Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

download Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

of 6

Transcript of Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

  • 5/19/2018 Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

    1/6

    ISSN: 1693-1246Juli 2010 JP F I

    http://journal.unnes.ac.id

    Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 98-103

    USAHA MENGURANGI TERJADINYA MISKONSEPSI FISIKA MELALUIPEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF

    Mosik*, P. Maulana

    Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang (UNNES),Semarang, Indonesia

    Diterima: 8 Maret 2010. Disetujui: 5 April 2010. Dipublikasikan: Juli 2010

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruhyang signifikan terhadap miskonsepsi.. Pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitif ini merupakansalah satu pembelajaranyang dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dalam penelitian ini pembelajaran pada kelompokeksperimen menggunakan pendekatan konflik kognitif, dan kelas kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : metode dokumentasi dan metode tes. Untuk pengujian hipotesis dilakukan

    denganmenggunakan uji t-tes.. Ternyata dari hasil perhitungan uji perbedaandua rata-rata hasil belajar dapat disimpulkan bahwapendekatankonflik kognitif dalampembelajaran fisika mempunyai pengaruh yangsignifikanterhadaphasilbelajar fisika.

    ABSTRAK

    ABSTRACT

    The goal of the research is to know wether or not a cognitive conflict approach in physics has a significant influence inmisconception. The cognitive conflict approach is a learning process which provides students to develop their knowledge. In thisresearch two groups were observed. The first group called experiment group was treated with cognitive conflict approach and theother group called control group was treated with conventional learning process. Collecting data methods used in this researchwere documentation andtest method.T-test wasused to analyze thehypothesis. Based on theanalysis results it canbe concludedthatcognitiveconflictapproachhasa significant influenceon students' learning result.

    2010 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

    Keywords: cognitiveconflict;physics learning process;misconception in physics

    PENDAHULUAN

    Miskonsepsi fisika dapat terjadi pada siapa saja disetiap jenjang pendidikan, baik pada siswa sekolahdasar, sekolah menengah, mahasiswa, bahkan guruataupun dosen. Dalam KTSP, fisika merupakan matapelajaran yang lebih banyak memerlukan pemahaman.Hal ini dilakukan melalui kegiatan pembelajaran disekolah menengah yang dapat dijadikan sebagai modalpenguasaan ilmu dan teknologi pada pendidikanselanjutnya. Agar penguasaan standar kompetensidapat tercapai maka siswa harus dapat memahami

    konsep-konsep sub pokok bahasantertentu dalam suatukegiatan pembelajaran. Menurut Van Den Berg (1991)siswa tidak memasuki pelajaran dengan kepala kosongyang dapat diisi dengan pengetahuan. Tetapi sebaliknyakepala siswa sudah penuh dengan pengalaman danpengetahuan yang berhubungan dengan pelajaran yangdiajarkan. Intuisi siswa mengenai suatu konsep yangberbeda dengan ilmuwan fisika ini disebut denganmiskonsepsi. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan padasaat mempelajari suatu konsep. Berdasarkan penelitianMustafa Baser (2006) tentang pengembanganperubahan konsep dengan pembelajaran konflik kognitifpada pemahaman siswa tentang konsep suhu dan kalor,

    hasil uji menunjukan bahwa skor rata-rata postes siswa

    di kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol padaakhir pembelajaran tentang pemahaman konsep suhudankalor.

    Secara spesifik Van Den Berg (1991) dalampenelitiannya menyatakan bahwa pendekatan konflikkognitif dalam pembelajaran fisika cukup efektif untukmengatasi miskonsepsi pada siswa dalam rangkamembentuk keseimbangan ilmu yang lebih tinggi.Rangsangan konflik kognitif dalam pembelajaran fisikaakan sangat membantu proses asimilasi menjadi lebihefektif dan bermakna dalam pergulatan intelektualitassiswa. Untuk itu pendekatan konflik kognitif perludilakukan dalam strategipembelajaranfisika.

    Tujuan dari penelitian ini adalah apakahpendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisikamempunyai pengaruh yang signifikan terhadapmiskonsepsi fisika dan apakah pendekatan konflikkognitif dalam pembelajaran fisikamempunyai pengaruhyangsignifikan terhadaphasil belajar fisika.

    Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Semarang.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelasVII semester 2 SMP Negeri 1 Semarang yang terdiri dari

    288 siswa dan terbagi dalam delapan kelas dan masing-masing kelas terdiri dari 36 siswa. Sedangkansampelnya adalah siswa kelas VII E sebagai kelaseksperimen dan VIIC sebagaikelaskontrol.

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen

    METODE

    *Alamat korespondensi:Jl. Tumpang X/15, SemarangTelp/Fax. +62248442145Email: [email protected]

  • 5/19/2018 Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

    2/6

    dengan langkah sebagai berikut : kondisi awal keduasampel diberi pretes, setelah itu kelas eksperimenmendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatankonflik kognitif dan kelas kontrol menggunakan modelpembelajaran konvensional. Pada kondisi akhir

    dilakukan postes untuk kedua kelas, hal ini bertujuanuntuk mengetahui apakah pendekatan konflik kognitifdalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yangsignifikanterhadapmiskonsepsi.

    Indikator dalam penelitian ini adalah penguasaanmateri pelajaran dengan miskonsepsi sedikit mungkin.Untuk mengukur indikator tersebut dilakukan melaluitest.

    Pengumpulan data menggunakan metodedokumentasi, dan metode tes. Metode dokumentasidigunakan untuk mengumpulkan daftarnama siswa, dandaftar nilai IPA semester 1 kelas VII tahun pelajaran2008/2009. Metode tes digunakan untuk mengukuraspek kognitif siswa. Tes yang digunakan adalah tesobjektif beralasan yaitu tes bentuk pilihan ganda dengan4 pilihanjawabandisertaidenganalasan.

    Analisis data dilakukan dalam dua tahap

    diantaranya (1) analisis data sebelum penelitian meliputianalisis data nilai IPA semester 1 kelas VII tahunpelajaran 2008/2009 dan data pretes. (2) analisis datasetelah penelitian yaitu analisis terhadap data postes.Analisis data sebelum penelitian digunakan sebagai

    syarat dalam pengambilan sampel yaitu dengan mengujihomogenitas populasi, dan juga untuk mengetahuikeadaan awal kedua kelompok sebelum diadakanperlakuan. Analisis data setelah penelitian digunakanuntuk mengetahui keadaan akhir kedua kelompoksetelah diadakan perlakuan. Selain itu digunakan untukmenguji hipotesis penelitian yaitu dengan melakukan ujinormalitas, uji perbedaan dua rata-rata terhadap derajatmiskonsepsidandatapostes.

    Setelah dilakukan pretes didapatkan derajatmiskonsepsi dan nilai pretes. Hal ini dapat dilihat padaGambar 1 yang menggambarkan derajat miskonsepsikelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum penelitian.

    Hasil Pretes

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambar 2.Grafik nilai pretes (hasil belajar) responden.

    Gambar 1. Grafik derajat miskonsepsi responden sebelumpenelitian

    99Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan ...Mosik*, P. Maulana -

  • 5/19/2018 Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

    3/6

    Selain itu Gambar 2 yang menggambarkan nilai preteskelas eksperimendankelas kontrol.

    Setelah dilakukan postes didapatkan derajatmiskonsepsi dan nilai postes. Hal ini dapat dilihat pada

    Gambar 3 yang menggambarkan derajat miskonsepsikelas eksperimen dan kelas kontrol setelah penelitian.Selain itu Gambar 4 yang menggambarkan nilai posteskelas eksperimendankelas kontrol.

    Gambar3. Grafik derajatmiskonsepsi responden setelahpenelitian.

    Gambar4.Grafik nilai postes (hasil belajar) respondensetelahpenelitian

    PEMBAHASAN

    Sebelum pembelajaran dimulai, kelas eksperimendankelas kontrol diberi pretes yang sama dengan tujuanuntuk mengetahui apakah kedua kelompok berangkatdari keadaan yang sama atau tidak. Dari hasil pretesdidapatkan nilai pretes kelas eksperimen dan kelaskontrol adalah homogen. Hal ini dapat dilihat padaGambar 2 yang menunjukkan nilai pretes kelaseksperimen dan kelas kontrol terlihat hampir sama. Daridata pretes maka akan didapatkan derajat miskonsepsikelas eksperimen dan kelas kontrol. Seperti halnya nilaipretes, grafik derajat miskonsepsi kelas eksperimen dan

    kelas kontrol nilainya hampir sama. Pada Gambar 1dapat dilihat bahwa derajat miskonsepsi kelaseksperimen dankelas kontrol jugahomogen.

    Setelah pembelajaran kalor, kelas eksperimen dankelas kontrol diberi postes yang sama dengan tujuan

    untuk mengetahui apakah pendekatan konflik kognitifdalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap miskonsepsi fisika dan hasil belajarfisika atau tidak. Dari nilai postes didapatkan derajatmiskonsepsi yang akhirnya dianalisis untuk mengujihipotesis penelitian dengan analisis data setelahpenelitian yang meliputi uji normalitas dan uji perbedaanduarata-rata.

    Pada uji normalitas derajat miskonsepsi setelahpenelitian dan data postes, kedua kelas yang digunakansebagai sampel berdistribusi normal. Secara signifikandihitung menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%.Berdasarkan hasil uji perbedaan dua rata-rata derajat

    miskonsepsi diperoleh thitung = -2,53 dan dengan tarafsignifikansi5 %,dk= 36+36-2 = 70diperolehtabel= 1,99,Dengan demikian thitung< ttabel, maka hipotesis Hoditerima. Oleh karena Ha ditolak berarti rata-ratamiskonsepsi kelas eksperimen lebih kecil dari pada kelas

    100 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 98-103

  • 5/19/2018 Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

    4/6

    kontrol. Dengan demikian hipotesis penelitian yangmenyatakan bahwa rata-rata miskonsepsi kelaseksperimen lebih kecil dari pada kelas kontrol diterima.Hal ini dapat dilihat pada gambar 3 dimana terlihatmiskonsepsi kelas eksperimen lebih kecil dari kelas

    kontrol. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwapendekatan konflik kognitif dalam pembelajaran fisikamempunyai pengaruh yang signifikan terhadapmiskonsepsifisika.

    Miskonsepsi didefinisikan sebagai kesalahanpemahaman yang mungkin terjadi selama atau sebagaihasil dari pengajaran yang baru saja diberikan,berlawanan dengan konsepsi-konsepsi ilmiah yangdibawa atau berkembang dalam waktu lama. Van DenBerg (1991) menjelaskan bahwa miskonsepsi adalahpola berfikir yang kosisten pada suatu situasi ataumasalah yang berbeda-beda tetapi pola berfikir itusalah.Atau dengan kata lain konsepsi siswa bertentangandengan konsep fisikawan, biasanya menyangkuthubungan antar konsep.

    Sedangkan menurut psikologi kognitif, timbulnyamiskonsepsi disebabkan adanya asimilasi danakomodasi pada otak manusia dalam menanggapi danmemahami informasiyangbaruditerimanya.Dalam VanDen Berg (1991), Piaget menyatakan bahwa denganasimilasi dan akomodasi, informasi baru yang masuk keotakdiubahsampai cocok denganstrukturotak.

    Sebelum belajar fisika, dalam struktur kognitifsiswa telah terbentuk sebagai pra konsepsi mengenaiperistiwa dan pengertian tentang konsep-konsep fisika.Hal yang perlu disadari adalah bahwa belum tentu prakonsepsi tersebut benar dansesuai denganpengalaman

    nyata. Dalam kondisi semacam ini, jika konsep-konsepbaru langsung saja dimasukan dalam struktur kognitifsiswa akan terjadi pencampuran konsep lama (yangbelum tentu benar) dan konsep baru yang mungkin jugabelum tentu dipahami secara benar pula. Akibatpencampuran ini menjadikan pengertian yang salah danakanmenyebabkankesulitanbelajarsiswadalam belajarfisika.

    Struktur kogniti f siswa dapat mengalamireorganisasi untuk menyesuaikan dengan informasiyang baru diterimanya (akomodasi). Hal ini berartikesalahan konsep yang telah menyatu dalam pikiransiswa dapat diperbaiki dengan memanfaatkan terjadinya

    proses akomodasi. Harapannya adalah agar siswamelakukan reorganisasi struktur kognitif sehingga terjadipergeseran miskonsepsi yang salah menuju konsepsiyangbenar.

    Pendekatan konflik kognitif dikembangkan daripandangan Piaget bahwa siswa secara aktif melakukanreorganisasi pengetahuan yang telah tersimpan dalamstruktur kognitifnya dengan melakukan adaptasi berupaproses asimilasi dan akomodasi. Menurut Van Den Berg(1991) bahwa asimilasi adalah suatu proses dimanainformasi yang masuk ke otak disesuaikan sampai cocokdengan struktur otak itu sendiri. Sedangkan akomodasiadalah proses perubahan struktur otak karena hasil

    pengamatanatauinformasi baru.Lebih lanjut Posner dalam Suparno (1997)menjelaskan tentang asimilasi danakomodasi, yaitu adadua tahap yang dilakukan dalam proses belajar untukperubahan konsep. Tahap pertama adalah asimilasi dantahap kedua adalah akomodasi. Dengan asimilasi siswa

    menggunakankonsep-konsep yangtelah mereka punyaiuntuk berhadapan dengan fenomena baru. Denganakomodasi siswa mengubah konsepnya yang tidakcocok lagi dengan fenomena baru yang mereka hadapi.Hal ini sejalan dengan teori belajar bermakna dari

    Ausubel, belajar bermakna terjadi bila pelajar mencobamenghubungkan fenomena baru ke dalam strukturpengetahuan mereka. Ini terjadi melalui belajar konsep,dan perubahan konsep yang ada akan mengakibatkanpertumbuhan dan perubahan struktur konsep yang telahdipunyaisiswa.

    Berdasarkanhal tersebutdiatasdapat disimpulkanbahwa dalam otak siswa sudah ada konsepsi dan teori-teori siswa, perolehan informasi baru akan disesuaikandengan struktur kognitif yang sudah ada. Apabilapengalaman atau informasi baru bisa sama sekali tidakcocok dengan struktur kognitif siswa maka dapatmenimbulkan konflik dan terjadilah asimilasi danakomodasi, yaituperubahan konsepdenganmembentukstruktur kognitif yang cocok dengan informasi barutersebut. Perubahan konsep yangbenar dapat dilakukandenganpendekatankonflikkognitif.

    Proses konflik kognitif dijelaskan secara singkatoleh Van Den Berg (1991) bahwa jaringan konsepsebenarnya merupakan suatu teori atau model yangdigunakan siswauntuk menyelesaikan soaldanmasalahfisika. Seperti teori ilmuwan dalamfisika, teori siswa jugadapat diuji. Misalnya siswa dihadapkan dalam suatumasalah, siswa disuruh meramalkan pemecahanmasalah tersebut. Kemudian sesudah ramalan, guruatau siswa menguji ramalan dalamdemonstrasidi depankelas atau dalam praktikum. Jika hasil tidak cocok

    dengan ramalan tadi, siswa menghadapi konflik kognitifyang dapat menghasilkan perubahan jaringan konsepdalam otaksiswa(perubahanstrukturkognitifnya).

    Menurut Lee, dkk (2003), proses konflik kognitifmeliputi tiga tahap yaitu: (1) Pendahuluan (preliminary)yaitu dilakukan dengan penyajian konflik kognitif, (2)konflik (conflict) yaitu penciptaan konflik dengan bantuankegiatan demonstrasi yang melibatkan proses asimilasidan akomodasi, dan (3) penyelesaian (resolution) yaitukegiatandiskusi danmenyimpulkanhasil diskusi.

    Menurut hasil penelitian Kwon, dkk (2006),pengaruh konflik kognitif dengan metode demonstrasimenunjukan terjadinya perubahan pemahaman konsep

    pada siswa tentang fisikayang lebihefektif dibandingkandenganmetodeyanglain.

    Adanya rata-rata miskonsepsi kelas eksperimenyang diberi pendekatan konflik kognitif lebih kecil daripada kelas kontrol yang diberi pembelajaran secarakonvensional menunjukan penelitian ini tidakmenyimpang dari penelitian pendukung yang telah ada.Beberapa penelitian pendukung telah dilakukandiantaranya penelitian Dr. Mustafa Baser (ResearchAssistant in Science Education at Middle East TechnicalUniversi ty between 1993 and 1998) tentangpengembangan pe rubahan konsep denganpembelajaran konflik kognitif pada pemahaman siswa

    tentang konsep suhu dan kalor, hasil uji anovamenunjukan bahwa skor rata-rata postes siswa di kelaseksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol pada akhirpembelajaran tentang pemahaman konsep suhu dankalor.

    Adanya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

    101- Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan ...Mosik*, P. Maulana

  • 5/19/2018 Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

    5/6

    yang diberi pendekatan konflik kognitif lebih besar daripada kelas kontrol yang diberi pembelajaran secarakonvensional menunjukan penelitian ini tidakmenyimpang dari penelitian pendukung yang telah ada.Beberapa diantaranya adalah penelitian Sugiyanta (Staf

    Pengajar di LPMP Yogyakarta) tentang pendekatankon fl i k kogni t i f da lam pembe laja ran f i s ika ,mengungkapkan bahwa berdasarkan analisis danpembahasan yang telah dilakukan, maka dapatdiperoleh kesimpulan bahwa pendekatan konflik kognitifpada pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yangberarti terhadap hasil belajar siswa. Dalam hal ini adapeningkatan hasil belajar yang cukup signifikan padakelas yangdiberipendekatankonflikkognitif.

    Adanya perbedaan derajat miskonsepsi ini karenapada pembelajaran dengan menggunakan pendekatankonflik kognitif terjadi proses internal yang intensif padapeserta didik sehingga keseimbangan ilmu pengetahuanyang lebih tinggi akan tercapai. Hal ini sesuai denganpendapat Van Den Berg (1991) bahwa dengan adanyakonflik dalam otak siswa maka dapat menghasilkanperubahan jaringan konsep dalam otak siswa(perubahan struktur kognitifnya). Perubahan itu belumtentu benar, maka melalui penggunaan teorinya secaraaktif dalam sejumlah masalah yang tepat, siswa dilatihdan diarahkan ke teori yang benar menurut modelfisikawan sekarang. Kondisi ini dapat berdampak positifterhadappengurangan miskonsepsi siswa.

    Pada kelas eksperimen, guru berfungsi sebagaimediator dan fasilitator, yaitu berperan dalammemberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswaagar siswa menemukan konsep atau merubah konsep-

    konsep yang salah. Kesimpulan materi yang telahdipelajari juga dibuat bersama-samaoleh siswa dan gurumemberikan penekanan saja. Adanya demonstrasi yangdilakukan oleh guru maka siswa kelihatan semangatdalam menerima pelajaran, Hal ini dapat dilihat darikeaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Tentunya halini dapat meningkatkan pemahaman konsep siswasehingga berpengaruh terhadap penguranganmiskonsepsi yang dialami siswa. Hal ini sesuai pendapatVan Den Berg dalam Nana (2006) bahwa pendekatankonflik kognitif memiliki kelebihan yaitu memperhatikankonsepsi yang salah pada diri siswa, melibatkan siswasecara aktif, membantu siswa dalam usaha memahami

    suatu konsep dan menanamkan konsep baru denganbenardan tahan lama.

    Pembelajaran dengan pendekatan konflik kognitifini merupakan salah satu pembelajaran yang dapatmembantu siswa dalam membangun pengetahuannyasendiri, karena keterlibatan siswa selama prosespembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswamengalamiproses asimilasi dan akomodai. Sehingga siswa setiapsaat membangun pengetahuannya sampai konsep yangdipahaminya tidak bertentangan dengan konsep parailmuwan. Hal ini sesuai dengan pendapat Posner dkkdalam Suparno (1997) bahwa dalam proses belajarterdapat proses perubahan konsep melalui proses

    asimilasi dan akomodasi. Dengan asimilasi siswamenggunakankonsep-konsepyangtelah mereka punyaiuntuk berhadapan dengan fenomenayangbaru. Denganakomodasi siswa mengubah konsepnya yang tidakcocok lagidengan fenomena baruyangmereka hadapi.

    Berdasarkan pengamatan peneliti, pada kelas

    kontrol yang pembelajarannya secara konvensionalbanyak siswayangberbicarasendiri pada saatmengikutipelajaran. Meskipun dalam pembelajaran kelas kontroltidak selalu menggunakan metode ceramah, kadangdiselingi dengan tanya jawab namun siswa tetap tidak

    merasa tertarik, jadi siswa cenderung pasif dalammenerima pelajaran. Siswayangaktifhanya siswa-siswatertentu saja sehingga pada kelas kontrol terlihatdimonopoli olehsiswa-siswayangcerdas saja. Sebagianbesar siswamenjadi kurang mampu menyelesaikan ataumenguasai materi yang disampaikan, sehingga hasilbelajar yang diperoleh kurang maksimal. Hal ini sesuaidengan penelitian Sugiyanta (2008) bahwa tingkatketuntasan belajar kelompok kontrol lebih rendahdibanding kelompok penelitian, yaitu hanya57,50 %. Halini berkaitan dengan intensitas proses kognitif belajarsiswa, dimana pembelajaran disampaikan secarakonvensional sehingga kurang memberikan rangsangankognitif yang baik bagi subjek didik. Sehingga hasilbelajaryangdiperoleh kurangmaksimal.

    Adanya pengurangan miskonsepsi fisika danpeningkatan hasil belajar fisika dalam penelitian inidikarenakan adanya perlakuan dengan pendekatankonflik kognitif. Hal ini dapat dilihat bahwa miskonsepsidan hasil belajar siswa sebelum diadakan perlakuancenderung homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihatpada Gambar 1 dan Gambar 2 di atas. Sehingga dapatdikatakankedua kelompokberangkat dari keadaan yangsama. Setelah perlakuan dengan pendekatan konflikkognitif ternyata besarnya miskonsepsi fisika mengalamipenurunan dan hasil belajar siswa mengalamipeningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan

    Gambar 4. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaadanya pengurangan miskonsepsi f isika danpeningkatan hasil belajar siswa bukan berasalmiskonsepsi yang dibawa oleh siswa itu sendiri tetapidikarenakan adanya perlakuan pembelajaran denganpendekatankonflik kognitif.

    Tidak ada cara mengajar yang baik, demikian jugadengan pendekatan konflik kognitif dalam pembelajaranfisika ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Van Den Berg(1991) yang mangatakan bahwa pendekatan konflikkognitif ini tidak begitu saja menghasilkan konsep yangbenar sehingga pembelajaran dengan pendekatan inibelum tentu maksimal. Pengajar harus pandai

    menentukan pendekatan-pendekatan pembelajaranyang disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.Mungkin materi kalor lebih cocok j ika dalampembelajaranmenggunakan pendekatanyanglain.

    Berdasarkan hasil penelitian yang telahdilakukan,dapat disimpulkan bahwa pendekatan konflik kognitifdalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap miskonsepsi fisika. Dalam hal initerlihat pada taraf signifikansi 5 %, hipotesis penelitianyang menyatakan rata-rata miskonsepsi kelas

    eksperimen lebih kecil dari rata-rata miskonsepsi kelaskontrol diterima. Selain itu pendekatan konflik kognitifdalam pembelajaran fisika mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap hasil belajar fisika. Dalam hal initerlihat pada taraf signifikansi 5 %, hipotesis penelitianyang menyatakan rata-rata hasil belajar kelas

    PENUTUP

    102 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 98-103

  • 5/19/2018 Mosik, 2010- miskonsepsi-konflik kognitif.pdf

    6/6

    eksperimen lebih besar dari rata-rata hasil belajar kelaskontrol diterima, jadi terlihat ada pengaruh miskonsepsiterhadaphasil belajar.

    Penul i s menyarankan aga r guru l ebihmemperhatikan prasyarat konsep yang harus dimiliki

    siswa dalam pembelajaran, menyampaikan konsep-konsep dasar secara benar dan membantu siswa dalammenghubungkan antar konsep serta pandai memilihpendekatan pembelajaran untuk mengurangimiskonsepsi fisika yang dialami oleh para siswa. Disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapatdigunakan sebagai pertimbangan dan informasi dalammemilih cara mengajar yang efektif untuk mengurangimiskonsepsi. Selain itu untuk melengkapi penelitian ini,mungkin peneliti lain dapat melakukan penelitian serupadengan materi yang berbeda atau pendekatanpembelajaran yang berbeda. Atau peneliti dapatmenganalisis miskonsepsi untuk masing-masing siswasehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknyapendekatan pembelajaran yangdigunakan.

    Anni, C. 2004. . Semarang: UPTUNNESPress

    Ar ikunto, S. 2002.. Jakarta:RinekaCipt.

    DAFTAR PUSTAKA

    Psikologi Belajar

    Prosedur Penelitian SuatuPendekatanPraktek

    Baser, M. 2006. Fostering Conceptual Change byCognitive Conflict Based Instruction on Students'Understandingof Heat andTemperature Concepts.

    , 2(2):1

    Kwon, J, dkk. 2006. The Effects of Cognitive ConflictonStudents Conceptual Change in Physics.,

    4(1).64-79Lee, G, dkk. 2003. Development of An Instrument for

    Measuring Cognitive Conflict in Secondary-LevelScience Classes.

    . 40(6).585-603Nana. 2006.

    . Surakarta : Universitas SebelasMaret (UNS)

    Sudjana.2005. .Bandung :Tarsito.Sugianta. 2008.

    Sugiyono. 2005. . Bandung :CVAlfabeta

    Suparno, P. 1997.. Yogyakarta: Kanisius

    Van Den Berg, Euwe. 1991.. Salatiga: Universitas Kristen Satya

    Wacana (UKSW)

    Eurasia Journal of Mathematics, Science andTechnologyEducation

    Journalof Physics Education Korean National University

    Journal of Research in ScienceTeaching

    Penggunaan Pendekatan Konflik Kognitifuntuk Meremidiasi Miskonsepsi PembelajaranSuhu dan Kalor

    Metode StatistikPendekatan Konflik Kognitif dalam

    Pembelajaran FisikaStatistika untuk Penelitian

    Filsafat Konstruktivisme dalamPendidikan

    Miskonsepsi Fisika danRemediasi

    103- Usaha Mengurangi Terjadinya Miskonsepsi Fisika Melalui Pembelajaran Dengan ...Mosik*, P. Maulana