NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas...
Transcript of NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas...
PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN
PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh:
Manusa putra
D 400 070 035
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN
PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI
Manusa Putra
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura - Surakarta
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan mengetahui suatu instalasi ME (mekanikal elektrikal) yang
aman, untuk mengetahui bagaimana merancang ME (mekanikal elektrikal) pada suatu
bngunan yang berkualitas bagus murah dan aman serta untuk mengetahui cara kerja
penangkal petir.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laptop dan Software Microsoft
excel serta AutoCAD 2007. Sedangkan metodologi penelitian yang dilakukan dalam
penyelesaian tugas akhir ini meliputi: Studi literature, yaitu dengan mencari dan
mengumpulkan bahan atau referensi yang berkaitan dengan judul Tugas Akhir yang
dikerjakan tersebut. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data karakteristik dan ukuran
gedung bangunan serta pengumpulan data peralatan/bahan. Perencanaan alat meliputi
merencanakan desain gambar pada autocad 2007 dan menetukan sistem instalasi MEP.
Analisis data dimulai dari perhitungan jumlah lampu, AC dan penangkal petir.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada
perencanaan mekanikal elektrikal plumbing (MEP) gedung Poly Gigi Universitas
Muhammadiyah Surakarta, kebutuhan daya pada instalasi gedung Poly Gigi Universitas
Muhammadiyah Surakarta sebesar 63.58 kVA dan kapasitas genset yang ditetapkan sebesar
70 kVA.Hasil perhitungan kebutuhan/kapasitas AC yang digunakan sebesar ¾ PK, 1 PK dan
1.5 PK, pemasangan disesuaikan ukuran ruangan pada gedung dan perhitungan beban AC
yang terpasang lantai 1 adalah 7.04 kVA , beban terpasang lantai 2 adalah 15.84 kVA, beban
terpasang lantai 3 adalah 5.72 kVA, beban terpasang lantai 4 adalah 5.72 kVA, beban
terpasang lantai 5 adalah 14.08 kVA
Kata kunci: Perencanaan, Mekanikal Elektrikal, Penangkal Petir
1. PENDAHULUAN
Perencanaan ME (Mekanikal
Elektrikal) pada sebuah bangunan
merupakan sebuah hal yang membutuhkan
akurasi, hal tersebut diperlukan bukan
hanya untuk mendapatkan efektifitas
kinerja dari jaringan yang akan di rancang,
bukan pula demi mendapatkan efisiensi
ekonomis yang serendah-rendahnya.
Namun, perancangan pada sebuah
bangunan juga mempertimbangkan fungsi
utama dari bangunan tersebut. Sehingga
dapat di sesuaikan dengan kebutuhan.
Salah satu dari sekian banyak jenis
bangunan adalah bangunan instansi
pendidikan atau sekolah. Karena selain
merupakan fasilitas publik, bangunan ini
memiliki fungsi yang berkaitan langsung
dengan kegiatan belajar mengajar supaya
tercipta suasana belajar yang efektif
nyaman dan kondusif
Perencanaan ME (Mekanikal
Elektrikal ) di perlukan kerja sama yang
baik mekanikal elektrikal dan sipil
arsitektur pekerjaan struktur, arsitektur,
landscape dan interior bangunan
dikerjakan oleh sipil dan arsitektur
sebaliknya pekerjaan mekanikal elektrikal
meliputi sistem instalasi seperti (sistem
penerangan,jenis beban listrik, sistem di
stribusi dan supply daya listrik, teknik
kabel, kwh meter, proteksi sistem
pentanahan dan perbaikan faktor daya, AC
(air conditioner). Namun karena
tujuannya sama yaitu mewujudkan sebuah
bangunan yang berkualitas bagus, aman,
murah dan dapat selesai secepat mungkin,
maka diperlukan kerja sama yang baik
antara ME dengan sipil arsitektur.
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini ungtuk mengetahui Instalasi
listrik, besar arus yang mengalir,
kebutuhan AC, dan cara kerja penangkal
Petir.
1.2. Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan atau
iluminansi disuatu bidang adalah fluks
cahaya yang jatuh pada 1 dari bidang itu.
Intensitas penerangan (E) dinyatakan
dengan satuan lux (lm). Intensitas
penerangan harus ditentukan berdasarkan
tempat dimana pekerjaan dilakukan.
Bidang kerja umumnya 80 cm di atas
lantai.
1.3. Menentukan ukuran MCB.
Ukuran MCB adalah besarnya arus
atau arus nominal dari MCB, sedangkan
untuk penghantar disini adalah ukuran luas
penampang kawat tersebut. Bila ingin
menentukan arus pengaman pada MCB
ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya :
1.4. Panel dan papan hubung bagi
Proses transmisi tenaga listrik dari
pusat (gardu) listrik ke beban (pemakai
atau konsumen) harus melewati panel daya
dan panel distribusi daya. Panel daya
adalah tempat menyalurkan dan
mendistribusikan tenaga listrik dari pusat
(gardu) listrik ke panel-panel distribusi.
Adapun panel distribusi daya adalah
tempat menyalurkan dan mendistribusikan
tenaga listrik dari panel daya ke beban
(pemakai atau konsumen) instalasi tenaga
maupun instalasi penerangan. Pembuatan
panel daya maupun panel distribusi daya
merupakan suatu ketentuan atau
keharusan. Hal tersebut untuk
memudahkan :
1.5. Penghantar Listrik
Kabel listrik yang baik harus
memenuhi syarat mekanis, elektris,
thermis, dan kimia. Jadi, kabel listrik harus
mempunyai kekuatan mekanis, yaitu
mampu menghantarkan arus listrik yang
sebesar-besarnya, dengan kerugian yang
sekecil-kecilnya. Hal tersebut karena
berhubungan dengan sistem pemasangan
kabel, yaitu pemasangan kabel di udara
maupun pemasangan di bawah tanah.
1.6. Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir adalah rangkaian
jalur yang digunakan untuk memperlancar
jalan bagi petir yang akan menuju ke
permukaan perut bumi,tanpa merusak
bangunan dan peralatan yang di lewatinya.
2. METODE PENELITIAN
penelitian dan pembuatan laporan
dengan judul Perencanaan Mekanikal
Elektrikal dan Penangkal Petir Pada
Gedung Poli Gigi UMS 5 Lantai, dapat
diselesaikan selama 4 bulan yaitu mulai
dari studi literatur, pembuatan proposal
sampai analisis data dan pembuatan
laporan.
bahan atau alat yang digunakan: 1. Laptop 2. Software Microsoft excel dan AutoCAD
2007
2.1.Prosedur perencanaan.
Perencanaan yang baik akan
menghasilkan suatu pekerjaan yang baik
pula. Untuk menghasilkan hal tersebut,
perlu diadakannya suatu prosedur
perancangan.Dengan adanya suatu
prosedur ini diharapkan pekerjaan dapat
dilaksanakan secara berurutan dan
berkelanjutan tanpa harus mengganggu
jenis pekerjaan lainnya.
2.2.Flowchart
Gambar 3.1. Diagram Alir Perencanaan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Penentuan Jumlah Lampu atau
Armatur
3.1.1. Penentuan Jumlah Titik Lampu
Penentuan jumlah titik lampu pada
gedung Poli Gigi Univeraitas
Muhammadiyah Surakarta dengan
perhitungan, dilakukan dengan mengetahui
panjang, lebar, tinggi dan kegunaan
ruangan tersebut sehingga dapat diketahui
kebutuhan intensitas penerangannya.
Untuk perhitungan setiap ruangan adalah
sebagai berikut :
a. Ruangan musholla
Masing-masing ruangan tersebut
mempunyai ukuran panjang ruangan (P) 6
meter, lebar ruangan (L) 6 meter, tinggi
ruangan (T) 4 meter. Jenis lampu yang
digunakan untuk ruangan-ruangan ini
adalah LHE 18 W menghasilkan 1040
lumen (tabel 2.3). Karena ruangan ini
digunakan sebagai masjid, maka intensitas
penerangan yang dibutuhkan adalah 200
lux (tabel 2.2). Sedangkan tinggi cahaya
diatas bidang kerja adalah 3.2 meter.
Nilai k dapat dicari berdasarkan
rumus 2.4, sehingga dari rumus tersebut
diperoleh :
)( lph
pxlk
= 9.0
)66(2.3
66
x
Menerangi ruang mushola
diperlukan cahaya sebesar 8000 lumen.
Agar cahaya tersebut dapat terpenuhi,
maka jumlah lampu yang diperlukan
adalah :
lampu
on
1040
8000 = 7.6 lampu
Jumlah lampu yang dipakai dalam
ruangan ini adalah sebanyak 8 lampu.
Pengambilan data bangunan
MULAI
Gambar rencana bangunan
Melakukan perhitungan titik lampu, perhitungan besarnya
daya listrik dan diameter penghantar kabel.
Melakukan perhitungan
kebutuhan AC
Analisis data dan hasil
Laporan Tugas Akhir
Selesai
b. Ruangan kuliah
Masing-masing ruangan tersebut
mempunyai ukuran panjang ruangan (P) 12
meter, lebar ruangan (L) 7 meter, tinggi
ruangan (T) 4 meter. Jenis lampu yang
digunakan untuk ruangan ini adalah LHE
18 W menghasilkan 1040 lumen (tabel
2.3). Karena ruangan ini digunakan
sebagai ruang kelas, maka intensitas
penerangan yang dibutuhkan adalah 250
lux (tabel 2.2). Sedangkan tinggi cahaya
diatas bidang kerja adalah 3.2 meter.
Untuk nilai k dapat dicari berdasarkan
rumus 2.4, sehingga dari rumus tersebut
diperoleh :
)( lph
pxlk
= 3.1
)712(2.3
712
x
Menerangi ruang kuliah diperlukan
cahaya sebesar 52500 lumen. Agar cahaya
tersebut dapat terpenuhi, maka jumlah
lampu yang diperlukan adalah :
lampu
on
1040
52500 = 50.4 lampu
Jumlah lampu yang dipakai dalam
ruangan ini adalah sebanyak 50 lampu.
c. Ruangan lain
Ruangan yang lain, penentuan jumlah
lampunya dapat ditentukan seperti cara
diatas. Sedangkan untuk faktor refleksi
dinding di cat putih (rw), faktor refleksi
langit-langit di cat putih (rp), dan faktor
refleksi lantai terang (rm) semuanya sama
yaitu 0.5 (rw), 0.7 (rp), dan 0.1 (rm) .
Untuk pintu masuk lantai 1 dan 2
penentuan lampunya menggunakan sistem
perkiraan. Karena intensitas penerangan
untuk daerah tersebut biasanya selalu
diabaikan, karena berpedoman dengan
prinsip “yang penting terang”.
3.1.1.2.Penentuan Jumlah Stop Kontak
Berdasarkan kegunaan fungsi
ruangan, maka dapat ditentukan jumlah
stop kontak yang akan dipasanag pada
masing-masing ruangan tersebut. Pada
perencanaan kali ini, stop kontak yang
akan dipakai adalah stop kontak yang
mempunyai batasan arus maksimal sebesar
2 A untuk setiap stop kontak. Pemasangan
stop kontak pada setiap ruang kelas
dibatasi hanya sejumlah 2 titik stop kontak
yang fungsi utamanya adalah untuk
menyuplai daya peralatan ajar yang
digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Hasil perhitungan yang sudah
dilakukan pada setiap ruangan, maka
didapat hasil jumlah titik lampu dan saklar
serta jumlah stop kontak yang akan
dipasang pada setiap ruangan. Hasil
perhitungan yang sudah dilakukan maka
dapat ketahui jumlah lampu peralatan yang
harus diadakan adalah lampu LHE 18 W
sebanyak 165 buah, lampu LHE 45 W
tidak ada, stop kontak berkapasitas 2 A
sebanyak 80 buah, saklar seri sebanyak 42
buah, saklar tunggal sebanyak 36 buah.
3.1.1.3.Penentuan Kebutuhan Mesin
Pendingin Ruangan (AC)
a. Ruangan berinsulasi apotik
Menentukan jumlah mesin
pendingin (AC) pada ruangan dengan
ukuran panjang, lebar dan tinggi
ruangan diatas, harus didapatkan
terlebih dahulu nilai BTU ruangan
tersebut. Dengan menggunkan rumus
2.14 maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
60
WxHxIxLxEBTU
60
2010101323 xxxx
= 9966 BTU
Menentukan jumlah AC,
didapatkan dengan terlebih dahulu
menentukan jumlah AC yang dipasang,
dalam hal ini penulis memasang 1 buah
AC atau sesuai kebutuhan pemakai.
Kemudian dari perhitungan nilai total
Btu dihasilkan 9966 Btu / 1 = 9966. Dari
hasil pembagian dapat dilihat konversi
sistem daya AC yang mendekati nilai
ditabel 2.8. Maka jumlah AC yang
dipakai dalam ruangan apotik adalah
sebanyak 1 buah dengan kapasitas AC
yang dipilih 1 PK.
b. Ruangan tidak berinsulasi ruang
kuliah
Gedung Poli Gigi Universitas
Muhammadiyah Surakarta ini, ruang
kuliah yang termasuk ke dalam
ruangan tidak berinsuli. Ruangan
tersebut mempunyai ukuran :
Diketahui bahwa 1 meter = 3.33 kaki.
Panjang ruangan (P)
= 12 meter (40 kaki).
Lebar ruangan (L) = 7 meter
(23 kaki).
Tinggi ruangan (T) = 4 meter
(13 kaki).
Menentukan jumlah mesin
pendingin (AC) pada ruangan dengan
ukuran panjang, lebar dan tinggi
ruangan diatas, harus didapatkan
terlebih dahulu nilai BTU ruangan
tersebut. Dengan menggunkan rumus
2.14 maka diperoleh hasil sebagai
berikut :
60
WxHxIxLxEBTU
60
2023181340 xxxx
= 71760 BTU
Menentukan jumlah AC,
didapatkan dengan terlebih dahulu
menentukan jumlah AC yang
dipasang, dalam hal ini penulis
memasang 6 buah AC atau sesuai
kebutuhan pemakai. Kemudian dari
perhitungan nilai total Btu dihasilkan
71760 Btu / 3 = 23920 . Dari hasil
pembagian dapat dilihat konversi
sistem daya AC yang mendekati nilai
ditabel 2.8. Maka jumlah AC yang
dipakai dalam ruangan kuliah adalah
sebanyak 3 buah dengan kapasitas
AC yang dipilih 2,5 PK.
c. Ruangan lain
Ruanagan lain yang
memerlukan mesin pendingin (AC),
penentuan jumlah unitnya dapat
ditentukan seperti cara di atas.
Perhitungan yang sudah dilakukan,
maka dapat dilihat bahwa AC yang
diperlukan berkapasitas 3/4 PK, 1 PK, 1.5
PK, 2.5 PK.
3.2.Total Beban Terpasang
Perhitungan yang sudah dilakukan
serta penentuan jumlah dan jenis beban
yang akan dipasang di semua ruangan
gedung Poli Gigi Universitas
Muhammadiyah Surakarta tersebut, maka
selanjutnya adalah melakukan perhitungan
total beban terpasang. Jenis beban
Peralatan listrik yang akan dipasang
adalah :
Tabel 4.3. Total beban terpasang
NO. Jenis
Peralatan IMaksimal Satuan
1. Lampu LHE
18W 0.11 Amper
2. Lampu LHE
45W 0.26
Amper
3. Stop kontak 2 Amper
4.
AC
berkapasitas
2PK
8.5
Amper
5.
AC
berkapasitas
2.5PK
10.6
Amper
6.
AC
berkapasitas
3PK
12.7
Amper
7. Pompa air 1.1 Amper
8. Pompa booster 1.1 Amper
Dari rekapitulasi tersebut diatas,
maka dapat dihitung sebagai berikut :
1. Total beban terpasang dilantai satu
pada masing-masing fasanya adalah
dengan menjumlahkan total beban
lampu dan stop kontak lantai 1
terpasang dengan total beban AC lantai
1.
Tabel 4.8. Total beban peralatan terpasang
lantai 1
N
O Jenis beban Peralatan terpasang
Beban Arus Pada
Fasa
R S T
1 Lampu dan stop kontak 1.54 0.88 0.88
2
Mesin pendingin ruangan
(AC) 12 12 12
3
Beban lain (pompa air
bersih) 0 0 1.1
4 Beban lain(pompa boster) 0 0 0
Amper : 13.54
12.8
8
13.9
8
Jumlah beban terpasang lantai
1
kVA
: 8.8
Tabel 4.9. Total beban peralatan terpasang
lantai 2
NO Jenis beban Peralatan terpasang
Beban Arus Pada
Fasa
R S T
1 Lampu dan stop kontak 1.32 1.97 1.87
2
Mesin pendingin ruangan
(AC) 22 25 25
3 Beban lain (pompa air bersih) 0 0 1.1
4
Beban lain(pompa
boster) 0 0 0
Amper : 23.32 26.97 27.97
Jumlah beban terpasang lantai 1
kVA : 17.21
Tabel 4.10. Total beban peralatan terpasang
lantai 3
N
O
Jenis beban Peralatan terpasang
Beban Arus Pada
Fasa
R S T
1 Lampu dan stop kontak 7.92 7.92 1.32
2
Mesin pendingin ruangan
(AC) 10 8 8
3
Beban lain (pompa air
bersih) 0 0 1.1
4 Beban lain(pompa boster) 0 0 0
Amper : 17.92 15.92
10.4
2
Jumlah beban terpasang lantai
1 kVA 9.73
Tabel 4.11. Total beban peralatan terpasang
lantai 4
N
O
Jenis beban Peralatan
terpasang
Beban Arus
Pada Fasa
R S T
1
Lampu dan stop
kontak 7.92 7.92 1.32
2
Mesin
pendingin
ruangan (AC) 10 8 8
3
Beban lain
(pompa air
bersih) 0 0 1.1
4
Beban
lain(pompa
boster) 0 0 0
Amper :
17.9
2
15.9
2
10.4
2
Jumlah beban
terpasang lantai 1
kV
A
: 9.73
Tabel 4.12. Total beban peralatan terpasang
lantai 5
N
O
Jenis beban Peralatan
terpasang
Beban Arus Pada
Fasa
R S T
1
Lampu dan stop
kontak 6.82 7.15 2.75
2
Mesin pendingin
ruangan (AC) 23 23 18
3
Beban lain
(pompa air
bersih) 0 0 1.1
4
Beban
lain(pompa
boster) 0 0 0
Amper :
29.8
2
30.1
5
21.8
5
Jumlah beban
terpasang lantai 1
kV
A
: 18.00
2. Total beban terpasang pada gedung
Poli Gigi Universitas Muhammadiyah
Surakarta, yang hasilnya sebagai
berikut :
Tabel 4.10. Total beban terpasang dalam satu
gedung
NO Beban terpasang Di
Beban Arus Pada
Fasa
R S T
1 Lantai 1 13.54 12.88 13.98
2 Lantai 2 23.32 26.97 27.97
3 Lantai 3 17.92 15.92 10.42
4 lantai 4 17.92 15.92 10.42
5 Lantai 5 29.82 30.15 21.85
Total
beban terpasang
dalam
Amper
: 102.52 101.84 84.64
satu gedung
kVA
: 63.58
Jumlah total daya listrik yang diperlukan
untuk mensuplai ke gedung Poli Gigi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
adalah sebesar 63.58 kVA atau 50.86 KW
dengan asumsi nilai faktor daya sama
dengan 0.8.
3.3.Pembagian kelompok panel
1. Panel Utama (MDP)
Panel ini berisikan 1 buah breaker
pengaman input daya dari PLN atau
genset (diberi kode breaker R1), 1
buah breaker pengaman output untuk
suplai daya ke panel distribusi lantai 1
(diberi kode breaker R2), 1 buah
breaker pengaman output suplai daya
ke panel distribusi lantai 2 (diberi kode
breaker R3), 1 buah breaker pengaman
output suplai daya ke panel distribusi
lantai 3 (diberi kode breaker R4).
1 buah breaker pengaman output suplai
daya ke panel distribusi lantai 4 (diberi
kode breaker R5), dan 1 buah breaker
pengaman output suplai daya ke panel
distribusi lantai 5 (diberi kode breaker
R6).
a. Besarnya kapasitas breaker R1
adalah 150% (kekuatan maksimal
suatu kabel untuk dialiri oleh arus
listrik atau batas kemampuan
besaran arus listrik, sesuai PUIL
2000) dari beban terpasang pada
fasa yang arus bebannya tertinggi.
Dari tabel diatas beban arus total
terpasang adalah fasa R 102.52,
fasa S 101.84, fasa T 84.64. Fasa R
memiliki beban arus tertinggi,
maka :
R1 = 102.52 x 150%
= 153.7 Amper
Melihat di pasaran breaker yang
mendekati kebutuhan tersebut
adalah breaker yang berkapasitas
150 Amper. Jadi pearalatan listrik
yang digunakan sebagai proteksi
jaringan (breaker utama) pada
instalasi listrik gedung Poli Gigi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta ini adalah MCCB
(moulded case circuit breker) 150
A, 4 pole, 400 V, 10 kA sebanyak
1 buah.
b. Besarnya R2 adalah 150%
(kekuatan maksimal suatu kabel
untuk dialiri oleh arus listrik atau
batas kemampuan besaran arus
listrik, sesuai PUIL 2000) dari
beban arus terpasang di lantai 2
pada fasa yang arusnya tertinggi,
yaitu pada fasa T dengan nilai
27.97 Amper, maka :
R2 = 27.97 x 150%
= 419.5 Amper
Melihat di pasaran breaker
yang mendekati kebutuhan
tersebut adalah breaker yang
berkapasitas 400 Amper. Jadi
pearalatan listrik yang digunakan
sebagai proteksi jaringan (breaker
utama) pada instalasi listrik
gedung farmasi Poli Gigi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta ini adalah MCCB
(moulded case circuit breker) 400
A, 4 pole, 400 V, 10 kA sebanyak
1 buah.
c. Besarnya R3 adalah 150%
(kekuatan maksimal suatu kabel
untuk dialiri oleh arus listrik atau
batas kemampuan besaran arus
listrik, sesuai PUIL 2000) dari
beban arus terpasang di lantai 1
pada fasa yang arusnya tertinggi,
yaitu pada fasa T dengan nilai
13.98 Amper, maka :
Q3 = 13.98 x 150%
= 209.7 Amper
Melihat di pasaran breaker
yang mendekati kebutuhan tersebut
adalah breaker yang berkapasitas
200 Amper. Jadi pearalatan listrik
yang digunakan sebagai proteksi
jaringan (breaker utama) pada
instalasi listrik gedung Poli Gigi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta ini adalah MCCB
(moulded case circuit breker) 200
A, 4 pole, 400 V, 10 kA sebanyak 1
buah.
d. Besarnya R4 adalah 150%
(kekuatan maksimal suatu kabel
untuk dialiri oleh arus listrik atau
batas kemampuan besaran arus
listrik, sesuai PUIL 2000) dari
beban arus terpasang di lantai 1
pada fasa yang arusnya tertinggi,
yaitu pada fasa T dengan nilai
13.98 Amper, maka :
3.4. Menentukan Luas Penampang
Saluran dan Rugi Tegangan Pada
Beban
Instalasi rugi tegangan dihitung dari
alat pengontrol adalah maksimum 2 %
untuk instalasi lampu pijar dan maksimum
5 % untuk instalasi alat–alat listrik lainnya,
misalnya motor listrik(AC). Untuk
mengetahui rugi tegangan pada tiap–tiap
beban pada rencana instalasi gedung Poli
Gigi Universitas Muhammadiyah
Surakarta adalah sebagai berikut :
Lantai 1
Penampang saluran :
q =
q =
q = 0.877 (mm²)
Kawat yang dipilih memakai kawat 1.5
mm²
Rugi tegangan dalam % :
∆ V = = 0.01169 %
Lantai 2 dan Mesin Pendingin Ruangan
AC
Lantai 2 dan juga AC, dapat dicari
seberapa besar rugi tegangan yang ada
dengan cara yang sama seperti pada lantai
1.
3.5. Penghantar Yang Digunakan
Pemasangan instalasinya
penerangan lampu dan mesin pendingin
ruangan AC, penghantar yang digunakan
adalah NYM 2 x 1.5 mm2
dan NYM 2 x
2.5 mm2. Dalam penggunaannya, kabel
NYM ini digunakan untuk penyambungan
dalam ruangan. Selain NYM, kabel yang
dipakai adalah kabel NYY 4 x 35 mm2,
NYY 4 x 25 mm2, dan NYY 4 x 16 mm
2
kabel ini digunakan untuk menghubungkan
atau sebagai saluran masuk maupun keluar
antar panel, baik panel distribusi maupun
panel utama, selain itu digunakan untuk
saluran dari panel ditribusi ke kelompok
ruangan.
3.6. Generator Set Sebagai Penyedia
Tenaga listrik Cadangan
Penentuan kapasitas genset pada
perencanaan instalasi ini ditetntukan
dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Beban terpasang yang sudah dihitung
adalah sebesar 63.58 kVA.
b. Genset yang digunakan haruslah lebih
besar kapasitasnya dari beban
terpasang agar kerja engine tidak
telalu berat dan dapat tahan lama.
c. Dalam hal ini ditentukan kapasitas
genset 70% dari beban terpasang agar
mampu mengcover semua kebutuhan
listrik yang ada.
d. G = 70% x beban terpasang
= 70% x 63.58 kVA
= 445.06 kVA
e. Melihat genset yang ada di pasaran,
dapat ditentukan besarnya genset
yang mendekati kebutuhan tersebut
adalah genset berkapasitas 450 kVA,
3 fasa, 50 Hz, tipe waterproof
sebanyak 1 unit.
3.7.Penangkal petir
Penangkal petir adalah rangkaian
jalur yang digunakan untuk memperlancar
jalan bagi petir yang akan menuju ke
permukaan perut bumi,tanpa merusak
bangunan dan peralatan yang di lewatinya.
Ada 3 bagian utama penangkal petir :
1.Batang penangkal petir (konvensional
dan sistem radius ).
2.Kabel konduktor murni penangkal petir.
3.Tempat pembumian.
Perlu atau tidaknya gedung Poli
Gigi Univeraitas Muhammadiyah
Surakarta menggunakan instalasi penagkal
petir dapat ditentukan berdasarkan nilai
perkiraan bahaya (R) = A+B+C+D+E
dengan indek-indek sebagai berikut :
1). Indeks A, Pengguna dan Isi.
Gedung Poli Gigi Univeraitas
Muhammadiyah Surakarta
merupakan bangunan sekolahan
dan merupakan fasilitas umum.
Nilai = 3.
2). Indeks B , kontruksi Bangunan
Gedung Poli Gigi Univeraitas
Muhammadiyah Surakarta
termasuk bangunan dengan
menggunakan konstruksi beton
bertulang.
Nilai = 2.
3). Indeks C, Tinggi bangunan
Gedung Poli Gigi Univeraitas
Muhammadiyah Surakarta
mempunyai ketinggian 50 meter.
Nilai = 7.
4). Indeks D , Situasi bangunan
Gedung Poli Gigi Univeraitas
Muhammadiyah Surakarta berdiri
di daerah dataran rendah.
Nilai = 0.
5). Indeks E , Pengaruh Kilat
Hari guruh pertahun di kota
Surakarta adalah 148.
Nilai = 6.
Jadi jumlah R = A+B+C+D+E
R = 3+2+2+7+0+6 =
20
Nilai R = 20 maka indeks
perkiraan bahaya pada gedung
Poli Gigi Univeraitas
Muhammadiyah Surakarta
terhadap sambaran petir adalah
besar. Dengan sendirinya
pengamanan gedung terhadap
sambaran petir sangat dianjurkan.
4. KESIMPULAN
1. Kebutuhan daya pada instalasi gedung
Poly Gigi Universitas Muhammadiyah
Surakarta sebesar 63.58 kVA dan
kapasitas genset yang ditetapkan
sebesar 60 kVA.
2. Hasil perhitungan kebutuhan/kapasitas
AC yang digunakan sebesar ¾ PK, 1
PK dan 1.5 PK, pemasangan
disesuaikan ukuran ruangan pada
gedung dan perhitungan beban AC
yang terpasang lantai 1 adalah 7.04
kVA , beban terpasang lantai 2 adalah
15.84 kVA, beban terpasang lantai 3
adalah 5.72 kVA, beban terpasang
lantai 4 adalah 5.72 kVA, beban
terpasang lantai 5 adalah 14.08 kVA.
DAFTAR PUSTAKA
Asy’ari, Hasyim. Hibah Buku Ajar
Instalasi Listrik Industri. Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Harten, Van dan Setiawan, E, 1991.
Instalasi listrik arus kuat 1. Bandung:
Binacipta
Hasan Basri, M. 2008. Rancang Bangun
Diagram Satu Garis Rencana Sistem
Distribusian Tenaga Listrik Di
Gedung Bertingkat (Highrises
building). Depok
Loekmantara, A. 2012. Sistem Ac (Air
Conditioning) / Sistem Tata Udara.
Jakarta
Moh. Noerbambang, Soufyan dan
Morimura, Takeo. 1993. Perencanaan
Sistem Plumbing. Jakarta: PT Pradnya
Paramita
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000)
Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
6481-2000 Tata Cara Perencanaan
Sistem Plumbing.
WIKO Idaryanto, Hari. 2008.
Perencanaan Sistem Plumbing Dan
Sistem Fire Hydrant Di Gedung
Tower “A”Apartemen Bersubsidi
Puncak Permai Surabaya Design
Plumbing And Fire Hydrant System of
“A” Tower Building Puncak Permai
Subsidized Apartemen
Surabaya.Surabaya