Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar...

60
Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta

Transcript of Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar...

Page 1: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta

Page 2: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh
Page 3: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

A.D PIROUS ABAS ALIBASYAH AFFANDI AGUS DJAYA AHMAD SADALI AMRI YAHYA

BASOEKI ABDULLAH BATARA LUBIS DEDE ERI SUPRIA DJOKO PEKIK

EMIRIA SUNASSA FADJAR SIDIK G. SIDHARTA HARDYONO HARIJADI SUMADIDJAJA

HENDRA GUNAWAN HENK NGANTUNG ISKANDAR HARDJODIMULYO ITJI TARMIZI

LEE MAN FONG MOCHTAR APIN NASHAR NASIRUN NUNUNG WS OH. SUPONO

OESMAN EFFENDI OTTO DJAYA PAN SEMARI POPO ISKANDAR RADEN SALEH RASTIKA

RGA. SUKIRNO RUSLI S. SUDJOJONO SAPTO HUDOYO SOEDARSO SOEDIBIO SITI ROELIJATI SRIHADI SOEDARSONO

SUBANTO SURYOSUBANDRIO SUDJANA KERTON SUNARYO

SUMBAR PRIYANTO SUNU SUNIHARJO TRUBUS ZAINI

Page 4: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Yayasan Mitra Museum JakartaAdi Hong-TanAisha HabirAmir Sidharta Annissa M GultomAtika Nur RahmaniaAuguste SoesastroBeata PrimanaCatharina WidjajaCharmie HamamiCosmas D. GozaliDeborah IskandarDewi SoehartoDewi MallarangengDiana NazirEndah Afiff Engel Tanzil

Felia Salim Handaka SantosaIntan A. KatoppoIta Budhi Jasmine PrasetioJulianty Tulung Kania Aisha PasamanMaya SujatmikoMeike MalaonNatasha SidhartaNiniek L. KarimPatrick Owen S.O. Rerie Lestari MoerdijatSally TexaniaSoedarmadji JH DamaisTazran TanmiziVeronica Tan Winda Malika Siregar

Museum Seni Rupa dan Keramik, JakartaOktober 2019 - Januari 2020

Kurator Aminudin TH Siregar Farah Wardani Mikke Susanto Sally Texania

Perancang PameranAtelier Cosmas Gozali

Tata Pamer dan InstalasiMaya Sujatmiko

Perancang KatalogAndre Rahat SaragihWinda Malika Siregar

FotografiTomi Faisal Alim

Penerbit & DistributorYAYASAN MITRA MUSEUM JAKARTAGraha Apic, Lantai Dasar, Jl. Talang Betutu No. 5Jakarta Pusat 10230, IndonesiaTelp +6221 3155 515 ext 103

MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIKJl. Pos Kota No. 2 Jakarta Barat 11110, Indonesia

Page 5: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

HAK CIPTA © YMMJ & MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK, DILINDUNGI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU. KATALOG INI, BAIK SEBAGIAN DARIPADANYA MAUPUN SECARA KESELURUHAN TIDAK DAPAT DENGAN CARA DAN/ATAU BENTUK APAPUN

DIREPRODUKSI, DISALIN DAN DISIMPAN DALAM SISTEM APAPUN YANG DAPAT DIAKSES, DIKIRIMKAN, DIBAGIKAN, DIUNGGAH, DIMODIFIKASI, DIGUNAKAN KEMBALI, DIUMUMKAN, DICETAK ATAU DIMUAT DALAM MEDIA APAPUN TANPA IZIN PEMEGANG HAK CIPTANYA.

P E R S E M B A H A N D A R I

Page 6: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Pengantar

Page 7: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

M U S E U M S E N I R U P A D A N K E R A M I K

Esti Utami SSKepala Unit Pengelola Museum Seni

Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sejarah seni rupa khususnya lukisan bisa membawa kembali kedalam suasana pada masa lukisan dibuat oleh sang perupa. Perkembangan seni rupa yang dinamis seiring dengan perkembangan zaman, membuat museum harus ikut berbenah dan menyesuaikan diri agar sesuai dengan visi dan misi museum sebagai pusat informasi dan dokumentasi warisan budaya bangsa.

Atas nama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, saya menyambut baik penyelenggaraan pameran Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya, dengan membawa nafas baru bagi lini narasi dan penyajian tata pamer di Museum Seni Rupa dan Keramik.

Semoga dapat menarik minat masyarakat, khususnya di DKI Jakarta untuk mengapresiasi Seni Rupa Indonesia.

Wassalaamualaikum Wr. Wb.,

Jakarta, Oktober 2019

1

Page 8: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Y AY A S A N M I T R A M U S E U M J A K A R TA

Catharina WidjajaKetua Umum

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya memberikan sebuah pengalaman baru kepada pengunjung pameran untuk menikmati koleksi lukisan Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta dengan alur tata pamer khusus yang terbagi dalam beberapa tema baru. Sebelum adanya Lini Narasi dan Tata Pamer Baru ini, koleksi Museum Seni Rupa Jakarta dipilah dan ditata berdasarkan hubungannya dengan tema Sejarah Nasional Indonesia.

Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) memiliki visi bahwa museum merupakan ruang publik yang berperan penting dalam pemajuan kebudayaan dan merupakan tempat bertemunya masyarakat dari berbagai latar belakang. Menyadari pentingnya alur dan tata pamer yang baik sebagai bagian integral dari sebuah museum, pada dua tahun yang lalu YMMJ bekerjasama dengan Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta dalam pendataan dan inventarisasi karya

seni koleksi museum. Selanjutnya, kami bekerjasama dengan empat kurator sehingga hasil proses inventarisasi tersebut dapat dituangkan ke dalam sebuah Lini Narasi dan Tata Pamer Baru.

Melalui pameran ini, kami dari YMMJ berusaha memperkenalkan sebuah pengalaman baru yang menampilkan karya-karya besar dengan kisah sejarah yang mencerminkan semangat revolusi dan kebangkitan negara Indonesia dari zaman ke zaman melalui kacamata seni.

Dibentuk tiga tahun yang lalu guna mendukung upaya pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam penataan dan pengembangan museum-museum sebagai sarana pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya serta hiburan, YMMJ bertujuan untuk meneruskan semangat kemitraan pemerintah dan swasta.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

2

Page 9: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Harapan kami melalui pameran ini, masyarakat luas akan semakin berminat akan kemajuan seni rupa Indonesia, semakin memahami dan menghargainya bukan saja dari aspek keindahannya, tetapi juga dari aspek sejarah dan budayanya. Terlebih daripada itu, kami berharap standardisasi museum di Indonesia dapat menyeimbangi dan bahkan di kemudian hari bersaing dengan museum-museum besar dunia.

Salam Hangat,

Jakarta, Oktober 2019

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

3

Page 10: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Disusun oleh:

Aminudin TH SiregarFarah WardaniMikke SusantoSally Texania

Prakata

Page 11: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Sejak abad ke-18, bagi masyarakat Eropa, museum seni dipandang sebagai pusat formasi sosial, etika, dan politik yang berperan penting dalam proses memodernisasikan negara-bangsa. Museum adalah tempat untuk menyimpan koleksi, suatu himpunan benda-benda yang ditata di dalam ruang institusional yang menyimulasikan hubungan-hubungan geografik, kronologi sebuah peristiwa sejarah, evolusi perkembangan sebuah bentuk, tema, atau teknik sebuah hasil seni, baik dari individu maupun masyarakat.

Kendati orientasinya berbeda-beda, tetapi umum diketahui bahwa tujuan museum dalam bingkai modern adalah sebuah ruang yang bertugas untuk mengumpulkan, melestarikan, menafsirkan, menampilkan, dan memamerkan benda-benda seni, artefak peradaban/budaya, atau karya-karya ilmiah yang bermanfaat sebagai ruang interaksi dan pendidikan masyarakat.

Di Indonesia, ihwal permuseuman tidak bisa dilepaskan dari kolonialisme Belanda. Dibentuknya perkumpulan Bataviaach Genootschap van Kunsten en Wetenschappen pada 24 April 1778 oleh sejumlah intelektual Belanda di Batavia menandai era perkembangan pemikiran-pemikiran baru terhadap ilmu pengetahuan di Hindia Belanda.

Peristiwa ini juga berjalan seiring dengan revolusi intelektual (the Age of Enlightenment) di Eropa. Tujuan perkumpulan Bataviaach Genootschap adalah memajukan penelitian seni dan ilmu pengetahuan, terutama keilmuan biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah. J.C.M Radermacher, salah seorang pendirinya, menyumbang rumah kediamannya untuk menampung berbagai koleksi. Inilah cikal-bakal terbentuknya museum dan perpustakaan di Hindia Belanda.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

5

Page 12: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Dalam perkembangan selanjutnya, ketika koleksi semakin bertambah, Batavia Genootschap menempati gedung khusus pada 1862. Meski sempat vakum dan berganti bentuk di masa Thomas Stamford Raffles, Bataviaach Genootschap akhirnya kembali aktif di bawah pemerintahan Belanda yang mengambil alih kekuasaan Hindia Belanda. Dalam perkembangan selanjutnya, kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial mendorong pendirian berbagai museum dan lembaga ilmu pengetahuan di berbagai kota, seperti Museum Zoologi Bogor (1894) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Radyapustaka di Solo (1890), dan Museum Geologi Bandung (1929). Begitupula di sejumlah tempat, seperti Bali, Aceh, Bukit Tinggi, dan Simalungun didirikan museum yang memperlihatkan koleksi sejarah daerah masing-masing.

Warisan bangunan dan koleksi Bataviaach Genootschap yang pernah bernama Museum

Pusat itu, pada tahun 1979, berubah nama menjadi Museum Nasional. Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta memiliki fase perkembangan yang unik, baik dari segi sejarah bangunan maupun transformasi fungsinya. Pada mulanya bangunan museum ini merupakan gedung pengadilan kolonial Belanda sampai kemudian pada 1976 ditetapkan sebagai Balai Seni Rupa dan kemudian Museum Seni Rupa dan Keramik.

Narasi baru ini merupakan langkah awal bagi modifikasi Museum Seni Rupa dan Keramik (MSRK) menjadi Museum Seni Rupa Jakarta (MSRJ). Narasi ini disusun sebagai usaha untuk memperkuat nilai-nilai sejarah museum yang tidak bisa dilepaskan dari berbagai peristiwa sejarah di Indonesia, yaitu: sejarah permuseuman, sejarah kota, sejarah pengkoleksian dan tentu saja, berbagai fragmen sejarah seni rupa yang terkandung pada koleksi itu sendiri.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

6

Page 13: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

7

Page 14: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Penataan Koleksi dan Penetapan Narasi

Page 15: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

9

Sebagaimana yang telah disinggung sekilas, museum adalah institusi yang mengumpulkan, melakukan dan mendorong penelitian, melestarikan, dan menyajikan keragaman karya-karya seniman dalam rangka untuk menghubungkan orang dengan kreativitas, pengetahuan, dan ide-ide. Oleh sebab itu di sebuah museum, koleksi (collection), konservasi (conservation), penelitian (research), dan program publik (public program) merupakan fungsi yang sangat mendasar.Semua fungsi tersebut saling terikat satu sama lain yang kemudian dikelola untuk bisa dijadikan sandaran museum dalam membangun atau menentukan karakter dan orientasinya di tengah masyarakat. Dan dalam mengekspresikan prioritasnya, sebuah museum umumnya akan terus melakukan pembenahan atau merevitalisasi empat fungsi dasar tersebut. Museum tidak bisa berdiri sendiri atau mengoperasikan program

semata-mata hanya untuk memenuhi kepentingan para pengurus internal. Dengan demikian, sebuah museum akan selalu menimbang keterlibatan masyarakat dalam menetapkan keputusan-keputusan program.

Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta memiliki kapasitas fungsi dasar tersebut. Museum ini menyimpan koleksi lebih dari 1.500 item benda seni dengan komposisi: keramik, patung, grafis, dan lukisan. Sehubungan dengan ini, maka manajemen koleksi yang melibatkan pengembangan, penyimpanan, pelestarian koleksi dan konteks warisan budaya, mutlak diperlukan. Tujuan utama dari manajemen koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunia seni dan menjamin keamanan jangka panjang dan kesinambungan perawatan benda budaya. Dalam manajemen koleksi tanggung jawab administratif terkait dengan pengembangan koleksi, koleksi

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

9

Page 16: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

perawatan, dan pelestarian fisik warisan budaya. Salah satu produk yang dikeluarkan dari manajemen koleksi ini adalah: katalogus – suatu identifikasi obyek yang mencantumkan nomor permanen identifikasi, nama obyek, seniman atau nama penciptanya, deskripsi obyek, dimensi, komponen obyek dan bahan, kondisi, asal, pameran dan riwayat pembuatan dan pelestarian, lokasi saat ini, dan gambar obyek. Terkait dengan hal ini, pengembangkan manajemen koleksi dengan basis teknologi (komputerisasi, digitalisasi, dan lain sebagainya) perlu dipertimbangkan di masa yang akan datang sebab sebuah kebijakan manajemen koleksi meletakkan pondasi dasar untuk bagaimana museum menangani situasi yang berkaitan dengan koleksi mereka.

Dilihat dari bingkai kebudayaan, koleksi lukisan Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta ini memiliki sejumlah keutamaan yang

berhubungan dengan, misalnya, konteks eksteriorisasi. Konteks ini memperlihatkan bagaimana daya budi manusia (seniman) menata alam sehingga menghasilkan sesuatu yang berdiri sendiri sebagai hal, peristiwa, benda dan fisik. Lukisan Pengantin Revolusi (1950) karya Hendra Gunawan, misalnya, menggambarkan konteks tersebut. Lukisan Hendra Gunawan memperlihatkan konteks lingkungan yang mengedepankan hubungan antar manusia dalam menjalin solidaritas, kerjasama, saling menghargai dan cinta kasih.

Koleksi museum lainnya yang memperlihatkan konteks ini adalah lukisan S. Sudjojono, High Level (1970). Keutamaan lainnya adalah nilai kepribadian manusia yang terkait dengan realisasi wajar, harmoni, dan hirarki dari budi dan bakat insani dalam meneguhkan kemanusiaan yang sempurna, lengkap, utuh dan otentik. Lukisan-lukisan Raden Saleh, Basoeki Abdullah, Dullah, Soedibio, dan

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

10

Page 17: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

beberapa lainnya yang menjadi koleksi museum juga mengungkap nilai-nilai tersebut.

Sementara itu, dari refeksi tema lukisan, terdapat hubungan secara langsung dan tidak; atau kesinambungan maupun ketidaksinambungan antara koleksi museum dan sejarah nasional bangsa Indonesia. Tercermin dalam tema-tema lukisan dalam koleksi ini bagaimana para seniman memperjuangkan apa yang kemudian kita kenal sebagai “Seni Rupa Indonesia”. Istilah ini tidak datang begitu saja dari langit atau hasil pemberian orang. Ketika didiskusikan pada dasawarsa 1930-an; menguat di era kependudukan Jepang; dirumuskan di zaman kemerdekaan; diperdebatkan kembali di era Demokrasi Terpimpin dan Orde Baru, definisi seni rupa Indonesia (baik dalam bingkai modern dan kontemporer) yang pernah ada, tentu belum memuaskan banyak pihak.

Akan tetapi, bagaimanapun juga, koleksi yang dimiliki Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta cukup merepresentasikan kronik terbentuknya “Seni Rupa Indonesia” tersebut. Dari koleksi museum ini, apa yang kemudian dinamakan “Seni Rupa Indonesia” barangkali bisa dipahami sebagai mode of discourse – model wacana. Definisi seni rupa ini belum solid karena masih terus berkembang di atas jalinan-jalinan rumit yang membentuk pola eklektik dan sinkretik dalam wujud kosa kata, tuturan, tulisan, doktrin, birokrasi, sekolah, institusi sosial, manifesto, gerakan seni, dan sebagainya. Seni Rupa Indonesia pada koleksi museum ini adalah seni yang menempatkan keindonesiaan sebagai wawasan visioner yang disadari sebagai hasil adaptasi, kontekstualisasi, indigenisasi, penerjemahan, vernakularisasi seni universal dengan realitas sosial kota, budaya, ekonomi, politik, sains, dan teknologi di tanah air.

Setelah mempelajari dan meneliti koleksi museum, narasi baru untuk Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta ini kami beri tema Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya yang diharapkan bisa merangkum keragaman tema koleksi maupun karya-karya seniman.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

11

Page 18: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

RUANG DAN NARASI

Page 19: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Narasi utama yang menjadi pembuka bagi keseluruhan narasi Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta ini memuat informasi tentang sejarah pendirian museum yang mengalami alih bentuk sekaligus alih fungsi dari masa ke masa. Narasi ini merupakan fakta sejarah yang penting untuk diketahui khayalak secara luas. Selain itu, diamati dari lokasi dan arsitekturalnya, museum ini adalah cagar budaya yang memperlihatkan jejak sejarah bagi terbentuknya cikal bakal kota modern Batavia (Jakarta).

Museum Seni Rupa dan Keramik (MSRK) menempati sebuah bangunan tua yang didirikan pada 12 Januari 1870 di area Kota Tua Jakarta, tepatnya di kompleks alun-alun kota yang sekarang dikenal sebagai Taman Fatahilah. Di kompleks ini juga terdapat Museum Sejarah Jakarta dan Museum Wayang. Taman Fatahilah adalah alun-alun utama kota Batavia di masa lalu. Di kawasan

Kota Tua Jakarta ini berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi pusat infrastruktur pemerintahan kota masa kolonial: balai kota, bank, kantor pos, stasiun, gereja dan pengadilan.

MSRK berada di utara Jakarta, sekarang dikenal sebagai Taman yang merupakan alun-alun utama kota Batavia (Jakarta) di masa lalu. Di kawasan ini banyak berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang pernah menjadi pusat infrastruktur pemerintahan kota masa kolonial, seperti: balai kota, bank, kantor pos, stasiun, gereja, dan pengadilan. Dewasa ini, berbagai bengunan warisan Pemerintah Kolonial tersebut telah beralih fungsi sebagai museum.

Gedung MSRK yang kini dimanfaatkan sebagai museum ini semula bernama Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Casteel Batavia (Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia). Perubahan fungsi gedung berlangsung sesuai

N A R A S I U TA M A S E J A R A H G E D U N G D A N S E J A R A H K O L E K S I

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

13

Page 20: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

kebutuhan zaman. Dalam struktur birokrasi di awal masa Pemerintah Orde Baru, pada 1968-1975, gedung ini pernah dimanfaatkan sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI-Jakarta. Kemudian pada 1973-1976 berganti menjadi kantor Wali Kota Jakarta Barat, dan sempat berfungsi sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah. Akhirnya, pada 20 Agustus 1976 bangunan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta. Kemudian pada 10 Juni 1977, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, meresmikan gedung ini sebagai Museum Keramik menyusul kemudian menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik pada 1990.

Koleksi museum ini berasal dari berbagai hibah, di antaranya dari koleksi Wakil Presiden Indonesia yang ke-3 Adam Malik (1917 – 1984) dan hibah kolektif Yayasan Mitra Budaya. Mitra Budaya adalah sebuah yayasan filantropi Indonesia pertama yang mensistematisasikan koleksi museum melalui hibah

secara besar-besaran untuk institusi pemerintah.

Narasi utama ini menempati ruang pamer utama museum yang akan menampilkan perjalanan bangunan museum dilengkapi dengan koleksi awal museum seni rupa yang diinisiasi oleh para patron seperti Adam Malik dan Yayasan Mitra Budaya. Strategi penempatan narasi utama pada ruang pamer utama museum ini juga untuk menandai sebuah langkah baru dalam mendidik para pengunjung dalam mengapreasiasi berbagai dimensi nilai sejarah yang terkandung dalam MSRK.

Agus Djaya

DewiCat minyak pada tripleks 1952 131 x 78 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

14

Page 21: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Affandi

Potret DiriCat minyak pada kanvas1975103 x 99 cm

Emiria Sunassa

Pengantin DayakCat minyak pada kanvas Undated 55 x 69 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

15

Page 22: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

NARASI KOLEKSI

Page 23: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Dalam menulis sejarah, siapa saja akan menghadapi perihal kesinambungan dan ketidaksinambungan antar peristiwa. Apakah, misalnya, kita harus puas dengan menuliskan sejarah seni dengan menaburkan elemen-elemen yang harus dikumpulkan, dipilah-pilah sehingga relevan satu sama lain, lalu diletakkan dalam relasi satu dengan yang lain, sehingga menciptakan totalitas? Orang sering mempertanyakan, “apa hubungan yang bisa dikaitkan dari dua peristiwa penting yang terpisah?” “Bagaimana peristiwa-peristiwa tersebut berkesinambungan?”

Apakah sejarah seni rupa Indonesia merupakan suatu kesatuan tersendiri? Bagaimana kesinambungan maupun ketidaksinambungannya dengan historiografi nasional? Masalah fundamental ini, bahkan, belum terselesaikan dalam historiografi seni rupa Indonesia.

Tipe narasi yang ditiawarkan dalam pameran ini tentu tidak secara langsung menjawab pertanyaan tersebut. Harus diakui bahwa narasi ini ditulis berdasarkan pembabakan sejarah nasional konvensional. Artinya, narasi koleksi museum tidak bisa dilepaskan dari historiografi nasional sebagai arus utama.

Tidak mengherankan apabila kemudian pembabakan sejarah seni di museum ini - kendati tetap mengacu pada tahun peniciptaan seni - adalah sebagai berikut: (1). Masa Pemerintahan Hindia Belanda; (2). Masa Kependudukan Jepang (Perang Dunia II); (3). Masa Kemerdekaan, Diplomasi dan Perjuangan Senjata; (4). Masa Demokrasi Terpimpin (Perang Dingin); dan (5). Era Pembangunan Orde Baru. Sistem pembabakan ini tentu masih terlampau luas. Oleh sebab itu, pembabakan yang terlalu luas memerlukan pemilahan ke dalam skala yang lebih kecil dan sempit.

Di sini kami menawarkan irisan-irisan narasi yang lebih kecil agar orientasi koleksi museum semakin siknifikan dan representatif. Kami menyadari bahwa tidak selamanya sebuah hasil penciptaan seni serta-merta bertalian dengan peristiwa sosial. Sebuah karya seni bisa saja dihasilkan akibat proses internal dalam diri seniman yang seringkali tidak mengikutsertakan realitas di sekitarnya.

Dengan demikian, selain alur pembabakan besar sejarah tersebut di atas sejumlah koleksi museum akan dipilah ke dalam subtema-subtema baru (narasi) yang bersandar pada kecenderungan medium dan corak lukisan sebagai berikut:

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

17

Page 24: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

P E S O N A T I M U R D A N P E LU K I S T E R S O H O R J A W A

Raden Saleh

Bupati CianjurCat minyak pada kanvas185230 x 26 cm

Sejak abad ke-17 dan 18, citra eksotis tentang negeri-negeri di Timur, termasuk Jawa, muncul melalui etsa dan gambar. Buku-buku tentang negeri itu terbit mendulang sukses karena memperoleh antusiasme yang tinggi dari masyarakat Eropa. Yang menonjol di antaranya buku Itinerario: Voyage ofte Schipvaert van Jan Hygen van Linschoten naar Osst ofte Portugaels Indien - yang kaya dengan ilustrasi. Lalu buku Joan Nieuhof, Gedenkwaerdige Lant en Zeereise (1682) dan Francois Valentijn, Oud en Nieuw Oost-Indies (1724-26). Buku lainnya yang tidak kalah penting adalah buku tebal yang menghimpun rekam perjalanan Cornelis de Houtman ke Hindia (1595-1597). Buku-buku tersebut berhasil memicu gairah para petualang untuk mengarungi pesona Timur. Sementara para pemegang otoritas di Belanda menilai bentangan Hindia Belanda (Indonesia) seluas 1,904,569 km2 itu semula adalah terra incognita yang misterius sampai kemudian

dipandang sebagai sumber pengetahuan dan ekonomi yang menjanjikan.

Sejak pertengahan abad ke-19, kaum cendekiawan berdatangan ke sini untuk mencari kemungkinan lahirnya ilmu-ilmu baru. Mereka mengeksplorasi kekayaan flora dan fauna, mengkonservasi situs-situs kuno, dan meneliti keragaman hasil kesenian masyarakat. Di masa - masa

inilah muncul seseorang yang kelak menjadi pelukis besar bagi bangsa Indonesia, yaitu: Raden Saleh Sjarief Bustaman. Sebagai anak cemerlang yang punya bakat tinggi dalam menggambar dan hidup di lingkaran elit Jawa, Saleh masuk ke lingkaran Gubernur Jenderal G.A.G.P. Baron van der Capellen. Saleh kemudian bertemu gurunya pelukis Belgia A.A.J. Payen. Pada 1829 bersama Payen, Saleh bertolak ke Belanda. Setelah puluhan tahun merantau, pada 1852, Raden Saleh tiba di Batavia setelah lama “menjadi orang Jawa yang tidak tinggal di Jawa, tapi juga tidak akan pernah menjadi orang Eropa.” Kini dia adalah seorang pelukis yang bergairah mengembangkan kualitas-kualitas artistik melukis untuk mensejajarkan dirinya dengan pelukis Eropa. Di negeri ini, dia melukis dengan tema-tema pemandangan alam, perburuan binatang, dan potret-potret orang penting maupun pejabat dan dipandang sebagai pelukis yang mengawali historiografi sejarah seni lukis Indonesia.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

18

Page 25: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

P R O P A G A N D A S A U D A R A TU A D A R I U TA R A

Subanto Suryosubandrio

Potret Jaman Jepang194270 x 60 cm

Di bawah kependudukan Jepang, Indonesia mengalami masa transisi. Ini merupakan masa singkat sekaligus penting dalam menyuburkan nilai-nilai budaya Timur. Pada mulanya, sebagai Saudara Tua, Jepang menjanjikan keselamatan dan kemakmuran, selain membebaskan bangsa Indonesia dari kolonialisme Belanda. Sejarawan Aiko Kurasawa menegaskan bahwa untuk melancarkan pelaksanaan kebijakan mereka di wilayah pendudukan Jawa, pemerintahan militer Jepang memberi perhatian besar mekanisme bagaimana “menyita perhatian rakyat” (minshin ha’aku) dan bagaimana “mengindoktrinasi dan menjinakkan mereka” (senbu kôsaku). Jepang beranggapan bahwa mobilitas seluruh elemen masyarakat dan membawa sepenuhnya mentalitas rakyat Indonesia menuju kesesuaian dengan ideologi Jepang tentang Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya adalah perkara

yang mendesak. Jepang juga berpandangan bahwa orang Indonesia harus sepenuhnya dibentuk ke dalam pola tingkah laku dan cara berpikir Jepang. Karena itu, propaganda dirumuskan sebagai suatu upaya untuk mengindoktrinasi rakyat Indonesia sehingga bisa menjadi mitra yang dapat dipercaya dalam Lingkungan Kemakmuran

tersebut. Propaganda, sejak awal pendudukan, merupakan kewajiban pokok dan salah satu yang paling penting dari pemerintahan militer.

Menjelang April 1943, bagian penerangan Jepang (Sendenbu) mengumpulkan seniman-seniman Indonesia untuk membicarakan strategi-strategi dalam meningkatkan semangat perjuangan. Hasil penting dari pertemuan itu adalah pembentukan suatu pusat kebudayaan yang kemudian dikenal sebagai Keimin Bunka Shidosho. Setelah POETERA dibubarkan Jepang pada 1 Maret 1944, Basoeki Abdullah, Affandi dan S. Sudjojono bergabung ke dalam Keimin Bunka Shidosho sebagai pendidik. S. Sudjojono berperan besar terhadap pembentukan corak seniman-seniman muda. Moto S. Sudjojono di Keimin Bunka Sidhosho adalah mencari corak persatuan Indonesia, tak jauh berbeda ketika jaman Persagi.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

19

Page 26: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Manusia tidak hidup di dunia murni, melainkan menatap di dunia yang mereka kenal dan sebuah dunia di mana segala sesuatu telah berubah, karena itu, diberi “sudut manusia”: sebuah kota. Sebuah kota dipenuhi oleh berbagai kebutuhan kita, ide, tujuan, cita-cita, kebahagiaan dan penderitaan, sebuah dunia yang merupakan bagian dari pusaran keberadaan kita. Dalam hubungan itu seni adalah cara seniman mengungkapkan dunia intelektualnya: individualitas intrinsik. Sebagai kota, Jakarta adalah sebuah pemukiman besar yang masih berkembang. Sebagai kota dengan kompleksitas sistem sanitasi, penggunaan lahan, perumahaan, transportasi, perkembangan kota Jakarta tidak terlepas dari sejarah pendiriannya. Kota ini pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia.

Narasi Sketsa, Kota dan Perubahannya ini adalah irisan

yang terkumpul dari tangan para pelukis. Dalam konteks seniman, koleksi ini merefleksikan bagaimana seniman melihat sudut-sudut kota Jakarta di suatu masa tertentu dengan menangkap esensi subyek - bentuk keseluruhan, perspektif, volume, gerakan, perasaan langsung, cakupan akan cahaya dan bayangan.

Dalam konteks sosial, koleksi ini menandai sebuah bagian sejarah kota dalam masa transisi, sebuah kota yang sedang bergerak menggeliat menyongsong zaman baru, dengan visi-visi besar tentang modernitas dan pembangunan jati diri sebagai manusia urban dan kosmopolit. Koleksi yang dimiliki museum ini menjadi penting dan relevan dengan situasi Jakarta yang sedang mengalami masa transisi: sebuah kota baru, dengan segala harapan manusianya akan perubahan yang masih harus mereka perjuangkan.

Henk Ngantung

Rencana Monumen PembebasanConte hitam pada kertas196153 x 75 cminskripsi: Figur untuk monumen Irian Barat di Lapangan Banteng

S K ET S A , K O TA D A N P E R U B A H A N N Y A

khusus dalam sejarah seni dalam hubungannya dengan perkembangan kota Jakarta yang menayangkan koleksi museum

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

20

Page 27: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Dede Eri Supria

Urbanisasi Cat minyak pada kanvas

1977 201 x 302 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

21

Page 28: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

SENI D I TENGAH KECAMUK REVOLUSI DAN DIPLOMASI

Sepanjang 1945 – 1950, seniman melibatkan diri ke kancah perang kemerdekaan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Pada umumnya mereka melukiskan suasana pertempuran. Beberapa lainnya melukis potret kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang sedang mengalami masa transisi. Selain itu, untuk membantu Pemerintah merekam dan menyiarkan makna kemerdekaan, sejumlah perkumpulan seniman bermunculan. Pada 20 Oktober 1945 misalnya, atas inisiatif Djajengasmoro dan sejumlah pelukis di Yogyakarta, dibentuk Pusat Tenaga Pelukis Indonesia (PTPI) dengan tugas propaganda. PTPI memproduksi selebaran, poster hingga baliho yang mempropagandakan kemerdekaan nasional dan semangat anti kolonial. Kelompok ini berkeyakinan bahwa perjuangan kemerdekaan bisa dilakukan dengan cat, pinsil dan kertas yang bersama peluru dan diplomasi

mengusir sisa-sisa penjajah dari Indonesia. Selain itu PTPI, tercatat kelompok Seniman Indonesia Muda (berdiri pada 1946) yang berada di dalam struktur Kementerian Penerangan. Tugasnya, antara lain, membuat poster-poster propaganda kemerdekaan. Menyusul kemudian kelompok Pelukis Rakyat yang dibentuk pada 1947. Sementara itu di Bandung, dibentuk Pelukis Front yang bertugas mendokumentasikan peperangan.

Narasi ini menampilkan sejumlah karya yang mewakilkan suatu masa ketika bangsa ini pernah berjuang mempertahankan kemerdekaan dan menyerukan anti kolonialisme. Narasi ini juga memperlihatkan hubungan sosial dan historis antara seni, revolusi dan diplomasi.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

22

Page 29: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

S. Sudjojono

Prambanan (Jaga Pertama Menyeberang Djalan)

Cat minyak pada kanvas1968

200 x 300 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

23

Page 30: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

24

Page 31: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Hendra Gunawan

Pejuang-pejuang 3 Cat minyak pada kanvas

undated 130 x 293 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

25

Page 32: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

KONFLIK , INTRIK , DAN PERDEBATAN BESAR

Pada dasawarsa 1950-an, Indonesia terseret ke dalam arus Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet, dua negara adidaya yang berbeda dalam hal pemerintahan, ideologi ekonomi, dan militer. Dalam wacana seni dan kebudayaan, seniman-seniman mengalami polarisasi. Mereka aktif memperdebatkan identitas atau kepribadian nasional seperti apa yang sebaiknya dijalankan bangsa Indonesia untuk membangun seni dan budayanya. Di satu pihak kubu Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang dibentuk pada 1950 menempatkan Kerakyatan sebagai landasan visional, sementara di pihak lain membayangkan kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia (universalisme) yang berakar dari Surat Kepercayaan Gelanggang. Sementara dari kelompok Islam, terutama Nahdlatul Ulama, para seniman berkumpul di dalam wadah Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi).

Seniman-seniman yang tergabung dalam Lekra memformulasikan “realisme” ke dalam konsep yang membayangkan terciptanya integrasi sosial antara seniman dengan rakyat dengan penerapan poros 1 – 5 – 1, yaitu: 1 asas “politik sebagai panglima”; 5 pedoman penciptaan, yaitu meluas dan meninggi, tinggi mutu ideologi dan tinggi mutu artistik, memadukan tradisi dengan kekinian revolusioner, memadukan kreativitas individu dengan kearifan massa, memadukan realisme revolusioner dengan romantisme revolusioner dan 1 cara kerja yaitu turun ke bawah (turba). Metode yang dilakukan juga harus dilakukan oleh seniman adalah “metode tiga sama”: sama kerja, sama makan dan sama tinggal dengan kaum petani, terutama buruh dan petani miskin. Sebagai tandingannya, corak seni lukis abstrak dihujat sebagai bentuk neokolonialisme dan Barat.

Narasi ini menampilkan koleksi yang mewakili suatu masa ketika antar seniman saling panas-memanasi, bertikai antar kelompok maupun individu, mengumbar konflik ideologi hanya untuk menentukan identitas seni dan budaya yang tepat bagi Indonesia.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

26

Page 33: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Itji Tarmizi

Kerja Paksa Cat minyak pada kanvas

1961

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

27

Page 34: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Sapto Hudoyo

Menghadang Konvoi Undated Cat minyak pada tripleks121x271 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

28

Page 35: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Ahmad Sadali

Perahu di Pulau Bali Cat minyak pada kanvas

1975 65 x 85 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

29

Page 36: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

ORDE BARU: MEDAN BARU

Orde Baru (1966-1998) menjanjikan suatu optimisme bagi bangsa Indonesia – sebagaimana diwakilkan oleh lukisan S. Sudjojono Maka Lahirlah Angkatan 66 di ruangan ini. Di masa ini, seniman merayakan kemenangan paham humanis universal atas seni-seni partisan berpaham kerakyatan. Seniman mengungkapkan kebebasan berekspresi secara individual – tidak lagi di bawah kendali partai sebagaimana masa sebelumnya. Begitupula, di masa ini muncul dorongan untuk menjalin hubungan internasional seni secara lebih luas.

Seni rupa pasca 1965 ini memperlihatkan eksplorasi-eksplorasi baru yang menyilangkan estetika tradisional dan bahasa seni lukis modern. Beberapa seniman aktif mengembangkan paham seni lukis modern dengan semangat Pan Islamisme. Seni lukis modern kaligrafi, misalnya, mewakili semangat tersebut.

Formalisme dalam seni lukis - yang pada masa sebelumnya diberi cap Barat, di masa ini telah berkembang pesat dan melahirkan berbagai varian estetik yang semakin memperkaya visual seni lukis modern Indonesia. Salah satu variannya adalah abstrak dekoratif yang bersintesa dengan ragam hias nusantara Indonesia. Di ruangan ini juga tampil lukisan-lukisan liris yang mengedepankan apa yang seniman rasakan, bukan yang mereka pikirkan.

Pemerintah Orde Baru giat membangun infrastruktur kebudayaan, terutama di Jakarta. Pada 10 November 1968, Gubernur Jakarta Ali Sadikin meresmikan sebuah pusat kesenian bernama Taman Ismail Marzuki (TIM). Beberapa bulan sebelum TIM diresmikan, Ali Sadikin mengukuhkan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) yang diketuai oleh Trisno Sumardjo. Dinamika itu membuat frekuensi pameran seni rupa meningkat.

Galeri-galeri komersial, juga para sponsor pameran dan kolektor lukisan bermunculan. Ruang untuk berpameran tidak hanya galeri, tetapi juga meluas ke hotel, bank, hingga pusat perbelanjaan. Di ruangan ini juga tampil lukisan Hendra Gunawan Peresmian Pameran dan Sudjojono High Level yang dengan gamblang merepresentasikan bagaimana medan seni rupa di era Orde Baru terbentuk.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

30

Page 37: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

S. Sudjojono

Maka Lahirlah Angkatan’ 66 Cat minyak pada kanvas

1966100 x 85 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

31

Page 38: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

S. Sudjojono

High LevelCat minyak pada kanvas197085 x 105 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

32

Page 39: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Popo Iskandar

Gunung PasirCat minyak pada kanvas

1969100 x 92 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

33

Page 40: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Hendra Gunawan

Pembukaan Pameran Cat minyak pada kanvas 1980140 x 190 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

34

Page 41: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

35

Page 42: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

SUBNARASI

Page 43: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Keragaman koleksi lukisan Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta tampak pada kecenderungan tema, medium, dan gaya (estetika).

Apabila sebelumnya, koleksi museum dipilah berdasarkan hubungannya dengan narasi umum sejarah nasional Indonesia, pada subnarasi ini, koleksi museum dipilah berdasarkan kecenderungan medium dan gaya.

Ketujuh Subnarasi tersebut adalah: Mitologi dan Adat Istiadat; Potret diri; Pemandangan Alam; Kehidupan Sehari-hari; Lukisan Klasik Bali; Lukisan Kaca; dan Lukisan Batik.

Adapun Subnarasi yang ditampilkan pada pembukaan pameran Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya adalah Lukisan Kaca dan Lukisan Batik.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

37

Page 44: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

MITOLOGI DAN ADAT ISTIADAT

Mitos adalah fitur dari setiap kebudayaan yang membantu manusia menyampaikan milik, bersama dan agama pengalaman, model perilaku dan pelajaran moral dan praktis. Mitologi dan adat istiadat muncul sebagai cermin akan imaji keseharian orang-orang Indonesia menghadapi berbagai fenomena budaya dan tradisi lokal.

Kekayaan mitos, legenda, adat istiadat di Nusantara sampai hari masih menjadi daya kreatif bagi seniman sehingga memperkaya tema dan makna seni rupa Indonesia.

Subnarasi ini nantinya akan memperlihatkan kecenderungan kuat para seniman dalam membentuk citraan Nusantara yang khas yang bersumber dari “mitologi dan adat istiadat” sebagai bentuk afirmasi identitas ke-Indonesiaan.

Nasirun

Kutitipkan ke ArcapadaCat minyak pada kanvas

199380 x 60 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

38

Page 45: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

MANUSIA DAN RUANG

Tujuan lukisan atau gambar potret untuk menggambarkan subyek manusia. Lukisan ini berkembang sesuai dengan kebutuhan eksternal seniman atau motivasi pribadinya. Lukisan potret dikerjakan sebagai catatan atau riwayat hidup, kenangan, atau sebuah inspirasi yang didapat seorang pelukis karena kekagumannya terhadap seseorang. Dalam konteks politik ideologi, lukisan potret seorang pemimpin merupakan bentuk komisi negara kepada seniman. Hal ini memperlihatkan bagaimana lukisan potret secara historis memang berperan untuk mengabadikan orang kaya dan berkuasa. Baru kemudian masyarakat kelas menengah mengikuti budaya ini. Lukisan potret dinilai sebagai sebuah cara untuk menyajikan bukan hanya penampilan luar seseorang, melainkan makna batinnya sehingga tidak penting lagi melukiskan eksternal atau detail.

OH. Supono

Dialog FantasiCat minyak pada kanvas

1976120 x 100 cm

Inskripsi: Yang Sekali-kali

Subnarasi Manusia dan Ruang ini akan menampilkan potensi koleksi museum dengan tiga kategori seni lukis potret: 1) Potret Diri Perupa; 2) Potret Orang Ternama; 3) Potret Orang Biasa yang dikerjakan masing-masing seniman dalam kurun waktu berbedabeda.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

39

Page 46: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

ALAM TAKAMBANG JADI GURU

Di Indonesia lukisan lanskap populer dengan istilah lukisan pemandangan. Corak lukisan ini mudah ditemukan di hampir setiap kota besar dan umumnya dijual di pinggir jalan. Lukisan ini umumnya memuat cahaya dan cuaca sebuah bentang alam (pemandangan) seperti gunung, lembah, pohon, sungai, dan hutan, terutama di mana subjek utama adalah pandangan yang luas - dengan unsur-unsur yang diatur dalam komposisi yang koheren.

Dalam sejarah seni lukis, corak lukisan yang disebut Mooi-Indie (Hindia Jelita) ini dikritik S. Sudjojono pada akhir 1930-an sebagai lukisan yang hanya melulu menggambarkan keindahan eksotis Indonesia dan tidak memuat pandangan-pandangan sosial politik seniman. Corak ini dinilai tidak cocok dengan gelora nasionalisme ketika itu.

Dalam falsafah Minangkabau “alam takambang jadi guru” memiliki makna yang dalam dengan menempatkan alam sebagai pedoman, ajaran, dan guru. Alam adalah sebuah ajaran dan pandangan hidup yang berfungsi menjadi pedoman hidup manusia dalam berbaur, bertindak, dan berperilaku.

RGA. Sukirno

PerahuCat minyak pada kanvas

197559 x 80 cm

Subnarasi ini kelak akan menampilkan koleksi corak lukisan pemandangan dalam seni lukis Indonesia dilengkapi dengan arsip, dokumen guna memperlihatkan bagaimana konfigurasi terhadap posisi corak ini di dalam sejarah seni lukis Indonesia.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

40

Page 47: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

SENI GRAFIS INDONESIA

Semenjak 1948, teknik cukilan lino adalah cetakan grafis pertama di Indonesia yang mulai diterima sebagai seni dan posisinya dipandang sejajar dengan seni lukis yang terlebih dahulu dikenal. Mungkin ini adalah alasan yang disediakan oleh sejarah mengapa kemudian teknik relief (atau dalam istilah Indonesia “teknik cetak tinggi”) semisal cukilan kayu (woodcut), cukilan lino (linocut) lebih popular ketimbang teknik-teknik yang lain. Di luar itu, popularitas teknik relief ini terjadi lebih dikarenakan oleh kemudahan material serta keleluasaan seniman dalam menjalani proses mencetak. Sebab teknik relief print atau cetak tinggi tidak selamanya membutuhkan mesin cetak.

Biaya yang tinggi untuk pengadaan material dan mesin cetak pada teknik litografi dan intaglio, dilihat pada perbandingan di sisi lainnya, cukup membuat teknik

relief menjadi teknik yang paling ekonomis. Sebelum 1948 muncul teknik cetak intaglio dan litografi seperti yang dikerjakan oleh Mas Pirngadie. Hasil-hasilnya bisa kita temukan pada zaman kolonial.

Akan tetapi penting untuk dicermati pula bahwa sesungguhnya terdapat perbedaan paham dalam hal fungsi cetakan grafis, khususnya antara masa kolonial dan kemerdekaan. Perbedaan-perbedaan dalam memahami ini kelak muncul ketika teknik-teknik cetak lainnya mulai diterima secara berangsur-angsur sebagai “kerja seni”.

Proses penerimaan tersebut seiring dengan terciptanya pemahaman tentang seni grafis yang berbeda-beda dari masa ke masa. Di Indonesia misalnya, pada dekade 1970-an, teknik cetak saring (sablon) berkembang pesat dan mulai diterima sebagai seni dan dikelompokkan ke dalam salah satu teknik seni grafis. Sementara di Vietnam, pada dekade yang sama, sablon muncul sebagai poster-poster propaganda perang. Dan dengan fungsi yang sama, teknik sablon muncul pada poster-poster revolusi pada akhir 1940-an di Indonesia.

Subnarasi Seni Grafis Indonesia sejatinya menampilkan koleksi karya grafis museum yang dikerjakan oleh pegrafis-pegrafis terkemuka Indonesia. Selain itu, pada subnarasi ini akan dipamerkan arsip, dokumen historis yang relevan untuk memperlihatkan bagaimana medium ini berkembang dalam sejarah seni rupa Indonesia.

G. Sidharta

Taman SariTinta (printing) pada kertas197554 x 45,5 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

41

Page 48: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

MELUKIS KESEHARIAN

Seorang pelukis mengamati peristiwa di sekitarnya berbeda dengan orang kebanyakan. Dia menyerap pengalaman-pengalaman estetis dengan kepekaan yang khas. Seorang pelukis menilai bahwa orang yang sedang menyulam atau seekor kucing yang tertidur, orang yang sedang bercakap-cakap, keramaian pasar, atau suasana pesta, misalnya, memiliki nilai-nilai estetis.

Dalam sejarahnya, lukisan genre ini dipahami sebagai lukisan yang melukis adegan atau kehidupan sehari-hari yang biasa, orang-orang biasa dalam suatu pekerjaan atau rekreasi, umumnya dilukis dengan teknik realistis. Dalam beberapa hal, karakter lukisan genre ini berbeda dari lukisan lanskap, potret, still life, tema-tema keagamaan, atau peristiwa-peristiwa bersejarah. Sebaliknya motif lukisan ini hanyalah memperlihatkan kehidupan sehari-

hari yang intim dengan meniadakan bobot imajinatif maupun idealisasi. dengan meniadakan bobot imajinatif maupun idealisasi.

Subnarasi Melukis Keseharian ini akan menampilkan beberapa lukisan koleksi museum yang bertemakan keseharian dan kesederhanaan obyek dan sudut pandang.

Sunarto PR.

Membaca Buku/Ruang BacaCat minyak pada kanvas

1988100 x 100 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

42

Page 49: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

RAKYAT DARI BALIK KACA

Lukisan kaca telah lama dikenal dalam khazanah seni Indonesia. Secara historis, lukis kaca berkembang mulai abad ke-16. Lukisan ini dianggap sebagai lukisan rakyat yang populer untuk hadiah Natal di Eropa. Lukis kaca telah berkembang lebih dulu daripada lukisan cat minyak di kanvas. Meskipun agak lambat, lukisan kaca mencapai perkembangan pesat antara tahun 1910-1960-an. Lukisan kaca dikembangkan oleh para seniman di segala penjuru dunia, dan kini telah membentuk gaya dan tradisi masing-masing. Lukisan kaca yang menjadi tradisi tersebut, akhirnya menjadi penanda dan gaya sebuah kawasan.

Lukisan kaca tradisional sebagian besar bertema keagamaan dan gambaran tentang “kesucian”. Di Indonesia seni lukis kaca tradisional hadir dengan motif cerita wayang, masjid, gereja,

kaligrafi dan cerita legenda. Pengaruh yang ikut membentuknya adalah unsur budaya Jawa dengan wayangnya, Islam dengan kaligrafinya, dan budaya Cina dengan unsur dekoratifnya. Hal ini terlihat seperti pada seni lukis kaca Cirebon, Yogyakarta, Surakarta, Magelang, Madura, dan Singaraja Bali.

Salah satu keunikan lukisan kaca adalah teknik pembuatannya yang terbalik. Mereka menggunakan arsir atau liukan garis yang menghasilkan gaya dekoratif. Gaya dekoratif ini tidak saja mencerminkan unsur hias, tetapi juga bermakna sebagai bagian dari upaya untuk penghormatan terhadap Sang Pencipta. Para pelukis kaca tradisional secara tidak langsung terhubungkan oleh doktrin mengenai kebermanfaatan karya seni secara vertikal (Tuhan) dan horison (masyarakat).

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

43

Page 50: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Subnarasi Rakyat dari Balik Kaca ini menampilkan koleksi museum berupa lukisan kaca dengan langgam Cirebon dan beberapa di antaranya berasal dari Jawa Tengah yang memuat tema kaligrafi Arab dan cerita pewayangan.

Rastika

Begawan Ciptaning (saat Arjuna mendapat pusaka panah Pasopati)

Mix media pada kaca2008

75 x 121 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

44

Page 51: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

MAGI BALI

Seni lukis klasik Bali telah berkembang sejak lama, yakni pada masa pra-kolonial. Lukisan gaya Kamasan merupakan karya yang mengawali perkembangan di Bali. Kamasan merupakan nama desa di Kabupaten Klungkung, Bali. Lukisan gaya Kamasan yang berkembang sekitar abad ke-17 memiliki fungsi sebagai bagian dari upacara religi yang digantungkan pada altar, paviliun, tempattempat suci, seperti pura maupun candi.

Karena itulah biasanya lukisan ini tidak bernama atau anonim. Tema-tema yang diambil dari kisah Mahabarata, Ramayana, dan Panji.

Secara visual lukisan gaya ini tanpa perspetif, tak bervolume, dan pola hiasnya datar dengan penggunaan garis yang kuat. Bahan yang dipakai berasal dari alam seperti kertas dari kayu, papan kayu, dengan pigmen zat warna dari tanduk rusa maupun tulang binatang: hitam

dari arang, kuning dari tanah, merah dari kayu. Zat pengikatnya dibuat dari lemak binatang.

Selain gaya Kamasan terdapat pula lukisan yang berkembang pada masa kolonial atau masa pendudukan Belanda di Bali. Peran kelompok Pita Maha yang diinisiasi oleh Rudolf Bonnet dan Walter Spies pada dekade 1920 hingga 1930-an amat penting dalam kelahiran seni lukis Bali berikutnya.

Dari masa tersebut, lahirlah gaya lukisan yang merupakan campuran dari elemen tradisional dan modern. Dalam perkembangannya muncul lukisan gaya Ubud.Komposisi yang dibuat terlihat dinamis, bebas dan inovatif, cerah serta sedikit memiliki volume keruangan. Mereka telah menggunakan bahan tempera dan cat air, serta akrilik impor dari Belanda. Tema-tema yang diambil sangat bebas mulai dari ladang

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

45

Page 52: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Pan Semari

Kamasan Klungkung BaliTempera pada kanvasundated76,5 x 103 cm

padi, pasar, upacara religi, musik, tari dan sebagainya.

Subnarasi Magi Bali ini nantinya akan memamerkan sejumlah koleksi museum berupa seni lukis Bali campuran antara gaya Kamasan, gaya Ubud, dan corak yang lebih modern. Beberapa di antaranya masih

belum teridentifikasi nama pelukisnya (anonim).

Selain itu, subnarasi ini akan diperkaya dengan sejumlah arsip dan dokumen yang memperlihatkan kronik perkembangan seni lukis Bali dari masa ke masa.

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

46

Page 53: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

LUKISAN BATIK

Lukis batik telah lama menjadi bagian dari masyarakat Jawa, terutama sebagai pertalian antara benda fungsional, sekaligus spirit ketuhanan. Lukisan batik modern sebagai bagian dari perkembangan seni lukis modern Indonesia dihasilkan melalui proses yang sama dengan teknik membatik umumnya. Perbedaan terletak pada tujuan dan ekspresinya.

Lukisan batik yang dihasilkan oleh seniman modern cenderung mengedepankan kualitas artistik individunya. Salah seorang perintis seni lukis batik modern Indonesia Amri Yahya misalnya, lebih sering menggunakan kuas ketimbang canting. Akibatnya goresan dan emosinya menonjol.

Subnarasi Lukisan Batik Amri Yahya ini menampilkan koleksi museum berupa lukisan batik Amri Yahya dilengkapi dengan informasi tambahan guna memberikan gambaran yang lebih lengkap bagaimana seni lukis batik ini tumbuh dan berpotensi untuk dikembangkan dengan sebuah kreativitas di masa depan.

Amri Yahya / Suniharjo

Giri KencanaBatik pada kain1971 / 197878 x 103 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

47

Page 54: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Masa Depan KoleksiKoleksi Museum Seni Rupa Jakarta adalah satu dari himpunan koleksi seni rupa yang pernah diciptakan oleh seniman bangsa. Dia telah berkorelasi, bahkan mengambil dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

Adalah tanggungjawab museum memamerkan koleksi ini kehadapan mereka yang berhak menikmati dan mengambil makna darinya, yaitu: masyarakat. Sebab, ketika menciptakan karya, seorang seniman berharap, kelak, karyanya akan dinikmati khalayak luas ketimbang tersekap di dalam ruang gelap. Sebuah karya seni pada dirinya akan menawarkan makna ketika dia ditampilkan.

Koleksi Museum Seni Rupa Jakarta ini merupakan satu irisan dari banyak irisan sejarah seni rupa Indonesia. Dia akan semakin kaya ketika di masa depan masyarakat membahas dan menelitinya - untuk penulisan sejarah seni yang lebih berbobot, komprehensif, dan inspiratif.

Page 55: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Nashar

Abstrak 2Cat Minyak pada kanvas

197789 x 137 cm

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

49

Page 56: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

D I D U K U N G O L E H :

P E R S E M B A H A N D A R I :

INTERIOR • DESIGN • ARCHITECTURE • LIFESTYLE • SOCIETY • FOOD ART• HOSPITALITY • TRAVEL

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

50

Page 57: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

ABENK ALTERADITYA NOVALI

ALEXANDRO IGNATIUS SAVERO LAOALWIN CIPUTRA

ANDIANITA BOENTARMAN

ARINI SUBIANTO ARKIV VILMANSA

ASHARIBAMBANG TOKO

CHARLES SUTANTODANIEL GINTING

DARBOTZDECKI LEOS

DEWI MAKES DIAN SASTROWARDOYO

DIAZ PARZADADIELA MAHARANI

EDO PILLUERIC CHANG

FAISAL HABIBIFEISAL HAMKA

HENDRA “HEHE” HARSONO

IABADIOU PIKO INDRA DODI

INEZ TIFFANYINDIEGUERILLASIWET RAMADHAN

JABBAR MUHAMMADJEFFRY TANIWAN

KARLI BOENJAMIN KYRA HAMAMI

MARSHALL UTOYOMAULANA INDRAGUNA SUTOWO

MELISSA LIANDOMUHAMMAD “EMTE” TAUFIQ

MUJAHIDIN NURRAHMANNAUFAL ABSHAR

NORMAL ALAMSJAHLANA JONG

LUGAS SYLLABUSPATRIK LINDVALLPATRIOT MUKMINPETEK SUTRISNO

PETER PRIYADI SETIAWAN PRASODJO WINARKO

RADI ARWINDARADITYA SIDHARTA

RAIKI PASYARAINI PARENGKUAN

RARA KUASTRARECYCLE EXPERIENCE

REINO BARACKRESTU RATNANINGTYAS

ROBY DWI ANTONORONALD APRIANRUSLAN WIJAYA

R. YUKI AGRIARDISHAILENDRA SUTOWOSIMPIRWATI SIMARNOSILVIYANTI DWI ARYATI

STELLA RISSASTEVEN HUANGSUGI PERWATA

TARA ASTARI KASENDATOM TANDIO

TOMMY WONDRAVERY Y. SETIADY WEDHAR RIYADI

YAYASAN MITRA MUSEUM JAKARTA MENYAMPAIKAN TERIMA KASIH DAN PENGHARGAAN

YANG SETINGGI-TINGGINYA KEPADA:

ATAS TERWUJUDNYALINI NARASI DAN TATA PAMER BARU

MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK JAKARTA

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

51

Page 58: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

AFFANDI 15AGUS DJAYA 14AHMAD SADALI 29AMRI YAHYA 47DEDE ERI SUPRIA 21EMIRIA SUNASSA 15G. SIDHARTA 41HENDRA GUNAWAN 24, 34HENK NGANTUNG 20ITJI TARMIZI 27NASHAR 49NASIRUN 38OH. SUPONO 39PAN SEMARI 46POPO ISKANDAR 33RADEN SALEH 18RASTIKA 44RGA. SUKIRNO 40S. SUDJOJONO 23, 31, 32SAPTO HUDOYO 28SUBANTO SURYOSUBANDRIO 19SUNARTO PR. 42SUNIHARJO 47

I N D E X LU K I S A N

Lini Narasi Baru: Seni Rupa Indonesia, Kota dan Perubahannya

52

Page 59: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh
Page 60: Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta · Museum Seni Seni rupa di Indonesia menjadi salah satu pilar kebudayaan bangsa yang akan terus menjadi pelajaran, pedoman dan rujukan bagi seluruh

Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta

Jl Pos Kota no 2, Jakarta