MPN di KPPN Bandung I - Bab II

22
1 BAB II DATA DAN FAKTA A. Profil Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Percontohan Bandung I KPPN Bandung I mulai menyandang amanah sebagai KPPN Percontohan sejak dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor KEP-02/PB/2009. Hari itu, Selasa (06/01/2009), mulailah seluruh pegawai –yang sudah melalui assesment– KPPN ini melayakkan diri untuk menjadi patokan sebuah pelayanan yang cepat, akurat, tanpa biaya, dan transparan. Konsekuensi menjadi KPPN Percontohan adalah menerapkan SOP (Standard Operating Procedure) KPPN Percontohan yang didesain untuk menutup semua pintu KKN. Ciri dari SOP KPPN Percontohan di antaranya adalah penyelesaian SP2D yang hanya 1 (satu) jam sejak diterima –sebelumnya memakan waktu satu atau dua hari, satuan kerja/stake holder berhubungan dengan KPPN hanya

Transcript of MPN di KPPN Bandung I - Bab II

Page 1: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

1

BAB II

DATA DAN FAKTA

A. Profil Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Percontohan

Bandung I

KPPN Bandung I mulai menyandang amanah sebagai KPPN Percontohan

sejak dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor KEP-

02/PB/2009. Hari itu, Selasa (06/01/2009), mulailah seluruh pegawai –yang sudah

melalui assesment– KPPN ini melayakkan diri untuk menjadi patokan sebuah

pelayanan yang cepat, akurat, tanpa biaya, dan transparan.

Konsekuensi menjadi KPPN Percontohan adalah menerapkan SOP

(Standard Operating Procedure) KPPN Percontohan yang didesain untuk menutup

semua pintu KKN. Ciri dari SOP KPPN Percontohan di antaranya adalah

penyelesaian SP2D yang hanya 1 (satu) jam sejak diterima –sebelumnya memakan

waktu satu atau dua hari, satuan kerja/stake holder berhubungan dengan KPPN

hanya melalui front office –one stop service, pelayanan back office dilakukan di

ruang terbuka, dan semua layanan KPPN dibebaskan dari biaya.

Terkait apa yang akan penulis bahas di dalam laporan ini, salah satu tugas

pokok dari KPPN Bandung I adalah melakukan penatausahaan penerimaan

anggaran melalui kas negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Sedangkan fungsi yang diemban KPPN yang terletak di titik 0 (nol) km

Page 2: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

2

Bandung ini di antaranya adalah penatausahaan penerimaan melalui kas negara dan

penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak.

KPPN Percontohan dengan total sumber daya manusia 42 orang ini dibagi

menjadi 4 (empat) bagian kerja; sub bagian umum, seksi perbendaharaan, seksi

bank/giro pos, dan seksi verifikasi dan akuntansi (vera). Seksi yang paling

bertanggungjawab atas tugas pokok dan fungsi penatausahaan penerimaan negara

adalah seksi bank/giro pos yang memiliki sumber daya manusia berjumlah 8

(delapan) orang.

Dukungan teknologi informasi berupa Aplikasi Bendum dan e-Pay Point

mendukung kinerja sekitar 5 (lima) orang pelaksana seksi bank/giro pos yang fokus

menjalankan tugas penatausahaan penerimaan. Aplikasi berguna mempermudah

loading ADK penerimaan, input data penerimaan, pencocokan hasil input dan

ADK, dan lain sebagainya. Aplikasi inilah ditambah dengan jaringan intranet

DJPB yang menghubungkan KPPN dengan sistem Modul Penerimaan Negara.

Selain percontohan, KPPN Bandung I juga merupakan KPPN induk yang

membawahi KPPN di wilayah kerja Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat,

dan Kota Cimahi. KPPN Bandung I juga bermitra dengan beberapa bank dan pos

persepsi.

Page 3: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

3

Berikut data-data teknis terkait pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KPPN

Bandung I.

- Struktur organisasi standar KPPN

- Wilayah kerja KPPN Bandung I

Wilayah kerja KPPN Bandung I meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi terdiri dari kementrian sebagai beikut :

1) Badan Pemeriksa Keuangan (Bagian Anggaran 004)2) Departemen Hukum dan HAM (Bagian Anggaran 013)3) Departemen Keuangan (Bagian Anggaran 015)4) Departemen Pertanian (Bagian Anggaran 018)5) Departemen Perindustrian (Bagian Anggaran 019)6) Departemen ESDM (Bagian Anggaran 020)7) Departemen Diknas (Bagian Anggaran 023)8) Departemen Kesehatan (Bagian Anggaran 24)9) Departemen Nakertrans (Bagian Anggaran 026)10) Departemen Sosial (Bagian Anggaran 027)11) Departemen Kebudpar (Bagian Anggaran 040)12) Badan Pertanahan Nasional (Bagian Anggaran 056)13) Perpustakaan Nasional (Bagian Anggaran 057)14) POLRI (Bagian Anggaran 060)

KEPALAK P P N

SUB BAGIAN UMUM

KELOMPOK JABATANFUNGSIONAL

SEKSI PERBENDAHARAAN

SEKSI BANK/ GIRO POS

SEKSI VERA

Page 4: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

4

15) TVRI (Bagian Anggaran 069)16) Belanja Lain-Lain (Bagian Anggaran 69)17) KPU (Bagian Anggaran 076)18) Departemen Perdagangan (Bagian Anggaran 090)19) Pemuda dan Olahraga (Bagian Anggaran 096)20) Bendahara Umum Negara (Bagian Anggaran 999)

- Penggolongan sumber daya manusia KPPN Bandung I

a) menurut jenis kelamin : Laki-Laki : 23 Orang Pegawai Perempuan : 19 Orang Pegawai

b) menurut tingkat pendidikan dan golongan :

c) menurut tingkat pendidikan dan eselon :

d) menurut usia dan golongan :

Page 5: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

5

- Fasilitas pendukung (hardware)

No. Nama Hardware Baik Rusak Jumlah1 CPU Server V 32 CPU PC/Laptop V 433 Monitor V 144 Printer V 385 UPS V 66 Switch / Hub V 137 Router V 18 Mikrotik V 19 Modem V 210 Scanner V 111 LCD Projector V 2

- Jenis Pelayanan

Jenis Pelayanan Penerima Pelayanan

1. Pencairan Dana APBN melalui penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

2. Penatausahaan penerimaan Negara berupa penerimaan pajak, bea cukai, dan PNBP

3. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

4. Bimbingan teknis kepada mitra kerja dalam pelakanaan anggaran dan pertanggungjawaban pelak-sanaan anggaran

- Instansi pemerintah di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dan SKPD pada Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota yang menerima alokasi dana Dekon/TP

- Masyarakat luas termasuk dunia usaha

- Instansi pemerintah di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dan SKPD pada Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota yang menerima alokasi dana Dekon/TP

- Instansi pemerintah di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga dan SKPD pada Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota yang menerima alokasi dana Dekon/TP

B. Implementasi Modul Penerimaan Negara di KPPN Bandung I

Page 6: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

6

Implementasi Modul Penerimaan Negara pada dasarnya sama saja di semua

KPPN. Tetapi, penulis merasa perlu untuk menjabarkan bagaimana hirarki dasar

hukum implementasi MPN, mulai dari yang paling tinggi sampai dengan SOP yang

digunakan di KPPN Bandung I.

Pasal 7 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara menyatakan, ”Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara berwenang menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran

negara.” Ini berarti, segala macam kebijakan tentang penerimaan negara, termasuk

di dalamnya Modul Penerimaan Negara, kewenangan pengaturan dan penetapan

kebijakannya ada di tangan Menteri Keuangan.

Atas dasar itu, Menteri Keuangan menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara yang pada bab II

tentang Ruang Lingkup Modul Penerimaan Negara menyebutkan bahwa

penerimaan perpajakan, bukan pajak, pengembalian belanja, perhitungan PFK, dan

penerimaan yang berasal dari SPM yang dibukukan oleh KPPN masuk dalam

cakupan Modul Penerimaan Negara. Sedangkan di bab III pasal 4 ayat (4)

disebutkan mengenai kewajiban bendahara penerimaan untuk menyetor

penerimaan negara setiap akhir hari kerja ke kas negara dan wajib mengirimkan

Rekening Koran bulanan/Laporan Realisasi Penerimaan ke KPPN.

Apa yang disebutkan di PMK tersebut mengenai pembukuan penerimaan di

KPPN ditindaklanjuti dengan dibuatnya Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaraharaan nomor PER-78/PB/2006 tentang Penatausahaan Penerimaan

Negara melalui Modul Penerimaan Negara. Pada perdirjen ini, di bab VI dibahas

Page 7: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

7

khusus mengenai Penatausahaan Penerimaan Negara pada KPPN. Inilah yang

menjadi salah satu inti pembahasan di dalam laporan ini.

Sebagai ujung tombak penatausahaan penerimaan negara melaui MPN, seksi

bank/giro pos mempunyai tugas utama dalam hal ini. Para pelaksana seksi ini harus

melakukan loading, input, dan menerima data penerimaan negara berupa LHP

(terdiri dari Laporan Penerimaan dan Pelimpahan, Rekapitulasi Nota Kredit, Daftar

Nominatif Penerimaan, ADK, dan Dokumen Sumber dari Bank/Pos), upload data

potongan SPM, melakukan pengecekan kelengkapan nomor transaksi penerimaan,

mencocokkan antara DNP dan ADK, men-download data transaksi harian

penerimaan, dan mengirim hasil rekonsiliasi ke kantor pusat DJPB. Rincian tugas

ini bisa dibaca pada lampiran I.

Seksi bank/giro pos juga memiliki peran penting dalam proses reversal,

pengembalian pelimpahan. Menurut Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

nomor 65/PB/2007 tentang Tata Cara Pengembalian Pelimpahan, seksi bank/giro

pos mempunyai wewenang melakukan penelitian atas kesalahan perekaman

dan/atau kelebihan pelimpahan. Selain itu, seksi bank/giro pos juga berwenang

menerbitkan Surat Perintah Membayar Pengembalian Pendapatan (SPM-PP).

Di lapangan, aturan-aturan seperti undang-undang, peraturan menteri, dan

peraturan direktur jenderal sebuah eselon satu harus kembali diterjemahkan ke

dalam sebuah panduan teknis kerja, biasa disebut standar operating procedure

(SOP). Setidaknya ada 8 (delapan) SOP yang perlu dibaca terkait penatausahaan

penerimaan negara di KPPN. Semua SOP yang penulis sebutkan di sini

Page 8: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

8

disesuaikan dengan format laporan PKL ini. SOP yang lengkap dengan flowchart

dilampirkan.

SOP yang pertama kali perlu diketahui tentu tentang Penatausahaan

Penerimaan Negara melalui Modul Penerimaan Negara. SOP ini mengacu pada

PER-78/PB/2006 yang telah disebutkan sebelumnya. Adapun rinciannya sebagai

berikut (flowchart di lampiran II).

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos pada Front Office:

a. Menerima laporan harian penerimaan negara dari Petugas Bank Persepsi/Devisa Persepsi/Kantor Pos, yang terdiri dari Laporan Harian Penerimaan dan Pelimpahan, Rekapitulasi Nota Kredit, DNP, ADK, dan dokumen sumber (SSP/SSBC/SSPCP/ SSBP/SSPB), kemudian mencatat kedalam buku pengawasan;

b. Melakukan loading ADK, mencocokkan data ADK dengan data rekapitulasi nota kredit penerimaan dan pelimpahan. Apabila tidak sesuai dikembalikan dan apabila telah sesuai diteruskan proses transfer data ke database;

c. Melakukan back up data ADK;d. Meneruskan LHP dan dokumen pendukung kepada Pelaksana Seksi

Bank/Giro Pos pada middle office.

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos pada Middle Office:

a. Menerima, dan meneliti atas kelengkapan LHP dan dokumen sumber (lembar ke-2 (SSP/SSBC/SSPCP/SSBP/SSPB) lengkap dengan BPN yang mencantumkan NTPN/NTB dan NTPN/NTP);

b. Untuk LHP yang setorannya belum memperoleh NTPN harus disertakan surat keterangan yang menyebabkan NTPN tersebut belum diperoleh;

c. Meneliti dokumen sumber berikut DNP baik mengenai jumlah uang, jenis setoran, maupun Akun Penerimaan;

d. Mencocokkan data yang tercantum dalam Rekapitulasi Nota Kredit dengan data yang tercantum dalam setiap DNP;

e. Memaraf lembar terakhir DNP.

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

a. Memeriksa kebenaran data DNP sebagai bahan pembanding dalam penyusunan LKP dan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Umum.

Page 9: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

9

b. Menugaskan Pelaksana Seksi Bank/Giro untuk membukuan penerimaan negara dimaksud untuk keperluan penyusunan Laporan Kas Posisi (LKP).

Penatausahaan Potongan SPM melalui aplikasi e-Pay Point juga terkait

dengan Modul Penerimaan Negara sesuai dengan ruang lingkup penerimaan terkait

MPN yang telah disebutkan sebelumnya. Berikut SOP tentang Penatausahaan

Potongan SPM via Aplikasi e-Pay Point (flowchart di lampiran III).

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos:

a. Mentransfer Data Transaksi dari server SP2D setelah data dalam status di load master ;

b. Melakukan upload data potongan SPM melalui sistem pengesahan potongan SPM dalam aplikasi e-Paypoint untuk mendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN);

c. Membuat Daftar Nominatif Penerimaan (DNP) atas penerimaan negara yang berasal dari potongan SPM;

d. Meneruskan DNP dimaksud beserta dokumen pendukungnya kepada Kepala Seksi Bank/Giro Pos.

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

a. Menerima DNP atas penerimaan negara dari potongan SPM berikut dokumen pendukungnya;

b. Memeriksa dan menugaskan Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos untuk melakukan perbaikan apabila ditemukan kesalahan elemen data dalam potongan SPM melalui prosedur reversal;

c. Menugaskan Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos untuk membukukan penerimaan negara dimaksud dalam rangka penyusunan Laporan Kas Posisi (LKP);

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos:

a. Melakukan perbaikan dalam hal ditemukan kesalahan elemen data dalam potongan SPM melalui prosedur reversal;

b. Membukukan penerimaan negara yang bersumber dari potongan SPM untuk keperluan penyusunan LKP.

Page 10: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

10

Bank Indonesia (BI) merupakan bank mitra KPPN Bandung I dalam

implementasi MPN. Data dari BI merupakan data pembanding dari data yang

sebelumnya telah diterima KPPN berupa LHP dari bank persepsi/pos persepsi.

Berikut SOP Penatausahaan Penerimaan Negaran melalui Bank Indonesia

(flowchart di lampiran IV).

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos:

a. Menerima advis debit kredit dan rekening koran BI dari Pelaksana Subbag Umum;

b. Memeriksa dan meneliti kelengkapan data;c. Melakukan penatausahaan/perekaman data secara manual per Akun

pada aplikasi Bendum berdasarkan data per jenis penerimaan;d. Mencetak hasil dari perekaman data penerimaan dan meneruskan

kepada Kepala Seksi Bank/Giro Pos;

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

a. Menerima, meneliti, memeriksa hasil cetakan dengan advis debit/kredit dan rekening koran, kemudian memaraf hasil cetakan apabila sudah benar;

b. Meneruskan kepada Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos.

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos:

Melakukan pengarsipan dokumen advis debit/kredit dan rekening koran.

Page 11: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

11

SOP selanjutnya adalah tentang penerbitan Laporan Kas Posisi yang menjadi

kewajiban seksi bank/giro pos. SOP tentang Penerbitan Laporan Kas Posisi sebagai

berikut (flowchart di lampiran V).

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos:

a. Meng-upload data penerimaan MPN dari Aplikasi Bendum;

b. Merekam penerimaan (pelimpahan/pengeluaran) dari Bank Indonesia, BO I, II, III, dan Bank/Pos Persepsi;

c. Merekam data transaksi penerimaan dan pengeluaran Bank, dan mencocokkan dengan rekening koran harian:

d. Mencocokkan saldo yang terdapat pada komputer (Aplikasi Bendum) dengan catatan saldo bank;

e. Mencetak LKP;

f. Meneliti kebenaran LKP harian, mingguan, dan bulanan kemudian meneruskan kepada Kepala Seksi Bank/Giro Pos.

Kepala Seksi Bank/Giro Pos :

Meneliti kembali, memeriksa, dan memaraf LKP kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor.

Kepala Kantor:

Menerima, memeriksa dan menandatangani LKP, kemudian meneruskan kepada Pelaksana Subbag Umum.

Pelaksana Subbagian Umum:

Menerima LKP, mencatat, kemudian mengirimkan ke Seksi Verifikasi dan Akuntansi ke Kanwil/Kantor Pusat DJPB dengan sarana tercepat.

Supervisor:

Menyiapkan dan mengirim soft copy LKP via internet ke Kanwil dan Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan.

Page 12: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

12

Dalam kondisi terjadi kelebihan pelimpahan oleh bank/pos persepsi, maka

dilakukanlah pengembalian pelimpahan dengan menerbitkan Surat Perintah

Membayar Pengembalian Pendapatan (SPM-PP) oleh seksi bank/giro pos. SOP

Penerbitan Surat Perintah Membayar Pengembalian Pendapatan (SPM-PP) sebagai

berikut (flowchart di lampiran VI).

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

a. Menerima Surat Keterangan Telah Dibukukan (SKTB) yang diterbitkan dan ditandatangani Kasi Verifikasi dan Akuntansi serta Surat Persetujuan Pembayaran Pengembalian Pendapatan (SKP4) yang ditandatangani Kepala Kantor;

b. Meneliti, mendisposisi, kemudian meneruskan kepada Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos untuk diterbitkan SPM-PP.

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos:

Menerima SKTB dan SKP4 lembar ke-1 dan ke-2, meneliti dan mencatat dalam buku pengawasan, serta membuat konsep SPM-PP dengan Akun pengembalian pendapatan berkenaan, kemudian meneruskan kepada Kepala Seksi Bank/Giro Pos.

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

Menerima, memeriksa dan menandatangani SPM-PP, kemudian meneruskan kepada Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos;

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos:

a. Menerima, mencatat, dan menatausahakan, kemudian meneruskan SPM-PP dan ADK kepada Kepala Seksi Pencairan Dana melalui Front Office untuk proses selanjutnya;

b. Mengirimkan copy SPM-PP kepada Satker terkait/penerima pembayaran melalui Pelaksana Subbag Umum.

Pelaksana Subbagian Umum:

Menerima dan mengirimkan copy SPM-PP kepada Satker terkait/penerima pembayaran, bersama dengan copy SP2D lembar ke-2 yang telah diterbitkan Seksi Pencairan Dana.

Page 13: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

13

Apabila ada data MPN yang tidak cocok atau unmatch, pertama akan

dilakukan terlebih dahulu pelaporan adanya data MPN yang unmatch. Berikut SOP

Konfirmasi Data Unmatch Modul Penerimaan Negara (flowchart di lampiran VII).

Pelaksana Bank/Giro Pos:

a. Mengunduh data unmatch MPN dari intranet; b. Membuat daftar data unmatch per Bank/Pos Persepsi;c. Membuat surat konfirmasi yang dilampiri daftar data unmatch ke

Bank/Pos Persepsi guna meminta penjelasan atas data unmatch tersebut untuk diteruskan ke Kepala Seksi.

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

Menerima, meneliti, dan memaraf surat konfirmasi kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor.

Kepala Kantor:

Menerima, meneliti, dan menandatangani surat konfirmasi kemudian meneruskan kepada kepada Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos.

Pelaksana Bank/Giro Pos:

Menerima, mencatat dan mengirimkan surat konfirmasi kepada Pelaksana Subbag Umum.

Pelaksana Subbag Umum:

a. Menerima surat konfirmasi mengirimkan:- Asli kepada Bank/Pos Persepsi yang bersangkutan;- Tembusan ke di Seksi Bank/Giro Pos.

b. Pertinggal sebagai arsip.

Page 14: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

14

Langkah kedua penanganan data MPN yang unmatch adalah melakukan

penyelesaian. Data yang unmatch tersebut akan dikonfirmasi di mana letak

kesalahannya dan dilakukan perbaikan atau penyesuaian. SOP Penyelesaian Data

Unmatch Modul Penerimaan Negara (MPN) sebagai berikut (flowchart di lampiran

VIII).

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

Menerima surat konfirmasi data unmatch MPN kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos untuk membuat Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN.

Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos:

a. Menerima surat konfirmasi data unmatch MPN dan membuat Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN;

b. Meneruskan Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN ke Bank/Pos Persepsi untuk ditandatangani oleh Kepala Bank/Pos Persepsi bersangkutan;

c. Menerima Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN dari Bank/Pos Persepsi yang telah ditandatangani oleh Kepala Bank/Pos Persepsi bersangkutan dan membuat surat pengantar penyampaian Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN ke Dit. Sistem Perbendaharaan kemudian meneruskan kepada Kepala Seksi Bank/Giro Pos.

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

Menerima, meneliti, dan memaraf Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN dari Bank/Pos Persepsi dan surat pengantar penyampaian Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN, kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor.

Kepala Kantor:

Menerima, meneliti, dan menandatangani Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN dari Bank/Pos Persepsi dan surat pengantar penyampaian Berita Acara Penyelesaian Data Unmatch MPN, kemudian meneruskan kepada kepada Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos.

Page 15: MPN di KPPN Bandung I - Bab II

15

Sebagai tindak lanjut, KPPN juga perlu menerbitkan Nota Penyesuaian (NP)

dalam rangka koreksi pembukuan setoran. SOP Penerbitan Nota Penyesuaian (NP)

dalam Rangka Koreksi Pembukuan Setoran sesuai dengan PER-65/PB/2007 adalah

sebagai berikut (flowchart di lampiran IX).

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

a. Menerima permintaan ralat atas surat setoran (SSP/SSBP/SSPB/SSPCP) yang disetor melalui Bank Persepsi mitra kerja KPPN berkenaan oleh Satker/Instansi terkait dari Subbag Umum;

b. Menugaskan Pelaksana Seksi Bank/Giro Pos untuk meneliti kebenaran setoran sesuai dengan bukti setor.

Pelaksana Bank/Giro Pos:

a. Meneliti kebenaran elemen data setoran penerimaan dan mencocokkan dengan bukti setor;

b. Membuat konsep nota penyesuaian dan meneruskan kepada Kepala Seksi Bank/Giro Pos.

Kepala Seksi Bank/Giro Pos:

Menerima, meneliti, dan memaraf konsep nota penyesuaian dan meneruskan kepada Kepala Kantor.

Kepala Kantor:

Menerima, meneliti, dan menandatangani nota penyesuaian, kemudian meneruskan kepada Pelaksana Subbag Umum untuk diadministrasikan.

Pelaksana Subbagian Umum:

a. Menerima dan mengagendakan nota penyesuaian yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor;

b. Menyampaikan nota dimaksud ke Seksi Verifikasi dan Akuntansi dan Seksi Bank/Giro Pos;

c. Mengarsipkan nota dimaksud.