Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

255
nilah 15 tipu daya kafirin untuk membasmi dan menumpas Mujahidin 1) Langkah Kesatu Dekati para Mujahid dengan cara tak kentara misalnya pura-pura menjadi Mujahid atau simpatisan perjuangan Islam. 2) Langkah Kedua Masuklah kedalam gerakan dan komando mereka tanpa mencurigakan. Deteksi dan catat data kekuatan personil, markas dan rencananya. 3) Langkah Ketiga Tawarkan diri untuk berjuang bersama untuk meyakinkan penyidikan sebagai bahan untuk mengungkit dan mengintrogasi. 4) Langkah Keempat Tawarkan dukungan janji setia dan bantuan dukungan keuangan dan amunisi. 5) Langkah Kelima Pegang sasaran, ketahui rencana waktu gerakan dan markasnya. Buat acara sandiwara yang sama diluar wilayah sasaran mujahid sebelum waktu yang mereka rencanakan/ tetapkan. 6) Langkah Keenam Umpan mereka dengan kata Jihad dan kesediaan membantu penyediaan logistik dan amunisi. 7) Langkah Ketujuh Ketahui personil, tempat berkumpul dan tempat latihan Mujahid dengan pasti. Langkah Kedelapan Hantam mereka sebelum hari H, aksi gerakan terornya dengan kekuatan personil dan amunisi. 9) Langkah Kesembilan Tangkap gembong Mujahid, penjarakan dalam waktu yang lama sehingga pengikutnya kehilangan komando. 10) Langkah Kesepuluh

Transcript of Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Page 1: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

nilah 15 tipu daya kafirin untuk membasmi dan menumpas Mujahidin

1) Langkah KesatuDekati para Mujahid dengan cara tak kentara misalnya pura-pura menjadi Mujahid atau simpatisan perjuangan Islam.

2) Langkah KeduaMasuklah kedalam gerakan dan komando mereka tanpa mencurigakan. Deteksi dan catat data kekuatan personil, markas dan rencananya.

3) Langkah KetigaTawarkan diri untuk berjuang bersama untuk meyakinkan penyidikan sebagai bahan untuk mengungkit dan mengintrogasi.

4) Langkah KeempatTawarkan dukungan janji setia dan bantuan dukungan keuangan dan amunisi.

5) Langkah KelimaPegang sasaran, ketahui rencana waktu gerakan dan markasnya. Buat acara sandiwara yang sama diluar wilayah sasaran mujahid sebelum waktu yang mereka rencanakan/ tetapkan.

6) Langkah KeenamUmpan mereka dengan kata Jihad dan kesediaan membantu penyediaan logistik dan amunisi.

7) Langkah KetujuhKetahui personil, tempat berkumpul dan tempat latihan Mujahid dengan pasti.

Langkah KedelapanHantam mereka sebelum hari H, aksi gerakan terornya dengan kekuatan personil dan amunisi.

9) Langkah KesembilanTangkap gembong Mujahid, penjarakan dalam waktu yang lama sehingga pengikutnya kehilangan komando.

10) Langkah KesepuluhSodok tokoh Islam/ Ulama yang sudah jinak dengan uang yang menggiurkan untuk memberikan fatwa kepada masyarakat bahwa Mujahid itu aliran sesat.

11) Langkah KesebelasTangkap gembong Mujahid, beri kedudukan semi strategis dan lengkapi fasilitas hidup keluarganya untuk mengungkap semua rahasianya dan jumlah kawannya.

12) Langkah Kedua belasBunuh para Mujahid dengan membeli tangan kawan-kawannya atau oleh kekuatan Negara.

Page 2: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

13) Langkah Ketiga belasAwasi pejuang dibawah tanah dengan pendeteksian melalui kawannya yang dipermukaan.

14) Langkah Keempat belasCulik dan bunuh para Mujahid untuk mereda dan menakut-nakuti ummat Islam lainnya.

15) Langkah Kelima belasMandikan gembong Mujahid dengan uang dan penghargaan. Dekati sanak keluarganya dengan penuh hormat dan senyum agar bisa mengungkap rahasia perjuangan dan kawan suaminya.

“Sebelas Langkah Kafirin” dalam membasmi dan menumpas tokoh Islam/ Ulama melalui “Teori Penjinakkan dan Pembunuhan Ulama Islam”.Posted by abuqital1 under Tipu Daya Orang Kafir Leave a Comment

Rate This

1) Langkah KesatuHindarkan dan cegah ulama Islam membagi wilayah binaan ummat dan dorong mereka untuk berebut ummat, pendukung dan simpatisan dalam wilayah yang tak terbatas sehingga tidak jelasbagi mereka tentang tugas, wewenang dan tanggungjawabnya.

2) Langkah KeduaBudayakan mengundang dan memberi penghargaan kepada tokoh/ ulama yang pandai bicara dan jumlah tarif yang menggairahkan agar dapat merangsang tokoh Islam/ ulama untuk berlomba mencari harta dan ketenaran didepan pengikutnya sehingga mereka tidak merasa kerasan membina di lingkungannya sendiri.

3) Langkah KetigaPentaskan tokoh Islam/ Ulama yang pandai bicara dan menarik masyarakat didepan tokoh/ ulama/ masyarakat untuk menghancurkan wibawa tokoh/ ulama kecil.

4) Langkah KeempatBerikan kepada tokoh/ ulama Islam kesibukan diluar wilayah domisilinya atau dorong orang Islam berduit untuk membuat lembaga pendidikan yang akan ditunggu oleh tokoh/ ulama Islam tersebut di wilayah domisilinya sehingga tokoh/ ulama tersebut tidak punya waktu mengajar masyarakat Islam di lingkungannya karena kesibukan diluar dan atau didalam lembaga pendidikan yang ditunggunya.

5) Langkah Kelima

Page 3: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Panggil Ulama ke rumah untuk mengajar Islam dengan cara privat dan berikan tarif bayaran yang lebih tinggi dibanding dengan tarif mengajar di masyarakat sehingga tidak ada kesempatan bagi tokoh Islam/ ulama untuk mengajar di lingkungannya.

6) Langkah KeenamTawari tokoh Islam/ ulama kondang suatu kedudukan, jabatan atau peranan penting dilingkungan kenegaraan sehingga mereka menganggap kecil kepada tokoh Islam atau ulama lainnya.

7) Langkah KetujuhGilirkan para tokoh Islam/ Ulama dalam satu mimbar masyarakat pendengar yang sama, perhatikan perbedaan pendapatnya dan tumbuhkan perbedaan pendapat mereka didepan masyarakat muslim sehingga masyarakat bingung memilih mana yang benar dan mana yang panutannya.

Langkah KedelapanTumbuh suburkan “Orpol, Ormas dan LSM” dan seret mereka agar memasuki ormas, orpol dan LSM berbeda-beda sehingga mereka melakukan kegiatan yang sama pada manajemen yang berbeda.

9) Langkah KesembilanFitnah, tangkap dan penjarakan tokoh Islam/ Ulama dalam waktu yang lama agar tidak banyak bersentuhan dengan ummat atau pengikutnya. Hembuskan kepada masyarakat lingkungannya bahwa mereka telah kena kasus pidana/ subversi dan tidak mendekatinya (isu terlibat).

10) Langkah KesepuluhHancurkan sumber keuangan ulama agar mereka senantiasa bergantung kepada sumbangan ummat simpatisannya.

11) Langkah KesebelasHindarkan dan halangi tokoh Islam/ Ulama agar tidak mempersatukan Ummat Islam dan membentuk kepemimpinan Islam disuatu wilayah.

“Sepuluh Langkah Kafirin” Dalam membasmi dan menumpas Ummat Islam melalui “Kebebasan membuat Institusi”Posted by abuqital1 under Tipu Daya Orang Kafir Leave a Comment

Rate This

1) Langkah PertamaPeluncuran teori Demokrasi.

Page 4: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Desak semua Negara untuk menganut teori demokrasi. Dengan Negara yang menganut teori demokrasi maka akan terbentuk “Parlementer”, dengan system parlementer maka ummat islam akan bersaing memperebutkan “kekuasaan keputusan Negara dengan Non Islam”.

2) Langkah KeduaPemberian kebebasan kepada Ummat Islam untuk membuat “Organisasi Politik (Orpol)”. Dengan diberikannya kebebasan membuat Organisasi Politik maka ummat Islam bisa bersaing dengan sesamanya demi untuk kemenangan “Orpol” dan “melupakan” kemenangan Islam dan Ummat Islam. Dengan demikian ummat Islam pecah dan cakar-cakaran dengan sesamanya karena “orpol” yang dibuatnya.

3) Langkah KetigaPemberian kebebasan kepada Ummat Islam untuk membuat “Organisasi Masyarakat (Ormas)”. Setelah nampak pecahnya ummat Islam melalui pemberian kebebasan untuk membuat Orpol maka selanjutnya pemberian kebebasan kepada ummat Islam untuk membuat Ormas sehingga diharapkan ummat Islam pecah dan cakar-cakaran lagi karena ormas yang dibuatnya.

4) Langkah KeempatPemberian kebebasan kepada Ummat Islam untuk membuat “Yayasan” atau “Lembaga Pendidikan” dan “Pesantren”. Setelah nampak pecah belah ummat Islam karena Orpol dan Ormas maka selanjutnya diberikan kebebasan untuk membuat yayasan sehingga ummat Islam akan berlomba membuat yayasan diberbagai kegiatan sosial dan pendidikan. Ini diharapkan disuatu wilayah desa atau perkotaan ummat Islam akan bersaing dengan sesamanya berebut lahan atau siswa dan simpatisan demi kemajuan yayasan masing-masing tanpa menghiraukan kemajuan yayasan saudaranya yang lain di wilayahnya dan aspek yang sama. Dengan pemberian kebebasan ini diharapkan kekuatan ummat Islam disuatu wilayah cakar-cakaran karena yayasan yang dibuatnya.

5) Langkah KelimaPemberian kebebasan untuk pentas diatas panggung. Setelah semakin pecahnya ummat islam karena masalah “Demokrasi, Orpol, Ormas dan Yayasan” maka dengan diberikannya lagi kebebasan untuk pentas diatas panggung atau siaran dengan cara mendesak ummat Islam kearah pementasan tokoh-tokohnya ke panggung atau siaran. Teori ini diharapkan agar menumbuhkan rasa tinggi status sosial para tokoh Islam diantara tokoh Islam yang lain. Dan juga mengecilkan wibawa tokoh Islam yang ada di wilayah domisili ummat. Dengan teori ini akan muncul tokoh kondang yang “bertarif mahal” dan tokoh semi kondang (kelas menengah) “bertarif menengah” dan tokoh Islam yang “disiksa ummat Islam” ditempat domisilinya (mengajar agama Islam kepada masyrakat tanpa dibayar) sehingga dimungkinkan terjadi persaingan antar tokoh Islam dan bisa cakar-cakaran antar tokoh dalam memperebutkan lahan da’wah.

6) Langkah Keenam

Page 5: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Pemberian kebebasan kepada masyarakat Islam agar membuat seminar. Teori ini akan menyebabkan panitia seminar mengundang tokoh Islam untuk membahas ajaran Islam, tanggapan Islam terhadap situasi dan suasana yang ada sehingga mata dan pandangan ummat Islam terfokus kepada masalah umum yang global dan lupa memperhatikan nasib ummat ditempat domisilinya demi kepentingan individu atau keluarga muslim.

7) Langkah ketujuhPemberian kebebasan kepada masyarakat Islam untuk mengundang tokoh Islam demi kepentingan individu atau keluarga muslim. Hidupkan kebiasaan ummat Islam untuk mengundang tokohnya ke rumah individu atau keluarga muslim agar tokoh Islam tersebut habis waktunya untuk mendukung individu atau keluarga muslim sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan Islam dan ummat Islam secara global.

Langkah KedelapanPenyanjungan dan pemberian penghargaan. Teori penyanjungan dan penghargaan kepada tokoh dan ulama Islam bentuknya penyediaan fasiltas hidup kepada sebagian yayasan/ ormas/ orpol yang mendukung teori demokrasi agar dapat memicu atau mengumpan tokoh, ulama, yayasan, ormas dan orpol Islam lain agar mereka merasa dibesarkan atau dikecilkan dimasyarakat sehingga terjadi kerenggangan hubungan.

9) Langkah KesembilanMendekati tokoh Islam yang memegang jabatan strategis didalam institusi atau Negara untuk didesak membuat fatwa atau statemen yang dapat menjinakkan ummat Islam lain yang keras.

10) Langkah KesepuluhMelumpuhkan tokoh atau ulama dan kelompok ummat Islam yang komitmen terhadap ajaran dan hukum Islam. Teori ini digunakan atau dilaksanakan dalam keadaan Negara dan Demokrasi dirongrong ummat Islam dalam bentuk pembunuhan tokoh atau ulama kondang yang telah dicatat dan dideteksi sebelumnya.

“Dua Jalan” di IndonesiaPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia 1 Comment

Rate This

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan”. (QS. 90:10)

1) Al Haq melawan Al Bathil

Page 6: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu[43], sedang kamu mengetahui”. (QS. 2:42)

dan Katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap“. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. 17:81)

2) Hukum Alloh vs Hukum Thoghut

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?” (QS. 5:50)

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya”. (QS. 4:60)

3) Alloh sebagai Pelindung Mukmin vs Thoghut sebagai pelindung Kafir

“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah Thoghut, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. 2:257)

4) Mukmin Berperang Fii Sabilillah vs Kafir berperang Fii Sabilith Thoghut

“orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah”. (QS. 4:76)

TIDAK ADA PILIHAN TENGAH-TENGAH (MAU ENAKNYA SAJA)….!!!

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir).” (QS. 4:150)

“dan Katakanlah: “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan(89). sebagaimana (kami telah memberi peringatan), Kami telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (kitab Allah) (90), (yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al Quran itu terbagi-bagi (91). (QS. 15:89-91).

TENTUKANLAH PILIHAN SIKAP ANDA SEKARANG JUGA DAN HADAPI JUGA RESIKO PILIHAN ANDA TERSEBUT….!

Page 7: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) Ad Dien (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (QS. 2:256)

“dan tidaklah Kami mengutus Rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyap kan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat Kami dan peringatan- peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan”. (QS. 18:56)orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka.dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan Itulah yang haq dari Robb mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki Keadaan mereka.yang demikian adalah karena Sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan Sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Robb mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka. (QS. 47:1-3)

Jika anda seorang beriman maka masuklah kepada Dienul Islam secara Kaffah baik kehidupan idelogi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, ataupun kehidupan sebagai pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Janganlah mengikuti langkah syetan, program syaitan dan kebijakan syetan yang semuanya diambil berdasarkan ro’yu (akal), bukan bersumberkan Al Quran dan Hadits Shohih.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. 2:208).

Janganlah anda mengira masuk “Jannah” itu gampang diraih dikarenakan anda telah Muslim…!!!

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat”. (QS. 2:214)

Satu Tanggapan to ““Dua Jalan” di Indonesia”shahwatul ummah Says:

Januari 25, 2010 at 12:36 am

Page 8: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

assalamu’alaykum….alhamdulillah, ana mnemukan blog ini krena di beritahu oleh salah seorang teman…isinya subhanalloh, bisa membwt ana bertambh ykin akn kberadaan jlan al haq ini di indonesia…tpi permasalahannya a/ ktika ada sebuah pertanyaan yg ana hrus share kpda org2 yg tepat… yaitu org2 yg brada pd jln yg haq ini…. biasanya ana selalu memendam pertnyaan itu, krena ana bingung&khawtir pertnyaan itu di tujukn kpd org yg salh… saat itulah ana btuh org2 yg menguatkn ana…apalgi di indonesia sdh terlalu byk firqoh2 yg kdang mbwt qt tertipu dgn jumlahnya & tmpilan luarnya sja…ana mohon bntu ana mngatasi ini smw… ana btuh org2 yg mnguatkn ana…jazakallahu khoir…

Abuqital1:ukhti atau akhi bisa share di email [email protected], insya alloh saya akan menjawab semaksimal kemampuan.

Penjelasan “Lembaga Kerosulan, Lembaga Khilafah dan Lembaga Imamah”Posted by abuqital1 under Furqon di Indonesia [10] Comments

2 Votes

Penulis: MYT***

Lembaga pemerintahan Islam pada zaman Khalifah Rasyidin yang empat, kita sebut “Lembaga Khalifah”. Karena, dipegang oleh seorang khalifah selaku sentral pimpinan untuk seluruh Dunia Islam. Dengan itu pula maka selarasnyalah bagi lembaga ulil amri Islam dewasa ini kita menyebutnya “Negara Islam”, bila hal itu sesuai dengan kenyataan yang mana kita belum mampu menegakkan kekuasaan dalam lingkup dunia.

Adapun istilah “Negara Islam Indonesia” pun sesuai dengan situasi saat diproklamirkannya. Itu kenyataan sejarah, bahwa pada waktu Indonesia dalam kevakuman dan dikuasai oleh kaum imperialis kafir, maka para mujahid Islam memproklamasikan diri dengan menyatakan berdirinya Negara Islam Indonesia yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist Shahih. Dalam pada itu telah sanggup menghadapi musuh dengan kekuatan senjata. Tegasnya, seluruh yang diwajibkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an sudah dilaksanakan oleh lembaga itu. Ini kenyataan bahwa lembaga tersebut itu bukan saja telah menjalankan ayat-ayat mengenai perang, tetapi juga yang berkaitan dengan “Qishas dan Jinayat” dan lainnya sebelum terdesak oleh musuh. Berarti bahwa kelembagaan tersebut tadi telah “Syah” menurut syariat Islam. Maka, sebagai landasan hukum bagi kita dalam

Page 9: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

melanjutkannya bukanlah karena oknumnya. Akan tetapi, yaitu kelembagaannya (akan dijelaskan pada bagian kelima buku ini).

Rasul, artinya “Utusan” yaitu jabatan bagi seorang Nabi dalam arti lain, “Nabi” adalah pribadinya (person) dari yang bertugas dalam Kerasulan. Dengan itu apabila Nabi telah wafat, maka lembaga kerasulannya tetap “ada” dan harus dipertahankan. Firman Allah yang bunyi-Nya :

ال� م�ح�م�د� و�م�ا س�ول� إ ه م ن� خ�ل�ت� ق�د� ر� �ل س�ل� ق�ب � ن� الر ف�إ� و� م�ات� أ

� ل� أ �م� ق�ت �ت �ب �ق�ل �م� ع�ل�ى ان ك �ع�ق�اب أ …

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur…” (Qs Ali Imron : 144).

Sewaktu berkecamuk perang Uhud tersiarlah berita bahwa Nabi terbunuh. Berita itu membingungkan sebagian muslimin sehingga ada yang akan meminta perlindungan diri kepada pemimpin musyrikin (Abu Sofyan).

Ayat diatas tadi mengandung makna seandainya Nabi dalam peristiwa Uhud itu terbunuh, maka umat Islam dikala itu wajib mengangkat Panglima perang yang baru. Dan wajib pula mempertahankan kedaulatan Islam. Kalau tidak demikian, berarti murtad dari Islam (berbalik kebelakang). Dengan ayat itu jelas sekali bahwa yang identik (sama) dengan lembaga kerasulan Muhammad Saw di Madinah dahulu itu wajib dipertahankan wujudnya. Maksudnya, bahwa struktur kepemimpinan yang serupa dengan yang dipraktekkan oleh Nabi itu wajib kita memilikinya. Dengan sekuat kemampuan kita dalam berjuang.

Sebelum lebih jauh mengutarakan lembaga Imaamah, mari kita lihat hadist mengenai pengganti kepemimpinan sesudah Rasulullah Saw sebagaimana sabdanya :

�ت� �ان �و� ك �ن �ل� ب ي ائ ر� س� ه�م� ا و�س� �س� �اء� ت ي �ب �ن �ال �م�ا ا �ل ي6 م�ات� ك �ب �ف�ه� ن ل ي6 خ� �ب �ه� ن ن � و�ا ي� ال �ب �ع�د ي ن �و�ن� ب �ك ي �ف;ا و�س� ل و�ن� خ� ر� �ث �ك ي�و�ا �ا ف�م�ا: ق�ال ن م�ر�

� �أ �ع�ة ف�و�ا: ؟ق�ال� ت �ي ب �و�ل� ب �ال �ع�ط�و�ه�م� ا ن� ح�ق�ه�م� ا Eه� ف�ا �ه�م� الل ل ائ ع�اه�م� س� �ر� ت و بخاري رواه )ع�م�ااس�(مسلم

“Dahulu Bani Israil dalam menjalankan siasat (politik) mereka selalu dipimpin oleh Nabi. Tiap mati seorang Nabi, diganti oleh seorang Nabi. Dan sungguh tidak ada Nabi sesudahku, dan akan terangkat Khalifah-khalifah. Sehingga banyak sahabat bertanya : Apakah perintahmu kepada kami ? jawab Nabi Saw : Tepatilah Bai’atmu kepada yang pertama berikan hak mereka, maka Allah akan menanyai tentang pimpinan yang diserahkan Allah ditangan mereka”. (HR. Bukhari & Muslim).

Yang dimaksud dengan khalifah-khalifah yaitu berganti-bergantti khalifah sesudah pengganti kepemimpinan Nabi, yang satu itu meninggal, maka diganti oleh penerusnya. Khalifah dalam arti kepemimpinan Islam itu tidak lebih dari satu. Sejalan dengan itu sabda Nabi Saw :

ن� ع� ا �و�ي �ن ب �ي �ف�ت ي ل �خ� �و�ا ال �ل �آلخ ر� ف�اق�ت �ه�م�ا ا (مسلم رواه )م ن

“Jika ada dua Khalifah yang di bai’at, maka perangilah salah seorang dari keduanya”. (HR. Muslim).

Page 10: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Dengan Hadist tersebut diatas jelas bahwa didunia ini tidak boleh ada dua khalifah yang masing-masing mengklaim sebagai pimpinan Islam sedunia. Karena itu, yang terakhirnya harus ditiadakan. Jadi dalam hal ini sungguh berbeda dengan kepemimpinan para Imam atau pun Amir karena semuanya itu berada dalam keadaulatan khalifah.

Dinyatakan bahwa sesudah Nabi, akan ada khalifah sebagai penggantinya dalam kepemimpinan umat Islam. Hal tersebut telah dibuktikan oleh sejarah yang dimulai dengan pengangkatan dari umat Islam terhadap khalifah yang pertama, Abu Bakar Siddiq ra. Dalam kurun itu terjadi empat kali pergantian khalifah hingga khalifah Ali bin Abi Thalib. Perlu dipahami bahwa sistem pemerintahan pada masa-masa itu yang sesuai dengan yang digariskan oleh Nabi, hanyalah sampai kepada yang dipimpin oleh Ali ra. Yang, mana kepemimpinannya terangkat melalui musyawarah. Artinya, bukan dasar turunan.

Lembaga Khilaafah sejak terbunuhnya Ali bin Abi Thalib itu telah dihancurkan oleh Mua’wiyah yang menyatakan dirinya selaku pemimpin. Terus menggantinya dengan kerajaan, dengan mendorong anaknya, “Yazid” menjadi “Raja”. Artinya, tanpa permusyawaratan dari umat. Dimulai dari kejadian itu, maka berkelanjutan pula dengan hilangnya kepemimpinan Islam se-Dunia. Ini adalah kenyataan karena yang dapat diwujudkan sesudahnya hanyalah pemerintahan yang terpisah-pisah dari yang satu dengan yang lainnya. Sejak kekuasaan dipegang oleh Mua’wiyah, maka azas Islam tidak lagi dipakai dalam hal pengangkatan kepemimpinan. Sehingga tujuan politik pada umumnya hanya haus terhadap kekuasaan daerah. Didalam lembaga kerajaan itu, acap kali ulama yang dipenjarakan karena melawan terhadap kefeodalan dan kesewenang-wenangan. Tentu dibalik itu ada saja ulama “syu” yang mendukung pemerintah zalim demi kepentingan pribadi. !

Dalam menghadapi persoalan diatas itu mari kita buat kesimpulan :Setelah menoleh guntingan sejarah dan hadist yang dikemukakan tadi di atas, maka dipaham bahwa istilah “Khalifah” yang dimaksud selaku pemegang kepemimpinan dari “Ulil Amri se-Dunia”, yang mana telah sanggup bertanggung jawab terhadap nasib umat Islam se-Dunia. Sebagaimana pula arti “khalifah” dalam kamus, yaitu “Imam yang tidak ada lagi di atasnya Imam”.(lihat “Al-Munjid” kamus.Dalam hadist di atas tadi diwajibkan menepati bai’at (janji) terhadap khalifah yang pertama. Hal itu ditujukan kepada para sahabat Nabi yang bakal hidup pada waktu pengangkatan khalifah. Maka, untuk kita yang hidup pada masa kinipun wajib menepati bai’at kita terhadap para aparat khalifah yang semasa dengan kita, bila kita tahu itu ada, serta meyakininya sejalan dengan Islam.Hancurnya lembaga khilaafah pada waktu itu, jelas bukan kehendak kita. Sebab itu bila dewasa ini kita belum menunaikan bai’at kepada aparat kelembagaan Islam se-Dunia (Khilaafah) yang mana hal itu belum ada, maka dalam hal ini wajib kita berbai’at kepada aparat pimpinan Islam tingkat negara. Artinya dibawah lingkup dunia, yaitu lembaga Imaamah. Kita tetap dituntut untuk bertaqwa sekuat kemampuan atas dasar pengetahuan yang didapat.

Ingat, pada kenyataan dewasa ini bahwa umat yang sedang berjuang dinegerinya masing-masing pun masih banyak yang dikejar-kejar oleh pemerintah musyrik. Bila dapat bergerak dalam tanah pun sudah mujur. Para pengikut jejak Rasul itu tidak butuh akan kepemimpinan level dunia, bila yang pola politiknya sama saja dengan dominasi dari pemerintah musyrikin / kafiriin. Kita tidak perlu

Page 11: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

kepemimpinan begitu ! Sebab, yang dipimpin pun sama harus mempertanggungjawabkannya di Akhirat.

Catatlah ! tidak ada kamusnya dalam Islam untuk mengakui pemimpin yang sekedar intelek, mahir berpidato serta bergaya dalam kecukupan materi duniawi, sedang bermental penjilat. Kerapkali bersuara sumbang ; berkoar ke bawah : merengek ke atas ! Meski mengakuinya sebagai pemimpin Islam se-Dunia.

*** Imam Negara Islam Indonesia ke 3 (saat ini) 10 Tanggapan to “Penjelasan “Lembaga Kerosulan, Lembaga Khilafah dan Lembaga Imamah””rozin Says:

November 17, 2009 at 1:58 am

syuqron!!bapak, sering sy baca tahun 1984- 2000an ‘harakah2 yg ‘mencuat ke publik (faktor tertangkap aparat)dan diketahui menamakan dirinya Lembaga Nubuwah & Lembaga Kerasulan.. apakah legitimasinya bgi NII menurut bapak lembaga2 tersebut?Terima kasih

Abuqital1:Sekali lagi dalam hal estapeta kepemimpinan NII, maka NII tetap mengacu pada 4 landasan yaitu landasan idiil (Syar’i), landasan konstitusi (Qonun Asasi dan Qonun Uqubat), landasan operasional (PDB) dan landasan historis.Jika mengacu pada 4 landasan tersebut maka wadah-wadah yang disebutkan oleh akhi adalah “INKONSTITUSIONAL” atau “TIDAK LEGAL” dalam kepemimpinannya karena sudah melanggar 4 landasan tersebut sekalipun mereka mengaku memperjuangkan NII. Bahasa sekarangnya adalah “Oknum”.Balas rozin Says:

November 17, 2009 at 2:01 am

add: penjelasan tentang Lembaga Kerasulan Indonesia (LKI), Harrakah Nubuwwah Islamiyyah (HANI, Harakah Dakwah Islam (HDI) dari segi legitimasi kepemimpinanBalas su m Says:

November 27, 2009 at 12:28 am

mungkinkah akhi bs menunjukn kpd kami,dgn memposting, artikel tentang kelompok-kelompok islam di seluruh indonesia ini?Balas

Page 12: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

su m Says:

November 27, 2009 at 12:30 am

mungkinkah akhi bs menunjukn kpd kami,dgn memposting, artikel tentang daftar kelompok-kelompok islam di seluruh indonesia ini?

Abuqital1:Sebenarnya kami telah menganalisa kelompok-kelompok Islam yang akhi sebutkan tersebut, alangkah baiknya akhi cantumkan no kontak akhi di [email protected], insya Alloh kami akan menjelaskannya.Balas rozin Says:

Desember 18, 2009 at 3:29 am

Abuqital1:Sebenarnya kami telah menganalisa kelompok-kelompok Islam yang akhi sebutkan tersebut,..

bapak..sekali lagi saya minta uraian lengkap hasil analisa bpk tentang HDI dan HANI ( histori – kepemimpinan ). Penting bagi saya untuk mengetahui dari mana awalnya _pembelotan itu_Terima kasih.

Abuqital1:Sebelumnya ana mohon maaf atas ketidaknyamanan suasana hati akhi…HDI (Harokah Daulah Islam) dan HANI (Harokah Nubuwwah Islam) sepengetahuan kami ini muncul di Wilayah 7 (Bogor) yang dipelopori oleh “Akang” yang pola gerakannya kearah pendidikan dan tidak ada agenda untuk mengizharkan tanzhim NII.Awal “pembelotannya” dari KW 7 karena ketidak sepahaman dengan program KW 7 yang terkesan “eksklusif”.Balas rozin Says:

Desember 20, 2009 at 6:06 am

..betul..sy ingin silaturrahmi dngn antum/ikhwan yg mau m’beri penjelasan lbh lanjut sdh sy emailkn no HP ke antum..sy tunggu. trima kasih.rozin Says:

Desember 24, 2009 at 8:35 am

sdh sy emailkn no Hp sy, gpp klo sementara via email/blog ini komunikasinya..Mengenai Komandemen Wilayah (7) saat itu apakah berada dlm kepemimpinan yg legal..?

Abuqital1:

Page 13: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Kalo berdasarkan konstitusi NII maka hal tersebut “SUDAH INKONSTITUSIONAL” artinya menyalahi aturan konstitusi NII yang ada.Balas arsalan Says:

Januari 29, 2010 at 4:40 am

abu qital mbok kalau mimpi jangan terus2an..hari ini negara islam di indonesia telah lenyap….nii mu adlh pemerintahan ketoprak.hukum Allah tidak tegak ..,berani km bilang masih ada negara islam..di dalam negri kafir ini…?Balas herry boys Says:

Februari 16, 2010 at 3:42 am

arsalan negri kafir harus dirubah doonk supaya gak kafir…Balas arsalan Says:

Februari 4, 2010 at 4:19 am

ABU QITAL,TULISANMU MENGHUJAT MUAWIYAH…SEBERAPAPUN KESALAHAN BELIAU RASULULLOH TDK RELA DIA DI KATA2IN…DIA TDK BISA DIBANDINGKAN DG KARTOSUWIRYA APALAGI DG IMAM JADI JADIAN ITU.KAMU TERLALU PEDE SHGBERANI MENGHUJAT MUAWIYAH…MENGAGUNG AGUNGKAN KARTOSUWIRYO YG TIDAK MAKSUM.LAGIAN MANA NEGARAMU ITU SEKARANG INI….SADAR DONG…!

Abuqital1:rupanya anda belum memahami perjuangan NII dari berbagai landasan (landasan syar’i, konstitusi, operasional dan historis). Jika anda berkomentar hendaklah dg hati yg ikhlas, dada yg lapang, ucapan yg qoulan tsaqiilan shg yg lain pun bisa memahaminya dan meluruskan pemahaman anda. JANGANLAH ANDA anggap bahwa KW9 Az ZAITUN pimpinan PANJI GUMILANG itu adalah NII. Itu adalah “fitnah besar” bagi NII yg sengaja dihembuskan oleh TERORIS RI.

“Negara Islam” di tinjau dari Al Quran dan As SunnahPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia [6] Comments

1 Votes

Penulis: MYT***

Page 14: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Ada saja dari segelintir manusia yang seenaknya bicara “Bahwa dalam Al-Qur’an dan hadist tidak terdapat istilah “Negara” atau “Daulat”, maka tidak perlu memikirkan Negara Islam”.

Boleh jadi pernyataan seperti itu tidak saja datangnya dari yang tidak mengerti tentang Islam, melainkan datang pula dari yang mengerti akan sebenarnya Islam hanya saja diperalat oleh luar Islam. Atau pun dari yang pura-pura tidak tahu akan konsep negara dalam Islam, lantaran takut dan tidak sanggup bila mendukung tegaknya Negara Islam. Maka, berputar-putarlah mencari dalih guna membuktikan diri sebagai tokoh yang cepat tanggap dalam buka suara.

Disini penulis menyeru, “Sadarlah anda-anda”! Bahwa mencari Istilah “Negara Islam” dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi Saw, akan sama halnya mencari istilah “Rudal” (peluru kendali) dalam kamus bahasa Indonesia beratus tahun yang silam. Meskipun pada waktu itu elemen-elemen untuk pembuatan senjata serupa itu sudah ada, tentu istilah “Rudal” belum ada.

Memperbincangkan istilah “Negara Islam”, untuk itu kita harus membedahnya dari berbagai arah.

1) ilmu mantik (logika).

Padanya bahwa “dilalah” (petunjuk), garis besarnya terbagi duaDilalah Lafdhiyah, yaitu bilamana penunjuk itu merupakan lafadh atau perkataan.Dilalah Ghairu Lafdhiyah, yaitu bilamana si penunjuk itu bukan merupakan lapadh, tetapi merupakan isyarat, tanda-tanda, bekas-bekas dll.

Berdasarkan pengetahuan logika di atas itu, maka mengenai pengertian (konsepsi) Negara Islam dalam Al-Qur’an, sebagai penunjuknya itu ialah isyarat yang mana Kitabbullah itu mengisyaratkan bahwa kita harus menjalankan kewajiban-kewajiban antara lain :Menjalankan hukum pidana Islam. Lihat Qs. Al-Maidah : 38, 45 (Pencurian dan Qishosh), QS An-Nur : 2 (Zina), dan QS 2 Al-Baqarah : 178 (Diyat)Melaksanakan ibadah yang berkaitan dengan perekonomian, diatur oleh pemerintahan Islam, sehingga menyalur pada Kebenaran Illahi. Lihat Qs At-Taubah : 29, 101 (Jizyah).Mempunyai kepemimpinan tersendiri sehingga tidak didikte oleh manusia yang setengah-tengah (fasik/kafir) terhadap Islam. Lihat Qs Al Maidah : 51, 57 (Jangan mengambil pemimpin dari orang kafir dan orang yang mempermainkan agama), Qs. Al-A’raaf : 3 (Jangan mengambil Pemimpin yang tidak taat kepada Alloh), Qs Ali Imran : 28 dan Qs. An-Nisa :144 (Jangan menjadikan orang kafir sebagai wali).Memiliki kekuatan militer tersendiri, umat berfungsi sebagai tentara Islam (Qs. Al-Anfaal : 39 (memerangi orang-orang yang menimbulkan fitnah terhadap Islam), Qs 2 Al-Baqarah : 123 (memerangi orang kafir), Qs 9 At-Taubah : 73 (berjihad melawan orang kafir dan munafik serta bersikap keras terhadap mereka).

Dengan adanya kewajiban-kewajiban itu saja telah menunjukkan keharusan umat Islam memiliki kedaulatannya sendiri, Yaitu “Negara yang berazaskan Islam”/Negara Islam.

2) Qaidah Ushul Fiqih

Page 15: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Barusan kita menolehnya dari ilmu mantiq, kini kita tinjau pula dari sudut Qaidah Ushul Fiqih yang bunyinya:

�اب م ن� � ب م� م�اال �ت �و�ج�و�ب� ي � ال ال ه ا و�اج ب� ف�ه�و�ا ب

“Suatu kewajiban yang tidak akan sempurna kecuali dengan sesuatu hal, maka sesuatu hal itu menjadi wajib”.

Yang dimaksud oleh kaidah diatas itu, yakni bahwa dalam menjalankan sesuatu kewajiban, sedangkan untuk bisa menyempurnakan kewajiban yang dituju itu harus menggunakan satu bentuk pekerjaan, maka menjalankan bentuk pekerjaan demikian itu wajib adanya. Contohnya, dalam hal wajibnya berwudhu untuk melakukan shalat. Disebabkan hal itu wajib maka menyiapkan adanya air untuk itu pun wajib. Sungguh, kalau dicari dalam Al-Qur’an tidak didapati ayat yang bunyinya secara saklek mewajibkan kita berusaha memperoleh air. Akan tetapi, kewajiban berfikir dan berbuat dengan ilmu dalam hal ini sudah jelas tidak perlu disebutkan.

Sama maksudnya dengan qaidah yang tertera diatas tadi, di bawah ini kita lihat lagi qaidah ushul fiqih yang bunyinya :

�م�ر� �ال �ئ ا ي الش� �م�ر� ب ه ا ل ائ و�س� ب

“Memerintahkan sesuatu berarti memerintahkan pula seluruh perantaraan-perantaraannya”.

Misalnya, memerintahkan naik rumah, itu berarti juga memerintahkan untuk mentegakkan tangga, sebagai perantaraannya. Sesuatu perbuatan yang diperintahkan tidak akan terwujud kecuali dengan adanya perbuatan-perbuatan lain sebelumnya ataupun alat-alat untuk mewujudkan perbuatan yang diperintahkan itu. Maka, perbuatan-perbuatan lain dan alat-alatnya disebut perantara (wasilah) sebagai wajib muqayyad.

Berdasarkan penganalisaan dari ilmu fiqh itu maka mentegakkan negara/daulat Islam itu hukumnya adalah wajib. Sebab, bahwa daulah Islam itu sebagai alat untuk kita bisa menterapkan hukum-hukum Islam secara sempurna. Juga, merupakan wasilah yaitu perantaraan untuk mendhohirkannya.

3) Musthalah Hadits

Seirama dengan ilmu mantik dan ushul fiqh, maka ilmu “Musthalah Hadist” menyatakan bahwa “Hadist” ialah semua yang disandarkan kepada Nabi Saw, baik berupa “Qauliyyah” (perkataan), “Fi’liyyah” (perbuatan) dan “Taqririyah” (pengakuan).

Penjelasannya sebagai berikut :Qauliyah ialah berupa perkataan, baik itu berupa perintah atau larangan, pun berita yang diucapkan Nabi. Artinya merupakan lafadh, perkataan.Fi’liyyah yaitu yang berupa perbuatan Nabi Saw. Pada baris yang kedua ini dimengerti bahwa yang dinamakan hadist/sunnah Nabi Saw itu tidak semua berupa perkataan. Jadi, bila Nabi itu tidak mengucapkan kata “Negara Islam” atau “Daulat Islam”, tetapi bila nyatanya beliau telah membentuk

Page 16: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

organisasi yang setara dengan “negara”. Serta menjalankan nilai-nilai Islam yang berhubungan dengan kenegaraan/kekuasaan, maka membentuk negara yang berazaskan Al-Qur’an dan Sunnah Saw adalah wajib bagi umat penerusnya. “Kekuasaan” yang berazaskan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw itu logikanya ialah “Negara Islam”. Pun, logis bila dalam segi lainnya di dapat perbedaan definisi dari yang non-Islam.Taqririyah yaitu Pengakuan Nabi Saw terhadap perbuatan sahabat yang diketahui oleh Nabi, tetapi Nabi tidak menegur atau menanyakannya. Yang semuanya itu bersangkutan dengan beberapa hikmah dan hukum-hukum yang terpokok dalam Al-Qur’an.

Dengan hal-hal yang telah dipraktekkan Nabi Saw, jelas sekali bahwa adanya “konsepsi negara Islam” di dalam hadist, maka sebagai penunjuknya yaitu “perbuatan” Nabi Saw, yang mana telah membuat garis pemisah antara kekuatan militer musyrikin dan militer Islam. Kelompok Abu Jahal, Abu Lahab memiliki prajurit bersenjata, maka Nabi pun menyusun dalam mengimbanginya. Beliau telah bersikap tegas, Siapa saja yang menyerang negara Islam, maka dianggapnya sebagai musuh, walau dirinya telah mengaku muslim (perhatikan QS 4 : 97), dan sikap Nabi terhadap Abu Abas diterangkan pada bagian keempat). Ringkasnya, bahwa seluruh ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kedaulatan seperti yang dikemukakan tadi telah dipraktekkan oleh Nabi melalui kekuasaan yang berlandaskan Islam. Lembaga yang sesuai dengan pola dari Nabi itu akan menjamin kita menjalankan hukum Islam secara “Kaaffah”.

Dalam Al-Qur’an banyak istilah “Para Pemegang Kekuasaan” (ulil amri). Hal itu diterapkan Rasulullah Saw di Madinah. Beliau selaku kepala pemerintahan (negara), jelas memiliki kedaulatan dalam teritorial serta memproklamirkan kekuasaan (daulat) untuk menjalankan hukum terhadap masyarakat. Juga, mempunyai ribuan prajurit bersenjata dan aparat pemerintahan yang dikoordinasi dalam satu lembaga. Dengan arti lain, tidak bercerai-berai (QS 3 : 103). Sungguh kesemuanya itu adalah identik dengan sesuatu negara.

Bagi kita mengenai beda-bedanya istilah ”negara” dan “daulat”, juga “pemerintahan”, bukanlah soal ! Melainkan, yang harus diyakinkan; sudahkah diri berada dalam lembaga yang sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan pola dari Nabi Saw. Mari introspeksi sampai dimana batas maksimal daya dalam berikhtiar guna mengikuti jejak Nabi kita itu.

Pada prinsipnya kita adalah Khalifatan fil Ardhi (penguasa di bumi). Ini berarti tidak terbatas pada sesuatu negara/daerah. Akan tetapi, toh; negara itu bagian dari bumi. Bila terjadi keterbatasannya daerah, maka hal itu karena soal relatifnya kondisi kemampuan. Sedang yang diharuskan adalah berdirinya kekuasaan. Dalam hal ini kita simak Firman Allah SWT yang bunyi-Nya :

�اد�او�د� �ا ي ن �اك� إ �ن ع�ل يف�ة; ج� ل �ر�ض ف ي خ� �ال �م� ا �ن� ف�اح�ك �ي �اس ب �ح�قU الن ال ب …

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan kebenaran…” (QS. 38 : 26)

Dalam memperhatikan ayat di atas itu, sejenak kita merenung bahwa Nabi Daud yang telah dijadikan penguasa dimuka bumi. Maka, dapatkah diartikan bahwa seluruh manusia di permukaaan bumi pada waktu itu sudah di bawah kekuasaan Nabi Daud ? Rasulullah Saw diutus bagi segenap manusia

Page 17: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

(kaafafatan linnaas), dan rahmatan lil a’lamiin (QS 21 : 27). Namun, karena faktor dari kemanusiaannya, maka dayanya pun terbatas. Dan dilanjutkan oleh para sahabat penerusnya. Umat Islam pada zaman Khalifah yang sempat juga pada masa itu belum sampai menguasai seluruh dunia. Yaitu masih terbatas. Masih mendingan adanya kekuasaan yang terbatas dari pada yang “nol” sama sekali, dibawah kaki-kaki jahiliyah. Sebab itu kita tidak usah mengahayal akan persatuan Islam sedunia, bila negeri sendiri masih dikuasai pemerintahan thogut, dan diri terlibat dalam penterapan hukum-hukum kafir !.

Penyebutan tentang istilah untuk “pemerintahan Islam”, maka boleh disesuaikan dengan situasi selama tidak bertentangan dengan syara’. Dari itulah, maka untuk “lembaga ulil amri” pada masa pemerintahan Rasulullah Saw boleh disebut dengan istilah “Lembaga Kerasulan”. Sedang untuk masa khalifah, yaitu “Khilaafah”. Lembaga khilafah ini adalah penerusnya dari lembaga kerasulan.

Khilaafah asal kata “Khalafa Yakhlupu Khilaafah”. Khilaafah ini bila disamakan dengan “Imaamah”, berarti “pemerintahan” sebagai pengganti pemerintahan Nabi Saw. Bila disejajarkan dengan “Imaamah” berarti “Ikutan” dari lembaga kerasulan. Sebab itu, maka khilaafah ini berarti pula “perwakilan” (representation). Sedang oknumnya ialah khalifah (vicegerent), berarti “utusan/delegasi”. Jadi khilaafah ini adalah Lembaga Kerajaan Allah dimuka bumi, di utuskan kepada hamba-Nya. Tujuannya untuk menjalankan Undang-Undang-Nya di dalam kerajaan tersebut, sebagaimana yang ditentukan didalam Kitab-Nya. Dengan kalimat lain bahwa kedaulatannya di tangan Allah selaku Pemilik-Nya. Adapun kita Cuma sebagai aparat atau petugas-Nya yang tidak boleh menyimpang dari yang telah ditetapkan Allah SWT. Ibarat seorang yang fungsinya sebagai karyawan sesuatu perusahaan, maka dalam menjalankan administrasinya harus sesuai dengan peraturan yang dikehendaki oleh sipemilik perusahaan. Raja yang berupa manusia adalah mempunyai undang-undang, dan akan murka terhadap yang melanggarnya. Maka, bagaimanakah Allah yang memiliki seluruh kerajaan ? Sungguh musyrik bagi yang menyepelekan Hukum-Hukum Allah !

*** Imam Negara Islam Indonesia ke 3 (saat ini) 6 Tanggapan to ““Negara Islam” di tinjau dari Al Quran dan As Sunnah”altoi Says:

November 4, 2009 at 9:12 pm

oh bahagia nya bila kt terpilih dalam bagian penegakan dienul islam ini..akankah kt?Balas anti menyerah Says:

November 12, 2009 at 1:25 pm

jngan menyerah dr rahmat Allah.trus mncari yg haq, insya aLLAh akn terpilih, amin.Balas

Page 18: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

ikrom Says:

November 5, 2009 at 11:26 am

wahai saudara2ku…, amarmakruf nahi mungkarlah kalian…, ajak mereka menuntut ilmu KITABBILLAH WA SUNNATINNABI (AL-QURAN& ALHADITS), dg ilmu itu mrk faham, bisa membedakan bainal haqqi wal batil, baina hallal wa harom, baina biddah wa sunnah. ubah dulu kaidah2 mreka yg salah. termasuk tetangga2 kita, itu banyak skali yg tdk sholat walaupun mrk ktp islam. ingat dalil dari imam Nasai: qola rosul Mohammad SAW: innal ahdaladzi bainana wa bainahum assolah fa man tarokaha faqod kafar. Barangsiapa yg meninggalkan sholat maka sungguh kafir!!! termasuk yg sholat hanya 4 x sehari, hanya kurang 1 solat, misal sholat subuh… sungguh hukumnya kafir!!!ajak islam dulu kaum2 muslim indonesia, kemudian ajarilah kalimat LAA ILLA HA ILLAULOH, stelah itu banyak hukum yg harus pelajari.silahkan saudara2 belajar ilmu wajib ini di MAKKAH WA MADDINAH.. Skaranglah waktunya,…tegakkanlah Kallimat ALLOH sebab kalian saudara2ku se iman…fr. ikromBalas wawi maryano Says:

November 13, 2009 at 9:24 pm

Page 19: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Mengambil Pelajaran dari Kejadian Gempa BumiPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia [3] Comments

1 Votes

Kurang lebih setelah 1 bulan kejadian Gempa Bumi di Tasikmalaya, terjadi lagi Gempa Bumi di Sumatra Barat kemudian dilanjutkan lagi dengan Gempa di Jambi. Ada apa sebenarnya dengan kejadian tersebut?

Pertama, tentunya mari kita bantu mereka yang sudah menjadi korban gempa bumi tersebut dengan semaksimal kemampuan kita.

Kedua, mari kita belajar dari kejadian gempa tersebut. Kejadian gempa tersebut (Sum-Bar) ada yang bilang pukul 16.45 dan ada juga 17.16; Bukan bermaksud mempolitisir atau lainnya, coba buka Qs. 16:45 dan 17:16 sepertinya cocok untuk ummat Islam di negeri ini untuk introspeksi diri.

“Maka Apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari”. (Qs. 16:45)

“dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (Qs. 17:16)

Dari introspeksi tersebut mari kita sama-sama yang sudah mengaku Muslim untuk “taubat” dengan cara kembali kepada hukum Alloh yang sebenarnya (lihat Qs. 30:30-32) dan jangan mengikuti sumber hukum buatan manusia (lihat Qs. 4:60, 5:50)

30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada Dien Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Dien yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,32. Yaitu orang-orang yang memecah-belah Dien mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. (Qs. 30:30-32)

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak berhakim kepada thaghut, Padahal mereka telah diperintah mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (Qs. 4:60)

Page 20: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?” (Qs. 5:50)

Dan akhir dari pelajaran ini buat Ummat Islam Bangsa Indonesia, mari kita sama-sama pahami lagi Qs. Ali Imron (3) ayat 112:

“mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (Qs. Ali Imron :112) 3 Tanggapan to “Mengambil Pelajaran dari Kejadian Gempa Bumi”corpsegrinder Says:

Oktober 5, 2009 at 12:21 pm

Asslmkm… ijin menyebarluaskan, trims…

Abuqital1:monggo mas…Balas abu_tsabit Says:

Oktober 6, 2009 at 4:22 am

assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

ustadz, bagaimana cara yg efektif utk menyeru kaum muslimin indonesia agar mau kembali kpd fithrahnya?

sebab sudah berulang kali ALLAH SWT menegur dg berbagai bencana–spt gempa bumi, tp mayoritas dr mereka tidak mau menyadarinya, bahkan banyak dr mereka yg jadi pembangkang atau makin menjadi pembangkangannya.

wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Abuqital1:Nabi SAW. bersabda:“Siapa di antara kamu melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu, ubahlah dengan hatinya, dan yang terakhir inilah selemah-lemah iman.” [ H.R. Muslim ].

Page 21: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Jika memahami hadits diatas maka dakwah yang efektif adalah dengan “Tangan (Bil Yadi)”. “Tangan” di sini bisa dipahami secara tekstual, ini terkait dengan kemunkaran yang dihadapi.Tetapi, “tangan” juga bisa dipahami dengan arti “KEKUASAAN/ POWER” dan METODE DENGAN KEKUASAAN sangat efektif bila dilakukan oleh PENGUASA (PEMERINTAH) yang berjiwa dakwah.

Hal tersebut bisa dilakukan jika bangsa ini mempunyai NEGARA YANG BERIDEOLOGI ISLAM yakni NEGARA yang memberlakukan Hukum Islam sehingga semua warga negaranya bisa beribadah kepada Alloh secara kaffah, tidak setengah-setengah (sebagian Iman, sebagian kafir).

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: “Kami beriman kepada yang sebahagian dan Kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)”, serta bermaksud (dengan Perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir)”. (Qs. An Nisa: 150)

Oleh karena itulah, NEGARA ISLAM INDONESIA semenjak di proklamirkannya tgl 12 Syawal 1368 H/ 7 Agustus 1949 akan terus melakukan perang suci atau Revolusi Islam sehingga:1. Negara Islam Indonesia berdiri dengan sentausa dan tegak-teguhnya keluar dan ke dalam, 100 % de facto dan de yure di seluruh Indonesia;2. Lenyapnya segala macam penjajahan dan perbudakan;3. Terusirnya segala musuh Allah, musuh agama, dan musuh negara dari Indonesia;4. Hukum-hukum Islam berlaku dengan sempurna di seluruh Negara Islam Indonesia.

Untuk mengetahui Proklamasi Negara Islam Indonesia beserta penjelasannya silakan klik link dibawah ini:http://abuqital1.wordpress.com/category/proklamasi-nii-dan-penjelasannya/Balas rijal Says:

Oktober 15, 2009 at 9:56 am

pak, izin nge-link biar tersebar lbh luas

Abuqital1:silakan sepanjang digunakan untuk kemaslahatan ummat.

Page 22: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Kategori Ummat Islam di IndonesiaPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia Leave a Comment

Rate This

Pada dasarnya di muka bumi ini hanya ada dua jalan (Q.S.90:10), jika tidak ada pada yang Haq berarti pada jalan yang sesat ( “dholaalah” ). Di sini penulis menilainya dari sudut iktikad atau niat yang ada pada hati masing-masing, yang mana sudah sekian lama umat Islam terkotak-kotak sehingga belum ada kesatuan visi untuk satu langkah. Sebab itu secara umum, untuk sementara ini penulis menganalisanya berdasarkan kondisi yang saat ditulisnya buku ini NII belum de facto kembali sehingga belum dikenal oleh setiap mu’min Indonesia. Dengan itu sementara ditulisnya buku ini penulis mengkategorikan posisi umat Islam Indonesia kedalam enam bagian :Posisi Yang Pertama, IKD (Islam Kodisi Dikaburkan). Hal tersebut mengakibatkan “pasif”.Posisi Yang Kedua, I P I ( Islam Pola Ideal ) yang mengakibatkan kompromi.Posisi yang Ketiga, I P K ( Islam Pola Kepuasan ), mengakibatkan “Emosi Temporer ( ET )”.Posisi yang Keempat, I.T.S.L.A. ( Islam Tujuan Sistem Lepas Aturan ), mengakibatkan B.P.(Banyak Pimpinan)Posisi yang Kelima, I.S.B.R. (Islam Sistem Baru Rencana), yang akibatnya “belum jadi”.Posisi yang Keenam, I.S.P.A. ( Islam Sistem Pakai Aturan), menghasilkan pola “Tauhid”

Posisi Yang Pertama, IKD (Islam Kodisi Dikaburkan). Hal tersebut mengakibatkan “pasip”. Mereka ini memiliki hati yang bersih, ikhlas, ta’at beribadah sehingga siap menjalankan perintah-perintah Allah semaksimal kemampuan sesuai dengan ilmu yang sudah mereka ketahuinya. Mereka setuju bila seluruh hukum Islam itu berlaku, hanya tidak tahu jalan harus bagaimana caranya. Sebab, yang mereka tahu dan dijadikan rujukan hanyalah kenyataan yang ada sehingga merasa cukup dengan jenis kegiatan yang terlihat biasa.

Umumnya mereka itu mengukur keikhlasan orang lain dengan keikhlasan dirinya sendiri. Sehingga percaya bahwa asal saja tokoh atau penguasa yang ngaku Islam di anggapnya tidak memusuhi Islam. Sehingga apa saja yang diomongkan oleh yang menjadi idolanya berpredikat tokoh Islam, itu pula yang dijadikan pegangannya. Mereka tidak tahu ukuran mana kawan dan mana lawan apalagi musuh Islam. Tahunya cuma taat pada penguasa sebab penguasa juga dianggap sudah Islam. Dengan demikian mereka mudah dikaburkan dari pengertian Islam yang sesungguhnya oleh para penguasa atau oleh para ulama yang menjadi alat penguasa, sehingga pasip tidak mencari pergerakan Islam, merasa cukup dengan menyerah kepada keadaan. Itulah sebabnya disebut “I K D”. Kepasippan mereka hanya karena dikaburkan, risalah yang hak pun belum sampai sehingga masih dalam kegelapan.

Page 23: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Namun, bilamana suatu waktu risalah kebenaran itu sudah sampai kepada mereka, dan masih juga tidak merubah sikap, maka kegelapan itu akan menjadi kesesatan bagi diri mereka. Dan bisa jadi sebagaimana orang-orang yang keadaannya menganiaya diri sendiri ( Q.S.4 An Nisa:97).

Posisi Yang Kedua, I P I ( Islam Pola Ideal ) yang mengakibatkan kompromi. Yang pertama (IKD) pun sama kompromi hanya diam. Sedangkan yang kedua ini tidak tinggal diam, melainkan berusaha mencari wadah perjuangan dan memilihnya sesuai dengan “ideal” atau pemikirannya, bila perlu membentuknya yang baru. Disebabkan pilihan dasarnya ialah ideal, maka jelas wadah itu masih dalam sistem Pemerintah RI. Tentu, mereka yang masuk kedalam wadah-wadah yang mengatas-namakan Islam yang dilegalisir oleh Pemerintah RI itu macam-macam tujuan dan motivasinya. Namun, secara keseluruhan menggunakan pola ideal.

Pola pikir ideal dalam hal ini, yaitu yang berjuang menurut cara yang dianggap ideal bagi dirinya. Dalam perjuangannya itu, berpikir mana yang enak, tidak ada risiko ancaman fisik dari musuh, bahkan dengan cara itu sebagiannya memperoleh imbalan gaji atau tunjangan lainnya dari pemerintah yang menjegal perjuangan tegaknya Daulah Islamiyyah. Tegasnya, bahwa perjuangan dengan pola ideal itu dalam bentuk kompromi. Sehingga terjadi interaksi antara mereka dengan aparatur pemerintah R I.

Jelasnya, bawa perjuangan pola ideal itu ialah berjuang, tapi menurut cara yang dianggap enaknya. Perhatikan ayat yang bunyinya:

“Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah:”Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersamamu”. Mereka membinasakan diri mereka sendiri ; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta.”_(Q.S.9 At-Taubah:42).

Secara umum bahwa yang memasuki posisi kedua ini ialah karena berpola ideal, mencari enaknya, tetapi secara khusus banyak juga yang memasuki posisi kedua ini, didasari ijtihad yang diperolehnya, karena belum mengetahui atau belum memahami cara perjuangan yang sesungguhnya menurut Islam. Niat dan Iktikadnya ikhlas untuk membela Islam sesuai dengan wawasan yang diperolehnya sementara belum mengetahui yang lainnya yang lebih dimengerti olehnya, hal itu suatu yang dapat dimaklumi. Tentu, apabila suatu waktu datang wawasan keilmuan mengenai pemisahan antara haq dan bathil, maka dengan keikhlasannya itu akan segera menentukan sikapnya. Tetapi, jika masih tetap saja begitu, tidak komitmen kepada yang hak maka persoalannya bukan lagi keihlasan, melainkan bisa terbawa kepada “Kamaa kafaruu fatakuunuuna sawaa-an.”(Q.S.4:89).

Posisi yang Ketiga, I P K ( Islam Pola Kepuasan ), mengakibatkan “Emosi Temporer ( ET )”. Mereka yang ada dalam posisi IPK ada sebagiannya yang berkeinginan untuk menegakkan hukum Islam secara keseluruhan di bumi nusantara Indonesia ini. Mereka tidak mau seperti I K D yang berdiam diri menyerah kepada keadaan dengan mengandalkan tokoh-tokoh yang “ yes men” kepada pemerintah R I. Juga, tidak mau seperti I P I yang kegiatannya terikat resmi tercatat dalam

Page 24: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

birokrasi. Sebab itu umumnya mereka tidak percaya terhadap IPI yang dianggap selalu kompromi dengan pemerintah R I.

Jelasnya, kegiatan I P K itu berdiri di luar organisasi yang resmi. Mereka tidak memiliki kepemimpinan yang resmi, umumnya merasa belum punya pemimpin. Pertemuan antara mereka atas dasar kesetiakawanan, artinya bukan atas dasar tugas dari pimpinan, karena itu kegiatan mereka pun informal dan insidental, yang umumnya sebatas informasi dan diskusi.

Walaupun kegiatan mereka itu tidak resmi, juga tidak jelas posisi struktur kepemimpinannya, dalam arti sama, tidak ada bawahan dan atasan,dan tidak terdaftar dalam agenda birokrasi, namun I P K itu tetap berada dalam sistem pemerintah R I, sama halnya dengan IKD dan I PI. Adapun bedanya, I P K ini merasa “tidak puas” dengan sikap-sikap dari pemerintah RI yang dianggapnya tidak sesuai dengan norma-norma agama Islam. Misalnya, dekadensi moral, hak azasi, kolusi dalam birokrasi, azas tunggal, demokrasi yang tidak murni dsb.

Mereka mengira bahwa hukum Islam bisa diberlakukan di Indonesia, tanpa penggantian sistem negara, dan mengira pula bahwa pemerintah R I juga bisa mematuhi kehendak umat Islam bilamana umat Islam mengajukan tuntutannya. Sebab itu aktifitas yang menonjol dalam I P K itu ialah menggerakkan masa untuk mengambil perhatian penguasa agar mengabulkan tuntutannya. Disebabkan gerakan masa itu hanya sekedar protes sewaktu-waktu, dan tidak di bawah komando struktur yang riil, melainkan hanya didasari spontanitas, maka kelanjutannya pun hanya merupakan “emosi temporer”. Sebab, masa yang digerakkannya pun umumnya ialah masa yang terbakar hasutan-hasutan secara spontanitas.

Begitu pula I P K ( Islam Pola Kepuasan), yang merasa berjuang yang katanya sebagai “presser group” terhadap pemerintah RI akhirnya tetap saja seperti begitu, merupakan “emosi temporer”, karena dalam sistem yang sama. Walaupun terlihatnya keras, namun tindakannya itu hanya sekedar “ngambek”, yang tidak lepas dari sistem pemerintah RI. Dengan demikian IPK itu nilainya sama dengan I KD, dan IPI, yaitu ” yang mengambil golongan kafir sebagai pemimpin (lihat Q.S.4 An-Nisa 139).

Apabila yang mereka lakukan itu, karena masih dalam kegelapan (ketidaktahuan) mengenai jalan perjuangan yang sebenarnya menurut Islam, artinya belum sampai kepada mereka risalah kebenaran Negara Islam Indonesia, maka secara iktikad dan niat mereka dapat dimaklumi. Akan tetapi, jika kepada mereka itu sudah datang “bayyinah”(penjelasan) mengenai Kebenaran N I I, tetapi masih saja mereka memihak Pemerintah RI, maka keadaan mereka sama halnya “kamaa kafaruu fatakuunuuna sawaa-an”(Q.S4:89). Atau bisa menjadi zhaalimii anfusihim (Q.S.4:94).

Posisi yang Keempat, I.T.S.L.A. ( Islam Tujuan Sistem Lepas Aturan ), mengakibatkan B.P.(Banyak Pimpinan). Menyebutnya “sistem” karena mengatas-namakan NII (Negara Islam Indonesia), proklamasi 7Agustus 1949 yang mana N I I itu merupakan “sistem”. Adapun disebut “lepas aturan”, karena mereka menamakan dirinya NII, tetapi melepaskan aturannya. Artinya, tidak didasari undang-undang, seperti halnya mengenai pengangkatan pemimpin tertingginya. Pengangkatan pemimpin yang tidak berdasarkan undang-undang, yakni tidak sesuai dengan yang tercantum dalam Kanun Asasy dan PDB (Pedoman Darma Bhakti), maka mengakibatkan banyak pemimpin.

Page 25: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Sebab, tanpa undang-undang, berarti siapa pun boleh merasa berhak diangkat dan mengangkat. Sebab itu tidak aneh bila dalam kondisi masih banyak yang tidak tahu aturan atau sengaja tidak mau pakai peraturan, banyak yang masih binggung mengenai mana pemimpin N I I yang sesungguhnya. Sebab itu pula posisi mereka disebut “ ITSLA”.

Untuk kembali kepada undang-undang NII akan sulit, jika tidak didasari hati yang ikhlas karena Allah, sebab tidak semua yang kedatangan yang haq lalu menerimanya, melainkan ada yang menolaknya, karena sudah merasa cukup dengan ilmu yang ada pada mereka. Perhatikan ayat yang bunyinya:

“Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan.”_(Q.S.40 Al-Mu’min).

Akan tetapi, bagi yang hatinya ikhlas karena Allah, tentu begitu datang bayyinah, maka segera menyambutnya, sebab ingat kepada peringatan dari Allah SWT yang bunyi-Nya:

“Belumkah datang waktunya bagi orang -orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan supaya mereka jangan seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepada mereka kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang fasik.” (Q.S.57 Al-Hadiid:16 )

Posisi yang Kelima, I.S.B.R. (Islam Sistem Baru Rencana), yang akibatnya “belum jadi”. Disebut “sistem” karena ingin membuat sistem dari yang sudah ada. Jadi, mereka juga ingin memisahkan diri dari sistem Pemerintah RI. Adapun disebut “B R”(baru rencana), karena secara hukum tidak memiliki sistem, hanya baru merencanakan. Sedangkan yang namanya baru rencana, berarti belum ada. Dengan demikian bila diri keburu mati, maka masih terlibat kepada pengeterapan hukum-hukum kafir. Mereka yang posisinya di ISBR ingin menjalankan hukum-hukum Islam secara kaffah, tetapi tidak mau dengan nama NII, melainkan dengan nama lain. Artinya, tidak merujuk kepada NII Proklamasi 7 Agustu 1949.

Sebenarnya kalau untuk di “luar Indonesia”, memang harus merencanakan tegaknya Daulat Islam tidak usah merujuk kepada NII, artinya kalau bukan di wilayah yang sudah diadakan Daulah Islamiyyah. Sedangkan di Indonesia ini sudah diadakan Daulah Islamiyyah, yakni NII, pada tanggal 7 Agustus 1949 yang estapeta kepemimpinnannya juga terus berlangsung sesuai dengan perundang-undangannya. Jadi, apabila ada lagi yang mengadakan selain itu, maka berarti “Bhughot”, dalam arti pemberontak terhadap N I I, proklamasi 7 Agustus 1949.

Bagi yang memiliki iktikad / niat hati yang ikhlas guna menegakkan hukum-hukum Islam, sedang posisinya masih berada pada ISBR, karena belum mengetahui risalah penjelasan kebenaran N I I, proklamasi 7 Agustus 1949 adalah dimaklumi. Akan tetapi, bila suatu waktu datang kebenaran NII dengan segala penjelasannya, sedang dirinya masih saja di ISBR dan tidak mau beralih kepada NII, maka termasuk kepada yang disebutkan dalam ayat Al Qur’an (Q.S.57Al Hadiid:16)

Page 26: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Posisi yang Keenam, I.S.P.A. ( Islam Sistem Pakai Aturan), menghasilkan pola “Tauhid” sehingga satu N I I satu pimpinan. Disebut “sistem” karena berpijak pada Proklamasi Negara Islam Indonesia, Proklamasi 7 Agustus 1949, yang mana NII itu merupakan sistem. Disebut “pakai Aturan”, karena dasar pengangkatan pemimpinnya merujuk kepada peraturan yang tercantum dalam Undang- Undang N I I yaitu Qanun Azasy dan PDB (Pedoman Darma Bhakti) yang merupakan Maklumat-Maklumat Komandemen Tertinggi, yang diantaranya MKT No:11 tahun 1959.

Disebut “pola tauhid”, karena pola perjuangannya bukan didasari ketidakkepuasan, bukan pola ideal, dan bukan juga kehendak yang tanpa peraturan. Pengangkatan pemimpin/ Imamnya, bukan karena pandangan ekonomi, jasa, turunan, kekeluargaan, kesenioran dan sebagainya, melainkan didasari oleh nilai hukum “peraturan / perundang-undangan“ sehingga bersatu. Jelasnya, bahwa disebut “pola tauhid” karena berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Saw serta Undang-Undang NII. Rasulullah Saw membentuk negara (pemerintahan Islam di Madinah), membuat pula undang-undangnya. Dan ummat diwajibkan mentaatinya.

ekalahan Fisik Bagi yang Beriman Merupakan Peluang untuk Mati SyahidPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia Leave a Comment

Rate This

Setelah menyadari “sekedar menjalankan tugas”, kita renungkan mengenai tugas yang telah diberikan kepada Nabi Saw beserta umatnya yang mana jumlahnya masih beberapa belas orang.

Dalam Al-Qur’an maupun hadist tidak didapat keterangan harus menang. Yang ada hanyalah perintah menyusun kekuatan setinggi batas kemampuan (QS. 8 : 60). Perintah menyusun kekuatan tetap berlaku walau dimulai dengan beberapa orang. Sebab, bilamana telah konsisten terhadap perintah tersebut itu, maka tentu tidak terpaku oleh persoalan hidup atau mati. Disitulah letak tawakkal. Berbuat, kemudian berserah diri kepada Allah SWT.

Belum terpisah dari uraian itu, kita lihat petikan ayat yang bunyinya :�ك� … ل �ام� و�ت �ي �ه�ا األ� �د�او ل �ن� ن �ي �اس ب �م� الن �ع�ل ي �ه� و�ل �ذ ين� الل �وا ال �خ ذ� ء�ام�ن �ت �م� و�ي �ك ه�د�اء� م ن ش�

“…..dan masa-masa kemenangan itu Kami pergilirkan di antara manusia, supaya jelas diketahui oleh Allah, orang-orang yang beriman itu, dan dijadikan-Nya sebagian di antara kamu mati syahid…” (Qs. Ali Imron : 140).

Ayat di atas itu diturunkan setelah terjadinya perang Uhud. Pihak muslimin telah mengalami kemenangan fisik pada “Perang Badar”. Kemudian menemui kekalahan dalam “Perang Uhud”. Maka, dengan kekalahan itu diperingatkan jangan berkecil hati. Sebab, bahwa kekalahan pun kemenangan, pada hakekatnya adalah dipergilirkan Allah. Yang mana dari kekalahan itu dapat dijadikan pelajaran

Page 27: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

guna mengoreksi di mana letaknya kelemahan. Juga, supaya sebagian mu’min didapat yang mati syahid. Dan tersedia pula generasi penerusnya, kesempatan melanjutkan perjuangan.

Menyadari bahwa adanya kekalahan itu sebagai penguji keimanan, sehingga bila bagi yang tujuannya semata-mata meraih kemenangan fisik, maka akan diketahui oleh Allah. Dalam hati sanubarinya merasa kapok dan menyesali dirinya terlibat dalam arena perjuangan. Berbeda lagi dengan kita bahwa kekalahan secara fisik itu dapat dijadikan kesimpulan; Yaitu bahwa adanya kemenangan atau kejayaan bagi pihak pancasilais pada zamannya pun bukanlah disebabkan tentaranya berani mati. Justru sebagian mereka menjadi serdadu itu, karena andalan gaji guna menunjang hidup. Juga, bukan konsepsi mereka lebih jitu dari pada Islam. Dan bukan pula karena kesaktiannya pancasila, yang membuat diri musyrik bila mempercayainya. Akan tetapi, memang bahwa masa-masa kejayaan dan kekalahan itu sedang dipergilirkan Allah, agar banyak diantara mujahid Islam yang mati syahid. Dan terbuka peluang bagi pelanjutnya dalam menghadapi ujian guna menjunjung “Kalimat-Kalimat Allah”.

Akal yang Disertai Keimanan Menyadari Hakekatnya KemenanganPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia Leave a Comment

Rate This

Suatu kemenangan dalam Islam pada hakekatnya bukanlah kemenangan dalam arti fisik semata, melainkan yaitu adanya kesuksesan menghadapi ujian dalam rangka mematuhi tugas beribadah. Sebagaimana Firman Allah yang bunyi-Nya :

ن� �ه� إ ى الل �ر� ت ين� م ن� اش� �م�ؤ�م ن ه�م� ال �ف�س� �ن �ه�م� أ م�و�ال� ن� و�أ

� أ �ه�م� ب �ة� ل ن �ج� ل�ون� ال �ق�ات يل ف ي ي ب �ه س� �ل�ون� الل �ق�ت �ل�ون� ف�ي �ق�ت و�ي�ه و�ع�د;ا �ي اة ف ي ح�ق_ا ع�ل �و�ر� �ج يل الت ن ء�ان و�اإل� �ق�ر� و�ف�ى و�م�ن� و�ال

� ع�ه�د ه أ �ه م ن� ب وا الل ر� �ش �ب ت �م� ف�اس� �ع ك �ي ب �ذ ي ب �م� ال �ع�ت �اي ب

ه �ف�و�ز� ه�و� و�ذ�ل ك� ب �ع�ظ يم� ال (111 )ال

“Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang beriman dengan memberikan surga untuk mereka ; mereka berperang pada jalan Allah kemudian mereka membunuh dan dibunuh, sebagai janji yang benar dari Allah, di dalam Taurat, Injil dan Qur’an. Siapakah yang menepati janjinya daripada Allah ? Bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (Qs. At Taubah: 111)

Maksudnya, bahwa orang mu’min yang berperang pada jalan Allah, mereka telah “menjual” diri dan harta mereka kepada Allah, dibeli dengan “jannah (surga)”, maka hal itu sebagai “kemenangan yang besar”.

Bertambah jelas bahwa yang disebut sebagai pribadi yang sedang dalam kemenangan, pada hakekatnya ialah yang telah sukses tatkala mematuhi tugas ; baik dalam keadaan telah membunuh atau dibunuh. Ini dapat dimaknakan “menang atau kalah secara fisik”. Walaupun dibunuh, namun

Page 28: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

bila sudah mengabdikan diri kepada Allah, maka itulah yang dinyatakan dalam Kitabbullah sebagai kemenangan yang besar”.

Sebaliknya dari hal diatas itu, terhadap seseorang yang kabarnya berpredikat tokoh Islam, berbangga diri karena kemenangan dalam perebutan kursi. Dengan disanjung oleh para penguasa thagut dan diserahi baginya kedudukan yang tinggi. Di tempat mana saja dapat berbicara. Ketempat rapat mana pun, fasilitas tersedia. Ya, kapan beristirahat ; gedung mewah dia pun punya. Sedang dirinya merasa aman dari ancaman jahannam, walau sadar berpihak pada penguasa yang menentang berlakunya hukum-hukum Islam. Mata hatinya tertutup (QS. 17 : 46) dengan kemegahan hingga tidak kenal memisahkan mana yang hak dan mana yang bathil. Yang sedemikian itu tidak lain hanyalah kemenangan menurut hawa nafsunya ! Penguasa mana saja asal yang lagi menang, itu pula yang dijadikan majikannya. Tampaknya tidak sadar bila dirinya seolah-olah anjing penyalak ! Dari itulah anda jangan menilai sesuatu kegiatan dari segi duniawi melulu yang bisa-bisa diperosokkan setan !SEKEDAR MENJALANKAN PERINTAH DENGAN SEMAKSIMAL KEMAMPUAN BERUSAHAPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia Leave a Comment

Rate This

Menghayati hidup ini yang mana tujuan kita untuk menghambakan diri kepada Allah SWT. Sudah tentu tujuan berjuang pun sekedar mengemban tugas dari-Nya. Perhatikan kembali ayat yang bunyinya :

ن� �م� و�أ �ه�م� اح�ك �ن �ي م�ا ب ل� ب �ز� �ن �ه� أ � الل ع� و�ال �ب �ت �ه�و�اء�ه�م� ت أ …

“Dan hendaklah kamu menghukum di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka….”. (Qs. Al Maidah : 49)

Dengan ayat diatas itu kita diberi amanat (tugas) menjalankan undang-undang Al-Qur’an. Karena itu yang merasa diberi amanat sedemikian, maka tidak berpangku tangan sebelum Kitabbullah itu bertegak secara nyata sebagai Konstitusi Kerajaan Allah dimuka bumi.

Adapun supaya diri merasa diberi tugas dari Allah, maka membutuhkan rasa keimanan yang mendalam, harus “benar-benar yakin” terhadap ke-agungan/kekuasaan-Nya ; yang paling berkuasa dalam segala hal. Sehingga hukum-hukum Al-Qur’an itu dirasakan mutlak harus dilaksanakan dalam segala segi kehidupan.

Sang buruh yang tahu diri, maka akan menyerahkan segala urusan mengenai hal pengabdiannya kepada yang memerintahnya. Dan berusaha sedaya-dayanya agar tidak kena murka dari atasannya. Jadi, kalau sang buruh itu akan menggunakan “akalnya”, paling juga berpikir ; bagaimana bila

Page 29: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

tugasnya itu tidak dia patuhi, sedang tiada lagi tumpuan hidup selain majikannya. Dengan menjalankan apa yang diperintahkan oleh majikannya itu, maka seandainya proyek atau pekerjaannya itu belum dapat dirampungkan, namun bila dalam melaksanakannya itu sudah sesuai dengan pola yang telah ditetapkan dalam surat perintah (SPK) dari atasan, maka hal itu dapat dipertanggung jawabkan. Berbeda lagi dengan buruh yang menyepelekan kekuasaan majikannya juga ragu terhadap kebijaksanaan dalam surat perintah kerja yang diberikan oleh majikannya, hingga memakai konsep/cara yang bertentangan dengan ketentuan peraturan dari majikannya, maka pegawai sedemikian rupa itu tetap dalam tuntutan hukum akan ditindak.

Begitu juga bagi seorang hamba yang akalnya disertai keimanan, tentu menyadari bahwa ilmu yang diberikan kepada manusia itu hanya sedikit (QS. 17 : 85) dan sangat banyak ilmu yang tidak diketahui oleh manusia secara realita. Maka, bagaimana pun pandainya manusia, tetap sebagai hamba yang kemampuan berpikirnya terbatas. Jadi, selaku hamba yang takut akan ancaman dari penguasa-Nya, maka dalam melaksanakan perintah Allah tidak menunggu pertimbangan terlebih dulu untuk mengetahui tentang “sebab” atau latar belakangnya. Bila ingin “terlebih dulu” mengetahui latar belakangnya dari pada mematuhi-Nya, berarti tidak percaya terhadap kebijaksanaan dari Allah SWT. Diartikan pula tidak tunduk terhadap keputusan hukum dari-Nya. Sama artinya dengan tidak meyakini Kekuasaan Allah. Juga, berarti tidak berserah diri kepada-Nya.

Dalam hal itu kita perhatikan satu contoh mengenai perintah yang diterima Nabi Nuh As berserta para pengikutnya. Mereka telah diperintah membuat bahtera (QS. 11 Hud : 37). Sedang dalam pada itu dilaksanakannya ditempat yang jauh dari tepi laut. Pada waktu belum terjadi topan dan badai melanda bumi, maka bagi yang akalnya tidak disertai keimanan akan kekuasaan Allah, tentu mengatakan bahwa perintah serupa itu sebagai hal yang tidak dimengerti oleh akal. Sehingga mereka mencemoohkannya.

Apa yang diperbuat oleh Nabi Nuh beserta pengikutnya, membikin kapal ditengah ejekan dari kebanyakan manusia, jelas menandaskan bahwa perintah dari Allah SWT hanya dapat dipatuhi tidak atas dasar pertimbangan akal yang tanpa keimanan. Hanya akal yang disertai keimanan akan membuat analisa, bahwa semua perintah dari Allah adalah sudah dalam kebijaksanaan-Nya. Dan dalam jaminan-Nya.

Sejenak merenung, bagaimanakah sikap kita seandainya perintah serupa itu ditujukan kepada kita, membuat kapal ditengah daratan seperti dulu itu, sedang kita belum tahu banjir akan melanda…..? Dari itulah kita masih beruntung, sebab hanya diperintah dalam hal yang masih terjangkau oleh akal pikiran. Yaitu melawan antek-antek pemerintah thagut yang sama saja dengan kita butuh makan !

KESIMPULANPerintah dari Allah Tidak Bisa Dianalisa Dengan Akal yang Tanpa Keimanan Kepada-NyaSelama masih ada penjegalan terhadap hukum Islam; selama itu pula menuju REVOLUSI ISLAM

Menghayati Fungsi Sholat Bagi Seorang MukminPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia 1 Comment

Page 30: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

3 Votes

Adapun mengenai shalat yang akan kita bahas di bawah ini ialah yang sebagaimana difirmankan Allah SWT yang bunyi-Nya :

ن� … �ة� إ �ه�ى الص�ال �ن اء ع�ن ت �ف�ح�ش� �ر ال �ك �م�ن (45…)و�ال

“….Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar….” (Q.S. Al-Ankabuut : 45).

Pengertiannya :Bahwa shalat itu berfungsi bagi diri supaya mencegah kekejian dan kemunkaran. Jadi, terhadap yang melakukannya, tetapi bermasa bodo terhadap berlakunya kemunkaran, maka berarti shalatnya itu tidak sejalan dengan yang dimaksud oleh ayat tersebut di atas itu.Bahwa konsekwensi dari shalat itu harus sedapat mungkin berusaha mencegah perbuatan yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah. Artinya ; bagi setiap yang sudah melakukan shalat dan sesuai dengan esensi yang dikandung dalam shalat, maka dirinya akan terus bergerak melawan kemunkaran.

1. Menerima Sebagai Aparat Allah

Pada dasarnya bahwa seseorang yang sudah melakukan shalat, maka sesungguhnya telah “berjanji” kepada Allah, sebagaimana yang dikandung dalam ungkapan kalimat “Iyyaka na’ budu” yang artinya : “Hanya kepada engkau kami beribadah”. Ibadah berasal dari kata “abada” (menyembah, mengabdi/berbakti). Menyembah atau berbakti kepada Allah berarti bernaung di bawah ketentuan Hukum-Hukum Islam. Maka, dalam shalat itu juga berarti telah memberikan pernyataan diri sebagai “aparat/petugas” dari Kerajaan Allah. Sehingga dirinya itu bersiap sedia pula melawan setiap kekuatan yang menghalangi tegaknya undang-undang yang telah diturunkan Allah SWT.

Tentu lain lagi halnya terhadap seseorang yang berjanji ketika melakukan shalatnya, sedang dalam hal itu menyetujui berlakunya hukum-hukum Jahiliyah (thagut), atau rela bila hukum Islam dicampakkan dari dirinya, maka sama artinya dengan melanggar janjinya sendiri yang berarti shalatnya itu yang palsu. Kita ingat sabda Rasulullah SAW :

�و�ل� �ح�اس�ب� ا ه م�اي �د� ب �ع�ب �و�م� ال �ام�ة ي �ق ي �ة� ال ن� الص�ال �ح� ص�ل�ح�ت� ف�ا ر� ص�ل ائ ه س� ن� ع�م�ل د�ت� و�ا د� ف�س� ر� ف�س� ائ ه س� ع�م�ل

“Yang paling utama dihisab (ditanya) seseorang hamba pada hari kiamat ialah mengenai shalat. Apabila beres shalatnya, beres segala amalnya. Dan jika rusak, maka rusak pula segala amalnya”. (H. R. Thabrany).

Page 31: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Yang akan diperiksa dari hal melakukan shalat itu, tidak hanya yang mengenai rukun-rukun atau wujudnya secara lahiriyah saja. Sebab, bila hanya untuk itu, maka orang-orang munafik dan fasik pun dapat melakukannya. Tegasnya, bahwa yang akan diperiksa mengenai shalatnya seseorang itu adalah mencakup pula akan isinya antara lain :Sudahkah dengan shalatnya itu dia mencegah kemunkaran dan kekejian sebagaimana yang disebutkan oleh ayat tadi di atas ?.Sungguhkah dia melakukan shalat itu dengan beritikad sedia menjalankan seluruh Perintah Allah, sebagaimana esensi shalat, atau hanya mengakui sebagiannya saja ; sebagiannya lagi dia pakai aturan kafir ?.Dan adakah janji dalam shalatnya itu merupakan janji yang dipertanggungjawabkan untuk ditepati atau hanya janji kosong ? Atau memang sengaja dia telah berani merusak janjinya, karena menganggap sepele terhadap arti tujuan menyembah kepada Allah ?.

2. Berkaitan Dengan “Ibadah Ghairu Mahdhoh”

Shalat, merupakan ibadah yang secara vertikal berhubungan dengan Allah SWT. Akan tetapi, realisasi dari shalat itu tidak lepas dari ibadah yang secara horizontal berhubungan dengan kemasyarakatan. Umpamakan saja diri kita sebagai pegawai yang diberi dua macam tugas seperti kita sebutkan di bawah ini :Apel menghadap pimpinan, dalam rangka berjanji setia terhadap perintah dari atasan. Juga, melaporkan diri bahwa kita sudah menjalankan pekerjaan yang sesuai dengan peraturan dari pimpinan.Menjalankan pekerjaan di lapangan.

Vertikalnya yaitu bertugas menghadap pimpinan. Dan horizontalnya ialah menjalankan tugas di lapangan. Maka, jelas bahwa hubungan antara kedua macam tugas itu tidak dapat dipisahkan. Maksudnya ialah bahwa menghadap pimpinan berarti kita sudah siap menjalankan tugas di lapangan dengan mentaati intruksi dari pimpinan. Dan kita melaporkan pekerjaan yang sudah dikerjakan. Begitu juga menjalankan tugas di lapangan, maka harus sesuai pula dengan materi janji ketika sedang menghadap pimpinan.

Bagi pimpinan yang sangat menguasai administrasi kepegawaian dalam perusahaannya, tentu dapat mengetahui kejujuran dan kelicikan pegawainya, cukup dengan terlebih dulu memeriksa laporan yang disesuaikan dengan fakta-faktanya. Apabila antara isi laporan dan fakta yang ada di kantor pimpinan itu ditemui “ketidakberesan”, maka kemudian diperiksa pula bukti-bukti yang telah kita kerjakan di lapangan. Jelas sekali bahwa menuju beresnya pemeriksaan mengenai laporan yang tiap hari kita sampaikan itu, harus beres pula dengan pekerjaan kita di lapangan.

Dalam bacaan shalat ada kalimat tauhid “Asyhadu anlaa ilaha illallaah”, artinya “aku menyaksikan bahwasanya tidak ada Robb selain Allah”. Terdahulu kita terangkan bahwa pengertian tentang “Tuhan” menurut Islam adalah Tuhan sebagai “Rabb” yang memberi tugas beserta peraturan-peraturan-Nya, dan kita tidak boleh merobah-robah-Nya. Dengan itu, maka kalimat tauhid yang kita nyatakan ketika melakukan shalat mengandung arti tidak ada ketaatan kepada sesuatu yang bertentangan dengan undang-undang dari Allah. Maka, adakah pernyataan kita itu dibuktikan dengan perbuatan sehari-hari di dalam masyarakat kita ?.

Page 32: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Menghadapi pemeriksaan mengenai shalat, adalah tetap menyangkut dengan ibadah-ibadah yang berhubungan dengan kemasyarakatan (horizontal)/ghairu mahdhoh). Sebab, bahwa ungkapan kalimat “hanya kepada engkau kami menyembah”, dalam shalat dimaksudkan juga sebagai laporan sehari-hari yang terus bertumpuk. Dan akan diperiksa pada hari kiamat. Serta tepat atau tidaknya dengan kenyataan, itu pula menjadi pokok tujuan dalam pemeriksaan. Bilamana dalam kehidupan sehari-harinya itu rela dilandasi dengan hukum-hukum kafir dengan tidak mencari jalan keluar darinya, maka akan sama halnya dengan mereka yang merusak janji. Dan laknat bagi yang merusak janji (Al-Baqarah : 27, Ar-Raa’d : 25). Sama keadaannya dengan shalatnya orang munafik (An-Nisa : 142).

Lain pula halnya bagi yang telah membuktikan diri dengan sehabis-habisnya usaha dalam mempraktekkan esensi shalatnya di dalam tata kehidupan bermasyarakat, maka dijuluki sebagai “Aparat” Kerajaan Allah di muka bumi. Bila pada waktu subuh dia (shalat) menghadap Allah, maka sekitar jam 9.00-11.00 siang pun berada dalam posisi menjalankan atau memperjuangkan hukum-hukum Islam supaya berlaku di dalam masyarakat. Kemudian bila pada waktu dhuhur dia melaporkannya lagi kepada Allah, maka laporannya pun tidaklah bohong. Demikianlah shalat yang dilakukan oleh umat yang bertanggung jawab dalam menjalankan Undang-Undang Allah, karena diri berfungsi sebagai aparat Kerajaan-Nya di muka bumi.

Sungguh berbeda dengan yang dilakukan oleh orang-orang fasik ; yang mana tidak bertanggung jawab terhadap esensi shalat. Dan tidak meyakini kebenaran Islam. Sehingga mereka tidak dapat mengendalikan nafsu yang bertentangan dengan isi shalatnya. Sebab itu, telah dijelaskan bahwa setiap yang menolak tegaknya kekuasaan Islam, maka adalah musuh Islam yang nyata.

Kesimpulannya, bahwasanya Allah sebagai Raja (Mulkussamawaati wal ardhi), juga Al-Qur’an merupakan Undang-Undang-Nya, maka yang beriman dan beramal shaleh adalah aparat-Nya di bumi. Sehingga fungsi shalat yang dilakukannya merupakan laporan (sapta marga) ciri kesediaan menjadi petugas yang patuh terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Rabbul a’lamiin (Raja semesta alam). Bila sudah sedemikian menghayatinya, maka Insya Allah shalatnya dapat menggetarkan jiwa untuk siap berpijak pada Kebenaran Allah. Selanjutnya terjun ke medan jihad hingga hidupnya ditujukan guna pengabdian kepada Allah, tempat kembali. Satu Tanggapan to “Menghayati Fungsi Sholat Bagi Seorang Mukmin”hendri Says:

Februari 9, 2010 at 1:28 pm

mendirikan shalat tdk hanya pekerjan zahir tetapi pkerjaan batin,

SADAR BAHWA TIDAK LUPUT DARI UJIANPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia Leave a Comment

Page 33: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Rate This

1. Berbuat Kemudian Bermohon

Telah menjadi kenyataan dalam sejarah bahwa senjata tidak bisa dilawan dengan suara. Melainkan, harus dengan senjata pula. Telah kita pahami bahwa pemerintah thagut itu akan terus merugikan potensi Islam. Karena itu, kita tidak berpikir mereka akan menyerah tanpa dikenakan tindakan dari kita. Sejalan dengan itu perhatikan kembali ayat yang bunyinya: “Dan persiapkanlah kekuatan untuk menghadapi mereka sekuat kemampuanmu…” (Qs. Al Anfal : 60).

Pada ayat di atas itu didapat kata “kekuatan”. Yaitu kekuatan yang menjurus kepada perlawanan fisik. Nyata bahwa kekuatan yang dimaksud oleh ayat itu bukan suara hasil permohonan (referendum) kepada pemerintah thagut atau dari sesuatu pemilihan.

Menghadapi musuh tidak cukup dengan berdo’a yang tidak didahului dengan perlawanan. Perhatikan Firman Allah SWT yang bunyi-Nya :

Uن� ي� �أ يm م ن� و�ك �ب �ل� ن �و�ن� م�ع�ه� ق�ات Uي ير� ر ب �ث �وا ف�م�ا ك م�ا و�ه�ن �ه�م� ل ص�اب

� يل ف ي أ ب �ه س� �وا و�م�ا ض�ع�ف�وا و�م�ا الل �ان �ك ت اس�

�ه� �ح ب� و�الل ر ين� ي �ان� و�م�ا( 146 )الص�اب �ه�م� ك � ق�و�ل ال �ن� إ �وا أ �ا ق�ال �ن ب �ا اغ�ف ر� ر� �ن �ا ل �ن �وب �ا ذ�ن اف�ن ر� س� �ا ف ي و�إ م�ر ن� Uت� أ �ب و�ث

�ا �ق�د�ام�ن �ا أ ن �ص�ر� ع�ل�ى و�ان �ق�و�م �اف ر ين� ال �ك (147 )ال

“Dan berapa banyaknya Nabi-nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut-pengikutnya. Mereka tidak lemah karena bencana yang menimpa mereka dijalan Allah, dan tidak lesu dan tidak menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS.Ali Imran : 146). “Tidak ada do’a mereka selain ucapan : “Ya, Rabb kami ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami (terhadap kaum kafir), dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum kafir”. (QS.Ali Imran : 147).

Ayat yang pertama, menerangkan tentang ketabahan dan kesungguh-sungguhan dalam berperang. Adapun ayat berikutnya, menerangkan tentang do’a yang diantaranya minta diampuni dosa dari tindakan yang berlebihan dalam berperang, juga memohon terhindar dari penguasaan kaum kafir. Dengan itu diambil pengertiannya ialah bahwa sebelum para penegak kalimat Ilahi itu berdo’a adanya pertolongan dari Allah, maka tidak menyerah terhadap kekuatan thagut. Jadi, kesimpulannya sebagai berikut di bawah ini :Bagi yang tidak berjiwa lemah dengan terus mengadakan perlawanan terhadap kaum kafir, maka dinyatakan oleh Allah, termasuk sebagai orang-orang sabar.Bilamana kita sudah berbuat dalam hal bertindak melawan musuh, sedang dalam tindakan itu terjadi sesuatu yang berlebihan, maka jalan satu-satunya adalah berdo’a agar diampuni dosa. Dan tidak boleh dibesar-besarkan. Sungguh kerdil bagi yang memperbincangkannya, bila dirinya sendiri tidak ikut bergerak melawan kafir. Arti lain hanya bisa mencela.

Page 34: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Adanya tindakan berlebihan dari kita yang tidak disengaja, karena luapan konfrontasi dengan barisan thagut mungkin saja terjadi. Hanya saja dalam hal itu kita berdo’a agar diampuni dosa kita. Sebab, jangankan kita bahkan umat terdahulu pun demikian.

Demikian halnya bila merasa belum ada kemampuan untuk menghancurkan kekuatan thagut, maka harus terlebih dahulu kita membuktikannya melalui gerakan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan hadist Saw. Perlawanan demikian itu merupakan ujian bagi kita. Firman Allah SWT yang bunyi-Nya :�و� … اء� و�ل �ش� �ه� ي �ص�ر� الل �ت �ن �ه�م� ال �ك ن� م ن �و� و�ل �ل �ب ي �م� ل �ع�ض�ك �ع�ضt ب ب �ذ ين� ب �وا و�ال ل يل ف ي ق�ت ب �ه س� �ض ل� ف�ل�ن� الل �ه�م� ي �ع�م�ال أ

“…dan apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka (orang-orang kafir, dhalim, fasik). Akan tetapi, Allah hendak menguji sebagian kamu dengan yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, tidak disia-siakan amal mereka.” (Qs. Muhammad : 4).

Menghadapi lawan tidak boleh hanya dengan mengharapkan Allah saja yang membinasakannya. Sebab, bahwa adanya mereka itu adalah sebagai penguji terhadap keimanan kita ; apa mau terus tunduk ataukah akan melawan terhadap mereka. Kalau kita tunduk kepada mereka, berarti tidak taat kepada Allah, dan jahannam di hadapan kita. Jika kita tunduk kepada Allah, maka harus melawan mereka dan risikonya adu kekuatan, bahkan mungkin juga berpisah dengan alam dunia. Di sini letak ujian, mana yang mau dipilih ?.

2. Pasrah Terhadap Cobaan

Disebut “beriman”, karena didasari oleh keyakinan “diberi amanat dari Allah”. Dengan begitu akan sadar bahwa apa pun yang menimpa padanya tidak lebih dari akan kembali kepada Allah. Sehingga hidupnya bertujuan mengemban amanat Allah, supaya dipercaya sebagai “pemegangnya”. Karena itu, tidak dijuluki beriman, bila tidak memegang amanat Allah. Bagi yang beriman itu bahwa soal menghadapi kekuatan thagut adalah soal biasa. Melawan atau tidak melawan terhadap thagut, maka tetap kita bakal bertanggung jawab kepada Allah dari hal kemampuan kita memperjuangkan hukum-hukum-Nya.

Sudah menjadi ketentuan bagi yang memegang amanat Allah, bila dalam memperjuangkannya itu akan menghadapi berbagai macam cobaan. Sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat yang bunyinya :

�م� �م� أ �ت ب �ن� ح�س �وا أ ل �د�خ� �ة� ت ن �ج� �م�ا ال �م� و�ل ك �ت �أ �ل� ي �ذ ين� م�ث �و�ا ال ل �م� م ن� خ� ك �ل �ه�م� ق�ب ت اء� م�س� س�� �أ �ب اء� ال �وا و�الض�ر� �ز ل ل �ى و�ز� ت ح�

�ق�ول� س�ول� ي �ذ ين� الر� �وا و�ال �ى م�ع�ه� ء�ام�ن �ص�ر� م�ت �ه ن � الل �ال ن� أ �ص�ر� إ �ه ن (214 )ق�ر يب� الل

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkata Rasul dan orang-orang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah ? “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. 2 : 214).

Dari ayat di atas itu diambil ketegasannya, bahwa untuk ke surga tidak bisa ditempuh dengan cara bersantai. Pada galibnya, bahwa bagi seseorang untuk memperoleh kesenangan duniawi saja harus

Page 35: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

terlebih dulu mengalami jerih payah. Maka, apalagi untuk mencapai sorga, tempat kenikmatan yang abadi, yang mana sejak diri dilahirkan, kita tidak melihat pernyataan yang mewariskan pada kita untuk memilikinya. Artinya, bahwa diri belum tahu akan di mana tempat kita. Sedangkan selain surga adalah neraka…….. Dan hanya satu alternatif jika tidak di surga, maka di neraka. Na’udzubillahi min dzalik. Jelaslah pula jalan ke surga tidak diraih dengan berkaok-kaok tanpa pembuktian langkah yang menuju pelaksanaannya. “Alangkah besarnya kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. 61 Ash-Shaff : 3).

Kembali kepada masalah “tidak lepas dari ujian”, kita perhatikan ayat yang menerangkan tentang ujian bagi pengikut Rasulullah Saw yang bunyinya :

�م� �ك �و�ن �ل �ب �ن ي�ءt و�ل ش� �خ�و�ف م ن� ب �ج�وع ال �ق�صt و�ال �م�و�ال م ن� و�ن �ال �نف�س ا �ال ات و�ا �م�ر� ر و�الث Uش� ر ين� و�ب (155 )الص�اب

“Dan sungguh akan kami berikan ujian kepadamu, dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 155).

Ayat tersebut di atas itu ditujukan kepada yang telah berada pada garis furqon, atau kepada yang telah bertekad melawan kekuatan pemerintah musyrik. Berarti hanya kepada yang telah bersedia berperang. Sebab, bahwa ujian berupa adanya kelaparan yang secara mutlak tidak membedakan antara yang kaya dan yang miskin, hanyalah dalam berperang. Walau sebagai hartawan, tetapi bila di medan perang tentu akan sama saja laparnya dengan yang miskin. Dan hanya dalam berperang akan terasa adanya hal-hal seperti yang dicantumkan pada ayat tadi. Dan juga ayatnya memang diturunkan berurutan dengan ayat mengenai hal yang berperang pada jalan Allah (QS. 2 : 154).

Tentu saja hal-hal yang diungkapkan oleh ayat di atas tadi itu tidak berlaku bagi yang kaya raya ; sedang jumud dan pengecut. Pula tidak berlaku bagi yang beratribut kiai haji, tetapi penjilat ; dengan tidak merasa akan menghadapi musuh. Bagi yang serba cukup dalam duniawi sedemikian itu, tidak terpikir olehnya akan situasi kelaparan, sebab tidak mempunyai tekad untuk pergi berperang. Baginya tidak akan merasa ketakutan, karena tidak punya rasa bakal diancam oleh thagut ; yang mana thagut pun telah dianggapnya sebagai kawan. Dan memang baginya tidak merasa mempunyai musuh, walau hidup di bawah pelaksanaan hukum-hukum dari KUHPidana, jahiliyah. Dirinya pun tidak bakal merasa kekurangan harta, sebab sebagian besar waktunya juga hanya dipergunakan mencari “duit”, yang tidak diarahkan untuk konfrontasi dengan pemerintah kafir. Dalam hatinya pun tidak terlintas akan adanya korban jiwa, karena manusia yang serupa itu selalu mengikuti pemerintah mana saja yang sedang menang. Para pengekor dan sebangsanya itu berlagak tidak tahu bahwa Islam sedang dipreteli dan hukum-hukumnya diinjak-injak thagut. Tafakurilah oleh bapak-bapak ; apakah ayat Al-Qur’an di atas tadi tidak berlaku bagi anda atau karena memang setan selalu menggandeng anda hingga diri sukar menerima kebenaran Ilahi ?

Sampai di sinilah uraian ringkas mengenai proses perjuangan yang dapat penulis kemukakan dalam buku ini yaitu ;Menempatkan pola Rasulullah Saw sebagai strategi perjuangan.Adanya jama’ah yang riil.Berada di dalam furqon.

Page 36: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Berjihad fisabilillah.Memiliki kekuatan senjata.Sadar bahwa tidak luput dari ujian.

Musuh Yang Tersembunyi dan Musuh Yang NyataPosted by abuqital1 under Furqon di Indonesia Leave a Comment

Rate This

A. Musuh yang Tersembunyi

1. Siasat Dengan Membangun Mesjid

Bila dalam kalangan yang menentang kedaulatan Islam itu di antaranya ada yang mendirikan mesjid, maka darinya tak usah kita tercengang. Sebab, musuh-musuh Islam pada zaman Nabi pun di dapat pula yang membangun mesjid. Hal itu diterangkan dalam ayat yang bunyinya :

�ذ ين� �خ�ذ�وا و�ال ج د;ا ات ا م�س� ار; ا ض ر� �ف�ر; �ف�ر يق;ا و�ك �ن� و�ت �ي ين� ب �م�ؤ�م ن (107…)ال

“Dan di antara orang-orang (munafik) ada yang mendirikan mesjid karena hendak membuat bahaya dan kekafiran, juga untuk memecah belah antara orang-orang mu’min….” (QS. At-Taubah : 107).

Dengan ayat diatas itu nyatalah bahwa di antara sekian banyak taktik yang digunakan musuh, antara lain mereka pakai pula siasat dengan cara membangun mesjid sebagai politik menyelimuti diri agar tidak diketahui sebagai musuh Islam. Tak ragu lagi bahwa mesjid yang bagaimana pun mewahnya, bila sementara di bawah kekuasaan zalim, maka sebagian jama’ahnya pun pada umumnya kerap kali tidak dapat menahan arus kebudayaan yang senantiasa merusak kepribadian muslim. Juga, kegiatan jama’ah serta isi yang dikhutbahkannya pun acap kali tidak luput dari ketentuan yang digariskan oleh para aparat thogut. Sehingga masjid serupa itu sukar untuk berfungsi sebagaimana mestinya.

Hanya sekedar adanya mesjid yang jama’ahnya tidak mampu menterapkan syari’at Islam secara keseluruhan, maka darinya pula musuh akan tetap merasa senang. Setan dan yang sebangsa dengan iblis lainnya pun masih bergembira. Sebab, setan-setan itu menganggap keadaan sedemikian itu telah hampir mencapai hasil yang ditargetkan dalam penyesatan terhadap manusia. Yang penting bagi setan bahwa manusia itu harus masuk neraka. Tampaknya biarlah manusia itu pada masuk ke mesjid asalkan sebagian hukum-hukum Allah tidak mereka pakai, hal itu cukup buat menemani setan di jahannam. Itu pola tujuan setan yang asli. Maka, bagaimanakah bedanya dengan para setan yang boleh kita sebut sebagai “Thagut di Indonesia” ? Silahkan merenung….Ya, thagut itu tidak akan apa-apa asalkan muslim di Indonesia pun tidak berpegang pada Kitabbullah, melainkan pada “aturan hukum jahiliyah”, Kehendak setan.

Page 37: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Wahai generasi penerus tegaknya “Aturan-Aturan Allah”, hayatilah bahwa meskipun sering kali bersujud dalam mesjid, namun bila berdiam diri, tidak berpijak pada posisi “Furqan”, maka berarti belum dapat bersujud yang sebenar-benarnya kepada Allah SWT. Oleh karena itu, bahwa menegakkan atau mendhahirkan negara yang berlandaskan Islam itu berarti membangun mesjid yakni tempat bersujud yang sangat luas. Karena, di dalamnya itu insya Allah kita dapat mengamalkan semua yang dikandung dalam Kitabbullah tanpa penghalang dari kekuatan mana pun.

2. Siasat Dengan Cara Melakukan Shalat

Selain musuh Islam yang menjalankan gerak tipu dengan cara membangun mesjid, ada pula siasat musuh yang menggunakan taktik dengan cara melakukan sholat. Lihat petikan ayat yang bunyinya:

ذ�ا … ل�ى ق�ام�وا و�إ �ة إ ال�ى ق�ام�وا الص�ال �س� اء�ون� ك �ر� �اس� ي � الن ون� و�ال �ر� �ذ�ك �ه� ي � الل ال ; إ يال (142 )ق�ل

“Bila mereka berdiri untuk bershalat mereka berdiri malas. Mereka bermaksud untuk dilihat manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa : 142).

Yang dimaksud dengan sedikit sekali, yakni mengerjakannya hanya sewaktu-waktu bila berada dihadapan orang. Tentu terhadap perintah-perintah Allah pun hanya menyetujui sebagian dan menolak sebagiannya lagi.

Tidak dipungkiri bila sejarah telah membuktikan bahwa sebagian dari muslimin terjebak oleh tipuan serupa dengan yang sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas itu. Sehingga banyak yang tidak merasakan keberadaannya musuh, atau tidak adanya pemisahan antara diri dan musuh Agamanya. Bahkan membiarkan musuh memperoleh peluang guna mengembangkan pengaruh. Sehingga musuh yang tersembunyi itu menyetir umat Islam kejurang yang tidak dapat membedakan mana yang hak dan mana yang bathil.

Guna menghadapi persoalan itu marilah kita lihat Firman Allah yang bunyi-Nya :

�ذ ين� و�ذ�ر �خ�ذ�وا ال �ه�م� ات ;ا د ين �ع ب �ه�و;ا ل �ه�م� و�ل ت �اة� و�غ�ر� ي �ح� �ا ال �ي (70…)الد�ن

“Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia…” (QS. Al-An’aam : 70).

Kita diperintah meninggalkan mereka, artinya kita harus membuat garis pemisah dari mereka. Karena itu, harus mempunyai ketegasan dalam penentuan terhadap siapa saja yang masih memihak atas thagut, pula siapa yang sudah berpihak pada jama’ah pengemban amanat Allah SWT.

3. Siasat Dengan Menyelenggarakan Upacara – Upacara yang Bernada Keagamaan

Janganlah terpesona bila melihat para penggede dari pemerintah thagut yang melakukan upacara ritual, untuk mengumandangkan ayat-ayat Al-Qur’an. Sebab, bahwa sikap musuh terhadap Al-Qur’an itu terdiri dari beberapa macam :

Page 38: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

1) Ada yang menjalankan sebagian ayat-ayat Al-Qur’an, dan menolak sebagiannya lagi. Firman Allah yang bunyi-Nya :

�ذ ين� �وا ال ء�ان� ج�ع�ل �ق�ر� (91 )ع ض ين� ال

“Orang-orang yang telah menjadikan Al-Qur’an itu terbagi-bagi.” (QS. A Al-Hijr : 91).

2) Ada yang mengetahui Al-Qur’an, tetapi tidak menjadikannya pedoman hidup, karena hati mereka tertutup dari kebenaran Ilahi. Firman Allah SWT yang bunyi-Nya :

� �ف�ال ون� أ �ر� �د�ب �ت ء�ان� ي �ق�ر� �م� ال �ه�ا ق�ل�وبt ع�ل�ى أ �ق�ف�ال (24 )أ

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an atau hati mereka terkunci ?” (QS. Muhammad : 24).

3) Ada yang sama sekali tidak mempercayai Al-Qur’an. Firman Allah SWT yang bunyi-Nya : ذ�ا ت� و�إ

� أ ء�ان� ق�ر� �ق�ر� �ا ال �ن ع�ل �ك� ج� �ن �ي �ن� ب �ي �ذ ين� و�ب � ال �ون� ال �ؤ�م ن ة ي �آلخ ر� ا ;ا ب اب ا ح ج� �ور; ت �ا( 45 )م�س� �ن ع�ل ه م� ع�ل�ى و�ج� �وب ق�ل�ة; ن �ك �ن� أ �ف�ق�ه�وه� أ ه م� و�ف ي ي ا ء�اذ�ان ذ�ا و�ق�ر; ت� و�إ �ر� �ك� ذ�ك ب ء�ان ف ي ر� �ق�ر� �و�ا و�ح�د�ه� ال �ار ه م� ع�ل�ى و�ل �د�ب ا أ �ف�ور; (46 )ن

“Dan apabila engkau membaca Al-Qur’an dihadapan mereka, Kami jadikan antara engkau dan di antara mereka yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu tirai yang tertutup”. (QS. Al Israa : 45).

“Dan kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbat telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya”. (QS. Al Israa : 46).

Dengan keterangan ayat-ayat di atas itu, pantaslah bagi kaum thagut bahwa pendengungan ayat-ayat Al-Qur’an itu hanya merupakan “show” terhadap publik atau pelarian diri dari kesepian, serta keuntungan lainnya di luar maksud ibadah. Sebab, bahwa musuh tersembunyi itu ada yang melalui lisannya ; percaya terhadap Al-Qur’an, tetapi dalam hatinya sungguh ingkar. Firman Allah yang bunyi-Nya :

�ذ ين� م ن� … �وا ال �ا ق�ال �ف�و�اه ه م� ء�ام�ن أ �م� ب �ؤ�م ن� و�ل �ه�م� ت �وب (41…)ق�ل

“….orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka : “Kami telah beriman, padahal hati mereka tidak beriman….” (QS. Al Maidah : 41).

Kesimpulannya bahwa musuh Islam yang tersembunyi itu yaitu semua yang berusaha merintangi tujuan bertegaknya kekuasaan Islam. Baik merintanginya itu dengan berterang-terangan maupun dengan cara lumat. Juga, apa itu datangnya dari penguasa atau ulama model Van Snouk dan Van der vlas yang berfungsi selaku corong-corongnya.

B. Musuh yang Nyata

Page 39: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Telah kita nyatakan bahwa tujuan perjuangan ini adalah mengabdi kepada Allah. Hal demikian mengandung arti bahwa pangkal ketundukan kita hanya satu ; kepada Allah SWT. Sehingga wajib berhijrah (ingkar) dari kekuasaan yang bathil kemudian mempertahankan yang hak dan melawan yang bathil, sebagai realisasi (pembuktian diri) dalam bertujuan menjalankan Undang-Undang Allah SWT di muka bumi.

Bila telah berhijrah pada jalan Allah secara terbuka, berarti sudah harus dengan nyata terang-terangan melawan musuh. Akan tetapi, bila hijrah kita ini baru dalam bentuk aqidah (maa’ny), maka meskipun masih dikuasai musuh, namun tetap wajib mendobraknya. Dan dibuktikan dengan membuat gerakan tersembunyi (sirron). Yaitu membuat persiapan dengan tidak diketahui oleh musuh (telah kita kemukakan QS. 3 : 28-30). Perlawanan underground itu hanyalah dalam batas sementara, belum mampu melawan secara terbuka atau memang sengaja karena bertugas menyusup kedalam struktur musuh. Dengan demikian, maka sebenarnya bagi yang sudah berhijrah pada jalan Allah itu, sudah memahami pula penentuan mengenai “musuh yang nyata (dhahir)”. Yakni yang secara terang memusuhi atau merintangi terhadap jalannya kedua bentuk hijrah tadi. Ya, kalau bagi yang tidak berhijrah, mana bisa dia merasakan adanya musuh Islam. Toh, dirinya pun sama dengan kafir (kompromi dengan thagut). Sehingga dibiarkan oleh pemerintah musyrik.

Karena itu, kita tidak heran bila melihat yang seolah-olah suka melakukan puasa dan shalat dan menunaikan haji, namun menentang terhadap tujuan berlakunya hukum Islam secara totalitas. Manusia sedemikian itu telah mencampuradukkan antara yang hak dan yang bathil. Dari sikap itu kita terhadap semua yang merintangi gerakan kita, mereka adalah musuh yang dhahir alias “nyata”. Adanya hal semacam itu hanya dapat dirasakan oleh yang benar-benar tidak ingin mencampuradukkan antara yang hak dengan yang bathil. Artinya, hanya oleh yang sudah berada dalam “FURQON”.

enguliti Mitos RI Hasil Buatan Sukarno dengan Kelompok Unitaris RI nya (Bag 1)Posted by abuqital1 under Kronologi Hilangnya Nilai Proklamasi RI [4] Comments

2 Votes

PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, MATI DAN HIDUPNYA RI

Artikel ini untuk menjawab wacana yang ada di facebook tentang nama negara di Indonesia yang sebenarnya RI atau NKRI. Pemuatan artikel ini bertujuan untuk:Meluruskan sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya tentang RI yang kurang transparan dalam pembelajaran sejarah di Indonesia khususnya untuk para siswa mulai SD sampai SMA/ SMKSebagai Dalil bahwa Negara Islam Indonesia itu berdiri tidak berada didalam wilayah kekuasaan negara RI.Bahwa negara hari ini yang sedang berkuasa adalah NKRI yang merupakan buatan Belanda, bukan RI yang diproklamasikan oleh Ir. Soekarno dan Hatta.

Page 40: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Artikel ini diambil dari http://www.dataphone.se/~ahmad tertanggal 070817 (17 Agustus 2007). Mengingat isi artikel ini cukup padat maka pembuat blog membagi menjadi dua bagian:

Bagaimana sebenarnya pertumbuhan, perkembangan, mati dan hidupnya RI ini? Mengapa para penerus Soekarno terus memakai cerita mitos 62 tahun?. Padahal NKRI baru dijelmakan pada tanggal 15 Agustus 1950 diatas 15 puing-puing negara bagian RIS dan Acheh serta Maluku Selatan.

Setidaknya artikel ini dapat dijadikan “salah satu” bekal agar tidak kaget, bila setelah Pulau Sipadan dan Ligitan akan menyusul Pulau Ambalat, bahkan Malaysia punya rencana lagi mengambil alih Pulau Maratua dan Sambit“. Belum lagi gejolak di negeri sendiri mulai dari RMS, Papua Merdeka (OPM) , Aceh (GAM) yang kini lebih memilih bergabung dan Negara Islam Indonesia yang sudah berdiri secara defacto dan de jure tetapi kemudian dirampas wilayah kekuasaannya oleh RI dengan bantuan sekutunya pada waktu itu. Mengapa bisa terjadi seperti itu ? Karena mereka semuanya tahu betul sejarah RI apalagi bila ditinjau secara hukum internasional tentang kedaulatan negara.

Untuk lebih jelasnya silakan baca dengan seksama isi materi ini;

Nah, mari kita kupas sedikit bagaimana itu sebenarnya proses tumbuh dan berkembangnya serta mati dan hidupnya RI yang katanya pada hari ini, Jumat, 17 Agustus 2007 NKRI berusia 62 tahun. Apakah benar anggapan para penerus Soekarno ini?

Ketika RI diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945, secara de-jure Negera RI telah berdiri. Tetapi secara de-facto, artinya wilayah kekuasaannya, masih belum jelas secara pasti dimana batas-batasnya. Dalam hal ini hanya mengikuti apa yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Mengapa ?

Karena bisa saja yang dimaksud dengan “seluruh tumpah darah Indonesia” itu adalah hanya sekitar Jakarta saja atau hanya seluruh pulau Jawa saja atau hanya sekitar pulau Sumatera saja atau hanya seluas pulau Kalimantan saja atau hanya sekitar pulau Maluku saja. Jadi yang dinamakan dengan “seluruh tumpah darah Indonesia” adalah relatif.

ketika Soekarno membentuk Kabinet RI pertama pada awal bulan September 1945, ternyata Soekarno mengklaim bahwa “seluruh tumpah darah Indonesia” adalah Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Sehingga diangkatlah 8 orang Gubernur untuk kedelapan propinsi yang diklaim Soekarno itu, salah satu Gubernur yang diangkat Soekarno itu adalah Mr. Teuku Mohammad Hassan untuk propinsi Sumatra. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.30)

Sekarang timbul pertanyaan, apakah benar pengklaiman wilayah RI yang dibuat diatas kertas oleh Soekarno tersebut? Tentu saja jawabannya adalah tidak benar. Mengapa ? Karena terbukti setelah pembentukan Kabinet Pertama RI timbul berbagai perang dimana-mana;

Page 41: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Misalnya di Sumatra, pasukan Sekutu (Inggris – Gurkha) yang diboncengi oleh tentara Belanda dan NICA (Netherland Indies Civil Administration) dibawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945. Pada tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran pertama antara para pemuda dan pasukan Belanda yang dikenal dengan pertempuran “Medan Area”. Pada tanggal 10 Desember 1945 seluruh daerah Medan digempur pasukan Sekutu dan NICA lewat darat dan udara. Kemudian Padang dan Bukittinggipun digempur pasukan Sekutu dan serdadu NICA.Sedangkan di Acheh karena Sekutu menggerakkan pasukan-pasukan Jepang untuk menghadapi dan menghantam pejuang-pejuang Islam Acheh, maka pecahlah pertempuran yang dikenal sebagai peristiwa Krueng Panjo/Bireuen, pada bulan November 1945. Kemudian Sekutu mengirim lagi pasukan Jepang dari Sumatra Timur menyerbu Acheh sehingga terjadi pertempuran besar di sekitar Langsa/Kuala Simpang. Pihak pejuang Islam Acheh yang langsung dipimpin oleh Residen Teuku Nyak Arif. Kemudian pasukan Jepang dapat dipukul mundur. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.70-71)Begitu juga di Jawa, seperti pertempuran di Semarang yang dimulai pada tanggal 14 Oktober 1945 selama lima hari . Perang antara pasukan Veteran Angkatan Laut jepang Kidobutai melawan TKR. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.50). Selanjutnya pertempuran di Ambarawa yang diawali oleh mendaratnya tentara Sekutu dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.68). Seterusnya pertempuran di Surabaya yang dimulai 2 hari setelah Brigae 49/Divisi India ke-23 tentara Sekutu (AFNEI) dibawah komando Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat untuk pertamakali di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.57). Karena Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby dibunuh, maka pihak Sekutu mengeluarkan ultimatun pada tanggal 9 November 1945. Kemudian pada tanggal 10 November 1945 pecah pertempuran. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.58)

Sekarang, setelah terjadi pertempuran dimana-mana, maka antara pihak RI dan Belanda mengadakan perundingan di Linggajati, yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 1947. Penandatanganan persetujuan Linggajati di Istana Rijswijk, sekarang Istana Merdeka, Jakarta. Dari pihak RI ditandatangani oleh Sutan Sjahrir, Mr.Moh.Roem, Mr.Soesanto Tirtoprodjo, dan A.K.Gani, sedangkan dari pihak Belanda ditandatangani oleh Prof.Schermerhorn, Dr.van Mook, dan van Poll. Isi perjanjian Linggajati itu, “secara de facto RI dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura”. RI dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama RIS, yang salah satu negara bagiannya adalah RI. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.119,138).

Coba sekarang perhatikan, secara de facto daerah RI setelah perjanjian Linggajati bukan yang diklaim oleh Soekarno pada mulanya yaitu Sumatra, Jawa Barat, Jaa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan, tetapi ternyata hanya meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura. Kemudian kalau kita mempelajari lebih lanjut, dari mulai tanggal 25 Maret 1947, ternyata daerah wilayah de-facto Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan tidak lagi termasuk wilayah de-facto dan de-jure RI. Karena wilayah daerah kekuasaan RI secara de-facto hanyalah Sumatera, Jawa dan Madura.

Page 42: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Renungkan dan Pahami !!! Bagi Muslim di Indonesia hendaknya paham bahwa setelah perjanjian Linggarjati, RI merupakan Negara Bagian dari RIS yang merupakan buatan Belanda.

Seterusnya, 10 bulan kemudian, diadakan perundingan Renville yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948, dimana dari hasil perjanjian Renville yang sebagian isinya menyangkut gencatan senjata disepanjang garis Van Mook dan pembentukan daerah-daerah kosong militer. Secara de jure dan de facto kekuasaan RI hanya sekitar daerah Yogyakarta dan daerah sekitarnya saja. Perjanjian Renville ini ditandatangani oleh Perdana Mentri Mr. Amir Sjarifuddin dari Kabinet Amir Sjarifuddin, yang disaksikan oleh H.A. Salim, Dr.Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.155,163)

Sekarang yang dipertanyakan adalah, apa yang terjadi setelah perjanjian Renville ditandatangani pada 17 Januari 1948.? Ternyata wilayah kekuasaan secara de-facto dan de-jure RI adalah di Yogyakarta dan daerah sekitarnya. Jadi, akibat dari ditandatangani Perjanjian Renville inilah kekuasaan wilayah RI hanya di Yogyakarta dan daerah sekitarnya saja.

Renungkan dan Pahami !!! Bagi Muslim di Indonesia hendaknya paham bahwa setelah perjanjian Renville, ternyata wilayah kekuasaan secara de-facto dan de-jure RI adalah di Yogyakarta dan daerah sekitarnya.

Seterusnya, apa yang terjadi pada tanggal 19 Desember 1948? Ternyata setelah wilayah Negara RI pimpinan Soekarno digempur oleh pasukan Beel pada tanggal 19 Desember 1948 dan TNI tidak mampu melawan pasukan Beel, akhirnya Yogyakarta dan daerah sekitarnya jatuh, Soekarno dan Mohammad Hatta ditawan dan diasingkan ke Bangka.

Renungkan dan Pahami !!! Bagi Muslim di Indonesia hendaknya paham bahwa sejak tanggal 19 Desember 1948 inilah diawali babak baru RI yang diproklamasikan Soekarno secare de-facto dan de-jure lenyap dari permukaan bumi, yang timbul adalah Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk oleh Sjafruddin Prawiranegara berdasarkan dasar hukum mandat yang dibuat dalam Sidang Kabinet RI yang masih sempat diajalankan sebelum RI lenyap, dan sempat dikirimkan melalui radiogram kepada Sjafruddin Prawiranegara yang waktu itu berada di Sumatera.

Kemudian, disaat RI hilang dari permukaan bumi dan Soekarno cs di mendekam di Bangka, lahirlah Resolusi PBB No.67(1949) tanggal 28 Januari 1949, yang sebagian isinya menyatakan:

The Security Council,Noting with satisfaction that the parties continue to adhere the principles of the Renville Agreement and agree that free and democratic elections should be held throughout Indonesia for the purpose of establishing a constituent assembly at the earlist practicable date…Noting also with satisfaction that the Goverenment of the Netherlands plans to transfer sovereignty to the United States of Indonesia by 1 January 1950 if possible, and in any caseduring the year 1950.Recommends that, in the interest of carrying out the expressed objectives and desires of both parties to establish a federal, independent and sovereign United States of Indonesia at the earliest possible date, negotiations be undertaken as soon as possible by representatives of the

Page 43: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Goverenment of the Netherlands and refresentatives of the Republic of Indonesia, with the assistance of the Commission referred to in paragraph 4 below, on the basis of the principles set forth in the Linggadjati and Renville Agreements. (PBB resolution No.67(1949), 28 January 1949, adopted at the 406th meeting)

Nah disini kelihatan bahwa berdasarkan Resolusi PBB no.67(1949) tanggal 28 Januari 1949 dinyatakan bahwa hasil Perjanjian Linggajati 25 Maret 1947 dan Perjanjian Renville 17 Januari 1948 adalah merupakan dasar hukum untuk membentuk Negara Indonesia Serikat yang berbentuk federasi yang akan diakui kedaulatannya oleh Belanda paling lambat tanggal 1 Januari 1950.

Mengapa dimasukkan hasil Perjanjian Linggajati dan Perjanjian Renville dalam Resolusi PBBNo.67(1949) itu?

Karena, dalam Perjanjian Linggajati 25 Maret 1947 disebutkan bahwa RI dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama RIS, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya.

Jadi untuk pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada United States of Indonesia atau Negara Indonesia Serikat perlu segera diadakan perundingan baru untuk membentuk satu negara yang berbentuk federasi dimana negara RI adalah salah satu Negara Bagian United States of Indonesia.

Berdasarkan Resolusi PBB No.67(1949) melalui Pemerintah Darurat Republik Indonesia dibawah Sjafruddin Prawiranegara mengadakan perundingan baru yang disebut perundingan Roem Royen.

Pihak RI yang pemerintahnya digantikan oleh PDRI diwakili oleh delegasi yang dipimpin oleh Mr. Moh. Roem sedangkan pihak Belanda diketuai oleh Dr. Van Royen. Dimana perjanjian itu ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Jakarta yang sebagian isinya adalah turut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, dengan maksud untuk mempercepat penyerahan kedaulatan yang sungguh dan lengkap kepada Negara Indonesia Serikat dengan tidak bersyarat. Dimana Belanda menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.210).

Berdasarkan hasil perundingan Roem Royen inilah, pada tanggal 6 Juli 1949 Soekarno dan Mohammad Hatta dibebaskan dan bisa kembali lagi ke Yogyakarta. Dan untuk menghidupkan kembali Negara RI yang telah hilang itu secara de-facto dan de-jure ini, pihak Pemerintah Darurat Republik Indonesia dibawah pimpinan Mr. Sjafruddin Prawiranegara mengembalikan lagi mandat kepada Wakil Presiden Mohammad Hatta pada tanggal 13 Juli 1949 di Jakarta.

Kemudian, sebelum dilangsungkan Konferensi Meja Bundar, pada tanggal 19-22 Juli 1949 di Yogyakarta dan pada tanggal 31 Juli sampai tanggal 2 Agustus 1949 di Jakarta diadakan Konferensi Inter-Indonesia antara wakil-wakil RI dan Pemimpin-Pemimpin Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) atau Badan Permusyawaratan Federal. Dalam sebagian besar pembicaraan di Konferensi Inter-Indonesia ini adalah membicarakan pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS).

Page 44: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Selanjunya pada tanggal 23 Agustus 1949 dilaksanakan Perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Ridderzaal, Den Haag, Belanda.

Ada 4 utusan yang ikut dalam KMB ini.

Pertama, utusan dari Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) atau Badan Permusyawaratan Federal dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Kalimantan Barat. Dimana BFO ini anggotanya adalah 15 Negara/Daerah Bagian, yaitu Daerah Istimewa Kalimantan Barat, Negara Indonesia Timur, Negara Madura, Daerah Banjar, Daerah Bangka, Daerah Belitung, Daerah Dayak Besar, Daerah Jawa Tengah, Negara Jawa Timur, Daerah Kalimantan Tenggara, Daerah Kalimantan Timur, Negara Pasundan, Daerah Riau, Negara Sumatra Selatan, dan Negara Sumatra Timur. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.244).

Kedua, utusan dari Republik Indonesia menurut perjanjian Renville 17 Januari 1948 yang anggota juru rundingnya adalah Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof. Dr. Mr. Soepomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamidjojo, Ir. Djuanda, Dr. Soekiman, Mr. Soeyono Hadinoto, Dr. Soemitro djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel T.B. Simatupang, dan Mr. Soemardi.

Ketiga, utusan dari Kerajaan Belanda yang delegasinya diketuai oleh Mr. Van Maarseveen.

Keempat, utusan dari United Nations Commission for Indonesia (UNCI) dipimpin oleh Chritchley.

Dimana dalam perundingan KMB ini yang hasilnya ditandatangani pada tanggal 2 November 1949 telah disepakati bahwa Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) pada akhir bulan Desember 1949. Mengenai Irian barat penyelesaiannya ditunda selama satu tahun. Pembubaran KNIL dan pemasukan bekas anggota KNIL ke dalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS), adanya satu misi militer Belanda di Indonesia, untuk membantu melatih APRIS dan pemulangan anggota KL dan KM ke Negeri Belanda. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.236- 237).

Kemudian realisasi dan pelaksanaan dari hasil hasil perundingan KMB ini yaitu,

Pertama, pada tanggal 14 Desember 1949 pihak RI masuk menjadi anggota Negara Bagian RIS dengan menandatangani Piagam Konstitusi RIS di Pegangsaan Timur 56, Jakarta, yang ditandatangani oleh para utusan dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS, yaitu Mr. Susanto Tirtoprodjo (Negara Republik Indonesia menurut perjanjian Renville), Sultan Hamid II (Daerah Istimewa Kalimantan Barat), Ide Anak Agoeng Gde Agoeng (Negara Indonesia Timur), R.A.A. Tjakraningrat (Negara Madura), Mohammad Hanafiah (Daerah Banjar), Mohammad Jusuf Rasidi (Bangka), K.A. Mohammad Jusuf (Belitung), Muhran bin Haji Ali (Dayak Besar), Dr. R.V. Sudjito (Jawa Tengah), Raden Soedarmo (Negara Jawa Timur), M. Jamani (Kalimantan Tenggara), A.P. Sosronegoro (Kalimantan Timur), Mr. Djumhana Wiriatmadja (Negara Pasundan), Radja Mohammad (Riau), Abdul Malik (Negara Sumatra Selatan), dan Radja Kaliamsyah Sinaga (Negara Sumatra Timur). (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.243-244).

Page 45: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Kedua, pada tanggal 15-16 Desember 1949 diadakan sidang Dewan Pemilihan Presiden RIS dimana para anggota Dewan Pemilihan Presiden RIS memilih Soekarno untuk dijadikan sebagai pemimpin RIS. Pada tanggal 17 Desember 1949 Soekarno dilantik jadi Presiden RIS. Sedangkan untuk jabatan Perdana Menteri diangkat Mohammad Hatta yang dilantik pada tanggal 20 Desember 1949. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal.244).

Ketiga, jabatan Presiden RI diserahkan dari Soekarno kepada Mr. Asaat sebagai Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI pada 27 Desember 1949.

Keempat, pada tanggal 27 Desember 1949 Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang Lautnan Mr AMJA Sassen dan ketua Delegasi RIS Moh Hatta membubuhkan tandatangannya pada naskah pengakuan kedaulatan RIS oleh Belanda dalam upacara pengakuan kedaulatan RIS. Pada tanggal yang sama, di Yogyakarta dilakukan penyerahan kedaulatan RI kepada RIS. Sedangkan di Jakarta pada hari yang sama, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota AHJ Lovink dalam suatu upacara bersama-sama membubuhkan tandangannya pada naskah penyerahan kedaulatan. (30 Tahun Indonesia Merdeka, 1945-1949, Sekretariat Negara RI, 1986, hal. 251)

Renungkan dan Pahami !!! Bagi Muslim di Indonesia hendaknya paham bahwa yang dinamakan RI yang diproklamirkan oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 yang daerah kekuasaannya sekitar Yogyakarta pada tanggal 14 Desember 1949 secara resmi telah menjadi Negara bagian RIS. Dimana kedaulatan RIS inilah yang diakui oleh Belanda, bukan RI. Negara RI adalah hanya Negara bagian RIS.

4 Tanggapan to “Menguliti Mitos RI Hasil Buatan Sukarno dengan Kelompok Unitaris RI nya (Bag 1)”Ber-Hijrah di Jalan Alloh SWT. « Perjuangan Ummat Islam Indonesia Yang Sebenarnya Says:

Agustus 12, 2009 at 6:14 am

[...] Menguliti Mitos RI buatan Sukarno dengen kelompok Unitaris RI nya [...]Balas Gunanya Persatuan Dalam Berjuang « Perjuangan Ummat Islam Indonesia Yang Sebenarnya Says:

Agustus 18, 2009 at 5:42 am

[...] Untuk mengingatkan kembali silakan klik cikal bakal NII dan Menguliti Mitos RI buatan Sukarno [...]Balas Pemuda Indonesia Says:

Oktober 22, 2009 at 7:41 am

Wah, ini suatu kebohongan besar dari pembuat wacana ini…. Anda sangat bodoh sekali…

Page 46: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Abuqital1:Jangan “OMDO” n “ASBUN”. Ungkapkan argument anda dan sertakan fakta dan datanya jika ada yg bertolak belakang. Jika anda seorang muslim mari ber MUJADALAH secara ahsan.Balas trejo Says:

November 13, 2009 at 9:26 am

kpd pembuat situs:

dalam sumpah pemuda tahun 1928…apa isinya?? dan pemuda dari mana saja yg ikut bersumpah???

just think about it…

Abuqital1:Isinya yang jelas tidak ada ke arah penegakan dinul Islam tetapi malah sebaliknya ke ashobiyah (berbahasa satu, berbangsa satu, bertanah air satu yaitu Indonesia). Silakan klik link dibawah ini:http://abuqital1.wordpress.com/2009/06/03/119/

Adapun para pemuda yang ikut bukan dari para pejuang Islam (lihat sejarah).

Page 47: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Terorisme” Menurut Kacamata Islam (Muqoddimah)Posted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam Leave a Comment

1 Votes

Muqoddimah

Materi ini judul aslinya adalah AL IRHABU MINAL ISLAMI FAMAN ANKARO DZALIKA FAQOD KAFARO karya Syaikh Abdul Qodir Bin Abdul Aziz (Hafizahullah) dan diterjemahkan oleh akhi Abdulloh Khoir Katsir.

Terorisme dan Radikalisme adalah kata yang sering menghiasi berbagai media informasi baik cetak maupun elektronik. Bahkan di dalam dialog keseharian umat Islam, maupun non Islam.

Kedua kata ini diakui atau tidak biasanya dialamatkan kepada orang-orang Islam yang benar-benar beristiqomah di atas jalan Islam yang lurus yang mengikuti millah Khalilulloh Ibrahim alaihis salam, yaitu bersikap baro’ (berlepas diri) terhadap orangorang kafir baik dalam bentuk memusuhi maupun membenci mereka, khususnya orang-orang kafir semisal Amerika dan sekutusekutunya yang jelasjelas memusuhi Islam dan kaum muslimin.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala !�ت� ق�د� �ان �م� ك �ك و�ة� ل س�

� �ة� أ ن اه يم� ف ي ح�س� �ر� ب �ذ ين� إ ذ� م�ع�ه� و�ال �وا إ ق�و�م ه م� ق�ال �ا ل ن ء�آؤ�ا إ �ر� �م� ب �د�ون� و�م م�ا م نك �ع�ب م ن ت

�ا الله د�ون ن �ف�ر� �م� ك ك �د�ا ب �ا و�ب �ن �ن �ي �م� ب �ك �ن �ي �ع�د�او�ة� و�ب �غ�ض�آء� ال �ب �د;ا و�ال �ب �ى أ ت �وا ت ح� الله ؤ�م ن و�ح�د�ه� ب

“Sungguh telah ada teladan pada diri Ibrahim dan orangorang beriman bersamanya bagi kalian (yaitu) ketika mereka berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kalian dan dari apa saja yang kalian sembah selain Allah. Kami telah mengingkari kalian dan telah muncul permusuhan dan kebencian selamalamanya antara kami dan kalian, hingga kalian beriman kepada Allah saja.” (Al Mumtahanah : 4)

Kedua kata ini semakin nyaring terdengar setelah terjadinya ledakan dahsyat di gedung kembar WTC New York Amerika Serikat, Negara kafir harbi.

Terorisme menurut Bush dan sekutunya adalah orang-orang Islam yang berjihad melawan Amerika dengan segala kejahatannya, dengan kata lain teroris sama dengan mujahid.

Tetapi bukan Bush kalau tidak bisa menyamarkan definisi teroris di atas! Karenanya ..Di setiap kampanye anti teroris yang ia gembar gemborkan di jagad ini adalah pemahaman bahwa teroris adalah orangorang yang suka membunuh rakyat sipil yang tidak berdosa dengan begitu biadab tidak peduli korbannya wanita atau anakanak.

Page 48: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Maka di setiap ada ledakan bom, siapapun akan latah berkata, “Pasti ulah teroris”, tidak hanya sampai di sini saja, mediamedia cetak dan elektronik yang sudah dikendalikan oleh kafir harbi Amerika (dengan porsi pemberitaan yang cukup besar dan bahkan menjadi laporan utama) segera menyiarkan secara langsung kejadian-kejadian pasca ledakan dengan lebih banyak menampilkan jerit tangis korban luka dan mayat-mayat rakyat sipil, khususnya wanita dan anakanak.

Hujan kecaman dan kutukan terhadap teroris begitu deras! Seluruh manusia anti terhadap teroris yang akhirnya anti terhadap mujahidin. Amerika dianggap pahlawan, dan mujahidin jadi kambing hitam.

Inilah fenomena yang terjadi hari ini, dan dengan kejadian yang sungguh memilukan ini seorang ulama besar syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz menerangkan kebenaran yang mesti diyakini oleh seluruh umat Islam hari ini. Di dalam risalah singkat ini , beliau mengajak umat Islam untukmemahami prinsip-prinsip Islam yang pokok yang berkaitan dengan bagaimana bersikap terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya yang jelas-jelas menyandang status kafir harbi.

Berikut ini riwayat sekilas tentang syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz, yakni: Nama beliau adalah SAYYID IMAM Abdul Qadir Abdul Aziz Asy Syarif. Beliau dilahirkan di bulan Agustus tahun 1950 di kota Bani Yusuf sebelah selatan Mesir.Telah menuntut ilmu dan hafal Al Qur’an sejak kecil dan mulai mengarang kitab tatkala menginjak dewasa. Menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran di Mesir tahun 1974 dg Yudisium Summa Cumlaude disertai penghargaan tingkat satu.Pernah bekerja sebagai wakil ketua di bagian operasi bedah di Fakultas Kedokteran di Al Qashr Al ‘Aini.Sempat ditangkap sebentar setelah terjadinya pembunuhan terhadap Thaghut Anwar Sadat pada tahun 1981, namun dengan izin Alloh Subhanahu wa Ta’ala beliau dapat keluar/menyelamatkan diri dari Mesir.Pernah bekerja sebagai direktur Rumah sakit Al Hilal Al Kuwaiti di kota Peshawar Pakistan.Telah beristrikan seorang wanita Palestina dan dianugerahi empat putra dan seorang putri. Kemudian menikah lagi dengan seorang wanita Yaman dan dikaruniai seorang putri.Hijrah dari Pakistan guna menyelamatkan diri dan dien beliau sebentar setelah adanya penahanan/penangkapan terhadap warga Arab di kota Peshawar tahun 1993. Beliau hijrah menuju Sudan.Tiba di Yaman pada akhir-akhir terjadinya perang antara pihak yang ingin memisahkan diri dari penguasa setempat.Pernah bekerja di rumah sakit Ats Tsaurah Al ‘Am di sebuah kota yang terletak di sebelah selatan ibukota Shan’a dengan sukarela tanpa gaji, lalu beliau bekerja di rumah sakit Daarusy Syaf.

Timbangan ke 1, AL IRHAB (Membuat Gentar Orang-orang Kafir) adalah bagian dari Ajaran IslamPosted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam [15] Comments

Rate This

Page 49: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

AL IRHAB (Membuat Gentar Orang-orang Kafir) merupakan bagian dari Ajaran Islam dan barang siapa yang mengingkari hal itu berarti telah kafir. Ini didasarkan firman Alloh ‘Azza Wa Jalla:

�ع د�وا �ه�م و�أ �م ل �ط�ع�ت ت �اط و�م ن ق�و�ةt مUن م�ااس� ب Uر �ل ي �خ� �ون� ت ال ه ب ه ر� �م� الله ع�د�و� ب ه م� م ن و�ء�اخ�ر ين� و�ع�د�و�ك د�ون

�ه�م� �م�ون �ع�ل �ت �م�ه�م� الله� ال �ع�ل �ف ق�وا ي �ن ى�ءt م ن و�م�ات يل ف ي ش� ب �و�ف� الله س� �م� ي �ك �ي ل �م� إ �نت �م�ون� و�أ �ظ�ل �ت ال

“Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka (orang-orang kafir) segenap kekuatan yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat, yang dengannya kalian dapat menggentarkan musuh-musuh Allah dan musuh-musuh kalian dan orang-orang selain mereka yang kalian tidak mengetahui tetapi Allah mengetahui mereka.” (Al Anfal : 60)

Karena itu Irhab (membuat gentar) musuhmusuh kafir hukumnya wajib menurut Syar’i berdasarkan ayat ini. Dan barangsiapa mengingkari berarti telah kafir!

د� �ج�ح� �آ و�م�اي ن �ات �اي ئ � ب ال ون� إ �اف ر� �ك ال

“Dan tiada mengingkari ayatayat Kami selain orang orang yang kafir.” ( Al Ankabut : 47)

Juhud artinya mengingkari dan mendustakan dengan lisan!

�م� و�م�ن� �ظ�ل ى م م�ن أ �ر� ;ا الله ع�ل�ى اف�ت �ذ ب و� ك� �ح�قU ذ�ب� ك أ ال �م�ا ب آء�ه� ل �س� ج� �ي �ل �م� ف ي أ ه�ن �و;ى ج� �اف ر ين� م�ث �ك Uل ل

“Dan siapakah yang lebih berbuat aniaya daripada orang yang telah mengadaadakan kebohongan atas Allah atau mendustakan kebenaran ketika ia datang kepadanya. Bukankah jahannam itu tempat kembali bagi orangorang kafir.” (Al Ankabut : 68)

Maka barangsiapa berkata bahwa Islam berlepas diri dari Irhab (terorisme / gerakan menggentarkan orang kafir) atau hendak memisahkan antara Irhab dan Islam maka ia benar-benar telah kafir. Jadi Irhab itu adalah bagian dari Islam.

Dengan pemahaman ini anda tentu mengetahui bahwa orang-orang yang berkata bahwa mereka hendak memerangi Irhab (terorisme / gerakan menggentarkan orang kafir) berarti mereka hendak memerangi Islam. Membasmi Irhab sama artinya dengan membasmi Islam! Dan mereka hanya bisa menyamarkan hakekat-hakekat sesuatu itu terhadap orang-orang bodoh saja. 15 Tanggapan to “Timbangan ke 1, AL IRHAB (Membuat Gentar Orang-orang Kafir) adalah bagian dari Ajaran Islam”yasmin Says:

Agustus 29, 2009 at 4:37 am

Assalamu’alaikum akhi…

Page 50: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Izin copas ya akhi… Jazakallohu khoiron katsiiron…Balas warna2cinta Says:

September 1, 2009 at 5:58 am

Assalamu’alaikum,

irhab berbeda dgn terorisme,irhab adalah ajaran Islam salah satunya yaitu dgn mempersiapkan kuda-kuda yang bisa di artikan kekuatan.

Sedangkan terorisme adalah bentuk kejahatan.Orang yang menebar teror berarti orang jahat.Contoh israel yg membantai warga sipil yg tak bersalah,wanita dan anak2 dan bayi2 yg tk berdosa di palestina itu adalah perbuatan terorisme atau kejahatan.Begitu pula aksi bom bunuh diri yang menewaskan warga sipil tak bersalah wanita dan anak2 yg tak berdosa yg ada di Indonesia,itu bukan irhab itu murni kejahatan.Pertanyaannya apakah Islam mengajarkan kejahatan ?Tentu tidak Islam mengajarkan keadilan dan kebaikan.Alloh tidak pernah menyuruh membunuh warga tk bersalah wanita dan anak2 yg tak berdosa.Alloh hanya memerintahkan orang2 kafir yang memerangi Islam dan kaum muslimin tapi tdk pernah memerintahkan membunuh manusia yg tak berdosa yg tidah tahu karena sebab apa mereka harus di bunuh.Alloh pemilik dan pencipta seluruh manusia baik yg beriman atau yg kafir,Dia yg berhak menetapkan siapa yg boleh dibunuh dan tidak boleh dibunuh.

Bagi orang beriman berjihad ada adab2 dan aturannya yang telah Alloh syariatkan mana yg boleh dibunuh dan mana yg tidak boleh dibunuh,tidak boleh sembarangan.Jangan seperti Israel yg menghalalkan segala cara dgn membantai orang2 yg tak bersalah,kita orang beriman punya tatacara dlm berperang kita bukan binatang kita jangan seperti Israel yg menghalalkan segala cara.Mari kita kembali kpd ajaran Islam dlm berjihad jgn meniru caranya orang kafir.Hentikan aksi bom bunuh diri yg merugikan Islam,kaum muslimin,diri kita sendiri dan orang2 yg tidak bersalah.

Allohu akbar,..Balas warna2cinta Says:

September 1, 2009 at 6:12 am

Ralat: ada kalimat yang kurang.

Alloh memerintahkan untuk membunuh orang2 kafir yg memerangi islam dan kaum muslimin tp tidak pernah memerintahkan membunuh manusia yg tak berdosa…dst.

abuqital1:Jazaakalloh sebelumnya telah berkunjung ke blog ini.

Page 51: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Jika kita melihat kamus bahasa Inggris kata “TERROR” mempunyai makna rasa ngeri atau rasa takut/ gentar. Hal ini juga sama dengan kata IRHAB yang berarti membuat rasa gentar terhadap musuh.Saya sebagian setuju dengan pendapat anda, memang didalam Jihad ada aturan mainnya.Yang Jelas TEROR dan IRHAB mempunyai persamaan makna yakni membuat rasa takut. PERBEDAANNYA hanya pada cara dan tujuannya.

Untuk itu coba pahami lagi semua materi yang ada di KATEGORI TERORISME DALAM TIMBANGAN ISLAM (1-9), jangan setengah-setengah. Insya Alloh anda akan menemukan jawabannya sendiri. Sebagai link tambahan ada baiknya anda juga memahami link dibawah ini:http://abuqital1.wordpress.com/category/fiqih-jihad-fi-sabilillah/

http://abuqital1.wordpress.com/program-perjuangan/

http://abuqital1.wordpress.com/marhalah-jihad-nii/Balas warna2cinta Says:

September 2, 2009 at 5:07 am

Baik.Sekarang saya akan tanyakan kepada antum pertanyaan yang gampang.Dalam hukum Alloh Apakah boleh membunuh warga sipil,wanita dan anak2 yang tidak berdosa ?

Abuqital1:Jawabannya ada dibawah ini:http://abuqital1.wordpress.com/2009/08/28/timbangan-ke-3-batalnya-pernyataan-bahwa-warga-sipil-amerika-adalah-abriya-secara-mutlak/

Sebagai pencerahan ada baiknya anda pahami lagi link dibawah ini:http://abuqital1.wordpress.com/2009/07/08/panduan-ke-18-perang-adalah-tipudaya/

http://abuqital1.wordpress.com/2009/06/24/panduan-ke-10-kaum-muslimin-tidak-boleh-menghentikan-jihad-kecuali-dalam-kondisi-lemah-maka-ketika-itu-i%E2%80%99daad-harus-dilakukan/warna2cinta Says:

September 2, 2009 at 9:04 am

Hal tsb merupakan dalil yang dipaksakan untuk pembenaran perbuatan anda itu tipudaya syaitan dan hawa nafsu.

Sudah jelas dalam Islam dilarang membunuh warga yg tak bersenjata,wanita dan anak2 dan bahkan bayi2 yg tak punya dosa.Jika begitu apa bedanya dgn tindakan biadab tentara Israel yg membunuh warga sipil wanita dan anak2.Islam mengajarkan keadilan.Bom tidak dapat memilih korbannya.Siapa yg diperbolehkan untuk dibunuh dan yg tidak.

Page 52: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Jika anda membunuh orang yang dilarang untuk dibunuh bukankah itu perbuatan dosa ?? Bom bunuh diri adalah pembantaian manusia dan diri sendiri coba anda fikirkan dgn hati nurani antum yg suci.

Target yang dibunuh adalah kafir harby amerika cs yg memerangi kaum muslimin di afganistan dan palestina namun yang antum bunuh kok malah manusia yg tak punya salah dan dosa, sedangkan musuh yg seharusnya antum bunuh malah antum biarkan ? ini tipudaya syaitan. Coba fikirkanlah kembali dgn nurani yg fitri.Alloh pencipta dan pemilik semua manusia baik yg kafir maupun yg beriman Dia yg berhak menentukan mana yg boleh diperangi dan mana yg tidak boleh diperangi,bukan kita.Kita tidak punya hak Allohlah yang punya hak.Hak kita adalah mematuhi hukum Alloh.Kita punya hak dan kewajiban diantara sesama manusia yg telah di atur dalam syariatnya.Kita tidak boleh mengganggu hak hidup seseorang dgn sembarangan.Apa bedanya kita jika kita meniru cara orang kafir yg menghalalkan segala cara kita ini orang beriman, punya tuntunan dlm setiap aktivitas kehidupan termasuk dalam berjihadpun ada tuntunannya.Kembalilah pada jalan yg lurus pelajari bagaimana cara jihad orang2 terdahulu para nabi para syuhada badar syuhada uhud pernahkah mereka membunuh warga sipil wanita dan anak2 ? Contohlah mujahid sejati bintang Islam nan cemerlang sholahudin al ayubi ketika raja richard musuhnya sedang sakit beliau tidak segan mengobati sakitnya sehingga beliau disegani lawan maupun kawan dan dicintai seluruh kaum muslimin ,begitulah para mujahid2 sejati memberikan contoh tauladan dlm berperang.Balas abuqital1 Says:

September 3, 2009 at 3:03 am

@warna2Cinta dan yang lainnya

Abuqital1:……….Saya SEPENDAPAT dengan yang antum uraikan diatas. Saya TIDAK KAGET dengan pendapat tersebut karena antum melihat makna “terorisme” dikaitkan dengan “Pemboman di Indonesia”. OLEH KARENA ITU PERLU ANTUM CAMKAN juga untuk yang lainnya statement Negara Islam Indonesia berikut ini:

1) Negara Islam Indonesia yang sejak diproklamasikan sampai sekarang adalah NEGARA ISLAM DALAM MASA PERANG karena belum defacto. Oleh karena itu hukumnya pun yang berlaku di lingkungan NII adalah HUKUM ISLAM DIMASA PERANG. Penjelasannya dibawah ini:http://abuqital1.wordpress.com/category/proklamasi-nii-dan-penjelasannya/

2) MARHALAH (TAHAPAN) JIHAD Negara Islam Indonesia untuk saat ini adalah tahapan I’DAD yakni dengan cara:a. membangun KEKUATAN SUMBER DAYA MANUSIA secara kwantitas dan kwalitas dengan cara JIHAD untuk mewujudkan “Mulkiyatulloh” di bumi. Aplikasi “Jihad” dalam NII terdiri dari 2 (dua) bagian yakni DAKWAH (pemahaman Ad Dien secara keilmuan) dan QITAL FII SABILILLAH (mobilisasi kekuatan untuk perang terbuka dengan Pemerintahan Thoghut).Untuk saat ini NII belum sampai tahap Qital Fi Sabilillah karena “Imam NII” belum memerintahkan Komando Umum Perang Terbuka. Hal ini dilakukan karena “tahapan I’dad belum tercapai”

Page 53: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

b. membangun KEKUATAN LOGISTIK yakni tentunya Logistik yang diperlukan untuk Qital Fi Sabilillah, BUKAN logistik untuk membangun perekonomian walaupun memang ini juga diperlukan. Kenapa saya tegaskan disini? Karena ada sebagian “harokah jihadiyyah” di Indonesia yang lebih “MENGEDEPANKAN” perekonomian. Mengapa NII lebih memprioritaskan dulu “logistik Qital”? karena hari ini NII sadar sedang “kalah perang” sehingga Negara belum merdeka (terjajah), hukum Islam tidak berjalan, wilayah kekuasaan terampas dan Ummat Islam tertindas.

Sekarang saya mau bertanya kepada antum dan Muslim lainnya: “APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN PERTAMA KALI JIKA ANDA DALAM PENJARA?” Saya yakin semuanya akan menjawab:”SAYA AKAN MEMIKIRKAN BAGAIMANA CARANYA KELUAR DARI PENJARA”. Mengapa demikian? karena begitu keluar dari penjara kita “MERDEKA”, bebas menentukan apa saja yang akan kita lakukan. Bukankah percuma kita memikirkan perekonomian, pendidikan dan sejenisnya sedang DIRI KITA MASIH DIPENJARA?

BEGITUPUN hari ini dengan “NII” dan para Mujahidinnya. Mereka hari ini “SADAR” lagi “DIPENJARA OLEH HUKUM THOGHUT, NEGARA DEMOKRASI” sehingga “BELUM BISA BERISLAM SECARA KAFFAH”

Wallohu yar’ana wa yahfazhna, walhamdu lillahi robbil ‘alaminBalas warna2cinta Says:

September 3, 2009 at 6:14 am

Benar Indonesia memang bukan negara Islam,tapi Indonesia menjamin kebebasan warganya untuk menjalankan agamanya,pernahkah negara mengekang dan melarang umat Islam untuk menjalankan ajaran Islam ?

Jika ingin Indonesia menjadi negara Islam maka gencarkanlah dakwah diseluruh pelosok negeri bukan dgn berperang,Indonesia adalah lahan dakwah, masih banyak umat Islam yg tdk mengetahui apakah Islam itu ? Masih banyak umat Islam ktp dan keturunan mereka tdk faham dgn agamanya sendiri,masih banyak umat Islam yg meninggalkan agamanya, nah hal yg sangat penting untuk dilakukan adalah mengembalikan umat Islam pada ajaran agamanya, mencintai agamanya,menghidupkan agamanya dan merasa bangga dgn agamanya.Dan caranya adalah dgn dakwah.Dakwah dimulai dari rakyat sampai pejabat pemerintahan.Jika semua rakyat dan pejabatnya sudah mencintai dan bangga dgn Islam bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi negara Islam.

Ingatkah pusat peradaban kerajaan Hindu di sriwijaya dengan dakwah akhirnya berubah menjadi kerajaan Islam samudra pasai,ingatkah kerajaan majapahit,pajajaran,mataram yg menganut sistim hindu dgn dakwah akhirnya berubah menjadi kerajaan Islam.Rakyat,pejabat dan rajanya masuk Islam.Begitu juga kerajaan2 hindu di kalimantan sulawesi ternate dan tidore dgn dakwah akhirnya berubah menjadi kerajaan2 Islam. Iklim dan kondisi masyarakat di Indonesia sangat mendukung usaha dakwah.

Page 54: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Dan saya tidak sependapat bahwa jika seorang muslim yg bekerja di pemerintahan yg tdk menganut hukum Islam maka orangnya adalah kafir dan halal darahnya padahal ia bersyahadat, sholat,puasa,zakat,dan bahkan melaksanakan Haji.Apakah mereka sudah membelah dadanya sehingga tahu dgn pasti bahwa ia adalah kafir ? Tidak mudah menuduh seseorang itu kafir atau munafik.Jika tuduhan kita salah maka kekafiran itu akan kembali kepada diri kita sendiri,jadi kita harus berhati hati.

Benar,kita memang sedang dipenjara.Namun yg memenjara kita bukanlah pedang dan senjata akan tetapi pemikiran2 dan paham2 dan gaya hidup yang menjauhkan Umat dari ajaran agamanya,untuk mencegahnya tentu bukan dgn cara membunuh umat Islam itu sendiri namun caranya adalah dgn menyadarkan dan mengembalikan umat Islam pada ajaran Islam yg sebenarnya.Kita menginginkan umat Islam menghidupkan amal agamanya,mencintai agamanya dan bangga dgn agamanya.Dan hal tsb dapat tercapai dgn dakwah.

Abuqital1:Jawabannya ada dibawah ini. Semoha memahaminya.http://abuqital1.wordpress.com/2009/09/04/benarkah-ri-menjamin-kebebasan-warganya-untuk-menjalankan-agamanya/

http://abuqital1.wordpress.com/2009/09/07/definisi-daarul-islam-dan-daarul-kufri/Balas Hamdi Says:

September 5, 2009 at 3:26 pm

Saya sangat sependapat dg Warna2Cinta membunuh orang2 tak berdosa justeru yg kafir jangan terlalu picik dlm menafsirkan ayat2 Al Qur’an hai Abuqitall, apalagi anda mengutif “…perangilah orang2 kafir yg memerangi Islam/Muslimin….” itu artinya orang2 kafir yg memerangi, tp bgm orang kafir yg tdk memerangi spt di Indonesia.Kalau dmk anda lebih baik berjihad di Afganistan atau Irak karena jelas dan nyata dan tdk bisa dibantah kafir memerangi Islam.

Abuqital1:Cobalah anda klik link artikel dibawah ini:http://abuqital1.wordpress.com/2009/09/07/definisi-daarul-islam-dan-daarul-kufri/#more-535

Pahamilah artikel tersebut. Mungkin anda akan lebih memahami lagi dan akan lebih bijak dalam berpendapat. Tidak hanya melihat satu sudut pandang saja.

Adapun dalam memerangi musuh-musuh Alloh, Islam telah menyediakan sarananya yakni Jihad Fii Sabilillah. Cobalah pahami fikih Jihad fii Sabilillah dibawah ini:http://abuqital1.wordpress.com/category/fiqih-jihad-fi-sabilillah/Balas abdulaziz Says:

September 14, 2009 at 4:02 pm

Page 55: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

untuk warna2cinta dan hamdi silahkan baca:http://abuqital1.wordpress.com/2009/09/03/tidak-ada-kaitannya-nii-dengan-terorisme-yang-ada-di-indonesia/

bahwa NII tidak ada kaitannya dengan TEROR BOM DI INDONESIA!!!!

Anda bisa baca di atas:2) MARHALAH (TAHAPAN) JIHAD Negara Islam Indonesia untuk saat ini adalah tahapan I’DAD yakni dengan cara:a. membangun KEKUATAN SUMBER DAYA MANUSIA secara kwantitas dan kwalitas dengan cara JIHAD untuk mewujudkan “Mulkiyatulloh” di bumi. Aplikasi “Jihad” dalam NII terdiri dari 2 (dua) bagian yakni DAKWAH (pemahaman Ad Dien secara keilmuan) dan QITAL FII SABILILLAH (mobilisasi kekuatan untuk perang terbuka dengan Pemerintahan Thoghut).Untuk saat ini NII belum sampai tahap Qital Fi Sabilillah karena “Imam NII” belum memerintahkan Komando Umum Perang Terbuka. Hal ini dilakukan karena “tahapan I’dad belum tercapai”

b. membangun KEKUATAN LOGISTIK yakni tentunya Logistik yang diperlukan untuk Qital Fi Sabilillah, BUKAN logistik untuk membangun perekonomian walaupun memang ini juga diperlukan. Kenapa saya tegaskan disini? Karena ada sebagian “harokah jihadiyyah” di Indonesia yang lebih “MENGEDEPANKAN” perekonomian. Mengapa NII lebih memprioritaskan dulu “logistik Qital”? karena hari ini NII sadar sedang “kalah perang” sehingga Negara belum merdeka (terjajah), hukum Islam tidak berjalan, wilayah kekuasaan terampas dan Ummat Islam tertindas.

Sekarang saya mau bertanya kepada antum dan Muslim lainnya: “APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN PERTAMA KALI JIKA ANDA DALAM PENJARA?” Saya yakin semuanya akan menjawab:”SAYA AKAN MEMIKIRKAN BAGAIMANA CARANYA KELUAR DARI PENJARA”. Mengapa demikian? karena begitu keluar dari penjara kita “MERDEKA”, bebas menentukan apa saja yang akan kita lakukan. Bukankah percuma kita memikirkan perekonomian, pendidikan dan sejenisnya sedang DIRI KITA MASIH DIPENJARA?Balas aqu Says:

Desember 17, 2009 at 9:43 am

akhi kiasnya tidak shahih. bagaimana indonesia yang bebas melakukan kegiatan agama islam dianggap “penjara”. penjara itu makan di batasi, kemana2 dibatasi. sekarang kan indonesia bebas.

ya akhi orang2 kafir juga jihad. dengan otak mereka.nah kita juga harus balas jihad dengan otak juga. tidak sembarangan menghalalkan darah seseorang.

bagaimana islam mau tegak. antum nakut nakutin tidak hanya orang kafir, orang musliminnya juga ikut takut. takut tiba2 di bom.

Page 56: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

ya akhi, belajar ilmunya jangan pd imim nii aja. tuh arab saudi. banyak ahli tafsir hadis, tafsir alquran. coba pelajari bagaimana menafsirkan dalil secara benar.belajar tajwid, belajar bahasa arab dengan baik. minimal 4 tahun. belajar hadis, yang difahami oleh parasahabat.tabiin, tabiut.ulama 2 besar.

kalo ana lihat dalil2 sama itu itu juga. tapi pemahamanya menuju zihaaaaaaad terus.coba akhi lihat kitab2 ulama ahli hadis. atau tafsir alquran yang shaih. niscaya pemahaman dalilnya berbeda dengan Nii

Abuqital1:Akhi…, jangan berpikir kebebasan itu dalam urusan perut saja. Yang anda maksud dengan kebebasan beraktivitas Islam yang mana…? Kalo masalah sholat, zakat, shoum dan haji pada zaman Rosulullah SAW juga bebas, tidak dilarang oleh “Pemerintahan Abu jahal” dan tidak bertentangan dengan “konstitusi Darun Nadwah”. Tapi mengapa Rosulullah SAW harus melakukan “dakwah sirriyyah (sembunyi)” sampai harus “berhijrah”…RENUNGKANLAH AKHI…..????

Mengenai komentar akhi tentang “jangan belajar sama Imam NII saja….dst” mari kita pahami QS. 2:269 bahwasannya Alloh menganugerahkan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki. Tidak mesti orang arab, orang habasyah yang hitam gelam, yang kepalanya seperti kismis pun (seperti BILAL) akan mendapatkan hikmah jika Alloh kehendaki. Coba anda lihat referensi materi yang ada di kategori “Terorisme Dalam Timbangan Islam” banyak dari ulama-ulama Saudi yang AHLI.Balas ana Says:

Desember 15, 2009 at 7:40 am

Assalamualaikum.Afwan nih, jika mengeluarkan dalil tolong difahaminya jangan difahami sendiri. tapi difahami oleh para sahabat, tabin, tabiut.imam yang 4. karena sahabat rasullulaah (ali) pernah berkata perkataanmu hak. tapi keinginanmu adalah batil. karena pada waktu itu ada yang mengkafirkan ali. dia berdalil dengan alquran. yakni “tidak ada hukum kecuali hukum Allah”.kemudian cara membuat kias dari dalil juga harus yang shahih. jangan sembarangan membuat kias sendiri.

ana juga berjihad. tapi jihad ana tidak dengan pedang. karena rasullulah berjihad dengan ilmu dulu tidak langsung dengan pedang. jihad perbaiki didisendiri ibadahnya. kemudian keluarga. lingkungan masyarakat. baru pemimpin. rasullulah juga berdakwah tidak langsung dari pemimpin. rasullulah berdakwah dari keluarganya dulu. benarkan. sesunguhyna pemimpin itu datang dari rakyat. jika ingin pemimpin yang baik,adil, maka rubah dulu rakyatnya. jangan berharap hukum islam bisa tegak. wong orang2 muslim indonesia masih berbuat syirik. masih belum tau mana yang hak mana yang batil. mana hukum Allah mana yang bukan. kalo ditanya islam? apa itu islam ? kebanyakan orang tidak bisa menjawab. oleh karena itu dakwahkan ilmu islam dulu ke masyarakat. insyaAllah Allah jika rakyatnya sudah matang, sudah tau islam yang murni. maka Allah kasih pemimpin yang baik. sesuai dengan firman Allah di al’quran.

Page 57: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

pertanyaan: jika hukum pancasila di indonesia sekarang tiba2 berubah menjadi hukum Allah?.

siapa yang akan memegang hukum islam?ada berapa banyak ulama besar di indonesia ini untuk memegang hukum dengan adil. tidak membela klompok islamnya?

kira2 apa respon masyarakat?.mungkinkah akan terjadi pemberontakan karena medeka tidak tau apa itu hukum islam?atau sebaliknya.

tentunya masyarakatnya didakwahkan terlebuh dahulu. tentang islam. hukum islam. baru menegakan hukum islam. tentulah semua masyarakat mendukung tegaknya hukum islam. jika masyarakat tau yang benar dan yang salah.

jangan sembarangan ngebom. yang akhirnya masyarakat islam terus di benci. ditakuti. jenggot ditakuti. tidak isbal ditakuti. gara2 mereka yang suka ngebom. tujuan sih mulia sangat mulia.. tapi msyarakat tambah benci dengan islam.

pantaslah masyarakat indonesia menyambut baik orang2 kafir. karena medeka datang ramah-ramah.baik-baik.

apakah rasullulah memaksa orang orang untuk masuk islam. tidak kan. dakwahnya lemah lembut. tapi jika diganggu baru angkat senjata.

menurut akhi?Dimana INDAHNYA ISLAM?Dimana INDAHNYA ISLAM?

Abuqital1:Anda perhatikan 2 ayat yang berkait dengan Penegakkan Dien yang berujung “walau karihal musyrikun”, merupakan konsekwensi logis jika kita menegakkan Dien MAKA PASTI DIBENCI OLEH ORANG-ORANG MUSYRIK yakni orang-orang yang “Dualisme”, Mengimani Alloh juga Mentaati Thoghut (Pancasila). Bukan seperti Dakwah Anda yang mengharapkan mendapat penghargaan dari orang-orang musyrik karena LEMAH LEMBEKNYA anda.

INGAT…!!! lemah lembutnya Dakwah Rosululloh SAW. TIDAK KURANG 36 KALI MELAKUKAN PEPERANGAN YANG DIPIMPIN LANGSUNG OLEH ROSULULLOH SAW, Pasti dengan PEDANG kan…..???

Memang Rosululloh SAW tidak memaksa orang untuk masuk Islam TAPI Rosululloh SAW melaksanakan perintah Alloh untuk memaksa manusia untuk TUNDUK KEPADA ISLAM (Thou’an wa Karhan), terbukti dengan adanya JIZYAH dan PERANG.

Page 58: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Dimana indahnya Islam….??? ketika seluruh makhluk tunduk dibawah tatanan Islam walaupun tidak mesti beragama Islam. Bukankah ketika Madinah berjaya, yang beragama Islam hanya 2% tetapi saat itulah puncak keindahan islam terjadi, “Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur”.

SUNGGUH IRONIS jika anda tidak memahami ini….!!!!Balas ana Says:

Desember 28, 2009 at 2:21 am

1. akhi ana minta tolong mita menceritakan sedikit. bahwa rasullulah pernah menyerang negri orang2 kafir dengan tiba2. tanpa ada kesepakatan untuk berperang terlebih dahulu.

2. bagaimana tanggapan akhi tentang hukum tata tertib lalu lintas yang dibuat oleh pemerintah indonesia.? bukankah tidak ada hukum selain hukum Allah?

3. bagaimana hukum pasport(perjajian keamanan seseorang) jika ingin pergi ke sebuah negri?

4.bagaimana degnan tanggapan hadis yang ini. “seseorang yang membunuh seorang kafir yang dilindungi maka ia tidak akan mencium baunya surga, sesunguhya baunya surga bisa dicium dengan perjalanan 30 tahun.

5.bagaimana dengan hadis yang menyebutkan bahwa iman itu naik dan turun.

sukron.Balas Al Fadhl Says:

Februari 4, 2010 at 5:57 am

Bismillah, izin comment ya Akhuna Abu Qital…

No.1. Mangga Akhi Abu Qital yang jawab.

No.2. Hukum itu: Quran, jika tidak ada Sunnah, jika tidak ada atsar salaaf ash shalih, jika tidak ada maka ijtihad yang berdasar atas 3 hukum yang telah disebutkan bukan hawa nafsu… Peraturan lalu lintas ada dalam Quran..? Sunnah..? Atsar Salaaf ash Shalih..? Jadi yang dipermasalahkan adalah apa2 yang telah ada dalam Quran dan Sunnah, tapi tidak diamalkan.. Faham ya..?

3. Passport adalah jaminan dari negeri yang bersangkutan untuk melindungi WNA yang masuk ke negeri tsb… Permasalahannya, kafir dzimmi hanya ada di negeri Islam (Daarul Islam)… Apa definisi Daarul Islam… Silakan rujuk artikel2 dan NKRI ataupun Mesir ataupun Saudi ataupun Yaman, atau Malaysia bukanlah Daarul Islam…

Page 59: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

4. Jawaban no. 3 menjawab ini ya akhi… Kafir Dzimmi itu adanya di Daulah Islamiyyah Iraq atau Daulah Islamiyyah Thaliban, di sana mereka dilindungi karena tidak menjadi harbi.

5. Untuk pembahasan Iman, ana fikir antum kaji kitab Al Jami’ Bab Iman wal Kufr (terj. Iman dan Kufur atau Kafir Tanpa Sadar) karya Dr. Sayyid Imam (Abdul Qadir Abdul Aziz)

Wallahu a’lam…anry Says:

Februari 4, 2010 at 3:53 am

bagaimana pemahaman akhi tentang hadits ini

1. “jika di sebuah kaum ada 2 imam maka bunuh salah satunya” banyak di indonesia ini yang mengaku imam. antum baiat ke imam NII, lantas bagaimana dengan firkoh 2 yang lainya yang punya imam juga?

2.Antum menyebutkan NII sedang berperang di negara indonesia ini. bagai mana kaitanya dengan hadis ini “Rasullulah sebelum berperang dengan pedang ke sebuah negara mendengarkan dulu apakah disitu ada dikumandangkan azan atau tidak” sedangkan kalo indonesia dikumandangkan azan hampir di setiap RT.

3. saya baca artikel antum katanya membunuh seorang muslim itu boleh. jika muslim itu berada ditengah orang2 kafir. berarti orang juga boleh membunuh orang muslimin atau ana atau antum. karena antum dan ana berada di negara kafir RRI(demokrasi).Balas Al Fadhl Says:

Februari 4, 2010 at 6:00 am

Izin Comment yang no.2 ya, karena untuk no. 1 dan 3 bukan hak saya..

Masih ingat kisah Perang antara Harakah Jihad-nya Ibn Taymiyyah melawan Tatar..??

Orang Tatar itu Adzan, Shalat, dan menunjukkan ke-Islaman dari aspek Ibadah, tapi karena masalah hukum mereka diperangi. Jadi adzan di sana sifatnya kontekstual, bukan tekstual…

Di Afghanistan sendiri, pada masa melawan Komunis Rusia, ternyata tentara bayaran Rusia itu melaksanakan shalat, tapi tetap diperangi (berdasarkan fatwa para ulama di sana) karena membantu orang2 kafir… Ini masalah wala wal bara.

Wallahu a’lam…

Page 60: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Timbangan ke 2, Amerika adalah Negara Kafir, Memusuhi Alloh, Rosul-Nya dan Orang BerimanPosted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam Leave a Comment

Rate This

Amerika adalah Negara Kafir, Memusuhi Alloh, Rosul-Nya dan Orang Beriman. Adapun dalil-dalilnya sebagai berikut:

Surat Al Bayyinah ayat 6

ن� �ذ ين� إ وا ال �ف�ر� �ه�ل م ن� ك �اب أ �ك ت ين� ال ر ك �م�ش� و�ال

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang-orang Musyrik.“Surat Al Maidah ayat 17 dan 72

�ق�د� �ف�ر� ل �ذ ين� ك �وا ال ن� ق�ال يح� ه�و� الله� إ �م�س �ن� ال �م� اب ي م�ر�

“Sesungguhnya benar-benar telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu Al Masih ibnu Maryam.“Surat Al Maidah ayat 73

�ق�د� �ف�ر� ل �ذ ين� ك �وا ال ن� ق�ال �ال ث� الله� إ �ةt ث �ث �ال ث

“Sesungguhnya benar-benar telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu salah satu dari yang tiga (Tuhan Bapak, Ibu dan Anak)”Surat At Taubah ayat 29

�وا ل �ذ ين� ق�ات �ون� ال �ؤ�م ن �ي الله ال � ب و�ال �و�م �ي ال �خ ر ب �أل م�ون� ا Uح�ر� �ي م� و�ال �ه� الله� م�اح�ر� ول س� �ون� و�ر� �د ين �ي �ح�قU د ين� و�ال م ن� ال

�ذ ين� �وا ال �وت �اب� ال�ك أ �ى ت ت �ع�ط�وا ح� �ة� ي ي �ج ز� �دt ع�ن ال ون� و�ه�م� ي ص�اغ ر�

“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir dan tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya serta tidak mau memeluk agama yang benar, yaitu dari kalangan orangorang yang telah diberi Al Kitab (Yahudi dan Nasrani) hingga mereka mau membayar jizyah dari tangan mereka dan mereka dalam keadaan patuh.”

Kekafiran kaum Yahudi dan Nasrani merupakan hal yang pokok dalam pengetahuan Islam, sebagaimana keterangan Imam Ibnu Taimiyah dan yang lain-lainnya. Barangsiapa mengingkari hal itu berarti telah kafir.Surat An Nisa ayat 101

Page 61: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

ن� �اف ر ين� إ �ك �وا ال �ان �م� ك �ك ;ا ع�د�و ل ين م�ب

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar musuh yang nyata bagi kalian.”

Dan selama Amerika kafir harbi serta sekutunya memusuhi Islam, maka meneror mereka hukumnya wajib. Lalu bagaimana kita bersikap? Sedangkan di samping Amerika kafir ia juga memerangi kaum muslimin, menyakiti mereka, mengintimidasi mereka, merampas kekayaan negeri-negeri mereka dan membantu siapa saja yang memerangi kaum muslimin, baik Yahudi, orang-orang Turki dan penguasa-penguasa kafir lainnya.

Sesungguhnya Amerika hari ini persis dengan kelakukan kaum ‘Ad yang disifati Allah dengan firmanNya:

م�ا� وا ع�اد� ف�أ �ر� �ب �ك ت ر�ض ف ي ف�اس�

� �أل �ر ا غ�ي �ح�قU ب �وا ال د� م�ن� و�ق�ال �ش� �ا أ ق�و�ة; م ن

“Maka, adapun kaum ‘Ad itu mereka berlaku arogan/sombong di muka bumi dengan cara yang tidak benar dan mereka berkata, “Siapa yang lebih kuat dari kami?” (Fushilat : 15)

Sesungguhnya Amerika selalu campur tangan di segenap urusan negara-negara di dunia dengan berbagai alasan. Sesekali dengan mengatasnamakan upaya menjaga perdamaian dunia, atau menumpas terorisme atau membela nilainilai kemanusiaan (hak asasi manusia).

Itulah …. Simbol-simbol yang dhahirnya berwujud rohmat (kasih sayang) tetapi dibalik itu semua adalah siksaan yang biadab.

Rasa kemanusiaan macam mana yang dialamatkan/yang dimiliki Negara Kriminal ini, yang penduduknya dahulu berasal dari gerombolan bajak laut berkebangsaan Eropa yang berpindah memasuki benua Amerika dan membantai habis penduduk asli benua itu (suku indian), lalu mereka mendatangkan budak-budak dari benua Afrika untuk bercocok tanam di benua itu hingga menyedot separuh dari penduduk Afrika kulit hitam.

Rasa kemanusiaan macam mana yang dimiliki Negara Kriminal yang telah dan masih menjadi Negeri yang pertama dan terakhir yang menggunakan senjata atom di dalam peperangannya hingga hari ini, seperti yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki. Bisakah Amerika disebut negara berperikemanusiaan manakala ia menggunakan bom-bom uranium dengan dalih mengamankan senjata pemusnah massal tatkala melawan orang-orang Irak sehingga bayi-bayi mereka mengalami cacat fisik yang begitu mengerikan! Dan oran-gorangIrak yang menderita kanker pun (akibat bom-bom uranium) semakin meningkat. Dan inilah yang mereka (Amerika) lakukan hari ini terhadap Afghanistan.

Rasa kemanusiaan macam mana yang dimiliki negara kriminal ini yang mana pemimpin mereka terdahulu telah berjanji untuk mengembalikan negara itu menuju zaman batu (Pra Sejarah).

Rasa kemanusiaan apakah yang dimiliki nagara kriminal Amerika ini yang selalu menjadi tulang punggung bagi Yahudi penjajah yang terus menerus menghancurkan negara Palestina dan

Page 62: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

penduduknya serta berbuat kerusakan di muka bumi. Dan sampai hari ini Amerika masih selalu melindungi Israil dengan Hak Vetonya di Dewan Keamanan PBB.

Rasa kemanusiaan apakah yang dimiliki negara kriminal Amerika ini yang telah menyambar kaum muslimin mujahidin dari berbagai negeri di dunia dan menyerahkan mereka ke negeri mereka untuk dibunuh dan dipenjara, sebagaimana yang telah terjadi di Kroasia, Albania, Adzerbaijan dll.

Itulah Negara Amerika la’natulloh…!!!

Page 63: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Timbangan ke 3, Batalnya Pernyataan bahwa Warga Sipil Amerika adalah ABRIYA’ (secara mutlak)Posted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam Leave a Comment

Rate This

Pembagian manusia menjadi sipil (madani) dan militer adalah pembagian model baru yang tidak ada dasar syari’atnya di dalam ajaran Islam sama sekali. Adapun pembagian manusia menurut Syar’i adalah bahwa manusia dibagi menjadi dua, yaitu :Al Muqotilah (laskar pejuang), yaitu para laki-laki yang telah mencapai usia 15 tahun atau lebih. Secara syar’i mereka disebut Muqotilun (pejuang) meskipun mereka tidak turut serta dalam berperang.Ghoiru Al Muqotilah (Non Pejuang), yaitu anak-anak yang belum baligh (dibawah 15 tahun), para wanita, orang-orang tua yang telah lanjut usia dan mereka yang menderita penyakit kronis (yang tahan lama) sehingga ia tdak mampu berperang (dari laki-laki yang baligh), seperti orang-orang buta, pincang, tuli dan semisalnya. Namun siapa saja di antara mereka yang berpartisipasi dalam perang baik dengan perkataan maupun perbuatannya maka pada saat itu mereka termasuk golongan Muqotilah.

Dengan pemahaman ini anda mengetahui bahwa para wanita Amerika, Inggris dan Israil dan yang semisal dengannya (dari berbagai negara) dapat dikategorikan sebagai Pejuang karena para wanita itu pernah mengikuti program kemiliteran bersama dengan para militer di negeri yang bersangkutan. Dan bila di antara wanita itu ada yang tidak turut serta/terlibat dalam membantu militer mereka, maka mesti berhatihati (agar tidak membunuh mereka).

Inilah keterangan dari saya bahwa selain pejuangpun, bila mereka ikut berperang maka dibunuh. Hal ini tidak ada perbedaan pendapat di kalangan Fuqaha’. Lebih jelasnya anda dapat melihat di Bab Al Jihad di dalam Kitab Al Mughni tulisan Ibnu Qudamah Al Hanbali dan juga terdapat di dalam kitab-kitab Fiqih lainnya.

Karena itu tidak benar bila warga sipil Amerika itu abriya’, bahkan sebagian besar kaum laki-laki dan wanita dari mereka adalah Muqotilah (pejuang) menurut kacamata Syar’i. Bagaimana tidak demikian …. Sedangkan setelah kejadian ledakan WTC 11 September 2001, pihak Amerika meminta pendapat rakyatnya secara umum yang pada akhirnya mayoritas penduduknya menguatkan keputusan pemimpin Amerika yang Salib, George W Bush untuk menghajar Afghanistan.

Adapun Abriya’ yang sesungguhnya adalah para kanak-kanak dari rakyat Amerika dan orang-orang muslim yang berbaur dengan mereka karena tujuan Syar’i yang mubah seperti dagang dan semisalnya.

Page 64: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Terhadap para Abriya’ ini, maka sesungguhnya tidak ada dosa sedikitpun bila mereka terbunuh dan urusan mereka pada hari kiamat diserahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dzat Yang Maha Mengetahui dengan segala yang ghaib.

Dalil tentang Abriya’ dari kalangan anak-anak yang terbunuh adalah : Hadits Ash Sha’b bin Jatstsamah yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim.

ل� ئ و�ل� س� س� �ه الله ص�ل�ى الله ر� �ي Eم� ع�ل ل ار ي ع�ن و�س� �ن� م ن� الذ�ار� ي ر ك �م�ش� �و�ن� ال �ت �ي �ب �و�ن� ي �ب �ص ي ه م� م ن� ف�ي ائ س� ن

ه م� ار� �ه�م� ه�م� : ف�ق�ال� و�ذ�ر� م ن

“Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang wanita-wanita dan anak-anak orang musyrikin (pada saat) pasukan kaum muslimin menyerang kaum musyrikin di waktu malam sehingga (diantara wanita-wanita dan anakanak mereka) ada yang terbunuh, maka Nabi menjawab, “Mereka adalah bagian dari bapak-bapak mereka.”

Kondisi ini terjadi pada saat pasukan kaum muslimin berhalangan/tidak bisa membedakan atau memilah-milah antara kaum musyrikin yang muqotilah dan yang bukan, sehingga pada saat itu anakanak dan wanita yang tergolongan bukan muqotilah dihukumi seperti wali-wali mereka di dalam kekufuran. Dan bahwasanya tidak ada dosa sedikitpun bila sampai membunuh mereka jika memang pasukan kaum muslimin kesulitan membedakan/memilah-milah di antara mereka.

Dari sini berkembanglah cabang masalah yang lain, yaitu tentang Tatarrus dan bolehnya membunuh tameng hidup berupa orang-orang kafir yang bukan muqotilah bila mereka digunakan tameng/pelindung bagi kafir Muqotil. Hal semacam inilah yang saat ini kita kenal dengan “Ad Duru’ Al Basyariyah”.

Adapun bila ada warga muslim yang terbunuh di tengah-tengah warga kafir, maka hal itu ma’dzur (diampuni), lalu ia akan dibangkitkan oleh Allah menurut kadar amalnya pada hari kiamat kelak. Hal ini didasarkan hadits Ibnu Umar berikut :

ذ�ا ل� إ �ز� �ن t الله أ ق�و�م ; ب ص�اب� ع�ذ�ابا� �ان� م�ن� الع�ذ�اب� أ �ه م� ف ك �م� ي �و�ا ث �ع ث ه م� ع�ل�ى ب �ع�م�ال أ

“Apabila Allah menurunkan adzab kepada suatu kaum niscaya adzab itu menimpa siapa saja yang ada di tengah-tengah kaum itu, kemudian mereka akan dibangkitkan menurut amal mereka besok pada hari kiamat.” (Muttafaq’Alaihi)

Dan juga hadits Ummu Salamah tentang pasukan yang menyerang Ka’bah lalu Allah membenamkan pasukan itu di sebuah padang pasir yang ada di atas permukaan bumi, padahal di antara mereka ada yang dipaksa ikut dan bahkan tidak termasuk dari pasukan itu. Maka Nabi Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barisan pertama hingga terakhir, semuanya dibenamkan ke bumi, kemudian mereka dibangkitkan di hari kiamat menurut niat mereka.” (Muttafaq ‘Alaihi)

Ibnu Taimiyah telah memperinci masalah (hadits ini), terkait dengan fatwa terhadap Tartar yang tertuang di jilid 28 di dalam kitab Majmu’ Fatawa karangan beliau.

Page 65: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Kesimpulan masalah ini adalah :

Bahwa berbaurnya orang yang tidak berhak dibunuh dengan orang yang berhak dibunuh tidak dapat menghalangi/melarang bolehnya membunuh semua orang yang berbaur itu manakala ada/terjadi kesulitan di dalam membedakan/ memilah-milah di antara mereka. Jadi tidak benar bila warga sipil (kafir) itu dihukumi Abriya’ (secara mutlak).

Lalu bagaimana dengan Abriya’ yang telah dikubur di Bosnia yang jumlahnya ribuan itu? Bagaimana dengan Abriya’ di Irak, Palestina, Chechnya, Afghanistan dan yang lainnnya?

Sensus membuktikan bahwa lebih dari separoh pengungsi di dunia hari ini terdiri dari orang-orang muslim! Apakah darah muslim murah sedangkan darah orang kafir mahal? Ataukah korban pembunuhan dan kesedihan hanya ditaqdirkan bagi kaum muslimin saja?

Timbangan ke 4, Diharamkan Bersedih hati (Berduka cita) dan Berbela Sungkawa Atas Apa Yang Menimpa Negara AmerikaPosted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam Leave a Comment

Rate This

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan adzab-Nya kepada Amerika berupa ledakan dahsyat (di WTC dan sekitarnya), maka dengan begitu cepatnya para penguasa negara di dunia dan pemimpin organisasi-organisasi Islam yang ada di Amerika, Kanada dan Eropa mengumumkan pernyataan sikap mereka, yaitu bahwa mereka mengingkari/menolak (berbagai bentuk terorisme /gerakan mengentarkan orang kafir) dan mengungkapkan kesedihan dan bela sungkawa yang mendalam bagi bangsa Amerika. Perbuatan seperti ini jelas diharamkan dalam ajaran Islam. Dalil-dalilnya adalah:

Pertama, Allah Subhanahu wa Ta’ala pernah berkata kepada Nabi Shallallohu ‘alaihi wa sallam.� س� ف�ال

� �أ ع�ل�ى ت �ق�و�م �اف ر ين� ال �ك ال

” maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.” (Al Maidah : 68)

Kedua, Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepada Nabi Musa ‘Alaihis salaam :

� س� ف�ال� �أ ع�ل�ى ت �ق�و�م ق ين� ال �ف�اس ال

“Maka janganlah kamu berduka cita atas apa yang menimpa kaum yang fasiq.” (Al Maidah :26)

Page 66: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Ketiga, Tatkala Allah menimpakan adzab kepada penduduk Madyan berupa gempa yang dahsyat sehingga mereka semua hancur binasa, maka Nabi Syu’aib berkata :

�ف� �ي t ع�ل�ى ء�اس�ى ف�ك �اف ر ين� ق�و�م ك

“Bagaimana aku bisa bersedih hati atas apa yang menimpa orang-orang kafir?” (Al A’rof : 93)

Begitulah ajaran para Nabi, yaitu diharamkan bersedih dan berduka cita serta berbela sungkawa atas apa yang terjadi/menimpa orang-orang kafir baik berupa adzab, musibah, kecelakaan, gempa dan semisalnya.

Keempat, Begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ل�وه�م� �ه�م� ق�ات �ع�ذUب �د الله� ي ي� أ �م� ب �خ�ز ه م� يك �م� و�ي ك �نص�ر� �ه م� و�ي �ي ف ع�ل �ش� t ص�د�ور� و�ي ين� ق�و�م م�ؤ�م ن

“Perangilah orangorang kafir itu, niscaya Allah akan mengadzab mereka dengan tangantangan kalian, akan menghinakan mereka dan memenangkan kalian atas mereka, serta Dia akan menyembuhkan (duka cita) yang ada di dada orang-orang yang beriman.” (At Taubah : 14)

Maka siapapun yang hatinya berlawanan dengan ayat di atas sehingga ia berduka cita atas adzab yang menimpa orang-orang kafir, ia tidak pantas disebut orang mukmin dan tidak ada kemuliaan padanya.

Penyakit ini disebabkan hanya karena lemahnya iman, kebodohan terhadap agama dan hilangnya kecemburuan (ghirah) dan fanatisme agama Islam. “Maka janganlah engkau bersedih hati atas apa yang menimpa orang-orang kafir.”Timbangan ke 5, Siapa Saja Yang Berkoalisi Bersama Negara Amerika Untuk Memerangi Kaum Muslimin Maka Dia Telah KafirPosted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam [2] Comments

1 Votes

Siapa Saja Yang Berkoalisi Bersama Negara Amerika Untuk Memerangi Kaum Muslimin Maka Dia Telah Kafir. Ini tidak khusus dengan Negara Amerika saja, bahkan barangsiapa yang membantu orang kafir (seperti penguasa-penguasa murtad) guna memerangi kaum muslimin berarti dia telah kafir pula.

Adapun dalil-dalilnya adalah :

Al Maidah : 51

Page 67: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

�ه�ا ي� �اأ �ذ ين� ي �وا ال � ء�ام�ن �خ ذ�وا ال �ت �ه�ود� ت �ي ى ال �ص�ار� �آء� و�الن ي و�ل

� �ع�ض�ه�م� أ �آء� ب ي و�ل� �ع�ضt أ �ه�م و�م�ن ب �و�ل �ت �م� ي �ه� مUنك ن �ه�م� ف�إ ن� م ن إ

�ه�د ي الله� �ي �ق�و�م� ال م ين� ال الظ�ال

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orangorang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia. Sebagian mereka adalah teman setia bagi sebagian yang lain. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai teman setia, niscaya ia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orangorang zhalim.” (AlMaidah : 54)

Al Maidah : 54

�ه�ا ي� �اأ �ذ ين� ي �وا ال �د� م�ن ء�ام�ن ت �ر� �م� ي ه ع�ن� م نك و�ف� د ين ي ف�س� �ت �أ t الله� ي ق�و�م �ه�م� ب ب �ح �ه� ي �ون ب �ح �ةt و�ي �ذ ل ين� ع�ل�ى أ �م�ؤ�م ن ال

tة �ع ز� �اف ر ين� ع�ل�ى أ �ك اه د�ون� ال �ج� يل ف ي ي ب � الله س� اف�ون� و�ال �خ� �و�م�ة� ي t ل م �ئ يه الله ف�ض�ل� ل ك� ذ� آل �ؤ�ت آء� م�ن ي �ش� ي

ع� و�الله� يم� و�اس ع�ل

“Wahai orang-orang yang beriman barangsiapa di antara kalian murtad (keluar) dari agamanya, niscaya Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai Allah, berlemah lembut terhadap orang-orang yang beriman dan tegas terhadap orang-orang kafir, berjihad di jalan Allah dan tidak takut terhadap celaan orang-orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang telah Dia anugerahkan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah itu Maha Luas KaruniaNya dan Maha Mengetahui. (AlMaidah : 54)

Jadi, Allah menjelaskan bahwa barangsiapa berwala’ (mengambil teman setia) terhadap orangorang kafir maka ia termasuk golongan mereka. Artinya bahwa orang tersebut divonis kafir seperti mereka.

Hal ini dikuatkan dengan firman Allah yang lain yang senada dengan itu (Al Maidah : 54) Menolong, membela dan berwala’ dapat dipahamisebagaimana firmanNya:

�ان� �ه�م و�م�اك �آء� مUن� ل ي و�ل� �ه�م أ ون �نص�ر� الله د�ون مUن ي

“Dan mereka tidak memiliki wali-wali (penolong-penolong) yang akan menolong mereka selain Allah swt.” (Asy Syura :46)

Maka barangsiapa membela orang-orang kafir di atas kekufuran mereka atau menolong mereka untuk memerangi kaum muslimin berarti ia telah kafir.

Pemahaman ini membawa konsekuensi, yaitu kafirnya pemerintahan-pemerintahan yang mengira bahwa mereka muslim, seperti pemerintah Pakistan dan negara-negara Teluk dan yang lainnya (misalnya Indonesia).

Negara-negara tersebut sebelumnya adalah negara kafir, karena mereka mengatur rakyatnya dengan undang-undang selain yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun negara-negara yang aslinya kafir, maka kekufuran mereka sangat jelas, namun kekafiran mereka semakin bertambah manakala mereka memerangi kaum muslimin.

Sejak kurang lebih satu abad yang lalu, di bawah pimpinan Asy Syarif Husain Syarif Makkah dan anak-anaknya, penjajah Inggris itu telah memimpin negara Arab untuk memerangi orang-orang Turki

Page 68: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Utsmani di Syam dengan menamakan diri mereka, “AtTsaurah Al Arabiyyah Al Kubra” (Revolusi Arab yang terbesar). Padahal revolusi ini lebih tepat disebut “Al Khiyanah Al Gharbiyyah Al Kubra” (Pengkhianatan Barat yang terbesar). Merekapun akhirnya dapat menguasai negeri Syam (Palestina) dan mengusir orangorang Turki Utsmani dari tempat itu pada tahun 1916-1918.

Tidak ada pernyataan yang keluar dari komandan kafir Inggris “Lord” selain ucapan, “Inilah, sesungguhnya Kami telah kembali wahai Shalahuddin.”

Dan Inggris pun menyerahkan Palestina ke tangan najis Yahudi. Sedangkan Perancis mengambil alih Suriyah dan Libanon. Sementara Inggris mengambil alih Irak dan Yordania pada perjanjian “Saix Piccot”, merekapun akhirnya membuang Asy Syarif Husain ke Qobras (negeri Nashara) setelah sebelumnya mereka menjanjikan kursi kerajaan Arab untuknya. (Murasalat Al Husain)

Perancis tidak bisa memasuki Suriyah dan Libanon (pada tahun 1920) sesuai perjajian Saix Piccot kecuali melalui pasukan yang terdiri dari Muslimin Tunisia dan Al Jazair (yang menjadi jajahannya) Perancis tidak pernah memerangi orang-orang Al Jazair (pada perang kemerdekaan 1954-1962 yang di dalamnya telah gugur sejuta syuhada’) tanpa perantara sekutusekutu mereka dari orangorang Al Jazair. Juga yang disebut dengan Al Harakiyyun. Jumlah mereka yang masih hidup ada 1/4 juta orang beserta orangorang Perancis tatkala mereka ditarik kembali ke Perancis dari Al Jazair.

Dan tidaklah Amerika memerangi Irak dan menghancurkannya melainkan dengan tentara-tentara Mesir dan Suriyah yang mengaku beragama Islam! Dan Amerika terus menerus menggempur Irak dengan jet-jet tempurnya yang bertolak dari negara-negara yang mereka sebut Islami seperti Kuwait, Saudi Arabia dan Turki.

Dan pada hari ini Amerika menggempur Afghanistan dari bumi Pakistan yang mereka sebut Islami juga. Dan mereka akan memerangi Afghanistan (Thaliban) dengan tangan-tangan orang Afghanistan yang dikenal dengan Aliansi utara (yang terdiri dari pasukan Rabbani Dustum).

Dahulu, kaum Salib pun bisa berkuasa di pantai Syam (pada perang Salib yang pertama) juga hanya disebabkan oleh pengkhianatan para wali kota syam dan koalisi yang mereka bangun dengan Nashara.

Andalusia (Spanyol) juga jatuh ke tangan Nashara hanya disebabkan pengkhianatan para kepala suku yang berkoalisi dengan mereka. Di setiap kesempatan, orang kafir selalu menjadi pihak yang beruntung sedang kaum muslimin menjadi pihak yang merugi/kerugian wilayah, personal dan harta benda. Dan dapat dikatakan, bahwa mereka telah merugi dalam agama mereka dengan kekufuran dan kemurtadan yang menyelimuti mereka disebabkan mereka berwala’ (menjadikan teman setia) terhadap orangorang kafir.

Adapun negara-negara kafir yang memberkati serangan Amerika terhadap Afghanistan dapat dipastikan bahwa masing-masing mereka memiliki kepentingan! Kanada, Inggris dan Australia berkoalisi dengan Amerika demi fanatisme Salib!

Page 69: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Perancis dan Libanon memberi bantuan guna mendapatkan wewenang di dalam menetapkan masa depan Afghanistan ke depan. Turki menawarkan bantuannya agar Amerika membantumereka di dalam mewujudkan keinginannya untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Uzbekistan memberi bantuan demi membela Abdur Rasyid Dustum Al Uzbeki.Tajikistan memberi bantuan demi membela Rabbani. Dan semua negeri di sebelah utara Afghanistan membantu Amerika untuk melawan Thaliban karena khawatir adanya bala bantuan yang akan memenangkannya.

Pakistan membantu Amerika agar dapat tetap menguasai Kashmir dengan dukungan Amerika, sekaligus mendapatkan wewenang/kesempatan untuk menentukan masa depan Afghanistan kedepan.dan untuk memutus jalur Aliansi utara dalam merebut kekuasaan.

Adapun Rusia dan Cina memberi dukungan kuat Amerika agar Amerika menutup rapat kejahatan kemanusiaan/pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan kedua negera tersebut dan harapan mereka agar Amerika benar-benar tumbang dan terhina di Afghanistan sebagaimana dahulu pernah keok di Vietnam.

Sedangkan negara-negara Teluk, maka mereka membantu Amerika laksana seorang budak yang ikut tuannya. Karena Amerikalah penanggung jawab yang akan selalu menjaga singgasana-singgasana mereka. Penguasa-penguasa negeri Teluk ini yang telah lama menjadi raja-raja bagi bangsabangsa mereka. Namun mereka hanyalah laksana budak yang selalu taat kepada Tuannya. Kalau dahulu tuannya bernama Inggris, sedangkan sekarang Amerika!

Dahulu, masa depan negara-negara teluk disetir dan ditentukan oleh Perwakilan Raja Inggris yang ada di India (kurang lebih satu abad yang lalu). Sedangkan pada hari ini berada di Washington.

Kesimpulannya :Bahwa siapa saja yang berkoalisi bersama orang-orang kafir seperti Amerika dan yang lainnya guna memerangi kaum muslimin, maka sesungguhnya ia telah kafir, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala surat Al Maidah 51. 2 Tanggapan to “Timbangan ke 5, Siapa Saja Yang Berkoalisi Bersama Negara Amerika Untuk Memerangi Kaum Muslimin Maka Dia Telah Kafir”Zaid Says:

September 4, 2009 at 5:24 pm

aslmkm…

ijin copy artikel2 nya ya…Balas Canon-A Says:

September 5, 2009 at 4:41 am

Page 70: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Inti yang bisa diambil dari artikel ini yaitu mereka2 kaum kufar dan pengikutnya kaum munafik adlah pecinta2 dunia dan mereka sungguh menjadi musuh para pecinta akhirat.

Timbangan ke 6, Kesalahan FATAL bila menyebut Negara-negara Barat dengan nama “Dunia Berperadaban” (Al ‘alam Al Mutahadhir)Posted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam 1 Comment

Rate This

Amerika dan negara-negara barat menamakan diri mereka sebagai negara yang berperadaban. Hal ini terjadi disebabkan mereka terpedaya oleh kemajuan ilmu-ilmu duniawi dan teknologi yang telah mereka capai.

Dengan hal itulah orang-orang kafir di setiap zaman terpedaya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

�م� �ف�ل وا أ ير� �س ر�ض ف ي ي� �أل وا ا �نظ�ر� �ف� ف�ي �ي �ان� ك �ة� ك �ذ ين� ع�اق ب ه م� م ن ال �ل �وا ق�ب �ان �ر� ك �ث ك

� �ه�م� أ د� م ن �ش� ا ق�و�ة; و�أ �ار; و�ء�اثر�ض ف ي

� �أل �ى ا �غ�ن �ه�م ف�م�آأ �وا ع�ن �ان �ون� م�اك ب �س �ك ي

“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang sebelum mereka. Adalah orangorang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan lebih banyak bekasbekas mereka di muka bumi. Maka apa yang mereka usahakan itu sama sekali tidak bisa menolong mereka.” (Al Mukmin :82)

Dan yang benar adalah bahwa negara-negara kafir ini lebih pas disebut penduduk bumi yang sesat dan berada di dalam kegelapan (Ahludh Dhalal wazh Zhulumat)! Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

�ذ ين� وا و�ال �ف�ر� �آؤ�ه�م� ك ي و�ل� �ه�م الط�اغ�وت� أ �خ�ر ج�ون �ور مUن� ي ل�ى الن �م�ات إ ك� الظ�ل �ئ و�ل

� ص�ح�اب� أ� �ار أ ف يه�ا ه�م� الن

د�ون� ال خ�

“Dan orang-orang kafir itu adalah teman setia para thaghut yang akan mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan, mereka itulah para penduduk neraka, di dalamnya mereka dalam keadaan kekal.” (Al Baqarah :257)

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.�م�ا ن �ون� إ ر ك �م�ش� �ج�س�� ال ن

“Hanya saja orangorang musyrik itu najis.” (At Taubah :28)

Page 71: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Dan mereka itu jauh lebih sesat dan hina dari binatang dan hewan. Mereka …. membolehkan zina dan homoseks atas nama kebebasan/hak asasi! Di mana prinsip semacam ini kadang ditolak oleh sebagian binatang.

Imam Al Bukhari telah meriwayatkan dari Maimun bin Mahran, yaitu bahwa di zaman Jahiliyah dia pernah melihat kera yang berzina, lalu berkumpullah kera-kera lain dan kemudian merajamnya. Imam Muslim meriwayatkan hadits yang serupa dengan ini dari Abu Roja’ Ath Tharidi.

Maka bila negara-negara kafir itu menamakan diri mereka sebagai Al ‘Alam All Mutahadhir (Dunia yang berperadaban) maka penamaan semacam ini hanyalah membolak balik nama dari hakekat sebenarnya. Artinya apa yang mereka sebutkan itu menunjukkan kebalikan/lawan yang justru menjadi sifat asli mereka. Sebagaimana firman Allah swt tentang Yahudi dan Nasrani:

�ه�ود� و�ق�ال�ت �ي ى ال �ص�ار� �ح�ن� و�الن �اؤ�ا ن �ن �ب �اؤ�ه� الله أ ب �ح و�أ“Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasihkekasihNya.” (Al Maidah : 18)

Lihatlah penilaian dan penamaan mereka terhadap diri mereka (pada ayat di atas). Padahal pada saat yang sama Allah jugaberfirman bahwa mereka adalah Al Maghdhuub dan Adh Dhaalliin (Kaum yang dimurkai dan Tersesat) (Al Fatihah : 7)

Jadi tidak benar bila mereka disebut Dunia yang berperadaban, tetapi yang tepat mereka disebut Ahludh Dhalal wazh Zhulumat wan Najasat (Penduduk bumi yang sesat, gelap dan najis). Mereka adalah teman-teman setia setan dan kerajaan Iblis! Satu Tanggapan to “Timbangan ke 6, Kesalahan FATAL bila menyebut Negara-negara Barat dengan nama “Dunia Berperadaban” (Al ‘alam Al Mutahadhir)”noego08 Says:

Agustus 31, 2009 at 3:27 am

good.. jgn lpa di link yah..http://noego08.wordpress.com/Timbangan ke 7, Hukum/ Undang-Undang Internasional adalah Thoghut Yang Disembah Selain Alloh SWT.Posted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam Leave a Comment

Rate This

Page 72: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Istilah ini (Undang-undang Internasional) telah menyebar luas dan selalu di ulang-ulang orang kafir dan kaum muslimin yang membebek mereka, khususnya sejak terjadi perang antara Irak dan Kuwait tahun 1990.

Dengan fakta ini, akhirnya hukum internasional benar-benar merupakan kehendak Amerika dan hasil ketetapan-ketetapannya. Hanya saja kehendak dan ketetapan ini tidak bersumber dari Washington, melainkan dari Dewan Keamanan PBB yang bermarkas di New York Amerika Serikat.

Dewan inilah yang mengumpulkan kelima negara besar yang najis itu. Bila Amerika berkeinginan untuk memperluas daerah di dalam suatu perkara, maka ia mengumpulkan koalisi yang lebih luas di Dewan Keamanan PBB, seperti koalisi 30 negara untuk menginvasi Irak. Juga koalisi sejumlah negara yang dipimpin Amerika untuk menginvasi Afghanistan. Sehingga yang terlihat di mata dunia bahwa Amerika tidak bertindak sendirian di dalam mengambil keputusan, tetapi biar dianggap sebagai keputusan bersama negaranegara di dunia atau mayoritas negaranegara di dunia. Dan dari sinilah Amerika menyebut keputusan itu sebagai Hukum Internasional.

Hukum Internasional yang thaghut ini hanya diterapkan bagi negara-negara lemah saja. Dengan dalih hukum internasionallah, Irak dan Afghanistan diserang, Libya dan Sudan diembargo. Adapun negara-negara kuat dan penjilat seperti Israil, maka Hukum Internasional itu mandul dan tidak pernah berlaku.

Karenanya… Haram bagi setiap muslim, baik sebagai individu maupun negara bila mengakui hukum internasional ini atau meminta agar hukum ini diterapkan ataupun menghormatinya. Sebab, ini semua merupakan Kufur Akbar yang benar-benar dapat mengeluarkan seseorang dari agama Islam alias murtad!

Lalu bagaimanakah kita menyikapi? Sementara pada saat yang sama justru hukum internasional ini digembargemborkan oleh sebagian Masyayikh (para syaikh) dan diikuti orang-orang awam dengan latah, seraya membebek para raja dan pimpinan-pimpinan mereka.

Keterangan untuk persoalan ini adalah bahwa Hukum Internasional itu sebenarnya merupakan hukum-hukum yang dibuat oleh manusia-manusia kafir dengan bersumber hawa nafsu-hawa nafsu mereka tanpa ada ikatan sedikitpun dengan syari’at Islam! Dan mereka menjadikan hukum-hukum itu sebagai sesuatu yang harus ditaati di seluruh dunia.

Maka hukum-hukum internasional itu dapat dipastikan sebagai Thaghut yang memutuskan dan menjadi landasan hukum bagi pihak yang berperkara yang secara terang merampas hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman :

�م� �ل ى� أ إل �ر� �ذ ين� ت ع�م�ون� ال �ز� �ه�م� ي ن� �وا أ �نز ل� ء�ام�ن م�آأ �ك� ب �ي ل �نز ل� إ �ل ك� م ن و�م�آأ �ر يد�ون� ق�ب �ن ي �م�وا أ �ك �حا �ت ل�ى ي إ

وا و�ق�د� الط�اغ�وت �م ر� �ن أ �ف�ر أ �ك ه وا ي �ر يد� ب �ط�ان� و�ي ي �ن الش� �ه�م� أ �ض ل ; ي �ال �ع يد;ا ض�ال ب

“Tidakkah Engkau melihat kepada orang-orang yang menyangka bahwa mereka telah beriman dengan apa yang telah diturunkan kepadamu dan apa yang telah diturunkan kepada sebelummu.

Page 73: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Mereka ingin berhukum kepada Thaghut sedangkan mereka benar-benar telah diperintahkan untuk mengkafirinya. Dan syaitan menginginkan agar dapat menyesatkan mereka dengan kesesatan yang jauh.” (AnNisa’ : 60)

Ini merupakan nash (pernyataan Allah) bahwa apa saja yang menjadi landasan hukum yang ia jelas bertentangan dengan syari’at Allah maka ia adalah Thaghut! Dan barangsiapa berhukum kepadanya berarti telah beribadah kepadanya dan mengimaninya. Tidakkah anda melihat firman Allah di atas “Sedangkan mereka benar-benar telah diperintahkan untuk mengkafirinya” Ini bermakna bahwa berhukum kepada Thaghut sama halnya dengan beriman kepadanya dan kebalikannya barangsiapa berhukum kepada Allah berarti mengkafiri Thaghut.

Demikian juga barangsiapa yang berhukum kepada sesuatu berarti ia telah beribadah kepada sesuatu itu tadi! Tidakkah anda melihat firman Allah.

ن �م� إ �ح�ك � ال ال م�ر� لله إ� �د�وا أ �ع�ب �ت �ال �اه� أ ي آلإ إ

“Hukum itu hanyalah milik jAllah, Dia memerintahkan agar kalian hanya beribadah kepadaNya saja.” (Yusuf : 40)

Maka di sini Allah menjelaskan bahwa mengesakan Allah di dalam masalah hukum dan berhukum adalah bentuk peribadatan yang diperintahkan. Dan siapa saja yang tidak menetapkan prinsip ini berarti telah kafir terhadap Allah. Sebab Islam seseorang tidak akan sah kecuali dengan mengkafiri Thaghut.

�ف�ر� ف�م�ن �ك الط�اغ�وت ي �ؤ�م ن ب �م�س�ك� ف�ق�د الله ب و�ي ت و�ة اس� �ع�ر� ال �ق�ى ب �و�ث ال“Maka barangsiapa kafir terhadap Thaghut dan beriman kepada Allah berarti telah berpegang teguh kepada Al Urwatul Wutsqo (Laa Ilaaha Illalloh).” (Al Baqarah : 256)

Dan yang termasuk Thaghut Hukum adalah Hukum Internasional, Hukum-hukum Positif dan Undang-undang buatan manusia. Dan siapapun yang membuatnya atau memutuskan perkara dengannya atau berhukum kepadanya atau meridhainya berarti ia telah kafir, sebagaimana penjelasan sebelumnya. Dan siapa saja yang berperang demi tegaknya hukum-hukum thaghut ini juga telah kafir, sebagaimana firmanNya:

�وا ل �و�اب� اد�خ� ب� �م� أ ه�ن د ين� ج� ال �س� ف يه�ا خ� ئ �و�ى ف�ب Uر ين� م�ث �ب �ك �م�ت ال

“Dan orangorang kafir itu, berperang di jalan Thaghut.” (An Nisa’ : 76)

imbangan ke 8, Hukum Positif adalah agama baru, Siapa Saja Yang Menjadikannya Sebagai Aturan atau Mengamalkannya Berarti Telah KafirPosted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam Leave a Comment

Rate This

Page 74: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Ad Dien (Agama), salah satu artinya adalah undang-undang hidup manusia dan aturan hidup bagi mereka, baik ia benar (Dienul Haq) atau salah (Dienul Bathil). Dalilnya adalah surat Al Kafirun.

�ه�ا ق�ل� ي� �اأ ون� ي �اف ر� �ك �د� آل }{ ال �ع�ب �د�ون� أ �ع�ب �م� }{ م�ات �نت �أ د�ون� و�آل �د� ع�اب �ع�ب �ا }{ م�آأ �ن �أ د�� و�آل �م� ع�اب �دت �م� }{ م�اع�ب �نت �أ و�آل

د�ون� �د� ع�اب �ع�ب �م� }{ م�آأ �ك �م� ل �ك د ين و�ل ي� د ين

“Katakanlah, “Wahai orangorang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kalian tidak menjadi penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak menjadi penyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian tidak menjadi penyembah apa yang aku sembah. Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku.” (Qs. Al Kaafirun:1-6)

Jadi Allah menamakan keyakinan kufur mereka dengan kata dien (agama). Dalil lain adalah :�غ و�م�ن �ت �ب �ر� ي غ�ي �م ال س� �أل ;ا ا �ل� ف�ل�ن د ين �ق�ب �ه� ي ة ف ي و�ه�و� م ن �خ ر� �أل ر ين� م ن� ا �خ�اس ال

“Dan barangsiapa mencari (memeluk) agama selain Islam niscaya tidak akan diterima dan dia termasuk orangorang yang merugi di akhirat.” (Ali Imran : 85)

Maka di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa ajaran agama selain Islam juga disebut dengan kata Dien (agama), hanya saja agama itu tidak akan diterima.

Dan manakala hukum-hukum positif itu menjadi undang-undang dan aturan hidup manusia di suatu negara yang dasar hukumnya berlandaskan hukum-hukum positif itu, maka hukum-hukum positif itu adalah agama mereka. Dengan begitu mereka telah kafir disebabkan mereka mengikuti agama selain Islam walaupun mereka mengira bahwa mereka masih berpegang terhadap satu ajaran dari ajaran-ajaran Islam.

Keadaan mereka itu seperti orang-orang kafir Arab di zaman Jahiliyah, di mana mereka masih berpegang kepada ajaran Nabi Ibrahim, yaitu dengan tetap berhaji ke Baitullah, sehingga akhirnya Nabi Muhammad Shallallohu ‘alaihi wa sallam pun melarang mereka dengan sabda beliau :

�ح�ج�ون� ال �ع�د� ي ب ر ك� الع�ام م�ش�“Setelah tahun ini (Fathu Makkah) tidak boleh ada seorang musyrik pun yang berhaji.”

Sabda beliau ini sebagai perwujudan dari perintah Allah dalam surat At Taubah, yaitu bahwa orang-orang musyrik itu najis tidak boleh dekat-dekat dengan Baitullah setelah tahun 9 Hijriyah.

Keadaan orang-orang muslim hari ini yang berpegang teguh dengan hukum-hukum positif, dan kaum kafir jahiliyah yang memegang ajaran Nabi Ibrahim dengan tetap berhaji itu bersesuaian dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

�ك م ن� ؤ اي م و ه ث أ ن� و ك ر ش م ه�م� و� إال بالله م� ر�“Dan tidaklah kebanyakan manusia itu beriman kepada Allah melainkan pasti mereka masih berbuat syirik.” (Yusuf :106)”

Page 75: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan shalat dan shiyam dan pada saat yang sama mereka beribadah kepada Thaghut (hukum-hukumnya) di dalam memutuskan suatuperkara atau membuat aturan. Tentu mereka telah kafir dengan itu semua.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

�ر يد�ون� �ن ي �م�وا أ �ك �حا �ت ل�ى ي وا و�ق�د� الط�اغ�وت إ �م ر� �ن أ وا أ �ف�ر� �ك ه ي ب

“Mereka hendak berhukum kepada Thaghut sedangkan mereka diperintahkan agar mengkafirinya.” ( An nisa :60 )

(Sebelumnya hal ini telah diterangkan) Dan bahwasanya berhukum dengan hukum Thaghut berarti telah beriman dan beribadah kepadanya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ن �م� إ �ح�ك � ال ال م�ر� لله إ� �د�وا أ �ع�ب �ت �ال آل أ إ �اه� ي إ

“Sesungguhnya hukum itu hanya milik Allah, Dia memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali hanya kepadaNya.” (Yusuf : 40)

Dan barangsiapa mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam hukum dan berhukum berarti telah beribadah kepadaNya saja.

Inilah hakekat Tauhid…!!!Dan barangsiapa berhukum kepada selain Allah berarti telah mengibadahinya dan menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ر ك� �ش� �ي �م ه ف ي و�ال �ح�د;ا ح�ك أ“Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutuNya dalam menetapkan keputusan.” (Al Kahfi : 26)

Ayat ini secara jelas menerangkan adanya larangan untuk mengambil sekutu bagi Allah di dalam menetapkan keputusan. Maka barangsiapa berhukum kepada selain syari’atNya berarti telah mengambil sekutu bagi Allah di dalam menentukan/mengambil keputusan. Ini jelas merupakan kesyirikan dan kekufuran yang paling besar. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

�م� و�م�ن �ح ل �م ي ل� ك �نز� م�آأ ك� الله� ب �ئ و�ال� ون� ه�م� ف�أ �اف ر� �ك ال

“Barangsiapa yang tidak berhukum dengan (kitab) yang telah diturunkan oleh Allah, berarti mereka telah kafir.” (Al Maidah : 44)

Ini merupakan nash yang jelas tentang kafirnya orang yang meninggalkan hukum Allah dan berhukum dengan selainnya. Seperti mereka yang memutuskan sesuatu dengan undang-undang atau hukum-hukum positif dan hukum internasional.

Ayat ini turun pada orang-orang Yahudi yang menyangka bahwa mereka beriman tetapi mereka tidak mau berhukum kepada hukum Taurat. Allah telah mewajibkan mereka agar merajam kasuszina muhshan (zina yang dilakukan oleh orang yang telah bersuami/beristri) dan mereka malah membuat hukum baru sebagai pengganti lalu Allah menghukumi/memvonis mereka dengan vonis kafir. Nash ayat ini bersifat umum dan berlaku bagi siapa saja yang melakukan hal seperti itu.

Page 76: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Fenomena hari ini yang terjadi di negeri-negeri Islam adalah sejenis/serupa dengan gambaran sebab turunnya ayat 44 surat Al Maidah. Yaitu adanya kaum yang menyangka dirinya beriman dan Islam sedangkan mereka justru meninggalkan hukum-hukum Allah dan berhukum dengan syari’at buatan mereka.

Anda jangan tertipu dengan orang yang berkata kepada anda bahwa yang dimaksud ayat itu adalah kufrun duuna kufrin (kufur ashghar) yang tidak mengeluarkan seseorang dari millah Islam! Sebab pendapat yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas ini adalah atsar yang dha’if (lemah), karena Hisyam bin Jubair meriwayatkan sendirian dan sekiranya ia benar dari Ibnu Abbas, tentu pendapat ini tertolak, sebab bertentangan dengan pendapat sahabat yang lain. Ibnu Mas’ud misalnya, beliau berpendapat, “Hal itu kufur.”

Dan bahwa ucapan sahabat itu tidak bisa mengkhususkan nash yang bersifat umum sebagaimana ucapan sahabat juga tdak bisa dijadikan hujjah bila bertentangan dengan ucapan sahabat yang lain, tetapi haruslah melalui proses Tarjih untuk menentukan mana yang lebih tepat.

Kata kufur pada ayat ini dalam bentuk ma’rifah (dengan Alif Lam) yang berarti Kufur Akbar. Dan kaidah-kaidah ushul ini sudah merupakan kesepakatan ahli ilmu.

Anda juga jangan tertipu dengan orang yang berkata, “Kufur yang dimaksud ayat ini adalah kufur Akbar tetapi khusus bagi orang yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah atau sebaliknya. Ini adalah kekeliruan yang banyak beredar di tengah-tengah umat Islam melalui nukilan-nukilan yang ada di kitab-kitab mereka. Jelas sekali bahwa pendapat ini tanpa dalil dan tanpa landasan ilmu dan keyakinan, tetapi lebih sekedar taklid/ikutikutan. Pendapat seperti ini bagian dari ucapan-ucapan Ghulatul Murjiah (kaum murjiah yang sudah parah kesesatannya) yang bocor dan berhasil masuk di kitab-kitab para Fuqoha’.

Pendapat seperti ini telah tertolak oleh ijma’ shahabat yang mengatakan bahwa dosa-dosa mukaffiroh (yang dapat menyebabkan pelakunya kafir) itu dapat mengkafirkan pelakunya walau hanya dengan terlaksana perbuatan dosa itu tanpa embel-embel apapun. Tanpa melihat ada tidaknya juhud atau istihlal (Ingkar/penghalalan yang haram). Misalnya meninggalkan shalat, sebagaimana yang telah dinukil oleh Ibnul Qoyyim di dalam kitabnya “Ash Sholat”.

Adapun dosa-dosa ghoiru mukaffiroh (tidak mengkafirkan pelakunya), seperti minum khamer maka pelakunya tidak dapat dikafirkan dengan perbuatannya itu bila tidak disertai penghalalan (istihlal). Sebagaimana ijma’ para sahabat terhadap Qudamah bin Mazh’un.

Dosa-dosa mukaffiroh itu dengan sendirinya dapat mengkafirkan pelakunya bila dilakukan. Inilah pemahaman yang benar yang didasarkan atas Nash Syar’i yang sehat/selamat. dari pertentangan/kesimpangsiuran dalil. Dan di antara contohnya adalah berhukum dengan selain hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Page 77: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Dengan kata lain, apa yang terjadi pada mayoritas umat Islam hari ini adalah jelas-jelas merupakan bentuk istihlal, yaitu penghalalan apa yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengatakannya sebagai hal yang mubah/boleh.

Mereka membolehkan berhukum dengan hukum-hukum positif bahkan mengharuskan penerapannya, padahal hal itu jelas-jelas diharamkan.

Mereka membolehkan riba, khamer dan zina dengan ridho padahal kesemuanya itu adalah haram secara qoth’i. Dan di dalam undang-undang buatan mereka dinyatakan bahwa tidak disebutkannya sesuatu perbuatan sebagai tindak kriminal/pidana menunjukkan bahwa hal itu boleh dilakukan.

Bila tadi telah saya katakan bahwa hukum-hukum atau undang-undang positif adalah agama baru, maka ini tidak berarti bahwa seluruh penduduk yang mana negaranya berhukum dengannya adalah kafir, tetapi yang divonis kafir adalah mereka yang menjadikannya sebagai aturan, yang memerintahkan dengannya dan yang mengambil keputusan dengannya serta yang ridho untuk berhukum kepadanya.

Lalu bagaimana dengan undang-undang perdagangan, undang-undang pekerjaan, undang-undang kepegawaian serta undang-undang hukum pidana buatan mereka. Dan ternyata semua undang-undang/hukumhukum positif itu bertentangan dengan Syari’at Islam.

Dan bagaimana dengan tidak diberlakukannya hukum-hukum had Syari’at secara menyeluruh di mayoritas negeri yang mengaku Islami?

Kesimpulan masalah ini adalah sebagai jawabannya :Pertama, Agar anda mengetahui bahwa negeri-negeri yang menyangka bahwa ia negeri Islam dan menginginkan agar diajak berkoalisi bersama Amerika adalah negara negara non Islam , karena negara-negara itu berhukum dengan hukum-hukum selain hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tentunya wajib hukumnya untuk menggulingkan para penguasanya, mencopotnya dan mengangkat penguasa-penguasa muslim di dalamnya, sebagaimana sabda Nabi Shallallohu ‘alaihi wa sallam :

�از ع� ال وأن� �ن �ه� األم�ر� ن و�ا أن� إال أه�ل �ر� ا ت �ف�ر; ا ك �و�اح; �م� ب �د�ك ن �ه الله م ن� ع ه�ان� ف ي �ر� ب

“Dan agar kami tidak merampas kekuasaan dari penguasa yang sah … kecuali bila kalian melihat kekufuran yang nyata (yang dilakukan oleh penguasa) dan kalian bukti/dalil yang kuat dari Allah tentang hal itu.” (Muttafaq ‘Alaihi)

Kedua, Setiap muslim wajib berusaha untuk mewujudkan hukum-hukum Alloh disetiap negerinya dan menghancurkan hukum-hukum positif tersebut, maka barangsiapa mau berusaha pasti mendapat pahala, sedangkan yang duduk-duduk pasti mendapat dosa kecuali orang-orang yang menderita udzurudzur Syar’i. Dan barangsiapa yang ridho terhadap mereka, maka ia adalah golongan mereka.

Page 78: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Timbangan ke 9, Demokrasi adalah Agama Baru, Barangsiapa mengikutinya atau mengajak kepadanya Berarti telah KafirPosted by abuqital1 under Terorisme Dalam Timbangan Islam 1 Comment

Rate This

Dalam buku beliau (Syaikh Abdul Qodir Bin Abdul Aziz) yang lain, penulis menerangkan : bahwa sistem demokrasi adalah sebuah sistem buatan manusia, yaitu prinsip mengatur rakyat oleh rakyat. Artinya bahwa kedaulatan itu sepenuhnya di tangan rakyat. Abul A’la Al Maududi menyebutnya dengan istilah “Haakimiyatul Jamaahir”.

Di dalam sistem demokrasi, yang bertindak sebagai pembuat undang-undang adalah rakyat melalui mayoritas wakil-wakilnya yang ada di parlemen. Undang-undang yang mereka buat itu selanjutnya menjadi aturan yang harus ditaati oleh seluruh rakyat. Karena itulah, maka demokrasi merupakan bentuk syirik (menyekutukan) Allah dan kufur akbar yang nyata, sebab sistem ini telah merampas hak tasyri’ (membuat aturan hidup) yang hanya boleh dimiliki Allah dan memberikannya kepada manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ن �م� إ �ح�ك � ال ال م�ر� لله إ� �د�وا أ �ع�ب �ت �ال آل أ �اه� إ ي إ

“Sesungguhnya keputusan (hukum/undang-undang) itu hanyalah milik Allah semata. Dia memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepadaNya saja.” (Yusuf : 40)

Kufurnya sistem demokrasi cukup dibuktikan dengan realita bahwa ketetapan-ketetapan/ keputusan-keputusan parlemen itu semuanya keluar atas nama rakyat bukan atas nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan karena inilah maka sistem demokrasi merupakan bentuk ta’lih /mempertuhan manusia yang nyatanyata diharamkan sebagaimana firmanNya:

� �خ ذ� و�ال �ت �ا ي �ع�ض�ن �ع�ض;ا ب ;ا ب �اب ب ر�� الله د�ون مUن أ

“Dan janganlah sebagian dari kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah.” (Ali Imran : 64)

(dikutip dari Al ‘Umdah hal. 176)

Tentang orang-orang Eropa yang memberlakukan sistem demokrasi itu, Al ‘Allaamah Ahmad Syakir berkata, “Dua ayat tentang musyawarah yaitu Ali Imran : 159 dan Asy Syuura : 38, hari ini telah dijadikan oleh orang-orang yang bermain-main dengan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala baik mereka berasal dari kalangan ulama’ maupun yang lainnya sebagai alat untuk menyesatkan dan berbagai takwil ngawur lainnya agar dapat mencocoki/sesuai dengan prinsip-prinsip yang mereka yakini dan sistem yang mereka pakai untuk mengibuli manusia yang mereka sebut dengan sistem demokrasi. Lalu dengan bermodal dua ayat inilah mereka yang bermain-main dengan agama itu menipu rakyat Islam atau siapa saja yang menisbatkan dirinya kepada Islam . Mereka mengucapkan

Page 79: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

kalimat yang benar tapi dengan tujuan batil. Dengan lantang mereka berkata, “Islam menyuruh agar bermusyawarah (berdasarkan dua ayat tadi).” Atau ucapan-ucapan lain yang semisal ini.

Benar, Islam memang memerintahkan untuk bermusyawarah. Tetapi perintah musyawarah itu ditujukan kepada Nabi Shallallohu ‘alaihi wa sallam dan siapa saja dari umatnya yang memegang tampuk kekuasaan, yaitu agar musyawarah itu berlaku di kalangan orang-orang sholih yang benar-benar menegakkan hukum-hukum Allah, bertaqwa kepada Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.Sebagaimana sabda Nabi Shallallohu ‘alaihi wa sallam :

�ن ي ي �ل �ي �م� ل �ك �و م ن و�ل� أ �ه�ى األح�الم و�الن

“Hendaklah yang berada di belakangku orangorang yang dewasa dan pandai agama.”

Jadi musyawarah itu tidak berlaku bagi kaum atheis/sekuler yang jelas-jelas memerangi Agama Allah, maupun orang-orang yang suka berbuat kefasikan yang tidak pernah mengingkari perbuatan-perbuatan mungkar. Dan juga bukan orang-orang yang menyangka bahwa dirinya berhak membuat aturanaturan dan undang-undang yang bertentangan dengan agama Allah danmenghancurkan Syari’at Islam yang mana keadaan mereka antara kafir dan fasik, yang lebih pas diberi hukum pancung atau cambuk, bukan diberi kedudukan sebagai anggota musyawarah dan tukar menukar pendapat. (Al Umdah : 185186)

Karena sistem demokrasi ini benar-benar memberikan kekuasaan kepada rakyat di dalam membuat aturan-aturan dan undang-undang yang harus ditaati oleh manusia, maka sistem ini jelas-jelas telah menjadi Ad Diin Al Jadiid (agama baru), yang telah mengkafirkan/membuat murtad banyak orang disebabkan mereka memeluknya.

Karena itulah maka kami memutuskan bahwa haram hukumnya berpartisipasi di dalam pemilihan anggota legislatif dalam bentuk apapun, baik dengan mencalonkan diri sebagai wakil rakyat atau ikut nyoblos, atau menjadi juru kampanye dan lain-lain. Karena siapapun yang terlibat di dalamnya tidak akan lepas dari kekufuran, atau berwala’ kepada orang kafir atau membela sistem kafir mereka.

�ه�م و�م�ن �و�ل �ت �م� ي �ه� مUنك ن �ه�م� ف�إ م ن“Barangsiapa di antara kalian yang berwala’/menjadi teman setia mereka berarti ia menjadi golongan mereka.” (Al Maidah : 51)

Atau paling tidak “membantu perbuatan dosa”, Allah berfirman :�وا �ع�او�ن �ت ع�ل�ى و�ال �م ث �إل �ع�د�و�ان ا �ق�وا و�ال ن� الله� و�ات د يد� الله� إ �ع ق ش� اب ال

“Dan janganlah kalian tolong menolong di atas dosa dan permusuhan.” (Al Maidah : 2)

Dan dalam hal ini, semua bentuk takwil/anggapan dan klaim akan tertolak! Misalnya anggapan adanya kemaslahatan bila berpartisipasi di dalamnya.

Ini disebabkan, bahwa sekiranya syarat-syarat mencapai kemaslahatan itu terpenuhi, maka hal yang demikian ini masih di dalam tataran/lingkup ijtihad. Dan sama sekali tidak boleh ada ijtihad bila Nash telah ada.

Page 80: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Atau anggapan bahwa asalkan disertai niat yang benar, maka terlibat di dalam pemilu itu tidak mengapa. Ketahuilah bahwa Ahlul Ilmi telah sepakat, bahwa niat itu tidak bisa menghalalkan yang haram!! (Al Umdah : 191-192) Satu Tanggapan to “Timbangan ke 9, Demokrasi adalah Agama Baru, Barangsiapa mengikutinya atau mengajak kepadanya Berarti telah Kafir”rohmat Says:

Oktober 1, 2009 at 3:22 pm

Timbangan ke 9 tentang Demokrasi ini mirip dengan pernyataan sikap Amir JAT mengenai Demokrasi. Semakin menguatkan bahwa sebenarnya NII ini adalah JAT itu sendiri. benarkah demikian??

Abuqital1:NII dan JAT sangat berbeda. Negara Islam Indonesia adalah NAMA SUATU NEGARA sedangkan Jama’ah Anshorut Tauhid adalah NAMA SUATU PERGERAKAN JIHAD.

Adapun terhadap JAT, jika memang masih memegang PRINSIP HIJRAH dan AL WALA WAL BARO nya JELAS maka itu adalah saudara seperjuangan kami. Yang membedakan adalah belum adanya “koordinasi dan konsolidasi dalam SATU KOMANDO JIHAD” dibawah Pemerintahan NII yang sesuai Perundang-undangan NII.

Perlu akhi ketahui, sampai saat ini NII masih eksis walaupun NII dalam masa perang. Imam awal NII Asy Syahid S.M. kartosuwiryo tidak pernah menyatakan Pencabutan Proklamasi NII. Tidak seperti Sukarno mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah kepada Belanda.

Imam awal NII Asy Syahid S.M.K. juga tidak pernah menyatakan baik secara lisan maupun tulisan tentang NII itu sesat dan sejenisnya bahkan dalam persidangannya beliau bertanggungjawab penuh dunia akhirat terhadap NII pada saat itu.

Panduan ke 1 – Manusia dan Jin diciptakan untuk Ibadah Kepada AllohPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

Rate This

Alloh berfirman:�ق�ت� و�م�ا ل �ج ن� خ� نس� ال � و�اإل� ال �د�ون إ �ع�ب ي ل

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusiamelainkan supaya mereka menyembah-Ku..”(QS. Adz-Dzaariyaat:56)

Page 81: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Ibadah adalah melaksanakan syariat Alloh SWT yang disampaikan melalui lisan para Rosul-Nya — ‘Alaihimus Salam —; tidak ada satu umatpun dari makhluk Alloh melainkan telah diutus seorang Rosul kepada mereka. Alloh SWT berfirman:

�ق�د� �ا و�ل �ن �ع�ث �لU ف ي ب م�ةt آ� وال; أ س� �ن� ر� �د�وا أ �ع�ب �ه� ا �وا الل ب �ن ت الط�اغ�وت� و�اج�

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rosul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thoghut itu”. QS. An-Nahl:36Juga Alloh berfirman:

ن� م�ةt م ن� و�إ� ال أ �ذ یر� ف يه�ا خال إ ن

“Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” QS. Fathir:24

Agar hujjah Alloh SWT tegak terhadap makhluk-Nya sejak penciptaan Adam AS hingga datangnya hari kiamat, Alloh SWT berfirman:

س�ال ر ین� ر� Uش� � و�م�نذ ر ین� م�ب �ال �ون� لئ �ك �اس ی لن �ه ع�ل�ى ل �ع�د� ح�ج�ة� الل س�ل ب �الر“(Mereka Kami utus) selaku Rosul-Rosul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Alloh sesudah diutusnya Rosul-Rosul itu.” QS. An-Nisa’:165

Seorang Rosul diutus pada umat dimana ia hidup bersama mereka, sepeninggalnya nanti para pengikutnyalah yang menyampaikan risalah. Alloh SWT berfirman:

�ان� و�م�ا �ك� آ ب ى م�ه�ل ك� ر� �ق�ر� �ى ال ت �ع�ث� ح� �ب مUه�ا ف ي ی� وال; أ س� �وا ر� �ل �ت �ه م� ی �ي �ا ع�ل ن �ات آی

“Dan tidak adalah Robbmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang Rosul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka.” QS. Al-Qoshosh:59

Setelah seorang rosul meninggal, para pengikutnya mengemban amanahuntuk menyampaikan risalah sehingga hujjah Alloh SWT tetap tegak terhadap semua makhluk-Nya sebagaimana sabda rosul kita Muhammad SAW. Beliau bersabda:

Uغ� �ل �ب ي اه د� ل �م� الش� �ك ب� م ن �غ�ائ ال“Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”Beliau juga bersabda:

Uغ�و�ا �ل Uي ب �و� ع�ن �ة; و�ل آی“Sampaikanlah dariku meski hanya satu ayat.”Beliau juga bersabda:

�م�اء� �ع�ل �ل �ة� ا ث �اء و�ر� ي �ب �ن �أل ا“Ulama adalah pewaris para nabi.”Beliau juga bersabda:

� ال� ال �ز� �ف�ة� ت ي� م ن� ط�ائ م�ت� م�ة; أ م�ر ق�ائ

� أ الله ب“Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang melaksanakan perintah Alloh.”Semua hadits ini adalah shohih.Perintah kepada hamba adalah bersifat syar’i, artinya Alloh SWTmensyariatkannya melalui lisan para rosul-Nya, tetapi tidak selalunya semua makhluk menyambut perintah ini. Alloh SWT ciptakan makhluk untuk beribadah kepada-Nya serta memerintahkan hal itu melalui lisan para Rosul-Nya, kemudian para makhluk itu ada yang mau beribadah kepada Alloh SWT dan ada juga yang tidak.

Page 82: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Panduan ke 2 – Alloh SWT menciptakan manusia memang untuk berbedaPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

Rate This

Alloh berfirman:

�و� اء� و�ل �ك� ش� ب �ج�ع�ل� ر� �اس� ل م�ة; الن� ال�ون� و�ال و�اح د�ة; أ �ز� ی

ف ين� �ل ت � م�خ� ال ح م� م�ن� إ �ك� ر� ب ذ�ل ك� ر� �ق�ه�م� و�ل ل خ�“Jikalau Robbmu menghendaki, tentu Diamenjadikan umat yang satu, tetapi merekasenantiasa berselisih pendapat, kecuali orangorangyang diberi rahmat oleh Rabbmu. Danuntuk itulah Alloh menciptakan mereka”.(QS. Hud:118-119)

Artinya, Alloh SWT menciptakan mereka memang untuk berbeda, baik darisegi agamanya, keyakinan dan pendapatnya. Inilah tafsiran yang masyhur dan shohih dari ayat di atas sebagaimana dikatakan Ibnu Katsir (II/465)

Alloh SWT memang menghendaki makhluk-Nya terbagi kepada mukmindan kafir, sebuah kehendak kauniyah qodariyyah yang pasti terjadi.

Alloh SWT memang menghendaki makhluk-Nya terbagi kepada mukmindan kafir, sebuah kehendak kauniyah qodariyyah yang pasti terjadi. Alloh SWT berfirman:

�م�ا ن ه� إ م�ر�� ذ�ا أ اد� إ ر�

� ;ا أ �ئ ي �ن� ش� �ق�ول� أ �ه� ی �ن� ل �ون� آ �ك ف�ي“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” QS. Yaasin:82

Dan Alloh berfirman:�ان� م�ر� و�آ

� �ه أ ا الل ا ق�د�ر; م�ق�د�ور;“Dan adalah ketetapan Alloh itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” QS. Al-Ahzab:38

Maka makhlukpun terbagi kepada kelompok yang mukmin dan yang kafir.

Alloh SWT berfirman:

�ذ ي ه�و� �م� ال �ق�ك ل �م� خ� �ك �اف ر� ف�م ن �م� آ �ك م�ؤ�م ن� و�م ن“Dia-lah yang menciptakan kamu maka diantara kamu ada yang kafir dandiantaramu ada yang beriman.” QS. At-Taghobun:2

Semua ini terjadi setelah tadinya mereka semua beriman, berawal ketika

Page 83: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Alloh SWT ciptakan Adam AS sebelum akhirnya timbul kesyirikan pada diri anak Adam, sebagaimana firman Alloh SWT:

�ان� و�م�ا �اس� آ ال الن م�ة; إ� �ف�وا و�اح د�ة; أ �ل ت ف�اخ�

Dan Manusia itu dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.” QS. Yunus: 19

Ibnu Katsir berkata: Ibnu ‘Abbas berkata: “Rentang waktu antara Adam dan Nuh adalah sepuluh abad, semua orang berada di atas Islam, setelah itu terjadilah perselisihan antara mereka; di antara mereka ada yang mulai menyembah patung, membuat tandingan selain Alloh SWT dan beribadah kepada berhala-berhala; ketika ini terjadi maka Alloh mengutus para rosul dengan membawa ayat, keterangan serta hujjah-hujjah-Nya yang sangat jelas dan bukti-bukti-Nya yang tak terbantahkan,

ك� �ه�ل ي �ةt ع�ن� ه�ل�ك� م�ن� ل Uن �ي �ا ب ي �ح� �ةt ع�ن� ح�ي� م�ن� و�ی Uن �ي ب… agar yang binasa itu binasa atas keterangan yang nyata, dan yang hidup ituhidup atas keterangan yang nyata…” Sampai di sini perkataan Ibnu Katsir.Saya katakan: “Tatkala muncul kekufuran pada diri anak Adam, Alloh SWTmengutus para rosul, sebagaimana firman Alloh SWT:

�ان� �اس� آ م�ة; الن� �ع�ث� و�اح د�ة; أ �ه� ف�ب Uين� الل ي �ب ر ین� الن Uش� ل� و�م�نذ ر ین� م�ب �نز� �اب� م�ع�ه�م� و�أ �ك ت �ح�قU ال ال �م� ب �ح�ك ي ل

�ن� �ي �اس ب �ف�وا ف يم�ا الن �ل ت ف يه اخ�“Manusia itu adalah ummat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Alloh mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Alloh menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.” QS. Al-Baqoroh:213Meskipun Alloh SWT telah mengutus para rosul-Nya dengan membawaketerangan dan hujjah yang jelas, perselisihan yang bersifat qodari ini terus terjadi; manusia terbagi kepada kelompok mukmin dan kafir, peperangan antar dua kelompokpun tak terelakkan, sebagaimana firman Alloh SWT.

�ك� ل س�ل� ت ��ا الر �ن �ع�ض�ه�م� ف�ض�ل �ع�ضt ع�ل�ى ب �ه�م� ب �م� م�ن� م ن �ل �ه� آ ف�ع� الل �ع�ض�ه�م� و�ر� ج�اتt ب �ا د�ر� �ن �ي ع يس�ى و�آت

�ن� �م� اب ی �ات م�ر� Uن �ي �ب �اه� ال �د�ن �ی وح و�أ ر� �ق�د�س ب �و� ال اء� و�ل �ه� ش� �ل� م�ا الل �ت �ذ ین� اق�ت �ع�د ه م� م ن� ال �ع�د م ن� ب م�ا ب

�ه�م� اء�ت �ات� ج� Uن �ي �ب �ك ن� ال �ف�وا و�ل �ل ت �ه�م� اخ� �ه�م� آم�ن� م�ن� ف�م ن �ف�ر� م�ن� و�م ن �و� آ اء� و�ل �ه� ش� �وا م�ا الل �ل �ت �ك ن� اق�ت �ه� و�ل الل�ف�ع�ل� �ر ید� م�ا ی ی

“Rosul-Rosul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain; Di antara mereka ada yang Alloh berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Alloh meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada ‘Isa putera Maryam beberapa mu’jizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Alloh menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah Rosul-Rosul itu,sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Alloh menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Alloh berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” QS. Al-Baqoroh:253

Tidak ada seorang Rosulpun yang diutus melainkan pasti ada golongan darikaumnya yang kufur, bahkan Rosululloh SAW bersabda tentang sebagian nabi yang datang pada hari kiamat:

�ت ي �أ ي� و�ی �ب �س� الن �ي �ح�د� م�ع�ه� ل أ

Page 84: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“…dan datang seorang nabi sementara tidak ada seorangpun yang mengikutinya.” Muttafaq ‘Alaih, dari Ibnu ‘Abbas

Alloh SWT kisahkan kepada kita contoh dari hal ini, Alloh SWT berfirman:�ق�د� �ا و�ل �ن ل س� ر�

� ل�ى أ �م�ود� إ اه�م� ث �خ� ا أ ح; �ن� ص�ال �د�وا أ �ه� اع�ب ذ�ا الل �ص م�ون� ف�ر یق�ان ه�م� ف�إ ت �خ� ی“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru): “Sembahlah Alloh.” Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan.” QS. An-Naml:45

Tatkala rosul mengajak mereka untuk beribadah kepada Alloh SWT saja,maka mereka terpecah kepada dua kelompok dan terjadilah permusuhan antara mereka. Demikianlah hingga Alloh SWT tutup para rosul dengan diutusnya Muhammad SAW, manusia masih terbagi kepada mukmin dan kafir, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:

ق� و�م�ح�م�د� �ن� ف�ر� �ي �اس ب الن“…dan Muhammad telah ‘memecah belah’ umat manusia.” HR. Bukhori dari Jabir

Ini akan terus berlangsung hingga hari kiamat. Tapi meskipun Alloh SWT menghendaki makhluk-Nya terbagi kepada mukmin dan kafir dan ini pasti terjadi, namun kita (sebagai umat Islam) tetap percaya bahwa semua makhluk akan dihisab sesuai amalan yang telah mereka kerjakan sendiri, Alloh SWT berfirman:

و�ن� و�م�ا �ج�ز� ال ت �م� م�ا إ �نت �ع�م�ل�ون� آ ت“Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan” QS. Ash-Shoffat:39

Kita juga beriman bahwa Alloh SWT tidaklah sedikitpun menzalimi seseorang. Alloh SWT berfirman: ن� �ه� إ م� ال الل �ظ�ل �اس� ی ;ا الن �ئ ي �ك ن� ش� �اس� و�ل ه�م� الن �ف�س� �ن م�ون� أ �ظ�ل ی

“Sesungguhnya Alloh tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri.” QS. Yunus:44

Di dalam sebuah hadits qudsi disebutkan:�ا �اد ي� ی ب Uي ع ن م�ت� إ �م� ح�ر� �ف�س ي� ع�ل�ى الظ�ل �ه� ن �ت ع�ل �م� و�ج� �ك �ن �ي م;ا ب � م�ح�ر� �م�و�ا ف�ال �ظ�ال ت

“Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah haramkan kedzaliman pada diri- Ku, maka janganlah kalian saling menzhalimi.” HR. Muslim dari Abu Dzar ra.Panduan ke 3 – Dua Golongan, Mukmin dan Kafir yang saling BermusuhanPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

Rate This

Dengan terbaginya makhluk pada mukmin dan kafir, timbullah permusuhan antara kedua belah pihak.

Page 85: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Firman Alloh SWT:“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru): “Sembahlah Alloh.” Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan”. Qs. An Naml (27):45

“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Robb mereka”. Qs. Al Hajj (22):19

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu musuh yang nyata bagimu”. Qs. An Nisa (4): 101

Ayat-ayat yang menunjukkan terjadinya sunnah berlangsungnya ujian sangatlah banyak, sebagian sudah kami sebutkan sebelum ini. Terdapat nash yang tegas mengenai sunnah ujian ini dalam firman Alloh SWT kepada nabi-Nya SAW, (Hadits Qudsi, penerj.) :

�م�ا �ن �ك� إ �ت �ع�ث �ك� ب ي �ل �ت �ب �ل ي� أل �ت �ب ك� و�أ ب“Sesungguhnya Aku mengutusmu tak lain adalah untuk mengujimu dan menguji manusia denganmu.” HR. Muslim dari ‘Iyadh bin HimarMenerangkan hadits ini, An-Nawawi berkata: “Firman Alloh SWT:

�م�ا ن �ك� إ �ت �ع�ث �ك� ب ي �ل �ت �ب �ل ي� أل �ت �ب ك� و�أ ب“Sesungguhnya Aku mengutusmu tak lain adalah untuk mengujimu dan menguji orang denganmu,”… maknanya, Aku (Alloh) mengujimu (hai Muhammad) sejauh mana engkaulaksanakan perintah untuk menyampaikan risalah dan perintah lain yaitu jihad di jalan Alloh SWT dengan sebenar-benarnya jihad, sabar karena Alloh SWT dan lain sebagainya; dan Aku menguji manusia dimana engkau diutusnya kepadanya, diantara mereka ada yang menampakkan dan memurnikan keimanannya serta ikhlas dalam mentaati Alloh SWT, ada juga yang tidak mau dan tetap kufur serta melancarkan permusuhan; ada juga yang munafik; maksud hadits ini adalah bahwa siapapun yang Alloh SWT uji pada dasarnya bertujuan agar perkara yang diujikan itu benar-benar terjadi dan dilakukann oleh si hamba, karena Alloh SWT nantinya hanya akan menghukum hamba-hamba-Nya sesuai yang mereka lakukan sendiri, bukan berdasarkan apa yang Alloh SWT ketahui sebelum terjadi, sebab Alloh SWTMaha Mengetahui segala sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi, ini sebagaimanafirman Alloh SWT:

�م� �ك �و�ن �ل �ب �ن �ى و�ل ت �م� ح� �ع�ل اه د ین� ن �م�ج� �م� ال ر ین� م نك �و�ا و�الص�اب �ل �ب �م� و�ن �ار آ ب خ�� أ

“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu;36 yakni, agar Alloh SWT mengetahui bahwa mereka sendiri yang melakukan dan menyandang sifat tersebut. QS. Muhammad:31

Panduan ke 4 – Alloh SWT secara Qodari menjadikan orangorang kafir berkuasa atas orang-orang beriman.Posted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

1 Votes

Page 86: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Alloh SWT secara Qodari menjadikan orang-orang kafir berkuasa atas orang-orang beriman.

Secara qodari di sini artinya tidak secara syar’i; Alloh SWT tidak memerintahkan orang-orang kafir melalui lisan para rosul untuk memusuhi dan memerangi orang-orang beriman, tetapi justru memerintahkan mereka untuk beribadah dan taat. Dengan demikian, berkuasanya orang kafir atas orang mukmin adalah bersifat qodari, sedangkan berkuasanya orang beriman atas orang kafir adalah tuntutan syar’i yang pada gilirannya nanti pasti akan terjadi juga sesuai dengan takdir Alloh SWT.

Alloh SWT. berfirman:

“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari (kalangan) orang-orang yang berdosa”. Qs. Al Furqon (25):31

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitansyaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin”. Qs. Al An’am (6):112 “Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu…” Qs. Al An’am (6):123

Selanjutnya, cara orang-orang kafir memusuhi orang-orang beriman tidak akan pernah berubah walaupun berganti rosul, umat dan zaman; bentuknya selalu sama. Oleh karena itu, Alloh SWT berfirman:

“Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada Rosul-Rosul sebelum kamu”. Qs. Fushshilat (41):43

MODEL MODEL PERMUSUHAN ORANG-ORANG KAFIR TERHADAP ORANG-ORANG BERIMAN DIANTARANYA:

1 ) Mendustakan, Alloh SWT berfirman:

“Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) Rosul-Rosul sebelum kamu”. Qs. Al An’am (6):34

2) Memperolok dan menghina, Alloh SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman”. Qs. Al Muthoffifin (83):29

“Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya”. Qs. Yasin (36):30

3) Menuduh mereka gila, Alloh SWT berfirman:

Page 87: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Mereka berkata: “Hai orang yang diturunkan Al-Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”. Qs. Al Hijr (15):6

4) Menuduh orang-orang beriman ingin mencari kedudukan dan kekuasaan, Alloh SWT berfirman:

“Mereka berkata: “Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi.” Qs. Yunus (10):78

5) Menuduh orang-orang beriman berbuat kerusakan di muka bumi dan ingin mengganti ideologi, Alloh SWT berfirman:

“Dan berkata Fir’aun (kepada pembesar-pembesarnya):”Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Robbnya, sesungguhnya aku khawatir ia akan menukar agama-agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi. Qs. Al Mukmin (40):26

6) Menghina kaum mukminin karena mereka lemah dan miskin, Alloh SWT berfirman:

“Mereka berkata: “Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina? Qs. Asy Syu’araa (26):111 “Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang (maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang beriman: “Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mu’min) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah (tempat pertemuan(nya). Qs. Maryam (19):73

7) Merasa sial dengan keberadaan orang-orang beriman dan menganggap ajaran yang mereka bawa menjadi sebab datangnya bencana, perpecahan, kefakiran dan lain sebagainya, Alloh SWT berfirman:

“Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapatkan siksa yang pedih dari kami.” Qs. Yasin (36):18

Berdebat dengan cara batil untuk membantah kebenaran dan menyesatkan orang banyak, Alloh SWT berfirman:

“…tetapi orang-orang kafir membantah dengan yang batil agar dengan itu mereka dapat melenyapkan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat Kami dan peringatan-peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan.” Qs. Al Kahfi (18): 58

9) Memprovokasi orang banyak untuk memusuhi orang beriman:

“Pemuka-pemuka kaum Syu’aib yang kafir berkata (kepada sesamanya): “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi.” Qs. Al A’rof (7):90

Page 88: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“…karena aku khawatir ia akan menukar agama-agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” Qs. Al Mukmin (40):26

10) Menuduh orang beriman sebagai kelompok minoritas yang ingin memaksakan pendapat kepada kelompok mayoritas, Alloh SWT berfirman: “Kemudian Fir’aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir’aun berkata): “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga.” Qs. Asy Syu’aroo (26):53-56

11) Orang-orang kafir beranggapan kekafiran mereka lebih baik daripada agama yang benar (Islam), Alloh SWT berfirman:

“Fir’aun berkata: “Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.” Qs. Al Mukmin (40):29

“Mereka berkata: “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu yang utama.” Qs. Thaahaa (20):63

12) Menipu orang awam dengan berbagai cara dan sarana agar mereka tidak mengikuti orang-orang beriman, Alloh SWT berfirman:

“Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “(Tidak), sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Alloh dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.” Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orangorang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.” Qs. Saba(34):33

13) Membuat orang-orang beriman kelaparan untuk memalingkan mereka dari agamanya, Alloh SWT berfirman:

“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rosululloh supaya mereka bubar (meninggalkan Rosulullah).” Padahal kepunyaan Alloh-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami.” Qs. Al Munafiqun (63):7

14) Berusaha menimbulkan fitnah dalam agama orang beriman, Alloh SWT berfirman:

“Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).” Qs. Al Qolam (68):29

“…Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Alloh kepadamu.” Qs. Al Maidah (5):49

Page 89: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka.” Qs. Al Baqoroh (2):120

15) Mengancam kaum mukminin dengan penjara dan dibunuh jika mereka tidak mau meninggalkan agama mereka serta mau berkompromi dengan jalan yang ditempuh oleh orang-orang kafir, Alloh SWT berfirman:

“Orang-orang kafir berkata kepada Rosul-Rosul mereka: “Kami sungguhsungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada kami.” Qs. Ibrohim (14):15

“Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya. Qs. Al Kahfi (18):20

16) Menyiksa, membunuh dan memerangi. Alloh SWT berfirman: “Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah ilaah-ilaah kamu!. Qs Al Anbiya (21):68

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu, atau membunuhmu, atau mengusirmu. Qs. Al Anfal (8):30

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup…” Qs. Al Baqoroh (2):217

Dari rincian di atas, Anda bisa lihat — Akhi Muslim — bahwa gaya orang-orang kafir dalam memerangi orang-orang beriman tidak pernah berubah, Alloh SWT berfirman: “Apakah mereka saling berpesan tentang yang dikatakan itu…” Qs. Adz Dzariat (51):53

Harus disadari, orang-orang kafir memerangi orang-orang beriman itu karena keimanannya, sebagaimana firman Alloh SWT: “…sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mu’min itu melainkan karena orangorang mu’min itu beriman kepada Alloh Yang Perkasa lagi Maha Terpuji,” Qs. Al Buruj (85):7-8

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)” Qs. An Nisa (4):89

Karena orang kafir memusuhi orang beriman lantaran keimanannya maka SETIAP KALI IMAN SESEORANG MENINGKAT,PERMUSUHAN ORANG-ORANG KAFIR TERHADAP DIRINYAPUN SEMAKIN MENINGKAT, oleh karena itu Rosululloh SAW bersabda: “Manusia yang paling dahsyat ujiannya adalah para nabi, kemudian yang berikutnya dan berikutnya; seseorang diuji menurut kadar keimanannya. (HR. Tirmidzi) Wallohu A’lam bish showab

Panduan ke 5 – Secara Syar’i Alloh SWT memerintahkan orang mukmin untuk melawan orang kafirPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah

Page 90: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

1 Comment

Rate This

Secara syar’i, Alloh SWT Yang Maha Agung memerintahkan orang beriman melawan orang kafir yang menguasai orang beriman secara qodari (terjadi atas takdir Alloh SWT)

“Dan sekiranya Alloh tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan

sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumahrumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Alloh. Sesungguhnya Alloh pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. Qs. Al Hajj (22):40

KONFRONTASI antara kaum mukminin dengan orang-orang kafir melewati fase berikut ini:

1) FASE DAKWAH (MENYERU) KEPADA ISLAM

“Dan katakanlah kepada orang-orang yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam.” Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Alloh). Dan Alloh Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”. Qs. Ali Imron (3):20

Rosululloh SAW bersabda kepada Mu’adz ketika beliau mengutusnya ke

Yaman:

�ك� ن ي إ �ت �أ �ه�ل م ن� ق�و�م;ا ت �اب أ �ك ت �ن� ال �ك �ي و�ل� ف�ل� �د�ع�و�ه�م� م�ا أ �ه ت �ي ل ه�اد�ة� إ �ن� ش� � أ �ه� ال ل � إ ال الله� إ

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab, maka hendaknya yang pertama kali kau serukan adalah bersaksi bahwa tidak ada ilaah (yang haq) selain Alloh.” HR. Muttafaqun ‘Alaih

Mengingat risalah Muhammad SAW ini ditujukan kepada semua manusia

maka sikap makhluk terhadap dakwah beliau ini terbagi menjadi dua: Ada yang BERIMAN dan ada yang KAFIR. Oleh karena itu dalam sebuah hadits disebutkan:

ق� و�م�ح�م�د� �ن� ف�ر� �ي �اس ب الن

“Muhammad adalah pemecah manusia.” HR. Bukhori dari Jabir

Page 91: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Setelah dakwah, timbul hubungan yang berbeda antara orang beriman

dengan orang kafir, yaitu yang tertera pada fase berikutnya:

2) FASE BERLEPAS DIRI DARI ORANG-ORANG KAFIR, BAIK ORANG KAFIR ITU HIDUP ATAU SUDAH MATI.

Berlepas diri dari orang kafir yang masih hidup dengan cara menampakkan

permusuhan dan kebencian terhadap mereka serta memusuhi kekufurannya, tidak mengikuti keinginan dan jalan yang mereka tempuh serta tidak bergaul dengan mereka. Ini akan dijelaskan secara rinci nanti.

CARA BERLEPAS DIRI DARI ORANG KAFIR YANG SUDAH MATI yaitu:

a) tidak memintakan ampun untuk mereka, sebagaimana firman Alloh SWT:

“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang beriman memintakan ampun (kepada Alloh) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni naar Jahiim.” Qs. At Taubah (9):113

b) tidak menguburkan mereka bersama orang-orang beriman, tidak membagikan harta waris mereka dan tidak mengangkatnya sebagai ahli waris, sebagaimana sabda Rosululloh SAW:

� �ر ث� ال م� ی ل �م�س� �اف ر� ال �ك � ال �ر ث� و�ال �اف ر� ی �ك م� ال ل �م�س� ال

“Orang muslim tidak mewarisi orang kafir dan orang kafir tidak mewarisi orang muslim.” HR. Muttafaqun ‘Alaih dari Usamah bin Zaid

CARA BERLEPAS DIRI DARI ORANG KAFIR YANG MASIH HIDUP yaitu:

a) Berlepas diri dan tidak mengikuti keinginan dan jalan yang mereka tempuh

serta tidak bergaul dengan mereka. Ini akan dijelaskan secara rinci nanti.

b) menampakkan permusuhan dan kebencian terhadap mereka serta

memusuhi kekufurannya.

Alloh SWT berfirman:

Page 92: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami BERLEPAS DIRI dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh, kami INGKARI (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu PERMUSUHAN dan KEBENCIAN buat

selama-lamanya SAMPAI KAMU BERIMAN kepada Alloh saja.” Qs. Al Mumtahanah (60):4

Mari kita pahami ayat tersebut:

Hubungan kerabat tidak menghalangi untuk bersikap baro’ (berlepas diri),

seperti dalam firman Alloh:

ذ� �وا إ ق�و�م ه م� ق�ال ل

“Ketika mereka berkata kepada kaum mereka…”

Syaikh Hamd bin ‘Utaiq berkata: “Di sini terdapat satu hal yang cukup indah

dari firman Alloh SWT:

�ا ن آء� إ �ر� �م� ب �ك �د�ون� و�م م�ا م ن �ع�ب �ه د�ون م ن� ت الل

“Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh…”

… yaitu Alloh SWT lebih dahulu menyebutkan sikap berlepas diri dari orang-orang musyrik yang mereka ibadahi selain Alloh SWT sebelum berlepas diri dari berhala-berhala yang diibadahi selain-Nya itu, sebab yang pertama lebih penting daripada yang kedua; kadang bisa saja seseorang berlepas diri dari berhala namun tidak berlepas diri dari penyembahnya, yang seperti ini belum bisa disebut telah melaksanakan kewajiban yang dibebankan kepadanya. Lain halnya ketika ia berlepas diri dari orang-orang musyrik, secara otomatis ia telah berlepas diri dari sesembahan-sesembahan mereka, ini seperti firman Alloh SWT:

�م� �ك �ز ل ع�ت� �د�ع�ون� و�أ �د�ع�وا الله د�ون م ن و�م�ات Uي و�أ ب �آل ع�س�ى ر� �ون� أ �آ د�ع�آء أ Uي ب ب _ا ر� ق ي ش�

“Dan aku akan menjauhkan diri daripadamu dan dari apa yang kamu seru selain Alloh, dan aku akan berdo’a kepada Robbku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdo’a kepada Robbku.” Qs.Maryam (19):48

Di sini Alloh SWT mendahulukan BERLEPAS DIRI DARI MEREKA sebelum berlepas diri dari SESEMBAHAN MEREKA.

Maka hendaknya engkau perhatikan satu point ini, sebab itulah yang akan

Page 93: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

membukakan pintu permusuhan dengan musuh-musuh Alloh SWT. Betapa banyak orang yang TIDAK TERKENA KESYIRIKAN TETAPI TIDAK MEMUSUHI PELAKUNYAsehingga dengan itu ia belum bisa disebut sebagai orang muslim, sebab ia meninggalkan agama para rosul.

Kemudian Alloh SWT berfirman:

�ا ن �ف�ر� �م� آ ك �د�ا ب �ا و�ب �ن �ن �ي �م� ب �ك �ن �ي �ع�د�او�ة� و�ب �غ�ض�اء� ال �ب �د;ا و�ال �ب �ى أ ت �وا ح� �ؤ�م ن �ه ت الل و�ح�د�ه� ب

“…kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja.”

Firman alloh SWT: Wa badaa… (dan telah nyata…) maksudnya telah nampak

dan jelas. Perhatikan dengan seksama, bagaimana Alloh SWT mendahulukan

permusuhan daripada kebencian, sebab yang pertama lebih penting daripada yang kedua, sebab kadang manusia bisa membenci orang-orang musyrik namun tidak memusuhi mereka, sehingga tidak bisa disebut telah melaksanakan kewajiban yang harus ia jalani sampai permusuhan dan kebencian terpenuhi sekaligus. Lebih dari itu, permusuhan dan kebencian ini harus nampak, jelas dan terang. Dan ketahuilah, meski terkadang rasa benci sudah ada dalam hati, NAMUN TIDAK AKAN BERMANFAAT BAGI PELAKUNYA SAMPAI PENGARUHNYA NAMPAK, indikasinya jelas, dan DIIRINGI SIKAP PERMUSUHAN DAN ANTI LOYALITAS; pada saat itulah permusuhan dan kebencian baru nampak. Adapun jika masih ada sikap setia dan hubungan, ini menunjukkan kebencian itu tidak ada. Karena itu, hendaknya engkau perhatikan masalah ini, sebab masalah ini akan menyingkap banyak syubhat yang masih samar di hadapanmU, dikutip dari Majmu’atut Tauhid risalah ke-12 hal. 376-378.

Dan hari ini KESYIRIKAN YANG PALING BESAR ADALAH Negara-negara yang tidak memakai hukum Alloh/ Islam (AL Quran) dalam IDEOLOGI DAN KONSTITUSI NEGARANYA, namun MAYORITAS MUSLIM MASIH MENTAATINYA dan TIDAK MAU MEMISAHKAN DIRI seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam

3) FASE MEMISAHKAN DIRI DAN HIJRAH

Setelah BERDAKWAH dan BERLEPAS DIRI dari orang-orang kafir, fase selanjutnya harus memisahkan diri, mengkufuri mereka dan BERHIJRAH dari negeri di mana mereka tinggal jika hal itu memungkinkan. Akan ada keterangan khusus dalam masalah hijrah.

Alloh SWT juga berfirman:

�م� �ك �ز ل ع�ت� �د�ع�ون� و�م�ا و�أ �ه د�ون م ن� ت �د�ع�و الل Uي و�أ ب ر�

“Dan aku akan menjauhkan diri daripadamu dan dari apa yang kamu seru selain Alloh, dan aku akan berdo’a kepada Robbku,” Qs. Maryam (19):48

Page 94: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Rosululloh SAW bersabda:

�ا �ن �ر ي�ء� أ �لU م ن� ب t آ م ل �م� م�س� �ق ي �ن� ی �ي ظ�ه�ر ب� �ن� أ ي ر آ �م�ش� ال

“Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal di tengah orang-orang musyrik.” HR. Abu Daud dan dishohihkan oleh Al Albani

4) FASE JIHAD DI JALAN ALLOH SWT.

Ini berlaku terhadap orang yang menentang dan tidak mau menerima

dakwah Islam. Alloh SWT berfirman:

“…maka bunuhlah orang-orang musyrikin dimana saja kamu jumpai mereka,”

Alloh SWT juga berfirman kepada nabi-Nya SAW (dalam hadits Qudsi):

“Sesungguhnya Aku mengutusmu untuk mengujimu dengan menguji manusia denganmu.” Qs. At Taubah (9):5

Hingga firman-Nya: “Usirlah mereka sebagaimana mereka mengusirmu, perangilah mereka maka Kami akan turut berperang bersamamu, berinfaklah maka Kami akan berinfak untukmu, utuslah pasukan perang maka Kami akan utus pasukan seperti itu lima kali lipat. Dan berperanglah bersama orang yang mentaatimu melawan orang yang bermaksiat kepadamu.” HR. Muslim dari ‘Iyadh bin Himmar

Alloh SWT berjanji akan menghancurkan orang-orang kafir melalui Diri-Nya

sendirinya dan para Rosul-Nya sejak diutusnya Nabi Nuh hingga Musa —

‘Alaihimus Salam — , kemudian Alloh mensyari’atkan jihad dalam syariat Musa setelah Bani Israil selamat dan Fir’aun binasa, Alloh SWT berfirman:

“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Alloh

bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena kamu takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. Mereka berkata:”Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka keluar daripadanya, pasti

kami akan memasukinya.” Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Alloh) yang Alloh telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang

Page 95: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

(kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Alloh hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” Mereka berkata: ‘Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selamalamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Robbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” Qs. Al Maidah (5):21-23

INILAH AWAL MULA PERINTAH PERANG DI JALAN ALLOH SWT.

Ibnu Katsir berkata: “Firman Alloh SWT:

�ع�د م ن� �ا م�ا ب �ن �ك �ه�ل ون� أ �ق�ر� �ول�ى ال األ

“…sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu,”

…yakni, setelah Alloh SWt menurunkan Taurat Dia tidak akan pernah mengazab suatu umat secara keseluruhan, tetapi Alloh SWT memerintahkan kaum mukminin untuk memerangi musuh-musuh Alloh SWT yaitu orang-orang musyrik sebagaimana firman Alloh SWT:

“Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri yang dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar. Maka (masing-masing) mereka mendurhakai Rosul Robb mereka, lalu Alloh menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.” Qs. Al Haaqqoh (69):9-10

Al-Qurthubi berkata: “Firman Alloh SWT:

“(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an.” Qs. At Taubah (9):111

… adalah pengkhabaran dari Alloh Ta’ala bahwa janji ini sudah ada dalam kitab suci-kitab suci sebelumnya dan bahwa jihad dan melawan musuh pada awal mulanya terjadi di zaman Musa ‘Alaihis Salam.” Tafsir Al-Qurthubi VIII/268 Satu Tanggapan to “Panduan ke 5 – Secara Syar’i Alloh SWT memerintahkan orang mukmin untuk melawan orang kafir”deden Says:

Januari 12, 2010 at 11:26 am

mohon izin ana kopi filenya

Abuqital1:silakan akhi sepanjang untuk kemaslahatan ummat

Panduan ke 6 Jihad ada dua, Tholabi dan Difa’iPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah

Page 96: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Leave a Comment

Rate This

Jihad tholabi (ofensive) adalah menyerang dan memerangi musuh di negeri mereka. Sedangkan jihad difa’i (defensive) adalah memerangi musuh yang terlebih dahulu menyerang kaum mukminin. (Lihat Al-Ikhtiyarot Al-Fiqhiyyah tulisan Ibnu Taimiyyah, tahqiq Al-Faqi terbitan Darul Ma’rifah hal. 309)

Dalil jihad tholabi :Firman Alloh SWT:

�وا �ل ين� ف�اق�ت ر آ �م�ش� �ث� ال ي �م�وه�م� ح� د�ت وه�م� و�خ�ذ�وه�م� و�ج� �ه�م� و�اق�ع�د�وا و�اح�ص�ر� �ل� ل ص�دt آ ن� م�ر� �وا ف�إ �اب ت�ق�ام�وا ة� و�أ �و�ا الص�ال� �اة� و�آت آ �وا الز� ل �ه�م� ف�خ� يل ب ن� س� �ه� إ ح يم� غ�ف�ور� الل ر�

“…maka bunuhlah orang-orang musyrikin di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka . Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang…” (Qs. At Taubah:5)

Alloh SWT juga berfirman:�وا ل �ذ ین� ق�ات �ون� ال ال �ؤ�م ن �ه ی الل و�ال ب �و�م �ي ال م�ون� و�ال اآلخ ر ب Uح�ر� م� م�ا ی �ه� ح�ر� �ه� الل ول س� �ون� و�ال و�ر� �د ین ی

�ح�قU د ین� �ذ ین� م ن� ال �وا ال �وت �اب� أ �ك ت �ى ال ت �ع�ط�وا ح� �ة� ی ی �ج ز� �دt ع�ن� ال ون� و�ه�م� ی ص�اغ ر�“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Alloh dan tidak (pula) pada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Alloh dan Rosul- Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Alloh), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (Qs. At Taubah:29)

Adapun jihad difa’i, dalilnya adalah:Firman Alloh SWT:

�ه�ا ی� �اأ �ذ ین� ی �وا ال ذ�ا آم�ن �م� إ �ق يت �ذ ین� ل وا ال �ف�ر� ف;ا آ ح� �وه�م� ف�ال ز� �و�ل �ار� ت �د�ب األ

“Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).” (Qs. Al Anfal:15)

Dan firman Alloh SWT:�وا ل يل ف ي و�ق�ات ب �ه س� �ذ ین� الل �م� ال �ك �ون ل �ق�ات ی

“Dan perangilah di jalan Alloh orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. Al Baqoroh:110)

Dan firman Alloh SWT:

�د�ى ف�م�ن� �م� اع�ت �ك �ي �د�وا ع�ل �ه ف�اع�ت �ي �ل ع�ل م ث �د�ى م�ا ب �م� اع�ت �ك �ي ع�ل

Page 97: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertaqwalah kepada Alloh dan ketahuilah, bahwa Alloh beserta orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Al Baqoroh:194)

Perkara Syubhat:Dalam rangka mengingkari adanya jihad tholabi dalam Islam, sebagian orang menggunakan dalil firman Alloh SWT:

ن� �ح�وا و�إ ن ج� �م ل لس� �ح� ل ن �ه�ا ف�اج� ل“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya…” (Qs. Al Anfal:61)

Menurut mereka lagi, selama orang kafir mengajak berdamai, maka tidak adajihad. Mereka juga berdalil dengan sabda Nabi SAW:

العدو لقاء التتمنوا“Janganlah kalian mengharapkan bertemu dengan musuh.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)

Jawaban Dari Syubhat Ini Adalah:

Pertama:Rosululloh SAW dan para sahabatnya — yang mana mereka adalah umat Islam terbaik — tidak membawa makna nash-nash tersebut seperti yang mereka fahami yaitu meninggalkan jihad tholab.

Buktinya Nabi SAW sendiri memerangi bangsa Arab kemudian memerangi Romawi di Tabuk, Rosululloh SAW sendiri telah melakukan 19 kali perang ghozwah (Muttafaq ‘Alaih dari Zaid bin Arqom), 8 diantaranya beliau terjun langsung di dalamnya (HR. Muslim dari Buroidah)

Adapun utusan dan sariyah-sariyah yang beliau tidak turut di dalamnya, jumlahnya mencapai 36 kali menurut riwayat Ibnu Ishaq, sedangkan yang lain berpendapat lebih dari itu (Fathul Bari VII/279-281 dan Shohih Muslim bisyarhin Nawawi (XII/185). Setelah itu, sepeninggal Rosululloh SAW para sahabat berperang menyerang bangsa Rum, Persi, Turki, Mesir, Barbar dan lain sebagainya, sampai-sampai ini sudah menjadi perkara yang maklum.

Maka kepada orang yang berdalil dengan nash-nash tadi untuk membantah adanya jihad tholab, kami katakan kepadanya: Sesuaikah pemahaman Anda ini dengan yang dipahami Rosululloh SAW dan sahabatnya?

Kedua:Adapun firman Alloh SWT:

ن� �ح�وا و�إ ن ج� �م ل لس� �ح� ل ن �ه�ا ف�اج� ل“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya…” (Qs. Al Anfal:61)akan disebutkan perkataan salaf pada panduan ke-10.

Ketiga:Sabda Rosululloh SAW: “Janganlah kalian mengharapkan bertemu dengan musuh,” Imam Bukhori telah meriwayatkannya dari ‘Abdulloh bin Aufa, begini selengkapnya:

Page 98: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

الشمس مالت حتى انتظر فيها، لقي التي أیامه بعض في وسلم عليه الله صلى الله رسول أن ،لقيتموهم فإذا العافية، الله وسلوا العدو، لقاء التتمنوا الناس أیها: فقال خطيبا الناس في قام ثم

ومجري الكتاب منزل اللهم: قال ثم السيوف، ظالل تحت الجنة أن واعلموا فاصبروا،عليهم وانصرنا اهزمهم األحزاب، وهازم السحاب،

“Rosululloh SAW pernah menunggu musuh dalam salah satu peperangan yang beliau lakukan sampai matahari condong, kemudian beliau berdiri berkhutbah di hadapan manusia: “Wahai manusia janganlah kalian berangan-angan bertemu musuh dan mintalah keselamatan kepada Alloh, jika kalian bertemu bersabarlah; ketahuilah bahwa surga di bawah naungan pedang,” lalu beliau berdo’a: “Ya Alloh, yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan dan yang menghancurkan pasukan Ahzab, hancurkanlah mereka dan menangkan kami atas mereka.” (Hadits 2965 dan 2966)

Saya katakan: Dalam nash hadits ini jelas bahwa Rosululloh SAW mengucapkan sabdanya tersebut dalam salah satu peperangan yang beliau lakukan sebagaimana dikatakan perowi (“…dalam salah satu peperangan yang beliau lakukan…”) yaitu ketika bertemu musuh, sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim. Demikian juga sabda beliau: (“Jika kalian bertemu dengan mereka — musuh — maka bersabarlah…”) juga sabda beliau: “Kalahkanlah mereka dan menangkan kami atas mereka”, bagaimana ia berdalil dengan hadits tersebut untuk meninggalkan jihad sedangkan hadits tersebut beliau ucapkan dalam salah satu peperangannya?

Kemudian, hadits di atas sebenarnya berisi dorongan untuk berperang dan menyerang musuh, ini ditunjukkan dalam sabda beliau: “Sesungguhnya surga di bawah naungan pedang.”

Panduan ke 7 – Jihad Hukumnya Fardhu Kifayah dan Menjadi Fardhu ‘Ain Dalam Beberapa KondisiPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

Rate This

Ibnu Qudamah berkata: “Makna fardhu kifayah adalah jika belum dilaksanakan oleh sejumlah orang yang mencukupi maka semua orang berdosa, dan jika sejumlah orang sudah mencukupi, maka gugurlah kewajiban itu dari yang lain. Perintah ini pada awalnya mengenai semua orang sebagaimana kewajiban yang fardhu ‘ain, kemudian hukum ini terpecah menjadi dua, satu sisi fardhu kifayahyang gugur dengan dilaksanakan sebagian orang, dan fardhu ‘ain yang tidak gugur dari seseorang walaupun sudah dilaksanakan orang lain.”

Kemudian beliau berkata bahwa jihad itu fardhu kifayah: “Dalil kami adalahfirman Alloh SWT:

�و ي ال ت �س� �ق�اع د�ون� ی ين� م ن� ال �م�ؤ�م ن �ر� ال و�ل ي غ�ي� ر أ اه د�ون� الض�ر� �م�ج� يل ف ي و�ال ب �ه س� ه م� الل م�و�ال

� أ ب

ه م� �نف�س �ه� ف�ض�ل� و�أ اه د ین� الل �م�ج� ه م� ال م�و�ال� أ ه م� ب �نف�س �ق�اع د ین� ع�ل�ى و�أ ج�ة; ال �ال د�ر� �ه� و�ع�د� و�آ �ى الل ن �ح�س� ال

Page 99: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak turut berperang) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Alloh dengan harta mereka dan jiwanya. Alloh melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Alloh menjanjikan pahala yang baik (jannah)…” (Qs. An-Nisa’:95)Ini menunjukkan bahwa orang-orang yang hanya duduk saja tidak berjihad tidak berdosa dengan berjihadnya orang lain.

Alloh SWT juga berfirman:�ان� و�م�ا �ون� آ �م�ؤ�م ن وا ال �نف ر� ي �اف�ة; ل �و�ال آ �ف�ر� ف�ل �لU م ن� ن ق�ةt آ �ه�م� ف ر� ف�ة� م ن �ف�ق�ه�وا ط�ائ �ت ي ل

“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin pergi semua (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka…” (Qs At-Taubah:122)Juga dikarenakan Rosululloh SAW mengutus sariyah-sariyah sementara beliau tinggal di Madinah bersama para sahabatnya.” (Al-Mughni was-Syarhul Kabir X/364-365.)

Kemudian Ibnu Qudamah berkata: Jihad menjadi fadhu ‘ain dalam tiga keadaan:

Pertama: Jika dua pasukan bertemu dan dua barisan saling berhadapan, haram bagi orang yang turut serta dalam peperangan tersebut mundur, posisi seperti ini adalah fardhu ‘ain berdasarkan firman Alloh Ta’ala:

�ه�ا ی� �اأ �ذ ین� ی �وا ال ذ�ا آم�ن �م� إ �ق يت �ة; ل �وا ف ئ �ت �ب وا ف�اث ر�

� �ه� و�اذ�آ ا الل ير; �ث �م� آ �ك �ع�ل �ف�ل ح�ون� ل �ط يع�وا ت �ه� و�أ �ه� الل ول س� و�ر�ع�وا و�ال �از� �ن �وا ت ل �ف�ش� �ذ�ه�ب� ف�ت �م� و�ت وا ر یح�ك ر� ن� و�اص�ب �ه� إ ر ین� م�ع� الل الص�اب

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Alloh sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Alloh dan RosulNya dan janganlah kamu berbantahbantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Anfal:45-46)

Kedua: Jika orang-orang kafir menduduki salah satu negeri kaum muslimin, maka penduduknya harus (dan fardu ‘ain hukumnya) memerangi dan mengusir mereka.Ketiga: Jika imam memobilisasi secara umum terhadap suatu kaum, maka fardhu ‘ain bagi mereka untuk berperang bersamanya berdasarkan firman Alloh SWT:

�ه�ا ی� �اأ �ذ ین� ی �وا ال �م� م�ا آم�ن �ك ذ�ا ل �م� ق يل� إ �ك وا ل يل ف ي انف ر� ب �ه س� �م� الل �ت �اق�ل ل�ى اث ر�ض إ

� األ“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Alloh” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu…” (Qs. At-Taubah:38) serta ayat setelahnya.

Nabi SAW bersabda:�ف رتم إذا �ن فانفروا است

“Jika kalian diperintah untuk berperang, maka berperanglah.” (Al-Mughni was-Syarhul Kabir X/365-366)Saya katakan: Dalil kondisi kedua sama dengan dalil kondisi pertama, yaitu:

ذ�ا �م� إ �ق يت �ة; ل �وا ف ئ �ت �ب ف�اث

Page 100: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguhlah hatilah kamu…”… dan firman Alloh SWT:

ذ�ا �م� إ �ق يت �ذ ین� ل وا ال �ف�ر� ف;ا آ ح� �وه�م� ف�ال ز� �و�ل �ار� ت �د�ب األ“…apabila kamu bertemu orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur)…” … karena kedudukan musuh yang menduduki tanah kaum muslimin sama dengan kondisi ketika dua pasukan bertemu.

Saya katakan:Telah kami terangkan dalam bab kedua dari risalah ini — Risalah Al-‘Umdah fi I’daadil ‘Uddah, edisi lengkap dari buku ini, penerj. — syarat–syarat wajibnya jihad, di sana ada sembilan syarat dalam fardhu kifayah (yaitu: Islam, baligh, berakal, merdeka, lelaki dan selamat dari marabahaya — seperti cacat dan sebagainya, penerj. —, ada biaya, izin dari kedua orang tua dan izin terhadap orang yang dihutangi).

Adapun ketika fardhu ‘ain, maka syaratnya hanya lima pertama saja (yaitu: Islam, baligh, berakal, merdeka, lelaki)

Panduan ke 8 – Latihan Militer (Tadrib ‘Asykari ) adalah wajib atas setiap muslimPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah [2] Comments

Rate This

Karena jihad fardhu ‘ain hukumnya pada beberapa kondisi yang telah kami sebutkan tadi, sedangkan jihad tidak bisa terlaksana — terlebih tumbuh berkembangnya teknologi persenjataan — kecuali dengan berlatih cara menggunakannya. Padahal (dalam kaidah Ushul Fiqih, penerj.) sebuah kewajiban yang tidak terlaksana dengan sempurna kecuali dengan melakukan suatu hal, maka suatu hal itu wajib hukumnya.Demikian juga, latihan adalah salah satu bagian dari I’dad (persiapan) yang wajib berdasarkan firman Alloh SWT:

�ع د�وا �ه�م� و�أ �م� م�ا ل �ط�ع�ت ت ق�و�ةt م ن� اس�“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…” Qs. Al-Anfal:60Nabi SAW menafsirkan kekuatan dengan sabda beliau:

الرمي القوة إن أال“Ketahuilah, kekuatan itu adalah melempar.”Beliau mengatakannya tiga kali (HR. Muslim dari ‘Uqbah bin ‘Amir)

Di sini ada satu hal yang harus diperhatikan, bahwasanya latihan (tadrib) bukan syarat wajib jihad (saya telah sebutkan syarat-syaratnya pada bagian ketujuh), terlebih jika musuh menduduki salah satu negeri kaum muslimin dan ketika hukum memerangi musuh menjadi fardhu ‘ain.

Page 101: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata: “Adapun perang difa’ (mempertahankan diri), maka itu termasuk jenis perang paling ditekankan dalam rangka mengusir musuh yang menyerang kehormatan dan agama, perang seperti ini wajib berdasarkan ijma’. Apabila musuh menyerang agama dan dunia, maka tidak ada yang lebih wajib setelah iman selain menolaknya, tidak disyaratkan satu syaratpun, tetapi harus menolak sesuai kemampuan.” (Al-Ikhtiyarot Al-Fiqhiyah tulisan Ibnu Taimiyyah. Hal. 309)

Saya katakan: Artinya, jika hukum jihad menjadi wajib, maka setiap muslimselain yang memiliki udzur syar’i wajib turut serta dalam memerangi musuhmeskipun ia bukan orang yang terlatih. Tetapi, ia tidak boleh menggunakan senjata atau peralatan perang yang ia tidak bisa menggunakannya, supaya senjata itu tidak membahayakan dirinya dan saudara-saudaranya, ini berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:

ضرار وال ضرر ال“Tidak (boleh) ada bahaya dan membahayakan.”

Setiap muslim juga harus komitmen dengan tugas yang sudah ditentukan pimpinannya di dalam jihad sesuai kemampuannya. 2 Tanggapan to “Panduan ke 8 – Latihan Militer (Tadrib ‘Asykari ) adalah wajib atas setiap muslim”abu abdurrahman Says:

Juli 24, 2009 at 2:54 am

minta ijin copy artikelnya

Abuqital1:“tafadhdhol akhii…semoga bermanfaat untuk perjuangan Islam…”Balas abu fajar Says:

Januari 23, 2010 at 8:58 am

Kalau bisa tolong ditulis panduan-panduannya ana kesengsrem sekali untuk tadrib militer

Abuqital1:jika akhi “kesengsrem” untuk tadrib militer maka langkah awalnya adalah:1) Iman–>aplikasinya adalah “mengabdi kepada Alloh” dan “jauhi thohut”, “ingkar kepada Orang kafir” dan beriman kepada Alloh”, artinya:- akhi harus menafikan aturan/hukum thoghut (pancasila) dan menetapkan Al Quran dan hadits shohih sebagai hukum islam-akhi harus menafikan kekuasaan thoghut (RI) dan menetapkan kekuasaan Alloh (NII)

Page 102: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

- akhi harus menafikan loyalitas kepada pemerintahan thoghut (RI) dan menetapkan loyalitas kepada pemerintahan Islam (NII)

2) Hijrah–>realisasinya adalah “meninggalkan dinul bathil” dan “menuju dinul haq”, artinya:- meninggalkan negara musyrik (RI) karena bersumberkan Pancasila- bergabung menjadi kekuatan Negara Islam Indonesia karena bersumberkan hukum Islam (Al Quran dan Hadits Shohih)

3) Jihad–> mengerahkan seluruh potensi akhi (amwal dan anfus) semata-mata untuk dakwah dan qital (perang) fi sabilillah. Disinilah akhi akan ditraining untuk tadrib askari

Page 103: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Panduan ke 9 – Umat Islam Adalah Umat Berkarakter Jihad, Maka Roda Kehidupannya pun Harus Diatur Sesuai Dengan Karakter JihadPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

Rate This

Dari pokok-pokok pikiran yang sudah disebutkan, kini Anda tahu bahwa kaum muslimin terbebani untuk melakukan jihad ofensive dan defensive, sudah dibahas juga bahwa jihad bisa fardhu kifayah dan bisa fardhu ‘ain, latihan militer adalah wajib dan harus dilakukan secara terus menerus.

Kemudian, jika kita melihat kepada jihad ofensive, yaitu terlebih dahulu menyerang musuh di negerinya, maka jumhur ulama mengatakan jihad seperti ini wajib dilakukan minimal satu tahun sekali, inilah batasan minimal kewajiban, ini tidak bisa dihentikan dengan alasan apapun selain ketika kaum muslimin dalam kondisi tidak mampu (lemah) atau mengadakan perjanjian damai dengan musuh. Ulama lain berpendapat bahwa jihad seperti ini bisa dilakukan kapanpun jika kondisi memungkinkan tanpa membatasinya dengan jumlah tertentu.

Yang mewajibkannya setahun sekali — yaitu jumhur — berdalih bahwa jizyah diwajibkan atas orang-orang non muslim, yang tinggal di negeri Islam paling tidak setahun sekali sebagai ganti jihad, sedangkan jizyah ini wajib dipungut setahun sekali berdasarkan ijma’, maka penggantinya — yaitu jihad — pun haruslah dilakukan sekali dalam setahun (Lihat Al-Mughni was Syarhul Kabir X/367-368).

Saya katakan: Hukum wajibnya jihad tholabi setahun sekali bisa juga disimpulkan dalam firman Alloh SWT:

و�ال� و�ن� أ �ر� �ه�م� ی ن

� �ون� أ �ن �ف�ت �لU ف ي ی t آ ة; ع�ام و� م�ر�� �ن أ �ي ت �م� م�ر� �ون� ال ث �وب �ت ون� ه�م� و�ال ی ر�

� �ذ�آ ی“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” QS. At-Taubah:126

Ibnu Katsir di dalam Tafsir-nya menukil dari Qotadah perkataan beliau: “Mereka diuji dengan perang dalam setahun satu sekali.”

Al-Qurthubi berkata tentang jihad tholabi (ofensive): “Kewajiban kedua dari jihad yang harus dilakukan seorang imam adalah mengutus satu pasukan perangkepada musuh setahun sekali, bisa ia pimpin langsung atau menunjuk orang yang ia percaya, ini dilakukan dalam rangka menyeru musuh kepada Islam dan untuk menimbulkan kedongkolan hati dalam diri musuh, untuk menghentikan gangguan mereka dan memenangkan agama Alloh atas mereka sehingga mereka mau masuk Islam atau membayar jizyah langsung dari tangannya. Ada juga jihad yang sunnah, yaitu ketika imam mengutus kelompok perkelompok serta mengutus ekspedisi-ekspedisi di saat-saat musuh lengah

Page 104: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

dan mengintai mereka dengan melakukan ribath di tempat yang dikhawatirkan diserang atau ketika melakukan unjuk kekuatan.” (Tafsir Al-Qurthubi VIII/152.)

Saya katakan: Di sini, Al-Qurthubi — seperti halnya jumhur — berpendapat bahwa yang wajib adalah satu tahun satu kali, sedangkan selebihnya adalah sunnah.

Jika kita melihat kewajiban ini serta sependapat bahwa melakukan i’daad (latihan perang) dalam rangka jihad hukumnya wajib seperti tercantum dalam firman Alloh Ta’ala:

�ع د�وا �ه�م� و�أ �م� م�ا ل �ط�ع�ت ت ق�و�ةt م ن� اس�“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…” QS. Al-Anfal:60… tahulah kita bahwa umat Islam ini adalah umat yang paling berhak menyandang karakter jihad/militer.

Agar kewajiban-kewajiban ini terlaksana dengan baik, maka semua roda kehidupan politik umat ini, baik internal maupun eksternal, haruslah diarahkan kepada terlaksananya kewajiban-kewajiban jihad tadi. Oleh karena itu, silabus pendidikan, industri produksi, pertanian, perdagangan dan kependudukan serta yang lain, semuanya harus terencana dan ditundukkan untuk berkhidmat kepada jihad.

Nabi SAW bersabda:بعضا بعضه یشد آالبنيان للمؤمن المؤمن

“Orang mukmin dengan mukmin lainnya ibarat satu bangunan, salingmenguatkan satu sama lain”,

… Beliau menganyam jari jemarinya. (Muttafaq ‘Alaih dari Abu Musa.)

Beliau juga bersabda:عضو منه اشتكى إذا الواحد الجسد آمثل وتعاطفهم وتراحمهم توادهم في المؤمنين مثل

والسهر بالحمى الجسد سائر له تداعى

“Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan, kasih sayang dan kelemah lembutan mereka adalah ibarat satu tubuh, jika salah satu merasakan sakit, seluruh anggota badan akan mengerang dengan merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaq ‘Alaih dari Nu’man bin Basyir.)

Panduan ke 10 – Kaum Muslimin Tidak Boleh Menghentikan Jihad Kecuali Dalam Kondisi Lemah, Maka Ketika Itu I’DAAD Harus DilakukanPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

1 Votes

Page 105: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Ini berdasarkan firman Alloh SWT:�وا ف�ال �ه ن �د�ع�وا ت ل�ى و�ت إ �م ل �م� الس� �ت �ن �و�ن� و�أ ع�ل

� األ “

Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas…” QS. Muhammad:35

Maka selagi kaum muslimin memiliki kekuatan dan mereka lebih tinggi daripada musuhnya, tidak ada istilah damai, gencatan senjata dan perjanjian, tetapi yang wajib adalah perang sampai tidak ada lagi fitnah dan agama ini semuanya milik Alloh. Ini mengingat bahwa ayat jihad yang terakhir turun adalah firman Alloh SWT:

�وا �ل ين� ف�اق�ت ر آ �م�ش� �ث� ال ي �م�وه�م� ح� د�ت وه�م� و�خ�ذ�وه�م� و�ج� �ه�م� و�اق�ع�د�وا و�اح�ص�ر� �ل� ل ص�دt آ ن� م�ر� �وا ف�إ �اب ت�ق�ام�وا �و�ا الص�الة� و�أ �اة� و�آت آ �وا الز� ل �ه�م� ف�خ� يل ب ن� س� �ه� إ ح يم� غ�ف�ور� الل ر�

“…maka bunuhilah orang-orang musyrikin di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah:5)

Beginilah yang dilakukan Nabi SAW dan empat khalifah sepeninggal beliau yang mendapat petunjuk (Khulafa’ Ar-Rosyidun ) dalam memerangi kaum musyrikin dan ahli kitab.

Tidak ada yang menghalangi jihad ini selain ketika kondisi lemah, tidak heran kalau Anda lihat orang-orang kafir berusaha sekuat tenaga menghalangi kaum muslimin untuk berperang dengan menggunakan kedok perdamaian, sebagaimana firman Alloh SWT:

�ذ ین� و�د� وا ال �ف�ر� �و� آ �غ�ف�ل�ون� ل �م� ع�ن� ت ك ت ح� ل س�� �م� أ ك ع�ت م�ت

� �م يل�ون� و�أ �م� ف�ي �ك �ي �ة; ع�ل �ل و�اح د�ة; م�ي

“Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus.” (QS. An-Nisa’:102)

Berulang kali saya sebutkan dalam risalah ini bahwa jika kondisi lemah tidakmemungkinkan untuk melakukan jihad maka persiapan harus dilakukan berdasarkan ayat:

�ع د�وا �ه�م� و�أ ل“Dan persiapkanlah…dst (Al-Anfal:60)Demikian juga yang dikatakan Ibnu Taimiyah Rahimahulloh (Majmu’ Fatawa 28/259)Dari keterangan di muka, kini Anda tahu bahwa asal hubungan orang mukmin dengan orang kafir adalah hubungan perang, sedangkan dispensasinya adalah perdamaian dalam bentuk gencatan senjata atau perjanjian, dispensasi ini tidak wajib diambil selain dalam kondisi terpaksa atau kondisi lemah atau yang semisal, ini berdasarkan firman Alloh SWT:

�وا ف�ال �ه ن �د�ع�وا ت ل�ى و�ت إ �م ل �م� الس� �ت �ن �و�ن� و�أ ع�ل� األ

“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas…”

Adapun ayat yang dijadikan hujjah oleh mereka tadi (yakni surat Al-Anfal:61 penerj.) maka itu tidak bisa dijadikan hujjah. Sebab ayat itu dibawa kepada makna bolehnya melakukan perdamaian dengan

Page 106: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

syarat kaum muslimin membutuhkannya, syarat ini diterangkan oleh ayat yang pertama kami sebutkan:

�وا ف�ال �ه ن �د�ع�وا ت ل�ى و�ت إ �م ل �م� الس� �ت �ن �و�ن� و�أ ع�ل� األ

“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas…”Jadi ayat surat Al-Anfal itu khusus berlaku pada satu kondisi ketikaperdamaian membawa mashlahat bagi kaum muslimin dan merekamembutuhkannya.

Jadi ayat surat Al-Anfal itu khusus berlaku pada satu kondisi ketika perdamaian membawa mashlahat bagi kaum muslimin dan merekamembutuhkannya.

Adapun ayat dalam surat Muhammad — semoga sholawat dan salam selalu tercurah kepada beliau — tadi, itu khusus pada kondisi ketika perdamaian tidak mengandung kemashlahatan bagi kaum muslimin, ini terjadi ketika kaum muslimin memiliki kekuatan untuk menaklukkan musuhnya. Dalam kondisi seperti ini, berdasarkan ayat tadi tidak ada perdamaian, sebab itu berarti menyimpang dari hukum asal yang diwajibkan yaitu memenangkan Islam atas agama lain berdasarkan firman Alloh Ta’ala:

ل�وه�م� �ى و�ق�ات ت �ون� ال ح� �ك �ة� ت �ن �ون� ف ت �ك �ه� الدUین� و�ی �ل �ه آ ل ل“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu sematamata untuk Alloh. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” QS. Al-Anfal:39)

Panduan ke 11 – Hijroh Tidak Akan Terputus Hingga Matahari Terbit Dari BaratPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

1 Votes

Rosululloh SAW bersabda:الله سبيل في والجهاد والهجرة والطاعة والسمع الجماعة بهن، أمرني الله بخمس، آمرآم وأنا

“Dan aku perintahkan kalian lima hal yang Alloh perintahkan kelima hal itukepadaku: Berjama’ah, mendengar dan ta’at, hijrah dan jihad di jalan Alloh.” (HR. Ahmad dari Al-Haris Al-Asy’ari dan dishohihkan oleh Al-Albani.)

Rosululloh SAW juga bersabda:مغربها من الشمس تطلع حتى التوبة تنقطع وال التوبة، تنقطع حتى الهجرة تنقطع ال

“Hijrah tidak akan pernah terputus sampai taubat terputus dan taubat tidak akan terputus sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya.” (HR. Abu Dawud dari Mu’awiyah dan dishohihkan oleh Al-Albani (Irwaa’ul Gholil V/33)

Hijroh wajib lantaran beberapa sebab, yaitu:

Page 107: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

1. Lari membawa agama memisahkan diri dari kaum musyrikin karena khawatir agamanya terkena fitnah.

Ini adalah hijrah dari negeri kafir ke negeri Islam atau ke negeri yang aman jika memang ia mampu melakukannya.Rosululloh SAW bersabda:

نارهما تراءى ال المشرآين أظهر بين یقيم مسلم آل من بريء أنا“Aku berlepas diri dari setiap muslim yang tinggal di tengah-tengah kaum musyrikin, jangan sampai kedua belah pihak saling melihat api masing-masing.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi dari Jarif, Al-Albani menshohihkannya (Irwaa’ul Gholil V/30).

Bukhori meriwayatkan dari ‘Atho’ bin Abi Robah ia berkata: Aku berkunjung kepada Aisyah Radhiyallohu ‘Anha bersama ‘Ubaid bin ‘Umair Al-Laits, lalu kami bertanya kepada beliau tentang hijrah, maka Aisyah berkata: “Tidak ada hijrah lagi hari ini, dulu kaum mukminin lari membawa agama mereka kepada Alloh dan Rosul-Nya karena takut terkena fitnah. Adapun hari ini Alloh telah menangkan Islam, dan hari ini tuhan orang Islam disembah dengan leluasa, yang ada sekarang tinggal jihad dan niat.” (Hadits 3900.)

Saya katakan:Hijrah yang dinafikan sayyidah Aisyah Radhiyallohu ‘Anha adalah hijrah dari negeri Islam, seperti ditunjukkan dalam perkataan beliau: “Tidak ada hijrah lagi hari ini…” saat itu mereka semua berada di negeri Islam, kemudian ibunda Aisyah menetapkan bahwa sebab hijrah adalah lari membawa agama lantaran takut terkena fitnah.

2. Hijrah sebagai tahap pertama jihad

Di sini, Rosululloh SAW menjadikan hijrah sebagai mukaddimah dan pengiring jihad.Alloh SWT berfirman:

�م� ن� ث �ك� إ ب �ذ ین� ر� ل وا ل �ع�د م ن� ه�اج�ر� �وا م�ا ب ن �م� ف�ت اه�د�وا ث وا ج� �ر� ن� و�ص�ب �ك� إ ب �ع�د ه�ا م ن� ر� �غ�ف�ور� ب ل

ح يم� ر�“Dan sesungguhnya Robbmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; sesungguhnya Robbmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl:110)

Dalam konteks ayat ini, hijrah setelah terjadi fitnah bukanlah jalan terakhir, tapi justru merupakan titik awal kepada tahapan berikutnya, yaitu tahapan jihad dan sabar.Rosululloh SAW bersabda:

�ل العدو مادام الهجرة تنقطع ال �ق�ات ی“Hijrah tidak akan pernah berhenti selama masih ada musuh yang diperangi. (HR. Ahmad dari Abdulloh bin Sa’di, dishohihkan oleh Al-Albani (Irwaa’ul Gholil V/33).

Mengenai hukum hijrah, Ibnu Qudamah berkata:“Pasal: tentang hijrah”, Hijrah adalah keluar dari negeri kafir ke negeri Islam,

Page 108: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Alloh SWT berfirman:

ن� �ذ ین� إ �و�ف�اه�م� ال �ة� ت ك �م�الئ م ي ال ه م� ظ�ال �نف�س �وا أ �م� ف يم� ق�ال �نت �وا آ �ا ق�ال �ن �ض�ع�ف ين� آ ت ر�ض ف ي م�س�� األ

�وا �م� ق�ال �ل �ن� أ �ك ر�ض� ت� �ه أ ع�ة; الل وا و�اس �ه�اج ر� ف يه�ا ف�ت

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini.” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Alloh itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?” (QS. An-Nisa’:47)

Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda:ناراهما التراءا مشرآين بين مسلم من بريء أنا

“Aku berlepas diri dari orang Islam yang tinggal di tengah-tengah kaum musyrikin, jangan sampai kedua belah pihak saling melihat api masing-masing.” (HR. Abu Dawud)Makna hadits ini adalah janganlah seorang muslim itu berada di tempat yangia bisa melihat api kaum musyrikin dan kaum musyrikin bisa melihat api dia jika dinyalakan, hadits-hadits selain dua dalil di atas sangatlah banyak danRosululloh SAW menetapkan bahwa hijrah ini akan terus berlangsung hinggahari kiamat sebagaimana dikatakan kebanyakan ahli ilmu, sebagian kaummengatakan bahwa hijrah telah terputus, sebab Rosululloh SAW bersabda:

الفتح بعد هجرة ال“Tidak ada hijrah setelah fathu Makkah.”Beliau juga bersabda:

ونية جهاد ولكن الهجرة انقطعت قد“Hijrah telah selesai, tinggallah jihad dan niat.”

Diriwayatkan juga dari Shofwan bin Umayyah bahwa ketika ia masuk Islam ada yang mengatakan kepadanya: “Tidak ada agama siapa yang tidak mau berhijrah.” Maka ia datang ke Madinah, kemudian Nabi SAW bersabda:

وهب أبا بك جاء ما“Apa yang membuatmu datang kemari wahai Abu Wahab?”Ia menjawab: “Katanya, tidak ada agama bagi siapa yang tidak berhijrah.”Beliau bersabda:

ونية جهاد ولكن الهجرة انقطعت فقد مساآنكم على أقروا مكة أباطح إلى وهب أبا ارجع“Pulanglah wahai Abu Wahab ke padang pasir-padang pasir Mekkah, tinggallah kalian semua di rumah kalian, hijrah sudah sekarang tinggal jihad dan niat.”Semua hadits tadi diriwayatkan oleh Sa’id.

Adapun dalil kami adalah hadits yang diriwayatkan Mu’awiyah ia berkata: “Aku mendengar Rosululloh SAW bersabda:

مغربها من الشمس تطلع حتى التوبة تنقطع وال التوبة تنقطع حتى الهجرة تنقطع ال“Hijrah tidak akan pernah berhenti sampai taubat terputus, dan taubat tidak akan terputus sampai matahari terbit dari tempat tenggelamnya.” (HR. Abu Dawud)Diriwayatkan juga dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda:

الجهاد آان ما الهجرة تنقطع ال “Hijrah tidak akan pernah terputus selama ada jihad.”

Page 109: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Diriwayatkan oleh Abu Sa’id dan yang lain.

Ditambah dengan berlakunya ayat-ayat dan hadits-hadits yang menunjukkanpendapat kami ini secara mutlak dan kandungannya yang setelah diteliti ternyata berlaku pada setiap zaman.

Adapun hadits pertama, maksudnya adalah tidak ada hijrah setelah penaklukan sebuah negeri ke dalam Islam.

Sedangkan sabda beliau kepada Shofwan bahwa hijrah telah selesai maksudnya adalah hijrah dari Mekkah, sebab pengertian hijrah adalah keluar dari negeri orang-orang kafir, maka apabila negeri itu telah ditaklukkan dan tidak ada lagi negeri kafir, berarti tidak ada lagi hijrah. Demikian halnya dengan setiap negeri yang telah ditaklukkan, tidak perlu lagi hijrah dari sana.

Jika hal ini sudah jelas, selanjutnya manusia yang berhijrah ada tiga kelompok:

Yang pertama, orang yang wajib melakukan hijrah. Yaitu mereka yang mampu hijrah sementara ia tidak bisa menjalankan agamanya dengan terangterangan dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban agamanya jika ia tetap tinggal di tengah-tengah orang-orang kafir, maka orang seperti ini wajib berhijrah berdasarkan firman Alloh SWT:

ن� �ذ ین� إ �و�ف�اه�م� ال �ة� ت ك �م�الئ م ي ال ه م� ظ�ال �نف�س �وا أ �م� ف يم� ق�ال �نت �وا آ �ا ق�ال �ن �ض�ع�ف ين� آ ت ر�ض ف ي م�س�� األ

�وا �م� ق�ال �ل �ن� أ �ك ر�ض� ت� �ه أ ع�ة; الل وا و�اس �ه�اج ر� ك� ف يه�ا ف�ت �ئ و�ل

� و�اه�م� ف�أ� �م� م�أ ه�ن اء�ت� ج� ا و�س� م�ص ير;

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini.” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Alloh itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu.” Orang-orang itu tempatnya naar Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali,” (QS. An-Nisa’:97)Ini adalah ancaman keras yang menunjukkan hukum wajib.

Kedua, orang yang tidak mempunyai kewajiban hijrah. Yaitu orang yang tidak mampu melaksanakannya, karena sakit, terpaksa tidak berangkat hijrah, atau karena kondisi lemah yaitu dari kalangan wanita, anak-anak dan orang-orang semisal mereka.Orang-orang seperti ini tidak ada kewajiban hijrah berdasarkan firman AllohSWT:

ال �ض�ع�ف ين� إ ت �م�س� ج�ال م ن� ال Uالر اء Uس� �د�ان و�الن �و ل �ط يع�ون� ال و�ال ت �س� �ة; ی يل �د�ون� و�ال ح �ه�ت يال ی ب س� ك� �ئ و�ل

� �ه� ع�س�ى ف�أ �ن� الل �ع�ف�و� أ �ه�م� ی �ان� ع�ن �ه� و�آ ا ع�ف�و_ا الل غ�ف�ور;“…kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah). Mereka itu, mudah-mudahan Alloh memaafkannya. Dan Alloh Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa’:98-99)

Bagi kelompok ini, hijrah tidak bisa dihukumi sunnah, sebab mereka tidak mampu melakukannya.

Ketiga, orang yang disunnahkan berhijrah namun tidak wajib. Yaitu orangyang mampu berhijrah tapi ia bisa melaksanakan agama dan tinggal denganterang-terangan di negeri kafir.

Page 110: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Orang seperti ini disunnahkan melakukan hijrah dengan tujuan nantinya bisaberjihad memerangi orang-orang kafir di negeri di mana ia tinggal tadi, memperbanyak serta membantu kaum muslimin, melepaskan diri dari memperbanyak jumlah dan bercampur baur dengan orang-orang kafir dan menghindari menyaksikan kemungkaran di tengah-tengah mereka.

Hijrah tidak wajib ia lakukan karena ia bisa melaksanakan kewajiban agamanya tanpa harus berhijrah. Dahulu ‘Abbas, paman Nabi SAW tetap tinggal di Mekkah padahal beliau sudah masuk Islam.

Kami juga meriwayatkan bahwasanya ketika Nu’aim An-Nuham hendak berhijrah, kaumnya — Bani ‘Adi — datang kepadanya, mereka mengatakan:“Tetap tinggallah Anda bersama kami, silahkan tetap memeluk agama Anda,kami akan melindungi Anda dari orang yang hendak menyakiti Anda dancukupilah kebutuhan yang kami inginkan dari Anda.” Ketika itu ia menjadiorang yang mencukupi kebutuhan anak-anak yatim dan janda-janda Bani ‘Adi. Akhirnya Nu’aim menunda hijrahnya beberapa waktu, walupun kemudian ia tetap berhijrah, maka Nabi SAW bersabda kepadanya:

حفظوك وقومك قتلي وأرادوا أخرجوني قومي لي، قومي من لك خيرا آانوا قومكومنعوك

“Sikap kaummu kepadamu lebih baik daripada sikap kaumku kepadaku, kaumku mengusirku, mereka ingin membunuhku sementara kaummu ingin menjaga dan melindungimu.”

Nu’aim berkata: “Wahai Rosululloh, tetapi kaum Anda mengusir Anda menuju ketaatan kepada Alloh serta kepada jihad melawan musuh-Nya sementara kaumku menahan diriku dari hijrah dan dari ketaatan kepada Alloh,” atau perkataan yang hampir mirip dengan ini.” Sampai di sini perkataan Ibnu Qudamah. (Al-Mughni Was-Syarhul Kabir , juz X hal. 513-515.)

Panduan ke 12 – Kaum Muslimin Adalah Umat Yang Satu, Orang Islam Adalah Saudara Bagi Muslim Lainnya Meskipun Negeri Mereka Berjauhan, Masing- Masing Punya Hak Untuk Ditolong.Posted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

1 Votes

Alloh SWT berfirman:�م�ا ن �ون� إ �م�ؤ�م ن خ�و�ة� ال إ

“Sesungguhnya orang-orang beriman adalah saudara”. (Qs. Al-Hujurot:10)Rosululloh SAW bersabda:

المسلم أخو المسلم“Orang muslim adalah saudara muslim lainnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Page 111: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Rosululloh SAW juga bersabda:والحمى بالسهر الجسد سائر له تداعى رأسه اشتكى إذا واحد آرجل المؤمنون

“Orang-orang beriman ibarat satu orang, jika bagian kepala mengaduh, seluruh badan akan menderita tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim dari Nu’man bin Basyir)

1. Tidak ada kelebihan antar kaum muslimin kecuali dengan takwa dan amal sholeh, Alloh SWT berfirman:

ن� �م� إ م�ك ر�� �آ �د� أ ن �ه ع �م� الل �ق�اآ �ت أ

“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Alloh di antara kalian adalah yangpaling bertakwa.” (QS. Al-Hujurot:13)Rosululloh SAW bersabda:

على ألسود وال أسود على ألبيض وال عربي على لعجمي وال عجمي على لعربي فضل التراب من وآدم آدم من الناس بالتقوى، إال أبيض

“Tidak ada kelebihan bagi orang arab atas non arab, orang non arab atas orang arab, orang kulit putih atas kulit hitam, orang kulit hitam atas orang kulit putih kecuali dengan ketakwaan, manusia seluruhnya dari Adam sedangkan Adam berasal dari tanah.” (HR. Ahmad dan dishohihkan Al-Albani dalam Syarah Aqidah Thohawiyah dan Shohih Jamius-Shogir (1780))

2. Mendapatkan pertolongan adalah hak seorang muslim dari saudaranya sesama muslim walaupun negeri mereka berjauhan.

Rosululloh SAW bersabda:ل مه، وال یظلمه ال المسلم أخو المسلم �س� ومن حاجته، في الله آان أخيه حاجة في آان ومن ی

الله ستره مسلما ستر ومن القيامة، یوم آربات من آربة عنه الله فرج آربة مسلم عن فرجالقيامة یوم

“Orang muslim adalah saudara muslim lainnya, tidak (boleh) ia dzalimi atau ia serahkan kepada musuh, barangsiapa memenuhi hajat saudaranya Alloh akan penuhi hajatnya, barangsiapa membantu memberikan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi seorang muslim, Alloh akan berikan jalan keluar baginya ketika menghadapi kesulitan pada hari kiamat, dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Alloh akan tutupi aibnya pada hari kiamat” (HR. Bukhori dari Ibnu ‘Umar.)

Dari sini Anda bisa melihat bahwa pertalian (hubungan) yang bersifat syar’i yang mengikat kaum muslimin adalah ikatan karena status agama Islam.Pertalian ini memiliki tuntutan-tuntutan, seperti tuntutan saling membantu, saling berlemah lembut, saling menolong dan sebagainya.

Karena pertalian syar’i antar kaum muslimin ini melemah, yang berakibatkepada tercerai berainya persatuan kaum muslimin dan terpecah belahnyakeutuhan mereka, maka orang-orang kafirpun mencoba membuat pertalianpertalian sebagai ganti, diantaranya:

Page 112: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Pertalian karena tanah air (negara), atau yang biasa disebut nasionalisme. Ini mengakibatkan seseorang fanatik dengan negara asalnya tanpa membeda-bedakan agama penduduknya, akibat lainnya ia akan mendahulukan kepentingan negara sebagai pertimbangan nomor satu. Ini jelas batil secara syar’i, tidak selayaknya seorang muslim menjadikan fanatisme dan loyalitasnya hanya didasari kepada sepetak tanah, sebab tidak menutup kemungkinan pada suatu saat nanti ia dituntut untuk berhijrah di jalan Alloh meninggalkan tanah airnya ini, bahkan Alloh SWT mengancam siapa saja yang lebih memprioritaskan loyalitasnya kepada negara daripada perbuatan yang disukai Alloh dan Rosul-Nya dalam firman-Nya (Qs. At Taubah: 24)

Termasuk tali ikatan jahiliyah adalah fanatisme suku; yaitu sikap fanatik kepada ras dan suku tertentu, berperang membela fanatisme tersebut dan mendahulukan ikatan ini di atas ikatan lain.Inilah yang disebut da’wah jahiliyyah (seruan jahiliyah) yang mana Rosululloh SAW mengatakan tentangnya:

خبيثة فإنها دعوها »“Tinggalkanlah seruan itu, sesungguhnya itu busuk.” (HR. Bukhori dari Jabir)

Rosululloh SAW menghukumi orang yang mati karena berperang membelaprinsip ini bahwasanya ia mati dalam keadaan mati jahiliyah (HR.Muslim dari Jabir). Ikatan fanatisme suku inilah yang tertera dalam ayat surat At-Taubah tadi di dalam firman Alloh SWT: م�� �ك ت ير� …“ و�ع�شdan keluarga kalian…”

Alloh SWT memberikan contoh kepada kita dengan para nabi-Nya tatkalamereka berlepas diri dari kaumnya, Alloh SWT berfirman:

�وح� ق�ال� �ان �ه� ی ن �س� إ �ي �ه�ل ك� م ن� ل �ه� أ ن �ر� ع�م�ل� إ حt غ�ي ص�ال

“Alloh berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik.” (QS. Hud:46)

Alloh SWT juga berfirman:�ت� ق�د� �ان �م� آ �ك و�ة� ل س�

� �ة� أ ن اه يم� ف ي ح�س� �ر� ب �ذ ین� إ ذ� م�ع�ه� و�ال �وا إ ق�و�م ه م� ق�ال �ا ل ن آء� إ �ر� �م� ب �ك �د�ون� و�م م�ا م ن �ع�ب ت

�ه د�ون م ن� �ا الل ن �ف�ر� �م� آ ك �د�ا ب �ا و�ب �ن �ن �ي �م� ب �ك �ن �ي �ع�د�او�ة� و�ب �غ�ض�اء� ال �ب �د;ا و�ال �ب �ى أ ت �وا ح� �ؤ�م ن �ه ت الل و�ح�د�ه� ب“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orangorang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja.” (QS. Al-Mumtahanah:4)Ayat-ayat di atas menerangkan bahwa tali ikatan syar’i adalah iman kepadaAlloh saja, ikatan pertalian berupa apapun selain iman tidak bernilai sedikitpun. Loyalitas dan permusuhan terkait dengan iman:

3. Termasuk ikatan pertalian jahiliyah adalah ikatan atas dasar kesamaan bahasa atau kepentingan bersama.

Semua pertalian ini tidak benilai sedikitpun apalagi ketika bertabrakan

Page 113: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

dengan tuntutan hukum-hukum syar’i. Semua pertalian ini tak lain diproduksi oleh tangan-tangan orang kafir dalam rangka memecah belah kaum muslimin dan menyulut api permusuhan di tubuh mereka, ini termasuk perkara yang Alloh ingatkan kepada kita dengan firman-Nya Qs. Ali Imron ayat 100-105.

Alloh SWT juga berfirman: ن� �ط يع�وا إ �ذ ین� ت وا ال �ف�ر� �م� آ د�وآ �ر� �م� ع�ل�ى ی ك �ع�ق�اب �وا أ ب �ق�ل �ن ر ین� ف�ت خ�اس

“…jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran) lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi” (QS. Ali-Imron:149).

Tujuan kami paparkan keterangan-keterangan ini adalah hendaknya seorang muslim mengerti bahwa loyalitas, hak memberikan pertolongan dan pengorbanan, semuanya terikat dengan tali keimanan saja, tidak perlu melihat tali ikatan lain yang berbau jahiliyah. Seorang muslim haram bersikap loyal dan berperang di atas tali ikatan jahiliyah seperti ini.

Seorang muslim juga harus tahu bahwa orang Islam yang berada di ujung timur paling jauh sana adalah saudara bagi muslim yang berada di ujung barat paling jauh meskipun warna kulit, suku dan bahasanya berbeda; menolong dan membantunya dalam membela kebenaran adalah wajib sesuai kemampuan.

Panduan ke 13 – Wajib Memerangi Musuh Terdekat Terlebih DahuluPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

1 Votes

Ini berdasarkan firman Alloh SWT:�ه�ا ی

� �اأ �ذ ین� ی �وا ال �وا آم�ن ل �ذ ین� ق�ات �م� ال �ك �ون �ل �ف�ار م ن� ی �ك ال“Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang berdekatan dengan kalian…” (QS. At-Taubah:123)

Ibnu Qudamah berkata:“Masalah: Suatu kaum mesti memerangi musuh yang terdekat,”

Ini mengingat bahwa orang kafir yang terdekat lebih besar bahayanya, memeranginya akan menolak bahaya yang bakal menimpa orang yang berhadapan dengan musuh tersebut atau orang yang berada di belakang mereka, sementara menyibukkan diri memerangi musuh yang jauh akan memberi kesempatan musuh terdekat untuk mencuri kesempatan menyerang kaum muslimin, sebab kaum muslimin melalaikannya…”

Ibnu Katsir berkata menafsirkan ayat di atas:

Page 114: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Alloh SWT memerintahkan kaum mukminin untuk memerangi orang-orang kafir yang paling dekat, kemudian yang paling dekat lagi dengan daerah Islam.

Oleh karena itu, Rosululloh SAW terlebih dahulu memerangi orang-orang musyrik di Jazirah Arab, ketika mereka berhasil dirampungkan dan Alloh taklukkan untuk beliau kota Mekkah, Madinah, Tho’if, Yaman, Yamamah, Hajar, Khoibar, Hadromaut dan daerah arab lainnya dan manusia dari seluruh etnis arab masuk agama Alloh dengan berbondong-bondong, barulah beliau memerangi ahli kitab (Yahudi-Nasrani), maka beliau bersiap-siap memerangi bangsa Romawi, para penyembah salib, merekalah manusia yang paling dekat dengan Semenanjung Arab…”

— hingga perkataan beliau —:“…wakil dan teman setia sekaligus khalifah Rosululloh SAW sepeninggal beliau melaksanakan perintah ini, dialah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.

Panduan ke 14 – Memerangi Orang Kafir Murtad Lebih Didahulukan Daripada Memerangi Orang Kafir AsliPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

Rate This

Sebab orang murtad lebih besar kejahatan terhadap dirinya sendiri danagama.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahulloh berkata:

“Telah tetap dalam sunnah bahwa hukuman orang murtad lebih besar daripada orang kafir asli ditinjau dari beberapa sisi, diantaranya karena orang murtad hukumannya adalah dibunuh, apapun kondisinya, tidak diperlakukan jizyah dan tidak ada jaminan keamanan baginya, lain halnya dengan orang kafir asli. Demikian juga, orang murtad tetap dihukum bunuh meskipun ia tidak memiliki kemampuan untuk berperang, sedangkan orang kafir asli tidak dibunuh kalau ia bukan termasuk pasukan perang.

Menurut pendapat kebanyakan ulama orang kafir asli yang bukan ahli perang tidak boleh dibunuh, diantaranya menurut Abu Hanifah, Malik dan Ahmad.

Oleh karena itu, hukuman orang murtad adalah dibunuh sebagaimana pendapat Imam Malik, Syafi’i dan Ahmad.

Sisi lain, orang murtad itu tidak berhak mewarisi, tidak boleh dinikahkan (dengan orang Islam) dan tidak boleh dimakan sembelihannya, lain halnya dengan kafir asli.

Page 115: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Dan masih banyak lagi hukum-hukum yang terkait dengannya.” (Majmu’ Fatawa (28/534)Beliau berkata lagi: “Kufur karena murtad lebih besar berdasarkan ijma’daripada kufur asli.” (Majmu’ Fatawa (28/478)

Dalam lain tempat, beliau — Rahimahulloh — berkata:“Abu Bakar Ash-Shiddiq ra dan seluruh sahabat terlebih dahulu memerangi orang-orang kafir murtad sebelum berjihad melawan orang-orang kafir ahli kitab. Karena memerangi mereka adalah dalam rangka mempertahankan negeri-negeri Islam yang telah ditaklukkan dan mengembalikan orang yang ingin keluar dari Islam. Sedangkan memerangi orang musyrik yang tidak memerangi kita dan memerangi ahli kitab adalah untuk menambah kemenangan Islam.

Dan, menjaga modal lebih didahulukan daripada menambah keuntungan.” Majmu’ Fatawa (25/158-159).

Saya katakan:Para sahabat sepakat untuk terlebih dahulu memerangi orang kafir murtad.Kita tidak perlu bingung memahami diutusnya ekspedisi Usamah bin Zaid keRomawi di awal-awal kekhilafahan Abu Bakar ra., beliau tidak mengirim ekspedisi ini kecuali untuk melaksanakan perintah Rosululloh SAW yang berpesan agar mengirim pasukan Usamah. Lagi pula di sana terdapat kebaikan besar yaitu untuk menakut-nakuti orang-orang yang ingin murtad dari Islam (Al-Bidayah wan Nihayah Ibnu Katsir: VI/304-305.)

Panduan ke 15 – Apabila Penguasa Melakukan Kekufuran Dan Menolak Menggunakan Syari’at Islam, Memeranginya Adalah Fardhu ‘Ain, Ia Harus Diganti Dengan Penguasa LainPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah 1 Comment

Rate This

A. Seperti para penguasa yang berhukum dengan selain hukum Islam di berbagai negara berpenduduk muslim, penguasa seperti ini dihukumi kafir, sebagaimana firman Alloh SWT:

�م� و�م�ن� �م� ل �ح�ك م�ا ی ل� ب �نز� �ه� أ ك� الل �ئ و�ل� ون� ه�م� ف�أ �اف ر� �ك ال

“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Alloh, maka mereka semua itu adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah:44)

Dalam Risalah Dakwatut Tauhid saya terangkan bahwa ayat ini adalah nash yang bersifat umum, kekufuran dalam ayat ini adalah kufur akbar (kufur besar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari Islam, penerj.). Di sana juga saya terangkan juga bahwa jika terjadi perdebatan pendapat antara para sahabat dalam menafsirkan ayat, kita harus memilih pendapat yang dikuatkan oleh dalil Al-Qur’an dan Sunnah seperti ditetapkan dalam ilmu Ushul Fiqih.

Page 116: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Sebenarnya, para penguasa itu tidak hanya berhukum kepada selain yang diturunkan Alloh SWT, mereka juga membuat hukum untuk manusia sekehendak hati mereka, dengan demikian mereka telah mengangkat diri mereka sebagai Robb dan tuhan bagi manusia selain Alloh SWT, sebagaimana firman Alloh SWT:

�م� �ه�م� أ �اء� ل آ ر� ع�وا ش� ر� �ه�م� ش� �م� م�ا الدUین م ن� ل �ذ�ن� ل �أ ه ی �ه� ب الل

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Alloh yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Alloh…” (QS. Asy-Syuro:21)

B. Penguasa yang melakukan kemurtadan seperti ini, apabila dia tidak melawan maka wajib diganti segera dan dihadapkan kepada Qodhi (hakim) untuk diminta taubat apabila ia mau, apabila tidak mau maka ia dibunuh, dan bila ia sudah bertaubat ia tidak boleh memegang jabatan lagi sebagaimana dicontohkan Abu Bakar dan ‘Umar — Radhiyallohu ‘anhuma —

Rosululloh SAW bersabda:بالنواجد عليها عضوا بعدي من المهدیين الراشدین الخلفاء وسنة بسنتي فعليكم

“Maka hendaklah kalian memegang sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk sepeninggalku, gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham…” (HR. Tirmidzi dari ‘Irhadh, ia menshohihkannya).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahulloh berkata:“ ‘Umar bin Khothob, bahkan Abu Bakar, tidak pernah sama sekali mengangkat orang munafik untuk mengatur kaum muslimin, tidak juga mengangkat kerabat dekatnya, mereka berdua tidak pernah takut celaan orangorang yang mencela karena Alloh SWT.

Ketika Abu Bakar dan ‘Umar khawatir dari mereka ada kemunafikan maka mereka tidak diangkat sebagai pemimpin bagi kaum muslimin.” (Majmu’ Fatawa : 25/65)

C. Apabila penguasa murtad tersebut memiliki pasukan perang yang melindunginya, maka mereka harus diperangi, dan setiap orang yang berperang bersamanya maka ia telah kafir, berdasarkan firman Alloh SWT:

�ه�م� و�م�ن� �و�ل �ت �م� ی �ك �ه� م ن ن �ه�م� ف�إ م ن“Barangsiapa berwali kepada mereka diantara kalian, maka ia termasuk golongan mereka…” (Qs. Al Maidah 51)

Kata م�ن� (Barang siapa… ) dalam ayat ini adalah isim syarat (kata benda syarat) yang bermakna umum mencakup siapa saja yang berwali dan menolong orang kafir dengan perkataan atau perbuatan.

Page 117: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Syaikhul Islam Muhammad bin ‘Abdul Wahhab dan yang lain berkata mengenai perkara-perkara yang membatalkan Islam: “Membantu dan menolong orang-orang kafir dalam memerangi kaum muslimin” dalilnya adalah firman Alloh (Qs. Al Maidah 51).

Oleh karena itu siapa saja yang menolong orang kafir dalam kekafirannya, baik dengan perkataan dan perbuatan, maka ia kafir seperti dia.

Inilah hukum dhahir (yang dipakai di dunia) dalam status mereka sebagai orang-orang yang menentang orang-orang beriman dan mujahidin, tapi tidak menutup kemungkinan bathinnya berstatus muslim karena adanya mani’ (penghalang) ia dikafirkan, atau karena ada syubhat yang tidak ia fahami atau penghalang lainnya; namun demikian semua penghalang ini tidak menghalangi kita untuk menghukumi dia sebagai orang kafir karena ada indikasi yang nampak jelas pada dirinya (secara lahiriyah, ketika di dunia).

Inilah sunnah yang berlaku terhadap orang-orang murtad yang memiliki kekuatan untuk melawan.

D. Adapun dalil yang menunjukkan wajibnya memerangi penguasa apabila ia murtad adalah hadits ‘Ubadah bin Shomit ra. ia berkata:

السمع على بایعنا أن علينا أخذ فيما فكان فبایعناه، وسلم عليه الله صلى الله رسول دعاناط نا في والطاعة �ش� ه نا م�ن �ر� ر نا وم�ك ر نا وع�س� �س� ةt وی �ر� ث

� أهله األمر ننازع ال وأن علينا، وأ ،برهان فيه الله من عندآم بواحا آفرا تروا أن إال: قال

“Rosululloh SAW menyeru kami maka kami berbai’at kepada beliau, diantara yang beliau minta kepada kami dalam bai’at itu adalah kesanggupan untuk mendengar dan taat baik dalam keadaan ringan atau berat, dalam keadaan sulit atau mudah dan ketika kami diperlakukan tidak adil dan agar kami tidak menggoyang kepemimpinan seseorang, beliau bersabda: “…kecuali apabila kalian melihat kekufuran yang nyata (kufur bawaah) dengan diiringi bukti yang jelas dari Alloh.” (Muttafaq ‘Alaih dengan redaksi hadits milik Muslim.)

E. Ketika kaum muslimin tidak mampu melawan penguasa seperti ini, mereka harus melakukan latihan dalam rangka I’dad (persiapan).

Ibnu Taimiyah berkata: “Persiapan untuk berjihad harus dilakukan dengan menyiapkan kekuatan dan kuda-kuda yang tertambat, ini ketika kewajiban jihad gugur (ditunda) lantaran belum mampu (lemah), sebab sebuah kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengan memenuhi suatu perkara, maka perkara itu wajib dilakukan.” (Majmu’ Fatawa (28/259).)

Alloh SWT berfirman:�ن� و�ال ب �ح�س� �ذ ین� ی وا ال �ف�ر� �ق�وا آ ب �ه�م� س� ن ون� ال إ �ع�ج ز� �ع د�وا ی �ه�م� و�أ �م� م�ا ل �ط�ع�ت ت ق�و�ةt م ن� اس�

“Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Alloh). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Alloh). Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…” (QS. Al-Anfal:59-61)

Page 118: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Rosululloh SAW bersabda:الرمي القوة إن أال

“Ketahuilah, kekuatan itu adalah melontar.”Beliau mengucapkannya tiga kali. (HR. Muslim dari ‘Uqbah bin Amir)

Dari semua penjelasan tadi, kini Anda tahu bahwa kewajiban kaum muslimin untuk melawan thoghut-thoghut itu ditetapkan berdasarkan dalil syar’i dimana seorang muslim tidak boleh menentangnya, nash syar’i tersebut adalah perkataan ‘Ubadah:

أهله األمر ننازع وأال“…hendaknya kami tidak mengambil kepemimpinan dari seseorang.” (Kemudian Rosululloh) bersabda:

برهان فيه الله من عندآم بواحا آفرا تروا أن إال“…kecuali jika kalian melihat kekufuran yang nyata diiringi bukti yang jelas dari Alloh…”

Dalam ijma’ ulama juga telah ditetapkan wajibnya melawan para penguasamurtad sebagaimana saya sebutkan tadi.

Oleh karena itu, tidak dibenarkan melakukan ijtihad dalam menentukan cara menghadapi thoghut jika di sana sudah ada nash syar’i dan ijma’ ulama, siapayang berijtihad dalam suatu hal padahal sudah ada nash syar’i dan ijma’ dalam perkara ini, berarti ia telah sesat secara nyata.

Contoh berijtihad dalam hal ini adalah mereka yang mencoba menerapkan hukum Islam melalui media parlementer yang mana parlemen sendiri mengandung unsur kesyirikan, atau melalui cara-cara semisal.

Jika diantara mereka yang terjun di parlemen ada yang mengatakan bahwa kondisi pernah membuat kita tidak mampu melawan para penguasa itu, kamikatakan: Ketika kondisi lemah (tidak mampu), yang sewajibnya dilakukan adalah melakukan I’daad (persiapan untuk berperang), bukan dengan menceburkan diri mengikuti sistem parlemen mereka yang berbau syirik itu. Jika kelemahan benar-benar tak sanggup ditanggulangi, maka wajib melakukan hijrah.

Jika hijrahpun tidak mampu, maka statusnya menjadi seperti kaum lemah (mustadh’afin ) yang berdo’a kepada Alloh seperti halnya orang-orang mu’min yang mustadh’afin:

�ذ ین� �ون� ال �ق�ول �ا ی �ن ب �ا ر� ن �خ�ر ج� �ة ه�ذ ه م ن� أ ی �ق�ر� ال م �ه�ا الظ�ال ه�ل� �ا و�اج�ع�ل أ �ن �ك� م ن� ل �د�ن _ا ل ي �ا و�اج�ع�ل و�ل �ن ل

�ك� م ن� �د�ن ا ل �ص ير; ن

“…yang mereka mengatakan: “Robb kami, keluarkanlah kami dari negeri yang penguasanya dzalim ini dan jadikanlah pemimpin dan penolong dari sisi-Mu.” (QS. An-Nisa’:75)

Page 119: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

F. Jihad melawan para penguasa, murtad dan bala tentaranya adalah fardhu ‘ain bagi setiap muslim selain yang memiliki udzur syar’i.

Inilah yang sebenarnya terjadi sekarang, orang-orang murtad menguasai kaum muslimin, mereka adalah musuh kafir yang menguasai negeri muslim, maka memeranginya adalah fardhu ‘ain. Oleh karena itu Qodhi ‘Iyadh berkata: “…kaum muslimin wajib melawan penguasa murtad tersebut…”

Perkataan Ibnu Hajar lebih jelas dalam mengambil kesimpulan umum, seperti beliau katakan: “Ringkasnya, seorang penguasa harus diturunkan karena kekufuran, maka setiap muslim wajib melawan penguasa seperti itu…” (Fathul Bari : XIII/123)

Dalam waktu bersamaan, orang-orang Islam awam pun mendapatkan beban perintah syar’i yang sama selama ia masih mengaku muslim walaupun ia fasik dan banyak dosa, sebab kefasikan tidak bisa menggugurkan perintah syar’i untuk berjihad. (Lihat pada Bab Empat dari Risalah Al-‘Umdah.)

Tujuan lainnya agar isu jihad berubah yang semula hanya kepentingan orang-orang tertentu menjadi kepentingan seluruh orang Islam.

Dari sini nantinya diharapkan kekalahan berbalik kepada thoghut dan antek-anteknya sehingga mereka bisa diturunkan dari kekuasaannya dan terkuaklahkekufuran serta kejahatan mereka, Alloh SWT berfirman:

�خ�ر ج�وه�م� �ث� م ن� و�أ ي �م� ح� ج�وآ �خ�ر� أ“…dan keluarkanlah mereka sebagaimana mereka mengusir kalian…” (QS. Al-Baqoroh:191)

Alloh SWT juga berfirman kepada Nabi-Nya ‘Alaihis Salam — di dalam haditsqudsi — :

استخرجوك آما استخرجهم”…dan usirlah mereka sebagaimana mereka dulu mengusir kalian…” (HR.Muslim dari ‘Iyadh bin Himar.)

Seorang muslim diharamkan menyumbangkan harta berbentuk apapun kepada thoghut-thoghut itu, baik berupa bea cukai ataupun pajak atau yang semisal kecuali dalam kondisi mendesak atau terpaksa.Alloh SWT berfirman:

�وا و�ال �ع�او�ن ع�ل�ى ت �م ث �ع�د�و�ان اإل و�ال“…dan janganlah kalian tolong-menolong dalam perkara dosa dan permusuhan…” (QS. Al-Maidah 2)

G. Memerangi penguasa–penguasa murtad lebih didahulukan daripada memerangi orang kafir asli, baik yahudi, kristen atau kaum animis.

Ini berdasakan tiga tinjauan:Pertama: Jihad melawan penguasa muartad termasuk jihad difa’i (defensive) yang hukumnya fardu ‘ain dan lebih didahulukan daripada jihad offensive.

Page 120: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Kedua: Karena penguasa tersebut murtad.

Ketiga: Posisi mereka lebih dekat dengan kaum muslimin dan bahaya sertafitnah yang ditimbulkan lebih besar. Alloh berfirman:

�ه�ا ی� �اأ �ذ ین� ی �وا ال �وا آم�ن ل �ذ ین� ق�ات �م� ال �ك �ون �ل �ف�ار م ن� ی �ك ال

“Hai orang-orang beriman,“Hai orang-orang beriman, perangi orang orang kafir disekeliling kalian,” (QS. At-Taubah:123)

Syubhat!!!Ada satu syubhat kaitannya dengan point pertama dari tiga tinjauan diatas. Sebagian orang mengatakan bahwa menganggap penguasa murtad yang menguasai negeri-negeri kaum muslimin itu sebagai orang kafir yang menduduki negeri kaum muslimin tidak bisa dibenarkan, sebab hukum ini berlaku bagi orang kafir berasal dari luar daerah Islam. Adapun para penguasa tersebut, mereka adalah penduduk lokal, jadi tidak bisa disamakan!

Perkataan ini sengaja dilontarkan dalam rangka mematahkan pendapat yangdisandarkan kepada fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah — tentang wajibnyamemerangi orang-orang Tartar yang tak mau berhukum dengan syariat Islamwalaupun mereka mengaku diri Islam (Majmu’ Fatawa : 28/501-551). kata mereka, fatwa beliau ini tidak boleh digunakan saebagai hujjah / dalil dalam perkara ini, sebab orang-orang Tartar adalah kafir yang bukan berasal dari negara Islam.

Menjawab syubhat ini, kami katakan:Masalah pemerintah murtad ada nash tersendiri, yaitu hadits ‘Ubadah binShomit;

برهان فيه الله من عندآم بواحا آفرا تروا أن إال: قال أهله، األمر ننازع وأال“…dan kami berba’iat untuk tidak akan merampas kepemimpinan dari seseorang, (kemudian Rosululloh bersabda), “…kecuali jika kalian melihat kekufuran yang nyata diiringi bukti yang jelas dari Alloh.”

Mengingat Materi ini cukup banyak halamannya, saya sarankan anda download materi Panduan Fiqih Jihad Fi Sabilillah lalu baca kembali panduan ke 15 Satu Tanggapan to “Panduan ke 15 – Apabila Penguasa Melakukan Kekufuran Dan Menolak Menggunakan Syari’at Islam, Memeranginya Adalah Fardhu ‘Ain, Ia Harus Diganti Dengan Penguasa Lain”iman Says:

Juli 3, 2009 at 6:57 am

ulasan yg bagus dan berani, lanjutkan!!

Panduan ke 16 – Thoghut Hidup Lebih Berbahaya Daripada Thoghut Mati

Page 121: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Posted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

1 Votes

Maksud saya thoghut hidup di sini adalah aimmatul-kufr (pemimpinpemimpin kekufuran) dan penguasa murtad yang memberlakukan bagi kaum muslimin syari’at pengganti, menyebarluaskan kekufuran dan perbuatan keji di tengah-tengah mereka.

Sedang saya sebut thoghut mati adalah kuburan-kuburan, bebatuan, pohon-pohonan dan benda mati lain yang disembah selain Alloh SWT dengan beragam ritual ibadah mulai dari berdo’a, minta tolong, menyembelih bernadzar dan lainlain.

Maka tidak bisa dibantah bahwa thoghut yang hidup lebih besar fitnah dan kerusakannya daripada benda-benda tadi.

Oleh karena itu, Nabi SAW memerangi thoghut yang hidup dahulu sebelum memberantas thoghut yang mati, Nabi SAW tidak memusnahkan berhala-berhala kecuali setelah Penaklukan Mekah sebagaimana riwayat Bukhori, dari Ibnu Mas’ud ra. ia berkata: Nabi SAW memasuki Mekah pada saat ditaklukkan, di sekitar Ka’bah ada 360 patung, maka beliau menghantam patung-patung itu dengan tongkat yang ada di tangan beliau sambil bersabda: “Telah datang kebenaran dan telah lenyap kebatilan, telah datang kebenaran dan kebatilan itu tidak kokoh dan tidak akan terulang.” (Hadits 4287)

Setelah itu Rosululloh SAW memerintahkan para sahabatnya untuk melenyapkan patung yang masih tersisa di Jazirah Arab, hal itu beliau lakukan setelah membasmi kekuasaan thoghut hidup, beliau mengingkari mereka dan patung-patungnya dan bersikap baro’ (berlepas diri) dari mereka sejak awal diutus.

Inilah Millah Ibrohim ‘Alaihis Salam, berlepas diri dari orang-orang kafir yang hidup sebelum berlepas diri dari sesembahan-sesembahan mereka. Alloh SWT berfirman:

�ت� ق�د� �ان �م� آ �ك و�ة� ل س�� �ة� أ ن اه يم� ف ي ح�س� �ر� ب �ذ ین� إ ذ� م�ع�ه� و�ال �وا إ ق�و�م ه م� ق�ال �ا ل ن آء� إ �ر� �م� ب �ك �د�ون� و�م م�ا م ن �ع�ب ت

�ه د�ون م ن� الل“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrohim dan orangorang yang bersama dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Alloh.” (QS. Al-Mumtahanah:4)

Sebelumnya sudah kita terangkan perkataan Syaikh Hamd bin ‘Atiq seputar ayat-ayat ini di bagian kelima, Alloh SWT juga berfirman:

�م� �ا ث �ن ي و�ح�� �ك� أ �ي ل �ن� إ ع� أ �ب �ة� ات اه يم� م ل �ر� ب يف;ا إ ن ح�

Page 122: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): ”Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif.” (QS. An-Nahl:123)

Penjelasan ini bukan menerangkan urutan, tetapi menerangkan prioritas, jadi bukan berarti diam terhadap thoghut yang mati beserta para penyembahnya dibenarkan secara syar’i menunggu kita basmi thoghut yang hidup. Sebab syari’at sudah sempurna, siapa diantara Anda melihat kemungkaran hendaknya merubah semampunya.

Maka mengherankan sekali kalau ada orang yang mengaku ulama, ahli agama dan bermadzhab salaf yang tulisan mereka sekarang ini lebih terfokus kepada thoghut mati kemudian lupa atau pura-pura lupa dengan thoghut hidup.

Anda lihat ada diantara mereka hidup di negeri berundang-undang positif yang kafir serta menggunakan sistem demokrasi yang kufur sementara dia benarbenar tidak tahu dan menutup mata darinya, di waktu yang sama dia menghunus pedangnya melalui media cetak (buku) menentang thoghut mati dan penyembahpenyembahnya yang jelas tidak bersenjata. Alloh SWT berfirman:

ذ� �م� و�إ �ع د�آ �ه� ی ح�د�ى الل �ن إ �ي ف�ت �ه�ا الط�ائ ن� �م� أ �ك �و�د�ون� ل �ن� و�ت �ر� أ �ة ذ�ات غ�ي و�آ �ون� الش� �ك �م� ت �ك �ر ید� ل �ه� و�ی �ن� الل أ

�ح ق� �ح�ق� ی ه ال م�ات �ل ك �ق�ط�ع� ب ر� و�ی �اف ر ین� د�اب �ك ال“Dan (ingatlah), ketika Alloh menjanjikan kepadamu bahwa satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu sedangkan kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah untukmu, dan Alloh menghendaki untuk membenarkan dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir,” (QS. Al-Anfal:8)

Kalaulah ada yang berbicara tentang jihad, Anda lihat ia hanya menyebut jihad Palestina dan Afghanistan, karena hanya inilah kadar yang diperbolehkan di sebagian negara. Padahal jihad melawan penguasa murtad itu lebih wajib daripada jihad melawan Yahudi, memang kedua-duanya musuh kafir yang menginjak negeri kaum muslimin, hanya saja penguasa murtad itu lebih tinggi tingkatannya daripada Yahudi karena dua hal: Pertama mereka lebih dekat, kedua mereka murtad. Kedua perkara ini menjadikan memerangi penguasa tersebut lebih dahulu wajib hukumnya. (Sebagaimana tercantum pada panduan 13 dan 14)

Renungkan pula hadits di bawah ini, Anda akan tahu bahaya thoghut hidup, yaitu hadits riwayat Bukhori dari Qois bin Abi Hazim bahwasanya ada seorang wanita dari Ahmas bertanya kepada Abu Bakar: “apa yang menjadikan kita tetap berada di atas urusan baik ini (Islam), dimana Alloh mendatangkannya setelah jahiliyah?” Beliau mengatakan: ”Kelangsungan kalian di atasnya adalah selama para pemimpin kalian istiqomah (konsisten).” Ia bertanya: “Siapa para pemimpin itu?” Beliau mengatakan: “Bukankah kaummu memiliki pemimpin dan orang-orang terpandang dimana mereka memerintah dan ditaati?” Ia berkata: “Benar.” Beliau berkata: “Merekalah yang akan menjadi tumpuan manusia.” (Hadits 2834)

Ibnu Hajar berkata dalam Syarah-nya: (Perkataan wanita itu),”Apa yang menjadikan kita tetap berada di atas urusan baik ini?” maksudnya adalah agama Islam dan keadilan, persatuan kalimat, menolong orang dzalim dan meletakkan sesuatu pada tempatnya yang terkandung dalam ajarannya. “…selama para pemimpin kalian istiqomah,” artinya, karena manusia tergantung kepada agama

Page 123: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

penguasa mereka, maka ketika para pemimpin jauh dari tugas semestinya, ia akan sesat dan menyesatkan orang.” (Fathul Bari VII/151)

Abdulloh bin Mubarok berkata:ورهبانها؟ سوء وأحبار الملوك إال الدین أفسد وهل

“Adakah yang merusak agama selain para raja, para ulama jahat dan ahli ibadahnya?”

Saya katakan:Yang menyedihkan lagi, sikap diam orang yang mengaku ulama terhadapthoghut hidup tadi berubah menjadi hujjah untuk membenarkan sikap diam para pemuda dan menjadi alasan terhadap sikap duduk mereka dari jihad yang hukumnya fardhu ‘ain.

Jihad bagi mereka menjadi terbatas pada jihad melawan orang-orang penyembah kubur dan penganut ajaran tasawwuf?

Padahal, bukankah para penyembah kubur dan kaum sufi itu tidak hidup kecuali di pundak para thoghut hidup tersebut?

Page 124: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Panduan ke 17 – Kekuatan Islam Terbentuk Dengan Loyalitas Yang Didasari ImanPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

Rate This

Alloh SWT berfirman:�ون� �م�ؤ�م ن �ات� و�ال �م�ؤ�م ن �ع�ض�ه�م� و�ال �اء� ب ي و�ل

� �ع�ضt أ ون� ب م�ر�� �أ وف ی �م�ع�ر� ال �ه�و�ن� ب �ن �ر ع�ن� و�ی �م�نك �ق يم�ون� ال و�ی

�ون� الص�الة� �ؤ�ت �اة� و�ی آ �ط يع�ون� الز� �ه� و�ی �ه� الل ول س� ك� و�ر� �ئ و�ل� ح�م�ه�م� أ �ر� ي �ه� س� ن� الل �ه� إ ح�ك يم� ع�ز یز� الل

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Alloh dan Rosul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Alloh; Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah:71)

Alloh SWT juga berfirman:

�و�ل� و�م�ن� �ت �ه� ی �ه� الل ول س� �ذ ین� و�ر� �وا و�ال ن� آم�ن ب� ف�إ �ه ح ز� �ون� ه�م� الل ب �غ�ال ال

“Dan barangsiapa mengambil Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Alloh itulah yang pasti menang.” (QS. Al-Maidah:56)

Ayat pertama mengingatkan pentingnya kesetiaan antar orang-orang beriman satu sama lain dalam rangka melaksanakan kewajiban iman serta memulai amar ma’ruf nahi munkar, sebab itu tidak akan bisa dipetik hasilnya kecuali dengan senjata dan kekuatan.

Nah, kekuatan ini akan terbentuk kalau ada perwalian kaum mukminin satu sama lain. Dengan inilah akan terbentuk jama’ah muslim yang dijanjikan akan memperoleh rahmat.

Rosululloh SAW bersabda:ق�ة رحمة الجماعة عذاب والف�ر�

“Jama’ah adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (HR. Ibnu Abi ‘Ashim dan dihasankan oleh Al-Albani)

Bukti penguat dari Al-Qur’an adalah firman Alloh SWT:�وا و�ال �ون �ك �ذ ین� ت �ال ق�وا آ �ف�ر� �ف�وا ت �ل ت �ع�د م ن� و�اخ� اء�ه�م� م�ا ب �ات� ج� Uن �ي �ب ك� ال �ئ و�ل

� �ه�م� و�أ ع�ظ يم� ع�ذ�اب� ل

“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,” (QS. Ali-Imron:105)

Page 125: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Rahmat di sini adalah pahala atas kesetiakawanan terhadap sesama muslim, sedangkan adzab adalah hukuman akibat perselisihan.

Adapun ayat kedua berisi kabar gembira akan datangnya kemenangan: ن� ب� ف�إ �ه ح ز� �ون� ه�م� الل ب �غ�ال ال “

…maka sesungguhnya pengikut (agama) Alloh itulah yang pasti menang.”

Di dalamnya terdapat isyarat wajibnya perwalian iman sebagai syarat kemenangan, sebab ayat tersebut dimulai dengan Adatus syarth ( …barang siapa … (م�ن�

Sedangkan syaratnya adalah perwalian iman,�و�ل� �ت �ه� ی �ه� الل ول س� �ذ ین� و�ر� �وا و�ال آم�ن

Berwala’ kepada Alloh dan RosulNya serta orang-orang yang beriman …

Dan jawabus syarth-nya adalah kabar gembira akan datangnya kemenangan: ن� ب� ف�إ �ه ح ز� �ون� ه�م� الل ب �غ�ال ال

…maka sesungguhnya pengikut (agama) Alloh itulah yang pasti menang…

Coba renungkan urutan dalam firman Alloh tersebut. Di dalamnya terdapat isyarat bahwa perkumpulan kaum mukminin itu tidak berarti kecuali jika dibangun atas perwalian kepada Alloh dan Rosul-Nya, dan ini hanya terjadi dengan berpegang teguh terhadap kitab Alloh dan sunnah Rosul.

Perintah berjama’ah secara tegas tercantum dalam sabda Nabi SAW:

�ا �ن �م� و�أ آ خ�م�سt آم�ر� �ه� ب ي الل ن م�ر�� ه ن� أ م�ع الج�م�اع�ة : ب ة و�الط�اع�ة و�الس� �ه ج�ر� ه�اد و�ال �ج يل ف ي و�ال ب الله س�

“Dan aku perintahkan kalian dengan lima perkara yang diperintahkan Alloh kepadaku, jama’ah, mendengar, taat, hijroh dan jihad di jalan Alloh.” (HR. Ahmad dan Harits Al-Asy’ari dan dishohihkan oleh Al-Albani.)

Ini adalah hadits yang rinci kaitannya dengan permasalahan yang sekarangsedang kita bahas. Hadits ini dimulai dengan lafadz: “Jama’ah”, serta diakhiridengan “Jihad.” Artinya, jihad dimulai dengan membentuk jama’ah muslim yang diikat dengan perwalian atas dasar iman. Sedangkan jama’ah itu harus ada amir (pemimpin)nya, ini kami rincikan pada bab ketiga dari risalah ini.

Nash-nash yang menyebutkan bahwa kekuatan itu terbentuk denganperwalian iman sangat banyak, diantaranya adalah firman Alloh SWT:

�ه�ا ی� �اأ ي� ی �ب ين� ح�رUض� الن �م�ؤ�م ن �ال ع�ل�ى ال �ق ت ال

“Hai Nabi, kobarkanlah semangat orang-orang beriman untuk berperang.” (QS. Al-Anfal:65)

Dan firman Alloh SWT: ل� يل ف ي ف�ق�ات ب �ه س� �ل�ف� ال الل �ك ال� ت �ف�س�ك� إ ين� و�ح�رUض� ن �م�ؤ�م ن �ه� ع�س�ى ال �ن� الل �ف� أ �ك س� ی

� �أ �ذ ین� ب وا ال �ف�ر� آ

Page 126: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Maka berperanglah kamu pada jalan Alloh, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Alloh menolak serangan orang-orang yang kafir itu.” (QS. An-Nisa’:84)

Jadi, membendung keganasan orang kafir tidak akan terlaksana dengan baik kecuali dengan kekuatan yang terhasilkan dari mengobarkan semangat orang beriman, Alloh SWT sendiri telah berfirman kepada Nabi-Nya SAW:

عصاك من أطاعك بمن وقاتل“Dan berperanglah dengan orang yang mentaatimu melawan orang yangbermaksiat kepadamu.”(HR. Muslim dari ‘Iyadh bin Himmar)

Dari keterangan ini, Anda mengerti betapa pentingnya sebuah jama’ah dalam jihad, dan buah dari jihad (yaitu kemenangan) tidak akan datang kecuali dengan berjama’ah.

Sebaliknya, perpecahan dan perselisihan pendapat adalah penyebab pertamakekalahan dan kemunduran, Alloh SWT berfirman:

ع�وا و�ال �از� �ن �وا ت ل �ف�ش� �ذ�ه�ب� ف�ت �م� و�ت وا ر یح�ك ر� و�اص�ب

“… dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah…” (QS. Al-Anfal:46)

Atas landasan ini, kami katakan:Sesungguhnya berkuasanya musuh dan penghinaan atas kaum muslimin tak lain disebabkan perpecahan dan perselisihan kaum muslimin sendiri, sebagaimana tercantum dalam hadits Tsauban secara marfu’ bahwasanya Alloh SWT berfirman kepada Nabi-Nya SAW:

�ن� لUط� ال و�أ س�� �ه م� أ �ي و�ى م ن� ع�د�و_ا ع�ل ه م� س �ف�س �ن يح� أ �ب ت �س� �ه�م� ف�ي �ض�ت �ي �و ب �م�ع� و�ل ت �ه م� اج� �ي �ق�ط�ار ه�ا م�ن� ع�ل أ ب

�ى ت �ون� ح� �ك �ع�ض�ه�م� ی �ه�ل ك� ب �ع�ض;ا ی ب“Dan Aku tidak akan kuasakan musuh di luar mereka sehingga menguasai negeri mereka meskipun mereka berkumpul dari berbagai belahan untuk menghancurkan mereka sampai nanti mereka saling membinasakan satu sama lain.” Al-Hadits. (HR. Muslim.)

Tak ada cara untuk keluar dari realita yang hina ini kecuali dengan mengobati pangkal penyebabnya, caranya kaum muslimin harus bersatu.

Sebagaimana perpecahan adalah sebab berkuasanya musuh, perpecahan jugalah yang sebenarnya menyebabkan munculnya sebab-sebab lain yang juga harus diobati, faktor lain itu diantaranya adalah sikap meremehkan hukum Islam, tidak mau peduli untuk mengamalkan hukum-hukum Islam, ini mengakibatkanterjadinya perselisihan dan perpecahan sebagai hukuman Alloh yang bersifat qodari.

Alloh SWT berfirman:وا �س� وا م م�ا ح�ظ_ا ف�ن ر�

U ه ذ�آ �ا ب �ن ی �غ�ر� �ه�م� ف�أ �ن �ي �ع�د�او�ة� ب �غ�ض�اء� ال �ب و�ال“…tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan diantara mereka permusuhan dan kebencian…” (QS. Al-Maidah:14)

Page 127: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Alloh SWT juga berfirman:�ق�ط�ع�وا ه�م� ف�ت م�ر�

� �ه�م� أ �ن �ي ا ب �ر; ب �ل� ز� بt آ م�ا ح ز� �ه م� ب �د�ی ف�ر ح�ون� ل

“Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rosul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).” (QS. Al-Mukminun:53)

Obat dari semua ini adalah dengan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah — saya telah sebutkan prinsip-prinsipnya sebelum ini (dalam bab Al-I’tishombil Kitab wal Sunnah dari risalah Al-‘Umdah, penerj.) — , dengan inilah Alloh SWT akansatukan hati, sebagaimana firman Alloh SWT:

�ذ ي ه�و� �د�ك� ال �ی �ص�ر ه أ ن ين� ب �م�ؤ�م ن ال �ل�ف� و�ب �ن� و�أ �ي ه م� ب �وب �و� ق�ل �نف�ق�ت� ل ر�ض ف ي م�ا أ� �ن� م�ا ج�م يع;ا األ� �ي �ب �ف�ت �ل ه م� أ �وب ق�ل

�ك ن� �ه� و�ل �ل�ف� الل �ه�م� أ �ن �ي �ه� ب ن ح�ك يم� ع�ز یز� إ

“Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin.Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamumembelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukanhati mereka, akan tetapi Alloh telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia MahaPerkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal:62-63)

Hanya dengan inilah kekuatan Islam akan terbentuk sebagai buah dari perwalian yang didasari iman.

Panduan ke 19 – Kesyahidan Bukan Tujuan Satu- Satunya, Tetapi Tujuan Utama Adalah Memenangkan IslamPosted by abuqital1 under Fiqih Jihad Fi Sabilillah Leave a Comment

Rate This

Dengan kata lain: Tujuan pokok jihad adalah memenangkan Islam, bukan semata-mata mati syahid.

Tetapi keutamaan mati syahid terdapat beberapa dalil:

1) Firman Alloh SWT:

ن� �ه� إ ى الل �ر� ت ين� م ن� اش� �م�ؤ�م ن ه�م� ال �نف�س� �ه�م� أ م�و�ال� ن� و�أ

� أ �ه�م� ب �ة� ل ن �ج� ال

“Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan jannah untuk mereka.” (QS. At-Taubah:111)

2) Dari Abu Huroiroh ra. bahwasanya Rosululloh SAW bersabda:

Page 128: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

بما أرجعه أن برسلي، وتصدیق بي إیمان إال یخرجه ال سبيله في خرج لمن الله انتدبسریة خ�ل�ف قعدت ما أمتي على أشق أن ولوال الجنة، أدخله أو غنيمة، أو أجر من نال ،

فأقتل أحيا ثم فأقتل، أحيا ثم الله، سبيل في أقتل أن ولو�د دت“Alloh telah menyeru siapa yang keluar di jalan-Nya, ia tidak keluar kecuali lantaran iman kepada-Ku dan membenarkan para Rosul-Ku, akan Aku kembalikan ia dengan membawa pahala atau ghonimah yang ia peroleh, atau Aku masukkan ia ke surga.” Kalau tidak memberatkan ummatku, aku akan ikut dalam sariyah, sungguh aku berangan-angan seandainya aku terbunuh di jalan Alloh, kemudian dihidupkan lagi, kemudian terbunuh kemudian dihidupkan lagi kemudian terbunuh.” (Muttafaq ‘Alaih)

• Dan dari Anas ra. bahwasanya Rosululloh SAW bersabda:الشهيد إال شيء، من األرض على ما وله الدنيا، إلى یرجع أن یحب الجنة یدخل أحد ما

�قتل الدنيا إلى یرجع أن یتمنى الكرامة من یرى لما مرات عشر في

“Tidak ada seorangpun masuk jannah yang ingin kembali ke dunia serta memiliki sesuatu dari bumi, kecuali orang yang mati syahid, ia berangan-angan seandainya ia kembali ke dunia lalu terbunuh sepuluh kali, karena kemuliaan yang ia lihat.” (Muttafaq ‘Alaih)

Makna hadits di atas adalah, siapa yang masuk jannah, ia tidak suka kembali ke dunia meskipun ia memiliki semua isi dunia karena agungnya kenikmatan jannah yang ia dapatkan, di dalam sebuah hadits disebutkan:

فيها وما الدنيا من خير الجنة في سوط موضع

“Tempat cemeti di surga lebih baik daripada dunia seisinya.” (HR. Bukhori dari Sahl bin Sa’ad)

Kecuali orang yang mati syahid, ia sangat ingin kembali ke dunia lalu terbunuh sebanyak sepuluh kali di jalan Alloh karena berlipat gandanya kedudukan agung yang ia peroleh di jannah. Oleh karena itu, Ibnu Hajar berkata: Ibnu Baththol berkata: “Hadits ini adalah hadits paling besar tentang masalah kesyahidan.” (Fathul Bari (VI/33))

Di sini ada beberapa perkara yang harus diperhatikan kaitannya dengan masalah syahadah (kesyahidan), yaitu:Pertama: Pengaruh cinta kesyahidan dalam meraih kemenangan.Kedua: Bahaya sikap ngawur.Ketiga: Bahaya sifat pengecut.Keempat: Bahaya mundur dari perang

YANG PERTAMA:Pengaruh Cinta Kesyahidan Dalam Meraih Kemenangan

Mengharapkan dan bertekad menggapai kesyahidan termasuk hal terbesar yang mendorong seorang mukmin untuk terus maju dalam perang. Artinya, kesyahidan adalah lembar kemenangan di dunia dan tanda bukti untuk bisa masuk jannah di akhirat (Qs. At At Taubah 111).

Page 129: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Tekad ini juga mampu menggentarkan musuh-musuh mereka, terlebih ketika Anda tahu bahwa musuh Anda sedang ingin hidup, sebab orang kafir adalah orang yang paling ingin hidup, sebagaimana Alloh SWT berfirman:

ن� ق�ل� �ت� إ �ان �م� آ �ك ة� الد�ار� ل خ ر� �د� اآل� ن �ه ع ال ص�ة; الل �اس د�ون م ن� خ� �و�ا الن �م�ن �م�و�ت� ف�ت ن� ال �م� إ �نت ص�اد ق ين� آ

�و�ه� و�ل�ن� �م�ن �ت �د;ا ی �ب م�ا أ �د یه م� ق�د�م�ت� ب ی� �ه� أ يم� و�الل م ين� ع�ل الظ�ال �ه�م� ب د�ن �ج �ت �ح�ر�ص� و�ل �اس أ �اةt ع�ل�ى الن ي و�م ن� ح�

�ذ ین� �وا ال آ ر� �ش� �و�د� أ �ح�د�ه�م� ی �و� أ �ع�م�ر� ل �ل�ف� ی �ةt أ ن ح�ز ح ه ه�و� و�م�ا س� م�ز� �ع�ذ�اب م ن� ب �ن� ال �ع�م�ر� أ ی“Katakanlah: “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (jannah) itu khusus untukmu di sisi Alloh, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selamalamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Alloh Maha Mengetahui orang-orang yang aniaya. Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, seloba-loba manusia kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkan daripada siksa…” (QS. Al-Baqoroh:94-96).

Kemudian bandingkan ini dengan sabda Nabi SAW dalam hadits Anas ra.sebelumnya:

�قتل الدنيا إلى یرجع أن یتمنى الشهيد إال الكرامة من یرى لما مرات عشر في

“…kecuali orang yang mati syahid, ia berangan-angan untuk kembali ke dunia kemudian terbunuh sepuluh kali, karena kemuliaan yang ia lihat.”

Sejauh mana keinginan seorang mukmin untuk mati dan menggapai kesyahidan, sejauh itu pulalah ketakutan orang kafir kepada kematian dan keinginannya kepada dunia.”

Untuk menguatkan pemahaman ini mesti dilakukan I’dad Imani (latihan pembinaan iman) serta mengkaji sejarah hidup para sahabat dan salafus Sholeh dalam peperangan-peperangan.

Kembali, saya sebutkan di sini pentingnya membuang sikap bermewahmewah serta kebiasaan hidup enak — meskipun dalam urusan dunia seorang mampu — , sebab sikap bersantai dalam hidup mempengaruhi sabar tidaknya seseorang ketika perang.

Di sini harus diperhatikan bahwa mencintai kesyahidan adalah bagian dari siasat membuat takut musuh, itu termasuk prinsip paling penting dalam jihad kaum muslimin. Rosululloh SAW bersabda:

شهر مسيرة بالرعب نصرت“Aku ditolong dengan rasa takut musuh sejarak perjalanan satu bulan.” (HR. Bukhori dari Jabir).

Pertolongan dengan menjadikan musuh takut dalam hal ini bersifat umum. Prinsip menakut-nakuti musuh dalam praktek riilnya terwujud dengan dua poros:

1) Poros Logistik, yaitu kekuatan yang tercantum dalam firman Alloh SWT:�ع د�وا �ه�م� و�أ �م� م�ا ل �ط�ع�ت ت �اط و�م ن� ق�و�ةt م ن� اس� �ل ر ب ي �خ� �ون� ال ه ب �ر� ه ت �ه ع�د�و� ب �م� الل و�آخ�ر ین� و�ع�د�و�آ

ه م� م ن� �ه�م� ال د�ون �م�ون �ع�ل �ه� ت �م�ه�م� الل �ع�ل �نف ق�وا و�م�ا ی ي�ءt م ن� ت يل ف ي ش� ب �ه س� �و�ف� الل �م� ی �ك �ي ل �م� إ �ت �ن ال و�أ�م�ون� �ظ�ل ت

Page 130: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Alloh, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Alloh mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Alloh niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfal:60)

2) Posor teknikal. Ini ada dua sisi, sisi jasmani dengan cara meningkatkan skill militer pada diri setiap muslim.Rosululloh SAW bersabda:

الضعيف المؤمن من الله إلى وأحب� خير القوي المؤمن“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai Alloh daripada orangmukmin yang lemah.” (HR. Muslim dari Abu Huroiroh).

Yang kedua adalah sisi moril dengan menanamkan pemahaman-pemahaman cinta syahid dan bagaimana melatih sabar dalam diri kaum muslimin.Alloh SWT berfirman:

وا ر� وا اص�ب ر� ط�وا و�ص�اب اب و�ر�“…bersabarlah, dan pertahankan kesabaran kalian serta berjagalah di perbatasan…” (QS. Ali Imron:200).

Dan Alloh SWT berfirman: ن� �وا إ �ون �ك �م�ون� ت �ل �أ �ه�م� ت ن �م�ون� ف�إ �ل �أ �م�ا ی �م�ون� آ �ل �أ ج�ون� ت �ر� �ه م ن� و�ت ج�ون� ال م�ا الل �ر� ی

Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Alloh apa yang tidak mereka harapkan…” (QS. An-Nisa’:104).

Kembali saya ingatkan kita masih berbicara masalah I’dad Imani bahwa ketaqwaan kepada Alloh SWT dengan melakukan ketaatan-ketaatan serta meninggalkan berbagai maksiat berpengaruh secara otomatis ketika pertempuran terjadi. Alloh SWT telah menjamin orang-orang bertaqwa bahwa musuh akan gentar menghadapi mereka, sebagaimana firman Alloh SWT:

�و� �م� و�ل �ك �ل �ذ ین� ق�ات وا ال �ف�ر� �و�ا آ �و�ل �ار� ل �د�ب �م� األ �ج د�ون� ال ث _ا ی ي ا و�ال و�ل �ص ير; �ة� ن ن �ه س� ي الل �ت خ�ل�ت� ق�د� ال

�ل� م ن� �ن� ق�ب �ج د� و�ل �ة ت ن �ه ل س� �د یال الل �ب ت“Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tiada memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong. Sebagai suatu sunnatulloh yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatulloh itu.” (QS. Al-Fath:22-23).

Oleh karena itu, ketaqwaan dan amal sholeh adalah bagian tak terpisahkan dalam siasat menggentarkan musuh.

KEDUA:Bahaya Sikap Ngawur (Kenekatan)

Page 131: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Tidak masalah berangan-angan mati syahid dan maju perang sendirian dengan syarat itu bukan menjadi tujuan paling utama dari serangan tersebut, tetapi yang seharusnya menjadi tujuan pertamanya adalah memenangkan diin.

Dengan kata lain, tidak selayaknya seorang muslim terjun ke kancah peperangan hanya semata-mata mencari kesyahidan tanpa melihat kerugian musuh. Dalilnya adalah Sabda Nabi SAW:

الله سبيل في فهو العليا هي الله آلمة لتكون قاتل من“Barangsiapa berperang agar kalimat Alloh menjadi tinggi, maka ia berada di jalan Alloh.” (Muttafaq ‘Alaih).

Di sini, Rosululloh SAW menjadikan tujuan utama jihad adalah tingginya kalimat Alloh, bukan semata kesyahidan yang mungkin terjadi dan mungkin tidak, dan kesyahidan tidak terjadi kecuali bagi orang yang dipilih Alloh SWT mendapatkan kedudukan ini, Alloh SWT berfirman:

ذ� �خ �ت �م� و�ی �ك ه�د�اء� م ن ش�

“…dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada.” (QS. Ali Imron:140)

Jadi, tujuan pokok jihad adalah memenangkan agama, bukan kesyahidan semata.

Sengaja kami jelaskan masalah ini untuk mengkontrol kenekatan tak terkendali yang dilakukan sebagian kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada sikap adil, yaitu keberanian, yang merupakan tengah-tengah antara sikap nekat dan pengecut. Yang kami maksud sikap ngawur tadi adalah nekat perang semata-mata ingin mati syahid tanpa memperhitungkan pengaruh pada musuh -– meskipun itu diperbolehkan dalam beberapa kondisi, seperti ketika seseorang dikepung dan khawatir akan ditawan lalu ia terus berperan45g sampai terbunuh sebagaimana terjadi dalam Sarriyah ‘Ashim bin Tsabit (Al-Mughni was Syarhul Kabir (X/553), tapi bukan itu tujuan utama — sebab seandainya kesyahidan tujuan utama, tentu lari dari perang untuk bergabung dengan pasukan lain dan taktik perang tidak diperbolehkan, Alloh SWT berfirman:

Uه م� و�م�ن� �و�ل ذt ی �و�م�ئ ه� ی �ر� ال د�ب ف;ا إ Uح�ر� �الt م�ت ق ت و� ل� ا أ Uز; ي �ح� ل�ى م�ت �ةt إ �اء� ف�ق�د� ف ئ غ�ض�بt ب �ه م ن� ب و�اه� الل

� و�م�أ

�م� ه�ن �س� ج� ئ �م�ص ير� و�ب ال“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sesungguhnya orang itu kembali membawa kemurkaan dari Alloh, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.” (QS. Al-Anfal:16)

Dari sini bisa diketahui bahwa tujuan utama perang adalah memenangkan agama serta merugikan musuh.

Diantara tujuan yang dibenarkan dalam jihad adalah menjaga kekuatan Islam serta agar kaum muslimin tidak begitu saja menemui kehancuran tanpa adanya manfaat militer yang berarti.

Lebih jelas lagi, ini diterangkan dengan kejadian ketika Kholid bin Walid mundur bersama pasukannya dalam perang Mut’ah, sampai Nabi SAW menyebut perbuatannya sebagai kemenangan.

Page 132: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Ini tercantum dalam riwayat yang dibawakan Bukhori dari Anas ra. ia berkata: “Bahwasanya Nabi SAW mengkabarkan kematian Zaid, Ja’far dan Ibnu Rowahah ra. sebelum kabar tentang mereka sampai. Beliau bersabda:

�ذ�ر فان وعيناه فأصيب رواحة ابن أخذ ثم فأصيب جعفر أخذ ثم فأصيب زید الرایة أخذ تعليهم الله فتح حتى الله سيوف من سيف الرایة أخذ حتى

“Bendera diambil oleh Zaid kemudian ia gugur, lalu diambil oleh Ja’far lalu ia gugur, lalu diambil oleh Ibnu Rowahah kemudian ia gugur — saat itu kedua mata beliau menitikkan air mata — sampai akhirnya bendera diambil oleh salah satu pedang Alloh sehingga Alloh menangkan ia atas mereka.

Saya katakan:Ini menjelaskan bahwa melindungi kaum muslimn dan kekuatan Islam adalah tujuan yang dibenarkan, dan tidak boleh menyodorkan kaum muslimin kepada kebinasaan tanpa ada manfaat militer yang berarti yaitu kerugian yang diderita musuh.

Hanya, ada beberapa perkara yang dikecualikan, diantaranya adalah bolehnya seseorang maju sendirian untuk mati syahid, ini tidak termasuk menceburkan diri dalam kebinasaan, sebagaimana telah disebutkan pada dua hadits Abu Ayyub ra. dan Barro yang tercantum dalam tafsir firman Alloh SWT:

�ق�وا و�ال �ل �م� ت �د یك ی� أ ل�ى ب �ة إ �ك �ه�ل الت

“Dan janganlah kalian ceburkan diri kalian dalam kebinasaan…” (QS. Al-Baqoroh:195)

Hal ini meskipun diperbolehkan bagi perorangan, namun kematian itu terkaiterat dengan teguh tidak-nya kita menghadapi musuh, yang lebih baik adalah teguh. (Lihat Al-Mughni was Syarhul Kabir (X/553-554)

Kemudian dari sisi operasi jihad, bisa saya katakan bahwa seorang muslim boleh turut serta dalam proyek jihad berbentuk apapun tanpa harus memperdulikan apapun yang menimpa dirinya dan tanpa melihat hasil dari proyek perang ini, dengan empat syarat, yaitu:

Pertama: Masyru’iyyah (disyari’atkan tidaknya operasi tersebut).

Yaitu mengetahui hukum jihad yang ia lakukan, masyru’ (disyari’atkan) dan wajib atau tidak? Ini menjadi landasan, caranya kita mesti mengetahui statusmusuh serta hukum Alloh SWT yang berlaku atasnya.

Kedua: Panji perang.

Anda tidak hanya cukup melihat bahwa musuh itu kafir dan pantas diperangi, tetapi ketika akan berperang bersama suatu kelompok, Anda harus tahu bendera dan misi yang diusung oleh kelompok ini; bendera Islam atau bukan?

Kalau kami katakan bendera Islam, maksudnya Islam yang murni tanpa tercampuri oleh unsur ajaran kufur seperti sosialis, demokrasi atau yang lainnya.

Page 133: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Jika para pengusung bendera mengatakan bahwa mereka berjuang demi menegakkan aturan Islam sosialis, atau Islam demokratis, maka semua ini adalah kufur, sebab Islam adalah peraturan yang sudah sempurna. Alloh SWTberfirman:

�و�م� �ي �م�ل�ت� ال آ� �م� أ �ك �م� ل �ك د ین

“Hari ini Aku sempurnakan agama kalian…” (QS. Al-Maidah:3).

Bendera yang tercampur aduk seperti ini, apapun kondisinya, tidak boleh berperang di bawahnya. Karena pada hakekatnya Anda menolong panji kekufuran dan sama sekali bukan di jalan Alloh. Rosululloh SAW bersabda:

الله سبيل في فهو العليا هي الله آلمة لتكون قاتل من“Barangsiapa berperang agar kalimat Alloh tinggi, maka ia di jalan Alloh.” (Muttafaq ‘Alaih)

Ketiga: Manfaat militer

Tidak boleh nekat maju berperang kecuali sudah mengkaji manfaat militer yang berarti dari perang itu. Sebab tujuan utama perang adalah memenangkan agama.

Terkadang satu operasi jihad dijalankan sebagai satu mata rantai strategis global, operasi itu barangkali tidak begitu berdampak besar, namun dampaknya kembali kepada strategi operasi perang secara umum, seperti sariyyah-sariyyah yang dikirim oleh pimpinan pasukan, mungkin dampak yang akan dicapai hanya dari segi politik yaitu dalam rangka menggentarkan (baca: menteror) musuh saja dan semua ini dibenarkan secara syar’i.

Keempat: Mengambil langkah-langkah pengamanan dan penyelamatan.

Ini bisa dilakukan dengan cara memperketat penjagaan misi dan pasukan.Bisa juga dengan melakukan teknik-teknik tipu daya, atau dengan menempuhhal-hal untuk mencapai keselamatan pribadi, seperti mengenakan baju besi,khoudzah (tameng), menggali parit atau yang lain sebagaimana dilakukanRosululloh SAW, beliau mengenakan baju besi dan tameng serta menggali parit meskipun beliau dilindungi Alloh dari gangguan manusia. Alloh SWTberfirman:

�ه� �ع�ص م�ك� و�الل �اس م ن� ی الن

Dan Alloh memelihara kamu dari (gangguan) manusia.” (QS. Al-Maidah:67)

Beliau melakukan hal itu tidak lain karena itu sebagai syari’at bagi kita. Jika terbunuh dan terluka terjadi atas takdir Alloh SWT, maka wajib menolak takdir ini dengan sebab-sebab yang syar’i yang itupun bagian dari takdir Alloh SAW juga, bukan dengan cara pasrah untuk terbunuh dan terluka. Sebab kalau seperti itu orang yang mengatakan perkataan ini berarti harus menyerahkan dirinya Jadi, yang wajib adalah melawan.

Page 134: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Mengenai kaidah ini (yakni, kaidah: menolak takdir dengan takdir), Ibnul Qoyyim Rahimahulloh berkata:

“Syaikhul ‘Aroq Al-Qudwah Abdul Qodir Al-Jailani berkata: “Orang kalau sudah sampai kepada qodho dari qodar biasanya berhenti. Kalau saya tidak, saya merasakan beratnya takdir tersebut lalu aku lawan takdirtakdir kebenaran dengan kebenaran dan untuk kebenaran, lelaki sejati adalah yang melawan takdir (dengan takdir), bukan hanya pasrah kepada takdir.”

— Ibnul Qoyyim melanjutkan — :“Jika kemaslahatan hamba dalam hidupnya di dunia tidak sempurna kecualidengan menolak satu takdir dengan takdir lainnya, maka bagaimana dengankehidupan mereka di akherat?

KETIGA:Bahaya Pengecut

Kebalikan dari sebelumnya, Anda lihat bahwa pengecut dan wahn (cinta dunia dan takut mati) adalah penyakit mematikan yang mengakibatkan umat-umat lain menjadikan umat Islam menjadi bulan-bulanan ibarat orang makan mengeroyok nampan makannya seperti tercantum dalam hadits Tsauban.

Obat penyakit ini adalah mencampakkan sikap kebiasaan hidup senang sebagaimana saya katakan sebelumnya.

Cara yang lain dengan menanamkan pondasi aqidah beriman kepada takdir, yaitu seorang muslim harus tahu bahwa apa yang bakal menimpa dia tidak akan meleset darinya, dan apa yang bakal meleset darinya tidak akan pernah menimpa dirinya. Ajal sudah ditentukan sejak dulu, demikian juga dengan rezeki, apa saja yang menimpa seorang hamba maka itu sudah ditakdirkan di sisi Alloh. Alloh SWT berfirman:

ص�اب�� �ةt م ن م�آأ ر�ض ف ي م�ص يب

� �أل �ف ي ا �م� و�ال ك �نف�س � أ ال �ابt ف ي إ ت �ل مUن آ �ن ق�ب �ه�آ أ أ �ر� �ب ن� ن ع�ل�ى ذ�ل ك� إ ير� الله �س � ی �ال �ي ك و�ا ل س�

� �أ �م� ع�ل�ى ت �ك ح�وا م�اف�ات �ف�ر� �ت م�آ و�ال �م� ب �اآ �ح ب� و�الله� ء�ات �ی �ل� ال �الt آ ت ف�خ�ورt م�خ�“Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Alloh tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al-Hadid:22-23).

Jadi, rezeki dan ajal itu sudah ditakdirkan dan sudah selesai. Oleh karena itu, banyak sekali para salaf yang memakruhkan berdo’a meminta panjang umur.Mengenai hadits:

�ح�ب� م�ن� �ن� أ �س�ط� أ �ب �ه� ی ق ه ف ي ل � ر ز� أ �س� �ن �ه� و�ی �ر ه ف ي ل ث� �ص ل� أ �ي ح م�ه� ف�ل ر�

“Barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya serta dipanjangkan umurnya hendaklah menyambung tali silaturrohmi.” (Muttafaq ‘Alaih dari Anas)

Page 135: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Pendapat yang dirojihkan Ibnu Hajar dan dikuatkan oleh yang lain, yang dimaksud di sini adalah berkah dalam rezeki dan umur, bukan bertambah dari yang sudah ditakdirkan, dan beliau menyebutkan beberapa atsar yang mendukung hal itu. (Fathul Bari (X/415-416).

Hendaknya diketahui bahwa jihad tidak menyegerakan ajal serta tidak menghalangi rezeki.

Hanya saja, bukan berarti sebab-sebab syar’i tidak perlu dijalani, seperti usaha untuk mencari rezeki, memakai baju besi dan menggali parit atau yang lain ketika memerangi musuh sebagaimana disyari’atkan Nabi SAW.

Tidak ada kontradiksi antar iman kepada takdir dan melaksanakan perintah sebagaimana telah dijelaskan.

KEEMPAT:Bahaya Mundur Dari Perang

Yang saya maksud mundur dari perang di sini adalah ketika kecintaan terhadap kemenangan itu terlalu kuat tertancap di dalam diri, sebagaimana firman Alloh SWT:

�خ�ر�ى �ه�ا و�أ �ون ب �ح �ص�ر� ت �ه م ن� ن �ح� الل ق�ر یب� و�ف�ت“Dan (ada lagi) karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Alloh dan kemenangan yang dekat (waktunya)…” (QS. As-Shoff:13)

Seorang muslim diperintahkan berjihad secara syar’i dan bukan untuk mewujudkan kemenangan yang sudah pasti akan datang, sama saja apakah kemenangan itu tercapai melalui tangannya atau melalui tangan saudarasaudaranya atau anak-anaknya, berarti ia telah melaksanakan kewajiban dia berjihad dan Insya Alloh pahalanya ada di sisi Alloh. Alloh SWT berfirman:

ج� و�م�ن� �خ�ر� ه م ن� ی �ت �ي ا ب ل�ى م�ه�اج ر; �ه إ ه الل ول س� �م� و�ر� �ه� ث �د�ر آ �م�و�ت� ی ه� و�ق�ع� ف�ق�د� ال �ج�ر� �ه ع�ل�ى أ الل

“Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Alloh dan Rosul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Alloh…” (QS. An-Nisa’:100)

Saya akan lebih perjelas keterangan saya:Firman Alloh SWT:

ك� �ه�م� ذ�ل ن� أ �ه�م� ال ب �ص يب � ی �ص�ب� و�ال ظ�م�أ يل ف ي م�خ�م�ص�ة� و�ال� ن ب �ه س� �ون� و�ال الل �ط�ئ ;ا ی �غ يظ� م�و�ط ئ ی

�ف�ار� �ك �ال�ون� و�ال ال �ن �ال ع�د�وm م ن� ی �ي � ن ال ب� إ �ت �ه�م� آ ه ل ح� ع�م�ل� ب ن� ص�ال �ه� إ �ض يع� ال الل �ج�ر� ی ين� أ ن �م�ح�س ال�نف ق�ون� و�ال �ف�ق�ة; ی ة; ن ة; و�ال ص�غ ير� ير� �ب �ق�ط�ع�ون� و�ال آ ;ا ی � و�اد ی ال ب� إ �ت �ه�م� آ �ه�م� ل �ج�ز ی ي �ه� ل ن� الل �ح�س� م�ا أ

�وا �ان �ع�م�ل�ون� آ ی“Yang demikian itu karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Alloh. Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal sholeh. Sesungguhnya Alloh tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik, dan mereka tidak menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal sholeh pula), karena Alloh

Page 136: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

akan memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. At-Taubah:120-121)

Ayat ini tidak menyisakan satu kepayahanpun yang dilakukan seorang muslim dalam rangka jihad yang ia lancarkan kepada musuh-musuh Alloh melainkan telah ditetapkan sebagai amal sholeh yang pelakunya diberi pahala, di sana tidak disyaratkan target dan kemenangan harus tercapai.

Sebagai keterangan tambahan, perlu diketahui bahwa orang yang berjihad dan tidak sempat memperoleh ghonimah atau kemenangan, itu lebih besar pahalanya di sisi Alloh SWT daripada orang yang mendapatkan ghonimah dankemenangan. Ini disimpulkan dari sabda Rosululloh SAW:

�ةt م ن� م�ا و� غ�از ی� �ةt أ ر ی و س� �غ�ز� �م� ت �غ�ن �م� ف�ت ل �س� ال و�ت �وا إ �ان �وا ق�د� آ ل �ع�ج� �ي� ت �ث �ل �ج�ور ه م� ث �ةt م ن� و�م�ا أ و� غ�از ی

� أtة� ر ی �خ�ف ق� س� �ص�اب� ت ال و�ت �م� إ ه�م� ت �ج�ور� أ

“Tidak ada satu ghozwah atau sariyyah yang dilakukan kemudian mereka mendapatkan ghonimah dan mereka selamat melainkan mereka telah segerakan sepertiga pahala mereka. Dan tidaklah satu ghozwah atau sariyyah yang tanpa membawa apa-apa atau terluka, melainkan disempurnakan pahala mereka.” (HR. Muslim dari ‘Abdulloh bin ‘Amru)

Yang semisal dari hadits Khobbab bin Al-Arts ra., ia berkata:Eا الله، على أجرنا فوقع تعالى الله وجه نلتمس وسلم عليه الله صلى الله رسول مع هاجرنا فم ن

�م رة وترك أحد یوم قتل إذا فكنا ن ،τ عمير بن مصعب منهم شيئا أجره من یأآل ولم مات م�ن�عليه الله صلى الله رسول فأمرنا رأسه، بدا رجليه غطينا وإذا رجاله بدت رأسه بها غطينا

فهو ثمرته له أینعت من ومنا اإلذخر، من شيئا رجليه على ونجعل رأسه نغطى أن وسلم�ها �ه�ذ ب ی“Kami berhijrah bersama Rosululloh SAW karena mencari wajah Alloh SWT maka pahala kami ada di sisi Alloh, diantara kami ada yang meninggal dan belum sempat memakan pahalanya sedikitpun, diantara mereka adalah Mush’ab bin Umair ra., ia terbunuh ketika perang Uhud dan beliau hanya meninggalkan sebuah namiroh sehingga apabila kami menutup kepalanya, kedua kakinya kelihatan. Dan jika kami menutup kedua kakinya, kepalanya kelihatan. Akhirnya Rosululloh SAW memerintahkan agar kami menutup kepalanya dan meletakkan pada kakinya sedikit “Idzkhir” diantara kami juga ada yang buahbuahannya matang lalu ia memetiknya. (Aina’at artinya: matang. Yuhdzibuha artinya memetiknya. Ini adalah kata kiasan terhadap dunia yang Alloh bukakan untuk mereka dan mereka berhasil menguasainya. Dan keterangan hadits Abdulloh bin Amru serta hadits Khobbab telah kami kemukakan, dan keduanya adalah nash yang cukup jelas dalam menjelaskan maksud ini)” (Muttafaq ‘Alaih.)Inilah terakhir penjelasan dari saya dalam masalah kesyahidan.

Penghayatan Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII Leave a Comment

Rate This

Page 137: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Berbicara tentang bai’at bukanlah sesuatu yang baru bagi Warga Negara Islam Indonesia baik makna secara bahasa ataupun secara istilah, mengingat dalil-dalil dalam Al Quran itu begitu jelas sebagai landasan hokum tertinggi. Implementasi dan realisasinya telah diatur dalam undang-undang NII yaitu dalam PDB II – MKT no. 6 Thn 1950. Dari itu dalam bulan ini pengelola blog khusus akan membahas tentang Bai’at NII beserta konsekwensinya.

Adapun penghayatan bai’at yang dimaksud dalam judul ini adalah suatu upaya dari tiap-tiap warga bai’at secara maksimal, untuk memahami dan mendalami kandungan bai’at yang telah diikrarkannya dengan segala konsekuensinya.

Apabila hasil dari penghayatan terhadap bai’at telah memancar dari setiap individu masyarakat NII di segala tingkatan, maka integritas, loyalitas dan kwalitas perjuangan, pertahanan dan pembangunan NII dengan sendirinya tumbuh dan berkembang hingga tercapainya tujuan yang sejati yaitu “Fathah, Falah dan Mardhatillah”.

Untuk mendapat kejelasan tentang apa dan bagaimana bentuk kongkrit dari upaya tersebut secara lebih luas, maka dalam makalah ini penulis mencoba menafsirkan makna yang terkandung dalam poin-poin bai’at secara berurutan, dengan harapan dapat memudahkan ummat dalam pemahaman, penghayatan dan pengamalan.

Semoga Alloh berkenan membenarkan dan memandaikan serta melindungi setiap mujahid/ pejuang NII, sehingga dalam melaksanakan amal bakti nan suci ini tidak terkontaminasi dengan langkah-langkah syaithan la’natullah ‘alaih….Amin.

Berikut ini isi Bai’at NII yang sesuai dengan MKT. no. 6 Thn. 1950:

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Bismillahi tawakkalna ‘alallah, laa haula walaa quwwata illa billahi. Asyhadu anlaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammdar Rosulullah

Wallahi, Demi Allah!Saya menyatakan bai’at ini kepada Alloh, dihadapan dan dengan persaksian Komandan Tentara/ Pemimpin Negara yang bertanggungjawab.Saya menyatakan bai’at ini sungguh-sungguh karena ikhlas dan suci hati, lillahi ta’ala semata-mata, dan tidak sekali-kali karena sesuatu diluar dan keluar dari kepentingan Agama Alloh, Agama Islam dan Negara Islam Indonesia.Saya sanggup berkorban dengan jiwa, raga dan nyawa saya serta apapun yang ada pada saya, berdasarkan sebesar-besar taqwa dan sesempurna-sempurna tawakkal ‘alalloh bagi: Menegakkan kalimatillah – li i’laai kalimatillah, dan

Page 138: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Mempertahankan berdirinya Negara Islam Indonesia hingga hokum syari’at Islam berlaku dengan seluas-luasnya dalam kalangan ummat Islam bangsa Indonesia, di Indonesia.Saya akan taat sepenuhnya kepada perintah Alloh, kepada perintah Rosulullah dan kepada perintah Ulil Amri saya, dan menjauhi segala larangannya dengan tulus dan setia hati.Saya tidak akan berkhianat kepada Alloh, kepada Rosululloh dan kepada Komandan Tentara serta Pemimpin Negara dan tidak pula akan membuat noda atas ummat Islam bangsa Indonesia.Saya sanggup membela Komandan-komandan Tentara Islam Indonesia dan Pemimpin-pemimpin Negara Islam Indonesia, daripada bahaya, bencana dan khianat dari mana dan apapun juga.Saya sanggup menerima hukuman dari Ulil Amri saya, sepanjang keadilan hukum Islam, bila saya ingkar daripada bai’at yang saya nyatakan ini.Semoga Alloh berkenan membenarkan pernyataan bai’at saya ini, serta berkenan pula kiranya Dia melimpahkan tolong dan kurnia-Nya atas saya, sehingga saya dipandaikan-Nya melakukan tugas suci, ialah hak dan kewajiban tiap-tiap Mujahid; menggalang Negara Kurnia Alloh Negara Islam Indonesia! Amin.Allohu Akbar! Allohu Akbar! Allohu Akbar!

Page 139: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Penjelasan “Muqoddimah” dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII Leave a Comment

1 Votes

Memperhatikan dan menghayati format klausul bai’at yag terdiri dari 9 (sembilan) poin yang diawali dengan kalimat muqoddimah yaitu “basmalah, tawakkal ‘alallah dan syahadatain”, mengandung suatu pelajaran dan hikmah yang sangat dalam dan luas, diantaranya sebagai berikut:

A. BASMALAH

Dari penggunaan basmalah tampak dengan jelas akan kekentalan hubungan prinsip Islamiyyah dengan tujuan yang akan dicapai. Kita sama-sama sudah mengetahui fungsi dan maknanya “bismillahirrohmanirrohim” dalam Islam. maka ada beberapa hal penting dari kandungan makna penggunaan basmalah pada klausul bai’at, yang harus dipahami oleh warga bai’at, yaitu:Bahwa bai’at tercipta bukanlah hasil rekayasa atau amani (angan-angan) seseorang namun ia merupakan natijah dari ijitihad sang hamba yang beriman kepada Alloh SWT, serta menjunjung tinggi As Sunnah Rosulullah SAW.Memberikan isyarat bahwa bai’at itu mempunyai konsekuensi hukum duniawi dan ukhrowi, memahami didasari dengan isme Alloh yang meliputi kepentingan dunia dan akhirat (Dar Al Islam – Dar As Salam).Memberikan jaminan yang berkesinambungan terhadap ikatan bai’at bagi yang melakukannya dan ia tidak akan dinyatakan putus atau rusak oleh apa dan siapapun kecuali oleh pribadi pelaku (yang berbai’at). Untuk itu pelaksanaan bai’at harus didasari pengetahuan yang cukup dan kesadaran yang sesadar-sadarnya.

Perhatikanlah Firman Alloh SWT. dibawah ini:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Qs. Al Baqoroh[2]: 256)

¨Bahwasannya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu Sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, Maka Barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan Barangsiapa menepati janjinya kepada Allah Maka Allah akan memberinya pahala yang besar. (Qs. Al Fath[48]:10)

Page 140: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)”. (Qs Al Fath[48]:18)

B. TAWAKKAL ‘ALALLAH

Menyadari bahwa resiko dan tantangan yang akan dihadapi sangat berat, serta kelemahan dan keterbatasan sebagai hamba, maka kalimat “tawakkalna ‘alallh laa haula walaa quwwata illa billahi” disambungkan pada kalimat “basmalah”. Makna yang terkandung didalamnya yang perlu dihayati dan diyakini oleh setiap warga bai’at, kurang lebih sebagai berikut:Mengingat proyek yang akan dikerjakan kemudian adalah proyek Alloh, dimana aturan dan ketentuannya pasti benar adanya. Maka atas kekurangan dan keterbatasan dalam berbagai hal, namun optimisme selalu ada pada diri warga bai’at, mengingat dan meyakini bahwa campur tangan Alloh pasti adanya.Segala konsekuensi yang timbul dan tengah dirasakan, diyakininya sebagai ketentuan dan ujian Alloh, sehingga tidak menimbulkan keputusasaan dan lain-lain yang dapat merusak konsistensti sebagai warga bai’at.Warga bai’at terhindar dari sifat arogansi, takabbur dan lain-lain yang dapat menodai esensi dan kesucian bai’at dan perjuangan.

Perhatikanlah firman Alloh dalam Al Quran diantaranya sebagai berikut:

“…dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Qs. At Thalaaq[65]:3)

“ (yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”. (Qs. Ali Imron[3]:173)

“Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (Qs. At Taubah[9]:51)

C. SYAHADATAIN

Sebagaimana telah dimaklum bahwa syahadatain adalah rukun Islam yang pertama dan boleh juga dikatakan bahwa syahadatain merupakan ruh dari segala bentuk ibadah. Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa dimasukkannya syahadatain dalam klausul bai’at memberikan arti yang sangat dalam, dimana bai’at tidak boleh putus atau bertentangan dengan maksud yang terkandung dalam syahadatain. Dalam konteks lain dapat pula ditangkap satu isyarat bahwa bai’at merupakan wujud

Page 141: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

kongkrit dari penjabaran syahadatain, karena itu bai’at adalah ruh daripada jihad atau perjuangan. Hal lain yang perlu dicermati dalam kaitan syahadat adalah sebagai berikut:

Merujuk kepada firman Alloh dalam Al Quran diantaranya:

“Ya Robb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”. (Qs. Ali Imron[3]:53)

Memperhatikan ayat tersebut diatas jelas sekali tergambar bahwa pernyataan syahadat yang diikrarkan oleh ummat terdahulu (pada kurun Rosulullah) tulus dan suci hati serta atas dasar Iman dan kesadaran mereka sendiri tanpa diminta apalagi dipaksa. Maka sebagai konsekuensinya, mereka melaksanakan pengabdian kepada Alloh ataupun kepada Rosulullah tidak dapat dibendung oleh apa dan siapapun, kecuali bagi orang-orang yang berpenyakit hatinya (munafik) yang bersyahadat palsu (Qs. 63:1-4).

1. apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.

2. mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai[1476], lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.

3. yang demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.

4. dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan mereka. mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar[1477]. mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?

Begitupun hendaknya dengan pelaksanaan bai’at, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut ini:Sebelum bai’at, ummat telah memahami duduk persoalan dengan baik dan benar serta memiliki motivasi dan visi kedepan.Ummat atau warga bai’at benar-benar sadar dan faham terhadap kandungan bai’at yang akan mereka ikrarkan dengan segala konsekuensinya.Ummat atau warga bai’at merasa memiliki sesuatu yang paling berharga sehingga berupaya memelihara bai’at yang telah mereka ikrarkan dengan maksimal.Dan lain-lain yang senisbat dengan itu.

Page 142: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Dari penjelasan muqoddimah tersebut diatas dapat dipahami bahwa isi bai’at yang terdiri dari 9 (sembilan) poin merupakan penjabaran dan pengongkritan dari kandungan muqoddimah. Dan jika diperhatikan isi bai’at tersebut adalah 5 poin (poin 3-7), dan jika dihayati lebih mendalam inti bai’at ada pada poin ke 3 ialah “pertahanan dan pembelaan terhadap Negara Islam demi hokum”. Hal inilah yang terkandung dalam firman Alloh surat Ali Imron ayat 102:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Qs. Ali Imron [3]:102)

“Poin ke 1″ dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII [3] Comments

Rate This

POIN KESATU dalam Bai’at NII

“Saya menyatakan bai’at ini kepada Alloh dihadapan dan dengan persaksian Komandan Tentara/ Pemimpin Negara yang bertanggungjawab”.

Kalimat “Saya menyatakan bai’at ini kepada Alloh;Dengan adanya kalimat “saya menyatakan” jelas dan nyata sekali bahwa seseorang tidak sedang dibai’at melainkan dialah yang sedang berbai’at, maka hal itu berarti pula bahwa seseorang melakukannya dalam keadaan sadar tanpa tekanan dan paksaan dari apa dan siapapun juga, serta mempunyai motivasi yang jelas.Kata “ini” yang menyertai kata bai’at dapat dikonotasikan bahwa hal dimaksud berada dekat dengan pelaku, atau dengan kata lain bahwa bai’at yang akan dinyatakan telah ada dan tersimpan dalam hati seseorang yang akan menyatakan/ mengikrarkannya, berarti pula orang tersebut telah memahami sebelumnya terhadap apa yang ia nyatakan dengan segala konsekuensinya.Kalimat “kepada Alloh”, hal ini menunjukkan dengan sejelas-jelasnya bahwa setiap individu yang berbai’at tengah bernegosiasi langsung kepada Alloh, dengan demikian segala apa yang termasuk dalam transaksi akan mendatangkan keuntungan tanpa terzholimi (Qs. 61:10, 9:111)

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?” (QS. 61:10)

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS. 9:111)

Page 143: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Kalimat “dihadapan dan dengan persaksian Komandan Tentara/ Pemimpin Negara yang bertanggungjawab”.

Dari kalimat tersebut dapat dipahami bahwa status dan fungsi Pemimpin atau Imam, diantaranya sebagai berikut:

1. Status; mengingat bai’at itu hakekatnya adalah kepada Alloh, maka status Pemimpin Negara, Komandan Tentara adalah sebagai saksi (Qs. 22:78, 48:8)

“dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penolong.” (QS. 22:78)

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”. (QS. 48:8)

2. Fungsi; secara garis besar fungsi Pemimpin Negara/ Pemerintah terbagi dua, yaitu:memberlakukan syari’ah (Qs. 45:18, 22:67, 38:26)

“kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”. (QS. 45:18)

“Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari’at tertentu yang mereka lakukan, Maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari’at) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus”. (QS. 22:67)

“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan”. (QS. 38:26)memelihara keamanan (Qs. 2:126, 6:82, 24:55)

“dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Robbku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. 2:126)

Page 144: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. 6:82)

“dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik”. (QS. 24:55)

Dengan demikian untuk dapat merealisasikan tanggungjawab sebagai Imam/ Pemerintah, maka dibentuklah Dewan Imamah atau struktur pemerintahan dan perundang-undangan serta institusi-institusi yang berkenaan pelayanan masyarakat, dan seterusnya. 3 Tanggapan to ““Poin ke 1″ dalam Bai’at NII”pelajar Says:

Desember 2, 2009 at 6:12 am

Mullah Muhammad Omar Mujahid telah mendeklarasikan dirinya sebagai Amirul Mukminin dan Banyak Mujahid yang telah membaiatnya.Syaikh Usamah Bin Ladin dan AlQaeda telah berbaiat kpd Beliau.maka bergabunglah dengan mereka, tinggalkan ke ashabiyahan NII saudaraku… af1, ini nasehat sebagai saudara.Balas Rafi' Says:

Desember 7, 2009 at 11:59 am

afwan akhi, coba anda bijak dalam melihat.1. baiat yang telah dimaklumatkan lewat MKT No 6 ini dikeluarkan tahun 1952, oleh Pemerintahan NII,2. Lihatlah hasil konferensi cisayong yan disenggelarakan oleh 362 ulama pada tanggal 12 dan 13 februari 1948, yang memutuskan tahapan tahapan tercapainya khilafah fil ardh(kepemimpinan islam secara mendunia)yang kelak mengangkat seorang khalifah untuk bertanggung jawab tentang keadaan seluruh ummat islam di dunia. itu dimulai dari didirikannya NII bukan berarti harus semata-mata indonesia, tapi setiap individu muslim di setiap negara wajib mendirikan Negara Islam untuk kemudian bersama-sama menciptakan dewan Imamah dunia(khilafah fil ardh)jadi, ashobiyah yang anda katakan bukanlah sifat perjuangan NII.

Page 145: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

3. sedangkan Mullah muhammad omar, baru mendeklarasikan tahun berapa??? namun demikian saya bersyukur, dengan ini menandakan sudah adanya amir(imam) di beberapa negara islam yang kelak bersama-sama akan mewujudkan Khilafah fil ardh.4. jika anda ditakdirkan lahir di indonesia sebagai mana di firmankan oleh Allah surah 49:12, maka anda bertanggung jawab jika di indonesia ini hukum islam tidak tegak, tapi InsyaAllah anda tidak diminta pertanggung jawaban, mengapa di wilayah lain atau negara lain hukum islam tidak tegak. karena itu, menjadi tanggung jawab muslim di setiap tempat.Balas pjuang TII Says:

Desember 3, 2009 at 10:04 am

ha’a yuk- .kt gabung“Poin ke 2″ dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII Leave a Comment

Rate This

POIN KEDUA

“Saya menyatakan bai’at ini sungguh-sungguh karena ikhlas dan suci hati, lillahi ta’ala semata-mata, dan tidak sekali-kali karena sesuatu diluar dan keluar daripada kepentingan Agama Alloh, Agama Islam dan Negara Islam Indonesia”.

Kalimat “karena ikhlas dan suci hati” merupakan dua kata yang saling menguatkan dimana keikhlasan tidak dapat dimiliki kecuali oleh orang-orang yang berhati suci. Namun dengan penggabungan dua kata tersebut (ikhlas dan suci hati) belum dapat disaksikan atau dinilai oleh indra manusia mengingat kedua-duanya tidak nampak atau berwujud. Karenanya dipertegas lagi dengan kalimat “lillahi ta’ala semata-mata”, artinya bai’at yang dinyatakan atau diikrarkan hanya karena Alloh. Walaupun demikian masih perlu adanya pembuktian secara kongkrit mengingat kalimat lillahi ta’ala dimaksud masih bersifat abstrak, untuk itu dilanjutkan dengan kalimat “tidak sekali-kali karena sesuatu diluar dan keluar dari pada kepentingan Agama Alloh, Agama Islam dan Negara Islam Indonesia”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: “ikhlas” itu adalah sesuatu perbuatan yang dilakukan secara murni dan konsekuen, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Alloh yaitu sesuai syari’at Islam, selanjutnya direalisasikan sesuai dengan ketentuan/ undang-undang Negara Islam. Karenanya setiap penyimpangan/ pelanggaran terhadap Peraturan/ Undang-Undang Negara Islam Indonesia dalam

Page 146: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

implementasi perjuangan merupakan bukti ketidak ikhlasan, mengingat ikhlas adalah sesuatu perbuatan yang tidak terkontaminasi dengan langkah-langkah syaitan/ thoghut. Perhatikan Qs. 16:36, 39:3, 15:39-40, 39:65 dan perhatikan pula Sabda Rosulullah SAW:

“Sesungguhnya Alloh SWT tidak menerima amal, kecuali amal yang tulus ikhlas dan mencari keridhoan Alloh.” (HR. An Nasa’i)

Dan hati memegang peranan penting, dimana niat berada didalamnya dan tempat bersemayamnya ikhlas. Hati yang kotor tidak akan mendatangkan niat yang baik, niat yang tidak baik tidak mungkin melahirkan keikhlasan. Maka pada saat seseorang berbai’at dengan tegas Alloh menyatakan “maka Dia (Alloh) mengetahui apa yang ada dalam hatimu (Qs. 48:18) dan dalam ayat lain Alloh menyatakan bahwa “hati terdinding dari jasad” (Qs. 8:24). Dan perhatikan hadits Rosululloh SAW. dibawah ini:

Rosululloh SAW bersabda: Sesungguhnya semua amal harus dengan niat, dan sesungguhnya tiap-tiap manusia akan dibalasi menurut apa yang diniatkannya. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena Alloh dan Rosul-Nya maka berhijrahlah ia kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena dunia atau karena dunia atau karena seseorang perempuan yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya. (HR. Syaikhan dari Umar, Mukhtarul Ahadits halaman 718)

“Sesungguhnya didalam jasad ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah seluruh jasadnya dan apabila daging itu rusak maka rusaklah seluruh jasadnya (HR. Bukhori)

Apabila diperhatikan dengan seksama dapat disimpulkan bahwa dua poin tersebut menitik beratkan kepada persoalan niat atau persoalan hati, dimana hanya Alloh sajalah yang paling mengetahuinya. Adapun Pemimpin/ Imam/ Petugas atau Syahid hanya menyaksikan yang wujud yaitu ucapan dan jasad. Untuk itu poin ketiga dari klausul bai’at meruapakan alat atau cara untuk melahirkan segala sesuatu yang tersembunyi didalam hati seseorang/ manusia.“Poin ke 3″ dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII [6] Comments

Rate This

Page 147: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

POIN KETIGA

“Saya sanggup berkorban dengan jiwa, raga dan nyawa saya serta apaun yang ada pada saya, berdasarkan sebesar-besar taqwa dan sesempurna-sempurna tawakkal ‘alallah, bagi:

a. menegakkan kalimatillah – li I’lai kalimatillah, dan

b. mempertahankan berdirinya Negara Islam Indonesia hingga hukum syari’at Islam seluruhnya berlaku dengan seluas-luasnya dalam kalangan Ummat Islam Bangsa Indonesia di Indonesia”.

Kalimat “serta apapun yang ada pada saya” menunjukkan bentuk pengorbanan secara total termasuk didalamnya perasaan dan segala bentuk kepentingan yang bersifat pribadi, karena pengorbanan dimaksud haruslah tanpa tendensi atau pamrih dan dilakukan secara maksimal dan optimal serta penuh keyakinan. Karenanya kalimat dimaksud dilanjutkan dengan “berdasarkan sebesar-besarnya taqwa dan sesempurna-sempurna tawakkal ‘alallah”, artinya pengorbanan disalurkan atas dasar ikhlas sesuai prosedur atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan senantiasa mengharap pertolongan dan penyempurnaan dari Alloh SWT. Perhatikan Firman Alloh SWT. dibawah ini:

“Katakanlah: “Nafkahkanlah hartamu, baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa, Namun nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang fasik. dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (Qs. At Taubah [9]:53-54)

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. At Taghaabun [64]:16)

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Az Zumar [39]:33)

“Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. dan Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.” (Qs. An Nahl [16]:41-42)

Sangat jelas kiranya bahwa pengorbanan atau dedikasi tanpa disadari dengan prinsip taqwa tidak akan mendatangkan keikhlasan, sehingga Alloh tidak akan menerima sebagai pengabdian kepada-Nya. Begitu pula loyalitas dan dedikasi kepada NII tanpa disalurkan sesuai aturan atau undang-undang yang berlaku akan sia-sia. Prinsip kedua adalah tawakkal, dimana tanpa adanya tawakkal sudah pasti tidak akan ada kesabaran. Karenanya perjuangan tanpa didasari rasa tawakkal kepada Alloh akan muncul sifat arogan dan brutalisme juga cepat putus asa dan pesimistis.

Page 148: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Adapun sasaran dan tujuan perjuangan dan pengorbanan dijelaskan pada lanjutan point ketiga yaitu “menegakkan kalimatillah dengan cara dan bentuk pertahanan dan pembelaan terhadap Negara”. Dalam hal ini perhatikan pula sabda Rosulullah SAW. sebagai berikut:

“Barangsiapa yang berperang untuk meninggikan kalimat Alloh, maka itulah perang di jalan Alloh”. (HR. Muttafaqun ‘alaih )

Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa:

1) Sebagai warga bai’at harus memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi serta berjiwa optimis dalam pengabdian (Qs. 3:134, 3:146, 9:111, 9:52)

2) Sebagai warga bai’at harus mampu meletakkan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi (Qs. 33:36, 2:165, 9:24).

3) Sebagai warga bai’at harus memiliki sikap konsisten dan konsekuen dalam pendirian dan perbuatan (Qs. 41:30, 9:41, 3:103). 6 Tanggapan to ““Poin ke 3″ dalam Bai’at NII”kira Says:

Desember 3, 2009 at 9:26 am

wah tep pelanggaran iki. .

dah waktuny menggalang hacker2 se darul kufur indonesia. .

tuk membubarkn nie blog. .

go freedom!

Abuqital1:Mohon maaf sebelumnya, komentar anda saya tampilkan satu saja. Jika anda memang seorang Muslim maka pahamilah Firman Alloh SWT. dibawah ini:

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. 41:33)

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. 6:32)Balas ALI TP Says:

Page 149: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Desember 3, 2009 at 11:49 am

wah. .si KIRA ini agak nyleneh. .

hapus aj tu coment2 ny sie KIRA. .biar g pitnah. .

kt NII jg pny hacker ta!ya kerahkan donk, .bwt website yg bgus n secure. .

masak cm nitip d wordpressBalas abikira Says:

Desember 4, 2009 at 1:01 am

Saudara2ku,kami mohon maaf kalo anak saya (kira)sperti itu, karna dulu waktu umur 9 thn mengalami step,panas dlm jangka waktu yg lama.jadi skrang memahami kebenaran susah banget.aku njalok pandungone dulur2 mugo2 (kira)diberi hidayah sama Alloh amin…………..Balas yoni Says:

Januari 24, 2010 at 7:08 am

assalamualaikum a,akh ana mau tanya,bagaimana kemungkinan begabungnya NII dengan negara2 yang lain di belahan dunia,seperti daulah islam iraq dan imaroh islamiyah di afganistan atau sybab mujahdin di somalia,

pwrtanyaan kedua: bukankah loyal kepada subuah negara dengan batasan2 geografis termasuk paham nasionalis.bukankah semua negara islam itu negara kaum muslimin?tolang di balas via e-mail,jazakallah khoiron

Abuqital1:1) tentu kita akan menyambutnya dengan gembira sesama mukmin (ba’dluhum awliya ba’dl) dan juga sebagai wujud salah satu program perjuangan NII (point 6-7)http://abuqital1.wordpress.com/program-perjuangan/

2) jawabannya lihat di link ini:http://abuqital1.wordpress.com/2009/06/03/119/

http://abuqital1.wordpress.com/2009/11/05/negara-islam-indonesia-bersifat-lokal-bukan-khilafah-yang-mendunia/

Page 150: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Balas Abaz Says:

Januari 28, 2010 at 7:11 am

Assalamualaikum AbuQital.,Dalam rangka berkorban jiwa, raga dan nyawa, saya masih bingung tentang ZIS.1.Apa berbedaan antara Zakat, Infak dan Shodaqoh?2.Apakah benar kalo Zakat hanya diberikan setahun sekali yaitu pd saat Bulan Ramadhan? (tunjukan dalilnya yach..)3.Apakah benar Infaq dilakukan sebulan sekali? berapa ukuran minimalnya?3.Bagaimana dengan shodaqoh?

trimakasih sebelumnya,. sy sangat berharap anda memberi jawaban yg memuaskann

wassalamualaikum…Balas Abaz Says:

Januari 30, 2010 at 3:53 am

lama ku menunggu,..jawabanmu,..

Abuqital1:mohon sabar akhi/ ukhti, jawabannya skalian mau dibuat artikel.

“Pont ke 4″ Dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII 1 Comment

Rate This

POIN KE EMPAT

“Saya akan taat sepenuhnya kepada perintah Alloh, perintah Rosulullah dan perintah Ulil Amri saya dan menjauhi segala larangannya dengan tulus dan setia hati”.

Kata “Saya akan taat sepenuhnya” adalah realisasi dari perintah Alloh SWT. dalam Qs. An Nisa:49

Page 151: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Seorang warga bai’at harus menyadari bahwa dalam kata taat dan patuh termasuk pula dalam disiplin. Taat dan patuh tanpa cinta setia akan terasa kaku, tegang dan kering, tandus laksana irama tanpa suara. Bahkan kadang-kadang terasakan sesuatu keras dan kejam, kasar dan bengis. Demikian pula benar dan adil, tanpa qisti dan palamarta.

Maka untuk memperoleh hasil amal yang sempurna, jasa-jasa yang besar manfaatnya dan maslahat untuk umum, untuk ummat, negara dan agama, maka kuncinya terletak dalam jiwa atau lebih tegasnya jiwa Mujahid yang harmonis selaras dengan tugasnya.

Mujahid yang mempunyai keselarasan jiwa ini akan menunaikan segala tugas wajibnya dengan sepenuh jiwanya, dengan tekun, khusyu’ dan khudhu’, tanpa menghiraukan atau terpengaruh sesuatu diluarnya. Maka landasan pembinaan jiwa, kstaria suci macam ini antara lain adalah:

a. Rasa cinta kepada Alloh (Mahabbah) dalam makna dan wujudnya:

Sanggup dan mampu melaksanakan tiap-tiap perintahnya dan menjauhi segala larangannya tanpa terkecuali dan tawar menawar.Mendahulukan dan mengutamakan pelaksanaan perintah Alloh daripada sesuatu diluarnya.Mendasarkan tiap-tiap laku lampah dan amalnya atas wahdaniyat Alloh, tegasnya atas tauhid sejati dan tidak atas alas an pertimbangan dan dalil apapun melainkan berdasarkan kholishon mukhlishon semata, atau dengan kata lain Alloh minded 100%.

b. Rasa cinta setia kepada Rosululloh SAW. Dalam makna dan wujudnya:

Sanggup dan mampu merealisasikan ajaran dan sunnah Rosululloh SAW. dengan kepercayaan dan keyakinan sepenuhnya, bahwa tiada contoh dan tauladan lebih utama daripada ajaran dan sunnahnya khusus dalam rangka jihad, tegasnya dalam rangka usaha membina Negara Madinah Indonesia dan pantang melakukan sesuatu diluar ajaran dan hukum Islam, sepanjang sunnah hingga mencapai taraf “Islam minded 100%”

c. Rasa cinta setia kepada Ulil Amri Islam atau Imam NII atau Plm. T. APNII yang didalamnya termasuk:

Rasa cinta setia kepada Pemerintah Negara Islam Indonesia dan tidak kepada sesuatu perintah diluarnya.Rasa cinta setia kepada Negara Islam Indonesia, dan tidak kepada sesuatu Negara diluarnya.

Page 152: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Rasa cinta setia kepada Undang-undang (Qonun Asasi) NII dan tidak kepada undang-undang negara manapun dan seterusnya dan seterusnya yang semuanya itu tercakup dalam istilah “Negara Islam Indonesia minded 100%”.

Catatan:

Kita hanya mengenal satu Ulil Amri, satu Imam Plm. T. APNII. tidak lebih dan tidak kurang. Tiap-tiap kepercayaan, keyakinan, anggapan dan perlakuan yang menyimpang atau bertentangan dengan dia adalah sesat dan menyesatkan, salah, keliru dan durhaka. Satu Tanggapan to ““Pont ke 4″ Dalam Bai’at NII”Peluang Usaha Dunia Akhirat Says:

Desember 4, 2009 at 12:57 pm

makasih ya sobat infonya. update terus ya artikelnya disini

“Point ke 5″ dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII [7] Comments

Rate This

POINT KELIMA

“Saya tidak akan berkhianat kepada Alloh, kepada Rosululloh dan kepada Komandan Tentara serta Pemimpin Negara dan tidak pula akan membuat noda atas Ummat Islam Bangsa Indonesia”.

Dalam kata “Saya tidak akan berkhianat” artinya seorang warga bai’at tidak boleh melakukan hal-hal atau perkara yang menjurus kepada pengkhianatan, dalam format ini telah diizinkan oleh Alloh SWT. dalam Al Quran Surat Al Anfal (8) ayat 27:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

Maka sebagai warga bai’at harus memahami bahwa dirinya adalah seorang kholifah atau pengemban amanat Alloh SWT. di muka bumi (Qs. 2:30). Dia adalah mukallaf yang diembankan atau dipikulkan tanggungjawab. Maka manakala tanggungjawab yang dipikulnya dia remehkan bahkan

Page 153: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

dia lepaskan maka dia sudah berkhianat, termasuk tugas utamanya selaku aparat dan juga termasuk perintah dan larangan yang disampaikan oleh komandannya.

Perkataan “dan tidak pula akan membuat noda atas Ummat Islam Bangsa Indonesia”. Alloh SWT. berfirman dalam Al Quran Surat Al Hujurot (49) ayat 10:

“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.

Maka selaku sesama warga, selaku sesama Muhajir dan Mujahid haruslah terjalin hubungan baik dan loyalitas. Untuk itu dilarang melakukan penodaan terhadap hubungan tersebut seperti (Qs. 49:11-12):Saling memperolok/ merendahkanSaling mencelaSaling panggil memanggil dengan panggilan burukSaling berprasangka burukSaling menggunjing satu sama lain 7 Tanggapan to ““Point ke 5″ dalam Bai’at NII”devn11 Says:

Desember 6, 2009 at 2:16 pm

a.w.w

apa N11 pny progrm dakwh scra online yg serius?

mungkn bnyk saudara2 kt yg hendak dakwah tp kurang terampil bicr langsung dan bngung jk sdah brhdapan sm orng

proyek dakwh sdrhana ide ku:.membwt ratusan mirror untk materi dakwh blog ini jd jk blog ini dhack ato ddelete olh phk x, materi msh bs diakses lwt mirror

.memasukn materi2 dakwah keforum2 ternama scra gencr

.membrshkn nama baik N11 scr online

.dll dakwh onlineBalas devn11 Says:

Desember 6, 2009 at 2:29 pm

Page 154: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

cara:.membwt mirror suatu blog kira2 hnya dbuthkn waktu 30 menit itu dgn software. ket lnjut bs cr dgoogle

.keamanan bs diatasi dgn accont palsu..akses dwarnet aj,.info ttg keamanan bnyk bs cr dgoogle

.bntuk sbuah team untk membwt suatu modul materi2 dakwh untk dshare kseluruh web yg brpotensi dknjngi bnyk orng

dengan sprti itu mungkn dapat memprstukn mujahid2 cyber n11 walaupun dgn acount palsuBalas devn11 Says:

Desember 6, 2009 at 2:50 pm

dengan membagikan materi2,ideologi,dan cita2 N11 secara gratis dan terbuka

kewajibn menyampaikn yg haq akn lbh aman,hemat,dan efisien

akan bnyak orng2 yg mendukung cita2 mulia N11.

akan bnyak ahli2 ilmu Allah yg akn memberikan kontribusi2 untk N11

jk dakwah online lbh serius. ..kt dapat menguasai dunia informasi web indo.dan mematahkn doktrin2 kelmpok2 islamis lain. dan membersihkan nama baik NEGARA KURNIA

Abuqital1:Untuk akhi devn11 yang sedang “ghirohnya” tinggi, maaf sebelumnya ana sedikit meluruskan singakatan untuk Negara Islam Indonesia adalah NII, bukan N11 (N sebelas).

Ide akhi baik juga, nah untuk mengawali langkah kebaikan tersebut sebaiknya didahului oleh DIRI PRIBADI AKHI untuk “terlibat langsung” menjadi kekuatan NII yang sesuai perundang-undangan NII. Siapkah bergabung…???

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. 66:6).Balas devn11 Says:

Desember 6, 2009 at 3:02 pm

suatu dobrakan besar akan terjadi, .

Page 155: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

orang yg meliat informasi scra online akan menyampaikan kpd orng2 yg tdk online

masyarakat2 islam akan smakin kritis ttg knsep negara indo dan nasib mereka sbg warga darul k**ur

anggota2 kelmpok2 islamis lain akan sgra bermigrasi ke N11

tercipta kebencian2 trhadap negara indodan kbencian2 trhadap ulama2 munafikBalas devn11 Says:

Desember 6, 2009 at 3:26 pm

para thogut RI akn sngat kebingungan membendung jalur dakwah yg satu ini. .

bgmn tdk,!

dseluruh nusantara warga2 N11 menyerang melalui tiap2 warnet2. memberikn input2 dakwah keblog,forum,webnews, all web yg bs ddakwahi smpe mereka jenuh

jebol,deface,crack smwa web yg pro dgn thoghut..

bom alamat2 email yg ada dgn pesan2 dakwah..

tidak akan ada hujjah dan alasan bg mereka..

mereka absoltly salah n going to hell

tdk ada keraguanBalas devn11 Says:

Desember 8, 2009 at 9:16 am

devn11.co.ccmampir

kusedang berusaha merealisasikan indekuBalas devn11 Says:

Desember 8, 2009 at 11:16 am

siap!

Page 156: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

truz gmn?

Abuqital1:Silakan ke [email protected], disana akhi bisa cerita pengalaman akhi tentang perjuangan. Kemudian bila akhi bersedia cantumkan no. hp akhi di email tersebut.

“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. 4:100)

“Point ke 6″ dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII Leave a Comment

Rate This

POIN KEENAM

“Saya sanggup membela Komandan-komandan Tentara Islam Indonesia dan Pemimpin-pemimpin Negara Islam Indonesia daripada bahaya, bencana dan khianat dari mana dan apapun jua”.

Kata “Saya sanggup membela” adalah sikap yang semestinya diberikan oleh seorang warga kepada pemimpinnya, prajurit kepada komandannya dan itu merupakan ciri yang khas penegak risalah para rosul-rosul sebagaimana disabdakan oleh Rosululloh SAW.

“Tidaklah seorangpun Nabi-nabi yang dibangkitkan oleh Alloh pada setiap ummat, kecuali dijadikan bagimu para penolong dan sahabat”.

Lihatlah kisah itu dalam Qs. 3:52, 61:14, 9:40

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Ali Imron[3]:52)

Page 157: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (Qs. Ash Shoff [61]:14)

“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. At Taubah [9]:40)

Dalam kata “membela” terkandung didalamnya kata menolong, melindungi, dan mengamankan. Sebab terancamnya jiwa dan raga akan mengakibatkan terganggunya perjuangan, oleh karenanya dalam sapta subaya point ke 3 (tiga) Seorang T.I.I. sanggup membela Komandan Tentara dan Pemimpin Negara sebagai tulang punggung Negara.“Poin ke 7″ dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII [2] Comments

2 Votes

POINT KETUJUH

“Saya sanggup menerima hukuman dari Amri saya sepanjang keadilan hukum Islam bila saya ingkar daripada bai’at yang saya nyatakan ini”.

Kata “Saya sanggup menerima hukuman” adalah realisasi dari firman Alloh SWT. dalam Al Quran Surat An Nisa (4) ayat 64-65:

“Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinyaa datang kepadamu, lalu memohon ampun

Page 158: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

“Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.

Warga bai’at menyadari bahwa hukum Islam yang ia terima dengan rela dan ikhlas adalah jalan pengampunan bagi dosa dan pelanggaran yang dilakukannya di dunia sehingga tidak terbawa lagi dosanya kedalam akhirat. Untuk itu realisasi dari point bai’at ini adalah bila menyadari diri telah berbuat salah maka:Dia datang (lapor) kepada Ulil Amrinya sebagai lembaga hukum atau lembaga yang punya wewenang untuk tanfidzu syari’at atau Mahakamh Islam.Menerima keputusan apapun dengan:Tidak keberatan dalam menerima keputusanTunduk menerima sepenuhnya

Inilah ciri khas mukmin, sebagaimana firman Alloh SWT. dibawah ini:

“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami mendengar, dan Kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. An Nuur [24]:51)

“dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. 33:36) 2 Tanggapan to ““Poin ke 7″ dalam Bai’at NII”aabied Says:

Desember 4, 2009 at 3:34 am

Aww..pk Ust pertYaan ana kmren lom d jwb, mengenai MYT mngeluarkan MKT sudah berapa kali terbit sampai saat ini?..ni bwt memastikan keadaan ana da d pihak mana melihat bYknya yang mengaku2 puYa legalitas yg sah…jwbnnya d tunggu..lewat email monggo…sekalian jika ada yg mesti d sampaikan…

Abuqital1:mohon maaf baru dibalas sekarang. silakan baca diemail akhi saja. Kapan siap bergabung?Balas c marx Says:

Page 159: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Desember 5, 2009 at 2:03 am

lho kuq gt. ..memangnya Amri NII sbnding dgn Rosullullah dlm hal ini.?

“Poin ke 8 dan 9″ dalam Bai’at NIIPosted by abuqital1 under Bai'at NII [9] Comments

Rate This

POIN KEDELAPAN

“Semoga Alloh berkenan membenarkan pernyataan bai’at saya ini, serta berkenan pula kiranya ia melimpahkan tolong dan kurnianya atas saya sehingga saya dipandaikannya melakukan tugas suci ialah hak dan kewajiban tiap-tiap Mujahid, menggalang Negara Kurnia Alloh Negara Islam Indonesia”. Amin!

Do’a yang termaktub dalam poin kedelapan ini adalah satu sikap kepasrahan dan ketundukan warga bai’at, bahkan diatas segala usaha/ perjuangan, kesuksesan dan keberhasilannya bukan semata-mata karena kedigdayaan dan kekuatan yang ada, tetapi semata-mata karena Alloh SWT.

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Qs. Al Anfal [8]:17)

Untuk itu setiap warga bai’at harus siap dengan pendidikan, dengan cara mengikuti program-program yang diselenggarakan oleh Ulil Amri baik berupa tazkiyah, tarqiyah atau ta’lim yang sudah diprogram oleh Pemerintah NII dalam masa perang.

“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: “Ya Robbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (Qs. Thaahaa [20]:114)

POINT KESEMBILAN

“Allohu Akbar! Allohu Akbar! Allohu Akbar!”

Page 160: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Maksud takbir disini adalah realisasi semuanya.

“dan Robbmu agungkanlah!”. (Qs. Al Mudatstsir [74]:3)

“Dan Katakanlah: “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.” (Qs. Al Israa [17]:111)

Maksud takbir 3x disini adalah:

1) Besar rububiyyah Alloh atau besar hukum Alloh/ hukum Islam. Maka setiap warga bai’at harus dapat membesarkan rububiyyah Alloh atau hukum Alloh dengan cara tabligh yaitu usaha menunjukkan jalan atau usaha menunjukkan melalui cara tabsyir (penjelasan hukum) dan indzar (peringatan).

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.” (Qs. Al Fath [48]:8),

“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Qs. Al Maidah [5]:67)

Sabda Rosulullah SAW.

“Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”

“Sampaikanlah dariku meski hanya satu ayat.”

2) Besar Mulkiyyah Alloh atau besar kerajaan Alloh/ Negara Alloh. Maka setiap warga bai’at harus dapat membesarkan kerajaan Alloh dengan cara melakukan jihad yakni dakwah dan Qital.

“dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari kekafiran), Maka Sesungguhnya Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan.” (Qs. Al Anfal [8]: 39).

Page 161: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

3) Besar Uluhiyyah Alloh atau besar Ummat Alloh/ Ummat Islam, maka setiap warga bai’at harus dapat melakukan gerakan-gerakan muwahhid sampai tercapainya ummatan wahdah – ilaahun wahid hingga besar ummat Alloh.

Materi ini diharapkan akan membuka wacana ilmu, terutama bagi bagi warga bai’at, agar mereka memperjuangkan Islam bukan atas dasar kejahilan, supaya mereka bergerak didasari ilmu yang benar, sehingga kemenangan yang diharapkan pun bisa diraih.

Akhirnya, hasbunalloohu wa ni’mal-Wakiil, semoga materi bai’at NII ini turut memberikan andil dalam perjuangan umat dalam rangka menyongsong kemenangan Islam yang pasti akan tiba, sesungguhnya Alloh tidak pernah menyalahi janji-Nya.

9 Tanggapan to ““Poin ke 8 dan 9″ dalam Bai’at NII”jhn gtnberg Says:

Desember 8, 2009 at 12:15 pm

sy ke Bali karna bkerja,terasa sendirian, makasih ada akhi qital,bisa ingat materi2 dulu. “sesungguhnya Alloh tidak pernah menyalahi janji-Nya”

Abuqital1:Ahlan wa sahlan akhi. Jazaakalloh atas partisipasinya. Sebagai awal “shilah” kita berdua, sudilah kiranya akhi mempelajari link dibawah ini:1. http://abuqital1.wordpress.com/program-perjuangan/2. http://abuqital1.wordpress.com/estapeta-kepemimpinan-nii/3. http://abuqital1.wordpress.com/marhalah-jihad-nii/Jika sudah memahami materi tersebut tentunya ana mengharap SIKAP AKHI, apakah masih “komitmen” dengan perjuangan NII?

“dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik”. (QS. 2:99)

“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (Dien) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan INGATLAH AKAN NIKMAT ALLOH KEPADAMU ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. 3:103)

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy[1453] Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. dan DIA BERSAMA KAMU DIMANA SAJA KAMU BERADA. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. 57:4)

Page 162: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Balas Muhammad Qusyairi Says:

Desember 9, 2009 at 10:11 pm

Assalamu’alaikum.Wr.Wb.Saya sangat bersyukur pada Allah banyak memdapat informasi dari situs abuqital1.wordpress.com ini, namun saya ingin penjelasan ;

1. saya tertarik dan ingin bergabung, bagaimana caranya? Kalau boleh tahu sekarang banyak yang mengklaim pelanjut NII, siapa imam yang sah saat ini sebagai pelanjut NII ? Saya bingung, ada yang bilang MYT atau Ali Mahfud ? Soalnya saya 2 tokoh ini ana pernah ketemu dan berdialog.

2. Saya baca buku NII dalam timbangan Aqidah yang ditulis oleh Suroso, tolong buku tersebut dibantah dengan hujjah yang jelas agar umat Islam tidak salah dalam menilai NII, sebab saat ini kelompok yang mengaku salafy sedang gencar-gencarnya membuka aib dan kesesatan NII itu.

Mudah-mudahan permasalahan ini bisa di jawab, dan saya tunggu jawabannya.

Wassalam,Muhammad Qusyairi – Banjarmasin

Abuqital1:Wa ‘alaikum salam Wr. Wb.Jazaakalloh atas partisipasinya. Alhamdulillah Alloh SWT mempertemukan kembali dengan orang-orang yang mencari kejelasan dan kebenaran tentang perjuangan NII yang sesuai konstitusi NII.

Ana sudah menjawabnya via email akhi. Silakan baca dan pahami dengan seksama, setelah itu ambil SIKAP YANG JELAS dan TEGAS, siapkah bergabung…???Balas abdullah Says:

Desember 10, 2009 at 11:06 am

Assalamualaikum akhi… ane juga bingung akhi.. kirim jga donk jawabnya tentang imam.. MYT or Ali Mahfud dan jka jika MYT yang imam apakah Ali Mahfud berbai’at kepada MYT??

Abuqital1:Wa ‘alaikum salam Wr. Wb.

Jawaban sudah dikirim. Setelah membaca dan memahaminya maka dari sekarang TENTUKAN PILIHAN SIKAP AKHI dan HADAPI PULA KONSEKWENSI PILIHAN AKHI TERSEBUT.Balas alianoor Says:

Page 163: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Desember 13, 2009 at 1:34 am

Alhamdulillah…atas masukannya, oya ana ingin tau ada brapa wilayah yang sudah dibawah MYT ? Apakah di kalsel udah ada?

Abuqital1:Maaf akhi, komunikasinya via email saja, silakan kirim ke [email protected] darul55 Says:

Desember 12, 2009 at 12:24 pm

assalamulaikum…afwan akhi, ana jg minta penjelasannya, tolong kirim via email, agar ana tidak bingung…jazakumullah khair…

Abuqital1:Wa ‘alaikum salam Wr. Wb.Maaf akhi, penjelasan yg mana…? silakan kirim saja ke [email protected] Luizascary Says:

Januari 13, 2010 at 2:01 am

assalamulaikum

Abuqital1:Wa ‘alaikum salam warohmatullohi wabarokatuhBalas Luizascary Says:

Januari 13, 2010 at 4:18 am

apa ene harus berhijrah nih..?

Abuqital1:silakan dibaca di email akhi.Balas Luizascary Says:

Januari 13, 2010 at 5:01 am

kaga ada imel masuuukaljauzy Says:

Februari 7, 2010 at 7:06 am

Page 164: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

ane juga minta penjelasan tentang myt n ali mahfud.lwt email

Abuqital1:sudah dikirim via emal akhi, silakan dibuka, download filenya dan baca dengan teliti dan seksama lalu pahami maksudnya dan kemudian AMBIL SIKAP.

Page 165: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 166: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 167: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 168: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 169: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 170: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 171: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 172: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 173: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 174: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 175: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 176: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 177: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 178: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 179: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 180: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 181: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 182: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 183: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 184: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 185: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 186: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 187: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 188: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 189: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 190: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 191: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi
Page 192: Nilah 15 Tipu Daya Kafirin Untuk Membasmi

Memang tidak mudah dalam menggapai mimpi dan harapan. Semua perlu perjuangan dan pengorbanan. Sebelum mimpi dan harapan itu tiba kita semua harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.Jangan sampai kereta jadi tapi rodanya masih belum sempurna, sembari kita introspeksi dan bermunajad kepada Allah SWT. SalamBalas ajmal Says:

November 14, 2009 at 11:54 am

Syukron atas pencerahannya.Bagi yg sedang berjuang semoga makin istiqomah dan sabar serta dipandaikan-Nya untuk melaksanakan tugas sicinya.Dan bagi yg belum bergabung mendukung perjuangan ini,semoga Allah memberikan hidayah taufiq-NYa kpd anda semua dan segera bergabung,Amiiiiiin.Balas abiE Says:

November 19, 2009 at 2:55 pm

Yakinlah saudara-saudara q se-iman dan sekeyakinan. Bahwasanya 4WI bersama kita semua. Rahmat-Nya meliputi semesta alam dan isinya…4WI akbar..

Abuqital1:Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin jika Islam telah berkusa penuh dan telah melaksanakan hukum Islam 100% tanpa campur aduk dengan yang bathil. Sudahkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alami saat ini? Yang terjadi hari ini Islam sedang di “injak-injak” oleh kaum kuffar.