Negara Amerika Serikat

33
BAB I PENDAHULUAN I. DASAR KUNJUNGAN Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Amerika Serikat dilaksanakan berdasarkan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 12/PIMP//2008-2009 tanggal 29 Agustus 2008 tentang Penugasan Delegasi Anggota Komisi I DPR RI untuk melaksanakan Kunjungan Kerja Luar Negeri ke Amerika Serikat dari tanggal 20 September sampai dengan tanggal 26 September 2008. II. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah dan APBN, termasuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan tugas Dubes/ Kedutaan Besar RI di Washington DC, Perwakilan Tetap/PTRI di New York dan Konsulat Jenderal RI di wilayah Amerika Serikat, sebagai aparat Pemerintah/Departemen Luar Negeri dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan program pemerintah. 2. Meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral antara Republik Indonesia dengan Amerika Serikat melalui pendekatan Parliament to Parliament. III. SUSUNAN DELEGASI Susunan Delegasi Komisi I DPR RI sebagai berikut : 1. Drs. Theo L. Sambuaga Ketua Delegasi 2. Marzuki Darusman, SH Anggota Delegasi 3. Afifuddin Thaib, SH Anggota Delegasi 4. Yorris Raweyai Anggota Delegasi 5. H. Pupung Suharis, MH Anggota Delegasi 6. Marcus Silano Anggota Delegasi 1

Transcript of Negara Amerika Serikat

Page 1: Negara Amerika Serikat

BAB I

PENDAHULUAN

I. DASAR KUNJUNGAN

Kunjungan kerja Komisi I DPR RI ke Amerika Serikat dilaksanakan berdasarkan Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 12/PIMP//2008-2009 tanggal 29 Agustus 2008 tentang Penugasan Delegasi Anggota Komisi I DPR RI untuk melaksanakan Kunjungan Kerja Luar Negeri ke Amerika Serikat dari tanggal 20 September sampai dengan tanggal 26 September 2008.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah dan APBN, termasuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan tugas Dubes/ Kedutaan Besar RI di Washington DC, Perwakilan Tetap/PTRI di New York dan Konsulat Jenderal RI di wilayah Amerika Serikat, sebagai aparat Pemerintah/Departemen Luar Negeri dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan program pemerintah.

2. Meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral antara Republik Indonesia dengan Amerika Serikat melalui pendekatan Parliament to Parliament.

III. SUSUNAN DELEGASI

Susunan Delegasi Komisi I DPR RI sebagai berikut :

1. Drs. Theo L. Sambuaga Ketua Delegasi2. Marzuki Darusman, SH Anggota Delegasi3. Afifuddin Thaib, SH Anggota Delegasi4. Yorris Raweyai Anggota Delegasi5. H. Pupung Suharis, MH Anggota Delegasi6. Marcus Silano Anggota Delegasi7. DR. Andi Jamaro Dulung Anggota Delegasi8. Drs. Djoko Susilo, MA Anggota Delegasi9. Drs. R. Bagus Suryama, MS. S.Psi Anggota Delegasi10.Dra. Damayanti Sekretariat Komisi I11.Suprihartini, SIP Sekretariat Komisi I12.Drs. Hamdani Djafar Departemen Luar Negeri13.Josef Sitepu Departemen Luar Negeri

1

Page 2: Negara Amerika Serikat

IV. ACARA KUNJUNGAN

Selama berada di Amerika Serikat, Delegasi mengadakan pertemuan dengan

A. Instansi Pemerintah1) Duta Besar dan Staf KBRI Washington DC;2) Dubes/Watapri di New York;3) Konsul Jenderal RI sewilayah Amerika.

B. Masyarakat Indonesia di Amerika Serikat1) Masyarakat Indonesia di Washington DC;2) Masyarakat Indonesia di New York.

C. Anggota Senat Amerika, antara lain :1) Senator Richard Lugar;

2) Senator Christoper Bond.

D. Anggota Congress Amerika Serikat, antara lain : 1) Rep. Mike Rogers; 2) Michael Conaway; 3) Rep. Boswell; 4) Rep. Dan Burton ( R-Indiana)

E. Pemerintah Amerika Serikat, antara lain :1) Ambassador Scot Marciel – US Ambassador to ASEAN;

2) Mark Kimmit - Assistant Secretary of State for Political Military Affairs; 3) David Nelson – Principal Deputy Assistant Secretary of State for

Economic, Energy and Business Affairs;4) Pejabat Departemen Pertahanan AS, yaitu Gordon England – Deputy

Secretary of Defence;5) Pejabat Badan Keamanan Nasional (National Security Council/NSC), yaitu

Dennis Wilder – Senior Director for Asia Affairs;6) Pejabat FBI, yaitu Donald Van Duyn – Assistant Director of National

Security Analysis;7) Presiden NDU (National Defence University) – Letjen. Marinir Frances C.

Wilson

F. Organisasi Think Tank, antara lain :1) Heritage Foundation;

2) USINDO; 3) CSIS; 4) Brookings Institute

2

Page 3: Negara Amerika Serikat

BAB II

KETERANGAN NEGARA AMERIKA SERIKAT

A. KETERANGAN DASAR

Nama Resmi : The United States of America (USA atau US)Ibukota : Washington D.C.Hari Nasional : 4 Juli 1776 (Kemerdekaan dari Inggris)Bentuk Negara : Republik Federal Kepala Negara : PresidenBentuk Pemerintahan : Presidensil

Wilayah Total luas wilayah AS adalah sekitar 9.826.630 km2 dengan luas daratan sekitar 9.161.923 km2. AS berada di urutan ketiga untuk negara dengan wilayah terluas (setelah Rusia dan Kanada). Total perbatasan darat AS adalah 12.248 km, dengan Kanada 8.893 km (termasuk 2.477 km dengan Alaska), dengan Kuba 29 km (US Naval Base di Guantanamo Bay), dan dengan Meksiko 3.326 km.

PendudukBerdasarkan data tahun 2007 jumlah penduduk AS adalah 301.139.947 jiwa. AS berada di urutan ketiga negara berpenduduk terbanyak (setelah China dan India). Komposisi penduduk berdasarkan Etnis adalah sebagai berikut: Kulit Putih 81,7%; Kulit Hitam 12,9%; Asia 4,2%; Hawaii dan Kepulauan Pasifik 0,2% (Data tahun 2003). Untuk Agama komposisinya adalah Protestan (52%), Roman Katholik (24%), Mormon (2%)Yahudi (1%), Islam (1%), lain-lain (10%%), tidak beragama (10%) (data tahun 2002).

Bahasa Inggris (82,1%), Spanyol (10,7%), Indo-Eropa lainnya (3,8%), Asia dan Kepulauan Pasifik (2,7%), lainnya (0,7%) (sensus tahun 2000).

IklimPada umumnya sedang, kecuali di Hawaii dan Florida beriklim subtropis, Alaska beriklim kutub, agak kering di dataran sebelah Barat Sungai Mississippi dan kering di Great Basin sebelah Barat Daya. Mengalami empat musim yaitu Summer, Fall, Winter dan Spring.

3

Page 4: Negara Amerika Serikat

Mata Uang : Dollar Amerika (US$) GDP (PPP) : US$ 13,543 triliun (tahun 2007)GDP-per capita (PPP) : US$ 43.444

B. SISTEM POLITIK DAN PEMERINTAHAN

1. Sistem Kepartaian Mengenai partai politik, secara tradisional terdapat dua partai yakni Partai

Republik dan Partai Demokrat. Namun pada pemilihan presiden tahun 1996, muncul satu partai baru yaitu partai Independen atau Reform Party yang dipimpin oleh Ross Perot. Reform Party ini memiliki sejumlah alternatif kebijakan bagi dua partai yang lebih mendominasi di Amerika Serikat. Kemenangan terbesar diperoleh oleh Reform Party ini ketika Jesse Ventura yang merupakan wakil dari Reform Party terpilih menjadi gubernur negara bagian Minnesota tahun 1998.

Amerika Serikat juga memiliki beberapa partai lain, yaitu: a. Libertarian Party, didirikan pada tahun 1971 oleh David Nolan dan

saat ini dipimpin oleh Bill Redpath. Tahun 2004 lalu partai ini tidak memperoleh suara karena hanya berhasil memperoleh pemilih sebanyak 0,47 juta orang.

b. Constitution Party, didirikan pada tahun 1992 oleh Howard Phillips dan saat ini dipimpin oleh Jim Clymer. Tahun 2004 lalu pertai ini juga tidak memperoleh suara karena hanya berhasil memperoleh pemilih sebanyak 0,14 juta orang. Constitution Party merupakan partai konsevatif yang didirikan sebagai parpol para pembayar pajak (The U.S. Taxpayers Party) dan pada tahun 1999 berubah menjadi Constitution Party. Tahun 2006 lalu Rick Jore dari Montana menjadi kandidat presiden pertama dari Consitution Party.

c. Green Party, didirikan oleh Howie Hawkins dan John Rensenbrink. Green Party juga tidak memperoleh suara pada pemilu 2004 lalu karena hanya berhasil memperoleh pemilih sebanyak 0,12 juta orang. Sejak tahun 1980 Green Party aktif sebagai partai ketiga di AS dan populer sejak tahun 1996 dan 2000.

2. Parlemen Sistem Parlemen AS adalah bikameral dimana Kongres, terdiri atas

Senate dan House of Representatives. Jumlah anggota Senate terdiri dari 100 orang, setiap negara bagian diwakili 2 orang anggota. Jumlah House of Representatives adalah 435 anggota, setiap anggota mewakili jumlah tertentu penduduk di suatu negara bagian, sehingga jumlah anggota setiap negara bagian jumlahnya berbeda. Komposisi Senat berdasarkan hasil pemilu sela tanggal 7 November 2006 adalah Partai Demokrat 49 kursi, Partai Republik 49 kursi dan independent 2 kursi. Sedangkan komposisi House of Representatives adalah Partai Demokrat 233 kursi dan Partai Republik 202 kursi.

3. Sistem PemerintahanSistem pemerintahan yang dianut adalah sistem yang menekankan checks and balances tiga kekuasaan yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Badan eksekutif dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden. Kabinet dipilih oleh Presiden dengan persetujuan Senat. Badan legislatif dengan sistem bikameral Kongres, terdiri atas Senate dan House of Representatives. Badan yudikatif dipegang oleh Mahkamah Agung.

4

Page 5: Negara Amerika Serikat

4. Sistem Peradilan Cabang ketiga pemerintahan federal AS adalah badan yudikatif yang

dipegang oleh Mahkamah Agung AS dan terdiri dari suatu sistem peradilan yang berlaku di seluruh negara. Struktur peradilan AS saat ini adalah Mahkamah Agung, 11 courts of appeal, 91 pengadilan distrik, tiga pengadilan dengan yurisdiksi khusus. Kongres AS memiliki kekuasaan untuk membuat dan menghapus pengadilan federal dan juga menentukan jumlah hakim dalam sistem peradilan federal. Namun demikian, Kongres tidak bisa menghapus Mahkamah Agung.

5. KonstitusiKonstitusi AS (the Constitution of the United States of America) disusun oleh delegasi dari 13 negara bagian yang berkumpul dalam suatu konvensi di Philadelphia tahun 1787, dan mulai berlaku tahun 1789. Konstitusi tersebut menggantikan “Articles of Confederation”. Dalam konstitusi AS, 26 amandemen yang disetujui sejak tahun 1791 dimasukkan pula sebagai bagian integral konstitusi. Amandemen tersebut meliputi amandemen 1 sampai 10 yang dikenal dengan Bill of Rights dan amandemen 11-26 yang meliputi berbagai bidang.

6. Perkembangan politik dalam negeri ASGeorge W. Bush dari Partai Republik kembali memenangkan masa jabatan keduanya sebagai Presiden AS ke-43 dan dilantik pada tanggal 20 Januari 2005 setelah mengalahkan Senator John Kerry dari Partai Demokrat. Landasan kebijakan Administrasi Bush adalah “compassionate conservatism” yakni pengurangan peran dan campur tangan pemerintah (less government) dalam berbagai masalah sosial karena lebih mengutamakan penanganan atas dasar semangat persaudaraan rakyat AS yang dimotori oleh berbagai institusi kemasyarakatan maupun organisasi agama Kristen. Beberapa agenda prioritas Pemerintah Bush antara lain yaitu masalah pendidikan, jaminan sosial dan pelayanan kesehatan.

Pada tanggal 4 November 2008, AS akan mengadakan Pemilihan Presiden ke-44. Setelah melalui primary elections, akhirnya calon dari partai Republik yang terpilih adalah Senator John McCain, sedangkan calon partai Demokrat adalah Senator Barack Obama. Sebelumnya, partai Demokrat memiliki kandidat kuat lainnya yaitu Senator Hillary Clinton. Obama dan Clinton telah bersaing dengan ketat pada tahap primary elections namun setelah melalui proses panjang akhirnya Obama terpilih sebagai pemenang.

7. Kebijakan politik secara umum Setelah perang dingin berakhir, AS secara militer menjadi satu-satunya

negara “super power” di dunia, karena itu sikap sebagai “super power” terefleksikan dalam cara pandang dan bagaimana Pemerintahan Presiden George W. Bush pada periode pertama merumuskan strategi globalnya. Secara umum, strategi global AS didasarkan pada kepentingan AS untuk menjaga keamanan AS sendiri dan untuk mempertahankan perdamaian dan keamanan dunia berdasarkan perimbangan kekuatan yang dapat menjamin keamanan domestik dan kepentingan AS di luar AS.Keluar, AS ingin memproyeksikan keberhasilannya sebagai negara maju berdasarkan prinsip demokrasi dan pasar bebas ke seluruh negara di dunia, karena itu AS senantiasa melakukan upaya penyebaran demokrasi dan pasar bebas melalui serangkaian upaya yang kadang kala belum bisa diterima negara lain.

5

Page 6: Negara Amerika Serikat

8. Perkembangan Perekonomian AS tetap mengukuhkan posisinya sebagai the largest and the most

technologically powerful economy di dunia dengan tingkat GDP 13.794 triliun dan rata-rata GDP perkapita mencapai USD46.000 serta GDP per sektor antara lain: bidang pertanian (0,9%), bidang industri (20,6%), dan bidang jasa (78,5%) pada tahun 2007.

Postur perekonomian yang solid, membuka peluang bagi Pemerintahan Presiden Bush untuk melanjutkan kebijakan ekonomi luar negeri yang aktif dan dinamis dengan didasarkan pada strategi competitive liberalization. Strategi tersebut bertujuan mendorong terciptanya perdagangan bebas melalui berbagai inisiatif baik global (melalui WTO) maupun juga melalui saluran regional dan bilateral. Strategi tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan dukungan bagi para pekerja, eksportir, dan konsumen AS; mengembangkan keterbukaan; serta mendorong secara aktif kebijakan perdagangan bebas (pull free trade “on offense”).

9. Perkembangan Perdagangan Total ekspor AS pada tahun 2007 adalah US$1,19 triliun, sedangkan

impor AS pada tahun yang sama tercatat sebesar US$ 1,987 triliun. Lima besar negara tujuan Ekspor AS adalah: Kanada (22%), Meksiko (12%), Jepang (8%), China (10%), Inggris (5%), dan Jerman (5%). Lima besar negara asal impor AS adalah: Kanada (16%), China (19%), Meksiko (11%), Jepang (8%), dan Jerman (5%).

Sampai periode Juni 2007 lima besar negara tujuan ekspor AS adalah Kanada, Meksiko, China, Jepang dan Inggris. Sedangkan lima besar negara pengimpor utama di AS adalah Kanada, China, Meksiko, Jepang dan Jerman.

C. HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA SERIKAT

1. Hubungan bilateral RI-AS dalam berbagai bidang selama beberapa tahun terakhir menunjukkan dinamika yang cukup positif, sekaligus mencatat berbagai peningkatan kerjasama yang signifikan. Pada November 2006, AS telah mencabut sepenuhnya restriksi penjualan perlengkapan militer kepada Indonesia. Kerjasama aparat hukum kedua negara dalam penanggulangan kejahatan lintas negara dan terorisme semakin menguat. Sementara itu volume perdagangan kedua negara selama 2006 mengalami peningkatan 13,27% dibanding tahun sebelumnya.

2. Hubungan RI dengan AS tidak hanya dipengaruhi oleh dinamika domestic policy dalam negeri AS dan perkembangan yang terjadi di Indonesia saja, namun juga oleh konstelasi percaturan hubungan internasional. Fakta adanya perkembangan demokrasi dan demokratisasi yang semakin membaik disertai dengan besarnya jumlah penduduk muslim moderat di Indonesia serta keberhasilan Indonesia dalam memerangi terorisme, telah mendapatkan apresiasi tersendiri dari Administrasi dan kalangan lainnya di AS, sehingga mendorong peningkatan hubungan kedua negara.

6

Page 7: Negara Amerika Serikat

3. Hubungan sebelumnya yang banyak ditandai dengan tekanan AS kepada Indonesia untuk menyelesaikan berbagai masalah pelanggaran HAM , reformasi TNI, dan good governance, telah beralih menjadi hubungan yang lebih konstruktif dimana AS banyak memberikan bantuan bagi perkembangan demokrasi, kesinambungan reformasi, dan upaya-upaya memerangi terorisme di Indonesia.

4. Hubungan kedua negatra yang semakin membaik ini, ditunjukkan dengan intensitas saling kunjung antara pejabat tinggi kedua negara dan mencapai puncaknya ketika Presiden Georgre W. Bush berkunjung ke Indonesia pada tgl. 20 November 2006. Pada tahun 2007 tren hubungan yang semakin membaik terus berlangsung dimana berbagai instansi dari Indonesia baik pada tataran eksekutif, legislative dan yudikatif maupun masyarakat lainnya semakin intens melakukan kontak dengan pihak terkait di AS. Peningkatan hubungan RI-AS ditahun 2007 juga ditandai dengan adanya resolusi Senat AS tentang pengakuan atas pentingnya Indonesia bagi AS.

5. Bantuan AS kepada Indonesia terutama difokuskan pada proses demokratisasi, kelanjutan reformasi, penegakan hukum, kontra terorisme, penghormatan HAM, kerjasama militer dan keamanan, ekonomi dan social budaya. Untuk tahun anggaran 2008, As menaikkan bantuannya secara significant kepada Indonesia khususnya bidang IMET( International Military Education and Training) , FMF( Foreign Military Financing), INCLE ( International Narcotics Control and Law Enforcement), serta kesehatan, ekonomi pendidikan dan social budaya. Untuk tahun 2007 dalam kerangka USAID Pemri menerima bantuan sebesar USD 158,23 juta yang ditujukan untuk pengembangan bidang pendidikan dasar, pelayanan kebutuhan dasar manusia, demokratisasi dan desentralisasi dan pertumbuhan ekonomi serta kesehatan.

6. Pasca 9/11, kebijakan luar negeri AS pada umumnya berubah. Dari kebijakan multi-dimensi dengan pemberian perhatian yang berimbang kepada berbagai isu, menjadi kebijakan yang berfokus kepada sejumlah kecil isu, yaitu perang melawan terorisme, pencegahan kepemilikan senjata pemusnah oleh negara-negara yang dianggap mensponsori terorisme (axis of evil), dan penggantian regim( regime change) dimana dianggap perlu.

7. Total volume neraca perdagangan kedua negara pada 2006 mencapai USD 16,5 milyar atau meningkat 8,62% dibanding tahun 2005(USD15,07 milyar). Selama 2006 ekspor Indonesia ke AS mencapai USD 13.4 milyar. Sedangkan impor Indonesia dari AS mencapai USD 3.08 milyar.Sebanyak USD 12.7 milyar dari ekspor Indonesia ke AS merupakan sector non-migas.

8. Saat ini lebih dari 300 perusahaan AS telah melakukan investasi di Indonesia dengan total investasi lebih dari USD12 milyar. Investasi AS di Indonesia sangat terkonsentrasi pada sector migas (sekitar 80%), chemical pollution control, water sanitation, telecommunication equipment, retail, power system dll.

7

Page 8: Negara Amerika Serikat

9. Mengenai NAMRU-2 Pemri telah mengirimkan counter draft NAMRU-2 kepada Kedubes AS di Jakarta untuk mendapatkan tanggapan dari Pemerintah AS. Perundingan bilateral RI-AS tahap kedua diharapkan dapat dilanjutkan.

10. Didalam kunjungan ke Papua , Dubes Pascoe menyatakan secara tegas sikap Pemerintah AS yang konsisten mendukung kedaulatan dan jntegritas wilayah NKRI serta keyakinannya UU Otonomi Khusus dapat memecahkan masalah yang ada di Papua.

11. Mengenai travel warning, pada tgl. Januari 2007, Departemen of State AS telah mengeluarkan travel warning bagi warga AS yang akan melakukan perjalanan ke Indonesia , menggantikan travel warning sebelumnya tertanggal 18 November 2005. Travel warning yang diperbaharui ini , terdapat perbedaan yang signifikan dibanding sebelumnya yaitu tidak melarang wara AS untuk berpergian ke Indonesia.

D. KERJASAMA RI – US

1. Indonesia menilai pentingnya peran AS dalam menjaga stabilitas di kawasan Asia Pasifik dibidang security. AS sebagai anchorage (jangkar) di kawasanAsia Pasifik. Kerjasama dalam bidang pertahanan antara Indonesia dan Amerika Serikat telah berlangsung sejak tahun 1950-an.Dengan dalih pelanggaran HAM, padatahun 1991 AS menerapkan restriksi penjualan peralatan dan pelatihan militer terhadap Indonesia yang disebabkan peristiwa Santa Cruz di Timor Timur. Secara umum kerjasama bidang pertahanan antara RI – AS hingga saat ini semakin erat dan meningkat.

2. Pasca Embargo, hubungan mil-to-mil Indonesia – AS, sejak Nop 2005 telah dipulihkan kembali, dan barang-barang eks Embargo yang selama ini tertahan di AS, telah memperoleh kemudahan untuk dikirim ke Indonesia (sedang dalam proses). Sementara Indonesia (TNI AU) telah diijinkan kembali membuka

Kontrak Pengadaan Sukucadang Alut Sista TNI secara G to G melalui FMS (Foreign Military Sales) dengan telah diterbitkannya beberapa LOA (Letter of Offer and Acceptance) baru. Demikian pula dengan bantuan pendidikan melalui program IMET (International Military Education and Training) yang juga telah dipulihkan.

3. Hubungan G to G bidang pertahanan, dan khususnya mil-to-mil diantara kedua negara pasca embargo, pada dasarnya memang telah dipulihkan. Hanya saja sayangnya pihak Kongres AS masih terus mempersoalkan kasus pembunuhan Munir, yang tidak ada kaitannya dengan TNI, masalah peradilan pelanggar HAM Timtim, yang telah diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku, serta reformasi internal TNI, khususnya penyerahan bisnis TNI kepada BUMN oleh TNI tengah diproses dengan sungguh-sungguh.

8

Page 9: Negara Amerika Serikat

4. Walaupun hubungan G to G bidang pertahanan antara kedua negara telah berjalan dengan baik selama kurun waktu yang cukup lama, namun hingga saat ini belum ada payung hukum kerjasama. Dan pada saat ini tengah diproses draft kerjasama pertahanan antar kedua Negara.

5. Bantuan Amerika berupa hibah melalui program US FMF (Foreign Military Financing), yang disebut "Proyek 1206" IMSS (Integrated Maritime Surveillance System), untuk Selat Malaka (10 unit radar senilai US$ 18,4 juta) dan untuk Laut Sulawesi (8 unit radar senilai US$ 18,1 juta). Dengan tujuan untuk membantu capacity building dalam peningkatan maritime security diperairan Indonesia. Untuk itu Indonesia menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah AS. Diharapkan bantuan-bantuan melalui program-program FMF terhadap sustainability Proyek 1206 tetap dapat diberikan pada waktu-waktu yang akan datang. 8. Status ACSA (Acquisition Cross and Servicing Agreement), merupakan program kerjasama dukungan logistik secara timbal balik antara TNI dan US PACOM. Secara prinsip Dephan/TNI akan menerima, dan pada saat ini dokumen tersebut sedang diolah oleh Dephan/TNI dalam rangka persiapan penandatangan oleh kedua belah pihak (dhi Slog Mabes TNI dan J-4 U.S. PACOM).

6. Human Right Vetting. Indonesia berkeinginan agar AS dapat meninjau kembali penerapan kebijakan Human Right Vetting bagi peserta pendidikan di AS melalui program IMET. Karena pada dasarnya pelanggaran HAM yang dituduhkan adalah semata-mata merupakan ekses dari kebijakan formal Negara. Sehingga dalam hal ini bukan kesalahan institusi. Adapun bagi prajurit yang terbukti bersalah telah diberikan tindakan hokum yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

7. NAMRU-II. Kerjasama dalam bidang penelitian dan penanganan penyakit menular di wilayah NKRI. Kerjasama ini antara Depkes RI dengan US PACOM. Tersendatnya persetujuan baru mengenai NAMRU-II disebabkan karena AS bersikeras menolak tawaran Indonesia yang hanya bersedia memberikan status diplomatic kepada ketua dan wakil ketua NAMRU II. Perlunya keterlibatan personil Dephan/TNI dalam fungsi pengawasan dan kesiapsiagaan (Puskes TNI) untuk ikut serta dalam kegiatan operasional di lapangan.

8. Tawaran pesawat F-16 oleh AS, guna peningkatan kemampuan TNI AU, Dephan/TNI sedang mempertimbangkan tawaran tersebut. Hal ini disebabkan oleh kemampuan anggaran pemerintah Indonesia yang masih sangat terbatas untuk penambahan Alut Sista. Namun apabila pada saatnya nanti Indonesia akan melakukan pengadaan pesawat F-16, diharapkan pemerintah AS memberikan fasilitas soft loan melalui program FMS (Foreign Military Sales).

9

Page 10: Negara Amerika Serikat

E. KERJASAMA DALAM ORGANISASI/KEGIATAN LAINNYA

1. Asia Pacific Democracy Partnership (APDP) Beberapa waktu lalu AS meminta agar Indonesia menjadi salah satu

core groups forum demokrasi yang diusulkan AS dengan nama Asia Democracy Partnership, yang kemudian mengakomodasikan usulan Indonesia diubah menjadi Asia Pacific Democracy Partnership (APDP).

Namun Pemerintah Indonesia belum menanggapinya secara positif, mengingat Indonesia juga sedang berkonsentrasi pada pembentukan Asia Democracy Forum (yang kemudian diberi nama Bali Democracy Forum) yang lebih inklusif.

2. Proyek 1206 di Selat Malaka dan Laut Sulawesi Amerika Serikat memberikan bantuan program hibah FMF (Foreign Military Financing) melalui Proyek 1206 IMSS (Integrated Maritime Surveillance System). Proyek 1206 tersebut dibangun di selat Malaka dan di laut Sulawesi. Program hibah tersebut dimaksudkan sebagai upaya bantuan capacity building dalam meningkatkan maritime security di Indonesia.

Pada Proyek 1206 TA 2006 bantuan AS senilai US$ 18,4 juta direalisasikan dalam bentuk 10 unit radar IMSS produk Techno — Science Incorporated (TSI), dengan rencana 8 unit untuk dipasang dan 2 unit untuk cadangan. Pada TA 2007 Pemerintah AS kembali menawarkan bantuan 8 unit radar IMSS senilai US $ 18,1 juta untuk dipasang di Laut Sulawesi.

Mengingat perlunya kelanjutan dukungan bagi sustainability proyek 1206 ini, sehubungan dengan kendala yang dihadapi seperti aspek pemeliharaan lanjutan, integrasi sistem TNI AL dengan sistem Proyek 1206 hibah AS, dana maintenance, operasional dan kendala teknis Iainnya, maka diharapkan pihak AS dapat membantu melalui program — program grants US FMF.

3. Korea Utara Pada tanggal 13 — 14 Maret 2008, utusan AS dalam masalah

nuklir Korea, Dubes Christopher Hill bertemu dengan utusan dari Korut Kim Kye Gwan untuk membicarakan masalah penyelesaian nuklir tersebut. Meskipun pembicaraan ini tidak menghasilkan keputusan, namun setidaknya langkah tersebut menyiratkan keinginan Korut untuk melanjutkan negosiasi.

Indonesia terus memantau perkembangan dan mendukung segala inisiatif demi stabilitas keamanan dan perdamaian di Semenanjung Korea yang bebas senjata nuklir.

Dengan hal tersebut diharapkan reunifikasi Korea secara bertahap dapat diwujudkan. Selain itu, Pemri menghargai komitmen negara peserta SPT yang tetap mengedepankan dialog dan negosiasi melalui jalan damai dalam penyelesaian isu Semenanjung Korea serta senantiasa mendorong pihak terkait melaksanakan komitmen sesuai tenggat waktu dan segera melanjutkan perundingan Six Party Talks.

10

Page 11: Negara Amerika Serikat

BAB III

PELAKSANAAN KUNJUNGAN

Dari hasil pelaksanaan kunjungan, Delegasi menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

A. PERTEMUAN DENGAN DUTA BESAR RI DI WASHINGTON DC, DUBES/WATAPRI DI NEW YORK DAN KONSUL JENDERAL RI SEWILAYAH AMERIKA SERIKAT.

Dalam pertemuan dengan Duta Besar RI di Washington dan Konsul Jenderal RI sewilayah Amerika, dibahas hal-hal sebagai berikut :

1. Bidang Anggarana. KBRI Washington KBRI Washington mendapatkan pagu anggaran tahun 2008 sebesar Rp.

79.780.611.000. Dalam realisasi anggaran tahun 2008, baru terserap sekitar 40,17 % dari yang seharusnya sebesar 50 %. Hal ini dikarenakan adanya kerterlambatan penerimaan remise pada triwulan I yang diterima pada awal bulan Pebruari 2008, sehingga kegiatan bulan Januari belum dapat dilaksanakan secara penuh.

PNBP KBRI Washgton tahun 2006 mencapai US$204.233.00, tahun 2007 mencapai US$267.492.00 dan tahun 2008 diperkirakan akan berkisar pada jumlah tahun terakhir. Tidak ditemukan penyimpangan dalam pemasukan dan penyetoran PNBP perwakilan, karena proses penyetoran telah melalui prosedur baku dan sesuai ketentuan yang berlaku. PNBP KBRI maupun KJRI langsung disetorkan ke kas negara.

b. 5 (lima) Konsulat Jenderal RI, yaitu : 1) Konjen RI Los Angeles

Secara umum realisasi anggaran tahun 2008 KJRI LA terserap 40,12 % (tidak melampaui pagu anggaran yang ditetapkan) dan tidak terdapat permasalahan yang berarti.

2) Konjen RI San Fransisco Pagu anggaran KJRI San Fransisco tahun 2008 sebesar Rp.

19.286.934.000,-. Realisasi anggaran dalam semester I baru mencapai 40 %, dikarenakan adanya kegiatan tertentu yang baru dapat dilaksanakan pada semester II, adanya selisih kurs dan keterlambatan penerimaan remise

3) Konjen RI Chicago Pagu anggaran KJRI Chicago tahun 2008 sebesar Rp.23.674.317.000.

Realisasi anggaran semester I baru mencapai 32 %, dikarenakan kegiatan KJRI Chicago dilaksanakan setelah bulan Juni 2008.

4) Konjen RI New York Pagu anggaran KJRI New York tahun 2008 sebesar Rp.31.514.788.000.

Realisasi anggaran semester I baru mencapai 41,44 %, dikarenakan adanya keterlambatan dalam penerimaan remise.

5) Konjen RI Houston Pagu anggaran KJRI Houston tahun 2008 sebesar Rp. 28.707.008.000.

Realisasi anggaran tahun 2008 semester I baru mencapai 33 %.

11

Page 12: Negara Amerika Serikat

c. Permasalahan lain yang dihadapi KBRI dan Konjen secara umum dalam bidang anggaran adalah :

1) Biaya penggantian sewa rumah bagi para home staff hanya sekitar 25 %.

2) Tidak adanya biaya penggantian dalam penggunaan handphone seluler, sehingga hal ini sangat memberatkan para staf KBRI dan Konjen dalam melaksanakan tugasnya.

2. Bidang Personil, Sarana dan Prasarana

a. KBRI Washington- Struktur dan jumlah personil KBRI Washington sudah cukup memadai

dengan jumlah home staff 22 orang, local staf 43 orang, Atase Teknis 5 orang dan Atase Pertahanan 5 orang. Koordinasi Dubes dengan para Atase berjalan dengan baik.

- Dukungan alat transportasi telah memadai dengan didukung oleh 27 kendaraan dinas.

b. 5 (lima) Konsulat Jenderal, yaitu :1) Konjen RI Los Angeles - Struktur dan jumlah personil KJRI LA sudah cukup memadai, namun

untuk local staff dirasakan masih kurang, terutama untuk bidang-bidang yang terkait dengan pelayanan konsuler/imigrasi dan keprotokolan tamu-tamu dinas/negara.

- Untuk dukungan sarana, KJRI LA membutuhkan fasilitas pembaharuan IT, al pengadaan intranet untuk pelayanan passport dan visa melalui internet.

- Gedung KJRI dan Wisma Konjen sudah merupakan aset negara. 2) Konjen RI San Fransisco

- Struktur dan jumlah personil KJRI San Fransisco sudah cukup memadai, dengan jumlah home staff sebanyak 7 orang.

- Untuk dukungan sarana sudah cukup memadai - Gedung KJRI dan Wisma Konjen sudah merupakan aset negara.

Biaya pemeliharaan Gedung dan wisma terdukung oleh APBN 3) Konjen RI Chicago

- Struktur dan jumlah personil KJRI Chicago sudah cukup memadai, dengan jumlah home staff 6 orang dan 10 orang local staf. Sejumlah pegawai setempat akan memasuki usia pensiun dan keterampilan pegawai setempat yang belum memadai.

- Untuk dukungan sarana sudah cukup memadai - Gedung KJRI Chicago belum menjadi asset negara, mengingat

KJRI masih menyewa 1 lantai gdung perkantoran sebesar US$22.686.82/bulan. Sementara itu Wisma Konjen sudah merupakan aset negara. Saat ini KJRI sedang mengusulkan untuk dapat membeli gedung kantor sendiri (standing alone building) dan KJRI telah menerima penawaran 8 gedung dengan harga mulai US$2.995.000 – US$ 6.018.000. Penawaran harga dimaksud belum termasuk biaya renovasi. Biaya pemeliharaan wisma terdukung oleh APBN.

4) Konjen RI New York - Struktur dan jumlah personil KJRI New York kurang memadai apabila

dikaitkan dengan cakupan kerja KJRI NY di 15 negara bagian dan meningkatnya jumlah WNI serta masalah yang dihadapinya. Jumlah home staff sebanyak 6 orang dan 4 orang local staf.

12

Page 13: Negara Amerika Serikat

- Gedung kantor dan Wisma Konjen sudah merupakan aset negara dengan biaya pemeliharaan terdukung APBN. Namun mengingat bangunan kantor dan wisma sudah cukup tua, maka dirasakan sekali perlunya peningkatan biaya pemeliharaan.

5) KJRI Houston - Pada umumnya struktur dan jumlah personalia KJRI Houston sudah

cukup memadai, namun sejalan dengan meningkatnya aktivitas KJRI, jumlah personalia mulai dirasakan kurang, terutama apabila ada kegiatan yang dilakukan bersamaan di sejumlah wilayah akreditasi.

- Dibidang sarana, dalam rangka menunjang kegiataan KJRI yang semakin kompleks dan luas, maka perlu ditingkatkan fasilitas kendaraan dinas.

- Gedung KJRI dan Wisma sudah merupakan aset negara dengan biaya pemeliharaan terdukung oleh APBN.

3. Bidang pembinaan/perlindungan terhadap WNI a. Jumlah WNI di AS kurang lebih 90.000 orang. Selain mahasiswa, WNI pada

umumnya berprofesi baik sebagai tenaga terampil maupun pekerja buruh kasar atau pelayan. Permasalahan yang dihadapi WNI di AS, antara lain :

- out of status mengenai izin tinggal resmi yang dikeluarkan oleh otoritas resmi AS.

- status illegal mayoritas WNI - penyalahgunaan dan pelanggaran keimigrasian - permintaan Asylum oleh WNI dengan alasan tertentu, seperti ketakutan

akan penganiayaan terhadap WNI di Indonesia dengan latar belakang etnis, agama dan gender.

- masih banyak WNI yang kurang menyadari lapor diri kepada kantor perwakilan

- kesulitan dalam memperoleh kewarganegaraan ganda terbatas b. Komunikasi dengan WNI dilakukan dengan sangat intensif. Mereka selalu

diundang dan hadir pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan KBRI dan acara-acara silahturahmi yang dilaksanakan di Wisma Duta.

4. Lain-lain : Dalam pertemuan tersebut, juga disampaikan hal-hal sebagai berikut : a. Secara umum hubungan dan koordinasi antara KBRI dengan Konjen RI

sewilayah Amerika telah berjalan dengan baik. b. Adanya perhatian Congress AS terhadap pemenjaraan Filep Karma dan

Yusak Pakage. Terhadap isu ini, KBRI telah mengambil langkah-langkah, antara lain : menyampaikan Aide Memoire kepada Anggota Congress, melakukan pertemuan dengan beberapa Anggota Congress dan melakukan pendekatan kepihak NGOs yang menyuarakan isu tersebut.

c. Meningkatnya kerjasama pendidikan dan latihan di bidang militer pasca dibukanya embargo militer bulan November 2005. Secara umum kerja sama militer kedua negara sangat baik, namun masih ada sedikit ganjalan, yaitu masih adanya beberapa Anggota Congress yang masih mengkaitkan kondisi masa lalu dalam hal pelanggaran HAM dan reformasi TNI.

d. Adanya pembatasan sepihak bagi personel anggota Kopassus yang akan mengikuti pendidikan dan latihan di AS (surat dari Senator Leahy dan Feingold kepada Presiden RI).

e. Dalam rangka persiapan dan pelaksanaan Pemilu, KJRI telah membentuk PPLN dan sekretariat PPLN. KJRI telah menyusun daftar

13

Page 14: Negara Amerika Serikat

pemilih sementara. Namun demikian hingga saat ini PPLN belum dapat bekerja secara optimal, karena masih belum adanya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Selain itu perwakilan pun masih belum dapat membuat rekening P3 untuk PPLN, karena belum adanya ijin dari pusat.

Dalam pembahasan, delegasi menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

a. Delegasi memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap peran dan kinerja perwakilan RI di Amerika Serikat dalam menjalankan fungsi dan tugas yang diembannya.

b. Mengenai kesulitan anggaran yang dihadapi kantor perwakilan RI, delegasi akan menindaklanjuti dalam Rapat Kerja dengan Menteri Luar Negeri dalam waktu terdekat.

c. Berkaitan dengan perlindungan dan pembinaan WNI, delegasi mengharapkan agar Kantor Perwakilan RI dapat meningkatkan pelayanan dan bantuan kepada WNI dalam permasalahan yang dihadapi, antara lain mengenai masalah keimigrasian.

d. Delegasi masih menerima laporan dari masyarakat, bahwa Konsulat Jenderal RI pada umumnya kurang tanggap dan tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi warga, khususnya dalam soal keimigrasian. Salah satu faktor yang menonjol adalah perlakuan staf KJRI/lokal staf dibagian konsuler, khususnya Konsulat Jenderal RI di San Fransisco, Houston dan New York sangat tidak ramah, malah sering kasar terhadap warga yang melaporkan masalah, juga sangat jauh dari rasa empati terhadap masalah yang dihadapi warga.

e. Hubungan dan koordinasi antara KBRI dengan Konsul Jenderal sewilayah Amerika yang telah berjalan dengan baik, hendaknya terus ditingkatkan, sehingga pelaksanaan tugas perwakilan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

f. Berkenaan dengan adanya perhatian beberapa Anggota Congress Amerika terhadap Papua, Delegasi mengharapkan peningkatan peran diplomasi perwakilan RI di Amerika Serikat dalam memberikan masukan dan pandangan kepada para Anggota Senat dan Congress Amerika tentang keadaan Papua sekarang ini.

B. PERTEMUAN DENGAN DUBES/WATAPRI NEW YORK

Dalam pertemuan dengan Duta Besar/Watapri New York, disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Bidang Anggaran - Pagu anggaran PTRI NY tahun 2008 sebesar Rp.98.561.020.000.00

dengan realisasi semester I mencapai 44,79 %, dikarenakan perubahan jadwal pelaksanaan dan jenis kegiatan PTRI NY sebagai akibat penyesuaian terhadap perkembangan kegiatan yang berlangsung di PBB.

- Iuran Pemerintah RI untuk PBB dan badan-badanya sebesar Rp. 118.477.242.600.00. Kinerja pembayaran iuran Pemerintah RI berjalan lancar sesuai dengan jadwal pembayaran.

2. Bidang Personil, sarana dan Prasarana14

Page 15: Negara Amerika Serikat

- Personil di PTRI NY berjumlah 32 orang home staff. Penarikan kembali sejumlah home staff PTRI NY dengan berakhirnya keanggotaaan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap DK PBB tidak akan mempengaruhi kinerja PTRI NY, karena scope of work PTRI NY juga akan berkurang.

- Dukungan dan fasilitas yang perlu ditingkatkan adalah peralatan komputer beserta jaringannya dan kendaraan dinas.

- Biaya pemeliharaan Gedung dan wisma PTRI sudah terpenuhi oleh APBN, namun untuk kebutuhan khusus seperti renovasi dan pengadaan inventaris baru yang nilainya cukup besar, masih belum tersedia.

3. Lain-lain : Dalam pertemuan tersebut, dibahas berbagai hal sebagai berikut :

a. Dalam hal kerjasama dengan negara-negara dalam kerangka PBB tantangan utama yang dihadapi adalah menggalang kesatuan pandangan dan aksi diantara negara yang memiliki visi dan kepentingan yang tidak seragam, sedangkan dalam hal kerjasama dengan PBB sebagai institusi, tidak terdapat kendala yang signifikan, namun masalah yang timbul adalah belum optimalnya Indonesia memanfaatkan peluang kerja sama yang ditawarkan oleh PBB terkait dengan kapasitas submer daya yang sesuai dengan standar PBB.

b. Posisi Indonesia terhadap reformasi PBB dan revitalisasi Majelis Umum yaitu, dalam hal reformasi DK, Indonesia mendukung pembahasan secara komprehensif atas lima isu kunci yaitu : kategori keanggotaan, hak veto, keterwakilan regional, besarnya perluasan DK serta metode kerjanya dan hubungan DK dengan MU PBB. Dalam hal revitalisasi MU, titik pusat revitalisasi adalah mengembangkan otoritas penuh MU PBB.

c. Dalam upaya reformasi PBB, Delegasi RI dalam pembahasan system-wide coherence diundang menjadi Friends of the Chairs yang mencerminkan peranan kunci Indonesia. Pejabat Indonesia yang duduk di keanggotaan pakar diberbagai organisasi PBB, yaitu Duta Besar Nugroho Wisnumurti pada International Law Commission (2007 – 2011) dan Sri Suryawati pada International Narcotics Control Board (2007 – 2012).

d. Isu yang menonjol dibahas di DK PBB yaitu masalah Timor Leste, Myamar, Kosovo, Georgia, Palestina, Sudan-Darfur, Lebanon, Iran, Zimbabwe,

Dalam pertemuan tersebut, Delegasi menyampaikan hal-hal sebagai berikut :a. Delegasi memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap

peran dan kinerja PTRI New York dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. b. Dalam pelaksanaan reformasi PBB, Delegasi mengharapkan peningkatan

peran Indonesia dalam berbagai keanggotaan di PBB, khususnya dalam pembahasan isu-isu yang menonjol di PBB. Disamping itu mengenai masih adanya isu tentang Indonesia yang diangkat kedalam agenda pembahasan di PBB, delegasi mengharapkan agar PTRI NY dapat meningkatkan peran diplomasi dalam memberikan masukan dan pandangan tentang peristiwa yang terjadi di Indonesia.

C. HASIL PERTEMUAN DELEGASI DENGAN ANGGOTA SENAT, ANGGOTA KONGRES, PEMERINTAH AMERIKA DAN LEMBAGA THING TANK.

15

Page 16: Negara Amerika Serikat

1. ANGGOTA SENAT DAN CONGRESS

a. SENATOR RICHARD LUGAR – RANKING MEMBER SENATE COMMITTEE ON FOREIGN AFFAIRS.

Dalam pertemuan tersebut, Senator Lugar menyampaikan bahwa :1) Pihak AS berkeyakinan untuk terus meningkatkan hubungan antara

RI – AS, walaupun saat ini AS sedang menghadapi krisis ekonomi.2) Siapapun pemegang administrasi AS setelah pemilu bulan November

mendatang, secara umum kebijakan AS terhadap Indonesia tidak akan mengalami perubahan berarti.

3) Senator Lugar menghargai peran Indonesia dalam misi perdamaian internasional dan Delegasi mengharapkan agar AS dapat lebih memberikan perhatian yang besar terhadap kawasan Asia.

b. SENATOR CHRISTOPER BOND Dalam pertemuan tersebut dijelaskan mengenai :

1) Perkembangan situasi terkini di AS, khususnya yang berkaitan dengan subprime mortgage yang menjalar ke krisis financial serta upaya bail-out yang diusulkan oleh pemerintah AS.

2) Terkait dengan Indonesia, Senator Bond menyampaikan bahwa mengingat Congress belum menyetujui Appropiration Bill FY 2009, Congress akan memutuskan untuk menggunakan suatu continuing resolution. Dalam hal ini berarti Indonesia akan menerima jumlah yang sama dalam penerimaan bantuan luar negeri AS, termasuk untuk program Foreign Military Financing dan IMET.

3) Senator Bond menegaskan kembali pentingnya Indoensia sebagai mitra AS di Asia dan berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam berbagai pembahasan di Congress AS.

c. REP. MIKE ROGERS – RANKING MEMBER SUBCOMMITTEE ON TERRORISM, HUMAN INTELLIGENCE, ANALYSIS AND COUNTERINTELLIGENCE.

Dalam pertemuan tersebut disampaikan hal-hal sebagai berikut :1) Delegasi mengharapkan dukungan Rep. Rogers dalam hal kerja sama

dibidang counterterrorism, karena dipandang bahwa perlu peningkatan bantuan AS bagi Indonesia dalam penanggulangan masalah terorisme. Bantuan untuk Indonesia dirasakan kecil jika dibandingkan dengan yang diberikan AS kepada Pakistan, Afghanistan dan negara lainnya.

2) Berkenaan dengan adanya 40 orang Anggota Congress AS yang mempertanyakan isu pelanggaran kebebasan berpendapat di Indonesia terhadap Filep Karma dan Yusak Pakage, padahal dalam kenyataannya kasus pemenjaraan terhadap 2 (dua) orang Papua tersebut lebih terkait dengan kasus separatisme, Delegasi juga mengharapkan dukungannya terhadap integritas wilayah NKRI serta Papua sebagai bagian wilayah NKRI.

16

Page 17: Negara Amerika Serikat

d. REP. MICHAEL CONAWAY – CONGRESSIONAL INDONESIA CAUCUS

Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa Rep. Michael Conaway sangat menghargai kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Amerika dan berharap agar untuk terus mempunyai hubungan yang erat dengan berbagai Anggota DPR RI. Juga disampaikan bahwa pihaknya akan terus mendukung penguatan parlemen dalam kerangka kerja sama House Democracy Assistance Commission, khususnya dalam hal independensi budget DPR dan peningkatan mutu staf parlemen.

e. CHIEF OF STAFF REP. BOSWELL OFFICE Delegasi tidak dapat bertemu langsung dengan Rep. Boswell, karena

sedang memberikan pidato dan voting dalam sidang parlemen. Delegasi diterima oleh Kepala Kantor Rep. Boswell – Susan McAvoy. Dalam pertemuan tersebut, Delegasi mengharapkan bantuan Rep. Boswell untuk dapat mengakses terhadap tersangka teroris dari Indonesia yang saat ini masih menjadi tahanan AS (Hambali), karena akses terhadap Hambali dapat membantu proses investigasi terorisme di Indonesia.

f. REP. DAN BURTON ( R – INDIANA) Dalam pertemuan tersebut, disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1) Delegasi menyampaikan penghargaan kepada Rep. Burton atas dukungannya terhadap Indonesia selama ini dan mengharapkan agar dukungan tersebut dapat lebih ditingkatkan lagi dimasa mendatang, antara lain dalam memberikan penjelasan kepada Anggota Parlemen AS mengenai masalah yang sebenarnya terjadi di Papua.

2) Rep. Burton menyatakan kesanggupannya untuk memberikan dukungan pada Indonesia di parlemen selama mendapatkan bahan dan informasi yang bermanfaat untuk memudahkannya mengikuti perkembangan di Indonesia.

2. PEMERINTAH

a. AMBASSADOR SCOT MARCIEL - DoS (US AMBASSADOR TO ASEAN)

Dalam pertemuan dengan Ambassador Scot Marciel, dibahas hal-hal sebagai berikut :1) Ambassador Marciel menyampaikan penghargaan kepada Indonesia

atas berbagai perkembangan yang terjadi di Indonesia, baik dalam hal perkembangan kehidupan politik, demokrasi, maupun ekonomi.

2) Mengenai ASEAN Charter, dijelaskan oleh delegasi, bahwa saat ini DPR RI sedang dalam proses pembahasan RUU ASEAN Charter. Diharapkan Indonesia dapat segera meratifikasi ASEAN Charter, mengingat peran Indonesia yang sangat besar di kawasan Asia, khususnya ASEAN.

3) Mengenai situasi krisis keuangan AS saat ini, diperkirakan bahwa situasi tersebut akan mempunyai dampak yang dalam terhadap Asia, namun menurut Marciel hal tersebut tidak akan mempengaruhi perhatian AS terhadap kawasan Asia.

4) Menyikapi perkembangan Pemilu AS, Ambassador memperkirakan bahwa tidak akan ada perubahan kebijakan AS terhadap Indonesia, mengingat peran Indonesia yang sangat penting di kawasan Asia, khususnya ASEAN

17

Page 18: Negara Amerika Serikat

5) Menyinggung isu NAMRU, Ambassador melihat bahwa kerjasama mengenai sample sharing sangat dibutuhkan. Akan sangat berbahaya apabila negara di dunia, termasuk AS dan Indonesia tidak mencapai kerjasama dalam hal tersebut. Delegasi juga menjelaskan bahwa Indonesia memahami hal tersebut dan kerjasama sample sharing sangat penting, yang perlu diatur antara lain mekanismenya. DPR telah memberikan masukan dan saat ini kerjasama NAMRU2 – Indonesia masih dalam proses perundingan/pembahasan ditingkat Pemerintah.

b. MARK KIMMIT – ASSISTANT SECRETARY OF STATE FOR POLITICAL, MILITARY AFFAIRS - DoS

Dalam pertemuan tersebut, dibahas hal-hal sebagai berikut : 1) Krisis financial yang melanda AS saat ini tidak akan mempengaruhi

jumlah bantuan luar negeri yang diberikan AS untuk tahun ini, maupun tahun mendatang. Hal ini mengingat kecilnya persentase anggaran bantuan AS terhadap total anggaran belanja AS.

2) Mengenai surat Senator Patrick Leahy kepada Presiden RI, Mark Kimmit mengusulkan kepada Presiden RI untuk memberikan respon yang bagus/positif terhadap surat tersebut. Respon bagus tersebut mungkin akan dapat menjadi mobilitas penting dalam meningkatkan hubungan militer kedua Negara, tanpa harus mendapatkan gangguan dari Congress. Kimmit menjamin bahwa respon bagus tersebut akan dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan.

3) Delegasi mengharapkan agar pandangan AS terhadap Indonesia juga mempertimbangkan dan memberikan penghargaan terhadap keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan demokrasi. Banyak pihak memandang sinis terhadap AS, karena Indonesia hingga sejauh ini belum pernah merasakan “dividend” demokrasi dari AS. Sebaliknya Indonesia malah mengalami “punishment” yang terus menerus dari AS.

c. DAVID NIELSON – PRINCIPAL DEPUTY ASSISTANT

SECRETARY OF STATE FOR ECONOMIC - DoS Dalam pertemuan tersebut dibahas hal-hal sebagai berikut : 1) Penjelasan mengenai awal terjadinya krisis keuangan AS dan langkah-

langkah yang akan dilakukan Pemerintah AS untuk menyelesaikan krisis keuangan tersebut.

2) Dijelaskan pula mengenai keuntungan Cape Town Treaty yaitu, antara lain menciptakan unifikasi hokum mengenai kepentingan internasional sehubungan dengan pesawat udara dan obyek-obyek pesawat udara lainnya, menciptakan system pendaftaran internasional (transaksi pembiayaan pesawat udara pada Kantor Pendaftaran Internasional), menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur yang dibutuhkan oleh para pihak sehubungan dengan pendaftaran internasional dan menciptakan kepastian hokum yang akan lebih memberikan kenyamanan bagi para pemberi sewa guna usaha dalam rangka pengadaan pesawat udara untuk maskapai penerbangan Indonesia.

3) Indonesia telah meratifikasi Cape Town Treaty melalui Peraturan Presiden No. 8 tahun 2007 dan mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Juli 2007.

4) Pemerintah AS mengharapkan agar Indonesia dapat melaksanakan sepenuhnya Cape Town Treaty tersebut.

18

Page 19: Negara Amerika Serikat

d. NATIONAL SECURITY COUNCIL (NSC) – DENNIS WILDER (SENIOR DIRECTOR FOR ASIA AFFAIRS)

Dalam pertemuan tersebut disampaikan hal-hal sebagai berikut :1) NSC dalam pemerintahan Bush ingin meninggalkan landasan yang

kuat dalam hubungan RI – AS termasuk dalam kerjasama militer to militer.

2) Mengenai Hubungan RI – AS dimasa mendatang, dijelaskan bahwa Pemilu AS saat ini sangat menarik, karena ada calon Presiden non-caucasian (Barack Obama) dan calon wapres dari kelas pekerja (Sarah Palin), sehingga hasilnya belum dapat diduga. Namun Dennis wilder berkeyakinan bahwa tidak akan ada perubahan kebijakan AS terhadap Indonesia.

3) Dennis Wilder juga menyarankan agar Indonesia secara aktif dapat menyampaikan fact sheet mengenai Commission on Truth and Friendship kepada berbagai pihak untuk memberikan update capaian positif penyelesaian konflik dimasa lalu di Timor Leste.

e. DONALD VAN DUYN – ASSISTANT DIRECTOR OF NATIONAL SECURITY ANALYSIS – DIRECTORATE OF INTELLIGENCE - FBI

Dalam pertemuan tersebut, dijelaskan mengenai perkembangan kerja sama antara FBI dengan Kepolisian RI dalam pemberantasan terorisme. Disamping kerja sama dalam hal bantuan teknis, dilakukan pula kerja sama pada sisi pertukaran informasi.

f. GORDON ENGLAND – DEPUTY SECRETARY OF DEFENCE Dalam pertemuan tersebut, disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1) Gordon England berkeyakinan akan terus meningkatkan hubungan antara kedua Negara dalam segala bidang, karena mengingat Indonesia memiliki peran besar dalam kawasan asia, khususnya kawasan ASEAN

2) Secara khusus Gordon England mengharapkan surat dari Senator Leahy kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai Kopassus dan proses peradilan terhadap perwira TNI yang terlibat pelanggaran HAM dimasa lalu dapat ditanggapi.

3) Mengenai perkembangan kerjasama NAMRU – RI, dijelaskan bahwa apabila fasilitas tersebut mengakibatkan terjadinya iritasi dalam hubungan RI – AS, AS akan memindahkan fasilitas tersebut ke Negara lain. Namun demikian, bila Pemerintah RI melihat manfaat, kegunaan dari fasilitas tersebut, Pemerintah AS akan tetap mempertahankan eksistensi NAMRU di Indonesia.

4) Menanggapi hal tersebut, Delegasi menjelaskan bahwa Komisi I DPR RI telah melakukan pertemuan dengan Pemerintah (Menteri terkait) untuk membahas mengenai kelanjutan kerjasama RI – NAMRU 2. Para Anggota Parlemen mempunyai pandangan yang berbeda dalam isu NAMRU, karena masih terdapat ketidak jelasan mengenai pengaturan sample sharing. Saat ini proses perundingan masih terus dibicarakan oleh pihak Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah AS. Delegasi menilai, bahwa apabila fasilitas NAMRU-2 banyak memberikan manfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan dan riset kesehatan di Indonesia, maka kerja sama tersebut dapat dilanjutkan, dengan memberikan beberapa persyaratan.

19

Page 20: Negara Amerika Serikat

g. NATIONAL DEFENCE UNIVERSITY 1) NDU merupakan salah Universitas Pertahanan nasional yang

mempunyai visi sebagai institusi pendidikan, penelitian dan menjangkau keamanan nasional dan internasional. NDU mempunyai misi mempersiapkan pemimpin sipil dan militer dari kawasan negara Amerika maupun negara lainnya untuk mengevaluasi tantangan keamanan nasional dan internasional melalui multi-disiplin ilmu dan program penelitian, dan pertukaran profesional.

2) NDU saat ini dipimpin oleh seorang Letnan Jenderal (Letjen Marinir Frances C. Wilson).

3) Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai adanya rencana pembentukan IDU (Indonesian Defence University). NDU telah mengirimkan 4 orang anggota ke Indonesia sebagai pakar untuk berdiskusi dengan instansi terkait di Jakarta dalam rangka menjajaki kemungkinan bantuan dan kerja sama yang dapat diberikan. Menurut rencana, para pakar tersebut akan menyelesaikan dan menyerahkan laporan hasil kunjungannya pada minggu pertama bulan Oktober 2008.

4) Berkaitan dengan hal tersebut, Delegasi menyampaikan penghargaan atas dukungan NDU dalam rangka pembentukan IDU di Indonesia.

3. LEMBAGA THINK TANK

a. BROOKINGS INSTITUTEBrookings Institute merupakan organisasi think tank Amerika yang berorientasi mendukung kebijakan dari Partai Demokrat. Delegasi diterima oleh Pimpinan Lembaga Peneliti tersebut, Prof. Lex. Rieffel. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai :1) kebijakan luar negeri Amerika yang belum optimal di kawasan Asia,

karena teralihkan oleh peristiwa/kejadian di Timur Tengah, Korea Utara dan Russia;

2) Isu keamanan investasi Amerika di Indonesia menjelang Pemilu Indonesia 2009;

3) Performa BUMN yang dinilai belum optimal untuk berperan ditingkat internasional

4) Proses Ratifikasi RUU ASEAN Charter di DPR RI;5) Upaya reformasi TNI, terutama dalam hal kepemilikan bisnis oleh militer.

Dalam pertemuan tersebut, Delegasi memberikan tanggapan sebagai berikut :

1) mengenai kebijakan luar negeri AS di kawasan Asia, delegasi mengharapkan agar AS dapat meningkatkan dukungannya terutama dalam peningkatan investasi di bidang ekonomi. Mengenai isu keamanan menjelang Pemilu 2009 bagi dunia usaha, Delegasi mengharapkan agar investasi AS tidak terganggu oleh kondisi di Indonesia menjelang Pemilu 2009, sehingga dunia usaha dapat terus berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2) Mengenai merosotnya kepercayaan pasar terhadap permorma saham AS yang mirip dengan situasi krisis moneter di Indonesia, delegasi berharap agar kondisi tersebut dapat segera pulih, sehingga perekonomian AS dapat berjalan normal kembali sampai pelaksanaan Pemilu bulan November mendatang.

3) Mengenai RUU Asean Charter, delegasi menjelaskan bahwa saat ini RUU tersebut sedang dalam proses pembahasan ditingkat Pansus DPR RI. Diharapkan RUU tersebut dapat disahkan pada bulan Oktober 2008 sebelum pelaksanaan Asean Summit bulan Nopember 2008.

20

Page 21: Negara Amerika Serikat

4) Mengenai reformasi TNI, khususnya bisnis TNI, delegasi menjelaskan bahwa Komisi I DPR RI memberikan perhatian dan dukungan yang besar bagi TNI dalam menyelesaikan bisnis di lingkungan TNI sesuai dengan amanat UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI

Secara umum Brookings Institute memberikan pandangan positif terhadap Indonesia, karena Indonesia dinilai memiliki potensi menjadi pemain utama di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara, dengan catatan agar pelaksanaan reformasi dapat dipertahankan atau ditingkatkan dimasa yang akan datang.

b. HERITAGE FOUNDATION Heritage Foundation dibentuk pada tahun 1973, merupakan salah satu organisasi think tank conservative yang menjadi motor bagi pembentukan kebijakan Partai Republik.

Dalam pertemuan tersebut, dibahas beberapa hal sebagai berikut : 1) Kebijakan AS terhadap hubungan AS – Asia dimasa depan akan

tergantung kepada siapa yang akan memenangkan Pemilu AS 2008. 2) Partai Demokrat lebih melihat China sebagai sosok sentral dalam

interaksi AS – Asia, sedangkan Partai Republik cenderung mengedepankan hubungan dengan Negara sahabat di wilayah tersebut yang bersifat “Alliance First” untuk meng-engage China.

3) Dalam pertemuan tersebut juga dibahas beberapa issu, antara lain tentang ASEAN Charter, peran ASEAN bagi Myanmar, teknologi nuklir Iran, peran China dan India yang mengemuka dan implikasinya terhadap keseimbangan kawasan Asia serta efek financial tsunami yang melanda sector keuangan AS.

c. USINDO Dalam pertemuan dengan USINDO dibahas beberapa hal sebagai berikut :

1) Situasi perkembangan ekonomi AS dalam satu minggu terakhir yang merupakan factor yang kritis dalam menentukan hasil dari Pemilu Presiden AS.

2) Hasil Pemilu Legislatif mendatang tampaknya cenderung memberikan keunggulan bagi calon-calon dari Partai Demokrat yang akan semakin menguasai Congress.

3) Mengenai perkembangan hubungan AS dengan kawasan Asia, sangat tergantung dari kebijakan luar negeri Presiden AS yang akan memenangkan Pemilu nanti.

d. CSIS (CENTER OF STRATEGIC INSTITUTE FOR STUDIES) Dalam pertemuan dengan CSIS, dibahas hal-hal sebagai berikut :

1) Dalam hal kerjasama kawasan, keikutsertaan AS dalam kerangka Treaty of Amity and Cooperation (TAC) sebaiknya dilakukan, namun sebaiknya AS tidak menjadi anggota East Asia Summit.

2) Dalam kerangka kerjasama kawasan, ASEAN merupakan “mitra tidak pasti bagi AS”, mengingat AS belum dapat melihat arah kebijakan ASEAN yang jelas.

3) Salah satu hal yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kerjasama kawasan adalah dalam hal keamanan maritime. Hal ini mengingat 80 % dari minyak dan gas dunia melewati kawasan ASEAN. Suatu dialog keamanan energi diantara AS, Indonesia, Malaysia dan Singapura dapat menjadi awal bagi dialog yang lebih luas.

21

Page 22: Negara Amerika Serikat

BAB IVKESIMPULAN DAN PENUTUP

Dari hasil kunjungan Komisi I DPR RI ke Negara Amerika Serikat, Delegasi memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Dalam hal keberadaan kantor perwakilan RI di Amerika Serikat, : - Dibidang anggaran, pada umumnya penyerapan anggaran Semester I kantor

perwakilan kurang dari 30 %, hal ini dikarenakan adanya keterlambatan dalam penerimaan resime pada setiap kantor perwakilan, sehingga program kegiatan mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya.

- Dibidang sarana dan prasarana, hampir seluruh kantor dan wisma perwakilan Indonesia di Amerika Serikat sudah merupakan aset negara dengan biaya pemeliharaan terdukung dari APBN.

- secara umum struktur dan personalia kantor perwakilan sudah cukup memadai. Namun demikian, mengingat peran dan fungsi perwakilan RI semakin meningkat, maka perlu ditingkatkan pula dukungan personalia bagi kantor perwakilan RI.

- Belum adanya dukungan anggaran untuk biaya pembicaraan via handphone dan perlu peningkatan anggaran penggantian sewa rumah bagi para home staff di kantor perwakilan RI di AS

- Adanya laporan dari masyarakat, bahwa Konsulat Jenderal RI pada umumnya kurang tanggap dan tidak proaktif terhadap permasalahan yang dihadapi warga, khususnya dalam soal keimigrasian. Salah satu faktor yang menonjol adalah perlakuan staf KJRI/lokal staf dibagian konsuler, khususnya Konsulat Jenderal RI di San Fransisco, Houston dan New York sangat tidak ramah, malah sering kasar terhadap warga yang melaporkan masalah, juga sangat jauh dari rasa empati terhadap masalah yang dihadapi warga.

2. Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Republik Amerika Serikat secara umum berjalan dengan baik dan sesuai dengan maksud dan tujuan kunjungan, yaitu Melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah dan APBN, termasuk mengetahui sejauhmana pelaksanaan tugas Dubes/Watapri/perwakilan RI dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan program pemerintah dan meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral antara Republik Indonesia dengan Negara-negara sahabat melalui pendekatan Parliament to Parliament.

2. Tukar menukar pandangan yang dilakukan juga telah memberikan masukan kepada kedua belah pihak mengenai perlunya mengembangkan hubungan baik dan meningkatkan intensitas hubungan antar kedua negara, mengingat banyaknya peluang kerja sama yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang.

22

Page 23: Negara Amerika Serikat

3. Isu Papua yang dilontarkan oleh beberapa Anggota Congress Amerika menunjukan bahwa masih adanya pihak-pihak di AS yang terpengaruh oleh Organisasi Papua Merdeka yang ingin memisahkan Papua dari NKRI. Hal tersebut disebabkan pada umumnya individual anggota Kongres AS hanya menerima informasi sepihak dari kelompok OPM atau simpatisannya yang melobby staf individu Anggota Kongres AS. Untuk itu Pemerintah harus lebih proaktif dan segera melakukan berbagai upaya termasuk melalui diplomasi untuk meyakinkan pihak-pihak internasional bahwa Papua merupakan bagian integral NKRI. Disamping itu pertemuan Delegasi dengan Anggota Senat dan Congress Amerika diharapkan dapat memberikan masukan mengenai kondisi riil yang terjadi di Papua yang memang terdapat permasalahan dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, tetapi Pemerintah dan masyarakat Indonesia terus berusaha mengatasinya dan membangun Papua dan memberdayakan masyarakat. Pemerintah perlu terus meningkatkan diplomasi untuk menjelaskan proses Pepera yang telah dilaksanakan secara demokratis dibawah pengawasan PBB/masyarakat internasional pada tahun 1969 yang lalu dan menghasilkan keputusan bahwa rakyat Papua bergabung dengan NKRI dan sampai menyakinkan mereka bahwa Papua merupakan bagian integral dari wilayah NKRI.

Demikian Laporan Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Negara Amerika Serikat pada Masa Persidangan I Tahun Sidang 2008 – 2009. Diharapkan laporan tersebut dapat memberikan masukan kepada Pemerintah dalam menentukan arah kebijakan pembangunan.

Jakarta, 27 Oktober 2008

Ketua Delegasi, Sekretaris Delegasi,

Ttd Ttd

THEO L. SAMBUAGA MARCUS SILANO A - 525 A - 110

23