Negara Republik Islam Iran

28
L A P O R A N KUNJUNGAN DELEGASI KOMISI I DPR-RI KE REPUBLIK ISLAM IRAN TANGGAL 24 - 27 JULI 2006 I. PENDAHULUAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Republik Islam Iran dilaksanakan dari tanggal 24 – 27 Juli 2006. Disamping melaksanakan kunjungan tersebut, sekembalinya dari Republik Islam Iran juga mengadakan kunjungan ke KBRI dan Konjen Uni Emirat Arab. Komisi I DPR RI yang membawahi bidang tugas Pertahanan, Intelijen, Luar Negeri dan Komunikasi, dalam kunjungan tersebut melaksanakan fungsi pengawasan (controlling) terhadap Kantor-Kantor Perwakilan RI di Republik Islam Iran dan Uni Emirat Arab baik itu KBRI ataupun Konsulat Jenderal RI dan melakukan pertemuan dengan Komisi I bidang Kerjasama Luar Negeri dan Pertahanan, Islamic Consultative Assembly (ICA), Menteri dan Wakil Menteri Pertahanan Iran, Dirjen wilayah Asia Pasific, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, Kunjungan ke Industri Pertahanan, Teheran, Iran serta hal-hal lain yang berkaitan dengan bidang tugas dari Komisi I DPR RI. B. Dasar Kunjungan Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Iran dan Uni Emirat Arab dilaksanakan atas dasar Surat Keputusan Pimpinan DPR RI No : 44A/PIMP/IV/2005 – 2006, tanggal 21 Juli 2006.

Transcript of Negara Republik Islam Iran

Page 1: Negara Republik Islam Iran

L A P O R A N KUNJUNGAN DELEGASI KOMISI I DPR-RI KE REPUBLIK ISLAM IRAN

TANGGAL 24 - 27 JULI 2006

I. PENDAHULUAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Republik Islam Iran

dilaksanakan dari tanggal 24 – 27 Juli 2006. Disamping melaksanakan

kunjungan tersebut, sekembalinya dari Republik Islam Iran juga

mengadakan kunjungan ke KBRI dan Konjen Uni Emirat Arab. Komisi I

DPR RI yang membawahi bidang tugas Pertahanan, Intelijen, Luar

Negeri dan Komunikasi, dalam kunjungan tersebut melaksanakan fungsi

pengawasan (controlling) terhadap Kantor-Kantor Perwakilan RI di

Republik Islam Iran dan Uni Emirat Arab baik itu KBRI ataupun Konsulat

Jenderal RI dan melakukan pertemuan dengan Komisi I bidang

Kerjasama Luar Negeri dan Pertahanan, Islamic Consultative Assembly

(ICA), Menteri dan Wakil Menteri Pertahanan Iran, Dirjen wilayah Asia

Pasific, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, Kunjungan ke

Industri Pertahanan, Teheran, Iran serta hal-hal lain yang berkaitan

dengan bidang tugas dari Komisi I DPR RI.

B. Dasar Kunjungan

Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Iran dan Uni Emirat Arab dilaksanakan atas dasar Surat Keputusan Pimpinan DPR RI No : 44A/PIMP/IV/2005 – 2006, tanggal 21 Juli 2006.

Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan DPR-RI tersebut, maka susunan dan kedudukan Delegasi Komisi I DPR RI ke Iran adalah sebagai berikut :

1. Yth. Soetadji, MM F-PD Ketua Delegasi2. Yth. Drs. Hajriyanto Y. Thohari, MA F-PG Anggota Delegasi.3. Yth. Marcus Silano, S.IP F-PD Anggota Delegasi.4. Yth. Drs. Djoko Susilo, MA F-PAN Anggota Delegasi.5. Yth. A. Effendy Choirie, M.Ag, MH F-PKB Anggota Delegasi.6. Sdr. Sujadi - Sekretaris Delegasi

Page 2: Negara Republik Islam Iran

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kunjungan adalah :

1. Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terhadap Kantor

Perwakilan RI di luar negeri

2. Menjalin kerjasama antara Komisi I DPR RI dengan Komisi Luar

Negeri dan Pertahanan Negara-negara Sahabat

3. Meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral antara Indonesia dan

Iran khususnya antara DPR-RI dengan Parlemen Iran.

4. Mempererat tali persahabatan serta saling meningkatkan

hubungan kerjasama yang saling menguntungkan khususnya dibidang

politik, ekonomi, perdagangan dan kebudayaan.

5. Bertukar pandangan dan pengalaman terutama yang berkaitan

dengan keparlemenan, Konstitusi, Pemilihan Umum, Pemilihan

Presiden dan Sistem Pemerintahan.

II. PERSIAPAN DELEGASIDalam rangka persiapan pelaksanaan kunjungan, Tim telah

melakukan persiapan-persiapan materi yang berdasarkan pada topik agenda

yang telah ditetapkan antara lain :

A. Mengadakan Rapat Tim Delegasi untuk membahas dan mempersiapkan

berbagai hal baik yang berhubungan dengan bidang tugas dari Komisi I

DPR RI maupun teknis perjalanan delegasi.

B. Mengadakan diskusi dan meminta masukan-masukan dari beberapa

instansi terkait, dalam hal ini Departemen Luar RI.

C. Mengundang pihak Embassy of the Republic of the Islamic of Iran, dalam

hal ini diwakili oleh First Secretary/Political Section Kedutaan Besar Iran,

di Jakarta, untuk dapat memberikan informasi mengenai kondisi saat ini di

Iran dan di kawasan sekitarnya.

D. Berkoordinasi dengan pihak KBRI di Teheran, Iran dan KBRI di Uni Emirat

Arab dalam mempersiapkan kunjungan delegasi Komisi I DPR RI

tersebut.

III. SEKILAS TENTANG REPUBLIK ISLAM IRAN DAN UNI EMIRAT ARAB

A. Republik Islam Iran

Nama resmi Negara Iran adalah Islamic of Iran (Jomhori-e Islami-e

Iran), dengan ibukota di Teheran. Berdiri pada tahun 1 April 1979, Hari

Nasionalnya tanggal 10 Februari (Hari Revolusi Islam Iran Tahun 1979), 2

Page 3: Negara Republik Islam Iran

dengan Lagu Kebangsaan Sorud-e Melli-e Iran. Kepala Negara/Pemimpin

Tertinggi Agama Supreme Leader Ayatollah Seyed Ali Khamenei dengan

Kepala Presiden Mahmoud Ahmadinejad (2005-2009)

Luas wilayah 1.648.195 Km², sebagian besar pegunungan/dataran

tinggi Teheran terletak pada ketinggian 1100 – 1700 m, dengan koordinat

geografis 25º - 40º LU dan 44º - 46º BT. Jumlah penduduk 68.017.860

(perkiraan bulan Juli 2005) dengan pertumbuhan 0,86%. Etnis/suku terdiri

dari Persia 51 %, Azeri 24%, Kurdi 7%, Mazandarani 8% dan 10% Etnis

lainnya.

B. Uni Emirat Arab (UEA)

United Arab Emirates atau Al Imaarat Al’Arabiyah Al Muttahidah

atau Persatuan Emirat Arab beribukota di Abu Dhabi. Merdeka pada

tahun 1971 dengan Hari Nasionalnya tanggal 2 Desember dan Lagu

Kebangsaan Tahiyyatul ‘Alam. Kepala Negara Presiden Sheikh Khalifa

bin Zayed Al Nahyan (Emir Abu Dhabi) dan Kepala Pemerintahan Sheikh

Mohammed bin Rashid Al Maktoum (PM/Wapres/Emir Dubai)

Luas wilayah 83.600 Km², terletak di 22º50 - 26º LU dan 51º -

56º25 BT. Jumlah penduduk 4,3 Juta (Tahun 2004).

IV. JADWAL ACARA A. Senin, 24 Juli 2006 :

09.15 : - Kedatangan Delegasi Komisi I DPR RI di Bandara Internasional Ayatollah Khomeini, Teheran, Iran dan langsung menuju Hotel Laleh

13.00 – 14.00 : - Pertemuan dengan Komisi I bidang Luar Negeri dan Pertahanan, Islamic Consultative Assembly (Parlemen- ICA)) Iran, di Gedung Parlemen Iran

14.15 : - Makan Siang di undang oleh Ketua Komisi I Hubungan Kerjasama Luar Negeri Majelis Islam Iran (ICA), H.E. Dr. Boroujerbi

17.00 – 18.00 : - Pertemuan dengan Duta Besar RI di Teheran, Iran beserta Staf, bertempat di KBRI Teheran, Iran.

19.30 : - Jamuan Makan Malam dengan Duta Besar RI beserta Staf dan masyarakat Indonesia bertempat di kediaman Duta Besar RI di Teheran, Iran.

3

Page 4: Negara Republik Islam Iran

2. Selasa, 25 Juli 2006

10.00 : - Pertemuan dengan Direktur Jenderal wilayah Asia Pasific, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, Mr. Nematollah Izadi.

13.00 : - Makan Siang bersama Duta Besar RI di Teheran, Iran

19.00 : - Menghadiri Jamuan Makan Malam bersama rombongan Keseninan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan anggota Komisi X DPR RI , Hotel Laleh

3. Rabu, 26 Juli 2006

09.00 : - Pertemuan dengan Dirjen Industri Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran

10.00 – 13.00 : - Kunjungan ke Industri Pertahanan, Teheran, Iran

13.30 : - Makan Siang, Swiss Restauran

16.00 : - Kembali ke Hotel

19.30 – 21.30 : - Jamuan Makan Malam di Wisma Kedubes RI, Undangan dari Attache Pertahanan Indonesia

4. Kamis, 27 Juli 2006

08.00 : - Berangkat menuju Internasional Komeini Airport

10.30 : - Take off menuju Dubai, Persatuan Emirat Arab

13.00 : - Tiba di Bandara Internasional Dubai

14.00 : - Makan Siang di Golden Fork

15.00 : - Menuju Hotel dan Istirahat

16.55 : - Delegasi Menuju KJRI

17.00 : - Pertemuan Delegasi Komisi I DPR RI dengan Konsulat Jenderal RI dan Staff

19.30 : - Sholat Maghrib bersama di kantor Konjen RI

19.45 – 22.00 : - Makan Malam bersama Konsul Jenderal RI dan Staf

22.00 : - Kembali ke Hotel dan Istirahat

5. Jum’at, 28 Juli 2006

09.00 – 11.30 : - Kunjungan ke Sharjah dan Dubai

12.00 : - Sholat Jum’at

13.30 : - Makan Siang undangan dari Konsul Jenderal dilanjutkan menuju ke Beach Combers

20.00 : - Kembali ke Hotel dan Istirahat

4

Page 5: Negara Republik Islam Iran

5. Sabtu, 29 Juli 2006

09.00 : - Delegasi berangkat menuju Abu Dhabi

11.00 : - Tiba di Abu Dhabi

11.00 – 14.00 : - Pertemuan Delegasi Komisi I DPR RI dengan Dubes RI di Abu Dhabi

19.30 – 23.00 : - Pertemuan dengan Dubes RI dan Masyarakat Indonesia di Abu Dhabi

23.00 : - Menuju Bandara Internasional Dubai

6. Minggu, 30 Juli 2006

01.30 : - Delegasi tiba di Bandara Internasional Dubai

03.30 : - Take off menuju Jakarta

V. PERTEMUAN DENGAN KBRI TEHERAN DAN KBRI UNI EMIRAT ARAB

A. Pertemuan Dubes dan Staf KBRI di Teheran, Iran dan Uni Emirat Arab

1. Pertemuan dengan Dubes dan Staf KBRI Teheran

a. Anggaran

1) DIPA Anggaran KBRI Teheran Tahun Anggaran 2006 tercatat

sebesar Rp. 14.111.298.000,- atau sekitar US$ 1,425,383,-

yang terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp. 7.733.283.00

(55%) dan belanja barang sebesar Rp. 6.378.015.000,- (45%).

Dengan demikian Anggaran per Triwulan diperkirakan sekitar

Rp. 3.527.824.500,- (25%) atau sekitar US$ 356,345,-. Realisasi

anggaran KBRI Teheran untuk Triwulan I tahun 2006 telah

terealisasi sebesar US$ 317,007,63 untuk membiayai kegiatan-

kegiatan yang telah diprogram sebelumnya.

2) Berhubung karena KBRI Teheran sejak awal tahun 2006 telah

dimekarkan dengan tambahan dua Negara yaitu Azerbaijan dan

Turkmenistan, maka KBRI Teheran mengusulkan tambahan

anggaran untuk tahun 2007 menjadi sekitar US$ 6,715,518,00.

anggaran itu terbagi menjadi Administrasi Umum US$

24,446,948,- Penyelenggaraan hubungan diplomatic dibidang

sosial budaya dan penerangan luar negeri sebesar US$

36,692,961,- dimana terjadi peningkatan yang signifikan dalam

usul anggaran yang disampaikan, di samping karena

pemekaran Negara akreditasi, juga karena terdapatnya

5

Page 6: Negara Republik Islam Iran

sejumlah MoU antara Iran -Indonesia yang akan mulai

dilaksanakan tahun 2007 yang akan datang.

3) Usulan APBN/ABT T.A 2006, KBRI Teheran mencakup :

a) Belanja pegawai staf lokalb) Rrenovasi gedung kantorc) Penggantian kendaraan dinas.

Mengingat selama 5 (lima) tahun terakhir anggaran KBRI

Teheran relative tidak mengalami peningkatan, sedangkan

angka inflasi di Iran relative tinggi yaitu sekitar 15% setiap

tahun. Akibatnya, “purchasing power” dari DIPA KBRI Teheran

mengalami penurunan setiap tahun sedangkan banyak sekali

kegiatan yang bersifat perintisan yang harus dilakukan.

b.Umum

1) Upaya yang telah dilakukan oleh KBRI – Teheran untuk

membantu peningkatan peran Indonesia dalam perdamaian

Timur Tengah, antara lain sebagai berikut:

a) Meningkatkan kerjasama Indonesia-Iran dalam organisasi-

organisasi multilateral (PBB, OKI, GNB, G-15, D-8 dan lain-

lain) dalam memperjuangkan kepentingan rakyat Palestina

dan memperjuangkan perdamaian Israel- Palestina atas

dasar Resolusi DK PBB;

b) Meningkatkan interaksi KBRI-Teheran dengan pihak

Perwakilan–perwakilan Asing lainnya di Iran, khususnya

dengan Negara-negara anggota OKI, GNB dan D-8;

c) Mengembangkan komunikasi yang intensif dan hubungan

baik dengan berbagai pihak seperti pejabat pemerintah,

parlemen, akademisi, media massa, organisasi/lembaga non

pemerintah di Iran;

d) Menghadiri seminar/konferensi tentang Palestina.

2) KBRI Teheran sesuai dengan misinya sebagai perwakilan

bilateral juga melakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Penyiapan dan pembuatan berbagai persetujuan,

memorandum of understanding maupun arrangement antara

Indonesia dan Iran;

b) Penyebarluasan informasi mengenai perkembangan dalam

negeri di Indonesia ke berbagai forum melalui berbagai

program dan kegiatan;

6

Page 7: Negara Republik Islam Iran

c) Mensosialisasikan pandangan-pandangan Indonesia ke

masyarakat Iran melalui Press Release, Bulletin KBRI dan

diplomasi public;

d) Melakukan komunikasi secara kontinyu dengan Kemlu dan

Kementerian terkait lainnya di Iran.

3) Kegiatan yang telah dilakukan oleh Perwakilan RI sehubungan

dengan pengembangan nuklir di Iran adalah menyampaikan

sikap resmi Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Iran dan

kalangan diplomat di Teheran tentang Program nuklir Iran yang

intinya sebagai berikut :

a) Pemerintah RI mengakui hak sah bangsa Iran dalam

memiliki akses terhadap teknologi nuklir untuk kepentingan

damai;

b) Mengharapkan agar masalah nuklir Iran diselesaikan melalui

dialog dan diplomasi dalam kerangka IAEA dan tidak

tergesa-gesa membawa masalah tersebut ke DK-PBB;

c) Mendorong agar Iran meningkatkan kepercayaan

masyarakat internasional (confidence building) dengan tetap

menjalin kerjasama dengan IAEA dan mematuhi ketentuan-

ketentuan NPT serta Protokol Tambahan yang telah

ditandatangani oleh Iran.

4) Sikap Pemerintah RI tersebut ditindak lanjuti oleh Dubes RI

sebagai berikut :

a) Wawancara melalui Televisi Iran (IRIB) berkaitan dengan

program Nuklir Iran dan pandangan resmi Indonesia

mengenai hal tersebut serta menyampaikan perkembangan

positif hubungan bilateral Indonesia-Iran;

b) Melaporkan secara regular pandangan dan sikap

Pemerintah Iran mengenai proyek nuklirnya ke Deplu

Jakarta sebagai bahan masukan bagi pengambilan

keputusan para pimpinan di Pusat;

c) Membahas dan melakukan tukar pandangan tentang

masalah nuklir Iran dalam forum yang lebih luas seperti

Asian Ambassador, para Dubes Negara-negara OKI

termasuk dengan Sekjen PUOICM di Teheran dan D-8;

d) Mengikuti berbagai briefing yang disampaikan oleh Dubes

Negara-negara P5+1 maupun oleh Menlu Iran dan Pejabat

Tinggi lainnya, serta melaporkannya kepada Pemerintah

Pusat;

7

Page 8: Negara Republik Islam Iran

e) Menugaskan staf KBRI untuk melakukan berbagai

pertemuan koordinasi dengan pejabat setingkat di berbagai

Kementerian;

f) Mendorong dilakukannya berbagai kunjungan oleh Pejabat

RI ke Iran maupun sebaliknya.

5) Gagasan yang dilakukan oleh KBRI Teheran dengan posisi

Indonesia sebagai Negara anggota OKI dalam mencari solusi

terhadap permasalahan yang sedang dihadapi Iran dalam forum

internasional, adalah sebagai berikut :

a) Menjalin hubungan intensif dengan Sekjen Parliamentary

Union of OIC Member Countries (PUOICM) yang

berkedudukan di Teheran (H.E. Mr. Ibrahim Auf) untuk

mendiskusikan masalah nuklir Iran dan jalan keluar yang

mungkin bisa ditempuh oleh OKI;

b) Menghadiri semua kegiatan yang diselenggarakan oleh OKI

di Teheran atau di Negara akreditasi KBRI Teheran lainnya

baik tingkat SOM maupun tingkat Menteri serta

menyampaikan posisi Indonesia;

c) Menghadiri semua briefing maupun rapat yang dilakukan

oleh Kemlu Iran (sangat sering dilakukan) dengan Negara-

negara anggota OKI tentang program Nuklir Iran dan

melaporkan hasil pertemuan tersebut ke Pimpinan Deplu di

Jakarta sebagai bahan masukan;

d) Meningkatkan solidaritas Negara-negara anggota OKI di

Teheran dengan penyelenggaraan Friendly Lunch/Dinner

dengan mereka oleh Dubes.

6) Program-program KBRI Teheran seperti tertuang dalam

Rencana Strategis dan RKT KBRI-Teheran mencakup :

a) Meningkatkan hubungan kerjasama bilateral di segala

bidang di Negara akreditasi

b) Meningkatkan citra Indonesia yang positif di Negara

akreditasi;

c) Meningkatkan arus investasi, perdagangan, dan wisatawan

ke Indonesia;

d) Meningkatkan pelayanan, perlindungan dan pembinaan

kepada Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia di

wilayah akreditasi

7) Dalam melaksanakan program-program tersebut diatas, KBRI

Teheran telah melakukan hal-hal sebagai berikut :

8

Page 9: Negara Republik Islam Iran

a) Meningkatkan hubungan kerjasama bilateral di segala

bidang di negara akreditasi KBRI, seperti :

(1) Menfasilitasi pertemuan Menlu RI dengan para pejabat-

pejabat penting Iran (Presiden, Menlu dan Sekjen Dewan

Keamanan Nasional Iran) pada Januari 2006;

(2) Menfasilitasi pertemuan Ketua DPR RI dan rombongan

dengan pejabat-pejabat penting Iran (Presiden, Ketua

Parlemen, Rektor Universitas Teheran), pada

kesempatan mana Ketua DPR RI menyatakan dukungan

rakyat Indonesia terhadap program nuklir Iran untuk

keperluan damai;

(3) Mengkoordinasikan kunjungan delegasi Wapres Iran

Espandyar Rahem Mushaei ke Indonesia, 9-11 Pebruari

2006;

(4) Menfasilitasi dan menjadi anngota delegasi RI pada

siding IORARC (Indian Ocean Rim Association for

Regional Cooperation) di Teheran, 18-22 Februari 2006

(5) Mengkoordinasikan kunjungan delegasi Menlu Iran,

Manouchehr Mottaki ke Jakarta, 23-27 Februari 2006.

(6) Menfasilitasi dan menjadi anggota Delri pada pertemuan

Komisioner Developing Eight (D-8) di Teheran, 13-14

Maret 2006;

(7) Menfasilitasi kunjungan Utusan Khusus Presiden RI,

Bapak Ali Alatas, SH ke Iran dan mengadakan

pertemuan dengan Presiden Iran di Mashad, 11 April

2006;

(8) Mengkoordinasikan kunjungan Tim Komisi I DPR RI ke

Parlemen Iran, Menlu Iran dan Menhan Iran serta

peninjauan ke industri Pertahanan Iran;

(9) Mendukung kegiatan diplomasi budaya dan seni dari

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata yang dipimpin

Sekjen Depbudpar RI.

b) Selain itu KBRI di Teheran, Iran melakukan kegiatan dalam

rangka meningkatkan citra positif Indonesia di Negara

akreditasi, antara lain :

(1) Penyelenggaraan pameran, promosi budaya dan

partisipasi dalam kegiatan-kegiatan budaya yang

dilakukan oleh Iran;

(2) Penyebar luasan leaflets, brosur maupun bulletin tentang

9

Page 10: Negara Republik Islam Iran

Indonesia, termasuk Buletin KBRI Teheran;

(3) Pembuatan press release dan buletin oleh KBRI Teheran;

(4) Pengiriman “press release” KBRI Teheran mengenai

keadaan dan pandangan Indonesia mengenai berbagai

hal ke barbagai media informasi Iran.

8) Dalam rangka meningkatkan arus investasi, perdagangan dan

wisatawan dari Iran ke Indonesia dilakukan antara lain :

a) Berpartisipasi dalam D-8 Trade Exhibition yang berlangsung

di Kish Island pada tanggal 11 – 16 Februari 2006

b) Berpartisipasi dalam Pameran Industri Bahan Makanan yang

berlangsung di Teheran pada tanggal 28 – 31 Mei 2006

c) Memfasilitasi pertemuan pengusaha Indonesia terutama

Pertamina dan El Nusa dalam rangka kerjasama di bidang

energi

9) Pada hakekatnya KBRI – Teheran tidak terlalu mengalami

persoalan TKI karena adanya ketentuan Ketenagakerjaan Iran

yang cukup ketat terhadap tenaga kerja asing. Tenaga kerja

Indonesia yang tercatat berjumlah sekitar 135 orang yang

meliputi tenaga-tenaga kerja professional dari PT DI bekerja di

industri penerbangan di Iran, offshore drilling, Nokia, Siemens,

Schlumberger serta sejumlah pekerja di sector rumah tangga.

KBRI telah menangani sejumlah kasus yang menimpa tenaga

kerja wanita Indonesia yang bekerja di sektor rumah tangga

pada umumnya bekerja secara illegal dan dibawa oleh

majikannya yang pindah ke Iran atau dikirim oleh PJTKI dengan

cara ilegal. Mereka kemudian menghadapi persoalan dengan

majikan (gaji tidak dibayar, dll) atau majikan tidak bertanggung

jawab atas penyelesaian “overstay” yang bersangkutan.

Sekarang ini sedang ada 2 (dua) TKW bermasalah yang

melapor ke KBRI- Teheran dan dalam proses penyelesaian

kembali ke Indonesia.

10)Strategi KBRI Teheran dalam menindaklanjuti hasil-hasil

kunjungan kenegaraan dimaksud adalah sebagai berikut:

a) Mengintensifkan pertemuan dengan Kementerian Luar

Negeri Iran untuk me-review perkembangan pelaksanaan

kesepakatan tersebut.

b) Penyelenggaraan sesegera mungkin Senior Official Meeting

(SOM) untuk masing-masing bidang kerjasama

10

Page 11: Negara Republik Islam Iran

c) Penyelenggaraan technical consultation;

d) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di Iran

sekaligus merancang cakupan kerjasama di bidang-bidang

tersebut.

2. Pertemuan dengan Dubes dan Staf KBRI di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab

a. Anggaran

Realisasi DIPA KBRI Abu Dhabi Tahun Anggaran 2006 untuk

triwulan I terdiri dari untuk Belanja Pegawai terealisasi

Rp. 1.847.763.001,- (24%) dengan jumlah saldo Rp. 5.846.196.999,-

(76%), sedangkan untuk Belanja Non-Pegawai terealisasi Rp.

1.055.278.245 (14%) , jumlah saldo Rp. 6.354.602.755,- (86%).

Pelaksanaan kegiatan pada Triwulan I nampak tidak mengalami

hambatan meskipun transfer Remise Anggaran yang diterima pada

bulan Februari 2006 pada periode tersebut sedikit mengalami

keterlambatan, sementara beberapa kegiatan yang sudah

dijadwalkan sudah harus dilaksanakan sejak awal Tahun Anggaran,

Januari 2006.

Untuk mengatasi hal tersebut, KBRI terpaksa menggunakan Kas

Besi setelah memperoleh ijin dari Pusat (Deplu RI/Depkeu RI). Untuk

itu, diharapkan agar tranfer anggaran sesuai dengan Jadwal

Anggaran, setidak-tidaknya pada bulan pertama setiap Triwulan

Anggaran. Hal tersebut dimaksudkan agar program kegiatan KBRI

tidak terganggu dan dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Untuk RKA-KL (Rencana Kerja dan Anggaran –

Kementerian/Lembaga) Tahun 2007, KBRI telah mengusulkan

Anggaran untuk T.A. 2007 sebesar Rp. 25.760.574.400,-. Secara

garis besar anggara tersebut digunakan, antara lain untuk :

1) Meneruskan usaha-usaha untuk memperoleh dukungan dari

Pemerintah Uni Emirat Arab (PEA) terhadap

Kedaulatan/Keutuhan NKRI dan dukungan PEA atas pencalonan

Pemerintah RI dalam berbagai Organisasi/Badan Internasional ;

2) Melanjutkan pendekatan agar investor PEA dapat berkunjung dan

menanamkan modalnya di Indonesia ;

3) Terus menggalang atas keikutsertaan perusahaan Indonesia

dalam Pameran Dagang dan investasi di PEA ;

11

Page 12: Negara Republik Islam Iran

4) Terus meningkatkan kontak bisnis antara pengusaha Indonesia

dengan pengusaha PEA di bidang perdagangan, perminyakan,

gas, infrastuktur dan konstruksi bangunan ;

5) Tetap mengusahakan agar perusahaan PEA dapat mengunjungi

Pameran Dagang Internasional yang diselenggarakan di

Indonesia ;

6) Terus melanjutkan usaha promosi budaya dan pariwisata

Indonesia di PEA dengan mengikuti pagelaran kesenian (cultural

performance) di Cultural Foundation, di Abu Dhabi ;

7) Meningkatkan perlindungan bagi TKI.

b. Umum Selain beberapa hal tersebut di atas, upaya yang dilakukan KBRI

Abu Dhabi, PEA dalam meningkatkan peran Indonesia di berbagai

bidang, juga melaksanakan beberapa program yang sedang dan

akan dilaksanakan, yakni :

1) Mendorong para investor PEA untuk melakukan investasi di

Indonesia sesuai kesepakatan yang dibuat dalam MoU antara

Kadin Indonesia dan PEA di bidang infrastruktur, minyak dan gas

serta pariwisata ;

2) Mengadakan kerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum PEA

untuk penanganan masalah WNI untuk TKI di PEA ;

3) Menyewa gedung yang layak , untuk penampungan para

TKI/PLRT yang mencari perlindungan di KBRI.

Sedangkan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan peran

diplomat dalam hubungan diplomasi dengan Pemerintah PEA,

dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1) Mengikutsertakan para diplomat dalam setiap pertemuan dengan

para pejabat setempat dan counter-part untuk melakukan lobby

dan dukungan serta mencari inside information ;

2) Mengikutsertakan para diplomat tersebut dalam seminar antara

lain yang diselenggarakan oleh Emirates Center for Strategic and

Research (ESCR) yang merupakan think-tank PEA dan

lokakarya yang dilaksanakan di PEA ;

3) Mengikutsertakan dalam Diplomatic Club (ASEAN, Asia,

Internasional) ;

4) Mengikutsertakan dalam pendidikan Emirates Training for

Diplomatic yang diselenggarakan oleh Zayed Foundation in the

Prime Minister Office ;

12

Page 13: Negara Republik Islam Iran

5) Ikut hadir dalam sidang pengadilan yang berkaitan dengan

penyelesaian perkara TKI/PLRT ;

6) Pembelajaran dan mendorong untuk memasuki kursus bahasa

asing (Inggris, Arab dan bahasa PBB lainnya)

VI. PELAKSANAAN PERTEMUAN RESMI

A. Pertemuan Delegasi Komisi I DPR RI dengan Ketua Komisi I Islamic Consultative Assembly, ICA (Parlemen Iran)

Ketua Komisi I Parlemen Iran, Mr. DR. Boroujerdi, dalam pertemuan ini

menyatakan bahwa Ketua Parlemen Iran, H.E. Gholam Ali Haddad Adel

telah mengirimkan surat kepada para ketua parlemen negara OKI untuk

memboikot Israel, dimana telah melakukan agresi militernya terhadap

negara Lebanon dan Palestina, serta mendesak para anggota Parlemen

OKI untuk memikirkan penyelesaian krisis tersebut.

Selanjutnya, beliau sangat menghargai seandainya DPR RI bersedia

menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan konferensi tentang Palestina

dan Lebanon. Lebih jauh beliau sangat mengharapkan kehadiran Ketua

DPR RI dalam Konferensi Antar-Parlemen yang akan berlangsung di

Teheran, Iran, November 2006.

Ketua Komisi I Parlemen Iran juga menjelaskan mengenai demokrasi

yang berkembang saat ini Parlemen Iran, dimana mempunyai wakil-wakil

dari berbagai kelompok minoritas seperti Yahudi, Kristen dan Zoroaster

dan meskipun dari 299 anggota Parlemen Iran hanya terdapat 12 anggota

Parlemen Perempuan, namun pemilu di Iran tidak menerapkan batasan

jenis kelamin dan bahkan didunia perguruan tinngi 64% adalah kaum

wanita. Hal ini menunjukkan bahwa Iran sangat menghargai kaum wanita

untuk turut berperan dalam memajukan negara melalui dunia pendidikan.

B. Pertemuan Delegasi Komisi I DPR RI dengan Menteri Pertahanan Iran

Dalam pertemuan ini, Komisi I DPR RI bersama dengan Menteri

Pertahanan Republik Islam Iran, Letjen. Mostafa Mohammad Najjar

berdiskusi dan membahas beberapa hal antara lain permasalahan

pembangunan energi nuklir di Iran, jalur penerbangan Jakarta – Teheran

serta kemungkinan Kredit Ekspor Teknologi dari Pemerintah Iran.

Saat ini pembangunan energi nuklir Iran menjadi sorotan dunia barat

(Amerika dan sekutunya), dimana pembangunan teknologi nuklir yang

13

Page 14: Negara Republik Islam Iran

dibuat Iran untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dalam negeri dengan

biaya yang sangat murah dan efisien serta demi kepentingan damai.

Namun di pihak lain, negara-negara barat tidak menyetujui pembangunan

teknologi tersebut, yang dikhawatirkan Iran akan tumbuh menjadi suatu

kekuatan baru di kawasan Timur Tengah. Pada hakekatnya barat tidak

menginginkan satupun negara Islam yang mencapai teknologi nuklir,

karena bila Iran dapat memiliki teknologi nuklir, secara bersamaan

negara-negara Islam lainnya juga akan menuntut hal sama dalam

mendapatkan teknologi tersebut dan ini tidak boleh terjadi. Langkah-

langkah yang dilakukan barat melalui media-media elektronik dunia dan

surat kabar dengan memberikan kebohongan informasi tentang

pembangunan teknologi tersebut.

Selanjutnya Menteri Pertahanan Iran menyatakan bahwa Iran siap

melakukan kerjasama di bidang industri pertahanan dengan Indonesia,

termasuk alih teknologi dan Menhan berkeinginan untuk mengundang

agar Menhan RI dapat melakukan kunjungan ke Iran guna merealisasikan

kerjasama di bidang industri pertahanan dimaksud. Diharapkan dalam

hubungan tersebut, baik Indonesia maupun Iran mendapatkan hal-hal

yang positif bagi peningkatan kemajuan di bidang teknologi militer yang

mandiri sehingga dapat mengeliminir dari ketergantung teknologi barat.

Terkait mengenai Kredit Ekspor (K.E.) Teknologi, Pemerintah Iran

menanggapi secara positif untuk pengadaan fasilitas K.E. tersebut dan

telah menyiapkan serta sudah diputuskan di Majelis Umum Iran.

C. Pertemuan dengan Direktur Jenderal wilayah Asia Pasific, Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran

Dalam pertemuan ini, Dirjen Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri Iran,

Mr. Nematollah Izadi pertama menyatakan belasungkawa atas terjadinya

bencana tsunami di pantai selatan Jawa. Selanjutnya, kunjungan

kenegaraan Presiden Iran ke Indonesia beberapa waktu lalu memberikan

tanggung jawab yang lebih besar bagi Kementerian Luar Negeri dan

Kedubes kedua negara untuk menindaklanjuti hasil-hasilnya. Beliau

menyambut baik kunjungan Komisi I DPR RI ke Parlemen Iran dan

industri pertahanan Iran agar dapat mengetahui secara dekat kemampuan

Iran dalam bidang persenjataan.

Menyadari bahwa Indonesia telah mengambil langkah-langkah yang

sangat penting berkaitan dengan serangan Israel ke Lebanon dan

Palestina, negara-negara muslim hendaknya perlu memberikan dukungan

14

Page 15: Negara Republik Islam Iran

bagi Lebanon dan Palestina. Langkah-langkah yang ditempuh dengan

melakukan gencatan senjata hanya dapat dilakukan bila kepentingan

kedua pihak dapat diakomodasi, namun beliau menyayangkan negara-

negara Arab tidak pernah bersatu dalam menghadapi kekuatan hegemoni

barat di Timur Tengah. Beliau mengharapkan masalah konflik di Timur

Tengah dapat diselesaikan dengan jalan damai.

Selain itu, Delegasi Parlemen RI menjelaskan mengenai masalah

teknologi militer di Indonesia khususnya dalam bidang pertahanan pernah

mendapatkan embargo dari dunia barat khususnya Amerika. Saat itu,

sebagai upaya dalam mengatasi dan me-maintance persenjataan dan

teknologi pertahanan militer yang telah ada, Indonesia berusaha sendiri

untuk tetap menjaga dan memiliki yang telah ada dengan terpaksa pula

mencari hubungan dengan pihak ketiga atau dengan negara-negara di

ASEAN.

Hubungan kedepan diharapkan Indonesia dapat merintis kesepakatan

dalam bidang riset dan teknologi serta bidang perminyakan dengan Iran.

Serta tentunya kedepan Indonesia dapat menjalin hubungan dalam

bidang pertahanan militer dan persenjataan serta masalah keamanan

dan strategis.

D. Pertemuan dengan Wakil Menteri Pertahanan Republik Islam Iran

Di pertemuan ini, Wakil Menteri Pertahanan Iran bidang Industri

pertahanan mengharapkan agar hubungan kedua negara Islam

khususnya Indonesia atau negara-negara Islam yang lainnya menjadi

lebih luas dan berkembang. Hal ini ditandai dengan telah terjalin

hubungan yang erat antara Presiden Iran dan Presiden RI. Selanjutnya

beliau melanjutkan bahwa Presiden Iran memerintahkan untuk lebih

memperhatikan dan meningkatkan hubungan dengan negara-negara

Islam khususnya Indonesia.

Dijelaskan oleh beliau, atas pertanyaan dari Sdr. Drs. Djoko Susilo, MA,

bahwa sesuai dengan strategi pertahanan Republik Islam Iran, dimana

saat ini Iran telah mengalami pemboikotan senjata dan pertahanan dari

berbagai negara khususnya negara-negara barat. Oleh karena itu, Iran

membangun pertahanan di dalam negeri sendiri dengan memperkuat dan

memproduksi kekuatan senjata yang efektif dan mandiri, dengan

anggaran 3 – 4 % dari kas negara, sebisa mungkin dapat membuat

senjata sehingga Iran dapat mempertahankan wilayah kedaulatannya bila

15

Page 16: Negara Republik Islam Iran

diserang oleh negara lain diperbatasan. Oleh karena itu, dana yang

dikeluarkan untuk pertahanan dengan jumlah tersebut tidaklah terlalu

besar, namun sangat berpengaruh bila kita memproduksi senjata-senjata

tersebut.

Matra Laut Iran saat ini memprioritaskan dengan memproduksi kapal-

kapal perang yang bisa mempertahankan wilayah kedaulatan laut Iran

sampai 50 – 100 km ke laut depan sehingga bila kapal-kapal lawan yang

ingin memasuki wilayah laut Iran, pertahanan laut dapat menahan

disekitar sana, selain itu pertahanan pantai diperkuat dengan

persenjataan rudal-rudal dengan jarak pukul jauh yang dapat diandalkan.

Sementara itu, matra darat Iran, juga memiliki kemampuan senjata-

senjata yang handal dalam perang darat apabila musuh menyerang dari

jarak jauh. Tentara Iran memiliki taktik cara dan budaya bantuan yang

khas, dia berharap hendaknya semua negara Islam haruslah memiliki

cara berpikir yang sama seperti yang dimiliki Iran.

Mengadopsi dari filsafat dasar pertahanan Iran yang dirintis oleh Ibnu

Khoimeini pada waktu itu bahwa Iran menggunakan Ilmuwan-ilmuwan

sendiri dengan melakukan berbagai reseachers (Penelitian-penelitian).

Walaupun disaat yang sama, Iran menggunakan teknologi lain dari luar

namun hanya sebatas yang memungkinkan saja. Oleh karena itu, Iran

memiliki Ilmuwan-ilmuwan yang cukup banyak dan handal sehingga

embargo dan boikot yang dilakukan oleh negara-negara barat tidak lagi

ampuh untuk melemahkan kekuatan Iran.

Wakil Menhan mengusulkan agar kerjasama ini dapat dilakukan dan

semakin kuat antara Indonesia dan Iran. Dan budaya pertahanan yang

independent ini, diharapkan dapat diadopsi oleh Indonesia.

Selanjutnya, beliau menjawab atas pertanyaan dari Ketua Delegasi

Komisi I DPR RI, beliau tidak menyangkal mengenai supply logistik

persenjataan negara-negara sekitar. Namun yang jelas Iran telah memiliki

senjata yang cukup untuk mempertahankan wilayahnya. Lebih lanjut, Iran

memiliki hubungan yang sangat baik dengan negara-negara sekitar,

kalaupun dulu terjadi peperangan antara Irak – Iran, hal itu dikarenakan

adanya negara-negara Eropa dan barat yang mendalanginya demi

kepentingan bisnis peralatan militer. Saat ini, kekuatan militer Iran jauh

lebih kuat bila dibandingkan dengan negara tetangga karena kekuatan

16

Page 17: Negara Republik Islam Iran

militer mereka berasal dari impor senjata sedangkan Iran dapat

memproduksi senjata secara mandiri.

Lebih jauh, beliau menjelaskan atas pertanyaan dari Sdr. A. Effendy

Choirie, M.Ag, MH., bahwa Iran memiliki hubungan yang baik dengan

negara tetangga dan beliau menyadari sampai saat ini hubungan kedua

negara (Indonesia dan Iran) belum banyak, namun beliau bersedia untuk

dapat mentransfer teknologi yang dimilikinya ke Indonesia agar senjata-

senjata tersebut dapat diproduksi di Indonesia. Iran menyadari bahwa di

kawasan Asia terdapat negara-negara kuat seperti Korea dan Jepang dan

negara-negara lainnya, oleh karena itu beliau menyarankan agar negara-

negara Islam seperti Indonesia dan Malaysia harus memperkuat dibidang

ekonomi, pertahanan persenjataan militer dan dibidang-bidang lain dan ini

sangat memungkinkan.

Kemudian menjawab pertanyaan dari Sdr. Marcus Silano, S.IP bahwa

untuk mengimplementasikan peningkatan hubungan kerjasamana di

berbagai bidang tersebut, beliau mengusulkan hendaknya Indonesia

melakukan koordinasi dengan KBRI di Teheran, Iran dan bukan melalui

Kedubes Iran yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghindari

jatuhnya rahasia kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan untuk

mengetahui berbagai informasi bila koordinasi ini dilakukan di luar wilayah

Iran. Selanjutnya, diupayakan agar Pihak Indonesia dapat mengirimkan

Perwakilan Militernya yang selanjutnya akan dibicarakan secara khusus

dan diatur lebih baik.

Terakhir pada pertemuan tersebut, Ketua Delegasi dari Komisi I DPR RI,

mengungkapkan apresiasi yang tinggi dan rasa terimakasih kepada Wakil

Menteri Pertahanan Iran dan berharap agar kerjasama ini dapat segera

dilaksanakan secepatnya.

E. Pertemuan dengan Masyarakat Indonesia di IranDalam acara tatap muka yang dihadiri oleh para pelajar Indonesia, staf

KBRI dan masyarakat Indonesia yang bekerja di Iran, Ketua Delegasi

Komisi I DPR RI menyampaikan maksud dan program kunjungan kerja ke

Iran yang pada intinya dilakukan dalam rangka meningkatkan hubungan

bilateral Indonesia – Iran, terutama hubungan kerjasama antar-parlemen.

Sejumlah wakil pelajar Indonesia di Iran telah menanyakan tindak lanjut

dari surat yang mereka sampaikan kepada Ketua DPR RI, Bapak Agung

Laksono sewaktu kunjungan Delegasi DPR RI ke Iran Januari – Pebruari

17

Page 18: Negara Republik Islam Iran

2006 lalu. Surat tersebut pada intinya menyangkut pernyataan sikap para

pelajar Indonesia di Iran menyangkut Palestina dan sejumlah

perkembangan di Indonesia.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Republik Islam Iran dan Uni

Emirat Arab yang berlangsung dari tanggal 24-27 Juli 2006 telah

berlangsung dengan lancar dan sukses yang diharapkan dapat

memberikan masukan bagi Komisi I DPR RI mengenai keadaan

Kantor-kantor Perwakilan RI di Luar Negeri serta mengetahui langsung

konstelasi politik di Timur Tengah setelah melakukan pertemuan-

pertemuan dengan Ketua Komisi I bidang Pertahanan dan Kerjasama

Luar Negeri, Menteri Pertahanan dan Wakil Menteri Pertahanan juga

pertemuan dengan beberapa pejabat terkait di Iran.

2. DPR RI perlu mendorong pemerintah untuk meningkatkan hubungan

bilateral antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Iran karena dari

hasil kunjungan Komisi I DPR RI ke Iran banyak hal-hal yang dapat

dikembangkan bersama terutama industri pertahanan, dimana Iran

benar-benar telah mampu berdikari dalam pembuatan senjata, baik

senjata buatan sendiri maupun senjata-senjata buatan luar negeri,

sehingga Iran mampu mengatasi embargo senjata oleh negara-negara

barat.

3. Dalam bidang pendidikan, pemerintah Iran membuka diri dan bersedia

untuk menerima mahasiswa Indonesia untuk belajar dalam bidang

teknologi industri, baik industri mesin, konstruksi elektronik dan lain-

lain.

4. Dalam bidang teknologi nuklir, pemerintah Indonesia perlu mengirim

tenaga-tenaga ahli nuklir Indonesia untuk belajar, bagaimana teknologi

nuklir dimanfaatkan untuk kepentingan manusia.

B. Saran1. Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke KBRI di Iran dan Uni

Emirat Arab ataupun Konsulat Jenderal RI di Uni Emirat Arab

dilakukan sebagai fungsi pengawasan Dewan terhadap Kantor

Perwakilan RI di Luar Negeri, sehingga Komisi I DPR RI dapat

mengetahui kegiatan, program yang dilakukan KBRI dan melihat

langsung perkembangan dan situasi yang terjadi di kawasan Timur

Tengah khususnya di Iran dan Uni Emirat Arab.

18

Page 19: Negara Republik Islam Iran

2. Dalam pertemuan Delegasi Komisi I DPR RI dengan Wakil Menteri

Pertahanan Iran, Iran siap melakukan kerjasama di bidang industri

pertahanan dengan Indonesia, termasuk alih teknologi. Untuk itu

diharapkan Pemerintah Indonesia untuk segera merealisasikan

kerjasama tersebut, besar harapan atas kesediaan Menhan RI untuk

memenuhi undangan Menhan Iran.

3. Kerjasama yang telah dilakukan Indonesia – Iran hendaknya terus

ditingkatkan dengan prinsip saling menguntungkan (mutual benefit)

khususnya dibidang Pertahanan, politik, ekonomi, perdagangan dan

kebudayaan serta pariwisata.

4. Kunjungan kerja Tim Delegasi Komisi I DPR RI ke Republik Islam Iran

dan Uni Emirat Arab diharapkan dapat memberikan masukan yang

berarti kepada Pemerintah Indonesia di bidang Pertahanan, Intelijen,

Luar Negeri dan Informasi.

5. Terkait masalah agresi Israel terhadap Lebanon dan Palestina,

DPR RI perlu mendorong Pemerintah Indonesia untuk dapat berperan

aktif melalui konferensi negara-negara Islam, serta pengiriman

pasukan perdamaian Indonesia di bawah bendera PBB ke Timur

Tengah.

VI. PENUTUPDemikianlah laporan Kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Republik

Islam Iran dan Uni Emirat Arab. Dan sebelum mengakhiri laporan ini, maka

Delegasi RI mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kelancaran Delegasi, terutama kepada Dubes RI beserta staf

KBRI di Teheran, Iran dan Dubes RI beserta staf KBRI di Abu Dhabi, Uni

Emirat Arab serta Konsulat Jenderal RI di Dubai – Persatuan Emirat Arab,

termasuk instansi-instansi yang telah membantu Delegasi.

Sekian, Terima kasih.

Jakarta, September 2006

Ketua Delegasi

Soetadji, MMA-116

19