New EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN...

185
EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN DI RUMAH QUR’AN DAARUT TARBIYAH CABANG BOGOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh MUTIARA JULIANTINI NIM: 11140520000026 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/ 2020 M

Transcript of New EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN...

EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN

DI RUMAH QUR’AN DAARUT TARBIYAH

CABANG BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

MUTIARA JULIANTINI

NIM: 11140520000026

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/ 2020 M

EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN

DI RUMAH QUR’AN DAARUT TARBIYAH

CABANG BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos)

Oleh:

Mutiara Juliantini

NIM: 11140520000026

Pembimbing

Muhtar Mochamad Solihin, M.Si

NUPN. 9920113247

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/ 2020 M

i

ABSTRAK

Mutiara Juliantini, 11140520000026, Efikasi Diri Mahasantri

Dalam Menghafal Al-Qur’an di Rumah Qur’an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor, Dibawah Bimbingan Muhtar

Mochamad Solihin, M.Si.

Mahasantri Tahfidz diharapkan memiliki efikasi diri yang

tinggi dalam menghafal Al-Qur’an agar dapat menyelesaikan

target hafalan sesuai yang telah ditentukan yayasan. Namun,

aktivitas mahasantri yang cukup padat menimbulkan target

hafalan tidak tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan

untuk (1) menggambarkan tingkat efikasi diri (2) menganalisis

hubungan karakteristik individu dan dukungan sosial dengan

efikasi diri, (3) mengetahui faktor - faktor yang berhubungan

dengan efikasi diri mahasantri.

Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi

kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Jumlah sampel

penelitian sebanyak 30 responden. Teknik analisis data

menggunakan korelasi Rank Spearman. Program yang digunakan

untuk mengolah data adalah Microsoft Excel dan SPSS for

Windows 22.0.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat efikasi

diri mahasantri mayoritas (73 persen) tergolong rendah dan

sisanya (27 persen) memiliki tingkat efikasi tinggi. (2) Terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik individu

dengan efikasi diri mahasantri dengan nilai signifikansi 0.008 ≤ 0.05 dan nilai koefisien korelasi cukup sedang (0.474

**) dan

terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan efikasi diri

mahasantri dengan nilai signifikansi 0.025 ≤ 0.05 dan nilai

koefisien korelasi cukup sedang (0.408*) artinya semakin tinggi

karakterisik individu dan dukungan sosial maka semakin tinggi

efikasi diri. (3) Dimensi yang berhubungan dengan efikasi diri

mahasantri dalam menghafal Al-Qur’an adalah Dimensi berpikir

positif pada karakteristik individu dan dukungan emosional,

dukungan instrumental dan dukungan penghargaan pada

dukungan sosial.

Kata Kunci: Efikasi diri (Self Efficacy), Mahasantri, Rumah

Qur’an Daarut Tarbiyah.

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efikasi Diri

Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur’an di Rumah Qur’an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor”

Shalawat serta salam juga tiada hentinya penulis panjatkan

kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan dalam

menjalankan kehidupan ini. Penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan

kesalahan, namun penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat

untuk memberikan informasi maupun berbagi ilmu pengetahuan.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini

penulis juga mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik

berupa moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada segenap orang yang membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:

1. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, MSW selaku

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabuddin Noor,

MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,

iii

Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.

2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Artiarini Puspita

Arwan, M. Psi selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam yang telah memberikan motivasi dan

membantu kebutuhan penulis dalam penyusunan skripsi.

3. Muhtar Mochamad Solihin, M.Si selaku Dosen

Pembimbing Skripsi penulis yang selalu membantu,

membimbing dan sabar serta meluangkan waktunya

kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

4. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik Penulis, yang telah membimbing dan

memotivasi penulis selama proses penyusunan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunkasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada

penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua Orang Tua Penulis, Bapak dan Ibu yang selalu tak

henti mendo’akan serta memberikan dukungan dan

mencurahkan perhatiannya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta

teteh dan adik penulis yang selalu memberikan dukungan

juga bantuan kepada penulis, Teh Mia, A Maul, Teh Pida,

dan terlebih untuk adikku Dian.

iv

7. Pihak Yayasan Sahabat Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah

Pusat Ustadz Ricky Adrinaldi selaku Ketua Yayasan

Sahabat Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah yang telah

mengizinkan diadakannya penelitian.

8. Ustadzah Tiwi selaku perantara perizinan juga

administrasi penelitian sekaligus pembimbing Rumah

Qur’an Daarut Tarbiyah Pusat.

9. Ustadzah Mina selaku Pembimbing Rumah Qur’an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor yang telah membantu penulis dan

memberikan perhatian ketika pelaksanakan penelitian

10. Ustadzah Ulfah Selaku Pembimbing Rumah Qur’an

Daarut Tarbiyah cabang Ciputat dan Ustadzah Malih

Pembimbing Rumah Qur’an Alif tempat penulis

melakukan uji validitas.

11. Seluruh teman-teman BPI angkatan 2014 khususnya Ina,

Pute, Aat, Nisa, Euis, Ica, Inayah, Azki, Ila dan yang

lainnya atas bantuan dan dukungannya.

12. Semua pihak baik sahabat penulis Miftah, Rusdil, Juliah,

Salma, Meti juga yang lainnya yang telah ikut andil dalam

pelaksanaan penelitian yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala jasa

yang telah diberikan. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu masukan dan saran

untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin Ya Rabbal a’lamin.

v

Jakarta, 14 Januari 2020

Mutiara Juliantini

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ......................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1

B. Batasan Masalah........................................................ 13

C. Rumusan Masalah ..................................................... 13

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................. 14

1. Tujuan Penelitian ................................................ 14

2. Manfaat Penelitian .............................................. 14

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ......................................... 15

F. Sistematika Penulisan ................................................. 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Efikasi Diri (Self Efficacy) ........................................ 24

1.1 Pengertian Efikasi Diri ........................................ 24

1.2 Sumber Efikasi Diri............................................. 27

1.3 Dimensi Efikasi Diri ........................................... 29

1.4 Faktor Pembentuk dan Hubungan dengan Efikasi Diri

31

vii

1.5 Efikasi Diri dalam Pandangan Islam ................... 31

2.1 Pengertian Mahasantri ......................................... 38

2.2 Bimbingan Menghafal Al-Qur’an ....................... 39

2.3 Macam-macam Bimbingan ................................. 42

2.4 Metode Bimbingan .............................................. 43

2.5 Metode (Thariqah) Menghafal Al-Qur’an .......... 44

B. Karakteristik Individu ................................................ 48

C. Dukungan Sosial ........................................................ 50

D. Kerangka Berpikir ...................................................... 56

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................. 62

B. Populasi dan Sampel .................................................. 63

C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 64

D. Sumber Data ............................................................... 64

E. Instrumentasi Peneitian ............................................... 65

1. Uji Validitas .......................................................... 66

2. Uji Reliabilitas ...................................................... 74

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 76

G. Teknik Pengolahan Data ............................................ 80

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS

DATA

A. Gambaran Umum Yayasan (RQ Data)....................... 82

1. Sejarah Yayasan (RQ Data) .................................. 82

2. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan Yayasan (RQ Data)

................................................................................... 82

3. Strategi Yayasan (RQ Data) .................................. 83

4. Struktur Organisasi Yayasan (Rq Data) ................ 84

viii

5. Program Kurikulum Kuliah Tahfidzul Qur’an ...... 85

6. Program Kegiatan.................................................. 89

B. Temuan dan Hasil Analisis Data ................................ 90

1. Karakteristik Responden ....................................... 90

2. Gambaran Umum Efikasi Diri Mahasantri Tahfidz 93

3. Analisi Data Uji Korelasi ...................................... 101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................ 112

B. Saran .......................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 115

LAMPIRAN

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Kerangka Pemikiran.......................... 60

2. Gambar 2. Struktur Organisasi Yayasan Sahabat

Al-Qur’an Daarut Tarbiyah Tahun

2018-2019 ............................................

85

3. Gambar 3. Karakteristik Responden berdasarkan

usia..................................................

91

4. Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan

tingkat pendidikan.........................

91

5. Gambar 5. Karakteristik Responden berdasarkan

jangka waktu mengikuti bimbingan

menghafal Al-Qur’an Daarut Tarbiyah..

92

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Rincian Target Jumlah Hafalan........ 6

2. Tabel 2. Blue Print Skala Faktor – Faktor

yang berhubungan dengan Efikasi

Diri (Karakteristik Individu) Sebelum

Uji Instrument ...............................

67

3. Tabel 3. Blue Print Skala Faktor – Faktor

yang berhubungan dengan Efikasi

Diri (Karakteristik Individu) Setelah

Uji Instrument.................................

68

4. Tabel 4. Blue Print Skala Faktor – Faktor

yang berhubungan dengan Efikasi

Diri (Dukungan Sosial) Sebelum Uji

Instrument.....................................

70

5. Tabel 5. Blue Print Skala Faktor – Faktor

Pembentuk Efikasi Diri (Dukungan

Sosial) Sesudah Uji Instrumen..........

71

6. Tabel 6. Blue Print Skala Efikasi Diri Dilihat

dari Dimensi Efikasi Diri Sebelum

Uji Instrumen.................................

72

7. Tabel 7. Blue Print Skala Efikasi Diri Dilihat

dari Dimensi Efikasi Diri Sesudah

Uji Instrument...............................

73

8. Tabel 8. Hasil Output Uji Realibilitas Skala

Faktor-Faktor Pembentuk Efikasi

Diri “ Karakteristik Individu”

74

xi

(X1)..............................................

9. Tabel 9. Hasil Output Uji Realibilitas Skala

Faktor-Faktor Pembentuk Efikasi

Diri “ Dukungan Sosial” (X2)...........

75

10. Tabel 10. Hasil Output Uji Reliabilitas Skala

Aspek Efikasi Diri Dilihat dari

Tingkat, keluasan dan kekuatan (Y)..

75

11. Tabel 11. Skala Penilaian............................... 77

12. Tabel 12. Interval Koefesien Korelasi dan

Kekuatan hubungan.........................

81

13. Tabel 13. Jadwal Kegiatan Harian…………….. 89

14. Tabel 14. Efikasi Diri Mahasantri dalam

Bimbingan Menghafal Al-Qur’an…..

93

15. Tabel 15. Nilai koefisien korelasi antara

karakteristik individu dengan efikasi

diri…………………………………..

102

16. Tabel 16. Nilai koefisien korelasi antara bagian

dari karakteristik individu dengan

efikasi diri…………………………..

104

17. Tabel 17. Nilai koefisien korelasi antara

dukungan sosial dengan efikasi diri…

107

18. Tabel 18. Nilai koefisien korelasi antara bagian

dari dukungan sosial dengan efikasi

diri…………………………………..

108

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 - Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 - Uji Validitas

Lampiran 3 - Perhitungan sebelum dimasukkan ke SPSS

Lampiran 4 - Hasil Perhitungan SPSS

Lampiran 5 - Dokumentasi

Lampiran 6 - Surat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan

kepada Rasul-Nya Muhammad Saw. yang keotentikannya

(keaslian) Al-Qur‟an dijamin oleh Allah SWT. Hal ini

sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S Al-Hijr ayat 9,

yaitu:

ك نا ن ن زل إنا نح ٩ لفظون ۥلو وإنا ر ٱلذ

Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang

menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya kami

benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr 15:9)1

Ayat diatas dengan tegas menyatakan bahwa

penurunan Al-Qur‟an dan pemeliharaan kemurnian-Nya

adalah merupakan urusan Allah SWT. Namun demikian,

tidak berarti kam muslimin boleh berpangku tangan

begitu saja, tanpa menaruh kepedulian sedikitpun

terhadap pemeliharaan Al-Qur‟an. 2

Al-Qur‟an merupakan sumber pedoman hidup umat

Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. secara berangsur

kepada Nabi Muhammad SAW adapun sejarah

pemeliharaannya Al-Qur‟an itu sendiri secara umum ada

beberapa tahap, yaitu: Penulisan Al-Qur‟an pada Masa

1 Al-Qur‟an Qordoba Special for Muslimah, (Bandung: PT. Cordoba

International Indonesia, 2012), Cet. Ke-1, h. 262. 2 Muhammad Ichsan, Sejarah Penulisan dan Pemeiharaan Al-Qur‟an

Pada Masan Nabi Muhammad Saw dan Sahabat, Jurnal Substansia, Volume. 7,

no, 1, April 2012, h. 1-2.

2

Nabi Muhammad Saw, pengumpulan Al-Qur‟an pada

masa Abu Bakar ash-Shiddiq, pembukuan Al-Qur‟an pada

masa Utsman bin Affan, dan percetakan Al-Qur‟an pada

abad ke-17 Masehi.3

Adapun alat yang digunakan untuk menulis wahyu

pada saat itu masih sangat sederhana. Para sahabat

menulis Al-Qur‟an pada „usub (pelepah kurma), likhaf

(batu halus berwarna putih), riqa‟ (kulit), aktaf (tulang

unta), dan aqtab (bantalan dari kayu yang biasa

dipasangdiatas punggung unta). Salah seorang sahabat

yang paling banyak terlibat dalam penulisan Al-Qur‟an

pada masa nabi adalah Zaid bin Tsabit. 4

Setiap kali turun ayat Al-Qur‟an, Rasulullah

memanggil juru tulis wahyu dan memerintahkan

sahabatnya agar mencatat dan menempatkan serta

mengurutkannya sesuai dengan petunjuk Beliau. Pada

masa Rasulullah, keseluruhan Al-Qur‟an telah ditulis,

namun masih belum terhimpun dalam satu tempat artinya

masih berserak-serak. Mengingat pada masa itu belum

dikenal zaman pembukuan, maka tidaklah mengherankan

jika pencatatan Al-Qur‟an bukan dilakuka pada kertas-

kertas seperti dikenal pada zaman sekarang, melainkan

dicatat pada benda-benda yang mungkin digunakan

sebagai sarana tulis-menulis terutama pelepah-pelepah

3 Muhammad Ichsan, “Sejarah Penulisan dan Pemeiharaan Al-

Qur‟an Pada Masan Nabi Muhammad Saw dan Sahabat”, Jurnal Substansia,

Volume. 7, no, 1, (April 2012) : h. 2. 4 Ibid, h. 3.

3

kurma, kulit-kulit hewan, tulang belulang, bebatuan dan

juga dihafal oleh para hafidz muslimin. 5

Penghafal Al-Qur‟an sangat dibutuhkan guna menjaga

keaslian sumber pedoman hidup umat Islam. Terdapat

dasar yang dapat dipegang penghafal Al-Qur‟an yaitu:

1. Memang Al-Qur‟an itu diturunkan secara perlahan

2. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW

3. Melaksanakan anjurannya Nabi Muhammad SAW.6

Atas dasar tersebut, para ulama dan Imam Abdul

Abbas Ahmad bin Muhammad Ajjurjani berkata dalam

kitab Assyafi bahwa hukum menghafal Al-Qur‟an adalah

Fardlu Kifayah. Imam Badruddin Muhammad bin

Abdullah Azzarkasyi dalam kitab Al Burhan Fii Ulumul

Qur‟an Juz 1 hal: 457 berkata sebagai berikut:

ة ت عليم القرآن ف رض كفاية وكذالك حفظو واجب على الام

Artinya: “Belajar Al-Qur‟an hukumnya fardhu

kifayah begitu pula memeliharanya wajib bagi

setiap ummat”.7

Selain itu, Imam Asyaikh Muhammad Makki Nashir

di dalam kitab Qaulul Mufid menengaskan bahwa:

ن حفظ القرآ ن عن ظهر ق لب ف رض كفاية ا

5 Muhammad Ichsan, “Sejarah Penulisan dan Pemeiharaan Al-

Qur‟an Pada Masan Nabi Muhammad Saw dan Sahabat”, Jurnal Substansia,

Volume. 7, no, 1, (April 2012) : h. 3. 6 A. Muhaimin Zen, Tata Cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an

dan Petunjuk – petunjuknya (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1985), Cet. Ke-1, h.

37. 7 Ibid, h. 37-38.

4

Artinya: “Sesungguhnya menghafal Al-Qur‟an di

luar kepala hukumnya fardhu kifayah”. 8

Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa hukum

menghafal Al-Qur‟an adalah “Fardhu Kifayah”. Fardhu

Kifayah dalam pandangan ulama fiqih adalah apabila

suatu pekerjaan di satu wilayah tidak ada yang

mengerjakan maka semua orang yang ada di wilayah

tersebut kena (berdosa) semua, karena tidak

melaksanakannya perbuatan tersebut, dan sebaliknya

apabila suatu pekerjaan itu sudah ada yang mengerjakan

maka gugurlah kewajibannya.9

Indonesia merupakan negara terbesar urutan ke – 4

dunia dari jumlah penduduk mencapai yaitu 268 juta jiwa,

sekaligus menjadi salah satu negara berpenduduk

mayoritas muslim terbesar di dunia.10

Data Kementrian

Agama penghafal Al – Qur‟an sebanyak 30 ribu jiwa.11

Jumlah tersebut mengartikan bahwa jumlah penghafal Al-

Qur‟an belum ideal karena masih dibawah angka 10

persen yakni hanya 8.3 persen, sangat disayangkan karna

penghafal Al-Qur‟an dapat bermanfaat tidak hanya bagi

penghafal Al-Qur‟an itu sendiri, tetapi juga dapat

8 A. Muhaimin Zen, Tata Cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an

dan Petunjuk – petunjuknya (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1985), Cet. Ke-1, h.

37-38. 9 Ibid, h. 37 – 38.

10 Di Kutip dari https: tumoutnews.com, pada tanggal 12 April 2019.

11 M. Isya Krisnaldi, Uswatul Wafiyat, Fikri Habibie, Hetti Hidayati,

dan Ferry Prasetyanto, “Juz Amma Zaman Now. Aplikasi Penghafal Juz Amma

(Tahfidz Qur‟an) Berbasis Android, e-Proceeding of Applied Science Volume

4, No.2 (Agustus 2018) : 675.

5

bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya termasuk

bangsa, Negara dan agamanya.

Penghafal Al-Qur‟an sangat besar peranannya dalam

pemeliharaan keaslian Al-Qur‟an dan Al-Qur‟an menjadi

sumber hukum serta pegangan umat Islam. Keutamaan

lainnya para penghafal Al-Qur‟an juga mendapatkan

peluang untuk mendapatkan beasiswa seperti yang sudah

diberikan oleh salah satu instansi di Jakarta salah satunya

yakni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta dan masih banyak keutamaan-keutamaan lainnya.

Salah satu upaya guna menambah penghafal Al-

Qur‟an dengan memberikan dukungan kepada mahasiswa

yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Dirasah

Islamiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang didalamnya terdapat target menghafal Al-

Qur‟an dan juga di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

Dukungan tersebut seperti juga yang dilakukan Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah dengan menyediakan rumah

khusus bagi mahasiswa yang ingin menghafal Al-Qur‟an.

Mahasiswa yang tinggal di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah merupakan salah satu kumpulan dari penghafal

Al-Qur‟an dari tingkat mahasiswa yang di sebut

mahasantri.

Mahasiswa memiliki lebih beragam kegiatan yang

dikerjakan sehingga membuat mahasiswa harus dapat

membagi waktu yang lebih baik untuk kegiatan

kesehariannya seperti: tugas kuliah, mempersiapkan

6

presentasi materi perkuliahan, keikutsertaan dalam agenda

ke-organisasian, baik itu organisasi internal maupun

eksternal kampus, juga kegiatan tambahan lainnya salah

satunya yakni mengikuti unit kegiatan mahasiswa yang

ada di universitas. Ditambah mahasiswa yang tinggal di

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah (RQ DaTa) ini memiliki

kegiatan menghafal Al-Qur‟an khatam 30 juz dengan

Rincian Target Jumlah Hafalan dapat dilihat pada Tabel

1:12

Tabel 1. Rincian Target Jumlah Hafalan.

Target Jumlah Hafalan

30 Juz, 4 tahun 5 Juz, 1 tahun

Harian 1 hlm 10 baris

Pekanan 5 hlm 50 baris

Bulanan 15 hlm 150 baris

Semester 75 hlm 750 baris

Tahunan 150 hlm (7.5 juz 1500 baris

(100 hlm, 5 juz)

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah sebagai salah satu

asrama tahfidz, Rumsh Qur‟an Daarut Tarbiyah kini

memiliki 16 Rumah Al-Qur‟an di beberapa wilayah di

Indonesia dengan kategori santri sekolah menengah

pertama dan kuliah (mahasantri) yang tersebar di

beberapa tempat seperti Depok (2), Bogor (3), Pasar

12

(RQ DaTa), Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah (Depok: RQ DaTa, 2018), h. 13.

7

Minggu (1), Pejaten (1), Jatinegara (1), Bekasi (3),

Bintaro (1), Cianjur (1), Semarang (1), dan Ciputat (2).13

Mahasantri program menghafal Al-Qur‟an di Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah memiliki target dalam

menyelesaikan hafalan Ayat- ayat Suci Al-Qur‟an pada

waktu yang telah di tentukan yakni: 1) Target kompetensi

lulusan memiliki hafalan Al-Qur‟an 30 Juz dengan fasih

dan lancar (10 juz), serta berakhlak mulia. 2) Target

waktu yang diperlukan adalah 4 tahun dengan rincian

sebagai berikut: a. 2 (dua) bulan pertama adalah

pemantapan tahsin dan tilawah (target pencapaian tilawah

adalah 3juz/hari), b. bulan berikutnya masuk ke program

tahfidz, dengan target minimal 1 halaman/hari (program 4

tahun 30 juz), c. untuk program 1 tahun, target capaian

minimal 5 juz.14

Mahasantri yang tidak dapat mencapai target

hafalannya akan diberikan surat peringatan oleh pihak

asrama tahfidz. Jika sudah tiga kali mendapatkan surat

peringatan maka akan dikeluarkan dari rumah Al-Qur‟an

Daarut Tarbiyah (RQ DaTa).15

Salah satu mahasantri asrama tahfidz (RQ DaTa)

Cabang Bogor menyebutkan bahwa ia harus lebih pandai

membagi waktu, apalagi di RQ terdapat jam malam yang

13 Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019. 14 (RQ DaTa), Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah (Depok: RQ DaTa, 2018), h. 13. 15 (RQ DaTa), Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah (Depok: RQ DaTa, 2018), h. 20.

8

pada waktu tersebut wajib digunakan untuk muraja‟ah dan

menyetorkan hafalan. Jadi, harus lebih pandai dalam

mengatur waktu untuk tugas akademik, organisasi dan

kegiatan lainnya dengan kegiatan di RQ DaTa. Target

hafalan pada awalnya dapat dipenuhi namun sekarang

lebih sedikit hafalan yang disetorkan karena mulai

padatnya tugas akademik maupun lainnya.16

Proses menghafal Al-Qur‟an tidaklah mudah dan

bahkan dapat memakan waktu yang cukup lama

tergantung pada kekuatan memori penghafal Al-Qur‟an

juga dibutuhkan fokus dalam menghafal. Hal tersebut

mengingat Al-Qur‟an terdiri dari 114 surat, 6.236 ayat,

77.439 kata, dan 323.015 huruf dengan menggunakan

Bahasa Arab yang bukan merupakan bahasa asli

masyarakat Indonesia17

.

Banyak orang yang ingin menghafalkan Al-Qur'an

tetapi mereka khawatir jika tidak bisa menambah dan

menjaga hafalannya. Mahasantri terkadang dihinggapi

rasa malas dalam menghafal dan merasa sulit dalam

membagi waktu aktivitas sehari-hari. Akibat hal tersebut,

tidak sedikit para penghafal Al-Qur'an putus harapan

karna tidak mampu menyelesaikan hafalan 30 juz dengan

berbagai alasan. Pada akhirnya mahasantri hanya dapat

16

Wawancara dengan Arih Amirah Sari Mahasantri Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah cabang Bogor. Pada 23 Mei 2019. 17

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): h. 2.

9

menghafal sampai dengan jumlah terbatas tidak sesuai

dengan keinginan yang sesungguhnya yakni khatam 30

juz sesuai waktu yang ditetapkan oleh pihak asrama

tahfidz.18

Rasulullah Saw. telah memperingatkan umat Islam

dengan keras agar tidak melupakan Al-Qur‟an. Bukhari

dan Muslim telah meriwayatkan Hadits dari Abu Musa al-

Asy‟ari ra. yang berkata, bahwa Rasulullah Saw.

bersabda:

يده لهو اشد تفلتا من الابل في عقلهاتعاىدوا ىذا القرآن فوالذي نفس محمد ب

)روه اابخاري و المسلم (

Artinya: “Peliharalah Al-Qur‟an ini olehmu

dengan ketat, karena demi jiwa Muhammad yang

berada dalam kekuasaan-Nya, menjaga (Al-

Qur‟an) sungguh lebih sulit daripada menjaga

onta dalam ikatannya”.19

Charani & Subandi (2010) menjelaskan bahwa Pada

proses menghafal Al-Qur‟an banyak ditemukan hambata-

hambatan yang dialami oleh santri hafidz seperti malas,

mudah lupa, tidak sabar, cepat putus asa, semangat yang

18

Ahmad Rosidi, Motivasi Santri dalam Menghafal Al - Qur‟an

(Studi Multi Kasus di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PPIQ) PP. Nurul

Jadid Paiton Probolinggo, dan Pondok Pesantren Tahfizhul Al-Qur'an

Raudhatusshalihin Wetan Pasar Besar Malang), Al-Qodiri : Jurnal Pendidikan

Sosial dan Keagamaan, Vol. 10, No.1, (April, 2016), h. 69. 19

Abu „Abd-I‟r-Rahman, Pedoman Menghayati dan Menghafal Al-

Qur‟an (Jakarta:Hadi Pres, 1997), h. 18.

10

melemah, banyaknya ayat-ayat yang sama, dan kurangnya

muroja‟ah atau mengulang hafalan.20

Mahasantri Tahfidz diharapkan memiliki efikasi diri

yang tinggi dalam menghafal Al-Qur‟an agar dapat

menyelesaikan target hafalan sesuai yang telah ditentukan

yayasan. Namun, aktivitas mahasantri yang cukup padat

menimbulkan target hafalan tidak tercapai.

Efikasi diri dipengaruhi oleh berbagai faktor, internal

dan eksternal. Faktor internal dapat dilihat dari

pengalaman mahasiswa sebelum masuk pada asrama

tersebut dan bisa juga dipengaruhi oleh faktor internal

lainnya. Faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh

dukungan sosial, berupa dukungan sosial keluarga,

pembimbing, maupun teman asrama.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri

tidak selalu tinggi tetapi juga ada yang sedang bahkan

rendah. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Adhim

(2016) bahwa tingkat efikasi diri dan tingkat motivasi

belajar mahasiswa penghafal Al-Qur‟an mayoritas berada

pada kategori sedang. Kemudian ditemukan bahwa tidak

adanya pengaruh yang signifikan antara efikasi diri dan

motivasi belajar terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an.21

20

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): h. 2. 21 Muhammad Fauzil Adhim, “Pengaruh Motivasi diri dan Motivasi

Menghafal terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an Mahasiswa UIN Maulana

11

Selain itu ditemukan bahwa terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi efikasi diri dari faktor internal seperti

penelitian Puspitarani dan Wahyu (2009) menunjukkan

adanya hubungan positif antara efikasi diri dengan sikap,

terhadap polusi udara pasar unggas. Semakin tinggi

efikasi diri maka semakin positif sikap terhadap polusi

udara pasar unggas.22

Muhammad Farid Al-Habib dan I

Ketut Rahyuda (2015) juga memberikan hasil

penelitiannya bahwa efikasi diri berhubungan dengan

kebutuhan. Seperti penelitian efikasi diri dan kebutuhan

akan prestasi memiliki pengaruh positif dan signifikan

secara langsung terhadap niat berwirausaha.23

Rahmawati dan Budiningsih (2015) juga menujukkan

adanya hubungan antara efikasi diri dengan faktor lain

yakni berpikir positif yaitu pada mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi.24

Selain itu ditemukan bahwa terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi efikasi diri dari faktor ekternal yaitu

dukungan sosial yang ditunjukkan oleh penelitian Faza

Malik Ibrahim Malang angkatan 2013”, (Skripsi, Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2016), 17. 22 Wahyu Puspitarani, et al,“Hubungan antara Efikasi diri dengan

Sikap terhadap polusi udara pasar unggas pada pekerja pasar Rejomulyo

Semarang” (Under graduate thesis, Universitas Diponegoro), h. 16. 23

Muhammad Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda (2015) E-Jurnal

Manajemen Unud, “Pengaruh Efikasi diri, kebutuhan akan prestasi dan

keberanian mengambil resiko terhdap niat berwirausaha mahasiswa”

Volume. 4, No. 9, (2015) h. 2619. 24 Fika Rahmawati dan Tri Esti Budiningsih, “Hubungan antara

berfikir positif dengan Efikasi diri Akademik pada Mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi” jurnal Intuisi, volume. 7, no. 1 (2015): h. 3.

12

dan Kustanti (2018) yang menghubungkan efikasi diri

dengan dukungan sosial bahwa efikasi diri berhubungan

positif dengan dukungan sosial. Artinya semakin tinggi

dukungan sosial maka semakin tinggi efikasi diri

menghafal Al-Qur‟an.25

Hasil penelitian Sofyana (2017) menunjukkan bahwa

efikasi diri berhubungan positif dengan dukungan sosial

yaitu tingkat perhatian guru Pendidikan Agama Islam

(PAI) dan Budi Pekerti adalah cukup baik, tingkat efikasi

diri peserta diri adalah cukup baik, terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara perhatian guru dengan

efikasi diri hafalan peserta didik dalam mata pelajaran

PAI dan Budi Pekerti kelas XII SMK Negri 5

Yogyakarta.26

Mufidah dan Choiril (2015) menunjukkan bahwa

mayoritas tingkat dukungan sosial yang diperoleh santri

berada pada taraf sedang dengan prosentase 61,8 yakni

sebanyak 34 santri, dan tingkat efikasi diri subjek

menunjukkan bahwa mayoritas efikasi diri santri berada

pada taraf sedang dengan presentase 83,6 yakni sebanyak

46 santri. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

25 Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): h. 259. 26 Arifa Sofyana, “Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi diri

Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti Kelas XII SMK Negri 5 Yogyakarta”, Skripsi, 2017.

13

signifikan antara variabel dukungan sosial dengan

variabel efikasi diri.27

Berdasarkan hal tersebut maka penting dan menarik

untuk dilakukan penelitian tentang: “Efikasi Diri

Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur’an di Rumah

Qur’an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor.”

B. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka batasan

masalah penelitian ini sebagai berikut:

1) Peneliti membatasi permasalahan seputar efikasi diri

mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor yang

dihubungkan dengan karakteristik individu dan

dukungan sosial.

2) Efikasi diri adalah keyakinan diri dalam meyelesaikan

hafalan Al-Qur‟an khatam 30 juz pada mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Bagaimana tingkat efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor?

27 Mufidah, Alaiya Choiril, “Hubungan antara dukungan sosial

dengan efikasi diri dalam menghafal Al-Qur'an santri putri Nurul Furqon

Wetan Pasar Besar Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim”, skripsi, 2015.

14

2) Bagaimana hubungan karakteristik individu dan

dukungan sosial terhadap efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor?

3) Apa saja dimensi yang berhubungan dengan efikasi

diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor dari faktor

karakteristik individu dan dukungan sosial?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1) Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Menggambarkan tingkat efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor.

2. Menganalisis hubungan karakteristik individu dan

dukungan sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor.

3. Mengetahui dimensi yang berhubungan dengan efikasi

diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor dari faktor

karakteristik individu dan dukungan sosial.

2) Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

15

Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan kontribusi perkembangan ilmu

bimbingan agama serta menjadi referensi untuk

penelitian lanjutan sejenis terkait dengan tingkat

efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an,

hubungan efikasi diri dengan karakteristik individu

dan dukungan sosial mahasantri dalam menghafal Al-

Qur‟an dan dimensi yang berhubungan dengan efikasi

diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.

2. Secara Praktis

Bagi praktisi bimbingan dan penyuluhan Islam,

penelitian kajian keIslaman ini diharapkan

memberikan ilmu terkait efikasi diri, karakteristik

individu dan dukungan sosial. Agar dengan itu,

praktisi/pembimbing dapat membantu meningkatkan

efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.

3. Pemangku kebijakan

Bagi pemangku kebijakan, penelitian ini

diharapkan dapat menjelaskan peluang dan tantangan

dalam proses menghafal Al-Qur‟an sehingga menjadi

referensi pendukung dalam mengambil kebijakan

untuk mendukung para penghafal Al-Qur‟an.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam menyusun penelitian ini, peneliti melakukan

studi pustaka di Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi maupun Perpustakaan umum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti juga

16

mengadakan tinjauan literatur terhadap beberapa

penelitian sebelumnya yang memiliki kemiripan judul

tentang fokus kajian terkait efikasi diri dalam menghafal

Al-Qur‟an guna menghindari bentuk plagiat, antara lain:

1) Penelitian Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, Jurnal

Empati, Januari 2018, Volume 7 (No. 1), Fakultas

Psikologi, tentang “Hubungan Antara Dukungan

Sosial Orangtua dengan Efikasi diri Menghafal Al-

Qur‟an Pada Santri Hafidz di Pondok Pesantren

Modern Al-Qur‟an dan Raudhatul Huffadz”.

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara

dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri

menghafal Al-Quran pada santri hafidz di Pondok

Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudlotul Huffadz

dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil

penelitian menunjukkan adanya hubungan positif

antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri

menghafal Alquran pada santri hafidz di Pondok

Pesantren Modern Alquran dan Raudlotul Huffadz

dengan koefisien korelasi 0,323 dengan p = 0,000

(p<0,05). Nilai koefisien korelasi menunjukkan

terdapat hubungan positif, artinya semakin tinggi

dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi efikasi

diri menghafal Alquran. Nilai koefisien determinasi

sebesar 0,104, artinya dukungan sosial orangtua

memberikan sumbangan efektif sebesar 10,4 % pada

efikasi diri. Kelebihannya adalah peneliti memberi

17

saran bahwa masih terdapat 89 % faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi efikasi diri yang tidak di ungkap

dalam penelitian ini yang dapat di teliti oleh peneliti

lain. Faktor-faktor itu diantaranya coping stress dan

motivasi berprestasi yaitu 27,8 % sumbangan efektif

pada coping stress dan 43,2 % pada motivasi

berprestasi. Kekurangannya, peneliti hanya meneliti

terkait hubungan dukungan sosial orangtua pada

efikasi diri penghafal Al-Qur‟an dan masih banyak

faktor lain yang tidak diteliti seperti coping stress dan

motivasi berprestasi. Berbeda dengan penelitian saya

yaitu tentang “Efikasi Diri Mahasantri dalam

Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Cabang Bogor”.

2) Penelitian Arifa Sofyana, skripsi, 2017 tentang

“Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi diri

Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII

SMK Negri 5 Yogyakarta”. Penelitian ini untuk

mengetahui Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi

diri Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII

SMK Negri 5 Yogyakarta dengan menggunakan

metode Kuantitatif Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik purposive sampling. Kuantitatif yakni

menguji hipotesa dengan angket sebagai instrument

pengumpulan data utamanya yang data tersebut

18

berupa angka. Pendekatan psikologi. Hasil dari

penelitian ini adalah Tingkat perhatian guru PAI dan

Budi Pekerti adalah cukup baik, tingkat efikasi diri

peserta diri adalah cukup baik, terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara perhatian guru

dengan efikasi diri hafalan peserta didik dalam mata

pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XII SMK Negri

5 Yogyakarta (rxy= 0.495, p= 0.000, p<0.01).

Kelebihan penelitian ini adalah memaparkan secara

jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan dan

Memberi saran untuk peneliti selanjutnya agar

penelitian bisa dilakukan di jenjang yang lebih rendah

semisal SMP/MTs. Kelemahannya adalah Tidak

menyarankan dgn cara apa perhatian yang efektif yang

baiknya diberikan oleh peserta didik. Berbeda dengan

penelitian saya tentang “Efikasi Diri Mahasantri

dalam Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor”.

3) Penelitian Adhim dan Muhammad Fauzil, Skripsi,

2016 tentang “Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi

Menghafal terhadap Prestasi Menghafal Al-Quran

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Angkatan 2013” penelitian ini untuk mengetahui

Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Menghafal

terhadap Prestasi Menghafal Al-Quran Mahasiswa

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2013

dengan menggunakan metode Kuantitatif. Hasil dari

19

penelitian ini bahwa mahasiswa penghafal Al-Qur‟an

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang angkatan 2013

menunjukan tingkat efikasi diri mayoritas berada pada

kategori sedang 82% (41 orang). Tingkat motivasi

menghafal mayoritas berada pada kategori sedang

54% (27 orang). Serta mahasiswa penghafal Al-

Qur‟an menunjukan prestasi menghafal mayoritas

berada pada kaegori sedang 82% (41 orang). Hasil

regresi berganda menunjukan Pengaruh efikasi diri

dan motivasi menghafal terhadap prestasi menghafal

Al- Qur‟an secara keselurhan menunjukan tidak

adanya pengaruh yang signifikan. Taraf signifikasi

yang terdapat sebesar 0,192 (p>0.05). Kelebihan

penelitian ini adalah Memberikan saran agar

memperhatikan faktor lain seperti lingkungan, teman,

metode, target, skill/IQ dan factor lainnya yang

mempengaruhi prestasi menghafal. Berbeda dengan

penelitian saya tentang “Efikasi Diri Mahasantri

dalam Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor”.

4) Penelitian Alaiya Choiril Mufidah, skripsi, 2015

tentang “Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan

Efikasi Diri Dalam Menghafal Al-qur‟an Santri Putri

Nurul Furqon Wetan Pasar Besar Malang”. Penelitian

ini untuk mengetahui Hubungan Antara Dukungan

Sosial dengan Efikasi Diri Dalam Menghafal Al-

qur‟an Santri Putri Nurul Furqon Wetan Pasar Besar

20

Malang dengan meggunakan metode pendekatan

kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa mayoritas tingkat dukungan sosial yang

diperoleh santri berada pada taraf sedang dengan

prosentase 61,8 yakni sebanyak 34 santri, dan tingkat

efikasi diri subjek menunjukkan bahwa mayoritas

efikasi diri santri berada pada taraf sedang dengan

prosentase 83,6 yakni sebanyak 46 santri. Dengan

rtabel<rhitungyakni 0,3445 < 0,505 dan nilai

probabilitas (p = 0,000) dengan banyak sampel 55

santri, yang artinya hipotesis dalam penelitian ini

diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel dukungan

sosial dengan variabel efikasi diri, jadi apabila santri

putri Nurul Furqon yang sedang menghafalkan al-

qur‟an mendapatkan dukungan sosial tinggi, maka

efikasi diri akan semakin tinggi pula, dan begitu juga

sebaliknya. Kelebihan dari penelitian ini ialajh

penjelasan dijelaskan dengan rinci. Berbeda dengan

penelitian saya tentang “Efikasi Diri Mahasantri

dalam Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor”.

5) Penelitian, Fika Rachmawati dan Tri Esti Budiningsih,

Jurnal Psikologi Ilmiah, 2015, Volume 7 (No. 1),

tentang “Hubungan antara Berfikir Positif dengan

Efikasi diri Akademik pada Mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi”. Penelitian ini untuk mengetahui

21

Hubungan antara Berfikir Positif dengan Efikasi diri

Akademik pada Mahasiswa yang sedang menyusun

skripsi dengan meggunakan metode pendekatan

kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa ada hubungan antara berfikir positif dengan

efikasi diri akademik pada mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi. Semakin tinggi berpikir positif

maka semakin tinggi pula efikasi diri

akademik dan semakin rendah berpikir positif maka

semakin rendah pula efikasi diri akademiknya. Skala

berpikir positif terdiri dari 43 aitem, mempunyai

koefisien validitas aitem antara 0,283 sampai dengan

0,729 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,892. Adapun

skala efikasi diri akademik terdiri dari 35 aitem,

mempunyai koefisien validitas aitem antara 0,292

sampai dengan 0,774 dan koefisien reliabilitas sebesar

0,896. Teknik analisis data menggunakan tekhnik

Product Moment dengan hasil koefisien korelasi

sebesar 0,526 dengan taraf signifikansi p = 0,000

dimana p 0,01. Kelebihan dari penelitian ini ialah

penjelasan dijelaskan dengan rinci. Berbeda dengan

penelitian saya tentang “Efikasi Diri Mahasiswa

dalam Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor”.

F. Sistematika Penulisan

Dalam Penelitian Skripsi ini terbagi menjadi 5 BAB

sebagai berikut:

22

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, batasan dan

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan kajian terdahulu, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai deskripsi teoritis tentang

efikasi diri meliputi pengertian efikasi diri, sumber efikasi

diri, dimensi efikasi diri, faktor pembentuk dan

berhubungan dengan efikasi diri dan efikasi diri dalam

pandangan Islam, pengertian Mahasantri, bimbingan

menghafal Al-Qur‟an, macam – macam bimbingan,

metode bimbingan, metode (Thariqah) menghafal Al-

Qur‟an. Kemudiaan pengertian karakteristik individu,

indikator, hasil penelitian sebelumnya, dan pengertian

dukungan sosial, indikator, hasil penelitian sebelumnya.

Terakhir kerangka pemikiran.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas jenis dan pendekatan penelitian,

populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, sumber

data, instrumentasi penelitian meliputi uji validitas dan uji

reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik

pengolahan data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM DAN HASIL

ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan tentang temuan dan analisis data

mengenai gambaran umum Yayasan Sahabat Rumah Al-

Qur‟an Daarut Tarbiyah terdiri dari sejarah yayasan, visi,

23

misi, motto dan tujuan, strategi yayasan, struktur

organisasi, program kurikulum kuliah Tahfidzul Qur‟an

dan program kegiatan. Kemudian temuan dan hasil

analisis data yang terdiri dari karakteristik responden,

gambaran umum efikasi diri mahasantri program

bimbingan menghafal Al-Qur‟an dan analisis data uji

korelasi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan simpulan dan saran. Pada bagian

akhir memuat tentang daftar pustaka dan lampiran.

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efikasi diri (self efficacy)

1.1 Pengertian Efikasi diri (self efficacy)

Efikasi diri merupakan teori yang dicetuskan oleh

Bandura sebagai seorang tokoh psikologi. Bandura

mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan individu

mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas

atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil

tertentu. Individu yang memiliki efikasi diri atau

keyakinan mengenai kemampuan dirinya sendiri akan

terus berusaha untuk menyelesaikan suatu tugas,

mencapai tujuan dan mengatasi semua hambatan

untuk mencapai suatu hasil dalam situasi tertentu.28

Selain itu, Bandura dan Wood mengatakan bahwa

efikasi diri merupakan kepercayaan tentang

kemampuan seseorang dalam mengarahkan motivasi,

sumber daya kognitif, dan menentukan tindakan yang

dibutuhkan untuk mencapai suatu situasi yang di

inginkan.29

Bandura (dalam Ghufron & Risnawita,

2010) menyebutkan bahwa individu dengan efikasi

yang tinggi mampu menemukan cara untuk mengatasi

28

M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 73. 29

Muhammad Rusdil Fikri, “Analisis self-efficacy Siswa Terhadap

Mata Pelajaran Kimia di SMK Khazanah Kebajikan”, (PPKT, Fak. Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Univ. Islam Negeri Jakarta, 2018), h. 5.

25

kesulitan yang berbeda pada setiap tugas yang

dimilikinya.30

Baron dan Byrne (2003) menjelaskan efikasi diri

sebagai keyakinan seseorang akan kemampuan atau

kompetensinya atas kinerja tugas yang diberikan,

mencapai tujuan atau mengatasi sebuah hambatan. Di

samping itu, Schultz (1994) mendefinisikan Efikasi

diri sebagai perasaan kita terhadap kecukupan,

efesiensi, dan kemampuan kita dalam mengatasi

kehidupan.31

Kemudian Bandura menyebut keyakinan atau

harapan diri sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya

disebut ekspektasi hasil. Efikasi diri atau efikasi

ekspektasi (self effication) – efficacy expectation)

adalah “persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus

diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu.” Efikasi

diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri

memiliki kemampuan melakukan tindakan yang

diharapkan. Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat

melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau

salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan

30

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): 260. 31

Muhammad Rusdil Fikri, “Analisis self-efficacy Siswa Terhadap

Mata Pelajaran Kimia di SMK Khazanah Kebajikan”, (PPKT, Fak. Ilmu

Tarbiayh dan Keguruan, Univ. Islam Negri Jakarta, 2018), h. 5.

26

yang di persyaratkan.32

Efikasi berbeda dengan

aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan

sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai),

sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan

diri. Efikasi diri merupakan variabel pribadi yang

penting, sehingga jika digabung dengan tujuan-tujuan

spesifik dan pemahaman mengenai prestasi akan

menjadi penentu tingkah laku mendatang yang

penting.33

Kemudian Hergenhann menyatakan bahwa orang

yang menganggap tingkat kemampuannya cukup

tinggi akan berusaha lebih keras, dan lebih gigih

menjalankan tugas dibandingkan dengan orang yang

menganggap kemampuan dirinya rendah.34

Santrock (2012), yang menjelaskan bahwa

seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi

cenderung meluangkan lebih banyak waktu untuk

berusaha mempelajari tugas yang dimiliki.35

32

Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009),

h.287-288. 33

Ibid, h.287-288. 34

Elsavina Rizky, Zulherman dan Devi Risma, “Hubungan Efikasi

Diri dengan Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas

Kedokteran Universitas Riau”, JOM FK Volume 1, No. 2, (Oktober, 2014), h.

3. 35

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): 260.

27

1.2 Sumber Efikasi diri

Efikasi diri atau keyakinan kebisaan diri dapat

diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan,

melalui salah satu atau kombinasi empat sumber,

yakni pengalaman menguasai sesuatu prestasi

(performance accomplishment), pengalaman vikarius

(vicarious experience), persuasi sosial (social

persuation) dan pembangkitan emosi (emotional

physiological states). sebagai berikut:36

a) Pengalaman Performasi

Pengalaman Performasi adalah prestasi yang

pernah dicapai pada masa yang telah lalu. Sebagai

sumber, performasi masa lalu menjadi pengubah

efikasi diri yang paling kuat pengauhnya. Prestasi

(masa lalu) yang bagus meningkatkan ekspektasi

efikasi, sedang kegagalan akan menurunkan

efikasi. Mencapai keberhasilan akan memberi

dampak efikasi yang berbeda-beda, tergantung

pada proses pencapaiannya. Beberapa pernyataan

terkait hal tesebut antara lain:

1) Semakin sulit tugasnya, keberhasilan

akan membuat efikasi semakin tinggi.

36

Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009),

h.287.

28

2) Kerja sendiri, lebih meningkatkan

efikasi disbanding kerja kelompok,

dibantu orang lain.

3) Kegagalan menurunkan efikasi, kalau

orang sudah berusaha sebaik mungkin.

4) Kegagalan dalam suasana

emosional/stress, dampaknya tidak

seburuk kalau kondisinya optimal.

5) Kegagalan sesudah orang memiliki

keyakinan efikasi yang kuat,

dampaknya tidak seburuk kalau

kegagalan itu terjadi pada orang yang

eyakinan efikasinya belum kuat.

6) Orang yang biasa berhasil, sesekali

gagal tidak mempengaruhi efikasi.

b) Pengalaman Vikarius

Pengalaman Vikarius diperoleh melalui model

sosial. Efikasi akan meningkat ketika mengamati

keberhasilan orang lain, sebaliknya efikasi akan

menurun jika mengamati orang yang

kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya

ternyata gagal. Kalau figur yang diamati berbeda

dengan diri pengamat, pengaruh vikarius tidak

besar. Sebaliknya ketika mengamat kegagalan

figur yang setara dengan dirinya, bisa jadi orang

tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal

29

dikerjakan figur yang diamatinya itu dalam jangka

waktu yang lama.

c) Persuasi Sosial

Efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat

atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak

dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang

tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi

efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada

pemberi persuasi, dan sifat realistik dari apa yang

dipersuasikan.

d) Perbangkitan Emosi

Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan

akan mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu.

Emosi yang kuat, takut, cemas, stess, dapat

mengurangi efikasi diri. Namun bisa terjadi,

peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) dapat

meningkatkan efikasi diri.37

1.3 Dimensi Efikasi diri

Menurut Bandura yang dikutip oleh Ghufron dan

wati menyatakan bahwa, efikasi diri pada tiap

individu akan berbeda antara satu individu dengan

yang lainnya berdasarkan tiga dimensi sebagai

berikut:38

37

Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009),

h.287-290. 38

M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 80-81.

30

a. Tingkat (level)

Kemampuan individu dalam mengerjakan

suatu tugas berbeda dalam tingkat kesulitan tugas,

individu memiliki kemampuan yang tinggi pada

tugas mudah dan sederhana atau juga pada tugas-

tugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi

yang tinggi. Individu yang memiliki kemampuan

yang tinggi cenderung memilih tugas yang tingkat

kesulitannya sesuai dengan kemampuannya.

b. Keluasan (Generality)

Dimensi ini berkaitan dengan penguasaan

individu terhadap bidang atau tugas pekerjaan.

Individu dapat menyatakan dirinya memiliki

kemampuan pada aktifitas yang luas, atau terbatas

pada fungsi domain tertentu saja. Individu dengan

kemampuan yang rendah hanya menguasai sedikit

bidang yang akan diperlukan dalam

menyelesaikan suatu tugas.

c. Kekuatan (Strength)

Dimensi yang ketiga ini menekankan pada

tingkat kekuatan atau kemantapan individu

terhadap keyakinannya. Kemampuan

menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan

individu akan memberikan hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan individu. Kemampuan

menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang

31

keras, bahkan ketika menemui hambatan

sekalipun.39

1.4 Faktor Pembentuk dan berhubungan dengan Efikasi

Diri

Menurut Bandura tinggi rendahnya efikasi diri

seseorang dalam setiap tugas sangat bervariasi. Hal

tersebut disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang

berpengaruh dalam mempersepsikan kemampuan diri

individu. Beberapa faktor yang mempengaruhi efikasi

diri tersebut, antara lain: Jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan dan pengalaman.40

Menurut Faza dan Kustanti (2018) menyebutkan

faktor-faktor dalam pembentuk efikasi diri

diantaranya dukungan sosial, koping stress dan

motivasi berprestasi. Dukungan sosial memberikan

sumbangan efektif sebesar 10,4 persen pada efikasi

diri, sedangkan coping stress dan motivasi berprestasi

yaitu 27,8 persen sumbangan efektif pada coping

stress dan 43,2 persen pada motivasi berprestasi.41

1.5.Efikasi Diri dalam Pandangan Islam

Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan

seberapa kemampuannya dalam menyelesaikan tugas

39

M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 80-81. 40

Ibid, h.81. 41

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): 260.

32

untuk mencapai sebuah keberhasilan. Dalam agama

Islam, seorang muslim dianjurkan agar selalu optimis

dan yakin bahwa ia mampu menghadapi berbagai

permasalahan dan Allah akan mengabulkan sesuai

dengan do‟a dan usahanya. Sebagaimana tertulis

dalam firman Allah sebagai berikut :

ن لل س وأن ل زىو يج ث ٠٤ ي رى ف سو ۥيو سع وأن ٩٣ سعى ما إلا إنس

٠٤ ف أو ٱل ء جزا ٱل

Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia

tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu

kelak akan diperlihatkan (kepadanya),

kemudian akan diberi balasan kepadanya

dengan balasan yang paling sempurna”.(Q.S

An-Najm: 39-41)42

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan

membalas setiap usaha (menghafal Al-Qur‟an) yang

dilakukan oleh makhlukNya dengan balasan yang

terbaik sampai dengan sempurna. Jadi sekecil apapun

usaha yang dilakukan maka akan ada ganjaran dari

Allah maka teruslah berikhtiar (berusaha).

Selain ayat tersebut, terdapat juga ayat yang

menerangkan terkait hasil sesuai dengan usaha yang

dilakukan. Sebagai berikut:

42

Al-Qur‟an Qordoba Special for Muslimah, (Bandung: PT. Cordoba

International Indonesia, 2012), Cet. Ke-1, h..528.

33

ت ۥلو ب ن معق إن ٱللو ر أم من ۥفظونو يح فۦو خل ومن ه يدي ن ب م

ر لا ٱللو م ما بقو ي غي بأنفسهم ما ي غي روا حت م بقو ٱللو أراد وإذا

ن لهم وما ۥلو مرد فل ا ء سو ٤٤ وال من ۦدونو م

Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-

malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,

di muka dan di belakangnya, mereka

menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan

sesuatu kaum sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

Dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang

dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada

pelindung bagi mereka selain Dia." (Q.S Ar-

ra'du: 11)43

Ayat tersebut menerangkan bahwa malaikat selalu

mengawasi makhlukNya atas perintah Allah. Dan

suatu kaum (seseorang) jika ingin mengubah keadaan

maka berusahalah sebaik mungkin oleh dirimu sendiri

kemudian Allah akan mengubahnya. Juga sebaliknya,

jika Allah menghendaki keburukan pada makhluknya

tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya. Dan

sebaik-baik pelindung hanya kepada Allah.

43

Al-Qur‟an Qordoba Special for Muslimah, (Bandung: PT. Cordoba

International Indonesia, 2012), Cet. Ke-1, h.250.

34

Menghafal Al-Qur‟an merupakan salah satu jihad

untuk mencapai ridho Allah dan dengan itu Allah akan

beri jalan (kemudahan). Seperti pada ayat berikut:

هدوا فينا لنو هم وٱلذين ج ٩٣ سني مح ٱل لمع لو ٱل وإن سب لنا دي ن

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad

untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar

akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-

jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-

benar beserta orang-orang yang berbuat

baik”.(Q.S Al-Ankabut: 69)44

Ayat ini menerangkan bahwa, bagi makhlukNya

yang berjihad (menghafal Al-Qur‟an) dalam mencari

keridhaan Allah (perbuatan yang ma‟ruf) maka akan

Allah mudahkan. Dan Allah bersama orang-orang

yang berbuat baik.

Terdapat juga beberapa keutamaan penghafal Al-

Qur‟an yang dapat bermanfaat untuk penghafal Al-

Qur‟an juga untuk bangsa dan agama yang tertuang

dalam hadist sebagai berikut:

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Turmudzi dan Abu

Dawud dari „Usman ibn „Affan ra. Bahwa Rasulullah

Saw. Bersabda: ركم من ت علم القرآن وعلمو )روه البخارى ( خي

44

Al-Qur‟an Qordoba Special for Muslimah, (Bandung: PT. Cordoba

International Indonesia, 2012), Cet. Ke-1, h. 404.

35

Artinya: “Sebaik-baik diantaramu yaitu yang

belajar Al-Qur‟an dan mengajarkannya”.

(HR. Bukhari)45

عا لاصحابو )روه مسلم( اق رأالقرآن فانو يأت ي وم القيامة شفي

Artinya: “Bacalah Al-Qur‟an, maka

sesungguhnya dengan bacaan Qur‟an akan

datang pada hari kiamat untuk memberikan

pertolongan kepada para pembacanya.” (HR.

Muslim)46

Penghafal Al-Qur‟an didahulukan menjadi imam

ketika shalat berjamaah. Dari Abu Mas‟ud Al- Ansori,

Nabi Muhammad SAW bersabda:

ي وم القوم اق رؤىم لكتاب الله فان كان وا ف القراءة سواء فاعلمهم باسنة ولا ي ؤمن

.الرجل الرجل ف سلطانو

Artinya: “Seseorang yang paling berhak

menjadi imam adalah yang paling banyak

hafalan Al-Qur‟annya. Jika dalam hafalan Al-

Qur‟an mereka sama, maka didahulukan yang

paling paham dengan sunnah dan seseorang

tidak boleh menjadi imam di wilayah orang

lain.” (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan

yang lainnya).47

45

Di kutip dari, https ://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-

penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat pada tanggal 31 Desember 2019. 46

Hussein Bahresi, Hadist Shahih Al-Jami‟ush Shahih Bukhari-

Muslim, (Surabaya: Karya Utama), h. 200-201. 47 Dikutip dari, https ://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-

penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat pada tanggal 31 Desember 2019.

36

Kedudukan penghafal Al-Qur‟an di syurga, sesuai

banyaknya ayat yang dihafal. Dari Abdullah bin Amr,

Nabi saw bersabda:

نيا فان يقال نصاحب انقزآن اقزا ورجق ورجهكما كنث جزجم فى اند

)روه دود و انحز ميذ( .منزنك عند اخز اية جقزؤها

Artinya: “Ditawarkan kepada penghafal Al-

Qur‟an, Baca dan naiklah ke tingkat

berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana

dulu kamu mentartilkan Al-Qur‟an ketika di

dunia. Karena kedudukanmu disyurga

seyingkat dengan banyaknya ayat yang kamu

hafal.” (HR. Abu Daud 1464, Tirmidzi

2914).48

Penghafal Al-Qur‟an di akhirat akan diberi

mahkota dan pakaian kemuliaan. dari Abu Hurairah

r.a, Nabi SAW bersabda:

القيمة ف ي قول يارب حلو ف ي لبس تاج الكرمة ث ي قول يا رب زده يىء القرآن ي وم

ف ي لبس حلو الكرمة ث ي قول يا رب ارض عنو ف ي قول لو اق را وارق و ت زاد بكل اية

حسنة )روه الترميذ(

Artinya: Al-Qur‟an akan datang pada hari

kiamat, lalu dia berkat, “Ya Allah, berikan dia

perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang

hafidz Al-Qur‟an mahkota kemuliaan. Al-

48

Dikutip dari, https ://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-

penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat pada tanggal 31 Desember 2019.

37

Qur‟a meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan

untuknya.” Lalu di diberi pakaian perhiasan

kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya

Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya.

Lalu dikatakan kepada hafidz Qur‟an,

“Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan

untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu

baca. (HR. Timidzi 2915)49

Dari beberapa teori, penulis mengambil teori

menurut Bandura bahwa efikasi diri adalah sebagai

keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya

dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan

untuk mencapai hasil tertentu.. Individu yang

memiliki efikasi diri atau keyakinan mengenai

kemampuan dirinya sendiri akan terus berusaha untuk

menyelesaikan suatu tugas, mencapai tujuan dan

mengatasi semua hambatan untuk mencapai suatu

hasil dalam situasi tertentu.50

Juga menurut Bandura

yang dikutip oleh Ghufron dan wati menyatakan

bahwa, efikasi diri pada tiap individu akan berbeda

antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan

tiga dimensi sebagai berikut: Tingkat (level), keluasan

(generality) dan kekuatan (strength).51

49

Dikutip dari, https ://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-

penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat pada tanggal 31 Desember 2019. 50

M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 73. 51

Ibid, h. 80-81.

38

2.1. Pengertian Mahasantri

Kata mahasantri sebetulnya hanyalah “maha” dan

“santri” yan bermakna mahasiswa yang dengan

prosedur tertentu diterima oleh pondok (pesantren)

untuk dibimbing dan dibina tentang keilmuan dan

keislaman melalui sistem pendidikan yang

diterapkan.52

Mahasiswa yang mengenyam pendidikann di

pesantren itu dinamakan mahasantri. Sebutan yang

hanya dijumpai di lingkungan pesantren yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi. Mahasantri-

mahasantri itu mengenyam pendidikan di pesantren-

pesantren yang bercirikan Tahfizhul Qur‟an. 53

Mahasiswa di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah

merupakan salah satu kumpulan dari penghafal Al-

Qur‟an yang tinggal diasrama tahfidz yang kemudian

di sebut mahasantri. Mahasiswa memiliki kehidupan

yang sangat berbeda dengan yang berada pada sekolah

tingkat dasar hingga sekolah tingkat menengah.

Mahasiswa memiliki lebih beragam kegiatan yang

dikerjakan sehingga membuat mahasiswa harus dapat

membagi waktu yang lebih baik untuk kegiatan

52

Akbar Ahmatu, Persepsi Mahasantri Terhadap Sistem Pendidikan

Pondok Kader Muhammadiyah, studi kasus naskah artikel pubilikasi (2014):h.

7. 53

Andy Wiyarto, Motivasi Menghafal Al-Qur‟an Pada Mahasantri

Pondok Pesantren Tahfizhul Qur‟an Di Surakarta, Naskah Publikasi S1 Fak.

Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

(2012): 2.

39

kesehariannya seperti: tugas kuliah, mempersiapkan

presentasi materi perkuliahan, keikutsertaan dalam

agenda ke-organisasian, baik itu organisasi internal

maupun external kampus, juga kegiatan tambahan

lainnya yakni mengikuti unit kegiatan mahasiswa

yang ada di universitas. Ditambah mahasiswa yang

berasrama di rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah ini

memiliki kegiatan menghafal Al-Qur‟an khatam 30

juz selama 3-4 tahun dan 5 Juz pertahunnya.

2.2 Bimbingan Menghafal Al-Qur‟an

Bimbingan adalah “guidance” yang kata dasarnya

“guide” memiliki beberapa arti: (a) menunjukkan

jalan (showing the way), (b) memimpin (leading), (c)

memberikan petunjuk (giving instruction), (d)

mengatur (regulating), (e) mengarahkan (governing),

dan (f) memberi nasihat (giving advice) (Winkel,

1991). Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dalam

arti bantuan atau tuntutan. Ada juga yang

menerjemahkan kata “guidance” dengan arti

pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis,

bimbingan berarti bantuan atau tuntutan atau

pertolongan; tetapi tidak semua bantuan, tuntutan atau

pertolongan berarti konteksnya bimbingan.54

54

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), cet ke-1, h.

15-16.

40

Sunaryo Kartadinata (1998: 40) mengartikan

sebagai “proses membantu individu untuk mencapai

perkembangan optimal.” Sementara Rochman

Natawidjaja (1987: 37) mengartikan bimbingan

sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan,

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan

keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat,

dan kehidupan pada umumnya.55

Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang

menuntun. Hal ini mengandung pengertian bahwa

dalam memberikan bimbingan bila keadaan menuntut,

kewajban dari pembimbing untuk memberikan

bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arah kepada

yang dibimbingnya. Tidak selayaknya seorang

pembimbing memberikan individu yang dibimbingnya

dalam keadaan terlantar apabila ia sungguh-sungguh

tidak dapat menghadapi masalahnya. Bimbingan itu

dapat diberikan kepada seorang individu atau

sekumpulan individu. Ini berarti bahwa bimbingan

dapat diberikan secara individual maupun kelompok.

Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang

membutuhkan tanpa memandang umur (of any age)

55

Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan

Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke-2, h. 6.

41

sehingga anak atau orang dewasa dapat menjadi objek

bimbingan. Dengan demikian, bidang gerak

bimbingan tidak hanya terbatas pada anak-anak atau

para remaja, tetapi juga dapat mencakup orang

dewasa. Bimbingan dapat diberikan, baik untuk

menghindari kesulitan-kesulitan maupun untuk

mengatasi persolan-persoalan yang dihadapi oleh

individu di dalam kehidupannya. Ini berarti bahwa

bimbingan dapat diberikan bukan hanya untuk

mencegah agar kesulitan itu tidak atau jangan timbul,

tetapi juga dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan-

kesulitan yang telah menimpa individu. Bimbingan

lebih bersifat pencegahan daripada penyembuhan.

Bimbingan dimaksudkan supaya individu atau

sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan

hidup (life welfare).56

Bimbingan adalah proses yang terus menerus

dalam membantu perkembangan individu untuk

mencapai kemampuannya secara maksimum dalam

mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik

bagi dirinya maupun bagi masyarakat.57

56

Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi & Karier),

(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2010), cet ke-6, h. 6-7. 57

Hallen A., Bimbingan dan Konseling, ( Ciputat: Ciputat Pers, Juni

2002), h.4.

42

2.3 Macam-Macam Bimbingan

Macam-macam Bimbingan jika dilihat dari

perkembangannya, pengertian bimbingan mula-mula

hanya terbatas pada bimbingan pekerjaan, dengan

adanya job selection, job placement, dan job training,

diharapkan pula adanya penempatan orang sesuai

dengan kemampuan-kemapuan yang ada padanya

sehingga kesulitan-kesulitan yang berhubungan

dengan pekerjaannya dapat dihindarkan. Disamping

bimbingan pekerjaan tersebut, dirintis pula bimbingan

dalam segi lain, yaitu dalam segi pendidikan seperti

yang dirintis oleh Jesse B. Davis. Selain adanya

bimbingan dalam pekerjaan yang memunculkan

vocational guidance, ada pula bimbingan dalam

pendidikan yang merupakan educational guidance.

Sejahhtera atau tidaknya seseorang tidak semata-mata

begantung pada tetap tidaknya seseorang dalam

pekerjaan dan pendidikannya, tetapi juga tergantung

pada keadaan pribadinya. Banyak masalah timbul

karena kondisi pribadi individu yang bersangkutan.

Oleh karena itu, timbul lah bimbingan yang tertuju

kepada keadaan pribadi seseorang sehingga kemudian

muncul yang disebut personal guidance. Pada

dasarnya, selain ada bimbingan dari segi pekerjaan

(vocational guidance) dan pendidikan (educational

43

guidance), juga dikenal adanya bimbingan dari segi

kepribadian (personal guidance).58

2.4 Metode Bimbingan

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan.

Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang

sudah di pilih dan di tetapkan. Metode merupakan

cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk

mencapai tujuan kegiatan.59

Metode Bimbingan

terbagi dua bagian sebagai berikut:

a. Metode Bimbingan Kelompok (Group

Guidance)

Cara ini dilakukan untuk membantu klien

memecahkan masalah memalui kegiatan

kelompok. Masalah yang di pecahkan bisa

bersifat kelompok, yaitu yang dirasakan

bersama oleh kelompok atau bersifat

perorangan. Penyelenggaraan bimbingan

kelompok antara lain di maksudkan untuk

membantu mengatasi masalah bersama atau

membantu seorang individu yang mengahadapi

masalah dengan menempatkannya dalam suatu

kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode

bimbingan kelompok bisa diterapkan dalam

pelayanan bimbingan kelompok adalah: (1)

58

Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi & Karier)

(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2010), cet ke-6, h.18. 59

S. Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Library

Walisongo.co.id, 2000), h.23.

44

program home room, (2) karyawisata, (3)

diskusi kelompok, (4) kegiatan kelompok, (5)

organisasi siswa, (6) sosio drama, (7)

psikodrama, dan (8) pengajaran remedial.

b. Metode Bimbingan Individual

Metode ini upaya pemberian bantuan

diberikan secara individual dan langsung

bertatap muka (berkomunikasi) antara

pembimbing dengan klien. Masalah-masalah

yang dipecahkan melalui teknik ini adalah

masalah-masalah yang bersifat pribadi.60

2.5 Metode (Thariqah) Menghafal Al-Qur‟an

Metode (Thariqah) Menghafal Al-Qur‟an terbagi

menjadi lima cara, sebagai berikut:

a. Metode Thariqah Wahdah yaitu meghafal satu

per satu terhadap ayat-ayat yang hendak di

hafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap

ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, atau

dua puluh kali, atau lebih sehingga proses ini

mampu membentuk pola dalam banyanganya.

Dengan demikian penghafal akan mampu

mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya

bukan saja dalam bayangannya, akan tetapi

hingga benar-benar membentuk gerak reflex

60

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), cet ke-1,h.

289-296.

45

pada lisannya. Setelah benar-benar hafal

barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya

dengan cara yang sama, demikian seterusnya

hingga mencapai satu muka. Untuk menghafal

yang demikian maka langkah yang selanjutnya

ialah membaca dan mengulang-ulang lembar

tersebut hingga benar-benar lisan mampu

memproduksi ayat-ayat dalam satu muka

tersebut secara alami, atau reflex. Demikian

selanjutnya, sehingga semakin banyak di ulang

maka kualitas hafalan akan semakin

representatif.

b. Metode Thariqah Kitabah, kitabah artinya

menulis. Pada metode ini penulis terlebih

dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya

dengan secarik kertas. Kemudian ayat-ayat

tersebut dibacanya sehingga lancar dan benar

bacaanya, lalu dihafalkannya. Menghafalnya

bisa dengan metode wahdah, atau dengan

berkali-kali menulisnya sehingga dengan

berkali-kali menuliskanya ia dapat sambil

memperhatikan dan sambil menghafalkannya

dalam hati. Tentang berapa banyak jumlah

ayat yang di tulis, sangat tergantung pada ayat-

ayat itu sendiri. Mungkin cukup dengan satu

ayat saja, bila ternyata giliran ayat yang harus

dihafalnya itu termasuk kelompok ayat-ayat

46

yang panjang sebagaimana terdapat pada surat-

surat as-sabi‟ut-thiwal atau sepuluh ayat, bila

ternyata giliran ayat-ayat yang akan di

hafalnya itu termasuk ayat yang pendek

sebagaimana terdapat pada surat-surat pendek,

dan seterusnya. Pada prinsipnya semua

tergantung pada penghafal dan alokasi waktu

yang disediakan untuknya. Metode ini cukup

praktis dan baik. Karna disamping membaca

dengan lisan, aspek visual menulis juga akan

sangat membantu dalam mempercepat

terbentuknya pola hafalan dalam bayangannya.

c. Metode Thariqah Sima‟i, Sima‟i artinya

mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini

ialah mendengarkan suatu bacaan untuk

dihafalkannya. Metode ini akan sangat efektif

bagi penghafal yang mempunyai daya ingat

ekstra, terutama bagi penghafal tunanetra, atau

anak-anak yang masih di bawah umur yang

belum mengenal tulis baca Al-Qur‟an.

d. Metode Thariqoh Gabungan, metode ini

merupakan gabungan antara metode pertama

dan metode kedua, yakni metode wahdah dan

metode kitabah. Hanya saja kitabah (menulis)

di sini lebih memiliki fungsional sebagai uji

coba terhadap ayat-ayat yang telah di hafalnya.

Maka dalam hal ini, setelah penghafal selesai

47

menghafal ayat yang dihafalnya, kemudian ia

mencoba menuliskannya di atas kertas yang

telah di sediakan untuknya dengan hafalan

pula. Jika ia telah mampu memproduksi

kembali ayat-ayat yang dihafalnya dalam

bentuk tulisan, maka ia bisa melanjutkan

kembali untuk menghafal ayat-ayat berikutnya,

tetapi jika penghafal belum mampu

memproduksi hafalannya ke dalam tulisan

secara baik, maka ia kembali menghafalkannya

sehingga ia benar-benar mencapai nilai hafalan

yang valid. Demikian seterusnya. Kelebihan

metode ini adalah adanya fungsi ganda, yakni

berfungsi untuk menghafal dan sekaligus

berfungsi untuk pemantapan hafalan.

Pemantapan hafalan dengan cara ini akan baik

sekali, karena dengan menulis akan

memberikan kesan visual yang mantap.

e. Metode Thariqah Jama‟i, metode ini ialah cara

menghafal yang dilakukan secara kolektif,

yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara

kolektif, atau bersama-sama, dipimpin oleh

seorang instruktur. Pertama, instruktur

membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan

siswa menirukan secara bersama-sama.

Kemudian instruktur membimbingnya dengan

mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan

48

siswa mengikutinya. Setelah ayat-ayat itu

dapat mereka baca dengan baik dan benar,

selanjutnya mereka mengikuti instruktur

dengan sedikit demi sedikit mencoba

melepaskan mushaf (tanpa melihat mushaf)

dan demikian seterusnya sehingga ayat-ayat

yang sedang di hafalnya itu benar-benar

sepenuhnya masuk dalam bayangannya.

Setelah semua siswa hafal, barulah kemudian

diteruskan pada ayat-ayat berikutnya dengan

cara yang sama. Cara ini termasuk metode

yang baik untuk dikembangkan, karena akan

dapat menghilangkan kejenuhan di samping

akan banyak membantu menghidupkan daya

ingat terhadap ayat-ayat yang dihafalkannya.61

B. Karakteristik Individu

Menurut Bandura, ada beberapa yang mempengaruhi

efikasi diri antara lain: Jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, dan pengalaman. 62

Menurut Simamora (2003) terdapat indikator –

indikator karakteristik individu: keahlian, kemampuan,

kebutuhan, dan sikap.63

Menurut Gibson et. al., (2002)

61

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah

(Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), cet ke-1, h.

289-296. 62

M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 80. 63

Karakter Individu – Dosen Perbanas, dosen.perbanas.id

https://dosen.perbanas.id/karakter-individu.

49

Faktor karakteristik individu: Kemampuan, sikap dan

keahlian. 64

Rahmawati dan Budiningsih (2015) juga menujukkan

adanya hubungan antara efikasi diri dengan faktor lain

yakni berpikir positif yaitu pada mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi.65

Faktor- faktor yang mempengaruhi individu terdapat

dari 2 sisi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal yaitu dari karakteritik individu antara lain usia,

kebutuhan, sikap dan berfikir positif.

Indikator karakteristik Individu dari dimensi usia yaitu

untuk mengetahui usia mahasantri (RQ DaTa) Cabang

Bogor. Dari dimensi sikap bahwa ia menjalankan ibadah

tepat waktu, berserah diri (tawakal) kepada tuhan setelah

berikhtiar, dan menjaga lingkungan. Dari dimensi

Kebutuhan, bahwa Kebutuhannya tercukupi seperti

pangan, sandang, papan, rohani, dan tingkat sosial.

Dimensi berfikir positif adanya kepercayaan pada diri,

adanya Inisiatif, adanya ketekunan dan adanya

perkembangan

Selain itu ditemukan bahwa terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi efikasi diri dari faktor internal seperti

64

Nirza Marzuki Husein, “Pengaruh LIngkungan Kerja dan

karakteristik individu terhadap kepuasan kerja karyawan hotel Melati di

Kecamatan Banjarmasin Tengah” jurnal manajemen dan akuntansi, volume

13, no. 1 (2012): h.36. 65 Fika Rahmawati dan Tri Esti Budiningsih, “Hubungan antara

berfikir positif dengan Efikasi diri Akademik pada Mahasiswa yang sedang

menyusun skripsi” jurnal Intuisi, volume. 7, no. 1 (2015): h. 3.

50

penelitian Puspitarani dan Wahyu (2009) menunjukkan

adanya hubungan positif antara efikasi diri dengan sikap,

terhadap polusi udara pasar unggas. Semakin tinggi

efikasi diri maka semakin positif sikap terhadap polusi

udara pasar unggas.66

Muhammad Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda

(2015) juga memberikan hasil penelitiannya bahwa efikasi

diri berhubungan dengan kebutuhan. Seperti penelitian

efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi memiliki

pengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap

niat berwirausaha.67

C. Dukungan Sosial

Menurut Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti (2018)

terdapat faktor-faktor lain dalam pembentuk efikasi diri

diantaranya dukungan sosial, coping stress dan motivasi

berprestasi.68

Menurut Ganster, dkk., (dalam Apollo & Cahyadi,

2012: 261) dukungan sosial adalah tersedianya hubungan

66 Wahyu Puspitarani, et al,“Hubungan antara Efikasi diri dengan

Sikap terhadap polusi udara pasar ungags pada pekerja pasar Rejomulyo

Semarang” (Under graduate thesis, Universitas Diponegoro), h. 16. 67 Muhammad Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda (2015) E-Jurnal

Manajemen Unud, “Pengaruh Efikasi diri, kebutuhan akan prestasi dan

keberanian mengambil resiko terhdap niat berwirausaha mahasiswa”

Volume. 4, No. 9, (2015) h. 2619. 68

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Volume 7, no.

1 (2018): 260.

51

yang bersifat menolong dan mempunyai nilai khusus bagi

individu yang menerimanya.69

Menurut Smet, (1994) terdapat empat jenis atau

dimensi dukungan sosial, yaitu diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Dukungan emosional yang mencakup empati,

kepedulian dan perhatian terhadap orang yang

bersangkutan (misalnya: umpan balik dan

penegasan)

2. Dukungan penghargaan yaitu terjadi lewat

ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk

orang itu, dorongan maju dan persetujuan dengan

gagasan atas perasaan individu, dan perbandingan

positif orang ini dengan orang lain, misalnya

orangorang yang kurang atau lebih buruk

keadaannya (menambah harga diri).

3. Dukungan instrumental: mencakup bantuan

langsung, seperti kalau orang-orang memberi

pinjaman uang kepada orang itu atau menolong

dengan pekerjaan pada waktu mengalami stress.

4. Dukungan informatif: mencakup memberi nasehat,

petunjuk-petunjuk, saran-saran dan umpan balik.70

69

Maizah, Faizatul,. “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat

kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim. 2015, h.10 70 Ibid, h.13-14.

52

Safarino dalam Purba, dkk (2007) mengungkapkan

pada dasarnya ada lima jenis dukungan sosial, adalah

sebagai berikut: Dukungan emosi, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental atau konkrit,

dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial.71

Indikator dukungan sosial dari dimensi Dukungan

Emosional bahwa ia menerima perhatian dari keluarga,

menerima perhatian dari pihak asrama, menerima

perhatian dari sesama mahasiswa penghafal Al-Qur‟an,

mendapatkan perasaan nyaman dan diterima dari pihak

asrama, Mendapatkan perasaan nyaman dan diterima dari

sesama mahasiswa penghafal Al-Qur‟an.

Dari dimensi dukungan Informasi bahwa ia menerima

saran, masukan nasehat dan timbal balik (feedback) dari

keluarga, menerima saran, masukan nasehat dan timbal

balik (feedback) dari pihak asrama dan menerima saran,

masukan nasehat dan feedback dari sesama mahasiswa

penghafal Al-Qur‟an.

Dari dimensi dukungan Penghargaan bahwa ia

menerima penghargaan positif dari orang tua, pihak

asrama (pembimbing) maupun teman sesama mahasiswa

penghfal Al-Qur‟an, dan menerima dorongan untuk maju

terus dalam menghafal Al-Qur‟an.

71

Maizah, Faizatul,. “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat

kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015, h.13-14.

53

Dari dimensi dukungan Instrumental bahwa ia

menerima bantuan moril berupa jasa atau motivasi dari

keluarga, menerima bantuan moril berupa jasa atau

motivasi dari pihak asrama, dan menerima bantuan moril

berupa jasa atau motivasi dari sesama mahasiswa

penghafal Al-Qur‟an

Hasil penelitian Sofyana (2017) hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa efikasi diri berhubungan positif

dengan dukungan sosial yaitu tingkat perhatian guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah

cukup baik, tingkat efikasi diri peserta diri adalah cukup

baik, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

perhatian guru dengan efikasi diri hafalan peserta didik

dalam mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XII

SMK Negri 5 Yogyakarta.72

Mufidah dan Choiril (2015) menunjukkan bahwa

mayoritas tingkat dukungan sosial yang diperoleh santri

berada pada taraf sedang dengan prosentase 61,8 yakni

sebanyak 34 santri, dan tingkat efikasi diri subjek

menunjukkan bahwa mayoritas efikasi diri santri berada

pada taraf sedang dengan presentase 83,6 yakni sebanyak

46 santri. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

72 Arifa Sofyana, “Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi diri

Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti Kelas XII SMK Negri 5 Yogyakarta”, Skripsi, 2017.

54

signifikan antara variabel dukungan sosial dengan

variabel efikasi diri.73

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi

(2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

antara dukungan sosial orang tua dengan self efficacy pada

mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Hal tersebut

sejalan dengan penelitian Liu dan Hung (2016)

menunjukkan bahwa efikasi diri yang tinggi dimiliki oleh

mahasiswa yang mendapatkan dukungan sosial dari

orang-orang disekitarnya.74

Berdasarkan penelitian Toding, David, & Pali (2015)

menyatakan bahwa dukungan sosial berperan penting

dalam menumbuhkan semangat belajar siswa yang artinya

bahwa dukungan sosial juga dapat mempengaruhi

perubahan perilaku.75

Bandura (dalam Fiest & Fiest, 2011) juga berpendapat

bahwa individu yang diarahkan dengan nasihat dan

bimbingan dapat meningkatkan kemampuannya sehingga

membantu individu tersebut mencapai tujuan yang

diinginkan. Dukungan secara verbal dari orang lain atau

puji-pujian secara verbal dapat bersifat mendorong

73

Mufidah, Alaiya Choiril, “Hubungan antara dukungan sosial

dengan efikasi diri dalam menghafal Al-Qur'an santri putri Nurul Furqon

Wetan Pasar Besar Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim”, skripsi, 2015. 74

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): h. 258. 75

Ibid, h. 258.

55

individu untuk lebih berusaha dan mencapai

keberhasilan..76

Taylor, Peplau, & Sears (2012) mengatakan bahwa

dukungan yang diberikan secara langsung atau nyata

merupakan bentuk dukungan instrumental yang diberikan

oleh orangtua. Weiss (dalam Mayes & Lewis, 2012)

menyebutkan bahwa individu yang mendapatkan

dukungan sosial adalah individu yang memiliki

kepercayaan bahwa keluarga dapat selalu membantu

dalam berbagai kondisi. Bandura (dalam Fiest & Fiest,

2011) bahwa rasa aman dapat menurunkan tingkat

kecemasan dan meningkatkan performa individu. Saat

seseorang dalam keadaan rasa aman akan berdampak pada

peningkatan efikasi diri. Rasa kepercayaan yang dimiliki

oleh santri hafidz kepada orangtua menumbuhkan rasa

aman yang dapat meningkatkan performa santri hafidz

untuk tetap konsisten dalam menghafal Alquran. 77

Adanya pemberian penghargaan positif mendorong

individu untuk menjadi lebih termotivasi untuk maju

(Taylor dkk, 2012). Selain itu, Bandura (dalam Fiest &

Fiest, 2011) adanya dukungan secara verbal dari orangtua,

seperti pemberian informasi, saran, nasihat, dan

bimbingan dapat mengatasi permasalahan. Sejalan dengan

76

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): h. 258. 77

Ibid, h. 258.

56

pendapat Chairani & Subandi (2010) bahwa seorang

hafidz dalam menghadapi kendala dalam menghafalkan

Alquran dibutuhkan dukungan dari orangtua, sehingga

hafidz merasa yakin akan kemampuan dirinya.78

Dari beberapa teori, penulis memilih teori menurut

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti (2018) terdapat

faktor-faktor lain dalam pembentuk efikasi diri

diantaranya dukungan sosial, coping stress dan motivasi

berprestasi.79

Juga menurut Smet, (1994) terdapat empat

jenis atau dimensi dukungan sosial, yaitu diantaranya

adalah sebagai berikut: Dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan

informatif.80

D. Kerangka Pemikiran

Latar belakang Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah yaitu

pada 1 November 2008 awalnya adalah sebuah rumah

sederhana di lorong gang yang sempit di daerah Pejaten

Timur Pasar minggu Jakarta Selatan. Dimulainya santri

hanya 4 orang dan terus bertambah hingga dalam waktu 2

tahun kemudian dapat menghasilkan santri dan mahasantri

wisuda sebanyak 12 orang. Pada tahun 2016 telah

78

Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan

sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di

Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,

volume 7, no. 1 (2018): h. 258. 79

Ibid, h. 260. 80

Maizah, Faizatul,. “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat

kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim. h.13-14

57

mewisuda sebanyak 80 santri, tahun 2017 telah mewisuda

53 santri, tahun 2018 berhasil mewisuda 126 santri, tahun

2019 telah mewisuda 116 santri maka jumlahnya sejak

dimulainya kegiatan RQ hingga kini telah mewisuda

hingga 400 lebih santri dan mahasantri menjadi hafidz dan

hafidzah dari wisuda 5 – 30 juz. 81

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah berdiri atas inisiatif

Ustad Fadlyl Usman Baharudin yang sesuai dengan visi

misi yaitu membentuk kader penghafal Al-Qur‟an dan

pendakwah Qur‟an ke seluruh Indonesia. Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah kini telah tersebar di beberapa daerah

dan memiliki 16 Rumah Al-Qur‟an dengan kategori santri

SDTQ, SMP, SMA, Takhasus, Kuliah (mahasantri) dan

Kerja yang tersebar beberapa tempat: di Depok (2), di

Bogor (3), Pasar Minggu (1), Pejaten (1), Jatinegara (1),

Bekasi (3), Bintaro (1), Cianjur (1), Semarang, dan

Ciputat (2).82

Rumah Qur‟an didirikan untuk memfasilitasi santri

dan mahasantri yang ingin menghafal Al-Qur‟an dan juga

dapat menjaga hafalan Al-Qur‟annya bagi yang telah

mempunyai hafalan sebelumnya bagi mahasiswa

khususnya. Maka, RQ ini tersebar di beberapa wilayah

yang menampung berbagai mahasiswa yang sedang

menimba ilmu perguruan tinggi seperti di RQ Depok

81

Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019. 82 Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019.

58

menampung mahasiswa dari UI, RQ Bogor menampung

mahasiswa dari IPB, RQ Bintaro yakni dari mahasiswa

STAN, RQ Jaksel yakni dari mahasiswa LIPIA dan STIS,

RQ Ciputat dari mahasiswa UINJKT dan IIQ serta RQ

Sumatra Selatan dari mahasiswa di Universitas di

Palembang.83

Rumah Qur‟an yang berdiri lebih awal yakni di

Pejaten Timur Pasar minggu Jakarta Selatan, Bogor dan

Ciputat. Rumah Qur‟an berjalan dengan mencari rumah

yang dapat disewakan diberbagai wilayah di Indonesia

yang rata-rata rumah tersebut memiliki muatan anggota

berjumlah dua puluh sampai dengan tiga puluh orang di

dalamnya. Dan dari seluruh Rumah Qur‟an, cabang Bogor

lah yang memiliki anggota terbanyak diantara cabang

Rumah Qur‟an yang lainnya. 84

Rumah Qur‟an, cabang Bogor lah yang memiliki

anggota terbanyak diantara cabang Rumah Qur‟an lainnya

yaitu terdapat 3 (tiga) tempat yakni RQ 1 (20 mahasantri),

RQ 2 (39 Mahasantri) dan RQ 3 (16 mahasantri).85

Maka

diambil penelitian di RQ 1, 2 & 3 pada mahasantri yang

telah melewati masa tahsin atau sedang memulai

menghafal.

83

Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019. 84

Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019. 85

Wawancara dengan Ustadzah Mina Marlina pembimbing di Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor pada 29 Mei 2019.

59

Mahasantri membutuhkan efikasi diri dalam

menghafal Al-Qur‟an agar dapat menyelesaikan target

ataupun capaian sesuai yang telah disesuaikan. Namun,

tidak semua mahasantri memiliki efikasi diri yang baik

karena tidak semua mahasantri dapat menyelesaikan

target yang telah di tetapkan pihak asrama tahfidz. Dan

terdapat beberapa dimensi yang berhubungan dengan

efikasi diri dari faktor internal karakteristik individu yakni

usia, sikap, kebutuhan, berfikir positif dan uang saku rata-

rata perbulan yang memiiki hubungan yang positif dengan

efikasi diri. Dari faktor eksternal yakni dukungan sosial

yang berhubungan positif dengan efikasi diri yang di

dapatkan berupa dimensi dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan penghargaan dan dukungan

instrumental.

Penelitian menunjukan bahwa efikasi diri beragam,

rendah, sedang dan tinggi. Hal tersebut seperti yang

diungkapkan Adhim (2016). Dan terdapat penelitian yang

menyimpulkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

efikasi diri yang berhubungan dengan karakteristik

individu seperti pada penelitian (I Nyoman Agus Putra

Nurjaya 2013), (Puspitarani, Wahyu 2009), (Muhammad

Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda 2015), (Muhammad

Arifin Setiadi, Cahyono Putro dan Hari Purtanto 2014),

(Fika Rahmawati dan Tri Esti Budiningsih 2015). Dan

juga penelitian yang menghubungkan efikasi diri dengan

60

faktor dari dukungan sosial dari (Faza dan Kustanti 2018),

(Sofyana 2017), (Mufidah dan Choiril 2015).

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Dengan demikian penelitian ini berbeda dari

penelitian sebelumya dan penelitian ini tentang efikasi diri

mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah (RQ DaTa).

Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian pada

Gambar 1, hipotesis yang disusun dalam penelitian ini

yaitu:

H0: Tidak terdapat hubungan yang positif antara

karakteristik individu (usia, sikap, kebutuhan,

berfikir positif dan rata-rata uang saku perbulan)

dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal l

Al-Qur‟an.

H1: Terdapat hubungan yang positif antara karakteristik

individu (usia, sikap, kebutuhan, berfikir positif

dan rata-rata uang saku perbulan) dengan efikasi

diri pada mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.

Karakteristik Individu (X1)

- Usia

- Sikap

- Kebutuhan

- Berpikir Positif

- Rata-rata uang saku/bln

Dukungan Sosial (X2)

- Dukungan Emosional

- Dukungan Informasi

- Dukungan Penghargaan

- Dukungan Instrumental

Efikasi Diri (Y)

- Tingkat (Level)

- Keluasan (Generality)

- Kekuatan (Strength)

61

H0: Tidak terdapat hubungan yang positif antara

dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan penghargaan dan dukungan

instrumental) dengan efikasi diri pada mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an.

H1: Terdapat hubungan yang positif antara dukungan

sosial (dukungan emosional, dukungan informasi,

dukungan penghargaan dan dukungan

instrumental) dengan efikasi diri pada mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an.

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

yang didukung dengan data kualitatif. Penelitian

kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau

sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif

statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan dengan menggunakan logika penelitian

deduktif (umum - khusus).86

Rumusan masalah penelitian ini assosiatif ialah suatu

rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih.87

Alasan peneliti

menggunakan metode kuantitatif dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui fenomena efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an yang empiris dan dapat

diukur. Selain itu juga untuk menguji teori dengan

menggunakan perhitungan yang telah disediakan oleh

para peneliti terdahulu.

Peneliti memilih rumusan masalah assosiatif karena

variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 2 yaitu karakteristik individu dan dukungan

sosial.

86

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&d,

(Bandung: Alfabeta, 2018), cet. ke-27, h. 8. 87

Ibid, h. 37.

63

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.88

Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah mahasantri Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah (RQ DaTa) yang terdiri dari 16 rumah

dari 10 cabang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, waktu,

dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul representative (mewakili).89

Sampel dalam penelitian ini adalah dari salah satu

cabang Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah (RQ DaTa) yakni

cabang Bogor. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah

populasi pada setiap cabang.

88

Sugiyono, Metode Penelitian , Kuantitatif, Kualitatif, R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2018), cetakan ke-28, h. 80. 89

Ibid, h. 81.

64

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah Cabang Bogor, di Gang. Kencana 3 No.107 Rt.

03 Rw. 06, Kelurahan Balumbang Jaya, Kec. Bogor

Barat, Kota Bogor. Adapun waktu penelitian lapangan

dilakukan pada bulan Oktober 2019. Alasan pemilihan

lokasi penelitian ini berdasarkan atas pertimbangan

sebagai berikut:

a. Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor

adalah rumah tahfidz para mahasiswa tidak

bergabung dengan yang tingkat sekolah dasar (SD)

dan sekolah menengah pertama (SMP).

b. Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor

adalah rumah Qur‟an yang memfasilitasi para

mahasiswa yang ingin ikut program bimbingan

menghafal Al-Qur‟an.

c. Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor

telah berdiri lebih lama dibandingkan cabang

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah lainnya.

d. Jumlah populasi Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah

Cabang Bogor dapat mewakili penelitian.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

65

1. Sumber Primer

Sumber primer adalah sumber data yang diambil

dari pengumpul data.90

Data primer pada penelitian ini

yaitu data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan

oleh peneliti. Data primer yang diperoleh peneliti

dengan cara pengisian kuesioner oleh responden dan

wawancara langsung termasuk observasi Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah pusat, Cabang Bogor dan

Cabang Ciputat.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung dapat diambil langsung oleh peneliti pada

responden misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen.91

Seperti textbooks, jurnal, maupun artikel

referensi di media cetak dan elektronik.

E. Instrumentasi Penelitian

Dalam penelitian, terdapat dua hal utama yang

mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu: kualitas

instrumentasi penelitian dan kualitas pengumpulan data.

Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian

berkenaan dengan validitas dan reliabiitas instrumen dan

kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara

yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh Karena

itu kedua hal tersebut harus digunakan secara tepat agar

90

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&d,

(Bandung: Alfabeta, 2018), cetakan ke-28, h. 137. 91

Ibid, h. 137.

66

dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel.

Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test,

pedoman wawancara, pedoman observasi, dan

kuesioner.92

Skala pengukuran penelitian ini menggunakan Skala

Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena

sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,

yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.93

Variabel dalam penelitian ini adalah efikasi diri

mahasantri bimbingan menghafal Al-Qur‟an.

Menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak unuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Dan Jawaban setiap item

instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.94

1. Uji Validitas

Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk

mengetahui seberapa akurat suatu item dalam mengukur

apa yang ingin diukur. Uji validitas penelitian ini

dilakukan di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang

92

Sugiyono, Metode Penelitian , Kuantitatif, Kualitatif, R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2018), cetakan ke-28, h. 222. 93

Ibid, h. 93. 94

Ibid, h. 93.

67

Ciputat & Rumah Qur‟an Alif . Uji validitas yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

Corrected item-Total Correlation dengan cara

mengorelasikan masing-masing indikator dengan skor

total indikator. Dasar pengambilan keputusan pada uji

validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Jika r hitung ≥ (0.361) r tabel, maka butir

pernyataan atau variabel valid.

b. Jika r hitung ≤ (0.361) r tabel, maka pernyataan

variabel tidak valid.95

Tabel 2 menunjukkan Blue

Print Skala Faktor – Faktor yang berhubungan

dengan Efikasi Diri (Karakteristik Individu)

Sebelum Uji Instrument.

Tabel 2. Blue Print Skala Faktor – Faktor yang

berhubungan dengan Efikasi Diri (Karakteristik Individu)

Sebelum Uji Instrument.

No Dimensi Item

Jumlah Butir positif Butir negatif

1

Efikasi

diri dilihat

dari faktor

sikap

1, 2, 3, 5 4 5

2

Efikasi

diri dilihat

dari faktor

6, 7, 8, 9 10 5

95

Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta:

Andi, 2014), h.51.

68

Kebutuhan

3

Efikasi

diri dilihat

dari faktor

berfikir

positif

11, 12, 14 13 & 15 5

Jumlah 15

Uji validitas penelitian ini dilakukan di Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah Cabang Ciputat & Rumah Qur‟an Alif.

Dengan teknik Product Moment yang diuji cobakan

kepada 30 responden, dari 18 item butir pernyataan yang

diuji cobakan diketahui 4 item butir valid dan 11 item

butir tidak valid. Pernyataan yang tidak valid diperbaiki

kemudian digunakan pengambilan data inti. Tabel 3

menunjukkan Blue Print Skala Faktor – Faktor yang

berhubungan dengan Efikasi Diri (Karakteristik Individu)

Setelah Uji Instrument.

Tabel 3. Blue Print Skala Faktor – Faktor yang

berhubungan dengan Efikasi Diri (Karakteristik Individu)

Setelah Uji Instrument.

No Dimensi Item

Jumlah Butir positif Butir negatif

1

Pembentuk

Efikasi diri

dilihat dari

1, 2, 3, 5 4 5

69

faktor

Sikap

2

Pembentuk

Efikasi diri

dilihat dari

faktor

kebutuhan

6, 7 8, 9, 10 5

3

Pembentuk

Efikasi diri

dilihat dari

faktor

berfikir

positif

11, 12, 13, 14,

15 - 5

Jumlah

15

Tabel 4 menunjukkan Blue Print Skala Faktor –

Faktor yang berhubungan dengan Efikasi Diri (Dukungan

Sosial) Sebelum Uji Instrument

Tabel 4. Blue Print Skala Faktor – Faktor yang

berhubungan dengan Efikasi Diri (Dukungan Sosial)

Sebelum Uji Instrument

70

No Dimensi

Item

Jumlah Butir

positif

Butir

negative

1

Pembentuk

Efikasi diri

dilihat dari

Dukungan

Emosional

16, 17, 20 18 & 19 5

2

Pembentuk

Efikasi diri

dilihat dari

Dukungan

Informasi

22, 23, 24 21 & 25 5

3

Efikasi diri

dilihat dari

faktor

Dukungan

Penghargaan

26, 29, 30 27 & 28 5

4

Efikasi diri

dilihat dari

faktor

Dukungan

Instrumental

32 & 35 31, 33, 34 5

Jumlah

20

71

Setelah dilakukan uji validitas skala faktor – faktor

pembentuk efikasi diri dengan teknik Product Moment

yang diuji cobakan kepada 30 responden, dari 20 item

butir pernyataan yang diuji cobakan diketahui 14 item

butir valid dan 6 item butir tidak valid. Pernyataan yang

tidak valid diperbaiki kemudian digunakan pengambilan

data inti. Tabel 5 menunjukkan Blue Print Skala Faktor –

Faktor Pembentuk Efikasi Diri (Dukungan Sosial)

Sesudah Uji Instrument.

Tabel 5. Blue Print Skala Faktor – Faktor Pembentuk

Efikasi Diri (Dukungan Sosial) Sesudah Uji Instrument

No Dimensi

Item

Jumlah

Butir positif

Butir

negatif

1

Pembentuk

Efikasi diri

dilihat dari

Dukungan

Emosional

16, 17, 20 18 & 19 5

2

Pembentuk

Efikasi diri

dilihat dari

Dukungan

Informasi

22, 23, 24 21 & 25 5

3 Efikasi diri

dilihat dari 26, 29, 30 27 & 28 5

72

faktor

Dukungan

Pendidikan

4

Efikasi diri

dilihat dari

faktor

Dukungan

Instrumental

32 & 35 31, 33, 34 5

Jumlah 20

Tabel 6 menunjukkan Blue Print Skala Efikasi Diri

Dilihat dari Dimensi Efikasi Diri Sebelum Uji Instrumen.

Tabel 6. Blue Print Skala Efikasi Diri Dilihat dari

Dimensi Efikasi Diri Sebelum Uji Instrumen

No Dimensi

Item

Jumlah Butir

positif

Butir

negative

1 Efikasi diri dilihat

dari tingkatnya

(level/magnitudel)

36, 37, 38,

41 39 & 40 6

2 Efikasi diri dilihat

dari keluasaannya

(generality)

43, 44, 45,

47, 42 & 46 6

3 Efikasi diri dilihat

dari kekuatannya

(strength)

48, 49, 50,

52 51 & 53 6

Jumlah

18

73

Setelah dilakukan uji validitas skala faktor – faktor

pembentuk efikasi diri dengan teknik Product Moment

yang diuji cobakan kepada 30 responden, dari 18 item

butir pernyataan yang diuji cobakan diketahui 13 item

butir valid dan 5 item butir tidak valid. Pernyataan yang

tidak valid diperbaiki kemudian digunakan pengambilan

data inti. Tabel 7 menunjukkan Blue Print Skala Efikasi

Diri Dilihat dari Dimensi Efikasi Diri Sesudah Uji

Instrument.

Tabel 7. Blue Print Skala Efikasi Diri Dilihat dari

Dimensi Efikasi Diri Sesudah Uji Instrument

No Dimensi

Item

Jumlah Butir

positif

Butir

negatif

1

Efikasi diri

dilihat dari

tingkatnya

(level)

36, 37, 38 39, 40, 41 6

2

Efikasi diri

dilihat dari

keluasaannya

(generality)

43, 44, 45,

46 42 & 47 6

3

Efikasi diri

dilihat dari

kekuatannya

(strength)

48, 49, 50,

52 51 & 53 6

Jumlah

18

74

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan

atau kekonsistenan alat ukur yang biasanya menggunakan

kuesioner. Maksudnya apakah alat ukur tersebut akan

mendapatkan pengukuran yang konsisten jika diulang

kembali. Metode yang sering digunakan dalam penelitian

untuk mengukur skala rentangan (seperti skala likert 1-4)

adalah Cronbach Alpha. Kriteria pengujian reliabilitas

Cronbach Alpha 0,6.96

Tabel 8 menunjukkan hasil

Output Uji Realibilitas Skala Faktor-Faktor Pembentuk

Efikasi Diri “ Karakteristik Individu” (X1).

Tabel 8. Hasil Output Uji Realibilitas Skala Faktor-Faktor

Pembentuk Efikasi Diri “ Karakteristik Individu” (X1)

Reliability Statistics

Cronbach‟s Alpha N of Items

0,444 15

Pada Tabel menunjukkan bahwa hasil output uji

reliabilitas faktor- faktor pembentuk efikasi diri (X)

memperoleh nilai alpha lebih kecil dari nilai 0,6. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel faktor- faktor

pembentuk efikasi diri adalah tidak reliabel.Tabel 9

menunjukkan hasil Output Uji Realibilitas Skala Faktor-

Faktor Pembentuk Efikasi Diri “ Dukungan Sosial” (X2).

96

Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta:

Andi, 2014), h. 51.

75

Tabel 9. Hasil Output Uji Realibilitas Skala Faktor-Faktor

Pembentuk Efikasi Diri “ Dukungan Sosial” (X2)

Reliability Statistics

Cronbach‟s Alpha N of Items

0,840 20

Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil output uji

reliabilitas faktor- faktor pembentuk efikasi diri (X)

memperoleh nilai alpha lebih besar dari nilai 0,6. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel faktor- faktor

pembentuk efikasi diri adalah reliable. Tabel 10

menunjukkan hasil Output Uji Reliabilitas Skala Aspek

Efikasi Diri Dilihat dari Tingkat, Keluasan dan Kekuatan

(Y). Tabel 10. Hasil Output Uji Reliabilitas Skala Aspek

Efikasi Diri Dilihat dari Tingkat, Keluasan dan Kekuatan

(Y)

Reliability Statistics

Cronbach‟s Alpha N of Items

0,765 18

Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa hasil output uji

reliabilitas Efikasi diri dilihat dari tingkat, keluasan dan

kekuatan (Y) memperoleh nilai alpha lebih besar dari

nilai 0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Efikasi

diri adalah reliable.

76

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui

teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, observasi.

Berikut metode pengumpulan data antara lain:

1. Kuesioner/angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien

bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan

diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden. Selain itu, kuesioner juga cocok

digunakan bila jumlah responden cukup besar dan

tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat

berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau

terbuka, dan diberikan kepada responden secara

langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.97

97

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&d,

(Bandung: Alfabeta, 2018), cet. ke-27, h. 93.

77

Pernyataan atau pertanyaan yang ada di dalam

kuesioner akan diukur dengan menggunakan skala

likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap individu dalam dimensi yang sama dan

individu menempatkan dirinya ke arah satu

kontinuitas dari butir soal.98

Tabel 11

menunjukkan Skala Penilaian Likert

Tabel 11. Skala Penilaian Likert

Alternatif

Jawaban

Positif (+) Negatif (-)

Sangat Sesuai 5 1

Sesuai 4 2

Kurang Sesuai 3 3

Tidak Sesuai 2 4

Sangat Tidak

Sesuai

1 5

Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, R&d, 2018

Untuk mengukur variabel efikasi diri dan

faktor-faktor pembentuk efikasi diri peneliti

menggunakan skala likert, untuk menghilangkan

keragu-raguan responden dalam menjawab peneliti

tidak menggunakan jawaban kurang setuju atau

ragu-ragu dan hanya menggunakan 4 jawaban

98

Muri Yusuf, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-1, h. 222.

78

yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai

(TS) dan sangat tidak sesuai (STS).

Modifikasi terhadap skala likert dimaksudkan

untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung

oleh skala lima tingkat. Modifikasi skala likert

dapat dilakukan berdasarkan dua alasan. Pertama,

kategori jawaban yang di tengah memiliki makna

ganda, bisa diartikan belum dapat menentukan

jawaban, bisa juga diartikan netral, setuju tidak,

tidak setuju pun tidak. Kategori jawaban yang

bermakna ganda ini tidak diharapkan dalam satu

instrumen. Kedua, tersedianya jawaban di tengah

menimbulkan kecenderungan jawaban di tengah

(central tendency effect), terutama bagi

responden yang ragu-ragu atas arah

kecenderungan pendapat responden ke arah setuju

atau kearah tidak setuju. Jika disediakan kategori

jawaban di tengah akan menghilangkan banyak

data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya

informasi yang dapat dijaring pada responden.99

2. Observasi

Observasi yaitu aktifitas pengamatan meliputi

kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek

dengan menggunakan indera. Teknik ini menuntut

adanya pengamatan dari peneliti baik langsung

99

Sutrisno Hadi, Analisa Butir untuk Instrument, (Yogyakarta: Andi

Offset , 1991), h.19.

79

maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.

Alasan peneliti melakukan observasi yaitu untuk

menyajikan gambaran realistis perilaku atau

kejadian, menjawab pertanyaan, membantu

mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu

melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu

melakukan umpan balik terhadap pengukuran

tersebut.100

Dalam penelitian ini peneliti

melakukan pengamatan langsung terhadap efikasi

diri mahasantri tahfidz yang dilakukan di Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah Pusat, Cabang Bogor dan

Cabang Ciputat.

3. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan

data dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan

secara lisan kepada seseorang (informan atau

responden). Selama melakukan wawancara,

peneliti dapat menggunakan pedoman yang berupa

pedoman wawancara atau menggunakan

kuesioner.101

Pada penelitian ini, wawancara

dilakukan secara langsung kepada pembimbing

asrama tahfidz dan mahasantri tahfidz dengan

maksud untuk mendapatkan informasi yang akurat

dengan bertanya langsung pada responden.

100

Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011),

h. 140. 101

Nanang Martono, Metode Penelitian Kunatitatif Analisis Isi dan

Analisis Data Sekunder, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), cet ke-2, h. 86.

80

G. Teknik Pengolahan Data

1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif data kualitatif

digunakan untuk penggambaran tentang

statistik data seperti min, max, mean, sum,

standar deviasi, variance, range, dan lain-lain

dan untuk mengukur distribusi data dengan

skewness dan kurtosis.102

2. Uji Koefesien Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mencari

arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel

atau lebih, baik hubungan yang bersifat

simetris, kausal, dan reciprocal.103

Uji

koefesien korelasi dilakukan pada penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana

kekuatan dan arah hubungan antara variabel

independen yaitu faktor pembentuk efikasi diri

dari karakteristik individu dan hubungan sosial

dan variabel dependen efikasi diri mahasiswa.

Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua

variabel tersebut yaitu dengan cara

menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari

uji koefesien korelasi dapat dilihat pada Tabel

12.

102

Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta:

Andi, 2014), h. 31. 103

Imam Ghozali, Aplikasi Anaisis Multivarians dengan Program

SPSS, (Semarang:UNDIP, 2003), h. 260.

81

Tabel 12. Interval Koefesien Korelasi dan

Kekuatan Hubungan.104

No Interval Nilai Kekuatan Hubungan

1 KK = 0.00 Tidak Ada

2 0,00 < KK<_

0,20

Sangat Rendah

3 0,20 < KK

<_0,40

Rendah

4 0,40 < KK

<_0,70

Cukup berarti/sedang

5 0,70 < KK

<_0,90

Tinggi/kuat

6 0,90 < KK

<_1.00

Sangat Tinggi

7 KK = 1,00 Sempurna

104

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2004), h. 44.

82

BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur’an

Daarut Tarbiyah

1. Sejarah Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur’an Daarut

Tarbiyah

Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah

dilatar belakangi karena diperlukannya kelembagaan

resmi untuk menaungi dan mengembangkan rumah

Qur‟an berbasis kampus dengan cabang-cabangnya yang

di inisiasi oleh Ust. Fadlyl Usman Baharun (alm).105

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah sebagai salah satu

asrama tahfidz yang menyebar ke seluruh Indonesia kini

memiliki 18 Rumah Al-Qur‟an dari 12 cabang dengan

kategori santri sekolah menengah pertama dan kuliah

(mahasantri) yang tersebar beberapa tempat: di Depok (2),

di Bogor (3), Pasar Minggu, Ciputat (2), Pejaten,

Jatinegara, Bekasi (3), Bintaro, Cianjur, dan Semarang.

2. Visi, Misi Motto dan Tujuan Yayasan Sahabat Rumah

Al- Qur’an Daarut Tarbiyah

Visi: Menjadi Keluarga Allah

Misi:

a. Mencetak da‟i dan dai‟yah yang hafal Al-Qur‟an dan

berakhlak qur‟ani, dalam jangka waktu 2-3 tahun ( 1

kota/ kabupaten 1 kader yang hafidz/hafidzah)

105

(RQ DaTa), Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah (Depok: RQ DaTa, 2018), h. 8.

83

b. Menyebarkan da‟i dan da‟iyah yang hafal Al-Qur‟an

ke seluruh Indonesia

c. Menghadirkan pribadi-pribadi masyarakat yang

mencintai Al-Qur‟an dengan membaca, menghafal,

mempelajari dan mengamalkannya.

d. Menjadi harapan baru bagi kebangkitan dakwah

Islamiyah,

Motto: Al-Qur‟an is my love and my life

Tujuan:

a. Mencetak sumber daya penghafal Al-Qur‟an yang

memiliki kompetensi hafalan Al-Qur‟an 30 Juz

dengan fasih dan lancar

b. Mencetak ahlul Qur‟an yang menjunjung tinggi nilai-

nilai Al-Qur‟an. Berakhlakul kharimah dan ibadah

yang benar

c. Memiliki kemampuan Tahsin yang baik

d. Mempersiapkan kader penghafal Al-Qur‟an yang

kelak berguna dalam kehidupan masyarakat.

3. Strategi Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur’an Daarut

Tarbiyah

Berikut merupakan strategi menghafal Yayasan

Sahabat Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah

a. Metode atau cara menghafal dikemballikan kepada

santri/mahasantri berdasarkan potensi dan minat santri

(audio/visual)

b. Membaca berulang-ulang sampai dengan 10 kali pada

halaman yang akan dihafal

84

c. Mengulang hafalan yang sudah dihafalkan

d. Menyimakkan hafalan ke teman sebelum disetorkan ke

musyrif/musyrifah

e. Hafalan yang disetorkan ke musyrif/musyrifah harus

lancar dan sesuai dengan tajwid

f. Kesalahan maksimal 3 kali, jika lebih dari 3 kali,

diminta untuk dihafal ulang, kemudian disetorkan

kembali.

4. Struktur Organisasi Yayasan Sahabat Rumah Al-

Qur’an Daarut Tarbiyah

Berikut merupakan struktur organisasi yang berada di

Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah

Tahun 2018-2019.

Struktur Organisasi Yayasan Sahabat Rumah Al-

Qur‟an Daarut Tarbiyah Tahun 2018-2019 dapat dilihat

pada gambar 2.

85

--------------------------------------

5. Progam Ku

Gambar 2.Struktur Organisasi

5. Program Kurikulum Kuliah Tahfidzul Qur’an

Program Kurikulum Kuliah Tahfidzul Qur‟an

memiliki standar kelulusan sebagai berikut:

a. Target kompetensi lulusan memiliki hafalan Al-

Qur‟an 30 Juz dengan fasih dan lancar (10 Juz),

serta berakhlak mulia

Pembina Yayasan

Ummu Syahid

Muhammad Syahid

Ust. Ibnu Jarir, Lc

Ust. Athony Hlman

Pengawas Yayasan

Ust. Abdul Muis Saadih, Lc

Ust. Khairul Usman, Lc

Ketua Yayasan

Ricky Adrinaldi

Sekretaris

Tri Supraptiwi

Bendahara

Sarah Raisa

Ketua Bidang

Fundraising

Ust. Ghozy Al

Marsus

Ketua Bidang

Pengelolaan

Insprastruktur

Ust. Eko

Yulianto

Ketua Bidang

Pendidikan &

Pembinaan

Ust. Surwanto

Ketua Bidang

Humas & Syiar

Ust. Ahmad

Fauzi

Ketua Bidang

Penelitian &

Pengembangan

Dani Kurniawan

Ketua

RQ

SMP/

SMA

Ketua

RQ

Depok

Ketua

RQ

Depok

Ikhwann

Ketu

a

RQ

Bog

or

Ketua

RQ

Pasar

Minggu

Ketua

RQ

Ciputat

Ketua

RQ

Bekasi

Ketua

RQ

Pejaten

Ketua

RQ

Mampang

Ketua

RQ

Jatinegara

Ketua

RQ

Bintaro

Ketua

RQ

Cianjur

Ketua

RQ

Semaran

g

86

b. Target waktu yang diperlukan adalah 4 tahun

dengan rincian sebagai berikut: 2 (dua) bulan

pertama adalah pemantapan tahsin dan tilawah

(target pencapaian tilawah adalah 3 Juz /hari),

Bulan berikutnya masuk ke program tahfidz,

dengan target minimal 1 halaman/hari (program 4

tahun 30 Juz), untuk program 1 tahun, target

capaian minimal 5 Juz.

Adapun Rincian Target Hafalan Yayasan Sahabat

Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Rincian Target Jumlah Hafalan.

Target Jumlah Hafalan

30 Juz, 4 tahun 5 Juz, 1 tahun

Harian 1 hlm 10 baris

Pekanan 5 hlm 50 baris

Bulanan 15 hlm 150 baris

Semester 75 hlm 750 baris

Tahunan 150 hlm (7.5 juz 1500 baris

(100 hlm, 5 juz)

Terdapat progam pembelajaran Tahfidzul Qur‟an

sebagai berikut:

1. Metode Menghafal

87

a) Metode atau cara menghafal dikembalikan

kepada santri/mahasantri berdasarkan potensi

dan minat santri (audio/visual)

b) Membaca berulang-ulang sampai dengan 10

kali pada halaman yang akan dihafal

c) Menghafal ayat demi ayat

d) Menyambung ayat yang telah dihafal dengan

ayat baru

e) Mengulang hafalan yang sudah dihafalkan (1/

2 halaman)

f) Menyimakkan hafalan ke teman sebelum

disetorkan ke musyrif/musyrifah

g) Hafalan yang disetorkan ke musyrif/musyrifah

harus lancar dan sesuai dengan tajwid

h) Kesalahan maksimal 3 kali, jika lebih dari 3

kali, diminta untuk dihafal ulang, kemudian

disetorkan kembali.

2. Setoran Ziyadah/muraja‟ah

a) Sebelum setor ke musyrif/musyrifah,

disetorkan terlebih dahulu sebanyak 3 kali ke

teman

b) Setoran minimal ½ halaman

c) Musyrif/musyrifah mengingatkan tajwid

santri/mahasantri

d) Bagi santri/mahasantri yang baru menghafal,

wajib talaqi sebelum menghafal

e) Bacaan tartil (sedang)

88

f) Kesalahan maksimal dalam setoran adalah 3

kali.Selebihnya, santri/mahasantri menghafal

ulang dan menyetorkan ulang.

Selain itu, terdapat metode pengujian Tahfidzul

Qur‟an sebagai berikut:

Metode pengujian dilakukan dengan memberikan (1

pertanyaan disambung sampai dengan ½ halaman,

kesempatan salah maximal 3 kali):

a) Ujian kenaikan Juz

½ Juz ( 3 pertanyaan ) => persiapan

maximal 1 hari

1 Juz ( 5 pertanyaan) => persiapan

maksimal 2 hari

b) Ujian semesteran

Jumlah Juz yang diujikan berdasarkan

jumlah capaian ziyadah selama satu

semester (maximal 10 Juz)

Setiap Juz terdiri atas 3 pertanyaan

c) Ujian kelulusan (Wisuda)

Ujian 30 Juz : Tasmi‟ minimal 7 Juz

(1x duduk) di depan penguji dan

santri/mahasantri lainnya

Ujian pencapaian : Tasmi‟ berdasarkan

jumlah capaian Juz

Terakhir, Sertfifikasi Tahfidz (Program Mutqin 30

Juz) sebagai berikut:

89

a) Sertifikasi Tahfidz adalah pengujian hafalan

yang dilaksanakan pada akhir semester (6

bulan)

b) Waktu yang diberikan untuk persiapan

sertifikasi adalah 1 bulan

c) Model pengujian adalah menyetorkan hafalan

yang telah diperoleh selama masa

pembelajaran di Yayasan Sahabat Rumah Al-

Qur‟an Daarut Tarbiyah (Tasmi‟ 30 Juz)

d) Santri/mahasantri yang berhak mendapatkan

sertifikat adalah yang mampu menyelesaikan

setoran dan tasmi‟ 30 Juz

e) Tim penguji adalah para Huffadz.

6. Program Kegiatan

Adapun Jadwal Kegiatan harian Yayasan Sahabat

Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah dapat dilihat pada

Tabel 13.

Tabel 13. Jadwal Kegiatan Harian

Waktu Kegiatan

03.00-03.30 Aktifitas Pribadi

03.30-04.00 Qiyamullail

04.00-04.30 Menunggu

Shubuh/mandi/mencari

hafalan/sahur

04.30-05.30 Shubuh berjama‟ah, al-

ma‟tsurat

90

05.30-06.15 Tilawah Jama‟i ½ Juz

06.15-19.30 Aktivitas Pribadi (Piket, kerja,

kuliah dll)

19.30-20.15 Sholat Isya, persiapan halaqoh

20.15-21.45 Ziyadah

21.45-22.00 Muraja‟ah Jama‟I ¼ Juz

22.00-03.00 Aktivitas Pribadi, istirahat

B. Temuan dan Hasil Analisis Data

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Mahasantri

yang mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur‟an di

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor

sebanyak 30 orang dipilih melalui teknik Random

sampling. Mahasantri tersebut sedang dalam tahap

menghafal dan sudah melewati masa tahsin selama 3-

5 bulan. Selain itu, mahasantri juga sedang menempuh

pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Analisis data mengenai karakteristik responden

berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan jangka

waktu mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur‟an di

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah diuraikan sebagai

berikut:

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat

dilihat pada Gambar 3.

91

Gambar 3. Karakteristik Responden berdasarkan

Usia

Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa

mayoritas responden berusia 19 - 21 tahun dengan

persentase sebesar 80 persen. Berdasarkan jumlah

tersebut, maka sebagian besar sampel yang diambil

terbanyak yang sedang pada tahap pertengahan masa

menghafal yang bertujuan untuk mendapatkan hasil

penelitian yang lebih akurat dibandingkan responden

yang sedang pada tahap awal masa menghafal.

Karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.

80 %

20 % Remaja Akhir(19-21 tahun)

Dewasa Awal(22-24 tahun)

80%

20%

Semester 3-7

Semester 8-13

92

Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan

Tingkat Pendidikan.

Berdasarkan gambar menunjukkan bahwa

mayoritas responden menduduki semester 3 sampai

dengan semester 7 pada bangku perkuliahan dengan

persentase 80 persen. Berdasarkan jumlah tersebut,

maka sebagian besar sampel yang diambil terbanyak

yang sedang pada tahap pertengahan masa kuliah yang

bertujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibandingkan responden yang sedang

pada tahap awal masa kuliah.

Karakteristik Responden berdasarkan jangka

waktu mengikuti bimbingan menghafal di rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik Responden berdasarkan

jangka waktu mengikuti bimbingan menghafal di

rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah:

Berdasarkan gambar menunjukkan bahwa

mayoritas responden yang mengikuti program

40%

60% 2015-2017

2018-2019

93

bimbingan menghafal Al-Qur‟an pada tahun 2018 -

2019 dengan persentase 60 persen. Berdasarkan

jumlah tersebut, maka sebagian besar sampel yang

diambil terbanyak yang sedang pada tahap

pertengahan masa menghafal dan masa kuliah yang

bertujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang

lebih akurat dibandingkan responden yang sedang

pada tahap awal/akhir masa kuliah.

2. Gambaran Umum Efikasi Diri Mahasantri dalam

Menghafal Al-Qur’an

Gambaran umum responden berdasarkan efikasi diri

mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an dapat dilihat pada

Tabel 14.

Tabel 14. Efikasi Diri Mahasantri dalam Menghafal Al-

Qur‟an

No. Kategori

Efikasi Diri

Jumlah

skor

Jawaban

Responden

Frekuensi Persentase

1. Rendah 50-62 22 73%

2. Tinggi 62-75 8 27%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa responden

yang memiliki efikasi diri rendah sebanyak 73 persen dan

sisanya 26 persen memiliki efikasi diri tinggi. Rendahnya

efikasi diri yang dimiliki responden dilihat dari beberapa

94

dimensi efikasi diri yaitu tingkat/level, keluasan/generality

dan kekuatan/strength.

Menurut Bandura yang dikutip oleh Ghufron dan wati

menyatakan bahwa efikasi diri pada tiap individu akan

berbeda antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan

tiga dimensi yaitu a. Tingkat (level) b. Keluasan (Generality)

dan c. Kekuatan (Strength).

Tingkat/level adalah kemampuan individu dalam

mengerjakan suatu tugas berbeda dalam tingkat kesulitan

tugas, individu memiliki kemampuan yang tinggi pada tugas

mudah dan sederhana atau juga pada tugas-tugas yang rumit

dan membutuhkan kompetensi yang tinggi. Individu yang

memiliki kemampuan yang tinggi cenderung memilih tugas

yang tingkat kesulitannya sesuai dengan kemampuannya.

Dimensi yang kedua yaitu Kekuatan (Strength). Dimensi

ini menekankan pada tingkat kekuatan atau kemantapan

individu terhadap keyakinannya. Kemampuan menunjukkan

bahwa tindakan yang dilakukan individu akan memberikan

hasil yang sesuai dengan yang diharapkan individu.

Kemampuan menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang

keras, bahkan ketika menemui hambatan sekalipun.

Dimensi yang terakhir yaitu keluasan (generality),

dimensi ini berkaitan dengan penguasaan individu terhadap

bidang atau tugas pekerjaan. Individu dapat menyatakan

dirinya memiliki kemampuan pada aktifitas yang luas, atau

terbatas pada fungsi domain tertentu saja. Individu dengan

95

kemampuan yang rendah hanya menguasai sedikit bidang

yang akan diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.

Untuk memperkuat hasil peneitian diadakan wawancara

wawancara dan observasi yang penulis lakukan dengan 2

orang responden tentang tingkat efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah

cabang Bogor berikut pendapat dari responden: Ketika

ditanya terkait hafalan Al-Qur‟an responden menyampaikan

bahwa:

“Hafalan Al-Qur‟an penting, dan manusia ketika di

akhirat setara dengan hafalan Al-Qur‟an. Ditambahkan

oleh responden lain dalam menghafal Al-Qur‟an juga

bisa menjadi jawaban keresahan yang sedang dirasakan

dari masalah-masalah yang sedang dihadapi, dengan

membaca arti dari ayat yang sedang dihafal. Jadi

menghafal itu proses yang membuat kita semakin kuat

dan percaya jika segala sesuatu masalah yang kita punya

ada solusinya.”

Kemudian terkait Target hafalan di Rumah Qur‟an

responden mengatakan:

“Target menghafal di Rumah Qur‟an perharinya 1

halaman, tetapi berhubung aktivitas kuliah dan kegiatan

lainnya maka sulit untuk mengatur waktu menghafal

mencapai 1 halaman akan tetapi diusahakan untuk tetap

menyetor setiap harinya walaupun tidak mencapai target

hafalan harian. Responden kedua menambahkan, untuk

menghadapi target di Rumah Qur‟an dalam waktu sehari

96

sebelum setoran (KBM) dipersiapkan pagi harinya karna

jika baru dipersiapkan malamnya nanti tidak lancar.”

Terkait ayat-ayat yang dirasa sulit dihafal responden

mengatakan:

“Ayat yang dirasa sulit dihafal, harus sering-sering

diulang, kalau sering diulang pasti ingat.

Responden kedua menambahkan, karna ia tipe

audio maka ia dengan cara mendengarkan

berulang surat yang ingin dihafal dan memahami

arti dari ayatnya.

Menghadapi ayat-ayat yang lafadznya terdapat

banyak kemiripan responden mengatakan:

“kemiripan ayat memang biasanya suka

menyambung ke ayat surat lain, jadi caranya nulis

ayat awalnya dan akhirnya ditulis ayat selanjutnya.

Responden kedua menambahkan Sepengalaman

saya kalau ada ayat yang mirip seperti di surat Ar-

Rahman yang berulang-ulang itu dihiraukan saja

jadi hafalkan sekali dan fokus dengan ayat yang

lain.”

Untuk menghadapi muraja‟ah ayat yang sudah di

hafal responden mengatakan:

“Murajaah itu lebih berat daripada menghafal,

karna mengulang lagi lebih sulit dan juga

tergantung meluangkan waktunya untuk bisa

memuraja‟ah. tetapi sejauh ini setiap harinya

belum bisa mengagendakan, biasanya jika halaqoh

97

malam mengulang hafalan tetapi tidak banyak.

Responden kedua menambahkan menurut ia lebih

penting muraja‟ah dari pada menambah hafalan

dan melupakan hafalan sebelumnya.”

Kemudian sikap jika tempat menghafal tidak

kondusif responden mengatakan:

“Jika ramai, mencari tempat yang lebih sepi,

biasanya ditangga. Responden kedua

menambahkan bahwa ia tipe orang yang walaupun

berisik bisa menghafal yang terpenting pilihan

waktu yang tepat ketika menghafal menjadi efektif.”

Faktor pendukung dan penghambat dalam

menghafal Al-Qur‟an responden mengatakan:

“Faktor pendukungnya, karna disini tidak sendiri

jadi termotivasi oleh teman-teman juga musyrifah

terkait penghafal Qur‟an. Kemudian menghafal

sendiri dengan menghafal di rumah qur‟an berbeda

karna di rumah Qur‟an difasilitasi dan sudah

dibuatkan program terkait menghafal Al-Qur‟an.

Ditambahkan oleh responden kedua, penghafal

Qur‟an dapat memberikan lebih manfaat kepada

orang lain. Terkait Faktor penghambatnya, jika

sudah kelelahan, karna disini KBM nya malam hari

dan kuliah pagi sampai sore hari terkadang ketika

KBM lelah (mengantuk). Jadi harus pandai

mengatur waktu dan mau mengurangi waktu

kegiatan yang lain untuk dipakai menghafal.”

98

Ditambahkan responden kedua, penghambatnya

ialah ego dalam diri ketika menyuruh untuk tidak

mengikuti aturan dalam membagi waktu antara

KBM di Rumah Qur‟an dengan mengerjakan tugas

yang lainnya.”

Kemudian mampu kah dalam menyelesaikan

hafalan 30 Juz, responden mengatakan:

“Sepertinya masih lama, ini aja udah mau 2 tahun

di RQ (Rumah Qur‟an) masih sedikit hafalannya.

Apalagi karna sambil kuliah lebih sulit, mungkin

dalam waktu 5 tahun mencapai atau bisa lebih

cepat jika yang sebeumnya sudah punya hafalan.

Responden kedua menambahkan mungkin untuk

target 5 - 10 juz masih mampu. Kecuali jika saya

didaftarkan program tahfidz yang khusus untuk

menghafal.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis dapat

melihat bahwa efikasi diri yang dilihat dari dimensi

tingkat/level dari mahasantri dalam memandang hafalan Al-

Qur‟an baik atau tinggi, karna mereka meyakini positif dalam

memandang hafalan Al-Qur‟an terdapat banyak manfaat di

dalamnya dan mahasantri sudah mengerti proses dalam

menghafal Al-Qur‟an akan tetapi masih kesulitan dalam

pelaksanaannya. Seperti menghadapi target hafalan di rumah

Qur‟an, mahasantri berusaha mempersiapkan hafalan Al-

Qur‟annya akan tetapi tetap saja dikarnakan adanya aktivitas

lain selain menghafal seperti kuliah dan lain-lain mahasantri

99

merasa sulit membagi waktu antara memaksimalkan

keduanya, sehingga mahasantri seringkali hanya bisa

menyetor hafalan ½ halaman perhari yang seharusnya 1

halaman untuk target yang dibuat oleh rumah Qur‟an.

Kemudian menghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit dihafal

dan menghadapi ayat-ayat yang lafadznya terdapat banyak

kemiripan, maka mahasantri akan lebih sering mengulang-

ulang ayat yang dirasa sulit untuk di hafal dan untuk terdapat

kemiripan ayat ketika menghafal, mahasantri informan

pertama mengantisipasinya dengan cara menulis awal ayat

dan akhir ayat yang sedang di hafal dan menulis ayat

selanjutnya dan untuk informan kedua dengan cara hafalkan

sekali lalu dihiraukan saja ayat yang dirasa adanya kemiripan

bunyi ayat lalu fokus dengan ayat yang lain. Terakhir,

menghadapi muraja‟ah ayat yang sudah di hafal mahasantri

merasa lebih sulit dibandingkan menghafal ayat yang baru.

Dari dimensi kedua yaitu kekuatan/strength mahasantri

dihasilkan, bahwa ketika tempat menghafal sedang tidak

kondusif mereka berusaha untuk mencari alternative lain

sehingga masih bisa melanjutkan menghafalnya, dan juga

dengan cara mencari waktu yang pas untuk menghafal, itu

menggambarkan efikasi diri yang bisa dikatakan baik berbeda

halnya jika ketika adanya gangguan dari luar mahasantri

berhenti untuk melanjutkan hafalannya, namun tetap

terkadang ketika prosesnya terjadi tidak sebaik yang

diharapkan.

100

Faktor pendukung dari luar diri didapatkan mahasantri,

tetapi faktor pendukung dalam diri lah yang lebih

mempengaruhi dimensi kekuatan sehingga menghasilkan

efikasi diri yang baik/tinggi. Mahasantri memiliki motivasi

untuk menghafal Al-Qur‟an salah satunya dengan bertujuan

agar mereka bisa bermanfaat bagi orang lain dan hal tersebut

bisa menjadi kekuatan pada mahasantri untuk terus memiliki

efikasi diri yang baik dalam menghafal Al-Qur‟an.

Terkhir, dapat disimpulkan dari tanggapan mahasantri

terkait penilaian diri untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur‟an

30 juz di rumah Qur‟an kurang yakin maka efikasi diri yang

dipunyai rendah, tetapi memungkinkan jika mengikuti wisuda

untuk para penghafal kategori 5-10 juz hafalan. Kemudian

menambahkan, mungkin bisa saja menamatkan hingga 30 juz

hafalan Al-Qur‟an jika mengikuti program tahfidz yang

khusus untuk menghafal. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa efikasi diri tidak selalu tinggi tetapi juga ada yang

sedang bahkan rendah. Hal tersebut seperti yang diungkapkan

Adhim (2016) bahwa tingkat efikasi diri dan tingkat motivasi

belajar mahasiswa penghafal Al-Qur‟an mayoritas berada

pada kategori sedang. Kemudian ditemukan bahwa tidak

adanya pengaruh yang signifikan antara efikasi diri dan

motivasi belajar terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an.106

106

Muhammad Fauzil Adhim, “Pengaruh Motivasi diri dan Motivasi

Menghafal terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an Mahasiswa UIN Maulana

Malik Ibrahim Malang angkatan 2013”, (Skripsi, Fakultas Psikologi,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2016), 17.

101

Kemudian, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

menghafal, menurut Putra dan Issetyadi, (2010:16) berasal

dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara

lain: (a) kondisi emosi, (b) keyakinan (belief), (c)

kebiasaan (habit), dan cara memproses stimulus.107

Faktor

eksternal, antara lain: (a) lingkungan belajar, dan (b)

nutrisi tubuh. Dan berdasarkan pendapat Alfi (2002: 4),

faktor – faktor yang mendukung dan meningkatkan

kemampuan menghafal Al-Qur‟an sebagai berikut: (1)

motivasi dari penghafal, (2) mengetahui dan memahami

arti atau makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an, (3)

pengaturan dalam menghafal, (4) fasilitas yang

mendukung, (5) otomatisasi hafalan, dan (6) pengulangan

hafalan.108

3. Analisis Data Uji Korelasi

3.1Hubungan Karakteristik Individu dan Dukungan

Sosial dengan Efikasi Diri Mahasantri dalam

Menghafal Al-Qur’an

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu terdiri dari

usia, rata-rata uang saku perbulan, sikap, kebutuhan dan

berfikir positif dengan efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an. Pengujian tersebut diolah

107

Heri Saptadi, “Faktor-Faktor Pendukung Kemampuan Menghafal

Al-Qur‟an dan Implikasinya dalam Bimbingan dan Konseling”Jurnal

Bimbingan Konseling” Jurnal Bimbingan Konseling, volume1, no. 2 (2012):

118. 108

Ibid, h. 118.

102

menggunakan Program Statistical Package for the Social

Sciences (SPSS 22) for windows. Tabel 15 menunjukkan

nilai koefisien antara karakteristik individu dan dukungan

sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-

Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor

tahun 2019.

Tabel 15. Nilai koefisien korelasi antara karakteristik

individu dan dukungan sosial dengan efikasi diri

mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an

Daarut Tarbiyah cabang Bogor tahun 2019

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 15

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik

individu dan dukungan sosial dengan efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an. Pada karakteristik individu

terdapat hubungan yang kuat dan memiliki nilai signifikansi

0.008 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien korelasi cukup sedang

juga memiliki arah hubungan yang positif yaitu .474**

artinya

semakin tinggi nilai karakteristik individu seseorang maka

Efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an

No Peubah Karakteristik Individu

rs Sig.(2-tailed)

1. Karakteristik Individu .474** .008

2. Dukungan Sosial .408*

.025

Keterangan **. berhubungan nyata pada a =1 % (0.01)

*. berhubungan nyata pada a =5 % (0.05)

103

semakin tinggi efikasi diri atau semakin rendah nilai

karakteristik individu seseorang maka semakin rendah efikasi

dirinya dan pada dukungan sosial terdapat hubungan yang

nyata dan memiliki nilai signifikansi 0.025 ≤ 0.05 dengan

nilai koefisien korelasi cukup sedang juga memiliki arah

hubungan yang positif yaitu .408*

artinya semakin tinggi

dukungan sosial seseorang maka semakin tinggi efikasi diri

atau semakin rendah dukungan sosial seseorang maka

semakin rendah efikasi dirinya.

3.2Hubungan Karakteristik Individu dengan Efikasi Diri

Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur’an

Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk

melihat hubungan antara karakteristik individu terdiri dari

usia, rata-rata uang saku perbulan, sikap, kebutuhan dan

berfikir positif dengan efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an. Pengujian tersebut diolah

menggunakan Program Statistical Package for the Social

Sciences (SPSS 22) for windows. Tabel 16 menunjukkan

nilai koefisien antara karakteristik individu dengan efikasi

diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor tahun 2019.

Tabel 16. Nilai koefisien korelasi antara karakteristik

individu dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal

Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang

Bogor tahun 2019.

104

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 15

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

karakteristik individu dengan efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an. Pada karakteristik individu

terdapat hubungan yang kuat dan memiliki nilai

signifikansi 0.008 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien korelasi

cukup sedang juga memiliki arah hubungan yang positif

yaitu .474**

artinya semakin tinggi nilai karakteristik

individu seseorang maka semakin tinggi efikasi diri atau

semakin rendah nilai karakteristik individu seseorang

maka semakin rendah efikasi dirinya. Tabel 16

menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari

karakteristik individu dengan efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah cabang Bogor tahun 2019.

Tabel 17. Nilai koefisien korelasi antara bagian dari

karakteristik individu dengan efikasi diri mahasantri

Efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an

No Peubah Karakteristik Individu

rs Sig.(2-tailed)

1. Karakteristik Individu .474** .008

Keterangan **. berhubungan nyata pada a =1 % (0.01)

105

dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut

Tarbiyah cabang Bogor tahun 2019

Efikasi diri mahasantri

No Peubah Karakteristik dalam menghafal Al-Qur‟an

Individu rs Sig.(2-tailed)

1. Usia -.283 .129

2. Rata-rata uang saku perbulan -.213 .258

3. Sikap .155 .413

4. Kebutuhan -.098

.607

5. Berpikir Positif .645**

.000

Keterangan **. berhubungan nyata pada a =1 % (0.01)

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 16

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan

berfikir positif dengan efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an. Pada Berpikir positif terdapat

hubungan yang nyata dan memiliki nilai signifikansi

0.000 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien korelasi cukup

berarti/sedang juga memiliki arah hubungan positif yaitu

.645**

artinya semakin tinggi berfikir positif maka

semakin tinggi efikasi diri atau semakin rendah efikasi

diri maka semakin rendah efikasi diri. Namun tidak

terdapat hubungan antara usia, rata-rata uang saku

perbulan, sikap dan kebutuhan dengan efikasi diri

mahasantri program bimbingan menghafal Al-Qur‟an.

Artinya efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-

Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor

106

tergantung pada berfikir positif namun tidak tergantung

pada usia, rata-rata uang saku perbulan, sikap dan

kebutuhan.

Tabel 17 menunjukkan bahwa berfikir positif

berhubungan secara nyata dengan efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an. Hal tersebut menjelaskan

bahwa responden yang memiliki pikiran yang positif akan

meningkatkan efikasi diri mahasantri dalam menghafal

Al-Qur‟an. Hasil tersebut sejalan dengan Rahmawati dan

Budiningsih (2015) yang menujukkan bahwa berpikir

positif berhubungan dengan efikasi diri dengan berpikir

positif pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.

Sikap dapat menjadi faktor yang mempengaruhi

efikasi diri dari faktor internal yang menunjukkan adanya

hubungan positif antara efikasi diri dengan sikap terhadap

polusi udara pasar unggas (Puspitarani dan Wahyu 2009),

namun hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya

hubungan yang nyata antara sikap dengan tingkat efikasi

diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.

Selain sikap, kebutuhan juga menunjukkan hal yang

sama bahwa tinggi rendahnya kebutuhan tidak menjadi

sumber penentu secara nyata mahasantri dapat

meningkatkan tingkat efikasi diri dalam menghafal Al-

Qur‟an, namun bertolak belakang dengan Muhammad

Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda (2015) yang

menyebutkan bahwa efikasi diri berhubungan dengan

kebutuhan seperti penelitiannya bahwa efikasi diri dan

107

kebutuhan akan prestasi memiliki pengaruh positif dan

signifikan secara langsung terhadap niat berwirausaha. Di

sisi lain, kebutuhan memiliki hubungan tidak nyata yang

negatif dengan efikasi diri.

3.2 Hubungan Dukungan Sosial dengan Efikasi Diri

Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur’an

Faktor lain yang dapat meningkatkan efikasi diri

adalah dukungan sosial. Dukungan sosial terdiri dari

dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan

penghargaan dan dukungan instrumental yang dianalisis

menggunakan korelasi Rank Spearman. Adapun hasil uji

Rank Spearman menggunakan program SPSS 22 untuk

melihat hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri

mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an yang dapat dilihat

pada Tabel 17.

Tabel 17. Nilai koefisien korelasi antara dukungan

sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-

Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor

tahun 2019

Efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an

No Peubah Dukungan Sosial

rs Sig.(2-tailed)

1. Dukungan Sosial .408* .025

Keterangan *. berhubungan nyata pada a =5 % (0.5)

108

Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman

menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 17

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan

sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-

Qur‟an. Pada dukungan sosial terdapat hubungan yang

nyata dan memiliki nilai signifikansi 0.025 ≤ 0.05 dengan

nilai koefisien korelasi cukup sedang juga memiliki arah

hubungan yang positif yaitu .408*

artinya semakin tinggi

dukungan sosial seseorang maka semakin tinggi efikasi

diri atau semakin rendah dukungan sosial seseorang maka

semakin rendah efikasi dirinya. Tabel 18 menunjukkan

nilai koefisien antara bagian dari dukungan sosial dengan

efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor tahun

2019. Tabel 18. Nilai koefisien korelasi antara bagian dari

dukungan sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah

cabang Bogor tahun 2019.

Efikasi diri mahasantri

No Peubah Dukungan dalam menghafal Al-Qur‟an

Sosial rs Sig.(2-tailed)

1. Dukungan Emosional .568**

.001

2. Dukungan Informasi .230 .221

3. Dukungan Penghargaan .310 .096

4. Dukungan Instrumental .327

.078

Keterangan **. berhubungan nyata pada a =1 % (0.01)

109

Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa adanya

hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan

emosional, dukungan penghargaan dan dukungan

instrumental dengan efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an.

Pada dukungan emosional berhubungan nyata dengan

efikasi diri dan memiliki nilai signifikansinya 0.001 ≤

0.05 dengan nilai koefisien korelasi cukup sedang juga

memiliki arah hubungan yang positif yaitu .568**

artinya

semakin tinggi dukungan emosionalnya maka semakin

tinggi pula efikasi dirinya dan sebaliknya. Pada dukungan

penghargaan berhubungan dengan efikasi diri dan

memiliki nilai signifikansinya 0.096 ≤ 0.05 dengan nilai

koefisien korelasi rendah juga memiliki arah hubungan

yang positif yaitu .310 artinya semakin tinggi dukungan

penghargaan maka semakin tinggi pula efikasi dirinya dan

sebaliknya. Pada dukungan instrumental berhubungan

dengan efikasi diri dan memiliki nilai signifikansinya

0.078 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien korelasi rendah juga

memiliki arah hubungan yang positif yaitu .327 artinya

semakin tinggi dukungan instrumentalnya maka semakin

tinggi pula efikasi dirinya dan semakin rendah dukungan

instrumentalnya maka semakin rendah efikasi dirinya.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dukungan

emosional, dukungan penghargaan dan dukungan

instrumental memiliki hubungan dengan efikasi diri.

Namun tidak berhubungan antara dukungan informasi

110

dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-

Qur‟an. Artinya efikasi diri mahasantri dalam menghafal

Al-Qur‟an ditentukan oleh dukungan sosial seperti

dukungan emosional, dukungan penghargaan dan

dukungan instrumental, namun tidak tergantung pada

dukungan informasi.

Adanya hubungan antara dukungan emosional,

dukungan penghargaan dan dukungan instrumental

dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-

Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah

mengindikasikan bahwa dukungan sosial memberikan

efek yang positif untuk efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah

Cabang Bogor. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

Faza dan Kustanti (2018) yang menunjukkan hasil bahwa

semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi

efikasi diri menghafal Al-Qur‟an. Selain itu Mufidah dan

Choiril (2015) menunjukkan bahwa mayoritas tingkat

dukungan sosial yang diperoleh santri putri Nurul Furqon

Wetan Pasar Besar Malang berada pada taraf sedang yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara variabel dukungan sosial dengan variabel efikasi

diri dan juga hasil penelitian Sofyana (2017) yang

menunjukkan bahwa efikasi diri berhubungan positif

dengan dukungan sosial terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara perhatian guru dengan efikasi diri

111

hafalan peserta didik dalam mata pelajaran PAI dan Budi

Pekerti kelas XII SMK Negri 5 Yogyakarta.

112

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor mengenai

“Efikasi Diri Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur‟an di

Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor” maka

kesimpulan yang didapat adalah:

1. Tingkat efikasi diri mahasantri tergolong rendah sebesar

73 persen dan sisanya 27 persen tergolong tinggi. Artinya

mahasantri yang memiliki efikasi diri rendah cenderung

kurang percaya dan kurang mampu dalam mencapai target

hafalan.

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara

karakteristik individu dengan efikasi diri mahasantri

dalam menghafal Al-Qur‟an dengan nilai signifikansi

0.004 ≤ 0.05 dan nilai koefisien korelasi cukup

berarti/sedang 0.612**

.

Artinya, semakin tinggi nilai

karakteristik individu mahasantri maka semakin tinggi

efikasi diri atau sebaliknya semakin rendah nilai

karakteristik individu mahasantri maka semakin rendah

efikasi diri. Terdapat hubungan positif dan signifikan

antara dukungan sosial dengan efikasi diri mahasantri

program bimbingan menghafal Al-Qur‟an dengan nilai

signifikansi 0.004 ≤ 0.05 dan nilai koefisien korelasi

cukup berarti/sedang 0.506**

.

Artinya, semakin tinggi

dukungan sosial mahasantri maka semakin tinggi efikasi

113

diri atau sebaliknya semakin rendah dukungan sosial

mahasantri maka semakin rendah efikasi diri.

3. Dimensi karakteristik individu dan dukungan sosial yang

berhubungan dengan efikasi diri mahasantri dalam

menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah

Cabang Bogor adalah berpikir positif pada karakteristik

individu dan dimensi dukungan emosional, dukungan

penghargaan dan dukungan instrumental pada dukungan

sosial.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan

pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Untuk Pembimbing Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah

(RQ Data) Cabang Bogor

- Diharapkan pembimbing memberikan dorongan

motivasi dan pesan secara verbal, baik berupa

pujian, kritikan, nasehat, dan alasan-alasan untuk

percaya bahwa mereka dapat menghafal Al-

Qur‟an 30 Juz.

- Membantu mahasantri dengan menunjukkan

contoh-contoh keberhasilan yang orang lain telah

capai, karena mahasantri akan membentuk opini

mengenai kemampuannya sendiri dengan

mengamati kesuksesan dan kegagalan mereka

yang serupa dengan kondisi mahasantri tersebut.

114

2. Untuk Mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an

- Disarankan untuk terus mengulang hafalan yang

telah di hafal dengan cara dipakai ketika sholat

agar hafalan tetap terjaga.

- Berusaha mencapai target yang ditentukan dengan

cara menghafalnya dimanapun atau dengan

mendengarkan bacaan melalui situs media seperti

youtube.

- Terakhir tanamkan niat yang kuat, keikhlasan

dalam menghafal.

3 Bagi praktisi bimbingan dan penyuluhan Islam,

penelitian kajian keIslaman ini diharapkan

memberikan ilmu terkait efikasi diri, karakteristik

individu dan dukungan sosial. Agar dengan itu,

praktisi/pembimbing dapat membantu meningkatkan

efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.

4. Untuk Peneliti Selanjutnya, Penelitian ini masih

terbatas karna tidak meneliti semua yang ada pada

bagian dari karakteristik individu yang dihubungkan

pada efikasi diri seperti kemampuan dan pengalaman.

Untuk pada bagian dari dukungan sosial tidak

diikutsertakan dukungan penghargaan dan dukungan

pendidikan.

115

DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Abu „Abd. 1997. Pedoman Menghayati dan Menghafal

Al-Qur‟an. Jakarta: Hadi Pres.

Zen, A. Muhaimin. 1985. Tata Cara/Problematika Menghafal Al-

Qur‟an dan Petunjuk – petunjuknya. Jakarta: Pustaka

Alhusna.

Al- Qur‟an Qordoba Special for Muslimah. 2012. Bandung: PT.

Cordoba International Indonesia.

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Ahmatu, Akbar. 2014. Persepsi Mahasantri Terhadap Sistem

Pendidikan Pondok Kader Muhammadiyah. studi kasus

naskah artikel pubilikasi.

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi & Karier).

Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis.

Yogyakarta: Andi.

A, Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Ciputat

Pers.

Ghozali, Imam. 2003. Aplikasi Analisis Multivarians dengan

Program SPSS. Semarang: UNDIP.

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.

Jakarta: Bumi Aksara.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Kencana.

Ghufro, M. Nur, dan Rini Risnawati. 2011. Teori-teori Psikologi.

Yogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.

116

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kunatitatif Analisis Isi dan

Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.

RQ DaTa. 2018. Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah

Qur‟an Daarut Tarbiyah. Depok: RQ DaTa.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&d.

Bandung: Alfabeta.

Hadi, Sutrisno.1991. Analisa Butir untuk Instrument.

Yogyakarta: Andi Offset.

Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2006. Landasan

Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan

Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Rosidi, Ahmad. 2016. “Motivasi Santri dalam Menghafal Al -

Qur‟an (Studi Multi Kasus di Pondok Pesantren Ilmu Al-

Qur'an (PPIQ) PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo, dan

Pondok Pesantren Tahfizhul Al-Qur'an

Raudhatusshalihin Wetan Pasar Besar Malang)”. Al-

Qodiri : Jurnal Pendidikan Sosial dan Keagamaan.

Volume. 10. No.1. April: h.69.

Elsavina Rizky, Zulherman dan Devi Risma. 2014. “Hubungan

Efikasi Diri dengan Coping Stress pada Mahasiswa

Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau”.

JOM FK Volume 1. No. 2. Oktober: h. 3.

Rahmawati, Fika dan Tri Esti Budiningsih. 2015. “Hubungan

antara berfikir positif dengan Efikasi diri Akademik pada

Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi”. Jurnal

Intuisi, volume. 7, no. 1 : h. 3.

117

Maizah, Faizatul. 2015. “Hubungan dukungan sosial dengan

tingkat kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada

mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim. h.10.

Saptadi, Heri. 2012. “Faktor-Faktor Pendukung Kemampuan

Menghafal Al-Qur‟an dan Implikasinya dalam

Bimbingan dan Konseling”Jurnal Bimbingan

Konseling”. Jurnal Bimbingan Konseling. Volume 1. No.

2: h. 118.

Husein, Nirza Marzuki. 2012. “Pengaruh LIngkungan Kerja dan

karakteristik individu terhadap kepuasan kerja karyawan

hotel Melati di Kecamatan Banjarmasin Tengah” jurnal

manajemen dan akuntansi, volume 13, no. 1: h.36.

Setiadi, Muhamad Arifin, Cahyono Putro, dan Hari Putranto.

2014. “Hubungan Kemampuan Efikasi diri dan

Kemampuan Kependidikan dengan Kesiapan menjadi

guru TIK Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika”.

Jurnal Teknologi dan Kejuruan. Volume 1. No. 2.

September: h. 37.

Al-Habib, Muhammad Farid dan I Ketut Rahyuda. 2015. E-

Jurnal Manajemen Unud. Volume. 4. No. 9: h. 2619.

Ichsan, Muhammad. 2012. “Sejarah Penulisan dan Pemeiharaan

Al-Qur‟an Pada Masan Nabi Muhammad Saw dan

Sahabat”. Jurnal Substansia, Volume. 7, no, 1. April: h.

2.

Krisnaldi, M. Isya, Uswatul Wafiyat, Fikri Habibie, Hetti

Hidayati, dan Ferry Prasetyanto. 2018. “Juz Amma

Zaman Now. Aplikasi Penghafal Juz Amma (Tahfidz

Qur‟an) Berbasis Android, e-Proceeding of Applied

Science” . Volume 4. No.2. Agustus: h. 675.

Puspitasari, Wahyu, et al. 2018. “Hubungan antara Efikasi diri

dengan Sikap terhadap polusi udara pasar unggas pada

118

pekerja pasar Rejomulyo Semarang”. Under graduate

thesis, Universitas Diponegoro. h. 16.

Faza, Wilda dan Erin Ratna Kustanti. 2018. “Hubungan antara

dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal

Al-Qur‟an pada santri hafidz di Pondok Pesantren

Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz”. Jurnal

Empati. Volume 7. No. 1: h. 260.

Wiyarto, Andy. 2012. Motivasi Menghafal Al-Qur‟an Pada

Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur‟an Di

Surakarta. Naskah Publikasi S1. Fakultas Psikologi dan

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Sofyana, Arifa. 2017. Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi

diri Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII

SMK Negri 5 Yogyakarta. Skripsi S1.

Mufidah, Alaiya Choiril. 2015. Hubungan antara dukungan

sosial dengan efikasi diri dalam menghafal Al-Qur'an

santri putri Nurul Furqon Wetan Pasar Besar Malang.

Skripsi S1. Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim.

Adhim, Muhammad Fauzil. 2016. Pengaruh Motivasi diri dan

Motivasi Menghafal terhadap prestasi menghafal Al-

Qur‟an Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

angkatan 2013. Skripsi S1. Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Fikri, Muhammad Rusdil. 2018. Analisis self-efficacy Siswa

Terhadap Mata Pelajaran Kimia di SMK Khazanah

Kebajikan. PPKT: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Univ. Islam Negeri Jakarta.

https://tumoutnews.com diakses pada tanggal 12 April 2019.

119

Karakter Individu – Dosen Perbanas, dosen.perbanas.id

https://dosen.perbanas.id/karakter-individu. Diakses pada

tanggal 28 Januari 2020.

S. Patmonodewo. 2000. Pendidikan Anak Pra Sekolah. (Library

Walisongo.co.id. h.23.

LAMPIRAN

LAMPIRAN

Definisi Operasional dan Indikator Penelitian

Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat-

sifat variabel yang diteliti, bersifat spesifik dan menggambarkan

karakterisitik variabel-variabel penelitian dan juga hal-hal yang dianggap

penting. Dari definisi operasional ini kemudian akan didapat suatu indikator

yang akan dijadikan acuan untuk mengukur variabel yang diteliti.1

Variabel

Independen Teori

Definisi

Operasional Indikator

Fakor-faktor

yang

berhubungan

dengan efikasi

diri

“Karakteristi

k Individu”

(X1)

Menurut

Bandura, ada

beberapa yang

mempengaruhi

efikasi diri, antara

lain: Jenis

kelamin, usia,

tingkat

pendidikan dan

pengalaman.2

Menurut

Simamora (2003)

terdapat indikator

– indikator

Faktor- faktor yang

mempengaruhi

individu terdapat

dari 2 sisi yaitu

faktor internal dan

faktor eksternal.

Faktor internal

yaitu dari

karakteritik

individu antara lain

usia, kebutuhan,

sikap dan berfikir

positif.

Usia

1. Mengetahui

usia

mahasantri

(RQ DaTa)

Cabang

Bogor.

Sikap

1. Menjalank

an ibadah

tepat

waktu

2. Berserah

diri

1 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), h.46.

2 M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011), h. 80.

karakteristik

individu:

keahlian,

kemampuan,

kebutuhan, dan

sikap. 3

Menurut Gibson

et. al., (2002)

Faktor

karakteristik

individu:

Kemampuan,

sikap dan

keahlian. 4

Menurut

Rahmawati dan

Budiningsih

(2015)

menunjukkan

adanya hubungan

antara efikasi diri

dengan faktor lain

(tawakal)

kepada

Tuhan

setelah

berikhtiar

atau

melakukan

usaha

3. Menjaga

lingkunga

n

Kebutuhan

1. Kebutuhan

tercukupi

seperti

pangan, sa

-

ndang, pap

an,

rohani, da

n ti-ngkat

sosial

3Karakter Individu – Dosen Perbanas, dosen.perbanas.id

https://dosen.perbanas.id/karakter-individu. 4 Nirza Marzuki Husein, “Pengaruh LIngkungan Kerja dan karakteristik individu

terhadap kepuasan kerja karyawan hotel Melati di Kecamatan Banjarmasin Tengah” jurnal

manajemen dan akuntansi, volume 13, no. 1 (2012): h.36.

yakni berpikir

positif.5

Berfikir

Positif

1. Adanya

kepercaya

an pada

diri

2. Adanya

Inisiatif

3. Adanya

Ketekunan

4. Adanya

Perkemba

ngan.

5 Fika Rahmawati dan Tri Esti Budiningsih, “Hubungan antara berfikir positif

dengan Efikasi diri Akademik pada Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi” jurnal

Intuisi, volume. 7, no. 1 (2015): h. 3.

6 Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan sosial

orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur’an pada santri hafidz di Pondok Pesantren

Modern Al-Qur’an dan Raudhotul Huffadz” Volume 7, no. 1 (2018): 260.

Variabel

Independen Teori

Definisi

Operasional Indikator

Fakor-

faktor yang

mempenga-

ruhi

efikasi diri

“Dukungan

Sosial”

(X2)

Menurut Wilda Faza

dan Erin Ratna

Kustanti (2018)

terdapat faktor-faktor

lain dalam pembentuk

efikasi diri diantaranya

dukungan sosial,

coping stress dan

motivasi berprestasi.6

Menurut Smet, (1994)

terdapat empat jenis

atau dimensi

dukungan sosial, yaitu

diantaranya adalah

sebagai berikut:

1.Dukungan

emosional yang

mencakup empati,

kepedulian dan

perhatian terhadap

orang yang

bersangkutan

Faktor ekternal

yang

mempengaruhi

efikasi diri adalah

dukungan sosial.

Macam – macam

dukungan sosial

antara lain:

dukungan

emosional,

dukungan

informasi,

dukungan

penghargaan dan

dukungan

instrumental.

Dukungan

Emosional

1. Menerima

perhatian dari

keluarga

2. Menerima

perhatian dari

pihak asrama

3. Menerima

perhatian dari

sesama

mahasiswa

penghafal Al-

Qur’an

4. Mendapatkan

perasaan

nyaman dan

diterima dari

pihak asrama

5. Mendapatkan

perasaan

nyaman dan

(misalnya: umpan

balik dan penegasan)

2.Dukungan

penghargaan yaitu

terjadi lewat

ungkapan hormat

(penghargaan) positif

untuk orang itu,

dorongan maju dan

persetujuan dengan

gagasan atas perasaan

individu, dan

perbandingan positif

orang ini dengan

orang lain, misalnya

orangorang yang

kurang atau lebih

buruk keadaannya

(menambah harga

diri).

3.Dukungan

instrumental:

mencakup bantuan

langsung, seperti kalau

orang-orang memberi

pinjaman uang kepada

orang itu atau

menolong dengan

diterima dari

sesama

mahasiswa

penghafal Al-

Qur’an

Dukungan

Informasi

1. Menerima

saran,

masukan

nasehat dan

feedback dari

keluarga

2. Menerima

saran,

masukan

nasehat dan

feedback dari

pihak asrama

3. Menerima

saran,

masukan

nasehat dan

feedback dari

sesama

mahasiswa

penghafal Al-

Qur’an.

7 Maizah, Faizatul,. “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat

kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim. h.13-14 8 Ibid, h. 13-14.

pekerjaan pada waktu

mengalami stress.

4.Dukungan

informatif: mencakup

memberi nasehat,

petunjuk-petunjuk,

saran-saran dan umpan

balik.7

Menurut Safarino

dalam Purba, dkk

(2007)

mengungkapkan pada

dasarnya ada lima

jenis dukungan sosial,

adalah sebagai berikut:

Dukungan emosi,

dukungan

penghargaan,

dukungan instrumental

atau konkrit,

dukungan informasi

dan dukungan jaringan

sosial.8

Dukungan

Penghargaan

1. Menerima

penghargaan

positif dari

orang tua,

pihak asrama

(pembimbing

) maupun

teman

sesama

mahasiswa

penghfal Al-

Qur’an

2. Menerima

dorongan

untuk maju

terus dalam

menghafal

Al-Qur’an.

Dukungan

Instrumental

1. Menerima

bantuan

moril berupa

jasa atau

motivasi dari

keluarga

2. Menerima

bantuan

moril berupa

jasa atau

motivasi dari

pihak asrama

3. Menerima

bantuan

moril berupa

jasa atau

motivasi dari

sesama

mahasiswa

penghafal Al-

Qur’an.

9 M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011), h. 73.

Variabel

Dependen

Efikasi Diri

(Y)

Teori

Menurut Bandura

efikasi diri adalah

sebagai keyakinan

individu mengenai

kemampuan dirinya

dalam melakukan

tugas atau tindakan

yang diperlukan untuk

mencapai hasil

tertentu. . Individu

yang memiliki efikasi

diri atau keyakinan

mengenai kemampuan

dirinya sendiri akan

terus berusaha untuk

menyelesaikan suatu

tugas, mencapai tujuan

dan mengatasi semua

hambatan untuk

mencapai suatu hasil

dalam situasi tertentu.9

Wood juga Bandura

mengatakan bahwa

Definisi

Operasional

Efikasi diri adalah

keyakinan diri

seseorang dalam

menyelesaikan

tugas ataupun

tujuan yang di

jalaninya dan terus

menerus melewati

hambatan yang ada

sampai tujuan

tercapai.

Indikator

Bersifat

bertingkat

(level)

1. Mahasantri

dapat

menyelesai-

kan target

hafalan yang

telah

ditentukan

pihak (RQ

DaTa)

2. Mahasantri

dapat

menguasai

hafalan yang

telah di hafal.

Bersifat

keluasan

(generality)

Mahasantri

dapat

menghafal

efikasi diri merupakan

kepercayaan tentang

kemampuan seseorang

dalam mengarahkan

motivasi, sumber daya

kognitif, dan

menentukan tindakan

yang dibutuhkan untuk

mencapai suatu situasi

yang di inginkan.

menurut Robert A.

Baron & Donn Byrne

(2003) self efficacy

adalah keyakinan

seseorang akan

kemampuan atau

kompetensinya atas

kinerja tugas yang

diberikan, mencapai

tujuan atau mengatasi

sebuah hambatan. Di

samping itu, Schultz

(1994) mendefinisikan

self efficacy sebagai

perasaan kita terhadap

kecukupan, efesiensi,

dan kemampuan kita

dalam mengatasi

melebihi target

yang ditentukan

pihak (RQ

DaTa)

Bersifat

kekuatan

(strength)

1. Mahasantri

melakukan

usaha yang

keras dalam

menghafal

Al-Qur’an

2. Mahasantri

mampu

mengatasi

masalah yang

berkaitan

dengan

menghafal

Al-Qur’an.

10

Muhammad Rusdil Fikri, “Analisis self-efficacy Siswa Terhadap Mata

Pelajaran Kimia di SMK Khazanah Kebajikan”, (PPKT, Fak. Ilmu Tarbiayh dan Keguruan,

Univ. Islam Negri Jakarta, 2018), 5. 11

Elsavina Rizky, Zulherman dan Devi Risma, “Hubungan Efikasi Diri dengan

Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau”,

JOM FK Volume 1, No. 2, (Oktober, 2014), h. 3.

kehidupan.10

Kemudian

Hergenhann

menyatakan bahwa

orang yang

menganggap tingkat

kemampuannya cukup

tinggi akan berusaha

lebih keras, dan lebih

gigih menjalankan

tugas dibandingkan

dengan orang yang

menganggap

kemampuan dirinya

rendah.11

Tabel Uji Validitas Variabel Karakteristik Individu ( X1) dan

Dukungan Sosial ( X2)

No. Pernyataan r

hitung

r

tabel

Hasil

Instrumen

KARAKTERISTIK INDIVIDU (X1)

X 1.1 Sikap

1 Saya terbiasa sholat tepat waktu 0,313 0,361 Tidak Valid

2 Saya dapat beribadah lebih baik 0,420 0,361 Valid

3 Saya berusaha lebih dalam

menjalankan perintah Allah

0,210 0,361 Tidak Valid

4 Saya lebih sering melalaikan perintah

Allah

-0.085

0,361 Tidak Valid

5 Saya menjaga lingkungan Rumah

Qur’an

-0.035

0,361 Tidak Valid

X 1.2 Kebutuhan

6 Saya di sediakan tempat tidur yang

baik di Rumah Qur’an

0,311

0,361 Tidak Valid

7 Saya disediakan makanan pokok

sehari-hari di Rumah Qur’an

0,249

0,361 Tidak Valid

8 Saya nyaman tinggal di Rumah

Qur’an

0,086

0,361 Tidak Valid

9 Saya diterima tinggal di Rumah

Qur’an, tanpa melihat suku.

0,213

0,361 Tidak Valid

10 Sarana Di Rumah Qur’an tidak

tersedia dengan baik

0,239

0,361 Tidak Valid

X 1.3 Berfikir Positif

11 Saya percaya bahwa saya mampu

menghafal Al-Qur’an khatam 30 juz di

rumah Qur’an

0,467

0,361 Valid

12 Saya berhusnudzon bahwa saya dapat

terus menambah hafalan.

0,521

0,361 Valid

13 Saya hanya dapat menghafal beberapa

Juz Ayat Al-Qur’an di Rumah Qur’an

0,127 0,361 Tidak Valid

14 Saya berserah diri (tawakkal) kepada

Allah setelah saya berusaha menghafal

ayat-ayat Al-Qur’an

0,537

0,361 Valid

15 Saya ragu dapat mencapai target

hafalan di rumah Qur’an

0,196 0,361 Tidak Valid

DUKUNGAN SOSIAL (X2)

X 2.1 Dukungan Emosional

16 Saya mendapatkan perhatian dari

keluarga ketika saya kuliah sekaligus

mengikuti program bimbingan

menghafal Al-Qur’an di rumah Qur’an

0,347 0,361 Tidak Valid

17 Pembimbing memahami kekurangan

yang ada pada saya

0,318 0,361 Tidak Valid

18 Ketika saya mengeluh dalam

menghafal, teman-teman saya cuek

0,272 0,361 Tidak Valid

19 Saya tidak mendapatkan perhatian dari

keluarga ketika saya kuliah sekaligus

mengikuti program menghafal Al-

Qur’an

0,590 0,361 Valid

20 Pembimbing menyemangati saya 0,369 0,361 Valid

untuk bersemangat dalam menghafal

Al-Qur’an

X 2.2 Dukungan Informasi

21 Pembimbing membiarkan saya ketika

saya melakukan kesalahan dalam

proses bimbingan menghafal

0,240 0,361 Tidak Valid

22 Pembimbing memotivasi saya, agar

saya menjadi hafidzah 30 Juz

0,172 0,361 Tidak Valid

23 Ketika saya lalai dalam menyetorkan

hafalan, teman mengingatkan saya

0,326 0,361 Tidak Valid

24 Ketika saya lalai dalam menyetorkan

hafalan, pembimbing mengingatkan

saya

0,379 0,361 Valid

25 Pembimbing tidak menegur saya jika

saya lalai dalam menyetorkan hafalan

0,577 0,361 Valid

X 2.3 Dukungan Penghargaan

26 Pembimbing memberikan pujian jika

saya dapat menyelesaikan target

hafalan harian

0,595 0,361 Valid

27 Orang tua saya biasa saja atas

pencapaian saya dalam menghafal Al-

Qur’an

0,730 0,361 Valid

28 Pembimbing biasa saja jika saya dapat

menyelesaikan target hafalan harian

0,408 0,361 Valid

29 Orang tua saya bangga karna saya

kuliah juga mengikuti program

bimbingan menghafal Al-Qur’an

0,751 0,361 Valid

30 Ketika saya mampu menyetorkan

hafalan Al-Qur'an dengan lancar,

pembimbing/musyrifah memberi

pujian kepada saya

0,539 0,361 Valid

X 2.4 Dukungan Instrumental

31 Teman – teman melarang saya

meminjam Al-Qur'an nya sewaktu-

waktu ketika kebutuhan mendesak

0,634 0,361 Valid

32 Ketika saya sakit, pembimbing

mengantarkan saya periksa ke dokter

0,401 0,361 Valid

33 Teman-teman di rumah Qur’an

menolak ketika saya meminta tolong

untuk menyimak hafalan saya

0,424 0,361 Valid

34 Ketika saya sakit, pembimbing/teman-

teman tidak peduli terhadap saya

0,385 0,361 Valid

35 Orangtua saya suka menanyakan kabar

saya yang bertempat tinggal di rumah

Qur’an

0,199 0,361 Tidak Valid

Tabel Uji Validitas Variabel Efikasi diri (Y)

No Pernyataan R

Hitung

r

Tabel

Hasil

Instrumen

EFIKASI DIRI (Y)

Y 1.1 Tingkat (Level)

36 Saya yakin bahwa saya dapat

menyelesaikan target hafalan harian.

0,620 0,361 Valid

37 Saya yakin bahwa saya dapat

menyelesaikan target hafalan per-

semester

0,537 0,361 Valid

38 Saya yakin bahwa saya mampu

menambah hafalan ayat Al-Qur'an

yang lafadznya terdapat banyak

kemiripan

0,443 0,361 Valid

39 Saya ragu mampu menambah hafalan

ayat Al-Qur'an yang terasa sulit

0,468 0,361 Valid

40 Saya ragu bahwa saya dapat

menyelesaikan target hafalan harian

0,427 0,361 Valid

41 Saya ragu mampu mengulang

hafalan ayat Al-Qur'an yang terasa

sulit

-0,398 0,361 Valid

Y 1.2 Keluasan (Generality)

42 Saya biasanya mencapai hafalan

kurang dari 1 halaman ayat Al-

Qur’an per-hari

0.183 0,361 Tidak Valid

43 Saya biasanya menyetorkan hafalan

harian melebihi target hafalan harian.

0.671 0,361 Valid

44 Saya dapat menyetorkan hafalan

mencapai target hafalan per-semester

0.671 0,361 Valid

45 Semakin lama menghafal saya

semakin yakin dapat menyelesaikan

hafalan Al-Qur’an khatam 30 Juz di

rumah Qur’an

0.587 0,361 Valid

46 Saya ragu dapat menyelesaikan

hafalan Al- Qur’an khatam 30 juz di

rumah Qur’an.

0.408 0,361 Valid

47 Saya biasanya mencapai hafalan 1

halaman ayat Al-Qur’an per-hari

-0.096 0,361 Tidak Valid

Y 1.3 Kekuatan (Strenght)

48 Saya biasanya meluangkan waktu

menghafal Al-Qur’an di pagi hari

sebelum berangkat kuliah.

0.475 0,361 Valid

49 Saya biasanya meluangkan waktu

menghafal Al-Qur’an di sore hari

sepulang dari kuliah

0.169 0,361 Tidak Valid

50 Saya biasanya meluangkan waktu

menghafal Al-Qur’an di malam hari

0.407 0,361 Valid

51 Saya berhenti menghafal jika

terdapat gangguan dari luar

0.044 0,361 Tidak Valid

52 Saya menghafal setiap hari bahkan

jika banyaknya tugas lain selain

menghafal

0.631 0,361 Valid

53 Saya menghafal hanya ketika tidak

ada tugas kuliah.

0.378 0,361 Valid

UJI VALIDITAS JAWABAN PERTANYAAN KE-

SUBJEK KE- P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 TOTAL

1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 235

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 201

3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 230

4 2 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 200 UJI VALIDITAS 30 KUESIONER = 0,361

5 2 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 2 5 4 4 4 232 Maka nilai diatas 0,361 dikatakan valid

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 198 NILAI VALID : 31 BUTIR

7 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 5 4 225 TIDAK VALID : 22 BUTIR

8 1 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 202

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 203

10 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 232

11 2 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 1 5 5 5 5 2 4 2 2 4 4 1 1 5 4 4 1 2 5 5 2 4 208

12 2 2 4 5 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 181

13 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 1 2 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 210

14 5 4 5 2 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 231

15 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 2 218

16 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 1 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 2 211

17 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 202

18 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 2 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 1 4 2 2 4 5 2 2 4 2 4 4 5 218

19 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 5 4 1 4 5 4 5 4 5 4 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 2 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 4 193

20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 234

21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 243

22 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 213

23 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 1 5 5 233

24 4 4 5 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 5 2 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 228

25 2 2 4 2 4 2 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 212

26 4 5 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 4 2 4 4 220

27 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 241

28 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 1 1 1 5 1 5 5 5 1 5 5 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 5 204

29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 205

30 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 5 205

VALIDITAS 0.313573 0.420574 0.210528 -0.08553 -0.0356 0.311802 0.24999 0.086206 0.213743 0.239471 0.467976 0.521021 0.127245 0.537212 0.19683 0.347698 0.318748 0.272571 0.590737 0.369861 0.240996 0.172815 0.326938 0.379716 0.577201 0.595852 0.730565 0.408175 0.751585 0.539232 0.634179 0.401628 0.424062 0.385759 0.199619 0.620144 0.537188 0.443367 0.468028 0.427463 -0.39899 0.183742 0.671535 0.671535 0.587296 0.408569 -0.09685 0.475096 0.169852 0.407059 0.044255 0.631486 0.378425

UJI VALIDITAS JAWABAN PERTANYAAN KE-

SUBJEK KE- P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 TOTAL

1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 235

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 201

3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 230

4 2 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 200 UJI VALIDITAS 30 KUESIONER = 0,361

5 2 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 2 5 4 4 4 232 Maka nilai diatas 0,361 dikatakan valid

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 198 NILAI VALID : 31 BUTIR

7 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 5 4 225 TIDAK VALID : 22 BUTIR

8 1 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 202

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 203

10 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 232

11 2 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 1 5 5 5 5 2 4 2 2 4 4 1 1 5 4 4 1 2 5 5 2 4 208

12 2 2 4 5 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 181

13 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 1 2 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 210

14 5 4 5 2 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 231

15 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 2 218

16 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 1 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 2 211

17 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 202

18 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 2 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 1 4 2 2 4 5 2 2 4 2 4 4 5 218

19 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 5 4 1 4 5 4 5 4 5 4 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 2 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 4 193

20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 234

21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 243

22 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 213

23 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 1 5 5 233

24 4 4 5 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 5 2 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 228

25 2 2 4 2 4 2 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 212

26 4 5 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 4 2 4 4 220

27 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 241

28 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 1 1 1 5 1 5 5 5 1 5 5 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 5 204

29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 205

30 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 5 205

VALIDITAS 0.313573 0.420574 0.210528 -0.08553 -0.0356 0.311802 0.24999 0.086206 0.213743 0.239471 0.467976 0.521021 0.127245 0.537212 0.19683 0.347698 0.318748 0.272571 0.590737 0.369861 0.240996 0.172815 0.326938 0.379716 0.577201 0.595852 0.730565 0.408175 0.751585 0.539232 0.634179 0.401628 0.424062 0.385759 0.199619 0.620144 0.537188 0.443367 0.468028 0.427463 -0.39899 0.183742 0.671535 0.671535 0.587296 0.408569 -0.09685 0.475096 0.169852 0.407059 0.044255 0.631486 0.378425

UJI RELIABILITAS JAWABAN PERTANYAAN KE- (Karakteristik Individu)

SUBJEK KE- P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 JML

1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 65

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 68

4 2 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 59

5 2 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 65

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 61

7 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 4 64

8 1 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 65

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

10 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 69

11 2 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 63

12 2 2 4 5 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 4 55

13 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 4 58

14 5 4 5 2 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 64

15 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 67

16 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 1 4 4 63

17 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 5 2 5 4 62

18 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 68

19 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 62

20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 67

21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 65

22 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 65

23 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1 5 4 67

24 4 4 5 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 63

25 2 2 4 2 4 2 4 4 5 4 4 5 4 5 4 55

26 4 5 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 4 66

27 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 68

28 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 4 64

29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 65

30 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 67

VARIANS BUTIR 1.01 0.59 0.23 1.09 0.17 0.64 1.15 0.25 0.22 0.71 0.22 0.14 1.15 0.17 0.14 7.88

13.5

UJI RELIABILITAS JAWABAN PERTANYAAN KE- (Dukungan Sosial)

SUBJEK KE- P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 JUMLAH

1 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 93

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 70

3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 84

4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 85

5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 4 5 88

6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 75

7 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 86

8 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 5 71

9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 79

10 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 87

11 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 1 5 5 5 88

12 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 65

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80

14 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 90

15 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 88

16 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 81

17 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 5 78

18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 2 5 2 5 4 5 88

19 5 4 1 4 5 4 5 4 5 4 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 78

20 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 96

21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99

22 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 88

23 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 96

24 5 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 5 2 5 4 5 1 5 5 5 86

25 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 81

26 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 89

27 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 93

28 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 1 1 1 5 1 5 77

29 5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 86

30 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

VARIANS BUTIR 0.39 0.44 0.83 0.26 0.47 0.56 0.24 0.58 0.26 0.22 0.99 0.58 0.67 0.46 1.31 1.24 1.7 0.46 0.81 0.22 12.67356

62.83793

UJI RELIABILITAS PERTANYAAN KE- (Efikasi Diri)

SUBJEK KE- P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 JML

1 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 77

2 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 67

3 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 78

4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 56

5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 2 5 4 4 4 74

6 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 62

7 5 5 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 5 4 75

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 66

9 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 64

10 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 76

11 5 2 4 2 2 4 4 1 1 5 4 4 1 2 5 5 2 4 57

12 4 4 4 4 4 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 61

13 4 4 4 5 5 1 2 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 72

14 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 77

15 5 5 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 2 63

16 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 2 67

17 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 62

18 4 4 4 5 4 1 4 2 2 4 5 2 2 4 2 4 4 5 62

19 4 4 5 2 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 4 53

20 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 71

21 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 79

22 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 60

23 5 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 1 5 5 70

24 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 79

25 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 76

26 5 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 4 2 4 4 65

27 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 80

28 5 5 1 5 5 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 5 63

29 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 54

30 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 5 54

VARIANS BUTIR 0.26 0.46 0.65 1.07 0.74 1.09 1.22 1.46 1.46 1.62 1.07 1.09 1.55 1.22 0.74 1.96 1.22 0.81 19.7

71.1

Keterangan:

rac = (k/k-1) [ 1-Sσb2/ σt2 ]

rac = koefisien reliabiitas alpha cronbach

k = banyak butir/item pertanyaan

Sσb2/ σt2 = jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan

[ 1-Sσb2/ σt2 ] = jumlah atau total varians

k 15

k/k-1 1.071429

Sσb2/ σt2 0.584812

[ 1-Sσb2/ σt2 ] 0.415188

rac 0.444844

Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai rac > 0,6

maka, dapat disimpulkan tingkat reliabilitas instrumen rendah/tidak reliable yaitu memiliki nilai 0,4.

Keterangan:

rac = (k/k-1) [ 1-Sσb2/ σt2 ]

rac = koefisien reliabiitas alpha cronbach

k = banyak butir/item pertanyaan

Sσb2/ σt2 = jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan

[ 1-Sσb2/ σt2 ] = jumlah atau total varians

k 20

k/k-1 1.052632

Sσb2/ σt2 0.201687

[ 1-Sσb2/ σt2 ] 0.798313

rac 0.84033

Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai rac > 0,6

maka, dapat disimpulkan tingkat reliabilitas instrumen tinggi/reliable yaitu memiliki nilai 0,8.

UJI RELIABILITAS PERTANYAAN KE- (Efikasi Diri)

SUBJEK KE- P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 JML

1 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 77

2 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 67

3 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 78

4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 56

5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 2 5 4 4 4 74

6 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 62

7 5 5 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 5 4 75

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 66

9 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 64

10 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 76

11 5 2 4 2 2 4 4 1 1 5 4 4 1 2 5 5 2 4 57

12 4 4 4 4 4 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 61

13 4 4 4 5 5 1 2 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 72

14 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 77

15 5 5 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 2 63

16 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 2 67

17 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 62

18 4 4 4 5 4 1 4 2 2 4 5 2 2 4 2 4 4 5 62

19 4 4 5 2 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 4 53

20 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 71

21 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 79

22 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 60

23 5 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 1 5 5 70

24 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 79

25 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 76

26 5 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 4 2 4 4 65

27 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 80

28 5 5 1 5 5 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 5 63

29 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 54

30 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 5 54

VARIANS BUTIR 0.26 0.46 0.65 1.07 0.74 1.09 1.22 1.46 1.46 1.62 1.07 1.09 1.55 1.22 0.74 1.96 1.22 0.81 19.7

71.1

Keterangan:

rac = (k/k-1) [ 1-Sσb2/ σt2 ]

rac = koefisien reliabiitas alpha cronbach

k = banyak butir/item pertanyaan

Sσb2/ σt2 = jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan

[ 1-Sσb2/ σt2 ] = jumlah atau total varians

k 18

k/k-1 1.058824

Sσb2/ σt2 0.276868

[ 1-Sσb2/ σt2 ] 0.723132

rac 0.765669

Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai rac > 0,6

maka, dapat disimpulkan tingkat reliabilitas instrumen tinggi/reliable yaitu memiliki nilai 0,7.

Karakteristik Individu K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 Total

1 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 63

2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 63

3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 50

4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 2 4 2 61

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 2 69

6 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 2 4 2 4 2 57

7 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 4 61

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 54

10 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 2 67

11 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 5 2 4 2 63

12 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 2 5 5 68

13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 73

14 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 2 4 2 4 2 58

15 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 68

16 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 2 4 2 4 2 62

17 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 65

18 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 67

19 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 70

20 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5 2 59

21 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 70

22 4 4 5 5 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 2 54

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60

24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 56

25 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 4 2 55

26 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66

27 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 2 65

28 5 4 5 5 4 4 5 5 4 1 5 5 5 5 5 67

29 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 63

30 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 61

Dukungan Sosial K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30 K31 K32 K33 K34 K35 Total

1 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84

2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 80

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 78

4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 70

5 4 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 4 4 75

6 5 4 4 5 4 5 5 4 5 1 4 5 5 5 4 4 1 4 4 5 83

7 4 2 4 4 5 4 5 5 5 5 4 2 2 4 4 4 2 4 2 5 76

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 70

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 72

10 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 93

11 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 4 92

12 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 91

13 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 92

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 82

15 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 93

16 4 4 4 5 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 82

17 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 89

18 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 4 1 5 5 5 88

19 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 2 5 4 5 5 5 90

20 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 70

21 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 87

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 79

23 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 78

24 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 72

25 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 72

26 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85

27 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 5 4 4 2 5 4 4 80

28 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 96

29 5 5 2 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 87

30 5 5 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 72

Efikasi Diri k36 k37 k38 k39 k40 k41 k42 k43 k44 k45 k46 k47 k48 k49 k50 k51 k52 k53 Total

1 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 60

2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 61

3 4 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 2 2 4 52

4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 58

5 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2 2 5 2 4 2 4 4 57

6 4 4 4 2 4 2 2 2 1 4 2 2 4 4 5 2 4 4 56

7 4 4 4 4 4 1 5 1 2 5 1 2 2 4 5 1 2 2 53

8 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4 58

9 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 50

10 5 5 4 4 4 2 1 2 2 5 4 2 5 2 5 4 5 4 65

11 5 5 5 4 4 4 2 4 1 2 2 2 2 2 4 2 4 2 56

12 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 60

13 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 62

14 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 54

15 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 63

16 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 56

17 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 75

18 4 2 4 4 4 5 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 61

19 4 2 5 4 4 4 2 2 2 4 5 2 4 4 4 2 4 4 62

20 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 62

21 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 64

22 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 56

23 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 66

24 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 5 5 4 4 2 2 4 64

25 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 54

26 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 60

27 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 52

28 4 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 2 4 4 2 2 2 4 65

29 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 64

30 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 62

Sikap K1 K2 K3 K4 K5 Total Kebutuhan K6 K7 K8 K9 K10 Total Berfikir Positif K11 K12 K13 K14 K15 Total

1 5 4 4 4 4 21 1 5 5 5 5 4 24 1 4 4 4 4 2 18

2 4 4 5 4 4 21 2 4 4 4 4 4 20 2 5 5 4 4 4 22

3 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 2 2 16 3 2 4 2 4 2 16

4 5 5 4 4 4 22 4 4 4 5 5 4 22 4 4 5 2 4 2 17

5 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 25 5 5 5 2 5 2 19

6 4 4 5 5 4 22 6 4 4 4 5 4 21 6 2 4 2 4 2 14

7 4 4 4 5 4 21 7 4 5 4 5 4 22 7 4 4 2 4 4 18

8 4 4 4 4 4 20 8 4 4 4 4 4 20 8 4 4 4 4 4 20

9 4 4 4 4 4 20 9 4 4 4 4 4 20 9 2 4 2 4 2 16

10 5 5 5 5 4 24 10 5 5 5 5 4 24 10 5 5 2 5 2 19

11 5 5 5 5 5 25 11 4 5 5 5 4 23 11 2 5 2 4 2 15

12 4 5 5 5 4 23 12 4 5 5 5 4 23 12 5 5 2 5 5 22

13 5 5 5 5 5 25 13 5 5 5 5 4 24 13 4 5 5 5 5 24

14 4 5 4 5 4 22 14 4 4 5 5 4 22 14 2 4 2 4 2 14

15 4 4 5 5 5 23 15 4 5 5 5 4 23 15 4 5 4 5 4 22

16 5 5 5 5 4 24 16 5 5 5 5 4 24 16 2 4 2 4 2 14

17 4 4 4 5 4 21 17 4 4 4 4 4 20 17 5 5 5 5 4 24

18 4 4 4 5 4 21 18 4 4 5 5 5 23 18 5 5 4 4 5 23

19 5 4 5 5 4 23 19 5 5 5 5 4 24 19 4 5 4 5 5 23

20 4 4 5 4 4 21 20 4 4 4 5 4 21 20 4 4 2 5 2 17

21 4 5 5 5 5 24 21 4 4 4 5 4 21 21 5 5 5 5 5 25

22 4 4 5 5 4 22 22 4 2 4 4 4 18 22 2 4 2 4 2 14

23 4 4 4 4 4 20 23 4 4 4 4 4 20 23 4 4 4 4 4 20

24 4 4 4 4 4 20 24 4 4 4 4 4 20 24 4 4 2 4 2 16

25 4 4 4 4 4 20 25 4 4 4 5 4 21 25 2 4 2 4 2 14

26 4 4 4 5 4 21 26 4 4 4 4 4 20 26 5 5 5 5 5 25

27 4 4 4 5 4 21 27 5 5 5 5 5 25 27 4 5 4 4 2 19

28 5 4 5 5 4 23 28 4 5 5 4 1 19 28 5 5 5 5 5 25

29 4 5 4 5 4 22 29 4 4 4 4 5 21 29 4 4 4 4 4 20

30 4 4 4 4 4 20 30 4 4 4 5 4 21 30 4 4 4 4 4 20

Dukungan Emosional K16 K17 K18 K19 K20 Total Dukungan Informasi K21 K22 K23 K24 K25 Total

1 4 5 4 4 5 22 1 4 4 5 5 4 22

2 5 4 4 4 4 21 2 4 4 4 4 4 20

3 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 4 2 18 4 4 4 4 4 4 20

5 4 4 2 2 5 17 5 5 4 4 4 4 21

6 5 4 4 5 4 22 6 5 5 4 5 1 20

7 4 2 4 4 5 19 7 4 5 5 5 5 24

8 4 4 4 4 4 20 8 4 4 4 4 4 20

9 4 4 4 4 4 20 9 4 4 4 4 4 20

10 5 5 4 5 5 24 10 4 5 5 5 4 23

11 5 5 5 5 5 25 11 4 5 5 5 5 24

12 5 4 4 5 5 23 12 4 5 4 4 4 21

13 5 5 4 5 5 24 13 5 5 4 5 5 24

14 4 4 4 4 4 20 14 4 4 4 4 4 20

15 5 5 5 5 5 25 15 5 4 4 4 5 22

16 4 4 4 5 5 22 16 2 4 4 4 2 22

17 5 5 5 5 5 25 17 4 5 5 4 4 22

18 5 5 4 5 5 24 18 5 5 5 5 5 25

19 5 4 4 5 5 23 19 5 5 5 5 5 25

20 4 4 4 4 4 20 20 4 4 2 4 4 18

21 5 4 4 5 4 23 21 4 4 4 4 5 21

22 4 4 4 4 4 20 22 4 4 4 4 4 20

23 5 5 4 4 4 22 23 4 4 4 4 4 20

24 4 4 4 4 4 20 24 2 4 4 4 4 18

25 4 4 4 4 4 20 25 2 4 2 4 4 16

26 5 5 4 4 5 23 26 4 5 4 4 4 21

27 4 4 4 4 4 20 27 5 4 4 4 4 21

28 5 4 5 5 4 23 28 5 5 5 5 5 25

29 5 5 2 5 5 22 29 4 5 4 4 5 22

30 5 5 4 4 4 22 30 2 4 4 2 2 14

Dukungan Penghargaan K26 K27 K28 K29 K30 Total Dukungan Instrumental K31 K32 K33 K34 K35 Total

1 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 4 20

2 4 4 4 4 4 20 2 5 2 4 4 4 19

3 4 4 4 4 4 20 3 4 2 4 4 4 18

4 2 4 2 4 2 14 4 4 2 4 4 4 18

5 4 2 2 4 4 16 5 5 4 4 4 4 21

6 4 5 5 5 4 23 6 4 1 4 4 5 18

7 4 2 2 4 4 16 7 4 2 4 2 5 17

8 2 2 2 4 2 14 8 4 2 4 4 4 18

9 2 4 2 4 2 14 9 4 2 4 4 4 18

10 5 4 4 5 4 22 10 4 5 5 5 5 24

11 5 2 4 4 5 20 11 5 4 5 5 4 23

12 4 5 5 5 5 24 12 5 4 4 5 5 23

13 4 4 4 5 5 22 13 4 4 4 5 5 22

14 4 4 4 4 4 20 14 5 4 5 4 4 22

15 5 5 5 5 5 25 15 5 2 4 5 5 21

16 4 4 4 4 4 20 16 5 4 5 5 5 24

17 4 5 4 5 4 22 17 4 4 4 4 4 20

18 5 2 2 5 5 19 18 4 1 5 5 5 20

19 2 5 4 5 2 18 19 5 4 5 5 5 24

20 2 2 2 4 4 14 20 4 2 4 4 4 18

21 4 5 4 5 5 23 21 4 4 4 4 5 21

22 4 4 4 5 4 21 22 4 2 4 4 4 18

23 4 4 4 2 4 18 23 4 2 4 4 4 18

24 4 2 2 4 4 16 24 4 2 4 4 4 18

25 4 4 4 4 4 20 25 4 2 4 4 2 16

26 5 4 4 4 4 21 26 4 4 4 4 4 20

27 4 5 2 5 4 20 27 4 2 5 4 4 19

28 4 5 5 5 5 24 28 5 4 5 5 5 24

29 4 5 4 5 5 23 29 4 4 4 4 4 20

30 4 4 4 2 4 18 30 4 2 4 4 4 18

Correlations

Karakteristik

Individu

Dukungan

Sosial Efikasi Diri

Spearman's rho Karakteristik Individu Correlation Coefficient 1.000 .696** .474

**

Sig. (2-tailed) . .000 .008

N 30 30 30

Dukungan Sosial Correlation Coefficient .696** 1.000 .408

*

Sig. (2-tailed) .000 . .025

N 30 30 30

Efikasi Diri Correlation Coefficient .474** .408

* 1.000

Sig. (2-tailed) .008 .025 .

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

Usia Sikap Kebutuh

-an Berfikir positif

Rata-rata uang saku perbulan

Efikasi Diri

Spearman's rho Usia Correlation Coefficient

1.000 .008 -.082 -.679** .421

* -.283

Sig. (2-tailed) . .966 .666 .000 .020 .129

N 30 30 30 30 30 30

Sikap Correlation Coefficient

.008 1.000 .567** .161 -.173 .155

Sig. (2-tailed) .966 . .001 .394 .361 .413

N 30 30 30 30 30 30

Kebutuhan Correlation Coefficient

-.082 .567** 1.000 -.002 -.246 -.098

Sig. (2-tailed) .666 .001 . .990 .190 .607

N 30 30 30 30 30 30

Berfikir positif Correlation Coefficient

-.679** .161 -.002 1.000 -.387

* .645

**

Sig. (2-tailed) .000 .394 .990 . .035 .000

N 30 30 30 30 30 30

Rata-rata uang saku perbulan

Correlation Coefficient

.421* -.173 -.246 -.387

* 1.000 -.213

Sig. (2-tailed) .361 .190 .035 . .258

N 30 30 30 30 30 30

Efikasi Diri Correlation Coefficient

-.283 .155 -.098 .645** -.213 1.000

Sig. (2-tailed) .129 .413 .607 .000 .258 .

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .503a .253 .198 4.73630 .253 4.581 2 27 .019

a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial, Karakteristik Individu

Pertanyaan Wawancara:

a. Tingkat/Level

1. Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit

untuk dihafal ?

2. Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi target hafalan di rumah Qur’an

?

3. Bagaimana kakak dalam memandang hafalan Al-Qur’an?

4. Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang lafadznya

terdapat banyak kemiripan?

5. Bagaiaman sikap kakak ketika menghadapi muraja’ah ayat yang sudah di

hafal?

b. Keluasan/Generality

1. Apakah kakak mampu dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz di

rumah Qur’an?

c. Kekuatan/Strength

1. Apakah kakak mencari alternative lain jika tempat menghafal tidak

kondusif?

3. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengikuti program

bimbingan menghafal Al-Qur’an?

Transkip jawaban hasil wawancara:

Responden 1

Pertanyaan ke-1

P: Bagaimana kakak dalam memandang hafalan Al-Qur’an?

J: Hafalan Al-Qur’an itu, manusia itu nanti di akhirat setara dengan hafalan

qur’annya yaa.... hafalan Al-Qur’an itu penting.

Pertanyaan ke-2

P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit

untuk dihafal ?

J: Yang dirasa sulit di hafal, harus sering-sering di ulang, kalau hafalan itu

harus sering-sering di ulang, ya walaupun misal hari ini setorannya ayat-ayat

yang sulit, misalkan kalau sekali setoran belum lancar, ya gapapa gitu di

ulang-ulang, pokoknya kalau misalnya sering-sering di ulang pasti jadi ingat.

Pertanyaan ke-3

P: Kalau begitu menghafalnya harus lebih sering dan mungkin semangatnya

harus lebih ya kak?

J: Ya, begitu. Ya.. semangatnya harus lebih dari ayat-ayat yang lebih mudah

di hafal.

Pertanyaan ke-4

P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi target hafalan di rumah

Qur’an ?

J: Ya... berarti seharian itu harus dipersiapkan gitu, bukan pas mau jamnya

kbm baru di hafal, tapi dari paginya udh dipersiapkan, kan kita kbm nya

malam, dari paginya harus disiapin buat disetor, karna kalau baru disiapin

malamnya nanti setorannya jadi ga lancar.

Pertanyaan ke-5

P: Kalau target hafalan ada target harian, terganggu tidak dengan tugas-tugas

harian selain menghafal Qur’an?

J: Engga sih.

Pertanyaan ke-6

P: Berarti rata-rata bisa mencapai 1 halaman per-harinya?

J: Emang kalau dari yayasannya kan 1 halaman, kalau disini disesuain gitu,

kalau awal-awal semester itu ditanyain sama ustadzahnya sanggupnya berapa

sehari, jadi kita nyesuain sama kapasitas kita, rata-rata sih setengah halaman

sehari.

Pertanyaan ke-7

P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang lafadznya

terdapat banyak kemiripan?

J: Kalau kemiripan ayat, ya sih biasanya suka salah ayat suka nyambung ke

surat lain, intinya hafalannya itu harus sering-sering di ulang-ulang gitu di

muraja’ah, supaya ga salah ayatnya, atau biasanya ngahafalnya itu caranya

nulis ayat awalnya dan akhirnya, biasanya gitu, dan ditulis ayat selanjutnya.

Pertanyaan ke-8

P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi muraja’ah ayat yang sudah di

hafal?

J: Disini memang programnya setiap hari harus muraja’ah, Cuma murajaah

itu lebih berat daripada menghafal sebenarnya, karna mengulang lagi lebih

sulit, tergantung juga meluangkan waktunya untuk bisa memuraja’ah, tapi

sejauh ini setiap harinya belum bisa mengagendakan, biasanya kalau halaqoh

malam mengulang hafalan tapi engga bisa banyak.

Pertanyaan ke-9

P: Memuraja’ah hafalan itu dari hafalan awal yang sudah di setorkan

sebelumnya atau bagaimana?

J: Seminggu itu kbm nya 6 hari, 2 hari itu ada jadwal buat muraja’ah, yang

satu itu muraja’ah hafalan yang seminggu sblmnya di setorin, satu hari

lainnya murajaah hafalan yang lama. Minimal seminggu muraja’ahnya 2

setengah halaman.

Pertanyaan ke-10

P: Jadi, dalam 2 waktu untuk memuraja’ah hafalan, satu waktu untuk

memuraja’ah hafalan yang seminggu sebelumnya di setor dan satu waktu

muraja’ahnya untuk hafalan yang lama?

J: Ya, dan untuk memuraja’ah ayat yang sudah lama di setor ber-urutan juz

nya.

Pertanyaan ke-11

P: Apakah kakak mencari alternative lain jika tempat menghafal tidak

kondusif?

J: Kalau misalnya lagi halaqoh malam biasanya di lantai bawah, biasanya

ramai, jadi nyari tempat yang lebih sepi, biasanya di tangga.

Pertanyaan ke-12

P: Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengikuti program

bimbingan menghafal Al-Qur’an?

J: Faktor pendukungnya, karna disini banyak orang tidak sendiri, termotivasi

juga sama temen-temen dan dari musyrifahnya juga suka ngasih motivasi

juga terkait penghafal Qur’an itu bisa jadi pendukungnya, dan maksudnya

kalau kita menghafal sendiri dengan menghafal di rumah qur’an berbeda,

kalau disini sudah ada programnya difasilitasi oleh programnya, jadi mau

gamau harus mengikuti, kalau di luar atau menghafal sendiri tidak terikat

oleh sesuatu pasti yaudah terserah terkadang suka- suka dan akhirnya tidak

terlaksana. Faktor penghambatnya itu bagi waktunya, ketika masih aktif

kuliah karna disini kbm nya malam kuliahnya dari pagi sampai sore

terkadang kbm nya sudah ngantuk. Jadi harus pandai mengatur waktu dan

mau mengurangi waktu kegiatan yang lain untuk dipakai menghafal.

Pertanyaan ke-13

P: Jadi, Kapan saja waktu kaka menghafal?

J: Biasanya setelah shubuh, sore dan malam ketika mau seelum menyetor

hafalan.

Pertanyaan ke-14

P: Mungkin berpengaruh karna ayatnya yang sedang dihafal sulit?

J: Ya berpengaruh, dan ada juga ayat yang panjang juga. Biasanya kalau

begitu sekali menyetor hafalan belum lancar dan masih mengulang

pertemuan berikutnya. Dan ayat yang masih asing ditelinga contohnya juz 28

dan seterusnya, kalau seperti juz 29-30 itu lebih cepat selesainya.

Pertanyaan ke-15

P: Apakah kakak mampu dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz di

rumah Qur’an atau menurut kaka berapa lama lagi waktu kaka

menyelesaikan hafalan 30 juz?

J: Kayaknya masih lama sih, ini aja udah mau 2 tahun di Rq, apalagi karna

sambil kuliah. Ada yang 2 tahun itu bisa mencapai 30 juz, tapi untuk yang

kuliah sih emang gabisa sih mungkin 5 tahun baru bisa atau mungkin bisa

lebih cepat kalau yang sebelumnya sudah punya hafalan yang banyak.

Responden 2

Pertanyaan ke-1

P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit

untuk dihafal ?

J: Ketika menemukan ayat yang sulit dihafal memang awalnya sedih,

bingung tidak hafal-hafal, karna saya type yang audio jadi saya buka dulu

surat tersebut di youtube dan didengarkan berulang, yang kedua saya harus

paham sama artinya perkata dan tidak mau pindah ke ayat yang lain sebelum

telah hafal dengan ayat tersebut.

Pertanyaan ke-2

P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi target hafalan di rumah

Qur’an ?

J: Sebenarnya kalau di rumah Qur’an ini targetnya perhari itu 1 halaman, tapi

berhubung aktivitas kuliah dan kegiatan kbm kadang sulit diatur, itu balik

lagi ke pribadi saya yang sulit mengatur waktu. Semaksimal mungkin kalau

setiap hari seharusnya menyetor 1 halaman, tapi terkadang saya tidak bisa

karna baru menghafalnya di pagi hari, untuk menyikapinya semaksimal

mungkin disetor walaupun tidak sampai 1 halaman hanya setengah halaman.

Dengan cara sebelum disetor ke musyrifahnya, minta disimak hafalannya

dengan kakak yang lain, yang kedua dibaca-baca lagi di sela-sela kuliah

nanti malamnya di setor lagi, setidaknya setiap hari di setor hafalannya,

karna targetnya seperti itu harus dipenuhi.

Pertanyaan ke-3

P: Kalau untuk target hafalan harian kakak bagaimana?

J: Jadi kalau orang-orang disini ada beberapa orang yang bisa mencapai 1

halaman karna memang target dari rumah qur’annya tapi ada juga yang dapat

menghafal lebih, jadi ada beberapa orang yang bisa menyetor hafalan lebih.

Kalau aku sendiri jarang, kadang 1 halaman bisa tapi setengah biasanya

seringnya setengah halaman. Tergantung bagaimana dia mempersiapkan

waktu menghafal.

Pertanyaan ke-4

P: Bagaimana kakak dalam memandang hafalan Al-Qur’an?

J: Menurut saya, awal pertama kali saya menghafal itu, karna saya pikir

ketika tilawah dan baca artinya itu bisa menjadi jawaban keresahan yang

sedang saya rasakan dari masalah-masalah yang sedang saya hadapi. Jadi

menghafal itu proses yang membuat kita semakin kuat dan percaya kalau

segala sesuatu masalah yang kita punya ada solusinya. Menghafal itu

menurut saya pekerjaan untuk kita seumur hidup, karna ga mungkin kita

menghafal hanya mengejar target, karna dengan menghafal itu untuk mencari

ketenangan dan kedekatan diri kita dengan Allah swt.

Pertanyaan ke-5

P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang lafadznya

terdapat banyak kemiripan?

J: Kalau sekarang saya baru menghafal sampai juz 28, juz 28 akhir. Sejauh

ini sebenarnya belum terlalu ada ayat yang terlalu mirip, tapi sepengalaman

saya kalau ada ayat yang mirip seperti di surat Ar-Rahman yang berulang-

ulang itu dihiraukan saja jadi hafalkan sekali dan fokus dengan ayat yang

lain.

Pertanyaan ke-6

P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi muraja’ah ayat yang sudah di

hafal?

J: Sebenarnya saya type orang yang senang muraja’ah, kalau menurut saya

lebih penting hafal dengan hafalan saya dari pada menambah hafalan tetapi

lupa dengan hafalan sebelumnya. Jadi sebenarnya ketika muraja’ah itu untuk

memahami arti ayat yang sudah di hafal.

Pertanyaan ke-7

P: Apakah kakak mencari alternative lain jika tempat menghafal tidak

kondusif?

J: Kalau untuk menghafal sebenarnya waktu paling nikmat yang pernah saya

rasakan yaitu pagi hari setelah subuh. Karna setelah subuh itu tidak

mengantuk, walaupun sebentar itu efektif. Dan saya type orang yang

walaupun berisik bisa menghafal yang penting waktunya dimana saya tidak

mengantuk dan tidak di malam hari.

Pertanyaan ke-8

P: Bagaimana kakak dalam mengatur waktu antara menghafal Al-Qur’an dan

mengerjakan tugas kuliah?

J: Pengalaman saya, kalau kbm di RQ (Rumah Qur’an) itu cukup lama dari

mulai jam 8 sampai jam setengah 11 malam kalau di jadwalnya, jadi setelah

selesai kbm setengah jam bisa dipakai untuk belajar atau mengerjakan tugas

sedangkan untuk mengejar target hafalan di pagi harinya.

Pertanyaan ke-9

P: Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengikuti program

menghafal Al-Qur’an?

J: Faktor pendukungnya motivasi jadi dimana kalau nanti kita sudah wisuda

kuliah kita punya skill lebih yaitu menjadi penghafal Al-Qur’an, dimana

kalau kita menghafal Al-Qur’an itu bisa dipakai untuk mengajarkan pada

orang lain karna dengan itu kita juga mengulang hafalan dan tajwidnya pun

bisa lebih baik. Faktor penghambatnya yaitu ego diri ketika tidak mengikuti

aturan dalam membagi waktu antara kbm di rumah qur’an dengan

mengerjakan tugas yang lainnya.

Pertanyaan ke-10

P: Apakah kakak mampu dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz di

rumah Qur’an?

J: Secara pribadi karna faktor diri yang terkadang masih sering kalah sama

rasa takut, kalau sudah tidak bisa menghafal jadi buyar. Jadi saya berfikir

mungkin untuk 30 juz itu sampai akhir hayat tapi mungkin untuk target 5-10

juz itu masih ada harapan, karna mungkin saya type orang yang sangat lama

untuk menghafal jadi harus paham dulu baru bisa ganti lagi. Jadi saya masih

menyeimbangkan antara faktor semangat dan juga melawan ego supaya tidak

menyerah walaupun sebenarnya ingin menghafal sampai 30 juz. Kecuali

kalau saya didaftarkan program tahfidz yang khusus untuk menghafal dan

saya berfikir kalau saya sudah lulus kuliah nanti.

DOKUMENTASI

1. Wawancara dengan Mahasantri Rumah Qur’an Daaarut

Tarbiyah Cabang Bogor

Wawancara dengan Mahasantri

2. Saat Pengisian Kuesioner oleh Mahasantri Rumah Qur’an

Daarut Tarbiyah Cabang Bogor

Mahasantri mengisi kuesioner

3. Tempat Penelitian (Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah Cabang

Bogor)

Tampak Depan Rumah Qur'an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor 1

Tampak Dalam Rumah Qur'an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor 2

Tampak Luar Rumah Qur'an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor

4. Tempat Uji Validitas (Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah Cabang

Ciputat)

Tampak Depan Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah Cabang Ciputat