niken.pptx

9
TUGAS BAHASA INDONESIA Nama : Niken Ayu Melina Br. Silalahi Novelita panjaitan Kelompok : 13 hlm : 190

Transcript of niken.pptx

Page 1: niken.pptx

TUGAS BAHASA INDONESIA

Nama : Niken Ayu Melina Br. Silalahi Novelita panjaitan Kelompok : 13 hlm : 190

Page 2: niken.pptx

Membahas isi puisi berkenaan dengan gambaran pengindraan, perasaan, pikiran, dan imajinasi melalui diskusi.

Mendiskusikan isi puisi (gambaran, perasaan, pikiran dan imajinasi).

Mendiskusikan maksud/makna imajinasi.

Page 3: niken.pptx

Pengimajinasian dalam puisi Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yg dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah marasa, mendengar, atau melihat sesuatu yg diungkapkan penyair. Dengan kata-kata yang di gunakan penyair, pembaca seolah-olah:a. Mendengar suara (imajinasi auditif).b. Melihat benda-benda (imajinasi visual)c. Meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil). Sebagai contoh, perhatikan mantera berikut. Hai, si gempar alam. Gegap gempita. Jarum besi akan rumahku. Ular bisa akan janggutku. Buaya akan tongkat mulutku.

Page 4: niken.pptx

Harimau menderam dipengriku. Gajah mendering bunyi suaraku. Suaraku seperti halilintar. Bibir terkatup, gigi terkunci Jikalau bergerak bumi dengan langit Bergeraklah hati engkau. Hendak marah atau hendak membinasakan aku.

Sebagai salah satu bentuk puisi klasik, mantra pun menggunakan pengimajian. Hal tersebut tampak dalam kata-kata berikut. 1. Gegap gempita 2. Jarum besi Menderam jarum tembaga Mendering bibir terkatup Bunyi halilintar bibir terkunci Bergerak bumi Bergeraklah hati Hendak marah

Page 5: niken.pptx

Berdasarkan kata-kata yang digunakannya, tampaklah bahwa mantra di atas menggunakan imajinasi auditif dan imajinasi visual. Dengan kata-kata itu, anda dapat membayangkan benda-benda yg di gambarkan. Perhatikan pula puisi berikut.

DoaDengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku? Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik, setelah menghalaukan panas payah terik. Angin malam menghembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa melayang pikir, membawa angan ke bawah kursimu. Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya. Kalbuku terbuka menunggu kasih mu, bagai sedap malam menyirak kelopak.

Page 6: niken.pptx

Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cayamu, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar gelakku rayu! Dalam puisi diatas anda mendapati kata-kata berikut. 1. Senja samar, masa purnama meningkat naik, ke bawah kursimu, terang, bagai bintang memasang lilinnya, kalbuku terbuka, bagai sedap malam menyerak kelopak, biar bersinar mataku sendu, biar berbinar; kata-kata tersebut membangkitkan imajinasi melalui penglihatan.2. Sepoi, panas payah terik, menghembus lemah, meyenjuk badan; kata-kata tersebut membangkitkan imajinasi melalui perabaan.3. Gelakku rayu; membangkitkan imajinasi melalui pendengaran.

Page 7: niken.pptx

Dengan kata-kata itu, penyair bermaksud menggambarkan dirinya ketika sedang berdoa kepada Yang Mahakuasa. Ia menggambarkan dirinya lemah, namun berada dalam suasana tentram. Melalui kata-kata itu pula, penyair menunjukkan agar Tuhan mengisi seluruh kalbunya. Tentang besarnya cinta, kerinduan, dan kepasrahan sang penyair akan Tuhannya, juga dapat terbayangkan secara nyata melalui kata-kata itu.

2. Memaknai Sebuah Puisi Kata-kata dalam puisi banyak menggunakan makna konotatif. Kata-kata itu merupakan kiasan atau merupakan merupakan suatu perbandingan. Perhatikan puisi “gadis peminta-minta” diatas. Kata-kata gadis kecil berkaleng kecil bermakna seorang anak-anak yang sangat sengsara. Kotaku jadi hilang, tanpa jiwa bermakna keadaan di suatu tempat yang sudah kehilangan rasa kemanusiaannya, warganya tidak lagi peduli kehidupan orang lain.

Page 8: niken.pptx

Berdasarkan panafsiran makna di balik keseluruhan kata-kata yang terdapat dalam sebuah puisi, Anda akan sampai pada maksud yang sebenarnya dari puisi tersebut. Hanya saja, penafsiran makna itu bisa berbeda-beda diantara orang yang satu dengan orsng lainnya. Banyak faktor menjadi penyebabnya, antara lain:a. Tingkat pemahaman terhadap setiap kata yang mudah dipahami, mudah pula untuk memaknainya.b. Intensitas pergaulan orang dengan puisi. Seseorang yang sering membaca atau bahkan menulis puisi, mudah pula bagi orang itu dalam mengenali watak puisi, termasuk isi yang di kandungnya.c. Pengalaman pribadi. Seseorang yang pernah merasakan ganasnya kehidupan kota,

Page 9: niken.pptx

akan lebih mudah dalam memaknai puisi daripada orang yang sama sekali belum pernah merasakannya. Selain itu, faktor penguasaan terhadap teori sastra juga sangat berpengaruh dalam memaknai sebuah puisi. Misalnya, penguasaan anda tentang macam-macam pengimajinasian yang mungkin terkandung dalam sebuah puisi. Dengan cara demikian, lebih mudahlah bagi anda dalam memaknai maksud si penyair di balik imajinasi kata-katanya.