New FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN BERAT …repository.helvetia.ac.id/2645/6/HAIRANI...
Transcript of New FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN BERAT …repository.helvetia.ac.id/2645/6/HAIRANI...
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN BERAT
BADAN PADA AKSEPTOR KB DI KLINIK DINA KARYA
MEDAN JL. KARYA GANG BERSAMA NO. 17
MEDAN TAHUN 2019
SIKRIPSI
Oleh:
HAIRANI MADUWU
1801032342
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN BERAT
BADAN PADA AKSEPTOR KB DI KLINIK DINA KARYA
MEDAN JL. KARYA GANG BERSAMA NO. 17
MEDAN TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi D4 Kebidanan dan Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)
Oleh :
HAIRANI MADUWU
1801032342
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Faktor Yang Berhubungan Dengan Perubahan
Berat Badan Pada Akseptor KB di Klinik Dina
Karya Medan Jl. Karya Gang Bersama No. 17
Medan Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Hariani Maduwu
Nomor Induk Mahasiswa : 1801032342
Minat Studi : D4 Kebidanan
Menyetujui :
Komisi Pembimbing :
Medan, 10 September 2019
Pembimbing I
(Aida Fitria, SST, M.Kes)
Pembimbing II
(Mayang Wulan, SST, M.K.M)
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,
Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt
NIDN. (0125096601)
Telah diuji pada tanggal :10 September 2019
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua Penguji : Aida Fitria, SST, M.Kes
Anggota : 1. Mayang Wulan, SST, M.K.M
2. Willhelmina Wahara, SST, M.Keb
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb), di Fakultas Farmasi Dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan Tim
Penelaah/Tim Penguji.
3. Dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa percabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan, 10 September 2019
Yang membuat pernyataan,
Hairani Maduwu
1801032342
i
ii
ABSTRAK
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN
PADA AKSEPTOR KB DI KLINIK DINA KARYA MEDAN JL. KARYA
GG. BERSAMA NO. 17 TAHUN 2019
HAIRANI MADUWU
1801032342
Secara global, penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat, dari
54% menjadi 57,4.bahwa metode kontrasepsi oleh peserta KB aktif adalah
suntikan (47,54%) dan terbanyak ke dua adalah Pil (23,58%), penggunaan
Akseptor KB ini terjadi perubahan berat badan. Pada hasil survei awal yang
dilakukan peneliti terdapat perubuhan berat badan naik sebanyak 4 responden
pada akseptor KB. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
aktivitas fisik, dukungan suami dan lama pemakaian dengan perubahan berat
badan pada akseptor KB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019.
Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross
sectional. Lokasi penelitian di Klini Dina Karya Medan Jl. Karya Gg. Bersama
No. 17 Medan Tahun 2019. Populasi yaitu seluruh ibu pengguna Akseptor KB
sebanyak 50 responden dan sampel 50 responden teknik Total Population. Teknik
dan cara pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Analisis data
menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil penelitian menggunakan uji chi- square menunjukkan aktivitas fisik
dengan nilai pvalue 0,016,<α (0,05), dukungan suami dengan nilai pvalue 0,032,<α (0,05), lama pemakaian dengan nilai pvalue 0,025,<α (0,05), yang
berarti ada hubungan dengan perubahan berat badan pada Akseptor KB di Klinik
Dina Karya Medan Tahun 2019.
Kesimpulan penelitian ini ada hubungan aktivitas fisik, dukungan suami,
lama pemakaian dengan perubahan berat badan pada akseptor KB di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2019. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan
evaluasi untuk terus meningkatkan dan mempertahankan pelayanan kesehatan
misalnya dengan memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan efek samping
yang terjadi agar tidak mengurangi kekhawatiran para pengguna akseptor KB.
Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Dukungan Suami, Dan Lama Pemakaian
Referensi : 12 Buku, 5 Jurnal (2014-2018)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
Skripsi ini yang dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) pada program studi D4 Kebidanan
Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum di Institut Kesehatan Helvetia. Adapun
judul penelitian ini “Faktor Yang Berhubungan Dengan Perubahan Berat
Badan Pada Akseptor Kb Di Klinik Dina Karya Medan JL. Karya Gg.
Bersama NO. 17 Tahun 2019”.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca.
Dalam pembuatan Skripsi ini, peneliti banyak mengalami kesulitan, akan
tetapi berkat bimbingan, dukungan dari berbagai pihak, maka peneliti dapat
menyelasaikan Skripsi penelitian ini sebagaimana mestinya. Untuk itu peneliti
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, Selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Helvetia.
3. Dr. Ismail Effendi, M.Si, selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Darwin Syamsul, S.Si, M.Si, Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
5. Elvi Era Liesmayani, S.Si.T, M.Keb, selaku Ketua Program Studi D4
Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia.
6. Aida Fitria, SST, M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak
masukan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini
7. Mayang Wulan, SST, M.K.M, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
banyak masukan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
8. Willhelmina Wahara, SST., M.Keb., selaku dosen Penguji Dalam Sidang
Skripsi yang telah memberikan waktu, masukan serta saran dalam penyusunan
Skripsi ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi D4 kebidanan yang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. Kedua orang tua tercinta Ayahanda, dan Ibunda yang telah banyak
memberikan motivasi, moril, materi dan doa yang tiada hentinya selama ini.
11. Rekan-rekan mahasiswi D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia yang
saling memberikan dukungan dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan Skripsi
ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan Rahmat-Nya atas sebala kebaikan
yang telah dierikan
Medan, 10 September 2019
HAIRANI MADUWU
1801032342
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Hairani Maduwu
Nim : 1801032342
Tempat/ tgl. Lahir : Hilisataro, 21 Maret 1997
Agama : Kristen
Anak Ke : 2 dari 6 Bersaudara
Alamat : Desa Hilisataro Raya Kec. Toma, Kab. Nias Selatan
B. IDENTITAS ORANG TUA
Ayah : Agustinus Maduwu
Pekerjaan : Petani
Ibu : Inidia Maduwu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Hilisataro Raya Kec. Toma, Kab. Nias Selatan
C. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2003-2009 : SD Negeri 2 Inpres Toma
2. Tahun 2009-2012 : SMP Negeri 1 Toma
3. Tahun 2012-2015 : SMA Negeri 1 Toma
4. Tahun 2015-2018 : D3 Akademi Kebidanan Helvetia
5. Tahun 2018-2019 : D4 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 6
1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................. 6
1.4.2. Manfaat Praktis .................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 8
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ............................................ 8
2.2. Telaah Teori .................................................................... 9
2.2.1. Keluarga Berencana ............................................ 9
2.2.2. Jenis Metode Kontrasepsi Sederhana .................. 12
2.2.3. Jenis Metode Kontrasepsi Hormonal .................. 16
2.2.4. Jenis Metode Kontrasepsi Mantap ...................... 31
2.2.5. Faktor Perubahan Berat Badan pada Akseptor
KB ...................................................................... 33
2.2.6. Penanggulangan dan Pengobatan ........................ 34
2.2.7. Perubahan Berat Badan ....................................... 34
2.2.8. Karakteristik Berdasarkan Akseptor KB ............ 36
2.2.9. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perubhahan
Berat Badan Pada Akseptor KB. ......................... 37
2.3. Hipotesis Penelitian ........................................................ 42
BAB III METODE PENELITIAN....................................................... 43
3.1. Desain Penelitian ............................................................. 43
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 43
3.2.1. Lokasi Penelitian ................................................. 43
3.2.2. Waktu Penelitian ................................................. 43
3.3. Populasi dan Sampel ....................................................... 44
3.3.1. Populasi Penelitian .............................................. 44
vi
3.3.2. Sampel Penelitian ................................................ 44
3.4. Kerangka Konsep ............................................................ 44
3.5. Definisi Operasional Dan Aspek Pengukuran................. 45
3.5.1. Definisi Operasional ............................................ 45
3.5.2. Aspek Pengukuran ............................................... 46
3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................. 47
3.6.1. Jenis Data ........................................................... 47
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data ................................. 48
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................. 48
3.7. Metode Pengolahan Data ................................................ 50
3.8. Teknik Analisa Data ....................................................... 51
3.8.1. Analisis Univariat ................................................ 51
3.8.2. Analisis Bivariat .................................................. 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 52
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 52
4.1.1. Letak Geografis ................................................... 52
4.1.2. Visi dan Misi ...................................................... 52
4.2. Hasil Penelitian ............................................................... 53
4.2.1. Analisa Univariat ................................................. 53
4.2.2. Analisa Bivariat ................................................... 56
4.3. Pembahasan ..................................................................... 58
4.3.1. Hubungan Aktivitas Fisik Akseptor KB dengan
Perubahan BB di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019.......................................................... 58
4.3.2. Hubungan Dukungan Suami Pada Akseptor KB
Dengan Perubahan BB di Klinik Dina Karya
Medan Tahun 2019 ............................................. 61
4.3.3. Hubungan Lama Pemakaian KB Dengan
Perubahan BB di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019.......................................................... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 65 5.1. Kesimpulan ..................................................................... 65
5.2. Saran ............................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 67
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Konsep ............................................................. 44
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran ............................................................ 47
Tabel 3.2. Uji Validitas Kuesioner Dukungan Suami. ...................... 49
Tabal 3.3 Hasil Uji Reliabilitas. ....................................................... 50
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Akseptor KB di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2019 ................................................ 53
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Akseptor KB di
Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019 ............................ 53
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Akseptor KB
Tentang Dukungan Suami di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019 ....................................................................... 54
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Akseptor KB di
Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019 ........................... 55
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Lama Pemakaian Akseptor KB di
Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019 ............................ 55
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Perubahan BB Akseptor KB di
Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019 ............................ 55
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Hubungan Aktivitas Fisik Akseptor KB
Dengan Perubahan BB di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019 ....................................................................... 56
Tabel 4.8. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Suami dengan
Perubahan BB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019 57
Tabel 4.9. Tabulasi Silang Hubungan Lama Pemakaian KB dengan
Perubahan BB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019 57
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian .................................................... 69
Lampiran 2 : Master Data Uji Validitas dan Reliabilitas ................... 72
Lampiran 3 : Master Data Penelitian .................................................. 73
Lampiran 4 : Hasil Output Uji Validitas dan Reliabilitas .................. 76
Lampiran 5 : Hasil Out put Penelitian ................................................ 81
Lampiran 6 : Surat Survey Awal ........................................................ 87
Lampiran 7 : Surat Balasan Survey Awal ........................................... 88
Lampiran 8 : Surat Survey Uji Validitas ............................................ 89
Lampiran 9 : Surat Balasan Uji Validitas .......................................... 90
Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian ...................................................... 91
Lampiran 11 : Surat Balasan Izin Penelitian......................................... 92
Lampiran 12 : Permohonan Pengajuan Judul Skripsi ........................... 93
Lampiran 13 : Lembar Revisi Proposal ................................................ 94
Lampiran 14 : Lembar Revisi Skripsi .................................................. 95
Lampiran 15 : Lembar Bimbingan Proposal ......................................... 96
Lampiran 16 : Lembar Bimbingan Skripsi ........................................... 98
Lampiran 17 : Dokumentasi Penelitian................................................. 100
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bagi ibu calon akseptor KB terlebih dahulu memahami keuntungan dan
kerugian pada kontrasepsi KB, dari beberapa kontrasepsi ini, yang lebih dominan
berpengaruh pada perubahan berat badan yaitu kontrasepsi suntik.Penggunaan alat
kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu tertentu dapat menimbulkan berbagai
efek samping salah satunya adalah perubahan berat badan. Namun demikian, berat
badan yang bertambah umumnya tidak terlalu besar, hal ini bervariasi antara dari
1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Sebagian besar wanita dari pasangan umur
subur yang merupakan akseptor pengguna alat kontrasepsi mengalami
peningkatan berat badan. Walaupun tingkat kelahiran dapat ditekan dalam
mengatasi laju pertumbuhan penduduk, namun tidak dapat dihindari timbulnya
dampak lain akibat penggunaan alat kontrasepsi khususnya penggunaan alat
kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu tertentu yang dapat menimbulkan
berbagai efek samping, salah satunya adalah perubahan berat badan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana
(KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan umur ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.(1)
2
Berdasarkan data diperoleh dari World Contraceptive Patterns (WCP)
penggunaan kontrasepsi telah meningkat bagian dunia, terutama di asia dan
amerika latin, tetapi terus rendah di afrika sub-sahara. Secara global, penggunaan
kontrasepsi modern sedikit meningkat, dari 54% menjadi 57,4 pada tahun 2015,
secara regional, proporsi wanita berusia 15-49 tahun yang melaporkan
penggunaan metode kontrasepi modern telah meningkat secara minimal atau
meningkat antara tahun dan 2015. Di Afrika naik dari 23,6%menjadi 28,5%, di
asia naik sedikit dari 60,9% menjadi 61,8%, dan diamerika latin dan Karibia tetab
stabil di 66,7%, kebutuhan akan kontrasepsi yang tidak terpenuhi tetap terlalu
tinggi masing-masing adalah 10,2% dan 10,7%penggunaan Akseptor KB ini
terjadi perubahan berat badan.(2)
Berdasarkan Data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017, berdasarka pola
dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi sebagian besar peserta KB aktif memilih
suntik dan pil sebagian alat kontrasepsi bahkan sangat domain (lebih dari 80%),
dibandingkan metode lainya, suntik ( 62,77%) dan pil ( 17,24%). Suntik dan pil
termasuk dalam metode kontrasepsi jangka pendek sehingga tingkat efektifitas
suntik dan pil dalam pengendalian kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis
kontrasepsi lainya.(3)
Berdasarkan data dari Kemenkes RI Tahun 2015, bahwa metode
kontrasepsi oleh peserta KB aktif di Indonesia adalah suntikan (47,54%) dan
terbanyak ke dua adalah Pil (23,58%), sedangkan metode kontrasebsi yang
paling sedikit dipilih oleh peserta KB aktif yaitu Metode Operasi Pria (MOP)
sebanyak (0,69%) kemudia kondom sebanyak (3,15%) kemenkes RI 2015.(4)
3
Cakupan Pelayanan KB dari Badan Bependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatra Utara (Sumut) Keluarga
Berencana (KB) pada tahun 2017 di antaranya Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) dengan total 74,686, akseptor baru sedangkan non MKJP
sebanyak 207,792, akseptor non MKJP diantaranya kondom 20,564, akseptor
suntik 103,619, akseptor pil 83,609 akseptor.(5)
Data kependudukan dan KB tahun 2017, status pemakaian kontrasepsi dan
jenis kontrasepsi yang dipakai wanita di Indonesi tahun 2017, yang memakai alat/
cara KB sebanyak 63,6% dan yang tidak pakai alat/ cara KB sebanyak 36,4%.
Persentase pemakaian kontrasepsi suntik 29,0%, Pil 12,2%, implan 4,7%, IUD
4,7%, senggama terputus 4,2%, MOW 3,7%, kondom 2,5%, pantang berkala
1,9%, MOP 0,2% dan MAL 0,1%. (6)
Sasaran pokok pembangunan kependudukan dan keluarga berencana
(KKB) di dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)
2015-2019 adalah menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk, menurunnya
angka kelahiran total/total fertility rate (TFR), dan meningkatnya angka kesertaan
ber-KB/ contraceptive prevalence rate (CPR). Pencapaian sasaran tersebut diukur
melalui peningkatan jumlah peserta KB aktif setiap tahunnya. Data statistik rutin
BKKBN mencatat selama kurun waktu 2015-2016, jumlah kesertaan KB relatif
meningkat meskipun belum memenuhi seluruh target RPJMN 2015-2019. Pada
tahun 2015, jumlah peserta KB baru (PB) adalah 6,41 juta dibandingkan target
6,84 juta, termasuk didalamnya PB dari keluarga miskin (prasejahtera/KPS dan
keluarga sejahtera I/KS I) 2,05 juta. Sementara, jumlah peserta KB baru sampai
4
dengan Desember 2016 adalah 6,66 juta dari target 6,96 juta, termasuk
didalamnya PB dari keluarga miskin sebanyak 2,17 juta. Untuk itu, diperlukan
kerja keras untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Bertambahnya
jumlah PB tersebut berhasil meningkatkan jumlah peserta KB aktif dari 35,20 juta
pada tahun 2014 menjadi 35,80 pada tahun 2015, dan menjadi 36,30 juta pada
Desember 2016.(7)
Di Sumatera Utara jumlah pemakai alat kontrasepsi pada tahun 2016
sebesar 807.883 peserta dengan jumlah PUS 1.658.163. Dengan rincian IUD
39,177 (4,85%), MOW 50.820 (6,29%), MOP 6.987 (0,86%), Kondom 19.218
(2,38%), Implant 91.167 (11,28%), Suntikan 416.759 (51,59%) dan Pil KB
183.755 (22,75%). Dari data tersebut dapat disimpulkan pengguna MKJP lebih
sedikit dibandingkan Non MKJP.(8)
Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada
abad ke-20. Saat ini, hampir 60% pasangan umur reproduktif diseluruh dunia
menggunakan kontrasepsi. Keluarga berencana merupakan upaya pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan utama serta pencegahan kematian.
Keluarga Berencana merupakan program yang sangat besar sehingga menjadi
salah satu kegiatan dari Obstetri Sosial.(9)
Klinik Dina Karya Medan merupakan klinik yang memiliki fasilitas
kesehatan yang menyelenggarakan dan menyediakan berbagai pelayanan medis
salah satunya yaitu pelayanan (KB), diklinik Dina Karya Medan dilayani oleh ibu
klinik beserta pegawainya dan dipimpin oleh dokter umum. Dan diklinik Dina
Karya Medan adalah salah satu tempat penelitian bagi mahasiswa, karena
5
memiliki lumayan banyak pasien mulai dari bayi, anak-anak, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan pelayanan KB.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti diklinik Dina Karya.
Terdapat 7 ibu yang datang melakukan proses penggunaan KB, 4 ibu diantaranya
mengatakan bahwasanya dirinya mengalami perubahan berat badan yaitu
peningkatan berat badan terjadi semenjak menggunakan kb suntik, hal ini
ditandai dari bertambahnya nafsu makan ibu dan meningkatnya berat badan ibu
dari 3-5 kg. Dan 2 ibu diantaranya mengatakan bahwasanya tidak mengalami
perubahan berat badannya hal ini dikarenakan baru pertama kalinya menggunakan
KB semenjak melahirkan bayinya. Dan 1 ibu diantaranya mengatakan tidak
mengalami bertambahnya berat badan hal ini ditandai dengan ibu menjaga pola
makan dikarenakan ibu diet.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Faktor yang Berhubungan Dengan Perubahan Berat
Badan Pada Akseptor KB dik Klinik Dina Karya Medan jl. Karya Gg. Bersama
No. 17 Medan Tahun 2019”.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicari
jawabannya melalui penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Aktifitas Fisik, Lama Pemakaian KB, dan
Dukungan Suami, Dengan Perubahan Berat Bada Pada Akseptor KB diklinik
Dina Karya Medan jl. Karya Gg. Bersama No. 17 Medan Tahun 2019”
6
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi umur dengan perubahan berat badan
pada akseptor KB diklinik Dina Karya Medan jl. Karya Gg. Bersama No. 17
Medan Tahun 2019.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi aktifitas fisik dengan perubahan berat
badan pada akseptor KBdiklinik Dina Karya Medan jl. Karya Gg. Bersama
No. 17 Medan Tahun 2019.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan suami dengan peruahan
berat badan pada akseptor KB diklinik Dina Karya Medan jl. Karya Gg.
Bersama No. 17 Medan Tahun 2019.
4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi lama pemakaian KB dengan perubahan
berat badan pada akseptor KBdiklinik Dina Karya Medan jl. Karya Gg.
Bersama No. 17 Medan Tahun 2019
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada institusi tentang KB sehingga dapat memberikan informasi kepada
masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang ideal melalui sistem
komunikasi, informasi dan edukasi.
7
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Manfaat Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan responden tentang
penambahan berat badan yang terjadi selama pemakaian alat kontrasepsi.
2. Manfaat Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan
petugas KB (petugas lapangan ataupun bidan desa) agar dapat
meningkatkan pelayanan KB didaerah penelitian sehingga
dapatmeningkatkan jumlah akseptor KB suntik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa di D4
kebidanan dan sebagai informasi yang diperlukan mahasiswa.
4. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian
selanjutnya dan menambah variabel-variabel yang belum peneliti lakukan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Leni Asnita dengan judul Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Berat Badan Pada Akseptor
Kontrasepsi Suntik di Puskesmas Batahan Kecamatan Batahan Kabupaten
Mandeling Natal. Dengan metode penelitian survei analitik dengan cross sectional
dengan populasi yaitu seluruh ibu pengguna kontrasepsi suntik sebayak 761 ibu
dan sampel 88 ibu. Analisis data dengan menggunakan univariat dan bivariat.
Dengan hasil penelitian menggunakan uji chi-square menunjukan ada hubungan
umur dengan nilai p value 0,000, pada pola makan dengan nilai p value 0,049,
aktifitas fisik dengan nilai p value 0,007, dukungan suami dengan nilai p value
0,000 dengan peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik.(10)
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mentari Moloku dengan judul
Hubungan Lama Pemakaian Lama Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Perubahan
Berat Badan di Puskesmas Ranomuut Manado Metode penelitian observasional
analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah
ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan jumlah sampel 42.
Teknik pengambilan sampel, yaitu dengan metode purposive sampling. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square, pada tingkat kemaknaan 95%
(α ≤ 0,05) menunjukan nilai = 0,004, nilai ini lebih kecil dari α=0,05 yang berarti
ada hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan perubahan berat
badan pada ibu di Puskesmas Ranomuut Manado.(11)
9
Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jessa Kris Dayanti
dengan judulfaktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode
kontrasepsi pada pasangan usia subur di rowosari.Metode penelitian kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel yang digunakan adalah 96
responden yaitu pasangan usia subur bertempat tinggal di kelurahan rowasari yang
memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara
dengan instrumen berupa kuesioner yang telah diuji validitasnya. Teknik analisis
yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Dengan hasil penelitian
menunjukan tingkat pendidikan p- 0,059 dan tingkat pengetahuan p-0225.(12)
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Keluarga Berencana
1. Definisi Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan
program atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan.(13)
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.(13)
Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merssupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.(14))
10
2. Tujuan Program KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil
sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran
yang bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan)
maksud dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat
melahirkan pada umur muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan
pada umur tua.
3. Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
1) Keluarga berencana
2) Kesehatan reproduksi remaja
3) Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5) Keserasian kebijakan kependudukan
6) Pengelolaan Sumber Daya Manumur (SDM)
7) Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
11
4. Jenis-jenis Akseptor KB
1) Akseptor Aktif adalah : Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan
salah satu cara/alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau
mengakhiri kesuburan.
2) Akseptor Aktif Kembali adalah : Pasangan Umur Subur yang telah
menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi
suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik
dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti/istirahat
kurang lebih tiga bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.
3) Akseptor KB Baru adalah : Akseptor yang baru pertama kali
menggunakan alat/obat kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan
alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
4) Akseptor KB Dini adalah : Para ibu yang menerima salah satu cara
kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
5. Macam-macam Kontrasepsi
1) Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi
sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode
kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL),
Metode Kalender, Metode suhu basal, Metode Lendir Serviks, dan Couitus
Interuptus. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu
kondom, vagina diafragma, dan spermisida.
12
2) Metode Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang terbentuk karena adanya
kombinasi antara hormon estrogen dan progesteron. Kontrasepsi ini
tersedia dalam berbagai bentuk pilihan diantaranya kontrasepsi oral (Pil
KB), Suntik/ Injeksi, Implan, dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) / IUD (Intra Uterine Devices).
3) Metode Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap dapat diterapkan pada wanita dan pria. Pada wanita
dapat berupa penyinaran, Medis Operatif Wanita (MOW), penyumbatan
tuba fallopii. Sementara pada pria dapat dilakukan dengan Medis Operatif
Pria (MOP) dan penyumbatan vas deferens. (14)
2.2.2. Jenis Metode Kontrasepsi Sederhana
1. Kondom
Kondom merupakan selubung/ sarung tipis yang terbuat dari bahan karet
yang digunakan sebagai salah satu metode kontrasepsi atau alat untuk mencegah
kehamilan dan atau mencegah penularan penyakit kelamin pada saat
bersenggama.
Jenis-jenis kondom antara lain:
a) Kulit : kulit terbuat dari membrane usus biri-biri tidak meregang atau
mengkerut, menjalarkan panas tubuh sehingga dianggap tidak mengurangi
sensivitas selama senggama,harganya lebih mahal.
b) Lateks : kondom ini paling banyak dipakai karena elastis, dan murah.
13
c) Plastik : kondom ini sangat tipis (0,025-0,035 mm) dapat menghantarkan
panas tubuh ,dan lebih mahal dari kondom lateks.
1) Mekanisme kerja kondom yaitu menghalangi terjadinya pertemuan sperma
dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang
dipasang pada penis sehingga sperma tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan. Selain itu, kondom juga mencegah penularan
mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan
kepada pasangan yang lain. Efektivitas kondom sendiri tidak terlalu tinggi,
hanya sekitar 3-4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama.
2) Keuntungan dalam penggunaan kondom adalah :
a) Efektif mencegah kehamilan jika digunakan dengan benar
b) Sederhana, ringan, dan mudah digunakan
c) Dapat dibeli secara umum
d) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda
e) Tidak memerlukan pemeriksaan medis, dan kunjungan ulang
f) Reversibel
g) Efektif segera setelah dipasang
h) Tidak mengganggu dan tidak mempengaruhi produk ASI dan kegiatan
laktasi
i) Murah karena digunakan dalam jangka pendek
j) Mencegah penularan dan memberikan perlindungan terhadap Penyakit
Menular Seksual (PMS)
14
k) Tidak mengganggu kesehatan.
3) Keterbatasan : Keterbatasan penggunaan kondom antara lain
a) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
b) Efektivitasnya tidak terlalu tinggi
c) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
d) Dapat mengurangi sensitifitas penis sehingga ereksi sukar dipertahankan
e) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
f) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal
limbah. (19)
2. Vagina Diafragma
1) Pengertian : Diafragma merupakan kap yang berbentuk cembung terbuat
dari karet yang diinsersikan ke dalam vagina. Biasanya alat kontrasepsi ini
akan digunakan sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
2) Mekanisme kerja diafragma adalah menahan atau mencegah sperma agar
tidak memperoleh akses untuk mencapai saluran reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba fallopii) dan sebagai alat penampung spermisida.
3) Keuntungan alat kontrasepsi diafragma adalah
a) Tidak mengganggu kegiatan laktasi dan produk ASI
b) Tidak mengganggu hubungan seksual.
c) Tidak mempengaruhi kesehatan
d) Bila digunakan saat haid dapat menampung darah menstruasi.
15
4) Adapun keterbatasan dari alat kontrasepsi diafragma seperti keberhasilan
sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara
penggunaannya, dapat menyebabkan infeksi saluran uretra, efektivitas
sedang. (11)
3. Spermisida
1) Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma yang dikemas dalam bentuk
aerosol (busa), tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film dan krim.
2) Efek samping : Penggunaan spermisida yang terlalu sering dapat
megiritasi vagina dan kulit disekitarnya, meningkatkan risiko infeksi
saluran kencing, karena spermisida dapat mengganggu keseimbangan
bakteri di dalam tubuh.
3) Kelebihan : Kelebihan spermisida adalah efektif seketika (busa dan krim)
tidak mengganggu produksi ASI, bisa digunakan sebagai pendukung
metode kontrasepsi lain, mudah digunakan, meningkatkan lubrikasi selama
hubungan seksual, tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan khusus, tidak
mengganggu kesehatan dan tidak mempunyai pengaruh sistemik.
4) Keterbatasan : Keterbatasan dari spermisida yaitu efektivitasnya kurang,
efektivitas kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara
penggunaan, memerlukan motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap
berhubungan seksual, pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah
aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual, dan efektivitas aplikasi
hanya 1-2 jam .
16
5) Mekanisme Kerja : Menyebabkan sel membran sperma terpecah,
memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan
pembuahan sel telur.
a) Busa (aerosol) efektif setelah insersi
b) Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode
kontrasepsi
c) Tablet vagina, suppositoria, dan film penggunaannya disarankan
menunggu 10 – 15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan
seksual.
d) Jenis spermisida jelli biasanya hanya digunakan dengan diafragma.(15)
2.2.3. JenisMetode Kontrasepsi Hormonal
1. Kontrasepsi Oral (Pil KB)
1) Pengertian : Pil KB adalah kontrasepsi oral hormonal untuk wanita yang
diminum secara rutin setiap hari untuk mencegah kehamilan. Hormon
yang terkandung di dalam pil KB, yaitu hormon estrogen dan progesteron
atau hanya terdiri dari hormon progesteron saja.
2) Jenis KB Pil yaitu:
(1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung
hormon aktif estrogen atau progestin, dalam dosis yang sama, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif, jumlah dan porsi hormonnya konstan
setiap hari.
17
(2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen, progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet
tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi.
(3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7
tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon bervariasi setiap hari.
3) Indikasi : Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah umur reproduksi,
telah memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi
esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik.
4) Kontra indikasi : Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang
sedang hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan
komplikasi, depresi berat dan obesitas.
5) Mekanisme kerja dari pil kontrasepsi ini adalah dengan cara menggantikan
produksi normal estrogen dan progesteron dan menekan hormon yang
dihasilkan ovarium dan releasing faktor yang dihasilkan otak sehingga
ovulasi dapat dicegah. Secara kompleks, mekanisme kerja dari pil
kontrasepsi dapat berupa:
a) Menekan Ovulasi : Jika seorang wanita minum pil KB setiap hari
maka tidak akan terjadi ovulasi (tidak ada sel telur). Tanpa ovulasi
tidak akan terjadi kehamilan
b) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
c) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses
implantasi
18
d) Memperkental lendir serviks (mencegah penetrasi sperma).
6) Sedangkan mekanisme kerja pil menurut Siswosudarmo adalah dengan
cara menekan gonadotropin releasing hormon. Pengaruhnya pada hifofisis
terutama adalah penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit
folikel stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak LH, maka
ovulasi tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan
pemasakan folikel terhenti. Lendir sevik juga mengalami perubahan,
menjadi lebih kental, sehingga penetrasi sperma menurun.
7) Efek Samping : Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah
pertambahan berat badan, perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan
amenorea.
8) Cara pemakaian : Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari
kelima siklus haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan,
misalnya hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus
pada pil yang berjumlah 28 tablet.
9) Keuntungan kontrasepsi pil yaitu :
a) Mudah penggunaannya dan mudah didapat, tidak selalu perlu resep
dokter karena pil KB dapat diberikan oleh petugas non medis yang
telah terlatih
b) Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin
c) Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
d) Relatif murah
19
e) Kembalinya fertilitas segera jika penggunaan dihentikan dan
pemulihan kesuburan hampir 100%
f) Mengurangi atau menurunkan risiko terjadinya KET (kehamilan
ektopik terganggu) dan kista ovarium
g) Tidak diperlukan pemeriksaan panggul.
10) Keterbatasan kontrasepsi pil yaitu:
a) Efektivitas tergantung motivasi akseptor untuk meminum secara rutin
tiap hari, bila akseptor lupa meminum satu pil saja maka kegagalan
akan semakin besar
b) Dapat menimbulkan efek samping seperti enek/mual, berat badan
bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang) perubahan warna kulit.
Efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan
c) Efektivitas dapat berkurang jika diminum bersama obat tertentu
d) Tidak dapat melindungi dari risiko tertularnya Penyakit Menular
Seksual
e) Akseptor mungkin akan menjadi jenuh karena harus setiap hari
mengkonsumsi pil KB.(16)
2. Kontrasepsi Suntik/Injeksi
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi suntikan hormonal, jenis KB
suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif,
pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
20
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus di periksa dulu untuk memastikan
kecocokannya. Suntikan di berikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umunya
pemakaian suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan memakai pil,
begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk
penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
Jenis KB suntik :
a) Suntikan/1 bulan : contohnya cyclofem
b) Suntikan/3 bulan : contohnya Depoprovera, depogeston. Adapun cara kerja :
(a) Menghalangi ovulasi (masa subur)
(b) Mengubah lendir serviks/vagina menjadi kental
(c) Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada rahim
(d) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma
(e) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
A. KB Suntik 1 bulan
KB suntik 1 bulan, adalah suntikan KB yang diberikan 1 bulan sekali
dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan, yaitu setelah 7
hari pertama periode mentruasi, atau 6 minggu setelah melahirkan. Alat
kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesteron (hormon
progestin) dan estradiol cypionate (hormon estrogen).
Suntikan kombinasi mengandung estrogen dan progesteron, yang
diberikan 1 bulan sekali. Pemberian hormon progestin akan menyebabkan
pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
Hormon tersebut juga mencegah pematangan dan pelepasan sel telur,
21
endometrium menjadi tipis dan atrovi dengan berkurangnya aktivitas kelenjar,
selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan. (12)
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang
pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara intramuscular sebagai
usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron dan estrogen pada
wanita umur subur. Kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus hipofisis yaitu
menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkembangan dan kematangan folikel
degraaf tidak terjadi.
1) Kerugian :
a) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian,
b) Harus kembali ke sarana pelayanan,
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e) Dapat menyebabkan ketidak teraturan masalah haid
f) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular
seksual, hepatitis B, dan infeksi HIV
g) Mual, sakit kepala, nyeri payudara yang ringan, dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan ke dua atau ke tiga
h) Efektivitas berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi
dan obat tuberkulosis
i) Dapat terjadi efek samping serius
22
j) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
2) Keuntungan :
a) Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut
b) Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat
besi
c) Mengurangi tanda dan gejala sindrom haid
d) Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker
indung telur karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal
sehingga mempersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks
untuk mencapai saluran telur (penegakan ovulasi akan menyebabkan
berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium. (12)
3) Ibu yang boleh memakai suntik kombinasi yaitu :
a) Umur reproduksi
b) Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak
c) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
d) Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan, e) pascapersalina dan tidak
menyusui
e) Anemia
f) Nyeri haid hebat
g) Haid teratur
h) Riwayat kehamilan ektopik
i) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
23
4) Ibu yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi yaitu :
a) Hamil atau diduga hamil
b) Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
c) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d) Penyakit hati akut,
e) Umur > 35 tahun yang merokok
f) Riwayat penyakit jantung, stroke, darah tinggi (>180/110 mmHg)
g) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala ringan atau
migrain,
h) Keganasan pada payudara.
B. KB suntik 3 bulan
KB suntik 3 bulan adalah jenis suntikan KB yang mengandung hormon
depomedroxyprogesterone acitate (hormon progestin) dengan volume 150 mg.
Alat kontrasepsi ini diberikan selama 3 bulan atau 12 minggu. Suntikan pertama
diberikan 7 hari pertama saat periode menstruasi anda, atau 6 minggu setelah
persalinan. Jenis suntikan KB ini ada yang dikemas dalam 1 ml atau 3 ml. (12)
Suntik tribulan atau progestin merupakan metode kontrasepsi yang
diberikan secara intramuscular setiap tiga bulan. Keluarga berencana suntik
merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang dalam penggunaannya
mempunyai efektifitas atau tingkat kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi
serta angka kegagalan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan alat
kontrasepsi sederhana. (11)
24
1) Cara kerja KB suntik 3 bulan yaitu :
a) Mengentalkan lendir pada jalan lahir, sehingga sperma tidak bisa
menembus ke rahim
b) Mengganggu pergerakan saluran tuba/saluran sel telur, sehingga sel telur
tidak bisa mencapai rahim
c) Mencegah pematangan sel telur, dan membuat kondisi rahim tidak cocok
untuk pertumbuhan sel telur. Efektifitasnya mencapai 99,9%.
2) Kerugian :
a) Menyebabkan perubahan siklus haid (teratur menjadi tidak teratur, lebih
lama/lebih cepat)
b) Kembalinya kesuburan cukup lama sekitar 6-12 bulan (ibu harus
menunggu untuk bisa hamil lagi),
c) Tidak melindungi dari IMS (kecuali kondom)
d) Pusing/sakit kepala
e) Penambahan berat badan.
3) Keuntungan :
a) Berjangka panjang sehingga ibu hanya perlu datang setiap 3 bulan
b) Tidak menggangjgu hubungan seksual
c) Tidak mempengaruhi proses menyusui (sangat cocok untuk ibu yang telah
menyusui >6 bulan).
4) Ibu yang dapat menggunakan suntik tribulanyaitu :
a) Umur reproduksi
b) Ibu pasca persalinan
25
c) Ibu pasca keguguran
d) Ibu yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung
estrogen
e) Nulipara dan yang telah memiliki anak banyak
f) Ibu yang sering lupa menggunakan KB pil
g) Anemia defiensi besi
h) Ibu yang tidak memiliki riwayat darah tinggi
i) Ibu yang sedang menyusui.
5) Ibu yang tidak boleh menggunakan suntik tribulanyaitu :
a) Hamil atau dicurigai hamil
b) Ibu yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
c) Diabetes mellitus yang disertai komplikasi
d) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
Mekanisme kerja KB suntik menurut Mega yaitu dengan mencegah
terjadinya ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat perkembangan
siklis endometrium. Efektivitas kontrasepsi ini sangat tinggi mencapai 0,3
kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik menurut Siswosudarmo adalah
menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan
peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat, mengubah suasana
endometrium sehingga tidak sempurna untuk implantasi hasil konsepsi. (17)
26
3. Implan
1) Pengertian : Susuk (Implant) adalah suatu alat kontrasepsi bawah kulit
yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam kapsul silastik
silicon yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan
dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang berfungsi untuk
mencegah kehamilan.
2) Jenis kontrasepsi Implant yaitu:
(1) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
(2) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3 Keto-
desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
(3) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg.
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
3) Indikasi : Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita umur subur, wanita
yang ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca
keguguran.
4) Kontra indikasi : Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang
hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati
yang berat, obesitas dan depresi.
27
5) Efek samping : Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau
infeksi pada tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot,
perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok.
6) Keuntungan Implan :
a) Tidak mempengaruhi produksi ASI
b) Tidak mempengaruhi tekanan darah
c) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
d) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi, tetapi belum
mantap untuk ditubektomi
e) Perlindungan jangka panjang
f) Tidak mengganggu hubungan seksual
g) Mengurangi nyeri haid
h) Melindungi terjadinya kanker endometrium dan menurunkan angka
kejadian tumor jinak payudara.
7) Keterbatasan Implan :
a) Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan
b) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi, akan
tetapi harus pergi ke klinik atau fasilitas kesehatan untuk pencabutan
c) Efektivitas menurun bila digunakan bersama dengan obat tertentu
d) Kadang-kadang pada saat pemasangan akan terasa nyeri.
28
Kontraindikasi dari implant adalah hamil atau disangka hamil, perdarahan
pervaginam yang tidak diketahui sebabnya, tumor/keganasan, penyakit
jantung, darah tinggi, kencing manis.
8) Mekanisme kerja dari kontrasepsi ini yaitu dengan menekan ovulasi,
membuat lendir serviks menjadi kental sehingga menyulitkan penetrasi
sperma, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma.
Sedangkan mekanisme kerja implant menurut Siswosudarmo adalah dapat
menekan ovulasi, membuat getah serviks menjadi kental, membuat
endometrium tidak siap menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya
adalah progesteron dapat mengahalangi pengeluaran LH sehingga tidak
terjadi ovulasi dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi
tempat nidasi.(18)
6. AKDR/IUD
1) Pengertian : AKDR adalah alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus
dan fleksibel berbentuk spiral atau berbentuk lain yang dipasang di dalam
rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur
sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena,
ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak.
2) Mekanisme Kerja :
IUD dapat menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan
mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau
sperma. IUD yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat
29
anhidrase karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan
ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan
menonaktifkan sperma.
IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi
leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan
endometrium yang akan menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa
sehingga gerakannya menjadi lambat dan akan mati dengan sendirinya.
3) Efek Samping : Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi
yang disebabkan oleh benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak
diharapkan. Efek samping IUD antara lain : Haid lebih banyak dan lama,
saat haid terasa sakit, perdarahan spoting, terjadinya pedarahan yang
banyak, dan kehamilan in situ.
4) Indikasi : Indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang
menginginkan kontrasepsi jangka panjang, multigravida, wanita yang
mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.
5) Kontra Indikasi : Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah
wanita yang sedang hamil, wanita yang sedang menderita infeksi alat
genitalia, perdarahan vagina yang tidak diketahui, wanita yang menderita
PMS, wanita yang pernah menderita infeksi rahim, dan wanita yang
pernah mengalami pedarahan yang hebat.
6) Keuntungan AKDR/IUD :
a) Efektivitas tinggi
b) Dapat efektif segera setelah pemasangan
30
c) Metode jangka panjang
d) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil
g) Tidak ada efek samping hormonal
h) Tidak berpengaruh pada kualitas dan volume ASI
i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi)
j) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
k) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
7) Keterbatasan AKDR/IUD :
a) Diperlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvis
b) Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
c) Memerlukan pemeriksaan benang setelah periode menstruasi jika
terjadi kram, bercak atau nyeri
d) Efek samping penggunaannya dapat berupa perubahan siklus
menstruasi (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan)
e) Biasanya mengalami nyeri yang lebih pada saat menstruasi.
8) Waktu Pemasangan : Waktu pemasangan IUD yang baik antara lain
bersamaan dengan menstruasi, segera setelah menstruasi, pada masa akhir
31
masa nifas, bersamaan dengan seksio secaria, hari kedua dan ketiga pasca
persalinan, segera setelah post abortus.
9) Waktu Pencabutan : Waktu pencabutan IUD antara lain : Ingin hamil lagi,
terjadi infeksi, terjadi perdarahan, terjadi kehamilan in situ.(19)
2.2.4. Jenis Metode Kontrasepsi Mantap
1. Tubektomi
1) Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seseorang secara permanen dengan cara mengoklusi tuba
falopii (mengikat dan memotong/memasang cincin) sehingga sperma tidak
dapat bertemu dengan ovum.
2) Efektivitas : Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 %
per 100 wanita pertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus.
3) Indikasi : Indikasi tubektomi adalah wanita umur subur, sudah mempunyai
anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi.
4) Kontra indikasi : Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi
dari salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat
meningkatkan resiko saat operasi.
5) Efek samping : Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode
maka ada resiko tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.
6) Keuntungan yaitu :
a) Sangat efektif
b) Permanen
c) Tidak mengganggu senggama
32
d) Baik untuk klien yang bila mengalami kehamilan akan membahayakan
jiwanya
e) Tidak ada efek samping jangka panjang
f) Tidak ada gangguan seksual.
7) Keterbatasan yaitu :
a) Harus dipertimbangkan sifat permanen kontrasepsi ini
b) Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
c) Dilakukan oleh dokter yang terlatih
d) Sering menyebabkan kejadian infeksi akibat luka pada saat operasi.
(20)
2. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan oklusi vasa diferensia sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan ovum) tidak terjadi.
1) Efektivitas : Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.
Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan
lanjutnya adalah antara 1 dalm 3000.
2) Keuntungan : Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas
permanen, menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang
tidak direncanakan, prosedur aman dan sederhana
3) Kontra indikasi : Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang
serius, masalah urologi, tidak didukung oleh pasangan.
33
4) Efek samping : Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose
sperma. (20)
2.2.5. Faktor Perubahan Berat Badan Pada Akseptor KB
Pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi suntik bulanan maupun
tribulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan berat badan. Faktor
yang mempengaruhi perubahan berat badan akseptor KB suntik adalah adanya
hormon progesteron yang kuat sehingga merangsang hipotalamus lateral. Dengan
adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat
gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron di rubah menjadi lemak dan
disimpan di bawah kulit, perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan
lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak.
Pada umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi
antara 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Penyebabnya belum jelas
kemungkinan disebabkan karena hormone progesterone mempermudah perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak dibawah kulit bertambah,
selain itu hormone progesterone menyebabkan nafsu makan bertambah dan
menurunkan aktivitas fisik akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan
perubahan berat badan.
Kegemukan yang terjadi pada akseptor KB salah satu kontrasepsi yaitu
suntik DMPA pada dasarnya dikarenakan hormon progesterone yang dapat
menyebabkan nafsu makan bertambah apabila dosis yang tinggi dan berlebihan
karena menurut para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di
hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.(21)
34
2.2.6. Penanggulangan dan Pengobatan
1) KIE
Jelaskan sebab terjadinya perubahan berat badan, sehingga ibu atau akseptor
tidak merasa khawatir dengan kondisinya. Penambahan berat badan ini
bersifat sementaradan individu (tidak terjadi pada semua pemakai suntikan,
tergantung reaksi tubuh wanita itu terhadap metabolisme progesteron.
2) Tindakan Medis
Anjurkan untuk melakukan diet rendah kalori dan olah raga yang proporsional
untuk menjaga berat badannya.(9)
2.2.7. Perubahan Berat Badan
1. Pengertian Berat Badan
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran masa
hidup. Perubahan berat badan terjadi jika makanan sehari-harinya mengandung
energi yang melebihi kebutuhan yang bersangkutan. Berat badan seseorang sering
mengalami perubahan. Perubahan berat badan tersebut ada banyak faktor yang
mempengaruhi.(14)
Pada umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi
antara 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Penyebabnya belum jelas
kemungkinan disebabkan karena hormon progesterone mempermudah perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak dibawah kulit bertambah,
selain itu hormone progesterone menyebabkan nafsu makan bertambah dan
menurunkan aktivitas fisik akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan
perubahan berat badan.
35
Hormon Progesteron (DMPA) juga merangsang pusat pengendali nafsu
makan di hipotalamus yang menyebabkan nafsu makan bertambah sehingga
akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya pemakaian kontrasepsi
dapat menyebabkan perubahan berat badan diantaranya terjadi kenaikan berat
badan.(9)
2. Faktor-faktor yang menentukan perubahan berat badan
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat badan seseorang
terdiri dari :
1) Herediter : Kencenderungan menjadi gemuk pada keluarga tertentu telah lama
diketahui. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan keluarga makan banyak dan
berkali-kali tiap harinya. Dengan demikian masukan energi tiap harinya
melebihi kebutuhannya.
2) Bangsa atau suku : Pada bangsa atau suku tertentu kadang-kadang terlihat
lebih banyak anggota-anggotanya yang menderita obesitas. Dalam hal ini
sukar untuk menentukan faktor yang lebih menonjol. Keturunan atau latar
belakang kebudayaan seperti biasa makan makanan yang mengandung banyak
energi, tidak berolah raga dan sebagainya.
3) Gangguan emosi : Gangguan emosi merupakan sebab terpenting obesitas pada
remaja. Pada anak yang bersedih hati dan memisahkan diri dari lingkungannya
timbul rasa lapar yang berlebihan sebagai kompensasi terhadap masalahnya.
Adanya kebiasaan makanan yang terlampau banyak akan menghilang dengan
menyembuhnya gangguan emosi yang dideritanya.
36
4) Fisiologi : Energi yang dikeluarkan menurun dengan bertambahnya umur dan
ini sering meningkatkan berat badan pada umur pertengahan.
5) Gangguan Hormon : Gangguan hormon hipotyroid dapat mempengaruhi
peningkatan berat badan atau kecenderungan untuk meningkatkan berat
badan.(22)
2.2.8. Karakteristik berdasarkan Akseptor KB
Karakteristik berdasarkan akseptor KB diantaranya adalah :
1. Umur
Umur merupakan salah satu faktor seseorang untuk menjadi akseptor alat
kontrasepsi, sebab umur berhubungan dengan potensi reproduksi. Umur 20-35
tahun adalah umur yang lebih aman dari resiko kematian maternal, sehingga
mengatur kehamilan pada umur tersebut dengan kontrasepsi adalah mengurangi
resiko kematian maternal pada bayi dan anak. Terbukti bahwa jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun akan meningkatkan kematian bayinya. Disamping itu wanita
yang melahirkan pada umur dibawah 18 tahun cenderung prematur dan meninggal
dunia, dengan demikian program KB secara langsung maupun tidak langsung
dengan kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak. Selain faktor- faktor yang dapat
meningkatkan berat badan adapun usaha-usaha untuk mengurangi berat badan.
(25)
Umur 20-35 tahun merupakan umur terbaik dalam kehamilan dan
persalinan. pada umur ini diperlukan alat kontrasepsi jangka panjang yang
memiliki efektifitas tinggi. Salah satu kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor
yaitu KB suntik 3 bulan/DMPA adalah alat kontrasepsi jangka panjang yang
37
memiliki efektifitas yang cukup tinggi yaitu 0,3 kehamilan per 100 perempuan per
tahun. Alat kontarasepsi DMPA juga dapat digunakan oleh perempuan yang
berumur >35 tahun.
Memasuki umur tua, seseorang akan cenderung kehilangan massa otot,
terutama jika kurang aktif, kehilangan otot akan mengurangi tingkat pembakaran
kalori, jika tidak dilakukan diet seimbang hal tersebut dapat menaikkan berat
badan.
Alat kontrasepsi hormonal mempunyai sifat kimiawi sehingga memiliki
efek samping yang relatif tinggi bila dibandingkan alat kontrasepsi nonhormonal.
Efek samping dari kontrasepsi hormonal salah satunya yaitu peningkatan berat
badan. Peningkatan berat badan disebabkan oleh hormon prgesteron yang
merangsang hipotalamus lateral menyebabkan perubahan karbohidrat dari gula
menjadi lemak, sehingga lemak dalam tubuh akan menjadi banyak dan terjadilah
peningkatan berat badan.(23)
2.2.9. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan pada
Akseptor KB
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan pada
Akseptor KBdiantaranya:
1. Aktivitas fisik
Peningkatan berat badan dapat disebabkan asupan energi yang melebihi
kebutuhan tubuh yang biasanya dialami oleh orang yang kurang olahraga atau
kurang aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan energi yang masuk kedalam tubuh
tidak dibakar atau digunakan yang kemudian disimpan dalam bentuk lemak.
38
Aktivitas fisik atau olahraga merupakan bagian penting untuk menghindari
penyakit diabetes melitus. Aktivitas fisik akan membantu tubuh kita membakar
lemak dan glukosa menjadi energi.
Aktifitas fisik sebaiknya dilakukan secara teratur sebanyak 3 kali atau
lebih dalam seminggu dengan tingkatan olahraga sedang sampai berat, aktivitas
fisik sebaiknya dilakukan minimal 30 menit setiap harinya. Aktivitas ringan
adalah orang yang melakukan aktivitas fisik dalam waktu kurang dari 30 menit
per hari. Orang yang termasuk dalam golongan aktivitas sedang adalah mereka
yang melakukan aktivitas dalam kurun waktu 30-60 menit perhari. Dan orang
yang termasuk dalam golongan aktivitas berat adalah mereka yang melakukan
aktivitas di atas 60 menit perhari.(10)
a. Kategori Aktifitas Fisik
Akifitas fisik terbagi dalam 3 kategori, yaitu ringan, sedang dan berat.
1) Aktifitas fisik ringan
Merupakan suatu aktifitas yang tidak membutuhkan bayak gerakdan
tenaga serta hanya mengeluarkan sedikit tenaga. Contohnya menonton TV,
bermain komputer, duduk ditempat kerja dan yang lainya.
2) Aktifitas fisik sedang
Merupakan aktifitas fisik yang membutuhkan usaha dan masih
bisadilakukan dengan berbicara serta dapat meningkatkan denyut nadi
individu yang melakukanya. Contohnya seperti berjalan, bersepeda,
bermain, berkebun, atau aktifitas lainya.
39
3) Aktifitas fisik berat
Merupakan suatu aktifitas fisik yang bertujuan atau memiliki manfaat
kepada seorang individu untuk bernafas lebih keras dan lebih cepat, dan
dapat meningkatkan lebih mudah cepat lelah yang disebabkan oleh
beratnya aktifitasnya. Contohnya seperti berlari, berenang, olah raga aktif,
dan latihan agkat beban dan ngegym. (11)
2. Dukungan Suami
Secara umum dapat dikatakan bahwa dukungan dapat meningkatkan
kontrol personal dan perasaan positif. Dukungan akan membuat individu tersebut
merasa yakin dan menyadari bahwa ia tidak seorang diri bertanggung jawab
terhadap masalah kesehatan reproduksi.
Suami dipandang sebagai kepala keluarga, pelindung keluarga, pencari
nafkah dan seseorang yang dapat membuat keputusan dalam keluarga. Dukungan
suami adalah dorongan yang diberikan oleh suami berupa dukungan moril dan
materiil dalam hal mewujudkan suatu rencana yang dalam hal ini adalah
pemilihan kontrasepsi. Dukungan suami membuat keluarga mampu melaksanakan
fungsinya, karena anggota keluarga memang seharusnya saling memberikan
dukungan dan saling memperhatikan keadaan dan kebutuhan kesehatan istri.
Dukungan suami adalah bantuan moril yang diberikan suami kepada
istrinya. Dukungan suami dapat memberikan rasa nyaman serta percaya diri
dalam mengambil keputusan tersebut dalam pemilihan alat kontrasepsi.
40
Terdapat empat jenis perilaku atau tindakan yang mendukung yaitu:
1. Dukungan informasi (informational), dalam hal ini keluarga memberikan
informasi, penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang. Mengatasi
permasalahan dapat digunakan seseorang dengan memberikan nasehat,
anjuran, petunjuk dan masukan.
2. Dukungan instrumental (instrumental) yaitu: keluarga merupakan suatu
sumber bantuan yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup memberikan
bantuan yang nyata dan pelayanan yang diberikan secara langsung bisa
membantu seseorang yang membutuhkan. Dukungan ekonomi akan
membantu sumber daya untuk kebutuhan dasar dan kesehatan anak serta
pengeluaran akibat bencana.
3. Dukungan emosional (emotional) yaitu: keluarga berfungsi sebagai suatu
tempat berteduh dan beristirahat, yang berpengaruh terhadap ketenangan
emosional, mencakup pemberian empati, dengan mendengarkan keluhan,
menunjukkan kasih sayang, kepercayaan, dan perhatian. Dukungan emosional
akan membuat seseorang merasa lebih dihargai, nyaman, aman dan disayangi.
4. Dukungan penilaian (appraisal) yaitu: keluarga berfungsi sebagai pemberi
umpan balik yang positif, menengahi penyelesaian masalah yang merupakan
suatu sumber dan pengakuan identitas anggota keluarga. Keberadaan
informasi yang bermanfaat dengan tujuan penilaian diri serta penguatan
(pembenaran).(20)
41
Adanya keluhan yang dialami oleh istri karena ketidaknyamanan selama
menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu terjadinya penambahan berat
badan, membuat suami untuk memberikan dukungan dalam bentuk dukungan
informasi, dukungan instrumental, dukungan emosional dan dukungan
penilaian/penghargaan dalam melakukan pemindahan alat kontrasepsi yang
sebelumnya telah disepakati bersama. Bila suami tidak mengizinkan atau tidak
mendukung, maka hanya sedikit istri yang berani untuk melakukan pemindahan
alat kontrasepsi tersebut. Selain peran penting suami dalam mendukung
mengambil keputusan, peran suami dalam memberikan informasi juga sangat
berpengaruh bagi istri. Besarnya peran suami akan sangat membantunya dan
suami akan semakin menyadari bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya
urusan wanita (istri) saja.(24)
3. Lama Pemakaian KB
Banyaknya penggunaan KB dalam jangka waktu yang cukup lama
mengalami kenaikan berat badan, dalam jangka pemakaian KB yang cukup lama
akan menyebabkan hormon progesteron terus bertambah dalam tubuh yang
membuat nafsu makan terus meningkat sehingga kenaikan berat badan terus
bertambah, karena lama penggunaan kontrasepsi ini dapat menganggu
keseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan berat bada pada Akseptor KB, atau terjadi
sel yang normal menjadi tidak normal. Tetapi masih ditemukan responden yang
mengalami penurunan berat badan hal ini dapat disebabkan pola makan yang
kurang baik dan aktivitas yang dilakukan tidak rutin ataupun aktivitas ringan.(25)
42
2.3. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini yaitu :
Ha : Ada Faktor yang Berhubungan dengan Perubahan Berat Badan pada
Akseptor KB di Klinik Dina Karya Medan Jl. Karya Gg. Bersama Nomor
17 Medan tahun 2019
Ho : Tidak ada Faktor yang Berhubungan dengan Perubahan Berat Badan pada
Akseptor KB di Klinik Dina Karya Medan Jl. Karya Gg. Bersama Nomor
17 Medan tahun 2019
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bagian penelitian yang berisi uraian-uraian
tentang gambaran alat penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam
melakukan penelitian yang lazim disebut paradigma penelitian. Desain penelitian
dalam penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional
(bedah lintang). Survei analitik adalah penelitian yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi kemudian melakukan analisis
dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek. Dalam
penelitian bedah lintang, sampel diambil dari populasi, dari sampel kemudian
dibagi kemudian dicari faktor penyebab, perhitungan faktor penyebab dan faktor
akibat dilakukan bersamaan. (27)
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan di Klinik Dina Karya Medan jl. Karya
Gg. Bersama No. 17 Medan Tahun 2019
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dari bulan Juli-
Agustus Tahun 2019.
44
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu pengguna akseptor KBsebanyak 50 orang yang
berada di klinik Dina Karya pada Tahun 2019
3.3.2. Sampel
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan Total
Population. Dimana seluruh populasi dijadikan sebagai sampel yaitu 50 orang.
3.4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah merupakan formulasi atau simplikasi dari
kerangka teori atau teori teori yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka
konsep ini terdiri dari variabel- variabel serta hubungan variabel yang satu dengan
yang lain.
Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul Faktor yang
berhubungan dengan perubahan berat badan pada Akseptor KB di klinik Dina
Karya Medan Tahun 2019
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perubahan Berat Badan
1. Aktifitas fusik
2. Dukungan suami
3. Lama pemakaian
Akseptor KB
45
3.5. Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran
3.5.1. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefenisikan
variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi variabel.
Karakteristik Akseptor KB diantaranya:
1. Umur
Umur merupakan lama hidup seseorang dari saat lahir hingga saat ini. Umur
di ukur menggunakan kuisioner dengan kategori:
a. < 20 tahun
b. 20-35 tahun
c. >35 tahun
2. Dukungan Suami
Dukungan suami adalah pernyataan responden tentang adanya dukungan dari
suami untuk menggunakan kontrasepsi. Dukungan suami di ukur
menggunakan kuisioner dengan kategori :
a. Mendukung, apabila suami setuju jika ibu menggunakan KB
b. Kurang mendukung, apabila suami tidak setuju jika ibu menggunakan KB
3. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan serangkaian gerak yang dilakukan oleh otot tubuh
dan sistem penunjangnya yang teratur yang dilakukan sehari-hari. Aktivitas
fisik di ukur menggunakan kuisioner dengan kategori:
a. Aktifitas ringan
b. Aktifitas sedang
c. Aktifitas berat
46
4. Lama pemakaian alat kontrasepsi
Lama pemakaian kontrasepsi merupakan jangka waktu yang digunakan
akseptor KB pada saat ini. Lama pemakaian diukur dengan kuesioner
dengan kategori:
a. 1-6 bulan
b. 7-1 tahun
c. >1 tahun
5. Perubahan Berat Badan Pada Akseptor KB
Perubahan berat badan adalah keadaan berubahnya berat badan ibu selama
pemakaian alat kontrasepsi dari awal pemakaian sampai sekarang.
Perubahan berat badan di ukur menggunakan kuisioner dengan kategori :
a. Naik : jika BB ibu bertambah (1-5 Kg) selama pemakaian KB
b. Turun : jika BB ibu tidak bertambah (<1 Kg) selama pemakaian KB
3.5.2. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi cara dan alat ukur
(instrumen), hasil pengukuran, kategori, dan skala ukur yang digunakan untuk
menilai suatu variabel.
47
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran
Variabel
Independen
Jumlah
Pertanyaan Alat ukur Hasil ukur Kategori
Skala
Ukur
Aktifitas
Fisik
1 Kuisioner a. Ringan <30 menit
b. Sedang >30-60
menit
c. Berat >60 menit
3
2
1
Ordinal
Dukungan
suami
12 Kuisioner a. Mendukung
b. Kurang
mendukung
1
0
Ordinal
Lama
pemakaian
KB
1 Kuisioner a. Jika 1-6 bulan
b. Jika 7-1 tahun
c. jika >1 tahun
3
2
1
Ordinal
Variabel
Dependen
Jumlah
Pertanyaan
Alat
Ukur Hasil Ukur Kategori
Skala
Ukur
Perubahan
Berat badan
1 Kuisioner a. Naik = jika BB
ibu bertambah 1-
5 Kg
b. Tidak naik = jika
BB ibu <1 Kg
2
1
Nominal
3.6. Metode Pengolahan Data
3.6.1. Jenis Data
1. Data Primer
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer dengan
pengumpulan data secara langsung dengan menggunakan angket atau kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh
pihak lain. Data sekunder yang diperoleh unutk penelitian ini adalah data laporan
dari Puskesmas Batahan Kecamatan Batahan Kabupaten Mandailing Natal.
3. Data Tertier
Data tertier dalam penelitian ini diperoleh dari World Health
Organazation (WHO), Riskesdan, SDKI, BKKBN, Rencana Pembangunan
48
Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Profil Kesehatan Sumatera Utara, dan
Jurnal Kesehatan.
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer : Pengumpulan data secara Langsung dari responden melalui
kuesioner.
2. Data Sekunder : Diperoleh dari catatan kunjungan Akseptor KB.
3. Data tersier: Data yang diperoleh dari WHO 2017, Profil Kesehatan Indonesia
2017, SDKI 2017, SDGs, dan data Profil Sumatera Utara 2016.
3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang bertujuann untuk mengetahui sejumlah
mana ukuran atau nilai yang menunjukan tingkat kehandalan atau kesalahan suatu
alat ukur dengan cara mengukur kolerasi antara variabel / pearson product
moment (r), dengan ketentuan jika r-tabel lebih besar dari r hitung, maka
dinyatakan valid. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan di Klinik RB
Hanum Medan dengan jumlah responden sebanyak 20 akseptor KB pada bulan
Juli tahun 2019.
1) Dukungan Suami
Hasil uji validitas kuesioner tentang dukungan suamidengan jumlah
responden sebanyak20 akseptor KB di Klinik RB Hanum Medan tahun 2019.
49
Tabel 3.2. Uji Validitas Kuesioner Dukungan Suami
No r hitung r table Hasil
DS1 0,447 0,444 Valid
DS2 0,508 0, 444 Valid
DS3 0,550 0, 444 Valid
DS4 0,598 0, 444 Valid
DS5 0,308 0, 444 Tidak Valid
DS6 0,130 0, 444 Tidak Valid
DS7 0,104 0, 444 Tidak Valid
DS8 0,076 0, 444 Tidak Valid
DS9 0,486 0, 444 Valid
DS10 0,278 0, 444 Tidak Valid
DS11 0,175 0, 444 Tidak Valid
DS12 0,007 0, 444 Tidak Valid
DS13 0,731 0, 444 Valid
DS14 0,631 0, 444 Valid
DS15 0,538 0, 444 Valid
DS16 0,522 0, 444 Valid
DS17 0,538 0, 444 Valid
DS18 0,346 0, 444 Tidak valid
DS19 0,609 0, 444 Valid
DS20 0,621 0, 444 Valid
Kriteria validitas instrument penelitian tentang dukungan suamiyaitu jika r
hitung > r tabel maka butir instrument dinyatakan valid, jika r hitung < r tabel
maka butir instrument dinyatakan tidak valid. Berdasarkan uji validitas kuesioner
diperoleh 12 soal dinyatakan valid hasil karena mempunyai nilai r hitung > 0,444.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat dapat
dipercaya atau diandalakan, diamana hasil pengukuran tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat ukur yang sama. Criteria dari reliabilitas instrumen penelitian
yaitu nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan r
product moment pada tabel dengan kententuan jika rhitung>rtabel, dengan taraf
50
signifikan 0,05 maka butir instrumen dinyatakan reliabel atau dapat diandalkan,
jika rhitung<rtabel maka butir instrumen dinyatakan tidak reliabel.
Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas
Realibility Statistics
Cronchbach alpha N of Item
0,809 12
Berdasarkan hasil uji reabilitas instrument dukungan suami diperoleh hasil
bahwa nilai uji reabilitas dengan teknik cronbach alpha diperoleh nilai cronbach
alpha untuk variabel dukungan suami akseptor KB sebesar 0,809 instrument
penelitian adalah reliabel.
Menentukan derajat konsistensi dari instrument penelitian berbentuk
kuesioner. Tingkat reabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS melalui
uji cronbach alpha yang dibandingkan dengan tabel r.
3.7. Metode Pengolahan Data
Data yang terkumpul diolah dengan komputerisasi dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Collecting :Mengumpulkan data dari kuesioner yang dilakukan dengan
membagikan kuisioner ke setiap responden dan kemudian responden
menjawab/mengisi setiap pertanyaan di kuisioner.
2. Cheking :Dilakukan dengan memeriksakan kelengkapan jawaban kuesioner
dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data
memberikan hasil yang valid dan realibel dan terhindar dari bias.
3. Coding : Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variable-
variable yang di teliti.
51
4. Entering : Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden
yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program komputer yang digunakan peneliti yaitu SPSS.
5. Data processing : Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer
akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari penelitian.(28)
3.8. Analisa Data
3.8.1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan
pada tiap variabel dari hasil penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi.
3.8.2. Analisis Bivariat
Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel pada penelitian ini
maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan
(korelasi) antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat
(independent variable).Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan
antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis Chi-square, pada
batas kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05). Apabila hasil perhitungan
menunjukkan nilai p < p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua
variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. (26)
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Geografis
Klinik Dina Karya Medan jl. Karya Gg. Bersama No. 17 Medan Tahun
2019 terletak dilingkungan X, kelurahan karang berombak, kecamatan Medan
Barat. Lokasi penelitian dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.
1. Sebelah Utara : Berbatas dengan lingkungan 1X
2. Sebelah Timur : Berbatas dengan lingkungan VIII
3. Sebelah selatan : Berbatas dengan lingkungan VII
4. Sebelah barat : Berbatas dengan sungai
4.1.2. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi klinik dan rumah bersalin yang bermutu, terjangkau dan mandiri.
2. Misi
1) Memberikan pelayanan secara kompeherensif dan holistic, mengacu pada
standard nasional
2) Menciptakan suasana kerja yang harmonis, meningkatkan kualitas SDM
dan Teknologi pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan teknik
3) Menjadi wahana penelitian dan pendidikan kesehatan
4) Memegang teguh sikap pelayanan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kepedulian dana kesiapan dalam melayani masyarakat.
53
4.2. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Akseptor KB Berdasarkan Umur di Klinik Dina Karya
Medan Tahun 2019
1) Umur
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Akseptor KB di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019
No. Umur Ibu Jumlah
f %
1.
2.
> 35 Tahun
20 – 35 Tahun
22
23
44
46
3. < 20 Tahun 5 10
Total 50 100
Berdasarkan tabel 4.1. diketahui dari 50 responden, ibu yang berusia >35
tahun sebanyak 22 responden (44,0 %), pada usia 20-35 tahun sebanyak 23
responden (46,0%), dan ibu yang berusia <20 tahun sebanyak 5 responden
(10,0%).
4.2.1. Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian, pada umumnya dalam analisa ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Akseptor KB di Klinik Dina Karya
Medan Tahun 2019
No. Aktivitas Fisik Jumlah
f %
1.
2.
Berat >60 menit
Sedang 30-60 menit
3
14
6
28
3. Ringan <30 menit 33 66
Total 50 100
54
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui dari 50 responden, ibu yang melakukan
asktifitas fisik berat sebanyak 3 responden (6,0%), pada aktivitas fisik yang
sedang sebanyak 14 responden (28,0%), dan pada aktivitas fisik yang ringan
sebanya k 33 responden (66,0%).
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Akseptor KB Tentang
Dukungan Suami di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019
No Pertanyaan Dukungan Suami Ya Tidak Total
f % f % f %
1 Apakah suami sering menyarankan tentang
Pentingnya penggunaan KB ? 36 72.0 14 28,0 50 100
2 Apakah suami memberikan bimbingan dalam
mengatasi keluhan- keluhan yang dirasakan
ibu?
24 48,0 26 52,0 50 100
3 Apakah suami memberikan saran atau masukan
dalam membantu memberikan keputusan untuk
menggunakan KB ?
24 48,0 26 52,0 50 100
4 Apakah suami memberikan informasi dan
penjelasan kepada ibu tentang penggunaan KB? 25 50,0 25 50,0 50 100
5 Apakah suami tetap mendapingin ibu disaat ibu
menggunakan KB?
28 56,0 22 44,0 50 100
6 Dukungan suami yang diberikan membuat ibu
lebih percaya diri untuk memilih menggunakan
KB ?
32 64,0 18 36,0 50 100
7 Apakah suami perhatian dan peduli saat ini
kepada ibu setelah menggunakan KB?
32 64,0 18 36,0 50 100
8 Apakah suami mendukung pemilihan alat
kontrasepsi yang akan ibu gunakan ?
23 46,0 27 54,0 50 100
9 Apakah suami menghormati keputusan ibu
untuk menggunakan KB yang akan dipakai ?
27 54,0 23 46,0 50 100
10 Apakah suami berterima jika terjadi perubahan
berat badan pada ibu ?
26 52,0 24 48,0 50 100
11 Apakah suami memberikan dukungan moral
dalam pemakain KB ?
23 46,0 27 54,0 50 100
12 Apakah suami mengigatkan kepada ibu
konsultasi untuk menggunakan KB ?
24 48,0 26 52,0 50 100
Berdasarkan tabel 4.3. diketahui bahwa dari 50 responden yang paling
banyak menjawab ya sebanyak 36 (72,0%) pada pernyataan nomor 1 dan paling
banyak menjawab tidak sebanyak 27 (54,0%) pada pernyataan nomor 8 dan 11.
55
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Akseptor KB di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2019
No. Dukungan Suami Jumlah
f %
1.
2.
Tidak mendukung
Mendukung
28
22
56
44
Total 50 100
Berdasarkan tabel 4.4. diketahui bahwa dari 50 responden dukungan
suami tidak mendukung sebanyak 28 responden (56,6%), dan dukungan suami
mendukung sebanyak 22 responden (44,0%).
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Lama Pemakaian Akseptor KB di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2019
No. Lama Pemakaian KB Jumlah
f %
1.
2.
3.
> 1 tahun
7-1 tahun
1-6 bulan
3
18
29
6
36
58
Total 50 100
Berdasarkan tabel 4.5. diketahui bahwa dari 50 responden lama pemakaian
KB > 1 tahun sebanyak 3 responden (6,0%), 7-1 tahun sebanyak 18 responden
(36,0%), dan lama pemakaian KB 1-6 bulan sebanyak 29 responden (58,0%).
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Perubahan BB Akseptor KB di Klinik Dina Karya
Medan Tahun 2019
No. Perubahan BB Jumlah
f %
1.
2.
Tidak naik
Naik
12
38
24
76
Total 50 100
Berdasarkan tabel 4.6. diketahui bahwa dari 50 responden perubahan BB
tidak naik sebanyak 12 responden (24,0%), dan perubahan BB yang naik
sebanyak 38 responden (76,0%).
56
4.2.2. Analisa Bivariat
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Hubungan Aktivitas Fisik Akseptor KB Dengan
Perubahan BB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019
No Aktivitas Fisik
Perubahan BB Total P
Value Tidak naik Naik
f % f % f %
1 Berat 2 4 1 2 3 6 0,016
2 Sedang 6 12 8 16 14 28
3 Ringan 4 8 29 58 33 66
Total 12 24 38 76 50 100
Berdasarkan tabel 4.7. menunjukkan bahwa tabulasi silang antara
hubungan aktivitas fisik akseptor KB dengan perubahan berat badan di Klinik
Dina Karya Medan Tahun 2019 dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang
diteliti, diperoleh akseptor yang perubahan berat badan tidak naik sebanyak 12
responden (24,0%), akseptor KB yang perubahan berat badan naik sebanyak 38
responden (76,0%), akseptor KB pada aktivitas fisik berat dengan perubahan berat
badan tidak naik sebanyak 2 responden (4,0%), perubahan berat badan naik
sebanyak 1 responden (2,0%). Pada aktivitas fisik sedang akseptor kb dengan
perubahan berat badan tidak naik sebanyak 6 responden (12,0%), perubahan berat
badan naik sebanyak 8 responden (16,0%), dan pada aktivitas fisik ringan
diperoleh perubahan berat badan tidak naik sebanyak 4 responden (8,0%), dan
perubahan berat badan naik 29 responden (58,0%).
Berdasarkan uji chi-square diperoleh p value =(0,016) < α (0,05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik akseptor KB dengan perubahan
BB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019.
57
Tabel 4.8. Tabulasi Silang Hubungan Dukungan Suami Dengan Perubahan BB di
Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019
No Dukungan Suami
Perubahan BB Total P
Value Tidak naik Naik
f % f % f %
1 Mendukung 9 18 13 26 22 44 0,032
2 Tidak Mendukung 3 6 25 50 28 56
Total 12 24 38 76 50 100
Berdasarkan tabel 4.8. menunjukan bahwa tabulasi silang antara hubungan
dukungan suami dengan perubahan berat badan di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019 dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, terdapat
dukungan suami yang mendukung dengan perubahan berat badan naik sebanyak
13 rensponden (26%), yang tidak naik sebanyak 9 responden (18%), dukungan
suami yang mendukung dengan perubahan berat badan naik sebanyak 25
responden (50%), dan yang tidak naik sebanyak 3 responden (6%).
Berdasarkan uji chi-square diperoleh p value =(0,032) < α (0,05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan perubahan BB di
Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019.
Tabel 4.9. Tabulasi Silang Hubungan Lama Pemakaian KB Dengan Perubahan
BB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019
No
Lama
Pemakaian
KB
Perubahan BB Total P
Value Tidak naik Naik
f % f % f %
1 >1 tahun 0 0 3 6,0 3 6,0 0,025
2 7-1 tahun 1 2,0 17 34,0 18 36,0
3 1-6 bulan 11 22,0 18 36,0 29 58,8
Total 12 24,0 38 76,0 50 100
Berdasarkan tabel 4.9. menunjukkan bahwa tabulasi silang antara
hubungan umur ibu akseptor KB dengan perubahan berat badan di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2019 dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti,
58
diperoleh akseptor yang perubahan berat badan tidak naik sebanyak 12 responden
(24,0%), akseptor KB yang perubahan berat badan naik sebanyak 38 responden
(76,0%), akseptor KB pada pada lama pemakaian >1 tahun dengan perubahan
berat badan naik sebanyak 3 responden (6,0%). Pada lama pemakaian 7-1 tahun
akseptor kb dengan perubahan berat badan tidak naik sebanyak 1 responden
(2,0%), perubahan berat badan naik sebanyak 17 responden (34,0%), dan pada
lama pemakaian 1-6 bulan diperoleh perubahan berat badan tidak naik sebanyak
11 responden (22,0%), dan perubahan berat badan naik 18 responden (36,0%).
Berdasarkan uji chi-square diperoleh p value =(0,025) < α (0,05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan lama pemakaian akseptor KB dengan
perubahan BB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1. Hubungan Aktivitas Fisik Akseptor KB Dengan Perubahan BB di
Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019 yaitu dari 50 responden Akseptor KB mayoritas ibu yang Aktifitas
fisik ringan <30 menit terdapat 33 Akseptor KB (66,0%) yang mengalami
perubahan berat badan sebanyak 29 Akseptor KB (58,0%), pada Aktifitas fisik
sedang yang mengalami perubahan berat badan sebanyak 8 Akseptor KB (16,%),
dan ibu yang minoritas Aktifitas berat >30 menit yang mengalami perubahan
berat badan sebanyak 1 Akseptor KB (6,0%). Berdasarkan uji chi-square
diperoleh p value =(0,016) < α (0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan
59
aktivitas fisik akseptor KB dengan perubahan BB di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Juliana Br Sembiring, Razia Begum
Suroyo dan Leni Asnita tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan
peningkatan BB pada akseptor kontrasepsi suntik di Puskesmas Batahan
Kecamatan Batahan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2019. Analisa data yang
digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji stastistik chi-
square. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada hubungan aktivitas
dengan peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik karena aktivitas fisik
dapat membantu mencegah kelebihan berat badan atau menjaga berat badan.
Aktivitas fisik yang berlebihan membuat tubuh menjadi sangat lelah sehingga
akan lebih cepat lapar asupan energi sudah habis terkuras. Hasil uji statistik
dengan menggunakan uji chi square, diperoleh nilai perhitungan p value=
0,007<0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan aktivitas fisik dengan
peningkatan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik.(10)
Peningkatan berat badan dapat disebabkan asupan energi yang melebihi
kebutuhan tubuh yang biasanya dialami oleh orang yang kurang olahraga atau
kurang aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan energi yang masuk kedalam tubuh
tidak dibakar atau digunakan yang kemudian disimpan dalam bentuk lemak.
Aktivitas fisik sebaiknya dilakukan secara teratur sebanyak 3 kali atau lebih
dalam seminggu dengan tingkatan olahraga sedang sampai berat, aktivitas fisik
sebaiknya dilakukan minimal 30 menit setiap harinya. Aktivitas ringan adalah
orang yang melakukan aktivitas fisik dalam waktu kurang dari 30 menit per hari.
60
Orang yang termasuk dalam golongan aktivitas sedang adalah mereka yang
melakukan aktivitas dalam kurun waktu 30-60 menit perhari. Dan orang yang
termasuk dalam golongan aktivitas berat adalah mereka yang melakukan aktivitas
di atas 60 menit perhari.(25)
Aktifitas Fisik terbagi dalam 3 kategori, yaitu ringan, sedang dan berat.
Aktifitas fisik ringan merupakan suatu aktifitas yang tidak membutuhkan bayak
gerakdan tenaga serta hanya mengeluarkan sedikit tenaga. Contohnya menonton
TV, bermain komputer, duduk ditempat kerja dan yang lainya.
Aktifitas fisik sedang merupakan aktifitas fisik yang membutuhkan usaha
dan masih bisadilakukan dengan berbicara serta dapat meningkatkan denyut nadi
individu yang melakukanya. Contohnya seperti berjalan, bersepeda, bermain,
berkebun, atau aktifitas lainya.
Aktifitas fisik berat merupakan suatu aktifitas fisik yang bertujuan atau
memiliki manfaat kepada seorang individu untuk bernafas lebih keras dan lebih
cepat, dan dapat meningkatkan lebih mudah cepat lelah yang disebabkan oleh
beratnya aktifitasnya. Contohnya seperti berlari, berenang, olah raga aktif, dan
latihan agkat beban dan ngegym.
Menurut asumsi penelitian, menunjukan bahwa ada hubungan aktifitas
fisik dengan perubahan berat badan, karena kurangnya aktifitas fisik
menyebabkan banyak energi yang tersimpan sebagai lemak, sehingga Akseptor
KB yang kurang melakukan aktifitas cenderung menjadi gemuk. Oleh karena itu,
untuk mencegah kelebihan berat badan perlu dilakukan aktifitas fisik. Aktifitas
fisik ini dapat membatu mencegah kelebihan berat badan atau membantu menjaga
61
berat badan. Dilapangan masih banyak beranggapan bahwa semakin banyak atau
berat aktifitas fisik yang dilakukan akan membuat berat badan menjadi ideal.
Dimana aktifitas fisik yang berlebihan membuat tubuh menjadi sangat lelah
sehingga akan lebih lapar karena asupan energi habis justru kondisi inilah yang
membuat porsi makan yang lebih banyak. Hal ini sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa salah satu penyebab perubahan berat badan adalah aktifitas
fisik.
4.3.2. Hubungan Dukungan Suami Pada Akseptor KB Dengan Perubahan
BB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019 yaitu dari 50 responden Akseptor KB mayoritas ibu yang mengalami
perubahan berat badan pada dukungan suami tidak mendukung sebanyak 25
Akseptor KB (50,0%), dan minoritas dukungan suami mendukung yang
mengalami perubahan berat badan sebanyak 9 Akseptor KB (18,0%).Berdasarkan
uji chi-square diperoleh p value =(0,032) < α (0,05) yang menunjukkan bahwa
ada hubungan dukungan suami pada akseptor KB dengan perubahan BB di Klinik
Dina Karya Medan Tahun 2019.
Pada umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi
antara 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Penyebabnya belum jelas
kemungkinan disebabkan karena hormon progesterone mempermudah perubahan
karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak dibawah kulit bertambah,
selain itu hormone progesterone menyebabkan nafsu makan bertambah dan
menurunkan aktivitas fisik akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan
perubahan berat badan. Dukungan suami adalah dorongan yang diberikan oleh
62
suami berupa dukungan moril dan materiil dalam hal mewujudkan suatu rencana
yang dalam hal ini adalah pemilihan kontrasepsi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jessa Kris Dayanti, Budi Palarto
Soeharto, dan Dea Amarilisa Adespin, tentang Faktor-faktor yang berhubungan
dengan penggunaan metode kontrasepsi pada pasangan usia subur di rowosari
Tahun 2019. Analisa data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis
bivariat dengan uji stastistik chi-square. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan ada hubungan dukungan suami dengan perubahan berat badan pada
akseptor KB. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square, diperoleh
nilai perhitungan p value= 0,001<0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan
dukungan suami dengan peningkatan berat badan pada akseptor kontrasepsi pada
pasangan usia subur.(12)
Menurut asumsi peneliti, dari hasil penelitian menunjukan ada hubungan
dukungan suami dengan perubahan berat badan pada ibu akseptor KB. Dukungan
suami merupakan hal yang sangat penting terhadap istri. Pada penelitian ini
didapatkan dukungan suami tidak mendukung banyak mengalami perubahan
berat badan, hal ini dikarenakan suami yang tidak peduli dengan efek samping
penggunaan KB sehingga tidak memperhatikan perubahan berat badan yang
terjadi pada Akseptor KB. Pada penelitian ini juga didapatkan dukungan suami
yang mendukung dan mengalami perubahan berat badan, hal ini dikarenakan ibu
yang tidak mengatur pola makannya dan Aktifitas fisik atau olah raga yang masih
kurang sehaingga lemak menumpuk dibawah kulit sehingga menyebabkan
perubahan berat badan pada Akseptor KB.
63
4.3.3. Hubungan Lama Pemakaian KB Dengan Perubahan BB di Klinik
Dina Karya Medan Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2019 yaitu dari 50 responden Akseptor KB mayoritas ibu yang mengalami
perubahan berat badan pada lama pemakaian KB 1-6 bulan sebanyak 18 Akseptor
KB (36,0%), pada lama pemakaian KB 7-1 tahun yang mengalami perubahan
berat badab sebanyak 17 Akseptor KB (34,0%), dan minoritas lama pemakaian
KB >1 tahun yang mengalami perubahan berat badan sebanyak 3 Akseptor KB
(6,0%). Berdasarkan uji chi-square diperoleh p value =(0,025) < α (0,05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik akseptor KB dengan perubahan
BB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mentari Moloku dengan judul
Hubungan Lama Pemakaian Lama Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Perubahan
Berat Badan di Puskesmas Ranomuut Manado. Metode penelitian observasional
analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah
ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dengan jumlah sampel 42.
Teknik pengambilan sampel, yaitu dengan metode purposive sampling. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square, pada tingkat kemaknaan 95%
(α ≤ 0,05) menunjukan nilai = 0,004, nilai ini lebih kecil dari α=0,05 yang berarti
ada hubungan lama pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan dengan perubahan berat
badan pada ibu di Puskesmas Ranomuut Manado.(11)
Banyaknya penggunaan KB dalam jangka waktu yang cukup lama
mengalami kenaikan berat badan, dalam jangka pemakaian KB yang cukup lama
akan menyebabkan hormon progesteron terus bertambah dalam tubuh yang
64
membuat nafsu makan terus meningkat sehingga kanikan berat badan terus
bertambah, tetapi masih ditemukan responden yang mengalami penurunan berat
badan hal ini dapat disebabkan pola makan yang kurang baik dan aktivitas yang
dilakukan tidak rutin ataupun aktivitas ringan.(11)
Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian dilapangan
menunjukan ada hubungan lama pemakaian dengan perubahan berat badan pada
Akseptor KB, karena adanya hormon progesteron sehingga merangsang hormon
nafsu makan yang ada dihipotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih
banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi
oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan dibawah kulit.
Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil
sintesa dari karbohidrat menjadi lemak. Sehingga sering kali efek sampingnya
adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah. Hal ini
sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa penyebab perubahan berat badan
adalah lama pemakaian KB.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang Faktor yang berhubungan dengan
perubahan berat badan pada akseptor KB di Klinik Dina Karya Medan Tahun
2019, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada hubungan antara Aktifitas fisik dengan perubahan berat badan pada
akseptor KB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019.
2. Ada hubungan antara dukungan suami dengan perubahan berat badan di
Klinik Dina Kaya medan Tahun 2019
3. Ada hubungan antara lama pemakaian KB dengan perubahan berat badan pada
akseptor KB di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2019.
5.2. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan akseptor KB dapat mengetahui efek samping dari penggunaan alat
kontrasepsi terhadap perubahan berat badan, dan dapat menambah wawasan
akseptor KB untuk mencegah terjadinya perubahan berat badan.
2. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan kepada Bidan agar memberikan konseling secara jelas kepada
akseptor KB mengenai penggunaan alat kontrasepsi dan efek sampingnya
terhadap perubahan berat badan.
66
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswa
Institut Kesehatan Helvetia Medan untuk menambah wawasan mahasiswa
mengenai faktor yang berhubungan dengan perubahan berat badan pada
akseptor KB.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menambah referensi untuk
mengembangkan penelitian tentang Faktor yang berhuungan dengan
perubahan berat badan pada akseptor KB.
67
DAFTAR PUSTAKA
1. dLT Y, T K. Buku Ajaran Kependudukan Dan Pelayanan KB NW P, editor.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2018.
2. World Contraceptive Patters (WCP). [Online].; 2017. Available from: HYPERLINK "https://www.who.comint/news-room/fact-sheets/detail/family-
planning-contraception" https://www.who.comint/news-room/fact-
sheets/detail/family-planning-contraception .
3. Profil Kesehatan Indonesia. [Online].; 2017. Available from: HYPERLINK "http://www.pudatin.kemenkes.go.id/resources/2017."
http://www.pudatin.kemenkes.go.id/resources/2017.
4. Rayma GA, Mahdiyah D, M. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Dengan
Berat Badan Pada Akseptor KB Puskesmas Teluk Tiram Banjarmasin. 2016
Februari.
5. BKKBN Sumatera Utara. [Online].; 2017. Available from: HYPERLINK "http://beritasumut.com/kesehatan/sejak-januari"
http://beritasumut.com/kesehatan/sejak-januari .
6. E H, D S, Y MV. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi Untuk Integrasi
Capaian Dan Target Pada Program Perkembangan Kependudukan Dan
Pengembangan (KKBPK) Di Provinsi Sumatera Selatan. Demography
Journal Of Sriwijaya. 2018;(1-4).
7. H L, R K, Y B. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Peningkatan
Berat Badan Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroksi
Progesteron Esetat) di Puskesmas Kumelembuai Kabupaten Minahasa
Selatan. Jurnal Keperawatan. 2015.
8. Profil Kesehatan Sumatera Utara. [Online].; 2016 [cited 2016 Jaanuary.
9. S, S, Hartini T, R, Pinem S. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan
Kontrasepsi. 2nd ed. A.md N, editor. Jakarta: CV Trans Info Medsia; 2015.
10. Sembiring JB, Suroyo RB, Asnita L. Faktor Faktor Yang Berhubungan
Dengan Peningkatan Berat Badan Pada Akseptor Kontrasepsi Suntik Di
Puskemas Batahan Kecamatan Batahan Kabupaten Mandailing Natal. 2019
Februari; 17.
11. Maloku M. Hubungan Lama Pemakaian Lama Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
Dengan Perubahan Berat Badan di Puskesmas Ranomuut Manado. 2016.
12. Dayanti JK, Soeharto BP, Adespin DA. faktor-faktor yang berhubungan
dengan penggunaan metode kontrasepsi pada pasangan usia subur di
rowosari. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 2018 Mei; 7.
13. Praptiani NW, editor. Buku Ajaran kependudukan Dan Pelayanan Kb
Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2018.
14. Proverawati A, Islaely AD, Aspuah S. Panduan Memilih Kontrasepsi. 2nd
ed. Yogyakarta: Nuha Medika; 2015.
15. Handayani S. Buku Ajaran Pelayanan Keluarga Berencana. 2nd ed.
68
Yogyakarta: Pustaka Rihama; 2018.
16. M. Buku Ajar Pelyanan KB Riyadi S, editor. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2016.
17. Setiyaningrum E, Aziz ZB. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan
Reproduksi. 1st ed. Maftuhin A, editor. Jakarta: Cv Trans Info Media; 2014.
18. Setya Arum DN. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini Setiawan A,
editor. Yogyakarta: Nuha Medika; 2018.
19. Setyaningrum E. Pelayanan Keluarga Berencana. 1st ed. Maftuhin A, editor.
Jakarta: Cv Trans Info Media; 2016.
20. Melani N, Setyawati N, Estiwidani D, S. Pelayanan Keluarga Berencana.
2nd ed. Yogyakarta: Fitramaya; 2018.
21. Rn AR. Penggunaan Kontrasepsi Dan Perubahan Berat Badan Akseptor
KB; 2015.
22. K. Hubungan Perubahan Berat Badan Pada Akseptor Kontrasepsi Hormonal
di BPM Junawati Palembang. Jurnal Kesehatan. 2016; 7.
23. Andriani A. Hubungan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Dengan Peningkatan
Berat Badan Di Kangarian di Puskesmas IV koto. 2016 Januari; 3.
24. Nugroho T, N, Warnaliza D, W. Buku Ajar Askeb I Kehamilan. 2nd ed.
Yogyakarta: Nuha medika; 2018.
25. Nur R, R, N. Penggunaan Kontrasepsi Dan Perubahan Berat Badan
Akseptor Kb. 2017 September.
26. Muhhamad I. Panduan Penyusunan Karya Ilmiah Bidang Kesehatan
Bandung : Cita Pustaka media Perintis; 2016.
69
PERTANYAAN PENELITIAN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN BERAT
BADAN PADA AKSEPTOR KB DI KLINIK DINA KARYA
MEDAN JL. KARYA GANG BERSAMA NO. 17 MEDAN
TAHUN 2019
Karakteristik Responden
1. No. Responden :
2. Umur : Tahun
3. Pendidikan : SD SMP SMA PT
4. Pekerjaan : IRT PNS Karyawan
Petunjuk Responden
1. Bacalah dengan cermat dan teliti pada setiap item pertanyaan.s
2. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda yang paling sesuai dengan
kondisi yang dialami dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan yang
dipilih.
3. Anda boleh bertanya kepada peneliti jika ada pertanyaan yang tidak
dimengerti.
A. Pertanyaan Tentang Aktifitas Fisik
Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan benar dengan memberi tanda
silang (X) pada pilihan yang benar.
1. Pilihlah salah satu aktifitas fisik ibu (olahraga) yang dilakukan oleh ibu
setiap hari ?
a. Ringan <30 menit
b. Sedang >30-60 menit
c. Berat >60 menit
Lampiran 1
70
B. Pertanyaan Tentang Dukungan Suami
Berilah tanda ceklis () pada setiap pertanyaan dibawah ini.
No Pertanyaan Ya Tidak
Dukungan Informasi
1 Apakah suami sering menyarankan tentang
Pentingnya penggunaan KB ?
2 Apakah suami memberikan bimbingan dalam
mengatasi keluhan- keluhan yang dirasakan ibu ?
3 Apakah suami memberikan saran atau masukan dalam
membantu memberikan keputusan untuk menggunakan
KB ?
4 Apakah suami memberikan informasi dan penjelasan
kepada ibu tentang penggunaan KB?
Dukungan Instrumental
5 Apakah suami tetap mendapingin ibu disaat ibu
menggunakan KB?
Dukungan Emosional
6 Dukungan suami yang diberikan membuat ibu lebih
percaya diri untuk memilih menggunakan KB ?
7 Apakah suami perhatian dan peduli saat ini kepada ibu
setelah menggunakan KB?
Dukungan Penilaian
8 Apakah suami mendukung pemilihan alat kontrasepsi
yang akan ibu gunakan ?
9 Apakah suami menghormati keputusan ibu untuk
menggunakan KB yang akan dipakai ?
10 Apakah suami berterima jika terjadi perubahan berat
badan pada ibu ?
11 Apakah suami memberikan dukungan moral dalam
pemakain KB ?
12 Apakah suami mengigatkan kepada ibu konsultasi
untuk menggunakan KB ?
71
C. Pertanyaan Lama Penggunaan KB
Berilah tanda silang (X) pada setiap pertanyaan dibawah ini.
1. Berapa lamakah ibu menggunakan KB?
a. 1-6 bulan
b. 7-1 tahun
c. > 1 tahun
2. Apakah KB yang ibu gunakan saat ini?
a. Pil KB
b. KB suntik
c. Implan
d. IUD
D. Pertanyaan Perubahan Berat Badan
Berilah tanda sialang (X) pada setia pertanyaan dibawah ini?
1. Berapakah perubahan berat bada ibu naik selama menggunakan KB?
a. 1-5 Kg
b. 5-10 Kg
c. 10-15 Kg
d. Tetap
MASTER TABEL UJI VALIDITAS DUKUNGAN SUAMI
No. DS1 DS2 DS3 DS4 DS5 DS6 DS7 DS8 DS9 DS10 DS11 DS12 DS13 DS14 DS15 DS16 DS17 DS18 DS19 DS20 DS TOT
1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 11
2 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 10
3 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16
4 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 13
5 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5
6 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 10
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
8 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15
9 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
11 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15
12 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 12
13 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14
14 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 8
15 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15
16 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 12
17 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13
18 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 10
19 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 15
20 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 12
Lam
piran
2
72
MASTER TABEL PENELITIAN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB DI KLINIK BINA KARYA MEDAN JL. KARYA GG. BERSAMA NO. 17
TAHUN 2019
No. Nama Umur Aktifitas
Fisik
Kat.
Aktifitas
Fisik
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 Tot.
Dukungan
Kat.
Dukungan
Lama
Pemakaian
KB
Kat. Lama
Pemakaian
KB
Peruban
BB
Kat.
Perubahan
BB
1 Ny.T 26 45 2 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 1 3 3 0 1
2 Ny.S 42 65 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 1 3 3 2 2
3 Ny.N 38 30 2 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2 3 3 0 1
4 Ny.Y 19 25 3 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 6 1 10 2 4 2
5 Ny.S 40 15 3 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 5 1 8 2 3 2
6 Ny.N 19 25 3 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 6 1 7 2 3 2
7 Ny.S 24 65 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 2 10 2 0 1
8 Ny.K 41 45 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 8 2 13 1 5 2
9 Ny.N 19 35 2 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 2 7 2 2 2
10 Ny.N 37 15 3 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 4 1 3 3 3 2
11 Ny.A 45 20 3 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 2 14 1 5 2
12 Ny.R 38 25 3 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 8 2 11 2 5 2
13 Ny.S 23 62 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 7 2 6 3 0 1
14 Ny.Z 26 25 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 7 2 8 2 4 2
15 Ny.H 23 45 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 9 2 5 3 0 1
16 Ny.F 39 20 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 6 1 6 3 3 2
17 Ny.D 35 35 2 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 1 5 3 0 1
18 Ny.S 34 10 3 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 3 3 3 2
19 Ny.L 38 30 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 3 3 4 2
20 Ny.W 18 35 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 2 3 0 1
21 Ny.V 39 25 3 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 5 1 7 2 3 2
22 Ny.A 30 15 3 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 2 5 3 0 1
23 Ny.H 36 10 3 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4 1 2 3 5 2
Lam
piran
3
73
No. Nama Umur Aktifitas
Fisik
Kat.
Aktifitas
Fisik
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 Tot.
Dukungan
Kat.
Dukungan
Lama
Pemakaian
KB
Kat. Lama
Pemakaian
KB
Peruban
BB
Kat.
Perubahan
BB
24 Ny.N 37 20 3 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 6 1 7 2 3 2
25 Ny.J 41 25 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 4 3 2 2
26 Ny.P 32 35 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 11 2 6 3 3 2
27 Ny.L 20 45 2 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 2 6 3 0 1
28 Ny.A 39 40 2 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 1 8 2 3 2
29 Ny.A 38 30 2 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 1 5 3 5 2
30 Ny.R 35 35 2 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 7 2 14 1 3 2
31 Ny.Y 45 25 3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 2 12 2 5 2
32 Ny.S 49 10 3 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 3 1 6 3 3 2
33 Ny.D 26 15 3 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 6 1 8 2 2 2
34 Ny.A 44 15 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 1 7 2 5 2
35 Ny.T 35 10 3 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 5 1 6 3 5 2
36 Ny.P 29 20 3 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 8 2 6 3 0 1
37 Ny.D 27 25 3 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 1 9 2 4 2
38 Ny.A 40 25 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 2 8 2 5 2
39 Ny.A 28 15 3 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5 1 5 3 5 2
40 Ny.A 41 10 3 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 6 1 7 2 4 2
41 Ny.L 25 30 2 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 2 9 2 4 2
42 Ny.P 25 25 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 4 3 0 1
43 Ny.S 26 10 3 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 6 1 5 3 2 2
44 Ny.K 38 15 3 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2 1 3 3 1 2
45 Ny.H 19 25 3 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 7 2 1 3 1 2
46 Ny.H 41 20 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 6 1 2 3 4 2
47 Ny.M 31 15 3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 1 1 3 0 1
48 Ny.D 26 25 3 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 6 1 9 2 4 2
49 Ny.P 30 10 3 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 1 5 3 5 2
50 Ny.S 34 15 3 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 6 1 2 3 5 2
74
Kategori :
Umur
Aktifitas Fisik
Dukungan Suami
Lama Pemakaian KB
Perubahan Berat Badan
3 = < 20 tahun
3 = Ringan <30 menit
2 = Mendukung
3 = 1-6 Bulan
2 = 1-5 kg
2 = 20-35 Tahun
2 = Sedang 31-60 Menit
1 = Tidak Mendukung
2 = 7-1 Tahun
1 = < 1 kg
1 = > 35 Tahun
1 = Berat > 60 Menit
1 = > 1 Tahun
75
HASIL OUTPUT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Correlations
Correlations
DS1 DS2 DS3 DS4 DS5
DS6 DS7
DS8 DS9
DS10
DS11
DS12
DS13
DS14 DS15
DS16 DS17
DS18
DS19
DS20
Tot_Dukungan_Suami
DS1 Pearson Correlation
1 ,192 ,414 -,010
,201 -,36
9
,058 ,179
-,058
,212 -,394
-,504
*
,616**
,302 ,208 ,099 ,208 -,302
,452*
,369 ,447*
Sig. (2-tailed)
,418 ,069 ,966 ,395 ,11
0 ,808 ,45
0 ,808 ,369 ,086 ,023 ,004 ,196 ,380 ,679 ,380 ,196 ,045 ,110 ,048
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS2 Pearson Correlation
,192 1 -,192
,596**
-,050
,302
-,406
,179
,174 -,192
-,192
,373 ,212 ,302 ,208 ,380 ,208 ,452*
,201 ,369 ,508*
Sig. (2-tailed)
,418
,418 ,006 ,833 ,196
,076 ,450
,463 ,418 ,418 ,105 ,369 ,196 ,380 ,098 ,380 ,045 ,395 ,110 ,022
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS3 Pearson Correlation
,414 -,192
1 ,212 ,553*
,034
,174 ,032
,058 ,192 -,212
-,373
,596**
,369 ,254 ,183 ,254 -,201
,302 ,302 ,550*
Sig. (2-tailed)
,069 ,418
,369 ,011 ,888
,463 ,895
,808 ,418 ,369 ,105 ,006 ,110 ,281 ,440 ,281 ,395 ,196 ,196 ,012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS4 Pearson Correlation
-,010
,596**
,212 1 ,452*
,302
-,406
,179
,174 -,192
-,192
,373 ,212 ,302 ,208 ,380 ,208 ,452*
,201 ,369 ,598**
Sig. (2-tailed)
,966 ,006 ,369
,045 ,196
,076 ,450
,463 ,418 ,418 ,105 ,369 ,196 ,380 ,098 ,380 ,045 ,395 ,110 ,005
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS5 Pearson Correlation
,201 -,050
,553*
,452*
1 -,16
7
-,289
,105
,000 ,050 -,201
-,327
,302 ,250 -,115 -,210
-,115 -,250
,375 ,167 ,308
Lam
piran
4
76
Sig. (2-tailed)
,395 ,833 ,011 ,045
,482
,217 ,660
1,000
,833 ,395 ,159 ,196 ,288 ,630 ,374 ,630 ,288 ,103 ,482 ,186
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS6 Pearson Correlation
-,369
,302 ,034 ,302 -,167
1 -,192
-,10
5
,192 ,034 ,034 ,509*
,034 -,111
-,076 ,327 -,076 ,250 -,167
,111 ,130
Sig. (2-tailed)
,110 ,196 ,888 ,196 ,482
,416 ,660
,416 ,888 ,888 ,022 ,888 ,641 ,749 ,160 ,749 ,288 ,482 ,641 ,584
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS7 Pearson Correlation
,058 -,406
,174 -,406
-,289
-,19
2
1 -,30
3
,333 ,174 ,174 -,378
-,058
,192 ,397 ,081 ,397 ,000 ,000 ,192 ,104
Sig. (2-tailed)
,808 ,076 ,463 ,076 ,217 ,416
,195
,151 ,463 ,463 ,100 ,808 ,416 ,083 ,735 ,083 1,000
1,000
,416 ,662
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS8 Pearson Correlation
,179 ,179 ,032 ,179 ,105 -,10
5
-,303
1 -,424
-,390
-,390
-,206
-,179
,245 ,168 -,279
,168 ,367 ,367 ,105 ,076
Sig. (2-tailed)
,450 ,450 ,895 ,450 ,660 ,660
,195
,063 ,089 ,089 ,384 ,450 ,299 ,478 ,234 ,478 ,112 ,112 ,660 ,751
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS9 Pearson Correlation
-,058
,174 ,058 ,174 ,000 ,192
,333 -,42
4
1 ,290 ,290 ,378 ,290 ,192 ,132 ,243 ,132 ,289 ,289 ,192 ,486*
Sig. (2-tailed)
,808 ,463 ,808 ,463 1,000
,416
,151 ,063
,215 ,215 ,100 ,215 ,416 ,578 ,303 ,578 ,217 ,217 ,416 ,030
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS10 Pearson Correlation
,212 -,192
,192 -,192
,050 ,034
,174 -,39
0
,290 1 -,010
-,154
,596**
,034 -,208 ,183 -,208 -,452
*
,302 ,302 ,278
Sig. (2-tailed)
,369 ,418 ,418 ,418 ,833 ,888
,463 ,089
,215
,966 ,518 ,006 ,888 ,380 ,440 ,380 ,045 ,196 ,196 ,235
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS11 Pearson Correlation
-,394
-,192
-,212
-,192
-,201
,034
,174 -,39
0
,290 -,010
1 ,285 -,212
-,302
-,208 -,380
-,208 ,302 -,452
*
-,034
-,175
77
Sig. (2-tailed)
,086 ,418 ,369 ,418 ,395 ,888
,463 ,089
,215 ,966
,223 ,369 ,196 ,380 ,098 ,380 ,196 ,045 ,888 ,460
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS12 Pearson Correlation
-,504
*
,373 -,373
,373 -,327
,509
*
-,378
-,20
6
,378 -,154
,285 1 -,154
-,218
-,150 ,336 -,150 ,491*
-,327
-,145
-,007
Sig. (2-tailed)
,023 ,105 ,105 ,105 ,159 ,022
,100 ,384
,100 ,518 ,223
,518 ,355 ,527 ,147 ,527 ,028 ,159 ,541 ,978
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS13 Pearson Correlation
,616**
,212 ,596**
,212 ,302 ,034
-,058
-,17
9
,290 ,596**
-,212
-,154
1 ,369 ,254 ,464*
,254 -,201
,553*
,302 ,731**
Sig. (2-tailed)
,004 ,369 ,006 ,369 ,196 ,888
,808 ,450
,215 ,006 ,369 ,518
,110 ,281 ,039 ,281 ,395 ,011 ,196 ,000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS14 Pearson Correlation
,302 ,302 ,369 ,302 ,250 -,11
1
,192 ,245
,192 ,034 -,302
-,218
,369 1 ,688** ,327 ,688
** ,250 ,667
**
,111 ,631**
Sig. (2-tailed)
,196 ,196 ,110 ,196 ,288 ,641
,416 ,299
,416 ,888 ,196 ,355 ,110
,001 ,160 ,001 ,288 ,001 ,641 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS15 Pearson Correlation
,208 ,208 ,254 ,208 -,115
-,07
6
,397 ,168
,132 -,208
-,208
-,150
,254 ,688**
1 ,546*
1,000**
,459*
,459*
,076 ,538*
Sig. (2-tailed)
,380 ,380 ,281 ,380 ,630 ,749
,083 ,478
,578 ,380 ,380 ,527 ,281 ,001
,013 ,000 ,042 ,042 ,749 ,014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS16 Pearson Correlation
,099 ,380 ,183 ,380 -,210
,327
,081 -,27
9
,243 ,183 -,380
,336 ,464*
,327 ,546* 1 ,546
* ,140 ,140 ,140 ,522
*
Sig. (2-tailed)
,679 ,098 ,440 ,098 ,374 ,160
,735 ,234
,303 ,440 ,098 ,147 ,039 ,160 ,013
,013 ,556 ,556 ,556 ,018
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS17 Pearson Correlation
,208 ,208 ,254 ,208 -,115
-,07
6
,397 ,168
,132 -,208
-,208
-,150
,254 ,688**
1,000**
,546*
1 ,459*
,459*
,076 ,538*
78
Sig. (2-tailed)
,380 ,380 ,281 ,380 ,630 ,749
,083 ,478
,578 ,380 ,380 ,527 ,281 ,001 ,000 ,013
,042 ,042 ,749 ,014
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS18 Pearson Correlation
-,302
,452*
-,201
,452*
-,250
,250
,000 ,367
,289 -,452
*
,302 ,491*
-,201
,250 ,459* ,140 ,459
* 1 ,063 ,167 ,346
Sig. (2-tailed)
,196 ,045 ,395 ,045 ,288 ,288
1,000
,112
,217 ,045 ,196 ,028 ,395 ,288 ,042 ,556 ,042
,794 ,482 ,135
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS19 Pearson Correlation
,452*
,201 ,302 ,201 ,375 -,16
7
,000 ,367
,289 ,302 -,452
*
-,327
,553*
,667**
,459* ,140 ,459
* ,063 1 ,167 ,609
**
Sig. (2-tailed)
,045 ,395 ,196 ,395 ,103 ,482
1,000
,112
,217 ,196 ,045 ,159 ,011 ,001 ,042 ,556 ,042 ,794
,482 ,004
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
DS20 Pearson Correlation
,369 ,369 ,302 ,369 ,167 ,111
,192 ,105
,192 ,302 -,034
-,145
,302 ,111 ,076 ,140 ,076 ,167 ,167 1 ,621**
Sig. (2-tailed)
,110 ,110 ,196 ,110 ,482 ,641
,416 ,660
,416 ,196 ,888 ,541 ,196 ,641 ,749 ,556 ,749 ,482 ,482
,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Tot_Dukungan_Suami
Pearson Correlation
,447*
,508*
,550*
,598**
,308 ,130
,104 ,076
,486*
,278 -,175
-,007
,731**
,631**
,538* ,522
*
,538* ,346 ,609
**
,621**
1
Sig. (2-tailed)
,048 ,022 ,012 ,005 ,186 ,584
,662 ,751
,030 ,235 ,460 ,978 ,000 ,003 ,014 ,018 ,014 ,135 ,004 ,003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
79
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 90,9
Excludeda 2 9,1
Total 22 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,809 12
80
81
HASIL OUTPUT PENELITIAN
Frequencies
Kategori Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid > 35 Tahun 22 44,0 44,0 44,0
20-35 Tahun 23 46,0 46,0 90,0
< 20 Tahun 5 10,0 10,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Kategori Aktifitas fisik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Berat 3 6,0 6,0 6,0
Sedang 14 28,0 28,0 34,0
Ringan 33 66,0 66,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 14 28,0 28,0 28,0
Ya 36 72,0 72,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 26 52,0 52,0 52,0
Ya 24 48,0 48,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 26 52,0 52,0 52,0
Ya 24 48,0 48,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 25 50,0 50,0 50,0
Ya 25 50,0 50,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Lampiran 5
82
D5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 22 44,0 44,0 44,0
Ya 28 56,0 56,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 18 36,0 36,0 36,0
Ya 32 64,0 64,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 18 36,0 36,0 36,0
Ya 32 64,0 64,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 27 54,0 54,0 54,0
Ya 23 46,0 46,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 23 46,0 46,0 46,0
Ya 27 54,0 54,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 24 48,0 48,0 48,0
Ya 26 52,0 52,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
D11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 27 54,0 54,0 54,0
Ya 23 46,0 46,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
83
D12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 26 52,0 52,0 52,0
Ya 24 48,0 48,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Kategori Dukungan Suami
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak mendukung 28 56,0 56,0 56,0
Mendukung 22 44,0 44,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Kategori Lama Pemakaian KB
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid > 1 tahun 3 6,0 6,0 6,0
7-1 tahun 18 36,0 36,0 42,0
1-6 bulan 29 58,0 58,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Kategori Perubahan BB
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak naik 12 24,0 24,0 24,0
Naik 38 76,0 76,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Umur * Kategori Perubahan BB
50 100,0% 0 ,0% 50 100,0%
Kategori Aktifitas fisik * Kategori Perubahan BB
50 100,0% 0 ,0% 50 100,0%
84
Kategori Umur * Kategori Perubahan BB
Crosstab
Kategori Perubahan BB
Total Tidak naik Naik
Kategori Umur > 35 Tahun Count 1 21 22
% of Total 2,0% 42,0% 44,0%
20-35 Tahun Count 10 13 23
% of Total 20,0% 26,0% 46,0%
< 20 Tahun Count 1 4 5
% of Total 2,0% 8,0% 10,0%
Total Count 12 38 50
% of Total 24,0% 76,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 9,393a 2 ,009
Likelihood Ratio 10,476 2 ,005 Linear-by-Linear Association 4,215 1 ,040 N of Valid Cases 50 a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,20.
Kategori Aktifitas fisik * Kategori Perubahan BB
Crosstab
Kategori Perubahan BB
Total Tidak naik Naik
Kategori Aktifitas fisik Berat Count 2 1 3
% of Total 4,0% 2,0% 6,0%
Sedang Count 6 8 14
% of Total 12,0% 16,0% 28,0%
Ringan Count 4 29 33
% of Total 8,0% 58,0% 66,0%
Total Count 12 38 50
% of Total 24,0% 76,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 8,276a 2 ,016
Likelihood Ratio 7,791 2 ,020 Linear-by-Linear Association 8,071 1 ,004 N of Valid Cases 50 a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,72.
85
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Dukungan Suami * Kategori Perubahan BB
50 100,0% 0 ,0% 50 100,0%
Kategori Dukungan Suami * Kategori Perubahan BB Crosstabulation
Kategori Perubahan BB Total
Tidak naik Naik
Kategori Dukungan Suami
Tidak mendukung
Count 3 25 28
Expected Count 6,7 21,3 28,0
% of Total 6,0% 50,0% 56,0%
Mendukung Count 9 13 22
Expected Count 5,3 16,7 22,0
% of Total 18,0% 26,0% 44,0%
Total Count 12 38 50
Expected Count 12,0 38,0 50,0
% of Total 24,0% 76,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 6,158a 1 ,013
Continuity Correctionb 4,614 1 ,032
Likelihood Ratio 6,273 1 ,012 Fisher's Exact Test ,020 ,016
Linear-by-Linear Association
6,035 1 ,014
N of Valid Cases 50 a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,28. b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Lama Pemakaian KB * Kategori Perubahan BB
50 100,0% 0 ,0% 50 100,0%
86
Kategori Lama Pemakaian KB * Kategori Perubahan BB Crosstabulation
Kategori Perubahan BB
Total Tidak naik Naik
Kategori Lama Pemakaian KB
> 1 tahun Count 0 3 3
% of Total ,0% 6,0% 6,0%
7-1 tahun Count 1 17 18
% of Total 2,0% 34,0% 36,0%
1-6 bulan Count 11 18 29
% of Total 22,0% 36,0% 58,0%
Total Count 12 38 50
% of Total 24,0% 76,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 7,390a 2 ,025
Likelihood Ratio 8,888 2 ,012 Linear-by-Linear Association 6,587 1 ,010 N of Valid Cases 50 a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,72.