NDP

18
Page 1 of 18 NDP Sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam Dalam Konteks Organisasi HMI: Sebuah Pandangan Dunia atau Ideologi? Oleh: Arianto Achmad Syarat Mesti Sebuah Organisasi Kader. Setiap manusia yang sehat dan waras niscaya membutuhkan suatu seperangkat kebijakan yang diharapkan akan menuntunnya setiap tindakannya dalam menciptakan ketataan, kedamaian dan tujuan ideal bersama. Sebab sebuah tindakan yang tidak didasarkan pada seperangkat kebijakan akan menciptakan kesemerautan dan kekacauan, sehingga membuat manusia tak ada berbedanya dengan binatang bahkan mungkin lebih rendah daripada binatang. Karena itu setiap manusia rasional dan berpikiran maju pasti memerlukan semacam wadah atau organisasi untuk berkumpul dan hidup bersama dalam mewujudkan tujuan ideal bersama mereka. Tetapi mengapa manusia memilih sebuah lembaga atau organisasi, agama, mazhab pemikiran, tradisi, adat-istiadat atau budaya tertentu? Ini karena selain setiap manusia senantiasa diperhadapkan pada realitas dan perubahannya, banyak problema hidupnya dan kebutuhan mendasar manusia yang hanya bisa terpenuhi bila adanya wadah atau organisasi, agama, mazhab pemikiran adat-istiadat, budaya maupun tradisi. Lantas mengapa dalam mewujudkan tujuan ideal bersama mereka, manusia memerlukan wadah atau organisasi? Ini karena, setiap lembaga atau organisasi (apalagi sebuah organisasi kader) bahkan agama, mazhab pemikiran, adat-istiadat, budaya, tradisi atau apapun namanya pastilah memiliki seperangkat kebijakan yang dianggap dapat menuntun manusia mencapai tujuan ideal tersebut. Bahkan bukan hanya itu, seperangkat kebijakan inilah yang merupakan ciri khas (esensi) pembeda manusia dengan binatang, esensi yang membedakan antar berbagai lembaga atau organisasi, agama, mazhab pemikiran, tradisi, adat-istiadat, budaya maupun masyarakat. Jadi pada dasarnya setiap manusia memilih sebuah lembaga atau organisasi (apalagi sebuah organisasi kader) agama maupun mazhab pemikiran, adat-istiadat, budaya, tradisi atau apapun namanya dikarenakan adanya kebutuhan pada seperangkat kebijakan ideal 1 yang ditawarkan kepadanya. Sehingga dengan Disampaikan pada sebuah seminar tentang NDP Sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam Dalam Konteks Organisasi HMI. 1 Ideal di sini bisa jadi karena menurut sang pemilih bersifat rasional atau menguntungkan secara politis atau secara material atau secara spritual saja atau bisa jadi karena seperangkat kebijakan tersebut memiliki kesemua hal ideal tadi yakni

Transcript of NDP

Page 1: NDP

Page 1 of 12

NDP Sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam Dalam Konteks Organisasi HMI: Sebuah Pandangan Dunia atau Ideologi?

Oleh: Arianto Achmad

Syarat Mesti Sebuah Organisasi Kader.Setiap manusia yang sehat dan waras niscaya membutuhkan suatu seperangkat

kebijakan yang diharapkan akan menuntunnya setiap tindakannya dalam menciptakan ketataan, kedamaian dan tujuan ideal bersama. Sebab sebuah tindakan yang tidak didasarkan pada seperangkat kebijakan akan menciptakan kesemerautan dan kekacauan, sehingga membuat manusia tak ada berbedanya dengan binatang bahkan mungkin lebih rendah daripada binatang. Karena itu setiap manusia rasional dan berpikiran maju pasti memerlukan semacam wadah atau organisasi untuk berkumpul dan hidup bersama dalam mewujudkan tujuan ideal bersama mereka.

Tetapi mengapa manusia memilih sebuah lembaga atau organisasi, agama, mazhab pemikiran, tradisi, adat-istiadat atau budaya tertentu? Ini karena selain setiap manusia senantiasa diperhadapkan pada realitas dan perubahannya, banyak problema hidupnya dan kebutuhan mendasar manusia yang hanya bisa terpenuhi bila adanya wadah atau organisasi, agama, mazhab pemikiran adat-istiadat, budaya maupun tradisi.

Lantas mengapa dalam mewujudkan tujuan ideal bersama mereka, manusia memerlukan wadah atau organisasi? Ini karena, setiap lembaga atau organisasi (apalagi sebuah organisasi kader) bahkan agama, mazhab pemikiran, adat-istiadat, budaya, tradisi atau apapun namanya pastilah memiliki seperangkat kebijakan yang dianggap dapat menuntun manusia mencapai tujuan ideal tersebut. Bahkan bukan hanya itu, seperangkat kebijakan inilah yang merupakan ciri khas (esensi) pembeda manusia dengan binatang, esensi yang membedakan antar berbagai lembaga atau organisasi, agama, mazhab pemikiran, tradisi, adat-istiadat, budaya maupun masyarakat.

Jadi pada dasarnya setiap manusia memilih sebuah lembaga atau organisasi (apalagi sebuah organisasi kader) agama maupun mazhab pemikiran, adat-istiadat, budaya, tradisi atau apapun namanya dikarenakan adanya kebutuhan pada seperangkat kebijakan ideal1

yang ditawarkan kepadanya. Sehingga dengan sendirinya di sini dituntut adanya suatu konsep kebijakan yang tepat dan benar sebagai suatu arahan dan bimbingan serta solusi dalam menyikapi realitas/problema yang ada dari lembaga atau organisasi, agama, mazhab pemikiran adat-istiadat, budaya maupun tradisi tersebut. Ketiadaan seperangkat kebijakan yang benar dan tepat dari lembaga atau organisasi, agama, mazhab pemikiran adat-istiadat, budaya maupun tradisi maka akan membuat anggotanya/penganutnya menolak dan meninggalkanya.

Konsep teoritis dan konsep praktisApa itu seperangkat kebijakan? Seperangkat kebijakan adalah konsep-konsep yang

dipandang merupakan penuntun yang mengarahkan manusia dalam mewujudkan cita-cita ideal dalam kehidupan. Tetapi seperti apa seperangkat kebijakan itu? Para filusuf dan pemikir membaginya menjadi dua yaitu apa yang mereka sebut dengan kebijakan teoritis dan praktis2. Konsep teoritis adalah konsep kita yang berbicara mengenai pengetahuan manusia tentang realitas/hakikat(wujud) sebagaimana adanya. Pandangan dunia itu sendiri oleh para filusuf membaginya menjadi dua yaitu: pandangan dunia ilmiah dan pandangan dunia filosofis. Sedang yang dimaksud dengan konsep praktis adalah konsep kita yang berbicara tentang perilaku manusia terhadap realitas/hakikat(wujud) sebagaimana mestinya, dimana konsep praktis tersebut diturunkan secara logis dari konsep teoritisnya. Adapun yang dimaksud dengan realitas adalah hakikat/wujud yang keberadaannya bersifat eksternal.

Disampaikan pada sebuah seminar tentang NDP Sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam Dalam Konteks Organisasi HMI.1 Ideal di sini bisa jadi karena menurut sang pemilih bersifat rasional atau menguntungkan secara politis atau secara material atau

secara spritual saja atau bisa jadi karena seperangkat kebijakan tersebut memiliki kesemua hal ideal tadi yakni selain ia bersifat rasional dan menguntungkan secara politis dan material, ia juga terpahami memberi keuntungan spritual sekaligus.

2 Mutahhari, Pandangan Dunia, hal.9.

Page 2: NDP

Page 2 of 12

Misalnya, dalam penelitian ilmiah ikan mengandung nutrisi o mega 3 yang dibutuhkan otak manusia untuk kecerdasannya dan zat kapur yang banyak, yang dibutuhkan tulang manusia. Inilah pandangan dunia ilmiah berkenaan dengan ikan sebagaimana adanya. Jadi konsepsi teoritis hanya menunjukkan sesuatu dari segi apa adanya. Disini para ilmuan tidak boleh mencoba-coba melibatkan prasangka, duga atau subjektifitasnya, sebab bila ia melibatkan hal-hal tersebut maka ia sesuangguhnya tidak lagi mengemukakan realitas sebagaimana adanya dan karena itu ia telah menghancurkan hasil penelitiannya atau teorinya. Karena itu disebut bersifat ilmiah dan orangnya disebut ilmuan. Tetapi berbeda bila ilmuan berkata seperti ini, misalnya, yakni: “Untuk menciptakan anak-anak bangsa yang cerdas dan tulang yang kuat maka seharusnya setiap anak mengkonsumsi ikan. Inilah yang disebut konsepsi praktis. Jadi konsepsi praktis berbicara dari segi apa yang mesti atau seharusnya dilakukan. Disini kita telah melibatkan subjektifitas dan keinginan kita untuk mencapai hal ideal yakni menciptakan anak bangsa cerdas dan kuat, karena itu bersifat ideologis pemikirnya disebut ideolog.

Jadi konsep teoritis adalah konsep yang berkenaan dengan pengetahuan manusia dari segi sebagaimana adanya dan konsep praktis adalah konsep yang berkenaan dengan perilaku manusia sebagaimana mestinya. Sementara telah dikatakan di atas bahwa manusia agar ia berbeda dengan binatang maka dalam setiap tindakannya dalam merespon realitas ia memerlukan sebuah penuntun yang dapat mengarahkan perbuatannya dengan benar. Dengan demikian terlihat dimana manusia memerlukan sebuah acuan yakni sebuah konsep praktis yang mengacu pada konsep teoritisnya. Jadi tanpa konsep teoritis maka mustahil ada konsep praktis dan tanpa konsep praktis maka mustahil manusia dapat bertindak dengan benar dan tepat. Konsep teoritis itu bagai cahaya yang sangat dibutuhkan dalam gerak kita di atas titian, tanpa konsep teoritis kita mustahil dapat melangka dan berjalan. Pendeknya manusia yang berakal hanya akan berbuat dan bertindak bila telah ada sebuah konsep praktis dan konsep praktis itu membutuhkan sebuah konsep teoritisnya. Bila demikian adanya maka kita dapat memahami bahwa sebenarnya apa yang dimaksud Konsep Teoritis inilah apa yang dimaksud dengan Pandangan Dunia dan Konsep praktis itulah apa yang dimaksud dengan Ideologi.

Apa itu Pandangan Dunia & Ideologi serta perbedaan keduanya.Apa itu Pandangan Dunia dan apa itu Ideologi? Pandangan Dunia tidaklah sebagaimana

apa yang dimaksud dengan menginderai atau perasaan tentang Dunia/alam. Berbicara mengenai penginderaan atau perasaan tentang dunia maka binatang juga memiliki kemampuan yang sama sebagaimana yang dimiliki manusia. Karena itu dalam hal ini manusia tak ada bedanya dengan binatang. Bahkan mungkin dari aspek tersebut binatang melebihi kemampuan manusia. Bahwa burung elang memiliki daya lihat dan anjing memiliki daya cium yang kuat adalah bukti-bukti kekuatan binatang yang melebihi manusia.

Tetapi pandangan Dunia adalah konsepsi kita tentang dunia sebagamana adanya. Dari aspek ini manusia berbeda dengan binatang. Dengan demikian adanya pandangan dunia pada seseorang memberi perbedaan tegas antara manusia dan binatang. Bahkan sisi kemulian manusia terletak pada aspek ini. Ia merupakan fungsi refleksi dan inteleksinya.

Jadi pandangan dunia adalah merupakan kerangka global pemahaman kita tentang dunia dari segi sebagaimana adanya. Ia merupakan sebuah keterangan dan analisis kita tentang Dunia/realitas. Walapun secara umum terdapat dua macam pandangan dunia yakni ilmiah dan filosofis namun yang jelas keduanya berbicara tentang apa dan bagaimana realitas itu? Apakah Dunia itu sesuatu yang objektif atau hanyalah subjektif belaka? Bila objektif maka terdiri dari apa saja realitas tersebut? Menurut kaum materialisme ilmiah realitas hanyalah materi tetapi menurut kaum metafisika terdapat juga non materi.

Berdasarkan hal itu maka oleh para filusuf pandangan dunia didefenisikan Sebagai “seperangkat keyakinan Universal teoritis manusia mengenai wujud; Tuhan, Alam, Manusia, Masyarakat, Sejarah, Keadilan serta Sains, sebagaimana adanya”3.

3 M. T. Misbah Yasdi, Iman Semesta. Hal...

Page 3: NDP

Page 3 of 12

Sementa itu yang dimaksud dengan ideologi adalah konsep kita tentang perilaku terhadap dunia sebagaimana mestinya. Ia merupakan seperangkat kerangka global praktis kita tentang perilaku terhadap dunia dari segi sebagaimana semestinya atau sebagaimana seharusnya. Ideologi menuntun dan menetapkan sederetan perintah dan larangan. Ia merupakan sebuah fakultas yang mengajak manusia pada suatu tujuan tertentu serta menunjukkan jalan yang dapat mengantar kita sampai pada suatu tujuan tersebut4. Fungsi ideologi adalah menetukan sejumlah perilaku kita apa yang mesti kita lakukan dan apa yang tidak mesti dilakukan, apa yang seharusnya dan apa tidak seharusnya diperbuat manusia. Ideologi yang menuntun kita harus/mesti hidup seperti bagaimana5. Pendeknya ideologi menetapkan mengapa mesti/harus berbuat begini dan jangan begitu. Berdasarkan hal tersebut maka oleh para filusuf ideologi didefenisikan sebagai “Seperangkat pandangan keyakinan universal praktis manusia terhadap wujud: Tuhan, Alam, Manusia, Keadilan serta sains sebagaimana mestinya”.

Dari semua keterangan diatas dan bila kita mengaitkannya dengan Agama maka dapat diketahui bahwa sistem akidah sebuah agama yang bersifat universal adalah apa yang dimaksud dengan pandangan dunia, sedangkan sistem syari’at sebuah agama yang bersifat umum adalah apa yang dimaksud dengan ideologi sebuah agama. Itulah sebabnya karena ideologi adalah sebuah konsep praktis yang diturunkan dan ditetapkan dari pandangan dunianya sehingga mengapa bagi sebagian orang-orang ideologi tabu untuk dibicarakan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka kita dapat mengetahui dan menegaskan bahwa ideologi pada dasarnya berbeda dengan pandangan dunia. Diantara perbedaan-perbedaan itu adalah sebagai berikut:

1. kalau ideologi berbicara tentang apa yang mesti/seharusnya dan tidak mesti/seharusnya dilakukan terhadap Tuhan, alam dan Manusia maka pandangan dunia memberi alasan rasional, filosofis dan ilmiah tentang seperti apa adanya Tuhan itu, Alam, Manusia, masyarakat, sejarah, keadilan, dan lain-lain. Nuswantoro ketika menjelaskan pemikirab Daniel Bell tentang matinya ideologi menjelaskan sebagaikut: bahwa pengertian umum tentang ideologi adalah sebagai seperangkat sistem yang diyakini; sebuah sistem ide. Ini sering dikaitkan dengan politik dan filsafat. Pengertian sebagai suatu ilmu atau bahan kajian kurang populer, seperti yang dimaksudkan oleh Desttut de Tracy; ideologi sebagai ilmu pengetahuan baru yang bebas dari prasangka metafisis6.

2. karena itu ideologi bersifat kaku, tertutup, doktrinal, subjektif serta bersifat emosional7. Sementara Pandangan Dunia bersifat terbuka tidak kaku , ilmiah, Filosofis, rasional dan objektif (apa adanya).

3. kalau ideologi memberi aksi dan sikap serta mendorong penganutnya untuk mencapai sesuatu yang ideal tersebut sehingga ia bersifat revolusioner maka pandangan dunia hanya memberi penjelasan mengenai sesuatu sebagaimana adanya karena itu bersifat cenderung “Pasif”.

4. Karena itu Ideologi menciptakan Ideolog sementara pandangan dunia menciptakan filosof dan ilmuan yang mana keduanya disebut akademisi8.

Dengan mengetahui adanya perbedaan antara Pandangan Dunia dan Ideologi maka tentu adalah semacam kebodohan berganda bila pembahasan-pembahasan ilmiah dan filosofis tentang dunia sebagai sebuah pengembangan pengetahuan dan pemahaman manusia akan realitas/dunia dihambat oleh segelintir orang-orang picik dengan issu-issu tidak bertanggungjawab bahwa NDP adalah sebuah kitab ideologi.

4 Sifat ideologi yang demikianlah maka sering ideologi menciptakan revolusi dan merupakan hantu paling ditakuti bagi kaum anti perubahan.

5 Mengenal Epistemologi, Hal. 186 Nuswantoro, Daniel Bell: matinya ideologi, hal. 49. 2001.7 Maka tidak heran bila para ideolog (yaitu orang yang meyakini satu ideologi) cenderung tertutup, menolak dan sulit menerima

ideologi lain. 8 Salah satu hal yang merupakan tujuan HMI yakni: Terbinanaya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan

bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakta adil dan makmur yang diridhoi Allah Subhanhau Wata’ala.

Page 4: NDP

Page 4 of 12

Pentingnya sebuah Pandangan DuniaIdeologi sebagai pandangan kehidupan praktis menentukan kita bagaimana seharusnya

berbuat. Apa yang mesti dan tidak mesti dalam kehidupan individu dan masyarakat. Misalnya ideologi menetapkan binalah dan polalah masyarakat anda seperti ini dan jangan seperti itu. Ideologi dalam karakternya seperti ini tidak mengherankan bila sering mendatangkan perbedaan. Bahkan sering melahirkan pertentangan-pertentangan yang pada gilirannya melahirkan benturan antara satu individu dengan individu lainya atau antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya, satu kelompok dengan kelompok yang lain, satu organisasi dengan organisasi lain. Bahkan mengapa sebuah ideologi bersifat terbuka atau tertutup, kelas atau tidak, universalisme atau partikularitasme, pluralisme atau sektarianisme, eksklusifisme atau inklusifisme, bergantung pada pandangan dunianya.

Sebagai contoh, mengapa pada ideologi–ideologi tertentu ada penolakan terhadap hal-hal yang bersifat metafisis dan spritualistik seperti kita lihat pada ideologi kapitalisme demokrat dan sosialisme komunis sementara pada ideologi lain menerima dan meyakininya? Tentu hal itu karena kedua ideologi tersebut (kapitalisme dan sosialisme) bertumpu pada pandangan dunia yang meyakini bahwa realitas alam hanyalah bersifat murni materi dan seluruh kejadiannya di dalamnya terjadi secara natural. Adapun ideologi-ideologi yang terdapat dalam masing-masing agama bersandar pada pandangan dunia yang di ajarkan oleh masing-masing agama tersebut bahwa di balik (baca: di atas) realitas materi terdapat realitas abstrak yang bersifat non-materi murni dan bahwa dalam proses kejadian alam segala sesuatu terjadi melalui kekuatan supernatural tersebut. Kelompok ideologi pertama bersifat A-Teistik sementara kelompok ideologi kedua bersifat Teistik.

Bahkan mengapa ada perbedaan ideologi antara kapitalisme dengan Sosialisme? Ideologi kapitalisme membenarkan kepemilikan modal alat produksi pada individu sementara pada sosialis sebaliknya. Bila kapilisme membenarkan usaha tanpa kerja maka sebaliknya bagi sosialisme komunis hal tersebut tidak dibenarkan. Jawabnya bahwa perbedaaan tersebut dikarenakan perbedaan pandangan dunia masing-masing mereka tentang dunia (yakni manusia dan alam). Misalnya; Kapitalisme milihat manusia sebagai makhluk material murni yang bertindak berdasarkan keuntungan pribadi sementara sosialisme melihat manusia sebagai makhluk material murni yang bertindak berdasarkan keuntungan bersama. Manusia sempurna menurut pandangan dunia kapilisme adalah manusia yang mampu mengakumulasi modal sebanyak-banyaknya untuk kepentingan dirinya sementara manusia sempurna menurut sosialis komunis adalah manusia yang mampu mengakumulasi modal sebanyak-banyaknya untuk kepentingan bersama. Perbedaan-perbedaan tersebut pada kenyataannya menyulut konflik ideologi yang sangat parah sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh sajarah. Jadi benturan-benturan tersebut muncul dikarekan adanya perbedaan-perbedaan ideologi dan perbedaan ideologi muncul dikarekan adanya perbedaan-perbedaan sebuah pandangan dunia.

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa syarat mesti yang harus dimiliki sebuah ideologi adalah pertama, harus memiliki pandangan dunia dan kedua harus bersifat universal. Sementara apa syarat mesti sebuah pandangan dunia?

Syarat Mesti Sebuah Pandangan Dunia.Melihat pentingnya dan pengaruhnya pandangan dunia bagi ideologi sebuah organisasi,

masyarakat maupun individu maka tentu diperlukan adanya suatu kriteria yang jelas tentang sebuah Pandangan Dunia yang baik dan benar. Kriteria pandangan dunia itu adalah: 1. Dapat dideduksikan dan dibuktikan (didukung oleh nalar dan logika yang sehat)

sehingga melicinkan jalan bagi diterimanya pandangan dunia tersebut secara rasional (akal Sehat) serta dapat dijadikan petunjuk dan menghilangkan kebingungan dan ketidaktahuan.

Page 5: NDP

Page 5 of 12

2. Bersifat objektif dan Unversal serta jauh dari prasangka(dugaan semata) dan ketahayyulan. Sehingga tidak melahirkan para penganut picik, reaksioner dan sektarian serta fanatik buta.

3. Memberi makna kepada kehidupan; menghapuskan, dari pikiran dan gagasan lancung yang mengatakan bahwa hidup itu sia-sia, bahwa seluruh perjalanan manusia menuju ketidak berartian dan nihilisme.

4. Membangkitkan ideal-ideal, antusiasme dan aspirasi, sehingga membuatnya memiliki daya tarik, semangat dan kekuatan.

5. Dapat memperkuat dan mensucikan maksud-maksud dan tujuan-tujuan sosial manusia, sehingga membuat orang mudah berkorban dan mempertaruhkan diri demi maksud dan tujuan itu. Suatu jalur pemikiran yang tidak dapat menanamkan rasa mengabdi, berkorban, dan idealisme berkenaan dengan tujuan jalur itu, tentu tidak memiliki jaminan bahwa tujuan-tujuannya akan dilaksanakan.

6. Membangkitkan Komitmen dan tanggungjawab, sehingga membuat orang bertanggungjawab pada dirinya dan masyarakat.

NDP adalah Pandangan Dunia HMI dan bukan sebuah Ideologi.NDP Sebagai Kerangka Global Pemahaman Islam Dalam Konteks Organisasi HMI

tentu saja tidaklah berbicara mengenai sekumpulan kebijakan praktis. Karena itu dapat dilihat bahwa NDP baru tidak membicarakan seperangkat kebijakan praktis seperti; halal dan haram, sunnah atau wajib. Tetapi berbicara tentang realitas/wujud objektif dari segi sebagaimana adanya. Karena itu NDP baru merupakan sebuah pandangan dunia dan bukanlah sebuah ideologi.

Lagi pula HMI bukanlah sebuah mazhab atau turunan sebuah ormas islam manapun di Indonesia. Karena itu ia tidak membicarakan sebuah persoalan perintah dan larangan (halal dan haram), sebab memasuki masalah tersebut maka posisi HMI sebagai organisasi independen pasti terserap kepada salah satu mazhab atau ormas Islam di Indonesia. Misalnya, kita semua tahu bahwa menurut ormas Muhammadiah mengharamkan siarah kubur dan tawassul tetapi bagi NU itu sesuatu yang dihalalkan. Sehingga bila NDP berbicara mengenai persoalan kebijakan praktis seperti ini maka HMI tentu akan terkotak dan terpecah belah dikarenakan perbedaan ideologi di dalamnya.

Artinya jika NDP lama dikatakan sebagai sebuah ideologi maka ini perlu diubah. Sebab selain akan menyebabkan HMI menjadi terpecah-belah, juga akan mengakibatkan NDP HMI menjadi tertutup dan kaku, pada gilirannya melahirkan kader-kader fanatik buta-tuli dalam menghadapi perkembangan zaman. Bukti dari adanya kader-kader HMI semacam ini dapat terlihat pada adanya kenyataan dimana banyak bukti-bukti telah ditemukan bahwa banyak konsep-konsep yang terdapat dalam al-qur’an tidak masuk kedalam NDP lama tetapi tetap saja bagai batu tidak berubah.

Bukti-bukti dari konsep-konsep yang tak terdapat dalam NDP lama itu adalah misalnya:1. NDP lama tidak melihat kajian Epistemologi sebagai sesuatu yang penting.

Padahal kita tahu bahwa perbedaan-perbedaan pandangan dunia dikarenakan adanya perbedaan pada landasan epistemologinya. Sebagai contoh, penolakan kaum materialisme/ateisme terhadap pandangan dunia lain misalnya, pandangan dunia Ilahiyah yang diyakini kaum metafisis/teolog adalah karena kaum materialisme/ateisme hanya mengakui dan menerima bentuk landasan epistemologi empirikal dan menolak epistemologi yang di situ pandangan dunia kaum metafisika/teolog berdiri. Bagi kaum materialisme/ateisme konsepsi dan keyakinan tentang adanya realitas metafisik/teologi adalah konsepsi dan keyakinan yang bersifat tahayyuli(ilusi) belaka. Sebab bagi kaum materialis Ateis sesuatu hanya dapat dikatakan realistik(bukan illusi) bila ia dapat di indrai atau dialami secara empirikal (eksperimen). Jadi benar tidaknya atau realistis tidaknya sebuah pandangan dunia berikut ideologinya sangat bergantung pada penerimaan kebenaran epistemologinya. Di sini menjadi jelas mengapa kita perlu mengkaji dan menetapkan sebuah bentuk landasan epistemologi.

Page 6: NDP

Page 6 of 12

2. Pada kajian dasar-dasar kepercayaan sangat bersifat doktrinal tekstual dan normatif seolah-olah semua manusia dimuka bumi ini telah memeluk Islam dan telah mengakui kitab suci al-qur’an sebagai satu-satunya kitab suci terbenar dan terpecaya. Padahal kita semua tahu bahwa secara khusus dalam dunia kemahasiswaan atau masyarakat secara umum banyak terdapat paham-paham dimana dasar-dasar kepercayaan mereka menolak kepercayaan tentang Tuhan, ketauhidan, kenabian muhammad, al-qur’an sebagai kitab yang benar dan terpercaya. Artinya bila metode pembuktian kebenaran adalah tekstual(berdasarkan kitab suci al-qur’an) maka bagaimana merekrut mahasiswa-mahasiswa dan mengislamkan mereka yang nota bene tidak percaya pada al-Qur’an alias ateis? Bila calon-calon anggota kader HMI yang direkrut hanyalah yang telah berkeyakinan Islam saja maka itu berarti calon kader tersebut telah memiliki paham keislaman tertentu sebelum ia berHMI, artinya mereka berislam itu bukan karena hasil pengkaderan HMI. Pendeknya! Lantas dimanakah misi siar Islam yang senantiasa di kumandangkan dalam himne HMI itu??.

3. Dalam kemerdekaan Manusia (Ikhtiar) dan Keharusan Universal (Takdir) NDP lama kesulitan menjelaskan hubungan logis dan harmonis antara kedua konsep tersebut. Akibatnya, kader HMI terpecah menjadi dua titik ekstrim dimana yang satu mengarah pada jabriyah (sehingga secara ideologis mengarah pada fundatalisme fatalis) dan satunya lagi mengarah pada Qodariyah (yang cenderung pada liberalisme). Buktinya ada indikasi bahwa paham kebebasan yang diajarkan adalah paham kebebasan menurut paham leberalisme yang cenderung materialistik dan musyrik9.

4. Selanjutnya dalam konsep pertanggungjawaban akhirat ia hanya mengakui satu macam bentuk pertanggung yakni pertanggungjawaban individual. Misalnya ketika dikatana sebagai berikut bahwa: “Kehidupan sekarang di dunia dan abadi (external) berupa kehidupan kelak sesudah mati di akherat. Dalam aspek pertama manusia melakukan amal perbuatan dengan baik dan buruk yang harus dipikul secara individual, dan komunal sekaligus. Sedangkan dalam aspek kedua manusia tidak lagi melakukan amal perbuatan, melainkan hanya menerima akibat baik dan buruknya dari amalnya dahulu di dunia secara individual10”. Padahal Al-qur’an tidak hanya mengajarkan pertanggungjawaban individual semata tetapi di akhirat ada juga pertanggungjawaban kolektif. Karena itu NDP baru memasukkannya sebagai salah satu pandangan dunia.

5. Juga NDP lama tidak melihat Hakikat Penciptaan Kosmologi dan Eskatologi sebagai bagian dari pandangan dunia. Pada hal al-qur’an dan filsafat/metafisika Islam memiliki seperangkat pandangan tentang hal-hal tersebut. Sebagai contoh kita hanya dapat memanfaatkan hendphon sesuai hakikat penciptaannya bila kita telah memahami apa hakikat penciptaan teknologi henphon. Artinya manusia tidak dapat memanfaatkan alam dan dirinya dengan benar(sesuai hakikat penciptaannya) bika kita (kader HMI) tidak memahami dengan benar hakikat penciptaan kosmologi. Sebaliknya kita tidak dapat berbuat baik (misalnya bersedekah atau berzakat) untuk menciptakan kedilan ekonomi dan sosial bila manusia tidak meyakini adanya hari ekskatologi bahwa disana terdapat surga dan neraka. Sebab manusia adalah makhluk yang nalurinya hanya mau berbuat bila ada motif keuntungan. Tetapi dengan adanya konsep surga manusia dapat berbagi dan meninggalkan sifat bahil

9 Kami katakan demikian karena kebebasan yang diwarkan adalah seperti ini bahwa: “Realisasi persamaan dicapai dengan membatasi kemerdekaan. Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai satu orang, sedangkan untuk lebih satu orang, kemerdekaan tak terbatas tidak dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang lain”. Lihat dalam buku anggaran dasar HMI HASIL-HASIL KONGRES HMI XXIV JAKARTA 23 – 27 OKTOBER 2003. Hal. 76. Nah, proposisi bahwa “Kemerdekaan tak terbatas hanya dapat dipunyai satu orang” ini jelas liberalisme. Adapun proposisi bahwa “kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang lain” maka ini jelas secara tidak langsung telah menjadikan manusia sebagai Tuhan. Mengapa demikian? Yah! Karena hanya dihadapan Tuhan sajalah manusia tidak memiliki kebebasan.10 Lihat dalam buku anggaran dasar HMI HASIL-HASIL KONGRES HMI XXIV JAKARTA 23 – 27 OKTOBER 2003. Hal. 73.

Page 7: NDP

Page 7 of 12

dan rakus karena kesadarannya akan adanya neraka. Karena itu NDP baru memasukkannya sebagai salah satu pandangan dunia.

Ini hanya beberapa contoh hal-hal yang perlu ditambahkan pada dan dihapus dari NDP lama. Melihat adanya bukti-bukti tersebut maka perlu dilakukan sebuah penambahan maka kajian NDP mesti meliputi kajian tentang Wujud atau Realitas/Hakikat dari segi sebagaimana adanya, yaitu11:

1. Epistemologi manusia sebagaimana adanya seperti apa?2. Dasar-dasar Kepercayaan: adakah dasar-dasar kepercayaan manusia yang bersifat

universal itu? Bila ada, apamaterialis/Ateis atau metafisis/Teologis? Jika Teologis maka, apakah politeisme atau monoteisme, jika monoteis apakah Pluralis atau tidak?

3. Manusia dan Nilai-Nilai Kemanusiaan: Apa sesungguhnya manusia dan Nilai-nilai kenusian itu? Apa manusia itu ada? Ataukah manusia tidak ada tetapi yang ada hanya binatang yang berjalan tegak? Jika ada maka apa perbedaannya denga binatang, apa tolak ukurnya manusia sempurna itu? Apakah nilai itu ada? Jika ada apakah ia subjektif atau objektif? Jika objektif apakah ia mutlak atau relatif? Jika objektif apakah ada nilai-nilai kemanusiaan itu? Apa tolak ukurnya?

4. Hakikat penciptaan kosmologi dan Eskatologi: adakah awal permulaan penciptaan alam? Jika ada maka bagamana menjelaskan secara rasional proses penciptaannya dan untuk apakah ia diciptakan? Adakah hari eskatologi itu? Jika ada maka bagaimana hal itu dapat dipahami dan jelaskan secara rasional? Lantas untuk apa hari/alam eskatologi itu diciptakan?

5. Kemerdekaan Manusia dan Keniscayaan Universal: adakah kemerdekaan manusia itu samakah dengan kebebasan? Jika ada maka bagaimana hubungannya dengan eksistensi Takdir Tuhan? Jika kedua konsep tersebut sama eksis apakah saling membatasi? Jika tidak saling membatasi maka maka apa buktinya bahwa kemerdekaan manusia tidak membatasi eksistensi takdir Tuhan dan sebaliknya apakah bukti bahwa eksistensi takdir Tuhan tidak membatasi kebebasan dan kemerdekaan manusia itu?

6. Individu dan Masyarakat: Apakah manusia itu bersifat individual saja atau makhluk sosial saja? Ataukah apakah manusia itu makhluk individual sekaligus bermasyarakat? Jika benar maka apa buktinya dan bagaimana menjelaskannya? Apa hakikat masyarakat itu? Adakah masyarakat ideal itu? Adakah hukum-hukum yang mengatur perubahan-perubahannya? Bila ada bagaimana dengan kemerdekaan manusia? Apakah saling membatasi atau saling mengakui? Jika saling mengakui bagaimana menjelaskan? Adakah hukum atau faktor yang merupakan faktor perpecah dan penyatunya sebuah masyarakat?

7. Keadilan Ekonomi dan Sosial: adakah dan apakah keadilan itu? adakah ia ilmiah atau filosofis? Jika ada apakah keadilan dan bagaimana keekonomi dan sosial itu? Jika kapitalisme demokrat dan sosialisme komunis memiliki konsep keadilan ekonomi dan sosial maka adakah konsep keadilan ekonomi dan sosial menurut Islam? Bila ada lantas dimana letak keunggulannya terhadap dua konsep sebelumnya? Lantas dari ketiga konsep- konsep tersebut beraliran apakah konsep ekonomi dan sosial /HMI itu? Kapitalis, sosialis atau islam? Jika ada lantas bagaimana bentuknya?

8. Sain Islam: adakah sains islam itu? Bila ada maka dimanakah letak perbedaannya dengan sains modern itu?

9. Hakikat Perempuan dan Tanggungjawab Sosial12: bagaimana perempuan itu? Jika feminisme radikal atau sosialisme memiliki pandangan tentang perempuan maka adakah konsep islam tentang hal tersebut? jika ada seperti apakah itu? Lantas

11 Untuk lebih jelas lihat lampiran.12 Bab ke-9 ini sebenarnya juga ditawarkan pada Semiloka Nilai Dasar Perjuangan di Mataram pada tgl 28 Agust – 2 sept 2004

lalu. Tetapi entah mengapa bab terakhir tersebut tidak diterima.

Page 8: NDP

Page 8 of 12

beraliran apakah pandangan HMI tentang perempuan? Bila beraliran islam lantas dimanakah letak keunggulannya?

Inilah hal-hal mendasar yang di situ HMI harus memiliki konsep yang jelas. Jika tidak maka organisasi HMI akan bagai mesin tua (ronsokan) yang tidak punya kemudi lagi yang sedang menuju jurang kehancurannya. Karena itu ia tidak layak lagi disebut organisasi kader, kecuali hanya orang-orang bodoh sajalah yang mau menaikinya karena ditipu oleh para opurtunis dengan cara mengecatnya dengan cat tembok sebagai lipstik yang menor sementara mereka (sopir dan penumpangnya) tidak punya rasa tanggungjawab memperbaiki kemudi tersebut agar bisa berjalan dalam kebaikan.

Melihat permasalahan yang ada diatas sebagai hal-hal yang perlu dibahas dan kajian dari segi sebagaimana adanya maka karena itu NDP baru memandang bahwa NDP adalah sebuah pandangan dunia dan bukan ideologi.

Kemudian untuk meningkatkan kualitas pengetahuan kader mengenai NDP maka perlu kiranya pada LK1 dan LK2 NDP diberi porsi sebagai berikut: bahwa pada LK1, kajian/pembahasan terhadap tema-tema di atas mestilah di bahas dalam bentuk bab per bab dan pada LK2 pembahasan NDP dibahas secara global, sehingga diharapkan pengetahuan kader akan lebih mendalam dan meluas. Adapun perbandingan prosentasi atau kadar penekanan dimensi, adalah sebagai berikut:

Pada LK1 penekanan pada Keislaman ketimbang keilmuan, keHMIan, keorganisasian dan kemahasiswaan.

Pada LK2 penetakanan pada Keilmuan ketimbang Keislaman, keHMIan, keorganisasian dan kemahasiswaan.

Pada LK3 penetakanan pada profesionalisme keHMIan, keorganisasian dan kemahasiswaan ketimbang Keilmuan, Keislaman.

Karena itu pada LK1 mesti di berikan alokasi waktu minimal dua sampai tiga jam setiap bab NDP adapun bab II secara khusus di beri alokasi waktu 6 jam. Sebab bentuk pembahasan NDP dalam bentuk global cenderung tidak memberi pengetahuan dan pemahaman yang jelas dan komprehensif atas ajaran-ajaran islam. Sementara kekurangan pemahaman yang jelas dan komprehensif dapat mengakibatkan lahirnya kader-kader prematur yang pada gilirannya dapat menjadi liberalisme atau terorisme, sekulerisme atau fundamentalime(ortodoks). Dengan cara seperti ini diharapkan kader dapat memahami materi-materi NDP (yang merupakan pandangan dunia HMI) itu secara lebih mendalam dapat terwujud.

Lampiran:

Kerangka Silabus NDPI. EPISTEMOLOGI

1. Apa Alat Pengetahuan? Bagaimana caranya Pengetahuan dapat Hadir dalam pikiran?

Page 9: NDP

Page 9 of 12

Empat Macam Teori Pengatahuana) Teori Pengingatan Kembalib) Teori Rasionalismec) Teori Empirisme.d) Teori Intiza(disposesi)

2. Apa landasan/kriteria Penilaian itu?Tiga Doktrin Landasan Penilaian

a) Doktrin Aklib) Doktrin Empirikalc) Doktrin Skriptual/tekstual

3. Apa Kerangka Berpikir manusia?Tiga macam Kerangka Berpikir.

a) Deduktifb) Induktifc) Qiyas

4. Kesimpulan

II. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN1. Tahap Pertama: Pengosongan, yakni: Pemaparan teori2 Ateisme

Dalil Filosofisa) Argumen Kaum Sofisb) Argumen Kaum Materialisme Dialektik.

Dalil Ilmiaha) Argumen Saintisb) Argumen Psiko Analisisac) Argumen Sosiologis

Dalil Rasionalitasa) Teori Kebetulanb) Teori Ketak berpunyaan

2. Tahap Kedua : Pembantaian teori2 Ateisme3. Tahap Ketiga : Pengisian

Pembuktian kebenaran Teologi melalui jalan Akal/rasional. a) Pembuktian Teologib) Pembuktian Kenabianc) Pembuktian Risalah/Kitab

4. Tahap Keempat: Pembuktian Kebenaran Monoteisme. Pembuktian kebenaran monoteisme melalui jalan akal/rasional

a) Tidak bersebab,b) tidak tersusun, c) tidak lebih dari satu d) dan bukan bagian dari yang lain.

5. Tahap Kelima : Pembuktian kebenaran ajaran Islam dengan jalan akal.6. Asensi Ajaran Islam.

Defenisi Esensi.a) Apa Islam itu?b) Defenisi Islam c) Defenisi Ajaran Islam.

Bukti Keislaman Alam Semesta.Esensi Ajaran Islam

a) Tauhid

Page 10: NDP

Page 10 of 12

b) Pluralisme

III. HAKIKAT PENCIPTAAN KOSMOLOGI DAN ESKATOLOGI1. Kajian Kosmologi.

Bukti keberawalan alam.a) Argumen Filosofis.

Argumen penciptaan alam.a) Sekilas tentang prinsip niscaya lagi rasionalb) Hirarki penciptaan alamc) Alam Hadits atau Qodim.d) Alam: Penciptaan atau Tajallie) Tujuan Penciptaan untuk mengenal dan menyembah-Nya.

2. Kajian Eskatologi.Argumen tentang keberakhiran alam semesta.

a) Dalil Filosofis.b) Dalil Al-Qur’an.

Paham-paham yang menolak adanya hari kebangkitan.a) Paham Reingkarnasib) Pandangan Materialisme Mekanik:c) Pandangan Materialisme Materialisme Dialektik

Kritik Atas paham-paham tersebut:a) Paham Reingkarnasi b) Pandangan Materialisme Mekanikc) Pandangan Materialisme Dialektik

Argumen Pembuktian adanya hari kiamat.a) Argumen Filosofis.b) Argumen Ilmiah.c) Argumen Kalamiyah.d) Dalil Al-Qur’an.

Argumen Pembuktian adanya realitas hari kebangkitan.a) Argumen Filosofis.b) Argumen Qur’an.

Keadaan Jiwa Setelah Kehancuran Materi.

IV. MANUSIA DAN NILAI-NILAI KEMANUSIAAN1. Apa dan bagaimana itu Manusia?

Apa perbedaan Manusia dengan binatang?a) Teori Rasionalis.b) Teori Humanisc) Teori Mistikusd) Teori Moralise) Teori Filusuf muslim

Apa tolak ukur Manusia Sempurna?a) Teori dari Kaum Skolastikb) Teori dari Kaum Sainstisc) Teori dari Kaum Mahabbahd) Teori dari Kaum Qudroh e) Teori dari Filusuf Muslim.

2. Apa dan bagaimana itu Nilai-nilai Kemanusiaan?Apa itu Nilai?

Page 11: NDP

Page 11 of 12

Objektif atau Subjektif? Nilai dan Tolak Ukurnya Menurut Eksistensialis

Mutlak atau Relatif? Nilai dan Tolak Ukurnya Menurut Marxisme

Kritik Terhadap Eksistensialisme & MarxismeNilai dalam pandangan filsafat Islam?

Apa itu Nilai dan apa tolak Ukurnya.Apa itu Nilai-nilai kemanusiaan dan Tolak Ukurnya?

Apa itu Fitrah? Fitrah dan Esensialitas Kemanusiaan. Fitrah hubungannya dengan Tauhid, Keadilan, Insan Kamil dan

Eskatologi. Allah: tolak ukur Nilai-nilai Kemanusiaan dan bukti filosofisnya.

V. KEMERDEKAAN MANUSIA DAN KENISCAYAAN UNIVERSAL1. Polemik antara determinisme(Jabariyah) dan Free Will(Qodariyah). 2. Hakikat Kebebasan dan Kemerdekaan.3. Apa itu Takdir dan Ikhtiar Serta Bagaimana Hubungannya?

VI. INDIVIDU DAN MASYARAKAT1. Manusia: Makhluk Individual Atau Bermasyarakat?

a) Menurut Kapitalisme.b) Menurut Sosialisme.c) Menurut Islam.

2. Kajian tentang Individu.a) Perbandingan Ego sentris dan Ego Tauhid.b) Individu Ideal dalam Masyarakat.

3. Hubangan Individu dengan Masyarakat4. Eksistensi Individu & Masyarakat.5. Dosa individu dan Dosa Kolektif6. Pertanggungjawaban Individu dan Masyarakat.7. Apa itu Masyarakat?8. Teori tentang terbentuknya Masyarakat.9. Bagaimana Masyarakat Ideal: Mitos atau realitas.

10. Akar Masalah Perpecahan dalam masyarakat dan Solusinya.11. Hukum-hukum Yang Mengatur Perubahan Masyarakat12. Menjemput Masyarakat Mendatang.

VII. KEADILAN EKONOMI DAN KEADILAN SOSIAL1. Apa itu keadilan?2. Klarifikasi tema Keadilan: Ilmiah atau Filosofis.3. Mengenal Pandangan dunia Idiologi-idiologi Besar.

a) Keadilan Menurut Kapitalis Demokrat.b) Keadilan Menurut Sosialisme Komunis.c) Kritik atas Pandanga Dunia Kapitalisme Demokrat dan Sosialisme

Komunis.4. Pandangan Dunia dan Konsep Keadilan Ekonomi Islam.

VIII. SAINS ISLAM

1. Telaah atas istilah-istilah:

Page 12: NDP

Page 12 of 12

apa itu Ilmu, Pengetahuan, Kenal dan Sains?2. Sejarah Sains.3. Sains Islam: Fakta atau Khayalan? 4. Studi Perbandingan antara Sains Modern dan Sains Islam5. Telaah Kritis atas Asumsi Sains Modern dan Asumsi Sains Islam.

a) Asumsi Epistemologi.b) Asumsi Ontologi.c) Asumsi Aksiologi.

6. Kriteria sebuah Sains. 7. Perbandingan Hirarki Sains antara sains Modern dan Sains Islam8. Tujuan Sains: Menurut sains Modern dan Sains Islam.