Neraca Air

7
Page 1 Air Memegang Kapasitas Tujuan : Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan tanah atau com- posting untuk mempertahankan kelembaban terhadap drainase akibat gravitasi. Deskripsi : Air diadakan di ruang, atau pori-pori, antara partikel tanah dan film tipis yang mengelilingi partikel-partikel tersebut. Air ini tersedia untuk vegetasi tumbuh- ing dalam campuran tanah. Bahan organik dan ukuran partikel mempengaruhi kemampuan tanah untuk mempertahankan kelembaban. Air memegang kapasitas tanah yang menentukan kemampuannya untuk sus- pertahankan vegetasi bahwa selama periode kering. Bahan 1. Saldo dengan akurasi g 2. Cincin berdiri 3. Saluran (kaca atau plastik) 4. Tubing (untuk melampirkan bawah corong) 5. Clamp (untuk mengamankan tabung) 6. Filter kertas (untuk corong line) 7. 250 mL gelas (2) 8. 100 mL silinder lulus (1) 9. Panjang batang mengaduk 10. 100 mL udara kering kompos, tanah, atau kompos & tanah campuran Prosedur 1. Menyeluruh udara kering kompos dan tanah sampel. 2. Lampirkan dan klem tubing ke bawah dari corong dan melampirkan saluran untuk berdiri cincin. 3. Tempatkan kertas saring dalam saluran 4. Isi saluran dengan 100 mL sampel-tidak padat

description

APA AJA BOLEH

Transcript of Neraca Air

Page 1: Neraca Air

Page 1Air Memegang KapasitasTujuan: Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan tanah atau com-posting untuk mempertahankan kelembaban terhadap drainase akibat gravitasi.Deskripsi: Air diadakan di ruang, atau pori-pori, antara partikel tanah danfilm tipis yang mengelilingi partikel-partikel tersebut. Air ini tersedia untuk vegetasi tumbuh-ing dalam campuran tanah. Bahan organik dan ukuran partikel mempengaruhi kemampuan tanah untukmempertahankan kelembaban. Air memegang kapasitas tanah yang menentukan kemampuannya untuk sus-pertahankan vegetasi bahwa selama periode kering.Bahan1. Saldo dengan akurasi g2. Cincin berdiri3. Saluran (kaca atau plastik)4. Tubing (untuk melampirkan bawah corong)5. Clamp (untuk mengamankan tabung)6. Filter kertas (untuk corong line)7. 250 mL gelas (2)8. 100 mL silinder lulus (1)9. Panjang batang mengaduk10. 100 mL udara kering kompos, tanah, ataukompos & tanah campuranProsedur1. Menyeluruh udara kering kompos dan tanahsampel.2. Lampirkan dan klem tubing ke bawah dari corongdan melampirkan saluran untuk berdiri cincin.3. Tempatkan kertas saring dalam saluran4. Isi saluran dengan 100 mL sampel-tidakpadat5. Mengukur 100 mL air dengan menggunakanukur.6. Secara bertahap tambahkan air untuk sampel sampaitertutup. Catat jumlah air yang ditambahkan.7. Aduk perlahan dan diamkan sampai sampel sepenuhnyajenuh.8. Lepaskan klem dan mengumpulkan kelebihan airdalam silinder lulus.9. Catat jumlah air dalam silinder.Analisa

Page 2: Neraca Air

1. Hitung berapa banyak air dipertahankan dalam sampel mL 100 kompos, tanah atau kompos /tanah campuran:____ ML air ditahan----------=Air tambah (mL) - air dikeringkan (mL)100 mL sampel(Dari Langkah 5)(Dari Langkah 8)2. Air kapasitas holding dinyatakan sebagai jumlah air ditahan per liter tanah, sehinggaLangkah selanjutnya adalah kalikan dengan 10 untuk mengkonversi dari sampel 100 mL ke liter penuh:Air memegang kapasitas (mL / L) = 10 x (____ mL air ditahan / 100 mL sampel)

Page 3: Neraca Air

HidrometriPosted on 16 March 2011.

Deskripsi SingkatEvaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair berhubungan

dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada

permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari

pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih

rendah. Transpirasi pada dasarnya merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses

fotosintesis pada permukaan daun (tajuk). Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian

hidrometeorologi.

RelevansiDengan mempelajari proses terjadinya, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap evapotranspirasi, mahasiswa

dapat melakukan analisis neraca air suatu kawasan hutan melalui pendekatan dari model-model penghitungan

evapotranspirasi yang ada. Dengan menguasai metode ini diharapkan mahasiswa mampu melakukan

pengelolaan hutan dengan mendasarkan pada hasil neraca airnya.

Tujuan Instruksional KhususSetelah mempelajari bagian ini, mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan analisis evapotranspirasi melalui

pendekatan model-model neraca air. Harapannya mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi suatu

kawasan hutan melalui pendekatan neraca air kawasannya.

Pengertian dan Faktor EvapotranspirasiPeristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut

evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama

disebut evapotranspirasi.

Faktor-faktor utama yang berpengaruh adalah (Ward dalam Seyhan, 1977) :

1. Faktor-faktor meteorologi

a. Radiasi Matahari

b. Suhu udara dan permukaan

c. Kelembaban

d. Angin

e. Tekanan Barometer

2. Faktor-faktor Geografi

a. Kualitas air (warna, salinitas dan lain-lain)

b. Jeluk tubuh air

c. Ukuran dan bentuk permukaan air

3. Faktor-faktor lainnya

a. Kandungan lengas tanah

b. Karakteristik kapiler tanah

c. Jeluk muka air tanah

d. Warna tanah

e. Tipe, kerapatan dan tingginya vegetasi

f. Ketersediaan air (hujan, irigasi dan lain-lain)

Model-model Analisis Evapotranspirasi

Perkiraan evapotranspirasi adalah sangat penting dalam kajian-kajian hidrometeoro-logi. Pengukuran langsung

evaporasi maupun evapotranspirasi dari air maupun permukaan lahan yang luas akan mengalami banyak

kendala. Untuk itu maka dikembangkan beberapa metode pendekatan dengan menggunakan input data-data

yang diperkirakan berpengaruh terhadap besarnya evapotranspirasi. Apabila jumlah air yang tersedia tidak

menjadi faktor pembatas, maka evapotranspirasi yang terjadi akan mencapai kondisi yang maksimal dan kondisi

itu dikatakan sebagai evapotranspirasi potensial tercapai atau dengan kata lain evapotranspirasi potensial akan

berlangsung bila pasokan air tidak terbatas bagi stomata maupun permukaan tanah.

Page 4: Neraca Air

Pada daerah-daerah yang kering besarnya evapotranspirasi sangat tergantung pada besarnya hujan yang terjadi

dan evapotranspirasi yang terjadi pada saat itu disebut evapotranspirasi aktual.

Analisis Evapotranspirasi Metode MeyerE = 0,35 (ea – ed) (1 + V/100) mm/hari

Ed = ea * RH

ea ===>lihat tabel berdasar t bola kering

RH ===>lihat tabel berdasar t bola basah & Δ t

V = kecepatan angin (mile/hari)

Evapotranspirasi merupakan faktor dasar untuk menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi dan

merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi.

Analisis Evapotranspirasi Potensial Metode ThornwaiteData yang diperlukan dalam metode ini adalah suhu rata-rata bulanan yang didapat dari suhu rata-rata harian.

Data tersebut dianalisis dengan rumus-rumus :

Analisis Neraca Air Metode Thornwaite MatherPerhitungan neraca air menurut fungsi meteorologis sangat berguna untuk evaluasi ketersediaan air di suatu

wilayah terutama untuk mengetahui kapan ada surplus dan defisit air. Neraca air ini umumnya dihitung dengan

metoda Thornthwaite Mather.

Data yang diperlukan berupa :

1. Curah hujan bulanan

2. Suhu udara bulanan

3. Penggunaan lahan

4. Jenis tanah atau tekstur tanah

5. Letak garis lintang

Langkah-langkah perhitungan :

1. Hitung suhu udara bulanan rata-rata

Data suhu udara pada umumnya sulit diperoleh, oleh karena itu suhu udara dapat diperkirakan dengan data

suhu yang ada di suatu tempat :Δ t = 0,006 x Δ ht1 = t

2 ± ΔtΔ h = beda tinggi tempat lokasi 1 dengan lokasi 2 (dalam meter)Δ t = beda suhu udara (Δ C);t2 = suhu

udara di lokasi 2.

2. Hitung Evapotranspirasi dengan metode Thornthwaite Mather (Ep)

3. Hitung selisih hujan (P) dengan evapotranspirasi

4. Hitung “accumulated potential water losses” (APWL)

5. Hitung “Water Holding Capacity” (Sto) berdasar Tabel (Lampiran 4)

Page 5: Neraca Air

6. Hitung soil moisture storage (St.)

Sto dihitung atas dasar data tekstur tanah, kedalaman akar

7. Hitung delta St tiap bulannyaΔ st = Sti bulan ke i dikurangi St bulan ke (i – 1)

8. Hitung evapotranspirasi aktual (Ea)

untuk bulan basah ( P > Ep), maka Ea = Ep

untuk bulan kering ( P < ea =" P">

9. Hitung surplus air (S); Bila P > Ep, maka S = ( P – EP) – Δ St.

10. Hitung defisit (D), D = Ep – Ea.

Analisis Evapotranspirasi Metode Turc LangbeinRumus umum yang digunakan yaitu konsep neraca air secara meteorologis pada suatu DAS (Seyhan, 1977) :

P = R + Ea ± Δ St

Dalam hal ini :

P = curah hujan

R = limpasan permukaan

Ea = evapotranspirasi aktual

Δ St = perubahan simpanan

Apabila neraca air tersebut diterapkan untuk periode rata-rata tahunan, maka Δ St dapat dianggap nol, sehingga

surplus air yang tersedia adalah :

R = P – Ea

Dan jumlah air yang tersedia diperkirakan sebesar 25% hingga 35% dari surplus air.

Menurut Keijne (1973), evapotranspirasi aktual tahunan dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus Turc-

Langbein :

Dalam hal ini :

E = evapotranspirasi aktual (mm/tahun)

Eo = evaporasi air permukaan (mm/tahun)

P = curah hujan rata-rata (mm/tahun)

T = suhu udara rata-rata (oC)

Nilai suhu udara dapat diketahui berdasarkan data suhu udara rata-rata tahunan dari stasiun yang diketahui

dengan persamaan :

T1 = T2 ± (Z1 – Z2) 0,006

Dalam hal ini :

T1 = suhu udara yang dihitung pada stasiun 1

T2 = suhu udara yang diketahui dari stasiun 2

Z1 = elevasi stasiun 1

Z2 = elevasi stasiun 2

sumber : di copy dari http://mayong.staff.ugm.ac.id/site/?page_id=111Topik yang berhubungan:hidrometri - Pengertian Hidrometri - makalah hidrometri - Jeluk tubuh air - materi mengenai hidrometri - arti

hidrometri - video mesum anak unhas karena sakit hati - makalah tentang hidrometri - kelebihan metode

evaporasi turc - neraca air meteorologis - 

Page 6: Neraca Air

Posted in artikel kehutanan 0 Comments

Macam macam neraca airPosted on 16 March 2011.

Pengertian Neraca Air

Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat pada periode tertentu,

sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit).

Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan

terjadi, serta dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik-baiknya.

Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari analisis neraca air antara

lain:

1. Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpana dan pembagi air serta saluran-salurannya. Hal ini

terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang defisit air.

2. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini terjadi jika hasil analisis

neraca air didapat banyak bulan-bulan yang surplus air.

3. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti tanaman pangan – hortikultura,

perkebunan, kehutanan hingga perikanan.

Model neraca air cukup banyak, namun yang biasa dikenal terdiri dari tiga model, antara lain:

1. Model Neraca Air Umum. 

Model ini menggunakan data-data klimatologis dan bermanfaat untuk mengetahui berlangsungnya bulan-bulan

basah (jumlah curah hujan melebihi kehilangan air untuk penguapan dari permukaan tanah atau evaporasi

maupun penguapan dari sistem tanaman atau transpirasi, penggabungan keduanta dikenal sebagai

evapotranspirasi).

2. Model Neraca Air Lahan. 

Model ini merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan data-data tanah terutama data kadar air

pada Kapasitas Lapang (KL), kadar air tanah pada Titik Layu Permanen (TLP), dan Air Tersedia (WHC = Water

Holding Capacity).

Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang

dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan tanah tersebut akan terus-

menerus diserap akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin kering. Pada suatu saat

akar tanaman tidak lagi mampu menyerap airsehingga tanaman menjadi layu. Kandungan air pada kapasitas

lapang diukur pada tegangan 1/3 bar atau 33 kPa atau pF 2,53 atau 346 cm kolom air.

Titik layu permanen adalah kondisi kadar air tanah dimana akar-kar tanaman tidak mampu lagi menyerap air

tanah, sehingga tanaman layu. Tanaman akan tetap layu pada siang atau malam hari. Kandungan air pada

titik layu permanen diukur pada tegangan 15 bar atau 1.500 kPa atau pF 4,18 atau 15.849 cm tinggi kolom air.

Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman yaitu selisih antara kapasitas lapang dan titik

layu permanen.

3. Model Neraca Air Tanaman. 

Model ini merupakan penggabungan data klimatologis, data tanah, dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk

tujuan khusus pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan adalah data koefisien tanaman pada

komponen keluaran dari neraca air.

v