Motor 1 Fasa

64
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Motor Listrik Motor listrik arus bolak-balik diklasifikasikan dengan dasar prinsip pengoperasian sebagai motor asinkron (induksi) atau motor sinkron. Motor induksi adalah jenis motor dimana tidak ada tegangan eksternal yang diberikan pada rotornya, tetapi arus pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara dan pada lilitan rotor untuk menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan magnet stator dan rotor kemudian berinteraksi dan menyebabkan rotor motor berputar. Gambar 2.1 menunjukkan gambar dari motor induksi. Gambar 2.1 Motor Induksi Motor listrik memiliki 2 komponen listrik utama yaitu: a. Rotor, motor induksi menggunakan 2 jenis rotor:

description

motor listrik 1 fasa

Transcript of Motor 1 Fasa

Page 1: Motor 1 Fasa

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Motor Listrik

Motor listrik arus bolak-balik diklasifikasikan dengan dasar prinsip pengoperasian

sebagai motor asinkron (induksi) atau motor sinkron. Motor induksi adalah jenis

motor dimana tidak ada tegangan eksternal yang diberikan pada rotornya, tetapi arus

pada stator menginduksikan tegangan pada celah udara dan pada lilitan rotor untuk

menghasilkan arus rotor dan medan magnet. Medan magnet stator dan rotor kemudian

berinteraksi dan menyebabkan rotor motor berputar. Gambar 2.1 menunjukkan

gambar dari motor induksi.

Gambar 2.1 Motor Induksi

Motor listrik memiliki 2 komponen listrik utama yaitu:

a. Rotor, motor induksi menggunakan 2 jenis rotor:

1. Rotor sangkar tupai, terdiri dari batang penghantar tebal yang dilekatkan

dalam petak-petak slot paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan

pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek.

Page 2: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Motor 1 Fasa

2. Rotor belitan, yang memiliki gulungan 3 fasa, lapisan ganda dan

terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fasa digulungi

kawat pada bagian dalamnya dan ujung lainnya dihubungkan ke cincin kecil

yang dipasang pada batang as dengan sikat yang menempel padanya.

b. Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dan slots untuk membawa

gulungan tiga fasa. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang

tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

2.1.1 Klasifikasi Motor Induksi

Motor induksi dapat diklsifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu:

a. Motor induksi satu fasa. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator,

beroperasi dengan pasokan daya satu fasa, meiliki sebuah motor sangkar tupai,

dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor

ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan

rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan

untuk penggunaan hingga 3 sampai 4HP.

b. Motor induksi tiga fasa. Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan

tiga fasa yang seimbang. Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang

tinggi, dapat berupa sangkar tupai atau gulungan rotor (walaupun 90%

memiliki rotor sangkar tupai), dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa

sekitar 70% motor di industri menggunakan jenis ini. Sebagai contoh pompa,

kompresor, belt conveyor, jaringan listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran

1/3 atau ratusan HP.

Motor induksi tiga fasa membuat medan putar yang dapat menstart motor,

motor satu fasa memerlukan alat pembantu starting. Pada saat motor induksi satu fasa

berputar, motor membangkitkan medan magnet putar. Motor induksi satu fasa lebih

besar ukurannya untuk HP yang sama dibandingkan dengan motor tiga fasa, motor

satu fasa mengalami pembatasan pemakaian dimana daya tiga fasa tidak ada. Apabila

berputar, torsi yang dihasilkan oleh motor satu fasa adalah berpulsa dan tidak teratur,

Page 4: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Motor 1 Fasa

yang mengakibatkan faktor daya dan efisiensi yang rendah dibandingkan dengan

motor banyak fasa.

2.1.2 Prinsip Kerja Motor Induksi

Prinsip kerja dari motor induksi adalah sebagai berikut:

1. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan stator, maka akan timbul

medan putar dengan kecepatan ns = .

2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.

3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul ggl induksi sebesar:

E2s = 4,44 f2N2 (untuk satu fasa)

E2s adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar.

4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, ggl (E) akan

menghasilkan arus (I).

5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.

6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk

memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.

7. Seperti telah dijelaskan pada (3) tegangan induksi timbul karena terpotongnya

batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi

diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns)

dengan kecepatan berputar rotor (nr).

8. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan:

S = x 100%

9. Bila nr = ns , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada

kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel.

Kopel motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.

Page 6: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Motor 1 Fasa

10. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga motor tak serempak atau

asinkron.

2.1.3 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

Untuk mempermudah penganalisaan dengan menggunakan rangkaian-rangakaian

ekivalen, lebih dahulu ditinjau keadaan motor induksi dimana motor induksi sebagai

satu transformator. Pentransferan energi dari stator ke rotor dari satu motor induksi

adalah besaran induksi elektromagnetik, karenanya motor induksi dapat dianggap

sebagai transformator dengan stator merupakan primer dan rotor sebagai rangkaian

sekunder seperti yang terlihat pada gambar 2.2 di bawah ini:

Gambar 2.2 Rangkaian Motor Induksi

Dalam diagram vektor gambar, V1 adalah tegangan fasa stator; R1 dan X1 adalah

tahanan stator dan reaktansi bocor pada lilitan fasa stator. Tegangan (V1)

menghasilkan fluks magnet, dimana primer (stator) dan dalam sekunder (rotor) timbul

tegangan induksi Er (S.E2). Tegangan terminal sekunder tidak ada sebab keseluruhan

tegangan induksi Er telah habis terpakai dalam rangkaian tertutup dari rotor, dengan

demikian:

V1 = E1 + I1 (R1 + X1) ……………………….. (1)

Besarnya Er tergantung pada faktor transformasi tegangan antara stator dan rotor,

dan juga tergantung pada slip. Seakan-akan seluruhnya tegangan Er diserap dalam

impedansi rotor.

Page 8: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Motor 1 Fasa

Er = I2 . Z2 ......................................................... (2)

Atau

Er = I2 . ( R2 + X2 ) …………………………... (3)

Dalam diagram vektor, Io adalah arus primer tanpa beban. Arus ini mempunyai dua

komponen yaitu komponen rugi besi ( Ic ), yang menghasilkan rugi motor, arus

magnetisasi ( Im ) yang menghasilkan fluks magnet.

Dengan demikian:

Io2 = ( Ic )2 + ( Im ) 2 ……………………………… (4)

Umumnya pada transformator, Io adalah kecil. Hal ini disebabkan reaktansi

pada transformator rendah. Seperti halnya pada ransformator, harga sekunder dapat

ditransfer ke primer atau sebaliknya. Peralihan impedansi atau resistansi dari sekunder

ke primer harus dikali dengan a2, sedangkan arus dibagi dengan a. rangkaian ekivalen

motor induksi dimana semua harga stator di transfer ke primer adalah seperti gambar

2.3 di bawah ini:

Gambar 2.3 Rangkaian Motor Induksi

Sedangkan rangkaian ekivalen motor induksi dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi

Page 10: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Motor 1 Fasa

2.1.4 Kerugian Pada Motor Listrik

a). Kerugian panas internal motor listrik

Pada dasarnya setiap motor listrik yang beroperasi cenderung mengeluarkan panas.

Panas ini timbul oleh karena adanya kerugian-kerugian daya yang dihasilkan motor

listrik.

Kerugian ini antara lain:

1. Rugi-rugi inti, yaitu energi yang diperlukan untuk memagnetisasikan beban inti

(histerisis) dan kerugian-kerugian karena timbulnya arus listrik yang kecil yang

mengalir pada inti (arus eddy).

2. Rugi-rugi tembaga, yaitu rugi-rugi panas (I²R) pada lilitan stator karena arus

listrik (I) mengalir melalui penghantar kumparan dengan tahanan (R).

3. Kerugian fluks bocor, yaitu akibat dari fluks bocor yang diinduksikan oleh arus

beban bervariasi sebagai kuadrat arus beban.

4. Kerugian angin dan gesekan, kerugian ini diakibatkan oleh gesekan angin dan

bantalan terhadap putaran motor.

b). Panas eksternal motor listrik

Dalam melakukan tugas operasinya, motor listrik sebagai sumber tenaga mekanik

untuk penggerak haruslah dilindungi terhadap gangguan-gangguan eksternal, yang

dapat menimbulkan panas pada motor listrik saat beroperasi.

Gangguan-gangguan eksternal itu antara lain:

1. Gangguan mekanik, meliputi:

a. Bantalan (bearing) yang sudah aus.

b. Salah satu tegangan fasa terbuka akibat kontaktor yang rusak.

c. Kumparan stator yang terhubung singkat.

Page 12: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Motor 1 Fasa

2. Gangguan fisik sekeliling, meliputi:

a. Terjadi kerusakan akibat terbentur sesuatu sehingga terjadi perubahan fisik

pada motor listrik.

b. Suhu kamar dimana motor listrik tersebut dioperasikan.

c. Pendinginan (kipas) motor yang tidak baik.

3. Gangguan dalam operasi dari sistem keseluruhan

a. Akibat pembebanan lebih.

b. Akibat pengasutan motor listrik.

c). Kenaikan suhu pada kumparan.

Bila arus listrik (I) mengalir dalam rangkaian dengan tahanan (R) selama t detik, nilai

kalorifik J (Joule) adalah:

J = I2.R.t (Joule) ……………… (5)

Oleh karena itu, bila motor listrik dijalankan, suhu motor akan naik sebanding

dengan waktu kerjanya sehingga jika motor beroperasi, kenaikan suhunya dapat

diketahui dengan mengukur tahanan kumparan sebelum dan sesudah dioperasikan

selama waktu tertentu dengan menggunakan persamaan:

= ………... (6)

Dimana: Rc = Tahanan kumparan sebelum dioperasikan (Ohm)

Rh = Tahanan kumparan setelah dioperasikan (Ohm)

α = Koefisien temperatur tahanan dari tembaga (0,00428 Ohm/°C)

t1 = Temperatur ruang awal (°C)

t2 = Temperatur setelah beroperasi (°C)

Page 14: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Motor 1 Fasa

2.1.5 Isolasi Motor Listrik

Isolasi motor listrik diklasifikasikan dengan huruf sesuai dengan kemampuannya

masing-masing terhadap suhu untuk bertahan tanpa penurunan yang serius dari alat

isolasinya. Ukuran suhu kerja isolasi didasarkan pada suhu kamar 40° Celcius. Tabel

2.1 menunjukkan kenaikan suhu diatas suhu kamar untuk klas-klas isolasi.

Dengan mempertimbangkan bahwa air mendidih pada 100° Celcius dan suhu

di bawahnya dimana motor yang bekerja dapat mentolerir, meskipun sebagian besar

tidak akan terbakar atau meleleh jika batas ini dilampaui, maka umur pemakaian

isolasi akan sangat berkurang. Jenis isolasi motor yang paling umum digunakan adalah

klas B.

Tabel 2.1 Klasifikasi Isolasi Motor

Jenis Motor IsolasiKlas B Klas F Klas H

Motor tanpa SF. 80°C 105°C 125°CKenaikan suhu pada beban yang dirancang.Motor dengan SF 1,15. Kenaikan suhu

pada 115% beban. 90°C 115°C 135°C

2.2 Sensor Suhu IC LM35

Page 16: Motor 1 Fasa

Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk

magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan

pengertian dari tranduser itu sendiri adalah alat yang

bentuk ke bentuk yang lain.

mengubah variasi mekanis,

dan arus listrik. Sedangkan

mengubah energi dari satu

Sensor suhu bekerja untuk mendeteksi temperatur dari objek dan mengirimkan

sinyal tegangan yang sesuai dengan keadaan suhu objek yang dipantau tersebut. Ada

empat jenis utama sensor suhu yang biasa digunakan yaitu termocouple, detector suhu

tahanan (Resistance Temperature Detector = RTD), termistor dan sensor IC.

IC (Integrated Circuit) adalah rangkaian elektronis lengkap yang dimasukkan

dalam satu chip silikon. Walaupun bentuknya biasanya tidak lebih besar dari

transistor, IC dapat berisi sedikitnya ratusan atau ribuan transistor, diode, tahanan dan

Page 17: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Motor 1 Fasa

kapasitor bersama-sama penghantar listrik yang diproses dan diisikan seluruhnya di

dalam satu chip silikon (Gambar 2.5).

Gambar 2.5 IC (Integrated Circuit)

IC LM35 merupakan rangkaian terpadu sensor suhu yang mana tegangan

keluarannya berbanding lurus dengan suhu yang ditera dalam satuan derajat celcius

(°C). Adapun spesifikasi dari IC LM35 adalah sebagai berikut:

1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10

mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam Celcius.

2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC

3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.

4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.

6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC

pada udara diam.

7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

IC LM35 dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut:

Gambar 2.6 IC LM35

Page 19: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Motor 1 Fasa

2.3 Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler adalah pusat kerja dari suatu sistem elektronika seperti halnya

mikroprosesor sebagai otak komputer. Adapun nilai plus bagi mikrokontroler adalah

terdapatnya memori dan port input/output dalam suatu kemasan IC yang kompak.

Kemampuannya yang programmable, fitur yang lengkap seperti ADC internal,

EEPROM internal, port I/O, komunikasi serial, juga harga yang terjangkau

memungkinkan mikrokontroler digunakan pada berbagai sistem elektronik, seperti

pada robot, automasi industri, sistem alarm, peralatan telekomunikasi, hingga sistem

keamanan. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua

instruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar instruksi dalam 1 (satu) siklus

clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock. Hal ini

terjadi karena kedua jenis mikrokontroler tersebut memiliki arsitektur yang berbeda.

AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), sedangkan seri

MCS51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum,

AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 klas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx,

keluarga ATMega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membeda-bedakan masing-

masing klas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan

instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hamper sama. Piranti dapat

diprogram secara in-system programming (ISP) dan dapat diprogram berulang-ulang

selama 10.000 kali baca/tulis didalam sistem.

Page 21: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Motor 1 Fasa

2.3.1 Arsitektur ATMega8535

Gambar 2.7 Blok Diagram Fungsional ATMega8535

Page 23: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Motor 1 Fasa

Dari gambar 2.7 dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian-bagian sebagai

berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.

8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat deprogram saat operasi.

11. Antarmuka komparator analog.

12. Port USART untuk komunikasi serial.

2.3.2 Fitur ATMega8535

Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:

1. Sistem processor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.

2. kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM

(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.

3. ADC internal dengan resolusi 10 bit sebanyak 8 channel.

4. Port komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

5. Mode sleep untuk penghematan penggunaan daya listrik.

Page 25: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Motor 1 Fasa

2.3.3 Konfigurasi Pin ATMega8535

Konfigurasi pin ATMega8535 dapat dilihat pada gambar 2.8 di bawah ini:

Gambar 2.8 Pin ATMega8535

Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin

ATMega8535, sebagai berikut:

1. VCC merupakan PIN yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.

2. GND merupakan Pin Ground.

3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC. Setiap pinnya

menyediakan internal pull up resistor yang dapat diatur per bit. Outputnya dapat

menyalakan LED secara langsung.

4. Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus

yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI.

5. Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus,

yaitu komparator analog dan Timer Oscillator.

6. Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan pin fungsi khusus yaitu komparator

analog dan interrupt eksternal serta komunikasi serial.

7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.

Page 27: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Motor 1 Fasa

8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.

9. AVCC merupakan pin masukan untuk tegangan ADC.

10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC.

2.4 Modul LCD (Liquid Crystal Display)

LCD yang digunakan adalah jenis LCD M1632, yang merupakan modul LCD dengan

tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi

dengan desain mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD.

Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang berfungsi sebagai pengendali LCD

memiliki CGROM, CGRAM, dan DDRAM. Berikut bagian-bagian dari LCD M1632.

1. DDRAM (Display data Random Accsee Memory) merupakan memori tempat

karakter yang ditampilkan berada. Contoh untuk karakter ‘L’ atau 4CH yang

ditulis pada alamat 00, karakter tersebut akan tampil pada baris pertama dan

kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut ditulis pada alamat 40,

maka karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom pertama dari LCD.

2. CDRAM (Character Generator Random Acces Memory) merupakan memori

untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat

diubah-ubah sesuai keinginan. Namun, memori akan hilang saat power supply

tidak aktif sehingga pola karakter akan hilang.

3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk

menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut sudah ditentukan

secara permanent dari HD44780 sehingga pengguna tidak dapat mengubahnya

lagi. Namun, oleh karena ROM bersifat permanen, pola karakter tersebut tidak

akan hilang walaupun power supply tidak aktif.

Page 29: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Motor 1 Fasa

2.4.1 Konfigurasi Pin LCD

Untuk keperluan antarmuka suatu komponen elektronik dengan mikrokontroler, perlu

diketahui fungsi dari setiap kaki pada LCD. Gambar 2.9 menunjukkan modul LCD

karakter 2x16.

Gambar 2.9 Modul LCD karakter 2x16

Dari gambar diatas dapat dijelasakan fungsi dari setiap kaki pada LCD, sebagai

berikut:

1. Kaki 1 (GND)

Kaki ini dihubungkan dengan tegangan +5 Volt yang merupakan tegangan

untuk sumber daya dari HD44780 (khusus untuk modul M1632 keluaran

hitachi, kaki ini adalah VCC)

2. Kaki 2 (VCC)

Kaki ini dihubungkan dengan tegangan 0 volt (ground) dan modul LCD

(khusus untuk modul M1632 keluaran hitachi, kaki ini adalah GND)

3. Kaki 3 (VEE/VLCD)

Tegangan pengatur kontras LCD, kaki ini terhubung pada V5. Kontras

mencapai nilai maksimum pada saat kondisi kaki ini pada tegangan 0 volt.

4. Kaki 4 (RS)

Register Select, kaki pemilih register yang akan diakses. Untuk akses ke

register data, logika dari kaki ini adalah 1 dan untuk akses ke register perintah,

logika dari kaki ini adalah 0.

Page 31: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Motor 1 Fasa

5. Kaki 5 (R/W)

Logika 1 pada kaki ini menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode

pembacaan dan logika 0 menunjukkan bahwa modul LCD sedang pada mode

penulisan. Untuk aplikasi yang tidak memerlukan pembacaan data pada modul

LCD, kaki ini dapat dihubungkan langsung ke ground.

6. Kaki 6 (E)

Enable Clock LCD, kaki ini mengaktifkan clock LCD. Logika 1 pada kaki ini

diberikan pada saat penulisan atau pembacaan data.

7. Kaki 7-14 (D0-D7)

Data bus, kedelapan kaki modul LCD ini adalah bagian dimana aliran data

sebanyak 4 bit atau 8 bit mengalir saat proses penulisan maupun pembacaan

data.

8. Kaki 15 (Anoda)

Berfungsi untuk tegangan positif dari backlight modul LCD sekitar 4,5 volt

(hanya terdapat untuk M1632 yang memiliki backlight).

9. Kaki 16 (Katoda)

Tegangan negatif backlight modul LCD sebesar 0 volt (hanya untuk M1632

yang memiliki backlight).

2.5 Perangkat Lunak

2.5.1 Karakter dalam BASCOM

Dalam program BASCOM, karakter dasarnya terdiri atas karakter alphabet (A-Z dan

a-z), karakter numeric (0-9), dan karakter special (lihat tabel 2.2).

Page 33: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Motor 1 Fasa

Tabel 2.2 Karakter Spesial

karakter Nama

Blank

‘ Apostrophe

* Asterisk (symbol perkalian)

+ Plus sign

, Comma

- Minus sign

. Period (decimal point)

/ Slash (division symbol) will be handled as\

: Colon

“ Double quotation mark

; Semicolon

< Less than

= Equal sign (assignment symbol or relational operator)

> Greater than

\ Backspace (integer or word division symbol)

2.5.2 Tipe Data

Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya

tampungnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan memori mikrokontroler. Tabel

2.3 adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya.

Tabel 2.3 Tipe data BASCOM

Tipe Data Ukuran (byte) Range

Bit 1/8 -

Byte 1 0 – 255

Integer 2 -32,768 - +32,767

Word 2 0 – 65535

Long 4 -214783648 - +2147483647

Single 4 -

String hingga 254 byte -

Page 35: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Motor 1 Fasa

2.5.3 Variabel

Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau

penampungan data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung

data hasil pembacaan register, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang

menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.

Dalam BASCOM, ada beberapa aturan dalam penamaan sebuah variable:

1. Nama variabel maksimum terdiri atas 32 karakter.

2. Karakter biasa berupa angka atau huruf.

3. Nama variabel harus dimulai dengan huruf.

4. Variabel tidak boleh menggunakan kata-kata yang digunkan oleh BASCOM seagai

perintah, pernyataan, internal register, dan nama operator (AND, OR, DIM, dan

lain-lain).

Sebelum digunakan, maka variable harus dideklarasikan terlebih dahulu.

Dalam BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variable (data).

Cara pertama adalah menggunakan pernyataan ‘DIM’ (dimensi) diikuti nama tipe

datanya. Contoh pendeklarasian menggunakan DIM sebagai berikut:

Dim nama as byte

Dim tombol1 as integer

Dim tombol2 as word

Dim tombol3 as word

Dim tombol4 as word

Dim Kas as string*10

2.5.4 Alias

Dengan menggunakan alias, variable yang sama dapat diberikan nama yang lain.

Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan

untuk mengganti nama variable yang telah baku, seperti port mikrokontroler.

LEDBAR alias PortA.1

Page 37: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Motor 1 Fasa

Tombol1 alias PinB.1

Tombol2 alias PinB.2

Dengan deklarasi seperti diatas, perubahan pada tombol akan mengubah

kondisi PortA.1. Selain mengganti nama port, kita dapat pula menggunakan alias

untuk mengakses bit tertentu dari sebuah variable yang telah dideklarasikan.

Dim LedBar as byte

Led1 as LedBar.0

Led2 as LedBar.1

Led3 as LedBar.2

2.5.5 Konstanta

Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula konstanta. Konstanta

meruupakan variabel pula. Perbedaannya dengan variable biasa adalah nilai yang

dikandung tetap. Dengan konstanta, kode program yang kita buat akan lebih mudah

dibaca dan dapat mencegah kesalahan penulisan pada program kita. Misalnya, kita

akan lebih mudah menulis phi daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variable,

agar konstanta bisa dikenali oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu.

Berikut adalah cara pendeklarasian sebuah konstanta.

Dim A As Const 5

Dim B1 As Const &B1001

Cara lain yang paling mudah:

Const Cbyte = &HF

Const Cint = -1000

Const Csingle = 1.1

Const Cstring = “test”

2.5.6 Array

Dengan array, kita dapat menggunakan sekumpulan variable dengan nama dan tipe

yang sama. Untuk mengakses variable tertentu dalam array, kita harus menggunakan

indeks. Indeks harus berupa angka dengan tipe data byte, integer, atau word. Artinya,

nilai maksimum sebuah indeks sebesar 65535.

Page 39: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Motor 1 Fasa

Proses pendeklarasian sebuah array variabel sama dengan variabel, namun

perbedaannya kita pun mengikutkan jumlah elemennya. Berikut adalah contoh

pemakaian array:

Dim kelas(10) as byte

Dim c as Integer

For C = 1 To 10

a© = c

PortA.1 = a©

Next

Program diatas membuat sebuah array dengan nama ‘kelas’ yang berisi 10

elemen (1-10) dan kemudian seluruh elemennya diisikan dengan nilai c yang

berurutan. Untuk membacanya, kita menggunakan indeks dimana elemen disimpan.

Pada program diatas, elemen-elemen arraynya dikeluarkan ke PortA.1 dari

mikrokontroler.

2.5.7 Operasi-Operasi Dalam BASCOM

Pada bagian ini akan dibahas tentang cara menggabungkan, memodifikasi,

membandingkan, atau mendapatkan informasi tentang sebuah pernyataan dengan

menggunakan operator-operator yang tersedia di BASCOM dan bagaimana sebuah

pernyataan terbentuk dan dihasilkan dari operator-operator berikut:

a. Operator Aritmatika

Operator digunakan dalam perhitungan. Operator aritmatika meliputi +

(tambah), - (kurang), / (bagi), dan * (kali).

b. Operator Relasi

Operator berfungsi membandingkan nilai sebuah angka. Hasilnya dapat

digunakan untuk membuat keputusan sesuai dengan program yang kita buat.

Operator relasi meliputi:

Page 41: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Motor 1 Fasa

Tabel 2.4 Operator Relasi

Operator Relasi Pernyataan

= Sama dengan X = Y

<> Tidak sama dengan X <> Y

< Lebih kecil dari X < Y

> Lebih besar dari X > Y

<= Lebih kecil atau sama dengan X <= Y

>= Lebih besar atau sama dengan X >= Y

c. Operator Logika

Operator digunakan untuk menguji sebuah kondisi atau memanipulasi bit dan

operasi bolean. Dalam BASCOM, ada empat buah operator logika, yaitu AND,

OR, NOT, dan XOR. Operator logika bisa pula digunakan untuk menguji

sebuah byte dengan pola bit tertentu, sebagai contoh:

Dim A As Byte

A = 63 And 19

Print A

A = 10 or 9

Print A

Output

16

11

d. Operator Fungsi

Operasi fungsi digunakan untuk melengkapi operator yang sederhana.

2.6 Rele Pengendali Elektromekanis

Rele pengendali elektromekanis (an electrokaamechanical relay = EMR) adalah

saklar magnetis. Rele ini menghubungkan rangkaian ON atau OFF dengan pemberian

energi elektromagnetis, yang membuka dan menutup kontak pada rangkaian. EMR

mempunyai variasi aplikasi yang luas baik pada rangkaian listrik maupun elektronis.

Page 43: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Motor 1 Fasa

Rele biasanya hanya mempunyai satu kumparan, tetapi rele dapat mempunyai

beberapa kontak. Jenis EMR diperlihatkan pada Gambar 2.10. Rele elektromekanis

berisi kontak diam dan kontak bergerak. Kontak yang bergerak dipasangkan pada

plunger. Kontak ditunjuk sebagai Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).

Apabila kumparan diberi tenaga, terjadi medan elektromagnetis. Aksi dari medan pada

gilirannya menyebabkan plunger bergerak pada kumparan menutup kontak NO dan

membuka kontak NC. Jarak gerak plunger biasanya pendek, yaitu sekitar ¼ in atau

kurang.

Kontak NO akan membuka ketika tidak ada arus mengalir pada kumparan,

tetapi tertutup secepatnya setelah kumparan menghantarkan arus atau diberi tenaga.

Kontak NC akan tertutup apabila kumparan tidak diberi daya dan membuka ketika

kumparan diberi daya.

Kontak terbuka normal

Kontak tertutup normal

Simbol Simbol

Koil relai

CR

Simbol

Plunger

Gambar 2.10 Rele Elektromekanis (Electromechanical Relay = EMR)

Page 45: Motor 1 Fasa

Universitas Sumatera Utara