NASKAH PUBLIKASI SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK ...eprints.uty.ac.id/4135/1/Naskah Publikasi-Nur...
Transcript of NASKAH PUBLIKASI SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK ...eprints.uty.ac.id/4135/1/Naskah Publikasi-Nur...
NASKAH PUBLIKASI
SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT
KULIT MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
PROYEK TUGAS AKHIR
Disusun oleh :
NUR MUHAMAD MUFTI KHOIRON
5140411288
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2019
SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT
KULIT MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
Nur Muhamad Mufti Khoiron1, Iwan Hartadi TU2 1,2Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi dan Elektro
Universitas Teknologi Yogykarta
Jl. Ringroad Utara Jombor Sleman Yogyakarta E-mail : 1muftimuhamad95@@gmail.com
ABSTRAK
Penyakit kulit merupakan penyakit yang sering dianggap remeh karena sifatnya yang cenderung tidak
berbahaya atau tidak menyebabkan kematian. Hal itu sangat keliru mengingat ruang lingkup penyakit kulit
yang luas, sehingga apabila seseorang mengidap penyakit kulit belum tentu dia mengalami penyakit kulit
biasa karena bisa jadi orang tersebut mengidap penyakit kusta. Peranan Komputer sangat diperlukan untuk
menyediakan informasi dengan cepat, tepat, dan akurat. Salah satunya adalah dengan perkembangan sistem
berbasis pengetahuan yang merupakan terobosan baru dalam dunia komputer. Metode forward chaining
adalah pelacakan kedepan yang memulai dari sekumpulan fakta-fakta dengan mencari kaidah yang cocok
dengan dugaan atau hipotesa yang ada menuju kesimpulan. Dari penjelasan tersebut maka dirancanglah
“Sistem Identifikasi Penyakit Kulit Menggunakan Metode Forward Chaining”
Kata Kunci: Penyakit Kulit, Komputer, Sistem, Forward Chaining.
1. PENDAHULUAN
Kulit merupakan salah satu bagian tubuh
manusia yang sangat penting di samping
sebagai keindahan tubuh manusia, yaitu salah
satu fungsinya adalah mengatur suhu tubuh
manusia demi melindungi tubuh dari berbagai
macam penyakit. Karakteristik kulit yang
elastis dan tipis menyebabkan rentan terserang
penyakit jika tidak menjaga kesehatan kulit.
Penyakit kulit merupakan kelainan yang
diakibatkan oleh adanya virus, jamur dan
kuman. Seseorang dapat terserang penyakit
kulit di sebabkan oleh aktifitas yang
berlebihan, kurang mengonsumsi nutrisi yang
baik seperti asupan gizi dan vitamin yang
cukup, dan kurang menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Penyakit kulit ini dapat menyerang
siapa saja dan tentunya akan mengganggu
kenyamanan dan aktifitas sehari-hari. Penyakit
kulit merupakan kelainan yang tidak dapat
dianggap remeh, jika tidak di tangani
penyebabnya dengan tepat virus maupun jamur
yang menyerang akan terus berkembang ke
area kulit lainnya. Penyakit kulit yang
disebabkan oleh virus ini dapat menyebar
dari penderita ke orang lain diskitarnya,
virus ini dapat menular melalui udara,
adanya kontak langsung oleh penderita
maupun dari barang-barang yang di pakai
penderita seperti handuk, pakaian, selimut
dan lain-lain, namun umumnya seseorang
yang tertular maupun penderita sering
mengabaikan gejala-gejala yang timbul
dikarenakan kesibukan aktifitas yang ada
menyebabkan tidak ada waktu untuk datang
ke rumah sakit atau puskesmas untuk
konsultasi penyakit yang dideritanya.
Dalam membantu para user dalam
mendeteksi penyakit pada kulit sekaligus
memberikan pertolongan pertama, maka
diperlukan suatu aplikasi yang dapat
membantu dalam mempelajari beberapa
gejala-gejala penyakit pada kulit. Pada
permasalahan tersebut, penulis bermaksud
untuk merancang suatu program aplikasi
sistem berbasis pengetahuan yang mampu
membantu user dalam mempelajari
2. LANDASAN TEORI
2.1. Sistem Berbasis Pengetahuan
Menurut [1], Sistem Berbasis
Pengetahuan adalah program pemberi
advis/nasehat yang terkomputerisasi yang
ditujukan untuk meniru proses reasoning
(pertimbangan) dan pengetahuan dari pakar
dalam menyelesaikan permasalahan masalah
yang lebih spesifik.
Menurut [2], Sistem Pakar adalah
sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan
manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan seperti yang biasa dilakukan
oleh para ahli.
Menurut [3], Gangguan kulit adalah
suatu kondisi yang terjadi ketika kulit teriritasi
atau meradang dikarenakan reaksi alergi atau
pori-pori yang tersumbat, Di negara-negara
tropis, terutama negara yang masih tergolong
negara berkembang, penyakit kulit masih
sangat umum ditemukan. Tak terkecuali di
Indonesia, ada beberapa penyakit kulit yang
masih menghantui para rakyatnya. Faktornya
bermacam-macam, mulai dari suhu,
lingkungan, atau bahkan dari kebersihan diri
sendiri.
2.2. Diagnosa
Menurut [4], diagnosis sendiri
didefinisikan sebagai suatu proses penting
pemberian nama dan pengklasifikasian
penyakit-penyakit pasien, yang menunjukkan
kemungkinan nasib pasien dan yang
mengarahkan pada pengobatan tertentu.
Diagnosis sebagaimana halnya dengan
penelitian-penelitian ilmiah, didasarkan atas
metode hipotesis. Dengan metode hipotesis ini
menjadikan penyakit-penyakit begitu mudah
dikenali hanya dengan suatu kesimpulan
diagnostik. Diagnosis dimulai sejak permulaan
wawancara medis dan berlangsung selama
melakukan pemeriksaan fisik. Dari diagnosis
tersebut akan diperoleh pertanyaan-pertanyaan
yang terarah, perincian pemeriksaan fisik yang
dilakukan untuk menentukan pilihan tes-tes
serta pemeriksaan khusus yang akan
dikerjakan. Data yang berhasil dihimpun akan
dipertimbangkan dan diklasifikasikan
berdasarkan keluhan-keluhan dari pasien
serta hubungannya terhadap penyakit
tertentu. Berdasarkan gejala-gejala serta
tanda-tanda yang dialami oleh penderita,
maka penegakkan diagnosis akan lebih
terpusat pada bagian-bagian tubuh tertentu.
Dengan demikian penyebab dari gejala-
gejala dan tanda-tanda tersebut dapat
diketahui dengan mudah dan akhirnya
diperoleh kesimpulan awal mengenai
penyakit tertentu.
2.3. Metode Inferensi Inferensi merupakan proses untuk
menghasilkan informasi dari fakta yang
diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah
konklusi logis (Logical conclusion) atau
implikasi berdasarkan informasi yang
tersedia. Dalam sistem pakar proses
inferensi dilakukan dalam suatu modul yang
disebut Inference Engine (Mesin inferensi).
Ada dua metode inferensi yang penting
dalam sistem pakar yaitu :
a. Forward Chaining (Runut Maju)
Menurut [5], Forward Chaining berarti
menggunakan himpunan atau kondisi-aksi.
Dalam metode ini, data digunakan untuk
menentukan aturan mana yang akan
dijalankan, kemudian aturan tersebut
dijalankan.
b. Backward Chaining (Runut Balik)
Menurut [5], Backward Chaining
merupakan metode penalaran kebalikan dari
runut maju. Dalam runut balik penalaran
dimulai dengan tujuan kemudian merunut
balik kejalur yang akan mengarahkan ke
tujuan tersebut. Runut balik disebut juga
sebagai goal-driven reasoning merupakan
cara yang efisien untuk memecahkan
masalah yang dimodelkan sebagai masalah
pemilihan terstruktur.. 2.4. Forward Chaining
Forward chaining adalah aturan diuji
satu demi satu dalam urutan tertentu (data
driven), forward chaining merupakan grup
dari multiple inferensi yang melakukan
pencarian dari suatu masalah kepada
solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan
situasi atau bernilai true, maka proses akan
menghasilkan konklusi. Metode forward
chaining adalah data driven karena inferensi
dimulai dengan informasi yang tersedia dan
baru konklusi diperoleh. Forward chaining
dapat digunakan jika suatu aplikasi
menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Obyek Penelitian
Dalam proyek tugas akhir ini obyek
yang akan diteliti adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh virus khususnya Herpes
Zoster, Rubella, dan Moluskum kontagiosum,
Veruca Vulgaris, Cacar air.
3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah metode yang
digunakan untuk mendapatkan suatu informasi
dan bahan-bahan yang valid sebagai
pendukung untuk membangun sistem diagnosa
penyakit kulit. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik sebagai berikut:
a. Wawancara
Proses pencarian data penyakit kulit serta
gejala-gejala dengan bertanya langsung kepada
pakar yaitu dr. Destriyanti Rukmana Sari,
MMR pada tanggal 22 Oktober 2018.
b. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk menggali
informasi dan referensi lebih lanjut mengenai
jenis penyakit dan gejala paru-paru melalui
pengumpulan data yang akan dilakukan dengan
cara membaca buku-buku yang terkait, mencari
referensi melalui internet dan dokumentasi lain
yang berhubungan dengan penelitian. Sehingga
dapat digunakan sebagai pengetahuan dasar
dalam pengenalan penyakit kulit.
3.2.2. Analisa sistem
Pengembangan perangkat lunak sistem
dengan tahapan sesuai dengan tahapan pada
Sistem Identifikasi Penyakit Kulit sebagai
berikut :
a. Identifikasi Masalah
Masalah yang terjadi sekarang ini
adalah banyak penderita penyakit kulit yang
masih belum mengetahui jenis penyakit yang
diderita, maka dokter harus mendalami
lebih jauh gejala yang dialamai pasien dan
mencoba tindakan pengobatan mana yang
harus dijalani pertama sampai ditemukan
pengobatan yang sesuai dengan jenis
penyakit yang diderita
b. Analisis dan Akuisisi Pengetahuan
Pada tahapan ini akan dilakukan analisis
terhadap data dan informasi yang diperoleh,
yaitu data dan informasi tentang jenis-jenis
penyakit, gejala yang menyertai serta
tindakan pengobatan apa yang mesti
dilakukan. Selain itu pada tahap ini juga
dilakukan pengumpulan, pengetahuan dan
pengalaman dari dokter atau literature yang
terkait.
c. Analisa Penerapan Model
Pada tahapan ini dilakukan dengan
menerapkan model metode Forward
Chaining pada sistem yang akan di bangun.
Yaitu dengan melakukan pencarian atau
teknik pelacakan kedepan yang dimulai
dengan informasi yang ada dan
penggabungan rule untuk menghasilkan
suatu kesimpulan atau tujuan. Dalam
pendekatan ini dimulai dari informasi yang
tersedia, atau dari ide dasar, kemudian
mencoba menggambarkan kesimpulan.
3.2.3. Desain Sistem
Desain dan perancangan untuk
membangun sistem ini dilakukan dengan
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Desain Input
Digunakan dalam masukan data gejala
sebagai identitas dan multiple choice sebagai
perhitungan diagnosa.
b. Desain proses
Desain ini merupakan tahapan untuk
pencarian atau pelacakan kedepan dimulai
dengan gejala-gejala penyakit yang ada sesusai
dengan metode forward chaining. Berdasarkan
hasil sepesifikasi maka tahap awal yang
dilakukan dalam perancangan proses adalah
menerjemahkan data kedalam sebuah
rancangan diagram jenjang, DFD dan ERD.
Desain proses identifikasi penyakit dapat
dilihat pada gambar 1.
Gambar 1 Desain Proses Identifikasi
c. Basisdata
Tahap ini desain dilakukan dengan
mengidentifikasi data yang diperlukan oleh
sistem kemudian dibuat kedalam tabel
basisdata.
d. Desain Output
Tahap desain ini merupakan hasil keluaran
sistem yang diterapkan. Data output diharapkan
dari sistem adalah data hasil identifikasi yang
meliputi jenis penyakit yang dialami disertai
deskripsi penyakit dan solusi pengobatannya.
e. Desain Interface
Desain ini merupakan perancangan
antarmuka yang dibuat untuk memudahkan
pengguna untuk memahami dan dimengerti
oleh pengguna.
3.2.4. Implementasi
Metode penelitian dalam pembuatan
sistem diagnosa penyakit kulit setelah
pengumpulan dan pemrosesan data dengan
menulis, menguji dan menyusun kode
program untuk diimplementasikan pada
sistem pakar tersebut. Dalam
pengimplementasian sistem ini penulis
menggunakan software berbasis web dengan
menggunakan PHP sebagai bahasa
pemrogramannya dan MySQL sebagai
databasenya
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Sistem
Berdasarkan analisis tersebut untuk
memudahkan seseorang dalam menangani
dan mengetahui penyakit kulit akibat virus
secara dini, dalam hal ini yaitu sistem
berbasis pengetahuan yang dapat
mengidentifikasi penyakit kulit dan solusi
penanganannya dengan menggunakan
pilihan YA atau TIDAK untuk menjawab
gejela-gejala yang diberikan, masalah yang
akan di analisa yaitu tantang jenis penyakit
kulit manusia akibat virus, gejala, penyebab,
serta solusi penanganannya.
4.1.1. Analisa Kebutuhan
Analisa kebutuhan adalah apa saja
yang dibutuhkan untuk membuat sistem
berbasis pengetahuan diagnosis penyakit
kulit. Analisis ini diperoleh berdasarkan
wawancara dengan dokter. Setelah
melakukan analisis pada sistem yang
berjalan, dapat diketahui bahwa sistem
berbasis pengetahuan diagnosis penyakit
kulit yang dibangun memiliki beberapa
kubutuhan
4.1.2. Analisa Kebutuhan User
Kebuthan user merupakan siapa saja
yang akan mengakses sistem berbasis
pengetahuan diagnosis penyakit kulit
nantinya. Sistem yang dibangun ini
digunakan oleh dua pengguna, yaitu dokter
sebagai pakar dan pasien sebagai pengguna.
Dokter memiliki hak untuk mengelola data
penyakit, data gejala, data konsultasi, data
pengetahuan, data rule. Pasien hanya dapat
melakukan menjawab pertanyaan gejala dan
melihat informasi hasil diagnosa. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Kebutuhan User
4.2. Analisis Kebutuhan Data
Analisa kebutuhan bertujuan untuk
menganalisa apa saja data yang dibutuhkan
dalam membangun aplikasi sistem pakar.
Adapun data yang dibutuhkan pada aplikasi
sistem berbasis pengetahuan ini, yaitu
penyebab, gejala, dan jenis penyakit serta
aturan yang di gunakan untuk penelusuran di
dalam sistem.
4.2.1. Jenis Penyakit Kulit h
Jenis penyakit kulit yang akan di
identifikasi di sistem adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh virus, yaitu difokuskan
terhadap lima jenis penyakit yang di sebabkan
oleh virus. Data jenis penyakit disebabkan oleh
virus diperoleh dari wawancara dengan pakar.
Jenis penyakit dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Data Penyakit
Kode Penyakit
Nama Penyakit
P01 Rubella
P02 Herpes zoster
P03 Moluskum Kontagiosum
P04 Veruka Vulgaris
P05 Cacar Air
4.2.2. Penyebab Penyakit Kulit
Jenis penyakit kulit akibat virus yang akan
didiagnosa pada sistem difokuskan terhadap
empat jenis penyakit kulit. Jenis penyakit kulit
antara lain Rubella, Herpes Zoster, Moluskum
Kontagiosum, Veruka Vulgaris. Data Penyebab
seseorang menderita penyakit kulit yang
disebabkan oleh virus diperoleh dari
wawancara dengan pakar yang diuraikan
seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Penyebab Penyakit Kulit
Nama Penyakit
Penyebab
Rubella Rubella disebabkan oleh virus rubella
Herpes Zoster
Herpes Zoster disebabkan oleh Varicella zoster.
Moluskum Kontagiosum
Moluskum contagiosum disebabkan oleh virus Molluscum contagiosum
Veruka Vulgaris
Disebabkan oleh human papilloma virus.
Cacar Air Cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoster.
4.2.3. Gejala Penyakit Kulit
Gejala-gejala penyakit kulit manusia
yang disebabkan oleh virus seperti yang
diuraikan dibawah ini akan menjadi basis
pengetahuan pada sistem. Data gejala
penyakit kulit manusia yang disebabkan oleh
virus diperoleh dari wawancara dengan
pakar dapat dilihat pada Tabel . Tabel 4 Gejala Penyakit Kulit
Kode Gejala
Nama Gejala
G01 Demam.
G02 Muncul beberapa luka lepuh dikulit.
G03 Sakit kepala.
G04 Pilek dan hidung tersumbat
G05 Muncul benjolan disekitar telinga dan leher akibat bengkak kelanjar ketah bening.
G06 Jaringan disekitar luka lepuh bengkak
G07 Luka lepuh terasa gatal
G08 Luka lepuh hanya berkembang disalah satu sisi tubuh
G09 Muncul bintil keras pada kulit
G10 Puncak pada bintil berbentuk cekungan
G11 Bintil tidak terasa gatal
G12 Bintil basah atau berisi cairan kekuningan
G13 Muncul bintil baru serupa disekitar
Pengguna Hak Akses
Pakar Mengelola data penyakit, data gejala, data konsultasi, data pengetahuan, data rule.
User Menjawab pertanyaan gejala dan melihat informasi hasil diagnosa
bintil yang telah pecah
G14 Letak bintil ditelapak kaki, dan atau tumit, dan atau jari kaki.
G15 Terasa sakit pada bintil
G16 Ciri khasnya memiliki titik hitam ditengah bintil dengan daerah putih disekitarnya yang mengeras
4.2.4. Tabel Keputusan
Tabel keputusan berisi relasi antara
penyakit sebagai hipotesis dan gejala sebagai
evidence, digunakan sebagai acuan dalam
membuat pohon keputusan dan kaidah yang
digunakan. Berdasarkan data yang diperoleh
maka tabel keputusan dapat dilihat pada tabel
5.
Tabel 5 Tabel Keputusan
Data pada tabel 5. kemudian dimasukan
menjadi aturan yang dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 Aturan Relasi
Kode Penyakit
Rule
P01 G01 & G02 & G03 & G04 & G05
P02 G01 & G02 & G06 & G07 & G8
P03 G09 & G10 & G11 & G12 & G13
P04 G09 & G14 & G15 & G16
P05 G01 & G02 & G03 & G04
Dari aturan pada tabel 6, maka
didapat sebuah pohon keputusan yang
menggambarkan aturan untuk menentukan
jenis penyakit kulit manusia. Penelusuran
menggunakan metode forward chaining,
dimana pengguna akan memasukan gejala-
gejala yang disarankan. Setalah itu gejala
tersebut akan dieksekusi untuk menentukan
jenis penyakit kulit manusia. Pohon
keputusan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pohon Keputusan
4.3. Rancangan Sistem
Dalam membuat sistem pakar ini, hal
pertama yang dulakukan adalah perancangan
sistem yang bertujuan untuk mendesain
sistem yang akan dibangun. Adapun model
perancangan yang dibuat yaitu Entity
Relationship Diagram (ERD), Relasi Antar
Tabel, Context Diagram dan Data Flow
Diagram.
4.3.1. Context Diagram
Diagram konteks merupakan gambaran
secara garis besar dari sistem dengan
bertujuan untuk menggambarkan keadaan
sistem yang akan dibangun. Dalam sistem
terdapat dua pengguna yaitu admin dan user.
Diagram konteks sistem identifikasi
penyakit kulit manusia dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gejala Penyakit
P01 P02 P03 P04 P05
G01 x x x
G02 x x x
G03 x x
G04 x x
G05 x
G06 x
G07 x
G08 x
G09 x x
G10 x
G11 x
G12 x
G13 x
G14 x
G15 x
G16 x
Gambar 3 Context Diagram
4.3.2. DFD Level 1
DFD level 1 menggambarkan seluruh
penyimpanan data yang disesuaikan dengan
data masukan oleh pengguna, proses yang
dilakukan oleh sistem dan hasil yang diberikan
oleh sistem kepada pengguna. DFD level 1
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 DFD Level 1
4.3.3. Relasi Tabel
Diagram relasi antar tabel
menggambarkan adanya relasi antar tabel yang
terdapat dalam sistem dapat dilihat pada
Gambar 5.
Gambar 5 Relasi Tabel
4.3.4. Tampilan Program
1. Halaman Utama
Halaman utama pada sistem ini
pengguna akan langsung menuju menu
beranda web, di dalam menu utama
terdapat menu profile, konsultasi, riwayat
konsultasi. Seperti terlihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Halaman Profile
2. Halaman Konsultasi
Pada halaman konsultasi pengguna akan
menjawab beberapa gejala yang dirasakan
oleh pengguna untuk melakukan diagnosa.
Halaman konsulasti dapat dilihat pada
Gambar 7.
Gambar 7 Halaman Konsultasi
3. Halaman Diagnosa
Pada halaman diagnosa berupa hasil
diagnosa dari beberapa gejala yang telah
dijawab pengguna. Pertanyaan gejala
menggunakan rule dari metode Forward
Chaining, kemudian dari hasil perhitungan
bobot nilai yang tertinggi dijadikan
kesimpulan diagnosa. Halaman diagnosa
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Halaman Diagnosa
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian proyek tugas
akhir yang telah dilakukan, maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem identifikasi penyakit kulit manusia ini
dapat di implementasikan kedalam website
dengan menggunakan metode forward
chaining dan berdasarkan hasil pengujian
sistem dapat berjalan cukup baik dengan
hasil akurasi sistem sebesar 90%.
2. Aplikasi ini dapat membantu pengguna yang
ingin mengetahui jenis penyakit kulit yang
di alami berdasarkan gejala yang dirasakan.
3. Sistem ini dapat memberikan informasi
tentang gejala dan penyakit kulit manusia
yang disebabkan oleh virus.
5.2. Saran
Penulis menyadari sistem diagnosa
penyakit paru-paru ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis
memberikan saran apabila penelitian ini akan
di kembangkan, ada beberapa hal yang dapat di
kembangkan yaitu:
1. Sistem diagnosa penyakit paru-paru ini dapat
dikembangkan lagi agar dapat mendiagnosa
penyakit kulit lainnya, melihat pada sistem
ini hanya dapat mendiagnosa penyakit
kulit yang disebabkan oleh virus
khususnya herpes zoster, moluskum
kontagiosum, rubella, veruka vulgaris.
2. Sistem ini masih terbatas hanya untuk
masyarakat umum sebagai pengguna,
sehingga dapat dikembangkan agar dapat
digunakan oleh tenaga medis atau dokter
sebagai pengguna, dengan menambahkan
fitur berita atau artikel agar dokter dapat
memberikan artikel atau informasi
mengenai penyakit kulit di dalam sistem.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Subakti., (2013), Sistem Informasi
Akuntansi, Lingga Jaya, Bandung.
[2] Kusumadewi, S., (2003), Artificial
intelligence, Graha Ilmu, Yogyakarta..
[3] Lestari., (2006), Konsep Kecerdasan
Buatan, Andi, Yogyakarta.
[4] Sutikno, S., (2011), Sistem Pakar untuk
Mendiagnosa Penyakit Mata dengan
Metode Bayesian Netwrok, Tugas
Akhir, Teknik Informatika, Universitas
Islam Negri Sultan Syarif Kasim, Riau.
[5] Kusrini., (2006), Sistem Pakar Teori
dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta.