NATURALISME JEPANG
description
Transcript of NATURALISME JEPANG
TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER PEMIKIRAN JEPANG
Dosen : Dr. Siti Dahsiar Anwar S.S
Tanggal : 23 April 2013
Nama : Anggia Dian Mayana
Kelas : Paralel
Judul : Contoh Naturalisme Jepang
Setiap negara pasti memiliki ciri khas tersendiri, khususnya dalam pakaian tradisional.
Begitu juga dengan negara Jepang yang terkenal dengan pakaian tradisional kimono (着物).
Kimono secara harafiah berarti baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai,
dan mono berarti barang). Kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan
panjang dan berkerah yang dililit oleh sabuk kain (obi) di bagian perut/pinggang, dan diikat
di bagian punggung. Panjang kainnya dibuat hingga ke pergelangan kaki. Kimono digunakan
saat menghadiri acara-acara formal seperti pesta pernikahan, upacara minum teh, dan lain-
lain. Bila kita perhatikan lebih cermat, ternyata motif yang dilukiskan pada kimono selalu
berhubungan dengan alam. Mengapa demikian?
Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai alam. Kehidupan
mereka selalu berkaitan dengan alam. Bagi mereka, alam merupakan sesuatu hal yang
penting dan harus dihargai. Bahkan, masyarakat Jepang memperlakukan alam sama seperti
mereka memperlakukan sesama manusia, karena bagi mereka manusia dengan alam memiliki
kedudukan yang sama.
Nakamura Hajime, seorang filsuf Jepang yang banyak mengadakan penelitian terhadap
kebudayaan Jepang dari sudut agama Buddha, mengemukakan bahwa pandangan hidup orang
Jepang yang menghargai alam atau sesuatu yang alamiah merupakan karakteristik yang khas
dari kebudayaan masyarakat Jepang yang dipengaruhi oleh ajaran Buddhisme. Menurut
beliau, orang Jepang bersifat naturalis, yaitu sifat yang mengakui, menikmati, merasakan
bahwa alam ini apa adanya; bersifat sesuai dengan keadaan alam, menghargai dan
menghormati keadaan alam.
Hubungan orang Jepang terhadap alam ini disebut dengan naturalisme atau dalam
bahasa Jepang disebut dengan shizenshugi. Menurut Kamus Bahasa Jepang Kōjien,
naturalisme adalah suatu pandangan bahwa semuanya berpulang pada alam dan semuanya
diserahkan kepada alam.
Kedekatan orang Jepang dengan alam menimbulkan rasa kagum dan cinta terhadap
alam. Rasa kagum ini senantiasa mereka tuangkan ke dalam kesenian dan kebudayaan Jepang
bahkan ke dalam kehidupan terdekat mereka. Motif lukisan alam dalam kimono dapat
membuktikan bahwa betapa besarnya sifat naturalisme yang dimiliki oleh orang Jepang,
sampai-sampai mereka menuangkan rasa kekaguman terhadap alam yang mereka miliki
dengan melukiskannya ke dalam pakaian mereka.
Sumber:
Hasegawa, Nyozekan. 1966. “The Japanese Character.” Tokyo: Kodansha.
Shimura, Izuru. 2008. “Kōjien.” Tokyo: Ishinami Kabushiki Kaisha.
------. 2009. “About Kimono.” http://ilukmana.blogspot.com/2011/01/about-kimono.html#
(diakses tanggal 21 April 2013 pukul 23.43 WIB)