mpasi

23
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Definisi ASI ASI adalah air susu yang keluar dari seorang ibu pasca melahirkan bukan sekedar sebagai makanan, tetapi juga sebagai suatu cairan yang terdiri dari sel-sel yang hidup seperti sel darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor pertumbuhan, enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus. ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman lain, baik berupa susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, maupun makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2005). Air Susu Ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama, karena mengandung zat gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi (Pudjiadi, 2000). ASI bukan minuman, namun ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga usia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Sistem pencernaan bayi usia dini belum diberikan pada bayi ASI saja hingga usia 6 bulan, tanpa tambahan minuman atau makanan apapun (Arief, 2009). 2. Komposisi ASI Berdasarkan stadium laktasi komposisi ASI dibagi menjadi 3 bagian yaitu kolostrum, ASI transisi/ peralihan, dan ASI matur. Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi yaitu 10-17 kali lebih dibanding ASI matur, serta kadar karbohidrat

description

bab2

Transcript of mpasi

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Air Susu Ibu (ASI)1.Definisi ASI ASI adalah air susuyang keluar dari seorang ibupasca melahirkan bukansekedarsebagaimakanan,tetapijugasebagaisuatucairanyang terdiridarisel-selyanghidupsepertiseldarahputih,antibodi,hormon, faktor-faktor pertumbuhan, enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus. ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan danminumanlain,baikberupasusuformula,jeruk,madu,airteh,air putih, maupun makananpadat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Roesli, 2005). AirSusuIbumerupakanmakananyangidealuntukbayiterutama padabulan-bulanpertama,karenamengandungzatgiziyangdiperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi (Pudjiadi, 2000). ASIbukanminuman,namunASImerupakansatu-satunyamakanan tunggalpalingsempurnabagibayihinggausia6bulan.ASIcukup mengandungseluruhzatgiziyangdibutuhkanbayi.Selainitu,secara alamiahASIdibekalienzimpencernasususehinggaorganpencernaan bayimudahmencernadanmenyerapgiziASI.Sistempencernaanbayi usiadinibelumdiberikanpadabayiASIsajahinggausia6bulan,tanpa tambahan minuman atau makanan apapun (Arief, 2009). 2.Komposisi ASI Berdasarkan stadium laktasi komposisi ASI dibagi menjadi 3 bagian yaitu kolostrum, ASI transisi/ peralihan, dan ASI matur. Kolostrum adalah cairanemas,cairanpelindungyangkayazatantiinfeksidanberprotein tinggi yaitu 10-17 kali lebih dibanding ASI matur, serta kadar karbohidrat 7 danlemakyangrendah,volumetersebutmendekatikapasitaslambung bayiyangbaruberusia1-2haridankolostrumharusdiberikanpadabayi (Roesli, 2000). ASItransisiatauperalihanadalahASIyangkeluarsetelah kolostrumsebelummenjadiASImatang,kadarproteinsemakinrendah sedangkankarbohidratdanlemaksemakintinggidanvolumemakin meningkat.ASImaturmerupakanASIyangkeluarsekitarharike-14 sampaiseterusnya,dengankomposisiyangrelatifkonstan.Padaibuyang sehatdenganproduksiASIyangcukup,ASImerupakansatu-satunya makananyangpalingbaikdancukupuntukbayisampai6bulan(Roesli, 2000).

3.Volume Produksi ASI Padabulanterakhirkehamilankelenjar-kelenjarpembuatairsusu mulaimenghasilkanASI.Dalamkondisinormal,padaharipertamadan keduasejaklahir,airsusuyangdihasilkansekitar50-100mlsehari. Jumlahnyapunmeningkathingga500mlpadaminggukedua.Dan produksi ASI semakin efektif dan terus menerus meningkat pada hari 10 14harisetelahmelahirkan.Bayiyangsehatmengkonsumsi700-800ml ASI setiap hari. Setelah memasuki masa 6 bulan volume pengeluaran ASI mulai menurun (Prasetyono, 2009).

4.Struktur Payudara PayudarawanitadirancanguntukmemproduksiASI.Padasetiap payudaraterdapat20lobusdansetiaplobusmemilikisistemsaluran (ductsistem).Saluranutamabercabangmenjadisaluran-salurankecil yangberakhirpadasekelompoksel-selyangmemproduksisusu,yang dinamakanalveoli.Saluranmelebarmenjaditempatpenyimpanansusu, yangbermuarapadaputingpayudara.Adapunsel-selototmengelilingi alveoli (Prasetyono, 2009).

8 5.Produksi ASI Setelahmelahirkan,laktasidikontrololehduamacamreflek. Pertama,reflekproduksiairsusu(milkproductionrefleks).Bilabayimenghisapputingpayudara,makaakandiproduksisuatuhormonyang disebutprolaktin(prolactin),yangmengatursel-seldalamalveoliagar memproduksiairsusu.Airsusutersebutdikumpulkandalamsaluran-saluranairsusu.Kedua,refleksmengeluarkan(letdownreflex).Isapan bayijugamerangsangproduksihormonlainyangdinamakanoksitosin (oxytocin),yangmembuatsel-selototdisekitaralveoliberkontraksi, sehinggaairsusudidorongmenujuputingpayudara.Jadi,semakinbayi menghisap semakin banyak air susu yang dihasilkan (Prasetyono, 2009).Reflexletdownadalahrangsangandariisapanbayidilanjutkanke neurohipofise (hipofisis posterior) yang mengeluarkan oksitosin. Hormon oksitosindiangkutkeuterusmelaluialirandarahyangmenimbulkan kontraksipadauterussehinggaterjadiinvolusidariorgantersebut. Oksitosinsampaikealveolimempengaruhiselmiopitelium.Kontraksi dariselakanmemerassusukeluardarialveolimasukkeductusyang akanmengalirmelaluiductuslactiferusmasukkemulutbayi.Faktor-faktoryangmeningkatkanreflexletdownadalahmelihatbayi, mendengarkansuarabayi,menciumdanmemikirkanbayi,sedangkan yangmenghambatadalahkeadaanbingungataupikirankacau,takut, merasasakit,ataumaluketikamenyusuidancemas(Kristiyanasari, 2009). Bayimempunyaisuatureflekspengisapan(sucklingreflex). Denganadanyarefleksini,airsusuakandiperasdariampulamenuju mulutbayi.Pengisapanputingmenunjukangerakanyangberbeda,jika dibandingkan dengan pengisapan dot (Prasetyono, 2009). 6.Manfaat ASI Besarnya manfaat ASI telah dikampanyekan oleh UNICEF (United NationsChildrensFund)melaluipekanmenyusuiseduniaatauWorld 9 BreastfeedingWeekyangdiselenggarakansetiaptanggal17Agustus. Kampanye itu antara lain mengajak masyarakat diseluruh dunia, terutama kaumibuuntukmemberikanmanfaatASIkepadabayisertamengenal manfaat pemberian ASI bagi dirinya sendiri (Novianti, 2009). Manfaat ASI untuk ibu yang menyusui adalah sebagai berikut: 1.MemberikanASIsegerasetelahmelahirkanakanmeningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan. 2.MemberikanASIjugamembantumemperkecilukuranrahimke ukuran sebelum hamil. 3.Menyusui(ASI)membakarkalorisehinggamempercepat penurunan berat badan. 4.Menyusuimengurangiresikoterkenakankerrahimdankanker payudara. 5.ASIlebihpraktiskarenaibubisajalan-jalankeluarrumahtanpa harus membawa perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula dan air panas. 6.ASI tidak basi karena selalu diproduksi oleh payudara. Manfaat ASI untuk bayi adalah sebagai berikut : 1.ASIadalahmakananalamiahyangdisediakanuntukbayi dengankomposisinutrisiyangsesuaiuntukperkembangan bayi. 2.ASI mudah dicerna oleh bayi. 3.ASIkayaakanantibodiyangmembantumelawaninfeksidan penyakit lainnya. 4.ASImenurunkanresikodiare,infeksisalurankemihdan menurunkan resiko kematian bayi mendadak. Manfaat ASI untuk keluarga adalah sebagai berikut : 1.Menghematpengeluarankarenatidakharusmembelisusu formula 2.Bayisehat,sehinggakeluargabisaberhematuntukbiaya perawatan kesehatan. 10 3.Penjarangankelahirankarenaefekkontrasepsialamiahdari menyusui.(Novianti, 2009). 7.Langkah- Langkah Menyusui Yang Benar Langkah-langkahmenyusuiyangbenaradalah:(a)Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu danareolasekitarnya.Carainimempunyaimanfaatsebagaidesinfektan danmenjagakelembabanputingsusu.(b)Bayidiletakkanmenghadap perutibuataupayudara.(c)Payudaradipegangdenganibujaridiatas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu saja atauareolanyasaja.(d)Bayidiberirangsanganuntukmembukamulut dengancaramenyentuhpipidenganputingsusuataumenyentuhsisi mulutbayi.(e)Setelahbayimembukamulut,dengancepatkepalabayi didekatkankepayudaraibudenganputingsertaareoladimasukkanke mulutbayi.(f)Usahakansebagianbesarareoladapatmasukkedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayiakanmenekanASIkeluardaritempatpenampunganASIyang terletakdibawahareola.(g)Setelahbayimulaimenghisap,payudara tidak perlu disanggah lagi (Perinasia, 2003). 8. Faktor Penyebab Berkurangnya ASI (IDAI, 2008). a).Faktor MenyusuiHal-halyangdapatmengurangiproduksiASIadalahtidak melakukaninisiasi,menjadwalpemberianASI,bayidiberiminum daribotolataudotsebelumASIkeluar,kesalahanpadaposisidan perlekatan bayi pada saat menyusui.b).Faktor Psikologi IbuSetelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah denganhadirnyabayiyangbarulahir,dorongansertaperhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positifbagi ibu. 11 Perubahanpsikologismempunyaiperananyangsangat penting.Padamasaini,ibunifasmenjadisangatsensitif,sehingga diperlukanpengertiandarikeluargaterdekat.Peranperawatsangat penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibusertapendekatanpsikologisyangdilakukanperawatpadaibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis (Bobak, 2004). Persiapanpsikologiibusangatmenentukankeberhasilan menyusui.Ibuyangtidakmempunyaikeyakinanmampu memproduksiASIumumnyaproduksiASIakanberkurang.Stress, khawatir,ketidakbahagiaanibupadaperiodemenyusuisangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar (IDAI, 2008). BerdasarkanKonsepteoriMercerPerkembanganidentitas peranibusangatterpengaruholehkondisipsikologisdanperilaku ibudanbayi.Padabayiresponperkembanganyangberpengaruh terhadapinteraksidenganperkembaganidentitasperanibuantara lainadanyakontakmatasebagaiisyaratkomunikasi,refleks menggenggam,reflekstersenyumdantingkahlakuyangtenang sebagairesponterhadapperawatanibu,konsistensitingkahlaku interaksidenganibusertaresponibuterhadapbayinyadapat meningkatkan pergerakan bayi (Bobak, 2004). Mercermenjelaskanbahwauntukmencapaiperanmenjadi seorangibu(MaternalRoleAttainment)merupakansekumpulan siklusdarimikrosistem,mesosistemdanmakrosistem.(Tomey, Aligood 2006). a.Mikrosistemadalahlingkungansegeradimanaperan pencapaianibuterjadi.Komponendarimikrosistemini 12 antaralainfungsikeluarga,hubunganibu,ayah, dukungansosial,statusekonomi,kepercayaankeluarga danstresorbayibarulahiryangdipandangsebagai individu yang melekat dalam sistem keluarga. b.Mesosistemmeliputi,mempengaruhidanberinteraksi denganindividudimikrosistem.Mesosistemmencakup perawatansehari-hari,sekolah,tempatkerja,tempat ibadahdanlingkunganyangumumberadadalam masyarakat. c.Makrosistemadalahbudayapadalingkunganindividu. Makrosistemterdiriatassosial,politik.Lingkungan pelayanan kesehatan dan kebijakan sistem kesehatan yang berdampak pada pencapaian peran ibu.MenurutRevaRubin,dalammenjalaniadaptasipasca melahirkan,ibuakanmengalamifase-fasesebagaiberikut,(Bobak, 2004) : 1.Fase Taking In Faseinimerupakanfaseketergantunganyangberlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat ini fokus perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selamaprosespersalinanseringberulangdiceritakannya. Kelelahannya membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejalakurangtidur,sepertimudahtersinggung.Halinimembuat ibucenderungmenjadipasifterhadaplingkungannya.Oleh karena itu kondisi ini perlu dipahami dengan menjaga komunikasi yangbaik.Padafaseini,perludiperhatikanpemberianekstra makanan untuk proses pemulihannya, disamping nafsu makan ibu yang memang sedang meningkat. 13 2.Fase Taking hold Faseiniberlangsungantara3-10harisetelahmelahirkan. Pada fase taking hold, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan danrasatanggungjawabnyadalammerawatbayi.Selainitu perasaanyangsangatsensitivesehinggamudahtersinggungjika komunikasinya kurang hati-hati. Oleh karena itu ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerimaberbagaipenyuluhandalammerawatdiridanbayinya, sehinggatumbuhrasapercayadiri,termasukpenyuluhantentang proses laktasi. 3.Fase Letting Go Faseinimerupakanfasemenerimatanggungjawabakan peranbarunyayangberlangsung10harisetelahmelahirkan.Ibu sudahmulaimenyesuaikandiridenganketergantunganbayinya. Keinginanuntukmerawatdiridanbayinyameningkatpadafase ini.c).Faktor BayiAdabeberapafaktorkendalayangbersumberpadabayi misalnyabayisakit,prematur,danbayidengankelainanbawaan sehingga ibu tidak memberikan ASI-nya menyebabkan produksi ASI akan berkurang. d).Faktor Fisik IbuIbusakit,lelah,menggunakanpilkontrasepsiataualat kontrasepsilainyangmengandunghormon,ibumenyusuiyang hamillagi,peminumalkohol,perokokatauibudengankelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI . B.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI FaktoryangmempengaruhipemberianASIdapatdisebabkanoleh bermacam-macamfaktor,antaralainumuribusaatmelahirkan,pendidikan 14 yangrendah,pengetahuanibutentangASIdanmacampersalinan.Beberapa kondisiyangmembuatibusulitmenyusuiantaralain:putingsusurataatau masukkedalam,bedahpayudara,ibuterserangpenyakit,menyusuisambil minum obat, bayi kembar, gangguan epidural dan tulang belakang serta bedah caesar (Prasetyono, 2009).BerdasarkanhasilpenelitianFitrianidiRumahSakitdr.Pirngadi Medan tahun 2011 didapatkan bahwa ternyata masih terdapat ibu pasca Sectio CaesariadenganbiusregionaltidakdapatmemberikanASIsegerasetelah operasi.Hasilpenelitiandiperolehdatamayoritasrespondenmemberikan ASIpadaharipertama(3jampascaSectioCaesaria)sebanyak37,5%dan minoritasrespondenmemberikanASIpadaharikeempatpascaSectio Caesaria12,5 %), kemudian 18,8 % menyusui pada hari ketiga pasca Sectio Caesariadan 31,3 % menyusui pada hari kedua pasca Sectio Caesaria. PenelitianKristina(2003)dengandesainpenelitiancrosssectional, memberikanhasiltidak adapengaruhantarausiaibudenganpemberianASI eksklusifpadabayi0-4bulan(p>0,05).Begitupulapenelitianyang dilakukanMadjid(2003)tidakadahubunganantaraumuribumelahirkan dengan praktik pemberian ASI selama tiga hari setelah kelahiran. Pendidikanakanmemberikankesempatankepadaseseoranguntuk membukajalanpikirandalammenemuiide-ideataunilai-nilaibaru.Tingkat pendidikanibumempunyaipengaruhdalampemberiankolostrum.Makin tinggitingkatpendidikanibumakinrendahprevalensimenyusuisegera setelahlahir.Namuntidakadahubunganyangbermaknaantarapendidikan tinggidenganpraktikpemberianASIdalamtigaharisetelahkelahiran (Madjid, 2003). Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi dalamkeadaanhidupdenganusiakehamilanyanglebihdari28minggu. PenelitianMadjid(2003)menyimpulkanbahwaibu-ibuyangbarupertama kalimempunyaianak(primipara)memilikimasalah-masalahmenyusui. Berbedadenganibu-ibuyangsudahmenyusuisebelumnyalebihbaik daripada yang pertama. 15 Kurangnyapengetahuantentangmenyusuidarisatugenerasibahkan lebihakanmenyebabkanbanyakibumasakinimendapatibahwaibudan nenekmerekarendahpengetahuantentangmenyusuidantidakmampu memberikanbanyakdukunganterhadappemberianASIsehinggapemberian ASItidak dapat diberikan (Welford, 2008).

1.Umur Ibu Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun belum siap secara fisik dan mental dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim danpanggulibubelumtumbuhmencapaiukurandewasa,sehingga kemungkinanakanmendapatkankesulitandalampersalinan.Darisegi mental ibu belum siap untuk menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orangtuasehinggadiragukanketrampilanperawatandiridanbayinya (Rochiyati,2003). BerdasarkanhasilpenelitianKusmayanti(2005)bahwasemakin meningkatumurmakapresentaseberpengetahuansemakinbaikkarena disebabkanolehaksesinformasi,wawasandanmobilitasyangmeningkat danmenurutpendapatHurlock(2002),bahwasemakinmeningkatnya umurtingkatkematangandankekuatanseseorangdalamberfikirdan bekerja semakin matang. Penelitian Kristina (2003) dengan desain penelitian cross sectional, memberikanhasiltidakadapengaruhantarausiaibudenganpemberian ASI eksklusif pada bayi 0-4 bulan ( p > 0.05). Begitu pula penelitian yang dilakukan Madjid (2003) tidak ada hubungan antara umur ibu melahirkan denganpraktikpemberianASIselamatigaharisetelahkelahiran (Rinaningsih, 2007). 2.PendidikanPendidikanadalahaktivitasprosesbelajarmengajaryang memberikantambahanpengetahuan,ketrampilansertadapat mempengaruhiprosesberfikirsecarasistematis.Tingkatpendidikanibu 16 mempunyaipengaruhdalampemberiankolostrum.Makintinggitingkat pendidikanibumakinrendahprevalensimenyusuisegerasetelahlahir. PenelitianDarti(2005)dalamstudietnografitentangpemberianASI kolostrummenyatakanbahwapenyebablainyangmenimbulkan pemahamanterhadapASIkolostrumrendahadalahrata-ratapendidikan informal adalah SD. Tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memaknai pesan dan memahami sesuatu (Sobur, 2000). HasilpenelitianDeswani(2007)daripenelitian96ibudengan tingkatpendidikantinggisebanyak88ibu(97,1%)memutuskanuntuk menyusuibayinyasecaradini,dan56ibudenganpendidikanrendah46 orang(81,7%)ibuyangmenyusuibayinyasecaradini(P=0,07).HasilpenelitianinibertentangandenganpendapatLueckenote(2000)bahwa tingkatpendidikanmempunyaihubunganyangkuatdenganfaktor kesehatan terutama perilaku hidup sehat. Hal inimungkin disebabkan ibu denganpendidikantinggilebihmemilihmemberikansusuformula. Kondisiiniterjadikarenaibuterpengaruhiklansusuformula,sehingga ibu tidak merasakan pentingnya pemberian ASI secara dini. Pendapat ini didukunghasilpenelitianPaiman(2000)bahwaibudengantingkat pendidikanrendahmempunyaikemungkinanmenyusuisecaraeksklusif6 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan tinggi. 3.Lingkungan MenurutPerinasia(2003)lingkunganmenjadifaktorpenentu kesiapanibuuntukmenyusuibayinya.Setiaporangselaluterpapardan tersentuholehkebiasaandilingkungannyasertamendapatpengaruhdari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung.Pada kebanyakan wanita di perkotaan, sudah terbiasa menggunakan susuformuladenganpertimbanganlebihmoderndanpraktis.Menurut penelitianValdesdanSchooleydalamBriawan(2004)wanitayang berada dalam lingkungan modern di perkotaan lebih sering melihat ibu-ibu menggunakan susu formula sedangkan di pedesaan masih banyak dijumpai 17 ibuyangmemberikanASItetapicarapemberiantidaktepat.jadi pemberian ASIdi pengaruhi oleh lingkungan.

4.PengalamanMenuruthasilpenelitianDiana(2007)pengalamanwanita semenjakkecilakanmempengaruhisikapdanpenampilanwanitadalam kaitannya dengan menyusui dikemudian hari. Seorang wanitayang dalam keluargaataulingkungannyamempunyaikebiasaanatauseringmelihat wanitayangmenyusuibayinyasecarateraturmakaakanmempunyai pandanganyangpositiftentangmenyusuisesuaidenganpengalaman sehari-hari.Tidakmengheranbilawanitadewasadalamlingkungannya hanyasedikitbahkansamasekalitidakmemilikiinformasi,pengalaman caramenyusui,keyakinanakanmampumenyusui.Sehinggapengalaman tersebut mendorong wanita tersebut untuk menyusui atau sebaliknya. 5. Dukungan KeluargaKelompokibu-ibuyangsehatdanproduksiASI-nyabagus, sebetulnyayangpalingmemungkinkandapatmemberikanASIdengan baik. Tetapi tidak semua suami atau orangtua akan mendukung pemberian ASI.Misalnyasuamimerasatidaknyamanapabilaistrinyamenyusui. Padawaktuibumelahirkan,keluargabesarnyaataukerabatnya berdatanganuntukmembantumerawatibudanbayinyadanpadasaat itulahkeluargamemberikanmakananatauminumanpadausiayangdini. Pandangansuamiyangmerasatidaknyamandankeluargayangtidak mendukung dengan kegiatan menyusui merupakan alasan yang utama para ibu memilih memberikan susu formula (Briawan, 2004).Menurut penelitian Diana (2007) ibu yang tinggal serumah dengan ibunyaataunenekmempunyaipeluangsangatbesaruntukmemberikan MP-ASI dini pada bayi, bahkan ada ibu yang memberikan MP-ASI mulai bayiusia11hariatausetelahtalipusatlepas.Walaupunibumengetahui bahwapemberianMP-ASIterlaludinidapatmengganggukesehatanbayi 18 namunmerekaberanggapanbahwajikabayitidakmengalamigangguan makapemberianMP-ASIdapatdilanjutkan.Selainitukebiasaan pemberianMP-ASIdinitelahdilakukanturun-temurundantidakpernah menimbulkan masalah. MenurutRoesli(2000)ayahmerupakanbagianyangvitaldalam keberhasilanataukegagalanmenyusui.Banyakayahyangberpendapat salah.Merekaberpendapatbahwamenyusuiadalahurusanibudan bayinya,danmenganggapcukupmenjadipengamatyangpasifsaja. Sebenarnyaayahmempunyaiperanyangsangatmenentukandalam keberhasilanmenyusuikarenaayahakanturutmenentukankelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu. 6. Pandangan Ibu Terhadap payudaranyaUkuranpayudarayangkecilseringdicemaskansebagaifaktor penyebabkegagalanpemberianASI.Padahalbesarkecilnyapayudara tidakberkaitandengankemampuanmemberikanASI.Payudarabesar mengandunglebihbanyakjaringanlemaksedangkanASIdibentukoleh jaringan kelenjar alveoli atau pembentuk ASI jadi besar kecilnya payudara tidak menjadi ukuran keberhasilan menyusui (Perinasia, 2003). Menyinggungukuranpayudara,ArlinadalamSiswono(2001) mengatakanbesarataukecilnyapayudara,sertabentukpayudaratidak terkait langsung denganproduksi ASI. Tidak ada jaminan kalau payudara besarakanmenghasilkanlebihbanyakASI,sedangpayudarakecil menghasilkan lebih sedikit.

7. Paritas Paritasadalahjumlahkehamilanyangmenghasilkanjaninhidup, bukanjumlahjaninyangdilahirkan.Janinyanglahirhidupataumati setelah viabilitas dicapai, tidak mempengaruhi paritas (Bobak, 2004). 19 Beberapaistilahyangberkaitandenganparitasyaitu(1)nullipara merupakanseorangwanitayangbelumpernahmelahirkanbayi,(2) primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertamakali,(3)multiparaadalahwanitayangpernahmelahirkanbayi beberapa kali (sampai 5 kali), dan (4) grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Bobak, 2004). Seorangibudenganbayipertamanyamungkinakanmengalami masalahketikamenyusuiyangsebenarnyakarenatidaktahucarayang sebenarnyadanapabilaibumendengaradapengalamanmenyusuiyang kurangbaikdarioranglainmemungkinkanibuuntukragudalam memberikan ASI kepada bayinya (PERINASIA,2004).PenelitianMadjid(2003)menyimpulkanbahwaibu-ibuyangbaru pertamakalimempunyaianak(primipara)memilikimasalah-masalah menyusui. Berbeda dengan ibu-ibu yang sudah menyusui pernah menyusui sebelumnya, lebih baik dibandingkan yang baru pertama kali menyusui. 8.Pengetahuan Pengetahuanadalahproseskehidupanyangdiketahuimanusia secaralangsungdarikedasarannyasendiri(Bahtiar,2004).Pengetahuan adalahsesuatuprosesuntukmengetahuidanmenghasilkansesuatuyang didorongrasaingintahuyangbersumberdarikehendakdankemauan manusia(Suhartono,2005).SedangkanmenurutNotoatmojo(2003) pengetahuanadalahhasiltahusetelahseseorangmelakukanpenginderaan terhadapobjektertentu.Penginderaaninimelaluipancainderamanusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuanmelandasiseseoranguntukberperilakusehatatau tidaksepertiperilakupemberiankolostrumsangatditentukanoleh pengetahuan yang dimiliki. Kurangnya pengetahuan tentang menyusui dari satugenerasibahkanlebihakanmenyebabkanbanyakibumasakini mendapatibahwaibudannenekmerekarendahpengetahuantentang menyusuidantidakmampumemberikanbanyakdukunganterhadap 20 pemberianASIsehinggapemberianASItidakdapatdiberikan(Welford, 2008). Menurut Suhartono (2005) pengetahuan diperlukan manusia untuk memecahkan setiap persoalanyang muncul sepanjang kehidupan manusia dalampencapaiantujuanhidupyaitukebahagiaan.Keadaanmakmur, tentram,damaidansejahterabaikpadatarafindividualmaupuntaraf sosial.Pengetahuanjugadapatmembuatmanusiamemilikikemampuan untukmempertahankandanmengembangkanhidup.Pengetahuanjuga bergunasupayamanusiatidakmelakukanpenyelidikandanpemikiran mengenai sesuatu hal yang pada akhirnya menjadi sia-sia. Pengetahuandibentukolehbeberapasumberyanglebihkompleks yaitukepercayaan,kesaksianoranglain,pengalaman,akalpikirandan intuisi.Sumberpertamayaitukepercayaanberdasarkanadat-istiadat, tradisidanagamayangmerupakannilai-nilaiwarisannenekmoyang. Sumberinibiasanyaberbentuknormaataukaidahyangkebenarannya tidakdapatdibuktikansecararasionaldanempiris,tetapisulituntuk dikritikataudiperbaikikarenasumberpengetahuaninisudahditanamkan sejak seseorang dilahirkan. Sumber kedua adalah kesaksian orang lain. Kesaksian ini biasanya didapatkan dari orang yang berpengalaman dan berpengetahuan lebih luas sebelumnyasepertiorangtua,guru,ulamadanorangyangdituakandan apapun yang dikatakan mereka baik atau buruk, benar atau salah biasanya diikuti tanpa kritik. Sumberketigaadalahpengalamanindividu.Pengalamansering dijadikansebagaialatvitaldalammemenuhikebutuhanhidup. Pengalamanyangdimaksuddalamhaliniadalahpengalamanindrawi karenadenganinderamanusiadapatmenggambarkansesuatudengan benar (Bahtiar, 2004). Sumberkeempatadalahakalpikiran.Akalpikiranmampu menangkaphal-halyangmetafisis,spiritual,abstrak,universal,yang seragamdanbersifattetap.Akalpikirancenderungmemberikan 21 pengetahuanlebihumum,objektifdanpastisehinggadapatdiyakini kebenarnannya (Bahtiar, 2004; Suhartono,2005). Sumberkelimayaituintuisi.Intuisimerupakanpemahamanyang tertinggi,jugamerupakanpengalamanbatinyangbersifatlangsung artinyaberbuatdenganalasanyangjelas.Dengandemikianpengetahuan intuisi kebenarnnya tidak dapat diuji karena hanya berlaku secara personal saja (Suhartono, 2005). Faktor-faktoryangmempengaruhipengetahuanantaralainadalah faktorinternaldanfaktoreksternal.Faktorinternalyaitufaktoryang berasaldaridalamdirimanusiayangmengandungkebenaranlebih objektif,pastidandapatdipercaya.Faktorinternalmeliputimotivasi, pendidikan,pengalamandanpersepsiyangbersifatbawaan.Faktor eksternalyaitudorongandariluaryangmemerlukanpengetahuankhusus danpastidalammengelolasumberdayayangadasehinggadapat bermanfaatdalammemenuhikebutuhanhidupsepertiekonomi, lingkungan,informasidankebudayaan(Notoadmojo,2002;Suhartono, 2005).Sebagianbesarpengetahuandapatdiperolehmelaluipendidikan formalmaupunnonformal.Sedangkanpendididkansendiridipengaruhi olehpengalaman,ekonomi,tersedianyafasilitasdanlingkunganyang mendukung perkembangan pengetahuan individu. Sedangkan pengalaman didukungolehpengetahuanyangdidapatdandiingatdarikejadian sebelumnya.Jadi,semakintinggipendidikanseseorangsemakintinggi pengetahuannya (Sudarmita, 2002). 9.Mitos-Mitos Tentang Menyusui MenurutHatta(2007)mitosmerupakanhambatandalam pemberianASI.Mitos-mitosseputarASIdiantaranyaadalah: (a).Kolostrumtidakbaikbahkanbahayauntukbayi.(b).Bayi membutuhkantehkhususataucairanlainsebelummenyusui.(c).Bayi 22 tidakmendapatcukupmakananataucairankalauhanyadiberikolostrum atau ASI. MenurutDanuatmaja(2003)mitos-mitosyangmerupakan penghambatpemberianASIadalah:(a).Menyusuimengubahbentuk payudara.(b).Menyusuimenyebabkanpenyusutanberatbadan.(c).ASI belumkeluarpadahari-haripertamasehinggaperluditambahsusu formula.(d).PayudarakeciltidakmenghasilkancukupASI.(e).ASIibu kuranggizi sehingga kualitas ASI kurang baik. (f).ASIyang pertama kali keluar harus dibuang karena kotor. (g). Bayi alergi terhadap ASI. MenurutDiana(2003)beberapaibupercayabahwaapayang dimakanibudapatmenyebabkanbayisehatatausebaliknyadapat menyebabkangangguankesehatan.Semuaibupercayabahwamakan sambal atau es dapat menyebabkan bayi terserang diare dan penyakit l jadi umumnya mereka menghindari ataumengkonsumsi tetapi sedikit. 10. Peran Petugas Kesehatan MenurutWHO(1991),dalamLinkages(2009)adabeberapa kewajibanuntukmenolongibumenyusuidenganbaiksepertipetugas kesehatanharusmemilikikewajibantertulismengenaipemberianASI yang secara rutin di sampaikan pada ibu menyusui, memberitahukan pada ibu hamil tentang manfaat dan proses pemberian ASI, membantu ibu mulai menyusuibayinyadalamwaktusetengahjamsetelahmelahirkan, menunjukanpadaibucaramenyusuibayidancaramempertahankan kelancaranproduksiASIbilaibuharusterpisahdenganbayinya.Tidak memberikanmakanandanminumanlainselainASIkepadabayibaru lahir,kecualiterdapatindikasimedissepertiibumengalamikanker payudara,menempatkanibudalamkamarsehinggaselalubersama-sama selama24jamsehari.Wikojosastro(2002)menganjurkanpemberianASI sesuaidenganpermintaanbayi,tidakmemberikandotkepadabayidan menyusui, membina dibentuknya kelompok-kelompok pendukung pemberi ASIdanmenganjurkanibumenghubungipetugaskesehatansetelah 23 merekapulangdarirumahsakitatauklinik.Semuahaldiatasadalah kebijakanyangdapatdisampaikanpetugaskesehatandemimendukung lancarnya pemberian ASI. 11.Sectio caesaria HasilpenelitianSusilowati(2009)didapatkanbahwaterdapat hubunganyangsignifikanantarapengetahuandansikaptentangcara menyusui dengan praktek menyusui ibu pasca Sectio Caesaria primipara baik secara individu maupun bersama-sama. Ibuyangmelahirkandengancarasectiocaesariaseringkali sulit menyusui bayinya segera setelah ia lahir, terutama jika ibu diberikan anastesiumum.Iburelatiftidaksadaruntukdapatmengurusbayinyadi jam pertama setelah bayi lahir. Meskipun ibu mendapat anastesi epidural yang membuatnya tetap sadar, kondisi luka operasi di bagian perut relatif membuat membuat proses menyusui sedikit terganggu (Novianti, 2009). Anastesimerupakanupayauntukmenghilangkanrasasakit dannyeripadawaktumenjalanioperasi.Tehnikanastesiyangsering digunakan pada sectio caesaria adalah anastesi regional. Pada pembiusan regional ibu tetap dalam keadaan sadar sebab yang mati rasa hanya saraf-sarafdibagianperuttermasukrahimnya.Pembiusanregionalyang digunakanuntukoperasisectiocaesariaadalahbiuseridural,spinaldan kelamin.Jenispembiusaninidilakukandenganmemberiobatpemati rasakedaerahtulangbelakang,mengakibatkansebataspanggulke bawahmatirasa,tetapiibumasihsadarselamaprosespembedahan berlangsung (Dini, 2003). Sectiocaesariaadalahkelahiranjaninmelaluiinsisiyang dibuatpadadindingabdomendanuterus(Reeder,2011).Indikasisectio caesariaadalah:(1)Ibu:Penyakitibuyangberatsepertijantung, Diabetusmelitus,PreEklampsiaBerat,Disproporsikepala,panggul CPD/FPD, disfungsi uterus, distosia jaringan lunak, plasenta previa.24 (2)Anak:janinbesar,gawatjanin,danletaklintangjanindengan presentasi dahi (Reeder 2011). MenurutArifin(2004)kualitasdankuantitasASIdapat dipengaruhiprosespersalinan.Prosespersalinanyangnormalsangat mendukung dalam pemberian ASI khususnya satu jam atau lebih setelah persalinan.Persalinanyangnormalakanmemudahkanibulangsung berinteraksisegeradengansibayi.Jikatidaksegeradiberikan,bayi sudahmulaimengantukdanmengalamikesulitanuntukmemegang puting dengan efektif .Bayi yang terlahir secara sectio caesaria dan bayi yang terlahir normalmemangberbeda.Bayiyangterlahirdenganoperasisectio caesaria mungkin lebih banyak tidur dan terlihat lesu. Hal ini disebabkan karenaterkenaimbasobatanastesioperasisectiocaesaria.Bayiakan sehatnamunbutuhwaktubeberapaharibagibayiagarserangankantuk bisa hilang`(Kodrat, 2010). Namunadajugadokteryangmemberikanbiuslokalsehingga bayibisasegeramenyusuisetelahlahir.DenganbegitumakaASIbisa mulaidiberikansejakdiruangoperasibegituproseskelahiranselesai. ASIjugabisamulaidiberikandiruangpemulihan.Masalahyangbiasa timbulpadasaatmenyusuibayisectiocaesariaadalahlamanyaASI keluar.JikaASImemangtidakkeluarmakaibudapattetapmenyusui bayi,sebabjikapayudaratidaksegeradirangsangmakaASIjugatidak akan keluar (Kodrat, 2010). ASIbarumulaimengalirtigasampailimaharisetelah persalinantetapibayiakanmendapatkolostrum,yaitucairanyang berwarnakekuning-kuninganyangberisiproteindanantibodiuntuk melindungibayidariinfeksi.Kolostrumtidakmemberikankalori maupuncairansebanyakASI,tetapitetapmerupakansumberpenting darinutrisidankekebalan.Makapadasaatsepertiinisangatdiperlukan peran petugas kesehatan untuk menjelaskan kondisi yang sedangdialami ibu,karenakondisibelumkeluarnyaASImembuatibumengirabahwa 25 ASInyatidakcukupsehinggaibuakanberhentimenyusui(Shelov, 2004). DalampenelitianMutiara(2011)Jahengeer2009menyatakan bahwa ibu yang melahirkan secara sectio caesaria lebih cenderung tidak memberikanASIdibandingkandenganibuyangmelahirkansecara normalkarenakondisiibusetelahoperasisangattidakmemungkinkan ibuuntukmelakukanInisiasiMenyusuiDini(IMD)akhirnyabayi terpaksa di beri susu formula (Mutiara, 2011). Pengalamanlainyangberpotensimerusakdalamkelahirandan periodepascapartummeliputimendapatanastesiadananalgesiaselama prosespersalinan,penundaankontakibubayi,penundaanpermulaan menyusui,pemisahanibu/bayi,suplementasiyangtidakperlupadabayi yang menyusu, dan pengajaran serta dukungan terhadap menyusui terbatas atau tidak ada (Varney, dkk, 2007). 26 C.Kerangka Teori Gambar 2.1 Kerangka Teori Kondisi fisik dan Psikologis Sumber : Teori Perilaku L. Green dan Ramona. T. Mercer. Enabling factor: Ketrampilan / pengalaman Reinforcing factor: Peran petugas kesehatan Lingkungan tempat tinggal Pemberian ASI pasca Sectio Caesaria Predisposing Factor: 1.Pengetahuan 2.Pendidikan3.Umur 4.Paritas 5.Pandanganibuterhadap payudara 6.Mitos-mitos tentang ASI 27 D.Kerangka Konsep Kerangkakonsepdalampenelitianinimerupakanbagiandari kerangkateoriyangada,mengingattidaksemuavariabelyangtercantum dalamkerangkateoridapatdilakukanpengukuran,karenaketerbatasandalam masalahwaktu,biaya,tenaga,sehinggayangdipilihadalahvariabel-variabel yangbenar-benarmempunyaihubunganterhadapkegagalanpemberianASI padaibupascasectiocaesariaberdasarkanpenelitian-penelitiansebelumnya. Denganmengacupadalandasanteoridapatdigambarkankerangkakonsep penelitianinibahwafaktorrisikokegagalanpemberianASIpadaibupasca sectiocaesariadapatdisebabkanolehfaktorinternalyaitufaktordaridalam diri ibu dan faktor eksternal. Faktorsebelumibumelahirkanlebihdidominasiolehfaktorinternal yaitumulaidarikarakteristikibu(umur,pendidikan,paritas),selanjutnya tingkat pendidikan ibu yang akan mempengaruhi pengetahuan ibu tentang ASI, dimanakeduanyaberhubungandenganfrekuensiantenatalyangdilakukan oleh ibu yang pada akhirnya akan membentuk mindset ibu.Secaragarisbesarkerangkakonsepfaktor-faktoryangberhubungan dengan pemberian ASIpasca sectio caesaria digambarkan dalam bagan : Gambar 2.2 Kerangka Konsep Variabel bebas : Variabel Terikat: : Variabel yang diteliti Umur Paritas Pendidikan Pengetahuan Pemberian ASI pasca Sectio Caesaria 28 E. Variabel PenelitianDalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah: 1.Variabel Bebas Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain ataudisebutjugaIndependentvariabel.Variabelbebasdalampenelitianini adalahKarakteristikIbu(umur,pendidikandanparitas)danPengetahuan Ibu tentang ASI 2. Variabel Terikat VariabelTerikatadalahvariabelsebagaiakibatataudisebutjuga Dependent Variabel. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pemberian ASI pasca Sectio Caesaria. F. Hipotesis Penelitian 1.Ada hubungan antara umur dengan pemberianASI pada ibupascasectio caesaria di ruang Obstetri RS Dokter Kariadi Semarang. 2.AdahubunganantarapendidikandenganpemberianASIpadaibupasca sectio caesaria di ruang Obstetri RS Dokter Kariadi Semarang. 3.Ada hubungan antara paritas dengan pemberian ASI pada Ibu pasca sectio caesaria di ruang Obstetri RS Dokter Kariadi Semarang. 4.Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASIpada ibupasca sectio caesaria di ruang obstetri RS Dokter Kariadi Semarang.