New STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ṣARAF DI MA ALI...

73
i STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ARAF DI MA ALI MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA DAN MA UNGGULAN AL-IMDAD PONDOK PESANTREN AL-IMDAD BANTUL Oleh MA’RIFATUN NIM. 12010160007 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Transcript of New STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ṣARAF DI MA ALI...

  • i

    STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ṣARAF DI MA ALI MAKSUM

    PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA

    DAN MA UNGGULAN AL-IMDAD

    PONDOK PESANTREN AL-IMDAD BANTUL

    Oleh

    MA’RIFATUN

    NIM. 12010160007

    Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

    untuk gelar Magister Pendidikan Islam

    PROGRAM PASCASARJANA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (QS. An Najm, 53:39)

    1

    ِر َاَدِبَك""ََلُتطَاِلْب ِر َمْطَلِبَك َولِكْن طَاِلْب نَ ْفَسَك بَِتَأخُّ رَبََّك بَِتَأخُّ

    )شيخ أحمد بن عطاء اهلل(“Jangan menuntut Tuhanmu karena terlambat dikabulkannya permintaanmu

    kepada-Nya, tetapi hendaknya koreksilah dirimu supaya tidak terlambat

    melaksanakan kewajiban-kewajibanmu terhadap-Nya”2

    Ing Ngarso Sung Tulodo

    (Seorang pemimpin harus bisa diteladani)

    Ing Madyo Mangun Karso

    (Seorang pemimpin harus mampu membangun karsa

    dan semangat bagi yang dipimpin)

    Ing Wuri Handayani

    (Seorang pemimpin harus mampu memberi dorongan

    dan bukan sebaliknya)3

    1al-Qur‟ān dan Terjemahnya, Madinah: Kompleks Percetakan al-Qur‟ān Raja Fadh, 1421 H., 874.

    2Ibnu Athaillah As-Sakandary, Al-Hikam, Jeddah: Al-Haramaini, tt, 77.

    3Ragil, Membangun Tata Nilai Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah, “Jurnal Tenaga Kependidikan”, 2009, 3(2), 1-7.

  • v

    ABSTRAK

    STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ṣARAF DI MA ALI MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA DAN MA

    UNGGULAN AL-IMDAD PONDOK PESANTREN

    AL-IMDAD BANTUL

    Naḥwu ṣaraf, merupakan ilmu yang sangat penting untuk menunjang dan

    mempermudah dalam menguasai bahasa Arab. Karena begitu pentingnya kedua ilmu

    tersebut, maka keduanya dikenal ilmu alat, yaitu alat untuk membaca kitab-kitab

    kuning/klasik. Tujuan dari pembelajaran naḥwu ṣaraf sebagai alat untuk membaca

    teks kitab, merupakan alat atau kunci untuk memahami isi dari teks-teks Arab,

    terutama yang berkaitan dengan ilmu agama Islam. Akan tetapi sampai saat banyak

    siswa Madrasah Aliyah berbasis pesantren merasa kesulitan memahami ilmu naḥwu

    ṣaraf. Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis bermaksud meneliti strategi

    pembelajaran naḥwu ṣaraf yang diterapkan guru Madrasah Aliyah Ali Maksum

    Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dan Madrasah Aliyah Unggulan Al-Imdad

    Pondok Pesantren Al-Imdad Bantul.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data

    dilakukan dengan metode observasi, interview, dan dokumentasi. Selanjutnya metode

    yang digunakan untuk menganalisis data adalah deskriptif-analitik, yaitu metode yang

    digunakan untuk menyusun data yang telah terkumpul, dijelaskan, kemudian

    dianalisis.

    Hasil dari penelitian ini ialah; strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf yang dilakukan

    oleh guru Madrasah Aliyah Ali Maksum dan Madrasah Aliyah Unggulan Al-Imdad

    diantaranya adalah sebagai berikut: strategi membaca teks kitab, muḥādathah bahasa

    Arab, strategi game (permainan bahasa/demonstrasi), pengembangan naḥwu ṣaraf

    yang sesuai kebutuhan atau yang paling banyak digunakan, pemberian hadiah/sanksi,

    memotivasi siswa dengan kalam hikmah atau bait naẓam (shi‟ir), aplikasi contoh

    berupa al-Qur‟ān dan al-Hadīth. Strategi pembelajaran ini lebih menekankan inovasi

    strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf, agar peserta didik mampu membaca kitab atau

    teks yang sesuai dengan kebutuhannya. Ini telah mencapai hasil yang cukup

    signifikan, karena telah mencapai nilai yang ditetapkan (KKM). Bahkan siswa/siswi

    Madrasah Aliyah Ali Maksum sering menjuarai dalam berbagai event lomba

    membaca kitab kuning (MQK), baik di tingkat kabupaten, propinsi, bahkan tingkat

    nasional.

    Kata kunci: Strategi, Pembelajaran, Naḥwu, ṣaraf.

  • vi

    ABSTRACT

    LEARNING STRATEGIES OF NAHWU ṣARAF AT ISLAMIC SENIOR HIGH SCHOOL (MA) ALI MAKSUM ISLAMIC BOARDING SCHOOL

    KRAPYAK YOGYAKARTA AND ISLAMIC SENIOR HIGH SCHOOL (MA)

    UNGGULAN AL-IMDAD ISLAMIC BOARDING SCHOOL AL-IMDAD

    BANTUL

    Naḥwu ṣaraf, are important subjects to support and ease the mastery of Arabic

    language. Due to their importance, both are known as ilmu alat (instrument subject),

    that is an instrument to read classical/yellow books. The purpose of learning naḥwu

    ṣaraf is as a tool for reading text books and as a key in understanding the contents of

    Arabic texts, especially relating to the science of Islamic. However until now, many

    students of Islamic Senior High Schools which are Islamic Boarding School-Based

    still face difficulties in understanding naḥwu ṣaraf. Due to such issue, the researcher

    is interested in researching the strategies of learning naḥwu ṣaraf used by the

    teachers at Islamic Senior High School (MA) Ali Maksum Islamic Boarding School

    Krapyak Yogyakarta and Islamic Senior High School (MA) Unggulan Al-Imdad

    Islamic Boarding School Al-Imdad Bantul.

    This was a qualitative research that methods of data collection were observasion,

    interview, and documentation. The method used for data analysis was descriptive

    analysis, i.e. a method to arrange any collected data to be elaborated and analyzed.

    The results show that; the learning strategies of naḥwu ṣaraf used by the

    teachers at Islamic Senior High School (MA) Ali Maksum and Islamic Senior High

    School (MA) Unggulan Al-Imdad are: the strategy of reading text books,

    muḥādathah (speaking skill) of Arabic language, the strategy of games (language

    games/demonstration), developing naḥwu ṣaraf based on the needs or based on the

    most-often used one, giving rewards/punishment, motivating students with kalam

    hikmah (Islamic advices) or bait naẓam (shi‟ir), applying examples/models from

    Qur‟ān and Hadīth. This learning strategy is emphasized to innovation naḥwu ṣaraf

    learning strategy that students participants are able to read the book or text which

    suits their needs. These strategies bring a result which is significant enough because

    the terget scores (KKM) can be achieved. Furthermore, the students of Islamic Senior

    High School (MA) Ali Maksum and Islamic Senior High School (MA) Unggulan Al-

    Imdad often win several competitions of reading yellow books (MQK), either in the

    level of regency, province, or nation.

    Keywords: Strategy, Learning, Naḥwu, ṣaraf.

  • vii

    PRAKATA

    الحمد هلل على جميع الّنعم والّصالة والّسالم على سّيدنا محّمد المبعوث لخير األمم وعلى آلو وصحبو أجمعين

    Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadlirat Allah swt yang telah

    memberikan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    tesis yang berjudul “Strategi Pembelajaran Nahwu Sharaf di MA Ali Maksum

    Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dan MA Unggulan Al-Imdad Pondok

    Pesantren Al-Imdad Bantul”. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan

    kepada kepada Nabi Muhammad saw yang telah menuntun umatnya menuju jalan

    yang lurus.

    Penulisan tesis ini dapat terselesaikan tentu saja tidak terlepas dari kerja

    keras, do‟a, dukungan, dan bantuan kontribusi dari berbagai pihak, oleh karena itu

    dengan segala kerendahan hati dan untaian rasa syukur, penyusun menghaturkan

    terimakasih yang tiada terhingga kepada:

    1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

    2. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag. selaku Direktur Program

    Pascasarjana IAIN Salatiga

  • viii

    3. Bapak Hammam, Ph. D. selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Agama

    Islam IAIN Salatiga

    4. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M. Ag. selaku Pembimbing, yang dengan sabar

    selalu memberikan koreksi, kontribusi, motivasi, bimbingan, sehingga tesis ini

    dapat selesai

    5. Bapak Dr. H. Hilmy Muhammad, MA. dan seluruh jajaran guru serta karyawan

    Madrasah Aliyah Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta yang telah

    mengizinkan dan membantu penelitian ini

    6. Bapak Dr. H. M. Habib A. Syakur, M. Ag. dan Bapak Durori, S. Pd. I. serta

    seluruh jajaran guru dan karyawan Madrasah Aliyah Unggulan Al-Imdad Pondok

    Pesantren Al-Imdad Bantul yang telah mengizinkan dan membantu penelitian ini

    7. Seluruh Staf Pengajar Program Pascasarjana Magister Pendidikan Agama Islam

    IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal kepada penulis dengan ilmu

    pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam hidup dan berkarya dalam masyarakat

    8. Suami tercinta Moch. Mahfudh El Yasin dan anak-anak yang tercinta Aisy

    Maziyah Najibah, Moch. Labib Maulana Zidny yang telah banyak memberi

    motivasi dan support serta doanya

    9. Semua pihak yang telah berkenan memberikan kontribusi, motivasi, dan inspirasi

    sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.

    Kepada mereka semua penulis hanya dapat mengucapkan Jazâkumullâh

    Ahsanal Jazâ‟

  • ix

    Pada akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini banyak kelemahan dan

    kekurangan, karena itu kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan

    Semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang

    berkepentingan dengan tesis ini.

    Salatiga, 10 Oktober 2018

    Penulis

    Ma‟rifatun

    NIM 12010160007

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii

    HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................... iii

    MOTTO...................................................................................................................... iv

    ABSTRAK ................................................................................................................. v

    PRAKATA ................................................................................................................. vii

    DAFTAR ISI .............................................................................................................. x

    DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii

    PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 6

    C. Signifikansi Penelitian ........................................................................................... 6

    D. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 7

    E. Metode Penelitian .................................................................................................. 15

    F. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 20

    BAB II STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ṣARAF DI MA ALI

    MAKSUM KRAPYAK DAN MA UNGGULAN AL-IMDAD

    BANTUL

    A. Kedudukan Ilmu Naḥwu ṣaraf ........................................................................ 21

    B. Kurikulum Pembelajaran Naḥwu ṣaraf ......................................................... 22

    C. Penerapan Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf ........................................... 26

  • xi

    D. Materi Kitab Naḥwu ṣaraf .............................................................................. 27

    BAB III HASIL STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ṣARAF DI MA ALI

    MAKSUM KRAPYAK DAN MA UNGGULAN AL-IMDAD BANTUL

    A. Hasil Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf ........................................................... 29

    B. Kegiatan Pendampingan ........................................................................................ 30

    BAB IV KELEBIHAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

    NAHWU ṣARAF DI MA ALI MAKSUM KRAPYAK DAN MA

    UNGGULAN AL-IMDAD BANTUL SERTA ANALISIS

    A. Kelebihan Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf .................................................... 31

    B. Kelemahan Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf ................................................. 32

    C. Analisis .................................................................................................................. 33

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan................................................................................................................ 38

    B. Saran-sara .............................................................................................................. 39

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 44

    BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 59

  • xii

    DAFTAR SINGKATAN

    Keterangan Kepanjangan dari;

    PP : Pondok Pesantren

    MA : Madrasah Aliyah

    ALMA : Ali Maksum

    HM : Dr. H. Hilmi Muhammad, MA.

    YH : Yusman Hadziq, M.Si.

    MB : KH. Muhtarom Busyro, M. Si.

    HS : Dr. H.M. Habib A. Syakur, M. Ag.

    KBM : Kegiatan Belajar Mengajar

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    1. Pedoman Wawancara

    2. Observasi

    3. Surat Ijin Penelitian

    4. Surat Bukti telah Melakukan Penelitian

    5. Dokumentasi

  • xiv

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    1. Abjad4:

    Nama huruf transliterasi Posisi berdiri sendiri

    alif ā ا bā‟ b ب tā‟ t ت thā‟ th ث jīm j ج ḥā‟ ḥ ح khā‟ kh خ dāl d د dhāl dh ذ rā‟ r ر zāy z ز sīn s س shīn sh ش ṣād ṣ ص ḍād ḍ ض ṭā‟ ṭ ط ẓā‟ ẓ ظ

    „ayn „ ع ghayn gh غ

    fā‟ f ف qāf q ق kāf k ك

    4Eckehard Schulz, Bahasa Arab Buku dan Modern, Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, 2011, 6.

  • xv

    lām l ل mīm m م nūn n ى hā‟ h ه wāw w و yā‟ y ي

    Contoh :

    as-salāmu „alaikum أَلسَََّلُم َعلَْيُكْن matan al- ājurūmiyah َهْتِي ْاألُجُرْوِهيَِة

    al-Qur‟ān ْلقُْرآىْ ا

    naḥwu ًَْحوُ

    ṣaraf َصَرْف 2. Vokal Panjang

    Contoh:

    3. Vokal Pendek

    Contoh:

    fatḥah a أ

    إ kasrah i

    ḍummah u أ

    1.

    fatḥah+alif ā

    امَ قَ qāmā

    2. kasrah+yak sukun ī ḥamīd َحِوْيد

    3. ḍummah+wawu sukun

    ū

    tāibūna تآئِبُْوىَ

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Al-Qur‟ān diturunkan oleh Allah swt sebagai tanda kerasulan nabi Muhammad saw

    dan menjadi bukti nyata kebenaran dakwahnya. Al-Qur‟ān adalah mu‟jizat terbesar

    nabi Muhammad saw. Kemu‟jizatannya dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya

    adalah sisi bahasanya adalah bahasa Arab. Bahasa Arab mempunyai posisi yang

    sangat penting, karena digunakan dalam teks-teks ajaran agama Islam yang

    bersumber dari al-Qur‟ān dan al-Hadīth, serta kitab-kitab yang bersumber dari

    keduanya.

    Bahasa Arab merupakan alat pemersatu bagi umat Islam, demikian pula dalam

    beribadah. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Yusuf, 12:2;

    Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur‟ān dengan berbahasa

    Arab, agar kamu memahaminya.”5

    Sebagaimana yang dikatakan Sayyidina Umar ibnu al Khaṭṭab:6

    5al Qur‟ān dan Terjemahnya, Madinah: Kompleks Percetakan al-Qur‟ān Raja Fadh, 1421 H., 348.

    6Badrudin Abu ṣalih, Al-Madkhal Ilā al-Lughah al-„Arabiyyah, Lubnān: Dār al Sharq al „Araby,

    1991, 26.

  • 2

    تَ َعلَُّموا اْلَعَربِيََّة َفِإن ََّها ُجْزٌء ِمْن ِديِْنُكمْ

    “Belajarlah bahasa Arab, karena bahasa Arab itu bagian dari agama kalian (Islam).”

    Pada awal kemunculannya, naḥwu dimaksudkan hanya sebagai sarana belajar

    untuk mengantisipasi meluasnya kesalahan berbahasa.7 Untuk dapat membaca teks-

    teks bahasa Arab dengan baik, si pembaca harus menentukan shakl (fatḥah, kasrah,

    ḍummah atau sukun). Hal ini membutuhkan kemampuan untuk mengetahui

    kedudukan kata dalam kalimat tersebut (ilmu naḥwu) dan kemampuan untuk dapat

    menentukan bentuk kata tersebut (ilmu ṣaraf).8

    Pembelajaran bahasa Arab, khususnya di Indonesia, dilihat dari tujuannya

    dibedakan menjadi dua bagian, yakni belajar bahasa Arab sebagai tujuan dan sebagai

    alat. Bahasa Arab sebagai tujuan, jika tujuan pembelajaran adalah untuk menguasai

    bahasa Arab secara aktif, baik dari segi maharah istima‟, kalām, khiṭābah, dan

    qirā‟ah. Dengan keempat kemahiran tersebut, diharapkan para siswa mampu

    berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab.9

    Sistem pembelajaran bahasa Arab di Madrasah bermacam-macam, pada

    umumnya di Madrasah Aliyah Negeri menganut teori naẓariyah al

    7Yeni Ramdiani, “Kajian Historis; Perkembangan Ilmu Nahwu Mazhab Basrah”, Volume VIII,

    Nomor 2, (Juli-Desember 2015), 294.

    8Al-Ta‟rib, Pesantren Tradisional Sebagai Basis Pembelajaran Naḥwu Dan ṣaraf Dengan

    Menggunakan Kitab Kuning, “Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban”, Volume 6,

    Nomor 1( 2018), 3.

    9Departemen Agama, Kegiatan Pembelajaran bahasa Arab, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama

    Islam Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum, 2003, 1.

  • 3

    waḥdah )َنَظرِيَةُْالَوْحَدة) yakni teori pembelajaran bahasa Arab yang materi-materinya

    (naḥwu, ṣaraf, muṭāla‟ah, insyā‟, balāghah), disajikan sebagai suatu kesatuan

    sekaligus (integral). Kelebihannya siswa lebih cepat mempunyai gambaran bahwa

    bahasa Arab itu sebagai satu sistem. Disajikan sebagai satu kesatuan sekaligus (all in

    one system). Sedangkan kelemahannya yaitu pembahasan-pembahasannya terkadang

    kurang mendalam atau kurang mendetail.10

    Adapun sistem pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Pondok Pesantren

    Salafiyah pada umumnya menjadi alat untuk membaca kitab kuning, dengan

    menganut teori naẓariyah al furū‟ )َنَظرِيَةُاْلُفُروْع) artinya teori bagian-bagian, yaitu:

    materinya dibagi atas beberapa cabang ilmu yang terpisah (naḥwu, ṣaraf, inshā‟,

    balāghah). Setiap cabang ilmu tersebut mempunyai buku teks (modul), rencana

    pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan jam pelajaran tersendiri.

    Kelebihan sistem pembelajaran bahasa Arab ini, masing-masing cabang ilmu

    tersebut dapat dibahas secara mendetail dan mendalam. Sedangkan kelemahannya

    yaitu siswa sering kesulitan mendapatkan gambaran terhadap cabang-cabang ilmu

    tata bahasa Arab itu sebagai suatu kesatuan yang utuh, bahkan mempunyai kesan

    10

    Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Teras, 2011,

    18.

  • 4

    bahwa masing-masing cabang itu tidak saling berkaitan satu sama lain serta

    ditempuh dalam waktu yang relatif lama.11

    Sebagai lembaga pendidikan Islam (madrasah) yang dilahirkan dalam perut

    pesantren, madrasah memiliki kesamaan visi atau bahkan justru merupakan

    metamorphosis dari sistem pesantren. Selain itu juga mewarisi beberapa nilai budaya

    yang telah berkembang di pesantren, antara lain nilai kebersamaan, nilai

    kemandirian, dan nilai-nilai kejuangan. Dan yang lebih penting lagi, kurikulum

    pengajaran yang diajarkan di madrasah, di samping mengajarkan ilmu-ilmu

    pengetahuan umum, juga menekankan pada aspek pengetahuan agama seperti aqidah

    akhlāq dan shari‟ah melalui pengajaran kitab kuning.12

    Secara kelembagaan dan kurikulum, Madrasah Aliyah (MA) Ali Maksum

    (ALMA) Pondok Pesantren (PP) Krapyak Yogyakarta dan MA PP Al Imdad Bantul

    sebagai madrasah yang memiliki keunikan dibanding dengan madrasah pada

    umumnya. Keunikan tersebut dipengaruhi oleh keberadaan madrasah ini milik dan

    bahkan lahir dari rahim PP, sehingga wajar dituntut mampu berperan sebagai

    lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh PP induknya. Hal ini wajar jika visi

    dan misi PP masuk ke dalam struktur kurikulum madrasah berbasis pesantren

    (kurikulum kepesantrenan).

    11

    Imaduddin Sukamta & Ahmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis, Yogyakarta: Nurma

    Media Idea, 2007, ix.

    12

    Ainurrafiq Dawam & Ahmad Ta‟arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, Yogyakarta:

    Listafariska Putra, 17.

  • 5

    Siswa/santri memiliki volume kegiatan yang padat, tidak hanya selama

    pembelajaran, tetapi juga selama pengasuhan, seperti mengaji kitab dengan sistem

    sorogan, bandongan, khiṭābah, mumārosah, dan lain sebagainya.13

    Pembelajaran

    bahasa Arab dari Kemenag kurikulumnya sudah ditentukan, tetapi hasilnya kurang

    memuaskan, terutama kemampuan siswa dalam membaca dan memahami kitab

    kuning, sedangkan alat untuk membaca adalah naḥwu ṣaraf, sehingga di kalangan

    pesantren keduanya mashhūr disebut ilmu alat.

    Setiap pembelajaran bahasa tidak akan lepas oleh pendekatan, metode, media,

    maupun strategi yang digunakan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai

    secara cepat, efektif, dan efisien. Hal ini dibutuhkan keahlian seorang guru untuk

    meramu, mengolah, mencari inovasi-inovasi baru dalam strategi pembelajaran agar

    mendapatkan hasil yang maksimal dan menggembirakan.14

    Pesantren bukanlah penentu, ia adalah pendorong yang sangat baik, ketika ia

    bertemu dengan pembelajar yang baik, maka akan dihasilkan sosok yang luar biasa

    baik. Betapa pentingnya sebuah strategi yang digunakan dalam pembelajaran agar

    tercipta kondisi dan situasi belajar yang sehat, menyenangkan dan maksimal

    khususnya pembelajaran naḥwu ṣaraf. Oleh karena itu, penulis membuat tesis yang

    berjudul “Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf di MA Ali Maksum Pondok Pesantren

    13

    Yayasan ALMA pondok pesantren Krapyak, Buku Pedoman Santri Baru, Yogyakarta: Yayasan

    ALMA pondok pesantren Krapyak, 2017, 7.

    14

    Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Malang: UIN Maliki Press, 2011,

    3.

  • 6

    Krapyak Yogyakarta dan MA Unggulan Al-Imdad Pondok Pesantren Al-Imdad

    Bantul”.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA dan strategi

    pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad?

    2. Bagaimana hasil strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA dan strategi

    pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad?

    3. Apa kelebihan dan kelemahan masing-masing strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf

    di MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad?

    C. Signifikansi Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian adalah: a. Untuk menjelaskan strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA dan

    strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad.

    b. Untuk mengetahui hasil strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA dan

    hasil strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad.

    c. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing strategi

    pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Akademis

  • 7

    Memberikan kontribusi positif pada pengembangan strategi pembelajaran naḥwu

    ṣaraf, sehingga memperluas khazanah kepustakaan yang dapat menjadi referensi

    penelitian-penelitian setelahnya.

    b. Manfaat Praktis

    Memberikan kontribusi positif untuk dijadikan bahan referensi dalam melakukan

    pembenahan-pembenahan pada strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf, dengan

    demikian terwujud kondisi dan situasi belajar yang sehat, dan maksimal serta

    menyenangkan.

    D. Tinjauan Pustaka

    1. Penelitian sebelumnya

    Beberapa penelitian dijadikan sebagai kajian atau tinjauan misalnya tesisnya Nur

    Rohmatullah dengan judul “Model Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah

    Bertaraf Internasional (MBI) Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur” di

    dalamnya dideskrepsikan bahwa model kurikulum pembelajaran bahasa Arab di

    MBI Amanatul Ummah dan model pembelajarannya, serta faktor-faktor

    pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan model pembelajaran

    bahasa Arab. Dari hasil penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa kurikulum yang

    diterapkan kurang efektif meskipun menggunakan kurikulum adaptif atau

    integrative kurikulum. Hal itu karena pihak sekolah belum membuat satu buku

  • 8

    pegangan/panduan yang jelas. Sedangkan, model pembelajarannya mengupayakan

    model pembelajaran kontekstual meskipun belum berjalan dengan lancar.15

    Tesis tersebut berbeda dengan penelitian ini, karena pembelajaran bahasa

    Arab di MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad, sudah mempunyai buku

    panduan/pegangan.

    Tesis yang ditulis oleh Ali‟ul Chusna yang berjudul “Pembelajaran Bahasa

    Arab Berbasis Multimedia (Studi Eksperimen di MAN Kunir Wonodadi Blitar).

    Penelitian tersebut menghasilkan 3 penemuan: 1. Intensitas penggunaan

    multimedia masih sangat rendah, 2. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

    menunjukkan keunikan apabila dibandingkan dengan kelas control, 3.

    Penggunaan multimedia dalam pembelajaran bahasa Arab dinilai efektif.16

    Berbeda dengan pembelajaran bahasa Arab di MA ALMA dan MA Unggulan

    Al-Imdad, di antaranya sudah melalui penggunaan multimedia dengan fasilitas

    gedung lab. bahasa Arab dan Inggris.

    Penelitian yang ditulis oleh Masturi yaitu “Kontribusi Pengajaran Alfiyah Ibn

    Malik Dalam Ketrampilan Membaca Kitab Kuning Siswa Kelas IX MTs Roudlotul

    Ulum Guyangan Pati Tahun Pelajaran 2011-2011”. Di dalamnya mengkaji

    tentang kontribusi pembelajaran kitab Alfiyah Ibn Malik dalam meningkatkan

    kemampuan membaca teks Arab (kitab kuning), karena kitab ini berbentuk naẓam

    15

    Nur Rohmatullah, “Model Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Bertaraf Internasional (MBI)

    Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga 2011.

    16

    Ali‟ul Chusna, “Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multimedia (Studi Eksperimen di MAN

    Kunir Wonodadi Blitar)”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2010.

  • 9

    yang berisi kaidah-kaidah naḥwu (gramatika/tata bahasa) dan ṣaraf

    (morfologi/bentuk lafaẓ) yang menjelaskan persoalan bahasa Arab dengan

    pendekatan naẓaman yang mudah dihafal.17

    Meskipun di MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad juga ada mata

    pelajaran Alfiyah Ibn Malik, tetapi berbeda dengan tesis peneliti yang

    memfokuskan pada strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf.

    Tesis yang ditulis oleh Abdul Aziz yang berjudul “Metode Pembelajaran

    Sintaksis Bahasa Arab di MA Kendari”. Penelitian tersebut berhasil

    mendeskripsikan metode pengajaran sintaksis (hubungan antar kata) bahasa Arab,

    yaitu: 1) metode pengajaran sintaksis bahasa Arab tidak terlepas dari metode

    pengajaran Asing yang ada, hanya dalam realisasinya teori dan tekniknya terdapat

    pengembangan dimana guru mencoba memberikan cara-cara yang simple dan

    praktis serta mudah dimengerti oleh siswa dengan bantuan media pengajaran

    bahasa yang ada. 2) faktor pendukung pengajarannya, karena lingkungan kondusif

    yang berada di komplek Pesantren Ummus Sabri Kendari.18

    Tesis tersebut memfokuskan pada metode pengajaran sintaksis bahasa Arab,

    sedangkan pada penelitian ini memfokuskan pada strategi pembelajaran naḥwu

    ṣaraf .

    17

    Masturi, Kontribusi Pengajaran Alfiyah Ibn Malik Dalam Ketrampilan Membaca Kitab Kuning

    Siswa Kelas IX MTs Roudlotul Ulum Guyangan Pati Tahun Pelajaran 2011-2011, Tesis, UIN Sunan

    Kalijaga 2011.

    18

    Abdul Aziz, “Metode Pembelajaran Sintaksis Bahasa Arab di MA Kendari” Tesis, UIN Sunan

    Kalijaga 2010.

  • 10

    Tesisnya Nur Hidayat dengan judul “Metode Pengajaran Morfologi Bahasa

    Arab (Studi Kasus di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah PP Krapyak

    Yogyakarta)”. Dalam tesis tersebut disimpulkan bahwa pelaksanaan pengajaran

    morfologi bahasa Arab di Madrasah tersebut telah sesuai dengan prosedur

    pengajaran yang benar dan metode yang tepat sehingga maksud dan tujuannya

    dapat tercapai. Hal tersebut diindikasikan dengan hasil belajar yang baik.19

    Meskipun tesis yang dibuat oleh Nur Hidayat dengan judul dan obyek yang

    hampir sama dengan peneliti, tetapi peneliti tidak hanya membahas pembelajaran

    bahasa Arab dari aspek morfologi (ṣaraf), tetapi juga aspek sintaksis (naḥwu),

    terutama fokus penelitian pada strategi pembelajarannya.

    Penelitian yang ditulis oleh Agung Setiawan, berjudul “Ta‟līm al Qawāid an-

    Naḥwiyyah bi al-Kitābain Matni al- Ājurūmiyah wa Naẓmi al-„Imrīṭī” penelitian

    ini memaparkan metode pengajaran nahwu dengan menggunakan metode analisis

    deskriptif-komparatif dan deduktif-komparatif. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa persamaan antara kitab Matni Al-Ājurūmiyah dan Naẓmi al-„Imrīṭī dari segi

    cakupan materi dan metode pengajarannya, kedua kitab tersebut mencakup materi

    kalam, i‟rāb, tanda-tanda i‟rāb fi‟il dan isim, kemudian isim-isim yang dirafa‟kan

    seperti mubtadā‟, khabar, fā‟il, nā‟ib al fā‟il, dan seterusnya.20

    19

    Nur Hidayat, “Metode Pengajaran Morfologi Bahasa Arab (Studi Kasus di Madrasah

    Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah PP Krapyak Yogyakarta)”,Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2002.

    20

    Agung Setiawan, “Ta‟lim al Qawāid an-Nahwiyyah bi al-Kitābain Matni Al-Ājurūmiyah dan

    Naẓmi al-„Imrīṭī”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2011.

  • 11

    Bahwa adanya kesamaan materi antara kitab al-Ājurūmiyah dan al-„Imrīṭi

    melalui hasil penelitian tersebut, bahwa dua kitab tersebut dikenal membahas

    naḥwu. Adapun tesis peneliti disamping membahas naḥwu juga membahas ṣaraf

    serta memfokuskan pada strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf.

    Demikian survei literatur dan analisis dari masing-masing kajian diatas.

    Peneliti menemukan tema yang relevan dengan tema di atas, namun kajian

    spesifik dalam penelitian ini tentang strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf yang

    menjadi dasar atau alat untuk membaca kitab kuning/klasik di MA ALMA dan

    MA Unggulan Al-Imdad. Belum satupun karya atau penelitian yang mengkajinya,

    sehingga penelitian ini benar-benar baru dan layak diteliti, kendati karya-karya

    maupun penelitian yang telah ada mempunyai kontribusi berharga bagi penelitian

    ini.

    2. Kerangka Teori

    a. Strategi Pembelajaran Bahasa

    Kata strategi berasal dari istilah Yunani kuno strategia yang berarti

    kepemimpinan atau seni berperang. Lebih spesifik lagi, strategi melibatkan

    manajemen pasukan, kapal, atau pesawat yang optimal dalam sebuah

    perjuangan yang direncanakan, kata strategi secara spesifik dikaitkan dalam

    pengertian umum adalah seni dan pengetahuan untuk mengembangkan dan

    melaksanakan kekuatan politik, ekonomi, psikologi, militer suatu bangsa pada

    masa damai dan perang untuk memberikan dukungan maksimum terhadap

  • 12

    politik nasional.21

    Dalam lingkungan non militer, konsep strategi telah

    diterapkan pada situasi-situasi yang benar-benar tanpa musuh. Ia berarti sebuah

    perencanaan, langkah, atau tindakan sadar menuju tercapainya sebuah tujuan.

    Di bidang pendidikan, kata strategi dapat diterapkan pada kegiatan mengajar

    guru.

    Strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activies designed to

    achieve a particular aducational goal.22

    Jadi dengan demikian strategi

    pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

    rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

    Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar

    untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses

    pembelajaran, pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi

    dan kondisi yang ada, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik siswa yang

    dihadapi dalam rangka mencapai tujuan belajar.23

    21

    Imam Asrori, Strategi Belajar Bahasa Arab Teori & Praktek, Malang: Misykat, 2011, 5.

    22

    Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:

    Kencana, 2007, 126.

    23

    Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Malang: UIN Maliki Press,

    2017, 9.

  • 13

    b. Naḥwu ṣaraf

    Naḥwu dari segi bahasa mempunyai beberapa makna, tetapi yang paling sering

    digunakan bermakna ُْبو ُهوُ contoh اْلِمْثُل والشَّ 24َسَعٍد نحو َسِعْيٍد أى ِمْثلُو وِشب ْ

    Sedangkan dari segi istilah Ahli Naḥwu:

    أَلنَّْحُو قَ َواِعٌد يُ ْعَرُف ِبَها ِصْيَغ ْالَكِلَماِت ْالَعَربَِيَة َوَأْحَولَُها ِحْيَن َأفْ َراُدَىا َوِحْيَن 25تَ رِْكْيِبوِ

    “Ilmu naḥwu adalah kaidah-kaidah untuk mengenal bentuk kata-kata dalam

    bahasa Arab serta kaidah-kaidahnya di kala berupa kata lepas dan di kala

    tersusun dalam kalimat”. Yakni ilmu untuk mengetahui hukum akhir dari suatu

    kata.

    ṣaraf atau taṣrīf dari segi bahasa artinya perubahan )26)تَ ْغِيْير dalilnya

    adalah firman Allah swt dalam QS. Al-Baqarah, 2:164;

    24

    Sayyid Ahmad al-Hashimy, Al-Qowā‟id al-Asāsiyyah li lughat al-„Arabiyyah, Beirūt: Dār al

    Kutub al „Ilmiyyah, 1354 H., 6.

    25

    Hifny Bik dkk, Qowā‟id al-Lughah al-„Arābiyyah, Surabaya: Bungkul Indah, 2005, 1.

    26

    Muhtarom Busyro, Sharaf Praktis Metode Krapyak, Jogyakarta: Menara Kudus, 2017, 21.

  • 14

    Artinya: “Dan pengisaran (perubahan) angin dan awan yang dikendalikan antara

    langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan

    kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”27

    Adapun dari segi istilah menurut ulama‟ ṣaraf:

    28َتْحِوْيل ْاألَ ْصِل ْالَواِحِد ِإلى أْمِثَلٍة ُمْخَتِلَفٍة ِلَمَعاٍن َمْقُصْوَدٍة ََلَتْحُصُل ِإَلَّ ِبَها

    “perubahan asal suatu kata kepada beberapa kata yang berbeda untuk mencapai

    arti yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai dengan perubahan tersebut.”

    Hubungan naḥwu dan ṣaraf tidak dapat dipisah-pisahkan dan keduanya

    saling berkaitan. Oleh karena itu para ahli bahasa Arab dahulu tidak memisahkan

    antara keduanya. Buku-buku nahwu dahulu sejak Imam Sibawaih senantiasa

    menjadikan naḥwu ṣaraf ke dalam satu ilmu.29

    Kedua ilmu tersebut di kalangan

    pondok disebut ilmu alat maksudnya alat untuk membaca kitab berbahasa Arab,

    sebagian ulama‟ mengatakan: ْرُف أُمُّ ْالُعُلْوِم َوالَّنْحُو أَبُ ْوَىا 30الصَّ (ilmu ṣaraf

    adalah ibu atau induk segala ilmu dan ilmu naḥwu adalah bapaknya).

    E. Metode Penelitian

    27

    al-Qur‟ān dan Terjemahnya, Madinah: Kompleks Percetakan al-Qur‟ān Raja Fadh, 1421 H., 40.

    28

    Abi Hasan al-Kailany, Sharah Li al-Taṣrif al‟Izzy, Semarang: Toha Putra, tt., 2.

    29

    Maksuddin, Strategi Pembelajaran Ilmu ṣaraf, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Al-„Arābiyyah

    Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, volume I, Nomor I, Agustus 2004.

    30

    Muhtarom Busyro, Sharaf Praktis Metode Krapyak, …., 22.

  • 15

    Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian lapangan (field

    research) dipadu dengan hasil dari penelitian kepustakaan (literer). Penelitian ini

    dalam penulisannya menggunakan jenis penelitian kualitatif-deskriptif dengan

    berdasarkan pendekatan metodologi pengajaran bahasa Arab. Beberapa

    pertimbangan dalam menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penyesuaian

    metode kualitatif lebih mudah ketika menghadapi data lapangan, menyajikan

    hubungan antara peneliti dan informan, metode kualitatif lebih peka terhadap setting

    penelitian.31

    Penelitian ini menggunakan pendekatan subjektif, dengan

    menyampaikan data-data yang diperoleh di lapangan melalui proses interaktif.

    1. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan wawancara

    mendalam (in-depth interviews).32

    Mencari data berupa catatan, foto, buku,

    majalah, artikel, dan sebagainya.33

    a. Observasi

    Observasi dilakukan untuk mengamati proses belajar dan mengajar (KBM).

    Secara detail observasi yaitu pengamatan yang didukung dengan pengumpulan

    dan pencatatan data secara sistematis terhadap obyek yang diteliti.34

    Observasi

    dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi atau data yang

    31

    Basrowi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, 26.

    32

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

    Bandung: Alfabeta, 2010, 305.

    33

    Surianto Rustan, “Lambang Olimpiade dan Kekayaan Makna”, UltiMart: Jurnal Ilmiah

    UltiMart, Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara, 2012, Volume V, No. 1, 70.

    34

    Winarno M, Pengantar Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bima Aksara, 1989, 165.

  • 16

    dibutuhkan dalam penelitian ini sehingga mendapatkan data yang akurat.

    Metode observasi yang penulis pilih lebih pada observasi sistematis karena

    perumusan masalah yang diteliti sudah dikhususkan35

    dengan beberapa alasan

    sebagai berikut:

    1) Observasi ini didasarkan pengamatan secara langsung yang merupakan

    metode yang tepat untuk menguji kebenaran data.

    2) Observasi memungkinkan kepada peneliti untuk mencatat peristiwa dalam

    situasi yang berkaitan dengan pengetahuan profesionalnya maupun

    pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Dalam penulisan tesis,

    observasi ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung pelaksanaan

    pembelajaran di MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad.

    b. Dokumentasi

    Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa: kurikulum, nilai, strategi

    dalam pembelajaran nahwu ṣaraf MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad

    serta data-data lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Metode dokumentasi

    yaitu metode penelitian yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

    berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

    legger, agenda, dan sebagainya.36

    35

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D…., 225.

    36

    Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, tt, 216.

  • 17

    c. Wawancara

    Wawancara dilakukan untuk memperoleh data pembelajaran naḥwu ṣaraf di

    MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad Bantul. Wawancara adalah proses

    tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, bertatap muka

    mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan.37

    Oleh

    karena itu penulis menyusun pedoman wawancara tentang pembelajaran naḥwu

    ṣaraf. Dalam hal ini pihak-pihak terkait, diantaranya adalah Kepala Madrasah,

    Wakil Kepala bagian Kurikulum, Guru bidang studi naḥwu ṣaraf, siswa kelas

    XII jurusan Agama dan Bahasa. Sedangkan keabsahan data, data yang

    diperoleh adalah valid dan reable.

    2. Teknik Analisis Data

    Analisa data dalam penelitian adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan

    data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

    tema dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.38

    Teknik analisa yang digunakan adalah deskripsi analisis.

    Data yang telah terhimpun kemudian diklarifikasi untuk dianalisa

    menggunakan pendekatan analisa induktif yaitu berangkat dari fakta-fakta yang

    37

    Sutrisno Hadi, Metode Penelitian Research, Cet. XXII, Yogyakarta: Andi Offset, 1995, 192.

    38

    Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta:

    Erlangga, 2002, 145.

  • 18

    khusus, peristiwa-peristiwa yang komplit, kemudian dari fakta-fakta yang khusus

    konkret itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.39

    Selanjutnya teknik analisa data menggunakan analisa interaktif yaitu dengan

    tiga jenis kegiatan: reduksi data, penyajian data, dan penarikan

    kesimpulan/verifikasi sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum,

    selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar.40

    Alur pertama merupakan reduksi data (data reduction), merupakan kegiatan

    pemilihan, pemilahan, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang berasal

    dari lapangan. Reduksi data berlangsung selama proses penelitian sampai

    tersusunnya laporan akhir penelitian. Sejak tahap ini analisa data sudah

    dilaksanakan karena reduksi data merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

    analisa data.

    Alur kedua adalah penyajian data (data display). Dalam penyajian data ini

    seluruh data-data di lapangan berupa dokumentasi, hasil wawancara dan observasi

    akan dianalisis sehingga akan memunculkan deskripsi tentang pelaksanaan

    strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad.

    Alur ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi (Condusion

    drawing/verification). Pada tahap ini penulis menarik kesimpulan dan verifikasi

    dari semua kumpulan makna setiap katagori. Peneliti berusaha mencari makna

    39

    Sutrisno Hadi, Metode Penelitian Research,…., 42.

    40

    Tjetjep Rohendi Rohidi, Analisa Data Kualitatif, Jakarta: UI Press, 1992, 19.

  • 19

    esensial dari setiap tema yang disajikan dalam teks naratif yang berupa fokus

    penelitian. Selanjutnya ditarik untuk masing-masing fokus tersebut, tetapi dalam

    suatu kerangka yang bersifat komprehensif. Sedang tempat penelitian ini

    dilaksanakan di MA ALMA PP Krapyak Yogyakarta dan MA PP Al Imdad

    Bantul.

    Para informan dalam penelitian ini adalah:

    1. Kepala MA ALMA dan Kepala MA Unggulan Al-Imdad.

    2. Wakil Kepala bagian kurikulum MA ALMA dan Wakil Kepala bagian

    kurikulum MA Unggulan Al-Imdad.

    3. Guru mata pelajaran naḥwu ṣaraf MA ALMA dan Guru mata

    pelajaran naḥwu ṣaraf MA Unggulan Al-Imdad.

    4. Para siswa kelas XII jurusan Agama dan Bahasa MA ALMA dan MA

    Unggulan Al-Imdad.

    Penentuan informan dilakukan dengan teknik criterion based selection

    maksudnya bahwa peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui

    permasalahan yang dikaji.41

    Teknik ini dilakukan dengan mengambil orang-orang

    yang diketahui mempunyai pengetahuan, pengalaman, dan memahami

    permasalahan tentang pelaksanaan strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA

    ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad.

    41

    H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS, 1996, 138.

  • 20

    F. Sistematika Penulisan

    Bab I berisi tentang pendahuluan, pada bab ini dipaparkan latar belakang, rumusan

    masalah, signifikansi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian,

    dan sistematika penulisan. Bab II menjelaskan strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di

    MA Ali Maksum Krapyak dan MA Unggulan Al-Imdad Bantul. Bab III adalah hasil

    strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Ali Maksum Krapyak dan MA Unggulan

    Al-Imdad Bantul.

    Bab IV tentang kelebihan dan kelemahan strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di

    MA Ali Maksum Krapyak dan MA Unggulan Al-Imdad Bantul sekaligus analisis.

    Bab V penutup. Penutup ini terdiri dari simpulan atas hasil pembahasan dan saran-

    saran yang didasarkan pada hasil analisis.

  • 21

    BAB II

    STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ṣARAF DI MA ALI MAKSUM

    KRAPYAK DAN MA UNGGULAN AL-IMDAD BANTUL

    A. Kedudukan Ilmu Naḥwu ṣaraf

    Posisi ilmu naḥwu ṣaraf di dalam khasanah Islam tidak dapat dipungkiri lagi

    eksistensinya dan merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran bahasa

    Arab/ulūm al lughah )ُعُلوُم الُّلَغة(. Di kalangan pesantren terkenal disebut ilmu alat.

    (MB, 09 Agustus pukul 18.30 WIB di ndalemnya MB, PP Krapyak Yogyakarta).

    Karena tidak mungkin orang menggali hukum (istimbat hukum) tanpa menguasai

    ilmu naḥwu ṣaraf, sesuai kaidah uṣul fiqh:42

    َماَل يَِتمُّ َواجٌب ِإَلَّ بِِو فَ ُهَو َواجبٌ “Suatu kewajiban tidak menjadi sempurna tanpa adanya hal lain yang menjadi

    pendukungnya, maka hal lain tersebut menjadi wajib”

    Hal ini didukung kaidah uṣul fiqh lainnya43

    :

    ْيِء َأْمٌر ِبَوَسآ ئِِلوِ ْاأَلْمُر بِالشَّ“Perintah untuk melakukan sesuatu berarti juga perintah untuk menyediakan sarananya”

    42

    Muhammad Abu Zahrah, Uṣul al Fiqh, Lubnān: Dār al-Fikr al-Araby, 1958, 179.

    43

    Muhammad Abu Zahrah,…., 180.

  • 22

    Maka sebagian ulama berpendapat bahwa mempelajarinya untuk tujuan

    mendalami al-Qur‟ān dan al-Hadīth yang nota bene berbahasa Arab hukumnya farḍu

    „ain (kewajiban individu). Sedangkan posisi ilmu naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-

    Imdad adalah sebagai ilmu, jadi pembelajaran naḥwu ṣaraf penekanannya pada

    pemahaman yang basicnya pada teks/kitab. (HS. 06 Agustus 2018 pukul 08.12 WIB

    di ndalemnya HS. PP Al-Imdad komplek 2)

    B. Kurikulum Pembelajaran Naḥwu ṣaraf

    Dalam rangka mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu tersebut, diperlukan

    suatu Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pemerintah dalam hal ini Menteri

    Pendidikan Nasional mengeluarkan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP, bab IV

    Standar Proses Pasal 19 menyatakan sebagai berikut: “Proses Pembelajaran pada

    satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

    menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

    ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

    minat, dan perkembangan fisik serta psikologis pesertta didik”44

    Mata pelajaran naḥwu ṣaraf yang diajarkan di MA ALMA termasuk dalam

    kurikulum Kepesantrenan (muatan lokal) dan merupakan mata pelajaran pokok yang

    harus dikuasai siswa. Selain nahwu ṣaraf, ada beberapa mata pelajaran lainnya yang

    termasuk dalam kurikulum Kepesantrenan, yaitu bahasa Arab, mumārosah, uṣul fiqh,

    44

    UU RI Nomor 14 Tahun 2005 dan PP RI Nomor 74 Tahun 2008, Bandung: Citra Umbara, 2010,

    151.

  • 23

    balāgah, alfiyyah, tarīkh tashri‟, qowā‟idul fiqh, qirā‟ah al kutub, farā‟id. (YH, 03

    Agustus 2018 pukul 09.00 WIB di Kantor MA ALMA).

    Kurikulum Naḥwu ṣaraf MA Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019

    Kelas X

    NO. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

    01 Memahami kosa kata bahasa

    Arab melalui taṣrifan secara

    iṣtilaḥy dan lughawy.

    1. Menjelaskan pengertian ilmu ṣaraf.

    2. Menjelaskan pembagian bina‟ dan pembagian

    fi‟il kepada mujarrad dan mazid.

    02 Memahami kosa kata bahasa

    Arab melalui taṣrifan secara

    ishtilahy dan lughawy, serta

    mampu mengaplikasikan dalam

    menyusun kalimat berbahasa

    Arab.

    1. Memahami fi‟il (kata kerja) Thulathi Mujarrad.

    2. Mengaplikasikan dalam menyusun kalimat berbahasa

    Arab baik secara lisan maupun

    tertulis.

    3. Memahami fi‟il (kata kerja) mazid bi harf, bi harfain, dan bi

    thalathati ahruf.

    Kelas XII

    01 Memahami kosa kata

    bahasa Arab melalui

    taṣrifan secara iṣtilahy

    dan lughawy, serta

    mampu mengaplikasikan

    dalam menyusun kalimat

    berbahasa Arab.

    1. Menjelaskan fi‟il (kata kerja) yang mendapat tambahan satu huruf.

    2. Menjelaskan fi‟il (kata kerja) mabni majhul dan mengaplikasikannya ke dalam kalimat

    berbahasa Arab secara lisan maupun tulisan.

    3. Menjelaskan kaidah idgham, ibdal, dan i‟lāl.

    Kurikulum mata pelajaran ṣaraf di atas, masih bersifat abstrak dan perlu

    dijabarkan kembali ke dalam silabus dan RPP secara lebih mendetail dan konkret,

    sehingga hasilnya bisa diukur (dievaluasi) melalui indikator tertentu yang muncul

  • 24

    dari perubahan sikap peserta didik. (MB, 10 Agustus pukul 18.45 WIB di ndalemnya

    MB, PP Krapyak Yogyakarta).

    Sedangkan mata pelajaran naḥwu ṣaraf yang diajarkan di MA Unggulan Al-

    Imdad merupakan kurikulum Kepesantrenan, yang dikemas dalam mata pelajaran

    naḥwu ṣaraf, matrikulasi (Bahasa Arab), dan pembelajaran yang menggunakan kitab

    semua melibatkan naḥwu ṣaraf. (HS. 06 Agustus 2018 pukul 08.12 WIB di

    ndalemnya HS. PP Al-Imdad komplek 2)

    Kurikulum Naḥwu ṣaraf MA Unggulan Al-Imdad Pondok Pesantren Al-Imdad Tahun Ajaran 2018/2019

    MURĀJA’AH I

    1. Bacalah teks berikut ini dengan benar kemudian terjemahkan ke dalam bahasa

    Indonesia!

    بسم اهلل الّرحمن الّرحيم. ألحمد هلل رب العالمين. وصّلى اهلل على سّيدنا محّمد الّنبّي وآلو الطّا ىرين وصحابتو أجمعين.

    قال القاضي أبو شجاع أحمد بن الحسين بن أحمد األصفهانّي رحمو اهلل تعالى : ا في الفقو على أن أعمل مختصر -حفظهم اهلل تعالى -سألني بعض األصدقاء

    في غاية اإلختصر ونهاية –رحمة اهلل تعالى عليو ورضوانو -مذىب إمام الّشافعي اإليجاز , ليقرب على المتعّلم درسو ويسهل على المبتدئ حفظو , وأن أكثر فيو

    من الّتقسيمات وحصر الخصال.واب. إنّو على ما فأجبتو إلى ذالك طالبا للّثواب راغبا إلى اهلل تعالى في الّتوفيق للصّ

    يشاء قدير وبعباده لطيف خبير. كتاب الّطهارة

  • 25

    أنواع المياهالمياه الّتي يجوز بها الّتطهير سبع مياه: ماء السماء وماء البحر و ماء النهر و ماء البئر

    و ماء العين و ماء الثلج و ماء البرد.2. Sebutkan kata penghubung (huruf) yang ada pada teks di atas!

    3. Sebutkan isim dhamīr (kata ganti orang) yang ada pada teks di atas!

    4. Sebutkan struktur kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tertulis seperti

    satu kata, kemudian uraikan struktur kata tersebut!

    5. Sebutkan fi‟il yang ada pada teks di atas!

    6. Sebutkan isim yang akhirnya ditanwin yang ada pada teks di atas!

    7. Sebutkan isim yang berupa nama diri yang ada pada teks di atas!

    8. Dari teks di atas, sebutkan isim yang diberi kata sandang أل, pisahkan nama isim

    yang menggunakan أل َقَمرِيَة dan mana isim yang menggunakan ْمِسَية أل الشَّ ! 9. Sebutkan struktur jar + majrūr yang ada pada teks di atas!

    10. Sebutkan ha‟ dhamīr ghaib mufrad mudhakkar yang tersambung dengan kata

    sebelumnya yang ada pada teks di atas kemudian jelaskan kenapa ha‟ dhamīr

    ghaib mufrad mudhakkar itu berharakat ḍammah atau kasrah!

    11. Sebutkan isim nakirah dan isim ma‟rifah yang ada pada teks di atas!

    12. Sebutkan struktur iẓāfah yang ada pada teks di atas!

    Sebelum lancar membaca dan menerjemahkan teks pada murāja‟ah ini, serta

    sebelum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan benar sebaiknya

  • 26

    tidak meneruskan ke pelajaran 6 dulu. (HS. 06 Agustus 2018 pukul 08.19 WIB di

    ndalemnya HS PP Al-Imdad komplek 2).

    C. Penerapan Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf

    Secara oprasional, strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf dapat dikelompokkan menjadi

    dua komponen dasar, yaitu kelompok manusia yang meliputi guru dan siswa, dan

    kelompok non manusia yang meliputi tujuan pembelajaran naḥwu ṣaraf, materi/bahan

    ajarnya, metode pembelajarannya, media pembelajarannya. Komponen-komponen

    tersebut tertuang dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) naḥwu

    ṣaraf, serta tolak ukur penilaian sebagai acuan untuk mengevaluasi hasil

    pembelajaran naḥwu ṣaraf. (HM, 02 Agustus 2018 pukul 19.30 WIB di ndalemnya

    Hm PP Krapyak Yogyakarta).

    Strategi pembelajaran tidak lain adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan

    untuk mencapai sasaran khusus.45

    Oleh karena itu, untuk mengetahui tentang

    penerapan strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA meliputi empat langkah

    yaitu pertama, mengidentifikasi (identify), menetapkan spesifikasi dan kualifikasi

    hasil (out put) yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha dalam pembelajaran

    naḥwu ṣaraf, kedua, mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama

    pembelajaran naḥwu ṣaraf, ketiga, mempertimbangkan dan menetapkan langkah-

    langkah yang akan ditempuh dalam pembelajaran naḥwu ṣaraf, keempat,

    45

    Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990, 859.

  • 27

    mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur sebagai acuan dalam

    evaluasi/penilaian hasil usaha pembelajaran naḥwu ṣaraf. (MB, 09 Agustus pukul

    18.30 WIB di ndalemnya MB, PP Krapyak Yogyakarta).

    Sedangkan di MA Unggulan Al-Imdad pembelajaran naḥwu ṣaraf berbasis pada

    teks, yaitu teks ini diajarkan dan kaidah yang dibutuhkan itu apa yang sesuai.

    Sorogan setiap pagi bersama-sama membaca walaupun ada yang masih salah

    bacanya. Pembelajarannya berlangsung di kelas dan di luar kelas/di ndalemnya

    pengasuh. Matrikulasi yang sekarang baru diujicobakan untuk semua peserta didik,

    yaitu 1. Bagi yang sudah mampu membaca Arab, 2. Bagi yang sudah lancar membaca

    Arab. (HS. 06 Agustus 2018 pukul 08.19 WIB di ndalemnya HS PP Al-Imdad

    komplek 2).

    D. Materi Kitab Naḥwu ṣaraf

    Kitab naḥwu yang menjadi sumber primer di MA ALMA adalah Matan Al-

    Ājurūmiyah, karya Imam Sanhaji. Adapun ṣaraf, sumber primernya ṣaraf praktis

    metode Krapyak yang disusun oleh Bapak Muhtarom Busyro. Metode yang paling

    sesuai adalah metode deduktif yaitu model pengajaran dengan menyajikan hal-hal

    umum sampai pada yang khusus. (HM, 02 Agustus 2018 pukul 19.30 WIB di

    ndalemnya Hm PP Krapyak Yogyakarta).

    Sedangkan kitab naḥwu ṣaraf yang menjadi sumber di MA Unggulan Al-Imdad

    adalah kitab naḥwu ṣaraf pegangan guru dan kitab naḥwu ṣaraf pegangan murid,

    serta buku yang berjudul Cara Cepat Bisa Baca Kitab METODE 33, disusun oleh

  • 28

    Bapak Habib A. Syakur. Selain itu juga kaidah-kaidah yang sesuai dengan teks, jadi

    bisa mengambil/mencuplik kaidah-kaidah dari berbagai macam kitab-kitab naḥwu

    ṣaraf yang sesuai dengan teks yang dipelajari. (HS 06 Agustus 2018 pukul 08.35

    WIB di ndalemnya HS. PP Al-Imdad komplek 2).

    Bahwa strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA adalah bahwa guru

    mampu menjadikan peserta didik mampu membaca, memahami kitab berbahasa

    Arab, dan juga peserta didik bisa mahir berbahasa Arab. Sedangkan strategi

    pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad adalah pembelajaran naḥwu

    ṣaraf inovatif, yang artinya terus dikembangkan cara untuk peserta didik mampu

    membaca, memahami kitab dengan menerapakan kaidah-kaidah yang sesuai teks.

  • 29

    BAB III

    HASIL STRATEGI PEMBELAJARAN NAHWU ṣARAF DI MA

    ALI MAKSUM KRAPYAK DAN MA UNGGULAN AL-IMDAD BANTUL

    A. Hasil Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf

    Hasil strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA adalah 1. Evaluasi

    Pembelajaran naḥwu ṣaraf. Evaluasi merupakan bagian integral dari sistem

    pembelajaran naḥwu ṣaraf. 2. Fungsi evaluasi pembelajaran naḥwu ṣaraf.

    Memberikan umpan balik (feedback), menentukan hasil kemajuan belajar siswa

    (pelaporan), penempatan siswa dalam situasi belajar yang tepat, mengenal latar

    belakang psikologis, fisik, dan lingkungan siswa terutama yang mengalami kesulitan

    belajar (diagnosis). (MB, 19 Agustus pukul 18.45 WIB di ndalemnya MB, PP

    Krapyak Yogyakarta).

    Sedangkan hasil strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad

    adalah: 1. Bahwa strategi pembelajarannya menentukan hasil kemajuan belajar siswa

    tentang memahami teks/kitab. 2. Bisa menyebutkan setiap status kata (naḥwu ṣaraf).

    3. Walaupun dalam kompetensi yang ketat, siswa bisa tetap merasakan strategi

    pembelajarannya mudah dan menyenangkan, karena pembelajaran yang di

    ndalemnya Yai ba‟da subuh, situasi dan kondisi peserta didik masih fresh.

    (observasi, 20 Agustus pukul 06.00 WIB di ndalemnya HS PP Al-Imdad komplek 2).

  • 30

    B. Kegiatan Pendampingan di MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad untuk

    Mendukung Sukses Belajar

    1. Bimbingan Belajar (BIMBEL) khusus kelas XII. Prakteknya BIMBEL itu

    dilaksanakan kalau sudah menjelang ujian Nasional, dan BIMBEL ini hanya bagi

    anak-anak yang kelas XII dalam persiapan mengadapi ujian. Sedangkan

    Mentornya adalah guru MA Ali Maksum, pemandu les atau program.

    2. Klinik belajar bagi yang tertinggal dalam penguasaan pelajaran

    3. Akselerasi, bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih diatas rata-rata

    4. Matrikulasi, pensetaraan penguasaan ilmu membaca kitab kuning

    5. Pengajian asrama diadakan oleh pendamping asrama terhadap anak asuhnya.

    (HM, 02 Agustus 2018 pukul 19.30 WIB di ndalemnya Hm PP Krapyak

    Yogyakarta dan (HS. 06 Agustus 2018 pukul 08. 30 WIB di ndalemnya HS PP Al-

    Imdad komplek 2).

    Strategi pembelajaran nahwu ṣaraf juga terdiri atas beberapa komponen pokok

    strategi yang saling berkaitan. Apabila komponen-komponen tersebut relevan dan

    berkaitan dengan baik, maka suatu pembelajaran akan dapat dipastikan berhasil

    dalam mencapai tujuan.

  • 31

    BAB IV

    KELEBIHAN DAN KELEMAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN

    NAHWU ṣARAF DI MA ALI MAKSUM KRAPYAK DAN MA UNGGULAN

    AL-IMDAD BANTUL SERTA ANALISIS

    A. Kelebihan Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf

    1. Memotivasi siswa dengan mauiẓah ḥasanah yang berupa kalam

    hikmah (kata mutiara) atau bait shi‟ir bahasa Arab. Secara psikis tentu akan

    membawa pengaruh positif dalam memotivasi siswa untuk mempelajari ilmu.

    2. Strategi memori (menghafal). Memanfaatkan representasi bunyi

    semacam ini, makna kata dapat tertanam kuat di dalam memori sekaligus mudah

    untuk dipanggil kembali.

    3. Pengembangan materi sesuai kebutuhan. Dengan materi yang relevan,

    siswa akan lebih beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Hal

    ini sesuai dengan prinsip pembelajaran pragmatis, di mana tidak semua yang ada

    diajarkan begitu saja, akan tetapi terlebih dahulu dipilih mana yang sesuai dengan

    kebutuhan siswa.

    4. Problematika siswa. Strategi ini merupakan solusi terhadap problem

    atau kesulitan yang dihadapi siswa, untuk mengakomodasi kebutuhan dan harapan

    seluruh siswa, karena memberi peluang kepada siswa untuk menanyakan hal-hal

    yang belum dimengerti atau kesulitan dari pelajaran naḥwu ṣaraf.

  • 32

    B. Kelemahan Strategi Pembelajaran Naḥwu ṣaraf

    1. Membaca teks kitab kuning (qirāatul kutub). Guru hanya sebagai fasilitator, jadi

    seandainya ada siswa dalam membaca teks ada kesalahan maka yang

    membetulkan hanya teman yang sudah mampu/mumpuni baca kitabnya.

    2. Mengi‟rāb (istilah dalam ilmu naḥwu) dan Mengi‟lāl (istilah dalam ilmu ṣaraf)

    yang artinya adalah mengurai susunan kata. Aktivitas belajar siswa dilakukan

    secara individu, jadi siswa tidak berlatih sendiri maka dipastikan siswa tidak

    mampu Mengi‟rāb dan Mengi‟lāl.

    3. Muḥādathah/diskusi, tujuannya para siswa dapat menggunakan bahasa Arab

    dengan baik dan benar, baik lisan maupun tulisan (imla‟/insha‟). Diskusi kelas

    kadangkala dihadapkan pada kebungkaman yang tidak menyenangkan, karena

    siswa tidak tahu siapa yang berani berbicara duluan.

    Sedangkan solusi dari kelemahan strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf adalah

    apabila ada peserta didik dalam pembelajarannya dengan inovasi strategi, bimbingan

    secara terus-menerus tetapi masih ada kesalahan dalam membaca atau menterjemah

    teks, maka guru terus berinovasi dalam pembelajaran tersebut, sehingga siswa tidak

    jenuh walaupun belum maksimal dalam pemahamannya.

  • 33

    C. Analisis

    Berdasarkan hasil penelitian, secara global macam-macam strategi pembelajaran

    naḥwu ṣaraf di MA ALMA, agar pembelajaran lebih bermakna, efektif, dan aplikatif

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Membaca teks kitab kuning (qirāat al kutub). Metode membaca teks kitab ala

    pesantren yang dikenal dengan metode sorogan. Contoh46

    :

    ُة َوْالَواُو َوْاألِلُف َوالنُّوُن( يَ ْعِني أّن الَكِلَمَة يُ ْعَرُف رَفَ َعَها )لِلَّر ْفِع َأْرَبُع َعاَلَماٍت الَضمَِّة َأوِاْلَواِو ُة َنْحُو َجآَء ُمْسِلٌم َفُمْسِلٌم َمْرفُ ْوٌع بِالضَّمَّ ِبَواِحٍد ِمْن َأرَْبِع َعاَلَماٍت َأمَّا الَضمَّ

    أَبُ ْوَك َوْالُمْسِلُموَن َفاِعٌل َمْرفُ ْوٌع بِاْلَواِو َأوِاألِلِف َنْحُو َكَتَب ْالُمْسِلَماِن َنْحُو َجآَء أَبُ ْوَك فَ َفْالُمْسِلَماِن َمْرفُ ْوٌع بِْاألِلِف أوِالنُّوِن َنْحُو َيْضرِبَاِن فَيْضرِبَاِن ِفْعٌل ُمَضارٌِع َمْرفُ ْوٌع بِثُُبوِت

    ْوِن. الن ُّ

    Strategi pembelajaran ini melibatkan proses belajar satu kelas dipandu guru untuk

    menstimulasi seluruh siswa.

    2. Mengi‟rāb (istilah dalam ilmu naḥwu) dan Mengi‟lāl (istilah dalam ilmu ṣaraf)

    yang artinya adalah mengurai susunan kata.

    Contoh mengi‟rāb47

    :

    ِة أِلَنَُّو ُمثَ نَّى ْالِهْنَداِن َضَربَ َتا َوإعْ َرابُُو اْلِهْنَداِن ُمْبَتَدٌأ َمْرُفوٌع بِاأْلِلِف نَِيابٌَة َعِن الضَّمََّوَضَربَ َتا ِفْعُل َمٍاض َمْبِنيٌّ َعلى اْلَفْتِح َوالتَّاُء َعالَمُة التَّأنِْيِث وََكاَنت الَحرََكُة فَ ْتَحًة

    46

    Syarah Muhktashar Jiddan, Kudus: PT. Menara Kudus, tt, 6.

    47

    Syarah Al-Kafrawy „ala Matni Al-Âjurûmiyah, Bandung : PT Ma‟arif ,tt, 60.

  • 34

    ٌر بَ ُكْوِن فى َمَحلِّ رَْفٍع َوْالُجْمَلُة َخبَ ٌر ِلُمَناَسَبِة ْاألِلِف َوْاألِلُف َضِمي ْ ارٌِز َمْبِنيٌّ َعَلى السُّ ُمْبَتَدأٌ.

    Contoh Mengi‟lāl48

    :

    أَمَن أَْأَمَن َعَلى َوْزِن َأفْ َعَل إْجَتَمَعت الَهْمَزتَاِن ِفى َكِلَمٍة َواِحَدٍة ثَانَِيِتِهَما َساِكَنٍة َفأُْبِدَلت َلَها َفَصاَر أَمَن. الثَّانَِيُة ألِفاً ِلُسُكوْ ِنهاَ َواْنِفَتاِح َماقَ ب ْ

    Strategi pembelajaran ini merupakan kegiatan mandiri. Artinya siswa belajar

    aktif secara individu, dan untuk memonitor sejauh mana pemahaman siswa dalam

    materi naḥwu ṣaraf baik dari segi teori dan prakteknya. 3. Muḥadathah/diskusi, tujuannya para siswa dapat menggunakan bahasa Arab dengan baik dan benar,

    baik lisan maupun tulisan (imla‟/insha‟). 4. Strategi memori (menghafal). Dengan

    memanfaatkan representasi bunyi semacam ini, makna kata dapat tertanam kuat di

    dalam memori sekaligus mudah untuk dipanggil kembali. 5. Permainan dengan

    bersandiwara. 6. Strategi pembelajaran dengan metode game (permainan bahasa).

    Contoh,

    ( قَ َرأَ 5( تَاَب 4( قال 3 ( َكاَن 2( َكَتَب 1 Kata-kata tersebut diajukan beberapa pertanyaan, diantanya: fi‟ilnya apa?,

    apa maknanya?, bagaimana taṣrīfannya?. Bentuk permainan tersebut siswa lebih

    48

    Muhtarom Busyro, Sharaf Praktis Metode Krapyak, Jogyakarta: Menara Kudus, 2017, 200.

  • 35

    menaruh perhatian serta pembelajaran lebih menarik dan tidak menjemukan.

    Contoh:

    تَاَب يَ تُ ْوُب ُتْب تَ ْوبًا تَاِئٌب َمتُ ْوٌب َمَتاٌب َمَتابٌ : تَاَب Fi‟il maḍi,maknanya: telah bertaubat : تَابَ Fi‟il muḍori‟, maknanya: sedang atau akan bertaubat : يَ تُ ْوبُ Fi‟il amar, maknanya: taubatlah : ُتبْ Masdar, maknanya: pertaubatan : تَ ْوبًا Isim fa‟il, maknanya: yang bertaubat : تَاِئبٌ Isim maf‟ul, maknanya: yang ditaubati : َمتُ ْوبٌ Isim zaman, maknanya: waktu bertaubat : َمَتابٌ Isim makan, maknanya: tempat bertaubat : َمَتابٌ 7. Pengembangan materi sesuai kebutuhan. 8. Strategi pembelajaran kelompok

    (kooperative learning). Guru di sini hanya sebagai fasilitator atau mediator,

    sedangkan murid dituntut untuk aktif. 9. Pemberian hadiah/sanksi. 10.

    Memotivasi siswa dengan mauiẓah ḥasanah yang berupa kalam hikmah (kata

    mutiara) atau bait shi‟ir bahasa Arab. Contoh al-Hadîts49

    :

    َما َخاَب َمِن اْسَتَخاَر َوََل َنَداَم َمِن اْسَتَشاَر

    49

    Sulaiman bin Ahmad Al-Tabrāni, Mu‟jam as Sagir, Beirūt: Dār el Ma‟arif, 1985, 175.

  • 36

    Contoh kata mutiara50

    :

    أُْنُظْر َما َقاَل َوََل تَ ْنُظْر َمْن َقاَل Kalam hikmah tersebut, kemudian ditulis di papan tulis, kemudian

    dihafalkan bersama-sama dan dianalisis secara mendetail dari berbagai aspek,

    misalnya: terjemahnya, tafhimnya/pemahaman kandungan makna, naḥwu

    ṣarafnya (tata bahasa) seperti di atas, sedangkan secara psikis kata mutiara itu

    tentu akan membawa pengaruh positif dalam memotivasi untuk mempelajari

    ilmu.11. Problematika siswa. 12. Penarikan kesimpulan. Contoh: jumlah ismiyah

    (mubtadā‟ khabar)

    ٌد ِفى ْالَفْصلِ ُمَحمَّ

    13. Menganalisa kesalahan. 14. Memilih atau mengoreksi susunan kata.

    Dari uraian tersebut, strategi pembelajaran di MA ALMA Krapyak ada 14

    macam, dengan perincian: 8 strategi sudah sesuai dengan teori strategi pembelajaran.

    Adapun yang 6 strategi adalah pengembangan yang bersifat lokalitas dan kreativitas

    dari guru MA ALMA Krapyak. Yaitu: mengi‟rāb, mengi‟lāl, muḥadathah,

    menghafal, pemberian hadiah atau sanksi, problematika siswa, mengoreksi susunan

    kata.

    Strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad itu lebih

    menekankan inovasi strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf, agar peserta didik mampu

    50

    Fuad Syaifuddin Nur, Mahfuzhat Bunga Rampai Peribahasa Arab, Jakarta: PT Rene Asia

    Publika, 2011, 250.

  • 37

    membaca kitab atau teks yang sesuai dengan kebutuhannya. Secara global

    pembelajarannya menekankan: 1. Informasi dalam teks/kitab bisa tercover semua, 2.

    Peserta didik mampu menyebutkan setiap status kata (naḥwu ṣaraf, contoh sebagai

    mubtadā‟, atau khabar, atau sebagai na‟at, dan sebagainya), 3. Mampu

    menterjemahkan dengan baik dan benar.

    Dari paparan diatas bahwa strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA

    Krapyak adalah naḥwu ṣaraf sebagai alat, yakni

    1. Sebagai alat untuk membaca teks kitab.

    2. Merupakan alat atau kunci untuk memahami isi dari teks-teks Arab, terutama yang

    berkaitan dengan ilmu agama Islam

    3. Merupakan alat atau kunci untuk memahami cakrawala Islam.

    Sedangkan strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad adalah

    naḥwu ṣaraf sebagai ilmu, yakni:

    1. Sudah terealisir secara sistematis (berbasik teks dengan penerapan kaidah-

    kaidah yang sesuai).

    2. Mempelajari perubahan bentuk kata dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya

    Hasil dan efektivitas strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA dan MA

    Unggulan Al-Imdad adalah untuk menjadikan peserta didik mampu memahami al-

    Qur‟ān dan kitab-kitab gundul/kuning serta mampu merterjemahkan dengan baik juga

    benar, sebagai aplikasi pembelajaran yang bisa diterapkan dalam kehidupan demi

    kemashlahatan umat, dan perwujudan Islam Rahmat al-‟ālamīn.

  • 38

    BAB V

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan data hasil penelitian adalah bahwa

    strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA meliputi empat langkah: 1.

    mengidentifikasi, 2. mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama

    pembelajaran 3. mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah yang akan

    ditempuh dalam pembelajaran 4. mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur

    sebagai acuan dalam evaluasi hasil usaha pembelajaran. Sedangkan strategi

    pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad Sorogan Pembelajarannya

    berlangsung di kelas dan di luar kelas/di ndalemnya pengasuh. Matrikulasi yang

    sekarang baru diujicobakan untuk semua peserta didik.

    Hasil strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA ALMA adalah dengan

    mengevaluasi pembelajaran naḥwu ṣaraf sebagai fungsi memberikan umpan balik

    (feedback), menentukan hasil kemajuan belajar siswa, penempatan siswa dalam

    situasi belajar yang tepat, mengenal latar belakang psikologis, fisik, dan lingkungan

    siswa terutama yang mengalami kesulitan belajar (diagnosis). Sedangkan hasil

    strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf di MA Unggulan Al-Imdad adalah menentukan

    hasil kemajuan belajar siswa tentang memahami teks/kitab, bisa menyebutkan setiap

    status kata (naḥwu ṣaraf). Strategi pembelajarannya mudah dan menyenangkan.

  • 39

    Kelebihannya adalah strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf nya bisa mudah

    dipahami peserta didik. Kelemahan dari strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf adalah

    dalam pemberian sanksi, biasanya guru memberi tugas lebih banyak, sehingga peserta

    didik kurang waktu untuk menyelesaikannya, dan sebagai solusinya adalah ada

    tambahan waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan bimbingan dari

    pembimbing masing-masing peserta didik dalam pondok pesantren.

    B. Saran-saran

    1. Kepada Kepala MA Ali Maksum dan Kepala MA

    Unggulan Al-Imdad

    Sebagai supervisor harus selalu mengontrol, memotivasi, serta dukungan kepada

    para ustad untuk selalu membuat strategi pembelajaran naḥwu ṣaraf yang aktif,

    inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

    2. Kepada Guru MA Ali Maksum dan Guru MA Unggulan Al-Imdad

    Hendaknya para ustad dalam pembelajaran naḥwu ṣaraf menerapkan strategi

    pembelajaran bahasa Arab yang variatif serta disesuaikan dengan kondisi dan

    lingkungan santri, supaya tidak membosankan siswa.

    3. KEMENAG/Direktur Madrasah

    Diharapkan pembelajaran naḥwu ṣaraf dimasukkan dalam kurikulum nasional,

    karena selama ini termasuk dalam kurikulum kepesantrenan. Diharapkan yang

    sekolah di MAN juga mendapat materi tersebut, supaya ada manajemen yang

  • 40

    bagus yang bisa menyatukan program dan tujuan madrasah serta pondok pesantren

    yang sinergi untuk memajukan dua lembaga secara bersama.

    4. Pemerhati Pendidikan

    Bagi pemerhati pendidikan supaya menginspirasi bagaimana terciptanya

    kolaborasi multisektor dan multiaktor dalam pemberdayaan dan peningkatan daya

    saing madrasah di era modern, termasuk salah satunya adalah bagaimana alumni

    bisa berbahasa Arab dengan baik dan benar termasuk dengan adanya pembelajaran

    naḥwu ṣaraf disetiap MA yang berbasis pesantren dan MAN.

  • 41

    DAFTAR PUSTAKA

    al-Qur‟ān dan Terjemahnya, Madīnah: Kompleks Percetakan al-Qur‟ān Raja Fadh,

    1421 H.

    Abu Shalih, Badrudin. Al Madkhal Ilā al Lughah al-‟Arabiyyah. Lubnān: Dār al

    Sharq al ‟Araby, 1991.

    Al-Tabrāni, Sulaiman bin Ahmad. Mu‟jam as ṣagir. Beirūt: Dār el Ma‟arif, 1985.

    Al-Ta‟rib, Pesantren Tradisional Sebagai Basis Pembelajaran Naḥwu Dan ṣaraf

    Dengan Menggunakan Kitab Kuning, “Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan

    Kebahasaaraban”, Volume 6, Nomor 1( 2018), 3.

    Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta, tt.

    As-Sakandary, Ibnu Athaillah. Al-Hikam. Jeddah: Al-Haramaini, tt.

    Basrowi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

    Bik, Hifny, dkk. Qowā‟id al-Lughah al-„Arabiyyah. Surabaya: Bungkul Indah, 2005.

    Busyro, Muhtarom. Sharaf Praktis Metode Krapyak. Jogjakarta: Menara Kudus,

    2017.

    Chusna, Ali‟ul, “Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Multimedia (Studi Eksperimen

    di MAN Kunir Wonodadi Blitar)” UIN Sunan Kalijaga, 2010.

    Dawam, Ainurrafiq & Ta‟arifin, Ahmad. Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren.

    Yogyakarta: Listafariska Putra, tt.

    Departemen Agama. Kegiatan Pembelajaran bahasa Arab. Jakarta: Dirjen

    Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam

    pada Sekolah Umum, 2003.

    Hadi, Sutrisno. Metode Penelitian Research. Cet. XXII, Yogyakarta: Andi Offset,

    1995.

    Hasyimy, Sayyid Ahmad. Al-Qawā‟id al-Asāsiyyah li al-lughah al-„Arabiyyah.

    Beirūt: Dār al Kutub al „Ilmiyyah, 1354 H.

  • 42

    Hidayat, Nur, Metode Pengajaran Morfologi Bahasa Arab (Studi Kasus di Madrasah

    Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah PP Krapyak Yogyakarta), UIN Sunan

    Kalijaga, 2002.

    Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan

    Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002.

    Kailany. Abi Hasan Sharah Li al-Taṣrif al‟Izzy. Semarang: Toha Putra, tt.

    M, Winarno. Pengantar Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bima Aksara,

    1989.

    Maksuddin, Strategi Pembelajaran Ilmu Sharaf, “Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Al-

    „Arabiyyah Fak. Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga”, volume I,

    Nomor I, Agustus 2004.

    Muna, Wa. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

    Teras, 2011.

    Mustofa, Syaiful. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN Maliki

    Press, 2011.

    Mustofa, Syaiful. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN Maliki

    Press, 2017.

    Ragil, Membangun Tata Nilai Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah, “Jurnal

    Tenaga Kependidikan”, 2009, 3(2), 1-7.

    Ramdiani, Yeni, “Kajian Historis; Perkembangan Ilmu Nahwu Mazhab Basrah”,

    Volume VIII, Nomor 2, (Juli-Desember 2015), 294.

    Rohidi, Tjetjep Rohendi. Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press, 1992.

    Rohmatullah, Nur, Model Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Bertaraf

    Internasional (MBI) Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur, Tesis UIN

    Sunan Kalijaga, 2011.

    Rustan, Surianto, Lambang Olimpiade dan Kekayaan Makna, “UltiMart: Jurnal

    Ilmiah UltiMart”, Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara, 2012, Volume

    V, No. 1.

  • 43

    Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

    Jakarta: Kencana, 2007.

    Schulz, Eckehard. Bahasa Arab Buku dan Modern. Yogyakarta: PT. LkiS Printing

    Cemerlang, 2011.

    Setiawan, Agung, Ta‟līm al Qawāid an-Naḥwiyyah bi al-Kitābain Al-Ājurūmiyah

    dan Naẓmi al-„Imrīṭī, UIN Sunan Kalijaga 2011.

    Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

    R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

    Sukamta, Imaduddin & Munawari, Ahmad. Tata Bahasa Arab Sistematis.

    Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007.

    Sutopo, H.B. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS, 1996.

    Syaifuddin Nur, Fuad, Mahfuzat. Bunga Rampai Peribahasa Arab. Jakarta: PT Rene Asia

    Publika, 2011.

    Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

    Pustaka, 1990.

    Yayasan ALMA pondok pesantren Krapyak. Buku Pedoman Santri Baru.

    Yogyakarta: Yayasan ALMA pondok pesantren Krapyak, 2017.

    Zahrah, Muhammad Abu. Uṣul al Fiqh. Lubnān: Dār al-Fikr al-„Araby, 1958.

    Sumber Primer/Buku Pedoman;

    1. Sumber primer Naḥwu ṣaraf MA ALMA Krapyak: Busyro, Muhtarom, ṣaraf Praktis Metode Krapyak, Jogjakarta: Menara Kudus, 2017 (Sumber primer mata pelajaran ṣaraf di MA ALMA).

    Sanhaji, Imam, Matan Al-Ājurūmiyah, Semarang: Toha Putra, 1431 H. (sumber primer

    mata pelajaran naḥwu di MA ALMA).

    2. Buku Pedoman Naḥwu ṣaraf MA Unggulan Al-Imdad: Syakur, Habib A., Kaidah-kaidah atau teks-teks berbahasa Arab dari berbagai kitab.

    Syakur, Habib A., Cara Cepat Bisa Baca Kitab METODE 33, Yogyakarta: Idea Press,

    2018.

  • PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU NAHWU DAN SHARAF

    MA ALI MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA

    DAN MA UNGGULAN AL-IMDAD PONDOK PESANTREN

    AL-IMDAD BANTUL

    1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran nahwu sharaf di MA Ali Maksum

    Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dan MA Unggulan Al-Imdad Pondok

    Pesantren Al-Imdad Bantul?

    2. Bagaimana bentuk strategi pembelajaran nahwu sharaf di MA Ali Maksum

    Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta dan MA Unggulan Al-Imdad Pondok

    Pesantren Al-Imdad Bantul?

    3. Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai?

    4. Apakah ada kegiatan ekstra kurikuler bagi siswa pada bidang studi nahwu

    sharaf?

    5. Bagaimana bentuk evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui proses dan hasil

    pembelajaran?

    6. Bagaimana strategi yang dikembangkan bagi anak yang tidak mencapai standar

    ketuntasan?

    7. Apakah ada masalah atau problem yang dihadapi selama mengajar nahwu

    sharaf?

    8. Bagaimana strategi pembelajaran nahwu sharaf di MA ALMA dan strategi

    pembelajaran nahwu sharaf di MA Unggulan Al-Imdad?

  • 9. Bagaimana hasil strategi pembelajaran nahwu sharaf di MA ALMA dan strategi

    pembelajaran nahwu sharaf di MA Unggulan Al-Imdad?

    10. Bagaimana efektivitas strategi pembelajaran nahwu sharaf di MA ALMA dan

    efektivitas strategi pembelajaran di MA Unggulan Al-Imdad?

    11. Apa kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi pembelajaran nahwu

    sharaf di MA ALMA dan MA Unggulan Al-Imdad?

    WAWANCARA DENGAN GURU NAHWU DAN SHARAF MA ALI

    MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA

    Bpk. KH. MUHTAROM BUSYRO, M. Si.

    Posisi ilmu nahwu sharaf di dalam khasanah Islam tidak dapat dipungkiri lagi

    eksistensinya dan merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran bahasa

    Arab/ulûmul lughoh )ُػلُُْم الُّلَغخ(. Di kalangan pesantren terkenal disebut ilmu alat.

    Kurikulum mata pelajaran sharaf, masih bersifat abstrak dan perlu dijabarkan

    kembali ke dalam silabus dan RPP secara lebih mendetail dan konkret, sehingga

    hasilnya bisa diukur (dievaluasi) melalui indikator tertentu yang muncul dari

    perubahan sikap peserta didik.

    Strategi pembelajaran tidak lain merupakan suatu sistem yang terdiri atas

    komponen-komponen dasar pembelajaran, oleh karena itu, untuk mengetahui tentang

    penerapan strategi pembelajaran nahwu sharaf di MA ALMA meliputi empat

    langkah yaitu pertama, mengidentifikasi (identify), menetapkan spesifikasi dan

  • kualifikasi hasil (out put) yang harus dicapai dan menjadi sasaran usaha dalam

    pembelajaran nahwu sharaf, kedua, mempertimbangkan dan memilih jalan

    pendekatan utama pembelajaran nahwu sharaf, ketiga, mempertimbangkan dan

    menetapkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pembelajaran nahwu sharaf,

    keempat, mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur sebagai acuan dalam

    evaluasi/penilaian hasil usaha pembelajaran nahwu sharaf.

    Efektivitas strategi pembelajaran nahwu sharaf di MA ALMA adalah: 1.

    Guru menjelaskan kaidah-kaidah nahwu sharaf, memberikan contoh-contoh teks

    yang berkaitan dengan kaidah. 2. Pengembangan materi sesuai kebutuhan

    pemahaman teks/kitab gundul/kuning. 3. Sorogan Ba‟da isya‟. 4. Pembelajaran di

    dalam maupun di luar kelas

    Hasil strategi pembelajaran nahwu sharaf di MA ALMA adalah 1. Evaluasi

    Pembelajaran Nahwu sharaf. Evaluasi merupakan bagian integral dari sistem

    pembelajaran nahwu sharaf. 2. Fungsi Evaluasi Pembelajaran Nahwu sharaf.

    Memberikan umpan balik (feedback), menentukan hasil kemajuan belajar siswa

    (pelaporan), penempatan siswa dalam situasi belajar yang tepat, mengenal latar

    belakang psikologis, fisik, dan lingkungan siswa terutama yang mengalami kesulitan

    belajar (diagnosis).

  • WAWANCARA DENGAN GURU NAHWU DAN SHARAF MA ALI

    MAKSUM PONDOK PESANTREN KRAPYAK YOGYAKARTA

    Bpk. YUSMAN HADZIQ, M.Si.

    Mata pelajaran nahwu sharaf yang diajarkan di MA ALMA termasuk dalam

    kurikulum Kepesantrenan (muatan lokal) dan merupakan mata pelajaran pokok yang

    harus dikuasai siswa. Selain nahwu sharaf, ada beberapa mata pelajaran lainnya yang

    termasuk dalam kurikulum Kepesantrenan, yaitu bahasa Arab, mumarosah, usul fiqh,

    balagah, alfiyyah, tarikh tasyri‟, qowâ‟idul fiqh, qirâ‟ah al kutub, farâ‟idl.

    WAWANCARA DENGAN PENGASUH PONDOK PESANTREN AL-

    IMDAD BANTUL Bpk. Dr. H.M. HABIB A. SYAKUR, M. Ag.

    Posisi ilmu nahwu sharaf di MA Unggulan Al-Imdad adalah sebagai ilmu, jadi

    pembelajaran nahwu sharaf penekanannya pada pemahaman yang basicnya pada

    teks/kitab. Mata pelajaran nahwu sharaf yang diajarkan di MA Unggulan Al-Imdad

    merupakan kurikulum Kepesantrenan, yang dikemas dalam mata pelajaran nahwu

    sharaf, matrikulasi (Bahasa Arab), dan pembelajaran yang menggunakan kitab

    semua melibatkan nahwu sharaf.

  • Kurikulum nahwu sharaf MA Unggulan Al-Imdad Pondok Pesantren Al-Imdad

    Tahun Ajaran 2018/2019

    MUROJA’AH I

    1. Bacalah teks berikut ini dengan benar kemudian terjemahkan ke dalam bahasa

    Indonesia!

    ثسن هللا الّشحوي الّشحين. ألحوذ هلل سة الؼبلويي. ّصلّى هللا ػلى سيّذًب

    هحّوذ الٌّجّي ّآلَ الطّب ُشيي ّصحبثتَ أجوؼيي.

    سحوَ هللا قبل القبضي أثْ شجبع أحوذ ثي الحسيي ثي أحوذ األصفِبًيّ

    أى أػول هختصشا -حفظِن هللا تؼبلى -تؼبلى : سألٌي ثؼض األصذقبء

    –سحوخ هللا تؼبلى ػليَ ّسضْاًَ -في الفقَ ػلى هزُت إهبم الّشبفؼي

    في غبيخ اإلختصش ًِّبيخ اإليجبص , ليقشة ػلى