NATURALISME JEPANG

3
TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER PEMIKIRAN JEPANG Dosen : Dr. Siti Dahsiar Anwar S.S Tanggal : 23 April 2013 Nama : Anggia Dian Mayana Kelas : Paralel Judul : Contoh Naturalisme Jepang Setiap negara pasti memiliki ciri khas tersendiri, khususnya dalam pakaian tradisional. Begitu juga dengan negara Jepang yang terkenal dengan pakaian tradisional kimono ( 着 着 ). Kimono secara harafiah berarti baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). Kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan panjang dan berkerah yang dililit oleh sabuk kain (obi) di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Panjang kainnya dibuat hingga ke pergelangan kaki. Kimono digunakan saat menghadiri acara-acara formal seperti pesta pernikahan, upacara minum teh, dan lain-lain. Bila kita perhatikan lebih cermat, ternyata motif yang dilukiskan pada kimono selalu berhubungan dengan alam. Mengapa demikian? Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai alam. Kehidupan mereka selalu berkaitan dengan alam. Bagi mereka, alam merupakan sesuatu hal yang penting dan harus dihargai. Bahkan, masyarakat Jepang memperlakukan alam sama

description

Tugas Mata Kuliah Pemikiran Jepang, Prodi Jepang Universitas Indonesia, Tahun Ajaran 2012/2013*please credit me**don't be a silly student like commit a copy-paste technique for your paper, i know you're smarter than that :)

Transcript of NATURALISME JEPANG

Page 1: NATURALISME JEPANG

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER PEMIKIRAN JEPANG

Dosen : Dr. Siti Dahsiar Anwar S.S

Tanggal : 23 April 2013

Nama : Anggia Dian Mayana

Kelas : Paralel

Judul : Contoh Naturalisme Jepang

Setiap negara pasti memiliki ciri khas tersendiri, khususnya dalam pakaian tradisional.

Begitu juga dengan negara Jepang yang terkenal dengan pakaian tradisional kimono (着物).

Kimono secara harafiah berarti baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai,

dan mono berarti barang). Kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan

panjang dan berkerah yang dililit oleh sabuk kain (obi) di bagian perut/pinggang, dan diikat

di bagian punggung. Panjang kainnya dibuat hingga ke pergelangan kaki. Kimono digunakan

saat menghadiri acara-acara formal seperti pesta pernikahan, upacara minum teh, dan lain-

lain. Bila kita perhatikan lebih cermat, ternyata motif yang dilukiskan pada kimono selalu

berhubungan dengan alam. Mengapa demikian?

Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai alam. Kehidupan

mereka selalu berkaitan dengan alam. Bagi mereka, alam merupakan sesuatu hal yang

penting dan harus dihargai. Bahkan, masyarakat Jepang memperlakukan alam sama seperti

mereka memperlakukan sesama manusia, karena bagi mereka manusia dengan alam memiliki

kedudukan yang sama.

Nakamura Hajime, seorang filsuf Jepang yang banyak mengadakan penelitian terhadap

kebudayaan Jepang dari sudut agama Buddha, mengemukakan bahwa pandangan hidup orang

Jepang yang menghargai alam atau sesuatu yang alamiah merupakan karakteristik yang khas

dari kebudayaan masyarakat Jepang yang dipengaruhi oleh ajaran Buddhisme. Menurut

beliau, orang Jepang bersifat naturalis, yaitu sifat yang mengakui, menikmati, merasakan

bahwa alam ini apa adanya; bersifat sesuai dengan keadaan alam, menghargai dan

menghormati keadaan alam.

Page 2: NATURALISME JEPANG

Hubungan orang Jepang terhadap alam ini disebut dengan naturalisme atau dalam

bahasa Jepang disebut dengan shizenshugi. Menurut Kamus Bahasa Jepang Kōjien,

naturalisme adalah suatu pandangan bahwa semuanya berpulang pada alam dan semuanya

diserahkan kepada alam.

Kedekatan orang Jepang dengan alam menimbulkan rasa kagum dan cinta terhadap

alam. Rasa kagum ini senantiasa mereka tuangkan ke dalam kesenian dan kebudayaan Jepang

bahkan ke dalam kehidupan terdekat mereka. Motif lukisan alam dalam kimono dapat

membuktikan bahwa betapa besarnya sifat naturalisme yang dimiliki oleh orang Jepang,

sampai-sampai mereka menuangkan rasa kekaguman terhadap alam yang mereka miliki

dengan melukiskannya ke dalam pakaian mereka.

Sumber:

Hasegawa, Nyozekan. 1966. “The Japanese Character.” Tokyo: Kodansha.

Shimura, Izuru. 2008. “Kōjien.” Tokyo: Ishinami Kabushiki Kaisha.

------. 2009. “About Kimono.” http://ilukmana.blogspot.com/2011/01/about-kimono.html#

(diakses tanggal 21 April 2013 pukul 23.43 WIB)