MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK...

18
PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI MEDIA GAMBAR SERI ANAK USIA DINI KELOMPOK BERMAIN TUNASMELATI IICELEP KEDAWUNG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/ 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Disusun Oleh MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012

Transcript of MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK...

Page 1: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

1

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI MEDIA

GAMBAR SERI ANAK USIA DINI KELOMPOK BERMAIN

TUNASMELATI IICELEP KEDAWUNG SRAGEN

TAHUN AJARAN 2011/ 2012

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun Oleh

MULYANI PRIHATIN

NIM : A. 520081042

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TAHUN 2012

Page 2: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

83

Page 3: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

1

ABSTRAK

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL MELALUI MEDIA

GAMBAR SERI ANAK USIA DINI KELOMPOK BERMAIN

TUNASMELATIIICELEP KEDAWUNG SRAGEN

TAHUN 2011/2012

Mulyani Prihatin, A520081042, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 80

halaman.

Kecerdasan emosional anak perlu ditingkatkan, oleh karena itu

pembelajaran harus menarik dan menyenangkan. Salah satu cara untuk

meningkatkan kecerdasan emosional adalah melalui media gambar seri . Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui apakah melalui media gambar seri dapat

peningkatan kecerdasan emosional anak Kelompok Bermain Tunas Melati II

Celep Kedawung Sragen. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian

Tindakan Kelas. Subyek penelitian anak Kelompok Bermain Tunas Melati II

Celep Kedawung Sragen yang berjumlah 14 anak. Penelitian ini bersifat

kolaboratif antara peneliti, guru kelas dan guru pendamping. Data dikumpulkan

melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data diperiksa dengan

triangulasi. Tehnik analisis data perbandingan tetap dengaan langkah meliputi

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil

penelitian menunjukkan peningkatan kecerdasan emosional anak melalui media

gambar seri yakni prasiklus 38%, kemudian siklus I mencapai 40%, siklus II

mencapai 70% dan siklus III mencapai 80%. Berdasarkan data diatas dapat ditarik

kesimpulan melalui media gambar seri dapat peningkatan kecerdasan emosional

anak Kelompok Bermain Tunas Melati II Celep, Kedawung, Sragen Tahun

2011/2012.

Kata Kunci : kecerdasan emosional, Media Gambar seri.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar anak , kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ

tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional

terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua

inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan

kunci keberhasilan belajar anak di sekolah . Pendidikan di sekolah bukan

hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman

Page 4: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

2

yang lazimnya dipahami anak saja, melainkan juga perlu mengembangkan

emotional intelligence anak . LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam

peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi

rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi

belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri

yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan

remaja.

kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur

kehidupan emosinya dengan inteligensi; menjaga keselarasan emosi dan

pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,

motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. khusus pada orang-orang yang

murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung

memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung

menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan

dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf

kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber

masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun

taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai

orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya

kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus

asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang

memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Oleh karena itu untuk dapat menggontrol perkembangan kecerdasan

emosionalnya seorang anak memerlukan guru yang memberikan bimbingan

kepadanya. Untuk melatih kecerdasan emosi anak kuncinya ada pada orang tua

di rumah dan guru di sekolah

Kelompok bermain Tunas Melati II Celep Kedawung merupakan

salah satu PAUD atau kelompok bermain yang berada pada pinggiran Kota

Kecamatan Kedawung sebelah barat daya, memiliki kemampuan yang hampir

seragam karena saat masuk memiliki umur yang hampir seragam yakni antara

4 tahun dan 5 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari kecerdasan

Page 5: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

3

emosional anak didik belum sesuai harapan guru maupun orang tua sebagai

pengguna jasa pendidikan. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi diri ada

beberapa masalah yang terjadi di kelompok bermain Tunas Melati II Celep

Kedawung, yaitu adanya anak yang belum memahami untuk melakukan

interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan anak yang baru, sehingga

anak-anak yang belum bisa bersosialisasi dengan teman sebaya dan

rendahnya kemampuan anak didik dalam berbahasa lisan di sekolah. Bila

masalah ini tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit hasil belajar

anak didik mencapai hasil yang memuaskan. Pendidikan anak usia dini

(PAUD) merupakan bentuk pendidikan yang fundamental dalam kehidupan

seorang anak. Pendidikan di masa ini sangat menentukan keberlangsungan

anak itu sendiri juga bagi suatu bangsa. Oleh karena itu, anak usia dini

merupakan aset dan investasi masa depan bagi suatu bangsa. Bangsa

Indonesia dua puluh lima tahun ke depan sangat bergantung pada anak–anak

usia dini yang ada pada masa sekarang.

Secara umum, penggunaan media seperti gambar seri sebagai media

pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan social emosional (kecerdasan

emosional). manfaat penggunaan cerita bergambar sebagai media yang dapat

meningkatkan kemampuan anak dalam: (1) menyusun cerita berdasarkan

rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan narasi yang utuh, (2)

memadukan kalimat menjadi karangan narasi yang padu dengan menggunakan

kata sambung yang tepat, dan (3) menggunakan ejaan dan tanda baca secara

benar dalam karangan narasi. Penelitian tentang Peningkatan kecerdsan

emosional anak dengan metide bercerita dengan penggunaan media gambar

seri anak pada kelompok bermain Tunas Melati II Celep Kedawung belum

pernah diteliti oleh orang lain. Atas dasar itu, maka peneliti merasa perlu

melakukan penelitian terhadap permasalahan di atas, mengingat berbagai nilai

positif yang terkandung dalam gambar seri . Wajar rasanya apabila media

tersebut digunakan dalam pembelajaran guna meningkatkan kecerdasan

emosional anak, penelitian diharapkan membawa dampak positif bagi guru dan

anak dalam rangka peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran di

Page 6: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

4

sekolah tersebut. Berdasarkan berbagai alasan tersebut maka penelitian ini

dibuat dan diberikan judul: Peningkatan Kecerdasan Emosional Anak

Melalui Media Gambar Seri di Kelompok bermain Tunas Melati II Celep

Kedawung Sragen tahun 2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas maka

masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan adalah

1. Masih banyak anak-anak di Kelompok Bermain Tunas Melati II Celep yang

kecerdasaan emosionsl rendah.

2. Media yang kurang tepat untuk peningkatan kecerdasaan emosional anak di

kelompok bermain Tunas Melati II Celep.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada :

1. Objek Penelitian

Kecerdasan emosional anak dan media gambar berseri

2. Subjek Penelitian dibatasi kelompok bermain Tunas Melati II Celep

Kedawung Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah

diatas maka dapat disampaikan perumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah melalui media gambar seri dapat peningkatan kecerdasan emosional

anak Kelompok Bermain Tunas Melati II Celep Kedawung Sragen tahun

pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah proses pembelajaran dengan media gambar berseri dapat

meningkatkan kecerdasan emosional anak Kelompok Bermain Tunas

Melati II Celep Kedawung Sragen tahun pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Apakah dengan media gambar seri dapat meningkatkan

kecerdasan emosional anak Kelompok bermain Tunas Melati II Celep,

Kedawung.Sragen

Page 7: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

5

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoristis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah khasanah teori

terutama teori tentang kecerdasan emosional dan dengan media

menggunakan gambar seri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi anak penelitian ini sebagai masukan tentang pentingnya dengan

media gambar seri guna meningkatkan kecerdasan emosional, serta

dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan dapat menghasilkan

prestasi belajar yang baik.

b. Bagi guru hasil penelitian sebagai masukan dalam meningkatkan

kecerdasan emosional dapat dilakukan dengan menggunakan dengan

media gambar seri.

LANDASAN TEORI

Kajian Teori

1. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian emosi

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti

bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan

bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman

(2009 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas,

suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan

untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.

Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam

diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana

hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih

mendorong seseorang berperilaku menangis.

Menurut Mayer (Mayer, 2009 : 65) orang cenderung menganut gaya-

gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri,

tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu

Page 8: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

6

maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar

menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di

jalani menjadi sia-sia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk

merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari

dalam maupun dari luar dirinya.

b. Pengertian kecerdasan emosional

Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun

1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer

dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas

emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer

mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai

berikut :

“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan

kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada

orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk

membimbing pikiran dan tindakan.” (Shapiro, 2008:8).

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak

bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan

lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat

mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.

Menurut Cooper dan Sawaf (1999) dalam Setyawan (2005: 20)

kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara

efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi,

informasi, koreksi dan pengaruh yang manusiawi.Kecerdasan emosi

menuntut penilikan perasaan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan

pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan

secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari. Dimana

kecerdasan emosi juga merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi

secara efektif untuk mencapai tujuan untuk membangun produktif dan

meraih keberhasilan..

Page 9: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

7

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata “medium" yang secara harafiah mempunyai arti

perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim ke penerima pesan. Djamarah (2008: 120) memberi

batasan media dengan sangat luas sehingga mencakup semua alat

komunikasi. Media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan

sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada

di hadapannya. Sedangkan Pembelajaran pada hakekatnya adalah

proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Mulyasa, 2005:

100). Selanjutnya Djamarah (2008: 121) menjelaskan media

pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai

penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

Sedangkan menurut Munadi (2008: 8) media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan

pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar

yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar

secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut Anitah (2007: 2)

mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat diartikan sebagai

sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan

kepada penerima pesan tersebut. Sedangkan menurut Association for

Educational Communications and Technology (AECT) dalam Sanaky

(2009: 3) mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang digunakan

untuk menyalurkan saran atau informasi. Definisi media dalam arti

yang luas adalah setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat

menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa menerima

pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Dengan demikian guru atau dosen,

bahan ajar, lingkungan adalah media (Anitah, 2007: 3).

b. Jenis Media Pembelajaran

Page 10: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

8

Media pembelajaran meliputi segala yang berupa sarana,

prasarana, dan fasilitas yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan atau bahan pelajaran kepada subyek didik untuk memperjelas,

memperlancar, dan lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam

proses pembelajaran digunakan media pengajaran.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu persiapan

yang cukup. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan

bahwa dengan media pembelajaran, guru tidak perlu membuat

persiapan mengajar lebih dahulu. Justru sebaliknya dalam hal ini guru

dituntut untuk melakukan persiapan dengan cermat dengan mempelajari

bahan dalam buku sendiri, mempersiapkan bahan, pengayaan dan

penjelasan. Media pembelajaran hendaknya tidak sekedar menjadi

selingan, hiburan, atau pengisi waktu, tetapi harus disesuaikan dengan

tujuan pembelajaran.

Berdasarkan klasifikasinya, maka jenis-jenis media pembelajarn

dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: (1) Media Grafis, (2)

Media Gambar dan Ilustrasi Fotografi, (3) Media Bendanya, (4) Media

Proyeksi, dan (5) Media Audio.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Penelitian yang dilakukan oleh Sudjana & Rivai (2002: 2)

terhadap penggunaan media pembelajaran dalam PBM menunjukan

bahwa proses dan hasil belajar pada siswa terdapat perbedaan yang

berarti antara pengajaran tanpa menggunakan media dengan pengajaran

menggunakan media.

Ada beberapa alasan mengapa alasan mengapa media

pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran. Alasan pertama

berkenaan dengan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar adalah: (1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa

sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. (2). Bahan

pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

Page 11: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

9

pembelajaran lebih baik. (3). Metode mengajar akan lebih bervariasi,

tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kat oleh

guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,

apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran dan (4). Siswa

lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemontrasikan, dan lain-lain.

3. Kajian Tentang Gambar Berseri

Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar

adalah yang memiliki ciri – ciri sebagaimana dikemukakan Arif Sadiman

et-al (2009: 219), yaitu :

a. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.

b. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.

c. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan

tentang obyek – obyek dalam gambar.

d. Berani dan dinamis.

e. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami.

Sedangkan peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :

a. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan

membantu anak dalam belajar.

b. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar.

c. Dapat membantu daya ingat anak (retensi)

d. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat

yang lain. (Arif Sadiman et-al 2009: 220)

Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian teoretis di atas maka dapat diajukan suatu kerangka

pemikiran atau suatu anggapan dasar yang dapat melandasi kegiatan penelitian ini.

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk bisa

sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan.

Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang bisa seolah-olah

lepas atau sama lain menjadi satu rangkaian yang untuk mengarah pada penemuan

jawaban sementara. Kerangka pemikiran merupakan argumentasi-argumentasi

yang rasional terhadap teori-teori yang digunakan untuk menjawab masalah.

Page 12: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

10

Karena penelitian dituntut untuk membuat penalaran yang menggunakan logika

deduktif untuk sampai pada kesimpulan jawaban sementara masalahnya.

Keterampilan dasar emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi

membutuhkan proses dalam mempelajarinya dan lingkungan yang membentuk

kecerdasan emosional tersebut besar pengaruhnya. Hal positif akan diperoleh bila

anak diajarkan keterampilan dasar kecerdasan emosional, secara emosional akan

lebih cerdas, penuh pengertian, mudah menerima perasaan-perasaan dan lebih

banyak pengalaman dalam memecahkan permasalahannya sendiri, sehingga pada

saat remaja akan lebih banyak sukses disekolah dan dalam berhubungan dengan

rekan-rekan sebaya serta akan terlindung dari resiko-resiko seperti obat-obat

terlarang, kenakalan, kekerasan serta seks yang tidak aman. Dengan media media

gambar berseri anak akan belajar memahami emosiomalnya, memahami

kehidupan, memahami dunianya, sehingga ia akan mampu berpikir bahwa di

sekitarnya ada orang lain yang perlu berkembang untuk meraih sukses dalam

kehidupannya.

HIPOTESIS

Hipotesis adalah merupakan suatu jawaban sementara terhadap masalah

penelitian yang kebenarannya masih harus diuji terlebih dahulu secara empiris

(Sumadi Suryabrata, 2006: 21). Oleh karena itu agar rumusan jawaban

dipecahkan, maka seorang peneliti memerlukan suatu pedoman yang digunakan

sebagai tuntunan. Pedoman itu berupa jawaban sementara atau hipotesis.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka didalam penulisan skripsi ini penulis

mengajukan hipotesis sebagai berikut: Melalui media gambar seri dapat

meningkatkan kecerdasan emosional anak usia dini Kelompok bermain Tunas

Melati II Celep Kedawung, Sragen tahun 2011/2012.

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Tunas Melati II

Celep, Kedawung , Sragen. Alasan peneliti memilih tempat ini adalah

Page 13: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

11

peneliti bekerja pada tempat tersebut sehingga memudahkan perolehan

data dan mempunyai waktu peluang yang luas. Selain itu di Kelompok

Bermain Tunas Melati II ini belum pernah dilakukan penelitian yang

serupa dengan penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama selama 4 bulan mulai bulan Desember

2011 sampai dengan bulan Maret 2012.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer data

sekunder. Data primer berasal dari nilai anak, sedangkan data sekunder

dihasilkan dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat.

Pengumpulan data adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data

yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan

sesuai dengan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Data yang akan

diambil dalam penelitian ini adalah tentang kecerdasan emosional anak

melalui kegiatan bercerita gambar .

F. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencatat

atau mendapatkan data yang diperlukan. Pembuatan instrumen disusun

sebelum peneliti terjun kelapangan. Dalam penelitian ini instrumen yang

digunakan yaitu;

1. Lembar observasi peningkatan kecerdasan emosional yang berisi tentang

catatan hasil pelaksanaan kegiatan sesuai dengan indikator yang dicapai.

Prosedur penyusunan dan pengisian lembar observasi ini antara lain

sebagai berikut:

a. Menentukan indikator yang akan digunakan untuk mengetahui

peningkatan kecerdasan emosional anak.

b. Menjabarkan indikator kedalam butir butir amatan yang menunjukkan

pencapaian indikator yang dapat dilakukan anak ketika melaksanakan

kegiatan.

Page 14: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

12

C. Indikator Pencapaian

Dengan menggunakan kegiatan gambar seri akan dapat

menumbuhkan kecerdasaan emosional anak , yang mana indikator

keberhasilan belajar dapat dikatakan berhasil jika memenuhi target yang telah

ditetapkan yaitu setiap siswa memiliki kecerdasaan emosional yang

diinginkan tanpa bantuan oleh guru dengan indikator : (1)mau berbagi

menolong dan membantu teman , (2 ) mau mengendalikan perasaan (3)

menunjukkan rasa percaya diri

Belajar anak dikatakan tuntas jika anak telah menjalankan tugas

kecerdasaan emosional yang diberikan secara tuntas dan mendapatkan

kemampuan yang diharapkan.

HASIL PENELITIAN

Untuk mengetahui kecerdasan emosional anak sebelum tindakan,

peneliti melakukan pengamatan lebih teliti pada hari senin tanggal 2 Januari

2012.Peneliti memulai dengan mengamati kegiatan upacara bendera yang

dilaksanakan dihalaman sekolah. Ada yang tidak mau mengikuti kegiatan, namun

ada juga anak yang antusias mengikuti kegiatan. Dari hasil observasi yang

menggunakan instrumen lembar observasi diperoleh rata rata prosentase prasiklus

20%. Berdasarkan hasil observasi, peneliti merasa perlu Peningkatan Kecerdasan

Emosional supaya kemampuan anak lebih tergali dan lebih siap menghadapi

kehidupan bermasyarakat. Untuk itu peneliti berdiskusi dengan guru untuk

menentukan langkah selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan kecerdasan

Emosional anak masih kurang karena belum diberikannya kegiatan pembelajaran

yang bisa peningkatan Kecerdasan Emosional anak. Oleh karena itu peneliti dan

guru merasa perlu untuk melakukan tindakan untuk Peningkatan Kecerdasan

Emosional anak melalui Media Gambar Seri. Berdasarkan hasil pengamatan

kecerdasan Emosional anak tersebut dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional

anak masih kurang karena belum dilaksanakan tindakan yang menerapkan melalui

media gambar seri Kegiatan pengamatan kecerdasan emosional anak dilakukan

dengan berpedoman pada lembar observasi kecerdasan emosional anak yang

Page 15: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

13

digunakan pada penelitian ini. Berdasarkan pengukuran awal kecerdasan

emosional anak diperoleh prosentase rata rata anak dalam satu kelas sebesar 38%.

Adapun tabulasi prasiklus dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kecerdasan

emosional anak sebelum tindakan sampai dengan siklus III mengalami

peningkatan. Sebelum tindakan kecerdasan emosional anak hanya mencapai 38%,

kemudian siklus I menjadi 40%, kemudian pada siklus II menjadi 70% dan siklus

III menjadi 80%. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti peningkatan

kecerdasan emosional dipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang

menyenangkan bagi anak.

Adapun peningkatan kecerdasan emosional pada setiap siklusnya

menunjukkan suatu kestabilan, hal ini disebabkan karena pada awal-awal

pertemuan ketertarikan anak masih sangat tinggi, mereka sangat antusias

mengikuti kegiatan berdasarkan gambar seri Adapun peningkatan kecerdasan

emosional dapat dilihat pada lampiran.

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

melalui beberapa tindakan dari siklus I, II, III serta hasil dari seluruh

pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Kesimpulan Teoritis

a. Penerapan melalui gambar seri dapat meningkatkan kecerdasan

emosional pada anak didik.Hal ini ditunjukkan dari adanya

peningkatan rata rata prosentase kecerdasan emosional dari sebelum

tindakan sampai siklus III yaitu, prasiklus 38%, siklus I mencapai 40

%, siklus II mencapai 70 %, siklus III 80 %.

b. Penggunaan media gambar seri dapat peningkatan kecerdasan

emosional anak. Hal ini karena melalui media gambar seri

merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak

Page 16: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

14

langsung berinteraksi dengan orang lain dan lebih mudah menyerap

pembelajaran.

2. Kesimpulan Penelitian

Peningkatan kecerdasan emosional anak melalui kegiatan

gambar seri dapat meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya prosentase

kemampuan anak dari sebelum tindakan sampai siklus III yakni

sebelum tindakan sebesar 38%. Peningkatan kecerdasan emosional

siklus I mencapai 40 %, peningkatan pada siklus II meningkat sebesar

70 %, peningkatan kecerdasan emosional siklus III sebesar 80 %.

Melalui kegiatan bercerita gambar seri yang dilakukan di Kelompok

Bermain Tunas Melati II diharapkan bisa meningkaatkan kecerdasan

emosional anak.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka

implikasi dari hasil diatas adalah: (1) Dalam kegiatan ini anak diberi

kebebasan untuk memilih sesuai kegiatan yang dilakukan dan disukai, (2)

Melalui kegiatan bercerita gambar seri yang dilakukan di Kelompok

Bermain Tunas Melati II dapat peningkatkan kecerdasan emosional , hal

ini terbukti pada sebelum siklus kecerdasan emosional hanya 38 %,

kemudian siklus 1 menjadi 40%, kemudian siklus II menjadi 70% dan

siklus III menjadi 80%.

C. S a r a n

1. Kepala sekolah

Kepala sekolah mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan

mutu proses pembelajaran yang menyeluruh bagi anak didik tidak

terbatas pada pembelajaran akademik tetapi juga kemampuan yang lain

termasuk peningkatan kecerdasan emosional . Kepala sekolah dapat

menjadi motor penggerak dalam perbaikan terhadap proses

pembelajaran. Kepala sekolah sebaiknya menjaga hubungan baik antara

Page 17: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

15

kepala sekolah dan guru melalui kerja kolaborasi. Pihak sekolah harus

dapat menciptakan kondisi belajar yang memadai dengan

memperhatikan fasilitas dan sarana prasarana sekolah yang menunjang

dalam kegiatan pembelajaran.

2. Kepada guru

a. Mengoptimalkaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

media yang lebih menarik, menyenangkan dan bervariasi agar dapat

membuat anak berminat dan antusias terhadap proses pembelajaran

tersebut.

b. Guru hendaknya melakukan pendekatan secara sosial emosional

terhadap anak agar anak mau mengikuti kegiatan cara menanam.

c. Materi yang diberikan kepada anak hendaklah sesuai dengan konteks

kehidupan anak, yang mudah diingat oleh anak dan dapat dijadikan

pedoman dalam prilakunya.

d. Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya guru tidak selalu

memberi contoh agar anak bisa berkreasi sendiri sesuai imajinasi

dan kemauannya sendiri.

3. Kepada orang tua.

Orang tua hendaknya selalu melatih kemandirian anak serta

kepercayaan diri anak sehingga akan dapat mudah beradaptasi dan

bersosialisasi dengan orang lain. Orang tua merupakan pendidik

pertama bagi anak sejak dari dalam kandungan sampai dewasa, peran

orang tua dalam peningkatan kecerdasan emosional anak adalah selalu

memberikan kebebasan dan dukungan pada anak untuk mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Irwanto, Azhar(.2007: 105). Media Pembelajaran. . Jakarta; Raja Grafindo

Persada.

Danim, Sudarwan. 2004. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Aji.

Page 18: MULYANI PRIHATIN NIM : A. 520081042 PENDIDIKAN ANAK …eprints.ums.ac.id/21315/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · ... reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. ... rangkaian gambar

16

Sumadi Subrata ,( 2006:21). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Goleman, Daniel, 2000. Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Fransikus E Taping, 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan).

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

(Shapiro 2008:8). Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan

Emosional (terjemahan). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Lexy J Moleong,(2006:112). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial(

Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: gaung Persada Press (GP Presss)

Nana Syaodih Sukmadinata, 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.

Bandung : Remaja Rosda Karya.

Miles, Matthew B. dan A Michael Humberto. 2007. Analisis Data Kualitatif:

Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Jtetjep Roehadi

Rohidi.Pendamping, Mulyarto. Cet.1. Jakarta : UI Press

Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ngalim Purwanto, 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

______________, 2004. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra.

Reni Akbar Hawdi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Grasindo

Saphiro, Lawrence E. 2008. Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak.

Jakarta : Gramedia.

Sadiman Arif dkk, 2009. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta; Raja Grafindo Persada.

Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sutrisno Hadi, 2002. Metodologi Research. Yogyakarta: Andy Offset.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. 2005. Landasan Bimbingan &

Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.