Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

48
Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia: Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan Pendidikan Layanan Khusus Sumber: http://binakarir.com/mengembangkan-model-kompetensi/ KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Pembelajaran 2019

Transcript of Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

Page 1: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya

Manusia Indonesia:

Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan

Pendidikan Layanan Khusus

Sumber: http://binakarir.com/mengembangkan-model-kompetensi/

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Badan Penelitian dan Pengembangan

Pusat Kurikulum dan Pembelajaran

2019

Page 2: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

1

Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya

Manusia Indonesia:

Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan

Pendidikan Layanan Khusus

Page 3: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

2

Hak Cipta @2019 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Dilindungi Undang-Undang

Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia:

Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan Pendidikan Layanan Khusus

Penulis:

Bagus Takwin

Apriyanti Wulandari

Diterbitkan oleh:

Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2019.

Page 4: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

3

Naskah konsep Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia di Era Industri 4.0:

Jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan Pendidikan Layanan Khusus disusun sebagai pijakan bagi

pengambil kebijakan untuk mengembangkan kompetensi lulusan sesuai dengan perkiraan

kebutuhan industri dan usaha di masa depan. Penyusunan naskah konsep ini didasarkan pada

kajian teori dan hasil penelitian terkait penyiapan sumber daya manusia Indonesia dan

tantangannya.

Penyusunan naskah konsep ini disusun dengan melibatkan ahli di bidang pendidikan bekerjasama

dengan pejabat publik, pengembang kurikulum, dan praktisi pendidikan serta berdasar praktek

pembelajaran terbaik yang telah dilakukan. Naskah konsep penyiapan sumber daya manusia

Indonesia selain mendasarkan pada konseptual pentingnya membangun kompetensi individu dan

kelompok, juga bagaimana membangun kompetensi tersebut secara berkesinambungan sebagai

modal agar berdaya saing baik di lingkup lokal maupun global.

Semoga naskah konsep ini memberi arahan, memandu dan bisa dijadikan acuan yang mencukupi

bagi pengembangan dan penyelenggaraan penyiapan sumber daya manusia Indonesia yang

terencana dan terarah. Menjadikan manusia Indonesia menjadi manusia yang mudah beradaptasi,

kreatif, kritis, dan cakap sehingga mampu menjadi pelaku utama dalam setiap aspek kehidupan

yang bertanggung jawab. Pada akhirnya sumber manusia Indonesia yang cakap diharapkan

memberikan kontribusi pada kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara Republik Indonesia.

Jakarta, Desember 2019

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran

Dr. Awaluddin Tjalla

KATA PENGANTAR

Page 5: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

4

Daftar Isi

halaman

TIM PENULIS …………………………………………………………………….. 2

KATA PENGANTAR .………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN ..…………………………………………………………. 5

A. Latar belakang …..……………………………...………………………. 5

B. Tujuan …………………………...……………………………………….. 9

C. Ruang lingkup …….………………………..…………………………… 9

D. Landasan ..................……………….…………………………………... 10

BAB II KONSEP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

INDONESIA ............................................................................………

11

A. Pendidikan dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya

Manusia Indonesia ...........…………………………..………………….

11

B. Pendidikan untuk Persiapan Dunia Kerja ……………..…………… 12

C. Prinsip Pengembangan ………………………………………………… 13

D. Pendidikan untuk Peningkatan Daya Saing Indonesia di

Tataran Global …………………………………………………………...

15

BAB III PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM

KURIKULUM ……………………………………………………………..

17

A. Profil Sumber Daya Manusia Indonesia dalam Pendidikan ……... 17

B. Pemetaan Kompetensi yang Dibutuhkan di Masa Depan ……...… 18

C. Tantangan Pengembangan Sumber Daya Manusia …………..…... 43

D. Strategi Implementasi …………….……………………………………. 44

BAB V PENUTUP……………………………………………………………........... 46

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………... 47

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Page 6: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi memiliki dua sisi yang mempengaruhi respon manusia terhadapnya. Di satu sisi,

teknologi sebagai hasil penerapan pengetahuan untuk tujuan praktis kehidupan manusia

memudahkan manusia dalam hidupnya sehingga beban manusia menjadi lebih sedikit dan

kehidupannya menjadi lebih sejahtera. Dengan teknologi hidup manusia jadi lebih mudah atau

lebih menyenangkan dan bekerja lebih produktif. Pada sisi ini, teknologi dipandang sebagai

kemajuan. Dunia menjadi lebih baik dalam banyak hal karena teknologi menghasilkan standar

hidup yang lebih tinggi. Vaksin dan obat dapat menghilangkan dan mencegah penyakit. Teknologi

komunikasi, termasuk internet, mengurangi hambatan sosial, ras dan seksual. Komputer

membantu penyelesaiaan pekerjaan yang tadinya sulit dikerjakan manusia, juga menyediakan

akses yang lebih baik ke pendidikan.

Di sisi lain, perkembangan teknologi yang cepat memaksa manusia juga harus dapat beradaptasi

dengan cepat. Kebutuhan untuk menemukan hal-hal baru mendorong manusia menciptakan

inovasi yang tak terhitung jumlahnya di berbagai bidang, seperti elektronik, kedokteran dan teknik.

Berbagai hal baru dan perubahan yang dihasilkannya menuntut manusia untuk berupaya keras agar

dapat menggunakannya serta menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat.

Rangsangan mental yang diterima manusia dari derasnya penemuan baru dalam waktu yang relatif

singkat menjadi satu tuntutan tersendiri. Teknologi menuntut orang untuk siap menerima dan

menggunakannya; menuntut orang untuk mau belajar terus menerus agar dapat menggunakan dan

memanfaatkannya. Sebagai contoh, komputer memungkinkan kita untuk mencapai hal-hal yang

luar biasa dan mendapat maanfat besar hanya setelah kita menyesuaikan tingkah laku kita dan

belajar menggunakannya sepenuhnya.

Dilihat dari dua sisi teknologi itu, dapat dipahami bahwa teknologi selain memudahkan hidup

manusia, juga menuntut manusia untuk melakukan perubahan dan belajar terus menerus.

Persoalannya, tidak semua orang dapat berubah dengan cepat. Kita dapat temukan ada orang-orang

yang tidak siap dengan perubahan dan itu tidak sedikit. Padahal perkembangan teknologi dan

perubahan yang dihasilkannya terus terjadi membuat kita, mau atau tidak mau, harus beradaptasi

dalam situasi itu.

Situasi ini pun dihadapi oleh Indonesia. Masyarakat Indonesia secara signifikan terkena dampak

dari penemuan teknologi baru dan perubahan yang menyertainya. Bagaimana membantu orang

Indonesia menghadapi situasi ini? Bagaimana menyiapkan manusia Indonesia agar dapat

beradaptasi terhadap perkembangan teknologi dan perubahan-perubahan cepat yang terjadi di

dunia?

Page 7: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

6

Jawabannya, butuh pendidikan untuk menyiapkan manusia Indonesia agar dapat beradaptasi

dengan perkembangan teknologi dan perubahan dunia yang pesat itu. Pendidikan yang mencakup

pendidikan mental, emosional. fisik, dan sosial-budaya.

Belajar dari yang sudah terjadi, umumnya orang-orang menyesuaikan diri dengan perubahan,

bukan dengan belajar menyukai apa yang sedang terjadi, tetapi dengan membentuk harapan baru

yang dapat mengarah pada kesuksesan di bawah kondisi baru. Di tingkat pribadi, empat jenis

kesiapan diperlukan untuk melakukan penyesuaian ini dengan harapan, yaitu kesiapan mental,

kesiapan emosional, dan kesiapan fisik. Kesiapan mental diperlukam untuk mencari tahu apa yang

terjadi dan bagaimana merespons. Kesiapan emosional diperlukan untuk menghadapi berbagai

perasaan seperti kehilangan, kecemasan, ancaman, kelegaan, kegembiraan, optimisme, dan lain-

lain. Kesiapan fisik diperlukan untuk mengakomodasi implikasi tubuh dari stres, kegembiraan,

dan lain-lain. Kesiapan sosial-budaya diperlukan untuk dapat berinteraksi dan bekerja sama

dengan beragam orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.

Kesiapan itu sangat bergantung dan ditopang oleh kompetensi (mencakup pengetahuan,

keterampilan, dan sifat atau kecenderungan kepribadian), baik kompetensi dasar yang harus

dimiliki orang dalam menjalankan tugas di bidang apapun, maupun kompetensi khusus yang

dibutuhkan bidang-bidang tertentu. Kompetensi merupakan kapasitas manusia untuk dapat

memiliki kesiapan beradaptasi. Untuk Indonesia, pendidikan yang melengkapi peserta didik

dengan kompetensi mental, emosional, fisik, dan sosial-budaya itu sangat diperlukan diperlukan

sejak usia dini. Saat ini Indonesia dihadapkan pada kenyataan bahwa semakin sedikit peserta didik

pada jenjang pendidikan menengah atas dan tinggi. Semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin

tinggi tingkat drop out-nya. Statitistik tahun 2016/2017 menunjukkan profil pendidikan Indonesia

sebagai berikut.

No. Jenjang Jumlah Peserta Didik

(orang) Tingkat Drop out (%)

1 SD 25.618.100 0,53

2 SMP 10.145.400 1,76

3 SMA 4.659.500 3,35

4 SMK 4.682.900

Dari profil ini dapat diketahui bahwa tidak semua lulusan SD melanjutkan ke SMP, dan tidak

semua lulusan SMP melanjutkan ke SMA/SMK. Lulusan yang tidak melanjutkan ditambah dengan

peserta didik yang drop out diprediksi memasuki dunia kerja atau kehidupan di masyarakat atau

masuk ke jalur pendidikan nonformal. Bila mereka memasuki dunia kerja lebih awal (lulusan SMP

ke bawah dan drop out di pendidikan menengah) apakah mereka memiliki bekal sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang memadai untuk hidup atau menjadi beban bagi

Page 8: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

7

keluarga/masyarakat? Jika mereka belum memiliki keterampilan hidup, maka jika bukan tidak

mungkin, akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Besar kemungkinan mereka akan

menjadi beban keluarga/masyarakat. Persoalan ini sangat penting untuk diselesaikan dlama waktu

cepat oleh Pemerintah Indonesia.

Semestinya, keterampilan hidup sudah dimiliki oleh lulusan SD dan SMP sehingga jika mereka

drop out dan harus bekerja, mereka sudah memiliki keterampilan untuk bekerja sesuai dengan

tingkatnya masing-masing. Keterampilan itu diharapkan dapat diperoleh melalui pendidikan

vokasi pada pendidikan dasar dan menengah serta layanan khusus. Keterampilan hidup disertai

dengan pengetahuan dan sifat-sifat yang mendukung digunakannya keterampilan adalah

kompetensi yang diperlukan untuk mereka bekerja. Kompetensi ini perlu diajarkan, dilatih, dan

dibiasakan dalam pendidikan sejak PAUD hingga sekolah menengah atas. Pendidikan yang

menekankan pembelajaran kompetensi ini yang dimaksud dengan pendidikan vokasi dalam naskah

ini. Pendidikan vokasi di sini bukan merujuk pada pendidikan kejuruan secara khusus, melainkan

pendidikan keterampilan hidup di berbagai jenjang pendidikan sejak PAUD hingga sekolah

menengah atas.

Beberapa ahli menekankan pendidikan vokasi tidak sekadar memberikan keterampilan dasar,

tetapi juga kemampuan mengembangkan keterampilan kognitif umum yang dilakukan secara

berkesinambungan sebagai "pembelajaran seumur hidup." Untuk mewujudkan ini diperlukan aksi

dari pembuat kebijakan, bagaimana untuk merancang sistem sekolah yang bergerak menuju

pendidikan vokasi yang lebih baik1. Pendidikan vokasi yang lebih baik itu perlu selalu

mempertimbangkan perkembangan teknologi dan perubahan yang menyertainya. Artinya,

pendidikan vokasi perlu sejalan dengan Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) yang didorong

terobosan teknologi dengan adanya internet of things, robotika, dan kecerdasan buatan. Layanan

publik semakin banyak diberikan dan dikelola secara online dalam bentuk 'e-government', 'e-

service', 'e-health', dan 'e-learning' yang dapat memberdayakan individu dengan menawarkan

akses yang lebih luas ke peluang sosial ekonomi di satu sisi. Di sisi lain, itu juga memaksa

masyarakat memiliki keterampilan digital untuk mengaksesnya2. Muatan pendidikan ditujukan

untuk menjawab kebutuhan peserta didik, yang didasarkan pada bagaimana menentukan karir

professional, orientasi nilai yang ingin dibangun, proses pendidikan yang dibutuhkan, dan rencana

hidup3.

Di Indonesia, penyiapan tenaga kerja baik melalui pendidikan menengah dan tinggi juga dinilai

masih belum memadai mengingat masih rendahnya produktivitas tenaga kerja Indonesia.

Produktivitas pekerja Indonesia USD 0,33 per 8 jam kerja, jauh di bawah pekerja Malaysia yang

1 Eric A. Hanushek, et.al, General Education, Vocational Education, and Labor-Market Outcomes over the Lifecycle, The Journal of Human Resources, doi:10.3368/jhr.52.1.0415-7074R, 2017, h.85. 2 Unesco, Skills for a Connected World: Concept Note, Unesco Paris, Mobile Learning Week 2018, h.2. 3 Novikova et.al., Sociological Portrait of Applicants and Students of the Most Popular and Perspective Specialties

of Secondary Vocational Education: A Comparative Aspect, Journal of Social Studies Education Research 2018: 9 (1), 124-139, h127.

Page 9: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

8

mencapai USD 2,9 per 1 jam 5 menit dan Singapura USD 7,68 per 11 menit (Apindo Training

Center 2013). Pendidikan perlu membangun kecakapan sosial dan personal (antara lain: hidup

sehat, kerjasama, komunikasi, berpikir kritis, disiplin, dan tanggung jawab), serta memberikan

keluasan akses kepada semua orang sehingga mereka dapat mengelola berbagai aktivitas secara

modern dan meningkatkan produktivitas.

Banyak pekerja muda berjuang untuk menemukan tempat mereka di angkatan kerja, mereka

mencoba banyak pekerjaan dan atasan sebelum mendapatkan pekerjaan yang tetap (stabil). Masa

transisi untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai diharapkan menjadi lebih singkat dengan

menghubungkan siswa dan pekerjaan melalui program magang pada pendidikan kejuruan.

Sedangkan pada pendidikan umum dapat mendekatkan peserta didik dengan dunia nyata yang

dihadapinya4.

Tantangan masa depan dengan teknologi informasi yang berkembang pesat menjadikan pekerjaan

di masa depan juga berubah dengan cepat. Beberapa pekerjaan kemungkinan akan hilang atau

digantikan mesin dan akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak terbayangkan saat ini.

Untuk itu penyiapan sumber daya manusia Indonesia masa depan tidak semata bicara tentang

pendidkan vokasi yang menyiapkan peserta didik siap bekerja. Pendidikan juga mulai dirancang

sejak dini bagaimana menyiapkan peserta didik memiliki kemampuan konseptual dasar yang kuat

dan memiliki daya adaptasi yang tinggi.

Isu penyiapan sumber daya manusia menjadi penting bagi Indonesia yang diperkirakan akan

mendapatkan bonus demografi pada tahun 2020-2035. Pada periode ini usia produktif penduduk

Indonesia diperkirakan mencapai 70% dari total populasi. Pemerintah perlu menyiapan sumber

daya manusia ini dengan baik agar sesuai harapan menjadi bonus demografi yang menjadikan

Indonesia semakin maju dan sejahtera. Penyiapan sumber daya manusia juga harus sejalan dengan

arah pembangunan nasional yang dirancang, lebih tegasnya pendidikan menjawab kebutuhan

pembangunan nasional.

Untuk itulah, Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang salah satu tusinya melakukan pengembangan

model-model kurikulum, perbukuan, dan sarana pendukung pembelajaran merasa perlu

mengembangkan kurikulum vokasi untuk peserta didik pendidikan dasar dan menengah dan

pendidikan khusus dan layanan khusus. Melalui pengembangan kurikulum vokasi, peserta didik

diharapkan mendapatkan bekal untuk mengoptimalkan potensi dan dapat berkontribusi pada

pembangunan nasional secara bertanggung jawab.

4 Eric A. Hanushek, et.al, op.cit, h.49.

Page 10: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

9

B. Tujuan

Tujuan penyusunan naskah konsep penyiapan sumber daya manusia Indonesia di Era Industri 4.0

adalah:

1. Diperolehnya kerangka konseptual mengenai penyiapan sumber daya manusia di Indonesia

melalui jenjang pendidikan dasar dan menengah.

2. Rancangan penyiapan kompetensi untuk menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh pada

jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan Pendidikan Layanan Khusus.

3. Tersedianya kerangka orientasi penyiapan sumber daya manusia yang terintegrasi dengan jalur

dan jenjang pendidikan baik melalui kurikulum maupun program pendidikan lainnya.

C. Ruang Lingkup

Naskah konsep ini menjelaskan kebutuhan kompetensi dunia kerja yang perlu disiapkan pada

jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA serta pada pendidikan layanan khusus dengan tingkatan yang

setara dengan jenjang dimaksud. Konsep pengembangan meliputi konsep terkait sumber daya

manusia, kebutuhan kompetensi dunia kerja, dan prinsip pengembangan naskah. Naskah konsep

ini masih pada tataran konseptual untuk pengambil kebijakan dan masih perlu diterjemahkan

dalam naskah implementasi maupun naskah lain yang lebih operasional.

Lingkup pengembangan naskah disusun dalam empat bab, dengan deskripsi sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang pentingnya penyiapan sumber daya

manusia yang terintegrasi mulai dari Jenjang PAUD sampai pendidikan menengah, tujuan

penyusunan naskah, dan ruang lingkup pengembangan naskaha, serta dasar hukum yang menjadi

acuan pengembangan naskah.

Bab II Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia menjelaskan mengenai bagaimana konsepsi

pendidikan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia Indonesia dan persiapan

dunia kerja, serta prinsip pengembangan.

Bab III Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Kurikulum menjelaskan mengenai profil

sumber daya manusia Indonesia saat ini, pemetaan kompetensi terkait kebutuhan dunia kerja,

tantangan pengembangan sumber daya manusia dan bagaimana strategi yang dilakukan untuk

menjawab tantangan sumber daya manusia.

Bab IV Penutup menjelaskan secara garis besar mengenai uraian penutup dan kesimpulan.

D. Landasan

Landasan hukum pengembangan Naskah ini:

1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Page 11: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

10

3. Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

2005-2025

4. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana

terakhir diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 2015

5. Peraturan Presiden No. 75 tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia

tahun 2015-2019

6. Peraturan Mendikbud No. 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan

Dasar dan Menengah

7. Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

8. Peraturan Mendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah

9. Peraturan Mendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian

10. Peraturan Mendikbud No. 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Pelajaran Pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

11. Peraturan Mendikbud No. 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud

12. Peraturan Mendikbud No. 22 tahun 2015 tentang Renstra Kemdikbud

13. Peraturan Mendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti

14. Peraturan Mendikbud No. 61 tahun 2014 tentang KTSP pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah

15. Peraturan Mendikbud No. 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan

Dasar dan Pendidikan Menengah

16. Peraturan Mendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan

Ekstrkurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

17. Peraturan Mendikbud No. 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013

18. Peraturan Mendikbud No. 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah

19. Peraturan Mendikbud No. 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

20. Peraturan Mendikbud No. 158 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

21. Peraturan Mendikbud No. 159 tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum

22. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum tahun 2006 dan

Kurikulum 2013.

23. Peraturan Mendikbud No. 3 tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan

Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian

Nasional

24. Peraturan Mendikbud No. 67, 68, 69 dan 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK.

Page 12: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

11

BAB II

KONSEP PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA

A. Pendidikan dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Manusia Indonesia

Etika masa depan lahir dari kesadaran bahwa setiap makhluk akan menjalani hidupnya di masa

depan bersama dengan makhluk lain yang ada. Dengan demikian, manusia di masa depan dituntut

bertanggung jawab atas konsekuensi dari setiap aksi yang dilakukannya saat ini, termasuk langkah

yang dia tahu harus diambil, tetapi tidak dia lakukan5. Sikap mental ini menjadi penting dan

mendapatkan tekanan dari pemerintah, dengan adanya “Revolusi Mental”. Revolusi mental juga

harus menganggap bahwa kekayaan sumber alam yang ada merupakan “pinjaman” dari generasi

mendatang yang harusnya dikembalikan dalam keadaan terawat dan relatif siap pakai. Ilmu

pengetahuan dapat diberikan keleluasaan untuk mencari kebenaran, namun teknologi sebagai alat

untuk menerapkan kebenaran perlu dikontrol agar seimbang antara kearifan dan concern for

posterity. Oleh karena itu, untuk masa depan, kita perlu membangun yang selama ini terabaikan,

yaitu “membangun jiwa” sebelum “membangun badan”. Pendidikan untuk meningkatkan

produktivitas sumber daya manusia yang utama membangun mental dan watak, serta pola pikir.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan globalisasi mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang

berbasis ekonomi jasa sebagai produk logis dari ekonomi pengetahuan. Pembangunan industri

manufakturing perlu didukung dengan ekonomi pengetahuan yang memproduksi gagasan yang

terus meningkat. Pengetahuan tumbuh dua kali lipat setiap tahun, melalui pembelajaran formal

maupun pembelajaran seumur hidup.

Pendidikan terkait erat dengan produktivitas suatu masyarakat. Dengan pendidikan masyarakat

menjadikan warganya produktif. UNESCO mengategorikan pendidikan sebagai unsur

produktivitas, bahkan Bank Dunia bersedia memberikan pinjaman pendidikan untuk menghasilkan

sumber daya manusia. Pembangunan menjadikan manusia sebagai subyek dan tujuan final (apa,

siapa, dan untuk siapa pembangunan dilakukan). Orang Romawi melihat pendidikan sebagai

educare yang berarti “mengeluarkan dan menuntun”, tindakan merealisasi potensi anak yang

dibawa sejak ia dilahirkan ke dunia. Freire menekankan proses pembelajaran yang membentuk

manusia seutuhnya atau proses memanusiakan manusia (humanisasi)6.

Pendidikan harus dilihat dari dua sisi, yaitu sisi pandang masyarakat dan sisi pandang individu.

Bagi masyarakat pendidikan dimaknai sebagai proses pewarisan kebudayaan dari generasi tua

kepada generasi muda agar kehidupan masyarakat tetap berlanjut. Pendidikan bagi individu

sebagai pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi dari individu.

Membentuk manusia Indonesia yang produktif tidak bisa semata menggantungkan pada

5 Daoed Joesoef, Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2018), h.244-245.

6 Nanang Martono, Soiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2014), h. 267-268).

Page 13: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

12

pembenahan sistem pembelajaran di sekolah atau ruang kelas, melainkan juga perlu didukung oleh

sistem nilai yang ada di masyarakat. Peningkatan produktivitas tidak semata menjadi isu dalam

dunia pendidikan tetapi juga dalam komunitas di masyarakat. Bagaimana masyarakat memandang

produktivitas ini sebagai sebuah nilai yang penting untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Pembentukan sifat produktif ini membutuhkan waktu yang lama dan dibutuhkan konsistensi, serta

sinergi antara lembaga pendidikan dan masyarakat (terutama keluarga). Untuk menjadi produktif,

setiap orang harus terbiasa membuat perencanaan secara periodik (bulanan, semester, tahunan atau

lima tahunan). Perencanaan itu tentu saja disertai dengan target-target yang hendak dicapai dengan

mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Setiap orang juga harus melakukan penilaian dan

evaluasi terhadap perencanaan dan apa yang sudah dicapai, sehingga dapat selalu memperbaiki

diri dan menjadi pribadi yang lebih baik.

B. Pendidikan untuk Persiapan Dunia Kerja

Demografi merupakan komponen pertama yang mengubah struktur masyarakat melalui

pertambahan jumlah penduduk. Perkembangan jumlah penduduk menyebabkan berkembangnya

kota dan alat-alat transportasi dan komunikasi. Interaksi masyarakat menyebabkan pembagian

tugas yang lebih spesifik, sehingga semua orang saling memiliki ketergantungan. Menurut

Durkheim (1956, 1990, lihat juga Martono, 2013) pendidikan berfungsi untuk memberikan

keterampilan khusus bagi individu, yaitu berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk

pekerjaannya di masa datang.

Pendidikan harus dapat berfungsi sebagai katalisator pembangunan nasional di berbagai bidang.

Sebagai bagian integral dari suatu sistem perekonomian negara, pendidikan dituntut menghasilkan

tenaga terdidik yang cakap, kreatif, dan professional agar menjadi pelaku-pelaku ekonomi yang

produktif dan berkelanjutan. Pendidikan penting karena mampu mengubah manusia. Mengingat

manusia adalah kekuatan utama dalam seluruh bidang pembangunan bangsa. maka pendidikan dan

pembangunan tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan obyek penting dari pembangunan.

Pembangunan di ranah pendidikan harus terpadu dan berjalan seirama, selaras, dan serasi dengan

pembangunan pada bidang-bidang lainnya. Indonesia masih memprioritaskan pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan, tetapi harus dilakukan melalui pengembangan kualitas manusia yang

akan menjadi pelaku-pelaku pembangunan yang cerdas, cakap, kreatif, dan professional.

Pendidikan harus dapat membiasakan peserta didik menyadari perbedaan “tahu fakta” dengan

“tahu alasan mengapa”, tidak hanya menjadi orang yang “terinformasi dengan baik” terus

berkembang menjadi “mengetahui dengan baik”, selanjutnya berkembang menjadi “terpelajar

dengan baik” dan menjadi “terdidik dengan baik”. Pembentukan peserta didik agar menjadi

“terdidik dengan baik” disesuaikan dengan jenjang pendidikannya. Pendidikan dasar menekankan

pada materi dasar untuk pembentukan suatu kultur keilmuan di jenjang pendidikan selanjutnya.

Pada pendidikan menengah penekanan diberikan pada mengubah “informasi” menjadi

“pengetahuan” melalui pengenalan sistem, tatanan , hubungan logis antara fakta, dan persepsi

tentang sebab-akibatnya melalui contoh, praktikum, pengetesan, dan diskusi.

Page 14: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

13

Selain upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pendidikan juga diarahkan untuk

mencapai tujuan pembangunan pendidikan secara internasional yang tertuang dalam Sustainable

Development Goals (SDGs), khususnya pada tujuan ke empat yaitu memastikan mutu pendidikan

yang inklusif dan merata, serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.

Pendidikan tidak hanya dirancang untuk mempersiapkan peserta didik memasuki dunia kerja,

tetapi lebih jauh lagi pendidikan memiliki empat fungsi yaitu:

1. Mempromosikan kesempatan yang sama bagi anak-anak didik dari berbagai latar belakang

kelas, ekonomi, sosial dan budaya: fungsi kesempatan yang setara.

2. Mengoptimalkan kualitas anak didik secara efisisen dengan mengutamakan talenta dan minat:

fungsi seleksi.

3. Mempersiapkan anak didik ke dalam pasar kerja: fungsi alokasi.

4. Membiasakan dan mempersiapkan anak didik sebagai warga negara aktif: fungsi sosialisasi

(Peschar & Wesselingh 1999, Borghans et al. 2008; Van de Werfhorst & Mijs 2010 dalam Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, 2018).

C. Prinsip Perkembangan Manusia

1. Perkembangan serupa untuk setiap orang.

Pengembangan serupa untuk semua orang dalam arti ada kesamaan bagian, proses dan pola

perkembangan yang sama pada setiap tahap perkembangan. Contoh, dapat diamati ketika bayi

berkembang secara fisik: bayi belajar mengangkat kepala sebelum belajar duduk, belajar

merangkak sebelum belajar jalan. Itu terjadi sama pada anak di mana pun di dunia.

2. Perkembangan dibangun mulai dari usia dini.

Perkembangan dibangun secara bertahap berdasarkan pembelajaran sebelumnya dan mengikuti

pola langkah demi langkah. Pembelajaran di masa sebelumnya menjadi dasar dari pembelajaran

di masa berikutnya. Sebagai contoh, anak-anak berguling terlebih dahulu, baru kemudian duduk,

lalu belajar merangkak dan menjelajahi dunia di sekitar mereka. Setelah anak menjadi lebih kuat

dan lebih aman dalam langkah ini, mereka mengembangkan keseimbangan dan berdiri sendiri.

Segera mereka akan mengembangkan kekuatan inti dan keseimbangan untuk berjalan dan berlari

dan melompat dan bermain. Urutannya sama selama tidak ada batasan fisik.

3. Perkembangan mencakup keseluruhan orang; berlangsung dari kepala hingga kaki; dari dekat

hingga jauh.

Perkembangan mencakup keseluruhan dari orang, pada semua aspek dan dimensi. Namun

berlangsungnya dimulai dari atas ke bawah, mulai dari pikiran ke gerakan. Otak berkembang lebih

cepat daripada kaki. Stimulasi otak dan organ-organ di kepala seperti mata, telinga dan hidung,

dimulai lebih dulu daripada stimulai terhadap organ gerak. Selain itu, perkembangan juga bergerak

Page 15: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

14

dari batang atau pusat tubuh ke daerah luar. Sebagai contoh, jantung dan organ-organ lain di pusat

tubuh berkembang sebelum tangan dan jari. Dengan demikian, stimulasi terhadap badan

keseluruhan, seperti aspek motorik kasar, berlangsung lebih dulu daripada stimulasi motorik halus.

4. Berbagai area perkembangan yang berbeda saling terkait

Berbagai area perkembangan, mencakup elemen dan aspek perkembangan, yang berbeda saling

terkait untuk mendukung fungsi hidup dan adaptasi manusia. Meski ketika belajar tentang

perkembangan lebih mudah untuk memikirkan elemen dan aspeknya satu per satu tetapi

sebenarnya elemen dan aspek itu saling terkait. Ketika anak-anak berkembang, area-area itu

tumpang tindih dan bekerja bersama. Itu semua saling terkait dan berkembang secara bersamaan.

Satu hari bukan hanya perkembangan fisik dan hari lain hanya intelektual. Perkembangan terus

berlangsung di empat bidang: fisik, intelektual, emosional, dan sosial.

Sebagai contoh, ketika anak-anak belajar berbicara, pertama-tama mereka harus memiliki

koordinasi fisik lidah dan gigi mereka untuk menghasilkan suara. Selain itu, mereka harus

memiliki pengembangan intelektual untuk memikirkan sebuah kata, juga motivasi sosial untuk

mau berbicara dengan seseorang yang merupakan area bekerja bersama.

5. Perkembangan berlangsung pada tingkat individu

Perkembangan serupa untuk semua orang dan mengikuti urutan tetapi setiap orang memiliki

tingkat atau kecepatannya sendiri. Pada umur berapa anak mulai berjalan atau bicara, itu mungkin

berbeda waktunya antara satu dan lain anak. Beberapa anak berjalan sebelum mereka berusia satu

tahun, yang lain mungkin beberapa minggu atau bulan lebih tua. Sama halnya dengan bidang

bicara dan perkembangan lainnya. Tidak ada patokan benar atau salah; meskipun jika suatu area

tampaknya sangat tertunda.

6. Perkembangan berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan

Perkembangan tidak pernah berhenti, berkelanjutan sepanjang hidup kita. Ada saat-saat itu

berlangsung sangat cepat dan kadang-kadang lebih lambat. Sebagai contoh, seorang bayi

berkembang sangat cepat selama tahun pertama kehidupan, mungkin lebih cepat dari waktu

lainnya. Mereka belajar bergerak, memberi makan diri sendiri, berbicara, melekat pada orang-

orang dan memulai fondasi selama sisa hidup mereka. Perkembangan itu kemudian melambat

seiring pertambahan usia. Lalu, di ujung lain garis hidup, perkembangan orang tua semakin lambat,

bahkan menurun. Mereka mungkin harus belajar menggunakan alat bantu jalan untuk bergerak

dan menyesuaikan gaya hidup mereka untuk mengakomodasi perubahan yang mereka alami saat

mereka bertambah tua.

Page 16: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

15

Prinsip-prinsip ini mendasari konsep pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia.

Meskipun telah terjadi perkembangan teknologi yang pesat dan mempengaruhi pola kehidupan

manusia saat ini, prinsip perkembangan manusia tetap bekerja. Tantangannya bagi pendidik dan

pembuat kebijakan di bidang pendidikan adalah bagaimana mengaitkan dampak perkembangan

teknologi dengan prinsip perkembangan agar proses perkembangan dan pendidikan menjadi lebih

baik.

Selain prinsip pengembangan manusia tersebut, digunakan juga prinsip pengembangan dan

pembelajaran anak yang mendasari proses pendidikan sejak pendidikan usia dini hingga sekolah

menengah atas. Berikut ini prinsipnya.

1. Semua bidang pengembangan dan pembelajaran adalah penting.

2. Pembelajaran dan pengembangan mengikuti urutan.

3. Pengembangan dan pembelajaran berlangsung dengan laju yang bervariasi.

4. Pengembangan dan hasil belajar dari interaksi pematangan dan pengalaman.

5. Pengalaman awal memiliki efek mendalam pada pengembangan dan pembelajaran.

6. Perkembangan berkembang menuju kompleksitas yang lebih besar, pengaturan diri, dan

kapasitas simbolik atau representasional.

7. Anak-anak berkembang paling baik ketika mereka memiliki hubungan yang aman.

8. Pengembangan dan pembelajaran terjadi dalam dan dipengaruhi oleh berbagai konteks

sosial dan budaya.

9. Anak-anak belajar dengan berbagai cara.

10. Bermain adalah kendaraan penting untuk mengembangkan pengaturan diri dan memajukan

bahasa, kognisi, dan kompetensi sosial.

11. Perkembangan dan pembelajaran meningkat ketika anak-anak ditantang.

12. Pengalaman anak-anak membentuk motivasi dan pendekatan mereka untuk belajar.

D. Pendidikan untuk Peningkatan Daya Saing Indonesia di Tataran Global

Penyiapan peserta didik memasuki dunia kerja di era globalisasi yang sarat dengan perubahan

budaya, sosial, dan juga pendidikan, diperlukan oleh Indonesia agar orang-orangnya memiliki

daya saing di tingkat internasional. Menurut Lie (2004), pendidikan di era globalisasi perlu

memperhatikan delokalisasi dan lokalisasi, inovasi dan teknologi informasi, kebangkitan korporasi

multinasional, dan privatisasi, serta pembentukan pasar bebas.

Pertama, delokalisasi dan lokalisasi. Melalui transformasi budaya lokal dalam segala interaksi

dengan budaya asing dan adopsi budaya asing menjadi bagian budaya lokal. Misalnya dengan

mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan menerima nilai-nilai universal untuk

bergaul dalam kancah internasional.

Kedua, inovasi dan teknologi informasi. Kecepatan perkembangan teknologi informasi dalam

semua bidang kehidupan memberikan pengaruh terhadap perubahan pelaksanaan proses

Page 17: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

16

pendidikan. Proses pendidikan tidak harus dilakukan dengan tatap muka, namun dapat

menggunakan e-learning dengan memanfaatkan jaringan internet yang ada.

Ketiga, kebangkitan korporasi multinasional. Menjadikan pendidikan sebagai komoditas, baik

secara individu maupun lembaga. Korporasi multinasional mulai melakukan investasi dalam

bidang pendidikan dan mulai berkembangnya industri pendidikan.

Keempat, privatisasi dan pembentukan pasar bebas, lembaga pendidikan tidak lagi berorientasi

pada pelayanan publik (nirlaba), namun sudah mulai dikuasai oleh swasta dan mencari

keuntungan. Privatisasi ini akan sangat cepat mengadaptasi kebutuhan dan permintaan pasar,

lembaga pendidikan yang inovatif dan cepat merespon hal ini yang akan bertahan. Pemerintah

sebagai pengatur akan menentukan standar-standar yang ingin di capai dan mengatur sistem

pendidikan.

Untuk dapat menjadikan pendidikan sebagai upaya peningkatan daya saing Indonesia di tataran

global, Pemerintah Indonesia perlu merumuskan dan mengimplementasikan program-program

pendidikan dengan mempertimbangkan kebutuhan pembangunan Indonesia. Program pendidikan

dan pelatihan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan produktivitas secara substansial

dalam jangka pendek. Penekanan khusus perlu diberikan pada program pelatihan guru dan pada

pengembangan materi kurikulum yang akan digunakan oleh guru. Jika perlu, kurikulum direvisi

dan pendekatan baru digunakan untuk memastikan perluasan keterampilan di semua tingkatan

sejalan dengan meningkatnya tempo kegiatan dan percepatan transformasi yang disebabkan oleh

kemajuan teknologi.

Peningkatan kemampuan penggunaan teknologi perlu dilakukan. Pemanfaatan peralatan modern,

media massa baru dan media sosial, serta metode pengajaran baru diperlukan untuk meningkatkan

efisiensi pendidikan. Perhatian khusus diberikan pada pelatihan teknis, pelatihan kejuruan, dan

pelatihan ulang (reskilling), serta peningkatan keterampilan (upskilling). Fasilitas yang diperlukan

harus disediakan untuk meningkatkan literasi dan kompetensi teknis berbagai tingkat dan

kelompok, termasuk juga kelompok yang sudah terlibat secara produktif, serta untuk pendidikan

orang dewasa dan pendidikan layanan khusus. Pelibatan dan kerjasama dengan negara-negara

maju dan lembaga-lembaga internasional dapat membantu pemerintah dalam tugas memperluas

dan meningkatkan sistem pendidikan Indonesia, terutama dengan menyediakan beberapa input

pendidikan dalam pasokan yang tertentu di Indonesia. Kerjasama itu juga diperlukan Indonesia

untuk memperoleh bantuan yang memfasilitasi aliran sumber daya pedagogik yang dibutuhkan.

Page 18: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

17

BAB III

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM RANCANGAN KURIKULUM

A. Rancangan Kurikulum di Indonesia

Pendidikan selalui dilihat dari dua sisi, masyarakat dan individu. Maka ranangan kurikulum juga

harus memperhatikan dua hal tersebut. Kurikulum pada persekolahan merupakan bagian dari

masyarakat pada masanya untuk menyiapkan peserta didik menjadi bagian dari masyarakat di

masa depan. Dengan demikian, seyogyanya rancangan kurikulum berpijak pada data atau kondisi

saat ini dan memprediksikan hasil dari pengembangan dan implementasi saat ini di masa depan.

Menurut Oliva, P.F. dan Gordon, W II (2013) yang dimuat dalam Naskah Konsep Dasar Profil

Lulusan Pendidikan Dasar Terhadap Pembangunan Manusia dalam Rangka Pengembangan

Kebijakan Kurikulum Masa Depan (2016) pengembangan kurikulum setidaknya mengacu pada 4

aksioma, yaitu:

Aksioma 1: “Curriculum change results from change in people” (Perubahan kurikulum terjadi

karena perubahan pada orang). Kurikulum berubah mengikuti perubahan dalam masyarakat.

Norma dan praktek kolektif masyarakat tidak pernah stagnan melainkan selalu berubah disebabkan

berbagai faktor internal dan eksternal. Hal ini berarti kurikulum bersifat refleksif karena

mencerminkan kepentingan, sistem nilai dan harapan kolektif suatu masyarakat.

Aksioma 2: “a school curriculum not only reflects but also is a product of its time” (Kurikulum

sekolah tidak hanya mencerminkan tetapi juga merupakan produk pada masanya). Kurikulum

merupakan hasil kreatif dari komunitas pendidikan pada jamannya. Sebagai karya intelektual dan

akademik kolektif yang melibatkan pelaku pendidikan dan pemangku kebijakan pendidikan. Kerja

keras dan komitmen untuk pembangunan manusia tercermin dalam kurikulum pendidikan

nasional.

Aksioma 3: “Curriculum changes made an earlier period of time can exist concurrently with newer

curriculum changes at a later period of time” (Perubahan kurikulum yang dibuat pada periode

waktu sebelumnya dapat berlangsung bersamaan dengan perubahan kurikulum yang lebih baru

pada periode waktu berikutnya). Urgensi dan relevansi kurikulum tidak hanya untuk keperluan

masyarakat pada jamannya tetapi menyediakan fundasi konseptual dan metodis bagi kurikulum

berikutnya. Setiap kurikulum terbaru tentu membawa serta prinsip, orientasi dan metode

kurikulum lama melalui proses pembaharuan dan penyesuaian. Hal ini pun menjadikan kurikulum

sebagai jembatan penghubung antar generasi dan komunitas pendidikan.

Aksioma 4: “Curriculum development is a never-ending process” (Pengembangan kurikulum

adalah proses yang tidak pernah berakhir). Kurikulum bukanlah barang sekali jadi dan tertutup

terhadap perubahan. Kurikulum merupakan kerja pendidikan yang sinambung, dinamis dan

terbuka untuk diperbaharui sesuai dengan kebutuhan jaman dan visi masa depan dari pikiran-

Page 19: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

18

pikiran terbaik dalam sebuah generasi. Karena itu, diskusi dan debat kebijakan menjadi prasyarat

mutlak agar selalu berlangsung perbaikan dan penataan kurikulum pendidikan.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 36 ayat (1)

menjelaskan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang

ingin dicapai adalah “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan di

Indonesia yang ingin menjadikan manusia Indonesia seutuhnya, baik sikap, pengetahuan, dan

keterampilan bukanlah hal yang mudah. Rancangan kurikulum sudah memasukkan ketiga aspek

tersebut. Hanya saja praktik yang terjadi pengetahuan menjadi sentral dari pembelajaran untuk

mencapai nilai Ujian Nasional yang tinggi sehingga melupakan pembentukan sikap dan

keterampilan. Faktanya, untuk hidup baik di masa kini terlebih masa depan setiap manusia lebih

menekankan pada penguasaan keterampilan dan juga sikap yang terbentuk.

Perubahan struktur pekerjaan dan jabatan di masa depan diprediksi akan banyak dipengaruhi

teknologi informasi, akan berkembang pekerjaan berdasarkan otomatisasi, pengolahan informasi,

dan kreativitas. Beberapa pekerjaan yang diprediksi masih berpeluang di masa depan, yaitu: 1)

pekerja pemikir (mind worker), 2) kemampuan belajar mandiri (self-training skills), 3)

kompleksitas keahlian (multiskilling), dan 4) kemampuan mengolah informasi.

Penguasaan pengetahuan penting, tetapi bukan hafalan terhadap suatu fakta atau teori.

Pengetahuan diarahkan pada bagaimana penguasaan pengetahuan yang dimiliki dapat membuat

seseorang memiliki kemampuan berpikir analitis dan bernalar. Terpenting bagaimana

implementasi kurikulum dalam pembelajaran yang mengarahkan penguasaan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap untuk penyiapan peserta didik hidup agar dapat hidup di masa depan

dengan daya suai yang tinggi.

B. Pemetaaan Kompetensi yang dibutuhkan di Masa Depan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat perubahan terjadi dengan cepat di semua

bidang kehidupan manusia. Perubahan ini menuntut manusia berubah kalau tidak ingin tertinggal

dan tidak memiliki peran dalam peradaban. Demikian halnya dengan dunia pendidikan, hanya

mampu memprediksi kemampuan yang dibutuhkan untuk kehidupan peserta didik di masa depan.

Pendidikan tidak dapat hanya terfokus pada kemampuan-kemampuan teknis yang bersifat khusus,

namun perlu diarahkan pada penguasaan kemampuan dasar yang bersifat general sehingga

diharapkan memiliki daya adaptasi yang tinggi dalam menghadapi perubahan yang cepat di masa

depan.

Kemampuan dasar itu mencakup kemampuan-kemampuan berikut ini.

1. Kemampuan kognitif, yang meliputi fleksibilitas dalam mengkategorisasi, penalaran logis,

logika deduktif dan induktif, fleksibilitas memberi bentuk yang jelas, menciptakan ide kreatif

Page 20: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

19

dan asli, mengurutkan informasi, logika matematis dan fasilitasi angka, kemampuan

mengingat dan pemahaman lisan, kecepatan perseptual, sensitif terhadap masalah dan peduli,

kemampuan spasial dan mengenali bentuk, pembagian waktu, visualisasi, dan komprehensi

tertulis.

2. Kemampuan psikomotor, yang meliputi kestabilan lengan-tangan, ketepatan kendali,

kecakapan jari dan kecepatan gerakan tangan-jari, kecakapan tugas manual, koordinasi

beragam anggota badan dan kecepatan gerakan, kontrol waktu dan arah gerakan, waktu reaksi,

orientasi respon, fleksibilitas dan kekuatan dinamis, kekuatan dorongan/ledakan, fleksibilitas

yang luas, koordinasi dan ekuilibrium badan, stamina dan kekuatan statis, kekuatan perut dan

punggung, perhatian auditoris, persepsi kedalaman, penglihatan jarak jauh, sensitivitas cahaya

dan pendengaran, penglihatan jarak dekat, malam hari, dan perifenal, mencari asal suara,

kejelasan bercakap, pengenalan percakapan, dan diskriminasi warna visual.

3. Keterampilan, secara umum meliputi keterampilan dasar, proses, manajerial, sosial, sistemik,

dan teknis. Keterampilan dasar meliputi kemampuan belajar aktif, ekspresi lisan, pemahaman

bacaan dan ekspresi tertulis, literasi teknologi infomrasi dan komunikasi (ICT), menguasai

strategi belajar, matematika, sains, berbicara, dan menulis. Keterampilan proses meliputi

kemampuan mendengar aktif, berfikir kritis, memantau diri sendiri dan orang lain, serta

kemampuan memecahkan masalah kompleks. Keterampilan manajerial meliputi kemampuan

mengelola sumber daya keuangan, material, manusia, dan waktu. Keterampilan sosial meliputi

koordinasi, memberikan instruksi, negosiasi, persuasi, memberikan pelayanan, dan persepsi

sosial. Keterampilan sistemik meliputi kemampuan memutuskan dan membuat keputusan,

analisis dan evaluasi sistem. Keterampilan teknis meliputi kemampuan merawat dan memilih

peralatan, pemasangan, operasi dan kontrol, pemantauan dan analisis operasi, pemprograman,

pengendalian mutu, memperbaiki, desain teknologi, dan pemecahan masalah.

Selain 3 kemampuan di atas, ada juga kemampuan pelengkap yang mencakup berikut ini:

1. Kemampuan Minat/Okupasional, meliputi kemampuan realistik, investigatif, artistik, sosial,

kewirausahaan, dan konvensional.

2. Nilai kerja, meliputi kemampuan mengenal target pencapaian, kemandirian, pengakuan,

hubungan, dukungan, dan kondisi kerja.

3. Gaya kerja, meliputi kemampuan mengenal capaian/usaha, adaptasi, berpikir analitik,

perhatian terhadap detail, kepedulian terhadap orang lain, kerjasama, dapat diandalkan,

kemandirian, insiatif, inovasi, integritas, kepemimpinan, persistensi, kontrol diri, orientasi

sosial, dan toleransi stress.

Kemampuan yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam memasuki dunia kerja di masa depan

diharapkan mulai dirancang sejak awal ketika di PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK sehingga

kemampuan tersebut merupakan kemampuan akumulasi yang melekat pada setiap peserta didik.

Ini sejalan dengan prinsip pengembangan manusia dilakukan sejak usia dini. Berikut ini pemetaan

kemampuan sesuai dengan usia dan perkembangan peserta didik di PAUD, SD, SMP, dan

Page 21: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

20

SMA/SMK yang dikembangkan oleh Takwin (2018) berdasarkan klasifikasi kemampuan

okupasional dari National Center for O*NET Development (2018).

Pemetaan Capaian Kemampuan yang Dibutuhkan di Masa Depan (Dunia Kerja)

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

KEMAMPUAN KOGNITIF (COGNITIVE ABILITIES)

Fleksibilitas dalam

mengkategorikan

(category flexibility)

Kemampuan untuk

menghasilkan atau

menggunakan

serangkaian aturan yang

berbeda untuk

menggabungkan atau

mengelompokkan

berbagai hal dengan cara

yang berbeda.

Mengenali beragam

jenis benda berdasarkan

ciri-ciri fisik

Mengelompokkan

benda ke dalam

berbagai jenis

berdasarkan kategori

yang berbeda

Menggunakan

beragam perspektif

untuk mendefinisikan

dan mengelompokkan

benda-benda

Membuat aturan baru

yang dapat digunakan

untuk mengklasifikasi

benda-benda

Penalaran logis (logical

reasoning)

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi untuk

membentuk aturan umum

atau kesimpulan

(termasuk menemukan

hubungan di antara

peristiwa yang

tampaknya tidak terkait)

dan / atau untuk

menerapkan aturan

umum pada masalah

tertentu untuk

menghasilkan jawaban

yang masuk akal.

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi tentang benda

kongkret untuk

membentuk kesimpulan

mengenai karakteristik

fisik benda itu

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi tentang

benda kongkret

untuk membentuk

aturan atau

kesimpulan

mengenai

karakteristik non-

fisik benda itu yang

masuk akal

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi tentang

benda abstrak untuk

membentuk

kesimpulan mengenai

karakteristik benda

abstrak itu yang

masuk akal

Kemampuan untuk

menemukan

hubungan di antara

peristiwa yang

tampaknya tidak

terkait dan

menerapkan aturan

umum pada masalah

tertentu untuk

menghasilkan

jawaban yang masuk

akal.

Logika deduktif

(deductive reasoning)

Kemampuan untuk

menerapkan aturan

umum pada masalah

khusus untuk

menghasilkan jawaban

yang masuk akal.

Kemampuan untuk

mengenali hubungan

antara satu kejadian

kongkret dengan

serangkaian kejadian

kongkret lainnya

Kemampuan untuk

menerapkan aturan

umum pada masalah

kongkret untuk

menghasilkan

jawaban yang masuk

akal.

Kemampuan untuk

menerapkan aturan

umum pada masalah

abstrak sederhana

untuk menghasilkan

jawaban yang masuk

akal.

Kemampuan untuk

menerapkan aturan

umum pada masalah

abstrak yang

kompleks untuk

menghasilkan

jawaban yang masuk

akal.

Fleksibilitas memberi

bentuk yang jelas

(flexibility of closure)

Kemampuan untuk

mengidentifikasi atau

Mengenali bagian-

bagian dari keseluruhan

bentuk dan memadukan

bagian-bagian dari

bentuk kongkret yang

sederhana

Mengenali bagian-

bagian dari

keseluruhan bentuk

kompleks dan

memadukan bagian-

bagian dari bentuk

Mengenali bagian-

bagian dari

keseluruhan bentuk

abstrak yang

sederhana dan

memadukan bagian-

Mengenali bagian-

bagian dari

keseluruhan bentuk

abstrak yang

kompleks dan

memadukan bagian-

Page 22: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

21

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

mendeteksi pola yang

diketahui (gambar, objek,

kata, atau suara) yang

tersembunyi di bahan

lain yang mendistraksi

(mengganggu, kacau, tak

berbentuk, acak).

kongkret yang

kompleks

bagian dari bentuk

abstrak yang

sederhana

bagian dari bentuk

abstrak yang

kompleks

Kelancaran ide (fluency

of ideas)

Kemampuan untuk

menghasilkan sejumlah

gagasan tentang suatu

topik (jumlah gagasan itu

penting, bukan kualitas,

kebenaran, atau

kreativitasnya).

Mengemukakan

beragam ide sebagai

jawaban dari pertanyaan

sederhana (contoh: apa

saja yang dapat

dimakan? Apa saja

benda yang dapat

dipakai untuk

membersihkan?

Mengemukakan

beragam ide tentang

fungsi benda-benda

baik benda kongkret

maupun abstrak

(contoh: apa saja

yang dapat dibuat

dengan kain? Apa

saja kegunaan

kertas? Apa saja

manfaat aturan?)

Mengemukakan

beragam ide tentang

fungsi hubungan dan

aturan, baik hubungan

dan aturan fisikal

maupun sosial

(contoh: apa saja

manfaat hubungan

pertemanan? Apa saja

yang dapat

dimanfaatkan dari air

dan sabun? Apa saja

manfaat hubungan

antar kelompok?)

Mengemukakan

beragam ide tentang

hubungan antara

benda baik abstrak

(contoh: apa saja

manfaat aturan sosial

bagi kesejahteraan

warga masyarakat?

Apa saja hubungan

antara kemerdekaan

suatu bangsa dan

kebahagiaan

rakyatnya?)

Logika induktif

(inductive reasoning)

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi untuk

membentuk aturan atau

kesimpulan umum

(termasuk menemukan

hubungan di antara

peristiwa yang

tampaknya tidak terkait).

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi tentang benda

kongkret untuk

membentuk kesimpulan

umum mengenai benda

kongkret itu.

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi tentang

kongkret untuk

membentuk aturan

atau kesimpulan

umum tentang benda

kongkret itu,

termasuk

menemukan

hubungan di antara

kejadian yang

tampaknya tidak

terkait.

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi tentang

benda abstrak

sederhana untuk

membentuk aturan

atau kesimpulan

umum tentang benda

abstrak itu, termasuk

menemukan

hubungan di antara

peristiwa yang

tampaknya tidak

terkait.

Kemampuan untuk

menggabungkan

potongan-potongan

informasi tentang

benda abstrak

kompleks untuk

membentuk aturan

atau kesimpulan

umum tentang benda

abstrak itu, termasuk

menemukan

hubungan di antara

peristiwa yang

tampaknya tidak

terkait.

Pengurutan informasi

(information ordering)

Kemampuan untuk

mengatur berbagai hal

atau tindakan dalam

urutan atau pola tertentu

sesuai dengan aturan atau

seperangkat aturan

tertentu (misalnya, pola

angka, huruf, kata,

gambar, operasi

matematika).

Kemampuan untuk

mengatur berbagai

benda kongkret atau

tindakan kongkret

sederhana dalam urutan

atau pola yang dapat

diindrai (misalnya:

warna, jauh-dekat, berat-

ringan, dsb)

Kemampuan untuk

mengatur berbagai

benda konkret atau

tindakan kongkret

dalam urutan atau

pola tertentu sesuai

dengan aturan atau

seperangkat aturan

tertentu yang umum

(misalnya: pola

angka, huruf, kata,

gambar, operasi

matematika

sederhana).

Kemampuan untuk

mengatur berbagai

benda abstrak

sederhana atau

tindakan abstrak

(tindakan atau

aktivitas mental)

dalam urutan atau

pola tertentu sesuai

dengan aturan atau

seperangkat aturan

tertentu yang umum

(misalnya: rumus,

definisi, kategori

abstrak, operasi

matematika yang

lebih kompleks).

Kemampuan untuk

mengatur berbagai

benda abstrak

kompleks atau

tindakan abstrak

kompleks (tindakan

atau aktivitas mental)

dalam urutan atau

pola tertentu sesuai

dengan aturan atau

seperangkat aturan

tertentu yang umum

(misalnya: rumus,

definisi, kategori

abstrak, operasi

matematika yang

lebih kompleks).

Page 23: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

22

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Logika matematis

(mathematical

reasoning)

Kemampuan untuk

memilih metode atau

formula matematika yang

tepat untuk

menyelesaikan masalah.

Kemampuan mengenali

perbedaan kuantitas

benda kongkret (sedikit-

banyak, besar-kecil,

jauh-dekat, lama-

sebentar)

Kemampuan untuk

memilih metode

atau formula

matematika

sederhana

(penjumlahan,

pengurangan,

perkalian,

pembagian) yang

tepat untuk

menyelesaikan

masalah.

Kemampuan untuk

memilih metode atau

formula matematika

sederhana (persamaan

linear, deret hitung,

deret ukur sederhana)

yang tepat untuk

menyelesaikan

masalah.

Kemampuan untuk

memilih metode atau

formula matematika

sederhana (persamaan

kuadrat, logaritma,

deret ukur kompleks,

kalkulus sederhana)

yang tepat untuk

menyelesaikan

masalah.

Kemampuan mengingat

(memorization)

Kemampuan mengingat

informasi seperti kata-

kata, angka, gambar, dan

prosedur.

Kemampuan mengingat

informasi seperti kata-

kata, gambar, dan nama-

nama benda

Kemampuan

mengingat informasi

seperti kalimat,

rangkaian gambar,

ciri-ciri benda, dan

prosedur.

Kemampuan

mengingat informasi

seperti persamaan,

penjelasan tentang

suatu gejala, rumus,

rangkaian peristiwa,

rangkaian gambar,

prinsip dan prosedur.

Kemampuan

mengingat informasi

seperti persamaan

yang kompleks, Teori

tentang suatu gejala,

rangkaian rumus,

rangkaian peristiwa

kompleks, rangkaian

gambar kompleks,

kaitan antar prinsip

dan rangkaian

prosedur.

Memfasilitasi angka

(number facility)

Kemampuan untuk

menambah, mengurangi,

mengalikan, atau

membagi dengan cepat

dan benar.

Mengenali perbedaan

kuantitas benda kongkret

dan mengenali angkat

Kemampuan untuk

menambah,

mengurangi,

mengalikan, atau

membagi dengan

cepat dan benar

dalam jumlah kecil.

Kemampuan untuk

menambah,

mengurangi,

mengalikan, atau

membagi dengan

cepat dan benar dalam

jumlah besar.

Kemampuan untuk

menambah,

mengurangi,

mengalikan, atau

membagi dengan

cepat dan benar dalam

jumlah besar

menggunakan metode

yang efisien.

Pemahaman lisan (oral

comprehension)

Kemampuan untuk

mendengarkan dan

memahami informasi dan

ide-ide yang disajikan

melalui kata-kata dan

kalimat yang diucapkan.

Mengenali kata dan

kalimat yang

disampaikan orang lain

dan mampu

menyampaikan kalimat

sederhana secara jelas

Mendengarkan dan

memahami

informasi dan ide-

ide yang disajikan

melalui kata-kata

dan kalimat panjang

(1-2 paragraf) yang

diucapkan.

Mendengarkan dan

memahami informasi

dan ide-ide yang

disajikan melalui

kata-kata dan kalimat

panjang (3-10

paragraf) yang

diucapkan.

Mendengarkan dan

memahami informasi

dan ide-ide yang

disajikan melalui

kata-kata dan kalimat

panjang atau paparan

lisan (11-20 paragraf)

yang diucapkan.

Kreativitas (creativity)

Kemampuan untuk

memunculkan ide-ide

yang tidak biasa tentang

suatu topik atau situasi

tertentu, atau untuk

mengembangkan cara-

cara kreatif untuk

memecahkan suatu

masalah.

Mampu memunculkan

lebih dari satu ide

tentang topik atau situasi

konkret

Mengembangkan

kapasitas untuk

berpikir secara

kreatif

Menghasilkan ide-ide

baru tentang hal-hal

yang sebelumnya

diterima begitu saja

Beradaptasi dengan

keadaan sosial yang

berubah

Page 24: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

23

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Originalitas (originality)

Kemampuan untuk

mencetuskan ide asli atau

ide yang tidak biasa atau

ide yang tidak umum

dalam merespon stimulus

(pertanyaan, tuntutan,

instruksi, dsb).

Menyebutkan alternatif

dari suatu hal konkret

dan sederhana

Memberikan

jawaban yang

jarang/langka dan

berbeda dengan

jawaban siswa lain

pada umumnya

Memberikan jawaban

yang jarang/langka

dan berbeda dengan

jawaban orang

kebanyakan pada

umumnya

Memberikan solusi

yang tidak biasa/tidak

umum untuk masalah

yang ada dalam

situasi tertentu

Kecepatan perseptual

(perceptual speed)

Kemampuan untuk

dengan cepat dan akurat

membandingkan

persamaan dan

perbedaan di antara

himpunan huruf, angka,

objek, gambar, atau pola.

Hal-hal yang akan

dibandingkan dapat

disajikan pada waktu

yang sama atau satu demi

satu. Kemampuan ini

juga termasuk

membandingkan objek

yang disajikan dengan

objek yang diingat.

Mengenali secara cepat

dan akurat perbedaan

dan persamaan benda-

benda yang langsung

dapat terinderai

berdasarkan

karakteristik fisik

Membandingkan

secara cepat dan

akurat perbedaan

dan persamaan

karakteristik fisik

benda-benda yang

terinderai dengan

benda-benda yang

pernah diingat

Mengenali secara

cepat dan akurat

perbedaan dan

persamaan pola-pola

dari benda yang

langsung dapat

terinderai berdasarkan

karakteristik fisik

Membandingkan

secara cepat dan

akurat perbedaan dan

persamaan

karakteristik fisik

pola-pola yang

terinderai dengan

pola-pola yang pernah

diingat

Sensitivitas terhadap

Masalah (problem

sensitivity)

Kemampuan untuk

mengemukakan ketika

ada sesuatu yang salah

atau kemungkinan akan

salah. Itu tidak

melibatkan pemecahan

masalah, hanya

mengenali ada masalah.

Mengenali adanya obyek

yang berbeda dengan

kebanyakan obyek yang

disajikan

Mengenali sesuatu

yang salah atau

mungkin salah pada

suatu benda

Mengenali sesuatu

yang salah atau

mungkin salah dalam

suatu situasi

sederhana

Mengenali sesuatu

yang salah atau

mungkin salah dalam

suatu situasi

kompleks.

Perhatian/atensi selektif

(selective attention)

Kemampuan untuk

berkonsentrasi pada

tugas selama periode

waktu tanpa terganggu.

Melakukan tindakan

sederhana sesuai dengan

instruksi sederhana

dalam rentang waktu 10-

15 menit

Melakukan

serangkaian

kegiatan sederhana

sesuai dengan

instruksi yang

diberikan secara

bertahap dalam

rentang waktu 1 jam

Melakukan kegiatan

kompleks sesuai

dengan instruksi

kompleks yang

diberikan secara

bertahap dalam

rentang waktu 1-3 jam

Melakukan

serangkaian kegiatan

kompleks sesuai

dengan instruksi

kompleks yang

diberikan secara

bersamaan dalam

rentang waktu 3-8 jam

Orientasi spasial (spatial

orientation)

Kemampuan untuk

mengetahui lokasi sendiri

dalam kaitannya dengan

Membedakan arah benda

di kiri-kanan dan depan

belakang, serta

membedakan benda

yang dekat dan jauh dari

diri sendiri

Mengenali arah

benda dan tempat

berdasarkan arah

mata angin, serta

membedakan lokasi

Memahami arah dan

lokasi benda

berdasarkan peta buta

Menentukan orientasi

tindakan dan

perkiraan waktu

tempuh berdasarkan

pemahaman atas arah

Page 25: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

24

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

lingkungan atau untuk

mengetahui di mana

objek lain berhubungan

dengan diri sendiri.

yang dekat dan jauh

dari diri sendiri

dan lokasi benda

berdasarkan peta buta

Kecepatan dalam

mengenali bentuk yang

jelas (speed of closure)

Kemampuan untuk

memahami,

menggabungkan, dan

mengatur informasi

menjadi pola yang

bermakna secara cepat.

Merangkai obyek-obyek

sederhana yang berbeda

menjadi satu benda

dalam waktu 5-10 menit

Merangkai obyek-

obyek bagian dari

satu benda yang

sederhana menjadi

keseluruhan benda

dalam waktu 1-5

menit

Merangkai obyek-

obyek bagian dari satu

benda yang kompleks

menjadi keseluruhan

benda dalam waktu 1-

5 menit

Menyusun bentuk

yang bermakna dari

obyek-obyek acak

dalam waktu 1-5

menit

Pembagian Waktu (time

sharing)

Kemampuan untuk

berpindah-pindah antara

dua atau lebih dari dua

aktivitas atau sumber

informasi (seperti

ucapan, suara, sentuhan,

atau sumber lain).

Merespon dua instruksi

yang berbeda secara

bergantian dengan

tingkah laku yang

berbeda

Merespon tiga

hingga lima

instruksi yang

berbeda secara

bergantian dengan

tingkah laku yang

berbeda sesuai

dengan isi instruksi

Merespon lebih dari

lima instruksi yang

berbeda secara

bergantian dengan

tingkah laku yang

berbeda sesuai dengan

isi instruksi

Merespon lebih dari

lima instruksi yang

berbeda secara

bergantian dengan

tingkah laku yang

berbeda sesuai dengan

isi instruksi untuk

menghasilkan

aktivitas/produk yang

bermakna

Visualisasi

(visualization)

Kemampuan untuk

membayangkan

bagaimana sesuatu akan

terlihat setelah

dipindahkan atau ketika

bagian-bagiannya

dipindahkan atau diatur

ulang.

Mengenali sisi-sisi yang

berbeda (warna dan

ukuran) dari sebuah

bangun geometrik

Mengenali sisi-sisi

yang berbeda (warna

dan ukuran) dari

rangkaian bangun

geometrik

Mengenali sisi-sisi

yang berbeda (warna,

ukuran, dan bentuk)

dari rangkaian bangun

geometrik yang

kompleks

Menggambarkan hasil

rotasi dan proyeksi

rangkaian benda yang

kompleks berdasarkan

hasil pembayangan

Komprehensi Tertulis

(written comprehension)

Kemampuan membaca

dan memahami informasi

dan gagasan yang

disajikan secara tertulis.

Membedakan satu huruf

dari huruf lainnya

Menceritakan isi

bacaan sederhana

sepanjang 1-2

halaman;

menyebutkan

pokok-pokok

gagasan buku

setebal 10-20

halaman

Menceritakan secara

ringkas dan

menyebutkan pokok-

pokok gagasan dari

buku 40-80 halaman

Menceritakan secara

ringkas, menyebutkan

pokok-pokok gagasan,

dan mengevaluasi

buku 80-150 halaman

KEMAMPUAN PSIKOMOTOR (PSYCHOMOTOR ABILITIES)

Kestabilan lengan-tangan

(arm-hand steadiness)

Kemampuan untuk

menjaga tangan dan

lengan tetap stabil saat

menggerakkan lengan

atau sambil memegang

Memegang benda tanpa

terlepas saat berjalan

sepanjang 5 meter;

menjaga tanggan dan

lengan tidak bergerak

saat badan bergerak

selama 2 menit

Memegang benda

tanpa terlepas saat

menjalankan

kegiatan fisik di

suatu tempat;

menjaga tanggan

dan lengan tidak

bergerak saat badan

Memegang benda

tanpa terlepas saat

menjalankan kegiatan

fisik di yang disertai

gerak ke dua atau

lebih tempat; menjaga

tanggan dan lengan

tidak bergerak saat

Menjaga tangan dan

lengan tetap stabil

saat mengerjakan

sebuah tugas yang

banyak melibatkan

kegiatan fisik untuk

menghasilkan produk

yang ditugaskan

Page 26: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

25

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

lengan dan tangan dalam

satu posisi.

bergerak selama 10-

15 menit

badan bergerak

selama 15-30 menit

Ketepatan kendali

(control precision)

Kemampuan untuk

menyesuaikan kendali

mesin atau kendaraan

dengan cepat dan

berulang kali ke posisi

yang tepat.

Menggerakkan dan

menghentikan

benda/obyek sederhana

secara berulang

Menggerakkan dan

menghentikan benda

yang bergerak

dengan mekanika

sederhana secara

berulang

Mengendalikan benda

yang bergerak dengan

mekanika kompleks

secara berulang

Mengendalikan mesin

dan kendaraan sesuai

dengan kebutuhan

pekerjaan untuk

mencapai tujuan

tertentu

Kecakapan jari (finger

dexterity)

Kemampuan untuk

membuat gerakan jari

yang terkoordinasi

dengan tepat dari satu

atau kedua tangan untuk

menggenggam,

memanipulasi, atau

merakit benda-benda

yang sangat kecil.

Memberikan beragam

isyarat dengan jari dan

memegang berbagai

obyek sederhana dengan

jari

Memegang,

merangkai, dan

membongkar benda

dengan

Merakit dan

membongkar benda-

benda yang sangat

kecil.

Melakukan aktivitas

dan membuat benda

yang sangat kecil

dengan menggunakan

jari untuk

menghasilkan produk

yang bermakna

Kecakapan dalam tugas

manual (manual

dexterity)

Kemampuan untuk

dengan cepat

menggerakkan tangan,

tangan bersama dengan

lengan, atau dua tangan

untuk menggenggam,

memanipulasi, atau

merakit benda.

Mengambil dan

menggenggam sebuah

benda dalam waktu

cepat dengan satu tangan

Mengambil dan

menggenggam lebih

dari satu benda

dalam waktu cepat

dengan

menggunakan dua

tangan dalam waktu

yang relatif

bersamaan

Memanipulasi atau

merakit satu benda

kompleks dalam

waktu cepat dengan

menggunakan dua

tangan dalam waktu

yang relatif

bersamaan

Memanipulasi atau

merakit satu benda

kompleks dalam

waktu cepat dengan

menggunakan dua

tangan dalam waktu

yang relatif

bersamaan untuk

menghasilkan satu

produk yang

bermakna

Koordinasi beragam

anggota badan (multilimb

coordination)

Kemampuan untuk

mengoordinasikan dua

atau lebih anggota badan

(misalnya, dua lengan,

dua kaki, atau satu kaki

dan satu lengan) saat

duduk, berdiri, atau

berbaring. Itu tidak

melibatkan melakukan

aktivitas saat seluruh

tubuh bergerak.

Menarik dan menahan

benda menggunakan

tangan dan kaki secara

bersamaan

Menghentikan dan

menggerakkan

benda menggunakan

tangan dan kaki

secara bersamaan

Menggunakan tangan

dan kaki dalam

kegiatan dalam

kegiatan produktif

(seperti memotong

kayu, mengecat,

memanjat pohon)

Menggunakan tangan

dan kaki dalam

kegiatan

mengendalikan mesin

(seperti menjahit

dengan mesin jahit,

membuat rangkaian

elektronik, dan

menyetir mobil)

Kontrol waktu dan arah

gerakan (rate control)

Mengikuti instruksi

untuk bergerak ke arah

Menyesuaikan

gerakan tubuh

Memberikan respon

yang sesuai dan tepat

waktu terhadap

Menyesuaikan

pergerakan diri

dengan mesin atau

Page 27: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

26

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Kemampuan mengatur

waktu pergerakan sendiri

atau pergerakan peralatan

untuk mengantisipasi

perubahan kecepatan

dan/atau arah objek atau

pemandangan yang

bergerak.

tertentu dan berhenti

berhenti bergerak

dengan pergerakan

benda-benda

stimulus berupa

obnyek sederhana

yang bergerak

obyek kompleks yang

bergerak

Waktu reaksi (reaction

time)

Kemampuan untuk

merespon dengan cepat

(dengan tangan, jari, atau

kaki) sinyal (suara,

cahaya, gambar) ketika

muncul.

Bereaksi secara cepat

terhadap instruksi untuk

melakukan sebuah

tindakan sederhana

Bereaksi secara

cepat terhadap

instruksi untuk

melakukan

serangkaian

tindakan sederhana

Bereaksi secara cepat

terhadap instruksi

untuk melakukan

serangkaian tindakan

kompleks

Bereaksi secara cepat

terhadap instruksi

untuk melakukan

serangkaian tindakan

kompleks dalam

rangka penyelesaian

tugas dan pencapaian

tujuan

Orientasi respon

(response orientation)

Kemampuan untuk

memilih dengan cepat

antara dua atau lebih

gerakan dalam

menanggapi dua atau

lebih sinyal yang berbeda

(lampu, suara, gambar).

Ini termasuk kecepatan

menampilkan respons

yang benar dimulai

dengan tangan, kaki, atau

bagian tubuh lainnya.

Bereaksi secara tepat

terhadap beragam

instruksi dengan

beragam modalitas

untuk melakukan sebuah

tindakan sederhana

Bereaksi secara

tepat terhadap

beragam instruksi

dengan beragam

modalitas untuk

melakukan

serangkaian

tindakan sederhana

Bereaksi secara tepat

terhadap beragam

instruksi dengan

beragam modalitas

untuk melakukan

serangkaian tindakan

kompleks

Bereaksi secara tepat

terhadap beragam

instruksi dengan

beragam modalitas

untuk melakukan

serangkaian tindakan

kompleks dalam

rangka penyelesaian

tugas dan pencapaian

Kecepatan gerakan

anggota badan (speed of

limb movement)

Kemampuan untuk

dengan cepat

menggerakkan lengan

dan kaki.

Menggerakkan tangan

dan kaki secara cepat

mengikuti instruksi

untuk melakukan sebuah

tindakan sederhana

Menggerakkan

tangan dan kaki

secara cepat

mengikuti instruksi

untuk melakukan

serangkaian

tindakan sederhana

Menggerakkan tangan

dan kaki secara cepat

mengikuti instruksi

untuk melakukan

serangkaian tindakan

kompleks

Menggerakkan tangan

dan kaki secara cepat

mengikuti instruksi

untuk melakukan

serangkaian tindakan

kompleks dalam

rangka penyelesaian

tugas dan pencapaian

tujuan

Kecepatan gerakan

pergelangan tangan-jari

(wrist-finger speed)

Kemampuan untuk

membuat gerakan jari,

tangan, dan pergelangan

tangan yang cepat,

sederhana, dan berulang.

Menggerakkan

pergelangan tangan-jari

secara cepat mengikuti

instruksi untuk

melakukan sebuah

tindakan sederhana

Menggerakkan

pergelangan tangan-

jari secara cepat

mengikuti instruksi

untuk melakukan

serangkaian

tindakan sederhana

Menggerakkan

pergelangan tangan-

jari secara cepat

mengikuti instruksi

untuk melakukan

serangkaian tindakan

kompleks

Menggerakkan

pergelangan tangan-

jari secara cepat

mengikuti instruksi

untuk melakukan

serangkaian tindakan

kompleks dalam

rangka penyelesaian

tugas dan pencapaian

tujuan

Fleksibilitas dinamis

(dynamic flexibility)

Menekuk, meregangkan,

memuntir, atau

Menekuk,

meregangkan,

Menekuk,

meregangkan,

meregangkan,

memuntir, atau

Page 28: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

27

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Kemampuan untuk

dengan cepat dan

berulang kali menekuk,

meregangkan, memuntir,

atau menjangkau dengan

tubuh, lengan, dan/atau

kaki.

menjangkau dengan

tubuh, lengan, dan/atau

kaki dalam waktu cepat.

memuntir, atau

menjangkau dengan

tubuh, lengan,

dan/atau kaki

berulang kali dalam

waktu cepat.

memuntir, atau

menjangkau dengan

tubuh, lengan,

dan/atau kaki

berulang kali dalam

waktu cepat sejalan

dengan tujuan

aktivitas

menjangkau dengan

tubuh, lengan,

dan/atau kaki

berulang kali dalam

waktu cepat sejalan

dengan tujuan

aktivitas guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Kekuatan dinamis

(dynamic strength)

Kemampuan untuk

mengerahkan kekuatan

otot berulang kali atau

terus menerus dari waktu

ke waktu. Ini melibatkan

daya tahan otot dan

ketahanan terhadap

kelelahan otot.

Mengerahkan kekuatan

otot berulang kali dalam

sebuah aktivitas

sederhana.

Mengerahkan

kekuatan otot

berulang kali dalam

sebuah aktivitas

kompleks.

Mengerahkan

kekuatan otot

berulang kali dalam

serangkaian aktivitas

kompleks sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan.

Mengerahkan

kekuatan otot

berulang kali dalam

serangkaian aktivitas

kompleks sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Kekuatan

dorongan/ledakan

(explosive strength)

Kemampuan untuk

menggunakan semburan

pendek kekuatan otot

untuk mendorong diri

sendiri (seperti dalam

melompat atau berlari),

atau untuk melemparkan

benda.

Melompat, mendorong,

berlari, dan melempar

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup

kombinasi

melompat,

mendorong, berlari,

dan melempar

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup kombinasi

melompat,

mendorong, berlari,

dan melempar sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan.

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup kombinasi

melompat,

mendorong, berlari,

dan melempar sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Fleksibilitas yang luas

(extent flexibility)

Kemampuan untuk

menekuk, meregangkan,

memutar, atau

menjangkau dengan

tubuh, lengan, dan / atau

kaki.

Menekuk, meregangkan,

memutar, atau

menjangkau dengan

tubuh, lengan, dan / atau

kaki sesuai dengan

instruksi

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup

kombinasi menekuk,

meregangkan,

memutar, atau

menjangkau dengan

tubuh, lengan, dan /

atau kaki

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup kombinasi

menekuk,

meregangkan,

memutar, atau

menjangkau dengan

tubuh, lengan, dan /

atau kaki sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan.

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup kombinasi

menekuk,

meregangkan,

memutar, atau

menjangkau dengan

tubuh, lengan, dan /

atau kaki sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Koordinasi badan (gross

body coordination)

Kemampuan untuk

mengkoordinasikan

gerakan lengan, kaki, dan

dada bersama-sama saat

seluruh tubuh bergerak.

Menampilkan gerakan

lengan, kaki, dan dada

bersama-sama dan

selaras saat seluruh

tubuh bergerak

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup

kombinasi berbagai

gerakan lengan,

kaki, dan dada

bersama-sama dan

selaras saat seluruh

tubuh bergerak

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup kombinasi

berbagai gerakan

lengan, kaki, dan dada

bersama-sama dan

selaras saat seluruh

tubuh bergerak sejalan

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup kombinasi

berbagai gerakan

lengan, kaki, dan dada

bersama-sama dan

selaras saat seluruh

tubuh bergerak sejalan

dengan tujuan yang

Page 29: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

28

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

dengan tujuan yang

ditentukan

ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Ekuilibrium badan (gross

body equilibrium)

Kemampuan untuk

menjaga atau

mendapatkan kembali

keseimbangan tubuh atau

kembali tetap tegak saat

dalam posisi yang tidak

stabil.

Menjaga atau

mendapatkan kembali

keseimbangan tubuh

atau kembali tetap tegak

saat dalam posisi yang

tidak stabil sesuai

instruksi

Berulang kali

menjaga atau

mendapatkan

kembali

keseimbangan tubuh

atau kembali tetap

tegak saat dalam

posisi yang tidak

stabil dalam situasi

dinamis

Berulang kali

menjaga atau

mendapatkan kembali

keseimbangan tubuh

atau kembali tetap

tegak saat dalam

posisi yang tidak

stabil dalam situasi

dinamis sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan

Berulang kali

menjaga atau

mendapatkan kembali

keseimbangan tubuh

atau kembali tetap

tegak saat dalam

posisi yang tidak

stabil dalam situasi

dinamis sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Stamina (stamina)

Kemampuan untuk

mengerahkan diri secara

fisik dalam jangka waktu

yang lama tanpa menjadi

kehabisan nafas atau

kehabisan napas.

Mengerahkan diri secara

fisik dalam jangka

waktu yang lama tanpa

menjadi kehabisan nafas

atau kehabisan napas

dalam kegiatan yang

diinstruksikan

Berulang kali

mengerahkan diri

secara fisik dalam

jangka waktu yang

lama tanpa menjadi

kehabisan nafas atau

kehabisan napas

Berulang kali

mengerahkan diri

secara fisik dalam

jangka waktu yang

lama tanpa menjadi

kehabisan nafas atau

kehabisan napas

sejalan dengan tujuan

yang ditentukan

Berulang kali

mengerahkan diri

secara fisik dalam

jangka waktu yang

lama tanpa menjadi

kehabisan nafas atau

kehabisan napas

sejalan dengan tujuan

yang ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Kekuatan statis (static

strength)

Kemampuan

mengerahkan kekuatan

otot maksimum untuk

mengangkat, mendorong,

menarik, atau membawa

benda.

Mengerahkan kekuatan

otot maksimum untuk

mengangkat,

mendorong, menarik,

atau membawa benda

dalam kegiatan yang

diinstruksikan

Berulang kali

mengerahkan

kekuatan otot

maksimum untuk

mengangkat,

mendorong,

menarik, atau

membawa benda

Berulang kali

mengerahkan

kekuatan otot

maksimum untuk

mengangkat,

mendorong, menarik,

atau membawa benda

sejalan dengan tujuan

yang ditentukan

Berulang kali

mengerahkan

kekuatan otot

maksimum untuk

mengangkat,

mendorong, menarik,

atau membawa benda

sejalan dengan tujuan

yang ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Kekuatan perut dan

punggung (trunk

strength)

Kemampuan untuk

menggunakan otot perut

dan punggung bagian

bawah untuk mendukung

bagian tubuh secara

berulang atau terus-

menerus seiring waktu

tanpa 'kehabisan tenaga”

atau lelah.

Menggunakan otot perut

dan punggung bagian

bawah untuk

mendukung bagian

tubuh secara berulang

atau terus-menerus

seiring waktu tanpa

'kehabisan tenaga” atau

lelah dalam kegiatan

yang diinstruksikan

Berulang kali

menggunakan otot

perut dan punggung

bagian bawah untuk

mendukung bagian

tubuh secara

berulang atau terus-

menerus seiring

waktu tanpa

'kehabisan tenaga”

atau lelah

Berulang kali

menggunakan otot

perut dan punggung

bagian bawah untuk

mendukung bagian

tubuh secara berulang

atau terus-menerus

seiring waktu tanpa

'kehabisan tenaga”

atau lelah sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan

Berulang kali

menggunakan otot

perut dan punggung

bagian bawah untuk

mendukung bagian

tubuh secara berulang

atau terus-menerus

seiring waktu tanpa

'kehabisan tenaga”

atau lelah sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Page 30: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

29

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Koordinasi badan (gross

body coordination)

Kemampuan untuk

mengkoordinasikan

gerakan lengan, kaki, dan

dada bersama-sama saat

seluruh tubuh bergerak.

Menampilkan gerakan

lengan, kaki, dan dada

bersama-sama dan

selaras saat seluruh

tubuh bergerak

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup

kombinasi berbagai

gerakan lengan,

kaki, dan dada

bersama-sama dan

selaras saat seluruh

tubuh bergerak

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup kombinasi

berbagai gerakan

lengan, kaki, dan dada

bersama-sama dan

selaras saat seluruh

tubuh bergerak sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan

Menampilkan

aktivitas yang

mencakup kombinasi

berbagai gerakan

lengan, kaki, dan dada

bersama-sama dan

selaras saat seluruh

tubuh bergerak sejalan

dengan tujuan yang

ditentukan guna

menghasilkan produk

atau capaian tertentu

Kemampuan Sensoris

Perhatian/atensi auditoris

(auditory attention)

Kemampuan untuk fokus

pada satu sumber suara

di hadapan suara-suara

lain yang mengganggu.

Mengenali satu suara

yang berbeda di antara

3-5 suara yang berbunyi

bersamaan

Mengenali satu

suara yang berbeda

beserta sumbernya

di antara 5-8 suara

yang berbunyi

bersamaan

Mengenali satu suara

yang berbeda beserta

sumbernya di antara

8-10 suara yang

berbunyi bersamaan

dengan beragam

intensintas

Mengenali satu suara

yang berbeda beserta

sumbernya dalam

situasi bising dengan

beragam suara yang

intensintas berbeda-

beda

Persepsi kedalaman

(depth perception)

Kemampuan untuk

menilai mana dari

beberapa objek yang

lebih dekat atau lebih

jauh dari diri sendiri,

atau untuk menilai jarak

antara diri sendiri dan

objek.

Membedakan mana

obyek yang lebih dekat

dan yang lebih jauh dari

diri sendiri dalam

rentang 10-20 meter

Membedakan mana

obyek yang lebih

dekat dan yang lebih

jauh dari diri sendiri

dalam rentang 50-

100 meter

Membedakan mana

obyek yang lebih

dekat dan yang lebih

jauh dari diri sendiri

dari obyek-obyek

yang saling

berdekatan dalam

rentang 50-100 meter

Membedakan mana

obyek yang lebih

dekat dan yang lebih

jauh dari diri sendiri

dari obyek-obyek

bergerak yang saling

berdekatan dalam

rentang 50-100 meter

Penglihatan jarak jauh

(far vision)

Kemampuan melihat

detail dari kejauhan.

Membedakan

karakteristik obyek

dalam rentang 10-20

meter

Membedakan

karakteristik obyek

dalam rentang 50-

100 meter

Membedakan

karakteristik obyek

baik yang berukuran

besar maupun kecil

dalam rentang 50-100

meter

Membedakan

karakteristik obyek

baik yang berukuran

besar maupun kecil,

baik yang diam

maupun yang

bergerak, dalam

rentang 50-100 meter

Sensitivitas dalam

kondisi silau (glare

sensitivity)

Kemampuan untuk

melihat objek di hadapan

cahaya silau atau terang.

Membedakan dua obyek

(termasuk warna) yang

memiliki karakteristik

fisik berbeda di hadapan

cahaya silau atau terang

Membedakan benda,

warna dan huruf

berbagai ukuran di

hadapan cahaya

silau atau terang

Membedakan benda,

warna dan huruf

berbagai ukuran di

hadapan cahaya silau

atau terang dalam

rangka menyelesaikan

tugas tertentu

Membedakan benda,

warna dan huruf

berbagai ukuran di

hadapan cahaya silau

atau terang dalam

rangka menyelesaikan

tugas dalam pekerjaan

Sensitivitas pendengaran

(hearing sensitivity)

Kemampuan untuk

mendeteksi atau memberi

tahu perbedaan antara

suara yang bervariasi

Membedakan suara

orang, bunyi keras dan

pelan serta nada tinggi

dan nada rendah yang

tampil secara terpisah

Membedakan

berbagai suara

orang, bunyi, nada,

dan timbre dalam

rangkaian bunyi

dalam 1-5 menit

Membedakan

berbagai suara orang,

bunyi, nada, dan

timbre dalam

rangkaian bunyi

dalam 1-5 menit dan

menampilkan reaksi

Membedakan

berbagai suara orang,

bunyi, nada, dan

timbre dalam

rangkaian bunyi

dalam 1-5 menit

Page 31: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

30

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

dalam nada dan

kenyaringan.

(lagu, proses kerja,

dsb)

yang relevan terhadap

bunyi

beserta makna dan

implikasi dari bunyi

Penglihatan jarak dekat

(near vision)

Kemampuan untuk

melihat detail dari jarak

dekat (dalam jarak

kurang dari 1/2 meter

dari pengamat).

Mengenali detail benda

sederhana dari jarak

dekat (1/2 meter dari

pengamat)

Mengenali detail

satu benda kompleks

dari jarak dekat (1/2

meter dari

pengamat)

Mengenali detail

berbagai benda

kompleks dari jarak

dekat (1/2 meter dari

pengamat)

Mengenali detail

berbagai benda

kompleks dari jarak

dekat (1/2 meter dari

pengamat) dalam

rangka menyelesaikan

tugas tertentu

Penglihatan waktu

malam (night vision)

Kemampuan untuk

melihat dalam kondisi

cahaya rendah.

Mengenali

obyek sederhana

berukuran besar dalam

kondisi cahaya rendah

Membedakan dua

atau lebih obyek

kompleks berukuran

sedang dalam

kondisi cahaya

rendah

Mengerjakan tugas

sederhana dalam

kondisi cahaya rendah

Mengerjakan tugas

kompleks dalam

kondisi cahaya rendah

Penglihatan periferal

(peripheral vision)

Kemampuan melihat

benda atau memindahkan

benda ke sisi seseorang

saat mata memandang ke

depan.

Melihat obyek-obyek

yang ada di kiri dan

kanan badan saat mata

memandang ke depan

Memindahkan

benda tertentu dari

kiri ke kanan badan

atau dari depan ke

belakang badan saat

mata memandang ke

depan

Mengambil alat yang

dibutuhkan secara

tepat di kiri dan kanan

badan sambil mata

tetap fokus ke obyek

yang ada di depan

Mengambil alat yang

dibutuhkan secara

tepat di kiri dan kanan

badan sambil mata

tetap fokus ke obyek

yang ada di depan

dalam rangka

menyelesaikan tugas

dengan durasi lebih

dari 10 menit

Mencari asal suara

(sound localization)

Kemampuan untuk

mengetahui arah dari

mana suara berasal.

Dalam keadaan mata

tertutup menyebutkan

arah suara/bunyi

Mendatangi lokasi

beberapa sumber

bunyi/suara yang

muncul bersamaan

Mendatangi lokasi

beberapa sumber

bunyi/suara yang

muncul bersamaan

dalam berbagai

intensitas dan timbre

Mendatangi lokasi

beberapa sumber

bunyi/suara yang

muncul bersamaan

dalam berbagai

intensitas dan timbre

dalam rangka

menyelesaikan tugas

tertentu

Kejelasan bercakap

(speech clarity)

Kemampuan untuk

berbicara dengan jelas

sehingga dapat dipahami

oleh orang lain

Menyebutkan kata-kata

dengan jelas;

menyampaikan kalimat

dengan menyebut kata-

katanya secara jelas

Memberikan

penjelasan tentang

suatu benda dengan

kalimat dan kata-

kata yang jelas

Menjelaskan cara

kerja atau cara

menggunakan sebuah

alat, atau menjelaskan

sebuah proses dengan

kalimat dan kata-kata

yang jelas

Presentasi di hadapan

audiens untuk

menjelaskan cara

kerja dan cara

menggunakan sebuah

alat kepada orang

yang baru mengetahui

alat itu

Pengenalan percakapan

(speech recognition)

Kemampuan untuk

mengenali dan

memahami ucapan orang

lain.

Menceritakan kembali

cerita sederhana yang

disampaikan orang lain

Membuat ringkasan

dari cerita sederhana

Membuat ringkasan

dan mengemukakan

pokok pikiran dari

penjelasan yang

panjang

Menceritakan kembali

dengan kata-kata

sendiri dan membuat

intisari dari penjelasan

yang panjang

Diskriminasi Warna

Visual (visual color

discrimination)

Membedakan dan

mencocokan warna-

Membedakan dan

mencocokan warna-

Membedakan dan

mencocokan warna-

warna primer,

Membedakan dan

mencocokan warna-

warna primer,

Page 32: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

31

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Kemampuan untuk

mencocokkan atau

mendeteksi perbedaan

antara warna, termasuk

nuansa warna dan

kecerahan.

warna primer dan

sekunder

warna primer,

sekunder dan tersier

sekunder, intermediat,

tersier, dan kuarter

sekunder, intermediat,

tersier, dan kuarter

yang terangkai

menjadi satu kesatuan

dalam berbagai variasi

benda/produk

Perhatian/atensi auditoris

(auditory attention)

Kemampuan untuk fokus

pada satu sumber suara

di hadapan suara-suara

lain yang mengganggu.

Mengenali satu suara

yang berbeda di antara

3-5 suara yang berbunyi

bersamaan

Mengenali satu

suara yang berbeda

beserta sumbernya

di antara 5-8 suara

yang berbunyi

bersamaan

Mengenali satu suara

yang berbeda beserta

sumbernya di antara

8-10 suara yang

berbunyi bersamaan

dengan beragam

intensintas

Mengenali satu suara

yang berbeda beserta

sumbernya dalam

situasi bising dengan

beragam suara yang

intensintas berbeda-

beda

KETERAMPILAN

Keterampilan Dasar (Basic Skill)

Belajar aktif (active

learning)

Memahami implikasi

informasi baru untuk

pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan

saat ini dan di masa

depan.

Menggunakan informasi

yang tersedia untuk

menjawab pertanyaan

atau melengkapi

informasi sederhana

yang sudah ada

terdahulu

Mengajukan

pertanyaan; mencari

informasi yang

dibutuhkan untuk

menjawab

pertanyaan yang

diajukan oleh orang

lain

Mengajukan

pertanyaan secara

terstruktur tentang

obyek/topik tertentu

untuk kemudian

mencari jawabannya

sendiri

Menentukan langkah-

langkah yang

diperlukan untuk

dapat mempelajari

obyek/topik baru yang

dibutuhkan dalam

menyelesaikan tugas

atau mencapai tujuan

pembelajaran

Ekspresi lisan (oral

expression)

Berbicara kepada orang

lain untuk

menyampaikan informasi

secara efektif.

Menjawab dan

mengajukan pertanyaan

sesuai dengan topik

yang dibahas

Berdiskusi/berdialog

dengan satu orang

lain untuk

membahas

obyek/topik tertentu

Berdiskusi dalam

kelompok atau kelas

untuk membahas

obyek/topik tertentu

Menjawab pertanyaan

setelah

mempresentasikan

sebuah obyek/topik

untuk memperjelas

apa yang sudah

dipresentasikan

Pemahaman bacaan

(reading comprehension)

Memahami kalimat dan

paragraf tertulis dalam

dokumen terkait

pekerjaan.

Mengenali huruf Memahami kalimat

dan paragraf dalam

sebuah buku 20-50

halaman; memahami

instruksi tertulis dan

menampilkan

tingkah laku sesuai

dengan instruksi

Menjalankan aktivitas

sesuai dengan buku

panduan/manual

Menjalankan aktivitas

sesuai dengan buku

panduan/manual

dalam rangka

mengerjakan tugas

dan menghasilkan

produk yang

diharapkan dalam

buku panduan/manual

Ekspresi tertulis (written

expression)

Berkomunikasi secara

efektif melalui tulisan

yang sesuai dengan

kebutuhan audiens.

Menulis huruf atau kata

yang diminta oleh

instruktur/pengasuh/guru

Membuat surat

pendek; menulis

pesan singkat

dengan kalimat-

kalimat yang jelas

Menyampaikan

usulan atau gagasan

tentang topik tertentu

dalam tulisan 2-3

halaman A4

Menyampaikan

usulan/gagasan dan

menanggapi gagasan

orang lain secara

tertulis

Literasi teknologi

informasi dan

komunikasi (ICT

literacy)

Menggunakan teknologi

digital dan alat

komunikasi untuk

bermain

Menggunakan

teknologi digital dan

alat komunikasi

untuk mencari

informasi yang

Menggunakan

teknologi digital dan

alat komunikasi untuk

mencari informasi

yang relevan dengan

Menggunakan

teknologi digital dan

alat komunikasi untuk

mencari informasi

yang relevan dengan

Page 33: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

32

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Menggunakan teknologi

digital, alat komunikasi,

dan jaringan untuk

mengakses, mengelola,

mengintegrasikan,

mengevaluasi, dan

membuat informasi.

relevan dengan

penyelesaian tugas

penyelesaian tugas,

serta mengelola dan

mengintegrasikan

informasi itu

penyelesaian tugas,

serta mengelola,

mengintegrasikan, dan

mengevaluasi

informasi itu;

membuat informasi

yang relevan dengan

pengerjaan tugas

Strategi belajar (learning

strategies)

Memilih dan

menggunakan metode

dan prosedur

pelatihan/instruksional

yang sesuai untuk situasi

ketika belajar atau

mengajarkan hal-hal

baru.

Memahami instruksi dan

petunjuk untuk

menjalani kegiatan

belajar dan bermain

Memahami instruksi

dan petunjuk untuk

menjalani kegiatan

belajar, serta dapat

memilih alat bantu

pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan

pembelajaran

Memilih dan

menggunakan metode

dan prosedur

pelatihan/

instruksional yang

sesuai untuk

mempelajari hal baru

Memilih dan

menggunakan metode

dan prosedur

pelatihan/

instruksional yang

sesuai untuk situasi

kerja; mengajarkan

hal-hal baru dengan

menggunakan metode

dan prosedur yang

sesuai dengan tujuan

pembelajaran

Matematika

(mathematics)

Menggunakan

matematika untuk

memecahkan masalah.

Mengenal angka Memahami

matematika

sederhana dan

menggunakannya

untuk menjawab

pertanyaan yang

diajukan oleh guru

Memahami

matematika sederhana

dan menggunakannya

untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan

oleh guru

Memahami

matematika dasar dan

menggunakannya

untuk memecahkan

masalah yang

dihadapi

Sains (science)

Menggunakan aturan dan

metode ilmiah untuk

memecahkan masalah.

Mengenali fenomena

sederhana dalam

kehidupan sehari-hari

yang merupakan obyek

dari sains

Menerapkan metode

ilmiah untuk

memahami

penyelesaian

masalah sederhana

dalam keseharian

Menerapkan metode

ilmiah untuk

menyelesaikan

masalah yang

terkandung dalam

tugas yang diberikan

oleh guru

Menerapkan metode

ilmiah untuk

menyelesaikan

masalah dalam

pekerjaan tertentu

Berbicara (speaking)

Berbicara kepada orang

lain untuk

menyampaikan informasi

secara efektif.

Memberikan jawaban

lisan sederhana yang

sesuai dan relevan

dengan pertanyaan

Menceritakan secara

lisan kejadian atau

obyek tertentu

dengan menyertakan

keterangan waktu

dan tempat

Memaparkan secara

lisan kejadian atau

obyek tertentu dengan

menyertakan

keterangan 5W 1H

Memaparkan secara

lisan kejadian atau

obyek tertentu dengan

menyertakan

keterangan 5W 1H

dalam rangka

menyelesaikan tugas

pekerjaan dan

pencapaian tujuan

Menulis (writing)

Berkomunikasi secara

efektif dalam tulisan

yang sesuai untuk

kebutuhan

pemirsa/audiens.

- Menceritakan secara

tertulis kejadian atau

obyek tertentu

dengan menyertakan

keterangan waktu

dan tempat

Memaparkan secara

tertulis kejadian atau

obyek tertentu dengan

menyertakan

keterangan 5W 1H

Memaparkan secara

tertulis kejadian atau

obyek tertentu dengan

menyertakan

keterangan 5W 1H

dalam rangka

menyelesaikan tugas

pekerjaan dan

pencapaian tujuan

Page 34: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

33

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Keterampilan Proses (Process Skills)

Mendengar aktif (active

listening)

Memberi perhatian

penuh pada apa yang

dikatakan orang lain,

meluangkan waktu untuk

memahami poin yang

dibuat, mengajukan

pertanyaan yang sesuai

dan tidak mengganggu

pada waktu yang tidak

tepat.

Mengulangi perkataan

yang baru saja didengar

dari orang lain

Menyebutkan poin

yang disampaikan

orang lain dan

mengajukan

pertanyaan yang

relevan dengan apa

yang disampaikan

oleh orang lain

Bertahan

mendengarkan dengan

perhatian penuh pada

apa yang dikatakan

orang lain,

meluangkan waktu

untuk memahami poin

yang dibuat,

mengajukan

pertanyaan yang

sesuai untuk

menambah

pemahaman pada

waktu yang tepat dan

tidak mengganggu

teman bicara

Bertahan

mendengarkan dan

memberi perhatian

penuh pada apa yang

dikatakan orang lain

dalam sebuah diskusi

atau rapat,

meluangkan waktu

untuk memahami poin

yang dibuat,

mengajukan

pertanyaan yang

sesuai untuk

menambah

pemahaman pada

waktu yang tepat dan

tidak mengganggu

teman bicara dalam

rangka menemukan

solusi dan

pemahaman bersama

Berpikir kritis (critical

thinking)

Menggunakan logika dan

penalaran untuk

mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan

dari solusi alternatif,

kesimpulan atau

pendekatan terhadap

masalah.

Memahami hubungan

antara benda-benda

kongkret, mengenali

alternatif dan kombinasi

benda-benda dalam

keseharian

Menggunakan

logika sederhana

dan penalaran untuk

mengidentifikasi

berbagai solusi

alternatif,

kesimpulan atau

pendekatan terhadap

masalah

Menggunakan logika

dan penalaran untuk

mengidentifikasi

kekuatan dan

kelemahan dari solusi

alternatif, kesimpulan

atau pendekatan

terhadap masalah

dalam keseharian dan

kegiatan belajar

Menggunakan logika

dan penalaran untuk

mengidentifikasi

kekuatan dan

kelemahan dari solusi

alternatif, kesimpulan

atau pendekatan

terhadap masalah

yang ada dalam

situasi kerja

Memantau diri sendiri

dan orang lain

(Monitoring self and

others)

Memantau /menilai

kinerja sendiri, individu

atau organisasi lain untuk

melakukan perbaikan

atau mengambil tindakan

korektif.

Menyebut apa yang

sedang dilakukan serta

informasi sederhana

tentang diri sendiri dan

orang lain

Menjelaskan apa

yang sedang

dilakukan dan

dialami oleh diri

sendiri dan orang

lain

Memantau /menilai

kinerja sendiri dan

orang lain untuk

melakukan perbaikan

atau mengambil

tindakan korektif.

Memantau /menilai

kinerja sendiri dan

orang lain baik

individual atau

kelompok, untuk

melakukan perbaikan

atau mengambil

tindakan korektif

dalam rangka

menyelesaikan

pekerjaan atau

pencapaian tujuan

Memecahkan masalah

kompleks (complex

problem solving)

Kapasitas yang

dikembangkan

digunakan untuk

memecahkan masalah

baru, masalah yang tidak

- Memahami langkah

dasar pemecahan

masalah

Menghasilkan solusi

bagi masalah yang

sulit atau dilema

Resolusi konflik

Page 35: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

34

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

jelas dalam pengaturan

dunia nyata yang

kompleks.

Manajemen Sumber Daya

Manajemen Sumber

Daya Finansial

(management of financial

resources)

Menentukan bagaimana

uang akan dihabiskan

untuk menyelesaikan

pekerjaan, dan

memperhitungkan

pengeluaran ini.

Mengenali uang sebagai

alat tukar/pembayaran

Memahami nilai

uang dan fungsi

menabung, serta

menimbang-

nimbang untuk rugi

dalam memberi

barang dengan uang

Membuat

perencanaan

keuangan sendiri

(pemasukan dan

pengeluaran) dan

menggunakan strategi

menghemat uang

Membuat

perencanaan

keuangan usaha dan

menggunakan strategi

mendapatkan

keuntungan

Manajemen Sumber

Daya Material

(management of material

resources)

Memperoleh dan melihat

penggunaan peralatan,

fasilitas, dan material

yang diperlukan untuk

melakukan pekerjaan

tertentu.

Membuat kerajinan

tangan sederhana dengan

menggunakan alat dan

menggunakan

bahan/material

sederhana

Merencanakan,

merancang dan

membuat kerajinan

tangan sederhana

dengan

menggunakan alat

dan menggunakan

bahan/material

sederhana

Merencanakan,

merancang dan

membuat prakarya

dengan memanfaatkan

berbagai alat dan

bahan/material

kompleks

Merencanakan,

merancang dan

membuat produk yang

layak

dikonsumsi/dipakai

dengan memanfaatkan

berbagai alat dan

bahan/material

kompleks

Manajemen

orang/sumber daya

manusia

(people/personnel

resources management)

Memotivasi,

mengembangkan dan

mengarahkan orang saat

mereka bekerja,

mengidentifikasi orang-

orang terbaik untuk

pekerjaan itu.

Berbagi tugas atau peran

dengan teman

Membagi tugas atau

peran berdasarkan

karakteristik dan

kekhasan

kemampuan anggota

kelompok

Memotivasi dan

mengarahkan teman

dalam kelompok saat

mereka bekerja, serta

membagi tugas atau

peran berdasarkan

karakteristik dan

kekhasan kemampuan

anggota kelompok.

Memotivasi,

mengembangkan dan

mengarahkan orang

saat mereka bekerja,

mengidentifikasi

orang-orang terbaik

untuk menyelesaikan

pekerjaan dna

mencapai tujuan

Manajemen Waktu (time

management)

Mengelola waktu sendiri

dan waktu orang lain.

Membedakan durasi

waktu yang sebentar dan

lama; memahami bahwa

setiap kegiatan memiliki

awal dan akhir dalam

rentang waktu tertentu

Memperkirakan

waktu yang

diperlukan untuk

melaksanakan

sebuah kegiatan;

membuat jadwal

harian

Merencanakan dan

mengatur penggunaan

waktu dalam

seminggu untuk

melaksanakan

berbagai kegiatan;

membuat jadwal

harian secara rinci

Merencanakan dan

mengatur penggunaan

waktu bulanan disertai

dengan penentuan

prioritas berdasarkan

urgensi dan

pentingnya kegiatan

dalam rangka

mencapai tujuan

tertentu

Keterampilan Sosial (Social Skills)

Koordinasi

(coordination)

Mengikuti gerakan yang

dicontohkan orang lain;

bersama-sama

Menyelaraskan

tindakan dengan

tindakan orang lain

Menyesuaikan

tindakan dengan

tindakan orang lain

Menyesuaikan

tindakan dengan

tindakan orang lain

Page 36: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

35

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Menyesuaikan tindakan

terkait dengan tindakan

orang lain.

melakukan aktivitas fisik

tertentu dengan gerakan

yang relatif serupa

dalam sebuah kerja

sama melaksanakan

kegiatan kelompok

dan tujuan kelompok

dalam rangka

mencapai tujuan

kelompok

dan tujuan pekerjaan

dalam rangka

mencapai tujuan

bersama (kelompok,

organisasi)

Menginstruksikan

(instruction)

Mengajari orang lain

cara melakukan sesuatu.

Menunjukkan tindakan

sederhana tertentu pada

orang lain

Memberi contoh

kepada orang lain

untuk menampilkan

serangkaian

tindakan tertentu

Memberi penjelasan

konkrit dan

operasional kepada

orang lain untuk

melakukan

serangkaian tindakan

sesuai dengan

prosedur tertentu

Memberi penjelasan

konkrit dan

operasional kepada

orang lain untuk

melakukan

serangkaian tindakan

sesuai dengan

prosedur tertentu

dalam rangka

penyelesaian tugas

tertentu

Negosiasi (negotiation)

Menyatukan orang lain

dan mencoba

mendamaikan perbedaan.

Meminta teman

berdamai dengan

bersalaman dan saling

memaafkan

Mempertemukan

teman yang bertikai

untuk berdamai

dengan

mengemukakan

keuntungan berdama

Menyatukan orang

lain dan mencoba

mendamaikan dengan

mengedepankan

persamaan dan

mengesampingkan

perbedaan

Menyatukan orang

lain dan mencoba

mendamaikan dengan

mengedepankan

persamaan dan

menunjukkan bahwa

perbedaan akan

menguntungkan jika

dipadu secara tepat

dan serasi

Persuasi (persuasion)

Membujuk orang lain

untuk mengubah pikiran

atau perilaku mereka.

Mengajak orang lain

melakukan sesuatu

dengan menjelaskan

kebaikan dari sesuatu itu

Mengajak orang lain

melakukan sesuatu

dengan menjelaskan

kebaikan dari

sesuatu itu dan

kerugian jika tidak

melakukan itu

Membujuk orang lain

untuk mengubah

pikiran atau perilaku

mereka dengan

menunjukkan hal baik

atau keuntungan dari

perubahan

Membujuk orang lain

untuk mengubah

pikiran atau perilaku

mereka dengan

menunjukkan hal baik

atau keuntungan dari

perubahan, serta

menyadarkan bahwa

perubahan itu

merupakan hal yang

tepat untuk dilakukan

Orientasi Servis (Service

Orientation)

Secara aktif mencari cara

untuk membantu orang.

Membantu orang lain

mengerjakan tugas

sederhana tertentu

Membantu orang

lain dengan cara

melakukan tindakan

kongkret yang

dibutuhkan

Membantu orang lain

dengan cara

melakukan tindakan

yang dibutuhkan

disertai dengan ikut

mengantisipasi hal-hal

yang diperlukan orang

lain

Membantu orang lain

dengan berbagai cara

yang dibutuhkan

disertai dengan ikut

mengantisipasi hal-hal

yang diperlukan orang

lain dan memastikan

tercapainya tujuan

orang lain

Persepsi Sosial (social

perceptiveness)

Menyadari reaksi orang

lain dan memahami

mengapa mereka

bereaksi seperti yang

mereka lakukan.

Mengetahui berbagai

reaksi orang lain dan

penyebabnya

Memahami

mengapa orang lain

bereaksi tertentu

dalam berbagai

konteks dan situasi

Memahami mengapa

orang lain bereaksi

tertentu dan

melakukan tindakan

tertentu agar reaksi

yang diharapkan

ditampilkan orang lain

Memahami mengapa

orang lain bereaksi

tertentu dan

melakukan tindakan

tertentu agar reaksi

yang diharapkan

ditampilkan orang lain

dalam rangka

Page 37: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

36

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

penyelesaian

pekerjaan dan

pencapaian tujuan

Keterampilan Sistemik (Systems Skills)

Memutuskan dan

membuat keputusan

(judgment and decision

making)

Mempertimbangkan

biaya dan manfaat relatif

dari berbagai tindakan

potensial untuk memilih

yang paling tepat.

- Mempelajari

langkah dasar

pembuatan

keputusan

Membuat keputusan

yang sulit

Membuat keputusan

tentang rencana hidup

yang penting

Analisis sistem (systems

analysis)

Menentukan bagaimana

sistem harus bekerja dan

bagaimana perubahan

kondisi, operasi, dan

lingkungan akan

mempengaruhi hasil.

- Memahami

bagaimana sistem

sederhana bekerja

dan bagaimana

perubahan akan

mempengaruhi hasil

Memahami

bagaimana sistem

bekerja dan

bagaimana perubahan

kondisi, operasi, dan

lingkungan akan

mempengaruhi hasil

Secara aktif ikut

menentukan

bagaimana sistem

harus bekerja dan

bagaimana perubahan

kondisi, operasi, dan

lingkungan akan

mempengaruhi hasil

dna pencapaian

tujuan.

Evaluasi sistem (system

evaluation)

Mengenali ukuran atau

indikator kinerja sistem

dan tindakan yang

diperlukan untuk

meningkatkan atau

memperbaiki kinerja,

relatif terhadap tujuan

sistem.

- Memahami ukuran

atau indikator

kinerja sistem

sederhana

Mengenali ukuran

atau indikator kinerja

sistem sederhana dan

tindakan yang

diperlukan untuk

meningkatkan atau

memperbaiki kinerja,

relatif terhadap tujuan

sistem.

Mengenali ukuran

atau indikator kinerja

sistem dan tindakan

yang diperlukan untuk

meningkatkan atau

memperbaiki kinerja,

relatif terhadap

penyelesaian

pekerjaan dan tujuan

sistem

Keterampilan Teknis (Technical Skills)

Perawatan peralatan

(equipment maintenance)

Melakukan perawatan

rutin pada peralatan dan

menentukan kapan dan

jenis perawatan apa yang

dibutuhkan.

- Memahami

pentingnya

perawatan rutin pada

peralatan dan

mengetahui kapan

dan jenis perawatan

apa yang

dibutuhkan.

Melakukan perawatan

rutin pada peralatan

yang digunakan dalam

mengerjakan tugas

dan menentukan

kapan dan jenis

perawatan apa yang

dibutuhkan

Melakukan perawatan

rutin pada peralatan

kerja dan menentukan

kapan dan jenis

perawatan apa yang

dibutuhkan

Pemilihan peralatan

(equipment selection)

Menentukan jenis alat

dan peralatan yang

dibutuhkan untuk

melakukan suatu

pekerjaan.-

- Memahami jenis alat

dan peralatan yang

dibutuhkan untuk

melakukan suatu

pekerjaan

Menentukan jenis alat

dan peralatan yang

dibutuhkan untuk

melakukan suatu

tugas

Menentukan jenis alat

dan peralatan yang

dibutuhkan untuk

melakukan suatu

pekerjaan yang

sedang dijalani

Page 38: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

37

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Pemasangan

(installation)

Memasang/menginstal

peralatan, mesin, kabel,

atau program untuk

memenuhi spesifikasi.

- Memahami bahwa

peralatan, mesin,

kabel, atau program

tertentu perlu

dipasang/diinstal

Memasang/menginstal

peralatan, mesin,

kabel, atau program

untuk memenuhi

spesifikasi tugas yang

sedang dikerjakan

Memasang/menginstal

peralatan, mesin,

kabel, atau program

untuk memenuhi

spesifikasi pekerjaan

yang dijalani

Operasi dan kontrol

(operation and control)

Mengontrol operasi

peralatan atau sistem.

- Memahami perlunya

nengontrol operasi

peralatan atau sistem

dalam menjalankan

tugas atau

menyelesaikan

pekerjaan

Mengontrol operasi

peralatan atau sistem

yang diperlukan

dalam mengerjakan

tugas

Mengontrol operasi

peralatan atau sistem

di tempat kerja untuk

menjaga agar proses

kerja tetap berjalan

baik dan

menghasilkan luaran

yang baik

Pemantauan operasi

(operation monitoring)

Mengamati pengukur,

tombol, atau indikator

lain untuk memastikan

mesin bekerja dengan

baik.

- Memahami bahwa

proses kerja mesin

perlu dipantau

secara cermat dan

konsisten

Mengamati pengukur,

tombol, atau indikator

lain untuk

memastikan mesin

bekerja dengan baik

dalam proses

penyelesaian tugas

Mengamati pengukur,

tombol, atau indikator

lain untuk

memastikan mesin

bekerja dengan baik

dalam rangka menjaga

berlangsungbaiknya

pelaksanaan pekerjaan

dan pencapaian tujuan

Analisis operasi

(operation analysis)

Menganalisis kebutuhan

dan persyaratan produk

yang mendasari

pembuatan desain.

- - Memahami bahwa

sebuah desain dibuat

berdasarkan

kebutuhan dan

persyaratan produk

yang akan diproduksi

Menganalisis

kebutuhan dan

persyaratan produk

untuk dapat

menentukan seperti

apa desain yang

diperlukan

Pemprograman

(programming)

Menulis program

komputer untuk berbagai

keperluan.

- Membuat program

komputer sederhana

Membuat program

komputer yang

diperlukan untuk

membantu

pelaksanaan tugas

Membuat program

komputer yang

diperlukan untuk

membantu

pelaksanaan tugas di

tempat kerja dalam

rangka meningkatkan

efisiensi

perusahaan/organisasi

Analisis pengendalian

mutu (quality control

analysis)

Melakukan tes dan

inspeksi produk, layanan,

atau proses untuk

mengevaluasi

mutu/kualitas atau

kinerja.

- - Memahami

pentingnya tes dan

inspeksi produk,

layanan, atau proses

untuk mengevaluasi

mutu/kualitas atau

kinerja

Melakukan tes dan

inspeksi produk,

layanan, atau proses

untuk mengevaluasi

mutu/kualitas atau

kinerja di tempat kerja

dalam rangka

meningkatkan

efisiensi

perusahaan/organisasi

Perbaikan (repairing) - Memahami perlunya

memperbaiki mesin

atau sistem

Memperbaiki mesin

sederhana atau sistem

sederhana

Memperbaiki mesin

atau sistem

menggunakan alat

yang dibutuhkan di

Page 39: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

38

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Memperbaiki mesin atau

sistem menggunakan alat

yang dibutuhkan.

menggunakan alat

yang dibutuhkan

menggunakan alat

yang dibutuhkan

tempat kerja dalam

rangka meningkatkan

efisiensi

perusahaan/organisasi

Desain teknologi

(technology design)

Menghasilkan atau

mengadaptasi peralatan

dan teknologi untuk

melayani kebutuhan

pengguna.

- Memahami perlunya

menghasilkan atau

mengadaptasi

peralatan dan

teknologi untuk

melayani kebutuhan

pengguna

Menghasilkan atau

mengadaptasi

peralatan dan

teknologi sederhana

untuk memudahkan

penyelesaian tugas

Menghasilkan atau

mengadaptasi

peralatan dan

teknologi untuk

melayani kebutuhan

pengguna di tempat

kerja dalam rangka

meningkatkan

efisiensi

perusahaan/organisasi

Pemecahan masalah

(troubleshooting)

Menentukan penyebab

kesalahan operasi dan

memutuskan apa yang

harus dilakukan tentang

hal itu.

- Memahami

pentingnya

mengetahui

penyebab kesalahan

operasi dan

memutuskan apa

yang harus

dilakukan tentang

hal itu

Menentukan

penyebab kesalahan

operasi sederhana dan

memutuskan apa yang

harus dilakukan

tentang hal itu

Menentukan

penyebab kesalahan

operasi dan

memutuskan apa yang

harus dilakukan

tentang hal itu di

tempat kerja dalam

rangka meningkatkan

efisiensi

perusahaan/organisasi

MINAT OKUPEASIONAL

Realistik

Kegiatan bekerja yang

melibatkan hal yang

bersifat praktis,

pendekatan langsung

dalam mencari solusi

terhadap suatu masalah.

Biasanya mengurus

tentang tanaman,

binatang, dan sumber

daya material (e.g. kayu,

peralatan, dan mesin)

Menunjukkan

ketertarikan

Menampilkan

keterlibatan jika

diinstruksikan

Menampilkan

keterlibatan rutin

Menunjukkan inisiatif

keterlibatan rutin

Investigatif

Kegiatan bekerja yang

berfokus pada ide-ide

dan membutuhkan proses

berpikir dengan jumlah

yang besar (ekstensif).

Pekerjaan-pekerjaan ini

melibatkan pencarian

fakta dan pemecahan

masalah secara mental.

Menunjukkan

ketertarikan

Menampilkan

keterlibatan jika

diinstruksikan

Menampilkan

keterlibatan rutin

Menunjukkan inisiatif

keterlibatan rutin

Artistik

Kegiatan bekerja yang

melibatkan bentuk,

desain, dan pola.

Menunjukkan

ketertarikan

Menampilkan

keterlibatan jika

diinstruksikan

Menampilkan

keterlibatan rutin

Menunjukkan inisiatif

keterlibatan rutin

Page 40: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

39

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Kegiatan bekerja ini

membutuhkan ekspresi

diri dan tidak ada aturan

yang ketat perihal

melakukan pekerjaan ini.

Sosial

Kegiatan bekerja dengan

fokus pada keterlibatan,

komunikasi, serta

mengajarkan orang lain.

Pekerjaan-pekerjaan ini

melibatkan servis dan

bantuan untuk orang lain.

Menunjukkan

ketertarikan

Menampilkan

keterlibatan jika

diinstruksikan

Menampilkan

keterlibatan rutin

Menunjukkan inisiatif

keterlibatan rutin

Kewirausahaan

Kegiatan bekerja yang

memiliki fokus pada

memulai serta

melaksanakan proyek-

proyek. Pekerjaan ini

melibatkan kegiatan

memimpin orang lain

dan pembuatan

keputusan. Kadang

membutuhkan

kemampuan untuk

mengambil resiko dan

biasanya berkutat pada

bisnis.

Menunjukkan

ketertarikan

Menampilkan

keterlibatan jika

diinstruksikan

Menampilkan

keterlibatan rutin

Menunjukkan inisiatif

keterlibatan rutin

Konvensional

Kegiatan bekerja yang

biasanya memiliki suatu

bentuk prosedur dan

rutin tertentu. Pekerjaan-

pekerjaan ini lebih

melibatkan data dan detil

dibandingkan ide.

Biasanya ada suatu

bentuk instruksi yang

harus diikuti.

Menunjukkan

ketertarikan

Menampilkan

keterlibatan jika

diinstruksikan

Menampilkan

keterlibatan rutin

Menunjukkan inisiatif

keterlibatan rutin

NILAI KERJA

Pencapaian

(achievement)

Pekerjaan yang

memuaskan nilai kerja

ini berorientasi pada

hasil dan memungkinkan

siswa/pekerja/karyawan

menggunakan

kemampuan mereka yang

Mengetahui dan

mengingat nilai

Menerapkan nilai

dengan

pengkondisian

menggunakan

konsekuensi

(reward/punishment)

Menginternalisasi

nilai

Menjaga nilai

Page 41: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

40

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

paling kuat, memberi

mereka perasaan prestasi.

Kemandirian

(independence)

Pekerjaan yang

memuaskan nilai kerja

ini memungkinkan

karyawan untuk bekerja

sendiri dan membuat

keputusan.

Mengetahui dan

mengingat nilai

Menerapkan nilai

dengan

pengkondisian

menggunakan

konsekuensi

(reward/punishment)

Menginternalisasi

nilai

Menjaga nilai

Rekognisi/pengakuan

(recognition)

Pekerjaan yang

memuaskan nilai kerja

ini menawarkan

kemajuan, potensi

kepemimpinan, dan

sering dianggap

bergengsi.

Mengetahui dan

mengingat nilai

Menerapkan nilai

dengan

pengkondisian

menggunakan

konsekuensi

(reward/punishment)

Menginternalisasi

nilai

Menjaga nilai

Hubungan (relationship)

Pekerjaan yang

memuaskan nilai kerja

ini memungkinkan

karyawan untuk

memberikan layanan

kepada orang lain dan

bekerja dengan rekan

kerja di lingkungan yang

tidak kompetitif dan

ramah.

Mengetahui dan

mengingat nilai

Menerapkan nilai

dengan

pengkondisian

menggunakan

konsekuensi

(reward/punishment)

Menginternalisasi

nilai

Menjaga nilai

Dukungan (support)

Pekerjaan yang

memenuhi nilai kerja ini

menawarkan manajemen

yang mendukung yang

berdiri di belakang

karyawan.

Mengetahui dan

mengingat nilai

Menerapkan nilai

dengan

pengkondisian

menggunakan

konsekuensi

(reward/punishment)

Menginternalisasi

nilai

Menjaga nilai

Kondisi Kerja (working

condition)

Pekerjaan yang

memenuhi nilai kerja ini

menawarkan keamanan

kerja dan kondisi kerja

yang baik.

Mengetahui dan

mengingat nilai

Menerapkan nilai

dengan

pengkondisian

menggunakan

konsekuensi

(reward/punishment)

Menginternalisasi

nilai

Menjaga nilai

GAYA KERJA

Pencapaian/usaha

(achievement/effort)

Pekerjaan menuntut

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Page 42: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

41

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

adanya penegakan dan

penjagaan tujuan

pencapaian/prestasi yang

menantang secara pribadi

dan mengerahkan upaya

untuk menguasai tugas.

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Adaptabilitas/fleksibilitas

(adaptability/flexibility)

Pekerjaan menuntut sifat

terbuka untuk berubah

(positif atau negatif) dan

beragam di tempat kerja.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Berpikir analitik

(analytical thinking)

Pekerjaan menuntut

analisis informasi dan

penggunaan logika untuk

mengatasi isu dan

masalah yang terkait

dengan pekerjaan.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Perhatian/atensi terhadap

detil (attention to detail)

Pekerjaan menuntut

kehati-hatian terhadap

detail dan perhatian

menyeluruh dalam

menyelesaikan tugas

kerja.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Kepedulian terhadap

orang lain (concern for

others)

Pekerjaan menuntut

kepekaan terhadap

kebutuhan dan perasaan

orang lain serta

pengertian dan

membantu dalam

pekerjaan.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Kerjasama (cooperation)

Pekerjaan membutuhkan

perasaan senang berada

bersama dengan orang

lain dalam pekerjaan dan

menunjukkan sikap

kooperatif yang baik hati.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Dapat diandalkan

(dependability)

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Page 43: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

42

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

Pekerjaan menuntut

keandalan, tanggung

jawab, dan dapat

diandalkan, serta

memenuhi kewajiban.

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Kemandirian

(independence)

Pekerjaan membutuhkan

pengembangan cara

sendiri dalam melakukan

sesuatu, membimbing

diri sendiri dengan

sedikit atau tanpa

pengawasan, dan

bergantung pada diri

sendiri untuk

menyelesaikan sesuatu.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Inisiatif (initiative)

Pekerjaan membutuhkan

kemauan untuk

mengambil tanggung

jawab dan tantangan.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Inovasi (innovation)

Pekerjaan membutuhkan

kreativitas dan pemikiran

alternatif untuk

mengembangkan ide dan

jawaban baru untuk

masalah yang terkait

dengan pekerjaan.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Integritas (integrity)

Pekerjaan membutuhkan

sifat jujur dan etis.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Kepemimpinan

(leadership)

Pekerjaan membutuhkan

kemauan untuk

memimpin, mengambil

alih, dan menawarkan

pendapat dan arahan.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Persistensi (persistence)

Pekerjaan membutuhkan

kegigihan dalam

menghadapi rintangan.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Kontrol-diri (self-

control)

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Page 44: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

43

KEMAMPUAN PAUD SD SMP SMA/SMK

ekerjaan membutuhkan

menjaga ketenangan,

mengendalikan emosi,

mengendalikan amarah,

dan menghindari perilaku

agresif, bahkan dalam

situasi yang sangat sulit.

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Orientasi sosial (social

orientation)

Pekerjaan mensyaratkan

lebih memilih bekerja

dengan orang lain

daripada sendirian, dan

terhubung secara pribadi

dengan orang lain di

tempat kerja.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

Toleransi stress (stress

tolerance)

Pekerjaan mengharuskan

menerima kritik dan

berurusan dengan tenang

dan efektif dengan situasi

stres yang tinggi.

Tampil jika disertai

dengan instruksi dan

fasilitasi

Tampil dalam tugas-

tugas yang memiliki

karakteristik sesuai

gaya kerja ini

Tampil dalam setiap

tugas yang diberikan

pihak luar

Menjadi pola rutin

dalam setiap kegiatan

menyelesaikan tugas

C. Tantangan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pendidikan Indonesia masih dihadapkan pada masalah akses, pemerataan, dan mutu pendidikan.

Harian Kompas tanggal 23 Maret 2011 melaporkan 88,8% sekolah di Indonesia, mulai dari SD

sampai SMA/SMK belum mencapai standar mutu pelayanan minimal. Sebesar 40,31% dari

201.557 sekolah di Indonesia berada di bawah standar pelayanan minimal, 48,89% berada pada

standar pelayanan minimal, dan hanya 10,15% yang telah memenuhi standar nasional pendidikan.

Prioritas anggaran pendidikan untuk peningkatan kesejahteraan guru yang secara nyata berdampak

pada peningkatan proses belajar-mengajar, dan selanjutnya mutu lulusan dan mutu pendidikan

secara keseluruhan. Berdasarkan Laporan Katarina Tomasevski, Special Rapporteur PBB (2001

dalam Abbas, 2019), meski gaji guru dinaikkan dua-tiga kali lipat, kebijakan itu tidak berdampak

pada perbaikan mutu. Hal ini didukung, jam mengajar guru hanya rata-rata 2,5 jam per hari atau

15 jam per minggu, sehingga banyak guru bekerja rangkap dalam berbagai bentuk, ada yang

berbisnis, honorer dibeberapa sekolah yang menyebabkan tugas utamanya terabaikan.

Guru masih mengejar target kurikulum, peserta didik belum menguasai suatu konsep atau materi,

guru sudah berpindah ke konsep atau materi lain. Peserta didik sampai tamat, tidak menguasai apa-

apa karena hanya mempelajari konsep atau materi sepintas tanpa mengalami bagaimana

menyenangkannya cara mengetahui pengetahuan. Dari situterkesan sekolah di Indonesia hanya

berorientasi pada ijazah, bahkan kasus ijazah palsu di berbagai Kabupaten/Kota.

Page 45: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

44

Tantangan dan masalah pendidikan terletak pada absennya orientasi pendidikan pada kapabilitas

manusia dan transformasi struktur sosial-ekonomi (UNESCO 2015; UNDP 2015; Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, 2016). Peserta didik yang hendak dibentuk melalui pendidikan adalah

manusia dengan tiga modalitas utama yakni, kecakapan berpikir, kreativitas teknis, dan sikap kritis

terhadap struktur sosial-ekonomi yang mempengaruhi hidupnya. Praktik demokrasi dan

pembangunan di daerah sangat mempengaruhi kinerja dan kontribusi dunia pendidikan. Tidak

mudah mengharapkan pemerintah daerah mengambil inisiatif mengembangkan, menyesuaikan

dan mengintegrasikan kurikulum nasional sebagai bagian dari agenda pembangunan manusia di

daerah. Konstelasi politik daerah ikut menentukan pimpinan pada dinas pendidikan maupun

sekolah.

Wajib belajar 12 tahun masih belum tercapai, data BPS tahun 2017 melaporkan rata-rata lama

sekolah penduduk Indonesia baru 8,5 tahun. Sekitar 97% anak usia 7 sampai 12 tahun dapat

bersekolah, namun menurut UNICEF sebanyak 2,5 juta anak Indonesia yang seharusnya

bersekolah tidak dapat menikmati pendidikan (600.000 anak usia SD dan 1,9 juta usia SMP).

Skor Programme for Internasional School Assesment (PISA), yang merupakan program penilaian

tingkat dunia untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun melalui

kemampuan sains, membaca, dan matematika, menempatkan Indonesia pada peringkat 62 untuk

sains, 63 untuk kemampuan matematika, dan 64 untuk kemampuan membaca, dari 70 negara yang

dievaluasi (pisaindonesia.wordpress.com). Capaian global tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan membaca yang diukur melalui angka melek huruf tidaklah cukup. Angka melek huruf

yang menunjukkan angka hampir seratus persen belum mampu mewakili ukuran kemampuan

membaca masyarakat Indonesia7. Hal ini dapat dikarenakan pembelajaran yang tidak tuntas dan

juga rendahnya kompetensi guru. Hasil uji kompetensi guru secara nasional rata-rata hanya

mencapai 53,02. Angka tersebut masih belum mencapai angka standar kompetensi minimal yang

ditetapkan, yakni 55,0 (Kompas, 15/9/2018).

D. Strategi Implementasi

Strategi implementasi untuk mencapai kemampuan yang dibutuhkan di masa depan dapat

dilakukan melalui:

1. Program terpadu

Artinya semua jalur pendidikan baik formal, nonformal, maupun informal dapat menyusun

program untuk menyiapkan kemampuan yang dibutuhkan di masa depan. Level kompetensi

disesuaikan dengan peserta didik yang akan dilayani. Sebagai contoh pada pendidikan layanan

khusus untuk masyarakat adat usia dewasa, maka merujuk pada level kompetensi pada jenjang

SMA dan perlu disesuaikan level kompetensi yang akan disiapkan dengan yang dibutuhkan.

7 Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Potret Pendidikan Indonesia: Statistik Pendidikan 2018, h.19.

Page 46: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

45

Untuk penyusunan program terpadu ini, penyelenggara harus melakukan identifikasi terlebih

dahulu karakteristik peserta didik dan kompetensi yang dibutuhkan, setelah itu baru menyusun

program yang diprediksi sesuai dengan kebutuhan masa depannya.

2. Terintegrasi dengan kurikulum nasional

Peta kemampuan yang sudah disusun untuk jenjang PAUD sampai dengan pendidikan

menengah perlu dipetakan terlebih dahulu dan diidentifikasi tingkat kepentingannya.

Kemampuan yang berkaitan dapat dikelompokkan menjadi satu. Setelah pengelompokkan,

dilakukan identifikasi mata pelajaran yang sesuai dengan kelompok kemampuan yang akan

diintegrasikan. Selanjutnya dirancang aktivitas pembelajaran yang dapat menumbuhkan

kemampuan yang dibutuhkan di masa depan sekaligus mencapai tuntutan komptensi yang

diharapkan dari mata pelajaran tersebut.

Page 47: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

46

BAB IV

PENUTUP

Pendidikan vokasi tidak sekedar memberikan keterampilan dasar, tetapi juga kemampuan

mengembangkan keterampilan kognitif umum yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai

"pembelajaran seumur hidup." Untuk mewujudkan ini diperlukan aksi dari pembuat kebijakan,

bagaimana untuk merancang sistem sekolah yang bergerak menuju pendidikan vokasi yang lebih

baik. Ini sejalan dengan Revolusi Industri Keempat (Industri 4.0) yang didorong terobosan

teknologi dengan adanya internet of things, robotika, dan kecerdasan buatan. Layanan publik

semakin banyak diberikan dan dikelola secara online dalam bentuk 'e-government', 'e-service', 'e-

health', dan 'e-learning' yang dapat memberdayakan individu dengan menawarkan akses yang

lebih luas ke peluang sosial ekonomi di satu sisi. Di sisi lain memaksa masyarakat memiliki

keterampilan digital untuk mengaksesnya. Muatan pendidikan ditujukan untuk menjawab

kebutuhan peserta didik, yang didasarkan pada bagaimana menentukan karir professional,

orientasi nilai yang ingin dibangun, proses pendidikan yang dibutuhkan, dan rencana hidup.

Tantangan masa depan dengan teknologi informasi yang berkembang pesat menjadikan pekerjaan

di masa depan juga berubah dengan cepat. Beberapa pekerjaan kemungkinan akan hilang atau

digantikan mesin dan akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru yang tidak terbayangkan saat ini.

Untuk itu penyiapan sumber daya manusia Indonesia masa depan tidak semata bicara tentang

pendidkan vokasi yang menyiapakan peserta didik siap bekerja. Pendidikan juga mulai dirancang

sejak dini bagaimana menyiapkan peserta didik memiliki kemampuan konseptual dasar yang kuat

dan memiliki daya adaptasi yang tinggi.

Demikian halnya dengan dunia pendidikan, hanya mampu memprediksi kemampuan yang

dibutuhkan untuk kehidupan peserta didik di masa depan. Pendidikan tidak dapat terfokus pada

kemampuan-kemampuan teknis yang bersifat khusus, namun perlu diarahkan pada penguasaan

kemampuan dasar yang bersifat general sehingga diharapkan memiliki daya adaptasi yang tinggi

dalam menghadapi perubahan yang cepat di masa depan.

Page 48: Naskah Konsep Penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia ...

47

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Hafid. 2019. Meluruskan Arah Pendidikan: Isu-Isu Kritis Pendidikan, Solusi dan Prospek

(Jakarta: Kompas Media Nusantara)

Badan Pusat Statistik. 2018. Potret Pendidikan Indonesia: Statistik Pendidikan 2018.

Durkheim, Emile. 1956. Education and Sociology. (New York: Free Press).

Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan,

Alih bahasa: Lukas Ginting (Jakarta:Erlangga).

Hanushek, Eric A. et.al. 2017. General Education, Vocational Education, and Labor-Market

Outcomes over the Lifecycle, The Journal of Human Resources, doi:10.3368/jhr.52.1.0415-

7074R.

Joesoef, Daoed. 2014. Studi Strategi: Logika Ketahanan dan Pembangunan Nasional (Jakarta:

Kompas Media Nusantara).

Joesoef, Daoed. 2018. Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya (Jakarta: Kompas Media

Nusantara).

Lie, Anita. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia, dalam Pendidikan Manusia Indonesia, disunting

oleh Widiatono, TD (Jakarta: Kompas dan Yayasan Toyota dan Astra).

Martono, Nanang. 2014. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Posmodern,

dan Poskolonial (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

National Center for O*NET Development. O*NET OnLine. Retrieved January 6, 2018, from

https://www.onetonline.org/

Novikova et.al.. 2018. Sociological Portrait of Applicants and Students of the Most Popular and

Perspective Specialties of Secondary Vocational Education: A Comparative Aspect,

Journal of Social Studies Education Research 2018: 9 (1), 124-139.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan.2016. Naskah Konsep Dasar Penelitian: Profil Lulusan

Pendidikan Dasar Terhadap Pembangunan Manusia dalam Rangka Pengembangan

Kebijakan Kurikulum Masa Depan.

Takwin, Bagus. 2018. Proyeksi Pasar Kerja Indonesia di Masa Depan. Makalah pada diskusi rutin

di Bidang Studi Psikologi Sosial Fakultas Piskologi Universitas Indonesia.

Unesco. 2018. Skills for a Connected World: Concept Note (Unesco Paris: Mobile Learning Week)

Suryadi, Ace. 2014. Pendidikan Indonesia Menuju 2025: Permasalahan, Tantangan & Alternatif

Kebijakan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

https://www.onetonline.org/ diakses tanggal 2 Juli 2019