MOTOR DAHLANDER 2

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari untuk menggerakkan peralatan dan mesin yang membantu perkerjaan. Untuk itu sangatlah erat kaitannya antara motor ataupun generator listrik dengan dunia kelistrikan dan berbagi bidang lainnya. Motor AC lebih banyak digunakan daripada motor DC karena arus AC dapat dibangkitkan dan didistribusikan dengan biaya yang lebih murah daripada arus DC. Selain itu, motor AC memiliki keunggulan dalam hal biaya, ukuran, berat, dan membutuhkan lebih sedikit perawatan dibanding motor DC. Motor induksi sangkar tupai adalah jenis motor AC yang palingbanyak digunakan dalam industri. Motor ini dapat dioperasikan di tempat di mana banyak terdapat gas dan debu atau pada kondisi yang sangat lembab dan akan beroperasi dengan sangat baik dengan sedikit perhatian. 1.2 Tujuan Setelah kegiatan diskusi berlangsung, mahasiswa dapat: Mengetahui prinsip kerja motor AC asinkron Mengetahui prinsip motor AC asinkron tipe Dahlander 1

description

Pembahasan

Transcript of MOTOR DAHLANDER 2

Page 1: MOTOR DAHLANDER 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motor listrik sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari untuk

menggerakkan peralatan dan mesin yang membantu perkerjaan. Untuk itu

sangatlah erat kaitannya antara motor ataupun generator listrik dengan dunia

kelistrikan dan berbagi bidang lainnya.

Motor AC lebih banyak digunakan daripada motor DC karena arus AC

dapat dibangkitkan dan didistribusikan dengan biaya yang lebih murah

daripada arus DC. Selain itu, motor AC memiliki keunggulan dalam hal biaya,

ukuran, berat, dan membutuhkan lebih sedikit perawatan dibanding motor DC.

Motor induksi sangkar tupai adalah jenis motor AC yang palingbanyak

digunakan dalam industri. Motor ini dapat dioperasikan di tempat di mana

banyak terdapat gas dan debu atau pada kondisi yang sangat lembab dan

akan beroperasi dengan sangat baik dengan sedikit perhatian.

1.2 Tujuan

Setelah kegiatan diskusi berlangsung, mahasiswa dapat:

Mengetahui prinsip kerja motor AC asinkron

Mengetahui prinsip motor AC asinkron tipe Dahlander

1

Page 2: MOTOR DAHLANDER 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Motor AC Asinkron 3 Phasa

Motor AC 3 phasa bekerja dengan memanfaatkan perbedaan phasa

sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1

phasa untuk menghasilkan beda phasa diperlukan penambahan komponen

Kapasitor, pada motor 3 phasa perbedaan phasa sudah didapat langsung dari

sumber seperti terlihat pada gambar arus 3 phasa berikut ini:

Gambar 1. Grafik arus 3 phasa

Motor asinkron atau motor tidak serempak atau sering pula disebut motor

induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik. Motor induksi 3 phasa adalah alat penggerak yang paling banyak

digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai

konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta

perawatannya yang mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser

penggunaan motor DC pada industri.

2

Page 3: MOTOR DAHLANDER 2

2.1.1 Konstruksi Motor Induksi

Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting yaitu:

1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan

yang dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada

kumparan rotornya.

2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari

startor ke rotor.

3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi

magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan

rotor.

Gambar 2. Konstruksi Motor Induksi

Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian

sebagai berikut:

1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.

2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.

3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan

tempat meletakkan belitan (kumparan stator).

4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.

3

Page 4: MOTOR DAHLANDER 2

Rangka stator motor induksi ini didisain dengan baik dengan empat

tujuan yaitu:

1. Menutupi inti dan kumparannya.

2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak

langsung dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh

gangguan objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).

3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh

karena itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan

goncangan.

4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga

pendinginan lebih efektif.

Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bahagian-bahagian sebagai

berikut:

1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan

inti stator.

2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti.

Alur merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.

3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.

4. Poros atau as.

Gambar 3. Gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor

induksi

4

Page 5: MOTOR DAHLANDER 2

Berdasarkan jenis rotor yang digunakan, motor induksi tiga phasa dapat

dibedakan menjadi dua tipe yaitu :

Rotor Lilit

Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga

phasa sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga

mempunyai jumlah kutub yang sama. Rotor yang mempunyai tiga

belitan yang mirip dengan belitan stator.Ketiga belitan tersebut

biasanya terhubung bintang.Ujung – ujung belitan tersebut

dihubungkan dengan slipring yang terdapat pada poros rotor.

Belitan – belitan tersebut dihubung singkat melalui sikat (brush) yang

menempel pada slipring. Jenis rotor belitan dapat dilihat pada gambar

sebagai berikut :

Gambar 4. Konstruksi Rotor Lilit

Rotor Sangkar

Adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian

dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang

aluminium/tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya.

Kumparan dihubungkan bintang dibagian dalam dan ujung yang lain

dihubungkan dengan slipring ke tahanan luar, kumparan dapat

dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor.

Pada kerja normal slipring hubung singkat secara otomatis, sehingga

rotor bekerja seperti rotor sangkar

5

Page 6: MOTOR DAHLANDER 2

Gambar 5. Konstruksi rotor sangkar

Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan

antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang

memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara

yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga

didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan

rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah,

sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan

kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana bentuk alur /

slot pada motor induksi diperlihatkan pada Gambar 3 dan gambaran

sederhana penempatan stator dan rotor pada motor induksi diperlihatkan pada

Gambar 6.

6

Page 7: MOTOR DAHLANDER 2

Gambar 6. Gambaran sederhana motor induksi dengan satu

kumparan stator dan satu kumparan rotor

2.1.2 Prinsip Kerja Motor Induksi

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari

kumparan stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor

induksi 3-phasa yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-phasa,

maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar.

Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan

memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan

induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang

tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.

Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis

gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan

mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung

menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.

Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-

konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum

Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator.

Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya

beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan

memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar

7

Page 8: MOTOR DAHLANDER 2

stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadii, bila beban motor

bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada

slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutub tertentu. Jumlah kutub ini

menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang

diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan mengakibatkan

makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan

berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.

Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah jarum

jam (kanan) dan putaran berlawanan jarum jam (kekiri) dilihat dari poros motor.

Putaran motor induksi tergantung jumlah kutubnya, motor induksi berkutub dua

memiliki putaran poros sekitar 2.950 Rpm, yang berkutub empat memiliki putaran

poros mendekati 1500 Rpm.

Putaran arah jarum jam (kanan) didapat dengan cara menghubungkan L1-

terminal U, L2- terminal V dan L3 – terminal W. Putaran arah berlawanan jarum

jam (kiri) didapat dengan menukarkan salah satu dari kedua kabel phasa,

misalkan L1-terminal U, L2-terminal W dan L3- terminal V. Dengan memasang

dua buah kontaktor, sebuah motor induksi dapat dikontrol untuk putaran kanan,

dan putaran kekiri. Aplikasi praktis untuk membuka dan menutup pintu garasi

dengan motor induksi dapat memanfaatkan kaidah putaran kanan dan kiri ini,

dengan melengkapi dengan sensor cahaya atau saklar manual motor dapat

dihidupkan untuk membuka dan menutup pintu garasi.

Saat motor induksi di starting secara langsung, arus awal motor besarnya

antara 500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan

yang besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 KW,

arus starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor

dengan daya diatas 30 KW sampai dengan 100 KW akan menyebabkan drop

tegangan yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya pada

penerangan yang berkedip.

8

Page 9: MOTOR DAHLANDER 2

Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor,

tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas

toleransi. Ada beberapa cara teknik pengasutan, diantaranya :

1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)

2. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)

3. Transformator

4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)

5. Pengasutan Soft starting

6. Tahanan Rotor lilit

9

Page 10: MOTOR DAHLANDER 2

2.2 Motor AC Asinkron Tipe Dahlander

Motor Dahlander adalah jenis motor AC Asinkron dengan 2 putaran atau

lebih. Adanya dua macam belitan yang terpisah menyebabkan motor 3 phasa

untuk mempunyai ukuran jauh lebih besar. Hal ini akan terlihat apabila

dibandingkan dengan motor 3 phasa yang hanya mempunyai 1 putaran dengan

daya yang sama. Motor Dahlander sendiri merupakan motor jenis rotor sangkar

tupai (Squirrel cage).

Gambar 7. Motor Dahlander

Konstruksi dari motor induksi jenis rotor sangkar tupai terdiri dari dua

bagian utama, yaitu stator dan rotor.

1. Stator

Stator adalah bagian utama dari motor yang diam. Stator merupakan

suatu kerangka yang dilaminasi terbuat dari besi tuang atau allumunium

alloy tuang. Stator mempunyai bentuk alur yang tirus (tapered) dengan

gigi yang sejajar (parallel sided). Alur pada stator adalah tempat

kumparan utama dan kumparan bantu berada.

Prinsip dari stator motor induksi sama dengan motor atau generator

sinkron. Dengan terdiri dari sejumlah slot yang nantinya untuk

menempatkan belitan stator.Slot – slot tersebut ditempatkan dalam

suatu rangka besi. Rangka tersebut mempunyai sirip – sirip besi yang

10

Page 11: MOTOR DAHLANDER 2

4 berguna sebagai pendingin motor. Kecepatan medan putar (Ns)

pada stator adalah sebagai berikut

Ns =120 fp

Fluks yang berputar pada stator akan menginduksi ke rotor, sehingga

rotor juga akan berputar mengikuti medan putar stator. Diantara putaran

rotor (Nr) dan putaran stator (Ns) tidak sama. Perbedaan antara putaran

stator dan putaran rotor disebut slip (S).

2. Rotor

Rotor adalah bagian dari motor yang bergerak. Rotor terdiri dari sebuah

inti rotor dengan alur yang dilapisi laminasi pada bagian utamanya.

Jenis rotor yang banyak digunakan pada motor induksi satu phasa

adalah rotor jenis sangkar tupai (squerrel cage rotor). Pada prinsipnya

rotor jenis sangkar tupai dususun dari batang – batang konduktor yang

kedua ujungnya disatukan oleh cincin hubung singkat (end ring).

Konstruksi dari rotor sangkar tupai terlihat pada gambar 8 berikut ini :

Asas

Gambar 8. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel cage rotor)

Lebih dari 90 persen motor induksi adalah merupakan jenis sangkar

tupai, karena jenis rotor sangkar tupai mempunyai konstruksi yang

sederhana. Konstruksi dari rotor jenis ini ,pada prinsipnya rotor jenis

11

Page 12: MOTOR DAHLANDER 2

sangkar tupai disusun dari batang – batang konduktor yang kedua

ujungnya disatukan oleh cincin hubungsingkat (end ring).

Bahan yang digunakan sebagai batang –batang konduktor berasal dari

tembaga, alumunium, atau dari campuran logam. Satu batang

ditempatkan pada tiap slot, Lebih baik batang dimasukkan dari

belakang. Batang rotor adalah terhubung secara permanen, oleh

karena itu tidaklah dapat menambah suatu resistan dari luar secara seri

dengan rotor, yang bertujuan untuk digunakan pada saat starting. Pada

motor – motor berdaya kecil, digunakan metode lain pada

konstruksinya. Terdiri dari batang-batang rotor dengan cincin akhir (end

ring) dalam satu tempat. Bahan yang digunakan adalah alumunium atau

campuran alumunium dengan logam.

Terdapat beberapa karakteristik motor rotor sangkar ,diantarana adalah

sebagai berikut:

Rotor terdiri dari penghantar tembaga yang dipasangkan pada inti

yang solid dengan ujung-ujung dihubung singkat mirip dengan sangkar

tupai.

Kecepatan konstan.

Arus start yang besar yang diperlukan oleh motor menyebabkan

tegangan berfluktuasi.

Arah putaran dapat dibalik dengan menukarkan dua dari tiga line daya

utama pada motor.

Faktor daya cenderung buruk untuk beban yang dikurangi.

Apabila tegangan diberikan pada lilitan stator, dihasilkan medan-

magnet putar yang menginduksikan tegangan pada rotor. Tegangan

tersebut pada gilirannya menimbulkan arus yang besar mengalir pada

rotor. Arus tersebut menimbulkan medan magnet. Medan rotor dan

medan stator cenderung saling menarik satu sama lain. Situasi

tersebut membangkitkan torsi, yang memutar rotor dengan arah yang

sama dengan putaran medan magnet yang dihasilkan oleh stator.

12

Page 13: MOTOR DAHLANDER 2

Pada saat start, motor akan terus berjalan dengan rugi fase sebagai

motor satu-fase. Arus yang ditarik dari dua lin sisa hampir dua kali,

dan motor akan mengalami panas lebih.

Kecepatan standar motor induksi sangkar-tupai pada dasamya konstan.

Meskipun demikian, motor sangkar-suplai dengan multispeed khusus, diproduksi

dengan lilitan stator pada jumlah kutub yang dapat diubah dengan mengubah

hubungan eksternal. Motor kecepatan banyak (multispeed) ada pada dua atau

lebih kecepatan yang terhitung, yang ditentukan dengan hubungan yang dibuat

pada motor. Motor dua-kecepatan biasanya mempunyai satu lilitan yang dapat

dihubungkan sehingga mempunyai dua kecepatan, salah satunya separuh dari

yang lain.

Pengaturan kecepatan putar motor listrik yang mempunyai kecepatan

lebih dari satu dengan mengubah hubungan kumparan stotornya, berdasarkan

padakumparan-kumparan motor listrik yang digunakan antara lain;

1. Motor listrik dengan kumparan-kumparan terpisah

Pengaturan motor listrik ini hanya dapat dilakukan secara bertahap,

tidak dapat secara kontinyu. Motor listrik ini memiliki kombinasi kecepatan

putar.

2. Motor listrik dengan kumparan yang hubungannya dapat diubah

Setiap kumparan phasa motor listrik ini terbagi dua, setiap bagian dapat

dihubungkan seri atau paralel sesuai dengan pengaturan kecepatan yang

dikehendaki.

Pengaturan kecepatan motor listrik yang mengatur kecepatan dari rendah

ke tinggi akan menghasilkan arus kejut yang jauh lebih kecil dibandingkan di

asut dalam kecepatan tinggi. Sementara penurunan kecepatan dari kecepatan

tinggi ke rendah, maka motor akan akan bekerja sebagai rem listrik. Hubungan

13

Page 14: MOTOR DAHLANDER 2

kumparan yang banyak digunakan untuk mengatur kecepatan putar motor

Dahlander yaitu:

Hubungan Bintang Ganda-Segitiga

Pada kecepatan putar rendah, kumparannya dihubung bintang (Y) ganda,

sedangkan pada putaran tinggi dihubungkan segitiga karena kopelnya kecil

namun dayanya tetap. Motor listri ini banyak digunakan untuk mesin bubut

dan mesin gulung.

Gambar 9. Hubungan Bintang Ganda-Segitiga

Hubungan Segitiga-Bintang Ganda

Gambar 10. Hubungan Segitiga-Bintang Ganda

Pada kecepatan putar rendah, kumparan motor listrik dihubungkan

segitiga , sedangkan pada putaran tinggi dihubung bintang ganda. Pada

kecepatan tinggi kopel dan dayanya meningkat sebanding dengan

14

Page 15: MOTOR DAHLANDER 2

kecepatan putar. Motor listrik ini banyak digunakan pada mesin derek, lift,

pompa pluner, kompressor, ban berjalan, dan mesin kerek.

Gambar 11. Hubungan Dahlander dilayani dengan saklar sandung

Gambar diatas memperlihatkan pengawatannya. Penukaran fasanya

dilakukan dalam saklar. Saklar yang digunakan merupakan saklar sandung.

Ada kalanya ujung-ujung kumparan motor ini dikeluarkan dan

dihubungkan dengan 9 terminal.Da lam ha l in i un tuk

mengurang i ke ju t a rus asu tnya , moto r in i dapa t d iasu t

da lam hubungan  bintang seperti yang diperlihatkan pada

gambar dibawah ini. Penukaran fasanya dilakukan dalam motor.

Hubungan Bintang Ganda

Pada kecepatan rendah kumparan dihubung bintang, sedangkan pada

kecepatan putar tinggi dihubung bintang rangkap, pada kecepatan tinggi

kopel motor listrik meningkat pangkat tiga. Motor listrik ini banyak digunakan

untuk mesin ventilator dan pompa sentrifugal.

15

Page 16: MOTOR DAHLANDER 2

Gambar 12. Hubungan Bintang Ganda

Pada motor Dahlender, jumlah kutub statornya dapat diubah

dengan mengubah hubungan belitan pada statornya dengan memakai saklar.

Pengubahan hubungan belitan stator ini dimaksudkan untuk mendapatkan

kecepatan yang berbeda. Contoh : perubuhan hubungan belitan stator

dari segitiga ke bintang ganda

Motor dua kecepatan (Dahlander) dirancang khusus memiliki dua

kelompok belitan yang berbeda. Belitan pertama memiliki delapan pasang

kutub ( p=8, kecepatan 370 Rpm) dengan ujung terminal 1U, 1V dan 1W yang

dihubungkan dengan sumber listrik tiga phasa L1,L2 dan L3. Belitan kedua

memiliki enam pasang kutub (p=6, kecepatan 425 Rpm) dengan ujung belitan

2U, 2V dan 2W.

16

Page 17: MOTOR DAHLANDER 2

Gambar 13. Rangkaian Belitan Motor dua kecepatan (Dahlander)

Hal yang peru dingat adalah bahwa perbandingan putaran motor Dalender

biasanya 1 : 2 dan rotornya adalah rotor sangkar tupai. Setiap kumparan fasa

motor ini dibagai dua. Bagian bagian ini  dapat dihubungkan seri atau

paralel, tergantung kepada kecepatan putar yang dikehendaki. Kombinasi

yang banyak digunakan untuk kecepatan putar diberikan dalam

tabel berikut :

Kecepatan Motor

Dahlander (rpm)1500/3000 750/1500 500/1000

Jumlah Kutub 4/2 3/4 12/6

Penjelasan cara kerja motor dua kecepatan terletak pada cara

pemasangan belitan statornya. Perhatikan belitan stator yang memiliki empat

kutub atau 2 pasang kutub utara–selatan (p=2, kecepatan 1500 Rpm), belitan

stator dihubungkan secara seri. Aliran arus listrik dari L1 menuju terminal 1U

memberikan arus pada koil pertama, secara seri masuk ke koil kedua

menghasilkan dua pasang kutub, terminal 1V terhubung dengan L2, lihat

Gambar 14 (a).

Sedangkan pada pada stator dengan dua kutub atau satu pasang kutub

(p=1, kecepatan 3000 Rpm), belitan stator disambungkan secara paralel.

Aliran arus listrik dari L2 menuju terminal 2V memberikan arus pada koil

pertama, dan koil kedua secara paralel menghasilkan satu pasang kutub saja

dan terminal 1U dan 1V terhubung dengan L1, lihat Gambar 14 (b).

17

Page 18: MOTOR DAHLANDER 2

Gambar 14. Hubungan Belitan Motor Dahlander

Penjelasan saat (p=2, kecepatan 1500 Rpm) bagian belitan motor

terhubung segitiga dimana sumber daya L1 keterminal 1U, L2 menuju terminal

1V dan L3 terhubung ke terminal 1W. Sementara ujung terminal 2U, 2V dan

2W tidak dibiarkan terbuka, Gambar 15. Perhatikan tiap phasa terdapat dua

belitan yang terhubung secara seri yang akan menghasilkan dua pasang

kutub.

Gambar 15. Hubungan belitan Segitiga Dahlander berkutub empat

(p=2)

Konfigurasi diatas adalah untuk sambungan motor kecepatan rendah

dimana antar jala-jala terdapat 2 kumparan sehingga tahanannya lebih besar

sehingga arus yang masuk menjadi berkurang sehingga kecepatan motor

berkurang.

Pada saat (p=1, kecepatan 3000 Rpm) bagian belitan motor terhubung

secara paralel bintang dimana sumber daya L1 keterminal 2U, L2 menuju

terminal 2V dan L3 terhubung ke terminal 2W. Sementara ujung terminal 1U,

1V dan 1W dihubung singkatkan,Gambar 16. Perhatikan tiap phasa terdapat

dua belitan yang terhubung bintang paralel yang akan menghasilkan satu

pasang kutub saja.

18

Page 19: MOTOR DAHLANDER 2

Gambar 16. Hubungan belitan Bintang Ganda, berkutub dua (p=1)

Pada gambar di atas tempat masuknya sumber L1-L2-dan L3 diubah

kemudian ujung-ujung kumparan lain dihubung-singkatkan. Jika dicermati dan

ditarik maka akan menjadi rangkaian bintang yang diparalel sebagai berikut:

Gambar 17. Sambungan Dahlander Y Paralel

Sambungan di atas akan membuat arus yang masuk menjadi besar

karena hambatan kumparan yang diparalel semakin kecil sehingga kecepatan

motor menjadi lebih tinggi dari sambungan segitiga.

19

Page 20: MOTOR DAHLANDER 2

BAB III

KESIMPULAN

Motor asinkron atau motor tidak serempak atau sering pula disebut motor

induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi

mekanik, dimana motor asinkron bekerja berdasarkan induksi

elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya.

20

Page 21: MOTOR DAHLANDER 2

Hubungan kumparan yang banyak digunakan untuk mengatur kecepatan

putar adalah Hubungan Bintang Ganda-Segitiga, Hubungan Segitiga-

Bintang Ganda, dan Hubungan Bintang Ganda.

Motor Dahlander adalah jenis motor AC Asinkron dengan 2 putaran atau

lebih.

DAFTAR PUSTAKA

Siswoyo.2008. Teknik Listrik Industri Jilid 2 untuk SMK. Jakarta :Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20004/3/Chapter%20II.pdf

(diakses pukul 18.10 WITA, 19 Oktober 2013)

21

Page 22: MOTOR DAHLANDER 2

http://mekatronika-smk.blogspot.com/2012/05/pengaturan-putaran-motor-

listrik-2.html (diakses pukul 18.13 WITA, 19 Oktober 2013)

http://aswarkeong.blogspot.com/2011/04/motor-dahlander-3-fase.html (diakses pukul 18.15 WITA, 19 Oktober 2013)

22