M. Arief Risman, SE., MSi KPP Madya Jakarta Selatan Jl. Ridwan Rais Jakarta Pusat
Muhammad Rais p2500215003
-
Upload
muhammad-rais -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
description
Transcript of Muhammad Rais p2500215003
ARTEMISININ SEMI SINTETIK: SEBUAH MODEL UNTUK PENGGUNAAN SINTETIK BIOLOGI DALAM PENGEMBANGAN OBAT
Penyakit malaria merupakan penyakit yang dominan terjadi di seluruh bagian dunia.
Penyakit ini menginfeksi sekitar 219 juta orang diseluruh dunia dan mengakibatkan 660 ribu
orang meninggal, dimana 90% kejadian malaria terjadi di Afrika utamanya pada anak berusia
dibawah 5 tahun. Penyakit ini diakibatkan oleh parasit Plasmodium spp, utamanya spesies
Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, namun pada kebanyakan kasus Plasmodium
falciparum merupakan penyebab utama virulen dari malaria. Plasmodium falsiparum
menunjukkan resistensi terhadap obat-obat malaria yang umum digunakan seperti kloroquin dan
sulfadoxin-pirimetamin, sehingga dibutuhkan agen antimalaria baru untuk mengatasi resistensi
ini.
Salah satu bahan antimalaria yang sukses digunakan adalah senyawa turunan artemisinin.
Artemisinin merupakan senyawa yang berasal dari ekstrak tanaman Artemisia annua. Seiring
dengan penggunaan artemisinin sebagai agen antimalaria, harga dan ketersediaan artemisinin
yang berasal dari tanaman Artemisia annua semakin berfluktuatif dari tahun ke tahun dan
semakin tidak menentu di tahun selanjutnya. Oleh karena itu, proyek semi-sintetik artemisinin
muncul sebagai kebutuhan mendesak dan menjadi sumber alternatif artemisinin untuk
menstabilkan baik harga dan ketersediaannya.
Proyek artemisinin semi-sintetik dibiayai oleh bantuan dana dari Bill and Melinda Gates
Foundation, dan kerjasama antara Universitas California (Berkeley, USA), Amyris Inc.
(sebelumnya dikenal sebagai Amyris Biotechnologies) dan Institute for One World Health
(sebuah perusahaan farmasi non-profit yang dikenal sebagai PATH Drug Solution). Kesuksesan
produksi artemisinin semi-sintetik didasarkan pada pemahaman produksinya di tanaman
Artemisia annua, pengembangan metode cepat menggunakan manipulasi genetik mikroba
(menggunakan teknik metabolik), kemampuan dari sintetis gen secara cepat (menggunakan
sintetik biologi) dan penerapan kimia farmasi. Produksi artemisin semi-sintetik memakai
mikroorganisme untuk memproduksi prekursor artemisinin (senyawa asam artemisinat) dalam
jumlah tinggi, yang diikuti dengan konversi kimia menjadi artemisinin.
Produksi artemisinin semi-sintetik dilakukan dalam beberapa tahap pengembangan. Pada
tahap awal pengembangan digunakan bakteri Escherichia coli yang telah direkaya genetik
dengan cara dimasukkan gen yang mengkode sintesis asam artemisinat melalui jalur 1-deoxy-D-
xylulosa 5-phosphate (DXP) sebagai organisme produksi, tetapi bakteri ini masih terbatas dalam
memproduksi asam artemisinat dimana jumlah asam artemisinat yang diproduksi masih jauh
dibawah jumlah yang dibutuhkan untuk memproduksi artemisinin semi-sintetik yang bernilai
ekonomi. sehingga beralih ketahap selanjutnya dengan menggunakan ragi berjenis
Saccharomyces cerevisiae yang telah direkayasa genetik untuk memproduksi asam artemisinat
dalam jumlah yang banyak. Kemudian ditahap terakhir dilakukan proses konversi kimia dari
asam artemisinat murni menjadi artemisinin, dimana asam artemisinat mengalami empat tahap
konversi, yaitu: reduksi asam artemisinat menjadi asam dihidroartemisinat, esterifikasi dari
separuh asam karboksilat pada asam dihidroartemisinat (untuk menghambat pembentukan
berikutnya dari produk sampingan), pembangkitan dari oksigen tunggal untuk memproduksi 3-
hidro-peroksida dan asam yang mengkatalisis Hock fragmentation (reaksi dari hidroperoksida
yang dihubungkan pada system tidak jenuh, yang membimbing pada pembelahan ikatan C-C dan
formasi dari dua senyawa karbonil) dan menyusun kembali, yang membimbing pada
pembentukan artemisinin dalam kondisi adanya oksigen.
Referensi:
Chris J. Paddon dan Jay D. Keasling. 2014. Semi-synthetic artemisinin: a model for the use of
synthetic biology in pharmaceutical development. Nature Reviews Microbiology 12, 355-367
(2014).