Neoplasm A

download Neoplasm A

of 15

Transcript of Neoplasm A

REFERAT NEOPLASMA

Oleh Siti Achda Zahiroh

Pembimbing : Monty.P.S, dr SpB(K)Onk

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

2010Referat Sub Bagian Bedah Onkologi Bagian / SMF Ilmu Bedah FK Universitas Padjadjaran / RS Dr. Hasan Sadikin Bandung Oleh : Siti Achda Zahiroh

NEOPLASMADEFINISI Istilah neoplasma berasal dari bahasa Yunani, yaitu neo berarti baru, dan plasma berarti yang dibentuk. Neoplasma (New Growth) didefinisikan sebagai pembentukan sel baru yang abnormal, terus tumbuh secara progresif dan tidak pernah mencapai maturitas, serta mampu melakukan metastase. Menurut seorang onkologis bernama Willis, neoplasma merupakan massa abnormal dari jaringan, di mana pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi oleh pertumbuhan jaringan normal, dan menetap walaupun telah dilakukan penghentian rangsangan yang semula menyebabkannya. Terminologi lain yaitu Tumor ( Latin) artinya : 1. benjolan, 2. pertumbuhan sel-sel secara otonom. Ada pula istilah lain yaitu kanker (cancer = kepiting), berhubungan dengan sifatnya yang membandel seperti kepiting yaitu menempel ke mana-mana. Secara klinis tumor dibedakan atas neoplasma dan neoplasma (misalnya kista, radang, hipertrofi). Sel tumor sendiri merupakan sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara otonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normaldalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi, otonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Neoplasma dibedakan menjadi jinak dan ganas. Neoplasma ganas disebut juga kanker. Neoplasma ganas atau kanker terjadi karena timbul dan berkembangbiaknya selsel secara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya. Neoplasma ganas ini tumbuh menyusup ke jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya dekstruktif) dapat menyebar ke bagian lain tubuh dan umumnya fatal jika dibiarkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif) dan umumnya tidak bermetastasis. Berikut ini ringkasan perbedaan antara neoplasma jinak dan ganas, yaitu :

2

Ganas 1. Cepat tumbuhnya 2. Ekspansif dan infiltratif 3. Bermetastase 4. Prognosis buruk, walaupun tidak selalu

Jinak 1. Lambat tumbuhnya 2. Tidak menyebar dan menginfiltrasi 3. Tidak bermetastase 4. Prognosis biasanya baik dengan pembedahan

Neoplasma ganas ini membentuk suatu golongan besar penyakit yang memiliki berbagai macam sifat. Namun secara umum, ada 2 sifat yang sama yaitu : 1. Pembentukannya tidak terkontrol (otonom) 2. Penyebaran dalam bentuk yang berbeda dengan sel-sel dari organ yang dihinggapinya (morfologi yang tidak khas) Neoplasma bertingkah laku seperti parasit, yaitu ia berkompetisi dengan jaringan normal demi mendapatkan nutrisi dan suplai yang dibutuhkannya, dengan tidak memandang status gizi host. Klasifikasi patologi tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik pada jaringan dan sel tumor. Dari pemeriksaan mikroskopik ini tampak gambaran keganasan yang sangat bervariasi mulai dari yang relatif jinak sampai yang paling ganas. Ilmu yang mempelajari neoplasma baik jinak maupun ganas disebut onkologi (oncos = benjolan), sedangkan istilah cancerology jarang dipakai. TATA NAMA Pada umumnya tumor jinak diberikan sufiks oma dari nama sel asal. Contohnya : adenoma, adalah tumor yang membentuk pola kelenjar, atau berasal dari kelenjar, tumor dari sel fibroblastik disebut fibroma, dari jaringan kartilago disebut kondroma, dan dari jaringan tulang disebut osteoma. Penamaan lain antara lain papiloma, yang dinamakan demikian karena secara mikroskopik berbentuk seperti jari-jari tangan, dan ada pula yang dinamakan polip, yaitu penonjolan massa yang berada pada jaringan mukosa, dan biasanya bertangkai. Tata nama tumor ganas pada umumnya mengikuti penamaan pada tumor jinak. Contohnya tumor ganas dari jaringan mesenkim disebut sarkoma, yaitu fibrosarkoma, liposarkoma, leiomiosarkoma (otot polos), dan rhabdomiosarkoma (otot lurik). Tumor

3

ganas dari sel epitel disebut karsinoma. Sel dengan jaringan glandular disebut adenokarsinoma, dan yang berasal dari sel skuamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Kadang-kadang tumor ganas tumbuh dalam pola yang tidak terdiferensiasi baik sehingga sulit untuk mengidentifikasi jaringan asalnya. EPIDEMIOLOGI Pada tahun 2003, diperkirakan 1.334.000 kasus baru kanker terdiagnosis di Amerika Serikat, dan diperkirakan 556.500 orang akan meninggal karena kanker pada tahun yang sama. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di AS, hanya kalah oleh kematian akibat penyakit jantung. Dengan meningkatnya usia harapan hidup masyarakat akibat dari reduksi penyebab-penyebab kematian yang lain seperti infeksi dan gangguan kardiovaskular, kanker dapat menjadi penyebab kematian yang utama. Saat ini kanker telah menjadi penyebab kematian nomor satu pada wanita kelompok usia 40-79 tahun dan pria kelompok usia 60-79 tahun.

Gambar 1. Insiden dan mortalitas kanker berdasarkan lokasi dan jenis kelamin. Di seluruh dunia, diperkirakan ada 8,1 juta kasus baru kanker pada tahun 1990, meningkat 37% dibandingkan tahun 1975. Terlihat bahwa angka pertumbuhan jumlah penderita kanker meningkat 2,1% per tahun, lebih cepat daripada pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang 1,7% per tahun. Kanker paru-paru adalah kanker terbanyak di dunia, sekitar 1,04 juta kasus baru dan 921.000 kematian per tahun. Di tempat kedua adalah kanker abdomen, yaitu sebanyak 789.000 kasus baru dan 628.000 kematian per

4

tahun. Sedangkan di tempat ketiga adalah kanker payudara, dengan 796.000 kasus baru per tahun. Kanker terbanyak pada pria adalah kanker prostat, diikuti oleh kanker paru-paru dan bronkus, kemudian kanker colon dan rektum. Sedangkan pada wanita, tiga besar ditempati oleh kanker payudara, kanker paru-paru dan brokus, dan kanker colon dan rektum. Namun demikian, penyebab kematian terbanyak pada pria dan wanita justru kanker paru-paru dan bronkus. Frekuensi relatif kanker pada beberapa daerah di Indonesia tidak sama. Yang banyak ditemukan adalah karsinoma serviks, uteri dan karsinoma hepatoseluler, karsinoma paru, da leukemia. Yang agak sering ditemukan adalah karsinoma kulit, karsinoma ovarium, karsinoma nasofaring, dan limfoma maligna. REGISTRASI KANKER Registrasi kanker adalah suatu sistem tentang pengumpulan, pencatatan dan pengolahan data tentang kanker secara sistematik dan terus menerus. Data kanker yang dicatat secara insidensial dalam waktu tertentu bukanlah registrasi suatu registrasi kanker, melainkan suatu survai kanker. Dalam registrasi kanker data yang dicatat tidak terbatas pada kanker atau tumor ganas saja, tetapi data tumor lainnya, sehingga registrasi kanker juga disebut Registrasi Tumor dan kedua istilah itu mempunyai arti yang sama. Registrasi kanker diperlukan karena kanker merupakan penyakit kronik yang sangat kompleks dan memerlukan follow up seumur hidup, dan tanpa registrasi kanker yang baik tidak mungkin dapat melakukan follow up dalam jangka waktu yang lama. Pusat Registrasi Kanker yaitu tempat pengerjaan atau registrasi kanker, dapat di rumah sakit atau di luar rumah sakit, seperti di yayasan kanker. Jadi pusat registrasi di rumah sakit dapat berfungsi sebagai Registrai Kanker Rumah Sakit dan Registrasi Kanker Penduduk. Tujuan 1. Mengetahui besar dan luas masalah kanker yang dihadapi Data mengenai kanker diperlukan untuk melakukan perencanaan tentang pencegahan, pengobatan, dan pengendalian kanker yang baik. Data yang perlu diketahui yaitu : Insidensi / frekuensi relatif Jenis kanker Distribusi umur, seks dan geografi

5

2. 3.

Etiologi dan faktor resiko Sebab kelambatan dan kematian Dapat memberikan pelayanan yang baik kepada penderita Biodata Fasilitas diagnostic dan terapi yang dipunyai Jumlah serta kemampuan tenaga medik dan paramedic Macam dan kualitas diagnostic Tujuan, cara, macam dan urutan terapi Hasil dan komplikasi terapi Follow up Bahan pendidikan bagi tenaga kesehatan dan mahasiswa

Data yang diperlukan yaitu :

Kasus kanker yang dijumpai di rumah sakit sehari-hari merupakan cermin keadaan kanker di wilayah itu, merupakan bahan yang baik untuk pendidikan mahasiswa , dokter ahli atau paramedik. Mengapa kita harus memilih suatu cara tertentu dalam pengelolaan kanker, haruslah didasarkan atas pengalaman yang telah ada dan merupakan umpan balik untuk menyempurnakan pengelolaan kanker selanjutnya. Tenaga-tenaga medik haruslah memahami bagaimana mengelola kanker yang banyak terdapat di wilayah itu. 4. Bahan penelitian

Untuk pengembangan pengelolaan kanker haruslah didasari atas hasil penelitian kanker, dan registrasi kanker merupakan sumber data yang baik untuk penelitian epidemiologi dan klinik. 5. Bahan studi perbandingan

Penyakit kanker tersebar di seluruh dunia. Dengan mengadakan studi perbandingan antara beberapa daerah baik local, regional dan internasional yang mempunyai insidens kanker tinggi ata rendah dengan keadaan lingungan hidup dapat menguak etiologi kanker. Demikian pula tentang studi migrasi penduduk pada beberapa generasi.

6

MACAM REGISTRASI KANKER Ada 3 macam registrasi kanker yang saling melengkapi :

1. Registrasi Kanker Rumah Sakit (Hospital cancer Registry)Registrasi kanker rumah sakit adalah registrasi penderrita kanker yang dating ke rumah sakit itu. Penderita kanker dari wilayah dimana rumah sakit itu berada belum tentu dating ke rumah sakit yang bersangkutan. Kalau di wilayah itu ada rumah sakit kanker maka penderita kanker sebagian besar akan dating ke rumah sakit itu, sedang di rumah sakit lain di wilayah itu mungkin tidak ada yang mendapat kunjungan penderita kanker. Karena itu registrasi rumah sakit tidak menggambarkan keadaan kanker di suatu wilayah kecuali diadakan koordinasi registrasi kanker dari seluruh rumah sakit yang ada. Makin banyak dan luas rumah sakit yang terlibat makin mendekati keadaan kanker yang ada. Menurut standard di Amerika registrasi kanker rumah sakit diperlukan jika tedapat kanker sebanyak 3% dari penderita yang dirawat atau 400 kanker pertahun.

2. Registrasi Kanker Penduduk (Population Based Cancer Registry)Registrasi kanker penduduk adalah registrasi kanker dari seluruh penduduk yang terdapat dalam wilayah tertentu (geographically defined population). Registrasi kanker penduduk memberikan data tentang insidensi dan prevalensi, distribusu kelamin, geografi, morbiditas dan mortalitas kanker, kecenderungan kanker disuatu wilayah. Besar penduduk yang memerlukan registrasi kanker yang optimal ialah 3-5 juta, walaupun ada yang menjalankan registrasi pada penduduk yang jumlahnya 200.000 penduduk atau lebih dari 17 juta. Kalau jumlah penduduk terlalu besar sukar dapat mempertahankan registrasi yang baik sedang kalau terlalu sedikit data yang diperoleh kurang mempunyai makna.

3. Registrasi Kanker Khusus (Special Cancer Registry)a. Registrasi kanker patologi Registrasi kanker yang diagnosanya dipastikan dengan pemeriksaan patologi anatomi/ keuntungannya ialah data yang dicatat pasti kanker. Kerugiannya ialah kanker yang diagnosanya tidak dikonfirmasikan secara patologi tidak teregister. Tidak semua kasus kanker dapat diambil bahannya untuk pemeriksaan patologi,

7

baik karena penderita menolak dikerjakan biopsi atau operasi atau karena keadaan penderita tidak memungkinkan mendapatkan bahan biopsy. Sebelum ada mikroskop yaitu sebelum abad ke-17 tidak ada kanker yang diagnosanya dikonfirmasikan secara patologi. Registrasi kanker patologi memberikan data insidens kanker minimum. b. Registrasi kanker jenis tertentu Registrasi kanker tertentu, seperti kanker mamma, kanker serviks, kanker paru, dsb penting untuk pendidikan, penelitian, dan referensi. DATA YANG PERLU DICATAT Data yang dicatat dalam registrasi kanker ialah data yang dilaporkan ke Pusat Registrasi Kanker dari kerbagai bagian atau laboratorium. Dalam melaporkan data ke Pusat Registrasi kanker hendaknya mengikuti nomenklatur seperti yang dipakai dalam ICD (International Classification of Diseases), berikut dengan nomor ICD agar tidak terdapat kesalahan persepsi. Data itu meliputi : Data penderita : Biodata dan data medik Data waktu kejadian Data tempat perawatan Data dokter yang merawat

Karena banyak sekali data yang perlu dicatat WHO juga memberikan data minimum yang perlu dicatat. Data minimum ialah data yang paling sederhana yang masih dapat mengenal suatu kasus kanker yang dilaporkan belum atau sudah pernah dilaporkan sebelumnya untuk menghindari suatu kasus tercatat lebih dari satu kali. Untuk registrasi kanker yang sederhana WHO menganjurkan mencatat minimum 10 data. No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 BUTIR DATA PENDERITA - Nama - Kelamin - Tanggal lahir / umur - Alamat - Suku TUMOR - Klinik (topografi) - Patologi (morfologi) Keterangan - Nama lengkap - Alamat domisili - Lokasi tumor primer - Jika mungkin

8

8 9 10

- Tanggal insidens - Dasar diagnosa yang valid SUMBER INFORMASI - No. registrasi - Nama dokter, dsb

- Dalam bulan dan tahun - Untuk memudahkan mencari informasi

ICD NEOPLASMA Untuk keseragaman di seluruh dunia dalam diagnosis dan pelaporan kemudahan dalam pendataan mengenai neoplasma serta pada tubuh, maka diatur suatu sistem pengkodean khusus di dalam ICD X, yaitu sebagai berikut : C00-D48 Neoplasms C00-C14 Malignant neoplasms of lip, oral cavity and pharynx C15-C26 Malignant neoplasms of digestive organs C30-C39 Malignant neoplasm of respiratory and intrathoracic organs C40-C41 Malignant neoplasm of bone and articular cartilage C43-C44 Melanoma and other malignant neoplasms of skin C45-C49 Malignant neoplasms of mesothelial and soft tissue C50-C50 Malignant neoplasm of breast C51-C58 Malignant neoplasms of female genital organs C60-C63 Malignant neoplasms of male genital organs C64-C68 Malignant neoplasm of urinary tract C69-C72 Malignant neoplasms of eye, brain and other parts of central nervous system C73-C75 Malignant neoplasms of thyroid and other endocrine glands C76-C80 Malignant neoplasms of ill-defined, secondary and unspecified sites C81-C96 Malignant neoplasm of lymphoid, haematopoietic and related tissue C97-C97 Malignant neoplasms of independent primary multiple sites D00-D09 In situ neoplasms D10-D36 Benign neoplasms D37-D48 Neoplasms of uncertain or unknown behaviour

KARSINOGENESIS

9

Karsinogenesis

adalah

proses

pembentukan

neoplasma/tumor.

Karsinogenesis merupakan proses yang multistep yang meliputi inisiasi, promosi dan progesi. Karsinogenesis meliputi proses yang kompleks yang ditandai denganadanya suatu pertumbuhan yang abnormal akibat berfungsinya onkogen atau termutasinya gen supresor tumor sehingga tidak berfungsi. Proses karsinogenesis ini juga dipikirkan sebagai suatu akumulasi dari modifikasi genetik. Proses ini dapat muncul karena perubahan yang disebabkan oleh interaksi langsung dari toksin lingkungan pada sel, perubahan genetik yang diturunkan atau didapat, yang muncul saat replikasi DNA dan pembelahan sel. Karena perubahan genetik yang progresif, fenotip dari sel kanker dapat dikarakteristikkan dengan perubahan morfologi inti sel dan sel itu sendiri. Secara umum,transformasi neoplasia ini dapat disebabkan oleh karsinogen kimiawi, fisik, faktor genetik, dan faktor geografik. Kecepatan tumbuh tumor dinyatakan dengan tumor doubling time (TDT) yaitu waktu yang diperlukan sel tumor untuk menambah jumlah sel 2 kali dari jumlah sebelumnya. TDT dari neoplasma bervariasi antara 8-600 hari, rata-rata 20-100 hari. Pengukuran TDT dapat membantu menentukan prognosis, evaluasi terhadap respon kemoterapi dan membandingkan respon terhadap berbagai macam pemberian terapi. Faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh tumor : 1. Faktor Penderita a. Umur : Kanker yang tumbuh pada anak-anak umumnya berkembang cepat b. Jenis kelamin : Umumnya karena hormonal pada laki-laki dan perempuan berbeda c. Penyakit : Pada penderita penyakit tertentu tumbuhnya kanker lebih cepat 2. Faktor Tumor a. Jenis tumor : Umumnya tumor yang asalnya dari jaringan kaya pebuluh darah lebih cepat tumbuh b. Asal sel tumor: Dapat dari sel epitel, mesenkim embrional atau campuran. Masing-masing punya kecepatan tumbuh yang berbeda. Sarkoma jaringan lunak tumbuh dengan cepat c. Sifat tumor : Jinak, in situ, ganas atau tidak jelas d. Derajat keganasan : Rendah, sedang, atau tinggi

10

e. Ratio sel yang tumbuh : Kecepatan tumbuh = fraksi sel yang tumbuh berbanding fraksi sel yang tidak tumbuh ditambah fraksi sel yang hilang f. Besar tumor : Makin besar tumor makin terbatas pasokan pembuluh darah dan semakin lambat tumbuhnya 3. Faktor Lingkungan a. Ruang tempat tumbuh b. Dibatasi oleh barier alamiah seperti fascia, periosteum atau rongga tubuh c. Pasokan darah d. Penyakit-penyakit tertentu Kebanyakan tumor pada manusia paling tidak berada 1 tahun atau bahkan 10 tahun dalam tubuh sebelum terdeteksi secara klinis. Jadi terdapat waktu yang panjang antara mulai terjadi transformasi hingga timbul gejala klinis kanker. Selama periode ini dapat dilakukan deteksi dini dan terapi bedah yang memungkinkan kesembuhan. Jika masainterbal preklinik ini dapat dideteksi sedini mungkin maka mungkin akan dihasilkan terapi bedah lebih memuaskan. ONKOGEN DAN GEN SUPRESOR TUMOR

Di dalam tubuh manusia telah diketahui terdapat 3 golongan gen pengatur pertumbuhan normal, yaitu: 1. Proto-onkogen (mutasi pada proto-onkogen ini yang paling sering). 2.Tumor supresor gen/anti-onkogen. 3. Gen yang mengatur kematian sel terprogram/ApoptosisBanyak sekali teori tentang onkogen dan banyak pula gen-gen normal yang dapat berubah menjadi onkogen, yang disebut sebgai protoonkogen. Onkogen dihasilkan dari transduksi dari gen inang yang normal dan mewakili suatu sekuens DNA yang unik di mana ekspresi abnormal berhubungan dengan perkembangan perilaku sel maligna. Protoonkogen dapat teraktivasi menjadi onkogen melalui berbagai mekanisme, yaitu : 1. Insersi promoter 2. Insersi enhancer 3. Translokasi kromosom misalnya kromosom 9 dan 22 (kromosom Philadelphia) pada CML

11

4. Amplifikasi gen 5. Mutasi titik Kelompok kedua yang berperan dalam mekanisme kejadian kanker adalah karena kegagalan fungsi gen penekan tumor, misalnya p53 dan Rb. Gen ini dapat menekan terjadinya kanker melalui 2 cara, yaitu menggunakan jalur kelompok protein yang mengelola dan mempertahankan DNA repair sehingga terhindar dari mutasi atau melalui jalur kelompok protein yang bertanggung jawab terhadap kematian sel dan cell cycle arrest. Jika terjadi kegagalan terapi dengan menggunakan sasaran onkogen sebagai suatu target, maka perlu dipertimbangkan adanya keterlibatan gangguan fungsi tumor Pengertian tentang gen supresi tumor ini banyak diperoleh melalui penelitian Knudsen tentang retinoblastoma. Knudsen menemukan bahwa 40% penderita retinoblastoma terjadi tumor multipel pada usia muda dan sering ada riwayat keluarga yang menunjukkan pola yang diwariskan. Sebagai kontras, 60% lainnya biasanya hanya menderita satu tumor saja dan muncul pada usia yang lebih tua. Berdasarkan hasil dari observasi ini, Knudsen mengajukan suatu teori yang dapat menjelaskan perkembangan retinblastoma pada 2 grup ini, yang dinamakan two-hit hypothesis. Secara normal, satu sel memiliki dua kopi dari suatu tumor supresi gen, pada kasus ini gen retinoblastoma. Supaya tumorigenesis terjadi, maka kedua kopi gen ini harus termutasi, yang menghasilkan protein yang tidak efektif. Pada bentuk retinoblastoma yang diwariskan, Knudsen menarik hipotesis, para pasien ini memiliki mutasi pertama yang muncul di germ line dan karena itu menyebar pada semua sel di seluruh tubuh. Mutasi sekunder muncul pada retinoblas menyebabkan retinoblastoma. Frekuensi penderita retinoblastoma pada kelompok ini tergantung pada mutasi gen yang kedua. Tumor-tumor yang disertai gangguan ekspresi p53 (mutasi pada p53) akan menyebabkan sel tidak dapat beregresi bahkan dapat menjadi resisten terhadap terapi tersebut. Oleh karena itu, beberapa tahun terakhir ini jalur apoptosis menjadi topik yang popular sebagai target molekuler pengobatan. Apoptosis sendiri didefinisikan sebagai suatu bentuk kematian sel yang fisiologis dan terpogram yang tergantung kepada ekspresi protein intraseluler. Di dalam sel sendiri terdapat beberapa jalur apoptosis, yaitu : 1. Melalui pengaktifan p53 yang akhirnya mengaktifkan protein Bax 2. Melalui jalur yang tidak tergantung pada p53 3. Pengaktifan reseptor TNF superfamili melalui caspase 8-10 yang kemudian mengaktifkan caspase 3 suppressor gen tersebut.

12

4. Pengaktifan sekresi ion Ca2+ yang akan memacu caspase 12 .Jalur apoptosisitu sendiri dapat dihambat oleh gen bcl-2.

Gambar 2. Jalur apoptosis. METASTASIS Perbedaan antara tumor jinak dan ganas adalah kemampuan untuk menginvasi jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Metastasis menyebar dari tempat asal dan membentuk tumor baru di tempat yang jauh. Metastasis terdari dari sekumpulan proses yang terdiri dari beberapa tahap. Pertama, kanker primernya harus mendapatkan akses ke sirkulasi yaitu aliran darah atau limfatik. Setelah sel-sel kanker masuk ke sirkulasi, mereka harus tetap bertahan, kemudian sel-sel kanker itu mengalami ekstravasasi ke jaringan baru, dan selanjutnya menginisiasi pertumbuhan di sana dan membangun vaskularisasi baru Langkah-langkah utama pembentukan metastasis itu sendiri menurut Fidler : 1. Transformasi dari sel normal menjadi sel tumor dan bertumbuh setelah kejadian transformasi inisial 2. Vaskularisasi ekstensif dengan sekresi faktor-faktor angiogenesis

3. Invasi lokal dari stroma inang oleh sel tumor yang secara genetik terprogramuntuk masuk ke jaringan limfe atau pembuluh darah

13

4. Pelepasan dan embolisasi dari satu atau multipel sel tumor yang secara genetik terprogram untuk masuk ke jaringan limfe atau pembuluh darah 5. Sel tumor bertahan di sirkulasi 6. Sel tumor sampai di vaskular bed dari organ jauh dengan menempel di kapiler epitel 7. Invasi ke organ jauh 8. Proliferasi sebagai implan metastatik dalam organ jauh SINDROMA PARANEOPLASTIK Merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh efek sistemik nonmetastatik dari suatu keganasan, Merupakan kumpulan gejala yang muncul akibat substansi yang dilepaskan oleh sel-sel tumor, dan gejala itu sendiri jauh dari tumor. Gejala-gejala yang dapat muncul berupa gejala endokrin, neuromuskular atau muskuloskeletal, kardiovaskuler, rematologik, hematologik, gastrointestinal, renal, dan lain-lain. Patofisiologinya saat ini belum diketahui dengan pasti, seperti yang sudah disebutkan, massa tumor membentuk dan melepaskan antibodi dan substansi aktif, atau dapat idiopatik. berbagai jenis tumor dapat menciptakan hormon dan prekursor hormon sehingga mengganggu metabolisme tubuh. Beberapa tumor bahkan membentuk protein fetal yang digunakan sebagai penanda tumor seperti CEA, AFP. Sindrom ini timbu pada 10-15% dari keganasan. Dan dapat muncul sebagai keluhan utama. Mortalitas dan morbiditas sindrom inibelum diketahui. Predileksi ras dan jenis kelamin tidak diketahui, dan dapat mengenai semua umur. Gejala nonspesifik sindroma paraneoplastik adalah demam, anoksia, dan cachexia.

DAFTAR PUSTAKA

14

1. Kuliah-kuliah Prof. dr. Pisi Lukitto, SpB(K)Onk, SpB-KBD 2. Kuliah Biologi Molekular Prof. Dr. Nurhalim Shahib 3. Brunicardi FC, et al. Schwartzs principles of surgery 8th edition. 2005. New York : Mc-Graw & Hill. Chapter 9 4. Argenta LC. Basic Science for Surgeons, a review. 2004. Pennsylvania : Saunders. Chapter 46 5. Cortran S, et al. Robbins Basic Pathology 8th edition. 2007. Philadelphia : Saunders. Chapter 6. 6. Sukardja IDG, Onkologi Klinik. 1996. Surabaya : Airlangga University Press .

15