musparlin
-
Upload
rhinyjiswa -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of musparlin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai mahluk hidup kita membutuhkan energi sebagai
bahan untuk mendukung proses metabolisme dalam tubuh. Tubuh
manusia agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik
dibutuhkan gizi yang cukup dan lengkap. Kecukupan akan gizi ini
diperoleh melalui makanan yang mengandung berbagai macam
zat yang dibutuhkan oleh tubuh. Kebiasaan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan gizi yang tidak sesuai dengan angka
kecukupan gizi akan menimbulkan masalah. Seseorang biasa
mengkonsumsi makanan yang melebihi atau kurang dari angka
kecukupannya yang dibutuhkan maka berakibat pada efek
samping berupa gangguan-gangguan dan penyakit pada tubuh
seperti seperti gangguan akibat kekurangan yodium, anemia gizi
besi, kurang viatmin A, kurang energi protein masih tetap
merupakan gangguan khususnya di pedesaan.Dengan meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat
yang tinggal baik di perkotaan maupun di pedesaan akan
memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan
yang cenderung menyukai makanan siap santap dimana
kandungan gizinya tidak seimbang. Rata-rata makanan jenis ini
mengandung lemak dan garam tinggi, tetapi kandungan serat
yang rendah. Disamping itu masih banyak masyarakat yang hidup
dibawah garis kemiskinan dimana pemenuhan kebutuhan
makanan kurang sehingga timbul masalah gizi kurang. Jadi
masalah gizi yang timbul, baik masalah gizi kurang maupun
masalah gizi lebih sebenarnya disebabkan oleh perilaku makan
seseorang yang salah yaitu tidak adanya keseimbangan antara
konsumsi gizi dengan kecukupan gizinya.
1
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan beberpa hal
diantarnya pengertian kebutuhan dan kecukupan gizi, perbedaan
diantara keduanya, serta hal yang berkaitan dengan angka
kebutuhan gizi, sehingga kita memahamai kebutuhan dan
kecukupan gizi tubuh yang kita butuhkan yang akan berdampak
pada pembiasaan hidup sehat dalam kehidupan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kebutuhan dan kecukupan zat gizi?
2. Apa perbedaan antara kebutuhan dan kecukupan zat gizi?
3. Apa saja yang mempengaruhi kebutuhan dan kecukupan zat
gizi?
4. Bagaimana menghitung AKG serta apa kegunaan dari AKG?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari kebutuhan dan kecukupan zat
gizi.
2. Untuk memahami perbedaan antara kebutuhan dan kecukupan
zat gizi.
3. Untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi
kebutuhan dan kecukupan gizi seseorang.
4. Untuk mengetahui berbagai kegunaan Angka Kebutuhan Gizi
(AKG) dan cara menghitungnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kecukupan Gizi.
Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkaan (AKG)
atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf
konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan
ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua
orang sehat. Angka kecukupan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi
minimal yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan
status gizi adekuat (Almatsier 2009).
AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat
badan untuk masing-masing kelompok umum, gender, aktivitas
fisik, dan kondisi fisiologis tertentu seperti kehamilan dan
menyusui. Dalam penggunaannya, bila kelompok penduduk yang
dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan
patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila
berat badan kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus,
AKG dihitung berdasarkan berat badan idealnya. AKG yang
dianjurkan tidak digunakan untuk perorangan (Almatsier 2009).
Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang
dibutuhkan oleh individu secara rata-rata dalam sehari untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kebutuhan gizi setiap
individu berbeda tergantung beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Penilaian standar kecukupan gizi berpedoman
pada angka kecukupan gizi (AKG). Angka kebutuhan yang
digunakan sebagai pedoman adalah hasil Widya Karya Pangan
dan Gizi yang direvisi setiap lima tahun sekali.
3
AKG yang ditetapkan pada Widyakarya Pangan dan Gizi
Nasional (WNPG) tahun 2004 meliputi zat-zat gizi sebagai
berikut: energi (kkal), protein (g), vitamin A (RE), vitamin D
(mcg), vitamin E (mg), vitamin K (mcg), tiamin (mg), riboflavin
(mg), niasin (mg), asam folat (mcg), piridoksin (mg), vitamin B12
(mcg), seng (mg), selenium (mcg), mangan (mg), dan flour (mg)
WNPG 2004 juga menganjurkan kebutuhan serta makanan
(dietary fiber) sebanyak 10-14 gram/1000 kkal atau 19-30
g/orang/hari, dengan rasio serat makanan tidak larut air dan serat
larut air sebesar 3:1 (Almatsier 2009).
2. Perbedaan antara Kebutuhan dan Kecukupan Gizi
Angka Kebutuhan Gizi (Nutrient Requirement) adalah
jumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang/individu agar
dapat hidup sehat, diantaranya untuk mempertahankan hidup,
melakukan kegiatan internal/eksternal, menunjang pertumbuhan,
melakukan aktivitas fisik, pemeliharaan tubuh, basal
metabolisme, pernapasan dan evaporasi, serta pencernaan dan
eksresi. Angka Kebutuhan Gizi dipengaruhi oleh variasi
kebutuhan tinggi atau rendah, antara lain faktor genetika,
sementara itu dalam AKG sudah memperhitungkan variasi
kebutuhan individu dan cadangan zat gizi dalam tubuh.
Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985)
adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan
untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai
ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai
dengan kesehatan jangka panjang dan yang memungkinkan
pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan
ekonomi.
4
Angka kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) adalah
banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi
dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk
mencegah defesiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan
keadaan fisiologis seperti ibu hamil dan menyusui.
Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua
(97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan
fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang
diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50%
orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis
tertentu disebut dengan kebutuhan gizi (Hardinsyah dan
Tampubolon 2004).
Rata-rata kecukupan energi dan protein bagi penduduk
Indonesia tahun 2013 masing-masing sebesar 2150 Kilo kalori
dan 57 gram protein perorang perhari pada tingkat konsumsi.
Sedemikian besarnya kegunaan AKG sehingga telah ditetapkan
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia.
kemarin. Hal yang umum diketahui oleh mahasiswa
bidang gizi tentang angka kebutuhan gizi dan kecukupan gizi
adalah seperti berikut:
Angka kebutuhan gizi:
1. Merupakan besarnya zat gizi yang diperlukan oleh tubuh agar
individu tersebut dapat hidup sehat dan produktif.
2. Sudut pandang yang digunakan adalah individu.
5
3. Biasanya digunakan pada saat akan menentukan kandungan
gizi. dari suatu menu yang akan direkomendasikan pada
orang tertentu.
4. Nilainya cenderung lebih tinggi dari pada Angka Kecukupan
Gizi (AKG).
5. Untuk menentukan angka kecukupan gizi maka harus
menggunakan tabel AKG berdasarkan WNPG 2004.
Angka Kecukupan Gizi:
1. Merupakan besarnya zat gizi yang diperlukan oleh individu
dalam satu populasi agar seluruh populasi dapat hidup sehat.
2. Sudut pandang yang digunakan adalah populasi.
3. Biasanya digunakan untuk mengoreksi kandungan gizi dari
suatu menu dengan kebutuhan setiap individu.
4. Untuk menentukan angka kebutuhan gizi harus dilakukan
dengan cara rinci
3. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan dan Kecukupan Gizi
A. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi
Kecukupan gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut :
1. Tahap pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
2. Ukuran dan komposisi tubuh.
3. Jenis kelamin.
4. Keadaan kesehatan tubuh.
5. Keadaan fisiologis tubuh.
6. Kegiatan fisik.
7. Lingkungan.
8. Mutu makanan.
9. Gaya hidup.
6
B. Faktor yang mempengaruhi kecukupan gizi
Kebutuhan pangan dan gizi berbeda antara indivitu,
karena dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
a. Tahap perkembangan,meliputi kehidupan sebelum lahir,
sewaktu bayi, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan
lansia. Laju pertumbuhan sebelum dan setelah lahir (pre-
natal dan post-natal) serta semasa bayi (<1 tahun) adalah
lebih cepat daripada tahap lainnya dari kehidupan. Setiap
unit bobot tubuh pada saat bayi memerlukan zar gizi
esensial lebih tinggi dibandingkan masa lainnya. Usia bayi
juga paling rawan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Janin yang sehat mempunyai peluang yang baik untuk
memulai kehidupan yang sehat. Dalam usia 6 bulan, bayi
yang sehat berat badannya dua kali lipat dari berat sewaktu
lahir. Pertumbuhan masa kanak-kanak (growth spurt I, umur
1-9 tahun) berlangsung dengan kecepatan lebih lambat
daripada pertumbuhan bayi, tetapi kegiatan fisiknya
meningkat. Oleh karena dengan adanya pertimbangan
terhadap besarnya tubuh, kebutuhan gizi tetap tinggi.
Menyediakan pangan yang mengandung protein, kapur,
fosfor yang sangat penting. Masa remaja disebut sebagai
growth spurt II, dengan kisaran usia 10-19 tahun.
Pertumbuhan seksual terjadi pada masa remaja. Selain itu
juga tinggi dan bobotnya juga bertambah, sistem kerangka
pertumbuhannya sudah lengkap, ukuran jantung serta organ
pencernaan bertambah. Masa dewasa yaitu usia 20-60 tahun
baik wanita maupun pria mengalami masa kerja fisik yang
tinggi. Pada masa dewasa madya (40-60 tahun) aktivitas
mulai menurun, angka metabolism basal (basal metabolism
rate/BMR) yang diperlukan relative rendah sehingga zat
gizi lebih digunakan untuk pemeliharaan. Pada usia lanjut
7
(>60 tahun) terjadi penurunan kegiatan fisik, rentan
terhadap penyakit. Zat gizi dimanfaatkan untuk
mengganti/memperbaiki jaringan yang rusak. Dengan
demikian kebutuhan energy menurun dan protein
meningkat.
b. Faktor fisiologis tubuh, misalnya kehamilan. Pada masa ini,
zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan organ reproduksi
ubu maupun untuk pertumbuhan janin. Wanita hamil yang
tidak bertambah berat badannya mulai bulan ke empat
hingga ke tujuh, kemungkinan akan melahirkan sebelum
waktunya atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR < 2,5 kg). begitu pula selama menyusui,
kebutuhan gizi lebih tinggi daripada sebelum hamil karena
zat gizi diperlukan ibu untuk menghasilkan ASI.
c. Keadaan sakit dan dalam penyembuhan. Seseorang yang
menderita penyakit yang disertai dengan demam
membutuhkan lebih banyak protein. Pada masa ini akan
banyak kehilangan nitrogen yang diperoleh dari
perombakan protein.
d. Aktivitas fisik yang tinggi makin banyak memerlukan
energy. Pengukuran kebutuhan energy didasarkan pada
pengeluaran energy dengan komponen utama angka
metabolism besar (BMR) dan kegiatan fisik sesuai dengan
tingkatannya (ringan, sedang, berat) pada masing-masing
jenis kelamin.
e. Ukuran tubuh (berat dan tinggi badan), pada jenis kegiatan
yang sama, orang yang besar menggunakan lebih banyak
energy daripada yang kecil.
Dari faktor diatas menginformasikan bahwa untuk
mencapai angka kebutuhan dan kecukupan gizi diperlukan
penyusunan makanan yang seimbang sehingga tubuh tidak
8
kelebihan ataupun kekurangan dalam menerima zat gizi.
Adapun prinsip penyususnan menu seimbang yaitu:
1. Bahan makanan mempunyai tiga fungsi bagi seseorang, yaitu
fungsi biologi, psikologi dan sosial.
2. Makanan dapat dikelompokkan menurut slogan empat sehat
lima sempurna menjadi lima golongan, yaitu makanan pokok,
lauk pauk, sayur-sayuran, buah dan susu.
3. Pemilihan bahan makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu : keadaan psikologi, pendidikan, pendapatan, sosial
budaya dan geografi.
4. Dalam memilih bahan makanan perlu memperhatikan jenis
dan tanda kerusakan bahan makanan serta ciri-ciri bahan
makanan yang baik.
5. Pengertian menu seimbang adalah susunan hidangan
beberapa macam makanan yang mengandung energi dan zat
gizi secara cukup, baik jenis maupun jumlahnya.
6. Manfaat yang diperoleh dari menyusun menu seimbang
adalah kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi; dapat memilih
bahan makanan yang baik, dan sesuai dengan keadaan sosial,
ekonomi dan budaya; mengurangi kehilangan zat gizi selama
penyiapan makanan; serta mengurangi kebosanan akan menu
makanan.
7. Dalam merencanakan menu seimbang perlu memperhatikn
berbagai faktor, yaitu : kecukupan zat gizi, pemilihan bahan
makanan yang baik dan sesuai , serta penyelenggaraan
makanan.
8. Proses yang harus dilakukan dalam menyusun menu adalah
menentukan kecukupan gizi, menentukan hidangan,
penentuan pemilihan bahan makanan, serta pengolahan bahan
makanan.
9
4. Cara Menghitung Angka Kebutuhan Gizi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) setiap individu akan berbeda
sesuai dengan kondisi masing-masing. Untuk mengukur AKG
bagi orang dewasa secara cepat, kebutuhan kalori/energi dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jenis
Kelamin
Angka Kecukupan Gizi ( AKG )
Ringan Sedang Berat
Laki –
Laki
1,56 x
BMR
1,76 x
BMR
2,10 x
BMR
Perempuan 1,55 x
BMR
1,70 x
BMR
2,00 x
BMR
Prinsip untuk menentukan Angka Kecukupan Energi
didasarkan pada pengeluaran energi dimana komponen Basal
Metabolic Rate (BMR) merupakan komponen utama. Nilai BMR
ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis
kelamin. Secara sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan
menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut :
Rumus untuk menaksir nilai BMR
Kelompok
Umur
( Tahun )
BMR ( kkal/hari )
Laki – laki Wanita
0 – 3 60,9 BB + 54 61,0 B + 51
3 – 10 22,7 BB + 495 22,5 B + 499
10 – 18 17,5 BB + 651 12,2 B + 746
18 – 30 15,3 BB + 679 14,7 B + 496
30 – 60 11,6 BB + 879 8,7 B + 829
> 60 13,5 BB + 487 10,5 B + 596
10
Sumber : FAO/WHO/UNU, 1985 (dengan penyesuaian)
(dikutip dari Widyakarya Pangan dan Gizi VI, 1998)
Keterangan :
BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB
ideal/norma tergantung tujuan)
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber
karbohidrat, 20% dari protein dan 20% dari lemak. Kecukupan
protein yang dianjurkan adalah 0,8 gram/kgBB/hari. Konsumsi
protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada
kondisi tertentu, seperti gizi buruk atau masa penyembuhan
konsumsi protein dapat ditingkatkan antara 1,2 - 1,8
gram/kgBB/hari. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari
protein nabati dan hewani dengan perbandingan 3:1. Widya
Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi
orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan
energi/kalori dari protein, sebagai berikut:
Indikator
Tingkat
Konsumsi
Tingkat
Persediaan
Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori
Protein 46,2 gram 55 gram
(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram
protein nabati)
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi
makanan sehari pada orang dewasa umur 20-59 tahun, yaitu:
nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4
11
potong, sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong.
Dengan catatan dalam keadaan berat badan ideal.
Adapun Kegunaan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
adalah sebagai berikut.
a. Untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui
konsumsi, makanan bagi penduduk/golongan masyarakat
tertentu yang didapatkan dari hasil survei gizi/makanan;
b. Untuk merencanakan pemberian makanan tambahan balita
maupun untuk perencanaan institusi;
c. Untuk merencanakan penyediaan pangan tingkat regional
maupun nasional;
d. Untuk patokan label gizi makanan yang dikemas apabila
perbandingan dengan angka kecukupan gizi diperlukan;
e. Untuk bahan pendidikan gizi.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa antara
kebutuhan dengan kecukupan gizi adalah hal yang berbeda
namun saling berkaitan satu sama lain. Dimana kebutuhan gizi
adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan
untuk menutupi pengeluaran energi seseorang sedangkan
kecukupan gizi yaitu jumlah zat gizi minimal yang diperlukan
seseorang/individu agar dapat hidup sehat.
Untuk emeperoleh angka kecukupan gizi diperlukan menu
seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan
seseorang. Sehingga setiap orang memiliki kriteria tersendiri
terhadap jumlah kebutuhan dan kecukupan gizi yang mereka
butuhkan sesuai dengan faktor-faktor yang telah ditetapkan.
B. Saran
Informasi yang terkandung dalam makalah ini sekiranya
dapat diaplikasikan dalam kehindupan sehari-hari sebagi bentuk
implementasi kita terhadap ilmu yang telah didapatkan memalui
diskusi Mata Kulian Pangan dan Gizi. Semoga memberi banyak
manfaat.
13