NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA...

147
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh : Gigih Amrillah Ibnurhus NIM. 11140510000164 NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI INDONESIA (LP3I) JAKARTA PUSAT JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA...

Page 1: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh :

Gigih Amrillah Ibnurhus

NIM. 11140510000164

NILAI – NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA

ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN DAN

PENGEMBANGAN PROFESI INDONESIA (LP3I)

JAKARTA PUSAT

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 3: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 4: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 5: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

i

ABSTRAK

Gigih Amrillah Ibnurhus

11140510000164

Nilai-nilai Dakwah dalam Budaya Organisasi Lembaga

Pendidikan dan Pengembanga Profesi Indonesia (LP3I)

Jakarta Pusat

LP3I merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

berorientasi kerja dan terkemuka di Indonesia. Berdiri sejak 29

Maret 1989, saat ini LP3I sudah berkembang pesat hingga

memiliki 56 Cabang diseluruh Indonesia. Berawal dari keresahan

dan tidak tertampungnya lulusan pendidikan tinggi membuat

LP3I menjadi salah satu alasan untuk ikut serta berkontribusi

dalam dunia pendidikan. Perusahaan atau organisasi yang

semakin berkembang dan modern menjadi persaingan di era

globalisasi seperti sekarang ini, oleh karena itu LP3I menjawab

tantangan tersebut dengan terus berbenah serta menerpakan

budaya organisasi yang didalamnya terdapat nilai-nilai dakwah

agar didalam bekerja tidak hanya mementingkan kehidupan dunia

saja melainkan kehidupan akhirat.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut: bagaimana budaya

organisasi di LP3I Jakarta Pusat? Bagaimana nilai-nilai dakwah

yang terkandung dalam budaya organisasi LP3I Jakarta Pusat?

Adapun penelitian ini menggunakan paradigma

konstruktivisme. Sedangkan metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskripstif dengan pendekatan kualitatif.

Untuk memperoleh data digunakan tekhnik pengumpulan data,

yaitu observasi non partisipasi, wawancara, dokumentasi dan

kepustakaan.

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah

konsep karakteristik budaya organisasi. Pada karakterisitik

budaya organisas imenurut O’reilly dan Jehn yang dikutip oleh

Robbins memberikan tujuh karakteristik yang efektif yaitu

inovasi dan keberanian mengambil resiko, perhatian terhadap

detail, berorientasi pada hasil, berorientasi kepada manusia,

berorientasi kepada kelompok, agresivitas dan stabilitas.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan,

maka dapat disimpulkan bahwa LP3I menerapkan budaya

Page 6: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

ii

organisasi yang mengacu pada tujuh karakteristik tersebut. Selain

itu, nilai-nilai dakwah dalam budaya organisasi yang diterapkan

terdapat sembilan corporate culture LP3I yang menjadi pola atau

landasan aturan didalam LP3I diantaranya yaitu: niat kerja

sebagai ibadah, memberi salam ketika bertemu dan ketika masuk

kantor, membaca basmalah, sholawat dan kultum sebelum rapat,

pemotongan gaji 2,5% untuk ZIS, sholat tepat waktu, i’tikaf,

saling mendo’akan, yasinan bersama, dan membaca buku. Nilai-

nilai dakwah secara universal diaplikasikan kedalam organisasi

LP3I sehingga terciptanya harmonisasi antara keduanya, budaya

organisasi dan nilai-nilai dakwah yang melekat menjadi salah

satu keunggulan LP3I sebagai alternatif lembaga yang bergerak

dibidang jasa pendidikan yang ada di Indonesia.

Kata Kunci: LP3I, Budaya Organisasi, Nilai-nilai

Dakwah.

Page 7: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbilalamin segala puji dan syukur

penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah rahmat dan

karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat wal’afiat

dalam mengerjakan skripsi, memberikan kekuatan dan kesabaran

yang tiada henti serta kemudahan jalan dalam melakukan

penelitian. Dan tak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada

Nabiagung, Nabi Muhammad SAW, sehingga akhirnya peneliti

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Nilai-

Nilai Dakwah Dalam Budaya Organisasi Lembaga Pendidikan

Dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Jakarta Pusat”

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dan memudahkan dalam penyelesaian skripsi ini.

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, MA. Selaku

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arif Subhan, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Masran, M. Ag., selaku Ketua Prodi Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam, dan Dosen Pembimbing Akademik. Fita

Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam.

4. Nunung Khoiriyah, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan banyak informasi sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 8: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

iv

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada peneliti

selama menempuh pendidikan.

6. Seluruh staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan

administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini

berlangsung.

7. Terima kasih kepada kedua orang tua Ayahanda Drs. Rosmadi

dan Ibunda tercinta Khusnul Khotimah yang selalu

memberikan cinta dankasih sayang, membantu penulis dalam

bentuk semangat dan dukungan tanpa henti ketika penulis

merasa lelah, selalu memberikan dukungan moril maupun

materi.

8. Terimakasih Kakak tersayang Nisak Ruwah Ibnatur Khusnul,

M.Pd dan Adik yang penulis banggakan Antig Barkah Ibnatur

Husnul yang telah memberikan dukungan, semangat dan

motivasi selama menempuh pendidikan perkuliahan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Terima kasih juga untuk keluarga tercinta Bani H. Kasmad

Family, Keluarga Besar Safari Taswi, yang selalu mendukung

peneliti dari awal masuk kuliah sampai mendapat gelar

sarjana.

Page 9: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

v

10. Pegawai LP3I Bapak Ishak, Bapak Fitiyo, Bapak Fajar dan

Bapak Nawawi dan seluruh karyawan dan staff LP3I Jakarta

Pusat yang baik hati, ramah dan selalu siap sedia membantu

memberikan informasi mengenai penelitian skripsi peneliti.

11. Teman-Teman KPI angkatan 2014, terima kasih telah

memacu peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini melalui

sidang-sidang kalian. Semoga kesuksesan bersama kita

semua!

12. Teman-Teman kelas KPI D, terima kasih selalu menemani

masa-masa kuliah dan memberikan warna dalam pertemanan

ini, menjadi teman yang selalu support, memotivasi,

memberikan semangat, menjadi tempat keluh kesah peneliti.

13. Teman-teman Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang Jakarta

(IMPP-J) yang juga selalu memberikan semangat dan juga

dukungan agar penulis tidak mudah putus asa.

Peneliti mengakui masih banyak kekurangan dari

penulisan skripsi ini. Akhir kata, terima kasih ata segala

bentuk dukungan dari kalian semoga dapat balasan dari Allah

SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang

banyak.

Jakarta, 22 Januari 2019

Gigih Amrillah Ibnurhus

Page 10: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah........................................................... 6

C. Batasan Masalah ................................................................ 7

D. Rumusan Masalah .............................................................. 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 7

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 8

G. Metodologi Penelitian ...................................................... 11

H. Sistematika Penulisan ...................................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Budaya Organisasi ........................................................... 16

1. Pengertian Budaya Organisasi .................................... 16

2. Manfaat Budaya Organisasi ........................................ 17

3. Karakteristik Budaya Organisasi ................................ 19

4. Tingkatan Budaya Organisasi ..................................... 21

5. Bentuk Budaya Organisasi .......................................... 22

B. Nilai-nilai Dakwah........................................................... 24

1. Pengertian Nilai .......................................................... 24

2. Dakwah ....................................................................... 26

3. Nilai-nilai Dakwah ...................................................... 30

Page 11: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

vii

C. Kerangka Berpikir ........................................................... 34

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ......... 35

A. Profil LP3I ....................................................................... 25

1. Sejarah Sigkat ............................................................. 25

2. Visi .............................................................................. 36

3. Misi ............................................................................. 41

4. Tujuan dan Metode Pendidikan .................................. 45

5. Pengembangan Kualitas .............................................. 45

B. Struktur Organisasi LP3I ................................................. 50

1. Struktur Organisasi ...................................................... 50

2. Letak Geografis ........................................................... 50

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Budaya Organisasi LP3I .................................................. 51

B. Nilai-nilai Dakwah dalam Budaya Organisasi LP3I......... 57

BAB V PEMBAHASAN

A. Budaya Organisasi LP3I Jakarta Pusat ............................. 69

B. Nilai-nilai Dakwah dalam Budaya Organisasi LP3I......... 79

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ......................................................................... 108

B. Implikasi ......................................................................... 109

C. Saran ............................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 112

Page 12: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat

mengakibatkan perusahaan atau organisasi semakin

bertambah sehingga persaingan antar perusahaan atau

organisasi tidak dapat dihindarkan. Era globalisasi yang

bergulir, menghadirkan tantangan tersendiri bagi negara-

negara berkembang dalam pelaksanaan perekonomian

negaranya. Persaingan yang sifatnya lebih terbuka antar

pelaku ekonomi global, memaksa perusahaan-perusahaan

dituntut aktif dalam meningkatkan kemampuan dan kualitas

sumber dayanya agar mampu menghadapi persaingan global

saat ini. Suatu perusahaan tidak dapat berjalan apabila tidak

ada manusia didalamnya, oleh karenanya organisasi yang

terdiri dari sekelompok manusia yang berlatar belakang

berbeda-beda baik kepribadian, pendidikan, lingkungan,

status ekonomi, dan sebagainya yang disatukan dalam satu

tujuan yang sama dalam satu perusahaan tentu akan

menghasilkan dampak baiknya atau buruknya perusahaan

tersebut ditentukan oleh manusianya itu sendiri.

Setiap perusahaan menuntut agar karyawannya dapat

bekerjasama secara efektif dan efisien guna untuk mencapai

suatu tujuan. Untuk mengimplementasikan tujuan sebuah

perusahaan atau organisasi diperlukan kegiatan manajemen

yang didasari pada perencanaan. Perencanaan merupakan

langkah awal dalam menentukan sebuah kebijakan. Dalam

Page 13: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

2

proses kegiatan pembinaan karakter melalui budaya

organisasi dapat berjalan dengan baik jika didalamnya

dilandasi pada nilai-nilai agama.

Kegiatan yang mempunyai nilai-nilai agama

berpengaruh sebagai motivasi dalam mendorong manusia

untuk melakukan suatu aktivitas, karena perbuatan yang

dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai

mempunyai unsur kesucian serta ketaatan. Dengan motivasi

seseorang terdorong untuk berkreasi, berbuat kebajikan

maupun berkorban. Keterkaitan ini akan memberi pengaruh

diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Sedangkan agama

sebagai nilai etika karena dalam melakukan sesuatu tindakan

seseorang akan terikat kepada ketentuan antara mana yang

boleh dan mana yang tidak boleh menurut ajaran agama yang

dianutnya, sehinggga dapat mendorong seseorang untuk

berlaku jujur, menepati janji, menjaga amanat dan

sebagainya.

Dalam Islam, terdapat etos kerja seorang muslim

yang didefinisikan sebagai cara pandang yang diyakini

seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk

memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, tetapi

juga sebagai suatu manifestasi dari amal saleh dan oleh

karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.1Ciri-

ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan

tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan

1 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Yogyakata: PT.

Amanah Bunda Sejahtera, 1995), hlm. 28.

Page 14: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

3

pada suatu keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja

itu merupakan bentuk ibadah, suatu panggilan dan perintah

Allah yang akan memuliakan dirinya, memanusiakan dirinya

sebagai bagian dari manusia pilihan.

Agama mempunyai kedudukan dan peranan yang

sangat penting dan strategis, utamanya sebagai landasan

spiritual, moral, dan etika dalam membangun manusia

sebagai individu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

spiritual adalah berhubungan dengan sifat kejiwaan

(rohani,batin). Moral adalah kelakuan yang sesuai dengan

ukuran (nilai-nilai masyarakat) yang timbul dari hati bukan

paksaan dari luar, yang disertai pula oleh rasa tanggung

jawab atas kelakuan tersebut. Tindakan tersebut haruslah

mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan atau

keinginan pribadi.2 Secara terminologis etika berarti

pengetahuan yang membahas baik-buruk atau benar-tidaknya

tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti

kewajiban-kewajiban manusia.3

Agama sebagai sistem nilai seharusnya dipahami dan

diamalkan oleh setiap individu, keluarga, masyarakat, serta

menjiwai kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu

aktivitas keagamaan perlu mendapat perhatian lebih besar,

baik yang berkaitan dengan penghayatan dan pengamalan

agama, pembinaan pendidikan agama, maupun pelayanan

2Zakiyah Darajat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, (Jakarta:

Gunung Agung, 1995),hlm. 63. 3Abdul Haris, Pengantar Etika Islam. (Sidoarjo: Al-Afkar, 2007),

hlm.3.

Page 15: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

4

kehidupan beragama. Kepedulian perusahaan terhadap

agama salah satunya dibuktikan dengan dibentuknya

pembinaan rohani yang diharapkan dapat membina para

pegawai dibidang keagamaan sehinggga memiliki ketahanan

spiritual dan akhlak mulia yang dapat diwujudkan dalam

penyelenggaraan pembangunan, pemberdayaan dan

pelayanan masyarakat serta pelaksanaan tugas dan kewajiban

seorang pegawai.

Budaya organisasi sebaiknya dimiliki oleh karyawan

yang memiliki nilai-nilai, norma, acuan, pedoman yang harus

dilaksanakan. Budaya organisasi juga sebagai pemersatu

pegawai, peredam konflik dan motivator karyawan untuk

melaksanakan tugas dengan baik, sehingga berpengaruh

positif terhadap perilaku dan kinerja karyawan. Suatu

perusahaan atau organisasi yang memiliki budaya akan kuat

artinya seluruh karyawan memiliki satu persepsi yang sama

dalam mencapai tujuan perusahaan. Kesatuan persepsi

didasarkan pada kesamaan nilai, norma yang dijunjung

tinggi, dan pola perilaku yang ditaati.4

Begitu pula dengan budaya organisasi di LP3I dengan

corporate culture yang dimilikinya terkandung nilai-nilai

islami. Corporate culture yang kuat akan membuat LP3I

memberikan kepastian kepada seluruh karyawan untuk

berkembang bersama, tumbuh dan mencapai tujuan dari LP3I

4 Darsono Prawironegoro, Budaya Organisasi: Kajian, Organisasi

Bisnis, Ekonomi Sosial, Pendidikan, dan Polotik, (Jakarta: Nusantara

Consulting, 2009), hlm, 229.

Page 16: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

5

itu sendiri. LP3I merupakan lembaga pendidikan yang

berorientasi kerja, yang memiliki jaringan perusahaan

tersebar luas di seluruh Indonesia, LP3I senantiasa

meningkatkan kualitas layanan dan kualitas pendidikannya.

Kualitas pendidikan yang dibentuk dari nilai-nilai islami

sebagai pondasi dari perusahaan. Implementasi nilai-nilai

Islam juga sangat diperlukan dalam perkembangan

perusahaan saat ini, khususnya di LP3I, karena dengan nilai-

nilai Islam mampu menjadikan organisasi memiliki

karakteristik yang kuat akan menjadi suatu keunikan

tersendiri.

Nilai-nilai dakwah merupakan bentuk dari

diwujudkan dan difungsikannya Islam dan syariat Islam

sebagai kaidah berfikir dan kaidah amal (tolak ukur

perbuatan) dalam seluruh kegiatan organisasi. LP3I juga

mempunyai budaya organisasi yang dikenal dengan

corporate culture of LP3I. Adapun corporate culture LP3I

ada sembilan yaitu;5 niat kerja sebagai ibadah, memberi

salam ketika bertemu dan masuk ruangan, membaca

basmallah, sholawat dan kultum sebagai pembuka rapat,

pemotongan zakat infaq sebesar 2,5%, sholat tepat waktu dan

berjamaah, i’tikaf dan saling mendoakan, membaca yasin

bersama dan membaca buku. Dengan adanya corporate

culture tersebut diharapkan akan selalu menjadikan

5Profil dan Visi-Misi LP3I, https://www.lp3i.ac.id/kampus/politeknik-

lp3i-jakarta/diunduh pada 25 September 2018

Page 17: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

6

lingkungan kampus yang bernuansa positif dan memiliki

akhlaq yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Di LP3I ada 56 cabang di Indonesia, sehingga dengan

banyaknya cabang ini maka dibutuhkan komunikasi yang

baik. Dalam membangun kualitas suatu perusahaan yang

memiliki cabang yang banyak, diperlukan komunikasi dan

kerja sama yang baik, agar bisa mendapatkan tujuan yang

satu arah. LP3I selalu melakukan evaluasi setiap bulannya,

evaluasi ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan agar

tujuan dari program kerja perusahan masing-masing cabang

berjalan dengan baik. Setelah evaluasi itu dilaksanakan,

maka akan terlihat dampak komunikasinya. LP3I secara rutin

mengadakan komunikasi secara internal dengan berbagai

cabang guna memberikan informasi serta evaluasiantar

sesama karyawan. Harapannya dengan adanya komunikasi

ini, semua karyawan mampu untuk bertukar informasi

dengan baik agar tujuan dari LP3I dapat tercapai.

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan pada

keadaan LP3I di atas, maka peneliti tertarik ingin menggali

lebih dalam pada penelitian yang berjudul “Nilai-nilai

Dakwah dalam Budaya Organisasi Lembaga Pendidikan,

dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) Jakarta

Pusat.”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan

diatas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai

berikut :

Page 18: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

7

1. Adanya pembacaan sholawat dan kuliah umum tujuh

menit (KULTUM) sebelum rapat.

2. Adanya i’tikaf untuk karyawan secara bergantian.

3. Adanya budaya membaca surat yasin disetiap hari jumat.

4. Adanya bedah buku yang harus dipaparkan oleh semua

karyawan secara bergantian.

C. Batasan Masalah

Banyak yang dibahas dalam isi penelitian ini, seperti

Nilai-nilai Dakwah dan Budaya organisasi dan lain-

lain.Tetapi agar penelitian ini lebih terarah dan memudahkan

untuk menelitinya, maka penulis membatasi penelitian ini

hanya pada anggota karyawan/Staff Di Lembaga Pendidikan,

Pengembangan dan Profesi Indonesia (LP3I) Jakarta Pusat.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana budaya organisasi di LP3I Jakarta Pusat?

2. Bagaimana nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam

budaya organisasi LP3I Jakarta Pusat?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui budaya organisasi di LP3I Jakarta

Pusat.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai dakwah yang terkandung

dalam budaya organisasi LP3I Jakarta Pusat.

Manfaat Penelitian :

1. Manfaat Akademisi

Page 19: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

8

Peneliti diharapkan menambah wawasan yang luas

mengenai aktivitas keagamaan dan nilai-nilai dakwah

dalam budaya organisasi di LP3I Jakarta Pusat.

2. Manfaat Praktis

Peneliti diharapkan diharapkan dapat dijadikan

acuan dan pedoman dalam menerapkan aktivitas

keagamaan dan nilai-nilai dakwah dalam budaya

organisasi di LP3I Jakarta Pusat.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Judul yang digunakan dalam proposal skripsi ini

banyak kemiripan dengan judul-judul skripsi lain yang

mencoba menganalisis tentang nilai-nilai dakwah dalam

budaya organisasi. Kajian pustaka berisi tentang referensi

penelitian yang telah ada sebelumnya, mempunyai tema yang

hampir sama dengan tema yang peneliti teliti. Berikut

penelitian terdahulu yang menjadi referensi dari

permasalahan yang peneliti teliti :

Skripsi Nurjanah, S1 Konsentrasi Perbankan

Syariah Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 1429 H/2008 M. Dengan Judul “Analisis Budaya

Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan

(Studi kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim

Jakarta Pusat)”. Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

Page 20: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

9

menggunakan pendekatan statistik inferensial non

parametrik.6

Skripsi Farhani, S1 Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1430 H/ 2009 M. Dengan Judul

“Hubungan Budaya Organisasi dengan Produktifitas Kerja

Karyawan PT. Fondaco Mitratama Jakarta”. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif dengan jenis penelitian korelasional.

Dan metode analisa data menggunakan statistik

parametrik dengan menggunakan rumus korelasi product

moment pearson.7

Skripsi Sanah, S1 Program Studi Manajemen

Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

1427 H/ 2006 M. Dengan Judul “Hubungan Budaya

Organisasi dengan Kualitas Kinerja Guru di MTsAl-

Furqon Cileungsi”. Metode analisa penelitian ini

menggunakan analisa data koding, uji instrumen, analisa

korelasi dan menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa.

Hasil penelitian ini adalah antara budaya organisasi

6 Nurjanah, “Analisis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya

Terhadap Kinerja Karyawan (Studi kasus Bank DKI Syariah Cabang

Wahid Hasyim Jakarta Pusat)”(Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Syariah dan Hukum 2008). 7 Farhani, “Hubungan Budaya Organisasi dengan Produktifitas

Kerja Karyawan PT. Fondaco Mitratama Jakarta” (Skripsi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Psikologi, 2009)

Page 21: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

10

dengan kualitas kinerja guru di MTs Al-Furqon Cileungsi

terdapat hubungan positif yang cukup kuat atau tinggi.8

Skripsi Andi Hastono, S1 Program Studi

Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1430

H/2009 M. Dengan Judul “Nilai-nilai Islam pada Budaya

Organisasi Bank Syariah Mandiri Pusat”. Metode

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian

kualitatif, teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif

analitis, yakni dengan mengumpulkan data kemudian

disusun, disajikan dan dianalisis untuk mengungkapkan

arti data tersebut.9

Sementara itu, untuk penelitian skripsi di UIN

Syarif Hidayatullah pada umumnya, dan Fakultas Dakwah

dan Komunikasi khususnya, penulis mengkaji tentang

“Nilai-nilai Dakwah pada Budaya Organisasi LP3I Jakarta

Pusat”. Dimana dalam penelitian ini penulis ingin

menganalisis aplikasi nilai-nilai dakwahdalam budaya

organisasi yang diterapkan di LP3I Jakarta Pusat. Dengan

demikian terdapat perbedaan ruang lingkup dan

pembahasan dengan penelitian sebelumnya.

8Sanah, “Hubungan Budaya Organisasi dengan Kualitas Kinerja Guru

di MTs Al-Furqon Cileungsi” (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan dan Keguruan, 2006). 9Andi Hastono, “Nilai-nilai Islam pada Budaya Organisasi Bank

Syariah Mandiri Pusat”. (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2009).

Page 22: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

11

G. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian yang digunakan pada penelitian

ini mengacu pada paradigma konstruktivisme. Little John

mengatakan bahwa teori-teori aliran konstruktivisme ini

berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan

objektif, tetapi dikontruksi melalui proses interaksi dalam

kelompok, masyarakat, dan budaya.10

Digunakannya paradigma konstruktivisme dalam

penelitian ini karena Budaya Organisasi dan Nilai-nilai

Dakwah yang terkandung didalamnya merupakan sebuah

bentukan dari proses interaksi yang dilakukan antar

pegawai karyawan atau pimpinan LP3I.

2. Pendekatan dan jenis metode penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan jenis deskriptif. Metode penelitian ini

menghasilkan temuan data deskriptif berupa kata-kata.

Penelitian kualitiatif adalah suatu penelitian ilmiah yang

bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam

konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan

proses interaksi komunikasi yang mendalam antara

peneliti dengan fenomena yang diteliti, yang dalam

penelitian ini adalah budaya organisasi yang diterapkan

10

Indiawan Seto W. W, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Wacana

Media, 2013), hlm 165.

Page 23: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

12

oleh LP3I serta nilai-nilai dakwah yang terkandung

didalamnya.11

3. Subjek dan objek penelitian

Dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah

Lembaga Pendidikan, Pengembangan dan Profesi

Indonesia (LP3I) Jakarta Pusat, dan yang menjadi objek

adalah metode-metode yang diterapkan dalam nilai-nilai

dakwah dalam budaya organisasi.

4. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kantor Lembaga

Pendidikan, Pengembangan dan Profesi Indonesia (LP3I)

Jl. Jl. Kramat Raya No. 7-9, Kramat, Senen, RT.4/RW.2,

Kramat, Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta 10450.

5. Teknik pengumpulan data

a. Observasi Non Partisipasi

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data,

peneliti menggunakan jenis observasi non partisipan,

yaitu peneliti hanya mengamati secara langsung

keadaan objek, tetapi peneliti tidak aktif dan ikut serta

secara langsung.12

Maka observasi akan dilaksanakan

dengan cara tidak turun langsung atau sebatas penonton

dengan tujuan mengamati kegiatan yang dilakukan

oleh karyawan atau pegawai Lembaga Pendidikan,

11

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosisal, (Jakarta: Salemba Humamika, 2010), hlm.9. 12

Husaini Usman, Puronomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian

Sosial, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009), hlm. 41

Page 24: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

13

Pengembangan dan Profesi Indonesia (LP3I) Jakarta

Pusat.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu, berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang

atau lebih secara langsung. Pewawancara disebut

interview yaitu yang mengajukan pertanyaan,

sedangkan orang yang diwawancarai disebut interview

yang member jawaban atas pertanyaan itu.13

Dalam

hal ini penulis akan mewawancarai kepada pihak yang

diteliti.

c. Kepustakaan

Dimaksudkan untuk mendapatkan data data

yang berkaitan dengan penelitian ini selain itu telaah

kepustakaan juga bertujuan untuk memperjelas teori

yang di gunakan, telaah kepustakaan di dapat dari

sumber informasi seperti buku-buku, surat kabar, dan

internet.

d. Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi

dilakukan untuk memperoleh data tambahan.

Dokomentasi berasal dari kata dokumen yang artinya

barang-barang tertulis. Jadi, dokumntasi diartikan

mencari data mengenai hal-hal yang veriabelnya

13

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT

Remaja Rosdakarya,2007), cet ke-33 edisi revisi hlm. 186

Page 25: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

14

berupa catatan, traskip, majalah, notulen, agenda dan

lain sebagainya.14

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini

menggunakan tiga sub proses yang saling berhubungan,

yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan

atau verifikasi. Reduksi data yaitu dengan memilih hal-hal

pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Data tersebut

kemudian disajikan dalam bentuk gabungan informasi

dan ringkasan serta sinopsis terstruktur sehingga

memungkinkan untuk penarikan kesimpulan berdasarkan

pada kerangka teori dan permasalahan penelitian. Setelah

itu, penelitian melakukan verifikasi data yang mencakup

proses penafsiran dan pemaknaan data yang ditampilkan.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini bersifat sistematis dan

mempermudah tahapan demi tahapan maka penulis

membaginya menjadi lima bab dimana setiap babnya terdiri

dari beberapa sub bab,adapun sistematikanya adalah sebagai

berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

14

Arikunto, Suharsini. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,

(Jakarta : PT. Rinika Cipta, 2002) hlm. 135

Page 26: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

15

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan landasan teori yang digunakan dalam

penelitian, yaitu konsep, serta kajian pustaka dan kerangka

berpikir.

BAB III : GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum

tentang LP3I. Diawali dengan sejarah LP3I, profil, visi

misi, struktur organisasi, dan letak geografis LP3I.

BAB IV : DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan data dan temuan penelitian yang

terjadi selama peneliti melakukan penelitian di LP3I.

BAB V : PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas semua hasil analisa

data dan temuan yang sudah dikumpulkan.

BAB VI : PENUTUP

Pada bab ini peneliti akan memberikan kesimpulan, implikasi

dan saran berdasarkan hasil penelitian.

Page 27: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Budaya Organisasi

1. Pengertian Budaya Organisasi

Dalam sebuah organisasi tentu memiliki budaya

tersendiri. Menurut Stepen P. Robins, budaya organisasi

adalah suatu persepsibersama yang dianut oleh anggota–

anggota organisasi itu, yang mengacu pada suatu sistem

dari makna bersama.1

Edgar Schein dalam buku Perilaku dan Menajemen

Organisasi karya John M. Ivancevich dkk, mendefinisikan

budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi dasar

yang diciptakan, ditemukan, atau dikembangkan oleh

kelompok tertentu saat belajar menghadapi masalah

adaptasi internal dan integrasi internal yang telah berjalan

cukup baik untuk dianggap valid. Oleh karena itu, untuk

diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar

untuk berpersepsi, berpikir dan berperasaan sehubungan

dengan masalah yang dihadapinya.2

Sedangkan menurut Edy Sutrisno, budaya

organisasi adalah perangkat sistem nilai-nilai (values),

keyakinan-keyakinan (beliefs) atau norma-norma yang

telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para

1 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta : PT.

Prenhallindo, 2002), hlm. 247. 2 John M, Ivancevich, dkk, Perilaku dan Manajemen Organisasi,

(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm. 44

Page 28: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

17

anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan

pemecahan masalah-masalah organisasi.3

Syamsir Torang mengatakan bahwa Budaya

organisasi adalah norma-norma yang telah disepakati

untuk menuntun perilaku individudalam organisasi. Oleh

sebab itu budaya organisasi merupakan dasar bagi

pimpinan dan staff/anggota organisasi dalam membuat

perencanaan atau strategi dan taktik dalam menyusun visi-

misi untuk mencapai tujuan organisasi.4

Mengacu pada beberapa pendapat tentang budaya

organisasi dapat dismpulkan bahwa budaya organisasi

merupakan filosofi dasar organisasi yang terdiri dari

diemensi keyakinan (belief), norma (norm), nilai (nilai),

dan sistem (system) yang dipandang sebagai karakterisitik

inti dan menjadi dasar individu atau kelompok untuk

beraktivitas dalam budaya organisasi.

2. Manfaat Budaya Organisasi

Perkembangan dan kesinambungan suatu

perusahaan akan sangat tergantung pada budaya

perusahaan. Susanto dalam buku Budaya organisasi

mengemukakan bahwa budaya suatu perusahaan dapat

dimanfaatkan sebagai andalan daya saing suatu

perusahaan dalam menghadapi perubahan dan tantangan.

Budaya organisasi juga dapat dijadikan sebagai rantai

3Edy Sutrisno,Budaya Organisasi, (Jakarta: Prenadamedia Group,

2010),hlm.2 4Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen: Perilaku, Struktur,

Budaya dan Perubahan Organisasi(Bandung:Alfabeta,2014),hlm,.109

Page 29: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

18

pengikat untuk menyampaikan persepsi atau arah pandang

anggota organisasi terhadap suatu permasalahan sehingga

akan menjadi satu kekuatan untuk mencapai tujuan.

Robbins dalam buku Budaya Organisasi karangan

Edy Sutrisno mengemukakan manfaat budaya organisasi,

yaitu:

1. Membatasi peran yang membedakan antara organisasi

yang satu dengan organisasi yang lain. Setiap

organisasi mempunyai peran yang berbeda sehingga

perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem

dan kegiatan yang ada dalam organisasi.

2. Menimbulkan rasa memiliki identitas bagi para

anggota organisasi. Dengan budaya organisasi yang

kuat, anggota organisasi akan merasa memiliki

identitas yang merupakan ciri khas organisasi.

3. Mementingkan tujuan bersama dari pada

mengutamakan kepentingan individu.

4. Menjaga stabilitas organisasi. Kesatuan komponen-

komponen organisasi yang direkatkan oleh pemahaman

budaya yang sama akan membuat kondisi organisasi

relatif stabil.

Keempat fungsi tersebut menunjukan bahwa

budaya organisasi dapat membentuk perilaku dan tindakan

karyawan dalam menjalankan aktivitasnya didalam

organisasi, sehingga nilai-nilai yang ada dalam budaya

organisasi perlu ditanamkan sejak dini pada setiap

individu organisasi.

Page 30: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

19

3. Karakteristik Budaya Organisasi

Substansi atau akar budaya organisasi adalah

karakteristik inti yang mengindikasi ciri-ciri, sifat-sifat,

unsur-unsur, atau elemen-elemen yang melekat pada

budaya organisasi. Menurut Michael Zwell dalam

bukunya Dr. Syamsir Torang karakter budaya organisasi,

yaitu ; a) dapat dipelajari, b) norma dan adat istiadat

bersifat umum, c) diimplementasikan tanpa disadari, d)

dapat dikontrol melalui mekanisme dan proses sosial, e)

laten, f) menyesuaikan dengan adat istiadat dan pola

perilaku yang dapat diterima, dan g) seperti kebiasaan.5

Robbins mengatakan bahwa ada kesepakatan yang

luas bahwa budaya organisasi mengacu ke suatu sistem

makna yang dianut oleh anggota-anggota yang

membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi

yang lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan

lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik

utama yang dihargai oleh organisasi itu.6

O’reilly dan Jehn seperti dikutip oleh Robbins

mengemukakan tujuh karakteristik utama yang menjadi

inti dari suatu budaya organisasi, yaitu :7

a. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (innovation

and risk taking), yaitu sejauh mana para anggota

5 Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen: Perilaku, Struktur,

Budaya dan Perubahan Organisasi, 2014), hlm,.109 6Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, hlm.247.

7Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, hlm.248

Page 31: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

20

organisasi didorong untuk bersikap inovatif dan berani

mengambil resiko.

b. Perhatian terhadap detail (attention to detail), yaitu

sejauh mana anggota organisasi diharapkan untuk

memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian

terhadap detail.

c. Berorientasi pada hasil (outcome orientation), yaitu

sejauh mana manajemen berfokus kepada hasil

dibandingkan dengan perhatian terhadap teknik dan

proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.

d. Berorientasi kepada manusia (people orientation), yaitu

sejauh mana keputusan yang dibuat oleh manajemen

memperhitungkan efek terhadap anggota-anggota

organisasi.

e. Berorientasi kepada kelompok (team orientation), yaitu

sejauh mana pekerjaan secara kelompok lebih

ditekankan dibandingkan dengan pekerjaan secara

individu.

f. Agresivitas (aggressiveness), yaitu sejauh mana

anggota-anggota organisasi berperilaku secara agresif

dan kompetitif dibandingkan dengan berperilaku secara

tenang.

g. Stabilitas (stability), yaitu sejauh mana organisasi

menekankan status-quo sebagai kontras dari

pertumbuhan. Budaya organisasi adalah sekumpulan

asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, norma-norma, simbol

dan filosofi yang ditemukan dan dikembangkan oleh

Page 32: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

21

sebuah anggota organisasi yang berfungsi sebagai

pedoman dan petunjuk bagi anggota organisasi

berpikir, berperilaku dan memecahkan masalah dengan

mengadaptasinya dari luar dan mengintegrasikannya ke

dalam organisasi.

Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu

kontinuum dari rendah ke tinggi. Maka dengan menilai

organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini akan

diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisai itu.

Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman

bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi

itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya dan cara

para anggota diharapkan berperilaku.8 Oleh karena itu,

untuk melakukan analisis budaya organisasi yang ada di

LP3I, penulis menggunakan tujuh karakteristik budaya

organisasi yang dikemukakan oleh O’reilly dan Jehn.

4. Tingkatan Budaya Organisasi

Tingkatan budaya organisasi yang dimaksud

merupakan tingkatan fenomena budaya yang tampak bagi

yang mengamatinya dan hal ini dapat berwujud mulai dari

tingkatan yang paling nyata sehingga dapat dilihat dan

dirasakan sampai kepada tingkatan yang tertanam sebagai

asumsi yang tidak disadari sebagai hakikat budaya. Shein

dalam Ivancevich, Konopaske, dan Matteson membagi

8Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi: jilid 2, hlm.248

Page 33: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

22

budaya organisasi menjadi tiga lapisan, yaitu artifak, nilai-

niali dan asumsi dasar.9

a. Artefak (Artifacts), berkaitan dengan simbol-simbol,

cerita, ritual dan sebagainya.

b. Nilai-nilai (Values), berkaitan dengan apa yang

seharusnya dan apa yang tidak seharusnya serta nilai-

nilai atau keyakinan yang mendukung.

c. Asumsi (Assumptions), berkaitan dengan keyakinan

mendasar tentang orang-orang atau individu-individu,

pandangan mengenai sifat dasar manusia.

Artefak merupakan peninggalan yang dapat dilihat

dan didengar berdasarkan nilai-nilai dan asumsi-asumsi

suatu budaya. Nilai-nilai merupakan prinsip sosial, tujuan

dan standar yang dianut dalam suatu budaya, sedangkan

asumsi-asumsi menunjukkan apa yang diyakini oleh

individu dan mempengaruhi persepsi, cara berfikir dan

merasakan sesuatu.

5. Bentuk Budaya Organisasi

Stephen P. Robbins mengelompokkan bentuk

budaya, yaitu; network culture, mercenary cultur,

fragmanted culture dan communan culture. Penetapan

bentuk budaya tersebut melalui hubungan antara tingkat

sosiabilitas dan solidaritas. Dimensi sosiabilitas adalah

tingkat persahabatan diantara organisasi. Dimensi

9John M, Ivancevich, dkk, Perilaku dan Manajemen Organisasi, hlm.

45

Page 34: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

23

solidaritas adalah tingkatan dimana orang saling mengerti

terhadap tugas dan fungsinya.10

a. Network Culture

Organisasi memandang anggota sebagai keluarga dan

teman (high on sociability but low on solidarity). Orang-

orang dalam network culture sangat bersahabat dan

bersuka ria dalam gaya, cenderung berbicara tentang

bisnis, kebiasaan informal, dan menggunakan banyak

waktu untuk sosialisasi, dan tanpa masalah, serta

salingmengetahui satu sama lain dengan cepat dan merasa

bahwa mereka adalah bagian dari organisasi.

b. Mercenary Culture

Organisasi berorientasi pada tujuan (low on sociability but

high on solidarity), komunikasi cenderung cepat, langsung

dan dikendalikan dengan cara yang tidak ada yang tidak

mungkin, tidak toleran pada kebiasaan menghabiskan

waktu, menonjolkan bisnis dan omong kosong, toleransi

dalam menggunakan waktu yang lama untuk mewujudkan

tujuannya.

c. Fragmented Culture

Low on sociability and low on solidarity; budaya ini

menggambarkan oang yang bekerja dengan sedikit

melakukan kontak bahkan tidak saling mengenal, tidak

menampakkan identitas organisasi, serta cenderung

10

Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen: Perilaku, Struktur,

Budaya dan Perubahan Organisasi, (Bandung:Alfabeta, 2014), cet 2, hlm,.

108-109.

Page 35: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

24

mengidentifikasi dengan prrofesi dimana mereka

diposisikan.

d. Communal Culture

High on sociability and high on solidarity; anggota

organisasi sangat bersahabat dan bergaul, baik secara

pribadi maupun secara profesional, umunya terjadi pada

perusahaan yang menggunakan tekhnologi tinggi;

individu dalam organisasi cenderung berbagi dalam

banyak hal, komunikasi mengalir dengan sangat mudah,

mereka mengenakan logo perusahaan, hidup dalam

kepercayaan perusahaan dan membela perusahaan dari

orang lain.

B. Nilai-nilai Dakwah

1. Pengertian Nilai

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, nilai dapat

diartikan sebagai harga atau jika diartikan dengan budaya

berarti konsep abstrak yang mendasar sangat penting, dan

bernilai bagi kehidupan manusia.

Menurut Onong Uchjana Effendy,

”Nilai adalah pandangan, cita-cita, adat

kebiasaan, dan lain-lain yang menimbulkan

tanggapan emosional pada seseorang atau

masyarakat tertentu.”

Sementara, Menurut Fraenkel,

“Nilai merupakan sebuah ide atau konsep

mengenai sesuatu yang diaggap penting dalam

kehidupan ketika seseorang menilai sesuatu, maka

Page 36: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

25

orang tersebut menganggap nilai itu penting,

bermanfaat atau berharga.”11

Berdasarkan pengertian diatas, ada tiga unsur

penting berkaitan dengan pemahaman tentang nilai, yaitu

konsep nilai, subjek yang memberi nilai dan objek yang

diberi nilai. Subjek dan objek tidak dapat dipisahkan.

Nilai baru muncul setelah ada objek yang diamati subjek.

Keterpautan subjek dengan objek itulah yang

menimbulkan konsepsi nilai.

Sedangkan Menurut Andreas A. Danandjaja dalam

bukunya Budaya Organisasi, yang dikutip Taliziduhu

Ndraha dalam buku Teori Budaya Organisasi,

berpendapat bahwa nilai adalah pengertian-pengertian

yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih dulu

penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau

kurang baik dan apa yang lebih benar atau kurang benar.12

Nilai adalah konsep yang bersifat abstrak, tidak

dapat dipahami tanpa dikaitkan dengan tanda tertentu.

Menurut J.M Soebijanta menyatakan bahwa nilai hanya

dapat dipahamijika dikaitkan dengan sikap dan tingkah

laku dalam sebuah model metodologis:13

Nilai Sikap Tingkah laku

11

Abdul Basit, Filsafat Dakwah, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada,

2013), hlm. 195 12

Taliziduhu Ndraha, Teori Budaya Organisasi (Jakarta: Rineka

Cipta, 2005), hlm. 18 13

Taliziduhu Ndraha, Teori Budaya Organisasi... hlm.18.

Page 37: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

26

Maksud skema tersebut, menunjukkan bagaimana

nilai hanya mampu dipahami setelah nilai tersebut

terbentuk oleh sikap dan tingkah laku seseorang. Pada

sebuah organisasi pun akan dipahami, nilai apa yang

mereka terapkan dengan mengenal sikap dan perilaku

pada setiap elemen-elemen yang berada di lingkungan

organisasi atau lembaga tersebut.

Setiap individu harus memahami nilai dan

kebernilaian dirinya, sehingga dia akan mendapatkan

dirinya sendiri, setelah mencapai nilai dalam dirinya

sendiri ia akan menempatkan diri secara bijak dalam

pergaulan hidup serta akan mengakui dan bijak terhadap

keberadaan nilai dan kebernilaian orang lain dalam

pergaulan masyarakat.

2. Dakwah

Dakwah, secara bahasa berasal dari kata يذعىا –دعب

دعىة – (da’a - yad’u - da'watan) yang berarti memanggil,

mengundang, minta tolong kepada, berdo’a memohon,

mengajak kepada sesuatu, merubah dengan perkataan,

perbuatan dan amal.14

Secara terminologi dakwah dapat

diartikan sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju

keselamatan dunia akhirat. Sedangkan menurut istilah

para ulama memberikan definisi yang bermacam-macam.

Menurut HSM. Nasarudin Latif mendifinisikan dakwah

adalah setiap usaha aktifitas dengan tulisan maupun

14

A.W. Munawwir, “Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia

Terlengkap”, hlm. 407.

Page 38: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

27

tulisan yang bersifat menyeluruh, mengajak, memanggil

manusia lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT

sesuai garis-garis akidah dan syariat serta akhlak

Islaminya.15

Sedangkan menururut Masdar Helmy

mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak dan

menggerakkan manusia agar menaati ajara-ajaran Allah

(Islam) termasuk amr ma’ruf nahi muinkar untuk bisa

memeperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.16

Secara umum tujuan dakwah adalah mengajak

umat manusia kepada jalan yang benar dan diridhoi Allah

agar dapat hidup bahagia dan sejahtera di dunia maupun

di akhirat.17

Umumnya para ahli membuat definisi dakwah

berangkat dari pengertian dakwah menurut bahasa. Kata-

kata seruan, anjuran, dan panggilan selalu ada dalam

definisi dakwah. Ini menunjukkan bahwa mereka sepakat

bahwa dakwah bersifat persuasif, bukan represif. Mereka

setuju dengan dakwah informatif, bukan manipulatif.

Bukanlah termasuk dakwah, jika ada tindakan yang

memaksa orang lain untuk memilih antara hidup sebagai

muslim ataukah mati terbunuh. Tidaklah disebut dakwah,

bila ajakan kepada islam dilakukan dengan

memutarbalikkan pesan islam untuk kepentingan duniawi

15

Prof. Dr. Moh Ali Azis, M.Ag., Ilmu Dakwah, (Prenada Media

Group: Jakarta, 2015), hlm 4-5 16

M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rencana,

2006), hlm. 21

17

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:

Al-Ikhlas, 1983), hlm. 51.

Page 39: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

28

seseorang atau kelompok.18

Dakwah dalam prakteknya merujuk pada fitrah

manusia, karena dalam fitrah itulah ada kebenaran yang

diharapkan akan hadir pada diri mad’u (obyek dakwah),

dan diterimanya dengan ketulusan. Maka dalam aktivitas

dakwah tidak ada paksaan,tidak ada tipu muslihat, tidak

ada pendangkalan fungsi akal, tidak ada pengaburan

kesadaran dan penciptaan prakondisi negative yang akan

mendorong pada penerimaan dakwah secara paksa.19

Dalam Al-Qur’an, ada beberapa ayat yang

menyerukan setiap umat muslim untuk berdakwah, salah

satunya terdappat dalam surat Ali Imron ayat 104 :

ة يذعىن إلى الخير ويأمرون وينهىن عه ببلمعروف ولتكه منكم أم

ئك هم المفلحىن المنكر وأول

”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan

umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh

kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang

munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung.“

Banyak definisi-definisi mengenai dakwah,

meskipun terdapat perbedaan dalam perumusan, tetapi

apabila dibandingkan satu sama lain, dapatlah diambil

kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :

1) Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam

menjalankan Islam sebagai rahmatan lil alamin yang

18

Prof. Dr. Moh. Ali Azis, M.Ag.,Ilmu Dakwah, (Prenada Media

Group: Jakarta, 2015), hlm. 17 19

Rubiyanah,MA.Ade Masturi,MA.,Pengantar Ilmu Dakwah,

Lembaga penelitian UIN Jakarta: Jakarta, 2010. hlm. 5

Page 40: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

29

harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang

dalam prosesnya melibatkan unsur: da’i (subjek),

maadda (materi), thoriqoh (metode), washilah (media)

dan mad’u (objek) dalam mencapai maqashid (tujuan)

dakwah yang melekat dengan tujuan Islam yaitu

mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

2) Dakwah juga dapat dipahami dengan proses

internalisasi, transformasi, transmisi, dan difusi ajaran

Islam dalam kehidupan masyarakat.

3) Dakwah mengandung arti panggilan dari Allah SWT

dan Rasulullah SAW, umat manusia agar percaya

kepada ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang

dipercayainya dengan segala segi kehidupan.20

Ada tiga bentuk dakwah menurut Samsul Munir

Amin dalam bukunya yang dapat dilakukan oleh seorang

muslim, yaitu:21

a. Dakwah bi Al-Lisan adalah dakwah yang dilaksanakan

melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan

ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan lain-

lain.

b. Dakwah bi Al-Haladalah dakwah dengan perbuatan

nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan

tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata

20

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2011) hlm. 2-3 21

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009)

hlm.11

Page 41: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

30

tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh

masyarakat sebagai objek dakwah.

c. Dakwah bi Al-Qalam,adalah dakwah melalui tulisan

yang dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar,

majalah, buku, maupun internet.

3. Nilai-nilai Dakwah

Nilai merupakan suatu anggapan, ide atau konsep

yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang berharga.

Kemudian dakwah berrati memanggil atau mengajak

orang kepada sesuatu perubahan yang dapat menjadi amal

serta perbuatan yang baik dalam kehidupan. Jika

pengertian nilai dan dakwah dikaitkan, maka akan dikenal

dengan nilai dakwah, yakni nilai-nilai Islam yang

bersumber dari Al-Qur’am dan al-Hadits. Nilai-nilai

dakwah bukanlah suatu barang yang mati, melainkan nilai

dinamis yang disesuaikan dengan semangat zaman dan

perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di masyarakat.

Menurut Muhamad Sulton, tata nilai Islami yang

ada di Al-Qur’an bersifat historis, dinamis, dialektis, dan

profektik-transformatif. Tindakan yang dilakukan oleh

umat Islam mestinya dibangun dari pemahaman yang

komprehensif tentang ajaran Islam yang didalamnya

terdapat niali-nilai dakwah universal. Beberapa nilai

dakwah universal yang dapat diaplikasikan dalam

kehidupan umat, diantaranya sebagai berikut :22

22

Abdul Basit, Filsafat Dakwah (Depok: PT. Raja Grafindo Persada,

2013) hlm. 203-208

Page 42: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

31

1) Nilai Kedisiplinan

Displin bukan hanya milik tentara atau polisi

saja, tetapi menjadi milik semua orang yang ingin

sukses. Kedisplinan tidak diartikan dengan kehidupan

yang kaku dan susah tersenyum. Kedisplinan terkait

erat dengan manajemen waktu. Bagaimana waktu

yang diberikan oleh Tuhan selama 24 jam dalam

sehari dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

untuk meraih kesuksesan didunia dan akhirat. Dalam

Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menyebutkan

tentang pentingnya waktu, seperti demi masa

(wal,ashr), demi waktu dhuha (wadhuha), demi

wkatu malam (wallaili), demi waku fajar (walfajr),

dan lain sebagainya. Waktu tidak bisa diputar ulang,

karenanya amat rugi manakala waktu yang kita jalani

hanya dilewatkan begitu saja tanpa memberi makna

yang berarti.

2) Nilai Kejujuran

Ada tiga hal penting yang bisa diterapkan

dalam kehidupan kita untuk memberantas

ketidakjujuran dan kejahatan lainnya yaitu : pertama,

pelurusan akidah dengan meyakini dan

mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata.

Kedua perilaku, berperilaku jujur dan jangan

menyakiti orang lain. Ketiga, jangan merusak bumi.

Maksudnya bisa diperluas bukan hanya arti yang

sebenarnya, tetapi bisa dimaksudkan jangan merusak

Page 43: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

32

sistem yang sudah dibangun dengan baik, akibat dari

perilaku individu yang tidak jujur.

3) Nilai Kerja Keras

Siapa yang sungguh-sungguh dialah yang

pasti dapat (man jadda wajada). Pepatah arab tersebut

merupakan hukum sosial yang berlaku universal bagi

masyarakat, tidak mengenal etnis, agama maupun

bahasa. Orang cina yang rajin bekerja dan bekerja

keras, pasti akan mendapatkan hasil dari kerja

kerasnya. Sebaliknya, umat Islam yang malas, pasti

akan menerima hasil yang sedikit karena

kemalasannya.

4) Nilai Kebersihan

Umat Islam seringkali diperkenalkan dan

dianjurkan untuk menjaga kebersihan. Setiap bahasan

pertama tentang Fiqh Islam diawali dengan

pembahasan tentang kebersihan seperti

menghilangkan hadas besar dan kecil, menggunakan

air yang bersih dan mensucikan, berwudlu, dan lain

sebagainya. Menjaga kebersihan merupakan nilai

dakwah universal yang dapat dilakukan oleh siapa

saja, apalagi umat Islam yang jelas-jelas memiliki

dasar kuat untuk menjaga kebersihan.

5) Nilai Kompetisi

Islam tidak melarang umatnya untuk

berkompetisi, karena kompetisi merupakan dalah satu

motivasi psikologis yang sangat umum dimiliki oleh

Page 44: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

33

setiap manusia. Setiap mahasiswa akan memiliki

motivasi untuk berkompetisi diantara teman-

temannya. Meskipun masing-masing individu

berbeda tingkatan dalam tingkatan motivasinya, Al-

Qur’an telah menganjurkan umat Islam untuk

berkompetisi dalam peningkatan kualitas takwa.

Kebanyakan manusia biasanya melakukan kompetisi

dalam urusan materi dan dunia yang fana. Oleh

karena itu, Rasulullah mengingatkan agar umat Islam

tidak berkompetisi secara berlebihan dalam urusan

dunia.

Masih banyak nilai-nilai dakwah yang bisa

dikembangkan atau diturunkan dari sumber ajaran

Islam, yakni Al-Qur’an dan Hadits. Nilai-nilai

dakwah yang berlaku universal tersebut senantiasa

disosialisasikan kepada masyarakat sehingga nilai-

nilai tersebut menjadi kebiasaan, tradisi, atau

norma yang berlaku dimasyarakat.

Page 45: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

34

C. Kerangka Berpikir

Latar Belakang :

Kepedulian perusahaan terhadap agama salah satunya

dibuktikan dengan dibentuknya pembinaan rohani yang

diharapkan dapat membina para pegawai dibidang

keagamaan, sehingga memiliki ketahanan spiritualdan

akhlak mulia yang dapat diwujudkan dalam

penyelenggaraan, pemberdayaan dan pelayanan

masyarakat. Proses kegiatan pembinaan karakter

melalui budaya organisasi dapat berjalan lancar dengan

baik jika didalamnya dilandasi pada nilai-nilai agama.

Tujuan Penelitian :

1. Untuk mengetahui

budaya organisasi

di LP3I Jakarta

Pusat.

2. Untuk mengetahui

nilai-nilai dakwah

yang terkandung

dalam budaya

organisasi LP3I

Jakarta Pusat.

Metode :

Penelitian yang

digunakan adalah

menggunakan

pendekatan penelitian

kualitatif. Data yang di

hasilkan berdasarkan

dengan upaya

wawancara mendalam,

observasi, non

partisipasi, kepustakaan

dan dokumentasi.

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana

budaya organisasi

di LP3I Jakarta

Pusat?

2. Bagaimana nilai-

nilai dakwah yang

terkandung dalam

budaya organisasi

LP3I Jakarta

Pusat?

Nilai-nilai Dakwah Budaya Organisasi

LP3I Jakarta Pusat

Page 46: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

35

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil LP3I

1. Sejarah Sigkat

Fenomena tidak tertampungnya lulusan pendidikan

tinggi, di dunia kerja bukan cerita milik era tahun 2000-an

saja. Bila dirunut kebelakang, sebenarnya gejala tersebut

sudah mulai muncul ke permukaan sekitar dua puluh

tahun sebelumnya. Semakin hari semakin meresahkan

masyarakat yang mengalami langsung. Namun hingga

menjelang akhir 1980-an, belum ada tanda-tanda pihak

yang merasa terpanggil untuk menyelesaikan masalah

tersebut, baik pemerintah maupun swasta.

Atas dasar itulah, maka Lembaga Pendidikan dan

Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) didirikan pada,

29 Maret 1989 dengan kampus pertama di Pasar Minggu

Jakarta Selatan. Selanjutnya, bermula dari program kursus

enam bulan, LP3I kemudian mengembangkan sayapnya

menjadi lembaga pendidikan profesi (1-2 tahun), hingga

akhirnya pada tahun 2003 sebagian LP3I yang ada sudah

menjadi Politeknik yaitu Bandung, Jakarta dan Medan,

sedangkan dalam proses pengurusan Politeknik baru untuk

daerah Makassar dan daerah lain akan segera menyusul.

Syahrial Yusuf selaku pendiri LP3I melihat adanya

keberhasilan dengan model pendidikan yang dijalankan

oleh LP3I, animo masyarakat pun semakin besar. Peserta

didik bukan hanya penduduk ibukota saja, bahkan dari

Page 47: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

36

beberapa daerah yang cukup jauh. Oleh sebab itulah, LP3I

membuka kampus-kampus hampir diseluruh kota-kota

besar di Indonesia.

Kiprah LP3I semakin diakui oleh masyarakat luas.

Pengakuan dari dunia industri tercermin dari semakin

banyaknya perusahaan yang merekrut lulusan LP3I.

Sedangkan pengakuan lain datang dari dunia pendidikan

dalam dan luar negeri melaui kerjasama transfer kredit

dan konversi mata kuliah.

Semangat Membangun Bangsa, bahwa LP3I

adalah institute pendidikan yang sangat peduli terhadap

masa depan anak-anak negeri yang akan menjadi

pemimpin-pemimpin masa depan bangsa Indonesia.

Dimana LP3I terus berperan membawa anak bangsa lepas

dari jeratan pengangguran melalui pendidikan life skills

yang revolusioner dengan memakai kurikulum, disiplin,

metode pengajaran, pengajar praktisi yang berbasis riil

dunia kerja.1

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi Lembaga pendidikan yang terus menerus

menyelaraskan kualitas pendidikannya dengan

kebutuhan dunia kerja dalam pembentukan Sumber

Daya Manusia yang profesional, beriman, & bertaqwa.

1 Sejarah Singkat Lp3i,

https://lp3ipusat.wordpress.com/2013/02/19/sejarah-singkat-lp3i/ diunduh

pada 25 Oktober 2018.

Page 48: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

37

Didalam visi LP3I terkandung beberapa penekanan

kata yaitu :2

1) Terus menerus

LP3I berarti terus menerus mengadakan perubahan

kurikulum pendidikan dikonsep manajemen dan

konsep Sumber Daya Manusianya. Hal ini dalam

arti kata seluruh staff bekerja di LP3I tidak terkejut

dengan perubahan-perubahan yang terjadi terutama

dalam penigkatan kualitas pendidikan. Perubahan-

perubahan tersebut dipandang perlu dalam visi-

misi karena perubahan sangat terasa sekali didalam

teknologi dan penemuan-penemuan baru dibidang

tekhnologi misalnya dalam penggunaan komuputer

dari Word Star, Lotus, Office 97, Office 2003 dan

berubah menjadi Windows SP2 atau perubahan

dari penggunaan drive B berubah kke drive A

kemudian ke CD room dan sekarang menggunakan

USB. Hal ini tentu menuntut kita untuk terus

menerus mengikuti perubahan tersebut agar dapat

megikuti perkembangan di negara-negara maju.

Perubaha ini tidak hanya dilakukan dikantor pusa

ttetapi juga dicabang sesuai dengan visi dan misi

LP3I.

2Buku pedoman visi-misi dan corporate culture LP3I, dikutip pada 9

November 2018.

Page 49: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

38

2) Menyelaraskan kualitas pendidikan dengan

kebutuhan dunia kerja

Kebutuhan dunia kerja terus menerus berubah

akibat adanya perubahan IT, perubahan selera

dunia kerja, globalisasi dan hilangnya batas antar

negara. Tentu perubahan ini harus diselaraskan

dengan program-program pendidikan yang

dilaksanakan di LP3i sehingga selaras dengan

kebutuhan dunia kerja. Yang sangat diperlukan

didunia kerja saat ini adalah kemampuan dalam

menggunakan dua bahasa asing, karena dengan

menguasai bahasa asing maka mahasiswa akan

lebih mudah mendapatkan pekerjaan, selain itu

juga dibutuhkan keterampilan dibidang IT seperti

computer, handphone dan lain sebagainya.

3) Pembentukan Sumber Daya Manusia yang

profesional

Visi ini berarti bahwa tamatan LP3I harus bisa

menjadi handal, terampil dan ahli dibidangnya.

Seorang profesional adalah orang yang

bertanggung jawab dalam segala perbuatannya.

Jika mampu dia akan mengatakan mampu dan jka

tidak mampu maka dia akan mengatakan tidak.

Setiap tamatan LP3I harus menjadi pribadi yang

terbuka dan jujur dalam seluruh sikap dan tingkah

lakunya. Karena itu perlu tambahan kurikulum

agar mahasiswa LP3I bisa menjadi profesional,

Page 50: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

39

antara lain dengan melakukan kunjungan kerja ke

perusahaan ataupun pabrik dan menyelanggarakan

kuliah umum dengan narasumber dari para

profesional. Perlu juga tambahan materi kuliah

untuk menambah kecerdasan dan menahan emosi

karena terbukti orang yang sukses adalah orang

yang bisa menahan emosinya.

4) Pembentukan Sumber Daya Manusia yang

beriman

Pembentukan Sumber Daya Manusia yang

beriman ini denga menggunakan konsep Islam

untuk karyawan ataupun mahasiswa yang non

Islam menggunakan konsep sesuai dengan

agamanya masing-masing. Pengertian Iman secara

harfiah (bahasa) adalah meyakini atau

membenarkan. Yakni membenarkan dengan penuh

keyakinan kedalam hati tanpa ragu-ragu kepada

Allah SWT sebagai khalik yang mengatur dan

memberi rizqi kepada makhluk yang

diciptakannya, serta terhadap segala apa yang

dibawa oleh Rasulullah SAW yang membawa

ajaran agama dari wahyu Allah SWT. Sedangkan

pengertian iman yang sangat populer adalah

diucapkannya dengan lisan, diyaikini dengan hati,

dan dilakukan dengan perbuatan (amal).

Page 51: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

40

5) Pembentukan Sumber Daya Manusia yang

bertaqwa

Taqwa menurut istilah agama adalah sesuatu sikap

mental yang selalu cenderung melaksanakan

segala perintah Allah dan menjauhi segala

larangan-Nya dengan penuh kesungguhan dan

kesadaran, serta beramal sesuai dengan tuntnan

Rasul-Nya.

Maka realisasi yang dilakukan oleh LP3I untuk

membentuk Sumber Daya Manusia yang Beriman

dan Bertaqwa, adalah melalui:

a) Menganjurkan kepada semua karyawan dari

karyawan sampai direksi dan komisaris, untuk

selalu memperbaiki diri dengan program

i’tikaf (tiga hari setiap bulan, 40 hari setiap

tahun dan empat bulan seumur hidup)

b) Menghidupkan ta’lim harian dikantor atau

masjid/mushola dicabang masing-masing

seluruh Indonesia.

c) Belajar menda’wahkan agama setiap saat dan

kesadaran

d) Mengadakan pengajian mingguan atau

bulanan dicabang masing-masing.

e) Saling mendo’akan dan kasih sayang antara

yang satu dengan yang lainnya.

Page 52: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

41

b. Misi :

1) Mencetak Sumber Daya Manusia yang siap kerja

dengan kemampuan yang terampil dan profesional.

2) Membentuk kepribadian Sumber Daya Manusia

yang memiliki jiwa dan kemampuan berwirausaha.

3) Membentuk Sumber Daya Manusia yang berbudi

Luhur.

4) Membangun jaringan kemitraan dengan dunia

usaha dan industri serta asosiasi profesi di dalam

dan luar negeri. Memiliki Netwoking melalui

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

5) Menjadi lembaga pendidikan terbaik dengan

kualitas berstandar internasional.

6) Memiliki jaringan di dalam dan luar negeri

Menjadi lembaga pendidikan yang dipercaya dan

bermanfaat bagi masyarakat.

7) Memberikan kesejahteraan dan rasa aman bagi

karyawan dan keluarganya.

Adapun penjelasnya dari masing-masing

Misi LP3I adalah sebagai berikut:3

a) Mencetak Sumber Daya Manusia yang siap

kerja dengan kemampuan terampil dan

profesional.

Sumber Daya Manusia yang siap kerja adalah

Sumber Daya Manusia yang menguasai bidang

pekerjaannya serta mempunyai kemampuan dan

3Buku pedoman visi-misi dan coorporate culture LP3I.

Page 53: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

42

siap mental, karena itu kemampuan untuk

terampil dalam bidangnya harus masuk dalam

materi kuliah, misalnya pada liburan semester

diadakan latihan kerja/magang. Dengan

kemampuan yang terampil dan profesional

berarti setiap lulusan LP3I harus memiliki

minimumnya empat keterampilan kerja.

b) Membentuk kepribadian Sumber Daya Manusia

yang memiliki jiwa dan kemampuan

berwirausaha.

Seorang yang berjiwa wirausaha adalah seorang

yang memikirkan pekerjaan untuk dirinya dan

orang lain, dimana pekerjaan tersebut dapat

bermanfaat bagi orang banyak. Seorang yang

berjiwa wirausaha merupakan pribadi yang

terus menerus mau belajar dan tidak suka

menyalahkan orang lain tetapi selalu melihat

kesalahnnya sendiri kemudian baru orang lain.

Untuk setiap jurusan LP3I perlu diupayakan

adanya pelatihan dan trainning serta mata

kuliah dibidang kewiraushaan. Hal ini bisa

dilakukan dalam bentuk yang sedang

berkembang dewasa ini seperti membentuk

kelompok usaha kecil untuk mengasah jiwa

kewirausahan.

c) Membentuk Sumber Daya Manusia yang

berbudi luhur.

Page 54: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

43

Seorang yang berbudi luhur adalah orang yang

sopan, jujur, bertanggung jawab, bisa

menempatkan diri, berbicara bila dibutuhkan,

mengetahui harkat dirinya, tidak meremehkan

orang lain dan tidak memandang kemiskinan

dalam menilai orang. Untuk itu perlu adanya

upaya-upaya pembentukan Sumber Daya

Manusia yang berbudi luhur, antara lain cara

yang hendaknya dikembangkan di LP3I adalah

dengan menghargai pendapat orang lain,

pemberian penghargaan kepada karyawan dan

mahasiswa setahun sekali bahkan untuk cabang

dianjurkan utuk memberikan pennghargaan

karyawan setiap 3 bulan sekali dan untuk

mahasiswa setiap semester.

d) Membangun jaringan kemitraan dengan dunia

usaha dan industri serta asosiasi profesi didalam

dan luar negeri.

Melalui misi ini maka kita harus terus menerus

menjalin hubungan yang baik dengan para

usahawan dan profesional.

e) Memiliki networking melalui penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi.

Kita harus memiliki tekhnologi terdepan, dalam

hal ini cabang-cabang LP3I harus punya

networking ke perusahaan-perusahaan

multimedia dan harus dapat menjalin

Page 55: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

44

komunikasi dengan berbagai kalangan didalam

dan diluar negeri. Selain itu setiap cabang juga

harus menyediakan investasi untuk pengadaan

tekhnologi terbaru.

f) Menjalin lembaga pendidikan terbaik dengan

kualitas berstandar Internasional.

Setiap cabang LP3I dengan konsep

pendidikannya harus menjadi yang terbaik di

masing-masing propinsinya, khusus cabang-

cabang di Jakarta harus menjadi yang terbaik

ditingkat nasional. LP3I harus bisa menjadi

barometer kualitas pendidikan di Indonesia,

baik dalam segi keterampilan mauppun

mentalnya, sehingga LP3I dapat menjadi yang

terbaik di manca Negara.

g) Memiliki Jaringan didalam dan luar Negeri

LP3I harus memiliki jaringan kerja dan jaringan

kerjasama dengan perusahaan didalam dan luar

negeri, baik swasta maupun pemerintahan. LP3I

ditingkat propinsi diharapkan sudah memiliki

jaringan kerjasama dengan Pemda, DPRD,

media (koran, majalah dan TV) local, kadin

daerah, asosiasi perusahaan dan juga memiliki

jaringan pendidikan diluar negeri.

h) Menjadi lembaha pendidikan yang dipercaya

dan bermanfaat bagi masyarakat.

Page 56: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

45

Untuk menjadi lembaga pendidikan yang

terpercaya dan bermanfaat bagi masyarakat

maka setiap cabang harus mengupayakan agar

standar pendidikan di LP3I khususnya Business

Administration dan Secretary bisa langsung

kerja sedagkan untuk program study lainnya

bisa kerja 80% setelah selesai magang tiga

bulan. Selama ini telah terbentuk opini di

masyarakat bahwa lulusan LP3I adalah cepat

kerja, berbudi luhur dan mempunyai rasa

percaya diri yang tinggi.

i) Memberikan kesejahteraan dan rasa aman bagi

karyawan dan keluarganya.

Setiap cabang LP3I harus dapat memberikan

rasa aman bagi karyawan dan keluarganya.

3. Tujuan dan Metode Pendidikan

Perkembangan bisnis yang demikian pesat saat

ini sangat membutuhkan tenaga kerja yang berbakat dan

siap pakai, yang menuntut profesionalisme, kematangan,

kesiapan dan kejelian dalam mengenali dan menangkap

setiap peluang usaha sebagai konsekuensi logis dari

persaingan bisnis kian tajam dan beragam. Persaingan

ketat akan merupakan nasib buruk bagi para pencari kerja

yang tidak memiliki dasarpengetahuan, keterampilan

praktis dankemampuan analisis yang handal.

LP3I melaui program–program pendidikannya

menjawab tantangan ini. Proses belajar mengajar disajikan

Page 57: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

46

melalui pendekatan praktis, diskusi kelompok,simulasi,

role play dan latihan/kerja praktek (on-the-job training).

Disamping itu diadakan juga kegiatan mentoring agama

untuk pembinaan mental spiritual, antara lain untuk

memupuk sikap jujur, disiplin, memiliki etika, sopan

santun dan moral secara umum. Pendekatan-pendekatan

ini ternyata menunjang keberhasilan para peserta didik

untuk dapat memahami dan mampu mengamalkan

keahliannya, baik melalui latihan kerja praktek di

perusahaan perusahaan, maupun di lapangan kerja yang

sesungguhnya.

Selama proses belajar berlangsung, peserta

program pendidikan LP3I mendapat dukungan dan

bimbingan penuh dari parastaf pengajar yang berasal dari

kalangan akademis dan para praktisi profesional yang

aktif. Suasana yang sama juga akan didapatpada saat

peserta terlibat dalam situasi nyata dari persoalan bisnis di

perusahaan ketika mengikuti latihan kerja praktek.

Dengan perangkat modul dan paket program

yang aktual serta proses pendidikan yang

berkesinambungan, intensif, dan partisipatif, diharapkan

para peserta program pendidikan LP3I memiliki sikap dan

kemampuan sebagai berikut :4

4 Tentang profil Lp3i https://www.lp3i.ac.id/tentang-kami/ diunduh

pada 25 Oktober 2018.

Page 58: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

47

a. Memiliki sikap dan etos kerja yang memahami dan

menghayati nilai-nilai moral, tuntutan mutu yang tinggi

dan keunggulan keahlian dalam bekerja dibidangnya.

b. Memiliki keunggulan kompetitif, ulet dan mampu

bekerja di bawah tekanan waktu dan mutu.

c. Mampu memecahkan masalah secara sistematis dengan

konsekuensi biaya minimum.

d. Memiliki keterampilan konsepsional yang berharga,

mampu melihat gambaran perusahaan secara

menyeluruh dan bertindak profesional.

e. Memiliki keterampilan sosial interpersonal yang

diperlukan untu kmeraih sukses dalam hubungan

bisnis, memahami dinamika kelompok danmemiliki

kemampuan untuk memberiinspirasi dan motivasi

rekan kerja.

f. Memiliki moral dan kepribadian yangtangguh tidak

mudah putus asa danberjiwa pantang menyerah.

4. Pengembangan Kualitas

Peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi

mendesak untuk segera dilakukan perbaikan. Peningkatan

mutu itu pada dasarnya dapat dilakukan dengan strategi

merubah salah satu dari sub sistem : manusia, struktur,

teknologi dan proses organisasi. Kaitannya dengan kajian

strategi peningkatan lulusan bermutu di perguruan tinggi,

perubahan itu dilakukan pada subsistem manusia dan

teknologi yang meliputi : 1) mahasiswa yang di didik 2)

Page 59: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

48

dosen sebagai pendidik dan pengajar 3) sarana dan

prasarana.

Untuk mendapat mahasiswa dengan bibit yang

terbaik , dapat dilakukan dengan sistem seleksi yang

hanya mempertimbangkan mutu, bukan target jumlah

mahasiswa sehingga output (lulusan) yang dihasilkan

dapat diminati di pasar bursa tenaga kerja. Dosen selain

sebagai pengajar, sekaligus sebagai pendidik yang

mendidik calon ekonom menjadi manusia yang berakhlak

sebagaimana tujuan dari pendidikan. Untuk melaksanakan

fungsi itu, dosen harus memiliki jabatan fungsional dan

meningkatkan kemampuannya melalui pendidikan ke

jenjang S2 ataupun S3 serta berbagai kegiatan seminar

ataupun pelatihan. Begitu pun dengan sarana dan

prasarana, yang meliputi gedung perkuliahan yang sangat

memadai berdasarkan standar pendidikan tinggi serta

perlengkapan praktek mahasiswa di laboratorium ataupun

komputerisasi yang memadai.

LP3I telah sejak lama terus berupaya untuk dapat

menjadi lembaga pendidikan kebanggan nasional. Namun

demikian ke depan, hendaknya LP3I diperhitungkan

secara internasional. Hal ini sejalan dengan tantangan era

globalisasi. Dalam era globalisasi institusi pendidikan

dituntut harus melakukan peran dalam meningkatkan

kemampuan daya saing bangsa agar berpartisipasi dan

bersaing dalam percaturan dunia. Berdasarkan kondisi

tersebut, mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan untuk

Page 60: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

49

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas,

mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta

dapat menerapkannya untuk kesejahteraan masyarakat.

Setiap perguruan tinggi yang bernaung di bawah

LP3I hendaknya hadir menjadi perguruan terkemuka di

Indonesia yang menerapkan strategi pengembangan

sejalan dengan paradigma baru perguruan tinggi yang

digariskan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Paradigma ini mengandung elemen-elemen antara lain :

otonomi, evaluasi, akreditasi dan akuntabilitas.

Bukanlah hal yang musthail jika perguruan tinggi

di bawah naungan LP3I merubah strategi dariuniversitas

pendidikan menjadi universitas riset yang unggul dan

berkelas dunia. Untuk itu mesti terjadi perbaikan yang

terus menerus tiada henti.

Dalam catatan kita, saat ini LP3I telah memiliki

lima politeknik, empat sekolah tinggi, satu akademi dan

satu unversitas.Secara rinci dapat disampaikan itu :

Politeknik LP3I Bandung,Politeknik LP3I Jakarta,

Politeknik LP3I Medan, Politeknik Nasional LP3I

Makasaar dan Politeknik PGRI Serang; STIA Banten,

STMIK Bina Sarana Global, STIAMI, STIM Sukma,

ASMI Banjarmasin dan Universitas Az Zahra.5

5 Sejarah singkat lp3i

https://lp3ipusat.wordpress.com/2013/02/19/sejarah-singkat-lp3i diunduh pada

25 Oktober 2018

Page 61: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

50

Page 62: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

51

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Budaya Organisasi di LP3I

Budaya organisasi banyak digunakan pada organisasi

perusahaan, Budaya organisasi sangatlah penting untuk

dipahami karena budaya organisasi dapat mempengaruhi cara

orang dalam berprilaku dan harus menjadi patokan dalam

setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang

diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu

mempengaruhi organisasi dan bagaimana suatu budaya itu

dapat dikelola oleh organisasi.

Robbins mengatakan bahwa ada kesepakatan yang

luas bahwa budaya organisasi mengacu ke suatu sistem

makna yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan

organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Sistem

makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama,

merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai

oleh organisasi itu.1

Setelah memaparkan latar belakang dan konsep di

bab sebelumnya, maka dalam bab ini peneliti ingin

menjelaskan mengenai data dan hasil temuan. Setelah

melakukan wawancara dengan beberapa informan yang

merupakan Asisten Koordinator Bidang Agama, Staf

Pegawai/Dosen, Koordintor Bidang Kerohanian dan

Eksekutif HRD Officer. Dari wawancara tersebut peneliti

menemukan adanya budaya organisasi menurut konsep yang

1 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, hlm.247.

Page 63: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

52

telah dikemukakan oleh O’reilly dan Jehn seperti dikutip

oleh Robbins mengemukakan tujuh karakteristik utama yang

menjadi inti dari suatu budaya organisasi, yaitu :2

1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (innovation and

risk taking), yaitu sejauh mana para anggota organisasi

didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil

resiko.

Fitoyo Ibnu Ismail, selaku asisten Koordinator

Bidang Agama LP3I, dalam keterangannya, menjelaskan

bagaimana anggota LP3I mendorong untuk bersikap

inovatif:

“Ya memang setiap kita ini dilatih salah satunya

di LP3I khususnya karyawan itu adanya kegiatan

story telling, jadi setiap sebulan sekali karyawan

diberikan jatah untuk menceritakan sesuatu

dengan menggunakan bahasa inggris, ini berguna

untuk meningkatkan pelayanan supaya kita tidak

tertinggal, LP3I juga tidak ketinggalan dalam hal

internet setiap penerimaan mahasiswa baru

registrasi dan ujiannya menggunakan online,

masih banyak lagi yang sedang diupayakan oleh

LP3I”.3

2. Perhatian terhadap detail (attention to detail), yaitu sejauh

mana anggota organisasi diharapkan untuk

memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian

terhadap detail. Fitoyo Ibnu Ismail, selaku Asisten

Koordinator Pendidikan Agama juga menjelaskan

2 Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, hlm.248

3 Wawancara dengan Fitoyo Ibnu Ismail, sebagai asisten koordinator

pendidikan agama, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 10.30 WIB di

Kantor LP3I Jakarta Pusat.

Page 64: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

53

53

mengenai bagaimana anggota organisasi melihat

kecermatan:

Salah satunya ada pelatihan-pelatihan disetiap

“bagian dari pihak manajemen. Bagaimana cara

memutuskan sesuatu kemudian, ada pelatihan

memperbaiki diri kita juga berlatih dan dari

pimpinan itu selalu peduli terhadap hal-hal kecil,

misalnya saat bekerja ada karyawan yang tidak

sholat tepat waktu itu pasti saling mengingatkan,

jadi seperti itu”.4

3. Berorientasi pada hasil (outcome orientation), yaitu sejauh

mana manajemen berfokus kepada hasil dibandingkan

dengan perhatian terhadap teknik dan proses yang

digunakan untuk meraih hasil tersebut. Widiatama Fajar

selaku pegawai dan dosen LP3I menjelaskan tentang

bagaimana manajemen berfokus pada hasil dibandingkan

dengan proses:

“Ya LP3I menekankan pada hasil karena kita ada

target kerja, akan tetapi juga tidak memudahkan

proses karena ada perencanaan, dan juga

penerapannya akan ada evaluasi dan kontrol dari

atasan ketika kinerjanya kurang baik kemudian di

adakan evaluasi kembali, jadi kita buatkan plan A,

Plan B bahkan Plan C ketika terjadi sesuatu.

Makanya setiap rapat hari jum’at, setelah itu

biasanya berdo’a kita melakukan evaluasi kerja,

sehingga tahu sejauh mana hasil yang tercapai, itu

utamanya”.5

4 Wawancara dengan Fitoyo Ibnu Ismail, sebagai asisten koordinator

pendidikan agama, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 10.30 WIB di

Kantor LP3I Jakarta Pusat. 5 Wawancara dengan Widiatama Fajar, sebagai Staff Pegawai/Dosen

LP3I, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 14.00 WIB di Kantor LP3I

Jakarta Pusat.

Page 65: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

54

4. Berorientasi kepada manusia (people orientation), yaitu

sejauh mana keputusan yang dibuat oleh manajemen

memperhitungkan efek terhadap anggota-anggota

organisasi.

“Dampak itu pasti ada, pengambilan keputusan itu

kan sebenernya pimpinan tertinggi. Dimana

pengambilan keputusan tertinggi diatas kita yang

mengambil semua kendali organisasi dan itu pasti

ada dampak positifnya bahkan nengatifnya itu bisa

jadi. Akan tetapi kita harus memikirkan

kedepannya lebih baik karena organisasi ini akan

terus berjalan tetapi tidak merugikan sebelah

pihak, intinya seperti itu.6

5. Berorientasi kepada kelompok (team orientation), yaitu

sejauh mana pekerjaan secara kelompok lebih ditekankan

dibandingkan dengan pekerjaan secara individu.

“Ya kita semua jelas lebih mengedepankan

kepentingan bersama, kalau ada beberapa orang

atau pegawai kita harus tanyakan dulu mungkin

ada kegiatan diluar misalnya keluarganya sakit itu

kan kepentingan individu mesikupun didalam

organisasi ada kegiatan bersama. Jadi ya kita

sesuaikan dengan permasalahan disetiap individu

juga, karena dari situ kita bisa belajar untuk

kepentingan secara bersama-sama”.7

6. Agresivitas (aggressiveness), yaitu sejauh mana anggota-

anggota organisasi berperilaku secara agresif dan

6 Wawancara dengan Widiatama Fajar, sebagai Staff Pegawai/Dosen

LP3I, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 14.00 WIB di Kantor LP3I

Jakarta Pusat. 7 Wawancara dengan Muhammad Ishak, sebagai Eksekutif HRD

Officer, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta

Page 66: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

55

55

kompetitif dibandingkan dengan berperilaku secara

tenang.

“Kalau di LP3I itu kan mereka dimotivasi agar

karyawan juga melanjutkan ke jenjang yang lebih

baik, dari sisi pendidikan di upgrade dari S1

melanjutkan S2 misalnya, karena memang

tuntutan dari pemerintah juga kan, yang kedua

dengan sikap yang baik, budaya kerja yang baik,

karakter kerja yang baik, disiplin kerja itu

persaingannya juga berawal dari semua jadi

pimpinan melihat itu, track recordnya seseorang,

dari kompetensinya terutama itu dinilai”.8

7. Stabilitas (stability), yaitu sejauh mana organisasi

menekankan status-quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Hal ini diungkapkan oleh Fitoyo Ibnu Ismail, selaku

asisten koordinator pendidikan agama tentang bagaimana

penyelesaian konflik didalam LP3I agar selalu menajaga

hubungan dan stabilitas organisasi:

“Ya kita mengadakan tim kecil, supaya kita bisa

diurai masalahnya salah satunya itu dengan kita

melakukan evaluasi bersama setiap hari jum’at,

kemudian kita diskusikan masalahnya, setiap ada

problem kita bicarakan adanya keterbukaan, kita

berdo’a istighfar bersama jadi sesama karyawan

kita selalu berusaha saling menjaga”.9

Kemudian juga dijelaskan oleh Widiatama Fajar

mengenai sejauh mana menjaga stabilitas organisasi:

8Wawancara dengan Widiatama Fajar, sebagai Staff Pegawai/Dosen

LP3I, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 14.00 WIB di Kantor LP3I

Jakarta Pusat. 9Wawancara dengan Fitoyo Ibnu Ismail, sebagai asisten koordinator

pendidikan agama, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 10.30 WIB di

Kantor LP3I Jakarta Pusat.

Page 67: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

56

“Biasanya kita ada informasi ya yang selalu

ditekankan, misalnya setiap bulan ada i’tikaf maka

kita infomasikan keseluruh karyawan misalnya

diminggu keempat setiap bulannya, ya memang

kendala pasti ada mungkin ada karyawan yang

sakit, ada keluarganya yang sakit kemudian tidak

bisa ikut, kita tidak telalu menekan karena semua

kan bisa dibicarakan dan mereka masih nyaman-

nyaman saja. Dan itu saling memotivasi sesama

karyawan, itu yang menajaga hubungan kita

dalam bekerja”.10

Budaya organisasi adalah sekumpulan asumsi-

asumsi dasar, nilai-nilai, norma-norma, simbol dan

filosofi yang ditemukan dan dikembangkan oleh sebuah

anggota organisasi yang berfungsi sebagai pedoman dan

petunjuk bagi anggota organisasi berpikir, berperilaku dan

memecahkan masalah dengan mengadaptasinya dari luar

dan mengintegrasikannya ke dalam organisasi.

Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu

kontinuum dari rendah ke tinggi. Maka dengan menilai

organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini akan

diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisai itu.

Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman

bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi

itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya dan cara

para anggota diharapkan berperilaku.11

10

Wawancara dengan Widiatama Fajar, sebagai Staff Pegawai/Dosen

LP3I, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 14.00 WIB di Kantor LP3I

Jakarta Pusat. 11

Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi: jilid 2, hlm.248

Page 68: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

57

57

B. Nilai-nilai Dakwah dalam Budaya Organisasi LP3I

Dalam Budaya organisasi di LP3I juga menerapkan

sistem atau nilai-nilai Dakwah yang terkandung dalam

Corporate Culture LP3I. Fitoyo Ibnu Ismail, selaku Asisten

Koordinator Pendidikan Agama, dalam keterangannya saat

diwawancarai, menjelaskan nilai-nilai dakwah yang

terkandung dalam budaya organisasi LP3I sebagai berikut:

“Yaa alhmdulillah dari pimpinan kita di LP3I ini

sangat kental dibidang agama, yang pertama

ketika ketemu sesama karyawan harus memberi

salam, yang kedua harus menjaga sholat diawal

waktu berjamaah, yang ketiga untuk laki-laki ini

harus meluangkan waktu i’tikaf dakwah, harus

membaca buku, terus kerja niatkan ibadah dan

juga menyisihkan sebagian penghasilan untuk

zakat, ada sembilan si coorporate culturenya.”12

Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Widiatama

Fajar selaku Staff Pegawai dan juga Dosen LP3I Jakarta

Pusat :

Kalo di LP3I itu kan sebenarnya ada budaya kerja

yang di terapkan, ada sembilan yaitu pertama

datang ke pekerjaan niat kerja karena ibadah,

mengucap salam, nah itu selalu disoundingkan

kepada setiap karyawan ketika ketemu, kepada

owner itu yang selalu digaungkan. Agar sembilan

coorporate culture itu diterapkan diseluruh

cabang dan itu harus masuk keseluruh cabang

LP3I.13

12

Wawancara dengan Fitoyo Ibnu Ismail, sebagai asisten koordinator

pendidikan agama, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 10.30 WIB di

Kantor LP3I Jakarta Pusat. 13

Wawancara dengan Widiatama Fajar, sebagai Staff Pegawai/Dosen

LP3I, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 14.00 WIB di Kantor LP3I

Jakarta Pusat.

Page 69: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

58

Corporate Culture di LP3I didasari atau dilandasi

oleh pengalaman Agama Islam, dengan asumsi 90%

karyawan LP3I dan pemakai jasanya adalah orang Islam.

Karena penduduk Indonesia 90% beragama Islam. Berikut

sembilan Corporate Culture di LP3I:14

1. Niat kerja sebagai ibadah

2. Memberi salam ketika bertemu dan ketika masuk kantor

3. Membacah Basmalah, Sholawat dan kultum sebagai

pembuka rapat

4. Pemotongan gaji 2,5% untuk ZIS

5. Sholat tepat waktu

6. I’tikaf

7. Saling Mendo’akan

8. Yasinan Bersama

9. Membaca Buku

Berdasarkan temuan dari hasil wawancara kepada

beberapa narasumber, ada sembilan Corporate Culture di

LP3I yang menjadi pendorong jalannya roda organisasi serta

menjadi budaya organisasi yang dijalankan oleh LP3I.

1. Niat kerja sebagai ibadah

Niat merupakan pangkal dari seluruh aktifitas yang

dilakukan oleh seseorang karena segala sesuatu tergantung

pada niatnya. Corporate Culture LP3I dikembangkan agar

karyawan LP3I akan mencapai puncak akhir kehidupan

14

Buku pedoman visi-misi dan coorporate culture LP3I

Page 70: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

59

59

bahagia di dunia dan diakhirat. Dalam wawancara kepada

Bapak Nawawi selaku koordinator bidang kerohanian

LP3I mengatakan:

“Ada dalam Al-Qur’an pengertian ibadah itu kan

luas, apabila niat kerjanya karena Allah untuk

ibadah dari rumah ketempat kerja pasti akaa ada

niat kejujuran, kerjakeras, dan juga tanggung

jawab sebaik mungkin. Jadi seperti itu, apabila

mereka memberikan ilmu kepada yang lain

mahasiswa misalnya pasti juga akan dilandasi

dengan keagamaan, keikhlasan. Dan cara

mengetahuinya bias dilihat, memang kalau yang

ghoibiah memang tidak bias dilihat. Tetapi kalau

secara zohir kan bisa dilihat dengan integritasnya,

loyalitasnya jadi berhubungan dengan tindakan,

jadi tatkala dia mengerjakan sesuatu karena

ibadah maka dia buat dengan sebaik-baiknya.”15

Oleh karena itu setiap karyawan LP3I dalam

bekerja harus mempunyai niat kerja sebagai Ibadah,

karena Allah SWT menciptakan manusia hanya untuk

ibadah kepada-Nya.

2. Memberi salam bila bertemu dan ketika masuk kantor

Sangatlah dianjurkan khususnya kepada karyawan

LP3I yang beragama Islam untuk selalu menebarkan

salam terhadap saudaranya, karena salam akan membawa

rahmat (kasih sayang) bagi bersama.

“Dalam kehidupan kita sehari-hari yang namanya

manusia sepandai apapun memerlukan kepada

khaliqnya, tatkala kita memberi salam berarti kita

15

Wawancara dengan Bapak Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

kerohanian, pada hari Jum’at, 14 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat

Page 71: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

60

berkeinginan seluruh aktivitas kita ini ada campur

tangan Allah. Orang kan di do’akan

assalamualaikum semua berharap kesejahteraan,

keselamatan, keberkahan jadi kita berkeinginan

setiap kita memberi salam. Dan juga kita

mengucapkan kata-kata yang baik maka akan

terbentuk kebaikan begitu juga mungkin

sebaliknya sedangkan itu semua do’a yang begitu

hebat, maka dikatakan do’a adalah senjata bagi

orang yang beriman. Beigitu juga dengan

sholawat bagaimana mengaplikasikan kehidupan

kita dengan kehidupan Rasulullah jadi bukan

hanya sholawat, itu yang kita minta supaya

kehidupan beragama itu terwujud.”16

3. Membaca Basmalah, Sholawat dan Kultum sebagai

pembuka rapat.

Karena rapat (musyawarah) ini merupakan

perintah Allah, maka agar mendapatkan pahala dan

keberkahan dari Allah SWT, ketika akan melaksanakan

rapat selalu mengawalinya dengan membaca basmalah,

sholawat dan kultum (kuliah tujuh menit).

“Kalau untuk secara implementasi itu baik

digunakan ya, karena itu ada kandungan nilai-

nilai manfaat, ada juga nilai-nilai dakwah yang

ada dicoorporate culture mungkin sudah dibaca

ya? Membaca Basmalah, Sholawat dan Kultum

sebelum rapat nah itu kan secara rohani temen-

temen ini mendapat knowlage pengetahuan

16

Wawancara dengan Bapak Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

kerohanian, pada hari Jum’at, 14 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat

Page 72: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

61

61

tentang agama yang diterapkan disetiap

karyawan.”17

Dengan demikian diharapkan karyawan LP3I bisa

mengamalkan isi Al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan

sehari-hari dengan ikhlas dan lebih baik lagi dalam hal

perbuatan maupun tindakan.

4. Pemotongan gaji 2,5 % untuk ZIS

LP3I mewajibkan adanya pemotongan gaji 2,5%

setiap bulannya, pemotongan gaji ini menjadi zakat, infak

dan sodaqoh karyawan atau pegawai LP3I. Pemotongan

gaji ini berlaku dari seluruh jajaran baik pimpinan atasan

ataupun karyawan biasa diharapkan menjadi bekal dan

amal untuk kehidupan diakhirat.

“Iya jadi kembali kerja karena ibadah, kita sudah

membudayakan azas-azas syariat tadi karena

dengan ketaatan kita kepada Allah ada saja hal-

hal ghaibiah yang Allah berikan dan harus kita

yakinin hal-hal itu. Itu juga secara sukarela, jadi

memang semuanya sudah diberikan budaya seperti

itu sebelum masuk ke LP3I.Itu ada lembaganya

tersendiri, Baik melalui Yayasan Ar-Rahman dan

orang-orang yang kurang mampu disekitar

kampus. Jadi sasarannya itu kita langsung

keorangnya termasuk daerah perumahan

pinggiran rel, jadi mereka kita datangi untuk

anak-anak mereka yang sekolah dan juga kepada

17

Wawancara dengan Widiatama Fajar, sebagai Staff

Pegawai/Dosen LP3I, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 14.00

WIB di Kantor LP3I Jakarta Pusat.

Page 73: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

62

mahasiswa yang kurang mampu atau yatim piatu

itu kita bantu.”18

5. Sholat tepat waktu

Sholat tepat waktu lebih baik dianjurkan, khusunya

karyawan LP3I karena berpengaruh kepada kebiasaan

karyawan untuk selalu disiplin dan menghargai waktu.

“Iya sholat kita semua harus melaksanakannya

karena itu kewajiban, ini kan sudah menjadi

budaya dalam LP3I jadi ketika mendengar adzan

semua pekerjaan diharuskan berhenti, dan semua

menuju kemasjid sholat berjamaah jadi tidak ada

dorongan karena semuanya sudah menyadari itu

kewajiban kita sebagai umat muslim.”19

6. I’tikaf

Agar karyawan lebih mendalami dan memahami

agama Islam maka LP3I diharuskan i’tikaf bagi karyawan

laki-laki minimum 3 hari dalam 3 bulan, sedangkan untuk

karyawan wanita diharuskan minimum 2 kali sebulan (tiap

hari jum’at) mengadakan pengajian dengan mengundang

penceramah wanita (ustadzah) dari luar, kegiatan ini bisa

juga melibatkan mahasiswi, dosen, ataupun karyawati

yang lainnya untuk ikut pengajian.

18

Wawancara dengan Bapak Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

kerohanian, pada hari Jum’at, 14 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat 19

Wawancara dengan Bapak Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

kerohanian, pada hari Jum’at, 14 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat

Page 74: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

63

63

“Jadi pemimpin itu merasa bahwa sebuah bentuk

kegiatan usaha dan keberhasilan itu atas dasar

pertolongan Allah, itu hasil dari tawakal kepada

Allah meskipun manusia yang berusaha. Dan itu

memiliki keyakinan seperti itu makanya banyak

pegawai LP3I juga diminta keluar Dakwah

Tabligh ke Masjid-masjid dan juga mahasiswanya

ketika liburan juga kita ajak setiap kelompok 10

orang kita ajak ke masjid untuk mengikuti selama

3 hari itu menjadi ciri khas juga, dan ini salah

satunya.”20

Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Bapak

Nawawi selaku koordinator bidang kerohanian

menjelaskan dalam wawancaranya:

“Itu berlaku semua karyawan dan memang

pelaksanaanya kita sebatas penganjuran saja,

mengapa harus tiga hari nanti itu akan tahu

mamsukkan ruh-ruh Islami yang tingkatnya dasar-

dasar terlebih dahulu. Dimulai dengan hal-hal

kecil misalnya mulai memperbaiki wudlunya,

istinjanya, kemudian juga muamalah,

muasharohnya juga belajar memakmurkan masjid.

Mungkin dengan kita buat seperti ini jadi tau

kapasitas kita dan sebagai jawaban juga bahwa

agama itu mudah ada contohya jika diamalkan.”21

7. Saling Mendo’akan

20

Wawancara dengan Muhammad Ishak, sebagai Eksekutif HRD

Officer, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor LP3I

Jakarta Pusat. 21

Wawancara dengan Bapak Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

kerohanian, pada hari Jum’at, 14 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat.

Page 75: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

64

Salah satu kewajiban seorang muslim terhadap

saudaranya adalah saling mendo’akan dan do’a tersebut

akan dikabulkan oleh Allah SWT.

“Dan setelah sholat juga kita berdo’a bersama

saling mendo’akan baik untuk atasan, sesama

karyawan maupun untuk saudara-saudara kita

agar semuanya diberikan kenikmatan, kesehatan

dan keselamatan.”22

8. Yasinan Bersama

Orang yang beriman, dalam bekerja tidak hanya

mengandalkan kemampuan (skill) belaka, tetapi meyakini

bahwa keberhasilan dalam melakukan sesuatu sangat

bergantung pada amal agama. Oleh karena itu disampig

bekerja keras juga harus didukung dengan amalan-amalan

yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW

diantaranya sholat dhuha, dzikir, zakat atau sedekah dan

membaca surat yasin dipermulaan hari.

“Ya itu memang pertanyaan yang sering

dilontarkan, kenapa bukan yang lain? Jadi kita

tahu ada anjuran Rasulullah:“barang siapa yang

diawal hari membaca surat yasin Allah naikkan

seluruh hajat-hajatnya”, bukan berarti surat yang

lain tidak. Surat yasin itu kan merupakan hatinya

Al-Qur’an, ada yang bilang juga jantungnya Al-

Qur’an, juga kan merupakan budaya pada

pendahulu kita, ulama kita. Dan dalam yasin kan

banyak fadhilahnya, isi kandungannya kan banyak

dan harus dipahami juga dengan harapan

22

Wawancara dengan Bapak Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

kerohanian, pada hari Jum’at, 14 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat.

Page 76: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

65

65

membaca berulang-ulang mungkin bisa sampai

hafal kan itu bagus.”23

Hal ini juga dipaparkan oleh Fitoyo Ibnu Ismail :24

“Ada kegiatan program jum’at berseri, itu ada

kegiatan membaca surat yasin dan mengirim surat

fatihah kepada pemimpin lembaga yang sudah

mendahului kita, terus juga kepada ulama,

pimpnan civitas akademik agar diberikan

kemudahan dan terutama kepada yang sakit agar

diberi kesembuhan.”

Di LP3I telah lama dikembangkan budaya

membaca surat yasin bersama seminggu sekali pada hari

jum’at ataupun sabtu sesuai dengan kondisi cabang

masing-masing dengan harapan semoga Allah SWT

memberikan kebaikan di dunia dan akhirat bagi seluruh

civitas academika LP3I.

9. Membaca Buku

Karena LP3I bergerak dalam bidang jasa

pendidikan maka dibudayakan untuk terus mencari ilmu

dan mendorong pertumbuhan ilmu pengetahuan. Oleh

sebab itu seluruh karyawan LP3I diharuskan membaca

buku minimal 4 buku dalam sebulan dan membuat

resumnya minimal 2 sampai 5 halaman untuk dilaporkan

23

Wawancara dengan Bapak Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

kerohanian, pada hari Jum’at, 14 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat. 24

Wawancara dengan Fitoyo Ibnu Ismail, sebagai asisten koordinator

bidang agama, pada hari selasa, 4 Desember 2018 pukul 10.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat.

Page 77: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

66

keatasan masing-masing. Level karyawan minimal 1

buku, level kebag atas minimal 2 buku.

“Ini termasuk budaya yang harus kita lestarikan

juga, kita tahu bahwa yang kita bina selain agama

adalah pengetahuan umum membaca adalah

jendela dunia gitukan? LP3I ini juga basicnya

adalah mempelajari ilmu pengetahuan jadi jelas

dan tentang bagaimana pelaksanaanya kita setiap

satu bulan sekali ada bedah buku juga bergantian

dimasing-masing bidang tadi ya dengan harapan

apa yang kita pelajari itu menambah wawasan,

ilmu, semoga pelaksanaanya juga.”25

Dengan banyaknya ilmu yang didapat dalam

membaca buku maka diharapkan seuluruh karyawan dapat

bekerja lebih inovatif, efisien dan lebih canggih lagi.

Dengan banyaknya ilmu juga karyawan dapat melayani

konsumen dengan ramah dan dengan hati yang ikhlas.

Adapun dari sembilanCorporate Culture LP3I

diatas merupakan budaya organisasi yang menjadi sistem

atau landasan culture LP3I yang didalamnya juga

terkandung nilai-nilai Dakwah. Niali-nilai dakwah adalah

nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan

hadits. Adapun dakwah yang dilakukan oleh LP3I

termasuk dalam tiga bentuk dakwah yaitu :

1. Dakwah bi Al-Lisan adalah dakwah yang dilaksanakan

melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan

ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan lain-

25Wawancara dengan Bapak Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

kerohanian, pada hari Jum’at, 14 Desember 2018 pukul 13.30 WIB di Kantor

LP3I Jakarta Pusat.

Page 78: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

67

67

lain. Dari sembilan Corporate Culture LP3I terdapat

beberapa nilai-nilai dakwah yang dilaksanakan melalui

bi Al-Lisan Dalam wawancara dengan Bapak Nawawi

selaku Bidang Pendidikan Kerohanian LP3I

menjelaskan:

“Jelas semuanya mencakup dalam 3 metode itu,

misalnya dakwah bi-lisan itu ada Niat Kerja

sebagai ibadah, kemudianMembaca Basmalah,

Sholawat dan Kultum saat sebelum rapat, Saling

mendo’akan, Membaca yasin bersama itu masuk

dalam kategori dakwah bi-lisan.”26

2. Dakwah bi Al-Hal adalah dakwah dengan perbuatan

nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan

tindakan amal karya nyata yang dari karya nyata

tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh

masyarakat sebagai objek dakwah. Melalui sebuah

tindakan dan juga perbuatan LP3I juga menerapkan

nilai-nilai dakwah melalui metode bi Al-Hal yaitu :

“Kemudian yang kedua ada dakwah bi-hal yaitu

dengan perbuatan, nah dari sembilan corporate

culturre juga ada poinnya, misalnya Memberi

salam ketika bertemu dan ketika masuk kantor,

Pemotongan Gaji 2,5%, Sholat tepat waktu dan

I’tikaf’”27

26

Wawancara dengan Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

Kerohanian LP3I, pada hari Jum’at, 21 Desember 2018 pukul 14.00 WIB di

Kantor LP3I Jakarta Pusat. 27

Wawancara dengan Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

Kerohanian LP3I, pada hari Jum’at, 21 Desember 2018 pukul 14.00 WIB di

Kantor LP3I Jakarta Pusat.

Page 79: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

68

3. Dakwah bi Al-Qalam, adalah dakwah melalui tulisan

yang dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar,

majalah, buku, maupun internet. Karena LP3I juga

bergerak dibidang jasa pendidikan maka sudah suatu

keharusan untuk mendorong pertumbuhan dibidang

ilmu pengetahuan. Pada metode ini LP3I juga

menerapkan nilai-nilai dakwah melalui bi Al-Qalam

yaitu:

“Kemudian ada bi-qalam, kita ada membaca buku

atau membedah buku kemudian dipresentasi,

semua ini sudah terkonsep dalam semua dakwah

menurut saya persuasif yaitu mengajak orang

untuk berbuat kebaikan, semuanya didasari dalam

Islam.”28

28

Wawancara dengan Nawawi, sebagai Bidang Pendidikan

Kerohanian LP3I, pada hari Jum’at, 21 Desember 2018 pukul 14.00 WIB di

Kantor LP3I Jakarta Pusat.

Page 80: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

69

BAB V

PEMBAHASAN

A. Budaya Organisasi di LP3I Jakarta Pusat

Budaya organisasi dalam suatu perusahaan tentu

berbeda dengan budaya organisasi yang dimiliki perusahaan

lain. Hal ini dikarenakan di dalam budaya organisasi

mencerminkan kepribadian atau ciri khas yang membedakan

organisasi tersebut dengan organisasi lain. Ciri khas ini dapat

berupa hal- hal yang kasat mata seperti peraturan-peraturan

organisasi maupun juga dapat berupa hal-hal yang tidak kasat

mata seperti pola pikir organisasi tersebut. Ciri khas tersebut

secara langsung menggambarkan budaya organisasi tersebut.

Oleh karena itu, budaya organisasi merupakan suatu sistem,

makna, dan arti bersama yang dianut oleh para anggotanya

yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya.

O’reilly dan Jehn seperti dikutip oleh Robbins

mengemukakan tujuh karakteristik utama yang menjadi inti

dari suatu budaya organisasi, yaitu :1

1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (innovation

and risk taking), yaitu sejauh mana para anggota

organisasi didorong untuk bersikap inovatif dan berani

mengambil resiko.

Sejauh ini LP3I telah melakukan inovasi, berawal

dari setiap masalah yang ada pada lingkungan LP3I

kemudian melakukan suatu terobosan atau manajemen

keterbukaan kepada seluruh karyawannya agar dapat

1Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, hlm.248

Page 81: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

70

menyampaikan segala sesuatu baik secara internal

maupun eksternal. Dengan adanya manajemen

keterbukaan setiap karyawan bebas menyampaikan

aspirasi atau pendapatnya untuk kemajuan LP3I,

kemudian banyak melakukan perubahan-perubahan dari

mulai manajemen birokrasi, menciptakan suasana kerja

yang produktif sekaligus mendorong seluruh karyawan

untuk bersiakap berani dalam mengambil resiko yang

dihadapinya.

Selaras dengan beberapa jenis inovasi diatas LP3I

selalu berupaya untuk melakukan terobosan-terobosan,

terutama dalam hal pelayanan LP3I berusaha sebaik

mungkin dalam melayani masyarakat atau mahasiswa

baik dari pegawai/karyawan maupun dosen yang

mengajar. Setiap satu bulan sekali LP3I mengadakan

kegiatan story telling, yaitu dimana karyawan diberikan

kesempatan untuk menceritakan tentang sesuatu hal yang

berkaitan dengan motivasi diri menggunakan bahasa

Inggris. Pelatihan untuk salah satu upaya untuk

mendorong karyawan agar dapat berbicara menggunakan

bahasa Inggris dan berguna untuk meningkatkan kualitas

karyawan. Kemudian dalam era tekhnologi seperti

sekarang ini LP3I juga tidak ingin tertinggal, LP3I sudah

memulai menggunakan basic tekhnologi komputer dan

internet seperti ketika melakukan pembukaan mahasiswa

baru sudah menggunakan registrasi dan ujian online.

Penerimaan mahasiswa baru dan ujian online dilakukan

Page 82: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

71

dalam satu website resmi yang dikelola oleh akademik

LP3I.

2. Perhatian terhadap detail (attention to detail), yaitu

sejauh mana anggota organisasi diharapkan untuk

memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian

terhadap detail.

Dalam memperhatikan hal detail karyawan atau

pegawai LP3I mengadakan sebuah pelatihan-pelatihan

yang didalamnya adalah untuk melatih melihat

kecermatan dalam menganalisis sesuatu sehingga

tindakan yang diambil tidak terjadi kesalahan yang fatal.

Hal ini juga menambah pengetahuan karyawan dalam

menentukan sesuatu agar lebih mempertimbangkan

terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah tindakan.

Kemudian dapat dilihat bahwa LP3I terus mendorong

karyawan untuk memperhatikan setiap detail yang ada.

Hal ini dibuktikan melalui kuatnya prosedur-prosedur

yang ada dan melihat hal-hal kecil yang dilakukan

karyawan seperti sholat tepat waktu yang sudah menjadi

budaya perusahaan guna kedisiplinan, menghargai waktu

dan mentaati segala peraturan.

3. Berorientasi pada hasil (outcome orientation), yaitu

sejauh mana manajemen berfokus kepada hasil

dibandingkan dengan perhatian terhadap teknik dan proses

yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.

Orientasi pada hasil LP3I menekankan agar

manajemen juga berfokus pada hasil meskipun keduanya

Page 83: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

72

penting untuk dilakukan, akan tetapi dengan adanya

tujuan maka arah tujuan dari pada organisasi lebih terarah.

Hal ini juga dibuktikan melalui adanya target kerja seperti

target mencari mahasiswa/mahasiswi baru yang

dibebankan kepada karyawan terutama dibidang

marketing. Melalui adanya perencanaan atau penyusunan

strategi kerja dalam marketing merupakan salah satu

bentuk dari upaya mencapai hasil, dengan demikian LP3I

dapat mengetahui sejauh mana hasil atau target kerja yang

diperoleh.

Kemudian pada penerapannya yiatu dengan

adanya kontrol dari pimpinan ketika kinerjanya kurang

sesuai maka dilakukan evaluasi kembali. Dalam

melakukan perencanaan selalu mempunyai planning A, B

bahkan C agar ketika terjadi sesuatu yang tidak sesuai,

karyawan dapat melakukan perubahan dengan

perencanaan lain. Dengan demikian hasil merupakan

tujuan utama dengan adanya tujuan atau target secara

langsung membuat kinerja karyawan tidak memudahkan

proses hal ini menambah adanya persaingan diantara

karyawan sehingga juga melahirkan sebuah kompetisi

didalam organisasi LP3I.

4. Berorientasi kepada manusia (people orientation), yaitu

sejauh mana keputusan yang dibuat oleh manajemen

memperhitungkan efek terhadap anggota-anggota

organisasi.

Page 84: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

73

Perlibatan dan partisipasi anggota (individu)

dalam organisasi menjadi menjadi lebih penting ketika

organisasi tersebut memulai suatu fungsi karena tanpa

keterlibatanya kegunaan atau fungsional organisasi

tersebut tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Keterlibatan dan partisipasi juga cenderung menghasilkan

suatu kinerja, pola kegiatan serta hasil dari keterlibatan

seluruh unsur manusia dalam organisasi akan

menghasilkan suatu fungsi dalam organisasi.Masing–

masing dari individu tersebut di dalam suatu organisasi

mempunyai peran yang beragam dan mempunyai

keterikatan terhadap suatu wadah, yaitu organisasi.

Individu merupakan komponen vital dalam suatu

organisasi tetapi tidak efisien jika individu ingin mencapai

suatu tujuan dasar organisasi. Karena individu tidak

mempunyai struktur dan sistem untuk mencapai suatu

tujuan organisasi.

Dalam pengambilan sebuah keputusan LP3I

mendorong agar karyawannya lebih aktif, ini menjadi

bukti bahwa manajemen LP3I selalu memperhitungkan

efek atau dampak terhadap karyawannya. Pada

pengambilan keputusan ditentukan oleh pimpinan

tertinggi, tidak sertamerta bisa dilakukan oleh karyawan

tanpa adanya pertimbangan pimpinan atau atasannya,

supaya keputusan yang diambil tidak merugikan beberapa

pihak yang terlibat didalamnya.

Page 85: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

74

Pimpinan selalu mempertimbangkan keputusan

yang akan diambil karena akan berpengaruh pada

manejemen organisasi LP3I itu sendiri, baik mengenai

program jangak pendek, jangka menengah maupun jangka

panjang. LP3I selalu mengambil keputusan dengan

memperhitungkan dampaknya pada individu di dalam

organisasi. Hal ini dapat terlihat dari adanya operasional

lapangan sehingga operasional LP3I sangat bergantung

dengan individu-individu di dalam organisasi. Selain itu

dapat dilihat dari keputusan-keputusan yang mengikuti

tren-tren teknologi yang dirasa dapat membantu pekerjaan

dari tiap individu di dalam LP3I itu sendiri.

5. Berorientasi kepada kelompok (team orientation), yaitu

sejauh mana pekerjaan secara kelompok lebih ditekankan

dibandingkan dengan pekerjaan secara individu.

Pelibatan kelompok dalam suatu organisasi dapat

dilakukan dengan mekanisme pembagian atas individu–

individu agar membentuk suatu kumpulan yang

mempunyai pola dan sistem kerja. Suatu kelompok pada

dasarnya adalah sekumpulan individu yang berada dalam

suatu organisasi dimana para anggotanya saling

mempunyai ketergantungan satu sama lain dalam

melaksanakan suatu kinerja secara berstruktur.Organisasi

lebih mengutamakan atas pencapaian tujuan dasar yang

lebih mengedepankan kepada hasil yang ingin dicapai.

Suatu kinerja kelompok akan lebih efisien ketika di

letakkan di ruang lingkup organisasi karena suatu tujuan

Page 86: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

75

akan lebih cepat tercapai jika didalam pengelolaannya

dikerjakan secara berstruktur atau berkelompok.

Kelompok yang ada dalam organisasi juga

memainkan peran penting dalam merespon perubahan

organisasi. Peran kelompok-kelompok dalam organisasi

dapat berbeda-beda, misalnya, kelompok-kelompok dapat

dipergunakan sebagai media perubahan (medium of

change), kelompok-kelompok sebagai sasaran perubahan

(target of change) dan kelompok-kelompok sebagai agen

perubahan (agent of change). Ini semua menunjukkan

bahwa kelompok-kelompok dalam organisasi memiliki

peran penting dalam perubahan organisasi. Jika makin

banyak pihak, baik individu anggota organisasi maupun

kelompok-kelompok dalam organisasi, yang terkena

dampak perubahan, maka secara keseluruhan, organisasi

juga akan mengalami perubahan.

Pekerjaan kelompok berarti menyangkut nama

baik LP3I, oleh karenanya kegiatan yang bersifat

kelompok selalu dikedepankan dibanding pekerjaan

secara individu. LP3I selalu menekankan pekerjaan

diorganisasikan kepada tim dibandingkan individu. Hal

ini dapat terlihat dari pembagian tugas yang diberikan

kepada individu-individu untuk saling melengkapi satu

sama lain di dalam organisasi. Dalam pembagian tugas

tersebut, LP3I memiliki tujuan untuk memudahkan

pekerjaan satu sama lain dan dalam kelompok LP3I

membetuk pembagian tugas yang terdiri dari banyak

Page 87: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

76

bidang secara struktural agar dalam pencapaian

perencanaan sesuai dengan tugas yang dilakukan sehingga

perubahan didalam lingkungan manajemen LP3I dapat

terlihat secara nyata.

6. Agresivitas (aggressiveness), yaitu sejauh mana anggota-

anggota organisasi berperilaku secara agresif dan

kompetitif dibandingkan dengan berperilaku secara

tenang.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang

kompetetif yang dilakukan oleh LP3I agar mendorong

karyawannya lebih agresif dalam bertindak, LP3I

menekankan pada karakter dan disiplin kerja. Berdasarkan

wawancara diatas mengenai agresivitas yaitu LP3I juga

peduli terhadap karyawannya dalam hal dunia pendidikan

agar mampu bersaing kejenjang yang lebih tinggi.

Pada kegiatan tahunan LP3I memberikan penilaian

terhadap karyawannya yang berprestasi dalam bekerja

dilihat dari penilaiaan berdasarkan laporan serta track-

recordnya selama satu tahun. Pada penilaiannya yang

dilakukan oleh pimpinan beserta dengan kepala masing-

masing bidang departemen, dilihat dari cara karyawan

bekerja, bersikap loyalitas dan integritasnya serta sejauh

mana karyawan berkontribusi untuk kemajuan LP3I.

Kegiatan tahunan tersebut merupakan bentuk

penghargaan dari LP3I untuk karyawan dengan tujuan

agar mendorong karyawannya lebih giat dalam bekerja,

saling bersaing dalam menunjukan kualitas dan

Page 88: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

77

kemampuan diri adalah salah satu bentuk prestasi yang

harus diraih oleh karyawan dalam dunia pekerjaan.

7. Stabilitas (stability), yaitu sejauh mana organisasi

menekankan status-quo sebagai kontras dari pertumbuhan.

Suatu organisasi yang berupaya mempertahankan

apa yang saat ini ada (statusquo) akan berhadapan dengan

keadaan yang ketinggalan jaman dan berada pada situasi

yang membosankan bagi para anggota dalam organisasi

itu. Dalam situasi yang demikian, organisasi itu akan

mengalami kemandegan dan bukan mustahil kondisi ini

akan menghantarkan organisasi itu pada ketidak

mampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan

akhirnya mengalami kemunduran atau bahkan, kematian.

Sebaliknya, perubahan organisasi yang dilakukan akan

membawa pada penemuan usaha baru dan metode serta

teknologi baru sehingga akan lebih dapat menyesuaikan

terhadap lingkungan dan organisasi itu akan tetap hidup.

Gambaran ini secara jelas menunjukkan bahwa

organisasi senantiasa mengalami perubahan dan untuk

mengantisipasi perubahan itu terdapat pilihan-pilihan

yang memiliki konsekuensi yang berbeda-beda. Dengan

melihat organisasi sebagai suatu sistem yang di dalamnya

terdapat komponen-komponen yang saling berhubungan

satu sama lain, maka perubahan pada salah satu

komponen akan membawa pengaruh pada komponen lain

dalam organisasi itu. Sebagai akibatnya, organisasi itu

akan mengalami perubahan karena adanya perubahan

Page 89: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

78

yang terjadi pada salah satu komponennya dan perubahan

pada suatu komponen itu berpengaruh pula terhadap

komponen lainnya sehingga secara keseluruhan sistem

dari komponen-komponen yang saling berhubungan itu

mengalami perubahan.

Dalam menjaga stabilitas organisasi LP3I selalu

menciptakan suasana kerja yang lebih terbuka terutama

dalam hal informasi. LP3I juga menekankan pada

stabilitas lembaga dengan adanya rapat koordinasi yang

dilaksanakan setiap mingguan yang juga diimbangi

dengan kegiatan keagamaan, misalnya i’tikaf, tawakal

kepada Allah, dengan adanya keseimbangan tersebut

diharapkan terus menjagaagar LP3I terus berkembang dan

tidak jalan ditempat. Kemudian ketika adanya

kesinambungan antar karyawan, LP3I berupaya untuk

menyelesaikannya dengan cara membentuk tim kecil yang

bertujuan untuk melakukan diskusi dan evauasi bersama.

Sehingga problem yang terjadi pada karyawan tidak

berlarut lama karena dengan cepat dapat diselesaikan.

LP3I juga selalu medorong karyawannya untuk saling

memotivasi, menjaga hubungan dan adanya keterbukaan

agar pertumbuhan roda organisasi LP3I dapat berjalan

sesuai dengan baik.

Page 90: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

79

B. Nilai-Nilai Dakwah yang terkandung dalam Budaya

Organisasi LP3I Jakarta Pusat

Berikut ini adalah pembahasan mengenai nilai-nilai

dakwah yang diterapkan dalam Budaya Organisasi LP3I,

diantaranya sebagai berikut :

1. Niat kerja sebagai ibadah

Niat merupakan pangkal dari seluruh aktifitas

yang dilakukan oleh seseorang karena segala sesuatu

tergantung pada niatnya. Corporate Culture LP3I

dikembangkan agar karyawan LP3I akan mencapai

puncak akhir kehidupan bahagia di dunia dan diakhirat.

Oleh karena itu setiap karyawan LP3I dalam bekerja

harus mempunyai niat kerja sebagai ibadah, karena

Allah SWT menciptakan manusia hanya untuk ibadah

kepada-Nya.

Dalam penerapannya niat kerja sebagai ibadah

merupakan suatu kaharusan yang harus dimiliki oleh

setiap karyawan atau pegawai LP3I. Hal ini juga tidak

hanya diterapkan dipusat saja melainkan keseluruh

cabang diseluruh Indonesia.

Telah dijelaskan bahwa Islam mendorong

umatnya untuk bekerja, hidup dalam kemuliaan dan

tidak menjadi beban orang lain. Islam juga memberi

kebebasan dalam memilih pekerjaan yang sesuai dengan

kecenderungan dan kemampuan setiap orang.

Dalam Al-Qur’an pengertian ibadah dijelaskan

secara luas luas, cara mengetahuinya juga dapat dilihat,

Page 91: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

80

apabila secara ghoibiah memang tidak bisa dilihat.

Tetapi kalau secara zohir bisa dilihat dengan

integritasnya, loyalitasnya yang berhubungan dengan

tindakan, apabila seseorang mengerjakan sesuatu karena

ibadah maka dia buat dengan sebaik-baiknya.

Sebagaimana Rasulullah SAW :

“Sesungguhnya segala perbuatan tergantung

niatnya, dan bagi tiap orang (tergantung) apa

yang diniatnya.......(“HR. Bukhori).

Sebagaimana juga dalam firman Allah :

وما خلقت الجن والنس إل ليعبدون “Dan Aku tidak jadikan jin dan manusia kecuali

untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-

Dzaariyat;56).

Dalam aplikasinya Nilai kerja sebagai ibadah :

a. Karena kerja diniatkan dalam rangka ibadah

kepada Allah SWT, maka karyawan akan

mendapat pahala dunia dan akhirat.

b. Karena kerja itu ibadah maka karyawan akan

berhati-hati dalam bekerja karena seluruh

karyawan pekerjaannya akan dinilai oleh Allah

SWT.

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan

sebesar dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat

(balasan))nya. Dan barang siapa yang

mengerjakan kejahatann sebesar dzarrahpun,

niscaya dia akan melihat (balasan)nya

pula.”(QS. Al-Zalzalah; 7-8)

Page 92: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

81

c. Karena niat kerja untuk ibadah maka karyawan

akan selalu memiliki niat-niat baik didalam

bekerja, baiik terhadap atasan, teman sejawat

maupun bawahan ataupun konsumen (mahasiswa

atau mahasiswi).

d. Bekerja karena dalam rangka ibadah kepada Allah

maka akan membawa perilaku yang baik dalam

pekerjaannya, seperti menjalankan amanah, tidak

egois, tidak suka marah, tida ada iri dan dengki,

tidak ada dendan dan sombong, dan lebih suka

bermusyawarah.

e. Apabila bekerja diniatkan untuk beribadah kepada

Allah SWT, maka akan memberi semangat kerja

yang besar, karena yang menilai Allah maka Allah

pula akan memberi balasannya sesuai dengan janji

Allah dalam Al-Qur’an:

الحات فلهم أجر غير ممنون إل الذين آمنوا وعملوا الص

“kecuali orang-orang yang beriman dan

mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka

pahala yang tiada putus-putusnya.”(QS. At-

Tin;6)

Jika tujuan bekerja begitu agung, maka untuk

mendapatkan ridha Allah SWT, etos kerja seorang

muslim haruslah tinggi. Sebab motivasi kerja seorang

Muslim bukan hanya harta dan jabatan, tetapi pahala dari

Allah. Tidak sepantasnya seorang Muslim memiliki etos

kerja yang lemah. Tidak ada kata malas atau tidak serius

bagi seorang Muslim dalam bekerja. Motivasi kerja

dalam Islam bukan semata mencari uang semata, tetapi

serupa dengan seorang mujahid, diampuni dosanya oleh

Allah SWT, dan tentu saja ini adalah sebuah kewajiban

seorang hamba kepada Allah SWT.

Page 93: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

82

Seseorang yang bekerja bersungguh-sungguh

dalam pekerjaannya akan bertambah martabat dan

kemuliannya. Sebaliknya seseorang yang tidak bekerja

alias menganggur akan kehilangan martabat dan harga

dirinya di hadapan orang lain. Jatuhnya harkat dan harga

diri akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan hina.

Tindakan meminta-minta (mengemis) merupakan

kehinaan, baik di sisi manusia maupun di sisi Allah

SWT. Bekerja merupakan perbuatan yang sangat mulia,

sehingga Rasulullah SAW. memberikan pelajaran

menarik tentang pentingnya bekerja. Bekerja bukan

hanya sekadar memenuhi kebutuhan perut, tetapi juga

untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan

yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja

dalam Islam menempati posisi yang teramat mulia. Islam

sangat menghargai orang yang bekerja dengan

tangannya sendiri. Bahkan Allah SWT mengampuni

dosa seseorang yang merasa kelelahan setelah pulang

dari bekerja, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek

(lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya

(mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa

baginya.” (HR. Thabrani)

Setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan

bersungguh-sungguh, tekun, ulet, dan teliti sehingga

pekerjaan tersebut dapat memenuhi kehendak pelanggan

dan dapat meningkatkan produktivitas serta memenuhi

Page 94: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

83

tanggung jawab yang diamanahkan oleh pemberi kerja.

Kerja keras, bersungguh-sungguh, tekun, ulet, dan teliti

merupakan salah satu akhlak terpuji (Akhlakul

Mahmudah). Islam mengajarkan kepada pemeluknya

untuk senantiasa berusaha, baik dalam hal urusan dunia

terlebih urusan akhirat. Islam tidak menghendaki

pemeluknya hidup bertopang dagu/malas dalam

berusaha. Kerja keras, tekun dan teliti merupakan salah

satu kunci sukses dalam kehidupan.

2. Memberi salam ketika bertemu dan ketika masuk

kantor

Salam merupakan simbol yang digunakan oleh

setiap muslim. Salam memiliki nilai yang sangat

bermakna. Salam juga memiliki makna doa,karna setiap

dari kata-kata ucapan salam tersebut mengandung nilai

do’a.Sangatlah dianjurkan khususnya kepada karyawan

LP3I yang beragama Islam untuk selalu menebarkan

salam terhadap saudaranya, karena salam akan

membawa rahmat (kasih sayang) bagi bersama.

Tentang pentingnya menyebarkan dan membalas

salam, telah diatur baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits

baginda Rasulullah SAW, sebagai berikut :

ة فحيوا بأحسن م يتم بتحي كان وإذا حيوها إن للا نها أو رد

على كل شيء حسيبا

“Dan apabila kamu sekalian diberi

penghormatan (salam) maka balaslah dengan

salam yang lebih baik (lebih sempurna), atau

Page 95: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

84

balaslah dengan setimpal. Sungguh Alah yang

selalu memperhitungkn segala sesuatu.” (QS.

An-Nisaa;86)

Dalam Al-Qur’an pengertian ibadah sudah

dijelaskan secara luas, kemudian tentang bagaimana

pentingnya memberi salam dalam kehidupan sehari-hari

yang namanya manusia pasti membutuhkan hubungan

kepada khaliqnya, tatkala kita memberi salam berarti

kita juga berkeinginan seluruh kegiatan yang kita

laksanakan ada campur tangan Allah SWT. Ketika kita

mengucapkan salam berarti kita semua berharap

keselamatan, keberkahan dan ketika kita mengucapkan

kata-kata yang baik maka akan terbentuk kebaikan pula.

Dalam hadits juga diterangkan :

“Kamu tidak akan masuk syurga, sehingga kamu

beriman (dengan sempurna), dan kamu tidak

beriman sehingga kamu sekalian saling

mencintai; maukah kamu aku tunjukan sesuatu,

bilamana kamu laksanakan akan menjadi cinta

mencintai? (yaitu) sebarkanlah salam dikalangan

kamu.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Islam itu berarti keselamatan, kedamaian,

ketenangan, dan kesejahteraan. Sudah selayaknya bila

setiap Muslim senantiasa menyebarkan salam dan

kedamaian, baik kepada orang yang sudah dikenal

maupun yang belum.

Page 96: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

85

3. Membaca Basmalah, Sholawat dan kultum sebagai

pembuka rapat

Rapat dalam agama Islam dikenal dengan istilah

“musyawarah”. Musyawarah adalah perintah Allah, dan

orang yang melaksanakan berarti mengamalkan ajaran

agama.Karena rapat (musyawarah) ini merupakan

perintah Allah, maka agar mendapatkan pahala dan

keberkahan dari Allah SWT, ketika akan melaksanakan

rapat selalu mengawalinya dengan membaca basmalah,

sholawat dan kultum (kuliah tujuh menit).

Terdapat ketentuan dan tata cara terbaik dalam

melaksanakan amalan berdo’a yang senantiasa harus

diketahui dan dijalani oleh setiap muslim, karena do’a

adalah ruh dan senjata bagi orang muslim, untuk itu

melakukannya dengan sebaik mungkin adalah bagian

dari amalan terbaik dalam melaksanakan do’a itu.

Membaca Basamallah pada setiap amalan

termasuk dalam berdo’a, sebab isi dan makna dari

Basmallah adalah memohon ampun dan perlingdungan

kepada Allah SWT seraya mengucapkan kalimat indah

dari namanya yang begitu sangat indah.

Begitu juga dengan sholawat ada makna, rahasia

serta anjuran untuk membacakannya itu sangatlah besar,

bahkan tidak hanya seorang manusia saja, akan tetapi

Allah dan para malaikat senantiasa bersholawat atas

baginda Rasulullah SAW sebagaimana yang diterangkan

dalam Al-Qur’an.

Page 97: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

86

Keutamaannya adalah :

a. Membaca Basmalah didalam hadits Rasulullah

SAWT, beliau bersabda :

“Setiap sesuatu pekerjaan apabila dimulai

dengan bismillah, akan mendapatkan keberkahan

dan pertolongan” (HR. Bukhori & Muslim)

b. Membaca Sholawat Nabi

Dalam Firman Allah dalam A-Qur’an :

ها الذين آمنوا بي يا أي وملئكته يصلون على النإن للا

صلوا عليه وسلموا تسليما

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya

bersholawat untuk Nabi (Muhammad), Hati

orang-orang beriman! Bersholawatlah kalian

untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan

kepadanya.” (QS. Al. Ahzab;56)

c. Kuliah tujuh menit (kultum)

Disampaikan kultum dalam rangka saling

menasehati (mengingatkan) tentang pentingnya

iman dan amal, karena Allah SWT telah

mengingatkan kita agar jangan menjadi orang

yang merugi.

Rapat dalam agama Islam dikenal juga dengan

musyawarah, musyawarah merupakan anjuran dalam

Islam Sebagaimana firman Allah di dalam surat Ali

Imron :159 sebagai berikut:

“Wasyaawirhum fil amri – Dan

bermusywarahlah dengan mereka dalam urusan

itu.”

Page 98: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

87

Dalam penerapannya biasanya salah satu peserta

rapat ditunjuk oleh pemimpin rapat untuk memberikan

kultum. Kultum disampaikan dengan maksud agar

peserta rapat meluruskan kembali niat bekerja untuk

ibadah. Disamping itu dengan adanya kultum maka

seluruh peserta rapat diharapkan mendapat ilmu agama

karena dalam kultum disampaikan 1 (satu) ayat Al-

Qur’an atau Hadits, sehingga peserta rapat (karyawan

LP3I) semakin banyak mendapatkan perbendaharaan

ayat Al-Qur’an dan Hadits yang diketahuinya. Dengan

demikian diharapkan karyawan LP3I bisa mengamalkan

isi Al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari

dengan ikhlas dan lebih baik lagi.

Dalam kehidupan kita sehari-hari yang namanya

manusia sepandai apapun memerlukan kepada

khaliqnya, tatkala kita memberi salam berarti kita

berkeinginan seluruh aktivitas kita ini ada campur tangan

Allah. Makna dari saling mendo’akan atau mengucap

assalamualaikum semua berharap kesejahteraan,

keselamatan, keberkahan dari situlah kita berharap atau

mempunyai keinginan setiap kita memberi salam. Dan

juga dalam hal mengucapkan kata-kata yang baik maka

akan terbentuk kebaikan baik pula begitu juga mungkin

sebaliknya. Maka dikatakan do’a adalah senjata bagi

orang yang beriman. Beigitu juga dengan sholawat

bagaimana mengaplikasikan kehidupan kita dengan

Page 99: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

88

kehidupan Rasulullah SAW bukan hanya sekedar

sholawat, melainkan yang kita minta supaya kehidupan

beragama itu dapat terwujud.

4. Pemotongan gaji 2,5% untuk ZIS

Zakat, infaq, dan shodaqoh merupakan kebuktian

iman kita kepada Allah dan sesama muslim yang

membutuhkannya. Kalau kita melihat dari penggunaan

ayat-ayat Al-Quran istilah shadaqah, zakat, dan infaq

sebetulnya menunjuk kepada satu pengertian yaitu

sesuatu yang dikeluarkan. Zakat, infaq dan shadaqah

memiliki persamaan dalam peranannya memberikan

kontribusi yang signifikan dalam pengentasan

kemiskinan.

Hal ini dilandasi atas perintah Allah SWT,

sebagaimana termaktub didalam Al-Qur’an surat At-

Taubah ; 103 :

يهم بها وصل عليهم خر مه أمىالهم صدقت حطهرهم وحزك

سميع عليم إن صلحك سكه لهم وللا

”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,

dengan zakat itu kamu membersihkan dan

mensucikan mereka dan mendoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-

Taubah : 103)

Zakat, infak dan shadaqah memiliki sisi

perbedaan baik penghimpunannya maupun

penyalurannya. Dengan mengeluarkan sedekah/infak/

Page 100: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

89

zakat sebetulnya untuk bekal investasi nanti di akhirat

bahkan akan dijauhkan dari musibah. Rasulullah juga

menjelaskan orang yang mengeluarkan sedekah/zakat

akan terhindar dari marabahaya/musibah. Bahkan zakat

dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa,

memurnikan jiwa (menumbuhkan akhlak mulia, menjadi

murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan

mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah. Dengan

begitu, akhirnya tercipta suasana ketenangan bathin yang

terbebas dari tuntutan Allah SWT dan kewajiban

kemasyarakatan, yang selalu melingkupihati.

Untuk LP3I Course Center (LCC) minimum

sebanyak 5 orang, untuk LP3I dianjurkan untuk bisa

mengeluarkan zakat, infak dan sedekahnya perbulan

minimum 5%. Hal tersebut didasari dari sikap sahabat

Rasulullah yang mengorbankan pendapatatannya 50%

seperti Umar Bin Khatab dan sahabat-sahabat lainnya

yang mengorbankan 33% dari pendapatnya. Para ulama

di Aceh, Banten, Gresik dan Walisongo menganjurkan

zakat 10% dari pendapatnya. Karena itu LP3I

menganjurkan zakat sebesar 5% dari gaji dimana 2,5 %

untuk zakat wajib dan 2,5% lagi untuk infak.

Tentang penyaluran Zakat, Infak dan shadaqah

dikelola oleh bidang penyaluran zakat. LP3I

menyalurkan pemotongan gaji karyawan sebesar 2,5%

untuk disalurkan kepada Yayasan disekitar kampus dari

masing-masing cabang. Penyaluran zakat ini juga

Page 101: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

90

diberikan kepada orang-orang disekitar kampus yang

membutuhkan dan juga yatim piatu. LP3I Jakarta Pusat

telah menyalurkan zakat kepada Yayasan yatim piatu

Ar-Rahman dan juga kepada beberapa mahasiswa yang

kurang mampu.

5. Shalat tepat waktu

Menyegerakan shalat, satu hal yang terlihat

sepele namun sering kali banyak diabaikan oleh banyak

orang. Padahal menyegerakan shalat di awal waktu

memberikan banyak keutamaannya. Karena saat

menyegegerakan waktu sholat berarti berarti di waktu

itulah seorang hamba bergegeas mendekati panggilan

dari Rabb-nya.

Hal inilah yang dilakukan oleh LP3I dengan

sholat tepat waktu khususnya dimasjid untuk karyawan

laki-laki. Seperti diketahui didalam Agama Islam bagi

laki-laki wajib sholat berjamaah dan tepat waktu di

masjid. Sebagaimana Firman Allah SWT sebagai berikut

:

قياما وقعىدا وعلى جىىبكم فئذا لة فاذكروا للا اطمأوىخم فئذا قضيخم الص

لة كاوج على المؤمىيه كخابا مىقىحا لة إن الص فأقيمىا الص

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan

shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di

waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian

apabila kamu telah merasa aman, maka

dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang

berimanQS-An-Nisaa ; 103)

Page 102: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

91

Shalat itu merupakan kewajiban bagi setiap umat

Islam yang sudah baligh dan berakal, kita juga dapat

memperoleh manfaat dari shalat seperti mencegah

perbuatan keji dan munkar, dengan shalat juga manusia

tidak akan merasa sendirian dalam menghadapi

kesulitan, mengetahui bahwa Allah dekat, juga

mengetahui bahwa Allah Maha Tahu dan Maha

Penyayang lagi Maha Kuasa.

Pada penerapannya LP3I mengaharuskan

karyawan atau pegawainya untuk melaksanakan sholat

tepat waktu adapun saat rapat masih berlangsung atau

sedang menerima tamu di kantor diwajibkan ketika

adzan berkumandang maka rapat tersebut dihentikan,

sedangkan tamu yang datang jika beragama Islam harus

diajak sholat dan jika non muslim harus menunggu

sholat selesai.

6. I’tikaf

I’tikaf atau berdiam diri dalam rangka beribadah

di masjid adalah salah satu anjuran dalam agama Islam.

Kegiatan i’tikaf ini dijalankan dengan alasan

karena banyak nilai-nilai dan manfaat sebagai berikut:2

a. Belajar memperbaiki diri (memperbaiki iman dan

amal) karena orang yang beriman derajatnya tinggi

disisi Allah SWT. Sedangkan orang yang beramal

2Buku pedoman visi-misi dan coorporate culture LP3I

Page 103: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

92

akan diberikan kehidupan yang baik didunia dan

ganjaran di akhirat.

b. Belajar agama harus terus menerus dilakukan karena

orang akan beramal sesuai ilmu yang dimilikinya.

Dengan belajar agama maka diharapkan akan

semakin banyak amalannnya.

c. Belajar agama akan sangat efektif dilakukan di

masjid, karena masjid adalah tempat tinggal yang

sangat dicintai Allah SWT, sekaligus juga belajar

mendkwahkan agama dilingkungannya. Sehingga

diharapkan akan dicintai Allah dan sesamanya.

d. Dalam beri’tikaf dianjurkan untuk masuk ke desa-

desa sehingga karyawan LP3I bisa melihat kehidupan

masyarakat desa, bisa menjumpai anak yatim di desa

dan diharapkan bisa bersedekah di desa karena

masyarakat miskin didesa jarang tersentuh mendapat

sedekah secara langsung.

e. Dibeberapa kalangan eksekutif yang berada di

Amerika dan Jepang saat ini juga sudah ada setiap

tiga bulan ada istirahat tiga hari yang mereka gunakan

untuk menginap di gua, bersemedi dan lainnya.

Agar karyawan lebih mendalami dan memahami

agama Islam maka LP3I menganjurkan i’tikaf bagi

karyawan laki-laki minimum tiga hari dalam tiga bulan,

sedangkan untuk karyawan wanita diharuskan minimum

dua kali sebulan (tiap hari jum’at) mengadakan

pengajian dengan mengundang penceramah wanita

Page 104: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

93

(ustadzah) dari luar, kegiatan ini bisa juga melibatkan

mahasiswi, dosen, ataupun karyawati yang lainnya untuk

ikut pengajian. Dalam pelaksanaannya dibagi dari

masing-masing departemen atau bidang secara

bergantian, secara bertahap dan dibimbing langsung oleh

ketua bidang kerohanian LP3I.

Anjuran i’tikaf berlaku bagi semua karyawan

LP3I dan memang pelaksanaanya hanya sebatas

penganjuran saja, dalam tiga hari melakukan i’tikaf

secara tidak langsung mamsukkan ruh-ruh Islami yang

tingkatnya dasar-dasar terlebih dahulu. Dimulai dengan

hal-hal kecil misalnya mulai memperbaiki wudlunya,

istinjanya, kemudian juga muamalah, muasharohnya dan

juga belajar memakmurkan masjid. Mungkin dengan

perbuatan seperti ini seluruh karyawan LP3I yang

melaksanakan itikaf sedikit demi sedikit akan

mengetahui kapasitas dirinya masing-masing dan

sebagai jawaban juga bahwa agama itu mudah serta

segala sesuatu ada contohya jika diamalkan.

7. Saling Mendo’akan

Islam sungguh agama yang sempurna, Islam

mengajarkan umuatnya untuk saling menjaga, saling

memelihara persaudaraan sesama muslim dan saling

mendoakan, do’a merupakan senjata bagi setiap umat

muslim untuk berkomunikasi dengan sang pencipta.

Berdoa sungguh banyak mendatangkan kebaikan,

Page 105: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

94

terlebih lagi jika kita mendoakan orang lain dengan

ikhlas.

Allah SWT berfirman :

واسخغفر لروبك وللمؤمىيه والمؤمىاث وللا ه إل للافاعلم أوه ل إل

يعلم مخقلبكم ومثىاكم

“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak

ada Tuhan selain Allah dan mohonlah ampunan

bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang

mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah

mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat

tinggalmu.” (QS. Muhammad : 19).

Di LP3I dianjurkan setiap karyawan mendo’akan

sembilan nama karyawan LP3I yang lainnya minimal

satu kali sehari. Sembilan nama tersebut adalah

atasannya dan tiga sejawat dan tiga orang bawahannya.

penjelasan saling mendo’akan ini sebagai berikut :3

a. Rasulullah selalu memberi contoh mendo’akan orang

lain yang beragama non islam. Kita tidak pernah

mendengar Rasulullah mendo’akan dirinya dan

keluarganya agar kaya atau sukses, tetapi Rasulullah

selalu mendo’akan sahabat dan umatnya agar selamat

dunia dan akhirat.

b. Kalau kita berdo’a, salah satu syarat dikabulkannya

do’a untuk diri kita adalah mendo’akan orang lain.

c. Allah senang dengan umat yang saling mendo’akan,

akibatnya kalau kita saling mendo’akan maka Allah

3Buku pedoman visi-misi dan coorporate culture LP3I

Page 106: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

95

akan memberi rahmat dan hidayah serta akan

diberikan rejeki kepada kita dan selanjutnya akan

muncul kemudahan-kemudahan dalam pekerjaan kita

sehingga cabang-cabang LP3I akan sukses.

d. Rasulullah bersabda jika orang lain melakukan

kebaikan padamu ucapkanlah terima kasih minimum

do’akanlah dia. Ini berarti seorang pimpinan di LP3I

adalah orang yang merekrut dan bertanggung jawab

terhadap karyawannya. Maka aplikasi dari hadits

tersebut seorang karyawan diharuskan mendo’akan

pimpinannya. Dengan mendo’akan pimpinannya

maka pimpinannya akan diberi kesehatan,

kebijaksanaan, ilham, dan ide yang menghasilkan

keputusan-keputusan dapat membuat kemajuan

terhadap LP3I.

Sejatinya mengharapkan kebaikan dan

kebahagian atas saudara, sahabat dan teman adalah

mengharapkan kebaikan dan juga kebahagian untuk diri

kita sendiri karena setiap orang yang mendapat kebaikan

niscaya mereka akan membalasnya dengan baik, bahkan

terkadang malah lebih baik dari apa yang kita harapkan.

Dalam mendo’akan terhadap sesama juga biasanya

dilakukan setelah sholat fardlu berjamaah, seluruh

jamaah atau karyawan yang melaksanakan sholat

berjamaah dianjurkan mendo’akan baik untuk atasan

atau pimpinan, kemudian sesama karyawan ataupun

yang berada dibawahnya, agar selalu diberikan

Page 107: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

96

kenikmatan, keberkahan hidup, dan keselamatan dalam

berkerja, juga keselamatan didunia dan akhirat.

8. Yasinan Bersama

Orang yang beriman, dalam bekerja tidak hanya

mengandalkan kemampuan (skill) belaka, tetapi

meyakini bahwa keberhasilan dalam melakukan sesuatu

sangat bergantung pada amal agama. Oleh karena itu

disampig bekerja keras juga harus didukung dengan

amalan-amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT dan

Rasulullah SAW diantaranya sholat dhuha, dzikir, zakat

atau sedekah dan membaca surat yasin dipermulaan hari.

Membaca Al Qur’an merupakan ibadah, sehingga

agar ibadah itu diterima oleh Allah dan berpahala, maka

harus memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan mengikuti

Sunnah Nabi. Banyak kandungan dalam surat yasin

berisi keimanan yaitu bukti-bukti adanya hari

berbangkit, Al-Qur’an bukanlah syair, ilmu, kekuasaan

dan rahmat Allah, surga dan sifat-sifatnya yang

disediakan bagi orang-orang mukmin, mensucikan Allah

dari sifat –sifat yang tidak layak bagi-Nya, anggota

badan manusia menjadi saksi pada hari kiamat atas

segala perbuatannya di dunia.

Yasin salah satu surat yang ada di dalam Al-

Quran, dimana ketika seseorang berhasil membaca,

memahami dan mengamalkan apa yang ada di dalam

surat tersebut, maka akan membuat seseorang menjadi

lebih dekat dengan Allah SWT. Surat yasin merupakan

Page 108: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

97

jantung atau hatinya Al-Qur’an, membaca yasin juga

merupakan budaya dari ulama para pendahulu, oleh

karenanya dari pimpinan atau pendiri LP3I sejak awal

didirikan sudah menjadi kegiatan membaca surat yasin

yang harus dilaksanakan. Dengan membaca surat yasin

bersama diharapkan menjadi lebih memiliki rasa syukur,

selalu ikhlas dan tanpa pamrih ketika melakukan

sesuatu, tidak mudah menyerah dan menyesal, selalu

ingin berbuat kebaikan dan menolong sesama.

LP3I menerapkan membaca surat yasin bersama-

sama, pada pelaksanaannya budaya membaca surat yasin

bersama dilaksanakan seminggu sekali pada hari jum’at

ataupun sabtu sesuai dengan kondisi cabang masing-

masing dengan harapan semoga Allah SWT memberikan

kebaikan di dunia dan akhirat bagi seluruh civitas

academika LP3I. Kegiatan Yasinan bersama juga diikuti

oleh seluruh karyawan atau pegawai LP3I yang

beragama muslim dan bagi non muslim dianjurkan untuk

membaca kitab dan berdo’a menurut agamanya masing-

masing.

9. Membaca Buku

Budaya membaca di LP3I ini didasari karena

dalam Al-qur’an orang yang diangkat derajatnya adalah

orang yang beriman dan berilmu, bukan orang yang

berharta banyak, disamping itu tidurnya orang yang

berilmu disegani oleh setan. Sehingga dengan adanya

budaya membaca ini diharapkan akan muncul tambahan

Page 109: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

98

ilmu akan bisa memberi wawasan luas dan pandangan

yang arif bijaksana bagi seluruh karyawan. Dengan

banyaknya ilmu maka karyawan bisa bekerja lebih

efektiif, inovatif, efisien dan lebih canggih lagi. Dengan

banyaknya ilmu maka karyawan dapat melayani

konsumen dengan ramah dan dengan hati yang ikhlas.

Salah satu cara menjadi orang yang berguna bagi

orang lain adalah dengan banyak membaca buku. Buku

adalah jendela dunia yang berisikan segala ilmu

pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-

hari. Ada banyak manfaat membaca buku menurut

Islam, diantaranya adalah:

a. Menambah ilmu

Dengan membaca buku, kita akan

menambah ilmu pengetahuan yang kita punya.

Menuntut ilmu melalui membaca buku sangat

dianjurkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana

sabda Rasul:

“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap

orang Islam” (Riwayat Ibnu Majah, Al-

Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari

Anas bin Malik)

b. Meningkatkan keimanan

Membaca buku akan meningkatkan

keimanan kita kepada Allah SWT. Kita jadi lebih

berpikiran terbuka dan rasional dalam menghadapi

Page 110: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

99

sesuatu sehingga keimanan kita kepada Allah pun

semakin kuat. Sebagaimana sabda Rasul:

“Barang siapa menginginkan soal-soal yang

berhubungan dengan dunia, wajiblah ia

memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang

ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat,

wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan

barangsiapa yang menginginkan kedua-

duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-

duanya pula”. (HR. Bukhari dan Muslim)

c. Menjadi amal jariyah

Membaca buku merupakan suatu amalan

karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan kita,

lalu kita sampaikan apa yang kita pelajari pada

orang lain, maka selama ilmu itu terus mengalir dan

dipergunakan untuk kepentingan yang baik, akan

mengalir terus pahala kita walau kita telah wafat.

Sebagaimana sabda Rasul:

“Apabila manusia telah meninggal dunia

maka terputuslah semua amalannya

kecuali tiga amalan : shadaqah jariyah,

ilmu yang bermanfaat dan anak shalih

yang mendoakan dia.” (HR. Muslim)

d. Kemudahan menuju surga

Membaca buku terutama buku tentang Islam

akan menambah ilmu pengetahuan tentang agama

Islam. Berbagai ilmu tasawuf modern, ilmu tauhid

Page 111: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

100

Islam, dan ilmu lainnya akan memudahkan jalan

kita menuju surga karena ilmu yang bermanfaat.

e. Menambah empati

Membaca buku terutama buku yang

berisikan tentang perjalanan hidup seseorang atau

buku sastra akan menambah empati pembacanya

dan merupakan cara meningkatkan akhlak.

Seseorang akan menjadi lebih peka terhadap orang

lain karena wawasan yang lebih luas.

Menurut penelitian di University of Toronto

dikatakan bahwa rajin membaca buku fiksi akan

menambah nilai empati yang ada di dalam diri

seseorang. Membaca buku dapat menstimulasi otak

untuk menciptakan dunia sosial dalam pikiran.

f. Meningkatkan kreativitas

Membaca dapat meningkatkan daya

imajinasi dan kreativitas seseorang. Dengan

membaca, sel-sel otak akan lebih aktif, terutama sel

otak kanan yang bekerja dalam menciptkana

berbagai ide baru. Sebut saja Thomas Alva Edison

yang sangat gemar membaca sehingga ia mampu

menciptakan berbagai ide-ide baru setiap hari.

Pada penerapannya karena LP3I bergerak

dalam bidang jasa pendidikan maka dibudayakan

untuk terus mencari ilmu dan mendorong

pertumbuhan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu

seluruh karyawan LP3I diharuskan membaca buku

Page 112: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

101

minimal empat buku dalam sebulan dan membuat

resumnya minimal dua sampai lima halaman untuk

dilaporkan keatasan masing-masing. Level

karyawan minimal satu buku, level kebag atas

minimal dua buku. Dengan banyaknya ilmu yang

didapat dalam membaca buku maka diharapkan

seuluruh karyawan dapat bekerja lebih inovatif,

efisien dan lebih canggih lagi. Dengan banyaknya

ilmu juga karyawan dapat melayani konsumen

dengan ramah dan dengan hati yang ikhlas.

Kemudian apabila disisa-sisa waktu setelah kegiatan

membaca yasin bersama juga terkadang

diadakannya kegiatan bedah buku bersama, hal ini

dilakukan secara bergiliran dari masing-masing

karyawan atau bidang departemen.

Adapun dari sembilan Corporate Culture LP3I

diatas merupakan budaya organisasi yang menjadi sistem

atau landasan culture LP3I yang didalamnya juga terkandung

nilai-nilai Dakwah. Niali-nilai dakwah adalah nilai-nilai

Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan hadits. Adapun

dakwah yang dilakukan oleh LP3I termasuk dalam tiga

bentuk dakwah yaitubi Al-lisan, bi Al-Hal, dan bi Al-Qalam.

Dari tiga metode dakwah diatas yang pertama

adalah dakwah bi Al-Lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan

melalui lisan, dilakukan antara lain dengan ceramah-

ceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan lain-lain. Dari

sembilan corporate culture LP3I diatas terdapat beberapa

Page 113: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

102

nilai-nilai dakwah yang dilaksanakan melalui bi Al-lisan

diantaranya adalah niat kerja sebagai ibadah, kemudian

membaca basmalah, sholawat dan kultum saat sebelum rapat,

saling mendo’akan, membaca yasin bersama.

Kemudian yang kedua adalah dakwah bi Al-Hal

adalah dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi

keteladanan, dalam kehidupan nyata yaitu suatu amal karya

nyata yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat secara

konkret sebagai objek dakwah. Dalam pelaksanaannya LP3I

menerapkan bentuk dari meode ini diantaranya yaitu

memberi salam ketika bertemu dan ketika masuk kantor,

pemotongan gaji 2,5%, sholat tepat waktu dan i’tikaf. Dari

beberapa poin tersebut LP3I telah melaksanakan sebagai

sebuah kegiatan yang langsung dirasakan oleh masyarakat

secara umum dan karyawan LP3I secara khusus.

Ketiga adalah dakwah bi Al-Qalam yaitu dakwah

yang dilakukan melalui keahlian menulis baik melalui surat

kabar, majalah, buku maupun internet. LP3I adalah sebuah

lembaga yang bergerak dibidang jasa pendidikan tentu

menjadi suatu keharusan bagi LP3I untuk terus mendorong

karyawan dibidang ilmu pengetahuan. Pada metode yang

ketiga ini LP3I juga melakukan kegiatan membaca buku dan

kemudian membedahnya bersama-sama, sehingga secara

tidak langsung ada manfaat atau ilmu yang masuk didalam

diri karyawan yang mengikuti kegiatan tersebut.

Nilai merupakan suatu anggapan, ide atau konsep

yang dapat diartikan sebagai sesuatu yang berharga.

Page 114: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

103

Kemudian dakwah berrati memanggil atau mengajak orang

kepada sesuatu perubahan yang dapat menjadi amal serta

perbuatan yang baik dalam kehidupan. Jika keduanya

dikaitkan maka akan dikenal dengan nilai dakwah, yakni

nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’am dan al-

Hadits. Nilai-nilai dakwah bukanlah suatu barang yang mati,

melainkan nilai dinamis yang disesuaikan dengan semangat

zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di

masyarakat.

Menurut Muhamad Sulton, tata nilai Islami yang

ada di Al-Qur’an bersifat historis, dinamis, dialektis, dan

profektik-transformatif. Tindakan yang dilakukan oleh umat

Islam mestinya dibangun dari pemahaman yang

komprehensif tentang ajaran Islam yang didalamnya terdapat

niali-nilai dakwah universal. Beberapa nilai dakwah

universal yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan umat,

diantaranya sebagai berikut :4

1) Nilai Kedisiplinan

Displin bukan hanya milik tentara atau polisi

saja, tetapi menjadi milik semua orang yang ingin

sukses. Kedisplinan tidak diartikan dengan kehidupan

yang kaku dan susah tersenyum. Kedisplinan terkait erat

dengan manajemen waktu. Bagaimana waktu yang

diberikan oleh tuhan selama 24 jam dalam sehari dapat

4Abdul Basit, Filsafat Dakwah (Depok: PT. Raja Grafindo Persada,

2013) hlm. 203-208

Page 115: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

104

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meraih

kesuksesan didunia dan akhirat.

Dalam Penerapannya LP3I sudah menerapkan

nilai kedisplinan seperti sholat tepat waktu, kemudian

pemotongan gaji setiap bulan, mengucap salam ketika

masuk kantor hal tersbut menjadi suatu aturan yang

harus dikerjakan oleh seluruh karyawan LP3I. Karena

sudah menjadi anjuran bagi semua karyawan LP3I untuk

melaksanakannyam maka demikian itu dapat mendorong

agar karyawan dapat menghargai waktu yang telah Allah

berikan, agar menjalani kehidupan ini semata-mata

tidakhanya untuk dunia saja melainkan diimbangi

dengan akhirat.

2) Nilai Kejujuran

Ada tiga hal penting yang bisa diterapkan dalam

kehidupan kita untuk memberantas ketidakjujuran dan

kejahatan lainnya yaitu : pertama, pelurusan akidah

dengan meyakini dan mengikhlaskan ibadah hanya

kepada Allah semata. Kedua perilaku, berperilaku jujur

dan jangan menyakiti orang lain. Ketiga, jangan merusak

bumi. Maksudnya bisa diperluas bukan hanya arti yang

sebenarnya, tetapi bisa dimaksudkan jangan merusak

sistem yang sudah dibangun dengan baik, akibat dari

perilaku individu yang tidak jujur.

Dari nilai kejujuran sebagaimana yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya dalam wawancara

bahwa LP3I juga mendorong agar karyawannya

Page 116: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

105

meniatkan kerja sebagai ibadah, secara perbuatan dapat

terlihat sebagai bentuk kejujuran melalui kinerjanya.

Dalam tindakan dapat dilihat bagaimana integritas dan

loyalitas karyawan mengerjakan sesuatu apabila

dikerjakan dengan niat ibadah pasti akan dibuat dengan

sebaik-baiknya.

3) Nilai Kerja Keras

Siapa yang sungguh-sungguh dialah yang pasti

dapat (man jadda wajada). Pepatah arab tersebut

merupakan hukum sosial yang berlaku universal bagi

masyarakat, tidak mengenal etnis, agama maupun

bahasa. Orang cina yang rajin bekerja dan bekerja keras,

pasti akan mendapatkan hasil dari kerja kerasnya.

Sebaliknya, umat Islam yang malas, pasti akan

menerima hasil yang sedikit karena kemalasannya

Berkaitan dengan hasil wawancara pada bab

sebelumnya dalam karakteristik budaya organisas nilai

kerja keras juga terdapat didalamnya yaitu bagaimana

agar berorientasi pada hasil. Dalam pelaksanaanya

karyawan juga dituntut agar dapat mencapai target yang

telah ditentukan oleh LP3I. Dalam hal ini dijelaskan

misalnya pada bidang marketing dalam promosi tentang

bagaimana mencari mahasiswa baru tentu menjadikan

karyawan lebih berkerja keras agar dapat mendapatkan

mahasiswa baru sesuai dengan target yang ditentukan

oleh LP3I.

Page 117: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

106

4) Nilai Kebersihan

Umat Islam seringkali diperkenalkan dan

dianjurkan untuk menjaga kebersihan. Setiap bahasan

pertama tentang Fiqh Islam diawali dengan pembahasan

tentang kebersihan seperti menghilangkan hadas besar

dan kecil, menggunakan air yang bersih dan mensucikan,

berwudlu, dan lain sebagainya. Menjaga kebersihan

merupakan nilai dakwah universal yang dapat dilakukan

oleh siapa saja, apalagi umat Islam yang jelas-jelas

memiliki dasar kuat untuk menjaga kebersihan.

Dalam menjaga kebersihan karyawan LP3I

dianjurkan untuk membaca sholawat, membaca yasin

bersama dan sholat tepat waktu dari beberapa nilai-nilai

dakwah tersebut tentuk dalam pelaksanannya seluruh

karyawan harus menjaga kesucian anggota badan atau

berwudlu sebelum mengerjakannya.Hal ini berakitan

dengan nilai kebersihan dalam mengerjakan wudlu yang

merupakan suatu keharusan sebelum membaca sholawat,

membaca yasin, dan mengerjakan sholat.

5) Nilai Kompetisi

Islam tidak melarang umatnya untuk

berkompetisi, karena kompetisi merupakan dalah satu

motivasi psikologis yang sangat umum dimiliki oleh

setiap manusia. Setiap mahasiswa akan memiliki

motivasi untuk berkompetisi diantara teman-temannya.

Kebanyakan manusia biasanya melakukan kompetisi

dalam urusan materi dan dunia yang fana. Oleh karena

Page 118: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

107

itu, Rasulullah mengingatkan agar umat Islam tidak

berkompetisi secara berlebihan dalam urusan dunia.

Pada konsep karakteristik budaya organisasi

diatas juga menjelaskan bahwa ada agresivitas atau

kompetetif yang juga diterapkan dalam budaya

organisasi LP3I. Nilai kompetisi ini menjadi acuan

dalam mengetahui karyawan dalam bekerja seperti

karakter kerja yang disiplin, mentaati budaya kerja yang

baik sesuai dengan aturan, dari kompetensinya karyawan

pimpinan LP3I dapat melihat dan menilai bagimana

track record karyawan yang bekerja dengan baik atau

sebaliknya. Dengan demikian LP3I dapat memberikan

apresiasi kepada karyawan yang mampu berprestasi,

sehingga dalam program yang dijalankan oleh LP3I

dapat menjadi dorongan agar seluruh karyawan dapat

bersaing secara baik agar menjadikan etos kerja yang

dapat dinilai dari kesungguhan karyawan dalam bekerja.

Page 119: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

108

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta

keterangan dari LP3I Jakarta Pusat, maka pada bab ini penulis

menarik kesimpulan dari hasil penelitian mengenai Nilai- nilai

Dakwah dalam Budaya Organisasi LP3I Jakarta Pusat yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya. Selain itu peneliti juga

memberikan implikasi, dan saran-saran yang mungkin

merupakan bahan-bahan masukan bagi pihak- pihak yang

berkepentingan.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai

berikut:

1. Sebagai lembaga yang berorientasi kerja dan juga bergerak

dibidang jasa pendidikan LP3I telah menerapkan budaya

organisasi kepada seluruh karyawan LP3I yang mengacu

pada konsep tujuh karakteristik budaya organisasi menurut

O’reilly dan Jehn seperti dikutip oleh Robbins dalam

bukunya yaitu: inovasi dan keberanian mengambil resiko

(innovation and risk taking), perhatian terhadap detail

(attention to detail), berorientasi pada hasil (outcome

orientation), berorientasi kepada manusia (people

orientation), berorientasi kepada kelompok (team

orientation), agresivitas (aggressiveness), dan stabilitas

(stability).

Page 120: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

109

2. Nilai-nilai dakwah dalam budaya organisasi LP3I Jakarta

Pusat telah menerapkan budaya organisasi yang didalamnya

mengandung nilai-nilai dakwah. Ada sembilan coorporate

culture LP3I yang menjadi pola atau landasan aturan

didalam LP3I diantaranya yaitu, niat kerja sebagai ibadah,

memberi salam ketika bertemu dan ketika masuk kantor,

membaca basmalah, sholawat dan kultum sebelum rapat,

pemotongan gaji 2,5% untuk ZIS, sholat tepat waktu,

i’tikaf, saling mendo’akan, yasinan bersama, dan membaca

buku. Dalam penerapannya peneliti juga mengaitkan

dengan nilai-nilai dakwah secara universal yang dapat

diapalikasikan dalam kehidupan berorganisasi diantaranya

yaitu nilai kedisiplinan, nilai kejujuran, nilai nilai kerja

keras, nilai keberhasilan, dan nilai kompetisi. Sehingga dari

beberapa nilai-nilai dakwah tersebut yang dilaksanakan

seacara terus menerus menjadikan LP3I berbeda dengan

organisasi atau lembaga lain di Indonesia.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

LP3I telah melaksanakan budaya organisasi yang mengacu

pada tujuh karakteristik budaya organisasi diatas, LP3I selalu

berbenah dalam meningkatkan kinerja karyawan agar lebih

maju dan bersaing oleh karenanya dengan melakukan inovasi

keberanian mengambil resiko, memperhatikan setiap detail,

bekerjasama antar individu dan kelompok, mempunyai tujuan

hasil, memiliki sikap agresif dan kompetetif serta selalu

menjaga stabilitas organisasi agar tidak mundur, hal itu

Page 121: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

110

menjadi acuan semangat seluruh karyawan dalam memajukan

LP3I secara khusus.

Kemudian dalam meningkatkan kualitas karyawan

budaya organisasi yang diterapkan dalam LP3I memiliki

peranan penting bagi LP3I. Karena selain menjadi pola atau

landasan aturan didalam organisasi didalamnya terdapat nilai-

nilai dakwah yang berpengaruh pada karakter karyawan itu

sendiri. Sehingga dengan diterapkannya budaya organsasi yang

mengandung nilai-nilai dakwah menambah ketekunan dan

budaya kerja yang baik, kemudian juga dengan adanya

kegiatan rohani juga dapatmembentuk daya tahan spiritual

agama dan juga meningkatkan keimanan karyawan secara

langsung.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah

dipaparkan sebelumnya, penulis mencoba memberikan

beberapa saran mengenai budaya organisasi di LP3I dan juga

nilai-nilai dakwah yang diterapkan dalam budaya organisasi

LP3I. Semoga saran ini dapat menjadi pertimbangan bagi LP3I

Jakarta Pusat dimasa mendatang.

1. Dalam pelaksanaan budaya organisasi, satu hal yang

harus menjadi perhatian adalah pemaknaan dari seluruh

orang-orang yang ada dalam LP3I, baik karyawan, pihak

manajemen maupun tingkat pimpinanterhadapnilai-

nilaidawkah yang terkandung didalam budaya organisasi

tersebut. Dengan begitu nilai-nilai yang ada dapat

dimaknai dan dihayati bersama sebagai sebuah prinsip

Page 122: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

111

yang menjiwai dalam melakukan pekerjaan.

2. Dengan memaknai penerapan nilai-nilai yang terkandung

pada budaya organisasi tersebut, maka haruslah orang-

orang yang ada di LP3I dapat bekerja dengan tulus dan

bersemangat untuk menghasilkan yang terbaik bagi

perusahaan. Dan itu semua hendaknya dilakukan dalam

rangka wujud pengabdian kepada Allah SWT.

3. Dalam penerapannya agar nilai-nilai dakwah atau

Sembilan corporate culture yang dimiliki oleh LP3I juga

dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa/mahasiswi LP3I.

Sehingga tidak hanya menjadi prioritas karyawan tetapi

mahasiswa/mahasiswa juga merasakan manfaatnya.

4. Bagi pembaca hendaknya dapat memahami, dan

merenungkan nilai-nilai dakwah yang diterapkan dalam

budaya organisasi dan diharapkan dapat mengaplikasikan

dalam kehidupan organisasi dan bahkan masyarakat juga

negara. Karena nilai-nilai tersebut merupakan sebuah

tatanan yang dapat dijadikan norma atau aturan yang dapat

diterapkan didalam kehidupan sehari-hari serta mengharap

ridho Allah SWT.

Page 123: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

112

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Anees Q. Bambang, Filsafat Ilmu

Komunikasi Bandung: PT. Rema Rosdakarya, 2007.

Azis, Ali, Moh, Ilmu Dakwah, Prenada Media Group: Jakarta,

2015.

Basit, Abdul. Filsafat Dakwah, Depok: PT. Raja Grafindo Persada,

2013.

Darajat, Zakiyah. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental,

Jakarta: Gunung Agung, 1995.

Haris, Abdul. Pengantar Etika Islam. Sidoarjo: Al-Afkar, 2007.

Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu

Sosisal, Jakarta: Salemba Humamika, 2010.

Ilaihi Wahyu, Munir, M. Manajemen Dakwah, Jakarta: Rencana,

2006.

Masturi, Ade. Rubiyanah, Pengantar Ilmu Dakwah, Lembaga

penelitian UIN Jakarta: Jakarta, 2010.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007.

Munir, Samsul.Ilmu Dakwah, Jakarta: AMZAH, 2009.

Ndraha, Taliziduhu . Teori Budaya Organisasi Jakarta: Rineka

Cipta, 2005.

Prawironegoro, Darsono. Budaya Organisasi: Kajian, Organisasi

Bisnis, Ekonomi Sosial, Pendidikan, dan Polotik, Jakarta:

Nusantara Consulting, 2009.

Poerwandari, Kristi E. PendekatanKualitatif dalam Penelitian

Psikologi, Jakarta: LPSP3-UI, 1998.

Page 124: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

113

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi, Jakarta : PT.

Prenhallindo, 2002.

Sadiah, Dewi. Metodologi Penelitian Dakwah, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2015.

Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2011.

Suharsini. Arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek,

Jakarta : PT. Rinika Cipta, 2002.

Sutrisno, Edy. Budaya Organisasi, Jakarta: Prenadamedia Group,

2010.

Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen: Perilaku, Struktur,

Budaya dan Perubahan Organisasi, Bandung: Alfabeta,

2014.

Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya:

Al-Ikhlas, 1983.

Tasmara, Toto. Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakata: PT.

Amanah Bunda Sejahtera, 1995.

Usman, Husaini, Akbar Setiadi Puronomo, Metodologi Penelitian

Sosial, Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009.

W. W Seto Indiawan, Semiotika Komunikasi,Jakarta: Wacana

Media, 2013.

Website dan dokumentasi:

Buku Pedoman Visi-misi dan Corporate culture LP3I, dikutip pada

9 November 2018.

“Profil dan Visi-Misi politeknik Lp3i Jakarta”, 2018

https://www.lp3i.ac.id/kampus/politeknik-lp3i-

jakarta/diunduh pada 25 Oktober 2018.

Page 125: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

114

Sejarah Singkat Lp3i,

https://lp3ipusat.wordpress.com/2013/02/19/sejarah-

singkat-lp3i/ diunduh pada 25 Oktober 2018

Tentang profil lp3i https://www.lp3i.ac.id/tentang-kami/ diunduh

pada 25 Oktober 2018.

Skripsi :

1. Andi Hastono, “Nilai-nilai Islam pada Budaya

Organisasi Bank Syariah Mandiri Pusat”. Skripsi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, 2009.

2. Farhani, “Hubungan Budaya Organisasi dengan

Produktifitas Kerja Karyawan PT. Fondaco

Mitratama Jakarta” Skripsi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Psikologi, 2009.

3. Nurjanah, “Analisis Budaya Organisasi dan

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi

kasus Bank DKI Syariah Cabang Wahid Hasyim

Jakarta Pusat)” Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum 2008.

4. Sanah, “Hubungan Budaya Organisasi dengan

Kualitas Kinerja Guru di MTs Al-Furqon Cileungsi”

Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan dan Keguruan, 2006.

Page 126: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

LAMPIRAN

Page 127: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Judul : Wawancara dengan Fitoyo Ibnu Ismail, Asisten

Koordinator Pendidikan Agama LP3I Jakarta Pusat.

Tempat : Kantor LP3I Jakarta Pusat, Jl. Kramat Raya No. 7-

9, Kramat, Senen, RT.4/RW.2, Kramat, Senen, Kota Jakarta

Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Tanggal, 4 Desember 2018.

1. Bagaimana Budaya Organisasi di LP3I?

Yaa Alhmdulillah dari pimpinan kita di LP3I ini sangat kental

dibidang agama, yang pertama ketika ketemu sesama

karyawan harus memberi salam, yang kedua harus menjaga

sholat diawal waktu berjamaah, yang ketiga untuk laki-laki ini

harus meluangkan waktu i’tikaf dakwah, harus membaca buku

terus kerja niatkan ibadah dan juga menyisihkan sebagian

penghasilan untuk zakat, ada sembilan si coorporate

culturenya.

2. Sejauh ini perkembangan/kemajuan setelah

diterapkannya budaya organisasi?

Alhmdulillah untuk mahasiswanya kita diakui Dikti 0%

tawuran, terus juga dari lulusan kita alhmdulillah 90%

diterima oleh perusahaan dari akhlak mereka, bahkan

memberikan pengaruh positif kesemangat kerja. Kalo untuk

karyawannya alhmdulillah mengurangi masalah didalam

pekerjaan, karena kan kita dilatih kalo ada masalah yaa

dengan memperbaiki sholat terus juga mengajak memotivasi

kebaikan.

3. Budaya organisasi kepada karyawan mendorong

karyawan bersikap inovatif?

Ya memang setiap kita ini dilatih salah satunya di LP3I

khususnya karyawan itu adanya kegiatan story telling, jadi

Page 128: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

setiap sebulan sekali karyawan diberikan jatah untuk

menceritakan sesuatu dengan menggunakan bahasa inggris,

ini berguna untuk meningkatkan pelayanan supaya kita tidak

tertinggal, LP3I juga tidak ketinggalan dalam hal internet

setiap penerimaan mahasiswa baru registrasi dan ujiannya

menggunakan online, masih banyak lagi yang sedang

diupayakan oleh LP3I.

4. Menurut Bapak bagaimana cara mendorong karyawan

bersikap cermat dan memperhatikan hal detail?

Salah satunya ada pelatihan-pelatihan disetiap bagian dari

pihak manajemen. Bagaimana cara memutuskan sesuatu

kemudian, ada pelatihan memperbaiki diri kita juga berlatih

dan dari pimpinan itu selalu peduli terhadap hal-hal kecil,

misalnya saat bekerja ada karyawan yang tidak sholat tepat

waktu itu pasti diingatkan, jadi seperti itu.

5. Bagaimana Penerapan dan pelaksaanaanya?

Ada kegiatan program jum’at berseri, itu ada kegiatan

membaca surat yasin dan mengirim surat fatihah kepada

pemimpin lembaga yang sudah mendahului kita, terus juga

kepada ulama, civitas akademik terutama kepada yang sakit.

6. Apakah keputusan yang diambil selalu

mempertimbangkan efek atau dampak?

Yaa jadi lebih kekeluargaan, supaya sisi manfaatnya itu lebih

kuat.

7. Apakah LP3I lebih mementingkan kegiatan kelompok

atau individu?

Jelas kelompok, karena apa-apa kita selalu berjamaah sesuai

dengan anjuran agama kalau berjamaah kan semua jadi

Page 129: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

kebiasaan baik, itu juga untuk kepentingan LP3I ini karena

tujuannya bersama-sama.

8. Cara menciptakan suasana yang kompetetif ?

Ya itu kerjasama dengan perguruan tinggi dari luar negeri,

untuk memberikan pelatihan-pelatihan dan kita memanggil

narasumber yang ahli dibidang tersebut yang kompeten.

9. Bagaimana menyelesaikan konflik antar karyawan di

LP3I?

Ya kita mengadakan tim kecil, supaya kita bisa diurai

masalahnya salah satunya itu dengan kita melakukan evaluasi

bersama setiap hari jum’at, kemudian kita diskusikan

masalahnya, setiap ada problem kita bicarakan adanya

keterbukaan, kita berdo’a istighfar bersama jadi sesama

karyawan kita selalu berusaha saling menjaga.

10. Di LP3I sangat menjaga budaya organisasi, Bagaimana

cara menjaga stabilitas organisasi?

Di LP3I ada agenda rapat koordinasi, rapat kerja salah satu

kegiatan utama untuk menjaga kestabilan organisasi. Dan

setelah kita rapat koordinasi juga harus ada keseimbangan,

kegiatan juga diimbangi dengan i’tikaf, tawakal kepada

Allah dan itu harus dibimbing langsung oleh ulama.

Page 130: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Judul : Wawancara dengan Muhammad Ishak, Eksekutif

HRD Officer LP3I Jakarta Pusat.

Tempat : Kantor LP3I Jakarta Pusat, Jl. Kramat Raya No. 7-

9, Kramat, Senen, RT.4/RW.2, Kramat, Senen, Kota Jakarta

Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Tanggal, 4 Desember 2018.

1. Bagaimana Budaya organisasi yang dijalankan di LP3I?

Jdi pemimpin itu merasa bahwa sebuah bentuk kegiatan usaha

dan keberhasilan itu atas dasar pertolongan Allah, itu hasil

dari tawakal kepada Allah meskipun manusia yang berusaha.

Dan itu memiliki keyakinan seperti itu makanya banyak

pegawai LP3I juga diminta keluar Dakwah Tabligh ke Masjid-

masjid dan juga mahasiswanya ketika liburan juga kita ajak

setiap kelompok 10orang kita ajak ke masjid untuk dakwah

selama 3 hari itu menjadi ciri khas juga, dan ini salah

satunya.

2. Apa saja budaya organisasi yang termasuk dalam nilai-

nilai dakwah?

Ada sembilan pointadi salah satunya, kerja niat sebagai

ibadah, mengucapkan salam ketika bertemu, jalan ketemu

sesama pegawai ucapkan assalamualaikum, dan ada potong

gaji 2,5 %, kemudian kalo kita musyawarah atau sebelum

rapat dimulai baca basmallah, sholawat dan kultum, yang

kelima sholat berjamaah. Jadi mau rapat kecil atau besar,

pimpinan kerja atau pegawai juga langsung berhenti tunaikan

Page 131: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

sholat. Itu bagian coorporate culture LP3I itu menjadi ruhnya,

kalo pohon jadi akarnya.

3. Bagaimana perkembangan dan kemajuan?

Ini kalo dihubungkan dengan i’tikaf tadi ya, ada orang tua

tanya, pak anak saya diapain pak? Dulu males sekarang ko

jadi rajin sholat jamaah, bahkan setelah lulus ada yang ikut 3

hari setiap bulan ke masjid-masjid dan ini nilai-nilainya, nilai

positifnya bukan hanya kita didik kepandaiannya saja tetapi

juga akhlaknya. Perkembangan untuk karyawan juga sangat

bagus sekali karena mereka bekerja juga ada nilai-nilai

agama, ibadahnya didalamnya. Tadi kita bekerja saat adzan

berkumandang semua berhenti, sholat berjamaah itu kan

sangat bagus dan berbengaruh pada kebiasaan, terus juga

saling mendo’akan. Jadi seperti itu salah satunya

berpengaruhnya kepada pegawai sangat bagus.

4. Bagaimana LP3I mendorong karyawannya bersifat

inovatif?

Kalau terobosan itu lebih banyak didepartemen marketing,

bagaimana mencari dan sejauh mana peluang pasar itu harus

inovatif, persaingan makin ketat, ekonomi makin susah itu

harus inovatif bagaimana promosinya, bagaimana

pendekatannya itu ada dimarketing. Kalo kita di HRD hanya

pelatihannya saja jadi seminggu sekali melakukan pelatihan.

Kreatif thinking misalnya bagaimana inovatif pekerja, cara

bentuk suatu organisasi biar kesatuan hadir itu ada semua

pelatihannya.

Page 132: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

5. Bagaimana cara mendorong dan memotivasi karyawan?

Itu tadi kembali kepelatihan tadi, kalo misalnya penghematan

dalam penggunaan internal, itu dengan efisiensi kecuali kalo

untuk eksternal janganlah. Nah itu kan sebagai terobosan

juga, itu sebagian contohnya.

6. Kemudian bagaimana penyelesaian konflik di LP3I ?

Problem itu pasti ada disemua tempat, kita ada yang namanya

satuan hati kalo jum’at kita kumpul yasinan, kasih kultum dan

kita makan bareng-bareng satu nampan berempat itu ada

ilmunya. Dulu orang tua kita begitu takut, kita sama saudara

kan begitu dekat, kenapa? itu karena kalo ngasih makan

dengan disuapin karena air liur. Kemudian disatuan ABRI

militer, satu saja disenggol satu truck datang, itu karena air

liur mereka satu kalo bener itu membawa kesatuan hati. Jadi

yaa ketika ada masalah bisa selesaikan dengan baik-baik.

7. Bagaimana bentuk komunikasi atasan kebawahan, atau

bawahan kebawahan?

Bagus, karena kita setiap jum’at setalah yasinan bareng ada

musyawarah, ada masalah atau informasi apa disampaikan

disitu setiap jum’at rutin dari jam 9 smpai jam 11, itu kan ada

komunikasi dari semua lapisan baik bawahan atau atasan

semua koordinasi.

8. Apakah LP3I berfokus pada hasil atau proses, bagaimana

penerapannya?

Kita dua-duanya, hasil proses ada dan target juga ada.

Misalnya proses udah benar hasilnya tidak sesuai ya harus di

Page 133: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

review dan dievaluasi, semua menjadi satu arah, satu tujuan

tapi utamanya itu proses kemudian baru hasil, itu utamnya.

Misalnya dibidang marketing dalam mencari mahasiswa baru

itu juga sudah ditargetkan oleh pimpinan berapa jumlahnya,

akan tetapi kita juga harus memperhatikan proses juga kan,

agar keduanya tercapai.

9. Bagaimana mengambil keputusan, apakah setiap

keputusan yang diambil selalu memperhatikan efek atau

dampaknya?

Dalam pengambilan keputusan, kalou misalnya terkait HRD

kita lihat pengaruhnya seperti apa? Bisa saja ketika ada

kesalahan kita langsung putuskan atau pecat, akan tetapi kan

kita lihat keluarganya bagaimana nasibnya, susahnya mencari

kerja. Jadi kita harus bina dulu ujung-ujungnya, semaksimal

kita, kalau masih belum beres kita pindah mutasi pindahkan

kecabang lain misalnya, jadi disana juga dapat pelajaran

misalkan disini mungkin bosan atau tidak betahkan ya? Itu

ada beberapa kasus seperti itu, jadi kita kasih tanggung jawab

dulu misalnya kita kasih tugas dalam 3 bulan bulan bisa

selesai atau tidak? kalau tidak kamu siap dimutasi atau

dipindahkan jadi begitu kalau sudah terlalu lama itu ada

perjanjiannya.

Page 134: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 135: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Judul : Wawancara dengan Widiatama Fajar, Dosen dan

Staff Pegawai LP3I Jakarta Pusat.

Tempat : Kantor LP3I Jakarta Pusat, Jl. Kramat Raya No. 7-

9, Kramat, Senen, RT.4/RW.2, Kramat, Senen, Kota Jakarta

Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Tanggal, 4 Desember 2018.

1. Bagaimana Budaya Organisasi yang diterapkan di LP3I?

Kalo di LP3I itu kan sebenarnya ada budaya kerja yang

terapkan, ada 9 yaitu pertama datang ke pekerjaan, niat kerja

karena ibadah,memberi salam nah itu selalu disoundingkan

kepada setiap karyawan ketika ketemu, kepada owner itu yang

selalu digaungkan. Agar coorporate culture itu diterapkan

diseluruh cabang itu harus masuk keseluruh cabang LP3I.

2. Ada sembilan poin coorporate culture? Mengapa harus

diterapkan?

Ya begini mas dari sembilan poin itu kan menjadi apa?Eee’

suatu keharusan yang juga karyawan ini miliki, karena kan

semuanya itu kebikan seperti tadi niat kerja sebagai ibadah,

kalau kita dari rumah sudah niat baik untuk menafkahi anak

dan istri, itu kan bagian dari ibadah. Saya kira LP3I satu-satu

lembaga umu yang mungkin menerapkan kerja Islam seperti

ini.

3. Sejauh ini perkembangan atau kemajuan setelah

menerapkan budaya organisasi ?

Kalau untuk secara implementasi itu baik digunakan ya,

karena itu ada kandungan nilai-nilai manfaat, ada juga nilai-

nilai dakwah yang ada dicoorporate culture mungkin sudah

Page 136: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dibaca ya? Membaca Basmalah, Sholawat dan Kultum

sebelum rapat nah itu kan secara rohani temen-temen ini

mendapat knowlage pengetahuan tentang agama yang

diterapkan disetiap karyawan.

4. Bagaimana mendorong karyawan bersikap inovatif?

Kalau disetiap lingkungan kerja pastinya ada masalahkan ya?

Dengan adanya masalah kan kita membahas bagaimana

solusinya kan gitu, nah itu kan kita harus memberanikan kita

untuk berbicara dilungkungan kita, suka atau tidak suka harus

mendengar jadi kita ada manajemen keterbukaan, jadi kita

bersyukur ketika ada masalah malah membuat kita jadi

inovasi, melakukan perubahan-perubahan.

5. Apakah LP3I lebih berfokus pada proses atau hasil?

Bagaimana penerapanya?

Ya LP3I menekankan pada hasil karena kita ada target kerja,

akan tetapi juga tidak memudahkan proses karena ada

perencanaan, dan juga penerapannya akan ada evaluasi dan

kontrol dari atasan ketika kinerjanya kurang baik kemudian di

adakan evaluasi kembali, jadi kita buatkan plan A, Plan B

bahkan Plan C ketika terjadi sesuatu. Makanya setiap rapat

hari jum’at, setelah itu biasanya berdo’a kita melakukan

evaluasi kerja, sehingga tahu sejauh mana hasil yang

tercapai, itu utamanya.

Page 137: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

6. Apakah dalam pengambilan keputusan selalu

mempertimbangkan efek atau dampaknya ?

Dampak itu pasti ada, pengambilan keputusan itu kan

sebenernya pimpinan tertinggi yaa. Dimana pengambilan

keputusan tertinggi diatas kita yang mengambil semua kendali

organisasi dan itu pasti ada dampak positifnya bahkan

nengatifnya itu bisa jadi. Akan tetapi kita harus memikirkan

kedepannya lebih baik karena organisasi ini akan terus

berjalan tetapi tidak merugikan sebelah pihak, intinya seperti

itu.

7. Bentuk komunikasi pimpinan ke bawahan, atau pegawai

dengan pegawai ?

Komunikasi kita biasa aja si ya, pimpinan dengan bawahan,

bawahan dengan keatasan, kadang kalo ada masalah kita

biasa dengan berdiskusi, dengan rapat dan kalau memang

tidak terhendle dibawah yaa kita keatasan, jadi kadang-

kadang kita bisa berkomunikasi dengan atasan

Page 138: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 139: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Judul : Wawancara dengan Nawawi, Bidang Pendidikan

Kerohanian, LP3I Jakarta Pusat.

Tempat : Kantor LP3I Jakarta Pusat, Jl. Kramat Raya No. 7-

9, Kramat, Senen, RT.4/RW.2, Kramat, Senen, Kota Jakarta

Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Tanggal, 4 Desember 2018.

1. Mengapa di LP3I menerapkan Sembilan Coorporate

Culture?

Ya maksud dubuatkannya itu LP3I mempunyai keinginan,

karena orang dalam membuat dalam satu usaha orientasinya

bukan hanya satu tetapi dunia dan akhirat. Bagaimana

suasana kerja dengan syar’i bukan hanya mengedepankan

faktor-faktor duniawiah saja tetapi juga ukhrowinya. Makanya

tiap-tiap karyawan, dosen, mahasiswanya dan seluruh

karyawan di manajemen itu semua diarahkan supaya punya

pemikiran bagaimana memasukkan ruh-ruh agama ada dalam

kehidupannya, makanya diberikan pemahaman fungsi kerja

bukan hanya duniawi saja, tetapi juga fungsi kerja adalah

perintah agama.

2. Bagaimana menerapkan niat kerja sebagai ibadah? Dan

cara mengetahuinya?

Ada dalam Al-Qur’an pengertian ibadah itu kan luas, apabila

niat kerjanya karena Allah untuk ibadah dari rumah ketempat

kerja pasti akaa ada niat kejujuran, kerjakeras, dan juga

tanggung jawab sebaik mungkin. Jadi seperti itu, apabila

mereka memberikan ilmu kepada yang lain mahasiswa

Page 140: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

misalnya pasti juga akan dilandasi dengan keagamaan,

keikhlasan. Dan cara mengetahuinya bias dilihat, memang

kalau yang ghoibiah memang tidak bias dilihat. Tetapi kalau

secara zohir kan bisa dilihat dengan integritasnya,

loyalitasnya jadi berhubungan dengan tindakan, jadi tatkala

dia mengerjakan sesuatu karena ibadah maka dia buat dengan

sebaik-baiknya.

3. Mengapa ada memberi salam ketika bertemu, membaca

basmalah, sholawat?

Dalam kehidupan kita sehari-hari yang namanya manusia

sepandai apapun memerlukan kepada khaliqnya, tatkala kita

memberi salam berarti kita berkeinginan seluruh aktivitas kita

ini ada campur tangan Allah. Orang kan di do’akan

assalamualaikum semua berharap kesejahteraan,

keselamatan, keberkahan jadi kita berkeinginan setiap kita

memberi salam. Dan juga kita mengucapkan kata-kata yang

baik maka akan terbentuk kebaikan begitu juga mungkin

sebaliknya sedangkan itu semua do’a yang begitu hebat, maka

dikatakan do’a adalah senjata bagi orang yang beriman.

Beigitu juga dengan sholawat bagaimana mengaplikasikan

kehidupan kita dengan kehidupan Rasulullah jadi bukan

hanya sholawat, itu yang kita minta supaya kehidupan

beragama itu terwujud.

4. Bagaimana penerapan kultum sebelum rapat ?

Budayanya kan kita setiap rapat sebelumnya ada pembacaaan

sholawat tadi, kemudian kultum dimulai itu secara bergantian

dimasing-masing bidang atau divisi istilahnya, karena pemilik

Page 141: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

atau pendiri LP3I ini berkeinginan bukan hanya memberikan

yang sifatnya duniawiah saja melainkan ukhrowinya, istilah

kata bukan hanya mengisi akalnya saja tetapi juga dengan

rohaninya.

5. Bagaimana cara menerapkan pemotongan zakat 2,5%

untuk ZIS?

Iya jadi kembali kerja karena ibadah, kita sudah

membudayakan azas-azas syariat tadi karena dengan ketaatan

kita kepada Allah ada saja hal-hal ghaibiah yang Allah

berikan dan harus kita yakinin hal-hal itu. Itu juga secara

sukarela, jadi memang semuanya sudah diberikan budaya

seperti itu sebelum masuk ke LP3I.

6. Bagaimana penyaluran zakat 2,5% tersebut?

Itu ada lembaganya tersendiri, Baik melalui Yayasan Ar-

Rahman dan orang-orang yang kurang mampu disekitar

kampus. Jadi sasarannya itu kita langsung keorangnya

termasuk daerah perumahan pinggiran rel, jadi mereka kita

datangi untuk anak-anak mereka yang sekolah dan juga

kepada mahasiswa yang kurang mampu atau yatim piatu itu

kita bantu.

7. Mengapa ada pembacaan yasinan Bersama? Dan mengapa

hanya surat yasin?

Ya itu memang pertanyaan yang sering dilontarkan, kenapa

bukan yang lain? Jadi kita tahu ada anjuran

Rasulullah:“barang siapa yang diawal hari membaca surat

yasin Allah naikkan seluruh hajat-hajatnya”, bukan berarti

surat yang lain tidak. Surat yasin itu kan merupakan hatinya

Page 142: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Al-Qur’an, ada yang bilang juga jantungnya Al-Qur’an, juga

kan merupakan budaya pada pendahulu kita, ulama kita. Dan

dalam yasin kan banyak fadhilahnya, isi kandungannya kan

banyak dan harus dipahami juga dengan harapan membaca

berulang-ulang mungkin bisa sampai hafal kan itu bagus.

8. Bagaimana pelaksanaan I’tikaf di LP3I?

Itu berlaku semua karyawan dan memang pelaksanaanya kita

sebatas penganjuran saja, mengapa harus tiga hari nanti itu

akan tahu mamsukkan ruh-ruh Islami yang tingkatnya dasar-

dasar terlebih dahulu. Dimulai dengan hal-hal kecil misalnya

mulai memperbaiki wudlunya, istinjanya, kemudian juga

muamalah, muasharohnya juga belajar memakmurkan masjid.

Mungkin dengan kita buat seperti ini jadi tau kapasitas kita

dan sebagai jawaban juga bahwa agama itu mudah ada

contohya jika diamalkan.

9. Mengapa ada membaca buku? Bagaimana

pelaksanaannya?

Ini termasuk budaya yang harus kita lestarikan juga, kita tahu

bahwa yang kita bina selain agama adalah pengetahuan

umum membaca

Page 143: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 144: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 145: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Page 146: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

FOTO-FOTO

1. Penulis dengan Fitoyo Ibnu Ismail, (Asisten Koordinator

Pendidikan Agama),

2. Penulis dengan Muhammad Ishak, (Eksekutif HRD Officer),

3. Penulis dengan Widiatama Fajar, (Staff Pegawai/Dosen

LP3I).

Page 147: NILAI NILAI DAKWAH DALAM BUDAYA ORGANISASI LEMBAGA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44159/1/GIGIH...Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

4. Gedung dan kantor LP3I Jakarta Pusat