NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.unimus.ac.id/2705/1/full...

15
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN KADAR GARAM BERIODIUM DIDESA BATUKALI KECAMATAN KALINYAMATAN Diajukan Oleh : Evita Andriyani G2B216101 PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2018 http://repository.unimus.ac.id

Transcript of NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN …repository.unimus.ac.id/2705/1/full...

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA

DENGAN KADAR GARAM BERIODIUM DIDESA BATUKALI

KECAMATAN KALINYAMATAN

Diajukan Oleh :

Evita Andriyani

G2B216101

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU

KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN 2018

http://repository.unimus.ac.id

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA

DENGAN KADAR GARAM BERIODIUM DIDESA BATUKALI

KECAMATAN KALINYAMATAN

Yang diajukan oleh :

Evita Andriyani

G2B216101

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Dr. Ali Rosidi,SKM,M.Si

NIK 28.6.1026.021

3 September 2018

http://repository.unimus.ac.id

THE RELATIONSHIP BETWEEN HOUSEWIVES KNOWLEDGE LEVELS

WITH SELECTION OF IODIZED SALT IN BATUKALI

VILLAGE KALINYAMATAN DISTRICT

EvitaAndriyani1

, Ali Rosidi2

1,2Nutrition Science Study Program The Faculty of Nursing and Health

University of Muhammadiyah Semarang

ABSTRACT

Examination of urine iodine excretion which was conducted in Jepara District in

2007-2012 namely Mayong, Batealit and Pakis Aji including endemic areas of iodine

deficiency. The level of consumption of iodized salt in Jepara is 79.89% but

consumption of iodized salt is sufficient (qualitatively with iodine test) of 60.27%.

Jepara as a salt producer in the Central Java but the salt is sold outside Jepara. The

results of monitoring most of the salt in circulation did not meet the requirements and

there were still many traditional salts (krosok salt) sellers.

This study aims to find out the relationship between the level of knowledge of

housewives with the selection of iodized salt in Batukali village, Kalinyamatan

district. This research is an analytical study with a cross-sectional approach. There

were 50 respondents who are qualified for the exclusion and inclusion criteria. The

data were obtained by interview and questionnaire, while salt content by titration.

Bivariate data analysis used rank spearman.

The results showed that housewives knowledge was 44% in good criteria and

selection of salt containing iodine of 30-80 ppm standard as much as 34%. The results

of the analysis of correlation r = -0147 p = 0308 indicates that there is no relationship

between the level of knowledge housewives with the election of iodized salt in the

Batukali village, Kalinyamatan

It can be concluded that there is no relationship between the level of knowledge

housewives with elections in the village gram of iodized Batukali Kalinyamatan

Subdistrict

Keywords: knowledge, iodine levels, iodine deficiency

http://repository.unimus.ac.id

RINGKASAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA

DENGAN KADAR GARAM BERIODIUM DI DESA BATUKALI

KECAMATAN KALINYAMATAN

Evita Andriyani1

, Ali Rosidi2

1,2 Program Studi S1 ilmu Gizi Fakultas ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Semarang

Pemeriksaan ekskresi iodium dalam urin (EIU) di Kabupaten Jepara pada tahun

2007-2012 mendapatkan beberapa kecamatan termasuk daerah endemis GAKI yaitu

Mayong, Batealit dan Pakis Aji. Tingkat konsumsi garam beriodium rumah tangga di

Kabupaten Jepara sebesar 79,89% namun konsumsi garam beriodium cukup (secara

kualitatif dengan iodine test) sebesar 60,27%. Jepara sebagai penghasil garam di

wilayah Jawa Tengah namun garam tersebut dijual keluar. Hasil pemantauan sebagian

besar garam yang beredar tidak memenuhi syarat serta masih banyaknya pedagang

garam krosok.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan ibu rumah tangga dengan pemilihan garam beryodium di desa Batukali

kecamatan Kalinyamatan.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang yang memenuhi kriteria eksklusi

dan inklusi. Data pengetahuan diperoleh dengan wawancara dan alat bantu kuesioner,

sedangkan kadar garam dengan metode titrasi. Analisa data bivariat menggunakan

rank spearman.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu rumah tangga 44% baik dan

pemilihan garam memiliki kadar iodium yang berstandar 30-80 ppm sebanyak 34 %.

Hasil analisis uji korelasi r = -0.147 p = 0.308 menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan pemilihan gram beriodium di

desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan tingkat

pengetahuan ibu rumah tangga dengan pemilihan gram beriodium di desa Batukali

Kecamatan Kalinyamatan

Kata Kunci : pengetahuan, kadar iodium, GAKY

http://repository.unimus.ac.id

1

PENDAHULUAN

GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) merupakan masalah serius yang

dampaknya buruk sehingga perlu ditanggulangi salah satunya dengan dengan cara fortifikasi

garam dengan kalium iodat (KOI3). Adapun tujuan kegiatan ini agar semua garam iodium

yang dikonsumsi masyarakat mengandung iodium minimal 30 ppm.Target program ini 90%

masyarakat mengkonsumsi garam beriodium yang cukup (30 ppm) (Depkes RI, 2004).

Hasil pemeriksaan ekskresi iodium dalam urin (EIU) di Kabupaten Jepara pada tahun 2007-

2012 mendapatkan kecamatan yang termasuk daerah endemis GAKI yaitu Mayong, Batealit

dan Pakis Aji. Tingkat konsumsi garam beriodium rumah tangga di Kabupaten Jepara sebesar

79,89% namun konsumsi garam beriodium cukup (secara kualitatif dengan iodine test)

sebesar 60,27%. Jepara merupakan salah satu daerah penghasil garam di wilayah Jawa

Tengah namun sebagian besar garam tersebut dijual keluar Kabupaten Jepara sedangkan

kebutuhan garam beriodium dipenuhi oleh produsen garam dari luar wilayah. Hasil

pemantauan garam beriodium di pasar mendapatkan sebagian besar garam yang beredar tidak

memenuhi syarat serta masih banyaknya pedagang garam krosok (Widyatni dkk, 2015).

Dalam pemilihan garam sehari-hari pengetahuan ibu sangat berpengaruh di dalam

pelaksanaan dan penerapan di rumah tangganya. Semakin banyak pengetahuan ibu tentang

garam beriodium maka dapat diperhitungkan jenis garam yang dipilih untuk dikonsumsinya.

Ibu yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang garam beriodium tidak

melakukan pemilihan garam berdasarkan kandungan iodium, dan tidak memahami cara

penggunaan garam beriodium (Sediaoetomo, 2008).

Hasil penelitian Haryanti (2013) menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara

pengetahuan dengan konsumsi bahan makanan yang mengandung iodium dan penggunaan

garam. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian Mulyantoro (2014) bahwa tidak ada

hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan kualitas garam beriodium di rumah

tangga.

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dalam penelitian ini akan mengkaji hubungan

pengetahuan dengan kadar garam beriodium di Desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan

Kabupaten Jepara.

http://repository.unimus.ac.id

2

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang digunakan dalam yaitu penelitian

observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan

September- Desember 2017 di Desa Batukali Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara

dengan sampel 50 ibu rumah tangga yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling.

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan sedangkan variabel terikatnya yaitu

kadar garam beriodium Data pengetahuan diperoleh melalui wawancara dan pengisian

kuesioner, sedangkan kadar iodium diperoleh dari titrasi. Data pengetahuan dikategorikan

menjadi baik (skor >80), sedang (60-80) dan kurang (˂ 60), kadar iodium di bawah 30 ppm

dan ≥ 30-80 ppm. Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan uji spearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karaktersitik Berdasarkan Umur

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Nomor Kelompok umur n %

1

25-30

06

12

2

31-35

16

32

3

36-40

23

46

4

>40

05

10

JUMLAH 50 100

Sesuai tabel 1 responden yang paling banyak dalam penelitian ini berumur 36-40 tahun.

http://repository.unimus.ac.id

3

Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Nomor Kelompok umur n %

1 SD 30 60

2 SMP/SEDERAJAT 12 24

3 SMA/SEDERAJAT 07 14

4 PERGURUAN TINGGI 01 02

JUMLAH 50 100

Berdasarkan data tabel 2 diketahui responden yang paling banyak dalam penelitian ini

berpendidikan sekolah dasar (SD sebanyak 60%).

Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Nomor Kelompok umur n %

1 Ibu rumah tangga 34 68

2

Wiraswasta

02

04

3

Penjahit

12

24

4

Tani

01

02

5

Pedagang

01

02

Jumlah 50 100

Responden dalam penelitian ini banyak yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga

(68%).Responden sebagai wiraswasta 4 %. Responden sebagai penjahit sebanyak

24%.responden tani 2% dan responden sebagai pedagang 2%.

http://repository.unimus.ac.id

4

Pengetahuan Responden

Dampak ibu hamil jika kekurangan garam beriodium

Tabel 4. Distribusi ibu rumah tangga tentang dampak ibu hamil jika kekurangan garam

beriodium

Nomor Distrib usi ibu rumah tangga tentang damp

hamil kekurangan garam beriodium

ak ibu n

%

1 Salah 17 34

2

Benar

33

66

Jumlah 50 100

Dampak yang sangat berbahaya dari kekurangan iodium ialah kerusakan otak yang

dialami oleh janin dalam kandungan. Defisiensi iodium pada janin merupakan dampak dari

ibu yang mengalami kekurangan iodium. Akibat yang ditanggung dapat berupa lahir mati,

aborsi, dan cacat lahir (Sudargo, 2018).

Dampak Bayi kekurangan iodium

Tabel 5. Distribusi dampak bayi kekurangan iodium

Nomor Distribusi efek jika bayi n %

kekurangan iodium

1 Salah 16 32

2

Benar

34

68

Jumlah 50 100

Beberapa dampak yang dapat terjadi pada bayi yang kekurangan iodium yaitu gondok

neonatal, hipotiroid neonatal, keterbelakangan mental, kepekaan terhadap radiasi meningkat.

Kretin merupakan lanjutan dari hipotiroid congenital yang pada umumnya dikenal dengan

cebol (gangguan pertumbuhan ) yang merupakan tanda dari hipotiroid (Sudargo, 2018).

http://repository.unimus.ac.id

5

Dampak jika anak sekolah kekurangan iodium

Tabel 6. Distribusi anak sekolah jika kekurangan iodium

Nomor Distribusi anak sekolah j

kekurangan iodium

ika

n

%

1 salah 22 44

2

benar

28

56

Jumlah 50 100

Iodium erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan anak, dampak yang dapat

ditimbulkan dari kurangnya mengkonsumsi iodium adalah dapat menurunkan 11-13 poin

Intelligent Quetiont (IQ) anak. Dengan hal ini maka kemungkinan rendahnya prestasi belajar

disebabkan daya tangkap yang rendah karena penurunan IQ akibat kekurangan iodium

(Hariyanti, 2013). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Aritonang (2004) yang

menyimpulkan bahwa ada hubungan antara konsumsi pangan dengan pretasi belajar pada

anak SD di daerah endemik Desa Kute Dambe Kecamatan

Sumatera Utara.

Kerajaan Kabupaten Dairi

Ibu pernah tahu tentang garam beriodium

Tabel 7. Distribusi ibu pernah tahu apa itu garam beriodium

Distribusi ibu pernah tahu garam beriodium

Nomor n

%

1 Salah 15 30

2 Benar 35

70

Jumlah 50 100

Kurangnya pengetahuan ibu tentang garam beriodium disebabkan oleh berbagai

faktor diantaranya adalah kurangnya informasi yang responden peroleh mengenai garam

beriodium, rendahnya pendidikan repsonden yang sebagian besar adalah SD. Faktor lain yang

ikut berpengaruh adalah tidak adanya keinginan reaponden untuk mencari informasi

mengenai garam beriodium (Mustamin, 2015).

http://repository.unimus.ac.id

6

Ibu tahu cara penyimpanan garam beriodium

Tabel. 8 Ibu tahu cara penyimpanan garam beriodium

Distribusi ibu tahu cara penyimpanan

Nomor garam beriodium n %

1 Salah 11 22

2

Benar

39

78

Jumlah 50 100

Sebagian besar responden (78%) telah mengetahui cara menyimpan garam beriodium

yaitu di tempat yang kering, hal ini sesuai dengan Asriansyah 2012 bahwa wadah

penyimpanan garam sebaiknya ditutup dengan rapat jika dibiarkan terbuka maka iodium akan

bisa menguap lembab dan basah sehingga akan mengurangi kadar iodium.

Jenis-jenis garam beriodium

Tabel 9. distribusi jenis-jenis garam beriodium

Nomor

Distribusi jenis garam beriodium

n %

1 Salah 15 30

2

Benar

35

70

Total 50 100

Jenis garam terdiri dari tiga yaitu garam halus, garam curai, dan garam bata. Pada

umumnya jenis garam yang digunakan oleh responden adalah garam halus dan curai

(krosok). Garam yang baik adalah garam yang memiliki kandungan iodium dengan tekstur

halus, karena garam yang halus memiliki kandungan iodium yang sengaja ditambhkan sesuai

dengan kebutuhan standar (BPS, 2002).

http://repository.unimus.ac.id

7

n %

Pengetahuan Ibu tentang manusia wajib mengkonsumsi garam beriodium

Tabel 10 Distribusi ibu tahu manusia wajib mengkonsumsi garam beriodium

Nomor Distribusi ibu tahu manusia wajib mengkonsumsi

garam beriodium

1 Salah 15 30

2 Benar 35 70

Total 50 100

Iodium merupakan mineral mikro yang dibutuhkan manusia. Iodium membantu

proses pembentukan hormon dari kelenjar tiroid. Hormon ini membantu menjaga kesehatan

sel dan laju metabolik. Akibat dari kekurangan iodium memberikan efek yang besar dalam

siklus kehidupan manusia sehingga manusia wajib mengkonsumsi iodium. Menurut

penelitian yang dilakukan Dardjito (2010) bahwa faktor yang mempengaruhi GAKI di

Kecamatan Baturraden adalah konsumsi iodium dan konsumsi goitrogenik.

Pengetahuan tentang garam yang mengandung iodium

Tabel 11 distribusi semua garam menggandung garam beriodium

Nomor

Distribusi semua garam mengandung

garam beriodium N %

1 Salah 15 30

2

Benar

35

70

Total 50 100

Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kandungan iodium dalam garam yaitu

dengan iodina tes dan titrasi. Dalam penelitan ini menggunakan titrasi untuk mengetahui

kadar iodium garam. Sedang yang lebih mudah digunakan adalah iodina tes. Cara mengetahui

kandungan iodium adalah dengan cara meneteskan iodina test pada garam. Apabila garam

berwarna ungu tua berarti kandungan iodium dalam garam tersebut baik dan bila berwarna

ungu muda berarti kandungan iodiumnya kurang (Asriansyah, 2014).

http://repository.unimus.ac.id

8

n %

Pengetahuan kebutuhan garam beriodium per hari

Tabel 12 Distribusi berapa banyak setiap hari orang mengkonsumsi garam beriodium

Nomor D

istribusi mengkonsumsi gara

beriodium

m n

%

1 Salah 15 30

2

Benar

35

70

Jumlah 50 100

Responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu pertanyaan benar. Hal ini

sesuai dengan toeri dari Adriani dan Wiratmadi (2012) bahwa garam beriodium yang

dianjurkan setiap orang adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Dalam

kondisi tertentu, jika keringat keluar berlebihan dianjurkan untuk mengkonsumsi garam

beriodium 2 sendok teh setiap hari.

Pengetahuan tentang garam beriodium boleh dikonsumsi secara berlebihan

Tabel 13. Distribusi garam beriodium boleh dikonsumsi secara berlebihan

Nomor distribusi yang boleh dikonsumsi secara

berlebih

1 Salah 18 36

2 Benar 32 764

Jumlah 50 100

Kebutuhan iodium setiap hari di dalam makanan yang dianjurkan saat ini adalah 50

mcg (untuk bayi 12 bulan pertama), 90 mcg untuk anak (usia 2-6 tahun), 120 mcg untuk anak

usia sekolah (usia 7-12 tahun), 150 mcg untuk dewasa (di atas usia 12 tahun), 200mcg untuk

ibu hamil dan menyusui. Dampak kelebihan iodium antara lain adanya pembesaran gondok,

tremor, mudah berkeringast meski di daerah yang dingin, mudah marah, degup jantung lebuh

cepat, susah tidur, makan melulu (Riwayati, 2013).

http://repository.unimus.ac.id

9

Pengetahuan

Tabel 14 Deskripsi Distribusi Frekuensi Pengetahuan

Nomor Pengetahuan n %

1 Baik 22 44

2

Cukup

15

30

3

Kurang

13

26

Jumlah 50 100

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa yang berpendidikan SD

sampai perguruan tinggi sudah memiliki pengetahuan tentang garam beroidium. Adapun

pengetahuan ibu rumah tangga yang minim dikarenakan kurangnya informasi yang diterima

tentang efek kekurangan iodium. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hendra

dalam (Hastuti, 2012) yaitu sumber informasi dan pengalaman merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang. Pengetahuan sangat erat kaitannya

dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa orang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula (Budiman, 2014).

Kadar Iodium

Tabel 15 Deskripsi Distribusi Frekuensi Pemilihan garam

Nomor Kadar garam n %

1 Dibawah ( < 30 ppm ) 33 66

2

Diatas (≥30-80 ppm)

17

34

Total 50 100

Dari tabel terlihat bahwa masih banyak responden yang menggunakan garam dengan kadar

iodium dibawah ppm. Hal itu dikarenakan masih banyak responden yang beranggapan jika

menggunakan garam beriodium maka masakan akan menjadi pahit. Hal ini sesuai dengan

penelitian Prawini, 2013. Selain itu perilaku menaruh garam beriodium tidak ditempat wadah

yang tertutup dan masih banyak responden yang menaruh garamnya didekat kompor

sehingga kadar iodium yang ada di garam responden akan menguap

http://repository.unimus.ac.id

10

Hubungan variabel

Berdasarkan uji statistic didapatkan hasil tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu

tentang garam beriodium dengan kadar iodium dalam garam p= 0.308(p>0,05). Hal ini dapat

disebabkan karena responden yang mempunyai pengetahuan yang baik tetapi masih

mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam pemilihan garam beriodium, ketidak sesuaian

tersebut sesuai dengan hasil studi WHO dan para ahli pendidikan kesehatan dalam

(Notoatmodjo,2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat sebenarnya sudah ada

akan kesehatan tetapi praktik mereka masih rendah. Selain itu kebiasaan menggunakan garam

krosok dan jika menggunakan garam beriiodium masakan akan menjadi pahit juga

berpengaruh dalam pemilihan garam meskipun sudah mempunyai pengetahuan yang baik.

Penelitian ini serupa dengan Mulyantoro (2014) yang menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan dan sikap tidak berhubungan dengan kualitas garam beriodium di rumah tangga.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan ibu rumah

tangga tentang garam beriodium yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 44 %, ibu rumah

tangga yang memiliki kadar garam di atas 30 ppm (30-80 ppm) sebanyak 34 %, tidak ada

hubungan signifikan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan kadar garam beriodium di

Desa Batukali Keacamatan Kalinyamatan

SARAN

Saran yang diberikan sebaiknya pemerintah mengadakan sosialisasi tentang pentingnya

garam iodium bagi kesehatan keluarga sehingga ibu rumah tangga memiliki pengetahuan

yang cukup tentang garam yang mengandung iodium terutama efek jika kekurangan garam

bagi ibu hamil dan anak sekolah. Hal ini agar semua ibu rumah tangga memilih

menggunakan garam yang mengandung iodium. Selain itu dalam memilih garam sebaiknya

memilih garam halus dengan kemasan kecil dan bertuliskan garam beriodium.

http://repository.unimus.ac.id

11

DAFTAR PUSTAKA

Amalia L, Permatasari, I., Khomsan, A., Riyadi, H. 2015. Pengetahuan, Sikap, Dan Praktek

Gizi Ibu Terkait Iodium Dan Pemilihan Jenis Garam Rumah Tangga Di Wilayah

Pegunungan Cianjur. Jurnal Gizi Pangan, Juli 2015, 10(2): 133-140.

Adriani, Estu S., Jazila dan Waryana. 2010. Tingkat Pengetahuan GAKI dengan Penanganan

Garam Beriodium oleh Ibu Rumah Tangga di Desa Belah, Kecamatan Donorejo

Kabupaten Pacitan, MGMI Vol.2 No.1, Juni 2010.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

.

Asrianyah, 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penggunaan Garam

Beriodium di Desa Karang Intan Kecamatan Karang Kabupaten Banja.

Haryanti. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian GAKI Pada Anak Usia

Sekolah Dasar di Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi Volume 2, nomor 1, tahun

2013

Mulyantoro, 2014. Hubungan Tingkat Penegtahuan Ibu tentang GAKI, Sikap dan Praktek

dengan Kualitas Garam Beriodium DI Rumah Tangga. Jakarta. Media Gizi Mikro.

Prameswari & yanti. 2015. Gambaran Perilaku Dan Persepsi Ibu Rumah Tangga Terhadap

Konsumsi Garam Beriodium Di Wilayah Kerja Puskesmas Toroh 1 Kabupaten Grobogan

Pada Tahun 2014. Unnes Journal of Public Health 4 (2) (2015).

Prawini GAM, 2013. Gambaran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga

Terhadap Garam Beryodium Di Desa Lodtunduh Wilayah Kerja UPT Kesehatan

Masyarakat Ubud I Tahun 2013. Jurnal Community Health, Jui; 2013 hal 122-130.

http://repository.unimus.ac.id