NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN...

83
i NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN PUNAKAWAN DI PEWAYANGAN Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: NAMA : TEZAR ADITIYA MUFID NIM : 11111018 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Transcript of NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN...

Page 1: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

i

NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM KEHIDUPAN PUNAKAWAN

DI PEWAYANGAN

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

NAMA : TEZAR ADITIYA MUFID

NIM : 11111018

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

ii

Page 3: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

iii

Page 4: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

iv

Page 5: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

v

M

Page 6: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

vi

OTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“........Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah Maha Mengetahui apa yang kerjakan.”[Al Baqoroh : 11]

“Jangan pernah katakan menyesal apa yang telah diperbuat, tapi

ambilah pelajaran dan hikmah dari apa yang telah diperbuat”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Kepada kedua orang tua saya yang

telah membesarkan dan mendidikku dengan

penuh kerelaan dan pengorbanan baik

Page 7: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

vii

secara lahir maupun batin dengan iringan

do‟a restunya.

Keluarga MI Geyongan yang telah

memberikan dukungan dan motivasinya,

serta do‟anya yang telah memperlancar

saya dalam menyelesaikan tanggung jawab

ini.

Kepada bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil.

selaku pembimbing dan sekaligus sebagai

motivator serta pengarah sampai selesainya

penulisan skripsi ini

Kepada seluruh teman-teman guru

yang telah membantu dan selalu

memberikan semangat untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah

memberikan rahmat, taufik, nikmat serta hidayahnya sehigga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada

junjungan Nabi Agung Muhammad SAW , yang telah menyampaikan dan

membimbing umat pada jalan yang diridhoi Allah,dengan semangat dalam

menebarkan ilmunya dan nur kemuliyaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

KEHIDUPAN PUNAKAWAN DI PEWAYANGAN”..

Selanjutnya pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Siti Rukhayati, M. Ag. selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam

beserta stafnya yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan

ketika penyusunan skripsi ini.

4. Mufiq, S.Ag, M.Phil. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan

memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan

skripsi ini.

5. Muhamad Farid Abdullah .S.pd.I selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Page 9: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

ix

6. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu

pengetahuan dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta

bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan

kepada penulis

7. Semua pihak yang telah membantu demi lancarnya skripsi ini baik secara

langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Hanya rasa syukur yang dapat penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan anugrah-Nya dalam penyusunan skripsi ini, dengan demikian, akhirnya

penulis mengucapakan banyak terimakasih dan tentunya dalam penulisan atau

penyusunana skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan, serta

bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Amin

Salatiga, 27 September 2017

Penulis

Tezar Aditiya Mufid

NIM : 11111018

Page 10: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

x

ABSTRAK

Tezar Aditiya Mufid. 2017. Nilai – nilai Pendidikan Islam Dalam Ajaran

Pewayangan Puanakawan. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing : Mufiq S.Ag., M.Phil.

Kata Kunci: Nilai-nilai Pendidikan Islam

Latar belakang penelitian ini dikarenakan hakekat pendidikan adalah proses

memanusiakan manusia, yaitu menyadari akan manusia yang merdeka, kreatif yang

terwujud di dalam budayanya. Namun hingga saat ini menurut beberapa pakar

pendidikan belum mampu mencapai titik idealnya yakni memanusiakan manusia.

Kurang berhasilnya pendidikan untuk menanamkan nilai humanism terlihat dengan

menempatkan Indonesia termasuk Negara korup. Banyak dari generasi muda pada

zaman ini yang sudah melupakan nilai-nilai khasanah budaya daerah, khususnya di

tanah Jawa terlebih lagi dalam hal kesenian wayang, tokoh wayang yang sangat

terkenal dan penuh dengan pesan-pesan moral yaitu Semar, Petruk, Gareng dan

Bagong. Maka dari itu peneliti mencoba mendiskripsikan dan menganalisis tentang

nilai-nilai pendidikan Islam dalam ajaran pewayangan Punakawan dan relevansinya.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan, dilihat dari cara dan taraf

pembahasannya penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif.

Pengumpulan data dengan mencari informasi ke buku-buku serta melakukan

wawancara ke dalang dan melihat video wayang Punakawan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Nilai-nilai Pendidikan agama Islam

dalam Pewayangan Punakawan, diantaranya: pendidikan aqidah, pendidikan ibadah,

pendidikan akhlak, pendidikan ukhuwah, amanah, persaudaraan, kesetia kawanan,

taat kepada pemimpin dan pengabdian. 2) Relevansi nilai-nilai Pendidikan Islam

dalam Pewayangan Punakawan dalam masyarakat sekarang: Dalam pendidikan

aqidah, ibadah dan akhlak, pendidikan ukhuwah, amanah, persaudaraan, kesetia

kawanan, taat kepada pemimpin dan pengabdian. Hal tersebut dapat memudahkan

membangun masyarakat madani (berkarakteristik, damai, rukun dan tolong

menolong). Dengan demikian dari semua pendidikan yang disampaikan tokoh

Punakawan jika dapat dilakukan oleh manusia maka akan tercipta masyarakat yang

madani.

Page 11: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO…………………………………………………………………i

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………….........ii

PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………………………..iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………………………iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….........v

KATA PENGANTAR………………………………………………………….........vii

ABSTRAK……………………………………………………………………………ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….........x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………......xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..........xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………....4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….5

Page 12: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

xii

D. Penegasan Istilah….……………………………………………………....5

E. Manfaat Penelitian……………………………………………………….7

F. Metodologi Penelitian……………………………………………………8

G. Sistematika Penyusunan………………………………………………….9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan Islam

1. Pengertian Nilai…………….………………………………..…........11

2. Pengertian Pendidikan Islam………………………………………...12

3. Ruang Lingkup Pendidikan Islam………………………....………...16

4. Pembelajaran Nilai Dalam Pendidikan Islam……………………….17

B. Pewayangan…………………………………………………………......24

C. Punakawan………………………………………………………………25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………... ……………………………33

B. Kehadiran Peneliti……………………………………………………….33

C. Sumber Data…………………………………………………………….34

D. Prosedur Pengumpulan Data……………………………………………35

E. Analisis Data……………………………………………………………36

F. Pengecekan Keabsahan Data………………………………………...…37

Page 13: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

xiii

G. Paparan Data Penelitian…………………………………………………39

BAB IV ANALISIS DATA

A. Paparan Data………………….…………... ……………………………46

B. Temuan Penelitian……………………………………………………….46

1) Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Ajaran Pewayangan

Punakawan…………………………………………………………..44

2) Relevansi nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Ajaran Pewayangan

Punakawan…………………………………………………………..54

3) Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan

di masyarakat………………………………………………………..57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………60

B. Saran …………………………………………………………………….61

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………………...

Page 14: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup……………………………………………………

2. Lembar Konsultasi Skripsi……………………………………………….

3. Proposal Skripsi………………………………………………………….

4. Laporan SKK…………………………………………………………….

Page 15: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari. Karena pendidikan agama Islam bersifat teoritis dan

praktis. Selain untuk dipelajari pendidikan agama Islam juga untuk

diamalkan dalam keseharian dimanapun dan kapanpun. Oleh karena itu dalam

pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan dalam setiap lembaga

pendidikan harus pandai dalam menentukan dan pemilihan metode, media,

alat pembelajaran.

Anak adalah titipan dari Allah yang sangat besar yang harus dijaga dan

dididik sebaik mungkin oleh kedua orang tuanya. Seorang anak dilahirkan

dalam keadaan suci, polos dan suci hatinya. Sebagaimana firman Allah

artinya “(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama

yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Rum : 30).

Page 16: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

2

Apabila dilihat dari ayat di atas, Bahwa setiap manusiayang terlahir ke

dunia ini telah dibekali oleh Allah SWT potensi-potensi untuk beriman

kepada-Nya dan terhadap setiap apa yang diperintahkan Allah SWT, dan juga

bahwa setiap manusia yang terlahir ke dunia diberi kekuatan untuk serta

sarana-sarana untuk menjalankan tuntutan-Nya (menjalankan ajaran agama

Islam secara menyeluruh), yang mana konsep tersebut berimplikasi secara

pasti terhadap pendidikan Islam.

Usaha pendidikan agama Islam dalam suatu lembaga pendidikan

adalah lingkungan pengembangan kepribadian yang shaleh dari apa yang telah

ditanamkan oleh kedua orang tuanya saat di lingkungan keluarga.

Pembentukan keimanan dan akhlak sejak usia dini sangat diperlukan, dan itu

semua harus dimulai dari rumah dengan mengajarkan ayat-ayat Al Quran dan

nilai-nilai tauhid sejak dini, sehinga hal itu dapat menjadi filter kehidupan

sewaktu mereka masuk ke alam remaja. Pengajaran agama bertujuan untuk

membentuk akhlak, sehingga segala perintah dan larangan agama bertujuan

untuk membentuk akhlak.

Dalam era yang serba modern seperti ini dunia pendidikan harus bisa

kreatif, inovatif dalam menentukan metode, media dan alat pembelajaran.

Sehinga dapat bersaing dengan perkembangan zaman sekarang. Budaya di

negeri ini yang telah tertutup oleh dengan adanya alat yang serba modern ini

telah meracuni pikiran anak-anak dan pemuda sekarang. Apa saja dilihat,

Page 17: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

3

didengar, dirasakan, dan yang dialami adalah suatu proses pembelajaran anak.

(Suwardi, 2009:98)

Salah satunya dengan memperkenalkan budaya bangsa ini, yang

mempunyai makna yang banyak untuk memperkuat kepribadian dan moral

anak negeri, karena banyak hal yang bisa diambil pelajaran dari nilai-nilai

yang terkandung.

Berbagai ragam budaya yang dimiliki bangsa ini sangatlah banyak,

yang dapat dipelajari oleh masyarakat, juda bisa diamalkan makna yang

terkandung dalam ragam budaya dalam keseharian. Tidak itu saja budaya

negeri harus dilestarikan dan dijaga supaya tidak hilang di kehidupan

mendatang. Budaya mempengaruhi moral anak negeri, supaya moral anak

negeri tidak hancur seperti halnya sekarang sudah mulai luntur moral anak

negeri ini.

Banyak budaya untuk dipelajari maknanya, salah satunya adalah

wayang, wayang sangat bagus untuk dipelajari dan dilestarikan. Wayang

adalah termasuk budaya yang telah digunakan oleh penyebar Islam di negeri

ini. Di antaranya Sunan Kudus yang memperkenalkan wayang golek, sedang

Sunan Kalijaga menyusun wayang topeng dari kisah-kisah wayang gedog,

dengan demikian wayang gedog pun sudah mulai memasyarakat di luar

keraton. Di masa Mataram Islam wayang semakin berkembang

Page 18: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

4

(http://triscbn.wordpress.com), dengan wayang tersebut masyarakat pada saat

itu tertarik karena wayang dipandang sangat unik, sehingga masyarakat

tertarik untuk melihatnya.

Banyak sekali cerita pewayangan, dari Kurawa, Pandawa Lima,

Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum zaman

Wali Songo, wayang masih bercerita tentang Hindu, dan saat Wali Songo

dimasukkanlah unsur-unsur Islam, seperti cerita para nabi, dan juga

mewayangkan kisah para raja Majapahit, di antaranya cerita Damarwulan.

Banyak nilai-nilai pendidikan dalam tokoh pewayangan, seperti tokoh

punakawan sebagai tokoh yang paling lucu, bentuk tubuhnya yang unik.

Namun di balik itu semua, banyak nilai-nilai pendidikan yang tersirat dalam

tokoh ini, mulai dari bentuk tubuhnya, dan kisah-kisahnya. Nilai-nilai

pendidikan agama Islam itu dapat kita pelajari dari kisah dan tokoh tersebut.

Wayang bisa dijadikan sebagai media pembelajaran yang sangat menarik,

dana juga melestarikan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu kala.

Dengan latar belakang masalah di atas maka penulis mengambil judul

”NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM AJARAN

PEWAYANGAN (PUNAKAWAN)”

Page 19: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

5

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai pendidikan Islam dalam dalam kehidupan Punakawan

di Pewayangan.?

2. Apa relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam dalam kehidupan

Punakawan di Pewayangan.?

C. Tujuan Penelitian

Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan dari

pembahasan ini adalah:

1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupan

Punakawan di Pewayangan.

2. Untuk mengetahui relevansi niali-nilai pendidikan Islam dalam dalam

kehidupan Punakawan di Pewayangan dalam masyarakat sekarang.

D. Penegasan Istilah

Agar pembaca mudah untuk memperoleh pemahaman dan gambaran

yang pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan menjabarkan terlebih

dahulu yaitu:

Page 20: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

6

1. Nilai dapat berarti sifat-sifat, yang penting atau berguna bagi kemanusiaan

(Poerwadarminta, 1982: 667). Dalam difinisi lain bahwa nilai adalah suatu

penetapan atau suatu kualitas yang menyangkut suatu jenis apresiasi ataau

minat. Sehingga nilai merupakan suatu otoritas ukuran dari subyak yang

menilai, dalam artian koridor keumpamaan dan kelaziman dalam batas-

batas tertentu yang pantas bagi pandangan individu dan sekelilingnya

(Aziz, 2009: 120)

2. Secara etimologi kata pendidikan dalam bahasa Inggris disebut education

yang berasal dari bahasa Latin yaitu “educatum” yang tersusun atas dua

kata yaitu “E” dan “Duco”. Kata “E” berarti sebuah perkembangan dari

dalam ke luar atau dari sedikit menjadi banyak, sementara “Duco” berarti

perkembangan atau sedang berkembang. Dalam hal ini menunjukkan

bahwa pengertian pendidikan adalah menjadi berkembang atau bergerak

dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti proses

mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu. Secara

termonologi Menurut KBBI, kata pendidikan berasal dari kata “didik” yang

berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan)

mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Kemudian kata “didik” ini

mendapat awalan “pe-“ dan akhiran “-an”, sehingga kata ini mempunyai

arti proses atau cara atau perbuatan yang mendidik. Arti Islam secara

Etimologi dan Terminologi. Arti Islam secara etimologi adalah selamat,

damai, dan tunduk. Arti Islam Terminologi adalah agama wahyu

Page 21: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

7

berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT

kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan

berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya

meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan agama Islam

menurut Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan

Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum

Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-

ukuran Islam (https://islamiced.wordpress.com)

3. Wayang secara etimologi berasal dari kata „bayang-bayang‟. Awalnya

Wayang ini digunakan untuk melakukan komunikasi dengan roh leluhur

atau nenek moyang, dan perantaranya disebut dalang. Namun akhirnya

berkembang menjadi sebuah sarana hiburan, pendidikan, media informasi

maupun ajaran moral. Kata `wayang' berasal dari kata `wewayangan', yang

artinya bayangan. dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang

menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang

memainkan wayang, dan penonton melihatnya melalui di balik kelir itu.

(http://budayawayangkulit.blogspot.com).

Page 22: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

8

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki signifikansi teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada dunia

pendidikan tantang nilai-nilai pendidikan apa yang harus diajarkan kepada

anak-anak sehingga anak-anak akan tumbuh menjadi manusia yang

sempurna.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca,

orang tua dan pendidik, agar penanaman nilai-nilai pendidikan agama islam

dilakukan sedini mungkin, melalui media dan media apapun yang sangat

disukai anak, sebagai contohnya tokoh Pewayangan „Punakawan‟.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan

deskriptif analisis, yaitu menggambarkan tentang keadaan objek atau

pokok permasalahan yang dikaji dalam studi ini. Dalam hal ini adalah

tentang pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di pewayangan..

2. Teknik pengumpulan data

Page 23: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

9

a) Wawancara.

Penulis dalam menggunakan metode ini dengan cara

melakukan dialog dengan narasumber yang terkait untuk memperoleh

informasi yang terkait (Arikunta, 2010: 198). Wawancara dilaksanakan

pada tanggal 9 September 2017 dengan seorang Dalang bernama Ki

Sugeng beralamat Dusun Kenongo Desa Lemahireng Kecamatan

Bawen.

b) Dokumentasi

Tidak kalah penting dari metode-metode lain adalah metode

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan

sebagainya (Arikunto, 2010: 201).

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data

dengan mencatat data-data yang sudah ada. Elemen tentang sejarah

wayang dan cerita-ceritanya

Video merupakan rekaman gambar dan suara secara elektrolik.

Dengan meneliti menggunakan video mempunyai kelebihan dalam

mengkomunikasikan informasi yaitu ; dapat menayangkan gambar

gerak, dapat memperlihatkan berlangsungnya suatu proses secara

bertahap, dapat digunakan sebagai medium observasi yang aman, dapat

untuk mempelajari keterampilan tertentu dan dramatisasi yang terdapat

Page 24: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

10

sebuah video dapat menggugah emosi audien. Oleh sebab itu video

dapat berperan membentuk sikap individu dan sikap sosial.

G. Sistematika Penyusunan

Sistematika penyusunan dalam penelitian ini dibagi dalam lima (5)

bab, setiap bab dirinci ke dalam sub bab sebagai berikut:

Bab I :Pendahuluan, pada bab ini akan diuraikan mengenai latar

belakang masalah, perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penulisan

dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penyusunan.

Bab II : Landasan Teori, pada bab ini akan diuraikan mengenai

pengertian nilai, pendidikan Islam, dan ajaran pewayangan “Punakawan”

Bab III : Metodologi Penelitian, Membahas tentang nilai-nilai

pendidikan Islam dalam ajaran pewayangan “penakawan”

Bab IV : Analisis nilai-nilai pendidikan Islam dalam ajaran

pewayangan “penakawan”

Bab V : Penutup, pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan

dan saran.

Page 25: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan Islam

1. Pengertian Nilai

Menurut Thoha (1996:60-61) nilai adalah suatu kepercayaan yang

berada dalan suatu ruang lingkup kehidupan dari seseorang terhadap orang

lain yang bersifat abstrak, ideal, dan bukan benda konkrit. Dari pengertian

tersebut dapat difahami bahwasannya nilai adalah suatu sifat yang melekat

pada diri seseorang yang merupakan suatu kualitas dan ada tolok ukurnya,

yang memberi makna kepada orang lain. Pendapat lain mengatakan

bahwasannaya nilai adalah sumber kekuatan, karena mereka memberi

kekuatan kepada orang-orang untuk bertindak (Scott, 2010:19).

Nilai Secara etimologi nilai berasal dari kata value (Inggris) yang

berasal dari kata valere (Latin) yang berarti : kuat, baik, dan berharga.

Dengan demikian secara sederhana, nilai (value ) adalah sesuatu yang

berguna. Menurut Christoper Gleson, “nilai adalah suatu yang pantas

untuk dibela atau diperjuangkan, suatu yang berharga dan demi serta

terhadap nilai seseorang bersedia menderita, berkorban,

mempertahankannya, bahkan bersedia mati.” Gleson (1997:) dari

pengertian ini menunjukkan bahwasannya nilai adalah suatu yang sangat

Page 26: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

12

penting dalam diri seseorang yang tidak akan pernah lepas sampai

kapanpun.

Ada juga pendapat lain dari Eyre Richart dan Linda (1997:xxiv-

xxv) Nilai adalah kualitas-kualitas yang menguntungkan orang lain dan

diri sendiri, yang diberikan sebanyak yang diterima dan yang diterima

sebanyak yang diberikan yang menghasilkan suatu perilaku dan perilaku

itu berdampak positif bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain.

Jadi Pendidikan tidak harus merupakan suatu progam atau

pelajaran khusus, seperti pelajaran menggambar atau bahasa Inggris,

tetapi lebih merupakan suatu dimensi dari seluruh usaha pendidikan.

Nilai Pendidikan tidak hanya mau mengembangkan ilmu,

ketrempilan, teknologi, tetapi juga ingin mengembangkan aspek-aaspek

lainnya seperti: kepribadian, etik moral, dan lain-lain.

2. Pengertian Pendidikan Islam

Sebelum menginjak pembahasan yang lebih mendalam pengertian

pendidikan Islam, penulis akan membahas terlebih dahulu tentang

pengertian pendidikan.

Secara etimologi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan

tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Page 27: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

13

Secara terminologi Menurut KBBI, kata pendidikan berasal dari

kata “didik” yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran,

tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Kemudian

kata “didik” ini mendapat awalan “pe-“ dan akhiran “-an”, sehingga kata

ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan yang mendidik.

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogy, yang

mempunyai arti seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar

seoran pelayan. Sedangkan dalam bahasa Inggris, dari kata to educate

yang artinya memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno,

2006:19). Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu mendapat kata

tambahan awal me yang jadi “mendidik” yang mempunyai arti yang

memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan

diperlukan suatu atau adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan akhlak dan

kecerdasan pikiran (Syah, 2004:10).

Dalam pengertian umum pendidikan dapat diartikan sebai

pendewasaan manusia yang meliputi sifat, sikap, moral, kepribadian,

watak, pemikiran yang lebih efektif. Adapun definisi yang lebih konkrit,

Menurut Muhaimin (2008:37), yang dikutip dari Undang-Undang Nomor

2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwasannya “Pendidikan

adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan

Page 28: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

14

bimbingan, pengajaran dan atau pelatihan bagi peranannya di masa yang

akan datang.”

Arti Islam secara Etimologi dan Terminologi. Arti Islam secara

etimologi adalah selamat, damai, dan tunduk. Arti Islam Terminologi

adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang

diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-

Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan

kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.

Dari difinisi di atas dapat diambil dua hal yang utama yakni “kedewasaan”

dan “tanggung jawab”, kedewasaan dapat diartikan suatu kondisi

seseorang yang sudah akil balig atau sudah berusia cukup tua atau masih

muda tetapi mempuanyai kecakapan sama dengan orang yang berusia

cukup tua. Tanggung jawab yang dimaksud adalah mampu meneriama

sebab dan akibat yang telah dilakukannya.

Pendidikan Islam mempunyai arti luas. Di sekolah-sekolah formal

maupun non formal, pendidikan Islam sering diasumsikan pada studi

agama seperti aqidah, fikih, hadits, tafsir, al Quran, tarikh Nabi, dan lain

sebagainya. Arti pendidikan Islam menurut Rofiq (2009:20) “bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum ajaaran Islam menuju

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam, yaitu

kepribadian muslim. Dapat diartikan bahwa pendidikan islam berdasarkan

tiga unsur yang saling mendukung, yang pertama adalah upaya

Page 29: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

15

pembimbingan pengokohan jasmani dan rohani yang seimbang, yang

kedua bimbingan tersebut yang bersumber dari Al-Qur‟an, as-sunnah, dan

ijtihad, yang sesuai dengan ajaran Islam, dan yang ketiga, usaha tersebut

yang bertujuan untuk membentuk kepribadian yang baik sesuai dengan

nilai-niali Islam, dan menjadikan manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai

dengan norma Islam.

Menurut Chabib Thoha, pendidikan Islam adalah pendidikan yang

falsafah dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun untuk

melaksanakan praktek pendidikan berdasarkan nilai-nilai dasar Islam yang

terkandung dalam Al-Qur‟an dan hadits (Thoha, 1996:99). Dari pengertian

tersebut tidah jauh beda dengan pengertian yang sebelumnya, yaitu sama-

sama membentuk kepribadian manusia yang sesuai dengan ajaran Islam.

Masih banyak lagi pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh

para ahli, namun dari sekian banyak pengertian pendidikan Islam yang

dapat kita ambil dan kita pahami, pada dasarnya pendidikan Islam adalah

usaha sadar untuk membimbing manusia baik jasmani dan rohani dari

tingkat kehidupan individu dan sosial, supaya lebih dewasa dalam

menyikapi tanggung jawab di dunia, sesuai dengan Al-Qur‟an, Hadis dan

Ijtihat, sehingga terbentul manusia yang seutuhnya, untuk mencapai

kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Page 30: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

16

3. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Konsep pendidikan Islam mengacu pada kehidupan manusia yang

seutuhnya, tidah hanya menyoroti atau mementingkan dari salah satu

aspek pendidikan itu sendiri sepertihalnya dari aspek keyakinan (akidah),

ritual (ibadah), norma-etika (akhlak) aja. Namun jauh lebih luas dan

dalam dari dari semua hal tersebut. Pada dasarnya para pendidik Islam

memiliki pandangan yang sama bahwasannya pendidikan islam mencakup

berbagai bidang seperti: keagamaan, akidah dan amaliyah, akhlak dan

budi pekerti, fisik-biologis, eksak, mental psikis, dan kesehatan. Dari

penjelasan di depan maka dapat dinyatakan bahwa ruang lingkup

pendidikan Islam meliputi:

a. Setiap proses perubahan yang menuju arah perkembangan dan

kemajuan harus didasarkan pada ruh ajaran Islam

b. Perpaduan dari pendidikan akal (intelektual, rohani (spiritual),

perasaan (emosi), mental dan jasmani.

c. Keseimbangan antara jasmani dan rohani, keimanan dan ketakwaan,

pikir dan dzikir, ilmiah dan amaliah, materil dan spiritual, individu dan

sosial, serta dunia dan akhirat.

d. Relisasi dwi fungsi manusia, yaitu fungsi peribadatan untuk

menghambakan diri hanya semata-mata karena Allah, dan fungsi

sebagai khalifah Allah, untuk melaksanakan tugas untuk menguasai,

Page 31: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

17

memelihara, memanfaatkan, melestariakan, dan memakmurkan alam

semesta (Roqib, 2009:22).

4. Pembelajaran Nilai dalam Pendidikan Islam

Kehidupan manusia tidak lepas dari nilai, dan nilai itu selanjutnya

diinstitusikan. Institusional nilai yang terbaik adalah melalui upaya

pendidikan. Hakekat pendidikan adalah proses transformasi dan

internalisasi nilai. Proses pembiasaaan terhadap nilai, proses rekonstruksi

nilai serta proses penyesuaian terhadap nilai (Muhaimin dan Mujib, 1993:

136-137).

Lebih dari itu fungsi pendidikan islam adalah warisan dan

pengembangan nilai-nilai Islam serta memenuhi aspirasi masyarakat dan

kebutuhan tenaga di semua tingkat dan bidang pembangunan demi

terwujudnya kesejahteraan masyarakat. (Muhaimin dan Mujib, 1993: 138)

Daripada itu nilai-nilai pendidikan Islam perlu ditanamkan pada anak

sejak dini supayadapat mengetahui dan memahami nila-nilai agama dalam

kehidupannya serta dapat merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pokok-pokok pendidikan yang harus ditanamkan pada anak didik

yaitu, keimanan, akhlak, ibadah.

a. Aqidah

Iman adalah kepercayaan yang terhujam kedalam hati dengan

penuh keyakinan, tidak ada perasaan syak (ragu-ragu) serta

mempengaruhi orientasi kehidupan, sikap dan aktifitas keseharian

Page 32: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

18

(Zainuddin, 1991:97) iman adalah mengucapkan dengan lidah,

mengakui benarnya dengan hati dan mengamalkan dengan anggota

badan.

Pendidikan keimanan termasuk aspek pendidikan yang patut

mendapat perhatian yang pertama dan utama dari orang tua.

Memberikan pendidikan ini pada anak merupakan sebuah keharusan

yang tidak boleh ditinggalkan. Pasalnya iman merupakan suatu pilar

yang mendasari keislaman seseorang. Pembentukan iman harus

diberikan kepada anak sejak dini, sejalan dengan pertumbuhan

kepribadiannya. Niali-nilai keimanan harus mulai diperkenalkan pada

anak dengan cara:

1) Memperkenalkan nama Allah SWT dan RasulNya

2) Memberikan gambaran tentang siapa pencipta alam raya ini

melalui kisah-kisah teladan.

3) Memperkenalkan kemaha Agungan Allah SWT (Nippan; Halim,

2001:176)

Rasulullah SAW adalah orang yang menjadi suri tauladan bagi

umatnya, baik sebagai pemimpin maupun orang tua. Beliau

mengajarkan kepada umatnya bagaimana menanamkan nilai-nilai

keimanan pada anak-anaknya. Ada lima pola dasar pembinaan iman

yang harus diberikan kepada anak, yaitu membacakan kalimat tauhid

kepada anak, menanamkan kecintaan kepada Allah SWT dan

Page 33: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

19

Rasulnya, mengajarkan Al Qur‟an dan menanamkan nilai-nilai

perjuangan dan pengorbanan (Hafidz, 1997:110).

Orang tua memiliki tanggung jawab mengajarkan Al Qur‟an

pada anak-anaknya sejak kecil. Pengajaran Al Qur‟an mempunyai

pengaruh yang besar dalam menanamkan iman yang kuat bagi anak.

Pada saat pelajaran Al Qur‟an berlangsung secara bertahap mereka

mulai dikenalkan pada satu keyakinan bahwa Allah adalah tuhan

mereka dan Al Qur‟an adalah firman-firmannya yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW.

Iman yang kuat dan tertanam dalam jiwa seseorang merupakan

hal yang sangat penting dalam perkembangan pendidikan anak. Salah

satu yang bisa menguatkan aqidah adalah anak memiliki nilai

pengorbanan dalam dirinya demi membela aqidah yang diyakini

kebenarannya (Hafidz, 1997:147). Semakin kuat nilai pengorbanannya

akan semakin kokoh iman yang dimilikinya.

Hal ini telah ditegaskan bahwasannya seseorang yang

dilahirkan kecuali dalam keadaansuci dari kesalahan dan dosa, dan

orang tuanyalah yang mmendidik seorang anak menjadi Yahudi,

Nasrani, atau Majusi. dan perkembangan selanjutnya tergantung pada

orang tua dan pendidiknya. Pendidikan keimanan termasuk aspek-

aspek pendidikan yang patut mendapatkan perhatian pertama dan

Page 34: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

20

utama dari orang tua. Maka orang tua wajib mengarahkan anaknya

agar sesuai dengan fitrahnya.

Memberikan pendidikan ini kepada anak merupakan sebuah

keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang tua dengan penuh

kesungguhan. Pasalnya iman merupakan pilar yang mendasari

keislaman seseorang.

Pembentukkan iman seharusnya diberikan kepada anak sejak

dalam kandungan, sejalan dengan pertumbuhan kepribadiannya.

Berbagai hasil pengamatan pakar kejiwaan menunjukkan bahwa janin

di dalam kandungan telah mendapat pengaruh dari keadaan sikap dan

emosi ibu yang mengandungnya (Daradjat, 1993: 55).

Nilai-nilai keimanan yang diberikan sejak anak masih dini,

dapat mengenalkannya pada Tuhannya, bagaimana ia bersikap pada

Tuhannya dan apa yang mesti diperbuat di dunia ini. Sebagaimana

dikisahkan dalam Al- Qur‟an tentang Luqmanul Hakim adalah orang

yang diangkat Allah sebagai contoh orang tua dalam mendidik anak, ia

telah dibekali Allah dengan keimanan dan sifat-sifat terpuji. Orang tua

sekarang perlu mencontoh Luqman dalam mendidik anaknya, karena

ia sebagai contoh baik bagi anak-anaknya. Perbuatan yang baik akan

ditiru oleh anak-anaknya begitu juga sebaliknya.

Oleh karena itu, pendidikan keimanan, harus dijadikan sebagai

salah satu pokok dari pendidikan kesalehan anak. supaya dapat

Page 35: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

21

diharapkan bahwa kelak ia akan tumbuh dewasa menjadi insan yang

beriman kepada Allah SWT. Melaksanakan segala perintah-Nya dan

menjauhi segala larangan-Nya. Dengan keimanan yang sejati bisa

membentengi dirinya dari berbuat dan berkebiasaan buruk.

b. Pendidikan Ibadah

Ibadah semacam kepatuhan dan sampai batas penghabisan,

yang bergerak dari perasaan hati untuk mengagungkan kepada yang

disembah. Kepatuhan yang dimaksud adalah seorang hamba yang

mengabdikan diri pada Allah SWT. Ibadah merupakan bukti nyata

bagi seorang muslim dalam meyakini dan mempedomani aqidah

Islamiyah. Sejak dini anak-anak harus diperkenalkan dengan nilai-nilai

ibadah dengan cara :

1) Mengajak anak ke tempat ibadah

2) Memperlihatkan bentuk-bentuk ibadah

3) Memperkenalkan arti ibadah

4) Melakukan pembinaan shalat

5) Pembinaan mengenai ibadah puasa

6) Pembinaan mengenai ibadah

7) Pembinaan mengenai ibadah (Hafizh, 1997:28)

Karena ibadah dari anak akan menambah keyakinan kebenaran

ajarannya. Semakin rajin ibadah maka akan semakin tinggi nilai

Page 36: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

22

keimanannya. Sehingga pendidikan anak dalam beribadah dianggap

sebagai penyempurna dari pendidikan aqidah.

Pembinaan ketaatan pada anak juga dimulai dalam keluarga,

kegiatan ibadah yang dapat menarik bagi anak yang masih kecil adalah

yang mengandung gerak. Anak-anak suka melakukan soholat, meniru

orang tuanya kendatipun ia tidak mengerti apa yang dilakukannya itu

(Daradjat, 1993: 60-61). Nilai pendidikan ibadah bagi anak akan

membiasakannya melaksanakan kewajibannya.

Ibadah merupakan tujuan hidup manusi diciptakan-Nya

dimuka bumi. Pendidikan ibadah merupakan salah satu aspek

pendidikan islam yang perlu diperhatikan. Semua ibadah dalam islam

bertujuan membawa manusia supaya selalu ingat kepada Allah. Oleh

karena itu. Allah berfirman dalam surat Adz- Dzariyat ayat 56:

Artinya : “ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya menyembahku” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwasannya umat manusia

dalam keadaan apapun dan dimana pun harus melaksanakan ibadah.

Dalam melaksanakan ibadah yang dimaksud dalam ayat di atas tidak

Page 37: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

23

hanya melaksanakan shalat saja, melaikan dalam arti yang sangat laus

seperti halnya berdakwah, membantu orang, sedekah, dsb.

c. Pendidikan akhlak

Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab, dari khuluq yang

menurut bahasa berarti “adab atau etika yang mengendalikan

seseorang dalam bersikap dan bertindak.” Adapun definisi akhlak

menurut istilah ialah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan

perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, yang dapat dibina serta

dapat diciptakan dalam diri masing-masing pribadi (hafizh, 1997:178).

Dengan demikian dari pengertian pendidikan dan akhlak di

atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah usaha sadar

dan tidak sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk

membentuk tabiat yang baik pada seorang anak didik, sehingga

terbentuk manusia yang taat kepada Allah. Pembentukan tabiat ini

dilakukan oleh pendidik secara terus menerus dengan tidak ada

paksaan dari pihak manapun.

Pendidikan akhlak adalah pendidikan budi perkerti, dilihat dari

segi pembiasaan seseorang dengan sifat-sifat yang baik dan sifat yang

terpuji, seperti: jujur, menghormati orang lain, ikhlas, suka beramal,

berani dalam kebenaran dan sebagainya.

Perlu diketahui bahwa akhlak tidak hanya pada perintah

hubungan antara manusia dengan manusia, namun juga mengatur

Page 38: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

24

hubungan dengan segala yang terdapat dalam wujud dan kehidupan ini

bahkan juga mengatur hubungan manusia dengan tuhannya.

B. Pewayangan

Wayang merupakan salah satu dari seni budaya bangsa Indonesia

yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya

wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra,

seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus

berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan,

dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Yang

mendapatkan pengakuan dari UNESCO pada tanggal 7 Novembe 2003.

Wayang dikenal oleh bangsa Indonesia sudah sejak dahulu, karena

nenek moyang kita percaya bahwa setiap benda hidup mempunyai roh/jiwa,

ada yang baik dan ada yang jahat.(http://umum.kompasiana.com/2009)

Dari pengamatan para ahli wayang asal usul wayang ada dua pendapat.

Pertama, pendapat bahwa wayang berasal dan lahir pertama kali di Pulau

Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dan dikemukakan

oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil

penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang termasuk

kelompok ini, adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt.

Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni wayang masih

amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural dan religi bangsa Indonesia,

Page 39: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

25

khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pewayangan,

yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pewayangan

Indonesia, dan tidak di negara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis

pewayangan, semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan bahasa

lain. Sementara itu, pendapat kedua menduga wayang berasal dari India, yang

dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Mereka antara lain

adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings, dan Rassers. Sebagian

besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah

menjajah India (http://budayawayangkulit.blogspot.com/2009).

C. Punakawan

Pada umumnya para panakawan ditampilkan dalam pementasan

wayang , baik itu wayang kulit , wayang golek , ataupun wayang orang

sebagai kelompok penebar humor untuk mencairkan suasana. Namun di

samping itu,para panakawan juga berperan penting sebagai penasihat

nonformal kesatria yang menjadi asuhan mereka.

Istilah panakawan berasal dari kata pana yang bermakna "paham",

dan kawan yang bermakna"teman". Maksudnya ialah, para panakawan tidak

hanya sekadar abdi atau pengikut biasa, namun mereka juga memahami apa

yang sedang menimpa atau yang terjadi pada majikan mereka

(http://budayawayangkulit.blogspot.com/2009). Bahkan seringkali mereka

bertindak sebagai penasihat majikan mereka tersebut. Hal yang paling khas

Page 40: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

26

dari keberadaan panakawan adalah sebagai kelompok penebar humor di

tengah-tengah jalinan cerita. Tingkah laku dan ucapan mereka hampir selalu

mengundang tawa penonton. Selain sebagai penghibur dan penasihat,

adakalanya mereka juga bertindak sebagai penolong majikan mereka di kala

menderita kesulitan. Misalnya, sewaktu Bimasena kewalahan menghadapi

Sangkuni dalam perang Baratayuda, Semar muncul memberi tahu titik

kelemahan Sangkuni. Dalam percakapan antara para panakawan tidak jarang

bahasa dan istilah yang mereka pergunakan adalah istilah modern yang tidak

sesuai dengan zamannya. Namun hal itu seolah sudah menjadi hal yang biasa

dan tidak dipermasalahkan. Misalnya, dalam pementasan wayang, tokoh

Petruk mengaku memiliki mobil atau handphone , padahal kedua jenis benda

tersebut tentu belum ada pada zaman pewayangan.

Punakawan dapat pula diartikan seorang pengasuh, pembimbing yang

memiliki kecerdasan fikir, ketajaman batin, kecerdikan akal-budi,

wawasannya luas, sikapnya bijaksana, dan arif dalam segala ilmu

pengetahuan. Ucapannya dapat dipercaya, antara perkataan dantindakannya

sama, tidaklah bertentangan. Khasanah budaya Jawa menyebutnya sebagai

„tanggap ing sasmita, lan limpat pasang ing Grahita‟. Dalam istilah

pewayangan terdapat makna sinonim dengan apa yang disebut wulucumbu

yakni rambut yang tumbuh padajempol kaki. Keseluruhan gambaran karakter

pribadi Ki Lurah Semar tersebut berguna dalamupaya melestarikan alam

semesta, dan menciptakan kemakmuran serta kesejahteraan dibumi pertiwi.

Page 41: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

27

Dalam cerita pewayangan Jawa, punakawan tersebut dibagi menjadi dua

kelompokyang masing-masing memiliki peranan yang samasebagai

penasehat spiritual dan politik, namun masing-masing mengasuh tokoh

yangkarakternya saling kontradiksi. Kelompok Ki Lurah Semar Badranaya.

Kelompok ini terdiri Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Mereka

menggambarkan kelompok punakawan yang jujur, sederhana, tulus, berbuat

sesuatu tanpa pamrih, tetapi memiliki pengetahuan yang sangat luas, cerdik,

dan mata batinnya sangat tajam. Ki Lurah Semar, khususnya, memiliki hati

yang “nyegoro” atau seluas samudra serta kewaskitaan dan kapramanan -nya

sedalam samudra. Hanya satria sejati yang akan menjadi asuhan Ki Lurah

Semar. Semar hakekatnya sebagai manusia setengah dewa, yang bertugas

mengemban/ momong para kesatria sejati.

Ki Lurah Semar disebut pula Begawan Ismaya atau Hyang Ismaya,

karena eksistensinya yang teramat misterius sebagai putra Sang Hyang

Tunggal umpama dewa mangejawantah. Sedangkan julukan Ismaya artinya

tidak wujud secara wadag/fisik, tetapi yang ada dalam keadaan samar/semar.

Dalam uthak-athik-gathuk secara Jawa, Ki Semar dapat diartikan guru sejati

(sukma sejati), yang ada dalam jati diri kita. Guru sejati merupakan hakekat

Zat tertinggi yang terdapat dalam badan kita. Maka bukanlah halyang muskil

bila hakekat guru sejati yang disimbolkan dalam wujud Ki Lurah Semar,

memiliki kemampuan sabda pendita ratu, ludahnya adalah ludah api (idu

geni). Apa yang diucap guru sejati menjadi sangat bertuah, karena ucapannya

Page 42: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

28

adalah kehendak Tuhan. Para kesatria yang diasuh oleh Ki Lurah Semar

sangat beruntung karena negaranya akan menjadi adil makmur, gamah ripah,

murah sandang pangan, tenteram, selalu terhindar dari musibah. Ki Lurah

Semar selalu dituakan dan dipanggil sebagai kakang, karena dituakan dalam

arti kiasan yakni ilmu spiritualnya sangat tinggi, sakti mandraguna,

berpengalaman luas dalam menghadapi pahit getirnya kehidupan. Bahkan

para Dewa pun memanggilnya dengan sebutan “kakang”.

Dari tokoh tokoh punakawan banyak hal yang mengajarkan berbudi

luhur, menanamkan ketuhan atu ketauhidan yang kokoh sebagai pondasi

dalam menjalani kehidapan kelak, supaya tidak menjadi orang yang

sombong, bertindak tidak usah tergesa-gesa atau berhati-hati, dan

mengajarakan supaya bisa membedakan mana yang baik dan buruk.

Penjelasan dari masing-masing tokoh punakawan.

1. Semar

Semar dari kata samar, kenyataan wujud Kyai Lurah Semar itu

tersamar, banyak yang mengatakana pria namun wajahnya seperti wanita,

biala disebut wanita jelas-jelas perawakannya jelas pria. Makanya banyak

yang salah menduga, dikarenakan mempunyai hidung kecil mempesona,

mata basah mempesona, dan lain-lain yang serba mempesona.

Dalam setiap pementasan wayang tokoh semar selalu hadir

memberikan pencerahan kepada kesatria yang sedang dirundung duka atau

kekalahan saat perang. Semar adalah tokoh wayang yang kehidupannya

Page 43: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

29

penuh denagn keunikkan. Semar merupkan perantara anra dunia manusia

dengan dunia para dewa, penghubung dunia jiwa dengan dunia nyata.

Semar yang melambangkan kearifan dan kebenaran. Ke benaran yang

bersifat hakiki dan kearifan yang bersifat fitrah dan alam manusia.

“Semar berasal dari kata Samara (bergegas). Semar

merupakan pusat dari punakawan sendiri dan asal usul dari

keseluruhan punakawan itu sendiri. Semar disegani oleh kawan

maupun lawan Semar menjadi rujukan para kesatria untuk

meminta nasihat dan menjadi tokoh yang dihormati. Namun

karakter tetap rendah hati, tidak sombong, jujur, dan tetap

mengasihi sesame dapat menjadi contoh karakter yang baik.

Penuh kelebihan tetapi tidak lupa diri karena kelebihan yang

dimiliki.” (yokimirantiyo.blogspot.com)

Semar digambarkan dengan jari telunjuk seolah menuding,

melambangkan karsa/keinginan yang kuat untuk menciptakan sesuatu.

mata yang menyipit juga melambangkan ketelitian dan keseriusan dalam

menciptakan.

Semar mengajarkan membangun sifat ketuhanan (iman) supaya

jiwanya kokoh tidak gampang terpengaruh marang sifat yang jelek, semar

juga mempunyai tujuan agar manusia berhati-hati dalam menyembah

Tuhan agar tidak menjadi syirik, mengajari manusia agar mempunyai adab

Page 44: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

30

(sopan santu), hidup rukun, gotong royong, mencegah perbuatan tercela

melakukan perbuatan yang terpuji, dan melakukan apa yang menjadi

kewajiban manusia (halal/haram).

2. Nala Gareng

Gareng adalah anak Semar yang berarti pujaan atau didapatkan

dengan memuja. Nala gareng adalah seorang yang tak pandai bicara, apa

yang dikatakannya kadang - kadang serba salah. Tetapi ia sangat lucu dan

menggelikan. Nala gareng merupakan tokoh punakawan yang memiliki

ketidaklengkapan bagian tubuh. Nala gareng mengalami cacat kaki, cacat

tangan, dan mata. Karakter yang disimbolkan adalah cacat kaki

menggambarkan manusia harus berhati-hati dalam menjalani kehidupan.

Tangan yang cacat menggambarkan manusia bisa berusaha tetapi Tuhan

yang menentukan hasil akhirnya. Mata yang cacat menunjukkan manusia

harus memahami realitas kehidupan. Kita tidak boleh

menyerah.bagaimanapun kita sudah berusaha.apapun hasilnya,pasrahkan

padaNya (yokimirantiyo.blogspot.com).

3. Petruk

Petruk berasal dari kata fat ruk (tinggalkanlah). Petruk adalah anak

kedua Semar. Tokoh petruk digambarkan dengan bentuk panjang yang

menyimbolkan pemikiran harus panjang. Dalam menjalani hidup manusia

harus berpikir panjang (tidak grusa-grusu) dan sabar. Bila tidak berpikir

Page 45: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

31

panjang, biasanya akan mengalami penyesalan di akhir. Petruk merupakan

tokoh yang nakal dan cerdas, serta bermuka manis dengan senyuman yang

menarik hati, pandai berbicara, dan juga sangat lucu. Ia suka menyindir

ketidakbenaran dengan lawakan-lawakannya. dengan tangan dan kaki yg

panjang, tubuh tinggi langsing, hidung mancung, wujud dari cipta, yang

kemudian diberi rasa, sehingga terlihat lebih indah

(yokimirantiyo.blogspot.com).

Petruk adalah seorang pelayan tapi bukan seorang penjilat, dan

tidak sombong, tidak angkuh, pantang menyerah, dan masih banyk lagi

sifat-sifat yang lainnya. selain itu peteuk juga mengajarkan tidak boleh

menari musuh, tidak boleh mencela dengan sesama, semar juga

mengajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang di berikan oleh Tuhan

Yang Maha Esa atas nikmat yang telah diberikan, dan juga tidak boleh

menghambur hamburkan uang untuk senang membeli sesuatu yang kurang

penting, boros, melainkan mengarjankan untuk saling berbagi dengan

sesama. Petruk ngajar ke dadi wong ora ntuk grusa-grusu “tergesa-gesa”

mengko mundak nyesel neng mburine.

4. Bagong

Bagong berasal dari kata al ba gho ya (perkara buruk). Bagong

adalah punakawan Jawa. Bagong adalah anak bungsu Semar atau

punakawan ke 4. Dalam cerita pewayangan, Bagong adalah tokoh yang

diciptakan dari bayangan Semar. Bagong bertumbuh tambun gemuk

Page 46: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

32

seperti halnya Semar. Namun seperti anak-anak semar yang lain, Bagong

juga suka bercanda bahkan saat menghadapi persoalan yang teramat

serius. serta memiliki sifat lancang dan suka berlagak bodoh. Ia juga

sangat lucu. Karakter yang disimbolkan dari bentuk bagong adalah

manusia harus sederhana, sabar, dan tidak terlalu kagum pada kehidupan

di dunia (yokimirantiyo.blogspot.com).

Bagong yang memiliki senjata yaitu bendho/parang/bapang, yang

memiliki fungsi sebagai pembeda, yang membedakan antara yang baik

dan buruk. Bagong juga pandai melucu dan sindirannya selalu mengenai

orang yag di sindir tapi tidak membuatnya sakit hati.

Page 47: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

33

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian

kualitatif. Yang dapat diartikan sebagai penelitian yang tidak menggunakan

perhitungan. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Milner adalah tradisi tertentu

dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-

orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya (Moloeng, 2008:4).

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan hasil deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2008: 4).

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan

sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.

Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah

berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat

digunakan untuk menujang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai

instrumen pendukug, oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung di

Page 48: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

34

lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang ditelit,

sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan atau

sumber data lainnya di sisn mutlak diperlukan.

3. Sumber Data

Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

a. Data Primer

Yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat

penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh

dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan

data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang nilai – nilai

pendidikan Islam dalam pewayangan Punakawan. Adapun sumber data

langsung penulis dapatkan dari pembinaan dalang atau video.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber

lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat

perkupulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi pemerintah. Data

ini dapat berupa majalah, bulletin, publikasi dari berbagai organisasi, hasil-

hasil studi, hasil survey, studi historis dan sebagainya. Peneliti menggunakan

data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi

yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan dalang.

Page 49: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

35

4. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Suprayogo &

Tobroni, 2003:172). Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari data

tentang nilai – nilai pendidikan Islam dalam pewayangan Punakawan.

b. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial

keagamaan terutama pada penelitian kualitatif. Secara umum observasi adalah

penglihatan atau pengamatan. Sedangkan secara khusus dalam dunia

penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka

memahami, mencari jawab, mencari bukti terhadap fenomena sosial-

keagamaan selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang

diobservasi, dengan mencatat, merekam dan memotret guna penemuan data

analisis (Suprayogo & Tobroni, 2003:167).

c. Dokumentasi

Sejumlah besar data dan fakta tersimpan dalam bahan dan yang

berbentuk dokumentasi. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Suprayogo &

Tobroni, 2003:164). Sebagian besar data yang tersimpan adalah berbentuk

Page 50: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

36

surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto dan sebagainya.

Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi

peluang kepada peneliti unutk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu

silam. Teknik ini penulis gunakan untuk memuat data atau data gambar

tentang nilai – nilai pendidikan Islam dalam pewayangan Punakawan.

5. Analisis Data

Terdapat tiga teknik analisasi data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus menerus selama

penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

1) Reduksi Data

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik data kualitatif. Reduksi

data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa

sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

2) Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu teknik analisis data kualitatif.

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga member kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk

penyajian data kualitatif berupa teks naratif.

Page 51: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

37

3) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik data kualitatif.

Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk

mengambil tindakan.

Tujuan analisis data yaitu agar peneliti mendapat makna variable-

variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan

dalam penelitian. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah mengelola

dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik,

teratur, terstruktur dan mempunyai makna (www.pengertianpaakar.com).

6. Pengecekan Keabsahan Data

a. Triangulasi Sumber Data

Adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai

metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain wawancra dan observasi,

peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant observation),

dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan

pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara akan menghasilkan

bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya memberikan pandangan

(insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai

pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh

kebenaran handal (Moleong, 2008).

Page 52: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

38

b. Triangulasi Teknik

Dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan

cara berbeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti

menggunakan metode wawancara, observasi, dan survei. Untuk memperoleh

kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai

informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan

wawancara terstruktur. Atau penenilti menggunakan wawancara dan observasi

atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya.

Selain itu peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda

untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif

atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena

itu, triangukasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh

dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan

demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkip

film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun

demikian, triangulasi aspek lain tetap dilakukan.

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat nara sumber

masih segar, belum banyak masalah akan memberikan data yang valid

sehingga lebih kredibel. Untuk itu, dalam rangka pengujian kredibilitas data

dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,

Page 53: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

39

observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda, maka

dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.

Triangulasi dapat juga dilakukan dengan cara mengecek hasil penelitian, dari

tim peneliti lain yang diberi tugas melakukan pengumpulan data. Tujuan

penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi

lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitar

(http://dinarpratama.wordpress.com).

7. Paparan Data Penelitian

Untuk mengetahui nilai pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan

di Pewayangan., dapat didasarkan pada beberapa pendapat sumber informasi yaitu

dari dalang dan video wayang Punakawan. Setidaknya, hasil wawancara dengan

dalang dan hasil dari video dapat menjadi bentuk perwakilan informasi tentang

nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan..

Adapun sumber datanya (informan) yaitu ;

1. Ki Sugeng (dalang)

2. Video wayang (Semar Mbangun Kayangan)

Kemudian dari wawancara (hasil data) dengan dalang dan dialog yang

ada di dalam video (Semar Mbangun Kayangan) sebagai berikut ;

Page 54: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

40

1. Dialog/wawancara dengan dalang (bapak Sugeng, Dusun Kenanga Desa

Lemahireng)

Peneliti : Pesan/nilai pendidikan Islam apa yang disampaikan tokoh

Punakawan Semar, Petruk, Gareng dan Bagong dalam

pewayangan?

Pak Sugenng :“Semar, menyampaikan atau berpesan kepada

penonton(manusia) hidup di dunia itu harus;

Menjalankan rukun Islam(menjadi muslim yang baik),

Seorang muslim harus mempunyai sopan santun, suka

menolong, tidak boleh sombong(riya‟), Jika jadi

peminpin jangan lupa dengan yang dibawah sebaliknya

juga jika dibawah jangan lupa dengan yang diatasnya,

pemimpin harus bisa mengayomi, manusia harus

bersyukur atas segala sesuatu yang diberikan oleh

Tuhan”.

Peneliti : Sekarang yang nilai pendidikan Islam yang disampaikan

Petruk Pak?

Pak Sugeng :“Kalau Petruk itu menyampaikan; harus realistis

dalam menyikapi masalah hidup di dunia ini, patuh

terhadap orang tuanya, manusia harus berusaha ikhlas

dalam beramal apapun, pasrah kepada Allah SWT, jika

jadi pemimpin harus bijaksana, manusia tidak boleh

angkuh dan manusia harus jujur.”

Peneliti : Masih dua tokoh punakawan pak, sekarang yang

disamapaikan oleh Gareng pak?

Pak Sugeng :“Gareng, manusia dalam bersosialisasi dengan sesama

manusia harus berhati-hati dalam berbuat dan

Page 55: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

41

berbicara, jangan iri kepada orang lain dan jangan

mengambil hak orang lain(mencuri/korupsi)”.

Peneliti : Sekarang yang tokoh yang terakhir pak yaitu Bagong?

Pak Sugeng :“Kalau Bagong pesannya, manusia harus mencari

ilmu sebanyak-banyaknya, carilah bekal untuk hidup di

akhirat karena kehidupan di akhirat adalah kekal, dan

berani mengkritik penguasa atau pemimpin artinya

manusia harus berani membela atau memperjangkan

kebenaran. Itu yang disamapaikan Bagong”.

Peneliti : Apakah yang disamapaikan tokoh-tokoh punakawan dalam

setiap lakon juga sama dengan apa yang disamapaikan bapak

diatas?

Pak Sugeng :“Pada dasarnya ya sama, akan tetapi bahasa atau

narasinya yang berbeda, tapi pada intinya sama.”

Peneliti : Jadi setiap pertunjukan kesenian wayang kulit pasti ada tokoh

Punakawan yang selalu memberikan pesan pendidikan?

Pak Sugeng :“Ya tergantung lakonnya, akan tetapi tokoh

Punakawan pasti ada dan muncul untuk memberikan

pesan-pesan kehidupan bagi manusia. Karena

pertunjukan wayang pasti ada unsur-unsur ajaran

pendidikan.”

2. Dialog yang terdapat di video dalam lakon “Semar Mbangun Kayangan”

Petruk : “saat saya datang di tanah wonogiri, taubat, sangat terlihat

kerukunan bermasyarakat di tanah jati serono”.

Gareng : “contohnya apa truk?”

Page 56: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

42

Petruk : ”seperti, terlihat saat bekerja tidak ada yang merasa unggul

dan tidak ada yang merasa di unggulkan, semua pada ingat

pada kewajibannya sendiri-sendiri, mas gareng”.

Gareng : “kamu ini merendah-rendahkan dan membaik-baikkan, serta

tidak membicarakan kejelekannya sama sekali ini gimana”.

Petruk : “sebab itu saya berbicara merendahkan, supaya orang-orang

mengambil hikmahnya menjadi pengikut dan petunjuk kepada

illahi, moga-moga bicaraku ini di ijabah dan diridhoi oleh

Allah. Dan tanah disini bisa terwujud seperti yang saya

bicarakan tadi mas. Orang yang beriman mendoakan

orangkan dengan doa yang baik-baik kan? Bila seseorang

dicari kejelekannya maka tidak ada benarnya kan mas? Kan

orang sebagai khalifah itu tidak ada yang benar”.

Bagong : “saya menggaris bawahi apa yang di bicarakan oleh petruk

mas gareng”.

Gareng : “yang mana?”

Bagong : “yang ucapan, bertampat pada tempatnya masing-masing,

ingat akan kewajibannya, sebab bekerja seperti ini tidak ada

yang unggul, sebab punya tanggung jawab sendiri-sendiri.

Ibarat seperti rumah, yang merasa menjadi genteng (atap

rumah) jangan merasa dirinya itu yang terpakai sendiri,karena

posisinya paling atas terus sombong, sebab rumah tanpa

genteng sapa yang akan meneduhkan? Itu dikarenakan

perannya genteng, daripada itu rumah yang paling penting

adalah genteng. Dan gendeng tidak menyadari dirinya sendiri

bahwa tanpa dilandasi oleh kayu reng apa bisa bertempat di

atas. Makanya kayu reng mendengar gembar-gembor nya

gendeng tadi kayu reng jadi sakit hati, trus kayu reng

berbicara, kamu ini jangan sombong jangan sok, kamu bisa

duduk di atas seperti itu tanpa penyangga yaitu aku dari

bawah apa kamu tidak terpelesetn sampai ketnah dan kamu

pecah berkeping-keping. Trus kayu reng pung ikut sombong

yang paling penting ya seperti aku ini (kayu reng). Yang

namanya reng bilatidak ada paku reng yang kecil yang

menempelkan, paku reng pung bicara, kamu itu ingat bila

tidak ada aku apa bisa kamu bisa menempel dengan eratnya

pa kayu usuk? Apa kamu bisa menopang gendeng? Apa kamu

malah tidak ikut jatuh? Walaupun kecil seperti ini aku ada

gunanya dan ada manfaatnya. Sebaiknya jangan melihatkan

Page 57: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

43

egonya masing-masing,yang ada di atas jangen melupakan

yang dibawah, yang kuat dan yang besar jangan meremehkan

yang kecil”.

Petruk : “orang kalau di ajak naik gunung emang susah, tapi kalu di

ajak jatuh ke jurang wah cepat sekali. Seperti itu memang

berguna untuk menguji mental apakah mentalnya lurus, tegar,

dan tidak goyang seperti yang di omongkan bagong tadi”.

Semar : “orang itu harus bias menjaga keluarganya

(quuanfusikum)”.

Gareng : “aku punya tetatangga punya putri yang mau di lamar laki-

laki yang bernama yanto, putri nya bernama istiqomah,

ayahnya yanto itu berbicara kepada yanto kenapa mau

menikahi istoqomah padahal miskin, kemudian yanto

menjawab, istiqomah itu cucunya pak karto , kemudian

ayahnya kaget, dan berbicara, karto orangnya yang baik itu?

Orangnya tukang bangunan? Imannya yang besar itu? Kalau

pulang dari Jakarta orangnya bawa tas plastic yang isinya

makanan,trus mencari anak yatim piatu yang baru di tinggal

bapak, ibunya?”

Bagong : “oh ya ya reng, kakeknya yang sudah meniggal beberapa

puluh tahun yang lalu, terus cucunya ingin dilamar

berpengaruh ya reng”.

Gareng : “ya berpengaruh, makanya harimau mati meninggalkan kulit,

gajah mati meninggalkan gading”.

Semar : “makanya setan dan jin itu musuh Nabi Adam sampai

keturunannya (innahu lakum adu wummubiin) yang tidak

berhati-hati orang yang punya drajatnya hilang maka akan

jadi makhluk yang paling hina”.

Sesaji rojo suryo

Semar : “ada empat pilar yang harus dimiliki seorang pemimpin,

pertama hati samudra (karakter hati), kedua cara berfikir

cepat, tepat, benar, cerdas, dan rasional, ketiga tidak mudah

Page 58: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

44

emosi, keempat jiwa (mencintai tetangga, agama, keluarga,

dan likuk biruk nya, itu merupakan sebuah demokrasi)”.

Semar : “saya dan anak saya gareng petruk bagong, dapat

penghormatan, saya ini sangat tersanjung bisa bertemu sama

dengan disini, saya memembri hormat bakti saya, dari

pembantu semar semoga diterima oleh tuanku puntho dewa”.

Puntha dewa: “kakak semar jangan di ambil hati jika penghormatanmu

tidak bisa saya terima”.

Petruk : “gong, di hormati kyai semar belum diterima gong”.

Bagong : “pemimpin yang baik ya seperti itu, sebab semar itu

bagaikan lambang mastur, tuan puntho dewa itu orang

mashur, mastur kui “khoiru „ala mashur” yang terkenal itu

tuan puntha dewa yang mendo‟akan ya kita ini, ya tidak

reng?”

Gareng : “beres”.

Bagong : “makanya yag mastur dan yang mashur harus

jadi satu membuat negara yang “baldatun thoyibatun

warobbun ghofur” ”.

Petruk : “oh begitu ya gong?”

Bagong : “jangan antara bawahan dan atasan

bertengkar, ktp cepat diselesaikan, kasian yang mau menikah,

pindah rumah, mau meminjam dibank, dan yang lainnya”.

Semar : “saya ya mengucapkan syukur punya pemimpin seperti aden,

yang bisa merasa dan mengerti. Memang benar pangkat

dicari, pangkat yang paling tinggi adalah pensiun dan gelar

yang paling lebar adalah almarhum. Saya ambil dari

ajarannya Syeh Siti Jenar di kitab ma‟rifat jawa, orang

meninggal khusnul khatimah itu ada cirinya yaitu orang yang

meninggalkan air setetes yang harum baunya dan hidup

seperti lidi laki-laki yang tegak seperti payung besar yang bisa

melindungi minimal melindungi keluarganya “quanfusakum

wa ahlikum narra,” jadi seumpama tuan berkata seperti tadi,

yang jadi ya yang seperti itu, pemimpin atau jadi orang saja

itu yang di cari itu apa? Orang itu baru baru mencatat

sejarah, sebab orang yang meninggal beberapa abad,

berpuluh-puluh taun masih dikenang pemuda-pemudi yang

Page 59: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

45

menyaksikan atas sejarah para nenek moyangnya. Kemarin

ada apa reng tolong di ceritakan”.

Semar : “sebab itu gus, sombong itu hanya dipakai oleh Allah Swt.

Tidak boleh dipakai oleh para manusia, nanti saya ceritakan

ini ada makhluk yang bernama Azazil, Makhluk Azazil ini di

sayang sama tuhan yang membuat dunia ini yaitu Allah, tidak

di sayang gimana makhluk yang namanya Azazil ini itu dikasih

penghargaan di langit sab satu di kasih bendera yang

bertuliskan al abid (pengikut yang rajin ibadah)”.

Petruk : “semar tadi membaca apa tidak gong?”

Bagong : “tidak, nasihat ok membaca, nasehat itu dihafalkan apa lagi

dilaksanakan jadi keluarnya itu dari hati,kalau membaca

naskahnya pas hilang ya bingung sendiri”.

Semar : “di langit sab tigaada bendera yang bertuliskan Syaidul

Malaikat jadi komandan malaikat itu lamanya 30000 tahun, itu

Azazil. Tawaf di Baitul Makmur bersama malaikat-malaikat

14000 tahun, bertempat tinggal di surga menjadi Syaidul

Malaikat bersama malaikat Qurabiyun lamanya 40000 tahun,

bertempat tinggal di surga. Saat berada di langit sab tujuh ada

bendera penghaargaan kanggo makhluk Azazil yang

bertulisakan al izroillah, makhluk Azazil di kasih wewenang

Allah ikut memberi tanda , dan diberi hak untuk mencabut

nyama manusia seperti malaikat Izroil. Tetapi saat Nabi Adam

As. di ciptakan semua makhluk di perintahkan Allah untuk

bersujud kepada Nabi Adam As. Sujud itu sujud hormat bukan

sujud sembah, yang akan di nobatkan sebagai khalifah di

bumi, semuanya pada sujud yang tidak mau sujud Cuma

Azazil, alasanya masuk akal, aku ini makhluk yang mulia yang

bisa masuk surga dan thawaf dibaitul makmur bersama

malaikat Qurrabiyun. Kenapa harus hoirmat kepada nabi

adam yang di buat dari bahan tanah yang paling rendah,

azazil lupa kalau yang memberi gelar dan pangkat yaitu Allah.

Karena membantah perintah Allah semua gelar dan bendera di

cabut dan azazil di buang di bumi nama nya menjadi iblis dan

punya nak yang namanya jin dan setan”.

Page 60: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

46

BAB IV

ANALISIS DATA

1. Paparan Data

Untuk mengetahui nilai pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan

di Pewayangan., dapat didasarkan pada beberapa pendapat sumber informasi yaitu

dari dalang dan video wayang Punakawan. Setidaknya, hasil wawancara dengan

dalang dan hasil dari video dapat menjadi bentuk perwakilan informasi tentang

nilai-nilai pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan..

Adapun sumber datanya (informan) yaitu ;

1. Ki Sugeng (dalang)

2. Video wayang (Semar Mbangun Kayangan)

2. Temuan Penelitian

a) Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan.

Wayang mempunyai pengaruh dan potensi yang sangat besar dalam

kehidupan orang Jawa, akan tetapi untuk menilai besar kecil peranan wayang

sangat tergantung dari tingkat intelektual para penontonnya. Karena jika

penontonnya tidak tanggap atau tidakpeka dengan apa yang ditampilkan dan

disampaikan dalam isi cerita wayang maka penontonnya akan kesulitan

mengambil pelajaran didalamnya. Karena bagaimanapun wayang adalah suatu

Page 61: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

47

kesenian, unsur utama wayang adalah hiburan yang diselipi tentang ajaran

atau tuntunan-tuntunan hidup atau nilai-nilai pendidikan Islam terutama bagi

masyarakat Jawa yang beraga Islam dalam peran “punakawan”.

Punakawan mengajarkan manusia untuk selalu berbuat kebijakan, antara lain:

1. Selalu menuntun kepada Allah SWT (beriman).

2. Tidak boleh riya‟

3. Sesama manusia itu harus tolong menolong, manusia satu dengan yang

lainnya saling membutuhkan.

4. Manusia yang di atas jangan melupakan yang di bawah, dan yang di

bawah jangan melupakan yang di atas.

5. Orang itu harus bisa menjaga keluarganya.

6. Selalu membantu anak yatim.

7. Orang yang punya derajat tapi tidak hati-hati maka akan jadi orang atau

makhluk yang paling hina.

8. Harus selalu bersyukur kepada Allah SWT.

9. Serta ada empat pilar yang harus dimilki seorang khalifah (pemimpin)

yaitu :

1) Hati samudra (karakter hati yang baik)

2) Berfikir cepat, tepat, benar cerdas dan rasional

3) Tidak mudah emosi

Page 62: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

48

4) Jiwa yang baik (iman kepada Allah SWT, mencintai keluarga,

mencintai tetangga, dan mengutamaka kemaslahatan rakyat.

Punakawan dalam menanamkan karakter pada dasarnya mengajarkan

manusia selalu mengutamakan beberapa hal untuk menjadi pedoman hidup,

yaitu :

1. Keimanan

Dalam ajaran Islam terdapat enam rukun iman yaitu iman kepada

Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, ian kepada para malaikat Allah,

iman kepada para nabi Allah, iman kepada hari kiamat, iman kepada qada

dan qadar.

Punakawan semar sejatinya merupakan dewa mengejawantah,

maka simboliknya mengajarkan kepada manusia untuk selalu bertaqwa

dan percaya kepada adanya kekuatan dan kekuasaan Allah

2. Ibadah

Melaksanakan ibadah merupakan bukti kepatuhan kepada Allah.

Manusia yang taat beribadahmerupakan cerminan manusia yang selalu

berbuat kebajikan. Dan pandawa adalah simbol dari rukun islam yang

lima. Sedangkan punakawan adalah abdi mereka yang dapat

diinterpretasikan bahwa punakawan merupakan abdi yang selalu taat

menjalankan dan mendampingi kelima rukun Islam tersebut.

Page 63: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

49

3. Akhlak

Akhlak bisa diartikan sebagai tabiat, watak, budi pekerti, atau

moral. Punakawan adalah guru spiritual yang berusaha mendidik pandawa

agar menpunyai akhlak mulia, pendidikan ini selalu terlihat dalam lakon

Semar Mbangun Kayangan.

Akhlak yang berakhlak mulia sering dikaitkan dengan orang

beramal, orang yang memiliki kesadaran moral senantiasa jujur. Tindakan

orang yang bermoral tidak akan menyimpang dan selalu ber pegagang

teguh pada nilai-nilai luhur. Bahkan dalam pergaulan di masyarakat,

perbuatan orang bermoral cenderung akan diterima, disetujui, dan berlaku

pada setiap waktu dan di manapun.

Dalam masyarakat jawa terkenal istilah becik ketitik olo ketara

(orang yang baik akan terlihat, orang jahatpun akan terlihat). Meskipun

istilah ini sangat sederhana, namun sanagtlah berpengaruh cukup besar

dalam kehidupan masyarakat jawa. Bagi masyarakat jawa orang jahat

tidak mempunyai tempat dan ruang bebas, dan begitu pula sebaliknya

orang jahat akan selalu akan dicemooh dan dikucilkan dari pergaulan di

lingkungan masyarakat.

Kepedulian sosial ini dapat diwujudkan dengan banyak hal. Dalam

konteks ajaran moral punakawan, bukti kepedulian sosial terlihat jelas dari

Page 64: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

50

kedermawanan dan keberpihakan mereka kepada orang kecil (rakyak

jelanta). Dalam islam, harta kekayaan dianggap sebagai amanah Allah

yang harus gigunakan dengan sebaik-baikna. Bila amanah itu tidak

dilaksanakan berarti telah menghianati Allah. Sebagaimana firman Allah:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan

Allah) sebagian dari rezki yang Telah kami berikan kepadamu

sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan

tidak ada lagi syafa'at. dan orang-orang kafir Itulah orang-orang

yang zalim”. (QS.al-Baqarah:254)

4. Persaudaraan

Setiap orang memiliki suatu perbedaan-perbedaan, baik disadari

maupun tidak. Perbedaan mengimplikasikan perlunya saling toleransi

antar sesama. Definisi toleransi sebagai satu prinsip sosial yang

membolehkan orang lain menyampaikan pendapat dan berbuat sesuatu

yang berbeda dengan pendapat orang lain. Toleransi pada dasarnya

merupakan sikap lapang dada terhadap prinsip yang dipegang atau dianut

orang lain, tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Toleransi merupakan

Page 65: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

51

wujud menghargai atas apa yang dikerjakan oleh orang lain.Salah satu

contoh nilai toleransi yang diajarkan oleh tokoh Semar yaitu : “Sampeyan

pancen bener gelem tata krama. Ngajeni dhateng sinten kemawon,

satemeni ajine luwih aji sing ngajeni kaliyan sing diajeni.” Terjemahan :

“Anda memang benar mau bertata krama. Menghargai kepada siapapun.

Sesungguhnya lebih berharga yang menghormati daripada yang

dihormati”.

Persaudaraan yang digambarkan dalam laku Semar menjadi

sangat penting adanya tanpa melihat setiap perbedaan yang ada. Karena

kewajiban setiap manusia adalah menjalin hubungan persaudaraan antar

sesama, seperti halnya Semar yang menyadari perannya sebagai abdi

sekaligus sebagai perawat, pembimbing, pelindung, pengarah kepada

kebenaran.

4. Kesetia Kawanan

Setia Kawan Adalah rasa keteguhan hati yang kuatdalam

pertemanan yang ditunjukkan dengan sikap-sikap seperti selalu ada dalam

keadaan apapun, tidak berbohong dan mengkhianati teman, ikhlas dan

tidak mengharapkan apapun dalam berteman, mau menerima kekurangan

dan kelebihan teman, saling memprbaiki diri, jujur, berkasih sayang, tidak

meninggalkan kawan ketika sedang terpuruk, mau memaafkan kesalahan,

Page 66: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

52

suka membantu, mengingatkan jika teman melakukan kesalahan dan lain

sebagainya.

Sedangkan pengertian setia kawan menurut Islam adalah perasaan

bersatu, sekepentingan, sependapat dan sepenanggungan dalam suatu

ikatan persahabatan. Serta kawan dalam Islam disebut juga dengan

Ukhuwah Islamiyahyang artinya persaudaraan sesame muslim. Seperti

halnya dalam tokoh Punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong,

mereka selalu mengutamaka pertemanan atau kesetia kawanan. Contohnya

dalam pertunjukan pewayangan mereka selalu mengingatkan hal kebaikan

antara satu dengan yang lainnya, selalu menegur jika melakukan keslahan

dalam berkata ataupun dalam berbuat. Dan mereka selalu kompak dan

mendukung satu dengan yang lain.

5. Ketaatan pada Pemimpin

Dalam karakter Punakawan (Semar) berpesan kepada kita sebagai

rakyat yaitu “Sebagai Pamong atau abdi, Janggan Semarasanta sangat

setia kepada Bendara (tuan)nya”. Ia selalu menganjurkan untuk menjalani

laku prihatin dengan berpantang, berdoa, mengurangi tidur dan bertapa,

agar mencapai kemuliaan. Artinya kita sebagai rakyat atau abdi Negara

harus setia atau taat kepada pemimpinnya.

Allah berfirman dalam surat An Nisa ayat 59

Page 67: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

53

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu”.

Mengapa Allah memerintahkan kita taat kepada pemimpin. Kalau

taat kepada Allah dan Rasul-Nya sudah jelas, karena Rasullah yang

menyampaikan pesan-pesan Allah. Tidak lain karena ketaatan kita kepada

pemimpin memiliki arti kemanusiaan dan sekaligus ketuhanan;

kebahagiaan dan persatuan; keselamatan dan kebersamaan; kerjasama dan

persaudaraan, serta keteraturan dan ketaatan. Pemimpin tidak lain

merupakan representasi wakil Allah dalam urusan duniawi agar visi

memakmurkan bumi dan penduduknya dapat dilakukan melalui sistem

yang teratur, tertib, berkeadilan dan ketaatan. Maka pemimpin dengan

segala nilai kekurangan dan kelebihannya harus didukung.

6. Pengandian

Tokoh Punakawan selalu mengabdi pada ksatria yang selalu ingin

menegakkan keadilan, penuh pengabdian, dan pen-jaga keharmonisan

dunia. Tokoh-tokoh Punakawan ternyata selalu muncul diberbagai pentas

pewayangan dan berbagai lakon wayang. Selain itu juga para tokoh

Punakawan mengabdi dengan menjadi pengasuh para pahlawan Pandawa

dan sekaligus menjadi penghibur, member motivasi serta menjadi

penasehat bagi para ksatria Pandawa. Dan saat Negara genting, dikisahkan

lewat adegan goro-goro, punakawan mengambil peran strategis untuk

membereskan prahara yang terjadi.

Page 68: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

54

b) Relevansi Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di

Pewayangan dalam masyarakat

Dakwah merupakan panggilan kembali ke jalan Tuhan, yaitu Allah

SWT. Dengan demikian, salah satu fungsi punakawan adalah memperagakan

tugas dan fungsi Wali Sanga pada zaman awal Islam di tanah Jawa. Semar

merupakan pendakwah jalan kebaikan dan kebenaran. Kiai Lurah Semar

Badranaya atau Nur Naya mempunyai arti cahaya tuntunan atau cahaya

pemimpin, di mana dia seolah-olah sedang menjalankan tugas menuntun

cahayanya ke jalan yang benar.

Seorang muslim sejati harus mampu melaksanakan segala apa yang

diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh agama. Tujuannya agar

menjadi manusia yang berbudi, berakhlak mulia, disayang orang banyak, dan

suka menolong tanpa pamrih.

Jelaslah sudah bahwa tokoh-tokoh punakawan yang dibawa oleh Wali

Sanga banyak memperkenalkan ajaran-ajaran Islam (aqidah, syari‟ah, dan

akhlaq) melalui plot cerita yang dibangun berdasarkan perilaku punakawan,

selain itu juga keberadaan Punakawan dapat dijadikan kritik sosial terhadap

pemerintahan atau para penguasa di negeri ini. Mereka memang dewa yang

kemudian berubah bentuk menjadi jelek hingga dapat dikatakan sebagai

perlambang wong cilik. Mereka sesungguhnya mewakili rakyat kecil

menyerukan kebaikan-kebaikan kepada para penguasa. Pada dasarnya

Page 69: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

55

Punakawan merupakan sesuatu yang luhur karena diciptakan untuk tujuan

yang mulia. Mereka dapat dikatakan sudah menjadi ikon budaya bangsa.

Dengan tokoh utama Petruk dan Gareng cukup mendapat tempat di hati

masyarakat. Mereka tampil dengan kepolosan, dan kejenakaan lewat kesialan

mereka yang terlindas pembangunan kota dan masih cenderung mengkritisi

sesuatu.

Seiring dengan berkembangnya zaman, wayang sebagai kesenian

tradisional adilihung tidak akan pernah lekang di makan waktu. Punakawan

sebagai salah satu milik asli masyarakat Jawa akan terus hidup dan dinamis

setia dipakai sebagai media penyampai gagasan dan kritik-kritik demi

keharmonisan kehidupan manusia yang akan datang. Sebagaimana arti dari

Punakawan yaitu, teman yang memahami, mereka bukan hanya sebatas

simbol, mereka akan terus hidup dan setia mendampingi manusia baik yang

baik atau jahat, menjadi hati nurani yang meneriakan kebenaran, keadilan dari

berbagai gejolak sosial dalam kehidupan di dunia ini.

Dengan demikian pendidikan aqidah, ibadah dan akhlak, pendidikan

ukhuwah juga menjadi pilar kekuatan Islam, dengan ukhuwah, amanah,

persaudaraan, kesetia kawanan, taat kepada pemimpin dan pengabdian. dapat

memudahkan membangun masyarakat madani (berkarakteristik, damai, rukun

dan tolong menolong). Nilai-nilai itu akan terwujud manakala manusia dapat

membangun ukhuwah seperti yang di ajarkan oleh tokoh Punakawan dalam

Page 70: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

56

pewayangan. Serta pendidikan amanah adalah tuntunan iman, amanah

merupakan urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Barang siapa yang

hatinya kehilangan sifat amanah maka ia akan menjadi orang yang mudah

berdusta dan khianat. Amanah Amar Ma‟ruf nahi munkar, seseorang muslim

memikul amanah untuk menyeru atau mengajak manusia lain untuk

mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Dengan demikian dari

semua pendidikan yang disampaikan tokoh Punakawan jika dapat dilakukan

oleh manusia maka akan tercipta masyarakat yang madani.

c) Penerapan Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di

masyarakat.

Dalam menanamkan karakter yang luhur atau penerapan punakawan

dalam nilai-nilai pendidikan agama Islam pada masyarakat di dalam

pertunjukan wayang kulit yaitu seperti halnya menjadi penasehat para

kesatria, penghibur, kritisi sosial, bahkan sumber kebenaran dan kebijakan.

Sehingga puakawan secara karakteristik sebenarnya mewakili profil umum

manusia, mereka adalah tokoh multi peran yang dapat menjadi penasehat para

penguasa atau satria. Dalam pementasan wayang kulit punakawan biasanya

dikeluarkan untuk sesi dagelan (lawakan) di tengah cerita, tujuannya adalah

memberikan istirahat sejenak agar para penonton tidak jenuh.

Cara punakawan dalam menanamkan karakter dengan melalui cerita

percakapan, yang didalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan agama

Page 71: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

57

Islam yang dapat dijadikan pandangan bagi masyarakat atau penonton dalam

pagelaran wayang kulit. Nilai-nilai pendidikan Islam atau pesan-pesan moral

dapat dipetik dialog percakapan secara tersirat maupun tersurat antar tokoh

punakawan maupun dengan tokoh pewayangan yang lain. Akan tetapi dalam

pementasan wayang kulit juga harus dipersiapkan secara baik. Karena

pertunjukan wayang kulit terkait dengan cerita, penyampaian cerita dilakukan

dengan memperhatikan langkah-langkah antara lain yaitu pemilihan cerita,

pengkondisian tempat, dan teknik dalam bercerita. Nasehat atau cerita

merupakan cara mendidik yang mengandalkan bahasa, baik lisan maupun

tertulis dalam mewujudkan interaksi dengan penonton(masyarakat). Cerita-

cerita dalam tooh wayang menggambarkan kehidupan tokoh-tokohnya yang

kongkret sebagai teladan. Melalui cerita, masyarakat dapat memelihara secara

langsung bagaimana karakter-karakter yang dimiliki oleh tokoh wayang dan

bisa mengambil pesan moral yang ada di dalam cerita.

Dalam pertunjukan wayang, dalang mempunyai peranan paling utama

sehingga mereka harus menguasai teknik perkeliran (pertunjukan wayang

kulit) dengan baik di bidang seni sastra, seni karuwitan, seni menggerakan

boneka-boneka wayang kulitnya, maupun penjiwaan karakter wayang serta

harus terampil dalam membawakan lakon-lakon. Peran dalang dalam

menghidupkan peran punakawan dalam pentas wayang kulit diantaranya

dengan mengawali menghidupkan punakawan selalu diiringi dengan lagu lagu

Page 72: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

58

dan gending-gending, dalam memerankan punakawan tidak hanya pada saat

goro-goro, kadang di awal cerita atau ditengah-tengah cerita, kemudian dalam

memerankannya pun selalu menhibur dengan laeakan-lawakan atau lelucon

guyonan serta juga diselingi dengan wayang yang berbentuk manusia dan

limbukkan yang fungsinya sebagi penghibur. Hal itu bertujuan untuk menarik

para penonton dan agar terhibur.Selain itu dalam memerankan punakawan

dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dialog-dialog lelucon

atau percakapan sehari-hari dan cerita-cerita dalam kehidupan nyata yang

masih sesuai dengan pakem, yang tujuannya agar penonton memahami isi

cerita dan dapat menarik pesan-pesan yang terkandung dalam cerita wayang

yang diperankan oleh punakawan. Selain itu memerankan tokoh punakawan

diadakan tukar dialog secara langsung dengan orang (pemain pendukung,

sinden, wiyogo dan dagelan).

Dalang sebagai juru dakwah harus mampu melaksanakan tugasnya

dalam memberi penerangan agama. Untuk melaksanakan tujuan dakwah

melalui pemayangan dan agar mudah diterima oleh masyarakat, maka para

mubaligh menggunakan simbol atau falsafat.

Wayang kulit penuh dengan simbolik. Dalam pertunjukannya

menggambarkan perjalanan hidup manusia, yakni manusia yang mencari

keinsyafan akan sangkaan -perannya, bukan manusia yang hanya hidup dan

tidak mati. Gambaran yang jelas dapat dilihat dari struktur lakon yang

Page 73: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

59

dibawakan oleh dalang yakni menceritakan perjalanan hidup salah satu tokoh

pewayangan. Salah satu perlengkapan yang disebut Gunungan yang memiliki

makna simbolis. Gunungan menyerupai jantung manusia. Hal ini mengandung

falsafah bahwa dalam kehidupan umat islam, jantung hatinya harus senantiasa

berada di masjid.

Page 74: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data hasil dasi penelitian Nilai-Nilai

Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di Pewayangan, penulis dapat

menyimpulkan dari hasil penlitian, yaitu:

1. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di

Pewayangan, dalam masyarakat adalah pendidikan aqidah, pendidikan

ibadah, pendidikan akhlak, pendidikan ukhuwah, amanah, persaudaraan,

kesetia kawanan, taat kepada pemimpin dan pengabdian.

2. Relevansi nilai-nilai Pendidikan Islam dalam kehidupan Punakawan di

Pewayangan dalam masyarsakat

Sangat berpengaruh sekali dalam relevansi nilai-nilai pendidikan

Islam dalam kehidupan Punakawan dalam masyarakat sebagai berikut :

1) pendidikan aqidah

2) ibadah dan akhlak

3) pendidikan ukhuwah

4) Pendidikan amanah

5) persaudaraan

6) kesetia kawanan

7) taat kepada pemimpin dan

8) pengabdian.

Page 75: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

61

Dari pendidikan diatas dapat memudahkan membangun

masyarakat madani (berkarakteristik, damai, rukun dan tolong menolong).

Nilai-nilai itu akan terwujud manakala manusia dapat membangun

ukhuwah seperti yang di ajarkan oleh tokoh Punakawan dalam

pewayangan. Serta pendidikan amanah adalah tuntunan iman, amanah

merupakan urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Barang siapa yang

hatinya kehilangan sifat amanah maka ia akan menjadi orang yang mudah

berdusta dan khianat. Amanah Amar Ma‟ruf nahi munkar, seseorang

muslim memikul amanah untuk menyeru atau mengajak manusia lain

untuk mengerjakan kebaikan dan menjauhi kemungkaran.

Dengan demikian dari semua pendidikan yang disampaikan tokoh

Punakawan jika dapat dilakukan oleh manusia maka akan tercipta

masyarakat yang madani.

B. Saran

Karena pentingnya pendidikan aqidah atau ketuhanan, pendidikan

ibadah sebagi bentuk ketaqwaan, serta pendidikan akhlak yang mulia sebagai

implementasi dari pendidikan aqidah dan pendidikan ibadah, guru pada zaman

sekarang dituntut untuk bisa membawa mata pelajaran pendidikan yang

inofativ, kreatif, serta menggunakan metode dan media yang tepat, supaya

Page 76: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

62

anak didik dapat menerima, memahami, dan mengamalkan apa yang telah

disampaikan oleh para guru.

Moral atau budi pekerti anak pada zaman sekarang sangatlah mulai

berkurang karena kebanyakan mengadopsi dari kebudayaan barat yang penuh

dengan kebebasan. Dengan adanya pengaruh dari kebudayaan barat, pendidik

harus extra menanamkan pendidikan moral sebagi mana yang telah tertanam

sejak zaman dahulu yang penuh dengan sopan santun, berdubu pekerti, aklak

yang mulia dan lain-lainnya, pendidik juga harus memberi contoh yangbaik

bagi para anak didiknya.

Dengan berkembangnya yang serba moderen, anak didik semakin

tergiur dengan teknologi yang serba canggih, dan mulai lupa dan tidak tahu

denga kebudayaan dan kekayaan yang dimiliki bangsa ini, dengan itu

pendidik juga harus mengenalkan kebudayaan dan kekayaan yang dimiliki

bangsa ini, seperti contohnya dengan menggunakan wayang sebagai media

pembelajaran dengan berceramah dan menunjukkan sifat-sifat mulia yang

dimiliki dari tokoh wayang tersebut.

Page 77: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

DAFTAR PUSTAKA

Ardian Kresna, Dunia Semar: Abdi Sekaligus Penguasa Sepanjang Zaman,

Jogjakarta, 2012.

Arikunto, Suharsimi, 2010, Prosedur Penlitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rineka Cipta

Darajat, Zakia, 1995, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Bangdung, PT

Remaja Rosdakarya

Eyre Richart, Linda, 1997, Mengajarkan Nilai-Nilai Kepada Anak, Jakarta, PT

Gramedia Pustaka Utama

Gleson, Christoper, 1997, Menciptakan Keseimbangan; Mengajarkan Nilai Dan

Keseimbanagn, ter. Willie Koen. Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Hafid, M. Nur Abdul, 1997, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung, Al-Bayan

http://alsofwah.or.id

http://budayawayangkulit.blogspot.com/2009/01/wayang-kulit-wayang-salah-satu-

puncak.html.

http://id.wikipedia.org

http://triscbn.wordpress.com/2009/09/15/sekilas-sejarah-wayang-di-indonesia/.

http://umum.kompasiana.com/2009/07/02/sejarah-singkat-wayang/

https://islamiced.wordpress.com

Muhaimin, 2008, Paradigma Pendidikan Agama, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Roqib, 2009, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Intregatif di

Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta, PT. Lkis Printing Cemerlang

Scott, Cynthia D; Dennis, T Jaffe; Glenn, R Tobe, 2010, Visi, Nilai, dan Misi

Organisasi, Jakarta, Penerbit Indeks.

Page 78: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum

Syah, Muhibbin, 2004, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, Bandung,

PT Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin, 2010, Psikologi Belajar, Jakata. Rajawali Pers.

yokimirantiyo.blogspot.com/2013/01/mengenal-karakter-tokoh-punakawan.html

Zainuddin, dkk, 1991, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al Ghazali, Jakarta, Bumi Aksara

Page 79: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum
Page 80: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum
Page 81: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum
Page 82: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum
Page 83: NILAI - NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEHIDUPAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2027/1/SKRIPSI TEZAR.pdf · Ramayana, Mahabarata, dan Punakawan, dan yang lainnya. Sebelum