Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

download Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

of 26

Transcript of Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    1/26

    NILAI - NILAI DASAR PERJUANGAN (NDP)

    NDP LAMAA. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN

    Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilaiguna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidakmungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu

    yang sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pulabenar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkanberbahaya.

    Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk-bentukkepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk- bentukkepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan:kesemuanya itu salah atau salah satu saja diantaranya yang benar. Disamping itu masing-masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yangcampur baur.

    Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai.

    Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi yang diwariskan turun temurun danmengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetapmempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataanikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuanmanusia. Disinilah terdapat kontradiksi kepercayaan diperlukan sebagai sumber tatanilai gunamenopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu melembaga dalam tradisi yang membekudan mengikat, maka justru merugikan peradaban.

    Oleh karena itu, pada dasarnya, guna perkembangan peradaban dan kemajuannya, manusiaharus selalu bersedia meninggalkan setiap bentuk kepercayaan dan tata nilai yang tradisional,dan menganut kepercayaan yang sungguh-sungguh yang merupakan kebenaran. Maka satu-satunya sumber nilai sumber dan pangkal nilai itu haruslah kebenaran itu sendiri. Kebenaran

    merupakan asal dan tujuan segala kenyataan. Kebenaran yang mutlak adalah Tuhan Allah.Perumusan kalimat persaksian (Syahadat) Islam yang kesatu : Tiada Tuhan selain Allah

    mengandung gabungan antara peniadaan dan pengecualian. Perkataan Tidak ada Tuhanmeniadakan segala bentuk kepercayaan, sedangkan perkataan Selain Allah memperkecualikansatu kepercayaan kepada kebenaran. Dengan peniadaan itu dimaksudkan agar manusiamembebaskan dirinya dari belenggu segenap kepercayaan yang ada dengan segala akibatnya,dan dengan pengecualian itu dimaksudkan agar manusia hanya tunduk pada ukuran kebenarandalam menetapkan dan memilih nilai nilai, itu berarti tunduk pada Allah, Tuhan Yang MahaEsa, Pencipta segala yang ada termasuk manusia. Tunduk dan pasrah itu disebut Islam.Tuhanitu ada, dan ada secara mutlak hanyalah Tuhan. Pendekatan ke arah pengetahuan akan adanya

    Tuhan dapat ditempuh manusia dengan berbagai jalan, baik yang bersifat intuitif, ilmiah,historis, pengalaman dan lain-lain. Tetapi karena kemutlakan Tuhan dan kenisbian manusia,maka manusia tidak dapat menjangkau sendiri kepada pengertian akan hakekat Tuhan yangsebenarnya. Namun demi kelengkapan kepercayaan kepada Tuhan, manusia memerlukanpengetahuan secukupnya tentang Ketuhanan dan tatanilai yang bersumber kepada-Nya. Olehsebab itu diperlukan sesuatu yang lain yang lebih tinggi namun tidak bertentangan dengainsting dan indera.

    Sesuatu yang diperlukan itu adalah Wahyu yaitu pengajaran atau pemberitahuan yanglangsung dari Tuhan sendiri kepada manusia. Tetapi sebagaimana kemampuan menerimapengetahuan sampai ketingkat yang tertinggi tidak dimiliki oleh setiap orang, demikian jugawahyu tidak diberikan kepada setiap orang. Wahyu itu diberikan kepada manusia tertentu yang

    memenuhi syarat dan dipilih oleh Tuhan sendiri yaitu para Nabi dan Rosul atau utusan Tuhan.Dengan kewajiban para Rosul itu untuk menyampaikannya kepada seluruh ummat manusia.Para rosul dan nabi itu telah lewat dalam sejarah semenjak Adam, Nuh, Ibrahim, Musa,Isa atau

    Yesus anak Mariam sampai pada Muhammad SAW. Muhammad adalah Rosul penghabisan, jaditiada Rosul lagi sesudahnya. Jadi para Nabi dan Rosul itu adalah manusia biasa dengankelebihan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan.

    Wahyu Tuhan yang diberikan kepada Muhammad SAW terkumpul seluruhnya dalam kitabsuci Al-Quran. Selain berarti bacaan, kata Al-Quran juga bearti kumpulan atau kompilasi, yaitukompilasi dari segala keterangan. Sekalipun garis-garis besar Al-Quran merupakan suatukompendium, yang singkat namun mengandung keterangan-keterangan tentang segala sesuatu

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    2/26

    sejak dari sekitar alam dan manusia sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin diketahuimanusia dengan cara lain. Jadi untuk memahami Ketuhanan Yang Maha Esa dan ajaran-ajaran-Nya, manusia harus berpegang kepada Al-Quran dengan terlebih dahulu mempercayaikerasulan Muhammmad SAW. Maka kalimat kesaksian yang kedua memuat esensi kedua darikepercayaan yang harus dianut manusia, yaitu bahwa Muhammad adalah Rosul Allah.Kemudian di dalam Al-Quran didapat keterangan lebih lanjut tentang Ketuhanan Yang mahaEsa ajaran-ajaranNya yang merupakan garis besar dan jalan hidup yang mesti diikuti oleh

    manusia. Tentang Tuhan antara lain: surat Al-Ikhlas menerangkan secara singkat ; katakanlah :Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dia itu adalah Tuhan. Tuhan tempat menaruh segalaharapan. Tiada Ia berputra dan tiada pula berbapa. Selanjutnya Ia adalah Maha Kuasa, MahaMengetahui, Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Kasih dan Maha Sayang, Maha Pengampun danseterusnya daripada segala sifat kesempurnaan yang selayaknya bagi Yang Maha Agung danMaha Mulia, Tuhan seru sekalian Alam.

    Juga diterangkan bahwa Tuhan adalah yang pertama dan yang penghabisan, Yang lahir danYang Bathin, dan kemanapun manusia berpaling maka disanalah wajah Tuhan. Dan Dia itubersama kamu kemanapun kamu berada. Jadi Tuhan tidak terikat ruang dan waktu.

    Sebagai yang pertama dan yang penghabisan, maka sekaligus Tuhan adalah asal dantujuan segala yang ada, termasuk tata nilai. Artinya ; sebagaimana tata nilai harus bersumberkepada kebenaran dan berdasarkan kecintaan kepadaNya, Iapun sekaligus menuju kepadakebenaran dan mengarah kepada persetujuan atau ridhanya . Inilah kesatuan antara asaldan tujuan hidup yang sebenarnya (Tuhan sebagai tujuan hidup yang benar, diterangkan dalambagian yang lain).

    Tuhan menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya, dan mengaturnya dengan pasti. Olehkarena itu alam mempunyai eksistensi yang riil dan obyektif, serta berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap. Dan sebagai ciptaan daripada sebaik-baiknya penciptanya, maka alammengandung kebaikan pada diriNya dan teratur secara harmonis. Nilai ciptaan ini untukmanusia bagi keperluan perkembangan peradabannya. Maka alam dapat dan dijadikan obyekpenyelidikan guna dimengerti hukum-hukum Tuhan (sunnatullah) yang berlaku didalamnya.

    Kemudian manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-hukumnya sendiri.Jika kenyataan alam ini berbeda dengan persangkaan idealisme maupun agama Hindu yang

    mengatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi riil dan obyektif, melainkan semua palsuatau maya atau sekedar emansipasi atau pancaran daripada dunia lain yang kongkrit, yaitu ideaatau nirwana. Juga tidak seperti dikatakan filsafat Agnosticisme yang mengatakan bahwa alamtidak mungkin dimengerti manusia. Dan sekalipun filsafat materialisme mengatakan bahwaalam ini mempunyai eksistensi riil dan obyektif sehingga dapat dimengerti oleh manusia, namunfilsafat itu mengatakan bahwa alam ada dengan sendirinya. Peniadaan pencipta ataupunpeniadaan Tuhan adalah satu sudut daripada filsafat materialisme.

    Manusia adalah puncak ciptaan dan mahluk-Nya yang tertinggi. Sebagai mahluk tertinggimanusia dijadikan Khalifah atau wakil Tuhan di bumi. Manusia ditumbuhkan dari bumi dandiserahi untuk memakmurkannya. Maka urusan di dunia telah diserahkan Tuhan kepadamanusia. Manusia sepenuhnya bertanggungjawab atas segala perbuatannya di dunia.Perbuatan manusia ini membentuk rentetan peristiwa yang disebut sejarah. Dunia adalahwadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau rajanya.

    Sebenarnya terdapat hukum-hukum Tuhan yang pasti (sunattullah) yang menguasaisejarah, sebagaimana adanya hukum yang menguasai alam tetapi berbeda dengan alam yangtelah ada secara otomatis tunduk kepada sunatullah itu, manusia karena kesadaran dankemampuannya untuk mengadakan pilihan untuk tidak terlalu tunduk kepada hukum-hukumkehidupannya sendiri. Ketidakpatuhan itu disebabkan karena sikap menentang atau kebodohan.Hukum dasar alami daripada segala yang ada inilah perubahan dan perkembangan, sebab :

    segala sesuatu ini adalah ciptaan Tuhan dan pengembangan olehNya dalam suatu proses yangtiada henti-hentinya. Segala sesuatu ini adalah berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan.Maka satu-satunya yang tak mengenal perubahan hanyalah Tuhan sendiri, asal dan tujuansegala sesuatu. Di dalam memenuhi tugas sejarah, manusia harus berbuat sejalan dengan arusperkembangan itu menunju kepada kebenaran. Hal itu berarti bahwa manusia harus selaluberorientasi kepada kebenaran, dan untuk itu harus mengetahui jalanmenuju kebenaran itu. Dia tidak mesti selalu mewarisi begitu saja nilai-nilai tradisional yangtidak diketahuinya dengan pasti akan kebenarannya.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    3/26

    Oleh karena itu kehidupan yang baik adalah yang disemangati oleh iman dan ilmu. Bidangiman dan pencabangannya menjadi wewenang wahyu sedangkan bidang ilmu pengetahuanmenjadi wewenang manusia untuk mengusahakan dan mengumpulkannya dalam kehidupandunia ini. Ilmu itu meliputi tentang alam dan tentang manusia (sejarah). Untuk memperolehilmu pengetahuan tentang nilai kebenaran sejauh mungkin, manusia harus melihat alam dankehidupan ini sebagaimana adanya tanpa melekatkan padanya kualitas-kualitas yang bersifatketuhanan. Sebab sebagaimana diterangkan dimuka, alam diciptakan dengan wujud yang nyata

    dan objektif sebagaimana adanya. Alam tidak menyerupai Tuhan, dan Tuhan pun untuksebagian atau seluruhnya tidak sama dengan alam. Sikap memper-Tuhan-kan atau mensucikan(sakralisasi) haruslah ditujukan kepada Tuhan sendiri. Tuhan Allah Yang Maha Esa. Ini disebut

    Tauhid dan lawannya disebut syirik artinya mengadakan tandingan terhadap Tuhan, baikseluruhnya atau sebagian maka jelasnya bahwa syirik menghalangi perkembangan dankemajuan peradaban, kemanusiaan menuju kebenaran.

    Sesudahnya atau kehidupan duniawi ini ialah hari kiamat. Kiamat merupakan permulaanbentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau duniawi, yaitu kehidupan akhirat. Kiamatdisebut juga hari agama, atau yaumuddin, dimana Tuhan menjadi satu-satunya pemilik danraja. Disitu tidak lagi terdapat kehidupan historis, seperti kebebasan, usaha dan tatamasyarakat. Tetapi yang ada adalah pertanggunggan jawab individu manusia yang bersifatmutlak dihadapan illahi atas segala perbuatannya dahulu didalam sejarah.

    Selanjutnya kiamat merupakan hari agama, maka tidak yang mungkin kita ketahui selaindaripada yang diterangkan dalam wahyu. Tentang hari kiamat dan kelanjutannya / kehidupanakhirat yang non-historis manusia hanya diharuskan percaya tanpa kemungkinan mengetahuikejadian-kejadiannya.

    B. PENGERTIAN-PENGERTIAN DASAR TENTANG KEMANUSIAANTelah disebutkan di muka, bahwa manusia adalah puncak ciptaan, merupakan mahluk yang

    tertinggi dan adalah wakil dari Tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia yang menjadimanusia bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu

    keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusiasaja yaitu Fitrah. Fitrah membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderungkepada kebenaran (Hanief).

    Dlamier atau hati nurani adalah pemancar keinginan pada kebaikan, kesucian dankebenaran. Tujuan hidup manusia ialah kebenaran yang mutlak atau kebenaran yang terakhir,yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yangsecara asasi dan prinsipil membedakannya dari mahluk-mahluk yang lain. Dengan memenuhihati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati.

    Kehidupan dinyatakan dalam kerja atau amal perbuatanya. Nilai- nilai tidak dapat dikatakanhidup dan berarti sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan amaliah yang kongkrit.Nilai hidup manusia tergantung kepada nilai kerjanya. Di dalam dan melalui amal perbuatanyang berperikemanusiaan (fitrah sesuai dengan tuntutan hati nurani) manusia mengecapkebahagiaan, dan sebaliknya di dalam dan melalui amal perbuatan yang tidakberperikemanusiaan (jihad) ia menderita kepedihan. Hidup yang pernuh dan berarti ialah yangdijalani dengan sungguh-sungguh dan sempurna, yang didalamnya manusia dapat mewujudkandirinya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan dan memenuhi keperluan-keperluannya. Manusia yang hidup berarti dan berharga ialah dia yang merasakan kebahagiaandan kenikmatan dalam kegiatan-kegiatan yang membawa perubahan kearah kemajuan-kemajuan baik yang mengenai alam maupun masyarakat yaitu hidup berjuang dalam arti yangseluas-luasnya. Dia diliputi oleh semangatmencari kebaikan, keindahan dan kebenaran. Diamenyerap segala sesuatu yang baru dan berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan

    dan menyatakan dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan. Dia adalah aktif, kreatif dankaya akan kebijaksanaan (widom, hikmah).

    Dia berpengalaman luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan terbuka, bersediamengikuti kebenaran dari manapun datangnya. Dia adalah manusia toleran dalam arti katayang benar, penahan amarah dan pemaaf. Keutamaan itu merupakan kekayaan manusia yangmenjadi milik daripada pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuhkearah yang lebih baik.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    4/26

    Seorang manusia sejati (insan kamil) ialah yang kegiatan mental dan phisiknya merupakansuatu keseluruhan. Kerja jasmani dan kerja rohani bukanlah dua kenyataan yang terpisah.Malahan dia tidak mengenal perbedaan antara kerja dan kesenangan, kerja baginya adalahkesenggangan dan kesenangan ada dalam dan melalui kerja. Dia berkepribadian, merdeka,memiliki dirinya sendiri,menyatakan ke luar corak perorangannya dan mengembangkankepribadian dan wataknya secara harmonis. Dia tidak mengenal perbedaan antara kehidupanindividu dan kehidupan komunal, tidak membedakan antara perorangan dan sebagai anggota

    masyarakat, hak dan kewajiban serta kegiatan-kegiatan untuk dirinya adalah juga sekaligusuntuk sesama ummat manusia.

    Baginya tidak ada pembagian dua (dichotomy) antara kegiatan-kegiatan rokhani danjasmani, pribadi dan masyarakat, agama dan politik maupun dunia akherat. Kesemuanyadimanifestasikan dalam suatu kesatuan kerja yang tunggal pancaran niatnya, yaitu mencarikebaikan, keindahan dan kebenaran. Dia seorang yang ikhlas, artinya seluruh amalperbuatannya benar-benar berasal dari dirinya sendiri dan merupakan pancaran langsung daripada kecenderungannya yang suci yang murni. Suatu pekerjaan dilakukan karena keyakinanakan nilai pekerjaan itu sendiri bagi kebaikan dan kebenaran, bukan karena hendakmemperoleh tujuan lain yang nilainya lebih rendah (pamrih). Kerja yang ikhlas mengangkatnilai kemanusiaan pelakunya dan memberikannya kebahagiaan. Hal itu akan menghilangkansebab-sebab suatu jenis pekerjaan ditinggalkan dan kerja amal akan menjadi kegiatankemanusiaan yang paling berharga. Keikhlasan adalah kunci kebahagiaan hidup manusia, tidakada kebahagiaan sejati tanpa keikhlasan dan keikhlasan selalu menimbulkan kebahagiaan.

    Hidup fitrah ialah bekerja secara ikhlas yang memancarkan dari hati nurani yang hanief atausuci.

    C. KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KEHARUSAN UNIVERSAL (TAKDIR)Keikhlasan yang insani itu tidak mungkin ada tanpa kemerdekaan. Kemerdekaan dalam arti

    kerja sukarela tanpa paksaan yang didorong oleh kemauan yang murni, kemerdekaan dalampengertian kebebasan memilih sehingga pekerjaan itu benar-benar dilakukan sejalan dengan

    hati nurani. Keikhlasan merupakan pernyataan kreatif kehidupan manusia yang berasal dariperkembangan tak terkekang daripada kemauan baiknya. Keikhlasan adalah gambaranterpenting daripada kehidupan manusia sejati. Kehidupan sekarang di dunia dan abadi(external) berupa kehidupan kelak sesudah mati di akherat. Dalam aspek pertama manusiamelakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dankomunal sekaligus. Sedangkan dalam aspek kedua manusia tidak lagi melakukan amalperbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan buruknya dari amalnya dahulu di duniasecara individual. Di akherat tidak terdapat pertanggung jawaban perseorangan (mutlak).Manusia dilahirkan sebagai individu, hidup ditengah alam dan masyarakat sesamanya,kemudian menjadi individu kembali.

    Jadi individualitas adalah pernyataan asasi yang pertama dan terakhir, dari padakemanusiaan, serta letak kebenarannya daripada nilai kemanusiaan itu sendiri. Karena individuadalah penanggung jawab terakhir dan mutlak daripada awal perbuatannya, makakemerdekaan pribadi, adalah haknya yang pertama dan asasi.

    Tetapi individualitas hanyalah pernyataan yang asasi dan primer saja dari padakemanusiaan. Kenyataan lain, sekalipun sifat sekunder , ialah bahwa individu dalam suatuhubungan tertentu dengan dunia sekitarnya. Manusia hidup ditengah alam sebagai makhluksosial hidup ditengah sesama. Dari segi ini manusia adalah bagian dari keseluruhan alam yangmerupakan satu kesatuan. Oleh karena itu kemerdekaan harus diciptakan untuk pribadi dalamkontek hidup ditengah masyarakat. Sekalipun kemerdekaan adalah esensi daripadakemanusiaan, tidak berarti bahwa manusia selalu dan dimana saja merdeka. Adanya batas-

    batas dari kemerdekaan adalah suatu kenyataan. Batas-batas tertentu itu dikarenakan adanyahukum-hukum yang pasti dan tetap menguasai alam. Hukum yang menguasai benda-bendamaupun masyarakat manusia sendiri yang tidak tunduk dan tidak pula bergantung kepadakemauan manusia. Hukum-hukum itu mengakibatkan adanya keharusan Universal atau

    kepastian hukum dan takdir. 3) jadi kalau kemerdekaan pribadi diwujudkan dalamkontek hidup di tengah alam dan masyarakat dimana terdapat keharusan universal yang tidaktertaklukan, maka apakah bentuk yang harus dipunyai oleh seseorang kepada dunia sekitarnya?

    Sudah tentu bukan hubungan penyerahan, sebab penyerahan berarti peniadaan terhadapkemerdekaan itu sendiri. Pengakuan akan adanya keharusan universal yang diartikan sebagaipenyerahan kepadanya sebelum suatu usaha dilakukan berarti perbudakan. Pengakuan akan

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    5/26

    adanya kepastian umum atau takdir hanyalah pengakuan akan adanya batas-bataskemerdekaan. Sebaliknya suatu persyaratan yang positif daripada kemerdekaan adalahpengetahuan tentang adanya kemungkinan-kemungkinan kretif manusia. Yaitu tempat bagiadanya usaha yang bebas dan dinamakan ikhtiar artinya pilih merdeka.

    Ikhtiar adalah kegiatan kemerdekaan dari individu, juga berarti kegiatan dari manusiamerdeka. Ikhtiar merupakan usaha yang ditentukan sendiri dimana manusia berbuat sebagaipribadi banyak segi yang integral dan bebas; dan dimana manusia tidak diperbudak oleh suatu

    yang lain kecuali oleh keinginannya sendiri dan kecintaannya kepada kebaikan. Tanpa adanyakesempatan untuk berbuat atau berikhtiar, manusia menjadi tidak merdeka dan menjadi tidakbisa dimengerti untuk memberikan pertanggung jawaban pribadi dari amal perbuatannya.Kegiatan merdeka berarti perbuatan manusia yang merubah dunia dan dirinya sendiri. Jadisekalipun terdapat keharusan universal atau takdir manusia dengan haknya untuk berikhtiarmempunyai peranan aktif dan menentukan bagi dunia dan dirinya sendiri.

    Manusia tidak dapat berbicara mengenai takdir suatu kejadian sebelum kejadian itu menjadikenyataan. Maka percaya kepada takdir akan membawa keseimbangan jiwa tidak terlaluberputus asa karena suatu kegagalan dan tidak perlu membanggakan diri karena suatukemunduran. Sebab segala sesuatu tidak hanya terkandung pada dirinya sendiri, melainkan

    juga kepada keharusan yang universal itu.

    D. KETUHANAN YANG MAHA ESA DAN KEMANUSIAANTelah jelas bahwa hubungan yang benar antara individu manusia dengan dunia sekitarnya

    bukan hubungan penyerahan. Sebab penyerahan meniadakan kemerdekaan dan keikhklasandan kemanusiaan. Tatapi jelas pula bahwa tujuan manusia hidup merdeka dengan segalakegiatannya ialah kebenaran. Oleh karena itu sekalipun tidak tunduk pada sesuatu apapun daridunia sekelilingnya, namun manusia merdeka masih dan mesti tunduk kepada kebenaran.Karena menjadikan sesuatu sebagai tujuan adalah berarti pengabdian kepada-Nya.

    Jadi kebenaran-kebenaran menjadi tujuan hidup dan apabila demikian maka sesuai denganpembicaraan terdahulu maka tujuan hidup yang terakhir dan mutlak ialah kebenaran terakhir

    dan mutlak sebagai tujuan dan tempat menundukkan diri. Adakah kebenaran terakhir danmutlak itu ?. Ada, sebagaimana tujuan akhir dan mutlak daripada hidup itu ada. Karenasikapnya yang terakhir (ultimate) dan mutlak maka sudah pasti kebenaran itu hanya satusecara mutlak pula.

    Dalam perbendaharaan kata dan kulturiil, kita sebut kebenaran mutlak itu Tuhan,kemudian sesuai dengan uraian bab I, Tuhan itu menyatakan diri kepada manusia sebagai

    Allah. Karena kemutlakannya, Tuhan bukan saja tujuan segala kebenaran. Maka dia adalahYang Maha Benar. Setiap pikiran yang maha benar adalah pada hakikatnya pikiran tentangTuhan YME. Oleh sebab itu seseorang manusia merdeka ialah yang ber-ketuhanan Yang MahaEsa. Keiklasan tiada lain adalah kegiatan yang dilakukan semata-mata bertujuan kepada Tuhan

    YME, yaitu kebenaran mutlak, guna memperoleh persetujuan atau ridho daripada-Nya.Sebagaimana kemanusiaan terjadi karena adanya kemerdekaan dan kemerdekaan ada karenaadanya tujuan kepada Tuhan semata-mata. Hal itu berarti segala bentuk kegiatan hidupdilakukan hanyalah karena nilai kebenaran itu yang terkandung didalamnya guna mendapatpesetujuan atau ridho kebenaran mutlak. Dan hanya pekerjaan karena Allah itulah yang bakalmemberikan rewarding bagi kemanusiaan.

    Kata iman berarti percaya dalam hal ini percaya kepada Tuhan sebagai tujuan hidup yangmutlak dan tempat mengabdikan diri kepada-Nya. Sikap menyerahkan diri dan mengabdikepada Tuhan itu disebut Islam. Islam menjadi nama segenap ajaran pengabdian kepadaTuhan YME. Pelakunya disebut Muslim. Tidak lagi diperbudak oleh sesama manusia atausesuatu yang lain dari dunia sekelilingnya, manusia muslim adalah manusia yang merdeka yang

    menyerahkan dan menyembahkan diri kepada Tuhan YME. Semangat tauhid (memutuskanpengabdian hanya kepada Tuhan YME) menimbulkan kesatuan tujuan hidup, kesatuankepribadian dan kemasyarakatan. Kehidupan bertauhid tidak lagi berat sebelah, parsial danterbatas. Manusia bertauhid adalah manusia yang sejati dan sempurna yang kesadaran akandirinya tidak mengenal batas.

    Dia adalah pribadi manusia yang sifat perorangannya adalah keseluruhan (totalitas) duniakebudayaan dan peradaban. Dia memiliki seluruh dunia ini dalam arti kata mengambil bagiansepenuh mungkin dalam menciptakan dan menikmati kebaikan-kebaikan dan peradabankebudayaan.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    6/26

    Pembagian kemanusiaan tidak selaras dengan dasar kesatuan kemanusiaan (human totality)itu antara lain, ialah pemisahan antara eksistensi ekonomi dan moral manusia, antara kegiatanduniawi dan ukhrowi antara tugas-tugas peradaban dan agama. Demikian pula sebaliknya,anggapan bahwa manusia adalah tujuan pada dirinya membela kemanusiaan seseorangmenjadi : manusia sebagai pelaku kegiatan dan manusia sebagai tujuan kegiatan. Kepribadianyang pecah berlawanan dengan kepribadian kesatuan (human totality) yang homogen danharmonis pada dirinya sendiri : jadi berlawanan dengan kemanusiaan.

    Oleh karena hakikat hidup adalah amal perbuatan atau kerja, maka nilai-nilai tidak dapatdikatakan ada sebelum menyatakan diri dalam kegiatan-kegiatan konkrit dan nyata. Kecintaankepada Tuhan sebagai kebaikan, keindahan dan kebenaran yang mutlak dengan sendirinyamemancar dalam kehidupan sehari-hari dalam hubungannya dengan alam dan masyarakat,berupa usaha-usaha yang nyata guna menciptakan sesuatu yang membawa kebaikan,keindahan dan kebenaran bagi sesama manusia amal saleh (harafiah: pekerjaan yang selarasdengan kemanusiaan) merupakan pancaran langsung daripada iman. Jadi Ketuhanan YMEmemancar dalam perikemanusiaan. Sebaliknya karena kemanusiaan adalah kelanjutankecintaan kepada kebenaran maka tidak ada perikemanusiaan tanpa Ketuhanan YME.Perikemanusiaan tanpa Ketuhanan adalah tidak sejati. Oleh karena itu semangat Ketuhanan

    YME dan semangat mencari ridho daripada-Nya adalah dasar peradaban yang benar dan kokoh.Dasar selain itu pasti goyah dan akhirnya membawa keruntuhan peradabannya.

    Syirik merupakan kebalikan dari tauhid, secara harafiah artinya mengadakan tandingan,dalam hal ini kepada Tuhan. Syirik adalah sifat menyerah dan menghambakan diri kepadasesuatu selain kebenaran baik kepada sesama manusia maupun alam. Karena sifatnya yangmeniadakan kemerdekaan asasi, syirik merupakan kejahatan terbesar kepada kemanusiaan.Pada hakikatnya segala bentuk kejahatan dilakukan orang karena syirik. Sebab dalammelakukan kejahatan itu dia menghambakan diri kepada motif yang mendorong dilakukannyakejahatan tersebut yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran. Demikian pula karenasyirik seseorang mengadakan pamrih atas pekerjaan yang dilakukannya. Dia bekerja bukankarena nilai pekerjaan itu sendiri dalam hubungannya dengan kebaikan, keindahan dan

    kebenaran, tetapi karena hendak memperoleh sesuatu yang lain.Musyrik adalah pelaku daripada syirik. Seseorang yang menghambakan diri kepada

    sesuatu selain Tuhan baik manusia maupun alam disebut musyrik, sebab dia mengangkatsesuatu selain Tuhan menjadi setingkat dengan Tuhan.

    Demikian pula seseorang yang menghambakan (sebagaimana dengan jiran atau diktator)adalah musyrik, sebab dia mengangkat dirinya sendiri setingkat dengan Tuhan.

    Kedua perlakuan itu merupakan penentang terhadap kemanusiaan, baik bagi dirinya sendirimaupun kepada orang lain. Maka sikap berperikemanusiaan adalah sikap yang adil, yaitu sikapmenempatkan sesuatu kepada tempatnya yang wajar, seseorang yang adil (wajar) ialah yangmemandang manusia. Tidak melebihkan sehingga menghambakan dirinya kepada-Nya. Diaselau menyimpan itikad baik dan lebih baik (ikhsan) maka kebutuhan menimbulkan sikap yangadil kepada manusia.

    E. INDIVIDU DAN MASYARAKATTelah diterangkan dimuka, bahwa pusat kemanusiaan adalah masing-masing pribadinya dan

    bahwa kemerdekaan pribadi adalah hak asasinya yang pertama. Tidak sesuatu yang lebihberharga daripada kemerdekaan itu. Juga telah dikemukakan bahwa manusia hidup dalamsuatu bentuk hubungan tertentu dengan dunia sekitarnya, sebagai mahkluk sosial, manusiatidak mungkin memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dengan baik tanpa berada ditengahsesamanya dalam bentuk-bentuk hubungan tertentu. Maka dalam masyarakat itulahkemerdekaan asasi diwujudkan. Justru karena adanya kemerdekaan pribadi itu maka timbul

    perbedaan-perbedaan antara suatu pribadi dengan lainnya. Sebenarnya perbedaan-perbedaanitu adalah untuk kebaikannya sendiri : sebab kenyataan yang penting dan prinsipil, ialah bahwakehidupan ekonomi, sosial, dan kultural menghendaki pembagian kerja yang berbeda-beda.

    Pemenuhan suatu bidang kegiatan guna kepentingan masyarakat adalah suatu keharusan,sekalipun hanya oleh sebagian anggota saja. Namun sejalan dengan prinsip kemanusiaan dankemerdekaan, dalam kehidupan yang teratur tiap-tiap orang harus diberi kesempatan untukmengembangkan kecakapannya melalui aktifitas dan kerja yang sesuai dengankecenderungannya dan bakatnya. Namun inilah kontradiksi yang ada pada manusia dia adalahmahkluk yang sempurna dengan kecerdasan dan kemerdekaannya dapat berbuat baik kepadasesamanya, tetapi pada waktu yang sama ia merasakan adanya pertentangan yang konstan

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    7/26

    dan keinginan tak terbatas sebagai hawa nafsu. Hawa nafsu cenderung kearah merugikanorang lain (kejahatan) dan kejahatan dilakukan orang karena mengikuti hawa nafsu. Ancamanatas kemerdekaan masyarakat, dan karena itu juga berarti ancaman terhadap kemerdekaanpribadi anggotanya ialah keinginan tak terbatas atau hawa nafsu tersebut, maka selainkemerdekaan, persamaan hak antara sesama manusia adalah esensi kemanusiaan yang harusditegakkan. Realisasi persamaan dicapai dengan membatasi kemerdekaan. Kemerdekaan takterbatas hanya dapat dipunyai satu orang, sedangkan untuk lebih satu orang, kemerdekaan tak

    terbatas tidak dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, kemerdekaan seseorang dibatasioleh kemerdekaan orang lain. Pelaksanaan kemerdekaan tak terbatas hanya berarti pemberiankemerdekaan kepada pihak yang kuat atas yang lemah (perbudakan dalam segala bentuknya),sudah tentu hak itu bertentangan dengan prinsip keadilan. Kemerdekaan dan keadilanmerupakan dua nilai yang saling menopang. Sebab harga diri manusia terletak pada adanyahak bagi orang lain untuk mengembangkan kepribadiannya. Sebagai kawan hidup dengantingkat yang sama. Anggota masyarakat harus saling menolong dalam membentuk masyarakatyang bahagia.

    Sejarah dan perkembangannya bukanlah suatu yang tidak mungkin dirubah. Hubunganyang benar antara manusia dengan sejarah bukanlah penyerahan pasif, tetapi sejarahditentukan oleh manusia sendiri. Tanpa pengertian ini adanya azab Tuhan (akibat buruk) danpahala (akibat baik) bagi satu amal perbuatan mustahil ditanggung manusia.

    Manusia merasakan akibat amal perbuatannya sesuai dengan ikhtiar. Dalam hidup ini(dalam sejarah) dalam hidup kemudian (sesudah sejarah). Semakin seseorang bersungguh-sungguh dalam kekuatan yang bertanggung jawab dengan kesadaran yang terus menerus akantujuan dalam membentuk masyarakat semakin ia mendekati tujuan. Manusia mengenali dirinyasebagai makhluk yang nilai dan martabatnya dapat sepenuhnya dinyatakan, jika ia mempunyaikemerdekaan tidak saja mengatur hidupnya sendiri tetapi juga untuk memperbaiki dengansesama manusia dalam lingkungan masyarakat. Dasar hidup gotong-royong ini ialahkeistimewaan dan kecintaan sesama manusia dalam pengakuan akan adanya persamaan dankehormatan bagi setiap orang.

    F. KEADILAN SOSIAL DAN KEADILAN EKONOMITelah kita bicarakan tentang hubungan antara individu dengan masyarakat dimana

    kemerdekaan dan pembatas kemerdekaan saling bergantungan, dan dimana perbaikan kondisimasyarakat tergantung pada perencanaan manusia dan usaha-usaha bersamanya. Jikakemerdekaan dicirikan dalam bentuk yang tidak bersyarat (kemerdekaan tak terbatas) makasudah terang bahwa setiap orang diperbolehkan mengejar dengan bebas segala keinginanpribadinya. Akibatnya pertarungan keinginan yang bermacam-macam itu satu sama lain dalamkekacauan atau anarchi. Sudah barang tentu menghancurkan masyarakat dan meniadakankemanusiaan sebab itu harus ditegakkan keadilan dalam masyarakat. Siapakah yang harusmenegakkan keadilan dalam masyarakat? Sudah barang pasti ialah masyarakat sendiri, tetapidalam prakteknya diperlukan adanya satu kelompok dalam masyarakat yang karena kualitas-kualitas yang dimilikinya senantiasa mengadakan usaha-usaha menegakkan keadilan itu dengan

    jalan selalu menganjurkan sesuatu yang bersifat kemanusiaan serta mencegah terjadinyasesuatu yang berlawanan dengan kemanusiaan.

    Kualitas yang harus dipunyai, rasa kemanusiaan yang tinggi sebagai pancaran kecintaanyang tak terbatas pada Tuhan. Di samping itu diperlukan kecakapan yang cukup. Kelompokorang-orang itu adalah pemimpin masyarakat. Memimpin adalah menegakkan keadilan,menjaga agar setiap orang memperoleh hak asasinya dan dalam jangka waktu yang samamenghormati kemerdekaan orang lain dan martabat kemanusiaannya sebagai manifestasikesadarannya akan tanggung jawab sosial.

    Negara adalah bentuk masyarakat yang terpenting, dan pemerintah adalah susunanmasyarakat yang terkuat dan berpengaruh. Oleh sebab itu pemerintah yang pertamaberkewajiban menegakkan kadilan. Maksud semula dan fundamental daripada didirikannyanegara dan pemerintah ialah guna melindungi manusia yang menjadi warga negara daripadakemungkinan perusakkan terhadap kemerdekaan dan harga diri sebagai manusia sebaliknyasetiap orang mengambil bagian pertanggungjawaban dalam masalah-masalah atas dasarpersamaan yang diperoleh melalui demokrasi.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    8/26

    Pada dasarnya masyarakat dengan masing-masing pribadi yang ada didalamnya haruslahmemerintah dan memimpin diri sendiri. Oleh karena itu pemerintah haruslah merupakankekuatan pimpinan yang lahir dari masyarakat sendiri. Pemerintah haruslah demokratis, berasaldari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, menjalankan kebijaksanaan atas persetujuan rakyatberdasarkan musyawarah dan dimana keadilan dan martabat kemanusiaan tidak terganggu.Kekuatan yang sebenarnya didalam negara ada ditangan rakyat, dan pemerintah harusbertanggung jawab pada rakyat.

    Menegakkan keadilan mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan pribadi yang tak mengenal batas (hawa nafsu) adalah kewajiban dari negarasendiri dan kekuatan-kekuatan sosial untuk menjunjung tinggi prinsip kegotongroyongan dankecintaan sesama manusia. Menegakkan keadilan amanat rakyat kepada pemerintah yangmusti dilaksanakan. Disadari oleh sikap hidup yang benar, ketaatan kapada pemerintahtermasuk dalam lingkungan ketaatan kepada Tuhan (kebenaran mutlak). Pemerintah yangbenar dan harus ditaati ialah mengabdi kepada kemanusiaan, kebenaran dan akhirnya kepadaTuhan YME.

    Perwujudan menegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah menegakkankeadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekeyaan diantara anggota masyarakat. Keadilanmenuntut agar setiap orang dapat bagian yang wajar dari kekayaan atau rejeki. Dalammasyarakat yang tidak mengenal batas-batas individual, sejarah merupakan perjuangandialektis yang berjalan tanpa kendali dari pertentangan-pertentangan golongan yang didorongoleh ketidakserasian antara pertumbuhan kekuatan produksi disatu pihak dan pengumpulankekayaan oleh golongan-golongan kecil dengan hak-hak istimewa dilain pihak. Karenakemerdekaan tak terbatas mendorong timbulnya jurang-jurang pemisah antara kekayaan dankemiskinan yang semakin dalam. Proses selanjutnya yaitu bila sudah mencapai batas maksimalpertentangan golongan itu akan menghancurkan sendi-sendi tatanan sosial dan membinasakankemanusiaan dan peradabannya.

    Dalam masyarakat yang tidak adil, kekeyaan dan kemiskinan akan terjadi dalam kualitas danproporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu menunjukkan perbedaan-perbedaan antara

    manusia dalam kemampuan fisik maupun mental namun dalam kemiskinan dalam masyarakatdengan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang merupakanperwujudan dari kezaliman. Orang-orang kaya menjadi pelaku daripada kezaliman sedangkanorang-orang miskin dijadikan sasaran atau korbannya. Oleh karena itu sebagai yang menjadisasaran kezaliman, orang-orang miskin berada dipihak yang benar. Pertentangan antara kaummiskin menjadi pertentangan antara kaum yang menjalankan kezaliman dan yang dizalimi.Dikarenakan kebenaran pasti menag terhadap kebhatilan, maka pertentangan itu disudahidengan kemenangan tak terhindar bagi kaum miskin, kemudian mereka memegang tampukpimpinan dalam masyarakat.

    Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah penindasan oleh kapitalisme. Dengankapitalisme dengan mudah seseorang dapat memeras orang-orang yang berjuangmempertahankan hidupnya karena kemiskinan, kemudian merampas hak-haknya secara tidaksah, berkat kemampuannya untuk memaksakan persyaratan kerjanya dan hidup kepadamereka. Oleh karena itu menegakkan keadilan mencakup pemberantasan kapitalisme dansegenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat. Sesudah syirikkejahatan terbesar kepada kemanusiaan adalah penumpukan harta kekayaan besertapenggunaanya yang tidak benar, menyimpang dari kepentingan umum, tidak mengikuti jalanTuhan. Maka menegakkan keadilan inilah membimbing manusia ke arah pelaksanaan tatamasyarakat yang akan memberikan kepada setiap orang kesempatan yang sama untukmengatur hidupnya secara bebas dan terhormat (amar maruf) dan pertentangan terusmenerus terhadap segala bentuk penindasan kepada manusia kepada kebenaran asasinya dan

    rasa kemanusiaan (nahi munkar). Dengan perkataan lain harus diadakan restriksi-restriksi ataucara-cara memperoleh, mengumpulkan dan menggunakan kekayaan itu. Cara yang tidakbertentangan dengan kamanusiaan diperbolehkan (yang maruf dihalalkan) sedangkan carayang bertentangan dengan kemanusiaan dilarang (yang munkar diharamkan).

    Pembagian ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu masyarakat yang tidakmenjalankan prisip Ketuhanan YME, dalam hal ini pengakuan berketuhanan YME tetapi tidakmelaksanakannya sama nilainya dengan tidak berketuhanan sama sekali. Sebab nilai-nilai yangtidak dapat dikatakan hidup sebelum menyatakan diri dalam amal perbuatan yang nyata.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    9/26

    Dalam suatu masyarakat yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tempat tundukdan menyerahkan diri, manusia dapat diperbudaknya antara lain oleh harta benda. Tidak lagiseorang pekerja menguasai hasil pekerjaanya, tetapi justru dikuasai oleh hasil pekerjaan itu.Produksi seorang buruh memperbesar kapital majikan dan kapital itu selanjutnya lebihmemperbudak buruh. Demikian pula terjadi pada majikan bukan ia menguasai kapital tetapikapital itulah yang menguasainya. Kapital atau kekayaan telah menggenggam dan memberikansifat-sifat tertentu seperti keserakahan, ketamakan dan kebengisan.

    Oleh karena itu menegakkan keadilan bukan saja dengan amar maruf nahi munkarsebagaimana diterapkan dimuka, tetapi juga melalui pendidikan yang intensif terhadap pribadi-pribadi agar tetap mencintai kebenaran dan menyadari secara mendalam akan andanya tuhan.Sembahyang merupakan pendidikan yang kontinue, sebagai bentuk formil peringatan kepadatuhan. Sembahyang yang benar akan lebih efektif dalam meluruskan dan membetulkan garishidup manusia. Sebagaimana ia mencegah kekejian dan kemungkaran. Jadi sembahyangmerupakan penopang hidup yang benar. Sembahyang menyelesaikan masalah masalahkehidupan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang ada secara instrinsik pada rohani manusiayang mendalam, yaitu kebutuhan sepiritual berupa pengabdian yang bersifat mutlak.

    Pengabdian yang tidak tersalurkan secara benar kepada tuhan YME tentu tersalurkan kearahsesuatu yang lain. Dan membahayakan kemanusiaan.

    Dalam hubungan itu telah terdahulu keterangan tentang syirik yang merupakan kejahatanfundamental terhadap kemanusiaan. Dalam masyarakat, yang adil mungkin masih terdapatpembagian manusia menjadi golongan kaya dan miskin. Tetapi hal itu terjadi dalam batas batas kewajaran dan kemanusian dengan pertautan kekayaan dan kemiskinan yang mendekat.Hal itu sejalan dengan dibenarkannya pemilikan pribadi (Private ownership) atas hargakekayaan dan adanya perbedaan perbedaan tak terhindar dari pada kemampuan kemampuan pribadi, fisik maupun mental. Walaupun demikian usaha usaha kearah perbaikandalam pembagian rejeki ke arah yang merata tetap harus dijalankan oleh masyarakat. Dalamhal ini zakat adalah penyelesaian terakhir masalah perbedaan kaya dan miskin itu. Zakatdipungut dari orang orang kaya dalam jumlah presentase tertentu untuk dibagikan kepada

    orang miskin.Zakat dikenakan hanya atas harta yang diperoleh secara benar, sah, dan halal saja. Sedang

    harta kekayaan yang haram tidak dikenakan zakat tetapi harus dijadikan milik umum gunamanfaat bagi rakyat dengan jalan penyitaan oleh pemerintah. Oleh karena itu, sebelumpenarikan zakat dilakukan terlebih dahulu harus dibentuk suatu masyarakat yang adilberdasarkan ketuhanan Tuhan Yang Maha Esa, dimana tidak lagi didapati cara memperolehkekayaan secara haram, diman penindasan atas manusia oleh manusia dihapus.

    Sebagaimana ada ketetapan tentang bagaimana harta kekayaan itu diperoleh, jugaditetapkan bagaimana mempergunakan harta kekayaan itu. Pemilikan pribadi dibenarkan hanya

    jika hanya digunakan hak itu tidak bertentangan, pemilikan pribadi menjadi batal danpemerintah berhak mengajukan konfikasi.

    Seorang dibenarkan mempergunakan harta kekayaan dalam batas batas tertentu, yaitudalam batas tidak kurang tetapi juga tidak melebihi rata rata atau israf pertentangan denganperikemanusiaan. Kemewahan selalu menjadi provokasi terhadap pertentangan golongan dalammasyarakat membuat akibat destruktif. Sebaliknya penggunaan kurang dari rata-ratamasyarakat ( taqti) merusakkan diri sendiri dalam masyarakat disebabkan membekunyasebagian dari kekayaan umum yang dapat digunakan untuk manfaat bersama.

    Hal itu semuanya merupakan kebenaran karena pada hakekatnya seluruh harta kekayaan iniadalah milik Tuhan. Manusia seluruhnya diberi hak yang sama atas kekayaan itu dan harusdiberikan bagian yang wajar dari padanya.

    Pemilikan oleh seseorang (secara benar) hanya bersifat relatif sebagai mana amanat dari

    Tuhan. Penggunaan harta itu sendiri harus sejalan dengan yang dikehendaki tuhan, untukkepentingan umum. Maka kalau terjadi kemiskinan, orang orang miskin diberi hak atassebagian harta orang orang kaya, terutama yang masih dekat dalam hubungan keluarga.

    Adalah kewajiban negara dan masyarakat untuk melindungi kehidupan keluarga danmemberinya bantuan dan dorongan. Negara yang adil menciptakan persyaratan hidup yangwajar sebagaimana yang diperlukan oleh pribadi-pribadi agar diandan keluarganya dapatmengatur hidupnya secara terhormat sesuai dengan kainginan-keinginannya untuk dapatmenerima tanggungjawab atas kegiatan-kegiatnnya. Dalam prakteknya, hal itu berarti bahwapemerintah harus membuka jalan yang mudah dan kesempatan yang sama kearah pendidikan,

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    10/26

    kecakapan yang wajar kemerdekaan beribadah sepenuhnya dan pembagian kekayaan bangsayang pantas.

    G. KEMAJUAN DAN ILMU PENGETAHUANDari seluruh uraian yang telah di kemukakan , dapatlah dikumpulkan dengan pasti bahwa

    inti dari pada kemmanusiaan yang suci adalah Iman dan kerja kemanusiaan atau Amal Saleh1). Iman dalam pengertian kepercayaan akan adanya kebenaran mutlak yaitu Tuhan Yang

    Maha Esa , serta menjadikanya satu-satunya tujuan hidup dan tempat pengabdian diri yangterakhir dan mutlak. Sikap itu menimbulkan kecintaan tak terbatas pada kebenaran, kesuciandan kebaikan yang menyatakan dirinya dalam sikap pri kemanusiaan. Sikap pri kemanusiaanmenghasilkan amal saleh, artinya amal yang bersesuaian dengan dan meningkatkankemanusiaan. Sebaik-baiknya manusia ialah yang berguna untuk sesamanya. Tapi bagaimanahal itu harus dilakukan manusia ?.

    Sebagaimana setiap perjalanan kearah suatu tujuan ialah gerakan kedepan demikianpula perjalanan ummat manusia atau sejarah adalah gerakan maju kedepan. Maka semua nilaidalam kehidupan relatif adanya berlaku untuk suatu tempat dan suatu waktu tertentu.Demikianlah segala sesuatu berubah, kecuali tujuan akhir dari segala yang ada yaitu kebenaranmutlak (Tuhan).2). Jadi semua nilai yang benar adalah bersumber atau dijabarkan dari ketentuan-ketentuanhukum-hukum Tuhan.3). Oleh karena itu manusia berikhtiar dan merdeka, ialah yang bergerak. Gerakan itu tidak laindari pada gerak maju kedepan (progresif). Dia adalah dinamis, tidak setatis. Dia bukanlahseorang tradisional, apalagi reaksioner.4). Dia menghendaki perubahan terus menerus sejalan dengan arah menuju kebenaran mutlak.Dia senantiasa mencarai kebenaran-kebenaran selama perjalanan hidupnya. Kebenaran-kebenaran itu menyatakan dirinya dan ditemukan didalam alam dari sejarah umt manusia.Ilmu pengetahuan adalah alat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran-kebenarandalam hidupnya, sekalipun relatif namun kebenaran-kebenaran merupakan tonggak sejarah

    yang mesti dilalui dalam perjalanan sejarah menuju kebenaran mutlak. Dan keyakinan adalahkebenaran mutlak itu sendiri pada suatu saat dapat dicapai oleh manusia, yaitu ketika merekatelah memahami benar seluruh alam dan sejarahnya sendiri.5). Jadi ilmu pengetahuan adalah persyaratan dari amal soleh. Hanya mereka yang dibimbingoleh ilmu pengetahuan dapat berjalan diatas kebenaran-kebenaran, yang menyampaikankepada kepatuhan tanpa reserve kepada Tuhan Yang Maha Esa.6). Dengan iman dan kebenaran ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaanyang tertinggi.7).Ilmu pengetahuan ialah pengertian yang dipunyai oleh manusia secara benar tentang duniasekitarnya dan dirinya sendiri. Hubungan yang benar antara manusia dan alam sekelilingnyaialah hubungan dan pengarahan. Manusia harus menguasai alam dan masyarakat guna dapatmengarahkanya kepada yang lebih baik. Penguasaan dan kemudian pengarahan itu tidakmungkin dilaksanakan tanpa pengetahuan tentang hukum-hukumnya agar dapat menguasaidan menggunakanya bagi kemanusiaan. Sebab alam tersedia bagi ummat manusia bagikepentingan pertumbuhan kemanusiaan. Hal itu tidak dapat dilakukan kecuali mengerahkankemampuan intelektualitas atau rasio.8). Demikian pula manusia harus memahami sejarah dengan hukum-hukum yang tetap.9). Hukum sejarah yang tetap (sunatullah untuk sejarah) yaitu garis besarnya ialah bahwamanusia akan menemui kejayaan jika setia kepada kemanusiaan fitrinya dan menemuikehancuran jika menyimpang daripadanya dengan menuruti hawa nafsu.10). Tetapi cara-cara perbaikan hidup sehingga terus-menerus maju kearah yang lebih baik

    sesuai dengan fitrah adalah masalah pengalaman. Pengalaman ini harus ditarik dari masalampau, untuk dapat mengerti masa sekarang dan memperhitungkan masa yang akan datang.11). Menguasai dan mengarahkan masyarakat ialah mengganti kaidah-kaidah umumnya danmembimbingnya kearah kemajuan dan perbaikan.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    11/26

    H. KESIMPULAN DAN PENUTUPDari seluruh uraian yang telah lalu dapatlah diambil kesimpulan secara garis besar sbb :Hidup yang benar dimulai dengan percaya atau iman kepada Tuhan. Tuhan YME dan keinginanmendekat serta kecintaan kepada-Nya yaitu takwa. Iman dan takwa bukanlah nilai yang statisdan abstrak. Nilai-nilai itu mamancar dengan sendirinya dalam bentuk kerja nyata bagikemanusiaan dan amal saleh. Iman tidak memberi arti apa-apa bagi manusia jika tidak disertaidengan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan yang sungguh-sungguh untuk menegakkan

    perikehidupan yang benar dalam peradaban dan berbudaya.Iman dan takwa dipelihara dan diperkuat dengan melakukan ibadah atau pengabdian formilkepada Tuhan, ibadah mendidik individu agar tetap ingat dan taat kepada Tuhan danberpegang tuguh kepada kebenaran sebagai mana dikehendaki oleh hati nurani yang hanif.Segala sesuatu yang menyangkut bentuk dan cara beribadah menjadi wewenang penuh daripada agama tanpa adanya hak manusia untuk mencampurinya. Ibadat-ibadat yang terusmenerus kepada Tuhan menyadarkan manusia akan kedudukannya di tengahh alam danmasyarakat dan sesamanya. Ia telah melebihkan sehingga kepada kedudukan Tuhan denganmerugikan orang lain, dan tidak mengurangi kehormatan dirinya sebagai mahluk tertinggidengan akibat perbudakan diri kepada alam maupun orang lain.Kerja kemanusiaan atau amal saleh mengambil bentuknya yang utama dalam usaha yanagsungguh sungguh secara essensial menyangkut kepentingan manusia secara keseluruhan,baik dalam ukuran ruang maupun waktu yang menegakkan keadilan dalam masyarakatsehingga setiap orang memperoleh harga diri dan martabatnya sebagai manusia. Hal itu berartiusaha usaha yang terus menerus harus dilakukan guna mengarahkan masyarakat kepadanilai nilai yang baik, lebih maju dan lebih insani usaha itu ialah amar maruf , disampingusaha lain untuk mencegah segala bentuk kejahatan dan kemerosotan nilai nilai kemanusiaandan nahi mungkar. Selanjutnya bentuk kerja kemanusiaan yang lebih nyata ialah pembelaankaum lemah, kaum tertindas dan kaum miskin pada umumnya serta usaha usaha kearahpenungkatan nasib dan taraf hidup mereka yang wajar dan layak sebagai manusia.Kesadaran dan rasa tanggung jawab yang besar kepada kemanusiaan melahirkan jihad, yaitu

    sikap berjuang. Berjuang itu dilakukan dan ditanggung bersama oleh manusia dalam bentukgotong royong atas dasar kemanusiaan dan kecintaan kepada Tuhan. Perjuangan menegakkankebenaran dan keadilan menuntut ketabahan, kesabaran, dan pengorbanan. Dan dengan jalanitulah kebahagiaan dapat diwujudkan dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu persyaratanbagi berhasilnya perjuangan adalah adanya barisan yang merupakan bangunan yang kokohkuat. Mereka terikat satu sama lain oleh persaudaraan dan solidaritas yang tinggi dan olehsikap yang tegas kepada musuh musuh dari kemanusiaan. Tetapi justru demi kemanusiaanmereka adalah manusia yang toleran. Sekalipun mengikuti jalan yang benar, mereka tidakmemaksakan kepada orang lain atau golongan lain.Kerja kemanusiaan atau amal saleh itu merupakan proses perkembangan yang permanen.Perjuang kemanusiaan berusaha mengarah kepada yang lebih baik, lebih benar. Oleh sebab itu,manusia harus mengetahui arah yang benar dari pada perkembangan peradaban disegalabidang. Dengan perkataan lain, manusia harus mendalami dan selalu mempergunakan ilmupengetahuan. Kerja manusia dan kerja kemanusiaan tanpa ilmu tidak akan mencapaitujuannya, sebaliknya ilmu tanpa rasa kemanusiaan tidak akan membawa kebahagiaan bahkanmengahancurkan peradaban. Ilmu pengetahuan adalah karunia Tuhan yang besar artinya bagimanusia. Mendalami ilmu pengetahun harus didasari oleh sikap terbuka. Mampumengungkapkan perkembangan pemikiran tentang kehidupan berperadaban dan berbudaya.Kemudian mengambil dan mengamalkan diantaranya yang terbaik.Dengan demikian, tugas hidup manusia menjadi sangat sederhana, yaitu beriman, berilmu, danberamal.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    12/26

    NDP BARU

    BAB. I : LANDASAN DAN KERANGKA BERFIKIR ILMIAH

    Mengawali pembahasan seputar masalah ini, pertama yang harus diketahui bahwa dalam benakatau pikiran manusia terdapat sejumlah gagasan, baik yang bersifat tunggal seperti; batu,

    putih, gunung, emas, ikan, manusia dan lain-lain) maupun yang bersifat majemuk (seperti;gagasan batu-putih, gunung-emas, ikan-duyung dan lain-lain) di mana gagasan majmukdihasilkan dari penggabungan dari gagasan tunggal. Gagasan-gagasan inilah yang disebutpengetahuan tasawwur (konsepsi). Pada mulanya seluruh bentuk pengetahuan manusia,bahkan seluruh bentuk-bentuk proposisi kepercayaan atau keyakinan apapun pada mulanyaadalah berbentuk konsepsi atau pengetahuan yang sederhana ini. Mengapa demikian? Hal inikarena adalah mustahil bagi seorang dapat mempercayai atau meyakini sesuatu jika sesuatu itubukan merupakan sebuah konsepsi atau pengetahuan baginya.

    Dari sini kemudian muncul pertanyaan dari mana asal atau sumber gagasan-gagasan tersebut?Dalam menjawab pertanyaan ini maka muncul beberapa pendapat. Pertama, adalah pendapatyang dikemukakan oleh Plato. Menurutnya gagasan-gagasan tersebut muncul dalam pikiranmanusia sebagai hasil dari proses pengingatan kembali terhadap pengetahuan yang telahdimilikinya ketika dia masih berada di alam sebelumnya (Archetypus). Di alam sebelumnya atau yang disebut juga dengan alam idea oleh Plato- manusia telah memiliki pengetahuan yangsempurna dan bersifat universal, namun ketika manusia dilahirkan ke alam dunia (alam materiyang serba terbatas) manusia mengalami pelupaan terhadap seluruh pengetahuannya. Olehsebab itulah ketika manusia mulai berinteraksi dengan lingkungannya sedikit demi sedikit diamulai melakukan pengingatan kembali terhadap seluruh pengetahuan yang telah dia lupakantersebut.

    Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya pendapat Plato ini menuai kritik yang cukupgencar karena menurut mereka Plato telah terjebak pada dualisme dalam arti dia telahmengasumsikan bahwa terdapat dua substansi dalam hal ini. Di sisi lain, sebagaimanapandangan Aristoteles sebagai orang yang pernah berguru kepadanya, tidak ditemukan cukupalasan mengapa manusia berkenan lahir ke alam dunia yang serba terbatas ini kalau memangdi alam sebelumnya dia mendapatkan kesempurnaan, dan bukankah hal ini bertentangandengan kecenderungan dasar manusia yang lebih memilih kesempurnaan dari pada keserbaterbatasan di dunia ini?

    Kedua, adalah pendapat yang dikemukakan para filsuf empirisme. Menurut mereka seluruhgagasan atau pengetahuan manusia adalah hasil dari pengindraan (persepsi indrawi).Konsekuwensinya mereka menolak setiap pengetahuan tentang apapun yang tidak dapatdiindrai (non-empiris) atau tidak berdasarkan proses ini. Bahkan lebih jauh di antara merekaada yang menolak obyektifitas prinsip kausalitas, yang merupakan prinsip primer akal manusiadan hukum dari realitas, dan mereka mereduksinya sebagai akumulasi antar gagasan.

    Terhadap pendapat kalangan empirisme ini sebenarnya banyak kritik yang dapat diajukan,diantaranya adalah; kalau memang para filsuf empiris ini benar maka apa landasan merekasebelum menetapkan bahwa indra adalah merupakan asal mula atau sumber segalapengetahuan? Perlu diketahui bahwa mereka menolak obyektifitas akal. Dan terkait denganprinsip kausalitas, bukankah mereka sebenarnya telah menggunakan prinsip tersebut untuk

    membenarkan proposisi-proposisi empirisnyadengan kata lain bukankah secara tidak lansungmereka telah mengatakan bahwa seluruh pengetahuan manusia adalah sebagai akibat dariproses pengindraan (sebab)?

    Ketiga, adalah pendapat yang dikemukakan oleh para filsuf muslim (yang doktrinya dikenaldengan sebutan Metafisika Islam/rasionalisme-metafisis). Menurut mazdhab ini, setiap gagasanyang dimiliki manusia pada awalnya memang adalah hasil dari proses pengindraan (persepsiindrawi) namun kemudian persepsi kita yang lain juga ikut berperan, yaitu dalam menyimpancitra dari hasil pengindraan tersebut yang berupa persepsi imajinatif (persepsi khayali). Karenapersepsi inilah sehingga tidak semua hal yang dapat kita indrai dapat melekat citranya dalam

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    13/26

    benak kita dan di sini pula secara tidak langsung dilakukan perbandingan dengan berbagaigagasan yang telah dimiliki sebelumnya. Di samping dua persepsi tersebut masih terdapatpersepsi yang lain yaitu persepsi akal, di mana dengan persepsi ini kita dapat memahamigagasan-gagasan tersebut dari sisi universalitasnya.

    Akan tetapi kemudian meski telah kita temukan suatu pendapat yang layak kita jadikan acuanuntuk mengakhiri perdebatan ini, pengetahuan tasawwur (konsepsi) sebagaimana telah

    diketahui hanyalah merupakan gagasan-gagasan sederhana yang di dalamnya belum adapenilaian, maka hal itu dapat saja benar atau salah. Oleh karenanya seseorang tidakdiperkenankan untuk merasa puas hanya dengan bentuk pengetahuan ini saja. Tetapi ia harusmelangkah lebih jauh untuk mendapatkan pengetahuan yang dapat dipertanggung jawabkankebenarannya, yaitu pengetahuan-pengetahuan tasdhiqi (assent). Dalam artian bahwa ia harusmelakukan suatu proses penilaian terhadap setiap gagasan-gagasan atau konsepsinya itu agardapat dipertanggung jawabkan. Lantas, pertanyaannya adalah apa landasan pokok atau kriteriadasar kita di dalam menilai seluruh gagasan-gagasan tersebut yang mana kebenaran darilandasan tersebut bersifat mutlak atau pasti?

    Dalam menjawab hal ini beberapa madzhab di atas, memiliki pendapatnya masing-masing ditambah satu lagi pendapat yang lahir dari kalangan agamawan. Mereka adalah; pertama,madzhab emperisme dengan doktrin empirikalnya, kedua, mazhab skriptualisme dengan doktrintekstualnya dan ketiga, mazhab metafisika Islam dengan doktrin akliahnya. Dalam hal inimadzhab emperisme menjadikan pengalaman inderawi atau eksperimen sebagai landasandalam menilai segala sesuatu dimana induktif sebagai kerangka berfikirnya, sedangkanmetafisika Islam menjadikan prima principia (prinsip non-kontradiksi) dan kausalitas sebagailandasan dalam menilai segala sesuatu serta metode deduktif sebagai kerangka berfikirnya.

    Adapun mazhab skriptualisme menjadikan teks-teks kitab suci sebagai landasan dalam menilaisegala sesuatu serta tekstual kerangka berfikirnya.

    Mazhab empirisme menolak seluruh bentuk landasan dan kerangka berfikir kedua mazhab yanglain, begitu pula sebaliknya dengan mazhab skriptualisme yang hanya mengacu pada padakitab suci. Adapun bagi mazhab Metafisika Islam, persepsi inderawi serta eksperimen dansumbangsih-informasi dari teks-teks kitab suci adalah tetap diperlukan namun ditempatkanpada porsinya masing-masing. Dan Metafisika Islam menolak bila kedua hal tersebut (persepsiindrawi dan teks-teks kitab suci) dijadikan landasan atau kriteria dasar dalam menilai setiapgagasan baik yang ilmiah, filosofis, maupun yang teologis.

    Bagi Metafisika Islam persepsi inderawi serta data eksperimen merupakan informasi-informasiyang sangat diperlukan untuk mengetahui aspek sekunder dari alam materi, atau dengan katalain persepsi inderwi serta data eksperimen sangatlah dibutuhkan bila obyek pembahasan kitaadalah khusus mengenai hal-hal yang sebagiannya bersifat ilmiah dan yang lain bersifatfilosofis. Adapun teks-teks kitab suci sangatlah dibutuhkan dalam upaya kita mengetahuaiaspek sekunder dari keadaan-keadaan (kondisi objektif) seperti alam ghaib, akhirat, kehendak-kehendak suci Tuhan atau dengan kata lain jika obyek pembahasan kita berkenaan dengansebagian dari obyek filosofis atau non inderawi (metafisika dan teologi) yang dalam hal inipengalaman inderawi atau eksperimen tak dapat menjangkau sama sekali. Karena itu dalamkerangka berfikir para penganut madzhab Metafisika Islam (baca: filsuf muslim), hal-hal di atas(data yang diperoleh dari persepsi inderawi serta eksperimen dan teks-teks kitab suci)merupakan premis-premis minor dalam sistematika deduktif, sementara premis mayornyaadalah pengetahuan-pengetahuan intuitif yang sekaligus merupakan prinsip akal seperti prinsip

    non-kontradiksi dan kausalitas.

    Pada akhirnya tak dapat dipungkiri bahwa pandangan mazhab Metafisika Islam yangberlandaskan prima-principia (prinsip non-kontradiksi) dan prinsip kausalitas beserta kerangkaberfikirnya yang deduktif merupakan satu-satunya landasan dan kerangka berfikir yang abashdi dalam menilai segala sesuatu. Tanpa pengetahuan dasar tersebut (prima-principia dankausalitas) mustahil ada pengetahuan tasawwur (konsepsi) maupun tasdhiq (assent) apapun.Tak dapat dibayangkan apa yang terjadi bila doktrin dari metafisika Islam ini bukan merupakanwatak wujud (realitas objektif) yang mengatur segala sesuatu termasuk pikiran? Maka

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    14/26

    kebenaran dapat menjadi sama dengan kesalahannya dan setiap peristiwa dapat terjadi tanpaada sebabnya.

    Bila demikian adanya maka tentu meniscayakan mustahilnya penilaian. Mengapa demikian?Karena watak penilaian adalah ingin diketahuinya sesuatu (konsepsi) itu apakah ia benar atausalah atau ingin diketahuinya "mengapa dan kenapa sesuatu itu dapat terjadi." Artinya, jikapengetahuan dasar tersebut bukan merupakan watak dan hukum realitas yang mengatur

    segala sesuatu termasuk pikiran, maka seluruh konstruksi pengetahuan manusia baik yangilmiah, filosofis dan bahkan teologis sekalipun menjadi runtuh dan tak bermakna adanya.

    BAB. II : DASAR - DASAR KEPERCAYAAN

    Pada kadarnya masing-masing, setiap mahluk termasuk manusia, telah memiliki kepercayaanyang berupa kesadaran akan prinsip-prinsip dasar (yang niscaya lagi rasional prima-principia)yang diketahui secara intuitif (common sense) serta menjadi kepercayaan utama setiapmakhluk tersebut sebelum ia merespon segala sesuatu di luar dirinya. Bagi manusia, denganbekal ini dia memiliki potensi untuk mengetahui dan mempercayai pengetahuan-pengetahuanbaru melalui aktivitasnya yang khas yaitu; berpikir. Oleh karena itu, berpikir di sini di definisikansebagai aktivitas manusia dalam upaya memecahkan masalah-masalah dengan modal prinsip-prinsip pengetahuan sebelumnya.

    Memiliki sebuah kepercayaan yang benar, yang selanjutnya melahirkan tata nilai, adalahsebuah kemestian bagi perjalanan hidup manusia, karena kepercayaan yang salah hanya akanmengakibatkan kesesatan. Pada hakikatnya, manusia yang tidak peduli untuk berkepercayaanbenar serta manusia yang berkepercayaan benar namun direalisasikan dengan cara yang salahakan dekat dengan kesesatan, sedangkan manusia yang berkepercayaan salah bahkan tersesathidupnya. Sehingga hanya kepercayaan yang benar serta direalisasikan dengan cara yangbenar pula yang tidak akan pernah menyesatkan dan akan menggiring hidup manusia pada

    kesempurnaan. Di sinilah manusia di tuntut untuk menelaah kembali secara objektif sendi-sendikepercayaannya dengan segala potensi yang dimilkinya.

    Kajian yang mendalam tentang kepercayaan sebagai sebuah konsep teoritis akan melahirkansebuah kesadaran bahwa manusia adalah maujud yang mempunyai hasrat dan cita-cita untukmenggapai kebenaran dan kesempurnaan mutlak (bukan nisbi). Artinya, ia mencari Zat YangMaha Tinggi dan Mahasempurna (Al-Haqq).

    Ada berbagai macam pandangan yang menjelaskan tentang ketiadaan kebenaran dankesempurnaan mutlak (Zat yang Maha Sempurna) tersebut, sehingga mereka menganggapbahwa alam ini terjadi dengan sendirinya (kebetulan) dan tidak ada yang mengadakannyaseperti pandangan materealisme dan shopisme serta berbagai turunannya. Namun, metafisikaIslam dengan prima-principia sebagai prinsip dasar dalam berpikir, mampu menyelesaikanperdebatan itu dengan penjelasan Kemutlakan Wujud (Ada) -nya, dimana Wujud adalahsesuatu yang jelas keberadaannya dan tunggal, karena selain keberadaan adalah ketiadaansehingga apabila ada sesuatu selain Ada maka itu adalah ketiadaan dan itu adalah mustahilkarena ketiadaan tidak memiliki keberadaan dalam realitas.

    Manusia (yang terbatas, tidak sempurna dan butuh bergantung pada yang Sempurna)memerlukan sebuah sistem nilai yang sempurna dan tidak terbatas sebagai sandaran danpedoman hidupnya. Sistem nilai tersebut harus berasal dari ke-Ada-an-Nya (Zat Yang Maha

    Sempurna) yang segala atribut-Nya berbeda dengan seluruh mahluk. Konsekuensi akankebutuhan asasi manusia pada sosok Mahasempurna ini menegaskan bahwa sesuatau itu harusdapat dijelaskan oleh argumentasi-argumentasi rasional, terbuka, dan tidak doktriner.Sehingga, semua lapisan intelektual manusia tidak ada yang sanggup menolak eksistensi-Nya.

    Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa Sang Mahasempurna itu diklaim olehberbagai "lembaga" kepercayaan (agama) di dunia ini dengan berbagai istilah, bentuk sertakonsep mereka masing-masing. Simbol-simbol agama yang berbeda satu sama lain tersebutmenyiratkan secara tersurat beberapa kemungkinan: (1) semua agama itu benar, (2) semuaagama itu salah atau (3) hanya ada satu agama yang benar.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    15/26

    Agama-agama yang berbeda mustahil memiliki sosok Mahasempurna yang sama, walaumemiliki kesamaan etimologis dalam penyebutan-Nya. Sebab, bila sosok tersebut sama, makaagama-agama itu identik. Namun, kenyataan sosiologis menyebutkan adanya perbedaan padamasing-masing agama. Demikian pula, menilai semua agama itu salah adalah mustahil, sebabbertentangan dengan prinsip kebergantungan manusia pada sesuatu yang Maha Sempurna.Maka dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya hanya ada satu agama yang benar. Dengan

    argumentasi tersebut, manusia diantarkan pada konsekwensi memilih dan mengikuti agamayang telah terbukti secara rasional dan argumentatif.

    Diantara berbagai dalil dan slogan keagamaan yang dapat diajukan, membicarakan konsepsikeberadaan Tuhan adalah hal yang paling prinsipil. Keberadaan dan perbedaan tiap-tiap agamasatu dengan yang lainnya di tentukan oleh konsep tentang sosok "Tuhan" tersebut. Namunyang pasti, sebagaimana konsepsi rasionalitas akal manusia akan meyatakan bahwa ciri-cirikeberadaan Tuhan sebagai pencipta (khaliq) berbeda dengan ciri-ciri khas manusia atau mahluklainnya yang diciptakan (makhluq). Bila manusia adalah maujud tidak sempurna, bermateri,tersusun, terbatas, terinderai, dan bergantung, maka Tuhan adalah Zat yang Maha Sempurna,immateri, tidak tersusun, sederhana, tidak terdiri dari bagian-bagian, tidak terinderai secaramaterial, dan tunggal (Esa/Ahad). Dialah Tuhan yang sebenar-benarnya sebagai Zat yangpertama sekaligus yang penghabisan, yang dhohir (jelas bagi akal) dan yang batin(tersembunyi dari indra).

    Dengan demikian dapat diketahui bahwa manusia dengan potensi akalnya dapat mengetahuiciri-ciri umum Tuhan, namun mustahil dapat mengetahui materi (essensi) Zat-Nya. Manusiayang mengklaim dapat menjangkau zat Tuhan, sesungguhnya telah membatasi Tuhan denganRasionya (reason). Segala sesuatu yang terbatas, pasti bukan Tuhan. Ketika manusia menyebut"Dia Maha Besar." Sesungguhnya Ia lebih besar dari seluruh konsepsi manusia tentangkebesaran-Nya. Berdasarkan hal tersebut, potensialitas akal (Intelect) manusia dalam

    mengungkap hakikat zat-Nya menyiratkan bahwa pada dasarnya seluruh makhluk diciptakan-Nya sebagai manifestasi diri-Nya (inna lillahi) yang kemudian akan kembali kepada-Nya (wainna ilaihi raajiun) sebagai realisasi kerinduan akan keabadian, kesempurnaan dan kebahagiaanmutlak yang bersifat fitrawi dalam diri mahluk itu.

    Keinginan manusia untuk merefleksikan ungkapan terima kasih (syukur) dan beribadah kepadaTuhan Yang Maha Esa menimbulkan kesadaran bahwa Ia Yang Maha Adil mesti membimbingumat manusia tentang cara yang benar dan pasti dalam berhubungan dengan-Nya.Pembimbingan Tuhan kepada setiap mahluk berjalan sesuai dengan kadar potensialitasnyadalam suatu cara perwujudan yang supra-rasional (wahyu) diberikan khusus kepada hamba-hamba-Nya yang Dia pilih yang memiliki ketinggian spritual.

    Relasi konseptual tentang ke-Maha Bijaksanaan Tuhan untuk membimbing makhluk secaraterus menerus di satu sisi dan kebutuhan abadi makhluk akan bimbingan-Nya di sisi yang lain,memestikan kehadiran seorang manusia pembimbing yang membawa dan menyampaikanrisalah-Nya serta di tunjuk oleh Tuhan berdasarkan hak prerogatif-Nya di samping rasul yangdimaksud di sini adalah sosok manusia yang tercegah dari kesalahan sedikitpun (masum).Sehingga dalam hal ini rasul adalah cerminan Tuhan di dunia. Kepatuhan dan kecintaanmakhluk kepada mereka adalah niscaya. Pengingkaran kepada mereka identik denganpengingkaran kepada Tuhan.

    Bukti kebenaran rasul untuk manusia ditunjukkan pula oleh kejadian-kejadian kasat mata(empiris) yang luar biasa (mujizat) bagi orang-orang awam seperti tongkat dan sinar yangkeluar dari tangan yang dianugrahkan kepada nabi Musa as., melunakkan besi untuk dibuatbaju perang bagi nabi Daud as., menaklukkan angin dan mahluk lainnya serta mencairkantembaga bagi nabi Sulaiman as. Dan lain sebagainya, maupun bukti-bukti rasional (mujizatbagi kalangan intelektual) seperti al-Quran yang diwahyukan kepada nabi Muhammad saw.

    Yang dalam hal-hal tertentu mustahil dapat dilakukan oleh manusia yang lain meskipun diamempelajarinya terlebih dahulu. Pemberian tanda istimewa kepada rasul akan semakinmenambah keimanan seseorang. Di samping itu mujizat juga berfungsi sebagai bukti tambahan

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    16/26

    bagi siapa saja yang tidak mau beriman kepada Tuhan dan rasulnya-Nya, kecuali biladiperlihatkan kepadanya hal-hal yang luar biasa.

    Kepatuhan dan keyakinan manusia kepada rasul melahirkan sikap percaya terhadap apa punyang dikatakan dan diperintahkannya. Keyakinan tentang kitab suci (bacaan atau kumpulanfirman Tuhan, disebut al-Quran) yang dibawanya adalah konsekuensi lanjutan. Di dalam kitabsuci terdapat keterangan-keterangan tentang segala sesuatu sejak dari alam sekitar dan

    manusia, sampai kepada hal-hal gaib yang tidak mungkin dapat diterima oleh pandangansaintifik-empiris manusia.

    Konsep fitrah dan rasio tentang Realitas Mutlak (Tuhan) yang Maha Esa (Tauhid) di atasadalah selaras dengan konsep teoritis tentang Tuhan dalam agama Islam yang diajarkan olehnabi Muhammad saw. Atau yang disebut juga sebagai kalimat Persaksian (Syahadah) ataukalimat Tauhid yaitu; laa ilaaha illallaah artinya bahwa "tidak ada Tuhan yang benar kecuali

    Allah (jamak dari kata ilah) yang merupakan kebenaran Tunggal atau Esa sekaligus tempatbergantungnya segala sesuatu.

    Kalimat Syahadat di atas juga mengandung makna bahwa kata "Tidak ada Tuhan" adalahberarti meniadakan (negasi) segala bentuk kepercayaan, sedangkan kata "Selain Allah" berartipengecualian (konfirmasi) hanya pada satu kepercayaan yaitu Allah SWT. Sebagai KebenaranMutlak. Makna peniadaan di sini dimaksudkan agar manusia membebaskan diri dari berbagaibelenggu kepercayaan yang ada dengan segala akibatnya, dan makna pengecualian di sinidimaksudkan agar manusia tunduk hanya pada kebenaran yang bermuara pada kebenaranmutlak yaitu Allah SWT. Dalam menetapkan dan memilih setiap nilai, baik etika maupunestetika, yang berlaku bagi kehidupannya. Sikap tunduk dan pasrah seperti inilah yang disebutIslam. Namun oleh karena konsepsi ini saja belum cukup bagi manusia dalam upayamengapresiasi kepercayaannya sehingga, sebagaimana telah dijelaskan, kalimat kedua sebagaikonsekwensi lanjutan dari kalimat yang pertama ini berbunyi: Muhammadar rasuulullaah

    artinya: bahwa "Muhammad adalah utusan Allah." Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nyabahwa: Dia (Allah SWT.) telah menurunkan kepada engkau (Muhammad) sebuah kitab (alQuran) sebagai keterangan tentang sesuatu serta sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembirabagi orangorang muslim.

    Manusia dalam melakukan proses pencarian kebenaran yang akhirnya akan mengantarkannyapada Kebenaran Mutlak (Allah SWT.) dapat ditempuh dengan berbagai jalan, baik filosofis,intuitif, ilmiah, historis, dan lain-lain dengan memperhatikan dan merenungkan ayat-ayat Tuhanyang terdapat di dalam Kitab suci maupun di alam semesta ini. Konsukuensi selanjutnya setelahmanusia melakukan pencarian kebenaran yang bermuara pada Tuhan dengan Rasul sebagaipenunjuknya adalah kecendrungan fitrah dan kesadaran rasionalnya untuk meraih kebahagiaan,keabadian dan kesempurnaan.

    Namun karena tidak mungkin mewujudkan keinginan-keinginan ideal tersebut di dalamkehidupan dunia yang bersifat temporal dan fana ini, sehingga melahirkan konsep tentangkeniscayaan adanya hari akhirat yang sebelumnya dimulai dengan terjadinya kehancuran alamsemesta secara besar-besaran (qiyamah) yang disebut juga dengan hari agama (yaum al-din)sebagai manifestasi dari keadilan Tuhan, meskipun dalam hal ini kebanyakan manusia tidakmengetahui kapan terjadinya hal itu karena ini adalah murni urusan Tuhan. Kiamat merupakanpermulaan bentuk kehidupan yang tidak lagi bersifat sejarah atau duniawi. Inilah kehidupanyang disebut dengan akhirat. Di sana tidak ada lagi kehidupan historis seperti kebebasan,

    usaha dan tata masyarakat yang dapat bergotong-royong serta saling tolong-menolong antarsesama yang kemudian menimbulkan ganjaran baik dosa maupun pahala karena kekuasaanpada saat itu adalah semata-mata milik Allah yang Maha Adil. Dan akhirat itulah kehidupanyang sebenar-benarnya dalam pandangan agama Islam.Di samping itu, kehidupan akhirat merupakan refleksi perbuatan yang berlandaskan iman, ilmu,dan amal selama di dunia. Dengan kata lain, ganjaran yang berupa nikmat kebahagiaan atausiksaan di akhirat adalah kondisi objektif dari relasi manusia terhadap Tuhan dan alam.

    BAB. III : HAKIKAT PENCIPTAAN (COSMOLOGI) DAN HARI AKHIR (ESKATOLOGI)

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    17/26

    Salah satu prinsip dasar dan sekaligus pandangan dunia yang merupakan fundamen pentingdari keimanan yang diajarkan Islam adalah kepercayaan akan kepastian hari kebangkitan(kehidupan sesudah mati) yang identik dengan hari pembalasan (yaum al-Maad) terhadapseluruh perbuatan manusia selama hidup di dunia. Beriman kepadanya adalah merupakansuatu persyaratan mutlak untuk dapat disebut muslim.

    Mempertanyakan dan lebih-lebih mengingkarinya dapat dipandang sebagai bukan muslim atau

    kafir.Namun demikian, sebelum masuk ke bahasan tentang hal tersebut, maka masalah hakekat daripenciptaan harus terlebih dahulu kita selesaikan pembahasannya. Apakah yang memiliki tujuandalam penciptaan itu Tuhan ataukah mahluk? Dan kemanakah tujuan semesta ini nantinya?.

    Untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut haruslah bersandar pada prinsip-prinsipmetafisika Islam sehingga konsekwensi-konsekwensi yang dilahirkan dari pilihan jawaban kitaakan dapat terselesaikan dengan tanpa keraguan. Hal ini juga yang akan menjelaskan kepadakita bahwa pada hakikatnya seluruh semesta raya yang bersifat materi ini bergerak secarasubstansial tanpa terkecuali. Gerak tersebut adalah sekaligus tanda bagi adanya kehidupan dialam semesta. Tidak adanya gerak (stagnasi) adalah berarti tidak adanya kehidupan (mati).Dan gerak yang terjadi pada alam materi ini akhirnya akan berhenti mana kala setiap potensiyang dimilikinya telah teraktualisasikan seluruhnya atau telah mencapai titik aktus-purus-nya.

    Oleh sebab itu gerak dalam hal ini diartikan sebagai perpindahan dari potensi ke aktual. Lantaskapan dan di manakah gerak alam semesta (alam materi) ini akan berakhir? Jawabnya, karenagerak berarti perpindahan maka gerak dari seluruh realitas semesta (materi) ini niscayaberakhir pada sesuatu yang tidak lagi materi (non-materi), karena selama semesta ini masihbersifat materi maka selama itu dia masih menyimpan potensi dalam dirinya yang berarti jugamasih mengalami gerak. Kehidupan yang tidak lagi bersifat materi inilah yang oleh al-Qurandisebut dengan barzakh/akhirat, yaitu periode kehidupan sesudah alam dunia. Dan di sisi lain

    gerak substansi yang berlaku bagi alam materi ini adalah sekaligus proses penyempurnaanyang terus menerus hingga mencapai kesempurnaan tertinggi. Kesempurnaan tertinggi yangdimaksud tak lain adalah Allah SWT., maka Dia-lah yang menjadi tujuan dari seluruh gerakciptaan (semesta). Dari sinilah kita akan mengawali pembahasan kita tentang kehidupansesudah mati (Eskatologi atau Maad).

    Asal dan sumber dari kepercayaan tentang adanya hari akhirat ini mestilah dibuktikan melaluiargumen-argumen filosofis sebagaimana di atas, sehingga tidak ada sedikitpun alasan yangdapat dikemukakan (oleh mereka yang tidak atau belum mempercayai kebenaran wahyu Allah)untuk meragukannya. Di sisi lain kesungguhan untuk mengamalkan ajaran-ajaran agama akanterpacu dengan sendirinya bila kesadaran akan adanya hari akhirat (kehidupan kekal) diyakinisebagai sesuatu yang mutlak kebenarannya atau pasti terjadi. Sehingga oleh para nabi danrasul di tegaskan bahwa kepercayaan kepada Ekskatologi (Maad) merupakan prinsip keduasetelah Tauhid.

    Adapun pembahasan tentang kehidupan sesudah mati dalam ajaran Islam, seperti yangtertuang dalam ayat-ayat al-Quran, adalah berkenaan dengan kondisi alam akhirat, haripengadilan besar, hubungan antara kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang,manifestasi dan kekekalan perbuatan manusia serta ganjaran-ganjarannya (syurga atauneraka), kesamaan dan perbedaan antara kehidupan sekarang dan yang akan datang, bukti-bukti tentang dunia yang akan datang, argumen-argumen al-Quran serta keadilan dan

    kebijaksanaan Allah SWT. dan sebagainya.

    Dalam ajaran Islam dijelaskan bahwa kebahagiaan manusia sepanjang sejarah kehidupannya,baik di dunia ini maupun di akhirat, adalah bergantung pada keimanannya pada hari tersebut.Ini karena hal tersebut akan mengingatkan manusia pada akibat-akibat perbuatannyasebagaimana yang dijanjikan Allah SWT. Dengan cara ini manusia menyadari bahwa semuabentuk perbuatan, pemikiran, perkataan dan akhlak manusia mulai dari yang paling besarhingga yang ter kecil sekali pun, mempunyai awal dan akhir, sebagaimana mahluk manusia itusendiri serta akan menerima balasannya di saat itu. Di jelaskan pula bahwa pada saat itumanusia akan dapat melihat balasan dari setiap bentuk perbuatannya meski sekecil apapun.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    18/26

    Dan bahkan pada saat itu pendengaran, penglihatan dan kulit tubuh manusia memberikankesaksian dari setiap yang diperbuatnya, sehingga dia tidak dapat menghindar sedikitpun darihal itu. Dan masih banyak lagi penjelasan yang berhubungan dengan hal ini (Maad). Olehsebab itu hendaknya kita tidak berfikir bahwa semuanya itu akan berakhir pada masakehidupan di dunia saja. Sebab segalanya itu tetap ada dan akan dimintai pertanggung

    jawaban pada hari berikutnya.

    Kebahagiaan manusia pada hari itu bergantung pada kepercayaan pada hari atau periodekedua tersebut. Karena pada saat itu manusia akan diganjar atau dihukum sesuai perbuatan-perbuatannya. Itulah sebabnya maka menurut ajaran agama Islam, beriman kepada harikebangkitan dipandang sebagai tuntutan yang hakiki bagi tingkah laku, amal-perbuatan sertakebahagiaan manusia.

    BAB IV : MANUSIA DAN NILAI - NILAI KEMANUSIAAN

    Satu hal yang mesti dilakukan sebelum membicarakan hal-hal lain dari manusia adalah sebuahpertanyaan filosofis yang senantiasa hadir pada setiap manusia itu sendiri, yakni apasesungguhnya manusia itu? Dari aspek apakah manusia itu dianggap mulia atau terhina? Danapa tolak ukurnya? Tentu manusia bukanlah makhluk unik dan sulit untuk dipahami bila yangingin dibicarakan berkenaan dengan aspek fisiologisnya.

    Karena cukup dengan menpelajari anatomi tubuhnya kita dapat mengetahui bentuk ataustruktur terdalamnya. Tetapi manusia, sebagaimana dalam istilah al-Quran disebutkan, selainmerupakan makhluk fisiologis (Basyar) serta mahluk sosiologis (al-Nas), dalam dirinya jugaterdapat aspek lain yaitu aspek psikologis (al-Insan), sebuah dimensi lain dari diri manusia yangpaling sublim serta memiliki kecenderungan yang paling kompleks. Hal yang disebut terakhir inibersifat intelektual, spiritual serta memilki kandungan moral di dalamnya. Ia dan tidak bersifatmaterial sebagaimana merupakan kecenderungan aspek fisiologisnya (Basyar).

    Dari aspek inilah nilai dan derajat manusia ditentukan. Dengan kata lain, manusia padadasarnya dipandang mulia atau terhina adalah tidak berdasarkan aspek fisiologisnya (basyar).Sebagai contoh cacat fisik yang dimiliki oleh seseorang tidaklah dapat dijadikan tolak ukur bagiderajat kemanusiaannya, dan bahkan dari sudut pandang aspek ini para rasul dan nabisekalipun adalah sama dengan manusia yang lainya, tetapi dari aspek psikologislah (al-Insan)yang memiliki kandungan seperti pengetahuan, mental dan lain sebagainya, derajatkemanusiaan serta keunikannya dibanding mahluk lain ditentukan.

    Dalam sejarah beberapa kebudayaan dan beberapa ajaran kepercayaan dijelaskan, bahwamanusia dipandang sebagai makhluk mulia karena dia hidup di muka bumi yang merupakanpusat tata surya. Pandangan ini didasarkan pada pandangan Plotinius. Menurutnya seluruhbenda-benda langit berhikmat bergerak mengitari bumi. Mengapa demikian? Karena di situmakhluk mulia bernama manusia hidup. Jadi pandangan ini menjadikan kitaran benda-bendalangit yang mengelilingi bumi sebagai tolak ukur kemulian manusia. Namun seiring denganberbagai penemuan yang mendukung kemajuan sains pandangan ini kemudian ditinggalkandengan tidak menyisakan nilai mulia pada manusia. Para ahli astronomi justru membuktikan halsebaliknya bahwa bumi bukanlah pusat tata surya tetapi matahari.

    Semenjak itu manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk mulia bahkan dianggap tak adabedanya dengan binatang. Adapun tingkah-laku dan perbuatannya dianggap tak ada bedanya

    dengan mesin yang bergerak secara mekanistis. Bahkan lebih dari itu manusia dianggap takada bedanya dengan benda-benda material yang mana jiwanya hanya dianggap sebagai energiseperti yang di keluarkan oleh batu bara. Karena itu wajar bila manusia dan nilai-nilaikemanusiaan tak lagi dihargai sejak saat itu hingga datanglah kaum humanis yang berupayamengangkat harkat dan martabat kemanusiaan dengan perspektif barunya bahwa kekuatan,kekuasaan, kekayaan, pengetahuan ilmiah dan kebebasan merupakan hal esensial yangmembedakan manusia dengan mahluk-mahluk lainnya.

    Tetapi bila itu tolak ukurnya, lantas haruskah orang seperti Firaun atau Jengis Khan yang dapatmelakukan apa saja terhadap bangsa-bangsa yang dijajahnya dipandang mulia? Jika berilmu

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    19/26

    pengetahuan merupakan tolak ukurnya. Lantas, apakah dengan demikian orang-orang sepertiAlbert Einstein yang dikenal sebagai ilmuwan terkemuka abad 20 atau para ilmuwan lainyalebih mulia dari seorang Paulus Yohanes Paus II, ibu Teressa atau Mahadma Ghandi bagiummatnya masing-masing? Sungguh semua itu, termasuk ilmu pengetahuan sepanjangperadaban manusia, tidak mampu mengubah dan memperbaiki watak jahat manusia untukkemudian mengangkatnya menjadi mulia. Lantas, apa sesunguhnya tolak ukur nilai kemanusianitu?

    Dari seluruh bentuk-bentuk konsepsi tentang manusia yang ada di muka bumi tak satu punyang dapat menjelaskan manusia dan nilai-nilai kemanusiaan serta tidak ada yang lebihrepresentatif dalam upaya mengangkat harkat dan martabat serta nilai kemanusiaan lainnyadari pada apa yang ditawarkan oleh konsepsi yang diajarkan agama Islam yang di dalamnyaditegaskan bahwa Tuhan (Allah SWT.) dipandang sebagai sumber segala kesempurnaan dankemulian. Tempat bergantung sekaligus kriteria dasar segala sesuatu termasuk nilai-nilaikemanusiaan. Karena itu sebagaimana dalam konsepsi yang diajarkan Islam, manusia -siapapun orangnya- pada dasarnya mampu mencapai kualitas ketuhanan (rubbubiyyah) ini,karena pada dasarnya dia adalah puncak dari segala ciptaan Tuhan yang memiliki kelebihan-kelebihan nyata dibanding mahluk ciptaan-Nya yang lain. Oleh karenanya dia dibebani amanaholeh Tuhan sebagai wakil-Nya di muka bumi ini yang di dalam al-Quran dikenal dengansebutan Khalifah fil Ard yang bertugas untuk memakmurkan bumi.

    Puncak kemuliaan tertinggi dari manusia adalah seperti apa yang tergambar dalam pribadi paranabi dan utusan yang termasuk di dalamnya adalah Muhammad saw. -sekaligus sebagai rasulpenghabisan yang tidak ada lagi rasul sesudahnya. Mereka adalah manusia ideal (insan kamil)sesungguhnya, yang dalam diri mereka terdapat suri tauladan (uswatun hasanah) bagi seluruhumat manusia seperti pada diri nabi Irahim as. Dan nabi Muhammad saw. Yang dalam dirinyaterdapat budi pekerti yang agung.

    Namun demikian meskipun manusia dipandang sedemikian rupa dengan nabi dan rasul sebagai

    contohnya, pada saat yang sama, dalam konsepsi ajaran Islam dijelaskan bahwa manusia dapatjatuh derajat kemuliannya menjadi sama, bahkan lebih rendah dari binatang dan berstatuspaling rendah di antara mahluk-mahluk-Nya. Dengan demikian keidentikan kepada mereka(para nabi dan rasul) merupakan tolak ukur kemulian kemanusiaan manusia. Sebaliknyaberkontradiksi dengan mereka merupakan ukuran kebejatan dan dianggap sebagai syaitan.Oleh sebab itu sebagaimana telah di janjikan Allah swt. Dalam al-Quran, bahwa yang akanmewarisi bumi (sebagai Khalifah fi al-Ard) hanyalah mereka orang-orang yang shaleh danberbuat kebajikan.

    BAB. V : KEMERDEKAAN MANUSIA (IKHTIAR) DAN KENISCAYAAN UNIVERSAL(TAKDIR)

    Sebagai ciptaan Allah SWT. Yang ditetapkan sebagai wakil-Nya di muka bumi, manusia berbedadengan batu, tumbuhan maupun binatang. Batu ketika menggelinding dari sebuah ketinggianbergerak berdasarkan tarikan gravitasi bumi menuju arah tertentu tanpa ada usaha dankemampuan untuk menghindar sedikitpun, begitu pula halnya dengan tumbuhan yang tumbuhdan berkembang hanya dibawah kondisi tertetu dengan tingkat perkembangan mereka masing-masing tanpa ada inisiatif sedikitpun dari dalam diri mereka untuk berkembang dan tumbuhlebih baik dengan mencari atau menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk terciptanya haltersebut, atau sebagai mana binatang yang hanya bertindak berdasarkan naluri alamiahnya(insting) yaitu; mencari kenikmatan dan menghindar dari kesengsaraan semata. Ketiga jenis

    mahluk-mahluk ini bertingkah laku dan bertindak tidak berdasarkan pilihan bebas mereka untukbisa hidup lebih baik dari kondisi mereka sebelumnya.

    Tetapi manusia dengan berbagai kelebihan yang ada pada dirinya adalah merupakan mahlukyang senantiasa diperhadapkan pada berbagai pilihan-pilihan hidup yang hanya dengan adanyasintesa antara ilmu (pengetahuan) dan kehendak (keinginan untuk lebih baik) yang keduanyaberasal dari Tuhan, ia dapat memilih yang terbaik bagi dirinya di antara pilihan-pilihan tersebut.Tindakan memilih inilah yang di dalam ajaran Islam dikenal dengan sebutan Ikhtiar.

  • 7/28/2019 Nilai Nilai Dasar Perjuangan Lama Dan Baru Hmi

    20/26

    Tanpa adanya ilmu tentang halhal ideal dan tentang keniscayaan-keniscayaan universal yangmengatur dan menguasai gerak dan kehidupan yang berlaku bagi alam semesta, makameniscayakan tidak adanya ikhtiar bagi manusia meskipun dalam dirinya terdapat kehendakuntuk berada dalam kondisi atau hidup yang lebih baik. Dan begitu pula sebaliknya, tanpaadanya kehendak meskipun terdapat pengetahuan tentang hal-hal yang disebutkan tadi, makatidak mungkin ikhtiar akan terlaksana oleh manusia, seperti orang gila (tidak berilmu) danpingsan (tak berkehendak) adalah bukti nyata ketiadaan ikhtiar. Di sisi lain, ketiadaan ikhtiar

    bagi manusia adalah merupakan bukti ketiadaan kebebasan dan itu memustahilkanterwujudnya kemerdekaan manusia tersebut. Jadi sesungguhnya manusia adalah mahluk yangmemiliki potensi berikhtiar yang hanya dapat bermakna bila berhadapan dengan keniscayaan-keniscayaan universal (takdir) yang bersifat tetap dan pasti.

    Dalam ajaran Islam, secara umum takdir terdiri dari Qadha dan Qadar. Qadha secara harfiahberarti putusan atau ketetapan Allah SWT. Sedangkan Qodar berarti kadar, ukuran atauketentuan bagi terciptanya ketetapan. Qodha adalah merupakan ketetapan-ketetapan AllahSWT. Yang mengatur setiap fenomena atau kejadian di alam semesta yang keberadaannyabergantung pada Qodar. Artinya bahwa segalanya akan terjadi (Qodha) manakala ketentuan-ketentuan untuk setiap kejadian tersebut (Qadar) telah terpenuhi. Hal ini dikarenakan segalasesuatu telah di ciptakan oleh Allah SWT. berdasarkan ukurannya masing-masing (QS. 54:49).Dengan pengertian ini maka tidak ada sesuatu pun yang terlepas dari takdir Allah SWT. dan inisekaligus bukti bahwa sungguh Dia adalah maha kuasa yang mengatur segala sesuatu di alamsemesta seperti banyak disebutkan dalam ayat-ayat al-Quran.

    Di sisi lain secara terperinci takdir terbagi menjadi; takdir Takwini dan takdir Tasyrii serta takdirDzati (definitive) dan takdir Sifati (non-definitif). Namun demikian, bagi manusia meskipun diatidak dapat terlepas dari keniscayaan-keniscayaan universal ini (takdir), baik takdir Takwiniataupun takdir Tasyrii, baik yang bersifat definitif (Dzati) maupun yang bersifat non-definitif(Sifati) bukanlah berarti bahwa manusia sesungguhnya hanya sebuah mesin yang bergerak

    berdasarkan skenario yang telah dibuat Tuhan, tetapi hendaklah dipahami bahwa takdir tidaklain adalah "sebuah prinsip akan terbinanya sistem kausalitas umum (bahwa akibat mestiberasal dari sebabsebab khususnya, dimana rentetan kausalitas tersebut berakhir pada sebabdari segala sebab yakni Tuhan) atas dasar pengetahuan dan kehendak Allah yang Maha Bijak."Takdir Takwini (ketetapan penciptaan) tiada lain merupakan prinsip kemestiaan yangmenguasai sistem penciptaan alam dan takdir Tasyrii (ketetapan syariat) merupakan prinsipkemestiaan yang mengatur sistem gerak individu maupun masyarakat dari segi sosiologis danspritual.

    Memahami konsep takdir sebagai sebuah skenario yang telah ditetapkan oleh Tuhanmeniscayakan tidak terpahaminya sifat Maha Adil dan konsep pertanggungjawaban manusia.Sebaliknya, bila takdir tidak dipahami sebagaimana yang telah didefenisikan di atas (yaknitakdir Takwini sebagai sebuah sistem yang mengatur proses penciptaan dan takdir Tasyriisebagai ketapan yang mengatur kehidupan etik, sosial dan spritual individu dan masyarakat),maka akan berarti bahwa segala proses kejadian atau fenomena alam semesta adalah tidaktetap dan tidak pasti, sehingga panas dapat membuat air menjadi beku pada suatu saat danmendidih di saat yang lain. Berbuat baik akan mendapat surga suatu saat dan sekaligus nerakadi saat yang lain, atau pujian akan berarti sekaligus cacian. Bila demikian adanya, maka yangterjadi adalah di satu sisi akan terjadi kehancuran pada alam, individu atau masyarakat, di sisilain memustahilkan adanya pengetahuan pasti tentang penyebab mendidih atau beku pada air,surga atau neraka sebagai konsekwensi dari nilai perbuatan yang karenanya pula meniscayakan

    mustahilnya ikhtiar bagi manusia.

    Artinya ikhtiar menjadi berarti hanya bila pada setiap realitas terdapat hukumhukum yangpasti (takdir) atau dengan kata lain ikhtiar bagi manusia pada awalnya berupa sesuatu yangpotensial sifatnya dan ia akan menjadi aktual bila terdapat adanya dan diketahuinya takdirtersebut. Karena itu dapat dikatakan bahwa tanpa adanya takdir mustahil pula ikhtiar ada padamanusia.

    Sebaliknya ket