NewSoft PDF Module -...
Transcript of NewSoft PDF Module -...
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Satuan Kerja Unit Peiaksana Teknis Vertikal (Satker
UPT Vertikal) Kementerian Kesehatan merupakan suatu dokumen perencanaan yang
memuat arah dan kebijakan untuk lima tahun ke depan, yang disusun oleh sebuah tim
dengan melibatkan seluruh manajemen puncak di Satker UPT Vertikal tersebut.
Terdapat berbagai teori yang dapat dijadikan pedoman dalam menyusun RSB.
Namun, dalam buku pedoman ini langkah-langkah yang dipakai antara lain: penetapan visi
dan misi, analisis situasi, penyusunan peta strategl, penetapan key performance indicators,
perumusan program strategis, perumusan aspek manajemen risiko, proyeksi finansial, dan
pengesahan oleh pimpinan puncak.
RSB yang baik tentunya mampu menggambarkan rangkaian program kerja strategis
yang merupakan upaya konkrit utama yang akan dilakukan untuk mewujudkan sasaran
strategis satker UPT dalam kurun waktu tahun 2015 - 2019. Agar RSB tersebut dapat
diimplementasikan dengan baik, maka pimpinan UPT harus mampu menjalankan secara
disiplin 5 (lima) langkah berikut ini:
1.Penetapan kinerja dengan Direktur Jenderal Blna Upaya Kesehatan
2.Kontrak kinerja di internal UPT Vertikal
3.Monitoring pencapaian kinerja
Perencanaan Strategis (Strategic Planning) merupakan
penjabaran dari visi dan mlsi organisasi serta langkah-langkah.
strategis dalam usaha mencapai harapan dan impian sebuah
organisasi. Sebuah perencanaan strategis yang baik akan berhasil
menjawab pertanyaan tentang kondisi dan posisi organisasi saat ini,
kapan dan di mana tujuan yang akan dicapai, serta langkah-langkah
untuk mencapai tujuan tersebut.
KATA PENGANTARKEPALA UNIT PELAYANAN KESEHATAN
dr. H. Febindra Eka Widisana, MKM
NIP.196802101998031004
4.Dialog kinerja [performance dialogue)
5.Reward and consequences
Semoga Buku Pedoman Penyusunan RSB bagi Satuan Kerja Unit Pelaksana
Teknis Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan ini dapat
dijadikan acuan sehingga menghasilkan RSB yang 'membumi' dan mampu
dilaksanakan sehingga dapat menjadi budaya kinerja.
Jakarta, 30 Januari 2015
Kepala Unit Pelayanan Kesehatan
BAB VIPROYEKSI FINANSIAL266.1Estimasi Pendapatan266.2Anggaran Program Kelangsungan Operasional276.3Rencana Pendanaan27
KATAPENGANTARIDAFTAR ISIIIBAB IPENDAHULUAN1
1.1Latar Belakang11.2Tujuan Rencana Strategis Bisnis..,2
1.3DasarHukum2
BAB IIGAMBARAN KINERJA SAAT INI32.1.1Jumlah Kunjungan32.1.2SDM dan Organisasi52.1.3Struktut Organisasi7
2.2Gambaran Kinerja Aspek Keuangan82.2.1Neraca Tahun 2014 8
BAB IIIARAH DAN PRIORITAS STRATEGI103.1Rumusan Pernyataan Vlsi, Nils! dan Tata Nilal10.3.2Aspirasl Stakeholder Intl113.3Tantangan Strategis123.4Benchmarking123.5AnalisisSWOT123.6Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis163.7AnallsisTOWS173.8Rencana Peta Strategis Balance Scorcard (BSC)18
BAB IVINDIKATOR KINERJA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS194.1MatrikIKU"l9
4.2Kamus Indikator20
"BAB VANALISA DAN MITIGASI RISIKO235.1Identiflkasl Risiko235.2Rencana Mitigasi Risiko24
Daftar Is!
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang'
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah
merupakan suatu kemestian sebagai suatu upaya mewujudkan tata kelola slstem yang
modern. RSB merupakan salah satu perangkat strategis bagl pimpinan organisasi
pemerintah yang memandu dan mengendalikan arah gerak serangkaian prioritas
pengembangan organisasi, berbagai unit kerja di bawahnya, dan mitra kerjanya untuk
bergerak searah dan bersinergis menuju tujuan-tujuan keseluruhan organisasi. Dengan
- memusatkan organisasi pemerintah pada hal-hal yang sangat penting, RSB bertindak
sebagai kompas yang membantu pengambil keputusan di berbagai tingkatan organisasi
untuk mengetahui kapan "bertahan di jalur" dan kapan perlu mengubah strategi organisasi
dalam menghadapi dinamika tuntutan stakeholders kunci organisasi.
RSB bagi sebuah organisasi pemerintah juga merupakan perwujudan amanah dan
aspirasi yang bersumber dari kepentingan stakeholder kuncinya, dan sekaligus sebagai
bentuk tanggung jawab utama pimpinan organisasi pemerintah terhadap pemenuhan
kepentingan stakeholders kuncinya. Oleh karena itu, RSB organisasi seharusnya menjadi
pedoman utama bagi setiap jajaran manajemen puncak dari suatu organisasi pemerintah
dalam menilal kemajuan status pencapalan vlsinya dan target kinerja organsisasi jangka
pendek dan panjangnya serta sekaligus mengendalikan arah pengelolaan dan
pengembangan roda organisaslnya agar sejalan dengan tuntutan utama stakeholder
kuncinya.
Dalam rangka memenuhi prinsip-prinsip tata kelola organisasi modern [Good
Governance) dan menunjang inisiatif strategis transformasi kelembagaan pemerintahan,
Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Upaya Kesehatan memandang perlu bahwa efektivitas
pelaksanaan penetapan kinerja (Keputusan Dirjen BUK No HK.02.04/1/1568/12 hendaknya
berbasis RSB organisasi bagi Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal (yang
mencakup Rumah Sakit (umum dan khusus dan Balai) yang di bawah binaan dan
kendalinya.
Menindaklanjuti hal tersebut Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatah Rl
menyusun Rencana Strategi Bisnis (RSB) yang memandu dan mengendalikan arah gerak
serangkaian prioritas pengembangan organisasi dan kerja dibawahnya, serta mitra kerjan^^-
untuk bergerak searah dan bersinergi menuju tujuan-tujuan keseluruhan organisasi.
1.2. Tujuan Rencana Strategis Bisnis
1.Sebagai panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan selama
periode lima tahunan yang sejalan dengan Rencana Aksi Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan.
2.Sebagai dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi Unit Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan Rl.
3.Tersedianya rumusan program strategis dalam skaia prioritas yang lebih tajam yang
merupakan indikasi program APBN.
4.Tersedianya Indikator penilaian evaluassi kinerja Kepaia Unit Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Rl.
5.Mengarahkan semua unsur kekuatan dan faktor kunci keberhasilan dalam
menyelenggarakan peningkatan kuaiitas pelayanan kesehatan Unit Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan dalam rangka peningkatan Upaya Kesehatan
Perorangan yang berorientasi pada pelayanan stakeholder oriented prima berdasarkan
pada prinsip-prinsip kepemimpinan yang baik dan bersih serta terwujudnya komitmen
bersama Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Rl.
1.3 Dasar Hukum.
1.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2.Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Rl.
3.Peraturan Menteri Kesehatan No. 2416/Menkes/Per/Xll/2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Kinerja & Pelaporan Akuntabilitass Kinerja Kementerian
Kesehatan.
4.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan.
5.Peraturan Menteri Kesehatan Rl No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik
14429175
1085
010092228359
1812671
34521277876
TOTAL
875
0030
161253427 ,7
13162506
DES
1051
75000
1331393913
1028
157466
NOP
10945010
12201370
13260
181582
OKT
1089
7050
311833828623
172594
SEP
814
1050
2512717146
30125473
AGS
1174590
14083
2072813629
190554
JUL
1858
280
170
1231931747
1024
2101225
JUN
1432
0170
12122180
13629
207819
MEI
1497
05
110
172255142
221142
229734
APR
1282015
149197322
27619
166678
MAR
1201
00
10060
187541
140
32183660
FEB
1082
037084
19341251
16145585
JAN
TOTALMCUGIZIGAWAT DARURATRADIOLOGILABORATORIUMF1SIOTERAPIREHAB MEDISANAKJANTUNGPARUINTERNISGIGIUMUM
NAMAKLINIK
2.1.1 Jumlah Kunjungan Pasien
Jumlah Kunjungan Pasien UPK Kemenkes Tahun 2013
6. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP).
BAB I!
GAMBARAN KINERJA SAAT INI
Dengan adanya kebijakan penyeragaman periode Rencana Strategis Bisnis Unit
Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yang seharusnya berakhir di tahun 2015
disesuaikan dengan proses perencanaan jangka menengah tahun 2015 - 2019 berdasarkan
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nompr HK.03.03/l/1032/2014Tanggal
28 Mei 2014 tentang Rencana Strategis Bisnis UPT Vertikal Direktoral Jenderal Bina Upaya
Kesehatan.
Dalam kurun waktu periode Rencana Strategis Unit Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan sampal dengan saat ini, pencapalan kinerja sebagaimana yangtelah
ditetapkan dalam Rencana Strategis Periode Tahun 2015 - 2019 sebagai berikut:
Kinerja untuk aspek layanan akan dijelaskan dengan uraian sebagai berikut:
too.^
c
I
c3
IQO>3TJB)0)
I-n
c
5"
PPpcppppppppppOc©p©pppp c.c pppppppppppp©
Ahmad Fauzan
Sumiati
Catur Setia Dewi
Tri Tungga Dewi Kusumawati
Citra Sri Martani
Evi WahyuniSurati
Lestari
Shinta Indah PratiwiMika Susianti
Sri Endang PangestutiUna Ruslinah
drg. Tuti Elvira Nencydrg. Surnetty Aqwari
drg. irawan Soediono
drg. Yeni Mulyawati, MS.
dr. Sumita
dr. Khairunnisa
dr. Penina Regina Bebena, MPHMdr. Endriana Svieta Lubis, MKK
dr. Eviana Roza Kadri ' •
dr. Djulaicha Wahjuni, SpKFR
dr. Melina Imran, SpA'dr. Roy Sibarani, SpPD, KEMD
dr. Sri Mulyani, SpP
dr. Betriza, SpJP
Perekam Medis
Perekam Medis
FisioteapisFisioteapis
Analis
Perawat GigiPerawat Gigi
Perawat Umum
Perawat UmumPerawat UmumPerawat UmumPerawat Umum
Dokter GigiDokter GigiDokter GigiDokter Gigi
Dokter Umum
Dokter UmumDokter Umum
Dokter Umum
Dokter Umum
Dokter Spesialis Rehabilitasi MedikDokter Spesialis AnakDokter Penyakit DalamDokterSpesialis Paru
Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah
Rekam Medik
Fisioterapi
Analis
Perawat Gigi
Perawat Umum
Dokter Gigi
Dokter Umum
DokterSpesialis
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
2.1.2 SDM dan Organisasi
Jumlah tenaga yang dimiliki oleh Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatgn
Rl ada 44 orang dengan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai bidangnya antara lain :
Diani SitompulSriyani
Arma Narendra
Ahmad Faizin
Septian Edi PriantoTika Sindra WardaniRubiyatunEdika Istanto
Rano Panji Asmoro
Taufik Harry Susanto
Alfi Shariati
Indah Stefiastuti Rahayu
Sumarno, S.Sos. M.Si.
Yantlnia Hulu, S.Farm, Apt.dr. Alghazali Samapta, MARSMKMdr. H. Febindra Eka Widisana,
Tenaga Honor OBTenaga Honor Keuangan
Tenaga Honor KepegawaianTenaga Honor KeuanganTenaga Pranata Komputer
Tenaga ApotekerTenaga Honor Perekam MedikTenaga Honor Radiografer
Tenaga Honor Pengemudi
Tenaga Honor Pengemudi
Arsiparis / KepegawaianBendahara Pengeluaran
Kasubbag Tata UsahaKasie Penunjang MedikKasie Pelayanan Medik & Keperawatan
Kepala Unit Pelayanan Kesehatan
Tenaga Honorer
Administrasi
10.
9.
KelompokJabatan Fungsional
Kasie Penuniang MedikYantinia Hulu, S.Farm,Apt
KasubbagTata UsahaSiimamo. S.Sns. M.Si
Instalasi
-s Kasie Pelavanan Medik
& Keperawatan
dr. Alghazali Samapta, MARS
Kepala Unit Pelavanan Kesehatan
dr. Febindra Eka Widisana, MKM
STRUKTUR ORGANISASIUNIT PELAYANAN KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN Rl
12,935,039,505,-
49,800,000,-
49,800,000,-
12,286,453,568,-
(4,072,167,193)
16,358,620,761,-
598,785,937,-
598,785,937,-
JUMLAH
JUMLAH ASET
JUMLAH ASET LAINNYA
Aset Tak Bewujud
ASET LAINNYA
JUMLAH ASET
Akumulasi Penyusutan
Peralatan & Mesin
ASETTETAP
JUMLAH ASETLANCAR
Persediaan
ASETLANCAR
NAMA PERKIRAAN
2.2.1 Neraca Tahun 2014
11.482.889.362
9.178.614.292
2,304,275,070
.. 0
Realisasi
12.400.000.000
10.000.000.000
2.400.000.000
0
Anggaran
Tahun 2014
0
0
0
0
Realisasi
0
0
0
0
Anggaran
Tahun 2013
JUMLAH
Belanja Modal
Belanja Barang
Belanja Pegawai
URAIAN
BELANJA
3.
2.
1.
No.
8
2.2 Gambaran Kinerja Aspek Keuangan
Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes Rl yang dibentuk berdasakan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 032 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan
Kesehatan. Namun demikian penunjukkan pejabat straktual dilaksanakan pada bulan
Desember 2012, pada tahun 2014 Unit Pelayanan Kesehatan mendapatkan anggaran
sejumlah Rp. 12.400.000.000,- dengan DIPA Nomor: 024-04-2-015404/2014 tanggal 5
Desember 2013 darl anggaran tersebut terserap sebesar Rp. 11,482,889,362,- (92,60).
Untuk tahun anggaran 2014 Unit Pelayanan Kesehatan sebagai tahun Pertama
menyelenggarakan kegiatan sesuai DIPA sendlri, data berikut adalah posisi sampal dengan
bulan Desember 2014, dapat digambarkan sebagai berikut:
12,935,039,505,-
12,933,939,505,-
12,336,253,568,-
49,800,000,-
12,286,453,568,- •
(1,100,000)
598,785,937,-
•
1,100,000,-
1,100,000,-
1,100,000,-
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
JUMLAH EKUITAS DANA
JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI
Dilnvestaslkan dalam Aset Lainnya
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
EKUITAS DANA INVESTASI
JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR
Dana yg harus disediakan utk pembayaran utang jngka pendek
Cadangan Persediaan
EKUITAS DANA LANCAR
EKUITAS DANA
JUMLAH KEWAJIBAN
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang kepad a Pihak Ketiga
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
KEWAJIBAN
BAB III
ARAH DAN PRIORITAS STRATEGI
3.1 Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai
Mengacu pada vlsi Rencana Aksi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan yaitu Akses
pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualltas bagi masyarakat, dan semakin
tingginya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan khususnya RS
pemerintah serta Issu-issu strategis dan aspirasi stakeholder initi yang kemudian dilakukan
proses analisls lingkungan baik internal maupun eksternal melalui Analisis SWOT, maka
dirumuskan visi Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan adalah :
"MENJADI KLINIK UTAMA PERCONTOHAN YANG MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN
YANG TERBAIK BAGI KARYAWAN DAN MASYARAKAT UMUM"
Untuk mencapai visi Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dan mendukung
tercapainya Visi dan Misi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan maka dirumuskan :
Misi:
1.Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
2.Meningkatkan kompetensi Si profesionalitas tenaga kesehatan sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
3.Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana/prasarana pelayanan yang bermutu
4.Meningkatkan kesejahteraan pegawai
Tata Nilai:
1.Insan Profesional
2.Berakhlak
3.Teamwork
4.Ikhlas
10
• Pelayanan tidak memuaskan
• Arogan dan cuek
* Regulasi yang selalu berubahdan berbeda
• Perlakuan yang tidak adil
• Penghasilan tidak sesuaiharapan
• Pasien tidak terlayani
• Tidak ada perbedaanpenghasilan antara yang rajindan yang malas
• Tidak ada kepastian karlr
• Tidak ada kepastian hukum
• Satker yang baru dibentuk
• Tidak mampu memberikanpelayanan yang optimal
• Tidak mampu memenuhikebutuhan operasional
• Arah pengembangan pelayanan
tidak jelas
KEKHAWATIRAN
• Layanan memuaskan
• Fasilitas yang nyaman & aman• Peralatan yang memadai & laik pakai
• Pelayanan yang bermutu dan aman• Pelayanan yang cepat, tepat dan ramah
• Menjadi sejahtera
• Kepastian karir
• Sarana dan prasarana dipenuhi
• Lingkungan kerja nyaman dan aman
• Kesemapatan mengembangkan kompetensi
• Pola tarif segera diterbitkan
• Menjadi klinik percontohan kementerian
• Menjadi provider BPJS
• Mampu memberikan pelayananggawat darurat berkualitas
• Mampu memberikan pelayanankesehatan bagi pejabat, pegawaidan masyarakat dalam mendukungprogram Jaminan Kesehatan Nasional
HARAPAN
CUSTOMER (pasien)
SDM (Karyawan)
Ditjen BUK
STAKEHOLDERS INTI
3
2
1
NO
Harapan Stakeholder Int!
Aspirasi stakeholder Inti dalam bentuk harapan dan kekhawatiran diuraikan sebagai berikut:
3.2 Aspirasi Stakeholder Inti
11
Alasan :
Sama - sama merupakan fasilitas pelayanan primer dan telah menjadi provider BPJS
AnalisisSWOT
Kekuatan (Strength
1.Memiliki SDM dr. Spesialis (5 orang), dr. umum 5 orang, drg. 4 orang)
2.Komitmen SDM
3.Sudah memiliki pangsa pasaryangjelas (karyawan)
4.Sudah memiliki dukungan kepercayaan
5.Sarana dan Prasarana yang memadai
6.Jenis pelayanan yang memadai
7.(Radiologi, Laboratorium, Farmasi, Fisioterapi, IGD)
3.3Tantangan Strategis
1.Meningkatkan kemampuan penanganan khusus gawat darurat
2.Mengoptimalkan sistem rujukan
3.Meningkatkan pelayanan yang professional, bermutu &aman
4.Meningkatkan Kompetensi SDM
5.Melengkapi saranan prasarana dan sumber daya organisasi
6.Meningkatkan budaya kinerja dan tata kelola organisasi
7.Mengantisipasi persaingan yang meningkat
8.Memanfaatkan dukungan supraslstem dan regulasi
3.4Benchmarking
Memperhatikan Visi Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan yaitu "Menjadi
Klinik Utama Percontohan yang memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi karyawan
dan masyarakat umum, maka Unit Pelayanan Kesehatan merupakan satu-satunya Klinik
Kementerian yang mempunyai visi tersebut, dan akan dijadikan klinik percontohan oleh
Kementerian iainnya. Selanjutnya dengan melakukan benchmarking terhadap Puskesmas
Tebet Jakarta Selatan.
12
13
Kelemahan (Weakness)
1.Belum terakreditasi
2.Belum menjadi provider BPJS
3.Belum ada polatarif
4.Jumlah SDM yang belum sesuai kebutuhan (tenaga Kesehatan Penunjang lainnya,
manajerlal & administrasi
5.. Belum lengkapnya SOP
6.Budaya kinerja belum terbangun
7.Belum ada SIM Klinik
Peluang (Opportunity)
1.Dukungan dari suprasistem
2.Kerjasama dengan kantor / instansi di sekitar, kuningan
3.Menjadi faskes provider BPJS
4.JKN dan asuransi kesehatan lainnya
5.Kesejahteraan pegawai meningkat
Ancaman (Threat)
1.Adanya Fasyankes di sekitar
2.Ketidakpastian regulasi
3.Tuntutan Regulasi yang ketat dan kompleks
4.Perubahan peradigma masyarakat akan mutu Iayanan kesehatan
5.Ketidakpastian anggaran
6.Tuntutan hukum terhadap pelayanan kesehatan
61
9
12
6.
12
10
12
Bobot
X
Rating
60 '
80
40
SO
50
60
Rating
1.00
0.15
0.15
0.15
0.15
0.20
0.20
Bobot
Jumlah
Tuntutan hukum terhadap
pelayanan kesehatan
Ketidakpastian anggaran
Perubahan peradigma masyarakatakan mutu layanan kesehatan
Tuntutan Regulasi yang ketat dan
kompleks
Ketidakpastian regulasi
Adanya Fasyankes di sekitar
Faktor Peluang (T)
6
5
4
3
2
1
No
O-T:2,5
63.5
12
15
12
14
10.5
Bobot
X
Rating
60
60
60
70
70
Rating
1.00
0.20
0.25
0.20
0.20
0.15
Bobot
Jumlah
Kesejahteraan pegawai meningkat
JKN dan asuransi kesehatan lainnya
Menjadi faskes provider BPJS
Kerjasama dengan kantor / instansi
di sekitar, kuningan
Dukungan dari suprasistem
Faktor Peluang (0)
5
4
3
2
1
No
Analisis Posisl Bersaing
14
69
10.5
7
6
10.5
14
9
12 ,
Bobot
X
Rating
70
70
60
70
70
60
80
Rating
0 s.d 100
1.00
0.15
0.10
0.10
0.15
0.20
0.15
0.15
Bobot
Jumlah
Sistem Informasi Manajernen Klinik
Budaya kinerja belum terbangun
Belum lengkapnya SOP
Jumlah SDM yang belum sesuaikebutuhan kebutuhan (ten.Kesehatan penunjang lainnya,manajerial & administrasi)
Belum ada pola tarif
Belum menjadl provider BPJS
Belum terakreditasi
Faktor Kelemahan (W)
7
6
5
4
3
"2
1
No
S-W:-7,5
61.5
12
9 ,
9-
9
12
10.5
Bobot
X
Rating
60
60
60
60
60
70
Rating
0 s.d 100
1.00
0.20
0.15
0.15
0.15
0.20
0.15
Bobot
Jumlah
Jenis pelayanan yang memadai(Radloiogi, Laboratorium, Farmasi,
Fisioterapi, IGD)
Sarana dan Prasarana yangmemadai
Memiliki dukungan kepercayaan
Sudah memiliki pangsa pasar yangjelas (karyawan)
Komitmen SDM
Memiliki SDM dr. Spesialis (5orang), dr. 5 orang, drg. 4 orang)
Faktor Kekuatan (S)
6
5
4
3
2
1
No
15
10
Kuadran IV
-10
-
10
Kuadran 1
.10 1 1 1 1 1 1 1 1
Kuadran III
Kuadran II
(-7,5,2,5)
3.6. Diagram Kartesius
Hasil analisis SWOT diperoleh nilai untuk variabel X (peluang = 0,10 dan tantangan
sebesar 0,6), kemudlan untuk variabel Y (kekuatan = 0,61 dan kelemahan. sebesar =
0,69). Selanjutnya untuk menentukan posisi dalam diagram Kartesius dilakukan
penghitungan dengan cara mengurangkan peluang dengan ancaman serta kekuatan
dengan keiemahan. Posisi strategls untuk Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes
temyata berada pada kuardran II atau posisi bersaing dimana kondisi keiemahan lebih
menonjol daripada kekuatan dan nilai peluang lebih tlnggl dari ancaman.
Berdasarkan data dua variabel di atas langkah selanjutnya adalah menggambarkannyaa
dalam Diagram Kartesius yang merupakan pendiskripsian bagi posisi strategis yang
dikaji. Berikut ini adalah posisi strategis Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes.
- 16
1. Terwujudnya organisasi dengantata kelola yang baik (Wl,4,5,7 -
T2,3,5)2. Terwujudnya fasyankes BPJS
(W2,3,4,5-T2,3,4,6) •
1. Terwujudnya peningkatan
kesejahteraan pegawai (W2,3,6-02,3,4,5)
2. Terwujudnya pelayanankesehatan yang terakreditasiWl,4,5,7-T2,3,5)
KELEMAHAN
1. Terwujudnya budaya kerja yang professional(T1,3,4,6-S1,2,3,4)
2. Terwujudnya pelayanan yang bermutu
(Tl,3,4,6-S4,5,6)
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang
bermutu(Sl,2,4,5,6-01)2. Terciptanya Pangsa pasar yang baru (Sl,2,5,6
-02,3,4)
KEKUATAN
ANCAMAN
pELUANG
3.7. AnalisTOWS
Formulasi strategis disusun menggunakan hasil analisa SWOT adalah deng^n
. menggabungkan Kekuatan terhadap Peluang dan Anoaman, serta Kelemahan terhadap
Peluang dan Ancaman. Perumusan strategi ini menggunakan matriks TOWS (Thread-'
Opportunity-Weakness- Strength) seperti terlihat pada tabel 3.8. Namun tidak seluruh
rencana strategi dalam matriks ini digunakan, dipilih strategi yang dapat memecahkan isu/
tantangan strategis Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes.
17
Finansial
Prespekt
TemujudnyaT<™uJudnya
penlngkatanSaran
3.8. RENCANA PETA STRATEGI BALANCE SCORECARD (BSC)
Visi:"MENJADIKLINIK UTAMA PERCONTOHAN YANG MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN
YANG TERBAIK BAGI KARYAWAN DAN MASYARAKAT UWIUM"
100%
100%
95%
90%
2019
90%
90%
92%
85%
2018
80%
80%
92%
85%
2017
70%
70%
90%
80%
2016
70%
70%
90%
80%
2015
Target IKU
25
25
25
25
Bobot
% pelatihan berkeslnam
bungan bagl karyawan
UPK
% pelatihan Bantuan
Hidup Dasar bag!
karyawan Kemenkes
% Realisasi anggaran,
Laporan Keuangan
tepat waktu.
% kepuasan pelanggan
Key Peformance
Indicator
Terwujudnya
peningkatan
kompetensi SDM
Terwujudnya tata
kelola UPK dengan
baik.
Terwujudnya yan
prlma & berkualitas
Sasaran Strategis
IBP-1
Persp.
4.1 MatrikIKU
BAB IV
INDIKATOR KINERJA DAN PROGRAM KERJA STRATEGIS
19
Tertib adminisrasi = terlaksananya pengajuan UP dengan KPPNJakarta sebulan sekali mengajukan GU-UP, dan mengadakan rekon
dengan KPPN sebelum tanggal 10 setiap bulannya.
Prosentase realisasi anggaran UP, laporan keuangan tepat waktu.
Terwujudnya Tata kelola Unit Pelayanan Kesehatan dengan baik.
Proses Learning and Growth
Definisi
IKU
Sasaranstrategis
Perspektif
4.2.1.2 Tata Kelola UPK
902019
872018
832017
802016
752015
Bulanan, tahunan
Hasil wawancara dengan reponden (pasien)
Kasi Penunjang Medik25
Realisasi anggaran yang disediakan untuk pengadaanObat, BHP, Reagen, Kalibrasi, pemeliharaan alkes dibagitarget dikali 100%.
Kepuasan pasien adalah ketersediaan dari obat, BahanHabis Pakai, reagen untuk pemeriksaan lab, alatkesehatan yang selalu dapat dipergunakan dengan baikdan sesuai standar bagi pasien yang berkunjung di UnitPelayanan Kesehatan, sehingga pasien mendapatkanpelayanan yang par purna dan bermutu.
Indeks kepuasan pasien
Terwujudnya Kepuasan pelanggan
Perspektif konsumen
Std: 81,26-100,00(sangat baik)
TargetPeriode Pelaporan
Sumber data
Person in chargeBobot IKU
Formula
Definisi
IKU
Sasaran strategis
Perspektif
4.2. Kamus Indikator
4.2.1. Perspektif konsumen
4.2.1.1. Indeks kepuasan pasien
20
Bulanan, Semester, tahunan
Data UPK
Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan.
25
(Jumlah peserta yang hadir dibagi / jumlah peserta yangdirencanakan untuk ikut pelatihan selama 1 tahun) xlOO %
Pelatihan kegawatdaruratan / Pelatihan Bantuan Hidup Dasarpeserta yang dilakukan bagi karyawan Kemenkes unit utama, yangdiselenggarakan tiap hari Rabu dan Jum'at minggu pertama danminggu II setiap bulan, sebanyak 5 orang setiap kali pelatihan.
Prosentase Pelatihan Bantuan Hidup Dasar bagi pegawaiKemenkes Rl
Terwujudnya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia.
Proses Learning and Growth
Periode
Sumberdata
Person incharge
BobotIKU
Formula
Definlsi
IKU
Sasaranstrategis
Perspektif
4.3.1.1. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
95%
2019
90%
2018
85%
2017
80%
2016
80%
2015Target
Bulanan, Semester, tahunanPeriodePelaporan
Data UPKSumber
data
Kepala Sub Bagian Tata UsahaPerson incharge
25BobotIKU
(Jumlah BAR yang direkon / jumlah yang direncanakan) x100 %Formula
21
95%
2019
90%
2018
90%
2017
80%
2016
70%
2015Target
Bulanan, Semester, tahunanPeriodePelaporan
Data UPKSumber
data
Kasi Yanmed, Kasi Penunjang Medik dan Sub Bagian TU.Person incharge
25Bobot IKU
(Jumlah orang sudah ikut pelatihan / jumlah orang yangdirencanakan ikut pelatihan) x100 %Formula
Pemberian kesempatan kepada pegawai Unit Pelayanan Kesehatanuntuk mengikuti seminar/workshop sesuai bidang tugasnya masing-masing agar dapat meng update ilmu yang mereka dimiliki.
PelayananDefinisi
Prosentase Pelatihan Berkesinambungan bagi Pegawai Negeri SipilUPK.
IKU
Terwujudnya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia.Sasaranstrategis
Proses Learning and GrowthPerspektif
4.3.1.1. Pelatihan berkesinambungan bagi pegawai UPK
100%
2019
90%
2018
90%
2017
90%
2016
80%
2015Target
Pelaporan
22
a. Disiplin pegawai lebih meningkat
b. Pengelolaan anggaran lebih baik
g. Belum optimalnya pengontrolan secara
rutin.
f. Kepatuhan user menggunakan alat belum
sesuai prosedur.
e. Ketidakpastian jadwal kalibrasi alat
d. Pemakaian Sarana / prasarana lebih
mudah
c. Jumlah Sarana / prasarana lebih banyak
b. Dikenal masyarakat sekitar
a. Peningkatan jumlah kunjungan pasien
f. Capaian kinerja yang belum maksimal
e. Distribusi beban kerja belum optimal
d. Fasilitaskerjayangbelum memadai
c. Penjenjangan karir yang belm terstandar
a. Image terhap UPK/Klinik
b. Keberbatasan Sarana/prasarana
RESIKO
c. Terwujudnya Peningkatan Kompetensi
Sumber Daya Manusla (SDM)
b. Terwujudnya pelayanan prlma & berkualitas
Perspektif Custumer
a. Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
SASARAN STRATEGIS
5.1 Identifikasi Resiko
23
BABV
ANALISA DAN MITIGAS1 RESIKO
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Cokiat
WARNA
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
Ekstrim
TINGKAT
RISIKO.
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Malapetaka
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
Mayor
DAMPAK
RISIKO
Besar
Sedang
Besar
Besar
Besar
Besar
Besar
Besar
Besar
Besar
Besar
Besar
Besar
Besar
Sangat Besar
KEMUNGKINAN
RISIKO TERJADI
B Pengelolaan anggaran lebih baik
A Disiplin pegawai lebih meningkat
Belum optimalnya pengontrolan secara
H ™tln-
Kepatuhan user menggunakan alat
belum sesuai prosedur.
Ketldakpastian jadwal kallbrasi alat
Pemakaian Sarana / prasarana lebih
mudah
Jumlah Sarana / p rasa ran a lebih
banyak
B Dikenal masyarakat
A Peningkatan jumlah kunjungan pasien
F Capaian kinerja yang belum rnaksimal
E Distribusi beban kerja belum optimal
D Fasilitas kerja yang belum memadai
Penjenjangan karir yang belmC terstandar
B Keberbatasan Sarana/prasarana
A Image terhap UPK/Kllnik
RISIKO
3. Terwujudnya PeningkatanKompetensl SDM
prima & berkualitas
2. Terwujudnya pelayanan
Stakeholder
l.Terwujudnya Kepuasan
Perspektlf Customer
SASARAN STRATEGIS
5.2 Rencana Mitigasi Risiko
Pada bagian ini, rencana mitigasi resiko didefinisikan berdasarkan tahap sebelumnya. Rencana
mitigasi resiko merupakan upaya nyata yang dibutuhkan Unit Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan untuk menangani kemungkinan dan dampak resiko tertentu pada
sasaran strategisnya. Rencana mitigasi yang disusun diutamakan untuk mengendalikan resiko
yang berada dalam Unit Pelayanan Kesehatan.
Tabel berikut di bawah ini menyajikan sasaran strategis, resiko, dan rencana mitigassinya,
khsusunya untuk menangani resiko yang berstatus atau ekstrim tinggi terhadap pencapaian visi
dan sasaran strategis.
24
Keterangan
Pemasukan tersebut didapat dari penerimaan PNBP tahun 2016 = Rp. 100.000.000,- yang
saat ini telah dibahas pada Kementerian Keuangan dengan perkiraan pendapatan sebesar
tersebut tentunya tidak cukup untuk membiayai biaya operasional.
5,590,073
125,000
5,485;073
2019
5,487,523
110,000
5,377,523
2018
5,358,486
100,000
5,258,486
2017
5,243,550
100.000
0
5,143,550
2016
5,032,573
0
5,032,573
2015
ESTIMASI PENDAPATAN (Rp)
12.400.000
0
12.400.000
2014
Jumlah
Pemasukan
lain-2
APBN
Sumber
Pendapatan
2.
1.
NO.
ESTIMASI PENDAPATAN UNIT PELAYANAN KESEHATAN KEMENKES PERIODE 2015-2019
Dalam ribuan
BAB VI
PROYEKSI FINANCIAL
6.1. Estimasi Pendapatan
Unit Pelayanan Kesehatan merupakan Satuan Kerja yang bam dibentuk berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 032 Tahun 2012, menyelenggarakan DIPA
sendiri pada tahun 2014, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan tersebut tugas
pokok dan fungsinya adalah memberikan Pelayanan Kesehatan kepada pejabat,
pegawai dan masyarakat, sampai akhir tahun 2014 UPKyangtelah mengajukan pola
tarif belum ada persetujuan Kementerian Keuangan sehingga UPK diestimasikan
pendapatan mulai tahun angaran 2016, apabila tahun 2015 Unit Pelayanan
Kesehatan pemakaian pola tarif disetujui oleh Kementerian Keuangan sebagai
Pendapatan Negara Bukan Pajak.
6.3 Rencana Pendanaan
Dalam peyusunan rencana strategis dan Bisnis (RSB) Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan telah membuat rencana pendapatan dan rencana anggaran selama 5 (lima)
tahun ke depan mulai tahun 2015 sampai dengan 2019.
Setiap tahunnya dapat dilihat perbandingan pendapatan dengan anggaran pengeluaran
antara lain:
3.783.351.935
421.758.790
2.333.772.000
587.089.519
53.320.000
5.000.000.000
3.783.351.935
2019
3.603.192.319
401.675.038
2.222.640.000
559.132.875
53.320.000
-1
3.603.192.319
2018
3.431.611.733
382.547.655
2.116.800.000
532.507.500
53.320.000
5.000.000.000
3.431.611.733
2017
3.268.201.650
364.331.100
2.016.000.000
507.150.000
53.320.000
2.000.000.000
3.268.201.650
2016
3.112.573.000
346.982.000
1.920.000.000
483.000.000
53.320.000
-
3.112.573.000
2015
EST1MASI KEBUTUHAN ANGGARAN (Rp)
2.40O.O00.000
212.078.000
1.900.000.000
306.000.000
59.000.000
10.000.000.000
BASELINE TH
2014 (SKRANG)
Teknis Lalnnya Sesditjen BUK
Dukungan manajemen &pelaksanaantugas
Peningkatan KapasitasPegawai
Layanan Opersional UPK
Pengadaan Obat 8t Bahanhabis Pakai
Pengadaan Pakalan Dinas
Belanja Modal dim rangkamelayani pejabat,
pegawai & masyarakat.
Peralatan FasilitasPerkantoran
JEN1S KEGIATAN
7
6
5
4
3
2
1
NO
6.2.1 Anggaran Program Kelangsungan Operasional
6.2.1 Anggaran Program Kelangsungan Operasional
ESTIMAS1 ANGGARAN OPERASIONAL UNIT PELAYANAN KESEHATAN KEMENKES Rl
26
1.Tahun2015
Rencana Pendapatan sebesar Rp. 5,032,573.000,- yang merupakan anggaran APBN, dari
belanja barang, belanja gaji pegawai tetapi tidak ada belanja modal, demikian juga
dengan tidak ada target pendapatan PNBP, pola tarif yangtelah kami sampaikan belum
disetujui oleh Kementerian Keuangan.
2.Tahun2016
Rencana pendapatan sebesar Rp. 5,243,550 yang terdiri dari APBN Rp. 5,143,550,000
dan PNBP sebesar Rp. 100.000.000,- estimasi ini kami sampaikan apabila Kementerian
Keuangan tahun anggaran 2015 menyetujui anggaran pola tarip yang kami sampaikan,
kami estimasikan rencana pengeluaran sebesar Rp. 5,243,550,000 jika dibandingkan
antara rencana anggaran pengeluaran dan pendapatan PNBP, maka Unit Pelayanan
Kesehatan Kemenkes belum mampu untuk memenuhi kebutuhan anggaran
pengeluaran.
3.Tahun 2017
Rencana pendapatan sebesar Rp. 5,358,486,000,- yang terdiri dari APBN Rp.
5,258,486,000 dan PNBP sebesar Rp. 100,000,000,- sedangkan rencana pengeluaran
sebesar Rp. 5,358,486,000,- jika dibandingkan antara rencana anggaran pengeluaran
dan pendapatan PNBP, maka Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes belum mampu untuk
memenuhi kebutuhan anggaran pengeluaran.
4.Tahun 2018
Rencana pendapatan sebesar Rp. 5,485,073,000,- yang terdiri dari APBN Rp.
5,485,073,000 dan PNBP sebesar Rp. 110.000.000 sedangkan rencana pengeluaran
sebesar Rp. 5,487,523,000 jika dibandingkan antara rencana anggaran pengeluaran dan
pendapatan PNBP, maka Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes belum mampu untuk
memenuhi kebutuhan anggaran pengeluaran.
27
©©
999999999999999999
99
memenuhi kebutuhan anggaran pengeluaran
28
95. Tahun 2019
tRencana pendapatan sebesar Rp. 5,590,073,000,- yang terdiri dari APBN Rp.
'5,485,073,000 dan PNBP sebesar Rp. 125.000,000,- sedangkan rencana pengeluaran
9sebesar Rp. 5,590,073,000 jika dibandingkan antara rencana anggaran pengeluaran dan
pendapatan PNBP, maka Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes belum mampu untuk
dr. Febindra Eka Widisana, MKM.NIP:196802101993031004
Jakarta. 30 Januari 2015n Kemenkes
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuhtabel
serta berorientasi pada hasil, yang bertanda-tangan di bawah ini:
Nama: dr. Febindra Eka Widisana, MKM
Jabatan : Kepala Unit Peiayanan Kesehatan Kemenkes
Berjanji akan mewujudkan target kirierja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka
mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen
perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan - pencapaian target kinerja tersebut menjadi
tanggung jawabkami.>
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJAUNIT PELAYANAN KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN Rl
dr. Feblndra Eka Widisana, MKMNIP: 196802101998031004
Jakarta, 30 Januarl 2015
Kepala Unit Pelayanan Kesehatan
Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U (K)
NIP :X95507271980101001
KegiatanAnggaran
Pemblnaantlpaya Kesehatan Rp. 5,032,573.000,-
Dlrektur Jenderal Blna Upaya Kesehatan
80%
80%
70%
2 BH
ao%
70%
TARGET
- Pelayanan kesehatan kepada pejabat,pegawal Kemenkes.
- Pelatlhan berkeslnambungan bagl pegawalUnit Pelayanan Kesehatan Kemenkes
- Pelatihan Bantuan Hldup Dasar bagl
pegawal Kemenkes
Penerapan Sistem Informasi Klinlk
Pembangunan kerjasama jejarlng
Persentase komplain yg ditlndaklanjutl
Pengembangan tata kelola kepuasan pasien
INDIKATOTOR KINERJA
Terwujudnya Jumlah & Jenls PelayananKesehatan
Terwujudnya peningkatan KompetensiSumber Daya Manusla
Terwujudnya Slstem Informasi danTeknologl UPK yang terintegrasi
Terwujudnya kerjasama dengan asuransiswasta/instansi lainnya.
Terwujudnya pelayanan prlma danberkualltas.
Terwujudnya tingkat kepuasan pelanggan
SASARAN
6
5^
. 4
, 3
2
1
NO
LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJAUNIT PELAYANAN KESEHATAN KEMENKES Rl
TAHUN ANGGARAN 2015
O
^^% ''-'^-^ .^
9 '•• ^ • 6 •'"'•i-1 OR'ft'n?1 ^99863100^''f ^^Sf b/dr^au^a^^p
9550^^7.198,0101 OQt,
;
o'\
e^a^yapg^3a^arosnya.:sea8uai !amp|raij, i^^i,'jd^^ka^mdn^pa^i^sepdrtryang' teiat!.' ^^^^<
' ^dani'kdgagalan^pii papafai) '.target' '"'s3^
^ng^lp'eri^anOs^^akan---melakiil<an' e\ra!uasi' ^^r^l^tr^Wpef)an)!art;.!dl*dan:mengaiTibllfi'ndak^niyang^ -- i
tap^nf^ga te^^ebut
8 {•'s
'"''" '* i ^
^^j^'^H.b;-
•ty^?'.a.--A' J<:>
^<^
^-^^g*"s