Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
-
Upload
retnaning-nurani-sayekti -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 1/120
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah
penduduk Kota Pontianak sementara adalah 550.304 orang, ang terdiri atas
2!5."12 laki#laki dan 2!4."$2 perempuan. Kecamatan Pontianak Barat adalah
kecamatan dengan penduduk ter%an ak aitu se%esar 123.4!2 orang atau
22,44 persen dari seluruh penduduk Kota Pontianak. Kemudian diikuti olehKecamatan Pontianak &tara se%an ak 112.225 orang atau se%esar 20,3$
persen dari penduduk Kota Pontianak. Kecamatan dengan penduduk terkecil
adalah Kecamatan Pontianak 'enggara dengan jumlah penduduk se%esar
45.13$ orang atau se%esar (,2 persen dari penduduk Kota Pontianak 1.
)engan luas *ila ah se%esar 10!, (2 kilometer persegi, ang didiami
oleh 550.304 orang, maka rata#rata tingkat kepadatan penduduk Kota Pontianak
adalah se%an ak 5.104 orang per kilometer persegi. Kecamatan ang paling
tinggi kepadatann a adalah Kecamatan Pontianak 'imur dengan rata#rata
tingkat kepadatan se%an ak (.((" orang per kilometer persegi. Sedangkan
kecamatan ang paling rendah kepadatan pendudukn a adalah Kecamatan
Pontianak &tara aitu se%an ak 3.015 orang per kilometer persegi 2.
+aju pertum%uhan penduduk Kota Pontianak per tahun selama sepuluh
tahun terakhir aitu dari tahun 2000#2010 se%esar 1,!2 persen. +aju
pertum%uhan penduduk Kecamatan Pontianak 'imur adalah ang tertinggi
di%andingkan dengan kecamatan kecamatan lain di Kota Pontianak aitu
se%esar 2,53 persen, sedangkan ang terendah di Kecamatan Pontianak
Selatan aitu se%esar 0,44 persen. &ntuk Kecamatan Pontianak Kota, karena
1 Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, Hasil Sensus Penduduk Kota Pontianak Tahun2010 , Pontianak, hal. ".
2 Ibid
1
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 2/120
salah satu kelurahann a aitu Kelurahan Sungai a*i pada saat tahun 2000
masih %erga%ung dengan Kelurahan Sungai a*i )alam Kecamatan Pontianak
Barat, maka pertum%uhan pendudukn a %erga%ung dengan Kecamatan
Pontianak Barat aitu se%esar 1,(" persen 3.
Kota se%agai salah satu tempat tinggal manusia dengan -asilitas dan
aksesi%ilitas ang lengkap. Selain itu kota merupakan pusat industri,
perdagangan, perkantoran, dan pendidikan. 'ersedian a %er%agai -asilitas
terse%ut mem%uat arus ur%anisasi dari desa ke kota semakin meningkat. ki%at
dari meningkatn a arus ur%anisasi dari desa ke kota adalah penam%ahan
jumlah penduduk, sehingga tekanan penduduk dalam suatu kota meningkat.
Ke%utuhan manusia terhadap penggunaan -asilitas dan aksesi%ilitas
menghasilkan suatu %ahan %uangan %erupa lim%ah#lim%ah ang mengganggu
lingkungan.
Kemajuan industri dan teknologi diman-aatkan manusia untukmeningkatkan kualitas hidupn a. /amun di sisi lain manusia juga mulai
mengalami ketakutan akan adan a pencemaran lingkungan ang ditim%ulkan
oleh kemajuan industri dan teknologi terse%ut. Ketakutan ini muncul karena
apa%ila lingkungan telah tercemar, maka da a dukung alam %agi kelangsungan
hidup manusia akan terganggu. Kalau hal ini sampai terjadi maka usaha untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia akan gagal. )ampak pencemaran
lingkungan tidak han a %erpengaruh dan %eraki%at kepada lingkungan alam
saja, akan tetapi %eraki%at dan %erpengaruh pula terhadap kehidupan he*an,
tanaman dan manusia.
+ingkungan merupakan ga%ungan dari %er%agai komponen -isik maupun
ha ati ang %erpengaruh terhadap kehidupan organisme ang ada di dalamn a.
adi, lingkungan di sini mempun ai arti luas mencakup semua hal ang ada di
luar organisme ang %ersangkutan, misaln a radiasi matahari, suhu, curah3 Ibid, hal. 10.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 3/120
hujan, kelem%apan, topogra-i, parasit, predator, dan kompetitor. Perkotaan
adalah suatu lingkungan ang merupakan ga%ungan antara -isik dan ha ati dan
%erpengaruh terhadap organisme ang ada di dalamn a. dealn a suatu
lingkungan ang ter%entuk diperkotaan %erpengaruh positi- %agi organisme di
dalamn a. kan tetapi lingkungan ang ter%entuk di perkotaan umumn a
%erdampak negati- dengan tim%uln a pel%agai gangguan terhadap organisme di
dalamn a. angguan lingkungan muncul se%agai aki%at tidak seim%angann a
sistem.
Permasalahan lingkungan perkotaan aki%at dari tidak seim%angann a
sistem dise%a%kan oleh ur%anisasi penduduk, %ertam%ahn a sum%er polusi
kendaraan , serta penggunaan lahan. Perkem%angan suatu kota %iasan a
didorong oleh proses ur%anisasi. Semakin sempitn a lahan pertanian di desa
men e%a%kan ter%atasn a lapangan kerja. Pem%angunan kota ang semakin
%eragam, sehingga tersedia %er%agai -asilitas kota dan ter%ukan a le%ih %an aklapangan pekerjaan ang menarik perpindahan dari desa ke kota.
Bertam%ahn a manusia dalam kota diikuti dengan meningkatn a konsumsi
%ahan %akar min ak oleh kendaraan ang meningkat seiring ke%utuhan
manusia akan transportasi. Permasalahan lingkungan perkotaan lainn a
dise%a%kan oleh penggunaan lahan di kota. Penggunaan lahan di kota terdiri
atas lahan ter%angun dan lahan ter%uka, akan tetapi lahan ter%angun semakin
lama semakin %an ak dan luas. Sementara ruang ter%uka dan hutan kota
semakin men empit, lahan ter%uka ang pada umumn a merupakan ruang
ter%uka hijau kota semakin %an ak dikon ersi menjadi %angunan.
Pemerintah daerah perlu mengam%il langkah strategis %erupa penataan
Kota Pontianak dalam menghadapi pertam%ahan penduduk. +angkah terse%ut
sangat penting demi ken amanan suasana kota. Kepadatan seiring
pertam%ahan jumlah penduduk merupakan se%uah keadaan ang sulit
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 4/120
terhindarkan, dalam kondisi seperti ini mem%utuhkan perencanaan jangka
panjang supa a kepadatan tidak menim%ulkan masalah serius kedepan akni
dengan melakukan penataan secara komprehensi-. Pemerintah daerah mesti
menetapkan lokasi ang %oleh menjadi areal pemukiman maupun pendirian
pusat pertokoan, sehingga tidak menim%ulkan %enturan mengingat penduduk
ang kian %ertam%ah sementara masalah pemukiman pasti saling terkait dan
tidak lepas dengan penduduk.
ika kepadatan penduduk tanpa diim%angi dengan penataan kota akan
mem%uat suasana menjadi tidak n aman. Sementara se%uah daerah
mem%utuhkan suasana ang n aman %agi pendudukn a maupun pelaku usaha.
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam ke%ijakan kependudukan.
Kesiapan menghadapi lonjakan penduduk ang tentun a terus kian %ertam%ah
melalui langkah jangka panjang. Supa a Kota Pontianak tetap mem%erikan
suasana n aman dan mem%uat %etah mas arakatn a. Ke%eradaan ruang hijausangat di%utuhkan mas arakat. Penataan kota perlu menjadi langkah jangka
panjang, supa a kepadatan penduduk tidak menjadi se%uah masalah
dikemudian hari.
Pertum%uhan dan perkem%angan Kota Pontianak dari *aktu ke *aktu
mengalami peningkatan ang cukup pesat. al ini antara lain ditandai dengan
semakin meningkatn a jumlah penduduk dan padatn a *ila ah permukiman,
hunian, dan pusat#pusat perdagangan6jasa. Kondisi seperti ini selain
menim%ulkan dampak positi- %agi perkem%angan perekonomian juga dapat
menim%ulkan dampak negati- %erupa ra*ann a %aha a ke%akaran ang dapat
menim%ulkan kerugian ji*a dan harta %enda.
Pen e%a% tim%uln a %aha a ke%akaran dimaksud, dilatar%elakangi oleh
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, sehingga mempengaruhi pola
tingkah laku mas arakat ang hidup di perkotaan, terutama %agi mereka ang
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 5/120
kurang paham atau kurang peduli terhadap %er%agai akti itas ang
dilakukann a, karena ketidaktahuan atau ketidakpedulian ang %ersangkutan,
sehingga suatu per%uatan ang seharusn a memperhatikan prosedur
keselamatan ang standar tapi dia%aikan ang pada akhirn a %eraki%at
tim%uln a %aha a ke%akaran ang tidak dapat dihindarkan.
)alam kondisi seperti di atas, maka diperlukan langkah#langkah ke%ijakan
dalam mengantisipasi tim%uln a %encana ke%akaran dan langkah#langkah
dalam menanggulangi %encana ke%akaran. Sehu%ungan dengan itu, maka
Pemerintah Kota Pontianak melalui Bagian ukum Setda Kota Pontianak
%erinisiati- mengajukan usulan 7ancangan Peraturan )aerah tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran.
B. Identifikasi Masalah
Pem%angunan -isik di perkotaan ang perencanaann a kurang memadaitelah men e%a%kan rusakn a lingkungan perkotaan. Kondisi ini diperparah oleh
kegiatan ekonomi di sektor produksi maupun konsumsi ang menghasilkan
lim%ah mele%ihi da a dukung lingkungan, sehingga ekosistem perkotaan tidak
mampu lagi menampung dan mengolah lim%ah secara alami. 8akta ang terlihat
sekarang ini memperlihatkan kondisi lingkungan ang %uruk %erupa kerusakan
hutan alam maupun hutan %uatan termasuk rusakn a ekosistem di perkotaan.
9leh karena itu, keinginan untuk men ejahterakan mas arakat akan tercapai
apa%ila dilakukan peru%ahan ke%ijakan ang juga memperhitungkan man-aat
ke%eradaan sum%erda a alam termasuk sum%erda a genetik pohon#pohonan
dan jasa lingkungan khususn a ekosistem di perkotaan.
)engan perkem%angan penduduk, pemukiman, hunian, pusat
perdagangan dan jasa serta %er%agai akti itas mas arakat lainn a di Kota
Pontianak %erpotensi menim%ulkan %aha a ke%akaran. Ke%akaran merupakan
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 6/120
suatu ancaman %aha a ang dapat mem%a*a %encana %esar dan aki%at ang
luas terhadap keselamatan ji*a, harta %enda, dan lingkungan ang secara
langsung dapat mengham%at kelancaran pem%angunan.
)i Kota Pontianak hampir semua kecamatan maupun kelurahan
merupakan daerah ra*an terjadin a ke%akaran, hal ini dapat dilihat pada 'a%el
%erikut:
Tabel 1Data Tingkat Kerawanan Pe !ki an di K"ta P"ntianak #
N". Tingkat Kerawanan Ke$a atan Kel!rahan1. 'inggi Pontianak Kota ;ariana)arat Sekip'engahSungai Bangkong
Pontianak Barat Sungai a*i )alamSungai a*i +uar Sungai BeliungPal +ima
Pontianak Selatan Benua ;ela u +autBenua ;ela u )arat
kca aPontianak 'imur 'am%elan Sampit
'anjung ilir )alam Bugis
Pontianak 'enggara Bangka Belitung +autBansir +autBansir )arat
Pontianak &tara Siantan 'engahSiantan ilir
2. 'idak da Pontianak 'imur Parit ;a or Saigon
Pontianak 'enggara Bansir )aratBansir +autBangka Belitung )arat
Pontianak Selatan Parit 'oka aPontianak Kota Sungai a*iPontianak &tara Siantan ilir
Siantan 'engahBatu +a ang
3. Sedang Pontianak 'enggara Bangka Belitung )aratBangka Belitung +aut
Bansir +autBansir )aratPontianak 'imur Banjar Serasan
4 Badan Penanggulangan Bencana )aerah Kota Pontianak, 'ahun 2011.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 7/120
'anjung uluSaigon)alam Bugis'anjung ilir
Pontianak Selatan Kota Baru kca aParit 'oka a
Pontianak Kota 'engah;arianaSungai BangkongSungai a*i
Pontianak &tara Siantan uluSiantan 'engahSiantan ilir Batu +a ang
Pontianak Barat Pal +ima4. 7endah Pontianak &tara Siantan ulu
Siantan 'engahBatu +a angSiantan ilir
Pontianak Kota Sungai a*iSungai Bangkong
Pontianak Selatan Parit 'oka aKota Baru
Pontianak Barat Pal +imaSungai Beliung
Pontianak 'enggara Bansir )aratBangka Belitung )arat
Pontianak 'imur Parit ;a or Saigon
)ata mengenai tingkat kera*anan terjadin a ke%akaran seperti di atas
juga telah ter%ukti dengan %e%erapa kali terjadin a ke%akaran dan %ahkan
kuantitas dan kualitasn a cukup tinggi. )ata mengenai ke%akaran di KotaPontianak pada tahun 2010 dan tahun 2011 ini tergam%ar pada 'a%el 2 di
%a*ah ini.
Tabel %
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 8/120
Data Kebakaran di &ila'ah K"ta P"ntianak Tah!n %(1( dan %(11 )
N". Na aTe *at
Ke$a atan Kel!rahan +b,ekKebakaran
Tanggal
1. 7umahtinggal PontianakSelatan Kota Baru Pemukiman 05#01#2010
2. 7uko PontianakSelatan
Parit 'oka a 7uko 2!#01#2010
3. ;ess P'.<rna
PontianakSelatan
kca a Pemukiman 30#04#2010
4. 7umahtinggal
PontianakSelatan
kca a Pemukiman 30#04#2010
5. udang PontianakSelatan
kca a udang6Bengkel
0(#05#2010
". 7umah
tinggal
Pontianak
Selatan
Benua
;ela u)arat
Pemukiman 12#05#2010
!. 7umahtinggal
PontianakSelatan
kca a Pemukiman 13#05#2010
(. 7umahtinggal
PontianakSelatan
kca a Pemukiman 22#05#2010
$. udangSa* mill
Pontianak'imur
'anjung ulu udang6Bengkel
05#0$#2010
10 7umahtinggal
Pontianak'imur
'anjung ilir Pemukiman 05#0$#2010
11. P+')
Siantan
Pontianak
&tara
Siantan ilir edung
nstansi6Kantor
04#10#2010
12. BS88 S P9+
Pontianak'enggara
Bansir )arat Perguruan'inggi
12#10#2010
13. Bengkelmo%il
Pontianak'enggara
BangkaBelitung +aut
udang6Bengkel
15#10#2010
14. 7umahtinggal
PontianakBarat
Sungai a*i+uar
Pemukiman 03#01#2011
15. 7uko PontianakSelatan
Benua;ela u +aut
7uko 02#02#2011
1". 7umahtinggal
PontianakKota
'engah Pemukiman 02#03#2011
1! 7uko PontianakKota
)arat Sekip 7uko 02#03#2011
1(. 7umahtinggal
PontianakSelatan
Kota Baru Pemukiman 0"#03#2011
1$. 7uko PontianakBarat
Sungai a*i+uar
7uko 10#04#2011
20. 7umahtinggal
PontianakSelatan
kca a Pemukiman 20#04#2011
21 udang PontianakBarat
Sungai a*i+uar
udang6Bengkel
05#0"#2011
22. 7uko PontianakKota
)arat Sekip 7uko 10#0"#2011
23. edung Pontianak Benua edung 22#0"#20115 Badan Penanggulangan Bencana )aerah Kota Pontianak, 'ahun 2011.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 9/120
Kantor'=7
Selatan ;ela u)arat
nstansi6Kantor
24. 7umahtinggal
PontianakSelatan
Benua;ela u
)arat
Pemukiman 23#0"#2011
25. 7umahtinggal
PontianakSelatan
kca a Pemukiman 2$#0"#2011
2". 7umahtinggal
PontianakBarat
SungaiBeliung
Pemukiman 05#0!#2011
2!. 7umahtinggal
PontianakSelatan
Benua;ela u)arat
Pemukiman 11#0!#2011
2(. 7umahtinggal
PontianakSelatan
Parit 'oka a Pemukiman 12#0!#2011
2$. Kios Pontianak
Selatan
Benua
;ela u +aut
'oko6Kios 12#0!#2011
30. 7uko PontianakKota
)arat Sekip 7uko 2"#0!#2011
31. 7umahtinggal
PontianakBarat
SungaiBeliung
Pemukiman 0(#0(#2011
32. 7umahtinggal
PontianakSelatan
Benua;ela u +aut
Pemukiman 0$#0(#2011
33. 7umahtinggal
PontianakSelatan
Benua;ela u)arat
Pemukiman 12#0(#2011
34. 7umah
tinggal
Pontianak
Barat
Sungai a*i
+uar
Pemukiman 01#10#2011
35. 7umahtinggal
Pontianak'enggara
BangkaBelitung +aut
Pemukiman 03#11#2011
3". 7umahtinggal
Pontianak'enggara
Bansir +aut Pemukiman 10#11#2011
3!. 7umahtinggal
Pontianak'enggara
Bansir +aut Pemukiman 1"#11#2011
3(. Pertokoan Pontianak'enggara
BangkaBelitung +aut
Pasar 2!#11#2011
3$. 7umahtinggal
Pontianak'enggara
BangkaBelitung +aut
Pemukiman 2!#11#2011
40. 7umahtinggal
PontianakBarat
SungaiBeliung
Pemukiman 04#12#2011
>ukup tinggin a tingkat kera*anan dan kejadian ke%akaran di Kota
Pontianak seperti terse%ut di atas, tentu saja diperlukan upa a#upa a untuk
mencegah dan menanggulangin a. Selain itu juga diperlukan kesiapan dan
ketanggapsegeraan petugas pemadam ke%akaran %eserta seluruh satuan6unit
pemadam ke%akaran ang ada di Kota Pontianak, %aik milik pemerintah daerah
maupun s*asta melalui %er%agai a asan pemadam ke%akaran.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 10/120
)isadari %etul %ah*a ke%eradaan pemadam ke%akaran memegang
peranan penting dalam menanggulangi ke%akaran khususn a ang terjadi di
Kota Pontianak, karena dengan satuan6unit6 a asan pemadam ke%akaran ang
ada saat ini telah %an ak perann a dalam menanggulangi ke%akaran ang
terjadi di Kota Pontianak. ;engenai jumlah pemadam ke%akaran di Kota
Pontianak terlihat pada 'a%el 3 se%agai %erikut:
Tabel -Na a Na a Pe ada Kebakaran di &ila'ah K"ta P"ntianak /
N". Na a Pe ada Ke$a atan Kel!rahan Ala at1. Pemadam
Ke%akaran BPB)Kota Pontianak
PontianakSelatan
Benua;ela u)arat
l. ani Kantor )inas P&
2. Badan Pemadam piSiantan &nit
Pontianak&tara
Siantan'engah
l. Selat Bali
3. Badan Pemadam piSiantan &nit
Kantor Pusat
Pontianak&tara
Siantan'engah
l. usti Situt;achmud /o.10 , 'elp. 05"1# ((3030
4. Badan Pemadam piSiantan &nit PontianakBarat Sungai a*i)alam l. 7 .7ahman5. Badan Pemadam pi
Siantan &nit Pontianak&tara
Siantan ilir l. Khatulisti*a
". &nit PemadamKe%akaran otong7orong &PK 7
Pontianak&tara
Siantan'engah
l. Selat;adura, 'elp.05"1 # ((!450
!. ?a asan PemadamKe%akaran PancaBhakti
PontianakSelatan
Benua;ela u)arat
l. Suprapto /o.30, 'elp 05"1 #!40$1", !3"344
(. ?a asan Pemadam
Ke%akaran BudiPekerti
Pontianak
Selatan
Benua
;ela u)arat
l. ajah ;ada
/o. 14!, 'elp.05"1 # !3$200$. Pemadam
Ke%akaran ;itraBhakti
PontianakSelatan
Benua;ela u)arat
l. Siam, 'elp.05"1 # !4!34$
10. PemadamKe%akaran ;erdeka
PontianakKota
)arat Sekip l. ;erdeka g.Bangau
11. PemadamKe%akaran ;itra
a*i
PontianakBarat
Sungai a*i)alam
l. asanuddin/o. 3, 'elp.05"1 # !52!434
12. ?a asan Pemadam
Ke%akarankhatulisti*a ?PKK
Pontianak
Selatan
Benua
;ela u)arat
l. ajah ;ada
g. Kedah,'elp. 05"1 #!511($$
13. ?a asan Pemadam Pontianak 'anjung ulu l. %d. ;uis, 'j.
6 Badan Penanggulangan Bencana )aerah Kota Pontianak, 'ahun 2011.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 11/120
Ke%akaran Bintang'imur
'imur ulu Perumnas, 'elp. 05"1 #
5(551114. Persatuan Pemadam
Ke%akaran erujuPPK
Pontianak
Barat
Sungai a*i
+uar
l. Kom os
Sudarso, 05"1 #!040""!15. ?a asan Bhakti 'iga
SerumpunPontianakBarat
SungaiBeliung
Perumnas ,'elp. 05"1 #30!0532,!!1313
Berdasarkan data di atas terlihat %ah*a di *ila ah Kota Pontianak sering
terjadi ke%akaran ang menim%ulkan kerugian %esar. Kesadaran pemilik atau
pengelola pemukiman atau %angunan gedung akan kesematan ji*a atau
penggunaan keamanan masih sangat rendah, dan ke%eradaan pemadam
ke%akaran ang masih ter%atas dari sisi jumlah dan pen e%arann a, sehingga
diperlukan upa a dalam %entuk ke%ijakan pencegahan dan penanggulangan
%aha a ke%akaran di *ila ah Kota Pontianak dalam %entuk peraturan daerah.
Pen usunan ke%ijakan daerah mem%utuhkan kesamaan persepsi tentang
%aha a ke%akaran serta upa a pencegahan dan penanggulangann a, agar
program ang dijalankan %isa didukung oleh semua pihak. )i samping itu
partisipasi mas arakat dalam pen usunan ke%ijakan dapat dilakukan dalam
%entuk pem%erian in-ormasi, saran, dan pertim%angan.
0. T!,!an dan Keg!naan Naskah Akade is
a. T!,!an
Se%agai %ahan acuan untuk merumuskan pokok#pokok pikiran, konsep#
konsep, asas#asas, dan norma#norma hukum dalam pen usunan
7ancangan Peraturan )aerah Kota Pontianak tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana Ke%akaran, ang meliputi:
a. ;erumuskan permasalahan %encana ke%akaran di perkotaan ang
dihadapi pemerintah daerah Kota Pontianak dan solusi mengatasin a
melalui peraturan daerah .
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 12/120
%. ;erumuskan permasalahan hukum ang dihadapi se%agai dasar hukum
pen elesaian atau solusi permasalahan %encana ke%akaran di Kota
Pontianak .
c. ;erumuskan pertim%angan atau landasan -iloso-is, sosiologis, dan uridis
pem%entukan 7ancangan Peraturan )aerah tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana Ke%akaran .
d. ;erumuskan sasaran ang akan di*ujudkan, ruang lingkup pengaturan,
jangkauan, dan arah pengaturan dalam 7ancangan Peraturan )aerah
Kota Pontianak tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Ke%akaran .
%. Keg!naan
a. ;em%erikan %ahan acuan %agi Pemerintah )aerah dan )e*an
Per*akilan 7ak at )aerah )P7) Kota Pontianak dalam merumuskan
materi muatan pem%entukan 7ancangan Peraturan )aerah tentangPencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran.
%. ;em%erikan %ahan masukan kepada pemerintah daerah dan @arga
;as arakat mengenai urgensi dan su%stansi pem%entukan Peraturan
)aerah Kota Pontianak tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Bencana Ke%akaran.
c. ;empermudah perumusan tujuan, asas#asas dan norma pasal#pasal
7ancangan Peraturan )aerah 'entang Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana Ke%akaran.
0. Met"de Pen'!s!nan Naskah Akade is
Pen usunan /askah kademik ini dilakukan menggunakan metode
penelitian uridis normati- dengan langkah#langkah se%agai %erikut:
1. Pendekatan
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 13/120
da tiga pendekatan pokok ang digunakan dalam pen usunan naskah
akademik ini, akni: lapisan dogmatik hukum, teori hukum dan -ilsa-at
hukum.!
Ketiga pendekatan ini dapat juga dise%ut se%agai pendekatan
uridis, konseptual dan -iloso-is:
a. Pendekatan dogmatik hukum uridis %ertujuan untuk mempelajari dan
mengaplikasikan norma hukum %erdasarkan peraturan perundang#
undangan ang %erlaku dan dianggap rele an dengan masalah
pem%entukan Peraturan )aerah Kota Pontianak tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran.
%. Pendekatan teori hukum Konseptual , ( %ertujuan untuk mempelajari dan
mengaplikasikan teori, konsep, pendapat, ajaran#ajaran hukum, ang
terkait dengan pem%entukan Peraturan )aerah Kota Pontianak tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran.
c. Pendekatan -ilsa-at hukum -iloso-is ,$
adalah untuk menemukan danmenganalisis asas#asas hukum ang dpaat dijadikan acuan dalam
pem%entukan Peraturan )aerah Kota Pontianak tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran.
%. 2! ber Data
7 . .Bruggink, 7e-leksi 'entang ukum, lih Bahasa rie- Sidharta, P'.>itra dit a Bakti,Bandung, 1$$$, al.1"$.
8 ;enurut %dulkadir ;uhammad dalam %uku ukum dan Penelitian ukum, Pener%it >itra dit a Bakti, akarta 2004, al.113, %ah*a pendekatan normati- analisis teori hukum merupakansuatu pendekatan ang digunakan dalam penelitian hukum normati- apa%ila -okus penelitian
%erkaitan dengan pengem%angan teori hukum.9Pendekatan -iloso-i hukum merupakan salah satu pendekatan ang digunakan penelitianhukum normati-. Penjelasan terhadap pendekatan ini dikemukakan oleh honn %rahim, dalam%ukun a, A'eori dan Penelitian ukum /ormati- , >etakan Pertama, Ba umedia Pu%lishing,Sura%a a, 2005, din atakan %ah*a pendekatan utaman a adalah analisis secara men eluruh,mendasar dan spekulati-, penjelajahan -ilsa-at akan mengupas issu hukum legal issue dalampenelitian normati- secara radikal dan mengupasn a secara mendalam.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 14/120
a. Bahan hukum primer, 10 terdiri dari peraturan perundang#undangan ang
terkait langsung dengan masalah pem%entukan Peraturan )aerah Kota
Pontianak tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Ke%akaran, di tingkat Pusat dan )aerah.
%. Bahan hukum sekunder, 11 %erupa literatur#literatur ilmu hukum, hasil
penelitian, literatur dan dokumen resmi lainn a ang terkait dengan
masalah ang diteliti.
c. Bahan hukum tertier, 12 ialah kamus hukum, kamus %ahasa dan kamus
Pemerintahan ang dapat memperjelas istilah#istilah ang digunakan
dalam penulisan naskah akademik ini.
-. Teknik Peng! *!lan Data)ilakukan dengan cara mengin entarisasi, mempelajari dan
mengaplikasikan teori, konsep#konsep, asas#asas, dan norma#norma hukum
ang diperoleh dari sum%er data primer, sekunder dan tertier, untuk
diaplikasikan ke dalam analisis naskah akademik ini.#. Teknik Analisa Data
)ilakukan dengan metode deskripti- uridis dan kualitati-, melalui proses
interpretasi, penalaran konseptual dan kontekstualitasn a dengan masalah
ang dikaji.
10Peter ;ahmud ;arCuki, Penelitian ukum, >etakan Keempat, Prenada ;edia roup,akarta, 200(, al. 141. Bahan ukum Primer adalah %ahan hukum ang mengikat terdiri dari : a.
norma dasar atau kaidah dasar, aitu Pem%ukaan &ndang#&ndang )asar 1$45, %. Peraturan )asar,c. Peraturan perundang#undangan, d. Bahan hukum ang tidak dikodi-ikasi, e. ?urisprudensi, -.
'raktat dan g. %ahan hukum ang masih %erlaku sampai saat ini.11Ibid, Bahan hukum sekunder adalah semua %ahan hukum ang mem%erikan penjelsanmengenai %ahan hukum primer, seperti rancangan undang#undang, hasil#hasil penelitian, hasil kar adari kalangan hukum, dan seterusn a.
12Ibid , %ahan hukum tertier adalah %ahan hukum ang mem%erikan petunjuk maupunpenjelasan terhadap %ahan hukum primer dan %ahan hukum sekunder, seperti, kamus, ensiklopedia,indeks kumulati-, dan seterusn a.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 15/120
BAB II
KA3IAN TE+4ETI2 DAN P4AKTIK EMPI4I2
A. Kebi,akan Pe erintah5 Peren$anaan Pe bang!nan dan Pe berda'aan
Mas'arakat
)alam rangka men elenggarakan tugas#tugas umum pemerintahan dan
memperlancar pem%angunan, diperlukan suatu ke%ijakan %erupa ketentuan#
ketentuan ang harus dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk %agi setiap
usaha dan kegiatan aparatur pemerintah, di samping melakukan koordinasi, danintegrasi, juga melakukan sinkronisasi. ;aksudn a supa a pelaksanaan tugas#
tugas pemerintah dapat %erjalan dengan lancar dan %erhasil dengan %aik,
adan a kesatuan tindakan ang serasi, seirama, dan selaras antara satu
dengan lainn a.
;enurut ;ac er ang dikutip oleh @irjono Prodjodikoro 13 mengadakan
pengkotakan tugas#tugas pemerintahan dalam 3 tiga golongan, aitu Cultural
Function, General Wel are Function, dan Function !cono"ic Control# Ketiga
golongan terse%ut harus dilaksanakan dan dicapai oleh pemerintah dalam
rangka untuk mem%angun dan meningkatkan kesejahteraan mas arakat.
+ingkup ke%ijakan pemerintah dapat di%edakan menjadi ke%ijakan
nasional dan ke%ijakan daerah. Ke%ijakan nasional adalah ke%ijakan ang
dikeluarkan oleh pemerintah pusat ang %ersi-at -undamental dan strategis
dalam mencapai tujuan nasional. Ke%ijakan daerah adalah ke%ijakan ang
dikeluarkan oleh pemerintah daerah se%agai pelaksanaan otonomi daerah.
)engan demikian pengaturan mengenai Pencegahan dan
Penanggulangan Bencana Ke%akaran merupakan ke%ijakan pemerintah pusat
ang ditindaklanjuti dengan ke%ijakan daerah. Ke%ijakan pemerintah daerah
13 teng S a-rudin, Pengaturan Koordinasi Pe"erintahan $i $aerah, 'arsito, Bandung,1$!", hal. 15.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 16/120
dalam mendukung ke%ijakan pemerintah pusat terse%ut harus disesuaikan
dengan peraturan perundang#undangan ang %erlaku.
mplementasi atau pelaksanaan ke%ijakan pemerintah %ukanlah sekedar
%erkaitan dengan mekanisme penja%aran keputusan#keputusan politik ke dalam
prosedur#prosedur rutin le*at saluran#saluran %irokrasi, melainkan le%ih dari itu,
ia juga men angkut masalah kon-lik, keputusan, dan siapa ang memperoleh
apa dari suatu ke%ijakan. 9leh karena itu tidaklah keliru apa%ila dikatakan
%ah*a pelaksanaan ke%ijakan merupakan aspek ang penting dari keseluruhan
proses ke%ijakan.
;engacu pada uraian di atas dan dikaitkan dengan sisi pelaksanaan
ke%ijakan pu%lik, %ah*a -ungsi %irokrasi pemerintahan terletak pada jalur
pelaksanaan ang mendapat ela%orasi le%ih lanjut dalam -ungsi out%ut dari
sistem politik, aitu pem%uatan peraturan tingkatan ang le%ih rendah dari
peraturan ang memerlukan pengesahan dari %adan legislati- atau ang di%uatoleh legislati- , penerapan6pelaksanaan peraturan dan penga*asan. )engan
demikian, -ungsi %irokrasi dapat dicermati dari dua sisi, aitu -ungsi regulati-
pengaturan dan pela anan ser&ice .
mara 7aksasata a 14 mengemukakan ke%ijaksanaan se%agai suatu
taktik dan strategi ang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. 9leh karena itu
suatu ke%ijaksanaan pada dasarn a memiliki 3 tiga elemen, aitu:
1. identitas dan tujuan ang ingin dicapaiD2. taktik atau strategi dan %er%agai langkah untuk mencapai tujuan ang
diinginkanD3. pen ediaan %er%agai in ut untuk memungkinkan pelaksanaan secara
n ata, dan taktik atau strategi serta %er%agai langkah untuk mencapai tujuanang diingikan.
)ari ketiga elemen dalam Konsep ke%ijaksanaan6Ke%ijakan Pu%lik
terse%ut di atas terlihat dengan jelas %ah*a pada dasarn a Ke%ijakan Pu%lik
adalah se%uah sikap pemerintah ang %erorientasi pada tindakan, artin a14 Bintoro 'jokroamidjojo, 'nalisa Kebi(aksanaan $ala" Proses Perencanaan
Pe"bangunan )asional, )alam ;ajalah dministrator /o. 5 dan " 'ahun =, 1$!", hal 5
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 17/120
Ke%ijakan Pu%lik merupakan se%uah kerja konkrit dari adan a se%uah
organisasi pemerintah.
)ari pemahaman di atas, maka pada dasarn a Ke%ijakan Pu%lik memiliki
implikasi se%agai %erikut:
1. %ah*a ke%ijakan pu%lik itu %entuk a*aln a adalah merupakan penetapantindakan#tindakan pemerintahD
2. %ah*a Ke%ijakan Pu%lik itu tidak cukup han a din atakan dalam %entukteks#teks -ormal, namun juga harus dilaksanakan atau diimplementasikansecara n ataD
3. %ah*a Ke%ijakan Pu%lik pada hahekatn a harus memiliki tujuan#tujuandan dampak#dampak, %aik jangka panjang maupun jangka pendek, ang
telah dipikirkan secara matang terle%ih dahuluD4. dan akhirn a segala proses ang ada diperuntukan %agi pemenuhankepentingan mas arakat 15 .
Be%erapa ketentuan seperti ang telah diuraikan di atas jika dikaitkan
dengan pengaturan mengenai Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Ke%akaran dalam %entuk peraturan daerah, jelaslah %ah*a hal terse%ut
merupakan produk Ke%ijakan Pu%lik pemerintah daerah ang di%uat dengan
tujuan untuk mengatur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran
melalui tindakan#tindakan ang n ata.
Pengertian dan unsur#unsur ke%ijakan pu%lik se%agaimana diuraikan di
atas %erkaitan dengan masalah ke*enangan, karena se%elum mengam%il suatu
ke%ijakan, maka terle%ih dahulu harus dilihat apakah ada atau tidak
ke*enangan dari %adan6peja%at ang akan mengam%il ke%ijakan terse%ut.
Konsep ke*enangan terdiri atas: tri%utie, )elegatie, dan ;andat 1" :
a. tri%usi, aitu pem%erian *e*enang oleh pem%entuk undang#undangkepada lem%aga#lem%aga negara, Badan atau Peja%at dminitrasi%erdasarkan &ndang#&ndang )asar, &ndang#undang, PeraturanPemerintah, dan Peraturan Pelaksana lainn an a ang %ersi-at orisinil.)engan ke*enangan atri%usian terse%ut, Badan atau Peja%at dminitrasi/egara dapat melaksanakan dan mengem%angkan ke*enangan angdiatri%usikan kepadan a, melalui %er%agai tindakan hukum pengaturan danpenetapan ketika men elenggarakan tugas#tugas pemerintah danpem%angunan, termasuk juga men elenggarakan otonomi daerah.
15 r-ani ;., slam , 1$$!, Prinsi%*Prinsi% Peru"usan Kebi(aksanaan )egara, Bumi ksara,akarta, hal. 14.
16 oede, B. de, +eeld &an het )ederlands +estuursrecht, =uga &itge erij, B.=. S#ra enhage, 1$(", hal. 5".
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 18/120
%. )elegasi, aitu pen erahan *e*enang dari Badan atau Peja%at dministrasi/egara ang satu kepada Badan atau Peja%at dministrasi /egara ang laindalam pen elenggaraan pemerintahan dan pem%angunan ang dituangkanke dalam peraturan perundang#undangan tertentu. Pen erahan se%agian
*e*enang dan urusan pemerintahan dari pemerintah pusat kepadapemerintah daerah dalam rangka me*ujudkan 9tonomi )aerah merupakancontoh n ata dari adan a implementasi konsep delegasi.
c. ;andat, merupakan pem%erian kuasa sementara oleh "andans pem%erimandat kepada mandataris penerima mandat untuk melaksanakanke*enangan, urusan dan tugas tertentu untuk dan atas nama pem%erimandat. 'anggung ja*a% pelaksanaan ke*enangan ang dimandatkansepenuhn a %erada pada pem%eri mandat.
Berkaitan dengan masalah ke%ijakan pemerintah daerah dalam mengatur
masalah Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran, maka perludikemukan mengenai pengaturan hukum. Pengaturan hukum mengandung
makna akti itas mem%entuk dan melaksanakan hukum. 'erutama jika dilihat dari
sudut tata hirarkhi peraturan perundang#undangan, maka setiap tingkatan
peraturan hukum harus di%entuk oleh lingkungan ja%atan dan6atau lem%aga
pem%entuk hukum ang %er*enang untuk itu, dengan mempertim%angkan
urgensin a serta mengingati dasar#dasar peraturan perundang#undangan ang
%erlaku secara ertikal maupun horiContal.
)alam mem%entuk peraturan perundang#undangan termasuk pem%uatan
suatu ke%ijakan terdapat asas -ormal dan material ang *aji% dipedomani 1! :
1. sas 8ormal:a. ;emiliki tujuan ang jelas, ialah maksud ang ingin di*ujudkan
dengan di%entukn a suatu peraturan perundang#undanganD%. ;emiliki dasar#dasar pertim%angan ang pasti pada konsiderans
menim%angn aDc. ;emiliki dasar#dasar peraturan hukum ang jelas pada
konsiderans mengingatn aDd. ;emiliki sistematika ang logis dan tidak saling %ertentangan
antara Ba%, Bagian, Pasal, at, dan su% a atDe. )apat dikenali, melalui pengundangann a ke dalam lem%aran
negara6daerah serta disosialisasikan kepada mas arakat.2. sas ;aterial:
a. )i%entuk oleh peja%at atau lem%aga pem%entuk peraturan hukum ang%er*enang untuk ituD
17 . amid S. ttamimi, Peranan Ke%utusan Presiden e%ublik Indonesia $ala"Pen-elenggaraan Pe"erintah )egara, Suatu Studi 'nalisis .engenai Ke%utusan Presiden /ang +er ungsi Pengaturan $ala" Kurun Waktu Pelita I*PelitaI , )isertasi, &ni ersitas ndonesia, akarta,1$$0, al. 54.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 19/120
%. )i%entuk melalui mekanisme, prosedur atau tata terti% ang %erlakuuntuk ituD
c. ;ateri muatann a memiliki asas#asas hukum ang jelas, tidak %oleh%ertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang#
undangan ang le%ih tinggi dan6atau peraturan perundang#undanganlainn a ang sederajat6mengatur perihal ang sama.d. si peraturan harus jelas, mengandung ke%enaran, keadilan dan
kepastian hukum.e. )apat dilaksanakan dan diterapkan dengan %aik, untuk men elesaikan
kasus#kasus pelanggaran ang terjadi terhadap peraturan perundang#undangan dimaksud.
)alam kaitan dengan masalah pem%entukan peraturan, maka sangat
penting artin a mengemukakan tentang ke%ijaksanaan negara. eorge >.
<d*ards dan ra Sharkansk 1( mende-inisikan ke%ijaksanaan negara se%agai
apa ang din atakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah,
ke%ijaksanaan negara itu %erupa sasaran atau tujuan program#program
pemerintah. +e%ih lanjutn a din atakan %ah*a Ke%ijaksanaan /egara itu dapat
ditetapkan secara jelas dalam peraturan perundang#undangan atau dalam
%entuk pidato#pidato peja%at teras pemerintah ataupun %erupa program#program dan tindakan#tindakan ang dilakukan oleh pemerintah.
)alam rangka me*ujudkan cita#cita negara 7epu%lik ndonesia, maka
perlu dilakukan pem%angunan di segala %idang kehidupan mas arakat. &ntuk
mencapai tujuan pem%angunan diperlukan suatu perencanaan. Pengertian
sederhana dari perencanaan se%agaimana dikemukakan oleh Pra udi
tmosudirdjo 1$ , aitu merupakan perhitungan dan penentuan daripada apa ang
akan dijalankan di dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu, di mana,
%ilamana, oleh siapa dan %agaimana tata caran a.
)i samping itu ada %e%erapa pengertian dari perencanaan, aitu:
1. Perencanaan dalam arti seluas#luasn a adalah suatuproses mempersiapkan secara sistematis kegiatan#kegiatan ang akan
18 ;. r-ani slam , %# Cit, al. 1(19 'ri a ati, dkk, 'd"inistrasi Pe"bangunan Suatu Pendekatan Huku" $an
Perencanaann-a, 8akultas ukum &ni ersitas ndonesia, akarta, 2005,hal. 3$
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 20/120
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 9leh karena itu padahakekatn a terdapat pada tiap jenis usaha manusia.
2. Perencanaan adalah suatu cara %agaimana mencapaitujuan se%aik#%aikn a dengan sum%er#sum%er ang ada supa a le%ih e-isien
dan e-ekti-.3. Perencanaan adalah penentuan tujuan ang akandicapai atau ang akan dilakukan, %agaimana, %ilamana dan oleh siapa.
4. l%ert @aterston men e%utkan perencanaanpem%angunan adalah melihat ke depan dengan mengam%il pilihan %er%agaialternati- dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan dengan terusmengikuti agar supa a pelaksanaann a tidak men impang dari tujuan.
). Perencanaan pem%angunan adalah suatupengarahaan penggunaan sum%er#sum%er pem%angunan termasuk sum%er ekonomi ang ter%atas adan a, untuk mencapai tujuan#tujuan keadaansosial ekonomi ang le%ih %aik secara le%ih e- sien dan e-ekti- %(.
Ke%ijakan pem%angunan se%agai %agian dari ke%ijakan ekonomi pada
umumn a memiliki kompleksitas ang tinggi dan luas, karena %erpengaruh dan
mem%ina kegiatan mas arakat dalam suatu komunitas tertentu. Kegiatan
terse%ut ter%agi menjadi dua, aitu ang langsung dikelola oleh pem%erintah
dan ang dikelola oleh s*asta. Bentuk kegiatan ang paling penting tentu saja
%erupa produksi ang akan dinikmati konsumen akhir atau mas arakat padaumumn a %1.
&ntuk sampai pada suatu ke%ijakan pem%angunan terse%ut, maka
diperlukan suatu dokumen#dokumen ang akan menjadi dasar dalam
pengam%ilan keputusan sampai dengan pelaksanaann a. al terse%utlah ang
mendasari diperlukann a suatu perencanaan. Pengertian perencanaan adalah
teknik, cara untuk mencapai tujuanD tujuan untuk me*ujudkan maksud dan
sasaran tertentu ang telah ditentukan se%elumn a dan telah dirumuskan
dengan %aik oleh Badan Perencanaan Pusat. Pengertian perencanaan terse%ut
tidak terlalu jauh %er%eda dengan de-inisi ang ada pada &ndang#undang
Sistem Perencanaan Pem%angunan /asional %% aitu Perencanaan adalah suatu
20 Bintoro 'jokroamidjojo, Perencanaan Pe"bangunan, >etakan 5, P'. unung gung,akarta, 1$(2, hal. 12.
21 an 'in %ergen, encana Pe"bangunan, ?a asan Pener%it &ni ersitas ndonesia,akarta, 1$!3, hal. 24
22 Pasal 1 huru- 1 &ndang#&ndang /omor 25 'ahun 2004 tentang Siste" PerencanaanPe"bangunan )asional
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 21/120
proses untuk menentukan tindakan masa depan ang tepat, melalui urutan
pilihan, dengan memperhitungkan sum%er da a ang tersedia.
)alam &ndang#undang /omor 25 'ahun 2004 din atakan %ah*a Sistem
Perencanaan Pem%angunan /asional adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pem%angunan untuk menghasilkan rencana#rencana
pem%angunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan ang
dilaksanakan oleh unsur pen elenggara negara dan mas arakat di tingkat Pusat
dan )aerah.
)alam rangka pen elenggaraan pemerintahan daerah disusun
perencanaan pem%angunan daerah se%agai satu kesatuan dalam sistem
perencanaan pem%angunan nasional. Perencanaan pem%angunan daerah
disusun oleh pemerintah daerah sesuai dengan ke*enangann a ang
dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pem%angunan )aerah Bappeda
sesuai dengan amanat &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004. )emikian jugahal dengan pemerintah daerah Ka%upaten Sekadau, dalam rangka
melaksanakan pem%angunan daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
mas arakat dan diharapkan dapat mem%erikan kontri%usi terhadap
perkem%angan perekonomian nasional, maka disusun perencanaan
pem%angunan daerah ang kemudian dituangkan dalam peraturan daerah.
)alam hal ini hukum diharapkan %er-ungsi untuk mengatur pelaksanaan
pem%angunan daerah.
Setiap rencana mengandung tiga ciri khas, aitu: 1 selalu mengenai
masa mendatangD 2 selalu mengandung kegiatan#kegiatan tertentu dan
%ertujuan ang akan dilakukanD dan 3 harus ada alasan, se%a%, moti- atau
landasan, %aik personal, organisasional maupun kedua#duann a 23 .
23 Prajudi tmosudirdjo, 'd"inistrasi dan .ana(e"en "u", halia ndonesia, akarta,1$(1, hal. 1!!
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 22/120
)alam pelaksanaann a, perencanaan memerlukan kemampuan %erpikir
tertentu, dan oleh karena itu %an ak orang tidak dapat menjalankan rencana
dengan %aik. )engan demikian di dalam perencanaan ataupun perencanaan
pem%angunan, perlu diketahui adan a 5 lima hal pokok 24 , aitu:
1. Permasalahan#permasalahan pem%angunan suatu mas arakat angdikaitkan dengan sum%er#sum%er pem%angunan ang dapat diusahakan,dalam hal ini sum%er#sum%er da a ekonomi dan sum%er da a lainn aD
2. 'ujuan serta sasaran rencana ang ingin dicapaiD3. Ke%ijakan dan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran rencana dengan
melihat penggunaan sum%er#sum%ern a dan pemilihan alternati-#alternati- ang ter%aikD
4. Penterjemahan dalam program#program atau kegiatan#kegiatan usahakonkritD dan5. angka *aktu pencapaian tujuan.
Selanjutn a mengenai si-at dari perencanaan, menurut Prajudi
tmosudirdjo %ah*a rencana mempun ai si-at#si-at tertentu menujrut kehendak
daripada administrator, aitu di%edakan menjadi single use %lan, standing %lan,
dan re%eat %lan 23 . ?ang dimaksud dengan single use %lan adalah rencana ang
%ersi-at satu kali pakai saja. Sesudah rencana terse%ut selesai dilaksanakan
dan diselenggarakan, maka rencana terse%ut sudah tidak %erlaku lagi. )an ang
dimaksud dengan standing %lan adalah rencana ang %ersi-at permanen dan
ang selalu harus dipergunakan setiap kali muncul keperluan ang sama.
Sedangkan ang dimaksud dengan dan re%eat %lan adalah rencana ang
secara terus menerus harus dilakukan, secara %erulang#ualang sampai pada
perintah %erhenti.
Perencanaan dipergunakan le%ih se%agai suatu alat atau cara untuk
mencapai tujuan dengan le%ih %aik. Bahkan ada perencanaan ang
mengusahakan mengurangi keterli%atan pemerintah dalam kegiatan
perkem%angan sosial ekonomi mas arakat. Perencanaan dilihat se%agai segi
suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan terse%ut, mendapatkan alasan ang
le%ih kuat untuk melakukan perencanaan, aitu:24 'ri a ati, dkk, %# Cit, hal. 4125 Prajudi dmosudirdjo, %# Cit, hal 1($
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 23/120
1. )engan adan a perencanaan diharapkan terdapatn asuatu pengarahan kegiatan, adan a pedoman %agi pelaksanaan kegiatan#kegiatan ang ditujukan kepada pencapaian tujuan pem%angunan.
2. )engan perencanaan, maka dilakukan suatu perkiraan
terhadap hal#hal dalam masa pelaksanaan ang akan dilalui. Perkiraandilakukan mengenai potensi#potensi dan prospek#prospek perkem%angan,tetapi juga mengenai ham%atan#ham%atan dan resiko#resiko ang mungkindihadapi. Perencanaan mengusahakan supa a ketidakpastian dapat di%atasisedikit mungkin.
3. Perencanaan mem%erikan kesempatan untuk memilih%er%agai alternati- tentang cara ang ter%aik atau kesempatan untuk memilihkom%inasi cara ang ter%aik.
4. )engan perencanaan dilakukan pen usunan skalaprioritas. ;emilih urutan#urutan dari segi pentingn a suatu tujuan, sasaranmaupun kegiatan usahan a.
5. )engan adan a perencanaan, maka akan ada suatu alatpengukur atau standar untuk mengadakan penga*asan atau e aluasi 2" .
+e%ih lanjutn a 'ri a ati, et.al 2! mengatakan %ah*a alasan dari sisi
ekonomi mengapa suatu perencanaan diperlukan adalah:
1. Penggunaan dan alokasi sum%er#sum%er pem%angunanang ter%atas adan a secara le%ih e-isien dan e-ekti-, )iusahakan
dihindarin a ke%orosan#ke%orosan. Suatu usaha mencapai hasil secaramaksimal daripada penggunaan sum%er#sum%er da a ang tersedia.
2. Perkem%angan ekonomi ang mantap atau pertum%uhanekonomi ang secara terus menerus meningkat.3. Sta%ilitas ekonomi, menghadapi siklus konjungtur.
)alam -ungsin a se%agai pelindung kepentingan manusia, hukum
mempun ai tujuan, hukum mempun ai sasaran ang hendak dicapai. dapun
tujuan pokok hukum adalah menciptakan tatanan mas arakat ang terti%,
menciptakan keterti%an dan keseim%angan. )engan tercapain a keterti%an di
dalam mas arakat diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi. )alam
mencapai tujuann a itu hukum %ertugas mem%agi hak dan ke*aji%an antar
perorangan di dalam mas arakat, mem%agi *e*enang dan mengatur cara
memecahkan masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.
;en ikapi kondisi mas arakat ang tidak %erda a dalam menghadapi
%encana ke%akaran, maka perlu ditum%uhkem%angkan prinsip#prinsip
pem%erda aan mas arakat 4e"%o5er"ent6 dalam meningkatkan kemandirian
26 'ri a ati, et.al, %# Cit, hal. 44#4527 I b i d, hal. 45
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 24/120
dan kesejahteraan mas arakat. Konsep e"%o5er"ent atau pem%erda aan
ang muncul sekitar decade !0#an %erasal dari <ropa. Semula e"%o5er"ent
dalam konteks <ropa modern merupakan aksi emansipasi dan li%eralisasi serta
penataan terhadap segala kekuasaan dan penguasaan. nilah ang kemudian
menjadi su%stansi pem%erda aan. Konsep ini mencerminkan paradigma %aru
dalam studi pem%angunan, aitu ang %ersi-at %eo%le centered, %artici%ator-,
e"%o5ering dan suistanable#
'eam @ork +apera 2( mengemukakan konsep pem%erda aan dapat
dikatakan merupakan ja*a%an atas realitas ketidak%erda aan
dise"%o5er"ent6# ;ereka ang tidak %erda a jelas adalah pihak ang tidak
memiliki da a atau kehilangan da a kekuatan. )apat dikatakan %ah*a ang
tidak %erda a adalah mereka ang tidak mau kehilangan kekuatann a. )alam
kaitann a dengan Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran,
maka ang tidak %erda a di sini adalah *arga mas arakat.Pem%erda aan dengan demikian %ermakna kepada mas arakat, akni
suatu usaha untuk mentrans-ormasikan mas arakat dengan akses untuk
per%aikan kehidupan mereka. &pa a mendekatkan mas arakat dengan akses
terhadap kehidupan terse%ut, sama artin a dengan desakan untuk se%uah
proses redistri%usi sum%er#sum%er ekonomi, se%agaimana juga haln a dalam
upa a meningkatkan kemandirian mas arakat, agar kesejahteraan mas arakat
dapat meningkat.
&pa a untuk meningkatkan kemandirian mas arakat tentun a han a
akan e-ekti- %ila dimulai dari *arga mas arakat itu sendiri ang melakukann a,
kemudian didukung oleh pemerintah daerah dan pihak#pihak terkait lainn a.
9leh karena itu, langkah pem%erda aan mustahil dijalankan jika tidak memuat
28 'eam @ork +apera, Politik Pe"berda-aan, 7alan .enu(u tono"i $esa, +aperaPustaka &tama, ?og akarta, 2001, hal. 52.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 25/120
langkah pengorganisasian mas arakat, ang merupakan tindakan dengan
maksud dasar menjadikan mas arakat se%agai kelompok sadar dan terhimpun.
Keterhimpunan mas arakat sendiri menjadi sangat penting, se%a% han a
itulah ang dapat menghindarkan mas arakat dari %er%agai upa a
manipulasi6monopoli. +angkah#langkah ini dilakukan dengan maksud utama
untuk:
1. memungkinkan rak at secara mandiri otonom mengorganisasi diri, dandengan demikian akan memudahkan rak at menghadapi situasi#situasi sulit,serta mampu menolak %er%agai kecenderungan ang merugikan,
2. memungkinkan ekspresi aspirasi dan jalan memperjuangkann a, danmem%erikan semacam garansi %agi tidak dia%aikann a kepentingan rak at,3. memungkinkan diatasin a persoalan#persoalan dalam dinamika
pem%angunan, dan menjadi cermin adan a keperca aan kepada rak at,%ah*a rak at tidak perlu dimaknai se%agai sum%er ke%odohan, melainkansu% ek pem%angunan ang juga memiliki kemampuan 2$ .
;em%uat ke%ijakan di tingkat daerah seperti Peraturan daerah ang
%erkaitan dengan Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran
sangat penting artin a dalam mem%erikan perlindungan, rasa aman, danketentraman mas arakat di Kota Pontianak. )i sinilah hukum diharapkan dapat
%erperan dalam mengatur masalah Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Ke%akaran.
ukum merupakan %agian integral dari kehidupan %ersama. Kalau
manusia hidup terisolir dari manusia lain, maka tidak akan terjadi sentuhan atau
kontak, %aik ang men enangkan maupun ang merupakan kon-lik. )alam
keadaan seperti itu hukum tidak diperlukan. )i dalam mas arakat *alaupun
%agaimana primiti-n a, manusia selalu menjadi su% ek hukum, menjadi
pen andang hak dan ke*aji%an.
Peranan hukum untuk melindungi, mengatur dan merencanakan
kehidupan ekonomi mendapat perhatian ang serius dalam kehidupan
mas arakat, karena dengan peranan hukum diharapkan dinamika kegiatan
ekonomi itu dapat diarahkan kepada kemajuan dan kesejahteraan %agi seluruh29 'im @ork +apera, %# Cit, hal . 5"
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 26/120
mas arakat, se%agaimana dikemukakan oleh 'homas Euinas 30 ang
men atakan %ah*a hukum %ukan han a %isa menekan dan mem%atasi *arga,
akan tetapi juga mem%erikan kesempatan %ahkan mendorong para *arga untuk
menemukan %er%agai penemuan ang dapat menggerak ekonomi negara.
Berkaitan dengan pengaruh kepentingan ekonomi dalam pem%entukan
hukum, ;aF @e%er %erpendapat %ah*a terlihat jelas jaminan hukum ditujukan
langsung pada pela anan kepentingan ekonomi sampai pada %atas#%atas ang
luas. ;eskipun pada ken ataann a keadaan ang ada tidak persis seperti itu,
namun kepentingan#kepentingan ekonomi adalah salah satu di antara -aktor#
-aktor ang terkuat ang mempengaruhi penciptaan hukum. Bagi pemerintah
ang menjamin perintah hukum %ergantung pada %e%erapa cara, aitu pada
tindakan konsensual kelompok#kelompok sosial konstituti-, dan -ormasi
kelompok#kelompok sosial terse%ut %ergantung pada sejumlah konstalasi
kepentingan#kepentingan materil sampai pada %atas ang luas31
.
B. Pen'elenggaraan Pe erintahan Daerah dan +t"n" i Daerah
<ksistensi Pemerintah )aerah dalam /egara Kesatuan 7epu%lik
ndonesia memang dijamin dan dikehendaki oleh Konstitusi. Pasal 1(
mandemen &&) 1$45 dengan tegas men atakan :
1 /egara Kesatuan 7epu%lik ndonesia di%agi atas daerah#daerah pro insi dandaerah pro insi itu di%agi atas ka%upaten dan kota, ang tiap#tiap pro insi,ka%upaten, dan kota itu mempun ai pemerintahan daerah, ang diatur dengan undang#undang.
30 unarto Suhardi, Peranan Huku" $ala" Pe"bangunan !kono"i, &ni ersitas tmaja a,>etakan Pertama, ?og akarta, 2002, hal. 12.
31 Sulasi 7ongi ati, .a8 Weber Tentang 'kti itas !kono"i $ala" %e"bentukan Huku",dimuat dalam Buku Be%erapa Pendekatan <konomi )alam ukum, Pusat Studi ukum 'ata /egara8akultas ukum &ni ersitas ndonesia, akarta, 2003, hal. 5(#5$
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 27/120
2 Pemerintahan daerah pro insi, daerah ka%upaten, dan kota mengatur danmengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugaspem%antuan.
3 Pemerintahan daerah pro insi, daerah ka%upaten, dan kota memiliki )e*an
Per*akilan 7ak at )aerah ang anggota#anggotan a dipilih melaluipemilihan umum.4 u%ernur, Bupati dan @alikota masing#masing se%agai Kepala Pemerintah
)aerah Pro insi, Ka%upaten dan Kota dipilih secara demokratis.5 Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas#luasn a, kecuali urusan
pemerintahan ang oleh undang#undang ditentukan se%agai urusanPemerintah Pusat.
" Pemerintahan daerah %erhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan#peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pem%antuan.
! Susunan dan tata cara pen elenggaraan pemerintahan daerah diatur dalamundang#undang.
tas dasar amanah &&) 1$45 terse%ut, maka sekarang %erlaku &ndang#
&ndang /omor 32 'ahun 2004 tentang Pemerintah )aerah %eserta %er%agai
peru%ahann a. Berdasarkan undang#undang ini terdapat tujuan dan prinsip
ang perlu dijadikan acuan dalam pen elenggaraan Pemerintahan )aerah,
antara lain Pemerintah daerah %er*enang untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pem%antuan.Pem%erian otonomi has kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
ter*ujudn a kesejahteraan mas arakat melalui peningkatan pela anan,
pem%erda aan dan peran serta mas arakat. )i samping itu melalui otonomi
luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan da a saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistime*aan dan
kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem /egara
Kesatuan 7epu%lik ndonesia.
Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan e-isiensi dan
e-ekti-itas pen elenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan :
1. u%ungan antarsusunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah,potensi dan keanekaragaman daerah.
2. spek hu%ungan *e*enang memperhatikan kekhususan dan.keragaman daerah dalam sistem /egara Kesatuan 7epu%lik ndonesia.
3. spek hu%ungan keuangan, pela anan umum, peman-aatan sum%er da a alam . dan sum%er da a lainn a dilaksanakan secara adil dan selaras.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 28/120
4. )isamping itu, perlu diperhatikan pula peluang dan tantangan dalampersaingan glo%al dengan meman-aatkan perkem%angan ilmu pengetahuandan teknologi.
5. gar mampu menjalankan perann a terse%ut, daerah di%erikan
ke*enangan ang seluas#luasn a disertai dengan pem%erian hak danke*aji%an men elenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistempen elenggaraan pemerintahan negara.
Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas#luasn a
dalam arti daerah di%erikan ke*enangan mengurus dan mengatur semua
urusan pemerintahan, di luar ang menjadi urusan Pemerintah ang ditetapkan
dalam &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004. )aerah memiliki ke*enangan
mem%uat ke%ijakan daerah untuk mem%eri pela anan, peningkatan peran serta,
prakarsa, dan pem%erda aan mas arakat ang %ertujuan pada peningkatan
kesejahteraan rak at.
Sejalan dengan prinsip terse%ut dilaksanakan pula prinsip otonomi ang
n ata dan %ertanggung ja*a%. Prinsip otonomi n ata adalah suatu prinsip
%ah*a untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan %erdasarkan tugas,*e*enang, dan ke*aji%an ang sen atan a telah ada dan %erpotensi untuk
tum%uh, hidup dan %erkem%ang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah.
)engan demikian isi dan jenis otonomi %agi setiap daerah tidak selalu sama
dengan daerah lainn a.
dapun ang dimaksud dengan otonomi ang %ertanggung ja*a% adalah
otonomi ang dalam pen elenggaraann a harus %enar#%enar sejalan dengan
tujuan dan maksud pem%erian otonomi, ang pada dasarn a untuk
mem%erda akan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rak at ang
merupakan %agian utama dari tujuan nasional. Seiring dengan prinsip itu
pen elenggaraan otonomi daerah harus selalu %erorientasi pada peningkatan
kesejahteraan mas arakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan
aspirasi ang tum%uh dalam mas arakat.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 29/120
Selain itu pen elenggaraan otonomi daerah, juga harus menjamin
keserasian hu%ungan antara )aerah dengan )aerah lainn a, artin a mampu
mem%angun kerjasama antar )aerah untuk meningkatkan kesejahteraan
%ersama dan mencegah ketimpangan antar )aerah. al ang tidak kalah
pentingn a %ah*a otonomi daerah juga harus mampu menjamin hu%ungan ang
serasi antar )aerah dengan Pemerintah, artin a harus mampu memelihara dan
menjaga keutuhan *ila ah /egara dan tetap tegakn a /egara Kesatuan
7epu%lik ndonesia dalam rangka me*ujudkan tujuan negara.
gar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan ang
hendak dicapai, Pemerintah *aji% melakukan pem%inaan ang %erupa
pem%erian pedoman seperti dalam penelitian, pengem%angan, perencanaan
dan penga*asan. )i samping itu di%erikan pula standar, arahan, %im%ingan,
pelatihan, super isi, pengendalian, koordinasi, pemantauan, dan e aluasi.
Bersamaan itu Pemerintah *aji% mem%erikan -asilitasi ang %erupa pem%erianpeluang kemudahan, %antuan, dan dorongan kepada daerah agar dalam
melaksanakan otonomi dapat dilakukan secara e-isien dan e-ekti- sesuai dengan
peraturan perundang#undangan.
9tonomi daerah tak disangkal telah menim%ulkan eu-oria kemandirian
pada tingkat daerah. Ke*enangan daerah untuk mengelola perekonomiann a
sendiri menim%ulkan %an ak pena-siran, antara lain daerah %isa leluasa
mengoptimalkan segala potensi ekonomi ang ada menjadi sum%er pendapatan
daerah, tentun a dengan tetap %erdasarkan pada peraturan perundangan ang
%erlaku. )ampak positi- dari re-ormasi total ini, telah terjadi pergeseran
paradigrna dari sistem pemerintahan ang %ercorak sentralistik mengarah
kepada sistem pemerintahan ang desentratlistik dengan mem%erikan
keleluasaan otonomi daerah. )ampak positi- inilah ang kemudian melahirkan
&ndang#undang /o. 22 tahun 1$$$ tentang Pemerintahan )aerah dan &ndan#
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 30/120
&ndang /o. 25 'ahun 1$$$ tentang Perim%angan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan )aerah. +ahirn a kedua undang#undang ini dipandang sangat
penting, karena melalui pelaksanaan kedua undang#undang ini diharapkan akan
mem%a*a peru%ahan kepada kehidupan pemerintahan daerah ang semata#
mata mengutamakan kepentingan rak at, dalam upa a mendekatkan
pemerintah dengan rak atn a, dan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rak at secara keseluruhan. &ndang#&ndang /o. 22 'ahun 1$$$ kemudian
diganti dengan &ndang#&ndang /o. 32 'ahun 2004 dan &ndang#undang /o. 25
'ahun 1$$$ diganti dengan &ndang#&ndang /o. 33 'ahun 2004.
)itinjau dari segi politik dan ketatanegaraan, %angsa lndonesia saat ini
sedang memasuki masa transisi dari sistem pemerintahan ang %ercorak
sentralistik menuju kepada sistem pemerintahan ang le%ih desentralislik dan
demokratik dengan mem%erikan keleluasaan kepada daerah dalam *ujud
otonomi daerah ang luas dan %ertanggung ja*a%, untuk mengatur danmengurus kepentingan mas arakat setempat menurut prakarsa sendiri
%erdasarkan aspirasi mas arakat sesuai dengan kemampuan *ila ahn a dan
peraturan perundang#undangan, serta mem%erikan peranan dan -ungsi kepada
)P7) le%ih luas.
9tonomi daerah se%agai per*ujudan pelaksanaan asas desentralisasi
dalam pen elenggaraan pemerintahan, pada hakekatn a merupakan penerapan
konsep teori areal di&ision o %o5er 92 ang mem%agi kekuasaan secara ertikal
sesuatu negara. )alam sistem ini, kekuasaan negara akan ter%agi antara
pemerintah pusat di satu pihak, dan pemerintah daerah di lain pihak. Sistern
pem%agian kekuasaan dalam rangka pen erahan ke*enangan otonomi daerah
antara negara ang satu dengan ang lain tidak akan sama, termasuk ndonesia
ang secara legal konstitusional menganut sistem /egara Kesatuan.
32 Koes*oro, <., 2001, tono"i $aerah, ntuk $e"okrasi dan Ke"andirian ak-at, ?a asanPari%a, akarta, hal 2($.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 31/120
Kehendak politik pemerintah dalam menegakkan demokrasi melalui asas
desentralisasi, adalah harus sungguh#sungguh merupakan desentralisasi
kerak atan, dalam arti %ah*a keleluasaan otonomi ang dilancarkan kepada
daerah %ukan untuk mengem%angkan kekuasaan %irokrasi pemerintah daerah,
namun guna mem%erikan kesempatan kepada rak at setempat untuk %erperan,
%erprakarsa, dan mem%erda akan potensi mas arakat dan *ila ah daerah
setempat. )engan demikian, kekuasaan ang dilimpahkan kepada pemerintah
daerah dimaksudkan se%agai *ahana dalam mem%erikan acilitating kepada
mas arakat setempat melalui peran serta dan pem%erda aan mas arakat.
nti persoalann a adalah se%erapa jauh keleluasan otonomi daerah dapat
di%erikan kepada daerah, agar daerah terse%ut dapat %er-ungsi se%agai )aerah
9tonomi ang mandiri, %erdasarkan asas demokrasi dan kedaulatan rak at,
tanpa menganggu sta%ilitas nasional dan keutuhan persatuan6kesatuan %angsa.
Kemandirian daerah otonom ang kuat justru harus menjadi pen angga %agitetap terjaga dan terpeliharan a eksistensi negara dan %angsa. )engan kata
lain, %agaimana mencari titik#keseim%angan antara kehendak politik centri ugal,
ang melahirkan politik desentralisasi, dan mendudukkan posisi centri%etal ang
melahirkan se%agian central %o5er untuk menjamin tetap terpeliharan a
identitas dan integrasi %angsa. Sulit untuk menetapkan -ormula ang tepat guna
mencari pen elesaian masalah terse%ut, oleh karena hal itu akan sangat
dipengaruhi oleh kon-igurasi#politik pada suatu masa tertentu, dan hampir %isa
dipastikan, %ah*a setiap negara dalam mencari titik#keseim%angan terse%ut
selalu memperhitungkan pertirn%angan#pertim%angan ekonomi, politik, sosial,
kesejahteraan dan keamanan. /amun %agaimanapun sulitn a menetapkan
-ormula, harus dicari -ormula ang tepat, o%jekti-, dan rasional, serta penuh
keari-an dengan memandang persoalan ini adalah untuk kepentingan
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 32/120
mas arakat %angsa, dan %ukan untuk kepentingan segelintir orang atau
kelompok tertentu.
)engan demikian, tim%ul pemikiran perlun a rnem%erikan ke*enangan
otonomi daerah pada tingkat *ila ah ang paling dekat dengan rak at. al ini
didasarkan kepada pemikiran, %ah*a dalam pelaksanaan otonomi daerah
%ukan han a tersimpul makna pende*asaan politik rak at daerah di mana
ter*ujud peran serta dan pem%erda aan mas arakat, melainkan juga sekaligus
%ermakna mensejahterakan rak at. Se%a%, %agaimanapun juga tuntutan
pemerataan, tuntutan keadilan ang sering dilancarkan, %aik men angkut
%idang ekonomi maupun politik pada akhirn a akan menjadi -okus utama dalam
pen elenggaraan otonomi daerah.
)engan peru%ahan ang sangat mendasar ini, dampak ang akan sangat
dirasakan oleh pemerintah daerah, %ukan han a sekedar men angkut kepada
peru%ahan sistem dan struktur pemerintahan daerah, melainkan dan terutamakepada kesiapan dan ketersediaan sum%er da a manusia, %aik secara
kuantitatil maupun kualitati- ang akan %erperan dan %er-ungsi se%agai motor
penggerak jalann a pemerintahan daerah ang kuat, e-ekti-, e-isien dan
akunta%el. Sum%er da a manusia aparatur ang diperlukan %ukan han a ang
memiliki keterampilan dan kemampuan pro-esional di %idangn a. melainkan
juga memiliki etika dan moral ang tinggi serta memiliki dedikasi dan
penga%dian terhadap mas arakat.
Perhatian ang semakin %esar terhadap perkem%angan pem%angunan di
negara ndonesia tentang perlun a pem%erian otonomi daerah dalam rangka
desentralisasi di %idang perencanaam dan administrasi %ukan saja melupakan
pertanda tentang diakuin a kelemahan ang terdapat pada perencanaan dan
administrasi ang dipusatkan, melainkan juga tentang adan a pergeseran
ke%ijaksanaan ang menekankan pada pemerataan. )i samping itu, umumn a
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 33/120
diakui %ah*a pem%angunan adalah suatu proses ang kompleks dan tidak
pasti. ang sudah %arang tentu tidak %egitu saja dengan mudah direncanakan
dan dikendalikan dari pusat. 9tonorni daerah secara penuh ang lepas dari
kekuasaan sentral dari pemerintah pusat adalah suatu hal ang tidak mungkin.
/amun dengan melihat pendapat para pem%entuk /egara the ounding athers
pada masa ang lalu, terdapat ide ang hakiki dalam konsep otonomi daerah
ang tercermin dalam kesamaan pendapat dan kesepakatan tentang perlun a
desentralisasi dan otonomi daerah. Pern ataan atta 1$5! antara lain adalah
se%agai %erikui :
G...... ;em%erikan otonomi daerah tidak saja %erarti melaksanakan demokrasi,tetapi mendorong %erkem%angn a auto#akti iteit. uto akti iteit artin a %ertindaksendiri, melaksanakan sendiri apa ang dianggap penting %agi lingkungansendiri. )engan %erkem%angn a auto#akti iteit tercapailah apa ang dimaksuddemokrasi, aitu pemerintahan ang dilaksanakan oleh rak at, untuk rak at.7ak at tidak saja menentukan nasi%n a sendiri, melainkan juga dan terutamamemper%aiki nasi%n a sendiri 33 .
Soepomo mengemukakan %ah*a masalah sentralisasi ataudesentralisasi pemerintahah tergantung dari masa, tempat dan urusan ang
%ersangkutan. Selanjutn a ditegaskan %ah*a urusan ang akan di tangani
pusat dan ang akan diserahkan kepada pemerintah daerah, %aik daerah %esar
maupun daerah kecil, akan %ergantung dengan *aktu, tempat dan urusan ang
%ersangkutan. Soepomo menegaskan pula %ah*a kekuasaan dalam /egara
persatuan tidak %erarti Pemerintah akan menarik segala kepentingan
mas arakat ke dirin a untuk dipelihara sendiri. )ari aspek lain, ;. ?amin
men atakan %ah*a dengan sendirin a dalam /egara ang terdiri atas pulau#
pulau ang %egitu %esar, %an ak urusan pemerintah ang harus diserahkan
kepada pemerintah daerah. ;enurutn a hendaklah kekuasaan pusat tidak
%ertumpuk#tumpuk sehingga kekuasaan daerah menjadi kosong 34 .
33 Ben amin oessein, l$$", agasan Penda agunaan paratur /egara )alam Pelita = , spek Kelem%agan, + /, akarta, hal 5.
34 Koes*oro, %#Cit, hal. !5#!".
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 34/120
Sejauh ini sudah terlihat %ah*a ke%ijaksanaan pem%erian otonomi
daerah ang dikaitkan dengan masalah sentralisasi dan desentralisasi dalam
pemerintahan tergantung pada %an ak hal. ;enurut Bintoro 'jokroamidjojo35
,
setidak#tidakn a ada tiga hal ang menjadi pertim%angan apakah suatu negara
menganut sentralisasi atau desentralisasi. Perta"a, seringkali -ilsa-ah politik
%angsa tertentu tercermin pada tata#cara pen elenggaraan pemerintahann a.
/egara dengan pandangan sosialis ang tradisional le%ih cenderung
melaksanakan sentralisasi. hal ini %erlaku sekalipun sistem kenegaraann a
%ersi-at -ederal. Kedua, struktur konstitusional dan sistem pemerintahan negara
tertentu juga %erpengaruh. )i dalam pola ang ideal, negara#negara ang
memiliki %entuk kesatuan le%ih cenderung ke arah sentralisasi. kan tetapi,
dalam ken ataan empiris, negara kesatuan dapat juga mem%erikan
desentralisasi dan otonomi ang luas. Se%alikn a, di negara dengan struktur
-ederal juga ditemui ke%ijaksanaan, rencana, dan program pemerintahan ang%ersi-at sentralistis. Ketiga, seringkali masalah sentralisasi dan desentralisasi
terkait pula dengan tingkat perkem%angan %angsa pada negara#negara ang
%aru merdeka .
Pada a*al kemerdekaan, pem%inaan kesatuan %angsa merasa le%ih
penting. hal ini kemudian tercermin dalam ke%ijaksanaan dan tata#cara
pen elenggaraan pemerintahan ang sentralistis. )alam perkem%angan le%ih
lanjut, ketika pem%inaan %angsa sudah le%ih matang, keperluan %agi perluasan
kegiatan pem%angunan seringkali menum%uhkan ke%utuhan akan
desentralisasi. )emikian pula, -aktor#-aktor geogra-is dan kultural mas arakat
tertentu mungkin saja mem%utuhkan %entuk#%entuk administrasi daerah ang
istime*a atau khusus ang mendorong ke arah pem%erian otonomi daerah ang
le%ih luas. &ntuk mem%erikan alasan ang paling tepat dalam penentuan
35 Bintoro 'jokroamidjojo, l$(5, Pengantar 'd"inistrasi Pe"bangunan , +P3<S, akarta, hal(1.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 35/120
ke%ijaksanaan desentralisasi otonomi daerah, ke%an akan peneliti sepakat
%ah*a salah satu tujuan utama dianutn a pem%erian otonomi daerah adalah
agar ke%ijaksanaan pemerintahan le%ih sesuai dengan kondisi *ila ah dan
mas arakat setempat. moti asin a adalah Pertama, karena ke%hinekaan dalam
kehidupan mas arakat. Kedua, pengakuan dan penghormatan atas sendi#sendi
kehidupan %ermas arakat, %erpemerintahan, %er%angsa, dan %ernegara. Ketiga,
penda agunaan pengelolaan potensi daerah. Keempat, mendidik dan
pem%erda aan e"%o5er"ent mas arakat dalam segala segi kehidupan
poleksos%ud, hankam, dan agama . Kelima, pemerataan kemampuan daerah
dengan memperhatikan kondisi setiap daerah ang %er%eda#%eda, tetapi tetap
merupakan satu kesatuan %er*a*asan nusantara.
)ari %er%agai pendapat ang mendukung dilaksanakann a desentralisasi
dengan mem%erikan otonomi kepada daerah, dapat disimpulkan %ah*a moti asi
dan urgensi pem%erian otonomi daerah adalah se%agai %erikut: Perta"a , upa apeningkatan e-isiensi dan e-ekti itas pen elenggaraan pemerintahan. Kedua ,
upa a melancarkan pelaksanaan pem%angunan. Ketiga , meningkatkan peran
serta mas arakat dalam proses demokrasi pemerintahan di lapisan %a*ah.
&ntuk mem%erikan dorongan kepada pelaksanaan otonomi daerah,
Bockelman 3" melancarkan suatu slogan ang %er%un i ... as "uch autono"- as
%ossible, as "uch central %o5er as necessar- Berikanlah otonomi se%an ak
mungkin kepada daerah, han a apa%ila dianggap perlu se%an ak kekuasaan
tinggai di pusat .
)alam &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 ditegaskan %ah*a
pen elenggaraan urusan pemerintahan di%agi %erdasarkan kriteria eksternalitas,
akunta%ilitas, dan e-isiensi dengan memperhatikan keserasian hu%ungan antara
susunan pemerintahan. &rusan pemerintahan ang menjadi ke*enangan
pemerintahan daerah terdiri atas urusan *aji% dan urusan pilihan.36 Ibid, hal !!
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 36/120
Kriteria eksternalitas ang dimaksud dalam &ndang#&ndang /omor 32
'ahun 2004 adalah pen elenggaraan suatu urusan pemerintahan ditentukan
%erdasarkan luas, %esaran, dan jangkauan dampak ang tim%ul aki%at
pen elenggaraan suatu urusan pemerintahan. Sedangkan kriteria akunta%ilitas
adalah penanggungja*a% pen elenggaraan suatu urusan pemerintahan
ditentukan %erdasarkan kedekatann a dengan luas, %esaran, dan jangkauan
dampak ang ditim%ulkan oleh pen elenggaraan suatu urusan pemerintahan.
)an ang dimaksud dengan kriteria e-isiensi adalah pen elenggaraan suatu
urusan pemerintahan ditentukan %erdasarkan per%andingan tingkat da a guna
ang paling tinggi ang dapat diperoleh.
)alam &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 din atakan:
1 Pemerintahan daerah men elenggarakan urusan pemerintahan angmenjadi ke*enangann a, kecuali urusan pemerintahan ang oleh &ndang#&ndang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah.
2 )alam men elenggarakan urusan pemerintahan, ang menjadi
ke*enangan daerah se%agaimana dimaksud pada a at 1 , pemerintahandaerah menjalankan otonomi seluas#luasn a untuk mengatur danmengurus sendiri urusan pemerintahan %erdasarkan asas otonomi dantugas pem%antuan.
3 &rusan pemerintahan ang menjadi urusan Pemerintah se%agaimanadimaksud pada a at 1 meliputi:a. politik luar negeriD%. pertahananDc. keamananDd. ustisiDe. moneter dan -iskal nasionalD dan-. agama.
4 )alam men elenggarakan urusan pemerintahan se%agaimana dimaksudpada a at 3 , Pemerintah men elenggarakan sendiri atau dapatmelimpahkan se%agian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintahatau *akil Pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepadapemerintahan daerah dan6atau pemerintahan desa
5 )alam urusan pemerintahan ang menjadi ke*enangan Pemerintah di luar urusan pemerintahan se%agaimana dimaksud pada a at 3 , Pemerintahdapat:a. men elenggarakan sendiri se%agian urusan pemerintahanD%. melimpahkan se%agian urusan pemerintahan kepada u%ernur selaku
*akil PemerintahD atauc. menugaskan se%agian urusan kepada pemerintahan daerah dan6atau
pemerintahan desa %erdasarkan asas tugas pem%antuan 3! .
37 Pasal 10 &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 37/120
Selain itu &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 38 juga mengariskan %ah*a:
1 &rusan *aji% ang menjadi ke*enangan pemerintahan daerah pro insimerupakan urusan dalam skala pro insi ang meliputi:
a. perencanaan dan pengendalian pem%angunanD%. perencanaan, peman-aatan, dan penga*asan tata ruangDc. pen elenggaraan keterti%an umum dan ketentraman mas arakatDd. pen ediaan sarana dan prasarana umumDe. penanganan %idang kesehatanD-. pen elenggaraan pendidikan dan alokasi sum%er da a manusia
potensialDg. penanggulangan masalah sosial lintas ka%upaten6kotaDh. pela anan %idang ketenagakerjaan lintas ka%upaten6kotaDi. -asilitasi pengem%angan koperasi, usaha kecil, dan menengah
termasuk lintas ka%upaten6kotaD
j. pengendalian lingkungan hidupDk. pela anan pertanahan termasuk lintas ka%upaten6kotaDl. pela anan kependudukan, dan catatan sipilDm. pela anan administrasi umum pemerintahanDn. pela anan administrasi penanaman modal termasuk lintas
ka%upaten6kotaDo. pen elenggaraan pela anan dasar lainn a ang %elum dapat
dilaksanakan oleh ka%upaten6kota D danp. urusan *aji% lainn a ang diamanatkan oleh peraturan perundang#
undangan.2 &rusan pemerintahan pro insi ang %ersi-at pilihan meliputi urusan
pemerintahan ang secara n ata ada dan %erpotensi untuk meningkatkankesejahteraan mas arakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensiunggulan daerah ang %ersangkutan.
Selanjutn a juga din atakan %ah*a urusan *aji% ang menjadi
ke*enangan pemerintah daerah untuk ka%upaten6kota merupakan urusan
ang %erskala ka%upaten6kota meliputi:
a. perencanaan dan pengendalian pem%angunanD%. perencanaan, peman-aatan, dan penga*asan tata ruangDc. pen elenggaraan keterti%an umum dan ketentraman mas arakatDd. pen ediaan sarana dan prasarana umumDe. penangganan %idang kesehatanD-. pen elenggaraan pendidikanDg. penanggulangan masalah sosialDh. pela anan %idang ketenagakerjaanDi. -asilitas pengem%angan koperasi, usaha kecil dan menengahD
j. pengendalian lingkungan hidupDk. pela anan pertanahanDl. pela anan kependudukan dan catatan sipilDm. pela anan administrasi umum pemerintahanDn. pela anan administrasi penanaman modalo. pen elenggaraan pela anan dasar lainn aD
p. urusan *aji% lainn a ang diamanatkan oleh peraturan perundang#undangan 3$ .
38 Pasal 13 &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 200439 Pasal 14 &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 38/120
Selain itu dalam Peraturan Pemerintah /omor 3( 'ahun 200! tentang
Pem%agian &rusan Pemerintahan ntara Pemerintah, Pemerintah )aerah
Pro insi dan Pemerintah )aerah Ka%upaten6Kota 40 menegaskan %ah*a
Pemerintahan daerah pro insi dan pemerintahan daerah ka%upaten6kota
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan ang %erdasarkan kriteria
pem%agian urusan pemerintahan, ang terdiri atas urusan *aji% dan urusan
pilihan. &rusan *aji% adalah urusan pemerintahan ang *aji% diselenggarakan
oleh pemerintahan daerah pro insi dan pemerintahan daerah ka%upaten6kota,%erkaitan dengan pela anan dasar. &rusan *aji% terse%ut meliputi:
a.pendidikanD%.kesehatanDc. lingkungan hidupDd.pekerjaan umumDe.penataan ruangD-. perencanaan pem%angunanDg.perumahanD
h.kepemudaan dan olahragaDi. penanaman modalD j. koperasi dan usaha kecil dan menengahDk.kependudukan dan catatan sipilDl. ketenagakerjaanDm. ketahanan panganDn.pem%erda aan perempuan dan perlindungan anakDo.keluarga %erencana dan keluarga sejahteraDp.perhu%unganDE.komunikasi dan in-ormatikaDr. pertanahanDs.kesatuan %angsa dan politik dalam negeriDt. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,
perangkat daerah, kepega*aian, dan persandianDu.pem%erda aan mas arakat dan desaD
. sosialD*. ke%uda aanDF.statistikD
. kearsipanD danC.perpustakaan.
Pen elenggaraan otonomi daerah harus selalu %erorientasi pada
peningkatan kesejahteraan mas arakat dan selalu memperhatikan
kepentingan serta aspirasi ang tum%uh dalam mas arakat. Pen elenggaraan40 Pasal " a at 1 dan a at 2 serta Pasal ! a at 1 dan at 2 Peraturan Pemerintah
/omor 3( 'ahun 200!.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 39/120
otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hu%ungan antara daerah
dengan daerah lainn a, dalam arti:
a. ;ampu mem%angun kerja sama antar daerah untukmeningkatkan kesejahteraan %ersama dan mencegah ketimpangan antar daerah.
%. ;ampu menjamin hu%ungan ang serasi antar daerahdengan pemerintah.
c. ;ampu memelihara dan menjaga keutuhan *ila ah negaradan tetap tegakn a /egara Kesatuan 7epu%lik ndonesia dalam rangkame*ujudkan tujuan negara.
Karena itu, agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuanang hendak dicapai, maka pemerintah *aji% melakukan:
a. Pem%inaan %erupa pem%erian pedoman dalam kegiatan penelitian,
pengem%angan, perencanaan, dan penga*asan.%. ;em%erikan standar, arahan, %im%ingan, pelatihan, super isi,pengendalian, koordinasi, pemamtauan, dan e aluasi.
c. ;em%erikan -asilitas %erupa pem%erian peluang kemudahan, %antuan, dandorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi dapatdilakukan secara e-isien dan e-ekti- sesuai dengan peraturan perundang#undangan 41 .
Sum%er utama dan prinsip dasar ang dianut dalam pen elenggaraan
sistem pemerintahan di daerah adalah: Pem%agian daerah di ndonesia atas
daerah %esar don kecil dengan %entuk susunan pemerintuhann a ditetapkan
dengan undang#undang, dengan mamandang dan mengingati dasar
permus a*aratan dalam sistem pemerintahan /egara, dan hak#hak asal#usul
dalam daerah#daerah ang %ersi-at istime*a 42 . Penjelasan Pasal 1( terse%ut
selengkapn a %er%un i se%agai %erikut:
1. 9leh karena /egara ndonesia itu suatu eenheidstaat , makandonesia tak akan mempun ai daerah di dalam lingkungann a ang %ersi-at
staat juga. )aerah ndonesia akan di%agi dalam daerah propinsi dan daerahpropinsi akan di%agi pula dalam daerah ang le%ih kecil. )aerah#daerah itu%ersi-at autonom streek and locale rechtsge"eenscha%%en atau %ersi-atadministrati e %elaka, semuan a menurut aturan ang ditetapkan denganundang#undang. )i daerah#daerah ang %ersi-at autonom akan diadakan%adan per*akilan daerah oleh karena di daerahpun pemerintah akan%ersendi atas dasar permus a*aratan.
2. )alam teritori /egara ndonesia terdapat le%ih kurang 250
:el sbeturende landscha%%en dan olksge"eenscha%%en , seperti desa di
41 ;arcus +ukman, 200!, Huku" Tata Pe"erintahan $aerah, >etakan Pertama, P; &ntanPress, Pontianak, hal 132.
42 Pasal 1( &ndang#&ndang )asar 1$45
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 40/120
a*a dan Bali, nagari di ;inangka%au, dusun dan marga di Palem%ang danse%again a.
<sensi dari prinsip dasar ang telah digariskan dalam Pasal 1( &ndang#
&ndang )asar 1$45 %eserta penjelasann a terse%ut, dapat diuraikan se%agai
%erikut: Perta"a , %ah*a sistem ketatanegaraan ndonesia tidak menganut
-aham sentralisme, melainkan mem%agi daerah ndonesia atas daerah %esar
dan kecil ang diatur dengan undang#undang. Kedua , pengaturan dalam
undang#undang terse%ut harus memandang dan mengingati dasar
permus a*aratan dalam sistem pemerintahan /egara, serta memandang danmengingati hak#hak asal#usul dalam daerah#daerah ang %ersi-at istime*a.
Ketiga, daerah %esar dan kecil %ukan merupakan /egara %agian, melainkan
daerah ang tidak terpisahkan dari dan di%entuk dalam kerangka /egara
Kesatuan eenheidstaat . Kee"%at , corak daerah %esar dan kecil itu ada ang
%ersi-at otonom streek en locale rechtsge"eenscha%%en atau ada ang
%ersi-at daerah administrasi %elaka. Keli"a , se%agai konsek*ensi daerah ang
%ersi-at otonom, akan di%entuk %adan per*akilan daerah, karena di daerahpun
pemerintahan akan %ersendikan atas aCas permus a*aratan. Keena" , daerah
ang mempun ai hak#hak asal#usul ang %ersi-at istime*a adalah s*apraja atau
ang dise%ut :el besturende ;andscha%%en dan )esa atau nama lain semacam
itu ang dise%ut olksge"eenscha%%en . Ketu(uh , /egara 7epu%lik ndonesia
akan menghormati hak#hak asal#usul ang %ersi-at istime*a. Kedela%an ,
adapun sampai sejauh mana otonomi itu akan di%erikan kepada daerah, sudah
cukup jelas ke%ijaksanaan dasarn a, aitu se%agaimana terkandung dalam
alenia pertama penjelasan Pasal 1( &ndang#undang )asar 1$45 terse%ut di
atas. linea terse%ut di samping mempertegas %ah*a dalam /egara kesatuan
eenheidstaat tidak akan ada %agian *ila ah /egara ang %ersi-at se%agai
Staat atau /egara, secara implisit juga mem%erikan arah %ah*a pem%erian
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 41/120
otonomi itu dalam proporsi ang *ajar dan dapat dipertanggung ja*a%kan,
mengingat kondisi n ata pada daerah ang %ersangkutan 43 .
9tonomi daerah merupakan tema lama ang tampakn a selalu
menemukan aktualisasi dan rele ansin a. )ikatakan tema lama, karena
&ndang#&ndang )asar 1$45 telah mem%erikan landasan uridis ang jelas
tentang eksistensi otonomi daerah. Seiring dengan ditetapkann a &ndang#
&ndang )asar 1$45, sejak itu pengaturan tentang pemerintahan daerah dalam
undang#undang se%agai penja%aran pasal 1(, mulai ramai diperde%atkan.
;asalah ini menjadi prioritas di antara upa a pen usunan %er%agai &ndang#
&ndang se%agai pelaksanaan &ndang#undang )asar 1$45. al ini tampak dari
kehadiran &ndang#&ndang /omor 1 'ahun 1$45 ang mengatur tentang
otonomi daerah.
+etak aktualitas dari tema lama terse%ut adalah %ah*a *alaupun otonomi
daerah mempun ai landasan uridis ang kuat, tetapi pelaksanaann asenantiasa menjadi perde%atan %er%agai pihak. rtin a, penerapan otonomi
daerah dalam sistem pemerintahan daerah dari masa ke masa mengandung
%an ak hal ang memungkinkan terjadin a perde%atan. Kajian terhadap isi
undang#undang ang pernah dipergunakan untuk mengatur pemerintahan
daerah tetap saja menarik perhatian %er%agai pihak, serta mem%uka peluang
terjadin a perde%atan. ;ateri perde%atan %erada pada segi ang essensial,
aitu mengenai se%erapa %esar pemerintah pusat men erahkan
ke*enangann a desentralisasi kepada daerah otonom. 'arik ulur mengenai
%esarn a desentralisasi ini diperngaruhi oleh per%edaan sudut pandang,
%erdasarkan kerangka teori ang digunakan dan kon-igurasi politik ang
di*arnai kepentingan reCim pemerintahan selaku pemegang kekuasaan /egara
pada saat undang#undang itu disusun.
43 )epartemen )alam /egeri 7epu%lik ndonesia, 1$$5, Tugas, Fungsi dan Peranann-a$ala" Pe"erintahan $i $aerah, )epartemen )alam /egeri, akarta, hal 1(5#1(".
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 42/120
;enurut Sarundajang 44 otonomi atau autono"- %erasal dari %ahasa
?unani, auto %erarti sendiri dan no"ous ang %erarti hukum atau peraturan.
;enurut !nc-clo%aedia o the Sosial Sciences, otonomi dalam pengertian
original adalah the legal sel su icienc- o sosial bod- and it actual
inde%endence# Sedangkan menurut && /omor 32 tahun 2004 otonomi daerah
diartikan se%agai hak, *e*enang dan ke*aji%an daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan mas arakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang#undangan.
;enurut Kamus Besar Bahasa ndonesia, ang dimaksud dengan
otonomi daerah adalah hak, *e*enang dan ke*aji%an daerah untuk mengatur
dan mengurus rumah tanggan a sendiri. Sesuai dengan peraturan perundang#
undangan ang %erlaku. 'ujuan pem%erian otonomi kepada daerah adalah
untuk memungkinkan daerah ang %ersangkutan mengatur dan mengurus
rumah tanggan a sendiri untuk meningkatkan da a guna dan hasil gunapen elenggaraan pemerintah dalam rangka pela anan terhadap mas arakat
dan pelaksanaan pem%angunan. &ntuk melaksanakan tujuan terse%ut, kepada
daerah perlu di%erikan ke*enangan#ke*enangan se%agai urusan rumah
tanggan a 45 .
)alam %er%agai ketentuan undang#undang ang mengatur tentang
pemerintahan daerah ang di dalamn a mengatur mengenai otonomi daerah,
maka tergam%ar %ah*a prinsip#prinsip pem%erian otonomi daerah pada
dasarn a men angkut:
a. Pen elenggaraan otonomi daerah dilaksanakan denganmemperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dankeanekaragaman daerah.
44
/asution, ;uslimin, 1$$$, Pokok*Pokok Kebi(aksanaan Pengelolaan Su"ber $a-a 'la"Kehutanan $ala" angka tono"i $aerah, ;akalah Seminar, 'anggal 21 Septem%er 1$$$,?og akarta, hal 2.
45 Soen ono, 2001, Pros%ek Pelaksanaan tono"i $aerah +erdasarkan )o# 22 Tahun1<<< tentang Pe"erintahan $aerah, dalam %uku 9tonomi )aerah Perspekti- 'eoritis dan Praktisoleh ndi . ;alarangeng, dkk, >etakan Pertama, Bigra- Pu%lishing, ?og akarta, hal 10!
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 43/120
%. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, n atadan %ertanggungja*a%.
c. Pelaksanaan otonomi daerah ang luas dan utuh diletakkan padadaerah ka%upaten dan daerah kota, sedangkan otonomi aerah pro insi
merupakan otonomi ang ter%atas.d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negarasehingga tetap terjamin hu%ungan ang serasi antara pusat negara sehinggatetap terjamin hu%ungan ang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah.
e. Pelaksanaan otonomi daerah harus le%ih meningkatkan kemandiriandaerah otonom, dan karenan a dalam daerah ka%upaten6kota tidak ada lagi*ila ah administrasi.
-. Pelaksanaan otonomi daerah harus le%ih meningkatkan peranan dan-ungsi %adan legislati e daerah, %aik se%agai -ungsi legislati e, -ungsipenga*as, maupun -ungsi anggaran atas pen elenggaraan pemerintah
daerah.Pengertian dan prinsip#prinsip otonomi daerah seperti terse%ut di atas
sesuai dengan ken ataan %ah*a %erta"a, pemerintah daerah le%ih mengetahui
keadaan daerahn a, sehingga mereka dapat merencanakan dan melaksanakan
pem%angunan daerahn a secara le%ih %aik dari pemerintah pusat. Kedua, jika
ada masalah akan cepat diatasi karena pemerintah daerah le%ih dekat dengan
o%jek sum%er da a alam. Ketiga, jumlah masalah ang dihadapi pemerintah
daerah jauh le%ih sedikit karena han a men angkut masalah mereka sendiri,
di%andingkan dengan pemerintah pusat.
&ntuk mendukung pen elenggaraan otonomi daerah melalui pen ediaan
sum%er#sum%er pem%ia aan %erdasarkan desentralisasi, dekosentrasi, dan
tugas pem%antuan, perlu diatur perim%angan keuangan pemerintah pusat dan
daerah %erupa sistem keuangan ang diatur %erdasarkan pem%agian
ke*enangan, tugas dan tanggungja*a% ang jelas antar tingkat pemerintah,
maka dikeluarkanlah &ndang#undang nomor 33 tahun 2004 tentang
Perim%angan Keuangan ntara Pusat dan Pemerintah )aerah. 'untutan
perim%angan keuangan ini merupakan tuntutan ang sangat laCim dan %erdasar,
mengingat propinsi#propinsi ang ka a akan sum%er da a alam, pem%angunan
dan tingkat kesejahteraan justru termasuk paling rendah di%andingkan dengan
propinsi#propinsi lainn a.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 44/120
Pelaksanaan otonomi daerah dapat %erjalan dengan %aik, jika secara
sistematis daerah melakukan %e%erapa langkah strategis antara lain :
a. Sel egulation Po5er, aitu kemampuan mengatur dan melaksanakanotonomi daerah demi kepentingan mas arakat di daerah.%. Sel .odi -ing Po5er, aitu kemampuan melakukan pen esuaian terhadap
peraturan ditetapkan secara nasional dengan kondisi daerah, termasukmelakukan tero%osan ang ino ati- ke arah kemajuan dalam mensikapipotensi daerah.
c. Creating ;ocal Political Su%%ort, aitu pen elenggaraan pemerintah daerahang mempun ai legitimasi kuat dari mas arakat, %aik pada posisi kepala
daerah maupun )P7).d. .anaging Financial esources, aitu mengem%angkan kemampuan dalam
mengelola sum%er#sum%er penghasilan dan keuangan ang memadai
untuk mem%ia ai kegiatan#kegiatan pemerintah, pem%angunan danpela anan mas arakat.e. $e&elo%ing +rain Po5er, aitu mem%angun sum%er da a manusia, aparatur
pemerintah dan mas arakat ang handal, ang %ertumpu pada kapa%ilitasintelektual dalam men elesaikan %er%agai masalah 4" .
Penerapan otonomi daerah sesungguhn a ditujukan untuk mendekatkan
proses pengam%ilan keputusan kepada kelompok mas arakat ang paling
%a*ah, dengan memperhatikan ciri khas daerah dan lingkungan setempat,
sehingga ke%ijakan pu%lik dapat le%ih diterima dan produkti- dalam memenuhi
ke%utuhan serta rasa keadilan mas arakat.
Konsep desentralisasi, melahirkan tiga asas pen elenggaraan
pemerintahan di daerah, akni desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas
pem%antuan. &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 menormati-kann a
se%agai %erikut:
a. )esentralisasi adalah pen erahan *e*enang pemerintah oleh pemerintahkepada )aerah 9tonom untuk mengatur dan mengurus urusanpemerintahan dalam Sistem /egara Kesatuan 7epu%lik ndonesiaD
%. )ekonsentrasi adalah pelimpahan *e*enang pemerintah oleh pemerintahkepada u%ernur se%agai *akil Pemerintah dan6atau kepada instansi
ertikal di *ila ah tertentuD$. 'ugas Pem%antuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah
dan6atau desa dari pemerintah propinsi kepada ka%upaten6kota dan6ataudesa serta dari pemerintah ka%upaten6kota kepada desa untukmelaksanakan tugas tertentu #6 .
46 Sasruddin ;. Sattim, 2001, Kebi(aksanaan Pen-elenggaraan Kehutanan $ala"Pelaksanaan tono"i $aerah, ;akalah Seminra dan +okakar a, impunan ;ahasis*a 'eknologi
asil utan, 8akultas Kehutanan &ntan, 'anggal 5 ;ei 2000, Pontianak, hal 1.47 Pasal 1 angka!, angka (, dan angka $ &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 45/120
Penggolongan lainn a, adalah: desentralisasi territorial, desentralisasi
-ungsional dan desentralisasi administrati e #7 . Pengertian desentralisasi
territorial sama maknan a dengan konsep desentralisasi %olitik ang
diketengahkan oleh mrah ;uslimin, %egitu pun dengan desentralisasi
-ungsional. 'entang desentralisasi administrati e, pengertiann a diidentikkan
dengan GdekonsentrasiH 4a"bteli(ke decentralisatie6 , ialah: pelimpahan
*e*enang dari Pemerintah Pusat kepada perangkat#perangkat *ila ahn a di
daerah #8 .
Kemudian 7. 'resna )( mem%edakan desentralisasi ke dalam dua tipologi
pokok. Pertama, a"bteli(ke decentralisatie ang dise%ut juga dekonsentrasi.
Kedua, staatkundige decentralisatie ang ter%agi menjadi terrtoriale
decentralisatie dan unctionale decentralisatie .
'ampak dari ketentuan di atas, su%stansi pokok dari pengertian otonomi
daerah terletak pada konsep Gke*enanganH. ni %erdasarkan dengan su%stansidaerah otonom, ang titik %eratn a pada Gkesatuan mas arakat hukumH ang
mempun ai G%atas daerah tertentuH.
0. As*ek H!k! Bang!nan 9ed!ng
;akna ang khas dari suatu tindakan %ersum%er dari GnormaH ang isin a
mengacu kepada tindakan itu, sehingga ia dapat dita-sirkan sesuai norma ang
%er-ungsi pertim%angan %ah*a suatu tindakan dari perilaku manusia, ang
dilakukan dalam *aktu dan tempat, akni ang GlegalH atau GillegalH. 'atanan
hukum ang merupakan o% ek dari pengetahuan ini merupakan tatanan norma
perilaku manusia, se%uah sistem norma ang mengatur perilaku manusia untuk
48 ra*an Soejito, 1$(4, Hubungan Pe"erintah Pusat dan Pe"erintah $aerah, ksara,akarta, hal 2$.
49 Bagir ;anan, 1$$2, Hubungan 'ntara Pusat dan $aerah .enurut 'sas $esentralisasi +erdasarkan $ 1<=3, )isertasi, &npad, Bandung, hal 1!#22.
50 7. 'resna, 'anpa 'ahun, +erta"as-a Ke Ta"an Ketatanegaraan, $ib-a, +andung, hal 31.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 46/120
%erperilaku dengan cara tertentu, di mana %ermakna %ah*a tindakan manusia
ang satu diarahkan kepada perilaku manusia ang lain 51 .
Pada a*aln a suasana hukum, meliputi semata#mata hu%ungan#
hu%ungan dan perim%angan kemas arakatan, ang mempun ai arti ang
-undamental %agi keterikatan dan keterpaduan kelompokD per%uatan#per%uatan
mela*an hukum 52 .
u%ungan#hu%ungan antar anggota kelompok, kelompok dan kekuasaan
umum ang %erisikan hak#hak dan ke*aji%an#ke*aji%an perlu dituangkan dalam
peraturan#peraturan melalui satu atau lain cara. hal ini %ermaksud untuk
mem%erikan suatu keadilan. . 7ad%ruch 53 %eranggapan se%agai salah satu
dari komponen dan sekaligus antino"- ide hukum, akni keadilan. ?ang oleh
+ . art 54 , menja*a% atas pern ataan terse%ut, dengan menamakan norma#
norma ang mengatur perikatan G aturan*aturan H hokum primer. ukum adalah
>Keadilan H, sehu%ungan dengan keadilan &lpianus se%agaimana dikutip olehohnn %rahim se%agai %erikutD seorang pengem%an hukum kekaisaran
7oma*i pernah menuliskan, >Iustitia est constan et %er%etua &oluntas ius
ndang* ndang cui?ue tribundi H ang mengandung makna %ah*a keadilan
adalah kehendak ang %ersi-at tetap dan ang tak ang tak ada akhirn a untuk
mem%erikan kepada tiap#tiap orang, apa ang menjadi hakn a. Paradigma
keadilan terse%ut diserap dan dija%arkan le%ih lanjut oleh ustianus dalam
>orpus uris >i ilis, dasar hukum sipil 7oma*i itu men e%utkan, G 7uirs
%raece%ta sunt haec@ honeste &i&ere, alteru" non laedeere, ndang* ndang
cui?ue tribure, ang %ermakna peraturan dasar dari hukum adalah hidup dengan
patut, tidak merugikan orang lain, dan mem%eri pada orang lain apa ang
51
ans Kelsen, 200", Teori "u" Huku" dan )egara, $asar*$asar Il"u Huku" )or"ati Sebagai Il"u Huku" $eskri%ti *!"%irik , lih Bahasa Somardi, B<< ;edia ndonesia, akarta, hal. 4#5.
52 <meritus ohn ilissen dan <meritus 8rits orle, 2005, %#Cit#, hal. 31.53 . 7ad%ruch, 1$!3, echts%hiloso%hie , Stutgart, kochler, hal. 1"4.54 art, + , 1$!", ;e Conce%t du $roit , Brussel: 8ac. &ni . Saint +ouis, hal. 103.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 47/120
menjadi %agiann a. 'entang hal ini, manuel Kant mem%erikan ela%orasi le%ih
lanjut dalam tesisn a ang terkenal tentang prinsip hukum umum %rinci%le o
uni&ersal la5 , G+ertindaklah dengan sebuah "aksi" -ang dala" 5aktu -ang
sa"a 'nda da%at "enghendaki "aksi" tersebut "en(adi huku" u"u"# Kalau
%oleh di kata %ah*a peran hukum untuk menciptakan keadilan ang
didam%akan setiap orang dan ang menjadi takaran keadilan adalah hukum
(ustice according to the la5 . &ntuk itu gustinus %erani menegaskan dalam
suatu postulatn a ang terkenal %ah*a hukum ang tidak adil itu %ukanlah
hokum le8 iniusta non est le8 A an un(ust la5 is no la5 Sedemikian itu hukum
se%agai kar a manusia, %erguna untuk menjadi se%agai takaran keadilan, kalau
toh nanti dalam ken ataan tidak sempurna mere-leksikan keadilan itu, perlu
dilihat %ah*a hukum han alah hukum, namun tetap maun a adil. Keadilan
harus ditegakkan apapun resikon a, sehingga keadilan harus menjadi G &alue
that a la5-er should be read- to stand and to die or H dalam praktik penegakanhukum.
Keadilan senantiasa mengandung unsur penghargaan, penilaian, dan
pertim%angan. Karena itu, mekanisme %ekerjan a hukum digam%arkan se%agai
suatu neraca keadilan. Sehu%ungan hal terse%ut, maka hukum %ersi-at
kompromistis, karena keadilan manusia tidaklah mutlak. ;engingat manusia
adalah makhluk tidak sempurna, kehila-an merupakan si-at insani manusia.
&nsur lain ang di%utuhkan manusia dari hukum akni, G Ketertiban H, dalam
kepustakaan co""on la5 sering men andingkan hukum dengan keterti%an
atau men e%utn a la5 and order , untuk me*ujudkan keterti%an itu, maka
manusia memunculkan keharusan#keharusan %erperilaku dengan cara tertentu
ang dirumuskan dalam %entuk kaidah. )engan ter*ujudn a keterti%an maka
%er%agai keperluan sosial manusia dalam %ermas arakat akan terpenuhi.
Sesungguhn a keterti%an dan kaidah ang diperlukan manusia adalah
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 48/120
keterti%an dan kaidah ang secara otentik menciptakan kondisi ang
memungkinkan manusia secara *ajar mengekspresikan kepri%adiann a secara
utuh, dalam rangka pengem%angan potensi ang dimilikin a selaku manusia.
9leh karenan a menjadi penting pemahaman %ah*a hukum adalah tatanan
pemikiran demi ke%aikan %ersama, ang diungkapkan oleh siapa saja ang
peduli terhadap keterti%an mas arakat. )an ang tidak kala pentingn a dalam
hukum, apa ang dikenal dengan G Ke%astian H, ketika kita mengadakan dan
mengakui adan a pranata hukum, lem%aga hukum. )ituntut adan a komitmen
keras untuk menepatin a. Karena tanpa kepastian hukum akan %erim%as pada
terjadin a kekacauan dalam mas arakat. tulah se%a%n a hukum akan %erperan
dalam -ungsin a untuk menciptakan keadilan, keterti%an, dan kepastian dalam
mas arakat. Ketika mencermati keseluruhan kaidah atau norma dan ketentuan
hukum ang di%uat manusia, pada akhirn a juga %ermuara pada satu asas
utama ang diarahkan untuk penghormatan dan pengakuan terhadap marta%atmanusia. Pengaruh hukum dalam mengatur kehidupan manusia digam%arkan
dengan %aik oleh =an peldorn, se%agai %erikutD a menuliskan %ah*a manusia
setiap saat dikuasai oleh hukum. ukum menurut peldoorn mencampuri
urusan manusia se%elum ia lahir, %ahkan sesudah ia meningga 55 .
)isadari %ah*a kehidupan manusia semakin modern, dimana %er%agai
kemajuan di %idang ilmu pengetahuan dan teknologi telah menandai pola
hu%ungan antar indi idu dalam mas arakat, tetapi manusia pada dasarn a
setiap saat %erkeinginan untuk %ergaul dan %erkumpul dengan sesaman a,
se%a% manusia suka %ermas arakat. 'idak dapat disangkal lagi kalau dikatakan
%ah*a kehidupan mas arakat modern ang dinamis, apa ang telah dicapai
manusia itu sesungguhn a harus dikaitkan dengan peranan dan kontri%usi
hukum. Pengakuan ang seharusn a di%erikan %ah*a manusia menginginkan
55 9etarid Sadino, trans , +. . =an peldorn, 1$$3, Pengantar Il"u Huku" , cet. kedua puluhlima, akarta, Pradn a Paramita, hal. ".
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 49/120
suatu kehidupan ang le%ih %aik, tetapi manusia juga sulit melepaskan diri dari
suatu kemampuan merusak %aik %agi dirin a sendiri maupun terhadap
lingkungan hidup di sekitarn a. Se%agai contoh, di setiap pem%ungkus rokok
tertulis Gmerokok dapat men e%a%kan kanker, serangan jantung, impotensi dan
gangguan kehamilan dan janin, tetapi karena merokok tidak dilarang dalam
hukum positi-, maka tetap saja manusia menikmatin a. Pem%akaran hutan atau
lahan, disadari mem%aha akan lingkungan hidup, dan kesehatan manusia,
tetapi terkadang orang tidak menghiraukann a. Sehu%ungan dengan hal
terse%ut, sangat diperlukan dalam diri manusia suatu kesadaran %ah*a GiaH
memerlukan instrumen atau alat untuk melindungi eksistensin a di muka %umi,
di mana han a diperoleh melalui hukum.
Pada dasarn a %angunan gedung memegang peranan ang sangat
penting se%agai tempat di mana manusia melakukan kegiatann a sehari#hari.
Pengaturan %angunan gedung secara khusus dituangkan dalam &ndang#&ndang /omor 2( 'ahun 2002 tentang Bangunan edung G&& Bangunan
edungH . Pengetahuan mengenai && Bangunan edung ini menjadi penting
mengingat hal#hal ang diatur dalam && Bangunan edung tidak han a
diperuntukan %agi pemilik %angunan gedung melainkan juga %agi pengguna
gedung serta mas arakat. )iatur dalam && Bangunan edung, pemilik
%angunan gedung adalah orang, %adan hukum, kelompok orang, atau
perkumpulan, ang menurut hukum sah se%agai pemilik %angunan gedung.
Secara umum && Bangunan edung mengatur tentang %e%erapa hal
aitu antara lain:
1. 8ungsi Bangunan edung
)alam && Bangunan edung diatur %ah*a setiap %angunan gedung
memiliki -ungsi antara lain -ungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan %uda a,
serta -ungsi khusus. 8ungsi %angunan gedung ini ang nantin a akan
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 50/120
dicantumkan dalam Cin ;endirikan Bangunan G ;BH . )alam hal terdapat
peru%ahan -ungsi %angunan gedung dari apa ang tertera dalam ;B,
peru%ahan terse%ut *aji% mendapatkan persetujuan dan penetapan kem%ali
oleh Pemerintah )aerah.
2. Pers aratan Bangunan edung
Pers aratan %angunan gedung dapat di%agi menjadi 2 dua aitu
pers aratan administrati- dan teknis %angunan gedung di mana diatur %ah*a
setiap %angunan gedung harus memenuhi kedua pers aratan terse%ut.
a. ?ang masuk dalam ruang lingkup pers aratan administrati- %angunan
gedung ini aitu:
o pers aratan status hak atas tanah, dan6atau iCin peman-aatan dari
pemegang hak atas tanahD
o status kepemilikan %angunan gedungD dan
o
iCin mendirikan %angunan gedung.
%. Sementara itu, pers aratan teknis %angunan gedung dapat di%agi lagi
menjadi 2 dua aitu meliputi pers aratan tata %angunan dan pers aratan
keandalan %angunan gedung.
• 7uang lingkup pers aratan tata %angunan aitu meliputi:
a Pers aratan peruntukan dan intensitas %angunan gedung, aitu
%erhu%ungan dengan pers aratan peruntukan lokasi %angunan
gedung ang tidak %oleh mengganggu keseim%angan lingkungan,
-ungsi lindung ka*asan, dan6atau -ungsi prasarana dan sarana umum,
serta ketinggian gedungD
% rsitektur %angunan gedungD dan
c Pers aratan pengendalian dampak lingkungan, aitu pers aratanpengendalian dampak lingkungan ang han a %erlaku %agi %angunan
gedung ang dapat menim%ulkan dampak penting terhadap
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 51/120
lingkungan. Pers aratan terhadap dampak lingkungan ini sendiri
%erpedoman pada undang#undang tentang pengelolaan lingkungan
hidup ang mengatur tentang ke*aji%an setiap usaha dan6atau
kegiatan ang menim%ulkan dampak %esar dan penting terhadap
lingkungan hidup untuk *aji% memiliki analisis mengenai dampak
lingkungan hidup untuk memperoleh iCin melakukan usaha dan6atau
kegiatan.
• Pers aratan keandalan %angunan gedung, pers aratan ini ditetapkan
%erdasarkan -ungsi masing#masing %angunan gedung ang secara umum
meliputi pers aratan:
a keselamatan, aitu %erkenaan dengan pers aratan kemampuan
%angunan gedung untuk mendukung %e%an muatan, kemampuan
%angunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi %aha a
ke%akaran dengan melakukan pengamanan terhadap %aha ake%akaran melalui sistem proteksi pasi- dan6atau proteksi akti- serta
%aha a petir melalui sistem penangkal petirD
% kesehatan, aitu %erkenaan dengan pers aratan sistem sirkulasi
udara, pencaha aan, sanitasi, dan penggunaan %ahan %angunan
gedungD
c ken amanan, aitu %erkenaan dengan ken amanan ruang gerak dan
hu%ungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta
tingkat getaran dan tingkat ke%isinganD dan
d kemudahan, aitu %erkenaan dengan kemudahan akses %angunan
gedung, termasuk tersedian a -asilitas dan aksesi%ilitas ang mudah,
aman, dan n aman %agi pen andang cacat dan lanjut usia, serta
pen ediaan -asilitas ang cukup untuk ruang i%adah, ruang ganti,
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 52/120
ruangan %a i, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta -asilitas
komunikasi dan in-ormasi.
3. Pen elenggaraan Bangunan edung
Pen elenggaraan %angunan gedung tidak han a terdiri dari penggunaan
%angunan gedung, melainkan juga meliputi kegiatan:
a. Pem%angunan, ang dilakukan oleh pen edia jasa konstruksi melalui
tahapan perencanaan dan pelaksanaan dengan dia*asi
pem%angunann a oleh pemilik %angunan gedung. Pem%angunan
%angunan gedung dapat dilaksanakan setelah rencana teknis %angunan
gedung disetujui oleh Pemerintah )aerah dalam %entuk ;B.
Pem%angunan %angunan gedung ini sendiri dapat dilakukan %aik di tanah
milik sendiri maupun di tanah milik pihak lain.
%. Peman-aatan, ang dilakukan oleh pemilik atau pengguna %angunan
gedung setelah %angunan gedung terse%ut din atakan memenuhipers aratan laik -ungsi. Bangunan gedung din atakan memenuhi
pers aratan laik -ungsi apa%ila telah memenuhi pers aratan teknis. gar
pers aratan laik -ungsi suatu %angunan gedung tetap terjaga, maka
pemilik gedung atau pengguna %angunan gedung *aji% melakukan
pemeliharaan, pera*atan, dan pemeriksaan secara %erkala terhadap
%angunan gedung.
c. Pelestarian, ang dilakukan khusus untuk %angunan gedung ang
ditetapkan se%agai cagar %uda a ang harus dilindungi dan dilestarikan.
d. Pem%ongkaran, alasan#alasan %angunan gedung dapat di%ongkar
apa%ila %angunan gedung ang ada:
o tidak laik -ungsi dan tidak dapat diper%aikiD
o dapat menim%ulkan %aha a dalam peman-aatan %angunan gedung
dan6atau lingkungann aD
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 53/120
o tidak memiliki ;B.
Selain mengatur tentang pers aratan %angunan gedung, && Bangunan
gedung juga mengatur mengenai hak dan ke*aji%an pemilik %angunan.
a. Pemilik %angunan gedung mempun ai hak aitu antara lain:
o melaksanakan pem%angunan %angunan gedung setelah
mendapatkan pengesahan dari Pemerintah )aerah atas rencana teknis
%angunan gedung ang telah memenuhi pers aratanD
o mendapatkan surat ketetapan serta insenti- untuk %angunan gedung
dan6atau lingkungan ang dilindungi dan dilestarikan dari Pemerintah
)aerahD
o mengu%ah -ungsi %angunan setelah mendapat iCin tertulis dari
Pemerintah )aerahDo mendapatkan ganti rugi apa%ila %angunann a di%ongkar oleh
Pemerintah )aerah atau pihak lain ang %ukan diaki%atkan oleh
kesalahann a.
%. Pemilik %angunan gedung mempun ai ke*aji%an aitu antara lain:
o melaksanakan pem%angunan sesuai dengan rencana teknis
%angunan gedungD
o memiliki ;BD
o meminta pengesahan dari Pemerintah )aerah atas peru%ahan
rencana teknis %angunan gedung pada tahap pelaksanaan %angunan.
c. Pemilik dan pengguna %angunan gedung mempun ai hak aitu antara lain:
o mengetahui tata cara atau proses pen elenggaraan %angunan
gedungD
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 54/120
o mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi dan intensitas
%angunan pada lokasi dan6atau ruang tempat %angunan akan di%angunD
o mendapatkan keterangan tentang ketentuan pers aratan keandalan
dan kela akan %angunan gedungD
o mendapatkan keterangan tentang %angunan gedung dan6atau
lingkungan ang harus dilindungi dan dilestarikan.
d. Pemilik dan pengguna %angunan gedung mempun ai ke*aji%an aitu antara
lain:
o meman-aatkan serta memelihara %angunan gedung sesuai dengan
-ungsin a secara %erkalaD
o melengkapi petunjuk pelaksanaan peman-aatan dan pemeliharaan
%angunan gedungD
o mem%ongkar %angunan gedung ang telah ditetapkan dapat
mengganggu keselamatan dan keterti%an umum serta tidak memiliki
periCinan ang dis aratkan.
4. Peran ;as arakat
Se%agai %agian dari pengguna %angunan gedung, dalam && Bangunan
edung juga mengatur mengenai peran mas arakat dalam pen elenggaraan
%angunan gedung ang mencakup:
1. pemantauan pen elenggaraan %angunan gedungD
2. mem%eri masukan kepada Pemerintah dan6atau Pemerintah )aerah
dalam pen empurnaan peraturan, pedoman, dan standar teknis untuk
%angunan gedungD
3. men ampaikan pendapat dan pertim%angan kepada instansi ang%er*enang terhadap pen usunan rencana tata %angunan, rencana teknis
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 55/120
%angunan gedung dan kegiatan pen elenggaraan ang menim%ulkan
dampak penting terhadap lingkunganD
4. melaksanakan gugatan per*akilan terhadap %angunan gedung ang
mengganggu, merugikan, dan6atau mem%aha akan kepentingan umum.
Berkenaan dengan sanksi dalam hal adan a pelanggaran atas &&
Bangunan edung, pemilik dan6atau pengguna %angunan gedung dapat
dikenakan sanksi administrati- dan6atau sanksi pidana. ?ang masuk dalam
ruang lingkup sanksi administrati- aitu dapat di%erlakukan penca%utan ;B
sampai dengan pem%ongkaran %angunan gedung serta dapat dikenakan sanksi
denda maksimal 10I sepuluh persen dari nilai %angunan ang sedang
maupun telah di%angun. Sedangkan sanksi pidana ang diatur dalam &&
Bangunan edung ini dapat %erupa sanksi kurungan penjara selama#laman a 5
lima tahun penjara dan6atau pidana denda paling %an ak 20I dua puluh
persen dari nilai %angunan gedung jika karena kelalaiann a mengaki%atkanhilangn a n a*a orang lain.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 56/120
BAB III
E:ALUA2I DAN ANALI2I2 PE4ATU4AN
PE4UNDAN9.UNDAN9AN TE4KAIT
Pem%ukaan &ndang#&ndang )asar /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 1$45
mengamanatkan: /egara melindungi segenap %angsa ndonesia dan seluruh
tumpah darah ndonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan %angsa, dan ikut melaksanakan keterti%an dunia %erdasarkan
kemerdekaan, perdamaian a%adi, dan keadilan sosialDPasal 1 a at 3 &ndang#&ndang )asar /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun
1$45 menormati-kan %ah*a : G ndonesia adalah negara hukumH. Konsekuensin a
segala aspek kehidupan dalam tata kehidupan %ermas arakat, %er%angsa,
%ernegara, pen elenggaraan pemerintahan dan pem%angunan termasuk
pen elenggaraan menara telekomunikasi *aji% dilakukan %erdasarkan atas
hukum.
)alam kehidupan %ermas arakat, %er%angsa dan %ernegara sering terjadi
%ah*a hukum tidak selalu dapat dilihat se%agai penjamin kepastian hukum,
penegak hak#hak mas arakat, atau penjamin keadilan. Ban ak sekali peraturan
hukum ang tumpul, tidak mampu memotong kese*enang#*enangan, tidak mampu
menegakkan keadilan dan tidak dapat menampilkan dirin a se%agai pedoman ang
harus diikuti dalam men elesaikan %er%agai kasus ang seharusn a %isa dija*a%
oleh hukum. Bahkan %an ak produk hukum ang le%ih %an ak di*arnai oleh
kepentingan#kepentingan politik pemegang kekuasaan dominan.
'ern ata hukum tidak steril dari sus%sistem kemas arakatan lainn a. Politik
kerapkali melakukan inter ensi atas pem%uatan dan pelaksanaan hukum, sehingga
muncul pertan aan tentang sus%sistem mana antara hukum dan politik ang dalam
ken ataann a le%ih supremati-, %agaimana pengaruh politik terhadap hukum, jenis
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 57/120
sistem politik ang %agaimana ang dapat melahirkan produk hukum dan
%erkarakter seperti apa, dan lain se%again a.
a*a%an dari pertan aan#pertan aan di atas sudah memasuki *ila ah politik
hukum. Politik hukum secara sederhana dapat dirumuskan se%agai ke%ijaksanaan
hukum legal %olic-6 ang akan atau telah dilaksanakan secara nasional oleh
pemerintah, mencakup juga pengertian tentang %agaimana politik mempengaruhi
hukum dengan cara melihat kon-igurasi kekuatan ang ada di %elakang pem%uatan
dan penegakan hukum itu. )i sini hukum tidak dapat han a dipandang se%agai
pasal#pasal ang %ersi-at imperati- atau keharusan#keharusan ang %ersi-at das
sollen , melainkan harus dipandang se%agai su%sistem ang dalam ken ataan das
sein6 %ukan tidak mungkin sangat ditentukan oleh politik, %aik dalam perumusan
materi dan pasal#pasal maupun dalam implementasi dan penegakann a 5" .
)alam kaitann a dengan pem%uatan suatu produk hukum termasuk produk
hukum daerah harus ada keselarasan antara das solleh dengan das sein, dalamhal ini penting artin a untuk mengem%angkan produk hukum ang %ersi-at hu"anis
%artisi%atoris . ukum ang hu"anis %artisi%atoris adalah hukum ang mem%erikan
tempat kepada hukum#hukum lokal dan partisipasi mas arakat dalam
pem%angunan hukum. 8ungsi hukum ang hu"anis %artisi%atoris merupakan
per*ujudan dari hukum ang mendasarkan pada marta%at manusia dan nilai#nilai
kemanusiaan melalui pem%erian prakarsa dan kesempatan kepada mas arakat
dalam proses pengam%ilan keputusan untuk memenuhi ke%utuhan hidup
mas arakat. Proses ini dimulai dari perencanaan hukum sampai pada
penda agunaan hukum.
)alam men usun suatu perundang#undangan, agar aturan hukum itu dapat
%erlaku e-ekti- dalam arti mempun ai dampak positi-, menurut Soerjono Soekanto
haruslah memperhatikan empat hal, satu di antaran a aitu hukum positi- tertulis
56 ;oh. ;ah-ud ;)., 1$$(, Politk Huku" $i Indonesia, akarta: Pustaka +P3<S ndonesia,hal. 1#2.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 58/120
ang ada harus mempun ai tara- sinkronisasi ertikal dan horiContal ang selaras 5! .
rtin a, dalam men usun peraturan perundang#undangan harus memperhatikan
ketentuan ang le%ih tinggi dan jangan %erta%rakan antar sesama peraturan ang
setingkat, apalagi ang kedudukann a le%ih tinggi.
kan tetapi harus disadari %ah*a undang#undang adalah suatu produk
politik, ang kerenan a sangat di*arnai oleh %er%agai kepentingan, khususn a
kepentingan dari aktor pem%uatn a, aitu )e*an Per*akilan 7ak at )P7 dan
Presiden untuk undang#undang dan antara )P7) dengan Kepala )aerah untuk
peraturan daerah , dan juga kekuatan#kekuatan lainn a ang dimiliki oleh
negara6daerah atau di luar itu, seperti kekuatan#ketuatan sosial, politik, ekonomi,
dan lain#lain.
)alam sistem demokrasi, -ungsi legislasi atau pem%entukan undang#undang
merupakan legitimasi )P7, sedangkan pem%entukan peraturan daerah merupakan
legitimasi )P7) se%agai lem%aga per*akilan rak at. ;elalui -ungsi ini, )P76)P7)memperjuangkan aspirasi rak at ang kemudian di*ujudkan dalam perundang#
undangan. 8ungsi legislasi adalah -ungsi orisinil dalam doktrin negara hukum
modern. Secara konseptual, -ungsi legislasi ang seharusn a dilakukan oleh
parlemen meliputi seluruh proses pem%uatan undang#undang, mulai dari
perencanaan, perancangan, pem%ahasan6perde%atan, persetujuan sampai dengan
pengesahan. /amun dalam perkem%angann a kemudian, lem%aga legislati-,
khususn a ang %erada dalam sistem presidensial, tidak lagi melakukann a sendiri,
tetapi G%ekerja samaH dengan eksekuti-. Bahkan pada %e%erapa proses, peran
eksekuti- cenderung le%ih dominan, misaln a dalam hal perencanaan.
)iskripsi di atas menjelaskan %etapa urgensin a perhatian terhadap
pem%entuk undang#undang termasuk peraturan daerah , karena semangat hukum
s%irit o la5 ang di%angun %erkaitan erat dengan isi pem%entuk undang#undang.
57 Barda /a*a*i rie-, 1$$4, Kebi(akan ;egislati $ala" Penanggulangan Ke(ahatan$engan Pidana Pen(ara, Semarang, >.=. nanta, hal. 11!#11(.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 59/120
;enurut ardiner, pem%entuk undang#undang tidak lagi semata#mata %erke*aji%an
to ada%t the la5 to this changed societ- , melainkan juga memiliki kesempatan untuk
mem%erikan sum%angan terhadap pem%entukan peru%ahan mas arakat itu sendiri.
Pem%entuk undang#undang, dengan demikian, tidak lagi semata#mata mengikuti
peru%ahan mas arakat, akan tetapi justru mendahului peru%ahan mas arakat itu
sendiri 5( . )alam kaitan urgensi peran lem%aga legislati- dalam mem%uat ke%ijakan
legislati- ini, 7oeslan Saleh menegaskan %ah*a mas arakat ang adil dan makmur
serta modern ang merupakan tujuan pem%angunan %angsa, justru merupakan
kreasi tidak langsung dari pem%entuk undang#undang 5$ .
)engan terminologi %er%eda, Bagir ;anan "0 mengatakan, se%agai produk
khususn a kaedah#hukum tidak lain dari kehendak pem%uat atau ang
melahirkann a. Pada saat hukum merupakan atau menjadi salah satu -ungsi dari
kekuasaan, dan ini ang makin dominan, maka hukum tidak lain dari per*ujudan
kehendak atau keinginan dari kekuatan#kekuatan ang menentukan atau dominanpada saat atau *aktu tertentu. Kekuatan#kekuatan seperti itulah ang %iasan a
memiliki dan menjalankan kekuasaan. Kekuasaan di sini, %aik dalam arti kesatuan
kekuatan se%agai kekuatan sosial, politik, ekonomi, dan lain#lain ang dapat
mempengaruhi pem%entukan hukum, maupun kekuasaan perorangan, seperti
hakim ang melahirkan hukum melalui putusan atau urisprudensi. 9leh karena itu,
dari itu corak, %entuk, dan peran hukum, akan ditentukan oleh kehendak atau
keinginan pencipta atau pem%uatn a. adi tingkat ke%erda aan hukum se%agai
produk akan ditentukan oleh si-at dan corak kekuatan#kekuatan dominan ang
%ukan saja mempengaruhi menentukan tingkat ke%erda aan hukum itu sendiri.
)alam konteks inilah, sering terdengar ungkapan seperti G %olitical 5illB atau ang
58 /atangsa Sur%akti, 1$$(, $e"okratisasi Huku" !ra e or"asi, urnal kademika&ni ersitas ;uhammadi ah Surakarta, /o. 026'h.J= 61$$(. SS/ 021"#(21$, hal. !0.
59 7oeslan Saleh, 1$!$, Pen(abaran Pancasila dan $ 1<=3 $ala" Perundang*undangan ,akarta, Bina ksara, hal. 12.
60 Bagir ;anan, 2005, Siste" Peradilan +er5iba5a 4Suatu Pencarian6, ?og akarta, 8 &Press, hal. "(.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 60/120
le%ih ekstrim, hukum adalah semata kehendak ang %erkuasa co""and o the
so&ereign dari penganut aliran positi isme hukum , %ahkan ada ang men e%ut,
hukum adalah alat kekuasaan %elaka se%agaimana dikatakan kaum ;arFisme .
tas dasar pemahaman seperti di atas itulah, karenan a oleh )P7 dan
Pemerintah, kerap dijadikan justi-ikasi akan adan a su%stansi dari undang#undang
ang jauh dari harapan mas arakat kurang dapat dipertanggungja*a%kan kepada
pu%lik, sementara )P7 terlahir untuk me*akili rak at , serta proses pem%ahasan
ang tidak transparan dan %erjalan terlalu lama "1 . kan tetapi %agaimanapun harus
diusahakan supa a ke%ijakan legislati- ang %erupa undang#undang itu merupakan
produk politik ang %erkualitas, dalam arti dapat dipertanggungja*a%kan kepada
pu%lik, %aik dalam proses pem%uatann a maupun pada %entuk dan su%stansin a.
&ntuk menghasilkan produk legislati- ang responsi- sesuai dengan kehendak
rak at, tentu saja dengan meningkatkan partisipasi rak at dalam pen usunan
undang#undang, tidak cukup han a di*akili oleh )P7 maupun )e*an Per*akilan)aerah )P) . )alam pem%uatan undang#undang harus ada mekanisme ang
jelas, perlu adan a %ublic hearing agar mas arakat turut %erpartisipasi di
dalamn a "2 . Perlu sosialisasi 7&& ang sedang digodok sehingga mas arakat
mengetahui dan dapat mem%erikan masukan serta kritikn a, prinsip seperti ini juga
diterapkan dalam pem%entukan produk hukum daerah terutama dalam pem%uatan
peraturan daerah.
Pada ken ataann a *alaupun dapat dilihat peningkatan akti itas legislasi
dari )P76)P7), akan tetapi ada gejala empiris dalam perundang#undangan
ke%ijakan legislati- antara lain peraturan ang dihasilkan tidak e-ekti-, tidak
implementati-, peraturan ang tidak responsi-, peraturan ang dihasilkan %ukann a
memecahkan masalah sosial, tapi malah menim%ulkan kesulitan %aru dalam
61 rma ida ana <d. , 2005, Panduan Praktis Pe"antauan Proses ;egislasi# akarta, PS KPusat Studi ukum dan Ke%ijakan ndonesia , hal. F i.
62 mir S amsuddin dan /urhas im l as, 2000, Perilaku '%arat Penegak Huku"# 7urnal Keadilan ;e"baga Ka(ian Huku" dan Keadilan, =ol. 1 /o. 1 )esem%er 2000, hal. 2!#2(.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 61/120
mas arakat, dan adan a aturan ang tidak rele an dengan ke%utuhan atau
permasalahan ang ada di mas arakat.
Kelemahan#kelemahan se%agaimana di atas pasti karena ada ang salah
atau kurang tepat dalam pengam%ilan ke%ijakan legislati- itu. Karena apa%ila
ke%ijakan ang dipilih itu tepat, mestin a tidak akan melahirkan produk legislati-
ang demikian. ;enurut /. Smith, ada dua cara tim%uln a suatu perundang#
undangan, akni lahir secara ertikal dan lahir secara horiContal. Suatu perundang#
undangan ang terlahir secara ertikal dimulai dengan suatu pemikiran serta diskusi
oleh %e%erapa ahli. )alam tahap pertama ini ide suatu ketentuan tim%ul dan
dilakukan diskusi terhadap hal ang akan diatur. asil pemikiran dalam diskusi ang
merupakan rencana akademik kemudian dilakukan penja%aran dalam %entuk
peraturan perundang#undangan. )alam rencana akademik itu sudah diletakkan
%aik dasar -alsa-ah maupun tujuan dilahirkann a suatu ketentuan. @alaupun dalam
pelaksanaann a kerap ter%entuk ke%ijaksanaan ang %ersi-at kompromistis angmen impang dari ide dasarn a. Sementara itu, cara ang kedua tim%uln a suatu
ketentuan perundang#undangan secara horiContal. rtin a telah lahir norma %aru
atau peru%ahan norma dalam mas arakat terse%ut. )ari norma ang tim%ul itu,
dengan modi-ikasi tertentu, dilem%agakan dalam suatu ketentuan perundang#
undangan. )engan demikian apa%ila ketentuan perundang#undangan itu lahir,
%iasan a tidak menim%ulkan kesulitan dalam penerapann a, karena ketentuan
perundang#undangan ang ang dilahirkan sesuai dengan norma ang memang
telah ter*ujud dalam mas arakat itu. kan tetapi juga perlu diperhatikan adan a
(ust li&ing la5 dan un(ust li&ing la5 . Bah*a tidak semua hukum ang hidup di
mas arakat itu selaman a %aik dan adil. ;ungkin %aik dan adil %agi mas arakat
tertentu ang minoritas, akan tetapi secara makro merupakan ketidakadilan "3 .
63 +oe%% +oEman, 1$$5, Peranan Huku" Tertulis $ala" .as-arakat -ang Sedang .e"bangun dala" buku Kar-a Il"ian Para Pakar Huku", +unga a"%ai Pe"bangunan Huku"Indonesia , Bandung, P'. <resco, hal. "5#"".
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 62/120
&ndang#undang produk )P7 atau peraturan daerah produk )P7) selama
ini ditengarai %an ak ang tidak melalui tahapan diskusi akademik konsep
akademik ang memadai, akan tetapi han a di%ahas di dan oleh
departemen6instansi pengusul kemudian langsung diajukan ke )P76 )P7), atau
diusulkan oleh )P76)P7) tanpa terle%ih dahulu di%ahas dalam diskusi akademik.
)engan demikian %an ak undang#undang atau peraturan daerah %aik %entuk
maupun su%stansin a tidak mencerminkan produk legislati- ang responsi- dan
%erkualitas. ukum 7esponsi- 4res%onsi&e la56, menurut /onet dan SelCnick,
adalah hukum ang %er-ungsi se%agai %entuk respon terhadap ke%utuhan dan
aspirasi sosial la5 as a acilitator o res%onse to social needs and as%irations "4 .
Ken ataan di atas tidak sejalan dengan spirit re-ormasi hukum nasional,
ang harus %erpihak kepada kepentingan rak at dan keadilan, meliputi
pem%angunan hukum ang %erkaitan dengan hal#hal se%agai %erikut "5 : 1 &saha#
usaha ang terdiri atas kegiatan#kegiatan memper%aiki, mengurangi, menam%ahhukum ang %erlaku atau menggantikann a dengan ang %aru sesuai dengan
ke%utuhan, situasi dan kondisi di ndonesia, 2 ;emenuhi pers aratan tertentu
ang menunjang pengem%angan ke%enaran, keadilan, dan kesejahteraan rak at
%erdasarkan &&) 1$45 se%agai pengamalan Pancasila, 3 Pengem%angan
landasan -iloso-is, etis, dan uridis tertentu, 4 Pengem%angan %ahasa ang tepat
dalam peraturan perundang#undangan, agar dapat dipahami dan diha ati oleh
%an ak orang se%agai su% ek dan o% ek hukum, sehingga mendukung
penerapann a, 5 Pengadaan dan partisipasi alat penegak hukum ang
memahami dan mengha ati makna hukum se%agai sarana dan dasar
pem%angunan ke%enaran, keadilan, dan kesejahteraan, " Pemahaman dan
pengha atan re-ormasi hukum se%agai suatu %entuk per*ujudan pela anan
64 . . . Peters dan Koesriani Sis*osoe%roto <d. , 1$$0, Huku" dan Perke"bangan Sosial,+uku Teks Sosiologi Huku", Buku , akarta, Sinar arapan, hal. 1""#1"$.
65 rie- osita, 2000, e or"asi Huku" /ang +er%ihak Ke%ada ak-at dan Keadilan4+ebera%a Catatan6# 7urnal Keadilan, ;e"baga Ka(ian Huku" dan keadilan, =ol 1 /o. 2 )esem%er 2000, hal. 51.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 63/120
kesejahteraan manusia. ukum harus dapat mendukung pela anan terhadap
sesama manusia ang mempun ai permasalahan dalam %er%agai %idang
penghidupan dan kehidupan.
)engan menggunakan asumsi dasar %ah*a hukum se%agai produk politik,
maka politik akan sangat menentukan hukum. Kon-igurasi politik suatu negara
akan melahirkan karakter produk hukum tertentu di negara terse%ut. )i dalam
negara ang kon-igurasi politikn a demokratis, maka produk hukumn a %erkarakter
responsi-6populistik, sedangkan di negara ang kon-igurasi politikn a otoriter, maka
produk hukumn a %erkarakter ortodoks6konser ati-6elitis. Kon-igurasi politik dan
produk hukum seperti terse%ut di atas tidaklah %ersi-at mutlak, karena ada juga
terdapat dalam suatu negara ang kon-igurasi politikn a %ersi-at demokratis
melahirkan produk hukum ang %erkarakter ortodoks6konser ati-6elitis atau
se%alikn a ada juga negara ang kon-igurasi politikn a otoriter menghasilkan
produk hukum ang %erkarakter responsi-6populistik.Kekuatan hukum Peraturan Perundang#undangan terletak pada hierarkin a.
ierarki adalah penjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang#undangan ang
didasarkan pada asas: peraturan perundang#undangan ang le%ih rendah tidak
%oleh %ertentangan dengan Peraturan Perundang#undangan ang le%ih tinggi. ""
Selain asas terse%ut, dalam doktrin ilmu hukum masih terdapat %e%erapa asas
ang %erkenaan dengan kepastian peraturan perundang#undangan, aitu: "!
a. ;e8 %osterior derogat legi %riori @ ukum ang %erlaku kemudian mem%atalkanhukum ang terdahulu.
%. ;e8 s%ecialis derogat legi generali @ ukum khusus mem%atalkan hukum umumDc. ;e8 su%erior derogat legi in eriori @ ukum ang derajatn a le%ih tinggi
mem%atalkan hukum derajatn a le%ih rendah.
&ndang#&ndang /omor 12 'ahun 2011 telah menormati-kan enis dan
hierarki Peraturan Perundang#undangan ang terdiri atas "( :
66 Pasal ! a at 2 && /o. 12 'ahun 2011 'entang Pe"bentukan Peraturan Perundang*ndangan
67 .P.;. 7anuhandoko, Ter"inologi Huku" , Sinar ra-ika, akarta, 2000, halaman.3(5#3(".68 Pasal ! a at 1
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 64/120
a. &ndang#&ndang )asar /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 1$45D%. Ketetapan ;ajelis Permus a*aratan 7ak at Dc. &ndang#&ndang6Peraturan Pemerintah Pengganti &ndang#&ndangDd. Peraturan PemerintahD
e. Peraturan PresidenD-. Peraturan )aerah Pro insiD dang. Peraturan )aerah Ka%upaten6Kota.
Peraturan Perundang#undangan adalah peraturan tertulis ang memuat
norma hukum ang mengikat secara umum dan di%entuk atau ditetapkan oleh
lem%aga negara atau peja%at ang %er*enang melalui prosedur ang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang#undangan. "$ +em%aga /egara atau Peja%at ang
%er*enang mem%entuk peraturan perundang#undangan sesuai jenis dan
hierarkin a di ndonesia %erdasarkan && /o. 12 'ahun 2011 adalah :
a. &ndang#&ndang: Peraturan Perundang#undangan ang di%entuk oleh )e*anPer*akilan 7ak at dengan persetujuan %ersama Presiden !0 , dengan materimuatan !1 :1. pengaturan le%ih lanjut mengenai ketentuan &ndang#&ndang )asar /egara
7epu%lik ndonesia 'ahun 1$45 D2. perintah suatu &ndang#&ndang untuk diatur dengan &ndang#&ndang D
3. pengesahan perjanjian internasional tertentu D4. tindak lanjut atas putusan ;ahkamah Konstitusi Ddan6atau5. pemenuhan ke%utuhan hukum dalam mas arakat.
%. Peraturan Pemerintah Pengganti &ndang#&ndang: Peraturan Perundang#undangan ang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ih*al kegentingan angmemaksa. !2 ;ateri muatann a sama dengan materi muatan &ndang#&ndang !3 .
c. Peraturan Pemerintah: Peraturan Perundang#undangan ang ditetapkan olehPresiden untuk menjalankan &ndang#&ndang se%agaimana mestin a, %erisimateri untuk menjalankan &ndang#&ndang se%agaimana mestin a. !4
d. Peraturan Presiden: Peraturan Perundang#undangan ang ditetapkan olehPresiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundangundangan ang le%ihtinggi atau dalam men elenggarakan kekuasaan pemerintahan. !5 Berisi materi
ang diperintahkan oleh &ndang#&ndang, materi untuk melaksanakan PeraturanPemerintah, atau materi untuk melaksanakan pen elenggaraan kekuasaanpemerintahan !" .
69 Pasal 1 angka 270 Pasal 1 angka 371 Pasal 10 a at 172 Pasal 1 angka 473
Pasal 1174 Pasal 1 angka 5 o Pasal 12 dan Penjelasann a, %ah*a : ?ang dimaksud denganse%agaimana mestin a adalah penetapan Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan perintah
&ndang#&ndang atau untuk menjalankan &ndang#&ndang sepanjang diperlukan dengan tidakmen impang dari materi ang diatur dalam &ndang#&ndang ang %ersangkutan .
75 Pasal 1 angka " o Pasal 1176 Pasal 13 .
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 65/120
e. Peraturan )aerah Pro insi: Peraturan Perundang#undangan ang di%entuk oleh)e*an Per*akilan 7ak at )aerah Pro insi dengan persetujuan %ersama
u%ernur. ;ateri muatan Peraturan )aerah Pro insi %erisi materi muatan dalamrangka pen elenggaraan otonomi daerah dan tugas pem%antuan serta
menampung kondisi khusus daerah dan6atau penja%aran le%ih lanjut PeraturanPerundang#undangan ang le%ih tinggi. !! Perda dilarang %ertentangan dengankepentingan umum dan6atau peraturan perundang#undangan ang le%ih tinggi. !(
-. Peraturan )aerah Ka%upaten6Kota adalah Peraturan Perundang#undanganang di%entuk oleh )e*an Per*akilan 7ak at )aerah Ka%upaten6Kota dengan
persetujuan %ersama Bupati6@alikota. ;ateri muatan Peraturan )aerah Pro insi%erisi materi muatan dalam rangka pen elenggaraan otonomi daerah dan tugaspem%antuan serta menampung kondisi khusus daerah dan6atau penja%aranle%ih lanjut Peraturan Perundang#undangan ang le%ih tinggi. !$ Perda dilarang%ertentangan dengan kepentingan umum dan6atau peraturan perundang#undangan ang le%ih tinggi. (0
g. enis Peraturan Perundang#undangan selain se%agaimana dimaksuddalam Pasal ! a at 1 mencakup peraturan ang ditetapkan oleh ;ajelisPermus a*aratan 7ak at, )e*an Per*akilan 7ak at, )e*an Per*akilan)aerah, ;ahkamah gung, ;ahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan,Komisi ?udisial, Bank ndonesia, ;enteri, %adan, lem%aga, atau komisi angsetingkat ang di%entuk dengan &ndang#&ndang atau Pemerintah atas perintah&ndang#&ndang, )e*an Per*akilan 7ak at )aerah Pro insi, u%ernur, )e*anPer*akilan 7ak at )aerah Ka%upaten6Kota, Bupati6@alikota, Kepala )esa atau
ang setingkat. (1
)alam mem%entuk Peraturan Perundang#undangan harus dilakukan
%erdasarkan pada asas Pem%entukan Peraturan Perundang#undangan ang
%aik, ang meliputi: (2
a. Kejelasan tujuan: %ah*a setiap Pem%entukan Peraturan Perundang#undangan harus mempun ai tujuan ang jelas apa ang hendak dicapai.
%. Kelem%agaan atau organ pem%entuk ang tepat: di%uat olehlem%aga6peja%at Pem%entuk Peraturan Perundang#undangan ang%er*enang. ika tidak, dapat di%atalkan atau %atal demi hukum.
c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan : %enar#%enar memperhatikan materi muatan ang tepat dengan jenis PeraturanPerundang#undangann a.
d. )apat dilaksanakan: memperhitungkan e-ekti-itas PeraturanPerundang#undangan terse%ut di dalam mas arakat, %aik secara -iloso-is,
uridis maupun sosiologis.e. Keda agunaan dan kehasilgunaan : %enar#%enar di%utuhkan dan
%erman-aat dalam mengatur kehidupan %ermas arakat, %er%angsa, dan%ernegara.
-. Kejelasan rumusan : memenuhi pers aratan teknis pen usunan,sistematika, pilihan kata atau terminologi, %ahasa hukumn a jelas, dan
77 Pasal 1 angka ! o Pasal 1478 Pasal 13" a at 4 && /o. 32 'ahun 2004 'entang Pemerintahan daerah.79 Pasal 1 angka ( o Pasal 1480 Pasal 13" a at 4 && /o. 32 'ahun 2004.81 Pasal ( a at 1 .82 Pasal 5 %eserta penjelasann a
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 66/120
mudah dimengerti, sehingga tidak menim%ulkan %er%agai macam interpretasidalam pelaksanaann a.
g. Keter%ukaan : transparan atau ter%uka %agi mas arakat luas mulaidari proses perencanaan, persiapan, pen usunan, dan pem%ahasan, agar
seluruh lapisan mas arakat mempun ai kesempatan ang seluas#luasn auntuk mem%erikan masukan ang diperlukan.
;ateri muatan Peraturan Perundang#undangan harus mencerminkan
asas (3 :
a. sas penga oman : setiap ;ateri ;uatan Peraturan Perundang#undangan harus %er-ungsi mem%erikan perlindungan dalam rangkamenciptakan ketentraman mas arakat.
%. sas kemanusiaan : mencerminkan perlindungan dan penghormatan
hak#hak asasi manusia serta harkat dan marta%at setiap *arga negara danpenduduk ndonesia secara proporsional.c. sas ke%angsaan : mencerminkan si-at dan *atak %angsa ndonesia
ang pluralistik ke%hinekaan dengan tetap menjaga prinsip negarakesatuan 7epu%lik ndonesia.
d. sas kekeluargaan : mencerminkan mus a*arah untuk mencapaimu-akat dalam setiap pengam%ilan keputusan.
e. sas kenusantaraan : senantiasa memperhatikan kepentinganseluruh *ila ah ndonesia dan materi muatan Peraturan Perundang#undangan ang di%uat di daerah merupakan %agian dari sistem hukumnasional ang %erdasarkan Pancasila.
-. sas %hinneka tunggal ika : memperhatikan keragaman penduduk,agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan %uda a khususn aang men angkut masalah#masalah sensiti- dalam kehidupan.
%ermas arakat, %er%angsa, dan %ernegara.g. sas keadilan : harus mencerminkan keadilan secara proporsional
%agi setiap *arga negara tanpa kecuali.h. sas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan : tidak
%oleh %erisi hal#hal ang %ersi-at mem%edakan %erdasarkan latar %elakang,antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.
i. sas keterti%an dan kepastian hukum : dapat menim%ulkan keterti%andalam mas arakat melalui jaminan kepastian hukum.
j. sas keseim%angan, keserasian, dan keselarasan : mencerminkankeseim%angan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan indi idudan mas arakat dengan kepentingan %angsa, dan negara.
Seperti telah dikemukakan di atas, %ah*a %erdasarkan Pasal 1( a at "
mandemen &&) 1$45 : HPemerintahan daerah %erhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan#peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pem%antuanH. Kemudian dija%arkan le%ih lanjut pengertiann a ke dalam Pasal 1
%utir 2 s.d. %utir 11 &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 tentang Pemerintah
)aerah, antara lain se%agai %erikut :
83 Pasal " %eserta penjelasann a
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 67/120
2. Pemerintahan daerah adalah pen elenggaraan urusan pemerintahan olehpemerintah daerah dan )P7) menurut asas otonomi dan tugas pem%antuandengan prinsip otonomi seluas#luasn a dalam sistem dan prinsip /egaraKesatuan 7epu%lik ndonesia se%agaimana dimaksud dalam &ndang#
&ndang )asar /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 1$45.3. Pemerintah daerah adalah u%ernur, Bupati, atau @alikota, dan perangkatdaerah se%agai unsur pen elenggara pemerintahan daerah.
4. )e*an Per*akilan 7ak at )aerah ang selanjutn a dise%ut )P7) adalahlem%aga per*akilan rak at daerah se%agai unsur pen elenggarapemerintahan daerah.
5. 9tonomi daerah adalah hak, *e*enang, dan ke*aji%an daerah otonomuntuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dankepentingan mas arakat setempat sesuai dengan peraturan perundang#undangan.
". )aerah otonom, selanjutn a dise%ut daerah, adalah kesatuan mas arakat
hukum ang mempun ai %atas#%atas *ila ah ang %er*enang mengatur danmengurus urusan pemerintahan dan kepentingan mas arakat setempatmenurut prakarsa sendiri %erdasarkan aspirasi mas arakat dalam sistem/egara Kesatuan 7epu%lik ndonesia.
!. )esentralisasi adalah pen erahan *e*enang pemerintahan oleh Pemerintahkepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahandalam sistem /egara Kesatuan 7epu%lik ndonesia.
(. )ekonsentrasi adalah pelimpahan *e*enang pemerintahan oleh Pemerintahkepada u%ernur se%agai *akil pemerintah dan6atau kepada instansi ertikaldi *ila ah tertentu.
$. 'ugas pem%antuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah
dan6atau desa dari pemerintah pro insi kepada ka%upaten6kota dan6ataudesa serta dari pemerintah ka%upaten6kota kepada desa untukmelaksanakan tugas tertentu.
10.Peraturan daerah selanjutn a dise%ut Perda adalah peraturan daerahpro insi dan6atau peraturan daerah ka%upaten6kota.
11. Peraturan kepala daerah adalah peraturan u%ernur dan6atau peraturanBupati6@alikota.
Selanjutn a, Pasal 13" sampai dengan Pasal 14! &ndang#&ndang
/omor 32 'ahun 2004 mengatri%usikan ke*enangan pem%entukan, penetapan
dan tata cara umum pem%entukan Peraturan )aerah.
Pasal 1-/1 Perda ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat persetujuan
%ersama )P7).2 Perda di%entuk dalam rangka pen elenggaraan otonomi daerah pro insi6
ka%upaten6kota dan tugas pem%antuan.3 Perda se%agaimana dimaksud pada a at 1 merupakan penja%aran le%ih
lanjut dari peraturan perundang#undangan ang le%ih tinggi denganmemperhatikan ciri khas masing#masing daerah.
4 Perda se%agaimana dimaksud pada a at 1 dilarang %ertentangan dengankepentingan umum dan6atau peraturan perundang#undangan ang le%ihtinggi.
5 Perda se%agaimana dimaksud pada a at 1 , %erlaku setelah diundangkandalam lem%aran daerah.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 68/120
Pasal 1-6Perda di%entuk %erdasarkan pada asas pem%entukan peraturan perundang#
undangan ang meliputi:a. kejelasan tujuanD%. kelem%agaan atau organ pem%entuk ang tepatDc. kesesuaian antara jenis dan materi muatanDd. dapat dilaksanakanDe. keda agunaan dan kehasilgunaanD-. kejelasan rumusanD dang. keter%ukaan.
Pasal 1-71 ;ateri muatan Perda mengandung asas:
a. penga omanD%. kemanusiaanDc. ke%angsaanDd. kekeluargaanDe. kenusantaraanD-. %hineka tunggal ikaDg. keadilanDh. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahanDi. keterti%an dan kepastian hukumD dan6atau
j. keseim%angan, keserasian, dan keselarasan.2 Selain asas se%agaimana dimaksud pada a at 1 , Perda dapat memuat
asas lain sesuai dengan su%stansi Perda ang %ersangkutan.Pasal 1-8
1 ;as arakat %erhak mem%erikan masukan secara lisan atau tertulis, dalamrangka pen iapan atau pem%ahasan rancangan Perda.
2 Persiapan pem%entukan, pem%ahasan, dan pengesahan rancangan Perda%erpedoman kepada peraturan perundang#undangan.
Pasal 1#(1 7ancangan Perda dapat %erasal dari )P7), u%ernur, atau
[email protected] pa%ila dalam satu masa sidang, )P7) dan u%ernur atau Bupati6@alikota
men ampaikan rancangan Perda mengenai materi ang sama maka angdi%ahas adalah rancangan Perda ang disampaikan oleh )P7), sedangkanrancangan Perda ang disampaikan u%ernur atau Bupati6@alikotadigunakan se%agai %ahan untuk dipersandingkan.
3 'ata cara mempersiapkan rancangan Perda ang %erasal dari u%ernur atau Bupati6@alikota diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 1#11 7ancangan Perda disampaikan oleh anggota, komisi, ga%ungan komisi,
atau alat kelengkapan )P7) ang khusus menangani %idang legislasi.2 Ketentuan le%ih lanjut mengenai tata cara mempersiapkan rancangan Perda
se%agaimana dimaksud pada a at 1 diatur dalam Peraturan 'ata 'erti%)P7).
Pasal 1#%
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 69/120
1 Pen e%arluasan rancangan Perda ang %erasal dari )P7) dilaksanakanoleh sekretariat )P7).
2 Pen e%arluasan rancangan Perda ang %erasal dari u%ernur, atauBupati6@alikota dilaksanakan oleh sekretariat daerah.
Pasal 1#-1 Perda dapat memuat ketentuan tentang pem%e%anan %ia a paksaan
penegakan hukum, seluruhn a atau se%agian kepada pelanggar sesuaidengan peraturan perundangan.
2 Perda dapat memuat ancaman pidana kurungan paling lama " enam ,%ulan atau denda paling %an ak 7p. 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah .
3 Perda dapat memuat ancaman pidana atau denda selain se%agaimanadimaksud pada a at 2 , sesuai dengan ang diatur dalam peraturanperundangan lainn a.
Pasal 1##1 7ancangan Perda ang telah disetujui %ersama oleh )P7) dan u%ernur atau Bupati6@alikota disampaikan oleh pimpinan )P7) kepada u%ernur atau Bupati6@alikota untuk ditetapkan se%agal Perda.
2 Pen ampaian rancangan Perda se%agaimana dimaksud pada a at 1dilakukan dalam jangka *aktu paling lama ! tujuh hari terhitung sejaktanggal persetujuan %ersama.
3 7ancangan Perda se%agaimana dimaksud pada a at 1 dan a at 2ditetapkan oleh u%ernur atau Bupati6@alikota paling lama 30 tiga puluhhari sejak rancangan terse%ut disetujui %ersama.
4 )alam hal rancangan Perda tidak ditetapkan u%ernur atau Bupati6@alikota
dalam *aktu se%agaimana dimaksud pada a at 3 rancangan Perdaterse%ut sah menjadi Perda dan *aji% diundangkan dengan memuatn adalam lem%aran daerah.
5 )alam hal sahn a rancangan Perda se%agaimana dimaksud pada a at 4 ,rumusan kalimat pengesahann a %er%un i, Perda ini din atakan sah,dengan mencantumkan tanggal sahn a.
" Kalimat pengesahan se%agaimana dimaksud pada a at 5 harusdi%u%uhkan pada halaman terakhir Perda se%elum pengundangan naskahPerda ke dalam lem%aran daerah.
Pasal 1#)1 Perda disampaikan kepada Pemerintah paling lama ! tujuh hari setelah
ditetapkan.2 Perda se%agaimana dimaksud pada a at 1 ang %ertentangan dengan,
kepentingan umum dan6atau peraturan perundang#undangan ang le%ihtinggi dapat di%atalkan oleh Pemerintah.
3 Keputusan pem%atalan Perda se%agaimana dimaksud pada a at 2ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama "0 enam puluh harisejak diteriman a Perda se%agaimana dimaksud pada a at 1 .
4 Paling lama ! tujuh hari setelah keputusan pem%atalan se%agaimanadimaksud pada a at 3 , kepala daerah harus mem%erhentikan pelaksanaanPerda dan selanjutn a )P7) %ersama kepala daerah menca%ut Perdadimaksud.
5 pa%ila pro insi6ka%upaten6kota # tidak dapat menerima keputusanpem%atalan Perda se%agaimana dimaksud pada a at 3 dengan alasan
ang dapat di%enarkan oleh peraturan perundang#undangan, kepala daerahdapat mengajukan ke%eratan kepada ;ahkamah gung.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 70/120
" pa%ila ke%eratan se%agaimana dimaksud pada a at 5 dika%ulkanse%agian atau seluruhn a, putusan ;ahkamah gung terse%ut men atakanPeraturan Presiden menjadi %atal dan tidak mempun ai kekuatan hukum.
! pa%ila Pemerintah tidak mengeluarkan Peraturan Presiden untuk
mem%atalkan Perda se%agaimana dimaksud pada a at 3 , Perda dimaksuddin atakan %erlaku.
Pasal 1#/1 &ntuk melaksanakan Perda dan atas kuasa peraturan perundang#
undangan, kepala daerah menetapkan peraturan kepala daerah dan ataukeputusan kepala daerah.
2 Peraturan kepala daerah dan atau keputusan kepala daerah se%agaimanadimaksud pada a at 1 , dilarang %ertentangan dengan kepentingan umum,Perda, dan peraturan perundang#undangan ang le%ih tinggi.
Pasal 1#61 Perda diundangkan dalam +em%aran )aerah dan Peraturan Kepala )aerahdiundangkan dalam Berita )aerah.
2 Pengundangan Perda dalam +em%aran )aerah dan Peraturan Kepala)aerah dalam Berita )aerah dilakukan oleh Sekretaris )aerah.
3 Pemerintah daerah *aji% men e%arluaskan Perda ang telah diundangkandalam +em%aran )aerah dan Peraturan Kepala )aerah ang telahdiundangkan dalam Berita )aerah.
&ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 tentang Pemerintahan )aerah,
merupakan salah satu *ujud re-ormasi otonomi daerah dalam rangkameningkatkan e-isiensi dan e-ekti itas pen elenggaraan otonomi daerah untuk
mem%erda akan daerah dan meningkatkan kesejahteraan rak at. )alam
rangka mengantisipasi perkem%angan dan dinamika kegiatan mas arakat
seirama dengan tuntutan era glo%alisasi dan otonomi daerah, maka kondisi
ketenteraman dan keterti%an umum daerah ang kondusi- merupakan suatu
ke%utuhan mendasar %agi seluruh mas arakat untuk meningkatkan mutu
kehidupann a.
Pem%angunan nasional %ertujuan untuk me*ujudkan mas arakat adil
dan makmur ang merata material dan spiritual %erdasarkan Pancasila dan
&ndang#&ndang )asar 1$45. Bangunan gedung penting se%agai tempat
manusia melakukan kegiatann a untuk mencapai %er%agai sasaran ang
menunjang ter*ujudn a tujuan pem%angunan nasional. Bangunan gedung
harus diselenggarakan secara terti%, di*ujudkan sesuai dengan -ungsin a, serta
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 71/120
dipenuhin a pers aratan administrati- dan teknis %angunan gedung. gar
%angunan gedung dapat terselenggara secara terti% dan ter*ujud sesuai
dengan -ungsin a, diperlukan peran mas arakat dan upa a pem%inaan. tas
dasar ini kemudian di%entuk &ndang#&ndang /omor 2( 'ahun 2002 tentang
Bangunan edung.
'erkait dengan pers aratan keselamatan %angunan gedung, dalam Pasal
1! &ndang#&ndang /omor 2( 'ahun 2002 din atakan:
1 Pers aratan keselamatan %angunan gedung se%agaimana dimaksud dalam
Pasal 1" a at 1 meliputi pers aratan kemampuan %angunan gedung untukmendukung %e%an muatan, serta kemampuan %angunan gedung dalammencegah dan menanggulangi %aha a ke%akaran dan %aha a petir.
2 Pers aratan kemampuan %angunan gedung untuk mendukung %e%anmuatann a se%agaimana dimaksud dalam a at 1 merupakan kemampuanstruktur %angunan gedung ang sta%il dan kukuh dalam mendukung %e%anmuatan.
3 Pers aratan kemampuan %angunan gedung dalam mencegah danmenanggulangi %aha a ke%akaran se%agaimana dimaksud dalam a at 1merupakan kemampuan %angunan gedung untuk melakukan pengamananterhadap %aha a ke%akaran melalui sistem proteksi pasi- dan6atau proteksi
akti-.4 Pers aratan kemampuan %angunan gedung dalam mencegah %aha a petir se%agaimana dimaksud dalam a at 1 merupakan kemampuan %angunangedung untuk melakukan pengamanan terhadap %aha a petir melaluisistem penangkal petir.
Berdasarkan ketentuan di atas %erarti mencegah dan menanggulangi
%aha a ke%akaran merupakan salah satu pers aratan keselamatan %angunan
gedung. al ini juga din atakan dalam Pasal 32 Peraturan Pemerintah /omor
3" 'ahun 2005, aitu: Pers aratan keselamatan se%agaimana dimaksud dalam
Pasal 31 meliputi pers aratan kemampuan %angunan gedung untuk mendukung
%e%an muatan, serta kemampuan %angunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi %aha a ke%akaran dan %aha a petir.
Kemudian Pasal 34 Peraturan Pemerintah /omor 3" 'ahun 2005
men atakan:
1 Setiap %angunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deretsederhana, harus dilindungi terhadap %aha a ke%akaran dengan sistemproteksi pasi- dan proteksi akti-.
2 Penerapan sistem proteksi pasi- se%agaimana dimaksud pada a at 1didasarkan pada -ungsi6klasi-ikasi risiko ke%akaran, geometri ruang, %ahan
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 72/120
%angunan terpasang, dan6atau jumlah dan kondisi penghuni dalam%angunan gedung.
3 Penerapan sistem proteksi akti- se%agaimana dimaksud pada a at 1didasarkan pada -ungsi, klasi-ikasi, luas, ketinggian, olume %angunan,
dan6atau jumlah dan kondisi penghuni dalam %angunan gedung.4 Setiap %angunan gedung dengan -ungsi, klasi-ikasi, luas, jumlah lantai,dan6atau dengan jumlah penghuni tertentu harus memiliki unit manajemenpengamanan ke%akaran.
5 Ketentuan le%ih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, danpemeliharaan sistem proteksi pasi- dan proteksi akti- serta penerapanmanajemen pengamanan ke%akaran mengikuti pedoman dan standar teknis
ang %erlaku.
Pertum%uhan suatu ka*asan dapat terjadi demikian pesat jika didukung
potensi sum%er da a dari ka*asan terse%ut. Perkem%angan ka*asan#ka*asanstrategis se%agai sentra#sentra ekonomi senantiasa diiringi dengan
pertum%uhan penduduk ang tinggi. Berdasarkan jumlah pendudukn a terdapat
5 lima klasi-ikasi ka*asan, aitu: 1 ka*asan megapolitanD 2 ka*asan
metropolitanD 3 ka*asan perkotaan %esarD 4 ka*asan perkotaan sedangD dan
5 ka*asan perkotaan kecil. Ka*asan metropolitan memiliki jumlah penduduk
le%ih dari 1.000.000 ji*a. Kota %esar memiliki jumlah penduduk antara 500.000#
1.000.000 ji*a, dan perkotaan sedang memilik jumlah penduduk antara
100.000#500.000 ji*a.
)i %a*ah jumlah terse%ut diklasi-ikasikan se%agai kota kecil. dapun
ang dimaksud dengan ka*asan megapolitan adalah ka*asan ang memiliki 2
dua atau le%ih ka*asaan metropolitan ang mempun ai hu%ungan -ungsional
dan mem%entuk se%uah s stem Peraturan Pemerintah /o. 2" 'ahun 200(
tentang 7'7@/ . Sampai saat ini ndonesia memiliki "5 ka*asan ang
digolongkan se%agai kota metropolitan dan sejumlah kota %esar lainn a ang
umumn a %erlokasi di Pulau a*a dan Sumatera. Perkem%angan daerah kota
dan ka%upaten de*asa ini dinilai semakin pesat. al terse%ut umumn a
dise%a%kan adan a pertum%uhan sarana prasaran kota ang semakin memadai,
mena*arkan %er%agai kemudahan serta ken amanan.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 73/120
)itam%ah lagi dengan perkem%angan pusat#pusat rekreasi, pendidikan,
sistem komunikasi ang semakin maju, serta ketersediaan lapangan kerja ang
le%ih menjanjikan. Kelengkapan sarana prasana kota ang sedemikian %aik
kurang diim%angi dengan pem%angunan di daerah sehingga mengaki%atkan
perpindahan penduduk dari daerah untuk %ertempat tinggal di kota#kota %esar.
Seringkali ke%utuhan akan tempat tinggal ang tidak terpenuhi menjadi masalah
utama pengaturan permukiman di kota#kota %esar. Pem%angunan ka*asan
permukiman %aru dan gedung#gedung apartemen su%sidi pemerintah menjadi
se%agian solusi upa a pemerintah dan s*asta untuk men ediakan hunian ang
la ak. /amun %agi mas arakat %erpenghasilan rendah ;B7 di perkotaan
umumn a masih menempati ka*asan permukiman ang relati- padat. pa%ila
dikaitkan dengan %aha a ke%akaran di *ila ah permukiman padat, perlu
diperhatikan %e%erapa kondisi se%agai %erikut :
a. Bertam%ahn a ka*asan permukiman padat huni dan padat %angunan
termasuk %angunan apartemen hunian D
%. Bertam%ah luasn a ka*asan kumuh di %er%agai *ila ah di daerah
perkotaan. Ketersediaan lahan permukiman ang tidak mencukupi
mengaki%atkan mas arakat %erpenghasilan rendah umumn a
meman-aatkan lahan#lahan ang ada *alaupun mengesampingkan aspek
perijinan dan aspek keselamatanD
c. Bertam%ahn a ka*asan sentra#sentra ekonomi prospekti- di %er%agai
*ila ah kota untuk tujuan perdagangan maupun industri ang %erdampak
pada ter%ukan a lapangan kerja %aru sehingga menarik mas arakat pekerja
untuk pindah ke ka*asan terse%utD
d. )i %e%erapa kota megapolitan seperti akarta, Sura%a a, ;edan, dan
se%again a terjadi kecenderungan meningkatn a pem%angunan %angunan
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 74/120
pendukung sistem transportasi massal seperti tero*ongan, terminal,
sub5a-, l- o&er , ruang parkir %a*ah tanah, jalan tol, perluasan %andara dan
pela%uhan. /amun disa angkan pem%angunan terse%ut kadang %erdampak
%uruk seperti tim%uln a permukiman#permukiman liar contohn a: di %a*ah
kolong#kolong jem%atan, di sepanjang tepi rel kereta api .
e. Karakteristik lingkungan permukiman padat6kumuh ang seringkali tidak
men ediakan lahan jalur mo%il dengan le%ar dan ketinggian ang memadai,
-asilitas %elokan, dan se%again a dan perkerasan ang cukup sehingga
mo%il pemadam ke%akaran kesulitan untuk masuk dan menjangkau sum%er
api.
-. arak antar %angunan ang relati- %erdekatan serta penggunaan %ahan
%angunan dari %ahan#%ahan ang sangat mudah ter%akar menjadikan
lingkungan padat6 kumuh memiliki potensi %aha a ang sangat tinggi.
g. Sum%er air ang sulit diperoleh, tidak tersedia hidran ataupun instalasipenunjang lainn a.
;emperhatikan perkem%angan kota#kota di ndonesia ke depan serta
implikasi terhadap resiko %aha a ke%akaran dan %encana umum lainn a
se%agaimana diuraikan di atas, maka diperlukan peningkatan sistem
penanggulangan ke%akaran dan %encana lainn a ang mampu mencegah,
mengendalikan dan meminimasi dampak ang terjadi melalui peningkatan
sistem la anan, peningkatan prasarana dan sarana, S);, pem%angunan
in-rastruktur pendukung dan tidak kalah pentingn a sistem komunikasi dan
e"ergenc- in or"ation . )irektorat Penataan Bangunan dan +ingkungan,
)epartemen Pekerjaan &mum dalam hal ini telah mener%itkan %e%erapa
peraturan terkait pencegahan dan penanggulangan %aha a ke%akaran, aitu :
a. && /o. 2( 'ahun 2002 tentang Bangunan edungD
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 75/120
%. Peraturan Pemerintah /o. 3" 'ahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
&ndang#&ndang /o. 2( 'ahun 2002D
c. Peraturan ;enteri P& /o. 256P7'6;6200( tentang Pedoman 'eknis
Pen usunan 7encana nduk Sistem Proteksi Ke%akaran di PerkotaanD dan
d. Peraturan ;enteri P& /o. 2"6P7'6;6200( tentang Pers aratan 'eknis
Sistem Proteksi Ke%akaran pada Bangunan edung dan +ingkungan re isi
dari Kepmen P& /o. 106KP'S62000 tentang Ketentuan 'eknis Pengamanan
terhadap Baha a Ke%akaran pada Bangunan edung dan +ingkungan .
Sesuai dengan amanat Permen P& /o. 256P7'6;6200( dan
memperhatikan %er%agai aspek terkait dalam penanggulangan ke%akaran serta
pro-il6kondisi kota#kota dan ka%upaten di ndonesia dan arah pengem%angann a
kedepan, maka diperlukan suatu 7encana nduk Sistem Proteksi Ke%akaran
7 SPK ang dapat digunakan se%agai acuan %aku dalam pen usunan
7encana Kerja6Program )inas Pemadam Ke%akaran kota dan ka%upaten untuksekurang#kurangn a sepuluh atau dua puluh tahun ke depan.
)i samping itu %er%agai tuntutan ang %erkem%ang aki%at derap
perkem%angan kota dan ka%upaten, implikasin a dikaitkan dengan resiko
ke%akaran serta munculn a %er%agai paradigma %aru dalam sistem proteksi
ke%akaran dan kondisi kinerja nstitusi Pemadam Ke%akaran PK saat ini
semakin meningkatkan urgensi disusunn a 7encana nduk Fire Sa et- .aster
Plan 7encana nduk Sistem Proteksi Ke%akaran 7 SPK di kota#kota6
ka%upaten di ndonesia. Pengaturan manajemen penanggulangan ke%akaran di
perkotaan dimaksudkan untuk me*ujudkan %angunan gedung, lingkungan, dan
kota ang aman terhadap %aha a ke%akaran melalui penerapan manajemen
penanggulangan %aha a ke%akaran ang e-ekti- dan e-isien. ;anajemen
terse%ut meliputi penanggulangan di *ila ah kota, lingkungan dan %angunan
termasuk mengenai Satuan 7ela*an Ke%akaran6S '+ K 7 .
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 76/120
/amun dalam pen usunan 7encana nduk Sistem Proteksi Ke%akaran
7 SPK ang sesuai dan tepat kiran a memerlukan %er%agai konsep dan
pendekatan metodologis ang dapat diterapkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kekhususan daerah ang %ersangkutan serta mempelajari
pengalaman di %er%agai negara maju. Be%erapa konsep dan pendekatan ang
dapat diterapkan se%agai upa a penanggulangan ke%akaran khususn a di
ka*asan permukiman padat adalah se%agai %erikut: 1 Konsep @ila ah
;anajemen Ke%akaran @;K 6 Fire .anage"ent 'rea 8; D dan
2 Pendekatan nalisis 7esiko Ke%akaran.
Konsep Fire .anage"ent 'rea 8; atau sering dise%ut se%agai
konsep @ila ah ;anajemen Ke%akaran @;K . @;K merupakan salah satu
dasar pokok dalam perencanaan sistem penanggulangan ke%akaran di
perkotaan ang menentukan e-ekti itas pemadaman suatu areal atau *ila ah,
disamping penentuan pen ediaan air untuk pemadaman. &ntuk menentukan jumlah ke%utuhan air untuk pemadaman di setiap @;K di%utuhkan analisis
resiko ke%akaran, dimana di dalam analisis terse%ut diperhitungkan olume total
%angunan, angka resiko %aha a ke%akaran, serta angka klasi-ikasi konstruksi
%angunan. Konstruksi suatu %angunan harus mampu menciptakan kesta%ilan
struktur selama ke%akaran untuk mem%erikan *aktu %agi penghuni untuk
men elamatkan diri dan mem%erikan kesempatan petugas untuk %eroperasi.
Bangunan di ka*asan padat6kumuh seringkali menggunakan %ahan#%ahan
%angunan ang sangat sederhana dan rentan terhadap api. )irekomendasikan
agar %ahan %angunan adalah : papan plester dengan kete%alan 13 mm, atau
%isa juga menggunakan material lain dengan ketahanan api ang relati- samaD
lem%aran semen serat selulosa dengan kete%alan 12 mmD dan plester %erserat
ang diperkuat ka*at an am %esi gal anis ang dipasang tidak le%ih dari " mm
dari permukaan.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 77/120
Secara -isik, @;K di%entuk dengan mengelompokkan hunian ang
memiliki kesamaan ke%utuhan proteksi ke%akaran dalam %atas *ila ah ang
ditentukan secara alamiah maupun %uatan. Konsep @;K dirancang untuk
mendukung tercapain a sistem penanggulangan ke%akaran ang e-ekti- ang
ditentukan melalui *aktu tanggap res%ond ti"e dan %o%ot serangan 5eight o
attack . @aktu tanggap terhadap pem%eritahuan ke%akaran adalah total *aktu
dari saat menerima %erita pengiriman pasukan dan sarana pemadaman
ke%akaran ke lokasi ke%akaran sampai dengan kondisi siap untuk
melaksanakan pemadaman ke%akaran. @aktu tanggap terdiri atas *aktu
pengiriman pasukan dan sarana pemadam ke%akaran dis%atch ti"e , *aktu
perjalanan menuju lokasi ke%akaran, dan *aktu menggelar sarana pemadam
ke%akaran sampai siap untuk melaksanakan pemadaman lihat Peraturan
;enteri P& /o. 256P7'6;6200( se%agai re-erensi . &ntuk kondisi di ndonesia,
*aktu tanggap tidak le%ih dari 15 lima %elas menit. 8aktor#-aktor angmempengaruhi *aktu tanggap adalah: Sistem pem%eritahuan kejadian
ke%akaran untuk menjamin respon ang tepatD 'ipe la anan ang dilakukan oleh
instansi penanggulangan ke%akaranD &kuran atau luasan *ila ah ang dila ani
termasuk potensi %aha a di lokasi @;K dan kapasitas kemampuan ang adaD
dan Perjalanan petugas L kendaraan pemadam menuju ke lokasi ke%akaran.
&ntuk menjamin kualitas %o%ot serangan dan respond ti"e ang tepat
termasuk unsur jarak atau aksesi%ilitas maka ditentukan pos#pos pemadam
ke%akaran dalam setiap @;K. Secara kuantitas dise%utkan %ah*a daerah
la anan dalam setiap @;K tidak mele%ihi radius !,5 km, di luar daerah terse%ut
dikategorikan se%agai daerah ang tidak terlindung unprotected area . )aerah
ang sudah ter%angun harus mendapatkan perlindungan dari mo%il pemadam
ke%akaran ang pos terdekatn a %erada dalam jarak 2,5 km dan %erjarak 3,5
km dari sektor.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 78/120
Berdasarkan unsur#unsur di atas, maka selanjutn a di%uat peta
jangkauan la anan penanggulangan ke%akaran secara rinci ang menunjukkan
lokasi dari setiap pos pemadam di *ila ah terse%ut. Peta jangkauan la anan
penanggulangan ke%akaran secara geogra-is %isa kurang tepat dengan
mengingat adan a jalan atau in-rastruktur lainn a, sungai, %ukit#%ukit dan %atas#
%atas -isik lainn a. Penerapan @;K memiliki peran strategis dalam penentuan
pers aratan sum%er air untuk pemadaman ke%akaran di *ila ah kota ang
se%agaimana telah dise%utkan diatas, merupakan unsur utama dalam
perencanaan .aster Plan#
Ke%utuhan air untuk setiap @;K ditentukan dengan analisis resiko
ke%akaran dengan memperhitungkan potensi %aha a ke%akaran ang terdapat
dalam @;K, ang din atakan dalam olume %angunan ang terkena
ke%akaran, kelas %aha a hunian, kelas konstruksi %angunan dan -aktor %aha a
ke%akaran. Bagan lir untuk men usun 7encana nduk Sistem PenanggulanganKe%akaran Kota6ka%upaten Permen P& /o. 256P7'6;6200( . )ari ke%utuhan
air total ang di%utuhkan pada setiap @;K, serta dengan memperhitungkan laju
pengeluaran air deli&er- rate dan laju penerapan air e-ekti- a%%lication rate
untuk pemadaman ke%akaran, maka dapat ditentukan ke%utuhan pos atau
stasiun ke%akaran ang memadai termasuk sarana hidran, mo%il tangki dan titik#
titik penghisapan air ang diperlukan untuk menjamin e-ekti itas pemadaman
ke%akaran. )ari olume ini dapat direncanakan jumlah dan kuali-ikasi personil,
sarana, peralatan dan kelengkapan penunjang lainn a. Peralatan sederhana
seperti lat Pemadam pi 7ingan P 7 se%aikn a tersedia pada tiap pos
ke%akaran lingkungan min 10 %uah M 10 kg . &ntuk lingkungan atau gugus
%angunan ang %erada dalam kelompok %e%erapa kepemilikan tertentu harus
dianggap se%agai satu @;K tersendiri dan %erlaku ketentuan#ketentuan %agi
@;K.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 79/120
7esiko dalam konteks ke%akaran diartikan se%agai kom%inasi antara
kecenderungan terjadin a ke%akaran dan konsek*ensi potensi ang
ditim%ulkann a. Kecenderungan terjadi ke%akaran dan %encana lainn a
dipengaruhi oleh -aktor#-aktor: Pertum%uhan ke%akaran ire histor- ,
Penggunaan lahan land use , Kepadatan penduduk, Kerapatan %angunan,
+e el proteksi terpasang, +e el kesiapan mas arakat, sedang konsek*ensi
potensial ditunjukkan antara lain dengan kor%an luka atau meninggal, kerugian
materi dan terjadin a stagnasi %isnis atau usaha. )alam penaksiran resiko
%aha a ke%akaran perlu dipertim%angkan -aktor#-aktor se%agai %erikut:
a. Kecenderungan terjadin a ke%akaran%. Konsek*ensi potensial ang paling %er%aha ac. Pertim%angan %o%ot serangand. ;emerinci penaksiran resikoe. Perlakuan terhadap resiko-. Kondisi institusi pemadam ke%akarang. Peran mas arakath. ;an-aat ang ingin diperoleh outcome
9leh karena itu, maka hal penting ang perlu disusun adalah pem%uatan
peta Conasi %aha a ha ard "a%%ing dalam rangka memandu PK untuk
mencapai tingkat atau %o%ot serangan ang paling e-ekti-. Penaksiran resiko
dapat dirinci dengan melihat atau memperhitungkan peta resiko %aha a terse%ut
di atas ang %isa didasarkan pada:
a. Kategori resiko ang laCim digunakan oleh PK
%. Pem%agian Coning ang ditetapkan oleh PK %erdasarkan 7'7@
c. Sistem lain seperti adan a %enda#%enda %er%aha a, -asilitas industri ang
mengandung %ahan atau %enda %er%aha a.
)apat disimpulkan %ah*a e-ekti itas pemadaman tidak semata#mata
tergantung pada res%onse ti"e dan kualitas serangan, tetapi harus sudah
diperluas kepada hal#hal ang men angkut kondisi apakah upa a pencegahan
ke%akaran telah dilakukan, sejauh mana analisis resiko %aha a ke%akaran telah
diterapkan dan setiap pengerahan kendaraan operasional, S); dan peralatan
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 80/120
lain ke lokasi ke%akaran atau %encana lainn a didasarkan pada peta resiko
%aha a ang sudah ditetapkan se%elumn a.
Berangkat dari kedudukan, tugas, dan -ungsin a, )irektorat enderal
>ipta Kar a Kementerian P& mem%erikan perhatian ang %esar dalam
mendukung upa a pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mas arakat
dan kualitas kehidupan serta penghidupan mas arakat, khususn a Bagan
7esiko %aha a se%agai kom%inasi dari kecenderungan terjadi dan konsek*ensi
potensial peningkatan kualitas lingkungan permukiman. dan a Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP dilaksanakan sejak tahun
1$$$ se%agai suatu upa a pemerintah untuk mem%angun kemandirian
mas arakat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara
%erkelanjutan.
Pelaksanaann a dilakukan secara holistik dan terpadu pada tingkat
ka*asan6lingkungan permukiman melalui pengem%angan kegiatan usahaekonomi mas arakat, pem%erda aan sum%er da a manusia, dengan
memperhatikan tatanan sosial kemas arakatan serta penataan prasarana
lingkungan dan kualitas hunian. ;elalui program ini diharapkan adan a
pem%angunan dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan S<+ . Salah satu
strategin a adalah dengan pem%entukan BK; Badan Kes*ada aan
;as arakat se%agai %adan pela anan mas arakat untuk mampu secara
mandiri memenuhi ke%utuhan dan mengelola pem%angunan llingkungan di
*ila ahn a Co""unit- .anage"ent , melalui upa a pelatihan#pelatihan.
Program ini dapat dikaitkan dengan konsep dan pendekatan upa a pencegahan
ke%akaran di ka*asan permukiman padat. Seperti contoh pada metoda @ila ah
;anajemen Ke%akaran @;K , di mana diharapkan mas arakat dapat menjadi
%arisan terdepan ang dapat mem%erikan pertolongan pertama pada saat terjadi
ke%akaran. Karena pada %an ak kasus ke%akaran di permukiman padat,
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 81/120
petugas P;K kesulitan untuk menjangkau pusat ke%akaran. )engan adan a
%arisan rela*an ke%akaran Balakar contohn a seperti di Pro . )K , Bandung,
dan Sura%a a ang telah menerapkan sistem ini diharapkan mas arakat dapat
mem%antu meringankan dan meminimalisir kerusakan aki%at ke%akaran
se%elum petugas P;K ti%a. da 2 dua sistem pem%erda aan mas arakat :
a. To% $o5n : pemerintah %erperan mem%erikan pelatihan kepada mas arakat,ditandai dengan pem%erian serti-ikat kelulusan. ;as arakat di%ekali ilmucara#cara pemadaman api, pengetahuan mengenai peralatan pemadamsederhana.
%. +otto" % : mas arakat memiliki inisiati- sendiri untuk mem%entuk regu
pemadam ke%akaran, %iasan a dikarenakan daerah terse%ut sangat ra*anterhadap %aha a ke%akaran contohn a: Kota Samarinda, Pontianak, danPalangkara a ang se%agian %esar *ila ahn a merupakan lahan gam%utsehingga ra*an terjadi ke%akaran .
)ari analisis di atas serta dengan memperhatikan potensi %aha a dan
resource ang diperlukan, maka selanjutn a dapat disusun program#program
peningkatan kinerja lem%aga %aik institusi6instansi pemadam ke%akaran
maupun lem%aga s*ada a mas arakat %erikut kegiatan pelaksanaann a angdisusun dalam tahap#tahap ang disepakati.
)alam 7encana nduk Sistem Proteksi Ke%akaran 7 SPK dapat
dicantumkan men angkut kondisi#kondisi ang perlu dipenuhi atau
dikem%angkan dalam rangka penerapan 7 SPK seperti perlun a dilakukan
sosialisasi, usul pem%entukan )e*an Keselamatan Ke%akaran di tingkat Kota6
Ka%upaten serta perlun a dilakukan e aluasi secara %erkala terhadap su%stansi
7 K termasuk pen empurnaann a menggunakan teknologi %aru PS, simulasi
komputer , dan se%again a. Pengem%angan Sistem n-ormasi Ke%akaran
Siskar ang dapat di%entuk di lingkungan permukiman dan dapat dioperasikan
oleh *arga pada saat terjadi ke%akaran juga dapat menjadi salah satu alternati-
usaha penanggulangan. )i tiap Kelurahan sistem ini dapat dipasang dan
terhu%ung langsung dengan pos pemadam ke%akaran terdekat. )iharapkan
dengan adan a sistem ini tingkat kepedulian mas arakat meningkat, upa a
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 82/120
penanggulangan pun dapat terlaksana dengan le%ih %aik sehingga diharapkan
dampak kerusakan apa%ila terjadi ke%akaran pun dapat ditekan seringan
mungkin. Berikut adalah %e%erapa saran sederhana ang dapat dilakukan untuk
mencegah ke%akaran di permukiman padat :
a. @P+ : *aspadai su%er api, proteksi peralatan#peralatan ang %erpotensi
menim%ulkan ke%akaran, dan lari pada saat terjadi ke%akaranD
%. Kompartemenisasi, aitu usaha untuk mencegah penjalaran ke%akaran
dengan cara mem%atasi api dengan dinding, lantai, kolom, %alok ang
memiliki ketahanan api %aik.
c. Pengaturan jarak#jarak antar %angunanD
d. Sistem proteksi pasi- pada %angunan, contohn a pem%uatan gunungan pada
dinding penutup atap, dan teritis dengan jarak#jarak tertentu agar penjalaran
api terham%atD
e. Pemeriksaan %erkala terhadap sistem utilitas pada %angunan, contohn amemeriksa umur ka%el#ka%el listrik. Ban ak kasus perumahan padat ang
telah mendapat suplai listrik dengan 220 = namun tidak menggunakan
ka%el %erkualitas %aik, sehingga ra*an korsleting.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 83/120
BAB I:
LANDA2AN ;IL+2+;I25 2+2I+L+9I25 DAN <U4IDI2
)alam kehidupan sehari#hari sering dilihat dan ditemukan tidak %er-ungsin a
hukum dalam suatu mas arakat, terutama dalam menghadapi peru%ahan#
peru%ahan sosial dalam mas arakat ang sedang mem%angun. ;ochtar
Kusumaatmaja (4 pernah menulis: GKita tidak dapat menghindarkan kesan %ah*a
ditengah#tengah kesi%ukan pem%angunan ini terdapat suatu kelesuan 4"alaise6
atau kekurang perca aan akan hukum dan kegunaann a dalam mas arakat. 'etapi
se%alikn a, sering pula didengar orang mengumandangkan pentingn a hukum dan
dengan nada ang mengharukan hampir setiap hari orang menjerit tentang
keadilan.
&ndang#&ndang merupakan sum%er -ormil utama dari hukum, untuk itu
-aktor#-aktor ang %erkaitan dengan %er-ungsin a hukum perlu untuk mendapatperhatian ang serius, aitu diusahakan untuk adan a keserasian antara peraturan
hukum itu sendiri , petugas penegak , -asilitas dan mas arakat. /amun juga perlu
untuk diingatkan %ah*a selain keempat -aktor terse%ut di atas, masih ada lagi -aktor
lain ang perlu diperhatikan, aitu pengaruh politik kekuasaan, ekonomi, dan
sosial (5 .
;as arakat ang sedang mengalami transisi kearah 7e-ormasi adalah
suatu pergaulan hidup ang sedang mengalami peru%ahan#peru%ahan dalam
sistem nilai#nilain a, termasuk di dalamn a sikap#sikap dan pola#pola perilaku. )i
dalam suatu masa transisi, maka sistem nilai#nilai %aru ang telah dipilih %erlaku
%ersamaan dengan %erlakun a dengan sistem nilai#nilai lama ang hendak
ditinggalkan. )alam mas arakat ndonesia sistem nilai %aru di sini adalah sistem
(4 ;ochtar Kusumaatmadja, Pe"binaan Huku" $ala" Kerangka Pe"bangunan)asional, Bina >ipta, Bandung, 1$(", hal. 1
85 Soerjono Soekanto, 1$(2, Ibid , hal. 52
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 84/120
nilai ang sesuai dengan perkem%angan mas arakat ndonesia di masa 7e-ormasi
ini.
ukum %erpengaruh dalam kehidupan mas arakat, se%alikn a mas arakat
juga ikut menentukan %agaimana perkem%angan hukum. Selain itu dalam
kehidupan mas arakat dengan %er%agai tuntutan mengaki%atkan terjadi peru%ahan
ang diikuti dengan %er%agai perkem%angan, ang salah satun a adalah di %idang
teknologi. Perkem%angan teknologi di satu sisi memang mem%a*a dampak positi-,
namun dampak negati-n a juga terkadang tim%ul, sehingga perkem%angan
teknologi juga harus diikuti dengan perkem%angan aturan hukum, %ahkan sering
terjadi perkem%angan teknologi %erpengaruh terhadap perkem%angan hukum.
)alam konteks ini, umumn a -enomena %erpengaruhn a perkem%angan
teknologi terhadapat hukum %erhu%ungan langsung dengan peman-aatan
teknologi. Permasalahan ang mendasar di sini adalah %agaimana se%enarn a
kedudukan hukum ang %erlaku hukum positi- terhadap semakin tidak dapatdikendalikann a perkem%angan teknologi. al ini didasarkan pada kekha*atiran
%ah*a hukum ang %erlaku tidak ade?uate dengan perkem%angan teknologi (" .
Kalau melihat kepada perkem%angan teknologi, nampak peru%ahan
teknologi %erkem%ang dengan pesat di%anding dengan hukum sendiri ang selalu
mengekor. ;elalui perkem%angan teknologi ini telah menim%ulkan peru%ahan
mas arakat, %aik dalam konteks cara %erperilaku indi idu maupun mas arakat itu
sendiri. 8enomena ini hendakn a menjadikan suatu tantangan %agi kalangan
hukum %erkaitan dengan model pendekatan hukum ang selama ini dilakukan.
)i kalangan ahli hukum sendiri ada dua pendapat %erkaitan dengan cara
pendekatan hukum terhadap peru%ahan mas arakat. Perta"a , pendapat ang
men atakan %ah*a hukum se og an a mengikuti, tidak memimpin dan %ah*a hal
itu harus dilakukan perlahan#lahan se%agai respons terhadap perasaan hukum
86 >hairul uda, Perke"bangan Teknologi dan Tuntutan e or"asi Huku", urnal ;agister ukum & , =olume 2 /omor 1 8e%ruari 2000, hal. 100#101.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 85/120
mas arakat ang sudah terumuskan secara jelas. Pandangan ini di*akili oleh tokoh
liran Sejarah akni =on Sa ign ang %erpendapat %ah*a hukum itu ditemukan
dan tidak diciptakan. an a jika ke%iasaan mas arakat untuk se%agian
diartikulasikan oleh para ahli hukum, sudah %erkem%ang secara penuh, maka
legislati- akan mampu dan harus mengam%il tindakan. Kedua , pendapat ang
men atakan %ah*a la5 should be a deter"ined agent in the creation o ne5 nor"s#
Pandangan kedua ini ditokohi erem Bentham ang %erke akinan %ah*a hukum
dapat dikonstruksi secara rasional dan dengan demikian akan mampu %erperan
dalam mere-ormasi mas arakat (! .
Sesungguhn a dalam perjalanan sejarah kehidupan manusia, apa ang
dinamakan hukum selalu mengalami trans-ormasi, %eralih#alih -ormatn a dari satu
ke -ormat ang lain. 'erjadin a tran-ormasi itu mungkin saja dise%a%kan oleh
proses#proses adaptasi ang penuh dengan -akta trial and error atau mungkin pula
karena upa a#upa a sengaja ang %ermula dari proses#proses rekonseptualisasikaum pemikiran sampai ke proses#proses ang %erupa restrukturisasi oleh para
politisi (( .
)inamika adapti- hukum se%agai sutu sistem ditengah lingkungan ang
%eru%ah pernah ditulis dengan %agus sekali oleh arold Berman dalam %ukun a
ang %erjudul ;a5 and e&olution 1$(3 . 'esis Berman antara lain men atakan
%ah*a hukum itu se%agaimana dicontohkan dalam pengalaman hukum menurut
tradisi negara#negara Barat selalu %eru%ah, mengalami pertum%uhan organik, %aik
pada tatarann a moral -alsa-ati maupun pada tatarann a ang le%ih positi istik dan
struktural. 7e olusi#re olusi sosial, politik dan kultur telah mere-ormasi hukum
sesuai dengan ke%utuhan Camann a ($ .
87 Bernard rie- Sidharta, %# Cit, hal. "#!.88 Soetand o @ignjosoe%roto, Huku", Kebebasan Warga, dan Kekuasaan )egara, urnal
ukum dan Keadilan, 8akultas ukum & =olume 1 /omor 1 1$$(, hal. 1.89 Ibid
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 86/120
Kem%ali mencermati dua pendapat di atas, maka dalam kaitan hukum dan
perkem%angan teknologi, pendapat kedua sepertin a akan mampu mem%erikan
solusi terhadap kekosongan#kekosongan hukum ang selama ini dianggap kurang
mampu mengantisipasi perkem%angan teknologi. Pem%entukan hukum ang
dituding kerap terlam%at mengantisipasi perkem%angan teknologi se%enarn a
%erpangkal pada tugas dan ke*aji%an para ahli hukum pem%entuk undang#
undang untuk memikirkan arah mana akan di%a*a mas arakat ang dipimpinn a
itu, sehingga diperlukan penilaian ang seksama oleh para ahli hukum tentang
dampak sosial teknologi %aru itu. al ini didasarkan pada ken ataan %ah*a %an ak
teknologi %aru tidak %ernilai netral, sehingga tidak cukup jika han a diikuti dengan
merancang hukum ang semata#mata instrumen si-atn a. Se%alikn a jika ang
di%icarakan hukum melulu %ersi-at normati-, orang harus mempertim%angkan
%ah*a hukum pun tidak %ernilai netral, sehingga tak terhindarkan terjadin a diskusi
ang %ersi-at ideologis$0
.Kalaupun telah ada hukum positi- ang di%erlakukan, tetapi ke%eradaan
hukum positi- ini terkadang le%ih %an ak dilakukan dengan cara pena-siran
inter%retation $1 . )engan pendekatan inter%retation sendiri meskipun %aik di satu
sisi, di mana setiap peru%ahan dalam mas arakat ang dise%a%kan oleh
perkem%angan teknologi dapat dilakukan langkah#langkah antisipati-. /amun, cara
pendekatan ini tentun a tidak dapat terus dipertahankan, se%a% tidak menutup
kemungkinan satu kasus ang tim%ul dapat menghadirkan dua %entuk pena-siran
atau %ahkan le%ih. al ini sudah dapat dipastikan akan mem%a*a dampak kepada
per%edaan#per%edaan, ang dapat diartikan se%agai %entuk ketidakpastian hukum.
;ochtar Kusumaatmadja $2 %erpendapat hendakn a hukum dapat
menjalankan -ungsi pengarah prilaku mas arakat. )engan demikian, konsepsi
90 >hairul uda, %# Cit, hal. 10291 ;ertokusumo, Sudikno, 1$(", .engenal Huku" 4suatu %engantar6, +i%ert , ?og akarta,
hal. 2492 ;ochtar Kusumaatmadja, %# Cit, hal. 11
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 87/120
hukum ang harus di%angun adalah hukum tidak saja merupakan keseluruhan
asas#asas dan kaidah#kaidah ang mengatur kehidupan manusia dalam
mas arakat, melainkan meliputi pula lem%aga#lem%aga institutions dan proses#
proses %rocesses ang me*ujudkan %erlakun a kaidah#kaidah itu dalam
ken ataan.
)alam negara#negara ang %erorientasi kepada demokrasi dan terti% hukum,
maka hukum merupakan aspek ang penting di dalam administrasi pem%angunan.
)engan peranan pemerintah ang le%ih %esar dalam kegiatan sosial mas arakat,
men e%a%kan %an ak tum%uh %adan#%adan administrasi untuk pelaksanaan -ungsi#
-ungsi pemerintah, ang %ertam%ah dan meluasn a ke%ijakan#ke%ijakan dalam
rangka pengaturan pengurusan dan pemilikan, ang mengaki%atkan
%erkem%angn a hukum administrasi negara untuk pem%angunan. Sesuai dengan
orientasi demokrasi serta terti% hukum terse%ut, maka perkem%angan hukum
administrasi di sini menghendaki supa a pelaksanaan administrasi tetap %erjalan diatas kerangka atau dasar hukum 4legal conte8t6# Suatu peraturan administrati-
tertentu hendakn a %erdasarkan pada suatu dasar hukum ang le%ih tinggi.
)engan demikian pelaksanaan administrasi juga akan memiliki ketentuan dan
kesahan hukum. )i lain pihak, le%ih penting daripada han a %erpegang secara
ketat terhadap dasar hukum ang le%ih sesuai %agi pelaksanaan administrasi
pem%angunan.
dministrasi Pem%angunan %erkepentingan %agi peru%ahan#peru%ahan dan
pem%aharuan#pem%aharuan. )engan demikian dasar hukum ang sering sudah
kadaluarsa, perlu dirom%ak dan disempurnakan untuk memungkinkan suatu
kegiatan usaha pem%angunan. Bahkan salah satu ciri administrasi pem%angunan
adalah perkem%angan dari orientasi ang terlalu legalistis kearah ang le%ih
%ersi-at pemecahan masalah %roble" sol&ing . Keseim%angan harus selalu dicari
antara pelaksanaan atas dasar hukum ang jelas, dengan keperluan untuk
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 88/120
meru%ah dasar hukum dan produk#produk hukum itu sendiri %agi keperluan
pem%aharuan dan pem%angunan.
Pengaturan hukum, mengandung makna akti itas mem%entuk dan
melaksanakan hukum. 'erutama jika dilihat dari sudut tata hirarkhi peraturan
perundang#undangan. Bah*a, untuk setiap tingkatan peraturan hukum harus
di%entuk oleh lingkungan ja%atan dan6atau lem%aga pem%entuk hukum ang
%er*enang untuk itu, dengan mempertim%angkan urgensin a serta mengingati
dasar#dasar peraturan perundang#undangan ang %erlaku secara ertikal maupun
horiContal.
)alam pem%entukan peraturan perundang#undangan termasuk peraturan
daerah harus memiliki landasan -iloso-is, sosiologis dan landasan uridis. +andasan
-iloso-is merupakan pertim%angan atau alasan ang menggam%arkan %ah*a
peraturan ang di%entuk mempertim%angkan pandangan hidup, kesadaran, dan
cita hukum ang meliputi suasana ke%atinan serta -alsa-ah %angsa ndonesia ang%ersum%er dari Pancasila dan Pem%ukaan &ndang#&ndang )asar /egara 7epu%lik
ndonesia 'ahun 1$45 .
Penempatan Pancasila se%agai sum%er dari segala sum%er hukum negara
adalah sesuai dengan Pem%ukaan &ndang#&ndang )asar /egara 7epu%lik
ndonesia 'ahun 1$45 alinea keempat aitu Ketuhanan ?ang ;aha <sa,
Kemanusiaan ang adil dan %erada%, Persatuan ndonesia, Kerak atan ang
dipimpin oleh hikmat ke%ijaksanaan dalam Permus a*aratan6Per*akilan, dan
Keadilan sosial %agi seluruh rak at ndonesia . ;enempatkan Pancasila se%agai
dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar -iloso-is negara sehingga setiap
materi muatan Peraturan Perundang#undangan tidak %oleh %ertentangan dengan
nilai#nilai ang terkandung dalam Pancasila . Penempatan Pancasila merupakan
sum%er segala sum%er hukum /egara ini juga din atakan dalam &ndang#undang
/omor 12 'ahun 2011 $3 .93 &ndang#undang /omor 12 'ahun 2011, Pasal 2.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 89/120
+andasan -iloso-is dari peraturan daerah ini didasarkan pada tujuan
pem%angunan nasional aitu me*ujudkan mas arakat adil dan makmur ang
merata meteriil dan spiritual %erdasarkan Pancasila dan &ndang#&ndang )asar
1$45. Selain itu juga didasarkan pada tujuan /egara aitu melindungi segenap
%angsa ndonesia ang salah satun a melindungi dari %encana ke%akaran.
ke%akaran merupakan suatu ancaman %aha a ang dapat mem%a*a %encana
%esar dan aki%at ang luas terhadap keselamatan ji*a, harta %enda, dan
lingkungan ang secara langsung dapat mengham%at kelancaran pem%angunan.
+andasan sosiologis merupakan pertim%angan atau alasan ang
menggam%arkan %ah*a peraturan ang di%entuk untuk memenuhi ke%utuhan
mas arakat dalam %er%agai aspek. +andasan sosiologis sesungguhn a
men angkut -akta empiris mengenai perkem%angan masalah dan ke%utuhan
mas arakat dan negara .
Berdasarkan -akta di lapangan, di *ila ah Kota Pontianak sering terjadike%akaran ang menim%ulkan kerugian %esar, sehingga diperlukan upa a
pencegahan dan penanggulangan %aha a ke%akaran. al ini dimaksudkan agar
akti itas mas arakat %aik dalam mem%angun gedung maupun perumahan6
pemukiman memperhatikan aspek keselamatan terutama dari %aha a ke%akaran.
+andasan uridis merupakan pertim%angan atau alasan ang
menggam%arkan %ah*a peraturan ang di%entuk untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertim%angkan aturan ang
telah ada, ang akan diu%ah, atau ang akan dica%ut guna menjamin kepastian
hukum dan rasa keadilan mas arakat. +andasan uridis men angkut persoalan
hukum ang %erkaitan dengan su%stansi atau materi ang diatur sehingga perlu
di%entuk Peraturan Perundang#&ndangan ang %aru. Be%erapa persoalan hukum
itu, antara lain, peraturan ang sudah ketinggalan, peraturan ang tidak harmonis
atau tumpang tindih, jenis peraturan ang le%ih rendah dari &ndang#&ndang
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 90/120
sehingga da a %erlakun a lemah, peraturann a sudah ada tetapi tidak memadai,
atau peraturann a memang sama sekali %elum ada .
Peraturan daerah ini di satu sisi dilakukan dalam rangka pen elenggaraan
otonomi daerah dan tugas pem%antuan serta menampung kondisi khusus
daerah, dan di sisi lain merupakan penja%aran le%ih lanjut Peraturan Perundang#
undangan ang le%ih tinggi. dapun %er%agai peraturan dimaksud dan ang
dijadikan se%agai konsiderans mengingat, antara lain:
1. Pasal 1( a at " &ndang#&ndang )asar /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun
1$45D2. &ndang#&ndang angguan Hinder rdonnantie Staatsblad 1$2" /omor 22"se%agaimana telah diu%ah %e%erapa kali, terakhir dengan Staats%lad 1$40/omor 450 D
3. &ndang#&ndang /omor 2! tahun 1$5$ tentang Penetapan &ndang#&ndang)arurat /omor 3 'ahun 1$53 tentang Pem%entukan )aerah 'ingkat diKalimantan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 1$5$ /omor !2,'am%ahan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 1(20 se%agaimanatelah diu%ah dengan &ndang#&ndang /omor ( 'ahun 1$"5 +em%aran /egara7epu%lik ndonesia 'ahun 1$"5 /omor 51, 'am%ahan +em%aran /egara7epu%lik ndonesia /omor 2!5" D
4. &ndang#&ndang /omor 1 'ahun 1$!0 tentang Keselamatan Kerja +em%aran/egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 1$!0 /omor 1, 'am%ahan +em%aran/egara 7epu%lik ndonesia /omor 2$1( D
5. &ndang#&ndang /omor ( 'ahun 1$(1 tentang ukum cara Pidana+em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 1$(1 /omor !", 'am%ahan
+em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 320$ D". &ndang#&ndang /omor 1" 'ahun 1$(5 tentang 7umah Susun +em%aran
/egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 1$(5 /omor !5,'am%ahan +em%aran/egara 7epu%lik ndonesia /omor 331! D
!. &ndang#&ndang /omor 2( 'ahun 2002 tentang Bangunan edung +em%aran/egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 2002 /omor 134, 'am%ahan +em%aran/egara 7epu%lik ndonesia /omor 424! D
(. &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 tentang Pemerintahan )aerah+em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 2004 /omor 125, 'am%ahan
+em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 443! se%agaimana telah diu%ah%e%erapa kali, terakhir dengan &ndang#&ndang /omor 12 'ahun 200( tentangPeru%ahan Kedua atas &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 tentangPemerintahan )aerah +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 200(/omor 5$, 'am%ahan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 4(44 D
$. &ndang#&ndang /omor 24 'ahun 200! tentang Penanggulangan Bencana+em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 200! /omor "",'am%ahan
+em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 4!23 D10. &ndang#&ndang /omor 2" 'ahun 200! tentang Penataan 7uang +em%aran
/egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 200! /omor "(,'am%ahan +em%aran/egara 7epu%lik ndonesia /omor 4!25 D
11. &ndang#&ndang /omor 22 'ahun 200$ tentang +alu +intas dan ngkutanalan 7a a +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 200$ /omor $",
'am%ahan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 5025 D
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 91/120
12. &ndang#&ndang /omor 32 'ahun 200$ tentang Perlindungan dan Pengelolaan+ingkungan idup +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 200$ /omor 140, 'am%ahan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 505$ D
13. &ndang # undang /omor 1 'ahun 2011 tentang Perumahan dan Ka*asan
Permukiman +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 2011 /omor !,'am%ahan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 51(( D14. &ndang#&ndang /omor 12 tahun 2011 tentang Pem%entukan Peraturan
Perundang#undangan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 2011/omor (2, 'am%ahan lem%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 5234 D
15. Peraturan Pemerintah /omor 2! 'ahun 1$(3 tentang Pelaksanaan Kita%&ndang#&ndang ukum cara Pidana +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia'ahun 1$(3 /omor ", 'am%ahan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia/omor 325( , se%agaimana telah diu%ah dengan Peraturan Pemerintah /omor 5( 'ahun 2010 tentang Peru%ahan Peraturan Pemerintah /omor 2! 'ahun1$(3 tentang Pelaksanaan Kita% &ndang#&ndang ukum cara Pidana
+em%aran /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 2010 /omor $0, 'am%ahan+em%aran /egara 7epu%lik ndonesia /omor 5145 D1". Peraturan Pemerintah /omor 3" 'ahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
&ndang#&ndang /omor 2( 'ahun 2002 tentang Bangunan edung +em%aran/egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 2005 /omor (3 'am%ahan +em%aran/egara 7epu%lik ndonesia /omor 4532 D
1!. Peraturan Pemerintah /omor !$ 'ahun 2005 tentang Pedoman Pem%inaandan Penga*asan Pen elenggaraan Pemerintah )aerah +em%aran /egara7epu%lik ndonesia 'ahun 2005 /omor 1"5, 'am%ahan +em%aran /egara7epu%lik ndonesia /omor 45$3 D
1(. Peraturan Pemerintah /omor 3( 'ahun 200! tentang Pem%agian &rusan
Pemerintahan ntara Pemerintah, Pemerintahan )aerah Propinsi , danPemerintahan )aerah Ka%upaten6Kota +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia'ahun 200! /omor (2, 'am%ahan +em%aran /egara 7epu%lik ndonesia/omor 4!3! D
1$. Keputusan ;enteri /egara Pekerjaan &mum /omor 106KP'S62000 tentangKetentuan 'eknis Pengamanan 'erhadap Baha a Ke%akaran Pada Bangunan
edung dan +ingkunganD20. Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 2$6P7'6;6200" tentang Pedoman
Pers aratan 'eknis Bangunan edungD21. Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 256P7'6;6200! tentang Pedoman
Serti-ikat +aik 8ungsi Bangunan edungD22. Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 2"6P7'6;6200! tentang Pedoman
'im hli Bangunan edungD23. Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 246P7'6;6200( tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Pera*atan Bangunan edungD24. Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 256P7'6;6200( tentang Pedoman
'eknis Pen usunan 7encana nduk Sistem Proteksi Ke%akaranD25. Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 2"6P7'6;6200( tentang
Pers aratan 'eknis Sistem Proteksi Ke%akaran pada Bangunan edung dan+ingkunganD
2". Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 206P7'6;6200$ tentang Pedoman'eknis ;anajemen Proteksi Ke%akaran di PerkotaanD
2!. Peraturan ;enteri )alam /egeri /omor 32 'ahun 2010 tentang PedomanPem%erian Cin ;endirikan Bangunan.
2(. Peraturan )aerah Kota Pontianak /omor 3 'ahun 200( tentang Bangunanedung di Kota Pontianak +em%aran )aerah Kota Pontianak 'ahun 200(
/omor 3 Seri < D
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 92/120
2$. Peraturan )aerah Kota Pontianak /omor ( 'ahun 200( tentang Bidang&rusan Pemerintahan ang menjadi Ke*enangan )aerah Kota Pontianak
+em%aran )aerah Kota Pontianak 'ahun 200( /omor ! Seri < D dan30. Peraturan )aerah Kota Pontianak /omor 13 'ahun 200$ tentang Susunan
9rganisasi dan 'ata Kerja Sekretariat )aerah, Sekretariat )e*an Per*akilan7ak at )aerah, )inas, Badan, Kecamatan dan Kelurahan di Kota Pontianak+em%aran )aerah Kota Pontianak 'ahun 200$ /omor 1 Seri ) .
BAB :
3AN9KAUAN5 A4AH PEN9ATU4AN5 DAN 4UAN9 LIN9KUP MATE4I
MUATAN PE4ATU4AN DAE4AH K+TA P+NTIANAK
TENTAN9 PEN0E9AHAN DAN PENAN99ULAN9AN
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 93/120
BEN0ANA KEBAKA4AN
Pem%entukan Peraturan )aerah tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Baha a Ke%akaran di *ila ah Kota Pontianak ini, diharapkan dapat meningkatkan
peran dari Satuan Kerja Perangkat )aerah khususn a ang mem%idangi ke%akaran
agar le%ih dioptimalkan tidak han a dalam melakukan upa a pencegahan dan
penanggulangan %encana ke%akaran tetapi juga dalam rangka penanggulangan
%encana lain di luar %aha a ke%akaran.
Peraturan )aerah ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan tanggungja*a%
pemilik, pengguna dan6atau %adan pengelola %angunan gedung6pekaranganD
pengelola hutan kota dan6atau pemegang hak atas tanah ang ditetapkan se%agai
hutan kotaD dan pemegang hak atas tanah lahan khususn a lahan gam%ut dalam
upa a pencegahan dan penanggulangan %aha a ke%akaran.
al lain ang diatur dalam Peraturan )aerah ini adalah meningkatkan peran
serta mas arakat untuk ikut %erpartisipasi %ersama#sama petugas pada Satuan
Kerja Perangkat )aerah Kota Pontianak dalam penanggulangan %aha a ke%akaran
ang terjadi di *ila ahn a karena tanpa peran serta mas arakat terse%ut sulit %agi
petugas dapat secara optimal melaksanakan tugasn a untuk memadamkan api,
mengingat sum%er da a manusian a ang ter%atas.
)iharapkan dengan di%entukn a Peraturan )aerah tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Baha a Ke%akaran nantin a dapat memperlihatkan peran ang
le%ih %esar dari petugas Pemadam Ke%akaran dalam melaksanakan tugasn a
dalam kegiatan pencegahan, penanggulangan %aha a ke%akaran dan penanganan
%encana lain, pengendalian keselamatan dan lain se%again a.
dapun materi muatan dalam peraturan daerah Kota Pontianak tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran, meliputi:
a. Bab I Ketent!an U !
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 94/120
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1)alam Peraturan )aerah ini ang dimaksud dengan :1. )aerah adalah Kota Pontianak.2. Pemerintah )aerah adalah @alikota dan Perangkat )aerah se%agai unsur
pen elenggara Pemerintah )aerah.3. @alikota adalah @alikota Pontianak.4. Satuan Kerja Perangkat )aerah ang selanjutn a disingkat SKP) adalah
Satuan Kerja Perangkat )aerah di lingkungan pemerintah Kota Pontianakang mem%idangi Ke%akaran dan %ertanggung ja*a% dalam %idang
pencegahan dan penanggulangan ke%akaran serta %encana lain.5. Kepala Satuan Kerja Perangkat )aerah ang selanjutn a dise%ut Kepala
SKP) adalah pimpinan perangkat daerah ang mem%idangi Ke%akaran dan%ertanggung ja*a% dalam %idang pencegahan dan penanggulanganke%akaran serta %encana lain.
". Bangunan edung adalah *ujud -isik hasil pekerjaan konstruksi ang men atudengan tempat kedudukann a, se%agian atau seluruhn a %erada di atasdan6atau di dalam tanah dan6atau air, ang %er-ungsi se%agai tempat manusiamelakukan kegiatann a, %aik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatankeagamaan, kegiatan usaha,kegiatan sosial,%uda a,maupun kegiatan khusus.
!. Bangunan Perumahan adalah %angunan gedung ang peruntukann a untuktempat tinggal orang dalam lingkungan permukiman %aik ang tertata maupuntidak tertata.
(. Kendaraan Bermotor &mum adalah moda angkutan penumpang angdiperuntukan untuk mela ani mas arakat umum.
$. Kendaraan Bermotor Khusus adalah moda angkutan ang khususdiperuntukkan untuk mengangkut Bahan Ber%aha a.
10. Bahan Ber%aha a adalah setiap Cat6elemen, ikatan atau campurann a %ersi-atmudah men ala6ter%akar, korosi- dan lain#lain karena penanganan,pen impanan, pengolahan atau pengemasann a dapat menim%ulkan %aha aterhadap manusia, peralatan dan lingkungan.
11. utan Kota adalah suatu hamparan lahan ang %ertum%uhan pohon#pohonang kompak dan rapat di dalam *ila ah perkotaan %aik pada tanah negara
maupun tanah hak, ang ditetapkan se%agai hutan kota oleh Peja%at ang
%er*enang.12. +ahan adalah %agian daratan dari permukaan %umi se%agai suatu lingkungan
-isik ang meliputi tanah %eserta segenap -aktor ang mempengaruhipenggunaann a seperti iklim, relie-, aspek geologi, dan hidrologi angter%entuk secara alami maupun aki%at pengaruh manusia.
13. Pencegahan ke%akaran adalah upa a ang dilakukan dalam rangkamencegah terjadin a ke%akaran.
14. Penanggulangan ke%akaran adalah upa a ang dilakukan dalam rangkamemadamkan ke%akaran.
15. Potensi Baha a Ke%akaran adalah tingkat kondisi6keadaan %aha a ke%akaranang terdapat pada o% ek tertentu tempat manusia %erakti itas.
1". Baha a Ke%akaran 7ingan adalah ancaman %aha a ke%akaran angmempun ai nilai dan kemudahan ter%akar rendah, apa%ila ke%akaranmelepaskan panas rendah, sehingga penjalaran api lam%at.
1!. Baha a Ke%akaran Sedang adalah ancaman %aha a ke%akaran angmempun ai jumlah dan kemudahan ter%akar sedang, penim%unan %ahan ang
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 95/120
mudah ter%akar dengan tinggi tidak le%ih dari 2,5 dua setengah meter danapa%ila terjadi ke%akaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran apisedang.
1(. Baha a Ke%akaran Sedang adalah ancaman %aha a ke%akaran ang
mempun ai jumlah dan kemudahan ter%akar sedang, penim%unan %ahan angmudah ter%akar dengan tinggi tidak le%ih dari 4 empat meter dan apa%ilaterjadi ke%akaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api sedang.
1$. Baha a Ke%akaran Sedang adalah ancaman %aha a ke%akaran angmempun ai jumlah dan kemudahan ter%akar agak tinggi, menim%ulkan panasagak tinggi serta penjalaran api agak cepat apa%ila terjadi ke%akaran.
20. Baha a Ke%akaran Berat adalah ancaman %aha a ke%akaran angmempun ai jumlah dan kemudahan ter%akar tinggi, menim%ulkan panas tinggiserta penjalaran api cepat apa%ila terjadi ke%akaran.
21. Baha a Ke%akaran Berat adalah ancaman %aha a ke%akaran angmempun ai jumlah dan kemudahan ter%akar sangat tinggi, menim%ulkan
panas sangat tinggi serta penjalaran api sangat cepat apa%ila terjadike%akaran.22. Sarana Pen elamatan i*a adalah sarana ang terdapat pada %angunan
gedung ang digunakan untuk men elamatkan ji*a dari ke%akaran dan%encana lain.
23. kses Pemadam Ke%akaran adalah akses6jalan atau sarana lain angterdapat pada %angunan gedung ang khusus disediakan untuk masukpetugas dan unit pemadam ke dalam %angunan gedung.
24. Proteksi Ke%akaran adalah peralatan sistem perlindungan6pengamanan%angunan gedung dari ke%akaran ang dipasang pada %angunan gedung.
25. ;anajemen Keselamatan Ke%akaran edung ang selanjutn a disingkat
;KK adalah %agian dari manajemen gedung untuk me*ujudkankeselamatan penghuni %angunan gedung dari ke%akaran denganmengupa akan kesiapan instalasi proteksi ke%akaran agar kinerjan a selalu%aik dan siap pakai.
2". lat Pemadam pi 7ingan adalah alat untuk memadamkan ke%akaran angmencakup lat Pemadam pi 7ingan P 7 dan lat Pemadam pi Berat
P B ang menggunakan roda.2!. Sistem larm Ke%akaran adalah suatu alat untuk mem%eritahukan ke%akaran
tingkat a*al ang mencakup alarm ke%akaran manual dan6atau alarmke%akaran otomatis.
2(. Sistem Pipa 'egak dan Slang Ke%akaran adalah sistem pemadam ke%akaranang %erada dalam %angunan gedung, dengan kopling pengeluaran 2,5 dua
setengah inci, 1,5 satu setengah inci dan kom%inasi.2$. idran alaman adalah hidran ang %erada di luar %angunan gedung, dengan
kopling pengeluaran ukuran 2,5 dua setengah inci.30. Sistem Springkler 9tomatis adalah suatu sistem pemancar air ang %ekerja
secara otomatis %ilamana temperatur ruangan mencapai suhu tertentu.31. Sistem Pengendalian sap adalah suatu sistem alami atau mekanis ang
%er-ungsi untuk mengeluarkan asap dari %angunan gedung atau %agian%angunan gedung sampai %atas aman pada saat ke%akaran terjadi.
32. Bencana +ain adalah kejadian ang dapat merugikan ji*a dan6atau harta%enda, selain ke%akaran, antara lain gedung runtuh, %anjir, ketinggian,kecelakaan transportasi dan Bahan Ber%aha a.
33. &ji ;utu Bahan6Komponen adalah uji ketahanan api, kinerja %ahan6komponenproteksi pasi- dan akti- dan peralatan penanggulangan ke%akaran.
34. Badan Pengelola adalah %adan ang %ertugas untuk mengelola rumah susun.35. Pemilik Bangunan edung adalah orang, %adan hukum, kelompok orang, atau
perkumpulan, ang menurut hukum sah se%agai pemilik %angunan gedung.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 96/120
3". Pengguna Bangunan edung adalah pemilik %angunan gedung dan6atau%ukan pemilik %angunan gedung %erdasarkan kesepakatan dengan pemilik%angunan gedung, ang menggunakan dan6atau mengelola %angunan gedungatau %agian %angunan gedung sesuai dengan -ungsi ang ditetapkan.
b. Bab II +b'ek dan P"tensi Baha'a Kebakaran
BAB II+B<EK DAN P+TEN2I BAHA<A KEBAKA4AN
Bagian kesat!+b'ek
Pasal %
9% ek pencegahan dan penanggulangan %aha a ke%akaran meliputi:a. %angunan gedungD%. %angunan perumahanDc. kendaraan %ermotorDd. %ahan %er%aha aDe. hutan kotaD dan-. lahan.
Bagian Ked!aP"tensi
Paragraf 1Bang!nan 9ed!ng
Pasal -1 Potensi %aha a ke%akaran pada %angunan gedung didasarkan pada:
a. ketinggianD%. -ungsiDc. luas %angunan gedungD dand. isi %angunan gedung.
2 Klasi-ikasi potensi %aha a ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1terdiri dari:a. %aha a ke%akaran ringanD%. %aha a ke%akaran sedangD danc. %aha a ke%akaran %erat.
3 Baha a ke%akaran sedang se%agaimana dimaksud pada a at 2 huru- %,terdiri dari:a. sedang D%. sedang D danc. sedang .
4 Baha a ke%akaran %erat se%agaimana dimaksud pada a at 2 huru- c, terdiridari:a. %erat D dan%. %erat .
5 Ketentuan le%ih lanjut mengenai kriteria klasi-ikasi potensi %aha a ke%akaranse%agaimana dimaksud pada a at 2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Paragraf %
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 97/120
Bang!nan Per! ahan
Pasal #Bangunan perumahan di lingkungan permukiman ang tertata mempun ai potensi
%aha a ke%akaran ringan dan %angunan perumahan di lingkungan permukimanang tidak tertata mempun ai potensi %aha a ke%akaran sedang .
Paragraf -Kendaraan Ber "t"r
Pasal )1 Kendaraan %ermotor ang diatur dalam pencegahan dan penanggulangan
%aha a ke%akaran terdiri dari:a. kendaraan umumD dan
%. kendaraan khusus.2 Kendaraan umum se%agaimana dimaksud pada a at 1 huru- a mempun aipotensi %aha a ke%akaran sedang .
3 Kendaraan khusus se%agaimana dimaksud pada a at 1 huru- % mempun aipotensi %aha a ke%akaran %erat .
Paragraf #Bahan Berbaha'a
Pasal /
1 Bahan Ber%aha a terdiri dari:a. %ahan %er%aha a mudah meledak e8%losi&es D%. %ahan gas %ertekanan co"%ressed gasses Dc. %ahan cair mudah men ala la""able li?uids Dd. %ahan padat mudah men ala la""able solids dan6atau mudah ter%akar
jika %asah dangerous 5hen 5et De. %ahan oksidator, peroksida organik o8idi ing substances D-. %ahan %eracun %oison Dg. %ahan radio akti- radio acti&es Dh. %ahan perusak corrosi&es D dani. %ahan %er%aha a lain "iscellaneous .
2 Bahan Ber%aha a se%agaimana dimaksud pada a at 1 mempun ai potensi%aha a ke%akaran %erat .
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis pencegahan danpenanganan insiden Bahan Ber%aha a se%agaimana dimaksud pada a at 1huru- a sampai dengan huru- i diatur dengan Peraturan @alikota.
Paragraf )H!tan K"ta
Pasal 6utan Kota ang lokasin a tidak %erdekatan dengan permukiman mempun ai
potensi %aha a ke%akaran ringan, sedangkan utan Kota ang lokasin a%erdekatan dengan permukiman dan6atau %angunan gedung mempun ai potensi%aha a ke%akaran sedang .
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 98/120
Paragraf /Lahan
Pasal 7
1 +ahan ang lokasin a tidak %erdekatan dengan permukiman mempun aipotensi %aha a ke%akaran ringan, sedangkan lahan ang lokasin a%erdekatan dengan permukiman dan6atau %angunan gedung mempun aipotensi %aha a ke%akaran sedang .
2 +ahan am%ut ang lokasin a tidak %erdekatan dengan permukimanmempun ai potensi %aha a ke%akaran sedang , sedangkan lahan anglokasin a %erdekatan dengan permukiman dan6atau %angunan gedungmempun ai potensi %aha a ke%akaran sedang .
$. Bab III Pen$egahan KebakaranBAB III
PEN0E9AHAN KEBAKA4AN
Bagian Kesat!Bang!nan 9ed!ng
Paragraf 1Kewa,iban Pe ilik5 Pengg!na dan=ata! Badan Pengel"la
Pasal 81 Setiap pemilik, pengguna dan6atau %adan pengelola %angunan gedung danlingkungan gedung ang mempun ai potensi %aha a ke%akaran se%agaimanadimaksud dalam Pasal 3 a at 2 *aji% %erperan akti- dalam mencegahke%akaran.
2 &ntuk mencegah ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 pemilik,pengguna dan6atau %adan pengelola %angunan gedung *aji% men ediakan:a. sarana pen elamatan ji*aD%. akses pemadam ke%akaranDc. proteksi ke%akaranDd. manajemen keselamatan ke%akaran gedungD dane. manajemen keselamatan ke%akaran lingkungan.
Paragraf %2arana Pen'ela atan 3iwa
Pasal 1(1 Setiap %angunan gedung *aji% dilengkapi dengan sarana pen elamatan ji*a.2 Sarana pen elamatan ji*a se%agaimana dimaksud pada a at 1 terdiri dari :
a. sarana jalan ke luarD%. pencaha aan darurat tanda jalan ke luarDc. petunjuk arah jalan ke luarDd. komunikasi daruratDe. pengendali asapD
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 99/120
-. tempat %erhimpun sementaraD dang. tempat e akuasi.
3 Sarana jalan ke luar se%agaimana dimaksud pada a at 2 huru- a terdiri dari:a. tangga ke%akaranD
%. rampDc. koridorDd. pintuDe. jalan6pintu penghu%ungD-. %alkonDg. sa- pemadam ke%akaranD danh. jalur lintas menuju jalan ke luar.
4 Sarana pen elamatan ji*a se%agaimana dimaksud pada a at 2 harus selaludalam kondisi %aik dan siap pakai.
5 Sarana pen elamatan ji*a ang disediakan pada setiap %angunan gedung, jumlah, ukuran, jarak tempuh dan konstruksi sarana jalan ke luar
se%agaimana dimaksud pada a at 2 harus didasarkan pada luas lantai,-ungsi %angunan, ketinggian %angunan gedung, jumlah penghuni danketersediaan sistem springkler otomatis.
" Selain sarana jalan ke luar se%agaimana dimaksud pada a at 3 , eskalator dapat di-ungsikan se%agai sarana jalan ke luar.
! 'empat %erhimpun sementara se%agaimana dimaksud a at 2 huru- - harusmemenuhi pers aratan dan dapat disediakan pada suatu lantai pada%angunan ang karena ketinggiann a menuntut le%ih dari satu tempat%erhimpun sementara.
( Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis sarana pen elamatan ji*adan eskalator se%agaimana dimaksud pada a at 2 dan a at " diatur
dengan Peraturan @alikota.
Pasal 11Pada %angunan gedung %erderet %ertingkat paling tinggi 4 empat lantai harusdi%eri jalan ke luar ang menghu%ungkan antar unit %angunan gedung ang satudengan unit %angunan gedung ang lain.
Paragraf -Akses Pe ada Kebakaran
Pasal 1%1 kses pemadam ke%akaran se%agaimana dimaksud dalam Pasal $ a at 2
huru- % meliputi:a. akses mencapai %angunan gedungD%. akses masuk ke dalam %angunan gedungD danc. area operasional.
2 kses mencapai %angunan gedung se%agaimana dimaksud pada a at 1huru- a terdiri dari:a. akses ke lokasi %angunan gedungD dan%. jalan masuk dalam lingkungan %angunan gedung.
3 kses masuk ke dalam %angunan gedung se%agaimana dimaksud pada a at1 huru- % terdiri dari:
a. pintu masuk ke dalam %angunan gedung melalui lantai dasarD%. pintu masuk melalui %ukaan dinding luarDdanc. pintu masuk ke ruang %a*ah tanah.
4 rea operasional se%agaimana dimaksud pada a at 1 huru- c terdiri dari:
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 100/120
a. le%ar dan sudut %elokan dapat dilalui mo%il pemadam ke%akaranD dan%. perkerasan mampu menahan %e%an mo%il pemadam ke%akaran.
5 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis akses pemadamke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 diatur dengan Peraturan
@alikota.
Paragraf #Pr"teksi Kebakaran
Pasal 1-1 Proteksi ke%akaran se%agaimana dimaksud dalam Pasal $ a at 2 huru- c
terdiri dari:a. proteksi pasi-D dan%. proteksi akti-.
2 Proteksi pasi- se%agaimana dimaksud pada a at 1 huru- a meliputi:
a. %ahan %angunan gedungD%. konstruksi %angunan gedungDc. kompartemenisasi dan pemisahanD dand. penutup pada %ukaan.
3 Proteksi akti- se%agaimana dimaksud pada a at 1 huru- % meliputi:a. alat pemadam api ringanD%. sistem deteksi dan alarm ke%akaranDc. sistem pipa tegak dan slang ke%akaran serta hidran halamanDd. sistem springkler otomatisDe. sistem pengendali asapD-. li- ke%akaranD
g. pencaha aan daruratDh. penunjuk arah daruratDi. sistem pasokan da a listrik daruratD
j. pusat pengendali ke%akaranD dank. instalasi pemadam khusus.
Pasal 1#1 Bahan %angunan gedung se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13 a at 2
huru- a ang digunakan pada konstruksi %angunan gedung harusmemperhitungkan si-at %ahan terhadap api.
2 Si-at %ahan se%agaimana dimaksud pada a at 1 meliputi si-at %akar, si-atpenjalaran dan si-at pen alaan %ahan.
3 &ntuk meningkatkan mutu si-at %ahan terhadap api digunakan %ahanpengham%at api.
4 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan si-at %ahan %angunan gedungse%agaimana dimaksud pada a at 2 dan pemakaian %ahan %angunangedung diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal 1)1 Konstruksi %angunan gedung dikaitkan dengan ketahanan api se%agaimana
dimaksud dalam Pasal 13 a at 2 huru- % terdiri dari:a. tipe D%. tipe BD danc. tipe >.
2 'ingkat ketahanan api se%agaimana dimaksud pada a at 1 meliputiketahanan terhadap keruntuhan struktur, penem%usan api dan asap serta
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 101/120
mampu menahan peningkatan panas ke permukaan se%elah ang din atakandalam satuan *aktu.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan tingkat ketahanan apise%agaimana dimaksud pada a at 2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal 1/1 Kompartemenisasi dan pemisah se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13 a at
2 huru- c harus dari konstruksi tahan api dan disesuaikan dengan -ungsiruangan.
2 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan kompartemenisasi dan pemisahse%agaimana dimaksud pada a at 1 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal 16
1 Penutup pada %ukaan se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13 a at 2 huru- d%aik horisontal maupun ertikal harus dari %ahan ang tidak mudah ter%akar.2 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan penutup pada %ukaan
se%agaimana dimaksud pada a at 1 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal 171 lat pemadam api ringan se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13 a at 3
huru- a harus selalu dalam keadaan siap pakai dan dilengkapi denganpetunjuk penggunaan, ang memuat urutan singkat dan jelas tentang carapenggunaan, ditempatkan pada tempat ang mudah dilihat dan dijangkau.
2 Penentuan jenis, da a padam dan penempatan alat pemadam api ringan angdisediakan untuk pemadaman, harus disesuaikan dengan klasi-ikasi %aha ake%akaran.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan penentuan jenis, da a padam, jumlah dan penempatan alat pemadam api se%agaimana dimaksud pada a at
2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal 18Setiap orang dan6atau %adan hukum dilarang memproduksi dan6ataumemperdagangkan dan6atau menggunakan alat pemadam api ang %erisi %ahan
ang mem%aha akan kesehatan, keselamatan ji*a dan lingkungan hidup.
Pasal %(1 Sistem deteksi dan alarm ke%akaran se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13
a at 3 huru- % harus disesuaikan dengan klasi-ikasi potensi %aha ake%akaran.
2 Sistem deteksi dan alarm ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1harus selalu dalam kondisi %aik dan siap pakai.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tata cara pemasangansistem deteksi dan alarm ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal %1
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 102/120
1 Sistem pipa tegak dan slang ke%akaran serta hidran halaman se%agaimanadimaksud dalam Pasal 13 a at 3 huru- c terdiri dari pipa tegak, slangke%akaran, hidran halaman, pen ediaan air dan pompa ke%akaran.
2 Sistem pipa tegak dan slang ke%akaran serta hidran halaman se%agaimana
dimaksud pada a at 1 harus didasarkan pada klasi-ikasi potensi %aha ake%akaran.3 Sistem pipa tegak dan slang ke%akaran serta hidran halaman se%agaimana
dimaksud pada a at 1 harus selalu dalam kondisi %aik dan siap pakai.4 7uangan pompa harus ditempatkan di lantai dasar atau %ismen satu
%angunan gedung dengan memperhatikan akses dan entilasi sertapemeliharaan.
5 &ntuk %angunan gedung ang karena ketinggiann a menuntut penempatanpompa ke%akaran tam%ahan pada lantai ang le%ih tinggi ruangan pompadapat ditempatkan pada lantai ang sesuai dengan memperhatikan akses dan
entilasi serta pemeliharaan.
" Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tatacara pemasangansistem pipa tegak dan slang ke%akaran, hidran halaman serta ruangan pompase%agaimana dimaksud pada a at 1 sampai dengan a at 5 diatur denganPeraturan @alikota.
Pasal %%1 Sistem springkler otomatis se%agaimana dimaksud dalam Pasal 11 a at
3 huru- d terdiri dari instalasi pemipaan,pen ediaan air dan pompake%akaran.
2 Sistem springkler otomatis se%agaimana dimaksud pada a at 1 harus
didasarkan pada klasi-ikasi potensi %aha a ke%akaran ter%erat.3 7uangan pompa harus ditempatkan di lantai dasar atau %ismen satu%angunan gedung dengan memperhatikan akses dan entilasi sertapemeliharaan.
4 Sistem springkler otomatis se%agaimana dimaksud pada a at 1 harus selaludalam kondisi %aik dan siap pakai.
5 &ntuk %angunan gedung ang karena ketinggiann a menuntut penempatanpompa ke%akaran tam%ahan pada lantai ang le%ih tinggi ruangan pompadapat ditempatkan pada lantai ang sesuai dengan memperhatikan akses dan
entilasi serta pemeliharaan." Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tatacara pemasangan
s stem springkler otomatis se%agaimana dimaksud pada a at 1 dan a at2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal %-1 Sistem pengendali asap se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13 a at 3 huru-
e harus didasarkan pada klasi-ikasi potensi %aha a ke%akaran.2 Sistem pengendali asap se%agaimana dimaksud pada a at 1 harus selalu
dalam kondisi %aik dan siap pakai.3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tatacara pemasangan
sistem pengendali asap se%agaimana dimaksud pada a at 1 dan a at 2diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal %#1 +i- ke%akaran se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13 a at 3 huru- - *aji%
dipasang pada %angunan gedung menengah, tinggi dan %ismen dengankedalaman le%ih dari 10 sepuluh meter di %a*ah permukaan tanah.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 103/120
2 +i- penumpang dan +i- %arang dapat di-ungsikan se%agai +i- ke%akaran.3 +i- ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 harus selalu dalam
kondisi %aik dan siap pakai.4 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tatacara pemasangan
+i- ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 , a at 2 dan a at 3diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal %)1 Pencaha aan darurat se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13 a at 3 huru- g
harus dipasang pada sarana jalan ke luar, tangga ke%akaran dan ruangkhusus.
2 Pencaha aan darurat se%agaimana dimaksud pada a at 1 harus selaludalam kondisi %aik dan siap pakai.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tatacara pemasangan
pencaha aan darurat se%agaimana dimaksud pada a at 1 dan a at 2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal %/1 Penunjuk arah darurat se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13 a at 3 huru-
h harus dipasang pada sarana jalan ke luar dan tangga ke%akaran.2 Penunjuk arah darurat harus mengarah pada pintu tangga ke%akaran dan
pintu keluar.3 Penunjuk arah darurat se%agaimana dimaksud pada a at 1 harus selalu
dalam kondisi %aik dan siap pakai.
4 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tatacara pemasanganpenunjuk arah darurat se%agaimana dimaksud pada a at 1 sampai dengana at 3 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal %61 Sistem pasokan da a listrik darurat se%agaimana dimaksud dalam Pasal 13
a at 3 huru- i %erasal dari sum%er da a utama dan darurat.2 Sistem pasokan da a listrik darurat se%agaimana dimaksud pada a at 1
harus memenuhi pers aratan se%agai %erikut:a. mampu mengoperasikan sistem pencaha aan daruratD%. mampu memasok da a untuk sistem penunjuk arah daruratDc. mampu mengoperasikan sarana proteksi akti-D dand. sum%er da a listrik darurat mampu %ekerja secara otomatis tanpa terputus.
3 Sistem pasokan da a listrik darurat se%agaimana dimaksud pada a at 2harus selalu dalam kondisi %aik dan siap pakai.
4 Ka%el listrik untuk sistem pasokan da a listrik darurat ke sarana proteksi akti- se%agaimana dimaksud pada a at 2 dan a at 3 harus menggunakan ka%eltahan api, tahan air dan %enturan.
5 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tatacarapemasangan sistem pasokan da a listrik darurat se%agaimana dimaksud padaa at 1 sampai dengan a at 3 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal %71 Bangunan gedung dengan potensi %aha a ke%akaran sedang dan %erat harus
dilengkapi dengan pusat pengendali ke%akaran.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 104/120
2 Be%erapa %angunan gedung ang karena luas dan jumlah massa%angunann a menuntut dilengkapi pusat pengendali ke%akaran utama harusditempatkan pada %angunan dengan potensi %aha a ke%akaran ter%erat.
3 Pusat pengendali ke%akaran dan pusat pengendali ke%akaran utama
se%agaimana dimaksud pada a at 1 dan a at 2 harus mempun aiketahanan api dan ditempatkan pada lantai dasar.4 Pusat pengendali ke%akaran dan pusat pengendali ke%akaran utama
se%agaimana dimaksud pada a at 1 dan a at 2 harus selalu dalam kondisi%aik dan siap pakai.
5 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis pusat pengendalike%akaran dan pusat pengendali ke%akaran utama se%agaimana dimaksudpada a at 1 , a at 2 dan a at 3 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal %8
1 Setiap ruangan atau %agian %angunan gedung ang %erisi %arang danperalatan khusus harus dilindungi dengan instalasi pemadam khusus.2 nstalasi pemadam khusus se%agaimana dimaksud pada a at 1 terdiri dari:
a. sistem pemadaman men eluruh N total looding D dan%. sistem pemadaman setempat local a%%lication .
3 nstalasi pemadam khusus se%agaimana dimaksud pada a at 1 harus selaludalam kondisi %aik dan siap pakai.
4 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan teknis dan tata cara pemasanganinstalasi pemadam khusus se%agaimana dimaksud pada a at 1 sampaidengan a at 3 diatur dengan Peraturan @alikota.
Paragraf )Mana,e en Kesela atan Kebakaran 9ed!ng
Pasal -(1 Pemilik dan6atau pengguna %angunan gedung ang mengelola %angunan
gedung ang mempun ai potensi %aha a ke%akaran ringan dan sedang dengan jumlah penghuni paling sedikit 500 lima ratus orang *aji%mem%entuk ;anajemen Keselamatan Ke%akaran edung.
2 ;anajemen keselamatan ke%akaran gedung se%agaimana dimaksud padaa at 1 dipimpin oleh kepala dan *akil kepala manajemen keselamatanke%akaran gedung.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pem%entukan, tugas dan -ungsi manajemenkeselamatan ke%akaran gedung se%agaimana dimaksud pada a at 2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Paragraf /Mana,e en Kesela atan Kebakaran Lingk!ngan
Pasal -11 Badan pengelola ang mengelola %e%erapa %angunan dalam satu lingkungan
ang mempun ai potensi %aha a ke%akaran sedang , sedang dan %eratdengan jumlah penghuni paling sedikit 50 lima puluh orang *aji% mem%entuk;anajemen Keselamatan Ke%akaran +ingkungan.
2 ;anajemen keselamatan ke%akaran lingkungan se%agaimana dimaksud padaa at 1 dipimpin oleh kepala dan *akil kepala manajemen keselamatanke%akaran lingkungan.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 105/120
3 Badan pengelola se%agaimana dimaksud pada a at 1 *aji% men ediakanprasarana dan sarana penanggulangan ke%akaran sesuai dengan potensi%aha a ke%akaran.
4 Prasarana dan sarana penanggulangan ke%akaran se%agaimana dimaksud
pada a at 3 antara lain:a. sistem pemadamanD%. akses pemadamanDc. sistem komunikasiDd. sum%er da a listrik daruratDe. jalan ke luarD-. proteksi terhadap api, asap, racun, korosi- dan ledakanD dang. pos pemadam dan mo%il pemadam.
5 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pem%entukan, tugas dan -ungsi manajemenkeselamatan ke%akaran lingkungan se%agaimana dimaksud pada a at 2diatur dengan Peraturan @alikota.
Bagian Ked!aBang!nan Per! ahan
Pasal -%1 Bangunan perumahan ang %erada di lingkungan permukiman ang tertata
harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana pencegahan danpenanggulangan ke%akaran.
2 Kelengkapan prasarana dan sarana pencegahan dan penanggulanganke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 menjadi tanggung ja*a%
pengem%ang atau Pemerintah atau Pemerintah )aerah.3 Bangunan perumahan ang %erada di lingkungan permukiman ang tidaktertata dan padat hunian harus dilengkapi prasarana dan sarana sertakesiapan mas arakat dalam upa a pencegahan dan penanggulanganke%akaran.
4 Kelengkapan prasarana dan sarana pencegahan dan penanggulanganke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 3 menjadi tanggung ja*a%Pemerintah )aerah.
5 Ketentuan le%ih lanjut mengenai kelengkapan prasarana dan sarana sertakesiapan mas arakat dalam upa a pencegahan dan penanggulanganke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 dan a at 3 diatur denganPeraturan @alikota.
Bagian KetigaKendaraan Ber "t"r
Pasal --Setiap pemilik dan6atau pengelola kendaraan umum dan kendaraan khusus *aji%men ediakan alat pemadam api ringan sesuai dengan potensi %aha a ke%akaran.
Bagian Kee *atBahan Berbaha'a
Pasal -#1 Setiap orang atau %adan usaha ang men impan dan6atau memproduksi
Bahan Ber%aha a *aji%:a. men ediakan alat isolasi tumpahanD
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 106/120
%. men ediakan sarana pen elamatan ji*a, proteksi pasi-, proteksi akti-,manajemen keselamatan ke%akaran gedungD
c. mengin-ormasikan da-tar %ahan %er%aha a ang disimpan dan6ataudiproduksiD dan
d. memasang plakat dan6atau la%el penanggulangan dan penanganan%encana %ahan %er%aha a.2 Setiap pemilik dan6atau pengelola kendaraan khusus ang mengangkut Bahan
Ber%aha a *aji% :a. men ediakan alat pemadam api ringan dan alat perlindungan a*ak
kendaraan sesuai dengan potensi %aha a ke%akaranD%. memasang plakat penanggulangan dan penanganan %encana Bahan
Ber%aha a D danc. mengin-ormasikan jalan ang akan dilalui kepada SKP).
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan dan tata cara pen impanan danpengangkutan Bahan Ber%aha a se%agaimana dimaksud pada a at 1 dan
a at 2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Bagian Keli aH!tan K"ta
Pasal -)1 Pengelola hutan kota dan6atau pemegang hak atas tanah ang ditetapkan
se%agai hutan kota harus menjaga hutan kota dari ke%akaran.2 Pengelolaan hutan kota harus dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pencegahan dan penanggulangan ke%akaran.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai kelengkapan prasarana dan sarana sertaupa a pencegahan dan penanggulangan ke%akaran se%agaimana dimaksudpada a at 2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Bagian KeenaLahan
Pasal -/1 Pemerintah )aerah dan6atau pemegang hak atas tanah lahan harus
menjaga lahan dari ke%akaran.2 Pemerintah )aerah dan6atau pemegang hak atas tanah lahan gam%ut selain
menjaga lahan dari ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 , jugaharus selalu mengontrol kondisi lahan terutama pada musim kemarau danmem%eritahukan kepada SKP) jika ada indikasi lahan ter%akar.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai cara menjaga, mengontrol, danmem%eritahukan indikasi lahan ter%akar se%agaimana dimaksud pada a at 1dan a at 2 diatur dengan Peraturan @alikota.
d. Bab I: Penangg!langan Kebakaran
BAB I:PENAN99ULAN9AN KEBAKA4AN
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 107/120
Bagian Kesat!Kesia*an Penangg!langan
Pasal -61 )alam upa a menanggulangi ke%akaran di kecamatan di%entuk kantor sektor pemadam ke%akaran dan di kelurahan di%entuk pos pemadam ke%akaran.
2 Pada setiap kantor sektor dan pos se%agaimana dimaksud dalam a at 1dilengkapi dengan prasarana dan sarana penanggulangan ke%akaran.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai kelengkapan prasarana dan saranase%agaimana dimaksud pada a at 2 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal -7Pemilik, pengguna dan6atau %adan pengelola %angunan gedungD pemilik dan6atau
pengelola kendaraan %ermotor khususD orang atau %adan usaha ang men impandan6atau memproduksi %ahan %er%aha aD pengelola hutan kota dan6ataupemegang hak atas tanah ang ditetapkan se%agai hutan kotaD dan pemegang hakatas tanah lahan *aji% melaksanakan kesiapan penanggulangan pemadamanke%akaran ang dikoordinasikan oleh SKP).
Bagian ked!aPada 2aat Ter,adi Kebakaran
Pasal -8
)alam hal terjadi ke%akaran, pemilik, pengguna dan6atau %adan pengelola%angunan gedung, pemilik dan6atau pengelola kendaraan %ermotor khususD orangatau %adan usaha ang men impan dan6atau memproduksi %ahan %er%aha aDpengelola hutan kota dan6atau pemegang hak atas tanah ang ditetapkan se%agaihutan kotaD dan pemegang hak atas tanah lahan *aji% melakukan:a. tindakan a*al pen elamatan ji*a, harta %enda, pemadaman ke%akaran dan
pengamanan lokasiD dan%. mengin-ormasikan kepada SKP) dan instansi terkait.
Pasal #(Se%elum petugas SKP) ti%a di tempat terjadin a ke%akaran, pengurus rukuntetangga6rukun *arga 7'67@ , Barisan Sukarela*an Ke%akaran, +urah6>amatdan instansi terkait segera melakukan tindakan penanggulangan dan pengamanansesuai tugas dan -ungsin a.
Pasal #11 Pada *aktu terjadi ke%akaran siapapun ang %erada di daerah ke%akaran
harus mentaati petunjuk dan6atau perintah ang di%erikan oleh petugasse%agaimana dimaksud dalam Pasal 40.
2 al#hal ang terjadi di daerah ke%akaran ang dise%a%kan karena tidakdipatuhin a petunjuk dan6atau perintah se%agaimana dimaksud pada a at 1menjadi tanggung ja*a% sepenuhn a dari ang %ersangkutan.
Pasal #%1 )alam mencegah menjalarn a ke%akaran, pemilik, pengguna dan6atau %adan
pengelola %angunan gedung6pekaranganD pengelola hutan kota dan6ataupemegang hak atas tanah ang ditetapkan se%agai hutan kotaD dan pemegang
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 108/120
hak atas tanah lahan harus mem%erikan iCin kepada petugas pemadamke%akaran untuk:a. memasuki %angunan gedung6pekaranganD%. mem%antu memindahkan %arang6%ahan ang mudah ter%akarD
c. meman-aatkan air dari kolam renang dan hidran halaman ang %eradadalam daerah ke%akaranD
d. merusak6mero%ohkan se%agian atau seluruh %angunan gedungD dane. melakukan tindakan lain ang diperlukan dalam operasi pemadaman dan
pen elamatan.2 Perusakan6pero%ohan %angunan gedung se%agaimana dimaksud pada a at
1 huru- d, dilakukan %erdasarkan situasi dan kondisi di lapangan.
Pasal #-
1 Penanggulangan ke%akaran ang terjadi di per%atasan *ila ah KotaPontianak dengan Ka%upaten Pontianak, Ka%upaten Ku%u 7a a dan diKa*asan Khusus ditanggulangi %ersama oleh Kepala )aerah dan PengelolaKa*asan Khusus.
2 Pelaksanaan penanggulangan ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at1 dilakukan melalui kerjasama antar Kepala )aerah6pengelola ka*asan
khusus dan ditetapkan dengan keputusan %ersama.
Pasal ##Selain penanggulangan ke%akaran se%agaimana dimaksud dalam Pasal 43 a at
1 , @alikota dalam hal ini SKP) dapat mem%antu pen elamatan kor%an %encanaang terjadi di luar *ila ah Kota Pontianak.
Bagian KetigaPe eriksaan 2ebab Kebakaran
Pasal #)1 SKP) melakukan pemeriksaan untuk mengetahui se%a%#se%a% terjadin a
ke%akaran.2 )alam melakukan pemeriksaan se%agaimana dimaksud pada a at 1
%erkoordinasi dengan pihak Kepolisian.3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pemeriksaan untuk mengetahui se%a%#se%a%
terjadin a ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 diatur denganPeraturan @alikota.
e. Bab : Ben$ana Lain
BAB :BEN0ANA LAIN
Pasal #/1 )alam hal terjadi %encana lain, SKP) melakukan tindakan pen elamatan ji*a
dan harta %enda.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 109/120
2 )alam melakukan tindakan pen elamatan ji*a dan harta %enda dari %encana,pemilik, pengguna dan6atau %adan pengelola %angunan gedung6pekaranganDpengelola hutan kota dan6atau pemegang hak atas tanah ang ditetapkanse%agai hutan kotaD dan pemegang hak atas tanah lahan harus mem%erikan
iCin kepada petugas pemadam ke%akaran untuk:a. memasuki dan6atau mengosongkan lokasi %angunangedung6pekarangan6jalan ra aD
%. mem%antu memindahkan %arang dan6atau %ahan %er%aha aDc. merusak6memotong alat transportasiD dand. melakukan tindakan lain ang diperlukan dalam operasi pen elamatan.
3 )alam melakukan tindakan pen elamatan ji*a dan harta %enda se%agaimanadimaksud pada a at 1 , SKP) dapat %erkoordinasi dengan nstansi terkait.
f. Bab :I Peng!,ian
BAB :IPEN9U3IAN
Pasal #61 Setiap orang dan6atau Badan ukum ang memproduksi atau mengimpor
%ahan6komponen proteksi pasi- dan akti-, dan peralatan penanggulanganke%akaran *aji% memperoleh serti-ikat uji mutu komponen dan %ahan dariSKP).
2 Serti-ikat uji mutu komponen dan %ahan se%agaimana dimaksud pada a at 1 ,%erlaku selama 3 tiga tahun.
3 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan dan tatacara memperolehserti-ikat uji mutu komponen dan %ahan se%agaimana dimaksud pada a at 1diatur dengan Peraturan @alikota.
g. Bab :II Pengendalian Kesela atan Kebakaran
BAB :IIPEN9ENDALIAN KE2ELAMATAN KEBAKA4AN
Bagian Kesat!Bang!nan 9ed!ng Bar!
Pasal #7@alikota dalam hal ini Kepala SKP) %ersama nstansi terkait mem%erikan masukanpada tahap perencanaan dan melakukan pemeriksaan pada tahap perancangan,pelaksanaan, dan penggunaan %angunan gedung %aru.
Pasal #8Pada tahap perencanaan pem%angunan gedung %aru se%agaimana dimaksuddalam Pasal 4(, Kepala SKP) mem%erikan masukan teknis kepada perangkatdaerah ang tugas pokok dan -ungsin a %ertanggung ja*a% dalam %idangketatakotaan mengenai akses mo%il pemadam, sum%er air untuk pemadaman, pospemadam ke%akaran untuk dijadikan acuan pem%erian periCinan %lok plan.
Pasal )(
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 110/120
Pada tahap perancangan pem%angunan gedung %aru se%agaimana dimaksuddalam Pasal 4(, Kepala SKP) mem%erikan masukan kepada perangkat daerah
ang tugas pokok dan -ungsin a %ertanggung ja*a% dalam %idang penataan danpenga*asan %angunan melalui keanggotaann a pada 'im hli Bangunan edung
ang meliputi hal#hal se%agai %erikut:a. sarana pen elamatanD%. akses pemadamDc. konsep proteksi pasi- dan akti-D dand. konsep manajemen pen elamatan.
Pasal )11 Pada tahap pelaksanaan pem%angunan gedung %aru se%agaimana dimaksud
dalam Pasal 4(, Kepala SKP) melaksanakan penga*asan %erkala sesuaitugas pokok dan -ungsi dan6atau penga*asan %ersama perangkat daerah
ang tugas pokok dan -ungsin a %ertanggung ja*a% dalam %idang penataan
dan penga*asan %angunan dan6atau 'im hli Bangunan edung untukmemeriksa kesesuaian antara gam%ar#gam%ar instalasi %angunan angmerupakan lampiran Cin ;endirikan Bangunan dengan pelaksanaan dilapangan.
2 pa%ila ada ketidaksesuaian antara gam%ar#gam%ar instalasi %angunanse%agaimana dimaksud pada a at 1 dengan pelaksanaan pem%angunan dilapangan, Kepala SKP) mem%erikan peringatan kepada pemilik %angunandan6atau pem%orong untuk men esuaikan dengan Cin ;endirikan Bangunan.
Pasal )%1 Pada saat %angunan gedung se%agaimana dimaksud dalam Pasal 4( akan
digunakan, dilakukan pemeriksaan terhadap kinerja sistem proteksi ke%akaranterpasang, akses pemadam ke%akaran dan sarana pen elamatan ji*a.2 pa%ila %erdasarkan hasil pemeriksaan se%agaimana dimaksud pada a at 1
memenuhi pers aratan, Kepala SKP) mem%erikan persetujuan %erupa suratpersetujuan se%agai dasar untuk pener%itan Serti-ikat +aik 8ungsi.
Bagian Ked!aBang!nan 9ed!ng Eksisting
Pasal )-1 &ntuk mengetahui kondisi keselamatan ke%akaran pada %angunan gedung
eksisting %er-ungsi dengan %aik, harus dilakukan pemeriksaan secara %erkalaoleh pemilik, pengguna dan6atau %adan pengelola %angunan gedung denganmenunjuk pengkaji teknis.
2 asil pemeriksaan %erkala ang dilakukan oleh pengkaji teknis se%agaimanadimaksud pada a at 1 dilaporkan oleh pemilik, pengguna dan6atau %adanpengelola %angunan gedung kepada SKP) setiap tahun.
3 pa%ila dipandang perlu, %erdasarkan laporan pemilik, pengguna dan6atau%adan pengelola %angunan se%agaimana dimaksud pada a at 2 , SKP)dapat melakukan pemeriksaan ke lapangan.
4 Selain ketentuan se%agaimana dimaksud pada a at 3 , SKP) dapatmelakukan pemeriksaan se*aktu#*aktu dengan atau tanpa pem%eritahuanterle%ih dahulu kepada pemilik, pengguna dan6atau %adan pengelola%angunan.
Pasal )#1 pa%ila %erdasarkan pemeriksaan ke lapangan, kinerja sistem proteksi
ke%akaran terpasang, akses pemadam ke%akaran dan sarana pen elamatan
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 111/120
ji*a sesuai dengan ketentuan peraturan perundang#undangan, Kepala SKP)mem%erikan Serti-ikat Keselamatan Ke%akaran.
2 Serti-ikat Keselamatan Ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at 1 ,merupakan salah satu pers aratan dalam perpanjangan Serti-ikat +aik 8ungsi.
3 pa%ila %erdasarkan pemeriksaan ke lapangan, kinerja sistem proteksike%akaran terpasang, akses pemadam ke%akaran dan sarana pen elamatan ji*a tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang#undangan, KepalaSKP) mem%erikan peringatan tertulis dengan memasang papan peringatan
ang %ertuliskan B / &/ / / ' ) K ;<;</& K<S<+ ; ' /K<B K 7 / .
4 Bangunan gedung ang tidak memenuhi pers aratan se%agaimana dimaksudpada a at 3 , selain dipasang papan peringatan juga diumumkan kepadamas arakat melalui media cetak dan6atau elektronik.
Pasal ))
pa%ila se*aktu#*aktu %erdasarkan laporan atau temuan pada %angunan gedungatau %agian %angunan gedung tertentu se%agaimana dimaksud dalam Pasal 53a at 2 dan a at 4 , kinerja sistem proteksi ke%akaran terpasang, akses pemadamke%akaran dan sarana pen elamatan ji*a tidak memenuhi pers aratan, KepalaSKP) melakukan tindakan se%agaimana dimaksud dalam Pasal 54 a at 3 dana at 4 .
Pasal )/1 Pemilik, pengguna dan6atau %adan pengelola %angunan gedung ang akan
mengu%ah -ungsi %angunan gedung atau %agian %angunan gedung tertentusehingga menim%ulkan potensi %aha a ke%akaran le%ih tinggi *aji%
melaporkan kepada perangkat daerah sesuai dengan tugas pokok dan-ungsin a.2 Bangunan gedung atau %agian %angunan gedung tertentu se%agaimana
dimaksud pada a at 1 harus dilengkapi dengan proteksi ke%akaran, aksespemadam ke%akaran dan sarana pen elamatan ji*a sesuai dengan potensi%aha a ke%akaran.
3 )alam hal %angunan gedung atau %agian %angunan gedung tertentu sudahdilengkapi dengan proteksi ke%akaran, akses pemadam ke%akaran dansarana pen elamatan ji*a se%agaimana dimaksud pada a at 2 , KepalaSKP) mem%erikan persetujuan %erupa rekomendasi atas peru%ahan -ungsi.
Bagian Ketiga3asa di Bidang Kesela atan Kebakaran
Pasal )61 Setiap orang dan6atau %adan hukum ang %ergerak di %idang perencanaan,
penga*asan, pengkaji teknis, pemeliharaan6 pera*atan di %idangkeselamatan ke%akaran *aji% mendapat serti-ikat keahlian keselamatanke%akaran dari sosiasi Pro-esi ang terakreditasi dan harus terda-tar padaSKP).
2 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan dan tata cara mendapatkanserti-ikat keahlian keselamatan ke%akaran se%agaimana dimaksud pada a at
1 diatur dengan Peraturan @alikota.
Pasal )7
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 112/120
1 Setiap orang dan6atau %adan hukum ang memproduksi, memasang,mendistri%usikan, memperdagangkan atau mengedarkan segala jenis alatpencegah dan pemadam ke%akaran, *aji% mendapat rekomendasi dari SKP).
2 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan dan tata cara memperoleh
rekomendasi se%agaimana dimaksud pada a at 1 diatur dengan Peraturan@alikota.
h. Bab :III Peran 2erta Mas'arakat
BAB :IIIPE4AN 2E4TA MA2<A4AKAT
Pasal )81 ;as arakat harus %erperan akti- dalam:
a. melakukan pencegahan dan penanggulangan ke%akaran dini dilingkungann aD%. mem%antu melakukan penga*asan, menjaga dan memelihara prasarana
dan sarana pemadam ke%akaran di lingkungann aDc. melaporkan terjadin a ke%akaranD dand. melaporkan kegiatan ang menim%ulkan ancaman ke%akaran.
2 &ntuk melakukan pencegahan dan penanggulangan ke%akaran se%agaimanadimaksud pada a at 1 huru- a di tingkat 7@ dan Kelurahan dapat di%entukSistem Keselamatan Ke%akaran +ingkungan SKK+ D
3 SKK+ se%agaimana dimaksud pada a at 2 terdiri dari Balakar, prasarana dansarana serta Prosedur 'etapD
4 )i daerah dan Kecamatan dapat di%entuk 8orum Komunikasi Ke%akaranD5 Ketentuan le%ih lanjut mengenai pers aratan dan tata cara pem%entukanSKK+, 8orum Komunikasi Ke%akaran dan Balakar se%agaimana dimaksudpada a at 2 , a at 3 dan a at 4 di atur dengan Peraturan @alikota.
i. Bab I> Pe binaan dan Pengawasan
BAB I>PEMBINAAN DAN PEN9A&A2AN
Pasal /(@alikota dalam hal ini Kepala SKP) melakukan pem%inaan kepada pemilik,pengguna, %adan pengelola %angunan gedungD pemilik, pengguna dan pengelolakendaraan %ermotor khususD pen impan %ahan %er%aha aD pengelola hutan kotadan6atau pemegang hak atas tanah ang ditetapkan se%agai hutan kotaD pemeganghak atas tanah lahan D pengkaji teknis di %idang pencegahan dan penanggulanganke%akaran, kontraktor instalasi proteksi ke%akaran, %alakar, ;anajemenKeselamatan Ke%akaran edung ;KK , -orum komunikasi ke%akaran danmas arakat dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan ke%akaran.
Pasal /11 @alikota dalam hal ini Kepala SKP) melakukan penga*asan terhadap sarana
proteksi ke%akaran, akses pemadam ke%akaran pada %angunan gedung,sarana pen elamatan ji*a pada tahap perencanaan, pelaksanaan danpenggunaan %angunan gedung dan unit ;anajemen Keselamatan Ke%akaran
edung ;KK .
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 113/120
2 )alam melakukan penga*asan se%agaimana dimaksud pada a at 1 , KepalaSKP) %erkoordinasi dengan nstansi terkait di tingkat pusat dan perangkatdaerah lainn a.
,. Bab > 2anksi Ad inistratif
BAB >2ANK2I ADMINI2T4ATI;
Pasal /%Setiap orang dan6atau %adan hukum se%agai pemilik,pengelola atau penanggung
ja*a% %angunan gedung ang melakukan pelanggaran atas ke*aji%an ang harusdipenuhi terhadap sarana pen elamatan ji*a, akses pemadam ke%akaran, danproteksi ke%akaran atau melanggar ketentuan se%agaimana dimaksud dalam Pasal
5" a at 1 dikenakan sanksi administrasi %erupa :a. peringatan tertulisD%. menunda atau tidak mengeluarkan persetujuan atau rekomendasiD danc. memerintahkan menutup atau melarang penggunaan %angunan gedung
seluruhn a atau se%agian.
k. Bab >I Pen'idikan
BAB >IPEN<IDIKAN
Pasal /-1 Selain Peja%at Pen idik Polisi /egara 7epu%lik ndonesia ang %ertugas
men idik tindak pidana, pen idikan atas tindak pidana se%agaimana dimaksuddalam Peraturan )aerah ini dapat dilakukan oleh Pen idik Pega*ai /egeriSipil PP/S di lingkungan Pemerintah )aerah Kota Pontianak angpengangkatann a ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang#udangan.
2 )alam melaksanakan tugas pen idikan, para Peja%at PP/S se%agaimanadimaksud pada a at 1 , %er*enang:a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adan a tindak
pidanaD%. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan
melakukan pemeriksaanDc. men uruh %erhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangkaDd. melakukan pen itaan %enda dan6atau suratDe. mengam%il sidik jari dan memotret seseorangD-. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa se%agai tersangka atau
saksiDg. mendatangkan orang ahli ang diperlukan dalam hu%ungann a dengan
pemeriksaan perkaraDh. mengadakan penghentian pen idikan setelah mendapat petunjuk %ah*a
tidak terdapat cukup %ukti atau peristi*a terse%ut %ukan merupakan tindakpidana dan selanjutn a mem%eritahukan hal terse%ut kepada penuntutumum, tersangka atau keluargan aD dan
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum ang dapatdipertanggungja*a%kan.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 114/120
3 )alam melakukan tugasn a, PP/S tidak %er*enang melakukanpenangkapan, dan6atau penahanan.
4 Pen idik se%agaimana dimaksud pada a at 1 mem%eritahukan dimulain apen idikan dan men ampaikan hasil pen idikann a kepada penuntut umum,
sesuai ketentuan ang diatur dalam ukum cara Pidana.
l. Bab >II Ketent!an Pidana
BAB >IIKETENTUAN PIDANA
Pasal /#1 Setiap orang dan6atau %adan hukum ang melanggar ketentuan se%agaimana
dimaksud dalam Pasal $ a at 2 , Pasal 10 a at 1 dan a at 2 , Pasal 24 a at
1 , Pasal 30 a at 1 , Pasal 31 a at 1 dan a at 3 , Pasal 33, Pasal 34 a at1 dan a at 2 , Pasal 3" a at 2 , Pasal 3$, Pasal 4! a at 1 , Pasal 5! a at1 , Pasal 5( a at 1 diancam pidana kurungan paling lama 3 tiga %ulan atau
denda paling %an ak 7p. 50.000.000 lima puluh juta rupiah .2 Setiap orang atau %adan hukum ang melanggar ketentuan se%agaimana
dimaksud dalam Pasal 1$ diancam dengan sanksi pidana sesuai denganketentuan peraturan perundang#undangan.
3 Selain sanksi se%agaimana dimaksud pada a at 1 terhadap pelanggarandimaksud dapat di%e%ankan %ia a paksaan penegakan hukum seluruhn aatau se%agian.
4 Besarn a %ia a paksaan penegakan hukum se%agaimana dimaksud pada
a at 3 ditetapkan dengan keputusan @alikota.
. Bab >III Ketent!an Pen!t!*
BAB >IIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal /)Peraturan )aerah ini mulai %erlaku pada tanggal diundangkan.
gar setiap orang dapat mengetahuin a, memerintahkan pengundangan Peraturan)aerah ini dengan penempatann a dalam +em%aran )aerah Kota Pontianak.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 115/120
BAB :I
PENUTUP
A. Kesi *!lan
/askah kademik ini mem%erikan landasan %ah*a Pem%entukan
Peraturan )aerah tentang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Ke%akaran secara konkret memiliki dasar hukum ang kuat, se%agaimana
terse%ut dalam konsideran mengingatn a.
)emikian pula materi muatann a, sudah diupa akan %ersesuaian dengan
ketentuan &ndang#&ndang /omor 12 'ahun 2011 tentang Pem%entukan
Peraturan Perundang#&ndangan dan Pasal 13" sampai Pasal 14$ &ndang#
&ndang /omor 32 'ahun 2004 tentang Pemerintahan )aerah, serta peraturan
perundang#undangan lainn a ang terkait.
Sungguhpun demikian, tetap perlu di%ahas dan di%eri masukan oleh
Pemerintah )aerah dan )e*an Per*akilan 7ak at )aerah Kota Pontianak.
B. 2aran
Kepada Pemerintah )aerah Kota Pontianak khususn a Bagian ukum
Setda Kota Pontianak, diharapkan dapat melakukan rapat konsultasi, rapat
koordinasi atau rapat kerja ter%atas dengan 'im Pen usun /askah kademis
ini.
;elalui rapat konsultasi, rapat koordinasi atau rapat kerja ter%atas
terse%ut, diharapkan dapat dikem%angkan pemikiran#pemikiran konstrukti-,
pendapat, aspirasi, in-ormasi, dan aspek teknis lainn a guna men empurnakan
materi muatan 7ancangan Peraturan )aerah Kota Pontianak tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Ke%akaran.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 116/120
DA;TA4 PU2TAKA
B!k! dan Makalah
. . . Peters dan Koesriani Sis*osoe%roto <d. , 1$$0, Huku" danPerke"bangan Sosial, +uku Teks Sosiologi Huku", Buku , akarta, Sinar arapan.
. amid S. ttamimi, 1$$0, Peranan Ke%utusan Presiden e%ublik Indonesia$ala" Pen-elenggaraan Pe"erintah )egara, Suatu Studi 'nalisis.engenai Ke%utusan Presiden /ang +er ungsi Pengaturan $ala" KurunWaktu Pelita I*PelitaI , )isertasi, &ni ersitas ndonesia, akarta.
%dulkadir ;uhammad, Huku" dan Penelitian Huku" , Pener%it >itra dit a Bakti,akarta, 2004.
mir S amsuddin dan /urhas im l as, 2000, Perilaku '%arat Penegak Huku"#7urnal Keadilan ;e"baga Ka(ian Huku" dan Keadilan, =ol. 1 /o. 1)esem%er 2000.
rie- osita, 2000, e or"asi Huku" /ang +er%ihak Ke%ada ak-at dan Keadilan4+ebera%a Catatan6# 7urnal Keadilan, ;e"baga Ka(ian Huku" dankeadilan, =ol 1 /o. 2 )esem%er 2000.
teng S a-rudin, 1$!", Pengaturan Koordinasi Pe"erintahan $i $aerah, 'arsito,Bandung.
Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, Hasil Sensus Penduduk Kota Pontianak Tahun 2010 , Pontianak.
Bagir ;anan, 1$$2, Hubungan 'ntara Pusat dan $aerah .enurut 'sas$esentralisasi +erdasarkan $ 1<=3, )isertasi, &npad, Bandung.
###################, 2005,Siste" Peradilan +er5iba5a 4Suatu Pencarian6, ?og akarta,8 & Press.
Barda /a*a*i rie-, 1$$4, Kebi(akan ;egislati $ala" Penanggulangan Ke(ahatan$engan Pidana Pen(ara, Semarang, >.=. nanta.
Ben amin oessein, l$$", Gagasan Penda-agunaan '%aratur )egara $ala" PelitaII, 's%ek Kele"bagan , + /, akarta.
Bintoro 'jokroamidjojo, 'nalisa Kebi(aksanaan $ala" Proses PerencanaanPe"bangunan )asional, )alam ;ajalah dministrator /o. 5 dan " 'ahun
=, 1$!".
#############, 1$(2,Perencanaan Pe"bangunan, >etakan 5, P'. unung gung,akarta.
Bruggink, . ., 1$$5, e leksi Tentang Huku", 'lih +ahasa oleh 'rie Sidharta , P'.>itra dit a Bakti, Bandung.
>hairul uda, Perke"bangan Teknologi dan Tuntutan e or"asi Huku", urnal;agister ukum & , =olume 2 /omor 1 8e%ruari 2000.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 117/120
)epartemen )alam /egeri 7epu%lik ndonesia, 1$$5, Tugas, Fungsi danPeranann-a $ala" Pe"erintahan $i $aerah, )epartemen )alam /egeri,
akarta.
oede, B. de, 1$(", +eeld &an het )ederlands +estuursrecht, =uga &itge erij, B.=.S# ra enhage.
unarto Suhardi, 2002, Peranan Huku" $ala" Pe"bangunan !kono"i,&ni ersitas tmaja a, >etakan Pertama, ?og akarta.
. 7ad%ruch, 1$!3, echts%hiloso%hie , Stutgart, kochler.
art, + , 1$!", ;e Conce%t du $roit , Brussel: 8ac. &ni . Saint +ouis.
ra*an Soejito, 1$(4, Hubungan Pe"erintah Pusat dan Pe"erintah $aerah, ksara, akarta.
r-ani ;., slam , 1$$!, Prinsi%*Prinsi% Peru"usan Kebi(aksanaan )egara, Bumi ksara, akarta.
rma ida ana <d. , 2005, Panduan Praktis Pe"antauan Proses ;egislasi#akarta, PS K Pusat Studi ukum dan Ke%ijakan ndonesia .
.P.;. 7anuhandoko, 2000, Ter"inologi Huku" , Sinar ra-ika, akarta.
an 'in Bergen, 1$!3, encana Pe"bangunan, ?a asan Pener%it &ni ersitasndonesia, akarta.
honn %rahim, ATeori dan Penelitian Huku" )or"ati D , >etakan Pertama,Ba umedia Pu%lishing, Sura%a a, 2005.
Koes*oro, <., 2001, tono"i $aerah, ntuk $e"okrasi dan Ke"andirian ak-at,?a asan Pari%a, akarta.
+oe%% +oEman, 1$$5, Peranan Huku" Tertulis $ala" .as-arakat -ang Sedang .e"bangun dala" buku Kar-a Il"ian Para Pakar Huku", +unga a"%ai Pe"bangunan Huku" Indonesia , Bandung, P'. <resco.
;aria 8arida ndrati S., 200!, Il"u Perundang* ndangan, 7enis, Fungsi, dan .ateri .uatan , Kanisius, Bandung.
;arcus +ukman, 200!, Huku" Tata Pe"erintahan $aerah, >etakan Pertama,P; &ntan Press, Pontianak.
;ertokusumo, Sudikno, 1$(", .engenal Huku" 4suatu %engantar6, +i%ert ,?og akarta.
;ochtar Kusumaatmadja, Pe"binaan Huku" $ala" Kerangka Pe"bangunan)asional, Bina >ipta, Bandung, 1$(".
;oh. ;ah-ud ;)., 1$$(, Politk Huku" $i Indonesia, akarta: Pustaka +P3<Sndonesia.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 118/120
/asution, ;uslimin, 1$$$, Pokok*Pokok Kebi(aksanaan Pengelolaan Su"ber $a-a 'la" Kehutanan $ala" angka tono"i $aerah, ;akalah Seminar,'anggal 21 Septem%er 1$$$, ?og akarta.
/atangsa Sur%akti, 1$$(, $e"okratisasi Huku" !ra e or"asi, urnal kademika&ni ersitas ;uhammadi ah Surakarta, /o. 026'h.J= 61$$(. SS/ 021"#(21$.
9etarid Sadino, trans , +. . =an peldorn, 1$$3, Pengantar Il"u Huku" , cet.kedua puluh lima, akarta, Pradn a Paramita.
Peter ;ahmud ;arCuki, Penelitian Huku" , >etakan Keempat, Prenada ;ediaroup, akarta, 200(.
Prajudi tmosudirdjo, 1$(1, 'd"inistrasi dan .ana(e"en "u", halia ndonesia,
akarta.7. 'resna, 'anpa 'ahun, +erta"as-a Ke Ta"an Ketatanegaraan, $ib-a, +andung#
7oeslan Saleh, 1$!$, Pen(abaran Pancasila dan $ 1<=3 $ala" Perundang*undangan , akarta, Bina ksara.
Satjipto 7ahardjo, 200", Il"u Huku" , P'. >itra dit a Bakti, Bandung.
Sasruddin ;. Sattim, 2001, Kebi(aksanaan Pen-elenggaraan Kehutanan $ala"Pelaksanaan tono"i $aerah, ;akalah Seminra dan +okakar a,
impunan ;ahasis*a 'eknologi asil utan, 8akultas Kehutanan &ntan,'anggal 5 ;ei 2000, Pontianak.
Soen ono, 2001, Pros%ek Pelaksanaan tono"i $aerah +erdasarkan )o# 22 Tahun 1<<< tentang Pe"erintahan $aerah, dalam %uku 9tonomi )aerahPerspekti- 'eoritis dan Praktis oleh ndi . ;alarangeng, dkk, >etakanPertama, Bigra- Pu%lishing, ?og akarta.
Soetand o @ignjosoe%roto, Huku", Kebebasan Warga, dan Kekuasaan )egara,urnal ukum dan Keadilan, 8akultas ukum & =olume 1 /omor 1 1$$(.
'eam @ork +apera, 2001, Politik Pe"berda-aan, 7alan .enu(u tono"i $esa,+apera Pustaka &tama, ?og akarta.
'ri a ati, et.al, 2005, 'd"inistrasi Pe"bangunan Suatu Pendekatan Huku" $anPerencanaann-a, 8akultas ukum &ni ersitas ndonesia, akarta
Perat!ran Per!ndang Undangan
Pasal 1( a at " &ndang#&ndang )asar /egara 7epu%lik ndonesia 'ahun 1$45.
&ndang#&ndang angguan Hinder rdonnantie Staatsblad 1$2" /omor 22"se%agaimana telah diu%ah %e%erapa kali, terakhir dengan Staats%lad 1$40/omor 450 .
&ndang#&ndang /omor 2! tahun 1$5$ tentang Penetapan &ndang#&ndang)arurat /omor 3 'ahun 1$53 tentang Pem%entukan )aerah 'ingkat di
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 119/120
Kalimantan se%agaimana telah diu%ah dengan &ndang#&ndang /omor ('ahun 1$"5.
&ndang#&ndang /omor 1 'ahun 1$!0 tentang Keselamatan Kerja.
&ndang#&ndang /omor ( 'ahun 1$(1 tentang ukum cara Pidana.
&ndang#&ndang /omor 1" 'ahun 1$(5 tentang 7umah Susun.
&ndang#&ndang /omor 2( 'ahun 2002 tentang Bangunan edung.
&ndang#&ndang /omor 32 'ahun 2004 tentang Pemerintahan )aerahse%agaimana telah diu%ah %e%erapa kali, terakhir dengan &ndang#&ndang/omor 12 'ahun 200( tentang Peru%ahan Kedua atas &ndang#&ndang/omor 32 'ahun 2004 tentang Pemerintahan )aerah.
&ndang#&ndang /omor 24 'ahun 200! tentang Penanggulangan Bencana.
&ndang#&ndang /omor 2" 'ahun 200! tentang Penataan 7uang.
&ndang#&ndang /omor 22 'ahun 200$ tentang +alu +intas dan ngkutan alan7a a.
&ndang#&ndang /omor 32 'ahun 200$ tentang Perlindungan dan Pengelolaan+ingkungan idup.
&ndang#&ndang /omor 1 'ahun 2011 tentang Perumahan dan Ka*asanPermukiman.
&ndang#&ndang /omor 12 tahun 2011 tentang Pem%entukan PeraturanPerundang#undangan.
Peraturan Pemerintah /omor 2! 'ahun 1$(3 tentang Pelaksanaan Kita% &ndang#&ndang ukum cara Pidana, se%agaimana telah diu%ah denganPeraturan Pemerintah /omor 5( 'ahun 2010 tentang Peru%ahan PeraturanPemerintah /omor 2! 'ahun 1$(3 tentang Pelaksanaan Kita% &ndang#&ndang ukum cara Pidana.
Peraturan Pemerintah /omor 3" 'ahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan&ndang#&ndang /omor 2( 'ahun 2002 tentang Bangunan edung.
Peraturan Pemerintah /omor !$ 'ahun 2005 tentang Pedoman Pem%inaan dan
Penga*asan Pen elenggaraan Pemerintah )aerah. Peraturan Pemerintah /omor 3( 'ahun 200! tentang Pem%agian &rusan
Pemerintahan ntara Pemerintah, Pemerintahan )aerah Propinsi , danPemerintahan )aerah Ka%upaten6Kota.
Keputusan ;enteri /egara Pekerjaan &mum /omor 106KP'S62000 tentang
Ketentuan 'eknis Pengamanan 'erhadap Baha a Ke%akaran PadaBangunan edung dan +ingkungan.
Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 2$6P7'6;6200" tentang PedomanPers aratan 'eknis Bangunan edung.
7/21/2019 Naskah+Akademik+Raaperda+Bencana+Kebakaran+Kota+Pontianak+2011
http://slidepdf.com/reader/full/naskahakademikraaperdabencanakebakarankotapontianak2011 120/120
Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 256P7'6;6200! tentang PedomanSerti-ikat +aik 8ungsi Bangunan edung.
Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 2"6P7'6;6200! tentang Pedoman 'im hli Bangunan edung.
Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 246P7'6;6200( tentang PedomanPemeliharaan dan Pera*atan Bangunan edung.
Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 256P7'6;6200( tentang Pedoman'eknis Pen usunan 7encana nduk Sistem Proteksi Ke%akaran.
Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 2"6P7'6;6200( tentang Pers aratan'eknis Sistem Proteksi Ke%akaran pada Bangunan edung dan
+ingkungan.Peraturan ;enteri Pekerjaan &mum /omor 206P7'6;6200$ tentang Pedoman
'eknis ;anajemen Proteksi Ke%akaran di Perkotaan.
Peraturan ;enteri )alam /egeri /omor 32 'ahun 2010 tentang PedomanPem%erian Cin ;endirikan Bangunan.
Peraturan )aerah Kota Pontianak /omor 3 'ahun 200( tentang Bangunan edungdi Kota Pontianak.
Peraturan )aerah Kota Pontianak /omor ( 'ahun 200( tentang Bidang &rusanPemerintahan ang menjadi Ke*enangan )aerah Kota Pontianak.
Peraturan )aerah Kota Pontianak /omor 13 'ahun 200$ tentang Susunan9rganisasi dan 'ata Kerja Sekretariat )aerah, Sekretariat )e*anPer*akilan 7ak at )aerah, )inas, Badan, Kecamatan dan Kelurahan diKota Pontianak.