NASKAH OPERA SENYUM UNTUK MASA DEPAN
-
Upload
ali-mustofa-zam -
Category
Documents
-
view
1.338 -
download
21
Transcript of NASKAH OPERA SENYUM UNTUK MASA DEPAN
ADEGAN 1 (Monolog si Mamat)
Mamat :
“Aku ingin sekolah yang tinggi untuk menggapai cita-cita.
Aku ingin menggenggam semua impian.
Aku ingin meraih semua harapan.
AKU PASTI BISA!!”
“Tetapi… aku tidak seberuntung mereka, aku tidak seberuntung kalian...
Apakah harapanku terlalu besar...?
Apakah cita-citaku terlalu tinggi...?
Aku tidak tega saat kulihat Bapakku memunguti satu persatu kayu bakar...
Lalu dipikul diatas pundaknya...dan berjalan dengan langkahnya yang goyah...
Aku tidak tega saat kulihat Ibuku berjalan dibawah terik mentari, yang seakan-akan membakar
kulit keriputnya...
Aku tidak tega.... aku tidak tega....”
(musik instrumen)
ADEGAN 2 (Mamat bermain bersama teman-temannya)
1. Mamat : ”Teman-teman, aku seneng sekali bersahabat dengan kalian. Kalian begitu baik”
2. Mono : ”Kita kan sahabat, sebagai sahabat kita harus selalu membantu. Baik disaat susah
maupun senang”
(lagu)
3. Mimi : ”Eh, ternyata enak ya punya banyak sahabat. Dunia jadi terasa indah”
4. Miki : ”Iya... Hidup juga jadi lebih berwarna-warni dan ......”
5. Lala : ”Bikin hidup lebih hidup...”
6. Mimi : ”Kita harus saling membantu”
7. Miki : ”Kita harus saling mengingatkan”
8. Lala : ”Kita juga harus saling menjaga kerukunan”
9. Mono : ”Seperti halnya dalam sholat, pahalanya lebih banyak yang berjamaah daripada
sholat sendiri-sendiri”
10. Mimi : ”Bayangkan seandainya semua orang di dunia ini bersahabat. Tidak ada peperangan
dan tidak ada perpecahan”
11. Miki : “Makanya... kita tidak boleh bertengkar”
12. Lala : “Dan jangan suka berkelahi...”
13. Mono : ”Emang enak berkelahi, cuma bikin kepala benjol..”
(Lagu)
14. Mono : ”Mat, dari tadi aku lihat kamu kok hanya dieeem saja. Ada apa Mat?”
15. Miki : ”Iya Mat, Mono benar. Apa ada ucapanku yang salah?”
16. Mamat : “Tidak kok, kalian benar”
17. Lala : ”Lalu kenapa kamu hanya diam saja”
18. Mimi : ”Iya, diam tanpa kata...”
19. Mamat : ”Nggak kok, nggak ada apa-apa”
20. Lala : ”Jujur aja Mat...”
21. Miki : ”Lidah bisa bohong, rasa nggak bisa bohong...”
22. Mono : ”Mat, bohong itu dosa lho...”
23. Mimi : “Jujurlah padaku.......”
24. Mamat : “iya deh, aku jujur. Tapi, aku tanya dulu boleh tidak?”
25. Mono : “Tanya apa Mat? Asalkan kami bisa jawab, pasti kami jawab.”
26. Mamat : ”Mmmmm, kalian punya cita-cita tidak?”
27. Miki : ”Ya iyalah Mat... Aku ingin jadi Pramugari...”
28. Mimi : ”Kalau aku ingin jadi... mmmm... apa ya??”
29. Miki+Lala+Mono+Mamat : ” APA???”
30. Mimi : ”Aku ingin jadi Dokter Gigi, biar bisa nambal gigi kalian yang bolong-bolong
itu...”
31. Lala : ” Ahh, kamu bisa-bisa aja Mi.... Kalau aku ingin jadi Guru. Yang mengajarkan
berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu agama...”
32. Mono : ”Amin ya robbaal alamin... Kalau aku ingin jadi... Astronot... Biar bisa terbang
tinggi ke angkasa mengagumi keajaiban ciptaan Allah SWT...”
33. Miki : ”Kalau kamu apa Mat?”
34. Mamat : ”Aku... aku.... aku...”
35. Mono : ”Iyaa, kamu ingin jadi apa?”
36. Mamat : ”Aku bercita-cita ingin jadi.... Sudahlah, hal itu tidak mungkin terjadi.”
37. Lala : “Kenapa Mat? Katakan saja, apa cita-citamu?”
38. Mamat : ”Aku berbeda dengan kalian. Kalian enak, bisa sekolah, setiap pagi memeakai
seragam sekolah dan berangkat menuntut ilmu. Sedangkan aku....?”
39. Mono ; ”Jangan begitu to Mat... Katakan saja apa cita-citamu?”
40. Mamat : ”Sebenarnya, cita-citaku adalah ingin jadi PRESIDEN...”
(ADEGAN 3) ANAK-ANAK USIL MASUK
41. Roy&anak2 usil : ”Haha ha ha ha... Mamat mau jadi presiden?? Apa kata dunia!! Ha ah ah
ha...”
42. Roy : ”Ngaca dong... Kamu itu siapa?? Sekolah saja tidak mampu kok mau jadi
presiden...”
43. Cici : ”Baju aja kumuh kaya gitu, siapa yang mau punya presiden yang jorok...”
44. Caca : ”Jangan ketinggian dong!! Nanti kalau jatuh, baru tahu rasa...”
45. Rara : ”Emang mudah jadi presiden. Tuh.. banyak sampah berserakan... ambil...!!”
46. Mono : ”Eh, kalian jangan sombong...! Dosa tau!!”
47. Miki : ”Semua orang berhak punya cita-cita... Malah, kita harus punya cita-cita supaya
bisa jadi orang sukses”
48. Roy : ”Punya cita-cita memang harus, tapi ngaca dong...!”
49. Lala : “Terserah Mamat mau punya cita-cita kaya apa, apa urusanmu? Memang kamu
siapa??”
50. Cici : “Presiden?? Ketinggian kali yeee...!!”
51. Mimi : ”Jangan sombong ya... Mentang-mentang kalian punya segalanya...”
52. Miki : ”Hanya Allah lah yang memiliki semuanya, kita ini hanyalah makhluk ciptaanNya
yang sebenarnya tidak punya apa-apa”
53. Rara : ”Jangan banyak bicara kamu...”
(mereka bertengkar)
54. Mamat : ”Sudahlah, kalian jangan bertengkar hanya gara-gara aku. Aku memang salah, aku
hanyalah anak yang tidak punya apa-apa, aku juga tidak mampu sekolah. Aku tidak
pantas punya cita-cita...”
55. Mono : ”Mat, kamu jangan bicara seperti itu... Biarkan saja mereka berkata sesuka hati...
kamu harus yakin, kamu bisa menggapai semua yang kamu impikan!!!”
56. Roy : ”Jangan terlalu banyak bermimpi... Ntar malah nggak bisa bangun lagi...”
57. Miki : ”Jangan sombong Kamu...”
58. Roy : ”fren, dari pada kita ngumpul sama anak-anak jorok kaya gini... Main aja yuk ke
tempat lain yang lebih enjoy... Disini gak asyikk...”
59. Anak-anak usil : ”Yuk...!! Mamat mau jadi presiden?? Apa kata dunia... Ha ha ha ha ha
ha!!!!”
60. Mimi : ”Mat, kamu jangan dengarkan ejekan mereka... Yakinlah kamu pasti bisa... ”
61. Lala : ”Iya Mat, optimislah!!”
62. Mamat : ”Terima kasih kawan, kalian terlalu baik kepadaku. Kalian selalu mendukungku.
Aku bangga memiliki teman-teman seperti kalian...”
63. Mono : ”Mat, ORA ET LABORA... USAHA DISERTAI DO’A... Ya??”
(teman2 mamat keluar, Mamat sendirian..)
Monolog si Mamat..
Mamat :
”Apakah aku salah dengan impianku
Apakah aku salah dengan cita-citaku...
Kenapa banyak orang yang menghinaku....
Kenapa....
Ya Allah...
Berikanlah kesabaran dan kekuatan
Berikanlah aku petunjukMu...”
(Musik instrumen)
”Bapak... Ibu...
Apakah harapanku terlalu besar...?
Apakah cita-citaku terlalu tinggi...?
Bapak... Ibu...
Aku ingin sekolah....”
(ADEGAN 4) BAPAK DAN IBU MAMAT MASUK
64. Bapak : ”Mat, kenapa kamu sendirian disini?”
65. Ibu : ”Iya Mat, kenapa kamu tidak bermain dengan teman-temanmu?”
66. Mamat : ”Teman-teman baru saja pulang kok Bu. Baru saja aku bermain dengan mereka”
67. Bapak : ”Lalu kenapa kamu masih disini?”
68. Ibu : ”Dari jauh Ibu lihat, kamu kelihatan begitu sedih. Ada apa Mat?? Jujurlah pada
Ibumu...”
69. Bapak : ”Teman-temanmu menjauhi kamu? Atau, kamu berkelahi dengan mereka?”
70. Mamat : ”Tidak kok Pak...”
71. Ibu : ”Lalu, ada apa Mat?”
72. Mamat : ”Aku malu Pak”
73. Bapak : ”Kenapa harus malu? Tidak biasanya kamu seperti ini??”
74. Mamat : ”Pak... Bu... Mereka enak ya?? Bisa sekolah setiap hari, punya banyak teman, dan
bisa meraih cita-cita”
75. Bapak : ”Jadi, itu yang merisaukan hatimu anakku... Mereka belum tentu seenak yang kamu
bayangkan”
76. Mamat : ”Kok bisa Pak?”
77. Ibu : ”Iya Mat, buktinya... banyak sekali anak yang suka bolos sekolah. Juga banyak sekali
anak yang hanya bermain saja dan tidak mau belajar, padahal orang tuanya mampu
menyekolahkan dan mampu mencukupi semua kebutuhan sekolahnya”
78. Bapak : ”Walaupun Bapak belum mampu menyekolahkanmu, jangan putus asa seperti itu
ya Mat... Sabarlah”
79. Mamat : ”Sabar Pak?? Aku tidak kuat lagi Pak. Banyak sekali orang yang menghinaku.
Mereka bilang aku bodoh, aku jorok dan aku tidak pantas punya cita-cita. Pak, aku
punya cita-cita... aku punya cita-cita Pak...”
80. Ibu : ”Sabar ya Nak...”
81. Mamat : ”Sampai kapan Bu?? Sampai kapan??! Aku sudah tidak sanggup lagi...”
82. Bapak : ”Mat, janganlah kefakiran ini menyebabkan kekufuranmu!!”
83. Mamat : ”Aku sudah tidak tahan lagi Pak”
84. Bapak : ”Ternyata Bapak telah gagal mendidikmu Nak, Bapak ingin kamu menjadi Hamba
Allah yang tegar terhadap semua cobaan dan kuat menghadapi semua rintangan”
85. Mamat : ”Pak, maafkan aku”
86. Bapak : ”Jangan minta maaf kepadaku, mohon ampunlah kepada Allah!!”
(Bapak&Ibu keluar)
87. Mamat : ”Ya Allah... Ampunilah aku... yang telah kufur akan nikmatMu... Begitu banyak
anugrah yang telah Engkau berikan... Namun keangkuhanku mengingkari
nikmatMu.... Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku...”
ADEGAN 5 Mamat menemui teman-temannya
88. Mamat : ”Teman-teman, aku punya satu keinginan. Apakah kalian mau membantuku?”
89. Mono : ”Katakan saja Mat, selagi kami bisa bantu, akan kami bantu”
90. Mimi : ”Iya Mat, kami adalah teman-temanmu. Kami akan selalu mendukungmu”
91. Mamat : ”Apa kalian tidak malu mempunyai teman seperti aku?”
92. Miki : ”Kenapa kamu bicara seperti itu?”
93. Lala : ”Iya Mat. Apa kamu pikir, kami ini suka pilih-pilih teman?”
94. Mono&FREN : ”ONE FOR ALL AND ALL FOR ONE”
95. Mamat : ”Teman-teman, apakah kalian mau mengajakku berkeliling dan menunjukkan
kepadaku, apa saja yang bisa kupelajari di sekolah?”
96. Mimi : ”Oke. Dengan senang hati”
(Mono&fren mengajak Mamat berkeliling)
97. Mono : ”Yang pertama Mat, kami akan mengajakmu melihat teman-teman yang sedang
belajar menulis dan membaca”
DI PANGGUNG ADA BEBERAPA ANAK YANG SEDANG SIBUK MEMBACA
DAN MENULIS
98. Mamat : ”Kapan ya aku bisa menulis dan membaca seperti mereka?”
99. Mimi : ”nanti kami akan membantumu belajar menulis dan membaca. Kamu mau tidak?”
100. Mamat : ”Wah, mau banget. Terima kasih ya teman-teman”
101. Miki : ”Masih ada lagi Mat, kami akan mengajakmu melihat teman-teman yang sedang
belajar menari. Ayo Mat”
PENAMPILAN TARI
102. Mamat : ”Wah, bagus banget... mereka menari dengan lincah dan indah”
103. Miki : ”Asalkan kamu mau belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh, kamu bisa
seperti mereka, atau bahkan lebih bagus dari mereka”
104. Lala : ” Selanjutnya, kami akan mengajakmu melihat teman-teman yang berpidato. Mau?”
105. Mamat : ”Pidato? Apa itu pidato? Aku kok sama sekali belum tahu apa itu pidato”
106. Lala : ”Penasaran kan? Ayo kita lihat yuk...”
107. Mamat&fren : ”Ayo...”
PENAMPILAN PIDATO BAHASA INDONESIA
PENAMPILAN PIDATO BAHASA JAWA
PENAMPILAN PIDATO BAHASA ARAB
PENAMPILAN PIDATO BAHASA INGGRIS
108. Mamat : ”Wah wah wah... Mereka pinter-pinter ya.... Aku pingin banget seperti mereka”
109. Lala : ”Asalkan kita mau belajar dan berlatih, kita pasti bisa”
110. Miki : ”Belajar bisa kita lakukan kapan saja dan dimana saja. Walaupun kami sudah
belajar di sekolah, kami juga harus terus belajar Mat. Dengan bermain pun kita juga
bisa sambil belajar”
ADEGAN 6
111. Roy : ”Fren, lama-lama anak-anak jorok itu makin berani sama kita...”
112. Cici : ”Kita harus memberi pelajaran sama mereka!!”
113. Caca : ”Kalau dibiarkan terus menerus, mereka bisa mempengaruhi teman-teman yang lain
untuk melawan kita”
114. Rara : ”Tanganku ini sudah tak sabar lagi ingin mencubit mulut mereka yang sok itu”
115. Roy : ”Lalu, bagaimana cara kita memberi pelajarn pada mereka?”
116. Caca : ”Kita pukulin aja mereka satu persatu”
117. Rara : ”Kalau kita pukulin mereka satu persatu, bisa-bisa bukan mereka yang dapat
pelajaran, tetapi malah kita yang kena semprot sama ortu”
118. Cici : ”Jadi, kita harus cari cara lain yang sangat merugikan mereka”
119. Roy : ”Kira-kira, bagaimana caranya?”
120. Caca : “Bagaimana kalau kita ajak mereka camping terus mereka kita sesatkan di hutan”
121. Rara : ”Mana mau mereka kita ajak, pasti mereka sudah tahu semua rencana kita. Cara
yang harus kita cari adalah, bagaimana kita membuat mereka malu semalu-malunya
supaya jadi bahan ejekan semua orang”
122. Roy : ”That’s a good idea, but... what is that?”
123. Cici : “Mungkin, kita harus menghasut semua orang dengan gossip-gosip yang kita buat”
124. Caca : “Semua orang sudah tahu kalau kita ini tukang ngegosip, jadi… mana percaya”
125. Roy : “Kita teriakin saja mereka dengan sebitan maling….”
126. Cici&caca : “Jangan asal kamu”
127. Rara : “Maling…?? Maling…? Ahaa… Ide yang sangat bagus!!!”
128. Cici&Caca : “Maksud loee???”
129. Rara : “Kita hasut mereka”
130. Roy : “Caranya??”
131. Rara : “Kita mencuri sesuatu, lalu kita taruh barang itu di tas mereka, biar mereka yang
kena”
132. Cici&Caca : “KITA??? LOE AJA KALI, GUE ENGGAK!!!”
133. Roy : ”Kalau seperti itu, kita bakal lebih parah kalau ada yang tahu. TERLALU
BERRESIKO!”
134. Rara : ”Aku juga gak mau... Kita nyuruh orang saja...”
135. Roy,Caca,Cici : ”Mmmmm.... EXCELENT!!!”
136. Cici : “Kapan kita mulai beraksi?”
137. Caca : ”FASTER BETTER”
138. Roy : ”Ra, kamu yang atur strategi”
139. Rara : ”OKE BOSS!!! Roy, kamu nyari orang yang mau kita bayar untuk mencuri. Caca,
cari sasaran atau TARGET OPERASI. Cici, pastikan tidak ada yang tahu rencana
kita, cari waktu yang tepat dalam operasi”
140. Roy : ”OKE!! LETS PLAY THE GAME... NOW…!!!”
ADGEAN 7
PENCURIAN (PANTOMIM)
TIBA-TIBA MONO MENGETAHUI AKSI LICIK PARA KOMPLOTAN
PENCURI YANG TERNYATA SURUHAN ROY DAN KAWAN-KAWAN.
TERNYATA BARANG CURIAN TERSEBUT DITARUH DI TAS MILIK
MAMAT.
ORANG YANG BARANGNYA TELAH DICURI KEBINGUNGAN DAN
MENCARI BARANG TERSEBUT.
TERNYATA BARANG TERSEBUT DITEMUKAN DI TAS MILIK MAMAT.
SEMUA ORANG MENCEMOOH MAMAT., TERMASUK MIMI, MIKI DAN
LALA. KECUALI MONO.
DIMANA-MANA MAMAT PUN DICEMOOH DAN DIEJEK DENGAN
SEBUTAN ”MALING” ATAU ”PENCURI”.
SEMUA ORANG MENJAUHI MAMAT.
MONOLOG SI MAMAT
”Ya Allah... Cobaan apa lagi yang Engkau berikan kepada Hambamu...
Kenapa semua orang menjauhiku... kenapa semua orang menuduhku melakukan
perbuatan yang hina itu...
Aku tidak melakukannya Ya Allah...
Berikanlah kesabaran kepadaku...
Ya Allah...
Tunjukkanlah bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah
Ampunilah dosa orang yang telah membuat fitnah ini...
Hanya Engkaulah Yang Maha Tahu
Engkaulah Maha Pengampun”
DALAM KEBIMBANGAN ITU, MAMAT HANYA PASRAH...
DI LAIN TEMPAT... MONO MEMBERITAHUKAN KEPADA SEMUA ORANG SIAPA
YANG TELAH MELAKUKANNYA,
AKHIRNYA MONO DKK MENEMUI PARA PEMAIN PANTOMIM DAN MENANYAI
MEREKA.
DI LAIN TEMPAT, ROY DKK BERSUKA CITA DENGAN KESUKSESAN DUSTA
MEREKA.
ADEGAN 8 TAWA ROY DKK
141. Roy : ”Akhirnya, kita bisa mengelabui semua orang”
142. Rara : ”Bagaimana rencanaku? Hebat kan?”
143. Caca : ”Aku tidak tahan lagi ingin melihat Mamat semakin sengsara”
144. Cici : ”Suara ejekan orang-orang yang menghina Mamat menyejukkan telingaku...”
ROY DKK LARUT DALAM KEMENANGAN GOSIP MEREKA
KEMUDIAN MONO DKK DATANG
145. Mono : ”Roy, ternyata kalian begitu licik!”
146. Mimi : ”Kalian begitu keji”
147. Miki : ”Kalian penyebar fitnah...”
148. Lala : ”Kalian pembuat dusta...”
149. Rara : ”Apa maksud kalian?”
150. Cici : ”Kalian bicara apa?”
151. Caca : ”Kalau memang teman kalian adalah seorang PENCURI... Akuilah, jangan main
tuding sembarangan”
152. Mono : ”Kalian yang main tuding, kalian yang telah menyuruh orang melakukan pencurian
itu”
153. Roy : ”Jangan asal ngomong ya...!”
154. Mono : ”Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, siapa yang telah melakukannya... dan
orang itu adalah suruhan kalian...”
155. Rara : ”Pasti kalian salah lihat... kalian kan tidak setiap hari berkumpul dengan Mamat.
Mana ada pencuri yang ngaku...”
156. Cici : ”kalau semua pencuri ngaku, penjara pasti penuh...”
157. Caca : ”Akui saja bahwa kalian ini adalah teman seorang PENCURI...”
158. Miki : ”kalian yang harus mengaku...”
159. Mimi : ”Kalianlah para pencuri itu...”
KEDUA KELOMPOK ITU AKHIRNYA SALING ADU MULUT DAN BERKELAHI
ADEGAN TAPAK SUCI
ROY DKK MENGELUARKAN GEROMBOLAN PREMAN
MONO DKK MENUNJUKKAN TIM TAPAK SUCI.
PREMAN KALAH
ROY DKK MENGAKUI KESALAHAN
160. Roy : ”Iya, Kami yang telah melakukannya... Mamat, kami telah salah”
161. Rara : ”Maukan kamu memaafkan kekhilafan-kekhilafan kami...”
162. Mono : ”Mat, kamu boleh bercita-cita setinggi apapun...”
163. Miki : ”Mat, ada berita bagus untuk kamu...”
164. Mimi : ”Kamu bisa sekolah... Ada orang yang baik hati, yang akan membantu biaya
sekolahmu...”
165. Mamat : ”Siapa??”
166. Mono : ”Ayahnya Roy...”
MAMAT DAN ROY BERJABAT TANGAN DAN BERPELUKAN
MONOLOG SI MAMAT
“Ya Allah...
Terima kasih atas semua karuniaMu...
Terima kasih atas semua anugerahMu...
Engkaulah Yang Maha Pengasih dan maha Penyayang...”
”AKU AKAN SEKOLAH
AKU AKAN BELAJAR
AKU AKAN PUNYA BANYAK TEMAN
AKU AKAN MERAIH CITA-CITA
AKU AKAN SENYUM UNTUK MASA DEPAN.....
THE END