Motivasi Dan Latar Belakang

download Motivasi Dan Latar Belakang

If you can't read please download the document

description

98

Transcript of Motivasi Dan Latar Belakang

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A SPalmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200Fax. 5347743=============================================KOMPAS Kamis, 04-06-1998. Halaman: 13 Soal Kerusuhan Mei MOTIVASI DAN LATAR BELAKANG HARUS DIUNGKAPJakarta, Kompas Persidangan Mahkamah Militer (Mahmil) terhadap 18 prajurit Polri yang menembak empat mahasiswa Trisakti hingga tewas Sabtu (6/6) harus mampu mengungkapkan motivasi dan latar belakang terjadinya penembakan, yang kemudian berlanjut menjadi kerusuhan sosial. Persidangan hendaknya tidak menggiring bahwa tewasnya mahasiswa itu hanya karena unsur ketidaksengajaan, kesalahan prosedur, atau melampaui perintah atasan. Demikian dikatakan Direktur Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) Hendardi kepada Kompas di Jakarta, Rabu. Hendardi menyatakan, peristiwa penculikan aktivis, penembakan mahasiswa, dan kerusuhan 14-15 Mei merupakan satu kesatuan. "Saya sependapat dengan Komnas HAM," ujar Hendardi yang ikut menjadi Tim Pencari Fak-ta (TPF) Trisakti. Hendardi melihat ada upaya mengarahkan bahwa penembakan hanyalah karena ketidaksengajaan. Misalnya, adanya prajurit yang membawa peluru tajam, setelah latihan menembak. "Kalau memang tidak sengaja mengapa ada snipper segala, atau mengapa aparat yang menembak dengan senjata memakai teleskop. Bagi saya itu adalah pembunuhan yang motivasinya harus diungkap," kata Hendardi seraya menambahkan, kemungkinan adanya unsur kesengajaan tetap harus dibuka. Menurut Hendardi, peristiwa penculikan aktivis, penembakan mahasiswa Trisakti yang berlanjut dengan kerusuhan sosial yang membuat chaos, dilakukan kelompok terorganisir, merupakan rangkaian peristiwa yang tak berdiri sendiri. "Itu merupakan rangkaian kegiatan dengan kepentingan tertentu atau menempatkan masyarakat pada tingkat psikologi tertentu," kata Hendardi. Ia mengakui melihat sendiri para penjarah didatangkan dengan truk, kemudian ada yang memberikan komando untuk menjarah atau membakar, di mana pada saat tersebut tidak ada aparat sama sekali. "Adanya fakta telanjang ini, nggak bisa dilihat sebagai kebetulan-kebetulan," katanya. Rangkaian peristiwa itu, demikian Hendardi, harus diungkap tuntas, termasuk menemukan orang yang mengorganisasikannya. Minimal, Panglima ABRI harus menjelaskan lebih dahulu, mengapa pada tanggal 14 Mei 1998, hampir tidak ada pasukan ABRI sama sekali, di mana kerusuhan begitu meluas. "Baru setelah Jakarta hancur, tampak Pangdam Jaya memberikan instruksi-instruksi kepada prajurit seperti yang tampak di televisi," ujarnya. Hendardi juga mempertanyakan mengapa para penjarah yang tertangkap hanya diminta untuk mengembalikan barangnya. "Menjarah 'kan tindakan kriminal, kenapa dibiarkan saja," ujarnya. (bdm)