nilai ALT pada Air Minum
-
Upload
dwi-junita-sari -
Category
Documents
-
view
54 -
download
1
description
Transcript of nilai ALT pada Air Minum
A. Topik
Uji Kualitas Mikrobiologi Air Berdasarkan Nilai Most Prbobable Number (MPN) Coliform
B. Tanggal
Pengenceran : Senin, 7 Maret 2016Pengamatan tes pendugaan dan tes kepastian : Selasa, 8 Maret 2016Pengamatan tes penegasan : Kamis, 10 Maret 2016
C. Tujuan
1. untuk mengetahui nilai MPN Coliform air minum
2. Untuk menentukan kualitas mikrobiologi air minum berdasarkan nilai Most Probable Number
(MPN) Coliform
D. Dasar Teori
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan tetapi dapat juga
merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena air dapat membawa
mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat racun. (Linda, 2011). Sejumlah bakteri
dianggap sebagai bakteri pengganggu dalam air karena menimbulkan rasa bau, warna, dan rasa,
di samping juga membentuk endapan persenyawaan tak dapat larut di dalam pipa-pipa sehingga
mengurangi atau menyumbat aliran air.
Bakteri coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang
gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi
laktose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C (Pelczar.et
al.,1988). Bakteri yang termasuk kelompok coliform merupakan salah satu flora normal usus
manusia. Bakteri ini seringkali terdapat dalam faeces. Keberadaan bakteri coliform di dalam air
minum dijadikan sebagai indicator terjadinya pencemaranpada air minum tersebut. Kualitas
mikrobiologi air minum dapat ditentukan berdasarkan Nilai MPN Coliform. (Utami, 2012).
Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapat dalam sampel air,
dilakukan Metode Jumlah Perkiraan terdekat atau Most Probable Number. Penggunaan media
selektif dan diferensial sangat membantu mempercepat usaha pemeriksaan air guna mendeteksi
organism coliform. Pemeriksaan tersebut terdiri dari 3 langkah berurutan:
1) Uji Pendugaan
2) Uji Penegasan
3) Uji Kepastian
Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh
jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat
dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil
(tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas.
(Dwijoseputro, 2005)
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Botol dengan volume 100 ml
b) LAF (Laminar Air Flow)
c) Tabung reaksi kecil
d) Tabung Durhama
e) Vortex
f) Gelas ukur 10 ml
g) Pipet ukur
h) Lampu spiritus
i) Inkubator
j) Rak tabung reaksi
2. Bahan
a) Sampel air minum
b) Aquades steril
c) Medium KL (Kaldu Laktose)
d) Medium BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth)
e) Medium MCA (Mac Conkey Agar)
f) Alkohol 70%
g) Lisol
h) Sabun cuci
i) Korek api
j) Lap
F. Cara Kerja
1. Tes pendugaan
2. Tes penegasan
°
3. Tes kepastian
°
°
G. Data
Sampel Seri
A B C
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Tes
pendugaan
+ + + + + + + + +
Tes
penegasan
+ + + + + + + + +
Tes kepastian
10-1 Ada E. Coli 5 koloni
10-2 Ada E. Coli 4 koloni
10-3 Tidak ada
H. Analisis Data
Pada pengamatan uji kualitas air berdasarkan nilai MPN Coliform, kami melakukan 3
tahap pengujian yaitu uji pendugaan, uji penegasan dan uji penguat. Kami menggunakan sempel
air teh yang dibeli di kantin FMIPA Universitas Negeri Malang yang sering dikonsumsi oleh
para mahasiswa.
Pada pengujian pendugaan, kami menggunakan media cair kaldu laktosa. Dalam
pengambilan sampel data kami melakukan mengenceran mulai dari 10-1, 10-2 dan 10-3 pada setiap
botol A, B dan C. Pengenceran tersebut dilakukan untuk mengetahui banyaknya mikroba yang
menghasilkan gas pada setiap pengeceran 10-1, 10-2 dan 10-3 tersebut. Berdasarkan hasil
pengamatan pada botol A, B dan C dengan pengenceran menghasilkan data bahwa terdapat
gelembung pada semua botol Durham.
Pada uji penegasan kami juga menggunakan sampel air teh serta melakukan pengenceran
mulai dari 10-1, 10-2 dan 10-3 yang dipindah pada tabung tabung reaksi A1 A2 A3. B1 B2 B3 dan
C1 C2 C3 yang diperoleh dari pengenceran awal. Tetapi pada uji ini, kami menggunakan media
yang berbeda, yaitu media cair BGLB yang didalamnya dimasuki tabung Durham. Hasil sampel
yang telah mengalami pengenceran baik pada tabung A, B dan C diinkubasi selama 2 x 24 jam.
Berdasarkan pengamatan yang kami peroleh baik pada botol A, B dan C dengan pengenceran 10-
1, 10-2 dan 10-3 menghasilkan data yang positife yang bearti ditemukan mikroba penghasil gas
yang tumbuh pada tabung dan tahan terhadap suhu tinggi.
Pada uji penguat kami menggunakan sampel air teh dengan pengerceran yang sama yaitu
10-1, 10-2 dan 10-3 serta menggunakan media EMB. Sampel tersebut diinkubasi selama 1x 24 jam.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pengenceran10-1 ditemukan 5 koloni bakteri coliform (E.
Coli), pada pengenceran 10-2 ditemukan 4 koloni bakteri coliform (E. Coli). Kemudian kami
menentukan nilai MPN coliform berdasarkan table MPN pada lampiran. Nilai MPN ditentukan
berdasarkan jumlah tabung yang positif dari perlakuan dan dihitung dengan rumus:
Nilai MPN Coliform = Nilai MPN tabel x 1
Tingkat Pengenceran Tengah
Pendugaan = > 24,00 x 102 Cfu
ml
penegasan = > 24,00 x 102 Cfu
ml
I. Pembahasan
Dalam pengujian kualitas air, dilakukan tiga tahap pengujian. Tahap pertama yaitu uji
pendugaan dengan menggunakan medium KL (Kaldu Laktose). Uji pendugaan ini dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya mikroorganisme pada air dengan indikator ada tidaknya
gelembung pada medium dalam waktu 1x24 jam. Berdasakan data yang diperoleh dalam uji ini,
diketahui terdapat gelembung pada tabung A, B, dan C masing-masing pada ulangan 1, 2 dan 3.
Maka, dapat diambil kesimpulan bahwa pada tabung A, B, dan C ditemukan mikroba yang
mampu memfermentasikan laktosa dimana berarti mikroba tersebut menghasilkan gas dalam
tabung Durham. Terbentuknya gelembung gas dalam tabung Durham disebabkan adanya
mikroba pembentuk gas (Fardiaz, 1992). Didukung oleh sumber lain bahwa timbulnya gas
disebabkan karena kemampuan bakteri coliform yang terdapat pada sampel air dalam
memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam dan pada
suhu 35oC (Peczar dan Chan, 2006). Pada tes pendugaan sampel air teh didapatkan nilai MPN
coliform 24 x 102cfu/ml. Nilai tersebut melebihi standar yang ditetapkan BPOM yakni <2/100
ml, sehingga sampel air teh tidak layak dikonsumsi.
Tahap kedua yaitu uji penegasan. Dalam uji ini digunakan medium BGLB (Briliant
Green Lactose Bile Broth). Menurut Dwiseputro, hijau berlian yang terdapat pada uji penegasan
berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan menggiatkan pertumbuhan
bakteri kolon dengan melihat ada tidaknya gas sebelum 48 jam berakhir. Dengan demikian,
hanya bakteri golongan kolon saja yang dapat tumbuh di medium ini (Dwiseputro, 2005).
Setelah dilakukan pengamatan, diketahui bahwa pada setiap tabung A, B, dan C masing-masing
pada ulangan 1, 2, dan 3 ditemukan gelembung gas. Dari data tersebut diperoleh nilai MPN
sebesar 24 x 10-2 cfu/ml. Standar MPN Coliform yang ditetapkan BPOM adalah <2/100 mL,
Maka dapat diambil kesimpulan, tabung A, B, dan C masing-masing pada ulangan 1, 2, dan 3
terdapat bakteri kolon yang melebihi standar BPOM sehingga tidak layak layak konsumsi.
Tahap ketiga yaitu tahap kepastian. Dalam uji ini digunakan medium MCA (Mac Conkey
Agar). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri E.coli pada sampel air
yang diuji dengan melihat ada tidaknya bakteri E.coli. Adanya bakteri Echerichia coli ditandai
dengan warna merah pada medium MCA. Bakteri Echerichia coli bersifat patogen dan dapat
menyebabkan diare, kram, mual, bahkan diare berdarah (Dad, 2000). Pada data yang diperoleh,
terdapat 5 koloni bakteri Echerichia coli pada pengenceran 10-1, 4 koloni bakteri Echerichia coli
pada pengenceran 10-2 dan tidak ditemukan koloni bakteri pada pengenceran 10-3. Dengan
demikian, didapatkan hasil bahwa, sampel air teh positif mengandung bakteri Echerichia coli
pada pengenceran 10-1, 10-2 dan negatif pada 10-3. Standar jumlah E.Coli pada teh dalam kemasan
yang ditetapkan BPOM adalah negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan sampel air teh tidak
layak konsumsi karena melebihi batas standar BPOM.
J. Kesimpulan
1. Berdasarkan uji pendugaan dan penegasan, didapatkan hasil nilai MPN coliform pada sampel
air teh sebesar 24 x 102 cfu/ml.
2. Berdasarkan standar yang ditetapkan BPOM terhadap air teh dalam kemasan yakni sebesar <2
cfu/ml, maka sampel air teh yang diteliti tidak layak konsumsi.
K. Diskusi
1. Bandingkan nilai MPN dari beberapa sampel air minum, kemudian jelaskan kualitas biologi
air minum itu dengan memperhatikan jarak antara sumur dengan septic-tank serta sifat tanah
sebagai data pendukung!
Jawaban: pada percobaan ini kami menggunakan air minum teh sebagai bahan ujicoba
sehingga kami tidak mengetahui asal dari air tersebut. Berdasarkan hasil pembahasan,
diketahui bahwa jarak sumber air dengan septic tank berpengaruh terhadap kualitas air.
Selain itu tipe tanah juga dari sumber air juga berpengaruh terhadap kualitas airnya. Jarak
yang tepat untuk memisahkan sumber air yang akan dibuat dengan toilet yang terdekat
adalah minimal 5 meter (jika tanah disekitar lokasi adalah tanah liat) dan minimal 7,5 meter
jika tanahnya berpasir. Semakin dekat keberadaan air dengan septic-tank maka nilai MPN
semakin tinggi. Hal ini dikarenakan bakteri koliform seperti E. coli merupakan bakteri yang
banyak terdapat pada tinja manusia. Sehingga bakteri ini akan menyebar di air-air yang
dekat dengan septic-tank dan meluas ikut aliran air. Semakin jauh dengan septic-tank maka
semakin rendah pula nilai MPN, hal ini dikarenakan bakteri kolIform yang ada pada air
jumlahnya semakin sedikit apabila semakin jauh dari sumber limbah yang menyebabkan
bakteri ini dapat tumbuh.
2. Mengapa digunakan medium Mac Conkey Agar ?
Jawaban: Karena medium ini bersifat selektif. Medium ini mampu menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif sehingga hanya bakteri yang diharapkan saja yang dalam
hal ini adalah bakteri koliform yang dapat tumbuh pada medium MCA.
Daftar Rujukan
Dad.2000. Bacterial Chemistry and Physiology. New York: John Wiley & Sons Inc
Dwiseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Jambatan
Fardiaz S. 1992. Analisis Mikrobiologi Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, IPB
Hastuti, Utami Sri . 2012. Patunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press
Linda. 2011. Uji Kualitas Air Berdasar Nilai MPN Coliform. (online) (http://linda-haffandi.blogspot.com/2011/11/uji-kualitas-air-berdasar-nilai-mpn.html) diakses tanggal 9 Maret 2016
Pelczar, M dan Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Pelczar, Michael and Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Lampiran