Negara Dan Konstitusi

20
TUGAS NEGARA dan KONSTITUSI DOSEN PENGAJAR: Disusun Oleh : Heriyanto NPM :1002040006 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG 2011/2012

Transcript of Negara Dan Konstitusi

Page 1: Negara Dan Konstitusi

TUGAS

NEGARA dan KONSTITUSI

DOSEN PENGAJAR:

Disusun Oleh : Heriyanto

NPM :1002040006

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG

2011/2012

Page 2: Negara Dan Konstitusi

Kata Pengantar

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas nikmat-Nya yang

sangat luar biasa yaitu nikmat islam dan iman, nikmat kesehatan dann nikmat kesempatan yang Allah

berikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah tentang “Negara dan

Konstitusi”. Harapannya makalah ini dapat membantu mahasiswa memahami materi yang telah

disajikan dalam makalah.

Makalah ini bertujuan membantu mahasiswa memperoleh wawasan tentang Negara dan

konstitusi.

Misi makalah ini bukan saja memperkokoh pemahaman tentang pentingnya Negara dan

konstitusi tapi juga mengedepankan perubahan berpikir dalam mempersepsi tentang Negara dan

konstitusi.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak

Sulton M, S. U., M.Hum atas perhatian, dorongan dan kesempatan yang diberikan kepada kami untuk

menyelesaikan makalah ini, tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut

mensukseskan terselesaikannya makalah ini.

Akhirnya kami berharap makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa atau pihak lainnya

sebagai pengetahuan dan kami juga minta maaf jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan, kami meminta kritik dan saran sabagai penyempurna makalah ini.

Malang, 4 April 2011

Penyusun

Page 3: Negara Dan Konstitusi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………..

KATA PENGAN TAR……………………………………...…..... i

DAFTAR ISI…………………………………………………...… ii

BAB I PENDAHULAN

1.1 LATAR BELAKANG……………………………..………… 1

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………….……….…… 3

1.3 TUJUAN…………………………………………………..…. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NEGARA………………………………...... 4

B. PENGERTIAN KONSTITUSI…………………………....... 8

C. HUBUNGAN NEGARA DAN KONSTITUSI……………. 12

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………..… 13

B. SARAN…………………………………………………..…… 15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…… 16

Page 4: Negara Dan Konstitusi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Reformasi menuntut dilakukannya amandemen atau mengubah UUD 1945 karena

yang menjadi causa prima penyebab tragedi nasional mulai dari gagalnya suksesi

kepemimpinan yang berlanjut kepada krisis sosial-politik, bobroknya managemen negara

yang mereproduksi KKN, hancurnya nilai-nilai rasa keadilan rakyat dan tidak adanya

kepastian hukum akibat telah dikooptasi kekuasaan adalah UUD Republik Indonesia

1945. Itu terjadi karena fundamen ketatanegaraan yang dibangun dalam UUD 1945

bukanlah bangunan yang demokratis yang secara jelas dan tegas diatur dalam pasal-pasal

dan juga terlalu menyerahkan sepenuhnya jalannya proses pemerintahan kepada

penyelenggara negara. Akibatnya dalam penerapannya kemudian bergantung pada

penafsiran siapa yang berkuasalah yang lebih banyak untuk legitimasi dan kepentingan

kekuasaannya. Dari dua kali kepemimpinan nasional rezim orde lama (1959 – 1966) dan

orde baru (1966 – 1998) telah membuktikan hal itu, sehingga siapapun yang berkuasa

dengan masih menggunakan UUD yang all size itu akan berperilaku sama dengan

penguasa sebelumnya. Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak

boleh diubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap

UUD 1945 itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap

kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai

“kontrak sosial” baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan

bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi

Page 5: Negara Dan Konstitusi

ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian

menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang.

Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan.

Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu

bangsa.

Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya

komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.

Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya

serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang

menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat

terlihat apakah hasil dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan

apakah telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia

yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat

dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat

dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan

lebih baik dan sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana rumusan perubahan itu telah

mencerminkan kehendak bersama. Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan sangat

berarti bagi perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi

monumen sukses atas keberhasilan sebuah perubahan.

Page 6: Negara Dan Konstitusi

1.2 Rumusan

1. Apa yang dimaksud dengan Negara ?

2. Apa yang dimaksud dengan Konstitusi ?

3. Bagaimanakah hubungan Negara dan Konstitusi ?

1.3 Tujuan

1. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Negara

2. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Konstitusi

3. Mampu menjelaskan hubungan Negara dan Konstitusi

Page 7: Negara Dan Konstitusi

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NEGARA

Negara adalah suatu organisasi dari sekelimpok atau beberapa kelompok

manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu

pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa

kelompok manusia tersebut. Secara umum negara dapat diartikan sebagai suatu organisasi

utama yang ada di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang

dan mampu untuk turut campur dalam banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi

lainnya. Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara.

Elemen-elemen tersebut adalah:

1. Masyarakat merupakan unsur terpenting dalam tatanan suatu negara. Masyarakat atau

rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesnya suatu tatanan

dalam pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya

diperlukan dalam ilmu kenegaraan tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang

disebut ilmu kemasyarakatan suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki,

mempelajari hidup kemasyarakatan.

2. Wilayah (teritorial) adalah daerah yang menjadi kekuasaan Negara serta menjadi

tempat tinggal bagi rakyat Negara. Wilayah Negara meliputi wilayah darat, laut, dan

udara. Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah. Disamping

pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus

wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu

negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila

mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi

Page 8: Negara Dan Konstitusi

orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada

dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah

berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban

yang ditentukan.

3. Pemerintahan adalah organisasi yang bertindak atas nama Negara dan

menyelenggarakan keputusan Negara. Ciri khusus dari pemerintahan dalam Negara

adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang

merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara.

4. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan

melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia Ada empat macam teori mengenai

suatu kedaulatan, yaitu :

a. Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit) meyatakan atau menganggap

kekuasaan pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan. Misalnya kerajaan

Belanda, Raja atau ratu secara resmi menamakan dirinya Raja atas kehendak

Tuhan “bij de Gratie Gods”, atau Ethiopia (Raja Haile Selasi) dinamakan “Singa

Penakluk dari suku Yuda yang terpilih Tuhan menjadi Raja di Ethiopia”.

b. Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit) menganggap sebagai suatu axioma

yang tidak dapat dibantah, artinya dalam suatu wilayah negara, negaralah yang

berdaulat. Inilah inti pokok dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu

negara.

c. Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan

dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku

Die Moderne Staats Idee.

d. Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), semua kekuasaan dalam suatu

negara didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama). J.J. Rousseau (Perancis)

Page 9: Negara Dan Konstitusi

menyatakan apa yang dikenal dengan “kontrak sosial”, suatu perjanjian antara

seluruh rakyat yang menyetujui Pemerintah mempunyai kekuasaan dalam suatu

negara.

5. Pengakuan dari Negara lain meskipun bukan merupakan unsur pembentuk , namun

dalam tata hubungan internasional sangat diperlukan, sebab dalam tata hubungan

internasional status Negara merdeka merupakan prasyarat yang harus dipenuhi. Suatu

Negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari Negara lain karena beberapa

pertimbangan yaitu :

1. Adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidup baik karena ancaman dari dalam

(kudeta) maupun karena intervensi dari Negara lain.

2. Ketentuan hukum alam yang tidak bias dielakkan bahwa suatu Negara tidak dapat

bertahan hidup tanpa bantuan dan kerjasama dengan bangsa lain.

Pengakuan dari Negara lain , dapat bersifat :

1. Pengakuan secara de facto diberikan kalau suatu Negara baru sudah memenuhi

unsure konstitutif dan juga telah menunjukkan diri sebagai pemerintahan yang

stabil. Pengakuan de facto adalah pengakuan tentang kenyataan adanya suatu

Negara. Pengakuan ini bias berlanjut pada terjalinnya hubungan dengan Negara

yang member pengakuan tersebut. Pengakuan secra de facto dibedakan :

a. Pengakuan de facto besifat sementara artinya pengakuan yang diberikan

oleh suatu Negara tanpa melihat bertahan tidaknya Negara tersebut dimasa

depan.

b. Pengakuan de facto bersifat tetap artinya pengakuan dari Negara lain

terhadap suatu Negara hanya bisa menimbulkan hubungan dibidang

ekonomi dan perdangan (konsul). Sedangkan hubungan untuk tingkat duta

belum dapat terlaksana.

Page 10: Negara Dan Konstitusi

2. Pengakuan secara de jure

a. Pengakuan de jure bersifat tetap artinya pengakuan dari Negara lain

berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat adanya jaminan bahwa

pemerintahan Negara baru tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang

cukup lama.

b. Pangakuan de jure bersifat penuh artinya terjadi hubungan antara Negara

yang mengakui da diakui meliputi hubungan dagang, ekonomi dan

diplomatic. Negra yang mengakui berhak menempatkan konsuler atau

membuka kedutaan.

Negara memiliki sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatn

yang dimilikinya dan hanya terdapat dalam Negara. Dan menurut Budiardjo (2000)

sebagai berikut :

1. Sifat memaksa artinya mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik

secara legal. Sarana untuk itu polisi dan tentara.

2. Sifat monopoli artinya dalam hal menetapkan tujuan bersama masyarakat .

3. Sifat mencakup semua artinya semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk

semua orang tanpa kecuali, guna melapangkan jalan kearah tercapainya masyarakat

yang dicita-citakan

B.PENGERTIAN KONSTITUSI

Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu

“constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian

konstitusi mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-

undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu

undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan

Page 11: Negara Dan Konstitusi

istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar. Konstitusi dalam pengertian luas adalah

keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Dan Konstitusi dalam

pengertian sempit berarti piagam dasar atau undang-undang dasar (Loi constitutionallle)

ialah suatu dokumen lengkap mengenai peraturan dasar negara. Pada hakekatnya

konstitusi mengandung pokok-pokok sebagai berikut :

1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negaranya

2. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental

3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental

Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun

tujuan dari konstitusi lebih terkait dengan:

1. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-

masing.

2. Hubungan antar lembaga Negara

3. Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara (rakyat).

4. Adanya jaminan atas hak asasi manusia

5. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.

Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975) mengklasifikasi

konstitusi sebagai berikut:

a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten

constitution)

b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution)

Konstitusi fleksibelitas merupakan konstitusi yang memiliki ciri-ciri pokok:

1. Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah .

2. Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undan-

undang.

Page 12: Negara Dan Konstitusi

c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not

supreme constitution). Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai

kedudukan tertinggi dalam negara (tingkatan peraturan perundang-undangan).

Konstitusi tidak derajat tinggi adalah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan

seperti yang pertama.

d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution)

Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam

suatu negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat)

dengan negara-negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian

kekuasaan seperti itu tidak diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada

dasarnya semua kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat.

e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President

Executive and Parliamentary Executive Constitution). Dalam sistem pemerintahan

presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:

1. Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki

kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan.

2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih.

3.Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat

memerintahkan pemilihan umum.

Berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat didasarkan

atas kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika

negara itu menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi itu

adalah rakyat. Jika yang berlaku adalah paham kedaulatan raja, maka raja yang

menentukan berlaku tidaknya suatu konstitusi. Hal inilah yang disebut oleh para ahli

sebagai constituent power yang merupakan kewenangan yang berada di luar dan

Page 13: Negara Dan Konstitusi

sekaligus di atas sistem yang diaturnya. Karena itu, di lingkungan negara-negara

demokrasi, rakyatlah yang dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi.

Constituent power mendahului konstitusi, dan konstitusi mendahului organ

pemerintahan yang diatur dan dibentuk berdasarkan konstitusi. Pengertian constituent

power berkaitan pula dengan pengertian hirarki hukum (hierarchy of law). Konstitusi

merupakan hukum yang lebih tinggi atau bahkan paling tinggi serta paling fundamental

sifatnya, karena konstitusi itu sendiri merupakan sumber legitimasi atau landasan

otorisasi bentuk-bentuk hukum atau peraturan-peraturan perundang-undangan lainnya.

Sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku universal, maka agar peraturan-peraturan

yang tingkatannya berada di bawah Undang-Undang Dasar dapat berlaku dan

diberlakukan, peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih

tinggi tersebut. Dengan ciri-ciri konstitusi yang disebutkan oleh Wheare ” Konstitusi

Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and

Parliamentary Executive Constitution)”, oleh Sri Soemantri, Undang-Undang Dasar

1945 (UUD 1945) tidak termasuk kedalam golongan konstitusi Pemerintahan

Presidensial maupun pemerintahan Parlementer . Hal ini dikarenakan di dalam tubuh

UUD 45 mengandung ciri-ciri pemerintahan presidensial dan ciri-ciri pemerintahan

parlementer. Oleh sebab itu menurut Sri Soemantri di Indonesia menganut sistem

konstitusi campuran.

Cara pembentukan dan mengubah konstitusi (undang-undang dasar ) yaitu :

1.Cara pembentukan

a. Pemberian

- Raja memberikan kepada warga negaranya kepada warga negaranya suatu

UUD, kemudian ia berjanji akan mempergunakan kekuasaannya itu

Page 14: Negara Dan Konstitusi

berdasarkan asas-asas tertentu dan kekuasaan itu akan dijalankan oleh suatu

badan tertentu pula.

- UUD itu timbul, biasanya karena raja merasa ada tekanan yang hebat dari

sekitarnya dan takut akan timbul revolusi. Dengan adanya UUD ini, maka

kekuasaan raja dibatasi.

b. Sengaja dibentuk

- Dalam hal ini, pembuatan suatu UUD dilakukan setelah Negara itu didirikan.

Jadi, setelah suatu Negara didirikan, dibentuk UUD.

c. Cara revolusi

- Pemerintahan baru yang terbentuk sebagai hasil revolusi ini, kadang-kadang

membuat suatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyatnya atau

pemerintah tersebut dapat pula mengambil cara lain, yaitu dengan mengambil

suatu permusyawaratan yang akan menetapkan UUD itu.

d. Cara Evolusi

- Perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat menimbulkan suatu UUD,

dan secara otomatis UUD yang lama tidak berlaku lagi

.

2.Cara mengubah

a. Oleh badan legislative/ Perundangan biasa

- Dilakukan oleh Badan Legislatif, hanya harus dengan syarat yang lebih berat

daripada jika Badan Legislatif ini membuat undang-undang biasa (UUD).

b. Referendum

Page 15: Negara Dan Konstitusi

- Yaitu dengan jalan pemungutan suara di antara rakyat yang mempunyai hak

suara (pada masa orde baru, referendum, diatur di dalam UU No. 5 tahun

1985).

c. Oleh badan khusus

- Harus diadakan oleh suatu badan khusus yang pekerjaannya hanya mengubah

UUD saja.

d. Khusus di Negara Federasi

- Perubahan UUD itu baru dapat terjadi jika mayoritas Negara-negara bagian dari

federasi itu menyetujui perubahan itu.

C. HUBUNGAN NEGARA DAN KONSTITUSI

Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan

dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan

dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam

Pembukaan UUD 1945 tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada

dasarnya juga melaksanakan dasar Negara. Menurut Walton H. Hamilton dengan paham

konstitualisme. Konstitusi untuk pengaturan negara, sehingga dinamika kekuasaan dan proses

pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan

Page 16: Negara Dan Konstitusi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Negara adalah suatu organisasi dari sekelimpok atau beberapa kelompok manusia

yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu

pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa

kelompok manusia tersebut. Elemen-elemen dalam Negara yaitu :

a. Masyarakat

b. Wilayah

c. Pemerintah

d. Kedaulatan

e. Pengakuan dari Negara lain

Dalam elemen keempat dari Negara yaitu kedaulatan terdapat emapat teori

kedaulatan yaitu :

a. Teori kedaulatan Tuhan

b. Teori kedaulatan Negara

c. Teori kedaulatan Hukum

d. Teori kedaulatan Rakyat

Dalam elemen kelima dari Negara terdapat sifat dari pengakuan dari Negara lain

yaitu :

a. Pengakuan secara de facto

b. Pengakuan secara de jure

Menurut Budiardjo Negara memiliki sifat-sifat diantaranya yaitu :

Page 17: Negara Dan Konstitusi

a. Sifat memaksa

b. Sifat monopoli

c. Sifat mencakup semua

2. Konstitusi adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar atau

piagam dasar atau undang-undang dasar (Loi constitutionallle) ialah suatu dokumen

lengkap mengenai peraturan dasar negara.

Pada hakekatnya konstitusi mengandung pokok-pokok sebagai berikut :

a. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negaranya

b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental

c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat

fundamental

Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun tujuan

dari konstitusi lebih terkait dengan:

a. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-

masing.

b. Hubungan antar lembaga Negara

c. Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara (rakyat).

d. Adanya jaminan atas hak asasi manusia

e. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.

Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975) mengklasifikasi

konstitusi sebagai berikut:

a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis

b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid

c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi

d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan

Page 18: Negara Dan Konstitusi

e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer

Cara pembentukan dan mengubah konstitusi (undang-undang dasar ) yaitu :

1. Cara pembentukan

a.Pemberian

b.Sengaja dibentuk

c.Cara revolusi

d.Cara evolusi

2. Cara mengubah

a.Oleh badan legislative/ perundangan biasa

b.Referendum

c.Oleh badan khusus

d.Khusus di Negara federasi

3. Hubungan Negara dan konstitusi adalah konstitusi lahir merupakan usaha untuk

melaksanakan dasar Negara. Menurut Walton H. Hamilton dengan paham

konstitualisme. Konstitusi untuk pengaturan negara, sehingga dinamika kekuasaan dan

proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan.

B.Saran

1. Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang

berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.

2. Saran dari kelompok kami adalah dengan memahami materi yang telah disajikan

pemakalah diharapkan pembaca mampu menyerap dan memahami materi-materi yang

telah disajikan agar menambah wawasan tentang makna negra dan konstitusi itu sendiri.

Page 19: Negara Dan Konstitusi

3. Kepada para pembaca juga diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

tentang negara dan konstitusi dan materi-materi lain yang telah disajikan oleh Dosen

Pembimbing

Page 20: Negara Dan Konstitusi

Daftar pustaka

Supriantoko, (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Penaku

file:///E:/materi%20kuliah/SEMESTER%202/PKN/MATERI/Negara+dan+Konstitusi.htm

http://www.wikipedia.com

http://www.prince-mienu.blogspot.com

Budiyanto, (2006). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga