New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf ·...
Transcript of New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf ·...
![Page 1: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/1.jpg)
24
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Perubahan adalah suatu proses yang akan terus dialami oleh suatu
masyarakat tanpa bisa dipungkiri. Konsep perubahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perubahan sosial budaya yang merupakan suatu kesatuan
dan saling mempengaruhi. Judul penelitian yaitu Perubahan Sosial Budaya
Pada Masyarakat Permukiman Pinggir Sungai (Studi di Kampung Jodipan
Pinggir Brantas) dengan menggunakan teori modernisasi oleh Neil J. Smelser
untuk menganalisisnya. Terkait penelitian tedahulu, penelitian ini dilakukan
juga dilandasi oleh beberapa penelitian terdahulu yang sudah ada. Beberpa
penelitian yang terkait dengan penelitian ini diataranya.
Pertama, Perubahan Sosial Masyarakat Lokal Akibat Perkembangan
Pariwisata Dusun Wakka Kab. Pinrang (Interaksi Anatara Wisatawan dan
Masyarakat Lokal) (2014) oleh Sri Rahayu Rahmah Nasir. Tujuan
dilakukannnya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk
perubahan sosial pada masyarakat lokal, akibat interaksi yang terjadi dengan
wisatawan dan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengarui
perubahan sosial pada masyarakat akibat interaksi masyarakat lokal dengan
wisatawan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan lokasi
penelitian di Desa Tadang Palie, Dusun Wakka, Kecamatan Cempa, Kabupaten
Pinrang. Teknik pengambilan sampling yaitu dengan cara menentukan
karakteristik sendiri (purposive sampling) dan teknik pengumpulan data yang
![Page 2: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/2.jpg)
25
dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian yang didapatkan yaitu perubahan sosial di Dusun
Wakka adalah Perubahan secara kecil yang tidak membawa pengaruh langsung
atau berarti bagi masyarakat seperti perubahan gaya berbusana atau pakaian
pada masyarakatnya yang sudah mulai mengikuti trend, tapi masih saja
mempertahankan kebudayaannya. Selanjutnya, yang menjadi faktor dalam
mempengaruhi perubahan sosial di Dusun Wakka yaitu adanya pendidikan
formal yang sudah maju pada masyarakat membuat pola pikir masyarakat juga
sudah maju, cara masyarakat menyelesaikan konflik juga tidak lagi
menggunakan cara main hakim sendiri, melainkan menyelesaikan
masalah/konflik dengan cara musyawarah atau dengan mediasi yang menunjuk
orang ketiga sebagai penengah.
Kedua, Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Petani Setelah Masuknya
Industri Pertambangan Minyak Di Desa Gayam Kecamatan Ngasem
Kabupaten Bojonegoro (2012) oleh Tiara Ulfa Raharyati. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi sosial budaya masyarakat
sebelum masuknya industri pertambangan minyak di Desa Gayam,
menganalisis perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat petani di
Desa Gayam setelah masuknya industri pertambangan minyak di Desa Gayam,
dan menganalisis implikasi industri pertambangan minyak terhadap
pendidikan masyarakat Desa Gayam. Penelitian ini menggunakan metode
historis. Hasil penelitian ini menunjukkan sebelum masuknya industri
pertambangan minyak di Desa Gayam, masyarakat mengandalkan pertanian
![Page 3: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/3.jpg)
26
untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, dan hal ini menimbulkan keadaan
ekonomi yang rendah, pendidikan yang rendah, gaya hidup dan pola pikir yang
sederhana. Pada bidang stratifikasi sosial dijelaskan masyarakat petani belum
ada jarak yang relatif tinggi, masyarakat masih sangat memegang adat istiadat.
Setelah masuknya industri pertambangan minyak, masyarakat
mengalami perubahan yang paling awal adalah mulai mengenal pegawai
industri pertambangan minyak sebagai salah satu strata stratifikasi sosial
masyarakat. Gaya hidup masyarakat mulai mengikuti gaya hidup perkotaan
dengan mengandalkan pemenuhan terhadap simbol-simbol. Bidang ekonomi,
masyarakat lebih memenuhi kebutuhan konsumtif. Pendidikan mengalami
kemajuan yang pesat. Adat istiadat masyarakat masih dilaksanakan, pola pikir
masyarakat menjadi lebih maju. Konflik juga terjadi dalam masyarakat, konflik
dapat diselesaikan dengan kesepakatan yang terjadi antara kedua belah pihak.
Industri pertambangan minyak membawa dampak terhadap pendidikan
masyarakat. Adanya kebutuhan untuk keahlian khusus membuat masyarakat
mengikuti kursus maupun pelatihan.
Ketiga, Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Humbang Hasundutan
(Suatu Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Pemekaran) Tahun 1990-2011
(2012) oleh Ros Andriany Pakpahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kehidupan sosial budaya masyarakat Humbang Hasundutan
sebelum dan sesudah pemekaran, untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
perubahan sosial budaya masyarakat di Humbang Hasundutan, dan untuk
mengetahui wujud dan respon masyarakat masyarakat terhadap perubahan
sosial budaya yang terjadi di Humbang Hasundutan. Penelitian ini
![Page 4: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/4.jpg)
27
dilaksanakan di kabupaten Humbang Hasundutan dan untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini digunakan penelitian lapangan
(field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari
hasil wawancara dengan masyarakat yang mengetahui perkembangan dan
perubahan yang terjadi di Humbang Hasundutan. Selain itu, data juga diperoleh
dari hasil observasi dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah peneliti dapat mengetahui perbuhan sosial
yang terjadi di Humbang Hasundutan. Perubahan sosial yang terjadi di
Humbang Hasundutan yaitu diantaranya terkait pola perilaku dan pandangan
masyarakat terhadap dalihan na tolu, gotong royong, dan perkawinan.
Perubahan budaya menyangkut sarana transportasi dan perhubungan,
telekomunikasi dan informasi, dan pendidikan.
Keempat, Analisis Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Pascarelokasi
Hunian Tetap di Dusun Batur Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan
Kabupaten Sleman. (2016) oleh Dwi Samsul Soliqin. Tujuan dari penelitian ini
yaitu menganalisis perubahan sosial masyarakat pascarelokasi hunian tetap di
Dusun Batur Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif , dilaksanakan di Huntap Batur,
Dusun Batur, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
Teknik yang digunakan dapam penelitian adalah dokumentasi, wawancara, dan
observasi. Metode analisis data menggunakan deskriptif kualitatif sehingga
dapat menghasilkan kesimpulan berdasarkan dari data yang diperoleh.
Keabsahan data ditempuh dengan strategi triangulasi data yaitu dengan
membandingkan data yang diperoleh dengan data yang lainnya. Hasil dari
![Page 5: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/5.jpg)
28
penelitian tentang Analisis Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat
Pascarelokasi Hunian Tetap di Dusun Batur Desa Kepuharjo Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman antara lain (1) perubahan struktur dan sistem
sosial pola tingkah laku masyarakat serta norma atau aturan dalam masyarakat
mulai bergeser, (2) budaya-budaya yang berkembang dalam masyarakat
pascarelokasi mengalami perubahan dan mengalami bergeser maknanya, (3)
biaya kehidupan di Huntap yang lebih tinggi dibandingkan dengan saat tinggal
di pemukiman lama, dan (4) perubahan dalam sistem informasi masyarakat di
Huntap yang semaki cepat dibandingkan dengan kondisi saat di pemukiman
lama.
Tabel 1. Penelitian Terdahulu
No Judul Temuan Dalam
Penelitian
Relevansi
1. Perubahan
Sosial
Masyarakat
Lokal Akibat
Perkembanga
n Pariwisata
Dusun Wakka
Kab. Pinrang
(Interaksi
Anatara
Wisatawan
1. Penelitian tersebut
dapat diambil
kesimpulan, bahwa
masyarakat Dusun
Wakka masih menjaga
adat-istiadat
kebiasaan lamanya
walaupun terjadi
perkembangan wisata
di daerahnya.
1. Persamaannya yaitu
hasil yang diharapkan
dari penelitian yaitu
bagaimana kondisi
masyarakat yang
mejadi subjek setelah
terjadi suatu perubahan
sosial.
2. Perbedaannya yaitu
cara pandang
perubahan sosial yang
![Page 6: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/6.jpg)
29
dan
Masyarakat
Lokal)
(2014), Sri
Rahayu
Rahmah
Nasir
2. Terjadi perubahan
kecil yang tidak
membawa pengaruh
langsung terhadap
masyarakat akibat
interaksi dengan
masyarakat lain sperti
perubahan gaya
busana yang lebih
mengikuti trend.
3. Pembangunan lokasi
wisata memba
dampak positif secara
ekonomi bagi
masyarakat.
dilihat pada penelitian
tersebut berdasarkan
interaksi wisatawan dan
masyarakat loka karena
penelitian tersebut
melihat perubahan
sosial akibat
perkembangan
pariwisata sementara
penelitian ini melihat
perubahan sosial
budaya melalui
perubahan pemukiman.
2. Perubahan
Sosial
Budaya
Masyarakat
Petani
Setelah
Masuknya
Industri
Pertambanga
1. Penelitian tersebut
dapat diambil
kesimpulan, bahwa
setelah masuknya
industri pertambangan
minyak pada daerah
setempat, masyarakat
mulai mengenal
pegawai industri
1. Persamaannya adalah
penelitian tersebut juga
mendeskripsikan
perubahan sosial
budaya masyarakat.
2. Perbedaannya yaitu
terletak pada subyeknya
yaitu penelitian
terdahulu tersebut
![Page 7: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/7.jpg)
30
n Minyak Di
Desa Gayam
Kecamatan
Ngasem
Kabupaten
Bojonegoro
(2012), Tiara
Ulfa
Raharyati
pertambangan
minyak, sebagai salah
satu strata stratifikasi
sosial masyarakat.
2. Adat istiadat
masyarakat masih
dilakukan tapi pola
pikir masyarakat
menjadi lebih maju.
menggunakan subyek
masyarakat secara
khusus yaitu petani
sekitar kawasan industri
sementara penelitian ini
menggunakan subjek
masyarakat secara
keseluruhan pada
pemukiman tempat
tinggal/
3. Perubahan
Sosial
Budaya
Masyarakat
Humbang
Hasundutan
(Suatu
Perbandingan
Sebelum Dan
Sesudah
Pemekaran)
Tahun 1990-
2011 (2012),
1. Penelitian tersebut
dapat diambil
kesimpulan, bahwa
perubahan sosial yang
terjadi di Humbang
Hasundutan yakni
menyangkut pola
perilaku dan
pandangan
masyarakat terhadap
dalihan na tolu,
gotong royong, dan
perkawinan.
1. Persamaannya yaitu
penelitian tersebut
sama-sama
mendeskripsikan
perubahan sosial
budaya masyarakat
pada suatu lokasi
tertentu.
2. Perbedaannya adalah
jangkauan lokasi yang
diteliti pada penelitian
tersebut lebih luas yaitu
kabupaten sementara
![Page 8: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/8.jpg)
31
Ros Andriany
Pakpahan
2. Perubahan budaya
menyangkut sarana
transportasi dan
perhubungan,
telekomunikasi dan
informasi, dan
pendidikan.
penlitian ini hanya
sebatas kampung.
4. Analisis
Terhadap
Perubahan
Sosial
Masyarakat
Pascarelokasi
Hunian Tetap
di Dusun
Batur Desa
Kepuharjo
Kecamatan
Cangkringan
Kabupaten
Sleman.
(2016), Dwi
Samsul
Soliqin
1. Penelitian tersebut
dapat diambil
kesimpulan, bahwa
terjadi perubahan
struktur dan sistem
sosial pola tingkah
laku masyarakat serta
norma atau aturan
dalam masyarakat
mulai bergeser.
2. Buday-budaya yang
berkembang dalam
masyarakat
pascarelokasi
mengalami perubahan
dan mengalami
bergeser maknanya.
1. Persamaannya adalah
penelitan tersebut juga
meneliti perubahan
sosial pada suatu tempat
tinggal yang mengalami
perubahan.
2. Perbedaannya
penelitian tersebut
meneliti hunian yang
direlokasi sementara
penelitian ini memeliti
hunian yang
dimodifikasi.
![Page 9: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/9.jpg)
32
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Perubahan Sosial
Masyarakat dalam menjalani kehidupan selalu mengalami
perubahan-perubahan yang terjadi, perubahan umum yang terjadi
menyangkut kehidupan manusia adalah perubahan sosial. Menurut
Harper (dalam Martono, 2014:5) perubahan sosial memiliki definisi
sebagai suatu pergantian yang signifikan terkait struktur sosial untuk
kurun waktu tertentu.
Perubahan dalam struktur tersebut memiliki beberapa tipe, yaitu
(1) perubahan secara personal yang berhubungan dengan perubahan-
perubahan peran dalam individu baru di dalam sejarah kehidupan
manusia yang berkaitan dengan keberadaan struktur, (2) perubahan
dalam cara bagian-bagian struktur sosial berhubungan, (3) perubahan
dalam fungsi struktur yang berkaitan dengan hal yang dilakukan
masyarakat dan bagaimana masyarakat tersebut melakukannya, (4)
perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda, dan (5) perubahan
yang terjadi karena kemunculan struktur baru untuk menggantikan
struktur sebelumnya.
Berdasarkan pendapat Harper tersebut, perubahan sosial juga dapat
diartikan sebagai perubahan yang terjadi karena adanya perubuhan
struktur sosial yang menyangkut individu, hubungan sosial, fungsi
struktur pada masyarakat, hubungan struktur pada masyarakat, dan
kemunculan struktur baru pada masyarakat.
![Page 10: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/10.jpg)
33
JL. Gillin dan JP. Gillin (dalam Soekanto, 2010:263), juga
menjelaskan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-
cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi
geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun
karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam
masyarakat. Jika meninjau apa yang diutarakan oleh JL. Gillin dan JP.
Gillin, definisi tersebutlah yang sesuai dengan kondisi perubahan sosial
yang terjadi pada masyarakat sekarang ini, apalagi dalam hal penemuan-
penemuan baru yang saat ini semakin banyak dan banyak pula
mempengaruhi perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat.
Berdasarkan kaitannya dengan hubungan antar para aktor, menurut
Durkheim (dalam Saebani, 2016:15), perubahan sosial merupakan hasil
faktor-faktor ekologis dan demografis yang mengubah kehidupan
masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanis pada
kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organis.
Pendapat Durkheim menandakan bahwa perubahan sosial dapat merubah
masyarakat secara solidaritas yang mana hal tersebut sangat berpengaruh
pada interaksi keseluruhan masyarakat yang mengalami perubahan
tersebut.
Secara lebih khusus, M. Tahir Kasnawi (dalam Saebani, 2016:16)
menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan proses perubahan ,
modifikasi, atau penyesuaian yang terjadi dalam pola hidup masyarakat,
yang mencakup nilai budaya, pola perilaku kelompok masyarakat,
hubungan sosial ekonomi, serta kelembagaan masyarakat, dalam aspek
![Page 11: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/11.jpg)
34
kehidupan materil dan immaterial. Berdasarkan hal tersebut dapat
dijelaskan bahwa perubahan sosial berhubungan dengan segala aspek
yang menyangkut hal-hal yang berpengaruh dalam kehidupan sosial
masyarakat.
Ruang lingkup perubahan sosial terjadi pada semua masyarakat
pada setiap proses dan waktu, dan akibat dari perubahan perubahan
sosial, dapat berakibat positif dan negatif. Dampak positif terjadi ketika
perubahan sosial berjalan seiringan dengan nilai-nilai yang ada pada
masyarakat, sedangkan dampak negatifnya terjadi apabila perubahan
menimbulkan nilai-nilai baru yang menyimpang dari nilai-nilai
sebelumnya. Pada intinya, perubahan sosial juga merupakan gejala yang
wajar dalam kehidupan manusia karena secara alami manusia akan
bergerak membuat perubahan.
Terkait perubahan sosial, pada sub bab ini juga akan dibahas
mengenai karakteristik dan faktor penyebab terjadinya perubahan sosial.
1) Karakteristik Perubahan Sosial
Perubahan sosial dapat dilihat secara konkret yang artinya dapat
dirasakan secara fisik dan juga dapat dilihat secara abstrak yaitu bisa
dirasakan tapi tidak dapat diukur. Untuk mengetahui terjadinya
perubahan sosial, maka diperlukan karakteristik agar dapat menilai
apakah perubahan yang dimaksud adalah suatu perubahan sosial.
Karakteristik dari perubahan sosial menurut Soekanto (dalam
Martono, 2014:13) adalah sebagai berikut:
![Page 12: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/12.jpg)
35
(1) tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena
setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara
lambat maupun cepat;
(2) perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarkatan tertentu akan
diikuti oleh perubahan-perubahan pada lembaga social lainnya;
(3) perubahan yang berlangsung sangat cepat biasanya akan
mengakibatkan disorganisasi;
(4) suatu perubahan tidak dapat dibatasi pada aspek kebendaan atau
spiritual saja;
(5) secara tipologis, perubahan social dapat dapat dikategorikan
sebagai: pertama, proses sosial, yang menyangkut sirkulasi atau
rotasi ganjaran fasilitas-fasilitas dan individu yang menempati
posisi tertentu pada suatu struktur. Kedua, segmentasi, yaitu
keberadaan unit-unit secara strukturaltidak berbeda secara
kualitatif dari keberadaan masing-masing unit-unit tersebut.
Ketiga, perubahan struktural, yaitu munculnya
kompleksitas baru secara kualitatif mengenai peranan-peranan
dari organisasi. Keempat, perubahan dalam struktur kelompok,
yaitu perubahan dalam komposisi kelompok, tingkat kesadaran
kelompok dan dan hubungan-hubungan di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
2) Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak terjadi begitu saja yang berarti ada
penyebab bagaimana suatu perubahan sosial bisa terjadi pada
![Page 13: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/13.jpg)
36
masyarakat. Faktor penyebab terjadinya perubahan sosial secara
umum ada dua yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Seperti
halnya yang dipaparkan oleh Martono (2014:16-29) faktor dari dalam
diantaranya : (1) bertambah dan berkurangnya penduduk yang akan
mempengaruhi persebaran pemukiman dan perubahan sosial budaya,
(2) penemuan-penemuan baru yang dapat mengubah cara interaksi
indivudu dan mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja pada industri, (3)
konflik sosial yang dapat menghasilkan pergantian penguasa,
akomodasi antar pihak yang bertikai, dan munculnya kesepakatan atau
aturan baru, dan (4) terjadinya pemberontakan atau revolusi yang
menimbulkan tuntutan-tuntutan baru.
Selain faktor dari dalam, terdapat faktor dari luar diantaranya :
(1) terjadinya bencana alam yang akhirnya akan membuat perubahan
aktivitas pada masyarakat yang terkena bencana, (2) peperangan yang
dapat membuat pihak pemenang memaksakan ideologi dan
kebudayaannya kepada pihak yang kalah, dan (3) adanya pengaruh
kebudayaan lain/kebudayaan baru yang dapat mempengaruhi
kebudayaan lama.
Rentang waktu terjadinya perubahan sosial tidak dapat
ditentukan karena perubahan sosial dapat berlangsung cepat atau lama
tergantung dari kondisi masyarakat yang ada yaitu sebagai
penghambat atau pendukung. Jika masyarkat memiliki sifat yang
tertutup, sikap tradisional yang kental, perkembangan ilmu
pengetahuan yang lambat, rasa takut menerima perubahan, dan
![Page 14: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/14.jpg)
37
prasangka yang buruk maka perubahan sosial akan berlangsung cukup
lama, sedangkan jika masyarakat memiliki proses komunikasi yang
baik dengan masyarakat lain, birokrasi yang fleksibel, mudah
mengikuti perkembangan teknologi, dan memiliki suatu ideologi,
maka perubahan sosial dapat terjadi dengan cepat pada masyarakat
tersebut.
2.2.2 Perubahan Budaya
Budaya memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
Liliweri (2002:8) menjelaskan, bahwa kebudayaan merupakan
pandangan hidup dari sekelompok orang dalam bentuk perilaku,
kepercayaan, nilai, dan simbol-simbol yang mereka terima tanpa sadar
yang semuanya diwariskan melalui proses komunikasi dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Hal tersebut menjelaskan bahwa kebudayaan
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang tidak bisa dipungkiri
keberadaanya dan manusia yang hidup dalam suatu masyarakat mau atau
tidak harus mengikuti kebudayaan suatu masyarakat tempatnya berada
untuk mempertahankan eksistensinya.
Selanjutnya, lebih khususnya lagi C. Kluckhohn (dalam
Koentjaranigrat 1994:203-204 ) menjelaskan bahwa kebudayaan sebagai
suatu yang melekat dengan masyarakat memiliki 7 unsur diantaranya :
(1) peralatan dan perlengkapan hidup manusia, (2) mata pencaharian
hidup dan sistem-sistem ekonomi, (3) sistem kemasyarakatan, (4)
bahasa, (5) kesenian, (6) sistem pengetahuan, (7) religi. Ketujuh unsur
sebagai bagian dari kebudayaan mengatur bagaimana manusia dapat
![Page 15: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/15.jpg)
38
hidup di masyarakat sekaligus mengatur masyarakat itu sendiri untuk
mengolah suatu kehidupan agar dapat berslangsung dan membaurkan
manusia yang menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
Berbicara terkait perubahan budaya dengan ketujuh unsur tersebut,
berarti dapat dikatakan bahwa perubahan budaya dapat terjadi jika ada
ketidak sesuaian dengan unsur-unsur budaya yang dapat berpengaruh
terhadap modifikasi, penambahan, pengurungan, atau bahkan juga bisa
pergantian budaya pada suatu masyarakat. Perubahan budaya tentunya
akan terus terjadi beriringan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat,
apalagi di jaman teknologi sekarang ini dimana pemenuhan kebutuhan
masyarakat terus bertambah banyak sehingga mempengaruhi khidupan
manusia yang akan terus menyerasikan fungsi yang ada pada kehidupan
dan mempengaruhi budaya yang ada.
2.2.3 Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan sejatinya memiliki
pengertian yang berbeda yang berbatas pada ruang lingkupnya. Menurut
Martono (2014:12) terdapat perbedaan mendasar antara perubahan sosial
dan perubahan budaya dengan membedakan secara tegas pengertian
antara masyarakat dan kebudayaan, yaitu perubahan sosial merupakan
bagian dari perubahan budaya yang meliputi perubahan dalam perbedaan
usia, tingkat kelahiran dan penurunan rasa kekeluargaan antar anggota
masyarakat, sedangkan perubahan kebudayaan jauh lebih luas yang
menyangkut banyak aspek dalam kehidupan seperti kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, aturan-aturan hidup berorganisasi, dan filsafat.
![Page 16: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/16.jpg)
39
Tentunya keduanya memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan suatu
kelompok masyarakat karena kebudayaan adalah milik masyarakat.
Gambar 1. Perubahan Sosial Bagian Perubahan
Kebudayaan
Sumber : Nanang Martono (2014)
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa cakupan dari
perubahan budaya lebih besar daripada perubahan sosial karena
perubahan sosial termasuk dalam perubahan budaya. Penggunaan istilah
perubahan sosial budaya itu sendiri lebih kepada hal-hal yang menjadi
kajian dari ilmu sosiologi. Perubahan sosial budaya memiliki makna utuh
secara tersendiri dimana kebudayaan tidak bisa terlepas dari hal-hal yang
bersifat sosial dan hal-hal sosial tersebut dalam perubahannya sangat
berpengaruh terhadap kebudayaan yang ada pada masyarakat.
Perubahan sosial dan budaya adalah perubahan yang terjadi secara
beriringan dan tidak dapat dipisahkan. Weber (dalam Baharuddin,
2015:182) berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah
perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological Writings). Unsur-
unsur yang dimaksud tersebut ialah nilai-nilai dan norma sosial yang
dianut oleh masyarakat. Hal tersebut secara tersirat menggambarkan
bahwa suatu nilai dan norma dapat dianggap kadarluasa oleh masyarakat
sehingga memicu munculnya perubahan sosial. Nilai-nilai dan norma
Perubahan
Budaya Perubahan Sosial
![Page 17: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/17.jpg)
40
tersebut disadari ketidaksesuaiannya oleh masyarakat bisa jadi karena
munculnya nilai-nilai baru yang dipandang masyarakat jauh lebih baik
dari nilai-nilai sebelumnya atau bisa juga terjadi karena adanya
kekecewaan dan rasa tidak puas dalam menganut nilai-nilai yang ada
selama ini.
Selain itu, W. Kornblum (dalam Baharuddin, 2015:182)
berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu
budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam
buku Sociology in Changing World). Hal tersebut menandakan bahwa
perubahan sosial budaya tidak dapat terjadi secara instan melainkan
berangsur-angsur sehingga hal tersebut membutuhkan waktu yang lama
untuk dirasakan oleh masyarakat karena pola perubahan budaya tidak
begitu saja dicerna oleh masyarakat melainkan membutuhkan
pertimbangan, penyesuaian, pengkombinasian, hingga masyarakat dapat
menggunakan budaya tersebut.
Perubahan sosial budaya, pada sub bab bagian ini akan dibahas (1)
karakteristik perubahan sosial budaya, (2) bentuk-bentuk perubahan
sosial budaya, dan (3) dampak terjadinya perubahan sosial budaya yang
dipaparkan dalam penjelasan berikut :
1) Karakteristik Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya terkadang terjadi secara tumpang
tindih dimana keduanya saling beriringan dan tak bisa dicegah,
misalnya saja pada suatu masyarakat yang menganggap sungai
sebagai suatu yang sakral tapi karena terjadi pencemaran pada sungai
![Page 18: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/18.jpg)
41
yang dianggap sakral tersebut, terjadi upaya untuk menindaki
pencemaran tersebut dengan teknologi mutakhir untuk mengurangi
pencemaran yang ada. Hal tersebut tentunya selain terjadi adanya
perubahan sosial karena teknologi, secara otomatis juga berpengaruh
pada cara pandang masyarakat terhadap sungai yang sebelumnya
dianggap sakral tapi harus berubah dengan teknologi yang dipasang
di sekitar daerah aliran sungai. Maka dari itu istilah perubahan sosial
digunakan untuk menjadi satu bagian yang utuh mencangkup
ketumpang tindihan yang ada.
Identifikasi suatu perubahan sosial budaya dapat dilihat dari
karakteristik perubahan yang terjadi. Baharuddin (2015:183)
menjelaskan karakteristik perubahan sosial budaya diantaranya : (1)
tidak ada masyarakat yang perkembangannya berhenti karena setiap
masyarakat mengalami perubahan secara cepat ataupun lambat, (2)
perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan akan diikuti
perubahan pada lembaga sosial yang ada, (3) perubahan yang
berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan kekacauan
sementara karena orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi, (4) perubahan tidak dapat dibatasi
pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena keduanya saling
berkaitan.
Berdasarkan karakteristik perubahan sosial budaya yang
dijelaskan Baharuddin, bahwasanya hal tersebut sama halnya dengan
karakteristik perubahan sosial yang ada pada sub bab sebelumnya
![Page 19: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/19.jpg)
42
yaitu sebanyak 4 dari 5 karakteristik yang ada dan sudah melingkupi
perubahan budaya.
2) Bentuk Perubahan Sosial Budaya
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa perubahan sosial budaya
lebih mengarah pada perubahan sosial yang ternyata diikuti atau
disertai dengan perubahan kebudayaan yang ada pada masyarakat
sehingga bentuk dari perubahan sosial budaya sendiri tidak lain adalah
bentuk perubahan sosial. Martono (2014:14-16) mengelompokan 3
bentuk dari perubahan sosial yaitu :
(1) perubahan yang cepat (revolusi) dengan menunjuk secara
sosiologis pada gerakan massa yang menggunakan paksaan dan
kekerasan melawan penguasa dan melakukan perubahan dalam
masyarakat, dan perubahan lambat (evolusi),
(2) perubahan yang kecil dengan tidak membawa pengaruh yang besar
bagi masyarakat dan perubahan yang besar dengan membawa
pengaruh cukup besar terhadap masyarakat,
(3) perubahan yang dikehendaki (direncanakan) oleh agent of change
untuk tujuan tertentu dan perubahan yang tidak dikehendaki
(tidak direncanakan) dengan keberlangsungan di luar jangkauan
atau pengawasan masyarakat serta dapat menyebabkan timbulnya
akibat-akibat sosial yang tidak dikehendaki.
3) Dampak Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap perubahan yang terjadi
akan menimbulkan dampak pada masyaratkat, demikian pula dengan
![Page 20: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/20.jpg)
43
perubahan sosial budaya. Dampak tersebut dapat bersifat positif atau
negatif berdasarkan pengaruhnya terhadapa masyarakat. Menurut
Martono (2014:26-27), dampak positif dari perubahan sosial
diantaranya : (1) manusia semakin mudah dan cepat dalam
menyelesaikan aktivitasnya, (2) integrasi sosial yang semakin
meningkat karena berbagai sebbab seperi bencana dan konflik sosial,
(3) kualitas individu (dan masyarakat) semkain baik, seiring
perkembangan teknologi dalam berbagai bidang, (4) mobilitas sosial
semakin cepat dikarenakan membaiknya kondisi masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan, dan (5) pola pikir manusia semakin
berkembang melalui pertukaran budaya, pertukaran informasi, yang
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Selanjutnya terkait dampat negatif dari perubahan sosial
budaya, masih menurut Martono (2014:27-29), yaitu : (1) peningkatan
angka kemiskinan yang merupakan dampak laten dan tidak langsung,
(2) jumlah pengangguran semakin tinggi karena banyak teknologi
yang menggantikan tenaga manusia, (3) peningkatan angka
kriminalitas, (4) terjadi konflik sosial akibat persaingan penduduk
yang semakin banyak, (5) individualitas semakin meningkat karena
berkurangnya interaksi akibat teknologi, dan (6) pencemaran
lingkungan akibat teknologi yang diciptakan manusia.
Dampak positif dan negatif tersebut tentunya dapat dirasakan
ketika perubahan sosial budaya sudah terjadi atau berlangsung pada
suatu masyarakat. Dampak tersebut dapat terjadi sebagian atau bahkan
![Page 21: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/21.jpg)
44
seluruhnya berdasarkan seberap besar perubahan sosial budaya yang
terjadi mempengaruhi masyarakat.
2.2.4 Permukiman Pinggir Sungai
Pemukiman dan permukiman memiliki definisi berbeda yang
seringkali banyak orang kebingungan mendifinisikannya. Menurut
Muta’ali dan Nugroho (2016:46), pemukiman berasal dari kata pemukim
dengan akhiran -an, yang secara ilmu bahasa kata pemukiman tergolong
ke dalam kata kerja untuk memukimkan seseorang pada suatu lokasi atau
tempat tinggal tertentu, sedangkan permukiman secara ilmu bahasa
tergolong dalam kata benda yang berarti suatu kumpulan manusia baik
di kota maupun desa, lengkap dengan aspek-aspek sosial, spiritual, dan
nilai-nilai budaya yang menyertainya.
Kota pada awalnya berupa permukiman dengan skala kecil,
kemudian mengalami perkembangan sebagai akibat dari pertumbuhan
penduduk, perubahan sosial ekonomi, dan budaya serta interaksinya
dengan kota-kota lain dan daerah sekitarnya. Namun yang terjadi dengan
kota-kota di indonesia adalah bahwa pertumbuhan penduduk tidak
diimbangi dengan pembangunan sarana dan prasarana kota dan
peningkatan pelayanan perkotaan. Bahkan yang terjadi justru sebagai
kawasan perkotaan mengalami degradasi lingkungan yang berpotensi
menciptakan permukiman kumuh. sebagian penghuni kota berprinsip
sebagai alat mencari penghasilan yang sebesar-besarnya. Dengan
demikian prisip mereka harus hemat dalam arti yang luas, yaitu hemat
mendapatkan lahan, pembiayaan pembangunan, pengoperasian dan
![Page 22: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/22.jpg)
45
pemeliharaan, termasuk dalam mendapatkan bahan dan sisitem
strukturnya (Sobirin, 2001:41).
Munculnya permukiman kumuh di beberapa wilayah kota
merupakan hal yang tidak dapat dihindari, yaitu tidak direncanakan oleh
pemerintah tetapi tumbuh sebagai proses alamiah. Melalui berbagai
literatur dapat dilihat berbagai kriteria dalam menentukan kekumuhan
atau tidaknya suatu kawasan permukiman. Johan Silas, seorang pakar
dalam bidang arsitektur dan permukiman kumuh (dalam Titisari dan
Farid Kurniawan, 1999:8), menjelaskan bahwasanya kriteria pokok
untuk menentukan permukiman kumuh/marjinal adalah: bila berada di
lokasi yang ilegal, dengan keadaan fisiknya yang sub standrat;
penghasilan penghuni amat rendah (miskin), tak dapat dilayani berbagai
fasilitas kota; dan tidak diingini kehadirannya oleh publik (kecuali yang
berkepentingan). Berdasarkan kriteria Silas tersebut, aspek legalitas juga
merupakan kriteria yang harus dipertimbangkan untuk menentukan
kekumuhan suatu wilayah selain buruknya kondisi kualitas lingkungan
yang ada.
Pemukiman pinggir sungai, khususnya pada masyarakat Indonesia
sampai saat ini diidentikan dengan pemukiman kumuh karena memiliki
kriteria yang sudah dijelaskan tersebut. Hal tersebut juga dijelaskan oleh
Muta’ali dan Nugroho (2016:69) yang memaparkan bahwa ditinjau dari
pemetaan kondisi dan permasalahan lingkungan permukiman secara
spasial, kawasan kumuh dapat dibedakan ke dalam tujuh tipologi yang
masing-masing memiliki karakter khusus. Ketujuh kawasan tersebut
![Page 23: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/23.jpg)
46
adalah (1) permukiman kumuh nelayan, (2) permukiman kumuh dekat
dengan pusat kegiatan sosial ekonomi, (3) permukiman kumuh pusat
kota, (4) permukiman kumuh pinggir kota, (5) permukiman kumuh
daerah pasang surut, (6) permukiman kumuh daerah rawan bencana, dan
(7) permukiman kumuh tepian sungai.
Indonesia sendiri permukiman tepian sungai/permukiman pinggir
sungai termasuk ke dalam tipologi permukiman kumuh yang terletak di
kota dan terbentuk karena kepadatan penduduk kota yang sudah minim
lahan hunian sehingga menjadikan kawasan pinggiran sungai sebagai
tempat tinggal dan bermukim. Ciri-ciri fisik bangunan dari permukiman
pinggir sungai jika dijelaskan menurut pendapat Socki (dalam Muta’ali
dan Nugroho, 2016:58) yang mendefinisikan permukiman kumuh
berdasarkan cirik fisiknya adalah sebagai berikut : (1) tingginya tingkak
kepadatan penduduk, yaitu lebih dari 1.250 jiwa per hektare, (2)
kepadatan bangunannya juga cukup tinggi sehingga mencapai 250 rumah
atau lebih per hektarenya dan ukuran bangunan yang kecil-kecil 25m
perseg, (3) tata letak yang tidak teratur dan sanitasi jelek, serta kualitas
bangunan jelek, dan (4) berasosiasi di sekitar badan air.
Berdasarkan perkembangannya saat ini, permukiman pinggir
sungai, ada yang dijadikan kawasan permukiman elite dengan konsep
nama “riverside” dengan menyajikan hunian modern di pinggir sungai
dan jauh dari kesan kumuh. Selain itu program penanganan permukiman
kumuh di Indonesia juga beberapa sudah dilakukan yang juga berdampak
pada penanggulangan permukiman kumuh tepian pantai. Program-
![Page 24: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/24.jpg)
47
program CSR (Corporate Social Responsibilty) perusahaan akhir-akhir
ini juga juga sedang gencar dalam mengembangkan permukiman kumuh
pinggir kali sehingga tidak bisa dipungkiri perubahan sosial dan budaya
otomatis terjadi pada masyarakat yang tinggal di permukiman tersebut.
2.3 Tinjauan Teori
2.3.1 Teori Diferensiasi Struktural (Neil J. Smelser)
Banyak sekali teori perubahan sosial yang dijabarkan oleh ahli-ahli
sosiologi dengan keberagaman konsep diantaranya adalah pandangan
dari Talcott Parson, Georg Simmel, Max Weber, Herbert Spencer, Karl
Marx, Emile Durkheim, dan Neil J. Smelser. Penelitian ini menggunakan
tinjauan teori perubahan sosial dari Neil J. Smelser yang mengkaitkan
perubahan sosial dengan modernisasi karena sesuai dengan kondisi
lokasi perubahan sosial penelitian ini yang cenderung memakai konsep
modernisasi.
Smelser (dalam Muhtadi, 2016:128) melukiskan modernisasi pada
enam bidang utama yaitu : (1) ekonomi, ditandai dengan mengakarnya
teknologi ilmu pengetahuan, berubahnya pertanian subsistensi ke
pertanian komersil, pergantian tenaga produksi menjadi mesin, dan
berkembangnya bentuk pemukiman urban dan konsentrasi tenaga kerja
di suatu tempat, (2) politik, ditandai dengan transisi dari kekuasaan
sistem hak pilih, perwakilan, partai politik, dan kekuasaan demokratis,
(3) pendidikan, meliputi penurunan angka buta huruf dan peningkatan
perhatian pada pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan, (4) agama,
ditandai dengan sekularisasi, (5) kehidupan keluarga, ditandai dengan
![Page 25: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/25.jpg)
48
berkurangnya peran ikatan kekeluargaan dan semakin besarnya
spesialisasi fungsional keluarga, dan (6) stratifikasi, ditandai dengan
penekanan pada mobilitas dan prestasi individual daripada status yang
diwarisi.
Berdasarkan hal tersebut, Smelser menjelaskan bahwa modernisasi
yang terjadi akan mengakibatkan perubahan sosial budaya pada suatu
masyarakat. Lebih lanjut Smelser (dalam Muhtadi, 2016:129)
menyatakan bahwa dengan proses modernisasi, ketidakteraturan struktur
masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi sekaligus akan dibagi
dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi yang lebih khusus
karena modernisasi seolah-olah tidak memberikan celah terhadap unsur
luar yang yang dianggap modern sebagai sumber kegagalan, tetapi lebih
menekankan sebagai akibat dari dalam masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya berkaitan dengan faktor-faktor yang menentukan
perubahan, Smelser menyususnnya berdasarkan analisis menurut
prespektif Parsons dan menerapkan prespektif tersebut untuk
melalkukan analisis historis dan telah mengamati perubahan struktural
jangka pendek dan jangka panjang. Menurut Smelser (dalam Muhtadi,
2016:130), berbeda dari perubahan struktural jangka pendek, perubahan
struktural jangka panjang menyebabkan perubahan dalam peranan sistem
sosial, termasuk “ketidakmunculan tidak terciptanya kembali, dan tidak
ditatanya kembali peranan sistem sosial yang lama”.
Teori perubahan sosial menurut Smelser tersebut dijadikan peneliti
untuk menganalisis bagaimana perubahan sosial budaya yang berjalan
![Page 26: New BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Penelitian …eprints.umm.ac.id/41809/3/BAB II.pdf · 2018. 12. 11. · 24 BAB II . KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 2.1 . Penelitian](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022053107/6073508244ad0314b73ac1a9/html5/thumbnails/26.jpg)
49
secara beriringan di Kampung Jodipan Pinggir Brantas beradasarkan
modernisasi yang terjadi dan hal-hal apa saya yang mempengaruhi serta
dampak yang terjadi dari perubahan sosial budaya di Kampung Jodipan
Pinggir Brantas.
Teori perubahan sosial Smelser pada penemlitian ini difokuskan
pada diferensiasi struktural yang berkaitan dengan konflik dan dapat
menimbulkan adanya perubahan sosial budaya pada masyarakat
Permukiman Pinggir Sungai Kampung Jodipan. Modernisasi
berdasarkan Smelser sangat berkaitan dengan diferensiasi struktural
karena dengan adanya proses modernisasi mengakibatkan
ketidakteraturan struktur masyarakat dan tentunya juga berhubungan
dengan konflik-konflik sosial yang muncul sehingga terjadi adanya suatu
perubahan baik dari segi sosial dan budaya.