NEWSLETTER PINTAR...NEWSLETTER L I P U T A N Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan PINTAR PROVINSI...

12
NEWSLETTER L I P U T A N www.pintar.tanotofoundation.org Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan PINTAR PROVINSI SUMATERA UTARA Edisi II: Maret - Juli 2019 Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran Medan - Penyediaan buku-buku bacaan berkualitas di sekolah merupakan upaya penting untuk mendorong minat baca siswa. Apalagi saat ini masih belum banyak tersedia buku-buku bacaan berkualitas untuk anak-anak kelas awal yang baru belajar membaca. Dari pendataan awal (baseline) yang dilakukan di 28% sampel sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR Tanoto Foundation, hanya 9% sekolah yang memiliki inisiatif untuk menyediakan buku-buku bacaan nonbuku paket. Hal itulah yang mendorong Tanoto Foundation menggandeng Room to Read untuk memberikan hibah buku- Tanoto Foundation Kembangkan Literasi Sekolah di Sumatera Utara Hibah 42.180 Buku Bacaan untuk Sekolah Mitra Memanfaatkan Hutan Sebagai Sumber Belajar Karo - Hutan sebagai sumber belajar dapat membantu guru menyampaikan materi yang masih abstrak menjadi konkret sehingga memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. Penggunaan hutan dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Pada pembelajaran tematik tema 6, Menuju Masyarakat Sejahtera dengan subtema 1, Masyarakat Peduli Lingkungan yang bertopik hutan pada kelas VI, saya menggunakan hutan sebagai sumber belajar. Oleh Serma Ulipa Simbolon, S.Pd Guru Kelas VI SDN 040460 Berastagi Bersambung ke halaman 9 Bersambung ke halaman 8 “Belajar sambil bermain di hutan, membuat siswa jadi lebih mudah memahami materi pembelajaran” Serma Ulipa Simbolon. buku bacaan yang ramah anak. Untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara, sekolah Mitra Program PINTAR telah menerima hibah sebanyak 7.200 buku dengan 40 judul buku Pengayaan untuk 60 SD dan MI mitra yang tersebar di Kota Medan, Kabupaten Batu Bara, Karo dan Kota Pematangsiantar. Sedangkan untuk sekolah Mitra Program STEP Tanoto Foundation telah menghibahkan 34.980 buku Pengayaan untuk 163 SD dan MI yang tersebar di Kabupaten Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, Porsea, Langkat, Batu bara, Asahan, Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi serta Kabupaten Perbatasan Sumut - Riau Rokan Hilir. “Buku-buku bacaan ini disebut ramah anak karena mulai teks, ilustrasi gambar, dan isi pesannya disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak. Buku-buku ini dibuat berjenjang yang disesuaikan dengan kemampuan membaca anak” kata Saifullah Program Manager Provisi Education yang menjadi mitra operasional Room to Read Indonesia. Serah terima buku secara simbolis dari Tanoto Foundation kepada Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Karo, Muksin Batubara. ISSN : 2655-1764

Transcript of NEWSLETTER PINTAR...NEWSLETTER L I P U T A N Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan PINTAR PROVINSI...

NEWSLETTER

L I P U T A N

www.pintar.tanotofoundation.org Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan

PINTARPROVINSI SUMATERA UTARA

Edisi II: Maret - Juli 2019

Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran

Medan - Penyediaan buku-buku bacaan berkualitas di sekolah merupakan upaya penting untuk mendorong minat baca siswa. Apalagi saat ini masih belum banyak tersedia buku-buku bacaan berkualitas untuk anak-anak kelas awal yang baru belajar membaca.

Dari pendataan awal (baseline) yang dilakukan di 28% sampel sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR Tanoto Foundation, hanya 9% sekolah yang memiliki inisiatif untuk menyediakan buku-buku bacaan nonbuku paket.

Hal itulah yang mendorong Tanoto Foundation menggandeng Room to Read untuk memberikan hibah buku-

Tanoto Foundation Kembangkan Literasi Sekolah di Sumatera Utara

Hibah 42.180 Buku Bacaan untuk Sekolah Mitra

Memanfaatkan Hutan Sebagai Sumber Belajar

Karo - Hutan sebagai sumber belajar dapat membantu guru menyampaikan materi yang masih abstrak menjadi konkret sehingga memudahkan siswa memahami materi pembelajaran. Penggunaan hutan dalam pembelajaran memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak

dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Pada pembelajaran tematik tema 6, Menuju Masyarakat Sejahtera dengan subtema 1, Masyarakat Peduli Lingkungan yang bertopik hutan pada kelas VI, saya menggunakan hutan sebagai sumber belajar.

Oleh Serma Ulipa Simbolon, S.Pd Guru Kelas VI SDN 040460 Berastagi

Bersambung ke halaman 9

Bersambung ke halaman 8

“Belajar sambil bermain di hutan, membuat siswa jadi lebih mudah memahami materi pembelajaran” Serma Ulipa Simbolon.

buku bacaan yang ramah anak. Untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara, sekolah Mitra Program PINTAR telah menerima hibah sebanyak 7.200 buku dengan 40 judul buku Pengayaan untuk 60 SD dan MI mitra yang tersebar di Kota Medan, Kabupaten Batu Bara, Karo dan Kota Pematangsiantar.

Sedangkan untuk sekolah Mitra Program STEP Tanoto Foundation telah menghibahkan 34.980 buku Pengayaan untuk 163 SD dan MI yang tersebar di Kabupaten Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan, Porsea, Langkat, Batu

bara, Asahan, Serdang Bedagai dan Kota Tebing Tinggi serta Kabupaten Perbatasan Sumut - Riau Rokan Hilir.

“Buku-buku bacaan ini disebut ramah anak karena mulai teks, ilustrasi gambar, dan isi pesannya disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak. Buku-buku ini dibuat berjenjang yang disesuaikan dengan kemampuan membaca anak” kata Saifullah Program Manager Provisi Education yang menjadi mitra operasional Room to Read Indonesia.

Serah terima buku secara

simbolis dari Tanoto Foundation

kepada Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Karo, Muksin Batubara.

ISSN : 2655-1764

2

Batu Bara - Pada pembelajaran tema IV ini siswa diharapkan dapat mengukur benda dengan satuan panjang baku centimeter (cm), meter (m), dan menggunakan alat ukur yang tepat. Saya mengajak siswa mempelajari cara menggunakan meteran pita yang biasa digunakan oleh tukang jahit.

Kendala yang dihadapi guru pada tema ini yaitu, dari 28 orang siswa hanya satu siswa yang di rumahnya memiliki meteran pita. Hal ini tidak akan efektif jika seluruh siswa hanya menggunakan satu meteran pita secara bergantian. Setidaknya dalam satu kelompok harus memiliki satu alat meteran pita.

Saya membuat alternatif lain dengan mengajak siswa membuat sendiri meteran pita menggunakan kertas karton, dan membuat ukuran angkanya sendiri dalam satuan centimeter dengan menggunakan rol. Siswa juga diminta untuk lebih teliti karena jika angkanya salah maka meteran pitanya pun akan salah, dan mereka harus mengulangnya lagi.

Sebelumnya, saya sudah mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan siswa selama pembelajaran. Bahan-bahannya yaitu kertas karton satu lembar yang kemudian dipotong-potong selebar 4-6 cm, lem, dan sebuah meteran pita sebagai contoh. Kemudian saya membagi siswa ke dalam empat kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Setiap kelompok dibagikan dua lembar kertas karton yang tadi sudah dipotong-potong.

Saya memberikan penjelasan tugas yang harus diselesaikan siswa dalam setiap kelompok yaitu membuat meteran pita, mengukur, dan membandingkannya. Setiap anggota kelompok berbagi tugas: ada yang membuat meteran pita dan ada yang menulis di lembar kerja. Selanjutnya dua orang bekerja sama sebagai pengukur yang dilakukan secara bergantian agar semua anggota mengetahui cara mengukur menggunakan meteran pita.

Setiap kelompok membuat meteran pita dengan menyambungkan kedua lembar kertas karton. Selanjutnya meteran diberikan ukuran dan angka-angka yang sesuai dalam satuan centimeter dengan menggunakan rol.

Setelah meteran selesai dibuat, selanjutnya siswa mengukur tubuh setiap anggota kelompok. Bagian tubuh yang diukur yaitu tinggi badan, lingkar pinggang, panjang tangan, dan panjang kaki.

Saya mendampingi siswa yang bekerja sama di kelompoknya. Para siswa tampak tidak mengalami kesulitan dalam mengukur tubuh teman-temannya.

Setelah selesai mengukur dan menuliskan hasilnya, siswa bekerja sama menjawab tugas lanjutan. Ada lima pertanyaan yang perlu mereka jawab berdasarkan dari hasil pengukuran yang sudah dilakukan, yaitu (1) Urutkan tinggi badan teman-temanmu mulai dari yang terpendek sampai tertinggi! (2) Urutkan panjang lingkar pinggang mulai dari yang terpendek sampai terpanjang! (3) Urutkan panjang kaki mulai dari yang terpendek sampai terpanjang! (4) Urutkan panjang tangan mulai dari terpendek sampai terpanjang! (5) Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu!

Selesai dikerjakan, setiap kelompok ke depan kelas dan mempresentasikan hasil laporannya. “Mejaya ukuran tinggi badannya 129 cm, lingkar pinggangnya 66 cm, panjang kakinya 85 cm, dan panjang tangannya 50 cm.” “Urutan tinggi badan kelompok kami dari yang terpendek hingga yang tertinggi yaitu Tyas, Gio, Alfiyah, Tani, Juna, Fahmi, dan Mejaya.” Demikian cuplikan presentasi salah satu kelompok.

Di akhir pembelajaran, guru memberikan penguatan dan mengajak siswa melakukan refleksi. Mereka diminta menuliskan hal-hal menarik yang sudah dipelajari dan yang masih membingungkan. *

Membuat dan Menggunakan Alat Ukur Sederhana Oleh Dwi Pratiwi, S.Pd; Guru Kelas II SDN 010188 Perkebunan Lima Puluh

Siswa Kelas II SDN 010188

Perkebunan Lima Puluh

berpraktik menggunakan

alat ukur yang mereka

buat dari bahan kertas

karton.

`PRAKTIK BAIK

PINTAR - PENGEMBANGAN INOVASI UNTUK KUALITAS PEMBELAJARAN | www.pintar.tanotofoundation.org | Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan 3

Batu Bara - Dalam pembelajaran tematik di kelas VI tema 6 tentang menuju masyarakat sehat, dengan subtema 2 yakni masyarakat sehat, saya menerapkan unsur MIKiR dan menggunakan teknik simulasi kampanye. Pembelajaran ini mengolaborasikan mapel IPS, bahasa Indonesia, dan seni, budaya dan prakarya (SBDP). Tujuan pembelajaran ini siswa dapat berkampanye perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui pembuatan poster.

Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam orang. Mereka ditugaskan membuat sebuah poster dengan memperhatikan langkah-langkah dalam pembuatan poster. Mulai dari pemilihan pesan yang sesuai tujuan kampanye PHBS, gambar, bentuk tulisan, dan pewarnaan yang menarik.

Setiap kelompok mulai mendiskusikan sebuah pesan utama yang akan mereka tuliskan dalam poster. Beberapa ide muncul dalam diskusi kelompok. Misalnya, mengampanyekan jajanan sehat di kantin sekolah, mengatasi jentik-jentik nyamuk, sampai ajakan untuk memelihara kebersihan kuku. Para siswa juga berdiskusi menentukan gambar yang akan dibuat. Setelah disepakati mereka berbagi kerja. Ada yang membuat gambar, ada yang menulis, dan ada yang mewarnai.

Setelah poster selesai, kegiatan dilanjutkan dengan mengampanyekan poster dari hasil kerja kelompok. Masing-masing kelompok dapat mengampanyekan dengan melakukan presentasi bersambung yang dijadikan dalam satu kegiatan utuh sehingga menjadi sebuah cerita kolaborasi.

“Ayo beli jajanan sehat! Pilihlah makanan yang tidak mengandung bahan pengawet, bahan pewarna, bahan pemanis buatan, dan bahan penyedap

PRAKTIK BAIK

Membuat Poster Kampanye Hidup Bersih dan SehatOleh Juni Hari Yanto, S.Pd, SD; Guru Kelas VI SDN 017976 Air Putih

Siswa kelas VI SDN 017976 Air Putih tampak asyik mewarnai gambar poster Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat secara berkelompok yang didampingi oleh guru kelas.

agar terhindar dari bahaya keracunan bahan kimia,” demikian kampanye kelompok Jajanan Sehat sambil menunjukkan hasil posternya.

Kelompok Kesehatan Kuku mengajak teman-temannya memelihara kesehatan kuku dengan cara potonglah kuku minimal satu kali dalam seminggu. Gunakan pemotong kuku dan hindari kebiasaan menggigit kuku. Mereka menggunakan gambar seorang guru yang menasehati seorang siswa untuk memotong kukunya.

Sedangkan kelompok Jentik Nyamuk mengampanyekan pentingnya menjaga kebersihan bak mandi. Mereka menggambar empat anak yang sedang melakukan kegiatan 3 M. “Periksalah bak mandi dan penampungan air lainnya untuk mencegah perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa. Caranya dengan 3 M yaitu menguras, mengubur, dan menutup,” papar kelompok Jentik Nyamuk.

Selanjutnya penugasan individu. Semua siswa ditugaskan melihat kembali poster-poster yang dibuat oleh semua kelompok. Mereka membuat gagasan untuk mengimplementasikan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. *

Poster ajakan untuk mencegah munculnya jentik nyamuk yang dibuat oleh siswa.

4

Replikasi Mandiri “MIKiR” LPTK UINSU di Tapanuli TengahOleh Rora Rizky Wandini, M.Pd.I; Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, FITK Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU)

`PRAKTIK BAIK

Tapanuli Tengah - Kegiatan sosialisasi pembuatan RPP Tematik Revisi 2018 un-tuk guru-g uru sekolah dasar se-Tapanuli Tengah di Kecamatan Pinangsori, kami laksanakan dengan desain pelatihan menggunakan unsur pembelajaran aktif MIKiR yaitu Mengalami, Interaksi, Komu-nikasi, dan Refleksi.

Ide desain pelatihan tersebut berawal dari pelatihan yang kami peroleh dari Tanoto Foundation melalui program PINTAR yakni Modul 1, Unit 1 Pembela-jaran Aktif. Tahap awal dalam kegiatan pelatihan tersebut dimulai dari tahap ’Mengalami’. Pada tahap ini para peserta pelatihan di bentuk menjadi kelompok- kelompok kecil yang terdiri 5- 6 peserta yang berbeda asal sekolahnya.

Selanjutnya instruktur membagi bahan bacaan ke setiap kelompok, dengan waktu 10 menit, peserta membaca bahan bacaan tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013. Selanjutnya instruktur membagikan lembar kerja (LK) dan perangkatnya. Penggunaan LK memuat beberapa “pertanyaan produktif”.

Hasil diskusinya mereka tuliskan di kertas plano. Setelah 15 menit, instruktur meminta peserta pelatihan untuk melipat hasil kerja LK-1, dan membagikan LK-2.

Jawablah pertanyaan yang ada di kolom secara berkelompok. Hasilnya tuliskan di kertas plano, LK-2. Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan ‘Mengalami’ dan ‘Interaksi’.

Tahap Komunikasi. Selanjutnya Instruktur meminta peserta menempelkan hasil karya mengerjakan LK-1 dan LK-2 di dinding. Mereka memilih juru bicara yang akan menjelaskan hasil karya pada tamu yang datang ke kelompoknya. Tamu yang datang dapat memberikan masukan pada hasil karya kelompok yang dikun-jungi.

Setelah selesai kunjung karya, instruk-tur melakukan ‘Refleksi’. Pada tahap ini istruktur memberi pertanyaan kepada peserta, pemahaman peserta tentang pe-metaan KD sebelum dan setelah mengi-kuti pelatihan?

“Saya menjadi bisa melakukan pe-metaan KD dengan menerapkan unsur MIKIR. Kami juga mempraktikkan secara langsung secara bersama-sama dengan rekan kelompok, kemudian dikoreksi oleh kelompok lain, dan diakhiri dengan penguatan. Kami guru yang sudah senior, menjadi lebih mudah memahami materi,” kata Ari Pratama, salah seorang peserta pelatihan.

Disela acara penutupan pelatihan, Kepala Dinas Pendidikan Tapanuli Tengah, Sehat Munthe, M.Pd menyampaikan apresiasin-ya pada pelaksanaan pelatihan ini.

“Saya berharap dengan pelatihan yang diberikan secara interaktif dan lebih banyak praktik, dapat meningkatkan keterampilan mengajar guru. Saya juga melihat peserta pelatihan sangat antusi-sas mengikuti arahan instruktur sehing-ga semua guru ikut terlibat aktif. Yang terpenting, pasca pelatihan berdampak pada terjadinya perubahan di seko-lah-sekolah di Kecamatan Pinangsori,” tutupnya.*

Batu Bara - Agar pembelajaran IPS menjadi lebih bermakna, saya mengajak siswa untuk belajar langsung dengan media sebenarnya. Misalnya saat belajar proses ekonomi agrikultur tentang budidaya tanaman dan bercocok tanam, saya mengajak siswa langsung belajar ke petani di sawah. Fokus utama kegiatan ini adalah pengamatan siswa terhadap sektor pertanian. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok dengan menerapkan unsur Mengalami, Interaksi, Komunikasi dan Refleksi (MIKiR).

Sebelumnya saya sudah mendata profesi orangtua siswa yang menjadi petani. Mereka akan menjadi narasumber siswa. Sebelum melakukan wawancara, siswa ditugaskan untuk menggali informasi

tentang membuat kegiatan agrikultur petani. Mulai dari kegiatan mengolah tanah, pembibitan, penanaman, pemupukan dan sampai pada masa panen.

Kegiatan berikutnya guru

melakukan pengamatan langsung ke lokasi pertanian. Pada saat berinteraksi langsung dengan mewawancarai para petani, siswa mengumpulkan informasi

memandu siswa pada setiap kelompok untuk menjalankan tugas yang sesuai dengan lembar kerja (LK) yang sudah dibagikan. Setiap kelompok akan

Belajar pada Petani di Sawah dengan MIKiR Oleh Bonardo Lumbanraja, SPd. Guru SMPN 1 Lima Puluh

Siswi SMPN 1 Lima Puluh mewawancarai petani padi sawah tentang bagaimana hasil yang diperoleh memengaruhi kualitas hidupnya.

Peserta melakukan kunjung karya kelompok.

5

Medan - Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara di dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selalu didorong untuk belajar dan menumbuhkan budaya baca.

Dalam perkuliahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), saya mencoba menerapkan unsur MIKiR dan sekaligus mengembangkan budaya baca mahasiswa.

Pada awalnya, penelitian tindakan kelas (class room action research), merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan di kelas sesuai

Menumbuhkan Minat Baca Calon Guru Melalui Penelitian Tindakan KelasOleh Dr. Tien Rafida, M.Hum; Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara

PRAKTIK BAIK

untuk penelitian bagi para guru, dengan menerapkan unsur MIKiR, saya juga menerapkan Budaya Baca kepada mahasiswa dengan memanfaatkan perpustakaan.

Salah satu penugasan yang saya berikan dalam pembuatan PTK, mahasiswa calon guru diminta membaca referensi apa itu Kerangka Berpikir dan Hipotesis. Mereka diwajibkan membuat satu persepsi dan menuliskannya di selembar kertas kecil.

Selanjutnya, mereka menukarkan idenya dengan mendiskusikan bersama rekan di sampingnya (in pair). Hal itu digilir kepada anggota kelompok di dalam

group (in group), untuk berdiskusi kembali tentang hal yang sama.

Kegiatan selanjutnya adalah meminta perwakilan kelompok untuk tampil di depan kelas dengan memaparkan apa saja yang telah didapatnya sendiri maupun dari pasangannya dan kelompoknya. Hasil diskusi tersebut dirangkum menjadi satu rumusan ide. Mahasiswa kemudian diminta kembali untuk memberi saran memperbaiki sebagai bahan refleksi atas kekurangan untuk menyempurnakan berbagai ide yang telah disampaikan sebelumnya.

Dengan perkuliahan aktif yang diperkuat dengan kegiatan membaca, mahasiswa menjadi lebih mudah memahami materi perkuliahan. Kegiatan praktik mengunjungi perpustakaan ini diharapkan juga dapat menumbuhkan budaya dan minat membaca para mahasiswa. Pada hari libur mahasiswa juga saya sarankan untuk melakukan pencarian kajian dan daftar pustaka melalui internet.

Rangkaian kegiatan yang kami lakukan ini dapat menumbuhkan minat baca mahasiswa. Pengembangan unsur MIKiR memudahkan para mahasiswa calon guru dalam menulis karya ilmiah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).*

tentang luas dan kondisi lahan, hasil yang diperoleh setiap tahun, dan bagaimana hasil yang diperoleh memengaruhi kualitas hidupnya.

Setelah semua informasi yang dibutuhkan terkumpul, siswa diminta membuat laporan hasil bersama dengan teman sekelompoknya. Selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan hasil laporan. “Para petani dalam mengolah tanah, melakukan pembibitan, sampai penanaman menyesuaikan dengan musim penghujan. Hanya saja hasil pertanian yang diperoleh petani secara umum tidak dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Sistem irigasi yang kurang baik sehingga mengakibatkan panen

tahun lalu gagal dan tidak memenuhi target. Untuk mengembangkan pertanian juga terkendala dengan permodalan. Pemeliharaan tanaman juga terpengaruh dari kurangnya modal sehingga pemupukan tanaman tidak sesuai kebutuhan serta luas lahan pertanian yang tidak bertambah. Pemerintah perlu mendukung petani untuk memecahkan permasalahan petani,” kata perwakilan siswa dalam presentasinya.

Pada kegiatan refleksi, pertanyaan yang diajukan guru yaitu apa pengalaman menarik dan kendala yang dihadapi saat kegiatan pengamatan dan wawancara ke para petani di sawah ini.*

Belajar pada Petani di Sawah dengan MIKiR

Siswa mengamati lokasi pembibitan tanaman padi yang siap untuk disemai.

Mahasiswa PPG membaca buku di perpustakaan untuk memperkaya referensi dalam melakukan penelitian tindakan kelas.

PINTAR - PENGEMBANGAN INOVASI UNTUK KUALITAS PEMBELAJARAN | www.pintar.tanotofoundation.org | Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan |

6

`PRAKTIK BAIK

Karo - Sekolah memerlukan lingkungan yang mendukung untuk proses belajar. Kondisi lingkungan alam sekolah yang asri dan hijau, dapat membuat siswa belajar lebih nyaman. Hal ini berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa, karena dalam keadaan yang nyaman, konsentrasi belajar pun menjadi lebih baik.

Selaku kepala sekolah, saya berinisiatif untuk melibatkan orangtua siswa dalam penciptaan lingkungan sekolah yang asri. Inisiatif ini sekaligus untuk mewujudkan sekolah kami menjadi sekolah adiwiyata. Saya ingin melibatkan warga sekolah dan orangtua memiliki kesadaran dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Kebiasaan setiap akhir tahun pembelajaran, orangtua wali murid siswa kelas VI selalu memberikan kenang-kenangan kepada sekolah, berupa kado dan cinderamata. Namun tanpa

disadari kebiasaan ini bisa menjadi beban bagi orangtua siswa. Saya berinisiatif mengubah kebiasaan tersebut dengan mengarahkan kepedulian orangtua siswa pada lingkungan sekolah dengan membuat taman dan memelihara tanaman. Yang paling penting adalah melibatkan siswa dalam menjaga dan memelihara tanaman tersebut.

Program tersebut saya mulai dengan berdiskusi bersama komite sekolah. Kami mengundang orang tua siswa untuk menghadiri rapat bersama. Dalam rapat tersebut kami memaparkan pembahasan tentang peran serta orangtua dalam mendampingi belajar anaknya dan membahas rencana mewujudkan sekolah adiwiyata.

Rencana ini disambut baik oleh orangtua siswa. Selanjutnya secara bersama-sama kami mendata kebutuhan dan membagi tanggungjawab penyediaan

bahan serta peralatan kerja, seperti bambu, bunga, pupuk, alat angkut untuk membawa tanah, ada juga yang menyumbangkan tenaga serta uang yang akan dipergunakan untuk pengadaan kebutuhan lain seperti paku, kayu balok dan pengecatan.

Pada hari pelaksanaan kerja bakti pembuatan taman sekolah, hampir seluruh orangtua siswa hadir. Ada juga yang membawa makanan dan minuman untuk dikonsumsi bersama-sama. Akhirnya pembuatan taman sekolah bisa kami selesaikan. Untuk pemeliharaannya, kami melibatkan semua siswa dan guru kelasnya.

Pada pelaksanaan survey sekolah adiwiyata oleh Tim Penilai Adiwiyata dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi, sekolah kami terpilih menjadi Sekolah

Peran Serta Orangtua siswa dalam Mewujudkan Sekolah AdiwiyataOleh Rosmiati Br Tarigan,S.Pd., M.Pd; Kepala SDN 040451 Kabanjahe

Siswa SDN 040451 Kabanjahe Kabupaten Karo diajak terlibat bertanggung jawab menjaga dan melestarikan taman lingkungan sekolah.

1. Wali murid ikut terlibat dalam menciptakan lingkungan sekolah yang asri, seperti membuat pagar taman sekolah. 2. Siswa juga diajari cara membuat pupuk kompos alami.

Setiap pagi secara bergiliran siswa ditugaskan untuk menyirami tanaman.

Adiwiyata Tingkat Provinsi se-Sumatera Utara. Mereka menilai sekolah kami memenuhi kriteria dan indikator sekolah adiwiyata, seperti taman yang hijau, bersih, rindang, indah, memanfaatkan barang bekas, memiliki toga, memiliki drainase dan sumber air yang cukup, serta hemat energi.

Saya bersama Kepala Dinas Pendidikan Karo, bapak Dr. Eddi Surianta diundang untuk menerima piagam penghargaan dari Gubernur Sumatera Utara Bapak Edy Rahmayadi. Kami mengucapkan terima kasih pada komite sekolah dan orangtua siswa atas kerja sama yang baik mewujudkan sekolah adiwiyata.*

1 2

7

PRAKTIK BAIK

Praktik Mengukur dan Menganalisa Debit Air pada Satu Bejana Oleh Benteng Damanik, S.Pd; Guru Kelas V SDN 125138 Simpang Kerang

Pematangsiantar - Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan sering ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika, saya mengajak siswa mencari cara menghitung debit air dengan benar. Diperlukan praktik langsung oleh siswa agar mereka langsung mengalami proses tersebut, dimana debit air berkaitan dengan waktu dan volume.

Pada awal pembelajaran siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan kondusif. Masing-masing kelompok mendapatkan alat pengukur panjang yakni meteran, alat pengukur volume air dalam bentuk bejana literan, alat pengukur waktu seperti jam tangan ataupun stopwatch, tempat mengisi air berbentuk kubus,

balok ataupun tabung, serta lembar kerja (LK) siswa. Selama kegiatan berlangsung guru mendampingi siswa melaksanakan praktik di halaman sekolah.

Siswa bersama teman sekelompoknya langsung praktik mengukur panjang, lebar, tinggi, dan diameter benda tempat mengisi air dengan menggunakan meteran. “Kami mendapatkan panjang balok yang diukur 28 cm, lebarnya 17 cm, dan tingginya 32 cm sehingga volumenya = p x l x t. Maka 28 cm x 17 cm x 32 cm = 15.232 cm3 atau sama dengan 15,232 liter,” tukas salah satu kelompok.

Mereka mencatat hasilnya pada LK. Selanjutnya siswa menampung air dari

kran dengan menggunakan bejana yang telah tersedia dan mencatat waktu yang dipergunakan dalam menampung air hingga penuh.

Salah satu kelompok yang menampung air di dalam bejana air berbentuk balok, memerlukan waktu 7 menit. Debit air dapat dihitung dengan cara ‘volume air yang tertampung dalam bejana dibagi dengan waktu’, yaitu:

D = V/W

= 15,232 liter/7 menit

= 2,176 liter/menit.

Jadi debit air yang mengalir pada balok sama dengan 2,176 liter menit. Demikian kesimpulan salah satu kelompok siswa setelah mengukur dan menghitung debit air. Mereka menuliskan hasil perhitungan pada kertas plano dan mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas.

Dari kegiatan refleksi pembelajaran, siswa menulis bahwa mereka dapat belajar mengenal dan menggunakan alat ukur panjang dan waktu, menghitung volume kubus, balok maupun tabung. Dengan memahami hal tersebut, siswa dapat menghitung debit air. Mereka juga tambah percaya diri karena dapat mempresentasikan hasil karyanya.

Kepala SDN 12513 Pematangsiantar, Riama Baruara, S.Pd mengatakan praktik pembelajaran yang baik seperti ini perlu didokumentasikan dan dipublikasikan. “Saya sangat mengapresiasi guru yang mau menerapkan hasil pelatihan, seperti praktik mengukur debit air ini. Siswa jadi lebih mudah memahami materi pembelajaran dari praktik langsung di halaman sekolah. Saya juga mendorong hal ini dilakukan oleh guru-guru lainnya,” tukasnya.*

Guru menjelaskan peralatan yang digunakan di dalam pelaksanaan Praktik Mengukur Debit Air, seperti peralatan masak berbentuk tabung, kotak plastik berbentuk kubus dan bejana literan.

Siswa mengukur bejana penampung air menggunakan meteran.

1

1. Guru memandu siswa mengamati waktu mengukur debit air pada suatu bejana. 2. Siswa menuliskan hasil pengamatannya. 3. Siswa mempresentasikan hasil praktik di depan kelas secara berkelompok.

PINTAR - PENGEMBANGAN INOVASI UNTUK KUALITAS PEMBELAJARAN | www.pintar.tanotofoundation.org | Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan

1 2 3

8

`L I P U T A N

Mengamati Sistem Organ pada Hewan

Hibah 42.180 Buku Bacaan

Oleh Merli Gultom, S.Pd; Guru IPA Kelas VII-3 SMPN 3 Air Putih

Sambungan dari halaman 1

Batu Bara - Memosisikan siswa untuk lebih banyak berperan sebagai ilmuwan (scientis), dalam kegiatan praktikum, dapat membuat materi IPA bukan hanya sekadar sekumpulan konsep tetapi dapat membuktikan fenomena alam secara langsung. Dengan menerapkan unsur MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi) yang saya dapat dari pelatihan Tanoto Foundation, saya mengajak siswa belajar aktif di dalam laboratorium melalui kegiatan pengamatan sistem organ pada hewan.

Di awal pembelajaran siswa dibagi menjadi enam kelompok. Masing-masing kelompok ditugaskan mencari informasi tentang hewan amphibi yaitu “katak” dari berbagai sumber. Kami memilih hewan katak untuk mewakili dari lima kelas hewan vertebrata. Hewan tersebut mudah didapatkan

serta memahami setiap organ yang saling berkaitan sehigga membentuk suatu sistem organ.

Selanjutnya guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas mulai dari nama-nama organnya, fungsi organ, dan sistem organ yang mereka amati.

Dari presentasi siswa antar kelompok, terlihat mereka berkomunikasi menjelaskan hasil temuannya dengan menerapkan bahasa-bahasa biologi dari setiap sistem organ katak yang mereka Bedah. Pada akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi tentang apa yang sudah dan yang belum dipahami, serta membuat kesimpulan.

Catatan: Sebaiknya siswa menggambar dulu bagian dalam organ katak berdasarkan apa yang diamati, baru gambar struktur anatomi katak diberikan.

pada lingkungan sekitar sekolah. Dalam kegiatan praktikum sebagai penerapan unsur mengalami, siswa membedah katak dengan peralatan yang telah tersedia di laboratorium. Setelah semua kelompok selesai membedah katak, guru membagikan gambar struktur anatomi katak.

Untuk mendorong interaksi sesama anggota kelompok, guru menugaskan siswa mengamati setiap organ yang ada pada hewan tersebut dan menuliskan nama-nama organ hewan dan organ-organ yang saling berkaitan beserta fungsinya.

Selama kegiatan praktikum, guru membimbing siswa menyelesaikan tugas yang dituangkan ke dalam lembar kerja (LK). Kegiatan ini bertujuan agar para siswa mengenal organ-organ dalam pada katak, memahami fungsi organ tersebut,

Siswa kelas VII SMPN 3 Air Putih

sedang membedah organ katak untuk

mengamati sistem organ pada hewan.

Setiap kelompok diberi kesempatan

mempresentasikan hasil pengamatan

mereka di depan kelas.

Hingga saat ini telah ada 75 judul buku yang dikembangkan oleh Room to Read bersama para penulis dan illustrator lokal. Isi cerita yang dikembangkan bervariasi dan banyak mengambil dari kisah rakyat berasal dari beberapa daerah di Indonesia.

“Buku-buku yang dikembangkan Room to Read di Indonesia berfokus pada penjenjangan level rendah. Teks ceritanya mulai dari beberapa kalimat pendek sampai beberapa kalimat yang bervariasi dengan ilustrasi yang sangat baik yang membuat anak tertarik untuk membaca buku,” kata Saiful lagi.

Stuart Weston, Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation mengatakan, hibah

buku ini juga untuk memantik pengelola sekolah menciptakan ragam kegiatan yang mendorong minat membaca siswa. “Lebih dari 4.100 kepala sekolah, guru, pengawas, dan komite sudah kami latih untuk berinisiatif mengembangkan rogram budaya baca. Mereka juga difasilitasi untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami isi buku,” tukasnya.

Para pengelola sekolah menurut Stuart, juga perlu bekerja sama memikirkan penyediaan buku-buku bacaan secara berkelanjutan. “Buku-buku bantuan ini juga harus mudah diperoleh siswa sehingga dapat membangkitkan ketertarikan siswa untuk membaca.”

Pada tahun 2019 ini, Tanoto Foundation menargetkan lebih dari 160 ribu buku

bacaan akan dihibahkan ke 440 sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR. Yusri Nasution Koordinator Provinsi Tanoto Foundation Sumatera Utara mengungkapkan dengan dihibahkannya buku-buku bacaan bagi siswa dapat menambah koleksi perpustakaan sekolah maupun mengisi sudut-sudut baca kelas.

“Penambahan koleksi buku ini, diharapkan dapat mendorong meningkatnya angka literasi di Sumatera Utara. Berbagai macam judul buku telah melalui seleksi oleh Tim Ahli Tanoto Foundation. Isi buku juga disesuaikan dengan kebutuhan bacaan siswa kelas rendah dan kelas tinggi. Tentunya ini dapat menarik minat siswa untuk membaca,” tutupnya.*

9

PRAKTIK BAIK

Memanfaatkan Hutan Sebagai Sumber Belajar

Sambungan dari halaman 1

Keberadaan Hutan Taman Raya yang ada di Berastagi, yang jaraknya sekitar 5 km dari sekolah, memotivasi kami untuk memanfaatkan hutan tersebut sebagai sumber belajar.

Kegiatan awal dimulai dengan menyanyikan lagu nasional ‘Tanah Airku’ untuk memotivasi siswa belajar. Kemudian saya meminta siswa menghirup udara untuk merasakan dan membedakan kesegaran udara yang ada di hutan dengan di ruangan kelas. Saya memberikan pertanyaan pancingan, apa perbedaan kesegaran udara di hutan dengan di sekitar kota tempat tinggal kita? Apa yang memengaruhi perbedaan tersebut?

Secara berpasangan siswa bertukar pikiran untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. “Udara di hutan ini lebih segar daripada di tempat tinggal saya karena di hutan banyak pohon rindang dan tidak ada kendaraan bermotor sehingga udaranya lebih bersih,” jawab salah seorang siswa.

Saya mengapresiasi jawaban siswa dan mengajak mereka untuk lebih mendalami manfaat hutan dalam kehidupan. Pada kegiatan inti, secara berkelompok siswa ditugaskan untuk mengamati benda biotik dan benda abiotik, mengamati dan mengukur lingkar pohon, serta . Mereka menggunakan tali rafia untuk membuat batas wilayah pengamatan.

Beberapa benda biotik yang ditemukan siswa diantaranya pohon akasia, tumbuhan paku-pakuan, lumut, rumput, dan semut. Sedangkan benda abiotik yang mereka temukan yaitu tanah, daun-daun kering, air, udara, dan sinar

dengan bantuan dari sinar matahari. Karena di hutan ini banyak pohon sehingga udaranya menjadi lebih segar karena banyak mengandung oksigen. Jadi hutan ini sangat bermanfaat untuk kita semua. Mulai menyediakan oksigen sampai mencegah erosi tanah,” demikian presentasi salah satu kelompok.

Tugas berikutnya, secara perorangan siswa mengamati ciri-ciri salah satu pohon dan mengukur diameter batangnya. Mereka akan mendeskripsikan pohon tersebut secara lisan dengan kata-katanya sendiri. Kegiatan ini untuk melatih kemampuan siswa dalam melakukan pengukuran, percaya diri, dan mendeskripsikan satu benda secara lisan.

Pada kegiatan refleksi, siswa menjawab pertanyaan. Bagaimana perasaan mereka dengan pembelajaran ini? Bagaimana cara menjaga kelestarian hutan agar bermanfaat untuk kehidupan?

Pembelajaran ini membuat siswa lebih aktif, termotivasi, dan bersemangat belajar. Pembelajaran juga menjadi lebih menyenangkan.

matahari. Mereka juga mendiskusikan keterkaitan komponen biotik dan abiotik di hutan, serta manfaat hutan untuk kehidupan.

Selanjutnya pada kegiatan presentasi, siswa menyampaikan hasil diskusinya. “Komponen biotik dan abiotik yang ada di hutan ini saling terkait dan saling membutuhkan. Misalnya dedaunan yang sudah membusuk dapat menjadi pupuk yang menyuburkan pohon di hutan. Karbondioksida juga diserap oleh pohon sehingga berubah menjadi oksigen

Hasil refleksi pembelajaran siswa memperlihatkan bahwa beberapa tujuan pembelajaran telah tercapai yakni:

1. Siswa mampu menggolongkan komponen biotik dan abiotik2. Siswa mampu mengukur lingkar batang pohon3. Siswa mampu mendeskripsikan pohon secara lisan4. Siswa mampu memahami manfaat hutan

Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar yang sesuai dengan materi pembelajaran membuat pembelajaran lebih efektif. Kegiatan belajar menjadi lebih menarik bagi siswa karena lingkungan menyediakan sumber belajar yang beragam dan banyak pilihan.

Tujuan Pembelajaran yang Dicapai

Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka selama melaksanakan pengamatan di Taman Hutan Raya.

Siswa melakukan pengamatan komponen biotik dan abiotik di hutan.

PINTAR - PENGEMBANGAN INOVASI UNTUK KUALITAS PEMBELAJARAN | www.pintar.tanotofoundation.org | Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan

10

`PRAKTIK BAIK

Menemukan Unsur dan Sifat Bangun Datar melalui Praktik

Siswa kelas III SDN 014710 Tanjung Kubah sedang mempraktikkan simetri putar untuk mengetahui jumlah simetri putar dari bangun datar.

Oleh Liliana Agusfrina Nst, S.Pd; Guru Kelas III SDN 014710 Tanjung Kubah

Batu Bara - Mengenalkan berbagai sifat dan unsur bangun datar kepada siswa tidak bisa hanya bersumber dari buku teks pelajaran. Siswa perlu berpraktik langsung mengalami membuat bangun datar tersebut.

Tujuan pembelajaran ini siswa diharapkan dapat menemukan beberapa sifat dan unsur dari berbagai jenis bangun datar, banyaknya sudut, sisi, dan simetri lipat serta simetri putar.

Saya mengajak siswa berpraktik membuat berbagai bentuk bangun datar dari bahan yang sangat sederhana seperti kumpulan beberapa batang lidi, kertas, dan alat perekat seperti lem dan lakban. Siswa membuat berbagai bangun datar, dengan tujuan mereka dapat menemukan apa yang dimaksud dengan sudut, sisi, simetri putar, dan simetri lipat.

Di awal pembelajaran, saya mengajak siswa berdiskusi mengenai sifat dan unsur dari berbagai bangun datar tersebut secara berkelompok. Diskusi ini sebagai pemantik awal memicu pemahaman siswa.

Selanjutnya siswa berpraktik untuk membuat beberapa bangun datar seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan jajar genjang dengan bahan gabungan dari beberapa batang lidi untuk

mengetahui banyaknya sudut dan sisi dari bangun datar tersebut.

Gambar dari berbagai bangun datar tersebut ditempel di atas kardus bekas dengan ditempel menggunakan paku payung sehingga gambar dari bangun datar tersebut bisa berputar hingga ke posisi semula. Dari media ini siswa diharapkan dapat mengetahui banyaknya simetri putar bangun datar tersebut.

Demikian juga dengan simetri lipat bangun datar. Setelah siswa membuat beberapa gambar bangun datar lalu digunting dan dilipat dengan ukuran yang sama, sehingga siswa dengan sendirinya mengetahui jumlah simetri lipat dari bangun datar tersebut.

Tugas ini dikerjakan siswa secara berkelompok dan dilanjutkan dengan diskusi untuk menyampaikan hasil pengamatan dengan membuat rangkuman hasil praktik yang dituliskan pada lembar kerja (LK). Hasil kerja kelompok dipresentasikan di depan kelas.

Dalam presentasinya, siswa berdemo menyatukan 4 batang lidi dengan 2 sisi yang sejajar tidak sama panjang dan 2 sisi dengan ukuran yang sama panjang. Siswa menemukan titik 4 sudut dari 4 pertemuan 4 sisi, mereka juga bisa menemukan 4 sisi dari gabungan 4 lidi tersebut. “Dengan menyatukan setiap ujung 4 batang lidi maka kita menemukan 4 sudut dan 4 sisi,” demikian presentasi salah satu kelompok.

Kelompok lainnya berpresentasi dengan menempelkan gambar persegi sesuai dengan gambar yang dimulai dari titik pertama yang ditandai dengan titik A, lalu menuju ke titik B, titik B ketemu dengan titik C. Kemudian titik C pindah ke titik D, lalu terakhir titik D pindah

Siswa menggunakan lidi untuk menemukan sudut dan sisi bangun datar.

ke titik A dan seterusnya. Maka siswa menemukan satu putaran dengan garis atau sisi yang sama sehingga didapatlah simetri putar persegi satu putaran, yaitu 4 putaran dengan sisi yang sama.

Siswa juga bisa menemukan simetri putar trapesium. Caranya dengan menempelkan gambar trapesium di kotak. Lalu siswa memutar gambar trapesium dari titik A ke titik B. Namun tidak sesuai. Kemudian dari titik B ke titik C tidak sesuai juga. Lalu titik C ke titik D tidak sesuai juga sehingga kembali ke titik D trapesium menempati bingkainya semula. Siswa menemukan satu simetri putar.

Dari praktik ini saya mendampingi siswa untuk membuat kesimpulan. “Sudut adalah bangun bersisi dua yang sisi-sisinya bersekutu pada salah satu ujungnya. Sedangkan sisi adalah garis-garis yang membentuk bangun datar, pertemuan garis yang dibatasi oleh titik,” tukas salah seorang siswa.

Untuk simetri putar, siswa menyimpulkan bahwa suatu bangun datar jika diputar pada pusat yang sama dapat kembali menempati bingkainya. Siswa juga bisa mendapat kesimpulan dari berbagai unsur dan sifat bangun datar.

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat dilaksanakan di semua sekolah, khususnya bagi siswa kelas III sehingga teori yang kita ajarkan dapat dibarengi dengan praktik. Siswa dapat mengalami bagaimana bangun ruang terbentuk, saling berdiskusi, dan berinteraksi sesama siswa. Guru juga dapat menyelaraskan antara materi pelajaran dengan kegiatan aktif bagi siswa.

11

`PRAKTIK BAIK

Pematangsiantar - Memperkenalkan dan mengajak siswa melestarikan budaya yang ada di lingkungan sekitar mereka, akan lebih efektif bila dilakukan dengan berpraktik langsung. Untuk itu saya mengajak siswa belajar langsung ke museum Simalungun yang berada di Kota Pematang Siantar. Museum Simalungun yang dibangun pada 10 April 1939 di Pematangsiantar oleh Raja-Raja Simalungun, diresmikan penggunaannya pada 30 April 1940.

Saya menerapkan unsur pembelajaran aktif MIKiR (mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi) dalam pembelajaran di luar sekolah ini. Sebelumnya, saya mengajukan usulan kegiatan pembelajaran di museum ini kepada kepala sekolah. Ternyata disambut baik dan disetujui. Untuk biaya transportasi menuju ke museum ini, sebagian difasilitasi oleh sekolah dan

sebagian dibiayai oleh orang tua siswa. Semua orangtua mendukung kegiatan ini.

Sebelum masuk ke museum, siswa saya bagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 5 - 6 orang. Mereka memilih salah satu perwakilannya untuk menjadi ketua kelompok. Guru juga memberi pengarahan kepada siswa tentang tata tertib yang perlu mereka patuhi saat di museum.

Para siswa sebelumnya sudah menyiapkan pertanyaan untuk para pemandu di museum. Siswa juga diminta mengamati dan menggali informasi tentang koleksi yang dimiliki museum, sejarahnya, dan cara melestarikan warisan budaya yang bisa dipelajari.

Setiap ketua kelompok membawa anggota kelompoknya mengamati dan mendengarkan penjelasan dari pemandu tentang sejarah dan cara melestarikan benda-benda yang ada di museum.

Para siswa berhasil mendapatkan infromasi koleksi yang ada di Museum Simalungun. Mereka mendiskusikan hasil temuannya terkait koleksi museum, sejarahnya, dan cara melestarikannya.

Pada hari berikutnya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memeriksa kembali hasil pengamatan dan wawancara mereka sebelum dipresentasikan di depan kelas. Semua kelompok bergantian mempresentasikan hasil pengamatannya. Mereka juga bertukar hasil karya agar bisa saling belajar.

“Koleksi museum yang kami pelajari diantaranya tentang etnografika yaitu jenis-jenis peralatan hidup sehari-hari yang digunakan orang Simalungun. Seperti Parborason yang berfungsi sebagai tempat menyimpan beras. Ada juga Tatabu yang digunakan untuk menyimpan ikan,” kata salah seorang siswa mempresentasikan hasil laporan kunjungan ke museum.

Ada juga kelompok yang menyampaikan kalau mereka mempelajari naskah kuno yang terbuat dari kayu. Naskah tersebut memberikan pelajaran tentang astrologi, astronomi, sampai ramuan obat tradisional. Para siswa juga mempelajari koleksi uang kuno, koleksi arkeologi yang terbuat dari batu, perunggu, dan kuningan. Ada juga koleksi karya seni berupa arca dan ornamen yang terbuat dari kayu dan bambu, serta koleksi Numastika atau uang kuno.

“Kita bisa melestarikan warisan budaya Simalungun ini dengan cara mempelajari cara-cara pembuatannya dan pemanfaatan alat tersebut dalam kehidupan,” timpal seorang siswa dalam presentasinya.*

Belajar Warisan Budaya Simalungun di MuseumOleh Dra. Lasmaria Aruan; Guru Kelas IV SDN 124399 Kota Pematangsiantar

Siswa mengamati koleksi berbagai mata uang (numismatika) yang ada di Museum Simalungun Kota Pematangsiantar.

Guru memberikan penjelasan tata tertib dan tugas siswa sebelum memasuki Museum Simalungun. Pasca kunjungan ke museum, para siswa mendiskusikan hasil pengamatan mereka di kelompok dan mempresentasikan hasilnya.

PINTAR - PENGEMBANGAN INOVASI UNTUK KUALITAS PEMBELAJARAN | www.pintar.tanotofoundation.org | Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan

> KAB. BATUBARA> KAB. BENGKALIS > KAB. KENDAL

> KAB. KARO> KAB. SIAK

> KAB. BATANG HARI

UIN Sultan ThahaSaifuddin Jambi

Universitas Jambi

> KOTA PEMATANG SIANTAR

> KAB. TANJUNG JABUNG BARAT

> KAB. TANJUNG JABUNG TIMUR

> KAB. KUTAI KARTANEGARA

> KOTA DUMAI > KOTA BALIKPAPAN> KAB. WONOGIRI

> KOTA PEKANBARU

UniversitasMuhammadiyahSumatera Utara

UIN SumateraUtara Medan

UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Universitas Riau Universitas SebelasMaret

UIN Walisongo

Universitas Mulawarman

IAIN Samarinda

JAWA TENGAH KALIMANTAN TIMUR SUMATERA UTARA RIAU JAMBI

A B C D E

Tanoto Foundation adalah sebuah organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto atas dasar keyakinan bahwa setiap individu harus mempunyai kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh.

HEAD OFFICE: Jl. MH Thamrin No. 31, Jakarta 10230 Tel: +62 21 392 3189, Fax: +62 21 392 3324

RIAUJl. Datuk Setia Maharaja (Parit Indah)

Perumahan Maharaja Residen Blok C No. 8

Pekanbaru 28288

[email protected]

JAMBIKomplek PU Pasir Putih No. 12

Pasir Putih, Jambi Selatan

Jambi 36138

[email protected]

SUMATERA UTARAJl. Satya Bakti No. 13

Pulo Brayan Darat II, Medan Timur

Medan 20239

[email protected]

JAWA TENGAHTamansari Hills Blok B01-10

Mangunharjo, Tembalang

Semarang 50272

[email protected]

KALIMANTAN TIMURPerum Balikpapan Permai Blok K1

Damai, Balikpapan Selatan

Balikpapan 76114

[email protected]

PROVINSI

KABUPATEN/ KOTA

LPTK

SEKOLAH DASAR& MENENGAHPERTAMA

514

42610

A

B

C

D

E

> Wilayah Mitra (14 kabupaten/ kota)> Mitra LPTK (5 Universitas & 5 IAIN)

PETA MITRA PINTAR

Newsletter program PINTAR diterbitkan oleh Tanoto Foundation sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik baik di bidang pendidikan. Kunjungi website www.tanotofoundation.org dan Group Facebook Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan untuk berbagi ide dan pengalaman, manajemen sekolah, budaya baca, perkuliahan untuk calon guru, dan diskusi tentang praktik baik pembelajaran.

Tanoto Foundation

@TanotoEducation

@TanotoEducation

Tanoto Foundation

www.tanotofoundation.org

Temukan pengalamanpraktik baikprogram PINTARTanoto Foundation di:

ForumPeningkatanKualitas Pendidikan

Menunjukkan dan MenyebarkanPraktik Baik Pendidikan

Sekolah dan madrasah mitra Program PINTAR Tanoto Foundation kini telah mengembangkan beberapa program untuk menumbuhkan minat membaca para siswanya. MIN Pematang Siantar mempunyai program SERBU BBM atau Selasa Rabu Baca Buku Menyenangkan. Semua siswa, guru, dan kepala sekolah membaca serentak di halaman sekolah. Kegiatan ini untuk membuat suasana berbeda dari kegiatan membaca setiap hari yang sudah dilaksanakan di kelas. Di MTsN Batu Bara, semua kelas diwajibkan membuat pojok baca. Tempatnya dibuat semenarik mungkin dan nyaman untuk siswa membaca. Mereka juga membuat lomba pojok baca antarkelas untuk memotivasi siswa memanfaatkan pojok baca di kelas. Begitu juga dengan SDN 014710 Batu Bara yang mempercantik sudut baca di kelas seperti sebuah taman. Guru dan siswa memanfaatkan seperempat kelas di bagian belakang untuk tempat lesehan siswa membaca. Cara-cara kreatif menumbuhkan minat membaca siswa tersebut, dapat dilihat dalam postingan di FB Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan.

Geliat Mengembangkan Budaya Baca di Sekolah dan Madrasah Mitra

Newsletter program PINTAR diterbitkan oleh Tanoto Foundation sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik baik di bidang pendidikan. Kunjungi website www.tanotofoundation.org dan Group Facebook Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan untuk berbagi idedan pengalaman, manajemen sekolah, budaya baca, perkuliahan untuk calon guru, dan diskusi tentang praktik baik pembelajaran.

Tanoto Foundation adalah sebuah organisasi filantropi independenyang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto atasdasar keyakinan bahwa setiap individu harus mempunyaikesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh.

HEAD OFFICE: Jl. MH Thamrin No. 31, Jakarta 10230Tel: +62 21 392 3189, Fax: +62 21 392 3324

> KAB. BATUBARA> KAB. BENGKALIS > KAB. KENDAL

> KAB. KARO> KAB. SIAK

> KAB. BATANG HARI

UIN Sultan ThahaSaifuddin Jambi

Universitas Jambi

> KOTA PEMATANG SIANTAR

> KAB. TANJUNG JABUNG BARAT

> KAB. TANJUNG JABUNG TIMUR

> KAB. KUTAI KARTANEGARA

> KOTA DUMAI > KOTA BALIKPAPAN> KAB. WONOGIRI

> KOTA PEKANBARU

UniversitasMuhammadiyahSumatera Utara

UIN SumateraUtara Medan

UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Universitas Riau Universitas SebelasMaret

UIN Walisongo

Universitas Mulawarman

IAIN Samarinda

JAWA TENGAH KALIMANTAN TIMUR SUMATERA UTARA RIAU JAMBI

A B C D E

Tanoto Foundation adalah sebuah organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto atas dasar keyakinan bahwa setiap individu harus mempunyai kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh.

HEAD OFFICE: Jl. MH Thamrin No. 31, Jakarta 10230 Tel: +62 21 392 3189, Fax: +62 21 392 3324

RIAUJl. Datuk Setia Maharaja (Parit Indah)

Perumahan Maharaja Residen Blok C No. 8

Pekanbaru 28288

[email protected]

JAMBIKomplek PU Pasir Putih No. 12

Pasir Putih, Jambi Selatan

Jambi 36138

[email protected]

SUMATERA UTARAJl. Satya Bakti No. 13

Pulo Brayan Darat II, Medan Timur

Medan 20239

[email protected]

JAWA TENGAHTamansari Hills Blok B01-10

Mangunharjo, Tembalang

Semarang 50272

[email protected]

KALIMANTAN TIMURPerum Balikpapan Permai Blok K1

Damai, Balikpapan Selatan

Balikpapan 76114

[email protected]

PROVINSI

KABUPATEN/ KOTA

LPTK

SEKOLAH DASAR& MENENGAHPERTAMA

514

42610

A

B

C

D

E

> Wilayah Mitra (14 kabupaten/ kota)> Mitra LPTK (5 Universitas & 5 IAIN)

PETA MITRA PINTAR

Newsletter program PINTAR diterbitkan oleh Tanoto Foundation sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik baik di bidang pendidikan. Kunjungi website www.tanotofoundation.org dan Group Facebook Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan untuk berbagi ide dan pengalaman, manajemen sekolah, budaya baca, perkuliahan untuk calon guru, dan diskusi tentang praktik baik pembelajaran.

Tanoto Foundation

@TanotoEducation

@TanotoEducation

Tanoto Foundation

www.tanotofoundation.org

Temukan pengalamanpraktik baikprogram PINTARTanoto Foundation di:

ForumPeningkatanKualitas Pendidikan

Menunjukkan dan MenyebarkanPraktik Baik Pendidikan

> KAB. BATUBARA> KAB. BENGKALIS > KAB. KENDAL

> KAB. KARO> KAB. SIAK

> KAB. BATANG HARI

UIN Sultan ThahaSaifuddin Jambi

Universitas Jambi

> KOTA PEMATANG SIANTAR

> KAB. TANJUNG JABUNG BARAT

> KAB. TANJUNG JABUNG TIMUR

> KAB. KUTAI KARTANEGARA

> KOTA DUMAI > KOTA BALIKPAPAN> KAB. WONOGIRI

> KOTA PEKANBARU

UniversitasMuhammadiyahSumatera Utara

UIN SumateraUtara Medan

UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Universitas Riau Universitas SebelasMaret

UIN Walisongo

Universitas Mulawarman

IAIN Samarinda

JAWA TENGAH KALIMANTAN TIMUR SUMATERA UTARA RIAU JAMBI

A B C D E

Tanoto Foundation adalah sebuah organisasi filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto atas dasar keyakinan bahwa setiap individu harus mempunyai kesempatan untuk mewujudkan potensinya secara penuh.

HEAD OFFICE: Jl. MH Thamrin No. 31, Jakarta 10230 Tel: +62 21 392 3189, Fax: +62 21 392 3324

RIAUJl. Datuk Setia Maharaja (Parit Indah)

Perumahan Maharaja Residen Blok C No. 8

Pekanbaru 28288

[email protected]

JAMBIKomplek PU Pasir Putih No. 12

Pasir Putih, Jambi Selatan

Jambi 36138

[email protected]

SUMATERA UTARAJl. Satya Bakti No. 13

Pulo Brayan Darat II, Medan Timur

Medan 20239

[email protected]

JAWA TENGAHTamansari Hills Blok B01-10

Mangunharjo, Tembalang

Semarang 50272

[email protected]

KALIMANTAN TIMURPerum Balikpapan Permai Blok K1

Damai, Balikpapan Selatan

Balikpapan 76114

[email protected]

PROVINSI

KABUPATEN/ KOTA

LPTK

SEKOLAH DASAR& MENENGAHPERTAMA

514

42610

A

B

C

D

E

> Wilayah Mitra (14 kabupaten/ kota)> Mitra LPTK (5 Universitas & 5 IAIN)

PETA MITRA PINTAR

Newsletter program PINTAR diterbitkan oleh Tanoto Foundation sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik baik di bidang pendidikan. Kunjungi website www.tanotofoundation.org dan Group Facebook Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan untuk berbagi ide dan pengalaman, manajemen sekolah, budaya baca, perkuliahan untuk calon guru, dan diskusi tentang praktik baik pembelajaran.

Tanoto Foundation

@TanotoEducation

@TanotoEducation

Tanoto Foundation

www.tanotofoundation.org

Temukan pengalamanpraktik baikprogram PINTARTanoto Foundation di:

ForumPeningkatanKualitas Pendidikan

Menunjukkan dan MenyebarkanPraktik Baik Pendidikan