New EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN...
Transcript of New EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN...
EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN
DI RUMAH QUR’AN DAARUT TARBIYAH
CABANG BOGOR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
MUTIARA JULIANTINI
NIM: 11140520000026
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/ 2020 M
EFIKASI DIRI MAHASANTRI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN
DI RUMAH QUR’AN DAARUT TARBIYAH
CABANG BOGOR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S. Sos)
Oleh:
Mutiara Juliantini
NIM: 11140520000026
Pembimbing
Muhtar Mochamad Solihin, M.Si
NUPN. 9920113247
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/ 2020 M
i
ABSTRAK
Mutiara Juliantini, 11140520000026, Efikasi Diri Mahasantri
Dalam Menghafal Al-Qur’an di Rumah Qur’an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor, Dibawah Bimbingan Muhtar
Mochamad Solihin, M.Si.
Mahasantri Tahfidz diharapkan memiliki efikasi diri yang
tinggi dalam menghafal Al-Qur’an agar dapat menyelesaikan
target hafalan sesuai yang telah ditentukan yayasan. Namun,
aktivitas mahasantri yang cukup padat menimbulkan target
hafalan tidak tercapai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk (1) menggambarkan tingkat efikasi diri (2) menganalisis
hubungan karakteristik individu dan dukungan sosial dengan
efikasi diri, (3) mengetahui faktor - faktor yang berhubungan
dengan efikasi diri mahasantri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi
kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Jumlah sampel
penelitian sebanyak 30 responden. Teknik analisis data
menggunakan korelasi Rank Spearman. Program yang digunakan
untuk mengolah data adalah Microsoft Excel dan SPSS for
Windows 22.0.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat efikasi
diri mahasantri mayoritas (73 persen) tergolong rendah dan
sisanya (27 persen) memiliki tingkat efikasi tinggi. (2) Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik individu
dengan efikasi diri mahasantri dengan nilai signifikansi 0.008 ≤ 0.05 dan nilai koefisien korelasi cukup sedang (0.474
**) dan
terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan efikasi diri
mahasantri dengan nilai signifikansi 0.025 ≤ 0.05 dan nilai
koefisien korelasi cukup sedang (0.408*) artinya semakin tinggi
karakterisik individu dan dukungan sosial maka semakin tinggi
efikasi diri. (3) Dimensi yang berhubungan dengan efikasi diri
mahasantri dalam menghafal Al-Qur’an adalah Dimensi berpikir
positif pada karakteristik individu dan dukungan emosional,
dukungan instrumental dan dukungan penghargaan pada
dukungan sosial.
Kata Kunci: Efikasi diri (Self Efficacy), Mahasantri, Rumah
Qur’an Daarut Tarbiyah.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efikasi Diri
Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur’an di Rumah Qur’an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor”
Shalawat serta salam juga tiada hentinya penulis panjatkan
kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan dalam
menjalankan kehidupan ini. Penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan, namun penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat
untuk memberikan informasi maupun berbagi ilmu pengetahuan.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini
penulis juga mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, baik
berupa moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada segenap orang yang membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, diantaranya:
1. Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, MSW selaku
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabuddin Noor,
MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
iii
Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.
2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan
Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Artiarini Puspita
Arwan, M. Psi selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam yang telah memberikan motivasi dan
membantu kebutuhan penulis dalam penyusunan skripsi.
3. Muhtar Mochamad Solihin, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Skripsi penulis yang selalu membantu,
membimbing dan sabar serta meluangkan waktunya
kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.
4. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik Penulis, yang telah membimbing dan
memotivasi penulis selama proses penyusunan skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunkasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kedua Orang Tua Penulis, Bapak dan Ibu yang selalu tak
henti mendo’akan serta memberikan dukungan dan
mencurahkan perhatiannya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta
teteh dan adik penulis yang selalu memberikan dukungan
juga bantuan kepada penulis, Teh Mia, A Maul, Teh Pida,
dan terlebih untuk adikku Dian.
iv
7. Pihak Yayasan Sahabat Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah
Pusat Ustadz Ricky Adrinaldi selaku Ketua Yayasan
Sahabat Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah yang telah
mengizinkan diadakannya penelitian.
8. Ustadzah Tiwi selaku perantara perizinan juga
administrasi penelitian sekaligus pembimbing Rumah
Qur’an Daarut Tarbiyah Pusat.
9. Ustadzah Mina selaku Pembimbing Rumah Qur’an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor yang telah membantu penulis dan
memberikan perhatian ketika pelaksanakan penelitian
10. Ustadzah Ulfah Selaku Pembimbing Rumah Qur’an
Daarut Tarbiyah cabang Ciputat dan Ustadzah Malih
Pembimbing Rumah Qur’an Alif tempat penulis
melakukan uji validitas.
11. Seluruh teman-teman BPI angkatan 2014 khususnya Ina,
Pute, Aat, Nisa, Euis, Ica, Inayah, Azki, Ila dan yang
lainnya atas bantuan dan dukungannya.
12. Semua pihak baik sahabat penulis Miftah, Rusdil, Juliah,
Salma, Meti juga yang lainnya yang telah ikut andil dalam
pelaksanaan penelitian yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala jasa
yang telah diberikan. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu masukan dan saran
untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin Ya Rabbal a’lamin.
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1
B. Batasan Masalah........................................................ 13
C. Rumusan Masalah ..................................................... 13
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................. 14
1. Tujuan Penelitian ................................................ 14
2. Manfaat Penelitian .............................................. 14
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ......................................... 15
F. Sistematika Penulisan ................................................. 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Efikasi Diri (Self Efficacy) ........................................ 24
1.1 Pengertian Efikasi Diri ........................................ 24
1.2 Sumber Efikasi Diri............................................. 27
1.3 Dimensi Efikasi Diri ........................................... 29
1.4 Faktor Pembentuk dan Hubungan dengan Efikasi Diri
31
vii
1.5 Efikasi Diri dalam Pandangan Islam ................... 31
2.1 Pengertian Mahasantri ......................................... 38
2.2 Bimbingan Menghafal Al-Qur’an ....................... 39
2.3 Macam-macam Bimbingan ................................. 42
2.4 Metode Bimbingan .............................................. 43
2.5 Metode (Thariqah) Menghafal Al-Qur’an .......... 44
B. Karakteristik Individu ................................................ 48
C. Dukungan Sosial ........................................................ 50
D. Kerangka Berpikir ...................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................. 62
B. Populasi dan Sampel .................................................. 63
C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 64
D. Sumber Data ............................................................... 64
E. Instrumentasi Peneitian ............................................... 65
1. Uji Validitas .......................................................... 66
2. Uji Reliabilitas ...................................................... 74
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 76
G. Teknik Pengolahan Data ............................................ 80
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS
DATA
A. Gambaran Umum Yayasan (RQ Data)....................... 82
1. Sejarah Yayasan (RQ Data) .................................. 82
2. Visi, Misi, Motto, dan Tujuan Yayasan (RQ Data)
................................................................................... 82
3. Strategi Yayasan (RQ Data) .................................. 83
4. Struktur Organisasi Yayasan (Rq Data) ................ 84
viii
5. Program Kurikulum Kuliah Tahfidzul Qur’an ...... 85
6. Program Kegiatan.................................................. 89
B. Temuan dan Hasil Analisis Data ................................ 90
1. Karakteristik Responden ....................................... 90
2. Gambaran Umum Efikasi Diri Mahasantri Tahfidz 93
3. Analisi Data Uji Korelasi ...................................... 101
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................ 112
B. Saran .......................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 115
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Kerangka Pemikiran.......................... 60
2. Gambar 2. Struktur Organisasi Yayasan Sahabat
Al-Qur’an Daarut Tarbiyah Tahun
2018-2019 ............................................
85
3. Gambar 3. Karakteristik Responden berdasarkan
usia..................................................
91
4. Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan
tingkat pendidikan.........................
91
5. Gambar 5. Karakteristik Responden berdasarkan
jangka waktu mengikuti bimbingan
menghafal Al-Qur’an Daarut Tarbiyah..
92
x
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1. Rincian Target Jumlah Hafalan........ 6
2. Tabel 2. Blue Print Skala Faktor – Faktor
yang berhubungan dengan Efikasi
Diri (Karakteristik Individu) Sebelum
Uji Instrument ...............................
67
3. Tabel 3. Blue Print Skala Faktor – Faktor
yang berhubungan dengan Efikasi
Diri (Karakteristik Individu) Setelah
Uji Instrument.................................
68
4. Tabel 4. Blue Print Skala Faktor – Faktor
yang berhubungan dengan Efikasi
Diri (Dukungan Sosial) Sebelum Uji
Instrument.....................................
70
5. Tabel 5. Blue Print Skala Faktor – Faktor
Pembentuk Efikasi Diri (Dukungan
Sosial) Sesudah Uji Instrumen..........
71
6. Tabel 6. Blue Print Skala Efikasi Diri Dilihat
dari Dimensi Efikasi Diri Sebelum
Uji Instrumen.................................
72
7. Tabel 7. Blue Print Skala Efikasi Diri Dilihat
dari Dimensi Efikasi Diri Sesudah
Uji Instrument...............................
73
8. Tabel 8. Hasil Output Uji Realibilitas Skala
Faktor-Faktor Pembentuk Efikasi
Diri “ Karakteristik Individu”
74
xi
(X1)..............................................
9. Tabel 9. Hasil Output Uji Realibilitas Skala
Faktor-Faktor Pembentuk Efikasi
Diri “ Dukungan Sosial” (X2)...........
75
10. Tabel 10. Hasil Output Uji Reliabilitas Skala
Aspek Efikasi Diri Dilihat dari
Tingkat, keluasan dan kekuatan (Y)..
75
11. Tabel 11. Skala Penilaian............................... 77
12. Tabel 12. Interval Koefesien Korelasi dan
Kekuatan hubungan.........................
81
13. Tabel 13. Jadwal Kegiatan Harian…………….. 89
14. Tabel 14. Efikasi Diri Mahasantri dalam
Bimbingan Menghafal Al-Qur’an…..
93
15. Tabel 15. Nilai koefisien korelasi antara
karakteristik individu dengan efikasi
diri…………………………………..
102
16. Tabel 16. Nilai koefisien korelasi antara bagian
dari karakteristik individu dengan
efikasi diri…………………………..
104
17. Tabel 17. Nilai koefisien korelasi antara
dukungan sosial dengan efikasi diri…
107
18. Tabel 18. Nilai koefisien korelasi antara bagian
dari dukungan sosial dengan efikasi
diri…………………………………..
108
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 - Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 - Uji Validitas
Lampiran 3 - Perhitungan sebelum dimasukkan ke SPSS
Lampiran 4 - Hasil Perhitungan SPSS
Lampiran 5 - Dokumentasi
Lampiran 6 - Surat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada Rasul-Nya Muhammad Saw. yang keotentikannya
(keaslian) Al-Qur‟an dijamin oleh Allah SWT. Hal ini
sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S Al-Hijr ayat 9,
yaitu:
ك نا ن ن زل إنا نح ٩ لفظون ۥلو وإنا ر ٱلذ
Artinya: "Sesungguhnya Kamilah yang
menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya kami
benar-benar memeliharanya”. (QS. Al-Hijr 15:9)1
Ayat diatas dengan tegas menyatakan bahwa
penurunan Al-Qur‟an dan pemeliharaan kemurnian-Nya
adalah merupakan urusan Allah SWT. Namun demikian,
tidak berarti kam muslimin boleh berpangku tangan
begitu saja, tanpa menaruh kepedulian sedikitpun
terhadap pemeliharaan Al-Qur‟an. 2
Al-Qur‟an merupakan sumber pedoman hidup umat
Islam yang diturunkan oleh Allah SWT. secara berangsur
kepada Nabi Muhammad SAW adapun sejarah
pemeliharaannya Al-Qur‟an itu sendiri secara umum ada
beberapa tahap, yaitu: Penulisan Al-Qur‟an pada Masa
1 Al-Qur‟an Qordoba Special for Muslimah, (Bandung: PT. Cordoba
International Indonesia, 2012), Cet. Ke-1, h. 262. 2 Muhammad Ichsan, Sejarah Penulisan dan Pemeiharaan Al-Qur‟an
Pada Masan Nabi Muhammad Saw dan Sahabat, Jurnal Substansia, Volume. 7,
no, 1, April 2012, h. 1-2.
2
Nabi Muhammad Saw, pengumpulan Al-Qur‟an pada
masa Abu Bakar ash-Shiddiq, pembukuan Al-Qur‟an pada
masa Utsman bin Affan, dan percetakan Al-Qur‟an pada
abad ke-17 Masehi.3
Adapun alat yang digunakan untuk menulis wahyu
pada saat itu masih sangat sederhana. Para sahabat
menulis Al-Qur‟an pada „usub (pelepah kurma), likhaf
(batu halus berwarna putih), riqa‟ (kulit), aktaf (tulang
unta), dan aqtab (bantalan dari kayu yang biasa
dipasangdiatas punggung unta). Salah seorang sahabat
yang paling banyak terlibat dalam penulisan Al-Qur‟an
pada masa nabi adalah Zaid bin Tsabit. 4
Setiap kali turun ayat Al-Qur‟an, Rasulullah
memanggil juru tulis wahyu dan memerintahkan
sahabatnya agar mencatat dan menempatkan serta
mengurutkannya sesuai dengan petunjuk Beliau. Pada
masa Rasulullah, keseluruhan Al-Qur‟an telah ditulis,
namun masih belum terhimpun dalam satu tempat artinya
masih berserak-serak. Mengingat pada masa itu belum
dikenal zaman pembukuan, maka tidaklah mengherankan
jika pencatatan Al-Qur‟an bukan dilakuka pada kertas-
kertas seperti dikenal pada zaman sekarang, melainkan
dicatat pada benda-benda yang mungkin digunakan
sebagai sarana tulis-menulis terutama pelepah-pelepah
3 Muhammad Ichsan, “Sejarah Penulisan dan Pemeiharaan Al-
Qur‟an Pada Masan Nabi Muhammad Saw dan Sahabat”, Jurnal Substansia,
Volume. 7, no, 1, (April 2012) : h. 2. 4 Ibid, h. 3.
3
kurma, kulit-kulit hewan, tulang belulang, bebatuan dan
juga dihafal oleh para hafidz muslimin. 5
Penghafal Al-Qur‟an sangat dibutuhkan guna menjaga
keaslian sumber pedoman hidup umat Islam. Terdapat
dasar yang dapat dipegang penghafal Al-Qur‟an yaitu:
1. Memang Al-Qur‟an itu diturunkan secara perlahan
2. Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
3. Melaksanakan anjurannya Nabi Muhammad SAW.6
Atas dasar tersebut, para ulama dan Imam Abdul
Abbas Ahmad bin Muhammad Ajjurjani berkata dalam
kitab Assyafi bahwa hukum menghafal Al-Qur‟an adalah
Fardlu Kifayah. Imam Badruddin Muhammad bin
Abdullah Azzarkasyi dalam kitab Al Burhan Fii Ulumul
Qur‟an Juz 1 hal: 457 berkata sebagai berikut:
ة ت عليم القرآن ف رض كفاية وكذالك حفظو واجب على الام
Artinya: “Belajar Al-Qur‟an hukumnya fardhu
kifayah begitu pula memeliharanya wajib bagi
setiap ummat”.7
Selain itu, Imam Asyaikh Muhammad Makki Nashir
di dalam kitab Qaulul Mufid menengaskan bahwa:
ن حفظ القرآ ن عن ظهر ق لب ف رض كفاية ا
5 Muhammad Ichsan, “Sejarah Penulisan dan Pemeiharaan Al-
Qur‟an Pada Masan Nabi Muhammad Saw dan Sahabat”, Jurnal Substansia,
Volume. 7, no, 1, (April 2012) : h. 3. 6 A. Muhaimin Zen, Tata Cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an
dan Petunjuk – petunjuknya (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1985), Cet. Ke-1, h.
37. 7 Ibid, h. 37-38.
4
Artinya: “Sesungguhnya menghafal Al-Qur‟an di
luar kepala hukumnya fardhu kifayah”. 8
Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa hukum
menghafal Al-Qur‟an adalah “Fardhu Kifayah”. Fardhu
Kifayah dalam pandangan ulama fiqih adalah apabila
suatu pekerjaan di satu wilayah tidak ada yang
mengerjakan maka semua orang yang ada di wilayah
tersebut kena (berdosa) semua, karena tidak
melaksanakannya perbuatan tersebut, dan sebaliknya
apabila suatu pekerjaan itu sudah ada yang mengerjakan
maka gugurlah kewajibannya.9
Indonesia merupakan negara terbesar urutan ke – 4
dunia dari jumlah penduduk mencapai yaitu 268 juta jiwa,
sekaligus menjadi salah satu negara berpenduduk
mayoritas muslim terbesar di dunia.10
Data Kementrian
Agama penghafal Al – Qur‟an sebanyak 30 ribu jiwa.11
Jumlah tersebut mengartikan bahwa jumlah penghafal Al-
Qur‟an belum ideal karena masih dibawah angka 10
persen yakni hanya 8.3 persen, sangat disayangkan karna
penghafal Al-Qur‟an dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penghafal Al-Qur‟an itu sendiri, tetapi juga dapat
8 A. Muhaimin Zen, Tata Cara/Problematika Menghafal Al-Qur‟an
dan Petunjuk – petunjuknya (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1985), Cet. Ke-1, h.
37-38. 9 Ibid, h. 37 – 38.
10 Di Kutip dari https: tumoutnews.com, pada tanggal 12 April 2019.
11 M. Isya Krisnaldi, Uswatul Wafiyat, Fikri Habibie, Hetti Hidayati,
dan Ferry Prasetyanto, “Juz Amma Zaman Now. Aplikasi Penghafal Juz Amma
(Tahfidz Qur‟an) Berbasis Android, e-Proceeding of Applied Science Volume
4, No.2 (Agustus 2018) : 675.
5
bermanfaat bagi lingkungan di sekitarnya termasuk
bangsa, Negara dan agamanya.
Penghafal Al-Qur‟an sangat besar peranannya dalam
pemeliharaan keaslian Al-Qur‟an dan Al-Qur‟an menjadi
sumber hukum serta pegangan umat Islam. Keutamaan
lainnya para penghafal Al-Qur‟an juga mendapatkan
peluang untuk mendapatkan beasiswa seperti yang sudah
diberikan oleh salah satu instansi di Jakarta salah satunya
yakni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan masih banyak keutamaan-keutamaan lainnya.
Salah satu upaya guna menambah penghafal Al-
Qur‟an dengan memberikan dukungan kepada mahasiswa
yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Dirasah
Islamiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang didalamnya terdapat target menghafal Al-
Qur‟an dan juga di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
Dukungan tersebut seperti juga yang dilakukan Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah dengan menyediakan rumah
khusus bagi mahasiswa yang ingin menghafal Al-Qur‟an.
Mahasiswa yang tinggal di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah merupakan salah satu kumpulan dari penghafal
Al-Qur‟an dari tingkat mahasiswa yang di sebut
mahasantri.
Mahasiswa memiliki lebih beragam kegiatan yang
dikerjakan sehingga membuat mahasiswa harus dapat
membagi waktu yang lebih baik untuk kegiatan
kesehariannya seperti: tugas kuliah, mempersiapkan
6
presentasi materi perkuliahan, keikutsertaan dalam agenda
ke-organisasian, baik itu organisasi internal maupun
eksternal kampus, juga kegiatan tambahan lainnya salah
satunya yakni mengikuti unit kegiatan mahasiswa yang
ada di universitas. Ditambah mahasiswa yang tinggal di
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah (RQ DaTa) ini memiliki
kegiatan menghafal Al-Qur‟an khatam 30 juz dengan
Rincian Target Jumlah Hafalan dapat dilihat pada Tabel
1:12
Tabel 1. Rincian Target Jumlah Hafalan.
Target Jumlah Hafalan
30 Juz, 4 tahun 5 Juz, 1 tahun
Harian 1 hlm 10 baris
Pekanan 5 hlm 50 baris
Bulanan 15 hlm 150 baris
Semester 75 hlm 750 baris
Tahunan 150 hlm (7.5 juz 1500 baris
(100 hlm, 5 juz)
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah sebagai salah satu
asrama tahfidz, Rumsh Qur‟an Daarut Tarbiyah kini
memiliki 16 Rumah Al-Qur‟an di beberapa wilayah di
Indonesia dengan kategori santri sekolah menengah
pertama dan kuliah (mahasantri) yang tersebar di
beberapa tempat seperti Depok (2), Bogor (3), Pasar
12
(RQ DaTa), Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah (Depok: RQ DaTa, 2018), h. 13.
7
Minggu (1), Pejaten (1), Jatinegara (1), Bekasi (3),
Bintaro (1), Cianjur (1), Semarang (1), dan Ciputat (2).13
Mahasantri program menghafal Al-Qur‟an di Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah memiliki target dalam
menyelesaikan hafalan Ayat- ayat Suci Al-Qur‟an pada
waktu yang telah di tentukan yakni: 1) Target kompetensi
lulusan memiliki hafalan Al-Qur‟an 30 Juz dengan fasih
dan lancar (10 juz), serta berakhlak mulia. 2) Target
waktu yang diperlukan adalah 4 tahun dengan rincian
sebagai berikut: a. 2 (dua) bulan pertama adalah
pemantapan tahsin dan tilawah (target pencapaian tilawah
adalah 3juz/hari), b. bulan berikutnya masuk ke program
tahfidz, dengan target minimal 1 halaman/hari (program 4
tahun 30 juz), c. untuk program 1 tahun, target capaian
minimal 5 juz.14
Mahasantri yang tidak dapat mencapai target
hafalannya akan diberikan surat peringatan oleh pihak
asrama tahfidz. Jika sudah tiga kali mendapatkan surat
peringatan maka akan dikeluarkan dari rumah Al-Qur‟an
Daarut Tarbiyah (RQ DaTa).15
Salah satu mahasantri asrama tahfidz (RQ DaTa)
Cabang Bogor menyebutkan bahwa ia harus lebih pandai
membagi waktu, apalagi di RQ terdapat jam malam yang
13 Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019. 14 (RQ DaTa), Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah (Depok: RQ DaTa, 2018), h. 13. 15 (RQ DaTa), Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah (Depok: RQ DaTa, 2018), h. 20.
8
pada waktu tersebut wajib digunakan untuk muraja‟ah dan
menyetorkan hafalan. Jadi, harus lebih pandai dalam
mengatur waktu untuk tugas akademik, organisasi dan
kegiatan lainnya dengan kegiatan di RQ DaTa. Target
hafalan pada awalnya dapat dipenuhi namun sekarang
lebih sedikit hafalan yang disetorkan karena mulai
padatnya tugas akademik maupun lainnya.16
Proses menghafal Al-Qur‟an tidaklah mudah dan
bahkan dapat memakan waktu yang cukup lama
tergantung pada kekuatan memori penghafal Al-Qur‟an
juga dibutuhkan fokus dalam menghafal. Hal tersebut
mengingat Al-Qur‟an terdiri dari 114 surat, 6.236 ayat,
77.439 kata, dan 323.015 huruf dengan menggunakan
Bahasa Arab yang bukan merupakan bahasa asli
masyarakat Indonesia17
.
Banyak orang yang ingin menghafalkan Al-Qur'an
tetapi mereka khawatir jika tidak bisa menambah dan
menjaga hafalannya. Mahasantri terkadang dihinggapi
rasa malas dalam menghafal dan merasa sulit dalam
membagi waktu aktivitas sehari-hari. Akibat hal tersebut,
tidak sedikit para penghafal Al-Qur'an putus harapan
karna tidak mampu menyelesaikan hafalan 30 juz dengan
berbagai alasan. Pada akhirnya mahasantri hanya dapat
16
Wawancara dengan Arih Amirah Sari Mahasantri Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah cabang Bogor. Pada 23 Mei 2019. 17
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): h. 2.
9
menghafal sampai dengan jumlah terbatas tidak sesuai
dengan keinginan yang sesungguhnya yakni khatam 30
juz sesuai waktu yang ditetapkan oleh pihak asrama
tahfidz.18
Rasulullah Saw. telah memperingatkan umat Islam
dengan keras agar tidak melupakan Al-Qur‟an. Bukhari
dan Muslim telah meriwayatkan Hadits dari Abu Musa al-
Asy‟ari ra. yang berkata, bahwa Rasulullah Saw.
bersabda:
يده لهو اشد تفلتا من الابل في عقلهاتعاىدوا ىذا القرآن فوالذي نفس محمد ب
)روه اابخاري و المسلم (
Artinya: “Peliharalah Al-Qur‟an ini olehmu
dengan ketat, karena demi jiwa Muhammad yang
berada dalam kekuasaan-Nya, menjaga (Al-
Qur‟an) sungguh lebih sulit daripada menjaga
onta dalam ikatannya”.19
Charani & Subandi (2010) menjelaskan bahwa Pada
proses menghafal Al-Qur‟an banyak ditemukan hambata-
hambatan yang dialami oleh santri hafidz seperti malas,
mudah lupa, tidak sabar, cepat putus asa, semangat yang
18
Ahmad Rosidi, Motivasi Santri dalam Menghafal Al - Qur‟an
(Studi Multi Kasus di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PPIQ) PP. Nurul
Jadid Paiton Probolinggo, dan Pondok Pesantren Tahfizhul Al-Qur'an
Raudhatusshalihin Wetan Pasar Besar Malang), Al-Qodiri : Jurnal Pendidikan
Sosial dan Keagamaan, Vol. 10, No.1, (April, 2016), h. 69. 19
Abu „Abd-I‟r-Rahman, Pedoman Menghayati dan Menghafal Al-
Qur‟an (Jakarta:Hadi Pres, 1997), h. 18.
10
melemah, banyaknya ayat-ayat yang sama, dan kurangnya
muroja‟ah atau mengulang hafalan.20
Mahasantri Tahfidz diharapkan memiliki efikasi diri
yang tinggi dalam menghafal Al-Qur‟an agar dapat
menyelesaikan target hafalan sesuai yang telah ditentukan
yayasan. Namun, aktivitas mahasantri yang cukup padat
menimbulkan target hafalan tidak tercapai.
Efikasi diri dipengaruhi oleh berbagai faktor, internal
dan eksternal. Faktor internal dapat dilihat dari
pengalaman mahasiswa sebelum masuk pada asrama
tersebut dan bisa juga dipengaruhi oleh faktor internal
lainnya. Faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh
dukungan sosial, berupa dukungan sosial keluarga,
pembimbing, maupun teman asrama.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri
tidak selalu tinggi tetapi juga ada yang sedang bahkan
rendah. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Adhim
(2016) bahwa tingkat efikasi diri dan tingkat motivasi
belajar mahasiswa penghafal Al-Qur‟an mayoritas berada
pada kategori sedang. Kemudian ditemukan bahwa tidak
adanya pengaruh yang signifikan antara efikasi diri dan
motivasi belajar terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an.21
20
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): h. 2. 21 Muhammad Fauzil Adhim, “Pengaruh Motivasi diri dan Motivasi
Menghafal terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an Mahasiswa UIN Maulana
11
Selain itu ditemukan bahwa terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi efikasi diri dari faktor internal seperti
penelitian Puspitarani dan Wahyu (2009) menunjukkan
adanya hubungan positif antara efikasi diri dengan sikap,
terhadap polusi udara pasar unggas. Semakin tinggi
efikasi diri maka semakin positif sikap terhadap polusi
udara pasar unggas.22
Muhammad Farid Al-Habib dan I
Ketut Rahyuda (2015) juga memberikan hasil
penelitiannya bahwa efikasi diri berhubungan dengan
kebutuhan. Seperti penelitian efikasi diri dan kebutuhan
akan prestasi memiliki pengaruh positif dan signifikan
secara langsung terhadap niat berwirausaha.23
Rahmawati dan Budiningsih (2015) juga menujukkan
adanya hubungan antara efikasi diri dengan faktor lain
yakni berpikir positif yaitu pada mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi.24
Selain itu ditemukan bahwa terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi efikasi diri dari faktor ekternal yaitu
dukungan sosial yang ditunjukkan oleh penelitian Faza
Malik Ibrahim Malang angkatan 2013”, (Skripsi, Fakultas Psikologi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2016), 17. 22 Wahyu Puspitarani, et al,“Hubungan antara Efikasi diri dengan
Sikap terhadap polusi udara pasar unggas pada pekerja pasar Rejomulyo
Semarang” (Under graduate thesis, Universitas Diponegoro), h. 16. 23
Muhammad Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda (2015) E-Jurnal
Manajemen Unud, “Pengaruh Efikasi diri, kebutuhan akan prestasi dan
keberanian mengambil resiko terhdap niat berwirausaha mahasiswa”
Volume. 4, No. 9, (2015) h. 2619. 24 Fika Rahmawati dan Tri Esti Budiningsih, “Hubungan antara
berfikir positif dengan Efikasi diri Akademik pada Mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi” jurnal Intuisi, volume. 7, no. 1 (2015): h. 3.
12
dan Kustanti (2018) yang menghubungkan efikasi diri
dengan dukungan sosial bahwa efikasi diri berhubungan
positif dengan dukungan sosial. Artinya semakin tinggi
dukungan sosial maka semakin tinggi efikasi diri
menghafal Al-Qur‟an.25
Hasil penelitian Sofyana (2017) menunjukkan bahwa
efikasi diri berhubungan positif dengan dukungan sosial
yaitu tingkat perhatian guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) dan Budi Pekerti adalah cukup baik, tingkat efikasi
diri peserta diri adalah cukup baik, terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara perhatian guru dengan
efikasi diri hafalan peserta didik dalam mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti kelas XII SMK Negri 5
Yogyakarta.26
Mufidah dan Choiril (2015) menunjukkan bahwa
mayoritas tingkat dukungan sosial yang diperoleh santri
berada pada taraf sedang dengan prosentase 61,8 yakni
sebanyak 34 santri, dan tingkat efikasi diri subjek
menunjukkan bahwa mayoritas efikasi diri santri berada
pada taraf sedang dengan presentase 83,6 yakni sebanyak
46 santri. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
25 Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): h. 259. 26 Arifa Sofyana, “Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi diri
Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Kelas XII SMK Negri 5 Yogyakarta”, Skripsi, 2017.
13
signifikan antara variabel dukungan sosial dengan
variabel efikasi diri.27
Berdasarkan hal tersebut maka penting dan menarik
untuk dilakukan penelitian tentang: “Efikasi Diri
Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur’an di Rumah
Qur’an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor.”
B. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka batasan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
1) Peneliti membatasi permasalahan seputar efikasi diri
mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor yang
dihubungkan dengan karakteristik individu dan
dukungan sosial.
2) Efikasi diri adalah keyakinan diri dalam meyelesaikan
hafalan Al-Qur‟an khatam 30 juz pada mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Bagaimana tingkat efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor?
27 Mufidah, Alaiya Choiril, “Hubungan antara dukungan sosial
dengan efikasi diri dalam menghafal Al-Qur'an santri putri Nurul Furqon
Wetan Pasar Besar Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim”, skripsi, 2015.
14
2) Bagaimana hubungan karakteristik individu dan
dukungan sosial terhadap efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor?
3) Apa saja dimensi yang berhubungan dengan efikasi
diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor dari faktor
karakteristik individu dan dukungan sosial?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1) Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan tingkat efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor.
2. Menganalisis hubungan karakteristik individu dan
dukungan sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor.
3. Mengetahui dimensi yang berhubungan dengan efikasi
diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor dari faktor
karakteristik individu dan dukungan sosial.
2) Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
15
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi perkembangan ilmu
bimbingan agama serta menjadi referensi untuk
penelitian lanjutan sejenis terkait dengan tingkat
efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an,
hubungan efikasi diri dengan karakteristik individu
dan dukungan sosial mahasantri dalam menghafal Al-
Qur‟an dan dimensi yang berhubungan dengan efikasi
diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.
2. Secara Praktis
Bagi praktisi bimbingan dan penyuluhan Islam,
penelitian kajian keIslaman ini diharapkan
memberikan ilmu terkait efikasi diri, karakteristik
individu dan dukungan sosial. Agar dengan itu,
praktisi/pembimbing dapat membantu meningkatkan
efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.
3. Pemangku kebijakan
Bagi pemangku kebijakan, penelitian ini
diharapkan dapat menjelaskan peluang dan tantangan
dalam proses menghafal Al-Qur‟an sehingga menjadi
referensi pendukung dalam mengambil kebijakan
untuk mendukung para penghafal Al-Qur‟an.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam menyusun penelitian ini, peneliti melakukan
studi pustaka di Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi maupun Perpustakaan umum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti juga
16
mengadakan tinjauan literatur terhadap beberapa
penelitian sebelumnya yang memiliki kemiripan judul
tentang fokus kajian terkait efikasi diri dalam menghafal
Al-Qur‟an guna menghindari bentuk plagiat, antara lain:
1) Penelitian Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, Jurnal
Empati, Januari 2018, Volume 7 (No. 1), Fakultas
Psikologi, tentang “Hubungan Antara Dukungan
Sosial Orangtua dengan Efikasi diri Menghafal Al-
Qur‟an Pada Santri Hafidz di Pondok Pesantren
Modern Al-Qur‟an dan Raudhatul Huffadz”.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri
menghafal Al-Quran pada santri hafidz di Pondok
Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudlotul Huffadz
dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan positif
antara dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri
menghafal Alquran pada santri hafidz di Pondok
Pesantren Modern Alquran dan Raudlotul Huffadz
dengan koefisien korelasi 0,323 dengan p = 0,000
(p<0,05). Nilai koefisien korelasi menunjukkan
terdapat hubungan positif, artinya semakin tinggi
dukungan sosial orangtua maka semakin tinggi efikasi
diri menghafal Alquran. Nilai koefisien determinasi
sebesar 0,104, artinya dukungan sosial orangtua
memberikan sumbangan efektif sebesar 10,4 % pada
efikasi diri. Kelebihannya adalah peneliti memberi
17
saran bahwa masih terdapat 89 % faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi efikasi diri yang tidak di ungkap
dalam penelitian ini yang dapat di teliti oleh peneliti
lain. Faktor-faktor itu diantaranya coping stress dan
motivasi berprestasi yaitu 27,8 % sumbangan efektif
pada coping stress dan 43,2 % pada motivasi
berprestasi. Kekurangannya, peneliti hanya meneliti
terkait hubungan dukungan sosial orangtua pada
efikasi diri penghafal Al-Qur‟an dan masih banyak
faktor lain yang tidak diteliti seperti coping stress dan
motivasi berprestasi. Berbeda dengan penelitian saya
yaitu tentang “Efikasi Diri Mahasantri dalam
Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Cabang Bogor”.
2) Penelitian Arifa Sofyana, skripsi, 2017 tentang
“Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi diri
Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII
SMK Negri 5 Yogyakarta”. Penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi
diri Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII
SMK Negri 5 Yogyakarta dengan menggunakan
metode Kuantitatif Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling. Kuantitatif yakni
menguji hipotesa dengan angket sebagai instrument
pengumpulan data utamanya yang data tersebut
18
berupa angka. Pendekatan psikologi. Hasil dari
penelitian ini adalah Tingkat perhatian guru PAI dan
Budi Pekerti adalah cukup baik, tingkat efikasi diri
peserta diri adalah cukup baik, terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara perhatian guru
dengan efikasi diri hafalan peserta didik dalam mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XII SMK Negri
5 Yogyakarta (rxy= 0.495, p= 0.000, p<0.01).
Kelebihan penelitian ini adalah memaparkan secara
jelas dan lengkap mulai dari pendahuluan dan
Memberi saran untuk peneliti selanjutnya agar
penelitian bisa dilakukan di jenjang yang lebih rendah
semisal SMP/MTs. Kelemahannya adalah Tidak
menyarankan dgn cara apa perhatian yang efektif yang
baiknya diberikan oleh peserta didik. Berbeda dengan
penelitian saya tentang “Efikasi Diri Mahasantri
dalam Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor”.
3) Penelitian Adhim dan Muhammad Fauzil, Skripsi,
2016 tentang “Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi
Menghafal terhadap Prestasi Menghafal Al-Quran
Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Angkatan 2013” penelitian ini untuk mengetahui
Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Menghafal
terhadap Prestasi Menghafal Al-Quran Mahasiswa
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2013
dengan menggunakan metode Kuantitatif. Hasil dari
19
penelitian ini bahwa mahasiswa penghafal Al-Qur‟an
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang angkatan 2013
menunjukan tingkat efikasi diri mayoritas berada pada
kategori sedang 82% (41 orang). Tingkat motivasi
menghafal mayoritas berada pada kategori sedang
54% (27 orang). Serta mahasiswa penghafal Al-
Qur‟an menunjukan prestasi menghafal mayoritas
berada pada kaegori sedang 82% (41 orang). Hasil
regresi berganda menunjukan Pengaruh efikasi diri
dan motivasi menghafal terhadap prestasi menghafal
Al- Qur‟an secara keselurhan menunjukan tidak
adanya pengaruh yang signifikan. Taraf signifikasi
yang terdapat sebesar 0,192 (p>0.05). Kelebihan
penelitian ini adalah Memberikan saran agar
memperhatikan faktor lain seperti lingkungan, teman,
metode, target, skill/IQ dan factor lainnya yang
mempengaruhi prestasi menghafal. Berbeda dengan
penelitian saya tentang “Efikasi Diri Mahasantri
dalam Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor”.
4) Penelitian Alaiya Choiril Mufidah, skripsi, 2015
tentang “Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan
Efikasi Diri Dalam Menghafal Al-qur‟an Santri Putri
Nurul Furqon Wetan Pasar Besar Malang”. Penelitian
ini untuk mengetahui Hubungan Antara Dukungan
Sosial dengan Efikasi Diri Dalam Menghafal Al-
qur‟an Santri Putri Nurul Furqon Wetan Pasar Besar
20
Malang dengan meggunakan metode pendekatan
kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa mayoritas tingkat dukungan sosial yang
diperoleh santri berada pada taraf sedang dengan
prosentase 61,8 yakni sebanyak 34 santri, dan tingkat
efikasi diri subjek menunjukkan bahwa mayoritas
efikasi diri santri berada pada taraf sedang dengan
prosentase 83,6 yakni sebanyak 46 santri. Dengan
rtabel<rhitungyakni 0,3445 < 0,505 dan nilai
probabilitas (p = 0,000) dengan banyak sampel 55
santri, yang artinya hipotesis dalam penelitian ini
diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel dukungan
sosial dengan variabel efikasi diri, jadi apabila santri
putri Nurul Furqon yang sedang menghafalkan al-
qur‟an mendapatkan dukungan sosial tinggi, maka
efikasi diri akan semakin tinggi pula, dan begitu juga
sebaliknya. Kelebihan dari penelitian ini ialajh
penjelasan dijelaskan dengan rinci. Berbeda dengan
penelitian saya tentang “Efikasi Diri Mahasantri
dalam Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor”.
5) Penelitian, Fika Rachmawati dan Tri Esti Budiningsih,
Jurnal Psikologi Ilmiah, 2015, Volume 7 (No. 1),
tentang “Hubungan antara Berfikir Positif dengan
Efikasi diri Akademik pada Mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi”. Penelitian ini untuk mengetahui
21
Hubungan antara Berfikir Positif dengan Efikasi diri
Akademik pada Mahasiswa yang sedang menyusun
skripsi dengan meggunakan metode pendekatan
kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara berfikir positif dengan
efikasi diri akademik pada mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi. Semakin tinggi berpikir positif
maka semakin tinggi pula efikasi diri
akademik dan semakin rendah berpikir positif maka
semakin rendah pula efikasi diri akademiknya. Skala
berpikir positif terdiri dari 43 aitem, mempunyai
koefisien validitas aitem antara 0,283 sampai dengan
0,729 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,892. Adapun
skala efikasi diri akademik terdiri dari 35 aitem,
mempunyai koefisien validitas aitem antara 0,292
sampai dengan 0,774 dan koefisien reliabilitas sebesar
0,896. Teknik analisis data menggunakan tekhnik
Product Moment dengan hasil koefisien korelasi
sebesar 0,526 dengan taraf signifikansi p = 0,000
dimana p 0,01. Kelebihan dari penelitian ini ialah
penjelasan dijelaskan dengan rinci. Berbeda dengan
penelitian saya tentang “Efikasi Diri Mahasiswa
dalam Menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor”.
F. Sistematika Penulisan
Dalam Penelitian Skripsi ini terbagi menjadi 5 BAB
sebagai berikut:
22
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, batasan dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan kajian terdahulu, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai deskripsi teoritis tentang
efikasi diri meliputi pengertian efikasi diri, sumber efikasi
diri, dimensi efikasi diri, faktor pembentuk dan
berhubungan dengan efikasi diri dan efikasi diri dalam
pandangan Islam, pengertian Mahasantri, bimbingan
menghafal Al-Qur‟an, macam – macam bimbingan,
metode bimbingan, metode (Thariqah) menghafal Al-
Qur‟an. Kemudiaan pengertian karakteristik individu,
indikator, hasil penelitian sebelumnya, dan pengertian
dukungan sosial, indikator, hasil penelitian sebelumnya.
Terakhir kerangka pemikiran.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas jenis dan pendekatan penelitian,
populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, sumber
data, instrumentasi penelitian meliputi uji validitas dan uji
reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik
pengolahan data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM DAN HASIL
ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan tentang temuan dan analisis data
mengenai gambaran umum Yayasan Sahabat Rumah Al-
Qur‟an Daarut Tarbiyah terdiri dari sejarah yayasan, visi,
23
misi, motto dan tujuan, strategi yayasan, struktur
organisasi, program kurikulum kuliah Tahfidzul Qur‟an
dan program kegiatan. Kemudian temuan dan hasil
analisis data yang terdiri dari karakteristik responden,
gambaran umum efikasi diri mahasantri program
bimbingan menghafal Al-Qur‟an dan analisis data uji
korelasi.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan simpulan dan saran. Pada bagian
akhir memuat tentang daftar pustaka dan lampiran.
24
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efikasi diri (self efficacy)
1.1 Pengertian Efikasi diri (self efficacy)
Efikasi diri merupakan teori yang dicetuskan oleh
Bandura sebagai seorang tokoh psikologi. Bandura
mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan individu
mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas
atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil
tertentu. Individu yang memiliki efikasi diri atau
keyakinan mengenai kemampuan dirinya sendiri akan
terus berusaha untuk menyelesaikan suatu tugas,
mencapai tujuan dan mengatasi semua hambatan
untuk mencapai suatu hasil dalam situasi tertentu.28
Selain itu, Bandura dan Wood mengatakan bahwa
efikasi diri merupakan kepercayaan tentang
kemampuan seseorang dalam mengarahkan motivasi,
sumber daya kognitif, dan menentukan tindakan yang
dibutuhkan untuk mencapai suatu situasi yang di
inginkan.29
Bandura (dalam Ghufron & Risnawita,
2010) menyebutkan bahwa individu dengan efikasi
yang tinggi mampu menemukan cara untuk mengatasi
28
M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 73. 29
Muhammad Rusdil Fikri, “Analisis self-efficacy Siswa Terhadap
Mata Pelajaran Kimia di SMK Khazanah Kebajikan”, (PPKT, Fak. Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Univ. Islam Negeri Jakarta, 2018), h. 5.
25
kesulitan yang berbeda pada setiap tugas yang
dimilikinya.30
Baron dan Byrne (2003) menjelaskan efikasi diri
sebagai keyakinan seseorang akan kemampuan atau
kompetensinya atas kinerja tugas yang diberikan,
mencapai tujuan atau mengatasi sebuah hambatan. Di
samping itu, Schultz (1994) mendefinisikan Efikasi
diri sebagai perasaan kita terhadap kecukupan,
efesiensi, dan kemampuan kita dalam mengatasi
kehidupan.31
Kemudian Bandura menyebut keyakinan atau
harapan diri sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya
disebut ekspektasi hasil. Efikasi diri atau efikasi
ekspektasi (self effication) – efficacy expectation)
adalah “persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus
diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu.” Efikasi
diri berhubungan dengan keyakinan bahwa diri
memiliki kemampuan melakukan tindakan yang
diharapkan. Efikasi adalah penilaian diri, apakah dapat
melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau
salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan
30
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): 260. 31
Muhammad Rusdil Fikri, “Analisis self-efficacy Siswa Terhadap
Mata Pelajaran Kimia di SMK Khazanah Kebajikan”, (PPKT, Fak. Ilmu
Tarbiayh dan Keguruan, Univ. Islam Negri Jakarta, 2018), h. 5.
26
yang di persyaratkan.32
Efikasi berbeda dengan
aspirasi (cita-cita), karena cita-cita menggambarkan
sesuatu yang ideal yang seharusnya (dapat dicapai),
sedang efikasi menggambarkan penilaian kemampuan
diri. Efikasi diri merupakan variabel pribadi yang
penting, sehingga jika digabung dengan tujuan-tujuan
spesifik dan pemahaman mengenai prestasi akan
menjadi penentu tingkah laku mendatang yang
penting.33
Kemudian Hergenhann menyatakan bahwa orang
yang menganggap tingkat kemampuannya cukup
tinggi akan berusaha lebih keras, dan lebih gigih
menjalankan tugas dibandingkan dengan orang yang
menganggap kemampuan dirinya rendah.34
Santrock (2012), yang menjelaskan bahwa
seseorang yang memiliki efikasi diri yang tinggi
cenderung meluangkan lebih banyak waktu untuk
berusaha mempelajari tugas yang dimiliki.35
32
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009),
h.287-288. 33
Ibid, h.287-288. 34
Elsavina Rizky, Zulherman dan Devi Risma, “Hubungan Efikasi
Diri dengan Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas
Kedokteran Universitas Riau”, JOM FK Volume 1, No. 2, (Oktober, 2014), h.
3. 35
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): 260.
27
1.2 Sumber Efikasi diri
Efikasi diri atau keyakinan kebisaan diri dapat
diperoleh, diubah, ditingkatkan atau diturunkan,
melalui salah satu atau kombinasi empat sumber,
yakni pengalaman menguasai sesuatu prestasi
(performance accomplishment), pengalaman vikarius
(vicarious experience), persuasi sosial (social
persuation) dan pembangkitan emosi (emotional
physiological states). sebagai berikut:36
a) Pengalaman Performasi
Pengalaman Performasi adalah prestasi yang
pernah dicapai pada masa yang telah lalu. Sebagai
sumber, performasi masa lalu menjadi pengubah
efikasi diri yang paling kuat pengauhnya. Prestasi
(masa lalu) yang bagus meningkatkan ekspektasi
efikasi, sedang kegagalan akan menurunkan
efikasi. Mencapai keberhasilan akan memberi
dampak efikasi yang berbeda-beda, tergantung
pada proses pencapaiannya. Beberapa pernyataan
terkait hal tesebut antara lain:
1) Semakin sulit tugasnya, keberhasilan
akan membuat efikasi semakin tinggi.
36
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009),
h.287.
28
2) Kerja sendiri, lebih meningkatkan
efikasi disbanding kerja kelompok,
dibantu orang lain.
3) Kegagalan menurunkan efikasi, kalau
orang sudah berusaha sebaik mungkin.
4) Kegagalan dalam suasana
emosional/stress, dampaknya tidak
seburuk kalau kondisinya optimal.
5) Kegagalan sesudah orang memiliki
keyakinan efikasi yang kuat,
dampaknya tidak seburuk kalau
kegagalan itu terjadi pada orang yang
eyakinan efikasinya belum kuat.
6) Orang yang biasa berhasil, sesekali
gagal tidak mempengaruhi efikasi.
b) Pengalaman Vikarius
Pengalaman Vikarius diperoleh melalui model
sosial. Efikasi akan meningkat ketika mengamati
keberhasilan orang lain, sebaliknya efikasi akan
menurun jika mengamati orang yang
kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya
ternyata gagal. Kalau figur yang diamati berbeda
dengan diri pengamat, pengaruh vikarius tidak
besar. Sebaliknya ketika mengamat kegagalan
figur yang setara dengan dirinya, bisa jadi orang
tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal
29
dikerjakan figur yang diamatinya itu dalam jangka
waktu yang lama.
c) Persuasi Sosial
Efikasi diri juga dapat diperoleh, diperkuat
atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak
dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang
tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi
efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada
pemberi persuasi, dan sifat realistik dari apa yang
dipersuasikan.
d) Perbangkitan Emosi
Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan
akan mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu.
Emosi yang kuat, takut, cemas, stess, dapat
mengurangi efikasi diri. Namun bisa terjadi,
peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) dapat
meningkatkan efikasi diri.37
1.3 Dimensi Efikasi diri
Menurut Bandura yang dikutip oleh Ghufron dan
wati menyatakan bahwa, efikasi diri pada tiap
individu akan berbeda antara satu individu dengan
yang lainnya berdasarkan tiga dimensi sebagai
berikut:38
37
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009),
h.287-290. 38
M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 80-81.
30
a. Tingkat (level)
Kemampuan individu dalam mengerjakan
suatu tugas berbeda dalam tingkat kesulitan tugas,
individu memiliki kemampuan yang tinggi pada
tugas mudah dan sederhana atau juga pada tugas-
tugas yang rumit dan membutuhkan kompetensi
yang tinggi. Individu yang memiliki kemampuan
yang tinggi cenderung memilih tugas yang tingkat
kesulitannya sesuai dengan kemampuannya.
b. Keluasan (Generality)
Dimensi ini berkaitan dengan penguasaan
individu terhadap bidang atau tugas pekerjaan.
Individu dapat menyatakan dirinya memiliki
kemampuan pada aktifitas yang luas, atau terbatas
pada fungsi domain tertentu saja. Individu dengan
kemampuan yang rendah hanya menguasai sedikit
bidang yang akan diperlukan dalam
menyelesaikan suatu tugas.
c. Kekuatan (Strength)
Dimensi yang ketiga ini menekankan pada
tingkat kekuatan atau kemantapan individu
terhadap keyakinannya. Kemampuan
menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan
individu akan memberikan hasil yang sesuai
dengan yang diharapkan individu. Kemampuan
menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang
31
keras, bahkan ketika menemui hambatan
sekalipun.39
1.4 Faktor Pembentuk dan berhubungan dengan Efikasi
Diri
Menurut Bandura tinggi rendahnya efikasi diri
seseorang dalam setiap tugas sangat bervariasi. Hal
tersebut disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang
berpengaruh dalam mempersepsikan kemampuan diri
individu. Beberapa faktor yang mempengaruhi efikasi
diri tersebut, antara lain: Jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan dan pengalaman.40
Menurut Faza dan Kustanti (2018) menyebutkan
faktor-faktor dalam pembentuk efikasi diri
diantaranya dukungan sosial, koping stress dan
motivasi berprestasi. Dukungan sosial memberikan
sumbangan efektif sebesar 10,4 persen pada efikasi
diri, sedangkan coping stress dan motivasi berprestasi
yaitu 27,8 persen sumbangan efektif pada coping
stress dan 43,2 persen pada motivasi berprestasi.41
1.5.Efikasi Diri dalam Pandangan Islam
Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan
seberapa kemampuannya dalam menyelesaikan tugas
39
M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 80-81. 40
Ibid, h.81. 41
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): 260.
32
untuk mencapai sebuah keberhasilan. Dalam agama
Islam, seorang muslim dianjurkan agar selalu optimis
dan yakin bahwa ia mampu menghadapi berbagai
permasalahan dan Allah akan mengabulkan sesuai
dengan do‟a dan usahanya. Sebagaimana tertulis
dalam firman Allah sebagai berikut :
ن لل س وأن ل زىو يج ث ٠٤ ي رى ف سو ۥيو سع وأن ٩٣ سعى ما إلا إنس
٠٤ ف أو ٱل ء جزا ٱل
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia
tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu
kelak akan diperlihatkan (kepadanya),
kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna”.(Q.S
An-Najm: 39-41)42
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan
membalas setiap usaha (menghafal Al-Qur‟an) yang
dilakukan oleh makhlukNya dengan balasan yang
terbaik sampai dengan sempurna. Jadi sekecil apapun
usaha yang dilakukan maka akan ada ganjaran dari
Allah maka teruslah berikhtiar (berusaha).
Selain ayat tersebut, terdapat juga ayat yang
menerangkan terkait hasil sesuai dengan usaha yang
dilakukan. Sebagai berikut:
42
Al-Qur‟an Qordoba Special for Muslimah, (Bandung: PT. Cordoba
International Indonesia, 2012), Cet. Ke-1, h..528.
33
ت ۥلو ب ن معق إن ٱللو ر أم من ۥفظونو يح فۦو خل ومن ه يدي ن ب م
ر لا ٱللو م ما بقو ي غي بأنفسهم ما ي غي روا حت م بقو ٱللو أراد وإذا
ن لهم وما ۥلو مرد فل ا ء سو ٤٤ وال من ۦدونو م
Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-
malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,
di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia." (Q.S Ar-
ra'du: 11)43
Ayat tersebut menerangkan bahwa malaikat selalu
mengawasi makhlukNya atas perintah Allah. Dan
suatu kaum (seseorang) jika ingin mengubah keadaan
maka berusahalah sebaik mungkin oleh dirimu sendiri
kemudian Allah akan mengubahnya. Juga sebaliknya,
jika Allah menghendaki keburukan pada makhluknya
tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya. Dan
sebaik-baik pelindung hanya kepada Allah.
43
Al-Qur‟an Qordoba Special for Muslimah, (Bandung: PT. Cordoba
International Indonesia, 2012), Cet. Ke-1, h.250.
34
Menghafal Al-Qur‟an merupakan salah satu jihad
untuk mencapai ridho Allah dan dengan itu Allah akan
beri jalan (kemudahan). Seperti pada ayat berikut:
هدوا فينا لنو هم وٱلذين ج ٩٣ سني مح ٱل لمع لو ٱل وإن سب لنا دي ن
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad
untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-
jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-
benar beserta orang-orang yang berbuat
baik”.(Q.S Al-Ankabut: 69)44
Ayat ini menerangkan bahwa, bagi makhlukNya
yang berjihad (menghafal Al-Qur‟an) dalam mencari
keridhaan Allah (perbuatan yang ma‟ruf) maka akan
Allah mudahkan. Dan Allah bersama orang-orang
yang berbuat baik.
Terdapat juga beberapa keutamaan penghafal Al-
Qur‟an yang dapat bermanfaat untuk penghafal Al-
Qur‟an juga untuk bangsa dan agama yang tertuang
dalam hadist sebagai berikut:
Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Turmudzi dan Abu
Dawud dari „Usman ibn „Affan ra. Bahwa Rasulullah
Saw. Bersabda: ركم من ت علم القرآن وعلمو )روه البخارى ( خي
44
Al-Qur‟an Qordoba Special for Muslimah, (Bandung: PT. Cordoba
International Indonesia, 2012), Cet. Ke-1, h. 404.
35
Artinya: “Sebaik-baik diantaramu yaitu yang
belajar Al-Qur‟an dan mengajarkannya”.
(HR. Bukhari)45
عا لاصحابو )روه مسلم( اق رأالقرآن فانو يأت ي وم القيامة شفي
Artinya: “Bacalah Al-Qur‟an, maka
sesungguhnya dengan bacaan Qur‟an akan
datang pada hari kiamat untuk memberikan
pertolongan kepada para pembacanya.” (HR.
Muslim)46
Penghafal Al-Qur‟an didahulukan menjadi imam
ketika shalat berjamaah. Dari Abu Mas‟ud Al- Ansori,
Nabi Muhammad SAW bersabda:
ي وم القوم اق رؤىم لكتاب الله فان كان وا ف القراءة سواء فاعلمهم باسنة ولا ي ؤمن
.الرجل الرجل ف سلطانو
Artinya: “Seseorang yang paling berhak
menjadi imam adalah yang paling banyak
hafalan Al-Qur‟annya. Jika dalam hafalan Al-
Qur‟an mereka sama, maka didahulukan yang
paling paham dengan sunnah dan seseorang
tidak boleh menjadi imam di wilayah orang
lain.” (HR. Ahmad 17526, Muslim 1564, dan
yang lainnya).47
45
Di kutip dari, https ://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-
penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat pada tanggal 31 Desember 2019. 46
Hussein Bahresi, Hadist Shahih Al-Jami‟ush Shahih Bukhari-
Muslim, (Surabaya: Karya Utama), h. 200-201. 47 Dikutip dari, https ://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-
penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat pada tanggal 31 Desember 2019.
36
Kedudukan penghafal Al-Qur‟an di syurga, sesuai
banyaknya ayat yang dihafal. Dari Abdullah bin Amr,
Nabi saw bersabda:
نيا فان يقال نصاحب انقزآن اقزا ورجق ورجهكما كنث جزجم فى اند
)روه دود و انحز ميذ( .منزنك عند اخز اية جقزؤها
Artinya: “Ditawarkan kepada penghafal Al-
Qur‟an, Baca dan naiklah ke tingkat
berikutnya. Baca dengan tartil sebagaimana
dulu kamu mentartilkan Al-Qur‟an ketika di
dunia. Karena kedudukanmu disyurga
seyingkat dengan banyaknya ayat yang kamu
hafal.” (HR. Abu Daud 1464, Tirmidzi
2914).48
Penghafal Al-Qur‟an di akhirat akan diberi
mahkota dan pakaian kemuliaan. dari Abu Hurairah
r.a, Nabi SAW bersabda:
القيمة ف ي قول يارب حلو ف ي لبس تاج الكرمة ث ي قول يا رب زده يىء القرآن ي وم
ف ي لبس حلو الكرمة ث ي قول يا رب ارض عنو ف ي قول لو اق را وارق و ت زاد بكل اية
حسنة )روه الترميذ(
Artinya: Al-Qur‟an akan datang pada hari
kiamat, lalu dia berkat, “Ya Allah, berikan dia
perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang
hafidz Al-Qur‟an mahkota kemuliaan. Al-
48
Dikutip dari, https ://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-
penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat pada tanggal 31 Desember 2019.
37
Qur‟a meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan
untuknya.” Lalu di diberi pakaian perhiasan
kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya
Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya.
Lalu dikatakan kepada hafidz Qur‟an,
“Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan
untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu
baca. (HR. Timidzi 2915)49
Dari beberapa teori, penulis mengambil teori
menurut Bandura bahwa efikasi diri adalah sebagai
keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya
dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan
untuk mencapai hasil tertentu.. Individu yang
memiliki efikasi diri atau keyakinan mengenai
kemampuan dirinya sendiri akan terus berusaha untuk
menyelesaikan suatu tugas, mencapai tujuan dan
mengatasi semua hambatan untuk mencapai suatu
hasil dalam situasi tertentu.50
Juga menurut Bandura
yang dikutip oleh Ghufron dan wati menyatakan
bahwa, efikasi diri pada tiap individu akan berbeda
antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan
tiga dimensi sebagai berikut: Tingkat (level), keluasan
(generality) dan kekuatan (strength).51
49
Dikutip dari, https ://islamqa.info/id/answers/14035/keutamaan-
penghafal-al-quran-di-dunia-dan-akhirat pada tanggal 31 Desember 2019. 50
M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 73. 51
Ibid, h. 80-81.
38
2.1. Pengertian Mahasantri
Kata mahasantri sebetulnya hanyalah “maha” dan
“santri” yan bermakna mahasiswa yang dengan
prosedur tertentu diterima oleh pondok (pesantren)
untuk dibimbing dan dibina tentang keilmuan dan
keislaman melalui sistem pendidikan yang
diterapkan.52
Mahasiswa yang mengenyam pendidikann di
pesantren itu dinamakan mahasantri. Sebutan yang
hanya dijumpai di lingkungan pesantren yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi. Mahasantri-
mahasantri itu mengenyam pendidikan di pesantren-
pesantren yang bercirikan Tahfizhul Qur‟an. 53
Mahasiswa di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah
merupakan salah satu kumpulan dari penghafal Al-
Qur‟an yang tinggal diasrama tahfidz yang kemudian
di sebut mahasantri. Mahasiswa memiliki kehidupan
yang sangat berbeda dengan yang berada pada sekolah
tingkat dasar hingga sekolah tingkat menengah.
Mahasiswa memiliki lebih beragam kegiatan yang
dikerjakan sehingga membuat mahasiswa harus dapat
membagi waktu yang lebih baik untuk kegiatan
52
Akbar Ahmatu, Persepsi Mahasantri Terhadap Sistem Pendidikan
Pondok Kader Muhammadiyah, studi kasus naskah artikel pubilikasi (2014):h.
7. 53
Andy Wiyarto, Motivasi Menghafal Al-Qur‟an Pada Mahasantri
Pondok Pesantren Tahfizhul Qur‟an Di Surakarta, Naskah Publikasi S1 Fak.
Psikologi dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
(2012): 2.
39
kesehariannya seperti: tugas kuliah, mempersiapkan
presentasi materi perkuliahan, keikutsertaan dalam
agenda ke-organisasian, baik itu organisasi internal
maupun external kampus, juga kegiatan tambahan
lainnya yakni mengikuti unit kegiatan mahasiswa
yang ada di universitas. Ditambah mahasiswa yang
berasrama di rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah ini
memiliki kegiatan menghafal Al-Qur‟an khatam 30
juz selama 3-4 tahun dan 5 Juz pertahunnya.
2.2 Bimbingan Menghafal Al-Qur‟an
Bimbingan adalah “guidance” yang kata dasarnya
“guide” memiliki beberapa arti: (a) menunjukkan
jalan (showing the way), (b) memimpin (leading), (c)
memberikan petunjuk (giving instruction), (d)
mengatur (regulating), (e) mengarahkan (governing),
dan (f) memberi nasihat (giving advice) (Winkel,
1991). Istilah “guidance”, juga diterjemahkan dalam
arti bantuan atau tuntutan. Ada juga yang
menerjemahkan kata “guidance” dengan arti
pertolongan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis,
bimbingan berarti bantuan atau tuntutan atau
pertolongan; tetapi tidak semua bantuan, tuntutan atau
pertolongan berarti konteksnya bimbingan.54
54
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), cet ke-1, h.
15-16.
40
Sunaryo Kartadinata (1998: 40) mengartikan
sebagai “proses membantu individu untuk mencapai
perkembangan optimal.” Sementara Rochman
Natawidjaja (1987: 37) mengartikan bimbingan
sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat
bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan
keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat,
dan kehidupan pada umumnya.55
Bimbingan merupakan suatu pertolongan yang
menuntun. Hal ini mengandung pengertian bahwa
dalam memberikan bimbingan bila keadaan menuntut,
kewajban dari pembimbing untuk memberikan
bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arah kepada
yang dibimbingnya. Tidak selayaknya seorang
pembimbing memberikan individu yang dibimbingnya
dalam keadaan terlantar apabila ia sungguh-sungguh
tidak dapat menghadapi masalahnya. Bimbingan itu
dapat diberikan kepada seorang individu atau
sekumpulan individu. Ini berarti bahwa bimbingan
dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
Bimbingan dapat diberikan kepada siapa saja yang
membutuhkan tanpa memandang umur (of any age)
55
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan
Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke-2, h. 6.
41
sehingga anak atau orang dewasa dapat menjadi objek
bimbingan. Dengan demikian, bidang gerak
bimbingan tidak hanya terbatas pada anak-anak atau
para remaja, tetapi juga dapat mencakup orang
dewasa. Bimbingan dapat diberikan, baik untuk
menghindari kesulitan-kesulitan maupun untuk
mengatasi persolan-persoalan yang dihadapi oleh
individu di dalam kehidupannya. Ini berarti bahwa
bimbingan dapat diberikan bukan hanya untuk
mencegah agar kesulitan itu tidak atau jangan timbul,
tetapi juga dapat diberikan untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan yang telah menimpa individu. Bimbingan
lebih bersifat pencegahan daripada penyembuhan.
Bimbingan dimaksudkan supaya individu atau
sekumpulan individu dapat mencapai kesejahteraan
hidup (life welfare).56
Bimbingan adalah proses yang terus menerus
dalam membantu perkembangan individu untuk
mencapai kemampuannya secara maksimum dalam
mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik
bagi dirinya maupun bagi masyarakat.57
56
Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi & Karier),
(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2010), cet ke-6, h. 6-7. 57
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, ( Ciputat: Ciputat Pers, Juni
2002), h.4.
42
2.3 Macam-Macam Bimbingan
Macam-macam Bimbingan jika dilihat dari
perkembangannya, pengertian bimbingan mula-mula
hanya terbatas pada bimbingan pekerjaan, dengan
adanya job selection, job placement, dan job training,
diharapkan pula adanya penempatan orang sesuai
dengan kemampuan-kemapuan yang ada padanya
sehingga kesulitan-kesulitan yang berhubungan
dengan pekerjaannya dapat dihindarkan. Disamping
bimbingan pekerjaan tersebut, dirintis pula bimbingan
dalam segi lain, yaitu dalam segi pendidikan seperti
yang dirintis oleh Jesse B. Davis. Selain adanya
bimbingan dalam pekerjaan yang memunculkan
vocational guidance, ada pula bimbingan dalam
pendidikan yang merupakan educational guidance.
Sejahhtera atau tidaknya seseorang tidak semata-mata
begantung pada tetap tidaknya seseorang dalam
pekerjaan dan pendidikannya, tetapi juga tergantung
pada keadaan pribadinya. Banyak masalah timbul
karena kondisi pribadi individu yang bersangkutan.
Oleh karena itu, timbul lah bimbingan yang tertuju
kepada keadaan pribadi seseorang sehingga kemudian
muncul yang disebut personal guidance. Pada
dasarnya, selain ada bimbingan dari segi pekerjaan
(vocational guidance) dan pendidikan (educational
43
guidance), juga dikenal adanya bimbingan dari segi
kepribadian (personal guidance).58
2.4 Metode Bimbingan
Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan.
Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang
sudah di pilih dan di tetapkan. Metode merupakan
cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan kegiatan.59
Metode Bimbingan
terbagi dua bagian sebagai berikut:
a. Metode Bimbingan Kelompok (Group
Guidance)
Cara ini dilakukan untuk membantu klien
memecahkan masalah memalui kegiatan
kelompok. Masalah yang di pecahkan bisa
bersifat kelompok, yaitu yang dirasakan
bersama oleh kelompok atau bersifat
perorangan. Penyelenggaraan bimbingan
kelompok antara lain di maksudkan untuk
membantu mengatasi masalah bersama atau
membantu seorang individu yang mengahadapi
masalah dengan menempatkannya dalam suatu
kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode
bimbingan kelompok bisa diterapkan dalam
pelayanan bimbingan kelompok adalah: (1)
58
Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling (Studi & Karier)
(Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2010), cet ke-6, h.18. 59
S. Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Library
Walisongo.co.id, 2000), h.23.
44
program home room, (2) karyawisata, (3)
diskusi kelompok, (4) kegiatan kelompok, (5)
organisasi siswa, (6) sosio drama, (7)
psikodrama, dan (8) pengajaran remedial.
b. Metode Bimbingan Individual
Metode ini upaya pemberian bantuan
diberikan secara individual dan langsung
bertatap muka (berkomunikasi) antara
pembimbing dengan klien. Masalah-masalah
yang dipecahkan melalui teknik ini adalah
masalah-masalah yang bersifat pribadi.60
2.5 Metode (Thariqah) Menghafal Al-Qur‟an
Metode (Thariqah) Menghafal Al-Qur‟an terbagi
menjadi lima cara, sebagai berikut:
a. Metode Thariqah Wahdah yaitu meghafal satu
per satu terhadap ayat-ayat yang hendak di
hafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap
ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, atau
dua puluh kali, atau lebih sehingga proses ini
mampu membentuk pola dalam banyanganya.
Dengan demikian penghafal akan mampu
mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya
bukan saja dalam bayangannya, akan tetapi
hingga benar-benar membentuk gerak reflex
60
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), cet ke-1,h.
289-296.
45
pada lisannya. Setelah benar-benar hafal
barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya
dengan cara yang sama, demikian seterusnya
hingga mencapai satu muka. Untuk menghafal
yang demikian maka langkah yang selanjutnya
ialah membaca dan mengulang-ulang lembar
tersebut hingga benar-benar lisan mampu
memproduksi ayat-ayat dalam satu muka
tersebut secara alami, atau reflex. Demikian
selanjutnya, sehingga semakin banyak di ulang
maka kualitas hafalan akan semakin
representatif.
b. Metode Thariqah Kitabah, kitabah artinya
menulis. Pada metode ini penulis terlebih
dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya
dengan secarik kertas. Kemudian ayat-ayat
tersebut dibacanya sehingga lancar dan benar
bacaanya, lalu dihafalkannya. Menghafalnya
bisa dengan metode wahdah, atau dengan
berkali-kali menulisnya sehingga dengan
berkali-kali menuliskanya ia dapat sambil
memperhatikan dan sambil menghafalkannya
dalam hati. Tentang berapa banyak jumlah
ayat yang di tulis, sangat tergantung pada ayat-
ayat itu sendiri. Mungkin cukup dengan satu
ayat saja, bila ternyata giliran ayat yang harus
dihafalnya itu termasuk kelompok ayat-ayat
46
yang panjang sebagaimana terdapat pada surat-
surat as-sabi‟ut-thiwal atau sepuluh ayat, bila
ternyata giliran ayat-ayat yang akan di
hafalnya itu termasuk ayat yang pendek
sebagaimana terdapat pada surat-surat pendek,
dan seterusnya. Pada prinsipnya semua
tergantung pada penghafal dan alokasi waktu
yang disediakan untuknya. Metode ini cukup
praktis dan baik. Karna disamping membaca
dengan lisan, aspek visual menulis juga akan
sangat membantu dalam mempercepat
terbentuknya pola hafalan dalam bayangannya.
c. Metode Thariqah Sima‟i, Sima‟i artinya
mendengar. Yang dimaksud dengan metode ini
ialah mendengarkan suatu bacaan untuk
dihafalkannya. Metode ini akan sangat efektif
bagi penghafal yang mempunyai daya ingat
ekstra, terutama bagi penghafal tunanetra, atau
anak-anak yang masih di bawah umur yang
belum mengenal tulis baca Al-Qur‟an.
d. Metode Thariqoh Gabungan, metode ini
merupakan gabungan antara metode pertama
dan metode kedua, yakni metode wahdah dan
metode kitabah. Hanya saja kitabah (menulis)
di sini lebih memiliki fungsional sebagai uji
coba terhadap ayat-ayat yang telah di hafalnya.
Maka dalam hal ini, setelah penghafal selesai
47
menghafal ayat yang dihafalnya, kemudian ia
mencoba menuliskannya di atas kertas yang
telah di sediakan untuknya dengan hafalan
pula. Jika ia telah mampu memproduksi
kembali ayat-ayat yang dihafalnya dalam
bentuk tulisan, maka ia bisa melanjutkan
kembali untuk menghafal ayat-ayat berikutnya,
tetapi jika penghafal belum mampu
memproduksi hafalannya ke dalam tulisan
secara baik, maka ia kembali menghafalkannya
sehingga ia benar-benar mencapai nilai hafalan
yang valid. Demikian seterusnya. Kelebihan
metode ini adalah adanya fungsi ganda, yakni
berfungsi untuk menghafal dan sekaligus
berfungsi untuk pemantapan hafalan.
Pemantapan hafalan dengan cara ini akan baik
sekali, karena dengan menulis akan
memberikan kesan visual yang mantap.
e. Metode Thariqah Jama‟i, metode ini ialah cara
menghafal yang dilakukan secara kolektif,
yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara
kolektif, atau bersama-sama, dipimpin oleh
seorang instruktur. Pertama, instruktur
membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan
siswa menirukan secara bersama-sama.
Kemudian instruktur membimbingnya dengan
mengulang kembali ayat-ayat tersebut dan
48
siswa mengikutinya. Setelah ayat-ayat itu
dapat mereka baca dengan baik dan benar,
selanjutnya mereka mengikuti instruktur
dengan sedikit demi sedikit mencoba
melepaskan mushaf (tanpa melihat mushaf)
dan demikian seterusnya sehingga ayat-ayat
yang sedang di hafalnya itu benar-benar
sepenuhnya masuk dalam bayangannya.
Setelah semua siswa hafal, barulah kemudian
diteruskan pada ayat-ayat berikutnya dengan
cara yang sama. Cara ini termasuk metode
yang baik untuk dikembangkan, karena akan
dapat menghilangkan kejenuhan di samping
akan banyak membantu menghidupkan daya
ingat terhadap ayat-ayat yang dihafalkannya.61
B. Karakteristik Individu
Menurut Bandura, ada beberapa yang mempengaruhi
efikasi diri antara lain: Jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, dan pengalaman. 62
Menurut Simamora (2003) terdapat indikator –
indikator karakteristik individu: keahlian, kemampuan,
kebutuhan, dan sikap.63
Menurut Gibson et. al., (2002)
61
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), cet ke-1, h.
289-296. 62
M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 80. 63
Karakter Individu – Dosen Perbanas, dosen.perbanas.id
https://dosen.perbanas.id/karakter-individu.
49
Faktor karakteristik individu: Kemampuan, sikap dan
keahlian. 64
Rahmawati dan Budiningsih (2015) juga menujukkan
adanya hubungan antara efikasi diri dengan faktor lain
yakni berpikir positif yaitu pada mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi.65
Faktor- faktor yang mempengaruhi individu terdapat
dari 2 sisi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yaitu dari karakteritik individu antara lain usia,
kebutuhan, sikap dan berfikir positif.
Indikator karakteristik Individu dari dimensi usia yaitu
untuk mengetahui usia mahasantri (RQ DaTa) Cabang
Bogor. Dari dimensi sikap bahwa ia menjalankan ibadah
tepat waktu, berserah diri (tawakal) kepada tuhan setelah
berikhtiar, dan menjaga lingkungan. Dari dimensi
Kebutuhan, bahwa Kebutuhannya tercukupi seperti
pangan, sandang, papan, rohani, dan tingkat sosial.
Dimensi berfikir positif adanya kepercayaan pada diri,
adanya Inisiatif, adanya ketekunan dan adanya
perkembangan
Selain itu ditemukan bahwa terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi efikasi diri dari faktor internal seperti
64
Nirza Marzuki Husein, “Pengaruh LIngkungan Kerja dan
karakteristik individu terhadap kepuasan kerja karyawan hotel Melati di
Kecamatan Banjarmasin Tengah” jurnal manajemen dan akuntansi, volume
13, no. 1 (2012): h.36. 65 Fika Rahmawati dan Tri Esti Budiningsih, “Hubungan antara
berfikir positif dengan Efikasi diri Akademik pada Mahasiswa yang sedang
menyusun skripsi” jurnal Intuisi, volume. 7, no. 1 (2015): h. 3.
50
penelitian Puspitarani dan Wahyu (2009) menunjukkan
adanya hubungan positif antara efikasi diri dengan sikap,
terhadap polusi udara pasar unggas. Semakin tinggi
efikasi diri maka semakin positif sikap terhadap polusi
udara pasar unggas.66
Muhammad Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda
(2015) juga memberikan hasil penelitiannya bahwa efikasi
diri berhubungan dengan kebutuhan. Seperti penelitian
efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi memiliki
pengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap
niat berwirausaha.67
C. Dukungan Sosial
Menurut Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti (2018)
terdapat faktor-faktor lain dalam pembentuk efikasi diri
diantaranya dukungan sosial, coping stress dan motivasi
berprestasi.68
Menurut Ganster, dkk., (dalam Apollo & Cahyadi,
2012: 261) dukungan sosial adalah tersedianya hubungan
66 Wahyu Puspitarani, et al,“Hubungan antara Efikasi diri dengan
Sikap terhadap polusi udara pasar ungags pada pekerja pasar Rejomulyo
Semarang” (Under graduate thesis, Universitas Diponegoro), h. 16. 67 Muhammad Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda (2015) E-Jurnal
Manajemen Unud, “Pengaruh Efikasi diri, kebutuhan akan prestasi dan
keberanian mengambil resiko terhdap niat berwirausaha mahasiswa”
Volume. 4, No. 9, (2015) h. 2619. 68
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Volume 7, no.
1 (2018): 260.
51
yang bersifat menolong dan mempunyai nilai khusus bagi
individu yang menerimanya.69
Menurut Smet, (1994) terdapat empat jenis atau
dimensi dukungan sosial, yaitu diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Dukungan emosional yang mencakup empati,
kepedulian dan perhatian terhadap orang yang
bersangkutan (misalnya: umpan balik dan
penegasan)
2. Dukungan penghargaan yaitu terjadi lewat
ungkapan hormat (penghargaan) positif untuk
orang itu, dorongan maju dan persetujuan dengan
gagasan atas perasaan individu, dan perbandingan
positif orang ini dengan orang lain, misalnya
orangorang yang kurang atau lebih buruk
keadaannya (menambah harga diri).
3. Dukungan instrumental: mencakup bantuan
langsung, seperti kalau orang-orang memberi
pinjaman uang kepada orang itu atau menolong
dengan pekerjaan pada waktu mengalami stress.
4. Dukungan informatif: mencakup memberi nasehat,
petunjuk-petunjuk, saran-saran dan umpan balik.70
69
Maizah, Faizatul,. “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat
kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim. 2015, h.10 70 Ibid, h.13-14.
52
Safarino dalam Purba, dkk (2007) mengungkapkan
pada dasarnya ada lima jenis dukungan sosial, adalah
sebagai berikut: Dukungan emosi, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental atau konkrit,
dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial.71
Indikator dukungan sosial dari dimensi Dukungan
Emosional bahwa ia menerima perhatian dari keluarga,
menerima perhatian dari pihak asrama, menerima
perhatian dari sesama mahasiswa penghafal Al-Qur‟an,
mendapatkan perasaan nyaman dan diterima dari pihak
asrama, Mendapatkan perasaan nyaman dan diterima dari
sesama mahasiswa penghafal Al-Qur‟an.
Dari dimensi dukungan Informasi bahwa ia menerima
saran, masukan nasehat dan timbal balik (feedback) dari
keluarga, menerima saran, masukan nasehat dan timbal
balik (feedback) dari pihak asrama dan menerima saran,
masukan nasehat dan feedback dari sesama mahasiswa
penghafal Al-Qur‟an.
Dari dimensi dukungan Penghargaan bahwa ia
menerima penghargaan positif dari orang tua, pihak
asrama (pembimbing) maupun teman sesama mahasiswa
penghfal Al-Qur‟an, dan menerima dorongan untuk maju
terus dalam menghafal Al-Qur‟an.
71
Maizah, Faizatul,. “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat
kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015, h.13-14.
53
Dari dimensi dukungan Instrumental bahwa ia
menerima bantuan moril berupa jasa atau motivasi dari
keluarga, menerima bantuan moril berupa jasa atau
motivasi dari pihak asrama, dan menerima bantuan moril
berupa jasa atau motivasi dari sesama mahasiswa
penghafal Al-Qur‟an
Hasil penelitian Sofyana (2017) hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa efikasi diri berhubungan positif
dengan dukungan sosial yaitu tingkat perhatian guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti adalah
cukup baik, tingkat efikasi diri peserta diri adalah cukup
baik, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
perhatian guru dengan efikasi diri hafalan peserta didik
dalam mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XII
SMK Negri 5 Yogyakarta.72
Mufidah dan Choiril (2015) menunjukkan bahwa
mayoritas tingkat dukungan sosial yang diperoleh santri
berada pada taraf sedang dengan prosentase 61,8 yakni
sebanyak 34 santri, dan tingkat efikasi diri subjek
menunjukkan bahwa mayoritas efikasi diri santri berada
pada taraf sedang dengan presentase 83,6 yakni sebanyak
46 santri. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
72 Arifa Sofyana, “Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi diri
Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Kelas XII SMK Negri 5 Yogyakarta”, Skripsi, 2017.
54
signifikan antara variabel dukungan sosial dengan
variabel efikasi diri.73
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budi
(2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
antara dukungan sosial orang tua dengan self efficacy pada
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian Liu dan Hung (2016)
menunjukkan bahwa efikasi diri yang tinggi dimiliki oleh
mahasiswa yang mendapatkan dukungan sosial dari
orang-orang disekitarnya.74
Berdasarkan penelitian Toding, David, & Pali (2015)
menyatakan bahwa dukungan sosial berperan penting
dalam menumbuhkan semangat belajar siswa yang artinya
bahwa dukungan sosial juga dapat mempengaruhi
perubahan perilaku.75
Bandura (dalam Fiest & Fiest, 2011) juga berpendapat
bahwa individu yang diarahkan dengan nasihat dan
bimbingan dapat meningkatkan kemampuannya sehingga
membantu individu tersebut mencapai tujuan yang
diinginkan. Dukungan secara verbal dari orang lain atau
puji-pujian secara verbal dapat bersifat mendorong
73
Mufidah, Alaiya Choiril, “Hubungan antara dukungan sosial
dengan efikasi diri dalam menghafal Al-Qur'an santri putri Nurul Furqon
Wetan Pasar Besar Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim”, skripsi, 2015. 74
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): h. 258. 75
Ibid, h. 258.
55
individu untuk lebih berusaha dan mencapai
keberhasilan..76
Taylor, Peplau, & Sears (2012) mengatakan bahwa
dukungan yang diberikan secara langsung atau nyata
merupakan bentuk dukungan instrumental yang diberikan
oleh orangtua. Weiss (dalam Mayes & Lewis, 2012)
menyebutkan bahwa individu yang mendapatkan
dukungan sosial adalah individu yang memiliki
kepercayaan bahwa keluarga dapat selalu membantu
dalam berbagai kondisi. Bandura (dalam Fiest & Fiest,
2011) bahwa rasa aman dapat menurunkan tingkat
kecemasan dan meningkatkan performa individu. Saat
seseorang dalam keadaan rasa aman akan berdampak pada
peningkatan efikasi diri. Rasa kepercayaan yang dimiliki
oleh santri hafidz kepada orangtua menumbuhkan rasa
aman yang dapat meningkatkan performa santri hafidz
untuk tetap konsisten dalam menghafal Alquran. 77
Adanya pemberian penghargaan positif mendorong
individu untuk menjadi lebih termotivasi untuk maju
(Taylor dkk, 2012). Selain itu, Bandura (dalam Fiest &
Fiest, 2011) adanya dukungan secara verbal dari orangtua,
seperti pemberian informasi, saran, nasihat, dan
bimbingan dapat mengatasi permasalahan. Sejalan dengan
76
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): h. 258. 77
Ibid, h. 258.
56
pendapat Chairani & Subandi (2010) bahwa seorang
hafidz dalam menghadapi kendala dalam menghafalkan
Alquran dibutuhkan dukungan dari orangtua, sehingga
hafidz merasa yakin akan kemampuan dirinya.78
Dari beberapa teori, penulis memilih teori menurut
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti (2018) terdapat
faktor-faktor lain dalam pembentuk efikasi diri
diantaranya dukungan sosial, coping stress dan motivasi
berprestasi.79
Juga menurut Smet, (1994) terdapat empat
jenis atau dimensi dukungan sosial, yaitu diantaranya
adalah sebagai berikut: Dukungan emosional, dukungan
penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan
informatif.80
D. Kerangka Pemikiran
Latar belakang Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah yaitu
pada 1 November 2008 awalnya adalah sebuah rumah
sederhana di lorong gang yang sempit di daerah Pejaten
Timur Pasar minggu Jakarta Selatan. Dimulainya santri
hanya 4 orang dan terus bertambah hingga dalam waktu 2
tahun kemudian dapat menghasilkan santri dan mahasantri
wisuda sebanyak 12 orang. Pada tahun 2016 telah
78
Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan
sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur‟an pada santri hafidz di
Pondok Pesantren Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz” Jurnal Empati,
volume 7, no. 1 (2018): h. 258. 79
Ibid, h. 260. 80
Maizah, Faizatul,. “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat
kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim. h.13-14
57
mewisuda sebanyak 80 santri, tahun 2017 telah mewisuda
53 santri, tahun 2018 berhasil mewisuda 126 santri, tahun
2019 telah mewisuda 116 santri maka jumlahnya sejak
dimulainya kegiatan RQ hingga kini telah mewisuda
hingga 400 lebih santri dan mahasantri menjadi hafidz dan
hafidzah dari wisuda 5 – 30 juz. 81
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah berdiri atas inisiatif
Ustad Fadlyl Usman Baharudin yang sesuai dengan visi
misi yaitu membentuk kader penghafal Al-Qur‟an dan
pendakwah Qur‟an ke seluruh Indonesia. Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah kini telah tersebar di beberapa daerah
dan memiliki 16 Rumah Al-Qur‟an dengan kategori santri
SDTQ, SMP, SMA, Takhasus, Kuliah (mahasantri) dan
Kerja yang tersebar beberapa tempat: di Depok (2), di
Bogor (3), Pasar Minggu (1), Pejaten (1), Jatinegara (1),
Bekasi (3), Bintaro (1), Cianjur (1), Semarang, dan
Ciputat (2).82
Rumah Qur‟an didirikan untuk memfasilitasi santri
dan mahasantri yang ingin menghafal Al-Qur‟an dan juga
dapat menjaga hafalan Al-Qur‟annya bagi yang telah
mempunyai hafalan sebelumnya bagi mahasiswa
khususnya. Maka, RQ ini tersebar di beberapa wilayah
yang menampung berbagai mahasiswa yang sedang
menimba ilmu perguruan tinggi seperti di RQ Depok
81
Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019. 82 Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019.
58
menampung mahasiswa dari UI, RQ Bogor menampung
mahasiswa dari IPB, RQ Bintaro yakni dari mahasiswa
STAN, RQ Jaksel yakni dari mahasiswa LIPIA dan STIS,
RQ Ciputat dari mahasiswa UINJKT dan IIQ serta RQ
Sumatra Selatan dari mahasiswa di Universitas di
Palembang.83
Rumah Qur‟an yang berdiri lebih awal yakni di
Pejaten Timur Pasar minggu Jakarta Selatan, Bogor dan
Ciputat. Rumah Qur‟an berjalan dengan mencari rumah
yang dapat disewakan diberbagai wilayah di Indonesia
yang rata-rata rumah tersebut memiliki muatan anggota
berjumlah dua puluh sampai dengan tiga puluh orang di
dalamnya. Dan dari seluruh Rumah Qur‟an, cabang Bogor
lah yang memiliki anggota terbanyak diantara cabang
Rumah Qur‟an yang lainnya. 84
Rumah Qur‟an, cabang Bogor lah yang memiliki
anggota terbanyak diantara cabang Rumah Qur‟an lainnya
yaitu terdapat 3 (tiga) tempat yakni RQ 1 (20 mahasantri),
RQ 2 (39 Mahasantri) dan RQ 3 (16 mahasantri).85
Maka
diambil penelitian di RQ 1, 2 & 3 pada mahasantri yang
telah melewati masa tahsin atau sedang memulai
menghafal.
83
Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019. 84
Wawancara dengan Ustadzah Tiwi pembimbing di Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah Pusat pada 7 Mei 2019. 85
Wawancara dengan Ustadzah Mina Marlina pembimbing di Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor pada 29 Mei 2019.
59
Mahasantri membutuhkan efikasi diri dalam
menghafal Al-Qur‟an agar dapat menyelesaikan target
ataupun capaian sesuai yang telah disesuaikan. Namun,
tidak semua mahasantri memiliki efikasi diri yang baik
karena tidak semua mahasantri dapat menyelesaikan
target yang telah di tetapkan pihak asrama tahfidz. Dan
terdapat beberapa dimensi yang berhubungan dengan
efikasi diri dari faktor internal karakteristik individu yakni
usia, sikap, kebutuhan, berfikir positif dan uang saku rata-
rata perbulan yang memiiki hubungan yang positif dengan
efikasi diri. Dari faktor eksternal yakni dukungan sosial
yang berhubungan positif dengan efikasi diri yang di
dapatkan berupa dimensi dukungan emosional, dukungan
informasi, dukungan penghargaan dan dukungan
instrumental.
Penelitian menunjukan bahwa efikasi diri beragam,
rendah, sedang dan tinggi. Hal tersebut seperti yang
diungkapkan Adhim (2016). Dan terdapat penelitian yang
menyimpulkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
efikasi diri yang berhubungan dengan karakteristik
individu seperti pada penelitian (I Nyoman Agus Putra
Nurjaya 2013), (Puspitarani, Wahyu 2009), (Muhammad
Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda 2015), (Muhammad
Arifin Setiadi, Cahyono Putro dan Hari Purtanto 2014),
(Fika Rahmawati dan Tri Esti Budiningsih 2015). Dan
juga penelitian yang menghubungkan efikasi diri dengan
60
faktor dari dukungan sosial dari (Faza dan Kustanti 2018),
(Sofyana 2017), (Mufidah dan Choiril 2015).
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Dengan demikian penelitian ini berbeda dari
penelitian sebelumya dan penelitian ini tentang efikasi diri
mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah (RQ DaTa).
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian pada
Gambar 1, hipotesis yang disusun dalam penelitian ini
yaitu:
H0: Tidak terdapat hubungan yang positif antara
karakteristik individu (usia, sikap, kebutuhan,
berfikir positif dan rata-rata uang saku perbulan)
dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal l
Al-Qur‟an.
H1: Terdapat hubungan yang positif antara karakteristik
individu (usia, sikap, kebutuhan, berfikir positif
dan rata-rata uang saku perbulan) dengan efikasi
diri pada mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.
Karakteristik Individu (X1)
- Usia
- Sikap
- Kebutuhan
- Berpikir Positif
- Rata-rata uang saku/bln
Dukungan Sosial (X2)
- Dukungan Emosional
- Dukungan Informasi
- Dukungan Penghargaan
- Dukungan Instrumental
Efikasi Diri (Y)
- Tingkat (Level)
- Keluasan (Generality)
- Kekuatan (Strength)
61
H0: Tidak terdapat hubungan yang positif antara
dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan
informasi, dukungan penghargaan dan dukungan
instrumental) dengan efikasi diri pada mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an.
H1: Terdapat hubungan yang positif antara dukungan
sosial (dukungan emosional, dukungan informasi,
dukungan penghargaan dan dukungan
instrumental) dengan efikasi diri pada mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an.
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
yang didukung dengan data kualitatif. Penelitian
kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif
statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan dengan menggunakan logika penelitian
deduktif (umum - khusus).86
Rumusan masalah penelitian ini assosiatif ialah suatu
rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan
hubungan antara dua variabel atau lebih.87
Alasan peneliti
menggunakan metode kuantitatif dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui fenomena efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an yang empiris dan dapat
diukur. Selain itu juga untuk menguji teori dengan
menggunakan perhitungan yang telah disediakan oleh
para peneliti terdahulu.
Peneliti memilih rumusan masalah assosiatif karena
variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 2 yaitu karakteristik individu dan dukungan
sosial.
86
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&d,
(Bandung: Alfabeta, 2018), cet. ke-27, h. 8. 87
Ibid, h. 37.
63
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.88
Adapun populasi
dalam penelitian ini adalah mahasantri Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah (RQ DaTa) yang terdiri dari 16 rumah
dari 10 cabang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, waktu,
dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari
sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representative (mewakili).89
Sampel dalam penelitian ini adalah dari salah satu
cabang Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah (RQ DaTa) yakni
cabang Bogor. Hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah
populasi pada setiap cabang.
88
Sugiyono, Metode Penelitian , Kuantitatif, Kualitatif, R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2018), cetakan ke-28, h. 80. 89
Ibid, h. 81.
64
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah Cabang Bogor, di Gang. Kencana 3 No.107 Rt.
03 Rw. 06, Kelurahan Balumbang Jaya, Kec. Bogor
Barat, Kota Bogor. Adapun waktu penelitian lapangan
dilakukan pada bulan Oktober 2019. Alasan pemilihan
lokasi penelitian ini berdasarkan atas pertimbangan
sebagai berikut:
a. Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor
adalah rumah tahfidz para mahasiswa tidak
bergabung dengan yang tingkat sekolah dasar (SD)
dan sekolah menengah pertama (SMP).
b. Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor
adalah rumah Qur‟an yang memfasilitasi para
mahasiswa yang ingin ikut program bimbingan
menghafal Al-Qur‟an.
c. Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor
telah berdiri lebih lama dibandingkan cabang
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah lainnya.
d. Jumlah populasi Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah
Cabang Bogor dapat mewakili penelitian.
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
65
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang diambil
dari pengumpul data.90
Data primer pada penelitian ini
yaitu data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan
oleh peneliti. Data primer yang diperoleh peneliti
dengan cara pengisian kuesioner oleh responden dan
wawancara langsung termasuk observasi Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah pusat, Cabang Bogor dan
Cabang Ciputat.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung dapat diambil langsung oleh peneliti pada
responden misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen.91
Seperti textbooks, jurnal, maupun artikel
referensi di media cetak dan elektronik.
E. Instrumentasi Penelitian
Dalam penelitian, terdapat dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu: kualitas
instrumentasi penelitian dan kualitas pengumpulan data.
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian
berkenaan dengan validitas dan reliabiitas instrumen dan
kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara
yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh Karena
itu kedua hal tersebut harus digunakan secara tepat agar
90
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&d,
(Bandung: Alfabeta, 2018), cetakan ke-28, h. 137. 91
Ibid, h. 137.
66
dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel.
Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test,
pedoman wawancara, pedoman observasi, dan
kuesioner.92
Skala pengukuran penelitian ini menggunakan Skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,
yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.93
Variabel dalam penelitian ini adalah efikasi diri
mahasantri bimbingan menghafal Al-Qur‟an.
Menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak unuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan. Dan Jawaban setiap item
instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.94
1. Uji Validitas
Uji validitas item merupakan uji instrumen data untuk
mengetahui seberapa akurat suatu item dalam mengukur
apa yang ingin diukur. Uji validitas penelitian ini
dilakukan di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang
92
Sugiyono, Metode Penelitian , Kuantitatif, Kualitatif, R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2018), cetakan ke-28, h. 222. 93
Ibid, h. 93. 94
Ibid, h. 93.
67
Ciputat & Rumah Qur‟an Alif . Uji validitas yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
Corrected item-Total Correlation dengan cara
mengorelasikan masing-masing indikator dengan skor
total indikator. Dasar pengambilan keputusan pada uji
validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ (0.361) r tabel, maka butir
pernyataan atau variabel valid.
b. Jika r hitung ≤ (0.361) r tabel, maka pernyataan
variabel tidak valid.95
Tabel 2 menunjukkan Blue
Print Skala Faktor – Faktor yang berhubungan
dengan Efikasi Diri (Karakteristik Individu)
Sebelum Uji Instrument.
Tabel 2. Blue Print Skala Faktor – Faktor yang
berhubungan dengan Efikasi Diri (Karakteristik Individu)
Sebelum Uji Instrument.
No Dimensi Item
Jumlah Butir positif Butir negatif
1
Efikasi
diri dilihat
dari faktor
sikap
1, 2, 3, 5 4 5
2
Efikasi
diri dilihat
dari faktor
6, 7, 8, 9 10 5
95
Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta:
Andi, 2014), h.51.
68
Kebutuhan
3
Efikasi
diri dilihat
dari faktor
berfikir
positif
11, 12, 14 13 & 15 5
Jumlah 15
Uji validitas penelitian ini dilakukan di Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah Cabang Ciputat & Rumah Qur‟an Alif.
Dengan teknik Product Moment yang diuji cobakan
kepada 30 responden, dari 18 item butir pernyataan yang
diuji cobakan diketahui 4 item butir valid dan 11 item
butir tidak valid. Pernyataan yang tidak valid diperbaiki
kemudian digunakan pengambilan data inti. Tabel 3
menunjukkan Blue Print Skala Faktor – Faktor yang
berhubungan dengan Efikasi Diri (Karakteristik Individu)
Setelah Uji Instrument.
Tabel 3. Blue Print Skala Faktor – Faktor yang
berhubungan dengan Efikasi Diri (Karakteristik Individu)
Setelah Uji Instrument.
No Dimensi Item
Jumlah Butir positif Butir negatif
1
Pembentuk
Efikasi diri
dilihat dari
1, 2, 3, 5 4 5
69
faktor
Sikap
2
Pembentuk
Efikasi diri
dilihat dari
faktor
kebutuhan
6, 7 8, 9, 10 5
3
Pembentuk
Efikasi diri
dilihat dari
faktor
berfikir
positif
11, 12, 13, 14,
15 - 5
Jumlah
15
Tabel 4 menunjukkan Blue Print Skala Faktor –
Faktor yang berhubungan dengan Efikasi Diri (Dukungan
Sosial) Sebelum Uji Instrument
Tabel 4. Blue Print Skala Faktor – Faktor yang
berhubungan dengan Efikasi Diri (Dukungan Sosial)
Sebelum Uji Instrument
70
No Dimensi
Item
Jumlah Butir
positif
Butir
negative
1
Pembentuk
Efikasi diri
dilihat dari
Dukungan
Emosional
16, 17, 20 18 & 19 5
2
Pembentuk
Efikasi diri
dilihat dari
Dukungan
Informasi
22, 23, 24 21 & 25 5
3
Efikasi diri
dilihat dari
faktor
Dukungan
Penghargaan
26, 29, 30 27 & 28 5
4
Efikasi diri
dilihat dari
faktor
Dukungan
Instrumental
32 & 35 31, 33, 34 5
Jumlah
20
71
Setelah dilakukan uji validitas skala faktor – faktor
pembentuk efikasi diri dengan teknik Product Moment
yang diuji cobakan kepada 30 responden, dari 20 item
butir pernyataan yang diuji cobakan diketahui 14 item
butir valid dan 6 item butir tidak valid. Pernyataan yang
tidak valid diperbaiki kemudian digunakan pengambilan
data inti. Tabel 5 menunjukkan Blue Print Skala Faktor –
Faktor Pembentuk Efikasi Diri (Dukungan Sosial)
Sesudah Uji Instrument.
Tabel 5. Blue Print Skala Faktor – Faktor Pembentuk
Efikasi Diri (Dukungan Sosial) Sesudah Uji Instrument
No Dimensi
Item
Jumlah
Butir positif
Butir
negatif
1
Pembentuk
Efikasi diri
dilihat dari
Dukungan
Emosional
16, 17, 20 18 & 19 5
2
Pembentuk
Efikasi diri
dilihat dari
Dukungan
Informasi
22, 23, 24 21 & 25 5
3 Efikasi diri
dilihat dari 26, 29, 30 27 & 28 5
72
faktor
Dukungan
Pendidikan
4
Efikasi diri
dilihat dari
faktor
Dukungan
Instrumental
32 & 35 31, 33, 34 5
Jumlah 20
Tabel 6 menunjukkan Blue Print Skala Efikasi Diri
Dilihat dari Dimensi Efikasi Diri Sebelum Uji Instrumen.
Tabel 6. Blue Print Skala Efikasi Diri Dilihat dari
Dimensi Efikasi Diri Sebelum Uji Instrumen
No Dimensi
Item
Jumlah Butir
positif
Butir
negative
1 Efikasi diri dilihat
dari tingkatnya
(level/magnitudel)
36, 37, 38,
41 39 & 40 6
2 Efikasi diri dilihat
dari keluasaannya
(generality)
43, 44, 45,
47, 42 & 46 6
3 Efikasi diri dilihat
dari kekuatannya
(strength)
48, 49, 50,
52 51 & 53 6
Jumlah
18
73
Setelah dilakukan uji validitas skala faktor – faktor
pembentuk efikasi diri dengan teknik Product Moment
yang diuji cobakan kepada 30 responden, dari 18 item
butir pernyataan yang diuji cobakan diketahui 13 item
butir valid dan 5 item butir tidak valid. Pernyataan yang
tidak valid diperbaiki kemudian digunakan pengambilan
data inti. Tabel 7 menunjukkan Blue Print Skala Efikasi
Diri Dilihat dari Dimensi Efikasi Diri Sesudah Uji
Instrument.
Tabel 7. Blue Print Skala Efikasi Diri Dilihat dari
Dimensi Efikasi Diri Sesudah Uji Instrument
No Dimensi
Item
Jumlah Butir
positif
Butir
negatif
1
Efikasi diri
dilihat dari
tingkatnya
(level)
36, 37, 38 39, 40, 41 6
2
Efikasi diri
dilihat dari
keluasaannya
(generality)
43, 44, 45,
46 42 & 47 6
3
Efikasi diri
dilihat dari
kekuatannya
(strength)
48, 49, 50,
52 51 & 53 6
Jumlah
18
74
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keajegan
atau kekonsistenan alat ukur yang biasanya menggunakan
kuesioner. Maksudnya apakah alat ukur tersebut akan
mendapatkan pengukuran yang konsisten jika diulang
kembali. Metode yang sering digunakan dalam penelitian
untuk mengukur skala rentangan (seperti skala likert 1-4)
adalah Cronbach Alpha. Kriteria pengujian reliabilitas
Cronbach Alpha 0,6.96
Tabel 8 menunjukkan hasil
Output Uji Realibilitas Skala Faktor-Faktor Pembentuk
Efikasi Diri “ Karakteristik Individu” (X1).
Tabel 8. Hasil Output Uji Realibilitas Skala Faktor-Faktor
Pembentuk Efikasi Diri “ Karakteristik Individu” (X1)
Reliability Statistics
Cronbach‟s Alpha N of Items
0,444 15
Pada Tabel menunjukkan bahwa hasil output uji
reliabilitas faktor- faktor pembentuk efikasi diri (X)
memperoleh nilai alpha lebih kecil dari nilai 0,6. Maka
dapat disimpulkan bahwa variabel faktor- faktor
pembentuk efikasi diri adalah tidak reliabel.Tabel 9
menunjukkan hasil Output Uji Realibilitas Skala Faktor-
Faktor Pembentuk Efikasi Diri “ Dukungan Sosial” (X2).
96
Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta:
Andi, 2014), h. 51.
75
Tabel 9. Hasil Output Uji Realibilitas Skala Faktor-Faktor
Pembentuk Efikasi Diri “ Dukungan Sosial” (X2)
Reliability Statistics
Cronbach‟s Alpha N of Items
0,840 20
Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil output uji
reliabilitas faktor- faktor pembentuk efikasi diri (X)
memperoleh nilai alpha lebih besar dari nilai 0,6. Maka
dapat disimpulkan bahwa variabel faktor- faktor
pembentuk efikasi diri adalah reliable. Tabel 10
menunjukkan hasil Output Uji Reliabilitas Skala Aspek
Efikasi Diri Dilihat dari Tingkat, Keluasan dan Kekuatan
(Y). Tabel 10. Hasil Output Uji Reliabilitas Skala Aspek
Efikasi Diri Dilihat dari Tingkat, Keluasan dan Kekuatan
(Y)
Reliability Statistics
Cronbach‟s Alpha N of Items
0,765 18
Pada Tabel 10 menunjukkan bahwa hasil output uji
reliabilitas Efikasi diri dilihat dari tingkat, keluasan dan
kekuatan (Y) memperoleh nilai alpha lebih besar dari
nilai 0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Efikasi
diri adalah reliable.
76
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, observasi.
Berikut metode pengumpulan data antara lain:
1. Kuesioner/angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat
berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau
terbuka, dan diberikan kepada responden secara
langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.97
97
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&d,
(Bandung: Alfabeta, 2018), cet. ke-27, h. 93.
77
Pernyataan atau pertanyaan yang ada di dalam
kuesioner akan diukur dengan menggunakan skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap individu dalam dimensi yang sama dan
individu menempatkan dirinya ke arah satu
kontinuitas dari butir soal.98
Tabel 11
menunjukkan Skala Penilaian Likert
Tabel 11. Skala Penilaian Likert
Alternatif
Jawaban
Positif (+) Negatif (-)
Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2
Kurang Sesuai 3 3
Tidak Sesuai 2 4
Sangat Tidak
Sesuai
1 5
Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, R&d, 2018
Untuk mengukur variabel efikasi diri dan
faktor-faktor pembentuk efikasi diri peneliti
menggunakan skala likert, untuk menghilangkan
keragu-raguan responden dalam menjawab peneliti
tidak menggunakan jawaban kurang setuju atau
ragu-ragu dan hanya menggunakan 4 jawaban
98
Muri Yusuf, Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), cet. Ke-1, h. 222.
78
yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
(TS) dan sangat tidak sesuai (STS).
Modifikasi terhadap skala likert dimaksudkan
untuk menghilangkan kelemahan yang terkandung
oleh skala lima tingkat. Modifikasi skala likert
dapat dilakukan berdasarkan dua alasan. Pertama,
kategori jawaban yang di tengah memiliki makna
ganda, bisa diartikan belum dapat menentukan
jawaban, bisa juga diartikan netral, setuju tidak,
tidak setuju pun tidak. Kategori jawaban yang
bermakna ganda ini tidak diharapkan dalam satu
instrumen. Kedua, tersedianya jawaban di tengah
menimbulkan kecenderungan jawaban di tengah
(central tendency effect), terutama bagi
responden yang ragu-ragu atas arah
kecenderungan pendapat responden ke arah setuju
atau kearah tidak setuju. Jika disediakan kategori
jawaban di tengah akan menghilangkan banyak
data penelitian, sehingga mengurangi banyaknya
informasi yang dapat dijaring pada responden.99
2. Observasi
Observasi yaitu aktifitas pengamatan meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
dengan menggunakan indera. Teknik ini menuntut
adanya pengamatan dari peneliti baik langsung
99
Sutrisno Hadi, Analisa Butir untuk Instrument, (Yogyakarta: Andi
Offset , 1991), h.19.
79
maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.
Alasan peneliti melakukan observasi yaitu untuk
menyajikan gambaran realistis perilaku atau
kejadian, menjawab pertanyaan, membantu
mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu
melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu
melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut.100
Dalam penelitian ini peneliti
melakukan pengamatan langsung terhadap efikasi
diri mahasantri tahfidz yang dilakukan di Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah Pusat, Cabang Bogor dan
Cabang Ciputat.
3. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan
data dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada seseorang (informan atau
responden). Selama melakukan wawancara,
peneliti dapat menggunakan pedoman yang berupa
pedoman wawancara atau menggunakan
kuesioner.101
Pada penelitian ini, wawancara
dilakukan secara langsung kepada pembimbing
asrama tahfidz dan mahasantri tahfidz dengan
maksud untuk mendapatkan informasi yang akurat
dengan bertanya langsung pada responden.
100
Juliansyah Noor, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011),
h. 140. 101
Nanang Martono, Metode Penelitian Kunatitatif Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), cet ke-2, h. 86.
80
G. Teknik Pengolahan Data
1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif data kualitatif
digunakan untuk penggambaran tentang
statistik data seperti min, max, mean, sum,
standar deviasi, variance, range, dan lain-lain
dan untuk mengukur distribusi data dengan
skewness dan kurtosis.102
2. Uji Koefesien Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mencari
arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel
atau lebih, baik hubungan yang bersifat
simetris, kausal, dan reciprocal.103
Uji
koefesien korelasi dilakukan pada penelitian
ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana
kekuatan dan arah hubungan antara variabel
independen yaitu faktor pembentuk efikasi diri
dari karakteristik individu dan hubungan sosial
dan variabel dependen efikasi diri mahasiswa.
Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua
variabel tersebut yaitu dengan cara
menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari
uji koefesien korelasi dapat dilihat pada Tabel
12.
102
Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta:
Andi, 2014), h. 31. 103
Imam Ghozali, Aplikasi Anaisis Multivarians dengan Program
SPSS, (Semarang:UNDIP, 2003), h. 260.
81
Tabel 12. Interval Koefesien Korelasi dan
Kekuatan Hubungan.104
No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
1 KK = 0.00 Tidak Ada
2 0,00 < KK<_
0,20
Sangat Rendah
3 0,20 < KK
<_0,40
Rendah
4 0,40 < KK
<_0,70
Cukup berarti/sedang
5 0,70 < KK
<_0,90
Tinggi/kuat
6 0,90 < KK
<_1.00
Sangat Tinggi
7 KK = 1,00 Sempurna
104
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2004), h. 44.
82
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN HASIL ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur’an
Daarut Tarbiyah
1. Sejarah Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur’an Daarut
Tarbiyah
Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah
dilatar belakangi karena diperlukannya kelembagaan
resmi untuk menaungi dan mengembangkan rumah
Qur‟an berbasis kampus dengan cabang-cabangnya yang
di inisiasi oleh Ust. Fadlyl Usman Baharun (alm).105
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah sebagai salah satu
asrama tahfidz yang menyebar ke seluruh Indonesia kini
memiliki 18 Rumah Al-Qur‟an dari 12 cabang dengan
kategori santri sekolah menengah pertama dan kuliah
(mahasantri) yang tersebar beberapa tempat: di Depok (2),
di Bogor (3), Pasar Minggu, Ciputat (2), Pejaten,
Jatinegara, Bekasi (3), Bintaro, Cianjur, dan Semarang.
2. Visi, Misi Motto dan Tujuan Yayasan Sahabat Rumah
Al- Qur’an Daarut Tarbiyah
Visi: Menjadi Keluarga Allah
Misi:
a. Mencetak da‟i dan dai‟yah yang hafal Al-Qur‟an dan
berakhlak qur‟ani, dalam jangka waktu 2-3 tahun ( 1
kota/ kabupaten 1 kader yang hafidz/hafidzah)
105
(RQ DaTa), Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah (Depok: RQ DaTa, 2018), h. 8.
83
b. Menyebarkan da‟i dan da‟iyah yang hafal Al-Qur‟an
ke seluruh Indonesia
c. Menghadirkan pribadi-pribadi masyarakat yang
mencintai Al-Qur‟an dengan membaca, menghafal,
mempelajari dan mengamalkannya.
d. Menjadi harapan baru bagi kebangkitan dakwah
Islamiyah,
Motto: Al-Qur‟an is my love and my life
Tujuan:
a. Mencetak sumber daya penghafal Al-Qur‟an yang
memiliki kompetensi hafalan Al-Qur‟an 30 Juz
dengan fasih dan lancar
b. Mencetak ahlul Qur‟an yang menjunjung tinggi nilai-
nilai Al-Qur‟an. Berakhlakul kharimah dan ibadah
yang benar
c. Memiliki kemampuan Tahsin yang baik
d. Mempersiapkan kader penghafal Al-Qur‟an yang
kelak berguna dalam kehidupan masyarakat.
3. Strategi Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur’an Daarut
Tarbiyah
Berikut merupakan strategi menghafal Yayasan
Sahabat Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah
a. Metode atau cara menghafal dikemballikan kepada
santri/mahasantri berdasarkan potensi dan minat santri
(audio/visual)
b. Membaca berulang-ulang sampai dengan 10 kali pada
halaman yang akan dihafal
84
c. Mengulang hafalan yang sudah dihafalkan
d. Menyimakkan hafalan ke teman sebelum disetorkan ke
musyrif/musyrifah
e. Hafalan yang disetorkan ke musyrif/musyrifah harus
lancar dan sesuai dengan tajwid
f. Kesalahan maksimal 3 kali, jika lebih dari 3 kali,
diminta untuk dihafal ulang, kemudian disetorkan
kembali.
4. Struktur Organisasi Yayasan Sahabat Rumah Al-
Qur’an Daarut Tarbiyah
Berikut merupakan struktur organisasi yang berada di
Yayasan Sahabat Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah
Tahun 2018-2019.
Struktur Organisasi Yayasan Sahabat Rumah Al-
Qur‟an Daarut Tarbiyah Tahun 2018-2019 dapat dilihat
pada gambar 2.
85
--------------------------------------
5. Progam Ku
Gambar 2.Struktur Organisasi
5. Program Kurikulum Kuliah Tahfidzul Qur’an
Program Kurikulum Kuliah Tahfidzul Qur‟an
memiliki standar kelulusan sebagai berikut:
a. Target kompetensi lulusan memiliki hafalan Al-
Qur‟an 30 Juz dengan fasih dan lancar (10 Juz),
serta berakhlak mulia
Pembina Yayasan
Ummu Syahid
Muhammad Syahid
Ust. Ibnu Jarir, Lc
Ust. Athony Hlman
Pengawas Yayasan
Ust. Abdul Muis Saadih, Lc
Ust. Khairul Usman, Lc
Ketua Yayasan
Ricky Adrinaldi
Sekretaris
Tri Supraptiwi
Bendahara
Sarah Raisa
Ketua Bidang
Fundraising
Ust. Ghozy Al
Marsus
Ketua Bidang
Pengelolaan
Insprastruktur
Ust. Eko
Yulianto
Ketua Bidang
Pendidikan &
Pembinaan
Ust. Surwanto
Ketua Bidang
Humas & Syiar
Ust. Ahmad
Fauzi
Ketua Bidang
Penelitian &
Pengembangan
Dani Kurniawan
Ketua
RQ
SMP/
SMA
Ketua
RQ
Depok
Ketua
RQ
Depok
Ikhwann
Ketu
a
RQ
Bog
or
Ketua
RQ
Pasar
Minggu
Ketua
RQ
Ciputat
Ketua
RQ
Bekasi
Ketua
RQ
Pejaten
Ketua
RQ
Mampang
Ketua
RQ
Jatinegara
Ketua
RQ
Bintaro
Ketua
RQ
Cianjur
Ketua
RQ
Semaran
g
86
b. Target waktu yang diperlukan adalah 4 tahun
dengan rincian sebagai berikut: 2 (dua) bulan
pertama adalah pemantapan tahsin dan tilawah
(target pencapaian tilawah adalah 3 Juz /hari),
Bulan berikutnya masuk ke program tahfidz,
dengan target minimal 1 halaman/hari (program 4
tahun 30 Juz), untuk program 1 tahun, target
capaian minimal 5 Juz.
Adapun Rincian Target Hafalan Yayasan Sahabat
Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Rincian Target Jumlah Hafalan.
Target Jumlah Hafalan
30 Juz, 4 tahun 5 Juz, 1 tahun
Harian 1 hlm 10 baris
Pekanan 5 hlm 50 baris
Bulanan 15 hlm 150 baris
Semester 75 hlm 750 baris
Tahunan 150 hlm (7.5 juz 1500 baris
(100 hlm, 5 juz)
Terdapat progam pembelajaran Tahfidzul Qur‟an
sebagai berikut:
1. Metode Menghafal
87
a) Metode atau cara menghafal dikembalikan
kepada santri/mahasantri berdasarkan potensi
dan minat santri (audio/visual)
b) Membaca berulang-ulang sampai dengan 10
kali pada halaman yang akan dihafal
c) Menghafal ayat demi ayat
d) Menyambung ayat yang telah dihafal dengan
ayat baru
e) Mengulang hafalan yang sudah dihafalkan (1/
2 halaman)
f) Menyimakkan hafalan ke teman sebelum
disetorkan ke musyrif/musyrifah
g) Hafalan yang disetorkan ke musyrif/musyrifah
harus lancar dan sesuai dengan tajwid
h) Kesalahan maksimal 3 kali, jika lebih dari 3
kali, diminta untuk dihafal ulang, kemudian
disetorkan kembali.
2. Setoran Ziyadah/muraja‟ah
a) Sebelum setor ke musyrif/musyrifah,
disetorkan terlebih dahulu sebanyak 3 kali ke
teman
b) Setoran minimal ½ halaman
c) Musyrif/musyrifah mengingatkan tajwid
santri/mahasantri
d) Bagi santri/mahasantri yang baru menghafal,
wajib talaqi sebelum menghafal
e) Bacaan tartil (sedang)
88
f) Kesalahan maksimal dalam setoran adalah 3
kali.Selebihnya, santri/mahasantri menghafal
ulang dan menyetorkan ulang.
Selain itu, terdapat metode pengujian Tahfidzul
Qur‟an sebagai berikut:
Metode pengujian dilakukan dengan memberikan (1
pertanyaan disambung sampai dengan ½ halaman,
kesempatan salah maximal 3 kali):
a) Ujian kenaikan Juz
½ Juz ( 3 pertanyaan ) => persiapan
maximal 1 hari
1 Juz ( 5 pertanyaan) => persiapan
maksimal 2 hari
b) Ujian semesteran
Jumlah Juz yang diujikan berdasarkan
jumlah capaian ziyadah selama satu
semester (maximal 10 Juz)
Setiap Juz terdiri atas 3 pertanyaan
c) Ujian kelulusan (Wisuda)
Ujian 30 Juz : Tasmi‟ minimal 7 Juz
(1x duduk) di depan penguji dan
santri/mahasantri lainnya
Ujian pencapaian : Tasmi‟ berdasarkan
jumlah capaian Juz
Terakhir, Sertfifikasi Tahfidz (Program Mutqin 30
Juz) sebagai berikut:
89
a) Sertifikasi Tahfidz adalah pengujian hafalan
yang dilaksanakan pada akhir semester (6
bulan)
b) Waktu yang diberikan untuk persiapan
sertifikasi adalah 1 bulan
c) Model pengujian adalah menyetorkan hafalan
yang telah diperoleh selama masa
pembelajaran di Yayasan Sahabat Rumah Al-
Qur‟an Daarut Tarbiyah (Tasmi‟ 30 Juz)
d) Santri/mahasantri yang berhak mendapatkan
sertifikat adalah yang mampu menyelesaikan
setoran dan tasmi‟ 30 Juz
e) Tim penguji adalah para Huffadz.
6. Program Kegiatan
Adapun Jadwal Kegiatan harian Yayasan Sahabat
Rumah Al-Qur‟an Daarut Tarbiyah dapat dilihat pada
Tabel 13.
Tabel 13. Jadwal Kegiatan Harian
Waktu Kegiatan
03.00-03.30 Aktifitas Pribadi
03.30-04.00 Qiyamullail
04.00-04.30 Menunggu
Shubuh/mandi/mencari
hafalan/sahur
04.30-05.30 Shubuh berjama‟ah, al-
ma‟tsurat
90
05.30-06.15 Tilawah Jama‟i ½ Juz
06.15-19.30 Aktivitas Pribadi (Piket, kerja,
kuliah dll)
19.30-20.15 Sholat Isya, persiapan halaqoh
20.15-21.45 Ziyadah
21.45-22.00 Muraja‟ah Jama‟I ¼ Juz
22.00-03.00 Aktivitas Pribadi, istirahat
B. Temuan dan Hasil Analisis Data
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Mahasantri
yang mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur‟an di
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor
sebanyak 30 orang dipilih melalui teknik Random
sampling. Mahasantri tersebut sedang dalam tahap
menghafal dan sudah melewati masa tahsin selama 3-
5 bulan. Selain itu, mahasantri juga sedang menempuh
pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Analisis data mengenai karakteristik responden
berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan jangka
waktu mengikuti bimbingan menghafal Al-Qur‟an di
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah diuraikan sebagai
berikut:
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat
dilihat pada Gambar 3.
91
Gambar 3. Karakteristik Responden berdasarkan
Usia
Berdasarkan Gambar 3 menunjukkan bahwa
mayoritas responden berusia 19 - 21 tahun dengan
persentase sebesar 80 persen. Berdasarkan jumlah
tersebut, maka sebagian besar sampel yang diambil
terbanyak yang sedang pada tahap pertengahan masa
menghafal yang bertujuan untuk mendapatkan hasil
penelitian yang lebih akurat dibandingkan responden
yang sedang pada tahap awal masa menghafal.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Gambar 4.
80 %
20 % Remaja Akhir(19-21 tahun)
Dewasa Awal(22-24 tahun)
80%
20%
Semester 3-7
Semester 8-13
92
Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan
Tingkat Pendidikan.
Berdasarkan gambar menunjukkan bahwa
mayoritas responden menduduki semester 3 sampai
dengan semester 7 pada bangku perkuliahan dengan
persentase 80 persen. Berdasarkan jumlah tersebut,
maka sebagian besar sampel yang diambil terbanyak
yang sedang pada tahap pertengahan masa kuliah yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibandingkan responden yang sedang
pada tahap awal masa kuliah.
Karakteristik Responden berdasarkan jangka
waktu mengikuti bimbingan menghafal di rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Karakteristik Responden berdasarkan
jangka waktu mengikuti bimbingan menghafal di
rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah:
Berdasarkan gambar menunjukkan bahwa
mayoritas responden yang mengikuti program
40%
60% 2015-2017
2018-2019
93
bimbingan menghafal Al-Qur‟an pada tahun 2018 -
2019 dengan persentase 60 persen. Berdasarkan
jumlah tersebut, maka sebagian besar sampel yang
diambil terbanyak yang sedang pada tahap
pertengahan masa menghafal dan masa kuliah yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang
lebih akurat dibandingkan responden yang sedang
pada tahap awal/akhir masa kuliah.
2. Gambaran Umum Efikasi Diri Mahasantri dalam
Menghafal Al-Qur’an
Gambaran umum responden berdasarkan efikasi diri
mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 14. Efikasi Diri Mahasantri dalam Menghafal Al-
Qur‟an
No. Kategori
Efikasi Diri
Jumlah
skor
Jawaban
Responden
Frekuensi Persentase
1. Rendah 50-62 22 73%
2. Tinggi 62-75 8 27%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa responden
yang memiliki efikasi diri rendah sebanyak 73 persen dan
sisanya 26 persen memiliki efikasi diri tinggi. Rendahnya
efikasi diri yang dimiliki responden dilihat dari beberapa
94
dimensi efikasi diri yaitu tingkat/level, keluasan/generality
dan kekuatan/strength.
Menurut Bandura yang dikutip oleh Ghufron dan wati
menyatakan bahwa efikasi diri pada tiap individu akan
berbeda antara satu individu dengan yang lainnya berdasarkan
tiga dimensi yaitu a. Tingkat (level) b. Keluasan (Generality)
dan c. Kekuatan (Strength).
Tingkat/level adalah kemampuan individu dalam
mengerjakan suatu tugas berbeda dalam tingkat kesulitan
tugas, individu memiliki kemampuan yang tinggi pada tugas
mudah dan sederhana atau juga pada tugas-tugas yang rumit
dan membutuhkan kompetensi yang tinggi. Individu yang
memiliki kemampuan yang tinggi cenderung memilih tugas
yang tingkat kesulitannya sesuai dengan kemampuannya.
Dimensi yang kedua yaitu Kekuatan (Strength). Dimensi
ini menekankan pada tingkat kekuatan atau kemantapan
individu terhadap keyakinannya. Kemampuan menunjukkan
bahwa tindakan yang dilakukan individu akan memberikan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan individu.
Kemampuan menjadi dasar dirinya melakukan usaha yang
keras, bahkan ketika menemui hambatan sekalipun.
Dimensi yang terakhir yaitu keluasan (generality),
dimensi ini berkaitan dengan penguasaan individu terhadap
bidang atau tugas pekerjaan. Individu dapat menyatakan
dirinya memiliki kemampuan pada aktifitas yang luas, atau
terbatas pada fungsi domain tertentu saja. Individu dengan
95
kemampuan yang rendah hanya menguasai sedikit bidang
yang akan diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas.
Untuk memperkuat hasil peneitian diadakan wawancara
wawancara dan observasi yang penulis lakukan dengan 2
orang responden tentang tingkat efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah
cabang Bogor berikut pendapat dari responden: Ketika
ditanya terkait hafalan Al-Qur‟an responden menyampaikan
bahwa:
“Hafalan Al-Qur‟an penting, dan manusia ketika di
akhirat setara dengan hafalan Al-Qur‟an. Ditambahkan
oleh responden lain dalam menghafal Al-Qur‟an juga
bisa menjadi jawaban keresahan yang sedang dirasakan
dari masalah-masalah yang sedang dihadapi, dengan
membaca arti dari ayat yang sedang dihafal. Jadi
menghafal itu proses yang membuat kita semakin kuat
dan percaya jika segala sesuatu masalah yang kita punya
ada solusinya.”
Kemudian terkait Target hafalan di Rumah Qur‟an
responden mengatakan:
“Target menghafal di Rumah Qur‟an perharinya 1
halaman, tetapi berhubung aktivitas kuliah dan kegiatan
lainnya maka sulit untuk mengatur waktu menghafal
mencapai 1 halaman akan tetapi diusahakan untuk tetap
menyetor setiap harinya walaupun tidak mencapai target
hafalan harian. Responden kedua menambahkan, untuk
menghadapi target di Rumah Qur‟an dalam waktu sehari
96
sebelum setoran (KBM) dipersiapkan pagi harinya karna
jika baru dipersiapkan malamnya nanti tidak lancar.”
Terkait ayat-ayat yang dirasa sulit dihafal responden
mengatakan:
“Ayat yang dirasa sulit dihafal, harus sering-sering
diulang, kalau sering diulang pasti ingat.
Responden kedua menambahkan, karna ia tipe
audio maka ia dengan cara mendengarkan
berulang surat yang ingin dihafal dan memahami
arti dari ayatnya.
Menghadapi ayat-ayat yang lafadznya terdapat
banyak kemiripan responden mengatakan:
“kemiripan ayat memang biasanya suka
menyambung ke ayat surat lain, jadi caranya nulis
ayat awalnya dan akhirnya ditulis ayat selanjutnya.
Responden kedua menambahkan Sepengalaman
saya kalau ada ayat yang mirip seperti di surat Ar-
Rahman yang berulang-ulang itu dihiraukan saja
jadi hafalkan sekali dan fokus dengan ayat yang
lain.”
Untuk menghadapi muraja‟ah ayat yang sudah di
hafal responden mengatakan:
“Murajaah itu lebih berat daripada menghafal,
karna mengulang lagi lebih sulit dan juga
tergantung meluangkan waktunya untuk bisa
memuraja‟ah. tetapi sejauh ini setiap harinya
belum bisa mengagendakan, biasanya jika halaqoh
97
malam mengulang hafalan tetapi tidak banyak.
Responden kedua menambahkan menurut ia lebih
penting muraja‟ah dari pada menambah hafalan
dan melupakan hafalan sebelumnya.”
Kemudian sikap jika tempat menghafal tidak
kondusif responden mengatakan:
“Jika ramai, mencari tempat yang lebih sepi,
biasanya ditangga. Responden kedua
menambahkan bahwa ia tipe orang yang walaupun
berisik bisa menghafal yang terpenting pilihan
waktu yang tepat ketika menghafal menjadi efektif.”
Faktor pendukung dan penghambat dalam
menghafal Al-Qur‟an responden mengatakan:
“Faktor pendukungnya, karna disini tidak sendiri
jadi termotivasi oleh teman-teman juga musyrifah
terkait penghafal Qur‟an. Kemudian menghafal
sendiri dengan menghafal di rumah qur‟an berbeda
karna di rumah Qur‟an difasilitasi dan sudah
dibuatkan program terkait menghafal Al-Qur‟an.
Ditambahkan oleh responden kedua, penghafal
Qur‟an dapat memberikan lebih manfaat kepada
orang lain. Terkait Faktor penghambatnya, jika
sudah kelelahan, karna disini KBM nya malam hari
dan kuliah pagi sampai sore hari terkadang ketika
KBM lelah (mengantuk). Jadi harus pandai
mengatur waktu dan mau mengurangi waktu
kegiatan yang lain untuk dipakai menghafal.”
98
Ditambahkan responden kedua, penghambatnya
ialah ego dalam diri ketika menyuruh untuk tidak
mengikuti aturan dalam membagi waktu antara
KBM di Rumah Qur‟an dengan mengerjakan tugas
yang lainnya.”
Kemudian mampu kah dalam menyelesaikan
hafalan 30 Juz, responden mengatakan:
“Sepertinya masih lama, ini aja udah mau 2 tahun
di RQ (Rumah Qur‟an) masih sedikit hafalannya.
Apalagi karna sambil kuliah lebih sulit, mungkin
dalam waktu 5 tahun mencapai atau bisa lebih
cepat jika yang sebeumnya sudah punya hafalan.
Responden kedua menambahkan mungkin untuk
target 5 - 10 juz masih mampu. Kecuali jika saya
didaftarkan program tahfidz yang khusus untuk
menghafal.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis dapat
melihat bahwa efikasi diri yang dilihat dari dimensi
tingkat/level dari mahasantri dalam memandang hafalan Al-
Qur‟an baik atau tinggi, karna mereka meyakini positif dalam
memandang hafalan Al-Qur‟an terdapat banyak manfaat di
dalamnya dan mahasantri sudah mengerti proses dalam
menghafal Al-Qur‟an akan tetapi masih kesulitan dalam
pelaksanaannya. Seperti menghadapi target hafalan di rumah
Qur‟an, mahasantri berusaha mempersiapkan hafalan Al-
Qur‟annya akan tetapi tetap saja dikarnakan adanya aktivitas
lain selain menghafal seperti kuliah dan lain-lain mahasantri
99
merasa sulit membagi waktu antara memaksimalkan
keduanya, sehingga mahasantri seringkali hanya bisa
menyetor hafalan ½ halaman perhari yang seharusnya 1
halaman untuk target yang dibuat oleh rumah Qur‟an.
Kemudian menghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit dihafal
dan menghadapi ayat-ayat yang lafadznya terdapat banyak
kemiripan, maka mahasantri akan lebih sering mengulang-
ulang ayat yang dirasa sulit untuk di hafal dan untuk terdapat
kemiripan ayat ketika menghafal, mahasantri informan
pertama mengantisipasinya dengan cara menulis awal ayat
dan akhir ayat yang sedang di hafal dan menulis ayat
selanjutnya dan untuk informan kedua dengan cara hafalkan
sekali lalu dihiraukan saja ayat yang dirasa adanya kemiripan
bunyi ayat lalu fokus dengan ayat yang lain. Terakhir,
menghadapi muraja‟ah ayat yang sudah di hafal mahasantri
merasa lebih sulit dibandingkan menghafal ayat yang baru.
Dari dimensi kedua yaitu kekuatan/strength mahasantri
dihasilkan, bahwa ketika tempat menghafal sedang tidak
kondusif mereka berusaha untuk mencari alternative lain
sehingga masih bisa melanjutkan menghafalnya, dan juga
dengan cara mencari waktu yang pas untuk menghafal, itu
menggambarkan efikasi diri yang bisa dikatakan baik berbeda
halnya jika ketika adanya gangguan dari luar mahasantri
berhenti untuk melanjutkan hafalannya, namun tetap
terkadang ketika prosesnya terjadi tidak sebaik yang
diharapkan.
100
Faktor pendukung dari luar diri didapatkan mahasantri,
tetapi faktor pendukung dalam diri lah yang lebih
mempengaruhi dimensi kekuatan sehingga menghasilkan
efikasi diri yang baik/tinggi. Mahasantri memiliki motivasi
untuk menghafal Al-Qur‟an salah satunya dengan bertujuan
agar mereka bisa bermanfaat bagi orang lain dan hal tersebut
bisa menjadi kekuatan pada mahasantri untuk terus memiliki
efikasi diri yang baik dalam menghafal Al-Qur‟an.
Terkhir, dapat disimpulkan dari tanggapan mahasantri
terkait penilaian diri untuk menyelesaikan hafalan Al-Qur‟an
30 juz di rumah Qur‟an kurang yakin maka efikasi diri yang
dipunyai rendah, tetapi memungkinkan jika mengikuti wisuda
untuk para penghafal kategori 5-10 juz hafalan. Kemudian
menambahkan, mungkin bisa saja menamatkan hingga 30 juz
hafalan Al-Qur‟an jika mengikuti program tahfidz yang
khusus untuk menghafal. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa efikasi diri tidak selalu tinggi tetapi juga ada yang
sedang bahkan rendah. Hal tersebut seperti yang diungkapkan
Adhim (2016) bahwa tingkat efikasi diri dan tingkat motivasi
belajar mahasiswa penghafal Al-Qur‟an mayoritas berada
pada kategori sedang. Kemudian ditemukan bahwa tidak
adanya pengaruh yang signifikan antara efikasi diri dan
motivasi belajar terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an.106
106
Muhammad Fauzil Adhim, “Pengaruh Motivasi diri dan Motivasi
Menghafal terhadap prestasi menghafal Al-Qur‟an Mahasiswa UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang angkatan 2013”, (Skripsi, Fakultas Psikologi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2016), 17.
101
Kemudian, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
menghafal, menurut Putra dan Issetyadi, (2010:16) berasal
dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara
lain: (a) kondisi emosi, (b) keyakinan (belief), (c)
kebiasaan (habit), dan cara memproses stimulus.107
Faktor
eksternal, antara lain: (a) lingkungan belajar, dan (b)
nutrisi tubuh. Dan berdasarkan pendapat Alfi (2002: 4),
faktor – faktor yang mendukung dan meningkatkan
kemampuan menghafal Al-Qur‟an sebagai berikut: (1)
motivasi dari penghafal, (2) mengetahui dan memahami
arti atau makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an, (3)
pengaturan dalam menghafal, (4) fasilitas yang
mendukung, (5) otomatisasi hafalan, dan (6) pengulangan
hafalan.108
3. Analisis Data Uji Korelasi
3.1Hubungan Karakteristik Individu dan Dukungan
Sosial dengan Efikasi Diri Mahasantri dalam
Menghafal Al-Qur’an
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu terdiri dari
usia, rata-rata uang saku perbulan, sikap, kebutuhan dan
berfikir positif dengan efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an. Pengujian tersebut diolah
107
Heri Saptadi, “Faktor-Faktor Pendukung Kemampuan Menghafal
Al-Qur‟an dan Implikasinya dalam Bimbingan dan Konseling”Jurnal
Bimbingan Konseling” Jurnal Bimbingan Konseling, volume1, no. 2 (2012):
118. 108
Ibid, h. 118.
102
menggunakan Program Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS 22) for windows. Tabel 15 menunjukkan
nilai koefisien antara karakteristik individu dan dukungan
sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-
Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor
tahun 2019.
Tabel 15. Nilai koefisien korelasi antara karakteristik
individu dan dukungan sosial dengan efikasi diri
mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an
Daarut Tarbiyah cabang Bogor tahun 2019
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 15
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik
individu dan dukungan sosial dengan efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an. Pada karakteristik individu
terdapat hubungan yang kuat dan memiliki nilai signifikansi
0.008 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien korelasi cukup sedang
juga memiliki arah hubungan yang positif yaitu .474**
artinya
semakin tinggi nilai karakteristik individu seseorang maka
Efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an
No Peubah Karakteristik Individu
rs Sig.(2-tailed)
1. Karakteristik Individu .474** .008
2. Dukungan Sosial .408*
.025
Keterangan **. berhubungan nyata pada a =1 % (0.01)
*. berhubungan nyata pada a =5 % (0.05)
103
semakin tinggi efikasi diri atau semakin rendah nilai
karakteristik individu seseorang maka semakin rendah efikasi
dirinya dan pada dukungan sosial terdapat hubungan yang
nyata dan memiliki nilai signifikansi 0.025 ≤ 0.05 dengan
nilai koefisien korelasi cukup sedang juga memiliki arah
hubungan yang positif yaitu .408*
artinya semakin tinggi
dukungan sosial seseorang maka semakin tinggi efikasi diri
atau semakin rendah dukungan sosial seseorang maka
semakin rendah efikasi dirinya.
3.2Hubungan Karakteristik Individu dengan Efikasi Diri
Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur’an
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk
melihat hubungan antara karakteristik individu terdiri dari
usia, rata-rata uang saku perbulan, sikap, kebutuhan dan
berfikir positif dengan efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an. Pengujian tersebut diolah
menggunakan Program Statistical Package for the Social
Sciences (SPSS 22) for windows. Tabel 16 menunjukkan
nilai koefisien antara karakteristik individu dengan efikasi
diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor tahun 2019.
Tabel 16. Nilai koefisien korelasi antara karakteristik
individu dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal
Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang
Bogor tahun 2019.
104
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada Tabel 15
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
karakteristik individu dengan efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an. Pada karakteristik individu
terdapat hubungan yang kuat dan memiliki nilai
signifikansi 0.008 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien korelasi
cukup sedang juga memiliki arah hubungan yang positif
yaitu .474**
artinya semakin tinggi nilai karakteristik
individu seseorang maka semakin tinggi efikasi diri atau
semakin rendah nilai karakteristik individu seseorang
maka semakin rendah efikasi dirinya. Tabel 16
menunjukkan nilai koefisien antara bagian dari
karakteristik individu dengan efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah cabang Bogor tahun 2019.
Tabel 17. Nilai koefisien korelasi antara bagian dari
karakteristik individu dengan efikasi diri mahasantri
Efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an
No Peubah Karakteristik Individu
rs Sig.(2-tailed)
1. Karakteristik Individu .474** .008
Keterangan **. berhubungan nyata pada a =1 % (0.01)
105
dalam menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut
Tarbiyah cabang Bogor tahun 2019
Efikasi diri mahasantri
No Peubah Karakteristik dalam menghafal Al-Qur‟an
Individu rs Sig.(2-tailed)
1. Usia -.283 .129
2. Rata-rata uang saku perbulan -.213 .258
3. Sikap .155 .413
4. Kebutuhan -.098
.607
5. Berpikir Positif .645**
.000
Keterangan **. berhubungan nyata pada a =1 % (0.01)
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 16
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan
berfikir positif dengan efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an. Pada Berpikir positif terdapat
hubungan yang nyata dan memiliki nilai signifikansi
0.000 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien korelasi cukup
berarti/sedang juga memiliki arah hubungan positif yaitu
.645**
artinya semakin tinggi berfikir positif maka
semakin tinggi efikasi diri atau semakin rendah efikasi
diri maka semakin rendah efikasi diri. Namun tidak
terdapat hubungan antara usia, rata-rata uang saku
perbulan, sikap dan kebutuhan dengan efikasi diri
mahasantri program bimbingan menghafal Al-Qur‟an.
Artinya efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-
Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor
106
tergantung pada berfikir positif namun tidak tergantung
pada usia, rata-rata uang saku perbulan, sikap dan
kebutuhan.
Tabel 17 menunjukkan bahwa berfikir positif
berhubungan secara nyata dengan efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an. Hal tersebut menjelaskan
bahwa responden yang memiliki pikiran yang positif akan
meningkatkan efikasi diri mahasantri dalam menghafal
Al-Qur‟an. Hasil tersebut sejalan dengan Rahmawati dan
Budiningsih (2015) yang menujukkan bahwa berpikir
positif berhubungan dengan efikasi diri dengan berpikir
positif pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.
Sikap dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
efikasi diri dari faktor internal yang menunjukkan adanya
hubungan positif antara efikasi diri dengan sikap terhadap
polusi udara pasar unggas (Puspitarani dan Wahyu 2009),
namun hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya
hubungan yang nyata antara sikap dengan tingkat efikasi
diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.
Selain sikap, kebutuhan juga menunjukkan hal yang
sama bahwa tinggi rendahnya kebutuhan tidak menjadi
sumber penentu secara nyata mahasantri dapat
meningkatkan tingkat efikasi diri dalam menghafal Al-
Qur‟an, namun bertolak belakang dengan Muhammad
Farid Al-Habib dan I Ketut Rahyuda (2015) yang
menyebutkan bahwa efikasi diri berhubungan dengan
kebutuhan seperti penelitiannya bahwa efikasi diri dan
107
kebutuhan akan prestasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan secara langsung terhadap niat berwirausaha. Di
sisi lain, kebutuhan memiliki hubungan tidak nyata yang
negatif dengan efikasi diri.
3.2 Hubungan Dukungan Sosial dengan Efikasi Diri
Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur’an
Faktor lain yang dapat meningkatkan efikasi diri
adalah dukungan sosial. Dukungan sosial terdiri dari
dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan
penghargaan dan dukungan instrumental yang dianalisis
menggunakan korelasi Rank Spearman. Adapun hasil uji
Rank Spearman menggunakan program SPSS 22 untuk
melihat hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri
mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an yang dapat dilihat
pada Tabel 17.
Tabel 17. Nilai koefisien korelasi antara dukungan
sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-
Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor
tahun 2019
Efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an
No Peubah Dukungan Sosial
rs Sig.(2-tailed)
1. Dukungan Sosial .408* .025
Keterangan *. berhubungan nyata pada a =5 % (0.5)
108
Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Rank Spearman
menggunakan SPSS 22 yang terlihat pada tabel 17
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan
sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-
Qur‟an. Pada dukungan sosial terdapat hubungan yang
nyata dan memiliki nilai signifikansi 0.025 ≤ 0.05 dengan
nilai koefisien korelasi cukup sedang juga memiliki arah
hubungan yang positif yaitu .408*
artinya semakin tinggi
dukungan sosial seseorang maka semakin tinggi efikasi
diri atau semakin rendah dukungan sosial seseorang maka
semakin rendah efikasi dirinya. Tabel 18 menunjukkan
nilai koefisien antara bagian dari dukungan sosial dengan
efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an di
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor tahun
2019. Tabel 18. Nilai koefisien korelasi antara bagian dari
dukungan sosial dengan efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah
cabang Bogor tahun 2019.
Efikasi diri mahasantri
No Peubah Dukungan dalam menghafal Al-Qur‟an
Sosial rs Sig.(2-tailed)
1. Dukungan Emosional .568**
.001
2. Dukungan Informasi .230 .221
3. Dukungan Penghargaan .310 .096
4. Dukungan Instrumental .327
.078
Keterangan **. berhubungan nyata pada a =1 % (0.01)
109
Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa adanya
hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan
emosional, dukungan penghargaan dan dukungan
instrumental dengan efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an.
Pada dukungan emosional berhubungan nyata dengan
efikasi diri dan memiliki nilai signifikansinya 0.001 ≤
0.05 dengan nilai koefisien korelasi cukup sedang juga
memiliki arah hubungan yang positif yaitu .568**
artinya
semakin tinggi dukungan emosionalnya maka semakin
tinggi pula efikasi dirinya dan sebaliknya. Pada dukungan
penghargaan berhubungan dengan efikasi diri dan
memiliki nilai signifikansinya 0.096 ≤ 0.05 dengan nilai
koefisien korelasi rendah juga memiliki arah hubungan
yang positif yaitu .310 artinya semakin tinggi dukungan
penghargaan maka semakin tinggi pula efikasi dirinya dan
sebaliknya. Pada dukungan instrumental berhubungan
dengan efikasi diri dan memiliki nilai signifikansinya
0.078 ≤ 0.05 dengan nilai koefisien korelasi rendah juga
memiliki arah hubungan yang positif yaitu .327 artinya
semakin tinggi dukungan instrumentalnya maka semakin
tinggi pula efikasi dirinya dan semakin rendah dukungan
instrumentalnya maka semakin rendah efikasi dirinya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa dukungan
emosional, dukungan penghargaan dan dukungan
instrumental memiliki hubungan dengan efikasi diri.
Namun tidak berhubungan antara dukungan informasi
110
dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-
Qur‟an. Artinya efikasi diri mahasantri dalam menghafal
Al-Qur‟an ditentukan oleh dukungan sosial seperti
dukungan emosional, dukungan penghargaan dan
dukungan instrumental, namun tidak tergantung pada
dukungan informasi.
Adanya hubungan antara dukungan emosional,
dukungan penghargaan dan dukungan instrumental
dengan efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-
Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah
mengindikasikan bahwa dukungan sosial memberikan
efek yang positif untuk efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah
Cabang Bogor. Hal tersebut sejalan dengan penelitian
Faza dan Kustanti (2018) yang menunjukkan hasil bahwa
semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi
efikasi diri menghafal Al-Qur‟an. Selain itu Mufidah dan
Choiril (2015) menunjukkan bahwa mayoritas tingkat
dukungan sosial yang diperoleh santri putri Nurul Furqon
Wetan Pasar Besar Malang berada pada taraf sedang yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel dukungan sosial dengan variabel efikasi
diri dan juga hasil penelitian Sofyana (2017) yang
menunjukkan bahwa efikasi diri berhubungan positif
dengan dukungan sosial terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara perhatian guru dengan efikasi diri
111
hafalan peserta didik dalam mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti kelas XII SMK Negri 5 Yogyakarta.
112
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah cabang Bogor mengenai
“Efikasi Diri Mahasantri dalam Menghafal Al-Qur‟an di
Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor” maka
kesimpulan yang didapat adalah:
1. Tingkat efikasi diri mahasantri tergolong rendah sebesar
73 persen dan sisanya 27 persen tergolong tinggi. Artinya
mahasantri yang memiliki efikasi diri rendah cenderung
kurang percaya dan kurang mampu dalam mencapai target
hafalan.
2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara
karakteristik individu dengan efikasi diri mahasantri
dalam menghafal Al-Qur‟an dengan nilai signifikansi
0.004 ≤ 0.05 dan nilai koefisien korelasi cukup
berarti/sedang 0.612**
.
Artinya, semakin tinggi nilai
karakteristik individu mahasantri maka semakin tinggi
efikasi diri atau sebaliknya semakin rendah nilai
karakteristik individu mahasantri maka semakin rendah
efikasi diri. Terdapat hubungan positif dan signifikan
antara dukungan sosial dengan efikasi diri mahasantri
program bimbingan menghafal Al-Qur‟an dengan nilai
signifikansi 0.004 ≤ 0.05 dan nilai koefisien korelasi
cukup berarti/sedang 0.506**
.
Artinya, semakin tinggi
dukungan sosial mahasantri maka semakin tinggi efikasi
113
diri atau sebaliknya semakin rendah dukungan sosial
mahasantri maka semakin rendah efikasi diri.
3. Dimensi karakteristik individu dan dukungan sosial yang
berhubungan dengan efikasi diri mahasantri dalam
menghafal Al-Qur‟an di Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah
Cabang Bogor adalah berpikir positif pada karakteristik
individu dan dimensi dukungan emosional, dukungan
penghargaan dan dukungan instrumental pada dukungan
sosial.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan
pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Untuk Pembimbing Rumah Qur‟an Daarut Tarbiyah
(RQ Data) Cabang Bogor
- Diharapkan pembimbing memberikan dorongan
motivasi dan pesan secara verbal, baik berupa
pujian, kritikan, nasehat, dan alasan-alasan untuk
percaya bahwa mereka dapat menghafal Al-
Qur‟an 30 Juz.
- Membantu mahasantri dengan menunjukkan
contoh-contoh keberhasilan yang orang lain telah
capai, karena mahasantri akan membentuk opini
mengenai kemampuannya sendiri dengan
mengamati kesuksesan dan kegagalan mereka
yang serupa dengan kondisi mahasantri tersebut.
114
2. Untuk Mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an
- Disarankan untuk terus mengulang hafalan yang
telah di hafal dengan cara dipakai ketika sholat
agar hafalan tetap terjaga.
- Berusaha mencapai target yang ditentukan dengan
cara menghafalnya dimanapun atau dengan
mendengarkan bacaan melalui situs media seperti
youtube.
- Terakhir tanamkan niat yang kuat, keikhlasan
dalam menghafal.
3 Bagi praktisi bimbingan dan penyuluhan Islam,
penelitian kajian keIslaman ini diharapkan
memberikan ilmu terkait efikasi diri, karakteristik
individu dan dukungan sosial. Agar dengan itu,
praktisi/pembimbing dapat membantu meningkatkan
efikasi diri mahasantri dalam menghafal Al-Qur‟an.
4. Untuk Peneliti Selanjutnya, Penelitian ini masih
terbatas karna tidak meneliti semua yang ada pada
bagian dari karakteristik individu yang dihubungkan
pada efikasi diri seperti kemampuan dan pengalaman.
Untuk pada bagian dari dukungan sosial tidak
diikutsertakan dukungan penghargaan dan dukungan
pendidikan.
115
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Abu „Abd. 1997. Pedoman Menghayati dan Menghafal
Al-Qur‟an. Jakarta: Hadi Pres.
Zen, A. Muhaimin. 1985. Tata Cara/Problematika Menghafal Al-
Qur‟an dan Petunjuk – petunjuknya. Jakarta: Pustaka
Alhusna.
Al- Qur‟an Qordoba Special for Muslimah. 2012. Bandung: PT.
Cordoba International Indonesia.
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Ahmatu, Akbar. 2014. Persepsi Mahasantri Terhadap Sistem
Pendidikan Pondok Kader Muhammadiyah. studi kasus
naskah artikel pubilikasi.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan + Konseling (Studi & Karier).
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis.
Yogyakarta: Andi.
A, Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Ciputat
Pers.
Ghozali, Imam. 2003. Aplikasi Analisis Multivarians dengan
Program SPSS. Semarang: UNDIP.
Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Kencana.
Ghufro, M. Nur, dan Rini Risnawati. 2011. Teori-teori Psikologi.
Yogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.
116
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kunatitatif Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
RQ DaTa. 2018. Buku Panduan Santri dan Mahasantri Rumah
Qur‟an Daarut Tarbiyah. Depok: RQ DaTa.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&d.
Bandung: Alfabeta.
Hadi, Sutrisno.1991. Analisa Butir untuk Instrument.
Yogyakarta: Andi Offset.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2006. Landasan
Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Rosidi, Ahmad. 2016. “Motivasi Santri dalam Menghafal Al -
Qur‟an (Studi Multi Kasus di Pondok Pesantren Ilmu Al-
Qur'an (PPIQ) PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo, dan
Pondok Pesantren Tahfizhul Al-Qur'an
Raudhatusshalihin Wetan Pasar Besar Malang)”. Al-
Qodiri : Jurnal Pendidikan Sosial dan Keagamaan.
Volume. 10. No.1. April: h.69.
Elsavina Rizky, Zulherman dan Devi Risma. 2014. “Hubungan
Efikasi Diri dengan Coping Stress pada Mahasiswa
Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau”.
JOM FK Volume 1. No. 2. Oktober: h. 3.
Rahmawati, Fika dan Tri Esti Budiningsih. 2015. “Hubungan
antara berfikir positif dengan Efikasi diri Akademik pada
Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi”. Jurnal
Intuisi, volume. 7, no. 1 : h. 3.
117
Maizah, Faizatul. 2015. “Hubungan dukungan sosial dengan
tingkat kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim. h.10.
Saptadi, Heri. 2012. “Faktor-Faktor Pendukung Kemampuan
Menghafal Al-Qur‟an dan Implikasinya dalam
Bimbingan dan Konseling”Jurnal Bimbingan
Konseling”. Jurnal Bimbingan Konseling. Volume 1. No.
2: h. 118.
Husein, Nirza Marzuki. 2012. “Pengaruh LIngkungan Kerja dan
karakteristik individu terhadap kepuasan kerja karyawan
hotel Melati di Kecamatan Banjarmasin Tengah” jurnal
manajemen dan akuntansi, volume 13, no. 1: h.36.
Setiadi, Muhamad Arifin, Cahyono Putro, dan Hari Putranto.
2014. “Hubungan Kemampuan Efikasi diri dan
Kemampuan Kependidikan dengan Kesiapan menjadi
guru TIK Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika”.
Jurnal Teknologi dan Kejuruan. Volume 1. No. 2.
September: h. 37.
Al-Habib, Muhammad Farid dan I Ketut Rahyuda. 2015. E-
Jurnal Manajemen Unud. Volume. 4. No. 9: h. 2619.
Ichsan, Muhammad. 2012. “Sejarah Penulisan dan Pemeiharaan
Al-Qur‟an Pada Masan Nabi Muhammad Saw dan
Sahabat”. Jurnal Substansia, Volume. 7, no, 1. April: h.
2.
Krisnaldi, M. Isya, Uswatul Wafiyat, Fikri Habibie, Hetti
Hidayati, dan Ferry Prasetyanto. 2018. “Juz Amma
Zaman Now. Aplikasi Penghafal Juz Amma (Tahfidz
Qur‟an) Berbasis Android, e-Proceeding of Applied
Science” . Volume 4. No.2. Agustus: h. 675.
Puspitasari, Wahyu, et al. 2018. “Hubungan antara Efikasi diri
dengan Sikap terhadap polusi udara pasar unggas pada
118
pekerja pasar Rejomulyo Semarang”. Under graduate
thesis, Universitas Diponegoro. h. 16.
Faza, Wilda dan Erin Ratna Kustanti. 2018. “Hubungan antara
dukungan sosial orangtua dengan efikasi diri menghafal
Al-Qur‟an pada santri hafidz di Pondok Pesantren
Modern Al-Qur‟an dan Raudhotul Huffadz”. Jurnal
Empati. Volume 7. No. 1: h. 260.
Wiyarto, Andy. 2012. Motivasi Menghafal Al-Qur‟an Pada
Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur‟an Di
Surakarta. Naskah Publikasi S1. Fakultas Psikologi dan
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sofyana, Arifa. 2017. Hubungan Perhatian Guru dengan Efikasi
diri Hafalan Peserta didik dalam mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII
SMK Negri 5 Yogyakarta. Skripsi S1.
Mufidah, Alaiya Choiril. 2015. Hubungan antara dukungan
sosial dengan efikasi diri dalam menghafal Al-Qur'an
santri putri Nurul Furqon Wetan Pasar Besar Malang.
Skripsi S1. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Adhim, Muhammad Fauzil. 2016. Pengaruh Motivasi diri dan
Motivasi Menghafal terhadap prestasi menghafal Al-
Qur‟an Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
angkatan 2013. Skripsi S1. Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Fikri, Muhammad Rusdil. 2018. Analisis self-efficacy Siswa
Terhadap Mata Pelajaran Kimia di SMK Khazanah
Kebajikan. PPKT: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Univ. Islam Negeri Jakarta.
https://tumoutnews.com diakses pada tanggal 12 April 2019.
119
Karakter Individu – Dosen Perbanas, dosen.perbanas.id
https://dosen.perbanas.id/karakter-individu. Diakses pada
tanggal 28 Januari 2020.
S. Patmonodewo. 2000. Pendidikan Anak Pra Sekolah. (Library
Walisongo.co.id. h.23.
LAMPIRAN
Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat-
sifat variabel yang diteliti, bersifat spesifik dan menggambarkan
karakterisitik variabel-variabel penelitian dan juga hal-hal yang dianggap
penting. Dari definisi operasional ini kemudian akan didapat suatu indikator
yang akan dijadikan acuan untuk mengukur variabel yang diteliti.1
Variabel
Independen Teori
Definisi
Operasional Indikator
Fakor-faktor
yang
berhubungan
dengan efikasi
diri
“Karakteristi
k Individu”
(X1)
Menurut
Bandura, ada
beberapa yang
mempengaruhi
efikasi diri, antara
lain: Jenis
kelamin, usia,
tingkat
pendidikan dan
pengalaman.2
Menurut
Simamora (2003)
terdapat indikator
– indikator
Faktor- faktor yang
mempengaruhi
individu terdapat
dari 2 sisi yaitu
faktor internal dan
faktor eksternal.
Faktor internal
yaitu dari
karakteritik
individu antara lain
usia, kebutuhan,
sikap dan berfikir
positif.
Usia
1. Mengetahui
usia
mahasantri
(RQ DaTa)
Cabang
Bogor.
Sikap
1. Menjalank
an ibadah
tepat
waktu
2. Berserah
diri
1 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), h.46.
2 M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), h. 80.
karakteristik
individu:
keahlian,
kemampuan,
kebutuhan, dan
sikap. 3
Menurut Gibson
et. al., (2002)
Faktor
karakteristik
individu:
Kemampuan,
sikap dan
keahlian. 4
Menurut
Rahmawati dan
Budiningsih
(2015)
menunjukkan
adanya hubungan
antara efikasi diri
dengan faktor lain
(tawakal)
kepada
Tuhan
setelah
berikhtiar
atau
melakukan
usaha
3. Menjaga
lingkunga
n
Kebutuhan
1. Kebutuhan
tercukupi
seperti
pangan, sa
-
ndang, pap
an,
rohani, da
n ti-ngkat
sosial
3Karakter Individu – Dosen Perbanas, dosen.perbanas.id
https://dosen.perbanas.id/karakter-individu. 4 Nirza Marzuki Husein, “Pengaruh LIngkungan Kerja dan karakteristik individu
terhadap kepuasan kerja karyawan hotel Melati di Kecamatan Banjarmasin Tengah” jurnal
manajemen dan akuntansi, volume 13, no. 1 (2012): h.36.
yakni berpikir
positif.5
Berfikir
Positif
1. Adanya
kepercaya
an pada
diri
2. Adanya
Inisiatif
3. Adanya
Ketekunan
4. Adanya
Perkemba
ngan.
5 Fika Rahmawati dan Tri Esti Budiningsih, “Hubungan antara berfikir positif
dengan Efikasi diri Akademik pada Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi” jurnal
Intuisi, volume. 7, no. 1 (2015): h. 3.
6 Wilda Faza dan Erin Ratna Kustanti, “Hubungan antara dukungan sosial
orangtua dengan efikasi diri menghafal Al-Qur’an pada santri hafidz di Pondok Pesantren
Modern Al-Qur’an dan Raudhotul Huffadz” Volume 7, no. 1 (2018): 260.
Variabel
Independen Teori
Definisi
Operasional Indikator
Fakor-
faktor yang
mempenga-
ruhi
efikasi diri
“Dukungan
Sosial”
(X2)
Menurut Wilda Faza
dan Erin Ratna
Kustanti (2018)
terdapat faktor-faktor
lain dalam pembentuk
efikasi diri diantaranya
dukungan sosial,
coping stress dan
motivasi berprestasi.6
Menurut Smet, (1994)
terdapat empat jenis
atau dimensi
dukungan sosial, yaitu
diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.Dukungan
emosional yang
mencakup empati,
kepedulian dan
perhatian terhadap
orang yang
bersangkutan
Faktor ekternal
yang
mempengaruhi
efikasi diri adalah
dukungan sosial.
Macam – macam
dukungan sosial
antara lain:
dukungan
emosional,
dukungan
informasi,
dukungan
penghargaan dan
dukungan
instrumental.
Dukungan
Emosional
1. Menerima
perhatian dari
keluarga
2. Menerima
perhatian dari
pihak asrama
3. Menerima
perhatian dari
sesama
mahasiswa
penghafal Al-
Qur’an
4. Mendapatkan
perasaan
nyaman dan
diterima dari
pihak asrama
5. Mendapatkan
perasaan
nyaman dan
(misalnya: umpan
balik dan penegasan)
2.Dukungan
penghargaan yaitu
terjadi lewat
ungkapan hormat
(penghargaan) positif
untuk orang itu,
dorongan maju dan
persetujuan dengan
gagasan atas perasaan
individu, dan
perbandingan positif
orang ini dengan
orang lain, misalnya
orangorang yang
kurang atau lebih
buruk keadaannya
(menambah harga
diri).
3.Dukungan
instrumental:
mencakup bantuan
langsung, seperti kalau
orang-orang memberi
pinjaman uang kepada
orang itu atau
menolong dengan
diterima dari
sesama
mahasiswa
penghafal Al-
Qur’an
Dukungan
Informasi
1. Menerima
saran,
masukan
nasehat dan
feedback dari
keluarga
2. Menerima
saran,
masukan
nasehat dan
feedback dari
pihak asrama
3. Menerima
saran,
masukan
nasehat dan
feedback dari
sesama
mahasiswa
penghafal Al-
Qur’an.
7 Maizah, Faizatul,. “Hubungan dukungan sosial dengan tingkat
kecemasan dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) NU Tuban”. Undergraduate thesis, Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim. h.13-14 8 Ibid, h. 13-14.
pekerjaan pada waktu
mengalami stress.
4.Dukungan
informatif: mencakup
memberi nasehat,
petunjuk-petunjuk,
saran-saran dan umpan
balik.7
Menurut Safarino
dalam Purba, dkk
(2007)
mengungkapkan pada
dasarnya ada lima
jenis dukungan sosial,
adalah sebagai berikut:
Dukungan emosi,
dukungan
penghargaan,
dukungan instrumental
atau konkrit,
dukungan informasi
dan dukungan jaringan
sosial.8
Dukungan
Penghargaan
1. Menerima
penghargaan
positif dari
orang tua,
pihak asrama
(pembimbing
) maupun
teman
sesama
mahasiswa
penghfal Al-
Qur’an
2. Menerima
dorongan
untuk maju
terus dalam
menghafal
Al-Qur’an.
Dukungan
Instrumental
1. Menerima
bantuan
moril berupa
jasa atau
motivasi dari
keluarga
2. Menerima
bantuan
moril berupa
jasa atau
motivasi dari
pihak asrama
3. Menerima
bantuan
moril berupa
jasa atau
motivasi dari
sesama
mahasiswa
penghafal Al-
Qur’an.
9 M. Nur Ghufro, dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), h. 73.
Variabel
Dependen
Efikasi Diri
(Y)
Teori
Menurut Bandura
efikasi diri adalah
sebagai keyakinan
individu mengenai
kemampuan dirinya
dalam melakukan
tugas atau tindakan
yang diperlukan untuk
mencapai hasil
tertentu. . Individu
yang memiliki efikasi
diri atau keyakinan
mengenai kemampuan
dirinya sendiri akan
terus berusaha untuk
menyelesaikan suatu
tugas, mencapai tujuan
dan mengatasi semua
hambatan untuk
mencapai suatu hasil
dalam situasi tertentu.9
Wood juga Bandura
mengatakan bahwa
Definisi
Operasional
Efikasi diri adalah
keyakinan diri
seseorang dalam
menyelesaikan
tugas ataupun
tujuan yang di
jalaninya dan terus
menerus melewati
hambatan yang ada
sampai tujuan
tercapai.
Indikator
Bersifat
bertingkat
(level)
1. Mahasantri
dapat
menyelesai-
kan target
hafalan yang
telah
ditentukan
pihak (RQ
DaTa)
2. Mahasantri
dapat
menguasai
hafalan yang
telah di hafal.
Bersifat
keluasan
(generality)
Mahasantri
dapat
menghafal
efikasi diri merupakan
kepercayaan tentang
kemampuan seseorang
dalam mengarahkan
motivasi, sumber daya
kognitif, dan
menentukan tindakan
yang dibutuhkan untuk
mencapai suatu situasi
yang di inginkan.
menurut Robert A.
Baron & Donn Byrne
(2003) self efficacy
adalah keyakinan
seseorang akan
kemampuan atau
kompetensinya atas
kinerja tugas yang
diberikan, mencapai
tujuan atau mengatasi
sebuah hambatan. Di
samping itu, Schultz
(1994) mendefinisikan
self efficacy sebagai
perasaan kita terhadap
kecukupan, efesiensi,
dan kemampuan kita
dalam mengatasi
melebihi target
yang ditentukan
pihak (RQ
DaTa)
Bersifat
kekuatan
(strength)
1. Mahasantri
melakukan
usaha yang
keras dalam
menghafal
Al-Qur’an
2. Mahasantri
mampu
mengatasi
masalah yang
berkaitan
dengan
menghafal
Al-Qur’an.
10
Muhammad Rusdil Fikri, “Analisis self-efficacy Siswa Terhadap Mata
Pelajaran Kimia di SMK Khazanah Kebajikan”, (PPKT, Fak. Ilmu Tarbiayh dan Keguruan,
Univ. Islam Negri Jakarta, 2018), 5. 11
Elsavina Rizky, Zulherman dan Devi Risma, “Hubungan Efikasi Diri dengan
Coping Stress pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Universitas Riau”,
JOM FK Volume 1, No. 2, (Oktober, 2014), h. 3.
kehidupan.10
Kemudian
Hergenhann
menyatakan bahwa
orang yang
menganggap tingkat
kemampuannya cukup
tinggi akan berusaha
lebih keras, dan lebih
gigih menjalankan
tugas dibandingkan
dengan orang yang
menganggap
kemampuan dirinya
rendah.11
Tabel Uji Validitas Variabel Karakteristik Individu ( X1) dan
Dukungan Sosial ( X2)
No. Pernyataan r
hitung
r
tabel
Hasil
Instrumen
KARAKTERISTIK INDIVIDU (X1)
X 1.1 Sikap
1 Saya terbiasa sholat tepat waktu 0,313 0,361 Tidak Valid
2 Saya dapat beribadah lebih baik 0,420 0,361 Valid
3 Saya berusaha lebih dalam
menjalankan perintah Allah
0,210 0,361 Tidak Valid
4 Saya lebih sering melalaikan perintah
Allah
-0.085
0,361 Tidak Valid
5 Saya menjaga lingkungan Rumah
Qur’an
-0.035
0,361 Tidak Valid
X 1.2 Kebutuhan
6 Saya di sediakan tempat tidur yang
baik di Rumah Qur’an
0,311
0,361 Tidak Valid
7 Saya disediakan makanan pokok
sehari-hari di Rumah Qur’an
0,249
0,361 Tidak Valid
8 Saya nyaman tinggal di Rumah
Qur’an
0,086
0,361 Tidak Valid
9 Saya diterima tinggal di Rumah
Qur’an, tanpa melihat suku.
0,213
0,361 Tidak Valid
10 Sarana Di Rumah Qur’an tidak
tersedia dengan baik
0,239
0,361 Tidak Valid
X 1.3 Berfikir Positif
11 Saya percaya bahwa saya mampu
menghafal Al-Qur’an khatam 30 juz di
rumah Qur’an
0,467
0,361 Valid
12 Saya berhusnudzon bahwa saya dapat
terus menambah hafalan.
0,521
0,361 Valid
13 Saya hanya dapat menghafal beberapa
Juz Ayat Al-Qur’an di Rumah Qur’an
0,127 0,361 Tidak Valid
14 Saya berserah diri (tawakkal) kepada
Allah setelah saya berusaha menghafal
ayat-ayat Al-Qur’an
0,537
0,361 Valid
15 Saya ragu dapat mencapai target
hafalan di rumah Qur’an
0,196 0,361 Tidak Valid
DUKUNGAN SOSIAL (X2)
X 2.1 Dukungan Emosional
16 Saya mendapatkan perhatian dari
keluarga ketika saya kuliah sekaligus
mengikuti program bimbingan
menghafal Al-Qur’an di rumah Qur’an
0,347 0,361 Tidak Valid
17 Pembimbing memahami kekurangan
yang ada pada saya
0,318 0,361 Tidak Valid
18 Ketika saya mengeluh dalam
menghafal, teman-teman saya cuek
0,272 0,361 Tidak Valid
19 Saya tidak mendapatkan perhatian dari
keluarga ketika saya kuliah sekaligus
mengikuti program menghafal Al-
Qur’an
0,590 0,361 Valid
20 Pembimbing menyemangati saya 0,369 0,361 Valid
untuk bersemangat dalam menghafal
Al-Qur’an
X 2.2 Dukungan Informasi
21 Pembimbing membiarkan saya ketika
saya melakukan kesalahan dalam
proses bimbingan menghafal
0,240 0,361 Tidak Valid
22 Pembimbing memotivasi saya, agar
saya menjadi hafidzah 30 Juz
0,172 0,361 Tidak Valid
23 Ketika saya lalai dalam menyetorkan
hafalan, teman mengingatkan saya
0,326 0,361 Tidak Valid
24 Ketika saya lalai dalam menyetorkan
hafalan, pembimbing mengingatkan
saya
0,379 0,361 Valid
25 Pembimbing tidak menegur saya jika
saya lalai dalam menyetorkan hafalan
0,577 0,361 Valid
X 2.3 Dukungan Penghargaan
26 Pembimbing memberikan pujian jika
saya dapat menyelesaikan target
hafalan harian
0,595 0,361 Valid
27 Orang tua saya biasa saja atas
pencapaian saya dalam menghafal Al-
Qur’an
0,730 0,361 Valid
28 Pembimbing biasa saja jika saya dapat
menyelesaikan target hafalan harian
0,408 0,361 Valid
29 Orang tua saya bangga karna saya
kuliah juga mengikuti program
bimbingan menghafal Al-Qur’an
0,751 0,361 Valid
30 Ketika saya mampu menyetorkan
hafalan Al-Qur'an dengan lancar,
pembimbing/musyrifah memberi
pujian kepada saya
0,539 0,361 Valid
X 2.4 Dukungan Instrumental
31 Teman – teman melarang saya
meminjam Al-Qur'an nya sewaktu-
waktu ketika kebutuhan mendesak
0,634 0,361 Valid
32 Ketika saya sakit, pembimbing
mengantarkan saya periksa ke dokter
0,401 0,361 Valid
33 Teman-teman di rumah Qur’an
menolak ketika saya meminta tolong
untuk menyimak hafalan saya
0,424 0,361 Valid
34 Ketika saya sakit, pembimbing/teman-
teman tidak peduli terhadap saya
0,385 0,361 Valid
35 Orangtua saya suka menanyakan kabar
saya yang bertempat tinggal di rumah
Qur’an
0,199 0,361 Tidak Valid
Tabel Uji Validitas Variabel Efikasi diri (Y)
No Pernyataan R
Hitung
r
Tabel
Hasil
Instrumen
EFIKASI DIRI (Y)
Y 1.1 Tingkat (Level)
36 Saya yakin bahwa saya dapat
menyelesaikan target hafalan harian.
0,620 0,361 Valid
37 Saya yakin bahwa saya dapat
menyelesaikan target hafalan per-
semester
0,537 0,361 Valid
38 Saya yakin bahwa saya mampu
menambah hafalan ayat Al-Qur'an
yang lafadznya terdapat banyak
kemiripan
0,443 0,361 Valid
39 Saya ragu mampu menambah hafalan
ayat Al-Qur'an yang terasa sulit
0,468 0,361 Valid
40 Saya ragu bahwa saya dapat
menyelesaikan target hafalan harian
0,427 0,361 Valid
41 Saya ragu mampu mengulang
hafalan ayat Al-Qur'an yang terasa
sulit
-0,398 0,361 Valid
Y 1.2 Keluasan (Generality)
42 Saya biasanya mencapai hafalan
kurang dari 1 halaman ayat Al-
Qur’an per-hari
0.183 0,361 Tidak Valid
43 Saya biasanya menyetorkan hafalan
harian melebihi target hafalan harian.
0.671 0,361 Valid
44 Saya dapat menyetorkan hafalan
mencapai target hafalan per-semester
0.671 0,361 Valid
45 Semakin lama menghafal saya
semakin yakin dapat menyelesaikan
hafalan Al-Qur’an khatam 30 Juz di
rumah Qur’an
0.587 0,361 Valid
46 Saya ragu dapat menyelesaikan
hafalan Al- Qur’an khatam 30 juz di
rumah Qur’an.
0.408 0,361 Valid
47 Saya biasanya mencapai hafalan 1
halaman ayat Al-Qur’an per-hari
-0.096 0,361 Tidak Valid
Y 1.3 Kekuatan (Strenght)
48 Saya biasanya meluangkan waktu
menghafal Al-Qur’an di pagi hari
sebelum berangkat kuliah.
0.475 0,361 Valid
49 Saya biasanya meluangkan waktu
menghafal Al-Qur’an di sore hari
sepulang dari kuliah
0.169 0,361 Tidak Valid
50 Saya biasanya meluangkan waktu
menghafal Al-Qur’an di malam hari
0.407 0,361 Valid
51 Saya berhenti menghafal jika
terdapat gangguan dari luar
0.044 0,361 Tidak Valid
52 Saya menghafal setiap hari bahkan
jika banyaknya tugas lain selain
menghafal
0.631 0,361 Valid
53 Saya menghafal hanya ketika tidak
ada tugas kuliah.
0.378 0,361 Valid
UJI VALIDITAS JAWABAN PERTANYAAN KE-
SUBJEK KE- P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 TOTAL
1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 235
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 201
3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 230
4 2 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 200 UJI VALIDITAS 30 KUESIONER = 0,361
5 2 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 2 5 4 4 4 232 Maka nilai diatas 0,361 dikatakan valid
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 198 NILAI VALID : 31 BUTIR
7 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 5 4 225 TIDAK VALID : 22 BUTIR
8 1 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 202
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 203
10 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 232
11 2 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 1 5 5 5 5 2 4 2 2 4 4 1 1 5 4 4 1 2 5 5 2 4 208
12 2 2 4 5 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 181
13 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 1 2 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 210
14 5 4 5 2 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 231
15 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 2 218
16 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 1 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 2 211
17 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 202
18 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 2 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 1 4 2 2 4 5 2 2 4 2 4 4 5 218
19 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 5 4 1 4 5 4 5 4 5 4 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 2 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 4 193
20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 234
21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 243
22 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 213
23 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 1 5 5 233
24 4 4 5 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 5 2 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 228
25 2 2 4 2 4 2 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 212
26 4 5 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 4 2 4 4 220
27 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 241
28 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 1 1 1 5 1 5 5 5 1 5 5 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 5 204
29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 205
30 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 5 205
VALIDITAS 0.313573 0.420574 0.210528 -0.08553 -0.0356 0.311802 0.24999 0.086206 0.213743 0.239471 0.467976 0.521021 0.127245 0.537212 0.19683 0.347698 0.318748 0.272571 0.590737 0.369861 0.240996 0.172815 0.326938 0.379716 0.577201 0.595852 0.730565 0.408175 0.751585 0.539232 0.634179 0.401628 0.424062 0.385759 0.199619 0.620144 0.537188 0.443367 0.468028 0.427463 -0.39899 0.183742 0.671535 0.671535 0.587296 0.408569 -0.09685 0.475096 0.169852 0.407059 0.044255 0.631486 0.378425
UJI VALIDITAS JAWABAN PERTANYAAN KE-
SUBJEK KE- P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 TOTAL
1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 235
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 201
3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 230
4 2 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 200 UJI VALIDITAS 30 KUESIONER = 0,361
5 2 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 2 5 4 4 4 232 Maka nilai diatas 0,361 dikatakan valid
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 198 NILAI VALID : 31 BUTIR
7 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 5 4 225 TIDAK VALID : 22 BUTIR
8 1 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 202
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 203
10 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 232
11 2 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 1 5 5 5 5 2 4 2 2 4 4 1 1 5 4 4 1 2 5 5 2 4 208
12 2 2 4 5 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 181
13 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 1 2 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 210
14 5 4 5 2 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 231
15 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 2 218
16 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 1 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 2 211
17 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 202
18 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 2 5 2 5 4 5 4 4 4 5 4 1 4 2 2 4 5 2 2 4 2 4 4 5 218
19 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 5 4 1 4 5 4 5 4 5 4 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 2 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 4 193
20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 234
21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 243
22 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 213
23 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 1 5 5 233
24 4 4 5 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 5 2 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 228
25 2 2 4 2 4 2 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 212
26 4 5 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 4 2 4 4 220
27 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 241
28 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 1 1 1 5 1 5 5 5 1 5 5 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 5 204
29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 205
30 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 5 205
VALIDITAS 0.313573 0.420574 0.210528 -0.08553 -0.0356 0.311802 0.24999 0.086206 0.213743 0.239471 0.467976 0.521021 0.127245 0.537212 0.19683 0.347698 0.318748 0.272571 0.590737 0.369861 0.240996 0.172815 0.326938 0.379716 0.577201 0.595852 0.730565 0.408175 0.751585 0.539232 0.634179 0.401628 0.424062 0.385759 0.199619 0.620144 0.537188 0.443367 0.468028 0.427463 -0.39899 0.183742 0.671535 0.671535 0.587296 0.408569 -0.09685 0.475096 0.169852 0.407059 0.044255 0.631486 0.378425
UJI RELIABILITAS JAWABAN PERTANYAAN KE- (Karakteristik Individu)
SUBJEK KE- P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 JML
1 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 65
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
3 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 68
4 2 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 59
5 2 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 65
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 61
7 4 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 4 64
8 1 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 65
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
10 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 69
11 2 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 63
12 2 2 4 5 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 4 55
13 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 1 5 4 58
14 5 4 5 2 4 5 2 5 5 4 5 5 4 5 4 64
15 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 67
16 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 1 4 4 63
17 4 4 4 2 4 5 4 5 5 4 5 5 2 5 4 62
18 2 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 68
19 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 62
20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 67
21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 65
22 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 65
23 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1 5 4 67
24 4 4 5 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 63
25 2 2 4 2 4 2 4 4 5 4 4 5 4 5 4 55
26 4 5 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 4 66
27 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 68
28 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 4 64
29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 65
30 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 67
VARIANS BUTIR 1.01 0.59 0.23 1.09 0.17 0.64 1.15 0.25 0.22 0.71 0.22 0.14 1.15 0.17 0.14 7.88
13.5
UJI RELIABILITAS JAWABAN PERTANYAAN KE- (Dukungan Sosial)
SUBJEK KE- P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 JUMLAH
1 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 93
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 70
3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 84
4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 85
5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 4 5 88
6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 75
7 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 86
8 2 4 4 4 2 5 5 4 4 4 2 4 4 4 2 2 2 4 4 5 71
9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 79
10 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 87
11 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 2 1 5 5 5 88
12 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 65
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
14 5 4 1 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 90
15 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 88
16 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 5 81
17 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 5 78
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 2 5 2 5 4 5 88
19 5 4 1 4 5 4 5 4 5 4 2 2 2 4 4 4 4 5 5 5 78
20 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 96
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 99
22 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 88
23 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 96
24 5 4 5 5 4 2 5 5 5 5 4 5 2 5 4 5 1 5 5 5 86
25 4 2 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 81
26 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 89
27 5 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 93
28 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 1 1 1 5 1 5 77
29 5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 86
30 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
VARIANS BUTIR 0.39 0.44 0.83 0.26 0.47 0.56 0.24 0.58 0.26 0.22 0.99 0.58 0.67 0.46 1.31 1.24 1.7 0.46 0.81 0.22 12.67356
62.83793
UJI RELIABILITAS PERTANYAAN KE- (Efikasi Diri)
SUBJEK KE- P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 JML
1 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 77
2 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 67
3 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 78
4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 56
5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 2 5 4 4 4 74
6 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 62
7 5 5 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 5 4 75
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 66
9 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 64
10 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 76
11 5 2 4 2 2 4 4 1 1 5 4 4 1 2 5 5 2 4 57
12 4 4 4 4 4 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 61
13 4 4 4 5 5 1 2 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 72
14 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 77
15 5 5 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 2 63
16 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 2 67
17 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 62
18 4 4 4 5 4 1 4 2 2 4 5 2 2 4 2 4 4 5 62
19 4 4 5 2 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 4 53
20 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 71
21 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 79
22 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 60
23 5 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 1 5 5 70
24 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 79
25 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 76
26 5 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 4 2 4 4 65
27 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 80
28 5 5 1 5 5 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 5 63
29 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 54
30 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 5 54
VARIANS BUTIR 0.26 0.46 0.65 1.07 0.74 1.09 1.22 1.46 1.46 1.62 1.07 1.09 1.55 1.22 0.74 1.96 1.22 0.81 19.7
71.1
Keterangan:
rac = (k/k-1) [ 1-Sσb2/ σt2 ]
rac = koefisien reliabiitas alpha cronbach
k = banyak butir/item pertanyaan
Sσb2/ σt2 = jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan
[ 1-Sσb2/ σt2 ] = jumlah atau total varians
k 15
k/k-1 1.071429
Sσb2/ σt2 0.584812
[ 1-Sσb2/ σt2 ] 0.415188
rac 0.444844
Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai rac > 0,6
maka, dapat disimpulkan tingkat reliabilitas instrumen rendah/tidak reliable yaitu memiliki nilai 0,4.
Keterangan:
rac = (k/k-1) [ 1-Sσb2/ σt2 ]
rac = koefisien reliabiitas alpha cronbach
k = banyak butir/item pertanyaan
Sσb2/ σt2 = jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan
[ 1-Sσb2/ σt2 ] = jumlah atau total varians
k 20
k/k-1 1.052632
Sσb2/ σt2 0.201687
[ 1-Sσb2/ σt2 ] 0.798313
rac 0.84033
Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai rac > 0,6
maka, dapat disimpulkan tingkat reliabilitas instrumen tinggi/reliable yaitu memiliki nilai 0,8.
UJI RELIABILITAS PERTANYAAN KE- (Efikasi Diri)
SUBJEK KE- P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 JML
1 5 5 5 5 5 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 77
2 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 67
3 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 78
4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 2 2 56
5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 2 5 4 4 4 74
6 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 62
7 5 5 5 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 1 5 4 75
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 66
9 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 64
10 5 5 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 2 5 5 4 5 76
11 5 2 4 2 2 4 4 1 1 5 4 4 1 2 5 5 2 4 57
12 4 4 4 4 4 2 5 2 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 61
13 4 4 4 5 5 1 2 4 4 4 5 4 5 5 5 1 5 5 72
14 5 5 5 5 5 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 4 5 77
15 5 5 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 2 63
16 4 4 5 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 4 2 67
17 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 62
18 4 4 4 5 4 1 4 2 2 4 5 2 2 4 2 4 4 5 62
19 4 4 5 2 4 4 1 2 2 4 4 2 2 4 2 1 2 4 53
20 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 71
21 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 2 5 5 5 1 5 5 79
22 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 60
23 5 5 5 4 4 2 2 4 4 4 2 4 5 4 5 1 5 5 70
24 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4 5 4 4 5 79
25 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 76
26 5 5 4 4 4 2 2 2 2 5 5 4 5 2 4 2 4 4 65
27 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 80
28 5 5 1 5 5 2 2 4 4 1 2 4 4 4 2 4 4 5 63
29 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 54
30 4 4 4 2 2 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 4 2 5 54
VARIANS BUTIR 0.26 0.46 0.65 1.07 0.74 1.09 1.22 1.46 1.46 1.62 1.07 1.09 1.55 1.22 0.74 1.96 1.22 0.81 19.7
71.1
Keterangan:
rac = (k/k-1) [ 1-Sσb2/ σt2 ]
rac = koefisien reliabiitas alpha cronbach
k = banyak butir/item pertanyaan
Sσb2/ σt2 = jumlah/total varians per-butir/item pertanyaan
[ 1-Sσb2/ σt2 ] = jumlah atau total varians
k 18
k/k-1 1.058824
Sσb2/ σt2 0.276868
[ 1-Sσb2/ σt2 ] 0.723132
rac 0.765669
Instrumen dikatakan memiliki tingkat reliabilitas tinggi jika nilai rac > 0,6
maka, dapat disimpulkan tingkat reliabilitas instrumen tinggi/reliable yaitu memiliki nilai 0,7.
Karakteristik Individu K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 Total
1 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 63
2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 63
3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 50
4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 2 4 2 61
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 2 69
6 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 2 4 2 4 2 57
7 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 4 61
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 54
10 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 2 5 2 67
11 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 5 2 4 2 63
12 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 2 5 5 68
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 73
14 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 2 4 2 4 2 58
15 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 68
16 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 2 4 2 4 2 62
17 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 65
18 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 67
19 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 70
20 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5 2 59
21 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 70
22 4 4 5 5 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 2 54
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 56
25 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 4 2 55
26 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 66
27 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 2 65
28 5 4 5 5 4 4 5 5 4 1 5 5 5 5 5 67
29 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 63
30 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 61
Dukungan Sosial K16 K17 K18 K19 K20 K21 K22 K23 K24 K25 K26 K27 K28 K29 K30 K31 K32 K33 K34 K35 Total
1 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 4 80
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 78
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 70
5 4 4 2 2 5 5 4 4 4 4 4 2 2 4 4 5 4 4 4 4 75
6 5 4 4 5 4 5 5 4 5 1 4 5 5 5 4 4 1 4 4 5 83
7 4 2 4 4 5 4 5 5 5 5 4 2 2 4 4 4 2 4 2 5 76
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 2 4 4 4 70
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 72
10 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 93
11 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 4 92
12 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 91
13 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 92
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 82
15 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 93
16 4 4 4 5 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 82
17 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 89
18 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 4 1 5 5 5 88
19 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 2 5 4 5 5 5 90
20 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 70
21 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 87
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 79
23 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 78
24 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 72
25 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 72
26 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
27 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 2 5 4 4 2 5 4 4 80
28 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 96
29 5 5 2 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 87
30 5 5 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 72
Efikasi Diri k36 k37 k38 k39 k40 k41 k42 k43 k44 k45 k46 k47 k48 k49 k50 k51 k52 k53 Total
1 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 60
2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 61
3 4 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 2 2 4 52
4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 58
5 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2 2 5 2 4 2 4 4 57
6 4 4 4 2 4 2 2 2 1 4 2 2 4 4 5 2 4 4 56
7 4 4 4 4 4 1 5 1 2 5 1 2 2 4 5 1 2 2 53
8 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4 58
9 2 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 50
10 5 5 4 4 4 2 1 2 2 5 4 2 5 2 5 4 5 4 65
11 5 5 5 4 4 4 2 4 1 2 2 2 2 2 4 2 4 2 56
12 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 60
13 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 62
14 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 54
15 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 63
16 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 56
17 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 75
18 4 2 4 4 4 5 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 61
19 4 2 5 4 4 4 2 2 2 4 5 2 4 4 4 2 4 4 62
20 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 62
21 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 64
22 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 4 4 56
23 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 66
24 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 5 5 4 4 2 2 4 64
25 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 54
26 2 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 60
27 4 4 4 4 2 2 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 52
28 4 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 2 4 4 2 2 2 4 65
29 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 64
30 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 62
Sikap K1 K2 K3 K4 K5 Total Kebutuhan K6 K7 K8 K9 K10 Total Berfikir Positif K11 K12 K13 K14 K15 Total
1 5 4 4 4 4 21 1 5 5 5 5 4 24 1 4 4 4 4 2 18
2 4 4 5 4 4 21 2 4 4 4 4 4 20 2 5 5 4 4 4 22
3 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 2 2 16 3 2 4 2 4 2 16
4 5 5 4 4 4 22 4 4 4 5 5 4 22 4 4 5 2 4 2 17
5 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 25 5 5 5 2 5 2 19
6 4 4 5 5 4 22 6 4 4 4 5 4 21 6 2 4 2 4 2 14
7 4 4 4 5 4 21 7 4 5 4 5 4 22 7 4 4 2 4 4 18
8 4 4 4 4 4 20 8 4 4 4 4 4 20 8 4 4 4 4 4 20
9 4 4 4 4 4 20 9 4 4 4 4 4 20 9 2 4 2 4 2 16
10 5 5 5 5 4 24 10 5 5 5 5 4 24 10 5 5 2 5 2 19
11 5 5 5 5 5 25 11 4 5 5 5 4 23 11 2 5 2 4 2 15
12 4 5 5 5 4 23 12 4 5 5 5 4 23 12 5 5 2 5 5 22
13 5 5 5 5 5 25 13 5 5 5 5 4 24 13 4 5 5 5 5 24
14 4 5 4 5 4 22 14 4 4 5 5 4 22 14 2 4 2 4 2 14
15 4 4 5 5 5 23 15 4 5 5 5 4 23 15 4 5 4 5 4 22
16 5 5 5 5 4 24 16 5 5 5 5 4 24 16 2 4 2 4 2 14
17 4 4 4 5 4 21 17 4 4 4 4 4 20 17 5 5 5 5 4 24
18 4 4 4 5 4 21 18 4 4 5 5 5 23 18 5 5 4 4 5 23
19 5 4 5 5 4 23 19 5 5 5 5 4 24 19 4 5 4 5 5 23
20 4 4 5 4 4 21 20 4 4 4 5 4 21 20 4 4 2 5 2 17
21 4 5 5 5 5 24 21 4 4 4 5 4 21 21 5 5 5 5 5 25
22 4 4 5 5 4 22 22 4 2 4 4 4 18 22 2 4 2 4 2 14
23 4 4 4 4 4 20 23 4 4 4 4 4 20 23 4 4 4 4 4 20
24 4 4 4 4 4 20 24 4 4 4 4 4 20 24 4 4 2 4 2 16
25 4 4 4 4 4 20 25 4 4 4 5 4 21 25 2 4 2 4 2 14
26 4 4 4 5 4 21 26 4 4 4 4 4 20 26 5 5 5 5 5 25
27 4 4 4 5 4 21 27 5 5 5 5 5 25 27 4 5 4 4 2 19
28 5 4 5 5 4 23 28 4 5 5 4 1 19 28 5 5 5 5 5 25
29 4 5 4 5 4 22 29 4 4 4 4 5 21 29 4 4 4 4 4 20
30 4 4 4 4 4 20 30 4 4 4 5 4 21 30 4 4 4 4 4 20
Dukungan Emosional K16 K17 K18 K19 K20 Total Dukungan Informasi K21 K22 K23 K24 K25 Total
1 4 5 4 4 5 22 1 4 4 5 5 4 22
2 5 4 4 4 4 21 2 4 4 4 4 4 20
3 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 2 18 4 4 4 4 4 4 20
5 4 4 2 2 5 17 5 5 4 4 4 4 21
6 5 4 4 5 4 22 6 5 5 4 5 1 20
7 4 2 4 4 5 19 7 4 5 5 5 5 24
8 4 4 4 4 4 20 8 4 4 4 4 4 20
9 4 4 4 4 4 20 9 4 4 4 4 4 20
10 5 5 4 5 5 24 10 4 5 5 5 4 23
11 5 5 5 5 5 25 11 4 5 5 5 5 24
12 5 4 4 5 5 23 12 4 5 4 4 4 21
13 5 5 4 5 5 24 13 5 5 4 5 5 24
14 4 4 4 4 4 20 14 4 4 4 4 4 20
15 5 5 5 5 5 25 15 5 4 4 4 5 22
16 4 4 4 5 5 22 16 2 4 4 4 2 22
17 5 5 5 5 5 25 17 4 5 5 4 4 22
18 5 5 4 5 5 24 18 5 5 5 5 5 25
19 5 4 4 5 5 23 19 5 5 5 5 5 25
20 4 4 4 4 4 20 20 4 4 2 4 4 18
21 5 4 4 5 4 23 21 4 4 4 4 5 21
22 4 4 4 4 4 20 22 4 4 4 4 4 20
23 5 5 4 4 4 22 23 4 4 4 4 4 20
24 4 4 4 4 4 20 24 2 4 4 4 4 18
25 4 4 4 4 4 20 25 2 4 2 4 4 16
26 5 5 4 4 5 23 26 4 5 4 4 4 21
27 4 4 4 4 4 20 27 5 4 4 4 4 21
28 5 4 5 5 4 23 28 5 5 5 5 5 25
29 5 5 2 5 5 22 29 4 5 4 4 5 22
30 5 5 4 4 4 22 30 2 4 4 2 2 14
Dukungan Penghargaan K26 K27 K28 K29 K30 Total Dukungan Instrumental K31 K32 K33 K34 K35 Total
1 4 4 4 4 4 20 1 4 4 4 4 4 20
2 4 4 4 4 4 20 2 5 2 4 4 4 19
3 4 4 4 4 4 20 3 4 2 4 4 4 18
4 2 4 2 4 2 14 4 4 2 4 4 4 18
5 4 2 2 4 4 16 5 5 4 4 4 4 21
6 4 5 5 5 4 23 6 4 1 4 4 5 18
7 4 2 2 4 4 16 7 4 2 4 2 5 17
8 2 2 2 4 2 14 8 4 2 4 4 4 18
9 2 4 2 4 2 14 9 4 2 4 4 4 18
10 5 4 4 5 4 22 10 4 5 5 5 5 24
11 5 2 4 4 5 20 11 5 4 5 5 4 23
12 4 5 5 5 5 24 12 5 4 4 5 5 23
13 4 4 4 5 5 22 13 4 4 4 5 5 22
14 4 4 4 4 4 20 14 5 4 5 4 4 22
15 5 5 5 5 5 25 15 5 2 4 5 5 21
16 4 4 4 4 4 20 16 5 4 5 5 5 24
17 4 5 4 5 4 22 17 4 4 4 4 4 20
18 5 2 2 5 5 19 18 4 1 5 5 5 20
19 2 5 4 5 2 18 19 5 4 5 5 5 24
20 2 2 2 4 4 14 20 4 2 4 4 4 18
21 4 5 4 5 5 23 21 4 4 4 4 5 21
22 4 4 4 5 4 21 22 4 2 4 4 4 18
23 4 4 4 2 4 18 23 4 2 4 4 4 18
24 4 2 2 4 4 16 24 4 2 4 4 4 18
25 4 4 4 4 4 20 25 4 2 4 4 2 16
26 5 4 4 4 4 21 26 4 4 4 4 4 20
27 4 5 2 5 4 20 27 4 2 5 4 4 19
28 4 5 5 5 5 24 28 5 4 5 5 5 24
29 4 5 4 5 5 23 29 4 4 4 4 4 20
30 4 4 4 2 4 18 30 4 2 4 4 4 18
Correlations
Karakteristik
Individu
Dukungan
Sosial Efikasi Diri
Spearman's rho Karakteristik Individu Correlation Coefficient 1.000 .696** .474
**
Sig. (2-tailed) . .000 .008
N 30 30 30
Dukungan Sosial Correlation Coefficient .696** 1.000 .408
*
Sig. (2-tailed) .000 . .025
N 30 30 30
Efikasi Diri Correlation Coefficient .474** .408
* 1.000
Sig. (2-tailed) .008 .025 .
N 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
Usia Sikap Kebutuh
-an Berfikir positif
Rata-rata uang saku perbulan
Efikasi Diri
Spearman's rho Usia Correlation Coefficient
1.000 .008 -.082 -.679** .421
* -.283
Sig. (2-tailed) . .966 .666 .000 .020 .129
N 30 30 30 30 30 30
Sikap Correlation Coefficient
.008 1.000 .567** .161 -.173 .155
Sig. (2-tailed) .966 . .001 .394 .361 .413
N 30 30 30 30 30 30
Kebutuhan Correlation Coefficient
-.082 .567** 1.000 -.002 -.246 -.098
Sig. (2-tailed) .666 .001 . .990 .190 .607
N 30 30 30 30 30 30
Berfikir positif Correlation Coefficient
-.679** .161 -.002 1.000 -.387
* .645
**
Sig. (2-tailed) .000 .394 .990 . .035 .000
N 30 30 30 30 30 30
Rata-rata uang saku perbulan
Correlation Coefficient
.421* -.173 -.246 -.387
* 1.000 -.213
Sig. (2-tailed) .361 .190 .035 . .258
N 30 30 30 30 30 30
Efikasi Diri Correlation Coefficient
-.283 .155 -.098 .645** -.213 1.000
Sig. (2-tailed) .129 .413 .607 .000 .258 .
N 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .503a .253 .198 4.73630 .253 4.581 2 27 .019
a. Predictors: (Constant), Dukungan Sosial, Karakteristik Individu
Pertanyaan Wawancara:
a. Tingkat/Level
1. Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit
untuk dihafal ?
2. Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi target hafalan di rumah Qur’an
?
3. Bagaimana kakak dalam memandang hafalan Al-Qur’an?
4. Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang lafadznya
terdapat banyak kemiripan?
5. Bagaiaman sikap kakak ketika menghadapi muraja’ah ayat yang sudah di
hafal?
b. Keluasan/Generality
1. Apakah kakak mampu dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz di
rumah Qur’an?
c. Kekuatan/Strength
1. Apakah kakak mencari alternative lain jika tempat menghafal tidak
kondusif?
3. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengikuti program
bimbingan menghafal Al-Qur’an?
Transkip jawaban hasil wawancara:
Responden 1
Pertanyaan ke-1
P: Bagaimana kakak dalam memandang hafalan Al-Qur’an?
J: Hafalan Al-Qur’an itu, manusia itu nanti di akhirat setara dengan hafalan
qur’annya yaa.... hafalan Al-Qur’an itu penting.
Pertanyaan ke-2
P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit
untuk dihafal ?
J: Yang dirasa sulit di hafal, harus sering-sering di ulang, kalau hafalan itu
harus sering-sering di ulang, ya walaupun misal hari ini setorannya ayat-ayat
yang sulit, misalkan kalau sekali setoran belum lancar, ya gapapa gitu di
ulang-ulang, pokoknya kalau misalnya sering-sering di ulang pasti jadi ingat.
Pertanyaan ke-3
P: Kalau begitu menghafalnya harus lebih sering dan mungkin semangatnya
harus lebih ya kak?
J: Ya, begitu. Ya.. semangatnya harus lebih dari ayat-ayat yang lebih mudah
di hafal.
Pertanyaan ke-4
P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi target hafalan di rumah
Qur’an ?
J: Ya... berarti seharian itu harus dipersiapkan gitu, bukan pas mau jamnya
kbm baru di hafal, tapi dari paginya udh dipersiapkan, kan kita kbm nya
malam, dari paginya harus disiapin buat disetor, karna kalau baru disiapin
malamnya nanti setorannya jadi ga lancar.
Pertanyaan ke-5
P: Kalau target hafalan ada target harian, terganggu tidak dengan tugas-tugas
harian selain menghafal Qur’an?
J: Engga sih.
Pertanyaan ke-6
P: Berarti rata-rata bisa mencapai 1 halaman per-harinya?
J: Emang kalau dari yayasannya kan 1 halaman, kalau disini disesuain gitu,
kalau awal-awal semester itu ditanyain sama ustadzahnya sanggupnya berapa
sehari, jadi kita nyesuain sama kapasitas kita, rata-rata sih setengah halaman
sehari.
Pertanyaan ke-7
P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang lafadznya
terdapat banyak kemiripan?
J: Kalau kemiripan ayat, ya sih biasanya suka salah ayat suka nyambung ke
surat lain, intinya hafalannya itu harus sering-sering di ulang-ulang gitu di
muraja’ah, supaya ga salah ayatnya, atau biasanya ngahafalnya itu caranya
nulis ayat awalnya dan akhirnya, biasanya gitu, dan ditulis ayat selanjutnya.
Pertanyaan ke-8
P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi muraja’ah ayat yang sudah di
hafal?
J: Disini memang programnya setiap hari harus muraja’ah, Cuma murajaah
itu lebih berat daripada menghafal sebenarnya, karna mengulang lagi lebih
sulit, tergantung juga meluangkan waktunya untuk bisa memuraja’ah, tapi
sejauh ini setiap harinya belum bisa mengagendakan, biasanya kalau halaqoh
malam mengulang hafalan tapi engga bisa banyak.
Pertanyaan ke-9
P: Memuraja’ah hafalan itu dari hafalan awal yang sudah di setorkan
sebelumnya atau bagaimana?
J: Seminggu itu kbm nya 6 hari, 2 hari itu ada jadwal buat muraja’ah, yang
satu itu muraja’ah hafalan yang seminggu sblmnya di setorin, satu hari
lainnya murajaah hafalan yang lama. Minimal seminggu muraja’ahnya 2
setengah halaman.
Pertanyaan ke-10
P: Jadi, dalam 2 waktu untuk memuraja’ah hafalan, satu waktu untuk
memuraja’ah hafalan yang seminggu sebelumnya di setor dan satu waktu
muraja’ahnya untuk hafalan yang lama?
J: Ya, dan untuk memuraja’ah ayat yang sudah lama di setor ber-urutan juz
nya.
Pertanyaan ke-11
P: Apakah kakak mencari alternative lain jika tempat menghafal tidak
kondusif?
J: Kalau misalnya lagi halaqoh malam biasanya di lantai bawah, biasanya
ramai, jadi nyari tempat yang lebih sepi, biasanya di tangga.
Pertanyaan ke-12
P: Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengikuti program
bimbingan menghafal Al-Qur’an?
J: Faktor pendukungnya, karna disini banyak orang tidak sendiri, termotivasi
juga sama temen-temen dan dari musyrifahnya juga suka ngasih motivasi
juga terkait penghafal Qur’an itu bisa jadi pendukungnya, dan maksudnya
kalau kita menghafal sendiri dengan menghafal di rumah qur’an berbeda,
kalau disini sudah ada programnya difasilitasi oleh programnya, jadi mau
gamau harus mengikuti, kalau di luar atau menghafal sendiri tidak terikat
oleh sesuatu pasti yaudah terserah terkadang suka- suka dan akhirnya tidak
terlaksana. Faktor penghambatnya itu bagi waktunya, ketika masih aktif
kuliah karna disini kbm nya malam kuliahnya dari pagi sampai sore
terkadang kbm nya sudah ngantuk. Jadi harus pandai mengatur waktu dan
mau mengurangi waktu kegiatan yang lain untuk dipakai menghafal.
Pertanyaan ke-13
P: Jadi, Kapan saja waktu kaka menghafal?
J: Biasanya setelah shubuh, sore dan malam ketika mau seelum menyetor
hafalan.
Pertanyaan ke-14
P: Mungkin berpengaruh karna ayatnya yang sedang dihafal sulit?
J: Ya berpengaruh, dan ada juga ayat yang panjang juga. Biasanya kalau
begitu sekali menyetor hafalan belum lancar dan masih mengulang
pertemuan berikutnya. Dan ayat yang masih asing ditelinga contohnya juz 28
dan seterusnya, kalau seperti juz 29-30 itu lebih cepat selesainya.
Pertanyaan ke-15
P: Apakah kakak mampu dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz di
rumah Qur’an atau menurut kaka berapa lama lagi waktu kaka
menyelesaikan hafalan 30 juz?
J: Kayaknya masih lama sih, ini aja udah mau 2 tahun di Rq, apalagi karna
sambil kuliah. Ada yang 2 tahun itu bisa mencapai 30 juz, tapi untuk yang
kuliah sih emang gabisa sih mungkin 5 tahun baru bisa atau mungkin bisa
lebih cepat kalau yang sebelumnya sudah punya hafalan yang banyak.
Responden 2
Pertanyaan ke-1
P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit
untuk dihafal ?
J: Ketika menemukan ayat yang sulit dihafal memang awalnya sedih,
bingung tidak hafal-hafal, karna saya type yang audio jadi saya buka dulu
surat tersebut di youtube dan didengarkan berulang, yang kedua saya harus
paham sama artinya perkata dan tidak mau pindah ke ayat yang lain sebelum
telah hafal dengan ayat tersebut.
Pertanyaan ke-2
P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi target hafalan di rumah
Qur’an ?
J: Sebenarnya kalau di rumah Qur’an ini targetnya perhari itu 1 halaman, tapi
berhubung aktivitas kuliah dan kegiatan kbm kadang sulit diatur, itu balik
lagi ke pribadi saya yang sulit mengatur waktu. Semaksimal mungkin kalau
setiap hari seharusnya menyetor 1 halaman, tapi terkadang saya tidak bisa
karna baru menghafalnya di pagi hari, untuk menyikapinya semaksimal
mungkin disetor walaupun tidak sampai 1 halaman hanya setengah halaman.
Dengan cara sebelum disetor ke musyrifahnya, minta disimak hafalannya
dengan kakak yang lain, yang kedua dibaca-baca lagi di sela-sela kuliah
nanti malamnya di setor lagi, setidaknya setiap hari di setor hafalannya,
karna targetnya seperti itu harus dipenuhi.
Pertanyaan ke-3
P: Kalau untuk target hafalan harian kakak bagaimana?
J: Jadi kalau orang-orang disini ada beberapa orang yang bisa mencapai 1
halaman karna memang target dari rumah qur’annya tapi ada juga yang dapat
menghafal lebih, jadi ada beberapa orang yang bisa menyetor hafalan lebih.
Kalau aku sendiri jarang, kadang 1 halaman bisa tapi setengah biasanya
seringnya setengah halaman. Tergantung bagaimana dia mempersiapkan
waktu menghafal.
Pertanyaan ke-4
P: Bagaimana kakak dalam memandang hafalan Al-Qur’an?
J: Menurut saya, awal pertama kali saya menghafal itu, karna saya pikir
ketika tilawah dan baca artinya itu bisa menjadi jawaban keresahan yang
sedang saya rasakan dari masalah-masalah yang sedang saya hadapi. Jadi
menghafal itu proses yang membuat kita semakin kuat dan percaya kalau
segala sesuatu masalah yang kita punya ada solusinya. Menghafal itu
menurut saya pekerjaan untuk kita seumur hidup, karna ga mungkin kita
menghafal hanya mengejar target, karna dengan menghafal itu untuk mencari
ketenangan dan kedekatan diri kita dengan Allah swt.
Pertanyaan ke-5
P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi ayat-ayat yang lafadznya
terdapat banyak kemiripan?
J: Kalau sekarang saya baru menghafal sampai juz 28, juz 28 akhir. Sejauh
ini sebenarnya belum terlalu ada ayat yang terlalu mirip, tapi sepengalaman
saya kalau ada ayat yang mirip seperti di surat Ar-Rahman yang berulang-
ulang itu dihiraukan saja jadi hafalkan sekali dan fokus dengan ayat yang
lain.
Pertanyaan ke-6
P: Bagaimana sikap kakak ketika menghadapi muraja’ah ayat yang sudah di
hafal?
J: Sebenarnya saya type orang yang senang muraja’ah, kalau menurut saya
lebih penting hafal dengan hafalan saya dari pada menambah hafalan tetapi
lupa dengan hafalan sebelumnya. Jadi sebenarnya ketika muraja’ah itu untuk
memahami arti ayat yang sudah di hafal.
Pertanyaan ke-7
P: Apakah kakak mencari alternative lain jika tempat menghafal tidak
kondusif?
J: Kalau untuk menghafal sebenarnya waktu paling nikmat yang pernah saya
rasakan yaitu pagi hari setelah subuh. Karna setelah subuh itu tidak
mengantuk, walaupun sebentar itu efektif. Dan saya type orang yang
walaupun berisik bisa menghafal yang penting waktunya dimana saya tidak
mengantuk dan tidak di malam hari.
Pertanyaan ke-8
P: Bagaimana kakak dalam mengatur waktu antara menghafal Al-Qur’an dan
mengerjakan tugas kuliah?
J: Pengalaman saya, kalau kbm di RQ (Rumah Qur’an) itu cukup lama dari
mulai jam 8 sampai jam setengah 11 malam kalau di jadwalnya, jadi setelah
selesai kbm setengah jam bisa dipakai untuk belajar atau mengerjakan tugas
sedangkan untuk mengejar target hafalan di pagi harinya.
Pertanyaan ke-9
P: Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam mengikuti program
menghafal Al-Qur’an?
J: Faktor pendukungnya motivasi jadi dimana kalau nanti kita sudah wisuda
kuliah kita punya skill lebih yaitu menjadi penghafal Al-Qur’an, dimana
kalau kita menghafal Al-Qur’an itu bisa dipakai untuk mengajarkan pada
orang lain karna dengan itu kita juga mengulang hafalan dan tajwidnya pun
bisa lebih baik. Faktor penghambatnya yaitu ego diri ketika tidak mengikuti
aturan dalam membagi waktu antara kbm di rumah qur’an dengan
mengerjakan tugas yang lainnya.
Pertanyaan ke-10
P: Apakah kakak mampu dalam menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 juz di
rumah Qur’an?
J: Secara pribadi karna faktor diri yang terkadang masih sering kalah sama
rasa takut, kalau sudah tidak bisa menghafal jadi buyar. Jadi saya berfikir
mungkin untuk 30 juz itu sampai akhir hayat tapi mungkin untuk target 5-10
juz itu masih ada harapan, karna mungkin saya type orang yang sangat lama
untuk menghafal jadi harus paham dulu baru bisa ganti lagi. Jadi saya masih
menyeimbangkan antara faktor semangat dan juga melawan ego supaya tidak
menyerah walaupun sebenarnya ingin menghafal sampai 30 juz. Kecuali
kalau saya didaftarkan program tahfidz yang khusus untuk menghafal dan
saya berfikir kalau saya sudah lulus kuliah nanti.
DOKUMENTASI
1. Wawancara dengan Mahasantri Rumah Qur’an Daaarut
Tarbiyah Cabang Bogor
Wawancara dengan Mahasantri
2. Saat Pengisian Kuesioner oleh Mahasantri Rumah Qur’an
Daarut Tarbiyah Cabang Bogor
Mahasantri mengisi kuesioner
3. Tempat Penelitian (Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah Cabang
Bogor)
Tampak Depan Rumah Qur'an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor 1
Tampak Dalam Rumah Qur'an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor 2
Tampak Luar Rumah Qur'an Daarut Tarbiyah Cabang Bogor
4. Tempat Uji Validitas (Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah Cabang
Ciputat)
Tampak Depan Rumah Qur’an Daarut Tarbiyah Cabang Ciputat