file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan...

33
ANALISIS KEBIJAKAN POROS MARITIM DUNIA DALAM KONTEKS PENINGKATAN KONEKTIVITAS NASIONAL DAN REGIONAL Oleh: Erlinda Matondang NPM. 120140106012 Disusun sebagai Pemenuhan Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Foreign Policy Analysis Program Studi Diplomasi Pertahanan Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia Bogor

Transcript of file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan...

Page 1: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

ANALISIS KEBIJAKAN POROS MARITIM DUNIA DALAM KONTEKS

PENINGKATAN KONEKTIVITAS NASIONAL DAN REGIONAL

Oleh:

Erlinda Matondang

NPM. 120140106012

Disusun sebagai Pemenuhan Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah

Foreign Policy Analysis

Program Studi Diplomasi Pertahanan

Fakultas Strategi Pertahanan

Universitas Pertahanan Indonesia

Bogor

November, 2014

Page 2: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

ANALISIS KEBIJAKAN POROS MARITIM DUNIA DALAM KONTEKS

PENINGKATAN KONEKTIVITAS NASIONAL DAN REGIONAL

Oleh:

Erlinda Matondang

NPM. 120140106012

A. Pendahuluan

Dalam sejarah maritim Asia, jalur yang ditempuh pedagang China, Jalur

Sutra, terdiri dari darat dan laut. Jalur darat mempunyai rute yang melalui China,

Asia Tengah, India, dan Asia Barat. Jalur laut merupakan kelanjutan dari jalur

darat yang dimulai dari Teluk Persia sampai Laut Merah. Selain itu, jalur laut juga

dapat ditempuh dari Teluk Benggala sampai ke Teluk Persia. (Marsetio, 2014: 3)

Indonesia merupakan negara maritim dan sudah menjadi bagian dari jalur

perdagangan laut yang penting sejak masa prasejarah, khususnya di Selat Malaka.

Namun, hubungan perdagangan Nusantara dengan China dan India baru dimulai

pada abad ke-3 Masehi. Hal ini dibuktikan dengan tulisan dari Fa-Hsien, yang

berlayar dari India ke China melalui Jawa. (Marsetio, 2014: 5)

Walaupun Indonesia merupakan negara maritim sejak masa prasejarah,

pemanfaatan potensi ekonomi laut masih belum maksimal karena pemerintah

tidak terlalu serius menggarap sektor kelautan dan perikanan (Aziz, 2014: 6).

Pembangunan dan ekonomi Indonesia masih berbasis pada eksplorasi dan

pengolahan wilayah daratan, padahal perairan Indonesia lebih luas dan potensial

untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Hal tersebut yang mendasari pemikiran

Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan visi poros maritim dunia.

Visi pembentukan poros maritim dunia tersebut tidak hanya menjadi

kebijakan dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Hal tersebut berkaitan dengan

kapal asing ataupun negara lain yang juga memerlukan wilayah perairan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester Mata Kuliah Analisis Kebijakan Luar Negeri yang dilaksanakan pada semester I dengan dosen pengampu Prof. Drs. Yanyan M. Yani, MAIR., Ph.D. Penulis merupakan mahasiswa pascasarjana Program Studi Diplomasi Pertahanan, Universitas Pertahanan Indonesia

1

Page 3: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Indonesia, tidak hanya untuk sebagai jalur pelayaran, tetapi juga sebagai tempat

melakukan bisnis. Apalagi kebijakan tersebut sudah dipaparkan Jokowi di dalam

East Asian Summit (EAS), yang merupakan forum interaksi pemimpin-pemimpin

dari pelbagai negara. Oleh karena itu, kebijakan pembentukan poros maritim

dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini.

Pada dasarnya, kebijakan poros maritim dunia tersebut mendukung

pembentukan konektivitas nasional dan regional yang bertujuan untuk

menyatukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 2015,

Association of South East Asian Nations (ASEAN) akan melaksanakan

Komunitas ASEAN. Dalam pelaksanaan Komunitas ASEAN, konektivitas di

tataran nasional dan regional menjadi hal yang sangat penting. Apalagi Indonesia

merupakan negara kepulauan, sehingga konektivitas yang mampu menyatukan

antarpulau sangat diperlukan.

Berdasarkan hal tersebut, makalah ini mengangkat kebijakan pembentukan

poros maritim sebagai bagian kebijakan luar negeri Indonesia yang berdampak

lokal dan regional. Makalah ini menjelaskan mengenai kebijakan pembentukan

poros maritim dunia dalam konteks peningkatan konektivitas nasional dan

regional. Pembahasan kebijakan pembentukan poros maritim tersebut dianalisis

dengan menggunakan metode perspektif adaptif, sehingga tinjauannya didasarkan

pada kondisi internal, eksternal dan idiosinkratik dari Jokowi, sebagai Presiden

Indonesia saat ini.

B. Analisis Kebijakan Luar Negeri dengan Perspektif Model Adaptif

Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam menganalisis kebijakan

luar negeri suatu negara. Salah satunya adalah model perspektif adaptif. Analisis

dengan metode adaptif menggunakan asumsi yang menyatakan bahwa negara

melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Asumsi ini juga pendapat Rosenau

(1970) yang menyatakan bahwa negara merupakan entitas yang harus beradaptasi

terhadap lingkungannya untuk bertahan dan menjadi makmur (Thorson, 1973: 1).

2

Page 4: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Adaptasi yang dilakukan negara merujuk pada kondisi internal dan

eksternalnya. Pengaruh kondisi internal dan eksternal dari suatu negara terhadap

kebijakan luar negeri yang diambilnya dapat dirumuskan sebagai berikut.

Pt=Et+ I t

Keterangan: Pt= kebijakan luar negeri pada waktu tertentu, Et= perubahan eksternal, dan I t= perubahan internal.

Selain, lingkungan internal dan eksternal, kebijakan luar negeri juga

dipengaruhi oleh kepemimpinan atau rezim penguasa negara tersebut. Oleh karena

itu, rumusnya berubah menjadi sebagai berikut.

Pt=Et+ I t+e¿

Keterangan: e¿= faktor idiosinkratik dari pemegang kekuasaan atau pemimpin.

Variabel sejarah atau kebijakan luar negeri yang sebelumnya juga

memengaruhi kebijakan yang diberikan oleh rezim yang saat ini berkuasa.

Pengaruh kebijakan luar negeri sebelumnya tersebut ditunjukkan dengan

perubahan rumus sebagai berikut.

Pt=P(t−1)+P(t−2 )+P(t−3)+…+P(t−n)

P(t−1)+P(t−2)+P(t−3 )+…+P(t−n)=E t+ I t+e¿

Untuk menggunakan rumus-rumus tersebut dalam menganalisis kebijakan

luar negeri suatu negara, dapat digunakan interpretasi angka dengan ketentuan

sebagai berikut.

Tabel 2. Interpretasi dari Nilai X dan Y

Et , I t , e¿danP(t−1)/ Kebijakan

Terdahulu

Pt

-1 = tidak mendukung

1 = mendukung

-3= sangat tidak didukung

-2= tidak didukung

-1= kurang didukung

0 = netral

3

Page 5: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

1 = cukup didukung

2 = didukung

3 = sangat didukung

Variabel idiosinkratik juga dapat ditinjau melalui kondisi dan sikap

lingkungan rezim yang berkuasa atau memerintah. Berdasarkan sikap rezim yang

memerintah tersebut, Rosenau menyatakan bahwa ada empat kemungkinan pola

adaptasi yang dilakukan negara. Setiap pola adaptasi tersebut mempunyai

implikasi yang berbeda-beda dalam setiap perubahan dan kesinambungan politik

luar negeri suatu negara. Adapun keempat pola adaptasi tersebut, yaitu:

1. preservative adaptation (bersikap responsif terhadap permintaan dan

perubahan di lingkungan eksternal dan internal);

2. acquiescent adaptation (bersikap responsif terhadap permintaan dan

perubahan di lingkungan eksternal);

3. intransigent adaptation (bersikap responsif terhadap permintaan dan

perubahan di lingkungan internal); dan

4. promotive adaptation (bersikap tidak peduli/responsif terhadap permintaan

dan perubahan yang terjadi baik di lingkungan internal maupun eksternal).

(Rosenau, 1991: 59).

C. Kebijakan Poros Maritim Dunia

Indonesia merupakan negara yang dua per tiga dari wilayah terdiri dari

perairan dan kaya sumber daya kelautan. Sebagaimana yang disampaikan oleh

Soekarno, dalam salah satu pidatonya, Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat

jika mempunyai kemampuan perairan atau kelautan yang kuat, poros maritim juga

mempunyai tujuan yang sama. Indonesia akan dibentuk menjadi sebuah negara

maritim yang menjadi pusat aktivitas kelautan dunia

Kebijakan poros maritim merupakan salah satu agenda dan misi dari

Jokowi. Konsep pembentukan Indonesia poros maritim dunia terdiri dar lima pilar

4

Page 6: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

utama yang disampaikan Jokowi dalam EAS. Kelima pilar tersebut, yaitu:

pembangunan kembali budaya maritim Indonesia; komitmen menjaga dan

mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut;

komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim;

melakukan diplomasi maritim untuk membangun bidang kelautan; dan

membangun kekuatan pertahanan maritim (Anonim, 2014e).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof

Chaniago, menyatakan bahwa Jokowi ingin menjadikan wilayah perairan

Indonesia sebagai wilayah teraman di dunia untuk semua aktivitas laut

(Muhamad, 2014: 5). Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan poros maritim

tidak hanya berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi

juga peningkatan keamanan dan kenyamanan negara lain data berada di wilayah

Indonesia. Kebijakan poros maritim tidak hanya berkaitan dengan permasalahan

domestik, tetapi juga internasional.

Menurut Hasjim Djalal, Indonesia harus mampu mengelola dan

memanfaatkan kekayaan dan ruang laut untuk menjadi negara maritim. Indonesia

harus mampu memanfaatkan semua unsur kelautan di sekelilingnya untuk

kesejahteraan bangsa dan kemajuan bangsa, serta membentuk keamanan laut yang

memadai untuk mencegah pelanggaran hukum (Muhamad, 2014: 6). Sementara

itu, di tataran diplomasi dan hubungan luar negeri, Indonesia harus mampu

melakukan diplomasi ekonomi maritim (Muhamad, 2014: 8). Diplomasi ekonomi

maritim menempatkan pemanfaatan potensi kelautan sebagai bagian dari

diplomasi dengan negara lain. Upaya diplomasi ini tidak hanya dapat

meningkatkan investasi di Indonesia, tetapi juga memperkuat hubungan kerja

sama dengan negara lain, terutama yang berada di wilayah Asia Tenggara.

D. Konektivitas Nasional dan Regional

Konektivitas yang dirancang oleh pemerintahan Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY) adalah konektivitas nasional dengan visi Locally Integrated,

5

Page 7: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Globally Connected (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011: 36).

Upaya penguatan konektivitas nasional tersebut berpegang pada empat elemen

kebijakan, yaitu sistem logistik nasional, sistem transportasi nasional,

pembangunan daerah, serta teknologi dan informasi (Kementerian Koordinator

Bidang Perekonomian, 2011: 33). Konektivitas nasional tersebut tidak hanya

menghubungkan antarpulau di Indonesia, tetapi juga pada tataran regional dan

internasional. Konektivitas tersebut diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok,

yaitu konektivitas intrakoridor, pengembangan interkoridor, dan perdagangan

logistik internasional (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011:

38).

E. Analisis Kebijakan Poros Maritim Dunia dalam Konteks Peningkatan

Konektivitas Nasional dan Regional

Ada tiga rumus perspektif model adaptif yang digunakan dalam

menganalisis kebijakan pembentukan poros maritim dunia, khususnya dalam

konteks peningkatan konektivitas nasional dan regional. Ketiga rumus tersebut,

yaitu:

Pt=Et+ I t……………………………………………. (i)

Pt=Et+ I t+e¿ ………………………………………. (ii)

Pt=P(t−1)+P(t−2 )+P(t−3)+…+P(t−n)………….... (iii)

Dari ketiga rumus tersebut, ada empat variabel yang dibahas untuk

menunjukkan dukungan lingkungan terhadap kebijakan poros maritim, khususnya

dalam konteks peningkatan konektivitas nasional dan regional. Berikut ini adalah

analisis mengenai keempat variabel tersebut.

a. Kondisi Internal

Kondisi internal Indonesia dapat ditinjau melalui tiga aspek, yaitu

kapabilitas nasional, sumber daya militer, ekonomi, dan politik, serta kapastas

6

Page 8: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

untuk melakukan collective action. Pada aspek kapabilitas nasional, Indonesia

menunjukkan kemampuan untuk mengelola wilayah perairannya. Jumlah

penduduk yang besar dengan wilayah perairan yang luas dan didukung sumber

daya kelautan dalam jumlah yang besar, Indonesia dapat menjadi negara

maritim yang terkuat. Apalagi posisi perairan Indonesia yang sangat strategis

dan menjadi jalur perdagangan negara lain.

Indonesia mempunyai pantai sepanjang 54.716 km yang melintasi

Samudera Hindia, Selat Malaka, Laut Tiongkok Selatan, Laut Jawa, Laut

Maluku, Samudera Pasifik, Laut Arafura, Laut Timor dan wilayah kecil

lainnya. Wilayah perairan indonesia yang sangat luas tersebut dibentuk

menjadi Sea Lines of Communication (SLoC) dan tiga Alur Laut Kepulauan

Indonesia (ALKI). SLoC berlaku untuk perairan Selat Malaka, ALKI 1

meliputi Selat Sunda, ALKI 2 meliputi Selat Lombok dan Makassar, dan

ALKI 3 meliputi Selat Ombai Wetar (Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian, 2011: 33). Kelima selat yang dibentuk menjadi SLoC dan

ALKI tersebut merupakan daerah yang menjadi jalur utama pelayaran kapal-

kapal dagang dan sipil dunia.

Pada aspek kapabilitas militer, ekonomi, dan politik, Indonesia masih

belum mempunyai kemampuan pengamanan laut yang memadai. Pengamanan

laut Indonesia masih sangat terbatas. Komposisi kekuatan TNI AL yang

dibutuhkan dalam tataran Minimum Essential Force (MEF), terdiri dari 151

KRI, 54 pesawat udara, dan 333 Ranpur yang memiliki kesiapan tempur

dengan teknologi terkini, serta pasukan 3 BTP Marinir, 1 Yonif Siaga Ibu

Kota, 2 Yonif Kamdagri, an 18 Coastal Surveillance System (CSS) (Marsetio,

2014: 25). Sementara itu, kemampuan pengamanan laut Indonesia terbatas

pada ketersediaan bahan bakar untuk pengoperasian TNI AL. Dari 70 kapal

TNI AL, hanya ada 10—12 kapal yang dapat beroperasi setiap hari. Sementara

itu, kapal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kementerian

Kelautan dan Perikanan (PSDKP-KKP) hanya dapat beroperasi 60 hari setiap

tahunnya. (Anonim, 2014b: 5).

7

Page 9: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Perhatikan tabel berikut ini!

Tabel 1. Indikator Makroekonomi Indonesia

2011 2012 2013 2014 2015

Real GDP Growth 6,5 6,3 5,8 5,7 6,3

Inflation (CPI), period average 5,4 4,3 7,0 5,4 4,7

Short-term Interest Rate 6,9 5,9 6,1 7,3 6,4

Fiscal Balance (%GDP) -1,1 -1,9 -2,2 -2,2 -2,0

Current Account Balance ($ billion) 1,7 -24,4 -32,5 -26,8 -26,8

Current Account Balance (%GDP) 0,2 -2,8 -3,7 -3,1 -2,7

Sumber: The OECD Economic Outlook Vol. 2014/ 1.

Dalam tabel di atas, terlihat bahawa perekonomian Indonesia

menunjukkan perbaikan. Bahkan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan

tetap mengalami peningkatan. Gambaran perekonomian Indonesia yang terus

menunjukkan perbaikan tersebut, merupakan faktor pendukung pelaksanaan

kebijakan poros maritim.

Namun, Indonesia tidak dapat mengabaikan keperluan biaya yang

tinggi dalam pembentukan poros maritim dunia. Indonesia membutuhkan

pelabuhan dan galangan kapal yang memadai. Untuk itu, Jokowi sudah

merencanakan pembangunan 24 pelabuhan baru dan industri galangan kapal.

Pembangunan industri galangan kapal Indonesia membutuhkan dukungan

fiskal untuk meningkatkan daya saing terhadap kapal impor (Anonim, 2014a:

1). Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan pelabuhan baru dan industri

galangan ini, sangat besar. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan kerja

sama dengan negara lain.

Pada aspek politik, kondisi perpolitikan Indonesia masih belum

terdukung dengan kinerja parlemen. Setelah dilantik pada 14 Mei 2014,

anggota parlemen masih disibukkan dengan pertikaian pembagian kursi

kekuasaan. Jika parlemen dapat menyelesaikan permasalahan tersebut

8

Page 10: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

sebelum memasuki tahun 2015, kebijakan poros maritim dunia yang dibentuk

oleh Jokowi akan semakin menguat. Dukungan dari parlemen merupakan hal

yang krusial karena lembaga legislatif tersebut merupakan perwakilan dari

seluruh rakyat Indonesia.

Aspek kapasitas untuk melakukan collective action sudah mulai

terbangun di Indonesia. Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pengembangan Ekonomi Indonesia (MP3EI), pembangunan wilayah

Indonesia dibagi ke dalam enam koridor. Adapun koridor-koridor tersebut,

antara lain.

1. Koridor Ekonomi Sumatera, yang bertemakan “Pusat Produksi dan

Pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) dan Energi Cadangan Negara.”

2. Koridor Ekonomi Jawa, yang bertemakan “Pengendali Industri

Nasional dan Penyedia Layanan.”

3. Koridor Ekonomi Kalimantan, yang bertemakan “Pusat Produksi dan

Pengolahan Bahan Tambang dan Energi Cadangan Nasional.”

4. Koridor Ekonomi Sulawesi, yang bertemakan “Pusat Produksi dan

Pengolahan Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Pertambangan, serta

Minyak dan Gas Nasional.”

5. Koridor Ekonomi Bali—Nusa Tenggara, yang bertemakan “Pintu

Gerbang Pariwisata dan Dukungan Pangan Nasional.”

6. Koridor Ekonomi Papua—Kepulauan Maluku, yang bertemakan

“Pusat Pengembangan Produksi Makanan, Perikanan, Energi dan

Pertambangan Nasional.” (Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian, 2011: 18)

Untuk menyatukan keenam koridor tersebut, pemerintah Indonesia

sebelumnya sudah merancang kebijakan konektivitas nasional. Selain itu,

keenam koridor tersebut juga dipersiapkan untuk memasuki tataran regional

dan global. Oleh karena itu, konektivitas yang dibangun Indonesia tidak hanya

bersifat lokal atau nasional, tetapi juga regional dan internasional.

9

Page 11: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Dengan konektivitas tersebut, Indonesia mempunyai kesiapan yang

matang untuk melakukan collective action di tingkat regional. Kesiapan ini

mendukung kebijakan poros maritim dunia. Apalagi di dalam MP3EI tersebut,

pembangunan wilayah perairan sebagai sarana penguatan konektivitas

nasional dan regional juga sudah diatur atau direncanakan.

b. Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal Indonesia dapat ditinjau melalui sistem internasional

dan variabel eksternal. Sistem internasional masih bersifat anarkhi. Namun,

ada peningkatan kerja sama antarnegara untuk memperkuat kedudukan dalam

hubungan internasional. Hal ini yang mneyebabkan dunia menjadi multipolar

dengan penguatan regionalisme, termasuk yang terjadi di kawasan Asia

Tenggara.

Pada variabel eksternal, Indonesia mendapatkan dukungan yang sangat

besar dari negara-negara mitra kerja, baik yang merupakan anggota ASEAN,

maupun bukan. Pembangunan Indonesia sebagai poros maritim dunia tidak

hanya menjadi hal penting untuk ASEAN, tetapi juga negara di luar kawasan

Asia Tenggara. Amerika Serikat menawarkan bantuan pengawasan untuk

mengatasi penangkapan ikan secara ilegal, sedangkan Kanada menawarkan

bantuan pendampingan untuk menghitung stok ikan di perairan Indonesia

(Anonim, 2014d: 19). Bahkan, Bremen yang merupakan salah satu kota

pelabuhan paling ramai di dunia juga tertarik mengadakan kerja sama

pembangunan poros maritim dengan Indonesia.

Bremen merupakan salah satu kota di Negara Bagian dari Republik

Federal Jerman, tertarik untuk meningkatkan intensivitas kerja sama dengan

Indonesia, terutama yang berkaitan dengan pembangunan 24 pelabuhan baru

di Indonesia. Bremen mempunyai kapabilitas di sektor pelabuhan dan industri-

industri pembangunan kapal, kendaraan, penerbangan, perikanan, dan

makanan (Anonim, 2014f). Minat Kota Bremen tersebut menunjukkan bahwa

10

Page 12: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

pembangunan poros maritim dunia menjadi perhatian seluruh masyarakat

internasional.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan mengenai lingkungan

eksternal Indonesia di bidang kelautan adalah permasalahan Laut Tiongkok

Selatan. Wilayah tersebut berbatasan langsung dengan kawasan perairan

Indonesia. Wilayah yang sangat rawan konflik tersebut dapat menjadi

ancaman pelaksanaan kebijakan poros maritim Indonesia. Apalagi berkaitan

dengan pembangunan konektivitas internasional.

Apalagi Tiongkok menyatakan bahwa ide pembentukan poros maritim

dunia di Indonesia seiring dengan rencana pembangunan Jalur Sutera Maritim

XXI yang sudah dipersiapkannya (Anonim, 2014c: 8). Pembangunan Jalur

Sutera Maritim XXI dapat dipastikan menggunakan wilayah Laut Tiongkok

Selatan. Jika Indonesia menerima kerja sama yang ditawarkan Tiongkok

terkait pembangunan Jalur Sutera tersebut, Indonesia akan menghadapi

negara-negara lain yang bersengketa. Hal tersebut mengancam

keberlangsungan pembangunan kawasan maritim Indonesia dan menghambat

pencapaian visi pembentukan poros maritim dunia.

Dalam konteks lingkungan eksternal, Indonesia mempunyai sejumlah

tantangan praktis yang terjadi di perairan Indonesia. Salah satunya adalah

pencurian ikan. Ada sejumlah daerah rawan pencurian ikan. Daerah tersebut,

antara lain Perairan Natuna, Perairan Natuna Barat (Kepulauan Riau), Laut

Arafuru Selatan, Bitung Utara, Kepala Burung (Papua Barat), Samudera

Hindia, serta Laut Segitiga Emas yang menghubungkan Indonesia, Thailand,

dan Malaysia. Hasil pencurian tersebut dijual ke negara Thailand, Filipina, dan

Vietnam. Kerugian yang disebabkan oleh pencurian ikan tersebut mencapai

Rp 101,04 triliun per tahun. Untuk menangani permasalahan tersebut, Menteri

Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, memberlakukan kebijakan

moratorium kapal yang berkapasitas 30 gross ton sejak tanggal 3 November

2014. (Kristiadi, 2014: 2)

Permasalahan lainnya adalah perbatasan laut yang masih belum dapat

diselesaikan dan ancaman-ancaman konvensional, terutama yang berasal dari

11

Page 13: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

tindak kejahatan transnasional (Muhamad, 2014: 6—7). Permasalahan-

permasalahan tersebut merupakan tantangan sekaligus hambatan dalam

pencapaian kebijakan pembentukan poros maritim dunia. Sebagaimana tujuan

pembentukan poros maritim dunia, yaitu untuk menjadikan wilayah perairan

Indonesia sebagai jalur laut teraman di dunia, Indonesia harus mampu

menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, terutama yang bekaitan

dengan keamanan perairan.

c. Idiosinkratik Joko Widodo

Jokowi merupakan presiden ketujuh Indonesia yang dilantik pada 20

Oktober 2014. Perhatikan daftar riwayat hidup Jokowi berikut ini!

Tabel 1. Daftar Riwayat Hidup Jokowi

Nama Lengkap Ir. Joko Widodo

Tempat, Tanggal Lahir Surakarta, 21 Juni 1961

Alamat Jl. Taman Suropati No. 7, Rt. 05/05. Menteng,

Jakarta Pusat

Agama Islam

Riwayat Pendidikan a. SDN III Tirtoyoso, Solo

b. SMPN 1 Solo

c. SMAN 6 Solo

d. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

Pengalaman Pekerjaan a. Eksportir Mebel

b. Walikota Surakarta (2005—2010 dan 2010—

2012)

c. Gubernur Prov. DKI Jakarta (2012—2014)

d. Presiden Republik Indonesia (2014—

sekarang)

Pengalaman Organisasi a. Ketua Bidang Pertambangan dan Energi

12

Page 14: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

KADIN Surakarta (1992—1996)

b. Ketua ASMINDO Komda Surakarta (2002—

2007)

c. Anggota Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan (PDI-P)

Nama Ibu Sujiatmi

Nama Ayah Alm. Noto Mihardjo

Nama Saudara 1. Iit Sriyantini

2. Ida Yati

3. Titik Relawati

Nama Istri Hj. Iriana, S.E., M.M.

Nama Anak 1. Gibran Rakabuming Raka

2. Kahiyang Ayu

3. Kaesang Pangarep

Sumber: Data KPU

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa Jokowi menganut nilai-

nilai Jawa. Sejak dilahirkan hingga menjadi seorang walikota, Jokowi masih

berdomisili di Surakarta. Jokowi juga mempunyai kemampuan promosi yang

baik. Kemampuan tersebut akan mendorong pelaksanaan implementasi

kebijakan poros maritim dan menarik investor asing untuk menanamkan

modalnya di Indonesia.

Jokowi juga mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Hal ini ditunjukkan

dalam pendekatan yang digunakannya ketika menyelesaikan permasalahan

yang terjadi di Jakarta. Bahkan, Jokowi disebut sebagai pemimpin yang

‘merakyat.’ Dalam visi dan misi Jokowi, yang disampaikan kepada Komisi

Pemilihan Umum (KPU) ketika mendaftarkan diri sebagai Presiden Republik

Indonesia, orientasi pembangunan menekankan pada kesejahteraan rakyat.

Menurut Jokowi, permasalahan pokok yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia, yaitu merosotnya kewibawaan negara, melemahnya sendi-sendi

perekonomian nasional, serta merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian

bangsa (KPU, 2014: 1). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Jokowi

13

Page 15: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

menyusun visi yang berbunyi:”terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri

dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”. Visi tersebut ditempuh

melalui misi sebagai berikut:

1. mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia

sebagai negara kepulauan;

2. mewujudkan masyarakat maju, keseimbangan dan demokratis

berlandaskan negara hukum;

3. mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri

sebagai negara maritim;

4. mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan

sejahtera;

5. mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

6. mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan

7. mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

(KPU, 2014: 6)

Berdasarkan misi tersebut, permasalahan maritim merupakan fokus

utama pemerintahan Jokowi. Tiga dari tujuh misi yang disampaikan Jokowi,

merujuk pada upaya pembangunan kekuatan maritim sebagai bagian dari

identitas bangsa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Jokowi mempunyai

keseriusan dalam membangun Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Ada beberapa tokoh yang dipastikan, berpengaruh dalam pembentukan

keputusan yang diambil oleh Jokowi. Adapun tokoh-tokoh tersebut, yaitu:

a. Megawati Soekarnoputri;

b. Rini Soewandi, Menteri Industri dan Perdagangan pada era

pemerintahan Megawati dan juga sebagai bendahara dalam tim

kampanye Jokowi;

14

Page 16: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

c. Tjahjo Kumolo, orang yang sangat dekat dengan Megawati dan

dikenal sebagai penasihat Megawati;

d. Pramono Anung, orang kepercayaan Megawati dan juga anggota dari

PDI-P;

e. Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina dan juru bicara

dalam tim kampanye Jokowi;

f. Rizal Sukma, Direktur Eksekutif dari Center for Strategic and

International Studies; dan

g. Andi Widjajanto, akademisi yang mewakili generasi baru dari

kalangan pemuda (APCO, 2014: 8).

Dalam projek pembentukan Indonesia sebagai poros maritim dunia,

tokoh yang paling berpengaruh adalah Megawati dan Andi Widjajanto.

Megawati merupakan sosok yang menjadi panutan sekaligus orang yang

paling dihormati Jokowi dalam perpolitikan. Sementara itu, Andi Widjajanto

merupakan orang kepercayaan Jokowi. Bahkan, sebagian pengamat

menganggap Andi Widjajanto merupakan penasihat politik Jokowi.

d. Kebijakan Pembangunan Wilayah Pemerintahan Terdahulu

Ada enam presiden yang pernah memerintah Indonesia. Presiden

Soekarno menggagas adanya pembangunan kekuatan maritim. Gagasan

tersebut belum dapat direalisasikan pada masa pemerintahannya, tetapi sudah

menjadi dasar untuk kebijakan saat ini. Bertentangan dengan gagasan

Soekarno, pembangunan pada masa Soeharto lebih bersifat land minded.

Pembangunan wilayah darat lebih diutamakan karena perhatian dari kebijakan

Soeharto adalah permasalahan pertanian dan pangan.

Era pemerintahan Habibie tidak menunjukkan kebijakan tertentu untuk

pengelolaan lahan. Reformasi yang baru saja bergulir dan kondisi domestik

yang belum stabil serta permasalahan Timor Timur membuat pengelolaan

lahan menjadi terabaikan.

15

Page 17: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gusdur), dibentuk

Departemen Maritim, yang saat ini disebut dengan Kementerian Kelautan dan

Perikanan. Pembentukan departemen ini menunjukkan bahwa Gusdur

mempunyai perhatian khusus di bidang maritim. Sementara itu, era

pemerintahan Megawati tidak menunjukkan kemajuan yang berarti mengenai

dalam bidang maritim.

Era pemerintahan SBY tidak mengangkat isu maritim sebagai bagian

utama dari kebijakannya. Namun, perhatian terhadap isu maritim sudah

tertuang dalam MP3EI. Strategi pengembangan potensi maritim juga sudah

dimuat di dalam MP3EI yang dibentuk pada tahun 2011. MP3EI inilah yang

menjelaskan mengenai konektivitas nasional dan regional serta konsep

pengamanan laut Indonesia.

Berdasarkan keempat variabel tersebut, tiga rumus yang digunakan dalam

model analisis, yaitu Pt=Et+ I t , Pt=Et+ I t+e¿, dan

Pt=P(t−1)+P(t−2 )+P(t−3)+…+P(t−n). Variabel kondisi internal (I t) dinilai

mendukung kebijakan poros maritim, sehingga I t= +1. Sementara itu, variabel

kondisi eksternal (Et) juga dinilai mendukung kebijakan poros maritim. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya dukungan dari pelbagai negara, seperti Amerika

Serikat, Tiongkok, dan Kanada. Walaupun kerja sama tersebut mempunyai

ancaman tertentu

Sementara itu, kondisi eksternal Indonesia sudah menunjukkan nilai +1.

Dukungan dari sejumlah negara besar, seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman,

dan Tiongkok merupakan kekuatan untuk Indonesia dalam melaksanakan

kebijakan poros maritim dunia. Walaupun Indonesia masih terdapat sejumlah

permasalahan, seperti konflik antarnegara di Laut Tiongkok Selatan dan

penentuan batas laut yang belum selesai, kondisi eksternal masih menunjukkan

dukungan terhadap kebijakan poros maritim.

Variabel idiosinkratik Jokowi (e¿) dapat diberi nilai +1. Ide pembentukan

poros maritim yang berasal dari Jokowi menunjukkan keyakinannya untuk

menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat. Kemampuan Jokowi

16

Page 18: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

dalam promosi potensi Indonesia juga merupakan pendukung pelaksanaan

kebijakan poros maritim.

Nilai yang dapat diberikan pada pemerintahan terdahulu dapat dilihat

dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Variabel dan Nilai Pemerintahan Sebelumnya

Nama Presiden Variabel Nilai

Soekarno P(t−6) +1

Soeharto P(t−5) -1

B.J. Habibie P(t−4) 0

Abdurrahman Wahid P(t−3) +1

Megawati Soekarnoputri P(t−2) -1

Susilo Bambang Yudhoyono P(t−1) +1

Dalam tabel tersebut, nilai 0 diberikan pada variabel yang menyimbolkan

kebijakan B.J. Habibie. Hal ini disebabkan oleh minimnya masa kepemimpinan

dan tidak ada kebijakan khusus yang dikeluarkan dalam situasi krisis

multidimensional. Bertentangan dengan Megawati, walaupun tidak ada kebijakan

yang menggambarkan perhatian pemerintahannya pada masalah pengelolaan

wilayah, nilai -1 tetap diberikan. Situasi yang kondusif pada era pemerintahan

Megawati seharusnya mendorong pembentukan kebijakan pengelolaan wilayah

yang baik, tetapi hal tersebut tidak dilakukan. Oleh karena itu, nilai negatif

diberikan pada variabel P(t−2).

Nilai-nilai yang terdapat di dalam setiap variabel tersebut dapat

diformulasikan ke dalam tiga rumus model analisis adaptif berikut ini.

Rumus (i):

Pt=Et+ I t

Pt=1+1

Pt=2

Rumus (ii):

17

Page 19: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Pt=Et+ I t+e¿

Pt=1+1+1

Pt=3

Rumus (iii):

Pt=P(t−1)+P(t−2 )+P(t−3)+P( t−4 )+P(t−5)+P(t−6)

Pt=1+ (−1 )+1+0+(−1 )+1

Pt=1

Ketiga rumus tersebut menunjukkan bahwa Pt bernilai positif. Nilai positif

dari Pt menggambarkan bahwa kebijakan poros maritim dunia didukung oleh

berbagai variabel yang memengaruhinya. Nilai positif yang tidak maksimal pada

rumus (iii) menunjukkan bahwa masih terdapat sejumlah permasalahan maritim

yang belum ditangani oleh pemerintahan sebelumnya karena prioritas

pembangunan Indonesia kala itu belum mengarah pada masalah kemaritiman.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kebijakan poros maritim dapat

mencapai hasil yang optimal walaupun masih ada sejumlah permasalahan yang

harus diselesaikan.

F. Simpulan

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan

poros maritim dunia dapat mencapai hasil yang optimal, termasuk untuk

meningkatkan konektivitas nasional dan regional. Pelbagai variabel yang

memengaruhi pelaksanaan kebijakan poros maritim, menunjukkan dukungan

terhadap kebijakan tersebut. Namun, ada sejumlah permasalahan maritim yang

diwariskan dari pemerintahan sebelumnya dan harus segera diatasi oleh

pemerintahan Jokowi. Penyelesaian masalah kemaritiman tersebut dapat

mendorong optimalisasi pencapaian kebijakan poros maritim dunia.

18

Page 20: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Daftar Pustaka

Anonim. (2014a). “Industri Galangan Kapal: Usulan Insentif Fiskal Mentah Sejak

2006” dalam Harian Kompas, No. 126 Tahun ke-50, 6 November 2014.

Anonim. (2014b). “Pengamanan Laut hanya 30 Persen: Kekurangan BBM Jadi

Masalah Utama” dalam Harian Kompas, No. 126 Tahun ke-50, 6

November 2014.

Anonim. (2014c). “Perkenalkan Poros Maritim: Presiden Joko Widodo

Dijadwalkan Jadi Pembicara Utama di APEC” dalam Harian Kompas, No.

126 Tahun ke-50, 6 November 2014.

Anonim. (2014d). “AS dan Kanada Siap Bantu Pengawasan” dalam Harian

Kompas, No. 126 Tahun ke-50, 7 November 2014.

Anonim. (2014e). “Di EAS, Jokowi Beberkan Lima Pilar Poros Maritim Dunia”

dalam www.antaranews.com yang diakses pada 23 November 2014.

Anonim. (2014f). “Indonesia-Bremen Perkuat Kerjasama Pelabuhan dan Maritim”

dalam www.kemlu.go.id, yang diakses pada 23 November 2014.

APCO. (2014). “A Jokowi Presidency: Politics, Government and Business Under

Indonesia’s Future President”dalam APCO Worldwide, 24 Juli 2014.

Aziz, Munawir. (2014). “Tantangan Poros Maritim Jokowi” dalam Harian Suara

Merdeka, 18 Oktober 2014.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. 2011.

Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia Economic

Development. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Republik Indonesia.

KPU. (2014a). “Daftar Riwayat Hidup Joko Widodo” dalam www.kpu.go.id, yang

diakses 23 November 2014.

KPU. (2014b). “Jalan Perubahan Untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian: Visi, Misi, dan Program Aksi Jokowi-Jusuf Kalla 2014”

dalam www.kpu.go.id, yang diakses 23 November 2014.

Kristiadi. (2014). “Moratorium Kapal Diapresiasi” dalam Harian Media

Indonesia, No. 12239 Tahun XLV, 3 November 2014.

19

Page 21: file · Web viewHal tersebut yang mendasari pemikiran Presiden Joko Widodo ... kebijakan pembentukan poros maritim dunia merupakan kebijakan luar negeri Indonesia saat ini

Marsetio. (2014). Sea Power Indonesia. Jakarta: Universitas Pertahanan.

Muhamad, Simela Victor. (2014). “Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia”

dalam Info Singkat Hubungan Internasional, Vol. VI, No.

21/I/P3DI/November/2014.

OECD. 2014. The OECD Economic Outlook, Vol. 2014/1. Paris: OECD

Publishing.

Rosenau, James N. 1981. The Study of Political Adaptation: Essays on the

Analysis of World Politics. New York: Nichols Publishing.

Thorson, Stuart J. 1973. “Adaptation and Foreign Policy Theory” dalam Sage

International Yearbook of Foreign Policy Studies Research Paper No. 18.

20