MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI...

25
MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI KAMPUS www.humas.unsyiah.ac.id EDISI 237 . JULI 2019 ISSN 0215-2916 Tiga Sekawan Pencinta Alquran Liaison Officer MTQMN: Gambaran Nyata Kerja Keras Tumbler dan Relawan Curi Perhatian

Transcript of MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI...

Page 1: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

MTQ MAHASISWA NASIONAL:MEMBUMIKAN ALQURAN DARI KAMPUS

w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d

EDISI 237 . JULI 2019IS

SN 0

215

-29

16

Tiga Sekawan Pencinta Alquran

Liaison Officer MTQMN: Gambaran Nyata Kerja Keras

Tumbler dan Relawan Curi Perhatian

Page 2: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019EDISI 230 . DESEMBER 2018

IFTITAH2 XXX 3

KEGIATAN Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) Ke-16 telah berlangsung lancar dan sukses di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) pada 28 Juli-4 Agustus 2019. Kegiatan dua tahunan ini menarik peminat dari seluruh Indonesia. MTQMN merupakan ajang tingkat nasional yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap Alquran dan menambah pengetahuan keislaman. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk perlombaan untuk meningkatkan syiar dan ukhuwah antarsivitas akademika perguruan tinggi se-Indonesia.

Sebagai tuan rumah terpilih, Unsyiah berupaya untuk optimal menggelar MTQMN dengan segala bentuk kesiapan, baik fisik prasarana dan mental para kafilahnya. Kesiapan Unsyiah sebagai tuan rumah juga telah dinilai oleh tim visitasi yang meninjau langsung lokasi tempat cabang lomba berlangsung.

Kesuksesan acara ini juga tidak terlepas dari kerja keras seluruh panitia yang terlibat. Panitia menggandeng banyak pihak luar untuk mendukung agar

kegiatan ini berjalan sukses. Terlebih lagi MTQMN tahun ini diikuti 179 perguruan tinggi dari 34 provinsi di Indonesia. Dibutuhkan kerja keras dan sinergitas antarpihak agar kegiatan ini berjalan sesuai yang diharapkan. Bahkan menariknya di pergelaran tahun ini, Unsyiah menyediakan ribuan tumbler (botol air minum) bagi kafilah dan panitia. Langkah ini dilakukan untuk menghadirkan green campus serta menekan jumlah sampah plastik.

Unsyiah patut berbangga karena telah menyelesaikan pergelaran ini dengan baik. Bukan hanya pelaksanaan saja, Unsyiah juga berhasil masuk 10 besar dalam daftar pemenang. Lebih tepatnya, Unsyiah berada di posisi ketujuh. Peringkat ini jauh lebih baik dari pelaksanaan MTQMN sebelumnya di Malang. Saat itu, Unsyiah berada di urutan kedelapan.

Melalui kegiatan besar ini, diharapkan nama Unsyiah semakin dikenal dan disegani seantero Indonesia. Kita yakin, Unsyiah semakin siap untuk menggelar acara besar dan menjadi tuan rumah yang baik. (Redaksi)

Unsyiah Tuan Rumah MTQMN Ke-16Chairil Munawir MT, S.E. M.M.Kepala Humas Unsyiah

Page 3: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

IZIN TERBIT

DITERBITKAN OLEH

PERINTIS

PEMBINA

PENASIHAT BIDANG REDAKSI

PENASIHAT BIDANG

ADMINISTRASI & PENGEMBANGAN

KETUA PENGARAH

PEMIMPIN REDAKSI

WAKIL PEMIMPIN REDAKSI

REDAKTUR PELAKSANA

SEKRETARIS REDAKSI

EDITOR

PEWARTA

FOTOGRAFER

LAYOUTER

ADMINISTRASI & KEUANGAN

LOGISTIK

SIRKULASI

WEB MASTER

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987

Humas Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

Prof. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.);

T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah

Kuala)

Prof. Dr. Ir. Marwan (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur

BC. (Wakil Rektor III); Dr. Hizir (Wakil Rektor IV)

Dr. Ir. Agussabti, M.Si (Wakil Rektor II)

Abdul Rochim, S.Sos. M.Pd

Chairil Munawir MT, S.E. M.M.

Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.

Rika Marlia, S.E. M.M.

Uswatun Nisa S.I.Kom. M.A.

Ferhat, S.E. M.M.

Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si. |

Muksalmina, S.Sos.I.

Syahri Afrizal, S.I.Kom.

Sayed Jamaluddin

Nadia Ulfa, A.Md.

Munawar, S.H.

Saidi

Muhammad Iqbal, S.I.Kom.

WARTA UNSYIAHEdisi 237 . Juli 2019

ISSN 0215-2916Tebal Isi 48 Halaman

DITERBITKAN OLEHHumas UniversitasSyiah Kuala

TWITTER@univ_syiahkuala

YOUTUBEUnsyiah TV

WEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.id

[email protected]

INSTAGRAM@univ_syiahkuala

[email protected]

Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email: [email protected] (600-700 kata)

REDAKSI

DAFTAR ISI

IFTITAH 3Unsyiah Tuan Rumah MTQMN Ke-16

EDUKASI 6-7Syiar Zikir dan Selawat dari Kitab Maulid Nabi

MAHASISWA 8-9Liaison Officer MTQMN: Gambaran Nyata Kerja Keras

FOKUS 10-15MTQ Mahasiswa Nasional: Membumikan Alquran dari Kampus

Apresiasi Kafilah atas Kerja Unsyiah

PAKAR 16Pelayanan Prima Kunci Kesuksesan MTQMN

PENGABDIAN 18-19Tumbler dan Relawan Curi Perhatian

KREATIF 20-21Sebuah Petuah di Balik Tarian Surah

PROFIL 22-23Tiga Sekawan Pencinta Alquran

SEHAT 28-29Kerja Sigap Tim Medis

PERSPEKTIF 30-31Bersatu dalam Naungan Alquran

RISET 32-34Intervensi Psikososial dalam Pelaksanaan Hukuman Cambuk

FAKULTAS 36-37Kolaborasi Lokal di Pentas Nasional

ENGLISH 38-39Persuing Achievement with Alquran

MUTU 42-43Penyusunan Kurikulum di Perguruan Tinggi

RELIGIA 40-41Manfaat Membaca Alquran

KABARUnsyiah TV Live Streaming MTQMN

Universitas Negeri Malang Juara Umum

Page 4: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

EDUKASI 7

“Kalau kita orang Aceh, rasa-rasanya memang persis kayak lagi di bulan maulid,” ungkapnya.

Tahun ini adalah kali pertama cabang tersebut dipertandingkan. Pada MTQMN kali ini, Pembacaan Kitab Maulid masuk kategori cabang eksebisi. Cabang ini sengaja dipersiapkan untuk masuk sebagai cabang resmi pada MTQMN mendatang.

Meski statusnya hanya cabang eksebisi, jumlah kafilah yang turut ambil bagian di cabang ini termasuk tinggi. Dari 179 kafilah MTQMN, 18 di antaranya mengikuti cabang tersebut.

Ketua Bidang Perlombaan MTQMN XVI, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc mengatakan, cabang Pembacaan Kitab Maulid sengaja diperlombakan karena memiliki nilai-nilai syiar dan seni yang tinggi. Selain itu, selawat dan zikir adalah sebuah amalan yang sangat dianjurkan. Ia berharap melalui pertandingan ini, masyarakat dapat termotivasi untuk mengamalkan zikir dan selawat dalam kesehariannya. Terlebih lagi pendekatan seni merupakan cara efektif mensyiarkan nilai ajaran Islam.

“Jadi perlombaan ini salah satu penilaiannya adalah seni membacanya,” ungkap Mustanir.

Seni membaca selawat memiliki beragam ciri khas. Masing-

masing daerah memiliki keunikan tersendiri. Untuk itulah, panitia menyepakati kitab yang dibaca pada pertandingan ini adalah kitab barzanzi. Tetapi pada pelaksanaannya, banyak peserta yang tidak sesuai dengan persyaratan tersebut.

Untuk hal ini, selaku panitia Mustanir tidak terlalu mempermasalahkannya. Mengingat cabang ini masih baru, sehingga masih perlu ada penyesuaian oleh peserta. Ia juga memaklumi jika peraturannya tidak seketat cabang resmi perlombaan MTQMN lainnya.

“Namanya juga masih eksebisi, jadi wajar kalau peraturannya masih sedikit longgar,” ungkapnya.

Meski demikian, perlombaan pembacaan kitab maulid ini telah menjadi daya tarik tersendiri pada

Pergelaran Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVI di Universitas Syiah Kuala

berlangsung semarak. Masyarakat antusias menyaksikan cabang pertandingan MTQ. Bahkan, beberapa tokoh Aceh terlihat hadir untuk sekadar menyaksikan kegiatan dua tahunan ini.

Salah satu cabang pertandingan yang cukup menarik perhatian penonton

dan selawat kepada nabi. Sebab orang yang mendengarkannya terkadang turut mengikuti lafaz-lafaz zikir atau selawat yang diucapkan.

Seperti yang dituturkan Rahmad, saat hadir di Aula Lab School Unsyiah tempat bertandingnya cabang Pembacaan Kitab Maulid MTQMN 2019. Ia mengakui begitu menikmati penampilan peserta saat menyenandungkan bacaan selawat serta zikir maulid tersebut.

SYIAR ZIKIR DAN SELAWAT DARI KITAB MAULID NABI

adalah Musabaqah Pembacaan Kitab Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti bulan maulid yang lazim terjadi di Aceh. Cabang ini menampilkan sejumlah pemuda yang membacakan selawat dan zikir dengan semangat. Mereka dipadu dengan gerakan yang kompak. Bagi masyarakat Aceh, gambaran ini kerap dikenal dengan meudike.

Tradisi meudike secara tidak langsung turut mendakwahkan zikir

MTMQN kali ini. Sejumlah kafilah berupaya memberikan penampilan terbaiknya. Mereka menampilkan seni berzikir dan selawat dengan kearifan lokal daerahnya.

Sepintas, selawat dan zikir adalah amalan yang mudah. Hanya amalan lisan. Tetapi tidak semua orang mampu mengamalkannya. Maka melalui Musabaqah Pembacaan Kitab Maulid Nabi, diharapkan bisa menyadarkan hati umat muslim, agar zikir dan selawat menjadi amalan kesehariannya.

Ya, ada banyak cara untuk mencintai nabi. Di antaranya adalah dengan selalu berselawat kepadanya. Orang-orang yang rajin berselawat menandakan bahwa hatinya selalu terpaut pada nabi. Dalam kondisi apapun, hati dan pikirannya selalu ingat kepada kekasih Allah Swt itu. []

6 EDUKASI

Page 5: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

MAHASISWA 9

“Peumulia jamee atau memuliakan

tamu adalah salah satu kearifan

lokal Aceh yang kita terapkan di

even MTQMN ini. Itu juga yang kita

tekankan kepada 40a0 mahasiswa

Unsyiah yang bertugas sebagai LO di

even ini”.

Dr. Nasrullah RCL, ST, M. Sc., (Koordinator Bidang LO MTQMN 2019)

Unsyiah sukses menggelar

Musabaqah Tilawatil

Quran Mahasiswa

Nasional (MTQMN) ke-

16 yang berlangsung pada 28 Juli-4

Agustus 2019. Kesuksesan ini tidak

terlepas dari peran 400 mahasiswa

Unsyiah yang terlibat sebagai Liaison

Officer (LO).

LO merupakan bagian penting dalam

struktur kepanitiaan. Sebab mereka

menjadi penghubung antara peserta

Ia menambahkan, sebelum bekerja para

LO terlebih dahulu mengikuti pelatihan

selama tiga hari. Pelatihan diberikan

oleh praktisi Aceh dan dosen Unsyiah.

Materi yang disampaikan seputar

even MTQMN, hingga penguatan

pemahaman tentang Unsyiah. Para

LO juga dibekali dengan materi terkait

hal-hal di luar acara, seperti public

speaking, etika dan moral, pariwisata,

zona turis di Aceh, dan materi lainnya.

Nasrullah mengaku kagum dengan

kinerja 400 mahasiswa yang bertugas

menjadi LO. Menurutnya, tidak semua

acara nasional dapat mempersiapkan

LO sebaik ini.

“Saya bangga kepada seluruh

panitia MTQMN ini, terutama kepada

mahasiswa yang menjadi LO. Apalagi

LO di MTQMN ini bersifat relawan.

Sejak awal tidak dijanjikan honor,

tetapi mereka memberikan kerja keras

yang dibanjiri apresiasi dari hampir

seluruh kafilah,” ungkapnya.

Al Muqafi, LO kafilah Universitas

Padjajaran, mengaku beruntung

bergabung menjadi LO karena bertemu

dan panitia. LO menjadi garda

terdepan penilaian peserta terhadap

suatu kegiatan. Sukses atau tidaknya

sebuah acara, baik tidaknya pelayanan

panitia, kerap dinilai dari kinerja LO.

Hal ini dikarenakan LO menjadi panitia

yang bersentuhan langsung dengan

peserta.

Dalam MTQMN ini, LO bertugas

menjemput kafilah sejak kedatangan

mereka dari bandara atau terminal.

Mereka juga bertugas mengantar

peserta hingga ke Asrama Unsyiah

yang menjadi lokasi penginapan

selama acara berlangsung. LO

juga mengantar, menemani, dan

mendampingi peserta di lokasi lomba.

Singkatnya, mereka yang paling awal

bangun untuk memastikan kontingen

terpenuhi segala kebutuhannya. Dan

mereka pula yang paling larut tidur

setelah memastikan segala kebutuhan

kontingen terpenuhi.

Koordinator Bidang LO MTQMN

2019, Dr. Nasrullah RCL, ST, M. Sc.

menjelaskan, ada tiga kelompok LO

di even MTQMN Unsyiah. LO Kafilah

bertugas menjemput, mengantar,

dan melayani peserta selama even

MTQMN berlangsung. LO Asrama

bertugas di asrama untuk mengatur

penginapan kafilah. Mereka dilatih

oleh kepala asrama Unsyiah untuk

mengatur segala kebutuhan para

peserta. Dan terakhir, LO Lomba yang

bertugas mengarahkan dan mendata

peserta yang mengikuti lomba

MTQMN.

Proses perekrutan LO MTQMN telah

dilakukan sejak Mei 2019. Saat itu,

hampir 800 mahasiswa yang mendaftar

di posisi ini. Dari seluruh pendaftar,

terpilih 400 mahasiswa yang lulus.

Mereka berhasil melewati rangkaian

tahapan seleksi.

“Kriteria utama pemilihan LO

adalah mahasiswa yang mampu

berkomunikasi baik, siap memberi

pelayanan maksimal, dan menjadi

cerminan baik bagi Unsyiah,” ujar

Nasrullah.

Liaison Officer MTQMNGAMBARAN NYATA KERJA KERAS

8 MAHASISWA

dan dapat membangun koneksi dengan

mahasiswa dari seluruh Indonesia.

“Ini menjadi pengalaman sekaligus

pembelajaran berharga bagi saya.

Pengalaman menjadi salah satu bagian

penting dari struktur kepanitiaan

yang sangat besar, dan pembelajaran

bagaimana menjadi seorang LO yang

baik untuk even berskala nasional,”

ujarnya.

Hal sama juga diutarakan Dina Ulyana,

LO kafilah Universitas Musamus

Merauke, yang merasakan begitu

banyak suka duka selama bertugas.

Ia berusaha membangun kedekatan

dengan peserta dalam waktu singkat.

Walaupun pada awalnya ia merasa sulit

sebab latar belakang budaya berbeda.

Tetapi baginya itu bukan penghalang.

Segala tenaga dan usaha ia lakukan

demi kenyamanan para kafilah.

“Ketika itu target utama saya hanya

satu, membuat peserta merasa nyaman

ketika kami temani,” ungkap Dina.

Maka tak heran Rektor Unsyiah,

Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng,

mengapresiasi besar kerja LO yang

merupakan mahasiswa aktif Unsyiah

ini. Mereka telah mampu membangun

hubungan baik dengan kafilah.

Laksana cermin, para LO memantulkan

gambaran nyata bagi peserta atas kerja

keras seluruh panitia MTQMN 2019.

“Tanpa LO, kegiatan MTQMN tahun ini

tidak akan berjalan lancar karena peran

LO sangat penting dan strategis,” puji

Rektor. []

Ketika itu target utama saya hanya satu, membuat peserta merasa nyaman ketika kami temani.

Page 6: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN

DARI KAMPUS

Page 7: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

FOKUS12 FOKUS 13

Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) Ke-16 di Universitas Syiah Kuala berlangsung meriah

pada Minggu (28/7) malam. Sejumlah penampilan menarik berhasil memikat ribuan mata yang hadir di Stadion Prof. Dr. Muhammad Ali Basyah Amin MA atau kerap disebut Stadion Mini Unsyiah. Seisi stadion bergemuruh dengan suara tepukan sebagai bentuk apresiasi atas penampilan yang disajikan ratusan mahasiswa.

Pada malam itu, panitia menyuguhkan beberapa penampilan menarik, seperti tarian kolosal Surah, paduan suara, medley lagu nusantara, marching band, defile 179 kafilah perguruan tinggi dari 34 provinsi di Indonesia, hingga permainan tata cahaya lampu yang indah. Pembukaan ini juga didukung dua layar raksasa yang berada di sudut stadion.

Lantunan ayat suci Alquran dari Takdir Fareza mengawali pembukaan MTQMN tahun ini. Suaranya yang merdu membuat decak kagum penonton. Sesekali terdengar suara takbir dan selawat dari bangku penonton di sela bacaan yang dikumandangkan Juara MTQ Internasional 2015 di Istanbul, Turki itu. Penampilan ini kian sempurna dengan saritilawah yang dibacakan Putri Hidayatullah Ade Kusuma, mahasiswi Program Studi Farmasi FMIPA Unsyiah.

Di malam pembukaan itu, Tari Surah menjadi salah satu penampilan yang paling ditunggu. Walaupun penampilannya disuguhkan di ujung acara, tetapi ratusan penonton yang memadati tribun dan sisi lapangan

stadion tidak beranjak. Mereka setia menunggu hingga larut malam. Tari Surah ini dimainkan 250 mahasiswa Unsyiah dengan koreografer Imam Juaini MA, penata musik Surya Darma, dan narasi oleh Herman RN. Tarian kolosal ini merupakan garapan massal yang bersumber dari unsur-unsur tari tradisional dan ritual keagamaan masyarakat Aceh.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penyerahan piala bergilir dari Rektor Universitas Negeri Malang−Juara

Umum MTQMN Ke-15 −kepada Dirjen Belmawa. Selanjutnya, Dirjen Belmawa menyerahkan kepada Ketua Umum Panitia MTQMN Ke-16, Dr. Alfiansyah Yulianur BC.

Penunjukkan Unsyiah sebagai tuan rumah MTQMN Ke-16 bermula saat MTQMN Ke-15 di Malang, Jawa Timur, tahun 2017 lalu. Saat itu, ada lima kampus yang mengajukan diri sebagai calon rumah MTQMN 2019. Kelima kampus tersebut adalah Unsyiah, Universitas Palangkaraya Kalimantan Tengah, Universitas Hasanuddin Sulawesi Selatan, Universitas Patimura Ambon, dan Universitas Bangka Belitung. Unsyiah pun melakukan usaha dan pendekatan hingga akhirnya terpilih dengan dikeluarkan surat dari Kemenristekdikti tentang penunjukkan tuan rumah MTQMN Ke-16.

Penyelenggaraan MTQMN di Unsyiah berlangsung dari 28 Juli-4 Agustus 2019. Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Jenderal

Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa) Prof. Dr. Ismunandar. Jumlah peserta yang hadir mencapai 1.931 orang dari 179 perguruan tinggi dan swasta di seluruh provinsi Indonesia. Mereka bertanding di 16 cabang perlombaan.

Ismunandar mengatakan, pergelaran MTQMN ini jangan hanya dimaknai sebatas kegiatan rutin saja. Tetapi harus menjadi penyemangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengamalkan nilai-nilai Alquran di dalamnya.

“Jadikan ini suntikan energi bagi kita untuk membumikan Alquran dalam kehidupan nyata. Mari pahami dan renungkan maksud Alquran, bagaimana kita menjalankan petunjuk Allah Swt dalam memperkokoh akhlakul karimah,” ucapnya.

Sementara itu Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. mengatakan, Unsyiah merasa sangat terhormat karena telah dipilih sebagai tuan rumah pada event dua tahunan ini. Unsyiah akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyukseskan kegiatan ini.

Di sisi lain, ada kebahagiaan tersendiri bagi kampus ini untuk menjamu

dan melayani 179 kafilah dari berbagai perguruan tinggi. Rektor berjanji mereka akan mendapatkan kesan yang baik selama berada di Kampus Jantong Hate Rakyat Aceh ini. Sebab hal ini sejalan dengan kearifan lokal masyarakat Aceh dalam melayani tamu. Masyarakat Aceh sangat menjunjung dan memuliakan tamu. Hal ini sesuai dengan kearifan lokal Pemulia Jamee Adat Geutanyoe (Memuliakan tamu adalah adat kita).

“Kami bahagia dan bangga dapat menjalin silaturahmi dengan mahasiswa utusan perguruan tinggi se-Indonesia, sekaligus bersyukur atas kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk menjadi tuan rumah MTQMN tahun ini,” ungkap Rektor.

Bagi Unsyiah, kesuksesan kegiatan bukan hanya dilihat dari lancarnya semua proses kegiatan. Tapi bagaimana semua kafilah benar-benar menemukan nilai-nilai Alquran sesungguhnya di kampus ini. Maka Rektor mengharapkan, MTQMN tidak boleh dimaknai hanya sekadar perlombaan. MTQMN harus menjadi momentum bagi semua orang untuk mensyiarkan nilai-nilai yang terkadung dalam Alquran.

Di sisi lain, Rektor juga menilai bahwa Alquran juga mengajarkan kita semua bersaudara, diikat oleh akidah yang sama. Meski Allah Swt menyuruh setiap hambaNya berlomba dalam kebaikan, tetapi perlombaan itu sama sekali tidak mengisyaratkan permusuhan, tidak ada kedengkian, apalagi keinginan untuk mencelakakan lawan.

“Semangat ini juga harus terpatri kuat dalam setiap diri peserta MTQ Mahasiswa Nasional kali ini. Walaupun kita saling berlomba, tetapi kita tetap bersaudara,” pungkasnya. []

Kami bahagia dan bangga dapat menjalin silaturahmi dengan mahasiswa utusan perguruan tinggi se-Indonesia.

l MTQMN di Unsyiah berlangsung 28 Juli-4 Agustus 2019

l Jumlah peserta 1.931 mahasiswa mewakili 179 perguruan tinggi dari 34 provinsi di Indonesia.

l Ada 16 cabang yang diperlombakan;

1. Tilawatil Quran2. Tartilil Quran3. Qira’at Sab’ah4. Hifzhil Quran 5 Juz5. Hifzhil Quran 10 Juz6. Hifzhil Quran 20 Juz7. Hifzhil Quran 30 Juz8. Khaththil Quran Dekorasi9. Khaththil Quran Kontemporer10. Fahmil Quran11. Syarhil Quran12. Karya Tulis Ilmiah Kandungan

Alquran13. Debat Ilmiah Kandungan Quran

dalam Bahasa Arab14. Debat Ilmiah Kandungan Quran

dalam Bahasa Inggris15. Desain Aplikasi Komputer Alquran16. Pembacaan Kitab Maulid Nabi

Muhammad Saw

Page 8: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

FOKUS14 FOKUS 15

Penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVI di Universitas Syiah Kuala terasa

istimewa. Unsyiah berupaya menjalankan perannya sebagai tuan rumah dengan baik. Semangat ini sejalan dengan tema yang diangkat, yaitu MTQMN sebagai Penguat Ukhwah Islamiah dalam Membentuk Generasi Muda Qurani, Menuju Indonesia Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghofur.

Ada banyak hal menarik yang menjadi pembeda MTQMN kali ini dari yang sebelumnya. Di antaranya, Unsyiah membuat gebrakan baru. Pada MTQMN

kali ini, Unsyiah menerapkan konsep Green Campus. Sebanyak 3.940 tumbler atau botol minuman dibagikan secara gratis.

Demi mendukung gagasan tersebut, Unsyiah juga menyiapkan sebanyak 1.700 galon yang ditempatkan di beberapa lokasi kegiatan. Hal ini untuk memudahkan peserta melakukan isi ulang botol minumannya. Langkah ini sengaja ditempuh Unsyiah sebagai upaya untuk mengurangi sampah, khususnya penggunaan botol plastik air kemasan.

Sementara dari sisi kegiatan, cabang Musabaqah Pembacaan Kitab Maulid Nabi untuk pertama kalinya

diperlombakan sebagai cabang eksebisi. Cabang ini cukup menarik perhatian penonton. Sebab ketika menyaksikan lomba ini, pengunjung serasa berada di bulan maulid yang lazim dirayakan di Aceh.

Begitu pula dalam teknis lomba. Unsyiah sangat mempertimbangkan batas-batas syariah. Di mana dalam satu grup lomba tidak tercampur antara mahasiswa dan mahasiswi. Gagasan ini baru pertama kali dilaksanakan dalam ajang MTQMN.

“Syukur alhamdulillah, semoga ini menjadi model pelaksanaan MTQ Mahasiswa Nasional di masa mendatang,” harap Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.

Selama kegiatan, Unsyiah juga menggelar expo dengan menampilkan beragam produk hasil kreativitas mahasiswa. Unsyiah memang telah berkomitmen agar MTQMN kali ini benar-benar menjadi event yang berkesan di hati setiap kafilah.

Untuk itulah, Wakil Rektor III Unsyiah, Dr. Alfiansyah Yulianur selaku Ketua Pelaksana MTQMN XVI harus bekerja ekstra. Ia meminta segenap civitas akademika Unsyiah untuk turut serta menyukseskan kegiatan ini. Alfiansyah berharap, MTQMN ini harus bisa memberikan kesan yang istimewa kepada siapapun. Inilah kesempatan Unsyiah menunjukkan identitasnya sebagai kampus yang islami.

“Kami berharap, kehadiran bapak ibu semua dapat memberikan pengalaman terbaik bagi kita semua. Saling menjalin ukhwah islamiyah yang erat dan penuh keberkahan serta membawa pulang kesan terindah mengikuti kegiatan ini,” ucapnya pada malam Opening Ceremony MTQMN XVI di Stadion Mini Unsyiah.

Alhasil, Unsyiah dinilai sukses menyelenggarakan MTQMN XVI. Hal ini ditandai dengan ucapan apresiasi yang datang dari berbagai kafilah. Misalnya Bambang, perwakilan dari kafilah Universitas Papua, yang mengucapkan terima kasih via Whatsapp kepada Koordinator Humas dan Publikasi, Dr Zulkarnain Jalil.

“Terima kasih kepada seluruh panitia dan LO serta semua pihak yang sudah melayani

kami dengan sangat baik. Mohon maaf bila ada yg salah dan khilaf dari kami. Kiranya Allah SWT dapat membalas kebaikan ini dengan lebih baik,” tulisnya.

Begitu pula pesan dari Ketua Kafilah Universitas Manado (Unima) Sulawesi Utara, Dr Mardian Umar Mpd, yang sangat berkesan dengan kerja kepanitian Unsyiah.

“Penyelenggaraan MTQMN Ke-16 kami rasa sangat baik mulai dari penjemputan. Kami senang bisa bersilaturahmi dengan saudara dari seluruh Indonesia. Walau kami datang dengan ofisial dan pejabat yang nonmuslim, tetapi tetap mendapat sambutan yang cukup baik. Teurimong geunaseh (terima kasih-red) Aceh,” tulisnya.

Ofisial kafilah Institut Teknologi Surabaya (ITS), Drs Wahyudin MSi, juga menilai pelaksanaan MTQMN kali ini sangat luar biasa. “Perhatian panitia dan LO kepada kafilah sangat bagus, khususnya kafilah ITS,” ungkapnya.

Ragam apresiasi tersebut tentu saja memberikan kebahagian tersendiri bagi segenap civitas akademika Unsyiah.

Meski demikian, Unsyiah menyadari bahwa semua kesungguhan tersebut masih ada kealpaannya.

Oleh sebab itu, Rektor menilai MTQMN ini pada hakikatnya semua adalah juara, karena setiap orang telah berupaya memberikan yang terbaik. Terlebih lagi semuanya bersatu dengan semangat mencintai Alquran.

“Karena juara sesungguhnya adalah kita semua, yang berhasil menjalin dan menjaga tali silaturahmi. Meski kita berlomba dan bermusabaqah, kita berharap silaturahmi ini tetap terjaga, tak terbatas oleh dimensi dan masa,” ucap Rektor.

Dalam penyelenggaraan tahun ini, Unsyiah menduduki peringkat ketujuh dan Universitas Negeri Malang meraih juara pertama. Selain itu, dari 16 cabang yang diperlombakan, Unsyiah berhasil meraih juara di enam cabang, yaitu Tilawah Alquran, Tartil Alquran, Hifzhil Alquran 5 Juz, Hifzhil Alquran 30 Juz, Fahmil Alquran, dan Syahril Quran. []

l Maslahhatul Ammah (Terbaik I Putri cabang Tartil Alquran)

l Muammar, M. Iqbal Fathani, Amran Wali (Terbaik I cabang Fahmil Quran)

l Reka Fransiska (Terbaik III Putri cabang Hifzh Alquran 30 Juz)

l Yasarah (Terbaik III Putri cabang Tilawah Alquran)

l Afifah Taqia, Fisma Amri, Mutia Ragmah (Harapan II cabang Syarhil Quran)

l Salmawani Samha (Harapan III Putri cabang Hifzh Alquran 5 Juz)

APRESIASI KAFILAH ATAS KERJA UNSYIAH

Peringkat Perguruan Tinggi Jumlah Nilai

1 (Juara Umum) Univ. Negeri Malang 64

2 Univ. Brawijaya 63

3 Univ. Gadjah Mada 41

4 Univ. Indonesia 38

5 a. Univ. Andalas 36

6 b. Univ. Negeri Padang 36

7 Univ. Syiah Kuala 31

8 Univ. Negeri Medan 30

9 Univ. Negeri Yogyakarya 23

10 Univ. Sumatera Utara 22

10 Besar MTQ Mahasiswa Nasional XVI Tahun 2019

Prestasi Unsyiah di MTQMN 2019

Page 9: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

PAKAR16 PAKAR 17

Universitas Syiah Kuala dipercaya menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa

Tingkat Nasional (MTQMN) ke XVI. Kepercayaan ini menjadi momentum Unsyiah untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengelola acara berskala nasional. Lantas, apa strategi Unsyiah yang berani menjalankan kepercayaan tersebut?

Berikut wawancara Humas Unsyiah dengan Wakil Rektor III Unsyiah yang juga Ketua Panitia MTQMN XVI, Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC, di ruang kerjanya.

Bagaimana Anda menilai kinerja Unsyiah dalam MTQMN kali ini?

Alhamdulillah, pelaksanaan MTQMN kali ini tergolong berhasil. Penilaian ini bukan hanya datang dari kita, tetapi penilaian langsung dari orang luar. Ini semua berkat dukungan semua pihak. Mulai dari

Pelayanan Prima Kunci Kesuksesan MTQMN

Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC

Kemenristekdikti, Pemda Aceh, dinas terkait, dan tentu saja masyarakat Aceh.

Apa indikator kesuksesan itu?

Dikatakan berhasil, kita lihat dari sisi tamu yang dilayani dengan baik. Dewan hakim juga merasa puas karena semuanya berjalan seperti yang diharapkan. Saya pernah mengikuti MTQMN ini dua kali yaitu 2015 di UI dan 2017 di UNM Malang.

Kalau kita bandingkan dengan UI dan UNM, mereka punya fasilitas yang lengkap. Namun dari segi penyelenggaraan dan pelayanan, kelihatannya kita tidak kalah dengan mereka. Bahkan, dalam beberapa bidang kita mendapat pujian. Misalnya dalam melayani makanan dewan hakim dan peserta. Kemudian transportasi penyambutan di bandara. LO kita juga bekerja dengan maksimal siang dan malam. Bahkan

jam 4 pagi pun bila dibutuhkan mereka hadir.

Inilah yang membuat kita mendapat pujian di mana-mana. Kita all out, karena kita menyadari mungkin dari segi fasilitas kita masih minim, maka kita coba menutupinya dengan pelayanan yang prima. Alhamdulillah, kita dapat pujian dan bersyukur atas apresiasi itu.

Apa dampak positif Unsyiah sebagai tuan rumah MTQMN ini?

Pertama, kita lebih dikenal. Karena sedih juga ya, ada sebagian orang tidak mengenal Unsyiah dengan baik. Maka dengan MTQMN ini, begitu orang datang ke Unsyiah mereka jadi tahu bahwa ada perguruan tinggi di Aceh dengan berakreditasi A dan punya fasilitas yang tak kalah dengan mereka.

Kedua, dampaknya terhadap mahasiswa sendiri. Bahwa Unsyiah ini bukanlah universitas yang biasa-biasa saja. Unsyiah bisa berperan di kancah nasional. Hal ini bisa membuat mahasiswa jauh lebih percaya diri. Harapannya, mereka bisa termotivasi untuk lebih maju lagi.

Ketiga, dari segi masyarakat. Mereka merasakan manfaatnya dari segi perekonomian, memperkenalkan budayanya. Artinya, secara lebih luas kita mensyiarkan keramahan kita. Sederhananya, banyak dampak positif yang kita dapatkan dari MTQMN ini.

Jadi Unsyiah lebih percaya diri untuk menggelar event nasional?

Kalau bicara event nasional, kita pernah menjadi tuan rumah POMNAS 2015, itu juga mendapatkan respon yang positif. Mereka puas dengan pelayanan kita, ini sejalan dengan kearifan masyarakat Aceh yang dikenal dengan Pemulia Jamee adat Geutanyoe.

Apalagi tahun depan, Unsyiah akan menjadi tuan rumah IMT-GT. Pak Rektor mengatakan bismillah, insyaallah kita siap. Istilahnya kita selenggarakan bersama. Sebagai WR III Bidang Kemahasiswaan, tentu saya juga harus lebih siap. Sebab saya pikir, kebersamaan kita selama ini luar biasa. Dengan keikhlasan, kejujuran dan kebersamaan, insyaallah kita dapat bantuan.

Tentu semua ini menjadi tantangan bagi kita. Jadi saya pikir, peluang kita untuk menjadi tuan rumah sangat terbuka. Maka Unsyiah harus berbenah. Termasuk dari segi fasilitas, selama ini kita terus berbenah untuk lebih baik.

Selain komitmen kita pada pengembangan fasilitas, tentu saja kita akan terus membina kerja sama dengan semua pihak. Apalagi Pemda yang selama ini telah memberikan dukungan luar biasa terhadap Unsyiah. Hubungan seperti inilah yang harus selalu kita jaga. []

EDISI 237 . JULI 2019

Kita all out, karena kita menyadari mungkin dari segi fasilitas kita masih minim, maka kita coba menutupinya dengan pelayanan yang prima.

EDISI 237 . JULI 2019

Page 10: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

PENGABDIAN 19

Ada yang menarik di pergelaran MTQ Mahasiswa Nasional Unsyiah. Untuk pertamakalinya dalam even dua tahunan ini,

dilakukan pengurangan botol air minum kemasan secara besar-besaran. Langkah ini dilakukan sebagai upaya menjaga lingkungan.

Farnida Samsul Rizal, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unsyiah, mengatakan gagasan ini lahir untuk menjawab surat edaran Kemenristekdikti dan Rektor Unsyiah yang menganjurkan untuk tidak menggunakan lagi botol minuman kemasan. Semangat ini sejalan dengan visi Unsyiah bebas sampah yang

Langkah ini merupakan yang pertama dilakukan sepanjang MTQMN digelar. Untuk memudahkan peserta, panitia menyediakan 1.700 galon air minum isi ulang yang ditempatkan di banyak lokasi, seperti di majelis lomba, asrama, hingga masjid. Alhasil selama acara berlangsung, melihat kafilah dan panitia menenteng tumbler menjadi pemandangan keseharian.

Cara ini ternyata cukup ampuh mengurangi pemakaian botol plastik air kemasan. Bahkan, hingga hari terakhir penyelenggaraan acara, nyaris tidak ditemukan botol plastik di venue lomba dan asrama. Dari gerakan ini, panitia berhasil mengurangi pemakaian 2.500 kotak kemasan minuman sekali pakai, atau setara dengan 120.000 botol plastik selama sepekan penyelenggaraan MTQMN.

Keberhasilan ini diapresiasi oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. Sekretaris Daerah (Sekda) Banda Aceh, Ir. Bahagia, mengungkapkan jika gerakan ini menjadi inspirasi bagi Pemkot Banda Aceh untuk disosialisasikan kepada warga kota.

“Ini inisiatif luar biasa dari Unsyiah dan peserta dalam mengelola sampah. Ini menjadi masukan besar bagi Banda Aceh dan kami coba sosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya di malam penutupan MTQMN yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Sabtu, 3 Agustus 2019.

Inovasi ini juga disambut positif para kafilah dari berbagai universitas. Tak sedikit dari mereka memuji dan menjadikan inspirasi untuk diterapkan di kampus mereka. Inilah tujuan yang

diinginkan Unsyiah, menjadi contoh bagi pihak lain dalam menjaga lingkungan. Walaupun menurut Farnida, masih banyak kendala yang dihadapi dalam mengubah pola kebiasaan itu.

“Masih ada yang menganggap ini tidak praktis, tapi kita coba pelan-pelan untuk mengubah kebiasaan ini,” tambah Farnida.

Ia berkeyakinan semua ini akan berjalan lancar. Terlebih lagi gagasan ini mendapat dukungan penuh dari rektorat Unsyiah, para anggota DWP, hingga mahasiswa. Ditargetkan, penggunaan tumbler di Unsyiah akan terus berlanjut setelah MTQMN usai. Unsyiah menargetkan untuk mengurangi sepenuhnya botol air kemasan di lingkungan kampus. Farnida berharap seluruh civitas Unsyiah dapat terlibat dan beralih menggunakan tumbler.

“Nantinya kita akan siapkan di semua kantin kampus air isi ulang dengan harga ekonomis,” pungkasnya.

Kerja Keras Relawan Green CampusBelasan mahasiswa sibuk memilah sampah di teras bangunan kecil tepat di belakang Kantor Urusan Internasional Unsyiah. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap hari. Beberapa menit kemudian, suara deru becak memecah kesibukan mereka. Seorang lelaki menurunkan setumpuk sampah dan meletakkannya di teras. Dua mahasiswi mengambil dan segera memilah sampah tersebut.

Gambaran ini menjadi rutinitas harian mahasiswa yang tergabung dalam relawan Bank Sampah Unsyiah (BSU). Mereka bukan hanya mahasiswa Unsyiah, tetapi juga dari UIN Ar Raniry.

TUMBLERDAN RELAWAN CURI PERHATIAN

sampah residu. Di sudut halaman, terdapat dua mesin pencacah plastik dan daun. Mesin ini dianggap kurang karena belum mampu mencacah jumlah sampah yang ada.

Bank Sampah Unsyiah berdiri sejak Januari 2019 silam. Relawannya berasal dari mahasiswa yang memiliki kecintaan terhadap lingkungan. Setiap harinya mereka mengumpulkan sampah dari berbagai lokasi di Unsyiah.

“Mereka adalah mahasiswa yang galau melihat lingkungan sekitar,” tambah Rama yang juga anggota Dharma Wanita Persatuan Unsyiah.

Di ajang MTQMN tahun ini, para relawan bekerja lebih ekstra. Ini mengingat jumlah massa yang berkumpul di Unsyiah begitu ramai, hampir mencapai 3.000 orang. Jumlah massa pun tersebar di banyak lokasi majelis dan asrama. Untuk mengantisipasi membludaknya sampah di Unsyiah, para relawan telah bekerja jauh sebelum pelaksanaan MTQMN. Bahkan, Rama mengedukasi langsung Liason Officer (LO) untuk dapat mendampingi kafilah dalam pemilahan sampah.

Rama yang setiap hari bergelut di Bank Sampah Unsyiah mengaku menerima banyak kunjungan dari berbagai instansi. Mereka ingin melihat lebih dekat cara pengelolaan sampah dan sistem yang dijalankan di BSU. Banyak dari mereka yang terinspirasi dan termotivasi untuk melakukan langkah serupa. Ia berharap semangat ini dapat menyadarkan masyarakat dalam mengelola sampah dalam kehidupan sehari-hari.

“Sebab sampah itu adalah tanggung jawab kita masing-masing,” pungkasnya.[]

“Ada sekitar 65 relawan green campus yang tergabung di sini, dan mereka bukan hanya berasal dari Unsyiah. Untuk lingkungan, kita sepakat untuk tidak mengkotak-kotakkan kampus, sebab ini adalah tanggung jawab bersama,” ujar Rama Herawati, Ketua BSU, saat ditemui Warta Unsyiah.

Setiap harinya, para relawan bekerja mengumpulkan sampah di kawasan Unsyiah. Pekerjaan ini menjadi lebih padat ketika MTQ Mahasiswa Nasional berlangsung di kampus tertua di Aceh itu. Sampah-sampah yang dikumpulkan kemudian dipilah berdasarkan jenisnya; sampah organik, sampah plastik, dan

18 PENGABDIAN

salah satu prioritasnya adalah mengurangi sampah anorganik.

Bahkan sejak tahun kemarin, DWP Unsyiah telah mengurangi sampah plastik di setiap kegiatannya, termasuk menggunakan tumbler (botol minum isi ulang). Dan untuk MTQMN tahun ini, Farnida bersama anggota DWP lainnya memimpin langsung dan memantau peralihan botol kemasan ke tumbler.

“Kami membagikan 3.940 tumbler secara gratis kepada kafilah, official, dewan hakim, hingga panitia acara. Tumbler ini bantuan dari beberapa donatur,” ujarnya.

l Panitia membagikan 3.940 tumbler (botol minum) kepada seluruh peserta, ofisial, dewan hakim, hingga panitia MTQMN 2019.

l Tersedia 1.700 galon air minum isi ulang di seluruh lokasi MTQMN

l Gerakan ini berhasil mengurangi 2.500 kotak kemasan air mineral, atau setara dengan 120.000 botol plastik.

l Melibatkan 65 relawan Green Campus.

Page 11: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

KREATIF20 KREATIF 21

Tuntut olehmu dengan pengguruan Tiadalah jadi dengan tiruan Serta tarekat mengenal Tuhan Hakikat makrifat sempurnai jalan

Kutipan Syair Makrifat karya Syeh Abdurrauf as-Singkili itu membahana di Stadiun Mini Muhammad Ali Basyah Amin

Unsyiah. Syair tersebut dibacakan dengan gaya puitis sebagai pengiring gerak tarian massal pada malam Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa tingkat Nasional (MTQMN) XVI tahun 2019.

Tarian massal yang dilakoni 250 penari itu menjadi tangkai penutup kegiatan malam pembukaan MTQMN XVI di Universitas Syiah Kuala tahun ini. Sebagai puncak kegiatan seremoni pembukaan, kiranya tarian Surah menjadi pamungkas yang melengkapi fragmen kegiatan lainnya. Tidak salah tatkala tarian ini diletakkan di puncak acara. Kehadirannya benar-benar menjadi pemuncak selera, sehingga beragam komentar positif dilontarkan pengunjung, baik pengunjung dari kafilah

luar maupun masyarakat umum dari Banda Aceh dan Aceh Besar yang turut menyaksikan gemilang tarian Surah.

Beberapa komentar tersebut berbunyi “Unsyiah edan” mampu membuat kegiatan pembukaan yang sedemikian rupa. Ada pula yang mengatakan puncak acara benar-benar mendunia dan mengantariksa. Semua komentar ‘gila’ ini sejatinya menjadi semangat konstruktif bagi kampus Jantong Hate Rakyat Aceh untuk melaksanakan even nasional dan internasional ke depan.

Terlepas dari euforia tersebut, banyak yang bertanya dan ingin tahu proses kreatif lahirnya tarian Surah. Apalagi, tarian yang berlangsung sekitar 15 menit itu dirasa oleh sebagian orang terlalu singkat.

“Maunya tambah lagi,” komentar pengunjung. “Maunya bagian rapai

geleng dilamain lagi,” komentar seorang wakil dekan III di Unsyiah.

Ibarat PohonTarian Surah dibuka dengan pembacaan terjemahan surah al-‘Alaq ayat 1-8. Saat itu, kondisi masih gelap. Selesai pembacaan terjemahan surah al-‘Alaq terdengar sekumpulan lelaki berzikir. Suasana masih gelap hingga 50 penari perempuan menghidupkan lampu mereka satu per satu. Secara formasi, lampu yang hidup beriringan tersebut membentuk garis kubah masjid. Kemudian para penari perempuan membawa lampu tersebut ke pohon yang berada di sisi lapangan. Mereka menempelkan lampu itu di setiap cabang pohon, sehingga terbentuklah pohon cahaya.

Adegan pertama dari tarian Surah ini merupakan dimensi ilmu pengetahuan.

Adapun ratoh duek dan rapai geleng menjadi simbol kegesitan dan kelihaian ureueng Aceh dalam mencari rezeki, bekerja, dan berdoa. Kolaborasi gerak tari tradisional ini melengkapi identitas Aceh dalam sebuah tarian kolosal. Tentunya tidak berlebihan jika tarian Surah disebut sebagai tari identitas Aceh sekaligus identitas Syiah Kuala untuk dunia. Di dalamnya termuat tafsir iqra sebagai pondasi literasi, termaktub cahaya sebagai sumber ilmu, tercantum keseteraan gender dalam gerak simbol. Inilah Surah, sebuah petuah dari Syiah Kuala.

Makna IdentitasMakna identitas Aceh ini masih terkait tafsir terhadap bait-bait Syair Makrifat. Dalam syair tersebut, Tgk. Syiah Kuala sudah mengatakan bahwa Jika tuan menuntut ilmu/ Ketahuilah dulu keadaanmu/ Man ‘arafa nafsahu kenal dirimu/ Faqad ‘arafa rabbahu kenal Tuhanmu/. Artinya, untuk mengetahui identitas Aceh tidak cukup dengan sejumlah tarian, tetapi juga harus memahami watak orang-orangnya. Oleh karena itu, tarian ini ditutup dengan simbol literasi agar semua orang mau membaca dan gemar menulis. Hanya dengan banyak membaca, setiap orang banyak tahu. Hanya dengan menulis, semua orang bisa diberi tahu. Dalam arti lain, membaca membuat orang kenal Tuhan dan alam sekitar. Menulis menjadikan orang kenal dirinya dan orang lain.

Maka itu, tarian Surah ditutup dengan formasi kitab dan pena. Para penari rapai geleng menadahkan rapai ke langit membentuk bentangan kitab. Para penari tarek pukat membentuk batang pena yang ujungnya menyatu dengan simbul kitab. Di sinilah konkretisasi tarian Surah. Jika tarian ini dibuka dengan iqra yang

Diawali dengan lantunan iqra sebagai wahyu pertama yang sekaligus menjadi

pondasi segala ilmu. Dilanjutkan dengan tafsir bahwa ilmu itu adalah cahaya ‘al ilmu nurun’. Dari sinilah ide pohon ilmu yang berupa pohon cahaya.

Tafsir gerak tari ini tidak lepas dari kutipan Syair Makrifat karya Syeh Abdurrauf atau dikenal sebagai Teungku Syiah Kuala. Seabad lalu, Tgk. Syiah Kuala sudah menyebutkan ibarat fakir yang hina/ Sepohon kayu banyak ma’nanya/ Jikalau pohon tiada sempurna/ Cawang dan dahan tiada berguna. Inilah maksud bahwa setiap pohon mengemban berbagai cabang dan dahan keilmuan. Sempurnalah gerak tarian Surah dengan permainan cahaya di pohon yang mengisyaratkan ilmu itu adalah cahaya, menjadi suluh di setiap pohon kehidupan.

Dalam tarian ini hadir beragam gerak tari tradisional Aceh. Sebanyak 70 lelaki membawakan tari Alee Tunjang, 60 penari perempuan menarikan Tarek Pukat, 50 penari lelaki lainnya memainkan rapai geleng, 60 perempuan lainnya melakoni Ratoh Duek. Sekitar 12 penari sisanya menjadi penggerak bendera berwarna hijau, kuning, dan merah yang merupakan warna khas keacehan.

Tujuan formasi ini merupakan wahana identitas. Di sinilah Aceh sesungguhnya yang kaya seni budaya, tetapi masih tetap dalam bingkai syariat. Para penari lelaki tidak bercampur dengan penari perempuan. Penari perempuan memberikan ‘tarek pukat’ kepada lelaki. Penari lelaki memberikan ‘alu/alee’ kepada perempuan. Simbol ini menjadi identitas Aceh yang memandang lelaki dan perempuan adalah setara, santeuet, tiada beda.

SEBUAH PETUAHDI BALIK TARIAN SURAH

Herman RNDosen FKIP Unsyiah, Narator Tarian Surah

bermakna bacalah, ia ditutup dengan simbol kitab dan pena sebagai titah literasi tulis.

Surah Konteks AcehSurah dalam masyarakat Aceh bermakna membaca, menjelaskan, atau menafsirkan sesuatu. Membaca merupakan pondasi ilmu. Ilmu adalah cahaya bagi hati, kehidupan bagi ruh, dan bahan bakar bagi tabiat. Ilmu senantiasa melahirkan kebahagian, kedamaian, dan ketenteraman. Membaca dengan ilmu merupakan surah bagi kehidupan universal.

Tarian Surah ditafsirkan oleh Herman RN dari Syair Makrifat karya Syeh Abdurrauf as-Singkili, lalu dimanifestasikan ke dalam bentuk gerak tari oleh Imam Juaini. Sebagai koreografer, Imam berhasil mengangkat tafsir yang diungkap oleh Herman menjadi tarian yang saling mengikat sebagai kesatuan identitas Aceh. Gerak tarian ini menjadi sempurna dengan instrumen musik yang ditata oleh Surya Darma.

Akhirnya, seni zikir, seni salawat, terpadukan dengan seni tari tradisional yang menggambarkan Aceh dan Islam tamsil dua sisi mata uang, saling membutuhkan. Melalui tarian ini, Aceh dan syariat ibarat kulit dan ari, lidah dan jakun, begitu dekat, begitu erat. Kolaborasi instrumen musik tradisi dan modern saling mengikat sebagai ruh seni pertunjukan. Semua menyatu melambangkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Aceh, di dalamnya termuat nilai tauhid, nilai sosial, nilai patriot, nilai pendidikan, nilai kreativitas, dan nilai toleransi. Tidak berlebihan jika Tarian Surah kelak menjadi tari identitas kampus Syiah Kuala untuk dunia. Semoga! []

EDISI 236 . JULI 2019EDISI 237 . JULI 2019

Page 12: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

PROFIL 23

Final Fahmil Quran itu berakhir dramatis. Ada tiga regu dengan skor yang berbeda tipis. Sementara

dewan hakim, hanya menyisakan tiga pertanyaan lagi. Saat itu, Unsyiah telah unggul 195 poin dari Universitas Indonesia. Menyusul Universitas Negeri Malang.

Setelah Unsyiah berhasil menjawab soal rebutan. Maka secara

ke-XVI yang berlangsung di Unsyiah. Suara Takbir diiringi tepuk tangan bersahutan di Hall AAC Dayan Dawood, tempat final digelar. Tiga sekawan ini langsung sujud syukur. Hari itu, tanggal 2 Agustus 2019, impian yang telah lama bersemayam dalam diri mereka, akhirnya berhasil terwujud.

Ya, menjadi juara 1 di cabang Fahmil Quran MTQMN ini adalah impian mereka. Tekad tersebut sudah mereka niatkan setahun sebelumnya. Kepada Humas Unsyiah, Muammar sempat menunjukkan reminder di layar HP nya yang bertuliskan: bismillah insyaallah 1stMTQMAceh2019

“Bahkan di dinding kamar, impian itu kami tuliskan juga. Jadi setiap kali lihat, tambah semangat,” ungkapnya.

Ketiga sekawan ini berasal dari tempat yang beragam. Muammar lahir di Beureunuen, 06 November 1998. Iqbal kelahiran Lhokseumawe, 24 Maret 2001 dan Amran lahir di Nagan Raya, 19 Januari 2000. Meski demikian, mereka disatukan dengan semangat mencintai Alquran. Beragam gelar juara baik lokal maupun nasional di bidang MTQ telah mereka raih. Semangat mencintai Alquran inilah yang mendasari mereka untuk menjadi juara.

“Alquran adalah kalam Allah. Jika kita bisa berkontribusi penuh,

insyaallah semua lini akan mulia,” itulah narasi yang selalu melekat dalam jiwa Tiga Sekawan ini.

Namun mereka sadar, untuk menjadi juara bukanlah jalan yang mudah. Mereka harus berlatih dengan serius. Buku-buku soal MTQMN sebelumnya mereka pelajari. Bahkan, mereka menyaksikan video para juara sebelumnya.

Mereka membagi tugas, Muammar fokus pada ayat, bahasa Arab, serta terjemahan. Iqbal fokus pada hadis,

tajwid, dan qiraat. Keduanya hafiz 30 Juz. Sementara Amran karena jago matematika, ia fokus pada hukum warisan.

Di sisi lain, mereka menyadari bahwa perjuangan keras serta kekompakan ini tidak ada artinya tanpa keridaan Allah Swt. Untuk itulah, mereka mensyaratkan lima amalan penting jika benar-benar ingin dimudahkan Allah jalannya.

Lima amalan itu adalah salat fardu berjamaah, rutin puasa senin kamis, bersedekah serta rajin salat duha dan tahajud. Semua amalan ini telah menjadi rutinitas mereka sejak masuk training center (TC), dan masih berlanjut hingga sekarang. Saat ditanya mengapa masih mengamalkannya? Mereka menjawab singkat.

“Jika target kita tinggi, maka kita harus memberikan lebih untuk Allah,”

Keberhasilan Tim Fahmil Quran ini telah menjadi kebanggaan tersendiri bagi Unsyiah. Dewan Hakim pun memuji mereka, “Dari jutaan mahasiswa Indonesia, kalianlah yang paling bagus pemahaman Alqurannya.”

Ya, prestasi tiga pemuda ini adalah bukti nyata, tentang keutamaan Alquran yang sering luput di mata manusia. Bahwa Alquran adalah mukjizat dan sumber ketenangan hidup. []

22 PROFIL

matematis, nilai Unsyiah tak mungkin lagi terkejar. Tinggallah dua pertanyaan lagi, yaitu soal mawaris dan umum.

Tampaknya, tiga sekawan ini paham betul kondisi tersebut. Maka Muammar, Iqbal, dan Amran sepakat. Mereka tidak akan menjawab lagi, sekalipun pertanyaan itu mudah. Mereka harus menahan diri.

“Siapakah dia, dia sekarang menjabat ketua Dewan Hakim MTMQN di Banda Aceh?” tanya dewan hakim yang langsung dijawab mantap oleh tim Universitas Indonesia.

“Said Agil Husin Al Munawar!”

Soal terakhir tersebut sekaligus menjadi akhir drama final Fahmil Quran di MTQ Mahasiswa Nasional

Tiga SekawanPencinta Alquran

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

Juara 1 Fahmil Quran MTQMN XVI

Muammar (Pendidikan Dokter 2016)Muhammad Iqbal Fathani (Teknik Sipil 2018)Amran Wali (Pendidikan Dokter 2017)

Bahkan di dinding kamar, impian itu kami tuliskan juga. Jadi setiap kali lihat, tambah semangat.

Page 13: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional XVI tahun 2019 di Universitas Syiah Kuala, mengusung tema, MTQMN Sebagai Penguat Ukhuwah Islamiyah dalam Membentuk Generasi Muda Qurani Menuju Indonesia Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Melalui musabaqah ini diharapkan terjalin ukhuwah islamiyah yang lebih kuat, sehingga dapat menjadi sarana dalam membentuk mahasiswa sebagai generasi muda yang selalu berpedoman kepada tuntunan yang ada di dalam Alquran.

Page 14: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti
Page 15: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

SEHAT28 SEHAT 29

umum terjadi di kalangan peserta. Hal ini diperparah dengan kondisi cuaca Banda Aceh yang panas dan kelembapan tinggi. Selain itu, sebagian kafilah yang berasal jauh dari Aceh, baru tiba 1-2 hari menjelang perlombaan. Para kafilah kekurangan waktu untuk beradaptasi dan beristirahat.

Mengingat banyaknya masalah kesehatan yang dialami kafilah, posko kesehatan yang awalnya dibuka pukul 08.00 WIB-20.00 WIB, akhirnya dibuka penuh selama 24 jam. Pasien yang tidak bisa ditangani di posko atau dievakuasi ambulance ke RS Prince Nayef.

Ada dua kejadian luar biasa di asrama yang membutuhkan penanganan ekstra. Saat itu, salah satu peserta dari perguruan tinggi di Sumatra Utara didiagnosis usus buntu. Ia diharuskan operasi segera, tetapi menolak. Selain itu, juga ada peserta dari Pulau Jawa yang histeris karena merasa tidak maksimal mendapatkan hasil saat mengikuti perlombaan. Dua kasus ini akhirnya diselesaikan dengan cepat oleh tim kesehatan berkat kerja sama yang sigap dari para tim medis.

Khusus kafilah Unsyiah, terdapat beberapa hal krusial selama MTQMN berlangsung. Beberapa peserta lomba terkena radang tenggorokan dan suara serak/hilang saat ingin tampil lomba. Mereka ditangani di IGD RS Prince Nayef dengan memberikan obat-obatan paten

injeksi di bawah pengawasan dokter dan perawat. Berkat kuasa ilahi dan penanganan yang cepat, peserta kafilah Unsyiah kembali fit dan meraih juara di bidang yang mereka ikuti.

MTQMN XVI di Unsyiah telah usai. Meninggalkan banyak kenangan, prestasi, dan penuh kemeriahan. Suatu kehormatan bagi bidang kesehatan yang turut menyukseskan perhelatan akbar ini. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja ikhlas, bertanggung jawab, dan rela membantu bidang kesehatan selama 24 jam penuh. Semoga Allah Swt mencatat seluruh upaya kita sebagai amal jariah dan mendapatkan pahala kebaikan dunia akhirat. Amin. []

serempak di beberapa tempat dalam waktu yang bersamaan. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi tim kesehatan.

Dalam evaluasi tim kesehatan, dewan hakim dan official kafilah di hari pertama kegiatan MTQMN mengalami masalah pencernaan. Hal ini dikarenakan mereka belum beradaptasi dengan masakan Aceh yang kaya rempah dan pedas. Meski awalnya mengalami masalah pencernaan, dewan hakim tetap semangat memenuhi jamuan makan yang menghidangkan masakan Aceh.

Hampir tiap malam sepanjang penyelenggaraan MTQMN, tim kesehatan mendapatkan telepon dari dewan hakim dan official karena masalah kesehatan. Umumnya masalah tersebut, seperti gangguan pencernaan, asam urat naik, gula darah meningkat, tekanan darah tinggi, alergi makanan, hingga asma. Tim kesehatan berusaha menanggapi cepat setiap laporan yang masuk. Sesuai SOP, tim harus tiba di lokasi pasien maksimal 10 menit sejak panggilan telepon pertama.

Berbeda dengan dewan pakar dan official kafilah yang rata-rata menginap di hotel, peserta lomba yang menginap di asrama Unsyiah memiliki masalah kesehatan beragam. Selain gangguan pencernaan karena telat makan akibat stres menjelang lomba, batuk pilek menjadi penyakit yang

Kerja Sigap Tim MedisBidang kesehatan yang terlibat dalam acara ini menjadi ujung tombak untuk memastikan kesehatan semua pihak yang terlibat. Bidang kesehatan MTQMN tahun ini dikoordinasi oleh drg. Teuku Ahmad Arbi, SpBM ( Wakil Dekan III FKG Unsyiah) dan Dr. Dian Adisyahputra, SpBA (Wakil Direktur RS Prince Nayef ). Tercatat ada 68 dokter (dokter RSPN dan dokter PPDS FK Unsyiah ), 10 paramedis, dan 2 mobil ambulance yang terlibat dalam bidang ini. Rumah Sakit prince Nayef menjadi tulang punggung dan posko utama tim kesehatan. Selain itu, RSUD Zainoel Abidin menjadi rumah sakit rujukan bila terjadi

drg. Teuku Ahmad Arbi, Sp.BMWakil Dekan III Fakultas Kedokteran Gigi Unsyiah/ Koordinator Bidang Kesehatan

MTQMN XVI

kasus kesehatan yang memerlukan penanganan lebih lanjut.

Dalam pelaksanaannya, bidang kesehatan dibagi menjadi posko tetap (di Hotel Kyriad untuk dewan hakim, tamu VIP, dan asrama peserta) dan posko dinamis (tim medis mobile dengan ambulance ). Selain itu, juga ada IGD Rumah Sakit Prince Nayef yang bekerja sigap melayani kasus darurat selama 24 jam sehari. Tim medis di Hotel Kyriad bekerja dari pukul 20.00 WIB hingga 08.00 WIB keesokan harinya.

Masalah kesehatan yang terjadi sangat bervariasi dan kadang terjadi

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

PPelaksanaan MTQMN XVI yang berlangsung tanggal 28 Juli-4 Agustus 2019 telah usai. Lebih dari 3.000 peserta, official pendamping, dewan hakim hadir mengikuti kegiatan ini. Mereka berasal dari 176 perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia.

MTQMN XVI tahun 2019 ini menurut Ketua Pelaksana, Dr. Alfiansyah Yulianur adalah yang terbesar, terbanyak, dan termeriah dari segi jumlah peserta, cabang yang dipertandingkan, dan dari jumlah universitas yang mengirimkan kafilah. Ini menjadi kehormatan bagi Unsyiah sebagai tuan rumah. Segala aspek pendukung untuk menyukseskan acara ini dilakukan sebaik mungkin, seperti penjemputan tamu, transportasi, akomodasi, konsumsi, kesehatan, hingga keamanan. Semangat ini layaknya pepatah Aceh, peumulia jamee adat geutanyoe.

Page 16: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

PERSPEKTIF30 PERSPEKTIF 31

yakni untuk memacu diri lebih

mengenal, memahami, menghayati,

dan mengamalkan Alquran dalam

kehidupan sehari-hari.

Bagi umat yang beriman terutama

yang beragama Islam, Alquran

merupakan pedoman hidup yang

mencakup segala aspek kehidupan.

Alquran diturunkan untuk menjadi

pedoman mulia bagi umat Islam

guna keluar dari fase penuh

kegelapan, menuju fase yang terang

benderang. Alquran menjadi sumber

inspirasi untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang

akhirnya menghadirkan kemajuan

bagi kehidupan manusia. Alquran

memberi petunjuk agar manusia

mengembangkan dan menggunakan

akal sebagai kekuatan dalam

mempelajari rahasia–rahasia alam

semesta untuk kemaslahatan umat

manusia.

Hati ini seharusnya merasa damai

setiap kali membaca Alquran, merasa

tenteram setiap kali mendengarkan

alunan ayat suci Alquran. Perasaan

damai itu harus dirawat dan

tanamkan dalam kehidupan sehari-

hari, agar tidak ada lagi hoax, fitnah,

caci maki sesama umat sebangsa,

setanah air Indonesia. Harus diingat

bahwa Islam adalah agama yang

rahmatan lil ‘alamin yang menjadi

berkah bagi alam semesta, yang

membawa kebaikan bagi umat

dan Indonesia. Karena itu, sebagai

umat muslim kita harus menjaga

kerukunan, menjaga persaudaraan,

menjaga persatuan. Karena

kerukunan, persaudaraan, dan

persatuan adalah kekuatan utama

bangsa Indonesia untuk bergerak

maju dan menjadi sumber energi bagi

kita untuk mewujudkan Indonesia

yang baldatun thayyibatun warabbun

ghafur.

MTQMN XVI tahun ini adalah

momentum yang sangat tepat

untuk menumbuhkan kembali

semangat keislaman dan semangat

persatuan bangsa yang saat ini

sedang mengalami masa krisis, di

mana Alquran hanya diresapi sampai

di tenggorokan, belum menyentuh

kalbu. Melalui kegiatan ini, marwah

Islam yang perlahan mulai terkikis

di kalangan masyarakat khususnya

generasi muda akan bangkit kembali.

Nilai-nilai yang terkandung di

dalam Alquran dapat melekat pada

diri setiap anak bangsa, sehingga

perilaku masyarakat, khususnya

generasi muda sebagai penentu

arah bangsa ke depan, akan terarah

menuju perilaku yang qurani. []

Musabaqah Tilawatil

Quran Mahasiswa

Nasional (MTQMN) XVI

2019 telah berakhir.

Kegiatan yang tahun ini berlangsung di

Universitas Syiah Kuala itu mengusung

tema “MTQMN sebagai Penguat

Ukhuwah Islamiyah dalam Membentuk

Generasi Muda Qurani Menuju

Indonesia Baldatun Thayyibatun Wa

Rabbun Ghafur” mendapat apresiasi

tinggi dari berbagai kalangan. Maka

tak pelak, Unsyiah diklaim sukses

sebagai tuan rumah even rutin dua

tahunan tersebut.

Ada satu pesan rohani sosial yang

tersirat dari perhelatan rutin di bawah

koordinasi Kemenristekdikti itu, yakni

kebersamaan di antara mahasiswa

dari berbagai daerah menyatu

dalam suasana kekeluargaan yang

kental. Menarik dicatat, 2000-an

lebih peserta dan ofisial dari ratusan

perguruan tinggi yang ada di 34

provinsi se-Indonesia dengan latar

aneka suku berkumpul di satu lokasi

pada saat bersamaan. Disinilah terjalin

harmonisasi.

signifikan dalam peningkatan

kehidupan sosial kemasyarakatan.

Bahwa MTQMN bukan sekadar lomba,

tapi keinginan kuat umat Islam untuk

meneguhkan semangat kebangsaan

atas nilai-nilai keimanan dalam

kehidupan individu, keluarga, dan

masyarakat.

Nilai-nilai sosial keagamaan dan

persatuan nasional yang melekat

dalam kegiatan musabaqah,

akan mendorong upaya bersama

membangun Generasi Emas 2045.

Yakni generasi yang dibangun di atas

pondasi keimanan dan ketakwaan,

keluarga yang kokoh, kehidupan

berbangsa yang demokratis, egaliter,

dan jauh dari kekerasan, serta pondasi

pendidikan yang berkarakter, yang

mampu membentuk generasi jujur,

amanah, toleransi, dan bertanggung

jawab. MTQMN dapat menjadi

sumber kesejukan, sumber mata air

melimpahnya ukhuwah islamiyah,

ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah

basyariyah.

MTQ Mahasiswa Nasional ini

diharapkan tidak hanya seremonial

rutin di kalangan mahasiswa. Bukan

hanya sebagai lomba menang kalah

dalam seni membaca Alquran. Akan

tetapi, berbagai jenis perlombaan yang

diadakan tersebut dapat dijadikan

sebagai media dan stimulator yang

diharapkan memberi efek signifikan

bagi proses syiar Islam yang lebih

menyentuh dan menyeluruh.

Musabaqah Tilawatil Quran

merupakan wahana berkompetisi

dalam kebaikan (fastabiqul khairat),

“Semoga kegiatan MTQMN ke-16

ini menjadi ajang merajut ukhuwah

islamiah di antara seluruh civitas

akademika se-Indonesia,” ujar Rektor

Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal,

M.Eng., kala menyampaikan kata

sambutan di malam penutupan.

Secara khusus, Direktur

Kemahasiswaan Ditjen Belmawa

Kemenristekdikti, Didin Wahidin,

kala menutup acara berharap agar

MTQMN bisa membangkitkan lagi

kesadaran mahasiswa dan masyarakat

untuk memperkuat persatuan dengan

norma agama. MTQMN menjadi

momentum peningkatan kesadaran

dan pema haman akan nilai-nilai

yang terkan dung dalam Alquran.

Sasaran yang hendak dicapai untuk

Semoga kegiatan MTQMN ke-16 ini menjadi ajang merajut ukhuwah islamiah di antara seluruh civitas akademika se-Indonesia.

BERSATU DALAMNAUNGAN ALQURAN

Dr. Zulkarnain Jalil, S.Si., M.Si.Wakil Dekan III Fakultas Kelautan dan

Perikanan (FKP) Universitas Syiah Kuala/ Koordinator Humas dan

Publikasi MTQMN XVI

mendorong masyarakat, generasi

muda, dan pelajar agar rajin memper-

dalam isi kandungan Alquran. Selain

memperkuat ilmu, melalui MTQMN ini

juga dapat mempererat silaturahim.

Hal ini penting dilakukan guna

mewujudkan kokohnya harmoni sosial

dalam wadah NKRI.

Pelaksanaan MTQMN yang diadakan

bergiliran di berbagai lokasi perguruan

tinggi di daerah yang berbeda-beda,

tidak saja menguatkan syiar ajaran

Alquran, tetapi juga meneguhkan

persatuan nasional dan ukhuwah

Islamiyah. Kini, MTQMN tidak bisa

dilihat hanya dalam perspektif

pembinaan kehidupan beragama

semata. Karena pada kenyataannya,

MTQMN ikut memberikan pengaruh

Page 17: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

RISET 33

Provinsi Aceh memiliki keistimewaan dalam mengatur masyarakatnya berdasarkan syariat Islam.

Tetapi, terdapat permasalahan yang berkembang di masyarakat tentang penerapan syariat Islam, terutama qanun jinayah. Qanun Jinayah Nomor 6 Tahun 2014 adalah peraturan daerah yang mengatur tentang mekanisme pelaksanaan syariat Islam, bentuk-bentuk pelanggaran, terpidana, serta bentuk hukuman yang diberikan kepada

tersebut semakin mencuat setelah ditetapkannya Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2018 tentang pelaksanaan hukuman cambuk di Lembaga Pemasyarakatan.

Tantangan penerapan syariat Islam ini berkaitan dengan kondisi psikologis terpidana hukuman cambuk serta pro kontra masyarakat dalam aspek mental yang berimbas kepada perilaku. Pro dan kontra ini berasal dari berbagai kalangan, seperti akademisi, praktisi,

hingga masyarakat umum. Masalah ini bukan hanya menjadi bahan diskusi di daerah, tetapi juga di nasional hingga bahkan internasional.

Wawancara yang dilakukan pada terpidana hukuman cambuk menunjukkan adanya efek jera. Berdasarkan tinjauan psikologi, hukuman cambuk memberikan reaksi positif bagi pelaku sebagai upaya untuk menyadari dan menyesali kesalahan yang telah dilakukannya. Hukuman cambuk dilakukan secara terbuka di depan masyarakat agar mencegah perbuatan serupa dan menjadi pembelajaran kepada yang lainnya.

Pada kasus narapidana hukuman cambuk di Aceh, dampak negatif maupun positif dapat terjadi sesuai kemampuan penerimaan diri, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan, dan pengalamannya. Adanya perasaan sejahtera dalam diri membuat individu mampu bertahan dan dapat memaknai kesulitan yang dialami sebagai pengalaman hidup.

Namun, pada umumnya seorang narapidana mengalami tekanan-tekanan batin dan sulit diterima

kembali oleh masyarakat. Ini mengakibatkan individu tersebut tidak dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial. Dampak psikologis yang umumnya terjadi adalah perasaan rendah diri, malu, kegagalan, rentan stres, dan hilangnya identitas diri. Individu dapat menunjukkan perilaku yang cenderung tidak menjadi lebih baik dan tidak dapat memperbaiki diri. Dampak ini disebabkan narapidana kehilangan kontrol diri, hubungan keluarga merenggang, bahkan kehilangan dukungan sosial.

Solusi Memperbaiki SituasiSalah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meminimalisir dampak pelaksanaan hukuman cambuk adalah memindahkan lokasi cambuk dari tempat umum ke Lembaga Pemasyarakatan. Akan tetapi, beberapa daerah juga masih melaksanakan hukuman cambuk di tempat umum, yaitu di mesjid.

Berdasarkan diskusi kelompok terarah yang dilakukan di Banda Aceh tahun 2018, program sosialisasi tentang pelaksanaan syariat Islam masih kurang memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pelaksanaan hukuman cambuk. Banyak masyarakat yang tidak aktif berperan dalam menghentikan pelanggaran syariat Islam. Masyarakat yang masih aktif di wilayah Banda Aceh hanya Tim Tamar (Tim Amar Ma’ruf Nahi Mungkar) di Gampong Rukoh.

Selain itu, belum ada solusi khusus terkait pemulihan psikologis terpidana hukuman cambuk. Selama ini proses pemulihan hanya dari segi medis yang bertugas memeriksa kondisi

terpidana hukuman cambuk sebelum dan sesudah dieksekusi. Setelah seorang pelanggar dihukum cambuk, maka langsung dikembalikan kepada keluarganya.

Tidak ada peraturan yang membahas tentang rehabilitasi pascahukuman cambuk. Dalam qanun jinayah hanya mengatur tentang rehabilitasi untuk kesalahan penerapan hukuman. Sebagaimana dalam Qanun Nomor 6 tahun 2014 Pasal 68 dan Pasal 69 dinyatakan, bahwa setiap orang yang ditangkap dan ditahan oleh aparat berwenang yang diduga melakukan jarimah tanpa melalui prosedur atau proses hukum atau kesalahan dalam penerapan hukum, atau kekeliruan mengenai orangnya, berhak mendapatkan ganti kerugian dan berhak mendapatkan rehabilitasi.

Kondisi dapat Diperbaiki Melalui Gagasan Diperlukan intervensi untuk menyelesaikan permasalahan yang berkembang melalui intervensi psikososial. Intervensi psikososial adalah suatu proses pertolongan untuk memberikan perubahan atau bantuan kepada individu dengan cara-cara tertentu dalam terbentuknya kepribadian dan bertingkah laku dengan mempertimbangkan berbagai elemen (berbasis komunitas). Intervensi ini didasarkan bahwa upaya pembentukan karakter yang baik perlu berlandaskan Alquran dan hadis, serta berbasis komunitas. Pelaksanaan syariat Islam akan berjalan efektif dengan keterlibatan semua elemen.

Pembentukan karakter yang baik berawal dari pendidikan dalam

Intervensi Psikososial dalam Pelaksanaan Hukuman Cambuk

32 RISET

pelanggarnya. Bentuk hukuman yang diberikan seperti penjara, denda, dan hukuman cambuk.

Hukuman cambuk yang dijalankan sesuai dengan syariat Islam diharapkan memberi efek jera. Penerapan hukuman cambuk di Aceh telah menunjukkan penurunan angka pelanggaran syariat Islam. Tetapi, berdasarkan wawancara dengan pihak pelaksana syariat Islam, pemberlakuan hukuman cambuk memiliki tantangan. Bahkan tantangan

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

NurbaitiMahasiswa Psikologi Unsyiah/Peserta MTQMN 2019 bidang Karya Tulis Ilmiah Kandungan Alquran.

Page 18: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 234 . APRIL 2019

XXX34 RISET 35

keluarga. Keluarga merupakan garda utama yang berperan banyak terhadap pendidikan, pembentukan karakter dan akhlak anak, pengarahan maupun peringatan, untuk menyelamatkan diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat At-Tahrim ayat 6, yang artinya “Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka….”

Dukungan keluarga kepada terpidana pascahukuman cambuk juga sangat penting sebagai didikan lanjutan agar kesalahan yang pernah dilakukan tidak terulang kembali (Anshari, 2017). Dukungan sosial yang diterima individu dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan psikologis (Kim dan Nesselroade, 2003). Keluarga perlu memberikan penguatan agar individu dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Penerimaan keluarga terhadap terpidana membantu agar narapidana berdamai dengan konsekuensi yang telah didapatkan. Perlu dilakukan konseling dan Focus Group Discussion (FGD) keluarga oleh tenaga ahli sebagai sarana penguatan keluarga. Keluarga khususnya orang tua merupakan faktor terpenting dalam penguatan karakter anak agar mau memperbaiki kesalahannya.

Setiap masyarakat juga berperan membentuk karakter dan akhlak yang baik untuk mendukung pelaksanaan syariat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT. “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS. Ali Imran: 104).

Diperlukan pembentukan tim khusus untuk mengaktifkan keterlibatan

masyarakat dalam amar makruf nahi mungkar. Selain itu, diperlukan juga kesinambungan saling bahu membahu dalam pencegahan dan pemantauan pelanggaran syariat Islam. Masyarakat juga memberikan dukungan sosial terpidana untuk dapat berfungsi kembali secara normal dengan pembentukan kelompok penguat pascahukuman cambuk.

Untuk mewujudkan karakter masyarakat yang baik, pemerintah memiliki tanggung jawab yang besar dalam menyikapi masalah kurangnya pemahaman masyarakat terhadap syariat Islam dan qanun jinayah. Diperlukan program sosialisasi yang berkesinambungan tentang pelaksanaan Syariat Islam dan penerapan hukuman cambuk di masyarakat. Jika masyarakat sudah menerima dan memahami dengan baik substansi qanun, maka dapat turut berperan membantu pemerintah dalam hal menjaga dan menjalankan aturan yang tersebut di dalam Qanun Jinayah (Ulya, 2016).

Selain itu, diperlukan penyusunan regulasi hukuman cambuk yang berkaitan dengan rehabilitasi psikologis terpidana baik sebelum maupun setelah dieksekusi. Pendampingan dan terapi psikologi dapat dilakukan oleh tenaga ahli bekerja sama dengan tokoh agama melalui pendekatan Islam yang dapat dilakukan dengan terapi individu, keluarga, maupun kelompok. Setelah rehabilitasi diharapkan terpidana dapat meneruskan pendidikan/bekerja, dan tidak mengulangi pelanggaran syariat Islam kembali. Para terpidana dapat lebih siap untuk kembali ke lingkungan sosial dan menjalankan dengan baik fungsi sosialnya. []

EDISI 237 . JULI 2019

Page 19: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

FAKULTAS 3736 FAKULTAS

Kehadiran expo selama

Musabaqah Tilawatil Quran

Mahasiswa Tingkat Nasional

(MTQMN) XVI memberi

warna tersendiri. Ragam penampilan

seni dan bazar telah berhasil menarik

minat masyarakat untuk turut

memeriahkan MTQMN di Unsyiah kali

ini.

Sarika Zuhri, S.T. M.T., selaku Panitia

MTQMN Bidang Expo menjelaskan,

jauh hari sebelum pelaksanaan

MTQMN, pihaknya telah bertekad agar

kehadiran expo tidak hanya sekadar

pelengkap saja. Expo harus hadir

menjadi bagian penting dari acara.

melihat bagaimana strategi yang tepat

untuk menarik minat masyarakat,

sekaligus memberikan keuntungan

bagi pelaku expo.

Ada 80 stan yang disiapkan panitia,

yang terdiri dari 25 expo dan 55

bazar. Segenap civitas akademika

dilibatkan demi menyukseskan

expo yang berlangsung di pelataran

Gedung AAC Dayan Dawood, Banda

Aceh. Di mulai dari keterlibatan

fakultas, Dharma Wanita hingga UPT.

Kewirausahaan. Beragam kreasi seni

mahasiswa turut ambil bagian dalam

kegiatan ini, seperti penampilan tari

dari mahasiswa Sendratasik, UKM

Putro Phang, tarian nusantara dari

Fakultas Kedokteran Gigi, dan Wasiata

dari Fakultas Teknik.

Adapula kreasi seni dari luar Unsyiah,

seperti El Mumtaz Gambus dan

Bengkel Operet dari MAN Model

Banda Aceh. Lalu penampilan dari

Sanggar Cut Nyak Dhien dari SDN

1 Aceh Jaya, serta kesenian lainnya

dari SMA 3 dan SMK 1 Banda Aceh.

Pengunjung juga bisa berfoto dengan

baju adat Aceh atau Gayo. Baju adat

ini adalah kreasi dari mahasiswa FKIP

Tata Busana Unsyiah.

Demi menarik minat pengunjung,

panitia juga bekerja sama dengan para

pelaku usaha yang menyajikan ragam

kuliner khas Aceh, seperti martabak

durian, bu minyeuk, hingga kuah pliek

chu. Kuliner khas Aceh ini pun berhasil

mencuri perhatian pengunjung.

Paduan bumbu dan racikan khas Aceh

memberi cita rasa tersendiri di lidah

kafilah MTQMN.

“Pedagang makanan khas Aceh ini

sengaja kita yang undang, biar orang

luar tahu Aceh punya kuliner yang

unik,” ucapnya.

Menariknya, expo ini tidak hanya

berhasil menarik masyarakat sekitar.

Tapi beberapa kafilah turut ambil

bagian untuk menampilkan kreasi seni

dan budaya mereka di panggung yang

disiapkan panitia. Beberapa kafilah

yang turut berpartisipasi di antaranya

adalah kafilah dari Gorontalo,

Sriwijaya, hingga Merauke. Hanya

saja pihak panitia mensyarakatkan

setiap penampilan harus ada nuansa

islaminya, sehingga kafilah tersebut

harus masuk waiting list panitia

sebelum tampil.

“Awalnya kafilah luar tidak

direncanakan, kebetulan waktu

penampilan Mumtaz Gambus mereka

tertarik juga untuk tampil,” ujar Sarika.

Sarika mengungkapkan, secara

keseluruhan expo ini mendapatkan

respon yang cukup positif dari

masyarakat. Para pelaku usaha

juga mendapatkan keuntungan,

sebab mereka bisa mempromosikan

produknya kepada masyarakat luas.

Begitu pula para kafilah, melalui semua

sajian ini, mereka bisa menilai sendiri

bagaimana Aceh yang sesungguhnya.

“Dari expo ini secara tidak langsung

orang luar bisa mengenal Aceh lebih

dekat,” pungkas Sarika. []

KOLABORASI LOKALDI PENTAS NASIONAL

Terlebih lagi, MTQMN kali ini dihadiri

ribuan orang. Mereka berasal dari 179

perguruan tinggi dan swasta di seluruh

Indonesia. Ini kesempatan besar untuk

mengenalkan Unsyiah dan Aceh secara

lebih luas.

“Mereka yang datang ke expo bisa

melihat banyak hal, khususnya kearifan

lokal Aceh,” ucap dosen Teknik

Industri Unsyiah ini.

Oleh sebab itu, sejumlah perencanaan

pun disusun secara matang.

Panitia juga melakukan riset dari

penyelenggaraan expo di Kota Banda

Aceh sebelumnya. Tujuannya untuk

Page 20: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 234 . APRIL 2019

ENGLISH 39

every day to prepare ourselves to face MTQMN XVI 2019 which will be held during 7 days from 28 July - 4 August 2019.

The preliminary round (selection phase) of MTQMN XVI was held for 4 days and I performed on the 3rd day, which was

This is part of me, part of my life. Started from my passion in reading the Holy Qur’an. As my parents have taught me, as Muslims we are required

to read, study and take lessons from the Qur’an. Since I was a child, I had made reading Quran as my hobby. I got full support from my parents, especially my mom, who was a National Qoriah in 1994. Because of that all, I often won MTQ in tartil and tilawah branches both local and national level.

Joined the MTQMN XVI in August 2019 is my new experience in attending the MTQ competition. Because this is the national level that I have never participated in so far. MTQMN XVI 2019 was held at Syiah Kuala University, where I studied. At the moment I was in my final semester (8th semester), where my thesis and final project was a big responsibilities for me. But I have established myself to attend the MTQMN that held at this University.

It was the end of March, I joined the MTQ campus selection and got the first place. Unsyiah’s Kafilah was determined from the results of the selection on the last March and the training section had started from June 15 until July 27, 2019. We were quarantined at the Unsyiah Student Dormitory. Here I got a tartil teacher and Kafilah friends who were very meanningful in my life. We practiced

attended by 210 participants represented by so much universities from all over Indonesia. 210 is not a small number in my mind, a number that was quite enough to suppressed my mental and stress hormones. This preliminary phase the participants to 12 people with 6 male and 6 female. Alhamdulillah, I was one of them.

The night before the final day I was taken to Prince Nayeef Hospital because of poor health condition. I only slept for two hours that night. I didn’t get enough rest, in my mind there was a feeling of being unprepared and afraid to take part in the finals stage. But soon I changed my mind, I remember people who helped and prayed for me until I could be at this stage.

In the final, I performed on the morning at 08.00 and its went good. The announcement was delivered on the closing ceremony on August 3, 2019 at AAC Dayan Dawood Unsyiah. Alhamdulillah, I got very satisfying results, became the first winner of the women’s Quran tartil Branch.

Thanks for all the support, especially for my mom who always motivate me in any condition, my entire family, all of my friends, Unsyiah Official, and for all those who have supported and helped me in this competition. []

Persuing Achievement Through Alquran

38 ENGLISH

EDISI 233 . MARET 2019

Masla Hatul Ammahl

EDISI 237 . JULI 2019

ABOUT WRITERMasla Hatul Ammah

Place/date of Birth:Kp. Harapan, West Sumatra/April 19, 1996

Student of Veterinary Faculty Unsyiah

Email : [email protected]

ACHIEVEMENTl Winner of Tartil Quran in MTQMN XVI 2019,

Unsyiah

l Third champion of Akidah Akhlak Sanis Madrasa Competition 2014

l Winner of Tilawah Quran in adult category, Pasaman Regency, 2018

l Winner of Tartil Quran in women category, Pasaman Regency, 2017

l Winner of Asmaul Husna, Pasaman Regency, 2011

l Runner up of Tartil Quran in women category, Pasaman Regency, 2012

l Third Champion of Tilawah Quran in adolescent category, Pasaman Regency,2014

l Third Champion of Tilawah Quran in child category, Pasaman Regency, 2009

l Winner of Tartil Qur’an competition in Unsyiah, 2019

l Runner up of Tilawah Quran competition in Unsyiah, 2017

l Third Champion of Poetry Competition, Unsyiah, 2018

WORKING EXPERIENCE

l Tentor of UP3AI Unsyiah

l Tentor in TPQ Lamdingin, Banda Aceh

Page 21: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

MUTU40 MUTU 41

Penyusunan kurikulum di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang lahir dari respon terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan, kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan pengguna lulusan. Kurikulum yang disusun untuk perguruan tinggi (KPT) harus mampu menyesuaikan tuntutan perubahan zaman dalam rangka menghasilkan lulusan yang memiliki kualifikasi yang setara. Kualifikasi ini telah disepakati dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang atur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

pengembangan kurikulum juga memiliki tantangan tersendiri. Di era ini sangat dibutuhkan penjabaran kemampuan yang sesuai jenjang KKNI dan memiliki kemampuan literasi baru, meliputi literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yg berakhlak mulia. Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) yang memiliki spirit, kesungguhan, dan tanggung jawab dari pendidik dalam menyajikan pembelajaran secara profesional akan menghasilkan lulusan yang bermutu dan mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

Ronald M. Harden, seorang profesor yang menekuni desain dan evaluasi kurikulum menyatakan, ‘The curriculum is a sophisticated blend of educational strategies, course content, learning outcomes, educational experiences, assessment, the educational environment and the individual student’s learning style, personal time and program of work”. Jadi menyusun kurikulum memerlukan pemikiran berbagai aspek dan kedalaman yang memenuhi penguasaan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah

menyusun peraturan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 35 ayat 2 tentang kurikulum. Peraturan ini menjelaskan Kurikulum Pendidikan Tinggi dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap program studi yang mencakup pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan. Hadirnya pedoman untuk menyusun panduan kurikulum program studi cukup menjelaskan runutan mekanisme penyusunan kurikulum.

Tujuan Penyusunan KurikulumPenyusunan kurikulum bertujuan untuk mendorong mahasiswa berpikir kritis dan melakukan penalaran tingkat tinggi (higher order thinking). Selain itu, juga membantu mengoptimalkan pengembangan potensi mahasiswa menjadi manusia yang diinginkan dan memfasilitasi mahasiswa belajar menjadi manusia yang paripurna.

Tahapan Penyusunan KurikulumGuna menghasilkan rumusan kurikulum yang baik harus dimulai dari penetapan profil lulusan. Profil lulusan ini disusun dengan langkah-langkah meliputi: (a) studi pelacakan (tracerstudy) kepada pengguna potensial yang sesuai dengan bidang, (b) identifikasi peran lulusan berdasarkan tujuan diselenggarakannya program studi sesuai dengan visi dan misi institusi, dan (c) melakukan kesepakatan dengan program studi sejenis untuk menetapkan pencirian umum program studi.

Tahapan selanjutnya adalah penyusunan capaian pembelajaran (CP) lulusan. Rujukan untuk menyusun CP adalah KKNI dan Standar Nasional Pendidikan

Tinggi. Tahapan yang perlu dilakukan adalah pemilihan dan bobot mata kuliah, membentuk mata kuliah dan satuan kredit semester (SKS), merangkai struktur kurikulum, dan merancang rencana pembelajaran mahasiswa.

Proses penyusunan atau pengembangan/perubahan kurikulum pada program studi tidaklah cukup dilakukan oleh pimpinan dan jajarannya saja. Proses ini harus dibuat mekanisme yang terstruktur dengan melibatkan seluruh staf pengajar dan pihak terkait program studi untuk menjamin konvergensi konstruksi dari kurikulum program studi.

Monitoring dan Evaluasi KurikulumKegiatan monitoring dan evaluasi kurikulum di Unsyiah berada di bawah pemantauan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M). Pengembangan kurikulum pada dasarnya dilakukan setiap waktu selama proses pendidikan berjalan sesuai konsep continuos improvement. Tetapi, secara praktiknya peninjauan dan revisi kurikulum dilakukan secara berkala, umumnya antara 4-5 tahun.

Untuk mencapai tujuan kurikulum tersebut diperlukan rancangan program monitoring dan evaluasi kurikulum, sehingga ketika dilakukan pengembangan/revisi kurikulum tidak terjadi kendala besar karena sudah direncanakan dengan baik dan dengan data yang mendukungnya. Kualifikasi lulusan dari rumusan kurikulum yang disusun oleh program studi dan pimpinan, harus memastikan bahwa rancangan kurikulum ini mampu

membentuk lulusan baik kompeten di bidang keilmuannya, sikap, dan keterampilan yang dimilikinya. []

PENYUSUNAN KURIKULUM DI PERGURUAN TINGGI

8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).

Penerapan KKNI ini juga telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Perguruan Tinggi. Sebagai kesepakatan nasional, ditetapkan lulusan program sarjana−misalnya paling rendah−harus memiliki “kemampuan” yang setara dengan “capaian pembelajaran” yang dirumuskan pada jenjang 6 KKNI, Magister setara jenjang 8, dan doktor setara jenjang 9.

Dr. Sofia, S.Si, M.ScKepala Pusat Pengembangan Pendidikan LP3M Unsyiah/ Dosen Fakultas Kedokteran Unsyiah

Di samping itu, rincian pengembangan kurikulum juga sudah termaktub di dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015. Peraturan ini menjelaskan jika setiap program studi harus membuat pengembangan terhadap keilmuan, sikap, dan keterampilan. Penerapan ini diperlukan karena setiap pengembangan tersebut merupakan pengejawantahan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Di era Revolusi Industri 4.0,

Page 22: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

RELIGIA42 RELIGIA 43

Selama berlangsungnya MTQ Mahasiswa Nasional di Unsyiah, suara lantunan ayat suci Alquran hampir

selalu bergema sepanjang hari. Lantunan ini dibacakan oleh qari terbaik dari setiap kafilah universitas yang mengikuti kegiatan ini. Bagi mereka yang membacakan dan mendengarkannya Alquran, Allah Swt menjanjikan pahala dan rahmat. Ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Surat Al Araf ayat 204, “Apabila dibacakan Alquran, perhatikanlah dan diamlah, maka kalian akan mendapatkan rahmat.”

Allah Swt menurunkan Alquran pada bulan Ramadan. Mayoritas ulama berpendapat, Alquran turun pada 17 Ramadan, 13 tahun sebelum Hijriah. Alquran diturunkan Allah Swt melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw di Gua Hira, Mekkah, Arab Saudi. Selama 23 tahun, Alquran turun berangsur-angsur di dua tempat, yaitu Mekkah (ayatnya disebut Makkiyah) dan Madinah (ayatnya disebut Madaniyah). Selama itu, Alquran difirmankan sebanyak 30 juz dengan 114 surat dan 6.666 ayat.

Bagi umat muslim, Alquran adalah

pedoman dan petunjuk hidup. Jika Alquran sudah hadir dalam jiwa, maka akan menjadi pedoman hidup bagi diri setiap muslim. Ada banyak manfaat yang didapatkan ketika membaca kitab suci ini. Bukan hanya manfaat lahiriah, tetapi juga batiniah.

Berdasarkan survei yang dilakukan dr. Al-Qodhi dari Florida, Amerika Serikat menunjukkan jika membaca Alquran memberikan perubahan fisiologis yang sangat besar. Ini berlaku bagi mereka yang mengerti bahasa Arab atau tidak. Bahkan, membaca Alquran dengan bersuara

dapat memberikan pengaruh luar biasa bagi sel-sel otak untuk mengembalikan. Bagi mereka penghafal Alquran, kecerdasannya pun meningkat hingga 3 kali lipat. Maka tak heran, sering kali dijumpai mereka yang menghafal Alquran akan selalu berbanding lurus dengan prestasi akademiknya.

Para kafilah dan pejuang Islam terdahulu, selalu memulai aktivitas hariannya dengan membaca Alquran. Praktiknya telah dicontohkan para pejuang Islam, seperti Abdrurahman bin

Auf, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab. Dengan Alquran dan berserah diri pada Allah Swt, mereka menjadi tokoh Islam yang disegani dan mampu mengibarkan panji Islam ke berbagai penjuru dunia.

Efek lantunan Alquran juga pernah diteliti oleh peneliti Jepang, Dr. Masaru Emoto, yang menunjukkan sebuah perubahan pada air yang dibacakan doa. Penelitian ini sempat heboh dan viral beberapa kurun waktu lalu. Hasil penelitian menunjukkan jika air yang dibacakan doa dan perkataan baik memiliki molekul layaknya kristal salju. Bening dan berbentuk indah. Sedangkan air yang diperdengarkan kata-kata buruk, molekulnya terlihat tidak beraturan. Ini menunjukkan jika mendengar dan berkata baik akan memengaruhi perubahan molekul. Hal sama juga berlaku bagi tubuh manusia. Sebab di dalam tubuh manusia, 70 persennya merupakan cairan.

Membaca Alquran harus menjadi kebutuhan rohani demi meningkatkan kualitas hidup dan spiritual. Terlebih lagi saat ini, membaca Alquran sangat mudah dilakukan di mana saja. Kekuatan smartphone dengan berbagai aplikasi Alquran memudahkan praktik ini. Tetapi sayangnya, masih banyak di antara umat muslim yang menyepelekannya. Kepadatan rutinitas kerja dan rasa malas menjadi alasan utama. Padahal Allah Swt telah mengganjarkan pahala besar

dan kebaikan bagi mereka yang membaca Alquran. Bahkan, dalam suatu hadis riwayat Muslim Ra, Rasulullah Saw bersabda, “Bacalah Alquran. Kelak ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.”

Membaca dan mempelajari Alquran juga diganjar dengan pahala kebaikan. Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Pelajarilah Alquran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan cara membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk aliflaammiim, akan tetapi untuk untuk Alif, Laam dan juga Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.”

Alquran juga menjadi sumber ketenangan. Bagi mereka yang dilanda gelisah dan rasa gundah,

membaca Alquran menjadi salah satu terapinya. Ada beberapa ayat yang dapat dibaca untuk memberikan ketenangan dan mengembalikan suasana hati, seperti Surat Hud ayat 6, Surat Fathir ayat 2, Surat Al Insyirah ayat 6, dan surat Al An’am ayat 17. Selain membaca Alquran tentu juga harus diikuti amalan lainnya, seperti salat dan berzikir. Wallahualam. []

Membaca Alquran harus menjadi kebutuhan rohani demi meningkatkan kualitas hidup dan spiritual.

MANFAAT MEMBACAALQURAN

EDISI 237 . JULI 2019EDISI 237 . JULI 2019

Page 23: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 237 . JULI 2019

XXX 4545ASPIRASI

EDISI 230 . DESEMBER 2018

Universitas Syiah Kuala@Unsyiah

ASPIRASIAspirasi

@univ_syiahkuala

@univ.syiahkuala.id

@univ_syiahkuala

Unsyiah TV

[email protected]

www.humas.unsyiah.ac.id

EDISI 237 . JULI 2019

Page 24: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019 EDISI 230 . DESEMBER 2018

XXX46 KABAR 47

Selama MTQMN berlangsung, Humas Unsyiah menyiarkan secara langsung setiap cabang lomba yang dipertandingkan. Siaran langsung ini melalui kanal Youtube Unsyiah TV.

Koordinator Humas dan Publikasi MTQMN Ke-16, Dr. Zulkarnain Jalil M.Si, mengatakan hal ini merupakan bagian dari upaya memberikan yang terbaik bagi semua kafilah yang mengikuti kegiatan. Selain itu, cara ini juga memudahkan masyarakat umum untuk mendukung kafilah universitasnya tanpa harus hadir ke lokasi lomba.

Siaran langsung MTQMN ini dimulai sejak malam opening ceremony yang berlangsung di Stadion Mini Unsyiah. Tercatat pada malam pembukaan tersebut, lebih dari 6.000 viewers Youtube menonton kegiatan ini. Jumlah ini berkali-kali lipat dari kapasitas Stadion Mini Unsyiah.

Selain opening ceremony, live streaming juga dilakukan saat malam penutupan MTQMN 2019 di Gedung AAC Dayan Dawood. Dalam penutupan ini, diumumkan universitas terbaik. Hasilnya, Universitas Negeri Malang meraih nilai tertinggi dan ditetapkan sebagai juara umum. Ini adalah gelar juara umum keempat kali secara berturut-turut. Sementara Unsyiah berada di peringkat ketujuh. Hasil ini lebih baik dari MTQMN sebelumnya di Malang, di mana saat itu Unsyiah menduduki urutan kedelapan.

Ini menandakan tingginya antusias masyarakat Indonesia terhadap perhelatan dua tahunan ini. Banyak masyarakat dari berbagai provinsi di Indonesia yang menyaksikan langsung live streaming opening ceremony. Ini terlihat dari komentar mereka di laman Unsyiah TV yang memberikan dukungan ke universitas mereka.

Selain opening ceremony, siaran langsung juga dilakukan di berbagai cabang perlombaan. Bahkan, pada malam tertentu juga disiarkan haflah Alquran bersama qari dan qariah terbaik internasional. Haflah ini berlangsung di masjid Jamik Unsyiah usai salat Isya. Bukan hanya disiarkan langsung, para kafilah juga hadir untuk menyaksikan langsung kegiatan ini. Mereka dijemput khusus oleh tim transportasi setiap malamnya untuk memeriahkan haflah dan expo yang berlangsung di pelataran gedung AAC Dayan Dawood.

UNSYIAH TV LIVE STREAMING MTQMN

UNIVERSITAS NEGERI MALANGJUARA UMUM

Saat penutupan MTQMN, para kafilah dari seluruh Indonesia dan tamu undangan juga disuguhkan kesenian Aceh, yaitu tari ratoh jaroe dan tari saman. Selain itu, para mahasiswa yang dipimpin Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng beserta istri Farnida Samsul Rizal, mendeklarasikan green campus. Deklarasi ini sebagai wujud menciptakan kampus hijau serta meminimalisir penggunaan plastik. Mereka juga mengacungkan tumbler sebagai bentuk keikutsertaan dalam aksi ini. []

Page 25: MTQ MAHASISWA NASIONAL: MEMBUMIKAN ALQURAN DARI …humas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/Warta-Juli.pdf · Maulid Nabi. Sebab pada pertandingan ini, suasananya terasa seperti

EDISI 237 . JULI 2019