatakan tema, alur, pusat pengisahan, latar, dan gaya bahasa.12

1. Penokohan dan perwatakan

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan

sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita.13

Tokoh cerita biasanya mengemban

suatu perwatakan tertentu yang diberi bentuk dan isi oleh pengarang. Perwatakan

(karakteristik) dapat diperoleh dengan memberi gambaran mengenai tindak-

tunduk, ucapan, atau sejalan tidaknya antara apa apa yang dikatakan dengan apa

yang dilakukan.14

Berdasarkan Kamus Istilah Sastra, tokoh adalah orang yang

memainkan peran dalam karya sastra. Penokohan adalah proses penampilah tokoh

dengan pemberian watak, sifat, atau kebiasaan tokoh pemeran suatu cerita.15

Penokohan dapat dilakukan melalui teknik kisahan dan teknik ragaan. Watak dan

sifat tokoh terlihat dalam lakuan fisik (tindakan dan ujaran) dan lakuan rohani

(renungan atau pikiran).16

11

Semi, Atar. Anatomi Sastra. (Padang: Angkasa Raya. 1988), h. 32. 12

Atar Semi, op. cit., h. 35. 13

Atar Semi, op. cit., h. 79. 14

Atar Semi, op. cit., h. 37. 15

Atar Semi, op. cit., h. 206. 16

Zaidan, Abd., dkk. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. 2007. op.cit., h. 206.

Page 22: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

12

2. Tema

Menurut Aminuddin tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema

berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang

diciptakannya. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan

pemaparan oleh pengarangnya.17

Tema dapat dirumuskan dari berbagai peristiwa, penokohan, dan latar.

Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam

karyanya. Oleh sebab itu, tema merupakan hasil konklusi dari berbagai peristiwa

yang terkait dengan penokohan dan latar.18

Jadi tema tidak lain dari suatu gagasan sentral yang menjadi dasar tersebut.

Yang menjadi unsur gagasan sentral adalah topik atau pokok pembicaraan dan

tujuan yang akan dicapai oleh pengarang dengan topiknya. Jadi, secara praktis

dapat dikatakan pengertian tema itu tercakup persoalan dan tujuan atau amanat

pengarang.19

3. Alur (plot)

Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang

disusun sebagai sebuah interrelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan

bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi.20

Berdasarkan Kamus Istilah Sastra alur

adalah unsur struktur yang berwujud jalinan peristiwa di dalam karya sastra yang

memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang diwujudkan antara lain oleh

hubungan sebab akibat, tokoh, tema, atau ketiganya.21

Menurut Abrams, alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-

tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para

pelaku dalam suatu cerita.22

Dengan demikian, alur itu merupakan perpaduan

unsur-unsur yang membangun cerita sehingga merupakan kerangka utama cerita.

17

Siswanto, op. cit., h. 161. 18

Hasanuddin WS, op.cit., h. 103. 19

Atar Semi, op. cit., h. 43. 20

Atar Semi, op. cit., h. 43. 21

Zaidan, Abd., dkk. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. 2007. h. 26. 22

Siswanto, op. cit., h. 159.

Page 23: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

13

4. Latar

Latar dalam Kamus Istilah Sastra diartikan sebagai waktu dan tempat

terjadinya lakuan di dalam karya sastra atau drama.23

Aminuddin memberi

batasan latar dalam karya fiksi berupa tempat, waktu, maupun peristiwa, serta

memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.24

Latar cerita adalah lingkungan

tempat peristiwa terjadi. Termasuk di dalam latar ini adalah, tempat atau ruang,

waktu.25

Latar merupakan identitas permasalahan drama sebagai fiksionalitas yang

secara samar diperlihatkan penokohan dan alur. Jika permasalahan drama sudah

diketahui melalui alur atau penokohan, maka latar dan ruang memperjelas

suasana, tempat, serta waktu peristiwa itu berlaku. Latar dan ruang di dalam

drama memperjelas pembaca untuk mengidentifikasikan permasalahan drama.26

5. Gaya Penceritaan

Menurut Aminuddin, gaya adalah cara seorang pengarang menyampaikan

gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta

mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual

dan emosi pembaca.27

6. Titik Pandang/ Sudut Pandang

Titik pandang adalah tempat sastrawan memandang ceritanya. Dari tempat

itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, temapt, waktu dengan gayanya

sendiri.28

Titik pandang oleh Aminuddin diartikan sebagai cara pengarang

menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya.29

Harry Shaw

menyatakan titik pandang terdiri atas (1) sudut pandang fisik, yaitu posisi dalam

23

Zaidan, op. cit., h. 118. 24

Aminudin, op. cit., h. 149. 25

Atar Semi, op. cit., h. 46. 26

Hasanuddin, op. cit., h. 94. 27

Siswanto, op. cit., h. 159. 28

Siswanto, op. cit. h. 151. 29

Siswanto, op. cit. h. 152.

Page 24: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

14

waktu dan ruang yang digunakan pengarang dalam pendekatan materi cerita, (2)

sudut pandang mental, yaitu perasaan dan sikap pengarang terhadap masalah

dalam cerita, dan (3) sudut pandang pribadi, yaitu hubungan yang dipilih

pengarang dalam membawa cerita; sebagai orang pertama, kedua, atau ketiga.30

D. Pendekatan Mimetik

Pendekatan mimetik merupakan suatu pendekatan yang setelah

menyelidiki karya sastra sebagai sesuatu yang otonom, masih merasa perlu

dihubung-hubungkan hasil temuan itu dengan realita objektif. Betapapun sebuah

karya sastra sebagai otonom tetap masih mempunyai hubungan dengan

sumbernya, dan sampai sejauh mana hubungan tersebut perlu diselidiki lebih

lanjut. Otonomi sastra tidak berarti menghambat pencaharian hubungan data

imajinatif dengan data normatif dan data praktis dalam masyarakat yang

menghidupkan dan menyuburkan karya satra tersebut.31

Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan

kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra.

Pendekatan yang memandang karya sastra sebagai imitasi dari realitas.32

Jadi,

pendekatan mimetik adalah kritik yang membahas dan menilai karya sastra

dihubungkan dengan realita atau kenyataan. Dalam kritik ini karya sastra

dianggap sebagai tiruan alam atau kehidupan. Karya sastra dianggap refleksi,

tiruan, ataupun cermin dari realitas.

Menurut Abrams, pendekatan mimetik atau mimesis merupakan

pendekatan estetis yang paling primitif. Akar sejarahnya terkandung dalam

pandangan Plato dan Aristoteles. Menurut Plato, dasar pertimbangannya adalah

dunia pengalaman, yaitu karya sastra itu sendiri tidak bisa mewakili kenyataan

yang sesungguhnya, melainkan hanya sebagai peniruan. Secara hierarkis dengan

demikian karya seni berada dibawah kenyataan. Pandangan ini ditolak oleh

Aristoteles dengan argumentasi bahwa karya satra seni berusaha menyucikan jiwa

30 Siswanto, op. cit. h. 152.

31Hasanuddin, op. cit., h. 108.

32Siswanto, op. cit., h. 188.

Page 25: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

15

manusia, sebagai katharsis. Di samping itu juga karya seni berusaha membangun

dunianya sendiri.33

Dalam pandangan Lowenthal sastra sebagai cermin nilai dan perasaan,

akan meurjuk pada tingkatan perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang

berbeda dan juga cara individu menyosialisasikan diri melalui struktur sosial.

Perubahan dan cara individu bersosialisasi biasanya akan menjadi sorotan

pengarang yang tercermin lewat teks. Cermin tersebut, menurut Stendal dapat

berupa pantulan langsung segala aktivitas kehidupan sosial. Maksudnya,

pengarang secara real memantulkan keadaan masyarakat lewat karyanya, tanpa

terlalu banyak diimajinasikan.

Karya sastra pada dasarnya merupakan karya ekspresif seorang pengarang,

tetapi di dalamnya juga kadang terungkap data yang menyangkut keadaan sosial

dari periode tertentu. Keadaan sosial seperti struktur sosial, kelas sosial, dan

lembaga-lembaga sosial, bahkan penggambaran keadaan sosial itu cenderung

lebih mendekati kenyataan dan tidak dilukiskan semata-mata menurut fantasi atau

imajinasi yang bebas.34

E. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Secara umum tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia bidang sastra adalah agar (1) peserta didik mampu menikmati dan

memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas

wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa;

dan (2) peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.35

Tujuan itu dijabarkan ke dalam kompetensi mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis sastra. Kemampuan mendengarkan sastra meliputi

33

Nyoman, op. cit., h. 70. 34

Dudung Abdurrahman, M.Hum, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999), h. 35. 35

Siswanto, op. cit., h. 212.

Page 26: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

16

kemampuan mendengarkan, memahami, dan mengapresiasi ragam karya sastra

(puisi, prosa, drama) baik karya asli maupun saduran/terjemahan sesuai dengan

tingkat kemampuan peserta didik. Kemampuan berbicara sastra meliputi

kemampuan membahas dan mendiskusikan ragam karya sastra di atas sesuai

dengan isi dan konteks lingkungan dan budaya. Kemampuan membaca sastra

meliputi kemampuan membaca dan memahami berbagai jenis dan ragam karya

satra, serta mampu melakukan apresiasi secara tepat. Kemampuan menulis sastra

meliputi kemampuan mengekspresikan karya sastra yang diminati (puisi, prosa,

drama) dalam bentuk sastra tulis yang kreatif, serta dapat menulis kritik dan esai

sastra berdasarkan ragam sastra yang sudah dibaca.36

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi.37

Pembelajaran Bahasa Indonesia ini bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Berkomunikasi secara

efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun

tulis. 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami bahasa Indonesia dan

menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4.

Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya

sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. Menghargai dan

membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia kreativitas guru maupun peserta didik justru lebih menentukan

isi dan jalannya proses belajar. Materi yang tersaji lebih bersifat sebagai pemandu,

maka tetap diperlukan seorang fasilitator maupun motivator. Oleh karena itu,

36

Siswanto, op. cit., h. 212. 37

Euis Sulastri, Dkk, Bahasa dan Sastra Indonesia 2, (Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. iv.

Page 27: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

17

sangatlah diharapkan guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Proses

pembelajaran tetap berada pada aktivitas peserta didik sebagai subjek.38

Pengajaran sastra tidak dapat dipisahkan dari pengajaran bahasa. Namun

demikian, pengajaran sastra tidaklah dapat disamakan dengan pengajaran bahasa.

Perbedaan hakiki keduanya terletak pada tujuan akhirnya. Pada pengajaran sastra

yang dasarnya mengemban misi afektif (memperkaya pengalaman siswa dan

menjadikannya lebih tanggap terhadap peristiwa-peristiwa di sekelilingnya) yang

memiliki tujuan akhir menanam, menumbuhkan, dan mengembangkan kepekaan

terhadap masalah-masalah manusiawi, pengenalan dan rasa hormatnya terhadap

tata nilai –baik dalam konteks individual maupun sosial. Sastra memang tidak bisa

dikelompokan ke dalam aspek keterampilan berbahasa karena bukan merupakan

bidang yang sejenis tetapi pembelajaran sastra dilaksanakan secara terintegrasi

dengan pembelajaran bahasa baik dengan keterampilan menulis, membaca,

menyimak, maupun berbicara. Dalam prakteknya, pembelajaran sastra berupa

pengembangan kemampuan menulis sastra, membaca sastra, menyimak sastra,

dan berbicara sastra.

F. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yakni penelitian

berjudul Novel Pulang Karya Leila S. Chudori: Analisis Struktur Plot Robert

Stanton penulis Eko Sulistyo mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Gadjah Mada, 2014. Penelitian ini bertujuan mengetahui struktur plot novel

Pulang karya Leila S. Chudori. Pengetahuan mengenai struktur plot berguna

untuk meningkatkan apresiasi pembaca terhadap novel Pulang. Metode yang

digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis

struktur plot novel Pulang dengan cara mendeskripsikan strukturnya terlebih

dahulu, kemudian mendeskripsikan aspek estetisnya. Teori yang digunakan adalah

teori struktural Robert Stanton. Robert Stanton menekankan pentingnya fungsi

dalam struktur sebuah karya sastra. Dalam plot Pulang, deskripsi identitas dan

38

Euis, op. cit., h. iv.

Page 28: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

18

karakter tokoh, deskripsi latar, dan konflik-konflik ditampilkan dengan cara

sedikit demi sedikit. Penampilan yang sedikit demi sedikit berfungsi untuk

menciptakan suspense dan suprise. Plot Pulang bersifat rekat dan plausible. Rekat

dan plausible berfungsi untuk membuat Pulang seperti kenyataan. Untuk

menguatkan temanya, Pulang menggunakan ironi dramatis (ironi plot). Adapun

kesamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah data yang digunakan,

sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah

penelitiannya.

Penelitian selanjutnya yang relevan dengan skripsi ini adalah Nilai

Historis Novel Sekali Peristiwa di Banten Selatan Karya Pramoedya Ananta Toer

dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah

karya Nizar Maulana Akbar Shidiq mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peristiwa sejarah

yang ditampakkan pada novel tersebut dan untuk mengetahui implikasi aspek

historis novel tersebut dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam meneliti nilai

historis novel tersebut penulis menggunakan pendekatan mimetik. Pendekatan

mimetik adalah kritik yang membahas dan menilai karya sastra dihubungkan

dengan realitas atau kenyataan. Dalam kritik ini karya sastra dianggap sebagai

tiruan alam atau kehidupan. Karya sastra dianggap sebagai refleksi, tiruan,

ataupun cermin dari realitas. Sehingga dalam pemahamannya karya sastra dilihat

dalam hubungannya dengan realitas. Peristiwa sejarah pada tahun 1940-1950-an

yang terdapat di Indonesia khususnya Banten, menjadi latar novel tersebut,

peristiwa tersebut ada empat, yaitu peristiwa tentang pembuatan jalan pelabuhan

Ratu dan tambang mas Cikotok, penjajahan Jepang, penjajahan Belanda, dan

Pemberontakan Darul Islam. Dari semua peristiwa tersebut, peristiwa tetang

pemberontakan Darul Islam paling banyak, hal ini mendominasi dari keseluruhan

novel. Adapun kesamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah

penelitian terhadap sejarah dalam novel. Sedangkan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian tersebut adalah data yang digunakan. Nizar Maulana Akbar

Page 29: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

19

Shidiq menggunakan novel berjudul Sekali Peristiwa di Banten Selatan,

sedangkan penelitian ini menggunakan novel Pulang karya Leila S. Chudori.

Penelitian selanjutnya yang relevan dengan skripsi ini adalah penelitian

yang dilakukan Annisa Rachmawati (NPM: 0702140022), Program Studi

Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok,

2016, Tinjauan Mengenai Aspek Realis dan Nilai Historis dalam Buku Afke’s

Tiental karya Nienke van Hichtum. Cerita fiksi yang mengangkat hal-hal yang

berangkat dari realitas kehidupan dikenal sebagai fiksi realistik, yaitu cerita yang

menampilkan model kehidupan sehari-hari. Buku Afke’s Tiental karya Nieken

Van Hichtum merupakan salah satu contohnya, sebuah buku yang menampilkan

gambaran nyata kehidupan keluarga pekerja di Belanda pada akhir abad ke-19.

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan aspek realis dan nilai historis yang ada

dalam buku Afke’s Tiental dari segi isi dan bentuk untuk mengetahui hal-hal yang

diungkapkan dalam buku tersebut dan bagaimana cara mengungkapkannya.

Penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi

berjudul Nasionalisme dan Refleksi Sejarah Indonesia Novel Burung-Burung

Manyar karya Y.B. Mangunwijaya yang ditulis oleh Mulyono (NIM:

2101506012), Progam Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program

Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, 2008. Hasil penelitian adalah sebagai

berikut. Pertama, nasionalisme umumnya selalu dipahami sebagai sebuah ideologi

yang menyatakan kesetiaan dan pengabdian individu harus diserahkan kepada

bangsa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Namun, lain halnya

dengan Mangunwijaya yang melihat nasionalisme tidak terletak dalam

keikutsertaannya dalam suatu pihak yang disebut sebagai kebenaran tetapi, lebih

pada keberanian untuk memilih. Kedua, ternyata terdapat kaitan antara sastra dan

realitas sosial, termasuk di dalamnya sejarah. Di satu sisi penulis membuktikan

adanya kesejajaran antara nasionalisme dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia

dalam kurun waktu tahun 1934 – 1978 yang terbagi dalam peristiwa-peristiwa

selama penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, perang kemerdekaan, dan masa

Orde Baru dalam novel Burung-Burung Manyar dengan nasionalisme dan sejarah

Page 30: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

20

perjuangan bangsa Indonesia dalam kurun waktu tersebut, di sisi lain Y.B.

Mangunwijaya menyajikan beberapa fakta yang berbeda. Adapun kesamaan

penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian terhadap sejarah dalam

novel, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah data

yang digunakan serta pendekatan yang digunakan.

Penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini adalah skripsi

berjudul Kajian Historisisme dalam Novel Keindahan dan Kesedihan karya

Yasunari Kawabata yang ditulis oleh Nurul Laili pada tahun 2012, Pascasarjana

Universitas Negeri Semarang. Keindahan dan Kesedihan adalah satu roman yang

terkenal yang telah mendapakan hadiah nobel yang ditulis oleh Yasunari

Kawabata, salah satu roman yang dapat dianalisis dari studi yang berbeda dari

teori berkaitan kesusasteraan. Studi psikologi, feminisme, historisisme baru, dan

historisisme adalah salah satu contoh suatu teori yang pentas untuk meneliti

roman tersebut. Salah satu dari teori yang dapat menganalisis roman tersebut

adalah historisisme. Yanusari mendapatkan hadiah dari hasil bekerja dengan

pedoman memusatkan atas berbagai poin-poin dari pengarang dan kehidupan

masyarakat yang asli Jepang. Ia menulis berdasarkan pada suatu perbandingan

riwayat hidup pengarang dan pekerjaannya, pembaca dapat memahami bahwa

pengarang bertautan dalam berbagai format pengaturan dan peran di dalam roman

tersebut. Studi historisisme di dalam roman Kawabata mempertahankan nilai-nilai

Jepang yang tradisional yang mana mempertimbangkan juga hedonisme yang

membentang dalam kehidupan modern masyarakat Jepang.

Page 31: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

21

BAB III

PENGARANG DAN KARYANYA

A. BIOGRAFI LEILA S. CHUDORI

Leila S. Chudori lahir di Jakarta 12 Desember 1962. Karya-karya awal

Leila dipublikasikan saat ia berusia 12 tahun di majalah Si Kuncung, Kawanku,

dan Hai. Pada usia dini, ia menghasilkan buku kumpulan cerpen berjudul Sebuah

Kejutan, Empat Pemuda Kecil, dan Seputih Hati Andara.

Leila menempuh pendidikan di Lester B. Pearson College of the Pacific

(United World Colleges) di Victoria, Kanada, dan dilanjutkan studi Political

Science dan Comparative Development Studies dari Universitas Trent, Kanada.

Selama itu ia menulis di majalah Zaman, Horison, Matra, jurnal sastra Solidarity

(Filipina), Menagerie (Indonesia), dan Tenggara (Malaysia). Buku kumpulan

cerita pendeknya Malam Terakhir (Pustaka Utama Grafiti, 1989; Kepustakaan

Populer Gramedia, 2009, 2012) telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman Die

Letzte Nacht (Horlemman Verlag).

Terakhir Leila menulis sekenario film pendek Drupadi (produksi sinemart

dan miles films, sutradara Riri Riza), sebuah tafsir kisah Mahabarata; dan film

Kata Maaf Terakhir (Maruli Ara, 2009) yang diproduksi sinemart.

Berbicara soal prestasi, Leila terpilih mewakili Indonesia mendapat

beasiswa menempuh pendidikan di "Lester B. Pearson College of the Pacific

(United World Colleges)" di Victoria, Kanada. Lulus sarjana Political Science dan

Comparative Development Studies dari Universitas Trent, Kanada. Nama Leila S.

Chudori juga tercantum sebagai salah satu sastrawan Indonesia dalam kamus

sastra "Dictionnaire des Creatrices" yang diterbitkan EDITIONS DES FEMMES,

Prancis, yang disusun oleh Jacqueline Camus. Kamus sastra ini berisi data dan

profil perempuan yang berkecimpung di dunia seni. Pada tahun 2001 Leila

menjadi salah satu juri Festival Film asia Pasifik yang diadakan di Jakarta.

Page 32: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

22

Tahun 2002, Leila menjadi juri Festival Film Independen Indonesia SCTV.

Tahun 2010 dan 2011, Leila juga menjadi juri Indonesian Movie Awards, sebuah

festival film yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi swasta, RCTI.

Leila adalah penggagas dan penulis sekenario drama televisi berjudul

Dunia Tanpa Koma (produksi sinemart, sutradara Maruli Ara) yang menampilkan

Dian Sastro Wardoyo dan ditayangkan di RCTI pada 2006. Drama televisi ini

mendapat penghargaan Sinetron Terpuji Festival Film Bandung 2007 dan Leila

menerima penghargaan sebagai Penulis Skenario Drama Terpuji pada festival dan

tahun yang sama.

Selain itu, Leila juga pernah menjadi editor tamu untuk jurnal sastra

berbahasa Inggris Menagerie bersama John McGlynnyang diterbitkan Yayasan

Lontar. Dan untuk kariernya, sejak tahun 1989 hingga kini, Leila bekerja sebagai

wartawan majalah berita Tempo. Bersama Bambang Bujono, Leila juga menjadi

editor buku Bahasa! Kumpulan Tulisan di MajalahTempo. Di tahun-tahun awal,

Leila dipercayakan meliput masalah internasional terutama Filipina dan berhasil

mewawancarai Presiden Cory Aquino pada tahun 1989, 1991 di Istana

Malacanang; Fang Lizhi seorang ahli Fisika dan salah satu pemimpin gerakan

Tiannamen, Cina, WWC di Cambridge University pada tahun 1992, Presiden

Fidel Ramos di Manila pada tahun 1992, Perdana Menteri Malaysia Mahathir

Mohamad di Jakarta, pada tahun 1992, Pemimpin PLO Yaseer Arafat pada tahun

1992 dan 2002 di Jakarta, Nelson Mandela pada tahun 1992 di Jakarta, dan

Pemimpin Mozambique Robert Mugabe pada tahun 2003, di Jakarta. Kini Leila

adalah Redaktur Senior Majalah Tempo, bertanggung-jawab pada rubrik Bahasa

dan masih rutin menulis resensi film di majalah tersebut.

Pada tahun 2009, Leila S. Chudori meluncurkan buku kumpulan cerpen

terbarunya 9 dari Nadira (yang oleh banyak kritikus sastra dianggap sebagai

novel) dan penerbitan ulang buku Malam Terakhir oleh Kepustakaan Populer

Gramedia (KPG) yang dilangsir oleh harian Kompas sebagai “kembalinya anak

emas sastra Indonesia”. Dengan terbitnya kembali karya baru Leila, maka pada

Page 33: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

23

bulan Desember 2011, ia diundang menghadiri Asia Pacific Literary

Symposium di Perth; Winternachten literary Festival yang diadakan Writers

Unlimited, Den Haag Belanda bulan Januari 2012, dan Acara Sastra Soirée Leila

Chudori yang diselenggarakan Asosiasi Indonesia-Prancis di Paris.1 Leila

berdomisili di Jakarta bersama putri tunggalnya, Rain Chudori Soerdjo Atmodjo

yang juga menulis cerita pendek dan resensi film.2 Beberapa pengarang dengan

karyanya telah memenangi anugrah sastra bergengsi di Indonesia, kusala sastra

khatulistiwa, termasuk novel Pulang karya Leila S. Chudori pada tahun 2013.

Dalam cerita yang tertuang pada novel Pulang, penulis menarik garis

linier antara 3 peristiwa bersejarah: G 30 S/PKI 1965, revolusi Prancis Mei 1968,

dan kerusuhan Mei 1998 yang melanda Indonesia yang menandai runtuhnya rezim

Orde Baru. Pulang adalah kisah suka duka eksil politik yang melarikan diri ke

luar negeri karena sudah diharamkan menginjak tanah airnya sendiri.

B. SINOPSIS NOVEL PULANG

Ketika gerakan mahasiswa berkecamuk di Paris, 1968, Dimas Suryo,

seorang eksil politik dari Indonesia, bertemu Vivienne Deveraux, mahasiswa yang

ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama Dimas

menerimma kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara

dan dinyatakan tewas.

Dimas Suryo, Risjaf, Nugroho Dewantoro, dan Tjai Sin Soe adalah eksil

politik Indonesia di Paris. Mereka bertahan meski terbuang jauh di negeri orang,

diburu, dan dicabut paspor Indonnesia-nya karena dekat dengan orang-orang

Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), yang berafiliasi dengan Partai Komunis

Insonesia. Mereka tetap bertahan hidup layak dengan membuka dan mengelola

Restoran Tanah Air, sebuah restoran Rue Vaugirard di pinggiran Paris. Di tengah

kesibukan mengelola restoran Tanah Air di Paris, Dimas bersama tiga kawannya

terus menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia dikejar,

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Leila_S._Chudori

2 Leila S. Chudori, Pulang, (Jakarta: Gramedia, 2012), Cet. 2, h 459-460

Page 34: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

24

ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan 30 September. Apalagi

dia tidak bisa melupakan Surti Anandari istri Hananto yang bersama ketiga

berbulan-bulan diinterogasi tentara.

Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinan dengan Vivienne Devraux

akhirnya berhasil memperoleh visa masuk Indonesia untuk merekam pengalaman

keluarga korban tragedi 30 September sebagai tugas akhir kuliahnya. Apa yang

terkuak oleh Lintang bukan sekedar masa lalu Ayahnya dengan Surti Anandari,

tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan

dengan Ayah dan juga kawan-kawan ayahnya. Bersama Segara Alam putera

Hananto, Lintang menjadi saksi mata apa yang menjadi kerusuhan terbesar dalam

sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya presiden Indonesia yang

sudah berkuasa selama 32 tahun.

Page 35: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

25

BAB IV

PEMBAHASAN

NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG

KARYA LEILA S. CHUDORI DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA

A. Unsur Intrinsik Prosa

1. Tema

Leila S. Chudori menjadikan perjuangan untuk memahami arti kehidupan

sebagai tema dalam novel Pulang. Hal ini dapat dilihat dari jalan hidup para

tokohnya yang ditempa beragam masalah untuk memahami dan menyikapi

dengan bijak kehidupan mereka dengan orang-orang terdekat bahkan dengan diri

mereka sendiri. Beberapa di antaranya dapat dijabarkan dari jalan hidup dua tokoh

utama berikut ini:

a. Dimas Suryo memilih untuk menetap di Prancis saat pemerintahan

dan aparat di Indonesia meneror keselamatan dirinya. Selama menetap

di Prancis dia menyadari bahwa kerinduannya terhadap tanah air jauh

lebih besar dibanding kebencian dan teror yang datang dari orang-

orang yang berkepentingan di Indonesia. Nasionalismenya selalu

menjadi jati dirinya dan ditunjukkannya dengan membangun sebuah

restoran bersama teman-temannya. Restoran yang dia bangun bukan

hanya berurusan tentang makanan dan pelayanan terhadap para

konsumen, melainkan juga tentang menunjukkan rasa cinta terhadap

tanah air. Selama menetap di Prancis pula, Dimas Suryo memahami

bahwa cinta sejati yang dia miliki hanya untuk kekasih lamanya, Surti

Anandari. Meskipun dia juga mencintai Viviene Deveraux, dia

menyadari bahwa perjuangannya dahulu merelakan Surti Anandari

adalah untuk memahami bahwa mencintai seseorang bukan untuk

Page 36: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

26

diartikan sebagai kebersamaan, melainkan bagaimana dia mampu

untuk melindungi dan mengayomi orang yang dia cintai.

b. Lintang Utara yang terlahir dari dua orang tua yang berbeda

kebangsaan dan besar di lingkungan keluarga yang hancur membuat

Lintang Utara menjadi seorang wanita yang merasa tidak memiliki jati

diri. Masa lalu ayahnya sebagai warga negara Indonesia yang „tidak

tinggal‟ di Indonesia untuk alasan yang jelas membuatnya merasa jauh

dan tidak mengenal Indonesia. Hingga nasib memilihnya untuk

mengenal Indonesia secara langsung dengan datang sendiri ke

Indonesia, dia harus menerima kenyataan bahwa Indonesia memang

bagian dari dirinya yang hilang. Hanya dengan kedatangannya ke

Indonesia itulah dia baru dapat memahami arti Indonesia baginya.

Bahkan yang lebih penting dari itu, kedatangannya ke Indonesia

memperat hubungannya dengan sang ayah karena Lintang akhirnya

memahami betapa ayahnya memendam rasa rindu terhadap Indonesia

tercinta.

2. Tokoh dan Penokohan

a. Dimas Suryo

Dimas Suryo merupakan salah satu tokoh utama dalam novel Pulang ini.

Bahkan, judul Pulang merujuk pada cita-citanya untuk bisa pulang ke Indonesia.

Dimas Suryo, seorang wartawan Kantor Berita Nusantara terjebak teror

pemusnahan orang-orang yang terkait atau diduga terkait gerakan kiri oleh

pemerintah saat itu. Demi menjaga keselamatan dirinya dan juga teman-temannya,

dia memutuskan untuk hidup terasing di beberapa negara hingga akhirnya

menetap di Prancis. Seperti yang dijelaskan dalam kutipan novel di bawah ini:

Prancis tak pernah menjadi rumah bagi Dimas. Aku sudah

menyadari itu sejak awal kami bertemu mata. Ada sesuatu yang mencegah

dia untuk berbahagia. Ada banjir darah di tanah kelahirannya. Ada le

chaos politique yang bukan sekadar mengalahkan, tetapi merontokkan,

kemanusiaan Dimas dan kawan-kawannya, hingga mereka harus

Page 37: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

27

memungut serpihan dirinya dan membangun itu semua kembali agar bisa

kembali menjadi sekumpulan manusia yang memiliki harkat yang utuh.1

Mungkin pada saat itulah Vivienne perlahan berhasil menjadikan

Paris seperti rumah persinggahan. Bukan rumah. Tetapi rumah

persinggahan. Lama-kelamaan matanya yang hijau terasa tulus dan

menyediakan perlindungan bagiku, seperti sebatang pohon tanjung rindang

yang melindungi seorang anak dengan menyediakan kesejukan bayang-

bayang.2

Dimas Suryo lalu menikah dengan Vivienne Devaraux, seorang wanita

sekaligus aktivis mahasiswa Prancis pada saat itu. Selama menetap di Prancis,

Dimas Suryo tidak bisa melupakan kekhawatirannya terhadap orang-orang yang

dia cintai di Indonesia. Meskipun hidup jauh dari keluarga dan orang yang dia

cintai, Dimas tetap memantau apa yang terjadi pada mereka. Cinta sejatinya, Surti

Anandari yang manakala saat itu hidup menjanda karena suaminya, Hananto

Prawiro ditangkap dan dieksekusi mati, melewati hari-hari yang keras bersama

ketiga anaknya. Dimas Suryo dengan penuh kepedulian menemani Surti Anandari

meski lewat surat menyurat. Bentuk perhatiannya tersebut membantu Surti dan

ketiga anak-anaknya untuk bisa lebih tegar menghadapi kehidupan yang penuh

ancaman.

“Sungguh. Kini aku menghormati dan menyayangi Surti seperti

saudara. Dia adalah isteri Mas Hananto.”3

Vivienne nampak tak yakin. Aku sendiri tak yakin. Aku tahu,

setiap kali aku menyebut nama Surti hatiku masih bergetar dan teriris.

Mendengar nama Kenanga, Bulan, dan bahkan Alam, si bungsu yang tak

pernah kukenal itu, tetap membuat jantungku berlompatan. Itu adalah

nama-nama pemberianku. Aku tak pernah tahu apakah Mas Hananto

meyadarinya.4

Di belahan dunia lain, ketegaran dan perjuangan hidupnya bersama teman-

teman setanah airnya mereka buktikan dengan membuat sebuah restoran khas

Indonesia. Restoran Tanah Air, begitu mereka menamainya, telah menjadi wadah

1 Leila S. Chudori, Pulang, (Jakarta: Gramedia, 2012), Cet. 2, h. 203.

2 Ibid., h. 84.

3 Ibid., h. 41.

4 Ibid., h. 41.

Page 38: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

28

meluapkan kerinduan Dimas dan teman-temannya terhadap Indonesia. Seperti

kutipan novel dibawah ini:

“Untuk restoran kita.”

Kami saling memandang.

“Apa ya namanya, Mas Nug?” Risjaf bertanya.

Mas Nug melirikku. “Kita tanya pada sang penyair.”

Aku menatap kawanku satu per satu. Ada yang hilang di sana.

Seharusnya ada lima.

“Kita,” aku menghela nafas, “adalah empat pilar dari Restoran

Tanah Air.”

Kami mendentingkan tiga gelas anggur dan satu gelas wedang

jahe. Tanah Air. Nama itu langsung merebut hatiku.5

Pada akhirnya, penantian Dimas selama berpuluh-puluh tahun akhirnya

berhenti saat ajalnya memanggil dan dia bisa beristirahat dengan tenang,

berpulang di tanah Indonesia yang dia cintai. Hal ini dikisahkan oleh Lintang,

putrinya, sebagai berikut:

Tetapi di balik semua kisah itu, Ayah juga menyelipkan

keinginannya yang hampir berbunyi seperti wasiat. “Seperti Bhisma, aku

juga ingin memilih tempatku bersemayam terakhir kali,” katanya setengah

menggumam. Semula aku menyangka Ayah ingin dimakamkan di sana,

bersama para sastrawan, musikus, dan filsuf pujaannya. Tentu saja itu

mustahil. Baru belakangan aku sadar, Ayah sebetulnya mempunyai mimpi

untuk bisa dimakamkan di Indonesia. Ketika Ayah memperkenalkan puisi

karya penyair Indonesia, Chairil Anwar, barulah aku paham: Ayah ingin

dimakamkan di sebuah tanah bernama Karet, yang terdengar begitu puitis

di telingaku.6

Akhirnya dia bersatu dengan tanah yang menurut dia “memiliki

aroma yang berbeda dengan tanah Cimetiere du Pere Lachause. Tanah

Karet. Tanah tujuan dia untuk pulang.7

b. Lintang Utara

Lintang Utara merupakan anak semata wayang Dimas Suryo dan Vivienne

Deveraux. Hidup sederhana sejak kecil dan dicintai oleh kedua orangtuanya

5 Ibid., h. 104.

6 Ibid., h. 154.

7 Ibid., h. 447.

Page 39: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

29

memang pernah dialami oleh Lintang. Akan tetapi, asal-usul sang ayahnya yang

tidak jelas dan penuh misteri menjadikannya kehilangan identitas. Dia terombang-

ambing dengan rasa nasionalisme apa yang seharusnya ada di dalam dirinya.

Sebagai seorang Prancis namun memiliki darah Indonesia yang tidak dia kenal:

Aku lahir di sebuah tanah asing. Sebuah negeri bertubuh cantik dan

harum bernama Prancis. Tetapi menurut Ayah darahku berasal dari

seberang benua Eropa, sebuah tanah yang mengirim aroma cengkih dan

kesedihan yang sia-sia. Sebuah tanah yang subur oleh begitu banyak

tumbuh-tumbuhan, yang melahirkan aneka warna, bentuk, dan keimanan,

tetapi malah menghantam warganya hanya karena perbedaan pemikiran.8

Di dalam tubuhku ini mengalir sebersit darah yang tak kukenal,

bernama Indonesia, yang ikut bergabung dengan percikan darah lain

bernama Prancis. ... Sudah lama sekali aku melupakan bagian asing di

dalam diriku itu.9

Kehidupan Lintang semakin hampa tatkala kedua orangtuanya berpisah.

Perceraian kedua orangtuanya membawa dampak pada dirinya untuk bersikap

tidak peduli terhadap ayahnya dan segala hal yang berhubungan dengan ayahnya,

termasuk Indonesia. Namun, nasib membawanya untuk datang ke Indonesia.

Penelitiannya terhadap Indonesia membuka satu per satu masa lalu sang ayah

yang selama ini tidak dapat dia pahami. Rasa cintanya terhadap Indonesia

perlahan muncul, begitu pula dengan rasa cintanya terhadap sang ayah. Tragedi

1998 menambah pula pemahamannya terhadap Indonesia, tempat yang selalu

dicita-citakan oleh sang ayah sebagai tempat untuk pulang. Seperti yang dapat

telah dijabarkan oleh Leila S. Chudori dalam novel tersebut:

Ayah dan Maman yang saya cintai,

Saya tak akan bisa menjawab pertanyaan saya sendiri. Apa yang

bisa saya petik dari I.N.D.O.N.E.S.I.A. ...10

Teriakan „reformasi‟ itu menonjok gendang telinga, sementara dari

arah lain terdengar sayup-sayup rombongan mahasiswa menyanyikan

sebuah lagu balada yang liriknya kukenal betul: “...aku mendengar suara/

jerit makhluk terluka/...orang memanah rembulan...,”

8 Ibid., h. 137.

9 Ibid., h. 137.

10 Ibid., h. 413.

Page 40: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

30

Aku tersentak. Jantungku berdebar.

Kini, aku rasa aku tahu di mana rumahku.11

c. Vivienne Deveraux

Vivienne Devaraux merupakan seorang wanita yang cerdas dan

pemberani. Dia menjadi salah satu mahasiswa yang aktif melakukan perlawanan

terhadap pemerintah Prancis. Keistimewaannya tersebut membuat Dimas Suryo

tertarik padanya. Vivienne Devaraux dan Dimas Suryo akhirnya menikah dan

berusaha menciptakan kehidupan yang normal bagi keluarga kecil mereka. Akan

tetapi, kehidupan masa lalu Dimas yang penuh polemik terutama terkait

hubungannya dengan Surti Anandari membuat Vivienne memilih untuk berpisah

dengan Dimas meskipun wanita itu sangat mencintai Dimas.

Cinta pada pandangan pertama, cinta yang bergelora, keinginan

menjelajahi sesuatu yang “baru” dan “asing” dan serba tak diketahui

ternyata tak cukup untuk mempertahankan perkawinan. Aku menyadari itu

belakangan. Betapapun aku mencintai Dimas dan rela memberikan apa

pun yang ada di dalam diriku, hingga kini aku tak pernah tahu apakah

Dimas pernah mencintaiku sebesar cintaku padanya. Meskipun, dia

menuliskan sebuah puisi sebagai hadiah perkawinan untukku. Kata Dimas,

perkawinan cara Indonesia—entah Indonesia bagian yang mana—

lazimnya menggunakan mas kawin. Mas kawin Dimas adalah puisi ini:

“Benarkah angin tak sedang mencoba/ menyentuh bibirnya yang begitu

sempurna...”

Menurut dia, itulah yang tercipta saat dia melihatku ketika terjadi

gerakan Mei 1968. Tetapi, apakah dia memang mencintaiku seutuhnya?

Dan selamanya?12

d. Surti Anandari

Tokoh perempuan yang dicintai oleh dua orang pria ini memang tidak

seberuntung wanita lain. Dia memilih untuk menikah dengan Hananto Prawiro.

Namun kemudian, pria tersebut ditangkap dan tewas dieksekusi mati karena

diduga dan masuk dalam daftar orang-orang kiri. Kemalangan Surti tidak berakhir

11

Ibid., h. 441. 12

Ibid., h. 203.

Page 41: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

31

di situ saja, dia juga harus mendapatkan banyak ancaman kekerasan fisik maupun

psikis. Meskipun begitu, Surti sekuat tenaga melindungi dan bertahan hidup demi

anak-anaknya.

Puluhan tahun kemudian, Surti Anandari ikut memberikan pengalaman

berharga yang menjadi titik balik bagi Lintang Utara. Surti Anandari dengan

penuh ketegaran menceritakan segala peristiwa pilu yang dialaminya kepada

Lintang. Kisah tersebutlah yang membuka hati Lintang untuk memahami arti

cinta sang ayah dan juga Indonesia.

e. Hananto Prawiro

Hananto Prawiro merupakan sahabat sekaligus pesaing Dimas Suryo. Dia

merupakan senior Dimas sejak di dunia kampus. Berbekal sikap kritis dan

keaktifannya di dunia tulis menulis membawanya menjadi seorang wartawan.

Akan tetapi, karena ketertarikannya dengan aktivitas dan diskusi bersama

golongan kiri membuatnya harus mengorbankan dirinya sendiri. Dia tewas

dieksekusi mati dan meninggalkan istrinya Surti Anandari bersama ketiga orang

anaknya yang masih kecil.

“Bapak Hananto, saya Lettu Mukidjo.” Dia tersenyum. Dialah

yang bersuara sopan dan penuh tata krama tadi. Kini aku bisa melihat

matanya yang bercahaya. Dia tersenyum puas. Dari sneyumnya itu sleintas

aku menangkap silau gigi emas yang menyeruak melalui bibirnya. Aku

tahu, dia puas karena aku adalah butir terakhir rangkaian yang mereka

buru. Ratusan teman-temanku sudah mereka tangkap sejak perburuan yang

dimulai tiga tahun lalu.

“Mari ikut kami...”13

f. Segara Alam

Segara Alam merupakan nama yang diberikan Dimas Suryo untuk

anaknya kelak bersama Surti Anandari. Meskipun pada akhirnya Surti menikah

dengan Hananto Prawiro, nama pemberian Dimas tersebut tetap dipakai olehnya

13

Ibid., h. 5.

Page 42: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

32

untuk menamai anaknya. Segara Alam yang sejak kecil hidup dalam ancaman

tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang cerdas, pemberani, dan tanggap.

Segara Alam tumbuh dengan rasa ketidakpercayaan pada pemerintah dan

bahkan antipati pada sikap pemerintah. Di tengah pemerintahan Orde Baru, Alam

dengan berani mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat meskipun dirinya

mendapat stigma „anak tapol‟. Keinginan terbesarnya adalah menguak kebenaran

sejarah.

Saat kuliah, aku bertekad untuk melihat sejarah dengan lebih jernih

daripada sekadar menajdi „anak Bapak‟. Literatur yang tersedia sangat

terbatas. Sejarah resmi sudah jelas hanya satu pihak. Aku juga tak ingin

hanya melihat segalanya dari sisi defensif. Dari perbincangan informal

dengan sejarawan yang diam-diam mengakui ada kepentingan Orde Baru

untuk mengukuhkan kekuasaan, persoalannya ada pada konflik di

kalangan elite. Namun, aku tak tahu apakah posisi Bapak dan kawan-

kawannya itu cukup tinggi untuk mengetahui langkah-langkah kedua

pihak. Segala yang gelap tentang 30 September masih ahrus digali, apa

yang sesungguhnya terjadi.14

Di sisi lain, kedatangan Lintang Utara ke Indonesia telah memberi arti lain

bagi Alam tentang perjuangan mengartikan cinta yang sebenarnya. Kemarahan

Alam terhadap masa lalunya membuat dirinya tidak dapat berkomitmen terhadap

cinta. Tragedi Mei 1998 membawa hikmah lebih bagi Alam dan Lintang untuk

meyakini bahwa mencari kebenaran demi kehidupan dan juga cinta harus

diperjuangkan. Cinta terhadap tanah air, keluarga, dan orang yang dikasihi.

“Coba,” dia mengambil tanganku dan meletakkannya di atas

dadaku. “Apa rasanya setiap kali mereka meneriakkan

„reformasi‟?”

Degup jantung yang lebih cepat dan darahku berdesir.

“Aku selalu merasa kau adalah bagian rumah ini, Lintang.”

Ada rasa hangat yang mengalir ke dadaku. “Do you think so?”

“Sangat. Kau berakar di sini.”

Aku masih terdiam.15

14

Ibid., h. 297. 15

Ibid., h. 440.

Page 43: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

33

g. Aji Suryo

Aji Suryo adalah adik kandung dari Dimas Suryo. Dia berupaya keras

melindungi kakaknya meskipun dirinya dan keluarganya sendiri sering mendapat

ancaman dari pihak yang mencurigai keberadaan Dimas. Aji Suryo banyak

memberikan informasi kepada Dimas terkait kondisi keluarga di Indonesia serta

kondisi Surti beserta anak-anaknya. Sebagaimana salah satu kutipan surat dari Aji

Suryo kepada Dimas terkait peristiwa-peristiwa keji yang menimpa keluarga

orang-orang yang memiliki hubungan dengan PKI berikut ini:

Sekali lagi Ibu menekankan sebaiknya Mas Dimas tetap di Eropa

saja. Kami sudah merasa lebih tenang di Jakarta. Perburuan semakin

mengganas, bukan hanya pada mereka yang dianggap komunis, atau

ramah kepada PKI. Kini keluarga atau sanak famili pun kena ciduk. Ada

yang dikembalikan, ada yang hilang begitu saja, ada yang dihanyutkan ke

sungai. Kebetulan Ibu dan aku hanya sempat dipanggil beberapa kali ke

Guntur, tetapi kami diperbolehkan pulang setelah seharian menjawab

yang itu-itu saja. kebanyakan pertanyaan mereka berkisar tentang

kegiatan Mas Dimas dan apakah kami mengenal Mas Hananto, Mas Nug,

Bung Tjai, dan Bung Risjaf. Mereka juga berkali-kali bertanya apa yang

dilakukan Mas Dimas di Peking beberapa tahun lalu. Bahkan, entah

bagaimana, mereka tahu bahwa seharusnya yang berangkat ke Santiago,

Havana, dan Peking adalah Mas Hananto.16

3. Alur

Alur yang digunakan penulis dalam novel ini adalah alur maju. Alur

tersebut dimulai pada tahun 1968 saat terjadinya peristiwa penangkapan orang-

orang yang berhubungan dengan PKI. Salah satu orang yang ditangkap yakni

Hananto Prawiro. Hananto ditangkap karena dicurigai terlibat dengan PKI.

Penulis menjelaskannya melalui kutipan berikut ini.

Kami saling memandang. Aku bisa melihat air mata yang

mengambang di pelupuk mata Adi. Aku tahu, dia tak berdaya. Aku

mengangguk dan mengambil jaketku. Hari ini tanggal 6 April 1968.

Kulirik lenganku. Aku baru ingat, arlojiku sudah kuberikan pada Dimas.

Kudengar dia, Nug, dan Risjaf sedang bersembunyi di Peking. Titoni 17

16

Ibid., h. 19.

Page 44: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

34

Jewels itu mungkin akan membantunya lebih tepat waktu. Aku hanya

mengamati warna pergelangan tanganku yang belang.17

Pada tahun yang sama, Dimas Suryo bersama beberapa rekannya yang

menjadi orang-orang pelarian baru saja tiba di Prancis. Mereka menunggu situasi

di Indonesia kembali aman untuk kemudian bisa pulang ke tanah air.

Aku bisa mencium udara bulan Mei yang penuh dengan bau sangit

tubuh yang jarang bertemu air. Bau mulut yang tak bertemu odol

bercampur dengan aroma alkohol, menguarkan semangat perlawanan yang

tak tertandingkan.18

Ia juga menjelaskan pada saat itu di Prancis sedang terjadi pemberontakan

mahasiswa terhadap pemerintah Prancis. Dia menjadi saksi bagaimana semangat

para mahasiswa tak ubahnya semangat para mahasiswa di Jakarta yang juga

mendemonstrasi pemerintahan:

Aku iri. Aku cemburu. Pertarungan di Paris saat ini sungguh jelas

keinginannya. Jelas siapa yang dituntut dan siapa yang menggugat.

Perseteruan ini antara mahasiswa dan buruh melawan pemerintah De

Gaulle. Di Indonesia, kami akrab dengan kekisruhan dan kekacauan tetapi

tak tahu siapa kawan dan siapa lawan. Kita bahkan tak tahu apa

sesungguhnya yang dicita-citakan oelh setiap pihak yang bertikai, kecuali

kekuasaan. Betapa porak poranda. Betapa gelap.19

Alur terus maju hingga pada tahun 1993. Pada saat ini, kisahan tengah

berpusat pada Segara Alam. Kenangan Alam mengenai bapaknya, pengalamannya

sebagai anak dari seorang pria yang dituduh sebagai anggota PKI, dan dampak

dari pemusnahan segala yang diduga berbau PKI diceritakan oleh Alam.

Pengalaman tersebut menjadi catatan kelam di masa kecilnya sebagaimana yang

dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

Ini adalah sejarah. Mereka meniupkan kisah yang membuat masa

kecilku berantakan, kumuh, dan berisik.20

Segara Alam berkeyakinan kuat bahwa sejarah yang selama ini

diwajibkan oleh pemerintah untuk diketahui rakyat barulah dari satu sudut

17

Ibid., h. 4. 18

Ibid., h. 10. 19

Ibid., h. 10. 20

Ibid., h. 286.

Page 45: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

35

pandang saja. Masih banyak sejarah yang harus dikuak untuk menyampaikan

kebenaran.

Menurutku, pemilik sejarah adalah para perenggut kekuasaan dan

kelas menengah yang haus harta dan tak berkeberatan duduk reriungan

mesra bersama penguasa. Aku lebih suka menggunakan kata “perenggut”,

karena mereka yang berkuasa selama puluhan tahun sesungguhnya tak

berhak memerintah negeri ini. sedangkan kelas menengah yang tercipta

selama era Orde Baru ini adalah kelas yang sebetulnya mempunyai pilihan

untuk menjadi kritis; yang seharusnya mampu mempertanyakan perangkat

Orde Baru yang sudah tak mempunyai logika saking korupnya. Hingga

usiaku yang ke-28 ini, saat Orde Baru memperluas Monumen ini menjadi

Museum Pengkhianatan PKI, Orde Baru semakin berkibar.21

Lima tahun kemudian tepatnya pada Mei 1998 terjadi peristiwa bersejarah

lainnya di Indonesia yakni masa reformasi pemerintahan Presiden Soeharto. Masa

reformasi ini diwarnai tragedi huru-hara di antaranya penembakan beberapa orang

mahasiswa, peristiwa anarkis dan penjarahan massal, pemerkosaan, dan

ketidakstabilan ekonomi. Namun demikian, beberapa pihak terutama mahasiswa

akhirnya berhasil menggulingkan rezim Presiden Soeharto.

Lautan manusia mengenakan baju hitam memperlihatkan

gelombang suasana duka. Meski jenazah mahasiswa sudah diberangkatkan

ke rumah masing-masing untuk kemudian dimakamkan, halaman depan

Gedung Syarif Thayeb tetap menjadi tempat pelayatan. Aku tak hanya

mereka orang-orang yang berkabung dan memberi penghormatan, tetapi

juga benda-benda yang berbicara: karangan bunga tanda duka, darah

kental Elang Mulia yang masih membekas di ubin, dan kaca tebal yang

berlubang akibat tembusan peluru. Mengapa benda mati disebut sesuatu

yang mati? Terkadang mereka lebih „hidup‟ dan lebih jujur memberikan

saksi.22

Juni 1998 adalah saat Dimas memperoleh impian terbesarnya yakni pulang

ke Indonesia. Dia pulang untuk selama-lamanya, bersatu di tanah Karet. Sebelum

kematiannya, Dimas menuliskan surat perpisahan untuk anak semata wayangnya,

Lintang Utara. Dalam suratnya, Dimas menyatakan kebanggaannya terhadap

Lintang. Dia juga menginginkan Lintang untuk berani memilih kehidupan seperti

apa yang ingin dijalaninya.

21

Ibid., h. 289. 22

Ibid., h. 414.

Page 46: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

36

Hal kedua, apa yang akhirnya kau petik dari I.N.D.O.N.E.S.I.A,

Lintang? Apa yang kau temui dalam waktu lebih dari sebulan di Jakarta

tak cukup menjelaskan seluruh faktor yang membentuk sebuah Indonesia.

Tugas akhirmu telah menjelaskan sebagian kecil, sebagian suara dari

Indonesia. Meski „kecil‟, Ayah yakin itu menjadi besar dan vokal karena

dokumentermu adalah sebuah suara yang lain, the voices from the other

side, yang selama 32 tahun tak boleh bersuara. Sesudah pemakaman Ayah

nanti, cobalah pikirkan apakah setelah wisuda, kau akan kembali ke

Jakarta atau menetap di Paris. Aku tak akan memaksakan pilihanmu. Paris

dan Jakarta adalah rumahmu yang kini punya arti tersendiri bagimu. Di

mana pun kamu memilih, kamu akan dekat dengan sebagian dari dirimu.

Maman di Paris dan Ayah di Karet, Jakarta. ... . Lintang, kau menghidupi

hidupku. Dan kalau pun aku sudah mati, kau tetap hidup di dalam diriku.23

4. Latar

a. Latar Tempat

Jakarta

Latar dalam novel Pulang ini salah satunya yakni di kota Jakarta di era 60-

an, saat pemerintah gencar-gencarnya memusnahkan semua yang berhubungan

atau diduga berhubungan dengan PKI. Selain itu, Jakarta di era 90-an saat situasi

politik di bawah kekuasaan Orde Baru berada di puncak keruntuhan menjadi latar

penting lainnya dalam novel Pulang:

Malam telah turun. Tanpa gerutu dan tanpa siasat. Aku mengikuti

mereka menghampiri dua buah mobil yang diparkir di depan Thahaja

Foto: Nissan Patrol dan Toyota kanvas. Lettu Mukidjo, pemilik gigi emas,

mempersilakan aku menumpang jip Toyota kanvas. Aku membayangkan

wajah Surti, Kenanga, Bulan, dan Alam. Dan entah mengapa, dari sleuruh

kawan-kawanku, hanya wajah Dimas Suryo yang terus-menerus

mengikutiku. Ketika mesin mobil dinyalakan, aku menebarkan pandangan

ke seluruh malam di Jalan Sabang: gerobak kue putu Soehardi, sate Pak

Heri, warung bakmi godog, dan terakhir lampu neon Thahaja Foto yang

berkelap-kelip. Untuk terakhir kalinya.24

Paris

Kota Paris menjadi latar lainnya dalam novel Pulang. Dimas bersama

teman-teman pelariannya menjadikan Paris sebagai rumah kedua untuk

23

Ibid., h. 447. 24

Ibid., h. 5.

Page 47: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

37

melanjutkan hidup. Di Paris ini sendiri, Dimas menikah dengan Vivienne

Devaraux dan memiliki seorang putri bernama Lintang Utara. Awal kedatangan

Dimas ke Paris bertepatan dengan peristiwa gerakan mahasiswa dan buruh di sana

untuk menggulingkan pemerintahan De Gaulle. Bertahun-tahun kemudian, Paris

pula lah yang menjadi saksi bagaimana kerinduan Dimas begitu mendalam

terhadap tanah airnya, Indonesia. Seperti yang telah dipaparkan dalam novel

Pulang karya Leila S. Chudori:

Sungguh ganjil. Seharusnya malam itu para tentara menjeratku di

Jakarta. Tetapi sekarang aku di sini, di tengah ribuan mahasiswa Prancis

yang bergelora. Di tengah jeritan mereka, aku mencium bau parit Jakarta

bercampur aroma cengkih kretek dna kepulan kopi hitam. Kilatan sinar di

mata mahasiswa Prancis ini mengingatkan kawan-kawan di Jakarta.

Kilatan mata dan semangat yang berbuih. Suara garang yang penuh

tuntutan untuk masyarakat yang lebih adil meski kelak sebagian dari

mahasiswa idealis itu akan menjadi bagian dari kekuasaan.25

b. Latar Waktu

1968

Dalam bab “Paris, Mei 1968” menggunakan latar belakang Gerakan Mei

1968 Prancis, yaitu serangkaian gerakan mahasiswa dari berbagai universitas di

Paris-di antaranya Universitas Sorbonne dan University of Paris di Nanterre.

Setelah beberapa bulan kemudian suasana di Paris 1968 digambarkan melalui

Dimas dalam novel Pulang:

Selama beberapa bulan kemudian, Vivienne dan aku berlagak

seperti para flaneur yang berjalan-jalan karena ingin menikmati langkah

kaki dan kota Paris. Revolusi Mei 1968 tiba-tiba seperti tak lagi bersisa...26

1998

Dalam latar waktu yang selanjutnya ialah pada pada tahun 1998, di

Jakarta, pada saat itu para mahasiswa, buruh, dan masyarakat miskin kota bersatu

padu menuntut agar presiden soeharto turun dari jabatannya. Karena telah terjadi

krisis ekonomi, politik, dan kepercayaan terhadap pak harto untuk memimpin

25

Ibid., h. 11. 26

Ibid., h. 15.

Page 48: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

38

kembali Indonesia. Seperti yang digambarkan oleh Leila pada kutipan di bawah

ini:

Salemba pasti sudah penuh sesak dengan lautan manusia dan

spanduk yang menyelimuti Jakarta Pusat. Saat ini spanduk itu masih

mempersoalkan isu ekonomi: menolak kenaikan harga, kenaikan harga

listrik, bahan bakar minyak. Kami mendengar bahwa pemerintah percaya

diri untuk menaikan harga BBM meski situasi sedang sangat parah. Pasti

dia menyangka tahun 1998 sama dengan tahun 1967 dan 1968, ketika dia

baru saja berkuasa dan menaikan harga BBM.27

5. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan penulis dalam novel Pulang ini adalah

sudut pandang campuran. Sudut pandang campuran tersebut terbagi sesuai

pembagian bab berdasarkan tokoh utama sebagai pelaku utama antara lain pada

bab Hananto Prawiro, Dimas Suryo, Vivienne Deveraux, Lintang Utara, dan

Segara Alam. Selain sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama, novel

ini juga menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.

a. Dimas sebagai orang pertama pelaku utama

Sudut pandang Dimas banyak dipakai oleh penulis untuk menyampaikan

kisahan dalam novel Pulang. Hal ini dapat dilihat dari dominasi penceritaan

Dimas Suryo di dalam novel Pulang. Dimas menggambarkan keberadaannya di

Prancis hanyalah sebuah persinggahan. Dia berupaya keras untuk kembali ke

Indonesia, meskipun sebagian besar teman-temannya telah menganggap Prancis

sebagai rumah kedua. Dimas tidak mampu untuk menjadikan Prancis sebagai

rumah keduanya karena dia merasa dirinya tidak pantas mendapat perlakukan

kejam dari pemerintah Indonesia dan menjadi orang yang terasing dari negerinya

sendiri. Dimas hanyalah seorang korban dari kecurigaan pemerintah Indonesia

terhadap oknum-oknum PKI.

27

Ibid., h. 299.

Page 49: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

39

Aku menepis Mas Nug dan Vivienne yang mencoba

menenangkanku. Aku harus pulang. Aku harus pulang! Aku mencoba

mencari tiket. Tiket apa saja. pesawat, kapal laut. Apa saja yang penting

aku pulang. ... Malam itu, Mas Nug menyampaikan selembar telegram.

“Jangan pulang koma situasi belum cukup aman titik doakan ibu tenang

koma kami tahlil terus titik”28

Adanya sudut pandang Dimas sebagai orang pertama pelaku utama ini

juga banyak digunakan untuk menyampaikan kondisi eks tahanan politik yang

berada di luar negeri. Kerinduan Dimas terhadap Indonesia serta perjuangan

kerasnya untuk bisa hidup di Prancis manakala dia juga harus berjuang keras

untuk bisa pulang ke Indonesia.

“Seharusnya sekalian menghirup kopi luwak.” Tiba-tiba saja aku

menyebut nama yang berbahaya itu. Merindukan sesuatu yang eksotis di

tengah Eropa dalam keadaan miskin, sama saja dengan mengoyak hati.

Indonesia dan segala yang berhubungan dengannya seharusnya kututup

dan aku kubur meski untuk sementara—agar aku bisa meneruskan hidup.29

Sekali lagi, apa lagi yang harus kukeluhkan jika aku dikelilingi

keluarga yang sangat mencintaiku? Mengapa aku tetap merasa ada

sepotong diriku yang masih tertinggal di tanah air?30

b. Lintang Utara sebagai orang pertama pelaku utama

Sudut pandang Lintang Utara sebagai orang pertama pelaku utama

digunakan untuk menegaskan posisinya sebagai seorang anak eks tahanan politik.

Lintang yang tak pernah menginjakkan kaki di Indonesia hanya dapat mengenal

Indonesia melalui sisi ayahnya yang seorang eks tahanan politik dan penuh

misteri. Hal ini membuatnya kebingungan untuk menentukan identitas dirinya

sendiri.

Di dalam tubuhku ini mengalir sebersit darah yang tak kukenal,

bernama Indonesia, yang ikut bergabung dengan percikan darah lain

bernama Prancis.

28

Ibid., h. 83. 29

Ibid., h. 28. 30

Ibid., h. 87.

Page 50: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

40

Desiran darah asing itu senantiasa terasa lebih deras dan

mendorong degup jantungku bergegas setiap kali aku mendengar suara

gamelan di antara musim dingin yang menggigit; atau ketika aku

mendengar kisah wayang dari Ayah tentang Ekalaya yang merasa terus-

menerus ditolak kehadirannya atau Bima yang cintanya tak berbalas. Atau

jika Maman—dengan bahasa Indonesia yang terbata—membacakan puisi

Sitor Situmorang tentang seorang anak yang kembali ke tanah airnya,

tetapi tetap merasa asing. Desiran itu selalu terasa asing, nikmat, dan

penuh teka-teki. Segala yang berbau Indonesia, tanah yang bagiku hanya

sebuah kisah magis, seperti sebuah tempat yang hidup di dalam angan-

angan; sama seperti setiap kali aku membaca novel sastra yang mengambil

lokasi di negara yang belum pernah aku kunjungi. Indonesia, bagiku,

adalah sebuah nama di atas peta. Ia hanya konsep. Pengetahuan yang

konon mengalir di dalam tubuhku, berbagi kawasan dengan darah

Prancis.31

Selain menegaskan tentang pencarian identitas, sudut pandang Lintang

sebagai tokoh utama pelaku utama pun digunakan saat terjadinya peristiwa

reformasi di tahun 1998. Adanya latar reformasi 1998 ini menjadikan Lintang

yang hanya mengenal Indonesia dari sosok ayahnya akhirnya dapat mengetahu

sendiri arti Indonesia melalui sudut pandangnya sendiri.

c. Hananto Prawiro sebagai orang pertama pelaku utama

Sudut pandang Hananto Prawiro sebagai orang pertama pelaku utama

hadir salah satunya saat terjadi pembersihan anggota PKI dan atau orang-orang

yang terlibat dengan PKI. Sudut pandang Hananto Prawiro menjadikan penarasian

mengenai upaya penangkapan pasca G 30 S PKI menjadi sebuah penarasian dari

sisi korban.

Malam telah turun. Tanpa gerutu dan tanpa siasat. Aku mengikuti

mereka menghampiri dua buah mobil yang diparkir di depan Thahaja

Foto: Nissan Patrol dan Toyota kanvas. Lettu Mukidjo, pemilik gigi emas,

mempersilakan aku menumpang jip Toyota kanvas. Aku membayangkan

wajah Surti, Kenanga, Bulan, dan Alam. Dan entah mengapa, dari sleuruh

kawan-kawanku, hanya wajah Dimas Suryo yang terus-menerus

mengikutiku. Ketika mesin mobil dinyalakan, aku menebarkan pandangan

ke seluruh malam di Jalan Sabang: gerobak kue putu Soehardi, sate Pak

31

Ibid., h. 137.

Page 51: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

41

Heri, warung bakmi godog, dan terakhir lampu neon Thahaja Foto yang

berkelap-kelip. Untuk terakhir kalinya.32

Penulis tidak menceritakan bagaimana peristiwa eksekusi terhadap

Hananto Prawiro, namun melalui sudut pandang Hananto sebagai orang pertama

pelaku utama ini dapat diketahui bagaimana penangkapan dan penculikan gencar

diberlakukan pasca pemberontakan PKI di tahun 1965. Bahkan, banyak orang

yang diburu hingga harus menyamar dan berpindah dari satu tempat ke tempat

lainnya untuk mengamankan diri, salah satunya seperti yang dialami oleh Hananto

Prawiro yang terus berpindah tempat.

d. Vivienne Deveraux sebagai orang pertama pelaku utama

Sudut pandang Vivienne Deveraux sebagai orang pertama pelaku utama

lebih banyak digunakan untuk menggambarkan Vivienne Deveraux dalam

memandang dan menilai apa yang terjadi pada suaminya, Dimas Suryo, yakni

terkait keberadaan Dimas di Prancis dan kisah cintanya yang tidak tuntas karena

Dimas, sebagaimana yang dipandang oleh Vivienne, hanya mencintai Surti.

Pada saat itulah aku tahu: aku tak pernah dan tak akan bisa

memiliki Dimas sepenuhnya. Saat itu pula aku tahu mengapa dia selalu

ingin pulang ke tempat yang begitu dia cintai. Di pojok hatinya, dia selalu

memiliki Surti dengan segala kenangannya. Yang kemudian dia abadikan

di dalam toples itu.33

e. Segara Alam sebagai orang pertama pelaku utama

Sudut pandang Segara Alam sebagai orang pertama pelaku utama

digunakan untuk menggambarkan cara pandang Alam dalam menyikapi persoalan

hidup keluarganya. Sepanjang hidupnya yang dipenuhi dengan ketidakadilan dan

teror diceritakannya dengan penuh dendam dan kebencian terhadap pemerintah.

Namun demikian, dendam dan kebencian tersebut membuahkan hasil yang positif

yakni pembentukan pribadinya yang kuat dan berusaha mencari kebenaran, kritis,

dan produktif. Salah satunya dengan pendirian lembaga swadaya masyarakat.

32

Ibid., h. 5. 33

Ibid., h. 216.

Page 52: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

42

Saat kuliah, aku bertekad untuk melihat sejarah dengan lebih jernih

daripada sekadar menajdi „anak Bapak‟. Literatur yang tersedia sangat

terbatas. Sejarah resmi sudah jelas hanya satu pihak. Aku juga tak ingin

hanya melihat segalanya dari sisi defensif. Dari perbincangan informal

dengan sejarawan yang diam-diam mengakui ada kepentingan Orde Baru

untuk mengukuhkan kekuasaan, persoalannya ada pada konflik di

kalangan elite. Namun, aku tak tahu apakah posisi Bapak dan kawan-

kawannya itu cukup tinggi untuk mengetahui langkah-langkah kedua

pihak. Segala yang gelap tentang 30 September masih harus digali, apa

yang sesungguhnya terjadi.34

f. Orang ketiga serba tahu

Sudut pandang orang ketiga serba tahu digunakan untuk menceritakan

peristiwa yang dialami tokoh-tokoh dalam novel baik secara fisik, perasaan,

maupun pemikiran tokoh-tokoh tersebut. Pencerita tidak mengambil peran

sebagaimana yang dapat ditemukan pada sudut pandang orang pertama pelaku

utama dalam novel ini. Pencerita berada di luar cerita dan mengetahui segala hal

yang terjadi.

Mereka semua terdiam. Baik Aji, Retno, maupun Andini sudah tahu

bahwa sejak empat tahun terakhir Rama bekerja sebagai salah satu akuntan

terpercaya di BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Mereka juga

mahfum bahwa bila Rama bisa lolos litsus masuk BUMN, itu berarti dia pasti

tak menggunakan nama Suryo dan berbohong tentang latar belakangnya. Aji

tahu betul untuk masuk ke dalam sebuah perusahaan milik negara harus

melalui birokrasi yang luar biasa yang memastikan calon pegawainya betul-

betul bebas dari „kekotoran‟ hubungan darah dengan tahanan politik atau eksil

politik.35

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa novel Pulang memiliki

sudut pandang campuran yang digunakan untuk memperkuat penarasian yang

dialami oleh tokoh-tokohnya.

6. Gaya Penceritaan

Gaya penceritaan Leila S. Chudori untuk menyampaikan gagasannya

dalam novel Pulang menggunakan media bahasa yang indah. Gaya penceritaan

34

Ibid., h. 297. 35

Ibid., h. 341.

Page 53: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

43

tersebut di antaranya terdiri dari penggunaan gaya bahasa sebagaimana berikut

ini:

a. Personifikasi

Malam sudah turun, tanpa gerutu dan tanpa siasat.36

Seperti jala hitam yang yang mengepung kota.37

Jika lagu “Anggrek Moelai Timboel” itu menembus seluruh Paris

yang tengah bersemi, maka kami semua teringat setangkai anggrek

bernama Rukmini.38

“Ini bisa berjodoh dengan bawang putih, cabai merah, dan terasi.

Tapi apakah ini,” aku mengambil sepotong ikan salmon fillet,

“cocok dengan terasi? Saya ragu, saya belum mencobanya. Yang

jelas mereka belum saling mengenal dan belum saling berdekatan

atau saling bergairah.”39

Dari jendela Metro, aku melihat Paris di musim semi yang

murung.40

Negara kelahiran ayahmu sedang bergolak.41

Semakin aku dewasa, semakin banyak pula ceritera tentang tanah

air yang jauh itu, yang dalam film-film dokumenter memiliki laut

biru dan pohon kelapa yang memanggil-manggil.42

b. Hiperbola

Aku melirik tanpa memuntahkan seluruh pertanyaanku.43

Musim panas yang luar biasa gerah dan berhasil mengelupas kulit;

musim gugur yang menyebarkan segala serbuk yang membuat

kami bersin-bersin; musim dingin yang menggerogit tulang Melayu

36

Ibid., h. 1. 37

Ibid., h. 1. 38

Ibid., h. 51. 39

Ibid., h. 115. 40

Ibid., h. 131. 41

Ibid., h. 134. 42

Ibid., h. 144. 43

Ibid., h. 43.

Page 54: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

44

kami yang manja; atau musim semi yang kami anggap seperti

remaja pancaroba: kadang dingin berangin, kadang hangat.44

c. Perumpamaan

Berita itu seperti bunyi denging nyamuk di senja hari di Solo.45

Bola matanya yang berwarna biru itu seperti batu cincin pirus

Maman.46

d. Metafora

Tikus di depanku ini bukan hanya gemar mencelakakan sahabat

sendiri seperti Hananto, tetapi dia memang orang oportunis yang

tak layak dianggap ada.47

e. Sarkasme

Lalu, kenapa? Bukankah semua negara berkembang selalu saja

bergolak karena situasi sosial dan politik yang tak stabil? Negara-

negara Amerika Latin, Afrika, dan sebagian Asia ada saja yang

memiliki pemimpin diktator yang korup dan militeristik.48

f. Repetisi

“Tak inginkah kau menjenguk kembali asal mula dirimu? Tak

inginkah kau mengetahui apa yang membawa ayahmu dan kawan-

kawannya terbang ke sini, ke sebuah negara yang nyaris tak

memiliki hubungan historis dengan Indonesia?”49

B. Nilai Sejarah dalam Novel Pulang karya Leila S. Chudori

1. Indonesia Periode 1965—1966

Peristiwa 1965-1966 merupakan suatu peristiwa tragedi kemanusiaan yang

menjadi lembaran sejarah hitam bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi

sebagai akibat dari adanya kebijakan negara pada waktu itu untuk melakukan

44

Ibid., h. 91. 45

Ibid., h. 50. 46

Ibid., h. 133. 47

Ibid., h. 125. 48

Ibid., h. 134. 49

Ibid., h. 134.

Page 55: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

45

penumpasan terhadap para anggota dan pengikut Partai Komunis Indonesia (PKI)

yang dianggap telah melakukan tindakan perlawanan terhadap negara.

Peristiwa 30 September 1965 yang lebih dikenal dengan G30S-PKI pada

masa Orde Baru adalah masa kelam sejarah Indonesia. Politik Indonesia pada

masa itu sangat kompleks. Menjelang tragedi September, konflik Partai Komunis

Indonesia dan partai politik lain memanas. PKI, yang merasa di atas angin,

menekan penduduk yang tidak sealiran. Ketika keadaan berbalik, luapan

pembalasan pembalasan tak terkendali. Pembunuhan direstui oleh sesepuh

masyarakat dan tokoh agama. Masa 1965-1966 tentu tak bisa dinilai dengan

norma dan nilai-nilai masa kini. Membaca sejarah kelam Indonesia pada masa itu

hanya dapat dilakukan dengan memperhatikan konteks sosial-politik-ekonomi

pada masa itu pula.50

a. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia

... Jangankan mendengar nama Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan

Malaka. Jangan pula menyebut peristiwa berdarah 30 September 1965, ...51

Dalam kutipan novel tersebut disinggung peristiwa Gerakan 30

September, peristiwa tersebut adalah permulaan dari sejarah gelap bangsa

Indonesia yang sampai saat ini masih terjadi perdebatan panjang terkait kisah

sesungguhnya peristiwa tersebut. Menjelang Peristiwa pemberontakan PKI pada

tanggal 30 September 1965, berbagai isu telah berkembang di masyarakat, yang

mengindikasikan akan terjadinya peristiwa politik yang besar. Di Surat Kabar

Bintang Timur, para seniman Lekra juga telah ikut mengindikasikan akan adanya

peristiwa besar.52

Selain itu, dalam Lentera, Surat Kabar Bintang Timur juga dimuat sebuah

naskah berjudul Tahun 1965 Tahun Pembabatan Total, yang ditulis oleh

50

Kurniawan, dkk., Pengakuan Algojo 1965 Investigasi Tempo Perihal Pembantaian

1965, (Jakarta: PT Tempo Inti Media, 2014), h. 4. 51

Leila, op. cit., h. 15. 52

Sulastomo, Hari-Hari yang Panjang Transisi Orde Lama ke Orde Baru Sebuah

Memoar, (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2008), h. 97.

Page 56: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

46

Pramoedya Ananta Toer (9 Mei 1965).53

Fenomena Pramoedya yang sibuk

dengan istilah “membabat” dan senantiasa menggunakan bahasa kasar dan keras

kepada musuh-musuh politik PKI di samping berbagai aksi politik PKI yang

makin lama makin berani, adalah bagian dari latar belakang yang menjadi dasar

pada satu Oktober 1965 untuk tidak terlalu terkejut dengan kejadian dramatis pagi

itu.54

Di Santiago, di tengah konferensi itu, kami mendengar dari ketua

panitia Jose Ximenez tentang meletusnya peristiwa 30 September. Kami

terpana. Sama sekali tidak menduga ada peristiwa sekeji itu. Berkali-kali

aku meminta Mas Nug mengulang apa yang dia dengar dari Ximenez.

Jenderal-jenderal diculik? Dibunuh?55

Pada kutipan novel di atas, Dimas mencoba meyakinkan dirinya sendiri

tentang peristiwa Gerakan 30 September. Sejarah mencatat bahwa “Gerakan 30

September” dipelopori oleh Letnan Kolonel Untung, Komandan Batalyon

Cakrabirawa, dini hari malam Jumat telah menculik sejumlah jenderal Angkatan

Darat.56

Apa yang terjadi pada hari itu sesungguhnya dimulai sejak pagi hari yang

masih buta, pengawal pribadi Presiden melaksanakan penculikan atas beberapa

perwira tinggi Angkatan Darat, yaitu Jenderal Nasution, Jenderal Achmad Yani,

Mayjen Soeprapto, Mayjen S. Parman, Brigjen Panjaitan, Mayjen Harjono, serta

Brigjen Sutojo. Jenderal Nasution, kemudian ternyata berhasil menyelamatkan

diri, meskipun seorang putrinya Ade Irma Suryani dan ajudan Pak Nas, Kapten

Pierre Tendean akhirnya gugur dalam peristiwa penculikan itu.57

53

Ibid., h. 99. 54

Salim Said, Dari Gestapu ke Reformasi Serangkaian Kesaksian, (Bandung: Mizan

Media Utama, 2013), h. 23. 55

Leila, op. cit., h. 69 56

H. Rosihan Anwar, Sukarno, Tentara, PKI, Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara

Politik 1961-1965, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007), h. 376. 57

Sulastomo, op. cit., h. 129.

Page 57: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

47

b. Situasi Indonesia Setelah Tragedi September 1965

Kondisi Indonesia pasca G30S dalam kutipan novel di bawah menunjukan

beberapa hal yakni penanganan tahanan politik, terjadinya pembunuhan serta

diskriminasi terhadap orang-orang yang sesungguhnya tidak tahu-menahu,

termasuk anggota partai PKI sekalipun, yang menjadi korban kebijakan pimpinan

partainya.58

Suasana di waktu itu sudah sampai pada “dibunuh atau membunuh”,

siapapun yang menang. Dapat dilihat pada kutipan novel dibawah ini:

Ada dua helai surat itu di saku jaketku. Sudah sejak awal tahun

semua yang dianggap terlibat Partai Komunis Indonesia atau keluarga PKI

atau rekan-rekan anggota PKI atau bahkan tetangga atau sahabat yang

dianggap dekat dengan PKI diburu-buru, ditahan, dan diinterogasi. Dik Aji

menceritakan begitu banyak kisah suram. Banyak yang menghilang. Lebih

banyak lagi yang mati.59

Kondisi masa itu sangat genting, kabar percobaan kudeta 30 September

1965 menyulut perlawanan serentak hampir di semua daerah. Penangkapan besar-

besaran PKI di Jawa Timur dimulai pada pertengahan Oktober 1965. Dua pekan

setelah Gestapu, demo dan kerusuhan masih berskala kecil dan sporadis. Gerakan

mulai terorganisir pada 16 Oktober 1965. Saat itu, terbentuk Komite Aksi

Pengganyangan.60

Enam bulan sebelum Partai Komunis Indonesia dinyatakan

sebagai partai terlarang, ratusan ribu orang Indonesia sudah dibunuh dengan

tuduhan mendukung komunisme.61

Peristiwa tersebut dapat kita lihat dalam novel

Pulang karya Leila S. Chudori, melalui tokoh Dimas yang menceritakan kejadian-

kejadian yang terjadi di Indonesia pasca Gerakan 30 September 1965. Sampai

akhirnya terjadi peristiwa sejarah yang mengubah kepedihan menjadi semakin

kelam bagi orang-orang yang dekat dengan PKI.

“Mas Hananto adalah mata rantai terakhir yang akhirnya diringkus.

Sebagian besar redaksi Kantor Berita Nusantara disapu habis. Yang tersisa

58

Sulastomo, op. cit., h. 264. 59

Leila, op. cit., h. 11. 60

Kurniawan, dkk., Pengakuan Algojo 1965 Investigasi Tempo Perihal Pembantaian

1965, (Jakarta: PT Tempo Inti Media, 2014), h. 24. 61

Ibid., h. 144.

Page 58: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

48

adalah kelompok Islam atau kelompok sekuler yang dianggap menentang

komunis. Juga sudah pasti yang dekat dengan tentara,”62

Dari hari ke hari, bahkan setiap tiga jam, kami mendengar berbagai

berita buruk silih berganti. Anggota partai komunis, keluarga partai

komunis atau mereka yang dianggap simpatisan komunis diburu habis-

habisan. Bukan hanya ditangkap, tapi terjadi eksekusi secara besar-besaran

di seantero Indonesia. Berita-berita ini muncul seperti sketsa-sketsa yang

digambarkan oleh muncratan darah. Secara serentak kami disergap

insomnia berkepanjangan. Bahkan Risjaf yang gampang tidur itu kini

melotot sepanjang malam.

2. Indonesia Periode 1966-1998

a. Surat Perintah Sebelas Maret

Kabar yang kami peroleh selalu saja terlambat sekitar dua sampai

tiga minggu. Bahkan bisa sampai sebulan. Misalnya pada awal bulan April

1966, kami mendengar berita yang paling sukar dipercaya. Konon, bulan

Maret lalu, tiga orang jenderal mendatangi Bung Karno di Istana Bogor

dan memintanya menandatangani Surat Perintah Sebelas Maret. Aku

masih tak paham apa yang terjadi di tanah air. Bagaimana bisa rapat

kabinet yang dipimpin Bung Karno itu terinterupsi hingga seorang

pimpinan besar revolusi harus diselamatkan ke Istana Bogor? Dan

bagaimana bisa tiga orang jenderal di Bogor menyodorkan surat yang

begitu penting dan menentukan nasib bangsa ini? Peristiwa ini betul-betul

menentukan segalanya. Aku menjadi gerah dengan sirkus politik ini.63

Dalam kutipan novel Pulang di atas disinggung suatu kejadian yang akan

mengubah perjalanan Indonesia. Pada tanggal sebelas bulan Maret tahun 1966,

enam bulan setelah terjadi pemberontakan PKI, sebuah peristiwa bersejarah yang

menandai perubahan kepemimpinan di Indonesia terjadi. Surat Perintah Sebelas

Maret atau terkenal dengan singkatan Supersemar menjadi bukti sebagai

pemindahtangangan tampuk kepemimpinan di Indonesia.

Pada sidang kabinet tanggal 11 Maret 1966 Bung Karno memperoleh

laporan, bahwa Istana telah di kepung oleh para demonstran, disertai pasukan

yang tidak berseragam. Bung Karno kemudian diterbangkan ke Istana Bogor.

Sementara Pak Harto, selaku Menteri Panglima Angkatan Darat yang waktu itu

62

Leila, op. cit., h. 37. 63

Leila, op. cit., h. 75.

Page 59: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

49

tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit, kemudian mengutus Mayjen Basuki

Rachmat, Brigjen M. Yusuf, dan Brigjen Amirmachmud.64

Soekarno menerima

kunjungan tersebut, kunjungan tersebut menghasilkan naskah sebuah perintah

untuk memberi wewenang kepada Mayjen Soeharto untuk memulihkan

keamanan, melaksanakan kebijakan Presiden Soekarno, serta menjaga keamanan

pribadi Presiden Soekarno sendiri.65

Surat Perintah 11 Maret itu diserahkan kepada Pak Harto malam hari di

Kostrad oleh ketiga jenderal. Langkah pertama Pak Harto setelah menerima

Supersemar itu adalah memerintahkan konsep surat keputusan pembubaran PKI.66

PKI dinyatakan terlarang mulai 12 Maret 1966, sehari setelah Soeharto menerima

Supersemar. Sehari sebelumnya, PKI masih menjadi partai sah dan terbesar di

Indonesia, dan partai komunis terbesar ketiga di dunia. Tapi, pada tanggal itu,

ratusan ribu warga negara Indonesia sudah dibunuh dengan tuduhan mendukung

PKI.67

MPRS kemudian memutuskan untuk mengambil langkah yang tegas

terhadap PKI. Bahkan MPRS juga mengambil keputusan untuk melarang

penyebaran Marxisme.68

b. Eks Tahanan Politik Indonesia

Penangkapan para korban yang diduga terlibat yang disebut dalam

kelompok Gerakan 30 September 1965 (G30S), dimulai sejak bulan Oktober

1965, di Sumatera Selatan, Para Korban ada yang hilang di tengah perjalanan, di

penahanan sementara sebelum dikirim ke penahanan akhir yaitu Kamp Penahanan

Pulau Kemarau-Palembang pada sekitar bulan Februari 1966 sampai pada tahun

1979.

KORAMIL (PUTERPRA), penjara-penjara atau tempat yang dikuasai oleh

aparat militer yang didapat dengan pemaksaan. Ditempat-tempat penahanan inilah

para korban mulai diperiksa oleh aparat yang terdiri dari unsur tentara, polisi dan

64

Sulastomo, op. cit., h. 223. 65

Kurniawan, dkk., op. cit., h. 156. 66

Sulastomo, op. cit., h. 224. 67

Kurniawan, dkk., op. cit., h. 157. 68

Sulastomo, op. cit., h. 797.

Page 60: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

50

Jaksa. Selama pemeriksaan inilah para korban mengalami berbagai bentuk

kekerasan seperti penganiayaan, perkosaan, bahkan sampai kepada pembunuhan.

Selama dalam penahanan ini selain mengalami kekerasan, para korban juga sangat

sedikit atau bahkan tidak diberi akses kepada keluarga, dan tidak diberi makanan

yang layak bahkan terdapat korban-korban yang sama sekali tidak diberi

makanan. Beberapa saksi menerangkan méreka melihat tahanan-tahanan lain me-

ninggal karena kekuarangan makanan. Sebagian kecil tahanan dibawa ke

pengadilan untuk menjalani proses pengadilan yang dianggap oleh para korban

sebagai pengadilan yang tidak jujur dan fair. Hukuman penjara yang didapat

sangat maksimal bahkan beberapa orang mendapat huku- man mati. Sebagian

tahanan, pada tahun-tahun berikutnya dipindahkan ketempat-tempat kamp

pengasingan seperti pulau Buru dan Nusakambangan.69

Seperti yang diperlihatkan

oleh Leila dalam novel Pulang-nya.

Ketika aku mengambil segelas es leci, aku mendengar beberapa

lelaki yang jelas tengah terlibat dalam debat.

“Siapa yang berani-berani bawa dia ke sini?”

“Biar sajalah. Kan tidak ada larangan untuk anaknya?”

“Sudah pada Bersih Lingkungan?”

“Kan itu larangan bagi tapol untuk bekerja jadi PNS. Atau jadi

guru atau wartawan. Cuma datang ke pesta, memang kenapa?”70

Ada sesuatu tentang Ayah dan Indonesia yang selalu ingin

kupahami. Bukan Cuma soal sejarah yang penuh darah dan persoalan

nasib para eksil politik yang harus berkelana mencari negara yang bersedia

menerima mereka. ada sesuatu yang membuat Ayah selalu peka terhadap

penolakan. Aku mulai memahami sedikit demi sedikit ketika dia begitu

obsesif bercerita tentang Ekalaya.71

Dalam kutipan novel di atas mengingatkan kita tentang Intruksi Menteri

Dalam Negeri No.32/1981 dan Pedoman Pelaksanaannya yang menjadi dasar

pencantuman kode-kode khusus dalam Kartu Tanda Penduduk ex-tapol, yang

terkenal dengan ET. Instruksi Mendagri No. 32/1981 tentang Pembinaan dan

69

Roichatul Aswadiah dan Muhammad Nurkhoiron, e-book Ringkasan Eksekutif Laporan

Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat, (Jakarta: KOMNASHAM RI, tanpa

tahun) h. 27. 70

Leila, op. cit., h. 161. 71

Leila, op. cit., h. 183.

Page 61: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

51

Pengawasan terhadap Bekas Tahanan dan Bekas Narapidana G30S/PKI, para

Bekas Tahanan dan Bekas Narapidana G30S/PKI mendapat perlakuan yang

sangat diskriminatif. karena peraturan ini, maka diskriminasi ini tak hanya tertuju

pada mantan tahanan politik tragedi 1965 tetapi juga anak cucu mereka. Seperti

yang diungkapkan Leila S. Chudori melalui kutipan novel Pulang:

Tentu saja bukan eksil politik jika tidak ada gangguan sehari-hari.

Paspor dicabut, berpindah negara, berpindah kota, berubah pekerjaan,

berubah keluarga...segalanya terjadi tanpa rencana. Semua terjadi sembari

kami terengah-engah berburu identitas seperti ruh yang mengejar-ngejar

tubuhnya sendiri. Gangguan, atau Mas Nug lebih suka menyebutnya

„tantangan‟, yang kami hadapai datang bertubi-tubi. Karena itu, setelah

keberhasilan malam pembukaan ini membutuhkan antagonis.72

Peraturan yang ditetapkan kepada para eks-tapol, mereka terkena tekanan

mental yang luar biasa dengan adanya momok „bersih lingkungan‟, mereka

sampai harus membuat surat keterangan tidak terlibat G30S/PKI. Mereka

membuat surat keterangan tersebut agar dapat mengurangi beban mental, agar

mereka lebih diterima oleh masyarakat pada masa itu. Bahkan untuk sekolah,

menjadi PNS, atau bekerja di instansi-instansi pemerintah pada masa tersebut

wajib di screening secara mendetail oleh intelejen demi terlaksananya „bersih diri‟

dan „bersih lingkungan‟.

Dengan adanya Instruksi Mendagri No. 32/1981 tentang Pembinaan dan

Pengawasan terhadap Bekas Tahanan dan Bekas Narapidana G30S/PKI. Pada

masa Orde Baru, banyak dari istri dan anak-anak yang terlantar, atau yang dijauhi

oleh sanak-saudaranya sendiri. Adik dan kakak atau mertua, yang segan

mendekati mereka, karena takut kalau dicap “tidak bersih lingkungan”. Dapat

dilihat pada kutipan novel di bawah ini, bagaimana Leila S. Chudori

menggambarkan dengan jelas dan tegas ketegangan yang terjadi pada masa

tersebut:

“Kasian loo, di KTP mereka harus diletakkan tanda ET. Terus,

Mas Warman dan Mas Muryanto kalau menulis di media sekarang

menggunakan nama samaran. Lha tapi kami semua tahuu kalau Sinar

Mentari itu ya nama samaran Warman; kalau Gregorius M ya itu Mas

72

Leila, op. cit., h. 120.

Page 62: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

52

Muuuur. Bikin nama samaran kok mudah ditebak. Gimana sih. Terus itu

lo, anak-anaknya sekarang ikut-ikut kerja di media. Pake nama samaran

juga. Rupanya sedang jadi model menggunakan nama samaran. Ya bapak,

ya anak, semuanya samar-menyamar.” Dia terkikik begitu lama dan

panjang hingga aku teringat adegan Bima menyobek mulut Sangkuni

dalam Bharatayudha. (h. 125)

Perlakuan para diplomat KBRI pun selalu tak ramah terhadap para eks

tahanan politik. Dikarenkana adanya instruksi tersebut pada masa Orde Baru

tentang kebijakan “Bersih Diri” dan “Bersih Lingkungan”.

c. Rezim Presiden Soeharto

Masa-masa di sekitar tahun 1970-an adalah saat upaya perubahan struktur

politik dimulai. Orde Baru yang telah menghadapi masa kritis transisi Orde Lama

ke Orde Baru sudah tentu perlu landasan politik yang lebih kukuh, tidak semata-

mata untuk mempertahankan Orde Baru, tetapi juga untuk memberikan landasan

politik yang lebih sehat.73

Sesuai dengan tekad untuk kembali ke UUD 1945

secara murni dan konsekuen, acuan berpikir sudah tentu harus ke sana. Dan

kenyataan ini harus dihadapi dengan kebesaran jiwa, mendahulukan kepantingan

bangsa dan negara daripada kepentingan golongan atau pribadi.

Meskipun kekuatan Orde Baru memang berada di mana-mana, tetapi hasil

yang dicapai oleh Golongan Karya memang pantas menjadi tolok ukur yang

utama. Transisi Orde Lama ke Orde Baru, adalah memang wajar diwarnai

pergeseran peranan politik parpol ke Golkar. Dan mampukah Golkar

memenangkan Pemilu? Pertanyaan seperti ini wajar, mengingat peranan PNI dan

NU yang mungkin masih besar. Tetapi, pada akhirnya memang Pemilu

terselenggarakan juga pada tahun 1971. Golkar ternyata dapat memenangkan

Pemilu dan sebaliknya PNI mengalami kemundiran yang luar biasa, NU relatif

stabil.74

Meski aku mendapat gaji bulanan yang lumayan, sudah jelas aku

tak bahagia dengan pekerjaan kantoran seperti di Kementerian Pertanian

73

Sulastomo, op. cit., h. 273. 74

Sulastomo, op. cit., h. 274.

Page 63: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

53

itu. Aku tetap saja menulis esai, puisi, dan sesekali mendistribusikannya

dalam newsletter untuk teman-teman sesama eksil politik di Eropa. Aku

mendapat kabar dari rekan-rekan yang bekerja di media di Jakarta tentnag

perkembangan terbaru, misalnya pembangunan Taman Mini Indonesia

Indah yang didirikan atas prakarsa isteri Presiden Soeharto. Aku juga

mendengar, beberapa intelektual seperti sosiolog Arief Budiman

mengkritik proyek ini. perkembangan politik yang semakin mengerikan

adalah bagaimana partai politik semakin dikuasai eksekutif, dan

bagaimana anggota parlemen hanyalah dewan perwakilan boneka belaka.

Itu kutulis pada newsletter dan kudistribusikan pada kawan-kawan sejawat

di Eropa. Newsletter dengan tenaga gratis itu ternyata cukup populer

sehingga jika sumbangan yang masuk sudah cukup banyak, aku bisa

mencetaknya dalam bentuk seperti koran, dengan bantuan desain Risjaf.75

Perjalanan bangsa terus berlangsung, Presiden Soeharto selalu berhasil

mengemudikan kapal bernama Indonesia melalui badai demi badai yang memang

harus dihadapi dan dimenangkan. Namun, tidak demikian yang terjadi ketika

badai topan baru bernama “krisis moneter global” menimpa kawasan Asia pada

1997. Kapal besar yang dikemudikan Pak Harto oleng terkena imbasnya, setelah

badai krisis moneter itu juga meremukkan perekonomian Thailand.

Tapi puluhan tahun berlalu dan Sang Jenderal semakin kuat dan

semakin ditakuti. Mungkin gaya pemerintahan Indonesia tidak sama

dengan gaya para jenderal di negara-negara Amerika Latin. Tapi Sang

Jenderal masih mencengkeram takhtanya dengan kuat.76

d. Tragedi dan Reformasi Mei 1998

Kerusuhan Mei 1998 adalah peristiwa besar dalam sejarah Indonesia.

Setiap tahun selalu ada yang memperingatinya. Namun dengan berlalunya waktu,

tidak banyak yang mengetahui atau ingat gambaran besarnya, di mana benang

merah yang mengaitkan suatu kejadian dengan kejadian lain, dan apa yang ada di

balik suatu peristiwa atau rentetan peristiwa. Kerusuhan Mei 1998 telah

menyebabkan tragedi besar, dalam, dan berkepanjangan bagi banyak komunitas

dan keluarga, tapi juga telah mengangkat ke permukaan segi-segi positif dari rasa

kemanusiaan yang masih inheren dalam masyarakat Indonesia.

75

Leila, op. cit., h. 86 76

Leila, op. cit., h. 204

Page 64: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

54

Di Jakarta, mahasiswa, kelompok-kelompok peduli masyarakat, dan

akademisi mulai menyuarakan tuntutan agar Presiden Soeharto turun dari

jabatannya. Namun dalam aksi-aksinya pengunjuk rasa ini menghadapi bahaya

fisik serius, karena aparat keamanan langsung dikerahkan untuk “mengamankan”

mereka. Kendati demikian, aksi-aksi ini tidak berhenti begitu saja. Tiap hari ada

saja sejumlah pendemo yang ditangkapi lalu ditahan.77

Sejak dua hari yang lalu, Alam dan Bimo mengatakan, mimbar

bebas mahasiswa—yang sudah berlangsung sejak 1 Mei—pasti akan

sangat panas pada puncaknya, tanggal 20 Mei. Informasi ini sudah

beredar di kalangan mahasiswa, baik yang tergabung dalam Forkot

(kalau tak salah ini singkatan dari Forum Kota, kelompok ekstra-kampus

yang terdiri dari belasan perguruan tinggi) maupun mahasiswa, aktivis,

dan para wartawan. Saya yakin para lalat—maaf saya sudah mulai

tertular menggunakan istilah Alam—yang mendengung juga sudah

menyampaikan info ini kepada keamanan, karena di kampus mana pun

yang saya kunjungi sejak tanggal 9 Mei lalu penjagaan sangat ketat.78

Kali ini kampus Trisakti bukan hanya penuh oleh mahasiswa dan

alumni, tetapi terlihat banyak tokoh yang datang mengahdiri aksi

berkabung ini. Aku melihat Amien Rais, Megawati Soekarnoputri, Emil

Salim, Ali Sadikin, dan Adnan Buyung Nasution.79

Di Jakarta, Mahasiswa, kelompok-kelompok peduli masyarakat, dan

akademisi mulai menyerukan tuntutan agar Presiden Soeharto turun dari

jabatannya. Aksi-aksi rakyat yang semula bermotifkan ekonomi dengan cepat

berkembang menjadi aksi politik, yaitu menuntut pengunduran diri Soeharto.

Gejolak politik ini terkait juga dengan situasi perekonomian yang semakin buruk

akibat krisis moneter yang menghantam sebagian kawasan Asia seperti Thailand,

Korea Selatan, dan Filipina, di samping Indonesia. Nilai tukar rupiah terus

melorot, kenaikan harga BBM, kenaikan harga bahan-bahan pokok, dan lain-

77

Dewi Anggraeni, Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan, (Jakarta: PT

Kompas Media, 2014), h. 21 78

Leila, op. cit., h. 410 79

Leila, op. cit., h. 415

Page 65: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

55

lain.80

Suasana pada saat kerusuhan terjadi digambarkan oleh Leila sebagai

berikut:

“Selama kau tidur tadi, entah sudah berapa mobil dibakar, toko-

toko dijarah. Mita sudah diantar Agam ke Bintaro. Kalau sudah begini,

baisanya warga pemukiman akan saling koordinasi mencari cara

pencegahan agar jangan sampai terjadi apa-apa dengan rumah dan

keluarga mereka.”

Aku tercengang.

“Massa memasuki pemukiman? Lalu apa yang akan mereka

lakukan?”

“Apa saja. menjarah, merampok, apa saja yang dilakukan orang-

orang keji yang blingsatan terutama jika sudah bergerak sebagai bagian

dari gerombolan. Tapi mudah-mudahan itu tak terjadi,” kata Alam

mencoba menenangkan aku, meski aku merasa dia menenangkan dirinya

sendiri. “Tapi ada sesuatu yang khas tentang psikologi kelompok di negeri

ini. begitu bergerombol, tinggal teriak „maling‟ atau „komunis‟, tanpa

tedeng aling-aling, orang atau keluarga yang sedang jadi target itu akan

kena hajar.”81

Masyarakat jadi anarkis, mereka menjarah, membakari toko-toko dan

pusat perbelanjaan yang rata-rata milik etnis Tionghoa. Gadis-gadis dan wanita

Tionghoa diperkosa. Situasi semakin parah dan tidak terkendali, menimbulkan

kemarahan, rasa dikhianati, rasa dijadikan korban, dan rasa putus asa yang

merebak di kalangan rakyat yang merasa kehilangan pegangan.82

Demonstrasi

terjadi di berbagai tempat, terutama di kampus-kampus dan sekitarnya. Di tengah

suhu politik yang memanas itu Pak Harto berangkat menghadiri KTT Non-Blok di

Kairo, Mesir. Di Tanah Air, demonstrasi mahasiswa semakin menjadi. Pada 12

Mei 1998 suasana kian chaos akibat ditembaknya empat Mahasiswa Universitas

Trisakti yang berdemonstrasi di bawah Jembatan Semanggi:

Lautan manusia mengenakan baju hitam memperlihatkan

gelombang suasana duka. Meski jenazah mahasiswa sudah diberangkatkan

ke rumah masing-masing untuk kemudian dimakamkan, halaman depan

Gedung Syarif Thayeb tetap menjadi tempat pelayatan. Aku tak hanya

merekam orang-orang yang berkabung dan memberi penghormatan, tetapi

80

Prof. Dr. Tjipta Lesmana, M.A., Dari Soekarno Sampai SBY: Intrik & Lobi Politik

Para Penguasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), h. 118. 81

Leila, op. cit., h. 424. 82

Dewi Anggraeni, Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan, (Jakarta: PT

Kompas Media, 2014), h. 22.

Page 66: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

56

juga benda-benda yang berbicara: karangan bunga tanda duka, darah

kental Elang Mulia yang masih membekas di ubin, dan kaca tebal yang

berlubang akibat tembusan peluru. Mengapa benda mati disebut sesuatu

yang mati? Terkadang mereka lebih „hidup‟ dan lebih jujur memberikan

saksi.83

Pada kutipan novel di bawah dipaparkan bahwa ribuan mahasiswa sudah

menunggu kepulangan Soeharto dari KTT Non-Blok di Kairo, Mesir. Ribuan

mahasiswa menuntut reformasi dilaksanakan. Termasuk meminta Soeharto turun

dari kursi presiden.

Jakarta, 16 Mei 1998

Ketika terdengar kabar Presdien Soeharto sudah mendarat di

Jakarta kemarin, Alam dan kawan-kawannya tampak keranjingan. Bukan

karena kehadirannya akan menyelesaikan persoalan, tetapi karena “saatnya

Indonesia membuat perhitungan dengannya”.

Gaya Gilang dan Alam seperti dua jenderal yang siap mengangkat

senjata meski „senjata‟ mereka Cuma sikat gigi yang dibawa kemana-

mana. Tetapi memang banyak harapan yang agak mengawang. Menurut

Gilang, sejak kemarin dia mendengar banyak tokoh yang bertemu di

beberapa tempat secara terpisah. Salah satunya dia mendengar dari

berbagai sumber bahwa Nurcholis Madjid—yang dipanggil dengan nama

Cak Nur oleh Gilang, dan aku lupa bertanya apa arti „cak‟—bertemu

dengan beberapa tokoh atas undangan salah seorang petinggi militer di

Markas Besar ABRI. Katanya, Nurcholis membaut semacam coret-coretan

konsep yang perlu disampaikan kepada Presiden Soeharto. Isinya ada

beberapa poin, tapi yang paling menarik dan membuat Gilang dan Alam

seperti menang perang adalah Presiden diminta untuk tidak bersedia

dipilih lagi dalam pemilihan umum yang akan diselenggarakan dalam

waktu secepatnya. 84

Pada kutipan di atas dijelaskan bahwa di Istana Merdeka, 9 tokoh

diundang datang. Mereka adalah Abdurrahman Wahid, Emha Ainun Nadjib,

Nurcholish Madjid, Ali Yafie, Malik Fadjar, Cholil Baidowi, Sumarsono, Achmad

Bagdja, dan Ma‟aruf Amin. Yusril Ihza Mahendra juga hadir, meski tak diundang,

83

Leila, op. cit., h. 414. 84

Leila, op. cit., h. 432

Page 67: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

57

karena diajak Nurcholish sebagai ahli tata negara, pikir Nurcholish, Yusril niscaya

dibutuhkan.85

Kerusuhan Mei 1998 terjadi dalam bentuk kerusuhan massal yang meliputi

berbagai tindakan pembunuhan, penganiayaan, parusakan, pembakaran,

penjarahan, penghilangan orang secara paksa dan pemerkosaan. Kerusuhan

diyakini terkait erat dengan proses pergeseran elit politik saat itu yang kemudian

diikuti mundurnya Presiden Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 sebagai

momentum kemenangan gerakan reformasi.

Ponselku berbunyi, mita. Dia menyuruhku menyusul mereka

semua ke gudng DPR. Semua mahasiswa sedang menuju ke sana dan

menduduki gedung parlemen itu. Sementara aku meminta supir taksi untuk

melarikan kendaraan selekas mungkin, aku bertanya-tanya mengapa lama

sekali Alam berpuasa bicara hanya karena Nara menelepon aku. Tiba di

gedung DPR, di sana sudah penuh dengan mahasiswa dan tokoh-tokoh

yang sama seperti di kampus Trisakti beberapa hari lalu. Mereka berorasi

dengan isi yang sama: reformasi dan Presiden Soeharto turun. Aku

berjalan dengan perasaan enteng. Aneh sekali, suasana di DPR siang itu

terasa agak festive. Rasanya aku tak percaya baru beberapa hari yang lalu

telah terjadi kerusuhan dan kekejian di negeri ini.86

e. Etnis Tionghoa Indonesia di Tengah Tragedi Mei 1998

Lalu mengapa harus ada peristiwa kekerasan persis di depan

mataku pada saat aku mulai mencintai tempat ini, juga orang-orangnya?

Menyerang dan menghajar rumah-rumah orang-orang Indonesia keturunan

Tionghoa? Tahun berapakah ini? 1998? Apakah kita mundur dua abad

sembari mengadopsi kedunguan rasialisme? Atau setelah 33 tahun, tak ada

yang berubah? Aku harus mengoreksi ucapanku pada Ayah.87

Dalam novel Pulang, Leila menuliskan bagaimana nasib etnis tionghoa

pada saat kerusuhan mei 1998 terjadi. Beberapa sumber sejarah mencatat bahwa

etnis Tionghoa Indonesia kerap kali menjadi korban saat tragedi berdarah di

negeri ini berlangsung. Sejak mulai krisis moneter pada 1997, itu adalah awal

85

Liputan 6, 21 mei 1998: Soeharto Lengser, Sebelumnya Terjadi Apa di Istana?, 21 Mei

2014 at 09.24 WIB. 86

Leila, op. cit., h. 437 87

Leila, op. cit., h. 427.

Page 68: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

58

mula dari kerusuhan Mei 1998. Para pejabat menyatakan bahwa krisis ekonomi

melanda Indonesia karena orang-orang Tionghoa melarikan uang rakyat ke luar

negeri, dan Tionghoa-Tionghoa yang masih berada di Tanah Air, menimbun

barang-barang sembako sehingga rakyat sengsara dan kelaparan.88

Mita terdengar menahan sabar dengan kebodohanku, “Keturunan

Tionghoa selalu jadi sasaran pertama, Madame Sorbonne. Rumah-rumah

diserang, dijarah. Aku belum tahu info selanjutnya. Diskusi dengan Alam

saja, aku harus menemani ibuku, dia masih linglung.”89

Tersebar berita bahwa sejumlah kawasan bisnis dan pemukiman yang

banyak dihuni warga etnis Tionghoa menjadi kerusuhan hebat. Pembakaran,

penjarahan, penganiayaan terjadi tanpa ada aparat keamanan yang datang

menolong, meskipun warga mengatakan berkali-kali menelepon dan memanggil

mereka.90

Semua dideskripsikan dengan jelas oleh Leila:

...Sepanjang jalan yang kusaksikan adalah mal-mal kecil maupun

besar yang hangus tinggal tulang belulang, trotoar, dan pagar yang luluh

lantak, tanda dan rambu jalanan yang lepas atau meleleh terbakar, gedung-

gedung yang biasanya terlihat megah tinggal kerangka hitam yang sia-sia.

ATM hancur lebur. Supermarket, bank-bank, dan pertokoan apalagi.

Denyut ekonomi dan bisnis negara ini betul-betul disembelih.

Kesimpulannya, hingga pagi hari ini, Jakarta di pagi hari betul-betul

seperti neraka yang sudah lelah menyiksa.91

Sedangkan Laporan Tim Gabungan Pencarian Fakta (TPGF) membuka

latar lebih luas. Benar para pelaku kerusuhan Mei menjadikan etnis Tionghoa

sebagai sasaran tembaknya, kalau dilihat dari peta kejadiannya. Namun tidak

berarti hanya warga keturunan Tionghoa saja yang menjadi korban. Untuk

mencapai tujuannya juga, apakah itu dalam upaya merenggut kekuatan dalam

pertikaian politik atau motivasi lain, para pelaku tidak ragu-ragu mengorbankan

rakyat kecil yang sengaja mereka iming-imingi dengan kepuasan “membalas

88

Anggraeni, op. cit., h. 68. 89

Leila, op. cit., h. 426. 90

Anggraeni, op. cit., h. 22. 91

Leila, op. cit., h. 433.

Page 69: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

59

dendam” pada kelompok keturunan Tionghoa yang mereka gambarkan sebagai

orang-orang kaya yang layak dirampok.92

Melalui siaran televisi, dengan tega mereka menyiarkan korban

yang terbakar. Bertumpuk dan dimasukkan begitu saja ke dalam kantong

hitam. Dan aku tak bisa lagi menyebutkan kisah-kisah tentang

penyerangan dan perkosaan terhadap perempuan keturunan Tionghoa.

Ceritanya begitu simpang siur dan terlalu grotesque sehingga kepalaku

terasa digedor-gedor. (433)

C. Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan pembelajaran yang

dapat menambah wawasan peserta didik terhadap permasalahan kehidupan.

Membaca karya sastra seperti novel menjadikan peserta didik lebih peka terhadap

hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Nilai-nilai yang dapat diperoleh peserta didik

dalam membaca karya sastra salah satunya dapat berupa nilai sejarah. Dengan

demikian, mengetahui sejarah dapat dilakukan dengan melakukan pembacaan

terhadap novel.

Novel Pulang karya Leila S. Chudori memiliki banyak nilai sejarah yang

dapat menambah pengetahuan siswa mengenai sejarah yang pernah terjadi di

Indonesia. Nilai sejarah yang terdapat dalam novel memiliki kelebihan tersendiri

yakni penarasian yang dapat mengolah kepekaan siswa terhadap rasa

kemanusiaan. Selain itu, siswa mendapatkan pengalaman baru dalam

membandingkan penyajian sejarah. Di sisi lain, guru juga dapat menjelaskan lebih

mendetail mengenai kaitan unsur ekstrinsik yang membangun sebuah karya sastra.

Skripsi tentang nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori

dapat diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas XI

SMA semester 2 dengan standar kompetensi mendengarkan, memahami

pembacaan novel dan kompetensi dasar menemukan nilai-nilai dalam novel yang

92

Anggraeni, op. cit., h. 144.

Page 70: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

60

dibacakan. Berikut ini adalah RPP yang sesuai dengan implikasi nilai sejarah

dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SEKOLAH : SMA/MA .....................

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS : XI

SEMESTER : 2

TAHUN PELAJARAN : ....................

A. STANDAR KOMPETENSI :

Mendengarkan : Memahami pembacaan novel

B. KOMPETENSI DASAR :

Menemukan nilai-nilai dalam novel yang dibacakan

C. INDIKATOR :

No Indikator Pencapaian Kompetensi Nilau Budaya dan

Karakter Bangsa

1 Menemukan nilai sejarah dalam novel Pulang

karya Leila S. Chudori. Mandiri

Tanggung Jawab

Komunikatif

Kritis

2 Mendiskusikan nilai-nilai sejarah dalam novel

Pulang karya Leila S. Chudori.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN :

Siswa dapat:

Menemukan nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori.

Mendiskusikan nilai-nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Churdori.

E. MATERI PEMBELAJARAN :

Novel yang dibacakan yakni novel Pulang karya Leila S. Chudori

Page 71: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

61

Nilai-nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori

F. METODE PEMBELAJARAN :

Penugasan

Diskusi

Tanya Jawab

Ceramah

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

No Kegiatan Belajar Alokasi Waktu

1 Kegiatan Awal :

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini.

15 menit

2 Kegiatan Inti :

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, siswa:

Membaca novel Pulang karya Leila S. Chudori.

Menemukan nilai sejarah dalam novel Pulang

karya Leila S. Chudori.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, siswa:

Mendiskusikan nilai-nilai sejarah dalam novel

Pulang karya Leila S. Chudori.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:

Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum

diketahui.

Menjelaskan tentang hal-hal yang belum

diketahui.

60 menit

3 Kegiatan Akhir:

Refleksi

Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.

Penugasan

15 menit

H. ALOKASI WAKTU :

2 x 40 menit

I. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :

Novel Pulang karya Leila S. Chudori

J. PENILAIAN :

Jenis Tagihan:

tugas individu

ulangan

Bentuk Instrumen:

uraian bebas

Page 72: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

62

pilihan ganda jawaban singkat

Mengetahui, Bekasi,

Kepala SMA/MA............ Guru Mata Pelajaran,

_________________ ___________________

Page 73: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

63

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap novel Pulang karya Leila S. Chudori,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Nilai sejarah dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori ini terdiri dari

pergerakan Partai Komunis Indonesia dan perkembangannya di sekitar

tahun 1960-an, tragedi September 1965 saat terjadinya penculikan dan

pembunuhan terhadap beberapa jenderal Angkatan Darat oleh PKI, situasi

pemerintahan setelah tragedi September 1965 yakni banyaknya penculikan

dan pengeksekusian terhadap pihak-pihak yang terlibat dengan gerakan

Partai Komunis Indonesia, terbitnya Surat Perintah Sebelas Maret, kondisi

eks tahanan politik yang berada di luar negeri yakni sulit untuk

mendapatkan akses pulang ke tanah air, masa pemerintahan Presiden

Soeharto yakni pembangunan yang dilakukannya serta tindakan KKN

yang menjadi catatan hitam dalam pemerintahannya, tragedi Mei 1998 dan

runtuhnya rezim Soeharto, etnis Tionghoa yang menjadi korban kerusahan

Mei 1998.

2. Penelitian mengenai nilai sejarah dalam novel Pulang ini dapat

diimplikasikan terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMA kelas XI semester

2. Standar Kompetensi yang sesuai yakni aspek mendengarkan dengan

memahami pembacaan novel. Kompetensi Dasar yang sesuai yakni

menemukan nilai-nilai dalam novel yang dibacakan. Kegiatan

menganalisis nilai sejarah ini di samping menambah pengetahuan terhadap

pengkajian novel, juga menambah pengetahuan siswa terhadap sejarah

bangsa Indonesia yang pernah terjadi.

Page 74: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

64

B. Saran

Pada bagian akhir penelitian ini penulis ingin menyampaikan beberapa

saran sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun saran-saran

yang ingin penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini tidak hanya dapat digunakan dalam pembelajaran

sastra, tetapi juga dapat digunakan dalam pembelajaran menulis novel dari

kondisi di sekitar siswa. Dikatakan demikian, karena ternyata pengalaman-

pengalaman yang terdapat dalam novel Pulang Karya Leila S. Chudori

mengandung banyak sejarah yang terjadi di Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Hal tersebut dapat dijadikan alasan untuk memasukan unsur-

unsur pengalaman sebagai bahan pembelajaran menulis novel. Hal tersebut

dilakukan agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide,

gagasan dan pengalamannya dalam bentuk bahasa tulis.

2. Peneliti menyarankan agar para peneliti-peneliti yang lain dapat

mengungkapkan berbagai sejarah Indonesia melalui novel-novel yang

berkembang seiring dengan perkembangan sejarah itu sendiri.

3. Untuk mengkaji pengalaman-pengalaman dalam karya sastra, khususnya

novel dapat dilakukan melalui pengakajian unsur-unsur yang membangun

karya sastra tersebut.

4. Guru hendaknya mengkaji pengalaman-pengalaman yang terdapat dalam

karya sastra sebagai acuan ketika akan menentukan bahan pembelajaran

apresiasi sastra. Sebagian besar pengkajian hanya dilakukan pada struktur

dan gaya bahasa suatu karya sastra, tidak mencakup pengalaman-

pengalaman yang terdapat dalam karya sastra.

5. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia semakin diminati oleh siswa

karena memiliki banyak manfaat untuk menambah wawasan sosial,

budaya, dan sejarah bangsa Indonesia.

Page 75: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

1999.

Aminuddin. Pengantar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Sinar Baru. 1987

Anggraeni, Dewi. Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan. Jakarta:

PT Kompas Media. 2014.

Anwar, H. Rosihan. Sukarno, Tentara, PKI, Segitiga Kekuasaan Sebelum

Prahara Politik 1961-1965. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2007.

Aswadiah, Roichatul. dan Nurkhoiron, Muhammad. e-book Ringkasan Eksekutif

Laporan Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat. Jakarta:

KOMNASHAM RI.

Atmazaki, Drs. Ilmu Sastra, Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya. 1990.

Cet.Ke-10.

Bertened. Etika, Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama. 2011. Cet. 11.

Chudori, Leila S. Pulang. Jakarta: Gramedia. 2012. Cet. 2.

Erowati, Rosida dan Ahmad Bahtiar. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta : UIN

Syarif Hidayatullah. 2011.

Jalaludin dan Abdillah Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan Pendidikan.

Jakarta: Gaya Media Pratama. 1997.

Kosasih. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya. 2012.

Kurniawan, dkk., Pengakuan Algojo 1965 Investigasi Tempo Perihal

Pembantaian 1965. Jakarta: PT Tempo Inti Media. 2014.

Lesmana , Tjipta. Dari Soekarno Sampai SBY: Intrik & Lobi Politik Para

Penguasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2009

Mahayana, Maman S. Eksintrinsikalitas Sastra Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo

Persada. 2007.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Cet.

29, 2011.

Page 76: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya

Poeze, Harry A. Tan Malaka Pergulatan Menuju Republik I. Jakarta: PT

Temprint. 1988.

Ratna, Nyoman Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. Cet. 3 2007.

Rosyadi, Khoiron. Pendidikan Prospektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2004. Cet.

1.

Said, Salim. Dari Gestapu ke Reformasi Serangkaian Kesaksian. Bandung: Mizan

Media Utama. 2013.

Said, A. Umar. Instruksi Mendagri No 32/1981 Perlu Dihapus Segera.

http://umarsaid.free.fr. 19.56 WIB. 11 Februari 2015.

______________. Rehabilitasi Hak Sipil Dan Hak Politik Bagi Ex-Tapol.

http://umarsaid.free.fr. 20.21 WIB. 11 Februari 2015.

Semi, Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. 1988.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grassindo. 2008.

Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak ; Peran Moral Intelektual, Emosional,

dan Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2008. Cet. 2.

Stanton, Robert. Teori Fiksi. 2007 (Yogyakarta, Pustaka Pelajar), h. 9.

Sugihastuti. Teori Apresiasi Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet ke-2. 2007.

Sulastomo. Hari-Hari yang Panjang Transisi Orde Lama ke Orde Baru Sebuah

Memoar. Jakarta: Kompas Media Nusantara. 2008.

Sulastri, Euis, Dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia 2. Jakarta : Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

Tamburaka, H. Rustam E. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah.

Sejarah Filsafat, dan Iptek. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.

Zaidan, Abd., dkk. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. 2007.

Page 77: NILAI SEJARAH DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29893/1/DIO... · nilai sejarah dalan{ novel pulang karya leila s. chudort dan implikastnya