Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika...

109
HALAMAN PENGESAHAN JUDUL : DAMPAK EMBARGO EKONOMI AMERIKA SERIKAT TERHADAP KUBA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DENGAN NEGARA- NEGARA AMERIKA LATIN NAMA : ZUKHAIR BURHAN NIM : E 131 00 019 JURUSAN : ILMU POLITIK DAN PEMERINTAHAN PROGRAM STUDI : ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL Makassar, 10 Agustus 2005 Menyetujui, Konsultan I, Konsultan II, Drs. Muliadi Sukardi, M.Si M. Nasir Badu,S.IP, MA NIP. 130 930 186 NIP. 132 205 466 Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Drs. Andi Syamsuddin, MS NIP. 130 785 086

Transcript of Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika...

Page 1: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : DAMPAK EMBARGO EKONOMI AMERIKA SERIKAT TERHADAP KUBA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN

NAMA : ZUKHAIR BURHAN NIM : E 131 00 019 JURUSAN : ILMU POLITIK DAN PEMERINTAHAN PROGRAM STUDI : ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Makassar, 10 Agustus 2005

Menyetujui,

Konsultan I, Konsultan II,

Drs. Muliadi Sukardi, M.Si M. Nasir Badu,S.IP, MA NIP. 130 930 186 NIP. 132 205 466

Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Drs. Andi Syamsuddin, MS NIP. 130 785 086

Page 2: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI

Telah diterima oleh Tim Evaluasi Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin, Judul Skripsi: Dampak Embargo Amerika Serikat Terhadap

Kuba dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat dengan Negara-

Negara Amerika Latin, untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana pada

Jurusan Politik Pemerintahan, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas

Hasanuddin.

Makassar, 28 Novemer 2005

Menyetujui :

1. Prof. DR. J. Salusu, M.A (Ketua) 1. …………………...

2. Seniwati, S.Sos., M.Hum (Sekretaris) 2. …………………...

3. Drs. M. Imran Hanafi, M.A., M.Ec (Anggota) 3. …………………...

4. Drs. Muliadi Sukardi, M.Si (Anggota) 4. …………………...

5. Drs. Aspiannor Masrie (Anggota) 5. …………………...

Page 3: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i HALAMAN PENERIMAAN ........................................................................ ii ABSTRAKSI .................................................................................................. iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................. vi BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 9 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................................... 11 D. Kerangka Konseptual ............................................................................ 11 E. Definisi Operasional ............................................................................. 14 F. Metode Penelitian ................................................................................. 15

BAB II. TELAAH PUSTAKA

A. Konsep Neoliberalisme ......................................................................... 17 B. Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri ................................................. 38

BAB III. GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Kuba ............................................................................ 44 B. Pra dan Pasca Revolusi Kuba ................................................................ 49 C. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap

Negara-Negara Amerika Latin .............................................................. 59

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Dampak Embargo Amerika Serikat Terhadap Kuba Setelah Perang Dingin ........................................................................... 65

B. Hubungan Amerika Serikat Dengan Negara-Negara Di Amerika Latin Pasca Embargo ke Kuba Setelah Perang Dingin .......... 87

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 95 B. Saran ..................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 98

vi

Page 4: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

ABSTRAKSI

Zulkhair Burhan, E 131 00 019, Dampak Embargo Amerika Serikat terhadap Kuba dan Implikasinya terhadap Hubungan Amerika Serikat dengan Negara-Negara Amerika Latin, dibawah bimbingan Muliadi Sukardi sebagai Konsultan I dan M. Nasir Badu sebagai Konsultan II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak embargo Amerika Serikat terhadap Kuba serta implikasinya terhadap hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara Amerika Latin.

Metode penulisan yang digunakan penulis adalah tipe penelitian eksplanatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah studi pustaka. Untuk pembahasan masalah penulis menggunakan teknik penulisan deduktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa embargo yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Kuba di awal tahun 1960-an yang kemudian disusul dengan berbagai rentetan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat lainnya telah mempengaruhi sendi-sendi ekonomi, politik, dan sosial di Kuba. Kebijakan–kebijakan tersebut kemudian memperkecil akses Kuba untuk berhubungan dengan negara-negara lain dan akses untuk terlibat dalam pentas ekonomi politik global.

Kondisi tersebut mengharuskan Kuba untuk melakukan pembenahan pembenahan dibidang ekonomi, sosial dan politik untuk menjaga dan mempertahankan capaian-capaian dari Revolusi 1959 yang menjadi gerbang perubahan di negara tersebut, dan usaha tersebut dilakukan dengan melibatkan partisipasi rakyat secara maksimal dalam semua sendi dan lini kehidupan.

Meski demikian, dalam upaya untuk mempertahankan dan melanggengkan hegemoni serta dominasi ekonomi politik Amerika Serikat terhadap negara-negara Amerika Latin, maka berbagai upaya dilakukan untuk meminimalisir perlawanan atas kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang marak terjadi pasca revolusi Kuba. Selain itu, Amerika Serikat juga terus berupaya untuk membangun pemerintahan-pemerintahan “boneka” sehingga mampu mengintervensi kebijakan dalam dan luar negeri negera-negara di kawasan Amerika Latin. Dan upaya tersebut dilakukan dengan mengupayakan terjadinya proses integrasi pasar dalam kendali Amerika Serikat.

iii

Page 5: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

menganugerahkan begitu banyak karunia dan telah memberikan jaminan untuk mengangkat beberapa derajat bagi orang yang berilmu sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Begitu pula shalawat dan salam terhatur atas Sang Pembebas, Rasulullah SAW beserta ahli baitnya yang suci serta pengikut-pengikutnya yang tetap istiqamah mengusung spirit pembebasan.

Skripsi ini penulis persembahkan buat Ayahanda tercinta (Alm.) Burhan

Angko yang selama hidupnya telah menjadi teman diskusi dan memberi begitu banyak pelajaran berharga tentang arti hidup dan perjuangan. Begitu pula kepada Ibunda tercinta Jernih yang sering ragu dengan keinginanku untuk mengakhiri kuliah, tapi saya yakin demikianlah bentuk cinta yang memanifest. Dan buat adik-adikku yang selalu membuatku khawatir kalau mereka akan lebih awal menyelesaikan kuliah dari pada saya.

Penulisan skripsi ini mengalami begitu banyak kendala dan halangan hingga

terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi bantuan dan motivasi hingga skripsi ini dapat dirampungkan.

1. Bapak Rektor Universitas Hasanuddin beserta jajarannya 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNHAS beserta

jajarannya 3. Bapak Ketua Program Studi Hubungan Internasional FISIP UNHAS 4. Seluruh staf pengajar Program Studi Hubungan Internasional 5. Bapak Alm. Drs. Muliadi Sukardi, MSi sebagai pembimbing I (semoga

arwahnya diterima di sisi-Nya) dan Bapak M. Nasir Badu, SIP. Msi sebagai pembimbing II

6. Seluruh kawan-kawanku Diplomat ’00. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk belajar bersama kalian.

7. Seluruh kawan-kawan penghuni “rumah kecil” Himahi Fisip Unhas. Tetap berjuang dan tetap berharap karena harapanlah yang akan membuat kita tetap bertahan

8. Intelligent ’01; Agil (Jangan plin-plan), Jessyca ‘n Shinta (salamnya Erwin), Adi ‘n Donald (ko kerja-kerjami skripsimu kasian), Sukri (Keep cool!), Aprilia (Maafkanmi Erwin), Firman “Bo”(jangan marah! Itu bentuk cintaku kpdmu), Accul (Punk Not Death), Muna (Mata’ tatazawwaj?), Yoram (bagi-bagi gajimu ces), dan semuanya yg tak tertulis. Kalian “memaksaku” untuk segera mengakhiri mimpi-mimpiku di kampus.

9. Terrorist ’02; Otte’, Arif, Dafri, Acong, Amri (kapan diskusi lagi), Endri (Be A Good Hi-ers), Ruli, Ahmadi, Helmi (I know you’ll make it), (Yeni, Irma,

iv

Page 6: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Elly, traktirannya nantipi nah), dan semuanya yg tak tertera. Maaf tak bisa jadi ketua himpunan yang baik!

10. Dictator ’03; Anca (I always proud of you), Andika (nantipi sy kasitau orangnya), Ashadi, Cakke (bisama’ masuk GM to?), Dedy, Ramen, (Dede, Makmur, bagaimana hasil munasnya?), Mimin, Wawan (lembo ade), Ikko, Aldi (kpn maen basket lg?), Rio, Rusdin (ko gagah ka?), Asri (Jadilah HMI sejati), Abi (HI memang perlu diperkenalan!), Isma, Muthe (pintarmi membaca murid2mu?), Ajeng (Viva Milanisti) , Dala (Eh item, putih2 mako itu!), Sari (Hidup Jasbog!), Lulu (salamku sama Sukri), Ety (terima kasih selalu mengingatkan kalo se sdh sarjana), Ika (thanks buburnya), Cucan (Grew Up!), UQ ( doakan se jadi dosenmu nah)

11. Hackers ’04; Mamet (salamnya murni), Ignas (bagemana kabarnya perbatasan nunukan?), Andi, Aswin (C-S.IP), Ridho (keep learning!), Awal (Pijatannya memang heboh), Ijat, Farda dan semuanya yg tak tertera. Terima kasih telah menjadi teman sekelas di semester-semester akhir.

12. Regime ’05; Radis, Alam, Herwin, Ical, Nino, Pute, Murni, Noe dan semuanya yang tak tertera. Terima kasih telah emberikan kesempatan untu menikmati akhir-akhir yang indah menjadi mahasiswa. It’s time to prove many things!

13. Teman-teman angkatan 2000 Fisip Unhas; Rony, Dodol, Yuli, Mamat, Rini, Mail, Saprul, Basri, Abi, Piceng, Ridho, Fajar, dll.

14. To All Ex-Crew of Wesabbe D/33; Joy (kapan biskal lagi?), Aziz (tetap istiqamah yah!), Kasim (I learn much from you ‘n thanks to be my ‘bro), Bahar (Keep Fighting Man!), Udin (Be a Good Dad!), Mas Dodik (Kalo nikah saya diundang yah!)

15. Saudaraku Dudi ‘n Edha, kapan kita ketemu lagi sambil cerita pasangan masing-masing.

16. Seluruh kawan-kawan Pijar Imaji, “thanks for being the part of my long journey”

17. Seluruh kawan-kawan yang masih tetap teguh dan konsisten di garis massa. “When Injustice becomes Law, Resistance becomes Duty”.

18. Buat Komradku yang selalu setia menemani dan terus meyakinkan kalau “The Show Must Go On”. Dan kepada semua pihak yang belum sempat tersebut namanya. Akhirnya penulis menyadari bahwa terdapat begitu banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Kendati demikian penulis berharap bahwa karya ini bisa menjadi bagian dari kekayaan khasanah intelektual, Amin.

v

Page 7: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berakhirnya perang dingin pada dekade tahun 1990-an menjadi babak baru

bagi tata ekonomi politik internasional. Keruntuhan Uni Soviet dan negara-negara

Eropa Timur yang menjadi simbol kekuatan blok timur yang bertendensi sosialis-

komunis semakin mengukuhkan kekuatan Blok Barat yang diwakili oleh Amerika

Serikat dan sekutu-sekutunya yang bertendensi kapitalis-liberal. Bahkan dalam

sebuah jurnal The National Interest yang berjudul “The End of History” Francis

Fukuyama dengan berani mengatakan bahwa akhirnya demokrasi liberal-lah yang

menjadi pemenang dalam pertarungan antara kedua ideologi yang menjadi arus utama

sebelum runtuhnya tembok Berlin yang menandai kemenangan liberalisme pasar saat

ini.

Apa yang sedang kita saksikan bukanlah akhir Perang Dingin, atau periode dari sejarah; yakni, titik akhir dari evolusi ideologi umat manusia dan universalisasi demokrasi liberal Barat sebagai bentuk final pemerintahan umat manusia.1 Keyakinan Fukuyama tentang berakhirnya sosialisme-komunisme dan

tampilnya neo-liberalisme yang diusung oleh para pemikir dan praktisi kanan baru

semakin diperkuat oleh pernyataan, Margareth Tatcher, mantan perdana menteri

1 Ian Adams, Ideologi Politik Mutakhir;Konsep, Ragam Kritik, Dan Masa Depannya, Qalam, 2004,

Yogyakarta, Hal. 462

Page 8: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Inggris yang terkenal dengan TINA (There Is No Alternatives).2 Pernyataan tersebut

pada intinya bermaksud untuk memberikan gambaran bahwa saat sekarang ideologi

neo-liberal lah satu-satunya solusi untuk memperbaiki dan menjalankan roda

ekonomi politik global yang kerap ditimpa krisis.

Kemenangan ideologi neo-liberal menjadikan orientasi ekonomi politik global

diarahkan pada kepentingan pasar yang dikuasai tidak hanya oleh negara-negara

Dunia Pertama akan tetapi juga oleh para aktor-aktor baru dalam panggung hubungan

internasional yaitu lembaga-lembaga keuangan dan perdagangan internasional,

perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional serta individu-individu yang

ikut memegang kontrol dalam mekanisme pasar global.

Dominasi negara-negara Dunia Pertama yang dimotori Amerika Serikat dan

sekutunya dan para pelaku pasar internasional lainnya semakin terlihat dalam upaya

mereka untuk mengarahkan pasar kedalam blok-blok ekonomi baru yang tunduk pada

mekanisme yang telah mereka buat. Dengan kata lain bahwa yang terjadi saat ini

adalah proses internasionalisasi modal atau sering dibahasakan sebagai globalisasi.

Sejalan dengan hal tersebut pada awal abad 20, Desember 1915, Lenin berpendapat:

“…pada akhir abad 19 dan awal abad 20, pertukaran komoditi telah menciptakan sebuah internasionalisasi modal, didukung oleh kenaikan jumlah produksi dalam skala besar, kompetisi bebas akan segera tergantikan oleh sistem monopoli. Dan tipe bisnis yang terjadi tidak lagi dalam bentuk kompetisi diantara sesama korporasi dalam sebuah negara dan antar negara, melainkan dalam bentuk monopoli dari aliansi antar korporasi yang akan membentuk pasar dunia. Dengan demikian, dominasi negara akan segera lenyap karena yang telah

2 Bukan Sekedar Anti Globalisasi, The Institute of Global Justice & Wahana Lingkungan Hidup

Indonesia, 2005, hal. ix

2

Page 9: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

terbentuk adalah aliansi korporasi antar negara. Inilah era yang dimaksud dengan globalisasi. “3

Kondisi tersebut mengharuskan para pelaku pasar untuk melakukan ekspansi

yang bertujuan untuk membuka pasar seluas-luasnya bagi kepentingan pemilik modal

internasional. Sehingga kondisi tersebut melahirkan fenomena munculnya

regionalisme ekonomi yang pada hakikatnya adalah upaya untuk melakukan

pembagian terhadap aset-aset ekonomi di kawasan-kawasan tertentu.4

Metode ekspansi yang dilakukan oleh kekuatan modal internasional ini

dilakukan dengan berbagai metode yang sekali lagi bertujuan untuk membuka akses

ekonomi dan sekaligus menancapkan hegemoni politik pada sebuah negara atau

wilayah. Leo Huberman dan Paul Sweezy, dalam buku mereka ABC Socialism,

mengatakan bahwa salah satu jalan untuk menyelesaikan krisis yang sering menimpa

sistem produksi kapitalisme dan merupakan jalan terampuh dan efektif untuk

membuka akses pasar tak lain dengan perang.5 Dengan perang, kelas pemilik modal

memperoleh pembenaran untuk membumihanguskan alat produksi dan hasil-hasil

produksi yang berlebihan. Penghancuran alat produksi menyebabkan kelangkaan

barang di pasar dan menggerakkan ekonomi keluar dari kondisinya yang stagnan.

Tapi, perang tak hanya menghasilkan penghancuran alat produksi, perang juga

menjadi lahan basah kelas kapitalis untuk menghasilkan komoditas baru guna

3 Irfan Rahman, Apakah Sebenarnya Imperialisme Itu?, News Letter Gratis Pijar Imaji, Makassar,

2004, hal. 2 4 Coen Husein Pontoh, Akhir Globalisasi; Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan Massa, Penerbit C-

Books, Jakarta, 2003, hal. 70 5 Ibid, hal. 41

3

Page 10: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

mengisi kelangkaan barang di pasar, sehingga terjadi mobilisasi kapital secara besar-

besaran. Perang juga berarti pembagian pasar baru dikalangan kelas pemilik modal,

yang akhirnya merefleksikan dominasinya secara ekonomi dan politik.

Selain itu, dengan misinya untuk membuka lebar-lebar pasar di seluruh dunia,

lembaga-lembaga modal internasional melakukan ekspansinya dengan membawa

paketan kebijakan penyesuaian struktural. (Structural Adjusment Programme).

Paketan kebijakan ini kemudian didiktekan kepada negara-negara Dunia Ketiga yang

mayoritas merupakan negara-negara post-kolonial untuk memperbaiki sendi-sendi

kehidupan ekonominya yang ambruk akibat perang yang berkepanjangan atau akibat

krisis ekonomi yang sering menimpa sebagian besar negara-negara tersebut. Dan

proses tersebut digagas sedemikian rupa sehingga menjadi resensi atau acuan utama

bagi mayoritas negara-negara Dunia Ketiga dalam menjalankan proses

pembangunannya.

Dalam perjalanannya kemudian, negara-negara Dunia Ketiga yang telah

tergantung secara ekonomi kepada negara-negara Dunia Pertama akibat jeratan utang

luar negeri harus menjalankan paketan-paketan kebijakan yang didiktekan lembaga-

lembaga donor internasional tersebut. Kebijakan tersebut berupa pencabutan subsidi

sosial, deregulasi, privatisasi, dan liberalisasi perdagangan. Selain itu, untuk semakin

memperkuat posisi tawar negara-negara Dunia Pertama dalam pentas politik dalam

negeri dan untuk meyakinkan bahwa paket kebijakan tersebut betul-betul dijalankan

maka dibentuklah pemerintahan boneka yang tunduk pada kepentingan modal asing.

Dan ini terjadi di beberapa negara-negara Dunia Ketiga khususnya di kawasan

4

Page 11: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Amerika Latin, seperti; Batista di Kuba, Somoza di Nikaragua, Trujillo di Republik

Dominika, Odrio di Peru, Perez Jimenez di Venezuela, Armas di Guatemala dan

banyak lagi. Pemerintahan boneka tersebut yang kemudian membuka akses seluas-

luasnya bagi pelaksanaan paket kebijakan neoliberal tersebut.

Mayoritas pemerintahan boneka tersebut mengambil kebijakan dalam dan luar

negeri yang pada intinya berupaya untuk mengakomodasi kepentingan akumulasi

modal negara-negara maju, lembaga-lembaga keuangan internasional serta

perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Tata pemerintahan

dijalankan secara otoriter dan menutup ruang-ruang demokrasi dalam masyarakat.

Cara ini ditempuh untuk menghancurkan potensi-potensi resistensi atau perlawanan

dalam masyarakat akibat kebijakan-kebijakan yang memiskinkan dan tidak berpihak

kepada mayoritas rakyat.

Sejarah telah banyak mencatat bahwa beberapa dari pemerintahan yang

diktator kemudian harus tumbang oleh gerakan parlementer ataupun ekstra

parlementer. Dan fenomena ini telah terjadi di berbagai negara, tidak kurang

demikianlah yang terjadi di Kuba pada tahun 1959 ketika pemerintahan Fulgencio

Batista yang mengabdi pada kepentingan Amerika Serikat akhirnya harus tumbang

oleh gerakan 26 Juli yang dipimpin oleh Fidel Castro Ruz.

Setelah revolusi, Kuba melakukan perubahan mendasar dalam berbagai

bidang dan berusaha melepaskan diri dari belenggu kapitalisme dibawah kendali

Amerika Serikat. Dan saat ini Kuba merupakan salah satu negara di Amerika Latin

yang bebas dari belenggu ekonomi dan politik Amerika Serikat. Meski demikian

5

Page 12: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

sampai saat ini Kuba masih terkena embargo ekonomi yang dikenakan Amerika

Serikat sejak tahun 1960. Embargo ini dilakukan akibat ulah pemerintahan baru pasca

revolusi yang melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing milik

Amerika Serikat dan berbagai kebijakan lain termasuk pembaharuan agraria dan

tentunya kebijakan tersebut sangat merugikan kepentingan modal asing yang telah

lama menguasai aset-aset produktif Kuba. Pasca embargo di tahun 1960-an, Kuba

praktis hanya mendapatkan bantuan ekonomi dari Uni Soviet dan negara-negara

Eropa Timur yang tergabung dalam COMECON .

Akibat runtuhnya Uni Soviet, diawal tahun 1990-an, Kuba terjerembab

kedalam krisis ekonomi. Dalam beberapa bulan, Kuba kehilangan 4/5 jalur

perdagangan dengan negara luar. Pabrik-pabrik tutup, toko-toko tidak beraktivitas

dan transportasi kapal dari perusahaan minyak Soviet sampai perusahaan makanan

Hongaria yang mengangkut makanan, bahan bakar, bahan baku dan bahan-bahan

pabrik berangsur-angsur berhenti.6

Pasca runtuhnya Uni Soviet, Kuba melakukan reformasi dalam berbagai

bidang untuk kembali membangun pondasi struktur ekonominya yang mengalami

krisis. Masa ini oleh rakyat Kuba disebut sebagai “Special Period in a Peace of

Time”. Masa inilah yang menjadi tonggak kemandirian Kuba untuk membangun infra

dan suprastruktur kehidupan ekonomi, politik dan sosial negaranya.

6 Marce Cameron, The Truth About Cuba, Green Left Weekly, 2005

6

Page 13: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Meski hingga kini Kuba masih terkena sanksi embargo oleh Amerika Serikat,

rakyat Kuba mampu menyediakan bahan pangan yang memadai serta mengalami

kemajuan di bidang pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan gratis untuk

rakyat yang diterapkan oleh Kuba, telah memajukan banyak aspek kehidupan mereka.

Kemajuan pada pengembangan teknologi pertanian telah berhasil menyamai sistem

pertanian termaju di Amerika Serikat. Seluruh lulusan universitas dimobilisasi untuk

membuat penemuan-penemuan mutakhir bagi pengembangan teknologi pertanian,

dan kesehatan.7

Dalam sebuah pernyataan pers yang dikeluarkan oleh Economic Commision

for Latin America and The Caribbean (ECLAC), The United Nations Development

Programme (UNDP) dan Cuba's Nacional Institute for Economic Research (INIE)

disebutkan bahwa sejak terjadinya disintegrasi negara-negara sosialis diakhir 1980-an

yang berimbas pada hilangnya pasar ekspor, sumber barang-barang dan keuangan,

Kuba telah mampu memelihara capaian-capaian kemajuan dalam hal pembangunan

ekonomi, sosial dan politik.8

Kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi dan sosial tersebut tentunya

harus ditunjang dengan struktur politik yang demokratis. Sistem pemerintahan Kuba

dapat dikatakan sebagai salah satu sistem pemerintahan yang paling demokratis saat

ini. Hal tersebut dikarenakan oleh tingkat partisipasi politik rakyat Kuba yang sangat

7 Ada Apa dengan Kuba, Sebuah Contoh Pemerintahan Rakyat Miskin, Terbitan Seruan Buruh FNPBI, edisi XIX, hal. 18-19, 2002

8 Cuba Able to Maintain Social Progress during "Special" Period, http://www.eclac.cl, Diakses pada Tanggal 21-6-2005

7

Page 14: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

maksimal. Bentuk partisipasi politik tersebut dibangun melalui organisasi-organisasi

rakyat yang dibentuk dari tingkatan terbawah sampai tingkat yang teratas dalam

levelisasi sistem pemerintahan. Organisasi-organisasi tersebut yang kemudian

memasok kesadaran politik rakyat. Keseluruhan organisasi ini mempunyai jumlah

keanggotaan yang luar biasa yaitu kira-kira 95 % dari jumlah pemilih potensial

mereka.9

Revolusi yang diraih oleh rakyat Kuba tersebut menciptakan suatu kondisi

baru yang menjamin seluruh rakyat menjalankan peraturan bagi dirinya sendiri, tidak

hanya akses ekonomi, tetapi juga akses politik dan sosial. Hal tersebut yang

kemudian menciptakan ruang yang seluas-luasnya bagi sebuah sistem ekonomi

politik alternatif yang tidak menghamba pada sistem ekonomi pasar yang eksploitatif

akan tetapi menciptakan sistem yang lebih manusiawi dan berkeadilan.

Di tengah upaya untuk mempertahankan dan memajukan apa-apa yang telah

menjadi capaian dari revolusi, Kuba pun harus tetap waspada terhadap upaya negara-

negara yang pro terhadap modal khususnya Amerika Serikat. Hal ini bukan tidak

beralasan, upaya untuk mengintegrasikan blok-blok ekonomi dalam satu mainstream

ekonomi global seperti yang dilakukan dibeberapa kawasan yang lain adalah salah

satu upaya untuk meminimalisir hambatan-hambatan bagi terwujudnya pasar bebas

dari negara-negara yang tidak tunduk pada logika pasar termasuk Kuba.

9 Apakah Kuba Demokratis ? diterjemahkan oleh Mohammad Rozak, http://www.poptel.org.uk/cuba-

solidarity/index.html

8

Page 15: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Setelah kurang lebih empat dekade pasca embargo ekonomi yang

diberlakukan oleh Amerika Serikat, Kuba telah memberikan contoh kepada dunia

internasional bahwa kendati berada dibawah tekanan ekonomi politik negara-negara

maju khususnya Amerika Serikat akan tetapi negara tersebut mampu bertahan dengan

mempraktekkan kebijakan ekonomi politik alternatif tanpa harus menjalankan

platform yang dipaksakan oleh negara-negara maju terhadap negara-negara Dunia

Ketiga. Sehingga apa yang menjadi cita-cita Gerakan Sosial Baru/GSB (New Social

Movement/NSM) yaitu “There Are Many Alternatives” bukanlah suatu hal yang tidak

dapat diwujudkan.

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

Revolusi sosialis 1959 yang telah menggulingkan kediktatoran Batista telah

banyak merubah tatanan kehidupan rakyat Kuba. Revolusi tersebut menyebabkan

transformasi fundamental dalam kehidupan politik, sosial dan ekonomi Kuba karena

tergulingnya struktur kekuasaan yang mapan. Dan tentunya sedikit banyak juga

memberi implikasi terhadap kehidupan ekonomi politik di kawasan Amerika Latin,

baik secara domestik maupun internasional.

Selama hampir lebih empat dekade pasca embargo ekonomi yang

diberlakukan Amerika Serikat terhadap Kuba menjadikan negara itu harus secara

mandiri membangun tatanan kehidupan yang baru tanpa intervensi kekuatan politik

manapun. Dalam kondisi demikian Kuba menerapkan pola kebijakan ekonomi politik

alternatif yang tentunya tidak mengadopsi pola-pola neoliberal yang notabene

dipraktekkan oleh mayoritas negara-negara Dunia Ketiga.

9

Page 16: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Upaya untuk mempertahankan dan menjaga revolusi yang telah menjadi

jargon kebijakan politik dalam dan luar negeri Kuba mengharuskan negara tersebut

berhadapan vis a vis dengan salah satu kekuatan politik dominan saat ini yaitu

Amerika Serikat yang terus berusaha untuk menghancurkan kekuatan politik yang

tidak mengabdi pada kepentingan negara adikuasa itu. Selain dengan melancarkan

propaganda yang mendiskreditkan pola pemerintahan di Kuba yang dianggap tidak

demokratis, Amerika Serikat juga terus membangun hubungan dengan negara-negara

di Amerika Latin yang selama ini telah menjadi sekutunya melalui pembangunan

blok ekonomi antar negara-negara Amerika yang bermuara pada upaya untuk terus

memarginalkan Kuba di kawasan tersebut.

Berkaitan dengan upaya Amerika Serikat untuk terus menguatkan hegemoni

dan dominasinya di kawasan Amerika Latin dan dalam kaitannya dengan upaya untuk

memarginalisasi posisi negara-negara yang melakukan resistensi tehadap kebijakan

ekonomi politik Amerika Serikat, maka penulisan ini juga akan membahas tentang

FTAA (Free Trade Area of Americas) sebagai upaya Amerika Serikat untuk

mengitegrasikan potensi-potensi ekonomi di kawasan tersebut dalam satu blok utama.

Berdasarkan batasan-batasan masalah diatas, penulis merumuskan masalah

dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana dampak embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap pembangunan

sosial, ekonomi, dan politik di Kuba setelah perang dingin ?

2. Bagaimana hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara di Amerika Latin

pasca embargo ke Kuba setelah perang dingin?

10

Page 17: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui dampak embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap

pembangunan sosial, ekonomi dan politik di Kuba

b. Untuk mengetahui hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara di

Amerika Latin pasca embargo terhadap Kuba

2. Kegunaan penelitian

a. Diharapkan dapat memberikan analisa terhadap proses pembangunan ekonomi

dan politik paska embargo Amerika Serikat terhadap Kuba dan implikasinya

terhadap hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara di Amerika Latin.

b. Diharapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah dan sebagai bahan kajian

lebih lanjut dalam studi hubungan internasional khususnya kajian kawasan

Amerika Latin.

D. KERANGKA KONSEPTUAL

Dalam melakukan suatu penelitian yang bersifat ilmiah, diperlukan

seperangkat teori maupun konsep sebagai pijakan dasar untuk memulainya. Tentu

saja teori dan konsep disini harus relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Dewasa ini kehidupan ekonomi politik setiap bangsa akan sangat dipengaruhi

oleh konstalasi ekonomi politik global. Hal ini terjadi akibat adanya relasi

antarnegara dalam bingkai sistem ekonomi politik dominan. Hal tersebut merupakan

konsekuensi logis dari proses liberalisasi ekonomi atau sering kita menyebutnya

11

Page 18: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

sebagai globalisasi yang memiliki ideologi neoliberalisme. Konsep tentang

neoliberalisme atau juga biasa disebut dengan istilah “kanan baru”10 mengacu pada

konsep liberalisme klasik yang beranggapan bahwa negara harus meminimalisir

perannya dalam menjalankan mekanisme pasar sehingga memicu terjadinya

persaingan sempurna dalam proses perdagangan bebas.11

Mengenai neoliberalisme, Mansour Fakih menjelaskan :

Pada pokoknya paham ini memperjuangkan leissez feire (persaingan bebas) yakni paham yang memperjuangkan hak-hak atas pemilikan dan kebebasan individual. Mereka lebih percaya pada kekuatan pasar untuk menyelesaikan masalah sosial ketimbang melalui metode regulasi negara.12

Selanjutnya, untuk memuluskan jalannya program-program neoliberalisme

maka dibuatlah blok-blok ekonomi yang pada dasarnya bertujuan untuk membuka

pasar seluas-luasnya bagi kepentingan pemodal internasional.13 Hal tersebut

kemudian yang memunculkan fenomena regionalisme ataupun integrasi ekonomi

yang pada dasarnya adalah upaya untuk memaksimalkan potensi-potensi ekonomi

dari berbagai kawasan untuk kepentingan pemodal.

Konsep integrasi khususnya dalam bidang ekonomi pada dasarnya adalah

upaya antar elit negara dalam hal ini para pemilik modal baik nasional maupun

internasional untuk memperluas atau dalam kerangka proses penetrasi pasar yang

10 Ian Adams, Op.Cit., hal. 325

11 Coen Husein Pontoh, Akhir Globalisasi; Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan Massa, C-BOOKS, Jakarta, 2003, hal. 36

12 Mansour Fakih, Bebas Dari Neoliberalisme, Insist Press, Jogjakarta, 2003, hal. 54 13 Coen Husein Pontoh, Op.Cit, hal. 70

12

Page 19: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

lebih besar cakupannya sehingga kekuasaan-kekuasaan negara-bangsa beralih kepada

blok-blok ekonomi yang telah terbangun baik secara de facto maupun de jure.

Dalam hal ini, Ernest B. Haas mengatakan bahwa integrasi adalah :

Proses dimana aktor-aktor politik nasional dari berbagai negara diminta mengarahkan loyalitas, harapan, dan kegiatan politik mereka ke institusi pusat baru dan lebih besar; yang lembaga-lembaganya memiliki atau mengambil alih yurisdiksi yang semula berada di tangan negara-bangsa.14

Untuk merespon kondisi dalam maupun luar negeri dalam kaitannya dengan

ekonomi politik global, maka sebuah negara atau wilayah harus menentukan garis

kebijakan dalam dan luar negerinya secara jelas dan terarah. Kebijakan tersebut

tentunya harus memperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan apresiasi dan

kebutuhan masyarakat secara dominan yang merupakan bagian terpenting dari

kepentingan nasional.

Kepentingan nasional (national interest) dipahami sebagai konsep kunci dalam politik luar negeri. Konsep tersebut dapat diorientasikan pada ideologi suatu negara ataupun pada sistem nilai sebagai pedoman prilaku negara tersebut. Artinya bahwa keputusan dan tindakan politik luar negeri bisa didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan ideologis ataupun dapat terjadi atas dasar pertimbangan kepentingan. Namun bisa juga terjadi interplay antara ideologi dengan kepentingan sehingga terjalin hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara pertimbangan-pertimbangan ideologis dengan pertimbangan-pertimbangan kepentingan yang tidak menutup kemungkinan terciptanya formulasi kebijaksanaan politik luar negeri yang lain atau baru.15

14 Ernest B. Haas, The Unity of Europe: Political, Social and Economic Forces 1950-1957, Stanford,

California: Stanford University Press, 1958, hal. 16. 15 Sumpena Prawira Saputra, Politik Luar Negeri Indonesia, Remaja Karya Offset, Jakarta, 1985, hal.

24

13

Page 20: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Kepentingan nasional (national interest) idealnya harus merupakan cerminan

dari kehendak rakyat dari sebuah negara dalam artian sebenarnya. Tidak hanya

menjadi keputusan sepihak dari elit yang mendominasi ruang-ruang ekonomi politik

tanpa membuka space kontrol yang lebih demokratis. Ketika rumusan kepentingan

nasional yang lebih objektif telah disepakati oleh semua elemen rakyat, maka hal

tersebut yang kemudian menjadi rumusan kebijakan luar negeri.

Politik luar negeri merupakan pencerminan dari kepentingan nasional yang ditujukan ke luar negeri, yang tidak terpisah dari keseluruhan tujuan nasional, dan tetap merupakan komponen atau unsur dari kondisi dalam negeri.16

E. DEFINISI OPERASIONAL

1. Embargo adalah upaya untuk meniadakan barang-barang negara lain dengan

melarang perusahaan dalam negeri untuk mengadakan transaksi dengan

organisasi-organisasi dagang negara yang dikenakan embargo.17

2. Yang dimaksud dengan implikasi disini adalah ekses yang ditimbulkan akibat

embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba.

3. Amerika Latin merupakan daerah yang termasuk di benua Amerika yang

terbentang dari sebelah selatan perbatasan Mexico dengan Amerika Serikat.

Yang dimaksud dengan negara-negara Amerika Latin adalah negara-negara

bekas koloni bangsa-bangsa rumpun kebudayaan Romawi, terutama Spanyol

16 J. Frankel, Hubungan Internasional, ANS Sungguh Barsaudara, Jakarta, 1990, Hal. 55 17 K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis, 1983, hal. 171

14

Page 21: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

dan Portugis. Namun secara luas juga memasukkan negar-negara merdeka

bekas jajahan Inggris.

F. METODE PENELITIAN

1. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatif. Analisis eksplanatif saya

gunakan untuk menjelaskan dampak embargo Amerika Serikat terhadap

pembangunan sosial, ekonomi dan politik di Kuba serta implikasinya terhadap

hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara di Amerika Latin.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah pustaka, yaitu cara

pengumpulan data dengan menelaah sejumlah literatur yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti baik berupa buku, jurnal, dokumen, makalah, laporan,

majalah, surat kabar dan artikel yang berhubungan dengan masalah ini. Data

diperoleh melalui kunjungan penulis ke beberapa tempat seperti perpustakaan

maupun lembaga-lembaga yang terkait yaitu :

1. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di Makassar;

2. Perpustakaan Daerah Makassar di Makassar

3. Perpustakaan Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional UNHAS di

Makassar;

4. CSIS (Centre for Strategic and International Studies) di Jakarta;

5. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Jakarta;

6. Departemen Luar Negeri Indonesia di Jakarta

15

Page 22: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

7. Kedutaan Besar Kuba di Jakarta

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian adalah data sekunder yang

diperoleh dari berbagai literatur.

4. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data kualitatif, dimana penulis akan

menjelaskan permasalahan berdasarkan fakta-fakta dan data yang diperoleh.

Angka-angka statistik hanya digunakan sebagai penunjang dari fakta-fakta yang

dipaparkan.

5. Metode penulisan

Metode penulisan yang digunakan penulis adalah metode deduktif, dimana

penulis terlebih dahulu akan menggambarkan masalah secara umum, lalu

kemudian memaparkan secara khusus pengaruh dari masalah yang terlebih dahulu

digambarkan.

16

Page 23: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Neoliberalisme

Konstalasi ekonomi politik global saat ini bukanlah sesuatu yang terjadi dengan

alamiah atau merupakan sesuatu yang terberi. Kondisi yang kemudian memposisikan Utara

dan Selatan dalam posisi yang tidak setara, menciptakan jurang ketidakadilan global antara

negara-negara Dunia Pertama dan negara-negara Dunia Ketiga. Akan tetapi kondisi

tersebut berada dalam satu bingkai sistem yang saat ini telah menjadi acuan dalam sistem

ekonomi politik global yaitu neoliberalisme yang merupakan varian dari sistem

kapitalisme.

Membahas neoliberalisme, akan menjadi sulit jika kita tidak menyinggung apa itu

liberalisme. Paham liberalisme berkonotasi luas, sebagaimana yang disimpulkan oleh

Elizabeth Martinez dan Arnoldo Garcia:

Liberalisme mengacu pada ide-ide politik, ekonomi, bahkan agama. Dalam sistem politik Amerika Serikat, liberalisasi politik dipergunakan sebagai strategi untuk menghindari konflik sosial. Yakni dengan menyuguhkan (liberalisme) pada si miskin dan kaum pekerja sebagai hal yang progresif ketimbang kaum konservatif atau Kaum Kanan. Liberalisme ekonomi berbeda lagi. Politisi-politisi konservatif, yang mengatakan bahwa mereka membenci kata “liberal” –dalam arti tipe politik- tak memiliki keberatan apapun dengan liberalisme ekonomi, termasuk neoliberalisme.1

Liberalisme dengan demikian mempunyai makna yang berbeda dari satu tempat ke

tempat yang lain. Liberalisme asal mulanya merupakan bentuk perjuangan kaum borjuasi 1 Elizabeth Martinez & Arnoldo Garcia, What is “Neoliberalism”?, National Network for Immigrant and

Refugees Rights, Januari, 1997

Page 24: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

menghadapi kaum konservatif. Sehingga boleh dikatakan bahwa liberalisme tadinya

merupakan ideologi kaum borjuis kota. Dalam arti luas, liberalisme adalah paham yang

mempertahankan otonomi individu melawan intervensi komunitas. Tapi memang ada

liberalisme ekonomi juga “civic liberalism” atau liberalisme otonomi individual.

Teori yang kemudian menjadi acuan terhadap doktrin pasar bebas ini lahir pada saat

borjuasi di Inggris pada abad ke-19 berhasil merebut kekuasaan dari tangan bangsawan

penguasa masyarakat feodal yang disimbolkan melalui Revolusi Industri. Doktrin ini

pulalah yang menjadi pengabsah bagi para borjuasi tersebut dalam melapangkan jalannya

untuk menguasai dunia. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Elizabeth Martinez dan

Arnoldo Garcia:

Sistem perdagangan bebas, perusahaan bebas dan ekonomi yang berbasiskan pasar, sebenarnya telah muncul sejak 200 tahun yang lalu, sebagai satu mesin penggerak utama dalam pembangunan Revolusi Industri. Namun, pada akarnya dalah merkantilisme yang terbentuk selama Abad Pertengahan dan Zaman Kegelapan Eropa, beberapa ratus tahun sebelumnya. Dan juga memiliki akar serta paralel dengan berbagai metode yang digunakan imperium sepanjang sejarahnya (dan saat ini masih digunakan) untuk menguasai tempat-tempat yang lebih lemah disekitarnya serta untuk merampas kekayaannya. Sebenarnya, bisa diyakini bahwa neoliberalisme (sekarang ini) tak lain merupakan merkantilisme yang didandani oleh retorika yang bersahabat, mengingat realitasnya tetap sama dengan proses merkantilis yang telah berlangsung selama ratusan tahun yang lalu.2 Kata “neo” dalam neoliberalisme sesungguhnya merujuk pada bangkitnya kembali

bentuk baru aliran ekonomi liberalisme klasik yang mulanya dibangkitkan oleh ekonom

Inggris Adam Smith dalam karyanya The Wealth of Nations (1776). Adam Smith yang

2 Ibid

18

Page 25: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

dianggap beberapa orang sebagai bapak kapitalisme pasar bebas, menganjurkan bahwa

untuk mencapai efisiensi maksimum, semua bentuk campur tangan pemerintah dalam

masalah ekonomi sebaiknya ditanggalkan, dan seharusnya tak ada pembatasan atau tarif

dalam manufaktur serta perdagangan satu bangsa agar bangsa tersebut bisa berkembang.

Lahirnya sistem neoliberalisme merupakan bagian dari upaya untuk menyelesaikan

krisis yang inheren dalam tubuh kapitalisme yang secara historis terjadi secara periodik.

Karl Marx dan Friedrich Engels dalam Manifesto Komunis berpendapat bahwa:

Krisis yang terjadi dalam tubuh kapitalisme merupakan bagian dari pertentangan yang tak terdamaikan antara tenaga-tenaga produktif (teknologi, ilmu pengetahuan, alat-alat kerja, skill) dengan hubungan produksi yang karena kepemilikan pribadi atas alat produksi-menindas dan eksploitatif; sebuah krisis inheren (dalam dirinya sendiri) yang menunggu ledakan penentuan-berikut syarat-syarat objektif maupun subyektifnya. Pemulihan krisis yang selalu dengan memotong tingkat kesejahteraan hidup rakyat (miskin), kaum buruh, bahkan kemakmuran para kapitalis dan fungsi pelayanan negara, tidak lain merupakan penundaan akan akumulasi krisis yang menghancurkan. Dalam sejarah perekonomian kapitalis, perubahan kebijakan krisis merupakan usaha konsolidasi dan penundaan krisis yang lebih parah.3 Sepanjang sejarahnya, sistem ekonomi kapitalisme telah mengalami krisis yang

mengharuskan para penganutnya untuk menemukan solusi untuk menyelesaikan krisis-

krisis tersebut. Lahirnya liberalisme pun merupakan evolusi dalam sistem kapitalisme untuk

menjawab krisis yang menimpanya.4

3 Karl Marx dan Friedrich Engels, The Manifesto of Communist Party 1848,

http://www.anu.edu.au/polsci/marx/classics/manifesto.html 4 David Yaffe, et.al., Mcglobal gombal Globalisasi dalam Perspektif Sosialis, Cubuc, Jakarta, 2001, hal. 2

19

Page 26: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Akan tetapi sejarah liberalisme pasar ala Adam Smith pun harus berujung pada

krisis ekonomi. Mengapa? Dipandu oleh doktrin liberal, komoditas diproduksi tidak untuk

memenuhi kebutuhan pasar yang abstrak. Akibatnya jumlah komoditas yang diproduksi

menjadi tak terbatas jumlahnya, tergantung pada fluktuasi (naik turunnya) permintaan pasar

yang tidak bisa diramalkan sehingga terjadi produksi massal. Tapi, bagaimana memasarkan

produksi massal itu? Inilah yang tak sanggup dipecahkan oleh sistem kapitalisme, sehingga

terjadi kelebihan produksi (over production).

Karena kelebihan produksi, tingkat konsumsi dalam negeri menurun sehingga

menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi. Kondisi stagnan ini bisa dipecahkan dengan

jalan memotong upah buruh bahkan melakukan pemecatan. Tapi jika gerakan buruh kuat,

satu-atunya jalan yang harus ditempuh oleh kaum kapitalis adalah memperebutkan pasar

dan membagi paar dunia dikalangan mereka. Perebutan pasar dunia itulah yang memicu

pecahnya Perang Dunia I ditahun 1918. Dengan perang pasar dikavling-kavling oleh

negara-negara industri maju. Pasca-Perang Dunia I, produksi ekonomi yang dituntun

liberalisme pasar terus berjalan tanpa kendali sehingga Perang Dunia I tak sanggup

mengatasi krisis kelebihan produksi itu, yang akhirnya meledak dalam wujud Depresi Besar

(Great Depression) pada dekade 1930-an. Disaat malaise itu, keadaan ekonomi mengalami

kontraksi (pengetatan) yang sangat hebat di semua sektor (pertanian dan industri) sehingga

terjadi pengangguran massal dimana-mana. Kapasitas produksi terpasang menjadi mubazir

karena sebagian besar tak bia dimanfaatkan.

20

Page 27: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Karena “Depresi Besar” pada tahun 1930-an tersebut, seorang ekonom, John

Maynard Keynes, menganjurkan bahwa regulasi dan campur tangan pemerintah sebenarnya

dibutuhkan untuk memberi keadilan yang lebih besar dalam pembangunan. Selain itu, tugas

Keynes edalah bagaimana memacu kembali dinamika kapitalisme tanpa memotong sepeser

pun keuntungan kelas pemilik modal. Keynes berteori, liberalisme bukanlah cara terbaik

bagi pertumbuhan kapitalisme. Inti pendapatnya, full employment (keadaan tanpa

pengangguran) adalah hal yang mutlak perlu untuk pertumbuhan kapitalisme. Dalam

bukunya yang terkenal ditahun 1926, berjudul The End of Laissez Faire, Keynes

mengatakan,

Sama sekali tidak akurat untuk menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip ekonomi politik, bahwa kepentingan perorangan yang paling pintar sekalipun akan selalu berkesesuaian dengan kepentingan umum.5 Keadaan tanpa pengangguran hanya bisa dicapai jika negara dan bank sentral

campur tangan dalam menurunkan tingkat pengangguran. Disini Keynes berpendapat,

negara tidak hanya diharapkan menjaga ketertiban umum berdasarkan perangkat hukum,

menyediakan prasarana ekonomi dan sosial yang memadai, melaksanakan program

pemberantasan kemiskinan dan ketimpangan sosial, tetapi juga secara aktif terlibat

langsung dalam investasi di bidang perhotelan dan barang-barang konsumsi seperti tekstil,

tepung terigu, dan minyak goreng. Kata Keynes:

Dalam perekonomian yang sedang menurun, pemerintah sebaiknya memberlakukan deficit spending dalam waktu singkat untuk menciptakan

5 Bonnie Setiawan, Menggugat Globalisasi, INFID & IGJ, Jakarta, 2001, hal. 2

21

Page 28: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

lapangan kerja guna menghambat pelarian modal-modal ke luar negari dan memperketat kontrol terhadap pertukaran mata uang.6

Jadi, dalam konsepsi Keynes, negara tidak hanya menjadi parasit tapi investor

sekaligus. Dengan campur tangan negara, diasumsikan sirkulasi ekonomi kembali bergerak

keluar dari jebakan krisis. Kepercayaan bahwa negara harus memajukan kesejahteraan

bersama akhirnya diterima dimana-mana. Ide tersebut mempengaruhi presiden AS,

Roosevelt, untuk membuat program New Deal di tahun 1935, program yang ditujukan

untuk “meningkatkan kesejahteraan banyak orang”, meningkatkan daya beli. Presiden

Roosevelt kemudian mendorong administrasinya campur tangan lebih besar dalam

kehidupan ekonomi dengan memusatkan perhatiannya dalam menciptakan lapangan kerja

secara massal. Pada musim dingin 1933-1934 saja sudah 4 juta orang bisa mendapat

lapangan pekerjaan dalam program-program pekerjaan umum, di atas basis anggaran

belanja defisit dan Social Security Act of 1935. Apa yang dilakukan oleh Roosevelt dengan

New Deal-nya merupakan suatu pengakuan bahwa dalam perusahaan-perusahaan

monopolistik dan dominasi modal uang, ekonomi kapitalis membutuhkan intervensi negara,

bila hanya mengandalkan mekanisme pasar semata, maka ia akan hancur. Hanya negara

yang sanggup melanggengkan kapitalisme.

Karena krisis tahun 1930-an itu dipicu oleh kelebihan produksi, maka salah satu

wujud intervensi negara adalah membuka pasar negara lain bagi produksi komoditas negara

industri maju jalan terampuh dan efektif untuk membuka pasar tak lain dengan perang. 6Doug Lorimer, Welfare Capitalism and Neoliberal Globalization, http://jinx.sistm.unsw.edu.au/greenleft/2000/397/397p16.htm.

22

Page 29: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Persis, seperti yang dikatakan Keynes dalam tulisannya The General Theory of

Employment, Interest, and Money bahwa perang telah menjadi satu-satunya bentuk

pembelanjaan dalam skala besar (berbentuk hutang pemerintah) yang harus disetujui,

diabsahkan, oleh negarawan.7

Pasca Perang Dunia II, pertumbuhan ekonomi sangat luar biasa. Periode

pascaperang hingga pertengahan tahun 1970-an disebut sebagai “Zaman Keemasan

Kapitalisme” (Capitalist Golden Age), yang ditandai dengan berkembangnya negara-negara

kesejahteraan dan berkembangnya pertumbuhan ekonomi ssat itu. Meski demikian kondisi

ini tidak terjadi akibat pengadopsian kebijakan Keynesian akan tetapi restorasi tingkat

keuntungan (dalam investasi produksi) lah yang menyelamatkannya, yaitu melalui :

1. rendahnya upah riil (karena tingkat pengangguran tahun 1930-an)

2. hancurnya kompetisi bisnis, dan terjadinya konsentrasi modal secara

massif

3. anggaran defisit negara yang dibelanjakan untuk membeli barang-barang

kebutuhan perang sejak awal 1940-an.8

Karena tetap berjalan diatas fondasi hukum ekonomi kapitalis, pertumbuhan

ekonomi yang begitu mengagumkan saat itu juga tak bertahan lama. Menjelang akhir tahun

1960-an dan dekade 1970-an kapitalisme kembali jatuh dalam krisis. Tingkat pertumbuhan

dan investasi mulai jatuh di awal masa tersebut (sampai setengah dari tingkat sebelumnya).

7 Koran Pembebasan Partai Rakyat Demokratik, Kejahatan Badan-Badan Keuangan/ Perdagangan Dunia

dan Agen-Agen Lokalnya, 2002, hal. 3 8 Ibid

23

Page 30: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Pengangguran merajalela, sementara eksploitasi terhadap sumber-sumber daya semakin tak

terkendali.9

Krisis kelebihan produksi secara periodik terjadi kembali. Diawali pada tahun 1973-

1975 dengan indikasi stagnasi panjang dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Ukuran

stagnasi panjang tersebut adalah lambatnya perkembangan produktivitas kerja.

Pertumbuhan produktivitas kerja AS, misalnya, selama 25 tahun belakangan adalah rata-

rata 1 % per tahun, padahal 25 tahun sebelumnya rata-rata 2 %. Indikasi lain bahwa resesi

makin dalam adalah statistik ekonomi dunia. Antara 1970-1990 rata-rata pertumbuhan

ekonomi sebesar 3,5 %. Selama dasawarsa 70-an ada 8 tahun pertumbuhan di atas rata-rata

tersebut dan 2 tahun di bawah rata-rata, selama dasawarsa 80-an ada 5 tahun di atas rata-

rata, 4 tahun di bawah rata-rata.10

Berbeda dengan krisis 1930-an, yang dianggap lahir karena pendewaan terhadap

pasar, krisis kali ini dianggap sebagai akibat intervensi negara terhadap pasar. Keynesian

dipersalahkan, karena intervensi negara telah menyebabkan kelas kapitalis gagal dalam

melipatgandakan akumulasi kapital.

Secara teoretis, ada dua penjelasan mengapa Keynesian gagal dalam

mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi.

Pertama, kebijakan intervensi negara yang dianjurkan Keynes guna merangsang dan menggerakkan roda perekonomian yang macet akibat “Depresi Besar”, sekaligus mencegah berulang kembalinya krisis ekonomi, hanya bisa dipenuhi jika terjadi pertumbuhan ekonomi tinggi terus menerus

9 Samir Amin, Ekonomi Politik Abad ke-20, Bulletin Diponegoro 74, No. 9/2001, hlm. 42 10 LINKS, No. 12, Mei-Agustus, 1999

24

Page 31: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

dan berkesinambungan. Kenyataannya, pertumbuhan ekonomi tinggi pasca-malaise terjadi karena dikobarkannya Perang Dunia II yang dimenangkan oleh negara-negara imperialis. Dengan kualitas hasil pertumbuhan ekonomi yang dicapai diatas bangkai jutaan manusia itu, negara-negara imperialis sanggup memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Kedua, pertumbuhan tinggi hanya bisa terjadi jika kebebasan pasar dan upah buruh murah. Disini letak kegagalan teori Keynes, karena ia menderita kontradiksi didalam dirinya sendiri. Di satu sisi ia menganjurkan intervensi negara secara aktif dalam pasar, tapi disisi lain, intervensi itu menyebabkan pasar terdistorsi sehingga momentum pertumbuhan ekonomi, sebagai sumber pendapatan negara dalam negara kesejahteraan, mengalami perlambatan. Bagaimana mungkin mewujudkan distribusi kemakmuran tanpa menggerogoti keuntungan kelas kapitalis?.11

Cara-cara Keynes hanya akan mendorong suatu inflasi harga barang-barang dan

jasa-jasa saja bila para investor yang menguasai bisnis (oligarki finasial) tidak bisa

memperluas pasar bagi peningkatan produksinya. Selama Depresi Besar tersebut tak ada

perluasan pasar seperti yang diharapkan, itulah mengapa keampuhan kebijakan Keynesian

sangat terbatas.

Krisis yang terjadi pada dekade 1970-an menjadi babak akhir dari sistem Keynesian

dan menjadi gerbang dimulainya pembaruan ide-ide klasik liberalisme melalui

neoliberalisme.

Dalam bukunya Bebas Dari Neoliberalisme, Mansour Fakih menjelaskan bahwa:

Pada pokoknya paham ini memperjuangkan leissez feire (persaingan bebas) yakni paham yang memperjuangkan hak-hak atas pemilikan dan kebebasan individual. Mereka lebih percaya pada kekuatan pasar untuk menyelesaikan masalah sosial ketimbang melalui metode regulasi negara.12

11 Coen Husain Pontoh, Op.Cit., Hal. 48-49 12 Dr. Mansour Fakih, Op.Cit., hal. 54

25

Page 32: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Untuk mewujudkan pasar bebas dan memberikan solusi atas krisis yang sering

dialami oleh kapitalisme, maka dijalankanlah berbagai kebijakan-kebijakan neoliberalisme.

Adapun poin-poin utama neoliberalisme menurut Elizabeth Martinez dan Arnoldo Garcia

antara lain:

1. Hukum pasar, kebebasan bagi modal, barang dan jasa, sehingga pasar bisa

mengatur dirinya sendiri agar gagasan “tetesan ke bawah” dapat

mendistribusikan kekayaan. Juga mencakup upaya agar tenaga kerja tak diwakili

serikat buruh, dan menyingkirkan semua hambatan yang menghalangi mobilitas

modal, seperti peraturan-peraturannya. Kebebasan tersebut harus diberikan oleh

negara atau pemerintah.

2. Mengurangi pembelanjaan publik bagi pelayanan-pelayanan sosial, seperti

pelayanan kesehatan dan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah.

3. Deregulasi, agar kekuatan pasar bisa bekerja menurut mekanisme aturannya

sendiri.

4. Swastanisasi perusahaan-perusahaan milik publik (seperti perusahaan-yang

mengelola kebutuhan air, dsb)

5. Mengubah persepsi baik tentang publik dan komunitas menjadi individualisme

dan tanggung jawab individual.13

Sama halnya juga dengan Richard Robinson yang meringkas prinsip-prinsip utama

di balik ideologi neoliberalisme ini: 13 Elizabeth Martinez & Arnoldo Garcia, Op.Cit.

26

Page 33: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

1. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sebagai cara untuk memajukan manusia.

2. Pasar bebas tanpa “campur tangan” pemerintah adalah yang paling ampuh dan

secara sosial bisa mengoptimalkan alokasi sumber daya.

3. Globalisasi ekonomi akan menguntungkan semua orang

4. Swastanisasi akan menghilangkan pemborosan dalam sektor publik

5. Fungsi utama pemerintah seharusnya adalah menyediakan infrastruktur untuk

memajukan kepatuhan akan hukum, yang berkaitan dengan hak-hak pemilikan

dan kontrak.14

Agar tujuan tersebut bisa dipenuhi maka berbagai kontrol harus disingkirkan. Atau

satu-satunya jalan untuk memaksimalkan itu semua adalah dengan menanggalkan berbagai

kontrol; menghapuskan hal-hal yang dianggap membatasi perdagangan bebas, seperti:

1. tarif

2. peraturan-peraturan

3. standar-standar tertentu, legislasi, ukuran-ukuran yang diregulasi

4. pembatasan-pembatasan terhadap aliran kapital dan investasi.15

Tujuannya agar mampu melepaskan pasar bebas mencari keseimbangannya

keseimbangannya sendiri secara alamiah melalui tekanan permintaan-permintaan pasar,

yang merupakan kunci bagi keberhasilan ekonomi yang berbasiskan pasar.

14 Richard Robinson, Global Problems and the Culture of Capitalism, Allyn Bacon, 1999, hal. 100 15 Anup Shah, Kepentingan Utama Globalisasi, The Institute of Global Justice & Lembaga Pembebasan,

Media Dan Ilmu Sosial, Jakarta, 2004. Hal. 18-19

27

Page 34: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Dalam Manifesto Partai Komunis, Karl Marx dan Friedrich Engels menjelaskan

bahwa kapitalisme tidak dapat hidup dalam satu negeri. Hanya dengan berada dimana-mana

bertempat dimana-mana dan menjalin hubungan dimana-mana, barulah sistem

perekonomian yang baru ini bisa eksis, tapi, berbeda dengan perspektif Adam Smith, yang

percaya bahwa keberadaan borjuasi dimana-mana itu hanya mungkin jika hadir sitem pasar

bebas, Marx justru berpendapat watak universal dari kapitalisme adalah sebuah

keniscayaan: ada atau tidak ada pasar bebas.

Borjuasi, dengan perbaikan cepat dari segala alat produksi, dengan semakin mudahnya kesempatan untuk menggunakan alat-alat perhubungan, menarik segala bangsa, sampai yang paling biadab pun, ke dalam peradaban. Harga-harga murah dari barang dagangannya merupakan artileri berat yang dengannya ia memporakporandakan tembok-tembok Tiongkok, yang dengannya ia menaklukkan kebencian berkepala batu dari kaum biadab terhadap orang-orang asing. Ia memaksa semua bangsa, dengan ancaman akan musnah, cara produksi borjuis; ia memaksa mereka mengemukakan apa yang disebutnya peradaban itu ke tengah-tengah lingkungan mereka, yaitu supaya mereka sendiri menjadi borjuis. Pendek kata, ia menciptakan suatu dunia menurut bayangannya sendiri.16

Bahkan, dalam perkembangannya kapitalisme malah mengingkari hukum-hukum

yang diformulasikan Smith. Pasar bebas tak pernah benar-benar ada, karena sesungguhnya

secara historis menurut Walter S. Jones bahwapersagangan sangat terkait dengan

penaklukan wilayah.17 Hukum perkembangan kapitalisme yang menjauh dari konsep

persaingan bebas itu mendapat penegasan dari Lenin. Ketika menganalisis perkembangan

kapitalisme pada akhir abad ke-20, Lenin menulis:

16 Ibid 17 Walter S. Jones, Logika Hubungan Internasional kekuasaan, Ekonomi Politik Internasional dan Tatanan

Dunia 2, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hal. 249

28

Page 35: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Persaingan telah berubah menjadi monopoli. Akibatnya terjadi kemajuan yang luar biasa dalam sosialisasi produksi, khususnya, proses penemuan teknis dan perbaikan. Ini adalah suatu hal yang sama sekali berbeda dengan persaingan bebas masa lalu antar kelompok pengusahayang terpencar-pencar, yang tidak berhubungan sama sekali, dan berproduksi untuk pasar yang tidak dikenal. Konsentrasi telah menjadi titik dimana ia mampu membuat perkiraan yang mendekati kebenaran akan sumber bahan mentah, sebuah negeri dan malahan beberapa negeri dan dunia.18

Selanjutnya Lenin juga menulis bahwa: Produksi menjdi bersifat sosial, tetapi kepemilikan tetap bersifat individual. Alat-alat produksi sosial tetap dikuasai oleh segelintir orang. Kerangka umum mengenai persaingan bebas secara formal tetap diakui, tetapi penindasan kaum monopolis terhadap penduduk seratus kali lebih berat, lebih menyusahkan dan tak tertahankan.19

Perkembangan baru dari kapitalismeini oleh Lenin disebut nya imperialisme.

Menurut Lenin bahwa ciri mendasar dari kapitalisme adalah adanya perdagangan bebas.

Sedangkan ciri mendasar dari imperialisme adalah adalah monopoli.20 Atau dalam bahasa

Alexander Kulikov bahwa monopoli kekuasaan ekonomi adalah basis dari imperialisme.21

Perbedaan ini tidak lantas menggiring kita pada kesimpulan, monopoli adalah bentuk

menyimpang dari kapitalisme. Justru sebaliknya, monopoli adalah hasil dari persaingan

bebas. Lenin membahasakan bahwa persaingan bebas menghasilkan konsentrasi produksi,

dan gilirannya, pada suatu tingkat perkembangan tertentu, menjurus kearah monopoli.22

18 Vladimir Ilych Ulyanov (Lenin), Imperialism, The Highest Stage of Capitalism, http://www.marxist.org. 19 Ibid 20 Ibid 21 Alexander Kulikov, Political Economy, Progres Publishers, Moskwa, 1986, hal. 78 22 Ibid

29

Page 36: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Dari sini kita akan membahas tentang dominasi perusahaan multinasional MNCs)

dan transnasional (TNCs) yang menjadi aktor pokok dalam neoliberalisme. Lenin

menjelaskan bahwa akibat monopoli, perusahaan yang besar akan menjadi semakin besar

karena tidak saja mampu memaksimalkan profit tapi juga karena mencaplok perusahaan-

perusahaan kecil yang tidak efisien. Kulikov mencontohkan pada awal abad ke-20, terdapat

lebih dari 1.600 perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang industri otomotif,

tapi dalam perkembangannya, pada awal 1980-an, tinggal tersisa empat perusahaan. Tiga

diantaranya, General Motors, Ford, dan Chrysler, saat ini menguasai 97,8 persen seluruh

produksi otomotif dalam negeri. Demikian juga dengan industri minyak di dunia kapitalis

ini dikuasai oleh tujuh perusahaan monopoli, dengan dua yang terbesar yakni, US Exxon

dan Anglo Dutch Royal-Dutch Shell.23

Kini, perusahaan-perusahaan monopolis tidak hanya menempati kunci di sektor

industri dan perbankan, tapi juga pertanian, konstruksi, transportasi, pertahanan keamanan,

komunikasi, serta perdagangan dan jasa. Lebih dari itu, kaum monopolis juga mendikte

kehidupan sosial, melalui media televisi, radio, dan koran. Mereka telah berkembang biak

menjadi apa yang disebut Gustav Hilferding, ekonom sosialis Austria, sebagai finance

capital yakni,

Suatu bagian yang senantiasa membesar dari kapital di dalam industri, tidak lagi menjadi milik kaum industrialis yang menggunakannya. Mereka dapat memanfaatkannya hanya melalui perantara perbankan, yang dalam kaitan dengan mereka, mewakili pemilik kapital. Dipihak lain, bank terpaksa harus menaruh bagian yang makin besardari kapitalnya, ke dalam industri. Dengan

23 Ibid. Hal. 79

30

Page 37: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

demikian, dalam derajat yang makin meningkat, bankir berubah menjadi kapitalis industri. Kapital bank ini, yaitu kapital dalam bentuk uang, yang kemudian hakikatnya berubah menjadi kapital industri, saya sebut finance capital. Jadi, finance capital adalah kapital yang dikuasai oleh bank-bank dan digunakan oleh industrialis-industrialis.24

Selanjutnya, lenin mengingatkan bahwa definisi yang yang dikemukakan Hilferding

itu tidak akan berarti apa-apa, jika kita tidak memahami wataknya yang monopolistis.

Disini, ia bicara soal finance oligarchy. Yakni, konsentrasi finance capital di tangan

beberapa gelintir elit borjuis, yang menjalankan perusahaan-perusahaan dengan tujuan

mengakumulasi laba yang sebesar-besarnya melalui perusahaan-perusahaan, pengeluaran

surat-surat berharga, dan pinjaman-pinjaman negara. Seluruh aktivitas ekonomi ini pada

akhirnya hanya menguntungkan dan mengukuhkan dominasi finance oligarchy atas

masyarakat.

Kulikov menyatakan, pada saat sekarang ini, contoh terbaik dari finance oligarchy

itu adalah Rockfellers, Morgans, Du Ponts, Gianninis, Fords, Mellons dan Hunts di

Amerika Serikat. Di Inggris kita mengenal Rotschilds, lazards, Barings, dan Schroeders,

atau Flicks, Hoeschs, dan Hanils di Jerman.25 Pasca Perang Dunia II, finance oligarchy juga

mewujud dengan kekuasaan yang sangat besar, seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO.

Perusahaan-perusahaan multinasional adalah perusahaan yang kegiatan bisnisnya

bersifat internasional dan lokasi produksinya terletak dibeberapa negara. Dengan

jangkauannya yang mendunia, para pebisnis dan ekonom zaman ini percaya hanya

24 Ibid 25 Ibid, Hal. 82

31

Page 38: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

perusahaan-perusahaan multinasional yang mampu mendefinisikan dua kebutuhan dasar

dari aktivitas ekonomi saat ini; pertama, pertumbuhan aset-aset; dan kedua, pertumbuhan

tingkat keuntungan. Dalam pandangan perusahaan-perusahaan multinasional, dunia ini

adalah adalah sebuah pasar bebas yang besar:hubungan sosial diartikan sebagai hubungan

antara penjual dan pembeli, sehingga seluruh aktivitas manusia disederhanakan menjadi

perjuangan untuk memperoleh keuntungan. Disamping itu, secara organisasional, struktur

hierarki dari perusahaan-perusahaan multinasional sangat sempurna. Kontrol dan komando

dari Board of Directors dan hief Executive Officer menjangkau kebawah hingga kelapisan

buruh yang paling rendah. Dengan demikian, kedudukan seseorang dalam hierarki

menunjukkan kekuasaan, penghargaan, dan keistimewaan orang tersebut.

Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan

transnasional berbasis pada kepemilikannya yang monopolis atas kapital sebagai akibat

perkembangan maju kapitalisme. Dimana ekspor barang yang merupakan ciri khas

kapitalisme lama, sudah digantikan oleh ekspor kapital yang merupakan ciri khas

kapitalisme baru.

Meningkatnya ekspor kapital adalah konsekuensi logis dari finance capital. Akibat

dominasi finance capital, negara-negara kapitalis maju berhasil mengakumulasi kapital

hingga mencapai ukuran raksasa, yang terbukti tidak dapat ditampung oleh pasar domestik

yang semakin sempit. Jika situasi ini dipertahankan, akumulasi kapital yang berlebih itu

akan memicu terjadinya krisis ekonomi sehingga kebutuhan untuk ekspor kapital menjadi

32

Page 39: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

tak terelakkan. Itu sebabnya, ekspor kapital oleh Kulikov disebutnya sebagai metode yang

efektif bagi ekspansi kekuasaan monopolis dan untuk meningkatkan porsi keuntungan

mereka.26

Dengan kedudukan yang monopolis, kekuasaan perusahaan-perusahaan

multinasional dan transnasional mengatasi kekuasaan sebuah negara-bangsa. Untuk

mempertahankan tingkat keuntungannya yang maksimal, perusahaan-perusahaan

multinasional melakukan trategi umumnya yaitu, memaksa sebuah negara-bangsa untuk

melaksanakan tiga hal yaitu: menjamin kebebasan berinvestasi, kebebasan aliran modal,

menjamin terjadinya perdagangan bebas terhadap semua barang dan jasa termasuk hak atas

kekayaan intelektual. Dengan doktrin trinitasnya ini, perusahaan-perusahaan multinasional

makin leluasa dalam mengakumulasi kapitalnya di seluruh penjuru bumi.

Hal tersebut sejalan dengan yang dibahasakan oleh William I Robonson bahwa:

Mobilitas modal secara global memungkinkan terjadinya sentralisasi dan integrasi fungsional seluruh bagian dunia dalam rantai produksi dan distribusi, perubahan nilai uang yang sangat cepat dengan pemusatan manajemen, kontrol dalam pembuatan sebuah keputusan arus modal antar bangsa. Institusi-institusi ini termasuk didalamnya, perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional yang menguasai dan mengatur sumber ekonomi dunia dan kesejahteraan umat manusia, serta lembaga keuangan internasional (seperti IMF dan Bank Dunia). Lembaga-lembaga tersebut telah mendorong terselenggaranya kondisi yang dibutuhkan bagi terwujudnya akumulasi modal secara global. Pembagian dunia kedalam negera-negara Utara dan mitra juniornya di Selatan telah menciptakan politik -baik lokal maupun global- tata adminstrasi, dan hukum internasional yang memungkinkan berfungsinya sistem ini. Begitu juga dengan forum nasional antarbangsa baik yang bersifat formal maupun informal, seperti negara (Group of Seven), Komisi Trilateral (Trilateral Commission), dan

26 Ibid, Hal. 84

33

Page 40: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) yang membangun strategi-strategi untuk mempertahankan dan mereproduksi sistem, sertamengawasi keseluruhan operasi.27

Karena konsekuensi dari ekspor kapital adalah bertumbuhnya perusahaan-

perusahaan multinasional yang bersifat monopolis, mereka kemudian membagi dunia

dikalangan mereka sendiri. Pembagian dunia itu, kadang terjadi dalam wujud perang

militer, seperti Perang Dunia Pertama dan Kedua dan perang-perang kecil lainnya. Bentuk

lain dari pembagian dunia itu adalah perang ekonomi, seperti adanya kelompok G7 dan

blok-blok ekonomi. Tujuan utamanya adalah membuka pasar seluas-luasnya bagi

kepentingan kaum kapitalis. Dari sini, fenomena munculnya regionalisme ekonomi harus

dilihat sebagai perwujudan kepentingan perusahaan-perusahaan multinasional.

Fenomena munculnya tren regionalisasi menjadi arena baru bagi penganut pasar

bebas untuk memperdalam, mempercepat, dan memperkukuh prinsip-prinsip perdagangan

bebas. Hal tersebut dapat dilihat pada klausa-klausa yang telah disepakatioleh masing-

masing blok ekonomi tersebut.

Kerja-kerja perusahaan-perusahaan multinasional makin efektif karena disokong

organisasi atau rezim internasional yang berfungsi sebagai surveillance system. Untuk

menjamin bahwa negara-negara di seluruh dunia patuh menjalankan doktrin neoliberal.

Tiga institusi yang terpenting tersebut adalah IMF, WTO, dan Bank Dunia.

27 William I. Robinson, Neoliberalisme, Elit Global, dan Transisi Guatemala:Seuah Analisis

Makrostruktural, C-Books, Jakarta, 2003, Hal. 3

34

Page 41: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Kebutuhan utama didirikannya lembaga-lembaga keuangan internasional ini, lebih

didorong untuk mempromosikan kebijakan-kebijakan kapitalis dan memperkuat kekuasaan

sektor swasta. Seperti dikemukakan oleh Michael Camdessus, dalam papernya, “Reflection

on the IMF and Internasional Monetary System”, bahwa gagasan utama pembentukan IMF

agar negara-negara anggota mengadopsi kebijakan yang kondusif bagi pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas keuangan, dan keterbukaan ekonomi bagi perdagangan

internasional.28

Fokus kerja Bank Dunia adalah “membantu pembangunan dan rekonstruksi teritori

para anggota dengan memfasilitasi investasi kapital untuk tujuan produksi”. Bidang

garapnya, misalnya, pembangunan jalan-jalan kereta api, jalan raya, jembatan, pelabuhan

dan infrastruktur lainnya, yakni kegiatan ekonomi yang tidak menguntungkan jika

dibangunoleh perusahaan-perusahaan swasta. Setelah Eropa, fokus kerja Bank Dunia

berpindah ke Dunia Ketiga.

Dalam bingkai itu, IMF didirikan untuk melicinkan jalan bagi perdgangan dunia

melalui pengurangan pembatasan lalu lintas devisa dan penggunaan dana-dana cadangan

untuk dipinjamkan kepda negara-negara yang mengalami masalah keseimbangan neraca

pembayaran sementara sehingga perdagangannya terus berlanjut tanpa diinterupsi,

pemberian dana-dana ini ditujukan agar seluruh negara memperoleh keuntungan dari pasar

dunia, khusunya negara-negara induk imperialis seperti Amerika Serikat dan Inggris.

28 Rizal Ramli, Malpraktek dan Mitos IMF di Indonesia, Makalah yang disampaikan dalam seminar yang

dilakukan oleh Aliansi Anti IMF (ANTI) di Jakarta, 2002

35

Page 42: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program di Bank Dunia dan IMF ini, maka

program neo-Liberal, mengambil bentuk sebagai berikut:

1. Paket kebijakan Structural Adjustment (Penyesuaian Struktural), terdiri dari

komponen-komponen: (a) Liberalisasi impor dan pelaksanaan aliran uang yang

bebas; (b) Devaluasi; (c) Kebijakan moneter dan fiskal dalam bentuk:

pembatasan kredit, peningkatan suku bunga kredit, penghapusan subsidi,

peningkatan pajak, kenaikan harga public utilities, dan penekanan untuk tidak

menaikkan upah dan gaji.

2. Paket kebijakan deregulasi, yaitu: (a) intervensi pemerintah harus dihilangkan

atau diminimumkan karena dianggap telah mendistorsi pasar; (b) privatisasi yang

seluas-luasnya dalam ekonomi sehingga mencakup bidang-bidang yang selama

ini dikuasai negara; (c) liberalisasi seluruh kegiatan ekonomi termasuk

penghapusan segala jenis proteksi; (d) memperbesar dan memperlancar arus

masuk investasi asing dengan fasilitas-fasilitas yang lebih luas dan longgar.

3. Paket kebijakan yang direkomendasikan kepada beberapa negara Asia dalam

menghadapi krisis ekonomi akibat anjloknya nilai tukar mata uang terhadap

dollar AS, yang merupakan gabungan dua paket di atas ditambah tuntutan-

tuntutan spesifik.29

Sementara itu, proyek politik para kaum neoliberal adalah mempromosikan

“demokrasi”, atau lebih tepat disebut poliarki. Sebuah sistem yang merujuk pada adanya 29 Sritua Arif, Teori Dan Kebijaksanaan Pembangunan, CIDES, 1998, hal. 360-367

36

Page 43: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

sekelompok kecil yang benar-benar memiliki kekuasaan dan terlibat langsung dalam

pembuatan kebijakan, sembari hanya memberi kesempatan kelompok mayoritas memilih

mereka yang bersaing dalam sistem pemilihan umum yang diawasi secara ketat. Tipe

“demokrasi pura-pura” ini sama sekali tidak melibatkan kekuasaan dari massa rakyat,

kekuasaannya berakhir setelah kelompok elit yang berkuasa dan menyebabkan semakin

menganganya kesenjangan akibat ekonomi global. Krisis yang berkembang diseluruh

Negara Dunia Ketiga semenjak tahun 1970-an sampai 1980-an, dalam konteks

neoliberalisasi, ternyata diselesaikan oleh transisi poliarkis. Dari transisi kita membongkar

adanya upaya dari kelompok dominantransnasional untuk kembali menegaskan dominasi

politik. Dominasi ini dilakukan dari cara-cara yang paling memaksa (koersif) dengan

bantuan rezim diktator hingga cara-cara konsensus dengan kelompok poliarkis. Taruhan

dari pentaan sosial seperti ini apalagi ditunjang dengan kemunculan kekuasaan kapitalis

global adalah bangkitnya otoritarianisme.

Desakan yang sangat kuat dari dalam untuk melakukan demokratisasi yang lebih

serius, ditambah elit-elit transnasional yang memiliki kekuatan struktural ekonomi global

dan pengaruh politik ideologis yang besar didalamnya, sering membuat negara, seperti

Amerika Serikat, melakukan intervensi politik bahkan militer secara langsung untuk

mengukuhkan kembali hegemoninya.

37

Page 44: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

B. Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri

Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan

oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan

kebijakasanaan suatu negara untuk mengatur hubungan luar negeri. Ia merupakan bagian

dari keijaksanaan nasional negara tersebut dan semata-mata dimaksudkan untuk mengabdi

kepada tujuan-tujuan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu yang sedang dihadapi, dan

hal tersebut lazimnya diseut kepentingan naional. Tujuan politik luar negeri adalah

mewujudkan kepentingan nasional negaranya. Tujuan tersebut memuat gambaran atas

keadaan negara di masa mendatang dan kondisi masa depan yang diinginkan.

Kepentingan nasional (national interest) dipahami sebagai konsep kunci dalam politik luar negeri. Konsep tersebut dapat diorientasikan pada ideologi suatu negara ataupun pada sistem nilai sebagai pedoman prilaku negara tersebut. Artinya bahwa keputusan dan tindakan politik luar negeri bisa didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan ideologis ataupun dapat terjadi atas dasar pertimbangan kepentingan. Namun bisa juga terjadi interplay antara ideologi dengan kepentingan sehingga terjalin hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara pertimbangan-pertimbangan ideologis dengan pertimbangan-pertimbangan kepentingan yang tidak menutup kemungkinan terciptanya formulasi kebijaksanaan politik luar negeri yang lain atau baru.30

Dalam pelaksanaan tentang politik luar negeri terdapat tiga determinan yang harus

diperhatikan. Pertama adalah kepentingan nasional, dimana politik luar negeri adalah

pencerminan dari kepentingan nasional suatu negara terhadap lingkungan luarnya. Politik

luar negeri sebagai pencerminan dari kepentingan nasional dikemukakan oleh J. Frankel :

30 Sumpena Prawira Saputra, Politik Luar Negeri Indonesia, Remaja Karya Offset, Jakarta, 1985, hal. 24

38

Page 45: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Politik luar negeri merupakan pencerminan dari kepentingan nasional yang ditujukan ke luar negeri, yang tidak terpisah dari keseluruhan tujuan nasional, dan tetap merupakan komponen atau unsur dari kondisi dalam negeri.31

Yang perlu diperhatikan dalam keterkaitan kepentingan nasional dan politik luar negeri

adalah bahwa pelaksanaan politik luar negeri tersebut semaksimal mungkin dapat

menguntungkan bagi kepentingan nasional, baik diukur dari kepentingan keselamatan dan

keamanan nasional, maupun diukur dari peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan

nasional.

Determinan kedua yang berhubungan dengan politik luar negeri dan politik

internasional adalah kemampuan nasioanal. Kemampuan naional adalah kemampuan yang

dimiliki suatu bangsa, baik secara aktual maupun bersifat potensial. Dengan

kemampuannya, segenap daya bangsa baik yang manifest maupun latent yang meliputi

segala sumber daya yang yang melekat pada bangsa yang bersangkutan.

Strategi politik luar negeri adalah output. Sedangakan input berasal dari kondisi-kondisi lingkungan ekstern dan dan intern yang dikonversi menjadi input, melalui proses pemahaman situasi yang dikaitkan dengan penentuan tujuan yang akan dicapai, mobilisasi untuk mencapai tujuan tersebut dan upaya-upaya nyata dalam merealisasikan tujuan yang sudah ditetapkan.32

Politik luar negeri sebagai serangkaian atau sekumpulan komitmen, mengacu

kepada strategi, kepentingan dan tujuan-tujuan khusus (spesificgoals) serta sarana-sarana

(means) untuk pencapaiannya. Komitmen dan rencana tindakan ini dapat ditelaah dari

31 J. Frankel, Hubungan Internasional, ANS Sungguh Barsaudara, Jakarta, 1990, Hal. 55 32 K.J. Holsti, Politik Internasional:Kerangka Analisis Pedoman Ilmu, Jakarta, 1987, Hal. 88

39

Page 46: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

kondisi riil dan situasi nyata yang sedang berlangsung, sehinnga dapat lebih mudah diamati

dan dianalisa.

Determinan ketiga adalah kondisi internasional dengan sifatny yang dinamis. Setiap

negara merumuskan kebijaksanaan politik luar negeri,tetapi tidak akan mungkin mengatur

dan menetapkan proses dinamika internasional sebagai akibat dari interaksi yang terus

menerus antara bangsa-bangsa di dunia.

Politik luar negeri berhubungan dengan semua usaha dari sistem politik nasional untuk beradaptasi dengan lingkungan geopolitiknya dan untuk menetapkan tindakan pengendaliaan terhadap lingkungannya agar dapat memenuhi nilai-nilai (goal values) yang terdapat dalam sistemnya.33

Sufri Yusuf memberikan sebuah definisi standar menyatakan bahwa politik luar

negeri itu adalah politik untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan segala

kekuasaan dan kemampuan yang ada.34 Karena situasi dan kondisi dunia yang tidak statis,

tetapi mengalami dinamika yang terus berkembang, maka kebijaksanaan politik suatu

negara selalu mengalami penyusunan atau mengalami penyesuaian dengan kondisi politik

luar negeri, karena politik luar negeri merupakan perpanjangan tangan dari politik dalam

negeri. Oleh sebab itu, kebijaksanaan politik luar negeri sangat ditentukan oleh kondisi

obyektif politik dalam negeri. Apa yang dirumuskan pada politik dalam negeri, akan

menjadi acuan untuk perumusan politik luar negeri yang ditujukan pada dunia

internasional.

33 Ibid, Hal. 133 34 Sufri Yusuf, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri, Sebuah Analisis Teoritis dan Uraian

Pelaksanaannya, Pustaka Sinar, Jakarta, 1989, Hal.110

40

Page 47: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Politik luar negeri sebagai topik kajian ilmiah merupakan suatu bidang studi yang

kompleks dan luas yang mencakup tidak kurang dari kehidupan intern dan kebutuhan

ekstern dari sekelompok besar masyarakat dan berusaha memelihara identitas geografis,

hukum, dan sosial sebagai negara bangsa (nation state). Politik luar negeri merupakan

sintesa dari tujuan masyarakat (national interest) dan saran yang berupa kekuasaan dan

kapabilitas negara-negara dalam interaksinya dengan negara lain.

Definisi standar dari politik luar negeri diturunkan dari unsur-unsur yang sangat

fundamen, dimana politik luar negeri terdiri dari dua elemen utama, yakni tujuan nasional

yang akan dicapai dan sumber daya untuk mencapainya. Theodore A. Columbus

menunjukkan bahwa interaksi antara tujuan-tujuan nasional dan sumber dayanya

merupakan subyek keahlian sebagai negara yang abadi. Dalam unsur-unsurnya, politik luar

negeri dan semua bangsa, besar dan kecil adalah sama.35

Sasaran politik luar negeri pada hakekatnya adalah mewakili, menegakkan,

membela, memperjuangkan, dan memenuhi kepentingan nasionalnya dalam forum

hubungan internasional yang tak lain adalah forum interaksi masyarakat internasional.

Suatu pemerintah pada umumnya berusaha mewujudkan tujuan nasionalnya melalui

berbagai cara yang bervariasi antara satu negar dengan negara lain, yang drefleksikan

antara lain melalui perumusan kebijaksanaan politik luar negeri. Hal ini dipertegas oleh

pendapat Holsti yang merumuskan bahwa:

35 Theodore A. Coulombis, International Relations:Powers and Justice, Terjemahan, Drs. Marsedes Marbun,

CV. Abardin, 1990, Hal. 125

41

Page 48: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Kebijakan, sikap atau tindakan suatu negara merupakan output politik luar negeri dengan berlandaskan pemikiran serta pola tindakan yang disusun oleh para pembuat keputusan untuk; (1) menanggulangi permasalahan, dan (2) mengusahakan perubahan dalam lingkungan internasional.36

Disparitas antara pernyataan-pernyataan tentang nilai dan prinsip yang dianut oleh

satu pihak dengan kepentingan politik praktis di pihak lain memang kadang terjadi dalam

pengambilan keputusan atau tindakan politik luar negeri. Merujuk pada pendapat Frankel

yang mengatakan bahwa kepentingan nasional pada hakikatnya merupakan keseluruhan

nilai yang hendak ditegakkan oleh bangsa.37 Terhadap nilai tersrsebut Dr. Budiono

berpendapat bahwa apabila dirumuskan akan mencerminkan pandangan hidup dari suatu

bangsa, dan pandangan hidup tersebut baru menjadi relevan bagi politik luar negeri setelah

dijabarkan ke dalam struktur sasaran yang pragmatis.

Politik luar negeri adalah keseluruhan proses keputusan pemerintah untuk mengatur semua hubungannya dengan ‘kalangan luar’, semua bentuk ‘hubungan luar negeri yang dikontrol pemerintah merupakan bagian dari politik luar negeri.38 Definisi politik luar negeri yang menekankan pada strategi dikemukakan oleh Jack

C. Plano dan Roy Olton:

Politik luar negeri merupakan strategi atau rencana yang dibentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unti politik internasional lainnya dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.39

36 K.J. Holsti, Op.Cit. Hal. 131 37 J. Frankel, Op.Cit., Hal. 56 38 Budiono Kusumuhamidjojo, Hubungan Internasional:Kerangka Studi Analisis, Bina Cipta, Jakarta, 1987,

Hal. 35 39 Roy Olton dan Jack C. Plano, Kamus Hubungan Internasional, Terjemahan, Wawan, CV. Aardin,

Bandung, 1990, Hal. 5

42

Page 49: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Pendapat tersebut diperkuat oleh Moechtar Mas’oed yang memberikan dasar bagi

analisis strategi politik luar negeri pada asumsi sebagai berikut:

1. Prilaku politik luar negeri suatu negara pasti diarahkan untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan pada ruang lingkup internasional.

2. Para pembuat keputusan selalu berusaha memaksimalkan perolehan bagi

negaranya.

3. Para pembuat keputusan harus memperhitungkan juga tujuan dan strategi

berbagai negara lain.40

40 Moechtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional:Disiplin dan Metodologi, PT. Pustaka LP3S, Jakarta,

1994, hal. 90

43

Page 50: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Kuba

Letak geografis Kuba sangat menentukan sejarah politik dan sosial ekonomi

negara tersebut. Tidak ada satu entitas politik yang lain di belahan bumi bagian Barat

yang sedinamis Kuba, dan tak ada negara yang telah berulang kali mengubah status

negara mulai dari kolonial, republik sampai sosialis paling tidak pada seratus tahun

terakhir. Daratan yang terluas dan yang paling barat dari Kepulauan Antilles, Kuba

secara terpusat berlokasi diantara Utara dan Selatan Amerika, dan sebagai gerbang

Laut Karibia. Selama beratus-ratus tahun, posisinya yang strategis, kekayaan lahan,

pelabuhan yang berlimpah, cadangan mineral telah memikat kekuatan-kekuatan

asing, yang pertama Spanyol, Amerika Serikat, dan kemudian Uni Soviet.1

Kuba berada pada 90 mil sebelah selatan dari pulau-pulau rendah di Barat,

dan terletak di pintu masuk Teluk Mexico antara Florida dan Amerika Tengah. Kuba

adalah pulau terluas di Hindia Barat. Secara geografis Kuba memiliki kondisi yang

berbeda, mayoritas daratan di Kuba adalah dataran rendah, dan dikelilingi oleh

perbukitan. Ujung Timur pulau tersebut adalah pegunungan. Bagian Selatan pulau

sangat datar dan sering terkena tsunami yang didahului dengan angin topan. Puncak

tertinggi Kuba adalah Pico Turquino di bagian Selatan pulau dengan ketinggian 6560

kaki.2

1 Microsoft Encarta, Cuban History 2 Brief History of Cuba, www.thehistoryofcuba.com

Page 51: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Penduduk pertama Kuba adalah suku Ciboney yang tiba melalui jalan laut,

mengikuti angin pasat menuju ke barat dari pantai Venezuela sepanjang daratan

Karibia. Arawakan adalah suku selanjutnya mendarat di pulau ini dengan dua

gelombang. Dimulai dengan sub-Tainos yang tiba sekitar 900 tahun masehi, secara

perlahan-lahan mendesak suku Ciboney ke bagian barat pulau. Gelombang migrasi

yang kedua, Suku Tainos, didesak ke arah timur lokasi pantai Kuba yang

bersebelahan dengan pulau Hispaniola pada abad ke-15, sesaat sebelum penaklukan

oleh Spanyol.3

Ketika Christopher Colombus tiba di pulau tersebut pada tanggal 27 oktober

1492, jumlah populasi suku asli Kuba kurang lebih 112.000, dengan 92.000 sub-

Tainos, 10.000 Tainos, dan 10.000 Ciboney. Colombus mengklaim pulau tersebut

dikuasai Spanyol, bangsa yang telah mendukung perjalanannya. Pada tahun 1508

Sebastian de Ocampo membuat peta keseluruhan garis pantai dan menentukan bahwa

daratan tersebut adalah Kuba.4

Sejak tahun 1500-an , Kuba telah menjadi daerah jajahan Spanyol. Hal ini

dapat dilihat dengan upaya untuk menyingkirkan suku-suku asli yang telah lama

menetap di Kuba.

...masyarakat Kuba merupakan suatu produk penaklukan belahan bumi Barat Spanyol, diawali dengan penemuan Christopher Colombus pada tahun 1492. orang-orang Indian asli yang berbahasa Arawak disapu bersih atau terserap ke dalam budaya pendatang.5

3 Microsoft Encarta, Op.Cit. 4 Ibid 5 Eric R. Wolf, Perang Petani, INSIST Press, Yogyakarta, 2004, hal. 132

45

Page 52: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Selain itu, karena letaknya yang strategis Spanyol membangun pelabuhan-

pelabuhan dan menjadikannya sebagai basis militer. Pelabuhan-pelabuhan tersebut

juga digunakan untuk kepentingan ekonomi Spanyol dengan melakukan transaksi

dagang. Pelabuhan-pelabuhan tersebut dijadikan sebagai basis untuk mengangkut

kekayaan alam benua Amerika yang akan dibawa ke Eropa.

Selama berabad-abad pendudukan Spanyol, pulau itu terutama menjadi basis strategis, menjaga garis laut yang menghubungkan pelabuhan Cadiz di Spanyol dengan pelabuhan-pelabuhan Amerika di Panama dan Meksiko. Havana tumbuh dalam respon langsung terhadap kebutuhan organisasionalarmada perak Spanyol dan usaha Spanyol untuk memasuki koloni-koloni Amerika dengan barang-barang Eropa. Sejak awal, Havana menghadapkan wajahnya ke laut, ke arah kontak-kontak dengan dunia luar yang mengurung pulau tersebut.6 Gula adalah produk andalan dari negara ini dan kemudian menjadi incaran

dari negara-negara kolonial. Pada tahun 1740, Kuba menghasilkan keuntungan yang

besar dari produkasi gula. Akan tetapi, keuntungan tersebut hanya dinikmati oleh

segelintir elit Spanyol yang memonopoli produksi gula Kuba. Monopoli tersebut

terjadi akibat lahan serta pabrik penyulingan tebu yang tadinya dimiliki oleh para

petani diambil alih kepemilikannya oleh Spanyol.

Berkembangnya produksi gula diikuti dengan peningkatan impor budak dari

benua Afrika yang menggantikan para penduduk asli yang terus berkurang akibat

penindasan yang dilakukan oleh Spanyol. Selama abad ke-19, perbudakan menjadi

hal yang fundamental dalam produksi gula di Kuba.

6 Ibid, hal. 132

46

Page 53: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Sistem perbudakan yang dilakukan oleh Spanyol semakin menampakkan

watak aslinya sebagai penjajah dan hal tersebut memicu perlawanan tidak hanya dari

para budak yang kemudian melarikan diri dan mengorganisir warga berkulit hitam

akan tetapi perlawanan juga muncul dari para petani yang hak-haknya dirampas oleh

Spanyol.

Selama pendudukan Spanyol, tercatat beberapa kali terjadi pemberontakan

yang dilakukan oleh beberapa kelompok dengan membawa tuntutan-tuntutan yang

berbeda-beda akan tetapi pada umumnya mereka meminta diwujudkannya kesetaraan

ras dan sosial ekonomi. Pada tahun 1868, Carlos Manuel de Cespedes, mengoarkan

sebuah pemberontakan yang kemudian dikenal dengan Perang Sepuluh Tahun. Pada

tahun 1895, Jose Marti bersama Partai Revolusioner Kuba (PRC) yang merupakan

gabungan dari kelompok-kelompok revolusioner di Kuba, mengobarkan perang

kemerdekaan terhadap Spanyol. Perang ini berakhir dengan kematian Jose Marti yang

kemudian menjadi simbol perlawanan rakyat Kuba. Dan yang terakhir yaitu Perang

Spanyol-Amerika yang terjadi pada tahun 1898, perang ini pada awalnya dipelopori

oleh PRC yang kembali melakukan pengorganisiran setelah kalah dalam perang

sebelumnya. Akan tetapi pemberontakan rakyat Kuba ini berubah menjadi

kemenangan Amerika Serikat setelah negara itu melakukan intervensi terhadap

persoalan yang terjadi di Kuba.

Intervensi Amerika Serikat terhadap Kuba telah lama dimulai ketika negara

tersebut membuka pasar seluas-luasnya untuk produksi gula Kuba. Kemenangan

47

Page 54: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Amerika Serikat terhadap Spanyol semakin mengukuhkan dominasi ekonomi

politiknya terhadap Kuba.

Untuk menjamin bahwa arah pemerintahan baru Kuba mengikuti kebijakan

Amerika Serikat, maka dilakukan proses “Amerikanisasi” terhadap pemimpin-

pemimpin baru Kuba sebelum mengakhiri pendudukannya. Sejak saat itu, para elit

Kuba mulai tunduk terhadap pengaruh Amerika Serikat.

Pada tahun 1900, dibentuk Dewan Konstitusional yang akan merumuskan

konstitusi baru Kuba. Untuk meyakinkan bahwa dewan tersebut tidak menolak

pengaruh Amerika Serikat, pemerintah Amerika Serikat meminta dengan tegas bahwa

konstitusi baru harus memasukkan sejumlah syarat yang menjelaskan hubungan

antara kedua bangsa.

Syarat-syarat ini, yang kemudian dikenal dengan Platt Amandemen yang

diambil dari nama penginisiatifnya, senator Amerika Serikat Orville Platt.

Amandemen itu menetapkan bahwa Kuba tak akan membuat perjanjian untuk mengurangi kedaulatannya; tak ada kontak hutang luar negeri tanpa jaminan dimana bunga dapat diperoleh dari pajak biasa; menjamin Amerika Serikat berhak untuk campur tangan dalam melindungi kedaulatan Kuba; dan adanya suatu pemerintahan yang mampu melindungi kehidupan, kemerdekaan dan hak milik; serta mengijinkan Amerika Serikat membeli atau menyewa tanah untuk stasiun-stasiun batu bara dan laut.7 Amerika Serikat juga meminta agar pendudukan militer tidak berakhir sampai

Kuba menerima Platt Amandemen sebagai bagian dari konstitusi baru. Sebagai

balasan penerimaan amandemen tersebut, Amerika Serikat mensahkan suatu beban

7 Ibid. hal. 136

48

Page 55: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

pajak yang memperluas peluang pasar tebu Kuba di Amerika Serikat dan kebebasan

untuk menyeleksi produk-produk Amerika di pasar Kuba. Tindakan Amerika

menyebabkan produksi gula mendominasi ekonomi Kuba sementara konsumsi

domestik Kuba diintegrasikan ke dalam pasar Amerika Serikat yang lebih luas. Tak

mengherankan jika para nasionalis Kuba memandang Amerika Serikat dengan

kegetiran dan kebencian. Sejarawan Kuba Herminio Portell Vila menulis bahwa,

Revolusi Kuba tahun 1868-1898 menyelesaikan cita-citanya menghancurkan dasar-dasar struktur politik, ekonomi, dan sosial negeri tersebut dalam rangka merekonstruksinya untuk keuntungan nasional. Obor pembakar perjuangan, kamp-kamp rekonsentrasi, kekalahan Partai Spanyol sedang menyediakan masa depan Kuba yang baru ketika intervensi Amerika Utara mendirikan kembali dan mengkonsolidasikan aspek-aspek ekonomi dan sosial rezim yang dihancurkan dengan seluruh implikasi politik mereka.8 Mayoritas rakyat kuba menolak dengan tegas terhadap pemberlakuan Platt

Amandemen. Anggota-anggota perwakilan dan rakyat Kuba melakukan protes.

Mayoritas rakyat Kuba melihat bahwa Platt Amandemen sebagai pelanggaran

terhadap keadaulatan Kuba dan sebagai usaha Amerika Serikat untuk melanggengkan

kontrolnya. Kondisi tersebut membangun semangat anti Amerika yang sangat kuat

diantara rakyat Kuba.

B. Pra dan Pasca Revolusi Kuba 1959

Dibawah dominasi Amerika Serikat sejak tahun 1900-an, Kuba telah

melakukan pergantian kekuasan yang pada intinya semakin memperlihatkan betapa

kuatnya dominasi Amerika Serikat secara ekonomi maupun politik. Pengaruh 8 Herminio Portel Vila, The Nasionalism of Cuban Intellectuals, dalam Robert F. Smith, ed., Background to Revolution: The Development of Modern Cuba,Knopf, New York, 1966, hal. 68-73

49

Page 56: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Amerika Serikat yang begitu kuat membuat tiap penguasa Kuba harus menjalankan

agenda ekonomi politik pemerintah Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan

asing.

Perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh Amerika Serikat mengontrol sembilan dari sepuluh central terbesar dan dua belas dari dua puluh central di kelas yang erukuran lebih rendah. Central-central dibawah kontrol Amerika Serikat menghasilkan sekitar 40% hasil gula Kuba dan mengontrol 54% kapasitas penggilingannya. Karenanya, tidaklah sulit untuk melihat pabrik-pabrik penggilingan sebagai benteng-benteng asing “dimana suatu proconsul eksekutif memegang kekuasaan sebagai perwakilan suatu kekuasaan jarak jauh yang imperial”.9 Pergantian kekuasaan yang kerap kali terjadi juga tidak menjawab persoalan-

persoalan yang telah dihadapi oleh rakyat Kuba hingga telah merdeka dari penjajahan

Spanyol. Berbagai persoalan masih dihadapi oleh rakyat Kuba, seperti, di bidang

ekonomi; dominasi elit penguasa dalam produksi gula yang mengakibatkan

rendahnya kualitas hidup rakyat, sementara upah yang diberikan kepada para petani

tebu sangatlah minim sehingga kemiskinan masih menjadi persoalan mendasar. Di

bidang politik; masih dipraktekkannya politik korupsi, jalur birokrasi yang begitu

kompleks, praktek hukum yang membuka peluang terjadinya kecurangan di pemilu

dan belum adanya perlakuan yang setara antar ras kelompok masyarakat tertentu

semakin menambah masalah di bidang sosial.

Kondisi tersebut semakin memajukan kesadaran politik rakyat Kuba untuk

membangun organisasi, partai, asosiasi dan perkumpulan lainnya sebagai tempat

9 Fernando Ortiz, Cuban Counterpoint:Tobacco and Sugar, Knopf, New York, 1947, hal. 63

50

Page 57: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

mengorganisir diri dan menuntut kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dan

bersebrangan dengan kehendak rakyat.

Pada tahun 1920 politik korupsi, kejatuhan ekonomi, dan masalah keuangan menyebabkan banyak kelompok membentuk organisasi-organisasi politik baru. Pekerja industri dan pertanian membentuk persatuan dagang, yang berdiri di bawah Federasi Pekerja Nasional Kuba. Pekerja lainnya membentuk Partai Sosialis Radikal. Para perempuan berjuang untuk mendapatkan hak hukum dan sosial dengan membentuk organisasi Hak Asasi Perempuan. Pada tahun 1925 kelompok-kelompok Komunis bersatu membentuk Partai Komunis Kuba. Kelompok intelektual yang menentang pemerintah membentuk Grupo Minorista, yang menuntut reformasi politik dan budaya. Generasi baru Kuba memproklamirkan sebuah nasionalisme idealis yang bertujuan menegakkan keadilan sosial di Kuba.10

Berbagai macam kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat mayoritas

mendapatkan perlawanan bahkan pemberontakan. Hal ini terjadi hampir di tiap

periode jabatan kepresidenan mulai dari Tomas Estrada yang menjadi presiden

pertama Kuba, disusul prsiden-presiden selanjutnya hingga berakhir pada Revolusi

1959 yang menumbangkan rezim diktator Batista. Resistensi tersebut tidak jarang

berujung pada tindakan kekerasan yang dilakukan para penguasa akibat sistem politik

otoritarian yang diterapkan untuk menutup ruang-ruang demokrasi.

Ditengah maraknya penjarahan politik dan oportunisme elektoral, suara-suara yang menuntut keadilan sosial kembali muncul. Antara tahun 1908 dan 1912 sejumlah kelompok politik kulit hitam, seperti Asosiasi Warna Independen dan Partai Warna Independen mengorganisir perlawanan terhadap diskriminasi ras dalam politik Kuba. Khawatir akan berkembangnya isu ras menjadi isu nasional, Kongres Kuba meloloskan hukum Morua, yang melarang organisasi politik yang bertendensi rasial. Partai Warna Independen menjawabnya dengan sebuah pemberontakan bersenjata pada tahun 1912, dan pemerintahan Amerika Serikat mendaratkan Angkatan Laut

10 Microsoft Encarta, Op.Cit.

51

Page 58: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

di Guantanamo, Havana, dan Manzanillo. Presiden Kuba Jose Miguel Gomez manindak para pemberontak tanpa ampun dan untuk menjalankan itu pemerintahannya akan mencegah kerusuhan sipil. Pemerintah melakukan eksekusi terhadap ratusan dan bahkan ribuan aktivis kulit hitam dan simpatisannya, mengakhiri organisasi politik yang berdasarkan ras.11

Pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak

bersepakat terhadap kebijakan-keijakan pemerintah yang cenderung lebih

mengakomodasi kepentingan modal Amerika Serikat dan struktur pemerintahan yang

semakin tidak efektif untuk menjalankan agenda-agenda perubahan beberapa kali

selalu mampu dipatahkan.

Puluhan tahun berada dalam kondisi yang tertindas oleh kebijakan ekonomi

politik yang tidak adil dan spirit perlawanan yang telah demikian mengakar serta

harapan akan perubahan menjadikan rakyat Kuba terus mengobarkan perlawanan

terhadap rezim yang tiran dan despotik. Tepatnya, 26 Juli 1953, yang kemudian

dikenal dengan gerakan 26 Juli, Fidel Castro memobilisasi bersama 150 tentara

pengikutnya melakukan penyerangan terhadap barak militer Moncada di Santiago de

Cuba. Penyerangan ini berakhir dengan ditangkapnya Fidel Castro serta beberapa

pengikutnya dan selebihnya dibunuh oleh tentara rezim diktator Batista.

Meski gagal, penyerangan tersebut menyisakan mesiu bagi rezim diktator

Batista yang menjalankan sistem politiknya secara otoriter dan lebih tunduk kepada

kepentingan ekonomi politik Amerika Serikat.

Dalam tahun-tahun menjelang Revolusi, investasi Amerika Serikat di Kuba lebih dari 11% dari total investasi AS di Amerika Latin dan

11 Ibid, Microsoft Encarta

52

Page 59: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Karibia. Pada tahun 1959, perusahaan Amerika Serikat mengontrol 40% produksi gula dan 75% tanah yang dapat ditanami; mereka juga menguasai lebih dari 90% fasilitas listrik dan telekomunikasi, 50% kereta api, 90 % pertambangan, 100 % pemurnian minyak dan 90% lahan-lahan peternakan. Mereka mendominasi sektor transportasi, manufaktur dan turis. Terlebih lagi, bank-bank Amerika Serikat memegang lebih dari seperempat deposit bank (Barry, Wood dan Preusch 1984: 268; Greene 1970: 139; Patterson 1994: 35-54). Organisasi kriminal berdatang dari Amerika Serikat --khususnya Mafia--sangat memperngaruhi ekonomi dan politik. Akibatnya, korupsi berkembang apakah dalam bentuk penggelapan dana publik dan juga pembayaran dari Mafia.12

Selama beberapa tahun, Amerika Serikat mengintervensi militer atau

memanipulasi kebijakan domestik Kuba memastikan bahwa pemerintahan yang ada

tunduk kepada AS. Belenggu ini diputuskan pada 1 Januari 1959, ketika sebuah

perjuangan dua tahun, Gerakan 26 Juli, sebuah gerakan revolusioner yang dipimpin

oleh Fidel Castro memobilisasi buruh, petani dan sektor rakyat lainnya menjatuhkan

pemerintahan Fulgencio Batista yang didukung oleh Amerika Serikat. Gerakan ini

lahir dari kegagalan penyerangan terhadap barak militer pada 26 Juli 1953, yang

bertujuan mengakhiri kediktatoran Batista. Didalam manifestonya, Sejarah Akan

Membebaskan Ku (History will absolve me), berdasarkan pembelaan Fidel Castro di

pengadilan--membuat garis besar tujuan-tujuan pembebasan nasional, keadilan sosial

dan menjadi program dasar yang menuntun gerakan pada tahun-tahun awal revolusi.

Dengan kemenangan Revolusi Kuba, periode lama kekuasaan Amerika

Serikat atas Kuba segera berlalu, memasuki tahap yang baru, yakni permusuhan dari

Amerika Serikat yang tidak bisa didamaikan; puncaknya pada awal tahun 1960, saat

12 Isaac Saney, Cuba: Revolution in Motion, Fernwood, Kanada, 2003. hal. 23

53

Page 60: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

perusahaan minyak milik Amerika Serikat menolak melakukan penyulingan minyak

yang dibeli dari Uni Soviet. Sebagai balasan, Amerika Serikat memperkecil kuota

pembelian gula dari Kuba. Rusia mendekatinya melalui Wakil Perdana Menteri

Anastas Mikoyan, yang datang di Havana (Januari 1960) dan menyanggupi membeli

gula Kuba. Nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing, termasuk Amerika Serikat,

dilanjutkan. Pada tanggal 19 Oktoiber 1960, diumumkan embargo setiap bahan ke

Kuba kecuali beberapa bahan makanan dan obat-obatan. Kebijakan tersebut dialas

Castro dengan m,menasionalisasi semua perusahaan Amerika Serikat (beberapa

perusahaan gula, 2 perusahaan Cuban Electric Co dan cuban Telephone Co, 3 buah

bank).13

Selanjutnya, Amerika Serikat melakukan pengorganisiran dan pendanaan

invasi yang terjadi pada tahun 1961 dan kemudian dikenal dengan Bay of Pig

Invasion (Invasi Pulau Babi). Pada tahun 1962, Amerika Serikat menemukan indikasi

bahwa Kuba memiliki instalasi persenjataan nuklir yang dibangun atas kerjasama

dengan Uni Soviet, sehingga terjadi krisis persenjataan di Kuba (Cuban Missile

Crisis). Hal ini kemudian memicu ketegangan antara Amerika Serikat dengan Uni

Soviet karena ditengarai akan memicu perang nuklir. Amerika Serikat kemudian

mengeluarkan kebijakan untuk melancarkan embargo laut terhadap Kuba. Pada

pertengahan tahun 1960-an, sebagai upaya untuk melakukan tekanan terhadap

Amerika Serikat yang melakukan invasi ke Vietnam, Kuba membangun Front Anti

13 Hidayat Mukmin, Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini, Ghalia Indonesia, Jakarta,

1981, hal. 138

54

Page 61: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Imperialisme melalui perjuangan bersenjata di Benua Amerika. Che Guevara

memimpin sebuah perang gerilya di Bolivia yang berakhir pada penangkapannya dan

akhirnya dia dieksekusi pada Oktober 1967. Peristiwa tersebut menjadi evaluasi

utama Kuba terhadap bentuk penggalangan solidaritas internasional.

Selain merespon persoalan-persoalan internasional, revolusi 1959 juga

mensyaratkan upaya untuk mempertahankan revolusi dengan menjalankan program-

program yang menjadi kebutuhan pokok rakyat Kuba. Pengaruh internal dan

eksternal begitu mempengaruhi tiap fase pembangunan di Kuba.

Pada dekade awal setelah 1959, pembangunan ekonomi Kuba didominasi

dengan kebijakan reformasi agraria yang pertama kali dilakukan pada tahun 1962,

yang mengalihkan status 40% tanah pribadi menjadi milik negara, Tambahan, 40%

tanah telah didistribusikan kepada produser-produser (petani skala kecil) desa skala

kecil mencakup 120.000 petani dan menyisakan 20% untuk pemilik tanah yang

berukuran menengah dan luas. Distribusi tanah ini membuka lapangan kerja yang

begitu luas bagi para petani yang selama beberapa abad tidak berhak atas tanah

mereka sendiri.

Sektor industri dan perbankan utama dinasionalisasi. Sistem partisipasi buruh

yang demokratis diperkenalkan dan didasarkan pada sistem pemilihan delegasi

tempat bekerja. Selama tahun 1960-an, ekonomi Kuba menerapkan sistem

penganggaran keuangan yang dirang oleh Che Guevara yang saat itu menjabat

sebagai Kepala Perbankan dan Menteri Perindustrian. Sistem tersebut menekankan

55

Page 62: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

pada insentif moral dan materil, kerja sukarela dan upaya untuk meningkatkan

kesadaran buruh.

Di awal tahun 1970-an, ekonomi Kuba diperhadapkan dengan semakin

kuatnya blokade Amerika Serikat dan gagalnya panen tebu sebesar 10 juta ton.

Kondisi ini mengharuskan Kuba untuk menjalin kerjasama dengan Uni Soviet, dan

ikut serta dalam COMECON (blok ekonomi negara-negara Eropa Timur) pada tahun

1972. COMECON adalah kontributor vital bagi Kuba lewat investasi dan bantuan-

bantuan material sementara, juga teknologi untuk pembangunan secara umum

maupun pada proyek-poyek yang penting. Integrasi ekonomi menghasilkan pasar

yang stabil dan spesialisasi produksi. Sebanyak 85% perdagangan Kuba—81%

ekspor dan 88% impor--adalah dengan COMECON. Sebanyak 95% persen minyak

Kuba diimpor dari Uni Soviet. Pasar utama gula dan buah sitrus Kuba, juga adalah

Uni Soviet dan negeri-negeri Eropa Timur. Hubugan perdagangan didasarkan kepada

pemberian prioritas kepada Kuba dengan pertimbangan negeri yang masih sedikit

terbangun. Hubungan dibawah CMEA ini mendukung hubungan yang relatif stabil

dan sanling menguntungkan. Dari tahun 1971 hingga tahun 1989, ekonomi tumbuh

rata-rata 6 persen setiap tahunnya. Pertumbuhan rata-rata negeri Amerika Latin pada

periode tersebut adalah 3,6%. Dalam rentang waktu 1980-an, Kuba memiliki "tingkat

kualitas pembangunan yang lebih tinggi dibanding negeri manapun di Karibia".

Sebenarnya, dalam periode ini dibandingkan dengan keseluruhan negeri yang

terdapat di regional, penampilan ekonomi Kuba adalah “sebuah negeri yang sehat dan

stabil”. Bertentangan dengan hubungan ekonomi negeri berkembang lainnya dengan

56

Page 63: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Barat, hubungan ekonomi Kuba dengan CMEA memberikannya dapat memperoleh

“kontrol yang makin penting terhadap pembangunan ekonomi dan otonomi yang

lebih efektif”. Jadi, “apa saja yang mungkin menjadi motiv intrinsik Uni Soviet,

struktur dan cara bantuan yang diberikan di dalam Kasus Kuba lebih banyak

membantu daripada menghambat jalannya revololusi”. Maka, jika Kuba menjadi

terngantung kepada Uni Soviet, hubungan ini secara kualitas berbeda dengan

hubungan negeri-negeri berkembang lainnya--khususnya di Amerika Latin dan

Karibia--yang melakukan hubungan dengan Barat.14

Meskipun kerjasama ekonomi secara umum menguntungkan bagi

perekonomian Kuba, hal tersebut telah menciptakan distorsi dalam struktur ekonomi,

dan hal tersebut tidak diakui hingga tahun 1980-an.

Pada tahun 1970-an dan di awal tahun 1980-an, Kuba memperkuat

pembangunan ekonomi dan memperkenalkan organisasi-organisasi kekuatan rakyat,

yang bertujuan untuk mendemokratiskan pengambilan kebijakan.

Peneliti ekonomi Carlos Tablada mencatat, anatara tahun 1960-1970 dan

1981-1985 rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi nasional tahunan meningkat dari

3.6% menjadi 6.7%. pada periode yang sama nilai investasi dasar meningkat dua kali

lipat dan pertumbuhan produktivitas kerja tahunan meningkat dari 0.4% menjadi

5.2% per tahun. Angka pertumbuhan hasil industri adalah 4.8% pada tahun 1962 -

1970; namun pada tahun 1981 - 1985 meningkat mencapai 8.8%.15

14 Isaac Saney, Op.Cit., hal. 47 15 Carlos Tablada, Cuba: New Economic Actors in a Socialist Society, Links, No. 9, 1997-1998

57

Page 64: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Tablada juga mencatat, Antara tahun 1958 dan 1989 angka harapan hidup

meningkat dari 62 tahun menjadi 74 tahun. Pada tahun 1990 meningkat menjadi 75.2

tahun yang melampaui angka harapan hidup negara-negara maju lainnya (74.5 tahun).

Jumlah penduduk yang mendapat layanan dokter menurun dari 303 orang pada tahun

1832 pada periode yang sama menjadi 274 orang pada tahun 1990, dibandingkan

dengan negara-negara maju mencapai angka rata-rata 460 orang dan sebesar 4590

orang di negara terkebelakang. Angka kematian bayi adalah 10.2 per 1000 kelahiran

bayi pada tahun 1990 melampaui angka 15 per 1000 kelahiran bayi di negara-negara

maju, 52 per 1000 kelahiran bayi di negara-negara Amerika Latin dan 76 per 1000

kelahiran bayi di negara terkebelakang. Angka buta huruf menurun dari 23.6 %

menjadi 1.9% antara tahun 1958 dan 1989. Pada periode yang sama, jumlah anak

yang masuk sekolah bertambah dari 12.2 kali dan angka yang masuk perguruan tinggi

menjadi 9.2 kali. Persentase penduduk yang mendapat jaminan sosial meningkat dari

53 menjadi 100%.16

Pada pertengahan tahun 1980-an, situasi ekonomi politik mulai

memperlihatkan tantangan-tantangan besar bagi revolusi Kuba. Kondisi

perekonomian mulai memperlihatkan tanda-tanda akan terjadinya stagnasi dan

meningkatnya praktek-praktek birokrasi.

Runtuhnya Uni Soviet pada akhir tahun 1980-an dan bubarnya COMECON

berakibat pada hancurnya fondasi ekonomi Kuba dan berimplikasi pada sektor-sektor

lainnya. Tantangan ekonomi dan politik yang paling utama bagi Kuba setelah 16 Ibid

58

Page 65: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

runtuhnya Uni Soviet yang menjadi sandaran kekuatan ekonominya adalah

bagaimana untuk tetap bertahan sambil tetap memelihara prinsip-prinsip revolusi.

C. Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Negara-Negara di Amerika Latin

Sejak awal abad ke-19, sasaran utama dari kebijakan Amerika Serikat

terhadap Amerika Latin bertumpu pada upaya untuk tetap memelihara belahan bumi

bagian barat tersebut agar tetap menjadi wilayah dominasi Amerika Serikat. Upaya

dominasi terhadap Amerika Latin tidak hanya karena motivasi imperialisme atau

eksploitasi ekonomi, akan tetapi lebih jauh karena keyakinan yang kuat, ketentuan

dari para pendiri bangsa, mitos kritis yang masih tersisa dari politik Amerika Serikat

bahwa keamanan dan kemakmuran Amerika Serikat sangat tergantung pada

kebijakan ideologi politik luar negeri dan pergerakan dari belahan bumi bagian barat

tersebut. Upaya untuk mendominasi Amerika Latin telah dilakukan oleh beberapa

blok kekuatan yang dimulai sejak masa kemerdekaan, kolonialisme Eropa pada abad

ke-19 dan di awal abad ke-20, fasisme dan nazisme pada tahun 1930-an, dan

komunisme sejak berakhirnya Perang Dunia II.17

Margareth Daly Hayes dalam bukunya menyatakan bahwa terdapat tiga hal

utama yang menjadi kepentingan Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin, yaitu:

1. Kontribusi kawasan tersebut terhadap kepentingan keamanan Amerika

Serikat. 17 Jerome Slater & Jan Knippers Black, United States Policy In Latin America dalam Latin America,

Its Problems And Its Promise,United States, Westview Press, 1991, hal. 234

59

Page 66: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

2. Prospek dan kemampuan ekonomi Amerika Latin dalam menyediakan

pasar bagi Amerika Serikat

3. Amerika Latin juga juga memiliki arti penting secara politik bagi Amerika

Serikat. Dan hal ini semakin terlihat ketika terjadi serangkaian proses

transisi melalui revolusi nasional.18

Selain itu, juga terdapat dimensi ideologi yang sangat penting dalam

kebijakan Amerika Serikat yaitu keyakinan bahwa “Dunia Baru” harus didominasi,

dipimpin dan dilindungi oleh Amerika Serikat tidak hanya secara geografis, tetapi

juga secara politik, budaya, dan moral. Hal tersebut yang kemudian menjadi alasan

Amerika Serikat untuk mengisolasi, dan memproteksi seluruh belahan bumi bagian

barat tersebut dari pengaruh kelompk lain khususnya Eropa.

Kebijakan luar negeri yang dikeluarkan Amerika Serikat terhadap Amerika

Latin adalah Doktrin Monroe. Doktrin tersebut dikeluarkan pada tanggal 2 Desember

1823 oleh Presiden Amerika Serikat, James Monroe, pada pidato tahunan yang ke-7

di depan Kongres Amerika Serikat. Doktrin ini meliputi dimensi strategis dan

ideologis dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat, doktrin ini kemudian sangat

memiliki arti penting dalam perumusan kebiajakn luar negeri terhadap Amerika

Latin.

Doktrin Monroe secara substansial berisi tentang larangan campur tangan

Eropa terhadap urusan-urusan politik domestik Amerika Latin. Pada abad ke-19,

18 Margareth Daly Hayes, Latin America and the U.S. National Interest:A Basis for U.S. Foreign

Policy, United States, WestView Press, 1984, hal. 4-5

60

Page 67: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Doktrin ini terkesan tidak memiliki kekuatan apa-apa ketika negara-negara Eropa

(Spanyol, Inggris dan Prancis) melanjutkan upaya campur tangan terhadap Amerika

Latin menindas pergerakan-pergerakan kemerdekaan. Di akhir tahun 1890-an sampai

awal 1920-an, Amerika Serikat kembali menempatkan kekuatan militer dan kembali

mengambil alih kuasa atas Amerika Latin.

Imperialisme Amerika Serikat di wilayah Karibia dimulai ketika terjadi

Perang Spanyol-Amerika dan Presiden Amerika serikat mengirim pasukan ke Kuba.

Setelah menyingkirkan Spanyol, Amerika Serikat tidak meninggalkan Kuba akan

tetapi semakin mengokohkan dominasi ekonomi politiknya.

Di awal tahun 1920-an, Franklin Roosevelt mengeluarkan “Good Neighbour

Policy” , sebuah kebijakan yang kemudian mengurangi semangat Anti Amerika yang

muncul akibat berbagai campur tangan Amerika Serikat dalam persoalan-persoalan

dalam negeri beberapa negara; seperti, kasus Terusan Panama dan Pemberontakan

yang terjadi di Nikaragua (1912) dan Haiti (1916). Kebijakan ini relatif memperbaiki

hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara di Amerika Latin. Dan ini terbukti

ketika Perang Dunia II terjadi, mayoritas negara-negara Amerika Latin menyediakan

basis militer bagi Amerika Serikat.

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Amerika Latin berada dalam kondisi yang

tidak stabil secara ekonomi, politik dan sosial akibat terjadinya konflik internal

kelompok-kelompok populis reformis dengan kekuatan status quo yang memegang

struktur oligarki ekonomi dan sosial dan kelompok ini didominasi oleh para tuan

tanah, pengusaha besar dan gereja, sektor-sektor kelas menengah baru dan yang

61

Page 68: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

paling penting adalah kekuatan militer. Kelompok populis reformis ini cenderung

bertendensi “kiri” yang telah berkonfrontasi dengan kelompok elit konservatif yang

mendominasi politik dan ekonomi Amerika Latin sejak pendudukan Spanyol. Dalam

hal ini, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan yang lebih memilih untuk

mendukung kelompok status quo dengan mengatasnamakan ketentraman, stabilitas,

dukungan terhadap kelompok perubahan, dan tentunya tujuan dari Amerika Serikat

yang khawatir dengan kekerasan, chaos, dan radikalisme.19

Untuk menjamin berjalannya kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap

Amerika Latin, maka kebijakan yang diambil adalah dengan menempatkan rezim-

rezim diktator seperti; Trujillo, Somoza, Perez Jimenez di Venezuela, Rojas Pinilla di

Kolombia yang akan membuka pasar bagi kebijakan perdagangan Amerika Serikat

dan sekaligus untuk memerangi komunisme yang saat itu mulai tumbuh.

Pada tahun 1961, Presiden Kennedy membantu pembangunan dan

modernisasi negara-negara Amerika Latin, dan program ini dinamakan Alliance for

Progress. Kebijakan ini sekaligus untuk membendung komunisme yang semakin kuat

setelah kemenangan revolusi Kuba.20

Selain kebijakan-kebijakan tersebut, Amerika Serikat juga membentuk

organisasi ataupun kelompok yang akan menguatkan dominasi Amerika Serikat.

Pasca Perang Dunia II, dibentuk organisasi negara-negara Amerika, yang melibatkan

negara-negara Amerika Latin (OAS, Organization of American States). Organisasi ini

19 Ibid, Jerome Slater & Jan Knippers Black, hal. 237-238 20 Ernest Rossi dan Jack Plano, The latin American Political Dictionary, Oxford:ABC, Clio, 1980, hal.

221-222

62

Page 69: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

terbentuk melalui Konfrensi Internasional Negara-Negara Amerika ke-9, yang

berlangsung di Bogota pada tahun 1948. Tertariknya negara-negara Amerika Latin

kedalam organisasi ini salah satu sebabnya adalah bahwa prinsip-prinsip yang

diperjuangkan oleh negara-negara Amerika Latin selama ini, yaitu prinsip non-

intervensi, prinsip kesamaan derajat negara, dan kedaulatan, disetujui menjadi prinsip

OAS.21

Selain itu, juga dibentuk beberapa kelompok-kelompok ekonomi; seperti:

CACM (Central American Common Market), LAFTA (Latin American Free Trade

Association), IDB (Inter-American Development Bank). Semua organisasi ini

dimaksudkan untuk memperkuat kemajuan ekonomi negara-negara Amerika Latin.

Pada tahun 1981, Amerika Serikat yang saat itu dipmpin oleh Ronald Reagen

mengajukan kebijakan yang menentang ekspansi Uni Soviet melalui Kuba. Kebijakan

ini dinamakan Caribbean Basin Initiative (CBI), yang intinya:

1. melanjutkan penentangan secara agresif terhadap ekspansionisme Soviet.

2. menganggap kemiskinan sebagai penyebab ketidakstabilan

3. membentuk suatu program perdagangan terpilih dan bantuan ekonomi

bagi pemerintah negara-negara karibia yang bersahabat dengan Amerika.22

Pada paruh kedua dekade 1980-an, banyak negara-negara Amerika latin yang

bergabung dengan blok-blok ekonomi yang dimotori oleh Amerika Serikat seperti

NAFTA (North American Free Trade Area). Dalam dekade-dekade selanjutnya

21 Ibid, hal. 210-211 22 Howard J. Wiarda, Europe’s Ambiguous Relation with Latin America:Blowing Hot and Cold in Western Hemisphere, The Washington Quarterly Vol.13 No.2, 1990, hal. 46

63

Page 70: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

kebijakan Amerika Serikat terhadap Amerika Latin tetap dalam kerangka

mempertahankan hegemoninya di Amerika Latin yang diupayakan melalui integrasi

blok-blok ekonomi kedalam kuasa Amerika Serikat.

64

Page 71: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Setelah Perang

Dingin

Berakhirnya Perang Dingin di akhir tahun 1980-an dan hancurnya Uni Soviet

serta negara-negara Eropa Timur yang merupakan aliansi ketat Kuba kemudian

membawa perubahan yang sangat drastis bagi negara sosialis tersebut. Kuba dengan

segera melakukan perbaikan ekonomi yang mengalami stagnasi akibat 70 % impor

negara tersebut berasal dari wilayah Eropa Timur praktis terhenti. Berhentinya proses

dagang dengan Uni Soviet secara tiba-tiba mengakibatkan penurunan pemasukan

nasional sebesar 55% dari tahun 1989-1992.

Kondisi sosial ekonomi yang tidak menentu tersebut semakin diperparah

dengan pengetatan embargo oleh Amerika Serikat. Bahkan pada tahun 1992, Amerika

Serikat semakin mengintensifkan tekanan ekonominya, yang paling menonjol yaitu

dengan dikeluarkannya Cuba Democracy Act pada tahun 1992 (secara umum dikenal

dengan sebutan Toricelli Act) dan Cuban Liberty and Democratic Solidarity

(Libertad) Act (juga disebut dengan Helms-Burton Bill) pada tahun 1996. Legislasi

ini merupakan merupakan sebuah coup de grace, yang melemaskan Kuba dari

sumber-sumber kapital, peluang komersial dan hubungan dagang yang tersisa

(diperkirakan, akibat blokade ekonomi, Kuba harus membayar lebih $60 milyar AS).

Sebuah studi yang dilakukan menyatakan jika dilakukan pelonggaran terhadap

Page 72: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

blokade ekonomi yang ketat akan menambah secara signifikan kemampuan impor

Kuba, dan pendapatan nasional akan bertambah seperempatnya.

Krisis ekonomi yang semakin parah saat itu, memaksa pemerintah Kuba

untuk mengimplementasikan program pembenahan di segala bidang. Pada masa ini

pemerintah mengumukan “ A Special Period In The Time Of Peace” (Periode Khusus

Dalam Masa Damai) yang dasarnya meletakkan negara pada sikap penghematan

“ekonomi masa perang”. Pada periode ini, Kuba harus melakukan pengurangan

produksi dan melakukan reformasi untuk mendapatkan kembali keseimbangan makro

ekonomi dan dengan demikian dimulailah pembenahan tanpa mereduksi kemajuan-

kemajuan sosial yang telah didapatkan sebelumnya.

Untuk tetap mempertahankan capaian-capaian dari Revolusi 1959 dan tetap

menjalankan pola-pola pembangunan yang tidak bertumpu pada kehendak negara-

negara Dunia Pertama dan pemilik modal internasional, maka serangkaian kebijakan-

kebijakan pembangunan alternatif dalam berbagai aspek dijalankan.

A.1. Pembangunan Ekonomi

Salah satu faktor utama dalam hal peningkatan kualitas hidup rakyat Kuba

adalah fakta bahwa sumber-sumber ekonomi tidak dikuasai oleh minoritas kecil yang

memiliki modal seperti di kebanyakan negara.

Di negara-negara kapitalis, seluruh proses produksi berada dalam kerangka

proses akumulasi para kapitalis. Logikanya bahwa selama proses tersebut dapat

menciptakan keuntungan, maka kepuasan rakyat kemudian tidak menjadi arah proses

66

Page 73: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

pembangunan bahkan yang terjadi justru proses tersebut berakibat pada rusaknya

alam dan masyarakat.

Di Kuba, keputusan tentang alokasi investasi atau pengadaan lapangan

pekerjaan tidak hanya ditentukan oleh para pemilik modal. Itulah mengapa saat ini

ketika hampir semua negara melakukan pemotongan subsidi terhadap pendidikan,

kesehatan, jaminan sosial, Kuba justru menyediakan dan disediakan secara gratis buat

rakyat.

Pokok yang menjadi awal pembenahan dan peningkatan ekonomi dalam masa

pembenahan adalah menjalankan tindakan-tindakan yang bertujuan secara internal

mereorganisasi ekonomi dan memasukkan Kuba ke dalam ekonomi dunia. Tindakan-

tindakan ini yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan efisiensi, utamanya

dirancang untuk melindungi dan menjaga pencapaian-pencapaian sosial dan

Revolusi--tertulis di dalam Pasal 8 dan Bab VI Konsititusi Kuba sebagai hak

mendasar dari rakyat Kuba, terutama pekerjaan, perawatan kesehatan, pendidikan,

dan program-program jaminan sosial. Sebagai konsekuensi hak -hak ini, Kuba lebih

baik dalam beberapa indikator jika dibandingkan dengan negeri yang

terindustrialisasi. Dan lebih jauh, walaupun ekonomi menurun dengan tajam pada

awal tahun 1990-an, tidak ada kebijakan-kebijakan pasar “yang mengejutkan”.

Pemerintahan Kuba menolak:

untuk mengopy model-model deregulasi, kontraksi negara, privatisasi dan pengurangan program-program sosial dan mengadobsi praktek-praktek neoliberal yang dijalankan olen negeri-negeri Eropa Timur, Amerika Latin dan banyak negeri di belakan dunia ini…negeri ini menolak untuk mengikuti apa yang disebut dengan "transisi" yang

67

Page 74: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

dibela-bela oleh pendukung pasar bebas dan menerapkannya tanpa ampun kepada negeri-negeri blok sosialis sebelumnya. 1 Kuba menghadapi yang tidak bisa dihindarkan dengan memasukkan dirinya

kembali ke dalam ekonomi kapitalis. Negeri ini mengatur untuk beroperasi kedalam

sistem ekonomi internasional yang berbasikan pada prinsip-prinsip dan praktek yang

berbeda -setelah selama tiga puluh lima tahun terintegarasi secara struktur kedalam

COMECON yang sebelumnya diandalkan dan menjadi basis pembangungan

ekonomi. Keharusan untuk menentukan kembali arah strategi pembangunan dan

sejumlah tindakan ekonomi yang implementasinya untuk mengaktifkan kembali

ekonomi dintaranya:2

1) Rasionalisasi produksi yang bertujuan untuk lebih mengefisienkan

penggunaan sumber-sumber yang ada

Ini sering berarti adalah penggunaan teknologi lama dan manual, (misalnya

menggunakan kembali sapi untuk membajak). Subsidi negara dikurangi 70%

bersamaan dengan pengurangan belanja negara secara umum. Kebijakan ini disertai

dengan penguatan rejim substitusi impor yang telah ada

2) Pendirian pekerjaan mandiri dan perusahaan-perusahaan kecil

Pada tahun 1993 dikeluarkan undang-undang yang mengesahkan pendirian

usaha-usaha mandiri terhadap ratusan pekerjaan, sebagian besar usaha yang

berorientasi kepada jasa, seperti restoran, toko-toko perbaikan sepeda, lemari

1 Roberto Jorquera, Cuba’s Path Out of Underdevelopment:A Historical Look at Cuba’s Economic

Development, dalam Cuba as Alternative:An Introduction to Cuba’s Socialist Revolution, Resistence Book, 2000, Australia, Hal. 22

2 Isaac Saney, Op.Cit., Hal. 103-105

68

Page 75: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

pendingin, dan televisi. Ukuran dari usaha mandiri ini bervariasi dari tahun ke tahun.

Bagaimanapun, seiring dengan pertumbuhan ekonomi, jenis usaha mandiri ini

berkurang: dari jumlah yang cukup tinggi pada tahun 1996, 205.000 menjadi 160.000

pada tahun 1998.

3) Legislasi kepemilikan mata uang luar negeri, khsususnya dollar AS,

agar menambah pasokan domestik dan dapat menstabilkan dan menaikkan

nilai peso

Ditengah-tengah krisis, bersamaan dengan produksi dan distribusi yang

menurun dengan tajam, ekonomi bawah tanah berkembang. Uang yang digunakan

adalah dollar AS, yang hanya bisa diperoleh di pasar gelap dengan nilai 150 peso per

dollar AS pada tahun 1993. Pengaruhnya sangat menghancurkan kehidupan

mayoritas rakyat Kuba yang perbulannya rata-rata berpenghasilan dibawah 200 peso

pada awal tahun 1990-an. Daya beli peso makin terpangkas. Barang-barang yang

sangat dibutuhkan oleh rakyat makin langka, karena penurunan produksi, dan hanya

bisa dibeli dengan peso. Tujuan untuk melegalisasi kepemilikan mata uang luar

negeri adalah agar rakyat makin memperoleh akses terhadap dollar AS dan membuat

negara bisa memperoleh langsung yang menjadi sumber domestik pertukuran luar

negeri. Kebijakan ini bersamaan dengan penambahan jumlah produksi dan

mengontrol persediaan peso, yang hasilnya yaitu menurunnya secara drastis tingkat

pertukaran peso-dollar. Sebenarnya, nilai peso terapresiasi tujuh kali lipat dengan

tingkat pertukuran yang telah ditetapkan selama bertahun-tahun dengan 20 peso per

dollar AS. Pada saat sekarang ini, sebagai konsekuensi langsung dari menurunnya

69

Page 76: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

ekonomi dunia-khususnya industri wisata pada tahun 2001- tingkat pertukaran

sekarang adalah 26 peso terhadap 1 dollar AS.

4) Menginstitusikan penetapan harga dan kebijakan-kebijakan yang

lainnya untuk dapat mengurangi defisit dan jumlah uang yang beredar

Bersamaan dengan tindakan tindakan yang lain yang dijalankan adalah

penghapusan bebarapa pelayanan jasa yang gratis dan penciptaan pajak, hal yang

telah dihapuskan pada masa awal revolusi. Pajak tidak dikenakan terhadap upah,

namun kepada keuntungan dan pendapatan investasi. Tindakan ini sangat berdampak

terhadap keuangan di dalam negeri. Dari tahun 1994 hingga 1998, sebanyak 2,5

milyar dollar ditarik dari sirkulasi, dan defisit anggaran berkurang dari 33,5 %

menjadi 2%. Pemangkasan persediaan peso ini merupakan faktor utama untuk

menaikkan nilai peso.

5) Transformasi struktur kepemilikan tanah

Ini dapat disebut dengan sebuah reformasi agraria yang ketiga, pertanian-

pertanian negara digantikan dengan koperasi, pasar pertanian swasta dibuka untuk

menstimulasi bahan produksi bahan pangan. Pertanian-pertanian negara sebelumnya

menjadi Satuan Basis Koperasi Produksi (Basics Unit of Cooperative Production,

UPBC), bekerja diatatas tanah dengan mendapatkan hak guna. Koperasi-koperasi

produksi menjual dengan kuota yang telah ditetapkan kepada negara, selebihnya bisa

disimpan sendiri atau dijual ke pasar pertanian swasta. Pada saat sekarang ini,

pertanian negara hanya terdiri dari sepertiga dari tanah pertanian. Sebanyak 44%

tanah pertanian dikelola oleh berbagai UPBC, 10 % oleh bentuk koperasi lainnya,

70

Page 77: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

dan 15% oleh oleh pertanian swasta. Ini sangat bertentangan tajam jika dibandingkan

dengan sebelum Periode Khusus, sebanyak 75% dari tanah dikuasai oleh pertanian

negara. Pemerintah Kuba memperhitungkan dengan perubahan ini, sebanyak 316.000

hektar tanah telah ditangan petani, yang kini memegang 25% tanah yang dapat

ditanami. Sekarang, Asosiasi Nasional Petani Kecil memiliki anggota lebih dari

300.000 dengan 57.000 orang bergabung dalam asosiasi-asosiasi sejak perubahan

struktur pegolahan tanah ini. Tingkat produksi bahan pangan, khsususnya sayur-

sayuran telah meningkat dengan signifikan. Disamping itu, metode taman perkotaan

dan pertanian organik didorong dan telah dikerjakan dengan luas. UPBC sekarang

menghasilkan 53% sayuran umbi-umbian, 56% sayuran segar, 90% tembakau, 75%

jagung, 76 % buncis, 73 % buah-buahan, 73% kelapa, 58% kopi, 63% kokoa, 61%

madu dan 18% gula.

6) Reorganisasi dan penyederhanaan struktur negara

Otonomi yang lebih besar diberikan kepada perusahaan-perusahaan negara

dan desentralisasi administrasi diperluas. Ini disertai dengan jurisdiksi yang lebih luas

kepada kekuatan pengambil keputusan yang lebih kuat. Perusahaan-perusahaan

negara diijinkan untuk beroperasi dalam mata uang luar negeri menuju kepada

kemampuan membiayai sendiri. Jumlah menteri pemerintahan dikurangi dari lima

puluh lima pada tahun 1993 menjadi tigapuluh tiga pada tahun 1998. Sistem

perencanaan ditransformasikan dari produksi material ke pada yang berbasiskan

finansial. Kini, biaya produksi ditentukan oleh masing-masing perusahaan negara,

bagian dari mempromosikan efesiensi yang lebih besar di dalam ekonomi negara.

71

Page 78: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Bagian dari kebijakan ini, angkatan bersenjata mengimplementasikan program-

program untuk mencukupi kebutuhannya sendiri, sebagai contoh dalam penyediaan

bahan makanan. Baik anggaran angkatan bersenjata Kuba dan keseluruhan anggaran

militer berkurang sangat jauh.

7) Pembangunan Sektor Pariwisata skala besar

Sebagaimana negeri ini kesulitan untuk memperoleh mata uang luar negeri

sebagai pembayaran, usaha penambahan jumlah turis yang datang dipacu, telah

mencatat hasil yang penting. Pendapatan turisme pada tahun 1996, 50% lebih besar

dari pendapatan tahun 1995. Pada waktu itu, untuk pertama kalinya pendapatan dari

turis menggeser peran gula sebagai sebagai sumber pendapatan utama, dengan

perolehan $1,38 milyar dollar AS, disamping itu juga terjadi investasi sebesar $ 300

juta AS dalam turisme. Pada tahun 1994, sebanyak 1,14 juta turis mendatangi Kuba

membawa pendapatan ke negeri tersebut sebesar $ 1,5 milyar AS, pada tahun 1999

menghasilkan $ 2 milyar AS. Pada tahun 2000 dan 2001, hampir dua juta turis

mendatangi Kuba. Sektor ini mengalamai pertumbuhan 15-20 % per tahun. Menteri

Pariwisata mengatakan margin keuntungan buat negara sebanyak 20%. Dengan

berbagai cara, sektor pariwisata telah menjadi motor ekonomi, secara signifikan

menyumbangkan pertumbuhan industri ringan dan pasar kerajinan.

8) Mendukung dan mengejar investasi dari luar negeri terhadap semua

sektor ekonomi

Investasi luar negeri dicari untuk semua sektor, kecuali kesehatan, pendidikan

dan pertahanan. Proses ini diawasi dan diarahkan langsung oleh negara ke bidang-

72

Page 79: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

bidang ekonomi yang diperhitungkan, investasi luar negeri tersebut tidak akan

mengkompromikan kemerdekaan Kuba, kedaulatannya, atau masa depan sumber-

sumber dayanyanya. Investasi yang signifikan telah terjadi di dalam pariwisata,

petrolium, nikel, telekomunikasi, bioteknologi, dan industri-industri manufaktur

lainnya. Investasi luar negeri memainkan peran yang signifikan didalam ekonomi

Kuba saat ini, terhitung pada tahun 1998 mencatat 3 % dari GDP. Pada saat sekarang

ini tercatat 397 buah usaha patungan dengan modal internasional. pada tahun 1999,

terdapat 36 persetujuan promosi dan proteksi dengan 36 negara. Pada tahun 2001,

usahan patungan Kuba paling besar dilakukan dengan negeri Spanyol (99), Kanada

(74) dan Itali (57). Ratusan proyek lainnya sekarang sedang dipelajari. Sejak

dibukanya investasi dengan modal Barat, paling tidak kesepakatan yang telah dibuat

mencapai $5,5 milyar AS dan yang sudah diinvestasikan sebanyak $3 milyar AS.

Investasi rata-rata tahunan dari 1996 hingga 2001 diperkirakan sebanyak $ 288 juta

AS. Hal ini menandaskan, Kuba dapat mencapai tingkat yang telah digambarkan

diatas walaupun AS memberlakukan Toricelli Act dan Helms-Burton Bill yang

dirancang untuk melumpuhkan dan memundurkan proses investasi dari luar negeri.

Sebenarnya, lebih dari 40% investasi luar negeri terjadi setelah Maret 1996 ketika

Helms-Burton Bill diberlakukan. Namun, bagaimanapun, pemerintahan setelah

pemerintahan Bush mengintensifkan tekanan ekonomi, telah menciptakan dampak

yang besar terhadap investasi luar negeri. Pada tahun 2001 investasi menurun

menjadi $ 38.9 juta AS dari $ 488 juta AS pada tahun.

73

Page 80: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Seperti yang telah diceritakan sebelumnya, gula memainkan peran utama di

dalam ekonomi Kuba. Sebelum dilampaui oleh pendapatan yang diperoleh dari

turisme, ekspor Kuba merupakan bagian yang besar untuk memperoleh uang

pertukaran luar negeri. Maka pemulihan produksi gula dan merevitalisasi industri

telah menjadi perhatian utama. Sektor gula telah mulai kembali pulih setelah

mencapai titik nadirnya pada awal tahun 1990-an, tumbuh 24,3 persen pada tahun

1999 dan 18 persen dalam enam bulan tahun 2000. Walaupun telah dilakukan

pemulihan yang cukup baik, restrukturisasi yang dramatis dalam industri gula dimulai

pada tahun 2002, merespon berlanjutnya dan makin tidak menguntungkan, karena

harga gula yang rendah di pasar dunia; harga dibawah biaya produksi menghadapi

kompetisi dari gula Eropa. Harga gula jatuh dari 8,5 sen per pon pada Januari 1999

menjadi 5,99 sen per pon pada kuartal pertama tahun 2000 dan naik sedikit menjadi

6,5 sen per pon pada kwartal terakhir tahun 2001. Nilai ekspor pada tahun 1999

menurun 4 persen akibat kejatuhan harga gula. Sebanyak tujuh puluh satu buah dari

156 pabrik gula ditutup, membuat 100.000 orang kehilangan pekerjaan dalam sektor

gula. Restrukturisasi mendesakkan efesiensi dan diversifikasi yang lebih besar,

dibarengi dengan rencana memperkerjakan mereka dalam bidang bioteknologi untuk

menciptakan sebuah fruktosa--berlawanan dengan sukrosa yang dihasilkan oleh gula

tebu. Buruh-buruh yang dipindahkan tidak mengalami pemotongan upah demikian

juga dengan harus mencari pekerjaan baru, mereka dilatih atau kembali disekolahkan.

Bagian dari tanah yang kini tidak lagi digunakan untuk perkebunan tebu sekarang

dipakai untuk menghasilkan bahan pangan dan meningkatkan cadangan pangan.

74

Page 81: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Sekali lagi yang perlu dipahami bahwa rangkaian kebijakan-kebijakan yang

diambil dalam rangka mengefektifkan mesin-mesin perekonomian Kuba setelah

embargo dan pada masa krisis tidak mengikuti format yang digunakan oleh mayoritas

negara-negara Dunia Ketiga yang mengikuti arahan lembaga-lembaga keuangan

internasional.

A.2. Pembangunan Sosial

Krisis ekonomi pada tahun 1990-an memaksa Kuba untuk

mengimplementasikan sebuah program untuk menciptakan stabilisasi dan beberapa

tindakan yang menurut mekanisme pasar, kebijakan-kebijakan yang dilakukan ini

berbeda tajam dengan kebijakan IMF yang telah banyak menipu negeri Selatan.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, tidak ada terapi “kejutan” yang dilakukan.

Walaupun terjadi penurunan ekonomi secara tajam, pendanaan terhadap kesehatan,

pendidikan, jaminan sosial dan olahraga bertambah. Sebenarnya, 65 % pendapatan

dari gula pada tahun 2002 dialokasikan demi perawatan kesehatan, pendidikan dan

jaminan sosial. Terlebih lagi, pendidikan, kesehatan terus berlanjut gratis, hak-hak

rakyat Kuba yang telah tertulis di dalam Konstitusi Kuba (Constitution of Republic of

Cuba 1993). Tidak ada satupun sekolah, rumah sakit, poliklinik dan perawatan

sehari-hari ditutup. Konsekuensinya, Kuba tidak hanya mampu mempertahankan

indikator-indikator sosialnya, namun juga memperoleh perbaikan yang lumayan

cukup.

Meskipun terjadi krisis pada tahun 1990-an, Kuba telah mulai memperbaiki

kerusakan dalam sistem kesehatan pada tahun 1996. Pemerintah mempertahankan

75

Page 82: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

investasi yang tinggi didalam bidang ini, yakni sebesar 9,1 % GDP , sebuah rasio

yang sama dengan dilakukan oleh Kanada (IBRD). Salah satu hasil yang paling

mengagumkan dari target investasi ini adalah keberhasilan negeri ini menciptakan

sekitar 67.500 dokter medis dan memiliki perdandingan dokter yang tertinggi di

dunia, dengan lebih dari lima orang dokter per seribu penduduk. Perawatan kesehatan

hampir mencakup universal, sistem perawatan kesehatan mencakup 99% dari rakyat

Kuba. Angka harapan hidup di Kuba --dengan batas 75 tahun--adalah tertinggi

diantara negeri dunia ketiga. Standar ukuran baru Organisasi Kesehatan Dunia,

WHO, Tingkat Harapan Hidup Sehat (Healthy Life Expectancy), mengukur usia

orang hidup dengan kesehatan penuh. Kuba, seperti yang dicatat oleh WHO, "

memiliki harapan hidup sehat yang tertinggi di regional (Amerika Latin dan Karibia),

68,4 tahun, mendekati angka yang dicapai oleh Amerika Serikat pada tahun 2000.

Pada ulang tahunnya yang ke-50, WHO memberikan penghargaan kepada Presiden

Castro “Medali Emas demi Kesehatan bagi Semua”, menghargai pekerjaan yang telah

dilakukan oleh Kuba. WHO menyatakan bahwa Kuba dalam banyak jalan menjadi

sebuah model bagi negeri berkembang lainnya didalam melakukan pencerahan dan

kemajuan kesehatannya.3

Kuba dengan konsisten memiliki catatan yang baik dalam laporan tahunan

Perserikatan Bangsa Bangsa dalam laporan perkembangan manusia. Laporan tingkat

pada basis Indeks Perkembangan Manusia, Human Development Index (HDI)

membuat tiga kategori negara: pengembangan manusia yang tinggi, pengembangan 3 Healthy Life Expectancy, www.who.int/en/, 2002, Diakses tanggal 21 Juli 2005

76

Page 83: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

manusia yang menengah dan pengembangan manusia yang rendah. Dalam laporan

pada tahun 2002, Kuba berada dalam peringkat 55 dari 173 negara dan tempatnya ini

merupakan diujung paling atas tingkat perkembangan manusia yang menengah,

dengan HDI 0,795; hanya 0,005 persen diluar 0,008 nilai yang diperoleh negeri yang

dikategorikan status pengembangan manusianya yang tinggi. Namun, bagaimanapun

tujuan HDI yang tertujuan mengkalibrasi penampilan sebuah bangsa diluar

pendapatan perkapita, pendapatan rata-rata nasional terus berperan pentin didalam

pembuatan perhitungan dan evaluasi. Jadi, dengan penilaian yang rendah pendapatan

per kapita Kuba, berlawanan dengan dukungan sosial yang ekstensif, menghasilkan

HDI yang rendah dalam rangking dunia dibanding dengan apa yang telah

dibuktikannya.

Antara tahun 1990 hingga 2000, Kuba mengurangi tingkat kematian bayi dari

11 per seribu kelahiran menjadi 6,2. Dibandingkan dengan negeri Barat, ini

merupakan urutan ke enam dan paling tinggi di Amerika. Kontras dengan rata-rata

tingkat angka kematian bayi di Amerika Latin dan Karibia sebesar 30% pada tahun

1999. Pada waktu tersebut, Argentina tercatat 18, Chili 10, dan Kosta Rika 12.

Disamping itu, angka kematian anak dibawah 5 tahun telah berkurang dari 13

menjadi 8 per seribu pada tahun 1990-an. Sedangkan untuk rata-rata Amerika Latin

pada tahun 1999 adalah 38. Angka kematian bayi di Kuba lebih rendah 50% dari

Chili yang berada di posisi kedua di Amerika Latin. Di Kuba, 90 persen anak-anak

divaksin penuh terhadap penyakit utama yang bisa dicegah yang bisa menimpa anak,

seperti tubercolosis, polio, dan campak.

77

Page 84: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Investasi didalam pendidikan 6,7 persen dari GDP. Ini adalah dua kali lipat

dari yang dialokasikan oleh rata-rata kawasan. Tingkat rata-rata pendidikan yang

dicapai oleh Kuba adalah sepuluh tahun, melampaui rata-rata pendidikan regional

tersebut, yang hanya lima tahun. Pada tahun 1998 dan 2001, UNESCO mempelajari

pendidikan di Amerika Latin, dan dalam evaluasinya menyatakan sistem pendidikan

di Kuba adalah yang terbaik di regional. Angka buta huruf di Amerika Latin bagi

anak yang berusia lima belas hingga dua puluh empat tahun adalah 7%, sedangkan

Kuba adalah nol. Dari tahun 1990 hingga 1997, anak-anak Kuba laki-laki dan

perempuan yang menamatkan pendidikan dasar naik dari 92% menjadi 100%. Angka

ini tidak hanya melewati angka dikawasan (80-90%), namun juga melampaui

Amerika Serikat. Pada tahun 1997, perbandingan antara pengajar dan murid adalah 1

berbanding 12, setara dengan Swedia. Rata-rata bagi Amerika Latin dan Asia adalah

1 banding 25. Kuba terus yang terdepan di kawasan dalam kualitas pendidikan

dasarnya.4

Hak ini dibarengi dengan perhatian yang cukup terhadap pendidikan yang

lebih tinggi dan penelitian, sehingga jumlah orang yang tamat dari peguruan tinggi

juga terus bertambah. Pada tahun 1999, Kuba menghasilkan lebih dari 700.000

tamatan universitas. Saat ini diperkirakan 24.000 orang profesor universitas mengajar

130.000 mahasiswa. Investasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi ini tercermin

dalam bidang penelitian ilmiah, dimana di kawasan para peneliti hanya berjumlah 2%

4 Education In Latin America, http//portal.unesco.org, Diakses tanggal 21 Juli 2005

78

Page 85: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

dari penduduk, sedangkan Kuba mencapai 11%. Infrastruktur penelitian juga

mengagumkan, dengan lebih dari dua ratus pusat penelitian dan institut.

Jaringan keamanan sosial juga tidak diabaikan. Sebagian besar para pekerja

yang menganggur dipindahkan ke tempat kerja yang baru, sedangkan yang memasuki

pelatihan kembali tetap mendapatkan gaji 60%. Banyak dari penganggur ini bekerja

mandiri. Dengan membaiknya sektor negara, jumlah mereka ini kemudian terserap

kembali. Pada tahun 1999, lebih dari 60% pekerja, khsususnya bidang kesehatan,

pendidikan dan polisi mengalami kenaikan upah yang lumayan besar antara 12

hingga 40%. Jaminan pengamanan sosial dan program-program kesejahteraan

diperluas. Pada tahun 2002, alokasi anggaran jaminan pengaman sosial ini naik 342

juta peso dibanding dengan tahun sebelumnya. Lebih dari 17 juta peso dibayarkan

dalam bentuk pensiun sejak permulaan masa Periode Khsusus.5

Pada saat bebarapa harga barang dan pelayanan mengalami kenaikan, seperti

sekolah, tembakau, angkutan antar propinsi dan penerbangan, kebutuhan pokok;

sebagai contoh makanan pokok, ongkos transit lokal, namun harganya tetap bisa

terjangkau dan dapat dibeli dengan peso. Pemerintahan Kuba mengalokasikan $ 700

juta AS untuk subsidi pangan. Sewa-sewa tidak bertambah, membutuhkan alokasi 6-

8% dari upah. Dan lebih dari 85% penduduk Kuba memiliki rumah yang

ditinggalinya.

Para komentator sering berargumentasi, menggunakan angka pertukaran peso-

dollar AS 26 berbanding 1, bahwa Kuba telah mengalami privatisasi yang ekstrim. Ini 5 Development in Cuba, http://www.radiohc.org, diakses tanggal 21 Juli 2005

79

Page 86: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

adalah distorsi yang keji terhadap kenyataan sosial dan ekonomi Kuba. Pengeluaran

rata-rata bulanan sebuah keluarga di Kuba adalah sebagai berikut:

Sewa : 26,6 peso($1,02 AS. (Catat, 85% rakyat memiliki rumah

sendiri jadi tidak perlu membayar sewa)

Listrik : 13,60 peso ($0,52 AS)

Telepone : 6,25 peso ($0,24 AS)

Gas memasak :7,63 peso ($ 0,29 AS)

Air : 1,30 peso ($0,05 AS)

Makanan :45,56 peso ($1,75 AS). (Sebuah keluarga yang terdiri dari

empat orang. Ini sudah mencakup harga beras, telur, kentang

dan susu bubuk untuk anak dibawah tujuh tahun).6

Total biaya bulanan adalah 100,98 peso. Dengan rata-rata upah bulanan 249

peso ($9,58 AS). Dengan dua orang tua didalam sebuah keluarga, dan perlu dicatat,

upah laki-laki dan perempuan di Kuba adalah setara, maka pendapatan sebuah

keluarga adalah 498 peso. Dengan demikian, belanja bulanan yang sebesar 100,98

peso menghabiskan 20,23 persen pendapatan bulanan sebuah keluarga. Harus dicatat,

walapun bahan makanan yang dijatah oleh negara tidak mencukupi sepanjang bulan,

namun barang-barang ini tersedia di pasar pertanian dan industri swasta dan

pemerintah. Terlebih lagi, penjatahan tiap bulanan disertai dengan aspek-aspek

tunjangan sosial yang diberikan oleh negara, disamping subsidi rumah, makanan,

6 Ibid

80

Page 87: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

peralatan termasuk perawatan kesehatan dan pendidikan yang gratis, dan subsidi

pakaian.

Dengan demikian, walaupun negeri ini mengalami krisis ekonomi yang parah

yang belum pernah terjadi sebelumnya, Kuba terhindar dari permasalahan sosial dan

keguncancangan politik yang melanda keseluruhan negeri Amerika Latin. Sudah

dijelaskan sebelumnya, ECLAC dalam studinya menyatakan, bertentangan dengan

dengan apa yang terjadi di Amerika Latin, liberalisasi pasar dalam lingkungan sosial

telah mengurangi berbagai distorsi kemunduran akibat naiknya harga pada masa

yang disebut dengan periode khusus.7 Studi yang lebih jauh menyimpulkan, dalam

menghadapi kegoncangan eksternal yang besar, kebijakan harga untuk stabilitas

relatif rendah dan didistribusikan lebih setara dibanding dengan ekonomi negeri

Amerika Latin lainnya, berkat kebijakan yang menjamin pekerjaan dan pendapatan

bagi semua populasi. Lebih lagi, bertentangan dengan “pengalaman negeri yang lain

yang menerapkan pasar, privatisasi, dan desentralisasi yang telah memperdalam

kemiskinan dan kehancuran, kelas pekerja Kuba dan petani telah diuntungkan dengan

perubahan. Jadi, bila di sepanjang Amerika Latin kemiskinan di pedesaan, dan

pengangguran bertambah, ketidaksetaraan yang makin tumbuh, kebijakan-kebijakan

dan tindakan pemerintah Kuba telah menambah produksi dan memfasilitasi

pertumbuhan ekonomi “namun tidak untuk segelitir orang yang makmur dengan

dibiayai oleh mayoritas rakyat yang menderita”.

7 Cuba Able To Maintain Social During “Special Period”, http://www.eclac.cl/mexico/

81

Page 88: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

A.3. Pembangunan Politik

Embargo ekonomi Amerika Serikat terhadap Kuba yang diberlakukan pada

tahun 1960-an dan berbagai tekanan-tekanan ekonomi dan politik lainnya telah

menghancurkan berbagai sendi kehidupan di negara tersebut. Di berbagai negara

yang juga terkena embargo harus berhadapan dengan rentannya konflik dan

pertikaian horizontal akibat ketidakmampuan pemerintah menyediakan kebutuhan

pokok rakyat. Keputusan untuk mengakhiri hubungan ekonomi dan politik Amerika

Serikat di Kuba dan memilih untuk tidak mengadopsi pola kebijakan ekonomi politik

yang didiktekan oleh negara-negara maju melalui agen-agennya adalah bacaan

objektif yang menjadi kehendak rakyat Kuba. Ratusan tahun berada dalam dominasi

negara-negara imperialis telah menguatkan komitmen rakyat Kuba untuk membentuk

tatanan yang betul-betul baru meski harus berhadapan dengan kekuatan-kekuatan

yang tidak menghendaki hal tersebut. Hal ini tentunya tidak terjadi dengan begitu

saja, akan tetapi membutuhkan waktu untuk menginjeksikan kesadaran politik ke

rakyat bahwa mereka adalah bagian yang terpenting dalam pengambilan kebijakan.

Pembangunan ekonomi dan sosial di Kuba bertumpu pada partisipasi aktif

dari rakyat Kuba. Kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi dan sosial harus

didukung oleh struktur dan mekanisme politik yang demokratis. Keputusan-

keputusan politik yang diambil merupakan manifestasi dari kepentingan pokok rakyat

Kuba, dalam artian bahwa keterwakilan rakyat dalam pengambilan kebijakan bukan

hanya diwujudkan dalam sistem elektoral dan pembagian kekuasaan ala Montesque,

akan tetapi lebih jauh terwujud melalui sistem dan mekanisme politik sehari-hari

82

Page 89: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

dalam berbagai aktivitas kehidupan yang diterapkan di negara tersebut. Sehingga,

pemerintahan dari, oleh, untuk rakyat bukan hal yang utopis di negara tersebut.

Untuk memudahkan kita menganalisis sistem politik alternatif yang

diterapkan di Kuba, maka kita akan melihat sistem pemilihan yang diterapkan di

negara tersebut. Dengan demikian, kita dapat menganalisis apakah sistem pemilihan

yang diterapkan demokrasi yang artifisial atau dalam makna yang lebih partisipatif.

Sistem pemilihan umum di Kuba berbentuk struktur piramid. Delegasi dipilih

di kota-kota lokal, provinsi (terdiri dari 10-15 kota lokal), dan majelis nasional.

Semua delegasi nasionaldapat dipertanggungjawabkan dan dapat di re-call atau

diganti oleh rakyat yang memilihnya.

Banyak delegasi yang tak menerima upah dan tetap melanjutkan profesinya

semula. Delegasi yang menerima upah, sama dengan rata-rata upah pekerja. Karena

itu, tak ada penumpukan kekayaan hasil dari korupsi ketika menjadi delegasi. Siapa

saja yang berumur 16 tahun, tidak sedang ditahan atau pun sakit jiwa, dapat memilih

dan dipilih sebagai delegasi. Semua pemilihan dilakukan secara sukarela.

Pemilihan majelis kota (lokal) diselenggarakan dua setengah tahun sekali;

delegasi untuk majelis provinsi dan nasional dipilih untuk jangka waktu 5 tahun.

Semua delegasi di tiap tingkatdipilih langsung; seelum 1992, hanya delegasi kota

yang dipilih langsung.

Majelis kota (lokal) mengurus perumahan, makanan, kesehatan, dan

pendidikan; dan memiliki fungsi politk penting; melibatkan rakyat hari per hari dalam

menjalankan sistem mereka..

83

Page 90: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Majelis kota (lokal) dibagi berdasarkan jumlah pemberian suara (konstituen)

dalam pemilihan. Rata-rata konstituen di Havana meliputi enam blok kecil. Pemilihan

terjadi di tempat pemilihan yang cukup dekat untuk didatangi rakyat, mendaftar dan

melihat daftar siapa yang akan dipilih. Rata-rata terdapat 300 rakyat untuk setiap

tempat pemungutan suara. Untuk penentuan nominasi pada pemilihan lokal,

konstituen dibagi lagi ke dalam daerah yang lebih kecil, terdiri dari sekitar 100 orang.

Kandidat diusulkan dari bawah. Pertemuan untuk menentukan nominasi dilakukan

dimana rakyat tinggal, di jalan raya, taman, atau tempat pertemuan. Siapa saja dapat

hadir, tapi hanya orang yang terdaftar yang dapat dipilih.

Paling sedikit 2 orang harus dicalonkan. Pemilih dapat mencalonkan orang

yang tak berada di daerah konstituennya. Dengan Undang-Undang yang ada, motivasi

politik akan mengikuti para kandidat yang dicalonkan. Para kandidat membuat satu

halaman riwayat hidup, termasuk pandangannya tentang fungsi mereka sebagai

delegasi, yang ditempatkan di tempat pemilihan, dimana semua orang dapat

melihatnya. Kebanyakan rakyat telah mengenal kandiadat mereka, dan riwayat hidup

berperan untuk mengingatkan. Tak banyak anggaran yang dihabiskan untuk

pemilihan, dan tak ada kegentingan selama proses pra seleksi. Bertentangan dengan

propaganda Amerika Serikat, siapa saja dapat dipilih menjadi anggota parlemen

Kuba. Rakyat memilih kandidat yang mereka kenal, yang mereka tanyai. Kandidat

dipilih dari basis dimana mereka berperan dalam komunitas dan telah bekerja untuk

masyarakat.

84

Page 91: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Pada hari pemilihan, rakyat Kuba menunjukkan identitas mereka di tempat

pemilihan dan pemilihan diawasi oleh anak-anak sekolah dasar. Pada Oktober, 1997,

jumlah pemilih berjumlah 97, 59% dari jumlah penduduk. Hanya 3,98% surat suara

yang kosong. Dan hanya 47,65% anggota delegasi terpilih kembali.

Majelis Propinsi mengatur pembangunan jalan raya, fasilitas untuk anak-anak,

dan fasilitas kesehatan rakyat. Majelis Nasional (AN) terdiri dari 601 delegasi,

bertemu 2 kali dalam setahun, dan memiliki badan yang bekerja permanen, yang

dapat bertemu setiap hari atau mingguan. Majelis Nasional memilih 31 anggota

Dewan Negara, yang bertemu ketika Majelis Nasional tidak sidang.

Delegasi majelis propinsi dan nasional sering adalah pemimpin dalam

bidangnya; olahragawan, jurnalis, paramedis, hingga politik. Mereka yang dicalonkan

umumnya bukan dari pertemuan lokal, tetapi melalui pertemuan organisasi massa,

tempat kerja dan sekitarnya. Prosesnya diatur oleh komisi pencalonan di setiap

tingkat kota lokal, propinsi, dan nasional.

Komisi Pencalonan Nasonal sebelum tahun 1992 dipimpin oleh Partai

Komunis Kuba. Sekarang dipimpin oleh Federasi Serikat Buruh Kuba. Setiap anggota

komisi tidak diperbolehkan untuk menjadi kandidat. Organisasi massa, khususnya

Badan pertahanan Revolusi (CDR), menunjuk siapa yang menjdi aktivis komisi

pencalonan.

Komisi dibutuhkan untuk berkonsultasi dengan rakyat sebanyak mungkin.

Pada tahun 1997, terdapat 60.000 kandidat yang berasal dari proses konsultasi.

Sebuah daftar yang terdiri dari 300 orang yang paling banyak mendapat dukungan di

85

Page 92: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

serahkan kepada organisasi massa, pemukiman, dan tempat kerja untuk melihat

dukungan yang mereka berikan. Ketika proses itu berakhir, daftar tersebut akan

diserahkan kepada majelis kota baru yang terpilih untuk memilih di antara nama yang

termuat dalam daftar tersebut. Majelis Kota Lokal dapat menolak sebagian atau

keseluruhan calon tersebut, dan dapat mencalonkan orang lain. Semua bakal calon

harus memperoleh minimal 50% suara; jika jumlah ini tak tercapai, komisi

pencalonan kota lokal harus menawarkan calon lainnya.

Setelah pemilihan, calon ditempatkan di distrik. Pemilihan distrik diatur oleh

komisi pencalonan kota lokal; dan tidak semua anggota delegasi tinggal di distrik

dimana mereka ditunjuk.

Beberapa calon sudah dikenal, tapi walaupun demikian, mereka harus bertemu

buruh, pelajar, pergi ke tempat kerja, dan menghadiri pertemuan di pemukiman. Jadi,

rakyat memiliki kesempatan untuk bertemu dan menanyai mereka. Riwayat hidup

calon ditempatkan di tempat pemungutan suara, memungkinkan rakyat dapat

membaca di waktu senggangnya.

Setelah hampir 2 bulan, para calon bertemu dengan massa rakyat, pada saat

pemilihan suara. Terdapat dua kotak suara; untuk delegasi Majelis Nasional dan

untuk majelis propinsi. Pada Januari 1998, 98,5% pemilih menggunakan hak

pilihnya. Dari 601 delegasi yang dipilih, 166 adalah perempuan, 189 delegasi

berumur antara 18-40 tahun, 374 berumur 41-60 tahun, 38 utusan berusia lebih dari

60 tahun.

86

Page 93: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Sukses Revolusi Kuba berlandaskan pada partisipasi massa dalam

mendiskusikan problem-problem ekonomi politik negara. Walaupun dibawah

kepungan embargo ekonomi dan politik Amerika Serikat, yang telah membatasi

kemungkinan demokrasi sosialis Kuba mencapai potensi penuhnya, perolehan

kekuatan politik dan legitimasi rakyat telah menunjukkan kemampuannya, karena

melibatkan mayoritas rakyat di dalam bidang ekonomi dan politik.8

B. Hubungan Amerika Serikat dengan Negara-Negara di Amerika Latin Pasca

Embargo ke Kuba Setelah Perang Dingin

Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Amerika Serikat memiliki

kepentingan yang sangat besar untuk tetap mendominasi negara-negara di kawasan

Amerika Latin. Hal ini disebabkan potensi ekonomi politik negara-negara di Amerika

Latin yang begitu besar hingga akan cukup berpengaruh terhadap kepentingan

Amerika Serikat. Oleh karena itu, maka kebijakan-kebijakan luar negeri Amerika

Serikat tentunya tetap diarahkan untuk tetap memegang kontrol ekonomi dan politik

terhadap kawasan tersebut.

Kebijakan luar negeri Amerika bertumpu pada upaya untuk membuka pasar

ekonomi seluas-luasnya dengan menggunakan pola-pola neoliberal dan semakin

diperkuat dengan dominasi politik melalui rezim-rezim militer maupun sipil yang

menjadi pengabsah kebijakan luar negeri Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin.

Yang perlu menjadi catatan bahwa sejak tumbangnya rezim Batista di Kuba pada 8 Data dirangkum dari Pemerintahan Rakyat Miskin adalah Keharusan Obyekltif Sejarah, Koran Pembebasan Partai Rakyat Demokratik, 2002, Hal. 14-15

87

Page 94: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

akhir tahun 1950-an, rezim-rezim yang pro Amerika Serikat mendapat perlawanan

yang kuat akibat kebijakan-kebijakan neoliberal yang diterapkan dan semakin

memiskinkan rakyat serta hanya menguntungkan segelintir elit.

James Petras mencatat bahwa terdapat empat masa gelombang perlawanan

rakyat pada paruh abad terakhir; Gelombang pertama, meliputi periode antara tahun

1959 sampai awal 1970-an yang dimulai dengan suksesnya Revolusi Kuba dan

diakhiri dengan kekalahan kaum populis sosialis dan berkuasanya kediktatoran

militer di ujung selatan kawasan tersebut. Gelombang kedua, terpusat di Amerika

Tengah yang dimulaidengan Revolusi Sandinista pada tahun 1979 dan berakhir

dengan kemenangan Sandinista pada pemilihan umum di tahun 1990 serta

konsolidasi rezim-rezim pendukung Amerika Serikat di Nikaragua, El Salvador, dan

Guatemala. Gelomang ketiga dimulai pada akhir tahun 1990-an dan berakhir pada

tahun 2002, perlawanan dilakukan oleh organisasi-organisasi pergerakan massa

rakyat yang bercampur dengan indivudi atau partai moderat yang mengikuti pemilu.

Gelombang keempat, perlawanan-perlawanan sebelumnya telah mengkonsolidasikan

kelompok-kelompok sosial politik di hampir seluruh negara-negara Amerika Latin.

Kelompok-kelompok tersebut termasuk petani (MST, Gerakan Petani Tanpa Lahan di

Brazil yang melakukan perlawanan akibat kebijakan neoliberal yang diterapkan Da

Silva berupa pemotongan subsidi publik dan menggunakan cara-cara represif

terhadap gerakan petani), suku indian (Masyarakat adat Indian di Bolivia pada tahun

2005 menggulingkan Presiden Carlos Mesa yang menolak menasionalisasi

perusahaan minyak negara yang dikuasai Amerika Serikat dan mempraktekkan

88

Page 95: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

kebijakan neoliberal berupa privatisasi air, Suku Indian Mexico yang tergabung

dalam gerakan Zapatista yang menolak penerapan kebijakan-kebijakan neoliberal) ,

pengangguran kota (kaum miskin kota di Argentina antara tahun 2002 dan 2003

pengurangan pembayaran hutang luar negeri, di Venezuela ribuan kaum miskin kota

dan militer konstitusional bekerjasama menggagalkan kudeta yang didukung Amerika

Serikat terhadap Hugo Chavez yang menasionalisasi perusahaan-perusahaan minyak

Amerika Serikat), koalisi klas pekerja yang bersatu dalam aktivitas-aktivitas ekstra

parlementer.9

Berbagai perlawanan yang terjadi di hampir seluruh negara-negara Amerika

Latin akibat dominasi Amerika Serikat dan rezim-rezim klien, mengharuskan

Amerika Serikat mengambil kebijakan ekonomi politik yang bertujuan untuk tetap

menyatukan negara-negara Amerika Latin dalam dominasi Amerika Serikat dan

menjaga serta kembali meluaskan area invasi ekonominya.

FTAA adalah kesepakatan antara 34 kepala negara di Benua Amerika pada

Konfrensi Tingkat Tinggi Amerika di Quebec, Kanada pada tahun 2001. Pada

kesepakatan ini disetujui untuk membuka kawasan pasar bebas dan pemicaraannya

kan dilanjutkan pada tahun 2005 dan dilankan pada kahir tahun tersebut.

Menurut Petras, Amerika Serikat saat ini berupaya untuk mempercepat

rekolonisasi melalui FTAA (Free Trade Area of America). Terdapat beberapa alasan

mengapa Bush dan klik politiknya berkepentingan mendorong FTAA. Di satu sisi,

rezim klien pendukung Amerika Serikat sudah sangat lemah, sementara, kedua, 9 James Petras, Imperialism and Resistance in Latin America, 2003, www.resistance.org, hal. 4

89

Page 96: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

perlawanan massa sedang meningkat. Ketiga, proteksi gaya merkantilisme yang

diberlakukan Amerika Serikat memancing kemarahandari para pengusaha eksportir

Amerika Latin. Keempat, Amerika Serikat bermaksud mengambil alih perusahaan-

perusahaan eropa terutama Spanyol. Pada gelombang privatisasi sebelumnya pada

1990-an, Spanyol berhasil mengambil keuntungan dari proses tersebut. Kelima, elit

politik militer lokal yang mendukung Amerika Serikat mulai berkurang dan juga

tidak sekuat sebelumnya. Keenam, keberhasilan militer politik di Asia membuat

Amerika Serikat leluasa memaksakan kehendaknya kepada elit politik Amerika

Latin.10

FTAA adalah usulan Amerika Serikat untuk merespon kegagalan beberapa

negara dalam menerapkan neoliberalisme dan tentunya mengurangi surplus selama

ini. FTAA bermaksud untuk “memindahkan kedaulatan” negara-negara Amerika

kepada Komisi FTAA yang didominasi Amerika Serikat. Komisi tersebut akan

menyusun langgam kerja hukum, ekonomi, politik dalam jangka waktu yang lama

serta dalam skala yang luas bagi implementasi kepentingan imperial Amerika Serikat.

FTAA akan mematikan fungsi legislatif dan eksekutif negara-negara Amerika Latin

dan memposisikan mereka sebagai subordinasi Amerika Serikat dibawah kontrol

FTAA. Salah satu target FTAA saat ini adalah melakukan privatisasi terhadap

beberapa potensi-potensi ekonomi yang menguntungkan dan masih dikuasai oleh

negara seperti; Petrolium dan telekomunikasi milik Venezuela, Ekuador dan

Meksiko, selain itu juga akan dilakukan privatisasi terhadap fasilitas kesehatan 10 James Petras, Empire Buiding and Rule:US and Latin America, 2004, www.resistance.org

90

Page 97: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

rakyat, pendidikan dan layanan-layanan sosial lainnya. FTAA juga bermasud untuk

melanjutkan protekasi terhadap sektor pertanian dan manufaktur Amerika Serikat

yang tidak kompetitif, melanjutkan subsidi terhadap eksportir Amerika Serikat, dan

memonopoli perdagangan yang akan memberikan privelege terhadap eksportir

Amerika Serikat terhadap produsen Asia atau Eropa.11

FTAA adalah proyek pasar bebas yang telah dipraktekkan di beberapa

kawasan di berbagai belahan dunia yang disponsori oleh Amerika Serikat. Dan

seperti yang dikhawatirkan berbagai kelompok bahwa proyek tersebut hanya akan

menguntungkan negara-negara maju melalui perusahaan-perusahaan multi dan

transnasional yang sekarang telah menguasai mayoritas aset-aset ekonomi dunia

khususnya negara-negara Dunia Ketiga. Dalam sebuah pernyataan sikapnya, Global

Change, sebuah LSM Internasional yang bergerak dalam issu-issu keadilan sosial

global mengungkapkan sepuluh alasan menolak FTAA, yaitu:

1. FTAA akan memperluas bencana yang telah terjadi, FTAA sebenarnya

adalah ekspansi dari NAFTA. Di Amerika Serikat, lebih dari 879.280

orang telah kehilangan pekerjaan akibat proyek pasar bebas NAFTA. Di

Meksiko, kemiskinan semakin meningkat sejak NAFTA diterapkan.

NAFTA harus diakhiri bukan diperluas

2. Persetujuan tersebut ditandatangani tanpa masukan dari masyarakat,

persetujuan mengenai FTAA dibuat tanpa mendengar aspirasi masyarakat

sementara dilain pihak perusahaan-perusahaan multinasional dan 11 James Petras, Op.Cit., Hal.6-7

91

Page 98: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

transnasional seperti Monsanto, Pfizer Pharmaceuticals, Citigroup,

Worldcom, Raytheon dan Shell ikut menyepakati aturan-aturan dalam

FTAA.

3. Persetujuan tersebut akan mengikis hak-hak buruh dan menyebabkan

hilangnya lapangan pekerjaan, pengalaman dari NAFTA memperlihatkan

bahwa korporasi-korporasi internasional sangat tidak memperhatikan hak-

hak buruh dengan mempraktekkan politik upah murah

4. Persetujuan tersebut akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, dengan

model berkelanjutan (sustainable) yang merupakan model yang

diterapkan dalam pasar bebas, banyak negara-negara di selatan yang

menggunduli hutan dan mengeksploitasi simber daya alam untuk

membayar hutang luar negeri mereka.

5. Persetujuan tersebut akan menyengsarakan petani, seperti yang diterapkan

NAFTA bahwa produksi pertanian kemudian hanya akan menguntungkan

korporasi-korporasi internasional yang berbgerak dibidang agrikultur.

6. Persetujuan tersebut berisis kesepakatan tentang program privatisasi

terhadap pelayanan-pelayanan vital, FTAA akan memaksa negara-negara

anggotanya untuk memprivatisasi layanan publik seperti; pendidikan,

kesehatan, energi dan air.

7. Persetujuan tersebut akan mengikis demokrasi demi kepentingan

korporasi, dalam Bab 11 kesepakatan NAFTA tertulis bahwa korporasi-

korporasi diizinkan untuk menggugat pemerintah dan meminta

92

Page 99: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

kompensasi apabila mereka merasa bahwa tindakan pemerintah termasuk

pemberdayaan kesehatan masyarakat dapat mengurangi keuntungan yang

akan didapatkan. Dan para negosiator akan memasukkan aturan-aturan

tersebut dalam FTAA

8. Persetujuan tersebut akan memperluas penggunaan GMOs, Negosiator

perdagangan Amerika Serikat berusaha untuk menggunakan FTAA untuk

memaksa negara-negara anggota untuk menerima penggunaan organisme

genetis yang termodifikasi (geneticallymodified organism). Akan tetapi

beberapa kelompok-kelompok lingkungan memperingatkan bahwa

teknologi tersebut belum cukup diuji dan para ahli makanan mengatakan

ahwa GMOs akan meningkatkan kelaparan di negara-negara miskin.

9. Persetujuan tersebut akan meningkatkan kemiskinan dan ketidaksetaraan,

perdagangan bebas yang telah dijalankan sejak tahun 1960 sampai

sekarang hanya menguntungkan negara-negara maju dan sistem

perdagangan didominasi oleh mereka sementara akibat kebijakan-

kebijakan pasar bebas mayoritas rakyat di negara-negara selatan semakin

miskin

10. Masih banyak alternatif-alternatif yang lain dan telah terbukti, altenatif

yang lain pasti ada dan telah terbukti. Kuba tanpa mempraktekkan

93

Page 100: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

kebijakan-kebijakan neoliberal tetap mampu bertahan dan menyediakan

kehidupan yang layak untuk rakyatnya.12

Selain itu, proyek FTAA ini juga mendapat perlawanan dari Fidel Castro yang

melakukan kerjasama dengan Hugo Chavez presiden Venezuela yang membentuk

ALBA (Application of The Bolivarian Alternativefor the Americas), sebuah blok

ekonomi alternatif untuk membendung FTAA. Kesepakatan tersebut ditandatangani

di havana, Kuba melalui pertemuan antar delegasi pada tanggal 27-28 April 2005.

Hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi rencana Amerika Serikat untuk

mengaplikasikan proyek FTAA dan ini sekaligus membuktikan bahwa Another

World is Possible (Dunia Yang Lain adalah Mungkin).

12 Top Ten Reasons to Oppose the free Trade Area of Americas, www.globalexchange.org, diakses

tanggal 16 Juni 2005

94

Page 101: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Revolusi Kuba 1959 telah menghantarkan negara tersebut menjadi lebih

berdaulat dan mandiri dari intervensi ekonomi maupun politik negara-negara

imperialis khususnya Amerika Serikat. Pasca revolusi, Kuba mengakhiri dominasi

Amerika Serikat yang sebelumnya dijalankan melalui pemerintahan yang merupakan

perpanjangan tangan dari Amerika Serikat. Upaya ini dilakukan melalui distribusi

aset-aset ekonomi kepada rakyat yang sebelumnya hanya dimiliki oleh segelintir

pemilik modal dan kemudian membuka akses-akses terhadap infrastruktur politik

kepada rakyat sehingga kebijakan yang diterapkan betul-betul mewakili aspirasi

rakyat mayoritas.

Upaya perubahan yang dilakukan pemerintahan baru pasca revolusi Kuba

tentunya berseberangan dengan kepentingan ekonomi politik Amerika Serikat yang

terus berupaya untuk menguasai potensi-potensi ekonomi dan menancapkan

hegemoni politik di Kuba pada khususnya dan di kawasan Amerika Latin pada

umumnya. Dengan demikian, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan luar negeri

dengan menerapkan embargo ekonomi terhadap Kuba untuk meminimalisir

aksesibilitas Kuba terhadap kehidupan ekonomi politik global.

Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan beberapa hal :

1. Embargo yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap Kuba telah mempengaruhi

pembangunan ekonomi, sosial dan politik di Kuba yang kemudian berimplikasi

Page 102: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

pada lambannya proses pembangunan di negara tersebut khususnya pasca

runtuhnya Blok Timur yang sebelumnya menjadi sandaran pembangunan Kuba.

2. Embargo tersebut mengharuskan Kuba untuk memformat dan menjalankan

alternatif-alternatif dalam menjalankan pembangunan ekonomi, sosial dan politik

dengan tidak merujuk pada pola yang diajukan oleh negara-negara maju sehingga

negara tersebut tetap mampu menjalankan pembangunannya tanpa mesti

bergantung terhadap negara-negara maju khususnya Amerika Serikat seperti yang

dialami oleh kebanyakan negara-negara Dunia Ketiga.

3. Meski berada dalam kepungan embargo dan semakin massifnya penerapan

kebijakan-kebijakan neo-liberal di negara-negara Amerika Latin melalui proses

integrasi ekonomi yang disponsori oleh Amerika Serikat, Kuba masih dapat

bertahan dengan sistem alternatif yang diterapkan dan mampu memperlihatkan

kemajuan-kemajuan di berbagai bidang seperti pendidikan dan kesehatan.

4. Revolusi Kuba yang berujung pada embargo yang diberlakukan Amerika Serikat

telah turut mempengaruhi perlawanan-perlawanan di negara-negara Amerika

Latin lainnya yang juga menentang dominasi ekonomi dan politik Amerika

Serikat. Sehingga kondisi tersebut mengharuskan Amerika Serikat untuk

melakukan integrasi ekonomi melalui FTAA (Free Trade Area of Americas) yang

betujuan untuk tetap memperkuat dominasi ekonomi dan hegemoni politik atas

negara-negara Amerika Latin.

96

Page 103: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

B. Saran-saran

1. Amerika Serikat seharusnya mengakhiri embargo yang diberlakukan terhadap

Kuba karena kebijakan-kebijakan politik dalam dan luar negeri yang diterapkan

oleh pemerintah Kuba yang kemudian dianggap mengganggu kepentingan

ekonomi politik Amerika Serikat, merupakan otoritas Kuba sebagai negara yang

berdaulat.

2. Negara-negara Amerika Latin seharusnya berupaya untuk membentuk blok

ekonomi alternatif yang diharapkan mampu mengimbangi dominasi Amerika

Serikat. Sehingga hubungan yang terjadi antara negara-negara Amerika Latin

dengan negara-negara maju khususnya Amerika Serikat bisa lebih egaliter.

97

Page 104: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

DAFTAR PUSTAKA

Buku Adams, Ian, Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depannya,

Penerbit Qalam, Yogjakarta, 2004. Arif, Sritua, Teori Dan Kebijaksanaan Pembangunan, CIDES, 1998. Bukan Sekedar Anti Globalisasi, The Institute of Global Justice & Wahana

Lingkungan Hidup Indonesia, Jakarta, 2005 Coulombis, Theodore A., International Relations:Powers and Justice, Terjemahan,

Drs. Marsedes Marbun, CV. Abardin, 1990. Fakih, Mansour, Bebas dari Neoliberalisme, INSIST Press, Yogyakarta, 2004,

Frankel, J., Hubungan Internasional, ANS Sungguh Barsaudara, Jakarta, 1990 Haas, Ernest B., The Unity of Europe: Political, Social and Economic Forces 1950-

1957: Stanford University Press, Stanford, California, 1958. Hayes, Margareth Daly, Latin America and the U.S. National Interest:A Basis for

U.S. Foreign Policy, United States, WestView Press, 1984. Holsti, K.J., Politik Internasional:Kerangka Analisis, Pedoman Ilmu, Jakarta, 1987. Jones, Walter S., Logika Hubungan Internasional kekuasaan, Ekonomi Politik

Internasional dan Tatanan Dunia 2, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993. Jorquera, Roberto, Cuba’s Path Out of Underdevelopment:A Historical Look at

Cuba’s Economic Development, dalam Cuba as Alternative:An Introduction to Cuba’s Socialist Revolution, Resistence Book, Australia, 2000,

Kulikov, Alexander, Political Economy, Progres Publishers, Moskwa, 1986. Kusumuhamidjojo, Budiono, Hubungan Internasional:Kerangka Studi Analisis, Bina

Cipta, Jakarta, 1987 Mas’oed, Moechtar, Ilmu Hubungan Internasional:Disiplin dan Metodologi, PT.

Pustaka LP3S, Jakarta, 1994.

Page 105: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Mukmin, Hidayat, Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981.

Olton, Roy dan Jack C. Plano, Kamus Hubungan Internasional, Terjemahan, Wawan,

CV. Aardin, Bandung, 1990, Ortiz, Fernando, Cuban Counterpoint:Tobacco and Sugar, Knopf, New York, 1947 Pontoh, Coen Husein, Akhir Globalisasi; Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan

Massa, C-BOOKS, Jakarta, 2003. Robinson, Richard, Global Problems and the Culture of Capitalism, Allyn Bacon,

1999. Robinson, William I., Neoliberalisme, Elit Global, dan Transisi Guatemala:Seuah

Analisis Makrostruktural, C-Books, Jakarta, 2003 Rossi, Ernest dan Jack Plano, The Latin American Political Dictionary, Oxford:ABC,

Clio, 1980. Saney, Isaac, Cuba: Revolution in Motion, Fernwood, Kanada, 2003. Saputra, Sumpena Prawira, Politik Luar Negeri Indonesia, Remaja Karya Offset,

Jakarta, 1985. Setiawan, Bonnie, Menggugat Globalisasi, INFID & IGJ, Jakarta, 2001. Shah, Anup, Kepentingan Utama Globalisasi diterjemahkan dari Free Trade and

Globalization, The Institute Of Global Justice & Lembaga Pembebasan, Media dan Ilmu Sosial, Jakarta, 2004.

Vila, Herminio Portel, The Nasionalism of Cuban Intellectuals, dalam Robert F.

Smith, ed., Background to Revolution: The Development of Modern Cuba,Knopf, New York, 1966.

Wolf, Eric R., Perang Petani, INSIST Press, Yogyakarta, 2004. Yaffe, David et.al., Mcglobal gombal Globalisasi dalam Perspektif Sosialis, Cubuc,

Jakarta, 2001. Yusuf, Sufri, Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri, Sebuah Analisis

Teoritis dan Uraian Pelaksanaannya, Pustaka Sinar, Jakarta, 1989.

99

Page 106: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Slater, Jerome & Jan Knippers Black, United States Policy In Latin America dalam Latin America, Its Problems And Its Promise, United States, Westview Press, 1991.

Wiarda, Howard J., Europe’s Ambiguous Relation with Latin America:Blowing Hot

and Cold in Western Hemisphere, The Washington Quarterly, 1990. Martinez, Elizabeth & Arnoldo Garcia, What is “Neoliberalism”?, National Network

for Immigrant and Refugees Rights, Januari, 1997 Terbitan :

Terbitan Seruan Buruh FNPBI, edisi X IX, Jakarta, 2002

News Letter Gratis Pijar Imaji, Makassar, 2004 Green Left Weekly, Australia, 2005 Koran Pembebasan Partai Rakyat Demokratik, Jakarta, 2002. Diponegoro 74, Jurnal Hukum dan Demokrasi, YLBHI, Jakarta, 2001. LINKS, No. 12, Mei-Agustus, Australia, 1999 Makalah Malpraktek dan Mitos IMF di Indonesia, Makalah yang disampaikan dalam seminar yang dilakukan oleh Aliansi Anti IMF (ANTI) di Jakarta, 2002

Internet

Brief History of Cuba, www.thehistoryofcuba.com Cuba Able to Maintain Social Progress during "Special" Period,

http://www.eclac.cl, Development in Cuba, http://www.radiohc.org

100

Page 107: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

Education In Latin America, http//portal.unesco.org Healthy Life Expectancy, www.who.int/en/, 2002. Lorimer, Doug, Welfare Capitalism and Neoliberal Globalization,

http://jinx.sistm.unsw.edu.au/greenleft/2000/397/397p16.htm. Marx, Karl dan Friedrich Engels, The Manifesto of Communist Party 1848,

http://www.anu.edu.au/polsci/marx/classics/manifesto.html Microsoft Encarta, Cuban History Petras, James, Empire Buiding and Rule:US and Latin America, 2004,

www.resistance.org _______ Imperialism and Resistance in Latin America, www.resistance.org Rozak, Mohammad, Apakah Kuba Demokratis ? http://www.poptel.org.uk/cuba-

solidarity/index.html Top Ten Reasons to Oppose the free Trade Area of Americas,

www.globalexchange.org Ulyanov, Vladimir Ilych (Lenin), Imperialism, The Highest Stage of Capitalism,

http://www.marxist.org.

101

Page 108: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DAFTAR : MATA KULIAH DAN JUMLAH SATUAN KREDIT (SKS ) YANG SUDAH LULUS NAMA MAHASISWA : ZULKHAIR BURHAN NO. POKOK: E131 00 019 JURUSAN : ILMU POLITIK DAN ILMU PEMERINTAHAN PROGRAM STUDI : ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEMPAT/ TGL. LAHIR : PONGKALAERO, 3 APRIL 1981 ALAMAT SEKARANG : BTN WESABBE D/33 MAKASSAR NO. KODE MK MATA KULIAH SKS NILAI KN WAKTU LULUS I. MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU) = 12 SKS 1. 001UU2 Pancasila 2 A 8,0 Awal Tahun/ 2000-2001 2. 002UU2 Agama Islam 2 A 8,0 Awal Tahun/ 2000-2001 3. 008UU2 Kewiraan 2 B 6,0 Akhir Tahun/ 2000-2001 4. 001UU2 Bahasa Indonesia 2 A 8,0 Awal Tahun/ 2000-2001 5. 013UU2 Bahasa Inggris 2 A 8,0 Awal Tahun/ 2000-2001 6 011UU2 Ilmu Alamiah Dasar 2 B 6,0 Akhir Tahun/ 2004-2005 7. 010UU2 Ilmu Budaya Dasar 2 A 8,0 Akhir Tahun/ 2003-2004 II. MATA KULIAH DASAR KEAHLIAN (MKDK) = 30 SKS 1. 100SA3 Pengantar Antropologi Sosial 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2000-2001 2. 101E113 Pengantar Ilmu Adm. & Manajemen 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2004-2005 3. 101SP3 Pengantar Ilmu Politik 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2000-2001 4. 100SS3 Pengantar Sosiologi 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2000-2001 5. 101SS3 Dasar-Dasar Logika 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2000-2001 6. 152SG3 Sistem Hukum Indonesia 3 C 6,0 Akhir Tahun/ 2000-2001 7. 200SS3 Sistem Sosial Indonesia 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2001-2002 8. 204SS3 Pengantar Statistik Sosial 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2001-2002 9. 201SP3 Sistem Politik Indonesia 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2001-2002 10. 205SS3 Metode Penelitian Sosial 3 C 6,0 Awal Tahun/ 2001-2002 11. 150SS3 Sistem Ekonomi Indonesia 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2003-2004 III. MATA KULIAH KEAHLIAN (MKK) = 30 SKS 1. 151SI3 Pengantar Ilmu Hubungan Internasional 3 A 12,0 Akhir Tahun/ 2000-2001 201SI3 Teori-Teori Hubungan Internasional 3 A 12,0 Awal Tahun/ 2001-2002 3. 257SI3 Ekonomi Politik Internasional 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2002-2003 4. 251SI3 Politik Luar Negeri Indonesia 3 A 12,0 Akhir Tahun/ 2004-2005 5. 352SI3 Diplomasi ( Teori Dan Praktek ) 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2001-2002 6. 352SP3 Teori Perbandingan Politik 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2002-2003 7. 358HI3 Hukum Internasional 3 A 12,0 Semester Pendek 2005 8. 258HI3 Politik Internasional 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2002-2003 9. 302SI3 Studi Kawasan Pasifik 3 C 6,0 Awal Tahun/ 2003-2004 10. 302SI3 Organisasi & Administrasi Internasional 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2002-2003 11. 451SI3 Seminar (Pilihan) Masalah Internasional 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2003-2004 IV. MATA KULIAH PILIHAN (MKP) A. PILIHAN WAJIB 1. 150BE3 Bahasa Inggris II 3 A 12,0 Akhir Tahun/ 2000-2001 2. 203SI3 Geografi Politik 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2002-2003 3. 404SI3 Politik Luar Negeri Amerika Serikat 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2003-2004 4. 351SI3 Met. Ilmu Hubungan Internasional 3 C 6,0 Akhir Tahun/ 2002-2003

Page 109: Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negaranegara Amerika Latin

NAMA MAHASISWA : ZULKHAIR BURHAN NO. POKOK: E131 00 019 NO. KODE MK MATA KULIAH SKS NILAI KN WAKTU LULUS I. PILIHAN BEBAS = 42 – 52 SKS 1. 252SI3 Politik Regional Asia Tenggara 3 A 12,0 Akhir Tahun/ 2002-2003 2. 253SI3 Politik Regional Timur Tengah 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2002-2003 3. 254SI3 Politik Regional Pasifik Selatan 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2001-2002 4. 259HI3 Hukum Diplomatik 3 A 12,0 Akhir Tahun/ 2001-2002 5. 354SI3 Sistem Politik Amerika Serikat 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2001-2002 6. 151SS3 Geografi Dan Kependudukan 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2004-2005 7. 303SI3 Sistem Politik Australia 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2002-2003 8. 302SP3 Pemikiran Politik Dunia Ketiga 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2002-2003 9, 401SI3 Komunikasi Politik Internasional 3 A 12,0 Awal Tahun/ 2003-2004 10. 403SI3 Politik Luar Negeri Jepang 3 A 12,0 Awal Tahun / 2003-2004 11. 252SI3 Politik Regional Eropa 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2002-2003 12. 401SP3 Pemikiran Politik Islam 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2003-2004 13. 402SP3 Pemikiran Politik Barat 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2003-2004 14. 305SG3 Kajian Ketahanan Nasional 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2004-2005 15. 403SI3 Politik Luar Negeri Cina 3 B 9,0 Awal Tahun/ 2003-2004 16. 252SP3 Pemikiran Politik Indonesia 3 B 9,0 Akhir Tahun/ 2003-2004 II. MATA KULIAH PELENGKAP (MKP) = 15 SKS 1. 101EK1 Ekstra Kurikuler I 1 A 4,0 Awal Tahun/ 2001-2002 2. 161EK1 Ekstra Kurikuler II 1 A 4,0 Akhir Tahun/ 2001-2002 3. 461KK4 Kuliah Kerja Nyata (KKN) 4 A 16,0 Semester Pendek 2004 JUMLAH SATUAN KREDIT YANG LULUS K.N 468 INDEKS PRESTASI KUMULATIF = ______ = ______ = 3,20

SKS 146

JUDUL SKRIPSI: DAMPAK EMBARGO AMERIKA SERIKAT TERHADAP KUBA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HUBUNGAN

AMERIKA SERIKAT DENGAN NEGARA-NEGARA AMERIKA LATIN Diketahui : Makassar, 1 Agustus 2005 Dekan Telah diperiksa oleh u.b. Pembantu Dekan I Ketua / Sekretaris Jurusan, Dr. H. Mahmud Tang MA. Drs. A. Syamsuddin, MS NIP. 131 416 682 NIP. 131 876 814 CATATAN : 1. TRANSKRIP INI DIGUNAKAN UNTUK : UJIAN SKRIPSI 2. Diisi sesuai mata kuliah yang telah ditetapkan dalam buku kajian / kurikulum 3. Diisi sesuai dengan mata kuliah / SKS yang telah diambil/ditempuh 4. Untuk Ujian Skripsi, dicopy dalam rangkap 6 (enam), sesudah diperiksa oleh Bag. Adm. Akademik dan sebelum ditandatangani oleh Ketua Jurusan dan Pembantu Dekan I