Naskah Drama1

download Naskah Drama1

of 23

Transcript of Naskah Drama1

Naskah Drama :

Kerajaan Pelangi dan Sang Penyihir JahatTokoh(Pelaku) : Hayyinah Dewi S.A sebagai Narator

Muji Mungintoro sebagai Raja Sultan Wijaya watak : bijaksana, baik hati, tegas dan penyayang Ika Ayu Widya sebagai Ratu Dewi Larasati watak : Penyayang, baik hati dan pengertian Naila Rizki F sebagai penyihir Mademoiselle watak : jahat, pendendam dan pemarah Muhammad Rizal F sebagai Adipati Panji Asmoro (Pengeran Merah/ Putra 1) watak : pemberani, baik, penyayang, dan tegas Malva Reza sebagai Dewi Saraswati (Putri Jingga/ Putri 2) watak : kemayu , suka kebersihan dan tidak terlalu memperhatikan Nurul Kholifa sebagai Dewi Kirana (Putri Kuning/ Putri 3) watak : ceroboh, baik hati dan penyayang Dyah Retyawidanti sebagai Dewi Linggar (Putri Hijau/ Putri 4) watak : baik hati , solehah dan penakut Hanna Maryam sebagai Dewi Artika (Putri Biru/ Putri 5) watak : tegas dan disiplin Intan Sari Y sebagai Dewi Kumala (Putri Nila/ Putri 6) watak : bijaksana dan perduli Martha Lorinda sebagai Dewi Wardhani (Putri Ungu/ Putri 7) watak : manja, perduli terhadap sesama, dan rela berkorban Indra Kurniawan sebagai Patih Alamsyah (Penasehat) watak : disiplin, cerda, dans bijaksana Ocky Priambodo sebagai Prajurit Tirtayasa (Prajurit) watak : taat pemberani dan disiplin

Kerajaan Pelangi dan Sang Penyihir Jahat(suara kicauan burung)

Alkisah di suatu negeri, berdirilah sebuah kerajaan yang amat makmur terdengar suara . Kerajaan itu dikelilingi cahaya oleh -cahaya pelangi yang bersinar terang. Kerajaan itu disebut Kerajaan Pelangi. Kerajaan Pelangi dipimpin oleh Raja Sultan Wijaya yang amat bijaksana, sangat memperhatikan rakyatnya dan baik hati. Sang Raja tinggal bersama seorang istri (Ratu) dan 7 anaknya. Saat Sang Ratu merayakan kelahiran putra pertamanya bernama Adipati Panji Agung, datanglah Mademoiselle. Dia adalah seorang penyihir jahat yang ingin membalas dendam kepada sang Raja dan sang Ratu. Saat Mademoiselle datang, anginpun sangat kencang. (suara angin kencang) Mademoiselle :Hahahaha.... (tertawa terbahak-bahak saat mendatangi sang Ratu dan Adipati) Raja Sultan W :Apa yang kamu lakukan disini Mademoiselle? (kaget dan melindungi Ratu dan Adipati) Ratu Dewi L :... (memeluk Adipati dengen erat) Mademoiselle :Tenanglah Sultan Wijaya dan Dewi Larasati, aku hanya ingin mendo'akan anakmu saja (berjalan mendekati Adipati yang sedang digendong oleh Ratu dan menyentuh keningnya) Ratu Dewi L :Jangan sentuh putraku (menjauh dari Mademoiselle) Mademoiselle :Hai... kau Adipati, saat adik keenam mu lahir, Negeri ini akan ku kutuk menjadi Negeri yang sengsara (menyentuh kening Adipati dan tertawa) Raja Sultan W :Apa maksud dari perkataanmu Mademoiselle? Ratu Dewi L :.... (menangis) Janganlah kau berkata seperti itu Made! Mademoiselle :Apa kalian lupa, apa salah kalian? (marah) ( Lagu Ungu Luka Disini) Saat Mademoiselle mengatakan seperti itu, Raja dan Ratu teringat akan masa lalu. Mademoiselle adalah seorang gadis penyihir yang jatuh cinta kepada sang Raja Sultan Wijaya. Namun sang Raja lebih memilih sang Ratu Dewi Larasati. Karena sang Raja telah jatuh cinta pada Dewi Larasati (Sang Ratu), Mademoiselle tidak terima akan keputusan sang Raja Sultan Wijaya dan ia menjadi penyihir yang jahat untuk membalas dendam kepada sang Raja dan sang Ratu.

Ratu Dewi L kami?" Modemoiselle (tertawa) Raja Sultan W Modemoiselle

: "Apakah kau masih menyimpan dendammu pada (memeluk Adipati dan menangis) : "Ya!!!Aku masih menyimpan dendam pada kalian" : "Pergi kau dari kerajan ku sekarang."(menunjuk kearah pintu dengan tegas) : "Aku akan pergi!Tapi..ingatlah Sultan,dewi saat putrimu yang ke 7 lahir negeri ini akan menjadi negri yang miskin.Dan saat putra putri kalian dewasa aku akan datang kembali.ingat itu!"(pergi dan tertawa) : "Bagaimana ini kakanda?"(menangis) : "Tenanglah ratuku.Kita pasti dapat mengalahkan (memegang pundak Ratu)

Ratu Dewi L Raja Sultan W Modemoiselle"

Waktu pun berjalan denagn cepat.Saat Ratu melahirkan anak ke7.Raja & Ratu sangat cemas,karena modemoiselle akan datang.Namun hingga larut malam,Modemoiselle tak kunjung datang.Entah apa yang ia rencanakan.Sang Raja pun tidak terlalu memikirkan keadaan anakanaknya.Dan anank-anak merekapun susadh tumbuh dewasa.Adipati Panji Agung tumbuh menjadi laki-laki yang tampan,pemberani dan baik terhadap adik-adiknya.Dan keenam putrinya tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita dan berhati baik.Suatu hari Sang Raja & Sang Ratu sedang berkumpul dengan anak-anaknya.Sang Raja sangat bahagia melihat putra-putrinya rukun.Namun,tidak pada sang Ratu,sang Ratu terlihat sangat cemas. Raja Sultan W Adipati Panji A Ratu Dewi L Adipati Panji A dengan adikku?" Ratu Dewi L tentang ini Raja Sultan W tahu." : "Ada apa denganmu Ratuku?mengapa kau sedih?" : "Iya.Mengapa kau sedih Ibunda?" (berjalan mendekati Ratu Dewi L) : "Aku teringat akan perkataan Modemoiselle tantang putri kita yang ke7. Dewi Wardhani"(sedih) : "Modemoiselle?Siapa dia ibunda?ada hubungan apa (bingung) : "Kakanda mungkin sudah waktunya Adipati tahu (melihat ke arah Raja Sultan W) : "Ya kau sudah dewasa Adipati,sudah saatnya kau

(memegang pundak Adipati).Modemoiselle adalah seorang penyihir yang akan mengutuk negri ini disaat ad9ikmu,Dewi Wardhani berusi 17tahun."

(berjalan ke depan dan melihat Dewi Wardhani sedang tertawa bersama Dewi-dewi yang lain) Adipati Panji Asmoro : "Lalu,kenapa Modemoiselle mengutuk negri ini?" (mendekati Raja Sultan W) Ratu Dewi L : "Modemoiselle menyimpan dendam kepada ayah dan ibunda Adipati"(menangis) Adipati Panji A : "Dendam??" Raja Sultan W : "Ya,dendam.Karena Modemoiselle dulu pernah memiliki Rasa dengan ayah,namun ayah lebih memilih ibunda Adipati."(menengok ke arah Adipati dan mendekati Ratu Dewi L) Dewi Kumala : "Ayah,ibunda,kakak.Apa yang kalian lakukan disana?"(agak berteriak) Raja Sultan W : "Tidak Kumala."(tersenyum) Ratu Dewi L : (tersenyum) "Adipati jagalah rahasia ini dari adikadikmu.Jika waktunya sudah tepat ibunda dan ayah akan memberi tahu mereka."(melihat adipati) Adipati Panji Asmoro : "Baiklah Ibunda" (tersenyum dan melihat ke arah adik-adiknya) (Lagu ceria dan lucu) Dan pada saat Sang Raja,ratu,dan adipati sedang berbincangbincang ke-6 Dewi merasa ada yang aneh.Dan mereka saling berbisik. Dewi Artika : "Sebenarnya,apa yang sedang dibicarakan ayah dan ibunda dengan kak adipati ya?" (melihat ke arah Dewi-dewi yang lain) Dewi Saraswati : "Entahlah..biarlah mungkin mereka sedang membicarakan kesejahteraan rakyat" (cuek sambil memperhatikan kukunya) Dewi Kirana : "haahh..Apa maksutnya?Aku tak mengerti apa yang kau katakan Saraswati" (sambil menggaruk-garuk kepala) Dewi Linggar : "Astaga Kirana..kau ini.Haduh.."(memukul kening) Dewi Wardhani : "(tertawa)"Masa begitu aja gak ngerti?" Dewi Kirana : "Hey..kau anak kecil.Bisanya hanya tertawa saja,memangnya kamu mengerti (menarik rambut) Dewi Linggar : "Astaga..kalian ini.kenapa kalian selalu ribut?"(menggelengkan kepala) Dewi Artika : "Sudah..sudah..kenapa jadi kalian yang ribut?" Dewi Kumala : "Bukankah mereka memang begitu"(memetik bunga dan menaburkannya) Dewi Saraswati : "Dasar kalian"(melihat kulitnya) Dewi Linggar : Kenapa Ibunda terlihat sedih ? ( melihat Sang Ratu dan memainkan rumput )

Dewi Artika

: Iya. Nungkin Ibunda sedang kelelahan . Kan sebentar lagi ulang tahunnya Dewi Wardhani yang ke 17 . Ibunda sangat sibuk untuk mempersiapkan pesta itu .

Dewi Saraswati : hmm.. Aku pakai baju apa ya saat pesta ulang tahun Dewi Wardhani ? ( berpikir ) Dewi Kumala : heyy.. Dewi saraswati . Pesta nya kan masih lama . Toh, baju pestamu masih banyak yang bagus . ( melihat saraswati ) Dewi Linggar : Iya . Bajumu masih banyak yang bagus , jika tidak di pakai dan kamu buang , akan menjadi limbah . Dewi Saraswati : Siapa yang mau mbuang baju baju aku ? ( Dengan muka jutek ) Dewi Artika : Lihat.. ada pelangi di samping kita . Indahnya.. Andai aku dapat mengambil warna pelangi , aku ingin mengambil warna biru . (Menunjuk ke arah langit ) : Wah.. Indahnya. Aku ingin mengambil warna ungu. (mengatupkan kedua tangan dan meletakkannya di depan dada )

Dewi Wardhani

( Keenam Dewi segera melihat pelangi itu ) Dewi Kirana Dewi Artika Dewi Linggar ) Dewi Kirana Dewi Kirana : Hahaha (tertawa terbahak bahak ) : Heyy.. ! Mengapa kau tertawa ? Apa ada yang lucu ? ( Memandang dengan heran ) : Aneh sekali kamu Dewi Kirana . ( Mengelus dada : Jelas lucu lah ! Pelangi itu kan jauh , mana bisa di ambil warnanya ? ( Tersenyum menang ) : Haduh !! Kamu ini . Aku hanya berandai andai saja . Jelas aku tahu . Aku tidak mungkin dapat mengambil warna itu . ( sedikit marah ) : Ohh.. Ngomong dari awal dong biar aku ngerti ( Garuk garuk kepala)

Dewi Kirana

Kelima Dewi : Haduuh .. (Bersamaan menepuk kening masing masing )

(efek suara petir) (efek suara hujan) Sore hari pun datang juga . Dengan bergantinya warna langit serta diikuti langit mendung dan suara petir , Sang Raja dan Sang Ratu menyuruh keenam dewi masuk kedalam kerajaan . Ratu khawatir jika cuaca saat itu adalah tanda tanda bahwa sebentar lagi Mademoiselle akan datang . Hujan pun turun . Semakin lama , semakin deras . Untunglah Mademoiselle tidak datang . Dan mereka sedang berkumpul di suatu ruang . (Lagu Utopia - Hujan)

Dewi Wardhani

: Ayah , Ibunda .. Kenapa hujan turun sangat deras ? Aku tidak dapat melihat pelangi dengan jelas ( Mendekati Sang Raja dan Ratu ) : Hujan turun karena kehendak Tuhan untuk menyuburkan Negeri kita ini Wardhani . Agar rakyat tidak kekurangan air dan tumbuhan tumbuh subur ( menengok kea rah jendela ) : Benar apa yang di katakana oleh kakakmu Dewi Wardhani ( Menepuk pundak Adipati Panji )

Adipati Paji A

Raja Sultan W

Dewi Saraswati : Hujan juga dapat membersihkan atap atap rumah yang terkena debu ( Membersihkan kuku ) Dewi Kirana Dewi Kumala Semua : Apa hubungannya ? Ko nggak nyambung begitu ? : Iya, nggak nyambung . : ( Tertewa )

Hujan pun turun hingga larut malam . Keenam Dewi sudah tidur . Hanya Sang Raja dan Sang Ratu saja yang masih berbincang dengan Adipati Panji Asmoro . Saat pagi datang, cuaca kembali cerah seperti biasanya .

Adipati Panji Asmoro terbangun oleh kicauan burung yang terbang kesana kemari di depan jendela Adipati . Adipati merasa telah di bangunkan oleh kicauan burung itu . Sinar Matahari pun sudah menerangi Kerajaan Pelangi . Keadaan tersebut juga terjadi di kamar keenam dewi . mereka terbangun oleh kicauan burung yang indah . Kecuali Dewi Saraswati yang terbangun lebih dulu sudah cantik . Saat Dewi Wardhani membuka kedua matanya , dia langsung melihat kearah jendela dan terlihatlah pelangi yang mengelilingi Kerajaan Pelangi . (Lagu Ran Selamat Pagi) Dewi Wardhani : ( Membuka mata serta menengok kea rah jendela ) Waah .. ada pelangi ( Bangun berlari kea rah jendela ) Hei lihatlah.. Ada Pelangi yang bersinar , sungguh indah Dewi Saraswati : Iya , indah . Tapi aku sudah melihat pelangi itu ( Merapikan gaunnya ) Dewi Kumala : Apakah kamu bangun lebih dulu ? ( Mengusap kedua mata ) Dewi Saraswati : Iya. Sudah , cepat kalian bangun lalu mandi . Yang wangi ya . Aku keluar dulu ( Berjalan menuju pintu ) Dewi Artika : Ada apa dengan Dewi Saraswati , ya ? Mengapa dia bangun lebih awal ? kasur nya pun sudah rapi . ( Bingung serta berjalan kea rah kamar mandi ) Dewi Kirana : ( Menguap ) Ternyata sudah pagi ya !! Wah.. Indahnya pelangi itu Dewi Linggar : Aku tadi malam malah tidak bisa tidur ( Menundukkan kepala ) Dewi Kumala & Dewi Kirana : Kenapa ? ( Bersamaan ) Dewi Linggar : Tadi malam petir nya sangat menakutkan . Aku takut . ( Berpaku tangan ) Dewi Wardhani arah Dewi Kirana rambut) Poniku bolong nggak? : kenapa kamu tidak membangunkan ku? (berjalan ke kamar mandi) : iya. Kenapa kamu tidak membangunkan kami? (menata

Dewi Linggar

: kalian tidurnya sangat nyenyak, aku tidak tega (turun dari tempat tidur)

Akhirnya kelima Dewi bersiap-siap dan di ruang pertemuan sudah ada Raja Sultan Wijaya, Ratu Dewi Larasati, Adipati Panji Asomoro, beserta Patih Alamsyah dan prajurit Tirtayasa. Raja Sultan Wijaya akan memberikan tugas kepada Patih Alamsyah untuk mencari informasi keberadaan Modemoiselle dan prajurit Tirtayasa diberi tugas untuk mencari informasi perkembangan rakyat. Raja Sultan W kepadamu ! Patih Alamsyah : Patih Alamsyah, aku akan memberikan tugas

: siap baginda raja ! (menunduk kepala hormat) tugas apa yang akan baginda raja berikan kepada saya? Raja Sultan W : suruhlah prajurit Tirtayasa untuk mencari informasi perkembangan masyarakat dan hendaklah kamu pergi mencari informasi tentang Modemoiselle! Patih A dan Tirtayasa : baik baginda raja, akan saya laksanakan ! (berdiri membungkukan badan) saya pamit dahulu raja. ( Sang Raja hanya menganggukan kepala. Lalu melihat kepada Ratu Dewi Larasati .) Raja Sultan W : apa yang kau pikirkan ratuku ? kau terlihat sangat sedih (memegang pundak Ratu) Ratu Dewi L : aku selalu teringat dengan ancaman Modemoiselle, kakanda. (menagis) Raja Sultan W : tolong Adinda janganlah bersedih, aku berjanji apapun yang terjadi, tidak akan pernah aku biarkan Modemoiselle atau siapapun melukai anak-anakku walaupun hanya seutas jari (tegas) Di tempat lain di persinggahan Modemoiselle, Modemoiselle sedang merencanakan sesuatu dengan kaca ajaibnya untuk membalas dendam dan mengutuk kerajaan pelangi dengan kekuatan sihir manteranya. Modemoiselle : wahai kaca ajaib...tunjukkan kesaktianmu, perlihatkan keadaan disekitar Kerajaan Pelangi. Kaca ajaib : wahai Tuanku... silahkan lihatlah keadaan Kerajaan Pelangi. Mereka sedang merencanakan pesta ulang tahun Dewi Wardhani yang ke-17 Modemoiselle : hahahaha... (tertawa) akhirnya pesta itu digelar (tertawa lagi) (tanpa Modemoiselle menyadari, Patih Alamsyah mendengar pembicaraan itu dan segera melaporkan kepaada Sang Raja.)

Di Kerajaan Pelangi, orang-orang sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk merayakan Ulang Tahun Dewi Wardhani yang tinggal 3 hari itu. Semua para Dewi sedang bertugas untuk menata dan mendekor ruangan yang akan digunakan untuk ulang tahun dewi Wardhani. Dewi Wardhani sendiri sedang memesan gaun yang akan dia kenakan pada hari perayaan ulang tahunnya itu. Sedangkan Adipati di tugaskan untuk menyebarkan undangan kepada bangsawan-bangsawan negara tetangga dan sebagian kepada para masyarakat. Di samping itu Raja dan Ratu sedaang berada di kamar dan memikirkan tentang apa yang akan terjadi pada perayaan ulang tahun dewi Wardhani. Ratu Dewi L : kakanda, tidakkah sebaiknya kita terlebih dahulu menghentikan Modemoiselle sebelum dia menghancurkan pesta ulang tahun putri kakanda. (menangis) Raja Sultan W : janganlah kita terburu-buru melakukan sesuatu kepada Modemoiselle, ratuku, karena saya tahu benar sifat Modemoiselle. Kita butuh taktik untuk mengalahkannya. Ratu Dewi L : tapi kakanda... (terdengar suara ketukan pintu) tok..tok..tok.. Raja Sultan W : masuklah ! Patih Alamsyah : (membuka pintu dan masuk) permisi Raja dan Ratu, maaf saya menggangu (membungkukkan badan). Ratu Dewi L : masuklah Patih ! kau tidak menggangu. Raja Sultan W : informasi apakah yang kau bawa untuk kami ? Patih Alamsyah : saya telah mendapatkan informasi mengenai Modemoiselle, Raja. Ratu Dewi L : (berdiri) informasi apakah itu, patih? Lekas beritahu kepada kami ! Raja Sultan W : sabar ratuku, patih silahkan duduk dan ceritakanlah ! Patih Alamsyah : (duduk) terimakasih Raja, jadi begini saya telah mengetahui apa yang Modemoiselle lakukan untuk menghancurkan kerajaan ini termasuk Putri Dewi Wardhani. Raja Sultan W : apakah itu, Patih? Patih Alamsyah : semalam saya sudah menjalankan perintah baginda Raja, dari kejauhan saya mendengarkan suara seorang wanita tertawa. Lalu saya mendekati suara itu, saya menemukan sebuah gubuk tua. Kemudian saya mengintip lewat jendela dan saya melihat Modemoiselle sedang berbincang-bincang dengan Kaca Ajaib. Dan Modemoiselle sangat bahagia karena Pesta Ulang Tahun Putri Dewi Wardhani akan digelar.

Ratu Dewi Larasati : apa? Jadi Modemoiselle berada ditempat yang tak jauh dari kerajaan ini? (berdiri ke arah Patih Alamsyah) Patih Alamsyah : iya, benar Ratu. Ratu Dewi Larasati : bagaimana ini kanda? (gemetar) Raja Sultan Wijaya : tenanglah Ratuku (memegang Sang Ratu) lalu apa yang harus aku lakukan patih? Kau adalah penasehatku.Aku tahu kau akan memberi masukan padaku yang berguna.

Saat Patih Alamsyah akan member nasehat kepada raja sultan wijaya, terdengar ketukan pintu prajurit tirtayasa akan member i kabar tentang keadaan rakyat. tok tok tokk ( suara ketukan pintu) raja sultan w prajurit tirtayasa ( membungkuk) raja sultan wi : masiklah (berteriak) : (membuka pintu dan masuk) hamba baginda : ada apa prajurit ? apakah kau membawa kabar ?

prajurit tiertysa : iya baginda,, saya membawa kabar tentang keadaan masyarakat disana. Kabar mereka baikaik saja dan mereka sudah mendengar tentang putri wardhani. Raja sultan w semalam ? : apakah rumah mereka ada yang rusak akibat hujan

Prajurit tirtayasa : tidak baginda. Rumah mereka tidak ada kerusakan sama sekali. Hamba mohon diri baginda ( membungkuk) raja sultan : baik, terima kasih prajurit tirtayasa.

Hari H pun tiba kerajaan pelangi sangat ramai dengan kehadiran para tamu undangan dn masyarakat. Dekorasi ruang yang megah penuh dengan bunga anggrek warna ungu disetiap sudut ruangan, menambah mewahnya acara ulang tahun dewi wardhani mala mini. Acara berjalan dengan lancar bahkan mendekati sempurna. Para dewi mengenakkan gaun dengan warna kesukaan mereka. Pangeran adipati uga sangat tampan malam ini . raja dan ratu tetap setia mendampingi dewi wrdhani. Patih Alamsyah : mohon perhatiannya para tamu undngan tang terhormat. Ini saatnya pemotongan kue dengan dewi wardhani.

(semua orang berkumpul didepan dan acara pemotongan kue dibantu oleh raja dan ratu)

( The Click Five Happy Birthday) (suara angin kencang) Saat pesta berlangsung. Disaat Dewi Wardhani akan memotong kuenya, mademoiselle pun datang , angin pun berhembus kencangdan terdengar suara petir yang menyabar nyambar ratu dewi larasatipun cemas. Ratu dewi larasati : astaga kakanda . Apakah ini pertanda jika mademoiselle datang ( cemas dan mendekati raja sultan wijaya. Para 6 Dewi Adipati Panji A ini? :ada apa ini ayah, ibu? :astaga. Ayah, ibunda (berjalan mendekat). Bagaimana

( Saat itu penduduk sibuk dan panik) Raja Sultan W : Tenang.tenang.tenang

(Berjalan dan berbicara keras pada penduduk lalu berbalik badan ke arah adipati dan ratu) Tenanglah ratuku,adipati (Para dewi mendekati raja ratu dan adipati) Adipati Panji A :ayah, apakan akan terjadi badai? (angin sangat kencang dan terdengar petir yang menyambar-nyambar. Angin dan petirpun tiba-tiba berhenti saat kedatangan mademoiselle berjalan kea rah meraka) : Hahahahah.. selamat malam sultan,dewi? :siapa dia ibunda? (memeluk dewi larasati) aku takut

Mademoiselle Dewi Wardhani melihatnya

Ratu dewi Larasati : (mengusap kepala dewi wardhani) tenanglah wardhani anakku

Mademoiselle :hahhahahahah. (tertawa) apa kalian mengingatku? Aku datang untuk menepati janjiku Raja Sultan W : Apa yang akan kamu lakukan mademoiselle? (berjalan mendekati mademoiselle) Mademoiselle : Apa kalian lupa yang kukatakan dahulu saat aku menyentuh kening adipati panji asmara anakmu?

(semuanya diam ,pendudukpun melihat mademoiselle sedang berbicara dengan mereka) Mademoiselle :baiklah (berbalik arah melihat kearah penduduk) jika kalian lupa aku akan mengingatkannya

Ratu dewi Larasati :hentikan!!! (melepaskan dewi wardhani) janganlah kau katakan apapun didepan anak-anakku dan rakyatku

Mademoiselle

: Kenapa Larasati ? ( berbalik arah menatap Ratu Dewi Larasati) Kau takut jika semua orang disini tahu apa yang akan terjadi dengan mereka ? ( tertawa) Lihatlah Sultan Wijaya. Istrimu sangat ketakutan. Ratu Dewi Larasati : ( menangis ) Apa ? Aku tidak takut. Aku hanya ingin melindungi anakanakku dan rakyatku. Raja Sultan Wijaya : (mendekati dan memegang pundak Ratu Dewi Larasati) Tenanglah Ratuku. Aku tak yakin kau akan melakukan itu Mademoiselle. Mademoiselle : ( melihat arah jam dinding ) lihat, sebentar lagi jarum jam akan menuju pukul 12 malam dan usia Dewi Wardhani akan genap 17 tahun. Saat itu akan terjadi badai besar datang menghampiri kerajaan dan negeri ini. Dan negeri ini akan mengalami kekeringan selama bertahun-tahun. Tak akan ada orang yang dapat menghentikan kutukan ini. Hahaha (tertawa). ( Suara petir dan angin kencang semakin keras saat Mademoiselle mengatakan itu. Penduduk pun terkejut dan panik ) Dewi Wardhani Dewi Linggar Dewi Saraswati Dewi Artika : Ibunda ( memeluk Ratu Dewi Larasati )aku takut. Sebenarnya apa yang terjadi ? : Astaga.(ketakutan). Ada apa ini ? Ya Tuhan. Apa yang terjadi ayah, siapa dia ? : Ada apa sih ini ? Semuanya jadi berantakan. : Hey !!! Siapa kau sebenarnya ? Mengapa kau mengutuk negeri ini di acara ulang tahun adikku ?

Mademoiselle

: Hey kau, Sultan, Larasati ! Apakah kalian belum memberi tahu mereka siapa aku ? Raja Sultan Wijaya : Mereka tidak pantas untuk mengetahui siapa kau Mademoiselle. Karena kau terlalu jahat untuk mereka. Dewi Kirana : Ini ada apa sih ? Dewi Linggar : Siapa kamu ? Kenapa cara pakaianmu sangat menyeramkan ? ( maju selangkah ). Mademoiselle : Hahaha (tertawa), aku adalah ( Belum sempat Mademoiselle berkata, Raja Sultan berteriak ) Raja Sultan Wijaya : Hentikan !!! Pergi kau dari sini ( menunjuk kea rah pintu luar ). ( Terdengar bunyi jam yang mempertandakan jika waktu sudah pukul 12 malam ) Mademoiselle : Hahaha lihatlah waktu sudah pukul 12 malam. Kutukan itu akan terjadi.

( Para penduduk pergi meninggalkan kerajaan. Raja, Ratu, Adipati dan para Dewi hanya terdiam ). Raja Su;tan Wijaya : Pergi kau dari sini Mademoiselle !!! Mademoiselle : Baik. Aku akan pergi ( mendekati Dewi Wardhani lalu pergi meninggalkan kerajaan ). Lihatlah Dewi Wardhani. Apa yang akan terjadi setelah hari ulang tahunmu ini. Hahaha ( tertawa dan pergi ). Dan ingatlah, besok malam aku akan datang kembali ( menghilang). Mademoiselle pun meninggalkan kerajaan dan badai terus berjalan hingga pagi hari datang. Matahari pun sudah menyinari sekeliling kerajaan dan sekitarnya. Namun, pagi itu tidak ada pelangi yang muncul. Semua pohon tumbang, sebagian rumah penduduk ada yang roboh akibat badai semalam. Dan terlihat Raja Sultan Wijaya dan Ratu Dewi Larasati tidak tidur semalaman. Adipati Panji Asmoro dan para Dewi masih tertidur di kamar. Tak lama Adipati terbangun. Adipati Panji Asmoro : ( bangun ) kenapa pagi ini tak ada suara kicauan burung yang membangunkanku ? ( berjalan mendekati jendela ). Pelanginya juga nggak ada. Adipati Panji Asmoro berjalan keluar kamar dan melihat Raja dsn Ratu sedang duduk merenung.

Adipati Panji Asmoro : Ayah Ibunda. Pagi sekali kalian sudah bangun? ( duduk disamping Raja Sultan Wijaya ). Raja Sultan Wijaya : Ayah dan Ibunda semalam tidak tidur anakku. ( menepuk pundak Adipati Panji Agung ). Adipati Panji Asmoro : Apa ayah memikirkan kejadian semalam ? Raja Sultan Wijaya : Iya Adipati. Kita harus mencari cara untuk mematahkan kutukan penyihir itu. Adipati Panji Asmoro : Tapi,, kata penyihir itu, mantra kutukan itu tidak aka nada orang yang bisa menghentikannya. Ratu Dewi Larasati : Pasti mantra itu bisa dipatahkan anakku. Ibunda yakin. Raja Sultan Wijaya : Kita harus mencari cara itu. Adipati Panji Asmoro : Lalu, apakah Ayah dan Ibunda akan memberi tahu Pada adikku apa yang sebenarnya terjadi dan siapa Mademoiselle? Ratu Dewi L : Baiknya adik-adikmu tidak tahu hal ini Adipati.

(Penasehat Patih Alamsyah dan Prajurit Tirtayasa datang) Patih Alamsyah Raja Sultan W Patih Alamsyah Raja Sultan W : Selamat pagi Baginda Raja, Ratu, Pangeran? (membungkuk badan diikuti oleh Prajurit Tirtayasa) : Pagi Patih, Prajurit. Ada kabar apa? Kenapa kau pagipagi sekali sudah menghadapku? : Hamba melapor. Jika ada rumah penduduk yang roboh dan pohon-pohon tumbang akibat badai semalam Raja. : Apa? Apa ada korban? (berdiri)

Prajurit Tirtayasa : Selama ini tidak ada korban Baginda. Namun penduduk khawatir akan tinggal dimana karena rumah mereka roboh. (tanpa sengaja Dewi Wardhani mendengar pembicaraan mereka saat akan mendatangi Raja, dan Dewi Wardhani kembali ke dalam kamar) Di tempat lain, Dewi Wardhani berlari kekamar dan menangis saat akan member tahu kakak-kakaknya. (suara pintu terbuka Dewi Wardhani berlari lalu duduk) Dewi Kumala : Kenapa kamu menangis adikku?

Dewi Saraswati : Apa kau mendengar kabar buruk? (mendekati Dewi Wardhani) Dewi Wardhani : Iya. Rumah penduduk ada yang roboh, dan pohon-pohon tumbang akibat badai semalam. Badai semalam datang akibat Ulang Tahunku (menutup muka dan menangis) : Tenaglah Wardhani, badai itu datang bukan karnamu. (mengusap kepala dewi Wardhani) : Iya. Badai itu terjadi karena ada wanita aneh yang datang. Siapa ya dia? Sepertinya alam membencinya. (mikir) : Jangan berpikir kaya gitu Wardhani. Tidak ada yang salah karena hari ulang tahunmu. : Aku sangat benci dengan wanita itu. Cara pakaiannya sangat menyeramkan. : Tapi wanita itu bilang , akan terjadi setelah ulang tahunku. (terisak-isak) : Sepertinya kita harus bertanya apa yang sebenarnya terjadi. : Iya bener. Aku takut terjadi sesuatu. : Saraswati, kamu kan kakak perempuan yang paling tua. Nanti yang Tanya ke ayah dan ibunda kamu ya? (merayu) : OK, aku yang ngomong. Tapi kalian harus nemenin aku ngomong. : Iya..iya ahh cerewet. : Ehh.. biarin. : Sudah sudah, ngapain rebut? Bukan waktunya rebut sekarang. : Udah ya Wardhani kamu jangan nangis. Sekarang kita keluar terus tanya ke ayah dan ibunda.

Dewi Artika Dewi Kirana

Dewi Linggar Dewi Kumala Dewi Wardhani Dewi Artika Dewi Linggar Dewi Kumala Dewi Saraswati Dewi Kirana Dewi Saraswati Dewi Artika Dewi Linggar

(Dewi Wardhani mengusap air mata dan para Dewi keluar kamar untuk menemui Raja dan Ratu)

Saat Patih Alamsyah akan melanjutkan pembicaraan dengan Baginda, para Dewi pun datang. Dewi Saraswati : Ayah, Ibunda, Kakak. Maaf Patih aku memotong pembicaraan kalian. Patih Alamsyah Dewi Kumala Dewi Saraswati Raja Sultan W : Tidak apa-apa Putri. : Kami ingin bertanya Ayah, Bunda. : Sebenarnya apa yang teradi? : Tidak ada apa-apa anak-anakku.

Dewi Wardhani : Tidak mungkin Ayah. Karna hari ulang tahunku semua jadi seperti ini. Patih Alamsyah : Baginda Raja. Ada baiknya para Putri mengetahui masalah ini. Ratu Dewi L Patih Alamsyah Adipati Panji A Dewi Artika Raja Sultan W : Tidak Patih. : Maafkan hamba Ratu, tapi para Putri sudah dewasa. Tak lama lagi mereka akan mengetahuinya. :Benar Ibunda, adik-adikku berhak tahu. Mereka sudah cukup dewasa

:Benar Ibunda. Kami sudah dewasa :Baiklah. Ayah akan menceritakannya, sudah saatnya kalian tahu. Mademoiselle adalah seorang penyihir yang akan mengutuk negeri ini saat usia Dewi Wardhani 17 tahun Dewi Wardhani :Apa? Jahat sekali dia (memotong pembicaraan Ayahnya) Adipati Panji A :Tenang adikku (menepuk pundaknya) biarkan Ayah menyelesaikan ceritanya Raja Sultan W :(melanjutkan ceritanya) Dan dia mengutuk negeri ini karena menyimpan dendam kepada Ayah dan Ibunda Dewi Linggar :Kenapa dia dendam pada Ayah? Raja Sultan W :Karena Ayah sudah menyakiti dia. Mademoiselle adalah seorang gadis penyihir yang saat itu jatuh cinta pada Ayah. Namun Ayah sudah mencintai Ibunda kalian terlebih dahulu. Dan Mademoiselle pun tidak terima Dewi Kirana :Oh... jadi gitu toh ceritanya. Kak Adipati, apa kamu sudah tahu cerita ini? Adipati Panji A :(tersenyum) Aku sudah tahu sejak lama adikku

Dewi Wardhani :Maafkan aku Ayah, Ibunda. Karena aku lahir kutukan ini terjadi (menunduk) Adipati Panji A :Tidak Adikku. Itu bukan kesalahanmu. Sebenarnya, saat Mademoiselle memberi kutukan itu. Ia memberikannya lewat aku Dewi Wardhani :Maksud kakak? (Para Dewi terdiam bingung) Ratu Dewi L :Mademoiselle datang saat kakakmu Adipati lahir dan d meletakkan tangannya ke kening kakakmu sambil mengucap kutukan itu saat kau lahir dan saat usiamu 17tahun (menangis) Raja Sultan W :Prajurit, lihatlah bagaimana keadaan luar Prajurit Tirtayasa :Baik Baginda, hamba mohon diri (menunduk dan pergi) Adipati Panji A :Apa yang akan kita lakukan ayah? Raja Sultan W :Sabar anakku Adipati. Patih, bagaimana? Apakah ini saatnya untuk kita gunakan kekuatan peninggalan nenek moyang itu? Patih Alamsyah : iya Baginda. Ini saatnya kita gunakan kekuatan itu. Dan sesungguhnya kutukan itu bisa dipatahkan apabila Mademoiselle meninggal. Dewi Linggar Patih Alamsyah Dewi Saraswati Dewi Artika : jadi, kita harus membunuhnya Patih ? : benar Putri Linggar. : apa tidak ada cara lain ? : jika memang Mademoiselle harus kita bunuh , kita bunuh saja. Karena ini utntuk kesejahter aan kita juga .

( datang Prajurit Tirtayasa dengan lari terbirit-birit) Prajurit tirtayasa : lapor baginda . (membungkuk dan terengah-engah) Raja Sultan Wijaya seperti ? : ada apa prajurit ? hingga kau berlari terbirit-birit

Prajurit Tirtayasa : mohon maaf Baginda. Saya akan melaporkan bahwa negri ini terjadi kekeringan . Raja Sultan Wijaya Dewi Kirana bahkan ada badai . Dewi Kumala : apaa ? (kaget) : tunggu , bukankah semalam turun hujan ? : apa ini pengaruh dari kutukan itu ?

Raja Sultan W mademoiselle.

: yaa . itu pasti pengaruh dari kutukan Prajurit, bagaimana keadaan penduduk?

Prajurit Tirtayasa:: para penduduk tidak bisa mengerjakan kegiatannya karena tidak ada air baginda . da n para penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan peternak tidak bis memnberikan air esawah dan hewan hewan ternak mereka. Ratu dewi larasati : sungguh kejam Mademoiselle! Kita benar-benar harus membunuhnya demi kesejahteraan rakyat. Adipati Panji Asmoro dating. Patih Alamsyah Dewi Wardhani : aku yakin . mala mini mademoiselle akan kembali

: benar . apa yang dikatakan pangeran adipati. Malam ini mademoiselle akan dating. : dan kita harus mempersiapkan diri

Malam pun tiba , terdengar suara angin yang sangat kencang tiba-tiba Mademoiselle datang dengan ratusan burung gagak (efek suara burung gagak) yang berterbangan kesana kemari . Dewi Wardhani bersembunyi di pelukan sang Ratu. Adipati Panji, Patih Alamsyah dan Prajurit Tirtayasa maju kedepan untuk melawan gagak-gagak itu. Mereka keluarkan pedang mereka masing-masing ,lalu menyerang gagak-gagak yang hendak menghabisi mereka. Puluhan gagak-gagak itu tebunuh oleh mereka, berjatuhan di lantai dengan darah yang bercucuran. Sang Raja hanya melihat dari kejauhan dengan segenap jiwa untuk melindungi para Dewi dan Ratu. Saat sedang bertarung dengan gagak-gagak itu, Adipati Panji Asmoro tertusuk duri dari sayap gagak yang beracun, Adipati Panji Asmoro terjatuh kesakitan dan memegang lengannya yang mengeluarkan darah. Raja,Ratu dan para Dewi terkejut atas kejadian itu, Ratu dan para Dewi menangis terisak-isak. Raja tidak bisa tinggal diam lalu siap menyerang gagak-gagak itu untuk menolong putranya Adipati sebelum Adipati mati terbunuh. Tapi didepannya tertahan oleh Mademoiselle. Mademoiselle :Hei Raja Sultan Wijaya ! aku sudah memenuhi janji bukan untuk kembali ke Istana ini? Hahahaha Raja :Minggir kau Made ! Kau sungguh keterlaluan ! Aku sudah tidak tahan dengan kelakuanmu itu !(mengeluarkan pedang) menyingkirlah kau Made ! atau aku akan menyayatmu

hidup-hidup ! takan aku biarkan kau melukai anakanakku ! Mademoiselle :HAHAHA lancang sekali bicaramu Sultan ! silahkan hadapi aku kalau kau mampu !( mengeluarkan tongkat sihirnya) (Raja dan Made berkelahi) Sedangkan patih, dan pengawal masih melindungi Ratu dan para Dewi yang akan di serang oleh gagak-gagak itu. Raja dan Made saling beradu kekuatan , mengayunkan tongkat dan pedang sampai bertabrakan, tapi Raja terkena pukulan pertama dan ia jatuh tersungkur. Lalu ia bangkit kembali. Tenaganya kini mulai melemah, nafasnya tak beraturan. Mademoiselle masih dengan tongkat saktinya tanpa rasa lengah sedikitpun. Raja kembali tersungkur memegang dadanya kesakitan. Para Dewi :AYAHANDAA,,,(menangis)

Rajapun tidak tahan melihat Aadipati yang terbaring tak berdaya di lantai. Tapi apa daya, kini raja tidak bisa bangkit karena dadanya terkena pukulan tongkat Mademoiselle. Mademoiselle mendekati Adipati Panji Asmoro. Mademoiselle :Serahkan Dewi Wardhani maka aku akan memberikan Adipati kepadamu ! Ratu :Jangan seenaknya kau bicara Made! Lepaskan anakku ! untuk apa kau masih menginginkan Dewi Wardhani(teriak) Mademoiselle :Kau pikir semudah itu aku melepaskan anakmu ini?(siap menusuk perut Adipati dengan tongkat )tidak semudah itu ! rasa sakitku takan mampu terbayaroleh apapun ratu ! lagipula hanya dengan membunuh diamond kerajaan ini yaitu Dewi Wardhani aku akan mendapatkan kesaktian yang tidak akan terkalahkan oleh siapapun! Dan aku akan dengan mudah untuk menguasai kerajaan ini ! hahahahaha. Serahkan Dewi Wardhani dan kalian bisa hidup tenang. Ratu lemas, mukanya pucat pasi. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Kini semua tenaga sudah di kerahkan tapi mereka tidak juga bisa mengalahkan Made. Akhirnya tanpa pikir panjang Dewi Wardhani maju kedepan untuk menyerah kan diri. Tetapi tertahan oleh ratu dan kakakkakaknya. Dewi Wardhani :biar aku yang pergi ibunda, aku tidak rela jika penyihir itu melukai keluargaku. Ratu Dewi Larasati :tapi anakku, kau berharga untuk kami. Aku takan membiarkan kau berada di tangan penyihir itu. Apalagi sampai dia menguasai kerajaan ini. Akan jadi

seperti apa kerajaan ini jika berada di tangan dia? Kita pasti bisa mengalahkannya dewi, jangan kau mengorbankan jiwamu untuknya(menangis) Dewi Artika :jangan ceroboh dewi, kau masih terlalu kecil untuk mendapatkan nasibmu. Biar kami yang akan menggantikan posisimu. Dewi Wardhani :tidak kakakku, percayalah. Aku bisa menghadapi ini semua.(tersenyum) (dewi berjalan mendekati Mademoiselle) Mademoiselle :sungguh kisah yang sangat mengaharukan, hahahaha sudah-sudah. Aku tidak punya banyak waktu untuk melihat drama menyedihkan ini! Kemarilah anak manis, Di lain sisi, Tanpa sepengetahuan siapapun, patih alamsyah mengambil benda pusaka 7 selendang milik kakek moyang keluarga kerajaan yang memang sudah lama di simpan oleh patih untuk mengahadapi saat-saat seperti ini. Ini lah saat dimana selendang-selendang itu harus di gunakan untuk menghancurkan Mademoiselle. Selendang itu dengan tujuh warna mewakili setiap anak-anak Raja Sultan. Patih memberikan selendang itu kepada para Dewidan membagikan kesetiap kekuatannya yang sudah mereka miliki sejak lahir. Para dewi mengenakan selendang itu, dan merasa mempunyai kekuatan yang dapat menyatukan mereka. Tinggal dua selendang milik Adipati dan Dewi wardhani. Jika selendang itu tidak komplit di pakai oleh para Dewi dan Adipati. Kekeuatan itu tidak akan sempurna, dan takan mapu untuk memantahkan sihir Mademoiselle. Patih Alamsyah :DEWI ! KENAKAN INI DI LEHERMU !(teriak sambil melemparkan selendang ke arahnya dan dewi menangkapnya) sedangkan Ratu berlari kearah Adipatiyang tersungkur tepat di belakang Made dan melingkarkan ke leher Adipati selendang itu. (Made kebingungan di buatnya. Lalu marah .) :apa-apaan ini?(mengayunkan tongkatnya dan mengeluarkan sihir hitam) :takkan kami biarkan kau menghancurhan kerajaan

Mademoiselle Dewi Artika kami!

Kekuatan para Dewi dan Made sekarang saling beradu. Dengan jiwa kebersamaan, semua untuk satu dan satu untuk semua. Kekuatan yang di keluarkan melebihi kekuatan Made. Saat kekuatan itu saling beradu dan mendorong, Made sudah mulai lemah dan tidak bias menahan serangan dari mereka. Cahaya pelangi itu memberikan kekuatan yang dapat melindungi kerajaan dari sihir Mademoiselle.

(efek suara cahaya) Mademoiselle kalah dan tersungkur memegangi dadanya.Burung gagak yang semula membuat kericuhan di kerajaan kini mulai perlahan sirna dari peraduan. Cahaya keluar dari tubuh Mademoiselle, perlahan menghancurkan tubuhnya itu. Mademoiselle meronta kesakitan (efek suara cahaya) Mademoiselle :Haaaaaaaaaa!(teriak) Kini yang tertinggal hanya percikan cahaya (efek bunyi cahaya) yang memusnahkan Mademoiselle. Semua penghuni karajaan menghembuskan nafas lega. Para Dewi dan Adipati saling berpelukan dan memeluk raja dan ratu. Adipati Panji Asmoro :terimakasih patih, berkatmu kami bisa mengalahkan mode, dan aku bisa hidup kembali untuk berkumpul dengan keluarga ini. Raja Sultan Wijaya :wahai patih, kami tidak tahu harus bagaimana membalas kebaikan mu itu. Kau telah banyak menolong kami patih. Kami sangat tertolong. Sekali lagi kami mengucapkan banyak terima kasih kepadamu. Patih Alamsyah :tidak perlu seperti itu wahai Rajaku, aku hanya menjalankan amanah dari kakek moyang kerajaan ini yang menitipkan selendang pusaka itu kepada ku,karena sesungguhnya beliau telah mengetahui adanya kejadian pada hari ini. Akhirnya mereka tersenyum bahagia. Mereka dapat memulai kehidupan yang baru lagi setelah ini tanpa adanya kekhawatiran akan adanya Made lagi. TAMAT

Tugas Bahasa Indonesia XI IPS 1 Kerajaan Pelangi Dan Penyihir Jahat KELOMPOK 2Nama Anggota : 1. Dyah Retyawidanti (12) 2. Hanna Maryam (13) 3. Hayyinah Dewi S. A (14) 4. Ika Ayu Widya N (15)

5. Indra Kurniawan (16) 6. Intan Sari Y (17) 7. Malfa Reza (18) 8. Martha Lorinda (19) 9. Muji Mungintoro (20) 10. Muhammad Rizal F (21) 11. 12. Naila Rizkya F (22) Nurul Kholifa (23)

13. Ocky Priambodo R (24)