mpkp1

14
BAB I PENGEMBANGAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 1

Transcript of mpkp1

Page 1: mpkp1

BAB IPENGEMBANGAN MODEL

PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL(MPKP)

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 1

Page 2: mpkp1

1.1. PendahuluanMasalah kesehatan jiwa yang ringan berupa masalah psikososial seperti

kecemasan, psikosomatis bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan keadaan yang lebih

berat seperti depresi dan psikosis dapat terjadi bila orang yang mengalami masalah

psikososial tidak ditangani dengan baik.

Penanganan yang cepat dan tepat masalah kesehatan jiwa memungkinkan

hasil yang baik. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa pemulihan normal (25%)

dan kemandirian (25%) akan tercapai jika pasien gangguan jiwa ditangani dengan

benar. Dengan fakta seperti ini bahkan produktifitas pasien gangguan jiwa masih

dapat diharapkan.

Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2005) dilanjutkan oleh Direktorat Bina

Kesehatan Jiwa (2006) Departemen Kesehatan Republik Indonesia menetapkan

tatanan pelayanan kesehatan jiwa dalam bentuk piramida. Piramida pelayanan

kesehatan jiwa tersebut menjabarkan bahwa pelayaan kesehatan jiwa bersifat

berkesinambungan dari komunitas ke rumah sakit dan sebaliknya. Pelayanan

kesehatan jiwa dimulai di masyarakat dalam bentuk pelayanan mandiri oleh pasien

dan keluarganya. Pelayanan lanjutan berikutnya adalah di Puskesmas, Rumah Sakit

Umum, dan yang paling tinggi adalah pelayanan di rumah sakit jiwa sebagai

pelayanan rujukan tertinggi untuk kesehatan jiwa.

Upaya mewujudkan kesinambungan pelayanan kesehatan jiwa telah dimulai

di Indonesia yaitu di NAD dan NIAS, daerah yang terkena dampak gempa dan

tsunami pada tahun 2004 yang lalu. Bentuk pelayanan yang diterapkan adalah

pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat (Community Mental Health Nursing (CMHN)). Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat diberikan oleh perawat puskesmas

yang dilatih BC-CMHN (Basic Course of Community Mental Health Nursing).

Program ini telah memperlihatkan hasil dengan ditemukannya 2645 pasien di 11

kabupaten/kota di NAD dan 127 pasien di 2 kabupaten di NIAS. Dari jumlah pasien

tersebut baru 1088 yang dirawat di rumah oleh perawat CMHN yang menghasilkan

346 orang mandiri, 512 perlu bantuan, dan 184 orang masih memerlukan perawatan

total.

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 2

Page 3: mpkp1

Dengan keberhasilan program CMHN, maka diharapkan pasien yang tidak

tertangani di masyarakat akan dirujuk ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan

pelayanan yang lebih baik bahkan yang spesialistik. Tatanan pelayanan kesehatan

jiwa di masyarakat telah dikembangkan dengan baik. Tahap berikutnya adalah

mengembangkan pelayanan prima (excellent service) yang profesional di rumah sakit

jiwa. Untuk itu akan dikembangkan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP).

Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit jiwa dapat berperan optimal sebagai rujukan

tertinggi (top referral) pelayanan kesehatan jiwa.

MPKP sebagai Pelayanan Prima KeperawatanPelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek

keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono

(2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain.

Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan

kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu:

1. Model praktek Keperawatan Profesional III

Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional dan ada

yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence based.

Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian

klinis.

2. Model Praktek Keperawatan Profesional II

Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis

yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di ruangan ini

digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan melakukan penelitian

keperawatan.

3. Model Praktek Keperawatan Profesional I

Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode

pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang

digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan

metode tim yang disebut tim primer.

4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula

Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan

menuju profesional I.

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 3

Page 4: mpkp1

MPKP di Rumah Sakit JiwaDi rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang

telah dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan

meliputi 3 jenis yaitu:

1. MPKP Transisi

MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang

pendidikan SPK, namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal dari D3

Keperawatan

2. MPKP Pemula

MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.

3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu

MPKP I

MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan, tetapi

Kepala Ruangan (Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan

minimal S1 Keperawatan.

MPKP II

MPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas

Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan

jiwa.

MPKP III

MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners keperawatan,

sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan

yang bekerja di area keperawatan jiwa.

MPKP telah diterapkan di berbagai rumah sakit jiwa di Indonesia (Bogor,

Lawang, Pakem, Semarang, Magelang, Solo, dan RSUD Duren Sawit). Bentuk MPKP

yang dikembangkan adalah MPKP transisi dan MPKP pemula. Hasil penerapan

menunjukkan hasil BOR meningkat, ALOS menurun, angka lari pasien menurun. Ini

menunjukkan bahwa dengan MPKP pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan

bermutu baik.

Pada modul ini akan dikembangkan penatalaksanaan kegiatan keperawatan

berdasarkan 4 pilar nilai profesional yaitu management approach, compensatory reward, professional relationship dan patient care delivery.

Pilar-pilar profesional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan

professional yang dipaparkan dalam bentuk 4 modul. Modul-modul tersebut adalah:

Modul I : Management Approach

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 4

Page 5: mpkp1

Modul II : Compensatory Reward Modul III : Professional Relationship Modul IV : Patient Care Delivery

Kegiatan yang ditetapkan pada tiap pilar merupakan kegiatan dasar MPKP

dengan model MPKP pemula. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan jika tenaga

keperawatan yang bekerja lebih berkualitas atau model MPKP telah meningkat ke

bentuk MPKP Profesional.

1.2. Job Description1.2.1 Kepala Ruangan1.2.1.1 Management Approach

A. Perencanaan

1. Menyusun visi

2. Menyusun misi

3. Menyusun filosofi

4. Menyusun rencana jangka pendek

i. Rencana Harian

ii. Rencana Bulanan

iii. Rencana Tahunan

B. Pengorganisasian

1. Menyusun struktur organisasi

2. Menyusun jadwal dinas

3. Membuat daftar alokasi pasien

C. Pengarahan

1. Memimpin operan

2. Menciptakan iklim motivasi

3. Mengatur pendelegasian

4. Melakukan supervisi

D. Pengendalian

1. Mengevaluasi indikator mutu

2. Melakukan audit dokumentasi

3. Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga

kesehatan lainnya

4. Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 5

Page 6: mpkp1

1.2.1.2 Compensatory RewardA. Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana

B. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf

1.2.1.3 Profesional RelationshipA. Memimpin rapat keperawatan

B. Memimpin konferensi kasus

C. Melakukan rapat timkesehatan

D. Melakukan kolaborasi dengan dokter

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 6

Page 7: mpkp1

1.2.1.4 Patient Care DeliveryA. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan konsep diri ; harga diri rendah

B. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku

kekerasan

C. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial

D. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan

persepsi sensori: halusinasi

E. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan

proses pikir: waham

F. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh

diri

G. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit

perawatan diri

1.2.2 Ketua Tim1.2.2.1 Management Approach

A. Perencanaan

Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)

B. Pengorganisasian

1. Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan

2. Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana

C. Pengarahan

1. Memimpin pre conference2. Memimpin post conference3. Menciptakan iklim motivasi di timnya

4. Mengatur pendelegasian dalam timnya

5. Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya

D. Pengendalian

1. Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien

yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana

2. Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 7

Page 8: mpkp1

1.2.2.2 Compensatory RewardMenilai kinerja perawat pelaksana

1.2.2.3 Profesional RelationshipA. Melaksanakan konferensi kasus

B. Melakukan kolaborasi dengan dokter

1.2.2.4 Patient Care DeliveryA. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan

konsep diri harga diri rendah

B. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku

kekerasan

C. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial

D. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan

persepsi sensori: halusinasi

E. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan

proses piker: waham

F. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh

diri

G. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit

perawatan diri

1.2.3 Perawat Pelaksana1.2.3.1 Management Approach

Perencanaan

Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian)

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 8

Page 9: mpkp1

1.2.3.2 Patient Care DeliveryA. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan

konsep diri harga diri rendah

B. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku

kekerasan

C. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial

D. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan

persepsi sensori: halusinasi

E. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan

proses pikir: waham

F. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh

diri

G. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit

perawatan diri

Laporan Pelaksanaan MPKP Ruang Nuri 9