Nae Aegya

14
Chara : Kim Ryewook Kim Yong woon (Yesung) ++++ Wookie pov “ Hyung, stop it! Kau sudah terlalu banyak minum. Ayo ku antar kau pulang” kataku sambil memapah Yesung hyung “ Tidak, aku masih mau minum, Ryewook. Aku masih terlalu kesal dengan Moon. Kenapa ia tega menolakku di depan semua orang” kesal Yesung hyung sambil menendang-nendang barang di depannya. “Hyung, berhenti. Ayo” paksaku sambil menriknya ke dalam mobilku “Hyung, tidak begini caranya jika patah hati. Untung tadi aku lewat. Kalau tidak siapa yang akan mengantar mu pulang” kataku “Apa pedulimu padaku? Toh aku bisa pulang ke dorm sendiri” jawabnya sambil meracau “Hyung, aku sayang padamu. Aku kan dongsaengmu. Aku tidak akan membiarkanmu berkeliaran, sambil patah hati malam-malam begini” jawabku Ah dia sudah tertidur rupanya. Baguslah. Susah meladeni orang mabuk. Batinku +++ “Hyung tidurlah. Besok kita aka nada perform di SBS. Aku tidak mau tampang hyung kusut besok. Arraseo” pintaku Hehe, lucu juga kalo memperhatikan Yesung hyung tidur. Ah, mandi dulu ah, setelah itu tidur.. “Wookie, kau cantik sekali malam ini..” kata Yesung hyung sambil memelukku dari belakang

description

Accident pregnant Wookie

Transcript of Nae Aegya

Page 1: Nae Aegya

Chara : Kim Ryewook

Kim Yong woon (Yesung)

++++

Wookie pov

“ Hyung, stop it! Kau sudah terlalu banyak minum. Ayo ku antar kau pulang” kataku sambil memapah Yesung hyung

“ Tidak, aku masih mau minum, Ryewook. Aku masih terlalu kesal dengan Moon. Kenapa ia tega menolakku di depan semua orang” kesal Yesung hyung sambil menendang-nendang barang di depannya.

“Hyung, berhenti. Ayo” paksaku sambil menriknya ke dalam mobilku

“Hyung, tidak begini caranya jika patah hati. Untung tadi aku lewat. Kalau tidak siapa yang akan mengantar mu pulang” kataku

“Apa pedulimu padaku? Toh aku bisa pulang ke dorm sendiri” jawabnya sambil meracau

“Hyung, aku sayang padamu. Aku kan dongsaengmu. Aku tidak akan membiarkanmu berkeliaran, sambil patah hati malam-malam begini” jawabku

Ah dia sudah tertidur rupanya. Baguslah. Susah meladeni orang mabuk. Batinku

+++

“Hyung tidurlah. Besok kita aka nada perform di SBS. Aku tidak mau tampang hyung kusut besok. Arraseo” pintaku

Hehe, lucu juga kalo memperhatikan Yesung hyung tidur.

Ah, mandi dulu ah, setelah itu tidur..

“Wookie, kau cantik sekali malam ini..” kata Yesung hyung sambil memelukku dari belakang

“Hyung, apa yang kau lakukan. Ayo cepat tidur sana. Besok kita perform” tambahku sambil melepaskan tangannya. Eh, kenapa pelukannya malah tambah erat

“Hyung, lepas” pintaku

“Nggak, Wookie. Aku mau kau”

“Hyung, ku mohon hentikan”

Brukk..

Page 2: Nae Aegya

Malam ini malam yang menjijikkan. Aku nggak habis fikir kenapa Yesung hyung melakukan ini semua.

+++

Yesung pov

“Hoam, ah badanku sakit semua. Aku kemarin gak ngapa-ngapain kok. Hei??? Apa-apaan ini? Ryewook apa yang kau lakukan di tempat tidurku hanya memakai selimut saja. Aku juga kenapa begini” tanyaku pada Ryewook, dongsaeng yang mengantarku pulang, seingatku.

“Hyung, kenapa kau tega melakukan ini padaku? Dan kau tidak mengingat apapun. Kau jahat hyung” jawabnya sambil menangis

“Kemarin aku hanya mabuk. Anggap saja kejadian itu tak pernah ada. Mulai besok aku akan pindah ke kamar Leeteuk hyung. Jangan beritahu siapa-siapa soal ini. Arra” bentakku padanya

++++

Sudah hampir sebulan Yesung hyung tidak pernah berbicara lagi padaku seperti dulu. Aku jujur sedih. Tapi apa boleh buat aku tak bisa memintanya untuk kembali seperti dulu. Patutkah aku memperbaiki hubungan dengannya dengan cara meminta maaf padanya? Sudah jelaskan dia yang salah.

“Hyung, aku mau minta maaf padamu soal yang kemarin itu” kataku

“Aku tidak mau berhubungan denganmu lagi. Enyahlah dari hadapanku” bentaknya

“Hyung, aku malas terus bertengkar denganmu. Aku sudah meminta maaf terhadap kesalahn yang bukan sama sekali salahku. Tak bisakah … hoekk.. hoekk..”

Ku pegang perutku, kemudian berlari ke wastafel dekat kamar mandi. Aku memuntahkan isi perutku. Tak ada yang keluar hanya lender putih karena tadi aku belum sarapan. Ah, ada apa ini kenapa kepalaku sangat pusing. Akkhh

++++

Yesung pov

“Bisakah saya bertemu dengan keluarga Tn. Ryewook?” tanya dokter yang memeriksa Ryewook

“Saya kakaknya dokter” jawabku asal

“Oh, baiklah. Bisa kita berbicara di ruangan saya” pinta dokter itu

“Tentu saja”

“Selamat, adik anda sekarang tengah hamil 4 minggu” kata dokter itu

“Dokter, bercanda kan? Dia kan namja. Mana mungki bisa hami?” tanyaku sangat tidak percaya

Page 3: Nae Aegya

“Kejadian ini sangat langka. Adik anda sangat istimewa. Anda harus menjaga kandungannya. Kandungannya lemah sekali dan dia tadi pingsan karena belakangan ini ia terlalu banyak pikiran. Apakah anda tau apa yang mengganggu fikirannya?”

“Saya tidak tau dokter” jawabku pelan

++++

Ryewook pov

Aku dimana? Eh, kenapa aku di rumah sakit? Tadi aku pingsan. Auw, kepalaku masih sangat sakit

Kriett

“Hyung, aku sakit apa? Kenapa kepalaku dan perutku sakit sekali?” tanyaku pada Yesung hyung

“Kau sedang hamil sekarang” jawabnya datar

“Hah? Hyung jangan bercanda. Aku kan namja” tanyaku lagi

“Aku tidak mengerti. Aku mau pergi” katanya

“Hyung, tak bisakah kau sedikit saja mengasihaniku. Aku sedang mengandung anakmu sekarang. Tak bisakah kau tidak bersikap dingin kepadaku. Pandanglah anakmu yang sekarang ada disini hyung” balasku sambil mengelus perutku yang masih rata

“Anakku, kau bermimpi!!”

“Hyung, aku hanya melakukannya denganmu. Ku mohon sekali ini saja”

“Ayo ikut denganku!!” bentak Yesung hyung sambil menarik tanganku paksa

“Hyung, sakit. Hyung kepalaku dan perutku masih sakit sekali” kataku berharap Yesung hyung berhenti menarikku

Tapi alih-alih berhenti Yesung hyung malah memaksaku berlari dan masuk ke mobilnya.

“Hyung, kita mau kemana? “ tanyaku sambil menahan rasa sakit

Diam. Yesung hyung hanya diam tak mengatakan sepatah katapun. Pandangannya terus ke depan tanpa melihatku kesakitan.

+++

Brukk

“Auww, hyung apa yang akan kau lakukan? Kenapa kau bawa aku ke gudang ini?” tanyaku sambil menahan sakit di perutku yang tak tertahankan ditambah rasa sakit saat Yesung hyung mendorongku masuk ke dalam gudang ini.

Page 4: Nae Aegya

“Kau tinggal disini. Aku tidak akan membiarkan semua orang tau tentang kehamilanmu. Ini makan obat ini” perintah Yesung hyung sambil membuang sekotak obat dan air mineral ke arahku

“Tapi hyung, obat ini dilarang digunakan untuk orang hamil” kataku

“Kau minum atau ku biarkan kau mati kelaparan disini!!” bentaknya

“Baiklah hyung” jawabku

“aarrrgghh” aku breteriak sambil memegangi perutku

“Baguslah obatnya bereaksi. Ini makananmu untuk hari ini” kata Yesung hyung sambil melemparkan sekeranjang makanan ke arahku

Aegya maafkan umma, karena membuatmu menderita seperti ini. Kataku sambil mengelus perutku yang masih sakit

++++

Month 2

Sudah dua bulan aku di sekap di gudang ini. Sudah tidak tau keadan luar bagaimana. Setiap hari Yesung hyung datang mengantarkan makanan yang dia selipkan dari pintu lebih kecil sebelah pintu utama gedung. Dan setiap minggu pula ia memaksaku meminum obat yang sama. Setiap aku memakan obat itu perutku akan terasa sangat sakit dan keram.

Hari ini dia mengantar obat itu lagi. Aku tidak mau memakannya. Aku menyembunyikannya di antara tumpukan barang gudang. Aku masih mau anakku lahir.

+++

Month 5

Auww. Aku merasakan pergerakannya. Anakku, ternyata dia sehat.

“Aegya, sehat-sehat ya didalam. Kamu harus kuat sebentar lagi kamu akan menemui umma” ucapku sambil mengelus perutku yang sudah buncit

Hah, tidak sabar rasanya ingin melihat anakku. Dia pasti mirip aku. Aku harap ia tidak mirip appanya.

“Ryewook, ini makananmu. Dan jangan lupa minum obatnya. Ingat aku tidak akan memberimu makan kalau kau tidak memakan obatnya. Arra!!” bentaknya

Auww. Sayang kau tau umma lagi sedih ya? Aegya kau pasti ingin disentuh appa kan? Mianhe, umma tidak bisa mewujudkannya.

Page 5: Nae Aegya

Auww, aegya umma mohon kau jangan seperti ini. Umma sakit sayang. Umma tau kau pasti mengkhawatirkan umma kan sayang. Tapi jangan seperti in ya sayang. Umma mohon. Pinggang umma sakit sekali. Ucapku padanya sambil mengelus perut buncitku dengan sangat lembut.

+++

Month 6

Bajuku sudah sangat ketat. Aku jadi sangat sesak memakainya dengan perut yang sudah buncit ini. Belum lagi jeansku yang sebelumnya sangat ketat. Aku tidak bisa lagi memakainya. Kasian aegyaku.

Sayang, sabar sebentar. Umma akan mencarikan baju yang lebih besar agar kau tidak sempit disini. Kataku sambil mengelus perutku.

Mungkin aku harus meminta Yesung hyung membawakan baju yang agak besar. Dia mau tidak ya??

Krieet

“Yesung hyung..”

“Ayo ikut aku!!” perintah Yesung hyung

“Tapi hyung, kenapa?”

“Aku bilang ikut”

Yesung hyung menarikku ke dalam mobilnya dan langsung menjatuhkanku ke atas jok mobilnya.

“Hyung, tak bisakah kau pelan-pelan? Aku sedang hamil. Auw” kataku sambil mengelus perutku mendiamkan anakku yang didalam

Aegya umma mohon jangan gelisah seperti ini ya sayang. Umma tidak sanggup menahan sakitnya.

“Kau kenapa?” tanya Yesung hyung

“Aegya kita menendang perutku. Dia ikutan kesakitan waktu kau dorong aku tadi” jawabku

“Aegya kita. Jangan mimpi. Jangan terlalu memperlihatkan rasa sakit. Nanti ada yang curiga” sambung Yesung hyung

Tadi ku pikir Yesung hyung akan khawatir padaku, ternyata.. huft sudahlah berharap pun tidak akan terwujud.

+++

“Kita sudah sampai. Turunlah!!” perintahnya

”Masuk”

Page 6: Nae Aegya

“Mulai sekarang kau tinggal disini. Aku sudah sewa pembantu yang akan mengawasimu 24 jam. Kalau kau butuh makan kau bisa panggil dia. Jangan harap bisa keluar dari sini karena semuanya sudah terkunci rapat” ancam Yesung hyung

“Nona Ryewook, saya Park Gain. Saya yang akan melayani di rumah ini. Mohon bantuannya”

“Gain, tolong pastikan dia memakan obat yang ku berikan padanya. Jangan lupa beri dia makan. Aku tidak mau di tuduh membunuh” tambah Yesung hyung

“Baik tuan”

“Nona mari saya bantu. Ini kamar nona”

Kamar yang lebih baik dari gudang kemarin. Kenapa gak dari kemarin aja. Ne, aegya. Umma bisa tidur nyenyak malam ini.

“Um, Gain-ssi, bolehkah aku meminjam bajumu. Bajuku kesempitan. Kasian anakku” pintaku

“Baju saya terlalu jelek untuk nona” jawabnya

“Tidak apa dan jangan panggil aku nona. Walaupun aku sedang hamil begini aku masih namja, gain-ssi. Panggil Wookie saja” jelasku

“Baiklah akan saya ambilkan no.. Tuan Wookie. Panggil saya bibi Gain saja ya”

“Oke”

Sayang, akhirnya ruang lapang untukmu.

++++

“Tuan Wookie sarapan anda sudah siap. Dan ini susu hamil. Jangan lupa diminum ya. Supaya bayimu tumbuh sehat. Oh ya dan obatnya diminum ya. Itu pesan tuan Yesung soalnya” ucap bibi gain sambil mengelus perutku

“Terima kasih ya, bi”

“Tuan Wookie anda tidak memakan obatnya?” tanya Bibi Gain

“Aku tidak mau memakannya” jawabku

“Tuan muda jika tau anda tidak memakan obatnya akan memecatku, lagipula pasti anda membutuhkannya untuk bayi anda. Tuan muda pasti memberikan yang terbaik untuk anda. Aku mohon makan ya” pinta Bibi Gain sambil menangis

“Baiklah akan ku makan” jawabku

+++++

Page 7: Nae Aegya

“Arrrgghh, sakit.. arrgghh” erangku

Darah segar mengalir membasahi pahaku dan tempat tidur

“Tuan, anda tidak apa-apa. Belum waktunya melahirkan bukan? Ya tuhan darah”

“Aegya ku mohon jangan mati. Ku mohon panggilkan dokter. Arrgghh..” erangku sambil memegani perutku yang sakit

“Tuan, aku tidak diperbolehkan menelpon dokter. Maafkan aku”

“Kau benar-benar ingin mebunuh bayiku ya, Yesung hyung. Aarrghhh..”

+++

Akhirnya darah itu berhenti setelah Bibi Gain memberikanku segelas minuman. Dia dulunya adalah bidan kampung. Dia kemudian memeriksa bayiku dan mengatakan bahwa bayiku masih ada dan masih hidup. Syukurlah sayang.

Sekarang aku akan tidur. Auw, aegya kamu masih mau bermain dengan umma ya? Tapi umma sudah letih sayang. Aku coba berbicara mendiamkan bayiku yang sepertinya gelisah. Sayang pinggang umma sakit, nak. Jangan banyak bergerak ya, sayang. Hiburku padanya sambil mengelus perutku pelan.

Setelah beberapa lama akhirnya dia bisa tenang. Nah, waktunya tidur. Hah, sebelah sini. Gak bisa. Sebelah sini, gak nyaman. Aduh panas. Nyalain AC ah. Brr, dingin. Matiin. Hah, jadi orang hamil ngerepotin banget sih.

Kruyukk.

Sayang, umma tadikan udah makan masa udah lapar lagi. Auw, iya iya. Ayo kita makan. Kataku sambil mengusap pelan perutku.

Um, ada apa disini.. Ah, ada roti. Aku makan roti aja.

Ceklek

“Yesung hyung, kau pulang” sapaku

“Wookie, ayo temani aku seperti waktu itu”

“Hyung, kau mabuk. Jangan dekati aku”

“Wookie, ayolah sayang”

Yesung hyung menarikku ke dalam kamarnya dan melakukan hal yang sama seperti waktu itu.

“Yesung hyung, ku mohon jangan melakukannya. Kau akan menyakiti bayiku”

“Kau tidak boleh menolak atau ku bunuh bayimu. Aku akan pelan-pelan”

Page 8: Nae Aegya

Aku menyerah. Aku masih sayang bayiku.

++++

Ku buka mataku, ku lihat Yesung hyung dan aku hanya ditutupi selembar selimut. Dia melakukannya lagi.

“Bibi Gain, bisa kau periksa bayiku? Auw” pintaku

“Dia menendang lagi? Dia berarti sangat sehat. Baiklah ayo berbaring disini” ujarnya

Kali ini bukan sakit karena bayiku tapi sakit di bagian bawah tubuhku hasil perbuatan Yesung hyung kemarin.

“Tuan Wookie, bayi anda lemah. Apa anda melakukan aktivitas yang sangat melelahkan kemarin?” tanya Bibi Gain

“Benarkah? Apa yang harus ku lakukan agar bayiku sehat lagi?”tanyaku panik

“Anda harus minum ramuan yang kemarin saya berikan dan harus istirahat yang banyak” saran bibi Gain

Yesung hyung kau brengsek.

++++

Month 7-8

“Bibi, sekarang bagaimana keadaan bayiku?” Tanyaku penasaran

Beberapa bulan ini bayiku jarang beraktivitas banyak. Mungkin karena obat yang diberikan Yesung hyung padaku. Aegya umma tidak akan marah kalau kau banyak bergerak sekarang. Umma sayang padamu sayang. Kataku sambil mengusap perutku merasakan makhluk yang ada di dalamnya.

“Kandungan anda sangat lemah, Tuan Wookie. Saya takut terjadi apa-apa pada anda” jelas Bibi Gain

“Aku tidak akan melakukan hal-hal aneh. Ku mohon bibi. Aku ingin dia lahir” pintaku

“Akan saya usahakan yang terbaik untuk anda dan bayi anda”

Brakk

“Ryewook, kau tidak memakan obatmu kan? Apa yang ku katakan soal memakan obatmu?” bentak Yesung hyung

“Aku meminum itu juga akan membunuh bayiku. Kau berengsek. Tidak puas kau hampir membunuh bayiku!!” bentakku

“Kau makan ini!!” paksanya

Page 9: Nae Aegya

“Humphh.”

“Bagus sudah kau makan semua”

“Arrgghh, bi. Sakiiitt. Tuhan sakit sekali. Aarrgghh…. Ku mohon jangan ambil bayiku” kataku sambil meremas perutku

++++++++++

Month 9

Setelah itu Yesung hyung tidak pernah ke rumah. Sebuah keajaiban obat yang aku minum sebelum Yesung hyung datang adalah obat yang dapat menetralkan obat sialan itu.

“Tuan, saya sudah izin pulang hari ini dengan tuan Yesung. Tuan hati-hati di rumah saya akan kembali seminggu lagi”

“Hati-hati di jalan, bi” kataku sambil mengantar Bibi Gain ke depan pintu

“Nah, apa yang akan kita lakukan aegya” tanyaku sambil mengusap perutku

Omona perutku sudah sangat besar sekarang. Aegya kau sudah bertahan selama ini. Gomawo, umma sangat bangga padamu. Ah, pinggangku sangat sakit, mungkin aku harus duduk sebentar.

Aarrgghh, baby. Aegya. Wae? Kenapa sayang? Arrgghh… sakit.. aarrrgghhh..

Kenapa ini? Kalau aku lihat waktu ibu akan melahirkan keluar cairan yang ibu sebut air ketuban tapi aku gak merasakannya. Berarti aku belum akan melahirkan.

Tapi, aarrgghh.. tuhan ini sakit sekali. Huft..huft.. Aku menyandarkan diriku ke tembok. Kata bibi aku harus berlatih agar tidak sulit melahirkan. Pelan-pelan naik, turun. Aarrgghh, tuhan kenapa rasanya sakit sekali. Sayang sabar nak, sebentar lagi kau akan melihat umma. Ah, itu ada bola yang biasa ku jadikan latihan. Heh, ke kanan ke kiri. Aarrrgghh, aku tidak tahan.

Ku pegang ujung tempat tidurku sambil berjongkok. Ya tuhan, beginikah rasanya akan melahirkan. Kata bibi agar lebih tenang aku harus menggerakkan tubuhku.

Ahh, air, putih, dari paha. Aku akan melahirkan…

+++

Ku baringkan tubuhku diatas tempat tidur. Tenang kau harus tengan Wookie. Aku tidak bisa menghubungi siapa-siapa dan berteriak pun percuma saja. Aarrrgghh, ku cengkram dengan kuat bantalku. Ya tuhan. Ku angkat kedua kakiku memposisikannya menekuk. Akan ku coba mendorong.

“Ehhh, huft.. huft.. “

Tarik nafas.. buang.. Tarik nafas.. buang.. Kau bisa Wookie, bibi Gain sudah mengajariku caranya.

Page 10: Nae Aegya

“Eehh.. haaa… Huft..huft”

Ku tarik sekencang-kencangnya bantal dan seprei tempat tidurku. Tuhan ku mohon bantu aku.

“Aarrgghh, sayang ayo keluarlah. Bantu umma ya, sayang”

“Arrgghh” erangku

Belum, dia belum mau keluar. Ku turunkan kaki ku kemudian berusaha meraih apa saja di tempat tidurku untuk menahan rasa sakit ini.

“Aarrrgghh, tuhan ku mohon kurangi rasa sakitku”

“Arrghhh, ah ah ah ah.. Ia akan keluar. Dia mendorong. Auw.. auw.. Argghh”

Ku tegakkan lagi kakiku, membuat jalan untuknya.

“Ayo dorong lagi, eeehhh.. huft..huft…”

“Heeehh, huft..huft..”

Terbuka, lubangnya terbuka. Aku bisa merasakan rambutnya. Rambut anakku.

“Eeehh, Huft.. Huft.. hee.. Ah…..”

“Haah…. Anakku. Akhirnya kamu lahir sayang”

“Kenapa kamu tidak bersuara? Ku mohon berbicaralah padaku? Kamu tidak bernafas sayang”

Aku harus membawanya ke rumah sakit.

+++++

“Dokter ku mohon selamatkan anakku” pintaku pada dokter yang tadi membawa bayiku

“Nyonya anda baru saja melahirkan. Anda tidak boleh disini. Ikutlah dengan suster, ia akan membawa anda ke ruang perawatan. Saya akan berusaha menyelamatkannya” sarannya

“Tidak, aku mau tau bayiku. Aku mau melihat dia sehat” tolakku

“Nyonya, anda terlalu lemah. Saya akan berusaha sekuat tenaga”

+++

Ini sudah hari kedua setelah operasi penyedotan cairan di paru-paru bayiku. Karena itu ia tidak bisa bernafas kemarin. Sekarang ia sudah bisa bernafas dengan bantuan selang dan peralatan medis. Aegya, betapa kasihannya dirimu, nak. Kau sangat kecil. Dan harus menderita sebanyak ini. Mianhe, umma tidak bisa menjagamu.

Page 11: Nae Aegya

“Dokter, bolehkah aku menggendongnya?” tanyaku pada Dokter yang menangani bayiku

“Tentu saja boleh”

“Sayang, ini umma kau ingatkan?”

Tanyaku sambil menggendong bayiku. Kenapa dadanya tidak turun naik?

“Dokter bayiku kenapa? Dia berhenti bernafas.. Dokter tolong” pintaku

“Mianhe, Nyonya. Bayi anda sudah tidak sanggup bertahan lagi. Ikhlaskanlah dia”

“Aegya, mianhe dan gomawo atas kehadiranmu di bumi ini. Beristirahatlah dengan tenang. Nae aegya”