Negara Dan Konstitusi
-
Upload
ryant-sang-penjagal -
Category
Documents
-
view
97 -
download
3
Transcript of Negara Dan Konstitusi
![Page 1: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS
NEGARA dan KONSTITUSI
DOSEN PENGAJAR:
Disusun Oleh : Heriyanto
NPM :1002040006
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
2011/2012
![Page 2: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/2.jpg)
Kata Pengantar
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas nikmat-Nya yang
sangat luar biasa yaitu nikmat islam dan iman, nikmat kesehatan dann nikmat kesempatan yang Allah
berikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah tentang “Negara dan
Konstitusi”. Harapannya makalah ini dapat membantu mahasiswa memahami materi yang telah
disajikan dalam makalah.
Makalah ini bertujuan membantu mahasiswa memperoleh wawasan tentang Negara dan
konstitusi.
Misi makalah ini bukan saja memperkokoh pemahaman tentang pentingnya Negara dan
konstitusi tapi juga mengedepankan perubahan berpikir dalam mempersepsi tentang Negara dan
konstitusi.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak
Sulton M, S. U., M.Hum atas perhatian, dorongan dan kesempatan yang diberikan kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini, tak lupa kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut
mensukseskan terselesaikannya makalah ini.
Akhirnya kami berharap makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa atau pihak lainnya
sebagai pengetahuan dan kami juga minta maaf jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, kami meminta kritik dan saran sabagai penyempurna makalah ini.
Malang, 4 April 2011
Penyusun
![Page 3: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………..
KATA PENGAN TAR……………………………………...…..... i
DAFTAR ISI…………………………………………………...… ii
BAB I PENDAHULAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………..………… 1
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………….……….…… 3
1.3 TUJUAN…………………………………………………..…. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN NEGARA………………………………...... 4
B. PENGERTIAN KONSTITUSI…………………………....... 8
C. HUBUNGAN NEGARA DAN KONSTITUSI……………. 12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………..… 13
B. SARAN…………………………………………………..…… 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…… 16
![Page 4: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Reformasi menuntut dilakukannya amandemen atau mengubah UUD 1945 karena
yang menjadi causa prima penyebab tragedi nasional mulai dari gagalnya suksesi
kepemimpinan yang berlanjut kepada krisis sosial-politik, bobroknya managemen negara
yang mereproduksi KKN, hancurnya nilai-nilai rasa keadilan rakyat dan tidak adanya
kepastian hukum akibat telah dikooptasi kekuasaan adalah UUD Republik Indonesia
1945. Itu terjadi karena fundamen ketatanegaraan yang dibangun dalam UUD 1945
bukanlah bangunan yang demokratis yang secara jelas dan tegas diatur dalam pasal-pasal
dan juga terlalu menyerahkan sepenuhnya jalannya proses pemerintahan kepada
penyelenggara negara. Akibatnya dalam penerapannya kemudian bergantung pada
penafsiran siapa yang berkuasalah yang lebih banyak untuk legitimasi dan kepentingan
kekuasaannya. Dari dua kali kepemimpinan nasional rezim orde lama (1959 – 1966) dan
orde baru (1966 – 1998) telah membuktikan hal itu, sehingga siapapun yang berkuasa
dengan masih menggunakan UUD yang all size itu akan berperilaku sama dengan
penguasa sebelumnya. Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak
boleh diubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap
UUD 1945 itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai
“kontrak sosial” baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan
bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi
![Page 5: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/5.jpg)
ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian
menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang.
Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan.
Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu
bangsa.
Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukkan adanya
komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945.
Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang melakukannya
serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu bagian yang
menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat
terlihat apakah hasil dicapai telah merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan
apakah telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia
yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat
dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat
dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan
lebih baik dan sempurna. Dalam artian, sampai sejauh mana rumusan perubahan itu telah
mencerminkan kehendak bersama. Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan sangat
berarti bagi perubahan-perubahan selanjutnya. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi
monumen sukses atas keberhasilan sebuah perubahan.
![Page 6: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/6.jpg)
1.2 Rumusan
1. Apa yang dimaksud dengan Negara ?
2. Apa yang dimaksud dengan Konstitusi ?
3. Bagaimanakah hubungan Negara dan Konstitusi ?
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Negara
2. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Konstitusi
3. Mampu menjelaskan hubungan Negara dan Konstitusi
![Page 7: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN NEGARA
Negara adalah suatu organisasi dari sekelimpok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut. Secara umum negara dapat diartikan sebagai suatu organisasi
utama yang ada di dalam suatu wilayah karena memiliki pemerintahan yang berwenang
dan mampu untuk turut campur dalam banyak hal dalam bidang organisasi-organisasi
lainnya. Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu negara.
Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Masyarakat merupakan unsur terpenting dalam tatanan suatu negara. Masyarakat atau
rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesnya suatu tatanan
dalam pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu negara tidak hanya
diperlukan dalam ilmu kenegaraan tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang
disebut ilmu kemasyarakatan suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki,
mempelajari hidup kemasyarakatan.
2. Wilayah (teritorial) adalah daerah yang menjadi kekuasaan Negara serta menjadi
tempat tinggal bagi rakyat Negara. Wilayah Negara meliputi wilayah darat, laut, dan
udara. Suatu negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah. Disamping
pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus
wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu
negara tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai negara. Apabila
mengeluarkan peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi
![Page 8: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/8.jpg)
orang-orang yang berada di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada
dalam suatu negara tertentu apabila melampaui batas-batas wilayahnya setelah
berhadapan dengan aparat (imigrasi negara) untuk memenuhi berbagai kewajiban
yang ditentukan.
3. Pemerintahan adalah organisasi yang bertindak atas nama Negara dan
menyelenggarakan keputusan Negara. Ciri khusus dari pemerintahan dalam Negara
adalah pemerintahan memiliki kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang
merupakan penduduk suatu negara dan berada dalam wilayah negara.
4. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia Ada empat macam teori mengenai
suatu kedaulatan, yaitu :
a. Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit) meyatakan atau menganggap
kekuasaan pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan. Misalnya kerajaan
Belanda, Raja atau ratu secara resmi menamakan dirinya Raja atas kehendak
Tuhan “bij de Gratie Gods”, atau Ethiopia (Raja Haile Selasi) dinamakan “Singa
Penakluk dari suku Yuda yang terpilih Tuhan menjadi Raja di Ethiopia”.
b. Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit) menganggap sebagai suatu axioma
yang tidak dapat dibantah, artinya dalam suatu wilayah negara, negaralah yang
berdaulat. Inilah inti pokok dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu
negara.
c. Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan
dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku
Die Moderne Staats Idee.
d. Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), semua kekuasaan dalam suatu
negara didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama). J.J. Rousseau (Perancis)
![Page 9: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/9.jpg)
menyatakan apa yang dikenal dengan “kontrak sosial”, suatu perjanjian antara
seluruh rakyat yang menyetujui Pemerintah mempunyai kekuasaan dalam suatu
negara.
5. Pengakuan dari Negara lain meskipun bukan merupakan unsur pembentuk , namun
dalam tata hubungan internasional sangat diperlukan, sebab dalam tata hubungan
internasional status Negara merdeka merupakan prasyarat yang harus dipenuhi. Suatu
Negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari Negara lain karena beberapa
pertimbangan yaitu :
1. Adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidup baik karena ancaman dari dalam
(kudeta) maupun karena intervensi dari Negara lain.
2. Ketentuan hukum alam yang tidak bias dielakkan bahwa suatu Negara tidak dapat
bertahan hidup tanpa bantuan dan kerjasama dengan bangsa lain.
Pengakuan dari Negara lain , dapat bersifat :
1. Pengakuan secara de facto diberikan kalau suatu Negara baru sudah memenuhi
unsure konstitutif dan juga telah menunjukkan diri sebagai pemerintahan yang
stabil. Pengakuan de facto adalah pengakuan tentang kenyataan adanya suatu
Negara. Pengakuan ini bias berlanjut pada terjalinnya hubungan dengan Negara
yang member pengakuan tersebut. Pengakuan secra de facto dibedakan :
a. Pengakuan de facto besifat sementara artinya pengakuan yang diberikan
oleh suatu Negara tanpa melihat bertahan tidaknya Negara tersebut dimasa
depan.
b. Pengakuan de facto bersifat tetap artinya pengakuan dari Negara lain
terhadap suatu Negara hanya bisa menimbulkan hubungan dibidang
ekonomi dan perdangan (konsul). Sedangkan hubungan untuk tingkat duta
belum dapat terlaksana.
![Page 10: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/10.jpg)
2. Pengakuan secara de jure
a. Pengakuan de jure bersifat tetap artinya pengakuan dari Negara lain
berlaku untuk selama-lamanya setelah melihat adanya jaminan bahwa
pemerintahan Negara baru tersebut akan stabil dalam jangka waktu yang
cukup lama.
b. Pangakuan de jure bersifat penuh artinya terjadi hubungan antara Negara
yang mengakui da diakui meliputi hubungan dagang, ekonomi dan
diplomatic. Negra yang mengakui berhak menempatkan konsuler atau
membuka kedutaan.
Negara memiliki sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatn
yang dimilikinya dan hanya terdapat dalam Negara. Dan menurut Budiardjo (2000)
sebagai berikut :
1. Sifat memaksa artinya mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik
secara legal. Sarana untuk itu polisi dan tentara.
2. Sifat monopoli artinya dalam hal menetapkan tujuan bersama masyarakat .
3. Sifat mencakup semua artinya semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk
semua orang tanpa kecuali, guna melapangkan jalan kearah tercapainya masyarakat
yang dicita-citakan
B.PENGERTIAN KONSTITUSI
Kata “Konstitusi” berarti “pembentukan”, berasal dari kata kerja yaitu
“constituer” (Perancis) atau membentuk. Yang dibentuk adalah negara, dengan demikian
konstitusi mengandung makna awal (permulaan) dari segala peraturan perundang-
undangan tentang negara. Belanda menggunakan istilah “Grondwet” yaitu berarti suatu
undang-undang yang menjadi dasar (grond) dari segala hukum. Indonesia menggunakan
![Page 11: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/11.jpg)
istilah Grondwet menjadi Undang-undang Dasar. Konstitusi dalam pengertian luas adalah
keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar. Dan Konstitusi dalam
pengertian sempit berarti piagam dasar atau undang-undang dasar (Loi constitutionallle)
ialah suatu dokumen lengkap mengenai peraturan dasar negara. Pada hakekatnya
konstitusi mengandung pokok-pokok sebagai berikut :
1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negaranya
2. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental
3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental
Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun
tujuan dari konstitusi lebih terkait dengan:
1. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-
masing.
2. Hubungan antar lembaga Negara
3. Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara (rakyat).
4. Adanya jaminan atas hak asasi manusia
5. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.
Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975) mengklasifikasi
konstitusi sebagai berikut:
a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis (written constitution and unwritten
constitution)
b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (flexible and rigid constitution)
Konstitusi fleksibelitas merupakan konstitusi yang memiliki ciri-ciri pokok:
1. Sifat elastis, artinya dapat disesuaikan dengan mudah .
2. Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undan-
undang.
![Page 12: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/12.jpg)
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme and not
supreme constitution). Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai
kedudukan tertinggi dalam negara (tingkatan peraturan perundang-undangan).
Konstitusi tidak derajat tinggi adalah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan
seperti yang pertama.
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan (Federal and Unitary Constitution)
Bentuk negara akan sangat menentukan konstitusi negara yang bersangkutan. Dalam
suatu negara serikat terdapat pembagian kekuasaan antara pemerintah federal (Pusat)
dengan negara-negara bagian. Hal itu diatur di dalam konstitusinya. Pembagian
kekuasaan seperti itu tidak diatur dalam konstitusi negara kesatuan, karena pada
dasarnya semua kekuasaan berada di tangan pemerintah pusat.
e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President
Executive and Parliamentary Executive Constitution). Dalam sistem pemerintahan
presidensial (strong) terdapat ciri-ciri antara lain:
1. Presiden memiliki kekuasaan nominal sebagai kepala negara, tetapi juga memiliki
kedudukan sebagai Kepala Pemerintahan.
2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih.
3.Presiden tidak termasuk pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat
memerintahkan pemilihan umum.
Berlakunya suatu konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat didasarkan
atas kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika
negara itu menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi itu
adalah rakyat. Jika yang berlaku adalah paham kedaulatan raja, maka raja yang
menentukan berlaku tidaknya suatu konstitusi. Hal inilah yang disebut oleh para ahli
sebagai constituent power yang merupakan kewenangan yang berada di luar dan
![Page 13: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/13.jpg)
sekaligus di atas sistem yang diaturnya. Karena itu, di lingkungan negara-negara
demokrasi, rakyatlah yang dianggap menentukan berlakunya suatu konstitusi.
Constituent power mendahului konstitusi, dan konstitusi mendahului organ
pemerintahan yang diatur dan dibentuk berdasarkan konstitusi. Pengertian constituent
power berkaitan pula dengan pengertian hirarki hukum (hierarchy of law). Konstitusi
merupakan hukum yang lebih tinggi atau bahkan paling tinggi serta paling fundamental
sifatnya, karena konstitusi itu sendiri merupakan sumber legitimasi atau landasan
otorisasi bentuk-bentuk hukum atau peraturan-peraturan perundang-undangan lainnya.
Sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku universal, maka agar peraturan-peraturan
yang tingkatannya berada di bawah Undang-Undang Dasar dapat berlaku dan
diberlakukan, peraturan-peraturan itu tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih
tinggi tersebut. Dengan ciri-ciri konstitusi yang disebutkan oleh Wheare ” Konstitusi
Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executive and
Parliamentary Executive Constitution)”, oleh Sri Soemantri, Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945) tidak termasuk kedalam golongan konstitusi Pemerintahan
Presidensial maupun pemerintahan Parlementer . Hal ini dikarenakan di dalam tubuh
UUD 45 mengandung ciri-ciri pemerintahan presidensial dan ciri-ciri pemerintahan
parlementer. Oleh sebab itu menurut Sri Soemantri di Indonesia menganut sistem
konstitusi campuran.
Cara pembentukan dan mengubah konstitusi (undang-undang dasar ) yaitu :
1.Cara pembentukan
a. Pemberian
- Raja memberikan kepada warga negaranya kepada warga negaranya suatu
UUD, kemudian ia berjanji akan mempergunakan kekuasaannya itu
![Page 14: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/14.jpg)
berdasarkan asas-asas tertentu dan kekuasaan itu akan dijalankan oleh suatu
badan tertentu pula.
- UUD itu timbul, biasanya karena raja merasa ada tekanan yang hebat dari
sekitarnya dan takut akan timbul revolusi. Dengan adanya UUD ini, maka
kekuasaan raja dibatasi.
b. Sengaja dibentuk
- Dalam hal ini, pembuatan suatu UUD dilakukan setelah Negara itu didirikan.
Jadi, setelah suatu Negara didirikan, dibentuk UUD.
c. Cara revolusi
- Pemerintahan baru yang terbentuk sebagai hasil revolusi ini, kadang-kadang
membuat suatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyatnya atau
pemerintah tersebut dapat pula mengambil cara lain, yaitu dengan mengambil
suatu permusyawaratan yang akan menetapkan UUD itu.
d. Cara Evolusi
- Perubahan-perubahan secara berangsur-angsur dapat menimbulkan suatu UUD,
dan secara otomatis UUD yang lama tidak berlaku lagi
.
2.Cara mengubah
a. Oleh badan legislative/ Perundangan biasa
- Dilakukan oleh Badan Legislatif, hanya harus dengan syarat yang lebih berat
daripada jika Badan Legislatif ini membuat undang-undang biasa (UUD).
b. Referendum
![Page 15: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/15.jpg)
- Yaitu dengan jalan pemungutan suara di antara rakyat yang mempunyai hak
suara (pada masa orde baru, referendum, diatur di dalam UU No. 5 tahun
1985).
c. Oleh badan khusus
- Harus diadakan oleh suatu badan khusus yang pekerjaannya hanya mengubah
UUD saja.
d. Khusus di Negara Federasi
- Perubahan UUD itu baru dapat terjadi jika mayoritas Negara-negara bagian dari
federasi itu menyetujui perubahan itu.
C. HUBUNGAN NEGARA DAN KONSTITUSI
Berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan
dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal, yang penjabarannya dirumuskan
dalam pasal-pasal oleh UUD (Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam
Pembukaan UUD 1945 tercantum dasar negara Pancasila, melaksanakan konstitusi pada
dasarnya juga melaksanakan dasar Negara. Menurut Walton H. Hamilton dengan paham
konstitualisme. Konstitusi untuk pengaturan negara, sehingga dinamika kekuasaan dan proses
pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan
![Page 16: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/16.jpg)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Negara adalah suatu organisasi dari sekelimpok atau beberapa kelompok manusia
yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut. Elemen-elemen dalam Negara yaitu :
a. Masyarakat
b. Wilayah
c. Pemerintah
d. Kedaulatan
e. Pengakuan dari Negara lain
Dalam elemen keempat dari Negara yaitu kedaulatan terdapat emapat teori
kedaulatan yaitu :
a. Teori kedaulatan Tuhan
b. Teori kedaulatan Negara
c. Teori kedaulatan Hukum
d. Teori kedaulatan Rakyat
Dalam elemen kelima dari Negara terdapat sifat dari pengakuan dari Negara lain
yaitu :
a. Pengakuan secara de facto
b. Pengakuan secara de jure
Menurut Budiardjo Negara memiliki sifat-sifat diantaranya yaitu :
![Page 17: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/17.jpg)
a. Sifat memaksa
b. Sifat monopoli
c. Sifat mencakup semua
2. Konstitusi adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar atau
piagam dasar atau undang-undang dasar (Loi constitutionallle) ialah suatu dokumen
lengkap mengenai peraturan dasar negara.
Pada hakekatnya konstitusi mengandung pokok-pokok sebagai berikut :
a. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia dan warga negaranya
b. Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat
fundamental
Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun tujuan
dari konstitusi lebih terkait dengan:
a. Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-
masing.
b. Hubungan antar lembaga Negara
c. Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara (rakyat).
d. Adanya jaminan atas hak asasi manusia
e. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.
Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975) mengklasifikasi
konstitusi sebagai berikut:
a. Konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis
b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi
d. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan
![Page 18: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/18.jpg)
e. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer
Cara pembentukan dan mengubah konstitusi (undang-undang dasar ) yaitu :
1. Cara pembentukan
a.Pemberian
b.Sengaja dibentuk
c.Cara revolusi
d.Cara evolusi
2. Cara mengubah
a.Oleh badan legislative/ perundangan biasa
b.Referendum
c.Oleh badan khusus
d.Khusus di Negara federasi
3. Hubungan Negara dan konstitusi adalah konstitusi lahir merupakan usaha untuk
melaksanakan dasar Negara. Menurut Walton H. Hamilton dengan paham
konstitualisme. Konstitusi untuk pengaturan negara, sehingga dinamika kekuasaan dan
proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan.
B.Saran
1. Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.
2. Saran dari kelompok kami adalah dengan memahami materi yang telah disajikan
pemakalah diharapkan pembaca mampu menyerap dan memahami materi-materi yang
telah disajikan agar menambah wawasan tentang makna negra dan konstitusi itu sendiri.
![Page 19: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/19.jpg)
3. Kepada para pembaca juga diharapkan untuk lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
tentang negara dan konstitusi dan materi-materi lain yang telah disajikan oleh Dosen
Pembimbing
![Page 20: Negara Dan Konstitusi](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022071803/55cf9d9c550346d033ae625d/html5/thumbnails/20.jpg)
Daftar pustaka
Supriantoko, (2008). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Penaku
file:///E:/materi%20kuliah/SEMESTER%202/PKN/MATERI/Negara+dan+Konstitusi.htm
http://www.wikipedia.com
http://www.prince-mienu.blogspot.com
Budiyanto, (2006). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga