MOTOR DAHLANDER 2
description
Transcript of MOTOR DAHLANDER 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor listrik sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari untuk
menggerakkan peralatan dan mesin yang membantu perkerjaan. Untuk itu
sangatlah erat kaitannya antara motor ataupun generator listrik dengan dunia
kelistrikan dan berbagi bidang lainnya.
Motor AC lebih banyak digunakan daripada motor DC karena arus AC
dapat dibangkitkan dan didistribusikan dengan biaya yang lebih murah
daripada arus DC. Selain itu, motor AC memiliki keunggulan dalam hal biaya,
ukuran, berat, dan membutuhkan lebih sedikit perawatan dibanding motor DC.
Motor induksi sangkar tupai adalah jenis motor AC yang palingbanyak
digunakan dalam industri. Motor ini dapat dioperasikan di tempat di mana
banyak terdapat gas dan debu atau pada kondisi yang sangat lembab dan
akan beroperasi dengan sangat baik dengan sedikit perhatian.
1.2 Tujuan
Setelah kegiatan diskusi berlangsung, mahasiswa dapat:
Mengetahui prinsip kerja motor AC asinkron
Mengetahui prinsip motor AC asinkron tipe Dahlander
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Motor AC Asinkron 3 Phasa
Motor AC 3 phasa bekerja dengan memanfaatkan perbedaan phasa
sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1
phasa untuk menghasilkan beda phasa diperlukan penambahan komponen
Kapasitor, pada motor 3 phasa perbedaan phasa sudah didapat langsung dari
sumber seperti terlihat pada gambar arus 3 phasa berikut ini:
Gambar 1. Grafik arus 3 phasa
Motor asinkron atau motor tidak serempak atau sering pula disebut motor
induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Motor induksi 3 phasa adalah alat penggerak yang paling banyak
digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor induksi mempunyai
konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta
perawatannya yang mudah, sehingga motor induksi mulai menggeser
penggunaan motor DC pada industri.
2
2.1.1 Konstruksi Motor Induksi
Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting yaitu:
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan
yang dapat menginduksikan medan elektromagnetik kepada
kumparan rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari
startor ke rotor.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi
magnet dari kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan
rotor.
Gambar 2. Konstruksi Motor Induksi
Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut:
1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan
tempat meletakkan belitan (kumparan stator).
4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.
3
Rangka stator motor induksi ini didisain dengan baik dengan empat
tujuan yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak
langsung dengan manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh
gangguan objek atau gangguan udara terbuka (cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh
karena itu stator didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan
goncangan.
4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga
pendinginan lebih efektif.
Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bahagian-bahagian sebagai
berikut:
1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan
inti stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti.
Alur merupakan tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.
Gambar 3. Gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor
induksi
4
Berdasarkan jenis rotor yang digunakan, motor induksi tiga phasa dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
Rotor Lilit
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga
phasa sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga
mempunyai jumlah kutub yang sama. Rotor yang mempunyai tiga
belitan yang mirip dengan belitan stator.Ketiga belitan tersebut
biasanya terhubung bintang.Ujung – ujung belitan tersebut
dihubungkan dengan slipring yang terdapat pada poros rotor.
Belitan – belitan tersebut dihubung singkat melalui sikat (brush) yang
menempel pada slipring. Jenis rotor belitan dapat dilihat pada gambar
sebagai berikut :
Gambar 4. Konstruksi Rotor Lilit
Rotor Sangkar
Adalah bagian dari mesin yang berputar bebas dan letaknya bagian
dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunyai slot dengan batang
aluminium/tembaga yang dihubungkan singkat pada ujungnya.
Kumparan dihubungkan bintang dibagian dalam dan ujung yang lain
dihubungkan dengan slipring ke tahanan luar, kumparan dapat
dikembangkan menjadi pengaturan kecepatan putaran motor.
Pada kerja normal slipring hubung singkat secara otomatis, sehingga
rotor bekerja seperti rotor sangkar
5
Gambar 5. Konstruksi rotor sangkar
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan
antara stator dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang
memotong kumparan rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara
yang terdapat antara stator dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga
didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara antara stator dan
rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah,
sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan
kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana bentuk alur /
slot pada motor induksi diperlihatkan pada Gambar 3 dan gambaran
sederhana penempatan stator dan rotor pada motor induksi diperlihatkan pada
Gambar 6.
6
Gambar 6. Gambaran sederhana motor induksi dengan satu
kumparan stator dan satu kumparan rotor
2.1.2 Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari
kumparan stator kepada kumparan rotornya. Bila kumparan stator motor
induksi 3-phasa yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan 3-phasa,
maka kumparan stator akan menghasilkan medan magnet yang berputar.
Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan
memotong kumparan rotornya sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan
induksi. Karena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang
tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis
gaya fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan
mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung
menggerakkan rotor sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.
Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum
Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan
memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar
7
stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadii, bila beban motor
bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Pada rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada
slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah kutub tertentu. Jumlah kutub ini
menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan mengakibatkan
makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan
berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah jarum
jam (kanan) dan putaran berlawanan jarum jam (kekiri) dilihat dari poros motor.
Putaran motor induksi tergantung jumlah kutubnya, motor induksi berkutub dua
memiliki putaran poros sekitar 2.950 Rpm, yang berkutub empat memiliki putaran
poros mendekati 1500 Rpm.
Putaran arah jarum jam (kanan) didapat dengan cara menghubungkan L1-
terminal U, L2- terminal V dan L3 – terminal W. Putaran arah berlawanan jarum
jam (kiri) didapat dengan menukarkan salah satu dari kedua kabel phasa,
misalkan L1-terminal U, L2-terminal W dan L3- terminal V. Dengan memasang
dua buah kontaktor, sebuah motor induksi dapat dikontrol untuk putaran kanan,
dan putaran kekiri. Aplikasi praktis untuk membuka dan menutup pintu garasi
dengan motor induksi dapat memanfaatkan kaidah putaran kanan dan kiri ini,
dengan melengkapi dengan sensor cahaya atau saklar manual motor dapat
dihidupkan untuk membuka dan menutup pintu garasi.
Saat motor induksi di starting secara langsung, arus awal motor besarnya
antara 500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan
yang besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 KW,
arus starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor
dengan daya diatas 30 KW sampai dengan 100 KW akan menyebabkan drop
tegangan yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya pada
penerangan yang berkedip.
8
Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor,
tujuannya agar arus starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas
toleransi. Ada beberapa cara teknik pengasutan, diantaranya :
1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
2. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
3. Transformator
4. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
5. Pengasutan Soft starting
6. Tahanan Rotor lilit
9
2.2 Motor AC Asinkron Tipe Dahlander
Motor Dahlander adalah jenis motor AC Asinkron dengan 2 putaran atau
lebih. Adanya dua macam belitan yang terpisah menyebabkan motor 3 phasa
untuk mempunyai ukuran jauh lebih besar. Hal ini akan terlihat apabila
dibandingkan dengan motor 3 phasa yang hanya mempunyai 1 putaran dengan
daya yang sama. Motor Dahlander sendiri merupakan motor jenis rotor sangkar
tupai (Squirrel cage).
Gambar 7. Motor Dahlander
Konstruksi dari motor induksi jenis rotor sangkar tupai terdiri dari dua
bagian utama, yaitu stator dan rotor.
1. Stator
Stator adalah bagian utama dari motor yang diam. Stator merupakan
suatu kerangka yang dilaminasi terbuat dari besi tuang atau allumunium
alloy tuang. Stator mempunyai bentuk alur yang tirus (tapered) dengan
gigi yang sejajar (parallel sided). Alur pada stator adalah tempat
kumparan utama dan kumparan bantu berada.
Prinsip dari stator motor induksi sama dengan motor atau generator
sinkron. Dengan terdiri dari sejumlah slot yang nantinya untuk
menempatkan belitan stator.Slot – slot tersebut ditempatkan dalam
suatu rangka besi. Rangka tersebut mempunyai sirip – sirip besi yang
10
4 berguna sebagai pendingin motor. Kecepatan medan putar (Ns)
pada stator adalah sebagai berikut
Ns =120 fp
Fluks yang berputar pada stator akan menginduksi ke rotor, sehingga
rotor juga akan berputar mengikuti medan putar stator. Diantara putaran
rotor (Nr) dan putaran stator (Ns) tidak sama. Perbedaan antara putaran
stator dan putaran rotor disebut slip (S).
2. Rotor
Rotor adalah bagian dari motor yang bergerak. Rotor terdiri dari sebuah
inti rotor dengan alur yang dilapisi laminasi pada bagian utamanya.
Jenis rotor yang banyak digunakan pada motor induksi satu phasa
adalah rotor jenis sangkar tupai (squerrel cage rotor). Pada prinsipnya
rotor jenis sangkar tupai dususun dari batang – batang konduktor yang
kedua ujungnya disatukan oleh cincin hubung singkat (end ring).
Konstruksi dari rotor sangkar tupai terlihat pada gambar 8 berikut ini :
Asas
Gambar 8. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel cage rotor)
Lebih dari 90 persen motor induksi adalah merupakan jenis sangkar
tupai, karena jenis rotor sangkar tupai mempunyai konstruksi yang
sederhana. Konstruksi dari rotor jenis ini ,pada prinsipnya rotor jenis
11
sangkar tupai disusun dari batang – batang konduktor yang kedua
ujungnya disatukan oleh cincin hubungsingkat (end ring).
Bahan yang digunakan sebagai batang –batang konduktor berasal dari
tembaga, alumunium, atau dari campuran logam. Satu batang
ditempatkan pada tiap slot, Lebih baik batang dimasukkan dari
belakang. Batang rotor adalah terhubung secara permanen, oleh
karena itu tidaklah dapat menambah suatu resistan dari luar secara seri
dengan rotor, yang bertujuan untuk digunakan pada saat starting. Pada
motor – motor berdaya kecil, digunakan metode lain pada
konstruksinya. Terdiri dari batang-batang rotor dengan cincin akhir (end
ring) dalam satu tempat. Bahan yang digunakan adalah alumunium atau
campuran alumunium dengan logam.
Terdapat beberapa karakteristik motor rotor sangkar ,diantarana adalah
sebagai berikut:
Rotor terdiri dari penghantar tembaga yang dipasangkan pada inti
yang solid dengan ujung-ujung dihubung singkat mirip dengan sangkar
tupai.
Kecepatan konstan.
Arus start yang besar yang diperlukan oleh motor menyebabkan
tegangan berfluktuasi.
Arah putaran dapat dibalik dengan menukarkan dua dari tiga line daya
utama pada motor.
Faktor daya cenderung buruk untuk beban yang dikurangi.
Apabila tegangan diberikan pada lilitan stator, dihasilkan medan-
magnet putar yang menginduksikan tegangan pada rotor. Tegangan
tersebut pada gilirannya menimbulkan arus yang besar mengalir pada
rotor. Arus tersebut menimbulkan medan magnet. Medan rotor dan
medan stator cenderung saling menarik satu sama lain. Situasi
tersebut membangkitkan torsi, yang memutar rotor dengan arah yang
sama dengan putaran medan magnet yang dihasilkan oleh stator.
12
Pada saat start, motor akan terus berjalan dengan rugi fase sebagai
motor satu-fase. Arus yang ditarik dari dua lin sisa hampir dua kali,
dan motor akan mengalami panas lebih.
Kecepatan standar motor induksi sangkar-tupai pada dasamya konstan.
Meskipun demikian, motor sangkar-suplai dengan multispeed khusus, diproduksi
dengan lilitan stator pada jumlah kutub yang dapat diubah dengan mengubah
hubungan eksternal. Motor kecepatan banyak (multispeed) ada pada dua atau
lebih kecepatan yang terhitung, yang ditentukan dengan hubungan yang dibuat
pada motor. Motor dua-kecepatan biasanya mempunyai satu lilitan yang dapat
dihubungkan sehingga mempunyai dua kecepatan, salah satunya separuh dari
yang lain.
Pengaturan kecepatan putar motor listrik yang mempunyai kecepatan
lebih dari satu dengan mengubah hubungan kumparan stotornya, berdasarkan
padakumparan-kumparan motor listrik yang digunakan antara lain;
1. Motor listrik dengan kumparan-kumparan terpisah
Pengaturan motor listrik ini hanya dapat dilakukan secara bertahap,
tidak dapat secara kontinyu. Motor listrik ini memiliki kombinasi kecepatan
putar.
2. Motor listrik dengan kumparan yang hubungannya dapat diubah
Setiap kumparan phasa motor listrik ini terbagi dua, setiap bagian dapat
dihubungkan seri atau paralel sesuai dengan pengaturan kecepatan yang
dikehendaki.
Pengaturan kecepatan motor listrik yang mengatur kecepatan dari rendah
ke tinggi akan menghasilkan arus kejut yang jauh lebih kecil dibandingkan di
asut dalam kecepatan tinggi. Sementara penurunan kecepatan dari kecepatan
tinggi ke rendah, maka motor akan akan bekerja sebagai rem listrik. Hubungan
13
kumparan yang banyak digunakan untuk mengatur kecepatan putar motor
Dahlander yaitu:
Hubungan Bintang Ganda-Segitiga
Pada kecepatan putar rendah, kumparannya dihubung bintang (Y) ganda,
sedangkan pada putaran tinggi dihubungkan segitiga karena kopelnya kecil
namun dayanya tetap. Motor listri ini banyak digunakan untuk mesin bubut
dan mesin gulung.
Gambar 9. Hubungan Bintang Ganda-Segitiga
Hubungan Segitiga-Bintang Ganda
Gambar 10. Hubungan Segitiga-Bintang Ganda
Pada kecepatan putar rendah, kumparan motor listrik dihubungkan
segitiga , sedangkan pada putaran tinggi dihubung bintang ganda. Pada
kecepatan tinggi kopel dan dayanya meningkat sebanding dengan
14
kecepatan putar. Motor listrik ini banyak digunakan pada mesin derek, lift,
pompa pluner, kompressor, ban berjalan, dan mesin kerek.
Gambar 11. Hubungan Dahlander dilayani dengan saklar sandung
Gambar diatas memperlihatkan pengawatannya. Penukaran fasanya
dilakukan dalam saklar. Saklar yang digunakan merupakan saklar sandung.
Ada kalanya ujung-ujung kumparan motor ini dikeluarkan dan
dihubungkan dengan 9 terminal.Da lam ha l in i un tuk
mengurang i ke ju t a rus asu tnya , moto r in i dapa t d iasu t
da lam hubungan bintang seperti yang diperlihatkan pada
gambar dibawah ini. Penukaran fasanya dilakukan dalam motor.
Hubungan Bintang Ganda
Pada kecepatan rendah kumparan dihubung bintang, sedangkan pada
kecepatan putar tinggi dihubung bintang rangkap, pada kecepatan tinggi
kopel motor listrik meningkat pangkat tiga. Motor listrik ini banyak digunakan
untuk mesin ventilator dan pompa sentrifugal.
15
Gambar 12. Hubungan Bintang Ganda
Pada motor Dahlender, jumlah kutub statornya dapat diubah
dengan mengubah hubungan belitan pada statornya dengan memakai saklar.
Pengubahan hubungan belitan stator ini dimaksudkan untuk mendapatkan
kecepatan yang berbeda. Contoh : perubuhan hubungan belitan stator
dari segitiga ke bintang ganda
Motor dua kecepatan (Dahlander) dirancang khusus memiliki dua
kelompok belitan yang berbeda. Belitan pertama memiliki delapan pasang
kutub ( p=8, kecepatan 370 Rpm) dengan ujung terminal 1U, 1V dan 1W yang
dihubungkan dengan sumber listrik tiga phasa L1,L2 dan L3. Belitan kedua
memiliki enam pasang kutub (p=6, kecepatan 425 Rpm) dengan ujung belitan
2U, 2V dan 2W.
16
Gambar 13. Rangkaian Belitan Motor dua kecepatan (Dahlander)
Hal yang peru dingat adalah bahwa perbandingan putaran motor Dalender
biasanya 1 : 2 dan rotornya adalah rotor sangkar tupai. Setiap kumparan fasa
motor ini dibagai dua. Bagian bagian ini dapat dihubungkan seri atau
paralel, tergantung kepada kecepatan putar yang dikehendaki. Kombinasi
yang banyak digunakan untuk kecepatan putar diberikan dalam
tabel berikut :
Kecepatan Motor
Dahlander (rpm)1500/3000 750/1500 500/1000
Jumlah Kutub 4/2 3/4 12/6
Penjelasan cara kerja motor dua kecepatan terletak pada cara
pemasangan belitan statornya. Perhatikan belitan stator yang memiliki empat
kutub atau 2 pasang kutub utara–selatan (p=2, kecepatan 1500 Rpm), belitan
stator dihubungkan secara seri. Aliran arus listrik dari L1 menuju terminal 1U
memberikan arus pada koil pertama, secara seri masuk ke koil kedua
menghasilkan dua pasang kutub, terminal 1V terhubung dengan L2, lihat
Gambar 14 (a).
Sedangkan pada pada stator dengan dua kutub atau satu pasang kutub
(p=1, kecepatan 3000 Rpm), belitan stator disambungkan secara paralel.
Aliran arus listrik dari L2 menuju terminal 2V memberikan arus pada koil
pertama, dan koil kedua secara paralel menghasilkan satu pasang kutub saja
dan terminal 1U dan 1V terhubung dengan L1, lihat Gambar 14 (b).
17
Gambar 14. Hubungan Belitan Motor Dahlander
Penjelasan saat (p=2, kecepatan 1500 Rpm) bagian belitan motor
terhubung segitiga dimana sumber daya L1 keterminal 1U, L2 menuju terminal
1V dan L3 terhubung ke terminal 1W. Sementara ujung terminal 2U, 2V dan
2W tidak dibiarkan terbuka, Gambar 15. Perhatikan tiap phasa terdapat dua
belitan yang terhubung secara seri yang akan menghasilkan dua pasang
kutub.
Gambar 15. Hubungan belitan Segitiga Dahlander berkutub empat
(p=2)
Konfigurasi diatas adalah untuk sambungan motor kecepatan rendah
dimana antar jala-jala terdapat 2 kumparan sehingga tahanannya lebih besar
sehingga arus yang masuk menjadi berkurang sehingga kecepatan motor
berkurang.
Pada saat (p=1, kecepatan 3000 Rpm) bagian belitan motor terhubung
secara paralel bintang dimana sumber daya L1 keterminal 2U, L2 menuju
terminal 2V dan L3 terhubung ke terminal 2W. Sementara ujung terminal 1U,
1V dan 1W dihubung singkatkan,Gambar 16. Perhatikan tiap phasa terdapat
dua belitan yang terhubung bintang paralel yang akan menghasilkan satu
pasang kutub saja.
18
Gambar 16. Hubungan belitan Bintang Ganda, berkutub dua (p=1)
Pada gambar di atas tempat masuknya sumber L1-L2-dan L3 diubah
kemudian ujung-ujung kumparan lain dihubung-singkatkan. Jika dicermati dan
ditarik maka akan menjadi rangkaian bintang yang diparalel sebagai berikut:
Gambar 17. Sambungan Dahlander Y Paralel
Sambungan di atas akan membuat arus yang masuk menjadi besar
karena hambatan kumparan yang diparalel semakin kecil sehingga kecepatan
motor menjadi lebih tinggi dari sambungan segitiga.
19
BAB III
KESIMPULAN
Motor asinkron atau motor tidak serempak atau sering pula disebut motor
induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik, dimana motor asinkron bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetik dari kumparan stator kepada kumparan rotornya.
20
Hubungan kumparan yang banyak digunakan untuk mengatur kecepatan
putar adalah Hubungan Bintang Ganda-Segitiga, Hubungan Segitiga-
Bintang Ganda, dan Hubungan Bintang Ganda.
Motor Dahlander adalah jenis motor AC Asinkron dengan 2 putaran atau
lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Siswoyo.2008. Teknik Listrik Industri Jilid 2 untuk SMK. Jakarta :Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20004/3/Chapter%20II.pdf
(diakses pukul 18.10 WITA, 19 Oktober 2013)
21
http://mekatronika-smk.blogspot.com/2012/05/pengaturan-putaran-motor-
listrik-2.html (diakses pukul 18.13 WITA, 19 Oktober 2013)
http://aswarkeong.blogspot.com/2011/04/motor-dahlander-3-fase.html (diakses pukul 18.15 WITA, 19 Oktober 2013)
22