Niken.case Kedkel.print

31
BERKAS PASIEN A. Identitas Nama : Ny.M Jenis Kelamin : Perempuan TTL : Kebumen, 3 Maret 1961 (52 tahun) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMA Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Jl.Raden Saleh II No.255 RT 15/03 Salemba, JAKPUS. Status Perkawinan : Menikah Golongan Darah : O Nama Kepala Rumah Tangga : Tn.Hasyim Penghasilan /bulan : ± Rp 500.000; – Rp 800.000; Jenis Pembayaraan : KJS ( Kartu Jakarta Sehat ) No. RM : 167/A/12 Tgl. Periksa : 30 September 2013 B. Ananmnesis 1. Keluhan Utama : Badan lemas dan tidak dapat beraktivitas seperti biasa sejak 1 minggu yang lalu 2. Keluhan Tambahan: 1

Transcript of Niken.case Kedkel.print

BERKAS PASIEN

A. Identitas

Nama : Ny.M

Jenis Kelamin : Perempuan

TTL : Kebumen, 3 Maret 1961 (52 tahun)

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Jl.Raden Saleh II No.255 RT 15/03 Salemba, JAKPUS.

Status Perkawinan : Menikah

Golongan Darah : O

Nama Kepala Rumah Tangga : Tn.Hasyim

Penghasilan /bulan : ± Rp 500.000; – Rp 800.000;

Jenis Pembayaraan : KJS ( Kartu Jakarta Sehat )

No. RM : 167/A/12

Tgl. Periksa : 30 September 2013

B. Ananmnesis

1. Keluhan Utama :

Badan lemas dan tidak dapat beraktivitas seperti biasa sejak 1 minggu yang

lalu

2. Keluhan Tambahan:

Mual, sakit kepala, sulit tidur, penglihatan kabur dan sering kesemutan.

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan SENEN dengan keluhan badan lemas

dan tidak dapat beraktivitas seperti biasa sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan

disertai mual, kepala pusing dan sulit tidur. Pasien juga mengaku penglihatan

1

matanya sekarang agak buram. Pasien juga sering merasakan kesemutan pada

kedua kakinya yang dirasakan hilang timbul. Kedua keluhan ini di rasakan pasien

sudah hampir sebulan, namun pasien menghiraukannya. Pasien mengaku jarang

berolahraga.

Pasien mengaku bahwa dirinya punya penyakit gula sejak 2 tahun yang lalu.

Penyakit gula ini di turunkan oleh ibunya yang sekaramg sudah meninggal 5 tahun

yang lalu karena penyakit gulanya. Biasanya pasien rajin memeriksakan diri ke

dokter untuk kontrol kadar gula darahnya di puskesmas, dan rutin meminum obat

gula yang telah di berikan oleh dokter puskesmas. namun akhir akhir ini semenjak

tidak ada lagi yang menemaninya untuk pergi berobat, ( pasien selalu di temani

anak perempuan bungsunya jika pergi berobat) pasien jadi jarang kontrol gula

darah ke puskesmas padahal obat gula nya sudah habis sejak 3 minggu yang lalu.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

Dua tahun yang lalu pasien di nyatakan menderita penyakit diabetes melitus

oleh dokter dengan keluhan badan sering lemas, tidak dapat berkonsentrasi, pasien

sering banyak makan dan minum namun tidak disertai dengan peningkatan berat

badan yang sesuai. Buang air kecil sering terutama pada malam hari ± 5 kali dan

pada pemeriksaan gula darah sewaktu di dapatkan 300 g/dl glukosa dalam darah.

Oleh karena itu, pasien di haruskan oleh dokter untuk minum obat secara teratur

dan rajin mengontrol gula darahnya ke puskesmas.

Riwayat hipotensi atau hipertensi,Tb paru atau asam urat tidak pernah di alami

oleh pasien. Riwayat maag (+).

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat penyakit Diabetes Mellitus pada ibu pasien.

6. Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal hanya berdua dengan

suaminya. Suami nya, Tn.T berumur 60 tahun bekerja sebagai pedagang bakso dan

es cendol di pasar. Terkadang Ny.M juga membantu suami nya berjualan bakso di

2

pasar. Dari hasil berdagangnya itu, kedua pasangan ini sering mendapatkan uang

sebesar ± Rp 500.000- Rp 800.000; tiap bulannya.

Ny.M mempunyai 2 orang anak perempuan yang sekarang sudah berkeluarga.

Anak perempuannya yang bungsu sudah menikah sebulan yang lalu, baru saja

meninggalkan kedua orang tuanya ini karena ikut suami bekerja di luar kota.

Walaupun tidak tinggal serumah lagi dengan kedua anak perempuannya, Ny.M

dan suaminya selalu mendapat kiriman uang dari anak-anaknya sebesar ± Rp

1.000.000; – 2.000.0000; per bulan. Namun, mereka juga terkadang tidak

mendapatkan kiriman uang dari anak-anaknya jika ada kepeluan lain yang

memerlukan dana besar.

Pendapatan tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan makan

sehari-hari dan kebutuhan tambahan lainnya (membeli pakaian, pergi berobat, dll).

Pasien mengaku sering menyisihkan uang penghasilan berdagangnya itu untuk

ditabung.

7. Riwayat Kebiasaan :

Pasien mengaku mempunyai kebiasaan suka mengemil dan makan makanan

yang manis-manis, namun setelah pasien di nyatakam memiliki penyakit kencing

manis, pasien mulai mengurangi kebiasaanya tersebut. Namun, akhir akhir ini,

semenjak pasien jarang kontrol ke puskesmas, pasien jadi sering mengulangi

kebiasaan buruknya lagi sehingga tidak heran bahwa kadar gula darahnya menjadi

tinggi kembali. Ny.M biasa memasak makanan seadanya berupa nasi, ikan, telur,

tahu, tempe, terkadang ayam, dan jarang sayur-mayur. Untuk urusan olahraga, Ny.

M mengaku jarang berolah raga.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Sakit sedang

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Vital Sign :

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 80x / menit

3

- Pernapasan : 24x / menit,

- Suhu : 36,5 oC

- Berat Badan : 60 kg (pada tanggal 30 September 2013)

- Tinggi Badan : 161 cm

4. Status Generalis :

Kepala

- Bentuk : Normocephal

- Rambut : Hitam, tidak mudah di cabut

- Mata OS : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

iktrerik, pupil isokor, refleks cahaya

langsung-tdk langsung (+). Visus tidak di

lakukan

- Mata OD : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

iktrerik, pupil isokor, refleks cahaya

langsung dan tidak langsung (+).Visus tidak di

lakukan

- Telinga : Bentuk normal, tidak terlihat masa pada telinga

atau sekret yang keluar dari lubang telinga, nyeri

tekan dan nyeri lepas (-), membram timpani intak.

- Hidung : Bentuk normal, tidak terdapat deviasi septum

nasi, tidak terlihat adanya masa, tidak terlihat

adanya sekret atau darah yang keluar dari lubang

hidung, nyeri tekan dan nyeri lepas (-).

- Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, faring

tidak hiperemis, tidak ada nyeri menelan.

Leher

Deviasi trakhea (-), pembesaran kelenjar tiroid dan KGB (-)

4

Thoraks

a. Cor :

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra

Perkusi : Batas atas : ICS III linea sternalis dextra

Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri : ICS IV linea linea mid clavicula sinistra

Batas paru hati : ICS IV linea midklavikula dextra

Auskultasi : BJ I-II regular normal, gallop (-), murmur (-)

b. Pulmo :

Anterior Posterior

Inspeksi Dinding dada simetris

Retraksi sela iga -/-

Tertinggal gerak -/-

Dinding dada simetris

Retraksi sela iga -/-

Tertinggal gerak -/-

Palpasi Fremitus taktil & vocal simetris D=S

Tertinggal gerak -/-

Fremitus taktil & vocal simetris D=S

Tertinggal gerak -/-

Perkusi Sonor di seluruh lapang paru

Sonor di seluruh lapang paru

Auskultasi Suara napas dasar vesikuler +/+

Rhonki +/+

Wheezing -/-

Suara napas dasar vesikuler +/+

Rhonki +/+

Wheezing -/-

Abdomen

- Inspeksi : Perut datar simetris, tidak terlihat sikatrik atau masa

- Palpasi : Nyeri tekan, nyeri lepas (-)

5

Hepar dan lien tidak teraba

- Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen

- Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas

- Superior : Akral hangat

Clubbing finger (-/-)

Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

- Inferior : Akral hangat

Clubbing finger (-/-)

Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

SENSIBILITAS

Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )

Rasa raba : (N/N)

Rasa nyeri : (N/N)

Rasa suhu panas : (N/N)

Rasa suhu dingin : (N/N)

D. Pemeriksaan Penunjang :

Laboratorium :Pemeriksaan gula darah sewaktu, pemeriksaan gula darah puasa, dan gula darah dua jam

post prandial.

a. Gula darah sewaktu (30 September 2013) : 364 mg/dl

6

Penatalaksanaan

1.      Bed rest

2.      Diet DM

TB : 161 cm BMI = BB/TB2

BB ideal : 90%x( 161cm-100) x 1 kg = 54,9 kg = 60 kg / (1,61 m)2

BB aktual : 60 kg = 23,72

Perhitungan kalori :

Kalori basal : 25 kalori/kg BBI

Kalori basal = 25 x 54,9 = 1372 kalori

Kerja sedang di tambah 20% dari kalori basal = 20% x 1372 kal= 274,4 kalori

Usia pasien 52 tahun di tambah 5% dari kalori basal = 5% x 1372 kal = 68,6 kalori

Kebutuhan Kalori harian Ny.M = KB + AF – KU

= 1372 + 274,4 – 68,6

= 1577,8 kalori

3.      Medikamentosa

- Glibenklamid 1x I tab

- Metformin 2 x 1 tab

- Antasida 3 x1 tab

- Vitamin B1, B6, B 12 1 tab/hari

- Piroksicam 2 x 1 tab

- Tablet kalsium 1 x 1 tab

Terapi Anjuran

- Konsul ke dokter spesialis mata untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut (suspeck

retinopati Diabetik ).

- Cek lab : Gula darah puasa, Gula darah 2 jam post prandial, fungsi ginjal, fungsi hati, colesterol dan usam urat

7

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala keluarga : Ny.T usia 60 tahun

b. Identitas Pasangan : Ny.M usia 52 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga : The nuklear family

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No. NamaStatus

Keluarga

Jenis

KelaminUsia Pendidikan Pekerjaan

1 Tn.T Suami Laki-laki 60 tahun SMA Pedagang

2 Ny.M IstriPerempua

n52 tahun SMP

Ibu Rumah

Tangga

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah : Milik sendiri

Daerah perumahan : Padat penduduk

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah : 6 x 7 m2 Ny.M tinggal di rumah milik sendiri. Terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang keluarga, dua kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur. Total penghuni di rumah tersebut sebanyak 2 orang. Ventilasi udara dan pencahayaan baik, terdapat dua jendela di bagian depan rumah

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 2 orang

Luas halaman rumah : Tidak ada

Hanya terdapat lantai 1

Lantai rumah dari : Keramik

Dinding rumah dari : Tembok

Jamban keluarga : Ada

8

yang selalu dibuka setiap pagi. Terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan yang padat penduduk.

Tempat bermain : Tidak ada

Penerangan listrik : 2000 watt

Ketersediaan air bersih : Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

b. Kepemilikan barang – barang berharga

Keluarga ini memiliki :

- Satu buah televisi

- Satu buah lemari es

- Satu buah kompor gas

- Dua buah kipas angin

- Satu buah handphone

c. Denah rumah

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ny.M

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Jenis tempat berobat : Puskesmas

9

KAMAR 1

KAMAR 2

KM

DAPUR

RUANG TAMU

6 METER

TAMPAK BELAKANG

TAMPAK DEPAN

7 METER

b. Asuransi / Jaminan Kesehatan : KJS ( Kartu Jakarta Sehat )

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Naik kendaraan angkutan

umum

Pasien biasa berobat ke

Puskesmas kec.SENEN

dengan jarak yang

ditempuh 10 km dari

rumah dengan

menggunakan kendaraan

anggutan umum. Pasien

juga merasa puas dengan

pelayanan kesehatan yang

ada di Puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatan KJS

Kualitas pelayanan

kesehatan

Menurut keluarga kualitas

pelayanan kesehatan yang

didapat cukup memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasan makan :

Pasien memiliki kebiasaan pola makan yang tidak teratur. Pasien

mengaku bahwa dia beserta suaminya makan 3 kali sehari dan bahkan

terkadang makan hanya 2 kali sehari. Mereka makan dengan makanan

seadanya. Biasanya menu yang dimakan sehari-hari adalah nasi, ikan, telur,

tahu, tempe, terkadang ayam, sayur-mayur jarang makan buah.

Pasien memiliki kebiasaan makan makanan yang manis-manis seperti

mimun teh di pagi hari dan sering mengemil, namun saat dirinya di nyatakan

mempunyai penyakit kencing manis, pasien mulai pelan-pelan mengurangi

kebiasaannya itu.

Keluarga Ny.M membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan

setelah makan serta mencuci bahan makanan hingga bersih sebelum di masak.

10

b. Menerapkan pola gizi seimbang :

Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi,

lauk dan pauk, sayur, buah, dan susu. Menu makan sehari-hari keluarga Ny.M

yang biasa disajikan terdiri dari nasi, ikan dan terkadang ayam, tahu, tempe,

serta mengkonsumsi sayur, namun jarang makan buah dan susu. Pola makan

pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

Tabel 4. Food Recall Pola Makan Ny.M Selama Tiga Hari Terakhir

Tanggal Pagi Siang Malam

26 September 2013

Mie Instan Nasi, ikan goreng, sambal

Nasi, tahu tempe, sambal dan kerupuk

28 September 2013

Nasi goreng Nasi, telur dadar, tumis kangkung

Nasi, tempe orek, ikan asin

29 September 2013

Mie Instan Nasi, telur asin, tempe goreng, sambal

Nasi, ikan teri, tumis kacang panjang.

c. Antropometri Pasien :

a) Tinggi Badan = 161 cm

b) Berat Badan = 60 Kg

c) Indeks Massa Tubuh = 60/(1,612) = 23,72

Tabel 5. Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik

(WHO, 2010)

Kesan : Berat badan Ny.M berdasarkan IMT adalah berat badan “beresiko”

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :

11

Pasien tahu dan peduli terhadap kesehatannya sehingga pasien memiliki

kemauan untuk menjalani pengobatan secara teratur. Pasien sudah kapok untuk

tidak kontrol lagi ke puskesmas, karena pasien tau bahwa jika tidak kontrol

atau minum obat, keluhan yang sama akan di alami nya kembali dan keadaan

ini sangat tidak nyaman buatnya. Anak – anak dan suami pasien juga sangat

mendukung pasien untuk menjalani pengobatan. suami pasien juga mengawasi

dan mengingatkan pasien untuk minum obat secara teratur. Kedua anak pasien

juga turut mengingatkan pasien untuk minum obat walaupun mereka tidak

tinggal satu rumah dengan pasien. Suami pasien juga sering mengawasi pola

makan pasien dan memberi pasien makanan yang bergizi dan makanan yang

tidak terlalu manis agar pasien lebih banyak makan yang teratur dan bebas

gula. Keluarga pasien sangat berharap penyakit pasien bisa sembuh secara

sempurna dan tidak kambuh lagi.

Biaya pelayanan kesehatan yang gratis di Puskesmas, meringankan

pengeluaran rumah tangga sehingga pasien dapat rutin kontrol berobat tanpa

menghabiskan biaya yang cukup banyak.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :

Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk hidup sehat, seperti tidak

membiasakan diri berolahraga, makan makanan bergizi, perilaku makan

makanan yang manis, dan lupa kontrol ke dokter jika pasien merasakan

badannya sudah sehat.

Tingkat ekonomi keluarga Ny.M, menengah ke bawah menyebabkan

daya beli keluarga terhadap bahan-bahan pokok makanan rendah, sehingga

kualitas makanan yang dikonsumsi juga rendah dan kurang bervariasi.

Kurangnya kesadaran pasien akan bahaya penyakit diabetes mellitus,

menyebabkan pasien mengabaikan penyakit ini sehingga terkadang pasien

tidak kontrol gula darah ke dokter dan tidak mau minum obat di saat pasien

merasa badannya sudah sehat.

B. Genogram

12

1. Bentuk keluarga :

Bentuk keluarga ini adalah the nuklear family yang terdiri dari Tn.T sebagai

kepala keluarga dan Ny.M sebagai istri Tn.T serta ke dua anaknya.

2. Tahapan siklus keluarga :

Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall

(1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap

keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)

3. Family map

Gambar 2. Family Map Keluarga Ny. N

Tn.P 81tnn Ny.S 72 thn (DM)

13

Tn. T ,60 thn Ny.M, 52 thn (DM)

Ny.N, 36 thnTn. R,38 thnNy.A, 32 thnTn. D, 37 thn

Nn. A, 20 thn

Nn. S, 20 thn Tn. H, 18 thn

Keterangan :

: Laki - laki : Perempuan

: Pasien perempuan : Meninggal (laki-laki)

: Hubungan pernikahan : Garis keturunan

: Tinggal serumah

C. Identifikasi Permasalahan yang didapat Dalam Keluarga

Pasien tinggal hanya berdua dengan suaminya yang berumur 60 tahun,

sehingga pasien sering merasa kesepian. Anaknya 2 orang, perempuan semua sudah

berkeluarga dan ikut suaminya sejak sebulan yang lalu, sehingga Ny.M tingga berdua

saja dengan suami nya.

Pasien sudah mempunyai penyakit Diabetes Mellitus ini sejak 2 tahun yang

lalu, saat dokter menyatakan bahwa pasien terkena penyakit ini, pasien rajin

memeriksakan diri ke dokter untuk kontrol gula darah nya di puskesmas dan rajin

minum obat secara teratur. Namun, semenjak kedua anaknya tidak lagi tinggal serumah

dengannya, pasien jadi malas malasan untuk kontrol ke dokter dan tidak mau lagi

minum obat, padahal obatnya sudah habis sejak 3 minggu yang lalu. Pasien

menganggap bahwa badannya sudah sehat dan pasien merasa sudah tidak perlu minum

obat lagi.

Saat ini pasien juga jadi sering melakukan kebiasaannya kembali yaitu jadi

sering mengemil makan makanan yang manis dan minum teh manis tiap pagi. Sehingga

tidak heran jika gula darah pasien menjadi naik kembali.

Keluarga ini sering tidak makan makanan bergizi dan seimbang setiap harinya.

Makanan yang di makan setiap harinya adalah makanan yang seadanya, seperti ikan,

telur, tahu, tempe, kadang ayam, sayur dan jarang makan buah. Pasien dan anggota

keluarga lainnya juga jarang berolahraga.

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki kehalian

khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan. Untuk memenuhi kebutuhan

14

keluarga diperoleh dari penghasilan suaminya dan kiriman uang dari kedua anaknya

yang sudah berkeluarga. Dari hasil bergadang suaminya itu, keluarga ini bisa dapat

penghasilan Rp 500.000 - Rp 800.000; per bualan dan mendapat kiriman dari kedua

anaknya sekitar Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000; perbulan, namun terkadang mereka tidak

mendapat kiriman karena ada nya suatu hal tertentu. Status ekonomi keluarga ini

termasuk menengah kebawah. Hal ini menyebabkan belum mencukupi terpenuhi

kebutuhan keluarga.

D. Diagnosis Holistik

a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu mengenai

penyakitnya)

Pasien datang berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen di sebabkan karena

pasien merasakan badannya lemas, sulit berkonsentrasi,sering mual,sulit tidur,

penglihatannya agak kabur dan terkadang merasakan kesemutan pada tangan dan kaki

nya. Keluhan seperti ini sudah di rasakan pasien sejak 2 minggu yang lalu sehingga

pasien menjadi sulit beraktifitas. Dengan datang berobat, pasien berharap penyakitnya

dapat sembuh sehingga pasien bisa kembali melakukan aktifitasnya sebagaimana

orang normal, sebab pasien khawatir jika tidak berobat, penyakit yang dideritanya ini

akan menjadi lebih parah dan jika pasien tidak minum obat, pasian khawatir pasien

akan meninggal. Menurut pasien, Diabetes Mellitus adalah penyakit keturunan yang

di tandai dengan pengukuran gula darah sewaktu lebih dari 200mg/dl. Pasien yakin

bahwa penyakitnya ini dapat disembuhkan dengan meminum obat secara teratur.

Namun, pasien sedikit takut bahwa, dengan meminum obat gula setiap hari, pasien

menjadi ketergantungan dengan obat gula nya.

b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis kerja : Diabetes Mellitus tipe 2

15

Dasar diagnosis : Dari anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaaan penunjang

Diagnosis banding: : -

c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien):

Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan Ny.M adalah pasien

mempunyai riwayat penyakit kencing manis sejak 2 tahun yang lalu. Penyakit

kencing manis ini di turunkan oleh ibu pasien yang sekaramg sudah meninggal 5

tahun yang lalu karena penyakit gulanya. Selan itu, pasien juga memiliki kebiasaan

pola makan yang kurang sehat, seperti pasien sering mengemil makanan yang manis

dan minum teh manis tiap pagi hari, makan dengan porsi seenaknya, malas untuk

makan sayur dan buah serta tidak pernah berolahraga.

Pasien masih rajin solat dan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah lainnya,

seperti mengaji, puasa, dan berzikir. Bagi pasien, sakit bukanlah penghalang untuk

tetap beribabadah kepada Allah.

d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah) :

Anggota keluarga sangat membantu dalam proses pengobatan. Walaupun

kedua anak-anaknya tidak tinggal satu rumah dengan pasien, sehingga jauh untuk

mengurusi ibunya yang sedang sakit, namun, Ny. M sangat yakin dan optimis bahwa

penyakitnya dapat sembuh. Seluruh anggota keluarganya pun sangat mendukung

dalam penyembuhan pasien. suaminya yang tinggal satu rumah dengan Ny.M sering

mengingatkan Ny.M untuk meminum obat jika pasien lupa minum obat.

Walaupun biaya pengobatan Ny.M di tanggung oleh pemerintah, namun, Ny.M

masih ingin tetap bekerja membantu suaminya yang bekerja sebagai pedagang di

pasar. Namun terkadang suaminya tidak mengizinkan dan menyuruh Ny.M untuk

beristirahat di rumah.

Jika sakit, mereka sering pergi ke Puskesmas Senen. Perjalanan menuju

Puskesmas Kecamatan Senen dapat ditempuh oleh pasien selama kurang lebih 25

menit dari rumahnya dengan menggunakan angkutan umum roda empat.

16

Walaupun Ny.M tinggal di lingkungan yang padat penduduk namun perilaku

warga di sekitar tempat tinggal pasien selama ini baik, sehingga tidak terlalu

mempengaruhi kesehatan pasien saat ini. Pencahayaan dan ventilasi rumah pasien pun

sudak cukup baik karena Ny.M dan keluarga mengetahui betapa pentingnya ventiasi.

Status ekonomi keluarga ini yang termasuk ekonomi menengah ke bawah,

walaupun demikian, mereka merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

e. Aspek fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari ) :

Ny.M adalah seorang ibu rumah tangga lulusan Sekolah Menengah Pertama

(SMP). Selama ini, jika pasien tidak minum obat, makan badannya terasa lemas, sulit

berkonstrasi dan sulit tidur sehingga mengganggu aktifitasnya sehari hari. Pasien juga

jarang berolah raga.

Berdasarkan skor Karnofsky pasien memilki skor 80% dimana pasien

menjalani aktifitas sehari-hari dengan normal disertai dengan beberapa gejala dan

keluhan yang berkaitan dengan penyakitnya.

Tabel.6 Tabel Skala Karnofsky (www.pallipedia.com)

E. Rencana Pelaksanaan (sesuai dengan kelima aspek diatas)

Tabel 7. Rencana Pelaksanaan

17

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

Aspek Personal

Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluaraga bahwa : Penyakit Diabetes

Mellitus merupakan penyakit yang dapat di kontrol dengan cara minum obat secara teratur.

Mengubah anggapan pasien bahwa jika tidak minum obat DM, pasien akan meninggal dengan cara memberikan penjelasan kepada pasien bahwa jika tidak minum obat DM. maka kadar gula darahnya saja yang meningkat dan tidak mengakibatkan kematian.

Mengubah pola pikir pasien yang beranggapan bahwa minum obat DM membuat diri jadi ketergantungan obat, dengan cara memberikan penjelasan kepada pasien bahwa obat DM adalah obat yang hanya mengontrol kadar gula darah dalam tubuh dan tidak menyebabkan ketergantungan obat.

Pasiendan suami pasien

Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saatkunjungan ke rumah pasien.

Pasien dan anggota keluarga dapat mengetahui dan memahami penyakit pasien ini dapat di sembuhkan dengan minum obat secara teratur, sehingga kecemasan pasien bisa berkurang.

Pasien jadi teratur minum obat tanpa merasa takut jika tidak minum obat pasien akan meninggal.

Pasien jadi teratur minum obat tanpa rasa takut akan ketergantungan dengan obat gula nya.

Aspek klinik

Menjelaskan kepada pasien dan anggota keluarga mengenai penyakitnya dan terapi yang diberikan dokter

Pasien dan suami pasien

Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan

Pasien dan anggota keluarga pasien dapat mengetahui penyakit pasien

18

kepada pasien. Menjelaskan kepada

pasien bahwa Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang sebenarnya tidak dapat di sembuhkan namun dapat di kontrol dengan minum obat teratur dan menghindari makanan-makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darahnya untuk mencegah terjadi nya keparahan penyakit dan komplikasi dari penyakit tersebut.

Memberitahukan kepada pasien makanan-makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darah (teh manis, kue cake, biscuit) dan mengingatkan pasien untuk menghindari makan makanan tersebut.

Menerapkan pola makan penyandang DM kepada pasien, yaitu, makan besar 3 kali sehari dengan porsi sedikit di selingi makan ringan yang semua makanan tersebut sudah di sesuaikan dengan kalori yang di butuhkan pasien.

ke rumah pasien

dan tujuan dari terapi yang diberikan oleh dokter.

Pasien jadi semakin semangat untuk terus minum obat dan mengendalikan gula darahnya dengan menghindari makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darahnya.

Pasien jadi mengetahui makanan-makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darahnya, sehingga makanan tersebut dapat di hindari.

Pasien jadi makan dengan pola makan yang benar

Aspek risiko internal

Menganjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat dengan memakan makanan bergizi seimbang dan menghindari makanan yang manis.

Menghentikan kebiasaan pasien (mengemil makanan yang manis, minum teh manis di setiap pagi dan makan

Pasien dan suami pasien

Saat kunjungan ke rumah pasien.

Pasien mengkonsumsi makanan dengan menu yang sehat,bergizi dan terhindar dari makanan yang manis.

Pasien jadi terbiasa dengan kebiasaan makan teratur dengan porsi makan yang benar,

19

dengan porsi seenaknya) dengan cara memberi tahukan kpada pasien dampak buruk dari kebiasaannya itu

sehingga kebiasaan buruk paien tidak lagi di lakukan.

Aspek psikososial keluarga

Memberi dukungan dan saran kepada pasien agar selalu sabar, tidak mudah putus asa dalam menjalani pengobatan

Menjelaskan bahwa penyakit Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang di pengaruhi oleh aspek kejiawaan (psikologis) pasien, sehingga pasien sangat membutuhkan ketenangan dan kepercayaan diri serta dukungan penuh dari anggota keluarga untuk dapat sembuh.

Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa untuk dapat minum obat secara teratur, di perlukan kerjasama dari anggota keluarga untuk dapat mengingatkan pasien jika pasien lupa meminum obat dan turut mengawasi pola makan pasien

Pasien dan anggota keluarga pasien

Saat kunjungan ke rumah pasien.

Pasien tidak putus asa dalam proses pengobatan yang dijalani.

Pasien menjadi rajin minum obat karena mendapat dukungan dari anggota keluarga pasien, sehingga pesien merasa percaya diri dan yakin bahwa penyakitnya dapat di sembuhkan

Anggota keluarga menjadi rajin mengingatkan pasien minum obat secara teratur dan mengawasi pola makan pasien, agar pasien makan dengan porsi yang benar.

Aspekfungsional

Mengingatkan pasien untuk olah raga setiap hari minimal 3 kali seminggu.

Pasien dan anggota keluarga pasien

Pada saat kunjungan ke rumah.

Badan pasien jadi segar dan sehat.

F. Prognosis

1. Ad vitam : Ad bonam

2. Ad sanationam : Ad bonam

20

3. Ad functionam : Ad bonam

21