NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR...

155
NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR PADA KONTEN DAKWAH DI INSTAGRAM HANAN_ATTAKI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos) Oleh: Surya Handika Rakhmat NIM: 11150510000209 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020M / 1441 H

Transcript of NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR...

Page 1: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM

KOMENTAR PADA KONTEN DAKWAH DI INSTAGRAM

HANAN_ATTAKI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Sos)

Oleh:

Surya Handika Rakhmat

NIM: 11150510000209

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020M / 1441 H

Page 2: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran
Page 3: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

iii

NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM

KOMENTAR PADA KONTEN DAKWAH DI INSTAGRAM

HANAN_ATTAKI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Surya Handika Rakhmat

NIM: 11150510000209

Pembimbing

Dr. Rulli Nasrullah, M.Si

NIP. 197503182008011008

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

TAHUN 2020 M/ 1441 H

Page 4: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran
Page 5: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

v

ABSTRAK

Surya Handika Rakhmat

“Nilai Budaya Khalayak Digital dalam Komentar pada

Konten Dakwah di Instagram hanan_attaki”

Interaksi kini tidak lagi semata bertatap muka, terdapat

bentuk interaksi tatap layar yang hadir karena media sosial.

Melalui jaringan internet pengguna media sosial dapat

berkomunikasi tanpa ada batasan ruang dan waktu. Pendakwah

Hanan Attaki salah satu pemanfaat media sosial untuk

menyebarluaskan dakwah melalui media audio dan visual. Di

dalam akun media sosialnya, terjadi interaksi antar sesama

penikmat kontennya. Interaksi di kolom komentar itu kemudian

membentuk sebuah realitas baru dan nilai-nilai budaya di ruang

siber.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penulisan ini

adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Penelitian

ini dilakukan untuk melihat praktik nilai budaya dan nilai-nilai

budaya yang muncul dalam komentar pada konten dakwah di

Instagram hanan_attaki.

Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan

pendekatan etnografi virtual dengan analisis media siber. Analisis

media siber digunakan untuk meneliti media sosial dengan ruang

lingkup makro dan mikro.

Praktik nilai budaya khalayak digital terbagi dalam empat

level analisis. Level-level dalam analisis media siber adalah ruang

media di mana dalam penelitian ini merupakan media sosial

Instagram, lalu level dokumen media adalah konten-konten

dakwah yang diunggah Hanan Attaki. Pada level objek media

menunjukkan adanya interaksi antar sesama warganet di kolom

komentar Instagram hanan_attaki. Sedangkan level pengalaman

media, mayoritas akun pengguna yang berinteraksi di kolom

komentar adalah akun beridentitas dengan persentase 92% dan 8%

untuk pengguna anonim. Berbagai komentar di Instagram

hanan_attaki menimbulkan nilai-nilai budaya, di antaranya nilai

personal, nilai spiritual, nilai moral, dan nilai perdamaian.

Kata kunci: Hanan Attaki, Instagram, Dakwah, Warganet, Nilai

Budaya

Page 6: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabb al-Alamin, segala puja dan puji serta

syukur kepada Allah yang telah melimpahkan nikmat yang tak

terhingga. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada

Nabi terakhir sang pembawa cahaya Islam, Nabi Muhammad Saw

serta kepada keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikutnya

hingga akhir zaman. Semoga kelak kita mendapat syafaat beliau,

Aamiin.

Sebagai makhluk sosial, penulis menyadari bahwa kita

sangat membutuhkan orang lain dalam segala hal, salah satunya

dalam penyelesaian skripsi ini. Maka, dalam pengantar ini penulis

sembahkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat

dalam membantu penulis baik berupa materil maupun moril, yaitu

kepada:

1. Kepada ibu, ibu, ibu, dan ayah tersayang yang telah

menumbuh kembangkan penulis hingga sekarang ini.

Teruntuk ibu Kurniasih dan bapak Rahmat, tidak

terhitung berapa banyak kasih sayang yang kau

berikan sampai penulis tidak dapat membalasnya.

Semoga dengan selesainya studi ini merupakan bakti

kepada orang tua sekaligus menjadi kebanggaan

bahwa satu-satunya anak ibu kini telah dewasa.

2. Bapak Suprapto selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Armawati Arbi dan Bapak Edi selaku Ketua dan

Sekertaris Jurusan KPI.

Page 7: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

vii

4. Bapak Ismet selaku dosen pembimbing akademik,

walaupun jarang bertemu tetapi tetap terima kasih.

5. Bapak Dr. Rulli Nasrullah, M.Si selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya

yang berharga untuk membimbing penulis yang masih

bodoh ini. Terima kasih untuk tidak terlalu serius dan

menyelipkan candaan ketika bimbingan.

6. Seluruh dosen KPI yang telah memberikan

perkuliahan di kelas dengan kesungguhan hati

sehingga memberikan penerangan batin untuk nalar

penulis.

7. Para pustakawan Perpustakan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN

Jakarta, dan Perpustakaan Nasional. Terima kasih telah

mengizinkan penulis memakai koleksi dan tempatnya.

8. Narasumber penelitian Ustaz Hanan Attaki dan Bang

Hasyim yang telah menjembatani penulis kepada

narasumber serta para warganet yang sudi menjadi

informan.

9. Sahabat dekat penulis selama kuliah di UIN Jakarta,

Wildan, Zaka, dan Misbah yang telah bersedia

mendengarkan keluh kesah, memberi masukan, dan

menjadi teman diskusi selama kuliah di UIN Jakarta.

10. Kawan-kawan seperjuangan KPI angkatan 2015,

khususnya KPI E walaupun sudah lama tidak kumpul

bareng, sedikit banyaknya telah mewarnai lembaran

putih penulis di kampus.

Page 8: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

viii

11. Kawan-kawan seperSMK-an penulis yang katanya

pria kualitas unggulan, Bagas, Fahmi, Feri, Ghovin,

Wahyu, Itsing, Titok, Wuwuh, Yolanda, dan lainnya

dengannya penulis menghabiskan masa remaja.

12. Kawan-kawan seperjurnalisan di Komunitas JTV KPI,

Bang Asa, Bang Tirai, Bang Ridho, Kak Sandra, Bang

Reksa, Bang Rofi, Bang Aldi, Badru, Bayu, Anam,

Baiti, Iffah, Dandi, Hafiz, Goni, Vain dan lainnya yang

banyak memberikan penulis pengalaman berharga

tentang ribetnya mengorganisir sebuah liputan.

13. Kawan-kawan seperkomunikasian di Ikatan

Mahasiswa Komunikasi UIN Jakarta, Bang Erik, Bang

Ojan, Cees, Imah, Aji, Desi, dan lainnya yang telah

mengajarkan keorganisasian. Ditunggu undangan

main bulu tangkisnya lagi.

14. Kawan-kawan sepertulisan di Forum Lingkar Pena,

khususnya Jurnalistik angkatan 13, Kak Abi, Kak

Marini, Kak Hamdan, Kak Syifa, Hafiz, Izzah, Safitri,

dan lainya yang telah mengenalkan kepenulisan

jurnalistik dan memberikan banyak pengalaman ketika

awal-awal perkuliahan.

15. Rekan-rekan Berita UIN, Pak Nanang, Pak Herman,

Adit, dan lainnya yang telah memberikan pengalaman

untuk liputan di lingkungan UIN Jakarta dan memberi

kesempatan bertemu dengan orang-orang besar.

16. Kawan-kawan KKN Bakti Semar, Hisyam, Sudar,

Naufal, Rino, Abdi, Zaenal, Lutfi, Aliyah, Dewi, Inaas,

Page 9: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

ix

Esnida, Laela, Nida, Lee, Jayanti, Vetty, Novita, Dan

Anita yang dengan mereka penulis berjuang

menyejahterakan Desa Karya Mekar selama satu

bulan. Waktu memang tidak dapat mengulang kembali

momen tersebut, tetapi percayalah kenangan itu masih

ada di laptopku kawan.

17. Rekan-rekan sepermagangan di Asofa Tour dan

Liputan6.com, Ibu Fatmawati, Bang Is, Mas Jeko, dan

lainnya yang telah memberikan kesempatan untuk

belajar kerja dan dikerjain serta banyak sekali

memberikan masukkan mengenai penulisan berita.

Kapan lagi di kantor Liputan6.com bisa main PS4.

18. Kawan-kawan sepekerjaan di Hubb Asia, Bang Novan,

Bang Dimas, Bang Hasyim, Bang Fikul, dan lainnya

yang tanpa disadari membantu penulis ketika dalam

masa paceklik, baik materil maupun iman.

Akhir kata penulis juga menyatakan terima kasih

skepada Seluruh pihak yang telah membantu penulis

dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebut

satu persatu karena keterbatasan penulis dalam mengingat

dan menulisnya.

Tangerang Selatan, 22 Februari 2020

Penulis

Page 10: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ....... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................... vi

DAFTAR ISI.......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 7

D. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................... 8

E. Metodologi Penelitian .............................................................. 9

F. Pedoman Penulisan ................................................................ 16

G. Sistematika Penulisan ........................................................ 16

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................ 19

A. Media Sosial Sebagai Medium Dakwah ............................... 19

B. Interaksi dan CMC ................................................................ 38

C. Nilai-nilai Dalam Komunikasi Antarbudaya ...................... 53

BAB III GAMBARAN UMUM ........................................................ 61

A. Biografi Ustaz Hanan Attaki ................................................. 61

B. Media Sosial Hanan Attaki ................................................... 62

C. Realitas Objektif E-Dakwah Instagram Hanan Attaki ...... 64

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............................. 67

1. Ruang media ........................................................................... 68

2. Dokumen media ..................................................................... 74

Page 11: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

xi

3. Objek Media ........................................................................... 84

4. Pengalaman Media ................................................................. 95

BAB V PEMBAHASAN .................................................................. 105

A. Praktik Nilai Budaya Khalayak Digital pada materi dakwah

bertema akhlak di akun Instagram @hanan_attaki ................. 105

B. Nilai-Nilai Budaya Khalayak Digital pada materi dakwah

bertema akhlak di akun Instagram @hanan_attaki ................. 118

C. Interpretasi ........................................................................... 119

BAB VI PENUTUP .......................................................................... 125

A. Kesimpulan ........................................................................... 125

B. Saran ..................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 129

LAMPIRAN...................................................................................... 133

Page 12: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Halaman profil IG Hanan Attaki ...................................... 63

Gambar 4.1 Pintu gerbang menuju realitas Instagram ......................... 69

Gambar 4.2 Halaman muka aplikasi Instagram ................................... 70

Gambar 4.3 Pengguna dapat menulis caption ...................................... 71

Gambar 4.4 Privasi akun Instagram ..................................................... 72

Gambar 4.5 Instagram Stories .............................................................. 74

Gambar 4.6 Unggahan akun @hanan_attaki ....................................... 76

Gambar 4.7 Ilustrasi dari video dakwah Hanan Attaki ........................ 77

Gambar 4.8 Keluku konten dakwah “Pengendalian Diri” ................... 79

Gambar 4.9 Ilustrasi yang menggambarkan seseorang yang marah .... 80

Gambar 4.10 Ilustrasi seorang yang bermunajat .................................. 81

Gambar 4.11 Keluku konten “Berbakti Kepada Orang Tua” .............. 81

Gambar 4.12 Ilustrasi kasih sayang orang tua ..................................... 83

Gambar 4.13 Ilustrasi rindu dengan ibu ............................................... 83

Gambar 4.14 Komentar kontra ............................................................ 86

Gambar 4.15 Komentar Pro ................................................................. 86

Gambar 4.16 Komentar yang memicu perdebatan ............................... 87

Gambar 4.17 Komentar sentimen negatif ............................................ 87

Gambar 4.18 Komentar yang mempermasalahkan gaya berdakwah ... 88

Gambar 4.19 Komentar promosi usaha ................................................ 89

Gambar 4.20 Komentar yang menengahi perdebatan .......................... 89

Gambar 4.21 Komentar Pro ................................................................. 90

Gambar 4.22 Komentar yang keluar dari topik .................................... 91

Gambar 4.23 Pertanyaan netizen yang keluar dari topik ..................... 91

Gambar 4.24 Komentar sentimen negatif ............................................ 92

Gambar 4.25 Komentar kontra yang belum mendapatkan penjelasan

dari @hanan_attaki .............................................................................. 93

Gambar 4.26 Komentar pro ................................................................. 93

Gambar 4.27 Akun penyebar hoaks ..................................................... 94

Gambar 4.28 Komentar yang salah kaprah tentang Ustaz Hanan ........ 94

Gambar 4.29 Budaya baru di media sosial .......................................... 94

Gambar 4.30 Akun yang sudah tidak aktif .......................................... 97

Gambar 4.31 Akun yang menggunakan privasi ................................... 99

Gambar 4.32 Akun palsu ................................................................... 101

Gambar 5.1 Tombol respon berupa like, comment, dan share ........... 108

Gambar 5.2 Interaksi antar warganet di kolom komentar .................. 109

Page 13: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

xiii

Gambar 5.3 Komentar penyebar ujaran kebencian ............................ 111

Gambar 5.4 Komentar yang menyebut Ustaz Hanan sebagai motivator

........................................................................................................... 111

Gambar 5.5 Akun yang sudah tidak aktif .......................................... 112

Gambar 5.6 Akun yang dikunci ......................................................... 113

Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran kebencian .......... 114

Gambar 5.8 Profil akun yang kontra .................................................. 116

Gambar 5.9 Tanggapan dari pemilik akun yang kontra (informan 2)

terhadap Ustaz Hanan ........................................................................ 117

Gambar 5.10 Tanggapan akun yang pro terhadap Ustaz Hanan ........ 117

Gambar 5.11 Nilai spiritual yang ada di kolom komentar ................. 123

Gambar 5.12 Warganet mempunyai peran aktif di media sosial ....... 124

Page 14: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Jumlah akun berdasarkan keberpihakannya ....................... 85

Grafik 4.2 Jumlah akun berdasarkan keberpihakkannya ..................... 90

Grafik 4.3 Jumlah akun berdasarkan keberpihakkannya ..................... 92

Grafik 4.4 Identitas akun netizen di kolom komentar konten

“Sesungguhnya Perbuatan Kita Tergantung Niat” .............................. 96

Grafik 4.5 Jumlah akun beridentitas berdasarkan jenis komentar ....... 98

Grafik 4.6 Jumlah akun anonim berdasarkan jenis komentar .............. 98

Grafik 4.7 Jumlah akun beridentas dan anonim di kolom komentar ... 99

Grafik 4.8 Jumlah akun beridentitas berdasarkan jenis komentar ..... 100

Grafik 4.9 Jumlah akun anonim berdasarkan jenis komentar ............ 101

Grafik 4.10 Jumlah akun berdasarkan identitasnya ........................... 102

Grafik 4.11 Identitas akun anonim berdasarkan jenis komentar ........ 103

Grafik 4.12 Identitas akun beridentitas berdasarkan jenis komentar . 103

Page 15: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dekade lalu, televisi masih menjadi medium favorit bagi

masyarakat untuk mencari informasi maupun hiburan.

Seseorang dapat memilih jam berapa mereka mengkonsumsi

informasi dari televisi. Atau khalayak bisa menentukan malam

ini ingin mencari hiburan di kanal mana. Sarana media

konvensional itu dapat dinikmati di rumah atau di warung kopi

pinggir jalan. Namun, konten yang disajikan masih dibatasi

geografis. Seseorang perlu membayar lebih untuk mengakses

informasi dari luar negeri.

Kini, masyarakat dihadapkan pada sebuah pilihan media

baru. Media yang mulai mengguncang popularitas televisi.

Tidak sebatas mengkonsumsi informasi semata, tetapi

pengguna media baru dapat memproduksi sendiri informasi

maupun hiburan untuknya. Media baru tersebut pun dapat

menjangkau berbagai lapisan masyarakat di seluruh dunia.

Anything anywhere. Untuk menikmatinya pun, tidak perlu

ruang khusus, cukup bermodalkan gawai dan akses internet

seseorang bisa mengakses media sosial. Bahkan, sambil

mengendarai kendaraan pun dapat mengaksesnya.

Selain itu, media sosial tidak hanya digunakan untuk

keperluan komunikasi semata. Orang-orang mulai

menggunakannya sebagai alat politik, mengais rezeki,

aktualisasi diri, mencari kekasih, hingga kemungkinan tidak

terbatas lainnya. Tidak hanya untuk hal positif, media sosial

Page 16: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

2

kerap kali digunakan dengan buruk oleh sebagian orang, misal

perundungan, penipuan, penyebaran hoaks, hingga

pencemaran nama baik.

Nilai lebih media sosial dibandingkan televisi atau media

konvensional lainnya adalah komunikasi yang tidak lagi

searah. Pengguna tidak hanya dicekoki oleh konten-konten

dari produsen, melainkan dapat merespon dan memberikan

komentar atas konten tersebut. Komunikasi antar sesama

pengguna kemudian membentuk sebuah realitas dan budaya

baru seiring dengan interaksi yang intens.

Banyak ragam media sosial yang bertebaran di internet.

Salah satu yang populer di Indonesia adalah Instagram.

Platform yang berfokus pada berbagi foto, video, komentar,

dan kemampuan untuk menyukai foto tersebut muncul di

internet pada 2010 silam yang dibuat oleh Kevin Systorm dan

Mike Krieger. Namun, pada 2012 lalu Instagram diakuisisi

oleh Facebook senilai 1 miliar dolar AS.1

Pengguna media sosial Instagram di Indonesia tidak

sedikit. Menurut data yang dihimpun oleh perusahaan analis

media sosial, NapoleonCat, jumlah pengguna Instagram aktif

di Indonesia per November 2019 sebanyak 61 juta.2 Jumlah

sebanyak itu di dominasi oleh pengguna dengan rentang usia

18-24 tahun dengan total persentase 37,3% atau sekitar 23 juta

pengguna. Sedangkan untuk posisi kedua dan seterusnya diisi

1 Diakses di https://about.fb.com/news/2012/04/facebook-to-acquire-

instagram/, pada 12 Februari 2020 2 Diakses di https://kumparan.com/kumparantech/jumlah-pengguna-

instagram-di-indonesia-capai-61-juta-1sVVLzdQO0T, pada 12 Februari 2020

Page 17: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

3

oleh rentang usia 25-34 tahun (33,9%), 35-44 tahun (11,4%),

13-17 tahun (10,6%), di atas 65 tahun (1,6%), dan 55-64 tahun

(1,1%). Dari catatan tersebut, dapat dikatakan media sosial

khususnya Instagram sangat digandrungi oleh anak muda.

Oleh karena itu, para pembuat konten mesti jeli melihat

potensi dari Instagram.

Melihat besarnya peluang tersebut, para dai pun perlu

melebarkan sayap dakwahnya ke media sosial. Karena ruang

gerak dai tidak melulu harus di masjid, langgar-langgar,

ataupun pesantren saja.3 Salah satunya dilakukan oleh Hanan

Attaki. Sebagai dai sekaligus warganet, ia menggunakan

identitas atau nama pengguna @hanan_attaki sebagai identitas

dirinya di media sosial. Akun @hanan_attaki tercatat

memiliki 7,7 juta pengikut di Instagram.4 Banyaknya jumlah

pengikut akun tersebut menunjukkan bahwa pengaruhnya di

media sosial cukup besar. Konten yang dipublikasikan di

akunnya mencakup aktivitas sehari-hari, renungan, potongan

ceramah yang Ustaz Hanan lakukan, hingga poster yang berisi

jadwal kajiannya. Salah satu konten yang paling menonjol

dalam publikasinya adalah video dengan tagar

#1minutebooster. Video yang berisi pesan dakwah singkat

berdurasi satu menit yang menjadi ciri khas dakwahnya di

media sosial.

3 Fazlul Rahman, Matinya Sang Dai: Otonomisasi Pesan-Pesan

Keagamaan di duniamaya (Tangerang Selatan: LSIP, 2011), h. 65 4 Diakses di https://www.instagram.com/hanan_attaki, pada 17

September 2019 dan dapat berubah sewaktu-waktu

Page 18: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

4

Hanan Attaki gemar memberikan konten singkat bertema

akhlak dengan menggunakan bahasa sesantai mungkin karena

melihat segmentasi pengikutnya yang sebagian besar anak

muda. Seperti, berbakti kepada orang tua, berbaik sangka,

kebaikan di balik sabar, dan lain sebagainya. Ustaz Hanan

mengunggah konten 2-5 kali setiap seminggu. Rata-rata

konten yang diunggahnya mendapat respon berupa like

sebanyak 100 hingga 200 ribu dari warganet. Sedangkan,

jumlah komentarnya berkisar antara 500 hingga 1.000 setiap

unggahannya.

Melihat angka tersebut, menunjukkan bahwa khalayak

digital memiliki kecenderungan yang tinggi dalam bermedia

sosial. Selain itu, mereka pun dapat dengan bebas memilih

konten apa yang hendak diikuti dan dinikmati. Keberadaan

media sosial pun tidak hanya memudahkan, tetapi warganet

bisa ikut terlibat dalam setiap kontennya, sehingga

menimbulkan interaksi dan diskusi di ruang siber. Hal itu

menjadikan komunikasi yang berjalan tidak lagi searah seperti

media konvensional, tetapi menjadi dua arah bahkan banyak

arah.

Interaksi dan komunikasi tidak hanya sebatas komentar

saja, melainkan warganet dapat dengan bebas menyampaikan

pendapat, menyanggah isi konten, menuliskan

pengetahuannya, bahkan dapat memprovokasi dan

menyebarkan ujaran kebencian. Dengan begitu, khalayak

digital dan pembuat konten sama-sama bersifat aktif dalam

mengkonsumsi dan memproduksi informasi. Berbeda dengan

Page 19: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

5

posisi khalayak media konvensional yang cenderung bersifat

pasif.

Pola interaksi itulah yang dinamakan Computer Mediated

Communications (CMC). Menurut Sherry Turkle seperti

dikutip oleh Nasrullah internet telah menghubungkan miliaran

individu dari belahan bumi mana pun dalam ruang baru.5

Mereka yang berinteraksi bisa jadi belum pernah bertemu

secara nyata tetapi komunikasi yang terjalin sangat intens.

Interaksi di ruang siber itu kemudian membentuk budaya yang

sarat akan nilai-nilai. Di mana nilai merupakan sebuah unsur

penting dalam kebudayaan, nilai membimbing manusia untuk

menentukan apakah sesuatu itu boleh atau tidak boleh

dilakukan.6

Interaksi yang terjadi dalam dunia siber pada

kenyataannya terjadi melalui medium teks. Teks dalam

bentuknya yang beragam juga melibatkan simbol (icons) yang

menjadi medium pengguna untuk menyampaikan emosinya.

Berbeda dengan di kehidupan nyata, di mana ekspresi wajah

atau intonasi suara menjadi penentu dalam penyampaian dan

penerimaan pesan, di dunia siber ekspresi dan intonasi

terwakilkan oleh teks.7 Internet kini menjadi ruang maya di

5 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya: Di Era Budaya Siber

(Jakarta: Kencana, 2012), h. 101 6 Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 50 7 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia) (Jakarta:

Kencana, 2014), h. 81

Page 20: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

6

mana para individu bekerja sama dan berinteraksi sampai pada

pelibatan terhadap emosi secara virtual.

Untuk mengetahui realitas tersebut, dibutuhkan sebuah

metode penelitian yang bisa menjangkau ruang siber. Salah

satu metode yang ditawarkan untuk menyingkap realitas

virtual adalah etnografi virtual. Etnografi virtual merupakan

metode etnografi yang dilakukan untuk melihat dan

mengungkap realitas baik yang tampak maupun tidak, dari

komunikasi termediasi komputer di antara entitas komunitas

virtual di internet. Metode ini digunakan secara kualitatif

untuk memahami apa yang terjadi pada komunitas virtual.8

Namun, melakukan etnografi virtual tidak sebatas melihat

realitas sosio-siber yang ada di ruang online. Ada realitas yang

terhubung antara daring dan luring yang tidak bisa dipisahkan

menjadi realitas yang berbeda.

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan di atas, maka

penulis menjadikan dakwah dan perilaku warganet sebagai

penelitian untuk skripsi yang berjudul: “Nilai Budaya

Khalayak Digital dalam Komentar pada Konten Dakwah

di Instagram hanan_attaki”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Mengingat Ustaz Hanan telah banyak mengunggah

konten dakwahnya di Instagram, maka penulis membatasi

8 Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2017), h.9

Page 21: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

7

penelitian ini pada tiga konten dakwah yang bertema

akhlak sepanjang bulan Ramadhan 2019.

2. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, maka

penulis menyusun rumusan masalah berdasarkan

pertanyaan makro dan mikro.

a. Bagaimana praktik nilai budaya khalayak digital

pada konten dakwah bertema akhlak di akun

Instagram @hanan_attaki ditinjau dari empat level

metode Analisis Media Siber (AMS)?

b. Apa saja nilai-nilai budaya yang tampak di dalam

komentar pada konten dakwah bertema akhlak?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan

penelitian ini adalah:

a. Mengetahui praktik nilai budaya khalayak digital

pada konten dakwah bertema akhlak di akun

Instagram @hanan_attaki ditinjau dari empat level

metode Analisis Media Siber (AMS).

b. Mengetahui nilai-nilai budaya yang tampak di dalam

komentar pada konten dakwah bertema akhlak.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi

akademis dan praktis adalah:

a. Manfaat Akademis

Page 22: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

8

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya kajian ilmu budaya dan media, terutama

budaya siber untuk berdakwah bagi mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah

Dan Ilmu Komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan bagi akademisi dan praktisi komunikasi,

terlebih mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam untuk

mengetahui bagaimana praktik nilai budaya khalayak

digital di media sosial.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan riset

di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

agar tidak terjadi kesamaan yang signifikan dalam hal judul

maupun isi dari penelitian, dalam pencarian penulis

menemukan judul yang hampir serupa dengan yang akan

diteliti, judul skripsi tersebut adalah:

1. Analisis Etnografi Virtual Meme Islami di Instagram

Memecomic.Islam. Oleh Ryan Alamsyah mahasiswa

S1 Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam,

Page 23: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

9

Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Persamaan dengan

skripsi ini yaitu membahas dengan menggunakan

metode etnografi virtual dan perbedaannya penelitian

terdapat pada objek kajian di mana penelitian tersebut

meneliti akun Memecomic.Islam sedangkan penulis

meneliti akun @hanan_attaki.

2. Analisis isi pesan dakwah Ustadz Hanan attaki dalam

akun youtube pemuda hijrah. Oleh Anis Fitriani

mahasiswa S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,

Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Perbedaannya terletak

pada analisa yang digunakan, pada penelitian ini

menggunakan analisis isi, sedangkan penulis

menggunakan analisis etnografi virtual.

3. Dakwah di Media Sosial (Etnografi Virtual Pada

Fanpage Facebook KH. Abdullah Gymnastiar). Oleh

Rizki Hakiki mahasiswa S1 Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Persamaan dengan skripsi ini yaitu membahas

mengenai dakwah dengan media baru.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan serangkaian keyakinan dasar

yang membimbing tindakan. Paradigma meliputi tiga

elemen, yaitu epistemologi untuk mengetahui bagaimana

Page 24: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

10

realitas, ontologi untuk mengetahui hakikat realitas dan

metodologi yang memfokuskan pada bagaimana cara

mendapatkan pengetahuan tentang realitas tersebut.9

Paradigma lah yang akan menjadi petunjuk bagi peneliti

untuk menggunakan landasan dan teori apa dalam

penelitiannya.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan paradigma

kritis atau di dalam studi etnografi disebut etnografi kritis.

Paradigma ini mengatakan bahwa ideologi dalam sebuah

budaya yang secara tidak sadar hadir di antara relasi yang

terjadi di antara entitas.

Media sosial termasuk fenomena yang terjadi di

ruang siber, seperti Instagram yang dapat

diidentifikasikan sebagai sumber yang memiliki kekuatan

sebagai kontrol sosial dan dikendalikan oleh elite sosial,

budaya, dan politik. Melalui media siber, nilai-nilai,

keyakinan, dan pendapat dapat disebarluaskan.10 Berbeda

dengan paradigma interpretif yang hanya

menggambarkan kontruksi dari teks di media, dalam

paradigma kritis peneliti sampai pada menyingkap di

balik teks serta nilai-nilai apa yang akan dicapai oleh

pembuat teks.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

kualitatif deskriptif. Dengan pendekatan ini, penulis

9 Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual, h. 64 10 Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual, h. 67

Page 25: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

11

mendeskripsikan fenomena melalui pengumpulan data

yang dalam penelitian ini adalah konten dakwah bertema

akhlak di akun Instagram @hanan_attaki.

Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang

menghasilkan data deskriptif tentang kata-kata lisan

maupun tertulis dan tingkah laku yang diamati dari objek

yang diteliti.11 Instrumen kunci dalam penelitian kualitatif

adalah peneliti itu sendiri. Peneliti lah yang melakukan

observasi, membuat catatan, dan melakukan wawancara.

3. Metode Penelitian

Metode etnografi virtual digunakan oleh penulis

dalam penelitian ini. Etnografi virtual digunakan sebagai

upaya investigasi atas penggunaan internet yang memiliki

makna bagi kehidupan sosial masyarakat. Dengan metode

penelitian ini peneliti mencoba merekam bagaimana

budaya, interaksi, maupun struktur yang membentuk

realitas sosial terjadi di ruang siber.12

Pada tataran ini, media sosial dipahami sebagai

budaya itu sendiri maupun sebuah artefak budaya.13

Melihat konteks dalam penelitian ini, media sosial

Instagram dapat dipahami sebagai sebuah artefak budaya

yang membentuk atau terbentuk dari budaya itu sendiri.

11 Zikri Fachrul Nurhadi, Teori-Teori Komunikasi, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2015), h. 171 12 Rulli Nasrullah, Etnografi Virtual, h. xii 13 Nunung Prajarto, 2018, “Netizen dan Infotainment: Studi Etnografi

Virtual pada Akun Instagram @lambe_turah”, Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.

15, No. 1 (2018): h. 37

Page 26: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

12

Metode ini juga memungkinkan peneliti untuk terlibat

bersama objek kajiannya dalam rentang waktu yang

ditentukan, bahkan secara berkala tanpa harus

membenamkan diri dalam jangka waktu yang lama.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah akun

Instagram @hanan_attaki. sedangkan objeknya adalah

khalayak digital dalam konten dakwah bertema akhlak.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan mulai

dari September 2019 hingga Februari 2020. Penelitian ini

dilakukan berdasarkan observasi awal media sosial

Instagram pada akun @hanan_attaki. Penulis pun

melakukan wawancara dengan Hanan Attaki di hotel

Allium Tangerang pada November 2019. Selain itu,

penulis juga melakukan wawancara secara daring melalui

direct message Instagram pada Februari 2020.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data

dengan melakukan tangkapan layar pada isi konten

dan kolom komentar akun Instagram @hanan_attaki.

Selain itu, penulis juga mengumpulkan data dari

buku, artikel, dan dokumen yang relevan dengan

materi yang diteliti.

b. Observasi Partisipan

Page 27: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

13

Teknik observasi partisipan dalam metode

etnografi virtual dilakukan dengan dua cara, yaitu

secara daring dan luring. Secara daring, seorang

etnografer virtual harus terjun ke dalam komunitas

dunia maya dan turut aktif dalam dinamika media

siber. Sedangkan, secara luring etnografer virtual

mencoba memahami karakter individu atau

kelompok ketika berada di dunia nyata, apakah

kebiasaan yang dilakukan di dunia maya berkaitan

atau memengaruhi kebiasaan yang dilakukan di dunia

siber atau sebaliknya.14

Observasi yang dilakukan penulis adalah dengan

cara menjadi follower akun @hanan_attaki dan

memperoleh informasi berdasarkan obervasi yang

bersifat partisipatif.

c. Wawancara

Penulis turut mengumpulkan data melalui teknik

wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini

penulis melakukan wawancara kepada Hanan Attaki

selaku pemilik akun dan beberapa warganet yang

aktif dalam menganggapi konten dakwah bertema

akhlak.

7. Teknik Analisa Data

14 Moch. Choirul Arif, Etnografi Virtual Sebuah Tawaran Metodologi

Kajian Media Berbasis Virtual, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 2 No. 2, (2012):

174

Page 28: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

14

Terdapat sebuah metode analisis untuk membantu

proses penelitian etnografi virtual, yaitu teknik Analisis

Media Siber (AMS) yang dikemukakan oleh Rulli

Nasrullah. Metode AMS merupakan perpaduan dan

sekaligus memandu proses menganalisis etnografi virtual.

Dalam menganalisis media siber, peneliti harus

melihat unit analisis pada level mikro maupun makro. Di

level mikro peneliti menguraikan bagaimana struktur

perangkat media siber, tautan yang ada, dan hal-hal yang

dapat dilihat di permukaan. Pada level mikro

digambarkan dalam ruang media dan dokumen media.

Sedangkan level makro melihat konteks dan apa yang

menyebabkan teks tersebut muncul, seperti komentar

yang muncul di media sosial pasti memiliki alasan atau

ada sesuatu yang mendorongnya menuliskan hal itu. Pada

level makro digambarkan dalam objek media dan

pengalaman media.15

Berikut penjelasan dan panduan singkat teknik

Analisis Media Siber yang digunakan baik dalam

mengumpulkan data maupun menganalisisnya:

Tabel 1.1

Analisis Media Siber

Level Objek

Ruang media (media

space)

Struktur perangkat media dan

penampilan muka

15 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), h.203.

Page 29: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

15

Dokumen media

(media archive)

Isi dan aspek pemaknaan teks

atau grafis

Objek media (media

object)

Interaksi yang terjadi di

media siber

Pengalaman

(experiental stories)

Motif, efek, manfaat, maupun

realitas yang terhubung

secara offline dan online

a. Level Ruang Media

Level ini mengungkapkan bagaimana struktur yang

ada dari medium di internet. Medium ini merupakan

lokasi atau tempat terjadinya budaya dan komunitas

berinteraksi. Pada level ini, peneliti menempatkan diri

sebagai pengamat dan partisipan. Misal, peneliti harus

turut membuat akun dan menguraikan bagaimana

prosedurnya, cara mengunggah konten, dan lain

sebagainya.

b. Level Dokumen Media

Pada level ini peneliti melihat bagaimana teks

diproduksi dan disebarluaskan melalui internet. Level

ini menjawab faktor apa (what) yang menjadi artefak

budaya dalam penelitian etnografi virtual. Teks tidak

sekadar merepresentasikan pendapat atau opini

warganet, tetapi juga menunjukkan ideologi, latar

belakang sosial, pandangan politik, keunikan budaya,

hingga mewakili identitas dari khalayak digital.

c. Level Objek Media

Page 30: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

16

Jika pada level dokumen media peneliti fokus pada

teks dari produser, maka di level ini peneliti melihat

bagaimana teks tersebut direspon sehingga

memunculkan interaksi di dalamnya.

d. Level Pengalaman

Level pengalaman mengungkap realitas di balik

teks yang diunggah atau dikreasikan dan melihat

bagaimana motivasi serta efeknya. Di level ini peneliti

dapat menghubungkan realitas yang terjadi di dunia

virtual dengan realitas yang ada di dunia nyata.

F. Pedoman Penulisan

Pedoman dalam penelitian ini mengacu kepada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah

pemahaman mengenai penelitian ini. Sistematika penulisan

dibagi menjadi enam bab yang terdiri dari beberapa subbab,

yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan langkah awal atau pendahuluan

yang menguraikan argumentasi ini mengenai

latarbelakang masalah, batasan rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

Page 31: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

17

penelitian yang digunakan, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini memuat kajian teori yang menunjang dan

mempunyai hubugan dengan permasalah yang

diangkat dalam penelitian ini.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini membahas gambaran umum dari pemilik

akun Instagram @hanan_attaki.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Bab ini berisi temuan data yang diperoleh dari hasil

observasi baik di dunia virtual maupun wawancara

langsung.

BAB V PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil

penelitian yang dilakukan, yaitu analisis data

praktik nilai budaya khalayak digital dan nilai-nilai

budaya yang terbentuk dalam kolom komentar di

akun Instagram @hanan_attaki. Bab ini juga

mengaitkan latar belakang, teori, dan rumusan

masalah dari penelitian.

BAB VI PENUTUP

Bab ini penulis menarik kesimpulan dari

pembahasan keseluruhan bab dan hasil penelitian

yang telah dilakukan, kemudian juga menambahkan

saran serta menambahkan daftar pustaka yang

digunakan untuk rujukan penelitian.

Page 32: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

18

Page 33: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Sosial Sebagai Medium Dakwah

1. Media Sosial

Seiring dengan perkembangan zaman, digitalisasi

tidak mungkin dipungkiri. Dunia dengan mudah dijangkau

dalam waktu sepersekian detik dalam genggaman, yang

dibutuhkan hanya jari jemari yang pandai menari. Salah

satu hasil daripada pesatnya perkembangan tersebut ialah

media sosial. Sebuah media baru yang mulai menggantikan

gaya sosialisasi masyarakat, dari tatap muka ke tatap layar.

Namun, proses komunikasi tersebut hanya bisa terjadi

dengan bantuan jaringan internet sebagai penghubungnya.

Dunia yang tercipta dari aktivitas di media sosial dikenal

dengan dunia siber. Di dalamnya masyarakat dapat dengan

mudah saling berkomunikasi, berpartisipasi, berbagi, dan

membentuk sebuah jaringan di dunia virtual tanpa halangan

tempat dan waktu.

Untuk mendapatkan definisi yang lebih matang

mengenai media sosial, berikut ini beberapa definisi media

sosial yang berasal dari berbagai literatur penelitian:16

a. Menurut Mandibergh, media sosial adalah

media yang mewadahi kerjasama di antara

16 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11

Page 34: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

20

pengguna yang menghasilkan konten (user

generated content).

b. Menurut Shirky, media sosial dan perangkat

lunak sosial merupakan alat untuk

meningkatkan kemampuan pengguna untuk

berbagi (to share), bekerja sama (to-

cooperate) di antara pengguna dan

melakukan tindakan secara kolektif yang

semuanya berada di luar kerangka

institusional maupun organisasi.

c. Boyd menjelaskan media sosial sebagai

kumpulan perangkat lunak yang

memungkinkan individu maupun

komunitas untuk berkumpul, berbagi,

berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu

saling berkolaborasi atau bermain. Media

sosial memiliki kekuatan pada user

generated content di mana konten

dihasilkan oleh pengguna bukan oleh editor

sebagaimana di institusi media massa.

d. Menurut Van Dijk, media sosial adalah

platform media yang memfokuskan pada

eksistensi pengguna yang memfasilitasi

mereka dalam beraktivitas maupun

berkolaborasi. Karena itu, media sosial

dapat dilihat sebagai medium online yang

Page 35: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

21

menguatkan hubungan antar pengguna

sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

e. Meike dan Young mengartikan kata media

sosial sebagai konvergensi antara

komunikasi personal dalam arti saling

berbagi di antara individu (to be share one-

to-one) dan media publik untuk berbagi

kepada siapa saja tanpa ada kekhususan

individu.

Dari berbagai definisi di atas, penulis mengambil

kesimpulan bahwa media sosial adalah sebuah ruang

(dunia virtual) yang digunakan untuk berbagi, berinteraksi

dengan pengguna lain, dan sebagai tempat membentuk

citra identitas diri.

Komunikasi melalui media online berbeda dengan

komunikasi satu arah (televisi, radio, maupun surat kabar)

yang telah dilakukan sebelumnya. Masyarakat online tidak

hanya membaca sebuah pesan, namun dapat meresponnya

saat itu juga, sehingga hal tersebut membawa perubahan

sosial dari cara manusia berkomunikasi. Untuk memahami

bagaimana media sosial dapat mengakibatkan perubahan

sosial, penting untuk memahami proses yang

mendasarinya, di antaranya adalah17:

a. Bergabung dengan suatu kelompok secara virtual.

17 Luh Suryatni, “Komunikasi Media Sosial dan Nilai-Nilai Budaya

Pancasila”, Jurnal Sistem Informasi Universitas Suryadarma, Vol. 5, No. 1,

(2018), h. 121

Page 36: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

22

b. Mendapat pesan dan updates mengenai kegiatan

kelompok.

c. Membaca, memberi komentar atau posting mengenai

suatu berita atau informasi

d. Menerima atau mengirim pesan pribadi kepada ketua

maupun anggota kelompok.

e. Membaca dan ikut serta pada pembicaraan transparan

yang dapat diketahui semua anggota.

f. Mengintai di dalam grup yaitu membaca informasi di

dalam grup tanpa membuat anggota lain sadar bahwa

ia adalah anggota dalam grup tersebut.

g. Berinteraksi dengan orang lain tanpa mempedulikan

batasan sosial maupun lokasi.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, media

sosial digunakan untuk bersosialisasi satu sama lain dan

dilakukan secara daring, sehingga memungkinkan

seseorang untuk terhubung dengan pengguna lain tanpa

batasan tempat dan waktu. Menurut jenisnya, media sosial

dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu18:

1) Social Networks, media sosial untuk

bersosialisasi dan berinteraksi (Facebook,

Myspace, Linked In, Instagram, dll).

2) Discuss, media sosial yang memfasilitasi

sekelompok orang untuk melakukan obrolan

18 Suharto, “Media Sosial Sebagai Medium Komunikasi Dakwah”,

Jurnal Al-Mishbah, Vol. 13 No. 2, (2017), h. 237-238

Page 37: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

23

dan diskusi (Google Talk, Yahoo! M, Skype,

dll).

3) Share, media sosial yang memfasilitasi untuk

saling berbagi file, video, musik (YouTube,

Slideshare, Flickr, dll).

4) Publish (Wordpress, Wikipedia, Blogspot, dll).

5) Social game, media sosial berupa gim yang

dapat dilakukan atau dimainkan bersama-sama

(koongregate, doof, pogo, dll).

6) MMO (kartrider, warcraft, neopets, conan, dll).

7) Virtual Words (habbo, imvu, starday, dll).

8) Livecast (y! Live, blog tv, livecastr, dll).

9) Livestream (socializr, friendsfreed,

socialthings!, dll).

10) Micro blog (twitter, plurk, pownce, tweetpeek,

dll).

Selain itu, media sosial pun memiliki karakteristik

khusus yang tidak dimiliki oleh media lainnya. Adapun

karakteristik media sosial dikutip dari Nasrullah di

antaranya adalah:19

a. Jaringan

Jaringan adalah sebuah teknologi

komputer yang berguna untuk

menghubungkan antara satu komputer

19 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, h. 16-34

Page 38: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

24

dengan komputer lainnya. Koneksi seperti

jaringan diperlukan agar terjadi komunikasi

antar pengguna komputer yang saling

terhubung. Akan, tetapi kata jaringan telah

berkembang dari sebatas istilah dalam

teknologi komputer menjadi istilah yang

dapat digunakan dalam kajian budaya

maupun sosial.

Karakter dari media sosial adalah untuk

membentuk jaringan di antara

penggunanya. Walaupun pada

kenyataannya antar pengguna bisa saja

sudah saling kenal ataupun tidak di dunia

nyata, dengan munculnya media sosial telah

membentuk medium para netizen untuk

saling terhubung.

b. Informasi

Berbeda dengan media siber lainnya,

pengguna media sosial dapat

merepresentasikan identitasnya,

memproduksi konten, dan melakukan

interaksi sesuai dengan informasi yang ada.

Informasi menjadi komoditas yang

dikonsumsi dan dipertukarkan oleh

pengguna media sosial. Dari kegiatan

tersebut maka antar pengguna media sosial

telah membentuk sebuah jaringan yang

Page 39: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

25

secara sadar maupun tidak telah menjadi

institusi masyarakat berjejaring.

c. Arsip

Segala interaksi maupun informasi

yang tersebar di media sosial akan

tersimpan dan bisa diakses kapan saja.

Misalnya, setiap konten yang diunggah di

Instagram mulai dari gambar, data pribadi

pengguna, lokasi yang pernah dikunjungi,

hingga dengan siapa saja pengguna

berinteraksi dapat diketahui melalui media

sosialnya. Kekuatan ini yang menjadikan

media sosial tidak hanya membentuk

jaringan antar pengguna, tetapi juga

memiliki arsip untuk diakses dengan

mudah.

d. Interaksi

Pada media sosial, interaksi yang terjadi

biasanya dilakukan pada kolom komentar

yang tersedia pada konten yang telah

disebar. Jenis interaksinya pun beragam,

bisa dengan teks tulisan, simbol emoticons,

atau tanda lainnya seperti ‘Like’ di

Instagram.

e. Simulasi Sosial

Pengguna media sosial seakan masuk

ke dalam sebuah dunia simulasi yang

Page 40: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

26

menyerupai dunia nyata. Terdapat identitas,

interaksi, dan aktivitas yang membuat

pengguna larut ke dalamnya. Seperti kata

Jean Baudrillard dengan konsep simulacra,

bahwa realitas semu seakan lebih nyata

daripada realitas yang sesungguhnya.

f. Konten Oleh Pengguna

Karakteristik berikutnya adalah user

generated content atau konten oleh

pengguna. Pengguna media sosial

memproduksi konten mereka sendiri, tidak

hanya sekadar mengkonsumsi konten.

Kehadiran media sosial ini memungkinkan

terjadinya produksi dan sirkulasi konten

yang bersifat massa atau dari pengguna.

g. Penyebaran

Penyebaran merupakan ciri khas dari

media sosial bahwa pengguna di media

sosial itu aktif dalam menyebarkan konten

bahkan mengembangkannya. Jenis

penyebarannya pun terbagi menjadi dua,

pertama penyebaran melalui konten dan

penyebaran melalui perangkat.

Penyebaran melalui konten tidak hanya

sekadar konten yang telah dihasilkan,

namun dapat berkembang melalui data

tambahan, revisi, komentar, dan lain

Page 41: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

27

sebagainya. Sedangkat penyebaran melalui

perangkat terlihat dari media sosial yang

memfasilitasi dengan fitur ‘share’ baik ke

media yang sejenis maupun berbeda.

2. Dakwah Melalui Internet

Sejatinya dakwah dapat dilakukan di mana saja dan

kapan saja, karena dakwah merupakan suatu keharusan

bagi setiap insan. Perintah untuk berdakwah pun telah

dijelaskan oleh Allah SWT., dalam kitab suci Al-Qur’an.

Misalnya dalam QS. Ali Imran ayat 104.

ة يدعون إلى ال ويأمرون خير ولتكن منكم أم

ىك هم المفلحون ولبالمعروف وينهون عن المنكر وأ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat

yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada

ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah

orang-orang yang beruntung.

Nabi Muhammad SAW pun telah bersabda kepada

umatnya terkait keharusan berdakwah: “Sampaikanlah

walau hanya satu ayat”.20 Sabda Nabi ini memiliki makna

bahwa seluruh umat Islam senantiasa harus menyampaikan

ilmu yang dimilikinya kepada orang lain, kapan pun dan di

mana pun mereka berada. Hal tersebut sebagai bentuk

tanggung jawab pribadi muslim dalam menjalani

kehidupan di muka bumi.

20 Yhouga Ariesta, Sampaikan Ilmu Dariku Walau Satu Ayat, diakses di

http://muslim.or.id, pada 7 Juli 2019

Page 42: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

28

Dalam aktivitas dakwah yang dilakukan, terdapat

sejumlah komponen yang harus ada di setiap kegiatan

dakwah di antara lain21:

a. Da’i

Dai merupakan orang yang melaksanakan dakwah baik

secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. Dalam

pelaksanaannya da’i dapat berupa individu perseorangan,

kelompok, atau berbentuk organisasi. Pada dasarnya semua

pribadi muslim berperan secara otomatis sebagai juru

dakwah atau komunikator dakwah. Hal itu sesuai dengan

hadis Nabi yaitu “sampaikanlah walau satu ayat”. Maka,

komunikator dakwah dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu setiap muslim yang dewasa (mukallaf), dan seseorang

yang mengambil keahlian khusus (mutakhasis) dalam

bidang agama Islam.

b. Mad’u

Setiap tujuan pasti mempunyai sasaran, begitu pula

dengan dakwah. Seseorang atau sekolompok orang yang

menjadi sasaran dakwah dinamakan mad’u. Terdapat tiga

golongan mad’u, pertama, golongan cendikiawan yang

cinta kebenaran dan dapat berpikir secara kritis serta cepat

menangkap persoalan. Kedua, golongan awam, orang yang

belum bisa berpikir secara kritis dan mendalam serta belum

dapat menangkap pengertian yang tinggi. Terakhir,

21 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2010), h. 14

Page 43: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

29

golongan yang berbeda dari sebelumnya, mereka senang

membahas sesuatu tetapi tidak sanggup mendalami secara

menyeluruh.

c. Materi/pesan dakwah

Isi yang disampaikan ketika berdakwah dapat meliputi

berbagai persoalan. Secara umum, pesan dakwah dapat

dikelompokkan menjadi tiga, pertama pesan akidah,

meliputi enam rukun iman. Kedua, pesan syariah meliputi

ibadah, rukun Islam, dan mu’amalah. Terakhir, pesan

akhlak meliputi cara berperilaku kepada Allah, kepada

keluarga, diri sendiri, tetangga, dan lainnya.

d. Media dakwah

Media merupakan sarana yang dipakai untuk

menyampaikan ajaran Islam. Hamzah Ya’qub membagi

media dakwah menjadi lima; lisan, tulisan,

lukisan/karikatur, audio visual, dan akhlak.22

e. Efek dakwah

Efek dalam ilmu komunikasi merupakan umpan balik

yang terjadi akibat interaksi antara komunikator dan

komunikan. Efek dakwah meliputi tataran kognitif, afektif,

dan behavioral. Efek kognitif yaitu terjadi jika ada

perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan

dipersepsi komunikan. Apabila terjadi perubahan pada apa

yang dirasakan, disenangi, dan dibenci komunikan, maka

22 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, h. 20.

Page 44: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

30

hal itu disebut efek afektif. Sedangkan, efek behavioral

merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, misalnya

tindakan, kegiatan, maupun kebiasaan dalam berperilaku.

f. Metode dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara atau pendekatan yang

ditempuh dai untuk menyampaikan pesan dakwah. Secara

terperinci, metode dakwah dalam Al-Qur’an terdapat pada

surat an-Nahl ayat 125;

وعظة الحسنة ادع إلى سبيل رب ك بالحكمة ولم

ك هو أعلم بمن ضل عن وجادلهم بالتي هي أحسن إن رب

بيله وهو أعلم بالمهتدين س

Artinya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan

hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka

dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk.

Dari kutipan ayat di atas, terdapat tiga metode yang

menjadi dasar dakwah yaitu; hikmah, mauidhah hasanah,

dan mujadalah. Hikmah berarti berdakwah dengan

memerhatikan situasi dan kondisi mad’u dengan

menitikberatkan pada kemampuan mereka. Mauidhah

hasanah adalah berdakwah dengan memberikan nasihat-

nasihat dengan kasih sayang sehingga dapat menyentuh

hati manusia. Sementara mujadalah merupakan cara

Page 45: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

31

bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang baik

dengan tidak memberikan tekanan serta menjelekkan

sasaran dakwah.

Pada era industri 4.0 saat ini, peluang penyebaran

dakwah semakin tinggi dengan adanya sarana internet.

Pesan-pesan dakwah dapat dikirim sepersekian detik ke

berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia, bahkan

dunia.23 Maka, para da’i puh dituntut untuk beradaptasi

dengan teknologi agar dakwah yang dilakukan semakin

efektif dan meluas.

Dakwah yang dilakukan dapat berjalan secara efektif

dan efisien apabila terlebih dahulu mengidentifikasi dan

mengantisipasi masalah-masalah yang muncul dengan

pengenalan objek secara tepat. Untuk menyampaikan

dakwah, seorang juru dakwah (da’i) dapat menggunakan

berbagai macam media, baik tradisional maupun modern.

Hal tersebut akan mempermudah bagi dai untuk

menyampaikan dakwah dan juga agar mudah dipahami

sasaran dakwah (mad’u).24

Dengan demikian, internet merupakan salah satu

media yang sangat tepat untuk menjadi medium dakwah di

era digital ini. Mengingat jumlah pengguna internet di

Indonesia yang terus berkembang pesat, bahkan internet

sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat informasi.

23 Fathul Wahid, E-Dakwah: Dakwah Melalui Internet, (Yogyakarta:

Gava Media, 2004), h. 30 24 Pardianto, “Meneguhkan Dakwah Melalui New Media”, Jurnal

Komunikasi Islam, Vol. 3, No. 1, (2013), h. 31

Page 46: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

32

Internet sebagai sumber informasi memungkinkan semua

orang untuk terus belajar seumur hidup, kapan pun dan di

mana pun, serta untuk keperluan apa pun termasuk

penyebaran dakwah Islam.

Internet apabila digunakan sebagai sarana untuk

berdakwah mempunyai berbagai keunggulan yang dapat

mempermudah proses dakwah, di antaranya25:

1) Tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Internet

dapat diakses kapan pun dan siapa pun di

berbagai penjuru dunia sehingga materi

dakwah yang telah dimasukkan di internet

dapat diakses semua orang kapan pun yang

mereka inginkan.

2) Dakwah menjadi lebih variatif. Selain secara

tulisan, materi dakwah dapat disampaikan

dalam multimedia, seperti gambar, audio,

maupun video sehingga mad’u lebih tertarik.

3) Jumlah pengguna internet yang kian

meningkat. Pertumbuhan pengguna internet

yang terus meningkat menjadi angin segar bagi

para dai yang akan berdakwah di media baru,

karena sasaran dakwahnya pun semakin

bertambah.

4) Hemat biaya dan energi. Dengan

menyebarkannya melalui internet, para

25 Pardianto, “Meneguhkan Dakwah Melalui New Media”, h. 33

Page 47: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

33

penerima dakwah tidak perlu susah payah

untuk mendatangi narasumber dan membeli

buku untuk menjawab permasalahan yang

dihadapi. Sehingga membantu saudara kita

agar tidak mengeluarkan biaya dan tenaga

ekstra guna memperoleh informasi islami yang

mereka cari.

Selain kelebihan yang telah disebutkan sebelumnya,

dakwah melalui internet masih ada sejumlah kekurangan-

kekurangan yang lazim ditemui, di antaranya26:

1) Untuk beberapa kalangan masyarakat, internet

adalah media komunikasi yang relatif mahal,

karena untuk menikmatinya seseorang harus

mempunyai gadget dan membayar tarif untuk

berlalu lintas di internet.

2) Secara psikologis berdakwah melalui internet

menghilangkan tali silaturahmi secara fisik.

Dengan model komunikasi jarak jauh, unsur

kehadiran komunikator dan komunikan secara

jasmani tidak terjadi.

3) Sulit mengetahui terjadi perubahan di bidang

perilaku di kalangan mad’u, karena sifat mad’u

yang tersebar dan terpencar.

3. Khalayak Baru

26 Prihananto, “Internet Sebagai Dakwah Alternatif pada Masyarakat

Informasi”, Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 4, (2001), h. 8

Page 48: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

34

Pengguna internet terus bertambah dari waktu ke

waktu seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi

informasi. Internet kini tidak lagi dimonopoli oleh

penduduk metropolitan, tetapi sudah mulai merambah ke

pedesaan. Selain itu, harga gawai yang kian merosot

membuat masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi dapat

memilikinya. Bahkan, kini internet sudah menjadi

kebutuhan pokok masyarakat di samping sandang, pangan,

dan papan.

Dilansir dari Katadata, dalam lima tahun terakhir

jumlah pengguna internet di dunia mengalami

pertumbuhan yang signifikan.27 Data We Are Social dan

Hootsuite mencatat empat miliar penduduk di berbagai

belahan dunia telah terkoneksi dengan internet. Jumlah

tersebut meningkat pesat sejak 2014 yang hanya 2,4 miliar

orang. Negara Indonesia sendiri merupakan pengguna

internet terbesar kelima di dunia. Dari keseluruhan

penduduk yaitu 268,2 juta orang sebagiannya telah

mengakses internet yaitu sebanyak 150 juta. Di mana

sebanyak 150 juta orang merupakan pengguna media sosial

aktif dan pengguna media sosial mobile sebesar 130 miliar

orang. Dalam durasi mengakses media, pengguna di

Indonesia menghabiskan rata-rata 3 jam 26 menit untuk

mengakses media sosial.

27 Diakses di https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/07/23/4-

miliar-penduduk-bumi-telah-terkoneksi-internet, pada 17 Juni 2019

Page 49: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

35

Sehubungan dengan hal itu, pengungkapan diri telah

menjadi kultur baru yang muncul bersamaan dengan media

sosial itu sendiri. Instagram misalnya, sadar atau tidak,

netizen sering menuliskan kondisi yang tengah berlaku

disertai dengan gambar atau video yang mendukungnya,

dalam bahasa kulturnya "update status". Netizen

sepertinya telah memiliki kultur pengungkapan diri melalui

jejaring sosial tersebut, mulai dari bangun tidur sampai

tidur kembali.28

Term khalayak baru digunakan untuk melihat khalayak

dari media yang digunakannya. Berbeda dengan khalayak

luring atau warga (citizen) yang tidak terhubung ke

jaringan internet dan cenderung bersifat pasif, khalayak

baru (netizen) secara aktif berkomunikasi dan berinteraksi

dengan pengguna lain dalam jaringan internet. Dengan kata

lain, warganet adalah orang yang memutuskan untuk

mencurahkan waktu dan upaya membentuk jaringan, tidak

hanya online untuk sesaat saja29.

Khalayak di internet pun tidak lagi pasif, tidak

tersentral, dan terisolasi, tetapi berperan aktif dalam

produksi konten, di samping mereka menjadi konsumen

atas informasi yang beredar dan mendistribusikannya ke

pengguna lain. Perputaran antara konsumen-produsen ini

28 Tine Agustin Wulandari, “Internet Dalam Kajian Komunikasi

Antarbudaya”, Jurnal Common, Vol. 1, No. 1, (2017), h. 5 29 Indra Gamayanto, Florentina Esti Nilawati, dan Suharnawi,

“Pengembangan dan Implementasi dari Wise Netizen (E-Comment) di

Indonesia”, Jurnal Teckno.com, Vol. 16, No. 1, (2017), h. 81

Page 50: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

36

tidak bisa ditemui dalam praktik media tradisional, bahkan

kehadiran media sosial bersamaan dengan internet turut

melibatkan khalayak sampai dalam penciptaan bahasa baru

yang bersifat global.

Terkait dengan identitas produser-konsumer, perlu

kiranya untuk melihat bagaimana posisi ini menjadi sangat

penting dilihat sebagai salah satu karakter yang muncul

karena kehadiran media sosial. Istilah seperti prosumer

atau produsage menunjukkan bagaimana khalayak tidak

lagi dipandang sebagai consumers atau user, tetapi dalam

berbagai konteks khalayak bisa dilihat sebagai producers.30

Seperti dicontohkan oleh Casaero dengan kehadiran blog,

bahwa medium ini memberikan kontrol sepenuhnya

kepada khalayak untuk mengkreasikan konten. Sarana blog

juga digunakan penggunanya untuk saling berinteraksi

dengan bloggers lain. Relasi yang terjalin merupakan

hubungan yang terbangun di dunia virtual dan terjadi

selama 24 jam secara terus menerus. Bahkan, pada media

sosial pengguna diberi keluasan dalam mengunggah teks,

foto, musik, dan melaporkan sebuah peristiwa secara

internasional di tengah dan masih berlangsung.

Media sosial pada dasarnya merupakan medium yang

memungkinkan keterlibatan pengguna dalam berinteraksi

dengan pengguna lain. Beberapa fasilitas komunikasi di

media sosial bahkan telah menyediakan wadah bagi

30 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, hal. 96

Page 51: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

37

pengguna untuk berinteraksi, seperti pada kolom komentar.

Tidak hanya berbentuk teks, namun penyedia layanan

sosial media, seperti Instagram, menyediakan tombol likes

sebagai representasi kesukaan pengguna atau bentuk

kesetujuan atas konten yang dibangun, serta berbagai

macam simbol lainnya yang dapat digunakan.

Terkait dengan karakteristik pengunjung di media

siber, White & Le Cornu membagi para pengguna internet

sebagai pengunjung (visitors) dan bisa sebagai penetap

(residents).31

Sebagai pengunjung, pengguna menyambangi situs-

situs tertentu karena dilandasi minat mereka, tergantung

sepenuhnya pada kemauan pengguna. Sementara di sisi

lain sebagai penetap, pengguna dengan sadar

menghabiskan waktu mereka untuk melakukan interaksi

sosial dan bukan sekadar untuk mengumpulkan informasi

semata, melainkan keberadaan pengguna itu bisa diketahui.

Sejalan dengan hal tersebut, Hine seperti dikutip

Nasrullah membagi tipe pengguna dalam konteks grup

diskusi daring menjadi web surfer, active newsgroup

participants, dan lukers.32 Keberadaan pengintai (lukers)

merupakan persoalan tersendiri untuk melihat jejak

pengguna dalam komunikasi termediasi komputer. Dalam

suatu grup diskusi, lukers ini hanya sekadar melihat,

31 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta:

Kencana, 2014), h. 66 32 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, hal. 72

Page 52: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

38

membaca satu atau dua isi yang dipublikasikan, dan tidak

meninggalkan jejak atau pesan sekalipun dalam diskusi

tersebut. Dengan kata lain, ia tidak berinteraksi dengan

pengguna lain. Artinya, secara kuantitas lukers ada, namun

tidak jika dilihat secara kebermaknaan. Istilah populer yang

tersebar adalah silent reader.

Khalayak baru di media baru punya kuasa penuh dalam

membangun sebuah realitas, mulai dari citra diri, interaksi,

regulasi, struktur, cara berkomunikasi bahkan bahasa

dalam berkomunikasi. Teknologi sepertinya terlampau

jauh memberikan ruang bagi khalayak untuk mengkonstruk

dirinya di dunia virtual. Bahkan khalayak baru tidak perlu

menunjukkan identitas dan keberadaan diri ketika mereka

berselancar di dunia maya.

B. Interaksi dan CMC

1. Interaksi

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan

dukungan dan persahabatan untuk memenuhi hajat

hidupnya. Kerjasama antarmanusia diperlukan guna

mendukung keberlangsungan hidup di bumi. Oleh karena

itu, manusia sengaja berinteraksi dengan orang lain untuk

mewujudkan hal tersebut. Tanpa adanya interaksi sosial,

maka tidak akan dikenal adanya kehidupan masyarakat.

Karena masyarakat hakikatnya tersusun dari hubungan

antarindividu dengan maksud dan tujuan untuk hidup

sejahtera.

Page 53: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

39

Berbicara mengenai interaksi sosial, menurut

Murdiyatmoko dan Handayani interaksi sosial adalah

hubungan antarmanusia yang menghasilkan suatu proses

pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan

tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan

struktur sosial. Sementara, Maryati dan Suryawati

menyatakan bahwa interaksi sosial adalah kontak atau

hubungan timbal balik atau interstimulus dan respon

antarindividu, antarkelompok atau antarindividu dengan

kelompok.33

Dalam kajian interaksionis simbolik, George Hebert

Mead menekankan pada bahasa yang merupakan sistem

simbol dan kata-kata merupakan simbol karena digunakan

untuk memaknai berbagai hal. Dengan kata lain, simbol

atau teks digunakan sebagai representasi dari pesan yang

dikomunikasikan kepada publik. Misalnya, smartphone

dimiliki tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi

digunakan juga untuk menunjukkan status sosial. Menurut

Mead, makna atas simbol tidak diciptakan semata oleh

individu tetapi terdapat proses pembelajaran atas makna

dan simbol selama terjadinya interaksi sosial.34

Charon menegaskan bahwa simbol adalah objek sosial

yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu yang

memang telah disepakati bisa direpresentasikan dengan

33 Shiefti Dyah Alyusi, Media Sosial: Interaksi, Identitas, dan Modal

Sosial (Jakarta: Kencana, 2016), h. 36 34 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber,

(Jakarta: Kencana, 2012), h. 91

Page 54: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

40

simbol tersebut. Individu, sebagai produsen sekaligus

konsumen, tidak hanya merespons simbol secara pasif

tetapi juga aktif untuk menciptakan kembali dunia tempat

dia bertindak berdasarkan realitas yang datang. Sementara

itu, D. Miller, sebagaimana dikutip Ritzer dan Goodman,

menjelaskan lima fungsi dari simbol; pertama, simbol

memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan

dunia materi dan dunia sosial, karena dengan simbol

mereka bisa memberi nama, kategori, dan mengingat objek

yang ditemui; kedua, simbol meningkatkan kemampuan

orang untuk memecahkan masalah; ketiga, simbol

meningkatkan kemampuan berpikir; keempat, simbol

meningkatkan kemampuan seseorang untuk memecahkan

masalah; kelima, penggunaan simbol memungkinkan aktor

melampaui waktu, ruang, dan bahkan pribadi mereka

sendiri.35

Interaksi merupakan sebuah konsep yang dapat

digunakan untuk membedakan antara media baru, dengan

sistem digital, dan media tradisional, sistem analog.

Interaksi bagi Graham seperti dikutip oleh Nasrullah

merupakan salah satu cara yang berjalan di antara

pengguna dan mesin dengan memungkinkan para

pengguna maupun perangkat saling terhubung secara

interaktif. Bagi Graham, teknologi telah memediasi –

Graham menyebutnya dengan istilah ‘remediated’, segala

35 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, h. 92

Page 55: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

41

aktivitas manusia. Perbedaan wilayah, misalnya, tidak lagi

menjadi kendala bagi dua orang untuk melakukan

komunikasi secara langsung. 36

Selanjutnya, Gane dan Beer memberikan sudut

pandang unukt melihat bagaimana interaksi terjadi di

media siber yang bisa bermakna, yaitu: (1) suatu struktur

yang dibangun dari perangkat keras maupun perangkat

lunak dari berbagai sistem media; (2) human agency,

melibatkan manusia dan adanya desain maupun perangkat

sebagai variabel yang bebas digunakan; (3) konsep untuk

menjelaskan tentang komunikasi yang terjadi antara

pengguna yang termediasi oleh media baru dan

memberikan kemungkinan baru yang selama ini ada dalam

proses komunikasi interpersonal; dan (4) bisa diartikan

sebagai konsep yang menghapuskan sekat-sekat, sebagai

contoh antara pemerintah dan warga negara.37

Interaksi dalam bingkai komunikasi interpersonal

selalu berada di dalam konteks yang relatif utuh. Dalam

bingkai komunikasi interpersonal tersebut ada empat tipe

konteks yang bekerja di dalam komunikasi langsung

interpersonal. Pertama, relationship contexts yang

mencakup harapan yang bersifat mutual di dalam

keanggotaan kelompok. Kedua, episode context yang

merupakan sebuah kejadian atau peristiwa. Di dalam

36 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), h. 76 37 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, h. 81

Page 56: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

42

bingkai komunikasi interpersonal, semua partisipan

komunikasi berada di dalam kejadian bersama. Ketiga,

self-concept context yang mencakup pengertian dan

kepekaan seseorang terhadap gambaran dan citra diri yang

diajak berkomunikasi. Keempat, archetype context yang

merupakan gambaran umum terhadap kebenaran.38

Dengan mencermati hal-hal tersebut, komunikasi

berbasis komputer, seperti situs jejaring sosial, tidak

sepenuhnya berjalan sesuai bingkai komunikasi langsung

secara interpersonal. Tetapi pula, komunikasi berbasis

komputer melalui situs jejaring sosial itu, juga tidak

sepenuhnya meninggalkan semua aspek kontekstual di

dalam bingkai komunikasi langsung interpersonal ini.

Terdapat beberapa tipe yang selaras dengan jejaring sosial

siber seperti relationship context dan self-concept context.

Terkait dengan jenis-jenis interaksi, Thompson

membedakannya menjadi tiga bagian, yaitu: Face-to-face

interaction atau interaksi tatap muka, mediated interaction

atau interaksi yang dimediasi, dan mediated quasi-

interaction atau kuasi-interaksi yang dimediasi.39 Tabel

berikut ini menjelaskan tiga jenis interaksi yang dimaksud

oleh Thompson.

38 Basuki Agus Suparno, dkk., “Computer Mediated Communication

Situs Jejaring Sosial dan Indentitas Diri Remaja”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.

10, No. 1, (2012), h. 87-88 39 David Holmes, Teori Komunikasi: Media, Teknologi, dan Masyarakat,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 288

Page 57: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

43

Tabel 2.1

Paradigma instrumental/mediasi John B. Thompson

Jenis Interaksi Kualitas

Interaksi face-to-face

(kehadiran terwujud

secara bersama-sama)

- Dialogis

- Kehadiran bersama

- Tingkat tinggi atas

informasi kontekstual

(bahasa tubuh, sikap,

gerak, ekspresi deictic: di

sini, ini)

- Bersifat timbal-balik

- Spesifisitas interpersonal

Interaksi termediasi

(medium teknis,

misalnya menulis,

menelpon)

- Dialogis

- Diperluas/tidak saling

hadir

- Langsung terbatas atas

informasi kontekstual (kop

surat, tanda tangan,

tanggal dilakukannya

komunikasi)

- Bersifat timbal-balik

Spesifisitas

interpersonal kuasi-

interaksi termediasi

(buku, surat kabar,

radio, TV)

- Monologis

- Diperluas

- Diproduksi untuk berbagai

penerima tak terbatas oleh

Page 58: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

44

sejumlah kecil produsen

media

- Pengirim dan penerima

pesan masih bisa

membentuk ikatan

2. Komunikasi Termediasi Komputer (CMC)

Salah satu aspek yang muncul dari perkembangan

media baru dan semakin eksisnya ruang siber yang

memertemukan individu dan sekelompok individu dalam

ruang virtual adalah komunikasi termediasi komputer

(Computer-mediated Communications). Komputer,

smartphone, atau perangkat lainnya yang terkoneksi

dengan internet pada dasarnya tidak sekadar menjadi media

yang memfasilitasi proses distribusi dan sirkulasi pesan,

namun sebagai medium layaknya aspek serta lingkungan

dalam komunikasi tatap muka. Hanya saja, komunikasi

yang terjadi di media siber lebih banyak tergantung pada

teks, baik teks dalam pengertian harfiah maupun sebagai

simbol, ikon, atau penanda lain yang merepresentasikan

pesan.

Teknologi komunikasi meningkatkan partisipan dalam

hal kesadaran akan aktivitas komunikasi, seperti

pembuatan keputusan dan diskusi. Kehadiran internet

memberikan banyak kemudahan untuk mendapatkan

informasi yang sangat berguna. Melalui internet, seseorang

Page 59: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

45

dapat berdiskusi dengan beberapa teman dalam waktu yang

bersamaan tanpa batasan jarak. Dikatakan Van Dijk, orang

dapat mengompensasikan hilangnya tanda-tanda dalam

imaji, suara, dan data dengan menggunakan tanda-tanda

tekstual sehingga orang dapat fokus lebih pada isi dari teks

dengan membaca surel, orang akan lebih santai dalam

percakapan yang informal.40

Menurut December, bahwa CMC atau computer

mediated communication merupakan proses komunikasi

manusia melalui komputer yang melibatkan khalayak,

tersituasi dalam konteks tertentu, di mana proses itu

memanfaatkan media untuk tujuan tertentu. Cantoni dan

Tardini mendefinisikan CMC dengan lebih ringkas, yaitu

sebagai interaksi antar-individu yang terjadi melalui

komputer.41 Andrew F. Wood dan Matthew J. Smith

mengatakan bahwa CMC merupakan sebuah integrasi

teknologi komputer dengan kehidupan sehari-hari. Di

dalamnya seringkali terjadi adanya batas-batas yang samar

antara bentuk komunikasi yang bermediasi dan bentuk

komunikasi yang imediasi.42

Definisi yang lebih lengkap dikemukakan oleh

Strangelove, yaitu:

40 Dian Budiargo, Berkomunikasi Ala Net Generation, (Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2015), h. 52 41 Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia) h. 79 42 Basuki Agus Suparno, dkk., “Computer Mediated Communication

Situs Jejaring Sosial dan Indentitas Diri Remaja”, (Jurnal Ilmu Komunikasi,

Vol. 10, No. 1, Januari-April 2012), h. 90

Page 60: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

46

The internet is not about technology, it is not about

information, it is not about communication-people

talking with each other, people exchange e-mail,

people doing the low ASCII dance. The internet is mass

participation in fully bidirectional, uncensored mass

communication. Communication is the basis, the

foundation... The internet is a community of chronic

communicators. 43

Jadi, menurut Strangelove internet bukanlah sekadar

teknologi, bukan tentang informasi, ataupun tentang

komunikasi di mana orang-orang berbicara satu sama lain,

melalui surel misalnya. Internet melibatkan partisipasi

massa yang memiliki dua fungsi secara penuh, komunikasi

massa, yang tidak disensor. Komunikasi merupakan

dasarnya, fondasi... internet adalah komunitas dari

komunikator-komunikator yang tidak pernah hilang.

Holmes mengatakan bahwa setiap individu mengalami

peningkatan dalam berinteraksi dengan layar komputer,

membangun relasi face-to-screen dibandingkan face-to-

face. Di luar tubuh kita sendiri, dunia berisi dengan benda-

benda yang juga teranimasi, suatu animasi yang mungkin

bersaing dengan manusia. Sherry Turkle dalam bukunya

The Second Self (1995) menyatakan bahwa internet telah

menghubungkan miliaran individu dari belahan bumi mana

pun dalam ruang baru yang berimplikasi pada cara berpikir

selama ini bahkan terhadap konsepsi identitas diri.44

43 Diakses di www.december.com/cmc/mag/1998/may/chenault.html,

pada 5 September 2019 44 Holmes, Teori Komunikasi: Media Teknologi, dan Masyarakat, h. 5

Page 61: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

47

CMC memungkinkan pemilihan dan pembentukan

kesan yang lebih menguntungkan user. Dalam interaksi

CMC, informasi yang diberikan oleh pengguna tentang

dirinya adalah informasi selektif yang sudah melalui

proses penyaringan. Siapa pun yang terlibat dalam

percakapan memiliki kebebasan dan mengontrol hal-hal

apa saja yang ingin mereka tampilkan. CMC membuka

peluang untuk selektif self-presentation, idealisasi dan

pertukaran sesuai yang diinginkan.45

Holmes pun menegaskan bahwa ada empat poin

penting mengenai perspektif CMC, yaitu 1) memfokuskan

pada keunikan komunikasi yang terjadi di dunia siber; 2)

lebih mengkhususkan diri pada term “interaksi” dibanding

“integrasi”, yang lebih mengangkat beragam bentuk

interaksi individu dibandingkan semua konteks serta ritual

sosial di mana interaksi tersebut memiliki makna; 3) tidak

seperti media studies, beberapa pembahasan CMC

mengungkap bagaimana faktor-faktor eksternal

memengaruhi kegiatan komunikasi. Dengan menganalisis

broadcast, kenyataannya sangat sedikit yang

mengeksplorasi bagaimana faktor-faktor eksternal

tersebut memengaruhi konten media sementara konten

media itu sendiri dinilai dari bagaimana ia merefleksikan

segala sesuatunya di luar media atau realitas non-media;

4) perspektif ini memfokuskan pada integrasi informasi di

45 Natalia Widiasari, “Facebook Sebagai Komunikasi Yang Dimediasi

Komputer”,(Jurnal Interact, Vol. 5, No. 2, (2016), h. 73

Page 62: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

48

mana komunikasi yang terjadi melalui medium komputer

berdasarkan pada proses informasi yang dapat dijumpai

dalam beragam bentuk. 46

Interaksi yang terjadi secara simultan di dunia virtual

akan membentuk cyber society seperti yang dikatakan oleh

Mead, bahwa setiap interaksi akan membentuk society.

Namun, yang membedakan dengan interaksi tatap muka

ialah bentuk society yang berkembang dari proses CMC

ini. Dapat dikatakan cyber society ini sifatnya tidaklah

sekuat atau sesolid yang berasal dari interaksi face-to-face,

atau dapat dikatakan sebagai pseudo-community

(komunitas semu). 47

Budaya siber atau cyberculture secara sederhana

melihat bagaimana budaya itu berada di ruang siber.

Media sosial dinilai menjadi tempat di mana interaksi

budaya terjadi, tidak peduli dari etnis dan ras manapun

semua dapat bergabung di satu wadah. Di tempat inilah

budaya siber berada dan melalui media sosial pula artefak

budaya siber berkembang. Dengan demikian, melihat

budaya siber dan media sosial harus diawali dengan

sebuah konsep atau sudut pandang bahwa media sosial

merupakan produk dari budaya dan sekaligus sebagai

produser dari budaya itu sendiri.48

46 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, h. 94 47 Dian Budiargo, Berkomunikasi Ala Net Generation, h. 176 48 Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, h. 74

Page 63: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

49

Mary Cross mendeskripsikan budaya siber dengan

kalimat “We are already experiencing the cultural effect

of the digital revolution that is underway”.49 Disadari atau

tidak, kehidupa manusia telah terkungkung oleh teknologi

dan media baru. Kehadiran media baru, menurut Cross,

membawa masyarakat pada tsunami informasi. Ada

banyak macam media online yang dapat diakses

masyarakat. Di Indonesia saja menurut Dewan Pers ada

sekitar 47 ribu media siber di seluruh Indonesia.50

Informasi itu akhirnya berevolusi menjadi barang

komoditas yang menguntungkan. Lalu, revolusi telah

menyeret masyarakat untuk bergantung pada mobile

device. Segalanya dapat diakses dengan genggaman

tangan, tidak hanya komunikasi semata tetapi akses

informasi, transportasi, keuangan, bahkan ajang eksistensi

diri.

CMC terjadi dalam ruang baku cyberspace yang

merupakan sebuah metafora untuk menggambarkan

medan non-fisik yang dibuat oleh sistem komputer.

Seperti ruang fisik, dunia maya berisi file, pesan, grafis,

dan sebagainya, serta berbagai mode transportasi dan

pengiriman. Perbedaan gerak yang terjadi dalam dunia

maya adalah tidak memerlukan pergerakan fisik selain

menekan tombol pada keyboard atau menggerakkan

49 Mary Cross, Bloggerati, Twitterati: How Blogs and Twitter are

Transforming Popular Culture, (California: Praeger, 2011), h. 23 50 Diakses di https://www.amsi.or.id/dari-47-ribu-baru-2-700-media-

online-terverifikasi-dewan-pers/, pada 12 September 2019

Page 64: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

50

mouse. Meskipun terdapat perbedaan di antara real world

dan dunia siber, namun Benedikt menyatakan dua dunia

tersebut sudah overlapping dalam kehidupan manusia.

Sehingga dapat dikatakan bahwa sejak penggunaan ruang

siber sebagai ruang berkomunikasi, maka CMC sudah

memasuki era sebagai perilaku komuniaksi yang tak

terelakan (inevitable).51

Berkaitan dengan hal tersebut, Marc Smith

memberikan empat aspek penting dalam mengenali

interaksi virtual52:

1. Virtual interactions is aspatial. Bahwa jarak tidak

memengaruhi proses komunikasi dan interaksi.

Interaksi tidak mesti terjadi dalam waktu dan tempat

yang sama antara sender dan receiver layaknya

komunikasi tatap muka. Sehingga konten dan

lingkungan dalam dunia siber selalu “hidup” dan ada

kapan pun.

2. Virtual interaction via system is predominantly

asynchronous. Interaksi yang terjadi di media siber

bisa dikondisikan sesuai dengan jadwal yang

diinginkan pengguna saat terkoneksi dalam jaringan.

Contohnya, media sosial Instagram kerap kali

digunakan penggunanya untuk mengirimkan status

51 Edwi Arief Sosiawan dan Rudi Wibowo, “Model dan Pola Computer

Mediated Communication Pengguna Remaja Instagram dan Pembentukan

Budaya Visual”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 16, No. 2, (2018), h. 148 52 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber, h. 95

Page 65: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

51

berupa teks. Status tersebut dapat dikomentari oleh

pengguna lain maupun pemilik akun itu sendiri. Inilah

interaksi di media siber yang tidak memerlukan

kesamaan waktu dan bisa melibatkan pengguna yang

berada di lokasi mana pun.

3. CMC is acorporeal because it is primarily a text-only

medium. Interaksi yang terjadi melalui jaringan

komputer pada dasarnya diwakili dengan teks. Teks

dalam bentuknya yang beragam dan juga melibatkan

simbol (icons) menjadi medium yang digunakan

pengguna dalam berkomunikasi. Berbeda dengan

komunikasi tatap muka yang mengandalkan ekspresi

wajah atau intonasi suara sebagai penentu dalam

penyampaian dan penerimaan pesan, di dunia siber hal

tersebut diwakili oleh teks. Efek dari CMC yang

asyncronous dan acorporeal ini juga mampu

melakukan komunikasi dengan melibatkan jumlah

individu yang besar, sedangkan hal ini juga bisa

dilakukan melalui konferensi telepon.

4. CMC is astigmatic. Bahwa interaksi yang terjadi

cenderung mengabaikan stigma terhadap individu

tertentu, sebab komunikasi berdasarkan teks ini sangat

sedikit bisa menampilkan gambaran visual tentang

status seseorang dibandingkan apabila bertatap muka

secara langsung. Di media siber interaksi yang terjadi

tidak menyaratkan adanya kesamaan status atau

tingkat pengetahuan (astigmatic). Status sosial,

Page 66: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

52

pangkat, jabatan, dan sebagainya yang berlaku di

masyarakat luring tidak berlaku di media siber. Satu-

satunya “kelas” yang ada yaitu apa yang disebut

dengan administrator, namun itu pun hanya bersifat

teknis dan pengatur lingkungan komunikasi yang

secara teknis pula ditentukan oleh pengguna lain.

Salah satu efek atau konsekuensi dari interaksi di

media siber itu adalah teks yang secara visual menjadi

satu-satunya sarana komunikasi. Bahasa (teks) di media

siber yang dalam pandangan Crystal bahasa internet atau

internet language merupakan medium keempat setelah

bahasa tulis (writing), bahasa bicara (speaking), dan

bahasa tanda (signing). Atau bagaimana pengeruh

teknologi pada akhirnya memunculkan apa yang disebut

dengan ikon emosi (emoticon).53 Ikon-ikon emoticon

muncul sebagai simbol dari emosi pengguna dengan

modifikasi dari simbol-simbol keseharian menjadi bahasa

komputerj mulai dari ikon yang sederhana, seperti :) untuk

menandakan bahagia sampai pada (T_T) untuk

menunjukkan sedang menangis. Tidak hanya itu, beragam

faktor juga bisa memunculkan inovasi baru, misalnya

adanya modifikasi emoticon di Jepang dengan nama

Kaomoji.

53 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, h. 82

Page 67: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

53

Membincangkan teks di media siber, ada dua term

yang dapat digunakan, yaitu netspeak dan netlingo.

Netspeak terjadi tatkala para pengguna melakukan

interaksi langsung (syncronous) seperti yang terjadi pada

online chat atau instant messaging. Fasilitas Facebook

Chat, misalnya, digunakan sebagai medium untuk

melakukan obrolan (chat) secara langsung dengan mediasi

teks yang mewakili bahasa bicara. Sedangkan netlingo

sebagai penulisan teks yang seolah-olah sedang berbicara.

Teks yang ditulis di media siber menjadi bahasa yang

seolah-olah mewakili ungkapan ketika berbicara. Oleh

karena itu, setiap kata atau kalimat yang ditulis dalam

media siber seolah-olah adalah ucapan atau suara berserta

intonasinya dalam percakapan keseharian.54

C. Nilai-nilai Dalam Komunikasi Antarbudaya

1. Nilai

Berbagai pendapat ihwal nilai ini telah dikemukakan oleh

para ahli, salah satunya seorang filsuf Jerman-Amerika, Hans

Jonas yang berkata bahwa nilai adalah the addressee of a yes,

“Sesuatu yang ditujukan dengan kata ‘ya’ kita.” lawrence

Ross, mengartikan nilai sebagai “ideal directive” atau “done

ideal” yang merupakan sesuatu yang menjadi penggerak

manusia ke arah pemenuhan hasratnya.55

54 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi, h. 83 55 Alex Sobur, Filsafat Komunikasi Tradisi dan Metode Fenomenologi,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 323

Page 68: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

54

Dalam perspektif komunikasi, pertanyaan yang kerap

mengemuka adalah sebagai “makhluk bernilai”, standar nilai

apa yang bisa dipertimbangkan untuk memulai perilaku

komunikasi agar bisa mewujudkan kehidupan umat

manusia.56

Sementara itu, para filsuf mengartikan nilai sebagai esensi-

esensi yang dikenal oleh intuisi dan termuat dalam semacam

alam hierarkis, begitu kata Plato. Aristoteles rupanya

menganggap nilai bukan sebagai esensi, melainkan minat dan

kepentingan. Nietzsche menganggap nilai-nilai dibangun

maupun ditentukan oleh penilaian baik dan buruk. Nilai

tumbuh dalam keadaan amarah dan kekuasaan tetapi mampu

menciptakan perubahan. Sartre berpandangan bahwa nilai

merupakan rekaan manusia dalam situasi kehidupannya. Nilai

bukan esensi dan tidak dapat dibenarkan secara rasional.57

2. Komunikasi Antarbudaya

Pembicaraan tentang komunikasi antarbudaya tak dapat

dielakkan dari pengertian kebudayaan. Komunikasi dan

kebudayaan tidak sekadar dua kata tetapi dua konsep yang

tidak dapat dipisahkan. Willian B. Hart menekankan bahwa

studi komunikasi antarbudaya dapat diartikan sebagai studi

56 Alex Sobur, Filsafat Komunikasi Tradisi dan Metode Fenomenologi,

h. 325 57 Alex Sobur, Filsafat Komunikasi Tradisi dan Metode Fenomenologi,

h. 327

Page 69: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

55

yang menekankan pada efek kebudayaan terhadap

komunikasi.58

Istilah antarbudaya pertama kali diperkenalkan oleh

seorang antropolog yang bernama Edward T. Hall (1959)

dalam bukunya The Silent Language. Hall dalam buku

tersebut menerangkan tentang keberadaan konsep-konsep

unsur kebudayaan, misalnya sistem ekonomi, religi, sistem

pengetahuan sebagaimana apa adanya.59

Joseph A. Devito mengartikan komunikasi antarbudaya

merupakan bentuk komunikasi antara orang-orang yang

berbeda kultur seperti perbedaan kepercayaan, nilai, dan cara

berperilaku. Di mana hal tersebut dapat memengaruhi aspek

dan pengalaman kita dalam berkomunikasi.60

Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larr

A. Samovar dan Richard E. Porter Intercultural

Communication, A Reader– komunikasi antarbudaya adalah

komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan,

misalnya antar suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas

sosial.61

Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya

sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang

berbeda kebudayaannya. Ia menulis, “intercultural

58 Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013), h. 8 59 Alo Liliweri, Gatra-gatra Komunikasi Antrabudaya, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011), h. 1 60 Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, (Penerjemah: Agus

Mulyana), (Pamulang: Karisma Publishing Group, 2011), h. 535 61 Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, h. 10

Page 70: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

56

communcaion generally refers to face-to-face interaction

among people of diverse culture.”62 Sedangkan, Hamid

Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai

human flow across national boundaries.63 Misalnya, ketika

mahasiswa terlibat dalam konferensi internasional dari

berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.

Komunikasi antarbudaya itu dilakukan:

- Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam

pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema

(penyampaian tema melalui simbol) yang sedang

dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai

makna, tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan

makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;

- Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari

persetujuan antar-subjek yang terlibat dalam komunikasi,

sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam

pemberian makna yang sama; dan

- Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak

terprogram, namun bermanfaat karena mempunyai

pengaruh terhadap perilaku kita. menunjukkan fungsi

sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri

dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan

berbagai cara.64

62 Fred E. Jandt, Intercultural Communication: An Introduction,

(London: Sage Publication, 1998), h. 36 63 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2016) h. 329 64 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, h. 36-42

Page 71: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

57

3. Nilai-nilai Dalam Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarindividu, termasuk komunikasi

antarbudaya, yang efektif sangat ditentukan oleh pemahaman

individu tentang makna, terutama meletakkan makna tersebut

dalam nilai kebudayaan yang siap diterima. Nilai merupakan

sebuah unsur penting dalam kebudayaan, nilai membimbing

manusia untuk menentukan apakah sesuatu itu boleh atau

tidak boleh dilakukan. Dengan kata lain, nilai merupakan

sesuatu yang abstrak tentang tujuan budaya yang akan kita

bangun bersama melalui bahasa, simbol, dan pesan-pesan

verbal maupun nonverbal.65

Nilai cenderung menjadi dasar bagi seseorang untuk

membuat suatu keputusan, bahkan menjadi dasar baginya

untuk menilai suatu tindakan yang dilakukannya terhadap

orang lain. Alo Liliweri merangkum pengertian nilai menurut

para ahli, di antaranya66:

1) Menurut G.R. Leslie, R.F. Larson, H.L. Gorman

nilai adalah konsepsi kelompok terhadap hal-hal

apa yang secara relatif mereka inginkan.

2) Menurut Young dan Mack nilai merupakan

asumsi yang kita sadari terhadap sebagian besar

dari apa yang dianggap benar dan penting.

65 Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya,

(Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 50 66 Alo Liliweri, Pengantar Studi Kebudayaan, (Bandung: Nusamedia,

2014), h. 56

Page 72: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

58

3) Menurut Peter Worsley nilai adalah konsepsi

umum tentang hal yang baik, gagasan tentang

jenis tujuan bahwa orang harus mengejar tujuan

itu sepanjang hidup, sebagian besar kegiatan yang

meskipun berbeda-beda namun tetap mengejar

tujuan yang sama.

4) Menurut H.M. Johnson nilai merupakan standar

umum yang dapat dianggap sebagai norma-norma

yang lebih tinggi.

5) Menurut Michael Haralambos nilai adalah

keyakinan bahwa sesuatu itu baik dan bermanfaat,

atau apa yang berharga dan layak diperjuangkan.

Setiap kebudayaan harus memiliki nilai-nilai dasar yang

merupakan sistem kepercayaan dan pandangan hidup

seseorang. Nilai dapat dianggap sebagai bagian yang

tersembunyi dari kebudayaan. Jika kebudayaan diibaratkan

seperti gunung es, maka nilai merupakan bagian bawah

permukaan.67

Tanpa disadari, lingkungan dan masyarakat telah

mengajarkan dan mengenalkan prinsip-prinsip kehidupan

yang terkandung dalam nilai-nilai. Ada beberapa tipe nilai, di

antaranya68:

a. Nilai pribadi

Nilai pribadi atau nilai personal merupakan nilai

absolut atau nilai relatif dan nilai etis. Nilai ini

67 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, h. 137 68 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, h. 57-71

Page 73: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

59

dijadikan sebagai asumsi yang bisa menjadi dasar

bagi sebuah tindakan etis.

b. Nilai keluarga

Nilai keluarga merupakan nilai yang berada pada

unit paling kecil dari suatu masyarakat, yakni hanya

mencakup bapak, ibu, dan anak-anak yang masing-

masing memainkan peran meraka untuk saling

memberikan kasih sayang dan perlindungan.

Sekurangnya ada sepuluh esensi nilai keluarga, yaitu

belonging, fleksibilitas, respek, kejujuran,

pengampunan, kedermawanan, rasa ingin tahu,

komunikasi, tanggung jawab, dan tradisi.

c. Nilai material

Nilai material adalah nilai yang dibutuhkan

sehari-hari dari lingkungan seperti komoditas, dan

lain-lain. Nilai material juga dapat didefinisikan

sebagai kecenderungan untuk menempatkan harta

dan akuisisi harta sebagai pusat perhatian dalam diri

seseorang. Jadi, nilai ini melihat harta sebagai sarana

untuk mencapai kebahagiaan, juga sebagai indikator

untuk menentukan kesuksesan diri sendiri maupun

orang lain.

d. Nilai spiritual

Nilai spiritual merupakan nilai yang bersifat

non-materi seperti kejujuran, kebenaran, kebaikan,

keindahan, dan sebagainya. Nilai ini biasanya berasal

dari kitab suci (agama).

Page 74: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

60

e. Nilai sosial-budaya

Nilai ini merupakan nilai yang berlaku dalam

masyarakat. Nilai ini dapat berubah seiring

berjalannya waktu, sehingga bisa sesuai pada zaman

tertentu namun tidak sesuai pada zaman lainnya.

f. Nilai moral

Nilai moral adalah standar terhadap sesuatu yang

baik atau jahat. Standar tersebutlah yang mengatur

perilaku individu yang disebut moral. Moral individu

dapat berasal dari masyarakat, pemerintah, agama,

orang tua, bahkan diri sendiri.

Page 75: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

61

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Biografi Ustaz Hanan Attaki

Tengku Hanan Attaki merupakan seorang dai terkenal

di kalangan milenial yang lahir di Aceh pada 31 Desember

1981. Ia memiliki enam orang saudara di mana Ustaz

Hanan merupakan anak kelima. Sejak masih kecil, Hanan

telah dekat dengan Al-Qur’an. Setelah menyelesaikan

pendidikan di Pondok Pesantren Ruhul Islam Banda Aceh,

beliau mendapat beasiswa untuk meneruskan jenjang

kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

Di Al-Azhar, Ustaz Hanan kuliah di Fakultas

Ushuluddin dengan mengambil jurusan Tafsir Al-Qur’an.

Semasa kuliah, beliau bergabung dengan kelompok studi

Al-Qur’an dan ilmu Islam serta menjadi pemimpin redaksi

dari buletin Salsabila. Untuk mencukupi kebutuhan hidup

selama kuliah, Ustaz Hanan mencoba berbagai bisnis mulai

dari katering, berjualan bakso, hingga menjadi ‘joki’ Hajar

Aswad saat musim haji dengan modal nekat.

Di Mesir pula Ustaz Hanan bertemu dengan jodohnya

yang bernama Haneen Akira. Mereka menikah di saat

sama-sama menempuh pendidikan di Al Azhar. Dari

pernikahannya itulah, mereka dikaruniai tiga orang anak

yang bernama Maryam, Aisyah, dan Yahya.69

69 Wink, 18 Januari 2018. Artikel: Profil dan Biografi Ustadz Hanan

Attaki –Pendiri Pemuda Hijrah. Biografiku.com, diakses pada 17 Juli 2019

Page 76: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

62

Pada 2004 Ustaz Hanan menamatkan kuliahnya di

Mesir dan mendapat gelar Lc (License). Tahun 2005, ia

sempat terpilih sebagai qari terbaik Fajar TV, Kairo dan

mengisi acara tilawah di kanal Fajar TV dan Iqro Tv.

Setelah itu, beliau dan istri kembali ke Indonesia dan

tinggal di Kota Bandung. Di kota kembang itu, Ustaz

Hanan bekerja sebagai pengajar SQT Habiburrahman dan

Jendela Hati, serta menjadi direktur Rumah Quran Salman

di Institut Teknologi Bandung.

Pada Maret 2015, Hanan Attaki mendirikan Gerakan

Pemuda Hijrah yang dikenal dengan sebutan Shift, hingga

gerakan ini menjadi media dakwahnya. Selain menjadi

pendiri Shift dan mengajar di berbagai tempat, beliau kerap

mengisi kajian keislaman di Masjid Trans Studio Bandung.

Jamaah yang berdatangan mayoritas adalah kaum pemuda

sebab kajian yang ia bawakan menarik dan mudah

dimengerti.

B. Media Sosial Hanan Attaki

Media sosial yang kerap digunakan Ustaz Hanan untuk

mempromosikan jadwal kajiannya ialah Instagram.

Tercatat, Ustaz Hanan mulai aktif menggunakan Instagram

sejak 18 Oktober 2015. Pengaruh Ustaz Hanan di media

sosial cukup besar. Hal itu ditunjukkan dari jumlah

pengikutnya di Instagram yang pada saat penulis

mengaksesnya berjumlah 7,7 juta, jauh meninggalkan

jumlah followers ustaz lain seperti, Felix Siauw

Page 77: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

63

@felixsiauw dengan 4,2 juta dan ustaz Abdullah

Gymnastiar @aagym dengan 4,8 juta.

Dengan jumlah tersebut, satu kali post di Instagram

rata-rata mendapat jumlah likes sebanyak 100-200 ribu.

Hingga saat ini, telah ada 718 konten pada akunnya yang

berisikan tentang aktivitas sehari-hari, jadwal kajiannya,

ataupun isu terkini.70

Pada setiap kontennya, @hanan_attaki kerap kali

menyertakan tagar #pemudahijrah yang merupakan simbol

gerakan Shift bentukannya. Selain itu, terdapat pula

potongan video berisi pesan dakwah yang diberi tagar

#1MinuteBooster.

Selain Instagram, beliau juga mempunyai kanal

YouTube yang dibentuk pada Mei 2017 lalu. Berbeda

70 Diakses di www.instagram.com/hanan_attaki, pada 17 September 2019

Gambar 3.1

Halaman profil IG Hanan Attaki

Sumber: http://instagram.com/hanan_attaki

Page 78: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

64

dengan media sosial Instagram, video yang ada di kanal

YouTube Ustaz Hanan lebih menjawab persoalan sehari-

hari terlebih anak muda. Kanal YouTube Ustaz Hanan pun

telah memiliki 560 ribu subscriber.

C. Realitas Objektif E-Dakwah Instagram Hanan Attaki

Selama bulan Ramadhan tahun 2019 (6 Mei – 5 Juni)

Hanan Attaki telah mengunggah 20 konten baik gambar

maupun video. Berikut ini hasil temuan penulis dari konten

yang diunggahnya tersebut.71

71 Data ini diakses pada 2 Desember 2019 dan dapat berubah sewaktu-waktu

Page 79: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

65

Ustaz Hanan Attaki mengunggah konten yang

bervariasi, baik yang mempunyai pesan dakwah maupun

hanya berupa aktivitas sehari-harinya, ucapan berduka, dan

ajakan untuk berinfak. Konten yang berisi pesan dakwah

merupakan konten yang menuliskan nilai-nilai islami dan

mengajak netizen untuk berperilaku sesuai tuntunan Islam.

Dari data tersebut, penulis membatasi penelitian ini

berupa konten yang mempunyai pesan dakwah mengenai

akhlak, yaitu:

1. Sesungguhnya Perbuatan Kita Tergantung Niat

Konten ini diunggah pada 13 Mei 2019

berdurasi satu menit. Video ini mendapat

respon sebanyak 207.435 likes dan 1.181

komentar, serta telah dilihat oleh 900.702

viewers. Konten ini berisi video narasi dakwah

Ustaz Hanan tentang segala sesuatunya harus

diniatkan kepada Allah.

2. Pengendalian Diri

Konten ini diunggah pada 22 Mei 2019 dan

mendapatkan jumlah viewers sebanyak

274.464 kali serta 270 komentar. Video ini

berisi pesan dakwah tentang kesabaran ketika

Page 80: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

66

dizalimi orang. Penyampaian dakwah dalam

konten ini berupa analogi yang dekat dengan

kehidupan sehari-hari.

3. Kunci Sukses

Konten ini diunggah pada 30 Mei 2019 dan

mendapat jumlah komentar sebanyak 523

interaksi dan dilihat oleh 330.031 kali. Konten

ini berisi video mengenai akhlak seseorang

kepada orang tuanya. Video ini diselingi

ilustrasi guna memperkuat pesan yang hendak

disampaikan.

Page 81: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

67

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Riset dalam penelitian ini memfokuskan pada interaksi

khalayak yang terbentuk di media sosial Instagram Hanan Attaki

dalam menanggapi konten-konten dakwah yang diunggahnya

selama bulan Ramadhan 2019. Interaksi terjadi antar sesama

warganet maupun interaksi warganet dengan pemilik akun, Hanan

Attaki.

Salah satu konten dakwah yang kerap diunggah oleh Hanan

Attaki adalah video dengan tagar #1minutebooster. Konten

tersebut berisi potongan video satu menit berisi pesan dakwah

yang memiliki beragam tema.

Berbeda dengan khalayak media konvensional, di media

daring khalayak lebih interaktif, karena ia bukan lagi menjadi

konsumen tetapi dapat menjadi produsen informasi. Melalui media

sosial, seperti Instagram, pengguna dan interaksi yang terjadi di

antara pengguna juga menghasilkan dimensi lain seperti budaya.

Untuk menganalisis interaksi yang terbentuk di media

sosial Hanan Attaki, penulis menggunakan metode Analisis Media

Siber (AMS) yang dikembangkan oleh Rulli Nasrullah dalam

bukunya “Etnografi Virtual”. Metode analisis ini terbagi menjadi

empat level, yakni ruang media (media space), dokumen media

(media archive), objek media (media object), dan pengalaman

(experimental storiesi). Selanjutnya penulis akan menganalisis

fenomena ini berdasarkan levelnya masing-masing.

Page 82: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

68

1. Ruang media

Level ini mengungkapkan bagaimana struktur media

sosial Instagram, mulai dari prosedur membuat akun,

mempublikasikan gambar/video, mengatur setelan profil

di Instagram, dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan

data pada level ini, penulis menggunakan pendekatan

etnografi virtual. Metode ini memosisikan peneliti bukan

hanya sebagai pengamat, melainkan juga ikut terjun

langsung ke lapangan, yaitu dengan memiliki akun dan

terlibat dalam fenomena yang diteliti.

Untuk dapat mengakses Instagram, seseorang harus

membuka laman www.instagram.com atau dapat

mengunduh aplikasinya di toko penyedia aplikasi. Setelah

mengaksesnya, setiap pengguna harus membuat akun

terlebih dahulu agar dapat menikmati fitur-fitur yang ada

di Instagram, seperti mengunggah teks, mengikuti suatu

akun, mendapat feed dari akun yang diikuti, explore, dan

lainnya.

a. Cara membuat akun

Untuk dapat menikmati fitur yang ada di Instagram,

pengguna membutuhkan sebuah akun. Berikut ini tata

cara membuat akun Instagram.

Page 83: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

69

1) Buka laman www.instagram.com atau

membukanya melalui aplikasi.

2) Untuk membuat akun Instagram pengguna

diberikan opsi untuk membuat akun melalui

Facebook, alamat surel, atau nomer telepon.

3) Setelah itu, pengguna dapat mengisi nama

lengkap dan password yang akan

digunakan. Kemudian membuat username

yang akan dipakai untuk login

4) Jika telah selesai, pengguna baru dapat

memasang foto profil atau melewatinya dan

memasangnya di lain waktu.72

Akun Instagram dapat dibuat oleh siapa pun, baik

individu, komunitas, maupun instansi, baik ditujukan

72 Diakses di https://help.instagram.com/1642053262784201

pada 24 September 2019

Gambar 4.2

Pintu gerbang menuju realitas Instagram Sumber: instagram.com

Page 84: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

70

untuk komersil ataupun tidak. Selain digunakan untuk

eksistensi diri, sharing, dan komunikasi, Instagram juga

bisa digunakan sebagai media bisnis yang cukup

menjanjikan di era sekarang.

Adapun Hanan Attaki menggunakan akunnya untuk

berbagi aktivitas kesehariannya dan memperluas jaringan

dakwahnya.

b. Cara mengunggah konten

Jika ingin membagikan sesuatu baik berupa teks,

gambar, maupun video, pengguna harus mengunggah

kontennya terlebih dahulu. Berikut ini langkah-langkah

mengunggah konten ke akun Instagram.

1) Buka laman atau aplikasi Instagram, klik

tombol plus di bagian bawah, sayangnya untuk

versi web tidak bisa hanya versi aplikasi yang

dapat posting konten.

Gambar 4.3

Halaman muka

aplikasi Instagram Sumber: instagram.com

Page 85: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

71

2) Pilih konten apa yang akan diunggah, bisa dari

galeri gawai, ataupun merekamnya secara

langsung. Pengguna juga dapat mengatur

ukuran konten sebelum lanjut ke tahap

berikutnya. Klik Next jika sudah selesai.

3) Terdapat berbagai macam filter yang telah

disediakan Instagram untuk mempercantik

gambar/video yang akan diunggah. Jika telah

selesai mengatur, klik Next.

4) Pada tahap selanjutnya, pengguna dapat

menuliskan caption berupa keterangan gambar

ataupun teks lainnya yang diinginkan. Selain

itu, pengguna juga dapat menandai seseorang

dan menambahkan lokasi pada unggahannya.

Gambar 4.4

Pengguna dapat menulis caption Sumber: instagram.com

Page 86: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

72

5) Jika semua telah siap, maka klik Share yang

ada di bagian kanan atas. Maka konten siap

tampil di halaman pengguna.

Pada pengaturan lanjutan, jika pengguna tidak ingin

unggahannya dikomentari oleh pengguna lain, maka

terdapat fitur menonaktifkan komentar pada konten

yang dibuat. Akun Ustaz Hanan mengaktifkan akses

komentar pada tiap konten yang diunggahnya. Maka

dari itu, interaksi antara Hanan Attaki dan warganet

maupun interaksi antarpengguna dapat terjadi di ruang

siber. Selain interaksi, diskusi pun dapat lahir di kolom

komentar akun Instagram Hanan Attaki. Konten pada

akun Ustaz Hanan mendapat berbagai respon dari

warganet. Respon tersebut akan dibahas secara

mendalam di level objek media.

Selain dapat mengatur privasi komentar, pengguna

juga dapat mengelola privasi pada akunnya sendiri.

Gambar 4.5

Privasi akun Instagram Sumber: instagram.com/fathradhia

Page 87: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

73

Apakah akunnya dapat terlihat untuk umum atau tidak.

Jika akun tersebut berstatus private, maka hanya

pengikutnya saja yang telah disetujui untuk melihat

konten-konten miliknya.

Siapa pun di media sosial dapat melaporkan sebuah

konten apabila isinya melanggar ketentuan dari

penyedia media sosial, seperti Instagram. Sebuah

unggahan di Instagram dapat dilaporkan kepada pihak

pengelola sehingga akun tersebut dihapus.

c. Pesan langsung

Untuk berkirim pesan secara langsung kepada

pengguna lain tanpa khawatir pesan tersebut dibaca

oleh orang lain, Instagram menyediakan fitur Direct

Message. Ikon untuk mengirim pesan langsung

ditandai dengan bentuk pesawat kertas di pojok

sebelah kanan atas.

d. Fitur Stories

Sama halnya dengan unggahan yang telah

disebutkan sebelumnya, namun fitur stories dari

Instagram ini akan hilang dalam 24 jam setelah

diunggah. Namun, jika pengguna ingin terus

menampilkan stories pada akunnya, pengguna bisa

Page 88: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

74

menempatkannya pada highlight sehingga akan terus

muncul di bagian bawah profil.

Fitur ini bukanlah khas dari Instagram, aplikasi lain

telah mengadopsi fitur serupa dan kini menjadi tren

tersendiri di kalangan pengguna media sosial. Sejauh

pengamatan penulis, bahkan pengguna Instagram lebih

sering mengunggah stories dibandingkan kiriman yang

biasa karena lebih praktis dan simpel.

2. Dokumen media

Level ini digunakan untuk melihat bagaimana isi

sebuah teks digambarkan serta apa makna yang

terkandung dalam teks tersebut. Teks yang dibangun oleh

media mengandung suatu makna tertentu, karena media

Gambar 4.6

Instagram Stories Sumber: instagram.com/handikasr

Page 89: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

75

tidak dapat terlepas dari ideologi yang

melatarbelakanginya. Media dianggap memiliki peran

penting untuk menanamkan ideologi. Bahkan representasi

media dipercaya mampu memberikan pengaruh kuat

terhadap individu.

Teks tidak hanya dapat mewakili pendapat ataupun

pengguna media, ia juga dapat merepresentasikan

ideologi, latar belakang sosial, pandangan politik, hingga

identitasnya. Maka pada level ini penulis mengungkap

bagaimana Hanan Attaki mempublikasikan sebuah tanda

baik berupa kata, gambar, maupun video. Konten-konten

yang terdapat di Instagram Hanan Attaki dapat

dikategorikan menjadi:

1. Aktivitas sehari-hari, memuat kegiatan sehari-

hari Hanan Attaki lazimnya media sosial

digunakan.

2. Jadwal kajian, memuat informasi kajian Ustaz

Hanan Attaki mendatang.

3. Kata mutiara atau nasihat, memuat nasihat-

nasihat yang dilontarkan Ustaz Hanan Attaki.

4. Video kemanusiaan, memuat video-video

tentang kondisi umat muslim yang ada di

Palestina.

5. Meme, memuat grafis atau video candaan yang

biasanya menyindir para tunaasmara (jomblo).

Page 90: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

76

6. Konten bertagar #1MinuteBooster, memuat

konten dakwah dan ceramah Ustaz Hanan

Attaki berdurasi satu menit.

Akun Instagram @hanan_attaki dibuat untuk

memperluas jaringan dakwah dan menyasar pengguna

media sosial yang rata-rata kalangan milenial.

Karena ini merupakan akun pribadi Ustaz Hanan

Attaki, maka kontennya pun tidak melulu ceramah, tetapi

diselingi dengan aktivitas kesehariannya layaknya

penggunaan media sosial pada umumnya.

Pada bab sebelumnya, penulis membatasi konten

dakwah yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu

konten dakwah dengan tagar #1minutebooster mengenai

Gambar 4.7

Unggahan akun @hanan_attaki Sumber: instagram.com/hanan_attaki

Page 91: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

77

akhlak selama bulan Ramadhan 2019. Dalam level ini

penulis akan mengumpulkan data dan

menggambarkannya lebih detail.

a. Sesungguhnya Perbuatan Kita Tergantung Niat

Takarir: Lifehacks dari hadist “Sesungguhnya

perbuatan kita tergantung niat..” Kalo pengen

sesuatu, libatin Allah dalam niat. Harus ada

KARENA ALLAH NYA. Kalo selalu bisa gitu,

Allah bakal mudahin segala keinginan kita itu

terwujud. Art by @riokewo_art #hananattaki

#lifehacks #1minutebooster #pemudahijrah.73

Video berdurasi 55 detik ini memberikan pesan

dakwah bahwa sesuatu yang akan dikerjakan harus

diniatkan karena Allah semata. Karena perilaku tersebut

merupakan salah satu akhlak manusia kepada Allah.

Sementara, ilustrasi yang dimunculkan dalam konten ini,

73 Diakses di https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/ pada 30

Januari 2020

Gambar 4.8

Ilustrasi dari video dakwah Hanan Attaki Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 92: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

78

tidak berkaitan dengan isi materi yang disampaikan.

Melainkan, proses penggambaran ilustrasi dari potret

Hanan Attaki yang dianimasikan melalui aplikasi

penyunting gambar. Berikut ini merupakan narasi

dakwahnya.

Kita kalau kepengen sesuatu libatin Allah dalam

kepengenan kita, dalam niat kita tuh. Harus ada

karena Allah-nya, pengen nikah kenapa? Saya ingin

masuk surganya gak sendiri. Pengen nikah kenapa?

Saya pengen tahajudnya tuh ada yang bangunin,

walaupun dia akhirnya tidur lagi. Yang penting ada

yang bangunin. Pengen kuliah ngambil jurusan a, b,

c gak apa-apa gak harus semuanya jurusan agama

kan? Ada ilmu syariat ada ilmu science dan dua-

duanya tuh bisa jadi ilmu dunia bisa jadi ilmu

akhirat. Karena ilmu akhirat itu bukan ilmu agama,

ilmu dunia itu bukan ilmu science, ilmu dunia

akhirat itu tergantung niatnya buat apa. Orang

belajar science kalau niatnya untuk suatu kebaikan

itu ilmu akhirat loh. Makanya libatkan Allah dalam

niat kita. saya belajar desain karena saya ingin

dakwah melalui desain. Saya belajar fotografi

karena saya ingin dakwah lewat visual.74

b. Pengendalian Diri

74 Diakses di https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/ pada 30

Januari 2020

Page 93: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

79

Takarir: Nonton Kajian Spesial Ramadan Ust.

Hannan Attaki di #bukanonton @bukalapak

#BaikituMudah #Bukalapak #1minutebooster

#hananattaki.75

Pada konten kali ini, tampak salah satu merk dari toko

daring asal Indonesia secara eksplisit. Video ini berdurasi

59 detik yang diambil dari potongan Kajian Spesial

Ramadan. Pada konten kali ini, disisipkan takarir di

bagian bawah agar memperjelas materi yang

disampaikan. Visual yang ditampilkan berisi ilustrasi

yang mendukung narasi. Berikut ini merupakan narasi

dakwahnya.

Ketika kita ramai diomelin orang di jalan, dimaki,

dicela, segala macem, kalau kita diam? Kita didoain

oleh malaikat, dan Allah menjatuhkan kasih

sayangnya kepada kita, selama kita berdiri dalam

keadaan sabar. Dan itu gak satu malaikat yang

dateng, dikerumunin, kaya gula yang dikerumunin

semut. Tapi begitu kepancing, itu langsung pada

pergi. Begitu juga dengan orang yang ngomel.

Orang yang ngomel itu seperti bangkai yang

didatangi lalat. Begitu dia istighfar, lalat itu

langsung pergi. Makanya ketika kita dalam kondisi

didzolimi, itu kesempatan kita untuk dapat kebaikan

dari Allah, malaikat, karena malaikat mendoakan.

75 Diakses di https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/ pada 30

Januari 2020

Gambar 4.9

Keluku konten dakwah “Pengendalian Diri” Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Page 94: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

80

Salah satu kunci dalam penyampaian dakwah di era

digital ini adalah kesesuaian narasi dengan gambar atau

ilustrasi yang ada. Pada konten video “Pengendalian Diri”

ditampilkan beberapa footages yang mendukung narasi

yang disampaikan Ustaz Hanan. Seperti, seorang bos

yang sedang memarahi bawahannya dimunculkan dengan

teknik pengambilan gambar over the shoulder76 dengan

menonjolkan ekspresi bos dan tumpukkan kertas yang

dilemparkan. Lalu, dalam menggambarkan objek yang

sedang introspeksi diri, ditampilkan seseorang yang

sedang bermunajat di sebuah tempat ibadah dengan

76 Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah

satu pelaku dan bahu pelaku tampak atau kelihatan dalam frame

Gambar 4.10

Ilustrasi yang menggambarkan seseorang yang marah Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Page 95: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

81

pengambilan silhouette77 dan ray of light78 yang

menyinari objek untuk menampilkan kesan dramatis.

c. Kunci Kebahagiaan

Takarir: Berbakti kpd orang tua, kunci sukses.

Nonton Kajian Spesial Ramadan Ust. Hannan

Attaki di #bukanonton @bukalapak

#BaikituMudah #Bukalapak #1minutebooster

#hananattaki.79

77 Gambar manusia, binatang, pemandangan, atau benda lain dalam

bentuk padat dan biasanya hanya terdiri dari satu warna, yaitu hitam 78 Sinar atau pancaran yang menerobos sebuah elemen seperti celah

dedaunan, pohon, awan, dan sebagainya 79 Diakses di https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/ pada 30

Januari 2020

Gambar 4.11

Ilustrasi seorang yang bermunajat Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Gambar 4.12

Keluku konten “Berbakti Kepada Orang Tua” Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Page 96: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

82

Masih sama dengan konten sebelumnya, tampak merk

toko daring yang merupakan sponsor dari Kajian Spesial

Ramadan Ustaz Hanan Attaki. Konten ini berdurasi 59

detik dan diselingi dengan ilustrasi yang menguatkan

narasi ceramah tentang bakti kepada orang tua. Berikut

merupakan narasi dakwahnya.

Sehingga kalau kita merasa bahwa pekerjaan kita

mulai banyak masalah, usaha-usaha kita mulai

merugi, kalau kita punya masalah di kantor kita

datang kepada ayah dan ibu kita. Karena di sana lah

Allah titipkan kebahagiaan kita di dunia dan di

akhirat, umur dan rezeki apapun masalah kita

datang dulu ke orang tua sebelum kita mengevaluasi

hal-hal yang lain. Hal pertama yang harus kita

evaluasi adalah bagaimana hubungan kita dengan

orang tua. Sudah berapa lama kita gak datang ke

orang tua kita, udah berapa lama kita tidak telfon

orang tua kita, termasuk masalah jodoh sekalipun.

Kalau orang tua kita belum meridhoinya, atau orang

tua kita meminta jatah waktu, maka niatkan itu

sebagai bentuk mungkin bakti kita kepada orang tua

yang terakhir, sebelum hati kita terbagi dengan

orang yang kita cintai.80

Sama seperti konten sebelumnya, pada konten ini

ditampilkan ilustrasi untuk memperkuat narasi yang

disampaikan. Tema “Kunci Kebahagiaan” ini berisi

tentang akhlak berbakti kepada orang tua yang sering kali

dilupakan karena kesibukkan.

80 Diakses di https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/ pada 30

Januari 2020

Page 97: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

83

Ilustrasi yang mendukung ditampilkan seperti

pengambilan gambar seorang ibu yang sedang memeluk

anaknya, dengan menonjolkan emosi sang ibu.

Kemudian, terdapat ilustrasi seseorang yang sedang

menelpon tetapi kamera melakukan close-up kepada

smartphone yang menunjukkan kondisi menelpon kontak

bertuliskan “ibu” untuk lebih memperjelas makna.

Gambar 4.13

Ilustrasi kasih sayang orang tua Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Gambar 4.14

Ilustrasi rindu dengan ibu

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Page 98: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

84

3. Objek Media

Pada level ini peneliti melihat bagaimana aktivitas dan

interaksi pengguna atau antarpengguna, baik dalam unit

makro maupun mikro. Data didapat dari teks yang ada di

media siber maupun konteks yang terkandung dalam teks

tersebut.

Untuk mengetahui nilai-nilai budaya yang terkandung

dalam interaksi di akun Instagram @hanan_attaki, maka

penulis akan mengkategorikan akun berdasarkan

keberpihakannya terhadap konten, yaitu pro, kontra, dan

netral. Kategori pro ditunjukkan oleh teks yang

mendukung atau setuju dengan isi konten yang disajikan.

Sebaliknya, kategori kontra ditandai dengan teks yang

tidak mendukung atau menyanggah isi konten atau

bahkan mengandung sentimen negatif.

Kategori netral dimaksudkan bahwa komentar yang

ada tidak bisa dikategorikan mendukung maupun

menolak, atau komentar yang tampil justru tidak

berkaitan dengan topik (out of topic). Kategori ini juga

memasukkan kaun yang hanya memberikan tanda emoji

dan hanya menandai (tag) kepada akun lain di kolom

komentar.

a. Sesungguhnya Perbuatan Kita Tergantung Niat

Page 99: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

85

Dari penelusuran penulis, terdapat 1,181 komentar dari

1051 akun pada konten tersebut. Berdasarkan tanggapan

dalam kolom komentar, penulis menemukan 96 akun

yang pro, 78 akun kontra, dan 877 akun netral. Jika

dipresentasikan maka akun pro sebanyak 9,13%, akun

kontra sebanyak 7,42%, dan akun netral berjumlah

83,45%.81

Komentar yang pro atau sependapat dengan konten

tersebut ditunjukkan dengan akun yang melayangkan

terima kasih atas konten yang disampaikan ataupun

berupa pertanyaan berkenaan dengan topik.

81 Data ini diakses pada 2 Desember 2019, data dapat berubah sewaktu-

waktu

Pro

Kontra

Netral

Grafik 4.1

Jumlah akun berdasarkan keberpihakannya

Page 100: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

86

Sedangkan komentar yang kontra lebih menjurus

kepada status keharaman visual atau ilustrasi yang

ditampilkan, bukan terhadap isi konten yang disajikan.

Netizen yang mempunyai sentimen negatif kerap kali

meragukan Ustaz Hanan sebagai seorang ustaz,

melainkan menyebutnya hanya seorang motivator. Selain

itu, ada juga yang menyebutnya sebagai Ruwaibidhah.82

82 Disebutkan dalam hadis “Akan tiba pada manusia tahun-tahun

penuh kebohongan. Saat itu, orang bohong dianggap jujur. Orang jujur

dianggap bohong. Pengkhianat dianggap amanah. Orang amanah

dianggap pengkhianat. Ketika itu, orang “Ruwaibidhah” berbicara. Ada

yang bertanya, “Siapa Ruwaibidhah itu?” Nabi menjawab, “Orang bodoh

yang mengurusi urusan orang umum.” (HR. Hakim) dikutip dari

Gambar 4.16

Komentar Pro Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Gambar 4.15

Komentar kontra

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 101: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

87

Bahkan Ustaz Hanan kerap bersinggungan pendapat

dengan penganut Manhaj Salafi, sehingga memicu adu

argumen di kolom komentar walaupun sering keluar dari

topik yang dibahas pada konten.

https://www.hidayatullah.com/kajian/oase-

iman/read/2018/06/06/143802/fitnah-zaman-ruwaibidhah.html, diakses

pada 22 Januari 2020

Gambar 4.18

Komentar sentimen negatif

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Gambar 4.17

Komentar yang memicu perdebatan

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 102: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

88

Selain itu, terdapat beberapa netizen yang

mempermasalahkan gayanya dalam berdakwah yang

lebih menyasar kepada anak muda. Mereka menyinggung

cara dakwah Ustaz Hanan dengan menggunakan sarana

Disc Jockey (DJ) beberapa waktu silam.

Ada pun komentar netral yang muncul berusaha

menengahi perdebatan tanpa menjelekkan kedua belah

pihak.

Gambar 4.19

Komentar yang mempermasalahkan gaya berdakwah

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 103: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

89

Akan tetapi, terdapat pula komentar netral yang malah

jauh dari topik atau isi konten (out of topic). Ciri komentar

ini lazim ditemukan di kolom komentar, yaitu berupa

akun yang mempromosikan usahanya.

b. Pengendalian Diri

Video berdurasi satu menit ini telah dilihat sebanyak

274.464 kali.83 Terdapat 270 komentar dari 260 akun pada

konten tersebut. Penulis menemukan sangat sedikit sekali

komentar yang kontra jika dibandingkan dengan konten

sebelumnya. Berdasarkan tanggapan dalam kolom

komentar, penulis menemukan 25 akun yang pro, 3 akun

kontra, dan 232 akun netral. Jika dipresentasikan maka

akun pro sebanyak 9,62%, akun kontra sebanyak 1,16%,

dan 89.22% akun netral.

83 Data diakses pada 2 Desember 2019

Gambar 4.21

Komentar yang menengahi perdebatan

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Gambar 4.20

Komentar promosi usaha

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 104: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

90

Teks pada komentar yang pro berupa apresiasi atas

konten dakwah yang disampaikan dan merasa konten

tersebut bertalian langsung dengan hidupnya.

Komentar netral pada konten ini lebih kepada

pembahasan di luar topik. Hal tersebut bertepatan dengan

demonstrasi penolakkan hasil hitung KPU, yaitu pada 21-

22 Mei 2019, sehingga memengaruhi interaksi pada

kolom komentar.

Grafik 4.2

Jumlah akun berdasarkan keberpihakkannya

Pro Kontra Netral

Gambar 4.22

Komentar Pro

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Page 105: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

91

Terdapat warganet yang melayangkan pertanyaan pada

konten kali ini. Namun, masih jauh dari topik yang

dibahas dan tidak ada respon dari Ustaz Hanan melainkan

netizen yang lain yang meresponnya.

Gambar 4.23

Komentar yang keluar dari topik Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Gambar 4.24

Pertanyaan netizen yang keluar dari topik

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Page 106: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

92

Sementara, komentar kontra kali ini tidak terlalu

signifikan. Hanya umpatan-umpatan yang tidak jelas

arahnya ke mana dan masih terkait dengan peristiwa

demonstrasi tersebut.

c. Kunci Kebahagiaan

Pada konten yang berdurasi satu menit ini, terdapat

523 komentar yang berasal dari 505 akun. Berdasarkan

teks-teks dari kolom komentar, terdapat 47 akun pro, 6

akun kontra, dan 452 akun netral.

Gambar 4.25

Komentar sentimen negatif

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Grafik 4.3

Jumlah akun berdasarkan keberpihakkannya

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Pro Kontra Netral

Page 107: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

93

Jika dihitung berdasarkan persentase, maka akun pro

sebanyak 9,31% dan akun netral sebanyak 89,5%,

sedangkan akun kontra sebanyak 1,19%.

Sejauh penelusuran penulis, sangat sedikit tanggapan

kontra yang terdapat dalam konten ini. Komentar kontra

hanya terkait topik yang masih membutuhkan penjelasan

sehingga menimbulkan pertanyaan. Sayangnya,

pertanyaan tersebut tidak ada yang direspon oleh Ustaz

Hanan.

Komentar yang mendukung konten ini diindikasikan

dengan banyaknya netizen yang berbagi pengalaman

sesuai dengan topik yang diangkat.

Komentar netral dari warganet pada pembahasan kali

ini terdapat konten yang mengandung hoaks, karena

belum pasti kebenarannya dan diragukan sumbernya.

Gambar 4.26

Komentar kontra yang belum mendapatkan penjelasan

dari @hanan_attaki

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Gambar 4.27

Komentar pro

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Page 108: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

94

Selain itu, ada warganet yang mengira bahwa Ustaz

Hanan merupakan seorang perempuan dari suaranya.

Media sosial juga kerap membentuk budaya baru

akibat intensitas interaksi di media sosial, yaitu budaya

meminta follow back kepada akun yang diikutinya.

Gambar 4.28

Akun penyebar hoaks

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Gambar 4.29

Komentar yang salah kaprah tentang Ustaz Hanan

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Gambar 4.30

Budaya baru di media sosial

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Page 109: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

95

4. Pengalaman Media

Level ini merupakan gambaran secara makro tentang

bagaimana masyarakat atau anggota komunitas di dunia

offline. Level ini dibutuhkan untuk melihat apakah

budaya yang muncul di dunia maya selaras kaitannya

dengan dunia nyata. Untuk mengetahuinya, penulis

mencoba melihat identitas warganet dari identitas dan

ideologi yang ditampilkan melalui akun dan

unggahannya. Penulis berpijak pada pendapat dari

Christine Hine yang mengatakan “There is no strict,

principled distinction between the internet on one hand,

and everyday life on the other”. Menurut Hine, identitas

yang ditampilkan seseorang pada dunia online tidak

terpisah dari apa yang dipikirkan dan dialaminya dalam

realitas yang sesungguhnya.

Maka pada level ini penulis melihat realitas luring

dengan melakukan penelusuran terhadap akun-akun yang

terlibat dalam interaksi di kolom komentar. Pada level ini

penulis juga melihat bagaimana khalayak

menginterpretasikan sebuah unggahan dan bagaimana ia

menanggapinya.

a. Sesungguhnya Perbuatan Kita Tergantung Niat

Penulis belum menemukan sebuah aplikasi atau

website yang dapat memverifikasi keaslian suatu akun

Instagram. Pihak Instagram sendiri memang

menyediakan sebuah tanda khusus untuk menandakan

bahwa sebuah akun tersebut adalah asli atau resmi, tetapi

Page 110: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

96

hanya untuk public figure atau instansi tertentu. Penulis

menentukan akun yang beridentitas berdasarkan nama

akun yang kemungkinan besar adalah nama asli pemilik,

foto profil yang dipasang, dan unggahan yang

ditampilkan. Penulis menentukan kriteria ini

berlandaskan pada jurnal etnografi virtual yang berjudul

“Perundungan Siber (Cyber-Bullying) di Status Facebook

Divisi Humas Mabes Polri” oleh Rulli Nasrullah.

Dalam konten “Sesungguhnya Perbuatan Kita

Tergantung Niat” terdapat 1.181 komentar dari 1.051

akun yang terlibat dalam interaksi di kolom komentar.

Setelah dilakukan penelusuran, kemudian penulis

membagi akun-akun tersebut berdasarkan identitasnya.

Terdapat 967 (92%) akun beridentitas dan 84 (8%) akun

anonim.

Dari 84 akun anonim, terdapat 5 akun yang sama sekali

tidak memiliki informasi apapun, baik nama pemilik, foto

Akun beridentitas Akun anonim

Grafik 4.4

Identitas akun netizen di kolom komentar konten

“Sesungguhnya Perbuatan Kita Tergantung Niat”

Page 111: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

97

profil, maupun konten yang telah diunggahnya. Bahkan,

ada pula akun yang telah dihapus atau berganti username

sehingga tidak dapat ditemukan lagi.

Mayoritas akun anonim merupakan akun yang

menggunakan nama samaran atau nama komunitas, tidak

menunjukkan foto profil pemilik akun sehingga penulis

tidak dapat mengidentifikasi identitas asli pemilik akun.

Namun, akun-akun tersebut masih memiliki konten-

konten yang diunggah sehingga dapat diketahui informasi

lain dari pemilik akun, seperti aliran yang dianut,

kecenderungan politik, hobi, hingga lokasi tempat

pemilik akun.

Akun akun yang beridentitas maupun anonim tersebar

pada komentar pro, kontra, dan netral. dalam komentar

pro terdapat 13 (15,48%) akun anonim. Dalam komentar

kontra terdapat 41 (48,81%) akun anonim, sedangkan

pada komentar netral terdapat 30 (36,71%) akun anonim.

Gambar 4.31

Akun yang sudah tidak aktif

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 112: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

98

Sedangkan akun yang beridentitas dalam komentar pro

berjumlah 83 (8,61%) akun, di dalam komentar kontra

sebanyak 37 (3,83%) akun dan dalam komentar netral

berjumlah 847 (87,56%) akun beridentitas.

b. Pengendalian Diri

Pada konten ini terdapat 260 akun yang merespon di

kolom komentar. Dari akun-akun tersebut, penulis

menemukan 236 akun beridentitas dan 24 akun anonim.

Pro Kontra Netral

Grafik 4.6

Jumlah akun anonim berdasarkan jenis komentar

Pro Kontra Netral

Grafik 4.5

Jumlah akun beridentitas berdasarkan jenis komentar

Page 113: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

99

Mayoritas akun anonim adalah akun yang

mengatasnamakan komunitas atau brand tertentu

sehingga penulis kesulitan mengidentifikasikan identitas

asli pemilik akun. Beberapa akun bahkan memberikan

privasi untuk akunnya sehingga akun yang belum

mengikutinya tidak bisa melihat konten yang telah

diunggahnya.

Akun beridentitas Akun anonim

Grafik 4.7

Jumlah akun beridentas dan anonim di kolom komentar

Gambar 4.32

Akun yang menggunakan privasi

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Page 114: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

100

Dari 24 akun anonim, terdapat 13 akun yang membuka

akunnya dan memunculkan sedikit identitasnya melalui

foto dan video yang diunggahnya, sehingga penulis masih

bisa mendapatkan informasi lain seperti, aliran yang

dianut, kecenderungan politik, hobi, dan lokasi pemilik

akun, serta akun-akun yang diikuti maupun yang

mengikutinya.

Akun-akun yang beridentitas maupun anonim tersebar

di dalam komentar pro, kontra, dan netral. Adapun akun

beridentitas dalam komentar pro sebanyak 23 (9,75%)

akun dan dalam komentar netral 3 (1,27%) akun, dan pada

komentar netral sebanyak 210 (210%) akun.

Sedangkan akun anonim dalam komentar pro sebanyak

2 (8,3%) akun dan dalam komentar netral berjumlah 22

(91,7%) akun. Sementara pada komentar kontra tidak ada

sama sekali.

Pro Kontra Netral

Grafik 4.8

Jumlah akun beridentitas berdasarkan jenis komentar

Page 115: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

101

c. Kunci Bahagia

Dalam konten ini terdapat 505 akun yang terlibat

dalam interaksi di kolom komentar. Setelah melakukan

penelusuran, penulis menemukan 466 akun beridentitas

dan 39 akun anonim pada kolom komentar. Mayoritas

akun anonim menggunakan nama komunitas atau brand

dan tidak menyertakan identitas pemilik akun. Foto profil

dan unggahannya pun tidak menunjukkan identitas

pemilik akun. Dari 39 (7,72%) akun anonim terdapat 4

akun yang sama sekali tidak memiliki informasi, sehingga

akun tersebut teridentifikasi palsu.

Pro Kontra Netral

Grafik 4.9

Jumlah akun anonim berdasarkan jenis komentar

Gambar 4.33

Akun palsu

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Page 116: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

102

Dari hasil penelusuran, jumlah akun yang

menggunakan identitas berjumlah 466 (92,28%) akun.

Mayoritas akun-akun tersebut menggunakan nama asli

pengguna, namun mereka mengunci akunnya dengan

memberikan privasi. Sehingga tidak bisa melihat apa

yang diunggah kecuali mendapat persetujuan dari pemilik

akun.

Realitas yang ada pada pengalaman media

menunjukkan bahwa terdapat 7 (17,95%) akun anonim

pada komentar pro, 1 (2,56%) akun anonim pada

komentar kontra, dan 31 (79,49%) akun anonim pada

komentar netral.

Akun beridentitas Akun anonim

Grafik 4.10

Jumlah akun berdasarkan identitasnya

Page 117: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

103

Sementara itu, dari 466 akun beridentitas terdapat 40

akun di komentar pro, 5 akun pada komentar kontra, dan

421 akun di komentar netral.

Pro Kontra Netral

Grafik 4.11

Identitas akun anonim berdasarkan jenis komentar

Pro Kontra Netral

Grafik 4.12

Identitas akun beridentitas berdasarkan jenis

komentar

Page 118: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

104

Page 119: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

105

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam menganalisis temuan ini, penulis tidak hanya

memosisikan diri sebagai pengamat, tetapi turut serta menjadi

pengguna Instagram dan mengikuti akun @hanan_attaki. Pada

bab ini penulis akan menjawab pertanyaan yang telah

dirumuskan dalam rumusan masalah, yaitu melihat bagaimana

praktik nilai budaya khalayak digital melalui empat level, yakni

level ruang media, dokumen media, objek media, dan

pengalaman media. Selain itu, penulis juga menganalisis apa saja

nilai-nilai budaya khalayak digital yang tampak di kolom

komentar konten dakwah bertemakan akhlak.

A. Praktik Nilai Budaya Khalayak Digital pada materi

dakwah bertema akhlak di akun Instagram

@hanan_attaki

1. Ruang Media

Berdasarkan data yang penulis temukan, Ustaz Hanan

Attaki memiliki akun Instagram pribadi. Dibuktikan dengan

ikon centang biru pada nama akunnya yang menandakan

bahwa akun tersebut resmi. Akun ini dibuat untuk

memperluas jaringan dakwahnya yang rata-rata memakai

Instagram.

Ustaz Hanan tidak mengunci akses ke akunnya, sehingga

warganet yang belum mengikuti akunnya maupun yang tidak

memiliki akun pun dapat mengakses konten-konten yang

telah diunggahnya.

Page 120: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

106

Namun, warganet harus memiliki akun Instagram apabila

ingin mengunggah kiriman atau berinteraksi baik melalui

tombol like, maupun berkomentar.

Pengguna yang sudah memiliki akun dapat dengan bebas

melihat konten yang telah diunggah akun @hanan_attaki

meskipun belum mengikuti akunnya. Tidak hanya itu,

mereka juga dapat berinteraksi melalui tombol like maupun

berkomentar, mengirim pesan pribadi, dan membagikan

konten ke media sosial lainnya. Oleh karena itu, warganet

yang berinteraksi di akun Instagram @hanan_attaki tidak

semuanya mengikuti akun tersebut.

Jika warganet telah mengikuti akun @hanan_attaki, maka

setiap kiriman baru yang dipublikasikan Ustaz Hanan akan

tampil di timeline. Sehingga ia akan lebih mudah

mendapatkan konten-konten dari akun @hanan_attaki.

Namun, warganet lain yang tidak mengikutinya tetap bisa

melihat konten dari Ustaz Hanan melalui kolom pencarian

maupun langsung mengunjungi akun @hanan_attaki.

Pengguna yang mengikuti akun @hanan_attaki pasti

memiliki tujuan dan alasan tertentu. Kemungkinan besar

karena mereka suka dengan gaya berdakwah Ustaz Hanan

dan ingin terus up-to-date tentang jadwal kajiannya. Salah

satu narasumber yang penulis wawancarai mengaku bahwa

ia mengikuti akun Instagram @hanan_attaki karena

penyampaiannya yang baik.

Page 121: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

107

Karena suaranya enak didengar terus materinya juga

kekinian banget, penyampaiannya enak tidak menggebu-

gebu.84

Selain membuka privasi pada akunnya, Ustaz Hanan juga

membuka akses untuk warganet berkomentar di tiap

unggahannya. Oleh karena itu memungkinkan terjadinya

interaksi antara Ustaz Hanan dengan pengikutnya di ruang

siber. Tidak hanya interaksi, diskusi pun kerap kali terbentuk

di kolom komentar. Keterbukaan privasi inilah yang

memungkinkan interaksi di dunia siber dapat terjadi di akun

Instagram @hanan_attaki.

2. Dokumen Media

Berdasarkan hasil temuan data, akun @hanan_attaki

menyebarkan dakwah yang dikemas dalam video ataupun

gambar dengan disertai takarir. Ustaz Hanan selalu

menyisipkan tagar #1minutebooster pada konten

dakwahnya. Mayoritas konten dakwah yang diunggahnya

berasal dari ceramah yang telah dilakukannya secara luring.

Namun, terkadang Ustaz Hanan membuat sendiri video satu

menit jika dirasa mendesak.

Akun @hanan_attaki dikelola oleh Ustaz Hanan pribadi

namun, untuk penyediaan konten dakwah #1minutebooster

dibuat oleh tim Shift, komunitas pegiat hijrah bentukan

Ustaz Hanan. Dalam mengunggah kontennya, Ustaz Hanan

84 Wawancara dengan salah satu warganet via direct message Instagram

pada 3 Februari 2020

Page 122: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

108

tidak memiliki jadwal khusus. Apabila ada konten atau

permasalahan yang perlu dibahas maka Ustaz Hanan akan

membuat kontennya. Rata-rata dalam seminggu akun

@hanan_attaki mengunggah 1-3 konten.

Tergantung apa yang lagi happening atau bisa dibilang

random sih. Biasanya sore atau malam, mengikuti golden

hour media sosial.85

3. Objek Media

Berdasarkan hasil temuan data, penulis menemukan

adanya komunikasi dan interaksi di akun Instagram

@hanan_attaki. Komunikasi terjadi ketika Ustaz Hanan

(komunikator) melalui akun pribadinya mengunggah konten

dakwah (pesan) dalam bentuk gambar atau video, konten

tersebut kemudian dikonsumsi oleh pengunjung akunnya

(komunikan).

Adapun interaksi berlangsung ketika pengunjung

memberikan respon pada konten yang diunggah. Respon

tersebut dapat berupa like, membagikan konten, maupun

berkomentar di kolom komentar.

85 Wawancara dengan Hanan Attaki di hotel Allium Tangerang pada 17

November 2019

Gambar 5.34

Tombol respon berupa like, comment, dan share

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 123: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

109

Interaksi juga tampak dalam percakapan antar warganet

yang mengunjungi konten di kolom komentar. Percakapan

terjadi ketika ada pengunjung yang berkomentar, kemudian

warganet lainnya merespon komentar tersebut. Respon dari

warganet dapat berupa persetujuan, adapula respon

ketidaksetujuan yang bahkan bisa menjurus kepada ujaran

kebencian.

Adapun akun @hanan_attaki cenderung jarang

menanggapi respon dari warganet. Bahkan dalam konten

yang penulis teliti, Ustaz Hanan tidak pernah sekali pun

Gambar 5.35

Interaksi antar warganet di kolom komentar

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 124: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

110

menanggapi komentar dari warganet. Hal ini karena

kesibukkan yang dijalani Ustaz Hanan sebagai pendakwah.

Interaksi antar sesama warganet tidak hanya terjadi

melalui komentar, ada juga yang memberi tanggapan berupa

like.Tombol like dalam media sosial merupakan aparat

teknologi di ruang siber. Ekspresi like dapat mewakili

perasaan yang mengikuti situasi status yang sedang

dipublikasikan oleh sang pemilih akun media sosial.86

Meskipun secara denotasi ikon like bermakna suka, namun

ada banyak alasan mengapa seseorang memilih untuk

menekan tombol like pada suatu konten, maknanya dapat

beragam dan hanya diketahui oleh sang pengklik tersebut.

Dengan demikian setiap warganet yang mengklik like di

konten akun @hanan_attaki sebetulnya dapat memaknai

tujuannya sendiri. Boleh jadi karena sang pengunjung

menyukai atau menyutujui konten, sebagai bentuk apresiasi,

menyukai audio atau visual yang disajikan, dan lain

sebagainya.

Dari ketiga konten yang penulis teliti, mayoritas kolom

komentarnya berisi komentar netral yang meninggalkan

jejak berupa emoji saja dan atau hanya menandai akun teman

mereka. Penandaan akun warganet lain pada kolom

komentar bermaksud untuk memberi notifikasi kepada yang

bersangkutan akan konten tersebut meskipun ia tidak

mengikuti akunnya.

86 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber,

(Jakarta: Kencana, 2012), h. 104

Page 125: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

111

Sedangkan mayoritas komentar yang kontra pada kolom

komentar berisi ketidaksukaan mereka pada gaya berdakwah

Ustaz Hanan. Ketidaksukaan tersebut mencuat lantaran

Ustaz Hanan kerap menggandeng anak muda dari kalangan

DJ, skateboarders, bikers, dan lainnya ketika tur kajiannya

di bulan puasa yang berjudul “Ngabuburide”. Sehingga,

mereka lebih suka menyebut Ustaz Hanan sebagai motivator

saja bukan pendakwah.

Tidak sedikit akun yang mengkritik gaya berdakwah

Ustaz Hanan dengan ungkapan yang kurang baik, bahkan

lebih condong kepada ujaran kebencian, misalnya:

Selain ujaran-ujaran tersebut, ada realitas lain yang

tampak dalam kolom komentar, seperti penggunaan bahasa

khusus di media siber yang tidak lazim diucapkan dalam

percakapan langsung, misalnya Follback dong (follow back),

Gambar 5.37

Komentar yang menyebut Ustaz Hanan sebagai motivator Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Gambar 5.36

Komentar penyebar ujaran kebencian

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 126: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

112

penggunaan ‘Wkwkwk’ sebagai ganti teks tertawa, Repost

yaitu kegiatan mengunggah ulang konten untuk

dipublikasikan di akun pribadi, LOL (Laugh Out Loud), dan

lainnya. Istilah tersebut mencuat dari para pengguna internet

karena interaksinya di ruang siber dan menjadi elemen lazim

dan dapat dipahami oleh khalayak digital.

4. Pengalaman Media

Terkait dengan penggunaan identitas akun di Instagram,

dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa terdapat dua

jenis akun yang digunakan oleh warganet, yaitu akun

beridentitas asli dan akun anonim.

Pada konten berjudul “Sesungguhnya Perbuatan Kita

Tergantung Niat”, penulis menemukan terdapat 967 akun

beridentitas dan 84 akun anonim. Dalam mengidentifikasi

akun anonim, penulis menganalisa dari tampilan profilnya

yang tidak menunjukkan identitas asli pemilik akun. Seperti,

nama asli, foto profil, konten yang diunggah, keterangan

yang terdapat diprofil, dan akun yang diikuti maupun yang

mengikutinya. Bahkan ada pula akun yang telah dihapus atau

berganti username sehingga tidak dapat ditemukan lagi.

Gambar 5.38

Akun yang sudah tidak aktif

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 127: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

113

Dari 84 akun anonim, terdapat 5 akun yang sama sekali

tidak memiliki informasi apapun, baik nama pemilik akun,

foto profil, maupun konten yang telah diunggahnya.

Sehingga teridentifikasikan bahwa akun tersebut adalah

akun palsu yang sengaja diciptakan hanya untuk

berkomentar, baik positif maupun negatif.

Sedangkan dalam konten berjudul “Pengendalian Diri”,

penulis menemukan 236 akun beridentitas dan 24 akun

anonim. Hampir setengah dari akun anonim mengunci akun

mereka.

Dari 24 akun anonim, terdapat 13 akun yang membuka

privasi akunnya, sehingga penulis masih dapat

mengidentifikasikan aliran yang dianutnya, kecenderungan

politik, hobi, dan lokasi pemilik akun, serta akun-akun yang

diikuti maupun yang mengikutinya.

Gambar 5.39

Akun yang dikunci

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxvrHsNFgY3/

Page 128: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

114

Pada konten yang berjudul “Kunci Kebahagiaan”, penulis

menemukan 466 akun beridentitas dan 39 akun anonim di

kolom komentar. Setelah melakukan penelusuran, penulis

mendapati 5 akun yang sama sekali tidak memiliki rincian

informasi dari 39 akun anonim yang ada. Mayoritas akun

anonim yang ada menggunakan nama komunitas atau merk

dagang tetapi tidak mencantumkan identitas pemilik.

Berdasarkan jumlah yang telah dikemukakan, mayoritas

akun yang berinteraksi di akun Instagram @hanan_attaki

adalah akun yang memiliki identitas. Akun beridentitas dan

anonim tersebut tersebar di komentar pro, kontra, dan netral.

Namun, pada komentar kontra lah akun anonim kerap kali

menggunakan ujaran-ujaran kebencian dan ketidaksukaan

kepada gaya berdakwah Ustaz Hanan. Bahkan ada pula akun

palsu yang teridentifikasi sengaja dibuat untuk menyebarkan

hal tersebut.

Media siber memungkinkan siapapun untuk mengakses

dan membuat akun dengan mudah. Seseorang bisa saja

membuat akun menggunakan identitas orang lain bahkan

Gambar 5.40

Akun palsu yang menyebarkan ujaran kebencian

Sumber: https://www.instagram.com/p/BxaNWTelzKv/

Page 129: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

115

palsu. Mereka memanfaatkan celah media sosial yang

memiliki kekurangan dalam memverifikasi data. Oleh

karena anonimitas tersebut, menyebarkan kritik,

ketidaksukaan, bahkan ujaran kebencian menjadi mudah

dilakukan jika dibandingkan di dunia nyata. Maknanya,

ruang siber memungkinkan seseorang membangun citra diri

yang palsu sehingga pengguna internet lainnya tidak

mengetahui identitas diri yang sebenarnya.

Dari ketiga konten yang penulis teliti mayoritas pengguna

yang ikut berkomentar merupakan akun beridentitas, yaitu

sebanyak 92% sementara akun anonim sebanyak 8%.

Fenomena munculnya akun-akun anonim dalam interaksi

di kolom komentar menurut Tim Jordan sebagai tiga elemen

dasar kekuatan individu di dunia siber, yaitu identity fluidity,

renovated hierarchies, dan information as reality. Identity

fluidity merupakan sebuah proses pembentukan identitas

secara daring, identitas tersebut tidak harus sama dengan

dunia nyata. Sedangkan identitas di dunia nyata yang

dibentuk ulang menjadi identitas baru di ruang siber

dinamakan renovated hierarchies. Lalu, dari keduanya lah

muncul informational space, yaitu informasi yang

menggambarkan realita yang hanya berlaku di dunia maya.87

Mengenai keberpihakkan akun dalam penelitian ini,

realitas yagn muncul di media siber tidak jauh berbeda

dengan realitas sesungguhnya. Setelah menelusuri identitas

87 Rulli Nasrullah, Komunikasi Antarbudaya di Era Media Siber, h. 109

Page 130: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

116

akun, penulis menemukan kesesuaian komentar dengan

kecenderungan akun. Identitas offline akun seseorang dapat

dilihat melalui aktivitas mengikuti akun tertentu dan konten

yang sering diunggahnya. Misalnya, mayoritas akun yang

kontra terhadap Ustaz Hanan tidak hanya ditunjukkan

melalui komentarnya, tetapi dari kecenderungannya

mengikuti akun-akun bertema manhaj salafi.

Untuk memperkuat temuan ini, penulis mewawancara

beberapa informan yang ikut berkomentar di Instagram

Ustaz Hanan. Dalam komentarnya, ia menyatakan

ketidaksetujuan karena perbedaan pandangan antara dirinya

dengan Ustaz Hanan.

Gambar 5.41

Profil akun yang kontra

Sumber: https://www.instagram.com/ummuhurairah_97

Page 131: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

117

Begitu pun dengan informan yang menyatakan

persetujuannya di kolom komentar. Ia pun merasa ceramah

yang disampaikan Ustaz Hanan memiliki talian dengan

hidupnya.

Realitas lain yang penulis temukan adalah rata-rata akun

yang berkomentar dengan ucapan yang kurang baik tidak

menampilkan identitas asli pemilik akun dan mengunci

akunnya, sehingga penulis kesulitan untuk mencari dan

Gambar 5.42

Tanggapan dari pemilik akun yang kontra (informan 2) terhadap

Ustaz Hanan

Sumber: wawancara via direct message Instagram pada 03 Februari 2020

Gambar 5.43

Tanggapan akun yang pro terhadap Ustaz Hanan

Sumber: Wawancara via direct message Instagram pada 02 Februari 2020

Page 132: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

118

menghubunginya. Meskipun ada yang membuka akunnya,

mereka tidak memberikan jawaban atas pertanyaan yang

penulis ajukan. Sedangkan, warganet yang menampilkan

identitas aslinya rata-rata berkomentar dengan santun dan

bersedia diwawancara.

B. Nilai-Nilai Budaya Khalayak Digital pada materi

dakwah bertema akhlak di akun Instagram

@hanan_attaki

Sebuah nilai menunjukkan pedoman umum kepada

perilaku manusia, nilai tersebut yang menjadi dasar

pertimbangan seseorang dalam memandang sesuatu, seperti

kebenaran, kerja sama, perdamaian, kejujuran, tanggung

jawab, solidaritas, toleransi, dan penghormatan. Disadari

atau tidak, sesungguhnya khalayak digital (warganet)

menunjukkan nilai-nilai budaya saat berinteraksi dengan

pengguna lain. Nilai tersebut dicerminkan dalam teks-teks

yang diketik dalam kolom komentar.

Adapun yang dimaksud budaya dalam penelitian ini

adalah praktik sosial dari interaksi dan komunikasi

antarpengguna yang muncul di ruang virtual. Budaya

tersebut diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi melalui

jaringan internet serta jaringan yang terbentuk di antara

pengguna.

Dalam pembahasan ini, penulis mencoba menemukan

nilai budaya apa yang warganet tampilkan dan muncul di

kolom komentar. Beberapa nilai budaya yang muncul

adalah:

Page 133: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

119

1. Nilai personal

Warganet kerap kali merundung Ustaz Hanan melalui

nilai personal, misalnya memanggilnya bukan sebagai ustaz

tetapi sebagai motivator belaka.

2. Nilai spiritual

Nilai yang menunjukkan proses hijrah dari warganet yang

dilontarkan di kolom komentar. Mereka memberikan

testimoni akan dampak positif dari ceramah Ustaz Hanan.

3. Nilai moral

Warganet yang tidak setuju dengan Ustaz Hanan sering

mengkritik dengan menggunakan kata-kata yang tidak patut,

bahkan cenderung kepada ujaran kebencian.

4. Nilai perdamaian

Nilai perdamaian muncul ketika terdapat pihak yang

mencoba mengengahi perbedaan pendapat antarpengguna

dalam diskusi.

C. Interpretasi

Setiap media sosial memiliki karakteristik masing-

masing, begitupun dengan Instagram. Instagram merupakan

media baru yang digunakan warganet untuk membagikan

momen-momen berharga maupun pemikirannya melalui

audio dan visual. Dengan menjangkau berbagai lapisan

masyarakat membuat penyebaran konten yang diproduksi

lebih efektif dibanding media konvensional. Interaksi yang

terjadi di media sosial pun dapat lebih intens karena cepatnya

perpindahan informasi di ruang siber. Oleh karena itu, Ustaz

Page 134: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

120

Hanan menggunakan kesempatan tersebut untuk

memperluas jaringan dakwahnya melalui Instagram.

Namun, tidak semua pengguna internet dapat berinteraksi

dengan bebas di ruang siber. Warganet memerlukan akun

sebagai identitas diri di dalam dunia virtual. Tidak sampai di

sana, warganet yang mempunyai akun pun harus melihat

apakah akun yang ingin diajak berinteraksi membuka

akunnya atau tidak. Privasi memang merupakan keniscayaan

di ruang siber. Jika akun tersebut terbuka untuk publik maka

warganet lainnya dapat berinteraksi dengan bebas, tetapi jika

tidak, maka warganet harus “permisi” terlebih dahulu

dengan pemilik akun. Pada akun @hanan_attaki, Ustaz

Hanan membuka akunnya kepada publik sehingga dapat

terjadi proses interaksi pada tiap konten yang telah

diunggahnya.

Dalam meneliti dokumen media, seorang etnografer

virtual perlu menemukan benang merah antara realitas

daring dan luring. Idealnya, untuk mengetahui realitas luring

seorang peneliti melakukan wawancara tatap muka dan

pengamatan langsung latar belakang dan perilaku objek.

Namun, apabila kesulitan untuk melakukan hal tersebut

karena objek yang diteliti terlalu luas dan umum, seorang

etnografer virtual dapat meneliti realitas luring melalui

waawancara secara daring dan menelusuri identitas objek

dengan melihat akun media sosialnya.

Salah satu kritik dari penelitian etnografi virtual adalah

keaslian data. Bagaimana kita dapat mengetahui apakah

Page 135: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

121

informan di dunia siber adalah benar dan asli? Atau apakah

data yang diberikan benar dan tidak direkayasa? Mengenai

hal tersebut, kebenaran data dari dunia virtual adalah proses

yang situasional yang berlangsung reflexsive dan

dinegosiasikan, bukan sebuah proses objektifikasi yang akan

dilakukan hanya ketika menganalisis data. Menurut Hine,

pijakan utama bagi seorang etnografer virtual adalah tidak

membawa kriteria eksternal untuk menilai apakah aman

untuk memercayai apa yang informan katakan, tetapi

kunjungi dunia virtual tersebut untuk bisa memahami

bagaimana menilai keaslian informasi yang

disampaikannya.88

Interaksi di ruang siber itu kemudian membentuk budaya

yang sarat akan nilai-nilai. Di antara berbagai nilai budaya

yang tampak di kolom komentar konten dakwah Ustaz

Hanan, nilai moral dan nilai spiritual adalah nilai yang paling

sering muncul daripada nilai yang lainnya.

Nilai moral sering tampak seiring dengan banyaknya

warganet yang mengungkapkan ketidaksukaan terhadap

Ustaz Hanan terkait cara berdakwahnya. Sayangnya, kritik

tersebut seringkali dilontarkan dengan cara yang buruk,

seperti mencaci, memaki, bahkan mendoakan keburukan.

Negara Indonesia memang melindungi masyarakatnya yang

ingin menyatakan pendapatnya. Mereka diberikan

kebebasan berpendapat dan berbicara di muka umum.

88 Moch. Choirul Arif, Etnografi Virtual Sebuah Tawaran Metodologi

Kajian Media Berbasis Virtual, h. 172

Page 136: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

122

Namun, semua itu tetaplah harus berpegang kepada norma-

norma yang berlaku. Pemerintah pun telah mengeluarkan

Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

(ITE) Pasal 28 ayat 2 terkait dengan ujaran kebencian yang

berbasis SARA.

Tidak hanya pemerintah yang melarang, Allah Swt pun

melarang umatnya untuk saling mencela apalagi jika yang

dicela adalah sesama muslim. Larangan tersebut ada di

dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 11:

وم عسى أن يكونوا ق ياأيهاالذين آمنواليسخر قوم من

كن خيرا منهن ول اء من نساء عسى أن ي خيرا منهم ولنس

بئس السم الفسوق بعد تلمزوا أنفسكم ول تنابزوا بالأاقاب

لمون الإيمان ومن لم يتب فأولئك هم الظا

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum

mengolok-olok kaum yang lain, karena boleh jadi mereka

(yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka yang

(mengolok-olokkan), dan jangan pula perempuan-

perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain,

(karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan)

lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olokkan).

Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan

janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang

buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang

buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak

bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Adapun nilai spiritual pada kolom komentar erat

kaitannya dengan proses berubahnya seseorang ke arah yang

lebih positif setelah mendengarkan ceramah Ustaz Hanan.

Page 137: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

123

Dakwah Ustaz Hanan memang berfokus kepada

masyarakat muda yang belum teralalu mengenal Islam.

Sehingga perlu pendekatan khusus dalam berdakwah.

Karena teman-teman di ring 3-5 agak anti kalau

mendengar ceramah dengan gaya berpeci, gamis, sorban.

Maka pendekatan dakwah saya lebih ke anak muda yang

gaul untuk menyesuaikan.89

Oleh karena sifatnya yang aktif, khalayak digital

memegang peran yang berbeda dari khalayak biasa. Selain

menjadi konsumen, warganet juga dapat berperan sebagai

produsen informasi yang saling aktif dalm tanya jawab jika

ada pertanyaan dari warganet.

89 Wawancara dengan Hanan Attaki di hotel Allium Tangerang pada 17

November 2020

Gambar 5.44

Salah satu nilai spiritual yang ada di kolom komentar

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Page 138: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

124

Meskipun interaktif adalah karakteristik dari media

sosial, tetapi semua khalayak digital bersifat aktif. Ada pula

khalayak pasif, yaitu mereka yang hanya memosisikan diri

sebagai konsumen semata, tanpa melibatkan peran lain,

seperti berkomentar dan memberikan like. Misalnya, pada

konten “Kunci Kebahagiaan” telah dilihat oleh 330.031

warganet, tetapi hanya ada 505 akun yang terlibat dalam 523

komentar.

Khalayak pasif juga bisa dikatakan mengkonsumsi

informasi secara mentah-mentah, mudah percaya, dan

mudah terprovokasi dengan konten yang dilihatnya.

Sedangkan khalayak aktif merupakan warganet yang

Gambar 5.45

Warganet yang mempunyai peran aktif di media sosial

Sumber: https://www.instagram.com/p/ByFMOPEFGdT/

Page 139: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

125

menanggapi informasi dengan kritis melalui kolom

komentar. Khalayak aktif cenderung mencari tahu kebenaran

informasi yang telah dilihatnya. Media sosial memang

memberikan peluang bagi khalayak digital untuk berperan

aktif, namun penggunanya sendiri lah yang memilih apakah

menjadi khalayak aktif atau pasif.

Page 140: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

126

Page 141: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

125

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akun Instagram @hanan_attaki merupakan entitas dari

Ustaz Hanan Attaki di Internet. Sejak 2015, Ustaz Hanan

mulai melebarkan sayap dakwahnya di media sosial. Konten

dakwah yang menjadi ciri khasnya ialah video berdurasi satu

menit yang bertema seputar permasalahan anak muda

dengan tagar #1minutebooster. Konten tersebut dibuat untuk

menyesuaikan segmentasi media sosial yang di dominasi

oleh anak muda.

Berdasarkan Analisis Media Siber (AMS), penelitian ini

terbagi menjadi empat level. Pada level ruang media, akun

Instagram @hanan_attaki dibentuk sebagai perluasan

jaringan dakwahnya yang menyasar kepada kaum muda.

Akun @hanan_attaki membuka akunnya untuk publik

sehingga warganet bisa melihat konten yang telah

diunggahnya, memberikan like, dan memberikan komentar.

Hal ini mendorong terjadinya interaksi di media siber, baik

interaksi Ustaz Hanan dengan warganet maupun interaksi

antar sesama warganet.

Pada level dokumen media, Ustaz Hanan

mempublikasikan konten dakwah ke dalam video yang

disertai takarir. Rata-rata video yang diunggahnya berdurasi

satu menit sehingga materi dibuat sepadat mungkin sehingga

pesannya dapat sampai. Di setiap takarir yang dibuat pada

Page 142: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

126

konten dakwanya itu, Ustaz Hanan menyematkan tagar

#1minutebooster untuk memudahkan mencari konten

dakwahnya.

Pada level objek medai, penulis menemukan interaksi

antar pengguna internet di kolom komentar akun

@hanan_attaki. Interaksi terjadi ketika warganet

memberikan respon, baik berupa like, share, maupun

komentar. Terdapat tiga jenis komentar, yaitu komentar pro,

kontra, dan netral. Komentar pro berupa dukungan atau

persetujuan kepada konten yang disajikan dan komentar

kontra sebaliknya. Sedangkan komentar netral tidak

keduanya dan cenderung hanya memberikan emoji atau

komentar yang keluar dari topik yang sedang dibahas.

Pada level pengalaman media, penulis menemukan

mayoritas akun pengguna internet yang ikut berinteraksi di

kolom komentar adalah akun beridentitas. Secara persentase

maka akun beridentitas sebanyak 92%, sementara akun

anonim hanya 8%. Mengenai keberpihakkan akun dalam

penelitian ini, realitas yang muncul di media siber tidak jauh

berbeda dengan realitas sesungguhnya. Orang yang

menunjukkan ketidaksetujuan terhadap ceramah Ustaz

Hanan pun menunjukkan hal tersebut melalui identitas akun

Instagramnya.

Komentar-komentar di akun Instagram @hanan_attaki

juga menunjukkan beberapa nilai budaya, di antaranya nilai

personal, nilai moral, nilai spiritual, dan nilai perdamaian.

Page 143: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

127

B. Saran

Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat

pesat, media sosial pun menjadi semakin beragam. Warganet

dapat memilih dan memilah sendiri informasi yang

dibutuhkannya. Oleh karena itu, bagi kalangan akademisi

hendaknya melakukan penelitian pada berbagai platform lain

yang berbasis internet. Di mana internet kini telah menjadi

keniscayaan di mata masyarakat, terutama masyarakat yang

haus akan informasi.

Untuk para pendakwah, hendaknya memanfaatkan

fasilitas media sosial untuk memperluas jaringan dakwah.

Namun, sebelum melakukan dakwah di internet hendaknya

melakukan pemetaan warganet dan persiapan materi yang

matang. Karena keterbatasan media sosial dan minat

warganet akan materi yang singkat namun efektif, dibanding

ceramah berdurasi panjang. Serta sempatkan lah membalas

pertanyaan warganet di kolom komentar terutama yang

memang hendak bertanya mengenai konten yang telah

diunggah.

Untuk masyarakat umum, lebih bijak lah menggunakan

internet. Memang di negara ini terdapat kebebasan

berpendapat, tapi harus dapat dipertanggungjawabkan.

Sampaikan lah kritik, aspirasi, dan saran dengan cara yang

baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku di Indonesia.

Page 144: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

128

Page 145: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

129

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alyusi, Shiefti Dyah. Media Sosial: Interaksi, Identitas, dan

Modal Sosial. Jakarta: Kencana, 2016.

Budiargo, Dian. Berkomunikasi Ala Net Generation. Jakarta: Elex

Media Komputindo, 2015.

Cross, Mary. Bloggerati, Twitterati: How Blogs and Twitter are

Transforming Popular Culture. California: Praeger, 2011.

Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia (Penerjemah: Agus

Mulyana). Pamulang: Karisma Publishing Grup, 2011.

Holmes, David. Teori Komunikasi: Media, Teknologi, dan

Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010.

Jandt, Fred Edmund. Intercultural Communication: An

Introduction. London: Sage Publication, 1998.

Liliweri, Alo. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya.

Yogyakarta: LkiS, 2007.

___________. Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

___________. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

___________. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung:

Nusamedia, 2014.

Rahman, Fazlul. Matinya Sang Dai: Otonomisasi Pesan-Pesan

Keagamaan di duniamaya. Tangerang Selatan: LSIP,

2011.

Nasrullah, Rulli. Komunikasi Antarbudaya Di Era Budaya Siber.

Jakarta: Kencana, 2012.

______________. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia).

Jakarta: Kencana, 2014.

______________. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya,

dan Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2015.

______________. Etnografi Virtual. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2017.

Nurhadi, Zikri Fachrul. Teori-Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2015.

Page 146: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

130

Sobur, Alex. Filsafat Komunikasi Tradisi dan Metode

Fenomenologi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Soyomukti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2016.

Wahid, Fathul. E-Dakwah: Dakwah Melalui Internet. Yogyakarta:

Gava Media, 2004.

Jurnal

Arif, Moch. Choirul. “Etnografi Virtual Sebuah Tawaran Metodologi

Kajian Media Berbasis Virtual”. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.

2, No. 2 (2012): 166-179.

Gamayanto, Indra., Florentina Esti Nilawati, dan Suharnawi.

“Pengembangan dan Implementasi dari Wise Netizen (E-

Comment) di Indonesia”. Jurnal Teckno.com, Vol. 16, No. 1

(2017): 80-95.

Pardianto. “Meneguhkan Dakwah Melalui New Media”. Jurnal

Komunikasi Islam, Vol. 3, No. 1 (2013): 22-47 Prajarto, Nunung. “Netizen dan Infotainment: Studi Etnografi Virtual

pada Akun Instagram @lambe_turah”. Jurnal Komunikasi,

Vol. 15, No. 1 (2018): 33-46.

Prihananto. “Internet Sebagai Dakwah Alternatif Pada Masyarakat

Informasi”. Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 4 (2001).

Sosiawan, Edwi Arief., dan Rudi Wibowo. “Model dan Pola Computer

Mediated Communication Pengguna Remaja Instagram dan

Pembentukan Budaya Visual”. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.

16, No. 2 (2018): 147-157.

Suharto. “Media Sosial Sebagai Medium Komunikasi Dakwah”, Jurnal

Al-Mishbah, Vol. 13 No. 2 (2017): 229-244.

Suparno, Basuki Agus., dkk. “Computer Mediated Communication Situs

Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja”. Jurnal Ilmu

Komunikasi, Vol. 10, No. 1 (2012): 85-102.

Suryatni, Luh. “Komunikasi Media Sosial dan Nilai-Nilai Budaya

Pancasila”, Jurnal Sistem Informasi Universitas Suryadarma,

Vol. 5, No. 1 (2018): 117-133.

Widiasari, Natalia. “Facebook Sebagai Komunikasi Yang Dimediasi”.

Jurnal Interact, Vol. 5, No. 2 (2016): 63-82.

Wulandari, Tine Agustin. “Internet Dalam Kajian Komunikasi

Antarbudaya”. Jurnal Common, Vol. 1, No. 1 (2017): 1-6

Website

Ariesta, Yhouga. Sampaikan Ilmu Dariku Walau Satu Ayat.

http://muslim.or.id, diakses pada 7 Juli 2019.

Page 147: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

131

131

Wink. Profil dan Biografi Ustadz Hanan Attaki –Pendiri Pemuda

Hijrah. http://biografiku.com. Diakses pada 17 Juli 2019.

about.fb.com

amsi.com

december.com

instagram.com

hidayatullah.com

katadata.co.id

kumparan.com

Page 148: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

132

Page 149: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

133

LAMPIRAN

Transkip wawancara dengan Ustaz Hanan Attaki

Narasumber : Hanan Attaki

Waktu : 17 November 2019

Tempat : Hotel Alium Tangerang

Apa sih tujuan dakwah melalui Instagram?

Pasti pertama buat dakwah, karena dakwah saya lebih ke

grassroot, yaitu dakwah ke dalam lingkarang ring 3,4,5. Apa

maksudnya? Ring 1 itu aktivis dakwah, ring 2 itu orang-orang yang

udah suka ngaji, nah ring 3 itu temen-temen yang baru hijrah dan

ada sebagian yang apatis sama islam sholat ya sekadarnya, ring 4

itu dia orang-orang yang haluannya kaya Pemuda Pancasila, FBR,

lebih ke nasionalis, kalau ring 5 itu yang anti islam. Secara

persentase pun kalangan ring 3-5 ada 80% di Instagram, nah itulah

kenapa juga berdakwah di Instagram.

Bagaimana awalnya kenal dengan media sosial Instagram:

Awalnya ketika pulang dari Mesir, gaya dakwahnya ala Mesir,

pakai gamis, peci, sorban, dsb. Tapi ketika saya dapat amanah di

Masjid Alatif, Bandung, kenalanlah dengan pengurus dan DKM

sana. Ngeliat keadaan remajanya seperti apa. Sehingga akhirnya

terpikir bahwa gak bisa nih dakwah ala Mesir karena udah banyak

banget di sana. Temen-temen ring 3-5 juga banyak banget yang

diliat di Bandung. Singkat cerita, salah satu pegiat dakwah, skater,

Kang Inong, nah kang inong itu otak di balik Instagram saya, mulai

dari pemilihan konten, bahasanya, dsb. Jadi, kang inong yang riset,

memberikan arahan hingga sekarang.

Akun @hanan_attaki dikelola siapa?

Dikelola saya sendiri. Kadang ada campur tangan Kang Inong

juga.

Page 150: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

134

Apa personal branding yang coba dimunculkan Ustaz Hanan?

Balik lagi kepada pendekatan grassroot, temen ring 3-5. Kalau

mereka dikasih ceramah atau pencerahan dengan gaya pakai peci,

gamis, sorban, takutnya minder duluan. Karena temen-temen ring

3-5 ini agak anti sama yang pakai begituan, keliatannya “aduh alim

banget nih, gua masih kotor”, gitu yah.

Pernah juga ada yang nanya: awalnya kenal Ustaz Hanan

bagaimana? “Waktu itu lagi galau banget, abis diputusin pacar.

Lalu buka-buka Instagram, gak sadar ketiduran, scroll sendiri, gak

sengaja ngeliat video #1minutebooster. Dikirain itu suara

perempuan, eh suaranya Ustaz Hanan. Dari situlah dia mulai suka

dengerin #1minutebooster.”

Bagaimana awal mula konten #1minutebooster?

Awalnya itu kalau dilihat dari keterbatasan Instagram, dia itu kan

gak bisa upload video panjang, terus temen-temen milenial ini kan

senengnya sama video-video pendek, simpel. Awal mulanya bikin

#1minutebooster sebagai campaign dalam pendekatan ke temen-

temen ring 3-5.

Sumber kontennya dari mana?

Sumber kontennya pasti dari riset, saya punya tim riset sendiri, jadi

bukan Kang Inong aja. Jadi yang riset bener-bener anak jalanan,

orang-orang yang nongkrong, ditanya-tanyain ke mereka, masalah

yang lagi happening apa sih? Gitu. Masalah dalam percintaan kah,

hubungan keluarga, itu semua diriset sama tim dan itu dijadikan

bahan sebagai solusi untuk mereka. Bahan #1minutebooster itu

bisa pertama, dari ceramah panjang Ustaz Hanan dipotong jadi satu

menit atau bisa juga bikin konten sendiri dari riset tadi.

Pilihan konten yang akan diunggah?

Tergantung yang lagi happening apa atau bisa dibilang random.

Waktu posting?

Biasanya sore atau malam, mengikuti golden hour media sosial.

Page 151: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

135

Transkip wawancara warganet di Instagram @hanan_attaki

Informan 1 (Pro)

Nama akun : @noniaida

Waktu : 2 Februari 2020

Media : Instagram Direct Message

Apa alasannya mengikuti akun @hanan_attaki?

Yaa saya suka dengna isi kajian Ustaz Hanan. Saya gak inget juga

kapan persisnya. Yang jelas sejak saya buka youtube dengar

kajian-kajian gitu. Muncul lah Ustaz Hanan dan pas liat temanya,

sepertinya menarik. Setelah itu saya follow akun Instagramnya dan

nonton kajiannya terus sampe mewek sendiri.

Tema ceramah apa yang paling disukai?

Hampir semua materi saya suka dan relate dengan kehidupan

sehari-hari. jadi saya ga bisa milih materi mana yang saya lebih

suka. Karena semua berhubungan dengan kehidupan kita.

Seberapa sering interaksi atau berkomentar di konten

@hanan_attaki?

Sering sih. Kalau skala 1 sampai 10 mungkin saya ada di skala 8.

Kebanyakan ga bisa berkata hanya bisa beristighfar atau emoticon

nangis.

Sudah pernah datang langsung ke kajiannya Ustaz Hanan?

Belum pernah.

Page 152: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

136

Informan 2 (Kontra)

Nama akun : @fikri_aditia02

Waktu : 2-3 Februari 2020

Media : Instagram Direct Message

Bagaimana tanggapan kakak mengenai materi dakwah Ustaz

Hanan di Instagram?

Jujur saja ada perbedaan manhaj di antara Ustaz Hanan dan guru

kami.

Seberapa sering interaksi atau berkomentar di konten

@hanan_attaki? terutama di konten “Sesungguhnya

Perbuatan Kita Tergantung Niat”

Saya baru sekali ini berkomentar di postingan beliau. Saya kurang

setuju dengan apa yang beliau paparkan. Menyatukan sebuah hal

modern yang bertentangan dengan ajaran Islam yang bahkan bisa

merendahkan Islam itu sendiri. Seperti hal yang disekitaran masjid

dibuat live music, skateboard, DJ, dll. Itu bukan ciri Islam yang

sesungguhnya. Mencampur adukkan hal modern dengan Islam

boleh saja, namun jika dipencampurannya dengan hal yang

bertentangan walau niatnya baik, tetap menjadi hal yang salah.

Tau dari mana konten tersebut?

Saya dulu sempat follow mas, namun setelah tau perbedaan

manhaj, saya tidak mengikuti lagi.

Sudah pernah datang langsung ke kajiannya Ustaz Hanan?

Page 153: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

137

Tidak, bahkan belum pernah. Alhamdulillah di ustaz lain yang satu

manhaj saja.

Informan 3 (Netral)

Nama akun : @ladyjaye97

Waktu : 3 Februari 2020

Media : Instagram Direct Message

Apa alasannya mengikuti akun @hanan_attaki?

Karena saya melihat ceramahnya enak di dengar yah, tidak

menggebu-gebu, tidak ngegas, dan penyampaiannya pun enak.

Tahu Ustaz Hanan dari mana?

Dari teman yang merekomendasikan.

Konten dengan tema apa yang disukai?

Konten tentang jodoh, syari’at, dan ikhlas.

Seberapa sering interaksi atau berkomentar di konten

@hanan_attaki?

Jarang yah, karena males juga. Saya lebih ke pasif saja menikmati

ceramahnya.

Sudah pernah datang langsung ke kajiannya Ustaz Hanan?

Belum pernah.

Page 154: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

138

Lampiran Dokumentasi

Dokumentasi setelah wawancara di Hotel Alium

Tangerang

Halaman profil akun Informan 1

Page 155: NILAI BUDAYA KHALAYAK DIGITAL DALAM KOMENTAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...Gambar 5.6 Akun yang dikunci ..... 113 Gambar 5.7 Akun palsu yang menyebarkan ujaran

139

Halaman profil akun Informan 2

Halaman profil akun Informan 3