NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas...

12
PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: Manusa putra D 400 070 035 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Transcript of NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas...

Page 1: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN

PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

Manusa putra

D 400 070 035

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1
Page 3: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN

PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI

Manusa Putra

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhamadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura - Surakarta

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan mengetahui suatu instalasi ME (mekanikal elektrikal) yang

aman, untuk mengetahui bagaimana merancang ME (mekanikal elektrikal) pada suatu

bngunan yang berkualitas bagus murah dan aman serta untuk mengetahui cara kerja

penangkal petir.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laptop dan Software Microsoft

excel serta AutoCAD 2007. Sedangkan metodologi penelitian yang dilakukan dalam

penyelesaian tugas akhir ini meliputi: Studi literature, yaitu dengan mencari dan

mengumpulkan bahan atau referensi yang berkaitan dengan judul Tugas Akhir yang

dikerjakan tersebut. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data karakteristik dan ukuran

gedung bangunan serta pengumpulan data peralatan/bahan. Perencanaan alat meliputi

merencanakan desain gambar pada autocad 2007 dan menetukan sistem instalasi MEP.

Analisis data dimulai dari perhitungan jumlah lampu, AC dan penangkal petir.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada

perencanaan mekanikal elektrikal plumbing (MEP) gedung Poly Gigi Universitas

Muhammadiyah Surakarta, kebutuhan daya pada instalasi gedung Poly Gigi Universitas

Muhammadiyah Surakarta sebesar 63.58 kVA dan kapasitas genset yang ditetapkan sebesar

70 kVA.Hasil perhitungan kebutuhan/kapasitas AC yang digunakan sebesar ¾ PK, 1 PK dan

1.5 PK, pemasangan disesuaikan ukuran ruangan pada gedung dan perhitungan beban AC

yang terpasang lantai 1 adalah 7.04 kVA , beban terpasang lantai 2 adalah 15.84 kVA, beban

terpasang lantai 3 adalah 5.72 kVA, beban terpasang lantai 4 adalah 5.72 kVA, beban

terpasang lantai 5 adalah 14.08 kVA

Kata kunci: Perencanaan, Mekanikal Elektrikal, Penangkal Petir

1. PENDAHULUAN

Perencanaan ME (Mekanikal

Elektrikal) pada sebuah bangunan

merupakan sebuah hal yang membutuhkan

akurasi, hal tersebut diperlukan bukan

hanya untuk mendapatkan efektifitas

kinerja dari jaringan yang akan di rancang,

bukan pula demi mendapatkan efisiensi

ekonomis yang serendah-rendahnya.

Namun, perancangan pada sebuah

bangunan juga mempertimbangkan fungsi

utama dari bangunan tersebut. Sehingga

dapat di sesuaikan dengan kebutuhan.

Salah satu dari sekian banyak jenis

bangunan adalah bangunan instansi

pendidikan atau sekolah. Karena selain

merupakan fasilitas publik, bangunan ini

memiliki fungsi yang berkaitan langsung

Page 4: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

dengan kegiatan belajar mengajar supaya

tercipta suasana belajar yang efektif

nyaman dan kondusif

Perencanaan ME (Mekanikal

Elektrikal ) di perlukan kerja sama yang

baik mekanikal elektrikal dan sipil

arsitektur pekerjaan struktur, arsitektur,

landscape dan interior bangunan

dikerjakan oleh sipil dan arsitektur

sebaliknya pekerjaan mekanikal elektrikal

meliputi sistem instalasi seperti (sistem

penerangan,jenis beban listrik, sistem di

stribusi dan supply daya listrik, teknik

kabel, kwh meter, proteksi sistem

pentanahan dan perbaikan faktor daya, AC

(air conditioner). Namun karena

tujuannya sama yaitu mewujudkan sebuah

bangunan yang berkualitas bagus, aman,

murah dan dapat selesai secepat mungkin,

maka diperlukan kerja sama yang baik

antara ME dengan sipil arsitektur.

Tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini ungtuk mengetahui Instalasi

listrik, besar arus yang mengalir,

kebutuhan AC, dan cara kerja penangkal

Petir.

1.2. Intensitas Penerangan

Intensitas penerangan atau

iluminansi disuatu bidang adalah fluks

cahaya yang jatuh pada 1 dari bidang itu.

Intensitas penerangan (E) dinyatakan

dengan satuan lux (lm). Intensitas

penerangan harus ditentukan berdasarkan

tempat dimana pekerjaan dilakukan.

Bidang kerja umumnya 80 cm di atas

lantai.

1.3. Menentukan ukuran MCB.

Ukuran MCB adalah besarnya arus

atau arus nominal dari MCB, sedangkan

untuk penghantar disini adalah ukuran luas

penampang kawat tersebut. Bila ingin

menentukan arus pengaman pada MCB

ada beberapa hal yang perlu

dipertimbangkan diantaranya :

1.4. Panel dan papan hubung bagi

Proses transmisi tenaga listrik dari

pusat (gardu) listrik ke beban (pemakai

atau konsumen) harus melewati panel daya

dan panel distribusi daya. Panel daya

adalah tempat menyalurkan dan

mendistribusikan tenaga listrik dari pusat

(gardu) listrik ke panel-panel distribusi.

Adapun panel distribusi daya adalah

tempat menyalurkan dan mendistribusikan

tenaga listrik dari panel daya ke beban

(pemakai atau konsumen) instalasi tenaga

maupun instalasi penerangan. Pembuatan

panel daya maupun panel distribusi daya

merupakan suatu ketentuan atau

keharusan. Hal tersebut untuk

memudahkan :

1.5. Penghantar Listrik

Kabel listrik yang baik harus

memenuhi syarat mekanis, elektris,

thermis, dan kimia. Jadi, kabel listrik harus

mempunyai kekuatan mekanis, yaitu

mampu menghantarkan arus listrik yang

sebesar-besarnya, dengan kerugian yang

sekecil-kecilnya. Hal tersebut karena

berhubungan dengan sistem pemasangan

kabel, yaitu pemasangan kabel di udara

maupun pemasangan di bawah tanah.

1.6. Sistem Penangkal Petir

Penangkal petir adalah rangkaian

jalur yang digunakan untuk memperlancar

jalan bagi petir yang akan menuju ke

permukaan perut bumi,tanpa merusak

bangunan dan peralatan yang di lewatinya.

2. METODE PENELITIAN

penelitian dan pembuatan laporan

dengan judul Perencanaan Mekanikal

Elektrikal dan Penangkal Petir Pada

Gedung Poli Gigi UMS 5 Lantai, dapat

diselesaikan selama 4 bulan yaitu mulai

dari studi literatur, pembuatan proposal

Page 5: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

sampai analisis data dan pembuatan

laporan.

bahan atau alat yang digunakan: 1. Laptop 2. Software Microsoft excel dan AutoCAD

2007

2.1.Prosedur perencanaan.

Perencanaan yang baik akan

menghasilkan suatu pekerjaan yang baik

pula. Untuk menghasilkan hal tersebut,

perlu diadakannya suatu prosedur

perancangan.Dengan adanya suatu

prosedur ini diharapkan pekerjaan dapat

dilaksanakan secara berurutan dan

berkelanjutan tanpa harus mengganggu

jenis pekerjaan lainnya.

2.2.Flowchart

Gambar 3.1. Diagram Alir Perencanaan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Penentuan Jumlah Lampu atau

Armatur

3.1.1. Penentuan Jumlah Titik Lampu

Penentuan jumlah titik lampu pada

gedung Poli Gigi Univeraitas

Muhammadiyah Surakarta dengan

perhitungan, dilakukan dengan mengetahui

panjang, lebar, tinggi dan kegunaan

ruangan tersebut sehingga dapat diketahui

kebutuhan intensitas penerangannya.

Untuk perhitungan setiap ruangan adalah

sebagai berikut :

a. Ruangan musholla

Masing-masing ruangan tersebut

mempunyai ukuran panjang ruangan (P) 6

meter, lebar ruangan (L) 6 meter, tinggi

ruangan (T) 4 meter. Jenis lampu yang

digunakan untuk ruangan-ruangan ini

adalah LHE 18 W menghasilkan 1040

lumen (tabel 2.3). Karena ruangan ini

digunakan sebagai masjid, maka intensitas

penerangan yang dibutuhkan adalah 200

lux (tabel 2.2). Sedangkan tinggi cahaya

diatas bidang kerja adalah 3.2 meter.

Nilai k dapat dicari berdasarkan

rumus 2.4, sehingga dari rumus tersebut

diperoleh :

)( lph

pxlk

= 9.0

)66(2.3

66

x

Menerangi ruang mushola

diperlukan cahaya sebesar 8000 lumen.

Agar cahaya tersebut dapat terpenuhi,

maka jumlah lampu yang diperlukan

adalah :

lampu

on

1040

8000 = 7.6 lampu

Jumlah lampu yang dipakai dalam

ruangan ini adalah sebanyak 8 lampu.

Pengambilan data bangunan

MULAI

Gambar rencana bangunan

Melakukan perhitungan titik lampu, perhitungan besarnya

daya listrik dan diameter penghantar kabel.

Melakukan perhitungan

kebutuhan AC

Analisis data dan hasil

Laporan Tugas Akhir

Selesai

Page 6: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

b. Ruangan kuliah

Masing-masing ruangan tersebut

mempunyai ukuran panjang ruangan (P) 12

meter, lebar ruangan (L) 7 meter, tinggi

ruangan (T) 4 meter. Jenis lampu yang

digunakan untuk ruangan ini adalah LHE

18 W menghasilkan 1040 lumen (tabel

2.3). Karena ruangan ini digunakan

sebagai ruang kelas, maka intensitas

penerangan yang dibutuhkan adalah 250

lux (tabel 2.2). Sedangkan tinggi cahaya

diatas bidang kerja adalah 3.2 meter.

Untuk nilai k dapat dicari berdasarkan

rumus 2.4, sehingga dari rumus tersebut

diperoleh :

)( lph

pxlk

= 3.1

)712(2.3

712

x

Menerangi ruang kuliah diperlukan

cahaya sebesar 52500 lumen. Agar cahaya

tersebut dapat terpenuhi, maka jumlah

lampu yang diperlukan adalah :

lampu

on

1040

52500 = 50.4 lampu

Jumlah lampu yang dipakai dalam

ruangan ini adalah sebanyak 50 lampu.

c. Ruangan lain

Ruangan yang lain, penentuan jumlah

lampunya dapat ditentukan seperti cara

diatas. Sedangkan untuk faktor refleksi

dinding di cat putih (rw), faktor refleksi

langit-langit di cat putih (rp), dan faktor

refleksi lantai terang (rm) semuanya sama

yaitu 0.5 (rw), 0.7 (rp), dan 0.1 (rm) .

Untuk pintu masuk lantai 1 dan 2

penentuan lampunya menggunakan sistem

perkiraan. Karena intensitas penerangan

untuk daerah tersebut biasanya selalu

diabaikan, karena berpedoman dengan

prinsip “yang penting terang”.

3.1.1.2.Penentuan Jumlah Stop Kontak

Berdasarkan kegunaan fungsi

ruangan, maka dapat ditentukan jumlah

stop kontak yang akan dipasanag pada

masing-masing ruangan tersebut. Pada

perencanaan kali ini, stop kontak yang

akan dipakai adalah stop kontak yang

mempunyai batasan arus maksimal sebesar

2 A untuk setiap stop kontak. Pemasangan

stop kontak pada setiap ruang kelas

dibatasi hanya sejumlah 2 titik stop kontak

yang fungsi utamanya adalah untuk

menyuplai daya peralatan ajar yang

digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar.

Hasil perhitungan yang sudah

dilakukan pada setiap ruangan, maka

didapat hasil jumlah titik lampu dan saklar

serta jumlah stop kontak yang akan

dipasang pada setiap ruangan. Hasil

perhitungan yang sudah dilakukan maka

dapat ketahui jumlah lampu peralatan yang

harus diadakan adalah lampu LHE 18 W

sebanyak 165 buah, lampu LHE 45 W

tidak ada, stop kontak berkapasitas 2 A

sebanyak 80 buah, saklar seri sebanyak 42

buah, saklar tunggal sebanyak 36 buah.

3.1.1.3.Penentuan Kebutuhan Mesin

Pendingin Ruangan (AC)

a. Ruangan berinsulasi apotik

Menentukan jumlah mesin

pendingin (AC) pada ruangan dengan

ukuran panjang, lebar dan tinggi

ruangan diatas, harus didapatkan

terlebih dahulu nilai BTU ruangan

tersebut. Dengan menggunkan rumus

2.14 maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

60

WxHxIxLxEBTU

60

2010101323 xxxx

= 9966 BTU

Page 7: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

Menentukan jumlah AC,

didapatkan dengan terlebih dahulu

menentukan jumlah AC yang dipasang,

dalam hal ini penulis memasang 1 buah

AC atau sesuai kebutuhan pemakai.

Kemudian dari perhitungan nilai total

Btu dihasilkan 9966 Btu / 1 = 9966. Dari

hasil pembagian dapat dilihat konversi

sistem daya AC yang mendekati nilai

ditabel 2.8. Maka jumlah AC yang

dipakai dalam ruangan apotik adalah

sebanyak 1 buah dengan kapasitas AC

yang dipilih 1 PK.

b. Ruangan tidak berinsulasi ruang

kuliah

Gedung Poli Gigi Universitas

Muhammadiyah Surakarta ini, ruang

kuliah yang termasuk ke dalam

ruangan tidak berinsuli. Ruangan

tersebut mempunyai ukuran :

Diketahui bahwa 1 meter = 3.33 kaki.

Panjang ruangan (P)

= 12 meter (40 kaki).

Lebar ruangan (L) = 7 meter

(23 kaki).

Tinggi ruangan (T) = 4 meter

(13 kaki).

Menentukan jumlah mesin

pendingin (AC) pada ruangan dengan

ukuran panjang, lebar dan tinggi

ruangan diatas, harus didapatkan

terlebih dahulu nilai BTU ruangan

tersebut. Dengan menggunkan rumus

2.14 maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

60

WxHxIxLxEBTU

60

2023181340 xxxx

= 71760 BTU

Menentukan jumlah AC,

didapatkan dengan terlebih dahulu

menentukan jumlah AC yang

dipasang, dalam hal ini penulis

memasang 6 buah AC atau sesuai

kebutuhan pemakai. Kemudian dari

perhitungan nilai total Btu dihasilkan

71760 Btu / 3 = 23920 . Dari hasil

pembagian dapat dilihat konversi

sistem daya AC yang mendekati nilai

ditabel 2.8. Maka jumlah AC yang

dipakai dalam ruangan kuliah adalah

sebanyak 3 buah dengan kapasitas

AC yang dipilih 2,5 PK.

c. Ruangan lain

Ruanagan lain yang

memerlukan mesin pendingin (AC),

penentuan jumlah unitnya dapat

ditentukan seperti cara di atas.

Perhitungan yang sudah dilakukan,

maka dapat dilihat bahwa AC yang

diperlukan berkapasitas 3/4 PK, 1 PK, 1.5

PK, 2.5 PK.

3.2.Total Beban Terpasang

Perhitungan yang sudah dilakukan

serta penentuan jumlah dan jenis beban

yang akan dipasang di semua ruangan

gedung Poli Gigi Universitas

Muhammadiyah Surakarta tersebut, maka

selanjutnya adalah melakukan perhitungan

total beban terpasang. Jenis beban

Peralatan listrik yang akan dipasang

adalah :

Tabel 4.3. Total beban terpasang

NO. Jenis

Peralatan IMaksimal Satuan

1. Lampu LHE

18W 0.11 Amper

2. Lampu LHE

45W 0.26

Amper

3. Stop kontak 2 Amper

4.

AC

berkapasitas

2PK

8.5

Amper

5.

AC

berkapasitas

2.5PK

10.6

Amper

6.

AC

berkapasitas

3PK

12.7

Amper

Page 8: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

7. Pompa air 1.1 Amper

8. Pompa booster 1.1 Amper

Dari rekapitulasi tersebut diatas,

maka dapat dihitung sebagai berikut :

1. Total beban terpasang dilantai satu

pada masing-masing fasanya adalah

dengan menjumlahkan total beban

lampu dan stop kontak lantai 1

terpasang dengan total beban AC lantai

1.

Tabel 4.8. Total beban peralatan terpasang

lantai 1

N

O Jenis beban Peralatan terpasang

Beban Arus Pada

Fasa

R S T

1 Lampu dan stop kontak 1.54 0.88 0.88

2

Mesin pendingin ruangan

(AC) 12 12 12

3

Beban lain (pompa air

bersih) 0 0 1.1

4 Beban lain(pompa boster) 0 0 0

Amper : 13.54

12.8

8

13.9

8

Jumlah beban terpasang lantai

1

kVA

: 8.8

Tabel 4.9. Total beban peralatan terpasang

lantai 2

NO Jenis beban Peralatan terpasang

Beban Arus Pada

Fasa

R S T

1 Lampu dan stop kontak 1.32 1.97 1.87

2

Mesin pendingin ruangan

(AC) 22 25 25

3 Beban lain (pompa air bersih) 0 0 1.1

4

Beban lain(pompa

boster) 0 0 0

Amper : 23.32 26.97 27.97

Jumlah beban terpasang lantai 1

kVA : 17.21

Tabel 4.10. Total beban peralatan terpasang

lantai 3

N

O

Jenis beban Peralatan terpasang

Beban Arus Pada

Fasa

R S T

1 Lampu dan stop kontak 7.92 7.92 1.32

2

Mesin pendingin ruangan

(AC) 10 8 8

3

Beban lain (pompa air

bersih) 0 0 1.1

4 Beban lain(pompa boster) 0 0 0

Amper : 17.92 15.92

10.4

2

Jumlah beban terpasang lantai

1 kVA 9.73

Tabel 4.11. Total beban peralatan terpasang

lantai 4

N

O

Jenis beban Peralatan

terpasang

Beban Arus

Pada Fasa

R S T

1

Lampu dan stop

kontak 7.92 7.92 1.32

2

Mesin

pendingin

ruangan (AC) 10 8 8

3

Beban lain

(pompa air

bersih) 0 0 1.1

4

Beban

lain(pompa

boster) 0 0 0

Amper :

17.9

2

15.9

2

10.4

2

Jumlah beban

terpasang lantai 1

kV

A

: 9.73

Tabel 4.12. Total beban peralatan terpasang

lantai 5

N

O

Jenis beban Peralatan

terpasang

Beban Arus Pada

Fasa

R S T

1

Lampu dan stop

kontak 6.82 7.15 2.75

2

Mesin pendingin

ruangan (AC) 23 23 18

3

Beban lain

(pompa air

bersih) 0 0 1.1

4

Beban

lain(pompa

boster) 0 0 0

Amper :

29.8

2

30.1

5

21.8

5

Jumlah beban

terpasang lantai 1

kV

A

: 18.00

Page 9: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

2. Total beban terpasang pada gedung

Poli Gigi Universitas Muhammadiyah

Surakarta, yang hasilnya sebagai

berikut :

Tabel 4.10. Total beban terpasang dalam satu

gedung

NO Beban terpasang Di

Beban Arus Pada

Fasa

R S T

1 Lantai 1 13.54 12.88 13.98

2 Lantai 2 23.32 26.97 27.97

3 Lantai 3 17.92 15.92 10.42

4 lantai 4 17.92 15.92 10.42

5 Lantai 5 29.82 30.15 21.85

Total

beban terpasang

dalam

Amper

: 102.52 101.84 84.64

satu gedung

kVA

: 63.58

Jumlah total daya listrik yang diperlukan

untuk mensuplai ke gedung Poli Gigi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

adalah sebesar 63.58 kVA atau 50.86 KW

dengan asumsi nilai faktor daya sama

dengan 0.8.

3.3.Pembagian kelompok panel

1. Panel Utama (MDP)

Panel ini berisikan 1 buah breaker

pengaman input daya dari PLN atau

genset (diberi kode breaker R1), 1

buah breaker pengaman output untuk

suplai daya ke panel distribusi lantai 1

(diberi kode breaker R2), 1 buah

breaker pengaman output suplai daya

ke panel distribusi lantai 2 (diberi kode

breaker R3), 1 buah breaker pengaman

output suplai daya ke panel distribusi

lantai 3 (diberi kode breaker R4).

1 buah breaker pengaman output suplai

daya ke panel distribusi lantai 4 (diberi

kode breaker R5), dan 1 buah breaker

pengaman output suplai daya ke panel

distribusi lantai 5 (diberi kode breaker

R6).

a. Besarnya kapasitas breaker R1

adalah 150% (kekuatan maksimal

suatu kabel untuk dialiri oleh arus

listrik atau batas kemampuan

besaran arus listrik, sesuai PUIL

2000) dari beban terpasang pada

fasa yang arus bebannya tertinggi.

Dari tabel diatas beban arus total

terpasang adalah fasa R 102.52,

fasa S 101.84, fasa T 84.64. Fasa R

memiliki beban arus tertinggi,

maka :

R1 = 102.52 x 150%

= 153.7 Amper

Melihat di pasaran breaker yang

mendekati kebutuhan tersebut

adalah breaker yang berkapasitas

150 Amper. Jadi pearalatan listrik

yang digunakan sebagai proteksi

jaringan (breaker utama) pada

instalasi listrik gedung Poli Gigi

Universitas Muhammadiyah

Surakarta ini adalah MCCB

(moulded case circuit breker) 150

A, 4 pole, 400 V, 10 kA sebanyak

1 buah.

b. Besarnya R2 adalah 150%

(kekuatan maksimal suatu kabel

untuk dialiri oleh arus listrik atau

batas kemampuan besaran arus

listrik, sesuai PUIL 2000) dari

beban arus terpasang di lantai 2

pada fasa yang arusnya tertinggi,

yaitu pada fasa T dengan nilai

27.97 Amper, maka :

R2 = 27.97 x 150%

= 419.5 Amper

Melihat di pasaran breaker

yang mendekati kebutuhan

tersebut adalah breaker yang

berkapasitas 400 Amper. Jadi

Page 10: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

pearalatan listrik yang digunakan

sebagai proteksi jaringan (breaker

utama) pada instalasi listrik

gedung farmasi Poli Gigi

Universitas Muhammadiyah

Surakarta ini adalah MCCB

(moulded case circuit breker) 400

A, 4 pole, 400 V, 10 kA sebanyak

1 buah.

c. Besarnya R3 adalah 150%

(kekuatan maksimal suatu kabel

untuk dialiri oleh arus listrik atau

batas kemampuan besaran arus

listrik, sesuai PUIL 2000) dari

beban arus terpasang di lantai 1

pada fasa yang arusnya tertinggi,

yaitu pada fasa T dengan nilai

13.98 Amper, maka :

Q3 = 13.98 x 150%

= 209.7 Amper

Melihat di pasaran breaker

yang mendekati kebutuhan tersebut

adalah breaker yang berkapasitas

200 Amper. Jadi pearalatan listrik

yang digunakan sebagai proteksi

jaringan (breaker utama) pada

instalasi listrik gedung Poli Gigi

Universitas Muhammadiyah

Surakarta ini adalah MCCB

(moulded case circuit breker) 200

A, 4 pole, 400 V, 10 kA sebanyak 1

buah.

d. Besarnya R4 adalah 150%

(kekuatan maksimal suatu kabel

untuk dialiri oleh arus listrik atau

batas kemampuan besaran arus

listrik, sesuai PUIL 2000) dari

beban arus terpasang di lantai 1

pada fasa yang arusnya tertinggi,

yaitu pada fasa T dengan nilai

13.98 Amper, maka :

3.4. Menentukan Luas Penampang

Saluran dan Rugi Tegangan Pada

Beban

Instalasi rugi tegangan dihitung dari

alat pengontrol adalah maksimum 2 %

untuk instalasi lampu pijar dan maksimum

5 % untuk instalasi alat–alat listrik lainnya,

misalnya motor listrik(AC). Untuk

mengetahui rugi tegangan pada tiap–tiap

beban pada rencana instalasi gedung Poli

Gigi Universitas Muhammadiyah

Surakarta adalah sebagai berikut :

Lantai 1

Penampang saluran :

q =

q =

q = 0.877 (mm²)

Kawat yang dipilih memakai kawat 1.5

mm²

Rugi tegangan dalam % :

∆ V = = 0.01169 %

Lantai 2 dan Mesin Pendingin Ruangan

AC

Lantai 2 dan juga AC, dapat dicari

seberapa besar rugi tegangan yang ada

dengan cara yang sama seperti pada lantai

1.

3.5. Penghantar Yang Digunakan

Pemasangan instalasinya

penerangan lampu dan mesin pendingin

ruangan AC, penghantar yang digunakan

adalah NYM 2 x 1.5 mm2

dan NYM 2 x

2.5 mm2. Dalam penggunaannya, kabel

NYM ini digunakan untuk penyambungan

dalam ruangan. Selain NYM, kabel yang

dipakai adalah kabel NYY 4 x 35 mm2,

NYY 4 x 25 mm2, dan NYY 4 x 16 mm

2

kabel ini digunakan untuk menghubungkan

Page 11: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

atau sebagai saluran masuk maupun keluar

antar panel, baik panel distribusi maupun

panel utama, selain itu digunakan untuk

saluran dari panel ditribusi ke kelompok

ruangan.

3.6. Generator Set Sebagai Penyedia

Tenaga listrik Cadangan

Penentuan kapasitas genset pada

perencanaan instalasi ini ditetntukan

dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Beban terpasang yang sudah dihitung

adalah sebesar 63.58 kVA.

b. Genset yang digunakan haruslah lebih

besar kapasitasnya dari beban

terpasang agar kerja engine tidak

telalu berat dan dapat tahan lama.

c. Dalam hal ini ditentukan kapasitas

genset 70% dari beban terpasang agar

mampu mengcover semua kebutuhan

listrik yang ada.

d. G = 70% x beban terpasang

= 70% x 63.58 kVA

= 445.06 kVA

e. Melihat genset yang ada di pasaran,

dapat ditentukan besarnya genset

yang mendekati kebutuhan tersebut

adalah genset berkapasitas 450 kVA,

3 fasa, 50 Hz, tipe waterproof

sebanyak 1 unit.

3.7.Penangkal petir

Penangkal petir adalah rangkaian

jalur yang digunakan untuk memperlancar

jalan bagi petir yang akan menuju ke

permukaan perut bumi,tanpa merusak

bangunan dan peralatan yang di lewatinya.

Ada 3 bagian utama penangkal petir :

1.Batang penangkal petir (konvensional

dan sistem radius ).

2.Kabel konduktor murni penangkal petir.

3.Tempat pembumian.

Perlu atau tidaknya gedung Poli

Gigi Univeraitas Muhammadiyah

Surakarta menggunakan instalasi penagkal

petir dapat ditentukan berdasarkan nilai

perkiraan bahaya (R) = A+B+C+D+E

dengan indek-indek sebagai berikut :

1). Indeks A, Pengguna dan Isi.

Gedung Poli Gigi Univeraitas

Muhammadiyah Surakarta

merupakan bangunan sekolahan

dan merupakan fasilitas umum.

Nilai = 3.

2). Indeks B , kontruksi Bangunan

Gedung Poli Gigi Univeraitas

Muhammadiyah Surakarta

termasuk bangunan dengan

menggunakan konstruksi beton

bertulang.

Nilai = 2.

3). Indeks C, Tinggi bangunan

Gedung Poli Gigi Univeraitas

Muhammadiyah Surakarta

mempunyai ketinggian 50 meter.

Nilai = 7.

4). Indeks D , Situasi bangunan

Gedung Poli Gigi Univeraitas

Muhammadiyah Surakarta berdiri

di daerah dataran rendah.

Nilai = 0.

5). Indeks E , Pengaruh Kilat

Hari guruh pertahun di kota

Surakarta adalah 148.

Nilai = 6.

Jadi jumlah R = A+B+C+D+E

R = 3+2+2+7+0+6 =

20

Nilai R = 20 maka indeks

perkiraan bahaya pada gedung

Poli Gigi Univeraitas

Muhammadiyah Surakarta

terhadap sambaran petir adalah

besar. Dengan sendirinya

pengamanan gedung terhadap

sambaran petir sangat dianjurkan.

Page 12: NASKAH PUBLIKASIkebutuhan AC, dan cara kerja penangkal Petir. 1.2. Intensitas Penerangan Intensitas penerangan atau iluminansi disuatu bidang adalah fluks cahaya yang jatuh pada 1

4. KESIMPULAN

1. Kebutuhan daya pada instalasi gedung

Poly Gigi Universitas Muhammadiyah

Surakarta sebesar 63.58 kVA dan

kapasitas genset yang ditetapkan

sebesar 60 kVA.

2. Hasil perhitungan kebutuhan/kapasitas

AC yang digunakan sebesar ¾ PK, 1

PK dan 1.5 PK, pemasangan

disesuaikan ukuran ruangan pada

gedung dan perhitungan beban AC

yang terpasang lantai 1 adalah 7.04

kVA , beban terpasang lantai 2 adalah

15.84 kVA, beban terpasang lantai 3

adalah 5.72 kVA, beban terpasang

lantai 4 adalah 5.72 kVA, beban

terpasang lantai 5 adalah 14.08 kVA.

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Hasyim. Hibah Buku Ajar

Instalasi Listrik Industri. Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Harten, Van dan Setiawan, E, 1991.

Instalasi listrik arus kuat 1. Bandung:

Binacipta

Hasan Basri, M. 2008. Rancang Bangun

Diagram Satu Garis Rencana Sistem

Distribusian Tenaga Listrik Di

Gedung Bertingkat (Highrises

building). Depok

Loekmantara, A. 2012. Sistem Ac (Air

Conditioning) / Sistem Tata Udara.

Jakarta

Moh. Noerbambang, Soufyan dan

Morimura, Takeo. 1993. Perencanaan

Sistem Plumbing. Jakarta: PT Pradnya

Paramita

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000

(PUIL 2000)

Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-

6481-2000 Tata Cara Perencanaan

Sistem Plumbing.

WIKO Idaryanto, Hari. 2008.

Perencanaan Sistem Plumbing Dan

Sistem Fire Hydrant Di Gedung

Tower “A”Apartemen Bersubsidi

Puncak Permai Surabaya Design

Plumbing And Fire Hydrant System of

“A” Tower Building Puncak Permai

Subsidized Apartemen

Surabaya.Surabaya