NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama...

31
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PELATIHAN KETERAMPILAN SOSIAL TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Oleh : Rachmawatie 01 320 227 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2006

Transcript of NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama...

Page 1: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN KETERAMPILAN SOSIAL

TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PADA REMAJA

Oleh :

Rachmawatie

01 320 227

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA

2006

Page 2: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN KETERAMPILAN SOSIAL

TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PADA REMAJA

Telah Disetujui Pada Tanggal

_________________________

Dosen Pembimbing

(Irwan Nuryana K., S.psi, M. Si)

Page 3: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

PENGARUH PELATIHAN KETERAMPILAN SOSIAL TERHADAP

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

Rachmawatie 01 320 227

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah pelatihan keterampilan sosial berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi interpersonal pada remaja . penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan memberikan perlakuan berupa pelatihan keterampilan sosial pada kelompok eksperimen. Materi yang diberikan dalam pelatihan ini antara lain mengenal diri sendiri, toleransi, komunikasi verbal dan non verbal, menyatakan pendapat, menyatakan penolakan, menjalin dan memperbaiki hubungan.

Subjek penelitian ini adalah siswa Sekolah Proklamsi ’45 yang masih tergolong remaja dengan rentang usia dari 14 – 20 tahun. Subjek penelitian seluruhnya berjumlah sebanyak 30 orang, yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen sebanyak 15 orang dan kelompok kontrol sebanyak 15 orang.

Data diperoleh dari skala efektivitas komunikasi interpersonal yang terdiri dari dua aspek, yaitu keterampilan mengirim pesan dan keterampilan menerima pesan. Metode analisis data yang digunakan adalah independent sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh pelatihan keterampilan sosial terhadap efektivitas komunikasi interpersonal pada remaja.

Kata kunci : Pelatihan keterampilan sosial, efektivitas komunikasi interpersonal

Page 4: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan yang di alami manusia pada suatu saat

akan membawa dan mengarahkan pada cakupan pergaulan yang lebih luas dan

lebih kompleks. Masa kanak-kanak yang terbatas pada lingkup pergaulan rumah,

kemudian dibawa ke lingkup pergaulan formal di sekolah, untuk selanjutnya

diperluas dengan teman sebaya dan tetangga di sekitar rumah, dan pada akhirnya

pada perluasan kehidupan sosial yang melibatkan hampir semua aspek yang ada di

lingkungan sosialnya. Ini pula yang mendasari manusia dikatakan sebagai

makhluk sosial.

Sebagai makhluk sosial, maka kehidupan manusia akan selalu ditandai

dengan pergaulan antarmanusia. Dalam membangun pergaulan atau interaksi

sosial dengan lingkunannya manusia memerlukan komunikasi sebagai media

untuk mewujudkannya. Seperti yang diungkapkan oleh Johnson & Johnson (1991)

yang mengatakan bahwa komunikasi adalah dasar bagi semua interaksi individu

dan kelompok, dan hidup manusia sehari-hari di isi dengan pengalaman

komunikasi antara satu orang dengan orang lain. Hal ini dipertegas oleh Rakhmat

(2002) bahwa komunikasi adalah peristiwa sosial yang paling esensial dalam

kehidupan sosial manusia. Komunikasi dengan orang lain di istilahkan dengan

komunikasi interpersonal yang didefinisikan sebagai suatu transaksi antara

seseorang dengan lingkungannya, yang mencakup orang lain sebagai teman,

keluarga, anak-anak, rekan kerja, dan bahkan orang asing (Myers & Myers, 1992).

Komunikasi interpersonal dikenal juga dengan sebutan komunikasi antarpribadi

atau komunikasi antarpersona (Liliweri, 1997).

Page 5: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

Ketika mulai memasuki dunia remaja, berarti seseorang tersebut sedang

memasuki suatu masa transisi, yang bagi sebagian orang menilai masa ini adalah

masa paling rumit yang harus dihadapai terutama oleh remaja itu sendiri, orang

tua dan lingkungan yang ada di sekitar mereka, karena mereka bukan lagi anak-

anak tapi juga belum sepenuhnya mampu bersikap seperti orang dewasa. Hurlock

(1979) mengatakan bahwa kesulitan yang dapat di alami remaja pada masa

transisinya adalah belum adanya kemandirian pada sikap dan perilaku karena

dalam beberapa hal masih memiliki ketergantungan pada orang lain. Masa ini juga

sering terjadi tarik menarik kepentingan antara diri individu itu sendiri dengan

orang tua, teman-teman dan lingkungan sosialnya. Ketidakmampuan

mengungkapkan keinginan, perasaan serta mengekspresikan apa yang ada dalam

diri mereka menjadikan masalah yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks.

Sehingga, remaja memerlukan sebuah kemampuan dan keterampilan untuk

mengungkapkan masalah yang mereka hadapi kepada orang lain, kemampuan dan

keterampilan itu adalah komunikasi yang baik dengan lingkungan.

Masa remaja juga dikenal sebagai masa dimana seorang remaja berusaha

mencari identitasnya. Komunikasi interpersonal yang dibangun dengan baik akan

membantu remaja untuk menemukan identitasnya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan yang dikemukakan oleh De Vito (1997) yang menyatakan bahwa salah

satu tujuan utama komunikasi meyangkut penemuan diri (personal discovery),

karena berkomunikasi dengan orang lain berarti juga belajar mengenai diri sendiri

dan juga orang lain. Kenyataannya, persepsi-diri sebagian besar dihasilkan dari

Page 6: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

apa yang telah dipelajari tentang diri sendiri dan orang lain selama berkomunikasi,

khususnya dalam perjumpaan dan komunikasi antarpribadi.

Komunikasi menjadi semakin penting pada masa remaja, terlebih lagi

komunikasi interpersonal, karena pada masa remaja ini seseorang menaruh

perhatian lebih besar terhadap pergaulan dengan orang lain. Pertama mereka

bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis kelaminnya., kemudain

berkembang dengan ketertarikan melakukan pergaulan dengan lawan jenis.

Mereka juga belajar berperilaku sebagaimana orang dewasa berperilaku dengan

sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga dan

sosial, (2) memilih pemimpin, dan (3) menciptakan peraturan dalam kelompok.

Mereka juga belajar keterampilan-keterampilan sosial orang dewasa, seperti

berkomunikasi yang baik dan memimpin kelompok (Yusuf, 2002)

Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial

manusia. Perkembangan kita sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola

semakin meluasnya ketergantungan pada orang lain. Diawali dengan

ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, masa

kanak-kanak komunikasi berkembang pada orang-orang terdekatnya, seterusnya

lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu menjadi semakin luas dengan

bertambahnya usia kita. Bersamaan proses itu, perkembangan intelektual dan

sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi dengan orang lain

(Supratiknya, 1995).

Adanya status yang belum jelas dan kondisi yang menuntut lebih banyak

belajar agar dapat memikul tanggung jawab dimasa dewasa, membuat tidak

Page 7: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

mudah bagi individu untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan dan melalui

masa-masa remajanya begitu saja. Pernyataan Hurlock, (1979) mempertegas hal

di atas bahwa tidak mudah bagi remaja untuk memenuhi berbagai macam tuntutan

dalam proses perkembangan yang dilalui, terlebih apabila mereka tidak memiliki

kemampun untuk berhubungan secara memuaskan dengan masayarakat.

Hubungan yang dibangun dengan masyarakat tentu saja terjadi melalui proses

komunikasi. Artinya, jika remaja tidak memiliki kemampuan berkomunikasi

dengan baik, maka tentu saja hubungan dengan masyarakat atau lingkungan

sosialnya pun menjadi tidak baik.

Keterampilan berkomunikasi secara interpersonal akan membantu remaja

melewati tahap-tahap perkembangannya dengan lebih baik. Memang, tidak bisa

dipungkiri bahwa secara otomatis dalam perkembangannya remaja telah belajar

dan mengembangkan kemampuan berkomunikasinya dengan orang lain. Remaja

bersangkutan mungkin telah ribuan kali melakukan komunikasi interpersonal, tapi

tidak jarang hubungan sosial yang mereka jalani bukannya semakin membaik, tapi

justru sebaliknya. Disinilah pentingnya memperbaiki cara berkomunikasi pada

remaja, agar komunikasi interpersonal yang mereka lakukan semakin efektif,

sehingga mereka bisa melalui setiap tahap tugas perkembangannya dengan

pengertian dan dukungan dari lingkungan sosialnya. Seperti yang diungkapkan

oleh Decker (1991) yang menyatakan bahwa efektifnya sebuah komunikasi akan

menentukan besar-kecilnya keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupan.

Kemampuan berkomunikasi secara baik yang mengarah pada efektivitas

sebuah komunikasi bukan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dan

Page 8: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

juga tidak muncul begitu saja ketika diperlukan. Kemampuan semacam ini harus

dilatih dan dipelajari. Salah satu hal yang bisa dilakukan dalam rangka

meningktakan efektivitas komunikasi adalah dengan melatih keterampilan sosial

yang dimiliki. Karena pada dasarnya keterampilan sosial bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan sosial individu

(Ramdhani, 2002). Tanpa keterampilan sosial yang baik, seorang remaja akan

sulit melakukan komunikasi dengan lingkungan sosialnya, dan juga akan

mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi dan masalah yang

dihadapinya.

Keterampilan sosial membawa remaja untuk lebih berani berbicara,

mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi dan sekaligus

menemukan penyelesaian yang adaptif, sehingga mereka tidak mencari pelarian

ke hal-hal lain yang justru dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Remaja akan memiliki tanggung jawab yang cukup tinggi dalam segala hal, penuh

pertimbangan sebelum melakukan sesuatu , tahu situasi dengan siapa dan kondisi

bagaimana mereka berbicara, maupun menolak dan menyatakan

ketidasetujuannya terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan secara

langsung maupun tidak. Mereka akan dapat menyesuaikan diri dengan standar

harapan masyarakat dalam norma-norma yang berlaku dilingkungannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting

bagi remaja untuk memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif, karena

dengan komunikasi yang efektif menjadikan remaja seorang komunikator

sekaligus komunikan yang menyenangkan bagi orang lain, meskipun hal yang

Page 9: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

diungkapkannya adalah sebuah kritikan ataupun teguran. Komunikasi yang efektif

akan membantu remaja untuk menjadi orang yang lebih terbuka dan disenangi

oleh lingkungannya, dan salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan

berkomunikasi pada remaja adalah dengan melatih keterampilan sosial yang

dimilki remaja.

DASAR TEORI

Effendy (1986) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal adalah

komunikasi antara seorang komunikator dengan komunikan. Hardjana (2003)

berpendapat bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang pesannya

dikemas dalam bentuk verbal atau non verbal yang mengandung umpan balik dan

interaksi.Tan (Liliweri, 1997) berpendapat bahwa komunikasi interpersonal

adalah komunikasi tatap muka antara dua orng atau lebih, pengertian yang hampir

sama juga diungkapkan oleh Rogers yang mengatakan bahwa komunikasi

antapribadi adalah komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi

tatap muka antara beberapa pribadi. Pakar komunikasi interpersonal, De Vito

(1995) mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan pengiriman

pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang

dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Lunandi (1994) tidak memberikan pengertian tentang komunikasi

interpersonal secara detail, tapi beliau menyebutkan beberapa faktor yang

mempengaruhi bagaimana komunikasi interpersonal bisa berlangsung, yaitu :

Page 10: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

1. Citra diri yaitu bagaimana individu melihat dirinya sendiri dalam

hubungannya dengan orang lain dalm situasi tertentu.

2. Citra pihak lain adalah bagaimana individu melihat pihak lain yang diajak

berkomunikasi.

3. Lingkungan fisik dimana tempatindividu berada ketika berkomunikasi dengan

orang lain.

4. Lingkungan sosial yaitu keberadaan individu lain sebagai penerima pesan atau

hanya sekedar hadir disana.

5. Kondisi fisik, mental,emosi dan kecerdasan dari individu-individu yang

berkomunikasi

6. Bahasa badan meruapakan gerakan-gerakan tubuh yang mencerminkan

sesuatu.

Berbeda dengan Lunandi, Rogers (Liliweri, 1997) menyebutkan beberapa

ciri komunikasi interpersonal, yaitu : (1) arus pesan cenderung dua arah; (2)

konteks komunikasi adalah tatap muka; (3) tingkat umpan balik yang tinggi; (4)

kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas sangt tinggi; (5) kecepatan untuk

menjangkau sasaran yang besar sangat lamban; (6) efek yang umum terjadi adalah

adanya perubahan sikap. Barnlund dalam Liliweri (1997) juga mengemukakan

beberapa ciri yang umumnya selalu terjadi dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

(1) terjadi secara spontan; (2) tidak mempunyai strukutur tang teratur dan diatur;

(3) tidak mengejar tujuan yang tidak direncanakan terlebih dahulu; (4) identitas

keanggotaan dalam komunikasi kadang-kadang kurang jelas; (5) bisa terjadi

sambil lalu.

Page 11: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

Reardon( Liliweri,1997) juga memberikan beberapa ciri tentang

komunikasi interpersonal, bahwa komunikasi interpersonal itu : (1) dilaksanakan

atas dorongan berbagai faktor; (2) mengakibatkan dampak yang disengaja atau

tidak disengaja; (3) kerap kali berbalas-balasn; (4) mengisyaratkan hubungan

antarpribadi paling sedikit dua orang; (5) berlangsung dalam suasana bebas,

bervariasi dan berpengaruh; (6) menggunkan berbagai lambang yang bermakna.

Beberapa pengertian dan ciri-ciri komunikasi interpersonal di atas

memberi gambaran bahwa komunikasi interpersonal menekankan pada sebuah

komunikasi yang terjadi secara langsung atau bertatap muka antara komunikator

dengan komunikan sehingga memungkinkan terjadi umpan balik secara langsung,

serta pengaruh dari komunikasi bisa langsung dilihat. Inilah yang membedakan

komunikasi interpersonal dengan komunikasi massa.

Terjadinya umpan balik secara langsung memungkinkan terjadinya

perubahan tempat dalam komunikasi interpersonal. Seperti yang diungkapkan

oleh Liliweri (1997) yang mengatakan bahwa sulit mengetahui siapa yang

menjadi komunikator dan komunikan dalam komunikasi interpersonal karena

proses pengiriman pesan dan umpan balik langsung berbalas-balasan, berganti-

gantian secara sinambung. Inilah yang menjadi keistimewaan komunikasi

interpersonal yang menekankan komunikasi secara langsung atau tatap muka,

karena secara langsung, komunikator juga dapat mengetahui apakah pesan-pesan

yang dari dirinya dapat diterima atau ditolak oleh komunikan.

Kesimpulan yang bisa diambil dari uraian di atas adalah bahwa

komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua orang

Page 12: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

atau lebih baik verbal maupun non verbal yang dilakukan ssecara langsung

dengan umpan balik langsung dari komunikan, pengaruh komunikasi pun dapat

dilihat dan dirasakan langsung oleh komunikator.

Rakhmat (2002) mengemukakan bahwa tidak benar anggapan orang,

semakin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain,

makin baik hubungan mereka. Yang terpenting bukanlah berapa kali komunikasi

itu dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Menurut beliau,

komunikasi interpersonal yang baik adalah komunikasi yang dilakukan dengan

efektif yaitu bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi

komunikan.

Supratiknya (1995) mengatakan bahwa komuniksi interpersonal yang

efektif adalah apabila penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya

sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim. Kenyataannya seringkali terjadi

kegagalan saling memahami. Kegagalan komunikasi yang terjadi menurut beliau

dikarenakan cara penerima menangkap pesan berbeda dari yang dimaksud oleh

pengirim. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengefektifkan komunikasi

interpersonal menurut beliau adalah dengan mengirimkan pesan secara efektif.

Mengirimkan pesan secara efektif menurut Johnson (Supratiknya, 1995)

adalah dengan cara : (1) Mengusahakan agar pesan-pesan yang dikirim

menggunakan bahasa yang mudah dipahami; (2) Pengirim harus memiliki

kredibilitas dimata penerima baik secara pribadi maupun terhadap pesan yang

akan disampaikan. Seperti yang dikutip oleh penulis pada sebuah sumber yang

mengatakan bahwa komunikasi interpersonal yang efektif memiliki dua aspek

Page 13: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

penting, yaitu keterampilan dalam memberi dan menerima pesan (FkBa, 2001).

Ini membuktikan bahwa dalam komunikasi interpersonal diperlukan

keterampilan-keterampilan yang bisa menjadikan seseorang sebagi pengirim

pesan sekaligus penerima pesan yang efektif.

De Vito (1995) menyebutkan sejumlah faktor yang dapat meningkatkan

efektivitas komunikasi interpersonal, yaitu :

1. Keterbukaan

Keterbukaan yang dimaksud adalah mencakup keinginan untuk saling

memberi informasi mengenai diri sendiri, keinginan untuk berinteraksi secara

jujur terhadap pesan yang disampaikan orang lain dan bertanggung jawab

terhadap perasaan dan pikiran-pikiran yang dimiliki dalam arti tidak

mengkambinghitamkan orang lain.

2. Empati

Merupakan kemampuan untuk merasakan dan mengalami apa yang dirasakan

orang lain tanpa kehilangan identitas diri sendiri.

3. Supportiveness

Bersikap deskriptif dalam berkomunikasi dibanding bersikap evaluatif, serta

kesediaan untuk mendengarkan dan membuka diri terhadap pendapat yang

berbeda.

4. Positiveness

Sikap ini bisa ditunjukkan dengan mengutarakan kata-kata yang bersifat

positf.

Page 14: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

5. Kesamaan atau kesederajatan

Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila setiap perbedaan atau

konflik dipandang sebagai usaha untuk perbedaan yang tidak terelakkan

daripada menjadikannya sebagai usaha untuk menjatuhkan orang lain atau

mendapatkan posisi menang.

De Vito (1995) juga menyatakan pendapat mengenai keterampilan-

keterampilan yang spesifik yang dapat menunjang efektivitas komunikasi

interpersonal yang diambil dari hasil penelitian tokoh-tokoh komunikasi

sebelumnya. Keterampilan-keterampilan tersebut antara lain :

1. Keberanian

Seorang komunikator yang efektif menunjukkan kemantapan ketika

berkomunikasi dengan orang lain. Wujud dari kematapan tersebut adalah

perilaku rileks dan fleksibel.

2. Kedekatan

Menunjukkan pada penciptaan rasa kesatuan dan kebersamaan antara

pembicara dan pendengar . hal ini ditampakkan dengan memberi perhatian dan

menunjukkan ketertarikan pada teman bicara, baik secara verbal maupun non

verbal.

3. Manajemen interaksi

Komunikator yang efektif dapat mengontrol komunikasi sehingga memuaskan

ke-2 belah pihak, yaitu menyesuaikan perilakunya sesuai umpan balik yang

diterima orang lain, misalnya dengan kepekaan dan tidak membiarkan situasi

menjadi canggung.

Page 15: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

4. Ekspresivitas

Menunjukkan keterlibatan pada interaksi. Mirip dengan keterbuka,

ekspresivitas mencakup penghargaan akan pikiran dan perasaan yang dimilki

dengan mengungkapkan rasa suka atau ketidaksetujuan, menghargai

keterbukaan orang lain, dan memberi umpan balik yang tepat dengan situasi

komunikiasi.

5. Orientasi pada orang lain

Merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri ketika berdialog dengan

orang lain, yaitu dengan memberikan perhatian dan minat terhadap teman

bicara dan apa yang disampaikan.

Komunikasi interpersonal umumnya dilakukan dengan lisan, karena

biasanya antara komunikator dengan komunikan berhadapan langsung. Untuk

komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara

lisan perlu dikembangkan karena sebelum orang berbicara, orang harus terlebih

dulu mendengarkan. Seperti yang dinyatakan oleh Ibrahim (Pikiran Rakyat, 2005)

bahwa hampir semua kegagalan dalam berkomunikasi secara efektif dianggap

berawal dari ketidakmampuan untuk membangun budaya dengar.

Kecakapan mendengarkan dengan empati akan membuat orang mampu

memahami isi pembicaraan orang lain, sementara lawan bicara merasa

diperhatikan dan dihargai (Direktorat Pembinaan sekolah Manengah Atas, 2005).

Hardjana (2003) mengatakan bahwa dalam percakan dengan orang lain sebaiknya

sseeorang tidak mendengarkan sebatas isi saja, juga tidak mendengarkan secara

kritis, tetapi berusaha untuk mendengarkan secara emaptik dan aktif. Tujuannya

Page 16: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

adalah agar kita dapat mendengarkan secara efektif dan akhirnya bisa mencapai

tujuan dan hasil yang dinginkan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan tersebut di atas adalah,

bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tidak hanya bertujuan

untuk menyampaikan sebuah informasi kepada seseorang, tapi juga melihat

bagaimana para komunikan yang melakukan komunikasi merasa nyaman.

Komunikasi interpersonal akan menjadi efektif bila seseorang memiliki

keterampilan-keterampilan yang bisa menjadikan dirinya sebagai seorang

komunikator sekaligus komunikan yang baik. Karena, dua orang yang melakukan

komunikasi interpersonal sudah pasti akan terlibat dengan proses mengirim dan

menerima pesan.. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas

komunikasi interpersonal memiliki dua aspek, yaitu : (1) keterampilan dalam

mengirim pesan yang bertujuan untuk menjadi komunikator yang efktif dan; (2)

keterampilan dalam menerima pesan sehingga seseorang bisa menjadi komunikan

yang efektif.

Kedua aspek di atas tentu saja memerlukan faktor yang dapat

mendukungnya. Penulis mengambil faktor-faktor pendukung efektivitas

komunikasi yang dikemukakan oleh De Vito sebagai faktor-faktor pendukung

dalam aspek-aspek tersebut. Penulis menyimpulkan dan mengelompokkannya

menjadi :

1. Keterampilan mengirim

Kegagalan komunikasi sering terjadi dikarenakan cara penerima

menangkap pesan berbeda dari yang dimaksud oleh pengirim (Supratiknya, 1995),

Page 17: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengefektifkan komunikasi

interpersonal menurut beliau adalah dengan mengirimkan pesan secara efektif.

Seeorang bisa menjadi terampil dan efektif dalam mengirimkan pesan jika:

a. Bersikap asertif

Sikap asertif diperlukan dalam komunikasi interpersonal agar seorang

komunikator bisa mengekspresikan pikiran secara lugas dan jelas (FkBA,

2001). De Vito (1995) menyebutnya sebagai keberanian.

b. Percaya dan terbuka terhadap lawan bicara

Rakhmat (2002) mengatakan bahwa percaya dan bersikap terbuka menentukan

efektivitas komunikasi interpersonal. Percaya meningkatkan komunikasi

interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman

dan penerimaan pesan (Rakhmat, 200). Bersikap terbuka berarti mencoba

membuka diri dengan orang lain serta terbuka terhadap pikiran orang lain.

c. Memiliki pengetahun dan kemampuan merancang pesan yang akan

disampaikan. Maksudnya yaitu, bahwa seorang komunikator harus

mengetahui betul apa yang akan disampaikan dan bagaimana

menyampaikannya. Menurut Johnson (Supratiknya, 1995) hal ini bisa

dilakukan dengan mengusahakan agar pesan-pesan yang dikirim

menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta pengirim harus memiliki

kredibilitas dimata penerima baik secara pribadi maupun terhadap pesan yang

akan disampaikan.

2. Keterampilan menerima pesan

Menjadi penerima pesan yang terampil dan efektif bisa dilakukan dengan :

Page 18: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

a. Mendengarkan dengan empati

Mendengarkan dengan empati akan membuat orang mampu memahami isi

pembicaraan orang lain, sehingga reaksi yang muncul dengan kata-kata akan

lebih santun, sementara lawan bicara merasa diperhatikan dan dihargai

(Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, 2005).

b. Mendengarkan dengan aktif

Mendengarkan dengan aktif adalah kemampuan mendengarkan secara akurat

dan memberikan feed back pada komunikator terhadap pesan yang

didengarnya (David & Amy, 2000).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas komunikasi

interpersonal terdiri dari dua aspek, yaitu :(1) keterampilan mengirim pesan yang

dengan faktor pendukungnya berupa bersikap asertif, percaya dan terbuka

terhadap lawan bicara serta memiliki pengetahun dan merancang pesan yang akan

disampaikan; (2) keterampilan menerima pesan yang didukung oleh kemampuan

mendengarkan dengan empati dan aktif.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif, dan mempelajari

bagaimana berkomunikasi yang efektif sama seperti belajar bagaimana tatacara

makan dengan sendok dan garpu, yaitu melalui pengamatan terhadap orang lain,

melalui petunjuk-petunjuk, melalui latihan atau coba-coba, dan sebagainya (De

Vito, 1997). Salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

efektivitas komunikasi interpersonal pada remaja adalah dengan melatih

keterampilan sosial yang dimiliki, karena keterampilan sosial mempengaruhi

efektivitas komunikasi pada remaja seperti yang diungkapkan Michelson

Page 19: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

(Ramdhani, 1994) yang mengemukakan bahwa pelatihan keterampilan sosial

dirancang untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan

sosial individu. Lebih tegas lagi pengaruh keterampilan sosial mempengaruhi

efektivitas komunikasi remaja dikemukakan oleh Sasongko (2001) yang

meyatakan bahwa salah satu gejala yang teramati akibat erosi nilai-nilai dan

keterampilan sosial di kalangan remaja adalah kurangnya efektivitas dalam

berkomunikasi.

Pelatihan keterampilan sosial bertujuan untuk mengajarkan kepada

individu-individu yang tidak terampil menjadi terampil dalam berinteraksi dengan

orang-orang yang ada disekitarnya, karena individu-individu yang terampil dalam

berinteraksi tidak mengalami kesulitan dalam membina hubungan dengan orang

lain, berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, terlibat dalam pembicaraan

yang menyenangkan, dan dapat mengakhiri pembicaraan tanpa mengecewakan

atau menyakiti orang lain (Ramdhani dalam Subandi, 2002).

Uraian di atas menjelaskan bahwa sebenarnya pelatihan keterampilan

sosial mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik agar hubungan atau

interaksi dengan orang lain bisa berjalan dengan baik. Karena pada umunya

pelatihan keterampilan sosial mengajarkan cara-cara memberikan pujian,

mengemukakan keluhan atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu hal, menolak

permintaan orang lain, keterampilan bertukar pengalaman, cara-cara menuntut hak

pribadi, memberikan saran kepada orang lain, tekhnik pemecahan masalah atau

konflik, cara-cara berhubungan atau bekerjasama dengan orang lain yang

berlainan jenis kelamin maupuan orang yang lebih tua dan lebih tinggi statusnya,

Page 20: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

dan beberapa tingkah laku lainnya (Michelson dalam Ramdhani, 1993). Shapiro

(1999) juga mengemukakan bahwa bentuk-bentuk keterampilan sosial antara lain

meliputi : keterampilan bercakap-cakap baik nerbal maupun non verbal,

keterampilan melontarkan humor, keterampilan untuk berteman dan menjalin

persahabatan, keterampilan bergaul dalam kelompok, dan keterampilan bertata

krama.

Uraian di atas memberi gambaran bahwa proses yang terjadi dalam

pelatihan keterampilan sosial tidak akan pernah lepas dari kegiatan komunikasi

interpersonal baik secara verbal maupun non verbal, sehingga penulis

menyimpulkan bahwa dengan memberi pelatihan keterampilan sosial pada remaja,

secara otomatis sebenarnya remaja telah memdapat pembelajaran bagaimana

berkomunikasi yang baik dan efektif, karena pada dasarnya hubungan sosial yang

harmonis dengan lingkungan sekitar yang dicapai dari keterampilan remaja

bersosialisai didasari oleh sebuah komunikasi yang baik.

Adapun materi-materi pelatihan keterampilan sosial yang dapat

meningkatkian efektivitas komunikasi interpersonal remaja adalah : mengenal diri

sendiri, toleransi, komunikasi verbal non verbal, menyatakan pendapat,

menyatakan penolakan, menjalin dan memperbaiki hubungan.

HIPOTESIS

Berdasarka teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka disusun

sebuah hipotesis untuk penelitian ini, yaitu : “Ada pengaruh pelatihan

keterampilan sosial terhadap efektivitas komunikasi interpersonal pada remaja”.

Page 21: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

METODE PENELITIAN

Variabel-variabel yang akan diungkap dalam penelitian ini meliputi :

1. Variabel Dependen : Efektivitas komunikasi interpersonal

2. Variabel Independen : Pelatihan keterampilan sosial

Definisi operasional setiap variabel sebagai berikut :

1. Efektivitas Komunikasi Interpersonal

Efektivitas komunikasi interpersonal adalah sejauh mana seseorang

mampu melakukan sebuah komunikasi yang tepat sasaran dan tidak menimbulkan

ketidakjelasan yang bisa memunculkan masalah, artinya pesan yang akan

disampaikan melalui komunikasi bisa diterima baik oleh orang yang diajak

berkomunikasi. Tinggri rendahnya efektivitas komunikasi interpersonal diukur

dengan menggunakan skala efektivitas komunikasi yang disusun oleh penulis

sendiri, berdasarkan teori komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh De

Vito. Efektivitas komunikasi interpersonal diketahui melalui skor yang diperoleh

subjek setelah mengisi skala efektivitas komunkasi interpersonal. Semakin tinggi

skor yang diperoleh subjek menunjukkan semakin tinggi efektivitas komunikasi

yang dilakukan oleh subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh,

maka semakin rendah pula efektivitas komunikasi yang dilakukan oleh subjek

2. Pelatihan Keterampilan Sosial

Pelatihan keterampilan sosial adalah suatu metode untuk meningkatkan

kemampuan dan keterampilan remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan

sosialnya. Peningkatan kemampuan dan keterampilan ini diperoleh melalui

Page 22: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

serangkaian kegiatan yang sitematis agar nantinya remaja lebih bisa mengenali

dan mengekspresikan diri, pikiran dan perasaan yang mereka miliki dengan baik,

lebih terbuka dengan lingkungannya baik dalam memberi dan menerima informasi

baik tentang diri mereka sendiri atau yang lainnya.

Pelatihan keterampilan sosial ini akan dilaksanakan dalam kelompok,

karena sesuai dengan tujuannya yaitu mengajarkan keterampilan-keterampilan

dalam berhubungan sosial. Karena, dengan berada dalam kelompok, subjek juga

sebenarnya juga sudah berada pada lingkungan masyarakat yang sesungguhnya

dalam bentuk kecil, sehingga subjek dapat melatih keterampilan yang

diperolehnya selama pelatihan ini dalam situasi yang sebenarnya.

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja dengan rentang

umur antara 14-20 tahun. Subjek penelitian akan dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen akan

dikenai perlakuan berupa pelatihan keterampilan sosial, sedangkan kelompok

kontrol tidak dikenai perlakuan

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimental, yaitu suatu

penelitian yang digunakan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu

perlakuan secara sengaja diberikan oleh peneliti. Perlakuan yang diberikan bisa

berupa situasi atau tindakan tertentu yang diberikan kepada individu atau

kelompok untuk kemudian dilihat pengaruhnya (Latipun, 2004).

Desain eksperimen dalam penelitian ini adalah non randomized control –

group pretest posttest design yang merupakan desain eksperimen yang dilakukan

dengan pretest sebelum perlakuan diberikan dan posttest sesudahnya, sekaligus

Page 23: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

ada kelompok perlakuan/eksperimen dan kontrol (Latipun, 2002). Kelompok

kontrol berfungsi sebagai pembanding terhadap kelompok ekasperimen yang telah

mendapatkan perlakuan. Desain penelitian ini akan menguji efek pelatihan

keterampilan sosial terhadap efektivitas komunikasi interpersonal dengan cara

pemberian beberapa jenis perlakuan secara berturut-turut kepada sekelompok

subjek yang sama.

Perlakuan yang akan dikenakan kepada subjek penelitian adalah pelatihan

keterampilan sosial. Materi-materi yang akan diberikan dalam pelatihan ini

diantaranya adalah : mengenal diri sendiri, toleransi, komunikasi verbal dan non

verbal, menyatakan pendapat, meyatakan penolakan dan menjalin serta

memperbaiki hubungan.

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode

skala yang dibuat sendiri oleh penulis. Penulis juga melakukan metode wawancara

dan observasi yang bertujuan untuk menunjang metode utama penelitian ini yaitu

skala efektivitas komunikasi interpersonal. Skala efektivitas komunikasi

interpersonal dalam penelitian ini lebih banyak merujuk pada teori komunikasi

interpersonal yang dikembangkan oleh De Vito yang dilengkapi. Aspek-aspek

yang diungkap dalam skala efekivitas komunikasi interpersonal ini yaitu

keterampilan menyampaikan pesan dan keterampilan menerima pesan.

Metode lain yang digunakan adalah wawancara. Wawancara dipakai

sebagai metode pendukung. Tujuan adalah untuk memperlengakp data yang

dimiliki oleh penulis, sehingga memungkinkan penelitian lebih bersifat mendalam

dalam arti tidak hanya mengukur efektivitas komunikasi interpersonal dari

Page 24: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

permukaan saja. Selain wawancara, metode lain yang mendukung dalam

penelitian ini adalah obsrvasi. Tujuan dilakukannya observasi adalah untuk

memperlengkap data-data yang sudah ada. Alasan diikutsertakannya metode ini

adalah karena observasi memungkinkan penulis untuk melihat dan mangamati

sendiri, serta kemudian mencatat perilaku atau kejadian-kejadian sebagaimana

yang terjadi pada keadaan sebenarnya (Moloeng, 2002).

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis independent sample t-test pada program SPSS 12.00 for

wondows. Analisis dilakukan pada beberapa pasangan variabel, yaitu : skor

pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, skor posttest pertama

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, skor posttest kedua kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol, selisih skor pretest-posttest pertama

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, selisih skor pretest-posttest

kedua kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Sebelum melakukan

analisis data, dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 12.00 for windows.

HASIL PENELITIAN

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik One Sample

Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS 12.00 for windows. Hasil uji asumsi ini

menunjukkan nilai K-SZ untuk skor efektivitas komunikasi interpersonal pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebesar 0.701 dengan nilai

Page 25: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

p=0.709 (p>0.05). Artinya skor pretest variabel efektivitas komunikasi

interpersonal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah normal.

2. Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas pada skor pretest variabel efektivitas komunikasi

interpersonal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperlihatkan nilai

Levene Statitic sebesar 4.288 dengan p= 0.082 (p>0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa varians skor pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

relatif homogen.

Setelah uji asumsi seluruhnya terpenuhi, maka langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji beda,

dalam hal ini digunakan tekhnik independent sample t-test pada program SPSS

12.00 for wondows. Uji perbedaan dilakukan pada beberapa pasangan variabel,

yaitu : skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, skor posttest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, skor posttest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol, skor posttest kedua kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol, selisih skor pretest-posttest kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol, selisih skor pretest-posttest kedua kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

Hasil analisis untuk skor pretest kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol manunjukkan nilai beda (t) sebesar 1.730 dengan p= 0.99 (p>0.05).

Artinya tidak ada perbedaan pada skor pretest kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol.

Page 26: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

Hasil analisis untuk pasangan selanjutnya, yaitu antara skor posttest

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil analisis menjukkan bahwa

nilai beda (t) yang didapat adalah sebesar 0.467 dengan p= 0.646 (p>0.05) yang

berarti bahwa skor posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol tidak menunjukkan perbedaan. Analisis selanjutnya dilakukan pada skor

posttest kedua kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol yang

menunjukkan nilai beda (t) sebesar -0.385 dengan p= 0.704 (p>0.05) yang artinya

bahwa tidak ada perbedaan pada skor posttest kedua antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol.

Selanjutnya, analisis berikut dilakukan pada selisih skor pretest dan

posttest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasilnya menunjukkan

uji beda dari (t) yang dihasilkan sebesar -1.604 dengan p=0.123 (p>0.05). Artinya

bahwa tidak ada perbedaan pada selisih skor pretest-posttest antar kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Analisis selanjutnya juga dilakukan pada

selisih skor pretest-posttest kedua kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol yang menunjukkan nilai beda (t) sebesar -2.595 dengan p=0.015. berbeda

dengan analisis–analisis sebelumnya yang tidak menunjukkan adanya perbedaan.

Ternyata pada selisih skor pretest-posttest kedua antar kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol menunjukkan adanya perbedaan. Melihat hasil analisis

diatas, secara umum hipotesis yang diajukan oleh penulis ditolak, meskipun salah

satu pasangan analisis penelitian menunjukkan adanya perbedaan.

Page 27: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

PEMBAHASAN

Tujuan penelitian yang ingin menguji secara empirik apakah pelatihan

keterampilan sosial dapat meningkatkan efektivitas komunikasi interpersonal pada

remaja tidak terbukti secara empirik. Hipotesis penelitian yang berbunyi ada

pengaruh pelatihan keterampilan sosial terhadap efektivitas komunikasi

interpersonal pada remaja ditolak

Tidak adanya pengaruh pelatihan keterampilan sosial pada efektivitas

komunikasi interpersonal pada remaja yang ditunjukkan dengan tidak adanya

perbedaan pada pada kelompok eksperimen dan kontrol, namun bukan berarti

pelatihan keterampilan sosial tidak memiliki pengaruh sama sekali terhadap

efektivitas efektivitas komunikasi interpersonal pada remaja. Secara kualitatif,

pelatihan keterampilan sosial menunjukkan adanya pengaruh terhadap efektivitas

komunikasi interpersonal pada remaja, karena dari hasil secara individual bisa

dilihat adanya peningkatan pada beberapa indikator aspek efektivitas komunikasi

interpersonal meskipun ada juga yang mengalami penurunan. Peserta juga sudah

terlihat mulai lebih terbuka dengan orang yang lebih tua ataupun lebih kecil.

Perilaku ini menunjukkan bahwa pelatihan keterampilan sosial mempengaruhi

beberapa perilaku subjek penelitian, dari usaha memperbaiki hubungan dengan

cara meminta maaf, dan juga keterbukaan dalam menjalin dan berkomunikasi

dengan orang lain.

Hasil wawancara dari penelitian ini menunjukkan sebagian besar subjek

penelitian merasa bahwa pelatihan yang dilakukan memberikan suatu cara

pandang baru terhdapa komunikasi yang selama ini mereka lakukan. Secara

Page 28: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

umum terdapat peningkatan pada setiap indikator aspek-aspek efektivitas

komunikasi interpersonal pada kelompok eksprimen. Namun, peningkatan yang

terjadi tidak bersifat signifikan. Peningkatan yang cukup besar terdapat pada

inidkator aspek mendengarkan dengan aktif yang mencapai peningkatan sampai

24 poin.

Penelitian ini juga memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan, salah

satu kelemahan dalam penelitian ini adalah desain penelitian yang digunakan

adalah non randomized control – group pretest posttest design yang tentu saja

berpengaruh terhadap hasil penelitian, karena dengan desain ini kemungkinan

mendapatkan subjek penelitian yang lebih bervariatif pada kelompok eksperimen

dan kontrol lebih kecil, disamping itu subjek penelitian antara kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol dalam penelitian ini tidak dipasang-

pasangkan.

Kelemahan lainnya dalam penelitian ini adalah pertanyaan-pertanyaan

yang digunakan dalam wawancara kurang mampu menunjukkan perlilaku-

perilaku tentang peningkatan efektivitas komunikasi interpersonal yang

ditunjukkan oleh subjek penelitian, perlakuan terhadap kelompok kontrol tidak

menggunakan sistem waiting list.

Keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah waktu

pelaksanaanya. Waktu pelaksanaan penelitian ini hanya berlangsung dalam 3 kali

pertemuan dengan rata-rata pertemuan berjalan kurang lebih 1 jam permaterinya.

Keterbatasan lainnya juga terdapat pada skala yang dibuat oleh penulis karena

Page 29: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

tidak mampu mengungkap perilaku atau indikator yang lebih mewakili efektivitas

komunikasi interpersonal.

Berdasarakan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis ingin

memberikan beberapa saran, yaitu :

1. Untuk subjek penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi interpersonal

subjek penelitin berada pada level tinggi dan harus dipertahankan, dengan cara

semua yang diberikan dalam pelatihan hendaknya benar-benar dipraktekkan

dan lebih dikembangkan lagi.

2. Untuk sekolah

Penulis menyarakan kepada sekola, selain memberikan materi yang isinya

pelajaran, sekolah juga dianjurkan membuat program-program yang bisa

meningkatkan efektivitas komunikasi antara siswa dengan orang tua, guru dan

juga lingkungan sosialnya, dengan cara memberikan materi-materi tentang

keterampilan sosial.

3. Untuk peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan merubah waktu pertemua agar lebih

banyak, serta varias-variasi games serta role playing harus lebih

dikembangkan, sehingga subjek penelitian merasa senang dalam mengikuti

pelatihandan dan merasa benar-beanr berada pada lingkungan sosial yang

sebenarnya. Disamping itu peneliti selanjutnya harus lebih menyempurnakan

desain, skala, materi wawancara terhadap kelompok eksperimen, dan

perlakuan yang akan diberikan kepada kelompok kontrol.

Page 30: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

DAFTAR PUSTAKA

Decker, B. 1991. Seni Berkomunikasi (Menjalin hubungan yang lebih harmonis

antar perorangan dalam bisnis). Jakarta : Binarupa Aksara De Vito, J.A. 1995. The Interpersonal Communication Book, 7th. Edition. New

York : Harpercollins Colledge Publisher Giblin, L. 2002. Skill With People. Terjemahan : Purnomo, Y, D, H. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama Johnson D.W. & Johnson F.P. 1991. Joining Together, Group Theory and Group

Skill: 4Th. Ed. USA : Prentice Hall International Inc Myers, E.G & Myers, M.T. The Dinamic of Human Communication : A

Laboratory Aprooach. Singapore : MC. Graw Hill Liliweri, A, Dr, M.S. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : PT Citra Aditya

Bakti Hardjana, A, M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta :

Kanisius Hurloock, E, B. 1979. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga Lunandi, A.G. 1994. Komunikasi Mengena : Meningkatkan Efektivitas

Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta : Kanisius Rakhmat, J, Drs, M.Sc. 2002. Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi). Bandung. : PT

Remaja Rosdakarya Ramdhani, N. 1994. Pelatihan Keterampilan Sosial Pada Mahasiswa yang Sulit

Bergaul. Tesis Program Pasca Sarjana. Yogyakarta :UGM Sasongko, R, N, Dr, H. 2001. Pengembangan Nilai-Nilai dan Keterampilan Sosial

Melalui Pembelajaran Aksi Sosial. http//www.DEPDIKNAS.co.id Shapiro, L, E, Ph.D. 1997. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Subandi, M.A. 2002. Psikoterapi (Pendekatan Konvensional dan Kontemporer).

Yogyakarta : Pustaka Pelajar Supratiknya, A, Dr. 1995. Komunikasi Antarpribadi (Tinjauan Psikologis).

Yogyakarta : Kanisius

Page 31: NASKAH PUBLIKASI filePROGRAM STUDI PSIKOLOGI ... bergaul dengan kelompok yang terbatas yang sama jenis ... sesamanya, seperti dalam (1) mengoraganisasikan kegiatan-kegiatan olahraga

Yusuf, LN., Syamsu, Dr. H, M.Pd. 2002. Psikologi Perkembangan Anak &

Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

----------FkBA. 2001. Modul Pelatihan. Yogtakarta : FkBA dab BEP