NEKTON

20
Nekton Komunitas nekton (nektos = berenang) merupakan organisme yang alat dan daya pergerakannyaberkembang dengan baik. Dengan kemampuan pergerakan ini, nekton tidak tegantung pada arus atau ombak dalam menentukan posisinya dan sebarannya,. Kebanyakan Komunitas plankton berupa hewan dari kelompok invertebrata, sedangkan komunitas nekton pula dapat dikatakan dikuasai olemh hewan kelompok vertebrata. Dilihat dari sisi Jumlah dan Jenis, kelompok ikan merupakan bagian terbesar dari komunitas nekton. Sebagian ahli limonologi tidak memasukkan kelompok vertebrata yang lain seperti Amphibia, Reptil, Aves dan Mamalia kedalam komunitas nekton ini. Hal ini karena hewan-hewan ini tidak selamanya hidup di perairan, biasanya hewan-hewan ini hidup diperairan pada waktu tertentu atau pada umur tertentu saja. Amfibi membutuhkan perairan pada umur muda, Sedangkan reptil seperti beberapa spesies kura-kura dan ular mempunyai kemampuan berenang di air, pada hal sebagian umurnya dihabiskan di darat untuk bernafas dan bertelur. Begitu juga buaya yang bersifat semi akuatik, biasanya hidup dan mendiami beberapa sungai

description

mtk

Transcript of NEKTON

Page 1: NEKTON

Nekton

Komunitas nekton (nektos = berenang) merupakan organisme yang alat dan daya

pergerakannyaberkembang dengan baik. Dengan kemampuan pergerakan ini, nekton tidak

tegantung pada arus atau ombak dalam menentukan posisinya dan sebarannya,. Kebanyakan

Komunitas plankton berupa hewan dari kelompok invertebrata, sedangkan komunitas nekton

pula dapat dikatakan dikuasai olemh hewan kelompok vertebrata. Dilihat dari sisi Jumlah dan

Jenis, kelompok ikan merupakan bagian terbesar dari komunitas nekton. Sebagian ahli

limonologi tidak memasukkan kelompok vertebrata yang lain seperti Amphibia, Reptil, Aves dan

Mamalia kedalam komunitas nekton ini. Hal ini karena hewan-hewan ini tidak selamanya hidup

di perairan, biasanya hewan-hewan ini hidup diperairan pada waktu tertentu atau pada umur

tertentu saja.

Amfibi membutuhkan perairan pada umur muda, Sedangkan reptil seperti beberapa spesies

kura-kura dan ular mempunyai kemampuan berenang di air, pada hal sebagian umurnya

dihabiskan di darat untuk bernafas dan bertelur. Begitu juga buaya yang bersifat semi akuatik,

biasanya hidup dan mendiami beberapa sungai khususnya daerah pinggiran. Demikian pula

dengan Burung dan mamalia (Beaver, muskrat, mink, dan berang-berang) dapat juga

digolongkan sebagai nekton jika istilah nekton diterjemahkan untuk mencakup segala hewan

yang mampu berenang di permukaan meskipun secara sementara. Ada beberapa spesies burung

yang tergantung hidup terhadap lingkungan air, dan burung ini dapat digolongkan sebagai

burung air. Burung-burung ini mampu berenang dengan baik sewaktu mencari makana atau

menjalankan aktivitas hidup lainnya. Mamalia air menggunakan jasad air hanya pada waktu

tertentu saja. Sebagian besar masa hidup mamalia ini dihabiskan di daratan.

Page 2: NEKTON

Beberapa kelompok serangga pada tingkat muda atau dewasa yang mampu berenang bebas,

sehingga tergolong juga dalam kelompok nekton.

IKAN PENYUSUN UTAMA KOMUNITAS NEKTON

Ikan merupakan bagian terbesar dari komunitas nekton, maka pembahasan menyangku t nekton

didominanasi oleh ikan, terutama sekali dari segi biologi ikan. Komposisi ikan di daerah tropis

berbeda dengan ikan di daerah temperat. Jumlah jenis maupun famili ikan di ketahui

merupukan penghuni perairan tropis. Sebagai contoh di Brazil saja ditemukan tidak kurang dari

1400 spesies ikan, di Eropa 192 spesies ikan. Di Semenanjung Malaysia, ada 56 suku ikan air

tawar dengan 382 spesies ikan air tawar. Grup utama ikan di Semenajung Malaysia adalah dari

famili Cyprinidae, Cobitidae, Siluridae, Anabantidae dan Bagridae.

Nic yang dapat dieksploit oleh ikan begitu banyak dan komunitas ikan menunjukkan spesialisasi

untuk memenuhi cara hidup setiap kelompok. Setiap ruang danau dari permukaan hingga dasar

pada kebiasaanya dapat didiami populasi ikan mencari makanan. Ikan yang memiliki mulut

ventral dan memiliki badan yang leper secara dorsoventral pada umumnya merupakan peragut

Dasaran, sedangkan yang bermulut terminal dan memiliki badan yang leper secara lateral

memakan diperairan luas. Kebanyakan ikan predator memiliki badan lalu arus yang nyata dan

fitur ini penting untuk ikan bergerak dengan cepat. Ikan yang hidup di celah-celah batu pula

memiliki badan yang leper dan terlihat seperti belut.

Karena ikan dapat ditemukan pada setiap tingkat trofik, yaitu dari ikan yang memakan

fitoplankton hingga ikan yang memakan ikan, maka kepentingan komunitas ini begitu signifikan

sekali. Ikan juga turut berperan penting ke jaringan makanan detribus dengan memakan detritus

atau invertebrata bentik. Secara umum, ikan-ikan di habitat air dapat digolongkan berdasarkan

Page 3: NEKTON

ruang ke dua kelompok utama. Ikan yang pada kebiasaanya mencari makanan di bagian bentik

dikenal sebagai ikan demersal, sedangkan ikan yang yang memakan di perairan terbuka disebut

ikan pelagik, Osteochilus, Amblyrhynchichtys, Mystus dan Labiobarbus merupakan ikan

demersal, sedangkan Puntius, Wallago, Ompok dan Hampala merupakan ikan pelagik.

Dari segi sumber makanan, komunitas ikan dapat dibagikan kepada enam kelompok utama. Pada

umumnya, ikan pelagik menggunakan plankton sebagai sumber nutrisi (peragut plankton atau

planktivor) atau memakan ikan kecil yang lain (predator ikan atau piskivor). Ada juga ikan

pelagik yang memakan serangga (predator invertebrata) seperti yang ditampilkan oleh ikan

sumpit-sumpit. Toxotes jaculatrix. Ikan ini dapat menjatuhkan serangga ke dalam air dengan

menyumpitkan satu semburan air.

Cara makan ikan bentik pula agak umum karena kebanyakan ikan mendapat makanan dari

detritus organik (peragut substrat atau detritivor) atau peragut tumbuhan air (herbivora). Namun,

ada juga ikan demersal yang memakan invertebrata. Ikan omnivora adalah ikan yang tidak

memiliki diet tertentu. Ikan ini bisa memakan apakah tumbuhan, invertebrata dan juga detritus.

Untuk hidup dengan baik, kepadatan sesuatu spesies ikan harus dalam lingkungan kapasitas

pembawaan ekosistem. Jika ukuran populasi ikan begitu besar, maka keseluruhan sistem dapat

musnah. Populasi ikan terutama yang bersifat prolofik pada umumnya dapat dikontrol oleh ikan

predator. Ikan toman (Channa micropeltes) dan ikan haruan (Channa striatus) adalah dua contoh

ikan predator di sistem air di Malaysia. Tanpa ikan ini, populasi ikan-ikan di tingkat trofik yang

lebih rendah dapat melebihi kapasitas pembawaan. Catatlah bahwa diet setiap populasi ikan pada

umumnya berubah menurut usia. Meskipun pada tingkat remaja ikan predator memakan ikan,

tetapi pada umumnya ikan-ikan ini pada awal memakan organisme mikroskopis seperti rotifer,

Page 4: NEKTON

protozoa dan plankton yang lain.

Ikan plankton biasanya memakan zooplankton, tetapi ada juga yang memakan fitoplankton.

Misalnya, ikan tilapia (Oreochromis nilotucus) pada umumnya memakan alga biru-hijau,

Microcystis Aeruginosa. Biasanya, alga biru-hijau ini sulit dicerna. Namun, ikan tilapia ini

memiliki asam diperutnya yang dapat membantu mencerna alga biru-hijau.

Untuk ikan detritivor, detritus yang terbentuk dari daun mati, pucuk daun dan bahan organik lain

(termasuk lumpur dan selut) merupakan sumber utama nutrisi. Detritus ini juga menyediakan

habitat untuk bakteri, jamur, protozoa, larva serangga dan cacing yang juga merupakan diet

sampingan ikan detritivor. Lele (clarias) dan ikan kap (Cyprinus) adalah dua jenis ikan peragut

yang memiliki mulut di bagian ventral dan penyesuian ini memudahkan ikan untuk memakan

detritus.

Beberapa spesies ikan seperti ikan kap rumput (Ctenopharyngodon) dan ikan sepat

(Trichogaster) membentuk grup peragut tumbuhan air dan alga berfilamen. Kehadiran ikan-ikan

ini dapat membantu dalam pengaturan populasi tanaman ini di sesuatu jasad air.

Umumnya ikan di sistem danau merupakan peragut plankton; sedangkan di ekosistem sungai,

ikan predator invertebrata membentuk populasi utama. Perbedaan cara makan ini sejalan dengan

status komunitas plankton yang lebih penting di lingkungan danau. Lingkungan danau yang

tenang dengan air ayng tergenang menyediakan habitat yang sesuai untuk perkembangan

plankton. Pergerakan air satu arah di sungai tidak mendorong perkembangan plankton langsung,

tetapi sebaliknya mendorong perkembangan komunitas invertebrata.

Page 5: NEKTON

Pengubahan Hewan Aakuatik

Pengapungan

Disamping menggunakan cara statis untuk mempertahankan atau meningkatkan

mengambangkan, ada juga nekton yang memperlihatkan mekanisme hidrodinamik untuk

menghasilkan mengambangkan tambahan ketika berenang. Cara yang biasa digunakan

melibatkan pembentukan permukaan yang dapat mengampu bagian anterior (yang dihasilkan

oleh sirip pektoral), dan keberadaan ekor heteroserkal. Ekor heteroserkal adalah bentuk ekor

yang memiliki lokus atas yang lebih besar dan lebih berkembang dari lobus bawah. Saat

bergerak, nekton yang memiliki ekor sedemikian rupa menerima satu tolakan ke atas. Sirip

pektoral pula bertindak seperti aileron yang bila diarahkan pada satu sudut tertentu akan

memungkinkan ikan bergerak ke atas.

Pergerakan

Memandangkaan air adalah medium yang sangat berat, maka suatu benda sulit bergerak di dalam

air, apalagi bergerak cepat. Hewan bergerak untuk memperbaiki atau mengggunakan lingkungan

secara optimal untuk kemandiriannya. Secara khusus, pergerakan dilakukan untuk mendapatkan

makanan, menghindari diri dari predator, berbiak, berhijrah, memberi udara pada insang dan

sebagainya. Penyesuaian struktrur atau perilaku yang memungkinkan ikan berenang dengan

energi yang sedikit berarti lebih banyak energi dapat disalurkan untuk peningkatan pertumbuhan

dan reproduksi. Ini memberi peluang kepada ikan untuk memperbaiki potensi pembiakannya.

Pergerakan dapat dicapai dalam beberapa cara. Tetapi bagii nekton yang berenang cepat dan

Page 6: NEKTON

efisien di air, dua fitur sepunya dapat diperhatikan: badan lalu arus dan organ rejangan yang

efektif.

BADAN LALU ARUS

Untuk dapat meluncur di dalam air dengan cepat, nekton harus menempuhi tiga bentuk

rintangan. Rintangan gesek terbentuk dari saling tindakan permukaan badan ikan dengan air di

sekelilingnya. Jika rintangan gesek ini saja yang perlu diatasi, bentuk yang terbaik adalah bola

karena bentuk ini menghasilkan rasio luas permukaan dengan volume nekton yang minimal.

Namun, ikan yang meluncur dalam air bukan hanya harus mengatasi hanya rintangan gesekan.

Saat ikan maju, jumlah air yang sama. Untuk mengatasi rintangan bentuk ini, ikan harus

mengambil bentuk silinder halus yang panjang. Bentuk ini memiliki luas keratan rentas yang

kecil.

Satu lagi jenis rintangan yang harus diatasi oleh nekton adalah rintangan pergolakan. Pergolakan

terbentuk dari aliran cairan secara berlapis melintasi permukaan badan nekton. Aliran yang

lancar ini akan terganggu dan beralih ke vortice atau eddies. Ini meningkatkan rintangan

terhadap pergerakan. Rintangan ini dapat dikurangi jika nekton memiliki bentuk seperti tetesan

air mata, yaitu berbentuk agak tumpul dihadapan dan semakin meruncing dibagian belakang.

Bentuk ini juga merupakan satu kompromi yang terbaik untuk mengurangi rintangan gesek dan

rintangan bentuk.

REJANGAN

Daya yang diperlukan untuk memindahkan hewan nekton meluncur di air dibuat oleh beberapa

bagian hewan tersebut. Pergerakan bergelombang badan atau sirip (terutama sirip kaudal)

Page 7: NEKTON

merupakan cara yang biasa digunakan. Bisa dikatakan semua populasi ikan memperlihatkan

pergerkan ini. Melalui mekanisme ini, ikan menggerakkan bagian posterior badan dan sirip ke

kiri dan kanan. Pergerakan ke kiri dan kanan ini dihasilkan oleh kontraksi otot secara berselang-

seling. Bila dianalisis daya yang dihasilkan dari pergerakan ini, maka kita temukan komponen

daya maju paling besar. Maka, ikan akan bergerak ke arah ini.

Rejangan yang besar dapat tercapai dengan membesarkan sirip kaudal. Namun, peningkatan

ukuran sirip juga turut meningkatkan rintangan gesekan. Satu indeks yang digunakan untuk

menentukan efisiensi sirip adalah rasio aspek:

(Ketinggian sirip)2

Nisbah aspek =

Keluasan sirip

Sirip kaudal kebanyakan ikan dapat digolongkan ke lima kategori umum: bulat, trunkat,

bercabang, lunat dan heteroserkal. Setiap kategori memiliki rasio aspek yang berbeda.

Ikan yang memiliki sirip kaudal berbentuk bulat memiliki rasio aspek yang sangat rendah. Sirip

begini sangat efektif untuk memecut atau melakukan tindakan pergerakan yang lain. Sirip

trunkat dan bercabang memiliki rasio aspek pertengahan. Sirip begini menghasilkan rintangan

yang kurang dan pada umumnya ditemukan pada ikan yang bergerak cepat.

Sirip lunat memiliki rasio aspek yang tinggi dan sangat efektif unutk mengurankan rintangan

pada kecepatan tinggi. Ikan yang bersirip lunat pada umumnya berenang sangat cepat.

Page 8: NEKTON

IKAN DI SUNGAI

Dalam bab yang lalu, kita dapati bahwa sungai diwakili oleh satu seri habitat yang beragam dari

hulu ke hilir. Berdasarkan gradien, morfometri dan kecepatan air, sungai dapat dicamkan ke tiga

kategori utama: zona atas, zona tengah dan zona bawah.

Umumnya, sungai zona atas dicirikan oleh kecepatan air yang tinggi dan kaya dengan oksigen.

Kebijakan sungai terdiri dari batu-batu yang agak besar. Jumlah spesies ikan di zona ini tidak

banyak dan ikan yang sering ditemukan disini termasuk ikan Rasbora sumatrana, R.

heteromorpha Puntius gonionotus, P. binotatus, Hampala macrolepidato, Tor tambroides,

Wallago attu dan Channa micropletes.

Lingkungan di sungai zona tengah adalah berbagai dan zona ini dicirikan oleh kecepatan air yang

perlahan dan ada padat terampai yang tinggi. Di zona ini, jumlah ikan semakin bertambah dan ini

berkaitan dengan peningkatan sumber makanan, area berenang dan tempat persembunyian.

Sungai di zona ini lebih lebar dan dalam. Harga Tetesan air partikel seni yang tinggi

memungkinkan bagian sungai ini mendukung biomassa ikan yang lebih besar. Notopterus

chitala, Puntius schwanenfeldii, Osteochilus hasselti, Labiobarbus lepocheillus, Mystus nemurus,

M. vittatus, Ompok bimaculatus dan Kryptopterus bicirrhis adalah beberapa spesies ikan yang

diperbolehkan di zona ini.

Sungai zona bawah adalah bagian sungai yang dekat muara dan zona ini biasanya dicirikan oleh

konten lodak yang tinggi. Pergerakan air disini perlahan dan dipengaruhi oleh pasang surut laut.

Para nelayan biasanya sering mendapat ikan seperti Megalops cyprinoides, Pellona kampeni,

Page 9: NEKTON

Coilia borneensis, lates calcarifer, Tachysurus sagor, Apogon aureus dan Mastacembelus

armatus dibagian muara sungai.

IKAN DI TASIK

Karena kebanyakan danau bersambung dengan ekosistem sungai secara langsung atau tidak,

maka kita temukan spesies ikan di danau hampir menyerupai spesies di sungai. Spesies ikan

yang hanya tersedia di danau adalah sedikit saja. Antaranya termasuk ikan puyu (Anabas

testudineus), lele (Channa striatus), ikan ketutu (Oxyleotris marmoratus), ikan sepat ronggeng

(Trichogaster trichopterus) dan ikan pelampung jaring (Puntius tetrazona).

Dalam banyak hal, habitat danau lebih stabil dari habitat sungai. Ini berarti penghasilkan bahan

autoktonus memainkan peran penting dalam mendukung keseluruhan sistem. Penghasilkan

fitoplankton yang tinggi dapat digambarkan oleh biomassa ikan jenis peragut plankton yang

tinggi.

PENSAMPELAN

Jenis dan jumlah ikan yang ada di persekitan air merupakan indeks yang penting dan berarti bagi

kualitas air. Ini karena komunitas ikan menduduki berbagai atas dalam jaringan makanan.

Kelimpahan populasi ikan bukan saha dipengaruhi oleh perubahan fisik dan kimia lingkungan

tetapi juga oleh jenis dan jumlah organisme lain yang ada di habitat.

Pencemaran air berdampak besar terhadap fisiologi ikan. Beberapa ikan memiliki penyesuaian

untuk tinggal di air tercemar, sedangkan yang lainnya begitu peka terhadap pencemaran

meskipun pada tingkat sedang. Beberapa spesies ikan sangat rentan terhadap tingkat oksigen

yang rendah atau suhu yang tinggi. Jadi, limbah dari pertanian, industri dan perlombaan dapat

Page 10: NEKTON

mempengaruhi populasi ikan di danau dan sungai tidak langsung dengan mempengaruhi faktor

oksigen dan suhu.

Pada satu sudut yang lain, pencemaran terutama pencemarannya nutrisi dapat meningkatkan

produksi ikan. Pembuangan bahan-bahan organik secara sederhana dapat meningkatkan tingkat

gizi di habitat dan seterusnya dapat meningkatkan tanaman dudukan populasi ikan. Namun,

kondisi yang mendorong ini hanyalah untuk beberapa spesies ikan saja dan dapat mewujudkan

kondisi ketakseimbangan populasi ikan. Kehadiran bahan cemar mungkin akan membunuh ikan

secara langsung, mengurangi kemampuan reproduksi atau meningkatkan infeksi.

Kematian ikan dengan banyak pada sesuatu ketika merupakan pertanda terjadinya perubahan

lingkungan secara mendadak. Perubahan ini terjadi dengan begitu cepat sehingga ikan-ikan tidak

sempat untuk menghindari dan menjauhkan diri dari sumber polusi. Pencemaran mungkin

berbentuk memilih dan hanya membunuh sesuatu kelompok ikan. Ini dapat terdeteksi dari

perubahan komposisi ikan dan kelimpahan relatif sesuatu spesies. Hanya ikan yang memiliki

penyesuaian terhadap lingkungan baru yang terbentuk akan terus kekal di habitat, sedangkan yan

lainnnya akakn mati.

Pada umumnya, studi populasi ikan melibatkan (1) identifikasi spesies yang ada, (2) kelimpahan

relatif dan kelimpahan mutlak setiap spesies, (3) taburan ukuran, (4) pertumbuhan, (5) taraf

kesehatan, (6) perolehan reproduksi, (7) dapat dimakan atau tidak, (8) perilaku ikan, dan (9)

analisis jaringan untuk menentukan tingkat pencemaran. Langkah pertama dalan penelitian

populasi ikan adalah pengenalan ikan-ikan yang ditangka. Pengenalan ikan pada umumnya

berdasarkan fitur eksternal seperti ukuran dan bentuk sirip, bentuk badan secara menyeluruh dan

ukuran kepala dibandingkan dengan panjang badan. Kadang pemeriksaan gigi atau organ dalam

harus dilakukan untuk mengecam ikan warna juga dapat membantu dalam pengenalan tetapi

Page 11: NEKTON

pengenalan berdasarkan warna dilakukan dengan berhati-hati karena warna ikan bisa berubah

mengikuti tempat dan waktu. Banyak ikan memperlihatkan kemampuan untuk mengubah warna

badannya bila diungkapkan ke lingkungan yang berbeda. Selain itu, perbedaan warna juga terjadi

berdasarkan tingkat kematangan atau umur ikan. Kemampuan ini disebabkan oleh keberadaan

granul pigmen yang bisa ditemukan pada kulit ikan.

kan selalu diselamatkan dengan formalin dan disimpan dalam alkohol. Spesimen yang besar

harus dibuang perutnya untuk menghindari penguraian internal. Sisik ikan digunakan untuk

menentukan umur dan pertumbuhan kebanyakan ikan. Umur ikan yang tidak bersisik dapat

diperkirakan berdasarkan keratan lintang bervebrata atau tulang belakang. Untuk menentukan

efek keracunan bahan cemar yang tertentu terhadap ikan, prosedur bioassai dapat digunakan.

Saling tindakan dengan komponen ekosistem lainnya dapat diselidiki dengan melihat konten

perut ikan. Banyak informasi dapat diperoleh dengan hanya melihat perut ikan.

Ikan dapat ditangkap dengan menggunakan pukat, alat pengambilan berelektrik, bahan kimia,

pancing, jala dan bubu. Satu masalah utama dalam penafsiran ikan yang ditangkap dengan

metode-metode ini berkisar terhadap masalah kepemilihan alat dan masalah pergerakan ikan.

Kepemilihan alat berarti perolehan sesuatu jenis alat untuk menangkap hanya spesies tertentu

atau ukuran ikan yang tertentu. Faktor utama dalam menentukan kepemilihan alat adalah habitat

yang disampel dan efisiensi alat. Meskipun efisiensi alat dapat ditingkatkan, namun pensampelan

masih sulit dilakukan karena taburan komunitas ikan tidak acak.

Berbagai jenis bahan kimia dapat digunakan untuk mengatur atau memperkirakan populasi ikan.

Racun-racun yang sering digunakan termasuk Rotenone, Toxaphene, Cresol, tembaga dan

Page 12: NEKTON

natrium sianida. Namun, petunjuk Rotenone lebih digemari dari racun-racun yang lain. Selain

lebih aman ke pengguna, efek Rotenone lebih permanen. Pada konsentrasi dua sampai lima mg

per liter. Rotenone dapat membunuh banyak ikan dan invertebrata dengan menggangu tangguk.

Untuk sistem sungai, racun diberi di hulu sungai yang kemudian akan dibawa oleh arus hilir.

Pengumpulan ikan dapat dilakukan dengan memasang jaring dibagian bawah sungai.

Penggunaan racun sebagai teknik manajemen harus dilakukan dengan berhati-hati karena

penggunaan yang tidak terkontrol dapat mengurangi kepelbagai spesies ikan.

Metode jaring telah digunakan dalam penelitian limnologi untuk mensampel populasi ikan di

danau dan sungai. Bagi jasad air yang jernih, jaring biasanya dipasang pada waktu malam agar

tidak menjadi terdeteksi oleh ikan. Jenis dan ukuran ikan yang ditangkap tergantung pada ukuran

jaring yang digunakan. Lebih besar ukuran jaring yang digunakan, lebih besarlah ukuran ikan

yang ditangkap. Ikan akan terperangkap saat coba dalam jaring dan biasanya bagian insang, gigi

atau rahang akan tersangkut dijaring.

Metode penangkapan berelektrik merupakan metode yang efektif di sungai dan danau yang

dangkal. Arus listrik yang diberikan oleh generator atau baterai akan membentuk medan listrik

antara elektroda positif dan negatif. Ikan yang dalam medan listrik ini akan mendapat kejutan

listrik. Biasanya, ikan yang menerima kejutan listrik akan pulih kembali dengan cepat. Oleh

karena itu, pengenalan, pengukuran ukuran, pengukuran berat dan pekerjaan menandai ikan

dapat dilakukan pada setiap ikan yang menerima kejutan listrik dan kemudian dilepaskan

kembali ke air. Untuk memperkirakan populasi dan pergerakan ikan, teknik tanda-tangkap

kembali dapat digunakan. Ikan yang ditangkap akan diberi tanda atau dipotong sedikit sirip dan

kemudian dilepaskan. Setelah suatu waktu tertentu, ikan-ikan akan ditangkap kembali. Dari

Page 13: NEKTON

jumlah ikan bertanda yang berhasil ditangkap untuk kali kedua, anggaran keseluruhan populasi

dapat dibuat.

Pancing merupakan metode yang telah digunakan sejak berzaman oleh manusia untuk

menangkap ikan. Walaupun petunjuk pancing lambat, namun metode ini berguna untuk

mengumpulkan ikan di habitat air. Dengan menggunakan mata pancing yang berbeda ukuran dan

berbagai jenis umpan, kebanyakan ikan dipersekitaran air dapat ditangkap. Metode lain yang

dapat digunakan untuk menangkap ikan termasuk petunjuk bubu, belat, rawai, pukat dan jala.

Walapun terdapat berbagai jenis alat yang dapat digunakan untuk menangkap ikan, tidak ada satu

pun alat yang dapat menangkap semua jenis ikan di suatu lingkungan air. Gabungan berbagai

alat menangkap ikan perlu dilakukan untuk menghasilkan sampel yang dapat dianggap sebagai

mewakili habitat yang dikaji.